Anda di halaman 1dari 224

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA KONSEP SISTEM


PENCERNAAN MAKANAN

(Penelitian Quasi Experiment di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi


persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SITI MASITHOH
NIM. 107016100958

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
ABSTRAK

SITI MASITHOH (107016100958),"Pengaruh Penggunaan media komik


terhadap hasil belajar kognitif siswa pada konsep sistem pencernaan
makanan".Skripsi Prodi Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, April 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media


komik terhadap hasil belajar kognitif siswa pada konsep sistem pencernaan
makanan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Tangerang Selatan pada tahun
ajaran 2011/2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian quasi experiment dengan desain pretest-posttest control group design.
Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random
sampling. Jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kontrol masing masing
sebanyak 30 siswa. Instrumen penelitian yang diberikan berupa tes yang terdiri
dari 22 soal bentuk pilihan ganda. Teknik analisa data dalam penelitian ini
menggunakan uji-t. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif
biologi yang diberi media pembelajaran berupa komik lebih tinggi dari rata-rata
hasil belajar kognitif biologi yang diberi pembelajaran konvensional. Dengan
demikian penggunaan media komik berpengaruh terhadap hasil kognitif siswa.

Kata kunci: Media Komik, Hasil Belajar, Sistem Pencernaan Makanan.

i
ABSTRACT

SITI MASITHOH (107016100958),"The Influence of Comic Media to the


Students' Cognitive Study Result in a Concept of Food Digestion System". A)
Skripsi (Scientific Paper) of Biology Study, Science Education Department ,
Tarbiyah and Teachers Training Faculty, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, May 2012.

The Purpose of this research is to know influences of using the comic media to
the students' cognitive study result in a concept of food digestion system. This
research was dine at SMAN 5 South Tangerang of 2011/2012 Academic year. The
research uses the Quasi Experiment method with the pretest-posttest control
group design. The Technique used in sample taking is random sampling. The
number of students in experiment class and the control of each classes is 30
students. The Instrument which given is a test consists of 22 numbers of multiple
choice questions. The technique of data analysis used in the research is T-test.
The result gained from the average of the result in Biology cognitive study that
given the higher comic media than the average of media of the result in Biology
conventional study . In other words, using the comic media influences to the
students' cognitive result.

Keywords : Comic Media, Study result, The Food Digestion System.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan ridha-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak
lupa penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW yang membawa
umatnya ke jalan yang diridhai Allah SWT. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dari semua


pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA. Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus Dosen Pembimbing II yang tak henti-hentinya membimbing,
memberikan saran, masukan serta motivasinya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan
Dosen Pembimbing Akademik (PA) Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan IPA.
7. Ibu Dra. Hj. Yuliani, M.Pd, selaku kepala SMAN 5 Tangerang Selatan
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
8. Ibu Susi Indrayani, S.Pd, selaku guru pamong mata pelajaran Biologi yang
telah membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan
penelitian.

iii
9. Mereka yang sangat berarti dalam hidup penulis Ayahanda Aceng Ismail
dan Ibunda Maimunah tercinta, yang senantiasa tiada henti memberikan
dukungan, semangat, perhatian, do’a dan kasih sayang kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak-Kakaku (Susi, Iis, Irfan) tercinta yang senantiasa memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Ketiga Keponakanku (Nabil, Fathir, Aqilla) yang selalu memberikan
canda tawa dan menjadi tempat pengusir kejenuhan penulis selama
penulisan skripsi ini.
12. Teman teristimewa, Abdurachman Syafiih yang telah menemani hari-
hariku, memberikan semangat, Harapan dan do’a terbaik untukku.
13. Teman-temanku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan
IPA Prodi Biologi angkatan 2007 semoga kebersamaan kita menjadi
pelajaran-pelajaran yang terindah dan tak terlupakan untuk menggapai
kesuksesan dimasa depan.
14. Teman-teman seperjuanganku, Fuji, Sofa, Alin dan Hanny yang selalu
memberikan semangat, dukungan, berbagi dalam suka dan duka dan telah
melewati hari-hari yang penuh perjuangan yang tidak akan terlupakan.
15. Semua pihak yang ikut terlibat dan berpartisipasi memberikan bantuan,
informasi dan dukungan kepada penulis yang tak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat penulis gunakan untuk menyempurnakan
laporan yang akan datang. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya.

Jakarta, Juli 2012


Penulis

Siti Masithoh

iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRAC....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 9
E. Tujuan penelitian ........................................................................... 9
F. Manfaat penelitian ......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PERUMUSAN HIPOTESA.
A. Deskripsi Teoritis .......................................................................... 10
1. Hakekat Media Pembelajaran .................................................... 10
a. Definisi Media Pembelajaran ............................................... 10
b. Fungsi Media ......................................................................... 14
c. Manfaat Media ..................................................................... 15
B. Pengertian Media Komik .............................................................. 16
1. Definisi Komik ......................................................................... 16
a. Sejarah Komik ...................................................................... 17
b. Unsur-unsur komik .............................................................. 19
c. Macam-macam komik ......................................................... 20
d. Kelebihan dan kekurangan komik ........................................ 21
e. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran ................ 23

v
C. Hakekat Hasil Belajar.................................................................... 24
1. Hasil Belajar kognitif Biologi .................................................. 24
a. Pengertian Belajar ................................................................. 24
b. Hasil belajar kognitif ............................................................ 29
D. Hakikat Biologi ............................................................................. 31
E. Hasil penelitian yang relevan ........................................................ 33
F. Kerangka Berfikir ......................................................................... 34
G. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 36
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
C. Metode Penelitian .......................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 38
E. Tenik Pengumpulan Data ............................................................. 39
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 39
G. Kalibrasi Instrumen ....................................................................... 41
1. Daya pembeda ......................................................................... 41
2. Tingkat kesukaran ................................................................... 42
3. Validasi .................................................................................. 43
4. Reliabilitas ............................................................................... 43
H. Tehnik Analisis Data ..................................................................... 44
1. Uji peningkatan hasil belajar N-Gain ...................................... 44
2. Uji beda .................................................................................. 44
a. Uji normalitas ..................................................................... 44
b. Uji homogenitas .................................................................. 46
I. Uji hipotesis penelitian ................................................................. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 48
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 48
2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 48

vi
3. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
dan kelas kontrol....................................................................... 49
B. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain)..................... 50
C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis........ 51
1. Uji Normalitas .......................................................................... 51
2. Uji Homogenitas ...................................................................... 52
3. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 53
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 64

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian............................................................................. 36
Tabel 3.2.Variabel Penelitian .......................................................................... 38
Tabel 3.3.Kisi-Kisi Instrumen ......................................................................... 40
Tabel 3.4.Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................... 42
Tabel 3.5.Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ................................................. 43
Tabel 4.1.Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 48
Tabel 4.2.Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 49
Tabel 4.3.Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 49
Tabel 4.4.Presentase Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) .............................. 50
Tabel 4.5.Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51
Tabel 4.6.Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51
Tabel 4.7.Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52
Tabel 4.8.Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
Tabel 4.9.Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 53
Tabel 4.10. Hasil Uji-t Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 54

viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses terjadinya komunikasi melalui penggunaan media
dalam pembelajaran .................................................................................................. 13

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 65
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen ..................................................................... 89
Lampiran 3 Jenjang kogitif tiap butir soal ...................................................... 90
Lampiran 4 Instrumen penelitian .................................................................... 105
Lampiran 5 Kunci Jawaban ............................................................................. 110
Lampiran 6 Perhitungan Skor data dibobot .................................................... 111
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas ............................................................... 112
Lampiran 8 Perhitungan Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ................... 113
Lampiran 9 Daya Pembeda ............................................................................. 117
Lampiran 10 Tingkat Kesukaran ..................................................................... 119
Lampiran 11Korelasi Skor Butir denagn Skor Total ...................................... 120
Lampiran 12 Kualitas Pengecoh ..................................................................... 122
Lampiran 13 Validasi Butir Soal .................................................................... 124
Lampiran 14 Nilai Pretest dan Posttest Eksperimen dan Kontrol ................... 126
Lampiran 15 Cara Mengitung Standar Deviasi ............................................... 127
Lampiran 16 Data Analisis N-gain Kelas Eksperimen ................................... 129
Lampiran 17 Data Analisis N-gain Kelas Kontrol .......................................... 130
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Eksperimen ....................... 131
Lampiran 19 Perhitungan Ui Normalitas Posttest Eksperimen ...................... 132
Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kontrol .............................. 133
Lampiran 21 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kontrol ............................ 134
Lampiran 22 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ........................................ 135
Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ...................................... 136
Lampiran 24 Perhitungan Uji-t Pretest .......................................................... 137
Lampiran 25 Perhitungan Uji-t Posttest ......................................................... 140
Lampiran 26 Dokumentasi Proses Penelitian ................................................. 143
Lampiran 27 Latihan Soal dan Jawaban ......................................................... 145
Lampiran 28 Tabel Krisis untuk Uji Liliefors.................................................. 152
Lampiran 29 Tabel Distribusi Z ...................................................................... 153

x
Lampiran 30 Tabel Nilai Frekuensi ................................................................ 154
Lampiran 31 Tabel Nilai Uji “t” ..................................................................... 155
Media Komik .................................................................................................. 156

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan


merupakan kunci dari masa depan manusia yang telah diberkati akal dan
fikiran. Pengertian konsep pendidikan dirumuskan dengan jelas dan tegas
tercantum pada UU.R.I. No.2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1, butir 1 yang
menyatakan bahwa “Pendidikan sendiri merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan , pengajaran, dan
latihan bagi perannya dimasa yang akan datang”. Pendidikan mempunyai
peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup
suatu bangsa, karena pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan tertentu.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU.R.I.Bab II, Pasal 3 dan 4 tentang
fungsi dan tujuan pendidikan Nasional, yaitu :1

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.”

Tujuan sistem pendidikan nasional juga berfungsi memberikan arah


pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada.
Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tujuan umum yang hendak
dicapai oleh semua satuan pendidikannya, meskipun setiap satuan pendidikan
tersebut mempunyai tujuan sendiri-sendiri, namun itu semua tidak lepas dari
tujuan pendidikan nasional yang ada.

Pendidikan terkait dengan pembelajaran adalah situasi formal yang


secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan

1
Oemar hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. VII, h. 2

1
2

ilmu yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan kurikulum dan tujuan
yang ingin dicapai.

Meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang tertera dalam tujuan


pendidikan dapat ditempuh melalui banyak cara, salah satunya dengan
peningkatan pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan
siswa.2 Proses pembelajaran juga merupakan suatu komunikasi yang harus
diciptakan oleh guru dan siswa.

Selain pembelajaran, Proses Belajar Mengajar (PMB) juga sangat


penting, karena proses belajar mengajar adalah kesatuan dua proses antara
siswa yang belajar dengan guru yang membelajarkan. Kedua proses ini terjalin
interaksi yang sangat menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara
optimal lewat proses belajar mengajar itu.3 Proses belajar dapat terjadi kapan
saja dan dimana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada


semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke
liang lahat nanti.4 Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Winarno dan
Anita E.Woolflok dalam Usman Melayu terlihat ada kesamaan, karena belajar
dipahami sebagai suatu proses kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan pada pengalaman dan perilaku seseorang terhadap sesuatu yang
dipelajari.5 Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting
bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan
diri (adaptasi) dengan lingkungannya, dan dengan adanya proses belajar inilah
manusia bertahan hidup (survived). Dalam pendidikan, proses belajar
mengajar merupakan kegiatan yang mengandung interaksi antara guru dan

2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h.2.
3
Nuryani R., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2005), h. 5
4
Arief S.Sadiman. dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.1.
5
Usman Melayu.Hakikat Minat dan Hasil Belajar. (Berita STMT TRISAKTI: Edisi 084,
Januari 1999), h. 55.
3

siswa serta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan belajar, interaksi edukatif ini juga tidak hanya
penyampaian materi pelajaran saja oleh guru, melainkan juga menanamkan
sikap dan nilai pada diri siswa.

Guru memegang peranan penting dalam soal sukses tidaknya proses


pembelajaran. Selama ini masih ada guru-guru yang menerapkan pengajaran
yang berpusat pada guru dengan keterlibatan murid yang sangat terbatas.
Keadaan ini tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran biologi yang tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, tetapi biologi mengandung hal
lain. Cain dan Evans menyatakan bahwa biologi mengandung empat hal,
yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.

Betapapun baiknya program pendidikan yang dikembangkan oleh para


ahli, apabila guru tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka
pelaksanaan dan hasil belajarnya akan menyimpang dari tujuan. Menurut
Washton diantara banyak faktor yang mempengaruhi pelajaran biologi seperti
guru, jumlah siswa dalam kelas, peralatan laboratorium, dan staf administrasi,
ternyata gurulah yang merupakan faktor utama untuk keberhasilan
pembelajaran biologi. Demikian juga Klopfer menyatakan bahwa
bagaimanapun biologi diajarkan gurulah yang terutama menentukan apa yang
dipelajari siswa.6
Dalam proses belajar mengajar peranan guru sebagai pembimbing
adalah membuat suasana belajar mengajar menjadi hidup penuh dengan
interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan guru serta antara
siswa dengan siswa lainnya, serta memotivasi.

Proses pembelajaran yang tidak menarik dan tidak bermakna dapat


menurunkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sains di Indonesia masih
rendah. Sedangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan
perubahan pola fikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan
kurikulum. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

6
Nuryani R..loc.cit.
4

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke
liang lahat nanti. Karena guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa, akibatnya kegiatan
belajar-mengajar menjadi pasif dan kurang efektif karena lebih menekankan
pada pengajaran bukan pembelajaran. Selain itu dalam proses belajar
mengajar sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga
proses belajar mengajar tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain
disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta
didik, kurangnya minat dan kegairahan dan sebagainya.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah


dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media secara integerasi
dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan disamping
sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu
media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk
memberikan umpan balik.

Biologi sebagai bagian dari sains, menuntut kompetensi belajar pada


ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Namun, dalam kenyataan
saat ini siswa cenderung menghafal daripada memahami, padahal pemahaman
merupakan modal dasar bagi pengasaan selanjutnya.7

Biologi sebagai salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Salah
satu langkah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengembangan
pengajaran dan pembelajaran biologi, diantaranya dengan memusatkan
pembelajaran pada kebutuhan dan minat siswa dengan melibatkan siswa
secara aktif dalam proses belajar. Dengan demikian tercapailah fungsi
pendidikan yang diantaranya mengembangkan kecerdasan dan kreativitas
siswa.

7
Made Wena, op.cit. h. 67.
5

Ada banyak faktor yang memperngarui keberhasilan siswa dalam


belajar, baik dari dalam diri siwa itu sendiri maupun faktor dari luar. Salah
satu faktor yang mermengaruhi keberhasilan siswa yaitu cara penyajian
materi.

Cara penyajian materi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran sekaligus menjadi penentu keberhasilan siswa. Apakah
materi yang disajikan membuat siswa tertarik, termotivasi, kemudian timbul
perasaan pada diri siswa untuk menyenangi materi dan adanya kebutuhan
terhadap materi tersebut atau sebaliknya. Seorang guru harus mampu
menyampaikan materi dengan baik kepada anak didiknya. Selain itu, seorang
guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Hakikat proses
belajar mengajar menurut Sadiman dalam Maifalinda Fatra adalah proses
komunikasi yang merupakan proses menyampaikan pesan dari sumber pesan
8
melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. kegiatan belajar
mengajar di kelas juga merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana
guru dan siswa saling bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan
pengertian. Oleh sebab itu, komunikasi memegang peranan penting dalam
pembelajaran. Agar komunikasi antara siswa dan guru berlangsung baik dan
informasi yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa, maka dalam
kegiatan belajar mengajar perlu menggunakan media pembelajaran.

Berbagai media dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pada


penelitian ini peneliti tertarik pada media komik karena komik merupakan
bacaan yang sangat familiar. Dalam pembelajaran biologi, komik merupakan
salah satu media yang dapat digunakan dalam proses belajar dan mengajar.
Sifat komik yang menghibur dan ringan membuat siswa cenderung lebih
menyenangi bacaan tersebut dibandingkan dengan menggunakan waktu
mereka untuk membaca buku pelajaran sekolah. Dibandingkan dengan buku

8
Maifalinda Fatra, Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) Pada Pembelajaran
Matematika di MI, (Jurnal ALGORITMA Vol. 3 No. 1, Juni 2008), h. 60-61.
6

pelajaran sekolah pada umumnya, komik mempunyai beberapa kelebihan


sehingga lebih memikat siswa untuk mau membacanya.
Menurut Sugiharta, kegiatan membaca komik dan cerita bergambar
merupakan kegiatan yang menghibur dan menyenangkan dengan gambar-
gambar dan tulisan yang ringan serta dirangkai dalam suatu alur cerita
bergambar membuat informasi mudah diserap. Teksnya membuatnya lebih
dimengerti dan alur membuatnya mudah untuk diikuti dan diingat, sehingga
dari penampilannya akan membuat anak tertarik untuk melihat dan
membacanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa bagi anak-anak sebagus
apapun isi buku yang diberikan, bila tidak dikemas dengan penampilan yang
menarik dan menyenangkan, mereka tidak akan menyentuhnya.
Selain itu, komik disajikan penuh dengan ilustrasi gambar membuat
orang yang membacanya tidak akan cepat merasa bosan. Sementara, buku
pelajaran sekolah hanya menyajikan ilustrasi gambar dalam jumlah yang
terbatas. Komik diduga dapat meningkatkan hasil belajar yang sejalan dengan
minat siswa pun meningkat. Seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Hadi,
bahwa siswa menunjukkan respon positif dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media komik. Hal ini ditunjukkan dengan ; (1) siswa
merasa senang dengan cara pembelajaran yang dilakukan; (2) siswa merasa
lebih santai dalam belajar (tidak tegang); (3) siswa dapat bekerjasama dengan
kelompoknya; dan (4) siswa lebih memahami soal yang disajikan dalam
bentuk komik.9 Dengan demikian respon positif dari siswa menjadi modal
yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pelaksanaan pembelajaran di
kelas menjadi lebih terarah untuk membantu siswa memahami materi.

Komik jelas mudah menarik perhatian anak karena tampilannya yang


penuh dengan gambar. Hal ini dapat membuat anak lebih mudah memahami
isi dari suatu materi. Perpaduan gambar dengan sedikit teks juga tidak
membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya. Tak heran

9
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi
Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik,( diaskes 9 September 2011.http :
//www.puslitjaknov. org/ dats/ file/ makalah_peserta /57_Syaiful % 20Hadi .pdf ) , h. 1.
7

bila komik menjadi bacaan yang populer, terutama di kalangan anak-anak.


Tidak sedikit anak-anak yang rela menghabiskan waktunya untuk berkutat
dengan jenis bacaan yang satu ini. Komik begitu sederhana namun sangat
menarik.10

Selain itu, isinya diselingi dengan unsur humor juga merupakan


keunggulan komik sehingga membacanya menjadi sangat menyenangkan dan
dapat meghilangkan stres. Komik juga merupakan media komunikasi visual
dan lebih dari pada sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur.
Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu
11
pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.
Jika keunggulan ini dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, maka komik
dapat membantu menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan
dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar biologi. Pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media komik sangat cocok diterapkan
pada siswa khususnya remaja, karena pada masa ini mereka memiliki
kemampuan daya imajinasi yang tinggi dan positif yang akan membantu cara
proses berfikir mereka dalam belajar, khususnya dalam mempelajari konsep
sistem pencernaan makanan. Pada konsep sistem pencernaan makanan banyak
didapatkan istilah-istilah yang sulit dipergunakan yang terkait dengan proses-
prosesnya sehingga dibutuhkan proses berfikir dan pemahaman yang tinggi.
Komik adalah bacaan yang banyak digemari oleh banyak orang. Dalam
tingkatan usia maupun tingkatan pendidikan yang berbeda. Isi dari komik
diselingi dengan unsur humor sehingga membacanya menjadi sangat
menyenangkan dan dapat meghilangkan stress. Sehingga, berdasarkan hasil
survei di Philipina yang dikemukakan oleh Andre Rinanto menunjukkan
bahwa sebagian besar data yang menyukai komik pada usia 17 sampai 19

10
Majalah Kidia, Komik Sahabat Anak?, (Yayasan Pengembangan Media Anak, Edisi April-
Mei 2009), h.3.
11
Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran,(diaskes
dari http://www.petra.ac.id/~puslit/jounals/dir.php?DepartmentID=DKV , Februari 2011), h. 51.
8

tahun dengan jenjang pendidikan sekolah lanjutan. Namun, penelitian serupa


belum dilakukan di Indonesia.12

Berdasarkan latar belakang tersebutlah masih kurangnya penelitian


yang terkait dengan penggunaan media komik dalam pembelajaran biologi,
khususnya di sekolah lanjutan. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk
melakukan pengkajian teoritis maupun praktis berdasarkan permasalahan yang
berjudul : “Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Hasil Belajar
Kognitif pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah


yang timbul antara lain:

1. Kurangnya variasi media pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam


proses belajar mengajar biologi.
2. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang masih sedikit.
3. Konsep sistem pencernaan makanan pada pembelajaran Biologi banyak
menggunakan istilah yang sulit dipergunakan khususnya pada materi yang
menjelaskan tentang sistem pencernaan dengan kata-kata yang bersifat
naratif tanpa adanya gambaran, sehingga siswa sulit memahami konsep
tersebut.
4. Siswa senang membaca komik daripada buku pelajaran biologi.
5. Potensi komik sebagai media pembelajaran masih kurang dimanfaatkan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang,


maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas XI tahun ajaran 2011/2012.


2. Media yang digunakan adalah Media gambar komik yang menekankan

12
Asnawir - M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ,(Ciputat Pers; Cet.1- Jakarta, Juni
2002), h. 55-56.
9

siswa untuk ikut terlibat lebih aktif dalam proses belajar dan memahami
materi. Media komik yang penulis gunakan bersumber dari sebuah buku
yang berjudul “Why?The Human Body” yang ditulis oleh Song, Heo-Seok
yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo.
3. Pada materi pembahasan sistem pencernaan pada manusia.
4. Hanya mengukur hasil belajar kognitif siswa (C1-C3) karena pada
pembelajaran tentang sistem pencernaan hanya menekankan pada
kemampuan berfikir pada ketiga jenjang tersebut.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini


dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah media komik berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif siswa?

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan


media komik terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa pada konsep sistem
pencernaan makanan.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif kepada semua


pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, terutama bagi :

1. Manfaat bagi guru


Menjadi masukan yang positif bagi guru dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan
mencapai tujuan pembelajaran yang semestinya.

2. Manfaat bagi siswa


Bagi siswa, penelitian ini dapat mendorong siswa agar menyenangi
pelajaran biologi
10

3. Manfaat bagi peneliti


Penulisan ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran pengaruh
komik terhadap hasil belajar kognitif siswa. Serta dapat pula dijadikan
bahan literatur guna mengadakan penelitian lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PERUMUSAN HIPOTESA

A. Deskripsi Teoritis
1. Hakekat Media Pembelajaran
a. Definisi Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari
kata medium. Secara harfiah kata-kata tersebut mempunyai arti perantara
atau pengantar.1 Media pembelajaran adalah penyampaian pesan (the carriers
of massages) dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan. Dalam suatu
proses belajar mengajar, media pengajaran memegang peranan penting
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.
Association fof Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional.2

Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu


untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam proses
belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode
mengajar dan media pembelajaran. Karena merupakan unsur yang tidak dapat
dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai teknik untuk
mengantarkan bahan pengajaran agar sampai tujuan. Dalam proses belajar

1
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wancana Prima,
2007), h. 5.
2
Asnawir - M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ,(Ciputat Pers; Cet.1- Jakarta, Juni
2002), h. 11.

11
12

mengajar media yang dipergunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar
proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan


pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan
menyenangkan (joyfull learning), Aspek penting lainnya penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang
disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa,
terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran
media, sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.3

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar


mengajar.4 Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.5 Media pendidikan
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Seringkali kata media pendidikan digunakan secara
bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang
dikemukakan oleh hamalik, dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi
akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media komunikasi.6 Menurut oemar hamalik dalam
bukunya mengatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan kounikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran
disekolah.7

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software). Dengan demikian perlu sekali kita ketahui, bahwa media
pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
3
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit., h. 24.
4
Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 2
5
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 7.
6
Azhar arsyad, op.cit., h. 4.
7
Oemar hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. VII, h. 12.
13

terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media tersebut. Peralatan lunak (software) adalah informasi
atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan
perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan
untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.8 Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Selain itu dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran
merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.
Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar
kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak dan memahami dengan
baik apa yang dipelajarinya. Sedangkan menurut penulis media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima baik berupa alat-alat atau benda yang bersifat fisik,
yang dapat digunakan sebagai sarana untuk merangsang pikiran, perasaan,
minat serta perhatian siswa didalam kegiatan pembelajaran.

Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pembelajaran,


bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektifitas, dan efisiensi
pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk
media pengajaran yang menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan
bekerja dengan suatu media itu akan lebih bermakna (meaningful). Apabila
media tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai penyalur pesan yang
diharapkan maka ia tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin
disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Proses belajar mengajar yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media ke penerima
pesan.9 Situasi belajar dengan menggunakan media akan terjadi apabila

8
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit., h. 6
9
Arief S.Sadiman. dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 11.
14

terdapat komunikasi antara sasaran atau penerima pesan dengan sumber


penyalurnya lewat media tersebut.

Proses terjadinya komunikasi melalui penggunaan media dalam


pembelajaran divisualisasikan oleh Berto yang dikutip dari R.Raharjo dalam
Saimon Ar, yaitu sebagai berikut 10 :

M
SU Sa

B
Gambar 2.1. Proses Terjadinya Komunikasi Melalui Penggunaan Media
Dalam Pembelajaran

Dalam visualisasi diatas terlihat, bahwa pesan yang disampaikan lewat


media (M) oleh sumber penyalur (SU) akan dapat dikomunikasikan kepada
sasaran pesan (Sa) apabila terdapat daerah lingkup pengalaman yang sama
antara si sumber dengan si penerima. Pada lingkup pengalaman pada
visualisasi ditandai dengan berbagai arsiran, namun proses komunikasi itu
sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balikan yang disimbolkan dengan (B).
dalam hal ini sasaran (Sa) berubah fungsinya menjadi sumber (SU). Media
yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang
timbulnya “dialog internal” dalam diri siswa. Maka kita dapat mengatakan
bahwa proses kegiatan belajar terjadi, media berhasil membawakan pesan
belajar bila kemudian terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.

10
Saimon Ar, Hubungan pemanfaatan media dengan hasil belajar IPS siswa di madrasah
ibtidaiyah Nahdatul Ulama (MINU) III Pontianak, (Mimbar Pendidikan dalam Jurnal Pendidikan
No.3 Tahun 2006) h. 76.
15

b. Fungsi Media

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam


kegiatan belajar mengajar yang diyakini berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong
motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang komplek dan
abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran


dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.11

Pada saat ini media pengajaran mempunyai fungsi 12:


1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa/ mahasiswa dan
memudahkan mengajar bagi guru/ dosen.
2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi
konkrit)
3. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak
membosankan).
4. Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan suatu indera dapat
diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.
5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita

Selain membangkitkan motivasi, fungsi media tidak hanya lagi


sebagai alat peraga/alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau
pesan pengajaran terhadap siswa. Di dalam kegiatan belajar mengajar, media
pendidikan secara umum mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan
dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta

11
Azhar Arsyad, op.cit., h.15.
12
Asnawir - M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ,(Ciputat Pers; Cet.1- Jakarta, Juni
2002)., h. 24-25.
16

mempersatukan pengamatan mereka.13 Media pembelajaran juga dapat


membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
Dengan demikian media dapat mempertinggi daya serap dan retensi
anak terhadap materi pelajaran, sehingga memudahkan guru dalam mengajar.
Media juga dapat berfungsi menarik perhatian dan minat siswa sehingga
tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

c. Manfaat Media

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran


dalam proses belajar siswa, yaitu 14 :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajarannya yang lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Selain itu manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian


pesan dan infomasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar, lalu media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya.

13
Ibid, h. 24.
14
Azhar Arsyad, op.cit., h. 24-25.
17

B. Pengertian Media Komik


1. Definisi Komik

Kata komik berasal dari bahasa perancis yaitu comique, yang sebagai
kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya
pelawak atau badut. Comique sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu
komukos. Dalam bahasa inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam
penerbitan pers disebut comic strip atau strip cartoon. Komik yang
diterbitkan dalam bentuk buku disebut comic book, tapi secara umum
seluruhnya disebut comics”

Media komik menurut Rohani merupakan media yang mempunyai


sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga
berfungsi informatif dan edukatif.15 komik juga merupakan suatu bentuk
media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan
informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan
karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai
dalam suatu alur cerita bergambar membuat informasi lebih mudah diserap.16
Selain itu komik dapat didefinisikan suatu kartun yang mengungkapkan suatu
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada
pembacanya.

Menurut Masdiono komik umumnya berbentuk rangkaian gambar,


masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu
cerita.17 Gambar-gambar itu biasanya dilengkapi dengan balon-balon yang
berisi ucapan dan ada kalanya masih disertai dengan narasi sebagai
penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai cerita bersambung dalam
majalah atau surat kabar atau diterbitkan sebagai buku.

15
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 21.
16
Heru Dwi Waluyanto, Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, (Jurnal
NIRMANA Vol.7 No.1, Januari 2005), h. 1.
17
Toni Masdiono, 14 Jurus Membuat Komik, (Jakarta: Creativ Media, 2007), h. 9.
18

Pada umumnya orang membaca komik sebagai hiburan semata, tetapi


karena semakin luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru
bereksperimen dengan medium ini untuk media pembelajaran. Selain itu
komik juga dapat menimbulkan imajinasi dan mempersiapkan stimulus
berfikir kreatif. Komik juga dapat memberikan apresiasi bahasa dan
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berfikir kognitif,
ungkapan perasaan dan meningkatkan kepekaan seni. Di Indonesia sendiri
sudah ada yang memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran,
walaupun belum banyak yang mengenalnya. Komik ini dapat digunakan
dalam pelajaran fisika, matematika, agama, bahkan seni rupa juga pelajaran
lainnya.

Komik merupakan suatu bacaan dimana peserta didik membacanya


tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi
sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.18 Selain itu, Komik
sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pelajaran menunjuk
pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar (siswa) dan sumber belajar
(dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan
dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut,
dan menarik. Selain itu peranan pokok dari komik dalam pembelajaran adalah
kemampuan dalam menciptakan minat siswa dalam belajar agar tercipta
tujuan belajar yang optimal serta hasil belajar siswa pun meningkat.
penggunaan komik dalam pembelajaran sebaiknya dipandu dengan metode
mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi media pembelajaran yang
efektif.

d. Sejarah Komik

Walaupun komik telah menjadi bahan bacaan yang merata di seluruh


dunia dan penggemarnya boleh dikatakan berada pada semua tingkat usia,

18
Ahmad Rohani, op.cit, h. 79.
19

tapi jarang sekali orang yang mengetaui kapan komik untuk pertama kali
diciptakan atau kapan mulai adanya komik. Ternyata komik itu usianya sudah
tua sekali. Budaya komik dimulai sejak zaman prasejarah, hampir 20.000
tahun yang lalu, saat orang-orang pra sejarah membuat gambar di gua-gua,
termasuk juga huruf mesir kuno, Hieroglyph.

Cerita bergambar semacam komik sudah dijumpai di china sejak abad


ke-12. Di eropa pada abad pertengahan, telah dikenal biblia pauperum, suatu
bentuk penerbitan kitab suci bergambar. Pada abad ke-19, dikenal cerita
gambar rodolphe topffer pada tahun 1799-1864 di swis dan gustave dore pada
tahun1832-1883di perancis.

Adapun komik dengan bentuk seperti yang dikenal sekarang mula-


mula berkembang di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1897. Komik
amerika lebih banyak menceritakan tentang superhero, pahlawan antariksa,
dan tema sains fiksi, seperti superman, batman, spiderman. Sebaliknya komik
eropa lebih berbau petualangan dan humor, seperti Tin-Tin, Asterisk, Lucky
Luke, Mobieus

Kalau sekarang ini yang sedang popular adalah manga yaitu Komik
Jepang. Komik Jepang mulai diciptakan sejak tahun 1800-an. Bukunya kecil,
tidak bewarna, dan matanya bermata bulat besar. Dulu manga sangat
terpengaruh oleh gaya komik Amerika. Tapi dalam perkembangannya, komik
jepang lebih banyak menceritakan tema-tema keseharian. Tokoh-tokohnya
orang biasa seperti kita, maka tak heran bila kita jadi lebih mengenalnya. Seru
memang membaca komik apalagi yang mengisahkan petualangan sekaligus
mengandung unsur persahabatan yang kental, seperti doraemon.

Cerita gambar di Indonesia dapat dijumpai di candi prambanan dan


candi borobudur. Pada dinding lima dari antara sepuluh tingkat borobudur
terdapat rangkaian ukiran gambar timbul (relief) sebanyak 1.300 panel
(kotak) berisi kisah manusia sejak kelahiran sampai kematian. Sedangkan di
prambanan, pada dinding tiga diantara candi-candinya terukir rangkaian
gambar timbul kisah Ramayana dan Kresnayana.
20

e. Unsur-unsur komik

Komik secara sepintas dipandang sebagai media visual yang hanya


terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita.
Namun, bagi para komikus komik mempunyai unsur-unsur yang lebih besar
artinya dari sekedar kumpulan gambar dan tulisan belaka. Unsur-unsur komik
terbagi atas sampul depan, sampul belakang, dan halaman isi.
Pada halaman sampul depan biasanya terdapat komponen-komponen
sebagai berikut : 19

1) Judul cerita atau judul serial


Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat atau sang
tokoh utama. Ukuran huruf dibuat kapital dan besar serta berwarna
mencolok sehingga mudah ditangkap oleh pembaca.
2) Credits
Yaitu keterangan tentang pengarang komik.
3) Indicia
Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap
dengan waktu terbitan dan pemegang hak cipta.

Sedangkan pada halaman sampul belakang biasanya tertera ringkasan


cerita yang ada pada komik untuk memberikan gambaran sementara tentang
isi komik kepada pembaca.

Halaman isi komik terdiri dari unsur-unsur berikut : 20


1. Panel
Merupakan unsur yang cukup berperan pada komik. Panel ini
berfungsi sebagai ruang tempat diletakannya gambar-gambar sehingga
akan tecipta suatu alur cerita yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Agar komik dapat tampil menarik dan sesuai dengan alur,
maka peralihan antara satu panel dengan panel lainnya harus mampu
menuntun alur cerita yang dibawa.

19
Toni Masdiono, op.cit, h. 12.
20
Ibid, h. 13.
21

2. Gang
Gang pada komik berfungsi sebagai ruang waktu yang
menjembatani antara satu panel dengan panel lainnya. Melalui gang
inilah imajinasi pembaca mengambil dua gambar yang terpisah dan
mengubahnya menjadi gagasan.
3. Narasi
Penggunaan narasi pada komik cukup penting peranannya. Narasi
berfungsi untuk menerangkan dialog suatu percakapan, waktu,
maupun tempat, dan kejadian.
4. Balon kata dan Efek suara
Balon kata dan efek suara merupakan suatu lambang yang
mengekspresikan suara dialog suatu percakapan. Penggunaan variasi
bentuk huruf yang sering disesuaikan dengan bunyi-bunyi non verbal.

f. Macam macam komik

Komik dengan media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi
sesuai denga kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini untuk komik
Indonesia Marcell Boneff membaginya kedalam beberapa jenis komik, yaitu :
1. Komik Wayang
Komik wayang bagi orang asing merupakan jenis asli komik
Indonesia, apalagi komik ini dimaksudkan untuk menyaingi komik
impor di pasar dan membatasi pengaruh negatifnya. Lakon pokok
(karakter utama) komik wayang adalah hasil tradisi lama yang lahir
dari sumber Hindu, yang kemudian diolah dan diperkaya dengan
unsur lokal, beberapa diantaranya berasal dari Kesusteraan Jawa kuno
seperti Mahabarata dan Ramayana.
2. Komik silat
Komik silat atau pencak berarti teknik beladiri, sebagaimana
halnya karate dari Jepang, atau Kun Tao dari Cina. Komik silat ini
banyak mengambil ilham dari seni beladiri dan juga legenda-legenda
rakyat. Pada umumnya kisah dalam komik silat berceritakan
22

petualangan para pendekar dalam membela kebenaran dan memerangi


kejahatan, dan kebaikan yang akan memenangkannya.
3. Komik Humor
Komik humor dalam tampilannya selalu menceritakan hal yang
lucu dan membuat pembacanya tertawa. Baik karakter tokoh yang
biasanya digambarkan dengan fisik yang lucu atau jenaka maupun
tema yang diangkat, dan dengan memanfaatkan banyak segi
anekdotis, komik humor langsung menyentuh kehidupan sehari-hari
sehingga memudahkan orang untuk memahaminya.
4. Komik roman Remaja
Dalam bahasa Indonesia, kata roman jika digunakan sendiri
berarti kisah cinta, dan kata remaja digunakan untuk menunjukan
bahwa komik ini ditunjukan bagi kaum muda, dimana ceritanya tentu
saja harus romantis. Adapun sumber ilhamnya bermacam-macam.
Tema-tema yang diambil pun berkisar tentang kehidupan kaum muda
dan liku-liku kehidupannya.
5. Komik Didaktis
Komik didaktis merujuk kepada komik yang bermaterikan
ideologi, ajaran-ajaran agama, kisah-kisah pejuangan tokoh dan
materi-materi lainnya memiliki nilai-nilai pendidikan bagi para
pembacanya. Komik memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
hiburan, dan juga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak
langsung untuk tujuan edukatif (pendidikan).

g. Kelebihan dan Kekurangan Komik

Sebagai media visual, komik mempunyai kelebihan maupun


kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik, disamping sifat-
sifat komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam pembelajaran
23

merupakan segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Menurut Hurlock


menjelaskan argumen yang menguntungkan komik adalah : 21
1. Komik membekali dengan kemampuan membaca yang
menyenangkan.
2. Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa mengembangkan
keterampilan membaca.
3. Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik
hampir identik dengan mereka yang jarang membacanya.
4. Siswa diperkenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang
dijumpainya lagi dalam bacaan lain.
5. Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan
propoganda yang menentang prasangka.
6. Komik memberi siswa sumber katarsis emosional bagi emosi yang
tertahan.
7. Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh buku
komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa media komik efektif digunakan oleh


siswa, sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya
imajinasinya agar kelak menjadi manusia yang kreatif.
Sebaliknya bagi kelompok yang menentang komik mengatakan
mencurahkan waktu bermain secara berlebihan untuk membaca komik tidak
saja kurang baik melainkan juga merupakan sumber yang dapat merugikan
secara psikologis, adapun argumen yang menentang komik menurut Hurlock
dalam Syaiful Hadi, adalah : 22

1. Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih


berguna;

21
Elizabet B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 339
22
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi
Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, ( diaskes 9 September 2011.,
http://www.puslitjaknov.org/dats/file/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf), h. 9.
24

2. Terdapat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan pengalaman


membaca dalam komik;
3. Lukisan, cerita dan bahasa komik kebanyakan bermutu rendah;
4. Cerita yang berkaitan dengan seks, kekerasan dan ketakutan
merangsang dan sering menakutkan anak;
5. Komik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainya;
6. Dengan menggambarkan perilaku antisosial, komik mendorong
timbulnya agresivitas dan kenakalan remaja;
7. Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan dan tidak
menarik;
8. Komik menimbulkan stereotype terhadap orang-orang dan ini
mendorong timbulnya prasangka.

Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai media


hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya membangkitkan
minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan
membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk tujuan pembelajaran.
Untuk pembelajaran disekolah tentu dipilih komik yang dapat mendidik,
dapat menimbulkan gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu dan
komik yang dikenal oleh anak-anak yang disesuaikan dengan dunianya.

h. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran

Komik sebagai media visual diasumsikan dapat memberikan pengaruh


terhadap perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar, karena mampu menarik
inat dan perhatian dalam menyampaikan informasi. Komik mempunyai
keunggulan dapat berinteraksi dengan siswa secara individual, memberikan
pengalaman, menunjang kecepatan belajar, sesuai dengan pesan atau
informasi yang menghendaki urutan tetap, untuk keperluan menjelaskan,
memungkinkan pengulangan, penghafalan, dan menarik perhatian sehingga
dimungkinkan siswa tertarik untuk mempelajari konsep-konsep biologi.
25

Penggunaan komik menurut De Porter, Reardon dan Nourie dalam


Maulana yaitu sebagai media dalam pembelajaran yang memiliki peran
penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena penyajian komik
membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan, sehingga
23
menciptakan kegembiraan pula dalam belajar. Kegembiraan dalam belajar
merupakan luapan emosi yang mengaktifkan saraf otak untuk dapat merekam
pelajaran dengan lebih mudah. Hal ini senada dengan pendapat Goleman
yaitu penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi
kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan
pelajaran dalam ingatan. Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa
masih memiliki gaya belajar visual daripada cenderung mengaktifkan
ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata. 24
Komik juga dapat diinteraksikan dengan karakter siswa kelas XI
SMA, sebab komik merupakan bacaan dunia yang disukai oleh anak-anak dan
kalangan remaja. Kegemaran merupakan salah satu bentuk motivasi belajar.
Media pembelajaran berbentuk komik merupakan sesuatu yang tidak biasa
sehingga menarik bagi siswa.

