Anda di halaman 1dari 213

PENGARUH PENERAPAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V


MI NURUL YAQIIN CILEDUG KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
DWI INTAN AGUSTINI
NIM 1113018300005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
ABSTRAK

Dwi Intan Agustini (1113018300005). Pengaruh Penerapan Team Assisted


Individualization Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V MI Nurul Yaqiin
Ciledug Kota Tangerang. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Penelitian
ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang, dari
tanggal 7 April 2017-22 April 2017. Subyek penelitian ini berjumlah 58 siswa yang
terdiri dari 25 untuk kelas eksperimen dan 28 untuk kelas control. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk
mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji deskripsi data, uji normalitas, uji homogenitas dan
uji hipotesis, dan berdasarkan uji hipotesis yakni Independent Sample t-Test dapat
dilihat bahwa taraf sig. (2-tailed) sebesar 0.003, dengan 0.003 < 0.005, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa “Rata-rata hasil
belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe team assisted
individualization lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar menggunakan
pembelajaran konvensional”. Dengan demikian, penerapan model kooperatif tipe
team assisted individualization berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa.

Kata kunci : Team Assisted Individualization, hasil belajar PKn

i
ABSTRACT

Dwi Intan Agustini (1113018300005). The Effect of Implementation of Team


Assisted Individualization on students’ Civic Learning Outcomes of Fifth grade
at MI Nurul Yaqiin Ciledug Tangerang City. Department of Islamic Elementary
School Teachers Education. Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The aim of this study is to find out effect of implementing team assisted
individualization on students’ Civic learning outcomes of fifth grade. The Method
used in This study was quantitative in the design of a quasi-experimental study. This
study was conducted in Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqiin Ciledug Tangerang City,
from 7th April 2017-22nd April 2017. The subject of this study is 58 students of fifth
grade, 25 students in the experimental class and 28 students in the control class.
The instrument that used in this study is multiple choice and observation sheet to
observe the learning process activities. Data analysis technique used in this study
is data description test, normality test, homogeneity test and hypothesis test. Based
on hypothesis test, Independent Sample t-Test can be seen that sig level. (2-tailed)
is 0.003, with 0.003 < 0.005, then H0 is rejected and Ha accepted. In conclusion,
"The average of student learning outcomes using a cooperative model of team
assisted individualization type is higher than the average of learning outcome using
conventional learning". Thus, the implementation of team assisted individualization
influences the students' learning outcomes.Therefore, implementing team assisted
individualization has a good effect on students' learning outcomes.

Keywords : Team Assisted Individualization, Civic Learning Outcomes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Selama
penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan doa, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Mudah-
mudahan Allah SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Anis Fuadah Z., M.Pd.I., selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membimbing dan berbagi pengetahuan
serta menjadi motivator yang sangat membantu penulis selama menyelesaikan
skripsi ini. Semoga semua yang telah Ibu berikan dibalas dengan keberkahan
dari Allah SWT.
4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama proses perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

iii
5. Mulyadih, S.Pd.I., selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqiin yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
dalam rangka menyelesaikan skripsi di sekolah yang dipimpin tersebut.
Murtini, S.Pd. dan Indah Permatasari, S,Pd., selaku guru kelas VA dan VB MI
Nurul Yaqiin yang telah membantu, membimbing, dan berbagi
pengetahuannya kepada penulis selama proses penelitian berlangsung.
6. Keluarga tercinta Ayahanda Bakti, Ibunda Murtini yang tak henti-hentinya
mendo’akan, melimpahkan kasih sayang dan dukungan lahir batin kepada
penulis. Abang tersayang Bachtiar dan kakak ipar Nikmah Fitriyana serta
semua keluarga besar yang selalu mendo’akan, mendorong penulis untuk tetap
semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
7. Sahabat-sahabat terbaik “Sakurays” (Azizah, Nabila, Riri, Dian, Widya,
Agnes, Fida, Dana) yang selalu memberikan masukan, bantuan, dan semangat
yang tiada hentinya. Dan tak lupa teman-teman sejawat ketika di MAN 10
Jakarta (Dieni, Rima, Puput). Serta senior dan junior di kampus yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman PGMI angkatan
2013, khususnya kelas A yang telah berjuang bersama sejak awal hingga saling
memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan
kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi. Akhir kata, harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 22 Juni 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II : DESKRIPSI TEORETIK ................................................................ 7


A. Deskripsi Teoretik .................................................................................. 7
1. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ......................... 7
2. Pembelajaran TAI sebagai model pembelajaran kooperatif ............ 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 30
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 32
D. Hipotesis Penelitian................................................................................ 33

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 34
B. Metode dan Desain Penelitian................................................................ 34
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 36

v
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 37
F. Instrumen Penelitian............................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50
H. Hipotesis Statistik .................................................................................. 52

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 54


A. Deskripsi Data ........................................................................................ 54
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ......................................................... 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 67
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 76

BAB V : PENUTUP ..........................................................................................77


A. Kesimpulan .............................................................................................77
B. Saran ........................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79


Lampiran-lampiran ......................................................................................... 81

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian …………………………… 34


Tabel 3.2 Desain Penelitian …………………………………………. 35
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………….. 38
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ………………………… 39
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar …………………… 41
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Belajar ……………………… 43
Tabel 3.7 Konversi Skala 44
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa ……………………………… 45
Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru ………………………………. 45
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Soal …………………………………. 48
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda …………………………………… 49
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………………………………… 60
Tabel 4.2 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
.................................................................................. 62
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen …….. 62
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ………... 64
Tabel 4.5 Uji Frekuensi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 65
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ……. 66
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
…………................................................................................ 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 69
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ……………………………………………………. 70

vii
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 70
Tabel 4.12 Uji Hipotesis ………………………………………………. 71

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ……………………………….. 32


Gambar 4.1 Grafik Histogram Pretest Kelas Eksperimen…………….. 63
Gambar 4.2 Grafik Histogram Pretest Kelas Kontrol ………………... 64
Gambar 4.3 Grafik Histogram Posttest Kelas Eksperimen…………… 66
Gambar 4.4 Grafik Histogram Posttest Kelas Kontrol ……………….. 67

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa
Lampiran 8 Lembar Soal Evaluasi
Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar (Uji Coba Instrumen)
Lampiran 10 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar (Pretest dan Posttest)
Lampiran 12 Lembar Soal Pretest
Lampiran 13 Lembar Soal Posttest
Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar (Posttest dan Pretest)
Lampiran 15 Hasil Pretest dan Posttest Siswa
Lampiran 16 Foto di Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Guru
Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan Siswa
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivis Belajar Siswa
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar
Lampiran 21 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 22 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 23 Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Lampiran 24 Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 25 Uji Referensi
Lampiran 26 Biodata Penulis

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kualitas sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam
pembangunan. Sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan bangsa hanya akan lahir dari sistem pendidikan yang
berkualitas.
Menurut UU No. 20 Thn. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.1
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik.
Belajar dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayatnya. “Belajar merupakan
sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang
lahat.”2 Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.3
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga
memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar adalah Pendidikan
Kewarganegaraan atau PKn.
Secara yuridis istilah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia termuat di
dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pasal 39 undang-undang tersebut menyatakan bahwa di setiap
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam undang-

1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet.ke-9, h.4
2
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014) h. 3
3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1989), h. 22

1
2

undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah


upaya untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara
dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar
menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.4
Melalui mata pelajaran PKn, siswa dapat diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan serta pemahaman konsep yang bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi warga negara Indonesia
yang baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain guna
memberikan pemahaman dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran dan tercapainya materi yang diajarkan.
Realita di lapangan, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran PKn MI Nurul Yaqiin, beliau menjelaskan kondisi pembelajaran
PKn saat ini menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru atau masih
bersifat satu arah. Metode ceramah lebih menitikberatkan guru sebagai pusat
informasi atau guru hanya menyalurkan ilmu kepada siswanya, sehingga siswa
hanya sebagai pendengar saja saat pembelajaran berlangsung. Guru pada saat
pembelajaran PKn berlangsung sering menugaskan siswa untuk membaca atau
menulis materi saja. Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara dengan kelas V
A dan B MI Nurul Yaqiin, sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran
PKn, karena banyaknya materi yang harus mereka pahami, dan setelah guru
menjelaskan materi biasanya siswa hanya ditugaskan untuk mencatat materi-
materi tersebut, sehingga pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang
membosankan. Akibatnya hasil belajar siswa pada pelajaran PKn kurang
memuaskan, nilai PKn beberapa siswa ada yang dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Antusias siswa dalam pelajaran PKn masih rendah,
dikarenakan pendekatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
Seharusnya pembelajaran membuat siswa aktif dan merasa terlibat dalam

4
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi Strategi dan Penilaian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), h. 13
3

aktivitas pembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang


diajarkan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu ditemukan solusi
model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif berpikir
terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat
pada siswa (focus on learners). Pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Model pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ialah model pembelajaran kooperatif atau
cooperative learning. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe
Team Assisted Individualization. Dalam pembahasan ini, Team Assisted
Individualization akan menggunakan singkatan TAI. TAI merupakan sebuah
program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan individual siswa secara akademik. “Tujuan TAI adalah
meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif; selain juga
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memotivasi
siswa dengan belajar kelompok.”5 Model pembelajaran ini mengasah siswa
untuk dapat bekerjasama dan bertukar pikiran dengan temannya sehingga
siswa yang sebelumnya kurang mengerti menjadi lebih mengerti mengenai
materi yang diajarkan. Tentunya guru senantiasa memantau perkembangan
belajar siswa melalui hasil belajar siswa berupa tes dan observasi.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2:

... ...

5
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Pragmatis,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014) h. 200
4

Artinya:
“ . . . Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan jangan
tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran . . .”6 (Q.S. Al-Ma’idah:2)
Pada ayat tersebut Allah SWT memberikan prinsip dasar dalam
melakukan kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan
dan ketakwaan. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat mengambil manfaat
dari siswa lainnya melalui kerjasama. Suatu tujuan akan lebih mudah untuk
dicapai bila dilakukan dengan bersama-sama. Begitu pula dengan pemahaman,
siswa akan lebih mudah mencapai pemahaman melalui proses kerjasama yang
dilakukan.
Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI hanya sebagai
motivator, fasilitator dan mediator yang kreatif karena siswa dituntun belajar
bekerja dengan cara berkelompok serta tanggung jawab tentang pengetahuan
yang diperolehnya bersama.7 Adapun kelebihan TAI antara lain dapat
meningkatkan kerjasama maupun partisipasi siswa karena setiap anggota
memiliki tanggung jawab dan tugas terhadap kelompoknya. Selain itu juga,
siswa tidak hanya menunggu bantuan dari guru, melainkan siswa dapat
meminta bantuan maupun berdiskusi kepada temannya yang lain. Sehingga,
siswa yang memiliki kemampuan lebih akan mendapatkan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan akademiknya dengan menjadi tutor sebaya bagi
siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam pembelajaran, sedangkan
siswa yang lemah akan menjadi terbantu sehingga terjadi interaksi yang aktif
dan mendorong partisipasi setiap anggota kelompok dalam belajar.8
Berdasarkan kelebihan yang ada pada model TAI dan hasil penelitian
yang relevan, peneliti berasumsi bahwa model Team Assisted
Individualization dapat menutupi kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran

6
Agus Sofyan dan Ariani, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Revisi Terbaru), (Semarang: Asy
Syifa’, 2012) h. 156
7
Ni Kadek Aryani, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis IPS Siswa Kelas V SD di Desa Kaliasem Kecamatan Banjar”, e-Journal MIMBAR PGSD
Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2014, h. 4
8
Chindy Aryani Wardani, “Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015
di SMP Negeri 1 Banjar”, Jurnal Edutech, Vol. 2, 2014, h. 3
5

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V MI Nurul Yaqiin. Sehingga


diharapkan dengan menggunakan model Team Assisted Individualization
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penerapan Team Assisted Individualization Terhadap Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas V MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) belum memfasilitasi
proses yang parsitipatif.
2. Pemahaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dilaksanakan
secara pasif, masih berpusat kepada guru.
3. Hasil belajar Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan
pengetahuan siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis melakukan pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) belum memfasilitasi
proses yang parsitipatif, oleh karena itu pada penelitian ini model
pembelajaran yang ingin digunakan ialah model kooperatif tipe Team
Assisted Individualization.
2. Hasil belajar PKn siswa difokuskan pada aspek kognitif.
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan Team Assisted Individualization
terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V MI Nurul Yaqiin?
2. Bagaimana pengaruh penerapan Team Assisted Individualization terhadap
hasil belajar PKn siswa kelas V MI Nurul Yaqiin?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar PKn siswa
kelas V MI Nurul Yaqiin.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori mengenai hasil
pembelajaran PKn dengan penerapan model Team Assisted
Individualization di MI/SD.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti, sebagai referensi dalam pembelajaran di kelas untuk
meningkatkan hasil belajar PKn.
b. Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui
penerapan team assisted individualization.
c. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran PKn.
d. Bagi lembaga pendidikan dan sekolah yang terkait, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran demi
peningkatan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran PKn.
7

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
a. Pengertian Belajar
Belajar dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayatnya. Dalam
kehidupannya seseorang pasti dihadapkan dengan persoalan yang
menuntutnya untuk menganalisis dan memecahkan permasalahannya.
“Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan
dalam kandungan) hingga liang lahat.”1
Menurut Anthony Robbins “belajar adalah suatu proses aktif di
mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru
berdasarkan pada pengalaman yang sudah dimilikinya.”2 Jadi belajar
merupakan proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang
baru.
Slameto mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”3
Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar adalah:4
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

1
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014) h. 3
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, dan kontekstual: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013(Kurikulum Tematik Integratif/TKI),
(Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h. 17
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Cet.5, h. 2
4
Ibid, h. 3-4

7
8

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif


4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
dalam dirinya, perubahan itu terjadi secara berkesinambungan dan
akan berguna bagi proses belajar berikutnya. Dalam proses belajar
perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu sendiri, sebagai hasilnya perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku pada individu yang terjadi
melalui pengalaman dan banyak cara yang disengaja ataupun yang
tidak disengaja yang berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada
suatu perubahan pada diri individu. Tingkah laku seseorang yang
belajar akan berbeda dengan orang yang tidak belajar. Dengan belajar,
siswa yang sebelumnya belum pandai menjadi pandai, tidak tahu
menjadi tahu, pada akhirnya akan terjadi perubahan pada diri siswa
tersebut.
b. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan
perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar.5
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 6 Hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.7 Kunandar menjelaskan hasil
belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,

5
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) h. 45
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), h. 22
7
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2015), h. 5
9

afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik


setelah mengikuti proses belajar mengajar.8
Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan yang
terjadi pada siswa setelah berlangsungnya proses belajar mengajar,
yang dapat diamati yaitu berupa pengetahuan atau pemahaman, sikap
dan keterampilan.
Benyamin S. Bloom mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga
ranah atau domain, yaitu:
1) Hasil Belajar Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak.
Artinya, segala upaya yang mencakup aktivitas otak termasuk ke
dalam ranah kognitif. Hasil belajar pada ranah ini mencakup:
a) Pengetahuan (knowledge)
Yaitu kemampuan seseorang untuk megingat atau megenali
kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
sebagainya; mencakup ingatan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan. Dalam jenjang kemampuan ini,
seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya suatu konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti
atau dapat menggunakannya.
b) Pemahaman (comprehension)
Yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat;
mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti
bahan yang dipelajari. Kemampuan ini dapat dijabarkan ke
dalam tiga bentuk, yaitu menerjemahkan (translation),
menginterpretasi (interpretation), dan mengekstrapolasi
(extrapolation).

8
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 3, h. 62
10

c) Penerapan (application)
Yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsip-prinsip,
rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang
baru dan konkret; mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode yang digunakan pada suatu kasus
atau problem yang konkret dan baru.
d) Analisis (analysis)
Yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil
dan mampu memahami hubungan di antaranya; mencakup
kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat
dipahami dengan baik, yang dinyatakan dengan penganalisisan
bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar dengan
hubungan-hubungan bagian itu.
e) Sintesis (synthesis)
Yaitu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
kemampuan analisis; mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu kesatuan atau pola yang baru, yang dianyatakan dengan
membuat suatu rencana, yang menuntut adanya kriteria untuk
menemukan pola dan struktur organisasi yang dimaksud.
f) Evaluasi (evaluation)
Yaitu merupakan jenjang berpikir yang paling tinggi dalam
ranah kognitif ini, yang merupakan kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau
ide; untuk memmbentuk suatu pendapat mengenai sesuatu dan
mempertanggungjawabkan pendapat itu berdasarkan kritera
11

tertentu, yang dinyatakan dengan kemampuan memberikan


penilian terhadap sesuatu hal.9
2) Hasil Belajar Ranah Afektif
Tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan
belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar pada ranah ini mencakup:
a) Reciving/Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan
seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab
stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c) Valuing atau penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di
dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
tersebut.
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.10

9
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) h. 43-45
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 30.
12

3) Hasil Belajar Ranah Psikomotoris


Hasil belajar psikomotoris dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan,
yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan gerakan yang tidak sadar),
b) Keterampilan gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
e) Gurakan-gerakan skill, mulai dari kesederhanaan sampai pada
keterampilan yang kompleks,
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-
decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.11
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri
sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam
kebersamaan. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan tipe
hasil belajar kognitif.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Pada proses belajar peserta didik sangat ditentukan dari berbagai h.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain sebagai
berikut:
1) Faktor dari dalam diri siswa (Internal)
a) Aspek Jasmaniah
Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan
jasmani dari individu siswa, kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah,
kurang bersemangat dan mudah pusing atau terkantuk.

11
Ibid., h. 30-31
13

b) Aspek Sikologis (kejiwaan)


Aspek psikologis juga berpengaruh pada proses belajar
seseorang. Diantaranya meliputi: intelegensi, perhatian, bakat. Hal
ini bisa sangat mempengaruhi proses dan juga hasil belajar
seseorang.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun siswa yang
mempunyai intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam
belajarnya.
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang
baik, maka siswa harus memiliki perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih. Seseorang yang berbakat dalam hal menghitung tentu
akan lebih cepat dalam menghitung dari pada seseorang yang tidak
berbakat menghitung. Dengan kata lain jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia akan
lebih giat lagi dalam belajarnya itu.12
2) Faktor luar siswa (Eksternal)
Faktor ekstren yang berpengaruh terhadap belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: keluarga, faktor sekolah
dan faktor lingkungan masyarakat.13

12
Slameto. Op. Cit, h. 54-55
13
Ibid, h. 60
14

a) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan
minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara
orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar
anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan
bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap
oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu
diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, oran tua harus
terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari.
Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar,
kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal
tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah
membentuk konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.
Jadi faktor dari dalam keluarga meliputi hubungan antar
keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Sekolah
Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar,
kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber
belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan
temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai
kegiatan kokurikuler.
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui
sekolah harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik.
Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap
memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak
tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan
dalam proses pembelajaran.
15

c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman
bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat
tinggal.
Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi
dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam
masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak.
Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar berorganisasi
di dalamnya. Tapi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan
anaknya di luar rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang
berlebih akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti
pelajaran di sekolah.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari
diri siswa dan dari luar siswa saling berkaitan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Jika faktor-faktor tersebut
tidak mendukung akan mengakibatkan kurang atau hilangnya
minat belajar. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa
disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Menurut Syaiful Bahri, berbagai faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar, yaitu:
1) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam
mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling
ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak
dapat dihindari.
b) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka
16

mempermudah ke arah itu, diperlukan seperangkat


kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semua dapat
diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan
sekolah. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam
merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat
dijadikan acuan meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak di
sekolah.14
2) Faktor Internal
a) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam
keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang
yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan
gizi kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak
kekurangan gizi, mereka mudah lelah, mudah mengantuk, dan
sukar menerima pelajaran. Selain itu yang tak kalah pentingnya
adalah kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat melihat
dan telinga sebagai alat mendengar.
b) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Faktor
psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal
yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.
Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar
anak didik.15

14
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 2011), cet. 3, h. 176-180
15
Ibid., 189-190
17

d. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


1) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Secara yuridis istilah pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia termuat di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 undang-undang
tersebut menyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang
pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah upaya untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warga Negara dengan Negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga Negara
yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.16
Berdasar Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.17
Menurut Zamroni, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang
kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat;
demokrasi adalah learning process yang tidak dapat begitu saja

16
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi dan Penilaian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014) h. 13
17
Ibid., h. 18
18

meniru dari masyarakat lain, kelangsungan demokrasi tergantung


pada kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.18
Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus
memenuhi tiga aspek yaitu :19
a) Pengetahuan Kewarganegaran (Civic Knowledge)
Merupakan kemampuan dan kecakapan yang terkait dengan
materi inti Pendidikan Kewarganegaraan. Contoh: Hak dan
Kewajiban, sistem politik, demokrasi, dan lain-lain.
b) Karakter Kewarganegaraan (Civic Dispositions)
Merupakan kemampuan dan kecakapan yang terkait dengan
kesadaran dan komitmen warga negara antara lain kesetaraan
gender, toleransi, kamajemukan, dan lain-lain.
c) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
Merupakan kemampuan dan kecakapan mengartikulasikan
keterampilan kewarganegaraan seperti kemampuan
berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan politik.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah bidang kajian yang
memiliki visi dan misi untuk membentuk karakter bangsa dan
menerapkan pembelajaran nilai dan moral. Pendidikan
Kewarganegaraan harus memenuhi tiga aspek yaitu civic
knowledge, civic disposition dan civic skills. Sehingga melalui
pendidikan kewarganegaran dapat membentuk warga negara yang
berpengetahuan, berketerampilan intelektual, mampu berpartisipasi
dan memiliki karakter yang kuat sehingga menjadi warga negara
yang cerdas.

18
A.Ubaedillh, dkk, Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi. Hak Asasi Manusia,
dan Masyarakat Madani Edisi Ketiga, (Jakarta: ICCE UIN Jakarta dan Prenada Media Group,
2011) h. 7
19
Ibid., h.8-9
19

2) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut Winarno adalah
agar siswa memilki kemampuan sebagai berikut:20
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan.
b. Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknlogi informasi dan komunkasi.
3) Materi dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pada penelitian kali ini penulis ingin mengangkat bahasan
materi pada pembelajaran PKn kelas V MI Bab 4 yaitu “Keputusan
Bersama.” Berikut adalah penjelasan tentang Keputusan Bersama
pada buku paket kelas V MI.
a) Pengertian Keputusan Bersama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keputusan adalah
apa yang diputuskan atau ketetapan yang diambil secara
bersama-sama. Jadi, keputusan adalah segala putusan yang
sudah ditetapkan berdasarkan pertimbangan, pemikiran, dan
penelitian yang matang. Keputusan merupakan pedoman dalam
menentukan langkah-langkah berikutnya. Keputusan dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
(1) Keputusan Pribadi (Individu)
Keputusan pribadi (individu) yaitu keputusan yang
sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
(2) Keputusan Bersama
Keputusan bersama adalah keputusan yang diambil atas
dasar persetujuan atau kesepakatan bersama. Keputusan

20
Winarno, Op. cit., h. 18-19
20

bersama bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.


Hasil keputusan bersama biasanya diambil berdasar hasil
musyawarah mufakat yang telah dipertimbangkan dengan
baik dan benar. Pengambilan keputusan untuk kepentingan
bersama berbeda dengan pengambilan keputusan untuk
kepentingan perorangan, karena pengambilan keputusan
untuk kepentingan bersama dilakukan dengan melibatkan
banyak orang, baik secara langsung, maupun tidak
langsung.
b) Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Secara umum, keputusan bersama terbagi dalam dua
bentuk yaitu bentuk tertulis dan tidak tertulis (lisan). Mari
kita bahas bentuk keputusan bersama tersebut secara rinci,
yaitu:
(1) Keputusan Secara Tertulis
Keputusan secara tertulis adalah keputusan yang
diambil secara bersama-sama didasarkan atas
kesepakatan bersama. Keputusan tertulis biasanya
dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis. Contoh
keputusan bersama secara tertulis di antaranya:
(a) Undang-Undang Dasar 1945
(b) Undang-undang
(c) Peraturan pemerintah
(d) Peraturan daerah, dan sebagainya.
(2) Keputusan Lisan
Keputusan lisan merupakan keputusan yang
diucapkan dengan lisan kita. Keputusan lisan berwujud
kata-kata dan biasanya tidak dituangkan secara tertulis
dalam bentuk dokumen. Keputusan lisan tidak
mempunyai kekuatan hukum seperti halnya keputusan
tertulis. Sanksi yang diberikan dalam pelanggaran
21

keputusan lisan pun hanya bersifat ringan saja. Contoh


keputusan lisan di antaranya:
(a) Keputusan bapak kepala desa dalam hal pembagian
pengairan sawah
(b) Keputusan bapak RT tentang jadwal ronda malam.
(c) Keputusan bapak RW tentang jadwal ronda malam.
c) Cara Pengambilan Keputusan Bersama
(1) Musyawarah untuk Mufakat
Musyawarah termasuk salah satu bentuk atau cara
untuk mencapai keputusan bersama. Musyawarah
adalah membicarakan dan menyelesaikan bersama
suatu persoalan dan maksud untuk mencapai kata
mufakat atau kesepakatan. Kita mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama bukan untuk kepentingan bersama
bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.
Dalam musyawarah pasti akan ada pihak yang setuju
maupun yang tidak setuju terhadap rancangan
keputusan akan tetapi setelah melalui pertimbangan,
dan tukar pikiran maka dicapailah titik temu atau
kesepakatan bersama.
Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain:
(a) Sesuai dengan kepentingan bersama.
(b) Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat
sesuai hati nurani.
(c) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah
dipahami dan tidak memberatkan.
(d) Dalam proses musyawarah pertimbangan moral
lebih diutamakan dan bersumber dari hati nurani
yang luhur dan sebagainya.
22

Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan


sikap-sikap sebagai berikut:
(a) Menghargai pendapat orang lain.
(b) Mampu mengendalikan diri saat mengikuti
musyawarah.
(c) Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan
pendapat.
(d) Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.
(e) Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam
musyawarah.
(f) Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan
keputusan hasil musyawarah.
Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah harus menjadi kebiasaan setiap
warga negara Indonesia di berbagai lingkungan
kehidupan, antara lain sebagai berikut:
(a) Musyawarah di lingkungan keluarga, misalnya:
 Menentukan tempat rekreasi keluarga.
 Pemberian tugas yang harus dikerjakan tiap
anggota keluarga.
 Menentukan aturan-aturan dalam keluarga, dan
sebagainya.
(b) Musyawarah di lingkungan sekolah, misalnya:
 Memilih pengurus OSIS.
 Menentukan program kegiatan OSIS.
 Pemilihan ketua kelas.
 Menentukan tempat tujuan wisata, dan
sebagainya.
(c) Musyawarah di lingkungan masyarakat, misalnya:
 Pelaksanaan acara 17 Agustus-an.
 Membangun jalan.
23

 Rembug desa.
 Pembagian jadwal ronda/ siskamling.
 Memilih pengurus /LPMD, dan sebagainya.
(d) Musyawarah di lingkngan kenegaraan, misalnya:
 Rapat-rapat DPR/komisi.
 Membuat suatu undang-undang, dan sebagainya.
Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat
terhambat atau sulit untuk dilakukan apabila:
(a) Peserta musyawarah hanya mementingkan diri
sendiri/golongannya.
(b) Peserta musyawarah tidak menggunakan akal
sehat dan hati nurani yang luhur.
(c) Peserta musyawarah berlaku tidak sopan dan
bertutur kata tidak baik.
(d) Peserta musyawarah memaksakan kehendaknya.
(e) Peserta musyawarah tidak mau menghargai
pendapat orang lain.
Musyawarah untuk mufakat harus dilandasi
dengan semangat kekeluargaan. Musyawarah untuk
mufakat merupakan pengamalan Pancasila, yaitu
sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.”
Dengan musyawarah suatu persoalan akan
mudah terpecahkan, sehingga dicapai suatu
keputusan atau kata sepakat. Manfaat yang
diperoleh jika menyelesaikan masalah secara
musyawarah yaitu:
(a) Masalah dapat cepat terpecahkan.
(b) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.
(c) Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.
24

(d) Dapat menyatukan pendapat yang saling


berbeda.
(e) Adanya kebersamaan, dan sebagainya.
(2) Pemungutan Suara (Votting)
Pengambilan keputusan bersama melalui pemungutan
suara merupakan alternatif terakhir ketika pengambilan
keputusan melalui musyawarah tidak tercapai. Hasil
keputusan melalui pemungutan suara juga harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Pengambilan
keputusan bersama dengan cara pemungutan suara dapat
kita jumpai dalam pemilihan presiden, pemilihan kepala
daerah, dan sebagainya.
Keputusan berdasarkan pemungutan suara (votting)
ditempuh apabila keputusan berdasarkan musyawarah
mufakat tidak dapat dilakukan. Votting berarti sistem
pengambilan keputusan berdasarkan pemungutan suara.
Votting juga diartikan sebagai perolehan suara terbanyak.
Pengambilan suara berdasarkan votting dibagi menjadi dua
macam, vaitu:
(a) Votting terbuka, yaitu setiap anggota rapat memberikan
suara dengan mengatakan setuju, menolak, atau abstain
(tidak memberikan suara). Votting secara terbuka
biasanya dilaksanakan secara lisan. Caranya dengan
mengangkat tangan atau berdiri. Kemudian petugas,
menghitungnya secara langsung, dan saat itu juga dapat
diketahui hasilnya. Votting terbuka dilakukan terhadap
hal yang menyangkut masalah keputusan atau
kebijakan.
(b) Votting tertutup, yaitu setiap anggota rapat memberikan
suara dengan cara menuliskan nama atau pilihannya di
kertas yang telah disediakan lalu dikumpulkan dan
25

dihitung. Keputusan dianggap sah apabila diambil


dalam rapat yang dihadiri dua pertiga tambah satu
anggota kuorum dan disetujui lebih dari setengah dari
jumlah yang hadir.21

2. Pembelajaran Team Assisted Individualization sebagai Model


Pembelajaran Kooperartif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).22
Tujuan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, agar siswa
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai perbedaan latar
belakang, serta mengembangkan keterampilan sosial siswa.23
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok
dikatakan pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan oleh Abdulhalk
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses
antar peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman
bersama di antara peserta belajar itu sendiri.24
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
mengelompokkan siswa secara heterogen dan terstruktur yang dapat
mengembangkan kecakapan sosial dan mencapai tujuan pembelajaran

21
Ikhwan Sapto Darmono, dan Sudarsih, Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD
kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, 2008), h. 95 – 104
22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2011), h. 242
23
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) h. 175
24
Rusman, Model-model Pembelajran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012), h. 203
26

yang ditetapkan. Terstruktur dalam pembelajaran kooperatif memiliki


arti bahwa setiap siswa dalam kelompok memiliki kontribusi yang
sama. Tidak hanya satu orang siswa yang bekerja untuk menyelesaikan
pekerjaan kelompok, akan tetapi setiap anggota bekerja demi
keberhasilan kelompoknya.

b. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization


Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa model, salah
satunya adalah Team Assisted Individualization. Menurut Slavin, Team
Assisted Individualization adalah “sebuah program pedagogik yang
berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual
siswa secara akademik.”25 Dasar pemikiran pengembangan model ini
ialah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual
siswa berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi
siswa. Ketika memasuki ruang kelas siswa memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan motivasi yang berbeda. Perbedaan tersebut menjadi
landasan bagi siswa untuk memulai pembelajaran yang dilaksanakan.
Team Assisted Individualization is a branch of cooperative
learning method which emphasize the team work. Also, the team
involves some heterogeneous students which should be work together
to finish the assignment.26 Artinya, Team Assisted Individualization
adalah cabang metode pembelajaran kooperatif yang menekankan
kerja tim. Juga, tim melibatkan beberapa siswa heterogen yang harus
bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Model pembelajaran
kooperatif tipe TAI yakni salah satu pembelajaran yang dapat
mengkondisikan siswa dalam suatu lingkungan belajar yang nyaman
yaitu belajar kelompok dengan dibantu oleh salah satu siswa pandai
dalam anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban,
saling berbagi sehingga terjadi diskusi kelompok, tetapi siswa tetap

25
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan
Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014) h. 200
26
Maulid Dia, The Use Of Team Assisted Individualization In Teaching Writing, JournE, 2, p. 195
27

belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing


melalui proses internalisasi.27
Dasar pemikiran TAI adalah untuk mengadaptasi pengajaran
terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan peserta
didik maupun pencapaian prestasi peserta siswa.28 Hal ini relevan
dengan tujuan model TAI untuk meminimalisasi pengajaran individual
yang terbukti kurang efektif, selain juga ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, serta memotivasi siswa dengan belajar
kelompok.
Ciri khas dari model pembelajaran TAI ini adalah menitikberatkan
keaktifan siswa dalam belajar. Siswa secara individual belajar materi
yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke
kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok. Semua anggota kelompok memiliki tanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Model Pembelajaran tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen,
yaitu: (a) Teams, yaitu kelompok kecil yang kemampuan anggotanya
heterogen tediri dari 4-6 siswa, (b) Placement Test, yaitu tes awal atau
rata-rata nilai harian siswa atau nilai pada bab sebelumnya untuk
mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu, (c) Student
Creative, yakni memberi penekanan dan menciptakan persepsi bahwa
keberhasilan setiap siswa ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya,
(d) Team Study, merupakan tindakan belajar yang harus dilaksanakan
oleh kelompok. Pemberian bantuan kepada siswa yang membutuhkan
diperkenankan pada tahap ini. Pemberian bantuan dapat dilakukan oleh
guru dan siswa yang pandai dalam kelompok, (e) Team Score and
Team recognition, yaitu memberikan skor pada hasil kerja kelompok

27
Ni Kadek Aryani, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis IPS Siswa Kelas V SD di Desa Kaliasem Kecamatan
Banjar”, e-Journal MIMBAR PGSD Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2014, h. 4
28
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2010), h. 187
28

dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil


maupun yang kurang berhasil, (f) Teaching Group, yakni memberikan
materi secara singkat menjelang tugas kelompok, (g) Fact Test, yakni
memberikan tes-tes kecil seperti kuis, (h) Whole Class Units, yaitu
menyajikan kembali materi dengan strategi pemecahan masalah untuk
seluruh siswa dikelas.29
Jadi, model TAI merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan antara pembelajaran kooperatif dengan pengajaran
individual. Siswa dengan kemampuan individualnya masing-masing
bekerja sama dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda
dan diikuti pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang
memerlukan.

c. Langkah-langkah Penerapan Team Assisted Individualization


Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model TAI
diperlukan langkah-langkahnya, sebagai berikut:30
1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang disiapkan oleh guru;
2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal;
3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 siswa,
4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam
kelompok,
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari,
6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual,
7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok.

29
Slavin, op. cit., h. 187.
30
Luki Puspitasari, dkk., “Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dalam Meningkatkan Pembelajaran IPA di Kelas V”, Kalam Cendikia, Vol. 4, 2013, h. 121
29

d. Kelebihan dan Kekurangan Team Assisted Individualization


Dalam model pembelajaran terdapat kelebihan dan
kekurangannya. Team Assisted Individualization (TAI) memiliki
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:
1) Kelebihan Team Assisted Individualization
a) Meminimalisir peran guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan
rutin.
b) Guru hanya menghabiskan sebagian dari waktunya untuk
mengajar kelompok-kelompok kecil.
c) Program yang dijalankan sederhana sehingga siswa kelas tiga
ke atas dapat melaksanakannya.
d) Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi yang
diberikan dengan cepat dan akurat.31
2) Kekurangan Team Assisted Individualization
a) Proses pembelajaran dengan menggunakan cara ini sering
memerlukan waktu yang cukup panjang
b) Mengubah kebiasaan siswa dalam pembelajaran dengan
kebiasaan mendengarkan dan menerima informasi dari guru,
menjadi pembelajaran dengan banyak berfikir memecahkan
masalah sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber pembelajaran merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.32

31
Slavin, op. cit., h. 190-191.
32
Orin Monica, dkk., Pengaruh Pembelajaran Koperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2015/2016, h. 6
30

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
penulis, diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Rahmat Setyawan (2012) yang
berjudul “Perbedaan Hasil Penerapan antara Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dan Konvensional
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Timuran Kota
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012” (Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta). Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization dan model pembelajaran konvensional
pada kelas IV SDN Timuran Kota Yogyakarta. Hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Arief diterapkan mata
pelajaran Matematika, sedangkan pada penelitian ini diterapkan pada mata
pelajaran PKn. Selanjutnya sampel yang digunakan pada penelitian di atas
adalah kelas IV SDN Timuran Kota Yogyakarta, sedangkan pada
penelitian ini adalah kelas V MI Nurul Yaqiin. Tempat penelitian yang
dilakukan Arief di Kota Yogyakarta, sedangkan tempat penelitian ini
dilakukan di Kota Tangerang. Pada penelitian Arief dilaksanakan pada
tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan pada penelitian ini dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2016/2017.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurazizah (2015) yang berjudul
“Pengaruh Pembelajaran Team Assisted Individualization Berbantuan
Study Card Terhadap Hasil Belajar Materi Hidrolis Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Candiroto Temanggung” (Skripsi Universitas Negeri Semarang).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization dan model pembelajaran konvensional
pada kelas XI SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung. Hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
31

Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Siti Nurazizah


diterapkan mata pelajaran Kimia, sedangkan pada penelitian ini diterapkan
pada mata pelajaran PKn. Selanjutnya sampel yang digunakan pada
penelitian di atas adalah XI SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung,
sedangkan pada penelitian ini adalah kelas V MI Nurul Yaqiin. Pada
penelitian Siti Nurazizah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015,
sedangkan pada penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran
2016/2017.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bakhrodin (2013) yang berjudul
“Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa kelas VII MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta” (Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta). Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization dengan Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dibanding model pembelajaran
konvensional dalam kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Bakhrodin diterapkan
mata pelajaran Matematika, sedangkan pada penelitian ini diterapkan pada
mata pelajaran PKn. Selanjutnya sampel yang digunakan pada penelitian
di atas adalah kelas VII MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta,
sedangkan pada penelitian ini adalah kelas V MI Nurul Yaqiin. Tempat
penelitian yang dilakukan Bakhrodin di Kota Yogyakarta, sedangkan
tempat penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang. Pada penelitian
Bakhrodin dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan pada
penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2016/2017.
32

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn
Menggunakan Penerapan Hasil Belajar
Team Assisted
Individualization

Bagan 2.1
Kerangka Berfikir

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib


di sekolah dasar. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
berorientasi pada pembentukan watak atau karakter warga negara. Materi Pkn
di sekolah dasar terkadang masih menjadi suatu hal yang menuntut siswa
untuk berpikir abstrak sehingga diperlukan model pembelajaran yang lebih
konkret dan dekat dengan lingkungan siswa sekolah dasar. Pembelajaran PKn
yang terjadi di SD masih menekankan pada materi-materi yang terdapat di
dalam buku dan belum memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran.
Di dalam proses pembelajaran di sekolah terkadang memberikan hasil
yang tidak memuaskan, yakni tidak sesuai seperti apa yang diharapkan pada
awal pembelajaran, khususnya pada pelajaran PKn mereka menganggap
bahwa PKn adalah pelajaran yang membosankan, selain itu juga cara pendidik
memberi materi dengan cara sama secara terus menerus. Penggunaan model
pembelajaran yang tidak bervariasi dapat mengakibatkan kurang optimalnya
hasil yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Hal ini terjadi karena
guru tidak menyesuaikan dengan tingkah laku siswa atau karakterisitik kelas
yang diajar. Masih banyak guru menggunakan pembelajaran konvensional
dengan ceramah yang dianggap sebagai cara tepat dalam menyampaikan
materi kepada siswa. Dengan pembelajaran seperti membuat siswa tidak
nyaman bahkan bosan untuk belajar PKn dan ingin mencoba dengan model
pembelajaran yang berbeda dari biasanya.
33

Melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization


ini memberi gambaran bahwa pembelajaran dapat dilakukan secara aktif dan
proses ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pengajaran oleh para
pendidik. Dengan Team Assisted Individualization, pembelajaran dapat
membangkitkan keaktifan siswa melalui diskusi, juga melibatkan pertukaran
ide atau gagasan atau pengetahuan.
Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization memberi
keuntungan karena berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan individual siswa secara akademik. Kemudian, dapat
meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif; selain juga
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memotivasi
siswa dengan belajar kelompok. Selain itu, Team Assisted Individualization
ini akan menciptakan pembelajaran PKn yang lebih bermakna, karena cara
pendidik menyajikan pembelajaran dengan cara yang berbeda dari yang biasa
digunakan.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka dapat diharapkan
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini dapat
mempengaruhi hasil belajar. Singkatnya, dengan penggunaan Team Assisted
Individualization ini hasil belajar peserta didik akan meningkat dan lebih baik
dalam memahami materi PKn yang diberikan.

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di atas maka
hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Adanya pengaruh penerapan Team Assisted Individualization terhadap


hasil belajar PKn siswa kelas V MI Nurul Yaqiin.

Ho :Tidak adanya pengaruh penerapan Team Assisted Individualization


terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V MI Nurul Yaqiin.
34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat yang dijadikan penelitian adalah MI Nurul Yaqiin yang
beralamat di Jalan Raden Fatah, Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug
Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada semester genap pada tahun
ajaran 2016/2017. Berikut ini adalah tabel kegiatan dan waktu penelitian
yang akan dilaksanakan:
Tabel 3.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian
Bulan Ke-
No Kegiatan
XII I II III IV V VI
1 Penyusunan Proposal √
2 Seminar Proposal √
3 Revisi Proposal √
4 Pembuatan Bab 1, 2, dan 3 √
Skripsi
5 Pembuatan Instrumen √
Penelitian
6 Uji Coba Instrumen √
7 Pelaksanaan Penelitian √
8 Analisis Data √
9 Penyempurnaan Laporan √ √

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada

34
35

subjek selidik.1 Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti


ada tidaknya hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y.
Model penelitian eksperimen yang digunakan peneliti adalah quasi
experiment. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.2 Artinya, eksperimen ini
merupakan eksperimen yang tidak sebenarnya
Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest and
posttest. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang
homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama dengan treatment
menggunakan model pembelajaran tipe TAI dan kelompok kedua dengan
menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol.
Rancangan penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen T1 XE T2
Kontrol T1 XK T2

Keterangan:
T1 = Pre-test
T2 = Post-test
XE = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model Team
Assisted Individualization
XK = Perlakuan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional

1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2010), h. 207
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 77.
36

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam
penelitian ini, populasi yang penulis ambil adalah seluruh siswa kelas V
MI Nurul Yaqiin Tahun ajaran 2016 sampai 2017.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.4 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.5 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua
kelas yang memiliki kesamaan karakter. Dalam penelitian ini, sampel yang
akan diambil terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas VB sebagai kelompok yang
mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Team Assisted
Individualization. Kelompok kontrolnya adalah kelas VA yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian.6 Dalam penelitian ini terdiri atas dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization,
sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar PKn.

3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Alfabeta: Bandug, 2011), h. 61
4
Ibid., h. 62
5
Ibid., h. 68
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), Cet. Ke-13, h. 96-97
37

E. Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini, yaitu:
1. Tes
Tes merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong
peserta memberikan penampilan maksimal.7 Tes diberikan pada kedua
kelas sampel dengan pemberian tes yang sama, yaitu pretest dan
posttest. Pretest digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah
memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Posttest
digunakan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi
tertentu seperti yang dirumuskan dalam indikator hasil belajar.
Siswa dinilai dari hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok di
atas, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil
belajar PKn. Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes objektif (pilihan ganda).
2. Non Tes
Teknik pengumpulan data nontes digunakan untuk mengukur
perubahan sikap dan pertumbuhan siswa. Teknik pengumpulan data
nontes yang digunakan yaitu:
a. Observasi.
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena. Tujuan utama observasi adalah untuk mengumpulkan
data dan informasi mengenai sutu fenomena dan untuk mengukur
perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik),
interaksi antara peserta didik dengan guru, dan faktor-faktor yang
dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills).8
Observasi dilakukan ketika proses belajar mengajar sedang
berlangsung.

7
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2016), cet. VII, h. 56
8
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 153
38

b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data nontes yang
dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung guna
menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. Wawancara
juga berguna untuk memperoleh data agar memengaruhi situasi
atau orang tertentu.9 Wawancara akan dilakukan ketika proses
belajar mengajar di kelas eksperimen selesai. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model TAI bagi
siswa.
Pengumpulan data yang peneliti dapatkan, akan dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data

No Data Sumber Data Teknik Pengumpulan


1. Pengetahuan Siswa Tes
2. Proses Belajar Siswa Observasi dan wawancara

F. Instrumen Penelitian
1. Tes
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa tes obyektif
dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari empat opsi (pilihan
jawaban) sebanyak 40 soal, jadi opsi tersebut diantaranya merupakan
kunci jawaban yang tepat. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan kognitif siswa dalam hasil belajar.
Sebelum membuat instrumen, peneliti lebih dulu membuat kisi-kisi
instrumen yang dibuat mengacu pada indikator-indikator kemampuan
siswa pada materi keputusan bersama. Kisi-kisi tes ini dibuat sebanyak
40 soal.

9
Ibid., h. 157-158.
39

Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Kompetensi Materi Aspek Kognitif Jumlah
Indikator
Dasar Pokok C1 C2 C3 Soal
4.1 Mengenal Bentuk- 1. Mengidentifkasi 1, 21 2
bentuk definisi keputusan
keputusan bentuk
2. Mengidentifkasi 2, 22 2
bersama Keputusan definisi musyawarah
Bersama 3. Menyebutkan susunan 3, 23 2
kepanitiaan minimal
dalam musyawarah.
4. Menentukan tata cara 4, 24 2
bermusyawarah.
5. Menentukan syarat 5, 25 2
sebagai pendapat yang
baik
6. Memberi contoh 6, 26 2
musyawarah di sekolah
7. Disajikan sebuah 7, 27 2
alinea, siswa dapat
menunjukan sikap
yang menghambat
musyawarah.
8. Menentukan siapa 8, 28 2
yang harus
melaksanakan hasil
musyawarah.
9. Memberi contoh 9, 29 2
musyawarah di
lingkungan keluarga.
10. Menentukan contoh 10, 2
sikap menghargai
pendapat orang lain. 30
11. Menentukan dasar 11, 2
pengambilan
keputusan 31
musyawarah.
12. Menentukan cara 12, 2
mengambil keputusan
barsama menurut 32
gambar.
13. Menunjukan sikap 13, 2
mematuhi aturan
musyawarah. 33
40

14. Menggunakan cara 14, 2


yang tepat untuk
mengatasi hambatan 34
musyawarah
15. Menyebutkan manfaat 15, 2
musyawarah
35
16. Menentukan sikap 16, 2
yang seharusnya
dilakukan dalam 36
bermusyawarah
17. Menentukan kapan 17, 2
perlu dilakukan
musyawarah 37
18. Mendefinisikan 18, 2
pengertian kuorum.
38
19. Disajikan sebuah 19, 2
alinea, siswa dapat
menemukan sebab 39
terjadinya hambatan
dalam musyawarah.
20. Disajikan sebuah 20, 2
alinea, siswa mampu
menunjukan kalimat 40
yang santun dan tidak
santun dalam
menyampaikan penda

2. Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan observasi terhadap
guru selama kegaitan pembelajaran berlagsung. Lembar observasi
aktivitas belajar siswa diisi oleh peneliti dengan menceklis (√) setiap
aspek yang dimulai pada setiap pertemuan.
41

Tabel 3.5
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR
Berilah tanda ceklis (√) pada angka sesuai pengamatan anda!
Keterangan:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai
NO ASPEK YANG DIAMATI
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing
siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan saat proses
penjelasan materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru,
siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran aktif
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa
4. Memotivasi siswa untuk bertanya
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar
dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan
2. Melakukan penilaian
42

IV PENUTUP
1. Melakukan konfirmasi
2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
Jumlah
TOTAL PENILAIAN*
Skor Maksimal : 76
Skor Minimal :0

*Cara perhitungan = x 100

Tangerang, __ ___________2017
Observer

Murtini, S.Pd.
43

Tabel 3.6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
Berilah tanda ceklis (√) pada angka sesuai pengamatan anda!
Keterangan:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai
NO ASPEK YANG DIAMATI
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
2. Bertanya saat proses penjelasan materi
3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi
pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran
yang digunakan guru
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan
media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar
yang ditentukan guru
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi
44

rangkuman/kesimpulan
Jumlah
TOTAL PENILAIAN*
Skor Maksimal : 72
Skor Minimal :0

*Cara perhitungan = x 100

Tangerang, __ ___________2017
Observer

Dwi Intan Agustini


NIM. 1113018300005

Perolehan total penilaian dikonversikan pada skala nilai dengan rentan seratus
menjadi satuan untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan
observer. Konversi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7
Konversi Skala
Skala 0-100 Skala 1-4 Keterangan
0 – 50 1 Kurang
51 – 65 2 Cukup

66 - 80 3 Baik
81 - 100 4 Sangat Baik
45

3. Wawancara
Tabel 3.8
Pedoman Wawancara Siswa
Lembar Wawancara Siswa Kelas V
MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang
Nama :
Hari/Tanggal :
1. Bagaimana pendapat kalian mengenai pembelajaran PKn yang telah
kalian ikuti?
2. Apakah belajar PKn dengan model pembelajaran TAI, membuat
kalian lebih mudah mempelajari materi?
3. Apakah belajar PKn menggunakan model pembelajaran TAI lebih
menyenangkan? Kenapa?
4. Bagaimana perasaan kalian ketika belajar PKn menggunakan model
pembelajaran TAI? Kenapa?
5. Bagaimana nilai kalian setelah belajar PKn dengan model
pembelajaran TAI?

Tabel 3.9
Pedoman Wawancara Guru
Lembar Wawancara Siswa Kelas V
MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang
Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model TAI ini cocok
digunakan pada mata pelajaran PKn di kelas V?
2. Bagaimana perubahan yang dialami siswa setelah menerapkan model
TAI dalam pembelajaran PKn?
3. Apakah siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran di kelas terutama pembelajaran PKn?
4. Bagaimana dengan hasil belajar PKn setelah menggunakan model
TAI dalam pembelajaran?
5. Adakah kekurangan yang harus diperbaiki dalam pembelajaran ini?
46

G. Uji Coba Instrumen


Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada peserta didik kelas VI MI Nurul Yaqiin Kota Tangerang.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi
persyaratan seperti validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.10 Sebuah instrument
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.11
Validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap
konsep yang akan diukur.12 Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam
mendefiniskan suatu variabel. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas instrumen ini
menggunakan product moment, yaitu:

Keterangan :
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah Siswa
X = Skor dari item yang diuji
Y = Jumlah Total Nilai
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rhitung
dibandingkan dengan rtabel product moment dengan α = 0,05. Jika rhitung >
rtabel , maka soal tersebut valid, dan jika rhitung < rtabel maka soal tersebut
tidak valid.

10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h.211
11
Ibid., h. 211
12
Hamzah dan Satrias Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 152
47

Untuk uji validitas kali ini penulis menggunakan bantuan program


Anatest. Berdasarkan hasil perhitungan dengan software anastesv4 dari 40
soal yang diuji cobakan diperoleh 22 butir soal yang valid melingkup
semua indikator yang diukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
isntrumen tersebut sudah baik.13 Dengan kata lain, realibitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengkur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel.
Untuk menguji reliabilitas hasil belajar siswa, pada penelitian ini
menggunakan rumus KR 20 yaitu:

Keterangan:
= nilai reliabilitas
= varians
s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)
Σ𝑝𝑞 = jumlah perkalian p dan q
p = Perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar
dibanding jumlah siswa seluruhnya untuk tiap item
q = Perbandingan jumlah siswa yang menjawab salah
dibanding jumlah siswa seluruhnya untuk tiap item
n = Banyaknya item

13
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 221
48

Tabel 3.10
Kriteria Reliabilitas Soal
Reliabilitas Kriteria
0,90 - 1,00 Sangat tinggi
0,70 - 0,90 Tinggi
0,40 – 0,70 Sedang
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah

Untuk pengujian reabilitas instrumen tes pasca-ujicoba, peneliti


menggunakan bantuan software Anatest. Berdasarkan hasil
perhitungan uji realibilitas instrument, diperoleh nilai 0,83, maka
instrument penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria
koefisien reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu memenuhi
persyaratan instrument yang memiliki ketetapan jika digunakan.
3. Uji Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai
kompetensi dengan siswa yang belum atau kurang menguasai
kompetensi berdasarkan krikteria tertentu. Semakin tinggi koefisien
daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal terse but
membedakanan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan
siswa yang kurang menguasai kompetensi.14 Rumus yang digunakan
untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:

Keterangan :
D : Daya pembeda butir

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

14
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 5, h. 273
49

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar


: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok atas

Tabel 3.11
Kriteria Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < ≤ 0,20 Jelek
0,20 < ≤ 0,40 Cukup
0,40 < ≤ 0,70 Baik
0,70 < ≤ 1,00 Sangat baik
Di atas adalah rumus untuk menentukan kemampuan soal untuk
membedakan siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah. Tetapi peneliti
menggunakan cara lain untuk membantu menentukan kemampuan soal
dengan menggunakan software anatesv4. Dari hasil perhitungan daya
pembeda soal, ditemukan bahwa dari 20 soal yang digunakan, 1 soal
memiliki daya pembeda “jelek”, 3 soal memiliki daya yang “cukup”, 13
soal memiliki daya beda “baik” dan 3 soal memiliki daya beda “sangat
baik”.
4. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam
menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan betul.15 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha menyelesaikannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadai putus asa dan
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya. Untuk itu diperlukan pengujian taraf sukar untuk

15
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 176
50

mengetahui kualitas butir soal tersebut. Taraf kesukaran dapat diukur


dengan rumus berikut:
P=
Keterangan:
P = taraf kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab bentul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar.
Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang.
Soal dengan P 0,71 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah.16
Di atas adalah rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal.
Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan
tingkat kesukaran soal dengan menggunakan software anatesv4.
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal
instrument, dari 20 soal yang digunakan diperoleh 8 soal dengan
tingkat kesulitan “mudah”, 12 soal dengan tingkat kesulitan “sedang”.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis dengan uji perbedaan dua rata-rata populasi menggunakan uji t dengan
taraf signifikans α = 0,05 untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji t,
terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis. Prasayaratnya adalah,
kedua populasi berdistribusi normal (uji normalitas) dan kedua populasi
memiliki varians yang homogen (uji homogenitas). Pengujian data dilakukan
dengan bantuan program SPSS 22.
SPSS (Statistical Product and Service) merupakan salah satu program
analisis data yang dapat digunakan untuk membantu melakukan pengolahan
perhitungan, dan analisis data secara statistik dari yang sederhana hingga yang
rumit dan kompleks.17

16
Ibid, h. 223-225.
17
Budi Susetiyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h. 266.
51

1. Pengujian Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari kegiatan penelitian mempunyai distribusi (sebaran)
yang normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini peneliti
menggunakan program SPSS 22 dengan metode Kolmogorov
Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni jika
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitas. Uji
homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa
kelompok data penelitian memiliki varian yang sama atau tidak.
Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang
kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
Dalam uji homegenitas ini, peneliti menggunakan program
SPSS 22 yaitu One Way Anova (Analysis of Variance). Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah:
1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa
dengan menggunakan penerapan team assisted
individualization.
2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa
dengan menggunakan penerapan team assisted
individualization.
52

c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan
uji normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi homogen
maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T-test. Uji
hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
penerapan TAI terhadap hasil belajar PKn siswa dibandingkan
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan program SPSS 22
yaitu dengan teknik analisis Independent-Sampel T Test. Uji
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua
sampel penelitian.
Adapun aturan pengujiannya sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima.
Jika thitung > ttabel, maka H1 ditolak.
Atau
Jika Sig > 0.05, maka H0 diterima.
Jika Sig < 0.05, maka H0 ditolak

H. Hipotesis Statistik
1. Hipotesis yang digunakan
H0 : μ1 μ2
H1 : μ1 μ2
Keterangan:
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI terhadap hasil belajar siswa.
H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI terhadap hasil belajar siswa.
μ1 = Rata-rata pemahaman belajar siswa yang diberikan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
53

μ2 = Rata-rata pemahaman belajar siswa yang yang diberikan


pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
54

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Yaqiin Kota Tangerang pada
bulan April 2017. Adapun sampel yang diteliti ada 2 (dua) kelas yaitu kelas V
A sebagai kelas kontrol yang diajarkan menggunakan metode konvensional
yaitu metode ceramah dan kelas V B sebagai kelas eksperimen yang diajarkan
tidak menggunakan media elektronik atau hanya menggunakan metode
konvensional yaitu metode ceramah.
Materi pelajaran PKn yang diajarkan pada penelitian ini adalah tentang
keputusan bersama dengan total 3 (tiga) kali pertemuan. Sebelum diberi
treatment, kedua kelas ini diberikan soal prettest yang terdiri dari 20 butir
soal. Sebelum soal diujikan kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol,
soal diujikan terlebih dulu kepada kelas VI yang sudah pernah mempelajari
materi tersebut. Adapun tata cara pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti untuk kelas eksperimen yang peneliti beri treatment dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, peneliti memilih kelas
IV B dengan jumlah siswa 25 orang.
Sebelum kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, peneliti memberikan
tes pretest berupa unjuk kerja. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan tes
berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hasil pretest tersebut, kemudian
dihitung oleh peneliti. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata
kemampuan atau keterampilan menulis huruf tegak bersambung kelas VA
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas VB. Akan tetapi, penyebaran
data yang mendapat nilai rendah dan sedang masih seimbang, sehingga data
dari kedua kelompok dinyatakan normal dan homogen. Data yang normal
dapat dilihat dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dengan
menggunakan bantuan program SPSS 22. Karena data pretest dinyatakan
normal dan homogen, maka peneliti dapat menentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka

54
55

peneliti menggunakan teknik sampling purposive antara kelas VA dan VB.


Dari hasil pertimbangan, peneliti menentukan bahwa kelas VB sebagai kelas
eksperimen, sedangkan kelas VA sebagai kelas kontrol.
1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
a. Pertemuan Pertama
1) Kelas Eksperimen
Pertemuan pertama kelas eksperimen dilaksanakan pada
tanggal 7 April 2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas
mengajar, dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari
mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti
pelajaran, dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
50, dengan total penilaian 66. Aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria cukup ada 8 aspek, yang mendapatkan kriteria baik ada 10
aspek dan yang mendapatkan kriteria sangat baik ada 1 aspek. (data
diperjelas pada lampiran 20).
2) Kelas Kontrol
Pertemuan pertama kelas eksperimen dilaksanakan pada
tanggal 8 April 2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas
mengajar, dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan cukup.
Indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang
diperoleh yaitu sebesar 48, dengan total penilaian 63. Aspek-aspek
yang mendapatkan kriteria cukup ada 9 aspek dan yang
mendapatkan kriteria baik ada 10. (data diperjelas pada lampiran
20).
56

b. Pertemuan Kedua
1) Kelas Eksperimen
Pertemuan kedua kelas eksperimen dilaksanakan pada 15 April
2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar,
dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari
mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti
pelajaran, dan penutup dapat dikatakan sangat baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 64, dengan total penilaian 84. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria baik ada 12 aspek dan yang mendapatkan
kriteria sangat baik ada 7 aspek. (data diperjelas pada lampiran 20).
2) Kelas Kontrol
Pertemuan kedua kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal
15 April 2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar,
dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 56, dengan total penilaian 74. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria cukup ada 2 aspek, yang mendapatkan
kriteria baik ada 16 aspek, dan yang mendapatkan kriteria sangat
baik ada 1 aspek. (data diperjelas pada lampiran 20).
c. Pertemuan Ketiga
1) Kelas Eksperimen
Pertemuan ketiga kelas eksperimen dilaksanakan pada 21
April 2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar,
dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari
mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti
57

pelajaran, dan penutup dapat dikatakan sangat baik. Indikator


keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 68, dengan total penilaian 89. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria baik ada 8 aspek dan yang mendapatkan
kriteria sangat baik ada 11 aspek. (data diperjelas pada lampiran
20)
2) Kelas Kontrol
Pertemuan ketiga kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal
22 April 2017. Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar,
dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 61, dengan total penilaian 80. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria baik ada 15 aspek, dan yang mendapatkan
kriteria sangat baik ada 4 aspek. (data diperjelas pada lampiran 20)
Berdasarkan data dari setiap pertemuan, terlihat bahwa aktivitas
mengajar guru di kelas eksperimen memiliki perolehan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

2. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa


a. Pertemuan Pertama
1) Kelas Eksperimen
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari mulai pra
pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti pelajaran,
dan penutup dapat dikatakan cukup. Indikator keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar 47,
dengan total penilaian 65. Aspek-aspek yang mendapatkan kriteria
58

cukup ada 7 aspek dan yang mendapatkan kriteria baik ada 11


aspek. (data diperjelas pada lampiran 19)
2) Kelas Kontrol
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan cukup.
Indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang
diperoleh yaitu sebesar 44, dengan total penilaian 61. Aspek-aspek
yang mendapatkan kriteria cukup ada 10 aspek dan yang
mendapatkan kriteria baik ada 18. (data diperjelas pada lampiran
19)
b. Pertemuan Kedua
1) Kelas Eksperimen
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari mulai pra
pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti pelajaran,
dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar 55,
dengan total penilaian 76. Aspek-aspek yang mendapatkan kriteria
cukup ada 1 aspek, yang mendapatkan kriteria baik ada 15 aspek
dan yang mendapatkan kriteria sangat baik ada 2 aspek. (data
diperjelas pada lampiran 19)
2) Kelas Kontrol
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator
59

keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh


yaitu sebesar 50, dengan total penilaian 69. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria cukup ada 4 aspek dan yang mendapatkan
kriteria baik ada 14. (data diperjelas pada lampiran 19)
c. Pertemuan Ketiga
1) Kelas Eksperimen
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan model TAI dari mulai pra
pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti pelajaran,
dan penutup dapat dikatakan sangat baik. Indikator keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
63, dengan total penilaian 87. Aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria baik ada 9 aspek dan yang mendapatkan kriteria sangat
baik ada 9 aspek. (data diperjelas pada lampiran 19)
2) Kelas Kontrol
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan pembelajaran konvensional
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan inti pelajaran, dan penutup dapat dikatakan baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 57, dengan total penilaian 79. Aspek-aspek yang
mendapatkan kriteria cukup ada 1 aspek, yang mendapatkan
kriteria baik ada 13 aspek dan yang mendapatkan kriteria sangat
baik ada 4. (data diperjelas pada lampiran 19)
Berdasarkan data dari setiap pertemuan, terlihat bahwa aktivitas
belajar siswa di kelas eksperimen memiliki perolehan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
60

3. Data Hasil Belajar PKn Kelas V MI Nurul Yaqiin


Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh nilai
pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di MI Nurul
Yaqiin Ciledug Kota Tangerang sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No. Nama Pretest Posttest Nama Pretest Posttest

1. A 45 75 A 65 90
2. B 50 85 B 55 65
3. C 75 90 C 65 85
4. D 55 85 D 55 85
5. E 65 95 E 70 85
6. F 65 85 F 50 65
7. G 55 80 G 45 65
8. H 35 75 H 70 90
9. I 70 90 I 45 55
10. J 60 85 J 65 75
11. K 70 95 K 70 85
12. L 45 65 L 60 90
13. M 60 95 M 45 65
14. N 45 85 N 50 65
15. O 55 80 O 65 85
16. P 40 65 P 45 65
17. Q 65 75 Q 75 90
18. R 65 90 R 45 75
19. S 65 95 S 65 85
61

20. T 55 85 T 55 75
21. U 65 85 U 75 80
22. V 55 80 V 55 75
23. W 50 85 W 50 65
24. X 75 95 X 65 80
25. Y 50 85 Y 70 75
26. Z 45 65
27. AA 45 75
Jumlah 1435 2105 Jumlah 1565 2055

Rata-rata 57.40 84.20 Rata-rata 57.96 76.11

Berdasarkan tabel 4.1, terlihat bahwa nilai posttest kelas eksperimen


mengalami peningkatan setelah diberikan treatment dalam pembelajaran
dengan penerapan TAI. Nilai rata-rata yang didapat pada saat pretest yaitu
57.40, sedangkan nilai rata-rata yang didapat pada saat posttest yaitu 84.20.
Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional juga
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pretest yang didapat yaitu 57.96,
sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata yang didapat siswa yaitu 76.11.
a. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi treatment pada saat
pembelajaran dengan menggunakan penerapan model TAI. Sedangkan
kelas kontrol tidak diberi treatment pada saat pembelajaran atau dengan
kata lain hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil analisis
data pretest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari tabel berikut:
62

Tabel 4.2
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kontrol Eksperimen
N Valid 27 25
Missing 0 2
Mean 57,96 57,40
Median 55,00 55,00
Mode 45 65
Std. Deviation 10,494 10,716
Variance 110,114 114,833
Range 30 40
Minimum 45 35
Maximum 75 75
Sum 1565 1435

Dari tabel di atas menunjukan hasil pretest kedua kelas penelitian.


Pretest kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai terendah
45. Pada pretest kelas kontrol juga memperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai
terendah 35. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen mencapai angka
sebesar 57,40, dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol mencapai angka
sebesar 57,96.
Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelas eksperimen dapat
disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.3
Disribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Distribusi Frequency Percent
Valid 35 1 3,7
40 1 3,7
45 3 11,1
50 3 11,1
55 5 18,5
60 2 7,4
65 6 22,2
70 2 7,4
75 2 7,4
Total 25 92,6
Missing System 2 7,4
Total 27 100,0
63

Selain bentuk tabel data pretest kelas eksperimen, juga digambarkan


ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.1
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat


diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 35 dan 40 hanya terdapat 1
orang, siswa yang memperoleh nilai 60, 70, dan 75 dua orang, siswa yang
memperoleh nilai 45 dan 50 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh
nilai 55 terdapat lima orang dan siswa yang memperoleh nilai 65 terdapat
6 orang.
Distribusi frekuensi perolehan nilai kelas kontrol dapat disajikan
dalam tabel dan grafik berikut:
64

Tabel 4.4
Disribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

Frequency Percent
Valid 45 7 25,9
50 3 11,1
55 4 14,8
60 1 3,7
65 6 22,2
70 4 14,8
75 2 7,4
Total 27 100,0

Selain bentuk tabel data pretest kelas kontrol, juga digambarkan ke


dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat


diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 60 hanya terdapat satu
orang, siswa yang memperoleh nilai 75 terdapat dua orang, siswa yang
65

memperoleh nilai 50 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 55


dan 70 masing-masing terdapat empat orang, siswa yang memperoleh
nilai 65 terdapat 6 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 45 ada
tujuh orang.

b. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran materi
“Keputusan Bersama” dengan menggunakan penerapan TAI dengan
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil uji frekuensi data posttest kedua kelompok dapat dilihat dari
table berikut:
Tabel 4.5
Uji Frekuensi Data Posttest Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol

Kontrol Eksperimen
N Valid 27 25
Missing 0 2
Mean 76,11 84,20
Median 75,00 85,00
Mode 65 85
Std. Deviation 10,222 8,500
Variance 104,487 72,250
Range 35 30
Minimum 55 65
Maximum 90 95
Sum 2055 2105

Tabel di atas menyajikan data posttest. Posttest kelas eksperimen


memperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Sedangkan posttest
kelas kontrol mendapatkan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Selain
itu juga dapat diketahui nilai rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
mencapai angka 84,20. Sedangkan perolehan nilai rata-rata posttest kelas
66

kontrol mencapai angka 76,11. Selisih nilai rata-rata posttest antara kedua
kelas sebesar 8,09.
Distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelas eksperimen dapat
disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.6
Disribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Frequency Percent
Valid 65 2 7,4
75 3 11,1
80 3 11,1
85 9 33,3
90 3 11,1
95 5 18,5
Total 25 92,6
Missing System 2 7,4
Total 27 100,0

Selain bentuk tabel data posttest kelas eksperimen, juga


digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen
67

Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat


diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 65 terdapat dua orang,
siswa yang memperoleh nilai 75, 80, dan 90 masing-masing terdapat tiga
orang, siswa yang memperoleh nilai 95 terdapat tiga orang, dan siswa yang
memperoleh nilai 85 terdapat sembilan orang.
Distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelas kontrol dapat
disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.7
Disribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol

Frequency Percent
Valid 55 1 3,7
65 8 29,6
75 6 22,2
80 2 7,4
85 6 22,2
90 4 14,8
Total 27 100,0

Selain bentuk tabel data posttest kelas kontrol, juga digambarkan ke


dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol
68

Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat


diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 55 hanya terdapat satu
orang, siswa yang memperoleh nilai 90 terdapat empat orang, siswa yang
memperoleh nilai 75 dan 85 masing-masing terdapat enam orang dan
siswa yang memperoleh nilai 65 terdapat 8 orang.

B. Pengujian Prasyarat Analisi Data


Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah
dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Uji normalitas pretest dan posttest dilakukan untuk menguji apakah
data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
bantuan SPSS 22 dalam menghitung uji normalitas hasil pretest yang
berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak.
Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
> 0,05.
Hasil uji normalitas sebaran data pretest dan posttest dari kedua
sampel penelitian dapat disajikan dalam table berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 10,06508137
Most Extreme Differences Absolute ,136
Positive ,091
Negative -,136
Test Statistic ,136
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
69

Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa


hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol signifikansinya 0,200. Hal
itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya
0,200 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol keduanya berdistribusi normal.
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Posttestt Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 10,26255666
Most Extreme Differences Absolute ,171
Positive ,148
Negative -,171
Test Statistic ,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056c

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol signifikansinya 0,056. Hal itu menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,056 > 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil posttest kelas eksperimen
maupun kelas kontrol keduanya berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest


Uji homogenitas pretest dan posttest dilakukan untuk menguji apakah
data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji
homogenitasnya adalah data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika
signifikansinya lebih dari 0,05. Uji homogenitas menggunakan bantuan
SPSS 22 dalam menghitungnya.
70

Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas eksperimen dan


kontrol sebelum diberi perlakuan (pretest) dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.10
Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.


2,349 6 16 ,081

Berdasarkan tabel hasil penghitungan uji homogenitas data pretest di


atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,081. Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang
dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dan cukup
homogen karena 0,081 > 0,05.
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil
posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol setelah diberi perlakuan yaitu penerapa TAI untuk kelas
eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol. Kriteria
pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini
menggunakan program SPSS 20.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas eksperimen dan
kontrol setelah diberi perlakuan (posttestt) dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.11
Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.


2,723 5 19 ,051

Berdasarkan tabel hasil penghitungan uji homogenitas data posttest di


atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,051. Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan disimpulkan
bahwa varian yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh
berbeda dan cukup homogen karena 0,051 > 0,05.
71

3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS 22 bertujuan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata posttestt kelas eksperimen
yang menggunakan penerapan TAI dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional. Kriteria pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,5 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh
penerapan TAI terhadap hasil belajar siswa kelas V
b. Jika signifikansi < 0,5 maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya ada
pengaruh penerapan TAI terhadap hasil belajar siswa kelas V
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata posttest
hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan penerapan TAI
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam
pembelajaran.
Tabel 4.12
Uji Hipotesis

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Posttest Equal
- - -
variances 2,488 ,121 50 ,003 -8,089 2,619
3,089 13,349 2,829
assumed
Equal
variances - - -
49,454 ,003 -8,089 2,600
not 3,111 13,313 2,865
assumed
72

Berdasarkan tabel 4.12, dari perhitungan uji beda rata-rata tes


pemahaman antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dapat dilihat
jika signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima. Sedangkan jika
signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka Ha diterima. Dari data tersebut hasil
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa nilai
probabilitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,003. Dengan nilai
probabilitas pada signifikansi (2-tailed) 0,003 < 0,05, maka Ha diterima
dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan team
assisted individualization berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V
MI Nurul Yaqiin.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat


pengaruh yang signifikan penerapan team assisted individualization terhadap
hasil belajar PKn siswa kelas V MI Nurul Yaqiin Kota Tangerang. Hal ini
dapat dilihat pada nilai rata-rata posttest atau tes yang diberikan setelah
adanya treatment yaitu kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 84,20
dan kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 76,11.
Perbedaan hasil belajar kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol bukanlah suatu kebetulan, melainkan faktor perbedaan treatment
yang diberikan guru juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas
eksperimen guru menerapkan model TAI dalam proses pembelajaran.
Sedangkan pada kelas kontrol, guru hanya menggunakan pembelajaran
konvensional.
Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian kedua kelas
penelitian tersebut diberi perlakuan yang berbeda selama tiga kali pertemuan.
Setelah pertemuan ketiga selesai, kedua kelas penelitian diberi soal posttest.
Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelas penelitian
menunjukkan angka yang berbeda. Kelas eksperimen memperoleh skor
posttest tertinggi 95, skor terendah posttest sebesar 65, rata-rata posttest
sebesar 84,20, median sebesar 85, modus sebesar 85, dan standar devisiasi
73

sebesar 8,500. Kelas kontrol memperoleh skor posttest tertinggi sebesar 90,
skor terendah posttest sebesar 55, rata-rata posttest sebesar 76.11, median
sebesar 75, modus sebesar 65 dan standar devisiasi sebesar 10,222.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh uji-t skor posttest hasil belajar pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian uji-t skor posttest ini dilakukan
untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam proses pembelajaran
antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dari perhitungan uji beda rata-
rata tes pemahaman antara kelompok eksperimen dengan kelas kontrol, dapat
dilihat jika > 0,05 maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada
signifikansi (2-tailed) adalah 0,003. Dengan demikian Ha diterima dan H0
ditolak karena 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V setelah menerapakan model
team assisted individualization.
Data yang telah diinterpretasikan di atas menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang cukup besar pada kemampuan awal dan kemampuan akhir di
kelas eksperimen dalam hasil belajar PKn. Sedangkan, pada kelas kontrol
terdapat sedikit perbedaan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir
dalam tes hasil belajar PKn. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan
pada kedua kelompok tersebut. Dalam pembelajaran materi “keputusan
bersama”, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapakan model
team assisted individualization, sementara kelas kontrol hanya menggunakan
pembelajaran yang konvensional.
Hal ini sesuai dengan buku dari Robert E. Slavin, bahwa dengan
menggunakan model TAI para siswa akan termotivasi untuk mempelajari
materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa
berbuat curang atau menemukan jalan pintas.1
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan
model TAI, pembelajaran ini berlangsung dengan baik. Meskipun pada
awalnya masih sulit mengondisikan siswa untuk belajar secara berkelompok,

1
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2010), h. 187
74

namun dengan bimbingan guru siswa mampu belajar kelompok dengan baik
dan tertib.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar guru secara kualifikasi
dari setiap pertemuan mengalami peningkatan baik di kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Di kelas eksperimen, pada pertemuan pertama jumlah
total penilaian dari aspek yang diamati ialah 66, pertemuan kedua ialah 84,
dan pertemuan ketiga ialah 89. Sedangkan di kelas kontrol, pada pertemuan
pertama jumlah total penilaian dari aspek yang diamati ialah 63, pertemuan
kedua ialah 74, dan pertemuan ketiga ialah 80. Berdasarkan lembar observasi
aktivitas mengajar guru, nilai rata-rata kelas eksperimen dari 3 pertemuan
adalah 79. Sedangakan nilai rata-rata lembar observasi aktivitas mengajar di
kelas kontrol adalah 72.
Berdasarkan lembar observasi aktivitasi belajar siswa secara kualifikasi
dari setiap pertemuan mengalami peningkatan. Di kelas eksperimen, pada
pertemuan pertama, jumlah total penilaian dari aspek yang diamati ialah 65,
pertemuan kedua ialah 76, dan pertemuan ketiga ialah 87. Sedangkan di kelas
kontrol, pada pertemuan pertama jumlah total penilaian dari aspek yang
diamati ialah 61, pertemuan kedua ialah 69, dan pertemuan ketiga ialah 79.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, nilai rata-rata kelas
eksperimen dari 3 pertemuan adalah 76. Sedangakan nilai rata-rata lembar
observasi aktivitas mengajar di kelas kontrol adalah 70.
Model pembelajaran TAI mengkombinasikan pembelajaran individual dan
kelompok. Siswa dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke
tahap selanjutnya. Sebelum memasuki pembelajaran kelompok siswa terlebih
dahulu melakukan pembelajaran secara individual. Pembelajaran individual
yang dilakukan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengawali
pembelajaran berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan membangun konsep
sesuai dengan kemampuannya.
Pada prosesnya pembelajaran kooperatif TAI dilakukan dengan membawa
hasil pekerjaan masing-masing anggota kelompok. Hasil pekerjaan kelompok
merupakan tanggung jawab masing-masing anggota. Setiap anggota kelompok
75

diberi kebebasan untuk mendiskusikan hasil pekerjaan para anggota untuk


mendapatkan kesepakatan hasil keseluruhan jawaban. Keberhasilan kelompok
merupakan keberhasilan para anggotanya dalam menyelesaikan kuis di akhir
pembelajaran. Oleh karena itu, pada pembelajaran kelompok setiap anggota
harus saling bekerja sama dan saling mengajarkan agar anggota kelompoknya
dapat menyelesaikan kuis dengan baik.
Berdasarkan pembahasan diatas, terlihat bahwa terdapat pengaruh antara
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI dengan
siswa yang diajarkan dengan model konvensional. Hal ini disebabkan karena
pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model TAI
melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Siswa dilibatkan untuk
mengkonstruk pengetahuan awal secara mandiri dan dikonfirmasi dengan
teman kelompoknya sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan
dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa, juga
menunjukkan bahwa penerapan model TAI dalam pembelajaran membuat
mereka senang, antusias dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga
siswa merasa lebih mudah dalam mempelajari materi yang diberikan dengan
menggunakan penerapan model TAI. Selain itu, siswa bisa saling berdiskusi
dan memudahkan mereka dalam memahami materi. Beberapa siswa juga
mengakui bahwa hasil belajar mereka meningkat setelah melaksanakan
pembelajaran menggunakan model TAI.
76

D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai usaha
telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang
optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit
dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan
diantaranya:
1. Siswa belum terbiasa dengan belajar secara kelompok, sehingga pada awal
pembelajaran siswa belum bisa bekerja secara kooperatif.
2. Waktu yang diperlukan pada proses pembelajaran menggunakan
penerapan team assisted individualization lebih lama dibandingkan proses
pembelajaran konvensional, sehingga perlu mengatur waktu yang
digunakan agar pembelajaran selesai tepat waktu.
77

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh penerapan team
assisted individualization terhadap hasil belajar PKn siwa kelas V MI Nurul
Yaqiin Ciledug Kota Tangerang, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa:
1. Berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol didapatkan hasil yaitu pada kelas eksperimen nilai rata-rata
pretest 57.40 dan 84.20 pada saat posttest, sedangkan pada kelas kontrol
nilai rata-rata pretest 57.96 menjadi 76.11 pada saat posttest. Dapat dilihat
bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata pada kedua kelas. Namun pada
kelas eksperimen yang diberi treatment dengan menerapkan team assisted
individualization, mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata pada kelas kontrol yang hanya menggunakan
pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji hipotesis dengan
menggunakan uji T-Test, dapat dilihat bahwa taraf sig. (2-tailed) sebesar
0.003, dengan 0.003 < 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa
penerapan model pembelajaran koopertaif tipe team assisted
individualization berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V MI
Nurul Yaqiin.
2. Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar dan belajar siswa, nilai
rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas
kontrol. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan guru dan siswa, juga menunjukkan bahwa penerapan model TAI
dalam pembelajaran membuat mereka senang karena bisa saling berdiskusi
dan memudahkan mereka dalam memahami materi, sehingga penerapan
model TAI dianggap cocok digunakan dalam pembelajaran PKn.

77
78

B. Saran
Setelah penulis menarik kesimpulan dari hasil analisa data mengenai
pengaruh penerapan team assisted individualization maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Siswa
Dalam pembelajaran, siswa jangan hanya terpaku kepada guru dan
buku saja. Siswa dapat bertanya dan berdiskusi dengan teman
sekelompoknya yang akan memudahkan dalam mencari informasi terkait
materi pelajaran.
2. Guru
a. Diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran TAI
sebagai alternatif pembelajaran PKn, karena siswa sudah mulai
terbiasa dengan belajar secara berkelompok.
b. Saat belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe team assisted
individualization hendaknya guru telah mempersiapkan manajemen
waktu yang matang.
3. Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization pada pokok
bahasan lain, mengukur aspek yang lain atau jenjang sekolah yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani, Ni Kadek, dkk,.“Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis IPS Siswa Kelas V SD di Desa Kaliasem
Kecamatan Banjar”, e-Journal MIMBAR PGSD Pendidikan Ganesha, Vol. 2,
2014.
Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
Dia, Maulid. The Use Of Team Assisted Individualization In Teaching Writing,
JournE, 2.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Hamzah dan Koni, Satrias. 2013. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu


Metodis dan Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Monica, Orin dkk,. Pengaruh Pembelajaran Koperatif Tipe Team Assisted


Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 14 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Puspitasari, Luki dkk., “Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted


Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Pembelajaran IPA di Kelas V”,
Kalam Cendikia, Vol. 4.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

79
Sanjaya, Wina. Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, Robert E,. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sofyan, Agus dan Ariani. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Revisi Terbaru).
Semarang: Asy Syifa’.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandug.

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Susetiyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT
Refika Aditama.
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, dan
kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
2013(Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenamedia Group.
Ubaedillh, A., dkk,. 2011. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi.
Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani Edisi Ketiga. Jakarta: ICCE UIN
Jakarta dan Prenada Media Group.
Wardani, Chindy Aryani. “Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa
Kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 1 Banjar”, Jurnal Edutech,
Vol. 2, 2014.
Winarno. 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi Strategi dan
Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.

80
LAMPIRAN
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Eksperimen

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : I (satu)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

C. Indikator
1. Menjelaskan definisi keputusan bersama
2. Menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama
3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan definisi keputusan bersama dengan baik.
2. Menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama dengan benar.
3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan baik.

E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)
F. Model Pembelajaran
Model : Team Assisted Individualization
G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
b. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.

2. Media
LKS 1, Lembar evaluasi.

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin doa Ketua kelas mempimpin doa
untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
bertanya kepada siswa, “Ketika guru.
pulang sekolah di jalan raya kamu
melihat sebuah dompet, kemudian
kamu ambil dompet itu. Apa yang
akan kamu lakukan dengan dompet
itu? Akan kamu kembalikan pada
pemiliknya, atau kamu biarkan saja
di jalan, atau mungkin kamu ambil
isinya dan dompetnya kamu biarkan
saja. Nah... kalian tahu, dalam hal
tersebut kalian melakukan apa? Kali
ini kita akan belajar tentang bentuk-
bentuk keputusan bersama. Kalian
sudah siap?”
Menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa mendengarkan dan
yang akan dicapai. memperhatikan guru.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru.
pembelajaran secara individual yang
sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian siswa
yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok. (placement
test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan sedikit kesulitan dapat meminta
memberi arahan kepada siswa dalam bantuan atau bimbingan dari
mengerjakan tugas. (teaching guru.
group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil
hasil pekerjaan yang telah di pekerjaan yang telah di
diskusikan bersama. diskusikan bersama

Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru


tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi. dengan membahas kembali
hasil diskusi.
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai individu sebagai nilai individu dan
dan nilai kemajuan kelompok. nilai kemajuan kelompok.
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru.
diajarkan. (whole unit)

3. Kegiatan Akhir (10 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan Siswa bersama guru
materi yang telah dipelajari menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa tentang Siswa memperhatikan
materi pembelajaran informasi yang
yang akan dipelajari pada pertemuan disampaikan.
berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan


membaca “Hamdallah”. “Hamdallah”.
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam.
menggucapkan salam.

I. Indikator Penilaian
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menjelaskan definisi keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama
2 Menyebutkan jenis-jenis keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama.
3 Menjelaskan cara pengambilan Tes (pilihan ganda) Terlampir
keputusan bersama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : II (dua)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

C. Indikator
1. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan cara musyawarah
2. Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik dalam musyawarah
3. Menyebutkan contoh-contoh musyawarah

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan cara musyawarah dengan
baik.
2. Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik dalam musyawarah dengan benar.
3. Menyebutkan contoh-contoh musyawarah dengan benar
E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)

F. Model Pembelajaran
Model : Team Assisted Individualization
G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
b. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.
2. Media
Gambar Musyawarah, LKS 2, Lembar evaluasi

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin Ketua kelas mempimpin doa
doa untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
menanyakan pelajaran yang telah guru.
dipelajari pada minggu lalu.

Menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan dan


pembelajaran yang akan dicapai. memperhatikan guru.

2. Kegiatan Inti (55 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru
pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian
siswa yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok.
(placement test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan kesulitan dapat meminta
sedikit memberi arahan kepada bantuan atau bimbingan dari
siswa dalam mengerjakan tugas. guru
(teaching group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil
hasil pekerjaan yang telah di pekerjaan yang telah di
diskusikan bersama diskusikan bersama
Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru
tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi
dengan membahas kembali
hasil diskusi
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai sebagai nilai individu dan
individu dan nilai kemajuan nilai kemajuan kelompok.
kelompok
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru
diajarkan. (whole unit)

3. Kegiatan Akhir (10 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah menyimpulkan materi yang
dipelajari telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa Siswa memperhatikan
tentang materi pembelajaran informasi yang disampaikan
yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan
membaca “Hamdallah” “Hamdallah”
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam
menggucapkan salam.
I. Indikator Penilaian
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menjelaskan cara pengambilan Tes (pilihan ganda) Terlampir
keputusan bersama dengan cara
musyawarah.
2 Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik Tes (pilihan ganda) Terlampir
dalam musyawarah.
3 Menyebutkan contoh-contoh Tes (pilihan ganda) Terlampir
musyawarah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : III (tiga)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.

C. Indikator
1. Menyebutkan hambatan yang terjadi dalam musyawarah.
2. Menyebutkan contoh bentuk keputusan bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah.

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menyebutkan hambatan yang terjadi dalam musyawarah dengan benar.
2. Menyebutkan contoh bentuk keputusan bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah dengan baik.
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah dengan benar.

E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)

F. Model Pembelajaran
Model : Team Assisted Individualization

G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
b. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.
2. Media
LKS 3 dan Lembar evaluasi

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin Ketua kelas mempimpin doa
doa untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
bertanya kepada siswa, “anak-anak guru.
jika kalian mengalami kesulitan
dalam memahami materi, apa yang
akan kalian lakukan? Untuk itu,
bantuan orang lain sangat kita
perlukan dalam memecahkan
sebuah persoalan/kesulitan yang
kita hadapi. Nah… Hari ini kita
akan belajar tentang manfaat
keputusan bersama dalam
menyelesaikan masalah. Sudah
siap?”
Menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan dan
pembelajaran yang akan dicapai. memperhatikan guru.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru
pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian
siswa yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok.
(placement test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan kesulitan dapat meminta
sedikit memberi arahan kepada bantuan atau bimbingan dari
siswa dalam mengerjakan tugas. guru
(teaching group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
pekerjaan yang telah di diskusikan pekerjaan yang telah di
bersama diskusikan bersama
Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru
tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi dengan membahas kembali
hasil diskusi
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai sebagai nilai individu dan
individu dan nilai kemajuan nilai kemajuan kelompok
kelompok
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru
diajarkan. (whole unit)
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah menyimpulkan materi yang
dipelajari telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa Siswa memperhatikan
tentang materi pembelajaran informasi yang disampaikan
yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan
membaca “Hamdallah” “hamdallah”
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam.
menggucapkan salam.

I. Indikator Penilaian
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menyebutkan hambatan yang terjadi Tes (pilihan ganda) Terlampir
dalam musyawarah dengan benar.
3 Menyebutkan contoh keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah.
2 Menjelaskan manfaat keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama dalam penyelesaian masalah.
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Kontrol

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : I (satu)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

C. Indikator
1. Menjelaskan definisi keputusan bersama
2. Menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama
3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan definisi keputusan bersama dengan baik.
2. Menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama dengan benar.
3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan baik.

E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)

F. Model Pembelajaran
Model : Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
c. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
d. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.

2. Media
LKS 1, Lembar evaluasi.

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin doa Ketua kelas mempimpin doa
untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
bertanya kepada siswa, “Ketika guru.
pulang sekolah di jalan raya kamu
melihat sebuah dompet, kemudian
kamu ambil dompet itu. Apa yang
akan kamu lakukan dengan dompet
itu? Akan kamu kembalikan pada
pemiliknya, atau kamu biarkan saja
di jalan, atau mungkin kamu ambil
isinya dan dompetnya kamu biarkan
saja. Nah... kalian tahu, dalam hal
tersebut kalian melakukan apa? Kali
ini kita akan belajar tentang bentuk-
bentuk keputusan bersama. Kalian
sudah siap?”
Menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa mendengarkan dan
yang akan dicapai. memperhatikan guru.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru.
pembelajaran secara individual yang
sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian siswa
yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok. (placement
test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan sedikit kesulitan dapat meminta
memberi arahan kepada siswa dalam bantuan atau bimbingan dari
mengerjakan tugas. (teaching guru.
group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil
hasil pekerjaan yang telah di pekerjaan yang telah di
diskusikan bersama. diskusikan bersama

Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru


tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi. dengan membahas kembali
hasil diskusi.
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai individu sebagai nilai individu dan
dan nilai kemajuan kelompok. nilai kemajuan kelompok.
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru.
diajarkan. (whole unit)
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan Siswa bersama guru
materi yang telah dipelajari menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa tentang Siswa memperhatikan
materi pembelajaran informasi yang
yang akan dipelajari pada pertemuan disampaikan.
berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan


membaca “Hamdallah”. “Hamdallah”.
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam.
menggucapkan salam.

I. Indikator Penilaian
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menjelaskan definisi keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama
2 Menyebutkan jenis-jenis keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama.
3 Menjelaskan cara pengambilan Tes (pilihan ganda) Terlampir
keputusan bersama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : II (dua)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

C. Indikator
1. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan cara musyawarah
2. Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik dalam musyawarah
3. Menyebutkan contoh-contoh musyawarah

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan cara musyawarah dengan
baik.
2. Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik dalam musyawarah dengan benar.
3. Menyebutkan contoh-contoh musyawarah dengan benar

E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)

F. Model Pembelajaran
Model : Ceramah dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
c. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
d. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.
2. Media
Gambar Musyawarah, LKS 2, Lembar evaluasi

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


4. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin Ketua kelas mempimpin doa
doa untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
menanyakan pelajaran yang telah guru.
dipelajari pada minggu lalu.

Menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan dan


pembelajaran yang akan dicapai. memperhatikan guru.

5. Kegiatan Inti (55 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru
pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian
siswa yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok.
(placement test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan kesulitan dapat meminta
sedikit memberi arahan kepada bantuan atau bimbingan dari
siswa dalam mengerjakan tugas. guru
(teaching group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil
hasil pekerjaan yang telah di pekerjaan yang telah di
diskusikan bersama diskusikan bersama
Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru
tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi dengan membahas kembali
hasil diskusi
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai sebagai nilai individu dan
individu dan nilai kemajuan nilai kemajuan kelompok.
kelompok
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru
diajarkan. (whole unit)

6. Kegiatan Akhir (10 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah menyimpulkan materi yang
dipelajari telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa Siswa memperhatikan
tentang materi pembelajaran informasi yang disampaikan
yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan
membaca “Hamdallah” “Hamdallah”
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam
menggucapkan salam.

I. Indikator Penilaian
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menjelaskan cara pengambilan Tes (pilihan ganda) Terlampir
keputusan bersama dengan cara
musyawarah.
2 Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik Tes (pilihan ganda) Terlampir
dalam musyawarah.
3 Menyebutkan contoh-contoh Tes (pilihan ganda) Terlampir
musyawarah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : MI Nurul Yaqiin


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : III (tiga)

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.

C. Indikator
1. Menyebutkan hambatan yang terjadi dalam musyawarah.
2. Menyebutkan contoh bentuk keputusan bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, diharapkan siswa
dapat:
1. Menyebutkan hambatan yang terjadi dalam musyawarah dengan benar.
2. Menyebutkan contoh bentuk keputusan bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah dengan baik.
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah dengan benar.

E. Materi Pokok
Bentuk-bentuk keputusan bersama (Terlampir)

F. Model Pembelajaran
Model : Ceramah dan tanya jawab

G. Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
c. Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Buku Pendidikan Kewarganegaraan
untuk MI/SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.
d. Buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan untuk MI/SD Kelas V.
2. Media
LKS 3 dan Lembar evaluasi

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Kegiatan Awal (5 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Siswa menjawab salam
Meminta ketua kelas memimpin Ketua kelas mempimpin doa
doa untuk memulai pembelajaran. dan siswa yang lain
mengikuti.
Melakukan apersepsi dengan Siswa menjawab pertanyaan
bertanya kepada siswa, “anak-anak guru.
jika kalian mengalami kesulitan
dalam memahami materi, apa yang
akan kalian lakukan? Untuk itu,
bantuan orang lain sangat kita
perlukan dalam memecahkan
sebuah persoalan/kesulitan yang
kita hadapi. Nah… Hari ini kita
akan belajar tentang manfaat
keputusan bersama dalam
menyelesaikan masalah. Sudah
siap?”
Menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan dan
pembelajaran yang akan dicapai. memperhatikan guru.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Eksplorasi Guru memberikan tugas kepada Siswa membaca materi yang
siswa untuk mempelajari materi diberikan guru
pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan oleh guru
(student creative).
Guru memberikan lembar kerja Siswa mengerjakan tugas
siswa yang didalamnya terdapat individu.
petunjuk untuk dikerjakan secara
individual.
Guru mencermati nilai harian
siswa yang akan digunakan untuk
pembentukan kelompok.
(placement test)
Elaborasi Guru membagi siswa menjadi Siswa bergabung dengan
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
beranggotakan 5 siswa dengan ditentukan.
kemampuan beragam. (team)
Guru meminta siswa untuk Siswa mengerjakan kembali
mendiskusikan soal kuis individu soal kuis dengan berdikusi
untuk dikerjakan kembali secara bersama teman
bersama-sama dalam kelompok. sekelompoknya.
(team study)
Guru memantau diskusi siswa Kelompok yang mengalami
dengan berkeliling kelas dan kesulitan dapat meminta
sedikit memberi arahan kepada bantuan atau bimbingan dari
siswa dalam mengerjakan tugas. guru
(teaching group)
Guru meminta perwakilan siswa Perwakilan siswa
untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
pekerjaan yang telah di diskusikan pekerjaan yang telah di
bersama diskusikan bersama
Konfirmasi Guru bersama siswa memberikan Siswa bersama guru
tanggapan atau penilaian terhadap memberikan tanggapan atau
hasil pekerjaan dan persentasi penilaian terhadap hasil
dengan membahas kembali hasil pekerjaan dan persentasi
diskusi dengan membahas kembali
hasil diskusi
Guru memberikan kuis untuk Siswa mengerjakan kuis
mengecek pemahaman masing- untuk mengecek
masing siswa (fact test) pemahamannya
Guru meminta siswa Siswa mengumpulkan hasil
mengumpulkan hasil kuisnya yang kuisnya yang akan dijadikan
akan dijadikan sebagai nilai sebagai nilai individu dan
individu dan nilai kemajuan nilai kemajuan kelompok
kelompok
Guru memberi penghargaan pada Kelompok yang
kelompok berdasarkan perolehan mendapatkan nilai tertinggi
nilai peningkatan hasil belajar mendapatkan penghargaan
individual dari skor dasar ke skor atau hadiah.
kuis berikutnya. (team scored and
team recognition)
Guru memberikan pengajaran Siswa memperhatikan
klasikal tentang materi yang penjelasan guru
diajarkan. (whole unit)

3. Kegiatan Akhir (10 Menit)


Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Guru bersama siswa Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah menyimpulkan materi yang
dipelajari telah dipelajari
Guru memberitahukan siswa Siswa memperhatikan
tentang materi pembelajaran informasi yang disampaikan
yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
Guru menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan
membaca “Hamdallah” “hamdallah”
Guru meninggalkan kelas dengan Siswa menjawab salam.
menggucapkan salam.

I. Indikator Penilaian
1. Penilaian Kognitif
No. Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Intrumen
Indikator
1 Menyebutkan hambatan yang terjadi Tes (pilihan ganda) Terlampir
dalam musyawarah dengan benar.
3 Menyebutkan contoh keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama di lingkuan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah.
2 Menjelaskan manfaat keputusan Tes (pilihan ganda) Terlampir
bersama dalam penyelesaian masalah.
Lampiran 7

LEMBAR KEGIATAN SISWA


1

Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : ...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................

Tujuan Pembelajaran
Diharapakan siswa dapat:
1. Menjelaskan definisi keputusan bersama dengan baik.
2. Menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama dengan benar.
3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan baik.

Petunjuk Pengerjaan
1. Isilah identitas kelompok terlebih dahulu!
2. Pastikan semua anggota kelompok sudah mengerjakan soal individu yang telah diberikan
sebelumnya.
3. Satukan pendapat kalian terhadap jawaban pertanyaan tersebut untuk menentukan jawaban yang
paling benar.
4. Pastikan semua anggota kelompok menyetujui dan mengetahui jawaban semua pertanyaan
tersebut.
1. Apa yang dimaksud dengan keputusan bersama ?

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

2. Sebutkan jenis-jenis keputusan bersama dan berikan masing-masing 3 contoh!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

3. Jelaskan yang dimaksud musyawarah mufakat dan sikap-sikap yang harus dimiliki
dalam musyawarah ?

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

4. Jelaskan yang dimaksud voting dan macam-macam voting!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

5. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23:50, Rita masih asyik bermain game.
Akibatnya Rita tidak belajar padahal besok ada dua mata pelajaran yang ulangan.
Pagi harinya Rita memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Bagaimana pendapat
kalian terhadap sikap Rita, jelaskan!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

LEMBAR KEGIATAN SISWA


2

Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : ...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................

Tujuan Pembelajaran
Diharapakan siswa dapat:
1. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama dengan cara
musyawarah dengan baik
2. Mengidentifikasi sikap-sikap yang baik dalam musyawarah dengan
benar
3. Menyebutkan contoh-contoh musyawarah dengan benar

Petunjuk Pengerjaan
1. Isilah identitas kelompok terlebih dahulu!
2. Pastikan semua anggota kelompok sudah mengerjakan soal individu yang telah diberikan
sebelumnya.
3. Satukan pendapat kalian terhadap jawaban pertanyaan tersebut untuk menentukan jawaban yang
paling benar.
1. Sebutkan ciri-ciri musyawarah untuk mufakat!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

2. Sebutkan sikap-sikap yang baik dalam bermusyawarah!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

3. Sebutkan contoh musyawarah di lingkungan keluarga!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

4. Sebutkan contoh musyawarah di lingkungan masyarakat!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Pak Ahmad mempunyai putri kembar, yaitu Vina dan Vira. Pak Ahmad dan Bu
Ahmad sangat menyayanginya dan memperlakukan mereka secara adil. Suatu hari
Vina bangun kesiangan dan tidak mengerjakan tugasnya (menyapu lantai) yang
telah menjadi kesepakatan bersama. Melihat hal tersebut Vira marah dan mengadu
kepada ayahnya. Menurut kalian bagaimana sikap Vina terhadap Vira?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

LEMBAR KEGIATAN SISWA


3

Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : ...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................

Tujuan Pembelajaran
Diharapakan siswa dapat:
1. Menyebutkan hambatan yang terjadi dalam musyawarah dengan
benar.
2. Menyebutkan contoh bentuk keputusan bersama di lingkuan
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah dengan baik.
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian
masalah dengan benar.

Petunjuk Pengerjaan
1. Isilah identitas kelompok terlebih dahulu!
2. Pastikan semua anggota kelompok sudah mengerjakan soal individu yang telah diberikan
sebelumnya.
3. Satukan pendapat kalian terhadap jawaban pertanyaan tersebut untuk menentukan jawaban yang
1. Sebutkan hambatan-hambatan yang terjadi dalam musyawarah ?

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

2. Mengapa anak harus dilibatkan dalam pembuatan tata tertib keluarga?


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

3. Tuliskan contoh bentuk keputusan bersama di lingkungan sekolah!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

4. Sebutkan manfaat apabila kita mau melaksanakan keputusan bersama di


lingkungan keluarga!

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Pulang sekolah siswa kelas V SD Pelita mengadakan musyawarah untuk membahas
persiapan lomba kebersihan kelas. Rafi sebagai ketua kelas memimpin jalannya
musyawarah. Rafi meminta pendapat dari teman-teman dan memutuskan secara
bersama-sama agar tercapai kesepakatan bersama, namun salah satu siswa tiba-
tiba keluar kelas dan tidak mau mengikuti jalannya musyawarah. Hanya karena
pendapatnya tidak dipakai untuk mengambil keputusan bersama. Bagaimana
pendapat kalian dengan siswa yang seperti itu?

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Lampiran 8

Soal Evaluasi 1

Nama : ................................................

Kelas : ................................................

Petunjuk :

1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja sama.
2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang kamu anggap paling
benar.

Soal
1. Mufakat diperoleh setelah melalui proses .....
A. musyawarah
B. bersama
C. pelajaran
D. berbicara
2. Cara yang tepat untuk menerima hasil keputusan bersama adalah ….
A. semua pihak harus bisa memaksakan kehendaknya
B. semua pihak menyadari bahwa keputusan yang dihasilkan adalah keputusan terbaik
C. semua pihak mengutamakan sendiri
D. semua pihak tidak mau menghargai perbedaan pendapat
3. Musyawarah harus memiliki susunan kepanitiaan yang minimal terdiri dari ....
A. ketua, wakil ketua dan sekretaris
B. ketua, wakil ketua dan bendahara
C. ketua, wakil ketua dan peserta
D. ketua , notulis dan peserta.
4. Dalam musyawarah kita harus menghargai dan menghormati ….
A. kepala negara
B. kedaulatan negara
C. pendapat orang lain
D. perintah atasan
5. Setiap peserta rapat atau musyawarah mempunyai hak untuk ….
A. menyampaian pendapat
B. menolak kesepakatan
C. menghentikan rapat
D. membubarkan acara

6. Hal-hal yang tidak harus diperhatikan saat pengambilan keputusan adalah ….


A. hasil keputusan bersama harus bermanfaat
B. hasil keputusan bersama harus sesuai dan menghormati hak asasi manusia
C. hasil keputusan bersama harus berdasarkan pada asas keadilan
D. sesuai dengan kepentingan sekelompok orang
7. Membicarakan bersama suatu persoalan untuk mencapai kesepakatan disebut ....
A. musyawarah
B. mufakat
C. aklamasi
D. voting
8. Bila pendapatnya tidak diterima, maka sikap peserta musyawarah sebaiknya ….
A. marah-marah
B. memaksakan kehendak
C. tidak melanjutkan rapat
D. menahan diri dan berusaha mencari pendapat lain yang bisa diterima
9. Siswa kelas V sedang mengadakan musyawarah untuk menentukan objek wisata pada
liburan nanti. Musyawarah dipimpin oleh Amin sebagai ketua kelas V. Di dalam
musyawarah ada yang megusulkan pergi ke pantai, ada yang ke kebun binatang, dan ada
yang ke museum. Agar dapat dicapai keputusan yang adil maka Amin mengambil inisiatif
untuk….
A. voting (pemungutan suara)
B. memutuskan sendiri tempat yang akan dikunjungi
C. mengujungi tempat wisata yang paling dekat
D. meminta batuan guru untuk memutuskan
10. Pernyataan yang menunjukkan perbedaan antara musyawarah mufakat dan votting adalah
....
A. musyawarah dilakukan bersama-sama, voting dilaksanakan hanya melalui perwakilan
saja
B. musyawarah dilakukan dengan tukar pendapat dan menemukan kata mufakat,
sedangkan voting mengambil keputusan dengan suara terbanyak dari seluruh anggota
dan akan ditempuh, jika dalam musyawarah tidak menemukan kata mufakat
C. musyawarah mufakat dan voting merupakan cara menentukan keputusan bersama
D. musyawarah mufakat memakan waktu yang lama sedangkan voting sangat singkat

Soal Evaluasi 2

Nama : ................................................

Kelas : ................................................

Petunjuk :

1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja sama.
2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang kamu anggap paling
benar.

Soal

1. Sikap yang dapat mengganggu jalannya musyawarah yaitu ....


A. mendahulukan kepentingan bersama
B. tidak menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur
C. bertanggung jawab dan penuh kejujuran
D. Menjalani gaya hidup yang mewah
2. Pendapat dalam musyawarah hendaknya ....
A. berbelit-belit
B. menimbulkan perdebatan
C. sesuai dengan norma
D. mengandung SARA
3. Rapat pemilihan ketua kelas merupakan salah satu contoh musyawarah di lingkungan ....
A. keluarga
B. sekolah
C. masyarakat
D. negara
4. Yang boleh mengikuti rapat pemilihan ketua kelas yaitu ....
A. semua warga sekolah
B. semua warga kelas
C. para panitia
D. wali kelas
5. Yang termasuk contoh musyawarah di masyarakat yaitu ....
A. rapat partai
B. rapat OSIS
C. rapat karang taruna
D. rapat paripurna
6. Ketika ada teman yang sedang mengemukakan pendapat, sebaiknya ….
A. kita mendengarkan dengan baik
B. tidak mau mendengarkan pendapatnya
C. kita melaksanakannya dengan senang hati
D. tidak usah didengarkan
7. Sikap apabila pendapat kita ditolak dalam rapat yaitu ….
A. tidak mengikuti rapat berikutnya
B. menolak hasil rapat yang sudah disepakati
C. keluar dari rapat karena usul tidak diterima
D. menerima karena ada usulan yang lebih baik
8. Anak yang bersedia melaksanakan hasil musyawarah dengan baik memiliki sifat ….
A. setia kawan
B. penakut
C. bertanggung jawab
D. pemberani
9. Bermusyawarah merupakan bentuk pengamalan Pancasila, terutama ….
A. sila kedua
B. sila keempat
C. sila ketiga
D. sila kelima
10. Masalah di bawah ini yang dimusyawarahkan dalam pertemuan PKK adalah ….
A. jadwal piket sekolah
B. daftar belanja bulanan
C. daftar menu makanan sehari-hari
D. jadwal pembinaan ibu-ibu rumah tangga
Soal Evaluasi 3

Nama : ................................................

Kelas : ................................................

Petunjuk :

1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja sama.
2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang kamu anggap paling
benar.

Soal

1. Ketika musyawarah menentukan tujuan karya wisata, sebagian besar siswa memilih ke
Pulau Seribu. Sebagai ketua kelas Aldi memutuskan Owabong karena dianggap lebih
terjangkau, Andi pun memaksakan kehendaknya, sehingga terjadi hambatan dalam
musyawarah yang disebabkan oleh ....
A. kepala sekolah
B. guru kelas
C. ketua kelas
D. siswa kelas V
2. Tindakan yang tidak pantas dilakukan dalam bermusyawarah yaitu ….
A. Mengacungkan jari sebelum usul
B. Mendengarkan usulan teman
C. Mencela usulan teman
D. Menyampaikan usulan teman dengan sopan
3. Keputusan bersama di lingkungan keluarga dilakukan oleh ….
A. orang tua dan anak
B. orang tua
C. anak
D. ayah
4. Selalu mementingkan diri sendiri dalam musyawarah akan menyebabkan ....
A. keuntungan bersama
B. kesepakatan
C. hambatan musyawarah
D. keadilan

5. Yang menjadi peserta musyawarah dalam menentukan tujuan wisata keluarga yaitu ....
A. ayah dan ibu
B. seluruh anggota keluarga
C. orang tua dan pembantu
D. anak-anak
6. Kegiatan di bawah ini yang tidak perlu dimusyawarahkan adalah ….
A. ronda malam
B. melihat berita penting di TV
C. perbaikan jalan
D. pemilihan ketua RT
7. Memilih ketua kelas dan ketua RT merupakan contoh ….
A. keputusan pribadi
B. pemilihan umum
C. keputusan bersama
D. perundingan
8. Hasil musyawarah didalam lingkungan masyarakat merupakan tanggung jawab ….
A. semua warga masyarakat
B. lurah
C. RT
D. RW
9. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Masalah dapat cepat terpecahkan
2) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
3) Hasil musyawarah menguntungkan semua pihak
4) Dapat menyatukan pendapat yang saling berbeda
Manfaat musyawarah ditunjukkan nomor. . .
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 1, 2, 3, dan 4
10. Berikut ini yang bukan manfaat dari musyawarah mufakat adalah. . .
A. keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
B. adanya kebersamaan
C. masalah akan sulit terpecahkan karena banyak orang
D. hasil musyawarah menguntungkan semua pihak

Lampiran 9
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
(Uji Coba Instrumen)

Jenis Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum : KTSP
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penyusun : Dwi Intan Agustini

Kompetensi Materi Indikator Aspek Kognitif Jumlah


Dasar Pokok C1 C2 C3 Soal
4.1 Mengenal Bentuk- 1. Mengidentifkasi definisi 1, 21 2
bentuk keputusan
keputusan bentuk
2. Mengidentifkasi definisi 2, 22 2
bersama Keputusan musyawarah
Bersama 3. Menyebutkan susunan 3, 23 2
kepanitiaan minimal dalam
musyawarah.
4. Menentukan tata cara 4, 24 2
bermusyawarah.
5. Menentukan syarat sebagai 5, 25 2
pendapat yang baik
6. Memberi contoh musyawarah 6, 26 2
di sekolah
7. Disajikan sebuah alinea, siswa 7, 27 2
dapat menunjukan sikap yang
menghambat musyawarah.
8. Menentukan siapa yang harus 8, 28 2
melaksanakan hasil
musyawarah.
9. Memberi contoh musyawarah 9, 29 2
di lingkungan keluarga.
10. Menentukan contoh sikap 10,30 2
menghargai pendapat orang
lain.
11. Menentukan dasar 11, 31 2
pengambilan keputusan
musyawarah.
12. Menentukan cara mengambil 12, 32 2
keputusan barsama menurut
gambar.
13. Menunjukan sikap mematuhi 13, 33 2
aturan musyawarah.
14. Menggunakan cara yang tepat 14, 34 2
untuk mengatasi hambatan
musyawarah
15. Menyebutkan manfaat 15, 35 2
musyawarah.
16. Menentukan sikap yang 16, 36 2
seharusnya dilakukan dalam
bermusyawarah.
17. Menentukan kapan perlu 17, 37 2
dilakukan musyawarah.
18. Mendefinisikan pengertian 18, 38 2
kuorum.
19. Disajikan sebuah alinea, siswa 19, 39 2
dapat menemukan sebab
terjadinya hambatan dalam
musyawarah.
20. Disajikan sebuah alinea, siswa 20, 40 2
mampu menunjukan kalimat
yang santun dan tidak santun
dalam menyampaikan penda
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)
MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang

Nama : ………………………………………

Kelas : ………………………………………

Hari/Tanggal : ………………………………………

PILIHAN GANDA
1. Pilihan yang diambil oleh seseorang untuk A. i dan ii C. iii dan iv
dilaksanakan disebut …. B. i dan iii D. ii dan iv
A. voting 6. Perhatikan contoh berikut.
B. musyawarah i. Rapat membangun jalan.
C. keputusan ii. Pembagian jadwal ronda
D. keputusan bersama iii. Pemilihan ketua kelas.
2. Musyawarah adalah …. iv. Rapat tujuan karya wisata.
A. cara mencapaikan kesepakatan Contoh musyawarah di lingkungan sekolah
bersama diantaranya nomor ....
B. pernyataan setuju secara tertulis A. i dan ii C. i dan iii
C. pernyataan setuju secara lisan B. ii dan iv D. iii dan iv
D. upaya pemungutan suara 7. Pak RT mengusulkan agar dilakukan
3. Susunan kepanitiaan dalam musyawarah pelebaran jalan dengan mengambil sedikit
paling sedikit terdiri dari .... lahan warga. Pak Andi menyatakan
A. Ketua, Wakil dan Bendahara keberatan karena ada beberapa warga yang
B. Ketua, Notulis dan Peserta tidak memiliki lahan kosong lagi dan itu
musyawarah membuat Pak RT marah. Pak RT
C. Ketua, Wakil dan Peserta musyawarah menunjukan sikap ....
D. Ketua, Sekretaris dan Notulis A. mendahulukan kepentingan umum
4. Tata cara dalam melaksanakan B. tidak mau menerima pendapat orang
musyawarah diantaranya adalah .... lain
A. musyawarah dilaksanakan di ruang C. toleransi dan keadilan
terbuka D. mendahulukan kepentingan pribadi
B. musyawarah dimulai jika peserta 8. Rapat tentang aturan larangan mencontek
mencapai kuorum. saat ulangan harus dipatuhi oleh ….
C. musyawarah harus dihadiri oleh para A. Kepala sekolah
ahli B. Seluruh siswa
D. musyawarah harus dihadiri oleh C. Wali kelas
banyak orang D. Orang tua murid
5. Perhatikan pernyataan berikut. 9. Musyawarah di lingkungan keluarga
i. Dapat diterima akal sehat diantaranya adalah ....
ii. Menimbulkan perpecahan A. rapat menentukan tempat studi wisata
iii. Sesuai dengan norma B. rapat pemilihan ketua RT
iv. Menguntungkan pribadi C. musyawarah tentang adik yang bolos
Syarat pendapat yang baik ditunjukan oleh sekolah
nomor .... D. musyawarah Ibu – Ibu arisan
10. Sikap menghargai pendapat orang lain A. ingin menang sendiri
diantaranya adalah .... B. membujuk peserta lain untuk
A. memotong pembicaraan orang lain sependapat
B. mendengarkan orang lain berbicara C. tidak mau menerima kritik
C. mencela pendapat orang lain D. memberi informasi baru pada peserta
D. menirukan pembicaraan orang lain lain
11. Musyawarah yaitu pembicaraan bersama 17. Ketika menyelesaikan permasalahan yang
untuk mencapai .... menyangkut kepentingan bersama akan
A. kesejahteraan C. persetujuan lebih baik jika dilakukan ....
B. keuntungan D. Keadilan A. musyawarah
12. Perhatikan gambar berikut ini. B. mediasi
C. perjanjian
D. konsolidasi
18. Penetapan jumlah anggota minimal yang
harus hadir dalam musyawarah disebut ….
A. forum C. survei
Gambar tersebut merupakan salah satu cara B. kuorum D. kuota
pengambilan keputusan bersama dengan .... 19. Ketika musyawarah menentukan tujuan
A. musyawarah C. pemilu karya wisata, sebagian besar siswa memilih
B. demonstrasi D. voting ke Pulau Seribu. Sebagai ketua kelas Andi
13. Sikap mematuhi aturan musyawarah memutuskan Owabong karena dianggap
diantaranya adalah .... lebih terjangkau. Hambatan musyawarah
A. Budi memicu perkelahian dengan yang terjadi disebabkan karena ....
peserta lain A. wisata ke Owabong lebih terjangkau
B. Budi datang saat musyawarah telah B. Andi memaksakan pendapatnya
diputuskan C. Siswa kelas V ingin pergi ke pulau
C. Budi datang sebelum musyawarah seribu
dimulai D. Andi ingin pergi ke owabong
D. Budi mengolok-olok peserta yang beda 20. Berikut ini merupakan cara menyampaikan
agama pendapat yang santun yaitu ....
14. Dimas ingin piknik ke puncak, tapi Ayah A. “Menurut saya karya wisata itu hanya
mengusulkan pergi menjenguk nenek yang cocok untuk orang yang tidak ada
sedang sakit. Ibu dan Lina setuju dengan kerjaan.”
usul Ayah. Sehingga diputuskan mereka B. “Karya wisata itu cuma ajang panitia
menjenguk nenek yang sedang sakit, yang mencari keuntungan dari biro
harus dilakukan Dimas yaitu .... perjalanan dan pariwisata”
A. menolak menjenguk nenek C. “Karya wisata itu cuma untuk orang
B. ikut menjenguk nenek kaya, orang miskin tak perlu
C. kesal dan marah mengikutinya”
D. membujuk Ayah, Ibu dan Lina D. “Akan lebih baik jika pemilihan tujuan
15. Manfaat menyelesaikan masalah dengan wisata disesuaikan dengan dana dan
cara musyawarah yaitu…. waktu yang kita miliki”
A. timbul masalah baru 21. Keputusan adalah ….
B. muncul perbedaan pendapat A. pilihan suara terbanyak.
C. masalah cepat terpecahkan B. segala tujuan yang ingin dicapai
D. muncul banyak kritik C. semua yang sudah ditetapkan
16. Sikap yang seharusnya dilakukan dalam D. program kerja suatu organisasi
bermusyawarah yaitu ....
22. Membicarakan bersama suatu persoalan D. Seluruh anggota keluarga
untuk mencapai kesepakatan disebut .... 29. Menentukan jadwal piket kamar mandi
A. musyawarah dengan ayah, ibu dan adik merupakan
B. mufakat kegiatan musyawarah di lingkungan ....
C. aklamasi A. masyarakat
D. voting B. sekolah
23. Susunan kepanitiaan minimal dalam C. rumah
musyawarah diantaranya adalah .... D. keluarga
A. sekretaris 30. Mau menerima pendapat yang berbeda
B. seksi-seksi merupakan contoh sikap ....
C. notulen A. gotong - royong
D. juru bicara B. mematuhi keputusan bersama
24. Tata cara musyawarah diantaranya adalah C. menghargai pendapat orang lain
.... D. mendahulukan kepentingan pribadi
A. hanya ketua yang boleh berpendapat. 31. Keputusan musyawarah diperoleh dari ….
B. peserta musyawarah dapat hadir sesuka A. kesepakatan bersama
hati. B. suara terbanyak
C. musyawarah hanya dihadiri oleh C. kelompok tertentu
pengurus. D. telaah para ahli
D. peserta harus hadir tepat waktu. 32. Berikut adalah gambar musyawarah yaitu
25. Pendapat yang disampaikan dalam ....
musyawarah harus .... A. C.
A. memicu perdebatan
B. menguntungkan pribadi
C. dapat diterima akal sehat
D. meningkatkan citra diri B. D.
26. Contoh musyawarah di lingkungan sekolah
yaitu ....
A. rembug desa
B. rapat kabinet 33. Tidak meninggalkan tempat musyawarah
C. rapat pengurus OSIS sebelum keputusan ditetapkan merupakan
D. pemilihan ketua RT contoh sikap ....
27. Berikut ini yang menunjukan sikap A. mementingkan diri sendiri.
mendahulukan kepentingan pribadi yaitu B. mementingkan kelompok
.... C. memenuhi permintaan ketua
A. Pak RT merelakan tanahnya untuk D. mematuhi aturan musyawarah
dibangun masjid 34. Beni ingin piknik ke puncak, tapi Ayah
B. Rino ikut bekerja bakti membersihkan mengusulkan pergi menjenguk nenek yang
selokan sedang sakit. Ibu dan Lita setuju dengan
C. Pak Umar menolak menjual lahannya usul Ayah. Sehingga keputusan
untuk dibangun jalan musyawarah yaitu menjenguk nenek yang
D. Bu Erna ikut iuran bakti sosial untuk sedang sakit. Dengan keputusan tersebut
korban gempa Beni harus ....
28. Hasil keputusan musyawarah dalam A. ikhlas dan sabar
keluarga harus dipatuhi oleh .... B. membujuk ayah, ibu dan lita
A. Ayah dan Ibu C. kesal dan marah
B. Pembantu rumah tangga D. saling menghormati
C. Anak-anak
35. Manfaat diadakannya musyawarah yaitu 39. Ketika musyawarah menentukan tujuan
agar hasil keputusan …. karya wisata, sebagian besar siswa memilih
A. menguntungkan kelompok terbesar ke Pulau Seribu. Sebagai ketua kelas Andi
B. disepakati oleh para pengurus memutuskan Owabong karena dianggap
C. sesuai keinginan ketua musyawarah lebih terjangkau. Terjadi hambatan dalam
D. dapat menguntungkan semua pihak musyawarah yang disebabkan oleh ....
36. Sikap yang perlu dikembangkan saat A. Kepala sekolah
melakukan musyawarah yaitu.... B. Guru kelas
A. mengendalikan diri saat melakukan C. Ketua kelas
musyawarah D. Siswa kelas V
B. meninggalkan tempat musyawarah 40. “Menurut saya, Pak Hartono tidak
sebelum ada hasil keputusan seharusnya menjadi Ketua RT karena Dia
C. mendahulukan kepentingan kelompok tidak pandai bicara dan lambat kerjanya.
dan pribadi. Apalagi dia hanya lulusan SD”.
D. memotong pembicaraan orang yang Pernyataaan di atas merupakan cara
sedang berpendapat penyampaian pendapat yang....
37. Untuk mencapai kesepakatan bersama A. santun
tentang kebijakan desa maka perlu B. mengambang
dilakukan .... C. Kurang santun
A. studi banding D. kritis
B. musyawarah.
C. pemilu.
D. debat.
38. Kuorum adalah ….
A. perbedaan pendapat yang terjadi dalam
musyawarah.
B. jumlah panitia minimal yang harus ada
dalam musyawarah
C. keadaan tidak terjadinya kesepakatan
dalam musyawarah.
D. jumlah paling sedikit anggota yang
harus hadir dalam musyawarah.
Kunci Jawaban

1. C 11. A 21. C 31. A


2. A 12. C 22. A 32. D
3. B 13. B 23. C 33. D
4. B 14. B 24. D 34. A
5. B 15. C 25. C 35. D
6. D 16. D 26. C 36. A
7. B 17. A 27. C 37. B
8. B 18. B 28. D 38. D
9. C 19. B 29. D 39. C
10. B 20. D 30. C 40. C
Lampiran 10

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen


SKOR DATA DIBOBOT
=================

Jumlah Subyek = 29
Butir soal = 40
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 Adelia... 30 10 0 30 30
2 2 Aris S... 18 21 1 18 18
3 3 Aulia ... 32 8 0 32 32
4 4 Azwar A.R 13 27 0 13 13
5 5 Candra... 19 21 0 19 19
6 6 Diya U... 28 12 0 28 28
7 7 Eni Su... 27 13 0 27 27
8 8 Fina I... 30 10 0 30 30
9 9 Harir ... 18 22 0 18 18
10 10 Haziq ... 16 24 0 16 16
11 11 Indra ... 30 10 0 30 30
12 12 Metia ... 18 22 0 18 18
13 13 M. Faj... 16 24 0 16 16
14 14 M. Ilh... 21 19 0 21 21
15 15 M. Nop... 21 19 0 21 21
16 16 Muhamm... 31 9 0 31 31
17 17 Muhamm... 20 20 0 20 20
18 18 Nur Rifal 25 15 0 25 25
19 19 Nazmi ... 20 20 0 20 20
20 20 Raja A... 28 12 0 28 28
21 21 Revan ... 25 15 0 25 25
22 22 Rizky ... 20 20 0 20 20
23 23 Sayhid... 19 21 0 19 19
24 24 Siti N... 26 14 0 26 26
25 25 Siti Z... 25 15 0 25 25
26 26 Rafida... 31 9 0 31 31
27 27 Tiyas ... 32 8 0 32 32
28 28 Tasana... 21 19 0 21 21
29 29 Taufiq... 22 18 0 22 22
RELIABILITAS TES
================

Rata2= 23,52
Simpang Baku= 5,55
KorelasiXY= 0,72
Reliabilitas Tes= 0,83
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Adelia Adirli 14 16 30
2 2 Aris Setiawan 8 10 18
3 3 Aulia Annisa ... 15 17 32
4 4 Azwar A.R 3 10 13
5 5 Candra Arya 9 10 19
6 6 Diya Urrohman 13 15 28
7 7 Eni Susanti 13 14 27
8 8 Fina Ida Matu... 14 16 30
9 9 Harir Azfar 8 10 18
10 10 Haziq Mahdi 8 8 16
11 11 Indra Cakra B... 14 16 30
12 12 Metia Aura Yu... 9 9 18
13 13 M. Fajruh D. 8 8 16
14 14 M. Ilham B. 11 10 21
15 15 M. Nopal Rama... 8 13 21
16 16 Muhammad Rizky 14 17 31
17 17 Muhammad Rizk... 8 12 20
18 18 Nur Rifal 12 13 25
19 19 Nazmi Fitri 11 9 20
20 20 Raja Akbar Fa... 15 13 28
21 21 Revan Permana 11 14 25
22 22 Rizky Fadilllah 7 13 20
23 23 Sayhid Arya 8 11 19
24 24 Siti Nur'aini 11 15 26
25 25 Siti Zahra 12 13 25
26 26 Rafida Aulia 15 16 31
27 27 Tiyas Ria Din... 15 17 32
28 28 Tasana Al-Zahra 8 13 21
29 29 Taufiq Maulana 12 10 22
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================

Kelompok Unggul
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 3 Aulia Annisa ... 32 1 1 - 1 1 1 1
2 27 Tiyas Ria Din... 32 1 1 - - 1 1 1
3 16 Muhammad Rizky 31 1 1 - - 1 1 1
4 26 Rafida Aulia 31 1 1 - 1 1 1 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 1 - - 1 1 1
6 8 Fina Ida Matu... 30 1 1 - 1 1 1 1
7 11 Indra Cakra B... 30 1 1 - - 1 1 1
8 6 Diya Urrohman 28 1 1 - 1 1 - -
Jml Jwb Benar 8 8 0 4 8 7 7

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 3 Aulia Annisa ... 32 1 1 1 - 1 1 1
2 27 Tiyas Ria Din... 32 1 1 1 1 1 1 1
3 16 Muhammad Rizky 31 1 - 1 1 1 1 1
4 26 Rafida Aulia 31 1 1 1 1 - 1 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 1 1 - - 1 1
6 8 Fina Ida Matu... 30 1 1 1 1 1 1 1
7 11 Indra Cakra B... 30 1 - 1 1 1 1 1
8 6 Diya Urrohman 28 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 6 8 6 6 8 8

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 3 Aulia Annisa ... 32 1 1 1 - - 1 -
2 27 Tiyas Ria Din... 32 1 - 1 1 - - -
3 16 Muhammad Rizky 31 1 1 - - - 1 -
4 26 Rafida Aulia 31 - 1 1 1 - 1 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 1 1 1 1 1 -
6 8 Fina Ida Matu... 30 1 1 1 1 - 1 1
7 11 Indra Cakra B... 30 1 1 - 1 - 1 1
8 6 Diya Urrohman 28 - 1 1 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 6 7 6 6 1 7 4

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 3 Aulia Annisa ... 32 1 - 1 1 1 1 1
2 27 Tiyas Ria Din... 32 1 - 1 1 1 1 1
3 16 Muhammad Rizky 31 1 1 1 1 1 1 1
4 26 Rafida Aulia 31 - - 1 1 1 1 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 - 1 1 1 1 1
6 8 Fina Ida Matu... 30 1 - 1 - 1 1 1
7 11 Indra Cakra B... 30 - - 1 1 1 - 1
8 6 Diya Urrohman 28 1 - 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 6 1 8 7 8 6 8
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 3 Aulia Annisa ... 32 1 1 1 1 1 - 1
2 27 Tiyas Ria Din... 32 - 1 1 1 1 1 1
3 16 Muhammad Rizky 31 1 1 1 1 - 1 1
4 26 Rafida Aulia 31 - 1 1 1 1 - 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 1 1 1 1 - -
6 8 Fina Ida Matu... 30 - 1 1 - 1 - 1
7 11 Indra Cakra B... 30 1 1 1 1 1 - 1
8 6 Diya Urrohman 28 1 1 1 1 1 - -
Jml Jwb Benar 5 8 8 7 7 2 6

36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 3 Aulia Annisa ... 32 - 1 1 1 1
2 27 Tiyas Ria Din... 32 1 1 1 1 1
3 16 Muhammad Rizky 31 1 1 - 1 1
4 26 Rafida Aulia 31 1 1 - 1 1
5 1 Adelia Adirli 30 1 1 - - 1
6 8 Fina Ida Matu... 30 1 - - 1 -
7 11 Indra Cakra B... 30 - 1 1 1 1
8 6 Diya Urrohman 28 - 1 - 1 -
Jml Jwb Benar 5 7 3 7 6

Kelompok Asor
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 5 Candra Arya 19 1 1 1 1 - - -
2 23 Sayhid Arya 19 - 1 1 - 1 - -
3 2 Aris Setiawan 18 - - - - - - 1
4 9 Harir Azfar 18 1 1 - 1 1 - 1
5 12 Metia Aura Yu... 18 - 1 - - 1 1 -
6 10 Haziq Mahdi 16 - - - - - - 1
7 13 M. Fajruh D. 16 - 1 - - - 1 1
8 4 Azwar A.R 13 - 1 - - - - 1
Jml Jwb Benar 2 6 2 2 3 2 5

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 5 Candra Arya 19 1 - 1 - 1 - -
2 23 Sayhid Arya 19 1 - - 1 1 - 1
3 2 Aris Setiawan 18 1 - - - 1 1 1
4 9 Harir Azfar 18 1 - 1 - 1 - -
5 12 Metia Aura Yu... 18 - 1 1 - 1 1 1
6 10 Haziq Mahdi 16 1 - - - - 1 1
7 13 M. Fajruh D. 16 - - 1 - - - 1
8 4 Azwar A.R 13 1 - 1 - 1 1 -
Jml Jwb Benar 6 1 5 1 6 4 5

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 5 Candra Arya 19 1 1 1 1 - - -
2 23 Sayhid Arya 19 1 1 1 1 - - -
3 2 Aris Setiawan 18 1 1 1 - - 1 1
4 9 Harir Azfar 18 - 1 1 1 1 - -
5 12 Metia Aura Yu... 18 1 - - - 1 - -
6 10 Haziq Mahdi 16 1 1 1 - - 1 1
7 13 M. Fajruh D. 16 - - 1 1 - 1 1
8 4 Azwar A.R 13 - - - 1 - 1 -
Jml Jwb Benar 5 5 6 5 2 4 3

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 5 Candra Arya 19 1 1 - - - 1 -
2 23 Sayhid Arya 19 1 - - - - 1 -
3 2 Aris Setiawan 18 - - 1 1 1 1 -
4 9 Harir Azfar 18 1 - - - 1 - -
5 12 Metia Aura Yu... 18 1 - 1 - 1 - -
6 10 Haziq Mahdi 16 - - 1 1 - 1 -
7 13 M. Fajruh D. 16 - - - 1 - 1 -
8 4 Azwar A.R 13 1 - - - - - -
Jml Jwb Benar 5 1 3 3 3 5 0

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 5 Candra Arya 19 - - - - 1 - 1
2 23 Sayhid Arya 19 - - 1 1 - 1 -
3 2 Aris Setiawan 18 - - - 1 - - *
4 9 Harir Azfar 18 1 - - 1 1 - -
5 12 Metia Aura Yu... 18 1 - 1 - 1 1 -
6 10 Haziq Mahdi 16 - - - 1 - - -
7 13 M. Fajruh D. 16 1 - 1 - - - -
8 4 Azwar A.R 13 - - - 1 - - -
Jml Jwb Benar 3 0 3 5 3 2 1

36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 5 Candra Arya 19 1 - 1 1 -
2 23 Sayhid Arya 19 1 - - 1 1
3 2 Aris Setiawan 18 1 1 1 - -
4 9 Harir Azfar 18 - 1 - - -
5 12 Metia Aura Yu... 18 - 1 - - -
6 10 Haziq Mahdi 16 1 1 1 - -
7 13 M. Fajruh D. 16 1 - - 1 1
8 4 Azwar A.R 13 1 1 1 - -
Jml Jwb Benar 6 5 4 3 2
DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 29
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 2 6 75,00
2 2 8 6 2 25,00
3 3 0 2 -2 -25,00
4 4 4 2 2 25,00
5 5 8 3 5 62,50
6 6 7 2 5 62,50
7 7 7 5 2 25,00
8 8 8 6 2 25,00
9 9 6 1 5 62,50
10 10 8 5 3 37,50
11 11 6 1 5 62,50
12 12 6 6 0 0,00
13 13 8 4 4 50,00
14 14 8 5 3 37,50
15 15 6 5 1 12,50
16 16 7 5 2 25,00
17 17 6 6 0 0,00
18 18 6 5 1 12,50
19 19 1 2 -1 -12,50
20 20 7 4 3 37,50
21 21 4 3 1 12,50
22 22 6 5 1 12,50
23 23 1 1 0 0,00
24 24 8 3 5 62,50
25 25 7 3 4 50,00
26 26 8 3 5 62,50
27 27 6 5 1 12,50
28 28 8 0 8 100,00
29 29 5 3 2 25,00
30 30 8 0 8 100,00
31 31 8 3 5 62,50
32 32 7 5 2 25,00
33 33 7 3 4 50,00
34 34 2 2 0 0,00
35 35 6 1 5 62,50
36 36 5 6 -1 -12,50
37 37 7 5 2 25,00
38 38 3 4 -1 -12,50
39 39 7 3 4 50,00
40 40 6 2 4 50,00
TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 29
Butir Soal= 40
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 1 15 51,72 Sedang
2 2 23 79,31 Mudah
3 3 2 6,90 Sangat Sukar
4 4 9 31,03 Sedang
5 5 18 62,07 Sedang
6 6 16 55,17 Sedang
7 7 17 58,62 Sedang
8 8 20 68,97 Sedang
9 9 12 41,38 Sedang
10 10 23 79,31 Mudah
11 11 12 41,38 Sedang
12 12 20 68,97 Sedang
13 13 23 79,31 Mudah
14 14 24 82,76 Mudah
15 15 21 72,41 Mudah
16 16 22 75,86 Mudah
17 17 23 79,31 Mudah
18 18 17 58,62 Sedang
19 19 4 13,79 Sangat Sukar
20 20 22 75,86 Mudah
21 21 13 44,83 Sedang
22 22 21 72,41 Mudah
23 23 5 17,24 Sukar
24 24 21 72,41 Mudah
25 25 20 68,97 Sedang
26 26 21 72,41 Mudah
27 27 18 62,07 Sedang
28 28 19 65,52 Sedang
29 29 16 55,17 Sedang
30 30 11 37,93 Sedang
31 31 21 72,41 Mudah
32 32 23 79,31 Mudah
33 33 19 65,52 Sedang
34 34 10 34,48 Sedang
35 35 16 55,17 Sedang
36 36 20 68,97 Sedang
37 37 21 72,41 Mudah
38 38 9 31,03 Sedang
39 39 18 62,07 Sedang
40 40 17 58,62 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================

Jumlah Subyek= 29
Butir Soal= 40
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi


1 1 0,594 Sangat Signifikan
2 2 0,365 Signifikan
3 3 -0,252 -
4 4 0,194 -
5 5 0,460 Sangat Signifikan
6 6 0,502 Sangat Signifikan
7 7 0,157 -
8 8 0,331 Signifikan
9 9 0,424 Sangat Signifikan
10 10 0,280 -
11 11 0,500 Sangat Signifikan
12 12 -0,184 -
13 13 0,442 Sangat Signifikan
14 14 0,463 Sangat Signifikan
15 15 0,246 -
16 16 0,311 Signifikan
17 17 0,397 Sangat Signifikan
18 18 0,195 -
19 19 -0,027 -
20 20 0,238 -
21 21 0,074 -
22 22 0,055 -
23 23 0,147 -
24 24 0,599 Sangat Signifikan
25 25 0,471 Sangat Signifikan
26 26 0,519 Sangat Signifikan
27 27 0,216 -
28 28 0,763 Sangat Signifikan
29 29 0,239 -
30 30 0,644 Sangat Signifikan
31 31 0,571 Sangat Signifikan
32 32 0,316 Signifikan
33 33 0,409 Sangat Signifikan
34 34 0,063 -
35 35 0,539 Sangat Signifikan
36 36 0,153 -
37 37 0,161 -
38 38 -0,183 -
39 39 0,473 Sangat Signifikan
40 40 0,486 Sangat Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.


KUALITAS PENGECOH
=================

Jumlah Subyek= 29
Butir Soal= 40
Nama berkas: C:\USERS\DWIIN\DESKTOP\UJI COBA PKN INTAN.ANA

No Butir Baru No Butir Asli a b c d *


1 1 0-- 9-- 15** 5++ 0
2 2 23** 0-- 5--- 1- 0
3 3 10++ 2** 14- 3- 0
4 4 5+ 9** 0-- 15--- 0
5 5 5+ 18** 6- 0-- 0
6 6 5++ 4++ 4++ 16** 0
7 7 2- 17** 8-- 2- 0
8 8 3++ 20** 5- 1- 0
9 9 5++ 5++ 12** 7++ 0
10 10 0-- 23** 3+ 3+ 0
11 11 14--- 1-- 12** 2- 0
12 12 20** 1- 1- 7--- 0
13 13 1- 5--- 23** 0-- 0
14 14 1+ 24** 0-- 4--- 0
15 15 0-- 5-- 21** 3++ 0
16 16 3+ 2++ 2++ 22** 0
17 17 23** 0-- 5--- 1- 0
18 18 9--- 17** 2- 1-- 0
19 19 11+ 4** 9++ 5+ 0
20 20 2++ 3+ 2++ 22** 0
21 21 5++ 9- 13** 2- 0
22 22 21** 6--- 0-- 2+ 0
23 23 15-- 3- 5** 6+ 0
24 24 2+ 3++ 3++ 21** 0
25 25 0-- 3++ 20** 6-- 0
26 26 1- 3++ 21** 4+ 0
27 27 3++ 4++ 18** 4++ 0
28 28 8--- 1- 1- 19** 0
29 29 2- 3+ 8-- 16** 0
30 30 9+ 3- 11** 6++ 0
31 31 21** 4+ 2+ 2+ 0
32 32 1- 4-- 1- 23** 0
33 33 9--- 1- 0-- 19** 0
34 34 10** 2- 2- 15--- 0
35 35 4++ 3+ 5++ 16** 0
36 36 20** 1- 7--- 1- 0
37 37 1- 21** 0-- 7--- 0
38 38 7++ 10+ 3- 9** 0
39 39 5+ 1- 18** 5+ 0
40 40 7- 1-- 17** 4++ 0

Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
Lampiran 11

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar

(Pretest dan Posttest)

Jenis Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum : KTSP
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penyusun : Dwi Intan Agustini

No Standar Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Nomor


Kompetensi Dasar Semester Pokok Soal
4. Menghargai 4.2 Mengenal V/II Bentuk- Mengidentifkasi definisi 1
keputusan bentuk keputusan
bersama keputusan bentuk
Mengidentifikasi definisi 2
bersama Keputusan
musyawarah
Bersama
Menentukan syarat sebagai 3, 11
pendapat yang baik
Memberi contoh 4, 12
musyawarah di lingkungan
sekolah
Memberi contoh 5
musyawarah di lingkungan
keluarga
Menentukan dasar 6, 15
pengambilan keputusan
musyawarah
Menunjukkan sikap 7, 17
mematuhi aturan
musyawarah
Menggunakan cara yang 8
tepat untuk mengatasi
hambatan musyawarah
Menentukan kpaan perlu 9
dilakukan musyawarah
Menentukan tata cara 10
bermusyawarah
Menentukan siapa yang 13
harus melaksanakan hasil
musyawarah
Menentukan contoh sikap 14
menghargai pendapat
orang lain
Menentukan cara 16
mengambil keputusan
bersama menurut gambar
Menyebutkan manfaat 18
musyawarah
Disajikan sebuah alinea, 19
siswa dapat menemukan
sebab terjadinya hambatan
dalam musyawarah
Disajikan sebuah alinea, 20
siswa mampu
menunjukkan kalimat yang
santun dan kurang santun
dalam menyampaikan
pendapat
Lampiran 12

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)


MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang

Nama : ………………………………………

Kelas : ………………………………………

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C atau D untuk jawaban yang kamu anggap paling
benar!

