Skripsi
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)
Oleh :
ANIS MARUROH
NIM. 2304015005
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
MATERI KERAGAMAN RUMAH ADAT DAN PAKAIAN ADAT DI
INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
DENGAN MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA KELAS 4 SEMESTER II
MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KEC. TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)
Oleh :
ANIS MASRUROH
NIM. 23040150054
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Demikian surat peryataan saya buat dan jika kemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya saya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua
konsekuensinya.
Anis Masruroh
NIM:23040150054
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya.
1. Bapak dan ibukku tersayang, Slamet Rohmad dan Siti Nur Halimah,
vii
4. Keluarga besarku, yang telah memberikan doa dan dukungannya.
8. Teman-teman KKN posko 145 Desa Surojoyo yang telah memberikan ilmu
10. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren An-Nur Tuntang Semarang.
12. Kepada keluarga besar dan semua pihak dimanapun berada yang telah
viii
KATA PENGANTAR
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). adapun judul skripsi ini
adalah “ Peningkatam Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Keragaman Rumah
Adat dan Pakaian Adat di Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Ekpositori dengan
Pohon Pintar Pada Siswa Kelas IV Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatanini
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga
ix
4. Ibu Nur Khasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan seluruh sivitas
7. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan
8. Ibu Nur Hidayati S.Pd.I. selaku kepala MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.
9. Ibu Suharsini, S.Pd.I, selaku guru kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec.
Tuntang, Kab. Semarang besrta guru dan karyawan yang telah memberikan
10. Seluruh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang, Kab.
x
12. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini
katsiran”.Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masi jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umunya. Aamiin
Anis Masruroh
NIM. 23040150054
xi
ABSTRAK
Masruroh, Anis. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi
Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat Di Indonesia Melalui Strategi
Pembelejaran Ekspositori dengan Media Pohon Pintar pada Siswa Kelas IV
Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK).Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Sutrisna, S.Ag.,M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Strategi Pembelajaran
Ekspositori.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia
menggunakan stratgi pembelajaran ekspositori dengan media pohon pintar pada siswa
kelas IV semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 18 siswa yaitu 10 siswa laki-laki dan 8
siswa perempuan.
Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua
siklus.Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada siswa kelas
IV semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori
dengan media pohon pintar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS
materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada siswa kelas IV
semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019. Dapat dibuktikan dari data yang per siklusnya, hasil pra
siklusnya hanya 4 siswa (22,22%) yang tuntas KKM, sedangkan 14 siswa (77,77%)
belum tuntas KKM. Selanjutnya pada siklus I 11 siswa (61,11%) yang tuntas KKM,
sedangkan 7 siswa (38,88%) belum tuntas KKM dengan nilai rata-rata 74,44%.
Diperoleh peningkatan hasil belajar pra siklus ke siklus I 38,89%. Pada siklus II 16
siswa (88,88%) ≥ 85% yang tuntas KKM, sedangkan 2 siswa (11,11%) belum tuntas
KKM dengan nilai rata-rata 85%. Diperoleh peningkatan hasil belajar siklus I ke
siklus II 27,775. .
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
LEMBAR LOGO ii
LEMBAR PENGESAHAN v
KATA PENGANTAR ix
ABSTRAK xii
DAFTAR GAMBAR xx
BAB I PENDAHULUAN 1
xiii
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 12
C. Tujuan Penelitian 12
D. Manfaat Penelitian 12
1. Manfaat Teoritis 13
2. Manfaat Praktis 13
F. Definisi Operasional 16
G. Metode Penelitian 19
1. Rancangan Penelitian 19
3. Subjek Penelitian 21
4. Langkah-langkah Penelitian 22
7. Analisis Data 26
H. SISTEMATIKA PENULISAN 28
1. Belajar 29
xiv
a. Pengertian Belajar 29
2. Hasil Belajar 30
Hasil Belajar 35
xv
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori 60
Pembelajaran Ekspositori 61
d. Langkah-langkah Pelaksanaan
Pembelajaran Ekspositori 63
c. Langkah-langkah Pembuatan
C. Kajian Pustaka 71
1. Profil Sekolah 73
3. Tujuan Sekolah 74
4. Personalia Sekolah 75
xvi
6. Prestasi yang pernah diraih 77
B. Deskripsi Kondisi 79
3. Pelaksanaan Penelitian 82
1. Perencanaan Tindakan 83
2. Pelaksanaan Tindakan 84
4. Refleksi 86
1. Perencanaan Tindakan 88
2. Pelaksanaan Tindakan 89
4. Refleksi 91
xvii
2. Deskripsi Siklus I 97
B. Pembahasan 105
A. Kesimpulan 114
B. Saran 115
xviii
DAFTRA TABEL
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR DIAGRAM
Siklus II 92
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 14 Dokumentasi
xxii
BAB 1
PENDAHULUAN
2003:2). Belajar merupakan hal yang penting dalam hidup manusia sejak
mulai kecil, dewasa hingga tua aktifitas belajar sering dilakukan. Belajara
akan terjadi setiap saat dalam diri seorang, dimanapun dan kapanpun proses
belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi dibangku sekolah, tidak hanya
terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seorang
belajar membaca, menulis dan menghitung. Belajar bisa terjadi dalam semua
aspek kehidupan, dan belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum
mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, begitu juga guru yang
mengingkan peserta didiknya mendapat nilai yang baik pula. Hasil belajar
yang baik dapat membantu isiwa dalam mencapai tujuan belajar (Hamalik,
2002). Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik
pula, jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang baik (Nasution, 2006:36). Hasil belajar dan terbentuknya pribadi
1
yang baik merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat
harus mempunyai pola tertentu, sehingga tejadi proses belajar mengajar dan
dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran (Usman, 1990:21). Guru dan siswa
adalah unsur dari kegiatan belajar mengajar dikelas, maka dari itu kedua unsur
tersebut harus saling menjaga interaksi satu sama lain agar terjadi kegiatan
belajar mengajar yang harmonis. Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari
yang monoton sehingga siswa akan merasa bosan ketika proses pembelajaran
Guru belum menggunakan metode dan media yang inovatif yang dapat
2
di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidi kan IPS merupakan
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkugannya, serta berbagai bekal bagi
dan efesien dengan memaksimalkan berbagai sarana dan prasarana yang ada.
mendorong siswa belajar secara serius dan melibatkan siswa aktif dalam
3
memahami konsep-konsep IPS dan mengembangkan kemampuan berpikir
keyakinan.
sulit dipisahkan.
4
Dalam memasuki era globalisasi bansa Indonesia menghadapi
akibat pertemuan antar budaya dalam proses globalisasi yang sedang melanda
tinggi, luhur, ramah, santun, beradab, dan berloteransi tinggi antar sesama
berubah menjadi bangsa yang mudah tersingung dan emosianal.untuk itu kita
sebagai warga Indonesia harus Bhineka Tunggal Ika walaupun berbeda tetap
bersatu.
يَآ ٓ ُّيه َا ا لنَّ ُاس ِاّنَّ َخلَ ْقنَ ُ ْك ِ ّم ْن َذ َك ٍر َّو ُا ن َْث َو َج َعلْنَ ُ ْك ُش ُع ْو ًب َّوقَ َبآ ٓ ئِ َل ِلتَ َعا َرفُ ْوا ِع ْندَ ا ِلل َاتْ َق ُ ْك
َ ِا َّن
للا عَ ِل ْ مي َخب ْ مِي
dari seorang laiki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
5
tingkat kekayaan, suku bangsa, melainkan tingkat ketakwaan yang
mewujudkan dari baiknya hunungan manusia itu kepada Tuhan dan kepada
diraba, dan dilihat secara nyata. Media merupakan sesuatu yang bersifat
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka suesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk
6
meningkatkan hasil belajar siswa harus terus dilakukan.Upaya tersebut
diperlukan motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa
percaya diri yang tinggi. Upaya dalam menmbuhkan semangat pada siswa
media yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Penerapan
serta kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru dapat berperan sebagai
7
cari alternative pembelajaran lainnya yang relavan untuk membantu
Aulad jombor bahwa hasil pembelajaran IPS masih rendah dibandingkan mata
pelajaran lainnya.Selain hasil belajar yang rendah guru juga masih kurang
budaya dan peneran media yang masih sulit. Dalam pembelajaran IPS ini guru
berlangsung. Selain itu, dengan penerapan dan pengunaan media yang masih
rendah siswa juga masih banyak yang terllihat aktivitas mengobrol, bercanda
bahkan bermain dengan temannya.Ada juga yang telihat melamun dan bosan,
bahkan ada juga yang asyik bermain sendiri. Dan ketika proses pembelajaran
8
dengan mengunakan metode ceramah saja siswa akan merasa bosan dan susah
untuk memahami materi tersebut. Dan ketika siswa dikasih soal latihan,
hanya menengok kanan kiri dari pekerjaan siswa sehingga suasana kelaspun
menjadi ramai dan masih ada yang asyik bermain sendiri.Hanya beberapa
siswa saja yang fokus dengan dengan menyelesai soal tersebut dengan cepat
dan benar.Dari situasi dan kondisi yang demikian, peneliti merasakan bahwa
Jombor masih berpusat pada guru.Siswa masih bersikap pasif, karena guru
strategi pembelajaran dan penerapan media yang digunakan oleh guru. Akibat
siswa meras kesulitan dan bosan dalam mengikuti pelajaran IPS sehingga
timbulnya rasa jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu
pembelajaran ekspositori.
9
Strategi pembelajaran ekspositori strategi pembelajaran yang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal (Sanjaya, 2007: 177). Roy Killen (dalam
lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah
akan lebih focus pada siswa, karena strategi pembelajaran ekspositori ini
secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah menyimak untuk
pembelajar diharapkan akan lebih memahami aktifitas belajar siswa, baik dari
untuk diaplikasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk dan metode
10
ekspositori itu bisa dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah yang
menarik perhatian dan minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi
jumpai para guru dalam melakukan pengajaran hanya mengenal salah satu
strategi dan terapan metode yang tertentu saja, yaitu hanya sekedar
ceramah atau ditambahi sedikit variasi uraian dari guru itu sendiri. Salain itu,
tepat. Hal ini mengekibatkan siswa sering kali tidak fokus pada proses
11
hal tersebut dengan judul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
belajar IPS materi keragaman rumah adat dan pakain adat di Indonesia pada
D. Manfaat Penelitian
12
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian baik secara Teoritis mauoun
Paktis diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
IPS.
pembelajaran IPS.
13
4. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
c. Bagi lembaga
menyenangkan.
d. Bagi peneliti
14
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Sosial materi keragaman rumah adat dan pakaian adat di Indonesia pada
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara Individual
b. Secara Klasikal
(Trianto 2010:241).
15
F. Definisi Opersional
kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka terlebih
dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
16
penegrtian dan tujuan dari pendidikan IPS Tmapaknya dibutuhkan suatu
(Etin, 2008:14).
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
utama dalam melakukan strategi ini. Oleh karena itu sering orang
17
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran
yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang
itu sendiri.
4. Media Pembelajaran
18
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi
dimensi.Media gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat
realistis.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
kelas.Penelitian tindakan ini mulai muncul pada tahun 1940, sebagai salah
satu model penelitian yang muncul di tempat kerja, tempat dimana peneliti
19
(kepala sekolah), di desa tempat masyarakat beraktivitas, menjadi tempat
dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap efek dari intervensi tersebut
melibatkan kolaborasi dan kerja para peneliti, praktis dan orang awam
20
dan pengunaan media pembelajaran. Tujuan dari pelaksanaan Penelitian
2012:16).
3. Subyek Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai selesai. Penelitian ini
21
dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus I di lanjutkan siklus II yang
4. Langkah-langkah Penelitian
berikut :
1. Menyiapkan materi
22
5. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori
b. Pelaksanaan ( acting )
pohon pintar.
dilaksanakan.
c. Pengamatan (observing)
berikutnya.
d. Refleksi (reflecting)
23
Dalam tahap ini peneliti mengevaluasi diri untuk menemukan hal-hal
Gambar 1.1
24
a. Observasi
untuk evaluasi.
b. Tes
materi pembelajaran.
c. Dokumentasi
25
berupa foto-foto siswa, data profil sekolah, data jumlah siswa,
kegiatan.
a. Lembar Observasi
dilaksanakan.
c. Soal Tes
26
lengkap untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian
telah diuji.
a. Penilaian Rata-rata
M=
Keterangan :
M = Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
b. Prosentase
×100%
Keterangan :
27
N = Jumlah keseluruhan (Aqib, 2006:40-41)
H. Sistematika Penulisan
Belajar, Hasil Belajar, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), Materi
Pembelajaran Ekspositori, dan media pohon pintar. Bab III ada Pelaksanaan
penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran. Dan bagian akhir adalah Daftar
28
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia
purely internal event ) yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Manusia
tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar
29
Belajar adalah proses yang melibatkan dua unsur utama, yaitu jiwa
2. Hasil Belajar
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afekfit,
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil belajar tes
30
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
evaluasi.
semua aspek potensi yang menjadikan siswa untuk menjadi yang lebih
31
a. Pemahaman Konsep
32
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
b. Keterampilan Proses
33
Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
(falsifikasi).
c. Sikap
seseorang.
kognitif.
34
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Internal
35
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor eksternal
36
guru. Terdapat sejumlah aspek yang mempengaruhi kualitas proses
istiadat.
dengan sifat yang dimiliki oleh guru, misalnya sikap guru terhadap
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor
37
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.Dan peneliti juga menyimpulkan
politik semua dipelajari dalam ilmu sosial ini. Segala sesuatu yang
38
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.Begitu juga aspek
(Rasimin, 2012:56).
39
negara sendiri. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu
masyarakat.
40
diri sesuai dari bakat, minat, kemampuan dan
bertujuan :
psikologis.
dan kemanusiaan.
maupun global.
41
sebagai pendidikan, salain memberikan bekal pengetahuan dan
masyarakat.
kemuliaan harkat dan derajat manusia. Oleh sebab itu, mengajar ilmu
42
c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
43
sesame manusia, organisasi di dalamnya maupun hingga lingkungan
Jika ditelaah lebih lanjut, ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar
tertentu.
dan multidisipliner.
jaminan keamanan.
44
kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut
kehidupan
manusia
yang akan
dating
dikembangkan prospektif
penyajian sosiologi/antropologi
dalam mata
pelajaran
45
4. SK dan KD Pembelajaran IPS Kelas IV Semester II (Genap)
Kompetensi Dasar
46
sebagai identitas budaya di Indonesia
Mengamati
gambar/foto/tayangan
dan mendiskusikan
Mengumpulkan data
sekolah.
47
5. Materi IPS (Keragaman Rumah Adat dan Pakaian Adat di
Indonesia )
khas dan khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku
rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja
48
Keragaman suku bangsa dengan berbagai bentuk rumah
49
8. Sumatra Selatan Rumah Limas
25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,
Rumah Tambi
50
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua
Tada
51
Woaerebo merupakan sebuah desa terpencil yang dikelilingi
terbuat dari ijuk yang disebut wunut. Setiap bagian rumah direkatkan
dengan menggunakan rotan dan tanpa paku sama sekali. Mbaru Niang
52
Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya
53
pakaian adat kepala suku atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat
Nan Gadang
54
15. Pengantian Begajah Gamuling Baular Kalimantan Selatan
Lulut
55
Gambar 2.2 Pakaian Adat Minangkabau
56
merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh para
merah, hitam, biru dan lembayung.Pada bagian tepi lengan dan leher
57
mudah tersingung dan emosianal.untuk itu kita sebagai warga
س ِا َّنا َخلَ ْق َن ُك ْم مِّنْ ذ ََ َك ٍر َّو ا ُ ْن َثى َو َج َع ْل َن ُك ْم شُ ُع ْو ًبا و َّ ََ َقب ََ آ ِئل َ لِ َت َعا َرفُ ْوا
ُ َيآ ُّي َها ا ل َّنا
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
58
sosial atau tingkatan status dalam masyarakat.islam juga justru tidak
59
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori
sebagai berikut :
alat utama udalam melakukan strategi ini. Oleh karena itu sering
berpikir ulang.
sendiri.
60
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi
achievement) siswa.
Tidak ada satu strategi yang lebih dianggap lebih baik dibandigkan
sebagai berikut :
61
Karena sebelum strategi ini diterapkan terlebh dahulu, guru
strategi pembelajaran.
b. Prinsip komunikasi
penerima pesan.
62
utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif,
proses komunikasi.
c. Prinsip kesiapan
pelajaran.
d. Prinsip berkelnajutan
63
Ada beberapa langkah-langkah dalam penerapan strategi
a. Persiapan (preparation)
antaranya adalah :
yang negative
b. Penyajian (presentation)
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
64
menjaga kontak mata dengan siswa, dan menggunkan joke-joke
yang menyegarkan.
c. Korelasi (correlation)
motorik siswa.
d. Menyimpulkan (generalization)
e. Mengaplikasikan (application)
65
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
sebagai berikut:
66
b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif jika
besar.
67
c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, akan
68
(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
dicapai.
proses dari dasar. Menurut Munadi (2008:95) bagan pohon ialah ibarat
69
sebatang pohon dengan cabang dan ranting serta bergantungan buah
pintar
masing
pembelajaran
sifat pasif anak didik dapat di atasi dalam hal ini media pohon
70
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
di pelajari.
C. Kajian Pustaka
71
pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui kegiatan yang berupa
refleksi.
instrument lembar kegiatan guru dan siswa dan hasil tes pembelajaran.
72
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Profil Sekolah
NSM : 111233220074
Semarang
Adat di Indonesia
Kelas / Semester : IV / 2
Visi :
berakhlakul karimah.
73
Misi :
berkembang optimal.
sekolah.
3. Tujuan Sekolah
BISA.
74
4. Personalia Sekolah
Semarang.
Tabel 3.1
75
5. Personalia Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor
Tabel 3.2
76
14 Tiara Putri Hapsari Perempuan
Tabel 3.3
Semarang
77
8. Juara 2 Kaligrafi porsema kec. Tuntang
Tuntang
Semarang
78
9. Juara 3 Pidato Bahasa Indonesia
B. Deskripsi Kondisi
Sosial
Pengetahuan Sosial sebagai salah satu sumber maupun bukti nyata adanya
Tabel 3.4
Harian
79
Nirmalasari
Arrafi’u
Darmawan
Nurlatief
Maulidan Najib
Munir
Husni
Amir
80
18. Aisya Putri Maharani 75 50 Tidak Tuntas
Keterangan:
penelitian semua siswa mengikuti pembelajaran tanpa ada yang yang izin
Tabel 3.5
81
7 Muhammad Fahri Darmawan Laki-laki
3. Pelaksanaan Penelitian
sebagai berikut :
82
b. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 maret 2019.
diperoleh dari adanya refleksi pada pra siklus. Oleh karena itu, penelitian
1. Perencanaan Tindakan
83
c. Menyiapakan materi ajar tentang keanekaragaman rumah adat
2. Pelaksanaan Tindakan
didik
84
e. Guru mengingatkan peserta didik tentang pelajaran
disampaikan
Indonesia
kelompok
85
o. Guru meminta salah satu siswa untuk mengambil intisari dari
pembelajaran tersebut
pembelajaran
Jombor.
4. Refleksi
86
siswa sudah mulai antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran
Pohon Pintar.
dilihat dari lembar observasi siswa dan guru sehingga dapat digunakan
refleksi pada siklus I adalah terjadi pada guru dan siswa. Berikut
urainnya:
strategi tersebut.
87
sendiri sehingga berakobat pada hasil belajar siswa yang belom
1. Perencanaan Tindakan
hasil peroleh nilai siswa pada siklus I, maka peneliti melakukan tindak
siklus II materi yang diajarkan masih sama dengan materi siklus I. Tahap
88
belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
pakaian adat.
2. Pelaksanaan Tindakan
serta menambah hal-hal yang perlu diperhatikan dan penekaan pada tahap
sebelumnya sesuai dengan RPP yang sudah ada. Berikut adalah langkah-
89
a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, dan berdoa bersama
didik.
Indonesia
90
l. Guru memberikan stimulus siswa untuk menarik kesimpulan
pembelajaran tersebut
4. Refleksi
91
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Sebagian siswa
peningkatan yang diperoleh dari pra siklus dan siklus I pada ,ata pelajaran
Sosial Meningkat.
hasil tes tertulis pada lembar soal yang dikerjakan oleh siswa.
92
dengan stratregi pembelajaran Ekspositori dengan media
berlangsung.
93
BAB IV
nilai IPS yang belum tuntas atau belom memenuhi standar Kriteria
Sosial.Berikut ini adalah data hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu
94
Pengethuan Sosial sebelum menggunakan strategi pembelajaran
Ekspositori dengan media pohon pintar, nilai tes evaluasi siklus I dan
Siklus II.
Tabel 4.1
Harian
Nirmalasari
Arrafi’u
Darmawan
Nurlatief
95
Maulidan Najib
Munir
Husni
Amir
Jumlah 1045
Rata-rata 58,05
Keterangan:
96
Nilai rata-rata siswa kelas IV menunjukkan bahwa hasil belajar
adalah 75. Dari data yang diperoleh siswa telah mencapai KKM
Indonesia.
aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Pada deskripsi observasi
97
Pada siklus I pengumpulan data observasi guru dan siswa dan hasil
instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
dan siswa. Aspek yang dinilai oleh peneliti yaitu aktivitas guru yang
mata pelajaran IPS dalam materi keragaman rumah adat dan pakaian
98
Tabel 4.2
Siklus I Tuntas
1. Angga Lesmana 75 80 √
2. Cita Chotmilati 75 80 √
3. Faaliq Al Jauda 75 90 √
4. Jamila Yunita 75 70 √
Nirmalasari
6. Muhammad Alif 75 60 √
Arrafi’u
7. Muhammad Fahri 75 80 √
Darmawan
8. Muhammad Khafid 75 60 √
Nurlatief
9. Muhammad Lana 75 80 √
Maulidan Najib
Munir
99
11. Riska Laura 75 80 √
Ramadhani
Husni
Amir
Jumlah 1340 11 7
Keterangan :
Tuntas : 11 Siswa
belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dalam KKM
100
kelas IV MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kec. Tuntang, Kab. Semarang
dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 38,88% dari jumlah
adalah 100 dan nilai terendah diperoleh siswa adalah 50. Dalam
c. Refleksi
dibandingkan pada pra siklus, namun hasil belajar tersebut masih berada
101
Observasi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
pohon pintar.
Tabel 4.3
Siklus II Tuntas
1. Angga Lesmana 75 80 √
4. Jamila Yunita 75 80 √
Nirmalasari
102
5. Melati Surya Ningtyas 75 90 √
6. Muhammad Alif 75 70 √
Arrafi’u
7. Muhammad Fahri 75 80 √
Darmawan
8. Muhammad Khafid 75 80 √
Nurlatief
9. Muhammad Lana 75 80 √
Maulidan Najib
Munir
Ramadhani
Husni
Amir
103
18. Aisya Putri Maharani 75 90 √
Jumlah 1530 16 2
Keterangan :
Tuntas : 16 Siswa
KKM ≥ 75 sebanyak 16 siswa atau 78,88% dari jumlah siswa yang ada
Semarang dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 11,11%
Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Pada siklus II, nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah diperoleh siswa adalah
104
c. Refleksi Siklus II
B. Pembahasan
Rumah Adat dan Pakaina Adat di Indonesia yang terdiri dari 2 siklus,
105
menunjukkan bahwa hasil belajar belum memuaskan.Sebanyak 14 siswa
rumah adat dan pakaian adat di Indonesia kelas IV adalah 75. Siswa yang
74,44%. Peningkatan perolehan hasil belajar antara pra siklus dan siklus I
106
Gambar 4.1
dibawah ini :
107
Gambar 4.2
108
Gambar 4.3
dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan diakhir pembelajaran IPS
109
2. Hasil Rekapitulasi Gabungan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Tabel 4.4
I II
1. Angga Lesmana 75 60 80 80
4. Jamila Yunita 75 60 70 80
Nirmalasari
7. Muhammad Fahri 75 40 80 80
Darmawan
8. Muhammad Khafid 75 65 60 80
Nurlatief
9. Muhammad Lana 75 60 80 80
Maulidan Najib
Munir
110
11. Riska Laura Ramadhani 75 50 90 80
111
Diagram 4.5
Siklua II
Berdasarkan dari data diatas, dapat dilihat dari hasil belajar pra siklus
masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan KKM, hasil belajar
siswa yang tuntas dari pra siklus hanya 4 siswa (22,22%) dan 14 siswa
(77,77%) belum tuntas dengan nilai rata-rata kelas 57,77%. Pada siklus I
(38,88%) belum tuntas dengan nilai rata-rata kelas 74,44%. Jadi dari pra
menjadi 16 siswa (88,33%) siswa yang tuntas dan 2 siswa (11,11%) siswa
112
yang belum tuntas denga nilai rata-rata kelas 85%. Jadi peningkatan hasil
113
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pakain Adat di Indonesia pada siswa kelas IV. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu
terjadi sebesar 38,89% hal ini dapat dilihat pada pra siklus (awal) dari 18
57,77%. Sedangkan data yang dapat pada siklus I yaitu dari 18 siswa
sebanyak 11 siswa (61,11%) siswa yang sudah memenuhi KKM dan 7 siswa
sebesar 27,77%. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu dari 18
siswa sebanyak 16 siswa (88,88%) siswa sudah memenuhi KKM dan 2 siswa
85%.
114
Maka dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini dinyatakan
tercapai hal ini dapat dibuktikan dengan adanya data hasil belajar siswa pada
B. Saran
sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
a. Pada saat mengajar guru harus lebih memilih strategi yang sesuai
guru.
115
b. Guru harus mau membuka diri terhadap perkembangan ilmu
pembelajaran berlangsung.
kelas.
116
DAFTAR PUSTAKA
Bumi Aksara.
: Rineka Cipta.
Cipta.
117
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya.
Pustaka.
Pres.
Pers.
118
LAMPIRAN
119
Lampiran1:Silabus
120
121
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
(RPP)
SIKLUS I
Pembelajaran :3
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
122
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provisi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.
4.2 Menyajikan hasil indentifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia, serta hubunganya dengan karakteristik ruang.
C. Indikator
3.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman rumah adat di Indonesia
3.2.2 Menyebutkan macam-macam keanekaragaman rumah adat beserta asal
daerah
3.2.3 Menjelaskan tentang perbedaan kondisi geografis wilayah Indonesia
4.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman pakaian adat di indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori
siswa mampu menjelaskan dan menyebutkan macam-macama
keanekaragaman rumah adat di Indonesia
2. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi ekspositori siswa mampu
memgetahui perbedaan letak geografis wilayah di Indonesia
E. Materi Pembelajaran
123
Rumah adat ialah salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi
dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. kebaradaan rumah adat di
Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam
prespektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan arsitektur
masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada
umumnya dihiasi ukuran-ukiran indah. Pada zaman dahulu, rumah adat
yang tampak paling indah biasanya dimiliki para keluarga kerajaan atau
ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya
dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli di bidangnya. Banyak
rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan
dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.
124
Melayu Atap Lontik
5. Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong
6. Jambi Rumah Panggung
7. Bengkulu Rumah Bubungan Lima
8. Sumatra Selatan Rumah Limas
9. Bangka Belitung Rumah Rakit dan Rumah Limas
10. Lampung Rumah Nuwou Sesat
11. Jawa Barat Rumah Kasepuhan
12. Banten Rumah Adat Baduy
13. DKI Jakarta Rumah Kabaya dan Rumah Gudang
14. Jawa Tengah Rumah Joglo
15. D.I Yogyakarta Rumah Joglo
16. Jawa Timur Rumah Joglo
17. Kalimantan Barat Rumah Panjang
18. Kalimantan Tengah Rumah Betang
19. Kalimantan Utara Rumah Baloy
20. Kalimantan Timur Rumah Lamin
21. Kalimantan Selatan Rumah Banjar
22. Bali Gapuro Candi Bentar
23. Sulawesi Utara Laikas
24. Gorontalo Rumah Adat Doloupa
25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,
Rumah Tambi
26. Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar
27. Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua Tada
125
Mbaru Niang, Rumah Adat Suku Manggarai
126
6. Tingkat pertama disebut lutur. Rungan di tingkatkan ini digunakan sebagai
tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.
7. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk menyimpan
bahan makanan dan barang sehari-hari.
8. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk menyimpan
benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, benih kacang-
kacangan dan padi.
9. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan apabila
terjadi kekeringan.
10. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan
kepada leluhur
Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya tinggal
beberapa dan hanya terdapat kampong adar Waerebo yang terpencil di atas
pegunungan.
127
adat dari beberapa suku yang mewakili provinsi-provinsi yang ada. Di
beberapa daerah, pakaian adat dikelompokkan sesuai kedudukan atau
status pemakainya dalam masyarakat. contohnya pakaian adat kepala suku
atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat rakyat biasa. Berikut ini
beberapa nama pakaian adat di Indonesia.
128
20. Baju Bodo Sulawesi Selatan
21. Mandar Sulawesi Barat
22. Ewer Papua Barat
23. Biliu dan Mukuta Gorontalo
24. Tulang Bawang Lampung
25. Melayu Jambi Jambi
129
Baju Batabue adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan
pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut
melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatra Barat yang sangat
berlimpah. Corak dari sulaman ini pun sangat beragam. Baju Batabue dapat
kita temukan dalam 4 warna, yaitu warna merah, hitam, biru dan lembayung.
Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie.
Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang
harus taat pada batas-batas hukum adat. Sebagai pelengkap, pakaian adat ini
juga dilengkapi dengan perhiasan berupa gelang dan kalung. Gelang biasa
disebut galang. Kalung biasa disebut dukuah.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
130
untuk memeriahkan suasana dan
semangat untuk belajar.
5. Guru mengingatkan peserta didik
tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
6. Peserta didik menyimak penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
7. Guru menyampaikan bahwa hari ini
akan belajar tentang keanekaragaman
rumah adatdan pakaian adat di
Indonesia, dan perbedaan letak
geografis wilayah Indonesia
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang 50 menit
keanekaragaman rumah adat di
Indonesia
2. Guru menempelkan gambar macam-
macam keanekaragaman rumah adat
beserta daerah asalnya
3. Guru menjelaskan penyebab
perbedaan letak geografis
4. Guru meminta peserta didik untuk
membentuk kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 6 siswa
5. Guru meminta siswa untuk
melakukan berdiskusi pada setiap
kelompok
131
6. Kemudian, guru meminta pada setiap
perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi pada
setiap kelompok
7. Guru memberikan stimulus siswa
untuk menarik kesimpulan dari proses
pembelajaran tersebut
8. Guru meminta salah satu siswa untuk
mengambil intisari dari pembelajaran
tersebut
132
133
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
(RPP)
SIKLUS II
Pembelajaran :4
H. Kompetensi Inti
5. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
7. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
134
I. Kompetensi Dasar
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provisi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.
8.2 Menyajikan hasil indentifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia, serta hubunganya dengan karakteristik ruang.
J. Indikator
8.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman pakaian adat di indonesia
8.2.2 Menyebutkan macam-macam keanekaragaman pakaian adat di
indonesia
K. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori
siswa mampu menjelaskan dan menyebutkan macam-macama
keanekaragaman pakaian adat di Indonesia
2. Setelah melalui pembelajaran dengan strategi ekspositori siswa mampu
memgetahui perbedaan letak geografis wilayah di Indonesia
3. Dengan menggunakan media pohon pintar siswa lebih mudah memahami
dan menghafal macam-macam pakaian adat di Indonesia
4. Dengan menggunakan media pohon pintar siswa lebih semangat belajar
L. Materi Pembelajaran
135
Keragaman suku bangsa juga berpengaruh terhadap bentuk rumah
adat. Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas dan
khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.
Rumah adat ialah salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi
dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. kebaradaan rumah adat di
Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam
prespektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah
peradaban. Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan arsitektur
masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada
umumnya dihiasi ukuran-ukiran indah. Pada zaman dahulu, rumah adat
yang tampak paling indah biasanya dimiliki para keluarga kerajaan atau
ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya
dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli di bidangnya. Banyak
rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan
dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.
136
4. Riau Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Salaso Jatuh
Kembar, Rumah Melayu Atap Belah Bubung,
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan Rumah
Melayu Atap Lontik
5. Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong
6. Jambi Rumah Panggung
7. Bengkulu Rumah Bubungan Lima
8. Sumatra Selatan Rumah Limas
9. Bangka Belitung Rumah Rakit dan Rumah Limas
10. Lampung Rumah Nuwou Sesat
11. Jawa Barat Rumah Kasepuhan
12. Banten Rumah Adat Baduy
13. DKI Jakarta Rumah Kabaya dan Rumah Gudang
14. Jawa Tengah Rumah Joglo
15. D.I Yogyakarta Rumah Joglo
16. Jawa Timur Rumah Joglo
17. Kalimantan Barat Rumah Panjang
18. Kalimantan Tengah Rumah Betang
19. Kalimantan Utara Rumah Baloy
20. Kalimantan Timur Rumah Lamin
21. Kalimantan Selatan Rumah Banjar
22. Bali Gapuro Candi Bentar
23. Sulawesi Utara Laikas
24. Gorontalo Rumah Adat Doloupa
25. Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar,
Rumah Tambi
26. Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar
27. Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan
137
28. Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau Rumah Adat Banua
Tada
138
11. Tingkat pertama disebut lutur. Rungan di tingkatkan ini digunakan
sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.
12. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk
menyimpan bahan makanan dan barang sehari-hari.
13. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk
menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung,
benih kacang-kacangan dan padi.
14. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan
apabila terjadi kekeringan.
15. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian
persembahan kepada leluhur
Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena hanya tinggal
beberapa dan hanya terdapat kampong adar Waerebo yang terpencil di
atas pegunungan.
139
adat dari beberapa suku yang mewakili provinsi-provinsi yang ada. Di
beberapa daerah, pakaian adat dikelompokkan sesuai kedudukan atau
status pemakainya dalam masyarakat. contohnya pakaian adat kepala suku
atau bangsawan berbeda dengan pakaian adat rakyat biasa. Berikut ini
beberapa nama pakaian adat di Indonesia.
140
20. Baju Bodo Sulawesi Selatan
21. Mandar Sulawesi Barat
22. Ewer Papua Barat
23. Biliu dan Mukuta Gorontalo
24. Tulang Bawang Lampung
25. Melayu Jambi Jambi
141
Baju Batabue adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan
pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut
melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatra Barat yang sangat
berlimpah. Corak dari sulaman ini pun sangat beragam. Baju Batabue dapat
kita temukan dalam 4 warna, yaitu warna merah, hitam, biru dan lembayung.
Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie. Minsie
adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat
pada batas-batas hukum adat. Sebagai pelengkap, pakaian adat ini juga
dilengkapi dengan perhiasan berupa gelang dan kalung. Gelang biasa disebut
galang. Kalung biasa disebut dukuah.
N. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 8. Kelas dimulai dengan dibuka dengan 10 menit
salam, dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
9. Guru menanyakan kabar kepada
peserta didik.
10. Guru mengkondisikan kelas serta
mengecek kehadiran peserta didik.
11. Guru mengajak peserta didik tepuk
semangat dan memeriahkan yel-yel
untuk memeriahkan suasana dan
semangat untuk belajar.
142
12. Guru mengingatkan peserta didik
tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
13. Peserta didik menyimak penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
14. Guru menyampaikan bahwa hari ini
akan belajar tentang keanekaragaman
rumah adatdan pakaian adat di
Indonesia, dan perbedaan letak
geografis wilayah Indonesia
Kegiatan Inti 9. Guru meminta siswa untuk membaca 50 menit
teks tentang keanekaragaman pakaian
adat di Indonesia
10. Guru menjelaskan tentang
keanekaragaman pakaian adat di
Indonesia
11. Guru menjelaskan macam-macam
pakaian adat di Indonesia dengan
melalui media pohon pintar
12. Kemudian, guru meminta siswa untuk
menyebutkan macam-macam pakaian
adat melalui gambar pada media
pohon pintar
13. Guru memberikan stimulus siswa
untuk menarik kesimpulan
14. Guru memberikan stimulus siswa
143
untuk menarik kesimpulan dari proses
pembelajaran tersebut
15. Guru meminta salah satu siswa untuk
mengambil intisari dari pembelajaran
tersebut
144
145
Lampiran 4 : Lembar Jawab Siklus I
146
Lampiran : 5 Lembar Jawab Siklus II
147
Lampiran 6 : Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Membuka Pelajaran
materi)
dipelajari
148
menyampaikan bahan ajar
pembelajaran/alat peraga
dan efesien
peraga
Evaluasi pembelajaran
ditetapkan
menjawab pertayaan
149
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/follow up
dipelajari berikutnya
Jumlah 28 51 2
Total 81
Skor Nilai :
150
Lembar Observasi Siswa Siklus I
K C B K C B K C B
1. Angga Lesmana √ √ √
2. Cita Chotmilati √ √ √
3. Faaliq Al Jauda √ √ √
4. Jamila Yunita √ √ √
Nirmalasari
5. Melati Surya √ √ √
Ningtyas
6. Muhammad Alif √ √ √
Arrafi’u
7. Muhammad Fahri √ √ √
Darmawan
8. Muhammad Khafid √ √ √
Nurlatief
9. Muhammad Lana √ √ √
Maulidan Najib
10. Muhammad √ √ √
Misbakhul Munir
151
11. Riska Laura √ √ √
Ramadhani
Husni
16. Muhammad √ √ √
Sefrudi Amir
Mukti
Maharani
Jumlah 7 11 4 5 9 7 11
Keterangan:
Skor Nilai
K = Kurang (25-50)
C = Cukup (51-75)
B = Baik (76-100)
152
Lampiran 7 : Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II
A B C D
Membuka Pelajaran
materi)
dipelajari
153
12. Memiliki wawasan yang luas dalam √
pembelajaran/alat peraga
dan efesien
peraga
Evaluasi pembelajaran
ditetapkan
154
menjawab pertayaan
Tindak lanjut/follow up
dipelajari berikutnya
Jumlah 80 15 2
Total 97
D = 1 (kurang)
155
Lembar Observasi Siswa Siklus II
K C B K C B K C B
1. Angga Lesmana √ √ √
2. Cita Chotmilati √ √ √
3. Faaliq Al Jauda √ √ √
4. Jamila Yunita √ √ √
Nirmalasari
5. Melati Surya √ √ √
Ningtyas
6. Muhammad Alif √ √ √
Arrafi’u
7. Muhammad Fahri √ √ √
Darmawan
8. Muhammad Khafid √ √ √
Nurlatief
9. Muhammad Lana √ √ √
Maulidan Najib
10. Muhammad √ √ √
Misbakhul Munir
156
11. Riska Laura √ √ √
Ramadhani
Husni
16. Muhammad √ √ √
Sefrudi Amir
Mukti
Maharani
Jumlah 2 16 2 2 14 4 14
Keterangan:
Skor Nilai
K = Kurang (25-50)
C = Cukup (51-75)
B = Baik (76-100)
157
Lampiran8:LembarKonsultasi
158
Lampiran 9: Lembar Tugas Pembimbing
159
Lampiran10:SuratIjinPenelitian
160
Lampiran 11: Surat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
161
162
163
Lampiran 12: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
164
Lampiran 13: Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
165
166
167
168
Lampiran 14: Dokumentasi
DOKUMENTASI
pintar
Siswa yang bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran yang sedang
berlangsung
169
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa melalui media pohon pintar
170
Lampiran 15: Daftar Riwayat Hidup
171