C. Hakekat Hasil Belajar


1. Hasil Belajar kognitif Biologi
a. Pengertian Belajar

Setiap manusia di dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu secara


formal maupun balajar non formal. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku,
serta perubahan-perubahan aspek lain yang dialami individu dalam belajar.
Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta

23
Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa, Penelitian Riset pada SMUN 3 Bandung
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2009), h.2.
24
Ibid.
26

dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang


menafsirkan arti belajar.25 Ada pula yang menyebutkan bahwa belajar
merupakan latihan seperti kegiatan membaca dan menulis.26 Dari pernyataan
tersebut makna belajar terlihat kurang lengkap. Untuk menghindarinya maka
beberapa ahli dalam dunia pendidikan mencoba untuk merumuskan definisi
belajar sebagai berikut.

Belajar menurut Hilgrad dan Bower seperti yang dikutip oleh purwanto
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi
itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat
seseorang.27
Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan
bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.28 Pada definisi yang dikemukakan oleh Witting menekankan
pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek Psikofisik organisme yang
didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu
sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu
tidak dapat diobservasi langsung.29 Sedangkan menurut Anita E. Woolflok
belajar adalah suatu proses yang terjadi dari pengalaman atas suatu percobaan
yang relative dalam suatu bidang pengetahuan atau tingkah laku.30

Ketiga definisi yang dikemukakan oleh Hilgrad, Witting dan Anita E.


Woolflok menekankan bahwa proses belajar mengharuskan perubahan pada

25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.64.
26
Ibid.
27
Ngalim Purwanto, “Psilkologi Pendidikan”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h.84
28
Muhibin Syah, op.cit., h. 65-66.
29
Muhibbin Syah, op.cit.,h. 66.
30
Usman Melayu, Hakikat Minat dan Hasil Belajar. (Berita STMT TRISAKTI: Edisi 084,
Januari 1999), h.55.
27

individu. Tiga ahli ini menekankan pada perubahan tingkah laku individu
melalui pengalaman.

Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri


melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak
setelah terjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai
hasil proses balajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar ditandai oleh dua
faktor, yaitu adanya pengalaman dan perubahan.

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui


proses latihan atau pengalaman, sehingga terjadi perubahan yang lebih baik
dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan
tingkah laku. Perubahan pengetahuan (kognitif) berpengaruh pada perilaku.
Perilaku belajar seseorang dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya
memunculkan hasil. Dengan demikian kegiatan belajar akan menimbulkan
hasil belajar.

Namun, baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan


serta perubahan perilaku yang terjadi pada individu bersangkutan. Oleh
karena itu, hasil belajar dipengaruhi dari kegiatan belajar untuk memperoleh
pengetahuan dan perubahan perilaku kearah tercapainya hasil belajar yang
diharapkan.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik


tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar menjadi tiga ranah,
yakni : 31

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri


dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan observasi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap.

31
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grafindo, 2009), h. 273-274
28

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan


kemampuan bertindak.

Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi hasil belajar,


dan faktor itu digolongkan ke dalam dua macam, yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa
tersebut (eksternal).

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yaitu : 32

a. Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemapuan dasar yang bersifat
umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung
berbagai komponen.

b. Bakat
Merupakan potensi atau kemapuan yang jika dikembangkan
melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

c. Minat dan perhatian


Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat.
Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,
biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran
yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian
secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu
biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut.

d. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan
mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

e. Kesehatan jasmani
Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila

32
Kartini Kartono, “Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan tinggi”, (CV. Rajawali, 2003), h.3.
29

memiliki badan atau kondisi fisik sehat, maka ia akan mempunyai


semangat dalam belajar. Namun sebaliknya, seseorang yang sedang
dalam kondisi sakit, maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam
belajar.

f. Cara belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang
efisien, diantaranya:

1) Berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses


belajar mengajar berlangsung.
2) Mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima.
3) Membaca denga teliti dan betul materi yang sedang dipelajari,
dan berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya.
4) Mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang
telah diajarkan.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut (eksternal).

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan


menjadi tiga Yaitu faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat.

a. Faktor Lingkungan Keluarga.


Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 33

b. Faktor Lingkungan Sekolah.


Faktor sekolah yang yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Cet. IV, h. 60.
30

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas


rumah.34

c. Faktor Lingkungan Masyarakat.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh


terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya
siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat ini mencakup
kegiatan siswa dalam masyarakat contoh sebagai pengurus
organisasi social dan keagamaan dan lain-lain, mass media, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang kesemuanya
mempengaruhi belajar.35 Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap pribadinya. Namun jika terlalu banyak
kegiatan dalam masyarakat, maka akan mengganggu belajarnya.
Untuk itu perlu diatur waktunya.

b. Pengertian Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang


membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk
kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar merupakan
proses seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat, seorang manusia akan
selalu ada dan senantiasa belajar dimanapun dia berada. Kemampuan untuk
berfikir melalui proses belajar merupakan ciri penting yang membedakannya
dari makhluk lainnya. Kemampuan belajar itu memberi manfaat bagi individu
dan juga masyarakat.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti


sesuatu yang terjadi didiri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya
perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada

34
Ibid, h. 64
35
Ibid., h. 69-70.
31

perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan


terhadap sesuatu yang dipelajari, dapat diketahui melalui tes yang pada
akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil.

Hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes)


dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya akibat belajar. Baik buruknya
hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari
individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya.36

Hasil belajar yang akan penulis bahas pada penulisan ini adalah hasil
belajar kognitif yaitu hasil belajar yang berkaitan degan produk. Tingkatan
pada ranah kognitif, diantaranya: 37

1). Hafalan (C1)


Jenjang hafalan (ingetan) meliputi kempuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.

2). Pemahaman (C2)


Jenjang pemahaman meliputi kemampuan penangkap arti dari apa
yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk
ke bentuk yang lain baik dalam bentuk kata-kata, angka, maupun
interprestasi berbentuk penjelasan, ringkasan dan prediksi.

3). Penerapan (C3)


Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan
menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada
situasi baru atau pada situasi konkrit.

4). Analisis (C4)


Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi
yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur
informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut
menjadi jelas.

36
Usman Melayu, loc.cit.
37
Ahmad Sofiyan, Dkk, Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2006), h. 15-17.
32

5). Sintesis (C5)


Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu
keseluruan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan
merncanakan eksperimen menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman) menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan
objek-objek, peristiwa, dan informasi lainnya.

6). Evaluasi (C6)


Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangjan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan,
berdasarkan riteria tertentu yang ditetapkan.

D. Hakikat Biologi

Biologi secara etimologi berasal dari kata bios yaitu makhluk hidup
dan logos yaitu ilmu. Sedangkan secara terminologi ilmu biologi bearti ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup. Belajar biologi bukan hanya untuk
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Para pakar dari pendidikan tinggi, khususnya yang terkait dengan


biologi berhadapan dengan sebuah kenyataan betapa pentingnya memahami
hakikat biologi. Di dalamnya tercakup kemungkinan-kemungkinan yang
dapat muncul, keterbatasan, dan perannya di dalam masyarakat. Dengan
pemahaman seperti ini, maka ketika biologi dan metodenya diperkenalkan
kepada masyarakat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, kita
selalu dapat memulai dari titik yang paling dasar: biologi adalah hasil karya
manusia demi kemanusiaan itu sendiri.

Selanjutnya biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam,


merupakan ilmu yang mempelajari tentang hidup, makhluk hidup, dan
kehidupan. Maka, konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena
33

visual, sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang
merupakan hakikat utama. 38

Berdasarkan hakikat tersebut, terdapat tiga aspek biologi yang dikenal,


yaitu:

a. Biologi untuk mengenal diri.


Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang proses-proses yang
berlaku di dalam diri, menyadari potensi dan kemampuan diri serta
peranan manusia sebagai pengurus alam

b. Biologi untuk mengenal alam sekitar.


Karena manusia berada dan hidup dalam suatu komunitas,
merupakan hal yang wajar jika ia memahami tentang enda-benda
hidup dan proses yang berada di sekelilingnya. Hal ini menjadikan
manusia menghargai peranannya dalam kehidupan.

c. Biologi untuk memahami interaksi diantara diri dengan alam sekitar.


Ini berarti bahwa manusia dan alam sekitarnya mempunyai
hubungan yang berarti antara satu dengan yang lainnya demi
kekekalan keseimbangan alam.

Sebagaimana halnya IPA, biologi dapat dipandang sebagai:

a. Semua pengetahuan tentang makhluk hidup (sebagai bangunan ilmu).


b. Metode ilmiah/logik yang dipergunakan oleh biologi untuk menambah
pengetahuannya.

Mengingat hal tersebut, biologi bukanlah ilmu pengetahuan yang


statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan
pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pukiran guru
ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi.
Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan
mengalaminya secara langsung.

38
Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran
Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 11.
34

Pada proses belajar biologi harus dikembangkan ketrampilan proses


IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses
belajar lebih berfokus pada ketrampilan intelektual. Ketrampilan proses
merupakan sejumlah ketrampilan yang memungkinkan siswa memproses
lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klarifikasi,
interpretasi, merancang percobaan, dan aplikasi.

E. Hasil Penelitian yang relevan

Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian


terdahulu yang relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan
adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa


pada konsep reaksi redoks di SMAN-87 Jakarta oleh Zulkifli.
Menyimpulkan bahwa: terdapat pengaruh yang signitifikan terhadap
hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan media komik pada
konsep reaksi redoks. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan yang
signitifikan rata-rata hasil kelas kontrol, dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji ”t” yang telah dilakukan yaitu thitung >ttabel
(4,1685>2,0000). 39

b. Sri Mulyani, Hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai
melalui media pembelajaran komik dan media gambar. Sebuah
penelitian Eksperimen di SMPN 2 Balaraja. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada konsep
energi bernuansa nilai melalui media komik dan media gambar.40

c. Maulana, Matematikomik berpengaruh signifikan untuk meningkatkan


motivasi dan prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitiannya dapat
39
Zulkifli, “Pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada
konsep reaksi redoks di SMAN-87 Jakarta, ” Skripsi pada Sekolah Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 68.
40
Mulyani, Hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai melalui media
pembelajaran komik dan media gambar. Sebuah penelitian Eksperimen di SMPN 2 Balaraja,
Skripsi pada Sekolah Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
35

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara


peningkatan motivasi dengan prestasi belajar siswa sebagai pengaruh
penggunaan matematikomik. Selain itu, siswa memberikan respon
yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
komik.41

F. Kerangka Berfikir

Penerapan suatu model, strategi, atau media dalam pembelajaran


biologi, merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan
siswa secara konstruktif dan mengarah kepada penguasaan materi, karena itu
dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, metode dan
media pembelajaran yang tepat, efektif, efisien, dan mengenai pada tujuan
yang diharapkan salah satunya dapat melibatkan siswa secara aktif, menarik
minat dan perhatian siswa, mengembangkan motivasi siswa, sehingga
tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selama ini siswa menganggap bahwa pelajaran biologi adalah suatu


pelajaran yang sulit karena cenderung bersifat menghafal dan memerlukan
tingkat pemahaman yang tinggi untuk menguasai suatu materi. Sehingga dari
sifat inilah menyebabkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dan membuat siswa semakin malas, tidak berminat belajar
biologi. Jika keadaan ini bertahan terus menerus dalam waktu yang panjang,
maka tentu saja akan sangat mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran
biologi. Sikap dari keadaan siswa yang seperti ini akan mebuat hasil belajar
akan menurun.

Dengan digunakan media komik sebagai media pengajaran biologi,


diharapkan siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran biologi
dan kesan negatif dalam pelajaran biologi dapat dihilangkan. Sehingga hasil
belajar siswa pun dapat meningkat. Selain itu, isinya diselingi dengan unsur

41
Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa. Sebuah Penelitian Riset pada SMUN 3
Bandung pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2009.
36

humor yang juga merupakan keunggulan dari komik dehingga membacanya


menjadi sangat menyenangkan dan dapat menghilangkan stress. Jika
keunggulan ini dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, maka komik
dapat membantu menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan
dan dapat meningkatkan tingkat pemahaman dalam pelajaran biologi.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa media komik dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa dalam pembelajaran biologi.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir, serta terdapatnya


berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi, maka hipotesis
penelitian sebagai berikut :

“Terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar kognitif


siswa”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Tangerang Selatan. Waktu


penelitian berlangsung pada bulan Februari 2012.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi


experimental (eksperimen semu). Desain ini mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment,
digunakan karena pada kenyataannya sukit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian yaitu dengan
cara mengajar di sekolah tersebut. Pada kelas eksperimen dalam
pembelajarannya menggunakan media komik sedangkan pada kelas kontrol
dalam pembelajarannya tidak menggunakan media komik. Pada kedua kelas
tersebut menggunakan pendekatan ekspositori. Pendekatan ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pembelajaran secara optimal. Dalam strategi ini
pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (teacher
centered).

37
38

Desain atau rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest control


group design.

Adapun desain penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian


Group Pretest Treatment Postest
E T1 XE T2

K T1 XK T2

Keterangan :
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
XE : Perlakuan kelas dengan menggunakan media komik (eksperimen)

XK : Perlakuan kelas yang tidak menggunakan media komik (kontrol)

T1 : Hasil test awal (pretest) yang diberikan sebelum proses belajar


mengajar dimulai, diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen
dan kontrol)
T2 : Hasil test akhir (posttest) yang diberikan setelah proses belajar
mengajar dimulai, diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen
dan kontrol.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.1 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. 2 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMAN 5
Tangerang Selatan, dan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XI SMAN

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2009), h. 117-118.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h.144
39

5 Tangerang Selatan. Dengan rincian 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1


kelas sebagai kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah dengan
menggunakan teknik random sampling.

D. Variabel Penelitian

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Definisi Konseptual Definisi Operasional


Variabel Y Hasil belajar kognitif ini Hasil belajar kognitif biologi siswa
(Hasil Belajar berkaitan dengan produk. adalah hasil yang telah dicapai
kognitif Biologi Untuk menilai aspek siswa dalam mata pelajaran biologi
Siswa) penguasaan materi. pada konsep sistem pencernaan.
Hasil belajar biologi adalah Hasil belajar biologi akan dapat
hasil yang telah dicapai siswa diketahui dari skor Pretest dan
dari proses belajar biologi Posttest setelah seluruh siswa
dimana nilai hasil belajar mengerjakan tes yang diberikan
biologi dapat diketahui pada kepada mereka .
tes mata pelajaran tersebut
Variabel X Komik sebagai media Komik adalah suatu bentuk media
(Media Komik) berperan sebagai alat yang komunikasi visual yang
mempunyai fungsi untuk mempunyai kekuatan untuk
menyampaikan pesan menyampaikan informasi pelajaran
pembelajaran. Dalam konteks secara popular dan mudah
ini pelajaran menunjuk pada dimengerti oleh siswa. Sehingga
sebuah proses komunikasi penggunaan komik dalam
antara pembelajar (siswa) dan pembelajaran dapat meningkatkan
sumber belajar (dalam hal ini kemampuan kognitif siswa
komik pembelajaran). sebaiknya dipandu dengan metode
mengajar, sehingga komik akan
dapat menjadi media pembelajaran
yang efektif.
40

E. Tenik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan


menggunakan tes. Tes adalah alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan.3 Alat itu dapat dijadikan pengukur kemampuan
sesuatu dengan hasil yang sah.4 Tes digunakan untuk memperoleh gambaran
peningkatan hasil belajar siswa. Tes berupa tes obyektif bentuk pilihan ganda
(multiple choice). Tes obyektif ini di gunakan pada tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest). Penggunaan tes obyektif pada tes awal dimaksudkan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep yang akan dipelajari
sedangkan penggunaan tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan
konsep siswa setelah mengalami pembelajaran dengan menggunakan media
komik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif


tentang variasi karakteristik secara objektif. Untuk mengetahui bahwa pada
awalnya kedua kelompok tidak ada perbedaan hasil belajar, maka dilakukan
observasi dengan pretest, sedangkan untuk mengetahui terdapat perbedaan
hasil belajar setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen, maka kedua
kelompok diuji dengan posttest. Instrumen yang akan digunakan untuk hasil
belajar pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban, sebanyak 40 soal yang berkenaan dengan materi sistem
pencernaan yang sebelumnya diuji keshahihannya. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur aspek kognitif yang meliputi jenjang pengetahuan (C1),
pemahaman (C2) dan aplikasi (C3).

3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
53.
4
Sumiati-Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wancana Prima, 2007), h. 201.
41

Kisi- kisi Instrumen

n
Jenjang Kognitif
Kompetensi Dasar Sub Konsep Indikator Jumlah
C1 C2 C3
Menjelaskan Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam
1, 2, 3,4, 5 - 6 6
keterkaitan antara bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
struktur, fungsi, dan Mengidentifikasi alat-alat sistem pencernaan
7, 8, 9 10 - 4
proses serta kelainan makanan pada manusia
penyakit yang dapat Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-
11, 12 13, 14, 15 - 5
terjadi pada sistem organ pencernaan manusia
pencernaan makanan Sistem pencernaan Mendeskripsikan saluran pencernaan dan
pada manusia dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem 20, 21, 22,
16, 17, 18, 19 24 9
23
hewan (misalnya pencernaan
ruminansia) Menjelaskan proses-proses pencernaan
25, 26 27, 28, 29 - 5
makananan didalam tubuh manusia
Menjelaskan proses pencernaan makanan pada
30, 31, 32 33, 34, 35 - 6
hewan ruminansia
Hubungan sistem Menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan
pencernaan dengan pada sistem pencernaan makanan pada manusia 36, 37 38, 39, 40 - 5
kesehatan manusia

Jumlah 21 17 2 40
42

G. Kalibrasi Instrumen

Uji instrumen dilakukan dengan mengukur daya pembeda butir soal,


tingkat kesukaran butir soal, tingkat validitas soal, dan reliabilitas instrumen
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan apakah instrumen tersebut dapat
dipakai atau tidak. Perhitungan uji instrumen pada penelitian ini menggunakan
program anates.

1. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).5 Dalam penelitian ini, daya
pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan anates
atau dengan menggunakan rumus daya pembeda. Dengan meranking
seluruh siswa dari mulai tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil
50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah
sebagai kelompok bawah (JB). Daya pembeda butir soal dihitung dengan
menggunakan anates atau dengan menggunakan rumus:

D = BA – BB = PA - PB
J A JB

Dimana :
D = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = proporsisi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsisi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

5
Suharsimi Arikunto, op.cit,. h. 211.
43

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria


Negatif Tidak baik (poor)
0,00 - 0,20 Buruk (poor)
0,21 - 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 - 0,70 Baik (good)
0,70 - 1,00 Baik sekali (excellent)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda dengan menggunakan


program anates, terdapat 7 butir soal berindeks daya beda tidak baik, 6
soal yang berkriteria buruk, 16 butir soal berkriteria cukup, 6 butir soal
berkriteria baik, dan 5 butir soal yang berkriteria baik sekali. Hasil
program anates dapat dilihat pada lampiran 9.

2. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal.6 Dalam penelitian ini, taraf
kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan anates atau
dengan menggunakan rumus :

Keterangan:
P = Taraf kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = Jumlah siswa

6
Suharsimi Arikunto, op.cit,. h. 207.
44

Menurut ketentuan yang sering diikuti indeks kesukaran


diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5. Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Nilai P Kriteria
0,00 - 0,25 Sukar
0,26 - 0,75 Sedang
0,76 - 1,00 Mudah

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program anates, terdapat


9 butir soal berkategori sukar, 29 butir soal berkategori sedang, 1 butir soal
berkategori mudah dan 1 butir soal berkategori sangat mudah. Hasil
program anates dapat dilihat pada lampiran 10.

3. Validitas
Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah
memenuhi persyaratan tes, yakni memiliki validitas dan reliabilitas yang
baik. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
atau kevalidan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.7
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini didasarkan pada
validitas konstruk. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk
apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam indikator pembelajaran.

4. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen


cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.8 Reliabilitas berarti dapat dipercaya.

7
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 211.
8
Ibid, h. 221.
45

sehingga instrumen tes dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas instrumen


tes melalui perhitungan Kuder-Ricardison 20. Reliabilitas tes yang
didapat adalah 0,72.

H. Tehnik Analisis Data

1. Uji Peningkatan Hasil Belajar


Dalam teknik analisis data untuk hasil belajar, peneliti menggunakan
n-gain. N-gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, yang
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pelajaran dilakukan oleh guru, dengan menggunakan rumus
normalized gain, sebagai berikut:

Skor PostTest- Skor Pretest


N gain 
Skor Ideal - Skor Pretest

Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami


peningkatan atau tidak maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 < g < 0,7
Rendah : g < 0,3

2. Uji Beda
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelolmpok kontrol, maka akan dilakukan uji beda.
Sebelum melakukan uji beda, harus diadakan pengujian prasyarat analisis
berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang
digunakan adalah dengan menggunakan uji Liliefors.
46

Lo = F(Zi)-S(Zi)

Keterangan :
Lo = Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
Untuk melakukan pengujian normalitas menggunakan uji
liliefors, pertama kita harus mengurutkan data sampel dari nilai
terkecil hingga yang terbesar. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data
dengan persamaan.

X  Xi
Zi 
S
Keterangan :

Zi = Skor baku
X = Nilai rata-rata
Xi = Skor data
S = Simpangan baku

Kemudian tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi


berdasarkan tabel Zi, sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi
> 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel, namun jika Zi < 0, maka F(Zi)
= 0,5 - nilai tabel. Selanjutnya hitung proposisi Zi, Z2,............ Zn
yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proposisi dinyatakan
oleh S (Zi), maka :

S (Zi) = Banyaknya Z1 , Z2,……Zn, yang ≤ Zi

n
47

Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.


Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih harga
tersebut, nilai ini dinamakan Lo. Memberikan interpretasi Lo
dibandingkan dengan Lt (harga yang diambil dari tabel harga kritis
uji liliefors). Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt
yang telah didapat, apabila Lo < Lt maka sampel yang diuji
berdistribusi normal dan juga sebaliknya.

b. Uji Homogenitas
Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk menguji apakah
kedua data tersebut homogen atau tidak yaitu dengan
9
membandingkan kedua variansnya. Jika kedua varians sama
besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena
datanya sudah dapat dianggap homogen. Rumus uji homogenitas
yang digunakan adalah Uji Fisher, yaitu : 10

n. Fi. Xi2   Fi. Xi


2
S12
F 2 S 
2

S2 n.n  1
Keterangan :

F = homogenitas
S12 = varians data pertama
S22 = varians data kedua
Fhitung < Ftabel = sampel homogen
Fhitung > Ftabel = sampel tidak homogen

c. Uji Hipotesis Penelitian


Setelah dilakukan uji prasyarat maka akan diketahui tentang
homogenitas dan normalitas data. Kemudian dilakukan pengujian
hipotesis:

9
Husaini Usman-Purnomo Setiady, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
133.
10
Sudjana, op.cit. h. 249.
48

Ho, µA = µB
Ha, µA > µB

Keterangan :

Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan media komik


Ha : Terdapat pengaruh penggunaan media komik
µA : Rerata nilai kelas eksperimen
µB : Rerata nilai kelas kontrol

Jika data homogen dan berdistribusi normal data akan dianalisis


dengan menggunakan Uji “t”, dengan rumus sebagai berikut : 11

X1  X 2
t 
1 1
S 
n1 n2

Dimana :

n1  1 S12  n2  1 S 22


S 
2

n1  n2  2

Keterangan :
X1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

X2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol


n1 = banyaknya data kelompok eksperimen
n2 = banyaknya data kelompok kontrol
S1 = simpangan baku hasil belajar kelompok eksperimen
S2 = simpangan baku hasil belajar kelompok kontrol
t = hasil hitung distribusi t
2
S = nilai deviasi gabungan

11
Ibid, h. 239.
49

Hasil perhitungan thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf


signifikansi 0,05, dengan kriteria :

Tolak Ho, jika thitung > ttabel dan Ha diterima


Terima Ho, jika thitung < ttabel dan Ha ditolak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan pengujian hasil belajar biologi siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan (pretest) yang telah
dilakukan, meliputi skor tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan
standar deviasi, pada konsep gizi dan sistem pencernaan manusia adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Nilai pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil Belajar Biologi (Pretest)
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 40 36
Nilai Tertinggi 63 60
Rata-rata 52 49
SD 7,9 8,7

Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut memberikan informasi


bahwa hasil belajar pretest biologi kelas eksperimen maupun kontrol
sebelum mendapat perlakuan tergolong rendah dengan rata-rata kelompok
eksperimen yaitu 52 dan rata-rata kelompok kontrol yaitu 49. Hal ini di
karenakan pemahaman mereka masih kurang tentang sistem pencernaan
makanan.

2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Berdasarkan pengujian hasil belajar biologi siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan (postest) yang telah
dilakukan, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

50
15

Tabel 4.2. Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Postest
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 65 51
Nilai Tertinggi 95 82
Rata-rata 85,23 67,07
SD 9,57 9,01

Berdasarkan perbandingan data hasil belajar postest siswa pada


tabel 4.2, memberikan informasi bahwa hasil belajar kognitif kelas
eksperimen setelah mendapat perlakuan menggunakan media komik lebih
tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol yang hanya ceramah. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 85,23
dengan rentangan nilai 65-95. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu
67,07 dengan rentang nilai 51-82.

3. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol


Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data, maka diberikan
perbandingan terhadap hasil belajar kognitif biologi sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan (eksperimen) terhadap masing-masing kelas yang
merupakan objek penelitian. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.3. Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Pretest Posttest
Eksperimen 52 85,23
Kontrol 49 67,07

Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa terjadi perubahan terhadap


nilai rata-rata baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol,
perubahan yang besar terjadi pada kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dalam hal ini dengan menggunakan media komik dalam
pembelajaran. Dengan kata lain penggunaan media komik memberikan
15

dampak positif terhadap tingkat berfikir atau kognitif siswa terhadap


materi biologi yang disampaikan oleh guru.

B. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain)

Responden kelas eksperimen sebanyak 30 siswa, data rata-rata N-gain


hasil belajar biologi yang diperoleh adalah 0.71, dengan simpangan baku 0.16.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain siswa kelas eksperimen
adalah tinggi (lampiran 16). Sedangkan pada kelas kontrol dengan responden
sebanyak 30 siswa, data rata-rata N-gain hasil belajar biologi yang diperoleh
adalah 0.36, dengan simpangan baku 0.14. hal ini menunjukkan bahwa nilai
rata-rata N-gain siswa kelas kontrol adalah sedang (lampiran 17).

Tabel 4.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain)

Frekuensi Persentasi
Kategori
Eksperimen Kontrol
Tinggi 63,3% 0%
Sedang 36,7% 63,3%
Rendah 0% 36,7%

Berdasarkan persentase tabel 4.4, siswa kelas eksperimen yang termasuk


dalam kriteria tinggi sebanyak 19 orang, 11 orang berkriteria sedang dan tidak
ada yang berkriteria rendah, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil
belajar kognitif siswa kelas eksperimen pada konsep gizi dan sistem
pencernaan manusia termasuk tinggi. Pada kelas kontrol tidak ada yang
berkriteria tinggi, 19 orang yang termasuk kriteria sedang dan 11 orang yang
termasuk kriteria rendah, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil
belajar kognitif siswa kelas kontrol pada konsep gizi dan sistem pencernaan
manusia termasuk sedang.
15

C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Normalitas
Setelah data nilai tes terkumpul pada saat pretest, maka dapat
dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan
rumus Liliofers. Uji normalitas yaitu untuk mengetahui sampel
berdistribusi normal atau tidak, dengan syarat jika Lhitung lebih kecil dari
Ltabel maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Lhitung lebih besar
dari Ltabel, maka data berdistribusi tidak normal. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N α Lhitung Ltabel Kesimpulan


Eksperimen 30 0,05 0,14 0,161 Normal
Kontrol 30 0,05 0,15 0,161 Normal

Hasil penghitungan uji normalitas data, untuk normalitas pretest


kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel . Karena L0 <

Lt (0,14<0,161) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal


(lampiran 18). Untuk uji normalitas pretest kelas Kontrol diperoleh nilai
Lhitung lebih kecil dari Ltabel , Karena Lo < Lt (0,15<0,161) maka sampel

pada kelas kontrol juga berdistribusi normal (lampiran 20).


Sedangkan hasil penghitungan uji normalitas data pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan (postest) dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N Α Lhitung Ltabel Kesimpulan


Eksperimen 30 0,05 0,15 0,161 Normal
Kontrol 30 0,05 0,10 0,161 Normal
15

Dari hasil penghitungan uji normalitas data, untuk normalitas postest


kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel . Karena Lo <
Lt (0,15 < 0,161), maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi
normal (lampiran 19). Untuk normalitas postest kelas kontrol diperoleh
nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel. Karena Lo < Lt (0,10 < 0,161), maka
sampel pada kelas kontrol juga berdistribusi normal (lampiran 21).

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher,
dengan kriteria pengujian yaitu apabila Fhitung < Ftabel maka kedua
kelompok itu homogen, dan jika Fhitung > Ftabel maka kedua kelompok itu
tidak homogen.
Berdasarkan pengujian homogenitas hasil belajar pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan


Eksperimen 30 61,89
1,22 1,85 Homogen
Kontrol 30 75,49

Dari hasil penghitungan uji homogenitas pretest kelas eksperimen


dan kelas kontrol (lampiran 22), Fhitung < Ftabel yaitu 1,22 < 1,85 maka H0
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pretest
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Sedangkan hasil penghitungan uji homogenitas posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan (postest) dapat
dilihat pada tabel berikut:
11

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan


Eksperimen 30 91,6
1,13 1,85 Homogen
Kontrol 30 81,17

Dari hasil penghitungan (lampiran 23), Fhitung < Ftabel yaitu 1,13 < 1,85
maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan
postest kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

3. Uji Hipotesis Penelitian


Setelah dilakukan uji prasyarat dengan menggunakan uji normalitas
dan homogenitas, maka dapat diketahui bahwa data berdistrbusi normal
dan homogen. Kemudian langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis
dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini dilakukan pada data pretest dan data
posttest. Uji-t pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang
sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penghitungan uji-t
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji-t pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan Eksperimen Kontrol
N 30 30
Rata-rata 52,2 48,6
thitung 1,69
ttabel 2,00
Kesimpulan HO diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan penghitungan uji-t pretest eksperimen dan kontrol


(lampiran 24), diperoleh thitung sebesar 1,69 dan ttabel pada taraf signifikasi
5% dan derajat kebebasan 58 sebesar 2,00. Karena thitung < ttabel (1,69 <
2,00), maka H 0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama.
Sedangkan pada data posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat tabel 4.10.
15

Tabel 4.10. Hasil Uji-t Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Keterangan Eksperimen Kontrol


N 30 30
Rata-rata 85,23 67,06
thitung 7,57
ttabel 2,00
Kesimpulan HO ditolak dan H1 diterima

Berdasarkan penghitungan (lampiran 25), diperoleh thitung sebesar 7,57


dan ttabel pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan 58 sebesar 2,00.
Karena thitung > ttabel (7,57 > 2,00), maka Ho ditolak dan H1 diterima, Sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media
komik terhadap hasil belajar kognitif siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 85,23 sedangkan
kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,07. Perolehan nilai
rata-rata yang ada pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok
kontrol. Perolehan tersebut, menunjukkan bahwa siswa pada kelompok
eksperimen mengalami peningkatan setelah diterapkan media komik dalam
pembelajaran tersebut. Siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan
media pembelajaran berupa komik merasa tidak bosan dan menjadi lebih
semangat pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar
kognitif dapat dipengaruhi oleh penggunaan media komik pada proses belajar
mengajar.
Hasil pengolahan data secara statistik pada pretest menggunaan uji-t
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,69 <
2,00). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-
rata hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah diberikan
perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dari posttest diperoleh nilai
thitung lebih besar dari ttabel (7,57 > 2,00). Sehingga terdapat perbedaan nilai
15

rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan
demikian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan penggunaan media
komik terhadap hasil belajar kognitif siswa.
Dengan menggunakan media bacaan seperti media komik dalam
pembelajaran dapat membuat siswa menjadi aktif, terutama dalam membaca
dan memahami pelajaran, namun media bacaan mereka tersebut harus menarik
perhatian, sehingga ketika guru mengajak para siswanya membaca materi
pembelajaran terlebih dahulu, kemudian baru menyuruh siswanya untuk
menjelaskan hasil bacaan mereka, para siswa benar-benar membaca dan
banyak yang bersedia menjelaskannya dengan benar di depan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Hadi,
menyatakan bahwa penggunaan media komik dapat membuat siswa merasa
senang, santai dan tidak tegang dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran
dengan menggunakan media komik dapat memotivasi siswa untuk lebih
memahami suatu masalah yang diajukan. Selain itu, dengan mengikuti
peragaan yang dilakukan oleh tokoh dalam komik siswa dapat mengkonstruk
sendiri konsep pelajaran. Menurut Rothlein dan Meinbach dalam syaiful hadi
komik juga dapat menimbulkan imajinasi dan mempersiapkan stimulus
berfikir kreatif. Komik juga dapat memberikan apresiasi bahasa dan
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berfikir kognitif,
1
ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni. Begitu pula dengan
hasil penelitian Zulkifli, menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan
media komik dapat menarik perhatian siswa sehingga media komik dapat
meningkatkan minat baca siswa.2 Dengan demikian, sejalan dengan
meningkatnya minat maka mempengaruhi peningkatan hasil belajar.
Hal ini, ditunjukkan dari nilai rata-rata pengujian normal gain (N-Gain)
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yaitu 0,71

1
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan Strategi
Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik,
(http://www.puslitjaknov.org/dats/file/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf) diaskes 9 September 2011,
h.7.
2
Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Reaksi
Redoks, Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 63.
15

> 0,36. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan hasil belajar siswa.
Dengan kategori peningkatan hasil belajar yang tinggi dari N-Gain,
maka dapat mempengaruhi jumlah siswa yang mencapai KKM. Dimana, pada
terdapat 30 siswa (100%) yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di kelas eksperimen dibandingkan
pada kelas kontrol yang hanya 22 siswa (73,3%). Hal ini menunjukkan bahwa
media komik dapat meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dalam
memahami dan menguasai materi sistem pencernaan.
Perbedaan hasil belajar yang terjadi antara kedua kelas tersebut yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol bukanlah karena suatu kebetulan, tetapi
perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan guru dalam
menggunakan media komik selama proses pembelajaran berlangsung. Konsep
sistem pencernaan yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah suatu konsep yang sama, namun perbedaannya hanyalah pada kelas
eksperimen menggunakan media komik sedangkan pada kelas kontrol hanya
menggunakan pendekatan ekspositori.
Selama ini siswa menganggap bahwa pelajaran biologi adalah suatu
pelajaran yang sulit karena cenderung bersifat menghafal dan memerlukan
tingkat pemahaman yang tinggi untuk menguasai suatu materi. Sehingga dari
sifat inilah menyebabkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dan membuat siswa semakin malas, tidak berminat belajar
khususnya pada pelajaran biologi. Jika keadaan ini bertahan terus menerus
dalam waktu yang panjang, maka tentu saja akan sangat mempengaruhi sikap
siswa terhadap pelajaran biologi. Sikap dari keadaan siswa yang seperti ini
akan mebuat hasil belajar akan menurun. Dengan digunakan media komik
sebagai media pengajaran biologi, diharapkan siswa mempunyai minat yang
tinggi terhadap pelajaran biologi dan kesan negatif dalam pelajaran biologi
dapat dihilangkan. Sehingga hasil belajar siswapun dapat meningkat.
Penggunaan media komik dalam penelitian ini sebagai media
pembelajaran dapat menjadikan seluruh siswa lebih aktif dalam proses
15

pembelajaran (student center), maka komik dijadikan sebagai salah satu upaya
dalam meningkatkan hasil belajar kognitif terutama dalam pelajaran biologi.
Selain itu, Pembelajaran menggunakan media komik di sekolah lebih efektif
karena penggunaan komik memberikan kemudahan bagi guru dalam mengajar
agar informasi berupa alur cerita khususnya tentang sistem pencernaan dapat
mudah diserap.
Lain halnya dengan pembelajaran menggunakan metode ekspositori
tanpa media komik yang dilakukan dengan alat bantu Lembar kerja siswa
(LKS) saja yang akan membuat siswa merasa statis dan bisa menimbulkan
kejenuhan sehingga siswa dapat mengalami kesulitan belajar.
Dengan penggunaan media komik pada pembelajaran, maka siswa
merasa senang, santai, dan tidak membuat siswa merasa tegang dalam
mengikuti pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi
optimal dibandingkan kelas yang pembelajarannya menggunakan metode
pembelajaran ekspositori tanpa berbantu media komik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh
penggunaan media komik terhadap hasil belajar kognitif siswa pada konsep
sistem pencernaan makanan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan
media komik dengan siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media
komik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata posttest siswa kelompok eksperimen
yaitu 85,23. Sedangkan untuk rata-rata posttest kelompok kontrol yaitu 67,07
Perbedaan ini diperkuat berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest
pada uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 7,57 dan ttabel sebesar 2,00. Berdasarkan
perhitungan uji hipotesis di peroleh thitung lebih besar dari ttabel (7,57 > 2,00),
maka H 0 ditolak atau H a diterima. Dengan kata lain, penggunaan media
komik berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menggunakan media komik sebagai salah satu media
dalam pembelajaran, sebab media komik dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar
biologi pada konsep gizi dan sistem pencernaan makanan.
2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menentukan dan menggunakan media
pembelajaran, seperti melihat secara cermat hobi dan kegemaran para
siswanya dan mengusahakan menggunakan media yang sesuai dengan
dengan hobi dan kegemaran para siswanya tersebut.
3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini, maka hendaknya
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan media komik dapat diterapkan dan memberikan

60
61

hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dan materi yang berbeda
serta pada setiap jenjang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT


Rineka Cipta. 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Asnawir dan Usman, M. Basyiruddin. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers,


2002.

Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1994.

Dwi, Heru Waluyanto. Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.


Jurnal Nirmana, Volume 7 No.1, Januari, 2011.

Fatra, Maifalinda. Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) Pada Pembelajaran


Matematika di MI, Jurnal ALGORITMA, Vol. 3 No. 1, Juni 2008.

Hadi, Syaiful. “Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik


dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik”,
www.puslitjaknov.org/dats/file/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf ,
9 September 2011.

Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Cet. ke-7, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
1994.

Hurlock, B. Elizabet. Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2005.

Majalah Kidia, Komik Sahabat Anak?, Yayasan Pengembangan Media Anak,


Edisi April-Mei, 2009.

Masdiono, Toni. 14 Jurus Membuat Komik, Jakarta: Creativ Media, 2007.

Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran


Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa,
Penelitian Riset pada SMUN 3 Bandung, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2009.

Melayu, Usman. Hakikat Minat dan Hasil Belajar. Jakarta : Berita STMT
TRISAKTI, Edisi 084, Januari, 1999.

62
63

Mulyani, Hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai melalui media
pembelajaran komik dan media gambar, penelitian Eksperimen di
SMPN 2 Balaraja, Skripsi pada Sekolah Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2005.

Purwanto, Ngalim. Psilkologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.

Kartono, Kartini. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan tinggi,. CV.


Rajawali , 2003.

Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Rustamam, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas


Negeri Malang, 2005.

Sadiman,S. Arief, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996.

Saimon Ar, Hubungan pemanfaatan media dengan hasil belajar IPS siswa di
madrasah ibtidaiyah Nahdatul Ulama (MINU) III Pontianak , Mimbar
Pendidikan dalam Jurnal Pendidikan No.3, 2006.

Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : UIN


Jakarta Press, 2006.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cet. ke-7. Jakarta:


PT. Rineka Cipta, 2003.

Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Edisi. 6, 2003.

Sudjana, Nana dan Ibrohim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif dan


R&D, Bandung:Alfabeta, 2009.

Sumiati., dan Asra. Metode Pembelajaran, Bandung: Wancana Prima, 2007.

Susilana, Rudi., dan Riyana, Cepi. Media Pembelajaran, Bandung: CV Wancana


Prima, 2007.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka, 2001.
64

Usman, Husaini., dan Setiady, Purnomo. Pengantar Statistika, Jakarta: Bumi


Aksara, 2008.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,


2009.

Winkel, WS. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grafindo, 2009.


Zulkifli, Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada
Konsep Reaksi Redoks, Skripsi, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Lampiran 1

 KELOMPOK KOMIK
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Menjelaskan pengertian gizi pada makanan.


- Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
- Menjelaskan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
- Menjelaskan macam-macam fungsi dari zat makanan tersebut.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian tentang gizi pada makanan.


2. Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
3. Menjelaskan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
4. Menjelaskan macam-macam fungsi dari zat makanan tersebut.

65
66

Ringkasan materi

Gizi adalah zat yang menghasilkan energi, membentuk tubuh dan sebagai
bahan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Karbohidrat adalah gizi yang
membentuk energi untuk menghasilkan tenaga. Fungsinya sebagai sumber energi
manusia Mineral berperan penting dalam pembentukkan tulang, pengendalian
tekanna darah, pembentukkan darah sebagai pengendali sel tubuh agar bekerja
dengan baik.

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :

Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

Awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan


salam dengan tenang. 10

Menit
“Assalamualaikum Wr.Wb…..”

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.

Motivasi: Guru memberikan Siswa memperhatikan


permainan motivasi sederhana penjelasan guru dan
untuk menarik perhatian siswa. mengikuti permainan
Permainannya berupa menarik dengan antuias dan
telinga secara bergantian sambil semangat
mengatakan kata “semangat
belajar”.
67

Eksplorasi: Siswa menyimak


pertanyaan guru dan
Guru memberikan pertanyaan pada menjawabnya 35
siswa ” Sebutkanlah macam- menit
macam gizi yang terdapat pada
makanan?”
Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Guru menyiapkan media komik Siswa memperhatikan
Menggun-
tentang gizi pada sistem pencernaan penjelasan guru
akan
Inti makanan
media
komik Guru memberikan media komik Siswa memperhatikan
pada masing-masing siswa terkait dengan tenang
dengan mata pelajaran tersebut
Guru meminta siswa untuk Siswa membaca media
membaca media komik tentang gizi komik tentang gizi pada
pada sistem pencernaan makanan sistem pencernaan
makanan

Siswa diminta untuk Siswa menggarisi


menggarisbawahi konsep-konsep konsep-konsep penting
penting tentang materi tersebut dan materi gizi pada sistem
menuliskan konsep-konsep tersebut pencernaan makanan
dan menyalinnya di buku tugasnya yang terdapat pada media
masing-masing komik tersebut dan
kemudian menyalinnya

Elaborasi: Siswa mengerjakan LKS


40
Guru meminta siswa untuk dengan tenang
menit
mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) terkait tentang materi gizi
dalam makanan
69

 KELOMPOK KOMIK
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Mengidentifikasi alat-alat sistem pencernaan makanan pada manusia.


- Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan manusia.
- Menghubungkan struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pencernaan
makanan manusia
- Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ-organ
sistem pencernaan makanan manusia.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan makanan.


2. Menyebutkan organ-organ pencernaan makanan pada manusia.
3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan pada
manusia.
4. Mendeskripsikan proses pencernaan makanan yang terjadi didalam tubuh
manusia
70

Ringkasan materi

Sistem pencernaan makanan merupakan sistem yang bertujuan untuk


memecahkan bahan mekanan menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga
dapat diserap oleh sel-sel tubuh. pada umumnya dikenal 2 macam proses
pencernaan yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik
yaitu proses pencernaan fisik yang menyeakan makanan dipecah menjadi agian-
agian kecil. Pencernaan ini melibatkan gigi dan otot. Pencernaan secara kimiawi
yaitu proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan yang easal
dari kelenjar pencernaan.

Alat pencernaan pada manusia terdiri dari:

1. Rongga mulut 4. Lambung


2. Faring 5. Usus halus
3. Kerongkongan (esofagus) 6. Usus besar

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :

Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

Awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan 5


salam dengan tenang.
Menit
“Assalamualaikum Wr.Wb…..”

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.
71

Eksplorasi:

Menggun- Guru memberikan pertanyaan Siswa menyimak


akan pada siswa ” Apakah yang kalian pertanyaan guru dan
Inti media ketahui tentang sistem pencernaan menjawabnya
komik makanan?”

Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan


penjelasan guru
Guru menyiapkan media komik Siswa memperhatikan 40
tentang sistem pencernaan penjelasan guru menit
makanan pada manusia

Guru memberikan media komik Siswa memperhatikan


pada masing-masing siswa terkait dengan tenang
dengan mata pelajaran sistem
pencernaan makanan pada
manusia
Guru meminta siswa untuk Siswa membaca media
membaca media komik tentang komik sistem
sistem pencernaan makanan pada pencernaan makanan
manusia pada manusia

Siswa diminta untuk Siswa menggarisi


menggarisbawahi konsep-konsep konsep-konsep penting
penting tentang materi tersebut materi sistem
dan menuliskan konsep-konsep pencernaan makanan
tersebut dan menyalinnya di buku pada manusia yang
tugasnya masing-masing terdapat pada media
komik tersebut dan
kemudian menyalinnya

Elaborasi: Siswa mengerjakan LKS


Guru meminta siswa untuk dengan tenang
mengerjakan lembar kerja siswa 40
(LKS) menit
73

 KELOMPOK KOMIK
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Mengidentifikasi organ-organ pencernaan pada hewan ruminansia.


- Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia dengan
menggunakan gambar.
- Membandingkan struktur dan fungsi sistem pencernaan manusia dengan
hewan ruminansia.
- Menjelaskan macam-macam penyakit atau kelainan pada sistem pencernaan
- Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gangguan/penyakit
yang terdapat dalam sistem pencernaan makanan

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan makanan pada hewan


ruminansia
2. Menyebutkan organ-organ pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
74

3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan pada hewan


ruminansia
4. Mendeskripsikan proses pencernaan makanan yang terjadi didalam tubuh
hewan ruminansia.
5. Menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan
manusia.

Ringkasan materi
Alat pencernaan pada ruminansia terdiri dari:
Beberapa gangguan atau penyakit
 Rongga mulut pencernaan yaitu:
 Kerongkongan (esofagus)
- Diare
 Lambung yaitu rumen, retikulum,
- Konstipasi
Omsum, dan abomasum.
- Apendiksitis
 Usus halus
- Maag
 Usus besar
- Parotitis

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :

Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan 10


salam “Assalamualaikum dengan tenang.
Wr.Wb…..” Menit

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.

Eksplorasi: Siswa menyimak


pertanyaan guru dan
Guru bertanya kepada siswa “ menjawabnya
Bagaimana proses pencernaan
75

Menggun- pada hewan ruminansia? Apakah 30 menit


akan sama dengan manusia?
Inti media
komik Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Guru menyiapkan media komik Siswa mempersiapkan diri
tentang sistem pencernaan
makanan pada hewan ruminansia
dan kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan.

Guru memberikan media komik Siswa memperhatikan


pada masing-masing siswa terkait dengan tenang
dengan mata pelajaran sistem
pencernaan makanan pada hewan
ruminansia dan kelainan/penyakit
pada sistem pencernaan

Guru meminta siswa untuk Siswa membaca media


membaca media komik tentang komik sistem
sistem pencernaan makanan pada pencernaan makanan
hewan ruminansia dan pada hewan ruminansia
kelainan/penyakit pada sistem dan kelainan/penyakit
pencernaan pada sistem pencernaan

Siswa diminta untuk Siswa menggarisi


menggarisbawahi konsep-konsep konsep-konsep penting
penting tentang materi tersebut materi sistem
dan menuliskan konsep-konsep pencernaan makanan
tersebut dan menyalinnya di buku pada hewan ruminansia
tugasnya masing-masing dan kelainan/penyakit
pada sistem pencernaan
yang terdapat pada
media komik tersebut
dan kemudian
menyalinnya

Elaborasi: Siswa mengerjakan 40 menit


Guru meminta siswa untuk LKS dengan tenang
mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS)
77

 KELOMPOK KONTROL
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Menjelaskan pengertian gizi pada makanan.


- Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
- Menjelaskan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
- Menjelaskan macam-macam fungsi dari zat makanan tersebut.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian tentang gizi pada makanan.


2. Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
3. Menjelaskan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
4. Menjelaskan macam-macam fungsi dari zat makanan tersebut.
78

Ringkasan materi

Gizi adalah zat yang menghasilkan energi, membentuk tubuh dan sebagai
bahan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Karbohidrat adalah gizi yang
membentuk energi untuk menghasilkan tenaga. Fungsinya sebagai sumber energi
manusia Mineral berperan penting dalam pembentukkan tulang, pengendalian
tekanna darah, pembentukkan darah sebagai pengendali sel tubuh agar bekerja
dengan baik.

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :


Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

Awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan 10


salam dengan tenang.
Menit
“Assalamualaikum Wr.Wb…..”

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.

Motivasi: Guru memberikan Siswa memperhatikan


permainan motivasi sederhana penjelasan guru dan
untuk menarik perhatian siswa. mengikuti permainan
Permainannya berupa menarik dengan antuias dan
telinga secara bergantian sambil semangat
mengatakan kata “semangat
belajar”.
79

Eksplorasi: Siswa menyimak


pertanyaan guru dan
Guru memberikan apersepsi menjawabnya 30
dengan pertanyaan ” Apakah yang menit
Inti Ceramah kalian ketahui tentang gizi pada
makanan?”
Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan
Guru menyampaikan inti materi Siswa memperhatikan
dan kompetensi yang ingin penjelasan guru
dicapai dengan menggunakan peta
konsep

Guru meminta siswa untuk Siswa memperhatikan


membuka buku paket biologi dan penjelasan guru.
membaca materi tentang gizi pada
makanan

Guru membimbing siswa untuk Siswa membaca dan


membaca materi tersebut dan menggarisbawahi konsep
menggarisbawahi konsep-konsep penting tentang gizi pada
yang penting dalam materi makanan tersebut.
tersebut
Elaborasi: Siswa mengerjakan LKS
Guru meminta siswa untuk dengan tenang 40
mengerjakan lembar kerja siswa menit
(LKS) terkait tentang materi gizi
dalam makanan

Konfirmasi:
 Guru membahas LKS yang telah  Siswa mengoreksi
dikerjakan oleh siswa jawaban LKS tersebut
 Guru memberikan penguatan  Siswa memperhatikan
dari materi gizi pada makanan penjelasan guru
tersebut.
81

 KELOMPOK KONTROL
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Mengidentifikasi alat-alat sistem pencernaan makanan pada manusia.


- Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan manusia.
- Menghubungkan struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pencernaan
makanan manusia
- Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ-organ
sistem pencernaan makanan manusia.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan makanan.


2. Menyebutkan organ-organ pencernaan makanan pada manusia.
3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan pada
manusia.
4. Mendeskripsikan proses pencernaan makanan yang terjadi didalam tubuh
manusia
82

Ringkasan materi

Sistem pencernaan makanan merupakan sistem yang bertujuan untuk


memecahkan bahan mekanan menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga
dapat diserap oleh sel-sel tubuh. pada umumnya dikenal 2 macam proses
pencernaan yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik
yaitu proses pencernaan fisik yang menyeakan makanan dipecah menjadi agian-
agian kecil. Pencernaan ini melibatkan gigi dan otot. Pencernaan secara kimiawi
yaitu proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan yang easal
dari kelenjar pencernaan.

Alat pencernaan pada manusia terdiri dari:

1. Rongga mulut 4. Lambung


2. Faring 5. Usus halus
3. Kerongkongan (esofagus) 6. Usus besar

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Diskusi kelompok
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :


Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

Awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan 5


salam “AssalamualaikUm dengan tenang.
Wr.Wb…..” Menit

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.

Eksplorasi:

Guru memberikan pertanyaan Siswa menyimak


pada siswa ” Apakah yang kalian pertanyaan guru dan
ketahui tentang sistem pencernaan
83

makanan?” menjawabnya

Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan


penjelasan guru
Elaborasi:  Masing-masing
 Guru memimpin pleno kecil kelompok
Inti Presentasi 45
diskusi, masing-masing mempresentasikan
masing-
kelompok untuk hasil diskusinya di menit
masing
mempresentasikan hasil depan kelas
kelompok
diskusinya.
- Kelompok rongga mulut
- Kelompok faring dan
kerongkongan
- Kelompok lambung
- Kelompok usus halus
- Kelompok usus besar
 Guru meminta siswa untuk  Siswa mengerjakan
mengerjakan lembar kerja LKS dengan tenang
siswa (LKS)
Konfirmasi:  Siswa mengoreksi
 Guru membahas lembar kerja jawaban LKS 30
siswa (LKS) tentang materi tersebut menit
Ceramah
sistem pencernaan makanan
 Guru memberikan koreksi  Siswa memperhatikan
atau penguatan terhadap penjelasan guru
konsep yang dipelajari

Akhir Penutup Guru memberikan pekerjaan Siswa menyimak 5


rumah (PR) kepada siswa untuk penjelasan guru dan
mencari informasi tentang sistem mencatatnya menit
pencernaan hewan ruminansia dan
gangguan/ penyakit pada sistem
pencernaan makanan.

Guru mengakhiri pelajaran Siswa mengakhiri


dengan membaca lafadz pelajaran dengan
Hamdallah .. Alhamdulillah .. membaca
“Alhamdulillah...”
85

 KELOMPOK KONTROL
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 TANGERANG SELATAN

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : XI / Genap

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan


hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,


dan proses serta kelainan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

Indikator :

- Mengidentifikasi organ-organ pencernaan pada hewan ruminansia.


- Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia dengan
menggunakan gambar.
- Membandingkan struktur dan fungsi sistem pencernaan manusia dengan
hewan ruminansia.
- Menjelaskan macam-macam penyakit atau kelainan pada sistem pencernaan
- Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gangguan/penyakit
yang terdapat dalam sistem pencernaan makanan

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan makanan pada hewan


ruminansia
2. Menyebutkan organ-organ pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
86

3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ pencernaan pada hewan


ruminansia
4. Mendeskripsikan proses pencernaan makanan yang terjadi didalam tubuh
hewan ruminansia.
5. Menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan
manusia.

Ringkasan materi

Alat pencernaan pada ruminansia terdiri dari: Beberapa gangguan atau penyakit
pencernaan yaitu:
- Rongga mulut
- Kerongkongan (esofagus) - Diare
- Lambung yaitu rumen, retikulum, - Konstipasi
Omsum, dan abomasum. - Apendiksitis
- Usus halus - Maag
- Usus besar - Parotitis

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:


Pendekatan : Ekspositori
Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
- Latihan soal
- Pre test dan Post Test

VI. Langkah – langkah Pembelajaran :


Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa

Awal Masuk kelas sambil mengucap Siswa memperhatikan 10


salam dengan tenang.
Menit
“Assalamualaikum Wr.Wb…..”

Mengabsen kehadiran siswa dan Siswa memperhatikan


menanyakan kabar siswa. dan menjawab.

Eksplorasi: Siswa menyimak


Inti pertanyaan guru dan
Ceramah Guru bertanya kepada siswa “ menjawabnya
Bagaimana proses pencernaan
87

pada hewan ruminansia? Apakah


sama dengan manusia?

Guru menanggapi jawaban siswa Siswa mendengarkan


penjelasan guru

Guru menjelaskan tentang Siswa menyimak


sistem pencernaan pada hewan penjelasan guru 30
ruminansia dan gangguan atau menit
penyakit pada sistem pencernaan
makanan pada manusia.

Elaborasi:
 Guru memberikan  Siswa mengajukan
kesempatan kepada siswa pertanyaan
untuk bertanya mengenai 40
konsep yang telah dipelajari. menit
 Guru meminta siswa untuk  Siswa mengerjakan
mengerjakan lembar kerja LKS dengan tenang
siswa (LKS)

Konfirmasi:
 Guru membahas lembar kerja  Siswa mengoreksi
siswa (LKS) tentang materi jawaban LKS tersebut
sistem pencernaan makanan
 Guru memberikan sedikit  Siswa memperhatikan
penguatan dari materi penjelasan guru
pelajaran hari ini.

Akhir Penutup Mengakhiri pelajaran dengan Mengakhiri pelajaran 5


membaca Alhamdulillah .. dengan membaca
Alhamdulillah .. menit

V. Sumber dan media pembelajaran

a. Sumber:
- Buku paket biologi SMA - Sumber internet
- Buku reverensi yang relevan - Atlas anatomi
b. Media pembelajaran:
- Peta Konsep
89
Lampiran 2
Kisi- kisi Instrumen

n
Jenjang Kognitif
Kompetensi Dasar Sub Konsep Indikator Jumlah
C1 C2 C3
Menjelaskan Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam
1, 2, 3,4, 5 - 6 6
keterkaitan antara bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
struktur, fungsi, dan Mengidentifikasi alat-alat sistem pencernaan
7, 8, 9 10 - 4
proses serta kelainan makanan pada manusia
penyakit yang dapat Mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-
11, 12 13, 14, 15 - 5
terjadi pada sistem organ pencernaan manusia
pencernaan makanan Sistem pencernaan Mendeskripsikan saluran pencernaan dan
pada manusia dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem 20, 21, 22,
16, 17, 18, 19 24 9
23
hewan (misalnya pencernaan
ruminansia) Menjelaskan proses-proses pencernaan
25, 26 27, 28, 29 - 5
makananan didalam tubuh manusia
Menjelaskan proses pencernaan makanan pada
30, 31, 32 33, 34, 35 - 6
hewan ruminansia
Hubungan sistem Menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan
pencernaan dengan pada sistem pencernaan makanan pada manusia 36, 37 38, 39, 40 - 5
kesehatan manusia

Jumlah 21 17 2 40
90

Lampiran 3

INDIKATOR DAN JENJANG KOGNITIF TIAP BUTIR SOAL

Jenjang Nomor
No Indikator Soal Soal Kunci
Kognitif Soal

Apa zat makanan yang berfungsi sebagai sumber energi?

Mengidentifikasi zat makanan yang berfungsi a. Karbohidrat, lemak dan vitamin


1 C1 b. Karbohidrat, lemak dan protein B 1
sebagai sumber energi
c. Karbohidrat, protein dan vitamin
d. Karbohidrat dan mineral

Manakah yang bukan merupakan fungsi lemak bagi tubuh?

a. Pembentukkan darah
2 Mendekripsikan fungsi lemak bagi tubuh C2 A 2*
b. Cadangan makanan
c. Pembangun Enzim
d. Pelarut vitamin A, D, E, dan K

Manakah kelompok bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber


energi?
Mengelompokan bahan makanan yang
3 C2 a. Beras, jagung, telur dan sayur-sayuran D 3
berfungsi sebagai sumber energi
b. Telur, susu buah-buahan dan sayur-sayuran
c. Keju, umbi-umbian daging dan susu
91

d. Beras, kentang, sagu dan umbi

Apa yang dimaksud dengan gizi?

a. Zat yang menghasilkan energi membentuk tubuh kita dan sebagai


bahan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh
4 Menyebutkan pengertian tentang gizi C1 b. Zat yang mengatur kerja alat-alat tubuh A 4*
c. Zat yang dihasilkan dari makanan sebagai pelengkap untuk tubuh
d. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh agar terhindar dari berbagai
penyakit

Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?

a. Gizi yang dapat membentuk otot yang akan diubah menjadi energi
terdapat didalam telur dan tepung
b. Gizi yang memebentuk energi untuk menghasilkan tenaga banyak

Menyebutkan tentang karbohidrat terdapat didalam beras dan umbi


5 C1 B 5*
c. Gizi yang diperlukan oleh tubuh yang terdapat didalam margarin,
kacang-kacangan dan daging
d. Sumber energi yang berkadar tinggi yang terdapat didalam daging,
ikan dan susu
92

Pelajari tabel berikut ini !


Manakah pasangan yang paling tepat dari data-data tersebut?

Zat yang
No Bahan makanan
terkandung

1 Tempe Lemak
Menghubungkan pasangan yang paling tepat
antara bahan makanan dengan zat yang 2 Wortel Vitamin A
6 C3 B 6
tekandung didalam makanan tersebut 3 Kentang Karbohidrat

4 Bayam Zat besi

5 Putih telur Zat tepung

a. 1, 2, dan 3 c. 2, 4, dan 5
b. 2, 3,dan 4 d. 1, 3 dan 5

Indera pengecap manusia dapat mengecap rasa?


a. Manis, pahit, pedas, dan asin
Menyebutkan macam-macam rasa yang b. Manis, pedas, asin, dan asam
7 C1 C 7*
mampu di rasakan oleh indera pengecap c. Manis, pahit, asin, dan asam
d. Manis, asam, pedas, dan pahit
93

Bagian sfingter pilorus


ditunjukkan pada nomor?

a. 1
Menunjukkan bagian sfingter pylorus pada b. 2
8 C1 D 8
lambung manusia c. 3
d. 4

Untuk menjawab soal nomor 9


perhatikanlah gambar berikut ini!
Bagian usus besar yang dapat
terkena appendicitis (usus buntu)
Menunjukkan bagian usus besar yang dapat ditunjukkan oleh nomor?
9 C1 A 9*
terkena appendicitis (usus buntu) a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
94

Saluran pencernaan makanan pada manusia adalah sebagai berikut.


1) Mulut
2) Usus halus
3) Usus besar
4) Kerongkongan
Menjelaskan urutan dari saluran pencernaan 5) Lambung
10 C2 B 10*
pada manusia
Manakah urutan yang benar dari saluran pencernaan pada manusia?

a. 1, 2, 3, 4, dan 5
b. 1, 4, 5, 2, dan 3
c. 1, 3, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, 4, 3, dan 5

Sebagai alat pengecap makanan merupakan fungsi dari?


Menyebutkan organ yang mempunyai fungsi
11 C1 a. Kerongkongan c. Gigi B 11*
sebagai alat pengecap makanan
b. Lidah d. Lambung

Manakah bagian organ pencernaan yang menghubungkan oral dan


Menyebutkan organ pencernaan manusia
12 C1 ventrikulus? B 12*
yang menghubungkan oral dan ventrikulus
a. Sekum c. Anus
95

b. Esopagus d. Intestinum

Apakah fungsi dari dinding lambung yang terus berkontraksi?

a. Menghancurkan lemak yang ada dalam makanan


Menjelaskan fungsi dari dinding lambung b. Mencampur makanan dan getah lambung yang sesuai kebutuhan
13 C2 B 13*
manusia tubuh
c. Menyerap sari-sari makanan
d. Reabsorpsi

Apakah fungsi dari Ileum?

a. Reabsorbsi
Menjelaskan fungsi illeum (usus penyerapan)
14 C2 b. Penyerapan sari-sari makanan B 14
pada pencernaan manusia
c. Mengasamkan makanan
d. Mengubah lemak menjadi gliserol

Manakah dibawah ini yang merupakan fungsi dari jonjot usus halus?

a. Menyimpan nutrisi yang disalurkan dari usus


Menguraikan fungsi dari jonjot usus pada
15 C2 b. Memperluas bidang penyerapan sari makanan B 15*
pencernaan manusia
c. Menguraikan sari-sari makanan
d. Menghancurkan sel darah merah yang mati
96

Organ manakah yang menghasilkan cairan pencernaan yaitu Asam


Menunjukkan organ yang menghasilkan
Klorida (HCl) yang berfungsi membunuh kuman-kuman yang masuk
cairan pencernaan yaitu Asam Klorida (HCl)
bersama makanan?
16 C1 A 16*
yang berfungsi membunuh kuman-kuman
a. Lambung c. Empedu
yang masuk bersama makanan
b. Usus halus d.usus besar

Empedu dihasilkan oleh?


Menyebutkan organ pencernaan makanan
17 C1 a. Kerongkongan c. Lambung B 17
yang menghasilkan empedu
b. Hati d. Usus halus

Dimanakah terdapat enzim ptyalin?


Menunjukkan tempat terdapatnya enzim
18 C1 a. Lambung c. Air liur C 18*
ptyalin
b. Usus besar d. Hati

Manakah enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas?

a. Tripsin, amilase, lipase


Menyebutkan enzim enzim pencernaan yang
19 C1 b. Pepsin, rennin, asam klorida A 19*
dihasilkan oleh kelenjar pankreas
c. Pepsin, tripsin, rennin
d. Tripsin, rennin amilopsins
97

Apakah fungsi dari zat HCl yang dihasilkan oleh lambung?

a. Merombak protein menjadi asam amino


Menjelaskan fungsi zat HCl yang dihasilkan b. Menggumpalkan protein susu
20 C2 C 20*
oleh lambung pada sistem pencernaan c. Mengasamkan makanan, membunuh kuman, dan mengaktifkan
pepsinogen menjadi protein
d. Mengubah protein menjadi pepton

Apakah fungsi dari cairan empedu?

a. Mencerna lemak dan menghilangkan racun yang ada didalam


Menjelaskan fungsi dari Cairan empedu makanan
21 C2 A 21*
dalam sistem pencernaan makanan b. Menyerap sari-sari makanan dan dialirkan ke dalam darah
c. Menyimpan nutrisi yang disalurkan dari usus
d. Menguraikan protein dan karbohidrat

Apakah fungsi enzim pencernaan lipase?

a. Mengubah amilum menjadi glukosa


Menjelaskan fungsi enzim lipase dalam
22 C2 b. Menguraikan protein menjadi asam amino C 22
sistem pencernaan makanan
c. Mengubah lemak menjadi asam lemak dan griserol
d. Mengubah amilum menjadi asam amino
98

Berikut adalah enzim –


enzim yang dihasilkan
oleh pankreas. Manakah
pasangan yang benar?

Menjelaskan hubungan fungsi enzim – enzim

23 yang dihasilkan oleh pancreas dalam sistem C2 a. 1 c. 3 B 23


pencernaan b. 2 d. 4

Apabila kita mengunyah roti selama 5 menit, akan terasa manis. Hal itu
menunjukkan adanya kerja enzim?
24 Membuktikan kerja enzim ptialin amilase C3 A 24
a. Ptialin amilase c. Pepsin
b. Tripsin d. Lipase
99

Apakah yang diatur oleh usus besar?


Menunjukkan adanya pengaturan kadar air
25 C1 a. Lemak c. Protein D 25
didalam usus besar
b. Vitamin d. Kadar Air

Pencernaan makanan yang bersifat mekanis dan kimiawi terjadi di …


Menyebutkan tempat terjadinya pencernaan
26 secara mekanik dan kimiawi pada sistem C1 a. Duodenum c. Mulut C 26*
pencernaan makanan b. Kerongkongan d. usus

Apa yang di maksud dengan gerakan peristaltik?

a. Gerakan otot meremas-remas yang bersifat sinergis


Menjelaskan pengertian tentang gerakan
b. Gerakan otot meremas-remas yang bersifat disadari
27 peristaltik didalam sistem pencernaan C2 D 27
c. Gerakan otot tanpa disadari di bagian kerongkongan
makanan
d. Gerakkan otot yang meremas-remas serta mendorong makanan
dari kerongkongan ke lambung

Manakah yang merupakan ciri utama hewan pemamah biak?


Menerangkan ciri utama hewan pemamah
a. Tidak memiliki taring
28 C2 A 28
biak (ruminansia)
b. Memakan rumput dan dedaunan
c. Berkaki empat
100

d. Geraham berkembang dengan baik

Berikut ini adalah proses yang terjadi di usus besar, kecuali?

a. Penyerapan air
Menjelaskan proses yang terjadi di dalam
29 C2 b. Penghancuran sisa makanan oleh e.coli hingga menjadi feses D 29*
usus besar pada sistem pencernaan makanan
c. Reabsorpsi
d. Penyerapan sari-sari makanan

Berikut ini yang terjadi dalam usus besar saat proses pencernaan
makanan adalah?
Menjelaskan proses yang terjadi didalam usus a. Membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan
30 C1 B 30*
besar pada saat penceraan makanan b. Penyerapan air dan pembusukkan sisa-sisa makanan
c. Pencernaan karbohidrat dan lemak
d. Pelarutan vitamin yang larut dalam air

Manakah yang termasuk gigi hewan pemamah biak (ruminansia)?

a. Insisivus dan molare


Menyebutkan gigi yang terdapat pada hewan
31 C1 b. Insisivus dan pramolare A 31
pemamah biak (ruminansia)
c. Pramolare dan molare
d. Insisivus
101

Manakah yang bukan merupakan bagian dari lambung pada hewan


pemamah biak?
Menyebutkan bagian-bagian dari lambung a. Omasum
32 C1 C 32
hewan pemamah biak (ruminansia) b. Retikulum
c. Illeum
d. Abomasum

Pada proses pencernaan ruminansia, bolus dari retikulum akan menuju


ke?
Menjelaskan proses pencernaan pada hewan a. Rumen
33 C2 D 33*
pemamamh biak (ruminansia) b. Omasum
c. Abomasum
d. Mulut

Abomasum merupakan?
Menguraikan tentang abomasum yang
a. Tempat terjadinya pencernaan secara mekanik dan kimiawi
34 merupakan salah satu bagian dari lambung C2 D 34
b. Tempat penyerapan sari sari makanan
pada hewan pemamah biak (ruminansia)
c. Tempat makanan mengalami fermentasi
d. Tempat pencernaan makanan yang identik dengan lambung
102

manusia bersifat kimiawi dengan bantuan enzim

Perbedaan utama antara sistem pencernaan pada hewan pemamah biak


Membedakan sistem pencernaan makanan dengan manusia, terletak pada susunan dan fungsi dari?
pada hewan pemamah biak dengan sistem
a. Usus dan anus
35 C2 D 35
pencernaan pada manusia yang terletak pada
b. Usus halus dan usus besar
sususnan dan fungsinya
c. Lidah dan mulut
d. Gigi dan lambung

Penyakit susah buang air besar sering disebut?

a. Parotiti
Menyebutkan nama lain (ilmiah) penyakit
36 C1 b. Apendisitis D 36
susah buang air besar
c. Xeroftalmia
d. Sembelit

Gangguan pencernaan yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun


Menjelaskan gangguan pencernaan yang protozoa pada usus besar yaitu?
37 dapat disebabkan oleh bakteri maupun C1 B 37
a. Apendistis c. Parotitis
protozoa pada usus besar
b. Diare d. Konstipasi
103

Apakah yang menyebabkan seseorang mengalami sakit tukak


lambung?
Menjelaskan penyebab sakit tukak lambung a. Karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam
38 C2 A 38*
pada sistem pencernaan manusia b. Adanya virus yang menyerang sehingga menyebabkan infeksi
c. Penyerapan berlebihan di dalam usus besar
d. Infeksi dinding lambung

Penyakit parotitis atau gondongan adalah jenis penyakit?

a. Disebabkan oleh virus yang menyerang air ludah di bagian bawah


telinga, akibatnya kelenjar air ludah menjadi bengkak
Menguraikan penyebabkan penyakit b. Rendahnya produksi air ludah sehingga menyebabkan
39 C2 A 39*
gondongan atau parotitis pada manusia kebengkakan
c. Disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa yang
menyerang kelenjar ludah sehingga menjadi bengkak
d. Membengkaknya kelenjar saliva

Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit


Mengapa pada Orang yang sakit maag, perut terasa melilit?
40 C2 B 40*
maag pada sistem pencernaan manusia
104

a. Perut dalam keadaan lapar sehingga kelebihan asam lambung


b. Asam lambung dan enzim lambung reteskresikan dalam jumlah
banyak
c. Gangguan pencernaan yang menyebabkan enzim lambung
meningkat

d. Makanan tidak mengandung serat


105

Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : Kelas/Semester: / Genap
Mata Pelajaran : IPA Materi : Sistem Pencernaan
Peraturan:
 Bacalah doa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
 Kerjakan soal yang kalian anggap mudah terlebih dahulu
 Silanglah salah satu jawaban yang paling tepat
 Dilarang menyontek buku atau pekerjaan teman
1. Apa zat makanan yang berfungsi sebagai 5. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
sumber energi? a. Gizi yang dapat membentuk otot yang
a. Karbohidrat, lemak dan vitamin akan diubah menjadi energi terdapat
b. Karbohidrat, lemak dan protein didalam telur dan tepung
c. Karbohidrat, protein dan vitamin b. Gizi yang memebentuk energi untuk
d. Karbohidrat dan mineral menghasilkan tenaga banyak terdapat
2. Manakah yang bukan merupakan fungsi didalam beras dan umbi
lemak bagi tubuh? c. Gizi yang diperlukan oleh tubuh yang
a. Sumber energi terdapat didalam margarin, kacang-
b. Cadangan makanan kacangan dan daging
c. Pembangun Enzim d. Sumber energi yang berkadar tinggi yang
d. Pelarut vitamin A, D, E, dan K terdapat didalam daging, ikan dan susu
3. Manakah kelompok bahan makanan yang 6. Pelajari tabel berikut ini !
berfungsi sebagai sumber energi?
a. Beras, jagung, telur dan sayur-sayuran Bahan Zat yang
No
makanan terkandung
b. Telur, susu buah-buahan dan sayur-
sayuran 1 Tempe Lemak
c. Keju, umbi-umbian daging dan susu 2 Wortel Vitamin A
d. Beras, kentang, sagu dan umbi 3 Kentang Karbohidrat
4. Apa yang dimaksud dengan gizi?
4 Bayam Zat besi
a. Zat yang menghasilkan energi membentuk
5 Putih telur Zat tepung
tubuh kita dan sebagai bahan untuk
menjalankan berbagai fungsi tubuh
b. Zat yang mengatur kerja alat-alat tubuh Manakah pasangan yang paling tepat dari

c. Zat yang dihasilkan dari makanan sebagai data-data tersebut?

pelengkap untuk tubuh a. 1, 2, dan 3 c. 2, 4, dan 5

d. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh agar b. 2, 3,dan 4 d. 1, 3 dan 5

terhindar dari berbagai penyakit


106

7. Indera pengecap manusia dapat mengecap 1) Mulut


rasa … 2) Usus halus
a. Manis, pahit, pedas, dan asin 3) Usus besar
b. Manis, pedas, asin, dan asam 4) Kerongkongan
c. Manis, pahit, asin, dan asam 5) Lambung
d. Manis, asam, pedas, dan pahit Urutan yang benar dari saluran pencernaan
8. Bagian sfingter pilorus ditunjukkan pada adalah ...
nomor….
a. 1, 2, 3, 4, dan 5
b. 1, 4, 5, 2, dan 3
c. 1, 3, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, 4, 3, dan 5
11. Sebagai alat pengecap makanan merupakan
fungsi dari …
a. kerongkongan c. gigi
b. lidah d. lambung
a. 1 c. 3 12. Organ pencernaan yang menghubungkan
b. 2 d. 4 oral dan ventrikulus adalah….
a. Sekum c. Anus
Untuk menjawab soal nomor 9 perhatikanlah b. Esopagus d. Intestinum
gambar berikut ini! 13. Dinding lambung terus berkontraksi karena
berfungsi...
a. Menghancurkan lemak yang ada dalam
makanan
b. Mencampur makanan dan getah
lambung yang sesuai kebutuhan tubuh
c. Menyerap sari-sari makanan
d. Reabsorpsi
14. Illeum mempunyai fungsi sebagai tempat ...
9. Bagian usus besar yang dapat terkena
a. Reabsorbsi
appendicitis (usus buntu) ditunjukkan oleh
b. Penyerapan sari-sari makanan
nomor….
c. Mengasamkan makanan
a. 1 c. 3
d. Mengubah lemak menjadi gliserol
b. 2 d. 4
15. Jonjot usus halus berfungsi ...
10. Saluran pencernaan makanan pada manusia
a. Menyimpan nutrisi yang disalurkan
adalah sebagai berikut.
dari usus
107

b. Memperluas bidang penyerapan sari b. Menyerap sari-sari makanan dan


makanan dialirkan ke dalam darah
c. Menguraikan sari-sari makanan c. Menyimpan nutrisi yang disalurkan
d. Menghancurkan sel darah merah yang dari usus
mati d. Menguraikan protein dan karbohidrat
16. Organ manakah yang menghasilkan cairan 22. Enzim pencernaan lipase berfungsi untuk
pencernaan yaitu Asam Klorida (HCl) yang menubah ...
berfungsi membunuh kuman-kuman yang a. Amilum menjadi glukosa
masuk bersama makanan…. b. Protein menjadi asam amino
a. Lambung c. Empedu c. Lemak menjadi asam lemak dan
b. Usus halus d.usus besar griserol
17. Empedu dihasilkan oleh … d. Amilum menjadi asam amino
a. Kerongkongan c. Lambung 23. Berikut adalah enzim – enzim yang
b. Hati d. Usus halus dihasilkan oleh pankreas. Pasangan yang
18. Enzim ptyalin terdapat di … benar nama enzim dan fungsinya adalah ..
a. Lambung c. Air liur
b. Usus besar d. Hati
19. Enzim yang dihasilkan pancreas adalah …
a. Tripsin, amylase, lipase
b. Pepsin, rennin, asam klorida
c. Pepsin, tripsin, rennin
d. Tripsin, rennin amilopsins
20. Zat HCl yang dihasilkan oleh lambung
berfungsi untuk ... a. 1 c. 3
a. Merombak protein menjadi asam b. 2 d. 4
amino 24. Apabila kita mengunyah roti selama 5
b. Menggumpalkan protein susu menit, akan terasa manis. Hal itu
c. Mengasamkan makanan, membunuh menunjukkan adanya kerja enzim….
kuman, dan mengaktifkan pepsinogen a. Ptialin c. Pepsin
menjadi protein b. Tripsin d. Lipase
d. Mengubah protein menjadi pepton 25. Usus besar mengatur kadar …. pada sisa
21. Cairan empedu berfungsi untuk... makanan.
a. Mencerna lemak dan menghilangkan a. Lemak
racun yang ada didalam makanan b. Protein
c. Vitamin
d. Air
108

26. Pencernaan makanan yang bersifat mekanis 31. Yang merupakan gigi yang terdapat pada
dan kimiawi terjadi di … hewan ruminansia adalah ...
a. Duodenum c. Mulut a. Insisivus dan molare
b. Kerongkongan d. usus b. Insisivus dan pramolare
27. Yang disebut dengan gerakan peristaltik c. Pramolare dan molare
adalah …. d. Insisivus
a. Gerakan otot yang bersifat sinergis 32. Yang bukan merupakan bagian dari
b. Gerakan otot yang bersifat disadari lambung pada hewan pemamah biak yaitu..
c. Gerakan otot tanpa disadari di bagian a. Omasum
kerongkongan b. Retikulum
d. Gerakkan otot yang meremas-remas c. Illeum
serta mendorong makanan dari d. Abomasum
kerongkongan ke lambung 33. Pada proses pencernaan ruminansia, bolus
28. Manakah yang merupakan ciri utama dari retikulum akan menuju ke ...
hewan pemamah biak ... a. Rumen
a. Tidak memiliki taring b. Omasum
b. Memakan rumput dan dedaunan c. Abomasum
c. Berkaki empat d. Mulut
d. Geraham berkembang dengan baik 34. Abomasum merupakan ...
29. Berikut ini adalah proses yang terjadi di a. Tempat terjadinya pencernaan secara
usus besar, kecuali…. mekanik
a. Penyerapan air b. Tempat penyerapan sari sari makanan
b. Penghancuran sisa makanan oleh e.coli c. Tempat makanan mengalami fermentasi
hingga menjadi feses d. Tempat pencernaan makanan yang
c. Reabsorpsi identik dengan lambung manusia bersifat
d. Penyerapan sari-sari makanan kimiawi dengan bantuan enzim
30. Berikut ini yang terjadi dalam usus besar 35. Perbedaan utama antara sistem pencernaan
saat proses pencernaan makanan adalah? pada hewan pemamah biak dengan
a. Membunuh kuman-kuman yang masuk manusia, terletak pada susunan dan fungsi
dengan makanan dari ….
b. Penyerapan air dan pembusukkan sisa- a. Usus dan anus
sisa makanan b. Usus halus dan usus besar
c. Pencernaan karbohidrat dan lemak c. Lidah dan mulut
d. Pelarutan vitamin yang larut dalam air d. Gigi dan lambung
109

36. Penyakit susah buang air besar sering a. Perut dalam keadaan lapar
disebut … b. Asam lambung dan enzim lambung
a. Parotiti reteskresikan dalam jumlah banyak
b. Apendisitis c. Gangguan pencernaan
c. Xeroftalmia d. Makanan tidak mengandung serat
d. Sembelit -Good luck
37. Gangguan pencernaan yang dapat
disebabkan oleh bakteri maupun protozoa
pada usus besar yaitu…
a. Apendistis c. Parotitis
b. Diare d. Konstipasi
38. Apakah yang menyebabkan seseorang
mengalami sakit tukak lambung ...
a. Karena adanya luka pada dinding
lambung bagian dalam
b. Adanya virus yang menyerang
sehingga menyebabkan infeksi
c. Penyerapan berlebihan di dalam usus
besar
d. Infeksi dinding lambung
39. Penyakit parotitis atau gondongan adalah
jenis penyakit ....
a. Disebabkan oleh virus yang menyerang
air ludah di bagian bawah telinga,
akibatnya kelenjar air ludah menjadi
bengkak
b. Rendahnya produksi air ludah sehingga
menyebabkan kebengkakan
c. Disebabkan oleh infeksi bakteri
maupun protozoa yang menyerang
kelenjar ludah sehingga menjadi
bengkak
d. Membengkaknya kelenjar saliva
40. Orang yang sakit maag, perut melilit terasa
sakit karena….
110
110

Lampiran 5

KUNCI JAWABAN

1. B 11. B 21. A 31. A


2. A 12. B 22. C 32. C
3. D 13. B 23 .B 33. D
4. A 14. B 24. A 34. D
5. B 15. B 25. D 35. D
6. B 16. A 26. C 36. D
7. C 17. B 27. D 37. B
8. D 18. C 28. A 38. A
9. A 19. A 29. D 39. A
10. B 20. C 30. B 40. B
111

Lampiran 6

SKOR DATA DI BOBOT

Jumlah Subyek = 30

Butir soal = 40

Bobot utk jawaban benar = 1

Bobot utk jawaban salah = 0

No No Skor Skor
Kode/Nama Benar Salah Kosong
Urut Subyek Asli Bobot
1 1 a 18 22 0 18 18
2 2 b 22 18 0 22 22
3 3 c 23 17 0 23 23
4 4 d 28 12 0 28 28
5 5 e 22 18 0 22 22
6 6 f 15 25 0 15 15
7 7 g 24 16 0 24 24
8 8 h 21 19 0 21 21
9 9 i 22 18 0 22 22
10 10 j 11 29 0 11 11
11 11 k 15 25 0 15 15
12 12 l 27 13 0 27 27
13 13 m 26 14 0 26 26
14 14 n 17 23 0 17 17
15 15 o 19 21 0 19 19
16 16 p 18 22 0 18 18
17 17 q 14 26 0 14 14
18 18 r 13 27 0 13 13
19 19 s 14 26 0 14 14
20 20 t 19 21 0 19 19
21 21 u 16 24 0 16 16
22 22 v 21 19 0 21 21
23 23 w 15 25 0 15 15
24 24 x 14 26 0 14 14
25 25 y 15 25 0 15 15
26 26 z 14 26 0 14 14
27 27 1 15 25 0 15 15
28 28 2 9 31 0 9 9
29 29 3 11 29 0 11 11
30 30 4 26 14 0 26 26
112

Lampiran 7

RELIABILITAS TES

Rata-rata = 18,13
Simpang Baku = 5,10
Korelasi XY = 0,56
Reliabilitas Tes = 0,72

Kode/Nama Skor
No.Urut No. Subyek Skor Ganjil Skor Total
Subyek Genap
1 1 a 5 13 18
2 2 b 9 13 22
3 3 c 9 14 23
4 4 d 12 16 28
5 5 e 10 12 22
6 6 f 8 7 15
7 7 g 12 12 24
8 8 h 10 11 21
9 9 i 10 12 22
10 10 j 6 5 11
11 11 k 7 8 15
12 12 l 14 27 14
13 13 m 13 12 26
14 14 n 8 9 17
15 15 o 10 9 19
16 16 p 9 9 18
17 17 q 9 5 14
18 18 r 6 7 13
19 19 s 6 8 14
20 20 t 10 9 19
21 21 u 11 5 16
22 22 v 12 9 21
23 23 w 8 7 15
24 24 x 8 6 14
25 25 y 8 7 15
26 26 z 7 7 14
27 27 1 9 6 15
28 28 2 5 4 9
29 29 3 5 6 11
30 30 4 13 13 26
113

Lampiran 8
KELOMPOK UNGGUL & ASOR

 Kelompok Unggul

1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama
No.Urut No Subjek Skor 1 2 3 4 5 6 7
Subjek
1 4 e 28 1 1 - 1 - - 1
2 12 m 27 1 1 - 1 - - 1
3 13 n 26 - 1 1 - 1 - 1
4 30 5 26 - 1 - 1 1 - 1
5 7 h 24 1 1 1 1 1 - 1
6 3 c 23 - 1 1 1 - - 1
7 2 b 22 1 1 - 1 1 1 -
8 5 f 22 - 1 1 - - - 1
Jumlah Jawab Benar 4 8 4 6 4 1 6

8 9 10 11 12 13 14
Kode/Nama
No.Urut No Subjek Skor 8 9 10 11 12 13 14
Subjek
1 4 e 28 1 1 1 - - - 1
2 12 m 27 1 1 - - - - 1
3 13 n 26 1 1 1 1 1 1 1
4 30 5 26 - 1 1 1 1 1 -
5 7 h 24 - 1 - 1 1 1 -
6 3 c 23 1 1 - - - - -
7 2 b 22 - 1 - 1 1 1 -
8 5 f 22 - 1 1 - - - 1
Jumlah Jawab Benar 4 8 4 4 4 4 4

15 16 17 18 19 20 21
Kode/Nama
No.Urut No Subjek Skor 15 16 17 18 19 20 21
Subjek
1 4 e 28 1 1 - 1 - 1 1
2 12 m 27 1 1 1 1 1 1 1
3 13 n 26 1 1 - 1 1 1 1
4 30 5 26 1 1 - 1 1 1 1
5 7 h 24 - 1 - 1 - 1 -
6 3 c 23 - 1 1 - 1 - -
7 2 b 22 - 1 1 - 1 - -
8 5 f 22 1 1 - 1 1 1 -
Jumlah Jawab Benar 5 8 2 7 5 7 5
114

22 23 24 25 26 27 28
Kode/Nama
No.Urut No Subjek Skor 22 23 24 25 26 27 28
Subjek
1 4 e 28 1 - 1 1 1 - -
2 12 m 27 - 1 1 - 1 - 1
3 13 n 26 - - - 1 1 - -
4 30 5 26 - 1 1 1 1 - -
5 7 h 24 1 - 1 1 1 - -
6 3 c 23 - - 1 - 1 - 1
7 2 b 22 - - 1 - 1 - 1
8 5 f 22 1 1 1 - 1 - 1
Jumlah Jawab Benar 3 3 7 4 8 0 4

29 30 31 32 33 34 35
Kode/Nama
No.Urut No Subjek Skor 29 30 31 32 33 34 35
Subjek
1 4 e 28 1 1 1 1 1 1 1
2 12 m 27 - - 1 1 1 1 1
3 13 n 26 1 - 1 1 1 1 -
4 30 5 26 1 1 1 1 1 - 1
5 7 h 24 1 1 - - 1 1 1
6 3 c 23 1 1 1 1 1 1 1
7 2 b 22 - 1 - - 1 1 -
8 5 f 22 1 1 1 1 1 - -
Jumlah Jawab Benar 6 6 6 6 8 6 5

36 37 38 39 40
Kode /Nama
No.Urut No Subjek Skor 36 37 38 39 40
Subjek
1 4 e 28 1 1 1 1 -
2 12 m 27 1 1 1 1 -
3 13 n 26 - - - 1 1
4 30 5 26 - - 1 - 1
5 7 h 24 - - - - 1
6 3 c 23 1 1 1 1 -
7 2 b 22 1 1 1 - 1
8 5 f 22 - - - 1 -
Jumlah Jawab Benar 4 4 5 5 4
115

 Kelompok Asor

1 2 3 4 5 6 7
No Kode/Nama
No Subjek Skor 1 2 3 4 5 6 7
Urut Subjek
1 17 r 14 - - - - 1 - -
2 19 t 14 1 1 - 1 - 1 -
3 24 y 14 1 - 1 1 - - -
4 26 1 14 1 - - - - - -
5 18 s 13 1 1 1 1 - - -
6 10 k 11 - - - - - - 1
7 29 4 11 1 - 1 - - 1 -
8 28 3 9 1 - - - - - 1
Jumlah Jawab Benar 6 2 3 3 1 2 2

8 9 10 11 12 13 14
No Kode/Nama
No Subjek Skor 8 9 10 11 12 13 14
Urut Subjek
1 17 r 14 - - 1 1 1 1 -
2 19 t 14 1 1 - - - - -
3 24 y 14 1 - - - - - -
4 26 1 14 - - - - - - 1
5 18 s 13 - 1 - - - - -
6 10 k 11 - - - - - - -
7 29 4 11 1 - - - - - -
8 28 3 9 - - - - - - 1
Jumlah Jawab Benar 3 2 1 1 1 1 2

15 16 17 18 19 20 21
No Kode/Nama
No Subjek Skor 15 16 17 18 19 20 21
Urut Subjek
1 17 r 14 - - 1 - - - -
2 19 t 14 - 1 1 - - - -
3 24 y 14 - - 1 - - - -
4 26 1 14 - - - 1 - 1 -
5 18 s 13 - 1 - - - - -
6 10 k 11 - - - 1 - 1 -
7 29 4 11 - - - - - - -
8 28 3 9 - - - - - - -
Jumlah Jawab Benar 0 2 3 2 0 2 0
116

22 23 24 25 26 27 28
No Kode/Nama
No Subjek Skor 22 23 24 25 26 27 28
Urut Subjek
1 17 r 14 1 - - - - - -
2 19 t 14 - - 1 - - - 1
3 24 y 14 - - - 1 - 1 1
4 26 1 14 - - - 1 - - 1
5 18 s 13 1 - 1 - - - 1
6 10 k 11 - 1 1 1 1 - -
7 29 4 11 1 - 1 - - - 1
8 28 3 9 1 - - - - 1 1
Jumlah Jawab Benar 4 1 4 3 1 3 5

29 30 31 32 33 34 35
No Kode/Nama
No Subjek Skor 29 30 31 32 33 34 35
Urut Subjek
1 17 r 14 - - 1 1 1 - 1
2 19 t 14 - - 1 - 1 - 1
3 24 y 14 1 - - 1 - 1 1
4 26 1 14 1 - 1 1 1 - -
5 18 s 13 - - 1 - 1 1 1
6 10 k 11 - - 1 1 1 - 1
7 29 4 11 1 - - 1 1 1 -
8 28 3 9 - - 1 - - - 1
Jumlah Jawab Benar 3 0 6 5 6 3 6

36 37 38 39 40
No Kode/Nama
No Subjek Skor 36 37 38 39 40
Urut Subjek
1 17 r 14 - 1 - 1 1
2 19 t 14 1 - - - -
3 24 y 14 - - 1 1 -
4 26 1 14 1 1 1 1 -
5 18 s 13 - - - - -
6 10 k 11 - - - - -
7 29 4 11 - - - - -
8 28 3 9 1 - - - -
Jumlah Jawab Benar 3 2 2 3 1
117

Lampiran 9 DAYA PEMBEDA

Jumlah Subyek = 30

Klp atas/bawah(n) = 8

Butir Soal = 40

No Butir No Butir Indeks DP


Kel. Atas Kel. Bawah Beda
Baru Asli (%)
1 1 4 6 -2 -25,00
2 2 8 2 6 75,00
3 3 4 3 1 12,00
4 4 6 3 1 37,50
5 5 4 1 3 37,50
6 6 1 2 -1 -12,50
7 7 6 2 4 50,00
8 8 4 3 1 12,50
9 9 8 2 6 75,00
10 10 4 1 3 37,50
11 11 4 1 3 37,50
12 12 4 1 3 37,50
13 13 4 1 3 37,50
14 14 4 2 2 25,00
15 15 5 0 5 62,50
16 16 8 2 6 75,00
17 17 2 3 -1 -12,50
18 18 7 2 5 62,50
19 19 5 0 5 62,50
20 20 7 2 5 62,50
21 21 5 0 5 62,50
22 22 3 4 -1 -12,50
23 23 3 1 2 25,00
24 24 7 4 3 37,50
25 25 4 3 1 12,50
118

26 26 8 1 7 87,50
27 27 0 3 -3 -37,50
28 28 4 5 -1 -12,50
29 29 6 3 3 37,50
30 30 6 0 6 75,00
31 31 6 6 0 0,00
32 32 6 5 1 12,50
33 33 8 6 2 25,00
34 34 6 3 3 37,50
35 35 5 6 -1 -12,50
36 36 4 3 1 12,50
37 37 4 2 2 25,00
38 38 5 2 3 37,50
39 39 5 3 2 25,00
40 40 4 1 3 37,50
119

Lampiran 10
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek = 30

Butir Soal = 40

Tingkat
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tafsiran
Kesukaran(%)
1 1 16 53,33 Mudah
2 2 20 66,67 Sedang
3 3 14 46,67 Sedang
4 4 14 46,67 Sedang
5 5 7 23,33 Sedang
6 6 6 20,00 Sukar
7 7 17 56,67 Sukar
8 8 16 53,33 Sedang
9 9 20 66,67 Sedang
10 10 7 23,33 Sukar
11 11 7 23,33 Sukar
12 12 7 23,33 Sukar
13 13 7 23,33 Sukar
14 14 12 40,00 Sedang
15 15 10 33,33 Sedang
16 16 20 66,67 Sedang
17 17 12 40,00 Sedang
18 18 18 60,00 Sedang
19 19 10 33,33 Sedang
20 20 18 60,00 Sedang
21 21 11 36,67 Sedang
22 22 14 46,67 Sedang
23 23 7 23,33 Sukar
24 24 15 50,00 Sedang
25 25 13 43,33 Sedang
26 26 16 53,33 Sedang
27 27 9 30,00 Sukar
28 28 15 50,00 Sedang
29 29 17 56,67 Sedang
30 30 10 33,33 Sedang
31 31 21 70,00 Sedang
32 32 19 63,33 Sedang
33 33 26 86,67 Sangat Mudah
34 34 18 60,00 Sedang
35 35 18 60,00 Sedang
36 36 13 43,33 Sedang
37 37 14 46,67 Sedang
38 38 10 33,33 Sedang
39 39 13 43,33 Sedang
40 40 7 23,33 Sukar
120

Lampiran 11

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


Jumlah Subyek = 30

Butir Soal = 40

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikasi


1 1 -0,054 -
2 2 0,515 Sangat Signifikan
3 3 -0,021 -
4 4 0,414 Sangat Signifikan
5 5 0,091 -
6 6 -0,336 -
7 7 0,415 Sangat Signifikan
8 8 0,186 -
9 9 -0,119 -
10 10 -0,021 -
11 11 0,125 -
12 12 0,057 -
13 13 0,263 -
14 14 0,085 -
15 15 0,468 Sangat Signifikan
16 16 0,039 -
17 17 0,028 -
18 18 0,166 -
19 19 0,395 Sangat Signifikan
20 20 0,015 -
21 21 0,431 Sangat Signifikan
22 22 0,035 -
23 23 0,121 -
24 24 0,350 Signifikan
25 25 0,195 -
26 26 0,438 Sangat Signifikan
27 27 0,001 -
28 28 0,085 -
29 29 0,244 -
30 30 0,408 Sangat Signifikan
31 31 0,378 Signifikan
32 32 0,197 -
33 33 0,180 -
34 34 0,278 -
35 35 0,201 -
36 36 0,157 -
37 37 0,225 -
38 38 0,368 Signifikan
39 39 0,424 Sangat Signifikan
40 40 -0,102 -
121

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
122

Lampiran 12

KUALITAS PENGECOH

Jumlah Subyek = 30

Butir Soal = 40

No Butir No Butir
a b c d *
Baru Asli
1--
1 1 7+ 16** 6+ 0

2 2 20** 0-- 3++ 7--- 0


3 3 14--- 2- 0-- 14** 0
4 4 14** 7+ 0-- 9- 0
5 5 13- 7** 1-- 9++ 0
6 6 10++ 6** 10++ 4- 0
7 7 0-- 13--- 17** 0-- 0
8 8 8- 1-- 5++ 16** 0
9 9 20** 0-- 3++ 7--- 0
10 10 8++ 7** 5+ 10+ 0
11 11 13- 7** 1-- 9++ 0
12 12 13- 7** 1-- 9++ 0
13 13 13- 7** 1-- 9++ 0
14 14 4+ 12** 5++ 9+ 0
15 15 2- 10** 8++ 10+ 0
16 16 20** 0-- 3++ 7--- 0
17 17 0-- 12** 10- 8+ 0
18 18 0-- 12--- 18** 0-- 0
19 19 10** 4+ 9+ 7++ 0
20 20 0-- 12--- 18** 0-- 0
21 21 11** 8+ 7++ 4+ 0
22 22 5++ 0-- 14** 11--- 0
23 23 1-- 15-- 7** 7++ 0
24 24 15** 1-- 1-- 13--- 0
25 25 13--- 1-- 3+ 13** 0
26 26 0-- 0-- 16** 14--- 0
27 27 13-- 7++ 1-- 9** 0
28 28 15** 5++ 3+ 7+ 0
29 29 8-- 3+ 2- 17** 0
30 30 6++ 10** 0-- 14--- 0
123

31 31 21** 9--- 0-- 0-- 0


32 32 1- 9--- 19** 1- 0
33 33 1+ 0-- 3--- 26** 0
34 34 10--- 2- 0-- 18** 0
35 35 2- 9--- 1-- 18** 0
36 36 5++ 5++ 7++ 13** 0
37 37 1-- 14** 10-- 5++ 0
38 38 10** 0-- 8++ 12-- 0
39 39 13** 5++ 6++ 6++ 0
40 40 13- 7** 1-- 9++ 0

Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
--- : Sangat Buruk
124

Lampiran 13

REKAP ANALISIS BUTIR

Rata-rata = 18,13
Simpang Baku = 5,10
Korelasi XY = 0,56
Reliabilitas Tes = 0,72
Butir Soal = 40
Jumlah Subyek = 30
Btr
Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
Baru
1 1 -25,00 Sedang -0,082 -
2 2 75,00 Sedang 0,681 Sangat Signifikan
3 3 12,50 Sedang 0,068 -
4 4 37,50 Sedang 0,308 Signifikan
5 5 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
6 6 -12,50 Sukar -0,146 -
7 7 50,00 Sedang 0,399 Sangat Signifikan
8 8 12,50 Sedang 0,131 -
9 9 75,00 Sedang 0,681 Sangat Signifikan
10 10 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
11 11 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
12 12 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
13 13 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
14 14 25,00 Sedang 0,182 -
15 15 62,50 Sedang 0,531 Sangat Signifikan
16 16 75,00 Sedang 0,681 Sangat Signifikan
17 17 -12,50 Sedang -0,157 -
18 18 62,50 Sedang 0,578 Sangat Signifikan
19 19 62,50 Sedang 0,460 Sangat Signifikan
20 20 62,50 Sedang 0,578 Sangat Signifikan
21 21 62,50 Sedang 0,476 Sangat Signifikan
22 22 -12,50 Sedang -0,105 -
23 23 25,00 Sukar 0,111 -
24 24 37,50 Sedang 0,266 -
25 25 12,50 Sedang 0,111 -
26 26 87,50 Sedang 0,571 Sangat Signifikan
27 27 -37,50 Sukar -0,380 -
28 28 -12,50 Sedang -0,146 -
29 29 37,50 Sedang 0,358 Signifikan
30 30 75,00 Sedang 0,559 Sangat Signifikan
31 31 0,00 Sedang 0,133 -
32 32 12,50 Sedang 0,186 -
33 33 25,00 Sangat Mudah 0,323 Signifikan
34 34 37,50 Sedang 0,293 -
35 35 -12,50 Sedang -0,033 -
125

36 36 12,50 Sedang 0,124 -


37 37 25,00 Sedang 0,175 -
38 38 37,50 Sedang 0,390 Signifikan
39 39 25,00 Sedang 0,339 Signifikan
40 40 37,50 Sukar 0,347 Signifikan
126

Lampiran 14

Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
No. Urut No. Urut
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 36 51 1 40 77
2 36 59 2 40 65
3 36 51 3 40 89
4 36 77 4 40 86
5 40 65 5 43 65
6 40 51 6 43 65
7 40 59 7 43 73
8 40 65 8 47 83
9 40 82 9 47 77
10 43 51 10 47 91
11 43 69 11 47 86
12 43 73 12 47 73
13 47 59 13 53 77
14 47 69 14 53 91
15 47 65 15 53 89
16 47 59 16 53 86
17 53 65 17 53 83
18 53 65 18 57 95
19 53 73 19 57 91
20 53 69 20 57 83
21 57 65 21 57 95
22 57 69 22 60 91
23 57 77 23 60 95
24 57 77 24 60 89
25 57 73 25 60 95
26 60 69 26 60 95
27 60 73 27 60 91
28 60 82 28 63 95
29 60 73 29 63 95
30 60 77 30 63 91
∑ 1458 2012 ∑ 1566 2557
Xi 49 67,07 Xi 52 85,23
Nilai tertinggi 60 82 Nilai tertinggi 63 95
Nilai terendah 36 51 Nilai terendah 40 65
SDt 8,7 9,01 SDt 7,9 9,57
Varians 75,49 81,17 Varians 61,89 91,6
127

Lampiran 15

Cara Menghitung Standar Deviasi (SD)

Data Pretest Kelas Eksperimen


No X1 f X12 F.X1 F.X12
1 40 4 1600 160 6400
2 43 3 1849 129 5547
3 47 5 2209 235 11045
4 53 5 2809 265 14045
5 57 4 3249 228 12996
6 60 6 3600 360 21600
7 63 3 3969 189 11907
Jumlah 363 30 19285 1566 83540

Data Pretest Kelas kotrol


No X2 f X22 F.X2 F.X22
1 36 4 1296 144 5184
2 40 5 1600 200 8000
3 43 3 1849 129 5547
4 47 4 2209 188 8836
5 53 4 2809 212 11236
6 57 5 3249 285 16245
7 60 5 3600 300 18000
Jumlah 336 30 16612 1458 73048

√ ( ) √ ( )

√ ( ) √ ( )

√ ( ) √ ( )





128

Data Posttest Kelas Eksperimen

No X1 f X12 F.X1 F.X12


1 65 3 4225 195 12675
2 73 2 5329 146 10658
3 77 3 5929 231 17787
4 83 3 6889 249 20667
5 86 3 7396 258 22188
6 89 3 7921 267 23763
7 91 6 8281 546 49686
8 95 7 9025 665 63175
Jumlah 659 30 54995 2557 220599

Data Posttest Kelas Kontrol

No X1 f X12 F.X1 F.X12


1 51 4 2601 204 10404
2 59 4 3481 236 13924
3 65 6 4225 390 25350
4 69 5 4761 345 23805
5 73 5 5329 365 26645
6 77 4 5929 308 23716
7 82 2 6724 164 13448
Jumlah 476 30 33050 2012 137292

√ ( )
√ ( )

√ ( )
√ ( )

√ ( )
√ ( )




8,90
9,37
129

Lampiran 16

Data Analisis N-Gain Kelas Eksperimen


Subjek Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 40 77 0,62 sedang
2 40 65 0,42 sedang
3 40 89 0,82 tinggi
4 40 86 0,77 tinggi
5 43 65 0,39 sedang
6 43 65 0,39 sedang
7 43 73 0,53 sedang
8 47 83 0,68 sedang
9 47 77 0,57 sedang
10 47 91 0,83 tinggi
11 47 86 0,74 tinggi
12 47 73 0,49 sedang
13 53 77 0,51 sedang
14 53 91 0,80 tinggi
15 53 89 0,77 tinggi
16 53 86 0,70 tinggi
17 53 83 0,64 sedang
18 57 95 0,88 tinggi
19 57 91 0,79 tinggi
20 57 83 0,60 sedang
21 57 95 0,88 tinggi
22 60 91 0,78 tinggi
23 60 95 0,88 tinggi
24 60 89 0,73 tinggi
25 60 95 0,88 tinggi
26 60 95 0,88 tinggi
27 60 91 0,78 tinggi
28 63 95 0,86 tinggi
29 63 95 0,86 tinggi
30 63 91 0,76 tinggi
∑ 1566 2557 21,23
Rata-rata N-gain 0,71
SD 0,16
Keterangan :
11 Siswa berkriteria sedang
19 Siswa berkriteria tinggi
130

Lampiran 17

Data Analisis N-Gain Kelas Kontrol


Subjek Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 36 51 0,23 rendah
2 36 59 0,36 sedang
3 36 51 0,23 rendah
4 36 77 0,64 sedang
5 40 65 0,42 sedang
6 40 51 0,19 rendah
7 40 59 0,32 sedang
8 40 65 0,42 sedang
9 40 82 0,70 sedang
10 43 51 0,14 rendah
11 43 69 0,46 sedang
12 43 73 0,53 sedang
13 47 59 0,26 rendah
14 47 69 0,42 sedang
15 47 65 0,33 sedang
16 47 59 0,23 rendah
17 53 65 0,26 rendah
18 53 65 0,26 rendah
19 53 73 0,47 sedang
20 53 69 0,34 sedang
21 57 65 0,19 rendah
22 57 69 0,28 rendah
23 57 77 0,47 sedang
24 57 77 0,47 sedang
25 57 73 0,37 sedang
26 60 69 0,23 rendah
27 60 73 0,33 sedang
28 60 82 0,55 sedang
29 60 73 0,33 sedang
30 60 77 0,43 sedang
∑ 1458 2012 10,86
Rata-rata N-gain 0,36
SD 0,14
Keterangan :
11 Siswa yang berkriteria rendah
19 Siswa yang berkriteria sedang
131

Lampiran 18

Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen


Χ- F
N0 Xi Fk Zi = (X-Xi) / SD Zt S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Χi (Zi)
1 40 -12 -1,52 0,4357 0,06 0,13 0,07
2 40 -12 -1,52 0,4357 0,06 0,13 0,07
4
3 40 -12 -1,52 0,4357 0,06 0,13 0,07
4 40 -12 -1,52 0,4357 0,06 0,16 0,10
5 43 -9 -1,14 0,3729 0,13 0,23 0,11
6 43 7 -9 -1,14 0,3729 0,13 0,23 0,11
7 43 -9 -1,14 0,3729 0,13 0,23 0,11
8 47 -5 -0,63 0,2357 0,26 0,4 0,14
9 47 -5 -0,63 0,2357 0,26 0,4 0,14
10 47 12 -5 -0,63 0,2357 0,26 0,4 0,14
11 47 -5 -0,63 0,2357 0,26 0,4 0,14
12 47 -5 -0,63 0,2357 0,26 0,4 0,14
13 53 1 0,13 0,0517 0,55 0,57 0,01
14 53 1 0,13 0,0517 0,55 0,57 0,01
15 53 17 1 0,13 0,0517 0,55 0,57 0,01
16 53 1 0,13 0,0517 0,55 0,57 0,01
17 53 1 0,13 0,0517 0,55 0,57 0,01
18 57 5 0,63 0,2357 0,74 0,70 0,04
19 57 5 0,63 0,2357 0,74 0,70 0,04
21
20 57 5 0,63 0,2357 0,74 0,70 0,04
21 57 5 0,63 0,2357 0,74 0,70 0,04
22 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
23 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
24 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
27
25 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
26 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
27 60 8 1,01 0,3438 0,84 0,90 0,06
28 63 11 1,39 0,4177 0,92 1,00 0,08
29 63 30 11 1,39 0,4177 0,92 1 0,08
30 63 11 1,39 0,4177 0,92 1 0,08
∑ 1566
Xi 52 Keterangan :Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima
SD 7,9 Kesimpulan : Populasi data berdistribusi normal
L hitung 0,14
L tabel 0,161
132

Lampiran 19

Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen


Χ-
Fk Zi = (X-Xi) / SD Zt F (Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
N0 X Χi
1 65 -20 -2,11 0,4826 0,02 0,10 0,08
2 65 3 -20 -2,11 0,4826 0,02 0,10 0,08
3 65 -20 -2,11 0,4826 0,02 0,10 0,08
4 73 -12 -1,28 0,3997 0,10 0,17 0,07
5
5 73 -12 -1,28 0,3997 0,10 0,17 0,07
6 77 -8 -0,86 0,3051 0,19 0,27 0,07
7 77 8 -8 -0,86 0,3051 0,19 0,27 0,07
8 77 -8 -0,86 0,3051 0,19 0,27 0,07
9 83 -2 -0,23 0,091 0,41 0,37 0,04
10 83 11 -2 -0,23 0,091 0,41 0,37 0,04
11 83 -2 -0,23 0,091 0,41 0,37 0,04
12 86 1 0,08 0,0319 0,53 0,47 0,07
13 86 14 1 0,08 0,0319 0,53 0,47 0,07
14 86 1 0,08 0,0319 0,53 0,47 0,07
15 89 4 0,39 0,1517 0,65 0,57 0,09
16 89 17 4 0,39 0,1517 0,65 0,57 0,09
17 89 4 0,39 0,1517 0,65 0,57 0,09
18 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
19 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
20 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
23
21 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
22 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
23 91 6 0,60 0,2257 0,73 0,77 0,04
24 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
25 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
26 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
27 95 30 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
28 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
29 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
30 95 10 1,02 0,3461 0,85 1,00 0,15
∑ 2557
Xi 85,23 Keterangan: Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima
SD 9,57 Kesimpulan : Populasi data berdistribusi normal
L hitung 0,15
L tabel 0,161
133
Lampiran 20

Perhitungan Uji Normalitas Prettest Kelas Kontrol


N0 Xi Fk Χ - Χi Zi = (X-Xi) / SD Zt F (Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 36 -13 -1,49 0,4319 0,07 0,13 0,07
2 36 -13 -1,49 0,4319 0,07 0,13 0,07
4
3 36 -13 -1,49 0,4319 0,07 0,13 0,07
4 36 -13 -1,49 0,4319 0,07 0,13 0,07
5 40 -9 -1,03 0,3485 0,15 0,30 0,15
6 40 -9 -1,03 0,3485 0,15 0,30 0,15
7 40 9 -9 -1,03 0,3485 0,15 0,30 0,15
8 40 -9 -1,03 0,3485 0,15 0,30 0,15
9 40 -9 -1,03 0,3485 0,15 0,30 0,15
10 43 -6 -0,69 0,2549 0,25 0,40 0,15
11 43 12 -6 -0,69 0,2549 0,25 0,40 0,15
12 43 -6 -0,69 0,2549 0,25 0,40 0,15
13 47 -2 -0,23 0,0910 0,41 0,53 0,12
14 47 -2 -0,23 0,0910 0,41 0,53 0,12
16
15 47 -2 -0,23 0,0910 0,41 0,53 0,12
16 47 -2 -0,23 0,0910 0,41 0,53 0,12
17 53 4 0,46 0,1772 0,68 0,67 -0,01
18 53 4 0,46 0,1772 0,68 0,67 -0,01
20
19 53 4 0,46 0,1772 0,68 0,67 -0,01
20 53 4 0,46 0,1772 0,68 0,67 -0,01
21 57 8 0,92 0,3212 0,82 0,83 0,01
22 57 8 0,92 0,3212 0,82 0,83 0,01
23 57 25 8 0,92 0,3212 0,82 0,83 0,01
24 57 8 0,92 0,3212 0,82 0,83 0,01
25 57 8 0,92 0,3212 0,82 0,83 0,01
26 60 11 1,26 0,3962 0,90 1,00 0,10
27 60 11 1,26 0,3962 0,90 1,00 0,10
28 60 30 11 1,26 0,3962 0,90 1,00 0,10
29 60 11 1,26 0,3962 0,90 1,00 0,10
30 60 11 1,26 0,3962 0,90 1,00 0,10
∑ 1458
Xi 49 Keterangan: Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima
SD 8,7 Kesimpulan : Populasi data berdistribusi normal
L hitung 0,15
L tabel 0,161
134
Lampiran 21

Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol


Χ- F
N0 X Fk Zi = (X-Xi) / SD Zt S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Χi (Zi)
1 51 -16 -1,78 0,4625 0,04 0,13 0,10
2 51 -16 -1,78 0,4625 0,04 0,13 0,10
4
3 51 -16 -1,78 0,4625 0,04 0,13 0,10
4 51 -16 -1,78 0,4625 0,04 0,13 0,10
5 59 -8 -0,90 0,3159 0,18 0,27 0,08
6 59 -8 -0,90 0,3159 0,18 0,27 0,08
8
7 59 -8 -0,90 0,3159 0,18 0,27 0,08
8 59 -8 -0,90 0,3159 0,18 0,27 0,08
9 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
10 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
11 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
14
12 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
13 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
14 65 -2 -0,23 0,091 0,41 0,47 0,06
15 69 2 0,21 0,0832 0,58 0,63 0,05
16 69 2 0,21 0,0832 0,58 0,63 0,05
17 69 19 2 0,21 0,0832 0,58 0,63 0,05
18 69 2 0,21 0,0832 0,58 0,63 0,05
19 69 2 0,21 0,0832 0,58 0,63 0,05
20 73 6 0,66 0,2454 0,75 0,80 0,05
21 73 6 0,66 0,2454 0,75 0,80 0,05
22 73 24 6 0,66 0,2454 0,75 0,80 0,05
23 73 6 0,66 0,2454 0,75 0,80 0,05
24 73 6 0,66 0,2454 0,75 0,80 0,05
25 77 10 1,10 0,3643 0,86 0,93 0,07
26 77 10 1,10 0,3643 0,86 0,93 0,07
28
27 77 10 1,10 0,3643 0,86 0,93 0,07
28 77 10 1,10 0,3643 0,86 0,93 0,07
29 82 15 1,66 0,4515 0,95 1,00 0,05
30
30 82 15 1,66 0,4515 0,95 1,00 0,05
∑ 2012
Xi 67,07 Keterangan : Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima
SD 9,01 Kesimpulan : Populasi data berdistribusi normal
L hitung 0,10
L tabel 0,161
135

Lampiran 22

Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen Kontrol
N 30 30
Xi 52 49
SDt 7,9 8,7
Varians 61,89 75,49

Fhitung =

= 1,22

Ftabel = F(0,5; dk =29,29) adalah 1,85. dk penyebut dan pembilang = N -


1 = 30 - 1 = 29 karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,22 < 1,85 maka Ho diterima
yang bearti bahwa kedua data tersebut memiliki variasi populasi yang
homogen.
136

Lampiran 23

Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen Kontrol
N 30 30
Xi 85,23 67,07

SDt 9,57 9,01


Varians 91,6 81,17

Fhitung =

= 1,13

Ftabel = F(0,5; dk =29,29) adalah 1,85. dk penyebut dan pembilang = N - 1 = 30


- 1 = 29 karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,13 < 1,85 maka Ho diterima yang bearti
bahwa kedua data tersebut memiliki variasi populasi yang homogen.
137

Lampiran 24

Perhitungan Uji-t Pretest Eksperimen dan Kontrol

Hipotesis yang diajukan :

Ho : µ1 = µ2

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest


kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.

H1 : µ1 ≠ µ2

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest


kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut :


Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
Jika thitung >ttabel maka Ho ditolak

Uji-t Pretest Kelas Eksperimen

No X1 f X12 f.X1 f.X12


1 40 4 1600 160 6400
2 43 3 1849 129 5547
3 47 5 2209 235 11045
4 53 5 2809 265 14045
5 57 4 3249 228 12996
6 60 6 3600 360 21600
7 63 3 3969 189 11907
Jumlah 363 30 19285 1566 83540

Uji-t Pretest Kelas Kontrol

No X1 f X12 f.X1 f.X12


1 36 4 1296 144 5184
2 40 5 1600 200 8000
3 43 3 1849 129 5547
4 47 4 2209 188 8836
5 53 4 2809 212 11236
6 57 5 3249 285 16245
7 60 5 3600 300 18000
Jumlah 336 30 16612 1458 73048
138

Langkah - Langkah:

1. Menghitung Mean (M)

2. Menghitung Standar Deviasi (SD)

√ √ ( )
( )

√ √ ( )
( )

√ √ –( )
–( )

√ √

√ √

3. Menghitung Standar Error mean (SEM)



4. Menghitung Standar Error dari perbedaan Mean (SEM12 + SEM22) antar


variabel

√( ) ( )


139

5. Menghitung “t” atau to, dengan rumus:

dk = (N1-1) + (N2-1) = (30-1) + (30-1) = 58 (konsultasi tabel nilai


“t”), diperoleh harga kritik “t” pada tabel atau ttabel pada 5% = 2,00.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat to < ttabel, yaitu 1,69 < 2,00.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima dan Ha ditolak pada 5%,
hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor
pretest kelompok kontrol.
140

Lampiran 25

Perhitungan Uji-t Posttest Eksperimen dan Kontrol

Hipotesis yang diajukan :

Ho : µ1 = µ2

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor


posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest
kelompok kontrol.

H1 : µ1 ≠ µ2

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest


kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok
kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut :


Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
Jika thitung >ttabel maka Ho ditolak

Uji-t Posttest Kelas Eksperimen

No X1 f X12 f.X1 f.X12


1 65 3 4225 195 12675
2 73 2 5329 146 10658
3 77 3 5929 231 17787
4 83 3 6889 249 20667
5 86 3 7396 258 22188
6 89 3 7921 267 23763
7 91 6 8281 546 49686
8 95 7 9025 665 63175
Jumlah 659 30 54995 2557 220599

Uji-t Posttest Kelas Kontrol

No X1 f X12 f.X1 f.X12


1 51 4 2601 204 10404
2 59 4 3481 236 13924
3 65 6 4225 390 25350
4 69 5 4761 345 23805
5 73 5 5329 365 26645
6 77 4 5929 308 23716
7 82 2 6724 164 13448
Jumlah 476 30 33050 2012 137292
141

Langkah-langkah:

1. Menghitung Mean (M)

2. Menghitung Standar Deviasi (SD)

√ √ ( )
( )

√ √ ( )
( )

√ √ –( )
–( )

√ √

√ √
9,37 8,90

3. Menghitung Standar Error mean (SEM)

√ √

√ √

1,74

4. Menghitung Standar Error dari perbedaan Mean (SEM12 + SEM22) antar


variabel

√( ) ( )


142


5. Menghitung “t” atau to, dengan rumus:

dk = (N1-1) + (N2-1) = (30-1) + (30-1) = 58 (konsultasi tabel nilai “t”),


diperoleh harga kritik “t” pada tabel atau ttabel pada 5% = 2,00.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat thitung > ttabel, yaitu 7,75 > 2,00.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima pada 5%, hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.
143
Lampiran 26

Dokumentasi Proses Penelitian di SMAN 5 Tangerang Selatan

Proses penelitian kelas eksperimen


144

Dokumentasi Proses Penelitian di SMAN 5 Tangerang Selatan

Proses penelitian kelas kontrol


145

Lampiran 27

LATIHAN SOAL PERTEMUAN I


Isilah Titik Titik di Bawah Ini!

1. Apa yang dimaksud dengan gizi?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................

2. Apa yang kamu ketahui tentang karbohidrat dan bagaimana


fungsinya bagi tubuh?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................

3. Apa peran dari protein bagi tubuh kita?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................

4. Bagaimana peran mineral dalam tubuh kita?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................

5. Sebutkanlah akibat-akibat apabila kita kurang mengkonsumsi


vitamin?

........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
146

JAWABAN LKS PERTEMUAN I

1. Gizi adalah zat yang menghasilkan energi, membentuk tubuh dan sebagai
bahan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.
2. Karbohidrat adalah gizi yang membentuk energi untuk menghasilkan
tenaga. Fungsinya sebagai sumber energi manusia
3. Protein membentuk tubuh kita, membentuk imunitas, membuat enzim yang
membantu pencernaan
4. Mineral berperan penting dalam pembentukkan tulang, pengendalian
tekanna darah, pembentukkan darah sebagai pengendali sel tubuh agar
bekerja dengan baik.
5. Kekurangan vitamin A = Rabun senja, kekurangan vitamin B = Beri-beri,
kekurangan vitamin B1= Anemia, kekurangan vitamin C= Sariawan,
kekurangan vitamin D = Rakhitis, kekurangan vitamin K = Darah sukar
membeku
147

LATIHAN SOAL PERTEMUAN II


Isilah Titik Titik di Bawah Ini!

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan makanan?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
...................................................................................................
2. Sebutkanlah organ-organ pencernaan makanan ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................
3. Apa yang kamu ketahui tentang gerakan peristaltik?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................
4. Jelaskanlah fungsi dari hati?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
5. Apakah usus buntu itu?

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................
148

JAWABAN LKS PERTEMUAN II

1. Sistem pencernaan makanan adalah proses penghancuran makanan dari


molekul kompleks ke molekul yang sederhana.
2. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar.
3. Gerak peristaltik adalah gerak yang bekerja meremas, mendorong secara
bergantian untuk menghaluskan makanan yang belum sempurna dan
merupakan gerak yang bersifat tidak disadari.
4. Hati befungsi menyimpan nutrisi yang disalurkan dari usus halus dan
menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh kita, menghasilkan cairan
empedu untuk membantu mencerna lemak dan menghilangkan racun yang
ada dalam makanan, membentuk protombin dan heparin yang berguna
untuk mencegah penggumpalan darah, menghancurkan sel darah merah
yang mati, dan menghasilkan bahan utama air seni (urine).
5. Di ujung usus ada sebuah kantong yang panjangnyasekitar 8 cm. Bila kita
banyak mengkonsumsi alkohol dan banyak amkan sekaligus, dan pada saat
yang sama terserang flu dan tetap bekerja terlalu keras maka kekuatan fisik
kita akan menurun. Maka jika bakteri yang berada di usus buntu
berkembang biak, usus buntu akan membengkak dan perut akan terasa
sakit. Itulah yang menyebabkan penyakit usus buntu.
149

LATIHAN SOAL PERTEMUAN III


Isilah Titik Titik di Bawah Ini!

1. Sebutkanlah saluran pencernaan pada hewan ruminansia?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
2. Jelaskanlah perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia dengan pencernaan makanan pada manusia?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
3. Jelaskanlah proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................
4. Apa yang kalian ketahui tentang diare?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam penyebab keracunan
makanan?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................
150

JAWABAN LKS PERTEMUAN KE III

1. Cavum oral-eshopagus-rumen-retikulum-esophagus-cavum oral- omasum-


abomasum-intestinum-colon-rectum
2. Perbedaannya adalah pada gigi dan lambung. Pada gigi manusia terdapat 4
macam gigi yaitu seri, taring, geraham depan dan geraham belakang,
sedangkan pada hewan ruminansia adalah gigi seri dan geraham saja.
Proses pengunyahan pada manusia terjadi 1 kali sedangkan pada
ruminansia sebanyak 2 kali. Lambung pada manusia hanya 1 bagian
sedangkan lambung pada hewan ruminansia terbagi menjadi 4 bagian
yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum.
3. Pertama-tama makanan dari kerongkongan akan masuk kedalam rumen
yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di
dalam rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu. Dari rumen makanan akan diteruskan ke retikulum dan
di dalam tempat ini makanan akan di bentuk menjadi gumpalan-gumpalan
yang masih kasar disebut dengan bolus. Bolus akan dimuntahkan kembali
ke mulut untuk dikunyah kedua kalinya. Dari mulut makanan akan ditelan
kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar ang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus
akan diteruskan ke abomasum yaitu perut sebenarnya dan di tempat ini
masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Lalu
sari-sari makanan di serap oleh usus halus. Kemudian sisa pencernaan
tersebut masuk kedalam usus besar dan mengalami pembususkan sehingga
menjadi feses yang akan di buang melalui rektum.
4. Diare adalah penyakit pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses
penyerapan air di usus besar tergangg, akibatnya feses menjadi encer.
151

5. Keracunan makanan terjadi akibat bakteri penyebab penyakit, bahan


kimia, racun yang berasal dari alam, dan lainnya yang masuk ke dalam
tubuh.
263
Lampiran 28
264
Lampiran 29
265
Lampiran 30
266
Lampiran 31
267
268
269
26:
271
272
273
274
275
276
277
278
279
27:
281
282
283
284
285
286
287
288
289
28:
291
292
293
294
295
296
297
298
299
29:
2:1
2:2
2:3
2:4
2:5
2:6
2:7
2:8
2:9
2::

SURAT
PENELITIAN
311
312
313
314
315
316
317
318
319

Anda mungkin juga menyukai