MAKALAH
FISIOLOGI REPRODUKSI
DISUSUN OLEH
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
2
KATA PENGANTAR
Miftahul salsabila
3
BAB I
PENDAHULUAN
17 cm, Warna badan biru kehijauan di bagian atas, sedangkan bagian bawah putih
keperakan. Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris
totol-totol hitam atau bulatan-bulatan kecil berwarna gelap. Siripnya berwarna abu-
abu kekuning-kuningan, sedangkan warna sirip ekor kehitaman (Dwiponggo, 1982).
Rasyid (2003) menyatakan bahwa ikan lemuru (Sardinella sp.) merupakan jenis
ikan pelagik kecil yang banyak dijumpai di perairan Indonesia. Ada dua jenis ikan
lemuru yang memiliki nilai ekonomis penting adalah S. sirm dan S. longiceps. S. sirm
banyak ditemukan di laut Jawa.
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur
sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah
telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar
contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit
disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal
ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran
telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur
makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di
bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan,
serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis
pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma
jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital. Testis
berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh
mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar
1.3 Rumusan masalah
1.Bagaimana sistem reproduksi ikan sardin (Sardinella sp)
2. Apa saja bagian bagian reproduksi yang ada pada ikan sardin (Sardinella sp)
3. Apa kegunaan dari setiap organ reproduksi ikan Sardin (Sardinella sp)
1.4 .Manfaat
1. Mengetahui sistem reproduksi ikan Sardin (Sardinella sp)
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella albella
Sardinella sp. tergolong ikan pelagis. Ruaya ikan ini dipengaruhi oleh makanan,
suhu dan salinitas. Pada siang hari, ikan sarden umumnya berada di dekat dasar
perairan dan membentuk gerombolan yang kompak, sedangkan pada malam hari
bergerak ke dekat permukaan air dalam bentuk gerombolan yang menyebar dan akan
muncul ke permukaan apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya temperatur permukaan (Adianto 1993 dalamAprilia
2011)
Ikan sarden ini menghuni perairan tropis yang ada di daerah Indo Pasifik, dari
teluk Aden sampai dengan perairan Filipina (Sujastani dan Nurhakim 1982
7
dalamAprilia 2011). Ikan ini tersebar di Lautan India bagian timur yaitu Phuket,
Thailand, di pantai-pantai sebelah selatan Jawa Timur dan Bali, Australia sebelah
barat dan Lautan Pasifik sebelah barat (Laut Jawa ke utara sampai Filipina, Hong
Kong, Taiwan sampai selatan Jepang). Di Indonesia, selain di perairan Selat Bali dan
sekitarnya, ikan ini terdapat juga di sebelah selatan Ternate dan Teluk Jakarta
(Whitehead 1985 dalam Nababan 2009).
2.1.1. Ovarium
Pada kelompok Teleost terdapat sepasang ovarium yang memanjang dan
kompak. Ovarium terdiri dari oogonia dan jaringan penunjang atau stroma. Mereka
tergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesovaria, di bawah
atau di samping gelembung renang (jika ada. Ukuran dan perkembangannya pada
rongga tubuh bervariasi dengan tingkat kematangannya. Pada keadaan matang
ovarium bisa mencapai 70 % dari berat tubuhnya. Sebagian besar pada waktu masih
muda warna keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada saat matang. Pada
chondrichtyes, oviduct (Mullerian duct) dengan corong masuk (ostium tubes
abdominalis) di ujung terletak di bagian depan rongga tubuh.
Telur melewati oviduct menuju cloaca dan keluar melalui lubang genital. Pada
chondrichtyes yang ovipar, bagian depan jaringan oviduct dimodifikasi menjadi
8
ovari memiliki ukuran yang lebih besar berwarna merah dan perkembangan ovari
belum terlihat.
2.1.2. Testes
Testes (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal, pada
umumnya berpasangan. Lamprey dan Hagfishes mempunyai testes tunggal. Pada chodrichtyhes,
seringkali gonad yang satu lebih besar dari pada yang lainnya. Testes ini bergantung
pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesorchium, di bawah atau di
samping gelembung gas (jika ada). Mereka tersusun dari folikel-folikel tempat
spermatozoa berkembang.
Ukuran dan warna gonad bervariasi tergantung pada tingkat kematangannya
dengan berat bisa mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testes
berwarna putih kekuningan dan halus. Sebelum sampai pada lubang pelepasan
(urogenital pore), spermatozoa yang berasal dari testes terlebih dahulu melewati vasa
efferentia, epididymis, vasa defferentia, seminal vesicle, urogenital sinus, dan
urogenital papilla pada Chondrichthyes. Pada sisi seminal vesicle dan atau kantung
sperma hanya terdapat pada beberapa ikan. Pembentukan spermatozoa dari spermatid
di dalam testes disebut spermatogenesis.
Proses ini meliputi poliferasi spermatogenia melalui pembelahan mitosis yang
berulang dan tumbuh membentuk spermatocyte primer, kemudian melalui
pembelahan reduksi (meiosis) membentuk spermatocyte sekunder. Spermatocyte
sekunder membelah menjadi spermatid, yang mengadakan metamorfose menjadi
gamet yang ``motile`` (dapat bergerak) dan punya potensi fungsional yang dinamakan
spermatozoa. Proses metamorfose spermatid sering dinamakan ``spermatogenesis``.
(Hoar, 1969). Untuk menjamin terjadinya fertilisasi, setiap ikan jantan menghasilkan
banyak sekali spermatozoa yang ukurannya begitu kecil sehingga dalam satu tetes
mani bisa ditemukan lebih kurang satu juta spermatozoa. Spermatozoa yang
dihasilkan.
Seksualitas Ikan sardin ( Sardinella sp )
Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu
jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma,
10
sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu
populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut
disebut populasi heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina
saja maka disebut monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan di suatu perairan
harus berhatihati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas
ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang
berdiferensiasi maupun yang tidak berdiferensiasi.
1).Hermaproditisme
Ikan hermaprodit mempunyai jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering
dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu
organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada
umumnya, ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang berfungsi pada suatu saat,
meskipun ada beberapa spesies yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan
perkembangan ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat
menentukan jenis hermaproditismenya.
2. Gonokhorisme
Selain hermaproditisme, pada ikan terdapat juga gonokhorime, yaitu kondisi
seksual berganda yaitu pada ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai
jaringan yang jelas status jantan atau betinanya. Gonad tersebut kemudian
berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari individu ikan-ikan
itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi
testis (menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang
“tidak berdiferensiasi:, yaitu keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang
spontan. Misalnya Anguilla anguilla danSalmo gairdneri irideus adalah gonokhoris
yang tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang “berdiferensiasi” sejak dari
mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari
kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.
11
BAB III
3.1. Kesimpulan
Ikan Sarden merupakan jenis ikan yang paling popular di kalangan masyarakat
Indonesia. Berbagai macam olahan ikan sarden banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Ikan sarden merupakan ikan yang berminyak dan berukuran relatif kecil. Istilah nama
sarden diambil dari nama pulau di Mediterania, yaitu Pulau Sardania yang merupakan
tempat ditemukannya komoditas ikan sarden dalam jumlah yang besar. Jenis ikan
sarden yang banyak ditemukan di Indonesia adalah ikan dengan jenis lemuru yang
hampir sama dengan ikan sarden.
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur
sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah
telur yang dimiliki oleh seekor induk. Testis adalah organ reproduksi jantan yang
terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk
seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel
spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai
membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas
deferens menuju celah/ lubang urogenital.
3.2 .Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
12
yang bersifat mendukung dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan Makalah
berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Mahrus, Sumitro SB, Widodo N, Sartimbul A. 2012. The association between genetic
variations and omega-3 production on Sardinella lemuru in Lombok Strait.
IOSR
Journal of Agriculture and Veterinary Science 1(6): 12-16.
Ditjen Tangkap-DKP. (2018). Statistik Perikanan Tahun 2009-2018 Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pengambengan. Jembrana, Indonesia: PPN
Pengambengan.
Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Bogor, Indonesia: Yayasan Pustaka
Nusatama.
Himelda., Eko, S., Wiyono., Ari, P., & Mustaruddin. (2011). Analisis Sumberdaya
Perikanan Lemuru (Sardinella Lemuru) di Selat Bali. Jurnal Marine Fisheries,
2(2), 165-176.
Kartini, N., Boer, M., & Affandi, R. (2017). Pertumbuhan Faktor Kondisi, dan
Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Lemuru di perairan Selat Sunda. Jurnal
Bawal, 9(1), 43-56.
Kudale, R. G., & Rathod, J. L. (2016). Sex composition of the fringe scale sardine,
Sardinella fimbriata (Cuvier and Valenciennes, 1847) from Karwar waters,
Karnataka. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, 4(2), 19–
21.