Oleh :
Rezky Erwinsyah
Arya Winanda
A.Ridwan
Paradita Sandini
Finni Alvionita
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS LAMAPPAPOLEONRO
SOPPENG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Untuk menyempurnakan makalah ini, saran dan kritik dari pembaca sangat kami
harapkan.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab ! Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan MSalah
C. Tujuan
Bab 2 Pembahasan
A. Proses Pengerjaan
1. Pengertian Bioflok
2. Proses Terbentuknya Bioflok
3. Persiapan Wadah Bioflok
4. Persiapan Wadah Kultur Bioflok
5. Manajemen Kualitas Air
6. Pemasaran
B. Tujuan Memulai Usaha
C. Apa Rencana Kedepan Untuk Usaha
D. Bagaimana Peluang Usaha
E. Ancaman usaha
F. Kelemahan usaha
G. Gambaran Analisis SWOT
Dokumentasi
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada sistem akuakultur dengan teknologi bioflok, air media kultur hanya sekali
dimasukkan dalam wadah, dan digunakkan sampai panen. Penambahan air hanya untuk
mengganti penguapan dan pengontrolan kepadatan bioflok. Dibanding sistem resirkulasi yang
sangat kompleks, sistem kultur dengan teknologi bioflok hanya menggunakan satu wadah, yakni
wadah kultur. Penguraian bahan organik oleh bakteri dan mikroorganisme pengurai, sampai pada
pemanfaatan hasilhasil penguraian oleh mikroalga dan mikroorganisme yang tumbuh, terjadi
dalam wadah secara seimbang dengan kepadatan organisme kultur yang sangat tinggi.
Pengontrolan kualitas air terjadi dalam wadah kultur itu sendiri, oleh sistem bioflok yang sudah
berjalan dalam wadah kultur. Sistem ini sangat murah, sederhana, ramah lingkungan dan
memiliki produktifitas yang sangat tinggi.
Teknologi bioflok merupakan teknologi yang tepat untuk kultur ikan nila secara intensif
dengan mempertimbangkan sifat ikan nila yang mampu hidup pada kepadatan tinggi dan
memiliki toleransi yang luas pada kondisi kualitas air.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian Bioflok
Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme mati,
bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang
berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang
mengandung nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan buatan, sehingga
pertumbuhan akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.
Unsur Karbon (C), Nitrogen (N) dan Posfor (P) dalam tubuh ikan atau udang yang
merupakan cerminan dari pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun
jumlahnya sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan hanya
20%-30%, artinya tersisa 70-80% dalam kolam atau sedimen dan itu jumlah yang sangat besar.
Sisa 70%-80% inilah yang biasa menjadi sumber penyakit muncul, Kualitas air menurun dan
berakibat dengan pertumbuhan ikan lele yang kurang maksimal. Artinya saat kita mampu
mengolah sisa 70% tersebut maka kita mampu memberikan lingkungan yang terbaik untuk ikan.
Setelah medium kultur bioflok terbentuk, ikan uji dimasukkan ke dalam wadah kultur.
Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Minggu pertama pemberian makanan
sebanyak 3% dari bobot tubuh ikan, setelah 1 minggu pembarian makanan diturunkan menjadi
1% dari bobot tubuh ikan. Warna air pada suatu sistim bioflok dapat berubah tergantung tahapan
perkembangan awal bioflok, komposisi utama flok dan tingkat kepadatan flok. Oleh karena itu
warna air diobservasi selama kultur.
Klasifikasi perkembangan flok menjadi 5 tahapan: Tahap-1: Floc mulai muncul tetapi
belum dapat diukur; Tahap-2 : Floc tidak padat, < 1.0 mL/liter; Tahap-3: Floc mulai padat, 1.0 –
5.0 mL/liter; Tahap-4 : Floc kepadatan tinggi, 5.1 – 10.0 ml/liter; Tahap-5: Floc kepadatan
tinggi, > 10.1 mL/liter. Kepadatan flok diukur menggunakan alat khusus yang disebut imhoff-
cone.
6. Pemasaran
Pemasaran akan dilakukan dengan bebearapa metode yang tepat dan menarik minat pembeli
dari daerah terdekat maupun daerah yang jauh. Metode pemasaran sebagai berikut :
E. Ancaman usaha
Adanya monopoli Harga dari para penadah ikan
Sulit didapatnya anakan ikan yang berkualitas namun harganya murah
Adanya ancaman persaingan dari pihak budidaya ikan Nila lain yang lebih besar
F. Kelemahan usaha
Masih Kurangnya minat warga pada budidaya ikan nila, hal ini karena selama ini,
warga di kota soppeng masih memprioritaskan pertanian (terutama Padi) sebagai
sumber penghasilan yang utama.
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik budidaya ikan Nila.
G. Gambaran Analisis SWOT
2. Masih kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
teknik budidaya ikan
Nila.
Opportunity (peluang) SO WO
1. banyak dicari Peluang pasar yang Pengoptimalisaian
masyarakat, dan harga terbuka, ditambah kolam yang sangat baik.
jual yang masih dengan banyaknya
lumayan tinggi penjualan olahan dari
mejadikan usaha ikan nila.
budidaya ikan nila
sangat perlu dilakukan
Threat (ancaman) ST WT
1. Adanya monopoli Memegang sektor Penambahan kolam
Harga dari para pemasaran dalam ikan nila untuk
penadah ikan proses budidaya ikan memasok ketersediaan
2. Sulit didapatnya nila dengan membuat ikan nila.
anakan ikan yang perjanjian dengan
berkualitas namun pengepul.
harganya murah
3. Adanya ancaman
persaingan dari pihak
budidaya ikan Nila
lain yang lebih besar
Dokumentasi
Mahasiswa dan Pemilik Usaha
Sistem Bioflok
A. Kesimpulan
Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme
mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan
lain-lain.
Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung
nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan buatan.
Proses ini dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia dan oksigen
menjadi ion nitrit dan akhirnya menjadi nitrat dan air, pada reaksi ini terdapat campur
tangan bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit.
Sel bakteri mensekresi lendir metabolit , biopolymer (polisakarida , peptida, dan
lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel serta detritus.
Kesalingtertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flog bakteri.
Membutuhkan probiotik pembentuk floc. Dengan menggunakan bakteri Bacillus sp,
Membutuhkan oksigen yang tinggi didalam kolam kisaran 4 ppm-6 ppm,
membutuhkan penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti
molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
Keuntungan menggunakan bioflok yaitu : pakan lebih efisien, pertumbuhan ikan lebih
seragam dan singkat sehingga masa panen lebih singkat.
B. Saran
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan
penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik
menangkap langsung hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.
Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk
mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28 0C.
DAFTAR PUSTAKA
Pemilik Usaha Atas Nama Bapak R.
Ombong, F., Salindeho, I. (2016). Aplikasi teknologi bioflok (BFT) pada kultur ikan nila, (Orechromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan, 4, 16-25.
Bertani organik. (2017). [panduan lengkap] Cara Budidaya Lele Sistem Bioflok. http://www.bertani
organik .com/2017/08/21/panduan-lengkap-cara-budidaya-lele-sistem-bioflok-hasilnya-10-
kali-lipat-dari-budidaya-biasa/. Diakses : 24 April 2018.
Gema pertanian. (2016). Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. http://www.gemaperta.com
/2016/03/budidaya-ikan-nila-dengan-sistem-bioflok.html. Diakses : 24 April 2018.