1. Pilihan yang diambil oleh seseorang untuk A. rapat menentukan tempat studi wisata
dilaksanakan disebut …. B. rapat pemilihan ketua RT
A. voting C. musyawarah tentang adik yang bolos
B. musyawarah sekolah
C. keputusan D. musyawarah Ibu-Ibu arisan
D. keputusan bersama 6. Musyawarah yaitu pembicaraan bersama
2. Musyawarah adalah …. untuk mencapai ....
A. cara mencapaikan kesepakatan bersama A. kesejahteraan C. persetujuan
B. pernyataan setuju secara tertulis B. keuntungan D. keadilan
C. pernyataan setuju secara lisan 7. Sikap mematuhi aturan musyawarah
D. upaya pemungutan suara diantaranya adalah ....
3. Perhatikan pernyataan berikut. A. Budi memicu perkelahian dengan peserta
i. Dapat diterima akal sehat lain
ii. Menimbulkan perpecahan B. Budi datang saat musyawarah telah
iii. Sesuai dengan norma diputuskan
iv. Menguntungkan pribadi C. Budi datang sebelum musyawarah
Syarat pendapat yang baik ditunjukan oleh dimulai
nomor .... D. Budi mengolok-olok peserta yang beda
A. i dan ii C. iii dan iv agama
B. i dan iii D. ii dan iv 8. Dimas ingin piknik ke puncak, tapi Ayah
4. Perhatikan contoh berikut. mengusulkan pergi menjenguk nenek yang
v. Rapat membangun jalan. sedang sakit. Ibu dan Lina setuju dengan usul
vi. Pembagian jadwal ronda Ayah. Sehingga diputuskan mereka
vii. Pemilihan ketua kelas. menjenguk nenek yang sedang sakit, yang
viii. Rapat tujuan karya wisata. harus dilakukan Dimas yaitu ....
Contoh musyawarah di lingkungan sekolah A. menolak menjenguk nenek
diantaranya nomor .... B. ikut menjenguk nenek
A. i dan ii C. i dan iii C. kesal dan marah
B. ii dan iv D. iii dan iv D. membujuk Ayah, Ibu dan Lina
5. Musyawarah di lingkungan keluarga
diantaranya adalah ....
9. Ketika menyelesaikan permasalahan yang A. C.
menyangkut kepentingan bersama akan lebih
baik jika dilakukan ....
A. musyawarah
B. mediasi B. D.
C. perjanjian
D. konsolidasi
10. Tata cara musyawarah diantaranya adalah ....
A. hanya ketua yang boleh berpendapat. 17. Tidak meninggalkan tempat musyawarah
B. peserta musyawarah dapat hadir sesuka sebelum keputusan ditetapkan merupakan
hati. contoh sikap ....
C. musyawarah hanya dihadiri oleh A. mementingkan diri sendiri.
pengurus. B. mementingkan kelompok
D. peserta harus hadir tepat waktu. C. memenuhi permintaan ketua
11. Pendapat yang disampaikan dalam D. mematuhi aturan musyawarah
musyawarah harus .... 18. Manfaat diadakannya musyawarah yaitu agar
A. memicu perdebatan hasil keputusan ….
B. menguntungkan pribadi A. menguntungkan kelompok terbesar
C. dapat diterima akal sehat B. disepakati oleh para pengurus
D. meningkatkan citra diri C. sesuai keinginan ketua musyawarah
12. Contoh musyawarah di lingkungan sekolah D. dapat menguntungkan semua pihak
yaitu .... 19. Ketika musyawarah menentukan tujuan
A. rembug desa karya wisata, sebagian besar siswa memilih
B. rapat kabinet ke Pulau Seribu. Sebagai ketua kelas Andi
C. rapat pengurus OSIS memutuskan untuk ke Owabong Waterpark
D. pemilihan ketua RT karena dianggap lebih terjangkau, Andi pun
13. Hasil keputusan musyawarah dalam keluarga memaksakan kehendaknya, sehingga terjadi
harus dipatuhi oleh .... hambatan dalam musyawarah yang
A. Ayah dan Ibu disebabkan oleh ....
B. Pembantu rumah tangga A. Kepala sekolah
C. Anak-anak B. Guru kelas
D. Seluruh anggota keluarga C. Ketua kelas
14. Mau menerima pendapat yang berbeda D. Siswa kelas V
merupakan contoh sikap .... 20. “Menurut saya, Pak Hartono tidak
A. gotong - royong seharusnya menjadi Ketua RT karena Dia
B. mematuhi keputusan bersama tidak pandai bicara dan lambat kerjanya.
C. menghargai pendapat orang lain Apalagi dia hanya lulusan SD”.
D. mendahulukan kepentingan pribadi Pernyataaan di atas merupakan cara
15. Keputusan musyawarah diperoleh dari …. penyampaian pendapat yang....
A. kesepakatan bersama A. santun
B. suara terbanyak B. mengambang
C. kelompok tertentu C. kurang menghormati
D. telaah para ahli D. kritis
16. Berikut adalah gambar musyawarah yaitu ....
Lampiran 13

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

MI Nurul Yaqiin Ciledug Kota Tangerang

Nama : ………………………………………

Kelas : ………………………………………

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C atau D untuk jawaban yang kamu anggap paling
benar!

1. Musyawarah adalah …. 5. Ketika menyelesaikan permasalahan yang


A. cara mencapaikan kesepakatan bersama menyangkut kepentingan bersama akan lebih
B. pernyataan setuju secara tertulis baik jika dilakukan ....
C. pernyataan setuju secara lisan A. musyawarah
D. upaya pemungutan suara B. mediasi
2. Perhatikan contoh berikut. C. perjanjian
i. Rapat membangun jalan. D. konsolidasi
ii. Pembagian jadwal ronda 6. Musyawarah di lingkungan keluarga
iii. Pemilihan ketua kelas. diantaranya adalah ....
iv. Rapat tujuan karya wisata. A. rapat menentukan tempat studi wisata
Contoh musyawarah di lingkungan sekolah B. rapat pemilihan ketua RT
diantaranya nomor .... C. musyawarah tentang adik yang bolos
A. i dan ii C. i dan iii sekolah
B. ii dan iv D. iii dan iv D. musyawarah Ibu-Ibu arisan
3. Sikap mematuhi aturan musyawarah
diantaranya adalah .... 7. Perhatikan pernyataan berikut.
A. Budi memicu perkelahian dengan peserta i. Dapat diterima akal sehat
lain ii. Menimbulkan perpecahan
B. Budi datang saat musyawarah telah iii. Sesuai dengan norma
diputuskan iv. Menguntungkan pribadi
C. Budi datang sebelum musyawarah Syarat pendapat yang baik ditunjukan oleh
dimulai nomor ....
D. Budi mengolok-olok peserta yang beda C. i dan ii C. iii dan iv
agama D. i dan iii D. ii dan iv
4. Pilihan yang diambil oleh seseorang untuk 8. Berikut adalah gambar musyawarah yaitu ....
dilaksanakan disebut …. A. C.
A. voting
B. musyawarah
C. keputusan
D. keputusan bersama B. D.
9. Pendapat yang disampaikan dalam A. santun
musyawarah harus .... B. mengambang
A. memicu perdebatan C. kurang menghormati
B. menguntungkan pribadi D. kritis
C. dapat diterima akal sehat 15. Contoh musyawarah di lingkungan sekolah
D. meningkatkan citra diri yaitu ....
10. Tidak meninggalkan tempat musyawarah A. rembug desa
sebelum keputusan ditetapkan merupakan B. rapat kabinet
contoh sikap .... C. rapat pengurus OSIS
A. mementingkan diri sendiri. D. pemilihan ketua RT
B. mementingkan kelompok 16. Manfaat diadakannya musyawarah yaitu agar
C. memenuhi permintaan ketua hasil keputusan ….
D. mematuhi aturan musyawarah A. menguntungkan kelompok terbesar
11. Ketika musyawarah menentukan tujuan B. disepakati oleh para pengurus
karya wisata, sebagian besar siswa memilih C. sesuai keinginan ketua musyawarah
ke Pulau Seribu. Sebagai ketua kelas Andi D. dapat menguntungkan semua pihak
memutuskan untuk ke Owabong Waterpark 17. Keputusan musyawarah diperoleh dari ….
karena dianggap lebih terjangkau, Andi pun A. kesepakatan bersama
memaksakan kehendaknya, sehingga terjadi B. suara terbanyak
hambatan dalam musyawarah yang C. kelompok tertentu
disebabkan oleh .... D. telaah para ahli
A. kepala sekolah 18. Tata cara musyawarah diantaranya adalah ....
B. guru kelas A. hanya ketua yang boleh berpendapat.
C. ketua kelas B. peserta musyawarah dapat hadir sesuka
D. siswa kelas V hati.
12. Mau menerima pendapat yang berbeda C. musyawarah hanya dihadiri oleh
merupakan contoh sikap .... pengurus.
A. gotong - royong D. peserta harus hadir tepat waktu.
B. mematuhi keputusan bersama 19. Musyawarah yaitu pembicaraan bersama
C. menghargai pendapat orang lain untuk mencapai ....
D. mendahulukan kepentingan pribadi C. kesejahteraan C. persetujuan
13. Hasil keputusan musyawarah dalam keluarga D. keuntungan D. keadilan
harus dipatuhi oleh .... 20. Dimas ingin piknik ke puncak, tapi Ayah
A. Ayah dan Ibu mengusulkan pergi menjenguk nenek yang
B. Pembantu rumah tangga sedang sakit. Ibu dan Lina setuju dengan usul
C. Anak-anak Ayah. Sehingga diputuskan mereka
D. Seluruh anggota keluarga menjenguk nenek yang sedang sakit, yang
14. “Menurut saya, Pak Hartono tidak harus dilakukan Dimas yaitu ....
seharusnya menjadi Ketua RT karena Dia A. menolak menjenguk nenek
tidak pandai bicara dan lambat kerjanya. B. ikut menjenguk nenek
Apalagi dia hanya lulusan SD”. Pernyataaan C. kesal dan marah
di atas merupakan cara penyampaian D. membujuk Ayah, Ibu dan Lina
pendapat yang....
Lampiran 14

Kunci Jawaban
Tes Hasil Belajar (Pretest dan Posttest)
Pretest Posttest

No Kunci Jawaban No Kunci Jawaban

1 C 1 A

2 A 2 D

3 B 3 C

4 D 4 C

5 C 5 A

6 A 6 C

7 C 7 B

8 B 8 D

9 A 9 C

10 D 10 D

11 C 11 C

12 C 12 C

13 D 13 D

14 C 14 C

15 A 15 C

16 D 16 D

17 D 17 A

18 D 18 D

19 C 19 C

20 C 20 B
\
Lampiran 16

Foto di Kelas Eksperimen (Kelas V B)


Foto di Kelas Kontrol (Kelas V A)
Lampiran 17

Hasil Wawancara dengan Guru

Nama : Murtini, S.Pd.


Jabatan : Wali Kelas V B/Guru Mata Pelajaran PKn
Hari, Tanggal : Rabu, 24 Mei 2017

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model TAI ini cocok digunakan pada mata
pelajaran PKn di kelas V?
Jawab:
Menurut saya cocok, melihat kondisi siswa yang sebelumnya terlihat jenuh ketika
pembelajaran berlangsung, namun ketika model TAI ini diterapkan siswa belajar secara
berkelompok dan berdiskusi bersama-sama sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2. Bagaimana perubahan yang dialami siswa setelah menerapkan model TAI dalam pembelajaran
PKn?
Jawab:
Perkembangan siswa sangat bagus, setelah terbiasa selama 3 kali pertemuan dengan
menggunakan model TAI, siswa sedikit demi sedikit menjadi terbiasa belajar secara
berkelompok, dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dengan baik bersama teman
sekelompoknya dan dapat menghargai pendapat orang lain dalam diskusi.

3. Apakah siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas terutama
pembelajaran PKn?
Jawab:
Iya. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Karena
di dalam kelompok yang heterogen siswa dapat saling membantu satu sama lain dan mereka
sudah tidak malu-malu lagi ketika ingin bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
4. Bagaimana dengan hasil belajar PKn setelah menggunakan model TAI dalam pembelajaran?
Jawab:
Hasil yang didapatkan menjadi lebih memuaskan. Nilai siswa lebih meningkat dibandingkan
sebelumnya.

5. Adakah kekurangan yang harus diperbaiki dalam pembelajaran ini?


Jawab:
Selama pembelajaran harus pintar-pintar lagi dalam mengondisikan siswa sehingga dapat
mengatur alokasi waktu dengan baik.
Lampiran 18
Hasil Wawancara dengan Siswa

Responden : Siswa kelas V B


Hari, Tanggal : Rabu, 24 Mei 2017

1. Bagaimana pendapat kalian mengenai pembelajaran PKn yang telah kalian ikuti?
Jawab:
Siswa 1 : Senang, jadi bisa menambah ilmu
Siswa 2 : Senang sekali sudah mempelajari PKn
Siswa 3 : Tidak membosankan
Siswa 4 : Saya tidak mengantuk lagi
Siswa 5 : Menjadi lebih asik, tidak bosan

2. Apakah belajar PKn dengan penerapan model TAI, membuat kalian lebih mudah mempelajari
materi “Keputusan Bersama”?
Jawab:
Siswa 1 : Ya, lebih mudah belajar secara berkelompok
Siswa 2 : Iya, karena lebih memudahkan
Siswa 3 : Ya, tentu saja
Siswa 4 : Ya, karena bisa saling bertanya dengan teman
Siswa 5 : Ya, jadi lebih mengerti

3. Apakah belajar PKn menggunakan model TAI lebih menarik? Kenapa?


Jawab:
Siswa 1 : Iya, karena belajar bersama dengan teman sekelompok
Siswa 2 : Awalnya belum terbiasa, tapi sekarang sangat senang
Siswa 3 : Ya, jadi makin semangat belajarnya tidak bosan
Siswa 4 : Menarik, karena kita juga bisa belajar sambil berdiskusi
Siswa 5 : Iya, karena kita berlomba-lomba untuk menjadi kelompok pemenang
4. Apakah belajar PKn menggunakan model TAI menjadikan diri kalian lebih aktif dalam
pembelajaran?
Jawab:
Siswa 1 : Iya, kami saling bertanya kepada teman sekelompok
Siswa 2 : Ya, bisa bertanya dengan teman dalam belajar kelompok
Siswa 3 : Ya, kita saling bekerjasama
Siswa 4 : Iya, kita menjawab pertanyaan yang diajukan bu guru
Siswa 5 : Ya, kita mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh

5. Bagaimana nilai kalian setelah belajar PKn dengan model TAI?


Jawab:
Siswa 1 : Nilainya sangat bagus
Siswa 2 : Nilai-nilainya bagus, merasa cukup puas
Siswa 3 : Bagus, nilainya semakin naik
Siswa 4 : Cukup memuaskan
Siswa 5 : Lebih baik dari sebelumnya
Lampiran 21
Nilai Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No. Nama Pretest Posttest Nama Pretest Posttest

1. A 45 75 A 65 90
2. B B
50 85 55 65
3. C 75 90 C 65 85
4. D 55 85 D 55 85
5. E 65 95 E 70 85
6. F F
65 85 50 65
7. G 55 80 G 45 65
8. H 35 75 H 70 90
9. I 70 90 I 45 55
10. J J
60 85 65 75
11. K 70 95 K 70 85
12. L 45 65 L 60 90
13. M 60 95 M 45 65
14. N N
45 85 50 65
15. O 55 80 O 65 85
16. P 40 65 P 45 65
17. Q 65 75 Q 75 90
18. R R
65 90 45 75
19. S 65 95 S 65 85
20. T 55 85 T 55 75
21. U 65 85 U 75 80
22. V 55 80 V 55 75
23. W 50 85 W 50 65
24. X X
75 95 65 80
25. Y 50 85 Y 70 75
26. Z 45 65
27. AA 45 75
Jumlah 1435 2105 Jumlah 1565 2055

Rata-rata 57.40 84.20 Rata-rata 57.96 76.11


Lampiran 22
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

A. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 10,06508137
Most Extreme Differences Absolute ,136
Positive ,091
Negative -,136
Test Statistic ,136
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

B. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 10,26255666
Most Extreme Differences Absolute ,171
Positive ,148
Negative -,171
Test Statistic ,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Lampiran 23
Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

A. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,349 6 16 ,081

B. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,723 5 19 ,051
Lampiran 24
Uji Hipotesis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Sig. Interval of the

(2- Mean Std. Error Difference

F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper

Posttest Equal
-
variances 2,488 ,121 50 ,003 -8,089 2,619 -13,349 -2,829
3,089
assumed

Equal
-
variances not 49,454 ,003 -8,089 2,600 -13,313 -2,865
3,111
assumed
Lampiran 26

BIODATA PENULIS

Dwi Intan Agustini atau biasa dipanggil Intan. Lahir di


Tangerang, 17 Agustus 1995. Anak kedua dari pasangan Bakti dan
Murtini. Memiliki 1 (satu) orang kakak laki-laki yang bernama
Bachtiar.

Penulis duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 2001-


2007 yaitu di MI Nurul Yaqiin. Kemudian tahun 2007-2010
penulis melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-
Islamiyah Ciledug, penulis menimba ilmu di MAN 10 Jakarta
pada tahun 2010-2013.

Penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
setelah terdaftar sebagai mahasiswi pada tahun 2013.

Pada saat MI, penulis mengikuti ekstrakulikuler Pramuka dan pernah menjadi salah satu peserta
Lomba Gerak Jalan Pramuka se-Kecamatan Ciledug. Penulis pernah mengikuti ekstrakulikuler Paskibra
pada saat bersekolah di MTs Al-Islamiyah. Berkat keikutsertaan penulis pada ekstrakulikuler ini, penulis
terpilih menjadi danton untuk pengibaran bendera pada Upacara 17 Agustus di sekolah. Saat di PGMI,
penulis juga terpilih menjadi salah satu pengurus HMJ PGMI menjadi coordinator bidang Pengabdian
MasyarakatInformasi dan Komunikasi Periode 2016.

Jika ada pertanyaan, kritikan yang membangun, dan saran untuk penulis mengenai skripsi ini,
kalian bisa menghubungi penulis melalui email dwiintanagustini@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai