Anda di halaman 1dari 100

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TEAM GAMES

TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA KELAS VII MTs. ISHLAHIL ATFHAL RUMAK TAHUN
2017/2018

SKRIPSI

Oleh:

Musoddiq

NIM. 151.145.140

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018

i
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TEAM GAMES
TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VII MTs. ISHLAHIL ATFHAL RUMAK TAHUN
2017/2018

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Musoddiq
NIM. 151.145.140

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018

ii
iii
iv
v
vi
Motto

ِ ‫قُلْ هَلْ يَ ْست َِوي الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُمونَ َوالَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمونَ ۗ ِإنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر أُولُو اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬

Terjemahan:”...... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui


dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang
berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”.
(QS. AZ-Zumar: 9)1

1
Usman el-Qurtuby, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah Hadis, (Bandung: CV Cordoba
Internasional Indonesia, 2016), hlm, 459.

vii
PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan

kekuatan, kesehatan, kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini serta

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

2. Kedua orang tua ku tercinta sebagai penghormatan pertama atas

pengorbanannya, Ayahku (Bapak M. Saleh) yang selalu berdoa, memberi

semangat dalam setiap langkah dan selalu mengingatkan akan selalu bersabar

serta bersyukur kepada yang Maha Kuasa, dan Ibuku tercinta (Ibu Nuriah)

yang selalu berdoa, yang memiliki cinta kasih yang tiada tara untuk anaknya,

semoga panjang umur dan selalu diberikan kesehatan.

3. Bibiku (Nurhalimah, S.E) dan Paman ku (Hermansyah, S.T) tercinta yang

selalu membantu.

4. Ketiga saudara yang selalu ku sayang (Eka, Nurul dan Hanif) yang selalu

menyemangati dalam menjalankan proses sampai selesai.

5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 kelas D Biologi yang selalu

mempertahankan kebersamaan demi berjuang bersama menjadi keluarga di

tanah rantauan.

6. Sahabatku (Ragil Ferdi dan Imam) yang selalu memberi motivasi, yang selalu

ada dan membantu ditanah rantauan serta tidak pernah lelah menyemangatiku.

viii
7. Sahabatku BioFis UIN Mataram (Fitrah Ningsih, Nurlatifah, Yuyun Susanti,

Nuraini, Yati, Ilham, Imam, Nurhayati ) yang elalu berbagi untuk kebaikan

dan tidak pernah lelah menyemangatiku.

8. FKP-MACERDAS yang pertama kali menjadi tempat untuk mendapatkan

ilmu dan pengalaman selama berada di tanah rantauan.

9. Keluarga besar kos pink yang selalu menemani dan membantu selama berada

ditanah rantauan.

10. Almamater ku tercinta UIN Mataram.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa

skripsi ini tepat pada waktunya. Selanjutnya shalawat serta salam kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk bagi

perubahan peradaban.

Skripsi ini penulis susun sebagai syarat akhir studi untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di jurusan Pendidikan IPA Biologi, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Dengan

berbagai upaya yang telah penulis lakukan, skripsi yang berjudul “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak Tahun

2018/2019”, ini dapat penulis selesaikan walaupun dalam proses mengerjakannya

banyak kendala yang menuntut untuk selalu bersabar, ikhlas, dan tekun. Semoga

karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Dalam penulisan skripsi ini tentu banyak pihak yang membantu, memberi

semangat dan memotivasi. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dari hati yang paling dalam penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT

memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda.

x
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA Biologi

yang telah memberikan penulis kesempatan dalam membuat dan menyusun

skripsi ini.

2. Alwan Mahsul, M.Pd. sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi

sekaligus Dosen Wali Kelas D 2014 yang telah memberikan penulis

kesempatan dalam membuat dan menyusun skripsi ini serta memberi motivasi.

3. Yahdi, S.Pd, M. Si. sebagai Pembimbing I dan Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd.

sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi

mendetail terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya.

4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) mataram.

5. Bapak Yusuf, M.Pd. selaku Dosen Wali Kelas D 2014 dulu yang selalu

memberikan masukan dan bimbingan terkait penelitian yang akan

dilaksanakan.

6. Bapak Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Negeri 13 Mataram yang telah

mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian demi kelancaran tugas akhir

dan telah banyak membantu pada saat penelitian berlangsung.

7. Bapak /Ibu dosen dan Pegawai Akademik yang ada di Fakultas Tarbiyah.

8. Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, dan Saudara yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini baik do’a dan dukungan serta motivasi agar

selalu semangat dan pantang untuk menyerah.

xi
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini Tidak terlepas dari

kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga karya ini

bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya, serta tercatat

sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Aminn....

Mataram, 17 Desember 2018

Penulis,

Musoddiq
Nim. 151145140

xii
1

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES


TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VII MTS ISHLAHIL ATFHAL RUMAK

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh:

Musoddiq

NIM 15.1.15.5.140

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar IPA


biologi siswa kelas VII MTs. Ishlahil Athfal Rumak penerapan ini
bertujuan menganalisis dan mengkaji peningkatan motivasi belajar IPA
biologi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Ishlahil
Athfhal Rumak.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan


pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian tindakan kelas ini terlaksana
dalam dua siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan.
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi
wawancara, catatan lapangan, tes dan dokumentasi. Analisi dilakukan sejak
awal data diperoleh dan data dianalisis seara deskriptif.

Sesuai dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan,


peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil analisis tiap siklusnya dengan
kenaikan presentase kategori motivasi siswa yaitu kategori termotivasi dan
sangat termotivasi. Pada siklus I terdapat 19 siswa yang termotivasi dan 9
siswa yang sangat termotivasi dengan presentase mencapai 66% dan 31%
(97%), pada siklus II terdapat 15 siswa termotivasi dan 14 siswa sangat
termotivasi dengan presentase 50% dan 47% (97%) dan pada siklus III
2

terdapat 8 siswa termotivasi dengan presentase 35% dan 15 siswa sangat


termotivasi dengan presentase 65% (100%). Hal ini berarti motivasi belajar
siswa pada tiap-tiap siklus terjadi peningkatan.

Berdasarkan hasil analisis peneliti dapat menyimpulkan bahwa


penerapan model pembelajaran Team Games Tournament dapat
meningkatkan Motivasi belajar biologi siswa kelas VII di Mts. Ishalhil
Atfhal Desa Rumah Kecamatan Kediri Lombok Barat Tahun Ajaran
2017/2018.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament,


Motivasi, dan Ekosistem
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya

dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkan untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

bermasyarakat.Sedangkan para ahli psikologi berpendapat bahwa pendidkan

adalah pengaruh orang dewasa terhadap anak dewasa agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dalam kesadaran yang telah diprogramkan

guru.2Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan

tidak dapat diamati, dapat diketahui jika ada perubahan perilaku yang berbeda

dari seseorang baik dalamaspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. Melalui

proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu membimbing peserta didik

agar mereka dapat memahami kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki,

untuk selanjutnya memberi motivasi agar siswa terdorong untuk belajar sebaik

mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang

mereka memiliki.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 dinyatakan, bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk akhlak mulia, serta

2
Syaipul Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.1.
4

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan


Negara”.3

Dalam dunia pendidikan terutama di tingkat SMP/MTS yang

merupakan lembaga pendidikan formal berperan penting dalam

mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik. Pengembangan

potensi dasar peserta didik tersebut dapat dilakukan dengan berbagai upaya,

salah satunya adalah melalui proses belajar mengajar. Untuk mencapai

keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sekolah harus menyediakan

perangkat yang cukup agar dapat mengembangkan segala potensi dan

kreativitas peserta didik secara optimal melalui penggunaan metode

pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiataan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.4Dalam PTK

guru secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah

dilakukan dikelas. Hal ini berarti dengan melakukan PTK, pendidikan dapat

memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehinga menjadi lebih efektif.5

Fenomena di lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses

pembelajaran masih banyak permasalahan didalamnya. Dari hasil pengamatan

di kelas serta diskusi dengan guru, dalam pembelajaran IPA di MTs. Ishlahil

Atfhal Rumak tahun pelajaran 2017/2018 terdapat beberapa kelemahan yang


3
Ibid., h. 4.
4
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara), hlm.3.
5
Ibid, h.102.
5

mempengaruhi motivasi belajar siswa dan berdasarkan hasil wawancara

ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: (1) partisipasi siswa rendah dalam

kegiatan pembelajaran; (2) dominasi siswa tertentu dalam proses pembelajaran;

(3) siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak

bervariasi); dan (4) sebagian besar kurang aktif dalam proses pembelajaran.6

Dari hasil wawancara siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak

tahun pelajaran 2017/2018, yang dimana siswa yang tidak menyukai pelajaran

IPA Biologilebih banyak dari pada siswa yang menyukainya. Dari 20 orang

siswa hanya terdapat 6 orang siswa yang menyukai pelajaran IPA Biologi, hal

ini dikarenakan mereka sudah menganggap pelajaran IPA Biologi ini seperti

mata pelajaran matematika yang begitu sulit. Banyak sekali hal-hal yang

menjadi alasan mereka untuk tidak menyukai pelajaran IPA, seperti tidak

pahamnya terhadap materi yang begitu banyak, dan kurang menariknya mereka

terhadap bahasa-bahasa ilmiah.7 Berbeda sekali dengan pemikiran siswa yang

menyukai pelajaran IPA Biologi, mereka menganggap bahwa pelajaran

IPABiologi tidak susah dan tidak membingungkan jika ada niat untuk

memahaminya.8

Hasil pengamatan pada proses pembelajaranIPA Biologi di MTs.

Ishlahil Atfhal Rumak menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas


6
Gazali Muhammad (Guru Mata Pelajaran IPA Biologi MTs. Ishlahil Atffhal Rumak),
Wawancara, 15 Oktober 2017
7
Hasanah Ainun, Aulia indriani, Ela Susanti, Fatmawati, Hidayanti, Juliana, Meri
Handayani, Nuraeni, Nurul Hidayatul Hasanah, Restu, Asti, Rizkia Ayuni Putri, Rosida
Hanikusuma, Sirya Lestari, Siti Nuraini, Siti Zohrina, Sopia Ningsih, Sulastriani, Supiani, Titi
Izatillah, Widia Ingka Prianti (Siswa Kelas VIIMTs. Ishlahil Atffhal Rumak), Wawancara, 15
Februari 2018
8
Nurul Hasanah, Julia Sapitri, Raehan, Nur Azizah,Haeratun Izana, Juliana, Maesanti,
(Siswa Kelas VIIMTs. Ishlahil Atffhal Rumak), Wawancara, 15 Februari 2018
6

masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa

menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru dan respon siswa

terhadaap pembelajaran cenderung rendah.Selama proses pembelajaran,

partisipasi siswa yang mengajukan pertanyan maupun yang menjawab

pertanyan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main

sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran.9

Dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam proses belajar dan

hasil belajar IPA siswa di MTs. Ishlahil Atfhal Rumak, ada beberapa langkah

yang diambil oleh peneliti yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif

tipe team games tournaments: siswa lebih aktif saat proses belajar mengajar

berlangsung, siswa akan lebih menguasai materi yang diberikan, terjalin

komunikasi yang baik antar sesama siswa, pembelajaran lebih jelas dan

menarik dan dapat meningkatkan kualiats mengajar.Pembelajaran kooperatif

merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa,

dengan memiliki dorongan atau motivasi, yang dalam teknik kooperatif ada 4

(empat) macam, yaitu team games tournament (TGT), student team

achievement division ( STAD ), jigsaw, dan group investigation.10

Model pembelajaran kooperatif team games tournament merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang berkaitan dengan STAD. Dalam TGT siswa

memainkan permainan dengan anggota-anggota timnya untuk memperoleh

tambahan poin pada skor tim mereka. Permainan ini disusun dari pertanyaan-

9
Observasi, 15 Oktober 2017
10
Irfan Samsul. Model-Model Pembelajaran. (Semarang: Bulet PKG-C Sekolah
Target,2001), hlm 13
7

pertanyaan yang relevan dengan pembelajaran yang direncanakan untuk

mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyampaian materi di kelas

dan kegiatan-kegiatan kelompok.Permainan itu dimainkan pada meja-meja

tournamen.Setiap meja tournamen dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang

berbeda, namun yang memiliki kemampuan yang setara.Permainan itu berupa

pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu yang diberi angka. Tiap-tiap

siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberikan angka dan berusaha untuk

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Dalam teknik team

games tournament, siswa yang mempunyai kemampuan dan jenis kelamin

berbedadijadikan dalam sebuah tim yang terdiri dari empat sampai lima siswa.

