Anda di halaman 1dari 193

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

MATERI KERAGAMAN RUMAH ADAT DAN PAKAIAN ADAT DI


INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
DENGAN MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA KELAS 4 SEMESTER II
MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KEC. TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Oleh :
ANIS MARUROH
NIM. 2304015005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019

i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
MATERI KERAGAMAN RUMAH ADAT DAN PAKAIAN ADAT DI
INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
DENGAN MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA KELAS 4 SEMESTER II
MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KEC. TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Oleh :
ANIS MASRUROH
NIM. 23040150054

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019

iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anis Masruroh


NIM : 23040-15-0054
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
MATERI KERAGAMAN RUMAH ADAT DAN PAKAIAN
ADAT DI INDONESIA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DENGAN MEDIA POHON
PINTAR PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI
TARBIYATUL AULAD JOMBOR KEC. TUNTANG KAB.
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019”
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk Publikasikan oleh e-repository IAIN Salatiga
tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat peryataan saya buat dan jika kemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya saya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua
konsekuensinya.

Salatiga,29 Juli 2019


Yang menyatakan

Anis Masruroh
NIM:23040150054

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‫ج ّرب ؤ ال حظ تكن عا ر فا‬

“ Cobalah dan perhatikan niscaya kau jadi

orang yang tahu”


( Mansur, 2015. Kamus dan kumpulan Percakapan Bahasa Arab.

Kediri: Al-Fatih Press)

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan ibukku tersayang, Slamet Rohmad dan Siti Nur Halimah,

terimaksih membesarkan dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan

iringan doa’nya yang telah berikan kepada saya.

2. Adik-adikku tercinta, Muhammad Dwi Alfiansya dan Muhammad Agus

Syaiful Mujab, yang memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Orang tersayang, Muhammad Khambali, yang selalu memberikan motivasi

dan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

vii
4. Keluarga besarku, yang telah memberikan doa dan dukungannya.

5. Sahabat-sahabatku Nur Awaliyah, Sofiana Lestari, Ani Ayu Pradina, yang

selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik-adikku Milka, Erika, Dani, Wiwin, Ema, yang selalu memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman PPL MITA Jombor, yang telah memberikan semangat dan

motivasinya untuk menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman KKN posko 145 Desa Surojoyo yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman kepada saya.

9. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Darunnajah Magelang.

10. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren An-Nur Tuntang Semarang.

11. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2015 yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat.

12. Kepada keluarga besar dan semua pihak dimanapun berada yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

13. Pembaca yang budiman.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sepada penyusun, sehingga penyusun

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan

syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). adapun judul skripsi ini

adalah “ Peningkatam Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Keragaman Rumah

Adat dan Pakaian Adat di Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Ekpositori dengan

Pohon Pintar Pada Siswa Kelas IV Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.

Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 “

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatanini

penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga

ix
4. Ibu Nur Khasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikirannya guna memberikan bimbingan dan arahan

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

5. Bapak Sutrisna, S.Ag.,M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dan mengorbankan waktunya dalam

membimbing sehingga terwujudnya skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan seluruh sivitas

akademik IAIN Salatiga yang telah banyak membimbing dan membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan

moral dan material.

8. Ibu Nur Hidayati S.Pd.I. selaku kepala MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.

Tuntang Kab Semarang

9. Ibu Suharsini, S.Pd.I, selaku guru kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.

Tuntang, Kab. Semarang besrta guru dan karyawan yang telah memberikan

kesempatan ijin penelitian dan membantu memberikan data untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang, Kab.

Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.

11. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan inspirasi, semangat

dan perjuangan bersama-sama serta saling memberikan dukungan.

x
12. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini

baik secara langsung dan tidak langsung.

Selanjtnya penyusun hanya dapat berdoa “jazakumullahu khoirol jaza’ jazaan

katsiran”.Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masi jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat

berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada

umunya. Aamiin

Salatiga, 29 Juni 2019

Anis Masruroh
NIM. 23040150054

xi
ABSTRAK
Masruroh, Anis. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi
Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat Di Indonesia Melalui Strategi
Pembelejaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar pada Siswa Kelas IV
Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK).Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Sutrisna, S.Ag.,M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Strategi Pembelajaran
Ekspositori.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia
menggunakan stratgi pembelajaran ekspositori dengan media pohon pintar pada siswa
kelas IV semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 18 siswa yaitu 10 siswa laki-laki dan 8
siswa perempuan.
Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua
siklus.Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada siswa kelas
IV semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori
dengan media pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS
materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada siswa kelas IV
semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019. Dapat dibuktikan dari data yang per siklusnya, hasil pra
siklusnya hanya 4 siswa (22,22%) yang tuntas KKM, sedangkan 14 siswa (77,77%)
belum tuntas KKM. Selanjutnya pada siklus I 11 siswa (61,11%) yang tuntas KKM,
sedangkan 7 siswa (38,88%) belum tuntas KKM dengan nilai rata-rata 74,44%.
Diperoleh peningkatan hasil belajar pra siklus ke siklus I 38,89%. Pada siklus II 16
siswa (88,88%) ≥ 85% yang tuntas KKM, sedangkan 2 siswa (11,11%) belum tuntas
KKM dengan nilai rata-rata 85%. Diperoleh peningkatan hasil belajar siklus I ke
siklus II 27,775. .

xii
DAFTAR ISI

SAMPUL i

LEMBAR LOGO ii

HALAMAN JUDUL iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

LEMBAR PENGESAHAN v

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR ix

ABSTRAK xii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xix

DAFTAR GAMBAR xx

DAFTAR GRAFIK xxi

DAFTAR LAMPIRAN xxii

BAB I PENDAHULUAN 1

xiii
A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 12

C. Tujuan Penelitian 12

D. Manfaat Penelitian 12

1. Manfaat Teoritis 13

2. Manfaat Praktis 13

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 15

F. Definisi Operasional 16

G. Metode Penelitian 19

1. Rancangan Penelitian 19

2. Lokasi dan waktu Penelitian 21

3. Subjek Penelitian 21

4. Langkah-langkah Penelitian 22

5. Teknik Pengumpulan Data 24

6. Instrmen Pengumpulan Data 26

7. Analisis Data 26

H. SISTEMATIKA PENULISAN 28

BAB II LANDASAN TEORI 29

A. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Keragaman

Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia 29

1. Belajar 29

xiv
a. Pengertian Belajar 29

2. Hasil Belajar 30

a. Pengertian Hasil Belajar 30

b. Macam-macam Hasil Belajar 31

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Hasil Belajar 35

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 38

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 38

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 40

c. Ruang Lingkup Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) 43

4. SK dan KD Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Semester II 46

5. Materi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 48

a. Keragaman Rumah Adat di Indonesia 48

b. Macam-macam Rumah Adat di Indonesia 49

c. Keragaman Pakaian Adat di Indonesia 53

d. Macam-macam Pakaian Adat di Indonesia 54

B. Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar 59

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori 59

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori 59

xv
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori 60

c. Prinsip Penggunaan Strategi

Pembelajaran Ekspositori 61

d. Langkah-langkah Pelaksanaan

Pembelajaran Ekspositori 63

e. Kelebihan dan Kelemahaman Penggunaan

Strategi Pembelajaran Eksositori 66

2. Media Pembelajaran Pohon Pintar 68

a. Pengertian Media Pembelajaran 68

b. Pengertian Media Pohon Pintar 69

c. Langkah-langkah Pembuatan

Media Poho Pintar 69

d. Kelebihan dan Kelemahan Media Pohon Pintar 70

C. Kajian Pustaka 71

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 73

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 73

1. Profil Sekolah 73

2. Visi dan Misi Sekolah 73

3. Tujuan Sekolah 74

4. Personalia Sekolah 75

5. Personalia Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor 76

xvi
6. Prestasi yang pernah diraih 77

B. Deskripsi Kondisi 79

1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial 79

2. Data Siswa (Subjek Penelitian) 81

3. Pelaksanaan Penelitian 82

C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus 83

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 83

1. Perencanaan Tindakan 83

2. Pelaksanaan Tindakan 84

3. Pengamatan atau Observasi 86

4. Refleksi 86

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 88

1. Perencanaan Tindakan 88

2. Pelaksanaan Tindakan 89

3. Pengamatan atau Observasi 91

4. Refleksi 91

BAB IV HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN 94

A. Deskripsi Hasil Penelitian 94

1. Deskripsi Pra Siklus 94

xvii
2. Deskripsi Siklus I 97

3. Deskripsi Siklus II 101

B. Pembahasan 105

1. Rekapitulasi Ketuntasan Per Siklus 105

2. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 101

BAB V PENUTUP 114

A. Kesimpulan 114

B. Saran 115

DAFTAR PUSTAKA 117

LAMPIRAN – LAMPIRAN 119

xviii
DAFTRA TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV 38

Tabel 2.2 Macm-macam Rumah Adat 41

Tabel 2.3 Macam-macam Pakaian Adat 45

Tabel 3.1 Personalia Guru MI Tarbiyatul Aulad Jombor 62

Tabel 3.2 Personalia Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor 63

Tabel 3.3 Prestasi yang Diraih Siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor 64

Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) 66

Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor 68

Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus 79

Tabel 4.2 Data Nilai Siswa Siklus I 82

Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Siklus II 85

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Setiap Siklus 91

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas 20

Gambar 2.1 Gambar Rumah Adat Suku Minggarai 43

Gambar 2.2 Gambar Pakaian Adat Minangkabau 47

xx
DAFTAR DIAGRAM

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra Siklus 88

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus I 89

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus II 90

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II 92

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

Lampiran 4 lembar Jawab Siklus I

Lampiran 5 Lembar Jawab Siklus II

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 11 Surat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 13 Daftar Nilai SKK

Lampiran 14 Dokumentasi

Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup

xxii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto,

2003:2). Belajar merupakan hal yang penting dalam hidup manusia sejak

mulai kecil, dewasa hingga tua aktifitas belajar sering dilakukan. Belajara

akan terjadi setiap saat dalam diri seorang, dimanapun dan kapanpun proses

belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi dibangku sekolah, tidak hanya

terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seorang

belajar membaca, menulis dan menghitung. Belajar bisa terjadi dalam semua

aspek kehidupan, dan belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum

lahir (prenatal) dan terus akan berlanjut hingga ajal tiba.

Dalam setiap proses pembelajaran di sekolah sudah pasti siswa

mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, begitu juga guru yang

mengingkan peserta didiknya mendapat nilai yang baik pula. Hasil belajar

yang baik dapat membantu isiwa dalam mencapai tujuan belajar (Hamalik,

2002). Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik

pula, jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil

belajar yang baik (Nasution, 2006:36). Hasil belajar dan terbentuknya pribadi

1
yang baik merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran,

biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka

(Mulyasa, 2007).Hasil belajar juga dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir

maupun keterampilan motorik (Sukmadinata, 2005).

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan guru dan murid yang

harus mempunyai pola tertentu, sehingga tejadi proses belajar mengajar dan

dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran (Usman, 1990:21). Guru dan siswa

adalah unsur dari kegiatan belajar mengajar dikelas, maka dari itu kedua unsur

tersebut harus saling menjaga interaksi satu sama lain agar terjadi kegiatan

belajar mengajar yang harmonis. Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari

masalah yang sering dihadapi seperti ketidakkeberhasilan siswa mencapai

nilai ketuntasan karena kebayakan guru masih banyak mengunakan metode

yang monoton sehingga siswa akan merasa bosan ketika proses pembelajaran

berlangsung seperti ceramah, Tanya jawab, latihan dan pemberian tugas.

Guru belum menggunakan metode dan media yang inovatif yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dalam

humaniora yang membentuk suatu batang tubuh keilmuan ( body of

knowledge ) Kusnadi, 2008: 2). Istilah IPS dalam penyelenggaraan pendidikan

2
di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidi kan IPS merupakan

pandanan dari sosial studies dalam konteks serikat.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkugannya, serta berbagai bekal bagi

siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS tampaknya

dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatan tercapainya

tujuan tersebut. (Entin, 2008: 14)

Peran guru dalam pembelajaran IPS adalah Motivator dan fasilitator,

dimana guru melaksanakan pembelajaran IPS ini harus mampu membimbing

dan mengarahkan siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia

disekitarnya. Guru sebagai pemberi bekal pengetahuan tentang manusia dan

seluk beluk kehidupannya hendak mengarahkan siswa untuk trampil

memecahkan masalah sosial disekitarnya.

Berdasarkan rambu-rambu yang ada maka dalam pelaksanaanya

haruslah diciptakan kondisi pembelajaran IPS secara kondusif, aktif, kreatif,

dan efesien dengan memaksimalkan berbagai sarana dan prasarana yang ada.

Serta diperlukan proses pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan yang

mendorong siswa belajar secara serius dan melibatkan siswa aktif dalam

3
memahami konsep-konsep IPS dan mengembangkan kemampuan berpikir

kritis dalam memecahkan suatu masalah.

Siswa memerlukan pembelajaran IPS untuk berinteraksi anatra

manusia satu dengan manusia lainnya.Dalam pembelajaran IPS kita juga

mampu memecahkan suatu masalah sosial yang ada dalam

masyarakat.Masalah sosial yang sering terjadi dalam setiap masyarakat.

Dalam judul penelitian ini peneliti mengambil salah satu materi

tentang keanekaragaman sosial dan budaya.Perubahan kebudayaan dirasakan

oleh hampir semua manusia dalam masyarakat.Perubahan budaya dalam

masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang

tidak terbatas.Perubahan itu dapat terjadi diberbagai aspek kehidupan, seperti

peralatan dan perlengkapan kehidupan, mata pencarian, sistem

kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau

keyakinan.

Perubahan sosial merupakan merupakan bagian dari perubahan

budaya.Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi

kesenian, ilmu pengetahuan teknologi, filsafat dan lainnya.Ruang lingkup

perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.Namun

demikian dalam prateknya di lapangan kedua jenis perubahan tersebut sangat

sulit dipisahkan.

4
Dalam memasuki era globalisasi bansa Indonesia menghadapi

tantangan yang berat dalam pengembangan bidang kebudayaan, yang antara

lain ditandai dengan terjadinya perubahan dalam tata nilai budayasebagai

akibat pertemuan antar budaya dalam proses globalisasi yang sedang melanda

di dunia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya dikenal karena memiliki budaya

tinggi, luhur, ramah, santun, beradab, dan berloteransi tinggi antar sesama

berubah menjadi bangsa yang mudah tersingung dan emosianal.untuk itu kita

sebagai warga Indonesia harus Bhineka Tunggal Ika walaupun berbeda tetap

bersatu.

Sebagimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13

‫يَآ ٓ ُّيه َا ا لنَّ ُاس ِاّنَّ َخلَ ْقنَ ُ ْك ِ ّم ْن َذ َك ٍر َّو ُا ن َْث َو َج َعلْنَ ُ ْك ُش ُع ْو ًب َّوقَ َبآ ٓ ئِ َل ِلتَ َعا َرفُ ْوا ِع ْندَ ا ِلل َاتْ َق ُ ْك‬

َ ‫ِا َّن‬
‫للا عَ ِل ْ مي َخب ْ مِي‬

Artinya : “ Wahai manusia ! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu

dari seorang laiki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.Sungguh,

yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling

bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Dengan memahami ayat di atas sudah dijelaskan bahwa Allah yang

menegaskan persamaan kedudukan manusia.Yang menjadi pembeda bukanlah

5
tingkat kekayaan, suku bangsa, melainkan tingkat ketakwaan yang

mewujudkan dari baiknya hunungan manusia itu kepada Tuhan dan kepada

sesamannya. Dan Allah telah menciptakan manusia yang akan dijadikan

untuk berbagai bangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal dan

saling menghargai. Berdasarkan teori sosial, menilai seseorang berdasarkan

stratifikasi sosial atau tingkatan status dalam masyarakat.islam juga justru

tidak pernah membedakan ataupun mengelompokkan seseorang berdasarkan

status maupun kedudukannya.

Dalam rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam

pemelajaran IPS merupakan indikasi tujuan yang ditentukan dalam kurikulum

belum tercapai secara optimal.Penerapan media dalam materi

keanekaragaman sosial budaya yang terkadang sulit dipahami oleh siswa

Madrasah Ibtidaiyah.Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dank rasa

manusia dalam memenuhi kebutuhannya.Kebudayaan yang dibagi ada dua

macam yaitu kebudayaan jasmani dan kebudayaan yang daoat dirasakan,

diraba, dan dilihat secara nyata. Media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalur pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan

audien ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada

dirinya. Pengguan media secara kreatif akan memungkinkan audeian ( siswa )

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka suesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk

6
meningkatkan hasil belajar siswa harus terus dilakukan.Upaya tersebut

diperlukan motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa

percaya diri yang tinggi. Upaya dalam menmbuhkan semangat pada siswa

khususnya dalam pelajaran IPS dengan memilih strategi pembelajaran dan

media yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Penerapan

strategi pembelajaran dan pengunaan media yang bervariasi dapat mengurangi

kejenuhan pada diri siswa dalam menerima pelajaran.

Dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk

mengatahui kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan yang

dihadapi oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran harus

dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

serta kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru dapat berperan sebagai

kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang

efektif, efesien, dan menyenangkan bagi aktifitas belajar pesertadidik.

Menurut Wragg dalam Susanto (2013:188), pembelajaran yang efektif

adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu

yang bermanfaat.Seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup

serasi dengan sesama atau hasil belajar yang diinginkan.Proses pembelajaran

yang dilakukan secara sederhana hendaknya juga perlu dikembangkan,

dimodifikasi, dikombinasikan dengan model pembelajaran yang lain., atau

7
cari alternative pembelajaran lainnya yang relavan untuk membantu

pencapaian tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV MI Tarbiyatul

Aulad jombor bahwa hasil pembelajaran IPS masih rendah dibandingkan mata

pelajaran lainnya.Selain hasil belajar yang rendah guru juga masih kurang

dalam penerapan media yang ada dalam pembelajaran IPS.Rendahnya hasil

belajar ditandai dengan banyaknya siswa yang belum mencapai KKM.

Diketahui dari 18 siswa kelas IV hanya 12 orang (67%) yang mampu

mencapai KKM. Sedangkan sisanya 6 orang (33%) nilainya yang masih da

bawah dari KKM yang ditentukan.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru pengampu

pelajaraan IPS bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Tarbiyatul

Aulad Jombor diantaranya, sebagian siswa kurangnya bersungguh-sungguh

dalam menerima materi pelajaran IPS khususnya keanekaragaman sosial

budaya dan peneran media yang masih sulit. Dalam pembelajaran IPS ini guru

juga masih sulit dalam penerapan media pembelajaran yang digunakan

sehingga kurangnya semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

berlangsung. Selain itu, dengan penerapan dan pengunaan media yang masih

rendah siswa juga masih banyak yang terllihat aktivitas mengobrol, bercanda

bahkan bermain dengan temannya.Ada juga yang telihat melamun dan bosan,

bahkan ada juga yang asyik bermain sendiri. Dan ketika proses pembelajaran

8
dengan mengunakan metode ceramah saja siswa akan merasa bosan dan susah

untuk memahami materi tersebut. Dan ketika siswa dikasih soal latihan,

kebanyakan siswa masih bingung dalam menjawab soal tersebut. Diduga

karena mereka belum memahami materi yang disampaikan.Beberapa siswa

hanya menengok kanan kiri dari pekerjaan siswa sehingga suasana kelaspun

menjadi ramai dan masih ada yang asyik bermain sendiri.Hanya beberapa

siswa saja yang fokus dengan dengan menyelesai soal tersebut dengan cepat

dan benar.Dari situasi dan kondisi yang demikian, peneliti merasakan bahwa

strategi pembelajaran yang digunakan kurang efektif dan kurangnya media

pembelajaran.Kegiatan pembelajaran IPS kelas IV MI Tarbiyatul Aulad

Jombor masih berpusat pada guru.Siswa masih bersikap pasif, karena guru

masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran dengan ceramah

dibandingkan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif.

Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa di atas,

peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurangnya efektifnya

strategi pembelajaran dan penerapan media yang digunakan oleh guru. Akibat

siswa meras kesulitan dan bosan dalam mengikuti pelajaran IPS sehingga

timbulnya rasa jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu

peneliti akan menawarkan sebuah solusi dengan mengunakan strategi

pembelajaran ekspositori.

9
Strategi pembelajaran ekspositori strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal (Sanjaya, 2007: 177). Roy Killen (dalam

Sanjaya,2007) menamakan stratei pembelajaran ekspositori ini dengan istilah

strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Karena dalam strategi ini

materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.Siswa tidak dituntun untuk

menemukan materi itu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran ekspositori

lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah

strategi “ Chalk and Talk”.

Dalam pembelajaran IPS malalui strategi pembelajaran ekspositori

akan lebih focus pada siswa, karena strategi pembelajaran ekspositori ini

menekankan pada proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan

secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah menyimak untuk

menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru. Guru sebagai

pembelajar diharapkan akan lebih memahami aktifitas belajar siswa, baik dari

konsep, pemanfaatan dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya

untuk diaplikasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk dan metode

strategi belajar yang inovatif. Untuk menumbuhkan aktifitas belajar siswa,

maka strategi ekspositori memiliki kemungkinan dan dikembangkan

disekolah.Pengembangan aktifitas belajar siswa malalui strategi pembelajaran

10
ekspositori itu bisa dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah yang

dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS menjadi lebih

menarik perhatian dan minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi

perubahan sikap dan perilaku.

Disamping itu guru atau pendidik masih banyak yang belum

mengembangkan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat serta

penggunaan perangkat atau media pembelajaran yang memadai.Sering kita

jumpai para guru dalam melakukan pengajaran hanya mengenal salah satu

strategi dan terapan metode yang tertentu saja, yaitu hanya sekedar

menyampaikan atau menginformasikan materi pelajaran yang ada dibuku

pegangan saja.Metode penyempaiannya masih sering mengunakan secara

konveksional yang dianggap paling mudah yaitu dengan mengunakan metode

ceramah atau ditambahi sedikit variasi uraian dari guru itu sendiri. Salain itu,

belom optimalnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan kondisi

demikian, bahwa pembelajaran IPS manjadi kurang menarik bahkan dianggap

membosankan dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang kurang

tepat. Hal ini mengekibatkan siswa sering kali tidak fokus pada proses

pembelajaran IPS dan nilai yang dihasilkan juga kurang memuaskan.

Setelah mengetahui permasalahan pembelajaran IPS di kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Aulad Jombor dan strategi pembelajaran

ekspositori dan pengunaan media sehingga peneliti tertarik untuk membahas

11
hal tersebut dengan judul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI KERAGAMAN RUMAH ADAT DAN PAKAIAN ADAT DI

INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

EKSPOSITORI DENGAN MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA

KELAS 4 SEMESTER II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KEC.

TUNTANG KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dalam

penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah penerapan strategi pembelajaran Ekspositori dengan media pohon

pintardapat meningkatkan hasil belajar IPS materi keanekaragaman sosial

budaya pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Aulad Jombor

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

tindakan kelas adalah untuk mengetahui apakah penggunaan strategi

pembelajaran Ekspositori dan media pohon pintar dapat meningkatkan hasil

belajar IPS materi keragaman rumah adat dan pakain adat di Indonesia pada

siswa kelas IV semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian

12
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian baik secara Teoritis mauoun

Paktis diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan teori-teori baru tentang strategi pembelajaran.

b. Sebagai konstribusi pemikiran sekaligu menambah wawasan bagi

kajian pendidikan dalam pemahaman tentang meningkatkan hasil

belajar siswa.

c. Hasil penelitian ini secara teoritis berguna bagi pengembang wacana

ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan hasil

belajar peserta didik khusunya mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial.

d. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian Tindakan Kelas di MI Tarbiyatul Aulad Jombor

memberikan manfaat diantaranya :

a. Bagi siswa

1. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

IPS.

2. Meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadapa mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Dapat meningkatkan kreativitas siswa sehingga dapat menjadi

pribadi yang mandiri dan kreativitas siswa dalam proses

pembelajaran IPS.

13
4. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

5. Tercapainya nilai maksimal siswa.

b. Bagi guru

1. Dapat meningkatkan kreativitas guru dan mencari cara

pembelajaran yang tepat.

2. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

3. Meningkatkan motivasi guru untk selalu berusaha menemukan dan

menggali strategi dan penggunaan media pembelajaran yang lebih

efektif dan efisien.

c. Bagi lembaga

1. Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

2. Menciptakan kondisi dan suasana pembelejaran yang efektif dan

menyenangkan.

3. Dapat meningkatkan kinerja sekolah dengan meningkatkan kinerja

guru dan siswa.

4. Menciptakan siswa yang berkualitas.

d. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pemahaman dan menambah ilmu

pengetahuan tentang strategi pembelajaran ekspositori dan media

pohon pintar serta mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dengan

diterakannya strategi pembelajaran ekspositori dan pengguanaan

media pohon pntar dalam pembelajaran IPS.

14
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis

tindakan yaitu: “Penerapan strategi pembelajaran ekspositori dengan

media pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada

siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.

2. Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Secara Individual

Adanya peningkatan hasil belajar IPS materi keragaman rumah adat

dan pakaian adat pada siswa kelas IV dinyatakan tuntas apabila

memenuhu standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

b. Secara Klasikal

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran IPS materi

keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia dapat mencapai

KKM dengan presentase ≥ 85% yang tuntas belajarnya di kelas

(Trianto 2010:241).

15
F. Definisi Opersional

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari

kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka terlebih

dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam

rangkaian judul diatas.

1. Peningkatan Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sabagai

dari hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).Hasil belajar merupakan

tingkat keberhasilan siswa sebagai hasil peribahan dalam mempelajari

materi yang telah diajarkan.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu bidang kajian ilmu

pengetahuan yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan hasil dari

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu

sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-

keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi serta

disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Rasimin, 2012:56).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri

sasuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta

berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan.Berdasarkan

16
penegrtian dan tujuan dari pendidikan IPS Tmapaknya dibutuhkan suatu

pola pembelajaran yang mampu menjembatan tercapainya tujuan tersebut

(Etin, 2008:14).

3. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari

seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998)

menanamkan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran

langsung (direct instruction).Karena dalam strategi ini materi pelajaran

disampaikan langsung oleh guru.Siswa tidak dituntut untuk menemukan

materi itu.Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu,

strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering

juga dinamakan istilah strategi “ chalk and talk “

Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, di

antaranya sebagai berikut :

a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal. Artinya, bertutur secara lisan merupakan alat

utama dalam melakukan strategi ini. Oleh karena itu sering orang

mengidentikannya dengan ceramah.

17
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran

yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang

harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran

itu sendiri.

Salah satu keunggulan dari strategi pembelajaran ekspositori ini adalah

siswa mampu untuk menganalisis, mensitesis sesuatu, atau mengevaluasi

sesuatu.Jadi yang dimaksud dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Ips Materi Keragaman Sosial Budaya Tema 7

Indahnya Negeriku Sub Tema 2 Keindahan Alam Negeriku Melalui

Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Media Pohon Pintar Pada Kelas 4

Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor yaitu cara yang dilakukan untuk

memperbaiki dan merubah hasil belajar IPS materi keragaman sosial

budaya mengunakan strategi pembelajaran ekspositori.

4. Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”.Association For Education and Communication Technology

(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang digunakan untuk

suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assiciation

(NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan

18
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi

efektifitas program instructional.

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan mkemampuan audien (siswa) sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Media gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua

dimensi.Media gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu untuk menjelaskan dengan lebh konkrit dan

realistis.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Tindakan yang direncanakan penelitian berupa penerapan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dan Media Pohon Pintardengan tujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Penelitian tindakan merupakan dari kata bahasa inggris yaitu Action

Research yang berarti penelitian dengan tindakan yang dilakukan di

kelas.Penelitian tindakan ini mulai muncul pada tahun 1940, sebagai salah

satu model penelitian yang muncul di tempat kerja, tempat dimana peneliti

melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti di ruang kelas (guru), di sekolah

19
(kepala sekolah), di desa tempat masyarakat beraktivitas, menjadi tempat

[enelitian bagi para petugas penyeluruh masyarakat.

Penelitian tindakan adalah interview skala kecil dalam memfungsikan

dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap efek dari intervensi tersebut

(Hasley, 1972).Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta

pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk

meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya, yang

melibatkan kolaborasi dan kerja para peneliti, praktis dan orang awam

(Bruns, 1994). Menurut Arukunto, Penelitian Tindakan Kelas yaitu

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mencobakan suatu gagasan

perbaikan dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari

upaya itu (Suyadi, 2011:17).

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

pertimbangan adanya suatu permasalahan yang terjadi di kelas IV MI

Tarbiyatul Aulad Jombor yaitu rendahnya hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini diketahui oleh

peneliti dari hasil diskusi dengan guru kelas IV MI Tarbiyatul Aulad

Jombor bahwa penyebabnya kurangnya efektifitas proses pembelajaran

20
dan pengunaan media pembelajaran. Tujuan dari pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk mengadakan perbaikan atau

peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas (Sarwiji Suwandi,

2012:16).

Menurut (Arikunto, 2008:106) bahwa tujuan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan

professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar.

Jadi dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan

peneliti mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pelaksanan

proses pembelajaran berlangsung guna untuk meningkatkan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semaranf Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d

selesai.Lokasi Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.Siswa kelas IV ini

berjumlah 18 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian

ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai selesai. Penelitian ini

21
dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus I di lanjutkan siklus II yang

disesuai dengan situasi pembelajaran yang alamiah, artinya tidak

mengubah jadwal pelajaran.

4. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam PTK yang dipaparkan oleh Arikunto, dkk

(2014:16) yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Langkah-langkah yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan penelitian yang akan

dilaksanakan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada langkah perencanaan sebagai

berikut :

1. Menyiapkan materi

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori.

4. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui

ketrampilan guru dakam proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

22
5. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran ekspositori

6. Mempersiapkan soal LKS,

b. Pelaksanaan ( acting )

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :

1. Peneliti memberikan materi pembelajaran dengan materi

keanekaragaman sosial budaya melalui strategi pembelajaran

ekspositori dan media pohon pintar.

2. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran terkait dengan materi

dengan mengunakan strategi pembelajaran ekspositori dan media

pohon pintar.

3. Peneliti menyimpulkan proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

c. Pengamatan (observing)

Pada tahap ini peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran

yang dilakukan dengan mengunakan strategi pembelajaran ekspositori

dan media pohon pintar pada materi keanekaragaman sosial budaya

dengan cacatan sedikit demi sedikit proses pembelajaran yang terjadi

untuk selanjutnya dijadikan pendoman perbaikan untuk siklus

berikutnya.

d. Refleksi (reflecting)

23
Dalam tahap ini peneliti mengevaluasi diri untuk menemukan hal-hal

yang dirasakan sudah sesuai rencangan dengan mencari hal-hal yang

masih perlu diperbaiki untuk tindakan perbaikan selanjutnya.

Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1

Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2007: 16)

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah observasi, tes dan dokumentasi.

24
a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai

pencatatan-pencatatan terhadap keadanaan atau perilaku objek

sasaran (Fathoni, 2011:104). Dalam pengamatan penelitian ini,

peneliti mengamati dan mencatat kegiatan siswa dan guru saat

proses pembelajaran untuk selanjutnya data tersebut digunakan

untuk evaluasi.

b. Tes

Tes merupakan serangkaian pertayaan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan

inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok.Dalam hal ini tes digunakan sebagai alat ukur

untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran yang telah

dilakukan melalui soal-soal yang telah dibuat sesuai dengan

materi pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh

data secara langsung dari tempat penelitian, laporan kegiatan,

foto-foto, keadaan guru dan keadaan siswa.Dalam hal ini

penelito melakukan pengambilan data berupa dokumentasi

dengan datang langsung untuk memperoleh dokumen yang

25
berupa foto-foto siswa, data profil sekolah, data jumlah siswa,

kegiatan yang telah berlangsung dan lain-lain sebagai laporan

kegiatan.

6. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam instrument penelitian ini berisi alat yang digunakan untuk

mengambil data penelitian. Yang meliputi :

a. Lembar Observasi

Berupa lembar data yang digunakan untuk mencatat kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Rencena Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah

satu alat yang digunakan dalam penelitian yang berupa

rencana-rencana dalam proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

c. Soal Tes

Soal tes yang digunakan untuk mengukur prestasi nilai siswa

dan mengukur sejauh mana kemampuan siswa mendalami

materi yang telah dipelajari.

7. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan

selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan

26
lengkap untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian

dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang

telah diuji.

a. Penilaian Rata-rata

Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar

siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

M=

Keterangan :

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

b. Prosentase

Menghitung prosentase digunakan untuk mengetahui

pencapaian KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah :

×100%

Keterangan :

P = Nilai dalam persen

F = Frekuensi siswa yang tuntas belajar

27
N = Jumlah keseluruhan (Aqib, 2006:40-41)

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian

penyajian penelitian ini, maka penulis akan memaparkan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Tindakan,

Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II

Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu pengertian

Belajar, Hasil Belajar, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), Materi

Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia, Strategi

Pembelajaran Ekspositori, dan media pohon pintar. Bab III ada Pelaksanaan

Penelitian meliputi: Gambaran Umum MI Tarbiyatul Aulad Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Penyajian Data. Bab IVHasil

Penelitian dan Pembahasan meliputi: Deskripsi Hasil, Pembahasan. Bab V

penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran. Dan bagian akhir adalah Daftar

Pustaka dan Lampiran.

28
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Keragaman

Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan

jenjang pendidikan, hal ini adalah keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan sangat tergantung kepada keberhasilan proses belajar siswa

di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Menurut ( M. Thobroni,

2016:15) mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas manusia yang

sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia

tersebut masih hidup. Belajar merupakan proses yang internal ( a

purely internal event ) yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Manusia

tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar

oleh manusia lainnya.

29
Belajar adalah proses yang melibatkan dua unsur utama, yaitu jiwa

dan raga. Keduanya, berproses untuk menghasilkan perubahan yang

diinginkan., baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotorik Djamarah dalam (Asmani, 2014:49).

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Suprijono ( 2009: 5) adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pemgertian, sikap-sikap, apresiasi,

dan keterampilan. Menurut ( Suprijono,2009:7 ) hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek

potensi kemanusian saja. Menurut ( Ahmad Susanto, 2013:5 )

Mengatakan bahsa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afekfit,

dan psikomotorik sebaga hasil dari kegiatan belajar. Menurut

( Nawawi, 2007:39 ) Mengatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam memperlajari materi pelajaran di sekolahan

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil belajar tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang

dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu

30
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.

Keberhasilan dalam pembelajaran biasanya diukur dari siswa

dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari, samakin

banyak siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dari penguasan

materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut.

Untuk mengetahui hasil belajar apakah hasil belajar yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

evaluasi.

Dari definisi diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari pengalaman-

pengalaman proses belajar yang akan mengalami perubahan pada

semua aspek potensi yang menjadikan siswa untuk menjadi yang lebih

baik dari sebelumnya.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

31
a. Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu. Seseorang yang telah memahami

sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu

menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.

Pemahaman bukan hanya sekedar mengetahui, yang biasanya

hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi

apa yang pernah dipelajari.

Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-

masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti,

menjelaskan, menginterpretasikan, eksptrapolasi, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2005:2-3) konsep merupakan

sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan,

atau suatu pengertian.Jadi, konsep ini merupakan suatu yang telah

melekat dalam hati seseorang yang tergambar dalam pikiran,

gagasan atau suatu pengertian.Orang yang telah memiliki konsep,

berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas

tentang suatu konsep atau cerita mental tentang sesuatu.Sesuatu

tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.

32
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman

konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.Sehubungan

dengan evaluasi produk ini, W.S Winkel (2007:540) menyatakan

bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa

jauh suatu tujuan intruksional telah tercapai; semua tujuan itu

merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.

Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan intruksional

(pembelajaran) yang telah rancang guru sebelum melaksanakan

proses belajar mengajar.

Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan

berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.Dalam

pembelajaran di SD/MI umunya tes diselenggarakan dalam

berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester,

maupun ulangan umum.

b. Keterampilan Proses

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai

dengan penekaan bidang studi yang bersangkutan.

33
Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang

dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau

teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,

atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan

(falsifikasi).

Selanjtnya ada enam aspek keterampilan proses, yang

meliputi : observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasi,

memberi penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan,

dan melakukan eksperimen.

c. Sikap

Sikap merupakan kecendurungan untuk melakukan sesuatu

dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan

seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih

diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.Dalam pemahaman

konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain

kognitif.

34
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secra kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan.Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang

berasal dari diri siswa sendri maupun pengaruh dari

lingkungannya.Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.Pertama, siswa

dalam arti kemmapuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,

minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani.Kedua,

lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas

guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan,

keluarga dan lingkungan.

Menurut Wasliman (2007:158) hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci,

uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

35
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat.keadaan keluarga berpengaruh tehadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap

anaknya, serta kebiasaan sehari-hari perilaku yang kurang baik dari

orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil

belajar peserta didik.

Selanjutnya dikemukakan oleh Wasliman (2007:159) bahwa sekolah

merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar

siswa.Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran

disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Kualitas pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru,

sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50), bahwa guru

adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran.Berdasarkan pendapat ini bahwa salah satu faktor

eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

36
guru. Terdapat sejumlah aspek yang mempengaruhi kualitas proses

pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu :

a. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.

Yang termasuk kedalam aspek ini di antaranya tempat asal

kelahiran guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat

istiadat.

b. Teacher training experience, meliputi pengalamn-pengalaman

yang berhubungan dengan aktifivas dan latar belakang pendidikan

guru, misalnya pengalaman latihan professional, tingkat

pendidikan, dan pengalaman jabatan.

c. Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan sifat yang dimiliki oleh guru, misalnya sikap guru terhadap

profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan inteligensi

guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam

pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan

dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun

kemampuan dalam penguasaan materi.

Dengan demikian, semakin jelasnya bahwa hasil belajar siswa

merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor

yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang

37
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.Dan peneliti juga menyimpulkan

bahwa faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa.Pengaruhnya hasil belajar dapat berupa positif dan negative

tergantung pada diri masing-masing.

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat dengan IPS adalag

ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah

dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam

kepada siswa khususnya di tingkat dasar dan menengah.Ilmu

humaniora merupakan dua kajian disiplin ilmu yang berbeda.Luasnya

kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk

baik hubungan sosial ekonomi, psikologi, budaya, sejarah maupun

politik semua dipelajari dalam ilmu sosial ini. Segala sesuatu yang

berhubungan dengan aspek sosial yang meliputi proses, faktor,

perkembangan, permasalahan, semuanya dipelajari di ilmu sosial.

Aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, faktor dan

permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.Aspek budaya

dengan segala perkembangan dan permasalahan dipelajari dalam

antropologi.Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan

38
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.Begitu juga aspek

geografi yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan

dimasyarakat dipelajari dari ilmu geografi (Susanto, 2013:137).

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang

mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya

mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora

(Rasimin, 2012:42).Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari

berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dalam humaniora yang membentuk

suatu batang tubuh keilmuan (body of knowledge) (Kusnadi,

2008:2).Istilah IPS dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

masih relative baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan

dari sosial studies dalam konteks serikat.

Ilmu Pengetahuan sosial merupakan suatu bidang kajian ilmu

pengetahuan yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan hasil dari

penyerdehanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin ilmu-

ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosial, antropologi, dan

ekonomi serta disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama

(Rasimin, 2012:56).

Pendidikan IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar

dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga

39
negara sendiri. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu

pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan

keterampilan berfikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar

siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan

sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di

masyarakat.

Jadi, hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk

mengembangkan konsep pemikiran ynag berdasarkan realita kondisi

sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan

pendidikan diharapkan dapat melahirkan warga Negara yang baik dan

bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Karena

pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan, serta

kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan

yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan yang diberikan dari sekolah dasar hingga menengah.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik

memberikan bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan

40
diri sesuai dari bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya.Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS

tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu

menjembatan tercapainya tujuan tersebut (Etin, 2008:14). Dalam

struktur KTSP di sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

bertujuan :

a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,

sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan

psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik secara lokal, regional, nasional

maupun global.

Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk

warga negera yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga

memiliki fungsi aplikatif.Fungsi yang di maksud adalah ilmu

pengetahuan sosial sebagai pendidikan.Fungsi ilmu pengetahuan sosial

41
sebagai pendidikan, salain memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang di maksud

keteampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang

berhubungan dengan kepentingan hidup masyarakat, seperti kerja

sama, gotong royong, tolong menolong sesame umat manusia, dan

melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di

masyarakat.

Ilmu pengetahuan sosial yang memiliki fungsi membina siswa

menjadi warga negara yang baik dan memiliki pengetahuan,

keterampilan dan kepedulian sosial, hendaklah harus disesuaikan

dengan tata nilai norma yang berlaku di masyarakat.

Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk

mewariskan nilai moral masyarakat agar dapat menjunjung tinggi

kemuliaan harkat dan derajat manusia. Oleh sebab itu, mengajar ilmu

pengetahuan sosial dengan ikhlas juga dapat dikatakan sebagai dakwa

Islamiyah, karena di dalamnya terkandung cara-cara menyampaikan

nilai moral agama islam.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial, nilai moral siswa

sebagai peserta didik dapat dilihat dalam perilaku kesehariannya.Siswa

berbuat jujur dan mengarhai sesama temannya, yang dibarengi dengan

pemahaman.Kesadaran terhadap hal itu dapat menananmkan nilai

moral dalam dirinya.

42
c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengetahuan

sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masyarakat atau

manusia sebagai anggota masyarakat menurut Sardiyo dalam (Rasimin,

2013:38).Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu

pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial.Batas ilmu

pengetahuan tersebut, diadaptasikan kedalam organisasi profesional

yang secara khusus membina dan mengembangkan semacam ilmu

pengetahuan sosial pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan

menengah, serta keterkaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan

ilmu-ilmu pendidikan (Rasimin, 2012:38).

Menurut Depdiknas dalam Ahmad Susanto (2013: 160), ruang

lingkup pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

yang tercantum dalam kurikulum adalah sebagai berikut :

a. Manusia, tempat dan lingkungan

b. Waktu berkelanjutan dan perubahan

c. Sistem sosial dan budaya

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Jadi ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial adalah manusia dan

hubungan atau interaksi yang terjalin di dalamnya, baik itu dengan

43
sesame manusia, organisasi di dalamnya maupun hingga lingkungan

dalam segala aspek baik ekonomi, sosial dan budaya.

Jika ditelaah lebih lanjut, ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar

dan Madrasah Ibtidaiyah memiliki karakteristik:

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas

sedimikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi IPS juga menyangkut berbagai

masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner

dan multidisipliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan dan prinsip sebab

akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur,

proses, masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar

survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan

jaminan keamanan.

e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggemukakan tiga

dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta

44
kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut

terlihat pada table berikut :

Dimensi dalam Ruang Waktu Nilai/Norma

kehidupan

manusia

Area dan Alam Alam dan Kaidah dan aturan

subtansi sebagai kehidupan menjadi parekat dan

pembelajaran tempat dan yang selalu penjamin

penyediaan berproses, keharmonisan

potensi masa lalu, kehidupan manusia

sumber daya saat ini, dan dan alam

yang akan

dating

Contoh Adaptasi Berfikir Antisipatif konsisten

kompetensi spasial dan kronologis dengan aturan dan

dasar yang eksploratif dan kaidah alamiah

dikembangkan prospektif

Alternatif Goegrafi Sejarah Ekonomi

penyajian sosiologi/antropologi

dalam mata

pelajaran

45
4. SK dan KD Pembelajaran IPS Kelas IV Semester II (Genap)

Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Mata Pelajaran dan Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar

Ilmu Pengetahuan  Keragaman Subtema 2: Keindahan

Sosial sosial budaya Alam Negeriku

3.2 Mengidentifikasi  Keragaman  Menyimak cerita/

keragaman sosial, ekonomi, gambar/tayangan tentang

ekonomi, budaya,  Keragaman berbagai bentuk

etnis dan agama di etnis keberagaman pakaian

provinsi setempat  Keragaman adat di Indonesia yang

sebagai identitas agama terikat persatuan dan

bangsa Indonesia kesatuan dengan penuh

rasa syukur kepada


4.2 Menyajikan hasil
Tuhan yang Maha Esa.
identifikasi
 Membaca cerita dan
mengenai
tanya jawab terkait
keragaman sosial,
berbagai bentuk
ekonomi, budaya,
keberagaman suku
etnis dan agama di
bangsa, sosial, dan
provinsi setempat

46
sebagai identitas budaya di Indonesia

bangsa Indonesia yang terikat persatuan

dan kesatuan dengan

rasa ingin tahu.

 Mengamati

gambar/foto/tayangan

dan mendiskusikan

tentang keragaman sosial

budaya (tari, kuliner,

rumah adat, pakaian

tradisional, dan lainnya)

 Mengumpulkan data

tentang keragaman sosial

budaya peserta didik di

sekolah.

47
5. Materi IPS (Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di

Indonesia )

Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia

A. Keragaman Rumah Adat di Indonesia

Keragaman suku bangsa juga berpengaruh terhadap bentuk

rumah adat. Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri

khas dan khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku

bangsa tertentu.Rumah adat ialah salah satu representasi

kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas

suku/masyarakat.kebaradaan rumah adat di Indonesia sangat

beragam dan mempunyai arti yang penting dalam prespektif

sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah

peradaban. Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan

arsitektur masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat

local.Rumah adat pada umumnya dihiasi ukuran-ukiran indah.Pada

zaman dahulu, rumah adat yang tampak paling indah biasanya

dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat

menggunakan kayu-kayu pilihan da pengerjaannya dilakukan

secara tradisional melibatkan tenaga ahli di bidangnya.Banyak

rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja

dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

48
Keragaman suku bangsa dengan berbagai bentuk rumah

adat daerah merupakan sebuah anugerah Khusus dari Tuhan Yang

Maha Esa yang hanya dimiliki bangsa indonesia. Keragaman

bentuk rumah adat yang unik mencerminkan kemampuan nenek

moyang bangsa Indonesia sebagai arsitek andal. Pada zaman

dahulu, pembangunan rumah adat umumnya disesuaikan dengan

kondisi bentang alam wilayah setempat. Keragaman rumah adat di

Indonesia adalah sebagai berikut :

B. Macam-macam Rumah Adat di Indonesia

Tabel 2.2 Macam-macam Rumah Adat

No. Daerah Rumah Adat

1. Aceh Rumah Aceh, rumah Krong Bade

2. Sumatra Utara Rumah Balai Batak Toba, Rumah Bolon

3. Sumatra Barat Rumah Gadang

4. Riau Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Salaso

Jatuh Kembar, Rumah Melayu Atap Belah

Bubung, Rumah Melayu Atap Lipat Kajang,

dan Rumah Melayu Atap Lontik

5. Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong

6. Jambi Rumah Panggung

7. Bengkulu Rumah Bubungan Lima

49
8. Sumatra Selatan Rumah Limas

9. Bangka Belitung Rumah Rakit dan Rumah Limas

10. Lampung Rumah Nuwou Sesat

11. Jawa Barat Rumah Kasepuhan

12. Banten Rumah Adat Baduy

13. DKI Jakarta Rumah Kabaya dan Rumah Gudang

14. Jawa Tengah Rumah Joglo

15. D.I Yogyakarta Rumah Joglo

16. Jawa Timur Rumah Joglo

17. Kalimantan Barat Rumah Panjang

18. Kalimantan Tengah Rumah Betang

19. Kalimantan Utara Rumah Baloy

20. Kalimantan Timur Rumah Lamin

21. Kalimantan Selatan Rumah Banjar

22. Bali Gapuro Candi Bentar

23. Sulawesi Utara Laikas

24. Gorontalo Rumah Adat Doloupa

25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,

Rumah Tambi

26. Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar

27. Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan

50
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua

Tada

Gambar 2.1 Rumah Adat Suku Minggarai

Mbaru Niang, Rumah Adat Suku Manggarai

Rumah adat suku manggarai berada di desa Waerebo, Pulau

Flores, Prvinsi Nusa Tenggara Timur.Lokasinya berbatasan langsung

dengan Taman Nasional Komodo. Berada sekitar 1.100 ,dpl,

51
Woaerebo merupakan sebuah desa terpencil yang dikelilingi

pegunungan dan panorama hutan tropis lebat di kabupaten Manggarai

Barat, Pulau Flores.

Mbaru Niang adalah rumah adat suku manggarai yang berada

di pulau Flores Indonesia.Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik

karena berbentuk kerucut yang memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar

15 meter.Dinding rumah terbuat dari kayu dan bamboo.Atapnya

terbuat dari ijuk yang disebut wunut. Setiap bagian rumah direkatkan

dengan menggunakan rotan dan tanpa paku sama sekali. Mbaru Niang

terdiri atas 5 lantai. Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki

ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda sebagai berikut :

1. Tingkat pertama disebut lutur. Rungan di tingkatkan ini digunakan

sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.

2. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk

menyimpan bahan makanan dan barang sehari-hari.

3. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk

menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung,

benih kacang-kacangan dan padi.

4. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan

apabila terjadi kekeringan.

5. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian

persembahan kepada leluhur

52
Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya

tinggal beberapa dan hanya terdapat kampong adar Waerebo yang

terpencil di atas pegunungan.

C. Keragaman Pakaian Adat di indonesia

Pakaian adat atau tradisional juga merupakan keragaman yang

dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pakaian adat tradisional Indonesia

merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara

Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. dengan

banyaknya suku dan provinsi yang ada di wilayah Indonesia, maka

otomatis banyak pula macam-macam baju adat yang dipakai oleh

masing-masing sukudi seluruh provinsi Indonesia. Suku-suku yang

ada di Indonesia memiliki ciri khusus dalam pembuatan ataupun

dalam mengenakan pakaian adat tersebut. Fungsi pakaian adat

Indonesia tidak hanya sebagai pelindung ataupun sekedar identitas dari

sebuah daerah di Indonesia, tetapi lebih menunjukkan kepada hal

kekentalan budaya yang ada di Indonesia.

Indonesia negara yang kaya akan budaya bangsa. Salah satu

bentuk nyata budaya Indonesia dapat kita temukan dari beragama

pakaian adat dari beberapa suku yang mewakili provinsi-provinsi yang

ada.Di beberapa daerah, pakaian adat dikelompokkan sesuai

kedudukan atau status pemakainya dalam masyarakat.contohnya

53
pakaian adat kepala suku atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat

rakyat biasa. Berikut ini beberapa nama pakaian adat di Indonesia.

D. Macam-macam Pakaian Adat di Indonesia

Tabel 2.3 Macam-macam Pakaian Adat

No. Nama Pakaian Adat Daerah Asal

1. Elee Balang Aceh

2. Ulos Sumatra Utara

3. Bundo Kandung, Limpapeh Rumah Sumatra Barat

Nan Gadang

4. Pakaian Tradisional Melayu Riau

5. Teluk Belanga Kepulauan Riau

6. Aesan Gede Sumatra Selatan

7. Bundo Kanduang Sumatra Barat

8. Paksian Bangka Belitung

9. Baju Pangsi Banten

10. Kebaya Jawa Barat

11. Kebaya Jawa Tengah

12. Kebaya Ksatrian Di Yogyakarta

13. Pesa’an Jawa Timur

14. Perang Kalimantan Barat

54
15. Pengantian Begajah Gamuling Baular Kalimantan Selatan

Lulut

16. Baju Cele Maluku

17. Pakaian Manteren Lamo Maluku Utara

18. Kulavi (Donggala) Sulawesi Utara

19. Baju Nggembe Sulawesi Tengah

20. Baju Bodo Sulawesi Selatan

21. Mandar Sulawesi Barat

22. Ewer Papua Barat

23. Biliu dan Mukuta Gorontalo

24. Tulang Bawang Lampung

25. Melayu Jambi Jambi

55
Gambar 2.2 Pakaian Adat Minangkabau

Keunikan Pakaian Adat Wanita Minangkabau

Sumatra Barat juga dikenal memiliki kebudayaan yang sangat

menarik.Masyarakat suku Minangkabau memang diketahui sangat

kuat dalam mempertahankan adat dan kebudayaannya.Salah satu adat

tersebut adalah dalam hal berpakaian.

Pakai adat Sumatra Barat bernama pakaian Bundo Kanduang

memiliki keunikan terumata pada bagian penutup kepalanya.Bagian

paling atas adalah penutup kepala berbentuk runcing (gonjong)

menyerupai bentuk atap rumah adat gadang, Minangkabau.Penutup

kepala ini disebut tingkualak.Namun, para pengantin biasanya

memakai hiasan yang disebut suntiang.Bundo Kanduang sendiri

56
merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh para

wanita yang telah menikah.

Baju Batabue adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan

taburan pernik benang emas.Pernik-pernik sulaman benang emas

tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatra Barat

yang sangat berlimpah.Corak dari sulaman ini pun sangat

beragam.Baju Batabue dapat kita temukan dalam 4 warna, yaitu warna

merah, hitam, biru dan lembayung.Pada bagian tepi lengan dan leher

terdapat hiasan yang disebut minsie.Minsie adalah sulaman yang

menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-

batas hukum adat.Sebagai pelengkap, pakaian adat ini juga dilengkapi

dengan perhiasan berupa gelang dan kalung.Gelang biasa disebut

galang.Kalung biasa disebut dukuah.

Dalam memasuki era globalisasi bansa Indonesia menghadapi

tantangan yang berat dalam pengembangan bidang kebudayaan, yang

antara lain ditandai dengan terjadinya perubahan dalam tata nilai

budayasebagai akibat pertemuan antar budaya dalam proses globalisasi

yang sedang melanda di dunia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya

dikenal karena memiliki budaya tinggi, luhur, ramah, santun, beradab,

dan berloteransi tinggi antar sesama berubah menjadi bangsa yang

57
mudah tersingung dan emosianal.untuk itu kita sebagai warga

Indonesia harus Bhineka Tunggal Ika walaupun berbeda tetap bersatu.

Sebagimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13

‫س ِا َّنا َخلَ ْق َن ُك ْم مِّنْ ذ ََ َك ٍر َّو ا ُ ْن َثى َو َج َع ْل َن ُك ْم شُ ُع ْو ًبا و َّ ََ َقب ََ آ ِئل َ لِ َت َعا َرفُ ْوا‬
ُ ‫َيآ ُّي َها ا ل َّنا‬

َّ‫عِ ْندَ هللاِ اَ ْت َق ُك ْم اِن‬

‫هللا َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْير‬


َ

Artinya : “ Wahai manusia ! Sungguh, Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laiki-laki dan seorang perempuan,

kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

agar kamu saling mengenal.Sungguh, yang paling mulia diantara

kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah

Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Dengan memahami ayat di atas sudah dijelaskan bahwa Allah

yang menegaskan persamaan kedudukan manusia.Yang menjadi

pembeda bukanlah tingkat kekayaan, suku bangsa, melainkan tingkat

ketakwaan yang mewujudkan dari baiknya hunungan manusia itu

kepada Tuhan dan kepada sesamannya. Dan Allah telah menciptakan

manusia yang akan dijadikan untuk berbagai bangsa-bangsa dan

bersuku-suku untuk saling mengenal dan saling menghargai.

Berdasarkan teori sosial, menilai seseorang berdasarkan stratifikasi

58
sosial atau tingkatan status dalam masyarakat.islam juga justru tidak

pernah membedakan ataupun mengelompokkan seseorang berdasarkan

status maupun kedudukannya.

B. Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Hamruni,2012:2).

Menurut Wina Sanjaya (2015:3) strategi adalah suatu pola yang

direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan

atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat

dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang

kegiatan. Roy Killen (dalam Sanjaya, 2007: 127)menamakan strategi

pembelajaran ekspositori ini dengan istilah strategi pembalajaran

langsung (direcy instruction). Karena dalam strategi ini materi

pelajaran disampaikan langsung oleh guru.Siswa tidak dituntut untuk

mnemukan materi itu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran

ekspositori lebih menekankan kapada proses yang bertutur, maka

sering juga dinamakan istilah strategi “Chalk and Talk”

59
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori

Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori, di antaranya

sebagai berikut :

1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal. Artinya, bertutur secara lisan merupakan

alat utama udalam melakukan strategi ini. Oleh karena itu sering

orang mengidentikannya dengan ceramah.

2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi

pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, kosep-konsep

tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk

berpikir ulang.

3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri.

Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan

dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan

kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori

merupakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi kepada guru

(teacher centered approach).

Dikatakan demikian karena dalam strategi ini guru memegang

peran yang sangat dominan.Melalui strategi ini, guru menyampaikan

60
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi

pelajaran yang disampaikan tersebut dapat dikuasai siswa dengan

baik.Fakus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic

achievement) siswa.

c. Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori

Tidak ada satu strategi yang lebih dianggap lebih baik dibandigkan

dengan strategi pembelajaran yang lain. baik tidaknya suatu strategi

pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian,

pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan

apa yang harus dicapai. Dalam penggunaan strategi pembelajaran

ekspositori terdapat yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu

sebagai berikut :

a. Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama

dalam strategi embelajaran ekspositori melalui metode ceramah,

tetapi tidak berarti proses penyampaian materi tanpa adanya tujuan

pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi

oertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.

61
Karena sebelum strategi ini diterapkan terlebh dahulu, guru

harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan

terukur.Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus

dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yangdapat diukur atau

berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.hal ini

sangat penting untuk dipahami karena tujuan yang spesifik

memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan

strategi pembelajaran.

b. Prinsip komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses

komunikasi yang menunjuk pada proses penyampain pesan dari

seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok

orang (peneri,a pesan). Pesan yang disampaikan dalam hal ini

adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan

tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi, guru

berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai

penerima pesan.

Dalam proses komunikasi, sebagaimanapun sederhananya

selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber

pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif

manakala pesan itu dapat ditangkap oleh penerima pesan secara

62
utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif,

manakala penerima pesan tidak menangkap pesan itu dapt terjadi

oleh berbagai ganguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran

proses komunikasi.

c. Prinsip kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita

berikan tetapi terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka

dalam keadaan siap baik fisik maupun psikis untuk menerima

pelajaran.

d. Prinsip berkelnajutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa

untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.

Pembelajaaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, tetapi juga

untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah

manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada

situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) sehingga mendorong

mere untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan

malalui proses belajar mandiri. Keberhasilan pengguana strategi

ekspositori sangat tergatung pada kemampuan guru untuk bertutur

atau menyampaikan materi pelajaran.

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori

63
Ada beberapa langkah-langkah dalam penerapan strategi

pembelajaran ekspositori, yaitu sebgai berikut :

a. Persiapan (preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapakan siswa

untuk menerima pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah

persiapan merupakan langkah yang sangat penting.Keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunkan strategi eskpositori

sangat tergantung pada langkah persiapan.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di

antaranya adalah :

 Memberikan sugesti yang positif dan menghindari sugesti

yang negative

 Memulai dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai

 Buka file dalam otak siswa

b. Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyamapain materi

pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Dalam

penyajian ini guru harus memikirkan bagaimana agar materi

pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan langkah ini yaitu : penggunaan bahasa, intosnasi suara,

64
menjaga kontak mata dengan siswa, dan menggunkan joke-joke

yang menyegarkan.

c. Korelasi (correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghunbungkan materi

dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal yang lain yang

memungkinkan siswa dapat menangkap berkaitannya dalam

struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna

terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur

pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk

meningkatkan kualitas kemampuan berpikir atau kemampuan

motorik siswa.

d. Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core)

dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan

merupakan langah yang sangat penting dalam strategi

pembelajaran ekspositori karena melalui langkah menyimpulkan,

siswa dapat mengambl inti sari dari proses penyajian.

e. Mengaplikasikan (application)

65
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah

mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan

langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran

ekspositori karena malalui langkah ini, guru akan dapat

menyimpulkan informasi tentang pengguasaan dan pemahaman

materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang bisa dilakukan pada

langkah ini di antaranya membuat tugas yang relavan dengan

materi yang telah disajikan, dan memberikan tes yang sesuai

dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

e. Kelebihan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori

a. Kelebihan strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi

pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan

karena strategi ini mamiliki beberapa keunggulan, di anataranya

sebagai berikut:

a. Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru bisa

mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran. Guru

dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan

pelajaran yang disampaikan.

66
b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif jika

meteri pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luasa,

sedangkan waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

c. Melalu strategi pembelajaran ekspositori, selain siswa dapat

mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu matei

pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi

(melalui pelaksanaan demokrasi).

d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa

digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang sangat

besar.

b. Kelemahan strategi pembelajaran ekspositori

Disamping memiliki keunggulan , strategi pembelajaran

ekspositori juga memiliki kelamahan, di antaranya sebagai berikut :

a. Stategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa

yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara

baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemamuan seperti itu

perlu menggunakan strategi lain.

b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap

induvidu, baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan,

minat, dan bakat, maupun perbedaan gaya belajar.

67
c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, akan

sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal

kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, dan

kemampuan berpikir kritis.

d. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat

tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru. Seperti

persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,

antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti

kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan

mengelola kelas. Tanpa itu, sudah dapat dipastikan

pembelajaran tidak mungkin berhasil.

e. Oleh karena gaya berkomunikasi strategi pembelajaran lebih

banyak terjadi satu arah (one-way communication),

kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi

pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu,

komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang

dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

2. Media Pembelajaran Pohon Pintar

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”.Association for Education and Comunication Tecnology

68
(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education

Associantion (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrumen yang dapat dipergunkan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dan dapat mempengaruhi efektifitas program instructional.

Dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemampuan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan

memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat

meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang inigin

dicapai.

b. Pengertian Media Pembelajaran Pohon Pintar

Media pembelajaran pohon pintar adalah media visual dua

dimensi yang berbentuk bagan pohon. Menurut Sudirman, dkk.

( 2014:37) bagan pohon yaitu ibarat sebatang pohon yang memiliki

unsur batang, cabang-cabang dan ranting-ranting. Menurut Daryanto

(2013:120) bagan pohon ialah bagan yang menvisualisasikan suatu

proses dari dasar. Menurut Munadi (2008:95) bagan pohon ialah ibarat

69
sebatang pohon dengan cabang dan ranting serta bergantungan buah

yang digunakan untuk menjelaskan suatu hubungan antara konsep.

c. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pohon Pintar

Langkah-langkah penting dalam pembuatan media pohon pintar :

1) Siapkan semua alat dan bahan untuk membuat media pohon

pintar

2) Siapkan gambar materi yang sesuai dengan tema masing-

masing

3) Rangkailah tema pokok utama pada halaman kertas

4) Buatlah gambar pohon, daun kemudian tempelkan gambar pada

pada daun pohon pintar tersebut sesuai dengan tema

5) Kemudian gambar pohon tersebut ditempel pada sterofom yang

sesuai dengan pohon tersebut

6) Media tersebut siap untuk digunakan sebagai media

pembelajaran

d. Kelebihan dan Kelemahan Media Pohon Pintar

1) Kelebihan Media Pohon Pintar

Dengan menggunakan media ini secara tepat dan bervariasi

sifat pasif anak didik dapat di atasi dalam hal ini media pohon

pintar berguna untuk :

a. Menimbulkan kegairahan belajar.

70
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak

didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan anak didik belajar sesuai dengan kemampuan

dan minat masing-masing.

2) Kelemahan Media Pohon Pintar

Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami

oleh siswa, yaitu :

a. Dalam pembuatan media pohon pintar yng sangat rumit

dilakukan oleh siswa.

b. Siswa sulit merangkai konssep-konsep dalam materi yang akan

di pelajari.

c. Siswa sulit menyatukan atau menghubungkan konsep satu

dengan konsep lainnya.

C. Kajian Pustaka

a. Penelitian oleh Sofyana Hanani tahun 2011

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofyana Hanani

tahun 2011 bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran

ekspositori dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs

Muhammaditah Tretep tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini sama-

sama menggunakan strategi pembelajaran ekspositori untuk meningatkan

hasil belajar siswa, pada penelitian ini dengan menggunakan

71
pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui kegiatan yang berupa

observasi, wawancara, refleksi dan dokumentasi dan prosedur

pelaksanaan tindakan meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi.

b. Penelitian oleh Tuti Erita tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuti Erita tahun

2017 bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori

dapat menningkatkan pengguasaan belajar IPS pada siswa kelas VI sdn

01 Tanjuang Balik kecamatan pangkalan. Penelitian ini sama-sama

dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori untuk

meningkatkan pengguasaan belajar IPS, pada penelitian ini memiliki

perbedaan peneliti menggunakan instrument penelitian yang terdiri dari

instrument lembar kegiatan guru dan siswa dan hasil tes pembelajaran.

72
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah

Tempat Penelitian : MI Tarbiyatul Aulad Jombor

NSM : 111233220074

Alamat Penelitian : Jalan Jawa no. 10 Jombor, Kec. Tuntang, Kab.

Semarang

Tahun Berdiri : 1 Februari 1959

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi Pokok : Keanekaragaman Pakaian Adat dan Pakaian

Adat di Indonesia

Kelas / Semester : IV / 2

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi :

Menjadi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang terbuka dan

berkualitas guna menyiapkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan

inovatif berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta

berakhlakul karimah.

73
Misi :

1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa

berkembang optimal.

2. Menanamkan dasar-dasar akhlakul karimah.

3. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan

budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

4. Menerapkan menejemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan

sekolah.

3. Tujuan Sekolah

1. Memberikan pelayanan pembelajaran yang efektif untuk

perkembangan siswa secara optimal.

2. Memprioritaskan pendidikan akhlak agar siswa memiliki wawasan

dan perilaku akhlakul karimah.

3. Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam setiap kegiatan

pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

4. Mengembangkan madrasah menjadi lembaga pendidikan milik

masyarakat dan warga sekolah sehingga terwujud MADRASAH

BISA.

74
4. Personalia Sekolah

Keadaan guru di MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang, Kab.

Semarang.

Tabel 3.1

Personalia MI Tarbiyatul Aulad Jombor

No. Nama Guru NIP/NIGNP

1. Nur Hidayati, S.Pd.I 198206292005012002

2. Budi Ani Fatmawati, S.Pd.I 197830122005012003

3. Muslikhin, S.Pd 111233220074320001

4. Suharsini, S.Ag 111233220074320002

5. Siti Sumiyati, S,Pd.I 111233220074320003

6. Miftahul Hidayati, S.Pd.I 111233220074320004

7. Acmad Rosyid, S.Pd.I 111233220074320005

8. Nasikhatul Umami, S.Pd.I 111233220074320006

9 Amin Rohadi, S.Pd.i 111233220074320007

10. Nafsiah Aminah 111233220074320008

75
5. Personalia Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor

Keadaan siswa kelas IV berjumlah 18 anak yang terdidri dari 10 laki-

laki dan 8 perempuan.

Tabel 3.2

personalia siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Angga Lesmana Laki-laki

2 Cita Chotmillati Perempuan

3 Faaliq Al Jauda Laki-laki

4 Jamila Yunita Nirmalasari Perempuan

5 Melati Surya Ningtyas Perempuan

6 Muhammad Alif Arrafi’u Laki-laki

7 Muhammad Fahri Darmawan Laki-laki

8 Muhammad Khafid Nurlatief Laki-laki

9 Muhammad Lana Maulida Najib Laki-laki

10 Muhammad Misbakhul Munir Laki-laki

11 Riska Laura Ramadhani Perempuan

12 Saddam Ahmad Al Husni Laki-laki

13 Salsabila Shafa Perempuan

76
14 Tiara Putri Hapsari Perempuan

15 Zaskia Leni Asfin Perempuan

16 Muhammad Sefrudin Amir Laki-laki

17 Defriyan Arya Mukti Laki-laki

18 Aisya Putri Maharani Perempuan

6. Prestasi yang pernah diraih MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang

Tabel 3.3

Daftar Prestasi MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab.

Semarang

No. Prestasi Tahun

1. 1. Tergiat 1 Keterampilan Pramuka Putra Kec. Tuntang 2016

2. Tergiat 1 Keterampilan Pramuka Putra Kec. Tuntang

2. 1.Juara 1 Pagar Nusa Putra Porsema Kec. Tuntang 2017

2. Juara 1 Sprint Putri Porsema Kec. Tuntang

3. Juara 1 Catur Porsema Kec. Tuntang

4. Juara 1 Olimpiade Sains Porsema Kec. Tuntang

5. Juara 2 Pagar Nusa Putri Porsema Kec. Tuntang

6. Juara 2 Lari Sprint Putra Porsema Kec. Tuntang

7. Juara 2 Bulutangkis Putra Posema Kec. Tuntang

77
8. Juara 2 Kaligrafi porsema kec. Tuntang

9. Juara 3 Tenis Meja Beregu Putra Porsema Kec.

Tuntang

10. Juara 1 Lari Sprint Putri Porsema Kab. Semarang

11. Juara 1 Pagar Nusa Putra Porsema Kab. Semarang

12. Tergiat 1 Putri Pesta Siaga Kec. Tuntang

13. Tergiat 2 Putra Pesra Siaga Kec. Tuntang

14. juara 1 Lomba Senam Islam Nusantara Kab.

Semarang

15. Juara 1 Sepak Bola Mini Sekecamatan Tuntang

16. juara 2 Menyanyi Tunggal Putri

3. 1. Tergiat 1 Putri Pesta Siaga Kec. Tuntang 2018

2. Tergiat 3 Putra Pesta Siaga Kec. Tuntang

4. 1. Tergiat 1 Putri Pesta Siaga Kec. Tuntang

2. Tergiat 2 Putra Pesta Siaga Kec. Tuntang

3. Juara 2 Puisi Religi Tingkat Kabupaten

4. Juara 1 Puisi Religi Putri

5. Juara 2 Pagar Nusa Putri

6. Juara 2 Olimpiade IPA

7. Juara 2 Lari Marathon Putri

8. Juara 3 Olimpiade Matematika

78
9. Juara 3 Pidato Bahasa Indonesia

B. Deskripsi Kondisi

1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial

Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai salah satu sumber maupun bukti nyata adanya

permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada siswa kelas IV di MI

Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Ajaran

2018/2019.Berikut ini hasil nilai ulangan harian saat belum menggunakan

strategi pembelajaran Ekspositori dengan media pohon pintar.

Tabel 3.4

Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)

No. Nama Siswa KKM Hasil Ulangan Ketuntasan

Harian

1. Angga Lesmana 75 60 Tidak Tuntas

2. Cita Chotmilati 75 85 Tuntas

3. Faaliq Al Jauda 75 85 Tuntas

4. Jamila Yunita 75 60 Tidak Tuntas

79
Nirmalasari

5. Melati Surya Ningtyas 75 70 Tidak Tuntas

T Muhammad Alif 75 50 Tidak Tuntas

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri 75 40 Tidak Tuntas

Darmawan

8. Muhammad Khafid 75 65 Tidak Tuntas

Nurlatief

9. Muhammad Lana 75 60 Tidak Tuntas

Maulidan Najib

10. Muhammad Misbakhul 75 40 Tidak Tuntas

Munir

11. Riska Laura Ramadhani 75 50 Tidak Tuntas

12. Saddam Ahmad Al 75 60 Tidak Tuntas

Husni

13. Salsabila Shafa 75 75 Tuntas

14. Tiara Putri Hapsari 75 70 Tidak Tuntas

15. Zaskia Leni Asfin 75 50 Tidak Tuntas

16. Muhammad Sefrudi 75 30 Tidak Tuntas

Amir

17. Defriyan Arya Mukti 75 40 Tidak Tuntas

80
18. Aisya Putri Maharani 75 50 Tidak Tuntas

Keterangan:

Siswa yang tuntas = 3 siswa

Siswa yang tidak tuntas = 15 siswa

2. Data Siswa (Subjek Penelitian)

Siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor berjumlah 18

anak.Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Selama proses

penelitian semua siswa mengikuti pembelajaran tanpa ada yang yang izin

sakin atau tanpa alasan.

Tabel 3.5

Daftar nama siswa kelas IV

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Angga Lesmana Laki-laki

2 Cita Chotmillati Perempuan

3 Faaliq Al Jauda Laki-laki

4 Jamila Yunita Nirmalasari Perempuan

5 Melati Surya Ningtyas Perempuan

6 Muhammad Alif Arrafi’u Laki-laki

81
7 Muhammad Fahri Darmawan Laki-laki

8 Muhammad Khafid Nurlatief Laki-laki

9 Muhammad Lana Maulida Najib Laki-laki

10 Muhammad Misbakhul Munir Laki-laki

11 Riska Laura Ramadhani Perempuan

12 Saddam Ahmad Al Husni Laki-laki

13 Salsabila Shafa Perempuan

14 Tiara Putri Hapsari Perempuan

15 Zaskia Leni Asfin Perempuan

16 Muhammad Sefrudin Amir Laki-laki

17 Defriyan Arya Mukti Laki-laki

18 Aisya Putri Maharani Perempuan

3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS

Materi keanekaragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia.Penelitian

ini menerapkan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar

yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Waktu pelaksanaan penelitian adalah

sebagai berikut :

a. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 maret 2019.

82
b. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 maret 2019.

C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Pada tahap ini peneliti mengadakan penetilian terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah ada tanpa menggunakan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar.Hal ini tersebut

diperoleh dari adanya refleksi pada pra siklus. Oleh karena itu, penelitian

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar guna membandingkan

hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi Pembelajaran

Ekspositori dengan Media Pohon Pintar .

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan

peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat serangkaian kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori. Adapun materi yang dibahas adalah

keanekaragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media

pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

83
c. Menyiapakan materi ajar tentang keanekaragaman rumah adat

dan pakaian adat.

d. Menyiapakan lembar pengamatan untuk mengetahui

ketrampilan guru dana siswa dalam proses pembelajaran.

e. Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil siswa

berupa lembar tes evaluasi.

f. Peneliti berkoordinasi dengan guru klas selaku kolaborator

untuk melaksanakan proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana

Pelakanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, yaitu :

a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, dan berdoa

bersama yang dipimpin oleh ketua kelas

b. Guru menanyakan kabar kepada peserta didik

c. Guru mengkondisikan kelas serta mengecek kehadiran peserta

didik

d. Guru mengajak peserta didik tepuk semangat dan

memeriahkan yel-yel untuk memeriahkan suasana dan

semangat untuk belajar

84
e. Guru mengingatkan peserta didik tentang pelajaran

sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan

disampaikan

f. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang

akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar

g. Guru menyampaikan bahwa hari ini akan belajar tentang

keanekaragaman rumah adatdan pakaian adat di Indonesia, dan

perbedaan letak geografis wilayah Indonesia

h. Guru menjelaskan tentang keanekaragaman rumah adat di

Indonesia

i. Guru menempelkan gambar macam-macam keanekaragaman

rumah adat beserta daerah asalnya

j. Guru menjelaskan penyebab perbedaan letak geografis

k. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok yang

setiap kelompoknya terdiri dari 6 siswa

l. Guru meminta siswa untuk melakukan berdiskusi pada setiap

kelompok

m. Kemudian, guru meminta pada setiap perwakilan kelompok

untuk menyampaikan hasil diskusi pada setiap kelompok

n. Guru memberikan stimulus siswa untuk menarik kesimpulan

dari proses pembelajaran tersebut

85
o. Guru meminta salah satu siswa untuk mengambil intisari dari

pembelajaran tersebut

p. Guru dan siswa besama-sama menyimpulkan hasil

pembelajaran

q. Guru memberikan penguatan kepada siswa

r. Guru dan siswa menutup pembelajaran

s. Salah satu peserta didik diminta memimpin doa

t. Guru mengucapkan salam penutup

3. Pengamatan atau Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti secara

langsung melakukan pengamatan atau observasi untuk mengetahui

keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon

Pintar dalam meningkatkan hasil siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad

Jombor.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

menilai seluruh kegiatan pembelajaran dalam menerapkan strategi

pmbelajaran Ekspositori dengan media Pohon Pintar.Pada siklus I ini

menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan hasil belajar. Sebagian

86
siswa sudah mulai antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran

dengan menggunakna strategi pembelajaran ekspositori dengan media

Pohon Pintar.

Guru dan peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi setelah

pembelajaran berakhir. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui

kekurangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I yang

diperoleh dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan yang dapat

dilihat dari lembar observasi siswa dan guru sehingga dapat digunakan

untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.Adapun

refleksi pada siklus I adalah terjadi pada guru dan siswa. Berikut

urainnya:

 Guru : guru masih terlihat belum menguasai tentang strategi yang

ditawarkan oleh peneliti sehingga alur pembelajaran masih

terkihat kurang kondusif dan sistematis yang sesuai dengan

strategi tersebut.

 Siswa : masih ada beberapa siswa yang masih kurang

memperhatikan pembelajaran atau materi yang diajarkan di depan

kelas dengan melakukan aktivitas yang tidak semestinya

dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung seperti

melamun, mengobrol dengan teman sebangku, asyik bermain

87
sendiri sehingga berakobat pada hasil belajar siswa yang belom

semua mencapai indikator keberhasilan.

Dengan adanya permasalahan yang ada pada siklus I ini secara

langsung mempengaruhi hasil evaluasi di akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I yang belom menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan, maka peneliti akan melaksanakan

siklus II untuk memperbaiki hasil yang telah dicapai pada siklus I.

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan

hasil peroleh nilai siswa pada siklus I, maka peneliti melakukan tindak

lanjut ke siklus II yang merupakan upaya perbaikan dari siklus I. Pada

siklus II materi yang diajarkan masih sama dengan materi siklus I. Tahap

perencanaan tindakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus

I dan merupakan hasil perbaikan pelaksanaan pada siklus I. siklus II ini

juga terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi rencana pelaksanaan tindakan yang

dilakukan oleh peneliti akan diajarkan sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat serangkaian kegiatan

88
belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori. Adapun materi yang dibahas adalah keanekaragaman

rumah adat dan pakaian adat di Indonesia.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media

pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

c. Menyiapakan materi ajar tentang keanekaragaman rumah adat dan

pakaian adat.

d. Menyiapakan lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

e. Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil siswa berupa

lembar tes evaluasi.

f. Peneliti berkoordinasi dengan guru klas selaku kolaborator untuk

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah atau tahap yang dilakukan tidak jauh berbeda

dengan pelaksanaan tindakan pada tahap siklus I, hanya saja pelaksanaan

tindakan pada siklus II ditambah dengan melihat hasil refleksi siklus I

serta menambah hal-hal yang perlu diperhatikan dan penekaan pada tahap

sebelumnya sesuai dengan RPP yang sudah ada. Berikut adalah langkah-

langkah Pelaksanaan Tindakan pada siklus II :

89
a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, dan berdoa bersama

yang dipimpin oleh ketua kelas.

b. Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.

c. Guru mengkondisikan kelas serta mengecek kehadiran peserta

didik.

d. Guru mengajak peserta didik tepuk semangat dan memeriahkan

yel-yel untuk memeriahkan suasana dan semangat untuk belajar.

e. Guru mengingatkan peserta didik tentang pelajaran sebelumnya

dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan disampaikan.

f. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang

akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.

g. Guru menyampaikan bahwa hari ini akan belajar tentang

keanekaragaman rumah adatdan pakaian adat di Indonesia, dan

perbedaan letak geografis wilayah Indonesia

h. Guru meminta siswa untuk membaca teks tentang

keanekaragaman pakaian adat di Indonesia

i. Guru menjelaskan tentang keanekaragaman pakaian adat di

Indonesia

j. Guru menjelaskan macam-macam pakaian adat di Indonesia

dengan melalui media pohon pintar

k. Kemudian, guru meminta siswa untuk menyebutkan macam-

macam pakaian adat melalui gambar pada media pohon pintar

90
l. Guru memberikan stimulus siswa untuk menarik kesimpulan

m. Guru memberikan stimulus siswa untuk menarik kesimpulan dari

proses pembelajaran tersebut

n. Guru meminta salah satu siswa untuk mengambil intisari dari

pembelajaran tersebut

o. Guru dan siswa besama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran

p. Guru memberikan penguatan kepada siswa

q. Guru dan siswa menutup pembelajaran

r. Salah satu peserta didik diminta memimpin doa.

s. Guru mengucapkan salam penutup

3. Pengamatan atau Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti secara langsung

melakukan pengamatan atau observasi untuk mengetahui keterampilan

guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar dalam

meningkatkan hasil siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang bertujuan uuntuk

menilai seluruh kegiatan pembelajaran dalam menerapkan strategi

pembelajaran Ekspositori dengan media Pohon Pintar.Pada siklus II ini

91
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Sebagian siswa

sudah mulai antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori

dengan media Pohon Pintar.

Guru dan peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi setelah

pembelajaran berakhir. Pada siklus II peneliti menemukan cukup banyak

peningkatan yang diperoleh dari pra siklus dan siklus I pada ,ata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial materi Keragaman Rumah Adat dan Pakaian

Adat di Indonesia peningatan tersebut meliputi :

a. Perhatian siswa terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Meningkat.

b. Pemahaman siswa terhadap materi Keanekaragaman Rumah

Adat dan Pakaian Adat di Indonesia semakin baik.

c. Siswa aktif dan antusias dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori dengan media

pohon pintar. Hal ini menunjukkan tampak pada peningkatan

hasil tes tertulis pada lembar soal yang dikerjakan oleh siswa.

d. Adanya peningkatan ketuntasan secara klasikal. Pada siklus II

hampir semua aspek keaktifan meningkat, sehingga hasil

belajar siswa dan ketuntasan kriteria minimal pun mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tidak berkaitan

92
dengan stratregi pembelajaran Ekspositori dengan media

Pohon Pintar yang digunakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus II

sudah tidak ada. Terbukti dengan menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media Pohon Pintar bisa meningkatkan hasil

belajar siswa sehingga hasil pembelajaran ini dapat sebagai acuan

untuk pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang akan datang.

93
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI

Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Hasil

penelitian tindakan kelas ini dilakukan menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media pohon pintar, melalui 2 siklus ini untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi

Keanekaragaman Rumah Adat dn Pakaian Adat di Indonesia. Berdasarkan

penelitian yang dilaksanakan mulai dari pemeriksaan awal sampai dengan

siklus kdua yang diperoleh data sebagai berikut :

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)

Dari yang diperoleh wawancara dengan guru mata pelajaran IPS

diperoleh penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa yang mendapatkan

nilai IPS yang belum tuntas atau belom memenuhi standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) IPS yang telah ditetapkan di MI Tarbiyatul

Aulad Jombor yaitu 75.Berdasarkan pengamatan (observasi) singkat

terhadap siswa sebelum penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan

siswa masih rendah terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.Berikut ini adalah data hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu

94
Pengethuan Sosial sebelum menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media pohon pintar, nilai tes evaluasi siklus I dan

Siklus II.

Tabel 4.1

Data Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)

No. Nama Siswa KKM Hasil Ulangan Ketuntasan

Harian

1. Angga Lesmana 75 60 Tidak Tuntas

2. Cita Chotmilati 75 85 Tuntas

3. Faaliq Al Jauda 75 85 Tuntas

4. Jamila Yunita 75 60 Tidak Tuntas

Nirmalasari

5. Melati Surya Ningtyas 75 70 Tidak Tuntas

T Muhammad Alif 75 50 Tidak Tuntas

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri 75 40 Tidak Tuntas

Darmawan

8. Muhammad Khafid 75 65 Tidak Tuntas

Nurlatief

9. Muhammad Lana 75 60 Tidak Tuntas

95
Maulidan Najib

10. Muhammad Misbakhul 75 40 Tidak Tuntas

Munir

11. Riska Laura Ramadhani 75 50 Tidak Tuntas

12. Saddam Ahmad Al 75 60 Tidak Tuntas

Husni

13. Salsabila Shafa 75 75 Tuntas

14. Tiara Putri Hapsari 75 75 Tuntas

15. Zaskia Leni Asfin 75 50 Tidak Tuntas

16. Muhammad Sefrudi 75 30 Tidak Tuntas

Amir

17. Defriyan Arya Mukti 75 40 Tidak Tuntas

18. Aisya Putri Maharani 75 50 Tidak Tuntas

Jumlah 1045

Rata-rata 58,05

Tuntas (%) 22,22%

Tidak Tuntas (%) 77,77%

Keterangan:

Siswa yang tuntas = 4 siswa

Siswa yang tidak tuntas = 14 siswa

96
Nilai rata-rata siswa kelas IV menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa kurang dari KKM sebanyak 14 siswa.Nilai kriteria Ketuntasan

Minimal di MI Tarbiyatul Aulad Jombor untu mata pelajaran IPS

adalah 75. Dari data yang diperoleh siswa telah mencapai KKM

sebanyak 4 siswa (22,22%) dan 14 siswa (77,77%) belum mencapai

KKM. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba untuk melakukan

tindakan perbaikan dengan menggunkan Strategi Pembelajaran

Ekspositori dengan media pohon pintar untuk meningkatkan hasil

belajar siswa materi Keragaman Rumah Adat dan Pakain Adat di

Indonesia.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ( Strategi Pembelajaran Ekspositori

denan Media Pohon Pintar )

Pada proses belajar mengajar pada siklus I di kelas IV peneliti

menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori dengan media Pohon

Pintar. Deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus I, mencakup pada

aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Pada deskripsi observasi

guru digunakan untuk mengetahui ketrampilan guru dalam menerapkan

strategi pembelajaran Ekspositori dengan media Pohon Pintar dalam

proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam materi

Keanekaragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat.

97
Pada siklus I pengumpulan data observasi guru dan siswa dan hasil

belajar peserta didik menggunakan tes tertulis dan lembar observasi.Dari

instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam

pembelajaran.

a. Deskripsi Lembar Hasil Observasi Guru dan Siswa

Pengambilan data digunakan untuk mengetahui aktivitas guru

dan siswa pada siklus I, peneliti menggunakan lembar observasi guru

dan siswa. Aspek yang dinilai oleh peneliti yaitu aktivitas guru yang

meliputi ketrampilan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media pohon pintar dalam proses pembelajaran

mata pelajaran IPS dalam materi keragaman rumah adat dan pakaian

adat di Indonesia serta pengamatan terhadap aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

b. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada

akhir pembelajaran siklus I dengan menggunakan strategi

pembelajaran Ekspositori dengan media Pohon Pintar pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Keanekaragaman

Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia diperoleh nilai hasil

belajar siswa sebagai berikut :

98
Tabel 4.2

Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa KKM Hasil Tuntas Belum

Siklus I Tuntas

1. Angga Lesmana 75 80 √

2. Cita Chotmilati 75 80 √

3. Faaliq Al Jauda 75 90 √

4. Jamila Yunita 75 70 √

Nirmalasari

5. Melati Surya Ningtyas 75 80 √

6. Muhammad Alif 75 60 √

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri 75 80 √

Darmawan

8. Muhammad Khafid 75 60 √

Nurlatief

9. Muhammad Lana 75 80 √

Maulidan Najib

10. Muhammad Misbakhul 75 50 √

Munir

99
11. Riska Laura 75 80 √

Ramadhani

12. Saddam Ahmad Al 75 80 √

Husni

13. Salsabila Shafa 75 80 √

14. Tiara Putri Hapsari 75 50 √

15. Zaskia Leni Asfin 75 80 √

16. Muhammad Sefrudi 75 100 √

Amir

17. Defriyan Arya Mukti 75 70 √

18. Aisya Putri Maharani 75 70 √

Jumlah 1340 11 7

Nilai Rata-rata 74,44%

Persentase Ketuntasan 61,11% 38,88%

Keterangan :

Tuntas : 11 Siswa

Belum Tuntas : 7 Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil

belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dalam KKM

≥ 75 sebanyak 11 siswa atau 61,11% dari jumlah siswa yang ada di

100
kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kec. Tuntang, Kab. Semarang

dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 38,88% dari jumlah

siswa yang ada di kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang. Pada siklus I, nilai tertinggi yang diperoleh siswa

adalah 100 dan nilai terendah diperoleh siswa adalah 50. Dalam

menentukan presentase, peneliti menggunakan rumus

. Sedangkan untuk menentukan nilai rata-

rata kelas dengan rumus rata-rata = .

c. Refleksi

Hasil belajar siklus I ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

evaluasi siswa dalam proses pembelajaran menggalami peningkatan

dibandingkan pada pra siklus, namun hasil belajar tersebut masih berada

dibawah ketuntasan klasikal yaitu sebanyak 72,22%. Kurangnya hasil

proses pembelajaran yang terjadi pada siklus I membuat peneliti perlu

melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II.

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ( Strategi Pembelajaran

Ekspositori denan Media Pohon Pintar )

a. Deskripsi Lembar Hasil Observasi Guru dan Siswa

101
Observasi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II

memiliki banyak perubahan yang signifikan terhadap ketrampilan guru

dalam menerapkan strategi pembelajaran Ekspositori dengan media

pohon pintar.

b. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II

Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada

akhir pembelajaran siklus I dengan menggunakan strategi

pembelajaran Ekspositori dengan media Pohon Pintar pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Keanekaragaman

Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia diperoleh nilai hasil

belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama Siswa KKM Hasil Tuntas Belum

Siklus II Tuntas

1. Angga Lesmana 75 80 √

2. Cita Chotmilati 75 100 √

3. Faaliq Al Jauda 75 100 √

4. Jamila Yunita 75 80 √

Nirmalasari

102
5. Melati Surya Ningtyas 75 90 √

6. Muhammad Alif 75 70 √

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri 75 80 √

Darmawan

8. Muhammad Khafid 75 80 √

Nurlatief

9. Muhammad Lana 75 80 √

Maulidan Najib

10. Muhammad Misbakhul 75 90 √

Munir

11. Riska Laura 75 80 √

Ramadhani

12. Saddam Ahmad Al 75 80 √

Husni

13. Salsabila Shafa 75 90 √

14. Tiara Putri Hapsari 75 90 √

15. Zaskia Leni Asfin 75 80 √

16. Muhammad Sefrudi 75 100 √

Amir

17. Defriyan Arya Mukti 75 70 √

103
18. Aisya Putri Maharani 75 90 √

Jumlah 1530 16 2

Nilai Rata-rata 85%

Persentase Ketuntasan 88,88% 11,11%

Keterangan :

Tuntas : 16 Siswa

Belum Tuntas : 2 Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil

belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dalam

KKM ≥ 75 sebanyak 16 siswa atau 78,88% dari jumlah siswa yang ada

di kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kec. Tuntang, Kab.

Semarang dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 11,11%

dari jumlah siswa yang ada di kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor,

Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Pada siklus II, nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah diperoleh siswa adalah

70. Dalam menentukan persentase, peneliti menggunakan rumus

. Sedangkan untuk menentukan nilai

rata-rata kelas dengan rumus rata-rata = .

104
c. Refleksi Siklus II

Berdasarkan pelaksanaan tindaan kelas pada siklus II, maka

diperoleh hasil bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini

telah berjalan dengan baik dan lancar dibandingkan dengan

pelaksanaan pembelajaran siklus I selama proses belajar mengajar

berlangsung. Siswa terlihat lebih bersemangat dan aktif selama

mengikuti proses kegiatan pembelajaran berlangsung pada materi

Keanekaragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia.

B. Pembahasan

1. Rekapitulasi Ketuntasan Per Siklus

Penelitian tindakan kelas yang telah berjalan dengan lancar yang

dilakukan di kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang, Kab.

Semarang dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori

dengan media Pohon Pintar pada pembelajaran IPS materi Keanekaragam

Rumah Adat dan Pakaina Adat di Indonesia yang terdiri dari 2 siklus,

yaitu siklus I dan siklus II dengan menggunkan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media Pohon Pintar dengan menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar siswa.

Terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada

siswa.Sebelum penelitian PTK menggunakan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media pohon pintar hasil ulangan hasian siswa

105
menunjukkan bahwa hasil belajar belum memuaskan.Sebanyak 14 siswa

belum mencapak KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.Batas KKM di

MI Tarbiyatul Aulad Jombor untuk mata pelajaran IPS materi keragaman

rumah adat dan pakaian adat di Indonesia kelas IV adalah 75. Siswa yang

mencapai KKM di kelas IV hanya sebanyak 4 siswa 22,22% dengan

peroleh rata-rata hasil belajar siswa 58,05%. Pada siklus I sebanyak 11

siswa 61,11% dengan pperoleh rata-rata hasil belajar meningkat menjadi

74,44%. Peningkatan perolehan hasil belajar antara pra siklus dan siklus I

adalah sebesar 38,89%.

Prosentase ketuntasan siswa pada Pra siklus dapat dicermati pada

diagram dibawah ini :

106
Gambar 4.1

Diagram Persentase Ketuntasa Pra siklus

Pada siklus I sebanyak 11 siswa 61,11% dengan perolehan

rata-rata hasil belajar yang meningkat menjadi 74,22% mencapai

indicator keberhasilan secara klasikal. Peningkatan presentase

ketuntasa hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada diagram

dibawah ini :

107
Gambar 4.2

Diagram Persentase Ketuntasan Siklus I

Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat

menjadi 88,88% atau sebanyak 16 siswa yang telah mencapai indicator

keberhasilan secara klasikal.

Persentase Ketuntasan siswa pada siklus II dapat dicermati pada

diagram dibawah ini :

108
Gambar 4.3

Diangram persentase Ketuntasan siklus II

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus, dari data yang

diperoleh yang didapatkan menunjukkan adanya peningkatan nilai yang

didapatkan siswa sangat baik. Sehingga diterapkan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media pembelajaran Pohon Pintar dalam pembelajaran

IPS materi Keanekaragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas IV MI Tarbiyatul Aulad

Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.Hal ini

dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan diakhir pembelajaran IPS

dengan strategi pembelajaran Ekspositoridengan media Pohon Pintar materi

Keanekaranam Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia.

109
2. Hasil Rekapitulasi Gabungan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Tabel 4.4

Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Nilai Siswa Per Siklus

No. Nama Siswa KKM Pra Siklus Siklus Siklus

I II

1. Angga Lesmana 75 60 80 80

2. Cita Chotmilati 75 85 80 100

3. Fa aliq Al Jauda 75 85 90 100

4. Jamila Yunita 75 60 70 80

Nirmalasari

5. Melati Surya Ningtyas 75 70 80 90

6. Muhammad Alif Arrafi’u 75 50 60 70

7. Muhammad Fahri 75 40 80 80

Darmawan

8. Muhammad Khafid 75 65 60 80

Nurlatief

9. Muhammad Lana 75 60 80 80

Maulidan Najib

10. Muhammad Misbakhul 75 40 50 90

Munir

110
11. Riska Laura Ramadhani 75 50 90 80

12. Saddam Ahmad Al Husni 75 60 80 80

13. Salsabila Shafa 75 75 80 90

14. Tiara Putri Hapsari 75 75 50 90

15. Zaskia Leni Asfin 75 50 80 80

16. Muhammad Sefrudi Amir 75 30 100 100

17. Defriyan Arya Mukti 75 40 70 70

18. Aisya Putri Maharani 75 50 70 90

Jumlah 1040 1340 1530

Rata-rata 57,77% 74,44% 85%

Persentase ketuntasan siswa 22,22% 61,11% 88,88%

111
Diagram 4.5

Rekapitulasi Persentase Peningkatan Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I,

Siklua II

Berdasarkan dari data diatas, dapat dilihat dari hasil belajar pra siklus

masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan KKM, hasil belajar

siswa yang tuntas dari pra siklus hanya 4 siswa (22,22%) dan 14 siswa

(77,77%) belum tuntas dengan nilai rata-rata kelas 57,77%. Pada siklus I

ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 11 siswa (61,11%) dan 7 siswa

(38,88%) belum tuntas dengan nilai rata-rata kelas 74,44%. Jadi dari pra

siklus ke siklus I mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 38,89%.

Sedangkan hasil ketuntasan pada siklus II mengalami peningkatan lagi

menjadi 16 siswa (88,33%) siswa yang tuntas dan 2 siswa (11,11%) siswa

112
yang belum tuntas denga nilai rata-rata kelas 85%. Jadi peningkatan hasil

belajar dari siklus I ke siklus II sebanyak 27,22%.

113
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI

Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran

2018/2019, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran

Ekspositori dengan media Pohon Pintar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS Materi Keanekaragaman Rumah Adat dan

Pakain Adat di Indonesia pada siswa kelas IV. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu

terjadi sebesar 38,89% hal ini dapat dilihat pada pra siklus (awal) dari 18

siswa hanya 4 siswa (22,22%) siswa yang memenuhiKKM dan 14 siswa

(77,77%) siswa belum memenuhi KKM dengan memperoleh nilai rata-rata

57,77%. Sedangkan data yang dapat pada siklus I yaitu dari 18 siswa

sebanyak 11 siswa (61,11%) siswa yang sudah memenuhi KKM dan 7 siswa

(38,88%) siswa belum memenuhi KKMdengan memperoleh nilai rata-rata

74,44%, terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II

sebesar 27,77%. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu dari 18

siswa sebanyak 16 siswa (88,88%) siswa sudah memenuhi KKM dan 2 siswa

(11,11%) siswa belum memenuhi KKMdengan memperoleh nilai rata-rata

85%.

114
Maka dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini dinyatakan

berhasil karena indikator keberhasilan secara klasikal yaitu ≥ 85% sudah

tercapai hal ini dapat dibuktikan dengan adanya data hasil belajar siswa pada

siklus II sebesar 88,88% dengan perolehan nilai rata-rata 85% (88,88% ≥

85%). Maka dihentikan pada siklus II karena indikator keberhasilan secara

klasikal dan individual sudah terpenuhi atau tercapai.

B. Saran

Berdasarkan peneliti yang diperoleh maka penulis memberikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung agar dapat memperoleh hasil yang

maksimal sesuai yang diharapkan.

b. Sebaiknya siswa lebih antusian dan aktif pada saat mengikuti

pembelajaran di dalam kelas .

c. Sebaiknya siswa lebih mencintai ilmu pengetahuan sehingga akan

merasakan senang dan semangat untuk selalu belajar.

2. Bagi Guru

a. Pada saat mengajar guru harus lebih memilih strategi yang sesuai

dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan kemampuan siswa

sehingga siswabisa mudah memahami materi yang disampaiakan oleh

guru.

115
b. Guru harus mau membuka diri terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memiliki pengetahuan yang

luas dan baru untuk menunjang keberhasilan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

c. Guru seharussnya lebih sering meggunakan media pembelajaran untuk

mendukung pencapaian keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah

a. Sebaiknya menambahkan sarana prasarana pendukung seperti media

pembelajaran yang meunjang keberhasilan kegiatan belajar siswa.

b. Mengadakan pembinaan tentang perbaiakan mutu pengajar.

c. Melakukan supervise kelas untuk menjamin kualitasa pembelajaran di

kelas.

d. Mengadakan evaluasi sesering mungkin untuk memperbaiki dan

mengembangkan proses pembelajaran yang lebih baik.

116
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudijono. 2008. Belajar dan Proses Pembelajaran. Jakarta

: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Erira, Tuti. 2017. Meningkatkan Penguasaan Belajar IPS Melalui


Strategi Ekspositori.Jurnal PAJAR (Pendidikan dan
Pengajaran). Vol.1 No 2. 240. 241-241.

Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik


Penyusun Skripsi.Jakarta : PT Reneka Cipta.

Hanani, Sofyana. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS bagi Peserta
Didik.JurnalIlmiah Pendidikan.56, 59-60.

Kusnadi.Dkk. 2008.Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan


Sosial.Pekanbaru : Yayasan Pusaka Riau.

Lindarto, Wiwien. 2016. Penerapan Media Pohon Pintar (Online),


(https://teoripendidikanku.blogspot.com2016/11/20pohon-
pintar/(diakses pada 25 mei 2019, pukul 08.35 WIB)

117
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2011. Pratik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Rasmin. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga

: STAIN Salatiga Pers.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Sapriya. 2014. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktot yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah


Dasar.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suwandi, Sarwiji. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : Yuma

Pustaka.

Suyadi. 2014. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Diva

Pres.

Usman, Basyiruddin, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat

Pers.

118
LAMPIRAN

119
Lampiran1:Silabus

120
121
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MI Tarbiyatul Aulad Jombor

Kelas/Semester : 4 (empat) / 2 (dua)

Tema : 7 ( Indahnya Keberagaman di Negeriku )

Sub Tema : 2 ( Indahnya Keragaman Budaya Negeriku )

Pembelajaran :3

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

122
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provisi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.
4.2 Menyajikan hasil indentifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia, serta hubunganya dengan karakteristik ruang.
C. Indikator
3.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman rumah adat di Indonesia
3.2.2 Menyebutkan macam-macam keanekaragaman rumah adat beserta asal
daerah
3.2.3 Menjelaskan tentang perbedaan kondisi geografis wilayah Indonesia
4.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman pakaian adat di indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori
siswa mampu menjelaskan dan menyebutkan macam-macama
keanekaragaman rumah adat di Indonesia
2. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi ekspositori siswa mampu
memgetahui perbedaan letak geografis wilayah di Indonesia

E. Materi Pembelajaran

Keanekaragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia

E. Keanekaragaman Rumah Adat di Indonesia

Keragaman suku bangsa juga berpengaruh terhadap bentuk rumah


adat. Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas dan
khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.

123
Rumah adat ialah salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi
dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. kebaradaan rumah adat di
Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam
prespektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan arsitektur
masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada
umumnya dihiasi ukuran-ukiran indah. Pada zaman dahulu, rumah adat
yang tampak paling indah biasanya dimiliki para keluarga kerajaan atau
ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya
dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli di bidangnya. Banyak
rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan
dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

Keragaman suku bangsa dengan berbagai bentuk rumah adat


daerah merupakan sebuah anugerah Khusus dari Tuhan Yang Maha Esa
yang hanya dimiliki bangsa indonesia. Keragaman bentuk rumah adat
yang unik mencerminkan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia
sebagai arsitek andal. Pada zaman dahulu, pembangunan rumah adat
umumnya disesuaikan dengan kondisi bentang alam wilayah setempat.
Keragaman rumah adat di Indonesia adalah sebagai berikut :

No. Daerah Rumah Adat


1. Aceh Rumah Aceh, rumah Krong Bade
2. Sumatra Utara Rumah Balai Batak Toba, Rumah Bolon
3. Sumatra Barat Rumah Gadang
4. Riau Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Salaso Jatuh
Kembar, Rumah Melayu Atap Belah Bubung,
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan Rumah

124
Melayu Atap Lontik
5. Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong
6. Jambi Rumah Panggung
7. Bengkulu Rumah Bubungan Lima
8. Sumatra Selatan Rumah Limas
9. Bangka Belitung Rumah Rakit dan Rumah Limas
10. Lampung Rumah Nuwou Sesat
11. Jawa Barat Rumah Kasepuhan
12. Banten Rumah Adat Baduy
13. DKI Jakarta Rumah Kabaya dan Rumah Gudang
14. Jawa Tengah Rumah Joglo
15. D.I Yogyakarta Rumah Joglo
16. Jawa Timur Rumah Joglo
17. Kalimantan Barat Rumah Panjang
18. Kalimantan Tengah Rumah Betang
19. Kalimantan Utara Rumah Baloy
20. Kalimantan Timur Rumah Lamin
21. Kalimantan Selatan Rumah Banjar
22. Bali Gapuro Candi Bentar
23. Sulawesi Utara Laikas
24. Gorontalo Rumah Adat Doloupa
25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,
Rumah Tambi
26. Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar
27. Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua Tada

125
Mbaru Niang, Rumah Adat Suku Manggarai

Rumah adat suku manggarai berada di desa Waerebo, Pulau Flores,


Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berbatasan langsung dengan
Taman Nasional Komodo. Berada sekitar 1.100 ,dpl, Woaerebo merupakan
sebuah desa terpencil yang dikelilingi pegunungan dan panorama hutan tropis
lebat di kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores.
Mbaru Niang adalah rumah adat suku manggarai yang berada di pulau
Flores Indonesia. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik karena berbentuk
kerucut yang memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Dinding rumah
terbuat dari kayu dan bamboo. Atapnya terbuat dari ijuk yang disebut wunut.
Setiap bagian rumah direkatkan dengan menggunakan rotan dan tanpa paku
sama sekali. Mbaru Niang terdiri atas 5 lantai. Setiap lantai rumah Mbaru
Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda sebagai berikut :

126
6. Tingkat pertama disebut lutur. Rungan di tingkatkan ini digunakan sebagai
tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.
7. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk menyimpan
bahan makanan dan barang sehari-hari.
8. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk menyimpan
benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, benih kacang-
kacangan dan padi.
9. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan apabila
terjadi kekeringan.
10. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan
kepada leluhur

Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya tinggal
beberapa dan hanya terdapat kampong adar Waerebo yang terpencil di atas
pegunungan.

F. Keanekaragaman Pakaian Adat di indonesia


Pakaian adat atau tradisional juga merupakan keragaman yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pakaian adat tradisional Indonesia
merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara
Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. dengan banyaknya
suku dan provinsi yang ada di wilayah Indonesia, maka otomatis banyak
pula macam-macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di
seluruh provinsi Indonesia. Suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri
khusus dalam pembuatan ataupun dalam mengenakan pakaian adat
tersebut. Fungsi pakaian adat Indonesia tidak hanya sebagai pelindung
ataupun sekedar identitas dari sebuah daerah di Indonesia, tetapi lebih
menunjukkan kepada hal kekentalan budaya yang ada di Indonesia.
Indonesia negara yang kaya akan budaya bangsa. Salah satu
bentuk nyata budaya Indonesia dapat kita temukan dari beragama pakaian

127
adat dari beberapa suku yang mewakili provinsi-provinsi yang ada. Di
beberapa daerah, pakaian adat dikelompokkan sesuai kedudukan atau
status pemakainya dalam masyarakat. contohnya pakaian adat kepala suku
atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat rakyat biasa. Berikut ini
beberapa nama pakaian adat di Indonesia.

No. Nama Pakaian Adat Daerah Asal


1. Elee Balang Aceh
2. Ulos Sumatra Utara
3. Bundo Kandung, Limpapeh Rumah Nan Sumatra Barat
Gadang
4. Pakaian Tradisional Melayu Riau
5. Teluk Belanga Kepulauan Riau
6. Aesan Gede Sumatra Selatan
7. Bundo Kanduang Sumatra Barat
8. Paksian Bangka Belitung
9. Baju Pangsi Banten
10. Kebaya Jawa Barat
11. Kebaya Jawa Tengah
12. Kebaya Ksatrian Di Yogyakarta
13. Pesa’an Jawa Timur
14. Perang Kalimantan Barat
15. Pengantian Begajah Gamuling Baular Kalimantan Selatan
Lulut
16. Baju Cele Maluku
17. Pakaian Manteren Lamo Maluku Utara
18. Kulavi (Donggala) Sulawesi Utara
19. Baju Nggembe Sulawesi Tengah

128
20. Baju Bodo Sulawesi Selatan
21. Mandar Sulawesi Barat
22. Ewer Papua Barat
23. Biliu dan Mukuta Gorontalo
24. Tulang Bawang Lampung
25. Melayu Jambi Jambi

Keunikan Pakaian Adat Wanita Minangkabau

Sumatra Barat juga dikenal memiliki kebudayaan yang sangat


menarik. Masyarakat suku Minangkabau memang diketahui sangat kuat
dalam mempertahankan adat dan kebudayaannya. Salah satu adat tersebut
adalah dalam hal berpakaian.

Pakai adat Sumatra Barat bernama pakaian Bundo Kanduang


memiliki keunikan terumata pada bagian penutup kepalanya. Bagian paling
atas adalah penutup kepala berbentuk runcing (gonjong) menyerupai bentuk
atap rumah adat gadang, Minangkabau. Penutup kepala ini disebut
tingkualak. Namun, para pengantin biasanya memakai hiasan yang disebut
suntiang. Bundo Kanduang sendiri merupakan pakaian adat Minangkabau
yang dikenakan oleh para wanita yang telah menikah.

129
Baju Batabue adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan
pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut
melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatra Barat yang sangat
berlimpah. Corak dari sulaman ini pun sangat beragam. Baju Batabue dapat
kita temukan dalam 4 warna, yaitu warna merah, hitam, biru dan lembayung.
Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie.
Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang
harus taat pada batas-batas hukum adat. Sebagai pelengkap, pakaian adat ini
juga dilengkapi dengan perhiasan berupa gelang dan kalung. Gelang biasa
disebut galang. Kalung biasa disebut dukuah.

F. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Pembelajaran Ekspositori

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan 10 menit
salam, dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru menanyakan kabar kepada
peserta didik.
3. Guru mengkondisikan kelas serta
mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru mengajak peserta didik tepuk
semangat dan memeriahkan yel-yel

130
untuk memeriahkan suasana dan
semangat untuk belajar.
5. Guru mengingatkan peserta didik
tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
6. Peserta didik menyimak penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
7. Guru menyampaikan bahwa hari ini
akan belajar tentang keanekaragaman
rumah adatdan pakaian adat di
Indonesia, dan perbedaan letak
geografis wilayah Indonesia
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang 50 menit
keanekaragaman rumah adat di
Indonesia
2. Guru menempelkan gambar macam-
macam keanekaragaman rumah adat
beserta daerah asalnya
3. Guru menjelaskan penyebab
perbedaan letak geografis
4. Guru meminta peserta didik untuk
membentuk kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 6 siswa
5. Guru meminta siswa untuk
melakukan berdiskusi pada setiap
kelompok

131
6. Kemudian, guru meminta pada setiap
perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi pada
setiap kelompok
7. Guru memberikan stimulus siswa
untuk menarik kesimpulan dari proses
pembelajaran tersebut
8. Guru meminta salah satu siswa untuk
mengambil intisari dari pembelajaran
tersebut

Penutup 1. Guru dan siswa besama-sama 10 menit


menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan kepada
siswa
3. Guru dan siswa menutup
pembelajaran
4. Salah satu peserta didik diminta
memimpin doa.
5. Guru mengucapkan salam penutup.

132
133
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MI Tarbiyatul Aulad Jombor

Kelas/Semester : 4 (empat) / 2 (dua)

Tema : 7 ( Indahnya Keberagaman di Negeriku )

Sub Tema : 2 ( Indahnya Keragaman Budaya Negeriku )

Pembelajaran :4

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

H. Kompetensi Inti
5. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
7. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

134
I. Kompetensi Dasar
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provisi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.
8.2 Menyajikan hasil indentifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia, serta hubunganya dengan karakteristik ruang.

J. Indikator
8.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman pakaian adat di indonesia
8.2.2 Menyebutkan macam-macam keanekaragaman pakaian adat di
indonesia
K. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori
siswa mampu menjelaskan dan menyebutkan macam-macama
keanekaragaman pakaian adat di Indonesia
2. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi ekspositori siswa mampu
memgetahui perbedaan letak geografis wilayah di Indonesia
3. Dengan menggunakan media pohon pintar siswa lebih mudah memahami
dan menghafal macam-macam pakaian adat di Indonesia
4. Dengan menggunakan media pohon pintar siswa lebih semangat belajar

L. Materi Pembelajaran

Keanekaragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di Indonesia

G. Keanekaragaman Rumah Adat di Indonesia

135
Keragaman suku bangsa juga berpengaruh terhadap bentuk rumah
adat. Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas dan
khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.
Rumah adat ialah salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi
dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. kebaradaan rumah adat di
Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam
prespektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan arsitektur
masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada
umumnya dihiasi ukuran-ukiran indah. Pada zaman dahulu, rumah adat
yang tampak paling indah biasanya dimiliki para keluarga kerajaan atau
ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya
dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli di bidangnya. Banyak
rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan
dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

Keragaman suku bangsa dengan berbagai bentuk rumah adat


daerah merupakan sebuah anugerah Khusus dari Tuhan Yang Maha Esa
yang hanya dimiliki bangsa indonesia. Keragaman bentuk rumah adat
yang unik mencerminkan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia
sebagai arsitek andal. Pada zaman dahulu, pembangunan rumah adat
umumnya disesuaikan dengan kondisi bentang alam wilayah setempat.
Keragaman rumah adat di Indonesia adalah sebagai berikut :

No. Daerah Rumah Adat


1. Aceh Rumah Aceh, rumah Krong Bade
2. Sumatra Utara Rumah Balai Batak Toba, Rumah Bolon
3. Sumatra Barat Rumah Gadang

136
4. Riau Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Salaso Jatuh
Kembar, Rumah Melayu Atap Belah Bubung,
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan Rumah
Melayu Atap Lontik
5. Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong
6. Jambi Rumah Panggung
7. Bengkulu Rumah Bubungan Lima
8. Sumatra Selatan Rumah Limas
9. Bangka Belitung Rumah Rakit dan Rumah Limas
10. Lampung Rumah Nuwou Sesat
11. Jawa Barat Rumah Kasepuhan
12. Banten Rumah Adat Baduy
13. DKI Jakarta Rumah Kabaya dan Rumah Gudang
14. Jawa Tengah Rumah Joglo
15. D.I Yogyakarta Rumah Joglo
16. Jawa Timur Rumah Joglo
17. Kalimantan Barat Rumah Panjang
18. Kalimantan Tengah Rumah Betang
19. Kalimantan Utara Rumah Baloy
20. Kalimantan Timur Rumah Lamin
21. Kalimantan Selatan Rumah Banjar
22. Bali Gapuro Candi Bentar
23. Sulawesi Utara Laikas
24. Gorontalo Rumah Adat Doloupa
25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,
Rumah Tambi
26. Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar
27. Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan

137
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua
Tada

Mbaru Niang, Rumah Adat Suku Manggarai

Rumah adat suku manggarai berada di desa Waerebo, Pulau


Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berbatasan
langsung dengan Taman Nasional Komodo. Berada sekitar 1.100 ,dpl,
Woaerebo merupakan sebuah desa terpencil yang dikelilingi
pegunungan dan panorama hutan tropis lebat di kabupaten Manggarai
Barat, Pulau Flores.

Mbaru Niang adalah rumah adat suku manggarai yang berada


di pulau Flores Indonesia. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik
karena berbentuk kerucut yang memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar
15 meter. Dinding rumah terbuat dari kayu dan bamboo. Atapnya
terbuat dari ijuk yang disebut wunut. Setiap bagian rumah direkatkan
dengan menggunakan rotan dan tanpa paku sama sekali. Mbaru Niang
terdiri atas 5 lantai. Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki
ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda sebagai berikut :

138
11. Tingkat pertama disebut lutur. Rungan di tingkatkan ini digunakan
sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.
12. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk
menyimpan bahan makanan dan barang sehari-hari.
13. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk
menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung,
benih kacang-kacangan dan padi.
14. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan
apabila terjadi kekeringan.
15. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian
persembahan kepada leluhur

Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya tinggal
beberapa dan hanya terdapat kampong adar Waerebo yang terpencil di
atas pegunungan.

H. Keanekaragaman Pakaian Adat di indonesia


Pakaian adat atau tradisional juga merupakan keragaman yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pakaian adat tradisional Indonesia
merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara
Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. dengan banyaknya
suku dan provinsi yang ada di wilayah Indonesia, maka otomatis banyak
pula macam-macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di
seluruh provinsi Indonesia. Suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri
khusus dalam pembuatan ataupun dalam mengenakan pakaian adat
tersebut. Fungsi pakaian adat Indonesia tidak hanya sebagai pelindung
ataupun sekedar identitas dari sebuah daerah di Indonesia, tetapi lebih
menunjukkan kepada hal kekentalan budaya yang ada di Indonesia.
Indonesia negara yang kaya akan budaya bangsa. Salah satu
bentuk nyata budaya Indonesia dapat kita temukan dari beragama pakaian

139
adat dari beberapa suku yang mewakili provinsi-provinsi yang ada. Di
beberapa daerah, pakaian adat dikelompokkan sesuai kedudukan atau
status pemakainya dalam masyarakat. contohnya pakaian adat kepala suku
atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat rakyat biasa. Berikut ini
beberapa nama pakaian adat di Indonesia.

No. Nama Pakaian Adat Daerah Asal


1. Elee Balang Aceh
2. Ulos Sumatra Utara
3. Bundo Kandung, Limpapeh Rumah Nan Sumatra Barat
Gadang
4. Pakaian Tradisional Melayu Riau
5. Teluk Belanga Kepulauan Riau
6. Aesan Gede Sumatra Selatan
7. Bundo Kanduang Sumatra Barat
8. Paksian Bangka Belitung
9. Baju Pangsi Banten
10. Kebaya Jawa Barat
11. Kebaya Jawa Tengah
12. Kebaya Ksatrian Di Yogyakarta
13. Pesa’an Jawa Timur
14. Perang Kalimantan Barat
15. Pengantian Begajah Gamuling Baular Kalimantan Selatan
Lulut
16. Baju Cele Maluku
17. Pakaian Manteren Lamo Maluku Utara
18. Kulavi (Donggala) Sulawesi Utara
19. Baju Nggembe Sulawesi Tengah

140
20. Baju Bodo Sulawesi Selatan
21. Mandar Sulawesi Barat
22. Ewer Papua Barat
23. Biliu dan Mukuta Gorontalo
24. Tulang Bawang Lampung
25. Melayu Jambi Jambi

Keunikan Pakaian Adat Wanita Minangkabau

Sumatra Barat juga dikenal memiliki kebudayaan yang sangat menarik.


Masyarakat suku Minangkabau memang diketahui sangat kuat dalam
mempertahankan adat dan kebudayaannya. Salah satu adat tersebut adalah
dalam hal berpakaian.

Pakai adat Sumatra Barat bernama pakaian Bundo Kanduang memiliki


keunikan terumata pada bagian penutup kepalanya. Bagian paling atas adalah
penutup kepala berbentuk runcing (gonjong) menyerupai bentuk atap rumah
adat gadang, Minangkabau. Penutup kepala ini disebut tingkualak. Namun,
para pengantin biasanya memakai hiasan yang disebut suntiang. Bundo
Kanduang sendiri merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh
para wanita yang telah menikah.

141
Baju Batabue adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan
pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut
melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatra Barat yang sangat
berlimpah. Corak dari sulaman ini pun sangat beragam. Baju Batabue dapat
kita temukan dalam 4 warna, yaitu warna merah, hitam, biru dan lembayung.
Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie. Minsie
adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat
pada batas-batas hukum adat. Sebagai pelengkap, pakaian adat ini juga
dilengkapi dengan perhiasan berupa gelang dan kalung. Gelang biasa disebut
galang. Kalung biasa disebut dukuah.

M. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Pembelajaran Ekspositori

N. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 8. Kelas dimulai dengan dibuka dengan 10 menit
salam, dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
9. Guru menanyakan kabar kepada
peserta didik.
10. Guru mengkondisikan kelas serta
mengecek kehadiran peserta didik.
11. Guru mengajak peserta didik tepuk
semangat dan memeriahkan yel-yel
untuk memeriahkan suasana dan
semangat untuk belajar.

142
12. Guru mengingatkan peserta didik
tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
13. Peserta didik menyimak penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
14. Guru menyampaikan bahwa hari ini
akan belajar tentang keanekaragaman
rumah adatdan pakaian adat di
Indonesia, dan perbedaan letak
geografis wilayah Indonesia
Kegiatan Inti 9. Guru meminta siswa untuk membaca 50 menit
teks tentang keanekaragaman pakaian
adat di Indonesia
10. Guru menjelaskan tentang
keanekaragaman pakaian adat di
Indonesia
11. Guru menjelaskan macam-macam
pakaian adat di Indonesia dengan
melalui media pohon pintar
12. Kemudian, guru meminta siswa untuk
menyebutkan macam-macam pakaian
adat melalui gambar pada media
pohon pintar
13. Guru memberikan stimulus siswa
untuk menarik kesimpulan
14. Guru memberikan stimulus siswa

143
untuk menarik kesimpulan dari proses
pembelajaran tersebut
15. Guru meminta salah satu siswa untuk
mengambil intisari dari pembelajaran
tersebut

Penutup 6. Guru dan siswa besama-sama 10 menit


menyimpulkan hasil pembelajaran
7. Guru memberikan penguatan kepada
siswa
8. Guru dan siswa menutup
pembelajaran
9. Salah satu peserta didik diminta
memimpin doa.
10. Guru mengucapkan salam penutup.

144
145
Lampiran 4 : Lembar Jawab Siklus I

146
Lampiran : 5 Lembar Jawab Siklus II

147
Lampiran 6 : Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor

A B C D

Membuka Pelajaran

1. Menarik perhatian siswa √

2. Memberikan motivasi awal √

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan √

materi)

4. Menyampaiakn tujuan pembelajaran √

5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan √

dipelajari

Sikap guru dalam proses pembelajaran

6. Kejelasan artikulasi suara √

7. Variasi gerakan badan tidak menggangu siswa √

8. Antusiasme dalam penampilan √

9. Mobilitas posisi mengajar √

Penguasaan bahan belajar

10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah- √

langkah yang dibuat dalam RPP

11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √

12. Memiliki wawasan yang luas dalam √

148
menyampaikan bahan ajar

Kegiatan belajar mengajar

13. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan √

atau indikator yang telah ditetapkan

14. Memiliki ketrampilan dalam merespon dan √

menanggapi pertayaan siswa

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √

Pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran/alat peraga

16. Menggunakan media/alat peraga secara efektif √

dan efesien

17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/alat √

peraga

Evaluasi pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah √

ditetapkan

19. Penilaian yan diberikan sesuai dengan RPP √

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang diberikan √

21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan √

menjawab pertayaan

149
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √

Tindak lanjut/follow up

23. Memberikan tugas kepada siswa √

24. Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan √

dipelajari berikutnya

25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √

Jumlah 28 51 2

Total 81

Kategori Sangat Baik

Keterangan : Kategori Total Kinerja Guru

Skor Nilai :

A = 4 (sangat baik) 76-100 = Sangat Baik

B = 3 (baik) 51-75 = Baik

C = 2 (cukup) 26-50 = Cukup

D = 1 (kurang) 0-24= Kurang

150
Lembar Observasi Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Aspek yang Diamati

Pengetahuan Keaktifan Perhatian

K C B K C B K C B

1. Angga Lesmana √ √ √

2. Cita Chotmilati √ √ √

3. Faaliq Al Jauda √ √ √

4. Jamila Yunita √ √ √

Nirmalasari

5. Melati Surya √ √ √

Ningtyas

6. Muhammad Alif √ √ √

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri √ √ √

Darmawan

8. Muhammad Khafid √ √ √

Nurlatief

9. Muhammad Lana √ √ √

Maulidan Najib

10. Muhammad √ √ √

Misbakhul Munir

151
11. Riska Laura √ √ √

Ramadhani

12. Saddam Ahmad Al √ √ √

Husni

13. Salsabila Shafa √ √ √

14. Tiara Putri Hapsari √ √ √

15. Zaskia Leni Asfin √ √ √

16. Muhammad √ √ √

Sefrudi Amir

17. Defriyan Arya √ √ √

Mukti

18. Aisya Putri √ √ √

Maharani

Jumlah 7 11 4 5 9 7 11

Keterangan:

Skor Nilai

K = Kurang (25-50)

C = Cukup (51-75)

B = Baik (76-100)

152
Lampiran 7 : Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II

Lembar Observasi Guru Siklus II

No. Aspek yang diamati Skor

A B C D

Membuka Pelajaran

1. Menarik perhatian siswa √

2. Memberikan motivasi awal √

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan √

materi)

4. Menyampaiakn tujuan pembelajaran √

5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan √

dipelajari

Sikap guru dalam proses pembelajaran

6. Kejelasan artikulasi suara √

7. Variasi gerakan badan tidak menggangu siswa √

8. Antusiasme dalam penampilan √

9. Mobilitas posisi mengajar √

Penguasaan bahan belajar

10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah- √

langkah yang dibuat dalam RPP

11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √

153
12. Memiliki wawasan yang luas dalam √

menyampaikan bahan ajar

Kegiatan belajar mengajar

13. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan √

atau indikator yang telah ditetapkan

14. Memiliki ketrampilan dalam merespon dan √

menanggapi pertayaan siswa

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √

Pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran/alat peraga

16. Menggunakan media/alat peraga secara efektif √

dan efesien

17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/alat √

peraga

Evaluasi pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah √

ditetapkan

19. Penilaian yan diberikan sesuai dengan RPP √

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang diberikan √

21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan √

154
menjawab pertayaan

22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √

Tindak lanjut/follow up

23. Memberikan tugas kepada siswa √

24. Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan √

dipelajari berikutnya

25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √

Jumlah 80 15 2

Total 97

Kategori Sangat Baik

Keterangan : Kategori Total Kinerja Guru

Skor Nilai : 76-100 = Sangat Baik

A = 4 (sangat baik) 51-75 = Baik

B = 3 (baik) 26-50 = Cukup

C = 2 (cukup) 0-26 = Kurang

D = 1 (kurang)

155
Lembar Observasi Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Aspek yang Diamati

Pengetahuan Keaktifan Perhatian

K C B K C B K C B

1. Angga Lesmana √ √ √

2. Cita Chotmilati √ √ √

3. Faaliq Al Jauda √ √ √

4. Jamila Yunita √ √ √

Nirmalasari

5. Melati Surya √ √ √

Ningtyas

6. Muhammad Alif √ √ √

Arrafi’u

7. Muhammad Fahri √ √ √

Darmawan

8. Muhammad Khafid √ √ √

Nurlatief

9. Muhammad Lana √ √ √

Maulidan Najib

10. Muhammad √ √ √

Misbakhul Munir

156
11. Riska Laura √ √ √

Ramadhani

12. Saddam Ahmad Al √ √ √

Husni

13. Salsabila Shafa √ √ √

14. Tiara Putri Hapsari √ √ √

15. Zaskia Leni Asfin √ √ √

16. Muhammad √ √ √

Sefrudi Amir

17. Defriyan Arya √ √ √

Mukti

18. Aisya Putri √ √ √

Maharani

Jumlah 2 16 2 2 14 4 14

Keterangan:

Skor Nilai

K = Kurang (25-50)

C = Cukup (51-75)

B = Baik (76-100)

157
Lampiran8:LembarKonsultasi

158
Lampiran 9: Lembar Tugas Pembimbing

159
Lampiran10:SuratIjinPenelitian

160
Lampiran 11: Surat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

161
162
163
Lampiran 12: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

164
Lampiran 13: Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

165
166
167
168
Lampiran 14: Dokumentasi

DOKUMENTASI

Guru sedang menjelaskan materi pembelajaran dengan mengaplikasikan media pohon

pintar

Siswa yang bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran yang sedang

berlangsung

169
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa melalui media pohon pintar

Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi dari guru

170
Lampiran 15: Daftar Riwayat Hidup

171

Anda mungkin juga menyukai