(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas II Semester II SDN Curug01 Kota Depok
Tahun Ajaran 2017/2018)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Khoirun Nisa
11140183000061
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bermain
berbantuan alat peraga papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa kelas
II SDN 01 Curug Kota Depok pada materi operasi hitung perkalian. Alat peraga
papan stik merupakan salah satu alat peraga matematika yang berfungsi untuk
memudahkan siswa dalam menghitung perkalian melalui benda kongkret hanya
dengan menghitung titik temu. Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN 01 Curug
Kota Depok pada tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitianThe Nonequivalent
Posttest-Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas kelas
eksperimen yang berjumlah 20 siswa dan kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik memperoleh nilai rata-rata
kecerdasan logika matematika siswa lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
kecerdasan logika matematika siswa yang diajar tanpa menggunakan metode bermain
berbantuan alat peraga papan stik.
Berdasarkan analisis data dapat dilihat hasil uji t-test posttest kelas eksperimen dan
kontrol sebesar 0,008 dengan taraf signifikansi 0,05. Selain itu, berdasarkan hasil
perhitungan uji pengaruh (effect size) diperoleh nilai d sebesar 0,733. Nilai effect size
yang diperoleh menginterpretasikan bahwa penggunaan metode bermain berbantuan
alat peraga papan stik memiliki pengaruh dalam kategori sedang. Dengan demikian,
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sedang dari penggunaan metode
bermain berbantuan alat peraga papan stik terhadap kecerdasan logika matematika
siswa di Kelas II SDN 01 Curug Kota Depok.
Kata Kunci: Metode Bermain, Alat Peraga Papan Stik, Pembelajaran Operasi Hitung
Perkalian, Kecerdasan Logika Matematika.
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of the use of assisted play method
sticks board props to the intelligence of mathematical logic of students of class II
SDN 01 Curug Depok City on multiplication counting material. Sticker board props
is one of the tools of mathematics that serves to facilitate students in calculating
multiplication through concrete objects only by calculating the intersection. This
research was conducted in class II SDN 01 Curug Kota Depok in the academic year
2017/2018. The method used in this research is quasi experimental method with
research design of The Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design.The
sample in this study consisted of 20 experimental students and control class which
amounted to 20 students. The results showed that students who were taught by using
the method of playing assisted board props get the average value of mathematical
logic intelligence of students is higher than the average value of mathematical logic
intelligence of students who are taught without using the method of play assisted
board props.
Based on the data analysis can be seen the result of t test test posttest experimental
class and control 0,008 with significance level 0,05. In addition, based on the
calculation of effect test (effect size) obtained d value of 0.733. The value of the effect
size obtained interprets that the use of assisted play method of sticks boards has an
influence in the medium category. Thus, this shows that there is a moderate influence
of the use of assisted play method of sticks on the mathematical intelligence of
students in Class II SDN 01 Curug Kota Depok
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Iman, Islam, dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan taufik
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd). Dalam penyusunan Skripsi ini, Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa
tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, tetapi
juga berkat dukungan, bantuan dan kerja sama dari banyak pihak. Oleh karena itu,
peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendorong, membimbing, memberikan motivasi, serta dukungan orang-orang
terdekat demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Dalam ruang yang terbatas ini
penulis mengucapkan terima kasih:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
MadrasahIbtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus selakudosen
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dan arahan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
GuruMadrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Abdul Shomad, M.A, selaku dosen Pembimbing Akademik (PA),
yangsenantiasa memberikan arahan, saran, serta bimbingan.
iii
5. Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yangtelah
memberikan bimbingan, nasihat, motivasi dan arahan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
7. Suryadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 01 Curug Kota Depok yang telah
memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah
yang beliau pimpin.
8. Atikah, S.Pd dan Darjah, S.Pd, selaku guru kelas II A dan II B yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas
yang beliau ajar.
9. Teristimewa ditujukan kepada Kedua Orang Tua saya, Fathullah. HAR dan
Masiah yang selalu mendo‟akan penulis setiap waktu, memberikan motivasi
dan dukungan moril dan material kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keberkahan, umur, rizki
yang berlimpah serta diberkahkan setiap langkahnya. Tanpanya diri ini
bukanlah apa-apa, bersama mereka diri ini menjadi bermakna.
10. Kakak-kakakku Rofi, Jazuli, Rian,dan Wawan serta adik-adikku Yudi,Afdol,
dan Sina yang tercinta, yang telah memberi dukungan dan semangat, serta
pembelajaran yang sangat berharga. Maaf peneliti belum bisa menjadi yang
terbaik.
11. Keponakan-keponakanku tercinta dan sangat menggemaskan, Muhammad
Sulhan Refi, Dhea Nur Azzalia, almarhum Muhammad Nur Ramadhan, Azka
Hamizan Ahmad, dan Diandra Almeera Ahmad yang selalu menjadi
penyemangat, memberikan keceriaan, penghilang rasa jenuh bagi penulis.
Semoga selalu diberikan lindungan oleh Allah SWT.
12. Komaruzaman S.Kom, yang selalu ada disaat penulis membutuhkan saran dan
masukan, pemberi nasihat, penghilang rasa jenuh, dan selalu memberikan
motivasi positif kepada penulis.
iv
13. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa jurusan PGMI 2014, teristimewa
untuk PGMI B 2014 juga terkhusus untuk teman-temanku tercinta, sahabat
seperjuangan Pasmen yaitu Eva, Naena, Nasti, Sinta, Linda, Aulia Sahara,
Asiyah, dan Mayreka yang selalu setia mendengar keluh kesah peneliti serta
memberikan semangat dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih, semoga kita
dapat terus berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan bimbingan, motivasi, dan doa yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dari peneliti.
Peneliti menerima segala bentuk saran serta masukan yang bersifat membangun
sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umum serta semua
pihak tentunya.
Khoirun Nisa
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 41
1. Tempat Penelitian .................................................................................. 41
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 41
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 41
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 43
1. Populasi ................................................................................................. 43
2. Sampel ................................................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 45
1. Instrumen Tes ........................................................................................ 45
2. Observasi ............................................................................................... 49
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal .......................................................... 50
1. Uji Validitas ........................................................................................... 50
2. Pengujian Reliabilitas ............................................................................. 52
3. Analisis Tingkat Kesukaran .................................................................... 54
4. Pengujian Daya Pembeda ....................................................................... 56
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 57
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 58
2. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 60
3. Uji Pengaruh (Effect Size) ...................................................................... 62
H. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 64
vii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 98
B. Implikasi ................................................................................................... 98
C. Saran......................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.11 Hasil Uji pengaruh Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................................................................... 78
Tabel 4.12 Rata-rata Hasil Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 91
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perkalian Cross-line satuan dengan satuan ............................... 21
Gambar 2.2 Perkalian Cross-line satuan dengan puluhan............................. 23
Gambar 2.3 Perkalian Cross-line puluhan dengan puluhan .......................... 24
Gambar 2.4 Perkalian Cross-line ratusan dengan satuan .............................. 25
Gambar 2.5 Bagian Papan Alat Peraga Papan Stik ...................................... 27
Gambar 2.6 Bagian Stik Alat Peraga Papan Stik ......................................... 28
Gambar 2.7 Bagian Alat Peraga Papan Stik ................................................. 29
Gambar 2.8 Stik Putih dan Stik Ungu.......................................................... 30
Gambar 2.9 Stik ungu pada Lubang Stik ungu ............................................ 30
Gambar 2.10 Stik Ungu pada lubang Stik Ungu, Stik Putih Pada Lubang
Stik Putih ................................................................................. 31
Gambar 2.11 Titik Temu/Titik Potong ............................................................ 31
Gambar 2.12 Kerangka Berfikir .................................................................... 39
Grafik 4.1 Histogram Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............................. 61
Grafik 4.2 Histogram Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............................. 63
Gambar 4.1 Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas Eksperimen
Menggunakan Metode Bermain dengan berbantuan
Papan Stik ............................................................................... 73
Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas Kontrol ........................... 74
Gambar 4.3 Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Mempresentasikan
Jawaban ................................................................................... 75
Gambar 4.4 Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Mempresentasikan
Jawaban ................................................................................... 75
Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Kuantitas ............................... 77
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Kuantitas ............................... 77
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Mengenal
xi
Konsep Perkalian yang Bersifat Waktu .................................... 78
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Waktu .................................... 79
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menunjukkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Secara Logis ............................................................................ 80
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Menunjukkan
Keterampilan Pemecahan Masalah Secara Logis ...................... 80
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan ......................................... 81
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan ......................................... 82
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menggambarkan Informasi Visual dalam Bentuk
Grafik (Gambar) ...................................................................... 83
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator
Menggambarkan Informasi Visual dalam Bentuk
Grafik (Gambar) ...................................................................... 83
Grafik 4.3 Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................... 85
xi
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Waktu .................................... 79
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menunjukkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Secara Logis ............................................................................ 80
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Menunjukkan
Keterampilan Pemecahan Masalah Secara Logis ...................... 80
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan ......................................... 81
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan ......................................... 82
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menggambarkan Informasi Visual dalam Bentuk
Grafik (Gambar) ...................................................................... 83
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator
Menggambarkan Informasi Visual dalam Bentuk
Grafik (Gambar) ...................................................................... 83
Grafik 4.3 Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................... 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 104
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 105
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen.. ... 106
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........... 126
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ......................................146
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ............................................. 162
Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes .....................................172
Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes .................................173
Lampiran 9 Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ......................... 174
Lampiran 10 Perhitungan Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................... 175
Lampiran 11 Kisi-kisi Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika ............. 176
Lampiran 12 Penskoran Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika .......... 177
Lampiran 13 Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika ........................... 179
Lampiran 14 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika .. 182
Lampiran 15 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................ 183
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa .................................184
Lampiran 17 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 196
Lampiran 18 Nilai PosttestTertinggi Kelas Eksperimen ................................... 197
Lampiran 19 Nilai Posttest Terendah Kelas Eksperimen .................................. 200
Lampiran 20 Nilai Posttest Tertinggi Kelas Kontrol ........................................203
Lampiran 21 Nilai Posttest Terendah Kelas Kontrol ........................................206
Lampiran 22 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen .......................... 209
Lampiran 23 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol ................................ 210
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen............... 211
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ..................... 212
Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................. 213
xiii
Lampiran 27 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................. 214
Lampiran 28 Perhitungan Uji Pengaruh (Effect Size)....................................... 215
Lampiran 29 Uji Referensi .............................................................................. 216
Lampiran 30 Dokumentasi .............................................................................. 224
Lampiran 31 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 225
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Pendidikan
sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Berbagai
upaya dilakukan seseorang untuk mendapatkan pendidikan. Dengan pendidikan
seseorang akan mendapat ilmu pengetahuan. Salah satu tujuan negara Republik
Indonesia yang tercantum pada pembukaan Undang-undang Dasar1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai tindak lanjut dari tujuan tersebut, maka
diadakan program pendidikan nasional. Sehubungan dengan hal ini pemerintah
telah mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan, diantaranya mengenai
melaksanakan pendidikan sekarang ini yang lebih diorientasikan pada
peningkatan mutu, khususnya untuk memacu penguasaan pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan ditingkatkan. Hal ini Berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa
“pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. 1
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dibekali berbagai macam kelebihan
dibandingkan makhluk lainnya. Salah satu yang terbesar yaitu manusia diberi akal
pikiran (inteligensi/kecerdasan). Inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Israa‟
ayat 70 yang artinya: “Sungguh Kami telah memuliakan anak Adam dan
mengangkat mereka di darat dan di laut dan memberi rizki kepada mereka yang
1
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
1
2
baik-baik dan Kami melebihkan mereka dari makhluk yang lain dengan
kelebihan-kelebihan”. (QS. Al-Israa‟: 70).
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional di atas tujuan Pendidikan salah satunya
adalah kecerdasan. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut:
1. Kemampuan menyelesaikan masalah atau produk mode yang
merupakan konsekuensi dalam suasana budaya.
2. Keterampilan memecahkan masalah membuat seseorang
mendekati situasi yang sasaran harus dicapai.
3. Kemampuan untuk menemukan arah/cara yang tepat ke arah
sasaran tersebut.2
2
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2009), Cet ke-1, h. 236
3
Hamzah B Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), h. 61
4
Ibid
3
mengenal konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab dan
akibat, 2)menunjukkan keterampilan pemecahan masalah secara logis, 3)
memahami pola-pola dan hubungan-hubungan, serta 4) menggambarkan
informasi visual dalam bentuk grafik (gambar).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di
SD. Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 77I
Ayat 1 yang menyatakan:struktur kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang
sederajat terdiri atas muatan:5
1. Pendidikan agama,
2. Pendidikan kewarganegaraan,
3. Bahasa,
4. Matematika,
5. Ilmu pengetahuan alam,
6. Ilmu pengetahuan sosial,
7. Seni dan budaya,
8. Pendidikan jasmani dan olahraga,
9. Keterampilan/kejuruan, dan
10. Muatan lokal.
5
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 77I Ayat 1
6
Anita Safitri, Hubungan Antara Kecerdasan Logika Matematika dengan Kedisiplinan
Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Gugus III Kecamatan Pengasih tahun ajaran 2013-
2014. (Skripsi Mahasiswa UNY : tidak dipublikasikan, 2014), h. 2
7
Ibid, h.2
4
dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan pelajaran yang tidak menyenangkan
oleh sebagian besar siswa.
Selain itu, proses penyelesaian masalah dalam matematika saat ini banyak
dilakukan oleh siswa adalah dengan cara menghafal rumus matematika yang akan
digunakan, sehingga membuat kecerdasan logika matematika siswa tidak
berfungsi secara maksimal. Dengan cara menghafal akan membuat siswa merasa
terbebani dengan banyaknya rumus yang ada, hal ini yang menyebabkan
pelajaran matematika menjadi menakutkan, susah untuk dipelajari.
Setiap anak didik memang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.
Demikian pula dengan kecerdasan yang berhubungan dengan kecerdasan logika
matematika ini. Mereka pasti memilikinya tetapi masih belum berkembang
dengan optimal. Namun dengan desain pembelajaran di kelas yang menarik
sehingga menyenangkan. Sehingga kecerdasan logika matematika bisa di latih
dan di tingkatkan sehingga dapat berkembang dengan optimal.
Sebelum memulai pembelajaran tentunya memerlukan perencanaan
terlebih dahulu, dalam hal ini guru sebagai penyampai materi memiliki kewajiban
membuat perencanaan. Komponen perencanaan pembelajaran setidaknya terdiri
atas berberapa unsur diantaranya yaitu: siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber
belajar, serta hasil belajar.8 Kelima komponen ini harus saling terkait agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai, maka siswa harus menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Untuk
memudahkan guru dalam menyampaikan materi maka diperlukan metode serta
alat peraga pembelajaran. Dengan metode dan alat peraga pembelajaran siswa
akan mudah dalam menerima materi. Salah satu metode yang akan membuat
siswa senang dalam belajar matematika yaitu metode bermain. Bermain adalah
sebuah kegiatan manusiawi, di mana dengan bermain pembelajaran akan menjadi
menyenangkan dan akan berguna bagi siswa.
8
Ibid
5
Metode dan alat peraga dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur
yang amat sangat penting dalam proses pembelajaran. Alat peraga pembelajaran
menurut Ali dalam Rostina merupakan “segala sesuatu yang digunakan untuk
menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”.9Penggunaan alat peraga pada
siswa sekolah dasar dirasa sangat perlu adanya. Mengingat pada tahapan sekolah
dasar berdasarkan teori kognitif Piaget, anak berada pada tahap operasional
konkret, dimana pada tahap ini menurut Nafia dan Asep bahwa “anak mulai
dapat bernalar secara logis mengenai kejadian konkret dan mengklasifikasi objek
ke latar yang berbeda”.10Oleh karena itu, sebagai pendidik sangatlah penting
mengetahui tahapan perkembangan siswa, karena menurut teori Piaget dalam Uno
menyatakan “Guru yang mengajar, tetapi menghiraukan tahapan-tahapan ini akan
cenderung menyulitkan siswanya. Misalnya saja, mengajarkan konsep abstrak
tentang matematika kepada sekelompok siswa kelas dua SD, tanpa adanya usaha
untuk „mengkonkretkan‟ konsep tersebut, tidak hanya akan percuma, tetapi justru
akan lebih membingungkan para siswa itu”.11Maka dapat disimpulkan
berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa penggunaan alat peraga pada
pembelajaran matematika sangatlah penting, dimana siswa usia SD terutama pada
kelas II berada pada tahap operasional konkret, apabila pembelajaran
menggunakan alat peraga yang merupakan benda konkret maka siswa akan
mudah mempelajari konsep matematika tersebut.
Pada pembelajaran matematika terdapat materi operasi hitung seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. Di sekolah
dasar operasi hitung ini sudah mulai diajarkan pada siswa sejak masih di bangku
kelas 1. Siswa sekolah dasar (SD) yang umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun.
9
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 7
10
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
(Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 185
11
Hamzah B Uno, Op.Cit, h. 11-12
6
Dimana kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses pemahaman, berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,
meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Sehingga dalam fase
ini kecerdasan logika matematika siswa sangat di perlukan.
Dari usia-usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan
objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat
peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga
lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pembelajaran perlu adanya metode dan media guna membantu siswa memahami
materi. Contohnya pada pembelajaran perkalian di kelas II Sekolah Dasar tempat
peneliti PPKT. Peneliti mengobservasi dalam pembelajaran perkalian di kelas dan
melihat bahwa kecerdasan logika matematika masih rendah dikarenakan
pembelajaranya masih menggunakan metode menghafal yang membuat siswa
sulit.
Selain itu peneliti mengobservasi salah satu sekolah di daerah Depok yaitu
di SDN Curug 01 Kota Depok kecerdasan logika matematika siswa di sekolah ini
masih terbilang rendah masih belum berkembang dengan optimal yang ditandai
dengan kurangnya keterampilan siswa dalam berhitung dan menyelesaikan soal-
soal matematika pada materi perkalian yang lebih kompleks misalnya saja soal
perkalian dalam bentuk soal cerita, juga siswa masih belum bisa memahami pola-
pola serta hubungan-hubungan pada materi perkalian yang merupakan
penjumlahan berulang, selain itu dari segi konsep yang bersifat kuantitas, waktu,
dan hubungan sebab akibat, serta keterampilan dalam memecahkan masalah
secara logis, pada materi perkalian masih banyak siswa yang merasa kesulitan
sehingga mereka merasa menyerah dan tidak meyukai apabila berhadapan dengan
permasalahan-permasalahan matematika.
Jika kecerdasan logika matematika anak tidak berkembang secara optimal,
maka akan mengakibatkan anak mengalami hambatan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya anak akan mengalami kesulitan dalam mengenal konsep angka dan
7
12
http://dokumen.tips/documents/stik-perkalian-dan-blok-al-khawarizmi.html diakses
pada tanggal 13/04/2018
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi area penelitiannya sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika yang digunakan guru selama ini masih cenderung
berpusat pada guru.
2. Metode dalam pembelajaran yang dilaksanakan masih kurang variatif dan
inovatif.
3. Penggunaan metode dan media pembelajaran sebagai alat bantu penyampai
materi pelajaran Matematika belum optimal.
4. Kecerdasan logika matematika siswa masih rendah dan belum optimal.
5. Rendahnya minat siswa dalam belajar matematika, karena sudah merasa
kesulitan begitu mendengar kata matematika.
6. Terdapat siswa yang belum memahami pola-pola dan hubungan-hubungan,
serta banyak siswa yang masih belum bisa memecahkan masalah secara logis
pada materi perkaliaan.
Dari keenam penyebab masalah tersebut peneliti hanya akan mengambil
satu masalah yang akan di teliti yaitu rendahnya kecerdasan logika matematika
siswa akan pelajaran matematika, dalam hal ini peneliti akan fokus pada pengaruh
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik terhadap kecerdasan logika
matematika siswa. Mengapa hal ini perlu dibahas, karena penggunaan metode
yang baik akan sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan logika
matematika peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan.
9
C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pengkajian teoritis dan penelitian serta menghindari
pembahasan yang terlalu luas dalam penelitian ini, maka ruang lingkup dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Kecerdasan logika matematika siswa terutama dalam hal mengenal konsep-
konsep yang bersifat kuantitas, waktu, hubungan sebab-akibat, menunjukkan
keterampilan pemecahan masalah secara logis, memahami pola-pola dan
hubungan-hubungan, serta menggambarkan informasi visual dalam bentuk
grafik (gambar) pada materi operasi hitung perkalian kelas II MI/SD.
2. Metode bermain berbantuan alat peraga papan stik pada materi operasi hitung
perkalian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Apakah metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik berpengaruh secara signifikan terhadap kecerdasan logika matematika
siswa materi operasi hitung perkalian?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
tujuan daripenelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa pada materi operasi
hitung perkalian siswa kelas II MI/SD.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode bermain berbantuan alat
peraga papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa materi
operasi hitung perkalian
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk semua orang yang
membacanya, baik secara teoritis maupun secara praktis.
10
A. Landasan Teori
1. Hakikat Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan (Intelligence) merupakan kekuatan atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu. Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah
yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk
memecahkan problem yang dihadapi. 15
Hagehan dan Oslon mengungkapkan pendapat piaget tentang
kecerdasan yang didefinisikan sebagai: An intelligent act is one cause an
approximation to the conditions optimal for an organism’s survival. In the
word’s, intelligence allows an organism’s to deal effectively with
environment.16 Menurut pendapat diatas dapat diartikan bahwa kecerdasan
merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya perhitungan atas
kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organism dapat hidup berhubungan
dengan lingkungan secara efektif.
Salah satu kecerdasan manusia menurut gardner adalah kecerdasan
logis matematis. Kecerdasan ini berkaitan dengan berhitung atau
menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari. 17Menurut Armstrong
dalam Uno, kecerdasan logika matematika sebagai “kemampuan untuk
menggunakan angka-angka secara efektif, misalnya penggunaan dalam
pekerjaan matematika, statistik, akuntansi, perpajakan, ilmuan, dan
pemrograman komputer.”18
15
Hamzah B Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), h. 58
16
Ibid, h. 59
17
Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara,2009).h. 100
18
Hamzah B Uno, Op.Cit, h. 61
11
12
22
Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Terbaru Melesatkan
Kecerdasan, (Depok: Intuisi Press, 2002), h. 41
14
tersebut juga berdasarkan dari penelitian terdahulu dari Anita Safitri, yaitu
penelitian tersebut meneliti siswa kelas 5 sekolah dasar adapun indikator yang
dipilih untuk diteliti antara lain : memahami konsep-konsep yang bersifat
kuantitas, waktu, dan hubungan sebab akibat, memiliki pemahaman yang baik
tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan menyukai operasi yang
kompleks.
Menurut Uno dan Masri Kuadrat, Gardner menjelaskan bahwa
kecerdasan mencakup tiga bidang yang saling berhubungan: matematika,
sains, dan logika. Untuk mengembangkan kecerdasan logis matematis, berikut
beberapa hal yang perlu diketahui:
1) Seseorang harus engetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi
keberadaannya terhadap lingkungannya;
2) Mengenal konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab
akibatnya;
3) Menggunakan simbol abstrak untuk menunjukan secara nyata, baik objek
abstrak maupun konkrit;
4) Menunjukan keterampilan pemecahan masalah secara logis;
5) Memahami pola dan hubungan;
6) Mengajukan dan menguji hipotesis;
7) Menggunakan bermacam-macam keterampilan matematis;
8) Menyukai operasi yang komplek; dan sebagainya 23
Uno dan Masri Kuadrat menjelaskan bahwa di kelas, jika guru hendak
menciptakan suasana belajar yang mengoptimalkan proses pembelajaran
maka perlu dikembangakan proses belajar aktif, seperti berikut:
1) Menggunakan bermacam-macam strategi tanya jawab;
2) Mengajukan masalah untuk dipecahkan oleh para siswa;
3) Mengkontruksi model dari konsep kunci;
23
Hamzah B Uno dan Masri, Op.Cit, h. 102
15
24
Ibid, h. 105
25
Sujiono & Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (PT Indeks:
Jakarta,2009), h.134
16
suatu aktifitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktifitas lain seperti
belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu
hasil akhir.”26
Menurut Ali dan Muhlisrarini, metode bermain ini metode yang
dapat menolong meningkatkan motivasi siswa. Ketika para siswa terlihat
tidak konsentrasi pada pelajaran yang diterangkan guru, maka dialihkan
kepada metode bermain dengan waktu tertentu sampai mereka kembali
berkonsentrasi.”27
Pada hakikatnya kegiatan bermain yang dilakukan anak biasanya
bersifat spontan penuh imajinatif dan dilakukan dengan segenap
perasaannya. Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan
masalah, berkomunikasi dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa
khayalan, melatih keterampilan fisik, social dan kognitif.
Langkah-langkah menggunakan metode permainan yaitu : 1)
Merumuskan tujuan instruksional; 2) Memilih topik (sub topik) yang akan
dipakai sebagai permainan; 3) Merinci kegiatan belajar-mengajar; 4)
Menyiapkan alat-alat atau sarana yang akan dipakai sebagai alat
permainan.28
Adapun Manfaat dari permainan matematika dalam pembelajaran
matematika yaitu: 1) Menimbulkan dan meningkatkan minat; 2)
Menumbuhkan sikap yang baik terhadap matematika; 3) Untuk
mengembangkan konsep; 4) Untuk melatih keterampilan; 5) Untuk
penguatan; 6) Untuk memupuk kemampuan pemahaman; 7) Untuk
pemecahan masalah; 8) Untuk mengisi waktu senggang. 29
Sedangkan menurut Dines menyebutkan “dengan metode bermain
dengan pelajaran matematika peserta didik akan:
26
Ibid
27
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 281
28
Ibid
29
Ibid
17
30
Ibid
31
Siti Annisah, Alat Peraga Pembelajaran Matematika, (Jurnal Tarbawiyah STAIN Jurai
Siwo Metro, 2014), Vol. 11 No.1, h. 3. (diakses tanggal 15 Mei 2018)
32
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 7
18
33
Ibid
34
Ibid, h. 5
35
Siti Annisah, Op.Cit, h. 4
19
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai peserta didik. Selain itu dengan
menggunakan alat peraga yang konkret dalam pembelajaran akan
membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan konsep
pembelajaran matematika yang abstrak dengan dibantu alat peraga yang
konkret akan membuat pelajaran lebih dipahami dan dimengerti.
Alat peraga papan stik (Stick Board) menyajikan cara berhitung
perkalian angka 1 sampai perkalian angka 10 yang sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa kelas II sekolah dasar, dimana pada tahap
ini anak usia sekolah dasar masih berapa pada tahap operasional konkret.
Alat peraga papan Stik merupakan media yang dikembangkan untuk
membantu siswa dalam memahami konsep perkalian bagi siswa pemula.
Alat peraga ini didesain sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ada pada kelas II.
Alat peraga papan stik ini dibuat berdasarkan pada teori teknik
cross-line. Dimana teknik cross-line salah satu teknik pembelajaran yang
dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran matematika khususnya
pada materi perkalian. Cross-line adalah suatu teknik dengan menghitung
titik persilangan pada garis, seperti menggambar garis mendatar dan garis
tegak yang nantinya disilangkan, lalu diberikan tanda titik pada
persilangan garis tersebut dan dihitung banyak titik sebagai hasil
perkaliannya. Teknik perkalian cross-line pada dasarnya adalah
“mewakilkan” angka yang akan dikalikan dengan garis. 36 Elisa Arisandi
berpendapat, bahwa hasil perkalian yang dihitung dengan teknik cross-
line, didapatkan hanya dengan menjumlahkan banyaknya titik potong
persilangan garisnya. Operasi perkalian ini bersifat komutatif maka dapat
bebas menentukan garis tegak dan mendatar untuk angka yang akan
36
Nur Hidayah. “Pengaruh Penggunaan Teknik Cross-Lineterhadap Pemahaman Konsep
Matematika pada Materi Perkalian Kelas III SDN Cempaka Putih 01 Ciputat Tahun Ajaran
2016-2017” Skripsi pada Jurusan PGMI UIN Jakarta, Jakarta, 2016, h. 20, tidak
dipublikasikan.
20
37
Elisa Arisandi, “Meningkatkan Kemampuan Operasi Perkalian untuk Anak Diskalkulia
Melalui Metode Garismatika”,Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus vol. 3, 2014, h. 480.
38
Ibid.
21
Gambar 2.1
Perkalian Cross-line Satuan dengan Satuan
Keterangan :
= mewakilkan angka 5
= mewakilkan angka 4
= hasil persilangan garis
39
Nur Hidayah, Op.Cit, h. 20-25
22
Gambar 2.2
Perkalian Cross-line Satuan dengan Puluhan
3. Perkalian puluhan dengan puluhan
Dalam menentukan hasil perkalian puluhan dengan puluhan,
sebagai contoh yaitu perkalian 26 × 32. Langkah dalam membuat garis
persilangan yaitu:
1) Untuk angka 26 dibuat 2 garis horizontaldengan kemiringan
45odibagian atas dan 6 garis horizontal dibagian bawah dengan
sedikit terpisah.
2) Untuk angka 32 dibuat 3 garis vertical dengan kemiringan 45o
yang menyilang garis horizontal 2 dan 6 di bagian kiri serta 2 garis
vertical di sebelah kanan dengan sedikit terpisah.
3) Untuk menentukan nilai tempat dalam hasil perkalian 26 × 32
yaitu sebagai berikut :
Perkalian 20 (puluhan) × 30 (puluhan) = ratusan.
Nilai ratusan diwakili dengan kumpulan persilangan
dibagian kiri atas yaitu berjumlah 6, maka 6 dalam nilai
ratusan 6 × 100 = 600.Karena nilai tempat pertama ratusan
maka nilai tempat selanjutnya puluhan dan satuan.
Perkalian 20 (puluhan) × 2 (satuan) = puluhan.
Nilai puluhan 20 × 2 diwakili dengan kumpulan persilangan
bagian kanan atas yaitu berjumlah 4, dalam nilai puluhan
berarti 4 × 10 = 40
24
Gambar 2.3
Perkalian Cross-line Puluhan dengan Puluhan
4. Perkalian ratusan dengan satuan
Pada perkalian ratusan dengan satuan, sebagai contoh adalah
perkalian 132 × 6. Sama seperti perkalian sebelumnya, langkah-
langkahnya yaitu:
1) Untuk mewakili angka 132, dibuat 1 garis horizontalkemiringan
45odibagian atas, 3 garis horizontal di bagian bawah garis 1 dengan
25
Gambar 2.4
Perkalian Cross-line Ratusan dengan Satuan
26
Perkalian merupakan salah satu dasar dalam operasi hitung bilangan yang
memiliki hubungan dengan operasi hitung penjumlahan, yaitu perkalian dapat
dicari hasilnya dengan penjumlahan berulang. Ada beberapa teknik atau cara
yang biasa diajarkan guru kepada siswa dalam menghitung perkalian,
diantaranya yaitu teknik hafalan, biasa, bersusun pendek, dan bersusun panjang.
Namun terdapat teknik atau cara yang dapat diajarkan guru kepada siswa
untuk dapat melatih kemampuan representasi matematis siswa yaitu dengan
menggunakan teknik cross-line. Teknik cross-line dalam menyelesaikan operasi
hitung perkalian dapat dilakukan cara mewakilkan angka yang akan dihitung
dengan garis-garis horizontal dan vertical yang dimiringkan sekitar 45 odengan
warna yang sama atau berbeda dan hasil dari perkaliannya ditentukan dengan
menghitung titik-titik yang merupakan titik pertemuan atau persilangan antara
garis-garis tersebut.
Perkalian merupakan salah satu dasar dalam operasi hitung bilangan yang
memiliki hubungan dengan operasi hitung penjumlahan, yaitu perkalian dapat
dicari hasilnya dengan penjumlahan berulang. Namun terdapat teknik atau cara
yang dapat diajarkan guru kepada siswa untuk dapat melatih kecerdasan logika
matematika siswa yaitu dengan menggunakan alat peraga papan stik yang
diadaptasi berdasarkan teknik cross-line.
Adapun keunggulan dari penggunaan alat peraga papan stik antara lain:
bermanfaat di ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus, pemakai
dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian
berlangsung, mudah digunakan.
Dengan menggunakan papan stik, terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
Alat dan bahan yang dibutuhkan banyak di sekitar kita dan biaya yang
dikeluarkan sangat sedikit karena hanya membutuhkan bambu/kardus dan
Karton, pembelajarannya semakin menarik bagi siswa karena ada media
kongkret untuk menghitung perkalian dengan mudah tanpa menghafal,
penggunaannya yang mudah, karena untuk menghitung perkaliannya hanya
menjumlahkan titik temu/titik potong pada setiap stik.
27
Gambar 2.5
Bagian Papan Alat Peraga Papan Stik
Bagian stik yang terdiri dari 10 stik ungu dan 10 stik putih
28
Gambar 2.6
Bagian Stik Alat Peraga Papan Stik
40
Tatang Herman,Karlimah, dan Komariah, Pendidikan Matematika I, (Bandung: UPI
PRESS, 2007), Cet ke-1, h.20.
41
ST. Negoro dan B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Ghalia Indonesia, 2003), Cet
ke-4, h. 263.
29
Stik
Papan
Lubang tempat stik
Gambar 2.7
Bagian Alat Peraga Papan Stik
Gambar 2.8
Stik Putih dan Stik Ungu
Gambar 2.9
Stik ungu pada Lubang Stik ungu
Gambar 2.10
Stik Ungu pada lubang Stik Ungu, Stik Putih Pada Lubang
Stik Putih
4) Setelah semua stik terpasang hitunglah titik temu antara stik warna
hijau dan warna putih
42
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.Cit. h. 47-48
33
43
Hamzah B Uno dan Masri Kuadrat, Op.Cit, h. 109
44
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014) cet ke-4, h. 1
45
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Loc.Cit
34
46
Heruman, Op.Cit. h. 4
47
Ibid.
48
Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h. 120
49
Ibid
35
50
Ibid. h. 22
51
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
(Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 186-188.
36
52
Dita Aulia Rizki, Studi Deskriptif Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika di
TK Bina Karsa Kota Bandar Lampung, (Skripsi Mahasiswa Universitas Lampung : tidak
dipublikasikan, 2017)
37
53
Dwi apriliyani, Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak melalui Media
Celemek Hitungpada Kelompok B di TK Pertiwi Sidowarno II Wonosari Klaten Tahun Ajaran
2014-2015, (Skripsi Mahasiswa UMS : tidak dipublikasikan, 2015)
54
Anita Safitri, Hubungan Antara Kecerdasan Logika Matematika dengan Kedisiplinan Belajar
Matematika Siswa Kelas 5 SD Gugus III Kecamatan Pengasih tahun ajaran 2013-2014, (Skripsi
Mahasiswa UNY : tidak dipublikasikan, 2014)
38
C. Kerangka Berfikir
Dari hasil observasi, diketahui bahwa kecerdasan logika matematikasiswa
masih belum berkembang dengan optimal. Selain dikarenakan pembelajaran yang
dilakukan selalu berpusat kepada guru sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran, hal ini senada dengan pendapat heruman yang
menyatakan bahwa “pembelajaran matematika harus terjadi secara
„kontruktivisme‟ dalam kontruktivisme, kontruksi pengetahuan dilakukan sendiri
oleh siswa, sedangkan guru perperan sebagai fasilitator dan menciptakan iklim
yang kondusif.”57
Matematika adalah pelajaran yang diaggap sulit oleh sebagian besar siswa
di Indonesia, karena sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah yang pada
55
Diyah Kurniasih, Hubungan Antara Kecerdasan Logika Matematika dengan Minat
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus 1 Kecamatan Wates Kabupaten
Kulon Progo Tahun Ajaran 2015-2016. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNY,
(Yogyakarta: 2016)
56
Arini Olivia Zaque. Pengaruh Metode Permainan Matematika Terhadap Peningkatan
Kecerdasan Logis Matematis Siswa Kelas VII Pada Materi Segitiga dan Segiempat di Mts Nu
Serangan Bonang Demak Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Ilmu Pendidikan Matematika
Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang. (Semarang: 2014). dipublikasikan
57
Heruman, Op.Cit, h. 5
39
Fenomena di lapangan :
Jika tidak diatasi :
Kurangnya metode dan Efeknya :
Jika tidak segera
alat peraga yang variatif Menjadikan
diatasi pembelajaran
pada saat pembelajaran kecerdasan logika
akan terasa kurang
materi operasi hitung matematika siswa
efektif dan tujuan
perkalian sehingga rendah dan akan
pembelajaran tidak
membuat kecerdasan berdampak pada
akan tercapai secara
logika siswa belum masa depannya
maksimum.
optimal
Ditangani dengan :
Tujuan :
Menggunakan Cara :
Agar kecerdasan logika
metode bermain Melalui penerapan
matematika siswa dapat
berbantuan alat metode bermain
optimal dan berkembang
peraga papan stik berbantuan alat
dengan baik serta tujuan
menyenangkan untuk peraga papan stik di
pembelajaran dapat
menghitung dalam pembelajaran
tercapai.
perkalian.
Gambar 2.12
Kerangka Berfikir
40
Alasan dipilihnya metode dan alat peraga ini untuk memudahkan siswa
dalam menghitung perkalian. Selain itu, pembelajaran dengan menggunkan
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik ini sangat sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa SD. Karena siswa SD masih pada tahap operasional
konkret. Dimana siswa dalam hal ini, mereka melihat segala sesuatu yang bersifat
konkret atau nyata. Siswapun menjadi aktif dalam pembelajarannya. Jadi peneliti
menyimpulkan, pembelajaran menggunakan metode bermain berbantuan alat
peraga papan stik dapat membantu siswa mengembangkan kecerdasan logika
matematika siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Dari teori-teori yang telah dikemukakan, maka sebelum dilakukan
penelitian, dirumuskan terlebih dahulu hipotesis penelitian sebagai dugaan awal
penelitian, yaitu: “Terdapat pengaruh metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa pada materi operasi
hitung perkalian Kelas II MI/SD”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama semester ganjil tahun ajaran
2017/2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Curug 01 Kota
Depok tahun ajaran 2017/2018.
Tabel 3.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian
No. Keterangan Bulan
Des Jan Mar Apr Mei Agust
1. Observasi
2. Studi Pembuatan Literatur
3. Pembuatan Instrumen Penelitian
4. Uji Coba Instrumen
5. Pelaksanaan Penelitian
6. Analisis Data
7. Penyempurnaan Laporan
41
42
Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment), yaitu
pelaksanaan pembelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dengan
menggunakan alat peraga papan stik yang diterapkan pada kelompok eksperimen
kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran
matematika materi operasi hitung tanpa menggunakan alat peraga papan stik.
Adapun desain peneliti yang digunakan adalah The Nonequivalent
Posttest-only Control Group Design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang
memilikikemampuan sama dengan pembelajaran yang berbeda. Dalam penelitian
ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Terhadap keduanya, diberikan dua perlakuan yang berbeda. Dengan perlakuan
yang berbeda di dua kelas, maka dapat terlihatperbedaan yang terjadi pada siswa
di kelas.Rancangan desain ini dapat digambarkan melalui tabel berikut:
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 77
59
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta:
Kencana, 2014), 88.
43
Keterangan:
X = Perlakuan/Treatment yang diberikan (Variabel Independen)
O = Tes akhir yang sama pada kedua kelas (Posttest)
2. Sampel
Menurut Sugiyono, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”62Sampel adalah sebagian
60
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 136
61
Sugiyono, Op.Cit, h. 80.
62
Ibid. h. 81
44
atau wakil populasi yang diteliti. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi
yang diteliti dengan karakteristik yang sesuai.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampel bertujuan (Purposive Sampling). Menurut
Sugiyono “Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).”63 Pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang
tertentu yang dapat memberikan data yang diinginkan, entah karena mereka
adalah satu-satunya yang memilikinya, atau memenuhi beberapa kriteria yang
ditentukan oleh peneliti. 64 Teknik ini digunakan karna pertimbangan tertentu
yakni materi dan kompetensi dasar yang dipilih dan diajarkan memang untuk
kelas II.
Penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen adalah kelas yang kegiatan belajar mengajarnya menggunakan
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik, sedangkan kelas kontrol
adalah kelas yang kegiatan belajar mengajarnya tanpa menggunakan metode
bermain berbantuan alat peraga papan stik.Jadi, sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas II SDN Curug 01 Kota Depok, yaitu kelas II-A yang
merupakan kelas eksperimen dengan siswa yang berjumlah 20 orang dan
kelas kontrol yaitu kelas II-B dengan jumlah siswa 20 orang.
uraian dan lembar observasi. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan
dalam rangka pengukuran dan penilaian. Adapun tes yang dibuat berupa tes
uraian sebanyak 14 soal. Tahappertama dalam pengembangan instrument adalah
pembuatan instrument.Tahap berikutnya uji coba instrument dilanjutkan dengan
revisi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini ada dua jenis:
1. Instrumen Tes
Tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang
harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi testee.66
Tes itu sendiri merupakan salah satu kegiatan pengukuran, dimana
didalamnya bisa berupa pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. bentuk tes yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa tes tertulis (uraian), untuk mengukur kecerdasan logika
matematik siswa dalam materi operasi hitung perkalian. Di dalam alam hal ini
peneliti menyiapkan soal uraian yang terdiri dari 14 soal. Soal tersebut di buat
berdasarkan dari empat indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar.
Menurut Ruseffendi, “keunggulan tes tipe uraian dibandingkan dengan
tes tipe objektif, ialah akan timbulnya sikap kreatif pada diri siswa dan hanya
66
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). Cet.
Ke-11. h. 67
46
siswa yang telah menguasai materi betul-betul yang bisa memberikan jawaban
yang baik dan benar.”67
Menurut Arikunto sebuah tes yang dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki : Validitas,
Reliabilitas, Objektivitas.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika pada Materi Perkalian
Kelas II SD.
No Variabel Indikator Indikator Nomor Jumlah
. Kecerdasan Logika Operasional Soal Butir
Matematika Soal
Mengenal konsep- Mengenal Konsep 1a, 1b, 1
konsep yang bersifat Perkalian yang dan 1c
kuantitas, waktu dan bersifat kuantitas.
1. hubungan sebab dan Mengenal Konsep 2 dan 3 2
akibat, Perkalian yang
bersifat waktu
2. Menunjukkan Memecahkan 4,5, dan 3
Kecerdasan keterampilan masalah yang 7
Logika pemecahan masalah berkaitan dengan
Matematika secara logis, perkalian
3. Memahami pola- Mehubungkan 6a, 6b, 1
pola dan hubungan- konsep perkalian dan 6c
hubungan, dengan penjumlahan
4. Menggambarkan Menggambar 1
informasi visual perkalian dengan 8a, 8b,
dalam bentuk grafik menggunakan papan dan 8c
(gambar) stik (Eksperimen)
dan keranjang
kelereng (Kontrol)
Dari tabel kisi-kisi instrumen di atas, perlu adanya suatu pedoman
kriteria penyekoran agar dapat memperoleh data kecerdasan logika
matematika siswa terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal.Kriteria
penyekoran yang digunakan adalah skor rubrik berikut ini:
67
Ruseffendi. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan bidang non-eksata lainnya,
(Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005) edisi revisi, h. 118
47
Tabel 3.4
Kriteria Penskoran Tes Kecerdasan Logika Matematika pada Materi
Perkalian Kelas II SD.
No. Indikator Keterangan Skor
Operasional
Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya 0
memperlihatkan ketidak pahaman tentang
konsepsehingga informasi yang diberikan tidak
berarti apa-apa.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 1
bersifat kuantitas sangat terbatas, dan sebagian
besar jawaban mengandung perhitungan yang
salah.
1. Mengenal Konsep Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 2
Perkalian yang bersifat kuantitas kurang lengkap, dan jawaban
bersifat kuantitas mengandung perhitungan yang salah.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 3
bersifat kuantitas hampir lengkap, dan perhitungan
secara umum benar namun mengandung sedikit
kesalahan.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 4
bersifat kuantitas sangat lengkap, dan jawaban
mengandung perhitungan yang lengkap dan benar.
Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya 0
memperlihatkan ketidak pahaman tentang
konsepsehingga informasi yang diberikan tidak
berarti apa-apa.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 1
bersifat waktu sangat terbatas, dan sebagian besar
jawaban mengandung perhitungan yang salah.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 2
2. Mengenal Konsep bersifat waktu kurang lengkap, dan jawaban
Perkalian yang mengandung perhitungan yang salah.
bersifat waktu Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 3
bersifat waktu hampir lengkap, dan perhitungan
secara umum benar namun mengandung sedikit
kesalahan.
Kecerdasan dalam mengenal konsep perkalian yang 4
bersifat waktu sangat lengkap, dan jawaban
mengandung perhitungan yang lengkap dan benar.
Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya 0
memperlihatkan ketidak pahaman tentang
3. Memecahkan konsepsehingga informasi yang diberikan tidak
masalah yang berarti apa-apa.
berkaitan dengan Kecerdasan dalam memecahkan permasalahan 1
perkalian pada perkalian sangat terbatas, dan sebagian besar
jawaban mengandung perhitungan yang salah.
48
2. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung.68
Cara ini sangat sesuai untuk mengkaji proses dan perilaku.
Menggunakan metode ini berarti menggunakan mata dan telinga sebagai
jendela untuk merekam data. Dilihat sejauh mana keterlibatan
peneliti/pengumpul data dalam event yang diamati.69 Pada penelitian ini
menggunakan observasi pengamatan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen
yang menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik,
observasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran pada kelas
eksperimen yang menggunakan alat peraga papan stik terlaksana dengan baik
atau tidak
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
68
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012) cetke-17, h. 149
69
Suwartono, Op.Cit, h. 41
50
1. Uji Validitas
Menurut Puguh, “Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan
tingkat ketepatan (kesahihan) ukuran suatu instrument terhadap konsep yang
diteliti.”70 Suatu instrument tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu
konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, validitas
rendah mencerminkan bahwa instrumen kurang tepat untuk diterapkan. 71
Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat
yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar
menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar
penyusunan instrumen.
Karena sudah dilakukan uji validitas. Pengujian menggunakan teknik
analisis product moment guna menghitung menggunakan rumus dari Pearson
sebagai berikut :72
nΣ XY − Σ𝑋 Σ𝑌
𝑟𝑥𝑦
𝑛Σ𝑋 2 − Σ𝑋 2 𝑛Σ𝑌 2 − Σ𝑌 2
70
Puguh Suharso, Op.Cit. h. 108
71
Ibid
72
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010) Cet ke-1, h. 180
51
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi x dan y
n : Banyak siswa yang diteliti
Y :Total skor
X :Skor item yang dicari validitasnya
N :Jumlah responden
Setelah diperoleh hasil rxy, dilakukan pengujian validitas dengan
membandingkan hasil perhitungan rxy dengan rtabel dengan taraf
signifikansiproduct moment dengan α = 0,05 dengan ketentuan:
Jika rxy< rtabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid
Jika rxy ≥ rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.
Maka soal tersebutdinyatakan valid tetap dipertahankan dalam
instrumen yang selanjutnyadigunakan untuk proses pengolahan data dalam
penelitian yang sebenarnya. interprestasi terhadap nilai koefisiensi rxy
digunakan criteria sebagai berikut:73
Di dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang ditulis
oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan: “A test is Valid if it
measure what it purpose to measure. Atau jika diartikan lebig kurang
demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia „valid‟ disebut istilah „sahih‟.” 74
Tabel 3.6
Interprestasi Korelasi rxy
Nilai rxy Keterangan
0,00 – 0, 20 Korelasi sangat rendah
0,20 – 0,40 Korelasi rendah
0,40 – 0,70 Korelasi sedang
0,70 – 0,90 Korelasi tinggi
0,90 – 1,00 Korelasi sangat tinggi
73
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet ke-
25, h. 193
74
Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006) Cet ke-6 , h. 65
52
Pada penelitian ini, untuk menghitung tingkat kevalidan tiap butir soal
tes kecerdasan logika matematika siswa, peneliti menggunakan software
Anates versi 4.0.5 yang perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran7 dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Kecerdasan Logika Matematika
Indikator Kecerdasan Butir Soal Korelasi Signifikansi
Logika Matematika
Mengenal konsep-konsep 1a 0,600 Signifikan
yang bersifat kuantitas, 1b 0,590 Signifikan
waktu dan hubungan sebab 1c 0,496 Signifikan
dan akibat, 2 0,042 Tidak Signifikan
3 0,556 Signifikan
Menunjukkan keterampilan 4 0,081 Tidak Signifikan
pemecahan masalah secara 5 0,687 Sangat Signifikan
logis, 7 0,704 Signifikan
Memahami pola-pola dan 6a 0,616 Sangat Signifikan
hubungan-hubungan, 6b 0,508 Signifikan
6c 0,595 Signifikan
Menggambarkan informasi 8a 0,794 Sangat Signifikan
visual dalam bentuk grafik 8b 0,630 Sangat Signifikan
(gambar) 8c 0,618 Sangat Signifikan
Dari hasil uji validitas instrumen di atas, diketahui bahwa terdapat 2
soal dari 14 soal pada instrumen tes kecerdasan logika matematika siswa
tersebut yang tidak valid. Berdasarkan uji validitas tersebut maka peneliti
memilih instrument soal yang valid yaitu berjumlah 12 soal.
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Purwanto, “Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu
alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan reliable, jika tes/alat
tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang
dipentingkan di sini ialah ketelitiannya: sejauh mana tes atau alat tersebut
dapat dipercaya kebenarannya”.75
75
Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 139
53
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda.Karena tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
uraian, maka untuk menguji reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, yaitu berikut:76
𝑛 𝛴𝑠𝑖2
r11= 1−
𝑛−1 𝑠𝑡2
Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas
n = Banyak butir soal
𝑠𝑖2 = Variansi skor butir soal ke-i
𝑠𝑡2 = Variansi skor total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen
ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut:77
Tabel 3.8
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik
0,70 ≤ r< 0,90 Tinggi Tepat/baik
0,40 ≤ r< 0,70 Sedang Cukup tepat/ cukup baik
0,20 ≤ r< 0,40 Rendah Tidak tepat/ buruk
r< 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk
76
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 206
77
Ibid.
54
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Kecerdasan Logika Matematika
Rata-rata Simpangan Korelasi XY Reliabilitas Interpretasi
Baku Reliabilitas
45,40 10,65 0,68 0,81 Kategori Tinggi
78
Ibid, h. 223-224
79
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006) Cet ke-6, h. 208
55
80
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Op.Cit, h. 224
56
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peseta bawah yang menjawab benar
Butir-butir soal yang baik adalah butir–butir soal yang mempunyai
indeks deskriminasi 0,4 sampai 0,7. Kriteria daya pembeda yaitu: 83
81
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 211
82
Ibid, h. 213-214
83
Ibid, h. 218
57
Tabel 3.12
Kriteria Indeks Daya Pembeda
Pada penelitian ini, untuk menguji daya pembeda instrumen soal tes
kecerdasan logika matematika, peneliti menggunakan software Anates versi
4.0.5 yang perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10
Tabel 3.13
Hasil Uji Daya Pembeda
Kecerdasan Logika Matematika
Nomor Butir Simpangan Baku Daya Pembeda Kriteria
Soal Gabungan (%)
1 (a) 0,73 60,71 % Baik Sekali
1 (b) 0,57 14.29 % Baik
1 (c) 0,53 25.00 % Baik
2 0,57 17.86 % Baik
3 0,81 42.86 % Baik Sekali
4 0,59 10.71 % Baik
5 0,86 50.00 % Baik Sekali
6 (a) 0,77 53.57 % Baik Sekali
6 (b) 0,69 46.43 % Baik
6 (c) 0,65 39.29 % Baik
7 0,77 53.57 % Baik Sekali
8 (a) 0,75 60.71 % Baik Sekali
8 (b) 0,72 50.00 % Baik Sekali
8 (c) 0,72 50.00 % Baik Sekali
Statisticts→Explore
4) Masukan data pada kotak Dependen list dengan meng-klik tanda
panah, kemudian klik Plot dan checklist Normality plots with test
pada explore Plots, lalu klik continue. Untuk memperoleh tampilan
output nilai statistic beserta plots pilih Both pada Display.
84
Budi Susetyo, Op.Cit, h. 145
85
Karunia Eka dan Ridwan, Op.Cit, h.244
59
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Uji Homogenitas dilakukan dengan melihat
keadaan kehomogenan populasi Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05, dengan rumus
dan langkah-langkah sebagai berikut:
𝑆12 𝑛 𝛴 𝑋12 (𝛴𝑥)2
F= 2
dimana S2 =
𝑆2 𝑛(𝑛−1)
Keterangan:
F = Nilai Uji F
S12 = Varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok
yangmempunyai deviasi standar terbesar .
S22 = Varians kecil nilai kuadrat deviasi standar data kelompok
yangmempunyai deviasi standar terkecil .
Adapun langkah-langkahnya, yaitu:
1) Tentukan hipotesis
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4) Tentukan Fhitung dengan rumus yang ada di atas
5) Tentukan kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians
keduapopulasi homogeny
b) Jikaa Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji homogenitasdengan
menggunakan One Way Anova. Dengan bantuan UjiHomogenity of
Variance test pada One-way Anova, jika nilaisignifikansi > 0,05 maka
dikatakan bahwa varian dari data atau lebihkelompok populasi data terbukti
60
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t, adapun
rumusnya yaitu:
𝑋̅ 1 − 𝑋̅ 2
t= 1 1
𝑑𝑠𝑔 +
𝑛1 𝑛2
Keterangan:
X̅1= Rata-rata data kelas eksperimen
X̅2= Rata-rata data kelas kontrol
dsg = Nilai deviasi standar gabungan kelompok eksperimen dan kontrol
n1 = Jumlah data kelas eksperimen
86
Ibid, h. 250
61
1) Merumuskan hipotesis
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kecerdasan logika matematika
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata kecerdasan logika matematika siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Menentukan hipotesis statistik
H0 : µ𝐴 ≤ µ𝐵
H1 : µ𝐴 >µ𝐵
Keterangan:
µA= Rata-rata kecerdasan logika matematika siswa kelas eksperimen.
µB= Rata-rata kecerdasan logika matematika siswa kelas kontrol.
3) Masukkan data pada DataSet dengan menggabungkan kedua sampel
pada kolom yang sama.
4) Pada bagian faktor klik values, untuk values tulis angka 1 diberi label
eksperimen kemudian klik add dan setelah itu tulis kembali angka 2
dikolomvalues lalu diberi label kontrol, klik add, setelah itu klik ok.
5) Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze → Compare Means →
Independent-Samples T Test
6) Masukan data skor kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kotak Test
Variable. masukkan factor pada kolom grouping variable, lalu tekan
Define Groups, lalu isikan Group 1 dengan angka 1 dan Group 2 dengan
angka 2 (sesuai dengan kode yang telah dipilih sebelumnya), lalu tekan
continue.
7) Tekan OK, dan output akan muncul.
variable.”87Yang berarti bahwa uji besar pengaruh adalah uji yang dilakukan
untuk mengukur besarnya kekuatan hubungan antara variabel independen
(intervensi) dan variabel dependen (hasil). Berdasarkan hal tersebut maka uji
pengaruh sangatlah penting karena untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
treatment yang telah diberikan dalam pembelajaran pada kelas eksperimen.
Rumus yang akan digunakan untuk mengetahui besar pengaruh (effect
size) pada penelitian ini adalah rumus Cohen’s dsebagai berikut:88
𝑥 1 −𝑥 2
d=
𝑆𝑔𝑎𝑏
Dengan
Keterangan :
X : Rata-rata kelas eksperimen
X : Rata-rata kelas kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas control
87
Carl J. Dunst, Deborah W.Hamby, dan Carol M.Trivette, Guidelins for Calculating
Effect Sizes for Practice-Based Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based
Approaches to Early Childhood Development) Volume 3, Number 1, 2004, p. 1.
88
Will Thalheimer and Samantha Cook.How to calculate effect sizes from published
research articles: A simplified methodology. A Work-Learning Research Publication. 2002, p.
4.
89
Lee A. Becker, Effect Size (ES), Journal,
http://web.uccs.edu/lbecker/Psy590/es.htm.2000, pp. 3
64
Tabel 3.14
Kriteria Effect Size
Besar d Interpretasi
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1> µ2
Keterangan:
H0: Hipotesis 0, tidak terdapat pengaruh metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa pada materi operasi
hitung perkalian.
H1 : Hipotesis 1, terdapat pengaruh metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa pada materi operasi
hitung perkalian.
µ1 = Nilai rata-rata kecerdasan logika matematika siswa yang pembelajarannya
dengan menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik.
µ2 = Nilai rata-rata kecerdasan logika matematika siswa yang pembelajarannya
tanpa menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai kecerdasan logika
matematika siswa ini dilakukan di kelas II SDN Curug 01 Kota Depok, Jl. Raya
Curug Rt 01/06 Kel. Curug, Kec. Bojongsari-Depok. Adapun sampel yang
digunakan berjumlah dua kelas (kelompok), yaitu kelas II-A dan kelas II-B. Pada
proses pembelajaran, kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan yang
berbeda. Kelompok eksperimen dilakukan pada kelas II-A dengan melakukan
pembelajaran pada materi perkalian yang menggunakan metode bermain
berbantuan alat peraga papan stik, sedangkan kelompok kontrol dilakukan pada
kelas II-B dengan melakukan pembelajaran pada materi perkalian tanpa
menggunakanmetode bermain berbantuan alat peraga papan stik. Jumlah siswa
pada kelompok eksperimen yaitu 20 siswa dan kelompok kontrol yaitu 20 siswa.
Penelitian ini dilakukan selama enam kali pertemuan termasuk kegiatan
posttest di kelas eksperimen dan enam kali pertemuan termasuk kegiatan posttest
di kelas kontrol. Materi pembelajaran yang diajarkan pada penelitian ini
mengenai operasi hitung perkalian, dengan lima kali treatment untuk masing-
masing kelas eksperimen dan kontrol. Pada akhir pembelajarankedua kelompok
diberikan test akhir atauposttest berupa tes uraian yang terdiri dari 14 butirsoal
yang digunakan untuk mengetahui kecerdasan logika matematika kedua
kelompok.
Sebelum dilakukan tes akhir, instrumen tersebut diuji cobakan
terlebihdahulu kepada sampel yang sudah pernah diajarkan materi perkalian.
Sampel tersebut adalah 25 siswa kelas II di SDN Curug 01 Kota Depok. Setelah
di lakukan uji validitas, daya pembeda, tarafkesukaran dan uji reliabilitas
diperoleh hasil dari 14 butir soal yang diuji cobakan, terdapat 2 butir soal yang
tidak valid. Butir soal yang digunakanadalah butir soal yang valid yaitu 12 butir
soal.
65
66
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelas
eksperimen setelah dilakukan treatment sebanyak 5 kali, maka diperoleh data
sebanyak 20 siswa denganvalid data 20 dan missing data 0, hasil posstest pada
kelas eksperimen berjumlah (sum) 1610. Dengan nilai rata-rata (Mean) yaitu
80,50, dengan nilai tengah (Median) yaitu 84,00 dan modus (Mode) yaitu 75.
Nilai minimal (Minimum) yaitu 31 dan nilai maksimal (Maksimum) yaitu 98.
Dapat dilihat pada lampiran 16. Hasil perhitungan posttest pada kelas
eksperimen,dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
68
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Grafik 4.1
Histogram Hasil PosttestKelas Eksperimen
masing terdapat 1 orang , nilai 73 dan 75 terdapat 4 orang, nilai 83, 85, dan
88, terdapat 7 orang dan nilai 90, 92, 94, dan 98 terdapat 6 orang. Hal ini
membuktikan bahwa banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang
telah ditentukan yaitu 65 yaitu sebanyak 18 siswa yang mendapatkan nilai di
atas KKM. Nilai terendah yang berada di bawah KKM yaitu 31 dan 58. Nilai
tertinggi hanya 1 orang siswa yaitu mendapatkan nilai 98. Distribusi frekuensi
hasil posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 22.
Kelas Eksperimen
N Valid 20
Missing 0
Mean 66,75
Median 67,00
Mode 79
Minimum 29
Maximum 91
Sum 1335
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelas
kontrol diperoleh data sebanyak 20 siswa dengan jumlah data nilai 1335.
Dengan nilai rata-rata (Mean) yaitu 66,75 dengan nilai tengah (Median) yaitu
67,00 dan modus (Mode) yaitu 79. Nilai minimal (Minimum) yaitu 29 dan
nilai maksimal (Maksimum) yaitu 91. Dapat dilihat pada lampiran 17. Hasil
perhitungan posttest pada kelas kontrol, dapat disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut :
70
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
Grafik 4.2
Histogram Hasil PosttestKelas Kontrol
71
90
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 32
72
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan lengkap mengenai
uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Uji normalitas yang digunakan
adalah metode Kolmorogov-Smirnovpada aplikasi SPSSStatisticsversi 19,
kriteria pengujiannya yaitu: Jika signifikansi < 0,05, artinya distribusi data
tidak normal dan jika signifikansi > 0,05, artinya distribusi data normal.
Diukur dengan taraf signifikansi α = 0,05, untuk mengetahui hasil posttest
data normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada
tabel uji normalitas.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji NormalitasPosttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kolmorogov-Smirnov
Statistic Df. Sig. Kesimpulan
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dan kedua kelas tersebut dinyatakan
berdistribusi normal atau tidak, maka selanjutnya dilakukan perhitungan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelas sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One-Way Anova,
dengan bantuan Uji Homogenity of Variances pada One-Way Anova. Kriteria
pengujian yaitu apabila nilai signifikansi kedua kelas < 0,05, maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama
atau tidak homogen dan jika nilai signifikansi > 0,05, maka maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama atau
homogen. Hasil perhitungan ujihomogenitas untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel uji homogenitas.
Pada perhitungan ini peneliti menggunakan SPSS Statistics versi
19,dan dapat dilihat pada lampiran 26 adapun hasil uji homogenitas terdapat
pada tabel berikut:
76
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
kontrol Homogen
3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis ternyata populasi
berdistribusinormal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Pengujiandilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kecerdasan logika
matematika siswa kelas eksperimen yang menggunakan metodebermain
berbantuan alat peraga papan stikpada materi operasi hitung perkalian lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata tes kecerdasan logika
matematika siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan metodebermain
berbantuan alat peraga papan stik pada materi operasi hitung perkalian.
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria
pengujianyaitu, jika signifikansi t-test > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak, jikasignifikansi t-test ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Pada
tarafkepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%.
Pengujian hipotesis posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik. Hal ini dikarenakan hasil
data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Oleh
77
karena itu, penelitian ini menggunakan uji Independent Sample T-Test dengan
bantuan program SPSS Statistic versi 19 dan dapat dilihat pada lampiran 27.
Hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Hasil Uji T-Test Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari
ttabel dengan siginifikansi (0,008 ≤ 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima
dengantaraf signifikansi 5% atau dengan kata lain terdapat pengaruh terhadap
kecerdasan logika matematika siswa. Untuk lebih jelasperhitungan uji t-test
posttest dapat dilihat pada lampiran.
Perbedaan rata-rata dari hasil tes kecerdasan logika matematika siswa
antara kedua kelas tersebut menunjukkan bahwapembelajaran matematika
dengan menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik pada
materi operasi hitung perkalian lebih efektif daripada tanpa menggunakan
materi metode bermain berbantuan alat peraga papan stik pada materi operasi
hitung perkalian. Hal ini didukung pula oleh hasilpengamatan langsung
peneliti selama pembelajaran, pada awal pembelajaransiswa terlihat antusias
dengan alat peraga papan stik. Banyak siswa pada saat pembelajaran terlihat
menggunakan alat peraga papan stik pada saat menghitung, bahkan setelah
pulang sekolah pun mereka masih mencoba untuk menghitung dengan papan
stik.
Pada penelitian ini, lebih tingginya hasil tes kecerdasan logika
matematika siswa yang menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik dibuktikanoleh perbedaan nilai rata-rata dan diperkuat dengan hasil
pengujianhipotesis. Selain itu, pada pelaksanaan kegiatan belajar para siswa
78
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil posttest diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen 80,50
dan kelas kontrol 66,75. Terjadi perbedaan rata-rata tes kecerdasan logika
matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yangdisebabkan adanya
perbedaan perlakuan dalam belajar. Pada kelas eksperimenditerapkan metode
bermain berbantuan alat peraga papan stikdan pada kelas kontrol diterapkan
pembelajaran yang tanpa menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga
papan stik, tetapi dengan menggunakan teknik crossline dan teknik
menghafal.Penelitian ini dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dengan rincian 5
kalipembelajaran dan 1 kali pertemuan tes akhir (posttest) yaitu pada pertemuan
ke-6 Penelitian menggunakan dua kelas yang dijadikan sebagai sampel
penelitianyaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditetapkan sebelum
awalpenelitian dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa sebelum
mendapatkan perlakuan yang berbeda, kedua kelompok memiliki tingkat
kemampuan yang sama. Dan setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka terdapat perubahan yang cukup
signifikan pada kedua kelas tersebut.
Pada gambar 4.2 siswa kelas kelas kontrol sedang mengerjakan LKS
yang diberikan oleh peneliti secara berkelompok. Peneliti memberikan waktu
sekitar 25 menit untuk siswa mengerjakan. Selanjutnya, peneliti dan siswa
melakukan kofirmasi terhadap jawaban yang telah didiskusikan oleh siswa
dengan perwakilan dari setiap kelompok atau seluruh anggota kelompok
menyampaikan jawabannya di depan kelas secara bergantian
Gambar 4.3
Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen
Mempresentasikan Jawaban
Gambar 4.4
Kegiatan Siswa Kelas Kontrol
Mempresentasikan Jawaban
Gambar 4.5
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Kuantitas
Gambar 4.6
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Kuantitas
Dari gambar 4.6 di atas, dapat dilihat contoh dari salah satu
jawaban siswa pada kelas kontrol, dalam menjawab soal indikator
mengenal konsep perkalian yang bersifat kuantitas. Siswa pada kelas
kontrol juga sudah mampu menjawab bentuk suatu perkalian dalam
bentuk gambar menjadi bentuk penjumlahan berulang, juga mengubah
bentuk perkaliannya dengan tepat. Hasil jawaban yang diberikan juga
benar sesuai dengan soal yang telah diberikan.
Berdasakan hal di atas maka di simpulkan bahwa untuk soal
tes kecerdasan logika matematika siswa pada indikator mengenal
konsep perkalian yang bersifat kuantitas, kelas eksperimen dan kelas
kontrol keduanta sudah mampu dalam menjawab soal dengan benar
dan sesusai dengan soal yang telah diberikan.
2) Mengenal konsep perkalian yang bersifat waktu, pada soal tes
kecerdasan logika matematika siswa indikator ini terdapat pada butir
soal nomor 2 yang berisi soal perkalian dalam bentuk soal cerita.
Adapun salah satu contoh jawaban kecerdasan logika siswa pada
indikator ini sebagai berikut:
85
Gambar 4.7
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Waktu
Gambar 4.8
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Mengenal
Konsep Perkalian yang Bersifat Waktu
yaitu tidak di tulis bahwa 35 itu merupakan hasil perkalian dari 5x7
tetapi hanya menjawab hasilnya saja sehingga kelas kontrol hanya
mendapatkan skor 2 karna menjawab soal kurang lengkap dan sangat
terbatas.
Gambar 4.9
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menunjukkan Keterampilan Pemecahan Masalah Secara Logis
Gambar 4.10
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Menunjukkan
Keterampilan Pemecahan Masalah Secara Logis
Sedangkan pada gambar 4.10, dapat dilihat contoh dari salah satu
jawaban soal nomer 3 siswa pada kelas kontrol dapat diketahui bahwa
kelas kontrol juga sudah mampumenunjukkan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan pada soal tersebut, akan tetapi siswa pada
kelas kontrol menjawab soal dengan benar hasilnya. Namun jawaban tidak
lengkap sama seperti soal sebelumnya siswa hanya menjawab hasilnya
saja. Sehingga guru hanya memberikan skor 2 karna menjawab soal
kurang lengkap dan sangat terbatas.
Gambar 4.11
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan
Berdasarkan gambar 4.9 di atas, dapat dilihat contoh dari salah satu
jawaban soal nomor 4 bagian a siswa pada kelas eksperimen dalam
menjawab soal indikatormemahami pola-pola dan hubungan-hubungan.
Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan perkalian serta
sudahmemahami pola-pola dan hubungan-hubungan pada perkalian dalam
bentuk penjumlahan berulang. Siswa pada kelas eksperimen dalam
mengoperasikan perkalian kedalam bentuk penjumlahan berulang sudah
benar dan hasilnya sudah sesuai dengan soal yang diberikan.
Gambar 4.12
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Memahami
Pola-pola dan Hubungan-hubungan
Sedangkan pada gambar 4.12, dapat dilihat contoh dari salah satu
jawaban soal nomer 4 bagian a siswa pada kelas kontrol, dapat diketahui
bahwa siswa tersebut masih salah dalam mengubah bentuk
penjumlahanberulang dari soal bentuk perkalian, hal tersebut dapat dilihat
padajawaban diatas dengan menjawab 7× 9 = 63 dari
89
Gambar 4.13
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator
Menggambarkan Informasi Visual dalam Bentuk Grafik (Gambar)
90
Berdasarkan gambar 4.13 di atas, dapat dilihat contoh dari salah satu
jawaban siswa pada kelas eksperimen dalam menjawab soal indikator
informasi visual dalam bentuk grafik (Gambar). Siswa sudah mampu
menjawab pertanyaan perkalianserta sudah mampu menggambar perkalian
dalam bentuk papan stik dengan benar dan lengkap.Hasil jawabannya juga
sudah sesuai dengan soal yang telah di berikan.
Gambar 4.14
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Menggambarkan
Informasi Visual dalam Bentuk Grafik (Gambar)
kecerdasan logika matematika siswa pada materi operasi hitung perkalian kelas II
SDN 01 Curug Kota Depok. Hal tersebut dapat diketahui dari perbedaan hasil
rata-rata nilai akhir (Posttest) siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah diberikan perlakuan yang berbeda, seperti yang terdapat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.12
Rata-rata Hasil Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Posttest
Eksperimen 80,50
Kontrol 66,75
14
12
10
8
Kelas Eksperimen
6
Kelas Kontrol
4
0
0-20 21-40 41-60 61-80 81-100
Grafik 4.3
Histogram Nilai Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dapat diketahui dari tabel 4.12 dan diperjelas dengan grafik 4.3,
terdapat perbedaan nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen sebesar 80,50
yang lebih besardari pada nilai posttest siswa kelas kontrol yaitu sebesar 66,75.
92
Perbedaan hasil tes kecerdasan logika matematika siswa yangterjadi antara kelas
eksperimen dan kontrol bukanlah suatu kebetulan,akan tetapi perbedaan tersebut
disebabkan oleh perlakuan guru dalam menggunakan metode bermain berbantuan
alat peraga papan stik selama proses pembelajaran padakelas eksperimen dan
pada kelas kontrol dengan menggunakanpembelajaran kooperatif tanpa
menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik.
Hal tersebut juga telah dibuktikan oleh pengujian hipotesis
yangmenyatakan bahwa nilai t sebesar 0,008 dengan taraf signifikansi 0,05.Selain
itu, dalam penelitian ini juga dilakukan perhitungan uji pengaruh (Effect Size)
dengan perolehan nilai d = 0,733 yang berarti berada pada tingkatpengaruh yang
sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bermain
berbantuan alat peraga papan stik mempunyai pengaruh yang positif terhadap tes
kecerdasan logika matematika siswa di kelas II SDN Curug 01 Kota Depok.
Hasil dari nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen 80,50,
sedangkan pada kelas kontrol hanya sebesar 66,75. Data tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik memiliki
pengaruh terhadap kecerdasan logika matematika siswa. Kecerdasan logika
matematika sangatlah penting dalam proses pembelajaran matematika, Sesuai
dengan penelitian Anita Safitri mengatakan “menurut Hudojo bahwa terdapat
hubungan antara kecerdasan dengan proses dalam belajar matematika.” 91 Dalam
penelitian anita safitri juga di jelaskan bahwa “kecerdasan logika-matematika
adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan matematika sebagai solusinya. Selain itu, hasil penelitian yang
diperoleh juga sejalan dengan pendapat tersebut, Adi W. Gunawan menyatakan,
“salah satu ciri dari orang yang memiliki keunggulan dalam kecerdasan logika-
matematika adalah menyukai pelajaran matematika.” 92 Oleh karena itu
berdasarkan pendapat tersebut maka sangatlah penting kecerdasan logika
91
Anita Safitri. Hubungan Antara Kecerdasan Logika-Matematika dengan Kedisiplinan
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus III Kecamatan Pengasih Tahun Ajaran 2013-
2014. Skripsi pada Jurusan PGSD UNY (Yogyakarta : 2014) h. 74. Dipublikasikan
92
Ibid
93
berfungsi untuk memahami konsep abstrak pada materi operasi hitung perkalian.
Hal itu senada dengan teori belajar matematika menurut Brunner yang
menyatakan bahwa, belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran
diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur yang termuat dalam pokok bahasan
yang diajarkan dan dengan menggunakan alat peraga serta diperlukannya
keaktifan siswa tersebut.95
Selama peneliti melakukan pembelajaran di kelas eksperimen, peneliti
mengamati bahwa penggunaan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik
pada materi perkalian dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran, karena
selama pembelajaran peneliti mengobservasi aktivitas belajar siswa di dalam
kelompok. Pembelajaran yang membuat siswa aktif dikarenakan penggunaan
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik dapat menarik minat belajar
siswa karena ada unsur benda kongkret dengan warna-warni, penggunaannya
yang sederhana dan mudah (tidak rumit). Dalam diskusi saat mengerjakan LKS,
siswa berdiskusi dengan aktif dan mengerjakan soal secara besama-sama. Siswa
juga tidak perlu menghafal dalam menyelesaikan perhitungan perkalian,
meskipun dalam perkalian dasar sekalipun. Hal itu memiliki pengaruh yang
positif terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berbeda dengan
pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol. Siswa cenderung tidak aktif
berdiskusi dan beberapa siswa berkeinginan untuk mengerjakan LKS secara
individu. Hasil pengamatan tersebut, sesuai dengan pendapat Hurlock bahwa
terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, diantaranya
adalah ontogenik yaitu fungsi eksternal yang berkembang dari hasil proses
belajar, latihan, pengalaman, dan lainnya seperti menulis, membaca, dan
menghitung.96
Jadi dalam pembelajaran yang dilakukan harus memberi latihan dan
pengalaman yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik peserta
95
Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h.1
96
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, op.cit., h. 60.
95
didik yang dapat berkembangnya kecerdasan peserta didik secara optimal seperti
melakukan pembelajaran dengan metode bermain berbantuan alat peraga papan
stik yang dapat mengembangkan pengalaman proses belajar siswa menjadi lebih
bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Baltes yang menyatakan bahwa
perkembangan manusia disertai 2 hal kejadian yaitu prinsip memperoleh sesuatu
dan prinsip kehilangan sesuatu, prinsip memperoleh sesuatu disini di maksud
perkembangan manusia yang di tandai dengan adanya peningkatan kompetensi,
kemampuan, pengalaman, pengetahuan, sehingga seseorang dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuannya tersebut.97
Terdapatnya perbedaan dari rata-rata nilai posttest siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini disebabkan oleh pengalaman
yang didapatkan oleh kedua kelas berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan
pembelajaran yang menggunakan metode bermain berbantuan alat peraga papan
stik, sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran tetap dengan
menggunakan teknik hafalan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari
Croncbach dalam Riyanto yang menyatakan bahwa “belajar itu merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Croncbach bahwa
belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan
pancaindera. Dengan kata lain bahwa belajar adalah sesuatu cara mengamati,
membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti
arah tertentu98.
Penjelasan dari hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian-penelitian
yang telah di lakukan terdahulu mengenai kecerdasan logika matematika siswa,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Dwi Apriliyani yang berjudul
“Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Media Celemek
Hitung pada Kelompok B di TK Pertiwi Sidowarno II Wonosari Klaten Tahun
Ajaran 2014-2015.” Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu
97
Ibid. h. 44
98
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2009), Cet ke-1, h. 5
96
99
Dwi Apriliyani. Op.Cit
100
Arini Olivia Zaque. Pengaruh Metode Permainan Matematika Terhadap Peningkatan
Kecerdasan Logis Matematis Siswa Kelas VII Pada Materi Segitiga dan Segiempat di Mts Nu
Serangan Bonang Demak Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Ilmu Pendidikan Matematika
Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang. (Semarang: 2014). dipublikasikan
97
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, menunjukkanbahwa
terdapat pengaruh penggunaan metode bermain berbantuan alat peraga papan stik
terhadap kecerdasan logika matematika siswa di kelas II SDN Curug 01 Kota Depok.
Hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis posttest yangmendapatkan nilai t sebesar
0,008 dengan taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
satu (H1) diterima. Selain itu, nilai rata-rata posttest menunjukkan bahwa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yakni sebesar 80,50 untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebesar 66,75.
Penelitian ini juga dilakukan perhitungan uji pengaruh (Effect Size) dengan
perolehan nilai d = 0, 733 yang berarti berada pada tingkat pengaruh yang sedang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bermain berbantuan alat
peraga papan stik mempunyai pengaruh yang sedang terhadap kecerdasan logika
matematika matematis siswa di kelas II SDN Curug 01 Kota Depok.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV,maka
implikasi dari hasil-hasil tersebut dapat dikemukakan sebagaiberikut:
1. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika siswa agar dapat
berkembang dengan optimal pada materi operasi hitung perkalian siswa dapat
difasilitasi dengan menggunakan metode yang menyenangkan dan
menggunakan alat peraga yang menarik seperti metode bermain dengan
berbantuan alat peraga papan stik.
2. Pemilihan alat peraga yang tepat dapat berpengaruh terhadappencapaian
kecerdasan logika matematika siswa. Untuk pelajaran matematikapada materi
operasi hitung perkalian terdapat perbedaan hasilkecerdasan logika
matematikaoperasi hitung perkalian yangpembelajarannya menggunakan alat
98
99
C. Saran
Penelitian pengaruh pembelajan dengan menggunakan metode bermain
berbantuan alat peraga papan stik terhadap kecerdasan logika matematika siswa
operasi hitung perkalian siswa sekolah dasar. Meskipun mendapatkan hasil yang
memuaskan, namun pada dasarnya masih mempunyai keterbatasan penelitian.
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang lebih sempurna maka diperlukan
penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang dengan memperhatikan
saran-saran berikut ini :
1. Guru yang hendak menerapkan alat peraga papan stik dalam
prosespembelajarannya diharapkan dapat mendesain pembelajaran
secaraefektif sehingga pembelajaran dapat selesai tepat waktu dan efisien.
Selain itu guru yang akan menerapkan alat peraga papan stik ini bisa bekerja
sama dengan siswa untuk membuat alat peraga papan stik yang lebih
sederhana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan membuat
100
alat peraga papan stik maka setiap siswa akan mempunyai papan stik tersebut
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan akan membuat siswa memahami
materi perkalian dengan bermain menggunakan alat peraga papan stik
tersebut.
2. Dengan adanya keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, sebaiknya
dapat dilakukan penelitian lanjutan bagi peneliti lainnya tentang penggunaan
metode bermain berbantuan alat peraga papan stik pada materi operasi hitung
perkalian untuk mengukur aspek kecerdasan logika matematika yang lain atau
tingkatan sekolah yang berbeda.
101
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
105
Lampiran 2
106
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidika : SDN Curug 01 Kota Depok
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : II/ II
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru meminta
kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan kelas
Kelompok lain mengomentari hasil presentasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
akan mengajukan pertanyaan
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
109
66 – 80 B B (Baik)
51 – 65 C C (Cukup)
0 – 50 D K (Kurang)
110
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui mengamati penjelasan guru, siswa mampu melakukan perkalian 1
sampai 5 dengan tepat.
2. Melalui metode bermain dan penugasan, siswa mampu menghitung operasi
perkalian 1 sampai 5 menggunakan papan stik dengan teliti dan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian 1 sampai 5
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
2. Teknik : Crossline
3. Metode pembelajaran : Bermain, Penugasan, Tanya jawab, dan diskusi
111
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa mampu melakukan perkalian 6
sampai 10 dengan tepat.
2. Melalui metode bermain dan penugasan, siswa mampu menghitung operasi
perkalian 6 sampai 10 menggunakan papan stik dengan teliti dan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian 6 sampai 10
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Realistik Mathemathics Education (RME)
2. Teknik : Crossline
3. Metode pembelajaran : Bermain, Penugasan, Tanya jawab, Diskusi, dan
Cerdas Cermat.
115
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara kontekstual
pada kehidupan sehari-hari dari pelajaran yang
telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
117
D. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu:
1. Dengan mengamati penjelas guru, siswa mampu melakukan perkaliansampai
5 dalam bentuk soal cerita dengan tepat.
2. Melalui metode bermain dan penugasan, siswa mampu memecahkan
permasalahan dalam perkalian 1 sampai 5 dalam bentuk soal cerita
menggunakan papan stik dengan teliti dan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian 1 sampai 5 dalam bentuk soal cerita
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Snowball Throwing
2. Teknik : Crossline
3. Metode pembelajaran : Bermain, Penugasan, Tanya jawab, dan Diskusi.
119
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru
meminta kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas
Kelompok lain mengomentari hasil presentasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang akan mengajukan pertanyaan
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan dengan menceritakan
sebuah permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan perkalian.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara
kontekstual pada kehidupan sehari-hari dari
pelajaran yang telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan 15 menit
dari materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa
bersama
Penilaian :
Skor maksimal : 100 ( satu soal bernilai 25)
Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Panduan Konversi Nilai:
D. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu:
1. Dengan mengamati penjelas guru, siswa mampu melakukan perkalian 6
sampai 10 dalam bentuk soal cerita dengan tepat.
2. Melalui metode bermain, siswa mampu memecahkan permasalahan dalam
perkalian 6 sampai 10 dalam bentuk soal cerita menggunakan papan stik
dengan teliti dan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian 6 sampai 10 dalam bentuk soal cerita
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Kooperatif tipe Student Team AD
2. Teknik : Crossline
3. Metode pembelajaran : Bermain, Penugasan, Tanya jawab, dan Diskusi.
123
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru meminta
kepada perwakilan kelompok untuk membacakan
jawaban LKS yang telah di kerjakan
Siswa mempresentasikan jawabannya
Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara kontekstual
pada kehidupan sehari-hari dari pelajaran yang
telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
Penilaian :
Skor maksimal : 100 ( satu soal bernilai 25)
Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Panduan Konversi Nilai:
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SDN Curug 01 Kota Depok
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : II/ II
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan perkalian
sebagai penjumlahan berulang dengan baik dan tepat.
2. Melalui metode make a match, siswa mampu menguraikan bentuk perkalian
menjadi penjumlahan berulang dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian dalam bentuk penjumlahan berulang
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Kooperatif tipe Make a Match
2. Metode pembelajaran : Penugasan, Tanya jawab, dan Diskusi
127
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru
meminta kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas
Kelompok lain mengomentari hasil presentasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang akan mengajukan pertanyaan
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan 15 menit
dari materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa
bersama
I. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Instrumen/soal : soal dalam bentuk LKS (terlampir)
Penilaian :
Skor maksimal : 100 ( satu soal bernilai 25)
Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Panduan Konversi Nilai:
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru
memanggil salah satu nomor pada setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas
Kelompok lain mengomentari hasil presentasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
akan mengajukan pertanyaan
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara kontekstual
pada kehidupan sehari-hari dari pelajaran yang
telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah dipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan perkalian 6
sampai 10 dengan benar
2. Melalui teknik crossline, siswa mampu menghitung operasi perkalian 6
sampai 10 dengan teliti dan tepat
E. Materi Pembelajaran
1. Perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
2. Perkalian 6 sampai 10
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Kooperatif tipe Student Team Learning (STL)
2. Teknik : Crossline
3. Metode pembelajaran : Penugasan, Tanya jawab, dan diskusi.
135
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru meminta
kepada perwakilan kelompok untuk membacakan
jawaban LKS yang telah di kerjakan
Siswa mempresentasikan jawabannya
Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara kontekstual
pada kehidupan sehari-hari dari pelajaran yang
telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
Penilaian :
Skor maksimal : 100 ( satu soal bernilai 25)
137
G. Langkah-langkah Pembelajaran
139
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru meminta
kepada perwakilan kelompok untuk membacakan
jawaban LKS yang telah di kerjakan
Siswa mempresentasikan jawabannya
Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara kontekstual
pada kehidupan sehari-hari dari pelajaran yang
telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan dari 15 menit
materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama
5
Guru meminta siswa agar dapat megerjakan
tugas secara berkelompok
Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru
meminta kepada perwakilan kelompok untuk
membacakan jawaban LKS yang telah di
kerjakan
Siswa mempresentasikan jawabannya
Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan singkat tentang
materi yang diajarkan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak bisa di pahami
Guru memberikan penjelasan secara
kontekstual pada kehidupan sehari-hari dari
pelajaran yang telah dibahas
Penutup Siswa bersama guru melakukan kesimpulan 15 menit
dari materi yang telah ipelajari
Siswa menutup pelajaran dengan
berdoabersama
I. Penilaian Pembelajaran
145
Lampiran 5
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
Lampiran 6
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
173
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
174
Lampiran 9
Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
175
Lampiran 10
Hasil Uji Daya Pembeda Tes Kecerdasan Logika Matematika Siswa
176
Lampiran 11
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika pada Materi
Perkalian Kelas II SD.
Lampiran 12
Tabel 3.4
Kriteria Penskoran Tes Kecerdasan Logika Matematika
pada Materi Perkalian Kelas II SD.
Lampiran 13
Instrumen Tes Kecerdasan Logika Matematika
180
181
182
Lampiran 14
Kunci Jawaban Tes Kecerdasan Logika Matematika Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Butir Soal Jawaban
1 (a) 4+4+4
= 3 x 4 = 12
1 (b) 2+2+2+2
=4x2=8
1 (c) 6+6+6+6
= 4 x 6 = 24
2 5 kali sehari x 7 hari
5 x 7 = 35
Jadi, umat muslim sholat selama seminggu sebanyak 35 kali
3 2 keranjang ( 4 apel + 3 jeruk)
2 x ( 4 + 3 ) = 2 x 7 = 14
4 (a) 7 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9 = 63
4 (b) 6 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 = 48
4 (c) 5 x 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 50
5 n = 2 hasil perkaliannya yaitu 10 x 6 = 60
6 (a) 4 papan x 6 Stik =
6 + 6 + 6 + 6
= 24
4 + 4 + 4
= 12
7 + 7
= 14
183
Lampiran 15
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Lampiran 16
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklist √ untuk setiap deskriptor yang nampak
Kriteria Penskoran :
• Skor 1 diberikan jika X ≤ 20%
• Skor 2 diberikan jika 20% < X ≤ 40%
• Skor 3 diberikan jika 40% < X ≤ 60%
• Skor 4 diberikan jika 60% ≤ 80%
• Skor 5 diberikan jika X > 80%
Dengan X adalah banyaknya siswa yang aktif melakukan pembelajaran dengan alat
peraga papan stik.
Kualitas :
• 1 = sangat kurang; • 4 = baik
• 2 = kurang; • 5 = baik sekali
• 3 = cukup;
Skor
No. Aspek yang di nilai Skor
Indikator
1 2 3 4 5
1. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat
peraga Papan Stik
a. Siswa menggunakan alat peraga sesuai cara-
cara yang telah guru ajarkan
b. Siswa mengetahui cara penggunaan alat
peraga papan stik untuk mengaitkan konsep
perkalian yang merupakan penjumlahan
berulang
2. Kemampuan siswa memecahkan masalah
185
Keterangan :
Lampiran 17
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 18
Nilai Tertinggi Posttest Kelas Eksperimen
198
199
200
Lampiran 19
Nilai Terendah Posttest Kelas Eksperimen
201
202
203
Lampiran 20
Nilai Tertinggi Posttest Kelas Kontrol
204
205
206
Lampiran 21
Nilai Terendah Posttest Kelas Kontrol
207
208
209
Lampiran 22
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
210
Lampiran 23
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
211
Lampiran 24
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
212
Lampiran 25
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
213
Lampiran 26
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
214
Lampiran 27
Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
215
Lampiran 28
Perhitungan Uji Effect SizePosttest
216
Lampiran 29
217
218
219
220
221
222
223
Lampiran 30
Dokumentasi
224
Lampiran 31
225
226
227
TENTANG PENULIS
11November1995. Peneliti
delapanbersaudara. Beralamat di
Ibtidaiyah (PGMI).
228