Setelah tim mengerjakan lembaran kerja, kemudian saling mengajukan

pertanyaan dan belajar bersama untuk menghadapi tournamen (pertandingan)

yang biasanya diselenggarakan sekali dalam seminggu.11

Model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) ini

mempunyai kelebihan, yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT

antara lain :

1)      Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2)      Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3)      Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4)      Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5)      Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

Rumini,dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Semarang ; Bulet PKG-C Sekolah Target,2001),


11

hlm 22
8

6)      Motivasi belajar lebih tinggi

7)      Hasil belajar lebih baik

8)      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.12

Oleh karena itu dengan adanya penerapan metode-metode

pembelajaran khususnya metode team games tournament yang peneliti

terapkan disekolah ini memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami

pelajaran sehingga siswa memiliki kemauan untuk meningkatkan keinginan

belajarnya yang dalam hal ini tertuju kepada meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Djaali mengungkapkan bahwa minat merupakan alat motivasi pokok

bagi seseorang untk berusaha termasuk belajar. Jadi bila seseorang siswa

merasa tertantang dan memiliki minat yang besar untuk mempelajari IPA

biologi maka siswa akan terdorong agar berada pada kondisi yang

memungkinkan dirinya untuk dapat menyalurkan minatnya dan berusaha

menghilangkan atau mengabaikan faktor yang menghalanginya. Minat pada

dasarnya juga meupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar motivasinya.13

Berpijak pada uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti

mengadakan penelitian dengan judul:Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe

Rumini,dkk. Pembelajaran Kooperatif. ( Semarang ; Bulet PKG-C Sekolah Target,2001),


12

hlm 29

13
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006). hlm 65
9

Team Games Tournaments untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di

Kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Sasaran Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi sasaran tindakan atau

yang lebih populernya disebut subyek penelitian adalah siswa kelas VII di

MTs. Ishlahil Atfhal Rumak tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 23

orang dengan perincian 23 orang siswi.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang peneliti angkat adalah bagaimanakah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak

Tahun Pelajaran 2017/2018 ?.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti yang diharapkan melalui penelitian iniyaitu untuk

meningkatkan motivasi belajar IPApada siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal

Rumak Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe team games tournament.


10

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

a. Hasil penelitian ini dijadikan acuan dalam menentukan dan menerapkan

metode-metode ataupun pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran biologi.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

menerapkan pendekatan komunikatif dalam proses pembelajaran bilogi.

c. Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan

dalam bidang pendidikan khususnya dalam kajian tentang pendekatan,

metode, dan strategi pembelajaran biologi.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi siswa yang bersangkutan dapat menjadi masukan, acuan sehingga

siswa tersebut dapat mengetahui kelemahan atau kekurangannya dalam

memahami isi materi dari pelejaran yang diajarkan.

b. Bagi guru memberi informasi tentang pengoptimalisasikan hasil belajar

siswa dengan mengguanakan model Team Games Tournament.

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan

pertimbangan bagi sekolah untuk lebih memperhatikan menggunakan

metode atau pendekatan yang tepat dalam pembelajaran IPA biologi.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pendekatan Koopeeratif tipe Team Games Tournament

a. Pengertian Pembelajaran Tipe Team Games Tournament.

Teams games tournament (TGT) adalah salah satu tipe belajar

kooperatif dimana dalam teams games tournament para siswa dibagi

dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda

tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.

Selanjutnya guru menyampaikan pelajaran, siswa belajar dalam kelas

dan memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.

Setelah itu siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain

untuk menyumbang point bagi skor timnya. Siswa memainkan game

ini bersama tiga orang pada “Meja turnamen”, dimana ketiga peserta

dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor

nilai terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan”

membuat permainan ini cukup adil. Tim dengan kinerja tinggi

mendapatkan sertifikat atau penghargaan dari tim lain. Menurut Slavin

(2005) TGT terdiri atas lima komponen yaitu: Presentasi Kelas, Tim,

Game, Tournament, Rekognisi Tim. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran teams games


12

pelajaran. Sebelum siswa dibagi kedalam kelompok, terlebih dahulu

guru menyajikan materi pelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Selain itu guru juga harus menyiapkan kartu soal untuk

games tournament dan lembar kerja siswa; Bekerja kelompok (team).

Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5

orang). Setiap kelompok mengerjakan tugas dalam LKS yang

dibagikan guru. Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti

dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertugas

membantu menjelaskannya; Permainan (games); Pemberian hadiah.14

Model pembelajaran kooperatif tipe team gaames tournaament

TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada

perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur  permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar

dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe

TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kepemimpinan, kejujuran, kerjasama,

persaingan sehat dan keterlibatan belajar.15

Strategi pembelajaran yang baru berkembang adalah tipe TGT

yang meningkatkan motivasisiswa. untuk meningkatkan motivasisiswa

dalam bertanya diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang

14
Salma Drayaton dkk “Penerapan Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Pena Sains,Vol. 04, Nomor 01, 2017, hlm. 77
15
Hamdani, “Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2011),
hlm.92 .
13

dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran adalah TGT

yaitu salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, strategi pembelajaran ini tidak semuanya digunakan oleh

guru mata pelajaran disekolah-sekolah. Padahal jika dilihat dari peran

dan fungsi strategi pembelajaran TGT sangat urgan dalam

meningkatkan motivasibelajar siswa.mengemukakan empat langkah

utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus

regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

Step1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi

pelajaran.

Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam

tim mereka untuk menguasai materi.

Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam

kemampuan yang hetorogen, dengan meja turnamen

empatpeserta (kompetisi dengan empat peserta).

Step 4: Rekognisi tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen

anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka

berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.Dalam kegiatan belajar mengajar peranan

motivasi baik bersifat ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi

dalam proses pembelajaran sangat diharapkan bagi pelajar

dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan


14

kegiatanbelajar. Dua Jenis Motivasi yang sama juga

dikemukakan oleh Sardiman, yaitu:motif intrinsik, yaitu

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motif

Ekstrinsikadalah motif-motif yang aktif karena adanya

rangsangan dari luar.16

Menurut Agus Suprijono, ada lima komponen utama dalam

komponen utama pembelajaran TGT adalah:

1) Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas.Biasanya, dilakukan dengan pengajaran langsung

atau ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian

kelas ini, siswa benar-benar memperhatiakan dan memahami

materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa

bekerja lebih baikpada saat kerja klompok dan pada saat games

karena skor games akan menenrukan skor kelompok.

2) Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai lima orang

siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi

akademik,jenis kelamin, ras, atau etik, fungsi kelompok adalah

lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

Ignatius Sulistyo “Peningkatan Motivasi Belajar dengan Menerapkan Model


16

Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,Vol.
04, Nomor 01, 2016, hlm. 17
15

khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja

dengan baik dan optimal pada saat game.

3) Games

Game terdiri dari atas pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapatkan siswa dari

penyajian kelas dan belajar kelompok, kebanyakan game terdiri

atas pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memiliki

kartu bernomor dan yang menjawab benar akan mendapatkan skor.

Skor ini dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4) Turnamen

Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap

unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah

mengerjakan lembar kerja.Pada turnamen pertama, guru membagi

siswa ke dalam beberapa meja 1, tiga siswa selanjutnya pada meja

II, dan seterusnya.

5) Team recognize ( penghargaan kelompok )

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,

dan masing-masing kelompok akan mendapatkan sertifikat atau

hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.

Kelompok mendapatkan julukan “super team” jika rata-rata skor

mencapai 45 atau lebih, “great team” apabila rata-rata mencapai

40-45, dan “good team” apabila rata-ratanya 30-40 .17

17
Ibid.,hlm.93.
16

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament

(TGT)

Seperti halnya pembelajaran kooperatif, maka pembelajaran

kooperati tipe TGT juga memiliki cirri-cirri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil (kelompok belajar)

yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin, suku atau ras yang berbeda.

2) Games tournament ( permainan akademik )

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan

wakil dari kelompoknya.Siswa yang mewakili kelompoknya

masing-masing ditempatkan dalam meja turnamen. Pemainan pada

tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut:

a) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.

b) Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang

berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.

Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor

undian yang diambil oleh pemain.

c) Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan

penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam

soal.
17

d) Setelah waktu untuk mengerjakan soal telah selsai, maka

pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan

ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

e) Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan

skor penantang yang pertama akan memberikan jawaban

yang benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu

dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal

berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana

posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta

dalam satu mejaturnamen dapat berperan sebagai pembaca

soal, pemain, dan penantang.

3) Penghargaan kelompok

Langkah yang dilakukan sebelum memberikan

penghargaan kelompok adalah menghhitung ratata sekor kelompok.

Untuk memilih ratata skor kelompok dilakukan dengan cara

menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota

kelompok.18

c. Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games

Tournament( TGT)

Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat tahap-tahap

pembelajaran, dimulai dengan awal guru menyampaikan tujuan dan

motivasi untuk belajar hingga diakhiri dengan tahap diberikan

penghargaan terhadap usaha kelompok maupun indivdu.Selanjutnya


18
http:ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif(tipe-team-game-tournament tgt).
18

tahap-tahap pembelajaran kooperatif dari awal sampai akhir tersebut

dibagi menjadi enamfase yang diikuti oleh tingkah laku guru.19Untuk

lebih jelsnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 01.
Tahap-tahap dalam Model pembelajaran Kooperatif tipe Team
Games Tournament

NO Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1
Menyampaikan tujuan dan motivasi Guru menyampaikan semua
1 tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa
untuk belajar.
Fase-2
Menyajikan informssi Guru menympikn informi
2 kepada siswa dengan
demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa dalam Guru menjelaskan kepada
kelompok-kelompok belajar siswa bagaimana caaranya
3 membentuk kelompok
belajara dan membantu setiap
kelompok agar melakukan
transisi secara efesien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan Guru membimbing
4 belajar kelompook-kelompok pada
saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang
5 telah di pelajari atau masing-
masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan Gurru mencari cara-cara
6 untuk menghargai, baik
upaya-upaya maupun hasil
belajar individu dan
kelompok.
2. Motivasi Belajar

19
Irfan, S, Model-Model Pembelajaran,hlm.13.
19

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hamzah motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang bertingkah laku, sedangkan menurut Winkel

(1996) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.Motivasi dapat juga

diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu.20

Motivasi belajar, adalah suatu daya penggerak baik yang berasal

dari individu maupun yang berasal dari luar individu yang mendorong

seseorang untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang

diinginkan. Indikatornya meliputi durasi kegiatan (berapa lama

kemampuan pengguna waktu untuk melakukan kegiatan), frekuensi

kegiatan (berapa selang kegiatan itu dilaksanakandalam periode waktu

tertentu), presistensi (ketepatan pada tujuan kegiatan belajar),

ketabahan, keuletan, kemampuan dalam menghadapi rintangan dan

kesulitan untuk mencapai tujuan, target, cita-cita, pengorbanan untuk

mencapai tujuan, arah sikap untuk mencapai tujuan. Penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri

dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu: (a)
20
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008).hlm. 34
20

Planning(b) Acting(c) Observasi dan (d) Reflecting.Dalam

Implementasinya secara teknis.21

Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.22

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa

hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan

akan cita-cita. sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar

yang menarik.23

b. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena

motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan

siswa. Hawley (Yusuf 1993) menyatakan bahwa para siswa yang

memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan para

siswa yang memiliki motivasi rendah.24 Karena siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar secara kontinyu tanpa

mengenal putus asa serta mengesampingkan hal-hal yang dapat

mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.

Sardiman mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

21
Ignatius  Sulistyo  “Peningkatan  Motivasi  Belajar  dengan  Menerapkan  Model
Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Pelajaran Biologi, Vol. 04, Nomor 01, 2016, hlm. 17
22
HajiJaali,Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara, 2013), hlm. 24
23
Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan,(Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 231
24
Hawley, Belajar Mudah Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.98
21

1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2) Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.25

Ada tiga fungsi motivasi juga yang dikemukakan oleh Hamalik

yakni :

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada

pencapaian tujuan yang diinginkan

3) Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya

suatu pekerjaan.26

c. Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran

Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam

pembelajaran sebagai berikut :

1) Pernyataan penghargaan secara verbal

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

3) Menimbulkan rasa ingin tau


25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta : Grafindo , 1989), hlm.
57
26
Hamalik,Belajar Mudah Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2000), hlm. 123
22

4) Memunculkan sesuatu yang tak terduga oleh siswa

5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

6) Menggunakan materi yang sudah dikenal siswa sebagai contoh

dalam belajar.

7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahiran didepan umum.

8) Menggunakan simulasi dan permainan

9) Membuat persaingan yang sehat diantara para siswa

10) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.27

d. Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasildalam belajar dan dalam

kehidupan sehari-hari pada umumnya di sebut motif berprestasi, yaitu

motif untuk berhasildalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau

motif untuk memperoleh kesempurnaan.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya di latar belakangi oleh

motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang

individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki

motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan

yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Hamzah,Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan,Jakarta :


27

Bumi Aksara, 2014.


23

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Harapan di dasari pada keyakinanbahwa orang di pengaruhi oleh

perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka, contohnya

orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukan kinerja

yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi di akui dan di

hargai dengan kenaikan pangkat.

4) Adanya penghargaan dalam belajar

Pertanyatan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya

terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik

merupakan cara paling mudah dan efektif dalam meingkatkan motif

belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses

yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan

proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu

diingat, dipahami, dan diharagai.

6) Adanya lingkungan yang kondusif.

Lingkungan belajar yang kondusif adalah salah satu faktor

pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu

memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah

dalam belajar.28

e. Materi Pokok

1. Ekosistem
28
Ibid, h. 23
24

a. Satuan-Satuan Kehidupan dalam Ekosistem

1) Individu yaitu suatu makhluk hidup tunggal yang dapat berdiri

sendiri, misalnya seorang manusia, seekor hewan, atau sebatang

pohon.29

2) Populasi yaitu sekelompok individu sejenis yang hidup disuatu

daerah dan dalam waktu tertentu.30

3) Komunitas yaitu seluruh populasi hewan dan tumbuhan yang hidup

pada suatu daerah atau lingkungan yang sama.

4) Ekosistem Selain berbagai jenis makhluk hidup pembentuk

komunitas pada suatu habitat juga terdapat benda-benda tak hidup

seperti air, tanah, udara, api, cahaya, batu, dan pasir. Semua

anggota komunitas mengadakan hubungan timbal balik dan saling

memmengaruhi dengan benda-benda tak hidup disekitarnya.

Kesatuan dari seluruh anggota komunitas yang membentuk

hubungan timbal balik dengan lingkungan abiotiknya disebut

ekosistem.

b. Macam-macam Ekosistem

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu ekosistem buatan dan ekosistem alami.

1) Ekosistem Alami yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah

(tanpa campur tangan manusia), misalnya hutan, padang rumput,


29
Daroji Hayati, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VII SMP dan MTs,(Jakarta: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2012), hlm. 272.
30
Ibid, hlm. 272.
25

danau, dan sungai. Ekosistem alami dibedakan menjadi ekosistem

darat, ekosistem air tawar, ekosistem pantai, dan ekosistem air

laut.31

2) Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang terbentuk dengan bantuan

tangan manusia, sehingga dapat dijadikan sebagai lingkungan

hidup suatu organisme, seperti sawah dan kolam.32

c. Komponen-komponen Penyusun Ekosistem

1) Komponen Biotik Ekosistem

a) Produsen adalah komponen biotik yang dalam

ekosistemberperan sebagai penghasil makanan.Makhluk hidup

yang termasuk produsen adalah makhluk hidup yang sel-sel

penyusun tubuhnya mempunyai klorofil, mulai dari

fitoplankton sampai tumbuhan tingkat tinggi.

b) Konsumen adalah komponen biotik yang dalam ekosistem

berperan sebagai pemakan atau pemakai karena tidak dapat

menghasilkan makanan sendiri.Konsumen meliputi berbagai

jenis hewan dan manusia.

c) Dekomposer adalah komponen biotik yang dalam ekosistem

berperan sebagai pengurai zat organik yang terdapat dalam

tubuh komponen biotik lainnya.Dekomposer meliputi bakteri

pengurai dan jamur saprofit.33

31
Ibid., hlm. 273.
32
Ibid., hlm. 274.
33
Budi Purwanto dan Arianto Nugroho, Eksplorasi Ilmu Alam untuk Kelas VII SMP dan
MTs, (Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), hlm. 226-227.
26

2) Komponen Abiotik Ekosistem

a) Faktor Tanah

Tanah merupakan bagian permukaan bumi sebagai

tempat sebagian besar makhluk hidup melakukan aktivitas

hidup. Tumbuhan akan hidup subur apabila tanah mengandung

zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah cukup.

Kesuburan tanah juga akan memengaruhi kualitas hidup

manusia dan hewan yang tinggal di atasnya.34

b) Faktor Air

Hampir semua makhluk hidup memerlukan air, manusia

memerlukan air untuk berbagai keperluan, seperti mandi,

memasak, dan mencuci.Hewan memerlukan air untuk minum

dan ada pula yang menggunakan air sebagai tempat hidup,

misalnya ikan dan udang. Tumbuhan hijau memerlukan air

sebagai bahan penyusun makanan melalui proses fotosintesis.

Makhluk hidup memperoleh air dari air tanah yang terdapat di

dalam atau pada permukaan tanah.35

c) Faktor Udara

Semua makhluk hidup memerlukan udara.Di udara

terdapat bernacan-macam gas, antara lain oksigen, nitrogen,

dan karbondioksida.Oksigen digunakan oleh makhluk hidup

untuk bernapas. Karbondioksida digunakan oleh tumbuhan

34
Daroji, Ilmu Pengetahua., hlm. 278.
35
Ibid., hlm. 278.
27

hijau untuk proses fotosintesis. Sebagian tumbuhan

mendapatkan nitrogen bebas dari udara dengan bantuan bakteri

Rhizombium sp. dan ganggang biru.Nitrogen merupakan

merupakan unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan

tumbuhan hijau di samping unsur lainnya, yaitu fosfor dan

kalium.36

d) Faktor Suhu

Suhu udara di atmosfer dan permukaan tanah

dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Beberapa faktor

yang memengaruhi penerimaan sinar matahari di bumi, antara

lain kedudukan matahari terhadap bumi, lama penyinaran

cahaya matahari, bentuk permukaan bumi, dan banyaknya

awan yang menghalangi bumi.

e) Faktor Cahaya

Selain makhluk hidup memerlukan cahaya.Tumbuhan

hijau memerlukan cahaya untuk tumbuh dan melakukan

fotosintesis. Pada awal pertumbuhannya, tanaman tidak

membutuhkan cahaya sehingga kecambah (tanaman muda)

akan tumbuh lebih cepat di tempat yang gelap dibandingkan di

tempat terang.

B. Kerangka Berpikir

Sampai saat ini pelajaran IPA cenderung kurang diminati oleh peserta

didik karena sulit untuk dipahami. Hal itu disebabkan oleh pemahaman siswa
36
Ibid., hlm. 279.
28

yang kurang terhadap materi pokok yang diajarkan.Peserta didik cenderung

pasif dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang di laksanakan di dalam

kelas, dan penguasaan konsep awal siswa yang tidak terbentuk sejak proses

kegiatan belajar mengajar dimulai. Bahkan sebagain dari mereka belum

mengetahui materi apa yang akan dipelajari pada saat itu, mereka

melaksanakan proses pembelajaran tampa adanya berupa pengetahuan dasar.

Penerapan suatu model, strategi atau metode dalam pembelajaran suatu hal

yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa pada penguasaan

materi, karena itu dalam proses belajar mengajar,guru harus memiliki strategi

dan metode pembelajaran yang tepat, efektif, efesien dan mencapai pada tujuan

yang diharapkan salah satunya dapat melibatkan siswa secara aktif, menarik

minat dan perhatian siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Salah satu penyampaian materi yang dapat dilakukan yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran TGT. Penggunaan model pembelajaran

TGT, diharapkan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar dan diharapkan

dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Selain itu,

penggunaan model pembelajaran team games tournament cukup tepat di

kombinasikan dengan pendekatan lingkungan sekolah. Model pembelajaran

TGT melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan setatus dan

siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab dan

kerja sama.

Guru:

belum diterapkan model


pembelajaran Team
Games Tournament
29

Guru:
Menerapkan
model
pembelajaran
Team Games
Tournament
Kondisi Awal Tindakan

Siswa : hasil
belajar siswa Guru:
rendah pada Menerapkan
materi ekosistem model
pembelajaran
Team Games
Tournament
kondisi akhir

Penerapan model pembelajaran Team Games Tournamentdapat


meningkatkan motivasibelajar siswa pada materi ekosistem
Gambar 1. Kerangka Teori Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan sementara sebelum melakukan penelitian atau

dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap

pelaksanaan yang diajukan dalam penelitian kemungkinan benar atau tidak

hipotesis tergantung dari hasil penelitian.37 Hipotesis dapat diterima atau

ditolak setelah ada pembuktian. Jadi hipotisis dalam penelitian ini adalah

adanya peningkatan motivasi belajar melalui penerapan model pembelajaran

Team Games Tournamentpada siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak

Tahun Pelajaran 2017/2018.

37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.233.
30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelasVII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak.

Madrasahini berlokasi di Jln. Wisata Rumak Barat No 3 Kelurahan Rumak


31

Barat Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan

pada semester genap yaitu pada bulan Mei 2018.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar IPA

pada siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak Tahun Pelajaran 2017/2018

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games

tournament.

C. Rencana Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua

pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tindakan

kelas ini akan dilaksanakan melalui 3 (tiga) siklus untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa pada materi sistem ekosistem melalui model

pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Setiap siklus terdiri atas

4 tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan

(observation), dan refleksi (reflecting). Dari setiap siklus dilaksanakan dalam

3kali pertemuan, 2 pertemuan membahas materi dan 1 pertemuan dilakukan

untuk evaluasi.

Tabel 02
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tiap Siklus
No. Siklus RPP Indikator Jumlah JP
1. I RPP I - Menjelaskan pengertian ekosistem 5 x 40
- Membedakan satuan-satuan kehidupan dalam
ekosistem
32

2. II RPP II - Menjelaskan macam-macam ekosistem 5 x 40


- Menjelaskan komponen abiotik dan biotik

3 III RPP III - Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam 5 x 40


ekosistem
- Menjelaskan interaksi antarorganisme dalam
eksosistem.
- Menjelaskan tentang rantai makanan

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I, siklus II dan siklus III

adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan

1. Menetapkan materi yang akan diterapkan pada model pembelajaran

kooperatif tipe team games tournamentdi kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal

Rumak pada semester genap.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games

tournamentyang akan digunakan pada saat kegiatan penelitian

dilaksanakan.

3. Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan.

4. Mengembangkan format evaluasi/LKS dan format observasi

pembelajaran.

b) Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru dengan

melaksanakan RPP yang telah dibuat, guru mata pelajaran biologi dan teman

sejawat sebagai observer.

c) Pengamatan
33

Pada tahap ini guru dan teman sejawat (observer) melakukan observasi

dengan menggunakan format observasi yang telah dirancang dan menilai

hasil tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti.

d) Refleksi

Data yang diperoleh oleh observer dari hasil pengamatan siswa

dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil analisis tersebut peneliti dapat

menarik kesimpulan apakah telah terjadi perubahan pada keterampilan

berkomunikasi dan hasil belajar siswa. Bila belum terjadi perubahan maka

peneliti dapat menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Sedangkan siklus II dan III pada tahap perencanaan dilakukan

identifikasi masalah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang kurang optimal

atau belum tercapainya tujuan penelitian. Selanjutnya pada tahap tindakan,

pengamatan dan refleksi sama seperti yang ada pada siklus I.

D. Jenis-jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Isntrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. 38 Adapun instrumen

yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi pengamatan atau

observasi, wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat

diuraikan sebagai berikut :

38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2011),
h. 305.
34

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang diamati atau diteliti. Dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) observasi bisa dilakukan untuk

memantau kegiatan guru atau memantau siswa, dan bisa juga digunakan

untuk mencatat setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau tindakan

pembelajaran sesuai dengan fokus masalah.39

Pengamatan dilakukan oleh tiga orang pengamat (observer) berada

di belakang.Dalam posisi tersebut, observer dapat lebih leluasa

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar di

kelas.Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana

telah dirancang bentuk instrument pengamatan yang akan dilakukan

didalam proses pembelajaran beserta aspek-aspek yang diteliti.

Penyusunan aspek-aspek yang diteliti membantu memfokuskan apa

yang akan diteliti.Rancangan ini dituangkan dalam bentuk lembar

observasi tertulis.Pengisian dilakukan dengan membubuhkan cek ( )

pada pilihan yang tepat.

2. Wawancara

Dalam rangka memperoleh data atau informasi yang akurat dan

untuk melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan

wawancara.Wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

39
Ibid., h. 160.
35

secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan

informasi atau penjelasan-penjelasan yang dipandang perlu.40

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis

besar permasalahan yang akan ditanya. Adapun hal-hal yang

diwawancarai adalah proses penerapan metode team games

tournament. Respon siswa kelas VII MTs. Ishlail Atfhal Rumak dengan

diterapkannya metode team games tournament pada mata pelajaran

biologi, sejarah berdiri dan berkembangnya MTs. Ishlahil Atfhal

Rumak, data sarana prasarana MTs. Ishlahil Atfhal Rumak, struktur

organisasi MTs. Ishlahil Atfhal Rumak, data keadaan staf MTs. Ishlahil

Atfhal Rumak, dan data keadaan siswa MTs. Ishlahil Atfhal Rumak.

3. Angket

Angket juga merupakan instrumen yang digunakan untuk

pengambilan data dalam penelitian ini. Angket ialah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyan atau pernyatan tertulisskepada responden untuk dijawab.41

Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dengan menganalisis

informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui

peningkatan proses atau kegiatan pembelajaran sehingga dapat

diketahui ada tidaknya peningkatan minat belajar IPA Biologi pada

siswa.

40
Ibid., h. 160.
41
Ibid,hlm. 124
36

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket

tertutup atau berstrruktur.Angket berstruktur adalah angket yang

pertanyaannya sudah ditentukan oleh peneliti, sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang telah ditentukan.Dan skala yang

digunakan untuk mengukur angket adalah skala likert dengan empat

pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS). Adapun skor yang akan diberikan untuk jawaban

pernyataan positif SS = 4, S = 3, TS = 2, dan TST = 1. Sedangkan skor

untuk jawaban pernyataan negate SS = 1, S = 2, TS = 3, TST = 4.

4. Pedoman Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara peengumpulan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, termasuk juga buku-buku dan

lain-lain yang berhubungan dengan penelitian.42 Dalam proses

dokumentasi, peneliti menggunakan insstrumen dokumentasi yang di

dalamnya terdapat hal-hal yang didokumentasikan. Instrument

dokumentasi berguna sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan

dokumentasi agar tidak ada hal yang terlupakan untuk

didokumentasikan. Setiap hal yang sudah didokumentasi diberi check

list, agar infformasi yang ingin didokumentasiikan oleh peneliti tidak

ada yang terlupakan.

Menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data yang belum

diperoleh melalui wawancara dan observasi. Adapun data-data yang

didokumentasikan terkait dengan penelitian ini adalah foto proses


42
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 121.
37

penerapan metode team games tournament di kelas VII MTs. Ishlahil

Atfhal Rumak aktivitas belajar siswa dengan menggunakan kamera-

video, dokumen-dokumen tentang struktur organisasi MTs. Ishlahil

Atfhal Rumak, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana,

dan informasi-informasi lain yang berkaitan dengan penelitian.

E. Pelaksanaan Tindakan

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian,

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997)

dalam Rochiati Wiriaatmadjayang berupa model spriral.43Langkah-langkah

operasional penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya,

peneliti mengajukan altternatif meningkatkan minat belajar IPA Biologi

pada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

(TGT). Pada tahap ini dilakukan penyusunan scenario pembelajaran yang

menerapkan tema games tournamen, termasuk penyusunan silabus,

rencana pengajaran dan pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian juga disiapkan seperti angket, lembar observasi, dan pedoman

wawancara.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Membuka pelajaran : salam, selamat, bismillah

2) Menulis topik pembelajaran hari ini


43
Ibid,hlm. 34
38

3) Memotivasi peserta didik dengan cara; memberikan pengetahuan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan materi pertemun

ini

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini

5) Membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa agar

terlibat pada aktivitas pembelajaran, kemudiaan membagikaan modul

maateri pokok ekosistem dan mempresentasikan inti dari materi

ekosistem.

2) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tim) yang masing-

masing terdiri dari 4 atau 5 siswa (anggota tim heterogen)

3) Guru memberi kesempatan siswa untuk membaca modul serta

berdiskusi dengan timnya mengenai materi. Siswa dipersilahkan

mengajukan pertanyan kepada tim sebelum bertanya pada guru dan

memberikan umpan balik terhadap ide yang dikemukakan anggota

satu tim. Setiap bertanggung jawab terhadap anggota timnya,

sehingga semua anggota tim dapat memahami materi sebagai

persiapan untuk menghadapi turnamen.

4) Guru mempersiapkan turnamen dengan menata kartu pemain yang


dilengkapai nomor, skor, pertanyaan, dan jawaban mengenai materi
pada meja turnamen.
5) Tahap permainan/pertandingan (game/turnamen) :
39

a) Tiap kelompok (tim) mendapat kesempatan untuk memilih kartu


bernomor yang tersedia pada meja turnamen dan mencoba
menjawab pertanyaan yang muncul.
b) Apabila tiap anggota dalam suatu tim tidak bisa menjawab
pertanyaan, maka pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok
lain, searah jarum jam.
c) Tim yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan itu akan
mendapat skor yang telah tertera dibalik nomor tersebut. Skor ini
yang nantinya dikumpulkan tim untuk menentukan skor akhir
tim.
d) Pemilih kartu bernomor akan digilir pada tiap-tiap im secara
bergantian searah jarum jam, sampai habis jatah nomor.
c. Kegiatan Akhir

1) Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari

ini.

2) Pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik dengan perolehan

skor tertinggi.

3) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama

4) Guru mengucap salam

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung yang dilakukan oleh guru mata pelajaran dan teman sejawat

sebagai observer yang bertugas untuk mengamati dan mengisi lembar

observasi aktivitas siswa dalam berdiskusi yang telah disediakan oleh peneliti.

Sedangkan peneliti bertugas sebagai guru yang mengajar pada saat proses
40

penelitian berlangsung. Terdapat 13 teman sejawat yang akan membantu

peneliti dalam mengobservasi siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung. Peneliti akan membagi siswa menjadi 9 kelompok asal yang

masing-masing beranggotakan 4 siswa sehingga terbentuk 4 kelompok ahli

yang masing-masing beranggotakan 9 siswa. Dari 13 teman sejawat ini

masing-masing akan mengobservasi satu kelompok sehingga metode observasi

yang digunakan akan berjalan efektif. Kemudian untuk mengetahui tingkat

motivasi belajar siswa maka peneliti memberikan angket yang telah disusun

sesuai dengan indikator. Guru dan teman sejawat dapat memberikan masukan

kepada peneliti saat melakukan diskusi refleksi hasil siklus PTK

G. Analisis Data dan Refleksi

1. Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang dipergunakan untuk

mengolah data yang telah dihimpun dari berbagai kegiatan penelitian

sehingga dapat memperoleh hasil yang ditetapkan. Dalam proses penelitian

karena dengan analisis inilah, data yang ada akan tampak manfaatnya,

terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir

penelitian sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk analisis data

yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut:
41

a) Keterlaksanan RPP

Data hasil observasi tentang keterlaksanan pembelajaran (RPP)

dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan rumus

persentase berikut:

X
% keterlaksanaan RPP = x 100 %
y

Keterangan :

X = Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana.

Y = total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.44

Intensitas persentase keterlaksanan pembelajaran akan dicocokkan

dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 03
Kriteria PencapaianTujuan Pembelajaran

No Interval Kategori
1 80% - 100% Sangat Baik
2 60% - 79% Baik
3 40% - 59% Cukup baik
4 20% - 39% Kurang baik
5 < 20% Tidak baik

b. Data Motivasi Belajar siswa

Pada penelitian ini data motivasi siswa digunakan berupa angket

tertutup, dimn orang yang menjadi sasaran angket tersebut tinggal

memilih jawaban.Jawaban yang disediakan dalam angket tersebut tinggal

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT


44

Remaja Rosdakarya, 2010), hal.102.


42

mencentang jawaban pada pernyataan yang telah disediakan, dengan

kriteria: Sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS). Untuk menghitung tingkt motivasi, dapat ditempuh dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung skor angket masing-masing siswa

2) Menyusun skor angket siswa dalam format analisis motivasi belajar

siswa dengan meberikan bobot unttuk pilihan setiap pernyataan.Skor

yang diberikan untuk jawaban pernyataan positif sangat setuju (4),

stuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).Sedangkan skor

untuk jawaban pernyataan negatif sangat setuju (1), setuju (2), tidak

setuju (3), sangat tidak setuju (4). Selanjutnya skor angket siswa

tersebut akan dimasukan ke dalam table motivasi belajar

siswa.Adapun untuk menentukan tingkat motivasi belajar siswa,

berikut kategori tingkat motivasi siswa.

Tabel 0.4
Kategori Tingkat Motivasi45

No Tingkat Motivasi Kategori


1 80% - 90% Sangat Termotivasi
2 66% - 79% Termotivasi
3 52% - 65% Cukup Termotivasi
4 38% - 51% Kurang Termotivasi
5 24% - 37% Tidak Termotivasi
45
Ibid., hal.128.
43

Untuk menghitung motivasi siswa secara individu yakni dengan

rumus sebagai berikut :46

jumla h motivasisiswaA
% Motivasisiswaperindividu= x 100 %
jumla h motivasimaksimumsiswa

Data yang dipakai dalam menganalisis motivasi siswa secara klasikal

yakni, dengan rrumus sebagai berikut :

∑X
P= x 100 %
N

Keterangan:

P = Persentase motivasi belajar siswa

∑x = Jumlah siswa yang termotivasi

N = Jumlah sempel penelitian.47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

a. Sejarah Singkat MTs. Ishlahil AthfalRumak48

Secara historis, Madrasah Tsanawiyah Ishlahil Athfal berdiri pada

tahun 1988yang dipelopori oleh tiga orang sesepuh masyarakat.Para

46
Ibid., h. 130.
47
Ibid., h. 138.
48
Muhammad Nasir, Wawancara, Yayasan Pondok Pesentren Ishlahil Athfal Rumak 5 Juni 2018.
44

pendiri pada waktu itu memberikan nama MTs. Ishlahil Athfal Rumak

yang lokasinya berada di Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat,

NTB.

Pada masa berdirinya, madrasah ini telah meletakkan dasar-dasar

pendidikan keimanan dan akhlakul-karimah serta ilmu pengetahuan

umum kepada semua anak didiknya sehingga mampu memberikan

nuansa baru kepada masyarakat terhadap output Ishlahil Athfal. Hal ini

terindikasi dengan menyebarnya lulusan Ishlahil Athfal sebagai seorang

pengajar Pendidikan Agama Islam di berbagai wilayah Lombok Barat,

bahkan banyak pula yang telah berhasil meraih gelar dari masyarakat

sebagai tokoh.

Dalam masa perkembangannya, madrasah ini terus mengalami

peningkatan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini terindikasi

dari keberhasilan madrasah ini sebagai madrasah yang berstatus

Diakuipada tahun 1994.

b. Letak Geografis MTs. Ishlahil Athfal Rumak

MTs. Ishlahil Athfal Rumakterletak dijalan Wisata Rumak Barat

Selatan No 3 Kelurahan Rumak Barat lokasinya berada antara SDN 2

Rumak dan sawah. MTs. Ishlahil Athfal Rumakmerupakan salah satu

sekolah yang berada di Desa Rumak yang dibangun di atas tanah seluas

kurang lebih 6.325 m2 .Letak yang sangat strategis, MTs Ishlahil Athfal

Rumaksangat mudah di jangkau, dan juga sangat nyaman untuk

berlangsungnya belajar mengajar.49


49
Observasi awal tanggal 8 Maret 2018
45

c. Keadaan Sarana Prasarana MTs. Ishlahil Athfal Rumak

Dalam pelaksanaan program pendidikan pengajaran MTs. Ishlahil

Athfal Rumak ditunjang oleh beberapa fasilitas sarana dan prasarana

seperti gedung sekolah yang terdiri dari ruang kepala madrasah, ruang

guru, ruang tata usaha, laboraturium, lapangan upacara, lapangan

olahraga dan kamar mandi. Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat

di MTs. Ishlahil Athfal Rumak dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs. Ishlahil Athfal Rumak

No Sarana dan prasarana Jumlah Keterangan


( buah )
1 Meja+kursi - Baik
2 Lemari - Baik
3 Rak buku - Baik
4 Papan tulis - Baik
5 Mesin tik - Baik
6 Komputer - Baik
7 Perpustakaan 1 Baik
8 Tape recorder - Baik
9 Wire less - Baik
10 Perlengkapan upacara - Baik
11 Tempat ibadah 1 Baik
12 Ruang kelas 7 Baik
13 Ruang kepala sekolah 1 Baik
14 Kantin 1 Baik
15 Laboratorium 1 Baik
16 Musholla 1 Baik
17 Lapangan 1 Baik
18 Ruang tata usaha - Baik

d. Data Guru/ Pegawai MTs. Ishlahil Athfal Rumak

Guru atau tenaga pengajar yang ada di MTs. Ishlahil Athfal

Rumak adalah guru-guru umum dan agama yang berstatus guru negeri
46

dan guru swasta. Lebih jelasnya keadaan guru atau tenaga pengajar yang

ada pada MTs. Ishlahil Athfal Rumak berikut ini:

Tabel 4.2
Data Guru/Pegawai MTs. Ishlahil Atfhal Rumak Tahun
Pelajaran2018/2019

No Nama Jabatan Ijazah Terakhir Tahun


1 H. Ahmad Farid, S.Pd.I Kepala Madrasah S1
2 Siti Rosikhah, S. Pd.I WakamadKurikulum S1
3 Barun, S.Pd Wakamad Kesiswaan S1
4 Waka
Nurhijayati, S. Ag SaranaPrasarana S1
5 Maezar Handika, S.Pd Kep. Lab. Komputer S.1.
6 Nurlaela, S.Pd Wali Kelas VII A S1
7 Huri'ah, S.Pd Wali Kelas VII B S1
8 Agus Setiawan, S.Pd Wali Kelas VII C S1.
9 Laohil Mahpuz, S. Pd.I Wali Kelas VIII A STIT
10 Agus Supriyadi, S.Pd Wali Kelas VIII B S1
11 Harniwati, S.Pd.I Wali Kelas IX A S1
12 Rimawanti, S.Pd Wali Kelas IX B S1
13 Haerani, S.Pd Guru Mapel S1
14 Zahratul Iftihar, S. Pd Guru Mapel S1
15 Muhammad Nasir, S.Pd.I Guru Mapel STIT
16 AdeSofiaton Sholikhah,S.Pd.I Guru Mapel S.1
17 Hilmiah, S.Pd Guru Mapel S1
18 Nurul Aini, S.Pd Guru Mapel S1
19 Idham Halid, S.Pd, M.Si Guru Mapel Universitas Sebelas Maret Surakarta
20 Farizal Guru Mapel MA. Ishlahil Athfal Rumak Tahun 2007
21 H. Karwani, S.Pd.I Bendahara STIT
22 Sudirman Tata Usaha SMA Negeri Gerung Tahun 1986
23
Muhamad Azmi Stap Tata Usaha MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun 2011
24
Marwiah Petugas Perpustakaan MA IshlahilAthfal Rumak Tahun 2002

e. Data Siswa MTs Ishlahil Athfal Rumak

Setiap sekolah ataupun madrasah tidak akan pernah bisa berdiri apabila

tidak memiliki syarat-syarat berdirinya suatu sekolah, salah satunya adalah siswa.

Siswa di MTs. Ishlahil Athfal Rumak ini adalah berasal dari berbagai kalangan dan

status sosial. Namun menyadari keberbedaan tersebut, sekolah memberikan

pelayananan akademis, tidak memandang anak orang kaya atau miskin. Jumlah
47

siswa di madrasah ini masih tergolong sedikit. Berikut ini keadaan siswa di MTs.

Ishlahil Athfal Rumak sebagai berikut:

Tabel 4.3
Data Siswa MTs Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2017/2018

Siswa
Kelas Jumlah
L P
VII 34 36 70
VIII 30 24 54
IX 21 30 51
Jumlah 85 90 175

B. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan untuk

meningkatkan motivasi belajar biologi khususnya pada pokok pembahasan

ekosistem. Subyek peneliti ini adalah siswa kelas VII di MTs. Ishlahil

Athfal Rumak tahunpelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 31 orang

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games

tournament yang dilakukan pada tanggal 29 Juni sampai tanggal 2Juli 2018,

pada penelitian ini, data keterlaksanaan RPP dalam proses pembelajaran

diperoleh dari lembar observasi sedangkan datauntuk mengetahui motivasi

siswa diperoleh melalui angket yang diberikan setelah melakukan tes.

Adapun urain peleksanaan penelitiaan tindakan pada peneliti ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I

dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk

pembelajaran, sedangkan pertemuan kedua untuk pengisian angket


48

motivasi belajar. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu yang sama

yaitu 2 x 45 menit. Materi yang diajarkan pada siklus 1 yaitu pengertian

ekosistem, komponen-komponen penyusunnya, dan organisasi kehidupan

dalam ekosistem. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari 4

tahap yaitu:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh guru

mata pelajaran IPA

2) Menyusun soal-soal evaluasi siklus I beserta kunci jawabannya

3) Menyiapkan lembar observasi berupa lembar observasi guru dan

siswa

4) Membuat skenario peran untuk siklus I

5) Menyiapkan angket motivasi siswa siklus I

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah semua perencanaan pada siklus I selesai, maka

dilakukan tindakan, pada tahap ini dilakukan proses belajar mengajar

dengan berpedoman pada tahap perencanaan yang telah disusun.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali

pertemuan dengan jumlah alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan

pertama dilakukan pada hari Jumat 29 Juni 2018dari pukul 09-00-


49

10.30 wita dan proses pembelajaran selama 2x45 menit, sedangkan

pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu tanggal 30 Juni dari

pukul 09.30-10.30 wita selama 2x45 menit yang digunakan untuk

evaluasi dan refleksi.

Pada pertemuan pertama guru memberikan pendahuluan

dengan meminta siswa memperhatikan lingkungan yang berada di

sekitar sekolah, tujuannya agar siswa termotivasi untuk

mempelajari materi tentang pengertian ekosistem, komponen

ekosistem, dan organisasi kehidupan dalam ekosistem. Selanjutnya

menyiapkan tujuan pembelajaran dan cara pembelajaran yang akan

digunakan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh

guru selama 15 menit, setelah menyampaikan ringkasan materi

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

materi yang belum jelas dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Selanjutnya guru

membimbing siswa dalam persiapan bermain atau tournament.

Guru kemudian mengatur sesi-sesi peran dan dan menegaskan

kembali tentang aturan-aturan bermain tournament.Tahap

selanjutnya siswa memulai tournament, guru mengamati dan

menganalisis suasanan dan kondisi siswa saat tournament

berlangsung.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama, kemudian setelah itu guru


50

mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan.Soal yang diberikan

berupa 20 soal pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 20

menit. Setelah selesai mengerjakan soal-soal, guru membagikan

angket yang terdiri dari 24 pernyataan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat motivasi siswa, setelah itu guru mengadakan

refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses

pembelajaran. Kemudian guru menutup pembelajaran.

c. Tahap/Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi tentang kegiatan siswa selama

proses belajar berlangsung yang termuat pada lampiran tiga

diperoleh bahwa kategori kegiatan siswa dalam pembelajaran

siklus I tergolong cukup aktif. Sedangkan hasil observasi aktifitas

guru selama proses belajar berlangsung tergolong cukup aktif

berdasarkan lampiran yang telah diisi. Hasil observasi diisi dengan

memberi tanda centang, agar pada siklus I tidak terjadi kesalahan.

a) Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Hasil observasi guru atau keterlaksanaan pembelajaran (RPP)

pada siklus I diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh

observasi yang diisi oleh peneliti yang telah disiapkan. Dari

kegiatan observasi yang dilaksanakan, kegiatan guru dilakukan

dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan dan


51

kemudian mengamati prilaku guru saat proses pengamatan

berlangsung.

Tabel 4.1.
Data Hasil Observasi Guru/Keterlaksanaan RPP Siklus I

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran Katagori


I Langkah Yang Terlaksanakan
Pembelajaran
Jumlah Persentase
I 21 18 85,71% Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat pada siklus 1

jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana berjumlah 18 dengan

persentase 85,71% dengan kategori sangat baik. Hasil observasi

yang dilakukan oleh observer ketika proses pembelajaran

berlangsung dengan mengamati aktivitas siswa dan guru bertujuan

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses

pembelajran berlangsung selanjutnya diperbaiki pada siklus

berikutnya.

b) Data motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.2.
Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I
52

Angket
No Nama Siswa Siklus
Skor Persentase Kategori
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Afifaturrahmi 75 78% Termotivasi
2 Asih Muliana 75 78% Termotivasi
3 Auliarosiana M 72 75% Termotivasi
4 Azwar Annas 76 79% Termotivasi
5 BQ.Ratih - - -
6 Dila Andina - - -
7 Erwan 83 86% Sangat
Termotivasi
8 Fahrurrozi 70 73% Termotivasi
9 Hartini Agustina 69 72% Termotivasi
10 Hayatul Bayu 72 75% Termotivasi
11 Hidayah 77 80% Sangat
Termotivasi
12 Lia Septiani 79 82% Sangat
Termotivasi
13 Mina 63 66% Cukup
Termotivasi
14 Muriaman 67 70% Termotivasi
15 Nadia Yusuf 76 80% Sangat
Termotivasi
16 Naini Isnaini 71 74% Termotivasi
17 Najamudin 68 71% Termotivasi
18 Nanda Febriantama 74 77% Termotivasi
19 Nurul Aini 76 80% Sangat
Termotivasi
20 Rizkia Apriana 72 75% Termotivasi
21 Rosa Komala Sari 83 86% Sangat
Termotivasi
22 RosidinSelpia ulan Dewi 83 86% Sangat
Termotivasi
23 Silvia Rofika 72 75% Termotivasi
24 Sofian Efendi 83 86% Sangat
Termotivasi
25 Sri wardadali 75 78% Termotivasi
26 Wahdah 73 76% Termotivasi
27 Watini 68 71% Termotivasi
28 Zakia Agustina 83 86% Sangat
Termotivasi
29 Novi Putri 74 77% Termotivasi
30 Nursil Aini 71 74% Termotivasi
31 Wahyuni 76 79% Termotivasi
Jumlah 2157
Rata-rata 74,37

Tabel
Hasil Motivasi siswa siklus I
53

No Interval Nilai Kategori Jumlah Persentase


siswa
1 80%-96% Sangat Termotivasi 9 31%
2 66%-79% Termotivasi 19 66%
3 52%-65% Cukup Termotivasi 1 3%
4 38%-51% Kurang Termotivas -
5 24%-37% Tidak Termotivasi -
Jumlah 29

Mengacu pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah

menerapkan metode team games tournament pada siklus I,

motivasi siswa cukup baik, hal ini dilihat dari persentase aktivitas

siswa. Dari 29 siswa yang hadir, persentase siswa yang cukup

termotivasi mencapai 3% yang berjumlah 1 siswa, yang termotivasi

mencapai 66% yang berjumlah 19 siswa, dan siswa yang sangat

termotivasi mencapai 31% yang berjumlah 9 siswa dengan peroleh

rata-rata angket 74,37.

Gambar Grafik 0.1


Hasil Motifasi Siswa Siklus 1
20
18
16
14
12
10
8
6
4 Jumlah Siswa
2 Presentase
0
% 9 % 5 % % %
- 96 -7 -6 - 51 -3
7
80 66 52 38 24
si si si si si
tiva tiva tiva tiva tiva
o o o o o
m m m m m
Ter T er T er T er T er
t p ng ak
ga ku ra
Sa
n
Cu u Tid
K
54

Mengacu pada grafik di atas dapat dijelaskan bahwa setelah

menerapkan metode team games tournament pada siklus I,

motivasi siswa cukup baik, hal ini dilihat dari persentase aktivitas

siswa. Dari 29 siswa yang hadir, persentase siswa yang cukup

termotivasi mencapai 3% yang berjumlah 1 siswa, yang

termotivasi mencapai 66% yang berjumlah 19 siswa, dan siswa

yang sangat termotivasi mencapai 31% yang berjumlah 9 siswa

dengan peroleh rata-rata angket 74,37.

d. Tahap Refleksi

Refleksi ini dilaksanakan diakhir pembelajaran siklus I dengan

tujuan untuk memberikan gambaran tentang kekurangan-

kekurangan yang ditemukan pada siklus I dan dijadikan pedoman

untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada

pelaksananaan siklus I terdapat beberapa kendala diantaranya: (1)

guru masih belum bisa mengontrol siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga suasanakelas tidak kondusif, (2) sebagian

siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe team games tournament, dan (3)

masih ada siswa yang kurang mampu mempersentasikan kegiatan.

Hal tersebut menyebabkan motivasi belajar siswa belum mencapai

ketuntasan klasikal yang telah diterapkan.


55

Setelah memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi

pada siklus I peneliti melakukan perbaikan untuk pelaksanaan

siklus II. Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain:

1) Guru menyiapkan bahan bacaan/materi untuk diberikan kepada

masing-masing siswa.

2) Melaksanakan rencana pembelajaran yang belum terlaksana

pada siklus I

3) Lebih insentif dalam membimbing proses pembelajaran dan

berusaha semaksimal mungkin menciptakan suasana

pembelajaran yang tenang dan menyenangkan.

4) Mengadakan Tanya jawab diawal pembelajaran untuk

membangkitkan motivasi siswa.

2. Siklus II

Proses pembelajaran pada siklus II sama prosedurnya dengan siklus I

yaitu dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama memiliki

alokasi waktu 2 x 45 menit, pertemuan kedua juga sama 2 x 45 menit.

Sehingga total alokasi waktu siklus II yaitu 4x45 menit. Adapun materi

yang dibahas pada siklus II adalah pola interaksi dalam ekosistem dan

aliran energi dalam ekosistem.Kegiatan pada siklus II terdiri dari 4 tahap

yaitu:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Membuat skenario pembelajaran siklus II

2) Menyiapkan ringkasan materi sikus II


56

3) Menyiapkan lembar observasi berupa lembar observasi guru dan

siswa

4) Membuat skenario tournament untuk siklus II

5) Menyiapkan angket motivasi siklus II

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II

dilaksanakan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

dibuat. Siklus II ini dapat dilaksanakan dengan berpedoman pada

siklus I, pada siklus II ini dilakukan perbaikan atau penyempurnaan

untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Tahap pelaksanaan

tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan hampir

sama dengan siklus I, karena pada tahap ini hanya akan melakukan

perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus.

Kegiatan yang dilakukan peneliti ini mengadakan perbaikan dari

siklus I. Proses prosedur pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu

pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan,

pada pengamatan siklus II akan dilakukan perbaikan dari kekurangan

siklus I, karena pada siklus I ditemukan siswa masih banyak yang

belum tuntas. Sehingga pada siklus II ini akan terjadi peningkatan dari

siklus sebelumnya.

Pada pertemuan pertama di awal pembelajaran guru memotivasi

siswa dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya,

rata-rata siswa mampu menjawab pertanyaan guru.Setelah melakukan


57

tanya jawab guru melanjutkan dengan penyampaian materi, kemudian

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum jelas dan mencatat ringkasan materi yang dianggap

penting.Selanjutnya guru membimbing siswa dalam persiapan

bermain. Guru kemudian mengatur sesi-sesi tournament dan

menegaskan kembali tentang peraturan games.Siswa memulai

tournament, guru mengamati dan menganalisis suasanan dan kondisi

siswa saat bermain berlangsung, jika permainan tidak sesuai skenario

yang telah dirancang guru menyudahi permainan kemudian bersama

siswa mereview permainan.Setelah pembelajaran selsai guru menutup

pembelajaran.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama, kemudian setelah itu guru

mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan.Soal yang diberikan berupa

20 soal pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 20 menit. Setelah

selesai mengerjakan soal-soal, guru membagikan angket yang terdiri

dari 24 pernyataan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi

siswa, setelah itu guru kembali melakukan refleksi untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung

kemudian guru menutup pembelajaran.

c. Tahap/Hasil Observasi
58

Pada tahap ini, kegiatan pada siklus II dilakukan sama halnya

dengan siklus I yaitu proses observasi dilakukan oleh guru bidang

studi selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi

yang telah disiapkan, pada lembar observasi diisi dan diberi tanda

centang pada rubik yang telah disiapkan, dan observasi aktifitas guru

selama proses belajar berlangsung tergolong cukup aktif berdasarkan

lampiran yang telah diisi.

1) Hasil observasi keterlaksanaan RPP

Hasil observasi guru atau keterlaksanaan pembelajaran

(RPP) pada siklus II diperoleh dari pengamatan yang dilakukan

oleh observasi yang diisi oleh peneliti yang telah disiapkan. Dari

kegiatan observasi yang dilaksanakan, kegiatan guru dilakukan

dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan dan

kemudian mengamati prilaku guru saat proses pengamatan

berlangsung.

Tabel 4.2.
Data Hasil Observasi Guru/Keterlaksanaan RPP Siklus II

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran Katagori


II Langkah Yang Terlaksanakan
Pembelajaran
Jumlah Persentase

II 21 20 95% Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat pada siklus II

dalam penelitian ini menunjukan bahwa, kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakaan model pembelajaran kooperatif


59

tipe team games tournamentdapat dilaksanakan dengan baik,

pembelajaran yang terlaksana 20 dengan persentase 95%. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games

tournament dapat terlaksana dengan baik karena pada setiap

siklus hasil obsevasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) terus meningkat, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I.

2) Data Hasil Motivasi Siswa

Adapun data tes hasil motivasi belajar siswa pada siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3.
Data Hasil Motivasi Siswa Siklus II

Angket
No Nama Siswa Siklus
Skor Persentase Kategori
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Afifaturrahmi 75 78% Termotivasi
2 Asih Muliana 85 89% Sangat
Termotivasi
3 Auliarosiana M 74 77% Termotivasi
4 Azwar Annas 87 91% Sangat
Termotivasi
5 BQ.Ratih 75 78% Termotivasi
6 Dila Andina 72 75 Termotivasi
7 Erwan 79 82% Sangat
Termotivasi
8 Fahrurrozi 71 74% Termotivasi
9 Hartini Agustina 69 72% Termotivasi
10 Hayatul Bayu 72 75% Termotivasi
11 Hidayah 77 80% Sangat
Termotivasi
60

12 Lia Septiani 79 82% Sangat


Termotivasi
13 Mina 63 66% Cukup
Termotivasi
14 Muriaman 67 70% Termotivasi
15 Nadia Yusuf 76 80% Sangat
Termotivasi
16 Naini Isnaini 71 74% Termotivasi
17 Najamudin 68 71% Termotivasi
18 Nanda Febriantama 74 77% Termotivasi
19 Nurul Aini 76 80% Sangat
Termotivasi
20 Rizkia Apriana 72 75% Termotivasi
21 Rosa Komala Sari 83 86% Sangat
Termotivasi
22 RosidinSelpia ulan Dewi 83 86% Sangat
Termotivasi
23 Silvia Rofika 72 75% Termotivasi
24 Sofian Efendi 83 86% Sangat
Termotivasi
25 Sri wardadali 75 78% Termotivasi
26 Wahdah 83 86% Sangat
Termotivasi
27 Watini 68 71% Termotivasi
28 Zakia Agustina 83 86% Sangat
Termotivasi
29 Novi Putri 74 77% Termotivasi
30 Nursil Aini 86 90% Sangat
Termotivasi
31 Wahyuni 79 82% Sangat
Termotivasi
Jumlah 2294
Rata-rata 76,47

Tabel 4.4
Hasil Motivasi siswa siklus II

No Interval Nilai Kategori Jumlah Persentas


siswa e
1 80%-96% Sangat Termotivasi 14 47%
2 66%-79% Termotivasi 16 50%
3 52%-65% Cukup Termotivasi 1 3%
4 38%-51% Kurang Termotivas -
5 24%-37% Tidak Termotivasi -
Jumlah 31 100%
61

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat persentase siswa

yang cukup termotivasi 3% sebanyak 1 siswa, untuk siswa yang

termotivasi mencapai 50% yang berjumlah 16 siswa dan siswa

yang sangat termotivasi mencapai 47% yang berjumlah 14 siswa.

Berdasarkan persentase tersebut terjadi peningkatan motivasi

dalam belajar dengan menggunakan metode bermain games,

dengan perolehan rata-rata angket motivasi siswa pada siklus II

yaitu 76,47%.

Grafi Gambar 1.3


Hasil Motivasi siswa siklus II
16
14
12
10
8
6
4
Jumlah Siswa
2 Presentase
0
% % 5% 51% 3 7%
96 79 -6
0- 6- 2 8- 4-
si8 si6 si5 si3 si2
va va va va va
oti oti oti oti oti
rm erm erm erm erm
t Te T T T T
ga
k up
ang idak
n r
Sa Cu Ku
T
62

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat persentase

siswayang cukup termotivasi 3% sebanyak 1 siswa, untuk siswa yang

termotivasi mencapai 50% yang berjumlah 16 siswa dan siswa yang

sangat termotivasi mencapai 47% yang berjumlah 14 siswa.

Berdasarkan persentase tersebut terjadi peningkatan motivasi dalam

belajar dengan menggunakan metode bermain games, dengan

perolehan rata-rata angket motivasi siswa pada siklus II yaitu 76,47%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus IIsetelah melakukan

perbaikan-perbaikan di akhir siklus I, pelaksanaan pembelajaran

mengalami peningkatan setelah dilakukan perbaikan terhadap

kekurangan pada siklus I. Pada siklus II sudah mengalami

peningkatan baik dari segi keterlaksanaan RPP, motivasi siswa.

Sebagian kekurangan pada siklus I sudah teratasi dapat diketahui

kelebihan-kelebihan pada siklus II yaitu siswa lebih memperhatikan

guru saat menjelaskan, siswa sudah mulai berani bertanya serta

sebagian mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru.namun masih terdapat kekurangan pada pelaksanaan siklus II ini

yang tentunya menjadi perbaikan pada siklus III. Adapun perbaikan-

perbaikan tersebut antaralain:

1.Menunjuk siswa yang kurang aktif dalam permainan tournament

dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.


