Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan

Volume 18, Nomor 2, Desember 2023: 140-151


https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/ikan

Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan Lele
(Clarias sp.) Dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok

Analysis of Water Quality and Concentration of Biofloc In Policultural Catfish


(Clarias sp.) and Tilapia (Oreochromis niloticus) Biofloc Systems

Andik Sudirman1, Sinung Rahardjo1, Djumbuh Rukmono1, Izzul Islam2, Adi


Suriyadin3*
1
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta
2
Program Studi Bioteknologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi
Sumbawa
3
Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi
Sumbawa

*Corresponding author: adi.suryadin@uts.ac.id

ABSTRAK
Budidaya secara umum terbagi menjadi dua yaitu monokultur dan polikultur.
Monokultur merupakan sistem pemeliharaan ikan secara sendiri atau tunggal pada suatu
wadah, sedangkan polikultur merupakan kegiatan budidaya ikan dari berbagai jenis pada
tingkat trofik yang sama. Sistem budidaya intensif sangat penting untuk meningkatkan
produksi efisiensi waktu dan kuantitas produksi, akantetapi menimbulkan masalah lain
seperti penurunan kualitas air dan peningkatan kandungan bahan organik. Oleh karena itu,
sangat penting untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kualitas air
dan konsentrasi bioflok dalam sistem pembiakan berbasis bioflok dari polikultur yang terdiri
dari lele (Clarias sp.) dan Nila. (Oreochromis niloticus). Upaya ini sangat penting untuk
memastikan stabilitas kualitas air di dalam wadah pemeliharaan. Rancangan yang
digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu 4 perlakuan dengan 3 ulangan.
Skema perbandingan dari masing masing perlakuan adalah (A) 200 ekor ikan lele dengan
10 ekor ikan nila, (B) 175 ekor ikan lele dengan 15 ekor ikan nila, (C) 150 ekor ikan lele
dengan 20 ekor ikan nila dan (D) 250 ekor ikan lele (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepekatan bioflok yang berbeda tidak mempengaruhi parameter kualitas air yang
terdiri dari suhu, pH dan oksigen terlarut karena ketiga parameter tersebut tetap berada pada
kualitas air standar budidaya. Sedangkan konsentrasi Total Organic Matter (TOM), Total
Amonia Nitrogen (TAN), dan Nitrit (NO2) sangat berkaitan erat atau berkorelasi dengan
kepekatan bioflok.

Kata Kunci: Bioflok, Clarias sp., Kualitas air, Polikultur, Oreochoromis niloticus

ABSTRACT
Cultivation is generally divided into two, namely monoculture and polyculture.
Monoculture is a system of raising fish alone or singly in a container, while polyculture is
the activity of cultivating fish of various types at the same trophic level. Intensive cultivation
systems are very important for increasing production, time efficiency and production
quantity, but they cause other problems such as decreasing water quality and increasing
organic matter content. Therefore, it is very important to carry out research aimed at
analyzing water quality and biofloc concentration in a biofloc-based breeding system from
polyculture consisting of catfish (Clarias sp.) and Tilapia. (Oreochromis niloticus). This

e-ISSN 2620-4622 140


p-ISSN 1693-6442
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

effort is very important to ensure the stability of water quality in the rearing tank. The design
used was Completely Randomized Design (CRD), which consisted of 4 treatments with 3
replications. The comparison scheme for each treatment is (A) 200 catfish with 10 tilapia,
(B) 175 catfish with 15 tilapia, (C) 150 catfish with 20 tilapia and (D) 250 catfish tail
(control). The results of the research show that different biofloc concentrations do not affect
the water quality parameters consisting of temperature, pH and dissolved oxygen because
these three parameters remain at standard cultivation water quality. Meanwhile, the
concentration of Total Organic Matter (TOM), Total Ammonia Nitrogen (TAN), and Nitrite
(NO2) is very closely related or correlated with the density of biofloc.

Keywords: Biofloc, Clarias sp., Water quality, Polyculture, Oreochoromis niloticus

PENDAHULUAN Jika dibiarkan, media pemeliharaan dapat


Budidaya secara umum terbagi mengalami dekomposisi anaerobik oleh
menjadi dua yaitu monokultur dan bakteri anaerob, menghasilkan gas
polikultur (Ali et al., 2017). Sistem berbahaya seperti asam sulfida, nitrit, dan
monokultur merupakan sistem amonia. Gas-gas ini dapat berdampak
pemeliharaan ikan secara sendiri atau buruk pada proses metabolisme
tunggal pada suatu wadah. Sedangkan organisme yang sedang tumbuh, yang
sistem polikultur merupakan kegiatan pada akhirnya menyebabkan kematian
budidaya ikan dari berbagai jenis pada organisme tersebut.
tingkat trofik yang sama. Pada sistem Untuk mengurangi akumulasi
polikultur biota-biota yang dipelihara bahan organik dan mencegah
melakukan kegiatan metabolisme yang pembuangannya ke periran umum, sangat
bersinergi dengan biota lainnya pada satu penting untuk menerapkan strategi
wadah yang sama (Mangampa & pengelolaan kualitas air yang efektif
Burhanuddin, 2014). Menurut Suharyanto untuk memastikan media pemeliharaan
(2008), polikultur merupakan campuran dalam kondisi yang baik. Salah satu
dari dua spesies biota yang dapat strategi yang diusulkan adalah dengan
meningkatkan nilai produktivitas lahan pendekatan biologis yang memanfaatkan
yang digunakan untuk pemeliharaan aktivitas bakteri untuk meningkatkan laju
sehingga kualitas air dapat terjaga. Oleh degradasi bahan organik. Seiring dengan
karena itu, dalam memenuhi permintaan perkembangan teknologi melalui
pasar yang tinggi dan meningkatkan pendekatan biologis, telah dikembangkan
produktivitas lahan budidaya, penting teknologi bioflok untuk menjaga kualitas
untuk menerapkan budidaya intensif perairan budidaya. Teknologi bioflok
dengan padat tebar ikan budidaya dan adalah pendekatan biologis yang
input pakan yang tinggi. memanfaatkan kemampuan metabolisme
Kegiatan budidaya yang bersifat beragam bakteri, yang mencakup bakteri
intensif sangat penting dilakukan untuk heterotrof dan autotrof. Teknologi ini
meningkatkan produksi, namun dalam mengkonversi bahan organik secara
budidaya secara intensif permasalahan efisien menjadi kumpulan
utama yang sering dihadapi adalah mikroorganisme kohesif yang dikenal
meningkatnya kandungan bahan organik. sebagai flok. Flok ini berfungsi sebagai
Penumpukan dan pengendapan bahan sumber nutrisi yang berharga bagi ikan,
organik didasar kolam budidaya yang sehingga meningkatkan efisiensi
berasal dari sisa pakan buatan (pelet) dan pemberian pakan dan pertumbuhan secara
feses pada sistem budidaya ikan intensif keseluruhan (DeSchryver et al., 2008).
memerlukan proses penguraian yang baik.

141
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Konsep bioflok adalah merubah niloticus). Upaya ini sangat penting untuk
sisa limbah menjadi kumpalan dari (algae, memastikan stabilitas kualitas air di
zooplankton, fitoplankton, dan bahan dalam wadah pemeliharaan.
organik) yang kemudian membentuk flok.
Sistem bioflok mewakili pendekatan yang METODE PENELITIAN
berkembang secara kontemporer dan telah Penelitian ini dilaksanakan pada
memperoleh daya tarik yang signifikan di bulan Agustus sampai dengan Oktober
kalangan petani, meskipun pada skala 2019. Lokasi penelitian bertempat di
terbatas. Penerapan sistem bioflok Laboratorium Basah (LABAS), Sekolah
menunjukkan beberapa keunggulan, Tinggi Perikanan Jakarta. Penelitian ini
antara lain kesesuaian dengan menggunakan metode eksperimen,
ketersediaan lahan yang terbatas, durasi dengan rancangan percobaan yang
budidaya yang relatif singkat, kebutuhan digunakan adalah Rancangan Acak
modal yang minimal, ramah lingkungan, Lengkap (RAL) yaitu 4 perlakuan dengan
dan pemanfaatan sumber daya air dan 3 ulangan. Volume bak penelitian yang
pakan secara efisien. Selain itu, budidaya digunakan adalah 0,5m³. Suprapto dan
sistem bioflok juga menunjukkan tidak Samtafsir (2013), menyatakan bahwa
adanya bau tidak sedap pada air yang padat tebar benih ikan lele yang optimal
disebabkan oleh aktivitas yaitu 500-2.500 ekor/m³. Sedangkan
mikroorganisme yaitu bakteri yang untuk ikan nila 100-150 ekor/m³ (Ambari,
memudahkan penguraian limbah yang 2018) Sehingga perhitungan skema
dihasilkan selama proses budidaya perbandingan dari masing masing
(Ekasari, 2009). perlakuan adalah sebagai berikut:
Teknologi budidaya ikan ramah A. 500 x 80% x 0,5 = 200 ekor ikan lele
lingkungan, khususnya ikan nila dan 100 x 20% x 0,5 = 10 ekor ikan nila
(Oreochromis niloticus) dan ikan lele B. 500 x 70% x 0,5 = 175 ekor ikan lele
(Clarias sp.), telah diterapkan dan 100 x 30% x 0,5 = 15 ekor ikan nila
Kementerian Kelautan dan Perikanan C. 500 x 60% x 0,5 = 150 ekor ikan lele
(KKP) melalui Direktorat Jenderal dan 100 x 40% x 0,5 = 20 ekor ikan nila
Perikanan Budidaya (DJPB). Keputusan D. 500 x 100% x 0,5 = 250 ekor ikan lele
ini didasarkan pada fakta bahwa ikan nila (kontrol)
dan lele merupakan spesies omnivora Persiapan awal penelitian sebelum
yang mampu mencerna flok, yang terdiri wadah diisi air, wadah dibersihkan dan
dari beragam mikroorganisme seperti dikeringkan atau dijemur selama 12 jam,
bakteri, alga, zooplankton, fitoplankton, kemudian wadah diisi dengan air dan
dan bahan organik, yang berfungsi diberikan aerasi pada masing-masing bak
sebagai sumber nutrisi penting (Arifin, penelitian. Selanjutnya setiap bak
2016). dimasukkan kapur dolomite sebanyak 200
Berdasarkan uraian diatas kualitas g/m³ air, garam krosok (non iodium)
air pada media pemeliharaan yang tidak 3.000 g/m³ air, probiotik jenis bakteri
baik akan memberikan pengaruh yang heterotroph (Bacillus sp.), gula merah
kurang baik bagi ikan yang dibudidaya. (sumber carbon) 100 g/m³, dan setelah 7
Oleh karena itu, sangat penting untuk hari air dibiarkan maka benih siap
melakukan penelitian yang bertujuan ditebar. Ukuran benih ikan lele yang
untuk menganalisis kualitas air dan digunakan dalam penelitian adalah 15-16
konsentrasi bioflok dalam sistem cm (BSN, 2000) dengan berat rata rata 30-
pembiakan berbasis bioflok dari 31 gram berasal dari Cimaco fish farm
polikultur yang terdiri dari ikan lele Cikarang. Sedangkan ukuran benih ikan
(Clarias sp.) dan ikan Nila. (Oreochromis nila adalah 10-12 cm (BSN, 2009) dengan

142
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

berat rata rata sebesar 29-30 gram berasal dengan kebutuhan biota utama dan telah
dari IWAKE Cinangneng Bogor. Setelah terstandarisasi. Pakan yang diberikan
benih sampai di tempat penelitian difermentasi dengan probiotik terlebih
dilakukan aklimatisasi selama 30 menit, dahulu, dengan cara diaduk dan disimpan
dan kemudian benih dipindahkan pada pada wadah tertutup. Feeding rate (FR)
bak penampungan yang telah disiapkan yang digunakan adalah 3% dari biomass
sebelum ditebar pada bak penelitian. ikan lele. Pakan diberikan dua kali sehari
Pengurangan dan penambahan air yaitu pada waktu pagi dan sore.
dilakukan selama 7 hari sekali, air diganti Pengambilan data kualitas air meliputi
sebanyak 5% dari volume air, setiap ada Kepekatan bioflok, Mikroba penyusun
pengurangan air maka dilakukan bioflok, Nitrit (NO2), Ammonia (NH3),
penambahan air sesuai dengan air yang pH, Dissolved Oxygen (DO), Total
terbuang, dan kemudian berturut turut Organic Matter (TOM) dan Suhu.
dimasukkan dolomite, garam, sumber Pengukuran kepadatan bioflok
carbon dan probiotik, sesuai dosis pada menggunakan alat Imhoff cone, frekuensi
persiapan media dengan persentase air pengambilan sampel dilakukan setiap tiga
yang ditambahkan. hari sekali.
Pellet yang digunakan sebagai
pakan merupakan pellet yang sesuai

Gambar 1. Pengukuran kepekatan bioflok setiap perlakuan menggunakan


tabung imhoff cone

Sedangkan pengukuran DO, Suhu dan pH (NH3) dan TOM dilakukan setiap sepuluh
dilakukan setiap dua kali sehari yaitu pagi hari sekali dengan menggunakan
dan sore dengan menggunakan alat Spektrofotometer yang bertempat di
Termometer, pH meter, dan DO meter. Laboratorium Kimia Sekolah Tinggi
Pengukuran Nitrit (NO2), Ammonia Perikanan Jakarta (Tabel 1).

Tabel 1. Parameter kualitas air yang diukur (suhu, pH, DO, Nitrit, Amoniak dan TOM)
Parameter Satuan Metode Referensi
Nitrit (NO2) mg/l Spektrofotometri (BSN, 2004)
Ammonia (NH3) mg/l Spektrofotometri (BSN 2005)
TOM mg/l Titrimetri (BSN, 2004)
pH - pH meter (Suprapto dan Samtafsir, 2013)
DO mg/l DO meter (Suprapto dan Samtafsir, 2013)
Suhu ᵒC Termometer (Suprapto dan Samtafsir, 2013)

143
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Data dianalisis menggunakan kualitas air dalam proses budidaya perlu


Analysis of Variance (ANOVA). Apabila untuk dilakukan.
terdapat pengaruh nyata maka akan
dilakukan uji lanjut dengan uji duncan Suhu
berdasarkan tingkat kepercayaan 95%. Hasil pengukuran suhu pada
masing-masing perlakuan pada siang dan
HASIL DAN PEMBAHASAN sore hari menunjukkan tidak adanya
Kualitas air adalah parameter perbedaan yang signifikan (Tabel 2) dari
utama yang menentukan kesuksesan semua perlakuan. Nilai suhu di semua
budidaya sistem bioflok. Menurut media air masing-masing perlakuan
Setijaningsih dan Suryaningrum (2015), menunjukkan nilai suhu berkisar antara
parameter kualitas air dapat memengaruhi 26-28 °C, dimana pada pagi hari kisaran
daya dukung suatu lingkungan. Selain itu suhu di media air seluruh perlakuan
juga, Karunaarachchi (2018) menyatakan menunjukkan nilai suhu yaitu 26 °C.
bahwa metabolisme organisme budidaya Sedangkan pada sore hari suhu pada
sangat dipengaruhi oleh variabel kualitas masing-masing perlakuan menunjukkan
airnya, sehingga pengukuran dan analisis nilai yang sama yaitu 28°C.

Tabel 2. Data Suhu Air Media Pemeliharaan pada masing-masing Perlakuan


Suhu (°C)
Perlakuan
Pagi Sore
A 26.53±0.18 28.39±0.00
B 26.48±0.13 28.39±0.00
C 26.49±0.18 28.40±0.03
D 26.53±0.25 28.36±0.02

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat layak dan optimal bagi
memengaruhi daya dukung lingkungan pertumbuhan ikan lele ataupun ikan nila
untuk kelangsungan hidup bagi ikan. dalam penelitian. Seperti yang tercatat di
Menurut Setijaningsih dan Suryaningrum BSN (2009) dan BSN (2014) suhu
(2015), level toleransi suhu pada optimal pertumbuhan ikan lele dan ikan
organisme air berada pada kisaran tertentu nila berkisar antara 25-30°C.
sehingga variabilitas suhu pada suatu
lingkungan merupakan hal yang sangat Derajat Keasaman (pH)
penting. Hasil pengukuran suhu pada air Pengukuran nilai pH setiap
media pemeliharaan pada masing-masing perlakuan menunjukkan tidak adanya
perlakuan (Tabel 2) dapat dikatakan perbedaan yang signifikan (Tabel 3).

Tabel 3. Nilai Derajat Keasaman (pH) setiap Perlakuan


pH
Perlakuan
Pagi Sore
A 7.19±0.02 7.18±0.03
B 7.18±0.01 7.16±0.02
C 7.20±0.1 7.19±0.01
D 7.19±0.0 7.19±0.00

Hasil pengukuran nilai pH pada signifikan antara polikultur dan


masing-masing perlakuan menunjukkan monokultur. Nilai pH pada masing-
bahwa tidak adanya perbedaan yang masing perlakuan cenderung bernilai

144
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

sama dengan rentang nilai pH 7.18-7.20. Dissolved Oxygen (DO)


Badan Standarisasi Nasional (2009), Hasil pengukuran kadar oksigen
menyatakan bahwa pH optimal untuk terlarut pada setiap perlakuan
pemeliharaan ikan nila dan lele yaitu yaitu menunjukkan tidak adanya perbedaan
berturut turut sekitar 6,5-8,5 dan 6,5-8. yang signifikan, dan nilai rata-rata
Hasil pengukuran kandungan pH masing- konsentrasi oksigen terlarut >5 mg/l baik
masing perlakuan dapat dikatakan pada pagi ataupun sore hari (Tabel 4).
optimum untuk ikan lele dan ikan nila.

Tabel 4. Konsentrasi Oksigen Terlarut (mg/l) setiap Perlakuan


Oksigen Terlarut (mg/L)
Perlakuan
Pagi Sore
A 5.68±0.30 5.60±0.31
B 5.63±0.22 5.52±0.17
C 5.94±0.59 5.81±0.09
D 5.82±0.22 5.72±0.17

Konsentrasi oksigen terlarut pada kadar oksigen dapat mengganggu fungsi


masing-masing air media pemeliharaan di biologis, memperlambat pertumbuhan,
setiap perlakuan tidak menunjukkan dan bahkan dapat menyebabkan kematian
adanya perbedaan yang signifikan baik (Nugraha et al., 2022).
polikultur atau pun monokultur. Nilai
oksigen terlarut yang telah diukur berada Nitrit (NO2)
di kisaran oksigen terlarut yang sesuai Pada dasarnya, kegiatan budidaya
untuk kelangsungan hidup baik ikan lele akan menghasilkan limbah berupa
ataupun ikan nila. Oksigen terlarut yang kotoran ikan serta pakan yang tidak
sesuai untuk kelangsungan hidup ikan nila termakan ikan dan tersuspensi di air.
yaitu >5 mg/L, sedangkan oksigen terlarut Limbah tersebut akan diurai oleh bakteri
untuk ikan lele ialah minimal 3 mg/l menjadi senyawa beracun yang disebut
(BSN, 2009). ammonia, yang kemudian mengalami
Dalam sistem budidaya ikan, nitrifikasi menjadi nitrit yang juga bersifat
oksigen terlarut sangat penting, terutama beracun (Nithiya et al., 2016). Hasil
dalam sistem intensif (Suriyadin et al., pengamatan menunjukkan bahwa
2023). Jika konsentrasi oksigen di kolam konsentrasi nitrit pada masing-masing
budidaya ikan kurang dari 3 mg/l, hal itu perlakuan menunjukkan perbedaan yang
berbahaya bagi ikan karena rendahnya signifikan (Gambar 2).

0,6 0,57± 0.01d

0,5 0,41± 0.01c


Nitrit (mg/l)

0,4 0,36 ± 0.00b


0,3 0,26± 0.02a
0,2
0,1
0,0
A B C D
Perlakuan

Gambar 2. Konsentrasi Nitrit setiap Perlakuan

145
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Konsentrasi nitrit yang paling mengubah amonia menjadi nitrit dalam


rendah ditunjukkan oleh perlakuan C proses yang disebut nitrifikasi. Ketika
yaitu sebesar 0,26 ± 0,02 mg/l, sedangkan jumlah ikan dalam suatu area padat,
konsentrasi nitrit paling tinggi produksi limbah amonia juga meningkat,
ditunjukkan oleh perlakuan D yaitu sehingga bakteri nitrifikasi akan
sebesar 0,57 ± 0,01 mg/l (Gambar 2). menghasilkan lebih banyak nitrit,
Konsentrasi tersebut dipengaruhi oleh akumulasi nitrit yang berlebih dapat
tingkat padat tebar yang berbeda, nitrit memengaruhi kesehatan pada ikan.
pada perlakuan padat tebar tinggi lebih
cepat meningkat dibandingkan dengan Total Organic Matter (TOM)
padat tebar rendah. Padat tebar yang TOM dalam budidaya ikan dapat
tinggi dapat meningkatkan nilai nitrit berasal dari berbagai sumber, seperti sisa
karena adanya peningkatan produksi pakan yang tidak terkonsumsi, kotoran
limbah dari ikan dalam lingkungan yang ikan dan bahan organik lainnya yang
terbatas. Ikan mengeluarkan limbah terbawa ke dalam lingkungan akuatik.
berupa amonia melalui urine dan kotoran TOM merupakan total bahan organik
(Djaelani et al., 2022). koloid, tersuspensi dan terlarut pada suatu
Menurut Bhimantara dan Suryo, perairan (Yuspita et al., 2017).
(2018), bahwa bakteri dalam air akan

120 101,38± 1.01d


100 86,84± 2.10c
79,59± 0.55b
TOM (mg/l)

74,59± 1.67a
80
60
40
20
0
A B C D
Perlakuan

Gambar 3. Konsentrasi TOM (Total Organic Matter) setiap Perlakuan

Menurut Yildiz et al., (2006), demikian dapat dilihat bahwa adanya


bahwa padat tebar yang berbeda penurunan kandungan bahan organik atau
menghasilkan limbah budidaya yang TOM pada perlakuan polikultur
berbeda pula. Apabila padat tebar dibanding monokultur.
semakin tinggi maka akumulasi bahan Kandungan TOM yang terlalu
organik yaitu limbah semakin tinggi. tinggi dapat menyebabkan kualitas air
Hasil pengamatan konsentrasi memburuk, salah satunya adalah
TOM menunjukkan perbedaan yang terjadinya penurunan kandungan oksigen
signifikan (Gambar 3). Konsentrasi TOM terlarut, selain itu tingkat TOM yang
yang paling tinggi terlihat pada perlakuan tinggi bisa menyebabkan stres pada ikan
D (monokultur) yaitu sebesar 101,38 ± karena kondisi lingkungan yang tidak
1,01 mg/l, sehingga mengindikasikan sehat (Suriyadin et al., 2023).
bahwa kondisi media air pemeliharaan
pada perlakuan D, tinggi akan bahan Total Amonia Nitrogen (TAN)
organik terlarut sedangkan pada Hasil pengamatan konsentrasi
perlakuan polikultur menunjukan nilai TAN menunjukkan perbedaan yang
TOM yang relative rendah. Dengan signifikan (Gambar 4). Konsentrasi TAN

146
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

paling tinggi terlihat pada perlakuan D semua perlakuan ditunjukkan oleh


yaitu sebesar 0,59 ± 0,00 mg/l sedangkan perlakuan C yaitu sebesar 0,41±0,00 mg/l.
konsentrasi TAN yang paling rendah dari
0,7
0,59±0.00d
0,6
0,5 0,41±0.00b 0,44±0.01c
0,4 0,34±0.01a
TAN (mg/)

0,3
0,2
0,1
0
A B C D
Perlakuan
Gambar 4. Konsentrasi TAN (Total Amonia Nitrogen) setiap Perlakuan

TAN merupakan representasi dari kualitas air tetap optimum dengan cara
kandungan amonia (tidak terionisasi) dan memanfaatkan kembali bahan anorganik
amonium (terionisasi). Amonia beracun menjadi gumpalan berupa bioflok
merupakan jenis senyawa beracun bagi yang dapat dimanfaatkan ikan sehingga
organisme budidaya (Sichula et al., 2011). ikan dapat bertahan pada media budidaya
Amonia kemudian mengalami nitrifikasi dengan konsentrasi TAN yang melebihin
menjadi nitrit dalam keadaan aerobik ambang batas toleransi.
sehingga berpotensi bahaya bagi
organisme budidaya (Agustiyani et al., Kepekatan Bioflok dan Mikroba
2007). Menurut Sukardi et al., (2018) Penyusun Flok
bahwa konsentrasi TAN yang dapat Bioflok yang terdapat pada media
ditoleransi oleh ikan secara umum yaitu di pemeliharaan direpresentasikan dengan
bawah 0.1 mg/l. Sedangkan nilai TAN nilai kepekatan bioflok. Kepekatan
pada seluruh perlakuan lebih tinggi bioflok pada masing-masing perlakuan
dibandingkan nilai tersebut dan tidak menunjukkan nilai yang berbeda nyata.
terlihat kondisi kurang baik pada biota Kepekatan bioflok yang memiliki nilai
budidaya. Hal tersebut diduga karena paling tinggi ditunjukkan oleh perlakuan
biota uji yang digunakan memiliki sistem D atau monokultur yaitu sebesar 4,37 ±
imun lebih baik akibat penambahan 0,15 ml/l dan kepekatan bioflok yang
probiotik serta sistem bioflok yang paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan
diterapkan. Sistem bioflok menjaga C yaitu 2,26 ± 0,05 ml/l (Gambar 5).

5,0 4,37±0.15c
Kepekatan Bioflok (ml/l)

4,0 3,00± 0.23b 2,76±0.19ab


3,0 2,26±0.05a
2,0
1,0
0,0
A B C D
Perlakuan
Gambar 5. Kepekatan bioflok pada perlakuan polikultur berbeda : (A) 200 ekor ikan lele dan 10
ekor ikan nila, (B) 175 ekor ikan lele dan 15 ekor ikan nila, (C) 150 ekor ikan lele
dan 20 ekor ikan nila, (D) 250 ekor ikan lele.

147
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Kepekatan bioflok terendah pada filosofinya bahwa ikan lele termasuk jenis
perlakuan C berhubungan erat dengan ikan karnivora. Disamping itu konsentrasi
beberapa parameter kualitas air, seperti nilai TOM pada perlakuan D lebih tinggi
rendahnya nilai TOM dan TAN (Gambar dibanding perlakuan lainnya, hal tersebut
3 dan Gambar 4). Selain itu, nilai tersebut dikarenakan jumlah ikan (padat tebar)
dipengaruhi juga oleh rendahnya lebih banyak sehingga jumlah akumulasi
konsentrasi amoniak dan nitrit (Gambar bahan organiknya lebih tinggi.
2). Sedangkan kepekatan bioflok yang Laju akumulasi bahan organik,
tinggi pada perlakuan D disebabkan laju konsumsi bioflok oleh ikan yang
karena perlakuan D hanya ikan lele dipelihara dan laju peningkatan biomassa
(monokultur) karena ikan lele tidak bakteri pada system budidaya adalah tiga
sepenuhnya memanfaatkan bioflok faktor kunci yang menentukan nilai
sebagai pakan alami sesuai dengan kepekatan bioflok (Ekasari, 2009).

Tabel 5. Jenis Mikroba Penyusun Flok


Perlakuan Jenis Bakteri Jenis Zooplankton
A Bacillus sp., Listeria sp. Arcella sp., Vorticella sp., Wailesella sp.
B Bacillus sp., Corynebacterium sp. Vorticella sp., Wailesella sp., Lepadella sp.
C Bacillus sp., Corynebacterium sp. Arcella sp., Vorticella sp., Wailesella sp.
D Bacillus sp. Arcella sp., Vorticella sp., Wailesella sp.

Pada penelitian ini dilakukan bakteri yang menghasilkan


penambahan bakteri probiotik untuk eksopolisakarida pada permukaan luar
menjalankan sistem bioflok. Penambahan tubuhnya sehingga berperan sebagai
probiotik yaitu berupa bakteri yang tempat pelekatan bakteri dan mikroba
bersifat heterotrof akan memanfaatkan lainnya dalam pembentukan bioflok
ammonia hasil penguraian dari limbah (Kasan et al., 2017).
budidaya menjadi biomassa bakteri yang Penerapan polikultur dengan
disebut bioflok. Hasil penelitian sistem bioflok pada penelitian ini
menunjukan bahwa mikroba penyusun menunjukkan bahwa kualitas air media
flok terdiri dari bakteri (Bacillus sp., pemeliharaan lebih baik dibandingkan
Listeria sp., dan Corynebacterium sp.), dengan perlakuan yang hanya
protozoa (Arcella sp., Vorticella sp., menggunakan satu jenis ikan (perlakuan
Wailesella sp.) dan rotifera (Lepadella kontrol). Hal tersebut sesuai dengan
sp.) (Tabel 5). Bioflok dapat tersusun dari pernyataan Sharma et al., (2018) bahwa
bakteri, protozoa dan rotifera (Ekasari, sistem polikultur dapat meningkatkan
2009). kualitas air dan dapat menjaga kualitas air
Menurut Putri et al., (2015), tetap optimal.
bahwa Bacillus sp. secara umum Polikultur yang diterapkan pada
merupakan bakteri yang dapat penelitian ini menggunakan ikan lele dan
membentuk flok. Keberadaan bakteri ikan nila. Kedua jenis ikan tersebut
jenis lain selain Bacillus sp. hasil memiliki kebiasaan makan berbeda
identifikasi mikroorganisme pada media dimana ikan lele diberi makan berupa
bioflok disebabkan oleh sistem bioflok pellet, sedangkan ikan nila yang bersifat
yang dapat disusun oleh mikroba jenis omnivora, mendapat asupan makanan dari
lain yaitu dari jenis golongan bakteri sistem bioflok pada media pemeliharaan.
heterotrof. Bacillus sp. merupakan jenis Ikan nila memakan bioflok karena

148
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

kebiasaan makannya yang bersifat and Polyculture Systems on Growth


omnivora. Menurut Arifin (2016), ikan and Production of Fishes in
nila terbukti memakan bioflok karena Seasonal Waterbodies of
ikan nila tersebut memiliki laju <i>Haor</i> Villages, Sunamganj
pertumbuhan lebih baik dibandingkan District. Journal of Scientific
ikan nila yang dipelihara pada sistem non Research. Volume 9 No.3. hal :
bioflok. Ikan lele merupakan ikan 307–316.
karnivora sehingga tidak memakan Agustiyani, D., Imamuddin, H.,
bioflok karena ikan lele tidak memiliki Gunawan, E., dan Darusman, L.K.
aktivitas enzim amilase seperti pada ikan 2007. Proses Nitrifikasi oleh Kultur
omnivora dan herbivora (Chaudhuri et al., Mikroba Penitrifikasi n-sw dan
2012). Zeolite. Berita Biologi : Jurnal Ilmu
Ilmu Hayati. Volume 8 No.5. hal :
KESIMPULAN 405-411.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepekatan bioflok yang berbeda Ambari, M. 2018. Teknologi Bioflok
tidak mempengaruhi parameter pH, suhu Ternyata Menguntungkan Budidaya
dan oksigen terlarut karena ketiga Ikan Nila. https://www.mongabay.
parameter tersebut tetap berada pada co.id/2018/04/27/teknologi-bioflok
rentang optimal. Sedangkan konsentrasi -ternyata-menguntungkan-budidaya
Total Amonia Nitrogen (TAN), Total -ikan-nila-begini-penjelasannya/
Organic Matter (TOM), dan Nitrit (NO2)
sangat berkaitan erat atau berkorelasi Arifin, M.Y. 2016. Pertumbuhan dan
dengan Kepekatan Bioflok Survival Rate Nila (Oreochromis
sp.) Strain Merah dan Strain Hitam
SARAN yang Dipelihara pada Media
Untuk kesempurnaan teknologi Bersalinitas. Jurnal Ilmiah
budidaya polikultur sistem bioflok ini, Universitas Batanghari Jambi.
penulis menyarankan agar kedepannya Volume 16 No.1. hal : 159-166.
bisa dilakukan penelitian lebih lanjut
terkait kombinasi biota yang lebih Bhimantara, G., dan Suryo, Y. 2018.
beragam, agar dapat diketahui seberapa Proses Deproteinasi Menggunakan
efektif teknologi budidaya polikultur Metode Nitrifikasi pada Limbah
sistem bioflok ini bisa di terapkan pada Cair Industri Tahujurnal Envirotek.
jenis-jenis ikan tertentu. Volume 10 No.2. hal : 27-33.

UCAPAN TERIMA KASIH [BSN] Badan Standarisasi Nasional.


Peneliti mengungkapkan terima 2000. SNI : 01-6484.3-2000.
kasih kepada Politeknik Ahli Usaha Produksi Induk Ikan Lele Dumbo
Perikanan Jakarta dan semua pihak yang (Clarias gariepinus x C.fuscus)
telah banyak membantu baik dalam Kelas Induk Pokok (Parent Stock).
bentuk dukungan maupun kritik dan saran https://topan36.files.wordpress.com
yang membangun sehingga penelitian ini /2008/12/produksi-induk-lele-
dapat terselaesaikan dengan baik. dumbo2.pdf

DAFTAR PUSTAKA [BSN] Badan Standarisasi Nasional.


Ali, M.S., Islam, M.S., Begum, N., 2004. SNI 06-6989.22-2004. Air
Suravi, I.N., Mia, M., dan Kashem, dan Air Limbah-Bagian 22 : Cara
M.A. 2017. Effect of Monoculture Uji Nilai Permanganat secara

149
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Titrimetric. http://sainstkim.teknik. Sciences. Volume 12 No.2. hal :


ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/ 265–275.
12/SNI-06-6989.22-2004-Cara-uji-
permanganat-secara-titrimetri.pdf DeSchryver, P., Crab, R., Defoirdt, T.,
Boon, N., dan Verstraete, W. 2008.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. The Basics of Bioflocs Technology:
2004. SNI 06-6989.9-2004. Uji The Added Value for Aquaculture.
Nitrit (NO2-N) Secara Aquaculture. Volume 277 No.3. hal
Spektrofotometri. http://sainstkim. : 125–137.
teknik.ub.ac.id/wp-content/uploads
/2016/12/SNI-06-6989.9-2004- Djaelani, M.A., Kasiyati., dan Sunarno.
Cara-Uji-Nitrit-Secara-Spektrofot 2022. Pertumbuhan Ikan Nila
ometri.pdf Merah (Oreochromis niloticus)
pada Berbagai Padat Tebar dan
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. dengan Penambahan Aerator.
2005. SNI 06-6989.30-2005. Air Buletin Anatomi dan Fisiologi.
dan Air Limbah-Bagian 30 : Cara Volume 7 No.2. hal : 135-143.
Uji Kadar Amoniak dengan
Spektrofotometer secara Fenat. Ekasari, J. 2009. Bioflocs Technology:
http://sainstkim.teknik.ub.ac.id/wp- Theory and Application in Intensive
content/uploads/2016/12/SNI_06- Aquaculture System. Jurnal
6989_1_.30-2005-Uji_Amonia_ Akuakultur Indonesia. Volume 8
Fenat.pdf No.2. hal : 117–126.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. Karunaarachchi, K., Kumari, M., Adikari,


2009. SNI No.7550:2009. Produksi A. dan Nayananjalie, W. 2018.
Benih Ikan Nila Hitam Effect of Biofloc on Growth of
(Oreochromis niloticus Bleeker) Genetically Improved Farmed
Kelas Benih Sebar. https://www.ac Tilapia Juveniles in Indoor
ademia.edu/24228298/Sni_pembes Condition. International Journal of
aran_nila Fisheries and Aquatic Studies.
Volume 6 No.4. hal : 295–299.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional.
2014. SNI No.6484.4:2014. Ikan Kasan, N.A, Ghazali, N.A, Ikhwanuddin,
Lele Dumbo (Clarias sp.) Bagian 4: M., dan Ibrahim, Z. 2017. Isolation
Produksi Benih. https://kkp.go.id/ of Potential Bacteria as Inoculum
an-component/media/upload-gamb for Biofloc Formation in Pacific
ar-pendukung/DIT%20PER BENI Whiteleg Shrimp, Litopenaeus
HAN/SNI%20Perbenihan/12SNI% vannamei Culture Ponds. Pakistan
20Lele%20Dumbo%20New/6169_ Journal of Biological Sciences.
SNI%206484.4%202014.pdf Volume 20 No.6. hal : 306–313.

Chaudhuri, A., Mukherjee, S., dan Mangampa, M., dan Burhanuddin. 2014.
Homechaudhuri, S. 2012. Diet Uji Lapang Teknologi Polikultur
Composition and Digestive Udang Windu (Penaeus monodon
Enzymes Activity in Carnivorous Fabr.), Ikan Bandeng (Chanos
Fishes Inhabiting Mudflats of Indian chanos Forskal) dan Rumput Laut
Sundarban Estuaries. Turkish (Gracilaria verrucosa) di Tambak
Journal of Fisheries and Aquatic

150
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan ... Andik Sudirman et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Vol. 18 (2). Desember 2023: 140-151

Desa Borimasunggu Kabupaten Sichula, J., Makasa, M.L., Nkonde, G.K.,


Maros. Volume10 No.1. hal : 30-36. Kefi, A.S., dan Katongo, C. 2011.
Removal of Ammonia from
Nithiya, A., Rao, P.H., dan Kumar, T.S. Aquaculture Water Using Maize
2016. Bioremediation of Cob Activated Carbon. Malawi
Aquaculture Water using Nitrifying j.Aquac.Fish. Volume 1 No.2. hal :
Bacteria-Microalga Consortium 10–15.
with Special Reference to
Ammoniacal Nitrogen. Int. J. Curr. Suharyanto, S. 2008. Polikultur Rajungan
Res. Aca. Rev. Volume 4 No.12. hal (Purtunus pelagicus) dan Ikan
: 164–177. Baronang (Siganus gutatus) di
Tambak. Jurnal Perikanan. Volume
Nugraha, S., Huriyah, S.B., dan Mulyani, 10 No.2. hal : 167–177.
R. 2022. Pengaruh Sistem Bioflok
dan Penambahan Chlorella sp. Sukardi, P., Soedibya, P.H.T., dan
terhadap Kualitas Air pada Pramono, T.B. 2018. Produksi
Pemeliharaan Larva Ikan Lele. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan niloticus) Sistem Bioflok dengan
Budidaya Perairan. Volume 17. Sumber Karbohidrat Berbeda. AJIE
No.1. hal : 33-41. - Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship. Volume 3 No.2.
Putri, B., Wardiyanto, dan Supono. 2015. hal : 198-203.
Efektivitas Penggunaan Beberapa
Sumber Bakteri dalam Sistem Suprapto, N.S., dan Samtafsir, L.S. 2013.
Bioflok Terhadap Keragaan Ikan Biofloc-165 Rahasia Sukses
Nila (Oreochromis niloticus). Teknologi Budidaya Lele. AGRO
Jurnal Rekayasa dan Teknologi 165.
Budidaya Perairan. Volume 4
No.1. hal : 433–438. Suriyadin, A., Abdurachman, M.H.,
Fahruddin, M., Murtawan, H., dan
Setijaningsih, L., dan Suryaningrum, L.H. Huda, M.A. 2023. Performa
2015. Pemanfaatan Limbah Hematologi dan Kualitas Air
Budidaya Ikan Lele (Clarias Budidaya Ikan Patin (Pangasius
batrachus) untuk Ikan Nila sp.) yang diberi Bakteri Fotosintetik
(Oreochromis niloticus) dengan (Rhodobacter sp. dan Rhodococcus
Sistem Resirkulasi. Berita Biologi. sp.). Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan
Volume 14 No.3. hal : 203–296. dan Budidaya Perairan. Volume 18
No.1. hal 25-33.
Sharma, A., Singh, R., Bandhana dan
Sangotra, R. 2018. Comparison of Yuspita, N.L.E., Putra, I.D.N.N., dan
Water Guality and Composition of Suteja, Y. 2017. Bahan Organik
Bioflocs Reared in Indoor and Total dan Kelimpahan Bakteri di
Outdoor Conditions. International Perairan Teluk Benoa, Bali. J. Mar
Research Journal of Biological Aquat Sci. Volume 4 No.1. hal :
Sciences. Volume 7 No.11. hal : 1- 129-140.
9.

151

Anda mungkin juga menyukai