PENDAHULUAN
dalam ketahanan pangan baik dari segi peningkatan produksi, konsumsi protein
pengembangan wilayah.
mencapai 95 % (760 Ha) jenis ikan yang di budidayakan adalah ikan nila, lele,
mencapai 281 Ton. Untuk terus meningkatkan produksi ikan nila para petani
bioflok hanya menggunakan satu wadah, yaitu wadah kultur. Penguraian bahan
terjadi dalam wadah secara seimbang dengan kepadatan organisme kultur yang
sangat tinggi. Pengontrolan kualitas air terjadi dalam wadah kultur itu sendiri,
oleh system bioflok yang sudah berjalan dalam wadah kultur. Sistem ini sangat
memanfaatkan bahan dari limbah sisa pakan ikan yang ada menjadi pakan
untuk mikroba sehingga bahan dari limbah organic tersebut terdegradasi dan
dengan koloid organic lainnya (De Schryver et al., 2008 dalam Ombong F dkk
2016)
untuk budidaya ikan nila secara intensif dengan mempertimbangkan sifat ikan
nila yang mampu hidup pada kepadatan tinggi dan memiliki toleransi yang luas
I.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichyes
Subkelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomophy
Subordo : Percoidea
Family : Cichilidae
Genus : Oreochromis
buah, terdapat gurat sisi (linea lateralis) terputus putus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis yang
memanjang di atas sirip dadanya, matanya menonjol dan bagian tepinya
berwarna putih. Tubuh berwarna hitam atau keabuan dengan beberapa pita
ikan nila adalah perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14°C-38°C atau
suhu optimal 25°C-30°C. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari
14°C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas 30°C akan menghambat
pertumbuhan ikan nila. Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5-11 dapat ditoleransi oleh
ikan ini adalah 7-8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaaan air asin pada
salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat dibudidayakan di perairan
payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan pembesaran. Ikan nila
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan dengan
2.2 Bioflok
familiar bila dibandingkan dengan teknik budidaya ikan lainnya misalnya saja
sebagimana pengertian pemijahan. Bioflok adalah kumpulan dari berbagai
organisme baik bakteri, jamur, protozoa, ataupun algae yang tergabung dalam
Bioflok ini berasal dari kata “BIOS” yang artinya kehidupan dan
mikroorganisme (www.dosenpertanian.com).
dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Flok yang terbentuk inilah yang
memperoleh protein tambahan dari pakan alami yaitu flok, dissamping pakan
Alat- alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain : ATK,
(pendampingan teknis).
berbentuk bundar dengan diameter 3m dan tinggi 1,2 m bahan dari rangka besi
yang dilapisi terpal (Gambar 2). Bak dibersihkan kemudian diisi air hingga
hilang. Bahan yang digunakan untuk penyiapan media per 1 m3 air meliputi
garam 8 kg, probiotik 70 gram, molase 700 ml, kapur dolomit 350 gram.
liter udara per menit. 5 Unit aerator diatur searah sehingga air dalam wadah
berputar secara terus menerus agar tidak terakumulasi endapan solid material di
dasar wadah. Pada bagian tengah wadah diletakkan diffuser aerator untuk
ditengah wadah, dan mencegah terciptanya daerah mati pada dasar wadah.
Ikan uji adalah benih ikan nila yang diperoleh dari Unit Pembenihan
Ikan (UPI) Klemunan Kecamatan Wlingi. Setiap kolam di isi benih ikan nila
sejumlah 700 ekor dengan berat ikan awal rata-rata 2 gram/ekor (Dokumentasi
kegiatan terlampir)
IV.2 Air kolam dengan sistem bioflok
kondisi fisika, kimia dan biologi air berfluktuasi secara dinamis akibat
sulit untuk menumbuhkan bioflok hal ini diamati dari kondisi air kolam,
warna air kolam. Warna air pada sistem bioflok dapat berubah tergantung
kepadatan flok. Air kolam yang berwarna hijau jika flok didominasi oleh
algae, sementara jika flok mulai di dominasi oleh bakteri maka warna
Ciri-ciri air kolam yang sudah terbentuk flok antara lain adalah
sebagai berikut :
kental
5. Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang
Suhu
berkisar antara 25-28 ºC. Nilai suhu tersebut masih dalam kisaran
kisaran suhu yang layak untuk pemeliharaan ikan nila adalah 26-28,5
meningkatkan laju makan ikan, dan apabila suhu menurun maka akan
pH
Amonia
tingkat yang beracun, ikan tidak dapat mengekstrak energy dari pakan
secara efisien sehingga ikan akan menjadi lesu, sakit dan mati.
dan suhu air. Jika keseimbangan dirubah, seperti nilai pH turun maka
akan mempengaruhi adanya penambahan ammonia. Selain itu suhu
sebagai berikut :
adalah 0,24 mg/L, pada kolam 2 berkisar 0,24mg/L dan pada kolam 3
adalah 0,14 mg/L. Menurut Crab (2010), Amonia bersifat toksik pada
masing-masing bernilai 0,24 mg/L dan 0,14 mg/L masih dalam batas
aman untuk ikan nila dengan system bioflok namun untuk lebih
Nitrat
dan dapat diterima oleh ikan dalam referensi Rostro et al. (2014)
100 mg/L.
Nitrit
pada kolam 2 rata2 kandungan nitrit adalah 0,08 dan pada kolam 3
kandungan nitrit yang relative tinggi terdapat pada kolam 1 dan kolam
meningkat menjadi 4,167 gram/ekor dan pada akhir pengamatan yakni hari ke
45 berat rata-rata ikan menjadi 31 gram pakan yang dihabiskan selama 45 hari
adalah 2 sak, pemberian pakan dilakukan sehari 2 kali pada pagi dan sore hari.
diperoleh nilai pertumbuhan mutlak ikan nila dengan system bioflok adalah 29
gram, kecepatan pertumbuhan harian sebesar 64,4 %. Ikan nila yang dipelihara
biasa.
Gambar 3. Dokumentasi Pengukuran Berat Ikan Nila hari ke 15
V. KESIMPULAN
dengan ikan nila yang dibudidayakan pada kolam biasa. Pakan yang digunakan
pun lebih sedikit dari budidaya ikan dengan system konvensional, jangka
waktu panen lebih cepat, padat tebar tinggi sehingga dapat menghemat lahan.
Manajemen pakan, air dan tata letak lebih mudah tidak serumit kolam tanah.
Gambar 4 Benih Ikan Nila yang ditebar pada awal masa pemeliharaan berat
rata-rata 2 gram
Gambar 5. Pengukuran Kualitas Air
DAFTAR PUSTAKA