63

2. Lebih memperhatikan alokasi waktu yang telah dirancang

berdasarkan RPP

3. Menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif lagi.

4. Memberikan motivasi kepada siswa agar tidak taku mengajukan

tangan untuk bertanya yang tidak dipahami/dimengerti.

3. Siklus III

Proses pembelajaran pada siklus III sama prosedurnya dengan

siklus I dan II yaitu dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan

pertama memiliki alokasi waktu 2 x 45 menit, pertemuan kedua juga

sama 2 x 45 menit, sehingga total alokasi waktu siklus III yaitu 4x45

menit. Adapun materi yang dibahas pada siklus III adalah pola interaksi

dalam ekosistem dan aliran energi dalam ekosistem.Kegiatan pada siklus

III terdiri dari 4 tahap yaitu:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Membuat skenario pembelajaran siklus III

2) Menyiapkan ringkasan materi sikus III

3) Menyiapkan lembar observasi berupa lembar observasi guru dan

siswa

4) Membuat skenario tournament untuk siklus III

5) Menyiapkan angket motivasi siklus III

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus III

dilaksanakan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah


64

dibuat. Siklus IIIini dapat dilaksanakan dengan berpedoman pada

siklus I dan siklus II, pada siklus III ini dilakukan perbaikan atau

penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan

siklus II. Tahap pelaksanaan tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus

III dilaksanakan hampir sama dengan siklus I dan siklus II, karena

pada tahap ini hanya akan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah

direncanakan pada akhir siklus. Kegiatan yang dilakukan peneliti ini

mengadakan perbaikan dari siklus I dan siklus II. Proses prosedur

pada siklus III ini sama dengan siklus I dan siklus II yaitu pelaksanaan

tindakan siklus III dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, pada

pengamatan siklus III akan dilakukan perbaikan dari kekurangan

siklus I dan siklus II, karena pada siklus I dan siklus II ditemukan

siswa masih banyak yang belum tuntas dan termotivasi. Sehingga

pada siklus III ini akan terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya.

Pada pertemuan pertama di awal pembelajaran guru memotivasi

siswa dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya,

rata-rata siswa mampu menjawab pertanyaan guru. Setelah melakukan

tanya jawab guru melanjutkan dengan penyampaian materi, kemudian

guru memberikan kesempatan kepda siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum jelas dan mencatat ringkasan materi yang dianggap

penting.Selanjutnya guru membimbing siswa dalam persiapan

bermain. Guru kemudian mengatur sesi-sesi tournament dan

menegaskan kembali tentang peraturan games. Siswa memulai


65

tournament, guru mengamati dan menganalisis suasanan dan kondisi

siswa saat bermain berlangsung, jika permainan tidak sesuai skenario

yang telah dirancang guru menyudahi permainan kemudian bersama

siswa mereview permainan.Setelah pembelajaran selesai guru

menutup pembelajaran.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama, kemudian setelah itu guru

mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan.Soal yang diberikan berupa

20 soal pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 20 menit. Setelah

selesai mengerjakan soal-soal, guru membagikan angket yang terdiri

dari 24 pernyataan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi

siswa, setelah itu guru kembali melakukan refleksi untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung

kemudian guru menutup pembelajaran.

c. Tahap/Hasil Observasi

Pada tahap ini, kegiatan pada siklus II dilakukan sama halnya

dengan siklus I yaitu proses observasi dilakukan oleh guru bidang

studi selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi

yang telah disiapkan, pada lembar observasi diisi dan diberi tanda

centang pada rubik yang telah disiapkan, dan observasi aktifitas guru

selama proses belajar berlangsung tergolong cukup aktif berdasarkan

lampiran yang telah diisi.


66

1) Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Hasil observasi guru atau keterlaksanaan pembelajaran

(RPP) pada siklus III diperoleh dari pengamatan yang dilakukan

oleh observasi yang diisi oleh peneliti yang telah disiapkan. Dari

kegiatan observasi yang dilaksanakan, kegiatan guru dilakukan

dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan dan

kemudian mengamati prilaku guru saat proses pengamatan

berlangsung.

Tabel 4.5.
Data Hasil Observasi Guru/Keterlaksanaan RPP Siklus III

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran Katagori


II Langkah Yang Terlaksanakan
Pembelajaran
Jumlah Persentase

II 21 21 100% Sangat Baik

Berdasarkan tabel siklus III di atas menunjukkan bahwa,

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe team games tournamentdapat

dilaksanakan dengan baik, pembelajaran yang terlaksana 21 dengan

presentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif


67

tipe team games tournamentdapat terlaksana dengan baik karena

pada setiap siklus hasil obsevasi keterlaksanaan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) terus meningkat, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada siklus III terjadi peningkatan dari siklus

II.

3) Data Hasil Motivasi Siswa

Adapun data tes hasil motivasi belajar siswa pada siklus

III dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6.
Data Hasil Motivasi Siswa Siklus III

Angket
No Nama Siswa Siklus
Skor Persentase Kategori
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Afifaturrahmi 80 83% Sangat
Termotivasi
2 Asih Muliana 90 94% Sangat
Termotivasi
3 Auliarosiana M 83 86% Sangat
Termotivasi
4 Azwar Annas 84 87% Sangat
Termotivasi
5 BQ.Ratih 87 91% Termotivasi
6 Dila Andina 72 75 Termotivasi
7 Erwan - - -
8 Fahrurrozi 92 96% Sangat
Termotivasi
9 Hartini Agustina 83 86% Sangat
Termotivasi
10 Hayatul Bayu - - -
11 Hidayah 80 83% Sangat
Termotivasi
12 Lia Septiani 80 83% Sangat
Termotivasi
13 Mina - - -
14 Muriaman 71 74% Termotivasi
15 Nadia Yusuf 82 85% Sangat
Termotivasi
16 Naini Isnaini - - -
17 Najamudin 69 72% Termotivasi
18 Nanda Febriantama 84 87% Sangat
68

Termotivasi
19 Nurul Aini - - -
20 Rizkia Apriana 76 79% Termotivasi
21 Rosa Komala Sari - - -
22 RosidinSelpia ulan Dewi 82 85% Sangat
Termotivasi
23 Silvia Rofika 76 79% Termotivasi
24 Sofian Efendi 83 86% Sangat
Termotivasi
25 Sri wardadali 83 86% Sangat
Termotivasi
26 Wahdah - - -
27 Watini 82 85% Sangat
Termotivasi
28 Zakia Agustina - - -
29 Novi Putri 73 76% Termotivasi
30 Nursil Aini 72 75% Sangat
Termotivasi
31 Wahyuni 82 85% Sangat
Termotivasi
Jumlah 1846
Rata-rata 80,26

Tabel 4.7
Hasil Motivasi siswa siklus III

No Interval Nilai Kategori Jumlah Persentase


siswa
1 80%-96% Sangat Termotivasi 16 65%
2 66%-79% Termotivasi 8 35%
3 52%-65% Cukup Termotivasi - -
4 38%-51% Kurang Termotivas - -
5 24%-37% Tidak Termotivasi - -
Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat persentase siswa

yang cukup termotivasi tidak ada, untuk siswa yang termotivasi

mencapai 35% yang berjumlah 8 siswa dan siswa yang sangat

termotivasi mencapai 65% yang berjumlah 16 siswa. Berdasarkan


69

persentase tersebut terjadi peningkatan motivasi dalam belajar

dengan menggunakan metode bermain games, dengan perolehan

rata-rata angket motivasi siswa pada siklus III yaitu 80.26%.

Gambar Grafik 1.2


Hasil Motivasi Siswa Siklus III
16
14
12
10
8
6
4
Jumlah Siswa
2
Presentase
0

96
% 9% 65% 51% 37%
- 6 -7 2- 8- 4-
i 80 i6 i5 i3 i2
s s s s s
va va va va va
oti oti oti oti oti
rm rm rm er
m
er
m
t Te Te Te T T
a
ku
p ng idak
ng ra
Sa Cu Ku T

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat persentase siswa

yang cukup termotivasi tidak ada, untuk siswa yang termotivasi

mencapai 35% yang berjumlah 8 siswa dan siswa yang sangat

termotivasi mencapai 65% yang berjumlah 16 siswa. Berdasarkan

persentase tersebut terjadi peningkatan motivasi dalam belajar

dengan menggunakan metode bermain games, dengan perolehan

rata-rata angket motivasi siswa pada siklus III yaitu 80.26%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus III setelah melakukan

perbaikan-perbaikan di akhir siklus III, pelaksanaan pembelajaran


70

mengalami peningkatan setelah dilakukan perbaikan terhadap

kekurangan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus III sudah

mengalami peningkatan baik dari segi keterlaksanaan RPP, motivasi

siswa. Sebagian kekurangan pada siklus I dan siklus II sudah teratasi

dapat diketahui kelebihan-kelebihan pada siklus III yaitu siswa lebih

memperhatikan guru saat menjelaskan, siswa sudah mulai berani

bertanya serta sebagian mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru. Adapun pencapaian yang diperoleh pada pelaksanaan siklus

III antaralain:

1. Guru telah mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.

2. Saat pelaksanaan diskusi, siswa mampu menjawab pertanyaan.

3. Siswa sudah mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan

baik.

4. Meningkatnya motivasi siswayaitu presentase siswa yang sangat

termotivasi dan termotivasi mencapai 100%

Berdasarkan hasil observasi pada siklus III, maka dapat

dikatakan penelitian telah berhasil dengan tercapainya target yang

telah ditetapkan. Proses pembelajaran pada siklus III lebih baik

daripada siklus sebelumnya dan peneliti menghentikan penelitian.

C. Pembahasan

Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan

berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan

fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan konteks pembelajaran, sehingga


71

dituntut kemampuan guru untuk pandai dalam menerapkan sebuah metode

pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai

sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan metode

pembelajaran yang sesuai, siswa dapat mencapai hasil belajar yang

diharapkan dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam

dirinya.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui penerapan

metode team games tournament untk meningkatkan motivasi siswa pada

pelajaran biologi. Sesuai dengan pendapat Erman Suherman,  bahwa 

jika cooperative learning dibentuk dalam kelas, pengaruh teman sebaya

dapat digunakan untuk tujuan positif dalam pembelajaran biologi. Siswa

yang belum menguasai materi dapat bertanya kepada teman yang sudah

menguasai materi.50

Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari dua

kali pertemuan (4 jam pelajaran), pertemuan pertama untuk proses

pembelajaran sedangan pertemuan kedua untuk evaluasi dan refleksi.

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

terhadap materi yang sudah dijelaskan, sedangkan refleksi dilaksanakan

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses

pembelajaran, sehingga pada siklus berikutnya aka dilakukan perbaikan.

Berdasarkan analisis hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III

terlihat terjadinya peningkatan mulai dari keterlaksanaan RPP, motivasi

siswa. Pada tahap belajar kelompok, siswa belajar dalam kelompok kecil
50
Erman Suherman.Strategi Pembelajaran( Bandung: Grasindo, 2003), hal.54.
72

yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Anita Lie, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan

dalam pengelolaan kelas model cooperative learning, yakni

pengelompokan, semangat cooperative learning, dan penataan ruang

kelas. Berkaitan dengan hal tersebut, ruang kelas dibentuk sehingga

siswa nyaman dalam belajar, yaitu dengan menggabungkan beberapa

kursi sehingga siswa dapat dalam satu kelompok dapat duduk

berdekatan.51 Setelah siswa berkelompok, peneliti dan guru membagikan

Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu media pembelajaran. Sesuai

dengan pendapat Azhar Arsyadbahwa, pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar yang dalam hal ini adanya peningkatan

keaktifan siswa.52 Dengan menggunakan LKS diharapkan kegiatan

belajar tidak terpusat pada guru tetapi terpusat pada siswa, karena siswa

sendiri yang harus menyelesaikan permasalahan dan mengkonstruksi

pengetahuannya. Peran guru saat belajar kelompok berlangsung adalah

sebagai pemimpin, fasilitator, dan motivator. Sebagai seorang pemimpin,

guru bertugas untuk mengkondisikan dan mengarahkan siswa agar proses

pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru sebagai fasilitator

mempunyai tugas memberi bimbingan dan arahan sehingga tidak hanya

mendikte siswa. Sedangkan guru sebagai motivator bertugas

membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa.

51
Anita Lie. cooperatif Learning ( Jakarta: Grasindo, 2002), hal.64.
52
. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ( Bandung: Pustaka Beni Quraisy, 2004), hal.23.
73

Motivasi belajar memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak

bisa dipisahkan. Motivasi merupakan salah satu faktor dari tercapainya

hasil belajar. Sesuai dengan pernyataan Dalyono, bahwa ada dua faktor

internal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu faktor fisik dan

psikologi. Faktor psikologi merupakan hal yang utama dalam

menentukan intensitas belajar seseorang dan mempengaruhi proses hasil

belajar peserta didik, yang meliputi, intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kelelahan.53 Sehingga sangat perlu memberikan

motivasi yang maksimal pada siswa. Semakin besar motivasi yang

diberikan maka semakin tinggi pula hasil belajar yang didapatkan oleh

siswa.

Analisis persentase keterlaksanaan RPP pada siklus I mencapai

85,71%, siklus II mencapai 95% sedangkan siklus III mencapai 100%.

Peningkatan yang terjadi pada tiap siklus tidak lepas dari bantuan para

observer yang selalu mengingatkan peneliti agar kegiatan pembelajaran

yang tidak terlaksana pada siklus sebelumnya dapat terlaksana pada

siklus selanjutnya.

Motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan

mengembangkan sumber daya yang dimiliki oleh siswa.Motivasi dapat

diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada

53
. Dalyono, Psikologi Pendidikan,( Jakarta: Rineka cipta, 2009), hal.59.
74

pencapaian suatu tujuan tertentu.54Motivasi dapat berasal dari diri siswa

maupun dari orang-orang yang berada disekitarnya dan juga lingkungan.

Memahami motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam

proses pembelajaran, maka dalam penelitian ini banyak hal yang

dilakukan oleh peneliti selaku guru untuk memotivasi siswa dalam

kegiatan pembelajaran, yang utama adalah menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Dengan metode

pembelajaran yang menyenangkan ini, siswa mendapatkan pengalaman

baru dalam pembelajaran. Diawal pembelajaran guru selalu

memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa, hal ini menimbulkan

rasa ingin tahu siswa sehingga termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan pernyataan penghargaan

secara verbal bagi siswa.Peningkatan motivasi belajar siswa dalam

penelitian ini terlihat dari hasl analisis tiap siklusnya dengan kenaikan

persentase kategori motivasi siswa yaitu kategori termotivasi dan sangat

termotivasi. Pada siklus I terdapat 19 siswa yang termotivasi dan 9 siswa

yang sangat termotivasi dengan persentase mencapai 66% dan 31%, pada

siklus II terdapat 15 siswa termotivasi dan 14 siswa sangat termotivasi

dengan persentase 50% dan 47% dan pada siklus III terdapat 8 siswa

yang termotivasi dengan presentase 35% dan 15 siswa sangat termotivasi

dengan presentase 65%.

54
Muhammad Surya. Psikologis Pembelajaran dan Pengajaran( Bandung: Pustaka Beni
Quraisy, 2004), hal.64.
75

Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.55

Selaras pernyataan yang dikemukakan oleh Purwanto dalam Majid di

atas motivasi juga berasal dari diri siswa, karena adanya kebutuhan untuk

memperoleh nilai yang tinggi, dan memperoleh prestasi yang baik,

sehingga siswa sangat tertarik dan termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games

tournament. Data analisis peningkatan motivasi siswa diperkuat dengan

pernyataan beberapa orang siswa yang mengaku sangat senang dan

bersemangat mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe

team games tournament. Dengan dilakukannya team games tournament

oleh siswa melatih mereka belajar aktif dan tidak malu dalam melakukan

diskusi dan mengajukan pendapat. Adanya diskusi kelompok membantu

siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara bersama dan melatih

siswa untuk menghargai pendapat teman. Berdasarkan persentase dan

pernyataan siswa diatas, dapat dinyatakan siswa kelas VII MTs. Ishlahil

Atfhal Rumak mengalami peningkatan motivasi belajar dengan

menggunakan metode kooperatif tipe team games tournament.

Adanya peningkatan yang dialami oleh siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games

tournament dari siklus I, siklus II, siklus III menandakan bahwa

penerapan metode kooperatif tipe team games tournament, dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode kooperatif team games


55
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),hal.174
76

tournament merupakan metode yang menekankan keaktifan siswa, serta

melatih siswa untuk berbicara didepan umum dan mengemukakan

pendapat serta menghargai pendapat orag lain. Selain itu juga metode

kooperatif tipe team games tournament ini melatih siswa dalam

memahami pelajaran dengan baik.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil

pada siklus III sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Meskipun demikian dalam siklus III masih ada kekurangan-kekurangan

yang terkait dengan proses belajar mengajar diantaranya masih adanya

siswa yang kurang aktif dan kurang serius dalam belajar.

Sesuai dengan pendapat Syahrial Yusuf dkk, bahwa permainan

akan memacu siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan game yang kompetitif, setiap siswa dalam kelompoknya

terdorong untuk saling bekerjasama dan saling membantu dalam

memahami pertanyaan dan menjawab pertanyaan.56

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan

ekosistem. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan skor angket. Jadi

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

team games tournament, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada

Syahrial Yusuf dkk, Belajar Bahasa Inggris dengan Kartu ( Jakarta: Kawan Pustaka
56

2008), hal.174
77

mata pelajaran IPA Biologi siswa kelas VII MTs. Ishlahil Atfhal Rumak

tahun pelajaran 2017/2018.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa.

Penerapan metode team games tournament dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa kelas VII MTs. Ishlahil Athfhal Rumak. Peningkatan ini dapat

dilihat dari hasil analisis tiap siklusnya dengan kenaikan presentase kategori

motivasi siswa yaitu kategori termotivasi dan sangat termotivasi. Pada siklus I

terdapat 19 siswa yang termotivasi dan 9 siswa yang sangat termotivasi

dengan presentase mencapai 66% dan 31% (97%), pada siklus II terdapat 15

siswa termotivasi dan 14 siswa sangat termotivasi dengan presentase 50% dan
78

47% (97%) dan pada siklus III terdapat 8 siswa termotivasi dengan presentase

35% dan 15 siswa sangat termotivasi dengan presentase 65% (100%).

B.Saran

Demi peningkatan dan perbaikan kegiatan proses belajar mengajar dan

kegiatan yang lain, tentu saja diperlukan adanya tegur sapa dan saran.

Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, dapat diajukan beberapa saran

sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Bagi para guru terutama guru biologi diharapkan selalu menanamkan

perilaku belajar yang baik dalam proses pembelajaran, karena seorang guru

akan selalu menjadi suri tauladan dan panutan bagi siswa.

2. Guru hendaknya memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan

kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya pada setiap pembelajaran.

3. Bagi sekolah, hendaknya mempersiapkan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan agar hasil belajar siswa lebih baik.

4. Kepada para peneliti, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini

dengan memperluas pembahasan maupun jangkauan lain, agar hasil

penelitian lebih konfrehensif serta berusaha untuk mengungkapkan faktor-

faktor lain yang belum terjawab melalui penelitian ini dan melakukan kajian

yang lebih mendalam tentang ilmu agama dengan ilmu umumuntuk

membantu meningkatkan kualitas pembelajaran saat ini.


79

DAFTAR PUSTAKA

Adi, SuarmanSitumorang,”Desain Model KonsepPembelajaran Based Learning


DalamPeningkatanKemampuanMahasiswa Semester
TigaJurusanMendidikanMatematika FKIP-UHN Medan”.
JurnalSuluhPendidikan FKIP-UHN. Vol. 1. Edisi 1, Hal. 2-3.

Amri, Dian Suciana,” Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Antara


menerapkan Strategi Question Student Have Dan Strategi Think Pair Share
pada Kelas X Di Sma Negeri 1 Dan Sma Negeri 2 Kota Solok”, Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang, hlm. 2-3

Bahri, Arsad, dkk,” Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Question Student


Have dan Kemampuan Akademik Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Kelas VIII SMPN 2 Camba”, Jurnal Sainsmat, Vol. I, No. 1, Maret 2012,
Hal. 43.

Djaali, Haji, “Psikologi Pendidikan”, Jakarta.: PT Bumi Aksara, 2006.

Dimyati, Mudjiyono, “Belajar dan Pembelajaran”,Jakarta : DEPDIKBUD. 2002.

Faturrahman, Iif , “PengantarPendidikan”, Jakarta: Pt. prestasiPuastakaraya, 2012


80

Fitria, Feni, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Matematika melalui Model Pembelajaran Question Student Have (Qsh)
Pada Siswa Kelas Viii. Smp N 1 Sasak Ranah Pasisie”, Jurnal
Manajemen Pendidikan, Vol. 02, No.1 Th. 2017, hal.161

Hamalik, “Belajar Mudah Penelitian”, Bandung : Alfabeta. 2000

Hamzah,”Teori Motivasi dan Pengukurannya:Analisis di Bidang


Pendidikan”,Jakarta : Bumi Aksara. 2014.

Hamalik, Oemar,“Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar”,Bandung:


Tarsito Bandung. 2005.

Hisyam,Zaini, “StrategiPembelajaran Aktif “, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.


2008

Hawley, “Belajar Mudah Penelitian”, Bandung : Alfabeta. 2000

HamiyahdanMuhammadJauhar,StrategiBelajar-
MengajarDiKelas,Jakarta:PretasiPustakaraya. 2014

Mukmin,Islahul,“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Thine Pair


Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa”, Skripsi IAIN, Mataram, 2011, h. 19

Observasikelas X MA Yusuf Abdussatar Kediri. 2017

Ronald,Jimi, ”Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Dengan Metode Question


Students Have Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Di
Sma Negeri 7 Dan Sma Negeri 8 Padang”, Journal of Economic and
Economic Education, Vol.3 No. 2, hal. 196

Sagala, Syaiful , “Konsep dan Makna Pembelajaran”, Bandung: Alfabeta. 2012.

Sardiman, “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2008

Slameto, “Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”, Jakarta: Rineka


Cipta, 2003

Subana,”Statistik Pendidikan”, Bandung : Pustaka Setia. 2000

Sudjana, Nana,“Penilaian Hasil Belajar Mengajar”, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya. 2002
81

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&”D, Bandung :


Alfabeta. 2012

Suherman, Erman, “StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer”, Bandung :


UPI. 2003.

Sovia, Anny,“MotivasiBelajarMahasiswa Dengan Strategi Question Student Have


Disertai Pemberian Modul Pada Perkuliahan Kalkulus Vektor”, Lemma,
Vol. II, No 1, November 2015, hlm.2

Suryabrata, Sumadi, “PsikologiPendidikan”, Jakarta : Raja Grafindo Persada.


2004

Suhana, Cucu, “Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi)”. Bandung: Refika


Aditama. 2014.

Suprijono, Agus, “Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM)”,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009

Purwanto, “Evaluasi Hasil Belajar”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2011

Vianata, Haning,”Pengaruh Model Pembelajaran Question Study Have Terhadap


Hasil Belajar Ips Sejarah Siswa”.Indonesian Journal of History Education.,
ISSN 2252-6641. hlm 3.

WawancarakepadaIbuGenang Rika Itiqomah/ Guru Biologi di MA Yusuf


Abdussatar Kediri. 2017

W.S Winkel, “Psikologi Pengajaran”, Yogyakarta : Media Abadi. 1986.

Yustini,Yusuf,”Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have (Qsh)


Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
Viii3 Smp Negeri I Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal
Biogenesis, Vol.8. Nomor 2, Februari 2012, hal 13.
82

LAMPIRAN
83
84
85
86
87
88

Anda mungkin juga menyukai