Anda di halaman 1dari 215

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERSUASI

BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL

Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
Nama : Aulia Indah Rahma Fillah
Nim : 2014840004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Skripsi, Agustus 2018


Aulia Indah Rahma Fillah (2014840004)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERSUASI BERBANTUAN MEDIA
AUDIOVISUAL

xix + 84 halaman, 1 gambar, 1 bagan, 16 tabel, 17 lampiran

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis persuasi
siswa di SMP PGRI 2 Ciputat. Permasalahan tersebut penulis termotivasi
untuk meneliti apa yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan menulis
persuasi siswa. Untuk itu, peneliti menerapkan media audiovisual (video
mengenai “Dampak Penyalahgunaan Narkoba”). Adapun tujuan yang ingin
dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran berbasis
masalah terhadap kemampuan menulis persuasi berbantuan media
audiovisual. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat dengan
populasi kelas VIII sebanyak 220 siswa, dengan sampel 85. Pada kelas
kontrol sebanyak 41 siswa sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 44
siswa. Dengan hipotesis penggunaan media audiovisual dengan
pembelajaran berbasis masalah terhadap menulis persuasi berpengaruh
lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan media audiovisual.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes uraian yang sebelumnya
divalidasi oleh ahli, serta data berdistribusi normal, dan homogen. Hasil
hipotesis menunjukan thitung= 4.717 dan ttabel= 1.6669, maka (thitung > ttabel)
sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat
pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah berbantuan
media audiovisual terhadap menulis teks persuasi.

Kata kunci: kemampuan menulis, teks persuasi, metode pembelajaran


berbasis masalah berbantuan media audiovisual

Daftar Pustaka : 30 (2006-2018)

i
MUHAMMADYAH UNIVERSITY OF JAKARTA
FACULTY OF EDUCATIONAL SCIENCES
INDONESIAN LANGUAGE AND LITERATURE EDUCATION STUDY
PROGRAM

Thesis, August 2018


Aulia Indah Rahma Fillah (2014840004)

THE INFLUENCE OF PROBLEM-BASED LEARNING METHOD ON


STUDENTS’ PERSUASIVE WRITING SKILL THROUGH AUDIO-VISUAL
MEDIA

xviii + 84 pages, 1 pictures, 1 chart, 16 tables, 17 attachments

ABSTRACT
This study is motivated by the low ability of student’s writing on persuasion in
SMP PGRI 2 Ciputat. The problem that the author moves to examine what
causes the low ability of student’s persuasion writing. To that end, applies the
outhor audiovisual media (video on "Impact of Drug Abuse"). The goal to be
achieved is to determine the influence of problem-based learning method on
students’ persuasive writing skill through audio-visual media. This research
was conducted in SMP PGRI 2 Ciputat with population VIII class in 220
students, with sample 85. In control class counted 41 students while in
experiment class as many as 44 students. The hypothesis was the use of
audiovisual media with Problem Based Learning on writing persuasion has a
better effect than not using audiovisual media. The instrument used is a test
instrument previously described by experts, and the data is normally
distributed, and homogeneous. The result of hypothesis shows tcount = 4.717
and ttable = 1.6669, then (tcount> ttable) so that, it can be concluded Ha accepted
and Ho rejected, it menus that there is the influence of problem-based
learning method on students’ persuasive writing skill through audio-visual
media

Keywords: writing skill, persuasion text, Audiovisual Media with Problem


Based Learning

References : 30 (2006-2018)

ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Ibu, Ayah, adik-adikku, serta orang


terdekat yang aku cintai. Tak lupa teman-teman seperjuangan yang
membantu penyelesaian skripsi ini.

Motto

MAN JADDA WA JADDA


(Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti ada jalan/terwujud)

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, serta kepada umatnya yang selalu melaksanakan ajarannya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Skripsi yang diajukan berjudul Pengaruh Metode

Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Persuasi

Berbantuan Media Audiovisual.

Pada penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, untuk itu penulis menyampaikan mohon maaf apabila banyak

kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti

meminta kritik dan saran dalam rangka menyempurnakan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa

bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama pada:

ix
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti studi di fakultas ini.

2. Ibu Khaerunnisa, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta, yang telah membimbing dalam menyusun

skripsi ini.

3. Ibu Ratna Dewi Kartikasari, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah

mengarahkan dan meluruskan pemikiran peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

4. Ibu Khaerunnisa, M.Pd. sebagai dosen penguji satu, yang telah

membimbing dalam memperbaiki skripsi ini.

5. Ibu Aida Sumardi, M.Pd. sebagai dosen penguji dua, yang telah

membimbing dalam memperbaiki skripsi ini.

6. Ibu Ika Hartika, S.Pd., Kepala Sekolah SMP PGRI 2 Ciputat beserta

dewan guru. Khususnya kepada Bapak Junaedi Abdullah, S.Pd. yang

telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di kelasnya.

7. Orang tua, adik, teman terdekat serta teman-teman seperjuangan

yang telah banyak memberikan semangat dalam melanjutkan studi di

universitas ini.

x
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis

dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis berdoa

semoga segala amal kebaikan yang telah mereka berikan mendapat pahala

yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Jakarta, 29 Agustus 2018

Penulis

xi
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. v
PAKTA INTEGRITAS ......................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ...................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN ............................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori .............................................................................. 10

xii
1. Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah ........................... 10
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah ...................... 10
b. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah ....................... 12
c. Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah .............. 15
2. Hakikat Menulis .................................................................. 17
a. Definisi Menulis ............................................................. 17
b. Strategi Keterampilan Menulis ........................................ 19
3. Hakikat Teks Persuasi ........................................................ 21
a. Definisi Teks Persuasi ................................................... 21
b. Ciri-ciri dan Syarat Menulis Persuasi ............................. 24
c. Struktur Teks Persuasi .................................................. 25
d. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi ............................... 27
4. Hakikat Media Pembelajaran .............................................. 31
a. Definisi Media Pembelajaran .......................................... 31
b. Definisi Audiovisual ....................................................... 33
B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 38
C. Hipotesis Penelitian .................................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 42
B. Metode Penelitian .................................................................... 43
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel .............................. 44
D. Populasi dan Sampel ............................................................... 46
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ............................................. 49
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ........................................................................... 59

xiii
1. Profil SMP PGRI 2 Ciputat ................................................... 59
a. Sejarah Berdirinya SMP PGRI 2 Ciputat ........................ 59
b. Identitas Sekolah ............................................................ 61
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................ 62
B. Hasil Analisis Data .................................................................... 73
1. Uji Validitas .......................................................................... 73
2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 74
a Uji Normalitas Data ........................................................... 74
b Uji Homogenitas Data ....................................................... 76
c Uji Hipotesis Data.............................................................. 77
C. Intepretasi Hasil Penelitian ....................................................... 78

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 82
B. Saran ........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 85

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................ 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Menulis Persuasi ............................... 49

Tabel 3.3 Rubik Penilaian Tugas Menulis ....................................... 51

Tabel 3.4 Rubik Penilaian Pengetahuan Tugas Menulis ................. 52

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018 ............ 62

Tabel 4.2 Data Hasil Menulis Persuasi Kelas Kontrol ..................... 64

Tabel 4.3 Data Hasil Menulis Persuasi Kelas Eksperimen ............. 66

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen .... 68

Tabel 4.5 Kelas Interval Eksperimen ............................................... 69

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Kontrol ........... 70

Tabel 4.7 Kelas Interval Kontrol ...................................................... 71

Tabel 4.8 Nilai Post-test Kontrol dan Eksperimen ........................... 72

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kelas Eksperimen .................................... 74

Tabel 4.10 Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................... 75

Tabel 4.11 Uji Homogenitas .............................................................. 76

Tabel 4.12 Uji Hipotesis .................................................................... 77

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Post-test Only Control Design 44

xvi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................. 40

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Lampiran 2 Silabus SMP Kelas VIII

Lampiran 3 Lembar Validasi Instrumen Menulis Persuasi

Lampiran 4 Instrumen Teks Persuasi

Lampiran 5 Surat Pengantar Validasi

Lampiran 6 Hasil Nilai Menulis Teks Persuasi “Anti Narkoba”

Kelas Eksperimen

Lampiran 7 Hasil Nilai Menulis Teks Persuasi Kelas Kontrol

Lampiran 8 Perhitungan Statistik Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Melaksanakan penelitian

Lampiran 12 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 Kartu Menonton Sidang Skripsi

Lampiran 14 Uji Referensi

Lampiran 15 Foto Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 16 Tabel Hasil Penilaian

Lampiran 17 Riwayat Hidup Penulis

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk

mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan media bahasa, baik

bahasa lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa memiliki empat

komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Keempat komponen ini sangat erat dan saling berkaitan.

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis

melibatkan beberapa unsur, yaitu: menulis sebagai penyampaian pesan,

isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf

menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga

orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya

komunikasi antar penulis dan membaca dengan baik.

Kegiatan menulis juga memiliki landasan hukum atau seruan

mengenai menulis dalam Q.S. Al-Ara’f ayat 154 yang berbunyi

1
‫س َختِهَا ُهدًى َو َرحْ َمةٌ ِللَّ ِذينَ ُه ْم‬
ْ ُ‫َب أ َ َخذَ ْاْل َ ْل َوا َح ۖ َوفِي ن‬
ُ ‫سى ا ْلغَض‬ َ ‫َولَ َّما‬
َ ‫سكَتَ ع َْن ُمو‬

َ‫ِل َربِ ِه ْم يَ ْر َهبُون‬

Artinya: Dan sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya

(kembali) lauh-aluh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya

terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut

kepada Tuhannya.

Pada QS Al-A’raf ayat 154 di atas, Allah SWT telah berfirman

kepada umatnya untuk menulis, baik menulis sesuatu yang telah

diketahui ataupun yang belum diketahuinya, karena dengan menulis

kita dapat menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki untuk

disampaikan kepada pembaca. Kegiatan menulis juga dapat

membantu penulis untuk mengingat hasil ide atau gagasan yang

dimiliki dengan membaca kembali hasil tulisannya. Menulis juga dapat

dikatakan sebagai ladang pahala, karena ide atau gagasan yang kita

tulis dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Untuk itu pembelajaran menulis tidaklah mudah dikarenakan

harus sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh PUEBI

(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), dalam pembelajaran

bahasa Indonesia salah satu cara melatih siswa menulis adalah

dengan cara menulis teks seperti menulis teks persuasi. Teks persuasi

merupakan teks yang berisi imbauan kepada pembaca dan

mempengaruhi pembaca agar mengikuti imbauan dari isi teks penulis.

Teks persuasi menggunakan fakta atau pernyataaan yang memiliki

2
hubungan sebab akibat. Teks persuasi ini dapat dikatakan jenis teks

yang membujuk.

Dalam mendukung menulis persuasi, diperlukan adanya media

yang digunakan seperti media audiovisual. Media audiovisual

merupakan media atau alat yang digunakan untuk menunjang

pembelajaran yang memiliki unsur suara dan gambar. Media ini sangat

cocok untuk pembelajaran teks persuasi dikarenakan siswa akan

mudah memahami permasalahan yang akan dibuat untuk menjadi teks

persuasi. Media ini juga akan lebih bagus jika diimbangi dengan

pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu

pembelajaran yang berkaitan dengan pemacahan suatu masalah.

Pembelajaran berbasis masalah berkaitan erat dengan fenomena atau

permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat, yang

menjadikannya sebuah objek dalam pembelajaran. Penerapan

pembelajaran ini adalah mengaitkan pembelajaran dengan permasalah

yang ada dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran Ini dilakukan

dengan memberikan materi mengenai teks persuasi, dan mengangkat

permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat untuk dijadikan

objek dalam pemecahan suatu masalah. Siswa diminta untuk

beragumentasi secara lisan mengenai penyalagunaan narkoba,

dimulai dari penyebab penyalahgunaan narkoba, dampak

penyalagunaan narkoba, dan cara mengatasinya.

3
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada

pembelajaran mengenai menulis persuasi, yaitu Pembelajaran

mengenai teks persuasi ada pada kelas VIII semester genap yaitu

dalam KD 4.14 : menyajikan teks persuasi (saran, ajakan, arahan, dan

pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur,

kebahasaan, dan aspek lisan.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran kelas

VIII SMP PGRI 2 Ciputat. Jika dilihat dari hasil tes dalam bidang

pengetahuan siswa mahir dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan, sedangkan ketika siswa diminta untuk menulis teks persuasi

mereka kurang mahir dalam mengembangkan permasalahannya baik

dilihat dari segi struktur maupun dari segi kebahasaan teks persuasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kurang terampil dalam

menyusun struktur maupun penggunaan unsur kebahasaan dalam

menulis persuasi. Hal ini dikarenakan siswa hanya diminta untuk

menulis persuasi sesuai dengan imajinasi maupun apa yang mereka

lihat secara sekilas dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran yang

digunakan masih menggunakan pembelajaran berbasis ceramah.

Dengan demikian, penulis akan menerapkan pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah berbantuan

media audiovisual dengan penggunaan video penyalahgunaan

narkoba, agar siswa dapat lebih mudah menangkap materi yang

disampaikan dan mahir dalam menulis persuasi baik dari segi struktur

4
maupun unsur kebahasaan menulis persuasi. Ketika siswa sudah

mahir dalam menulis teks persuasi, diharapkan pula siswa tidak hanya

mahir dalam menulis akan tetapi siswa dapat mengimplementasikan

hasil tulisannya dalam lingkungan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka

penulis tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan tersebut

dengan judul penelitian Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis

Masalah terhadap Kemampuan Menulis Persuasi Berbantuan Media

Audiovisual.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan di atas, identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran siswa dalam menulis teks persuasi.

2. Metode pembelajaran berbasis masalah.

3. Pengaruh media audiovisual dalam menulis teks persuasi siswa.

4. Kurangnya siswa dalam kemampuan menulis teks persuasi.

5. Proses pembelajaran yang masih konvensional.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

batasan masalah penelitian ini adalah Pengaruh Metode Pembelajaran

5
Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Persuasi Berbantuan

Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII Semester Genap.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan media audiovisual terhadap kemampuan

menulis teks persuasi pada siswa kelas VIII?

2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah

dengan berbantuan media audiovisual dalam menulis teks persuasi

siswa?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah

dengan berbantuan audiovisual terhadap kemampuan menulis teks

persuasi siswa.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui peran media audiovisual dalam

mendukung pembelajaran menulis teks persuasi siswa.

6
b. Untuk mengetahui peran metode pembelajaran berbasis

masalah yang digunakan dalam menulis teks persuasi siswa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagi berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam

meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

menulis teks persuasi.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut.

a) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis teks persuasi.

b) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi guru

dalam pembelajaran menulis teks persuasi.

c) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau referensi

sebagai bahan penunjang pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya materi menulis teks persuasi.

d) Bagi Peneliti Selanjutnya

7
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau pedoman bagi

peneliti selanjutnya.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan digunakan untuk mempermudah dalam
memahami skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi adalah
sebagai berikut.
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
judul skripsi, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini diuraikan tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, variabel dan definisi operasional variabel, populasi dan
sampel, pengukuran dan pengamatan variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta teknik analisis
data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini diuraikan tentang deskripsi data, hasil analisis data,
dan interpretasi hasil penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran

yang digunakan atau diterapkan dalam kurikulum 2013, yang

diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. PBM

ini diterapkan agar dapat mengkolaborasikan materi dengan

permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi lingkungan masyarakat.

Pada awalnya PBL (Problem Based Learning) atau

Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan dalam dunia

pendidikan kedokteran. Akan tetapi, saat ini PBL telah dipakai

secara luas pada semua jenjang pendidikan. PBL adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan

suatu masalah, tetapi untuk menyesuaikan masalah itu peserta

didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat

menyelesaikannya (Hamruni dalam Suyadi, 2013: 129).

Menurut Tan dalam Rusman (2016: 229) Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam

pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa

9
betul-betul diotimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau

tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan,

mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan

berpikirnya secara berkesinambungan.

Menurut Barrows & Tamblyn (Ju dan Ikseon Choi, 2018:

1) “Problem-based learning (PBL) is a method of learning

in which the learners first encounter a problem and then

continue with the student-centered inquiry process of

understanding and solving the problem”.

Menurut ahli di atas dapat diartikan bahwa PBM adalah

metode pembelajaran di mana peserta didik terlebih dahulu

menghadapi masalah dan melanjutkan dengan proses

penyelidikan yang berpusat pada siswa dan memecahkan

masalah.

Menurut Dewey dalam Al-Tabany (2014: 64) belajar

berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan

respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa

berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem syaraf otak

berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga

masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta

dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang

10
diperoleh di lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan

materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan

pedoman dan tujuan belajarnya.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa PBM merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu

masalah, dengan adanya stimulus dan respons antara belajar

dan lingkungan sehingga siswa dapat memperdayakan,

mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan

berpikirnya secara berkesinambungan.

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat

diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM

sebagai berikut.

1. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya

dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang

harus dilakukan siswa. SPBM tidak mengharapkan siswa

hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian menghafal

materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif

berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan

akhirnya menyimpulkan.

11
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci

dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka

tidak mungkin ada proses pembelajaran.

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan

menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir dedukti

dan induktif (Sanjaya, 2006: 214).

Menurut Wina Sanjaya dalam Al-Tabany (2014: 65)

menyatakan, “Pembelajaran berbasis masalah (problem-based

learning) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian

masalah yag dihadapi secara alamiah”.

Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga ciri utama

pendekatan berbasis masalah. Pertama, merupakan aktivitas

pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah

kegiatan yang harus dilakukan siswa. kedua, aktivitas

pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,

pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berpikir secara ilmiah.

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

mempunyai tiga ciri utama, Sanjaya (Suyadi, 2013: 131), yang

12
sekaligus membedakannya dengan strategi pembelajaran yang

lain. Ketiga ciri tersebut adalah sebagai berikut.

1) Strategi PMB merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran.

Artinya PMB terdiri atas sejumlah rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan peserta didik. Peserta didik tidak hanya

mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi

pelajaran yang diberikan, tetapi juga memikir,

mengkomunikasi, mencari, dan mengolah data, serta

menyimpulkannya.

2) Aktivitas pembelajaran diorientasikan pada penyelesaian

masalah. PMB menepatkan masalah sebagai kata kunci dari

proses pembelajaran. Artinya, tanpa adanya masalah maka

tidak mungkin adanya proses pembelajaran berbasis

masalah.

3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

metode ilmiah yakni proses berpikir deduktif dan induktif.

Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris.

Sistematis dalam pengertian berpikir ilmiah dilakukan melalui

tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris dalam

pengertian proses penyelesaian masalah didasarkan pada

data dan fakta yang dapat diukur (Sanjaya dalam Suyadi,

2013:131).

13
Beberapa kriteria pemilihan bahan PBM dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1) Bahan pembelajaran harus mengandung isu-isu yang

mengandung konflik (conflict issues) yang bisa bersumber

dari berita, rekaman, video, dan lainnya.

2) Bahan pembelajaran yang bersifat familiar dengan peserta

didik, sehingga setiap peserta didik dapat mengikutinya

dengan baik.

3) Bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang

banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya (Suyadi,

2013: 133).

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri dan kriteria pembelajaran berbasis

masalah yaitu, berisi mengenai pemecahan suatu masalah,

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses

pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada

proses pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dengan

menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

c. Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Menyatakan bahwa banyak ahli yang menjelaskan

bentuk penerapan PBM. Jhon Dewey seorang ahli pendidikan

kebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah PBM yang

14
kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem

solving), yaitu sebagai berikut.

1) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan

masalah yang akan dipecahkan.

2) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau

masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3) Menentukan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan

berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

4) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan

mengambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah.

5) Pengajuan hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau

merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan

penolakan hipotesis yang diajukan.

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu

langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat

dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan

rumusan kesimpulan (Sanjaya, 2006: 217).

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas dapat

disimpulkan bahwa PBM adalah pembelajaran yang mengaitkan

antara pengetahuan atau kemampuan siswa dalam berpikir

dengan proses pemecahan masalah yang ada dalam

15
lingkungan masyarakat. Salah satu ciri-ciri dalam PBM yaitu

PMB menepatkan masalah sebagai kata kunci dari proses

pembelajaran. Artinya, tanpa adanya masalah maka tidak

mungkin adanya proses pembelajaran berbasis masalah.

PBM juga memiliki kriteria yang harus diperhatikan

diantaranya, bahan pembelajaran harus mengandung isu-isu,

bahan harus familiar bagi siswa sehingga siswa tidak sulit dalam

mengkaji suatu permasalahan, dan bahan pembelajaran harus

bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Ketika pembelajaran

PBM diterapkan tentu tahap-tahap yang menjadi langkah

pembelajaran harus juga dipenuhi, yaitu merumuskan masalah

yang ingin dibahas, mengumpulkan data untuk meyakinkan

argument yang telah dibuat, dan merekomendasikan

pemecahan masalah.

2. Hakikat Menulis

a. Definisi Menulis

Menulis merupakan sebuah proses kreatif

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan,

misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari

proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau

tulisan. Kedua istilah itu mengacu pada hasil yang sama

meskipun ada pendapat yang menyatakan kedua istilah tersebut

16
memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering

melekat pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara

istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang

berjenis non ilmiah. Menulis juga dapat dikatakan sebagai

kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk

disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat

memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar

penulis dan pembaca dengan baik (Dalman, 2016: 3-4).

Menurut Olshtain dalam Sayed, (2010: 54), " With the

astonishing advances in communications, brought

about mainly by computer and internet, good writing

skills have become more and more, essential for

communication in both academic and real life”.

Dari ahli di atas dapat diartikan bahwa melalui menulis,

seseorang dapat berkomunikasi berbagai pesan ke pembaca

atau pembaca dekat atau jauh, diketahui, atau tidak dikenal.

Menurut Suparno dan Yunus dalam Dalman (2016: 4), menulis

merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Tarigan (2008: 22) mengemukakan bahwa menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang

dihasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

17
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis

tersebut dan dapat memahami bahasa serta grafis itu.

Suryani, dkk. (2014: 2) menyatakan menulis

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses

belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.

Tujuan yang di-harapkan dalam pembelajaran menulis adalah

mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan

secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Dengan

keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat

mengembangkan kreativitas dan dapat menggu-nakan bahasa

untuk menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat

disimpulkan bahwa menulis adalah proses penyampaian pikiran

atau informasi serta perasaan dalam bentuk lambang/tanda

yang bermakna.

b. Strategi Keterampilan Menulis

Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 248)

menyatakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk

manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang

paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah

kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.

Dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa yang lain,

18
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur

asli bahasa yang bersangkutan sekalipun.

Seperti kemampuan berbicara, kemampuan menulis

mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan

produktif. Kedua keterampilan bahasa ini merupakan usaha

untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri

seorang pemakai bahasa melalui bahasa.

Dalam teks kemampuan menulis, agar peserta didik

memperhatikan keterampilannya, maka perlu disiapkan tes yang

baik. Masalah yang terjadi dalam penilaian pun harus

diperhitungkan dengan baik untuk memperendah kadar

subjektivitas pada saat penilaian.

Nurgiyantoro dalam Iskandarwassid dan Sunendar

(2011: 250) berpendapat bahwa penilaian yang dilakukan

terhadap karangan siswa biasanya bersifat holistis, impreasif,

dan selintas, maksudnya adalah penilaian yang bersifat

menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca

karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika

dilakukan oleh beberapa orang ahli yang berpengalaman, masih

dapat dipertanggungjawabkan. Namun, keahlian itu belum tentu

dimiliki oleh para pengajar di sekolah. Berkaitan dengan

penilaian karangan, ada beberapa kriterianya:

1. kualitas dan ruang lingkup isi;

19
2. organisasi dan penyajian isi;

3. komposisi

4. kohesi dan kerehensi

5. gaya dan bentuk bahasa;

6. mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca;

7. keterampilan tulisan dan kebersihan; dan

8. respons afektif pengajar terhadap karya tulis.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu dari empat

keterampilan berbahasa yang harus dimiliki, dengan

menggunakan media huruf sebagai media untuk menguangkan

ide maupun gagasan yang dimiliki. Menulis juga harus

memperhatikan kaidan kebahasaan yang telah ditetapkan,

sehingga hasil tulisan dapat dipahami atau dimengerti oleh

pembaca.

3. Hakikat Teks Persuasi

a. Definisi Teks Persuasi

Secara etimologi istilah persuasi berasal dari bahasa

Inggris “persuasion” diturunkan dari kata to persaude yang

artinya membujuk atau meyakinkan. Dengan demikian karangan

persuasi adalah jenis karangan yang mengandung ajakan atau

20
himbauan agar pembaca menerima dan mengikuti pendapat/

kemauan penulis (Rumelan, 2014: 60).

Jenis karangan yang tak kalah menariknya dengan ke

empat jenis karangan lainnya (deskripsi, narasi, eksposisi, dan

argumentasi) adalah karangan persuasi. Karangan persuasi

merupakan salah satu jenis karangan yang berisi ajakan atau

paparan data yang bersifat meyakinkan sekaligus memengaruhi

atau membujuk pembaca untuk mengikuti keinginan penulis.

Menurut Keraf dalam Dalman (2016: 145) persuasi adalah suatu

seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar

melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara (bentuk

lisan, misalnya pidato) atau oleh penulis (bentuk tulisan,

cetakan, elektronik) pada saat ini atau yang akan datang.

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan

membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal

yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, atau

pendirian umum, suatu pendapat/gagasan atau perasaan

seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang relevan

dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga

kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan. Di samping

itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula diperhatikan

penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau

perasaan pembaca (Finoza, 2010: 253).

21
Menurut Rahayu (2009: 171) persuasi adalah suatu

seni verbal yang bertujuan meyakinkan seseorang agar

melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Persuasi

menggunakan pendekatan motif, yaitu berusaha

membangkitkan emosi pembaca, dalam propaganda lebih

banyak menguras emosi, misalnya rasa kebencian jika

menyangkut ideologi atau rasa herois untuk

melawan/menyokong suatu kelompok.

Atmazaki dalam Zamzuardi, dkk. (2013: 1)

mengemukakan bahwa persuasi sama dengan bujukan, ajakan,

atau rayuan. Seseorang yang ingin agar idenya diikuti orang lain

maka akan berusaha mempersuasi orang itu dengan kata-kata

dan kalimat yang meyakinkan. Jika kalimat-kalimat itu disusun

menjadi sebuah teks/paragraf, paragraf tersebut disebut dengan

paragraf persuasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa

karangan persuasi merupakan salah satu jenis karangan yang

bertujuan meyakinkan ataupun membujuk pembaca agar

melakukan sesuatu yang dikehendaki baik secara lisan maupun

tulisan dengan menggunakan pendekatan motif.

22
b. Ciri-ciri dan Syarat Menulis Teks Persuasi

1) Ciri-ciri Persuasi

Menurut Suparno dan Yunus (Dalman, 2016: 147),

ciri-ciri karangan persuasi adalah sebagai berikut.

a) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/

pembacanya.

b) Bertolak atau pendirian bahwa pikiran manusia dapat

diubah.

c) Harus menciptakan penyesuaian melalui kepercayaan

antarpembicara/ penulis dan yang diajak berbicara/

pembaca.

d) Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang

dan tujuan tercapai.

e) Harus ada fakta dan data secukupnya.

2) Syarat-syarat Persuasi

Menurut Suparno dan Yunus (Dalman, 2016: 147),

ada beberapa syarat menulis karangan persuasi yaitu

sebagai berikut.

a) Watak dan kredibilitas pembicara harus percaya diri

dan mempu meyakinkan pendapatnya itu kepada orang

lain.

b) Kemampuan pembicara mengendalikan emosi. Hal ini

akan mendukung keputusan yang diambilnya.

23
c) Diperlukan bukti-bukti yang meyakinkan untuk

mendukung kebenarannya.

c. Struktur Teks Persuasi

Menurut Kemendikbud (2017: 18) struktur teks persuasi

adalah sebagai berikut.

1. Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau

penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar

tulisan atau pembacanya.

2. Rangkaian argumen, yakni sejumlah pendapat

penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan

pada sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan

sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumennya

itu.

3. Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi

yang didalamnya dinyatakan dorongan kepada

pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu.

4. Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan

sebelumnya yang biasanya ditandai ungkapan-ungkapan

seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

Menurut Mulyadi, dkk. (2016: 223) struktur teks

persuasi adalah sebagai berikut.

1. Pengenalan Isu

24
Bagian ini berisi pengantar atau penyampaian tentang

masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraan.

2. Rangkaian Argumen

Bagian ini berisi sejumlah pendapat penulis tentang isu yang

dikemukakan sebelumya. Hal ini diperkuat oleh berbagai

fakta untuk mendukung argumen yang dikemukakan.

3. Pernyataan Ajakan

Bagian ini berisi dorongan kepada pembaca untuk

melakukan sesuatu.

4. Penegasan Kembali

Bagian ini berisi ungkapan untuk meyakinkan kembali

pembaca terhadap pernyataan-pernyataan sebelumnya. Hal

ini ditandai dengan kata dengan, demikian, oleh karena itu,

dan lain-lain.

Menurut Kemendikbud (2017: 186) struktur teks persuasi

adalah sebagai berikut.

1. Pengenalan Isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian

tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau

pembicaraannya itu.

2. Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat

penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan

pada bagian sebelumnya.

25
3. Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi

yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada

pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu.

4. Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan

sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-

ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh

karena itulah.

Berdasarkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

struktur teks persuasi meliputi pengenalan isu, rangkaian

argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali. Semua

struktur harus ada dalam membuat teks persuasi.

d. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

Kaidah kebahasaan yang berfungsi sebagai penanda

utama teks itu adalah terdapatnya pernyataan-pernyataan yang

mengandung ajakan, dorongan, bujukan dan sejenisnya. Berikut

contohnya.

1. Padahal, itu penting buat kita ketahui supaya tidak

terjerumus kejalan yang salah.

2. Sekedar mengingatkan saja, sebagai remaja kita punya

sepuluh hak reproduksi yang sepantasnya kita pertahankan.

3. Sekali lagi kita harus hati-hati dan waspada dengan situs-

situs yang akan kita kunjungi.

26
Pernyataan-pernyataan tersebut berupa bujukan yang

ditandai dengan menggunakan kata penting, harus, dan

sepantasnya. Kata-kata sejenis juga sering pula ditemukan,

seperti jangan, sebaiknya, hendaknya, dan waspadalah.

Kaidah-kaidah kebahasaan lain yang menandai teks persuasi

adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang

berkenaan dengan topik yang dibahas.

2. Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentative.

Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya,

oleh karena itu (Kemendikbud, 2017: 188).

Menurut Mulyadi, (2016: 223) struktur teks persuasi

adalah sebagai berikut.

1. Pernyataan yang bersifat bujukan ditandai dengan kata

harus, sepantasnya, sebaliknya, hendaknya, dan kata kerja

imperatif.

2. Adanya penggunaan kata ganti ‘kita’ yang bertujuan agar

penulis seolah-olah mewakili keinginan pembaca.

3. Menggunakan kata-kata teknis atau istilah yang berkenaan

dengan topik yang dibahas.

4. Adanya penggunaan kata-kata penghubung yang

argumentatif. Misalnya, Jika, maka, sebab, karena, dengan

demikian, akibatnya, oleh karena itu.

27
5. Penggunaan kata kerja mental, seperti diharapkan,

memperhatikan, mengagumkan, berpendapat, dan

menyimpulkan.

6. Untuk meyakinkan atau memperkuat bujukan yang telah

dibahas sebelumnya, penulis menggunakan kata-kata

perujukan. Misalnya, berdasarkan pada…, merujuk pada

pendapat….

Menurut Kemendikbud, (2017: 18) aspek kebahasaan

teks persuasi yang digunakan dalam teks persuasi sebegai

berikut.

1. Kalimat persuasi

Kalimat persuasi merupakan kalimat yang berisi ajakan

kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita

inginkan. Pada kalimat persuasi, perintah yang disampaikan

lebih bersifat mengajak dan tidak memintanya secara

langsung. Sedangkan kalimat perintah disampaikan secara

langsung.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

1) Makan yang teratur!

2) Buang sampah pada tempatnya!

2. Kalimat fakta dan opini

Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang menyatakan

peristiwa yang telah terbukti kebenarannya. Sebaliknya,

28
kalimat opini adalah suatu kalimat yang merupakan suatu

pendapat, gagasan, kritik, maupun saran dari seseorang

yang perlu dibuktikan kebenarannya.

3. Kata-kata teknis atau peristilahan

Pada hakikatnya istilah juga merupakan fakta, namun

mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan kata

umum.

4. Kata penghubung kausalitas

Konjungsi sebab (kausalitas) menjelaskan bahwa suatu

peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu.

5. Kata kerja mental

Verba atau kata kerja mental pada umumnya digunakan

untuk mengajukan klaim.

6. Rujukan kata

Rujukan kata adalah suatu kata yang merujuk pada kata lain

yang memperhatikan keterkaitanny, beberapa kata yang

sering digunakan dalam merujuk kata, diantaranya ini, itu,

dan di.

Berdasarkan teori dari para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa teks persuasi adalah salah satu dari jenis teks yang

sifatnya membujuk. Teks persuasi yaitu jenis karangan yang

mengandung ajakan atau imbauan atau teks yang menyakinkan

pembaca agar mengikuti yang disampaikan penulis. Teks

29
persuasi tentu memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan

diantaranya menimpulkan kepercayaan pembaca atau

pendengar, teks yang ditulis harus menghindari konflik agar

tujuan yang diinginkan dapat tercapai, dan harus memiliki akta

yang akurat dalam meyakinkan pembaca. Teks persuasi juga

memiliki struktur yang harus diperhatikan yaitu terdapat

pengenalan isu, adanya rangkaian argument, memiliki

pernyataan ajakan, dan penegasan kembali atau meyakinkan

pembaca.

4. Hakikat Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Media erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Kata

media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Dalam proses pembelajaran,

media sering kali diartikan sebagai alat-alat grafis, atau alat

elektronik yang berfungsi untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media

merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan dalam proses

penyaluran atau penyampaian informasi. Dengan demikian,

media pembelajaran merupakan alat atau teknik yang

digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru

dan siswa. Media pembelajaran digunakan dalam rangka

30
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa

dalam proses pembelajaran di sekolah (Wati, 2016: 3).

Menurut Criticos dalam Daryanto, (2010: 4) media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai

pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media

pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses

pembelajaran.

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai “Segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya

dapat melakukan proses belajar secara efesien dan

efektif”, Munadi (2013: 7).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, media

pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai perantara

atau sebagai pembawa pesan dari sumber yang terencana

untuk mendukung proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa jenis

media pembelajaran yang perlu untuk diketahui. Jenis media

pembelajaran yang dimaksud di antaranya adalah media visual,

audiovisual, komputer, Miscrosoft power Point, internet, dan

31
multimedia (Wati, 2016: 5-8). Media pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu media audiovisual.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah alat yang sangat penting

dalam proses pembelajaran di sekolah. Media sering kali

diartikan sebagai alat-alat grafis, atau alat elektronik yang

berfungsi untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.

b. Definisi Audiovisual

Media audiovisual merupakan media yang dapat

menampilkan unsur gambar dan suara secara terpadu pada

saat mengkomunikasikan pesan atau informasi (Wati, 2016: 44).

Audiovisual adalah produksi yang menggunakan materi yang

penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta

tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau

simbol-simbol yang serupa (Arsyad, 2011: 30).

According to Anzaku “the term audio-visual materials is

commonly used to refer to those instructional materials

that may be used to convey meaning without complete

dependence upon verbal symbols or language”.

Menurut Anzaku dalam Ashaver, dkk. (2013:44) "istilah

materi audio visual biasanya digunakan untuk merujuk pada

32
materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk

menyampaikan makna tanpa ketergantungan penuh pada simbol

verbal atau bahasa".

Berdasarkan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa audiovisual merupakan media yang dapat menghasilkan

pesan yang dapat dilihat dan juga didengar untuk mendukung

proses pembelajaran.

Perencanaan yang baik dalam menggunakan media

audiovisual akan membuat proses komunikasi atas

pembelajaran menjadi lebih efektif. Pembelajaran yang

menggunakan media audiovisual, jelas bercirikan pemakaian

perangkat keras selama proses pembelajaran. Perangkat yang

digunakan adalah mesin proyektor film, tape recorder, dan

proyektor visual yang lebar. Selain ciri di atas, media audiovisual

juga memiliki ciri lain yang perlu diketahui. Karakter atau ciri

yang dimaksud diantaranya adalah bersifat linier, sesuai

petunjuk penggunaan, representasi fisik, dan variatif (Wati, 2016:

45).

Media audiovisual ini terbagi menjadi dua macam, yaitu

audiovisual murni dan audiovisual tidak murni. Audiovisual murni

merupakan sebuah media yang memiliki unsur suara maupun

unsur gambar yang berasal dari satu sumber, seperti video

kaset. Diantaranya film bersuara, video, dan televisi. Sementara

33
audiovisual tidak murni merupakan sebuah media yang unsur

suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berlainan

(Wati, 2016: 46).

Dari beberapa jenis audiovisual di atas, penelitian ini

menggunakan audiovisual murni yaitu video. Video merupakan

salah satu media audiovisual yang menampilkan gerak. Semakin

lama, media ini semakin popular dalam masyarakat. Pesan yang

disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa juga bersifat

informatif, edukatif, dan intruksional. Sebagian besar tugas film

dapat digantikan oleh video. Namun, tidak berarti bahwa video

akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan

salah satu jenis media yang dikembangkan untuk keperluan

pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan media video sebagai media

untuk menunjang pembelajaran menulis persuasi siswa kelas

VIII. Hal ini disebabkan dengan menggunakan video, siswa akan

lebih mudah memahami isi materi yang disampaikan dan siswa

dapat dengan mudah mengembangkan imajinasi ataupun fakta

yang ada dalam video yang sedang diputar untuk menulis

persuasi.

Video memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain

sebagai berikut.

1. Kelebihan video

34
Video memiliki beberapa kelebihan yang perlu untuk

diketahui. Kelebihan dari video yang dimaksud adalah

sebagai berikut.

a. Video bisa menarik perhatian untuk periode yang singkat

dari rangsangan lainnya.

b. Dengan alat perekam pita video, sebagian besar

penonton dapat memperoleh informasi dari ahli atau

spesialis.

c. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam

sebelumnya. Sehingga dalam waktu mengajar guru dapat

memusatkan perhatian dan penyajiannya.

d. Video bisa menghemat waktu dan rekaman dapat diputar

berulang-ulang.

e. Keras dan lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila

akan disisipkan komentar yang akan didengar.

f. Guru dapat mengatur penghentian gerak gambar.

Maksudnya, kontrol sepenuhnya di tangan guru.

g. Saat penyajian, ruang tidak perlu digelapkan.

2. Kekurangan video

Video juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu

diketahui. Kekurangan dari video yang dimaksud adalah

sebagai berikut.

35
a. Perhatian audien sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang

dipraktikan.

b. Komunikasi yang bersifat satu arah harus diimbangi

dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

c. Tidak cukup mampu menampilkan detail dari objek yang

disajikan secara sempurna.

d. Peralatan yang mahal dan kompleks (Wati, 2016: 62 –

63).

Berdasarkan teori dari para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa media audiovisual merupakan salah satu jenis media yang

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Media

audiovisual adalah media yang dapat menampilkan unsur gambar

dan suara secara bersamaan untuk mengomunikasikan suatu

pesan atau informasi. Media audiovisual tentunya memiliki

beberapa jenis diantaranya adalah video, video ini digunakan

dalam penelitian untuk menunjang pembelajaran menulis teks

persuasi siswa kelas VIII. Kelebihan dari penggunaan video adalah

video bisa menghemat waktu dan dapat diatur penggunaannya

sesuai kebutuhan, guru dapat mengatur waktu penghentian video

apabila diperlukan. Video juga tentunya tidak luput dari kekurangan

yaitu tidak mampu menampilkan objek secara detail atau

sempurna.

36
B. Kerangka Berpikir

Kemampuan menulis merupakan salah satu dari empat

keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Dalam keterampilan menulis ini biasanya sangat sulit

untuk diimplementasikan dikarenakan menulis yang baik dan benar

harus mengikuti aturan atau kaidah yang ada dalam PUEBI.

Untuk itu pembelajaran menulis tidak hanya masalah

kebiasaan, tapi juga pelatihan yang diiringi dengan pembelajaran

yang sesuai kaidah penulisan dalam PUEBI. Melatih diri sendiri

dengan kesungguhan untuk memahami kaidah-kaidah penulisan

yang baik dan benar dapat mengantarkan siswa menjadi penulis

yang profesional. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia salah

satu cara melatih siswa menulis adalah dengan cara menulis

karangan seperti menulis persuasi.

Pada dasarnya persuasi merupakan salah satu jenis

karangan yang bertujuan meyakinkan ataupun membujuk pembaca

agar melakukan sesuatu yang dikehendaki, baik secara lisan

maupun tulisan dengan menggunakan pendekatan motif. Biasanya

pembelajaran menulis persuasi siswa hanya menggunakan media

gambar, dan metode yang digunakan hanyalah ceramah atau

inkuiri. Oleh karena itu, dicoba penggunaan PBM dengan media

audiovisual agar siswa lebih mengerti pembelajaran yang sedang

dibahas.

37
PBM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, dengan adanya

stimulus dan respons antara belajar dan lingkungan sehingga siswa

dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Dengan

pembelajaran berbasis masalah siswa diharapkan akan mudah

mengerti dan dapat membuat teks persuasi sesuai dengan

permasalahan yang ada di sekitarnya, dan didukung dengan media

audiovisual. Audiovisual merupakan media yang bukan hanya

dapat dilihat tapi juga dapat didengar secara bersamaan pada saat

menyampaikan pesan dengan peristiwa seperti keadaan

sesungguhnya. Audiovisual juga memiliki beberapa jenis

diantaranya yaitu film bersuara, video, dan televisi. Audiovisual

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa video mengenai

Nampak penyalagunaan narkoba.

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, maka

dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu bahwa

kemampuan menulis persuasi dapat dilakukan dengan

menggunakan media audiovisual berupa video tentang dampak

penyalagunaan narkoba yang berdurasi 7 (tujuh) menit. Metode

pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran berbasis

masalah sebagai awal untuk menjelaskan serta memberikan

38
pemahaman materi sebelum menggunakan media dalam

pembelajaran.

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

Kemampuan Menulis
Persuasi

Metode Pembelajaran
Berbasis Masalah

Penggunaan Audiovisual

Pengaruh Metode Pembelajaran


Berbasis Masalah terhadap
Kemampuan Menulis Persuasi
Berbantuan Media Audiovisual

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di

atas, maka penulis memiliki dugaan atau hipotesis sebagai dasar

pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai

berikut: “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

terhadap Kemampuan menulis Persuasi Berbantuan Media

Audiovisual” dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran

berbasis masalah dengan berbantuan media audiovisual.

39
1. Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada Pengaruh Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah terhadap Kemampuan menulis Persuasi

Berbantuan Media Audiovisual.

2. Hipotesis Alternatif (Ha): ada Pengaruh Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah terhadap Kemampuan menulis Persuasi

Berbantuan Media Audiovisual.

40
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat yang

merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang ada di

wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Berdiri sejak tahun

1983 yang beralamat di Jl. Cendrawasih KM.4 Rt. 001/001 Jurang

Mangu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu

sejak Desember sampai dengan Juni 2018, dengan rincian

kegiatan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1. Pengajuan Judul

2. Menyusun Bab I

Sampai Bab III

41
3. Menentukan

Lokasi Penelitian

4. Pelaksanaan

Penelitian

5. Analisis Data

6. Penyusunan

Laporan

7. Sidang Skripsi

8. Revisi Skripsi

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan adalah metode true experimental design dengan posttest-

only control design. Menurut Sugiyono (2016:112) dalam design ini

terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).

kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu true

experimental design dengan menggunakan posttest-only control

design. Posttest-only control design ini digunakan untuk mengukur

hasil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk membandingkan

antara kelas yang diberi perlakuan yaitu kelas eksperimen dan kelas

42
kontrol yang tidak diberi perlakuan. Dengan menggunakan posttest-

only control design ini dapat dilihat apakah perlakuan (treatment) yang

diberikan berpengaruh secara signifikan pada kelas eksperimen.

Gambar 3.1

Post-Test Only Control design

R X O2
R O4

Keterangan :

R : Random

X : Perlakuan (treatment)

O2 : posttest yang diberikan pada kelas eksperimen

O4 : posttest yang diberikan pada kelas kontrol

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam

variabel dalam penelitian dapat dibedakan sebagai berikut.

43
1. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan

Struktural), variabel independen disebut sebagai variabel eksogen

(Sugiyono, 2011: 61). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah

berbantuan media audiovisual.

Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan

Persamaan Struktural), variabel dependen disebut sebagai variabel

indogen (Sugiyono, 2011: 61). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah keterampilan menulis persuasi siswa kelas VIII SMP

PGRI 2 Ciputat.

44
2. Operasional Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan

video “Penyalahgunaan Narkoba” dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Penggunaan video adalah skor yang diambil dari

responden setelah siswa diberikan perlakuan. Siswa diminta

untuk menonton video “Penyalahgunaan Narkoba”, kemudian

mengidentifikasi struktur dan penggunaan bahasa pada video

yang dilihat.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kemampuan menulis teks persuasi siswa kelas VIII SMP PGRI

2 Ciputat. Menulis teks persuasi adalah skor yang diambil dari

responden melalui instrumen berupa tes tertulis. Siswa diminta

membuat teks persuasi berdasarkan struktur dan unsur

kebahasaan teks persuasi. Dengan indikator sebagai berikut:

kemampuan siswa dalam menulis teks persuasi sesuai

dengan struktur dan unsur kebahasaan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

45
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/

subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga

obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

hanya jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karateristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau

objek itu (Sugiyono, 2016: 117).

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi

sensus (Arikunto, 2013: 173). Populasi adalah keseluruhan jumlah

yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai karateristik dan

kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Surjaweni, 2014: 65).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII

SMP PGRI 2 Ciputat, tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas lima

kelas dan jumlah siswa sebanyak 220 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

46
ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi dan harus betul-betul

representatif (mewakili).

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2013: 174).

Sampel adalah bagian dari sejumlah karateristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014: 65).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling

(sederhana) karena mengambil anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1 dan VIII-2

yang jumlah keseluruhan dari kedua kelas adalah 85 siswa. Kelas

VIII-1 yang berjumlah 41 siswa menjadi kelas kontrol yang

pembelajaran menulis persuasi tidak menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah berbantuan media audiovisual.

Sedangkan kelas VIII-2 yang berjumlah 44 siswa merupakan kelas

eksperimen yang diberi perlakuan dalam pembelajaran menulis

persuasi.

47
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan menulis teks persuasi dan untuk

mempermudah membuat instrumen penelitian maka peneliti membuat

kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Menulis Persuasi

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator

1. 3.13 Mengidentifikasi 1) Pengertian dan 1) Merumuskan

jenis saran, isi teks pengertian teks

ajakan, arahan, persuasi. persuasi

dan
2) Ajakan-ajakan 2) Mengidentifikasi
pertimbangan
dalam teks ajakan-ajakan dalam
tentang
persuasi. teks persuasi
berbagai hal
3) Merumuskan
3) Langkah-
positif atas
informasi yang
langkah
permasalahan
terdapat pada teks
penyusunan
aktual dari teks
persuasi sesuai
kesimpulan.
persuasi
dengan bagian-
(lingkungan 4) Struktur dan
bagian teks persuasi
hidup, kondisi unsur

48
sosial, kebahasaan 4) Menyimpulkan cara

dan/atau teks persuasi. menyajikan informasi

keragaman isi teks persuasi


5) Menggunakaan
budaya) yang
konjungsi
didengar dan
supaya dan
dibaca.
selagi

2. 4.14 Menyajikan (pengayaan). 1) Dapat menulis teks

teks persuasi persuasi dengan


6) Cara
(saran, ajakan, memperhatikan
menyajikan
arahan, dan struktur dan kaidah
teks persuasi.
pertimbangan) kebahasaan teks
7) Penyiapan
secara tulis dan persuasi
bujukan/
lisan dengan
2) Dapat
ajakan.
memperhatikan
mempresentasikan
struktur, 8) Memper-
teks persuasi yang
kebahasaan, hatikan struktur/
ditulis
atau aspek kaidah teks

lisan persuasi.

Rubrik penilaian berisi aspek yang dinilai dan capaian tingkat

kefasihan. Pada tes ini adalah menilai kemampuan peserta didik

dalam menulis teks persuasi dengan menggunakan metode PBM

49
berbantuan media audiovisual. Adapun rubrik penilaian menulis

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Tugas Menulis

No. Komponen yang Rentang Skor

Dinilai Skor

1. Kelengkapan isi 2–1

2. Isi gagasan yang 2–1

dikemukakan

3. Kalimat ajakan 2–1

(persuasi)

4. Tata Bahasa 2–1

5. Ejaan dan tata tulis 2–1

Jumlah 10

Skala nilai:

2 : Baik

1 : Kurang baik

Deskripsi skala penilaian teks persuasi adalah sebagai berikut.

Berdasarkan struktur hasil dari kisi-kisi instrumen yang telah

dikemukakan, maka dapat dideskripsikan hasil skala penilaian teks

persuasi sebagai berikut.

A. Kelengkapan isi

50
2 : Siswa mampu membuat teks persuasi sesuai urutan struktur

1 : Siswa kurang mampu membuat teks persuasi sesuai urutan

struktur

B. Isi gagasan yang dikemukakan

2 : Siswa mampu mengemukakan isi teks persuasi

1 : Siswa kurang mampu Mengemukakan isi teks persuasi

C. Kalimat ajakan (persuasi)

2 : Siswa mampu membuat kalimat ajakan persuasi

1 : Siswa kurang mampu membuat kalimat persuasi

D. Tata bahasa

2 : Siswa mampu membuat teks persuasi dengan diksi yang benar

1 : Siswa kurang mampu membuat teks persuasi dengan diksi yang

benar

E. Ejaan dan tata tulis

2 : Siswa mampu menentukan tulisan sesuai dengan PUEBI

1 : Siswa kurang mampu menentukan tulisan sesuai PUEBI

Tabel 3.4

Rubik Penilaian Pengetahuan Teks Persuasi

No. Komponen yang Dinilai Rentang Skor Skor

1. Isi jawaban sesuai pertanyaan 1-5

2. Bahasa 1-5

Jumlah 10

51
Skala nilai:

5 : Sangat baik

4 : Baik

3 : Cukup

2 : Kurang

1 : Sangat kurang

Deskripsi skala penilaian pengetahuan teks persuasi adalah sebagai

berikut.

Berdasarkan struktur hasil dari kisi-kisi instrumen yang telah

dikemukakan, maka dapat dideskripsikan hasil skala penilaian

pengetahuan teks persuasi sebagai berikut.

A. Isi jawaban sesuai pertanyaan

5 : Siswa sangat mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan

tepat.

4 : Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat.

3 : Siswa cukup mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan

tepat.

2 : Siswa kurang mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan

tepat.

1 : Siswa tidak mempu menjawab pertanyaan dengan benar dan

Tepat.

B. Bahasa

52
5 : Siswa sangat mampu menjawab pertanyaan dengan diksi yang

tepat.

4 : Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan diksi yang tepat.

3 : Siswa cukup mampu menjawab pertanyaan dengan diksi yang

tepat.

2 : Siswa kurang mampu menjawab pertanyaan dengan diksi yang

tepat.

1 : Siswa sangat kurang mampu menjawan pertanyaan dengan diksi

yang benar.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan ketepatan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan hasil yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”

antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2011: 363).

Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang ukuran valid berat memiliki validitas

rendah (Arikunto, 2013: 211).

53
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas

kontruks. Untuk menguji validitas kontruks, dapat digunakan

pendapat dari ahli (Judgment experts). Dalam hal ini, setelah

instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur

dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun itu. para ahli akan memberikan

keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada

perbaikan, dan dirombak total. (Sugiyono, 2011: 177).

2. Tes

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya

terdapat pertanyaan-pertanyaan, atau serangkaian tugas yang

harus dikerjakan atau dijawab oleh responden (Arifin, 2011: 226).

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2013: 193).

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Persyaratan pokok

bagi tes adalah validitas dan reabilitas. Hal ini akan dibicarakan

dalam uraian berikutnya. Dua jenis tes yang sering dipergunakan

sebagai alat pengukur adalah sebagai berikut:

54
b) Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan

secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui

keadaannya dari jawaban yang diberikan secara lisan.

c) Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan

secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui

keadaanya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Tes

tertulis ini dibedakan dalam dua bentuk sebagai berikut.

(1) Tes esai yaitu tes yang dikehendaki agar tes memberikan

jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang

disusun sendiri.

(2) Tes objektif adalah suatu tes yang disusun di mana setiap

pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat

dipilih. Tes ini dapat menghasilkan skor yang konstan, tidak

tergantung kepada siapa pun yang memberi skor, tidak

dipengaruh oleh sikap subjektivitas (Margono, 2013: 170).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

tes esai atau uraian. Tes esai atau uraian yaitu tes yang

dikehendaki agar tes memberikan jawaban dalam bentuk uraian

atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri.

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui data penelitian digunakan teknik analisis

sebagai berikut.

55
1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji liliefors dilakukan apabila

data merupakan data tunggal atau data frekuensi tunggal, bukan

data distrubusi frekuensi kelompok. Uji normalitas menggunakan uji

liliefors (Lo) sebagai berikut.

𝑥−𝑥̌
Z = 𝑠

Menurut Sundayana (2014: 83) langkah-langkah dalam uji

Liliefors:

1) Menghitung nilai rata-rata dan simpangan bakunya;

2) Susunlah data dari yang terkecil sampai data terbesar pada

tabel;

3) Mengubah nilai x pada nilai z dengan rumus;

𝑥−𝑥̌
Z = 𝑠

4) Menghitung luas z dengan menggunakan tabel z;

5) Menghitung nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama

dengan data tersebut;

6) Menghitung selisih nilai z dengan nilai proporsi;

7) Menentukan luas maksimum (Lmaks) dari langkah f;

8) Menentukan luas tabel Liliefors (Ltabel); Ltabel = (n-1);

9) Kriteria kenormalitasan: jika Lmaks<Ltabel maka data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

56
Uji homogenitas varian dimaksud untuk mengetahui apakah

sampel yang diambil dari populasi penelitian memiliki varian yang

sama dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

yang satu dengan yang lain. Maka perlu dilakukan pengujian

homogenitas varian terlebih dahulu dengan uji F dengan rumus

sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 276).

varian terbesar
𝐹=
Varian terkecil

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

perbandingan atau uji t. Bila jumlah anggota sampel n 1 = n2, dan

varians homogen (𝑠12 = 𝑠22 ) maka dapat digunakan rumus t-test

Separated Varians dangan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2011:

272).

57
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian hasil penelitian dan pembahasan ini peneliti

menggambarkan mengenai deskripsi data yang berisikan tempat

pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian. Kemudian analisis data yang

membahas mengenai hasil pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS

dan pengujian-pengujian statistik dengan menggunakan metode yang

sesuai dengan penjelasan pada bab III. Selanjutnya, interpretasi hasil

penelitian. Pada bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan terhadap

data yang diperolah.

A. Deskripsi Data

1. Profil SMP PGRI 2 Ciputat

a. Sejarah Berdirinya SMP PGRI 2 Ciputat

Sekolah menengah pertama (SMP) PGRI 2 Ciputat

didirikan pada tahun 1983 dengan SK pendirian nomor

009/YPLP-PGRI/TG/1984 dan Terakreditasi A. SMP PGRI 2

Ciputat yang beralamat Jl. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu

Ciputat dipimpin oleh Ibu Ika Hartika, S.Pd. dengan jumlah

58
peserta didik pada tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 588

peserta didik dan jumlah ruang belajar 15 kelas.

Visi SMP PGRI 2 Ciputat.

Terbentuknya peserta didik unggul dalam prestasi dan

beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi SMP PGRI 2 Ciputat.

1. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, edukatif dan menyenangkan untuk mencapai tingkat

kelulusan 100%.

2. Melaksanakan pembinaan peserta didik dalam olahraga

basket, futsal, dan seni vokal.

3. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri sesuai dengan

agama masing-masing.

4. Meningkatkan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan di

bidang akademis maupun nonakademis.

5. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.

Sarana dan fasilitas SMP PGRI 2 Ciputat.

1. Gedung milik sendiri 2 lantai.

2. Tenaga pengajar professional.

3. Perpustakaan sekolah.

4. Sarana olahraga.

59
5. Sarana ibadah (masjid At-Toharoh).

6. Kantin sekolah.

7. Beasiswa bagi siswa berprestasi.

8. Koperasi sekolah.

9. Ruang UKS

b. Identitas Sekolah

1. Nama SMP : SMP PGRI 2 CIPUTAT

2. Alamat SMP : Jl. Cendrawasih Km. 4 Jurang Mangu

Kecamatan Ciputat

Kota Tangerang Selatan

Provinsi Banten

Telpon (021) 7497226

3. Akreditasi Sekolah : A (tahun 2014)

4. Penerapan MBS di SMP sejak tahun 1987

5. SMP Berdiri sejak tahun : 1983

6. Rekening Rutin SMP

a. Nama Bank: Bank Jabar Banten (Kantor Cabang BSD)

b. Nomor Rekening : 0013469504100

c. Nama Pemegang Rek. : SMP PGRI 2 CIPUTAT

7. Kepala Sekolah

a. Nama : Ika Hartika, S.Pd.

b. NIP : -

c. Pendidikan terakhir : S1

60
d. No. Telpon/HP :08561389056

8. Wakil Kepala Sekolah

a. Nama : Dyah Lestari Rahayu, S.Sos.

b. NIP : -

c. Pendidikan terakhir : S1, Jurusan Ilmu Sosial Politik

d. No. Telpon/HP : 085710803889

9. Data Siswa

Tabel 4.1

Data Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Jumlah

Rombel Siswa

L P

Kelas VII 5 107 78 185

Kelas VIII 5 128 92 220 577

Kelas IX 5 101 71 172

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Mendeskripsikan data adalah mengambarkan mengenai

data yang diperoleh dari hasil penelitian, agar dapat dipahami oleh

peneliti atau orang lain. Pada penelitian ini menggunakan metode

61
kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka, maka

cara mendeskripsiannya menggunakan statistika.

Penelitian ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan di

SMP PGRI 2 Ciputat yaitu dua hari pada kelas eksperimen dan dua

hari pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol sebanyak 41 siswa dan

eksperimen sebanyak 44 siswa, masing-masing dua kali

pertemuan. Pada penelitain ini instrumen yang digunakan sudah

melalui tahap uji coba. Uji coba yang dilakukan bertujuan untuk

memvalidasi atau mengadakan perbaikan terhadap intrumen

penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan teknik validasi kontruks yang telah diuji oleh validator

guru Bahasa Indonesia yaitu Bapak Junaedi Abdullah, S.Pd. selaku

guru bahasa Indonesia kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat. Validator

yang dipilih merupakan validator yang bersangkutan mempunyai

jabatan dan profesi dengan keahlian di bidangnya. Terutama dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai materi menulis teks

persuasi.

Berdasarkan data hasil post-test yang telah diberikan pada

kelas kontrol dan eksperimen, dapat dilihat adanya perbedaan dari

hasil post-test masing-masing kelas. Hal tersebut menunjukkan

adanya perbedaan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen,

mengenai menulis teks persuasi dengan tidak menggunakan atau

62
menggunakan metode PBM berbantuan media audiovisual. Hasil

data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Data Hasil Menulis Persuasi

Kelas Kontrol (VIII-1)

No. Nama Siswa Nilai

1. WNA 83

2. SR 90

3. ANA 95

4. LR 83

5. DL 95

6. SA 95

7. AK 85

8. KB 95

9. IPA 95

10. AA 90

63
11. LN 80

12. HS 80

13. WN 58

14. MF 95

15. IIMP 70

16. SF 85

17. MDA 70

18. RH 68

19. MMS 75

20. ACI 70

21. MR 78

22. RW 80

23. MRF 75

24. MR 78

25. NF 70

26. GKS 70

27. MH 75

28. HMT 70

64
29. MUD 70

30. YM 75

31. RR 70

32. MA 85

33. AR 58

34. W 88

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil dari post-test

menulis teks persuasi siswa kelas kontrol, dengan jumlah siswa

yang mengikuti post-test sebanyak 34 siswa dari 41 siswa.

Tabel 4.3

Data Hasil Menulis Persuasi

Kelas Eksperimen (VIII-2)

No. Nama Siswa Nilai

1. TM 100

2. ANA 100

3. APR 100

65
4. KA 100

5. CPP 100

6. SA 100

7. IP 100

8. KEN 90

9. TNS 95

10. SRD 100

11. IMS 95

12. AW 95

13. NA 95

14. IAH 95

15. MAW 93

16. ANNA 95

17. MFSA 83

18. AN 100

19. DS 88

20. IMA 90

21. AV 95

66
22. RD 85

23. MAS 80

24. BT 83

25. DP 90

26. ARK 90

27. IF 90

28. MR 80

29. DDR 85

30. AS 69

31. AE 80

32. AF 95

33. ABR 76

34. NKWP 68

35. PN 95

36. AS 73

37. AP 90

38. DR 93

67
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil dari post-test

menulis teks persuasi siswa kelas eksperimen, dengan jumlah

siswa yang mengikuti post-test sebanyak 38 siswa dari 44 siswa.

Berdasarkan data hasil post-test yang telah diberikan pada

kelas kontrol dan eksperimen, dapat dilihat adanya perbedaan dari

hasil post-test masing-masing kelas yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Kelas Eksperimen

Statistics

kelas eksperimen kelas interval

N Valid 38 38

Missing 0 0

Mean 90.29 5.13

Median 93.00 6.00

Mode 95a 6

Variance 81.130 3.036

Range 32 6

Minimum 68 1

Maximum 100 7

Sum 3431 195

68
Berdasarkan deskripsi data di atas terlihat distribusi data

kelas eksperimen yang menggunakan media audiovisual dengan

PBM, dapat dilihat bentuk maksimum, minimum, rata-rata, dan

simpangan baku dari data post-test pada kelas eksperimen. Hasil

nilai maksimum dari post-test kelas eksperimen adalah sebesar

100, hasil nilai minimum post-test adalah sebesar 68. Nilai rata-rata

hasil post-test adalah sebesar 90.29.

Tabel 4.5

Kelas Interval Eksperimen

Frequen Valid Cumulative

cy Percent Percent Percent

Valid 68-72 2 5.3 5.3 5.3

73-77 2 5.3 5.3 10.5

78-82 3 7.9 7.9 18.4

83-87 4 10.5 10.5 28.9

88-92 7 18.4 18.4 47.4

93-97 11 28.9 28.9 76.3

98-
9 23.7 23.7 100.0
102

Total 38 100.0 100.0

Sumber: Hasil olahan program SPSS versi 22.0 for Windows

69
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai menulis teks persuasi antara nilai 68-

72 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5.3%, rentang nilai antara 73-77

sebanyak 2 siswa atau sebesar 5.3%, rentang nilai antara 78-82

sebanyak 3 siswa atau sebesar 7.9%, rentang nilai antara 83-87

sebanyak 4 siswa atau sebesar 10.5%, rentang nilai antara 88-92

sebanyak 7 siswa atau sebesar 18.4%, rentang nilai antara 93-97

sebanyak 11 siswa atau sebesar 28.9%, dan rentang nilai antara

98-102 sebanyak 9 atau sebesar 23.7%.

70
Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Kelas Kontrol

Statistics

KONTROL INTERVAL

N Valid 34 34

Missin
0 0
g

Mean 79.38 4.26

Median 79.00 4.00

Mode 70 3

Variance 112.546 3.110

Range 37 6

Minimum 58 1

Maximum 95 7

Sum 2699 145

Sumber: Hasil olahan program SPSS versi 22.0 for Windows

Berdasarkan deskripsi data di atas terlihat distribusi data

kelas kontrol yang tidak menggunakan media audiovisual dengan

PBM, dapat dilihat bentuk maksimum, minimum, rata-rata, dan

simpangan baku dari data post-test pada kelas kontrol. Hasil nilai

maksimum dari post-test kelas kontrol adalah sebesar 95, Hasil

nilai minimum post-test adalah sebesar 58. Hasil nilai rata-rata

post-test adalah sebesar 79.38.

71
Tabel 4.7

Kelas Interval Kontrol

INTERVAL

Frequen Valid Cumulative

cy Percent Percent Percent

Valid 58-63 2 5.9 5.9 5.9

64-69 1 2.9 2.9 8.8

70-75 12 35.3 35.3 44.1

76-81 5 14.7 14.7 58.8

82-87 5 14.7 14.7 73.5

88-93 3 8.8 8.8 82.4

94-99 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Sumber: Hasil olahan program SPSS versi 22.0 for Windows

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai menulis teks persuasi antara nilai 58-

63 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5.9%, rentang nilai antara 64-69

sebanyak 1 siswa atau sebesar 2.9%, rentang nilai antara 70-75

sebanyak 12 siswa atau sebesar 35.3, rentang nilai antara 76-81

sebanyak 5 siswa atau sebesar 14.7%, rentang nilai antara 82-87

72
sebanyak 5 siswa atau sebesar 14.7%%, rentang nilai antara 88-93

sebanyak 3 siswa atau sebesar 8.8%, dan rentang nilai antara 94-

99 sebanyak 6 atau sebesar 17.6%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas kontrol dan

kelas eksperimen yang telah diolah dalam program SPSS versi

22.0 for Windows dapat disimpulkan sebagai berikut.

Tabel 4.8

Nilai Post-Test kelas Kontrol dan Eksperimen

Nilai Kontrol Eksperimen

Maksimum 95 100

Minimum 58 68

Rata-rata 79.38 90.29

Sumber: hasil dari program SPSS versi 22.0 for Windows

Berdasarkan deskripsi data di atas terlihat distribusi data

dalam bentuk maksimum, minimum, rata-rata dan simpangan baku

dari data post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil nilai

maksimum dari hasil post-test kelas kontrol adalah sebesar 95,

sedangkan nilai maksimum pada kelas eksperimen adalah sebesar

100. Hasil nilai minimum dari hasil post-test kelas kontrol adalah

sebesar 58, sedangkan nilai minimum kelas eksperimen adalah

73
sebesar 68. Hasil nilai rata-rata dari hasil post-test kelas kontrol

adalah sebesar 79.38, sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen

adalah sebesar 90.29.

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dilakukan di SMP PGRI 2

Ciputat. Penelitian ini menggunakan uji validitas kontruks yang diuji

oleh validator bernama Junaedi Abdullah, S.Pd. selaku guru

bahasa Indonesia kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat. Dari 10 soal

instrumen penelitian, ada empat butir soal yang diperbaiki oleh

validator sebelum dilaksanakannya penelitian yaitu soal nomor 5, 6,

8, dan 9. Pada penelitian ini peneliti menguji dua kelas yaitu kelas

kontrol dan kelas instrumen. Kelas kontrol yaitu kelas yang tidak

diberi perlakuan yang terdiri atas 41 siswa sedangkan kelas

eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan yang terdiri atas 44

siswa.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Hasil kemampuan menulis persuasi menggunakan media

audiovisual dengan pembelajaran berbasis masalah telah diujikan

kepada siswa. Kemudian data yang telah diperoleh akan dianalisis

menggunakan tahap perhitungan yaitu dengan uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji hipotesis.

74
a. Uji Normalitas Data

1) Uji normalitas kelas eksperimen

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari hasil post-test tersebut berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 for

windows menggunakan uji liliefors dengan hasil sebagai

berikut.

Tabel 4.9

Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

normalitas
.173 38 .006 .886 38 .001
eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kelas

eksperimen di atas dapat disimpulakan bahwa L hitung =

0.173, n = 38 dan pada taraf signifikan 0.05 maka diperoleh

Ltabel = 0.886. Karena Lhitung < Ltabel. (Lhitung lebih kecil dari

Ltabel) dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2) Uji normalitas kelas kontrol

75
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari hasil post-test tersebut berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 for

windows menggunakan uji liliefors dengan hasil sebagai

berikut.

Tabel 4.10

Uji Normalitas Kelas Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

KONTR
.135 34 .118 .934 34 .041
OL

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kelas

kontrol di atas dapat disimpulakan bahwa L hitung = 0.135, n

= 34 dan pada taraf signiifikan 0.05 maka diperoleh Ltabel =

0.886. Karena Lhitung < Ltabel. (Lhitung lebih kecil dari Ltabel)

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data

76
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasil dari

kelas ekperimen dan kontrol berdistribusi normal, maka

selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dalam

penelitian ini berdasarkan uji kesamaan dua varian atau dua

kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol), uji homogenitas

ini dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.11

Uji Homogenitas

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.635 1 70 .205

Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas dapat

disimpulkan bahwa Sig. = 0.205, df1= 1 dan df2= 70 dengan

taraf signifikan sebesar 0.05 (5%), dapat disimpulkan Sig. >

0.05 (Sig. lebih besar dari 0.05) dapat dikatakan data yang

diperoleh bersifat homogen.

c. Uji Hipotesis Data

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media audiovisual dengan PBM terhadap menulis

teks persuasi siswa. Uji hipotesis menggunakan uji F yang

77
dilakukan berdasarkan hasil post-test siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan taraf signifikan thitung dan ttabel 5%

(0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa jika t hitung lebih besar

dari ttabel maka Ha diterima, sebaliknya jika thitung lebih kecil dari

ttabel maka Ho ditolak. Uji hipotesis menggunakan aplikasi SPSS

versi 22.0 for windows dengan hasil sebagai berikut.

78
Tabel 4.12

Uji hipotesis

Independent Samples Test

nilai

Equal

Equal variances

variances not

assumed assumed

Levene's Test for F 1.635

Equality of Variances Sig. .205

t-test for Equality of T 4.717 4.674

Means Df 70 65.131

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference 10.907 10.907

Std. Error Difference 2.312 2.333

95% Confidence Lower 6.295 6.247

Interval of the Upper


15.519 15.567
Difference

Berdasarkan uji hipotesis di atas dengan menggunakan

independent sample-test. Dapat dilihat thitung= 4.717 dengan nilai

ttabel= 1.6669, maka (4.717 > 1.6669) karena thitung > ttabel dapat

disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat

79
pengaruh penggunaan media audiovisual dengan PBM

terhadap menulis teks persuasi.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik.

kegiatan pembelajaran yang tidak optimal akan berpengaruh kepada

hasil belajar siswa. Salah satu solusi yang tepat untuk digunakan

dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal adalah

menggunakan media audiovisual. Pembelajaran mengenai menulis

persuasi, siswa kurang terampil dalam menyusun struktur maupun

penggunaan unsur kebahasaan dalam menulis persuasi. Hal ini

dikarenakan siswa hanya diminta untuk menulis persuasi sesuai

dengan imajinasi maupun apa yang mereka lihat secara sekilas dari

lingkungan sekitarnya. Pembelajaran yang diberikan guru masih

cendrung bersifat pasif, ini yang ditemukan peneliti selama melakukan

observasi dan wawancara dengan guru di SMP PGRI 2 Ciputat.

Peneliti menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah

berbantuan media audiovisual dengan menayangkan video dengan

judul “Dampak Penyalagunaan Narkoba” dalam menulis teks persuasi

siswa, sehingga dengan menggunakan media tersebut dapat

menghasilkan perubahan dan peningkatan, terutama dalam menulis

teks persuasi siswa.

80
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh

penggunaan metode PBM berbantuan media audiovisual terhadap

menulis persuasi siswa kelas VIII. Penelitian ini menggunakan true

experiment design, dengan sampel penelitian sebanyak dua kelas

yaitu kelas ekprerimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah

kelas yang diberi perlakuan berupa penggunaan metode PBM

berbantuan media audiovisual pada kelas VIII-2, sedangkan pada

kelas kontrol yaitu kelas VIII-1 tidak diberi perlakuan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

post-test yang dilakukan setelah siswa mendapatkan materi. Post-test

yang diujikan kepada kelas eksperimen dan kontrol sebanyak sepuluh

soal uraian mengenai menulis persuasi yang sama. Setelah peneliti

mendapatkan data dari hasil post-test siswa, maka peneliti melakukan

analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

uji normalitas menggunakan liliefors, homogenitas menggunakan uji F,

dan uji hipotesis menggunakan uji t.

Berdasarkan hasil dari analisis data, maka dapat diketahui

bahwa adanya pengaruh penggunaan metode PBM berbantuan media

audiovisual terhadap menulis persuasi siswa. Hasil tersebut dapat

dilihat pada nilai rata-rata post-test kelas eksperimen lebih besar yaitu

90.29, sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata hanya sebesar 79.38.

maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas ekperimen lebih

besar dari kelas kontrol. Adapun hasil analisis data uji homogenitas

81
menyatakan bahwa Sig. = 0.205, df1= 1 dan df2= 70 dengan taraf

signifikan sebesar 0.05 (5%) maka dapat disimpulkan Sig. > 0.05 (Sig.

lebih besar dari 0.05) maka dapat dikatakan data yang diperoleh

bersifat homogen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis membuktikan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan metode PBM

berbantuan media audiovisual terhadap menulis teks persuasi kelas

eksperimen lebih baik daripada hasil kemampuan menulis teks

persuasi kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menulis teks persuasi menggunakan media dan metode pembelajaran

yang berbeda dapat memberikan pengaruh.

82
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab

keempat, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode PBM

berbantuan media audiovisual terhadap menulis persuasi siswa kelas

VIII SMP PGRI 2 Ciputat. Hasil dari analisis data dapat ditarik

kesimpulan secara khusus sebagai berikut.

1. Penerapan media audiovisual pada siswa kelas VIII-2 sebagai

kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menayangkan

video mengenai “Dampak Penyalagunaan Narkoba” dengan PBM.

Setelah peneliti menjelaskan materi mengenai menulis teks

persuasi dengan PBM pada pertemuan pertama, kemudian

pertemuan kedua menayangkan video tersebut dan mengulas

secara singkat mengenai teks persuasi dan isi cerita dari video

tersebut. Kemudian siswa menulis teks persuasi dengan tema yang

sama.

2. Adanya pengaruh metode PBM berbantuan media audiovisual

terhadap kemampuan menulis teks persuasi siswa. Dapat dilihat

bahwa nilai rata-rata kelas ekperimen lebih unggul yaitu sebesar

90.29, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol hanya sebesar 79.38.

83
Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

PBM berbantuan media audiovisual sangat berpengaruh secara

signifikan terhadap menulis teks persuasi. Adapun bukti dari hasil

pengujian hipotesis menggunakan independent sample-test. Dapat

dilihat thitung= 4.717 dengan nilai ttabel= 1.6669, maka (4.717 >

1.6669) karena thitung > ttabel dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho

ditolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan metode PBM

berbantuan media audiovisual terhadap menulis teks persuasi.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

suatu pelaksaaan pembelajaran menulis teks persuasi

menggunakan metode PBM berbantuan media audiovisual dapat

meningkatkan dan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam

kemampuan menulis teks persuasi pada siswa kelas VIII SMP

PGRI 2 Ciputat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, selanjutnya

peneliti akan menyampaikan saran-saran sebagai berikut.

1. Siswa

Penelitian ini diharapkan agar siswa lebih aktif, kreatif, serta

meningkatkan kualitas belajar dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya pada materi menulis teks persuasi.

84
2. Guru

Hendaknya guru dapat lebih optimal dalam menggunakan media

pembelajaran agar siswa dapat termotivasi untuk belajar mata

pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis teks persuasi.

3. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti mengenai menulis

teks persuasi hendaknya harus lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan pengalaman dan wawasan keilmuannya.

4. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan media

audiovisual.

85
DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif, Progesif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Ashaver, Doosuur, dkk. 2013. The Use of Audio-Visual Materials in the


Teaching and Learning Processes In Colleges of Education in
Benue State-Nigeria. 1(6):44. http://iosrjournals.org. (Diakses 07
Febuari 2018).

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi


Insan Mulia.

Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar. 2011. Strategi Pembelajaran


Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ju, Hyunjung dan Ikseon Choi. 2018. The Role of Argumentation in
Hypothetico-Deductive Reasoning During Problem-Based
Learning in Medical Education: A Conceptual Framework.
Interdisciplinary Journal O Problem-Based Learning. 12(1): 1.
https://doi.org. (Diakses 07 Febuari 2018).

Kemendikbud. 2017. Buku Paket Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

K-13 N/SMP. 2017. Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas VIII. Media
Presindo

86
Margono, S. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Mulyadi, Yadi, dkk. 2016. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama
Widya.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press


Group).
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.

Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT


Grasindo.
Rumelan, Iwan. 2014. Media Poster Sebagai Sarana Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Persuasi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 3 Pulau Gorom Kabupaten Seram Bagian Timur. Fkip
Universitas Pattimura, Ambon. 11(2): 60.
https://ejournal.unpatti.ac.id (Diakses 07 Febuari 2018).

Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenadamedia.

Sayed, Osama H. 2010. Developing Business Management Students'


Persuasive Writing Through Blog-based Peer-Feedback.
Intensive English Program, Community College in Bisha, King
Khalid Universit. 3(3):54. www.ccsenet.org/elt. (Diakses 07
Febuari 2018).

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

............... 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka


baru perss.

Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Suryani, Ni Kadek Ima, dkk. 2014. Penerapan Teknik Pemodelan Untuk


Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi PAda

87
Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Kubu. e-Journal Universitas
Pendidikan Ganesha. 2(1): 2. https://ejournal.undiksha.ac.id.
(Diakses 07 Febuari 2018).

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa.

Wati, Ega rima. 2016. Ragam Media pembelajaran. Kata Pena.

Zamzuardi, Yosi, dkk. 2013. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi


Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang Dengan Menggunakan
Media Poster. STKIP PGRI Sumatera Barat.
https://download.portalgaruda.org. (Diakses 07 Febuari 2018).

88
Lampiran-1

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Kontrol dan Kelas


Eksperimen

89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KD 3.13 dan KD 4.14

Sekolah : SMP PGRI 2 Ciputat


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Teks Persuasi
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan 2 X 40 Menit

A. Kompetensi Inti
• KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
• KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
• KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.

90
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.13 Mengidentifikasi jenis 5)Merumuskan pengertian teks
saran, ajakan, arahan, dan persuasi
pertimbangan tentang 6)Mengidentifikasi ajakan-ajakan
berbagai hal positif atas dalam teks persuasi
permasalahan aktual dari 7)Merumuskan informasi yang
teks persuasi (lingkungan terdapat pada teks persuasi sesuai
hidup, kondisi sosial, dengan bagian-bagian teks persuasi
dan/atau keragaman 8)Menyimpulkan cara menyajikan
budaya) yang didengar informasi isi teks persuasi
dan dibaca.
4.14 Menyajikan teks persuasi 9)Menulis teks persuasi dengan
(saran, ajakan, arahan, memperhatikan struktur dan kaidah
dan pertimbangan) secara kebahasaan teks persuasi
tulis dan lisan dengan 10) Mempresentasikan teks
memperhatikan struktur, persuasi yang ditulis
kebahasaan, atau aspek
lisan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan
dapat:
• Merumuskan pengertian teks persuasi
• Mengidentifikasi ajakan-ajakan dalam teks persuasi
• Menjelaskan cara menyusun teks persuasi tentang masalah aktual
tertentu dengan memperhatikan gagasan utama, alasan dan bukti,
saran, arahan, atau ajakan, serta unsur kebahasaan yang
digunakan

91
• Menulis teks persuasi dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks persuasi

D. Materi Pembelajaran
o Pengertian dan isi teks persuasi.
o Ajakan-ajakan dalam teks persuasi.
o Langkah-langkah penyusunan kesimpulan.
o Struktur dan unsur kebahasaan teks persuasi
o Menggunakaan konjungsi supaya dan selagi (pengayaan)
o Cara menyajikan teks persuasi
o Penyiapan bujukan/ ajakan.
o Memper-hatikan struktur/ kaidah teks persuasi

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Masalah )

F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
➢ Worksheet atau lembar kerja (siswa)
➢ Lembar penilaian
➢ Penggaris, spidol, papan tulis
➢ Cetak: buku

92
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama alokasi waktu 2 x 40 Menit
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

I. Pendahuluan 1. Peneliti mempersiapkan secara fisik dan psikis 15 Menit


peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan diawali berdoa, menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.

2. Peneliti memberi motivasi dengan membimbing


peserta didik memahami teks persuasi.

3. Peneliti mengingatkan kembali tentang konsep-


konsep yang telah dipelajari oleh peserta didik
yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dipelajari.

4. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab


mengenai teks persuasi.

5. Peneliti menyampaikan kompetensi dasar dan


tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6. Peneliti membimbing peserta didik melalui tanya


jawab tentang manfaat proses pembelajaran.

7. peneliti menjelaskan materi dan kegiatan


pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

II. Kegiatan Inti Mengamati: 50 menit


1. Peneliti meminta peserta didik mengamati dan
memahami teks cerita fabel yang ada di sekitar.
2. Peneliti memberikan penjelasan singkat tentang

93
pemahaman isi dan struktur teks persuasi,
memahami unsur kebahasaan dalam teks persuasi,
penyusunan teks persuasi.
3. Peneliti memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya secara bersahabat/komunikatif, kreatif,
mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab.
4. Peneliti mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati dan memahami teks persuasi.

Menanya:
1. Peneliti memotivasi, mendorong kreativitas dalam
bentuk bertanya, memberi gagasan yang menarik
dan menantang untuk didalami.

2. Peneliti membahas dan diskusi mempertanyakan


tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan pemahaman isi dan struktur teks persuasi,
memahami unsur kebahasaan dalam teks
persuasi, penyusunan teks persuasi.

Mengumpulkan Informasi:
1. Peneliti membimbing peserta didik untuk menggali
informasi tentang masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan teks persuasi.

2. Peneliti membimbing peserta didik untuk mencari


informasi dan men-diskusikan jawaban atas
pertanyaan yang sudah disusun dan mengerjakan
Latihan Siswa tentang teks persuasi.

3. Peneliti dapat menyediakan sumber belajar buku

94
Bahasa Indonesia VIII dan referensi lain.

4. Peneliti dapat menjadi sumber belajar bagi


peserta didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban
per-tanyaan kelompok.

5. Peneliti dapat menunjukkan sumber belajar lain


yang dapat dijadikan referensi untuk menjawab
pertanyaan.

Mengasosiasi:
1.Peneliti membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi
yang sudah diperoleh sebelumnya.

2.Peneliti bersama peserta didik bertanya jawab


meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.

Mengomunikasikan:
1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran, apa yang telah dipelajari,
keterampilan atau materi yang masih perlu
ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang
ditemukan berdasarkan apa yang dipelajari
mengenai pemahaman isi dan struktur teks
persuasi; memahami unsur kebahasaan dalam teks
persuasi; penyusunan teks persuasi.

2. Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi


tanya jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan
dan alasan, tambahan informasi, atau melengkapi

95
informasi ataupun tanggapan lainnya.

3.Membuat rangkuman materi dari kegiatan


pembelajaran yang telah dilakukan.

III.Penutup 1.Peneliti membimbing peserta didik menyimpulkan 15 Menit


materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal
dan mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas
karunia Tuhan.

2. Peneliti melakukan refleksi dengan peserta didik


atas manfaat proses pembelajaran yang telah
dilakukan.

3. Peneliti memberikan umpan balik atas proses


pembelajaran dan hasil telaah individu maupun
kelompok.

96
Pertemuan kedua alokasi waktu 2 x 40 Menit
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

IV. Pendahu 1. Peneliti mempersiapkan secara fisik dan psikis 15 Menit


luan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan diawali berdoa, menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.

2. Peneliti memberi motivasi dengan membimbing


peserta didik memahami teks persuasi.

3. Peneliti mengingatkan kembali tentang konsep-


konsep yang telah dipelajari oleh peserta didik
yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dipelajari.

4. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab


mengenai teks persuasi.

5. Peneliti menyampaikan kompetensi dasar dan


tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6. Peneliti membimbing peserta didik melalui tanya


jawab tentang manfaat proses pembelajaran.

7. peneliti menjelaskan materi dan kegiatan


pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

V. Kegiatan Inti 1. Peneliti mengulas kembali mengenai teks 50 menit


persuasi
2. Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah
dibagikan.

VI. Penutup 1.Peneliti membimbing peserta didik menyimpulkan 15 Menit

97
materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal
dan mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas
karunia Tuhan.

2. Peneliti melakukan refleksi dengan peserta didik


atas manfaat proses pembelajaran yang telah
dilakukan.

3. Peneliti memberikan umpan balik atas proses


pembelajaran dan hasil telaah individu maupun
kelompok.

Penilaian Hasil

Indikator
Teknik Bentuk
No. Pencapaian Instrumen
Penilaian Penilaian
Kompetensi

1. Merumuskan Tes Uraian 1. Jelaskan yang


pengertian teks tertulis dimaksud dengan
persuasi teks persuasi!
2. Sebutkan struktur
2. Mengidentifikasi Tes Uraian yang membangun
ajakan-ajakan dalam tertulis teks persuasi!
teks persuasi 3. Sebutkan unsur
kebahahasaan yang
3. Merumuskan Tes Uraian ada dalam teks
informasi yang tertulis persuasi!

98
terdapat pada teks 4. Apa tujuan dari teks
persuasi sesuai persuasi bagi
dengan bagian- pembaca?
bagian teks persuasi 5. Apa yang dimaksud
dengan kalimat fakta
4. Menyimpulkan cara dan opini?
menyajikan informasi 6. Jelaskan langkah-
isi teks persuasi langkah menulis teks
4. Menulis teks Tes Uraian persuasi?
persuasi dengan tertulis 7. Bagaimana
memperhatikan penggunaan bahasa
struktur dan kaidah dalam teks persuasi?
kebahasaan teks 8. Jelaskan tentang
persuasi kalimat persuasi dan
- berikan contohnya!
5.- Mempresentasikan Tes Uraian 9. Jelaskan ciri-ciri teks
teks persuasi yang tertulis persuasi?
ditulis 10. Buatlah teks
persuasi dengan
tema “Anti Narkoba”!

99
H. Sumber Belajar
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2017.
Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII. Halaman 176 s.d 198.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2017. Buku
Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII. Halaman 15 s.d 21.

100
Lampiran-2

Silabus SMP Kelas VIII

101
SILABUS MATA PELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH
TSANAWIYAH
(SMP/MTs)

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016

102
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN
A. Rasional 1
B. Kompetensi Lulusan Bahasa Indonesia di 2
Pendidikan Dasar dan Menengah
C. Kompetensi Bahasa Indonesia di Pendidikan 3
Menengah
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Bahasa 3
Indonesia
E. Pembelajaran dan Penilaian 6
F Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan 8
Keunggulan
dan Kebutuhan Daerah serta Peserta didik
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN 10
PEMBELAJARAN
A. Kelas VII 11
B. Kelas VIII 17
C. Kelas IX 23

i
PENDAHULUAN

A. Rasional

Peranan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah membina


dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, pemikir imajinatif, dan warga negara Indonesia
yang melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa
Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang
diperlukan peserta didik dalam menempuh pendidikan dan di
dunia kerja serta lingkungan sosial.

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia secara


umum bertujuan agar peserta didik mampu menyimak,
mewicara, membaca, dan menulis. Kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan keempat keterampilan tersebut
saling berhubungan dan saling mendukung dalam
pengembangan tiga ranah utamanya, yakni pembelajaran
berbahasa, bersastra, dan pengembangan literasi.
Pembelajaran berbahasa Indonesia adalah pembelajaran
tentang teori-teori kebahasaindonesiaan dan cara
penggunaannya yang efektif. Peserta didik belajar tentang
fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi secara
efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan
dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
berbahasa. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif,
kalimat yang tertata dengan baik; termasuk ejaan dan, tanda
bacanya. Pemahaman tentang bahasa sebagai penghela
pengetahuan dan komunikasi diharapkan dapat menjadikan
peserta didik sebagai penutur bahasa Indonesia yang
komunikatif dan produktif.

Adapun pembelajaran sastra berupa teori-teori tentang


khasanah sastra Indonesia klasik dan modern serta sastra
dunia pada umumnya yang bertujuan untuk mengembangkan
mengkaji nilai akhlak/kepribadian, budaya, sosial, dan estetik
para peserta didik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran
yang berpotensi memuliakan kehidupan peserta didik,
memperluas pengalaman batin, dan mengembangkan
kompetensi imajinatif. Peserta didik belajar mengapresiasi
karya sastra dan menciptakan karya sastra di samping

2
memperkaya pemahaman mereka akan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, lingkungan sekitar, dan sekaligus memperkaya
kompetensi berbahasanya. Peserta didik menafsirkan,
mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra
seperti dongeng, cerpen, novel, hikayat, puisi, drama, film, dan
teks multimedia (lisan, cetak, digital/online). Karya sastra yang
dimaksud di samping memiliki nilai-nilai keindahan, juga
memperkuat nilai-nilai ilahiah para peserta didik dan
memperkaya wawasan kebudayaan mereka, baik yang bersifat
kedaerahan, nasional, dan dunia internasional. Karya sastra
yang memiliki potensi kekerasan, pornografi, dan memicu
konflik SARA haruslah dihindari. Karya sastra unggulan--
namun belum sesuai dengan pembelajaran di sekolah--, upaya
memodifikasi untuk kepentingan pembelajaran dapat
dilakukan tanpa melanggar hak cipta.
Terkait dengan konsep literasi, diartikan sebagai kemampuan
seorang peserta didik dalam menulis dan membaca.
Kemampun berliterasi merupakan bentuk integrasi dari
kemampuan menyimak, mewicara, membaca, menulis, dan
berpikir kritis. Adapun dalam pengembangannya literasi
merupakan upaya peningkatan kemampuan membaca dan
menulis peserta didik yang berhubungan dengan
keberhasilannya dalam meraih prestasi akademis. Hal itu
ditandai dengan kegemaran da kemampuannya dalam
membaca makna tersurat dan tersirat, kemampuan menulis
secara benar dan jelas; serta dapat mengembangkan
kemampuannya itu melalui berbagai kegiatan sehari-hari di
sekolah, bermasyarakat, ataupun di dunia kerja nantinya.
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk
membangun sikap kriitis dan kreatif terhadap berbagai
fenomena kehidupan yang mampu menumbuhkan kehalusan
budi, kesetiakawanan dan sebagai bentuk upaya melestarikan
budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan
personal (personal skill) yang berfokus pada kecakapan
berpikir rasional. Kecakapan berpikir rasional mengedepankan
kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
Kecakapan menggali dan menemukan informasi menjadi
keterampilan yang perlu dikuasai oleh para peserta didik.
Keterampilan menemukan informasi ditunjukkan melalui
kemampuan mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan,

3
kemampuan mengakses dan menemukan infromasi,
kemampuan mengevaluasi informasi dan memafaatkannya
secara efektif dan etis. Semua kecakapan tersebut dijabarkan
dalam silabus yang menjadi acuan guru di dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia disusun dengan


format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih
efisien, namun lingkup dan substansinya tidak berkurang
serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi
dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan
kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya
(measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn)
sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan
peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan


kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi
keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan
alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas.
Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif
sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif
dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran,
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Bahasa Indonesia di


Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

4
Pengembangan kompetensi lulusan Bahasa Indonesia
ditekankan pada kemampuan mendengarkan, membaca,
memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. Pengembangan
kemampuan tersebut dilakukan melalui media teks. Dalam
hal ini, teks merupakan perwujudan kegiatan sosial dan
memiliki tujuan sosial. Pencapaian tujuan ini diwadahi oleh
karakteristik: cara pengungkapan tujuan sosial (yang disebut
struktur retorika), pilihan kata yang sesuai dengan tujuan,
dan tata bahasa yang sesuai dengan tujuan komunikasi.
Kegiatan komunikasi dapat berbentuk tulisan, lisan, atau
multimodal (yakni teks yang menggabungkan bahasa dan
cara/media komunikasi lainnya seperti visual, bunyi, atau
lisan sebagaimana disajikan dalam film atau penyajian
komputer).

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Bahasa Indonesia di Sekolah


Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Kompetensi setelah mempelajari Bahasa Indonesia di Sekolah


Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut ini.

KELAS VII – IX
Menjadi insan yang memiliki kemampuan berbahasa dan bersastra untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Bahasa Indonesia di


Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan sejak SD/MI hingga


SMA/MA/SMK/MAK. Pada SD kelas I, II, dan III mata pelajaran
Bahasa Indonesia mengintergrasikan muatan IPA dan IPS.

Kerangka pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia adalah


sebagai berikut:
1. Pengembangan kompetensi kurikulum Bahasa Indonesia
ditekankan pada kemampuan mendengarkan, membaca,
memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. Pengembangan
kemampuan tersebut dilakukan melalui berbagai teks.
Dalam hal ini teks merupakan perwujudan kegiatan sosial
dan memiliki tujuan sosial. Kegiatan komunikasi dapat
berbentuk tulisan, lisan, atau multimodal (teks yang
menggabungkan bahasa dan cara/media komunikasi

5
lainnya seperti visual, bunyi, atau lisan sebagaimana
disajikan dalam film atau penyajian komputer);
2. Kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam mendengarkan, membaca,
memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. Untuk
mencapai kompetensi tersebut peserta didik melakukan
kegiatan berbahasa dan bersastra melalui aktivitas lisan
dan tulis, cetak dan elektronik, laman tiga dimensi, serta
citra visual lain;
3. Lingkup materi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I-
XII merupakan penjabaran 3 lingkup materi: bahasa,
sastra, dan literasi;
4. Lingkup materi bahasa mencakup pengenalan variasi
bahasa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang
multilingual, bahasa untuk interaksi (bahasa yang
digunakan seseorang berbeda sesuai latar sosial dan
hubungan sosial peserta komunikasi), aksen, gaya bahasa,
penggunaan idiom (sebagai bagian dari identitas sosial dan
personal, struktur dan organisasi teks (teks terstruktur
untuk tujuan tertentu, bagaimana bahasa digunakan
untuk menciptakan teks agar kohesif, tingkat kerumitan
teks dan topik, pola dan ciri-ciri kebahasaanya, berteks
secara tepat dengan menggunakan kata, kalimat, paragraf
secara efektif);
5. Lingkup materi sastra mencakup pembahasan konteks
sastra, tanggapan terhadap karya sastra, menilai karya
sastra, dan menciptakan karya sastra; dan
6. Lingkup materi literasi mencakup teks dalam konteks,
berinteraksi dengan orang lain, menafsirkan, menganalisis,
mengevaluasi teks, dan mencipta teks.

Kompetensi berbasis genre dapat dipetakan sebagai berikut ini.

GENRE TIPE TEKS LOKASI SOSIAL


Menggambarka Laporan Buku rujukan, dokumenter,
n (Describing) (Report): buku panduan, laporan
melaporkan eksperimental (penelitian),
informasi presentasi kelompok
Deskripsi: Pengamatan diri, objek,
menggambarka lingkungan, perasaan, dll.
n peristiwa, hal,

6
sastra
Menjelaskan Eksplanasi: Paparan, pidato/ceramah,
(Explaining) menjelaskan tulisan ilmiah (popular)
sesuatu
Memerintah Instruksi/ Buku panduan/ manual
(Instructing) Prosedur: (penerapan), instruksi
menunjukkan pengobatan, aturan olahraga,
bgm sesuatu rencana pembelajaran (RPP),
dilakukan instruksi, resep,
pengarahan/pengaturan
Berargumen Eksposisi: (MEYAKINKAN/Mempengaruhi)
(Arguing) memberi : iklan, kuliah,
pendapat atau ceramah/pidato, editorial,
sudut pandang surat pembaca, artikel
Koran/majalah
Diskusi (MENGEVALUASI suatu
persoalan dengan sudut
pandang tertentu, 2 atau lebih)
Respon/ review Menanggapi teks sastra, kritik
sastra, resensi
Menceritakan Rekon Jurnal, buku harian, artikel
(Narrating) (Recount): Koran, berita, rekon sejarah,
menceritakan surat, log, garis waktu (time
peristiwa secara line)
berurutan
Narasi: Prosa (Fiksi ilmiah, fantasi,
menceritakan fabel, cerita rakyat, mitos, dll.),
kisah atau dan drama.
nasehat
Puisi Puisi, puisi rakyat (pantun,
syair, gurindam)

Kerangka Pengembangan Kurikulum Bahasa Indonesia


SMP/MTs Kelas VII sampai dengan IX mengikuti struktur
pengorganisasian Kompetensi Inti sebagai berikut ini.

7
KOMPETENSI INTI
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

KI1 Menghayati KI1 Menghargai dan KI1 Menghargai dan


ajaran agama menghayati menghayati
yang dianutnya ajaran agama ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya

KI2 Menunjukkan KI2 Menunjukkan KI2 Menunjukkan


perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, disiplin, disiplin,
tanggungjawab, tanggungjawab, tanggungjawab,
peduli (toleransi, peduli (toleransi, peduli (toleransi,
gotong royong), gotong royong), gotong royong),
santun, percaya santun, percaya santun, percaya
diri, dalam diri, dalam diri, dalam
berinteraksi berinteraksi berinteraksi
secara efektif secara efektif secara efektif
dengan dengan dengan
lingkungan sosial lingkungan sosial lingkungan sosial
dan alam dalam dan alam dalam dan alam dalam
jangkauan jangkauan jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya keberadaannya keberadaannya

KI3 Memahami KI3 Memahami KI3 Memahami


pengetahuan pengetahuan pengetahuan
(faktual, (faktual, (faktual,
konseptual, dan konseptual, dan konseptual, dan
prosedural) prosedural) prosedural)
berdasarkan berdasarkan berdasarkan
rasa ingin rasa ingin rasa ingin
tahunya tentang tahunya tahunya tentang
ilmu tentang ilmu ilmu
pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan,
teknologi, seni, teknologi, seni, teknologi, seni,
budaya terkait budaya terkait budaya terkait
fenomena dan fenomena dan fenomena dan
kejadian tampak kejadian kejadian tampak
mata. tampak mata. mata.

KI4 Mencoba, KI4 Mencoba, KI4 Mencoba,


mengolah, dan mengolah, dan mengolah, dan
menyaji dalam menyaji dalam menyaji dalam
ranah konkret ranah konkret ranah konkret

8
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
(menggunakan, (menggunakan, (menggunakan,
mengurai, mengurai, mengurai,
merangkai, merangkai, merangkai,
memodifikasi, memodifikasi, memodifikasi,
dan membuat) dan membuat) dan membuat)
dan ranah dan ranah dan ranah
abstrak abstrak abstrak
(menulis, (menulis, (menulis,
membaca, membaca, membaca,
menghitung, menghitung, menghitung,
menggambar, menggambar, menggambar,
dan mengarang) dan mengarang) dan mengarang)
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
yang dipelajari yang dipelajari yang dipelajari
di sekolah dan di sekolah dan di sekolah dan
sumber lain sumber lain sumber lain
yang sama yang sama yang sama
dalam sudut dalam sudut dalam sudut
pandang/teori. pandang/teori. pandang/teori.

Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh


rumusan Kompetensi Inti (KI) tetapi disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi,
dan psikopedagogi.

Ruang Lingkup Materi Bahasa Indonesia untuk SMP:

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX


1) Deskripsi 1) Berita 1) Laporan
2) Cerita Fantasi 2) Iklan 2) Pidato
3) Prosedur 3) Eksposisi 3) Cerpen
4) Laporan 4) Puisi
4) Tanggapan
Observasi 5) Eksplanasi

9
5) Puisi Rakyat 6) Ulasan 5) Diskusi
6) Cerita Rakyat 7) Persuasi 6) Cerita Inspirasi
7) Surat 8) Drama 7) Literasi
8) Literasi 9) Literasi

E. Pembelajaran dan Penilaian


1. Pembelajaran
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sintesis dari
tiga pendekatan, yaitu pedagogi genre, saintifik, dan
CLIL. Alur utama model adalah pedagogi genre dengan
4M (Membangun konteks, Menelaah Model,
Mengonstruksi Terbimbing, dan Mengonstruksi Mandiri).
Kegiatan mendapatkan pengetahuan (KD-3) dilakukan
dengan pendekatan saintifik 5M (Mengamati,
Mempertanyakan, Mengumpulkan Informasi, Menalar,
dan Mengomunikasikan). Pengembangan keterampilan
(KD-4) dilanjutkan dengan langkah mengonstruksi
terbimbing dan mengonstruksi mandiri. Pendekatan CLIL
digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan
prinsip: (1) isi [konten] teks—berupa model atau tugas--
bermuatan karakter dan pengembangan wawasan serta
kepedulian sebagai warganegara dan sebagai warga
dunia; (2) unsur kebahasaan [komunikasi] menjadi unsur
penting untuk menyatakan berbagai tujuan berbahasa
dalam kehidupan; (3) setiap jenis teks memiliki struktur
berpikir [kognisi] yang berbeda-beda yang harus disadari
agar komunikasi lebih efektif; dan (4) budaya [kultur],
berbahasa, berkomunikasi yang berhasil harus
melibatkan etika, kesantunan berbahasa, budaya
(antarbangsa, nasional, dan lokal). Pembelajaran bahasa
Indonesia ini dapat digambarkan dalam model sebagai
berikut:

Prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia


dilaksanakan dengan menerapkan prinsip:
1. Bahasa merupakan kegiatan sosial. Setiap komunikasi
dalam kegiatan sosial memiliki tujuan, konteks, dan
audiens tertentu yang memerlukan pemilihan aspek

10
kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) yang tepat;
serta cara mengungkapkan dengan strukur yang
sesuai agar mudah dipahami.
2. Bahan pembelajaran bahasa yang digunakan wajib
bersifat otentik. Pengembangan bahan otentik didapat
dari media massa (cetak dan elektronik); tulisan guru
di kelas, produksi lisan dan tulis oleh siswa. Semua
bahan dikelola guru untuk keberhasilan
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran menekankan aktivitas siswa yang
bermakna. Inti dari siswa aktif adalah siswa
mengalami proses belajar yang efesien dan efektif
secara mental dan eksperiensial.
4. Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra,
dikembangkan budaya membaca dan menulis secara
terpadu. Dalam satu tahun pelajaran peserta didik
dimotivasi agar dapat membaca paling sedikit 4 buku
(2 buku sastra dan 2 buku nonsastra) sehingga
setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan pada
jenjang SMP/MTs membaca paling sedikit 12 judul
buku.

2. Penilaian
Hal yang paling utama dalam penilaian adalah guru
harus menciptakan instrument dan suasana penilaian
yang menghindarkan peserta didik dari ketidakjujuran
dan plagiarisme peserta didik dalam berkarya/berteks.
Oleh sebab itu, penilaian proses menjadi sangat penting.
Sedapat mungkin peserta didik lebih banyak
mengerjakan tugas di sekolah, bukan menjadi pekerjaan
rumah (PR).

Penilaian di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia


secara umum untuk:
(1) mengetahui ketercapaian kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap berbahasa Indonesia peserta
didik;
(2) mengetahui kemampuan siswa di dalam KD tertentu;
(3) memberikan umpan balik bagi kegiatan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia; dan
(4) memberikan motivasi belajar bagi siswa dan motivasi
berprestasi bagi peserta didik dan guru.

11
Secara umum teknik penilaian pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
teknik tes dan teknik nontes. Instrumen penilaian yang
akan dipergunakan harus dikembangkan oleh guru.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
mengembangkan instrumen penilaian adalah sebagai
berikut: (1) kompetensi yang dinilai, (2) penyusunan kisi-
kisi, (3) perumusan indikator pencapaian, dan (4)
penyusunan instrumen.

Pengembangan Penilaian Mapel Bahasa Indonesia Berbasis


Genre

Penilaian untuk mengetahui keberhasilan kompetensi


pengetahuan (misalnya tentang struktur teks dan
kebahasaan) digunakan tes tulis dan tes lisan. Sedangkan
untk penilaian kompetensi keterampilan diukur
keberhasilannya dengan tes kinerja, penugasan (lisan, tulis,
proyek, atau multimodal) dan/atau portofolio.

Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu


pembelajaran. Artinya, penilaian harus selalu dilakukan
oleh pendidik sebagai bagian dari profesinya. Berdasarkan
hasil penilaian inilah, pendidik akan selalu kreatif untuk
mencari berbagai strategi baru di dalam tindakan

12
mengajarnya. Oleh karena itu, pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang berangkat dari hasil penilaian
sebelumnya--sebagai pengalaman awal siswa--bukan dari
apa yang seharusnya dipelajari siswa.

Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru


dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut
sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Keunggulan


dan Kebutuhan Daerah serta Peserta didik

Kegiatan pembelajaran pada silabus dapat disesuaikan dan


diperkaya dengan konteks daerah atau sekolah, serta
konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil
belajar pada peserta didik. Kontekstualisasi pembelajaran
ini dimaksudkan agar peserta didik tetap berada pada
budayanya, mengenal dan mencintai alam, sosial, dan
budaya di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus
menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi
tangguh dan berbudaya Indonesia.

Kontekstualisasi pembelajaran dilakukan dengan


mengaitkan materi-materi yang dipelajari dengan situasi dan
kondisi di lingkungan setempat. Materi yang dikembangkan
dalam pembelajaran hendaknya mengedepankan
keunggulan dan kebutuhan daerah serta kebutuhan peserta
didik. Keunggulan daerah yang dimaksud dapat berupa
keunggulan lokasi, ekonomi, sosial, politik, sejarah, dan
budaya. Sebagai contoh, pembelajaran bahasa Indonesia di
Provinsi Bali yang memiliki keunggulan lokasi, budaya, dan
pariwisata berbeda kontekstualisasinya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia di Provinsi Riau yang
memiliki keunggulan lokasi, budaya, dan perkebunan, serta
pertambangan. Kontekstualisasi ini akan membantu peserta
didik dalam mencapai kompetensi berdasarkan keunggulan
dan kebutuhan daerah.

13
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 juga
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong
peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan
berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Bahasa Indonesia.

Pembelajaran Bahasa Indonesia memanfaatkan berbagai


sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam
bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan
Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-
satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku
pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan
bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, LKS bukan hanya
kumpulan soal.

14
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kelas VII
Alokasi waktu: 6 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial


dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

3.1 Mengidentifikasi Teks deskripsi • Mengamati model-


informasi dalam • Pengertian teks model teks deskripsi.
teks deskripsi deskripsi • Merumuskan
tentang objek • Isi teks pengertian dan
(sekolah, tempat deskripsi menjelaskan isi teks
wisata, tempat • Ciri umum teks deskripsi
bersejarah, dan deskripsi • Mendaftar ciri umum
• Struktur teks teks deskripsi yang
atau suasana
deskripsi mencakup struktur
pentas seni
• Kaidah dan kaidah
daerah) yang kebahasaan kebahasaannya.
didengar dan • Mengerjakan
dibaca. sejumlah kegiatan
secara berkelompok
dan individual untuk
4.1 Menentukan isi menentukan isi dan
teks deskripsi

15
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

objek (tempat ciri-cirinya


wisata, tempat berdasarkan struktur
bersejarah, dan kaidah-
suasana pentas kaidahnya.
seni daerah, dll) • Mengidentifikasi
model teks observasi
yang didengar dan
lainnya lainnya dari
dibaca.
berbagai sumber
untuk menentukan isi
dan ciri-cirinya.

3.2 Menelaah struktur • Struktur teks • Mengamati model


dan kaidah deskripsi dan struktur dan
kebahasaan dari contoh- kaidah-kaidah teks
teks deskripsi contoh deskripsi.
tentang objek telaahannya. • Membaca teks
(sekolah, tempat • Kaidah- deskripsi untuk
wisata, tempat kaidah ditelaah struktur
kebahasaan dan kaidah-kaidah
bersejarah, dan
teks eksposisi kebahasaannya.
atau suasana
dan contoh- • Menyajikan teks
pentas seni contoh deskripsi
daerah) yang telaahannya. berdasarkan hasil
didengar dan • Prosedur/ pengamatan
dibaca. langkah terhadap sebuah
menulis teks objek lingkungan.
4.2 Menyajikan data,
deskripsi. • Melakukan
gagasan, kesan
• Teknik penyuntingan
dalam bentuk teks penyuntingan terhadap teks
deskripsi tentang teks deskripsi teman.
objek (sekolah, deskripsi.
tempat wisata,
tempat bersejarah,
dan atau suasana
pentas seni
daerah) secara
tulis dan lisan
dengan
memperhatikan
struktur,
kebahasaan baik

16
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

secara lisan dan


tulis

3.3 Mengidentifikasi • Pengertian dan • Mengamati model-


unsur-unsur teks contoh-contoh model teks narasi.
narasi (cerita teks narasi • Mendaftar isi, kata
fantasi) yang (cerita fantasi) ganti, konjungsi
dibaca dan • Unsur-unsur (kemudian,
didengar teks cerita seketika, tiba-tiba,
narasi. sementara itu),
4.3 Menceritakan • Struktur teks kalimat yang
kembali isi teks narasi. menunjukkan
narasi (cerita • Kaidah rincian latar,
fantasi) yang kebahasaan watak, peristiwa,
didengar dan teks narasi. kalimat langsung
dibaca • Kalimat dan tidak langsung
langsung dan pada teks cerita
kalimat tidak fantasi
langsung • Mendiskusikan ciri
• Penceritaan umum teks cerita
kembali isi fantasi, tujuan
teks narasi komunikasi cerita
fantasi, struktur
teks cerita fantasi
• Menyampaikan
secara lisan hasil
diskusi ciri umum
cerita fantasi
tujuan
komunikasi, dan
ragam/ jenis cerita
fantasi, struktur
cerita fantasi
• Menceritakan
kembali dengan
cara naratif

3.4 Menelaah struktur • Struktur teks • Mendata struktur


dan kebahasaan cerita fantasi dan kebahasaan
teks narasi (cerita (orientasi, teks cerita fantasi
fantasi) yang komplikasi, • Mendiskusikan
dibaca dan resolusi) prinsip
didengar • Kebahasaan memvariasikan
teks cerita cerita fantasi,
4.4 Menyajikan fantasi penggunaan

17
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

gagasan kreatif • Prinsip bahasa pada cerita


dalam bentuk cerita memvariasika fantasi,
fantasi secara lisan n teks cerita penggunaan tanda
dan tulis dengan fantasi baca/ ejaan
memperhatikan • Ejaan dan • Mengurutkan
struktur dan tanda baca bagian-bagian
penggunaan bahasa • Langkah- cerita fantasi,
langkah memvariasikan
menulis cerita cerita fantasi
fantasi (misal: mengubah
narasi menjadi
dialog, mengubah
alur, mengubah
akhir cerita dll),
melengkapi, dan
menulis cerita
fantasi sesuai
dengan kreasi
serta
memperhatikan
ejaan dan tanda
baca
• Mempublikasikan
karya cerita
fantasi/memprese
ntasikan karya

3.5 Mengidentifikasi Teks prosedur • Mendaftar kalimat


teks prosedur • Ciri umum teks perintah, saran,
tentang cara prosedur larangan pada teks
melakukan • Struktur teks: prosedur
sesuatu dan cara Tujuan, bahan, • Mendaftar kalimat
membuat (cara alat langkah, yang
memainkan alat • Ciri menunjukkan
kebahasaan: tujuan, bahan,
musik/ tarian
kalimat alat, langkah-
daerah, cara
perintah, langkah
membuat kuliner
kalimat • Mendiskusikan ciri
khas daerah, dll.) umum teks
dari berbagai saran, kata
benda, kata prosedur, tujuan
sumber yang komunikasi,
dibaca dan kerja, kalimat
struktur, ragam/
didengar majemuk
jenis teks
(dengan, prosedur, kata/
4.5 Menyimpulkan isi hingga, kalimat yang

18
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

teks prosedur sampai), digunakan pada


tentang cara konjungsi teks prosedur, isi
melakukan urutan teks prosedur
sesuatu dan cara (kemudian, • Menyampaikan
membuat (cara selanjutnya, secara lisan hasil
memainkan alat dll) diskusi ciri umum
musik/ tarian teks prosedur,
• Simpulan isi
tujuan
daerah, cara teks prosedur
komunikasi, dan
membuat kuliner ragam/ jenis teks
khas daerah dll.) prosedur
dari berbagai
sumber yang
dibaca dan
didengar yang
dibaca dan
didengar

3.6 Menelaah struktur • Variasi pola • Mendata jenis-


dan aspek penyajian jenis dan variasi
kebahasaan teks tujuan, pola penyajian
prosedur tentang bahan/ alat tujuan, bahan dan
cara melakukan langkah alat, langkah teks
sesuatu dan cara • Variasi prosedur
membuat (cara kalimat • Menyusun teks
perintah/ prosedur dengan
memainkan alat
saran/ memperhatikan
musik/ tarian
larangan struktur, unsur
daerah, cara
• Prinsip kebahasaan, dan
membuat kuliner penyusunan isi
khas daerah, kalimat • Menyunting dan
membuat cindera perintah memperbaiki teks
mata, dll.) dari • Pilihan kata prosedur yang
berbagai sumber dalam ditulis dari segi isi,
yang dibaca dan penyusunan pilihan kata/
didengar teks prosedur kalimat/ paragraf
• Prinsip dan penggunaan
penggunaan tanda baca/ ejaan
4.6 Menyajikan data kata/
• Memublikasikan
kalimat/
rangkaian kegiatan teks prosedur yang
tanda baca
ke dalam bentuk dibuat
dan ejaan
teks prosedur
(tentang cara

19
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

memainkan alat
musik daerah,
tarian daerah, cara
membuat
cinderamata, dll)
dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan, dan
isi secara lisan dan
tulis

3.7 Mengidentifikasi Teks laporan • Mendaftar dan


informasi dari hasil mendiskusikan
teks laporan hasil observasi informasi isi,
observasi berupa kalimat definisi,
buku • Daftar kalimat untuk
informasi isi klasifikasi, kalimat
pengetahuan yang
teks laporan rincian dalam teks
dibaca atau
hasil laporan observasi.
diperdengarkan observasi • Merinci isi teks
4.7 Menyimpulkan isi (LHO) LHO (bagian
teks laporan hasil • Penggunaan definisi/ klasifikasi,
bahasa dalam deskripsi bagian,
observasi yang
laporan hasil penegasan)
berupa buku
observasi • Menyajikan hasil
pengetahuan yang
• Ciri umum diskusi tentang isi
dibaca dan laporan bagian dan gagasan
didengar pokok yang
ditemukan pada
teks LHO
• Menyimpulkan isi
teks laporan hasil
observasi
3.8 Menelaah • Struktur teks • Mendiskusikan
struktur, LHO struktur,
kebahasaan, dan • Variasi pola kebahasaan, da
isi teks laporan penyajian nisi teks LHO
hasil observasi teks LHO • Mendata jenis-jenis
yang berupa buku • Variasi dan variasi pola
pengetahuan yang kalimat penyajian definisi,
definisi, klasifikasi,
dibaca atau
variasi pola deskripsi bagian

20
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

diperdengarkan penyajian • Merangkum teks


teks LHO LHO
4.8 Menyajikan • Mempresentasikan
rangkuman teks teks LHO yang
laporan hasil ditulis
observasi yang
berupa buku
pengetahuan
secara lisan dan
tulis dengan
memperhatikan
kaidah
kebahasaan atau
aspek lisan

3.9 Menemukan Literasi buku • Mendata sub-bab


unsur-unsur dari fiksi dan buku
buku fiksi dan nonfiksi • Membaca garis
nonfiksi yang besar isi subbab
dibaca • Unsur-unsur • Menentukan
buku gagasan pokok isi
4.9 Membuat peta • Cara buku
pikiran/ membaca • Membuat peta
rangkuman alur buku dengan pikiran isi buku
tentang isi buku SQ3R, yaitu • Mempresentasikan
nonfiksi/ buku 1) Survey atau hasil peta pikiran
fiksi yang dibaca meninjau, isi buku yang
2) Question dibaca
atau
bertanya, 3)
Read atau
membaca,
4) Recite atau
menuturkan,
5) Review
atau
mengulang
• Cara
membuat
rangkuman
3.10 Menelaah • Hubungan • Mendata bagian
hubungan unsur- antarunsur isi yang akan
unsur dalam buku buku ditanggapi,
• Langkah penggunaan

21
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

fiksi dan nonfiksi menyusun bahasa dalam


tanggapan buku, dan
4.10 Menyajikan terhadap sistematika buku
tanggapan buku yang • Menyusun
terhadap isi buku dibaca tanggapan dalam
fiksi nonfiksi yang bentuk komentar
dibaca terhadap isi,
sistematika,
kebermaknaan
buku, penggunaan
bahasa, dan tanda
baca/ ejaan
• Memublikasikan
komentar terhadap
buku yang dibaca

3.11 Mengidentifikasi Surat pribadi • Mendata isi surat


informasi (kabar, dan surat pribadi dan surat
keperluan, dinas dinas
permintaan, • Mendiskusikan isi
dan/atau • Informasi isi surat pribadi dan
surat pribadi, dinas
permohonan) dari
surat dinas • Menyimpulkan isi
surat pribadi dan
• Isi surat surat pribadi dan
surat dinas yang pribadi dan surat dinas
dibaca dan dinas
didengar. • Simpulan isi
4.11 Menyimpulkan isi surat pribadi
dan dinas
(kabar, keperluan,
permintaan,
dan/atau
permohonan)
surat pribadi dan
surat dinas yang
dibaca atau
diperdengarkan

3.12 Menelaah unsur- • Unsur-unsur • Mengidentifikasi


unsur dan surat pribadi unsur-unsur surat
kebahasaan dari dan dinas pribadi dan
surat pribadi dan • Kebahasaan sistematika surat
surat dinas yang surat priadi dinas

22
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

dibaca dan dan dinas • Mendiskusikan


didengar. • Cara menulis karakteristik
surat pribadi bahasa dan urutan
4.12 Menulis surat dan dinas surat pribadi dan
(pribadi dan dinas
dinas) untuk • Menulis surat
kepentingan resmi pribadi sesuai
dengan tujuan penulisan
memperhatikan • Menulis surat
struktur teks, dinas sesuai
kebahasaan, dan dengan
isi. sistematika dan
bahasa surat dinas
3.13 Mengidentifikasi Puisi rakyat • Mendiskusikan ciri
informasi (pesan, umum dan tujuan
rima, dan pilihan • Ciri puisi komunikasi puisi
rakyat rakyat (pantun,
kata) dari puisi
(pantun, gurindam, syair)
rakyat (pantun,
gurindam, • Mendaftar kalimat
syair, dan bentuk syair)
puisi rakyat perintah, saran,
• Cara ajakan, larangan,
setempat) yang menyimpulka kalimat
dibaca dan n isi pada pernyataan,
didengar. pantun, kalimat majemuk
4.13 Menyimpulkan isi gurindam, dan kalimat
puisi rakyat dan syair tunggal dalam
(pantun, syair, puisi rakyat
dan bentuk puisi (pantun,
rakyat setempat) gurindam, syair)
yang disajikan • Menyimpulkan ciri
dalam bentuk umum, tujuan
tulis komunikasi,
ragam/ jenis puisi
rakyat, kata/
kalimat yang
digunakan pada
puisi rakya
(pantun,
gurindam, syair)

3.14 Menelaah struktur • Pola • Menyimpulkan


dan kebahasaan pengembanga prinsip
puisi rakyat n isi pantun, pengembangan
(pantun, syair, gurindam, pantun, gurindam,
dan bentuk puisi dan syair dan syair,

23
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

rakyat setempat) • Variasi penggunaan


yang dibaca dan kalimat konjungsi (kalau,
didengar. perintah, jika, agar, karena
saran, itu, dll) pada
4.14 Mengungkapkan ajakan, pantun, gurindam,
gagasan, larangan dan syair
perasaan, pesan dalam pantun • Memvariasikan,
dalam bentuk melengkapai isi,
puisi rakyat menurutkan, dan
secara lisan dan menulis pantun,
tulis dengan gurindam, dan
memperhatikan syair
struktur, rima, • Mendemonstrasika
n berbalas pantun
dan penggunaan
secara
bahasa
berkelompok

3. 15 Mengidentifikasi Fabel/ legenda • Mencermati cerita


informasi tentang rakyat (fabel dan
fabel/legenda • Ciri cerita legenda) yang
fabel/ legenda berasal dari daerah
daerah setempat
• Langkah setempat.
yang dibaca dan
memahami isi • Mendata kata ganti,
didengar. cerita fabel kata kerja, konjungsi,
4. 15 Menceritakan • Langkah kalimat langsung dan
kembali isi fabel/ menceritakan tidak langsung,
legenda daerah kembali isi tema, alur, karakter
fabel/ legenda tokoh, latar, sudut
setempat
pandang, amanat,
dan gaya bahasa
pada fabel/ legenda
• Berlatih
menceritakan isi
fabel/ legenda
yang dibaca
• Menceritakan
kembali isi
fabel/legenda yang
dibaca

3.16 Menelaah • Struktur teks • Mendiskusikan


struktur dan fabel/legenda: struktur teks fabel/
kebahasaan 1. orientasi legenda dan
fabel/legenda 2. komplikas kebahasaan yang
digunakan (variasi

24
Materi Kegiatan
Kompetensi Dasar
Pembelajaran Pembelajaran

daerah setempat i penyajian, variasi


yang dibaca dan 3. resolusi pola pengembangan)
didengar. 4. koda • Mendata isi,
• Teknik memperbaiki
penggambara pilihan kata,
n tokoh kalimat narasi,
4.16 Memerankan isi
• Pemeranan isi dialog, penyajian
fabel/legenda latar agar cerita
fabel/legenda
daerah setempat daerah menjadi lebih
yang dibaca dan setempat menarik
didengar. • Menulis fabel/
legenda
berdasarkan ide
yang direncanakan
dan data yang
diperoleh
• Memerankan dan
menceritakan
fabel/ legenda
yang berasal dari
daerah setempat.

B. Kelas VIII
Alokasi Waktu: 6 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial


dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.

25
Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan sebagai berikut ini.

Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

3.1 Mengidentifikasi • Pengertian • Mengamati teks berita,


unsur-unsur teks teks berita baik yang
berita 11) Unsur- diperdengarkan atau
(membanggakan unsur ditayangkan.
dan memotivasi) berita • Mendiskusikan hasil
yang didengar (5 W + 1H) membaca untuk
dan dibaca. 12) Ringk memeroleh pemahaman
asan dan tentang unsur-unsur
4.1 Menyimpulkan isi penyimpul berita
dari berita an berita. • Mendiskusikan langkah-
(membanggakan 13) Langk langkah menentukan
dan memotivasi) ah- pokok-pokok/unsur-
yang dibaca dan langkah unsur berita
menyimpu • Merumuskan
didengar.
lkan ringkasan/kesimpulan
pokok- unsur-unsur teks berita
pokok yang dibaca
berita. • Menanggapi berita
14) Tangg
apan
terhadap
isi berita.
3.2 Menelaah struktur • Struktur • Membaca berbagai
dan kebahasaan teks berita sumber untuk
teks berita - Kepala memahami struktur teks
(membanggakan berita berita, kaidah
dan memotivasi) (lead) kebahasaan (bahasa
yang didengar - Tubuh baku, kalimat langsung,
dan dibaca berita berita konjungsi bawah,
- Ekor konjungsi temporal dan
berita kronologis, keterangan
4.2 Menyajikan data, waktu, kata kerja
• Kaidah-
informasi dalam kaidah mental) yang digunakan
bentuk berita kebahasaa dalam menulis bagian-
secara lisan dan n teks bagian teks berita
tulis dengan berita. • Mendata objek dari
memperhatikan • Bahasa berbagai sumber tentag
struktur, baku dan berita, bahan, dan
kebahasaan, tidak baku cara/langkah-langkah

26
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

atau aspek lisan (pengayaa kegiatan yang disusun


(lafal, intonasi, n) menjadi teks berita
mimik, kinesik). • Menulis teks berita
dengan memperhatikan
unsur-unsur berita dan
polapenyajiannya
• Membacakan teks berita
yang ditulis
3.3 Mengidentifikasi • Pengertian • Mendata informasi isi dan
informasi teks dan Teks unsur–unsur yang
iklan, slogan, iklan, terdapat pada iklan,
atau poster (yang slogan, slogan, atau poster
membuat bangga poster • Menelaah dan
dan memotivasi) • Unsur- membedakan unsur-
dari berbagai unsur teks unsur iklan, slogan, dan
Iklan, poster
sumber yang
slogan, • Mendiskuskan simpulan
dibaca dan
poster isi teks iklan, slogan,
didengar.
• Penyimpul atau poster
4.3 Menyimpulkan isi an • Mempresentasikan isi
iklan, slogan, maksud teks iklan, slogan, atau
atau poster suatu poster
iklan.
(membanggakan
• Menceritak
dan memotivasi)
an kembali
dari berbagai iklan.
sumber

3.4 Menelaah pola • Unsur- • Mendiskusikan ciri-ciri


penyajian dan unsur atau komponen dan
kebahasaan iklan, kebahasaan teks iklan,
teks iklan, slogan, slogan, atau poster
slogan, atau dan berdasarkan teks iklan,
poster (yang poster. slogan, atau poster yang
membuat bangga • Cara dibaca/didengar/
menyusun disaksikan
dan memotivasi)
teks iklan, • Menganalisis langkah-
dari berbagai
slogan, langkah penulisan iklan,
sumber yang poster slogan atau poster
dibaca dan • Merumuskan konteks
didengar iklan, slogan, atau poster
4.4 Menyajikan sesuai dengan keperluan
untuk bahan penulisan
gagasan, pesan,
slogan dan/poster
ajakan dalam
• Menulis iklan, slogan,
bentuk iklan,

27
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

slogan, atau atau poster berdasarkan


poster secara konteks yang telah
lisan dan tulis. dirumuskan
• Mempresentasikan iklan,
slogan, dan/atau poster
yang ditulis dengn
berbagai variasi

3.5 Mengidentifikasi Pengertian • Mengamati teks eksposisi


informasi teks teks untuk merumuskan
eksposisi berupa eksposisi pengertiannya.
artikel ilmiah • Mendata dan
populer dari • Unsur- merumuskan unsur-
unsur teks unsur teks eksposisi
koran/ majalah)
eksposisi: yang meliputi gagasan
yang didengar
gagasan dan fakta dan pola
dan dibaca yang dan fakta- pengembangannya
didengar dan fakta. • Mengakaji hubungan
dibaca. • Pola-pola bagian-bagian struktur
pengemba dan kebahasaan teks
4.5 Menyimpulkan isi
ngan teks eksposisi.
teks eksposisi
eksposisi • Menelaah dan informasi
(artikel ilmiah
• Simpulan isi teks sesuai dengan
populer dari teks bagian-bagian teks
koran dan eksposisi eksposisi
majalah) yang berdasark • Menyimpulkan isi teks
diperdengarkan an eksposisi hasil diskusi
dan dibaca. gagasan
utamanya.
• Jenis-jenis
paragraf
dalam teks
eksposisi.

3.6 Menelaah isi dan Struktur • Mendiskusikan struktur


struktur teks teks dan penggunaan kaidah
eksposisi (berupa eksposisi bahasa teks ekspoisi
artikel ilmiah • Kaidah • Menyusun kerangka teks
populer dari teks ekspoisi berdasarkan
koran/ majalah) ekposisi struktu, kaidah bahasa,
yang • Langkah- ciri kebahasaan, dan
langkah pola pengembangan
diperdengarkan
menyusun kebahasaan berdasarkan
atau dibaca
teks objek yang akan ditulis

28
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

4.6 Menyajikan eksposisi. • Menulis teks ekposisi


gagasan, • Menyan- • Mempresentasikan teks
pendapat ke ting teks eksposisi
dalam bentuk eksposisi.
teks eksposisi
berupa yang
artikel ilmiah
populer
(lingkungan
hidup, kondisi
sosial, dan/atau
keragaman
budaya, dll)
secara lisan dan
tertulis dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan,
aspek lisan

3.7 Mengidentifikasi Pengertian • Mengamati model-model


unsur-unsur teks puisi teks puisi.
pembangun teks • Merumuskan pengertian
puisi yang • Unsur- puisi.
unsur • Mendiskusikan isi teks
diperdengarkan
pembentu puisi yang dibaca.
atau dibaca. k teks • Mendiskusikan unsur-
4.7 Menyimpulkan puisi unsur pembangun puisi
unsur-unsur • Simpulan dan jenis-jenisnya.
pembangun dan isi, unsur- • Mempresentasikan hasil
unsur diskusi
makna teks puisi
pembangu
yang
n teks
diperdengarkan puisi, dan
atau dibaca jenis-
jenisnya.
• Periodesas
i puisi
(Pengayaa
n)

3.8 Menelaah unsur- Unsur lahir • Merumuskan unsur-

29
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

unsur (bentuk) unsur pembentuk teks


pembangun teks dan batin puisi
puisi (makna) • Mengidentifikasi isi,
(perjuangan, puisi. penggunaan bahasa,
lingkungan • Pengungka kata-kata (konotasi dan
hidup, kondisi pan denotasi) dalam teks
sosial, dan lain- gagasan, puisi
perasaan, • Menulis puisi
lain) yang
pandanga berdasarkan konteks
diperdengarkan
n penulis • Membacakan puisi yang
atau dibaca.
• Pembacaa ditulis dan
4.8 Menyajikan n puisi menanggapinyai
gagasan, (ekspresi,
perasaan, lafal,
pendapat dalam tekanan,
bentuk teks puisi intonasi)
secara tulis/
lisan dengan
memperhatikan
unsur-unsur
pembangun puisi

3.9 Mengidentifikasi Pengertian • Mengamati suatu model


informasi dari teks teks eksplanasi.
teks ekplanasi eksplanasi • Menyimpulkan
berupa paparan pengertian, ciri-ciri
kejadian suatu • Ciri-ciri berdasarkan
teks pola/struktur teks
fenomena alam
eksplanasi eksplanasi
yang
berdasar- • Mendata gagasan umum
diperdengarkan kan pola/ dan teks eksplanasi.
atau dibaca struktur • Meringkas isi teks
dengan teks ekplanasi
memperhatikan eksplanasi • Memajang ringkasan
struktur, unsur • Gagasan teks eksplanasi.
kebahasaan, dan umum
isi secara tertulis. dalam teks
eksplanasi
4.9 Meringkas isi .
teks eksplanasi • Langkah-
yang berupa langkah
proses terjadinya meringkas
suatu fenomena isi teks
dari beragam eksplanasi

30
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

sumber yang berdasar-


didengar dan kan
dibaca . gagasan
umumnya
3.10 Menelaah teks Ragam isi • Mengamati model-model
eksplanasi teks teks eksplanasi.
berupa paparan eksplanasi • Mendata isi, struktur,
kejadian suatu • Struktur dan kaidah teks
fenomena alam teks eksplanasi.
yang eksplanasi • Mendata peristiwa-
diperdengarkan • Kaidah peristiwa yang terjadi di
atau dibaca. teks lingkungan peserta didik
eksplanasi tinggal sebagai bahan
4.10 Menyajikan . menulis teks eksplanasi.
informasi, data • Pola-pola • Menulis teks eksplanasi
dalam bentuk pengemba sesuai dengan
teks eksplanasi ngan teks kerangka/pola yang
proses terjadinya eksplanasi telah dirancang.
suatu fenomena . • Memajang teks
eksplanasi yang disusun
secara lisan dan
dan ringkaannya
tulis dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan, atau
aspek lisan

3.11 Mengidentifikasi • Pengertian • Mengamati suatu model


informasi pada teks teks ulasan.
teks ulasan ulasan • Berdiskusi tentang
tentang kualitas • Macam- pengertian dan macam-
karya (film, macam macam isi teks ulasan.
cerpen, puisi, teks • Mendiskusikan maksud
novel, karya seni ulasan dan cara
berdasar- mengungkapkan
daerah) yang
kan isinya kelebihan dan
dibaca atau
• Maksud/ kekurangan teks ulasan
diperdengarkan
arti • Menuliskan informasi
4.11 Menceritakan penting berupa pernyataan
kembali isi teks teks kelebihan dan
ulasan tentang ulasan kekurangan benda yang
• Kelebihan/ terdapat pada teks
kualitas karya
kelemahan ulasan.
(film, cerpen,
dalam teks • Membacakan kelebihan
puisi, novel, ulasan. produk, karya, benda

31
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

karya seni pada teks ulasan yang


daerah) yang diidentifasi
dibaca atau
didengar.

3.12 Menelaah Struktur • Mendiskusikan struktur,


struktur dan teks ulasan: bahasaan, dan isi teks
kebahasaan teks 1. orientasi ulasan produk, karya,
ulasan (film, 2. tafsiran atau benda.
cerpen, puisi, 3. • Mendata keunggulan
novel, karya seni rangkuman dan
daerah) yang 4. evaluasi kelemahan/kekurangan
produk, karya, atau
diperdengarkan • Kaidah
benda tertentu sebagai
dan dibaca kebahasa-
bahan menulis teks
an teks
4.12 Menyajikan ulasan.
ulasan.
tanggapan • Menulis teks ulasan
• Cara
tentang kualitas dengan memperhatikan
menulis
karya (film, struktur, kaidah-kaidah
teks
bahasa, dan data
cerpen, puisi, ulasan
produk, karya, atau
novel, karya seni
benda.
daerah, dll.) • Memajang teks ulasan
dalam bentuk untuk dikomentari
teks ulasan peserta didk lain
secara lisan dan (perorangan/kelompok)
tulis dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan, atau
aspek lisan

3.13 Mengidentifikasi • Pengertian • Mengamati model-model


jenis saran, dan is teks teks persuasi.
ajakan, arahan, persuasi. • Berdiskusi tentang
dan • Ajakan- informasi pada teks
pertimbangan ajakan persuasi yang
tentang berbagai dalam teks didengarkan/ dibaca dan
hal positif atas persuasi. cara menyajikan ulang
• Langkah- isinya
permasalahan
langkah • Merumuskan informasi
aktual dari teks
penyusuna yang terdapat pada teks
persuasi
n persuasi sesuai dengan
(lingkungan bagian-bagian teks
kesimpula
hidup, kondisi persuasi

32
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

sosial, dan/atau n. • Menyimpulkan cara


keragaman menyajikan informasi isi
budaya) yang teks persuasi
didengar dan
dibaca.
4.13 Menyimpulkan
isi saran, ajakan,
arahan,
pertimbangan
tentang berbagai
hal positif
permasalahan
aktual dari teks
persuasi
(lingkungan
hidup, kondisi
sosial, dan/atau
keragaman
budaya) yang
didengar dan
dibaca.

3. 14 Menelaah • Struktur • Mendiskusikan struktur,


struktur dan dan unsur kebahasaan, dan isi teks
kebahasaan teks kebahasa- persuasi
persuasi yang an teks • Mendata permasalahan
berupa saran, persuasi aktual yang perlu
ajakan, dan • Mengguna diangkat untuk diberi
pertimbangan kaan masukan sebagai bahan
konjungsi menulis teks persuasi
tentang berbagai
supaya • Mendiskusikan cara
permasalahan
dan selagi menyusun teks persuasi
aktual (pengayaa tentang masalah aktual
(lingkungan n) tertentu dengan
hidup, kondisi memperhatikan gagasan
sosial, dan/atau • Cara utama, alasan dan bukti,
keragaman menyajika saran, arahan, atau
budaya, dll) dari n teks ajakan, serta unsur
berbagai sumber persuasi kebahasaan yang
yang didengar digunakan
dan dibaca • Menulis teks persuasi
• Penyiapan sesuai dengan
4.14 Menyajikan teks bujukan/ memperhatikan struktur

33
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

persuasi (saran, ajakan. dan kaidah kebahasaan


ajakan, arahan, teks persuasi
dan • Mempresentasikan teks
• Memper- persuasi yang ditulis
pertimbangan)
hatikan
secara tulis dan
struktur/
lisan dengan kaidah
memperhatikan teks
struktur, ulasan
kebahasaan, atau
aspek lisan

3.15 Mengidentifikasi • Pengertian • Memperhatikan suatu


unsur-unsur /karakteri model teks drama
drama s-tik teks • Merumuskan
(tradisional dan drama pengertian/karakteristik
moderen) yang • Unsur- drama.
disajikan dalam unsur • Mendiskusikan unsur-
bentuk pentas teks unsur dan isi drama
drama • Mengidentifikasi isi
atau naskah.
• Penjelasan drama
4.15 Menginterprestasi isi drama • Menanggapi dan
drama • Tanggapan melaporkan secara lisan
(tradisional dan atas dan atau tulis isi drama
modern) yang drama yang ditonton
dibaca dan
ditonton/
didengar

3.16 Menelaah • Karakteris • Mendiskusikan


karakteristik -tik teks karakteristik unsur
unsur dan kaidah drama drama dan kaidah
kebahasaan berdasar- kebahasaan teks drama
dalam teks drama kan • Mendiskusikan cara
yang berbentuk struktur menulis teks drama dan
naskah atau dan penyajiannya
kaidahnya. • Menulis teks drama
pentas.
• Cara • Mementaskan drama
4.16 Menyajikan menulis secara berkelompok
drama dalam naskah
bentuk pentas drama dari
atau naskah karya yang
sudah ada
dan yang

34
Materi
Kompetensi Dasar Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n

orisinal.
• Langkah-
langkah
pementas-
an drama
3.17 Menggali dan • Keragama • Mendiskusikan informasi
menemukan n dan peta konsep alur
informasi dari informasi dalam buku fiksi dan
buku fiksi dan dalam non fiksi
nonfiksi yang buku • Membuat peta konsep
dibaca fiksi/ alur dari buku fiksi dan
nonfiksi. nonfiksi
• Informasi • Mempresentasikan
buku informasi peta konsep
4.17 Membuat peta melalui alur buku fiksi dan
konsep/ garis indeks. nonfiksi
alur dari buku • Catatan
fiksi dan nonfiksi tentang isi
yang dibaca buku.
• Teknik-
teknik
membaca.

3.18 Menelaah unsur • Ungkapan • Mendiskusikan unsur


buku fiksi dan dalam kebahasaan dalam
nonfiksi yang buku fiksi. buku fiksi.
dibaca • Unsur- • Membuat tanggapan
4.18 Menyajikan unsur terhadap buku fiksi.
tanggapan menarik • Menyajikanan
terhadap buku dalam tanggapan terhadap
buku fiksi. buku fiksi.
fiksi dan nonfiksi
• Daya tarik • Memberikan komentar
yang dibaca
bacaan terhadap tanggapan
secara lisan/
• Mendiskus terhadap buku fiksi.
tertulis ikan isi
buku.

C. Kelas IX
Alokasi Waktu: 6 jam pelajaran/minggu

35
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada
pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan


sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

• Fungsi teks
3.1 Mengidentifikasi • Menjelaskan isi informasi
laporan
informasi dari laporan percobaan
• Pengertian
laporan teks laporan • Membaca dan
percobaan yang • Model teks menyimpulkan ragam model
dibaca dan teks laporan percobaan
laporan
didengar (variasi pengklasifikasian
(pengamata
(percobaan dan pendeskripsian)
n,
sederhana untuk percobaan/ • Menyimpulkan prinsip
eksperimen) penggunaan kata/ kalimat,
mendeteksi zat
tanda baca/ ejaan
berbahaya pada • Simpulan
tujuan, • Menyampaikan isi
makanan, informasi tentang struktur
adanya vitamin bahan/alat,
langkah, dan ciri kebahasaan teks
pada makanan, laporan
dan hasil
dll).
dalam
4.1 Menyimpulkan laporan
tujuan, bahan/ percobaan
alat, langkah, yang
dan hasil dalam didengar
dan/ atau
laporan
dibaca
percobaan yang
didengar

36
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

dan/atau dibaca

3.2 Menelaah struktur • Struktur


dan kebahasaan teks
dari teks laporan laporan. • Meyimpulkan struktur dan
• Ciri-ciri ciri kebahasaan teks
percobaan yang
kebahasaan laporan
didengar atau
teks • Mendiskusikan komponen
dibaca teks laporan (pernyataan
(percobaan laporan:
Kalimat umum/klasifikasi)
sederhana untuk • Menerapkan pemahaman
aktif, kata
mendeteksi zat struktur teks laporan
tugas,
berbahaya pada kosakata melalui latihan dan
makanan, teknis membuat teks laporan
adanya vitamin bidang ilmu; percobaan
pada makanan, penulisan • Menyajikan kompetensi teks
dll) unsur laporan percobaan secara
serapan. jujur dan cermat
4.2 Menyajikan
• Model teks
tujuan, bahan/ laporan
alat, langkah, percobaan.
dan hasil dalam
laporan
percobaan
secara tulis dan
lisan dengan
memperhatikan
kelengkapan
data, struktur,
aspek
kebahasaan, dan
aspek lisan

3.3 Mengidentifikasi • Teks pidato


gagasan, pikiran, persuasif
pandangan,
arahan atau • Simpulan • Mendata gagasan, pikiran,
gagasan, pandangan, arahan atau
pesan dalam
pandangan, pesan dalam pidato
pidato persuasif
arahan, • Menjelaskan gagasan,
tentang pikiran, pandangan, arahan
permasalahan atau pesan
dalam atau pesan dalam pidato
aktual yang dari sudut pandang tertentu
pidato

37
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

didengar dan • Menyimpulkan gagasan,


dibaca pikiran, pandangan, arahan
atau pesan dalam pidato
4.3 Menyimpulkan
gagasan,
pandangan,
arahan, atau
pesan dalam
pidato
(lingkungan
hidup, kondisi
sosial, dan/atau
keragaman
budaya) yang
didengar
dan/atau dibaca

3.4 Menelaah struktur


dan ciri • Struktur
kebahasaan teks (pidato • Menyimpulkan struktur teks
persuasif) pidato persuasif
pidato persuasif
• Ciri-ciri • Menyimpulkan ciri
tentang
kebahasaan kebahasaan teks pidato
permasalahan persuasif
aktual yang teks
pidato:kalim • Menyusun teks pidato
didengar dan persuasif
at aktif,
dibaca • Menyajika pidato persuasif
kata tugas,
4.4 Menuangkan kosakata secara menarik
gagasan, pikiran, emotif,
arahan atau kosakata
pesan dalam bidang ilmu,
sinonim,
pidato
kata benda
(lingkungan
abstrak,
hidup, kondisi pembendaa
sosial, dan/atau n.
keragaman • Model teks
budaya) secara pidato
lisan dan/atau persuasif
tulis dengan
memperhatikan
struktur dan
kebahasaan.

38
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

3.5 Mengidentifikasi • Unsur • Mendata unsur pembangun


unsur pembangun karya sastra dalam teks
pembangun karya sastra cerita pendek yang dibaca
karya sastra (cerpen) atau didengar
dalam teks cerita • Model teks • Menjelaskan unsur-unsur
pendek yang narasi pembangun karya sastra
dibaca atau (cerpen.) dengan bukti yang
mendukung dari teks cerita
didengar
pendek
4.5 Menyimpulkan • Menyimpulkan unsur-unsur
unsur-unsur pembangun karya sastra
pembangun dengan bukti yang
karya sastra mendukung dari teks cerita
dengan bukti pendek yang dibaca atau
didengar
yang mendukung
dari cerita
pendek yang
dibaca atau
didengar

3.6 Menelaah • Struktur • Menjelaskan struktur dan


struktur dan teks narasi aspek kebahasaan cerita
aspek (cerpen) pendek yang dibaca atau
kebahasaan • Ciri-ciri didengar
cerita pendek kebahasaan • Menyusun kerangka cerita
yang dibaca atau teks narasi: pendek berdasarkan
didengar. kata/kalima pengalaman atau gagasan
t deskriptif, • Menyusun cerita pendek
4.6 Mengungkapkan kata berdasarkan kerangka
pengalaman dan ekspresif, dengan memperhatikan
gagasan dalam majas. struktur teks dan
bentuk cerita • Model teks kebahasaan
pendek dengan narasi
memperhatikan cerpen.
struktur dan
kebahasaan.

3.7 Mengidentifikasi • Fungsi teks


informasi berupa tanggapan • Mendata informasi berupa
kritik atau • Model teks kritik atau pujian dari teks
pujian dari teks tanggapan tanggapan (lingkungan
• Simpulan isi hidup, kondisi sosial,

39
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

tanggapan teks dan/atau keragaman


(lingkungan tanggapan budaya, dll) yang didengar
hidup, kondisi berupa dan/atau dibaca
sosial, dan/atau kritik atau • Menanggapi isi informasi
keragaman pujian dengan alasan yang logis
budaya, dll) yang disertai bukti pendukung
didengar (hasil penelitian, data
nasinal, dll)
dan/atau dibaca
• Menyimpulkan informasi
4.7 Menyimpulkan isi tentang teks tanggapan
teks tanggapan (puji, kritik) terhadap
berupa kritik sesuatu.
atau pujian
(mengenai
lingkungan
hidup, kondisi
sosial, dan/atau
keragaman
budaya) yang
didengar dan
dibaca.

3.8 Menelaah • Struktur • Menyimpulkan struktur dan


struktur dan teks ciri kebahasaan teks
kebahasaan dari tanggapan tanggapan
teks tanggapan • Ciri-ciri • Merancang teks tanggapan
(lingkungan kebahasaan • Menulis teks tanggapan
hidup, kondisi teks (puji, kritik)
sosial, dan/atau tanggapan :
kalimat aktif,
keragaman
kata tugas,
budaya, dll)
bahasa
berupa kritik,
deskripsi,
sanggahan, atau
bahasa
pujian yang
penilaian.
didengar
dan/atau • Model teks
tanggapan
dibaca.
(puji, kritik)
4.8 Mengungkapkan
kritik,
sanggahan, atau

40
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

pujian dalam
bentuk teks
tanggapan
secara lisan
dan/atau tulis
dengan
memperhatikan
struktur dan
kebahasaan

3.9 Mengidentifikasi
informasi teks • Fungi teks
diskusi berupa diskusi • Mendata informasi teks
diskusi berupa pendapat
pendapat pro • Contoh Teks
pro dan kontra dari
dan kontra dari Diskusi
permasalahan aktual yang
permasalahan • Simpulan isi
dibaca dan didengar
aktual yang gagasan,
• Menjelaskan dan
dibaca dan pendapat,
argumen menyimpulkan isi gagasan,
didengar pendapat, argumen yang
yang
mendukung mendukung dan yang
kontra serta solusi atas
dan yang
4 .9 Menyimpulkan permasalahan aktual dalam
kontra
isi gagasan, terhadap teks diskusi
pendapat, teks diskusi
argumen yang
mendukung dan
yang kontra
serta solusi atas
permasalahan
aktual dalam
teks diskusi
yang didengar
dan dibaca.

3.10 Menelaah
pendapat, • Struktur
teks diskusi: • Menyimpulkan struktur dan
argumen yang
Pendahuluan; ciri kebahasaan teks
mendukung dan
diskusi.
yang kontra • Menulis teks diskusi berisi
Gagasan
dalam teks gagasan/ pendapat,
utama;
diskusi berkaitan argumen yang mendukung
dengan Alasan dan dan yang kontra serta solusi

41
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

permasalahan bukti atas permasalahan aktual


aktual yang pendukung, dalam teks diskusi dengan
dibaca dan satu sudut memperhatikan struktur
didengar pandang; dan aspek kebahasaan
• Melakukan diskusi berisi
4.10 Menyajikan Gagasan gagasan/ pendapat,
gagasan/ utama— argumen yang mendukung
pendapat, sudut dan yang kontra serta solusi
argumen yang pandang atas permasalahan aktual
mendukung dan lain;
yang kontra
Alasan dan
serta solusi atas
bukti
permasalahan
pendukung,
aktual dalam
sudut
teks diskusi
pandang
dengan
lain;
memperhatikan
struktur dan
aspek
kebahasaan, dan • Kebahasaan:
aspek lisan Piranti kohesi
(intonasi, dan
gesture, koherensi,
pelafalan). kata tugas,
modalitas,
kosakata
evaluatif,
kosakata
emotif
3.11 Mengidentifikasi • Fungsi teks • Mendata isi ungkapan
isi ungkapan narasi. simpati, kepedulian, empati,
simpati, • Model teks atau perasaan pribadi dari
kepedulian, narasi cerita teks cerita inspiratif yang
empati, atau inspiratif. dibaca dan didengar.
perasaan pribadi • Simpulan isi • Menanggapi isi ungkapan
dari teks cerita ungkapan simpati, kepedulian, empati,
simpati, atau perasaan pribadi dari
inspiratif yang
kepedulian, teks cerita inspiratif dengan
dibaca dan
empati atau alasan yang logis
didengar.
perasaan • Menyimpulkan isi
4.11 Menyimpulkan pribadi ungkapan simpati,
isi ungkapan dalam kepedulian, empati atau
simpati, bentuk perasaan pribadi dalam
cerita bentuk cerita inspiratif
kepedulian,
inspiratif

42
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

empati atau
perasaan pribadi
dalam bentuk
cerita inspiratif
yang dibaca dan
didengar.

3.12 Menelaah • Struktur • Menyimpulkan struktur dan


struktur, teks narasi. kebahasaan teks narasi
kebahasaan, dan • Ciri-ciri cerita inspiratif
isi teks cerita kebahasaan • Membuat rancangan cerita
inspiratif. teks narasi: inspiratif berisi ungkapan
kata/kalima simpati, empati, kepedulian,
4.12 Mengungkapkan t deskriptif, dan perasaan
rasa simpati, kata • Menulis cerita inspiratif
empati, ekspresif, berdasarkan rancangan
kepedulian, dan majas dengan memperhatikan
perasaan dalam • Model teks struktur dan kebahasaan
bentuk cerita narasi cerita • Memublikasikan `hasil
inspiratif dengan inspiratif. karya cerita inspiratif
memperhatikan
struktur cerita
dan aspek
kebahasaan

LITERASI BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

3.13 Menemukan Literasi buku • Mendata sub-bab buku,


unsur-unsur fiksi dan garis besar isi subbab,
dari buku fiksi nonfiksi rincian isi buku
dan nonfiksi • Menentukan tokoh, rentetan
yang dibaca • Unsur- peristiwa (alur), latar,
unsur buku amanat yang terdapat pada
4.13 Membuat peta • Cara cerita
pikiran/ membaca • Membuat peta isi cerita
rangkuman alur buku dalam buku sesuai dengan
tentang isi buku dengan kreativitas siswa
nonfiksi/ buku SQ3R
fiksi yang dibaca • Cara
membuat
rangkuman
3.14 Menelaah • Hubungan • Mendata bagian isi yang
hubungan unsur- antarunsur akan ditanggapi,
unsur dalam buku penggunaan bahasa, unsur

43
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

buku fiksi dan • Contoh intrinsik cerita, dan bagian-


nonfiksi penyusunan bagian buku fiksi
tanggapan • Menyusun tanggapan
4.14 Menyajikan dalam bentuk komentar
tanggapan terhadap isi, unsur
terhadap isi buku • Langkah pembangun cerita (alur,
fiksi nonfiksi menyusun tokoh, tema, latar, amanat),
yang dibaca. tanggapan kebermaknaan buku,
terhadap pilihan kata, gaya bahasa,
buku yang penggunaan bahasa, dan
dibaca tanda baca/ ejaan
• Menyajikan komentar
terhadap buku fiksi yang
dibaca
• Memublikasikan komentar
terhadap buku yang dibaca

3.15Menemukan Literasi buku • Mendata sub-bab buku,


unsur-unsur dari fiksi dan garis besar isi subbab,
buku fiksi dan nonfiksi rincian isi buku
nonfiksi yang • Menentukan tokoh, rentetan
dibaca • Unsur- peristiwa (alur), latar,
unsur buku amanat yang terdapat pada
4.15 Membuat peta • Cara cerita
pikiran/ membaca • Membuat peta isi cerita
rangkuman alur buku dalam buku sesuai dengan
tentang isi buku dengan kreativitas siswa
nonfiksi/ buku SQ3R
fiksi yang dibaca • Cara
membuat
rangkuman
3.16 Menelaah • Hubungan • Mendata bagian isi yang
hubungan unsur- antarunsur akan ditanggapi,
unsur dalam buku penggunaan bahasa, unsur
buku fiksi dan • Contoh intrinsik cerita, dan bagian-
nonfiksi penyusunan bagian buku fiksi
tanggapan • Menyusun tanggapan
4.16 Menyajikan dalam bentuk komentar
tanggapan terhadap isi, unsur
terhadap isi • Langkah pembangun cerita (alur,
buku fiksi menyusun tokoh, tema, latar, amanat),
tanggapan kebermaknaan buku,
nonfiksi yang
terhadap pilihan kata, gaya bahasa,
dibaca
buku yang penggunaan bahasa, dan
dibaca tanda baca/ ejaan
• Menyajikan komentar

44
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

terhadap buku fiksi yang


dibaca
• Memublikasikan komentar
terhadap buku yang dibaca

Lampiran-3

Lembar Validasi Instrumen Menulis Persuasi

45
Lampiran-4

46
Instrumen Teks Persuasi

47
Lampiran-5

Surat Pengantar Validasi

48
Lampiran-6

49
Hasil Nilai Menulis Teks Persuasi “Anti Narkoba” Kelas
Eksperimen

50
51
52
53
Lampiran-7

Hasil Nilai Menulis Teks Persuasi Kelas Kontrol

54
55
56
57
58
Lampiran-8

Perhitungan Statistik Kelas Eksperimen dan Kontrol

59
60
61
62
63
64
65
Lampiran-9

Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

66
67
Lampiran-10

Surat Permohonan Penelitian

68
69
Lampiran-11

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

70
71
Lampiran-12

Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

72
73
Lampiran-13

74
Kartu Menonton Sidang Skripsi

75
76
Lampiran-14

Uji Referensi

77
78
79
80
81
82
83
84
Lampiran-15

Foto Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

85
Siswa sedang menonton video “Anti Narkoba” (kelas eksperimen)

Pemberian materi pada siswa

86
Siswa sedang mengerjakan post-test mengenai menulis teks persuasi
(kelas eksperimen)

Siswa sedang mengerjakan post-test mengenai menulis teks persuasi


(kelas kontrol)

87
Lembar kerja siswa

88
Lampiran-16

Riwayat Hidup Penulis

89
90
Tabel Penilaian Menulis Teks Persuasi Siswa
Kelas Eksperimen
No. Nama Kelengkapan Isi Gagasan Kalimat Tata
Siswa Isi yang Ajakan Bahasa
dikemukakan (Persuasi)

1. IAH 2 2 2 2
2. IMS 2 2 2 2
3. SRD 2 2 2 2
4. KEN 2 2 2 2
5. TNS 2 2 2 2
6. IMA 2 2 2 2
7. ABR 1 1 1 1
8. AF 1 1 1 1
9. AF 1 1 1 1
10. AS 1 1 1 1
11. DDR 0 0 0 0
12. MR 0 0 0 0
13. ARK 1 1 1 1
14, DP 1 1 1 1
15. AF 2 2 2 2
16. RD 0 0 0 0
17. MAS 0 0 0 0
18. BT 1 1 1 1
19. TNS 2 2 2 2
20. SRD 2 2 2 2
21. AP 1 1 1 1
22. AS 0 0 0 0
23. PN 1 1 1 1
24. NKWP 1 1 1 1
25. DS 2 2 2 2
26. AN 2 2 2 2
27. MFSA 2 2 2 2
28. NNA 2 2 2 2
29. MAW 2 2 2 2
30. NA 2 2 2 2
31. AW 2 2 2 2
32. I 2 2 2 2
33. SA 2 2 2 2
34. CDP 2 2 2 2

91
35. KA 2 2 2 2
36. APR 2 2 2 2
37. ANA 2 2 2 2
38. TM 2 2 2 2

92
93
94

Anda mungkin juga menyukai