Anda di halaman 1dari 27

BUDIDAYA IKAN BIOFLOC

BIOFLOC
Kumpulan dari berbagai organisme seperti bakteri, jamur, algae, Protozoa,
cacing ,dll yang tergabung dalam gumpalan.
Bahan organik yang merupakan limbah diaduk dan di-aerasi. Bahan organik
yang tersuspensi akan diuraikan oleh bakteri heterotrof secara aerobic menjadi
senyawa organik.

KONSEP TEKNOLOGI BIOFLOC


Senyawa nitrogen anorganik ( terutama amonia yang bersifat racun) didaur
ulang menjadi protein sel mikroba sehingga bisa dimakan oleh ikan.

PRINSIP DASAR BIOFLOC


Mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa
karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen (N) dengan sedikit available
Posfor (P) menjadi massa sludge berupa Biofloc dengan menggunakan bakteri
pembentuk Floc.
SYARAT KOLAM BIOFLOC

A. Membutuhkan Probiotik yang mendukung


sistem biofloc dengan 8 bakteri pembentuk
Floc
B. Membutuhkan Oksigen ( Dgn laju alir
aerator 1,500 LPH/m3)
C. Bahan baku starter ( Molase/Tepung dll)
(yang sudah dididihkan dan didinginkan)
D. Air kolam dibuat selalu mengaduk
(turbulence)
PROBIOTIK
Berfungsi sebagai bibit bakteri yang akan
mengurai limbah organik sisa pakan/plankton
menjadi protein.

MOLASE/TETES TEBU
Berfungsi sebagai sumber Carbon (N) karena
Biofloc akan terbentuk jika C/N rasio lebih dari
12
JENIS BAKTERI PEMBENTUK FLOC
1. Bakteri Pembentuk Floc :
 Baccilus Subtillis
 Bacteri Licheniformis
 PSB
2. Bakteri Pengurai :
a. Bakteri pengurai bahan organik dan protein
 Baccilus Subtillis
 Licheniformis
 Megatrium
b. Banteri Pengguna Amonia
 Baccilus megatrium
c. Bakteri Photosintesa Sintetik Bakteri
• PSB
d. Bakteri Pengurai Serat
 Baccilus Polymyca
3. Bakteri lain
 Bakteri Nitrifikasi ( Nitrosomonas dan nitrobacter)
PROSES BIOFLOC
MICROBA BIOFLOC
Komposisi Nutrien Microbia Biofloc
PEMBUATAN PROBIOTIK UNTUK AIR KOLAM

Bahan-bahan:
• 2 biji buah pisang atau 200 gr nanas yg sudah matang
• ½ kg gula pasir, molase matang/ tetes tebu
• 2 butir telur ayam
• 500 ml Probiotik Biovisi Multi 2in1
Cara Membuat:
1. Masukkan 1/2 kg gula pasir(dilarutkan dulu)
2. Masukkan 500 ml Biovisi Multi 2in1
3. Blender pisang 2 biji atau 200 gram nenas
4. Blender 2 butir vit B dan C
5. Blender 2 butir telur
6. Masukkan ke dalam ember ber-aerasi
7. Tutup ember dgn rapat dan di-aerasi
8. Setelah 4 hari cairan probiotik aktif siap digunakan
PEMBUATAN FERMENTASE BIOVISI UNTUK
APLIKASI PAKAN

• Masukkan 25 ltr air galon ke dalam ember dengan penutup


• Masukkan 500 ml Biovisi Multi 2in1
• Masukkan 500 ml molase matang/ tetes tebu/ air gula merah
• Masukkan campuran jus pisang/nenas, telor, vit B dan C
• Tutup ember dengan rapat
• Probiotik aktif dapat digunakan setelah 4 hari
PERSIAPAN AIR
 Isi kolam hingga 40 – 50 cm
 Untuk pengolahan air tahap awal pencampuran bahan dilakukan
bertahap selang 24 jam
 Garam 1700 gram/m3
 Tetes 100ml/m3
 Dolomit 100 gram/m3
 Probiotik Biovisi Multi 2in1 aktif 100 ml/m3
 Aduk-aduk air, biarkan air membentuk floc dalam 7-10 hari
 Air yang sudah jadi mempunyai ciri tepi kolam seperti berlumut
dan muncul gumpalan dalam air
 Ciri yang lain, warna air kuning hijau kecoklatan..dominan
coklat
 Jika tidak ada ciri tersebut , harus dilakukan mulai dari awal
dengan air yang sama tetapi dosis garam dikurangi menjadi 500
gr/m3
PEMELIHARAAN FLOC
Tahap suntikan BULAN 1:
 Buang endapan di dasar kolam hingga 10-15% setiap 10
hari sekali, isi air hingga level semula
 Masukkan semua bahan ke dalam kolam, (molase matang,
dolomit, dan probiotik aktif) dicampur bersamaan.
Lakukan 7 hari sekali 4 kali (28 hari).
 Garam diberikan seminggu sekali secara rutin pada hari
tertentu minimal ½-1 gelas. Pemberian garam tidak boleh
bersamaan dengan waktu penyuntikan air, ± di beri jarak 2-
3 hari.
Puasakan ikan saat penambahan bahan-bahan tersebut
Tahap suntikan BULAN 2:
 Suntikan dilakukan 5 hari sekali 4 kali (20 hari). Bulan
berikutnya diakukan 3-4 hari sekali 4 kali sampai panen
Tugas Mingguan

Pemeriksaan floc
Perubahan warna air selama budidaya
PEMANTAUAN FLOC
• Floc dipantau dengan menggunakan gelas transparan.
• Ambil air kolam dengan menggunakan gelas transparan dibeberapa
tempat
• Diamkan agar partikel floc mengendap selama 20 – 30 menit
• Amati floc yang mengendap
• Bila floc sudah 5 % mulai berlakukan puasa pada ikan.
• Bila floc terlalu pekat yang ditandai dengan kondisi ikan maka floc
dapat dikurangi dengan membuang air sebagian dan mengganti
dengan air baru.
• Endapan floc harus sering dikontrol, untuk menentukan apakah
ikan perlu dipuasakan, atau floc harus dibuang sebagian.
• Pemberian dolomite dapat membantu pembentukan floc (mineral
Ca dan Mg)

PEMERIKSAAN AIR HARIAN


Lakukan uji pH, TDS, DO, suhu, warna air, bau NH3, NO2, NO3, TSS
pagi dan sore
PEMERIKSAAN FLOC

Sediakan cadangan floc di kolam lain agar


ketersediaannya terjaga
INOKULASI BAKTERI FOTOSINTETIK

• Bakteri fotosintetik merupakan mikroba yang sering


ditemukan mendominasi kolam biofloc, yang
dicirikan dengan warna merah, merah coklat –
merah keunguan.
• Bakteri ini menggunakan nitrogen anorganik
(amonia, nitrat) sebagai sumber N, serta asam
organik sebagai sumber C.
• Dalam proses fotosintesis bakteri ini tidak
menghasilkan oksigen.
• Bakteri ini dapat diinokulasikan (dipindahkan) dari
kolam yang warna airnya merah ke air kolam yang
belum merah.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM
APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOC

1. Salah dalam memilih jenis probiotik


Untuk membentuk floc, probiotik yang digunakan harus spesifik. Oleh
karena itu bakteri yang digunakan harus dari kelompok bakteri
heterotrof. Dari kelompok bacillus terdiri dari Bacillus subtilis, Bacillus
Lycheniformis, Bacillus Megaterium dan Lactobacillus, dan dari
kelompok fotosintetik yang terdiri dari Rhodobacter dan
Rhodospirilum.

2. Air hitam (Floc hitam)


Warna air kehitaman menunjukkan kondisi lingkungan dalam kolam
kekurangan oksigen. Bila terjadi air dengan kondisi tersebut, lakukan
pembuangan kotoran yang ada di dasar kolam dengan cara membuka
pipa pembuangan, tambahkan kapur dan aerasi yang cukup agar terjadi
oksidasi secara merata dan sempurna.
3. Pengadukan/aerasi tidak merata
Bila pengadukan/aerasi berhenti, biasanya terjadi endapan karena
kekurangan oksigen dan tingginya kandungan karbondioksida,
dapat menyebabkan kematian ikan. dilakukan pengapuran 10-20
gr/m3 untuk mengikat CO2 dalam air dan meningkatkan pH serta
alkalinitas.

4. Air bau
Disebabkan oleh pemberian pakan yang berlebihan, terjadinya
kematian bakteri secara massal, dasar kolam terlalu kotor serta
pH air rendah. Menumpuknya kotoran di dasar kolam
menyebabkan perombakan bahan organik secara berlebihan
sehingga terjadi penumpukan amoniak yang sangat tinggi.
Tindakan yang harus dilakukan yaitu mengganti air sebanyak
30%, menambah aerasi, probiotik aktif dan molase matang (tetes),
diikuti dengan pengapuran pada malam hari. Lakukan
penyifonan dan berikan garam secukupnya (250-500 gram/m3 ).
5. Floc tidak terbentuk
Biasanya disebabkan oleh bahan organik masih belum cukup,
penyusun inti floc kurang, Carbon/Nitrogen ratio tidak sesuai
(terlalu rendah), gangguan cuaca (hujan) dan adanya
pemangsaan yang cukup tinggi oleh hewan protozoa. Mengatasi
hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan aerasi
yang cukup, tingkatkan C/N ratio dengan penambahan molase
matang, menutup kolam saat hujan, serta memberikan garam
dosis 3 kg/m3 .

