Anda di halaman 1dari 3

KULTUR Probiotik untuk pencamuran pada air

MATERI PENYULUHAN PERIKANAN


RAMLI, S.Pi
NIP. 19870902 201001 1 002

Teknologi bioflokulasi merupakan salah satu teknologi yang saat ini sedang dikembangkan
dalam akuakultur yang bertujuan untuk memperbaiki kualilas air dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan nutrisi. Tingginya limbah organik dari sisa pakan buatan (pelet) dan feses hasil
pemeliharaan ikan lele secara intensif akan menyebabkan penumpukan dan pengendapan di dasar
media air pemeliharaan, sehingga diperlukan proses dekomposisi. Jika tidak terdekomposisi media
pemeliharaan akan terurai secara anaerob oleh bakteri anaerob kemudian membentuk gas-gas
toksik seperti asam sulfida, nitrit, dan amonia dan berdampak negatif bagi metabolisme organisme
budi daya hingga kematian.

Untuk mengurangi limbah organik dan limbah yang akan terbuang ke perairan umum,
diperlukan pengelolaan kualitas air agar media pemeliharaan tetap dalam kondisi baik. Salah satu
upayanya adalah pendekatan biologis dengan me- manfaatkan aktivitas probiotik untuk
mempercepat proses dekomposisi limbah organik. Namun mahalnya harga probiotik yang tersedia
di pasaran serta bentuk probiotik masih dalam bentuk dorman atau tidur menjadi pertimbangan
tersendiri bagi pembudidaya ikan untuk memaksimalkan pengunakan probiotik.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat memaksimalkan penggunaan
probiotik dengan cara kultur probiotik atau memperbanyak probiotik agar kebutuhan probiotik
dalam budidaya dapat terpenuhi secara maksimal.
Cara Kultur Probiotik
Langkah pertama adalah dengan menyuapkan bahan dan peralatan berupa
Bahan :
1. Nenas 250 gr
2. Molase 100 ml
3. Ragi 0,5 mg
4. Bakteri starter Bacillus SP 100 gr
5. Susu murni 200 ml
6. Air bersih 10 liter
Alat :
1. Baskom
2. Parutran
3. Panci
4. Saringan
5. Ember
6. Kompor
Langkah berikutnya adalah pembuatan kultur bakteri
1. Rebus air sampai mendidih
2. Masukan parutan nenas
3. Masukan susu murni
4. Setelah sekitar 5 menit masukan molase sambil diaduk
5. Diamkan hingga air rebusan dingin
6. Masukan bakteri starter dan ragi (ragi diberikan setelah rentang waktu 8
jam)
7. Saring rebusan air tersebut lalu masukan dalam ember
8. Seting aerasi pada media kultur bakteri untuk memenuhi kebutuhan oksigen
bakteri
9. Tutup rapat dan diamkan selama 7 hari dan siap di aplikasikan ke kolam
budidaya
10. Untuk pemeliharaan kulturan maka dapat ditambahkan ragi dan molase
secara rutin setiap 7 hari sekali

Disampaikan Pada Pertemuan Kelompok /


Pelaku Utama/Pelaku Usaha Perikanan
Di Kel. Kabonena Kec. Ulujadi
Kota Palu Sulawesi Tengah
Pada Bulan Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai