I. PENDAHULUAN
didaerah perkotaan. Padahal, air menjadi salah satu yang dapat digunakan untuk
perikanan.
memelihara ikan dalam satu wadah. Dengan adanya teknologi akuaponik ini para
air bersih, yang mana dalam satu kali pengairan air ke objek tanaman dan ikan
tenaga dan biaya. Proses akuaponik ini dimana tanaman memanfaatkan unsur hara
yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan
menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi
2
yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan
dan suplai oksigen pada air untuk memelihara ikan (Dumairy, 1992).
Faktor penting yang utama dalam mencari frekuensi yang diinginkan dan
waktu pemberian air irigasi adalah air yang dibutuhkan oleh tanaman.Tanaman
berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam, umur tanaman, dan
atmosfer semuanya faktor yang dapat bervariasi. Sebagai sebuah hasil teknologi,
Verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata yaitu vertical
dan culture, makna vertikultur adalah sistem budi daya pertanian yang dilakukan
tercapai sesuai dengan keinginan, apabila dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ini akan jauh lebih menguntungkan dari segi ekonomis. Karena dapat
perkotaan yang lahan sudah termasuk kritis dan pemasukan air bersih yang kurang
memadai. Dalam metode veltikultur ini, tanaman dapat menyaring kotoran ikan
Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram atau dialirkan melalui sistem
irigasi. Dalam sistem irigasi, larutan nutrien dipompa dan diedarkan keseluruh
tanaman. Larutan nutrisi yang dipompakan mengandung air, nutrisi, dan oksigen.
Dalam sistem irigasi perlu pula diperhatikan efisiensi dengan tidak terjadi
pemberian air. Kualitas air yang menjadi karakteristik kolam bisanya adalah
efisiensi saluran pembawa air tergantung pada kecepatan aliran air pada pipa, luas
penampang pipa, dan diameter lubang pengeluaran air pada pipa. Berdasarkan
ketiga faktor tersebut penyebaran nutrisi dapat diusahakan seragam, dan pada
dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi tersebut diberikan dalam bentuk larutan
yang berasal dari sisa pakan serta hasil metabolisme budidaya ikan. Tanaman
mentimun merupakan tanaman semusim dan tidak termasuk perakaran yang keras,
sedangkan tanaman kangkung termasuk tanaman yang tahan digenangi air dan
mampu meningkatkan kualitas air awalnya yang kurang baik menjadi lebih baik.
Budi daya kedua tanaman tersebut dapat dikombinasikan dengan ikan lele yang
ikan lele pada budidaya berbasis teknologi akuaponik akan ditentukan dari
1. Kebutuhan ikan lele yang terus meningkat, membuat kian maraknya usaha
2. Tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele pada sistem budidaya intensif
pengaruhnya.
I.3 Tujuan
pengendalian kanibalisme.
2. Meningkatkan produksi benih ikan lele sebagai stok bagi kegiatan pembesaran
budidaya dalam upaya pemenuhan kebutuhan ikan lele yang terus meningkat
Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang termasuk dalam golongan catfish.
Ikan lele mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis, misalnya
perairan yang kecil kadar oksigennya dan sedikit air. Ikan lele juga termasuk ikan
omnivor, yaitu pemakan segala jenis makanan tetapi cenderung pemakan daging
atau karnivora. Secara alami ikan lele bersifat nokturnal, artinya aktif pada malam
hari atau lebih menyukai tempat yang gelap, tetapi dalam usaha budidaya ikan lele
diperhatikan adalah padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air.
Meskipun ikan lele bisa bertahan pada kolam yang sempit dengan padat tebar
yang tinggi tapi dengan batas tertentu. Begitu juga pakan yang diberikan
Benih ikan lele cenderung bersifat kanibal terutama pada fase larva
(Anonim 2000). Pada penelitian Hecht dan Appelbaum (1987), sifat kanibal
terjadi sejak asupan energi dari kuning telur tubuh lele habis, yaitu umur 3 hari
setelah menetas atau saat ukuran panjang total tubuh mencapai 8 mm. Sifat
kanibal ini berhenti secara signifikan pada umur 47 hari sejak lele pertama kali
mencari makan dari luar atau saat ukuran panjang total tubuh mencapai 80 mm.
Tingkat mortalitas benih ikan lele akibat kanibalisme dalam kondisi budidaya
Kematian benih ikan dapat terjadi akibat sifat kanibalisme. Menurut Dixon
dan memakan sebagian atau seluruh bagian tubuh individu lain dari jenisnya.
Kanibalisme tidak termasuk aktivitas memakan individu lain dari jenis yang sudah
ikan umumnya dilakukan oleh ikan yang berukuran lebih besar terhadap ikan
yang berukuran lebih kecil, misalnya induk memangsa benihnya sendiri. Namun
demikian, kanibalisme juga bisa terjadi sesama benih, yakni benih-benih ikan
Sifat kanibal bisa melekat terus pada suatu jenis ikan mulai dari saat masih
berukuran benih sampai dewasa. Kejadian seperti ini umumnya ditemukan pada
ikan-ikan jenis tertentu pada saat masih fase atau stadia benih sampai ukuran
remaja (ikan muda). Setelah melewati fase tersebut, sifat kanibalnya hilang sama
berikut: 1) perbedaan ukuran tubuh pada ikan seumur disebabkan oleh faktor
alamiah yang dipengaruhi oleh sifat genetika, kesehatan dan ketahanan daya
terlalu tinggi, berakibat ruang gerak ikan terbatas dan tingkat persaingan makanan
dan oksigen menjadi tinggi. Kondisi seperti ini memunculkan tingkat emosional
memberikan ketenangan bagi ikan atau benih. Ikan-ikan yang stres ini cenderung
II.3 Bioenkapsulasi
tersebut bervariasi antara diameter 5-300 mikrometer. Oleh karena itu, proses
2009).
Banyak sekali materi bioaktif yang reaktif dan mudah bereaksi dengan
komponen makanan lainnya. Hasilnya dapat berupa produk sekunder yang tidak
diinginkan, bahan degradasi materi bioaktif itu sendiri sehingga makanan tersebut
kehilangan nilai jualnya. Enkapsulasi dapat mengatasi hal ini dengan cara
sepanjang proses pengolahan dan konsumsi, hingga materi tersebut sampai pada
makanan, serta memastikan materi bioaktif diserap oleh organ pencernaan yang
tepat menembus pertahanan suhu, keasaman lambung, level oksigen, enzim, serta
Riset medis tentang mengkudu dimulai setidaknya pada tahun 1950, ketika
sifat anti bakteri terhadap M. pyrogenes, P. aeruginosa, dan bahkan E. Coli yang
mematikan itu. Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di
kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana serotonin
Serotonin adalah salah satu zat terpenting didalam butiran darah (trombosit) yang
melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai
tidur, regulasi suhu badan, suasana hati (mood), masa pubertas dan siklus produksi
sel telur, rasa lapar dan prilaku seksual. Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat
lele yang telah matang gonad dengan pemijahan buatan menggunakan rangsangan
pakan alami selama 6 jam, setelah itu pakan langsung diberikan ke larva dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali per hari. Setiap harinya dilakukan
pengamatan larva yang mati, dan penggantian air dua hari sekali.
penggaris, timbangan digital, sendok, syringe, bulu ayam, kamera foto digital, dan
gelas ukur.
11
Bahan yang dgunakan adalah ikan larva ikan lele Clarias sp. umur 3 hari
setelah menetas sampai dengan umur 15 harim, induk ikan lele, ekstrak buah
mengkudu, pakan alami (Artemia sp., Daphnia sp., dan Cacing Sutera).
a. Desinfeksi Wadah
permanganat (PK) dan dikeringkan selama 24 jam. Kemudian diisi air setinggi 20
b. Pengadaan Larva
gonad. Setelah dilakukan seleksi induk matang gonad, induk ikan lele dipijahkan
ml/kg dan setelah 8 jam induk lele betina distripping untuk mengeluarkan telur
Setelah telur dan sperma disatukan, telur disebar ke wadah penetasan. Setelah
400 ekor/akuarium.
berwarna kuning dan lembek, disimpan pada suhu ruang selama satu hari. Setelah
berwarna putih buah mengkudu dikupas kulitnya dan dipotong kecil, kemudian
12
dimasukkan kedalam juicer dan disaring untuk memperoleh ekstraknya. Dari 100
Media perendaman pakan artemia, daphnia, dan cacing sutera diisi air
sebanyak 1 liter dan diaerasi, setelah itu dimasukan ekstrak buah mengkudu
cm. Perlakuan dilakukan dengan pemberian pakan yang telah direndam dalam
larutan ektrak buah mengkudu dengan dosis 0, 5, 10, 15, 20 ml/liter selama 6 jam
sebanyak lima kali ulangan. Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari secara ad
libitum (tersedia) yakni pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB, dan 17.00 WIB.
13
V.1 Hasil
Tingkat kanibalisme pada ikan lele umumnya terjadi pada saat ikan
pembenihan ikan lele akan sulit mendapatkan keuntungan maksimal. Oleh karena
itu, dilakukan upaya untuk mengurangi tingkat kanibalisme larva ikan lele ini.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengurangi sifat kanibalisme pada
larva lele. Berikut hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 1.
dicapai pada perlakuan 15 ppt yakni sebesar 8.67 %. SGR tertinggi dicapai pada
kontrol yakni sebesar 25.82 %. LPP tertinggi dicapai pada perlakuan kontrol
V.2 Pembahasan
dijalankan karena berkaitan dengan pangan. Masalah pangan yang semakin hangat
belakangan ini membuat peluang usaha dalam bidang ini semakin menjanjikan
baik untuk pasar domestik maupun pasar luar negeri. Pemenuhan produksi ikan
dalam negeri tentunya berkaitan dengan tingkat produksi benih. Namun tingkat
tinggginya tingkat kematian ikan pada fase larva sehingga pasokan benih ikan
untuk kegiatan pembesaran masih kurang atau belum dapat dipenuhi sepenuhnya
kebutuhan ikan lele ialah usaha budidaya yang dilakukan secara intensif. Usaha
seperti ini akan memaksimalkan kapasitas produksi yang tersedia dengan padat
masalah yang sering muncul pada usaha budidaya secara intensif ikan lele ialah
tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele akibat sifat kanibalisme dalam
kegiatan pembenihan. Tingkat mortalitas benih ikan lele akibat kanibalisme dalam
kondisi budidaya dapat berkisar antara 15-90% (Anonim1 2009). Hal ini terjadi
karena sifat agresif yang tinggi akibat padat tebar pemeliharaan yang tinggi
dan oksigen. Diantara upaya yang dilakukan selama ini dalam mengendalikan
15
sifat kanibalisme ini yaitu dengan melakukan penyortiran (grading) ukuran benih
kanibalimsme larva ikan lele dengan cara atau metode lain yang lebih efisien dan
hormonal. Hormon yang berpengaruh dalam hal ini adalah hormon serotonin.
Riset yang dilakukan oleh Hseu J. R., et al. (2003) pada juvenil ikan kerapu
serotonin pada otak. Peningkatan hormon serotonin ini juga diduga mampu
Konsentrasi hormon serotonin ini dapat dipicu oleh penambahan zat scopoletin
kegiatan kelenjar peneal di dalam otak, yang merupakan tempat dimana serotonin
Serotonin adalah salah satu zat terpenting didalam butiran darah (trombosit) yang
melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai
tidur, regulasi suhu badan, suasana hati (mood), masa pubertas dan siklus produksi
sel telur, rasa lapar dan prilaku seksual. Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat
16
adalah dengan bioenkapsulasi melalui pakan alami yang merupakan pakan yang
diberikan pada larva. Bioenkapsulasi adalah proses dimana suatu komponen aktif
dalam makanan dikemas secara kompak dalam partikel-partikel cair atau padat
dilakukan dengan merendam pakan alami yang diberikan pada larva dalam larutan
larva. Pakan alami yang digunakan sendiri adalah Daphnia sp., Artemia sp., dan
kelangsungan hidup larva tertinggi hanya 8.67 % yang dicapai pada perlakuan
15 ppt yang berarti tingkat mortalitas larva masih sangat tinggi. Banyak faktor
yang mempengaruhi hasil tersebut selain tingkat kanibalisme yakni kualitas air,
hanya bisa diduga karena penelitian kearah itu tidak dilakukan. SGR atau laju
penambahan bobot harian larva juga sangat kecil, nilai tertinggi dicapai pada
oleh faktor-faktor tertentu. Namun diduga hal tersebut akibat ikan kekurangan
makanan karena pakan hanya diberikan tiga kali sehari, sementara ikan makan
setiap saat ketika lambungnya kosong, dan sifat ikan lele yang nokturnal yaitu
17
akif mencari makan pada malam hari menjadi sebab utama mengapa tingkat
kelangsungan hidup larva rendah dan laju pertambahan bobot harian juga rendah.
beragam ukurannya karena nilainya yang relatif besar. Kk pada perlakuan kontrol
pertumbuhan panjang harian yang tertinggi hanya 0.54 mm/hari pada perlakuan
berpengaruh terhadap tingkat kanibalisme ikan lele, namun secara umum jika
meskipun tidak berbeda nyata antar perlakuan, perlakuan yang paling baik
VI. KESIMPULAN
berbeda nyata dalam perlakuan yang diberikan dengan kontrol. Meskipun tidak
tingkat kanibalisme ikan lele, namun secara umum jika dibandingkan dengan
nyata antar perlakuan, perlakuan yang paling baik menurut penelitian ini adalah
15 ppt.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus x Clarias focus kelas induk
Swadaya
2009]
20
LAMPIRAN
1. Administrasi
2. Bahan Baku
5. Lain-Lain
peralatan, dll)
Komunikasi Rp. 300.000
Sewa tempat 3 bulan @ Rp. 200.000 Rp. 600.000
Biaya Listrik 3 bulan @ Rp. 100.000 Rp. 300.000
Sewa kamera digital Rp. 100.000
Jumlah Rp.1.700.000
Total Pengeluaran Rp. 6.712.000
22
1. Administrasi
2. Bahan Baku
5. Lain-Lain
peralatan, dll)
Komunikasi Rp. 400.000
Sewa tempat 3 bulan @ Rp. 200.000 Rp. 600.000
Biaya Listrik 4 bulan @ Rp. 100.000 Rp. 400.000
Sewa kamera digital Rp. 150.000
Jumlah Rp.2.150.000
Total Pengeluaran Rp. 4.928.000
24
Tabel 1 Laju pertambahan bobot dan laju pertumbuhan harian larva ikan lele
Clarias sp.
Jumla
Rata- LPB
Perlakua h Rata-rata
Bo Bt rata (mg/hari SGR
n sampe (mg)
(mg) )
l
kontrol 2.2 0.16 15 10.66667 13.8730 1.16730 18.41
2.2 0.13 14 9.285714
2.2 0.26 12 21.66667 2 2 %
5 ppt 2.2 0.13 17 7.647059 11.2669 0.90669 16.33
2.2 0.21 13 16.15385
2.2 0.12 12 10 7 7 %
10 ppt 2.2 0.16 12 13.33333 10.6284 0.84284 15.75
2.2 0.18 13 13.84615
2.2 0.08 17 4.705882 6 6 %
15 ppt 2.2 0.14 14 10 14.3434 1.21434 18.75
2.2 0.4 15 26.66667
2.2 0.07 11 6.363636 3 3 %
20ppt 2.2 0.11 13 8.461538 23.3516 2.11516 23.62
2.2 0.27 14 19.28571
2.2 0.55 13 42.30769 5 5 %
(ekor)
kontrol 400 26 22.33333 5.58
400 21
400 20
5 ppt 400 36 28 7.00
400 24
400 24
10 ppt 400 18 29.33333 7.33
400 46
400 24
15 ppt 400 35 34.66667 8.67
400 34
25
400 35
20ppt 400 22 32 8.00
400 55
400 19
SGR %
kk %
SR %
LPP mm/hari
Karya Ilmiah
Pemberian Pakan Alami dengan Ekstrak Buah Mengkudu untuk menekan Sifat
BUDIDAYA INTENSIF
Disusun Oleh
YULASTRI, SP
PERIKANAN MEDAN
2018
ABSTRAK
secara intensif. Namun, tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele akibat sifat
kanibalisme dalam kegiatan pembenihan secara intensif. Hal ini terjadi karena
sifat agresif yang tinggi akibat padat tebar pemeliharaan yang tinggi sehingga
oksigen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguranginya adalah
kepadatan pemeliharaan benih namun cara ini dinilai kurang efektif jika dilihat
dari segi penggunaan lahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
yang berbeda terhadap sifat kanibalisme benih ikan lele. Langkah-langkah yang
yang menggunakaan lima perlakuan (kontrol, 5 ppt, 10 ppt, dan 20 ppt) dengan
tiga kali ulangan, pemeliharaan larva, dan pengamatan SR (Survival Rate) harian
dengan mengamati jumlah ikan yang mati. Hasil dari penelitian ini menunjukan
Penysunan laporan akhir ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, Tim Penyusun mengucapkan
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan sarana dan prasarana demi
2. Dr. Agus Oman Sudrajat selaku wakil dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
3. Dr. Odang Carman selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan dan Dr.
4. Ir. Harton Arfah M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
bermanfaat bagi Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat, baik secara
Tim Penyusun