6. Floc terlalu pekat


Lakukan pengenceran secara over flow, sebaiknya ikan tidak
diberi pelet agar ikan memanfaatkan Floc atau kurangi porsi
pakan hingga 30-40% per hari sampai Floc tersisa 5% saja. Bila
Floc terlalu kental tetapi ikan sudah lemah kondisinya, maka
segera lakukan pergantian air dengan membuang air dasar dan
Floc yang mengendap hingga 30%.
7. Pemberian molase yang berlebih
Pemberian molase dapat menimbulkan masalah bila tidak hati-
hati karena molase dapat merangsang perkembangan bakteri.
Sebagai contoh bakteri Methanobacter, dapat memfermentasi
molase menjadi gas metana yang dapat menyebabkan kematian
ikan.
Sebaiknya sebelum diberikan ke dalam kolam, rebuslah molase
agar bakteri mati. Saat perlakuan, berikan aerasi yang cukup.

8. Nafsu makan turun


Penurunan nafsu makan disebabkan beberapa faktor antara lain
suhu yang rendah, pH terlalu rendah atau terlalu tinggi, kualitas
air tidak memenuhi persyaratan (bahan organik terlalu tinggi).
Segera lakukan penggantian air dan lakukan monitoring kualitas
air secara berkala.
9. SDM
Kompetensi sumberdaya manusia masih belum memadai.
Sehingga perlu dilakukan sosialisasi, pelatihan, transformasi
teknologi, serta pembentukan sikap mental.

10. Kolam Berbusa


Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri berfilamen yang
menempel pada biofloc. Untuk itu ditebar 10 ppm Kalsium
peroksida, ikuti dengan menahan pergantian air selama 5‐6 hari
sambil dilakukan penambahan 20 ppm CaCO3/kaptan per
harinya, jika pada hari ke 6 busa masih ada, tebar 10 ppm
Kalsium Peroksida lagi, pada hari ke 7 air mulai dimasukkan ke
dalam kembali, dan ketinggian air dipulihkan ke ketinggian
semula.
11. Ikan menggerombol di permukaan atau nyembul-nyembul
Disebabkan oleh derajat pH menurun atau perubahan kualitas air
lainnya.
Penanganan dengan :
• Buang air 30-40%,
• Tambahkan air baru,
• Tambahkan dolomit dan probiotik

12. Ketebalan Biofloc Berkurang (normal 10-20 cm secchi disk)


dan warna mengarah ke hijau
Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan
pupuk ZA 1 ppm setiap harinya untuk menekan pertumbuhan
chrollera atau aplikasikan pupuk ZA 5 ppm setiap harinya untuk
menekan pertumbuhan blue green algae. Pada hari ke 7
sirkulasi/pengenceran secara over flow dapat dilakukan kembali.
13. Ketebalan Biofloc Berkurang (normal 10-20 cm secchi disk)
dan warna mengarah ke coklat merah
Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan
CaCO3/Dolomit 20 ppm setiap harinya dan 1‐2 x treatment
dengan Kalsium peroksida. Pada hari ke 7 sirkulasi/pengenceran
secara over flow dapat dilakukan kembali.

14. Warna Hijau Biru (BGA) atau merah (Dinoflagellata) tetap


ada setelah 5-6 hari treatment
Berlakukan pola sistem “minimal exchange water” terhadap
kolam tersebut, hindari pengenceran/sirkulasi. Penambahan air
hanya dilakukan untuk mengganti air yang hilang/susut akibat
penguapan, perembesan dan susut air akibat pembuangan
lumpur rutin harian saja.
MENEJEMEN PAKAN
• Protein dan satiasi pakan disesuaikan dengan SNInya
• Setiap pemberian pakan harus difermentasi dulu dengan
probiotik, agar mengembang, efisiensi daya serap terhadap
protein naik

FERMENTASI PAKAN :

Alat dan Bahan yang diperlukan :

 Vitamin C dan Vitamin B ( bisa diganti dengan kunir bubuk )


 Air kelapa
 Probiotik BioVisi Multi 2in
 Molase matang/tetes tebu
 Ember / Toples
Proses fermentasi pakan
1. Campurkan dan masukkan ke dalam ember/ toples :
 Pelet 1 Kg
 Air kelapa 1 gelas
 Molase matang 2 ttp botol (10ml)
 Kunir ± ½ sdt
 Probiotik Multi 2in1 aktif 100 ml.
Aduk hingga rata. Setelah semua bahan tercampur rata, tutup
dengan rapat ember/toples. Biarkan minimal 6 jam, agar terjadi
proses fermentasi.

2. Dosis pemberian pakan :


• Pakan diberikan 3-5% dari biomas yang ada
• 2X sehari pada waktu = ( ± ) pukul 08.00 dan 20.00
• 3X sehari pada waktu = (± ) pukul 08.00, 17.00, 21.00
• Setiap satu minggu sekali wajib puasa sehari
RUMUS PEMBERIAN PAKAN
 Berat/Ekor X Jumlah Ikan X %Survival Ratio X %
Pakan/Feed Rate = ...............

atau

 Total Biomass X % Survival Ratio X % Pakan/Feed


Rate = ...............
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai