SKRIPSI
Oleh:
TRI YURIANA
NIM 11512079
SKRIPSI
Oleh:
TRI YURIANA
NIM 11512079
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 115-12-079
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.”
(Aristoteles)
“Mulai adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan
sesuatu adalah mulai. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita
(Cilfford Warren)
PERSEMBAHAN
Ibunda Wastini dan Bapak Karsimin (Alm) tercinta yang telah membesarkan,
Ibunda (Sri Mulyani) dan bapak (Ichwanto) tercinta yang selalu mendoakan dan
vii
Kakak-kakaku dan adik-adikku semuanya yang selalu memberikan dukungan.
Para dosen dan dosen pembimbingku bapak Suwardi, M.Pd. yang telah sabar
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
dengan Menggunakan Alat Peraga Tulang Napier pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tugas ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang
tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses
Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak
yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga sekaligus Dosen
baik.
ix
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
sahabatku angkatan 2012 dan 2013 yang telah memberikan semangat dan
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa
semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Penulis
x
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
xii
1. Rancangan Penelitian........................................................ 12
2. Subjek Penelitian................................................................ 14
4. Instrumen Penelitian........................................................... 18
H. Sistematika Penulisan.................................................................... 22
1. Belajar ................................................................................ 23
xiii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum ............................................................................. 67
1. Siklus I ............................................................................... 89
2. Siklus II .............................................................................. 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IV Semester I ... 43
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Dukuh Salatiga ................. 67
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa Kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga ......... 69
Tabel 4.3 Perbandingan Pre Test dan Post Test Siklus I .............................. 97
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II .................... 99
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, keputusan
salah satu mata pelajaran wajib yang menjadi ukuran kelulusan Ujian Nasional
(UN). Matematika juga menjadi salah ilmu yang dijadikan tolok ukur
selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah bahkan hingga perguruan tinggi. Hal
ini diperkuat dengan pendapat Daryanto (2013: 155) bahwa hasil nilai
matematika pada Ujian Nasional (UN), pada semua tingkat dan jenjang
pendidikan selalu terpaku pada angka yang rendah. Keadaan ini sangat ironis
1
matematika) sering kali menghinggapi perasaan peserta didik dari tingkat
2
Untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, guru sering kali
berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil belajar
yang dicapai siswa. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru matematika
masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan
tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap
materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran yang menarik dan inovatif
tentunya dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa
belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media, dan sumber belajar
penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen
salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar yang
digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran
3
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru sebagai subjek pembelajaran harus
dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan
kearah yang lebih positif serta dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang melakukan
aktivitas lain yang lebih menarik dari pada belajar seperti asik ngobrol sendiri
atau mengganggu teman lainnya yang sedang asik belajar. Pada saat
4
madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria
adalah 65. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV MI Ma’arif
dengan guru sepakat untuk mencoba suatu tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah yang ada dengan menggunakan alat peraga tulang napier dalam
Alat peraga tulang Napier merupakan alat bantu yang dapat membantu
mencari hasil kali suatu bilangan. Tulang Napier ini ditemukan oleh ahli
5
MA’ARIF DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA
B. Rumusan Masalah
pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bahwa penggunaan alat peraga tulang Napier dapat meningkatkan hasil belajar
1. Hipotesis Tindakan
masalah terkait dengan tindakan yang akan dilakukan yang diduga dapat
2013: 29). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan alat
6
perkalian pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh, Kecamatan Sidomukti
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara Individu
b. Secara Klasikal
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
7
diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
b. Guru
meningkat.
pembelajaran matematika.
8
F. Definisi Operasional
sehingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa yang
1. Hasil Belajar
Berbicara tentang hasil belajar maka tidak lepas dari proses belajar.
interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat
9
Menurut Suprijono (2009: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
Rusffendi dalam Sundayana (2015: 7), alat peraga adalah alat yang
adalah benda kongkret yang dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja
matematika.
10
Menurut Sundayana (2015: 110), tulang Napier adalah suatu alat
yang dapat membantu mencari hasil kali suatu bilangan. Alat ini pertama
didik untuk berfikir logis, analitis, sitematis, kritis dan kreatif. Sebagai
abstrak. Hal ini senada dengan definisi H.W. Fowler dalam Suyitno (1985:
11
structures and their interrelations,” matematika dapat didefinisikan
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
professional. Definisi lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Tim
Pelatih Proyek PGSM (1999) yang menyatakan bahwa PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan
12
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam hai ini, gerak kegiatan adalah
adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai
suatu tindakan.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar
hal yang sama, belajar hal yang sama dari pendidik yang sama pula
(Arikunto, 2015: 2)
13
siswanya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk
Salatiga.
2. Subjek Penelitian
Dukuh Salatiga yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-
Penelitian ini dimulai dari bulan September hingga awal Desember 2016.
3. Langkah-Langkah Penelitian
yang diterapkan.
14
3) Mempersiapan silabus pembelajaran.
pembelajaran.
1) Kegiatan awal
15
Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan meliputi kegiatan
2) Kegiatan inti
Konfirmasi (mengkomunikasikan).
3) Kegiatan akhir
berikutnya.
c. Observasi (Observation)
16
digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa di dalam
proses pembelajaran.
d. Refleksi (Reflection)
tindakan?
ditetapkan?
sebagai berikut :
17
Bagan 1. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
4. Instrumen Penelitian
a. RPP
c. Lembar Observasi
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai (Yonny,
dianggap penting.
5. Pengumpulan Data
19
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
a. Observasi
pembelajaran berlangsung.
b. Wawancara
datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang
c. Dokumentasi
media yang digunakan dan data lainnya yang dianggap penting bagi
20
6. Analisis Data
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011: 85). Analisa data dalam penelitian
yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisi data yang dilakukan peneliti
∑𝑋
M= 𝑁
Keterangan:
Keterangan:
F = Frekuensi
alat peraga tulang Napier, kaitan antara alat peraga tulang Napier
BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari: gambaran umum tentang
pelaksanaan penelitian.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah kata yang tentunya tidak asing bagi kita,
terutama bagi para pelajar. Namun, tidak semua orang tahu apa itu arti
2011: 7).
yang penting diketahui oleh tutor atau fasilitator oleh karena tugas
warga belajar.
5) Broger dan Seaborne (1986: 14) dikutip dari Jarvis (1982: 74),
pengalaman.
24
8) Hilgard dan Atkinson (1976: 270), dikutip dari Jarvis (1983: 74),
12) Brundage dan Mackerarcher (1980: 5) dikutip dari Jarvis (1983: 74),
25
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
psikomotorik.
b. Ciri-ciri Belajar
belajar.
26
lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu
pengalaman.
c. Prinsip-Prinsip Belajar
berikut:
yang disadari.
27
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
propocative environtment.
28
a) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan
kali berturut-turut.
anak-anak.
belajar.
dalam pengajaran.
29
c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
baginya.
by doing)
atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis,
dan sebagainya.
benar dipahami.
menyenangan.
l) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
30
Dengan mengetahui prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan
d. Tujuan Belajar
adalah:
31
persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas
3) Pembentukan sikap
sebagai uswah.
dicapai adalah:
a. Pembelajaran Matematika
untuk menunjukkan:
mengenai sesuatu.
atau
32
3) Suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan
dengan masalah.
33
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
atau mathema yang berarti ”belajar atau hal yang dipelajari,” sedangkan
melalui penalaran induktif yang didasari fakta dan gejala yang muncul
34
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap matematika (Susanto,
2013: 186-187).
Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan
interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan
berlangsung.
kegiatan belajar, karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
35
juga kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan
berikut:
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
36
sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada
situasi tertentu. Atas dasar itu, maka dalam penilaian selalu ada objek
sebagai:
37
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
tuanya.
siswa terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Menurut Jihad (2013:
1) Tes
38
a) Ulangan Harian
b) Tugas Kelompok
c) Kuis
d) Ulangan Blok
e) Pertanyaan Lisan
39
memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas, dan siswa
f) Tugas Individu
aplikatif.
2) Non Tes
kelas;
siswa;
40
c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau
belum.
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu
41
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media
sehari-hari.
a. Bilangan
c. Pengolahan data
Semester I
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
42
kemampuan bekerjasama. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Berikut ini adalah
Tabel 2.1
Bilangan
pembagian.
campuran,
pembulatan
melibatkan uang.
bilangan.
43
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan
panjang, dan berat dalam pemecahan satuan tidak baku dan satuan
masalah. derajat.
dari banyaknya siswa yang duduk di tingkat tinggi Sekolah Dasar belum
media yang efektif serta bimbingan dari guru diharapkan dapat membantu
+ + + =
2 + 2 + 2 + 2 = 8
sebagai berikut:
45
Tabel 2.2
Tabel Perkalian (Buku Matematika Untuk SD/MI)
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60
7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70
8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80
9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90
10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Selesaikan 7 X 285 = ……
Penyelesaian:
a. Cara mendatar
7 X 285 = 7 X (200 + 80 + 5)
= (7 X 200) + (7 X 80) + (7 X 5)
= 1400 + 560 + 35
= 1995
46
b. Cara bersusun panjang
Langkah-langkahnya adalah:
285
7
x
35 (7 x 5)
560 (7 x 80)
1400 (7 x 200)
+
1995
c. Cara bersusun pendek.
285
7
x
1995
Langkah-langkahnya:
= 19. Tulis 9 pada tempat ratusan dan 1 pada tempat ribuan. (Anam,
2009: 6)
Dari ketiga cara tersebut yang sering digunakan adalah cara bersusun
terhadap digit yang akan dikalikan. Mana hasil yang akan disimpan dan
mana hasil yang akan dituliskan. Selain itu bilangan yang diuraikan pun
47
terlihat menumpuk. Dengan teknik tersebut tentu siswa akan mengalami
kebosanan.
belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan penggunaan media atau alat peraga
pelajaran matematika.
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau
48
Sementara itu, Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2009: 4) secara
terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video
recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan
ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
ada beberapa aspek yang lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang
49
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
Sundayana, 2015: 7). Menurut Rusffendi dalam Sundayana (2015: 7), alat
berikut :
50
Gambar atau lambang visual akan dapat menggugah emosi dan sikap
pembelajar.
pengajar yaitu:
adalah untuk:
untuk belajar.
51
4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa,
52
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
dan waktu;
b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
atau gambar;
53
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-
simulasi computer.
meliputi:
jumlah besar sudut. Contoh alat peraga berbasis konsep luas antara
beraturan.
54
bilangan, mistar hitung, dan batang Cuissenaire. Neraca bilangan
55
pengurangan; tulang Napier untuk menyelesaikan soal perkalian;
corong berhitung dan dakon untuk menentukan KPK dan FPB; serta
persoalan aritmetika.
56
7) Alat Peraga Berbasis Teori Kemungkinan
bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah
domat sama halnya seperti kartu domino pada umumnya akan tetapi
pada domat ini, kartu tersebut berisi berbagai soal dan jawaban.
Selain domat, loncat katak juga termasuk dalam alat peraga berbasis
57
d. Kriteria Pemilihan Alat Peraga
dengan lingkungannya.
58
5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. Memilih media untuk pendidikan
1) Tahan lama.
4) Ukurannya sesuai.
(banyak).
59
2. Alat Peraga Tulang Napier
Tulang Napier atau disebut batang Napier adalah alat bantu hitung
hasil kali suatu bilangan. Alat ini pertama kali diperuntukkan bagi
Nama alat peraga tulang Napier diambil dari nama orang yang
Tulang Napier ini terdiri dari 10 kartu, sebab basis desimal terdiri
60
Gambar.2 Media Tulang Napier (Sundayana 2015: 110)
Kita ambil contoh kartu 6 dan kartu 9. Setiap kartu tulang Napier
berikut:
1X 9 = 9 INDEKS 6 9
2) Baris 2, diisi dengan 2 X 6 = 12
0 0
2 X 9 = 18 1
6 9
1 1
3) Baris 3, diisi dengan 3 X 6 = 18
2
2 8
3 X 9 = 27
1 2
4) Baris 4, diisi dengan 4 X 6 = 24 3
8 7
4 X 9 = 36
61
5) Baris 5, diisi dengan 5 X 6 = 30 2 3
4
5 X 9 = 45 4 6
3 4
6) Baris 6, diisi dengan 6 X 6 = 36 5
0 5
6 X 9 = 54 3 5
7) Baris 7, diisi dengan 7 X 6 = 42
6
6 4
4 6
7 X 9 = 63
7
2 3
8) Baris 8, diisi dengan 8 X 6 = 48
4 7
8 X 9 = 72 8
8 2
9) Baris 9, diisi dengan 9 X 6 = 54 5 8
9
9 X 9 = 81 4 1
berikut:
2 3
0 0
2 4
8 2
Gambar 4. Langkah perkalian dengan tulang Napier
62
2) Kemudian jumlahkan menurut arah diagonal dimulai dari kotak
2 3
2 0 0
3+0+2=5 2 4
5+1=6
8 2
0 + 4 + 8 = 12 2
Gambar 5. Langkah perkalian dengan tulang
Napier
selanjutnya;
terakhir 2.
63
sendiri. Selanjutnya guru bisa memberikan penjelasan tentang perkalian
Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Belajar matematika merupakan salah satu syarat yang cukup untuk melanjutkan
belajar bernalar secara kritis dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak
Pada usia sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun), menurut teori
perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar pada umumnya
64
mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak.
pengenalan konsep dan simbol matematika sejak dini, disesuaikan dengan taraf
berfikirnya anak.
adalah materi yang cukup sulit dipahami. Siswa cenderung bingung dalam
dalam pelaksanaannya penggunaan alat peraga ini sangat minim dilakukan oleh
guru di sekolah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru dalam
pembelajaran.
kongkret proses perkalian pada bilangan cacah, melalui alat peraga tulang napier
siswa mudah mempelajari konsep operasi hitung perkalian bilangan cacah, siswa
65
lebih mudah memahami bilangan cacah, menghitung perkalian lebih dari satu
pada tulang Napier dapat dipindahkan dengan mudah sehingga siswa lebih
antusias untuk ikut aktif secara fisik dengan memindahkan objek angka. Dengan
alat peraga ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan dapat
sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Meskipun demikian, alat peraga
ini masih memiliki kelemahan yaitu peserta didik harus memahami konsep
66
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum
a. Lokasi Penelitian
2) Alamat
c) Kecamatan : Sidomukti
h) E-mail : mi_dukuh_salatiga@yahoo.com
1) Visi
67
2) Misi
Hayat”.
Hayat.
tanah air.
bertaqwa.
sekolah. Berikut ini rincian data guru dan karyawan di MI Ma’arif Dukuh
Salatiga:
Tabel 3.1
Data Guru dan Karyawan di MI Ma’arif Dukuh Salatiga
Pendidikan
No Nama Jenis Kelamin
Terakhir
68
Pendidikan
No Nama Jenis Kelamin
Terakhir
4 Basiroh, S.Pd.I P S1
7 Suliyatun, S.Ag P S1
tabel berikut:
Tabel 3.2
Keadaan Guru di MI Ma’arif Dukuh Salatiga
L P L P
2 2 2 4 - - 10 10
terdiri dari 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Berikut ini adalah
69
Tabel 3.3
Keadaan Siswa Kelas IV MI Ma’arif Dukuh
1 A 700 Laki-Laki
2 B 711 Laki-Laki
3 C 715 Perempuan
4 D 716 Laki-Laki
5 E 725 Laki-laki
6 F 726 Laki-Laki
7 G 727 Perempuan
8 H 728 Laki-Laki
9 I 729 Laki-Laki
10 J 730 Perempuan
11 K 731 Perempuan
12 L 732 Laki-Laki
13 M 733 Perempuan
14 N 734 Perempuan
15 O 735 Perempuan
16 P 737 Laki-Laki
17 Q 678 Laki-Laki
18 R 699 Perempuan
19 S 704 Laki-laki
20 T 707 Laki-Laki
21 U 708 Perempuan
70
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
berpendidikan rendah.
4. Pelaksanaan Penelitian
71
menit). Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
menerapkan alat peraga tulang Napier untuk materi perkalian. Adapun tahap
perencanaan meliputi:
alat peraga tulang Napier, pada mata pelajaran matematika kelas IV.
November 2016.
2) Lembar soal pre test dan post test sebagai alat pengukur hasil
72
f. Menyiapkan alat pembelajaran.
2. Tndakan (acting)
a. Kegiatan Awal
khidmad.
8) Pre test.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Napier.
73
(c) Guru menjelaskan tentang cara penggunaan alat peraga tulang
1 angka.
2) Elaborasi
dengan 3 angka.
bimbingan.
74
(h) Guru meminta salah satu siswa mengerjakan tugas kelompok
guru.
3) Konfirmasi
(b) Guru memberikan lembar soal post test dari kegiatan yang telah
dilakukan.
c. Kegiatan Akhir
dilakukan.
3. Observasi (observing)
75
Tabel 3.4
Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
7. Guru √ √ -
menyampaikan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
8. Pre Test √ √ -
B. Kegiatan inti
Eksplorasi
1 Guru √ √ -
menyampaikan
materi tentang
perkalian dan
memperkenalkan
alat peraga tulang
Napier.
76
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
Aspek yang
No Catatan
Diamati SB B C K TB SB B C K TB
2 Guru menjelaskan √ √ Ada beberapa
tentang cara siswa yang tidak
pembuatan alat memperhatikan
peraga tulang penjelasan guru
Napier. karena asik
berbicara sendiri
dengan
temannya.
3 Guru menjelaskan √ √ -
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang
Napier pada materi
perkalian bilangan 1
anka dengan
bilangan 1 angka.
4. Guru menjelaskan √ √ -
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang
Napier pada materi
perkalian bilangan 1
anka dengan
bilangan 2 angka.
5. Guru menjelaskan √ √ -
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang
Napier pada materi
perkalian bilangan 1
anka dengan
bilangan 3 angka.
6 Guru bertanya √ √ -
jawab dengan siswa
mengenai materi
perkalian.
Elaborasi -
1 Guru membagi √ √ -
siswa menjadi 4
kelompok.
2 Guru membagikan √ √ -
kertas tulang
Napier.
3 Guru bersama-sama √ √ Ada sedikit
siswa melengkapi siswa yang
tulang Napier kesulitan karena
tersebut belum hafal
perkalian
bilangan 1-9
77
Aspek yang Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Catatan
Diamati SB B C K TB SB B C K TB
4. Siswa berlatih √ √ -
menyelesaikan soal
perkalian yang
dibuat sendiri
tentang materi
perkalian bilangan 1
angka dengan 1
angka
5 Guru menuliskan √ √ -
soal perkalian di
papan tulis terkait
soal perkalian
bilangan 1 angka
dengan 2 angka dan
bilangan 1 angka
dengan 3 angka.
6 Guru √ √ -
mengintruksikan
siswa untuk
mengerjakan soal
tersebut.
7 Guru memberikan √ √ -
waktu kepada siswa
untuk berdiskusi
dengan teman satu
kelompok, selama
kegiatan diskusi
guru memberikan
bimbingan.
8 Guru meminta salah √ √ Siswa masih
satu siswa sedikit bingung
mengerjakan tugas dalam
kelompok mereka di mengerjakan
papan tulis dengan soal karena
alat peraga yang kurang jelas
sudah disediakan dengan
oleh guru. penjelasan guru
terkait cara kerja
tulang napier
9 Guru bersama-sama √ √ -
dengan siswa
membahas hasil
pekerjaan siswa.
Konfirmasi -
1 Guru bertanya √ √ -
kepada siswa
tentang pemahaman
mengenai materi
yang telah
dipelajari.
78
Pengamatan Guru Pengamtan Siswa
Aspek yang
No Catatan
Diamati SB B C K TB SB B C K TB
2 Guru memberikan √ √ -
lembar evaluasi
(post test) dari
kegiatan yang telah
dilakukan.
C Kegiatan Akhir
1 Guru melakukan √ √ -
refleksi dari
kegiatan yang telah
dilakukan dengan
bertanya tentang
kesimpulan dari
kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan.
2 Guru mengingatkan √ √ Tidak
siswa untuk belajar dilaksanaka
materi yang sudah
diajarkan di rumah
dan belajar materi
selanjutnya.
3 Guru menutup √ √ -
pelajaran dengan
berdoa dan
mengucapkan
salam.
Keterangan
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
TB : Tidak Baik
4. Refleksi (reflecting)
guru.
Tabel 3.5
Kekurangan dan Perbaikan Siklus I
No Kekurangan Perbaikan
1 Ada beberapa siswa yang tidak Guru menyiapkan siswa terlebih dahulu
menjawab salam dari guru karena sebelum membuka pelajaran.
sibuk dengan kegiatan masing-
masing.
2 Ada siswa yang berdoa sambil Guru menyiapkan siswa terlebih dahulu
melakukan kegiatan lain karena siswa sebelum membuka pelajaran.
belum siap melaksanakan kegiatan
belajar.
3. Siswa masih sedikit bingung dalam Guru lebih detail dalam menjelaskan
mengerjakan soal karena kurang jelas cara kerja alat peraga tulang napier.
dengan penjelasan guru terkait cara
kerja tulang napier
4 Ada beberapa siswa yang masih Guru memberikan penguatan kepada
kesulitan dalam melengkapi tulang siswa dengan memberikan pertanyaan
Napier karena belum hafal perkalian lisan terkait perkalian bilangan 1 – 9.
bilangan 1 – 9.
5 Ada beberapa siswa yang tidak Guru memberikan motivasi kepada
memperhatikan penjelasan guru siswa agar mau memperhatikan
karena asik berbicara sendiri dengan penjelasan guru.
temannya
6 Ada beberapa tahap dalam RPP yang Sebelum kegiatan pembelajaran guru
belum dilaksanakan oleh guru seperti membaca kembali RPP sehingga tidak
diawal kegiatan pembelajaran guru ada tahapan kegiatan yang tidak
tidak mempersilahkan siswa untuk dilaksanakan.
menyiapkan alat tulis dan di akhir
kegiatan guru tidak meminta siswa
untuk belajar materi yang sudah
diajarkan di rumah dan belajar materi
selanjutnya.
80
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus
15 November 2016
81
2) Soal pre test dan post test sebagai alat pengukur hasil belajar siswa
2. Tindakan (acting)
membaca ulang RPP yang telah disusun agar semua kegiatan yang ada
a. Kegiatan Awal
khidmad.
82
10) Pre test.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Napier.
2) Elaborasi
83
3) Konfirmasi
(b) Guru memberikan lembar soal post test dari kegiatan yang telah
c. Kegiatan Akhir
dilakukan.
salam.
3. Observasi (observing)
sedang berlangsung.
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
84
Tabel 3.6
Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Elaborasi
1. Guru membagi siswa √ √ -
menjadi 4 kelompok
3. Guru menginstruksikan √ √ -
kepada masing-masing
siswa untuk menjawab
soal tersebut.
4. Guru memberikan √ √ -
waktu kepada siswa
untuk berdiskusi
dengan teman satu
kelompok, selama
kegiatan diskusi guru
memberikan
bimbingan.
86
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Aspek yang Diamati Catatan
SB B C K TB SB B C K TB
Konfirmasi
C. Kegiatan Akhir
1. Guru melakukan √ √ -
refleksi dari kegiatan
yang telah dilakukan
dengan bertanya
tentang kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Guru menutup kegiatan √ √ -
pembelajaran, dan
mengingatkan siswa
untuk belajar lagi di
rumah.
3. Guru menutup √ √ -
pelajaran dengan
berdoa dan
mengucapkan salama.
Keterangan
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
TB : Tidak Baik
87
4. Refleksi (reflecting)
belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena hampir
menerapkan alat peraga tulang Napier. Siswa terlihat antusias dan senang
sangat baik.
Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga
menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik. Nilai siswa pada siklus II
dinyatakan tuntas. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga sudah melebihi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu tidak diperlukan lagi
88
BAB IV
pembelajaran tulang Napier dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
A. Hasil Penelitian
matematika yang abstrak. Hal ini juga terjadi pada materi perkalian sebelum
MI Ma’arif Dukuh pada mata pelajaran matematika adalah 65. Berikut ini
1. Siklus I
89
peraga tulang Napier diajarkan. Selama proses pembelajaran peneliti
pembelajaran berlangsung.
siswa dalam menguasai materi perkalian. Hasil nilai siswa tersebut juga
Tabel 4.1
Nilai Siswa Siklus I
1 A 40 TT 60 TT
2 B 85 T 85 T
3 C 55 TT 60 TT
4 D 55 TT 70 T
5 E 60 TT 85 T
6 F 55 TT 85 T
7 G 45 TT 55 TT
8 H 25 TT 45 TT
9 I 55 TT 70 T
10 J 70 T 70 T
11 K 60 TT 60 TT
12 L 85 T 85 T
13 M 90 T 90 T
90
No Kode Siswa Pre Tes Ket Post Tes Ket
14 N 55 TT 60 TT
15 O 60 TT 60 TT
16 P 85 T 85 T
17 Q 60 TT 75 T
18 R 60 TT 70 T
19 S 55 TT 60 TT
20 T 70 T 60 TT
21 U 85 T 85 T
1310 T :7 T :12
Jumlah 1475
TT : 14 TT : 9
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
∑𝑋
𝑀=
𝑁
1310
=
21
= 62,38
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
7
= 21 𝑋 100%
= 33,33 %
91
3) Nilai rata-rata post test siklus I
∑𝑋
𝑀=
𝑁
1475
=
21
= 70,23
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
12
= 𝑋 100%
21
= 57,14 %
rata-rata siswa ketika pre test yaitu 62,38, sedangkan nilai post test
meningkat menjadi 70,23. Dari hasil pre test dan post test terdapat
peningkatan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas yaitu pada pre test
siklus I.
2. Siklus II
Tabel 4.2
Nilai Pre Ttest dan Post Test Siklus II
1 A 70 T 80 T
2 B 85 T 90 T
3 C 60 TT 80 T
4 D 70 T 70 T
5 E 85 T 90 T
6 F 85 T 90 T
7 G 60 TT 60 TT
8 H 50 TT 50 TT
9 I 70 T 80 T
10 J 70 T 80 T
11 K 70 T 70 T
12 L 85 T 90 T
13 M 90 T 100 T
14 N 60 TT 60 TT
93
No Kode Siswa Pre Tes Ket Post Tes Ket
15 O 70 T 90 T
16 P 80 T 70 T
17 Q 80 T 90 T
18 R 70 T 80 T
19 S 70 T 70 T
20 T 70 T 80 T
21 U 85 T 90 T
Jumlah 1535 T : 17 T : 18
1660
TT : 4 TT : 3
∑𝑋
𝑀=
𝑁
1535
=
21
= 73,09
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
17
= 21 𝑋 100%
= 80,95 %
∑𝑋
𝑀=
𝑁
1660
=
21
94
= 79,05
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
18
= 21 𝑋 100%
= 85,71 %
dilaksanakan pada siklus II sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat proses
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-
rata siswa ketika pre test yaitu 73,09, sedangkan nilai post test
meningkat menjadi 79,05. Dari hasil pre test dan post test terdapat
peningkatan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas yaitu pada pre test
sebanyak 4,76 %.
95
tuntas dan 3 siswa (14,28%) tidak tuntas. Sedangkan nilai rata-rata pada
79,05.
tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai pada pre
test dan post test serta hasil pengamatan peneliti untuk menilai aktivitas
belajar siswa.
1. Siklus I
siswa terhadap tugas yang akan mereka kerjakan agar tidak mengalami
materi, banyak siswa yang aktif dan sedikit siswa yang kurang aktif,
pelajaran usai, guru membagikan soal tes. Ini dilakukan dengan tujuan
Tabel 4.3
Perbandingan Pre Test dan Post Test Siklus I
7 Siswa 12 Siswa
62,38 70,23
(33,33%) (57,14%)
siswa yang telah tuntas hanya 7 siswa (33,33%), pada post test jumlah
97
siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa
menjadi 70,23.
kurang lebih 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu penelitian akan
2. Siklus II
pembelajaran pada siklus II ini dapat berjalan lebih kondusif dan siswa
juga lebih aktif dan lebih bersemangat lagi dari saat pembelajaran pada
siklus sebelumnya. Siswa yang belum aktif saat tanya jawab juga
lancar, dengan siswa yang pada siklus sebelumnya masih ada yang
belum fokus serta memperhatikan guru, pada siklus II ini sudah bisa
98
Tabel 4.4
Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II
17 Siswa 18 Siswa
73,09 79.05
(80,95%) (85,71%)
Tabel 4.5
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Kode
No
Siswa
Pre Tes Post Tes Pre Tes Post Tes
1 A 40 60 70 80
2 B 85 85 85 90
3 C 55 60 60 80
4 D 55 70 70 70
5 E 60 85 85 90
6 F 55 85 85 90
99
Siklus I Siklus II
Kode
No
Siswa
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
7 G 45 55 60 60
8 H 25 45 50 50
9 I 55 70 70 80
10 J 70 70 70 80
11 K 60 60 70 70
12 L 85 85 85 90
13 M 90 90 90 100
14 N 55 60 60 60
15 O 60 60 70 90
16 P 85 85 80 70
17 Q 60 75 80 90
18 R 60 70 70 80
19 S 55 60 70 70
20 T 70 60 70 80
21 U 85 85 85 90
peningkatan dari tahap siklus I yaitu nilai rata-rata pada pre test 62,38
meningkat menjadi 70,23 pada post tes siklus I. Sedangkan nilai rata-
rata pada pre test siklus II adalah 73,09 meningkat menjadi 79,05 pada
post test. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dapat dilihat
100
Diagram 4.1
Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Siklus II
100
62.38 70.23
80 73.09 79.05
60
40
20
0
Siklus I
Siklus II
Siklus I Siklus II
Pre test 62.38 73.09
Post Test 70.23 79.05
siklus II:
Tabel 4.6
Perbandingan Presentase Ketuntasan Siklus I, dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Kriteria
Pre Tes Post Tes Pre Tes Post Tes
101
Dari tabel diatas diketahui presentase ketuntasan siswa
menjadi 80,95% pada pre test siklus II dan meningkat menjadi 85,71%
pada post test siklus II. Meskipun pada siklus I mengalami peningkatan
Diagram 4.2
Presentase Ketuntasan Siklus I dan Siklus II
Chart Title
85.71
90
80
70 57.14
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
Pre Test 33.33 80.95
Post Test 57.14 85.71
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa alat peraga tulang Napier dapat meningkatkan hasil belajar
Hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai rata-rata siswa yang
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas pada pre test siklus I 62,38
menjadi 70,23 pada post test siklus I dan mengalami peningkatan pada pre test
siklus II yaitu 73,09 menjadi 79,05 pada post test siklus II. Jumlah siswa yang
belajar dari 7 siswa (33,33%) pada pre test siklus I meningkat menjadi 12 siswa
(57,14%) pada post test siklus I kemudian bertambah menjadi 17 siswa pada
pre test siklus II dan 18 siswa (85,71% ˃ 85%) pada post test siklus II. Oleh
B. Saran
103
1. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru dan tetap fokus pada
saat pembelajaran.
pembelajaran.
2. Bagi Guru
motivasi, serta bimbingan dalam belajar yang lebih khusus dari siswa
lainnya.
104
yang tepat dan menyenangkan. Sebagai upaya untuk dapat
3. Bagi Sekolah
105
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Fatkhul, Pretty, & Suryono. 2009. Matematika 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
106
Sugiyarti, Sri, dkk. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
107
Lampiran 1
SIKLUS I
Kelas / Semester : IV / I
A. Standar Kompetensi
pemecahan masalah.
1.3.1 Mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan dua angka dan
tiga angka.
C. Tujuan Pembelajaran
108
2. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
D. Materi Pembelajaran
Misalnya, 6 X 53 = 53 + 53 + 53
= 318
109
Sebuah batang napier terdiri atas 10 kotak, dengan kotak teratas
Cara pembuatannya :
Kita ambil contoh kartu 5 dan kartu 8. Setiap kartu tulang Napier basis
Langkah-langkahnya :
b. Kemudian jumlahkan menurut arah diagonal panah dimulai dari kotak kanan
5 3 X
3 1
3 6
0 8
0+1=1 8
Jawabannya : 318
111
2. Perkalian bilangan 1 angka dengan bilangan 3 angka
Langkah-langkanya :
b. Kemudian jumlahkan menurut arah diagonal panah dimulai kotak paling kanan
7, kolom selanjutnya 1.
4 3 2 X
1 1 0 4
1 6 2 8
1+6 = 7 0+2 = 2 8
Jawabannya: 1728
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Penugasan
3. Demonstrasi
c. Gunting
d. Penggaris
2. Sumber Belajar
penuh khidmad.
h. Pre tes
Kegiatan Eksplorasi
113
b. Guru menjelaskan tentang cara pembuatan alat peraga tulang
Napier.
Elaborasi
tersebut.
memberikan bimbingan.
114
h. Guru meminta salah satu siswa mengerjakan tugas kelompok
oleh guru.
siswa.
Konfirmasi
b. Guru memberikan lembar soal post tes dari kegiatan yang telah
dilakukan.
Kegiatan a. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan 10 Menit
H. Penilaian
2. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian berupa lembar soal pre tes dan post tes
115
Lembar Soal Pre Test
Siklus I
Nama :
No.absen :
1. 17 X 5 = ….
2. 24 X 3 = ….
3. 45 X 6 = ….
116
b. Lembar Soal Post Test
Siklus I
Nama :
No.absen :
1. 17 X 5 = ….
2. 24 X 3 = ….
3. 45 X 6 = ….
Rina?
117
KUNCI JAWABAN
1.
1 7 x
0 3 5
0 5 5
5+3=8 5
2.
2 4 X
0 1 3
6 2
1+6 = 7 2
3.
4 5 X
2 3 6
2 4 0
3+4 = 7 0
Jawabannya: 270
118
4.
2 5 1 X
0 2 0 4
0,
0+1= 1 8 0 4
2+8 = 10, 0 4
0
Jawabannya : 1004
5.
5 4 7 X
1 1 2 3
1 5 2 1
5+1= 6 2+2= 4 1
Jawabannya: 1641
Pedoman penskoran:
Benar :2
Salah : 0,5
Tidak dijawab : 0
119
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑋 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
120
Lampiram 2
A. Kegiatan Awal
1. Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
2. Guru mengawali
proses pembelajaran
dengan berdoa
dengan penuh
khidmad.
3. Guru menanyakan
kabar siswa.
4. Guru mengecek
kehadiran siswa.
5. Guru mempersilakan
siswa untuk
menyiapkan alat
tulis.
6. Guru melakukan
apersepsi dengan
bertanya materi
sebelumnya yang
telah dipelajari oleh
siswa.
7. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
8. Pre test
B. Kegiatan inti
Eksplorasi
1 Guru menyampaikan
materi tentang
perkalian dan
memperkenalkan alat
peraga tulang Napier.
121
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Catatan
Aspek yang Diamati
SB B C K TB SB B C K TB
2 Guru menjelaskan
tentang cara
pembuatan alat peraga
tulang Napier.
3 Guru menjelaskan
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang Napier
pada materi perkalian
bilangan 1 angka
dengan 1 angka.
4 Guru menjelaskan
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang Napier
pada materi perkalian
bilangan 1 angka
dengan 2 angka.
5 Guru menjelaskan
tentang cara
penggunaan alat
peraga tulang Napier
pada materi perkalian
bilangan 1 angka
dengan 3 angka.
6 Guru bertanya jawab
dengan siswa
mengenai materi
perkalian.
Elaborasi
1 Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok.
2 Guru membagikan
kertas tulang Napier.
3 Guru bersama-sama
siswa melengkapi
tulang Napier tersebut
4 Siswa berlatih
menyelesaikan soal
perkalian yang dibuat
sendiri tentang materi
perkalian bilangan 1
angka dengan 1 angka.
122
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Catatan
Aspek yang Diamati
SB B C K TB TB B C K TB
Konfirmasi
1 Guru bertanya kepada
siswa tentang
pemahaman mengenai
materi yang telah
dipelajari.
2 Guru memberikan
lembar evaluasi (post
test) dari kegiatan yang
telah dilakukan.
C Kegiatan Akhir
123
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Nama S Catatan
SB B C K TB B C K TB
B
1 Guru melakukan
refleksi dari kegiatan
yang telah dilakukan
dengan bertanya
tentang kesimpulan
dari kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan.
2 Guru menutup kegiatan
pembelajaran, dan
mengingatkan siswa
untuk belajar materi
pembelajaran
selanjutnya.
3 Guru menutup
pelajaran dengan
berdoa dan
mengucapkan salam.
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
TB : Tidak Baik
124
Lampiran 3
SIKLUS II
Kelas / Semester : IV / I
A. Standar Kompetensi
pemecahan masalah.
1.3.1 Mengalikan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dan
tiga angka.
C. Tujuan Pembelajaran
125
2. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja Keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung
D. Materi Pembelajaran
11 X 53 = 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53 + 53
= 583
Tulang napier / batang napier adalah alat untuk melakukan perkalian. Alat tersebut
menggunakan prinsip perkalian decimal, yang telah di kenal di Arab melalui apa
126
Sebuah batang napier terdiri atas 10 kotak, dengan kotak teratas menunjukkan
sebuah bilangan dasar (digit) dan kotak selanjutnya berturut-turut merupakan hasil
atas diagonal.
Cara pembuatannya :
Kita ambil contoh kartu 7 dan kartu 8. Setiap kartu tulang napier basis desimal
Langkah-langkahnya :
5 3 x
0 0
1
0 5 3
3 1
6
0+5+3=8 0 8
3+1+0=4 8
128
Tentukan hasil kali : 24 X 136
Langkah-langkanya :
diagonal terakhir 0.
2 4 X
0 0 1
0 2 4
2 +1 = 3 0 1 3
6 2
4+1+6+1= 1 2 6
12 2 4
2+2+2=6 4
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
129
3. Tanya jawab
b. Pensil
c. Penghapus
d. Penggaris
2. Sumber Belajar
Kegiatan a. Guru menyiapkan siswa dengan meminta siswa untuk tenang 15 Menit
penuh khidmad.
130
g. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi
j. Pre test
Kegiatan Eksplorasi
sampai 9
Napier.
Elaborasi
131
d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi
memberikan bimbingan.
Konfirmasi
Kegiatan a. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan 15 Menit
H. Penilaian
2. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian adalah lembar soal pre test dan post test
132
a. Lembar soal pre test
Nama :
No. absen :
1. 46 X 55
2. 56 X 71
3. 58 X 42
sany beli?
6. 23 X 145
7. 17 X 678
8. 192 X 34
9. 357 X 92
10. 768 X 45
133
b. Lembar soal post tes
Nama :
No. absen :
1. 46 X 55
2. 56 X 71
3. 58 X 42
beli?
6. 23 X 145
7. 17 X 678
8. 192 X 34
9. 357 X 92
10. 768 X 4
134
Kunci Jawaban :
1.
4 6 X
2 3
5
2 0 0
3+0+2=5 2 3
5
0 0
0+3+0=3 0
Jawabannya : 2530
2.
5 6 X
3 4 7
3 5 2
4+5+0=9 0 0 1
5 6
2+0+5=7 6
Jawabannya: 3976
135
3.
5 8 X
2 3
4
2 0 2
3+0+1=4 1 1
2
0 6
2+1+0=3 6
Jawabannya: 2436
4.
1 2 X
0 1
8
0+1=1 8 6
1+8+0=9 0 1
9
9+1=10 9 8
6+1+9=16 8
Jawabannya: 1068
136
5.
4 1 X
1 0
3
1 2 3
0+2+0=2 0 0
2
2+1=3 8 2
3+0+8=11 2
Jawabannya: 1312
6.
2 3 X
0 0 1
0 2 3
0+2+0=2 0 1 4
2+1=3 8 2
1 1 5
3+1+8+1=13 0 5
2+1+0=3 5
Jawabannya: 03335
137
7.
1 7 X
0+1=1 0 4
6
6 2
4+6=10 0 4
7
10+1=11 7 9
2+4+7=13 0 5
8
13+2=15 8 6
9+5+8=22 6
Jawabannya: 11526
8.
1 9 2 X
0 2 0
3
0 3 7 6
2+3+0=5 0 3 0
4
5+1=6 4 6 8
0+7+3+4=14 6+0+6=12 8
14+1=15
Jawabannya: 06528
138
9.
3 5 7 X
2 4 6
9
2+1=3 7 5 3
4+7+0=11 0 1 1
2
11+1=12 6 0 4
6+5+1+6=18 3+1+0=4 4
Jawabannya: 32844
10.
7 6 8 X
2+1=3 2 2 3
4
8 4 2
2+8+3=13 3 3 4
5
13+1=14 5 0 0
3+4+3+5=15 2+4+0=6 0
Jawabannya: 34560
Standar Penilaian:
139
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑋 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
140
Lampiran 4
141
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Aspek yang Diamati Catatan
SB B C K TB SB B C K TB
2. Guru memantapkan
hafalan siswa terkait
bilangan 1-9.
3. Guru menjelaskan
tentang cara pembuatan
alat peraga tulang
Napier.
4. Guru menjelaskan
secara detail tentang
cara penggunaan alat
peraga tulang Napier
pada materi perkalian
bilangan 2 angka
dengan 2 angka dan
bilangan 2 angka
dengan 3 angka.
Elaborasi
1. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
142
Pengamatan Guru Pengamatan Siswa
No Aspek yang Diamati Catatan
SB B C K TB SB B C K TB
Konfirmasi
3. 1 melakukan
Guru
refleksi dari kegiatan
. yang telah dilakukan
dengan bertanya
tentang kesimpulan
dari kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan.
4. 2 menutup kegiatan
Guru
pembelajaran, dan
. mengingatkan siswa
untuk belajar lagi di
rumah.
5. 3 menutup
Guru
pelajaran dengan
. berdoa dan
mengucapkan salama.
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
TB : Tidak Baik
143
Lampiran 5
Dokumentasi
berkelompok.
tulang napier.
144
Siswa mengerjakan tes evaluasi siklus I Siswa berdiskusi kelompok siklus II
Siswa menyelesaikan soal perkalian dengan media tulang napier di depan kelas.
145
Lampiran 6
146
Lampiran 7
147
Lampiran 8
148
Lampiran 9
149
Lampiran 10
150
151
152
153
154