Anda di halaman 1dari 295

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON

MATEMATIKA (DAKOTA) TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas IV SD Negeri Cogreg 01,


Ciseeng – Gn. Kapur, Parung – Bogor)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
ASEP HIDAYAT
NIM: 1112018300036

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
ABSTRAK

ASEP HIDAYAT (NIM: 1112018300036). Pengaruh Penggunaan Alat


Peraga Dakon Matematika (Dakota) terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa. Skripsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga
Dakota terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Dakota
merupakan salah satu alat peraga matematika untuk materi KPK dan FPB yang
menggabungkan antara permainan tradisional dakon dan pembelajaran
matematika. Dakota memiliki bentuk yang berbeda dengan dakon yang digunakan
sebagai permainan tradisional pada umumnya. Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Cogreg 01 tahun ajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen semu (Quasi Exsperimental) dengan rancangan penelitian
Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas
kelas eksperimen yang berjumlah 37 siswa dan kelas kontrol yang berjumlah 36
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan
menggunakan alat peraga Dakota memperoleh nilai rata-rata hasil belajar
matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajar tanpa menggunakan alat peraga Dakota. Selain itu, berdasarkan hasil
perhitungan uji pengaruh (effect sizes) dengan menggunakan rumus perhitungan
Cohen’s d, diperoleh nilai effect sizes (d) sebesar 0,5. Nilai effect sizes yang
diperoleh menginterpretasikan bahwa penggunaan alat peraga Dakota memiliki
pengaruh dalam kategori yang sedang. Dengan demikian, ini menunjukkan
terdapat pengaruh yang baik dari penggunaan alat peraga Dakota terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Cogreg 01.

Kata Kunci: Dakota, Pembelajaran KPK dan FPB, Hasil Belajar Matematika,
Eksperimen Semu.

i
ABSTRACT

ASEP HIDAYAT (NIM: 1112018300036). Influence Props Dakon


Mathematics (Dakota) for to Result of Students Math. Skripsi. Departement of
Government Elementary School Teacher Education (Primary Education), Faculty
of Tarbiyah and Teaching Science (FITK), State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta, in 2016.

The purpose of this research is to recognize the effect of the use of props Dakota
on the results of students' mathematics learning on the subject of the Least
Common Multiple (LCM) and the Greatest Common Factor (GCF). Dakota is one
of the props of mathematics for the Least Common Multiple (LCM) and the
Greatest Common Factor (GCF) material that combines traditional game dakon
and learning of mathematics. Dakota has a different shape with dakon used as
traditional games in general. The research is held in SD Negeri Cogreg 01
academic year 2016/2017. The method of research is using by quasi-experimental
with the research design Nonequivalent Control Group Designs. The example in
this research consisted of experimental classes totaling 37 students and control
classes totaling 36 students. The results showed that students which taught using
props Dakota obtain an average value of mathematics learning outcomes are
higher compared with the results of learning math students taught without using
props Dakota. In addition, based on the results of test calculations the effect
(effect sizes) using Cohen's d calculation formula, the value of effect sizes (d) of
0.5. Values obtained interpret has effect sizes that use props Dakota has influence
in the medium category. Thus, it shows that there is a good influence on the use of
props Dakota on learning outcomes mathematics fourth grade students SD Negeri
Cogreg 01.

Keywords: Dakota, Learning LCM and GCF, Results Learning Mathematics,


Quasi-Experimental

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala piji bagi Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat, hidayah, serta kuasa-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir nanti.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Selama proses penulisan dan penyelesaian skripsi ini
penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, dukungan, bantuan, dan
kerjasama dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhigga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag. Beserta staff dan jajarannya.
3. Dosen Pembimbing Akademik (PA), Dindin Ridwanuddin, M.Pd. yang
senantiasa memberikan arahan, saran serta bimbingan.
4. Dosen pembimbing skripsi, Dr. Tita Khalis Maryati, S.Si., M.Kom. dan Fery
Muhamad Firdaus, M.Pd. yang telah membimbing dan meluangkan waktu,
tenaga serta pikirannya disela-sela kesibukan yang cukup padat untuk
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguuruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjalankan
perkuliahan.
6. Kepala SD Negeri Cogreg 01, dewa guru, staff serta siswa-siswi dimana
tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian.
7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, yang telah

iii
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman berbagai
literatur yang dibutuhkan.
8. Teristimewa dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan
rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis tercinta Bapak
Muhamad dan Ibu Umsiah, semoga sehat, panjang umur, dan selalu
senantiasa dalam lindungan, karunia, dan kasih sayang-Nya.
9. Kakak yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan,
semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan pendidikan S1 ini. Teristimewa
untuk Teh Evie, yang dengan sabar membantu penilis dalam menjaga dan
menjalankan usaha.
10. Keponakan, Nabilla Aliya Rahma, M. Zacky Alwan, M. Rizqi Maulana, dan
Sidqia Kahirun Nissa yang senantiasa memberikan canda dan tawa dikala
penulis merasakan kejenuhan.
11. Dewan guru SMK YAPIA Parung yang selalu memberikan semangat kepada
penulis selama menjalankan pendidikan, khususnya kepada: A.Roup Rahman,
M.Pd., Hamdah Jubaedah, S.Pd.I., Nursaidah, S.EI., Cahyadi, S.Si.,MM., Sri
Sumarni, S.Pd., Nia Handayani, S.Pd., Nani Sari Wahyuni, SE., Muchlis
Saeful, SE, dan Budi Wibowo, A.Md.
12. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) 2012, teristimewa untuk PGMI A‟12. Semoga tali silaturahmi kita
selalu terjalin dengan baik.
13. Seluruh reseler/downline Asep Celuller, yang telah setia bergabung dan
bekerjasama hingga saat ini.
14. Sahabat. Zezen Syukrillah, Andrey, Didit Andriyan, Abdul Hakim, Tita
Nurlita Sari, Yuliyana, Junaedi, dan Hans Hermawan yang senantiasa
memberikan semangat, saran, serta canda dan tawa disetiap kesempatan.
Semoga tali persahabatan dan silatuhrami kita selalu terjalin dengan baik.
Sehat, semangat, dan sukses juga untuk kalian.
Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selalu

iv
diberikan kesehatan, umur yang panjang, kelancaran, serta selalu dalam lindungan
dan karunia-Nya dalam menjalankan kegala aktivitas.Aamiin.
Akhir kata, besar harapan penulis semga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umunya.

Jakarta, Oktober 2016


Penulis

Asep Hidayat

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
1. Kajian Teori tentang Alat Peraga .............................................. 7
a. Pengertian Alat Peraga ............................................................. 7
b. Permainan Tradisional Dakon ................................................. 10
c. Konsep KPK dan FPB ............................................................. 13
2. Kajian Teori tentang Hasil Belajar Matematika ..................... 15
a. Pembelajaran Matematika di Jenjang Pendidikan Dasar ......... 15
b. Pengertian dan Karakteristik Matematika ............................... 17
c. Hasil Belajar Matematika ........................................................ 21
B. Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 33

vi
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 34
B. Metode Penelitian ............................................................................ 34
C. Variabel Penelitian .......................................................................... 35
D. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 36
1. Instrumen Tes ............................................................................... 36
2. Instrumen Non Tes ....................................................................... 38
G. Analisis Instrumen .......................................................................... 38
1. Uji Validitas .................................................................................. 39
2. Reliabilitas Instrumen ................................................................... 40
3. Taraf Kesukaran Soal ................................................................... 41
4. Daya Beda Soal ............................................................................ 42
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 45
1. Analisis Data Tes ........................................................................ 45
a. Pengujian Prasyarat Analisis Data ........................................... 45
1) Uji Normalitas ..................................................................... 45
2) Uji Homogenitas ................................................................. 47
b. Pengujian Hipotesis ................................................................. 48
2. Uji Pengaruh (Effect Sizes) ........................................................ 50
3. Analisis Data Non Tes ................................................................ 51
I. Hipotesis Statistik ............................................................................ 51
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 52
1. Hasil Belajar Matematika Pre test ................................................ 52
2. Hasil Belajar Matematika Post test .............................................. 52
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Matematika ............................... 53
a. Hasil Pre test dan Post test ...................................................... 53
b. Kemampuan Jenjang Kognitif ................................................. 54

vii
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Data Pre Test .............................................................................. 55
a. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................... 55
1) Normalitas ........................................................................... 55
a) Kelas Eksperimen ........................................................... 55
b) Kelas Kontrol ................................................................. 56
2) Homogenitas ....................................................................... 56
b. Pengujian Hipotesis Data Pre Test .......................................... 57
2. Data Post Test .............................................................................. 57
a. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................... 57
1) Normalitas ........................................................................... 57
a) Kelas Eksperimen ........................................................... 57
b) Kelas Kontrol ................................................................. 58
2) Homogenitas ....................................................................... 58
b. Pengujian Hipotesis Data Post Test ......................................... 59
c. Uji Pengaruh (Effect Sizes) ...................................................... 59
d. Hasil Angket Respon Siswa ..................................................... 60
C. Hasil dan Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................. 61
1. Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB ......................... 61
2. Desain Alat Peraga Dakota ........................................................... 62
3. Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga Dakota ............ 67
4. Hasil Belajar ditinjau dari Jenjang Kognitif ................................. 74
5. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 77
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 79
B. Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian ....................................................... 35


Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen .......................................................................... 37
Tabel 3.3 Validitas Soal ................................................................................ 40
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen .................................. 41
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Soal .................................................... 42
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................... 42
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda .......................................... 43
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Beda Soal ............................................................. 44
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Hasil Belajar
Matematika Siswa ........................................................................ 44
Tabel 3.10 Interpretasi Nilai Effect Sizes ........................................................ 50
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................ 52
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ......................................................................... 53
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pre test dan Post test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ......................................................................... 54
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre test .............. 56
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pre test ............................... 56
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis (Uji T) Pre Test ........................ 57
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ............ 58
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Post Test ............................ 58
Tabel 4.9 HasilPerhitungan Uji Hipotesis (Uji T) Post Test ........................ 59
Tabel 4.10 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan
Alat Peraga Dakota ....................................................................... 60
Tabel 4.11 Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa ................................... 61

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anak-anak yang sedang Bermain Dakon ................................... 11


Gambar 2.2 Papan dan Biji Dakon pada Umumnya ...................................... 12
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir .......................................................... 32
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pre test dan Post test Jenjang Kognitif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................ 54
Gambar 4.2 Papan Dakota Tampak Luar ....................................................... 62
Gambar 4.3 Papan Dakota Tampak Dalam .................................................... 63
Gambar 4.4 Biji Dakon .................................................................................. 63
Gambar 4.5 Siswa Menggali Informasi Materi yang dipelajari
secara Individu ........................................................................... 68
Gambar 4.6 Siswa Berlatih Menggunakan Alat Peraga Dakota .................... 69
Gambar 4.7 Contoh Hasil Kerja Individu (LKS) ........................................... 69
Gambar 4.8 Perwakilan Siswa Mengerjakan Soal di depan Kelas ................ 70
Gambar 4.9 Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi
Kelipatan Persekutuan (1) .......................................................... 71
Gambar 4.10 Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi
Kelipatan Persekutuan (2) .......................................................... 72
Gambar 4.11 Contoh Hasil Jawaban Siswa Menentukan KPK ....................... 72
Gambar 4.12 Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi
Faktor Suatu Bilangan ................................................................ 73
Gambar 4.13 Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi
Faktor Persekutuan ..................................................................... 73
Gambar 4.14 Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Menentukan FPB ............ 74
Gambar 4.15 Bentuk Soal Jenjang C1 ............................................................. 75
Gambar 4.16 Bentuk Soal Jenjang C2 ............................................................. 75
Gambar 4.17 Bentuk Soal Jenjang C3 ............................................................. 76
Gambar 4.18 Bentuk Soal Jenjang C4 ............................................................. 77

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol
Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV
Sebelum Uji Validitas
Lampiran 10 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV Sebelum
Uji Validitas
Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV
Sebelum Uji Validitas
Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV
Setelah Uji Validitas
Lampiran 13 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV Setelah
Uji Validitas
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV
Setelah Uji Validitas
Lampiran 15 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV Pre
test dan Post test
Lampiran 16 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV Pre test
dan Post test
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Matematika Kelas IV
Pre test dan Post test
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Lampiran 20 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda

xi
Lampiran 21 Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran
Lampiran 22 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Uji Instrumen
Lampiran 23 Daftar Nilai Pre test Kelas Eksperimen
Lampiran 24 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Lampiran 26 Daftar Nilai Pre test Kelas Kontrol
Lampiran 27 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
Lampiran 29 Perhitungan Uji Homogenitas Pre test
Lampiran 30 Perhitungan Uji T Pre test
Lampiran 31 Rekapitulasi Perhitungan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol (Pre test)
Lampiran 32 Daftar Nilai Post test Kelas Eksperimen
Lampiran 33 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Lampiran 34 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Lampiran 35 Daftar Nilai Post test Kelas Kontrol
Lampiran 36 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Lampiran 37 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
Lampiran 38 Perhitungan Uji Homogenitas Post test
Lampiran 39 Perhitungan Uji T Post test
Lampiran 40 Perhitungan Uji Pengaruh (Effect sizes)
Lampiran 41 Rekapitulasi Perhitungan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol (Post test)
Lampiran 42 Angket Respon Siswa
Lampiran 43 Rekapitulasi Angket Siswa
Lampiran 44 Uji Referensi

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata
pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika
diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.1 Hal ini dilakukan untuk
membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pentingnya mempelajari matematika
ini juga dapat terliat dari jumlah alokasi waktu jam pelajarannya yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan bidang studi lain.
Matematika mempelajari kajian yang abstrak atau objek dari matematika
adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, dalam hal ini dapat diartikan
bahwa objek matematika tidak mudah diamati dan dipahami dengan panca indera.
Dengan demikian, tidak mengherankan jika matematika tidak mudah dipahami
oleh sebagian siswa, khususnya siswa tingkat sekolah dasar (MI/SD). 2 Hal ini
dikarenakan siswa usia MI/SD umumnya masih berada pada tingkat operasional
konkrit artinya siswa belum mampu berpikir secara formal.
Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, seorang guru harus mampu
menemukan cara terbaik dalam menyampaikan konsep matematika yang
diajarknnya. Namun, kenyataannya hingga saat ini masih ada guru yang
memberikan konsep-konsep matematika sesuai jalan pikirannya, tanpa
memperhatikan bahwa jalan pikiran siswa berbeda dengan jalan pikiran orang
dewasa dalam memahami konsep matematika yang abstrak. Selain itu, cara guru
dalam menyampaikannya pun masih menggunakan metode ceramah konvensional

1
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), edisi pertama, h.183
2
Siti Annisah, Alat Peraga Pembelajaran Matematika, Jurnal Tarbawiyah Vol. 11 No.1
Edisi Januari-Juli 2014.h.1
(http://stainmetro.ac.id/e-journal/index.php/tarbawiyah/article/view/297/283)

1
2

dan tidak menggunakan alat peraga dengan sejumlah alasannya. Keadaan seperti
ini diindikasikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar matematika siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas yang
dilakukan peneliti terkait pembelajaran dan hasil belajar matematika kelas IV di
SD Negeri Cogreg 01 pada hari Selasa, 01 Desember 2015 diperoleh informasi
sebagai berikut: Pertama, proses pembelajaran matematika masih berlangsung
secara klasikal, dimana guru menyampaikan materi dengan model pembelajaran
langsung (direct instruction) sehingga guru lebih berperan aktif dalam proses
pembelajran, sedangkan siswa hanya menerima informasi yang disampaikan guru,
sehingga siswa bersifat pasif yang menimbulkan rasa jenuh dan bosan dalam diri
siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Kedua, guru tidak menggunakan
media/alat peraga dalam proses pembelajaran, khususnya pada pokok pembahasan
KPK dan FPB guru hanya mengajarkan dengan cara-cara yang sudah ada
sebelumnya, ini mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan
oleh guru dengan baik serta tidak adanya interaksi antar siswa selam proses
pembelajaran. Ketiga, masih terdapt siswa yang menganggap mata pelajaran
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit, banyak hafalan rumus dan
membosankan. Keempat, nilai/hasil belajar matematika masih rendah, ini dapat
dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang masih di bawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri
Cogreg 01 perlu adanya evaluasi guna meningkakan hasil belajar matematika
siswa.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas yakni
dengan menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga ini bertujuan untuk
mengkongkritkan hal yang masih abstrak pada benak siswa, sehinga dapat dengan
mudah diterima siswa. Ini sejalan dengan pendapat Yunus (1942:78) dalam
bukunya Attar biyatu Watta’liim yang dikutip oleh Azhar Arsyad
mengungkapkan, “Bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya
bagi indera dan lebih dapat lebih menjamin pemahaman, orang yang
3

mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamanya dan lamanya bertahan


apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat
dan mendengarnya”.3 Selain itu, berdasarkan kerucut pengalaman (Cone of
Experience) Edgar Dale pemerolehan hasil belajar pengalaman langsung oleh
siswa (what they do) memiliki presentease sebesar 90%.4 Hal ini juga di kuatkan
dengan pendapat yang diungkapkan oleh James L. Mursell yang menyatakan
bahwa belajar yang sukses (successful learning) adalah belajar dengan mengalami
sendiri.5
Salah satu alternatif alat peraga yang dapat digunakan dalam pengajaran
Kelipatan Perskutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
adalah dengan menggunakan alat peraga Dakon Matematika (Dakota). Dakota
adalah suatu inovasi baru sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Alat peraga ini pertama kali dibuat dan digunakan oleh Slamet, salah seorang
pengajar di SD Negeri Tuyuhan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah dalam mengajarkan materi KPK dan FPB.6
Dakota merupakan salah satu alat peraga yang menggabungkan antara
permainan tradisional dan pembelajaran matematika. Sehingga diharapkan selain
mampu menjadi alat peraga dalam pembelajaran matematika yang menyenangkan
dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa pada pokok bahasan KPK dan
FPB, alat peraga Dakota juga diharapkan mampu melestarikan salah satu
permainan tradisional Indonesia yaitu dakon.
Penggunaan alat peraga Dakota dalam proses pembelajaran matematika
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada
pokok bahasan KPK dan FPB serta membuat proses pembelajaran menjadi
menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik

3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.13, h.16
4
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Jakarta: Gaung Persada,
2012), h.19
5
Ibid.
6
Hendriyo Widi, “Ketika Dakon Menjadi Alat Peraga Matematika...”, Harian Kompas,
Selasa, 14 Oktober 2008.
(http://nasional.kompas.com/read/2008/10/14/1730049/ketika.dakon.menjadi.alat.peraga
.matematika...)
4

untuk membahas lebih lanjut penelitian tentang dakon matematika (Dakota) yang
berjudul: “PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON
MATEMATIKA (DAKOTA) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA”, (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas IV SD Negeri
Cogreg 01, Ciseeng – Gn. Kapur, Parung – Bogor).

B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang masalah yang telah peneliti utarakan di atas, maka
masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Guru masih menerapkan pembelajaran yang klasikal (Teacher Center).
2. Siswa masih menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, rumit,
dan banyak hafalan rumus.
3. Hasil belajar matematika siswa rendah atau masih di bawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada pokok bahasan KPK dan FPB.
4. Guru tidak menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika
pokok bahasan KPK dan FPB.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi, serta keterbatasan waktu
dan kemampuan yang dimiliki, maka perlu dibuat batasan masalah. Oleh karena
itu, peneliti membatasi pada masalah:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Cogreg 01.
2. Alat peraga yang digunakan adalah Dakon Matematika (Dakota) KPK dan FPB
yang dibuat dan dirancang sendiri oleh peneliti.
3. Materi pembahasan mengenai pokok bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).
4. Hasil belajar matematika yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif, yaitu
setelah siswa diberikan pembelajaran dengan alat peraga Dakota kemudian
siswa diberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika pada pokok bahasan KPK dan FPB. Aspek kognitif yang peneliti
5

gunakan yaitu pada tingkatan C1 (mengingat), C2 (memahami), C3


(menerapkan), dan C4 (menganalisis).

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga Dakota
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar
tanpa menggunakan alat peraga Dakota?
2. Apakah alat peraga Dakota berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Cogreg 01 pada pokok bahasan
KPK dan FPB?
3. Bagaimana respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga dakota?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan
menggunakan alat peraga Dakota dan tanpa menggunakan alat peraga Dakota.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga Dakota terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri Cogreg 01 khususnya pada pokok
bahasan KPK dan FPB.
3. Mengetahui respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran matematika
dengan menggunakan alat peraga Dakota.

F. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi berbagai pihak, antara lain:
6

1. Bagi Siswa
Diharapkan dapat memotivasi dan mengatasi kejenuhan serta kepasifan siswa
dalam proses belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika
khususnya pada pokok bahasan KPK dan FPB.
2. Bagi Guru
Diharapkan menjadi acuan dan alternatif mengenai penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran matematika, serta menjadikan pembelajaran matematika
lebih efektif dan menyenangkan.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan akan memberikan sumbangan saran yang baik pada sekolah tempat
penelitian khususnya dan sekolah lain pada umumnya, dalam rangka
meningkatkan mutu pengajaran matematika.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memberikan
kontribusi bagi semua kalangan yang peduli terhadap dunia pendidikan,
terutama pada mata pelajaran matematika. Serta dapat dijadikan sebagai salah
satu kajian yang menarik untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis
Terdapat beberapa teori yang akan dibahas pada bagian kajian teoretis ini,
diantaranya: kajian teori tentang alat peraga dan kajian teori tentang hasil belajar
matematika.
1. Kajian Teori tentang Alat Peraga
Dalam kajian teori tentang alat peraga akan dibahas beberapa pengertian,
diantaranya: Pengertian alat peraga, permainan tradisional dakon, dan konsep
KPK dan FPB.
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang diartikan
sebagai semua benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati). Oleh
karena itu, istilah media perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dibahas lebih
lanjut mengenai alat peraga.
Kata media sendiri berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak
7
dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara”, atau “penyalur.
Dalam Bahasa Arab, media disebut „wasail’, bentuk jama’ dari „wasilah’ yakni
sinonim al-wasth yang artinya „tengah‟. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti berada
di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau
mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga
disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau
menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi ke sisi lainnya.8
Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
7
Rostina Sudayana, Media Pembelajaran Matematika (untuk guru, calon guru, orang tua,
dan pencinta matematika), (Bandung: Alfabeta, 2013),h.4
8
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Jakarta: Gaung Persada,
2012), h.6

7
8

keterampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan
lingkungan sekolah merupakan media.9 Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Batasan mengenai media telah pula dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya sebagai berikut:10
1) AECT (Associattion of Education and Communication Technology, 1977),
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
2) Hamidjojo dalam Latuheru (1993), media sebagai semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk meyampaikan atau menyebar ide,
gagasan atau pendapat.
3) National Education Association (dalam Sadiman, dkk., 1986), media
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik terletak maupun audio-visual dan
peralatannya.
Adapun alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan. Yang
dimaksud dengan alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala
macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.11
Menurut Estiningsih dan Iswadji yang dikutip oleh Pujiati mengungkapkan
bahwa alat peraga merupakan media pelajaran yang mengandung atau
membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari serta dapat pula diartikan sebagai
suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun
secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.12
Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep,
agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang dipelajari.

9
Sudayana, loc.cit.
10
Ibid,. h.4-5
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.9
12
Pujiati, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika SMP, (Yogyakarta:
Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG Matematika, 2004), h. 3
9

Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga maka anak mempunyai
pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep.
Dalam memahami konsep matematika yang abstrak, anak memerlukan
alat peraga seperti benda-benda konkret (rill) sebagai perantara atau
visualisasinya. Dalam pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga juga
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suherman yang mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika kita
sering menggunakan alat peraga, dengan menggunakan alat peraga, maka:13
1) Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama
siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan
karena itu akan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
2) Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan karena itu
lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-
tingkat yang lebih rendah.
3) Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan lebih dapat dipahami.
4) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam
bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai objek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi
bertambah banyak.
Dari uraian yang telah diuangkapkan di atas, maka dapat disimpulkan
mahwa alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran dan merupakan
alat bantu yang dapat membantu dalam memperjelas penyampaian konsep
sebagai perantara atau visualisai suatu pelajaran, sehingga siswa dapat
memahami konsep abstrak dengan bantuan benda-benda konkret. Dengan
menggunakan alat peraga konkrit diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi
dalam belajar, apalagi bila alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran

13
Siti Anisah, Alat Peraga Pembelajaran Matematika,Jurnal Tarbawiyah Vol.11 No.1 Edisi
Januari-Juli 2014, h. 3-4
(http://stainmetro.ac.id/e-journal/index.php/tarbawiyah/article/view/297/283)
10

dibuat dan dirancang semenarik mungkin tanpa menghilangkan fungsi dan


tujuan utamanya.
Dalam buku Media Pembelajaran Matematika (untuk guru, calon guru,
orang tua, dan para pencita matematika) karangan Sudayana, untuk membuat
alat peraga harus memenuhi persyaratan, antara lain:
1) Tahan lama.
2) Bentuk dan warnanya menarik.
3) Sederhana dan mudah dikelola.
4) Ukurannya sesuai.
5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real,
gambar, atau diagram.
6) Sesuai dengan konsep matematika.
7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.
8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir
abstrak bagi siswa.
9) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi
alat peraga.
10) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).
b. Permaianan Tradisional Dakon
Indonesia memiliki banyak beragam permaian tardisional, salah satunya
adalah dakon. Dakon atau yang lebih familiar dengan sebutan congklak adalah
perminan tradisional yang jumlah pemainnya hanya dua orang.
Permainan dakon atau congklak dipercayai berasal dari Arab atau Afrika,
tergantung pada teori mana yang dipercayai. Bagaimanapun teori-teori yang
berkembang, kenyataanya bukti permaian yang paling tua ditemukan di Jordan,
Timur Tengah. Hal ini berdasarkan dari penemuan arkeologi yang menemukan
sebuah benda kuno berupa kepingan batu kapur yang berbentuk seperti papan
yang mirip dengan papan congklak seperti sekarang, bukti ini diperkirakan
sudah berusia 5000 SM.14 Dari Timur Tengah, permainan ini tersebar ke Afrika
dan Asia, penyebaran permaian ini di Asia dilakukan melalui para pedagang

14
Bimbingan, http://www.bimbingan.org/asal-usul-congklak.htm
11

Arab. Khusus di Asia Tenggara, permaian ini berkembang dari Malaka,


mengingat wilayah ini merupakan pusat perdagangan pada zaman dahulu.15
Zaman dahulu hanya orang istana yang bisa memainkan permainan ini.
Mereka menggunakan papan dengan ukiran berwarna merah. Namun, bagi
rakyat biasa yang juga ingin memainkan permainan ini harus
mencongkel/menggali dahulu tanah hingga membentuk lubang-lubang
menyerupai papan congklak. Sedangkan biji congklak bisa diganti dengan biji
buah-buahan atau batu kerikil.16
Dakon atau congklak memiliki berbagai macam sebutan diberbagai
macam daerah di Indonesia. Di Sumatera permainan ini kebanyakan dikenal
sebagai congkak. Di jawa, permainan ini dikenal sebagai congklak, dakon,
dhakon atau dhakonan. Di Lampung, permaian ini disebut dentuman lamban.
Di Sulawasi, permainan ini disebut sebagai mokaotan, maggaleceng,
aggalacang dan nogatara.17
Dakon atau congklak dimainkan secara berpasangan saling berhadapan
dengan papan dakon berada diantara pemain. Sebagaimana tampak pada
gambar berikut.

Gambar 2.1
Anak-anak yang sedang Bermain Dakon

15
Anak Bawang, Dakon/Congklak,(http://www.anakbawangsolo.org/2015/02/dakon.html#)
16
Bimbingan, op. cit.,
17
Rizki Novri, (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/571/jbptunikompp-gdl-rizkinovri-28506-
10-unikom r-i.pdf)
12

Setiap pemain memiliki “lubang penampung” atau yang disebut


lumbung. dan beberapa lubang kecil (sawah). Ada tiga versi permainan dakon,
yaitu dakon dengan 10 lubang, 12 lubang, dan 16 lubang. Untuk dakon 10
lubang, maka akan digunakan 32 biji yang akan dibagikan secara adil pada
semua lubang kecil (yaitu 4 biji untuk setiap lubang kecil). Untuk dakon 12
lubang, maka akan digunakan 50 biji yang akan dibagikan secara adil pada
semua lubang kecil (yaitu 5 biji untuk setiap lubang kecil. Sedangkan untuk
dakon 16 lubang, maka akan digunakan 98 biji yang akan dibagikan secara adil
pada semua lubang kecil (yaitu 7 biji untuk setiap lubang kecil). 18 Umumnya
papan dakon terbuat dari kayu atau plastik, sedangkan bijinya terbuat dari
cangkang kerang, biji-bijian (biji sawo), batu-batuan, kelereng atau plastik.
Sebagaimana tampak pada gambar berikut.

Gambar 2.2
Papan dan Biji Dakon pada Umumnya

Permaian dakon/congklak yang umumnya dimainkan oleh dua orang ini


memiliki tata cara atau aturan dalam bermainnya. Berikut tata cara dan aturan
dalam bermain congklak/dakon:19

18
Ariyadi Wijaya, Manfaat Permainan Tradisional untuk PMRI,
(httpstaff.uny.ac.idsitesdefaultfilespengabdianariyadi-wijaya-mscwijayaseminar-dan-workshop-
pmri-usd-2009manfaat-permainan-tradisional-untuk-pmri.pdf), h.7
19
Anak Bawang
13

Kedua pemain saling berhadapan. Dhakon diletakkan di antara keduanya.


Setiap sawah diisi dengan 7 biji dhakon (bisa kerikil, biji sawo atau biji buah
asam). Lumbung masing-masing pemain berada di sebelah kanan pemain.
Pemaian pertama mengambil biji di sawah yang dipilihnya. Kemudian
meletakkannya satu persatu biji dhakon ke setiap sawah yang dilewatinya dan
juga lumbungnya sendiri.
Aturan jalan: jika biji di tangan sudah habis dan di sawah terakhir masih
terdapat biji, maka pemain tetap melanjutkan. Semua biji di sawah terakhir itu
diambil dan dibagikan satu persatu kembali. Jika biji terakhir jatuh pada sawah
yang kosong di sawah lawan, maka pemain harus berhenti dan giliran pemain
lawan yang berjalan. Namun, jika biji terakhir jatuh pada sawahnya sendiri,
dan sawah di depannya berisi biji, maka biji itu berhak dimasukkan ke dalam
lumbungnya.
Permainan dilanjutkan hingga semua biji habis tersimpan di lumbungnya
masing-masing. Permainan berhenti karena tidak ada lagi biji yang bisa
diambil dari sawah. Pemenang ditentukan dengan menghitung jumlah biji yang
diperoleh. Siapa yang mendapat biji terbanyak, dialah pemenangnya.
Dakon yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan dakon pada
umumnya yang digunakan sebagai alat permainan tradisional. Dakon yang
digunakan merupakan hasil modifikasi yang menggabungkan permainan
tradisional dakon dengan pembelajaran matematika yang diberi nama Dakon
Matematika (Dakota) KPK dan FPB.
c. Konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB)
Bila A = B x C maka A merupakan kelipatan dari B, juga A merupakan
kelipatan dari C. Apakah A merupakan kelipatan A dan 1? Benar, sebab A = 1
x A atau A = A X 1.
Himpunan bilangan A adalah himpunan yang bilangan terkecilnya adalah
A dan bilangan-bilangan berikutnya diperoleh dengan cara menambahkan A
kepada bilngan sebelumnya, atau diperoleh dengan cara mengalikan A dengan
bilngan secara berurutan. Sehingga bilangan kelipatan A adalah {A, 2A, 3A,
14

4A, ...}. A bilangan ke-1, 2A bilangan ke-2, 3A bilangan ke-3, 4A bilangan ke-
4, 5A bilngan ke-5, dan seterusnya.20
Kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari himpunan-himpunan
kelipatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika A dan B merupakan dua
himpunan kelipatan dari dua bilangan yang berbeda, maka irisan anatara A dan
B, merupakan himpunan kelipatan persekutuan dari A dan B. Contohnya:
himpunan kelipatan A (2) = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20,....}, dan
himpunan B (4) = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, .....}, maka himpunan
kelipatan persekutuan atau irisan dari himpunan kelipatan A dan B = {4, 8, 12,
16, dan 20}.
Diantara persekutuan tersebut terdapat anggota persekutuan terkecil yang
disebut Kelipatan Persekutuan Terkecil.21 Dengan demikian 4 KPK dari 2 dan
4.
Secara umum dapat dikatakan, jika P merupakan himpunan kelipatan
persekutuan, maka anggota terkecil dari P disebut KPK.22
Faktor suatu bilangan adalah himpunan bilangan-bilangan yang habis
membagi bilangan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Zacky memiliki 10 buah kelereng. Zacky akan menyimpan kelereng ke
dalam beberapa kotak, dengan syarat setiap kotak berisi kelereng dengan
jumlah yang sama. Dapat disimpan ke dalam berapa kotak saja kelereng
tersebut?
Penyelesaiannya sebagai berikut:
Jika tersedia 1 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 10 buah.
Jika tersedia 2 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 5 buah.
Jika tersedia 5 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 2 buah.
Jika tersedia 10 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 1 buah.

20
Tatang Herman, dkk., Pendidikan Matematika 1, (Bandung: UPI Press, 2007), h.106
21
Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h.207
22
Herman, op.cit., h.107
15

Jadi, banyaknya kotak yang dapat menyimpan 10 kelereng dengan


jumlah yang sama adalah 1, 2, 5, dan 10, yang merupakan bilangan-bilangan
yang habis membagi 10.
Apabila A adalah himpunan faktor dari 18, dan B adalah himpunan
faktor dari 24. Maka; A = {1, 2, 3, 6, 9, 18}, dan B = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24}.23
Maka himpunan faktor persekutuan dari A dan B adalah irisan dari himpunan
faktor dari A dan B = {1, 2, 3, 6}.
Dari himpunan faktor persekutuan di atas, 6 merupakan faktor
persekutuan terbesar (FPB), maka 6 disebut FPB dari 18 dan 24. Sehingga
dapat dikatakan apabila A dan B adalah himpunan faktor-faktor dua buah
bilangan, maka FPB dari A dan B adalah anggota terbesar dari himpunan
sekutu A dan B.

2. Kajian Teori tentang Hasil Belajar Matematika


Dalam kajian teori tentang hasil belajar matematika yang akan dibahas
diantaranya: pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar, pengertian
dan karakteristik matematika dan hasil belajar matematika.
a. Pembelajaran Matematika di Jenjang Pendidikan Dasar
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.24
Anak-anak MI/SD adalah anak yang pada umumnya berada pada kisaran
usia 7-12 tahun. Menurut Peaget, anak pada usia ini masih berada pada tahap
berpikir operasional konkret, artinya bahwa siswa-siswi MI/SD belum bisa

23
Rosadi Lukman dan Dadan Hamdana, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 1998), h.240
24
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013). Edisi pertama, h. 183
16

berfikir formal dan abstrak.25 Karena keabstrakannya matematika relatif tidak


mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya.26
Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat
bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh
siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret,
semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.27
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
dikemukakan bahwa, mata pelajaran matematika diajarkan di sekolah bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:28
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar kosep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.

25
Esti Yuli Widayati, dkk. Pembelajaran Matematika MI Learning Assistence Program for
Islamic School Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (LAPIS PGMI), (Surabaya: Aprinta, 2009),
edisi pertama, paket 1, h. 8
26
Susanto, op. cit., h.184
27
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), cetakan keempat, h. 1-2
28
A. Saepul Hamdani, dkk. Matematika 1 Learning Assistence Program for Islamic School
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (LAPIS PGMI), (Surabaya: Depag RI, 2008), Edisi
Pertama, Paket 3, h.9-10
17

Adapun pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki ciri-ciri


tersendiri, diantaranya:29
1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral
2) Pembelajaran matematika bertahap
3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Berdasarkan tujuan dan ciri-ciri pembelajaran matematika di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika ditingkat
sekolah dasar harus bisa mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat komunikasi
melalui tabel, grafik diagram, simbol dan model (alat peraga) dalam
menjelaskan gagasan. Pada pembelajaran matematika harus terdapat
keterkaitan anatara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan topik yang
akan diajarkan. Dalam matematika, setiap topik berkaitan dengan topik lain,
dan suatu topik menjadi prasyarat bagi topik lain.
b. Pengertian dan Karakteristik Matematika
Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata
pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.
Perkataan ini asal katanya bahasa Yunani kuno mathema, yang berarti
pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dari kata
teknisnya menjadi pengkajian matematika.30 Kata mathematike berhubungan
pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu matein atau mathenein yang
artinya belajar (berpikir). Kata matrmatika juga diduga erat hubungannya
dengan kata dari Bahasa Sansekerta, “medha” atau “widya” yang berarti
29
Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI, 2006), h.25-26
30
Afidah dan Khairunnisa, Matematika Dasar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014),
h.ix
18

kepandaian, ketahuan, atau intelegensia.31 Jadi, berdasarkan asal katanya, maka


perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar).
Terdapat beberapa definisi matematika yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya:
Soedjadi, matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.32
H. W. Fowler, berpendapat mengenai hakekat matematika yaitu
“mathematics is the abstract science of space and number.” Matematika
adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan.33
Marshal Walker, “mathematics maybe defined as the study of abstract
structures and their interrelations,” matematika dapat didefinisikan sebagai
studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya.34
Beberapa pengertian matematika yang dikemukakan di atas berfokus
pada tinjauan pembuat pengertian itu. Hal ini dikemukakan dengan maksud
agar dapat menangkap dengan mudah keseluruhan pandangan para ahli
matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak, mulai
dari konsep yang paling sederhana hingga konsep yang paling kompleks yang
kemudian diberi simbol-simbol, tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan
sistematis serta menggunakan penalaran deduktif.
Walaupun tidak ada deinisi tunggal yang disepakati, matematika
memiliki ciri-ciri atau karakteristik khusus yang terdapat pada pengertian
matematika. Karakteristik matematika dalam Hamdani, dkk.35 terdiri atas:

31
Wahyudi Kriswandani, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD unit 1,
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2479/10/BOOK_Wahyudi-
Kriswandani_Pengembangan%20pembelajaran%20matematika%20SD_unit%201.pdf)
32
Heruman, loc. cit.
33
Rostina Sudayana, Media Pembelajaran Matematika (untuk guru, calon guru, orang tua
dan pencinta matematika), (Bandung: Alfabeta, 2013), h.2-3
34
Ibid.,
35
A. Saepul Hamdani, dkk. op. cit., paket 2, h. 6-11
19

1) Matematika memiliki objek kajian abstrak


Objek dasar yang dipelajari matematika merupakan sesuatu yang
abstrak, sering juga disebut obyek mental objek-objek itu merupakan
objek pikiran. Objek dasar itu meliputi :
a) Fakta, berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol
tertentu. Contohnya: simbol “3” secara umum sudah dipahami
sebagai bilangan “tiga”.
b) Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.
c) Prinsip, adalah objek matematika yang kompleks. Prinsip dapat
terdiri dari atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan
oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana prinsip dapatlah
dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek
dasar matematika.
2) Matematika bertumpu pada kesepakatan
Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang amat
penting. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan konsep
primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar
dalam pembuktian, sedangkan konsep primitif diperlukan untuk
menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian. Aksioma juga
disebut sebagai postulat (sekarang) atau pernyataan pangkal
(pernyataan yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan). Konsep
primitif yang juga disebut sebagai undefined term atau pengertian
pangkal yaitu unsur yang tidak perlu didefinisikan. Contohnya :
lambang bilangan yang digunakan sekarang: 1, 2, 3, dan seterusnya,
merupakan contoh sebuah kesepakatan dalam matematika. Siswa-
siswi tidak sadar menerima kesepakatan itu ketika mulai mempelajari
tentang angka atau bilangan. termasuk pula penggunaan kata “satu”
untuk lambang “1” atau “ sama dengan” untuk “=”, juga merupakan
kesepakatan.
20

3) Matematika berpola pikir deduktif


Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan sebagai
pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
dan diarahkan kepada hal yang bersifat khusus”. Contohnya: seorang
siswa telah memahami konsep “lingkaran”. Ketika berada di dalam
dapur siswa dapat menggolongkan peralatan dapur yang berbentuk
lingkaran dan yang bukan.
4) Simbol dalam matematika kosong dari arti
Dalam matematika terlihat dengan jelas banyak simbol yang
digunakan, baik simbol yang berupa huruf ataupun bukan huruf.
Rangkaian simbol dalam matematika dapat membentuk model
matematika. Model matematika dapat berupa persamaan,
pertidaksamaan, bangun geometrik, dan sebagainya. Contoh simbol
yang kosong dari arti adalah huruf-huruf yang dipergunakan dalam
model persamaan x + y = z belum tentu bermakna atau berarti
bilangan. demikian juga tanda + belum tentu berarti operasi tambah
untuk dua bilangan. maka “huruf” dan “tanda” itu tergantung dari
masalah yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi, secra
umum huruf dan tanda dalam model x + y = z masih kosong dari arti,
terserah kepada yang akan memanfaatkan model-model matematika
itu.
5) Memperhatikan semesta pembicara
Sehubungan dengan pernyataan tentang kekosongan arti simbol
dan tanda dalam matematika di atas, ditunjukkan dengan jelas bahwa
dalam penggunaan matematika diperlukan kejelasan lingkup model itu
dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka simbol-simbol
itu diartikan suatu bilangan. benar atau salahnya ataupun ada tidaknya
penyelesaian suatu model matematika sangat ditentukan oleh semesta
pembicaranya. Misalnya, dalam semesta pembicaraan bilangan bulat,
terdapat model 2x = 5. Kalau diselesaikan seperti biasa, tanpa
menghiraukan semestanyaakan diperoleh hasil x = 2,5. Akan tetapi,
21

kalu sudah ditentukan bahwa semestanya bilangan bulat, maka jawab


x = 2,5 adalah salah atau bukan jawaban yang dikehendaki. Jadi,
jawaban yang sesuai denga semestanya adalah “tidak ada
jawabannya” atau penyelesaiannya tidak ada.
6) Konsistensi dalam sistemnya
Dalam tiap-tiap sistem dan struktur berlaku ketaatasaan atau
konsistensi. Ini juga dikatakan bahwa dalam setiap sistem dan struktur
tersebut tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun suatu
definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Konsistensi itu berlaku baik dalam makna maupun
dalam hal penilaian kebenarannya. Kalau telah ditetapkan atau
disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p, maka a + b + y harus sama
dengan p.
c. Hasil Belajar Matematika
Pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupannya pasti belajar, baik
secara formal maupun informal. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi
perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah
belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
sebelumnya.36 Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan
dan makna yang terkandung dalam belajar.37
Banyak sekali definisi tentang belajar, untuk lebih memahami apa itu
belajar, berikut beberapa definisi belajar menurut para ahli, diantaranya:
Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

36
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h.38
37
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2013 ), h.93
22

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi


dengan lingkungannya.38
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which
behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or
training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.39
Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif mengartikan
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain
kemampuannya.40
Berdasarkan definisi-definisi yang diurikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar erat kaitannya dengan perubahan, yang diperoleh melalui proses
pemerolehan pengetahuan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan yang
telah dialaminya. Perubahan-perubahan itu tercermin dalam bentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Belajar merupakan proses dasar daripada perkembangan hidup manusia.
Melalui belajar manusia melakukan perubahan-perubahan, sehingga tingkah
lakunya berkembang. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan
kemampuan tertentu dalam berbagai jenis kinerja, sikap, minat atau nilai.
Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam
faktor. Adapun faktor-faktot itu, dapat kita bedakan menjadi dua
golongan:
a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual, dan
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut dengan faktor sosial.
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor
pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor
38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.2
39
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakara: Rineka Cipta, 2011), Edisi Revisi,
Cet.3, h.13
40
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Islami), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h.6
23

keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat


yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.41

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat


dibedakan menjadi tiga macam, yakni:42
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa.
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), erat kaitannya dengan
kondisi jasmani seseorang, dimana jika kondisi jasmani seseorang
terganggu maka proses belajar akan terganggu.
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), banyak faktor yang
termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas
dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara
faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang
lebih esensial itu adalah : tingkat kecerdasan/intelegensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yakni: faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan sosial, yang termasuk dalam lingkungan sosial antara
lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat dimana siswa itu berada. Lingkungan sosial yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri.
b) Lingkungan non sosial, faktor yang termasuk lingkungan non
sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

41
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.102
42
Syah, Op.Cit., h.129-136
24

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya


belajar siswa yang meliputi stategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan khususnya kepada perubahan
yang bernilai positif yang berdasarkan pada pemerolehan pengalaman dan
faktor yang mempengaruhinya.
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie”, yang
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.43
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) merujuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau suatu proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.44 Hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotoris.45
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.46
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif.47 Kategori-kategori dalam ranah kognitif ini
adalah:48

43
Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.94
44
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), crtakan ke.VI,
h.44
45
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet.15, h.3
46
Ibid.
47
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), Cet ke-13, h. 49
48
Lorin W Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet ke-1, h. 99
25

a) Mengingat (Knowledge)
Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengenali
(mengidentifikasi) dan mengingat kembali (mengambil). Proses
mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru
saja diterima. Sedangkan proses mengingat kembali adalah mengambil
pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya
menghendaki demikian.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses
kognitif yang dilakukan siswa adalah menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan.
c) Mengaplikasikan (Application)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-
prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan
masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni
mengeksekusi dan mengimplementasikan.
d) Menganalisis (Analysis)
Menganalisis adalah memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunannya menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.
e) Mengevaluasi (Evaluation)
Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dan standar. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah memeriksa dan
mengkritik. Memeriksa ini dengan cara mengkoordinasi, mendeteksi,
memonitor, dan menguji.
26

f) Mencipta
Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinal. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah merumuskan atau
membuat hipotesis, merencanakan atau mendesain, dan memproduksi
atau mengkontruksi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir, yakni: (a)
menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), (b) merespons atau
menanggapi (responding), (c) menilai atau menghargai (valuing), (d)
mengorganisasikan atau mengelola (organization), dan (e) berkarakter
(characterization).49 Berikut ini penjelasan masing-masing proses berpikir
afektif, yakni:50
a) Kemampuan menerima
Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya
dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Kemampuan
menerima atau memerhatikan terlihat dari kemauan untuk memerhatikan
suatu kegiatan atau suatu objek. Contoh hasil belajar afektif jenjang
menerima adalah peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib
ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
b) Kemampuan merespons
Kemampuan merespons adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Kemampuan merespons juga dapat diartikan kemampuan menunjukkan
perhatian yang aktif, kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan
menanggapi. Contoh hasil belajar ranah afektif jenjang menanggapi
49
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), Cet ke-3, h. 105
50
Ibid.
27

adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau
menggali lebih dalam lagi tentang konsep disiplin.
c) Kemampuan menilai
Kemampuan menilai adalah kemampuan memberikan nilai atau
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah
tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku
disiplin, baik di sekolah, rumah maupun masyarakat.
d) Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan
Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan artinya
kemampuan mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai
baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan mengorganisasikan
adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin.
e) Kemampuan menerima
Kemampuan berkarakter (characterization) atau menghayati adalah
kemampuan memadukan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan berkarakter adalah
peseta didik menjadikan nilai disiplin sebagai pola pikir dalam bertindak
di sekolah, rumah, dan masyarakat.
3) Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan,
yakni:51
a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

51
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 30
28

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan


ketepatan.
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.52
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah
agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika, selain itu juga,
dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar
dalam penerapan matematika.53 Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
Heruman dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar mengatakan, tujuan akhir pembelajaran matematika di SD yaitu
agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya, hasil belajar dapat diperoleh dengan mengadakan ujian-
ujian dimana pada akhirnya nilai tersebut digunakan sebagai ketuntasan siswa
dalam belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya sebagai alat ukur
keberhasilan siswa itu sendiri, namun bagi guru yang bersangkutan pula. Siswa
dan guru dapat melihat apakah proses akhir belajar tersenut memenuhi syarat
kelulusan atau tidak. Hal ini dapat membantu guru dalam menemukan dan
menyesuaikan alat bantu atau metode untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Dengan denikian, maka hasil belajar matematika adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari matematika dengan
tujuan kognitif.

52
Ibid., h. 23
53
Susanto, op. cit., h. 189
29

B. Hasil Penelitian Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang relevan yang telah di lakukan oleh para
peneliti terkait dengan penggunaan alat peraga dakon dalam proses pembelajaran
matematika, diantaranya:
1. Sri Dartati, dalam penelitian tindakan kelasnya yang berjudul Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Alat Peraga Dakon bagi
Siswa Kelas IV SD Negeri Banjarsari 02 Semester I Tahun Pelajaran
54
2011/2012. Hasil penelitian Sri Dartati menunjukkan adanya peningkatan
rata-rata hasil belajar pada setiap siklusnya, dari rata-rata kondisi awal sebesar
45, siklus I 66, dan siklus II menjadi 81,6. Sri Dartati menyimpulkan dengan
menggunakan alat peraga dakon hasil belajar matematika siswa kelas IV SD
Negeri Banjarsari 02 Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi
operasi hitung penjumlahan dapat ditingkatkan. Persamaan penelitian yang
dilakukan Sri Dartati dengan peneliti terletak pada penggunaan alat peraga
dakon dan hasil belajar matematika, sedangkan perbedaannya terletak pada
materi yang diajarkan, dimana Sri Dartati pada materi opertasi hitung
penjumlahan sedangkan peneliti pada materi KPK dan FPB.
2. Purwatiningsih, dalam penelitian tindakan kelasnya yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Permainan Dakon pada
Siswa Kelas IV SD Negeri I Pandanharum Kecamatan Gabus Kabupaten
55
Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yang dilakukan
Purwatiningsih menunjukkan ketuntasan belajar matematika siswa sebesar
80% pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian 1 – 100.
Purwatiningsih menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media dakon,
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri I
Pandanharum Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

54
Sri Dartati, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Alat Peraga Dakon
Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Banjarsari 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012”, Skripsi
pada Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012.
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/670/1/T1_262010636_Judul.pdf)
55
Purwatiningsih, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Permainan Dakon Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pandanharum Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2011/2012”, Skripsi pada Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012.
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1357/1/T1_262010709_Judul.pdf)
30

2011/2012 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian 1 – 100.


Persamaan penelitian yang dilakukan Purwatiningsih dengan yang dilakukan
peneliti terletak pada penggunaan media/alat peraga dakon dan hasil belajar
matematika, sedangkan perbedaannya adalah pada materi yang diajarkan,
dimana Purwatiningsih pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian,
sedangkan peneliti pada materi KPK dan FPB.
3. Thersi Astrea, dalam penelitian tindakan kelasnya yang berjudul Penerapan
Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Dakon untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas I SDN Selat
56
Hilir Kapuas Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian Thersi Astrea
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa, dari kondisi awal
ketuntasan siswa sebesar 32%, setelah dilakukan pembelajaran pada sikluas I
ketuntasan belajar siswa sebesar 64% dan 91% pada siklus II. Thersi Astrea
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa penerapan metode demonstrasi
dengan menggunakan media dakon dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas I SDN Selat Hilir Kapuas Tahun Ajaran 2014/2015. Persamaan
penelitian yang dilakukan Thersi Astrea dengan peneliti terletak pada
penggunaan alat peraga/media dakon, sedangkan perbedaannya terletak pada
subjek penelitian. Thersi Astrea menggunakan kelas I sebagai subjek
penelitian, sedangkan peneliti menggunakan kelas IV.
4. Evi Febriana, dalam penelitian lapangannya (field research) yang berjudul
Kontribusi Penggunaan Papan Dakon dalam Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas II MIM 02
57
Merden Banjarnegara. Evi Febriana menyimpulkan hasil penelitiannya
bahwa dengan menggunakan media papan dakon dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada materi perkalian serta membuat suasana
56
Thersi Astrea, “Penerapan Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Dakon
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas I SDN 6 Selat Hilir Kuala
Kapuas Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah, Palangkaraya, 2014.
(http://www.umpalangkaraya.ac.id/perpustakaan/digilib/download.php?id=986)
57
Evi Febriana, “Kontribusi Penggunaan Papan Dakon dalam Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas II MIM 02 Merden Banjarnegara”,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015. (http://digilib.uin-
suka.ac.id/16500/2/11480004_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf)
31

pembelajaran menjadi menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa.


Persamaan penelitian yang dilakukan Evi Febriana dengan peneliti terletak
pada penggunaan media/alat peraga dakon serta meneliti tentang hasil belajar,
sedangkan perbedaanya terletak pada materi yang diajarkan. Evi Febriana
mengajarkan pada materi perkalian di kelas II, sedangkan peneliti mengajarkan
materi KPK dan FPB di kelas IV.
Dari keempat hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa adanya
keterkaitan yang relevan dengan penelitian peneliti yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa”. Keterkaitan itu terletak pada penggunaan media/alat peraga
dakon/congklak yang digunakan dalam proses penelitian. Seluruh hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa penggunaan media/alat peraga dakon/congklak mampu
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi yang diajarkan.

C. Kerangka Berpikir
Matematika mempelajari kajian yang abstrak atau objek dari matematika
adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, dalam hal ini dapat diartikan
bahwa objek matematika tidak mudah diamati dan dipahami dengan panca indera.
Sementara siswa pada tingkat sekolah dasar pada umumnya berada pada tingkat
operasional konkrit, artinya siswa belum mampu berpikir secara formal. Proses
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (techer center), penggunaan
metode ceramah konvensional, serta tidak menggunakan alat perga dalam
menyampaikan konsep membuat siswa menjadi pasif, merasa bosan dalam
mengikuti pembelajaran yang akan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hal
seperti ini membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu guru
menyampaikan konsep matematika yang mudah dimengerti oleh siswa.
Pada permasalahan di atas, salah satu alternatif yang tepat untuk
mengatasinya yakni dengan penggunaan alat peraga Dakota. Penggunaan alat
peraga Dakota dalam proses pembelajaran KPK dan FPB diharapkan dapat
menciptakan matematika yang lebih konkrit dan memotivasi siswa untuk belajar,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Alat peraga Dakota yang
32

digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dari permainan dakon
atau congklak yang dirancang dan dibuat dengan sedemikian rupa agar tampak
lebih menarik dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran matematika pada
pokok bahsan KPK dan FPB yang diajarkan pada siswa kelas IV sekolah dasar.
Berdasarkan anggapan ini diduga bahwa siswa yang diajarkan dengan
menggunakan alat peraga Dakota dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan
dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga Dakota. Secara
keseluruhan kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan pada
diagram di bawah ini:

1. Obyek matematika yang bersifat abstrak


2. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher
center)
3. Metode ceramah konvensional
4. Tidak menggunakan media pembelajaran
5. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

Penggunaan alat peraga


Dakon Matematika (Dakota)

1. Menyajikan konsep matematika


yang lebih konkret
2. Proses pembelajaran menjadi
menyenangkan
3. Pengalaman langsung siswa
(what they do)

Hasil belajar matematika siswa


meningkat

Gambar 2.3
Skema Kerangka Berpikir
33

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana yang telah dipaparkan di atas,
maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Alat Peraga Dakota
Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri
Cogreg 01 pada Pokok Bahasan KPK dab FPB”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Cogreg 01, yang beralamat di Jl.
Ciseeng Gn. Kapur, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Kode Pos 16330,
Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017, yaitu bulan Juli – September 2016.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Exsperimen
(eksperimen semu). Metode kuasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang
tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap semua
variabel yang relevan. Pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel saja,
yaitu variabel yang dipandang paling dominan.58
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara
ramdom.59 Kelompok pertama adalah kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan alat peraga Dakota, sedangkan kelompok kedua yaitu kelas kontrol
diajar tanpa menggunakan alat peraga Dakota. Sebelum diberikan perlakuan,
kedua kelas diberikan Pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan untuk
mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang
akan dipelajari.60 Dalam hal ini mengenai hasil belajar matematika pada pokok
bahasan KPK dan FPB.
Setelah kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda, kedua
kelompok tersebut diberikan post test. Post test ini dilakukan untuk mengukur
apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah dirumuskan dalam

58
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), h.59
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h.79
60
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), Ed. 1, Cet.3, h.236

34
35

indikator.61 Kemudian hasil post test kedua kelompok tersebut dianalisis. Adapun
rancangan desain dalam penelitian ini sebagai berikut:62

Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian
Kelas Pre test Perlakuan Post test
KE Y1 X1 Y2
KK Y1 X2 Y2
Keterangan:
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
Y1 : Pemberian pre test pada kedua kelompok
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar dengan
menggunakan alat peraga Dakota
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol, yaitu kelas yang diajar tanpa menggunakan
alat peraga Dakota
Y2 : Pemberian post test pada kedua kelompok
Hasil tes kemudian diolah untuk mengetahui apakah hasil belajar
matematika pada pokok bahasan KPK dan FPB kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, disebut juga variabel
penyebab atau independent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah alat peraga dakota.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, disebut juga variabel
akibat atau dependent variable. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika.

61
Ibid,.
62
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.184
36

D. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi ruang lingkup
penelitian.63 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD
Negeri Cogreg 01 pada tahun ajaran 2016/2017. Sedangkan, sampel adalah
sebagai bagian dari populasi.64 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV.
Adapun taknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel, diperoleh kelas IV A yang berjumlah 37
siswa (21 laki-laki dan 16 perempuan) sebagai kelas eksperimen, dan kelas IV B
yang berjumlah 36 siswa (18 laki-laki dan 18 perempuan) sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara
yang digunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan
data. Pertama, dengan teknik memberikan tes berupa tes hasil belajar Matematika
pada pokok bahasan KPK dan FPB yang diperoleh dari pelaksanaan pre test dan
post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua, dengan teknik
memberikan angket respon siswa mengenai penggunaan alat peraga Dakota pada
kelas eksperimen.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam penelitian
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.65 Instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa tes uraian yang mengukur aspek
kognitif, meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan (C4)
menganalisis. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

63
Sukmadinata,op.cit., h.250
64
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet.8, h.121
65
Ibid., h. 102
37

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
Standar Kompetensi (SK):
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar (KD):
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

Tingkatan

Jumlah
Nomor
Soal

Soal
Indikator

C1
C2
C3
C4
Menyebutkan dan menuliskan kelipatan dan faktor 1, 8,
√ 3
suatu bilangan. dan 15*
Menentukan kelipatan suatu bilangan dan kelipatan 4 dan
√ 2
persekutuan dari dua bilangan. 13
9 dan
Menyebutkan dan menjelaskan bilangan prima. √ √ 2
11*
Menunjukkan dan menentukan faktor dari suatu
2, 5,
bilangan dan menentukan faktor persekutuan dua √ √ 3
dan 14*
bilangan.
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
3 dan
dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua √ 2
12
bilangan.
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan KPK 6*, 7,
√ 3
dan FPB. dan 10
Jumlah 4 3 5 3 15
Keterangan : *Soal Invalid
Instrumen tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu, untuk mengetahui
persyaratan tes yang baik. Instrumen yang diujicobakan terdiri dari 15 butir soal
uraian. Uji coba dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Cogreg 01 sebanyak
28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada hari
rabu, 27 juli 2016. Kemudian data hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui
38

karakteristik dari setiap butir soal yang meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat
kesukran dan daya beda soal.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket ini digunakan
untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan alat peraga Dakota dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan KPK dan FPB. Butir angket yang
digunakan sebanyak 5 butir pernyataan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.
Adapun angket yang digunakan sebagai berikut:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda check


list (√) pada kotak Ya/Tidak !
1. Apakah Anda suka belajar matematika dengan menggunakan alat peraga
dakon matematika (dakota) pada materi yang telah dipelajari ?
Ya Tidak

2. Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga dakon


matematika (dakota) membuat aktivitas belajar yang Anda ikuti menjadi
menyenangkan ?
Ya Tidak

3. Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga dakon


matematika (dakota) membuat Anda lebih mudah mempelajari materi yang
diajarkan oleh guru ?
Ya Tidak

4. Apakah hasil belajar Anda setelah belajar matematika dengan menggunakan


alat peraga dakon matematika memperoleh nilai yang bagus (baik) ?
Ya Tidak

5. Apakah Anda ingin belajar matematika dengan menggunakan alat peraga


pada materi yang lain ?
Ya Tidak

kenapa ? Berikan alasanmu !

G. Analisis Instrumen
Seperti pada penelitian ilmiah lainnya, maka instrumen penelitian yang
digunakan perlu di uji validitas dan reliabilitasnya agar layak digunakan sebagai
alat pengumpul data. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji coba instrumen
tersebut.
39

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes
telah mengukur apa yang seharusnya diukur.66 Uji validitas ini dilakukan
untuk mengetahui apakah soal itu valid atau tidak. Suatu instrumen
dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi, dengan menggunakan validitas isi ini berarti instrumen disusun
sesuai dengan materi pelajaran yang dievaluasi.
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
product moment. Adapu rumus uji validitas dengan menggunakan product
moment sebagai berikut:67

( )( )
rxy =
√{ ( ) }* ( ) +

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
N = Jumlah responden
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5 % (α = 0,05).
Ketentuan:
Jika rhitung > rtabel = butir soal valid
Jika rhitung < rtabel = butir soal tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan nilai α = 0,05 dan
rtabel = 0,374 diperoleh sebanyak 11 butir soal yang dinyatakan valid dan
sebanyak 4 butir soal yang dinyatakan invalid.

66
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.138
67
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 206
40

Tabel 3.3
Validitas Soal
Nomor
Nilai Validitas Keterangan
Soal
1 0,598 Valid
2 0,542 Valid
3 0,542 Valid
4 0,475 Valid
5 0,653 Valid
6 0,267 Invalid
7 0,668 Valid
8 0,522 Valid
9 0,498 Valid
10 0,420 Valid
11 0,146 Invalid
12 0,400 Valid
13 0,586 Valid
14 0,364 Invalid
15 -0,052 Invalid

2. Reliabilitas Instrumen
Reliabeilitas adalah sama dengan konsistensi atau keajegan. 68 Suatu
instrumen evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes
yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak
diukur. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas instrumen tes menggunakan
rumus Alpha sebagai berikut:69

( )( )
( )

68
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya), (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008), h.29
69
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
Ed.2, Cet. 4, h.122
41

Keterangan:
reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap item
a varians total
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil uji reliabilitasnya
sebesar 0,74. Berdasarkan tabel interpretasi tingkat reliabilitas instrumen,
nilai yang diperoleh (0,74) berada pada kisaran 0,70 – 0,90 yang berarti
instrumen memiliki nilai reliabilitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan
untuk instrumen yang baik. Berikut interpretasi tingkat reliabilitas
instrumen:70
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen
Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

0,70 – 0,90 Tinggi

0,40 – 0,70 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

3. Taraf Kesukaran Soal


Cara untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:71

Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

70
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), h.139
71
Arikunto, op. cit., h.223
42

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


Adapun langkah-langkah perhitungan tingkat kesukaran soal uraian
sebagai berikut:72
a. Menentukan niali B = jumlah siswa yang menjawab benar.
b. Menentukan nilai JS = jumlah skor maksimum untuk soal tersebut.
c. Menentukan nilai P = indeks/tingkat kesukaran soal.
Menurut Suharsimi Arikunto, indeks kesukaran sering diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran Soal
P Keterangan
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal yang valid
diperoleh 4 butir soal dengan kriteria mudah dan 7 butir soal dengan kriteria
sedang.
Tabel 3.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kategori Jumlah Butir
Nomor Soal Presentase (%)
Soal Saol
Sedang 4, 5, 7, 8, 9, 12, dan 13 7 64 %
Mudah 1, 2, 3, dan 10 4 36 %
Jumlah 11 100 %

4. Daya Beda Soal


Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi

72
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), Ed.1,
Cet.1, h. 250
43

berdasarkan kriteria tertentu.73 Untuk menghitung daya pembeda setiap butir


soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:74

Keterangan:

banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan


benar
banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat
digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut:75
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Index of Discrimination Item Evaluation
0,40 and up Very good items
Reasonably good, but possibly subject to
0,30 – 0,39
improvement
Marginal item, usually needing and being
0,20 – 0,29
subject to improvement
Poor item, to be rejected to improved by
Below – 0,19
revision

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya beda soal yang valid, diperoleh
sebanyak 7 butir soal dengan kriterian jelek (poor items), 2 butir soal

73
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),
Cetakan kelima, h.273
74
Arikunto, op. cit., h.228
75
Arifin, op. cit., h.274
44

dengan kriteria baik (reasonably items), dan 2 butir soal dengan kriteria
sangat baik (very good items).
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Beda Soal
Presentase
Kategori Soal Nomor Soal Jumlah Soal
(%)
Sangat baik (very good
5 dan 7 2 18 %
item)
Baik (reasonably items) 9 dan 13 2 18 %
1, 2, 3, 4, 8,
Jelek (poor items) 7 64 %
10, dan 12
Jumlah 11 100 %

Berikut ini peneliti sajikan rekapitulasi hasil validitas, reliabilitas, taraf


kesukaran, dan daya beda pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
No. Tingkat
Validitas Reliabilitas Daya Beda Keterangan
Soal Kesukaran
1 Valid Mudah Jelek (poor items) Tidak dipakai
2 Valid Mudah Jelek (poor items) Tidak dipakai
3 Valid Mudah Jelek (poor items) Tidak dipakai
4 Valid Sedang Jelek (poor items) Tidak dipakai
Sangat Baik (verry
5 Valid Sedang Dipakai
good items)
6 Invalid - - Tidak dipakai
Sangat Baik (verry
7 Valid Sedang Dipakai
good items)
8 Valid 0,74/Tinggi Sedang Jelek (poor items) Dipakai
Baik (reasonably
9 Valid Sedang Dipakai
items)
10 Valid Mudah Jelek (poor items) Tidak dipakai
11 Invalid - - Tidak dipakai
12 Valid Sedang Jelek (poor items) Dipakai
Baik (reasonably
13 Valid Sedang Dipakai
items)
14 Invalid - - Tidak dipakai
15 Invalid - - Tidak dipakai
45

Berdasarkan Tabel 3.9, terdapat 11 soal yang valid. Namun, berdasarkan


beberapa pertimbangan yang dilakukan peneliti, diantaranya terkait dengan daya
taraf kesukaran dan daya beda, maka hanya 6 soal yang digunakan sebagai tes
hasil belajar, yaitu pada butir soal nomor 5, 7, 8, 9, 12, dan 13.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.76 Dalam
penelitian ini terdapat data tes dan non tes yang harus dianalisis.
1. Analisis Data Tes
Analisis data tes, dilakukan dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis, uji
hipotesis. Selain itu, dilakukan juga uji pengaruh (effect sizes) untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari treatment yang diberikan.
a. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat
statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji
hipotesis tersebut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu
uji Chi-Kuadrat (Chi-Square), yaitu:77

( )

76
Sugiono, Metode Penelitian Pendahuluan, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet ke-19, h. 207
77
Viara Novita, Uji Normalitas Menggunakan Uji Chi Kuadrat, Uji Kolmogorov Smirnov
(KS), dan Uji Liliefors, (http://viararizkiyah.blogspot.co.id/2015/05/ujinormalitas-menggunakan-
uji.html)
46

Keterangan:
X2 = Chi- Kuadrat hitung
Oi = Frekuensi observasi
Ei = Frekuensi ekspektasi (harapan)
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
4) Mencari nilai panjang kelas interval (i)
i=
5) Membuat tabel distribusi frekuensi
6) Mencari nilai rata-rata (mean)
̅=

7) Mencari simpangan baku (standar deviasi)


( | )
√ ( )

8) membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara sebagai berikut:


a) menentukan batas kelas, yaitu ujung bawah kelas interval dikurangi
0,5, dan kemudian ujung atas kelas interval ditambah 0,5
b) mencari nilai Z menggunakan batas bawah dan batas atas kelas

interval dengan rumus :

c) mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan


menggunakan Z hitung
d) mencari selisih luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan
nilai-nilai 0 – Z tepi bawah dan tepi atas
9) Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden
( )
10) Mencari Chi-Kuadrat hitung (x2) =
47

11) Membandingkan (x2)hitung dengan (x2)tabel.


Kriteria:
Jika X2hitung < X2tabel maka H0 diterima dan untuk lainnya H0
ditolak.
Hipotesis:
H0 : Data pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
H1 : Data pada sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Uji
homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher, dengan rumus sebagai
berikut:78
( )
F= = dimana S12 = ( )

Keterangan:
F = Homogenitas
= Varians terbesar
= Varians terkecil
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Tentukan hipotesis
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4) Tentukan Fhitung dengan rumus:
( )
F= = dimana S12 = ( )

5) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians


terkecil).
dk pembilang = n – 1 (untuk varians terbesar)
dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)

78
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h.160
48

dengan taraf signifikansi α = 5%


6) Tentukan kriteria pengujian:
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populsi
tidak homogen.
b. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengujian hipotesis. Jika hasil uji normalitas dan
homogenitas signifikansi atau data dari masing-masing kelompok eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-
t. Adapun rumus uji-t sebagai berikut:79

̅ ̅
thitung = ( ) ( )
√ Dimana : =√

Keterangan:
n1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol
̅ = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
̅ = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol

= varians kelompok eksperimen


= varians kelompok kontrol
Setelah harga thitung diperoleh, langkah selanjutnya melakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya thitung dengan ttabel,
dengan terlebih dahulu menetapkan degree of freedom atau derajat
kebebasannya (dk = (n1 + n2) – 2), setelah diperoleh derajat kebebasan (dk),
maka selanjutnya mencari besarnya ttabel dengan α = 0,05. Adapun kriteria
pengujiannya adalah:
79
Ibid., h. 203
49

Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima


Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, yakni kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal,maka
untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik non-parametrik. Adapun jenis
uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney (U-tes).
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian Uji Mann-Whitney
(U-tes) sebagai berikut:80
a. Menggabungkan data kelompok 1 dan kelompok 2, kemudian memberi
ranking pada data terkecil hingga data terbessar atau sebaliknya. Data
terkecil diberi urutan atau ranking 1, dan berikutnya diberi urutan ranking 2
dan seterusnya.
b. Hitunglah jumlah ranking pada masing-masing kelompok data.
c. Metode untuk mentransformasi harga U menjadi Z dengan cara sebagai
berikut :

dengan

( )( )( )

Keterangan:

d. Jika harga Zhitung mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau
lebih kecil dari (Z tabel), tolak H0 dan menerima H1

Kriteria pengujian:
Jika Zhitung ≤ Ztabel, maka tolak H0
Jika Zhitung > Ztabel, maka terima H1

80
Ibid,.h.236
50

2. Uji Pengaruh (Effect Sizes)


Uji pengaruh (effect sizes) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika (Dakota) terhadap hasil
belajar matematika siswa pada pokok bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Adapun rumus yang digunakan
untuk menghitung besarnya pengaruh yaitu dengan menggunakan perhitungan
Cohen’s d:81
( )

Keterangan:
d = Nilai effect sizes
M1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen
M2 = Nilai rata-rata kelas kontrol
SDP = Nilai standar deviasi gabungan (Sgab)
Setelah diperoleh nilai effect sizes (d), langkah selanjutnya yaitu
memberikan interpretasi dari nilai effect sizes (d) yang diperoleh. Adapun
interpretasi dari nilai effect sizes (d) yaitu:82

Tabel 3.10
Interpretasi Nilai Effect Sizes
Besar d Interpretasi
d < d ≤ 0,2 Efek Kecil
0,2 < d < 0,8 Efek Sedang
d > 0,8 Efek Besar

81
Carl J. Dunst, Deborah W.Hamby, dan Carol M.Trivette, Guidelins for Calculating Effect
Sizes for Practice-Based Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to Early
Childhood Development) Volume 3, Number 1, November 2004, h. 1-2
(http://www.courseweb.unt.edu/gknezek/06spring/5610/centerscopevol3no1.pdf)
82
Kiki Engga Dewi. Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Cooperative
Learning Teknik Marry go Round pada Siswa Kelas IV B SD Negeri Klegung 1, Jurnal Ilmiah
Guru “COPE”, No. 02/Tahun XVII/ Nopember 2013, h. 22
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=282964&val=464&title=PENINGKATAN%
20HASIL%20BELAJAR%20IPA%20MENGGUNAKAN%20MODELCOOPERATIVE%20LEA
RNING%20TEKNIK%20MARRY%20GO%20ROUNDPADA%20SISWA%20KELAS%20IV%
20B%20SD%20NEGERI%20KLEGUNG%20I)
51

3. Analisis Data Non Tes


Dalam penelitian ini, analisis data instrumen non tes menggunakan
teknik analisis data deskriptif. Dimana setiap pernyataan (ya atau tidak)
memiliki skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang dipilih. Setelah data angket
diperoleh, langkah selanjutnya mengolah data tersebut dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Presentase jawaban (%) =

I. Hipotesis Statistik
Hipotesis penelitian yang diajukan dirumuskan dalam hipotesis statistik
sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
µ2 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Pada sub bab ini akan dipaparkan gambaran secara umum data hasil pre test
dan post test dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas
eksperimen. Data hasil pre test dan post test mendeskripsikan hasil belajar siswa
yang diperoleh masing-masing kelas, sedangkan hasil angket mendeskripsikan
respon siswa terhadap penggunaan alat peraga Dakota yang digunakan selama
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen.
1. Hasil Belajar Matematika Pre test
Pemerolehan hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pre test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Rentang Nilai
Eksperimen Kontrol
13 – 21 3 5
22 – 30 5 7
31 – 39 6 8
40 – 48 12 6
49 – 57 8 6
58 – 66 3 4
Jumlah 37 36

Berdasarkan Tabel 4.1, menunjukkan adanya perbedaan perhitungan


statistik deskriptif yang tidak signifikan antara kedua kelas, ini ditunjukkan
dengan perolehan rentang nilai yang sama yakni pada rentang 13 – 66.
2. Hasil Belajar Matematika Post test
Pemerolehan hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat hasil post test kelas eksperimen
berada pada rentang nilai 30 – 101. Sedangkan kelas kontrol pada rentang nilai
25 – 84. Pada kelas eksperimen diperoleh frekuensi tertinggi siswa terdapat

52
53

pada rentang nilai 78 – 89 yaitu sebanyak 10 siswa dan frekuensi terendah


terdapat pada rentang nilai 90 – 101 yaitu sebanyak 2 siswa. Sedangkan pada
kelas kontrol diperoleh frekuensi tertinggi siswa terdapat pada rentang nilai 55
– 64 yaitu sebanyak 10 siswa dan frekuensi terendah terdapat pada rentang
nilai 35 – 44 yaitu sebanyak 3 siswa.
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rentang Nilai Jumlah Siswa Rentang Nilai Jumlah Siswa
30 – 41 4 25 – 34 4
42 – 53 7 35 – 44 3
54 – 65 9 45 – 54 8
66 – 77 5 55 – 64 10
78 – 89 10 65 – 74 6
90 – 101 2 75 – 84 5
Jumlah 37 Jumlah 36

3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Matematika


a. Hasil Pre test dan Post test
Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh beberapa nilai pemusatan
dan penyebaran data dari hasil pre test dan post test. Rekapitulasi data hasil
pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai rata-rata pre test kelas
eksperimen (41,32) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (38,25).
Begitu pula pada nilai rata-rata post test yang menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas eksperimen (64,68) lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kelas kontrol (56,72). Berdasarkan hasil post test ini menunjukkan bahwa
kedua kelas mengalami peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan
pembelajaran. Sedangkan selisih nilai rata-rata pre test dan post test kelas
eksperimen sebesar 23,36 dan sebesar 18,47 untuk selisih nilai rata-rata pre
test dan post test kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa kelas
eksperimen yang diberikan treatment berupa pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga Dakota memperoleh nilai rata-rata yang lebih
54

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberikan treatment tanpa


menggunakan alat peraga Dakota.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Data Hasil Pre test dan Post test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Penyebaran Data Pre test Post test Pre test Post test
Banyak Sampel 37 36
Nilai Minimum 13 30 13 25
Nilai Maksimum 66 100 66 83
Rata-rata (mean) 41,32 64,68 38,25 56,72
Median 42,8 63,5 37,25 57,5
Modus 44,9 82,1 33,5 57,83
Varians 156,89 316,32 204,36 226,34
Standar Deviasi 12,52 17,78 14,29 15,04
Range 53 70 53 58

b. Kemampuan Jenjang Kognitif


Berikut pemerolehan jenjang kognitif kedua kelas berdasarkan hasil
pre test dan post test.

100.00%

90.00%

80.00%
Pre test
70.00% Eksperimen

60.00% Pre test


Kontrol
50.00%
86.49%
79.86%

Post test
77.03%
76.39%

40.00%
68.92%

Eksperimen
57.43%
57.29%

53.47%

30.00%
45.27%

Post test
43.92%
42.36%
41.67%

20.00% Kontrol
26.01%
25.69%

24.32%
21.53%

10.00%

0.00%
C1 C2 C3 C4

Gambar 4.1
Diagram Hasil Pre test dan Post test Jenjang Kognitif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
55

Berdasarkan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa kemampuan jenjang


kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan.
Hasil pre test dan post test menunjukkan kemampuan jenjang kognitif C1
memiliki presentase nilai tertinggi dibandingkan dengan kemampuan
jenjang kognitif yang lainnya. Hasil pre test menunjukkan bahwa
kemampuan jenjang kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
secara keseluruhan memiliki kemempuan jenjang kognitif yang relatif
hampir sama. Sedangkan hasil post test terlihat selisih yang cukup
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni pada jenjang
kognitif C1 sebesar 6,63% dan C3 sebesar 15,45%.

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis


Terdapat beberapa langkah pengujian prasyarat analisis yang harus
dilakukan, diantaranya meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Adapun
pengujian normalitas yang dilakukan peneliti menggunakan uji Chi-Kuadrat (Chi-
Square).
Setelah diketahui bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal melalui uji normalitas, langkah selanjutnya melakukan uji
homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut berasal dari populasi
yang homogen. Adapun pengujian homogenitas yang dilakukan menggunakan Uji
Fisher.
1. Data Pre Test
a. Pengujian Prasyarat Analisis
1) Normalitas
a) Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai
X2hitung sebesar 2,6 dan nilai X2tabel sebesar 11,07. Berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan. Jika nilai X2hitung < nilai X2tabel maka H0 diterima
dan untuk lainnya H0 ditolak. Dikarenakan nilai X2hitung yang diperoleh
56

lebih kecil dari nilai X2tabel (2,6 < 11,07) maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b) Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil pengujian kelas kontrol diperoleh nilai X2hitung
sebesar 4,9 dan nilai X2tabel sebesar 11,07. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Jika nilai X2hitung < nilai X2tabel maka H0 diterima dan untuk
lainnya H0 ditolak. Dikarenakan nilai X2hitung yang diperoleh lebih kecil
dari nilai X2tabel (4,9 < 11,07) maka H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas kedua kelas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test
Kelas X2hitung X2tabel Kesimpulan
Eksperimen 2,6 Kedua kelas berasal dari populasi
11,07
Kontrol 4,9 yang berdistribusi normal

2) Homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,30
sedangkan nilai Ftabel sebesar 1,75. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan jika nilai Fhitung >
nilai Ftabel, maka H0 ditolak. Dikarenakan nilai Fhitung lebih kecil dari nilai
Ftabel (1,30 < 1,75), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti
kedua kelas berasal dari populasi yang yang homogen. Berikut reapitulasi
hasil uji homogenitas data pre test.

Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pre Test
Statistik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Fhitung 1,30
Ftabel 1,75
Kesimpulasn Kedua kelas berasal dari populasi yang homogen
57

b. Pengujian Hipotesis Data Pre Test


Terdapat dua kemungkinan atau peluang yang akan terjadi dari hipotesis
yang diajukan dalam sebuah penelitian, yaitu diterima atau ditolak. Diterima
atau ditolaknya suatu hipotesis ini berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan. Berikut hasil pengujian hipotesis data pre test.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis (Uji T) Pre Test
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
Varians (S2) 156,89 204,36
Sgabungan 13,42

Thitung 0,98

Ttabel 1,67

Kesimpulan Terima H0

Pengambilan kesimpulan hipotesis, diambil berdasarkan pada kriteria


pengujian, yaitu jika nilai Thitung ≤ nilai Ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sedangkan jika nilai Thitung ≥ nilai Ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa data pre test memperoleh nilai Thitung
sebesar 0,98 dan nilai Ttabel sebesar 1,67, dengan demikian maka H0 diterima,
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa pada
kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas
kontrol.
2. Data Post Test
a. Pengujian Prasyarat Analisis
1) Normalitas
a) Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai
X2hitung sebesar 6,9 dan nilai X2tabel sebesar 11,07. Berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan. Jika nilai X2hitung < nilai X2tabel maka H0 diterima
dan untuk lainnya H0 ditolak. Dikarenakan nilai X2hitung yang diperoleh
58

lebih kecil dari nilai X2tabel (6,9 < 11,07) maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b) Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil pengujian kelas kontrol diperoleh nilai X2hitung
sebesar 4,2 dan nilai X2tabel sebesar 11,07. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Jika nilai X2hitung < nilai X2tabel maka H0 diterima dan untuk
lainnya H0 ditolak. Dikarenakan nilai X2hitung yang diperoleh lebih kecil
dari nilai X2tabel (4,2 < 11,07) maka H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas kedua kelas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test
Kelas X2hitung X2tabel Kesimpulan
Eksperimen 6,9 Kedua kelas berasal dari populasi
11,07
Kontrol 4,2 yang berdistribusi normal

2) Homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,39
sedangkan nilai Ftabel sebesar 1,75. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan jika nilai Fhitung >
nilai Ftabel, maka H0 ditolak. Dikarenakan nilai Fhitung lebih kecil dari nilai
Ftabel (1,39 < 1,75), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti
kedua kelas berasal dari populasi yang yang homogen. Berikut reapitulasi
hasil uji homogenitas data post test.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Post Test
Statistik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Fhitung 1,39
Ftabel 1,75
Kesimpulasn Kedua kelas berasal dari populasi yang homogen
59

b. Pengujian Hipotesis Data Post Test


Terdapat dua kemungkinan atau peluang yang akan terjadi dari hipotesis
yang diajukan dalam sebuah penelitian, yaitu diterima atau ditolak. Diterima
atau ditolaknya suatu hipotesis ini berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan. Berikut hasil pengujian hipotesis data post test.

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis (Uji T) Pos Test
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
Varians (S2) 316,32 226,34
Sgabungan 16,49
Thitung 2,08
Ttabel 1,67
Kesimpulan Tolak H0

Pengambilan kesimpulan hipotesis, diambil berdasarkan pada kriteria


pengujian, yaitu jika nilai Thitung ≤ nilai Ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sedangkan jika nilai Thitung ≥ nilai Ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa data post test memperoleh nilai Thitung
2,08 dan nilai Ttabel 1,67, dengan demikian maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Perbedaan ini
diasumsikan sebagai pengaruh dari pengguaan alat peraga Dakota.
c. Uji Pengaruh (Effect sizes)
Uji pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang didapatkan dari penggunaan alat peraga Dakota terhadap hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan KPK dan FPB.
Hasil perhitungan effect sizes dengan menggunakan rumus perhitungan
Cohen’s d, diperoleh nilai effect sizes (d) sebesar 0,5. Nilai effect sizes sebesar
0,5 diinterpretasikan ke dalam tingkatan pengaruh yang sedang. Sehingga
60

dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga Dakota memberikan


pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD
Negeri Cogreg 01 pada pokok bahasan KPK dan FPB.
d. Hasil Angket Respon Siswa
Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap penggunaan alat peraga
Dakota pada pokok bahasan KPK dan FPB dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan Alat Peraga Dakota
Presentase
No. Pernyataan
Jawaban (%)
Apakah Anda suka belajar matematika dengan
1. menggunakan alat peraga Dakon Matematika (Dakota) 89% 11%
pada materi yang telah dipelajari?
Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat
2. peraga Dakon Matematika (Dakota) membuat aktivitas 100% 0%
belajar yang Anda ikuti menjadi menyenangkan?
Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat
3. peraga Dakon Matematika (Dakota) membuat Anda lebih 100% 0%
mudah mempelajari materi yang diajarkan oleh guru?
Apakah hasil belajar Anda setelah belajar matematika
4. dengan menggunakan alat peraga dakon matematika 100% 0%
memperoleh nilai yang bagus (baik)?
Apakah Anda ingin belajar matematika dengan
5. menggunakan alat peraga pada materi yang lain? kenapa? 97% 3%
Berikan alasanmu!

Berdasarkan Tabel 4.10, menunjukkan adanya respon baik yang


diberikan siswa terhadap penggunaan alat peraga Dakota yang ditunjukkan
dengan tingginya jumlah presentase dengan jawaban “ya” dari setiap
pernyataan. Selain itu, siswa memberikan sejumlah alasan keinginannya
menggunakan alat peraga selain Dakota pada materi lain yang akan dipelajari,
diantaranya: agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, seru,
asik, lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan agar memperoleh nilai
yang bagus. Respon positif siswa terhadap penggunaan alat peraga Dakota juga
telah peneliti rasakan selama melakukan proses penelitian, dimana siswa sangat
antusias, aktif, dan merasa senang mengikuti proses pembelajaran.
61

C. Hasil dan Pembahasan terhadap Temuan Penelitian


1. Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB
Dalam hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), secara keseluruhan peneliti sajikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11
Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa
Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas
Pre test Post test
Eksperimen 41,32 64,68
Kontrol 38,25 56,72

Berdasarkan Tabel 4.11, rata-rata pre test kelas eksperimen lebih tinggi
dari pada rata-rata kelompok kontrol atau (41,32 > 38,25). Namun, setelah
dilakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji-t dengan taraf
signifikansi 5% (0,05) diperoleh nilai Thitung < Ttabel atau (0,98 < 1,67). Hal ini
menunjukkan bahwa data pre test hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen sama dengan kelas kontrol. Selain itu diperoleh data bahwa kedua
kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal ini dibuktikan dengan
hasil nilai X2hitung < X2tabel, dan bersifat homogen.
Adapun setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda, dimana kelas
eksperimen menggunakan alat peraga Dakota dan kelas kontrol tanpa
menggunkan alat peraga Dakota, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol atau 64,68 > 56,72. Adanya
perbedaan hasil belajar matematika pada kedua kelas diasumsikan karena
adanya perbedaan treatment dalam proses pembelajaran. Kedua kelas ini
berasal dari populasi yang berdistribusi normal ini dibuktikan dengan hasil
nilai X2hitung < X2tabel, dan bersifat homogen.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis post test terhadap kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunkan uji-t dengan taraf
signifikansi 5% (0,05) menunjukkna bahwa nilai Thitung > Ttabel atau 2,08 > 1,67
dan perhitungan uji pengaruh yang memperoleh nilai d = 0,5 yang berada pada
62

kategori sedang. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pengguaan


alat peraga Dakota berpengaruh baik terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas IV SD Negeri Cogreg 01 pada pokok bahasan KPK dan FPB dengan
kategori sedang.
2. Desain Alat Peraga Dakota
Dakota (Dakon Matematika) merupakan salah satu alat peraga
matematika untuk materi KPK dan FPB yang menggabungkan antara
permainan tradisional dakon dan pembelajaran matematika. Dakota memiliki
bentuk yang berbeda dengan dakon yang digunakan sebagai permainan
tradisional pada umumnya. Alat peraga Dakota ini dirancang dan dibuat sendiri
oleh peneliti yang terbuat dari triplek berukuran 40 cm x 32 cm sebanyak 2
buah kemudian diberi bantalan kayu dan diberi engsel sehingga menyerupai
papan catur. Pada badan triplek bagian luar dilapisi dengan kertas minyak dan
diberi sticker bertuliskan Dakon Matematika (DAKOTA) KPK dan FPB.
Seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2
Papan Dakota Tampak Luar

Sedangkan pada badan triplek bagian dalam yang sudah dilapisi


styrofoam terdapat 102 buah lubang, yang terdiri atas 100 lubang kecil dan 2
lubang besar. Lubang-lubang yang ada di bagian dalam ini terbuat dari bola
plastik mainan anak-anak dengan aneka warna yang memiliki diameter 4 cm
untuk bola yang berukuran kecil dan 6,5 cm untuk bola yang berukuran besar.
63

Proses pembuatan lubang-lubang ini diawali dengan melubangi styrofoam,


kemudian membelah bola dengan menggunakan pisau/cutter sehingga menjadi
dua bagian yang menyerupai lubang, setelah itu bagian bola tersebut diberi lem
dan direkatkan pada lubang-lubang styrofoam.
Pada bagian atas setiap lubang kecil terdapat angka-angka (1-100). Dua
lubang besar diperuntukan untuk menaruh biji-biji dakon. Biji dakon yang
digunakan terbuat dari plastik, yang memang digunakan sebagai biji dakon
untuk permainan tradisional. Setiap lubang akan diisi dengan biji dakon yang
berbeda warna, di atas lubang besar itu terdapat white board kecil untuk
menuliskan bilangan yang hendak dicari KPK atau FPB nya.

Gambar 4.3
Papan Dakota Tampak Dalam

Gambar 4.4
Biji Dakon
64

Dalam menggunakan alat peraga Dakota ada beberapa alat yang terlebih
dahulu dipersiapkan, diantaranya: papan Dakota, biji dakon, dan spidol. Spidol
dipergunakan untuk menuliskan bilangan pada white board kecil yang berada
di atas lubang dakon yang besar. Biji dakon diletakkan di dalam lubang dakon
besar yang selanjutnya akan diambil dan diletakkan satu persatu biji dakon
tersebut ke dalam lubang dakon yang kecil sesuai dengan kelipatan atau faktor
dari bilangan yang hendak dicari.
Berikut ilustrasi cara penggunaan alat peraga Dakota KPK dan FPB.
a. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
1) Menentukan kelipatan suatu bilangan
Contohnya: menentukan kelipatan dari bilangan 5.
Siswa menuliskan bilangan 5 pada white board dengan menggunakn
spidol dan mengambil biji dakon dari lubang dakon besar yang harus
diletakkan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil sesuai dengan
kelipatan 5:{ 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, dst.}
2) Menentukan kelipatan pesekutuan dua bilangan
Contohnya: kelipatan persekutuan dari 2 dan 4.
Siswa terlebih dahulu menulisakan bilangan-bilangan tersebut pada white
board dengan menggunakan spidol, kemudian mengambil biji dakon
yang berada dilubang besar (bilangan 2 diwakili oleh biji dakon warna
kuning, sedangkan bilangan 4 diwakili biji dakon warna hijau). Setelah
itu siswa harus meletakkan biji dakon satu per satu ke dalam lubang
dakon kecil sesuai dengan kelipatan dari setiap bilangan, yaitu:
Kelipatan bilangan 2 = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, dst..}
Kelipatan bilangan 4 = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, dst..}
Dari biji dakon yang diletakan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil,
siswa akan menemukan kelipatan persekutuan dari bilangan yang dicari,
yaitu dengan cara melihat dari setiap lubang dakon kecil yang berisi dua
biji dakon dengan warna yang berbeda. Sehingga diperoleh hasil, bahwa
kelipatan persekutuan dari 2 dan 4 yaitu: {4, 8, 12, 16, dst..}
65

3) Menentukan KPK dua bilangan


Contohnya: KPK dari 3 dan 6.
Siswa terlebih dahulu menulisakan bilangan-bilangan tersebut pada white
board dengan menggunakan spidol, kemudian mengambil biji dakon
yang berada dilubang besar (bilangan 3 diwakili oleh biji dakon warna
merah, sedangkan bilangan 6 diwakili biji dakon warna pitih). Setelah itu
siswa harus meletakkan biji dakon satu per satu ke dalam lubang dakon
kecil sesuai dengan kelipatan dari setiap bilangan, yaitu:
Kelipatan 3 = {3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, dst..}
Kelipatan 6 = {6, 12, 18, 24, 30, 36, dst.}
Dari biji dakon yang diletakan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil,
siswa akan menemukan KPK dari bilangan yang dicari, yaitu dengan cara
melihat dari setiap lubang dakon kecil yang berisi dua biji dakon dengan
warna yang berbeda pada bilangan yang terkecil. Sehingga diperoleh
hasil, bahwa KPK dari 3 dan 6 ={6}
b. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
1) Menentukan faktor suatu bilangan
Contohnya: menentukan faktor dari 10.
Siswa menuliskan bilangan 10 pada white board dengan menggunakn
spidol dan mengambil biji dakon dari lubang dakon besar yang harus
diletakkan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil sesuai dengan
faktor dari 10, yaitu: {1, 2, 5, dan 10.}
2) Menentukan faktor persekutuan dua bilangan
Contohnya: faktor persekutuan dari 8 dan 12.
Siswa terlebih dahulu menulisakan bilangan-bilangan tersebut pada white
board dengan menggunakan spidol, kemudian mengambil biji dakon
yang berada dilubang besar (bilangan 8 diwakili oleh biji dakon warna
kuning, sedangkan bilangan 12 diwakili biji dakon warna hijau). Setelah
itu siswa harus meletakkan biji dakon satu per satu ke dalam lubang
dakon kecil sesuai dengan faktor dari setiap bilangan, yaitu:
Faktor 8 = {1, 2, 4, dan 8}
66

Faktor 12 = {1, 2, 3, 4, 6, dan 12}


Dari biji dakon yang diletakan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil,
siswa akan menemukan faktor persekutuan dari bilangan yang dicari,
yaitu dengan cara melihat dari setiap lubang dakon kecil yang berisi dua
biji dakon dengan warna yang berbeda. Sehingga diperoleh hasil, bahwa
faktor persekutuan dari 8 dan 12 = {1, 2, dan 4}
3) Menentukan FPB dua bilangan
Contohnya: Menentukan FPB dari 15 dan 20.
Siswa terlebih dahulu menulisakan bilangan-bilangan tersebut pada white
board dengan menggunakan spidol, kemudian mengambil biji dakon
yang berada dilubang besar (bilangan 15 diwakili oleh biji dakon warna
merah, sedangkan bilangan 20 diwakili biji dakon warna pitih). Setelah
itu siswa harus meletakkan biji dakon satu per satu ke dalam lubang
dakon kecil sesuai dengan faktor dari setiap bilangan, yaitu:
Faktor 15 = {1, 3, 5, dan 15}
Faktor 20 = {1, 2, 4, 5, 10, dan 20}
Dari biji dakon yang diletakan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil,
siswa akan menemukan FPB dari bilangan yang dicari, yaitu dengan cara
melihat dari setiap lubang dakon kecil yang berisi dua biji dakon dengan
warna yang berbeda pada bilangan yang terbesar. Sehingga diperoleh
hasil, bahwa FPB dari 15 dan 20 ={5}
Siswa dapat menggunakan alat peraga Dakota ini secara berpasangan.
Contohnya: menentukan KPK dari 5 dan 10. Maka, satu orang siswa fokus
menentukan bilangan kelipatan dari 5, dan satu orang siswa lagi fokus
menentukan bilangan kelipatan dari 10, yang pada akhirnya nanti kedua siswa
tersebut dapat menentukan KPK dari 5 dan 10 secara bersama.
Selain itu, alat peraga Dakota ini juga dapat digunakan untuk
menentukan bilangan prima. Cara menentukan bilangan prima dengan
menggunakan alat peraga Dakota berbeda dengan cara menentukan KPK dan
FPB. Berikut ilustrasi penggunaan alat peraga Dakota untuk menentukan
bilangan prima yang ada diantara 1-50.
67

Terlebih dahulu mempersiapkan alat yang dibutuhkan, diantaranya:


papan Dakon Matematika (Dakota) dan biji dakon. Selanjutnya, masukkan
sejumlah biji dakon ke dalam lubang dakon besar, kemudian ambil biji dakon
dari lubang dakon besar dan letakkan satu persatu biji dakon tersebut ke dalam
lubang dakon kecil (masing-masing lubang berisi satu biji dakon). Langkah
selanjutnya adalah mengambil biji dakon yang berada di dalam lubang dakon
kecil dan mengembalikannya ke dalam lubang dakon besar. Adapun biji dakon
yang diambil dari lubang dakon kecil diantaranya:
1) Lubang dakon ke-1
2) Lubang dakon yang merupakan kelipatan dari 2, kecuali lubang dakon
ke-2
3) Lubang dakon yang merupakan kelipatan dari 3, kecuali lubang dakon
ke-3
4) Lubang dakon yang merupakan kelipatan dari 5, kecuali lubang dakon
ke-5
5) Lubang dakon yang merupakan kelipatan dari 7, kecuali lubang dakon
ke-7
Setelah semua tahapan di atas dilakukan, maka siswa akan mengetahui
bilangan prima yang ada diantara 1-50, dengan cara melihat lubang dakon kecil
yang masih berisi biji dakon.
3. Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga Dakota
Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan treatment, dimana
dalam proses pembelajarannya menggunakan alat peraga Dakota. Berikut
deskripsi kegiatan proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan
menggunakan alat peraga Dakota pada pokok bahasan KPK dan FPB.
Kegitan awal. Pada tahap ini peneliti membuka kegiatan pembelajaran
dengan berdoa secara bersama-sama dengan siswa, mengecek kehadiran siswa,
menanyakan kabar dan keadaan siswa, menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari, memberikan motivasi dan semangat serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada setiap petemuan. Pada pertemuan yang
pertama peneliti mengajak siswa kembali mengingat materi perkalian dan
68

pembagian dengan cara tanya jawab dan tebak-tebakan. Nampak beberapa


siswa belum hafal. Kegiatan ini peneliti lakukan juga di kelas kontrol.
Kegiatan inti. Pada tahap ini terdiri atas tiga tahapan yaitu eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
a. Tahap eksplorasi, peneliti mempersilahkan siswa untuk menggali informasi
materi yang dipelajari dan peneliti menyampaikan informasi materi pada
setiap pertemuan.

Gambar 4.5
Siswa Menggali Informasi Materi yang dipelajari Secara Individu

Untuk pertemuan yang pertama kali, peneliti bertanya kepada siswa seputar
permainan tradisional dakon. Adapun pertanyaan yang diajukan
diantaranya: apakah kalian pernah bermain dakon?, berapa jumlah pemain
dakon?, bagaimana cara bermain dakon?. Dari sejumlah pertanyaan yang
diajukan, hampir semua siswa mengetahuinya.
b. Tahap elaborasi, peneliti bersama dengan siswa berlatih mengerjakan
beberapa soal pada materi yang dipelajari secara bersama-sama, membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok dengan menggunkan strategi pembagian
kelompok yang berbeda-beda setiap kali pertemuan, peneliti menjelaskan
dan mencontohkan cara menggunaka alat peraga Dakota, memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk berlatih menggunaka Dakota, dan
memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) secara individu. Masing-masing kelompok memperoleh satu paket
69

alat peraga Dakota yang terdiri dari papan Dakon Matematika (Dakota), biji
dakon, dan spidol. Setelah diberikan contoh cara menggunakannya, setiap
anggota kelompok mencoba secara bergantian, seperti nampak pada gambar
di bawah ini.

Gambar 4.6
Siswa Berlatih Menggunakan Alat Peraga Dakota

Pada Gambar 4.6, secara bergantian anggota kelompok berlatih


menggunakan Dakota pada materi menentukan kelipatan suatu bilangan.
setelah dirasakan siswa sudah mampu menentukan kelipatan suatu bilangan
selanjutnya peneliti memberikan tugas secara individu (LKS). Hasil kerja
individu (LKS) pada materi menentukan kelipatan suatu bilangan nampak
gambar di bawah ini.

Gambar 4.7
Contoh Hasil Kerja Individu (LKS)

Berdasarkan Gambar 4.7, merupakan salah satu contoh hasil kerja


(LKS) siswa pada materi kelipatan suatu bilangan. Dari hasil kerja (LKS),
70

siswa tersebut sudah mampu menentukan kelipatan dari suatu bilangan.


Siswa tersebut mengerjakan seperti pada saat ia menggunakan alat peraga
Dakota dan prosedur yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Dimana
langkah pertama yang dilakukannya yaitu menuliskan bilangan pada kolom
yang ada di atas lubang dakon besar. Kedua, meletakkan biji dakon ke
dalam lubang dakon besar dengan cara memberikan simbol (bulatan-
bulatan). Ketiga, memberikan simbol bulatan-bulatan (biji dakon) ke dalam
lubang dakon kecil yang merupakan kelipatan dari bilangan yang dicari.
Keempat, menulisakan pada lubang dakon keberapa saja yang terdapat
simbol bulatan-bulatan (biji dakon). Tahap akhir, ia akan memperoleh
bilangan-bilangan berapa saja yang merupakan kelipatan dari bilangan yang
dicarinya.
Pada setiap pertemuan peneliti membagi siswa ke dalam kelompok-
kelompok dengan anggota kelompok yang berbeda setiap pertemuannya.
Hal ini dilakukan karena terbatasnya alat peraga Dakota yang digunakan.
Pada satu kesempatan pembelajaran pada materi kelipatan persekutuan dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK), setelah peneliti memperagakan
bagaimana cara menentukan kelipatan persekutuan dan KPK, peneliti
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba mengerjakan soal di
depan kelas, seperti yang nampak pada gambar berikut.

Gambar 4.8
Perwakilan Siswa Mengerjakan Soal di Depan Kelas
71

Berdasarkan Gambar 4.8, nampak siswa sedang menggunakan alat


peraga Dakota secara berpasangan untuk mengerjakan soal di depan kelas.
Setelah peneliti dan perwakilan siswa memberikan contoh bagaimana cara
menentukan kelipatan persekutuan dan KPK, selanjutnya siswa berlatih
dalam kelompoknya secara berpasangan dan bergantian. Ketika sepasang
siswa dalam kelompok berlatih, anggota kelompok yang lain
memperhatikannya dan mengoreksi hasil kerjanya. Selain dikoreksi oleh
siswa, juga dikoreksi oleh peneliti dengan mendatangi setiap kelompok
secara bergantian. Berikut hasil kerja individu (LKS) pada materi kelipatan
dan KPK.

Gambar 4.9
Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Kelipatan Persekutuan (1)

Berdasarkan Gambar 4.9, siswa menjawab dengan benar kelipatan


persekutuan dari dua bilangan. Siswa menjawab dengan memberikan simbol
bulatan pada setiap lubang dakon yang merupakan keliapatan dari masing-
masing bilangan, kemudian menentukan kelipatan persekutuan dengan cara
melihat lubang dakon yang memiliki dua simbol bulatan dalam satu
lubangnya. Pada nomor lain pada lembar kerja yang sama, siswa pun sudah
mampu menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan tanpa
menggunakan bentuk seperti alat peraga Dakota seperti tampak pada
Gambar berikut.
72

Gambar 4.10
Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Kelipatan Persekutuan (2)

Berdasarkan Gambar 4.10, siswa menentukan kelipatan persekutuan


dengan cara menuliskan kelipatan dari masing-masing bilangan, kemudian
mencari bilangan yang sama diantara kedua bilangan.

Gambar 4.11
Contoh Hasil Jawaban Siswa Menentukan KPK

Berdasarkan Gambar 4.11, siswa sudah mampu menentukan KPK


dengan terlebih dahulu menentukan kelipatan, kelipatan persekutuan
kemudian KPK yang diperolehnya dari bilangan terkecil dari kelipatan
persekutuan.
Pada materi faktor, faktor persekutuan, dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) terlebih dahulu diawali dengan mengingat kembali materi
pembagian. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh cara
menggunakan alat peraga Dakota oleh peneliti dan siswa yang berlatih
73

dengan kelompoknya secara bergantian. Berikut ini hasil kerja individu


(LKS) pada materi faktor, faktor persekutuan, dan FPB.

Gambar 4.12
Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Faktor Suatu Bilangan

Berdasarkan Gambar 4.12, siswa sudah mampu menentukan faktor


dari suatu bilangan , dengan menempatkan simbol bulatan pada setiap
lubang dakon kecil yang merupakan faktor dari bilangan yang dicari.

Gambar 4.13
Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Faktor Persekutuan

Berdasarkan Gambar 4.13, siswa dapat dengan mudah menentukan


faktor persekutuan dari bilangan, yaitu hanya dengan melihat lubang dakon
kecil yang berisi dua simbol berbeda yang berada pada satu lubang.
74

Gambar 4.14
Contoh Hasil Jawaban Siswa Materi Menentukan FPB

Berdasarkan Gambar 4.14, siswa memberikan simbol yang berbeda


pada setiap bilangan yang akan dicari faktornya masing-masing. Jika telah
menentukan faktor dari masing-masing bilangan, selanjutnya menentukan
faktor persekutuannya, kemudian menentukan FPB dengan cara melihat
bilangan terbesar dari faktor persekutuan.
c. Tahap konfirmasi, peneliti memberikan umpan balik dari hasil mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) serta memberikan kesempatan kepada siswa jika
ada yang belum atau kurang dipahami.
Kegiatan penutup. Pada tahap ini peneliti memberikan kesimpulan dari
materi yang dipelajari dan menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama dengan siswa.
4. Hasil Belajar ditinjau dari Jenjang Kognitif
Hasil belajar jenjang kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
saat pre test menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol, namun dengan selisih yang tidak begitu signifikan.
Namun, setelah diberikan treatment, hasil post test menunjukkan bahwa kelas
eksperimen memiliki hasil belajar pada jenjang kognitif yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih yang cukup signifikan pada
jenjang kognitif C1 dan C3.
Berikut deskripsi hasil belajar jenjang kognitif kedua kelas berdasarkan
data post test.
75

a. Jenjang Kognitif C1 (mengingat)


Presentase keberhasilan pada jenjang kognitif C1 kelas eksperimen
sebesar 86,49% sedangkan kelas kontrol 79,86%, dengan selisih sebesar
6,63%. Adapun bentuk soal pada jenjang C1 tampak seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4.15
Bentuk Soal Jenjang C1

Pada tahapan ini siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan lancar. Ini dikarenakan siswa sudah mampu menyebutkan bilangan-
bilangan yang menjadi faktor dari bilangan yang ditanyakan. Namun, masih
terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan
siswa tersebut belum hafal perkalian dan pembagian.
b. Jenjang Kognitif C2 (memahami)
Presentase keberhasilan pada jenjang kognitif C2 kelas eksperimen
sebesar 57,43% sedangkan kelas kontrol sebesar 57,29%. ini
menggambarkan bahwa tingkat kognitif C2 kedua kelas tidak jauh berbeda.
Adapun bentuk soal pada jenjang C2 tampak seperti pada gambar di bawah
ini.

Gambar4.16
Bentuk Soal Jenjang C2
76

Dari contoh hasil jawaban siswa menunjukkan bahwa siswa mampu


menjawab soal dengan lancar. Namun, masih terdapat siswa yang salah
pada tahap akhir. Hal ini dikarenakan siswa harus memahami maksud dari
soal tersebut.
c. Jenjang Kognitif C3 (menerapkan)
Presentase keberhasilan pada jenjang kognitif C3 kelas eksperimen
sebesar 68,92% dan kelas kontrol 53,47%. Pada saat menjawab soal siswa
terlihat kurang lancar, dimana siswa mengalami kesalahan pada tahap akhir
menjawab soal, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.17
Bentuk Soal Jenjang C3
Berdasarkan Gambar 4.17, terlihat siswa salah pada tahap akhir, hal
ini terjadi dikarenakan siswa harus mengerjakan beberapa tahapan untuk
menyelesaikan soal tersebut. Namun, pada siswa kelas eksperimen sudah
terlihat lancar dan benar mengerjakan soal tersebut sesuai dengan tahapan-
tahapan yang harus dikerjakan seperti pada saat menggunakan alat peraga
Dakota. Inilah yang membuat selisih antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol cukup tinggi, yakni sebesar 15,45%.
d. Jenjang Kognitif C4 (menganalisis)
Pada jenjang kognitif C4 memiliki presentase keberhasilan yang
paling rendah dibandingkan dengan presentase keberhasilan jenjang kognitif
C1, C2, dan C3. Adapun presentase keberhasilan jenjang C4 untuk kelas
eksperimen sebesar 43,92% dan 42,36% untuk kelas kontrol. Setelah
diidentifikasi dari hasil jawaban siswa, ini dikarenakan siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal, karena soal pada jenjang C4 ini
berbentuk soal cerita, sehingga siswa harus terlebih dahulu memahami soal
77

tersebut kemudian menerapkan cara untuk menyelesaikannya. Seperti


tampak pada Gambar 4.18 (a).

(a) (b)
Gambar 4.18
Bentuk Soal Jenjang C4

Berdasarkan Gambar 4.18 (a), terlihat siswa sudah dapat menentukan


cara penyelesaiannya namun menemukan kesulitan dalam mengeksekusi
jawabannya. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang kurang lengkap dan salah
pada tahap akhir. Namun, terdapat juga siswa yang sudah mampu mengerjakan
soal tersebut dengan baik dan benar. Seperti tampak pada Gambar 4.18 (b).
Perbedaan keberhasilan pada tiap jenjang kognitif ini dikarenakan semakin
tinggi jenjang kognitif maka soal yang diberikan semakin sulit.
5. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti amat sangat menyadari bahwa
penelitian yang dilakukan ini belum bahkan jauh dari kata sempuna. Berbagai
upaya telah dilakukan semaksimal mungkin selama pelaksanaan penelitian ini
agar memperolah hasil yang maksimal. Walaupun demikian, masih ada faktor
yang belum mampu peneliti kendalikan sehingga membuat penelitian ini
memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya:
78

1. Siswa masih belum hafal perkalian dan pembagian, hal ini cukup membuat
proses pembelajaran terhambat. Sedangkan pokok bahsan KPK dan FPB
membutuhkan kemampuan ini.
2. Pada pertemuan awal siswa terlihat bingung belajar dengan menggunakan
alat perga Dakota. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa belajar
matematika dengan menggunakan alat peraga.
3. Alat peraga Dakota yang digunakan peneliti selama melaksanakan
penelitian tidak berdasarkan jumlah siswa. Hal ini dikarenakan keterbatasan
peneliti dalam membuat alat peraga Dakota.
4. Alat peraga Dakota yang digunakan peneliti selama melaksanakan
penelitian hanya mampu untuk menentukan:
a. Kelipatan dari suatu bilangan yang memiliki hasil 100.
b. Faktor dari bilangan 100.
c. Bilangan prima antara 1-100.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga Dakota
terbukti memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada
pokok bahasan KPK dan FPB. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis post test
yang menayakan nilai Thitung > Ttabel (2,08 > 1,67) pada taraf signifikansi 5% atau
(α = 0,05). Selain itu, nilai rata-rata post test menunjukkan bahwa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, begitu juga pada
pemerolehan keberhasilan jenjang kognitif dari C1 sampai dengan C4.
Penggunaan alat peraga Dakota dalam proses pembelajaran KPK dan FPB
memberikan pengaruh dalam dalam kategori sedang. Hal ini berdasarkan pada
hasil perhitungan uji pengaruh (effect sizes) dengan menggunakan rumus
perhitungan Cohen’s d, yang diperoleh nilai effect sizes (d) sebesar 0,5. Nilai
effect sizes sebesar 0,5 diinterpretasikan ke dalam tingkatan pengaruh yang
sedang.
Selain hasil uji hipotesis dan effect sizes, hasil ini juga didukung oleh hasil
angket respon siswa yang menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang
baik terhadap penggunaan alat peraga Dakota. Ini ditunjukkan dengan tingginya
presentase dengan jawaban “ya” dari setiap pernyataan dan sejumlah alasan
keinginannya menggunakan alat peraga selain Dakota pada materi lain yang akan
dipelajari

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran-
saran terkait penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga Dakota dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk
meningkatkan motivasi dan mengatasi kejenuhan siswa dalam proses
pembelajaran, karena dengan menggunakan alat peraga siswa menjadi lebih
antusias, aktif, dan merasa senang selama mengikuti proses pembelajaran.

79
80

2. Alat peraga Dakota dapat dijadikan sebagai alternatif oleh guru dalam
mengajarkan materi KPK dan FPB. Selain itu, guru dapat bekerjasama dengan
siswa untuk membuat media atau alat peraga yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran atau bahkan dapat memanfaatkan benda-benda yang
berada di sekitar lingkungan sekolah untuk dijadikan media atau alat peraga
pembelajaran.
3. Alat peraga Dakota yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijadikan
sebagai model untuk mendesain dan membuat alat peraga matematika sendiri
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
pemahaman siswa serta mengurangi keabstrakan materi yang dipelajari yang
akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
4. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pada materi
KPK dan FPB. Oleh karena itu, disarankan perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut lagi untuk penggunaan alat peraga Dakota pada materi matematika yang
lainnya (materi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan
perkalian).
DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Nahrowi dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, Bandung: UPI


Press, 2006.
Afidah dan Khairunnisa, Matematika Dasar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2014.
Anderson, Lorin W dan David R. Karthwohl, Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Anisah, Siti. Alat Peraga Pembelajaran Matematika,Jurnal Tarbawiyah Vol.11
No.1 Edisi Januari-Juli 2014,
(http://stainmetro.ac.id/e-
journal/index.php/tarbawiyah/article/view/297/283) diakses pada hari
Selasa 22/12/2015 pukul 08:10 WIB.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Cetakan kelima.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2015. Ediisi kedua. Cetakan keempat.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Cetakan
ketigabelas.
Astrea, Thersi. “Penerapan Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media
Dakon untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas I
SDN 6 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi pada
Universitas Muhammadiyah, Palangkaraya, 2014.
(http://www.umpalangkaraya.ac.id/perpustakaan/digilib/download.php?id=
986) Diakses pada hari Selasa, 05/04/2016 pukul 09:22 WIB
Bawang, Anak. Dakon/Congklak,
(http://www.anakbawangsolo.org/2015/02/dakon.html#) diakses pada hari
Jumat 26/02/2016 pukul 13:59 WIB.
Bimbingan, Menelusuri Asal Usul Permaian Congklak,
(http://www.bimbingan.org/asal-usul-congklak.htm). Diakses pada hari
Senin 29/02/2016 pukul 09:21 WIB.
Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.
Dartati, Sri. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Alat
Peraga Dakon Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Banjarsari 02 Semester 1
Tahun Pelajaran 2011/2012”, Skripsi pada Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga, 2012.
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/670/1/T1_262010636_Jud
ul.pdf) diakses pada hari Senin 02/02/2016 pukul 11:29 WIB.
Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI), Alquran dan Terjemahnya.
Jakarta:Bintang Indonesia, 2011.
Dewi, Kiki Engga, Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model
Cooperative Learning Teknik Marry go Round pada Siswa Kelas IV B SD
Negeri Klegung 1, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 02/Tahun XVII/
Nopember 2013.
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=282964&val=464&t
itle=PENINGKATAN%20HASIL%20BELAJAR%20IPA%20MENGGUNAK
AN%20MODELCOOPERATIVE%20LEARNING%20TEKNIK%20MARRY
%20GO%20ROUNDPADA%20SISWA%20KELAS%20IV%20B%20SD%20
NEGERI%20KLEGUNG%20I) diakses pada hari Minggu 18/09/2016 pukul
13:56 WIB.
Dust, Carl J., dkk., Guidelins for Calculating Effect Sizes for Practice-Based
Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to Early
Childhood Development) Volume 3, Number 1, November 2004.
(http://www.courseweb.unt.edu/gknezek/06spring/5610/centerscopevol3no1.
pdf) diakses pada hari Minggu 18/09/2016 pukul 13:58 WIB.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2011. Cetakan ketiga.
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar (Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Islami), Bandung: PT. Refika Aditama,
2010.
Febriana, Evi. “Kontribusi Penggunaan Papan Dakon dalam Pembelajaran
Matematika Materi Perkalian Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas II
MIM 02 Merden Banjarnegara”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015.
(http://digilib.uin-suka.ac.id/16500/2/11480004_bab-i_iv-atau-v_daftar-
pustaka.pdf) diakses pada hari Selasa 05/04/2016 pukul 09:18 WIB.
Hamdani, A. Saepul, dkk. Matematika 1 Learning Assistence Program for Islamic
School Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (LAPIS PGMI), Surabaya:
Depag RI, 2008. Edisi Pertama, Paket 3.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Rajawali Pers,2014.
Ed.1, Cet.1.
Herman, Tatang, dkk. Pendidikan Matematika 1, Bandung: UPI Press, 2007.
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012. Cetakan keempat.
Kriswandi, Wahyudi. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD unit 1,
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2479/10/BOOK_Wahyudi-
Kriswandani_Pengembangan%20pembelajaran%20matematika%20SD_uni
t%201.pdf) diakses pada hari Sabtu 10/10/2016 pukul 13:16 WIB.
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Baru, Jakarta: Rajawali Press, 2014.
Cetakan ketiga.
Lukman, Rosadi dan Dadan Hamdana. Pendidikan Matematika 1, Jakarta:
Departemen Agama RI, 1998.
Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Cetakan
kedelapan.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada, 2012.
Novita, Viara. Uji Normalitas Menggunakan Uji Chi Kuadrat, Uji Kolmogorov
Smirnov (KS), dan Uji Liliefors,
(http://viararizkiyah.blogspot.co.id/2015/05/ujinormalitas-menggunakan-
uji.html) diakses pada hari Senin 25/07/2016 pukul 11:15 WIB.
Novri, Rizki. Manfaat Permainan Tradisional Congklak Indonesia,
(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/571/jbptunikompp-gdl-rizkinovri-28506-
10-unikom r-i.pdf) diakses pada hari Rabu 28/10/2015 pukul 08:21 WIB.
Pujiati, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika SMP,
(Yogyakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG
Matematika, 2004), h. 3
(http://p4tkmatematika.org/downloads/smp/AlatPeragaMatematika.pdf)
diakses pada hari Jumat 25/12/2015 pukul 22:19 WIB.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Cetakan
keenam.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007.
Purwatiningsih, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Permainan
Dakon Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pandanharum Kecamatan Gabus
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012”, Skripsi pada
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012.
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1357/1/T1_262010709_Ju
dul.pdf) diakses pada hari Senin 02/02/2015 pukul 11:28 WIB.
Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana
Prima, 2009.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008. Edisi 1, Cetakan ketiga.
Sitinjak, Dermalince. Penggunaan Alat Peraga Matematika, (Widyaiswara LPMP
Sumatera Utara : 2013),
(http://lpmp-sumut.or.id/1/wp-content/uploads/2013/04/web-
dermalince.pdf) diakses pada hari Selasa, 22/12/2015 pukul 08:11 WIB.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sudayana, Rostina. Media Pembelajaran Matematika (untuk guru, calon guru,
orang tua dan pencinta matematika), Bandung: Alfabeta, 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010. Cetakan kelimabelas
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013. Cetakan ketigabelas
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya), Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2012.
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,2009.
Suralaga, Fadhilah dan Solicha. Psikologi Pendidikan, Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Kencana, 2013. Edisi Pertama.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: PT Refika
Aditama, 2010.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian), Bandung: CV. Wacana Prima, 2009.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI, 2006.
Widayati, Esti Yuli, dkk. Pembelajaran Matematika MI Learning Assistence
Program for Islamic School Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (LAPIS
PGMI), Surabaya: Aprinta, 2009. Edisi pertama, paket 1
Widi, Hendriyo. “Ketika Dakon Menjadi Alat Peraga Matematika...”, Harian
Kompas, Selasa, 14 Oktober 2008.
(http://nasional.kompas.com/read/2008/10/14/1730049/ketika.dakon.menja
di.alat.peraga.matematika...) diakses pada hari Selasa, 05/04/2016 pukul
09:30 WIB.
Wijaya, Ariyadi. Manfaat Permainan Tradisional untuk PMRI,
(httpstaff.uny.ac.idsitesdefaultfilespengabdianariyadi-wijaya-
mscwijayaseminar-dan-workshop-pmri-usd-2009manfaat-permainan-
tradisional-untuk-pmri.pdf) diakses pada hari Sabtu 11/04/2015 pukul 20:51
WIB.
Pertemuan Ke 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan

III. Indikator :
1. Menyebutkan dan menuliskan kelipatan suatu bilangan (1 angka dan 2
angka).

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyebutkan dan menuliskan kelipatan dari suatu bilangan (1 angka dan
2 angka).

V. Materi Ajar : Kelipatan suatu bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang kelipatan
suatu bilangan dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang kelipatan suatu bilangan.
b. Elaborasi
- Siswa mencari kelipatan suatu bilangan ( 1 angka dan 2 angka)
bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa menyebutkan kelipatan yang telah dicari,
kemudian menuliskannya di papan tulis.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan kelipatan dari suatu
bilangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan kelipatan
suatu bilangan dengan menggunakan Dakon Matematika
(Dakota) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok memperagakan cara menentukan kelipatan
suatu bilangan dengan Dakon Matematika (Dakota) yang
bilangannya ditentukan oleh kelompok lain.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota)


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan Kelipatan dan Faktor Bilangan

III. Indikator :
1. Menentukan kelipatan suatu bilangan dan kelipatan persekutuan dari dua
bilangan.
2. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dari 1 angka.
3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dari 2 angka.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
kelipatan persekutuan dua bilangan dari 1 angka dan 2 angka.

V. Materi Ajar : Kelipatan persekutuan dua bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok,tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang kelipatan
persekutuan dua bilangan dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang kelipatan persekutuan dua bilangan.
b. Elaborasi
- Siswa mencari kelipatan persekutuan dua bilangan ( 1 angka
dan 2 angka) bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan kelipatan persekutuan
dua bilangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan kelipatan
persekutuan dua bilangan dengan menggunakan Dakon
Matematika (Dakota) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok mengutus anggota kelompoknya (2 siswa)
untuk mengerjakan soal dengan menggunakan alat peraga
Dakon Matematika (Dakota) di depan kelas dengan soal yang
ditentukan oleh guru, kelompok yang menjawab dengan benar
dan tercepat adalah pemenagnya.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota) dan potongan gambar (puzzle).


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB)

III. Indikator :
1. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 1
angka
2. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 1
angka dan 2 angka
3. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 2
angka

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan.

V. Materi Ajar : Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (55 meniit)


a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua
bilangan.
b. Elaborasi
- Siswa berlatih mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dari dua bilangan bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan dengan
menggunakan Dakon Matematika (Dakota) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Perwakilan kelompok mengambil amplop undian yang
disediakan oleh guru, dan mengerjakan soal yang ada dalam
amplop undian tersebut (dengan waktu yang telah ditentukan)
- Perwakilan masing-masing anggota kelompok berkeliling
secara bergantian untuk mengecek hasil kerja setiap kelompok.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota), kartu nama tokoh kartun, amplop.
IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan

III. Indikator :
1. Meyebutkan dan menuliskan faktor suatu bilangan (1 angka dan 2 angka).

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyebutkan dan menuliskan faktor dari suatu bilangan (1 angka dan 2
angka).

V. Materi Ajar : Faktor suatu bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demontrasi, dan
penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang faktor suatu
bilangan dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang faktor suatu bilangan.
b. Elaborasi
- Siswa mencari faktor suatu bilangan ( 1 angka dan 2 angka)
bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa menyebutkan faktor dari bilangan yang telah
dicari dan menuliskannya di papan tulis.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan faktor dari suatu
bilangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan faktor suatu
bilangan dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota)
secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok membuat soal tentang menentukan faktor
suatu bilangan, kemudian diserahkan kepada guru.
- Masing-masing kelompok mengerjakan soal dari kelompok
lain yang telah di undi oleh guru dan mempresentasikannya di
depan kelas (kelompok yang memberikan pertanyaan
mengoreksi hasil kelompok yang menjawab).
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota), kartu warna, dan kartu soal.
IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

III. Indikator :
1. Menyebutkan bilangan-bilangan prima.
2. Menjelaskan pengertian bilangan prima.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu meyebutkan
dan menjelaskan bilangan prima.

V. Materi Ajar : Bilangan prima (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran :


VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (55 menit)


a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang bilangan
prima dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang bilangan prima.
b. Elaborasi
- Siswa bersama dengan guru berlatih mencari/menentukan
bilangan prima.
- Siswa secara bergantian menyebutkan bilangan prima yang
telah dicari.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa.
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan bilangan prima
disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan bilangan
prima dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota)
secara bersama-sama.
- Guru memberikan nomor kepala kepada setiap kelompok.
- Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru dengan cara mengangkat nomor kepala (kelompok yang
tercepat mengangkat nomor kepala berkesempatan menjawab
terlebih dahulu).
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secra individu.

c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik degan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota), kartu kepala bernomor, dan permen.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

III. Indikator :
1. Menunjukkan dan menentukan faktor suatu bilangan.
2. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menunjukkan dan menentukan faktor suatu bilangan dan faktor
persekutuan dua bilangan.

V. Materi Ajar : Faktor persekutuan dua bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (55 menit)


a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang faktor
persekutuan dua bilangan dan bilangan prima dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang faktor persekutuan dua bilangan.

b. Elaborasi
- Siswa mencari faktor persekutuan dua bilangan ( 1 angka dan 2
angka) bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menentukan
faktor persekutuan dua bilangan yang telah ditentukan oleh
guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan faktor persekutuan
dua biangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan faktor
persekutuan dua bilangan dengan menggunakan Dakon
Matematika (Dakota) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok mengutus perwakilan (2 siswa) untuk
mengikuti kuis, kelompok yang memperoleh skor tertinggi
adalah pemenangnya.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota) dan stick ice cream.


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)

III. Indikator :
1. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 1 angka
2. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 1 angka
dan 2 angka
3. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 2 angka

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan.

V. Materi Ajar : Faktor persekutuan terbesar (FPB) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan.

b. Elaborasi
- Siswa mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dua
bilangan bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) dari dua bilangan disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menentukan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan dengan
menggunakan Dakon Matematika (Dakota) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok secara bergantian mendemonstrasikan cara
menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua
bilangan di depan kelas.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota) dan potongan gambar (puzzle)


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

III. Indikator :
1. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyelesaikan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan KPK

V. Materi Ajar : Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang cara
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang cara menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dalam menyelesaikan soal cerita
disertai contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih meyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota) secara
bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok bergantian ke depan kelas untuk memilih
nomor undian yang dibelakangnya terdapat soal, kemudian
mendemonstrasikan cara menyelesaikannya dengan
menggunakan Dakon Matematika (Dakota).
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota), kartu nomor undian,dan kalender.


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

III. Indikator :
1. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Faktor
Persekutuan Terkecil (FPB)

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyelesaikan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan FPB.

V. Materi Ajar : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang cara
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).

b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga Dakon
Matematika (Dakota) untuk menyelesaikan soal cerita yang
berkaitan dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) disertai
contoh.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota)
secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) yang diajukan oleh
guru, kelompok yang tercepat menyelesaikan diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
di depan kelas.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

c. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.
VIII. Alat/Bahan : Dakon Matematika (Dakota) dan kartu warna.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016


Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Nia Handayani, S.Pd. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan

III. Indikator :
2. Menyebutkan dan menuliskan kelipatan suatu bilangan (1 angka dan 2
angka).

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyebutkan dan menuliskan kelipatan dari suatu bilangan (1 angka dan
2 angka).

V. Materi Ajar : Kelipatan suatu bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang kelipatan
suatu bilangan dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang kelipatan suatu bilangan.
e. Elaborasi
- Siswa mencari kelipatan suatu bilangan ( 1 angka dan 2 angka)
bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa menyebutkan kelipatan yang telah dicari,
kemudian menuliskannya di papan tulis.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa
- Siswa secara berkelompok berlatih mengerjakan latihan soal
dan saling mengoreksi hasil kerja.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan.
- Siswa setiap kelompok mengutus anggotanya untuk
mengerjakan latihan di depan kelas (soal ditentukan oleh
kelompok lain)
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : kertas HVS dan spidol kecil

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)
X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan Kelipatan dan Faktor Bilangan

III. Indikator :
4. Menentukan kelipatan suatu bilangan dan kelipatan persekutuan dari dua
bilangan.
5. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dari 1 angka.
6. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan dari 2 angka.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
kelipatan persekutuan dua bilangan dari 1 angka dan 2 angka.

V. Materi Ajar : Kelipatan persekutuan dua bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok,tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang kelipatan
persekutuan dua bilangan dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang kelipatan persekutuan dua bilangan.
e. Elaborasi
- Siswa mencari kelipatan persekutuan dua bilangan ( 1 angka
dan 2 angka) bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan potongan
gambar (puzzle).
- Siswa dalam kelompok berlatih menentukan kelipatan
persekutuan.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok mengutus anggota kelompoknya (2 siswa)
untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas (soal ditentukan
oleh guru), kelompok yang menjawab dengan benar dan
tercepat adalah pemenagnya.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Potongan gambar (puzzle) dan kertas HVS.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)
X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB)

III. Indikator :
4. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 1
angka
5. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 1
angka dan 2 angka
6. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan 2
angka

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan.

V. Materi Ajar : Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Kegiatan Inti (55 meniit)


d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua
bilangan.
e. Elaborasi
- Siswa berlatih mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dari dua bilangan bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan nama-nama
tokoh animasi.
- Siswa dalam kelompok berlatih menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) secara bergantian.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Perwakilan kelompok mengambil amplop undian yang
disediakan oleh guru, dan mengerjakan soal yang ada dalam
amplop undian tersebut (dengan waktu yang telah ditentukan)
- Perwakilan masing-masing anggota kelompok berkeliling
secara bergantian untuk mengecek hasil kerja setiap kelompok.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kartu nama tokoh animasi, amplop, an kertas HVS.


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan

III. Indikator :
2. Meyebutkan dan menuliskan faktor suatu bilangan (1 angka dan 2 angka).

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyebutkan dan menuliskan faktor dari suatu bilangan (1 angka dan 2
angka).

V. Materi Ajar : Faktor suatu bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demontrasi, dan
penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang faktor suatu
bilangan dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang faktor suatu bilangan.
e. Elaborasi
- Siswa mencari faktor suatu bilangan ( 1 angka dan 2 angka)
bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa menyebutkan faktor dari bilangan yang telah
dicari dan menuliskannya di papan tulis.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan kartu warna.
- Siswa berlatih menentukan faktor suatu bilangan dalam
kelompok, dan saling mengoreksi.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan.
- Setiap kelompok membuat soal tentang menentukan faktor
suatu bilangan, kemudian diserahkan kepada guru.
- Masing-masing kelompok mengerjakan soal dari kelompok
lain yang telah di undi oleh guru dan mempresentasikannya di
depan kelas (kelompok yang memberikan pertanyaan
mengoreksi hasil kelompok yang menjawab).
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.
f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan :Kertas HVS, kartu warna, dan kartu soal.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

III. Indikator :
3. Menyebutkan bilangan-bilangan prima.
4. Menjelaskan pengertian bilangan prima.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu meyebutkan
dan menjelaskan bilangan prima.

V. Materi Ajar : Bilangan prima (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran :


VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Kegiatan Inti (55 menit)


d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang bilangan
prima dari buku matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang bilangan prima.
e. Elaborasi
- Siswa bersama dengan guru berlatih mencari/menentukan
bilangan prima.
- Siswa secara bergantian menyebutkan bilangan prima yang
telah dicari.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan membagikan permen aneka
rasa.
- Siswa dalam kelompok berlatih kembali mencari/menentukan
bilangan prima.
- Guru memberikan nomor kepala kepada setiap kelompok.
- Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru dengan cara mengangkat nomor kepala (kelompok yang
tercepat mengangkat nomor kepala berkesempatan menjawab
terlebih dahulu).
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secra individu.

f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik degan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kartu kepala bernomor, dan permen aneka rasa.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)

Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan


Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)
X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd,SD ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

III. Indikator :
3. Menunjukkan dan menentukan faktor suatu bilangan.
4. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan.

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menunjukkan dan menentukan faktor suatu bilangan dan faktor
persekutuan dua bilangan.

V. Materi Ajar : Faktor persekutuan dua bilangan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang faktor
persekutuan dua bilangan dan bilangan prima dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang faktor persekutuan dua bilangan.

e. Elaborasi
- Siswa mencari faktor persekutuan dua bilangan ( 1 angka dan 2
angka) bersama-sama dengan guru.
- Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menentukan
faktor persekutuan dua bilangan yang telah ditentukan oleh
guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan membagikan stick ice cream
aneka warna.
- Siswa berkumpul secara berkelopok sesuai dengan warna stick
ice cream yang diperoleh.
- Siswa secara berkelompok berlatih menentukan faktor
persekutuan.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok mengutus perwakilan (2 siswa) untuk
mengikuti kuis, kelompok yang memperoleh skor tertinggi
adalah pemenangnya.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kertas HVS dan stick ice cream.


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)

Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan


Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)

III. Indikator :
4. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 1 angka
5. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 1 angka
dan 2 angka
6. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan 2 angka

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu menentukan
faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan.

V. Materi Ajar : Faktor persekutuan terbesar (FPB) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan dari buku
matematika yang dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan.

e. Elaborasi
- Siswa mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dua
bilangan bersama-sama dengan guru.
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan potongan
gambar (puzzle).
- Siswa dalam kelompok berlatih menentukan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) secara berpasangan dan saling
mengoreksi.
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok secara bergantian mendemonstrasikan cara
menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua
bilangan di depan kelas.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kertas HVS, spidol dan potongan gambar (puzzle)

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

III. Indikator :
2. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyelesaikan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan KPK

V. Materi Ajar : Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang cara
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang cara menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

e. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan kartu
bernomor.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih meyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok bergantian ke depan kelas untuk memilih
nomor undian yang dibelakangnya terdapat soal, kemudian
mendemonstrasikan cara menyelesaikannya.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kartu nomor, kartu nomor undian,dan kalender.

IX. Sumber Ajar :


Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)
Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD. ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Pertemuan Ke 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Negeri Cogreg 01


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi (SK) :


Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam Pemecahan
Masalah

II. Kompetensi Dasar (KD) :


Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

III. Indikator :
2. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Faktor
Persekutuan Terkecil (FPB)

IV. Tujuan Pembelajaran :


Setelah melaksanakan pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyelesaikan soal cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan FPB.

V. Materi Ajar : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi,


dan penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran :

4. Kegiatan awal (5 menit)


- Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas/siswa yang bertugas pada hari tersebut.
- Mengecek kehadiran siswa (absensi)
- Menanyakan kabar siswa
- Mengingat kembali pelajaran yang telah dilakukan
- Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (55 menit)
d. Eksplorasi
- Siswa secara individu menggali informasi tentang cara
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dari buku matematika yang
dimilikinya.
- Siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
tentang menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).

e. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa dengan menggunakan kartu warna.
- Siswa berkelompok sesuai dengan kartu warna yang
dimilikinya.
- Siswa dalam setiap kelompok berlatih menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB).
- Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
- Setiap kelompok menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) yang diajukan oleh
guru, kelompok yang tercepat menyelesaikan diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
di depan kelas.
- Siswa mengerjakan latihan soal (LKS) secara individu.

f. Konfirmasi
- Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan
terhadap hal-hal yang telah dikerjakan siswa.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
atau kurang dipahami oleh siswa.

6. Kegiatan Penutup (5 menit)


- Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dielajari.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan
berdoa bersama-sama.

VIII. Alat/Bahan : Kertas HVS, spidol, dan kartu warna.


IX. Sumber Ajar :
Yoni Yuniarto dan Hidayati, Matematika (untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009)

Hardi, dkk. Pandai Berhitung Matematika (untuk Sekolah Dasar dan


Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV), (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)

X. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa (terlampir)

Bogor, ........................... 2016

Mengetahui,
Wali Kelas, Peneliti,

( Suwardi, S.Pd, SD ) (Asep Hidayat)

Kepala SD Negeri Cogreg 01

(Acep Juanda, M.Pd.)


Kelipatan Suatu Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
1 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan kelipatan suatu


bilangan
Contohnya :
Upin ingin mengetahui kelipatan dari bilangan 2 dengan menggunakan Dakon
Matematika (Dakota). Apa saja alat yang diperlukan oleh Upin ?
- Papan Dakon Matematika (Dakota)
- Biji Dakon
- Spidol
Bagaimana cara Upin bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan
kelipatan dari bilangan 2 ?
- Upin menuliskan bilangan yang akan dicari kelipatannya (contoh : bilangan 2)
pada kolom yang berada di atas lubang dakon yang besar.
- Upin meletakkan biji-biji dakon ke dalam lubang dakon yang besar.
- Upin mengambil biji dakon dan meletakkan satu per satu biji dakon ke dalam
lubang dakon yang kecil sesuai dengan kelipatan dari bilangan yang dicari
kelipatannya (contoh : bilangan 2). Berikut hasil permainan Dakon
Matematika (Dakota) yang dilakukan oleh Upin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

- Dari biji dakon yang telah diletakkan oleh Upin ke dalam lubang dakon kecil,
maka Upin dapat mengetahui kelipatan dari bilangan 2, dengan cara melihat
lubang dakon kecil yang berisi biji dakon, pada lubang keberapa saja itu ?
(pada lubang ke 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20)
- Jadi, kelipatan dari bilangan 2 yaitu = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 18, 20....dst.
- Upin sudah bisa menentukan kelipatan dari bilangan dengan menggunakan
Dakon Matematika (Dakota), sekarang waktunya kamu berlatih ya...!! 

Latihan !
1. kelipatan dari bilangan 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang keberapa saja yang terdapat biji dakonnya ? ....


Jadi, kelipatan dari bilangan 4 = ......

2. kelipatan dari bilangan 7


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang keberapa saja yang terdapat biji dakonnya ? ....


Jadi, kelipatan dari bilangan 7 = .....

3. Tentukan kelipatan dari bilangan 12 yang kurang dari 70 dengan menulisaknnya pada
lubang dakon di bawah ini !
Perhatian !
Beri tanda silang (X) pada lubang dakon yang tidak terisi oleh kelipatan bilangan.

4. Lengkapi kelipatan dari bilangan pada lubang dakon di bawah ini !

14 21 42 49 63

5. Buat dan kerjakanlah sendiri olehmu 1 soal tentang kelipatan suatu bilangan !
Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
2 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan kelipatan


persekutuan dua bilangan

Contohnya :
Upin dan Ipin bersama-sama ingin mengetahui kelipatan persekutuan dari
dua bilangan (2 dan 5) dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota). Alat apa
saja yang diperlukan oleh Upin dan Ipin ?
- Papan Dakon Matematika (Dakota)
- Biji Dakon dengan dua warna yang berbeda (contoh : warna merah dan warna
hijau)
- Spidol
Bagaimana cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan
kelipatan persekutuan dua bilangan ?
- Upin dan Ipin menulisakan masing-masing bilangan pada kolom yang berada
di atas lubang dakon yang beasr.
- Upin dan Ipin meletakkan biji-biji dakon pada masing-masing lubang dakon
yang besar. Misalnya biji dakon warna hijau untuk lubang dakon bilangan 2
dan biji dakon warna merah untuk lubang dakon bilangan 5.
- Upin dan Ipin menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan. Upin
menentukan kelipatan dari bilangan 5, sedangkan Ipin menentukan kelipatan
bilangan 2. Berikut hasil permaian Dakon Matematika (Dakota) yang
dilakukan oleh Upin dan Ipin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

5
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

- Kelipatan persekutuan dua bilangan (2 dan 5) yang ingin diketahui oleh Upin
dan Ipin diperoleh dengan cara melihat dua buah biji dakon yang berbeda
warna yang teletak pada satu lubang yang sama.
- Pada lubang keberapa yang memiliki dua buah biji dakon yang berbeda warna
? lubang ke 10, 20,dan 30.
- Jadi, kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan 5 adalah = 10, 20, 30,...dst.

Mari berlatih menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan!

1. kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 6.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang keberapa yang memiliki dua buah biji dakon yang berbeda warna
?..........
Jadi, kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 6 = ....
2. kelipatan persekutuan dari bilangan 5 dan 4.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang keberapa yang memiliki dua buah biji dakon yang berbeda warna
?............
Jadi, kelipatan persekutuan dari bilangan 5 dan 4 = ....

3. Lengkapi kelipatan dari kedua bilangan di bawah ini. Kemudain tentukan kelipatan
persekutuannya dengan cara memberi arsiran pada bilangan persekutuan tersebut
tersebut.

Kelipatan 15 =
30 75 90

Kelipatan 20 = 60 80

Kelipatan Persekutuan dari 15 dan 20 =

Kelipatan 4 = 12 28 36

Kelipatan 12 = 24 60

Kelipatan Persekutuan dari 4 dan 12 =


Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Nama : Nilai
Kelas :
3 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan kelipatan


persekutuan terkecil (KPK)

Contohnya :
Kali ini Upin dan Ipin akan bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk
menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan 2 dan 3, ia sudah
mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan. Bagaimana cara bermainnya ?
- Upin dan Ipin menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan dengan cara
meletakkan biji dakon pada lubang dakon yang kecil.
- Upin dan Ipin mencari lubang dakon yang didalamnya terdapat dua buah biji
dakon yang berbeda warna untuk menentukan kelipatan persekutuannya.
- Setelah itu, Upin dan Ipin dapat mengetahui Kelipatan Persekutuan Terkecil
dari bilangan 2 dan 3 dengan cara melihat lubang dakon yang merupakan
kelipatan persekutuan dengan bilangan yang paling kecil.
- Berikut hasil permainan Dakon Matematika Upin dan Ipin dalam menentukan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan 2 dan 3.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

3
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan 3 = 6, 12, 18, 24, dan 30

KPK dari bilangan 2 dan 3 = 6

Ayo kerjakan soal-soal di bawah ini !

1. Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan 4 dan 3


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 3 =

KPK dari bilangan 4 dan 3 =

2. Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan 6 dan 4


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kelipatan persekutuan dari bilangan 6 dan 4 =

KPK dari bilangan 6 dan 4 =


3. Lengkapi kelipatan dari bilangan di bawah ini. Kemudian tentukan kelipatan
persekutuan terkecilnya (KPK) dengan cara memberikan arsir pada bilangan yang
termasuk kelipatan persekutuan terkecil (KPK).

Kelipatan 10 = 30 70

Kelipatan 15 = 45 60

Kelipatan Persekutuan dari 10 dan 15 =

KPK dari bilangan 10 dan 15 =

Kelipatan 6 = 12 36 48

Kelipatan 15 = 30 45

Kelipatan Persekutuan dari 10 dan 15 =

KPK dari bilangan 10 dan 15 =

Semangat & Selamat


Mengerjakan
Faktor Suatu Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
4 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan faktor suatu


bilangan

Contohnya :
Adit ingin mengetahui faktor dari bilangan 12 dengan cara menggunakan
Dakon Matematika (Dakota). Apa saja alat yang Adit butuhkan ?
- Papan Dakon Matematika (Dakota)
- Biji Dakon
- Spidol
Bagaimana cara Adit memainkannya untuk memperoleh faktor dari bilangan
12 yang ingin ia ketahui ?
- Adit menuliskan bilangan pada kolom yang berada di atas lubang dakon yang
besar.
- Adit metakkan biji-biji dakon pada lubang dakon yang besar
- Adit mengambillah biji-biji dakon, kemudian letakkan satu per satu pada
lubang-lubang dakon kecil yang merupakan faktor dari bilangan 12. Berikut
hasil permainan Dakon Matematika (Dakota) yang dilakukan oleh Adit.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
- Adit dapat mengetahui faktor dari bilangan 12 yang ia cari dengan cara
melihat biji dakon yang berada pada lubang dakon kecil. Pada lubang dakon
keberapa saja yang ada biji dakonnya ? pada lubang ke 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
- Jadi, faktor dari bilangan 12 adalah = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

mari berlatih mengerjakan soal ... !!!

1. Tentukan faktor dari bilangan 8


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang dakon keberapa saja yang ada biji dakonnya ?.........
Jadi, faktor dari bilangan 8 = ......

2. Tentukan faktor dari bilangan 20


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pada lubang dakon keberapa saja yang ada biji dakonnya ? .......
Jadi, faktor dari 20 = .....
3. Tuliskan bilangan-bilangan yang merupakan faktor dari bilangan berikut !

50

Jadi, faktor dari 50 =


X

24

Jadi, faktor dari 24 =


X

Semangat & Selamat


Mengerjakan
Bilangan Prima

Nama : Nilai
Kelas :
5 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara Bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk Menentukan Bilangan Prima.

Contohnya :
Doraemon dan Nobita ingin mengetahui bilangan prima yang ada pada bilangan
1 – 30 dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota). Apa saja alat yang
dibutuhkan oleh Doraemon dan Nobita ?
- Papan Dakon Matematika (Dakota)
- Biji dakon
Bagaimana cara Doraemon dan Nobita bermain Dakon Matematika (Dakota)
untuk mnentukan bilangan prima ? Berikut langkah-langkah permainannya.
- Doraemon Masukkan biji-biji dakon ke dalam lubang dakon besar (lubang
penampung)
- Nobita mengambil biji dakon dari lubang besar, kemudian letakkan satu per
satu biji dakon tersebut ke semua lubang dakon kecil (masing-masing lubang
berisi satu buah biji dakon)
- Doraemon mengambil biji dakon pada lubang ke 1, kemudian letakkan ke
dalam lubang dakon besar.
- Nobita mengambil semua biji-biji dakon dari lubang dakon kecil yang
merupakan kelipatan dari bilangan 2, kecuali lubang dakon ke 2. kemudian
letakkan ke dalam lubang dakon besar.
- Doraemon mengambil semua biji-biji dakon dari lubang dakon kecil yang
merupakan kelipatan dari bilangan 3, kecuali lubang dakon ke 3. kemudian
letakkan ke dalam lubang dakon besar.
- Nobita mengambil semua biji-biji dakon dari lubang dakon kecil yang
merupakan kelipatan dari bilangan 5, kecuali lubang dakon ke 5. kemudian
letakkan ke dalam lubang dakon besar.
- Doraemon mengambil biji-biji dakon dari lubang dakon kecil yang merupakan
kelipatan dari bilangan 7, kecuali lubang dakon ke 7. kemudian letakkan ke
dalam lubang dakon besar.
- Doraemon dan Nobita akhirnya dapat mengetahui bilangan prima, dengan
cara melihat lubang dakon kecil yang masih berisi biji dakon di dalamnya.
- Berikut papan Dakon Matematika (Dakota) hasil permainan Doraemon dan
Nobita.

Tahap awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Tahap akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

- Jadi, bilangan prima yang dicari oleh Doraemon dan Nobita yang ada antara
1-30 adalah = 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 23, dan 29.
Sekarang, coba kamu berlatih mengerjakan soal berikut ini !

1. Lingkarilah bilangan di bawah ini yang termasuk bilangan prima !

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

40 39 38 37 36 35 34 33 32 31

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

2. Tuliskan bilangan prima yang lebih besar dari 20 tetapi lebih kecil dari 45 pada
lubang dakon di bawah ini !

Perhatian : hitamkan lubang dakon yang tidak terisi oleh bilangan prima !

3. Perhatikan papan Dakon Matematika (Dakota) di bawah ini !

A.
1 5 9 15 21 25 30 35 40 47

B.
5 11 17 19 29 31 37 41 43 47

Dari kedua papan Dakon Matematika (Dakota) di atas, manakah papan Dakon
Matematika (Dakota) yang berisikan bilangan prima? Jelaskan alasanmu !
Faktor Persekutuan Dua Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
6 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
5. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
6. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
7. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakota)
8. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan faktor


persekutuan dua bilangan

Contohnya :
Adit dan Udin ingin bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan
Faktor Persekutuan Dua Bilangan. Adit dan Udin sudah mempersiapkan alat yang
dibutuhkan dalam permainan. Berikut cara bermain Dakon Matematika (Dakota)
yang dilakukan oleh Adit dan Udin untuk mengetahui faktor persekutuan dari
bilangan 6 dan 8
- Adit dan Udin menuliskan bilangan pada masing-masing kolom yang terdapat
di atas lubang dakon yang besar.
- Letakkan biji-biji dakon pada lubang dakon yang besar. Adit meletakkan
biji-biji dakon berwarna biru pada luabang dakon besar yang berada di
bawah bilangan 6 yang ia tuliskan, sedangkan Udin meletakkan biji-biji
dakon berwarna merah pada lubang dakon besar yang berada di bawah
bilangan 8 yang ia tuliskan.
- Adit mengambil biji dakon berwarna biru (mewakili bilangan 6), dan
kemudian meletakkan satu per satu ke dalam lubang dakon kecil yang
merupakan faktor dari bilangan 6, begitu juga Udin, ia mengambil biji dakon
warna merah (mewakili bilangan 8) dan metetakkan satu per satu ke dalam
lubang dakon kecil yang merupakan faktor dari bilangan 8. Berikut hasil
permainan Dakon Matematika yang dilakukan Adit dan Udin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

8
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

- Adit dan Udin dapat mengetahui Faktor Persekutuan dari bilangan 6 dan 8
dengan cara melihat lubang dakon yang berisi dua buah biji dakon yang
berbeda warna, terletak pada lubang dakon keberapa saja ? yaitu terletak
pada lubang ke 1 dan 2.
- Jadi, Faktor Persekutuan dari bilangan 6 dan 8 adalah = 1 dan 2.
- Agar kamu juga bisa menentukan Faktor Persekutuan dari dua bilangan
seperti Adit dan Udin, sekarang kamu berlatih mengerjakan soal-soal di
bawah ini ya !

Mari berlatih menentukan Faktor Persekutuan dua bilangan dengan


mengerjakan soal-soal di bawah ini !

1. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 12 dan 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Terletak pada lubang keberapa saja yang terdapat dua buah biji dakon yang
berbeda warna ? ....
Jadi, faktor persekutuan dari bilangan 12 dan 6 = ....
2. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 10 dan 15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Terletak pada lubang keberapa saja yang terdapat dua buah biji dakon yang
berbeda warna ? ....
Jadi, faktor persekutuan dari bilangan 10 dan 15 = ....

3. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan di bawah ini dengan cara memberikan arsir
pada bilangannya !

Faktor 30 =
X X X X

Faktor 40 =

X X X X

Faktor persekutuan dari bilangan 30 dan 40 =


4. Coba sekarang kamu buat dan kerjakan sebuah soal tentang menentukan faktor
persekutuan !

Faktor persekutuan dari ............. dan .............

Faktor .......... =

Faktor .......... =

Faktor persekutuan dari bilangan ......... dan .......... =

Selamat
Mengerjakan...

Semangat...!!!
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Nama : Nilai
Kelas :
7 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal (tata cara bermain Dakon)
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Cara bermain Dakon Matematika (Dakota) untuk menentukan faktor


persekutuan terbesar (FPB)

Contohnya :
Setelah bisa menentukan Faktor Persekutuan dengan cara bermain
menggunakan Dakon Matematika (Dakota), kali ini Adit dan Udin bermain Dakon
Matematika (Dakota) lagi untuk menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dari bilangan 6 dan 8. Adit dan Udin sudah mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk bermain. Berikut langkah-langkah permainan Dakon Matematika
(Dakota) yang dilakukan oleh Adit dan Udin.
- Adit dan Udin menentukan faktor dari masing-masing bilangan dengan cara
meletakkan biji dakon pada lubang dakon yang kecil.
- Adit dan Udin mencari lubang dakon yang didalamnya terdapat dua buah biji
dakon yang berbeda warna untuk menentukan faktor persekutuannya.
- Setelah itu, Adit dan Udin dapat mengetahuiFaktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dari bilangan 6 dan 8 dengan cara melihat lubang dakon yang merupakan
faktor persekutuan dengan bilangan yang paling besar.
- Berikut hasil permainan Dakon Matematika Adit dan Udin dalam menentukan
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan 6 dan 8.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

6
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Faktor persekutuan dari bilangan 8 dan 6 = 1 dan 2

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari bilangan 8 dan 6 = 2

Mari berlatih menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari


bilangan-bilangan di bawah ini seperti contoh di atas !!

1. Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Faktor persekutuan dari bilangan 12 dan 18 =

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari bilangan 12 dan 18 =


2. Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Faktor persekutuan dari bilangan 20 dan 15 =

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari bilangan 20 dan 15 =

3. Tentukan FPB dari bilangan di bawah ini dengan cara memberikan arsir pada
bilangannya !

Faktor 25 =
X X

Faktor 30 =

X X X X

FPB 25 dan 30 =
Faktor 9 = X X

Faktor 15 =
X X

FPB 9 dan 15 =
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
KPK

Nama : Nilai
Kelas :
8 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Baca dan jawablah setiap soal dengan teliti, baik, dan benar

Ipin mendapat giliran mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan


Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan menggunakan Dakon Matematika
(Dakota). Berikut soal yang harus dikerjakan oleh Ipin.

Bayu dan Dimas mendapat jatah piket di kelaasnya. Bayu piket setiap 4 hari
sekali, dan Dimas setiap 5 hari sekali. Setiap berapa hari Bayu dan Dimas
akan melaksanakan piket bersama-sama ?

Bagaimana Ipin menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan Dakon


Maematika (Dakota) ? Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh Ipin.
- Ipin membaca soal tersebut dengan baik-baik dan teliti.
- Ipin menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan.
- Ipin menentukan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan tersebut.
- Ipin menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan
tersebut.
- Berikut hasil permainan Dakon Matematika yang dilakukan oleh Ipin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

5
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

- Jadi, KPK dari bilangan yang dicari oleh Ipin (bilangan 4 dan 5 ) adalah = 20
(jadi Bayu dan Dimas akan melaksanakan piket secara bersama-sama setiap
20 hari sekali).
Latihan Soal

1. Kampung Baru memiliki dua buah pos ronda. Pos ronda pertama selalu memukul
kentungan setiap 15 menit sekali. Pos ronda kedua selalu memukul kentungan
setiap 20 menit sekali. Berapa menit sekali kedua pos ronda yang ada di Kampung
Baru itu memukul kentungan secara bersamaan?

2. Lampu hias disebuah taman dapat menyala secara bergantian. Lampu biru menyala
setiap 4 menit sekali, lampu hijau menyala setiap 12 menit sekali. Setiap berapa
menit sekali kedua lampu itu menyala secara bersamaan ?
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
FPB

Nama : Nilai
Kelas :
9 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Baca dan jawablah setiap soal dengan teliti, baik, dan benar

Udin mendapat giliran mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan Faktor
Persekutuan Terbesar(FPB) dengan menggunakan Dakon Matematika (Dakota).
Berikut soal yang harus dikerjakan oleh Udin.

Ibu Marni membeli 12 buah jeruk dan 24 bauh mangga. Kedua jenis buah
tersebut akan ditempatkan pada sebuah wadah, setiap wadah berisi sama
banyak.
a. Berapa banyak wadah yang harus Ibu Marni siapkan ?
b. Berapa banyak buah jeruk dan mangga pada setiap wadah ?

Bagaimana Udin menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan Dakon


Maematika (Dakota) ? Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh Udin.
- Udin membaca soal tersebut dengan baik dan teliti
- Udin menentukan faktor dari masing-masing bilangan.
- Udin menentukan faktor persekutuan dari kedua bilangan tersebut
- Udin menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan
tersebut
- Berikut hasil permainan Dakon Matematika (Dakota) yang dilakukan oleh
Udin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

24
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Faktor persekutuan dari bilangan 12 dan 24 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari bilangan 12 dan 24 = 12

- Untuk menentukan banyaknya wadah yang diperlukan, Udin memperolehnya


dengan cara menentukan FPB kedua bilangan tersebut, yaitu 12. Jadi, wadah
yang dibutuhkan Bu Marni sebanyak 12 wadah.
- Untuk menentukan berapa buah jeruk dan buah mangga pada setiap
wadahnya, Udin membagi masing-masing banyaknya buah dengan banyaknya
jumlah piring. Berikut perhitungannya :
Buah jeruk 12 dibagi ke dalam 12 wadah, masing-masing wadah berisi 1
buah jeruk
Buah mangga 24 dibagi ke dalam 12 wadah, masing-masing wadah berisi
2 buah mangga.
Jadi, setiap wadah berisi 1 buah jeruk dan 2 buah mangga.

Latihan Soal
1. Pada ulang tahun Sidqia yang ke-10, Sidqia membeli 40 susu kotak dan 20 cup
cakes. Susu kotak dan cup cakes tersebut akan dibungkus untuk dibagikan kepada
teman-temannya. Setiap bungkus berisi sama.
a. Berapa banyak bungkus yang dapat dibuat Sidqia ?
b. Berapa jumalh susu kotak dan cup cakes setiap bungkusnya ?
2. Paman membeli 36 buah manggis dan 42 buah salak. Kedua jenis buah-buahan
tersebut dicampur pada beberapa wadah. Setiap wadah sama banyak.
a. Berapa jumlah wadah yang dibutuhkan oleh Paman ?
b. Berapa banyak buah manggis dan salak tiap wadah ?
Kelipatan Suatu Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
1 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
5. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
6. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
7. Perhatikan contoh soal
8. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan Contoh

Perhatikan garis bilangan di bawah ini !

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Latihan !
Bilangan yang ditunjukkan oleh tanda panah di atas yaitu : 2, 4, 6, 8, 10, 12,.... merupakan
kelipatan dari bilangan 2, bilangan tersebut diperoleh dari perkalian bilangan 2 dengan
bilangan asli.

2x1 2x2 2x3 2x4 2x5 2x6


2 4 6 8 10 12
Jadi, kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan itu sendiri dengan bilangan
asli.

Latihan soal
1. isilah kotak-kotak kosong pada tabel di bawah ini dengan bilangan yang tepat !

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 ...... 4 6 ....... ...... ...... 14 ...... ...... ......

3 3 ...... ...... 12 ...... ...... ...... 24 ...... ......

4 ...... 8 ...... ...... 20 ...... ...... ...... ...... 40

5 ...... ....... 15 ...... ...... ...... 35 ...... ...... ......


2. Isilah kotak-kotak di bawah ini dengan kelipatan bilangan dengan benar !
a. Kelipatan 5

b. Kelipatan 7

3. Carilah kelipatan dari bilangan di bawah ini dengan menggunakan garis bilangan !
a. Kelipatan 3

b. Kelipatan 10
Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
2 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan
Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan 4 ! Contoh
Kelipatan bilangan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16,....
Kelipatan bilangan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24,......

Perhatikan garis bilangan berikut !


Kelipatan 2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kelipatan 4
Kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan 4 = 4, 8, .....
Jadi, kelipatan persekutuan dua bilangan adalah kelipatan yang sama dari
bilangan-bilangan tersebut.

Mari berlatih menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan!

1. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 6 !


Kelipatan 3 = ....., ......., ......., ........., ........, ......., ........, .......,
Kelipatan 6 = ......,......,......,......,......,......,......,.....,......,........,
Kelipatan persekutuan 3 dan 6 = ......
Jadi, kelipatan persekutuan 3 dan 6 = ........
2. Tentukan kelipatan persekutaun dari bilangan 5 dan 10 !
Kelipatan 5 = ......,.....,......,......,......,......,......,......,......,
Kelipatan 10 = ......,......,......,......,......,......,......,
Kelipatan persekutuan 5 dan 10 = .......
Jadi, kelipatan persekutuan 5 dan 10 = ......

3. Tentukan kelipatan persekutuan 4 dan 12 !


Kelipatan 4 = ......,.....,.....,......,......,......,......,......,......,......,......,
Kelipatan 12 = ......,.....,......,......,......,......
Kelipatan persekutuan 4 dan 12 = ........
Jadi, kelipatan persekutuan 4 dan 12 = .........

4. Tentukan kelipatan 10 dan 20 !


Kelipatan 10 = ......,......,.......,......,......,......,......,
Kelipatan 20 = ......,.......,......,......,.......,
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Nama : Nilai
Kelas :
3 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Materi dan

Langkah-langkah menentukan KPK yaitu : contoh

1. Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan


2. Tentukan kelipatan persekutuannya
3. Tentukan bilangan terkecil pada kelipatan persekutuan yang diperoleh
Contohnya :
Tentukan KPK dari bilangan 3 dan 4 !
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, ....
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 14, 20, 24, 28, 32,....
Kelipatan persekutuan 3 dan 4 = 12, 24,..
Kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan 3 dan 4 adalah 12.
Jadi, KPK 3 dan 4 = 12

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Tentukan KPK dari bilangan 4 dan 3 !


Kelipatan 4 = ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......,
Kelipatan 3 = ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......,
Kelipatan persekutuan 4 dan 3 = .......
KPK 4 dan 3 = .......
Jadi, KPK 4 dan 3 = .......
2. Tentukan KPK dari bilangan 6 dan 4 !
Kelipatan 6 = ....., ......, ......, ......, ......, ......, ....., ......,
Kelipatan 4 = ......., ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......,
Kelipatan persekutuan 6 dan 4 = .........
KPK 4 dan 6 = .......
Jadi, KPK 4 dan 6 = ........

3. Tentukan KPK dari bilangan 10 dan 15 !


Kelipatan 10 = ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......,
Kelipatan 15 = ......, ......, ......, ......., ......, ......, ......, ......,
Kelipatan persekutuan 10 dan 15 = .......
KPK 10 dan 15 = .........
Jadi, KPK 10 dan 15 = ........

4. Tentukan KPK dari bilangan 5 dan 20 !


Kelipatan 5 = ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ......, ........, .....,
Kelipatan 20 = ......, ......, ......, ......., ......, ......, ......, ......,
Kelipatan persekutuan 5 dan 20 = .......
KPK 5 dan 20 = .........
Jadi, KPK 5 dan 20 = ........

Semangat & Selamat


Mengerjakan
Faktor Suatu Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
4 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan
Faktor suatu bilangan adalah sebuah bilangan contoh
yang dapat membagi habis bilangan tersebut.
Untuk menentukan faktor suatu bilangan dapat ditempuh dengan cara mencari
pasangan bilangan yang apabila dikalikan hasilnya bilangan yang kita cari
faktornya.
Perhatikan contoh berikut !
Faktor bilangan 4
4:1=4 sisa = 0
4:2=2 sisa = 0 jadi, faktor dari bilangan 4 adalah 1, 2, dan 4
4:4=1 sisa = 0
mari berlatih menentukan faktor suatu bilangan ... !!!

Tentukan faktor dari bilangan-bilangan di bawah ini !

Faktor 8 Faktor 15

8 15

........ x ........ ........ x ........

........ x ........ ....... x ........

Faktor 30 Faktor 24

30
24
....... x ........
....... x .......

........ x ......... ........ x ........

........ x ......... ........ x .......

....... x .......
........ x .........

Semangat & Selamat


Mengerjakan
Bilangan Prima

Nama : Nilai
Kelas :
5 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan contoh

Bilangan prima adalah bilangan yang tepat memiliki dua faktor.


Contoh :
Perhatikan faktor dari beberapa bilangan berikut ini !
a. Faktor dari 2 adalah 1 dan 2. (jadi, 2 adalah bilangan prima)
b.Faktor dari 3 adalah 1 dan 3. (jadi, 3 adalah bilangan prima)
c. Faktor dari 5 adalah 1 dan 5. (jadi, 5 adalah bilangan prima)
Catatan :
- Bilangan 1 bukan bilangan prima, sebab bilangan 1 hanya memiliki
satu faktor, yaitu bilangan 1 itu sendiri.
- Bilangan 2 adalah satu-satunya bilangan prima yang genap.
Sekarang, coba kamu berlatih mengerjakan soal berikut ini !

1. Berilah tanda check list (√) pada bilangan yang terdapat pada tabel di bawah ini
yang termasuk bilangan prima !
Keterangan
Bilangan Bukan bilangan Alasan
Bilangan prima
prima
2 √ Hanya memiliki dua faktor
4
7
9
13
15
17
20
21

2. Tuliskan bilangan prima yang lebih besar dari 7 tetapi lebih kecil dari 25 pada
kotak-kotak di bawah ini !

3. Perhatikan barisan bilangan di bawah ini !


Barisan A = 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 15, 18, 20, 23, 25, 27, 30
Barisan B = 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47
Dari kedua barisan di atas, barisan manakah yang berisi bilangan bilangan prima ?
berikan alasannya !

Selamat mengerjakan
Faktor Persekutuan Dua Bilangan

Nama : Nilai
Kelas :
6 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan
contoh
Tentukan faktor persekutuan dari 6 dan 9 !

Faktor 6 Faktor 9

6 9

1 6 1 9

2 3 3 3

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :


Faktor 6 = 1, 2, 3, dan 6
Faktor 9 = 1, 3, dan 9
Faktor persekutuan 6 dan 9 = 1 dan 3
Jadi, faktor persekutuan merupakan faktor bersama atau faktor dari dua
bilangan yang sama
Mari berlatih menentukan Faktor Persekutuan dua bilangan dengan
mengerjakan soal-soal di bawah ini !

1. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 12 dan


6 !

Faktor 12 = ......, ........., .........., ........., ........., .........

Faktor 6 = ........., .........., ..........., ........

Faktor persekutuan 12 dan 6 = .........

2. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 10 dan


15 !

Faktor 10 = ......, ........., .........., .........,

Faktor 15 = ........., .........., ..........., ........

Faktor persekutuan 10 dan 15 = .........

2. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 20 dan


25 !

Faktor 20 = ......, ........., .........., ........., ........., ........

Faktor 25 = ........., .........., ..........., ........

Faktor persekutuan 20 dan 25 = .........

Selamat mengerjakan
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Nama : Nilai
Kelas :
7 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
3. Perhatikan contoh soal
4. Baca dan jawablah setiap soal sesuai dengan perintah

Materi dan
contoh

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Bagaimana cara untuk menentukan FPB ?


Berikut langkah-langkahnya :
1. Tentukan faktor dari masing-masing bilangan.
2. Tentukan faktor persekutuannya,
3. Tentukan bilangan terbesar pada faktor persekutuan tersebut.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !
Contoh : Tentukan FPB dari 12 dan 16 !
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, dan 16
Faktor persekutuan 12 dan 16 = 1, 2, dan 4.
FPB 12 dan 16 = 4
Jadi, FPB merupakan faktor bersama yang terbesar dari beberapa bilangan.
Mari berlatih menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

1. Tentukan FPB dari 6 dan 8 !


Faktor 6 = ......., ......, ........, ........
Faktor 8 = ........, ........., ........., ........
Faktor persekutuan 6 dan 8 = .......
FPB 6 dan 8 = ......

2. Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 18 !


Faktor 12 = ........, ........, ........., .........., .........., ...........
Faktor 18 = ........, .........., ........., .........., .........., ........
Faktor persekutuan 12 dan 18 = ........
FPB 12 dan 18 = ..........

3. Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 15 !


Faktor 20 = .........., .........., ........., ........., ........., ..........
Faktor 15 = ........., .........., .........., .......
Faktor persekutuan 20 dan 15 = ........,
FPB 20 dan 15 =............

4. Tentukan FPB dari bilangan 24 dan 30 !


Faktor 24 = ........., .........., .........., ........., ........., ........., .........., ...........
Faktor 30 = ........, ........., .........., .........., ........., ...........
Faktor persekutuan 24 dan 30 = ........
FPB 24 dan 30 = .........
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
KPK

Nama : Nilai
Kelas :
8 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
5. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
6. Baca dan jawablah setiap soal dengan teliti, baik, dan benar

Contoh soal.
Bayu dan Dimas mendapat jatah piket di kelaasnya. Bayu piket setiap
4 hari sekali, dan Dimas setiap 5 hari sekali. Setiap berapa hari Bayu dan
Dimas akan melaksanakan piket bersama-sama ?

Cara penyelesaian.
1. Mencari kelipatan dari masing=masing bilangan
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44,....
Kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50,.....
2. Menentukan kelipatan persekutuan
Kelipatan persekutuan 4 dan 5 = 20, 40, ....
3. Menentukan KPK
KPK 4 dan 5 = 20
Jadi, Bayu dan Dimas akan melaksanakan piket setiap 20 hari sekali.
Latihan Soal

3. Kampung Baru memiliki dua buah pos ronda. Pos ronda pertama selalu memukul
kentungan setiap 15 menit sekali. Pos ronda kedua selalu memukul kentungan
setiap 20 menit sekali. Berapa menit sekali kedua pos ronda yang ada di Kampung
Baru itu memukul kentungan secara bersamaan?

4. Lampu hias disebuah taman dapat menyala secara bergantian. Lampu biru menyala
setiap 4 menit sekali, lampu hijau menyala setiap 12 menit sekali. Setiap berapa
menit sekali kedua lampu itu menyala secara bersamaan ?
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
FPB

Nama : Nilai
Kelas :
9 Hari/Tanggal :

Petunjuk pengerjaan :
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
5. Tulis nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang tersedia
6. Baca dan jawablah setiap soal dengan teliti, baik, dan benar

Contoh soal
Ibu Marni membeli 12 buah jeruk dan 24 bauh mangga. Kedua jenis buah
tersebut akan ditempatkan pada sebuah wadah, setiap wadah berisi sama
banyak.
c. Berapa banyak wadah yang harus Ibu Marni siapkan ?
d. Berapa banyak buah jeruk dan mangga pada setiap wadah ?

Cara penyelesaian.
a. Untuk menentukan banyaknya wadah kita harus menentukan FPB dari
kedua bilangan dengan terlebih dahulu menentukan faktor bilangan
tersebut.
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24
Faktor persekutuan 12 dan 24 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
FPB 12 dan 24 = 12
Jadi, banyaknya wadah yang harus disiapkan oleh Bu Marni sebanyak
12 wadah.
b. Untuk menentukan banyaknya buah pada setiap wadah, kita membagi
jumlah buah dengan banyaknya wadah.
12 buah jeruk : 12 wadah = 1 buah jeruk
24 buah mangga : 12 wadah = 2 buah mangga
Jadi, setiap wadah berisikan 1 buah jeruk dan 2 buah mangga.
Latihan Soal
2. Pada ulang tahun Sidqia yang ke-10, Sidqia membeli 40 susu kotak dan 20 cup
cakes. Susu kotak dan cup cakes tersebut akan dibungkus untuk dibagikan kepada
teman-temannya. Setiap bungkus berisi sama.
c. Berapa banyak bungkus yang dapat dibuat Sidqia ?
d. Berapa jumalh susu kotak dan cup cakes setiap bungkusnya ?
3. Paman membeli 36 buah manggis dan 42 buah salak. Kedua jenis buah-buahan
tersebut dicampur pada beberapa wadah. Setiap wadah sama banyak.
c. Berapa jumlah wadah yang dibutuhkan oleh Paman ?
d. Berapa banyak buah manggis dan salak tiap wadah ?

Selamat
mengerjakan
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV (EMPAT)

Standar Tingkatan
Kompetensi
Kompetensi Indikator Soal Kunci Jawaban
Dasar (KD) C1 C2 C3 C4
(SK)
Memahami dan Mendeskripsik Menyebutkan √ 1. Kelinci melompat Lompatan Kelinci :
menggunakan an konsep dan setiap 3 detik sekali 3 6 9
faktor dan faktor dan menuliskan dan Katak melompat
kelipatan dalam kelipatan kelipatan dan setiap 4 detik sekali. 12 15 18
pemecahan faktor suatu Tuliskan kelipatan
masalah bilangan bilangan dari 5 kali Lompatan Katak :
lompatan Kelinci dan 8 12
4
Katak !
Lompatan Kelinci : 16 20 24
3
Lompatan Katak :
4

√ 2. Tika dan Tiwi sedang Hasil catatan lompatan


bermain lompatan Tika yang dituliskan oleh
secara bergantian. Tika Tiwi.
mendapatkan giliran Lompatan Tika =
pertama untuk 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24
melakukan lomptan
sedang Tiwi
mendapatkan tugas
untuk mencatat
lompatan yang
dilakukan Tika. Setiap
lompatan yang
dilakukan Tika jaraknya
3 kotak, dan Tika
berhenti pada lompatan
ke 8. Tuliskan hasil
catatan lompatan yang
dibuat oleh Tiwi !

√ 3. Sebutkan faktor dari Faktor bilangan 15


biilangan 15 !

15 15

.......... x ......... 1 x 15

......... x .......... 3x5

Jadi, faktor dari 12 Jadi, faktor dari 15 = 1, 3,


adalah = ....... 5, dan 15
Menentukan √ 1. Tentukan kelipatan Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16,
kelipatan suatu persekutuan dari 20, 24, 28, 32, 36,40,...
bilangan dan bilangan 4 dan 12 ! Kelipatan 12 = 12, 24, 36,
kelipatan 48, 60, 72,
persekutuan Kelipatan persekutuan 4
dari dua dan 12 = 12, 24, 36,...
bilangan
√ 2. Tentukan kelipatan Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12,
persekutuan dari 15, 18, 21, 23, 27, 30, .....
bilangan 3 dan 9 ! Kelipatan 9 = 9, 18, 27,
Menentukan 36, 45,....
kelipatan dan Kelipatan persekutuan 3
faktor bilangan dan 9 = 9, 18,.....
Menyebutkan √ 1. Sebutkan bilangan Bilangan prima yang lebih
dan prima yang lebih besar besar dari 20 tetapi
menjelaskan dari 20 tetapi kurang kurang dari 50 adalah =
bilangan prima dari 50 ! 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47.

√ 2. Pak Budi menuliskan Barisan yang termasuk


dua barisan bilangan di bilangan prima adalah
papan tulis. Berikut barisan ke dua, yaitu : 2,
barisan bilangannya. 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,
Barisan pertama : 2, 4, 29, ...
5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, Alasannya, karena semua
21, 24, 25,.... bilangan yang ada di
Barisan kedua : 2, 3, 5, barisan kedua hanya
7, 11, 13, 17, 19, 23, memiliki 2 faktor.
29, ...
Dari barisan yang di
tulis Pak Budi, barisan
yang keberapakah yang
merupakan bilangan
prima ? jelaskan
alasanmu !
Menunjukkan √ 1. Isilah tabel faktor di Faktor 18
dan bawah ini dengan baik
menentukan dan kemudian tuliskan 18
faktor dari faktor persekutuannya !
suatu bilangan
dan 1 x 18
18
menentukan
faktor .......... x ......... 2 x 9
persekutuan
dua bilangan ......... x .......... 3 x 6

......... x ........
Faktor 9

1x9
9
3x3
.......... x .........

......... x ..........
Faktor persekutuan dari
18 dan 9 adalah = 1, 3,
Jadi, faktor persekutaun 18
dan 9
dan 9 = ....., ......, dan .......

√ 2. Perhatikan bilangan- Bilangan yang merupakan


bilangan di bawah ini ! faktor dari 12 adalah : 1,
2, 3, 4, 6, dan 12.
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16

Lingkarilah bilangan
yang merupakan faktor
dari 12 !

√ 3. Tentukan faktor Faktor 12 = 1,2,3,4,6, dan


persekutuan dari 12
bilangan 12 dan 20 ! Faktor 20 = 1,2,4,5,10,dan
20
Faktor persekutuan 12 dan
20 = 1,2, dan 4.
Menentukan Menentukan √ 1. Tentukan KPK dari Kelipatan 15 = 15, 30, 45,
kelipatan kelipatan bilangan 15 dan 20 ! 60, 75, 90, 105, 120,....
persekutuan persekutuan Kelipatan 15 = Kelipatan 20 = 20, 40, 60,
terkecil (KPK) terkecil (KPK) Kelipatan 20 = 80, 100, 120, 140,....
dan faktor dan faktor Kelipatan persekutuan Kelipatan persekutuan =
persekutuan persekutuan = 60, 120,...
terbesar (FPB) terbesar (FPB) KPK = KPK = 60
dari dua
bilangan. √ 2. Tentukan FPB dari Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6,
bilangan 12 dan 16 ! dan 12
Faktor 12 = Faktor 16 = 1, 2, 4, 8 dan
Faktor 16 = 16
Faktor persekutuan = Faktor persekutuan = 1, 2,
FPB = dan 4
FPB = 4

Menyelesaikan Memecahkan √ 1. Yusuf dan Zacky siswa KPK 3 dan 2


masalah yang masalah yang yang rajin mengunjungi Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12,
berkaitan berkaitan perpustakaan. Yusuf 15, 18, 21,....
dengan KPK dengan KPK mengunjungi Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8,
dan FPB dan FPB perpustakaan setiap 3 10, 12, 14, 16,.......
hari sekali, sedangkan Kelipatan persekutuan =
Zacky 2 hari sekali. 6, 12,.....
Pada hari keberapakah KPK 3 dan 2 = 6
mereka berkunjung ke Jadi, Yusuf dan Zacky
perpustakaan secara akan pergi ke
bersama-sama ? Perpustakaan secara
bersama-sama lahi pada 6
hari kemudian.

√ 2. Bu wati dan Bu Erna KPK 7 dan 14


saling bertetangga. Bu Kelipatan 7 = 7, 14, 21,
Wati berbelanja ke 28, 35,....
pasar setiap 7 hari Kelipatan 14 = 14, 28, 42,
sekali, sedangkan Bu 56,...
Erna setiap 14 hari Kelipatan persekutuan 7
sekali. Jika pada dan 14 = 14, 28,....
tanggal 5 Juli 2016 KPK 7 dan 14 = 14
mereka berbelanja ke Jadi Bu Wati dan Bu Erna
pasar bersama-sama. akan berbelanja ke pasar
Pada tanggal berapa secara bersama-sama lagi
mereka akan berbelanja 14 hari kemudian dari
ke pasar bersama-sama tanggal 5 juli 2016, yaitu
lagi ? pada tanggal 19 juli 2016.

√ 3. Ibu membeli 30 bunga FPB dari 30 dan 20


mawar merah dan 20 Faktor 30 = 1, 2, 3, 5, 6,
bunga mawar putih. 10, 15, dan 30
Bunga-bunga tersebut Faktor 20 = 1, 2, 4, 5, 10,
akan dirangkai ke dan 20
dalam vas bunga. Faktor persekutuan 30 dan
Setiap vas bunga berisi 20 = 1, 2, 5, dan 10
kedua bunga yang sama FPB = 10
banyak . Berapa jumlah Jadi jumlah vas bunga
vas bunga yang harus yang dibutuhkan oleh ibu
ibu siapkan untuk untuk merangkai bunga-
merangkai bunga- bunga tersebut sebanyak
bunga tersebut ? 10 vas bunga.
Jumlah 4 3 5 3
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :

Petunjuk pengerjaan :
a. Berdoa terlebih daulu sebelum mengejakan soal !
b. Tulis identitas pada kolom yang tersedia !
c. Baca baik-baik soal demi soal !
d. Jawablah soal yang mudah terlebih dahulu !

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Kelinci melompat setiap 3 detik sekali dan Katak melompat setiap 4 detik sekali.
Tuliskan kelipatan bilangan dari 5 kali lompatan Kelinci dan Katak !
Lomptan Kelinci :

Lomptan Katak :

2. Perhatikan tabel bilangan di bawah ini !


1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
Lingkarilah bilangan-bilangan yang merupakan faktor dari 12 !

3. Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 16 !


Faktor 12 =
Faktor 16 =
Faktor persekutuan =
FPB =
4. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 12 !
Kelipatan 4 =
Kelipatan 12 =
Kelipatan persekutuan 4 dan 12 =

5. Isilah tabel faktor di bawah ini dengan baik dan benar kemudian tuliskan faktor
persekutuannya !

18 9
.......... x .........
.......... x .........
......... x ..........
......... x ..........
......... x ........

Jadi, faktor persekutuan 18 dan 9 = .......,........, dan .....

6. Ibu membeli 30 bunga mawar merah dan 20 bunga mawar putih. Bunga-bunga
tersebut akan dirangkai ke dalam vas bunga. Setiap vas bunga berisi kedua bunga yang
sama banyak . Berapa jumlah vas bunga yang harus ibu siapkan untuk merangkai
bunga-bunga tersebut ?

7. Yusuf dan Zacky siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan. Yusuf mengunjungi
perpustakaan setiap 3 hari sekali, sedangkan Zacky 2 hari sekali. Pada hari
keberapakah mereka berkunjung ke perpustakaan secara bersama-sama ?

8. Sebutkan faktor dari bilangan 15 !


15
.......... x .........

......... x ..........

Jadi, faktor dari 15 adalah = ....., ......, ......., dan ......


9. Pak Budi menuliskan dua barisan bilangan di papan tulis. Berikut barisan bilangannya.
Barisan pertama : 2, 4, 5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, 21, 24, 25,....
Barisan kedua : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...
Dari barisan yang di tulis Pak Budi, barisan yang keberapakah yang merupakan
bilangan prima ? jelaskan alasanmu !

10. Bu wati dan Bu Erna saling bertetangga. Bu Wati berbelanja ke pasar setiap 7 hari
sekali, sedangkan Bu Erna setiap 14 hari sekali. Jika pada tanggal 5 Juli 2016 mereka
berbelanja ke pasar bersama-sama. Pada tanggal berapa mereka akan berbelanja ke
pasar bersama-sama lagi ?

11. Sebutkan bilangan prima yang lebih besar dari 20 tetapi kurang dari 50 !

12. Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 !


Kelipatan 15 =
Kelipatan 20 =
Kelipatan persekutuan =
KPK =

13. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 9 !

14. Tentukan faktor persekutuan dari bilangan 12 dan 20 !

15. Tika dan Tiwi sedang bermain lompatan secara bergantian. Tika mendapatkan giliran
pertama untuk melakukan lomptan sedang Tiwi mendapatkan tugas untuk mencatat
lompatan yang dilakukan Tika. Setiap lompatan yang dilakukan Tika jaraknya 3 kotak,
dan Tika berhenti pada lompatan ke 8. Tuliskan hasil catatan lompatan yang dibuat
oleh Tiwi !

Selamat
Mengerjakan...
PEDOMAN PENSKORAN
No.
Kriteria Skor
Soal
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan dengan benar sesuai
4
perintahkan.
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan yang diperintahkan, tetapi
3
ada yang salah.
1 Siswa hanya menjawab salah satu kelipatan bilangan dari yang
2
diperintahkan.
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan yang diperintahkan, tetapi
1
salah.
Siswa tidak menjawab kelipatan bilangan yang diperintahkan. 0
Siswa dapat menentukan semua faktor dari bilangan 12 dengan banar. 4
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 12, tetapi kurang
3
lengkap.
2 Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 12, tetapi ada yang
2
benar dan salah.
Siswa salah dalam menentukan faktor dari bilangan 12. 1
Siswa tidak menentukan faktor dari bilangan 12. 0
Siswa menjawab FPB dengan banar. 4
Siswa hanya menentukan faktor saja. 3
Siswa hanya menentukan faktor dan faktor persekutuan. 2
3
Siswa menentukan faktor dan faktor persekutuan, tetapi salah dalam
1
menentukan FPB.
Siswa tidak menjawab FPB. 0
Siswa menjawab kelipatan persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam tahap menentukan kelipatan persekutuan dua
3
bilangan.
4
Siswa hanya menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab kelipatan persekutuan dari dua bilangan. 0
Siswa menjawab faktor persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam menentukan faktor persekutuan dua bilangan. 3
5 Siswa hanya menuliskan faktor dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan faktor dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab faktor persekutuan dua bilangan. 0
Siswa menjawab dengan benar jumlah vas bunga yang dibutuhkan. 4
Siswa menjawab dengan salah jumlah vas bunga yang dibutuhkan. 3
6 Siswa dapat menentukan faktor persekutuan. 2
Siswa hanya menuliskan faktor kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa menjawab dengan benar kapan Yusuf dan Zacky berkunjung
4
ke perpustakaan secara bersama-sama.
7
Siswa menjawab dengan salah kapan Yusuf dan Zacky berkunujung
3
ke perpustakaan secara bersama-sama.
Siswa hanya menentukan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan. 2
Siswa hanya membuat kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa dapat menentukan semua faktor dari bilangan 15 dengan banar. 4
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi kurang
3
lengkap.
8 Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi ada yang
2
benar dan salah.
Siswa salah dalam menentukan faktor dari bilangan 15. 1
Siswa tidak menentukan faktor dari bilangan 15. 0
Siswa dapat memilih bilangan prima dengan alasan yang benar. 4
Siswa dapat memilih bilang prima, tetapi alasan salah. 3
9 Siswa dapat memilih bilangan prima, tetapi tidak disertai alasan. 2
Siswa salah memilih bilangan prima, 1
Siswa tidak memilih bilangan prima. 0
Siswa menjawab dengan benar tanggal dimana Bu Wati dan Bu Erna
4
akan berbelanja ke pasar bersama-sama lagi.
Siswa salah menjawab tanggal, tetapi benar dalam menentukan KPK. 3
10
Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan. 2
Siswa hanya menuliskan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa menjawab bilangan prima dengan benar sesuai dengan
4
perintah.
Siswa menjawab bilangan prima sesuai dengan perintah, tetapi
3
kurang lengkap.
11
Siswa menjawab bilangan prima sesuai dengan perintah. Tetapi ada
2
yang benar dan salah.
Siswa menjawab bilangan prima sesuai dengan perintah. Tetapi salah. 1
Siswa tidak menjawab bilangan prima. 0
Siswa menjawab KPK dengan banar. 4
Siswa menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan, tetapi salah
3
dalam menentukan KPK.
12
Siswa hanya menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan. 2
Siswa hanya menentukan kelipatan saja. 1
Siswa tidak menjawab KPK. 0
Siswa menjawab kelipatan persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam tahap menentukan kelipatan persekutuan dua
3
bilangan.
13
Siswa hanya menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab kelipatan persekutuan dari dua bilangan. 0
Siswa menjawab faktor persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam menentukan faktor persekutuan dua bilangan. 3
14
Siswa hanya menuliskan faktor dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan faktor dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab faktor persekutuan dua bilangan. 0
Siswa dengan lengkap menuliskan jumlah lomptan yang dilakukan
4
oleh Tika.
Siswa dengan lengkap menuliskan jumlah lomptan yang dilakukan
3
oleh Tika, tetapi ada yang salah.
15
Siswa menuliskan jumlah lomptan yang dilakukan oleh Tika, tetapi
2
tidak lengkap.
Siswa salah menuliskan jumlah lomptan yang dilakukan oleh Tika. 1
Siswa tidak menuliskan jumlah lompatana yang dilakukan oleh Tika. 0
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SETELAH UJI VALIDITAS

Nomor Tingkat Daya


Indikator Soal Tingkatan Status
Soal Kesukaran Pembeda
Kelinci melompat setiap 3 detik sekali dan Katak
melompat setiap 4 detik sekali. Tuliskan kelipatan
bilangan dari 5 kali lompatan Kelinci dan Katak !
Lompatan Kelinci :
Poor Items
1 3 C1 Valid Mudah
(jelek)
Lompatan Katak :
Menyebutkan dan 4
menuliskan
kelipatan dan Sebutkan faktor dari biilangan 15 !
faktor suatu
bilangan 15
.......... x ......... Poor Items
8 C1 Valid Sedang
(jelek)
......... x ..........

Jadi, faktor dari 12 adalah = .......


Menentukan Poor Items
4 Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 12 ! C3 Valid Sedang
kelipatan suatu (jelek)
bilangan dan
kelipatan Reasonably
13 Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 9 ! C3 Valid Sedang
persekutuan dari Items (Baik)
dua bilangan
Menyebutkan dan 9 Pak Budi menuliskan dua barisan bilangan di papan tulis. C2 Valid Sedang Reasonably
menjelaskan Berikut barisan bilangannya. Items (Baik)
bilangan prima Barisan pertama : 2, 4, 5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, 21, 24,
25,....
Barisan kedua : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...
Dari barisan yang di tulis Pak Budi, barisan yang
keberapakah yang merupakan bilangan prima ? jelaskan
alasanmu !

Perhatikan bilangan-bilangan di bawah ini !

1 2 3 4
5 6 7 8
Poor Items
2 9 10 11 12 C2 Valid Mudah
(jelek)
13 14 15 16

Menunjukkan dan Lingkarilah bilangan yang merupakan faktor dari 12 !


menentukan faktor
dari suatu bilangan Isilah tabel faktor di bawah ini dengan baik dan kemudian
dan menentukan tuliskan faktor persekutuannya !
faktor persekutuan 18
dua bilangan 9
.......... x .........
.......... x ......... Very Good
5 ......... x .......... C2 Valid Sedang Items (Sangat
......... x .......... Baik )
......... x ........

Jadi, faktor persekutaun 18 dan 9 = ....., ......, dan .......


Menentukan 3 Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 16 ! C3 Valid Mudah Poor Items
kelipatan Faktor 12 = (jelek)
persekutuan Faktor 16 =
terkecil (KPK) dan Faktor persekutuan =
faktor persekutuan FPB =
terbesar (FPB)dari Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 !
dua bilangan Kelipatan 15 =
Poor Items
12 Kelipatan 20 = C3 Valid Sedang
(jelek)
Kelipatan persekutuan =
KPK =
Yusuf dan Zacky siswa yang rajin mengunjungi
perpustakaan. Yusuf mengunjungi perpustakaan setiap 3
Very Good
hari sekali, sedangkan Zacky 2 hari sekali. Pada hari
7 C4 Valid Sedang Items (Sangat
keberapakah mereka berkunjung ke perpustakaan secara
Baik)
Memecahkan bersama-sama ?
masalah yang
berkaitan dengan Bu wati dan Bu Erna saling bertetangga. Bu Wati
KPK dan FPB berbelanja ke pasar setiap 7 hari sekali, sedangkan Bu
Erna setiap 14 hari sekali. Jika pada tanggal 5 Juli 2016 Poor Items
10 C4 Valid Mudah
mereka berbelanja ke pasar bersama-sama. Pada tanggal (jelek)
berapa mereka akan berbelanja ke pasar bersama-sama
lagi ?
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :

Petunjuk pengerjaan :
a. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengejakan soal !
b. Tulis identitas pada kolom yang tersedia !
c. Baca baik-baik soal demi soal !
d. Jawablah soal yang mudah terlebih dahulu !

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Kelinci melompat setiap 3 detik sekali dan Katak melompat setiap 4 detik sekali. Tuliskan
kelipatan bilangan dari 5 kali lompatan Kelinci dan Katak !
Lomptan Kelinci :

Lomptan Katak :

2. Perhatikan tabel bilangan di bawah ini !


1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
Lingkarilah bilangan-bilangan yang merupakan faktor dari 12 !

3. Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 16 !


Faktor 12 =
Faktor 16 =
Faktor persekutuan =
FPB =

4. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 12 !


Kelipatan 4 =
Kelipatan 12 =
Kelipatan persekutuan 4 dan 12 =

5. Isilah tabel faktor di bawah ini dengan baik dan benar kemudian tuliskan faktor
persekutuannya !

18 9
.......... x .........
.......... x .........
......... x ..........
......... x ..........
......... x ........

Jadi, faktor persekutuan 18 dan 9 = .......,........, dan .....

6. Yusuf dan Zacky siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan. Yusuf mengunjungi
perpustakaan setiap 3 hari sekali, sedangkan Zacky 2 hari sekali. Pada hari keberapakah
mereka berkunjung ke perpustakaan secara bersama-sama ?

7. Sebutkan faktor dari bilangan 15 !


15

.......... x .........

......... x ..........

Jadi, faktor dari 15 adalah = ....., ......, ......., dan ......

8. Pak Budi menuliskan dua barisan bilangan di papan tulis. Berikut barisan bilangannya.
Barisan pertama : 2, 4, 5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, 21, 24, 25,....
Barisan kedua : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...
Dari barisan yang di tulis Pak Budi, barisan yang keberapakah yang merupakan bilangan
prima ? jelaskan alasanmu !
9. Bu wati dan Bu Erna saling bertetangga. Bu Wati berbelanja ke pasar setiap 7 hari sekali,
sedangkan Bu Erna setiap 14 hari sekali. Jika pada tanggal 5 Juli 2016 mereka berbelanja ke
pasar bersama-sama. Pada tanggal berapa mereka akan berbelanja ke pasar bersama-sama
lagi ?

10. Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 !


Kelipatan 15 =
Kelipatan 20 =
Kelipatan persekutuan =
KPK =

11. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 9 !

Selamat
Mengerjakan...
PEDOMAN PENSKORAN
No.
Kriteria Skor
Soal
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan dengan benar sesuai
4
perintahkan.
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan yang diperintahkan, tetapi
3
ada yang salah.
1 Siswa hanya menjawab salah satu kelipatan bilangan dari yang
2
diperintahkan.
Siswa menjawab kedua kelipatan bilangan yang diperintahkan, tetapi
1
salah.
Siswa tidak menjawab kelipatan bilangan yang diperintahkan. 0
Siswa dapat menentukan semua faktor dari bilangan 12 dengan banar. 4
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 12, tetapi kurang
3
lengkap.
2 Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 12, tetapi ada yang
2
benar dan salah.
Siswa salah dalam menentukan faktor dari bilangan 12. 1
Siswa tidak menentukan faktor dari bilangan 12. 0
Siswa menjawab FPB dengan banar. 4
Siswa hanya menentukan faktor saja. 3
Siswa hanya menentukan faktor dan faktor persekutuan. 2
3
Siswa menentukan faktor dan faktor persekutuan, tetapi salah dalam
1
menentukan FPB.
Siswa tidak menjawab FPB. 0
Siswa menjawab kelipatan persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam tahap menentukan kelipatan persekutuan dua
3
bilangan.
4
Siswa hanya menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab kelipatan persekutuan dari dua bilangan. 0
Siswa menjawab faktor persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam menentukan faktor persekutuan dua bilangan. 3
5 Siswa hanya menuliskan faktor dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan faktor dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab faktor persekutuan dua bilangan. 0
Siswa menjawab dengan benar kapan Yusuf dan Zacky berkunjung
4
ke perpustakaan secara bersama-sama.
Siswa menjawab dengan salah kapan Yusuf dan Zacky berkunujung
3
6 ke perpustakaan secara bersama-sama.
Siswa hanya menentukan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan. 2
Siswa hanya membuat kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa dapat menentukan semua faktor dari bilangan 15 dengan banar. 4
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi kurang
7 3
lengkap.
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi ada yang 2
benar dan salah.
Siswa salah dalam menentukan faktor dari bilangan 15. 1
Siswa tidak menentukan faktor dari bilangan 15. 0
Siswa dapat memilih bilangan prima dengan alasan yang benar. 4
Siswa dapat memilih bilang prima, tetapi alasan salah. 3
8 Siswa dapat memilih bilangan prima, tetapi tidak disertai alasan. 2
Siswa salah memilih bilangan prima, 1
Siswa tidak memilih bilangan prima. 0
Siswa menjawab dengan benar tanggal dimana Bu Wati dan Bu Erna
4
akan berbelanja ke pasar bersama-sama lagi.
Siswa salah menjawab tanggal, tetapi benar dalam menentukan KPK. 3
9
Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan. 2
Siswa hanya menuliskan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa menjawab KPK dengan banar. 4
Siswa menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan, tetapi salah
3
dalam menentukan KPK.
10
Siswa hanya menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan. 2
Siswa hanya menentukan kelipatan saja. 1
Siswa tidak menjawab KPK. 0
Siswa menjawab kelipatan persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam tahap menentukan kelipatan persekutuan dua
3
bilangan.
11
Siswa hanya menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab kelipatan persekutuan dari dua bilangan. 0
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV PRE TEST DAN POST TEST

Nomor Tingkat Daya


Indikator Soal Tingkatan Status
Soal Kesukaran Pembeda
Sebutkan faktor dari biilangan 15 !

15
Menyebutkan dan
.......... x .........
menuliskan
Poor Items
kelipatan dan 8 C1 Valid Sedang
......... x .......... (jelek)
faktor suatu
bilangan

Jadi, faktor dari 12 adalah = .......

Menentukan
kelipatan suatu
bilangan dan Reasonably
13 Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 9 ! C3 Valid Sedang
kelipatan Items (Baik)
persekutuan dari
dua bilangan
Pak Budi menuliskan dua barisan bilangan di papan tulis.
Berikut barisan bilangannya.
Barisan pertama : 2, 4, 5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, 21, 24,
Menyebutkan dan 25,....
Reasonably
menjelaskan 9 Barisan kedua : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ... C2 Valid Sedang
Items (Baik)
bilangan prima Dari barisan yang di tulis Pak Budi, barisan yang
keberapakah yang merupakan bilangan prima ? jelaskan
alasanmu !
Isilah tabel faktor di bawah ini dengan baik dan kemudian
tuliskan faktor persekutuannya !
18
9
Menunjukkan dan .......... x .........
menentukan faktor .......... x .........
Very Good
dari suatu bilangan ......... x ..........
5 C2 Valid Sedang Items (Sangat
dan menentukan ......... x ..........
Baik )
faktor persekutuan ......... x ........
dua bilangan

Jadi, faktor persekutaun 18 dan 9 = ....., ......, dan .......


Menentukan
kelipatan
Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 !
persekutuan
Kelipatan 15 =
terkecil (KPK) dan Poor Items
12 Kelipatan 20 = C3 Valid Sedang
faktor persekutuan (jelek)
Kelipatan persekutuan =
terbesar (FPB)dari
KPK =
dua bilangan

Yusuf dan Zacky siswa yang rajin mengunjungi


Memecahkan perpustakaan. Yusuf mengunjungi perpustakaan setiap 3
Very Good
masalah yang hari sekali, sedangkan Zacky 2 hari sekali. Pada hari
7 C4 Valid Sedang Items (Sangat
berkaitan dengan keberapakah mereka berkunjung ke perpustakaan secara
Baik)
KPK dan FPB bersama-sama ?
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :

Petunjuk pengerjaan :
a. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengejakan soal !
b. Tulis identitas pada kolom yang tersedia !
c. Baca baik-baik soal demi soal !
d. Jawablah soal yang mudah terlebih dahulu !

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Isilah tabel faktor di bawah ini dengan baik dan benar kemudian tuliskan faktor
persekutuannya !

18 9
.......... x .........
.......... x .........
......... x ..........
......... x ..........
......... x ........
Jadi, faktor persekutuan 18 dan 9 = .......,........, dan .....

2. Yusuf dan Zacky siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan. Yusuf mengunjungi
perpustakaan setiap 3 hari sekali, sedangkan Zacky 2 hari sekali. Pada hari keberapakah
mereka berkunjung ke perpustakaan secara bersama-sama ?

3. Sebutkan faktor dari bilangan 15 !

15

.......... x .........

......... x ..........

Jadi, faktor dari 15 adalah = ....., ......, ......., dan ......


4. Pak Budi menuliskan dua barisan bilangan di papan tulis. Berikut barisan bilangannya.
Barisan pertama : 2, 4, 5, 6, 7, 12, 15, 17, 20, 21, 24, 25,....
Barisan kedua : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...
Dari barisan yang di tulis Pak Budi, barisan yang keberapakah yang merupakan bilangan
prima ? jelaskan alasanmu !

5. Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 !


Kelipatan 15 =
Kelipatan 20 =
Kelipatan persekutuan =
KPK =

6. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 9 !

Selamat
Mengerjakan...
PEDOMAN PENSKORAN

No.
Kriteria Skor
Soal
Siswa menjawab faktor persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam menentukan faktor persekutuan dua bilangan. 3
1 Siswa hanya menuliskan faktor dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan faktor dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab faktor persekutuan dua bilangan. 0
Siswa menjawab dengan benar kapan Yusuf dan Zacky berkunjung
4
ke perpustakaan secara bersama-sama.
Siswa menjawab dengan salah kapan Yusuf dan Zacky berkunujung
3
2 ke perpustakaan secara bersama-sama.
Siswa hanya menentukan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan. 2
Siswa hanya membuat kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab. 0
Siswa dapat menentukan semua faktor dari bilangan 15 dengan banar. 4
Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi kurang
3
lengkap.
3 Siswa dapat menentukan faktor dari bilangan 15, tetapi ada yang
2
benar dan salah.
Siswa salah dalam menentukan faktor dari bilangan 15. 1
Siswa tidak menentukan faktor dari bilangan 15. 0
Siswa dapat memilih bilangan prima dengan alasan yang benar. 4
Siswa dapat memilih bilang prima, tetapi alasan salah. 3
4 Siswa dapat memilih bilangan prima, tetapi tidak disertai alasan. 2
Siswa salah memilih bilangan prima, 1
Siswa tidak memilih bilangan prima. 0
Siswa menjawab KPK dengan banar. 4
Siswa menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan, tetapi salah
3
dalam menentukan KPK.
5
Siswa hanya menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan. 2
Siswa hanya menentukan kelipatan saja. 1
Siswa tidak menjawab KPK. 0
Siswa menjawab kelipatan persekutuan dua bilangan dengan benar. 4
Siswa salah dalam tahap menentukan kelipatan persekutuan dua
3
bilangan.
6
Siswa hanya menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 2
Siswa salah dalam menentukan kelipatan dari kedua bilangan. 1
Siswa tidak menjawab kelipatan persekutuan dari dua bilangan. 0
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN

Contoh perhitungan validitas soal nomor 1

Langkah perhitungannya sebagai berikut :

1. Menentukan nilai N, ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑Y2, ∑X.Y


Dimana :
N : Banyaknya siswa = 28
∑X : Jumlah skor item ke-1 = 103
∑Y : Jumlah skor total seluruh siswa = 1202
∑X2 : Jumlah kuadrat soal nomor 1 = 405
∑Y2 : Jumlah kuadrat total seluruh siswa = 53228
∑X.Y : Jumlah hasil kali skor total setiap siswa pada item ke-1 = 4545
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

SOAL No.1
X X2 Y Y2 X.Y
4 16 44 1936 176
4 16 50 2500 200
4 16 40 1600 160
4 16 50 2500 200
4 16 47 2209 188
4 16 47 2209 188
4 16 47 2209 188
4 16 30 900 120
4 16 37 1369 148
4 16 41 1681 164
4 16 44 1936 176
1 1 27 729 27
4 16 40 1600 160
4 16 46 2116 184
4 16 54 2916 216
4 16 53 2809 212
4 16 45 2025 180
4 16 39 1521 156
4 16 49 2401 196
4 16 42 1764 168
4 16 31 961 124
0 0 30 900 0
2 4 31 961 62
4 16 55 3025 220
4 16 39 1521 156
4 16 51 2601 204
4 16 48 2304 192
4 16 45 2025 180
103 405 1202 53228 4545
2. Menentukan nilai rhitung
( )( )

√{ ( ) }* ( )+

( ) ( )( )
√{( )( ) ( ) }{( )( ) ( ) }

√( )( )

√( )( )

( )( )

3. Menentukan nilai rtabel


db = n -2
= 28 - 2
= 26
Taraf signifikansi α = 0,05
rtabel = 0,374

4. Membandingkan rhitung dengan rtabel


Ketentun :
Jika rhitung > rtabel = butir soal valid
Jika rhitung < rtabel = butir soal tidak valid

5. Menentukan kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan nilai rhitung < rtabel (0,598 > 0,374) sehingga
dapat disimpulkan bahwa status soal nomor 1 valid.

Untuk menentukan status valid atau tidaknya soal nomor 2 dan seterusnya,
perhitungan uji validitasnya sama dengan cara menentukan validitas soal nomor 1.
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN

Langkah-langkah perhitungan reliabilitas butir soal instrumen sebagai berikut :


( )

1. Menentukan varians tiap-tiap item dengan menggunakan rumus: berikut


perhitungan varians tiap butir soal.

Soal no.1 Soal no.2 Soal no.3

( ) ( ) ( )

Soal no.4 Soal no.5 Soal no.7

( ) ( ) ( )

Soal no. 8 Soal no.9 Soal no.10

( ) ( ) ( )
Soal no.12 Soal no.13

( ) ( )

2. Menjumlah varians semua item

( )

3. Menjumlah varians total dengan rumus :


( )

4. Menentukan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus alpha.


(( )
) ( )

(( )( )
)

( )

( )

Berdasarkan tabel interpretasi tingkat reliabilitas instrumen, nilai reliabilitas


yang diperoleh sebesar 0,74 berada pada kisaran 0,70 – 0,90 yang berarti instrumen
memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL INSTRUMEN

Langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir soal instrumen sebagai berikut :


1. Menentukan nilai BA = Total skor peserta kelas atas
2. Menentukan nilai BB = Total skor peserta kelas bawah
3. Menentukan nilai JA = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta kelas atas
4. Menentukan nilai JB = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta kelas bawah
5. Berikut contoh perhitungan daya pembeda untuk soal nomor 1.
BA = 56 BB = 47 JA =56 JB = 56
6. Menentukan nilai D (daya pembeda), dengan rumus sebagai berikut :

7. Menentukan kriteria
Berdasarkan interpretasi daya pembeda, nilai D = 0,160 berada pada kisaran
below – 0,19 maka butir soal nomor 1 memiliki daya pembeda yang poor items (jelek).
Untuk menentukan daya pembeda butir soal selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan yang sama seperti pada butir soal nomor 1.
PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL INSTRUMEN

Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran butir soal instrumen sebagai berikut :


d. Menentukan niali B = jumlah siswa yang menjawab benar.
e. Menentukan nilai JS = jumlah skor maksimum untuk soal tersebut.
f.Menentukan nilai P = indeks/tingkat kesukaran soal.
Berikut contoh perhitungan taraf kesukaran untuk butir soal nomor 1.
B = 28 JS = 112

g. Menentukan kriteria
Berdasarkan klasifikasi kriteria indeks kesukaran, nilai P = 0,919 berada pada
kisaran 0,71 – 1,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 1 memiliki
taraf kesukaran yang mudah.
Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal selanjutnya, dapat dilakukan
perhitungan yang sama seperti menentukan taraf kesukaran pada butir soal nomor 1.
REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA INSTRUMEN

Tingkat
Validitas Reliabilitas Daya Beda
Kesukaran
No. Butir Soal Keterangan
r
r hitung Status Nilai Interpretasi P Kriteria D Kriteria
tabel
Tidak
1 0,598 Valid 0,919 Mudah 0,161 Jelek (poor items)
dipakai
Tidak
2 0,542 Valid 0,812 Mudah 0,196 Jelek (poor items)
dipakai
Tidak
3 0,542 Valid 0,812 Mudah 0,196 Jelek (poor items)
dipakai
Tidak
4 0,475 Valid 0,669 Sedang 0,196 Jelek (poor items)
dipakai
5 0,653 Valid 0,633 Sedang 0,447 Sangat Baik (verry good items) Dipakai
Tidak
6 0,267 Invalid
dipakai
7 0,668 Valid 0,580 Sedang 0,446 Sangat Baik (verry good items) Dipakai
8 0,522 0,374 Valid 0,74 Tinggi 0,696 Sedang 0,142 Jelek (poor items) Dipakai
9 0,498 Valid 0,589 Sedang 0,322 Baik (reasonably items) Dipakai
Tidak
10 0,42 Valid 0,857 Mudah 0,179 Jelek (poor items)
dipakai
Tidak
11 0,146 Invalid
dipakai
12 0,4 Valid 0,419 Sedang 0,196 Jelek (poor items) Dipakai
13 0,586 Valid 0,562 Sedang 0,340 Baik (reasonably items) Dipakai
Tidak
14 0,364 Invalid
dipakai
Tidak
15 -0,052 Invalid
dipakai
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN

Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nilai
1 E01 50
2 E02 25
3 E03 34
4 E04 55
5 E05 38
6 E06 50
7 E07 42
8 E08 38
9 E09 46
10 E10 50
11 E11 55
12 E12 34
13 E13 66
14 E14 66
15 E15 46
16 E16 30
17 E17 46
18 E18 42
19 E19 25
20 E20 46
21 E21 13
22 E22 55
23 E23 42
24 E34 42
25 E35 34
26 E26 46
27 E27 50
28 E28 42
29 E29 50
30 E30 42
31 E31 34
32 E32 42
33 E33 30
34 E34 25
35 E35 17
36 E36 17
37 E37 58
Jumlah 1523
Rata-rata 41,1622
Tertinggi 66
Terendah 13
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN

1. Distribusi frekuensi
13 17 17 25 25 25 30 30
34 34 34 34 38 38 42 42
42 42 42 42 42 46 46 46
46 46 50 50 50 50 50 55
55 55 58 66 66

2. Banyaknya data (n) = 37

3. Rentang data (R) = Xmax - Xmin


Keterangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax - Xmin
= 66 – 13
= 53

4. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n


Keterangan
K = Banyak kelas
n = Banyak data (siswa)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + (3,3 x 1, 568)
= 1 + 5,174
= 6,174
=6

5. Panjang kelas interval (i) =


TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN

Frekuensi Titik
Nilai Tengah Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
Fi F (%)
(Xi)
13 – 21 3 8% 17 289 51 867
22 – 30 5 14 % 26 676 130 3380
31 – 39 6 16 % 35 1225 210 7350
40 – 48 12 32 % 44 1936 528 23232
49 – 57 8 22 % 53 2809 424 22472
58 - 66 3 8% 62 3844 186 11532
Jumlah 37 100 % 1529 68833

1. Menentukan nilai rata-rata (mean)


Mean ( )
Keterangan :
Mean = nilai rata-rata
∑fiXi = jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
frekuensinya
∑ Fi = jumlah frekuensi (banyaknya siswa)

Mean ( )

2. Menentukan Median (Me)

( )

Keterangan :
Me = Nilai tengah
b = Batas bawah median, yang diduga terletak median
n = Jumlah frekuensi (banyak siswa)
fb = Frekuensi kumulatifyang terletak di atas interval kelas median
f = Frekuensi kelas median

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi fk
Bawah Atas
13 – 21 12,5 21,5 3 3
22 – 30 21,5 30,5 5 8
31 – 39 30,5 39,5 6 14
40 – 48 39,5 48,5 12 26
49 – 57 48,5 57,5 8 34
58 – 66 57,5 66,5 3 37
Mencari median terduga dengan menghitung ½ n, yaitu ½ x 37 = 18,5. Berdasarkan
perhitungan ½ n = 18,5 berada pada kelas interval ke 4, yaitu 40 – 48. Dari kelas median
diperoleh :
b = 39,5
i=9
f = 12
fk= 14

( )
( )

3. Menentukan Modus (Mo)

( )

Keterangan :
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus,
i = Panjang kelas interval modus
bs = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus
bm = Frekuensi kelas modus dikurangi frkuensi sesudah kelas interval modus

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi
Bawah Atas
13 – 21 12,5 21,5 3
22 – 30 21,5 30,5 5
31 – 39 30,5 39,5 6
40 – 48 39,5 48,5 12
49 – 57 48,5 57,5 8
58 - 66 57,5 66,5 3
Jumlah 37

Modus kiraan berada pada kelas interval 40 – 48, karena memiliki frekuensi terbanyak,
yaitu 12, sehingga dari kelas modus diperoleh :
b = 39,5
bs = 12 – 6 = 6
bm = 12 – 8 = 4
i=9
( )

( )
( )

4. Menentukan nilai varians


( )
( )

( ) ( )
( )

5. Menentukan nilai simpangan baku


PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

Rata-rata (Mean) = 41,32


Simpangan Baku = 12,52

Selisih
Frekuensi Batas Luas Luas ( )
Nilai
(Oi) Kelas
Z
0–Z Kurva
Ei ∑
Normal
12,5 -2,30 0,0107
13 – 21 3 0,0464 1,716 0,960
21,5 -1,58 0,0571
22 – 30 5 0,1378 5,098 0,001
30,5 -0,86 0,1949
31 – 39 6 0,2494 9,227 1,128
39,5 -0,14 0,4443
40 – 48 12 0,2714 10,041 0,382
48,5 0,57 0,7157
49 – 57 8 0,1858 6,874 0,184
57,5 1,29 0,9015
58 – 66 3 0,0763 2,823 0,010
66,5 2,01 0,9778
2
x hitung 2,6
Keterangan :
Z = Batas Kelas - Rata-rata : Simpangan Baku
Luas 0 – Z = Lihat pada Tabel Z
Luas Kurva Normal = Selisih luas 0 – Z yang berikutnya dengan yang mendahului
Ei = Banyak Siswa (n) x Luas kurva normal

( )
Mencari Chi Kuadrat hitung (x2 )dengan rumus =
( )
Chi Kuadrat hitung (x2 ) =

Membandingkan x2hitung dengan x2tabel (untuk α = 0,05)


Derajat kebebasan (dk) = K – 1 = 6 – 1 = 5,
(K = Menyatakan banyaknya kelas interval)
Dengan melihat tabel Chi Kuadrat diperoleh nilai x2tabel =11,07, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Kriteria :
Jika x2hitung < x2tabel maka H0 diterima dan untuk lainnya H0 ditolak.
Hipotesis :
H0 : Data pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data pada sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan melihat hasil perhitungan yang diperoleh x2 hitung < x2 tabel (2,6 < 11,07), maka
H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS KONTROL

Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nilai
1 K01 38
2 K02 46
3 K03 42
4 K04 30
5 K05 30
6 K06 13
7 K07 38
8 K08 25
9 K09 34
10 K10 21
11 K11 34
12 K12 38
13 K13 25
14 K14 50
15 K15 55
16 K16 66
17 K17 46
18 K18 50
19 K19 42
20 K20 55
21 K21 34
22 K22 46
23 K23 55
24 K24 46
25 K25 17
26 K26 17
27 K27 25
28 K28 66
29 K29 30
30 K30 30
31 K31 66
32 K32 58
33 K33 38
34 K34 13
35 K35 38
36 K36 50
jumlah 1407
Rata-rata 39,0833
Tertinggi 66
Terendah 13
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL

1. Distribusi frekuensi
13 13 17 17 21 25 25 25
30 30 30 30 34 34 34 38
38 38 38 38 42 42 46 46
46 46 50 50 50 55 55 55
58 66 66 66

2. Banyaknya data (n) = 36

3. Rentang data (R) = Xmax - Xmin


Keterangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax - Xmin
= 66 – 13
= 53

4. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n


Keterangan
K = Banyak kelas
n = Banyak data (siswa)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + (3,3 x 1, 556)
= 1 + 5,134
= 6,134
=6

5. Panjang kelas interval (i) =


TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL

Frekuensi Titik
Nilai Tengah Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
Fi F (%)
(Xi)
13 – 21 5 14 % 17 289 85 1445
22 – 30 7 19 % 26 676 182 4732
31 – 39 8 22 % 35 1225 280 9800
40 – 48 6 17 % 44 1936 264 11616
49 – 57 6 17 % 53 2809 318 16854
58 - 66 4 11 % 62 3844 248 15376
Jumlah 36 100 % 1377 59823

1. Menentukan nilai rata-rata (mean)


Mean ( )
Keterangan :
Mean = nilai rata-rata
∑fiXi = jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
frekuensinya
∑ Fi = jumlah frekuensi (banyaknya siswa)

Mean ( )

2. Menentukan Median (Me)

( )

Keterangan :
Me = Nilai tengah
b = Batas bawah median, yang diduga terletak median
n = Jumlah frekuensi (banyak siswa)
fb = Frekuensi kumulatifyang terletak di atas interval kelas median
f = Frekuensi kelas median

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)


Batas Batas
Nilai fi fk
Bawah Atas
13 – 21 12,5 21,5 5 5
22 – 30 21,5 30,5 7 12
31 – 39 30,5 39,5 8 20
40 – 48 39,5 48,5 6 26
49 – 57 48,5 57,5 6 32
58 - 66 57,5 66,5 4 36
Mencari median terduga dengan menghitung ½ n, yaitu ½ x 36 = 18. Berdasarkan
perhitungan ½ n = 18 berada pada kelas interval ke 3, yaitu 31 – 39. Dari kelas median
diperoleh :
b = 30,5
i=9
f=8
fk= 12

( )
( )

3. Menentukan Modus (Mo)

( )
Keterangan :
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus,
i = Panjang kelas interval modus
bs = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus
bm = Frekuensi kelas modus dikurangi frkuensi sesudah kelas interval modus

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi
Bawah Atas
13 – 21 12,5 21,5 5
22 – 30 21,5 30,5 7
31 – 39 30,5 39,5 8
40 – 48 39,5 48,5 6
49 – 57 48,5 57,5 6
58 - 66 57,5 66,5 4
Jumlah 36

Modus kiraan berada pada kelas interval 31 – 39, karena memiliki frekuensi terbanyak,
yaitu 8, sehingga dari kelas modus diperoleh :
b = 30,5
bs = 8 – 7 = 1
bm = 8 – 6 = 2
i=9
( )

( )
( )

4. Menentukan nilai varians

( )
( )

( ) ( )
( )

5. Menentukan nilai simpangan baku


PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL

Rata-rata (Mean) = 38,25


Simpangan Baku = 14,29

Selisih
Frekuensi Batas Luas Luas ( )
Nilai
(Oi) Kelas
Z
0–Z Kurva
Ei ∑
Normal
12,5 -1,80 0,0359
13 – 21 5 0,0851 3,063 1,224
21,5 -1,17 0,1210
22 – 30 7 0,1736 6,249 0,090
30,5 -0,54 0,2946
31 – 39 8 0,1735 6,246 0,492
39,5 0,08 0,4681
40 – 48 6 0,2931 10,551 1,962
48,5 0,71 0,7612
49 – 57 6 0,1487 5,353 0,078
57,5 1,34 0,9099
58 – 66 4 0,0657 2,365 1,130
66,5 1,97 0,9756
2
x hitung 4,9
Keterangan :
Z = Batas Kelas - Rata-rata : Simpangan Baku
Luas 0 – Z = Lihat pada Tabel Z
Luas Kurva Normal = Selisih luas 0 – Z yang berikutnya dengan yang mendahului
Ei = Banyak Siswa (n) x Luas kurva normal

( )
Mencari Chi Kuadrat hitung (x2 )dengan rumus =
( )
Chi Kuadrat hitung (x2 ) =

Membandingkan x2hitung dengan x2tabel (untuk α = 0,05)


Derajat kebebasan (dk) = K – 1 = 6 – 1 = 5,
(K = Menyatakan banyaknya kelas interval)
Dengan melihat tabel Chi Kuadrat diperoleh nilai x2tabel =11,07, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Kriteria :
Jika x2hitung < x2tabel maka H0 diterima dan untuk lainnya H0 ditolak.
Hipotesis :
H0 : Data pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data pada sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan melihat hasil perhitungan yang diperoleh x2 hitung < x2 tabel (4,9 < 11,07), maka
H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


n 37 36
Varians (S2) 156,89 204,36
Fhitung 1,30
Ftabel 1,75
Kesimpulan Kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus :


( )
Fhitung = = = ( )

Berikut langkah-langkah melakukan uji homogenitas, yaitu :


1. Menentukan hipotesis
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 : Data sampel tidak berasal fari populasi yang homogen
2. Menentukan kriteria pengujian
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)
db pembilang = n – 1 = 37 – 1 = 36
db penyebut = n – 1 = 36 – 1 = 35
4. Menentukan Fhitung
Berdasarkan perbandingan data statistik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
diperoleh varians terbesar adalah nilai varians kelompok kontrol dan varians terkecil adalah
nilai varians kelompok eksperimen.

Fhitung = =

5. Menentukan nilai Ftabel


Menentukan nilai Ftabel dengan menggunakan Microsof Excel (Rumus : =FINV(α;db
pembilang;db penyebut)
Diketahui :
db pembilang = 36
db penyebut = 35
taraf signifikansi α = 0,05
sehingga jika dimasukkan ke dalam rumus menjadi (=FINV(0,05;36;35), dan diperoleh
nilai Ftabel = 1,752299 (1,75)
6. Menentukan kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh Fhitung = 1,30 dan Ftabel = 1,75. Dikarenakan
nilai Fhitung ≤ Ftabel (1,30 < 1,75) maka H0 diterima yang berarti kedua kelompok di atas
berasal dari populasi yang homogen.
PERHITUNGAN UJI T

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Rata-rata 41,32 38,25
Varians (S2) 156,89 204,36
Sgabungan 13,42
Thitung 0,98
Ttabel 1,67
Kesimpulan Terima H0, tolak H1

1. Menentukan Sgabungan
( ) ( )
Sgabungan = √

( )( ) ( )( )

2. Menentukan Thitung
̅ ̅̅̅̅
Thitung =

3. Menentukan nilai Ttabel


Menentukan nilai ttabel dengan :
db = n1 + n2 – 2
= 37 + 36 – 2
= 71
Taraf signifikansi α = 0,05
Diperoleh nilai ttabel = 1,67

4. Kriteria pengujian
Terima H0 jika thitung < ttabel
Tolak H0 jika thitung > ttabel

5. Hipotesis
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan :
µ1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen
µ2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol

6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh thitung = 0,98 dan ttabel = 1,67. Hasil ini
menunjukkan bahwa thitung < ttabel (0,98 < 1,66). Sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen sama dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
REKAPITULASI PERHITUNGAN JENJANG KOGNITIF
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PRETEST)
KELAS EKSPERIMEN
Nomor Soal/Jenjang Kognitif
No. Kode Skor
7/C1 5/C2 8/C2 10/C3 11/C3 6/C4
1 E01 3 0 2 3 3 1 12
2 E02 2 2 1 0 1 0 6
3 E03 2 2 1 0 2 1 8
4 E04 4 4 0 1 2 2 13
5 E05 3 3 1 0 0 2 9
6 E06 3 4 1 1 1 2 12
7 E07 3 3 1 0 1 2 10
8 E08 2 3 0 0 2 2 9
9 E09 4 4 0 1 2 0 11
10 E10 3 2 2 1 2 1 11
11 E11 3 2 2 2 2 2 13
12 E12 3 3 2 0 0 0 8
13 E13 4 2 3 3 2 2 16
14 E14 4 3 2 2 3 2 16
15 E15 4 3 1 0 2 1 11
16 E16 2 3 0 0 2 0 7
17 E17 4 3 2 0 0 2 11
18 E18 4 2 1 0 1 2 10
19 E19 2 2 1 0 1 0 6
20 E20 4 3 1 0 1 2 11
21 E21 1 1 1 0 0 0 3
22 E22 4 2 1 3 2 1 13
23 E23 4 3 0 0 2 1 10
24 E24 3 2 1 2 2 0 10
25 E25 2 2 1 2 1 0 8
26 E26 4 2 1 2 2 0 11
27 E27 4 4 2 1 1 0 12
28 E28 4 3 2 0 1 0 10
29 E29 2 2 3 2 2 0 11
30 E30 2 4 2 0 0 2 10
31 E31 4 0 0 2 2 0 8
32 E32 4 2 1 0 2 1 10
33 E33 3 3 0 0 0 1 7
34 E34 3 3 0 0 0 0 6
35 E35 2 1 0 0 0 1 4
36 E36 1 2 0 0 0 1 4
37 E37 4 4 2 2 0 2 14
Jumlah 114 93 41 30 47 36 361
Total 114 134 77 36
Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4
Presentase(%) 77,03 45,27 26,01 24,32
REKAPITULASI PERHITUNGAN JENJANG KOGNITIF
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PRETEST)
KELAS KONTROL
Nomor Soal/Jenjang Kognitif
No. Kode Skor
7/C1 5/C2 8/C2 10/C3 11/C3 6/C4
1 K01 4 3 1 0 1 0 9
2 K02 4 3 1 1 1 1 11
3 K03 3 4 1 0 1 1 10
4 K04 4 2 1 0 0 0 7
5 K05 3 3 0 0 0 1 7
6 K06 2 0 1 0 0 0 3
7 K07 3 2 0 1 1 2 9
8 K08 3 3 0 0 0 0 6
9 K09 4 1 0 0 2 1 8
10 K10 3 0 1 0 1 0 5
11 K11 2 2 1 2 0 1 8
12 K12 3 2 1 2 0 1 9
13 K13 2 1 0 1 1 1 6
14 K14 3 4 2 0 1 2 12
15 K15 4 3 2 1 1 2 13
16 K16 4 4 2 2 4 0 16
17 K17 3 2 1 1 3 1 11
18 K18 1 4 2 2 3 0 12
19 K19 2 2 0 3 3 0 10
20 K20 4 2 2 0 3 2 13
21 K21 2 2 1 1 2 0 8
22 K22 4 3 1 1 1 1 11
23 K23 4 3 2 1 1 2 13
24 K24 3 2 2 1 1 2 11
25 K25 1 1 0 1 1 0 4
26 K26 2 1 0 0 0 1 4
27 K27 3 2 1 0 0 0 6
28 K28 4 4 2 2 2 2 16
29 K29 4 2 1 0 0 0 7
30 K30 3 3 1 0 0 0 7
31 K31 4 4 2 2 3 1 16
32 K32 4 3 2 1 2 2 14
33 K33 3 2 2 0 0 2 9
34 K34 3 0 0 0 0 0 3
35 K35 2 2 1 2 2 0 9
36 K36 3 2 0 2 3 2 12
Jumlah 110 83 37 30 44 31 335
Total 110 120 74 31
Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4
Presentase (%) 76,39 41,67 25,69 21,53
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS EKSPERIMEN

Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nilai
1 E01 67
2 E02 58
3 E03 38
4 E04 50
5 E05 54
6 E06 83
7 E07 58
8 E08 38
9 E09 100
10 E10 46
11 E11 63
12 E12 46
13 E13 58
14 E14 88
15 E15 88
16 E16 79
17 E17 79
18 E18 58
19 E19 83
20 E20 50
21 E21 83
22 E22 50
23 E23 100
24 E24 67
25 E25 42
26 E26 67
27 E27 42
28 E28 54
29 E29 67
30 E30 63
31 E31 67
32 E32 54
33 E33 88
34 E34 38
35 E35 30
36 E36 83
37 E37 88
Jumlah 2367
Rata-rata 63,973
Tertinggi 100
Terendah 30
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN

6. Distribusi frekuensi

30 38 38 38 42 42 46 46
50 50 50 54 54 54 58 58
58 58 63 63 67 67 67 67
67 79 79 83 83 83 83 88
88 88 88 100 100

7. Banyaknya data (n) = 37

8. Rentang data (R) = Xmax - Xmin


Keterangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax - Xmin
= 100 – 30
= 70

9. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n


Keterangan
K = Banyak kelas
n = Banyak data (siswa)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + (3,3 x 1, 568)
= 1 + 5,174
= 6,174
=6

10. Panjang kelas interval (i) =


TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN

Frekuensi Titik
Nilai Tengah Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
Fi F (%)
(Xi)
30 – 41 4 11 % 35,5 1260,25 142 5041
42 – 53 7 19 % 47,5 2256,25 332,5 15793,75
54 – 65 9 24 % 59,5 3540,25 535,5 31862,25
66 – 77 5 14 % 71,5 5112,25 357,5 25561,25
78 – 89 10 27 % 83,5 6972,25 835 69722,5
90 – 101 2 5% 95,5 9120,25 191 18240,5
Jumlah 37 100 % 2393,5 166221,25

6. Menentukan nilai rata-rata (mean)


Mean ( )

Keterangan :
Mean = nilai rata-rata
∑fiXi = jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
frekuensinya
∑ Fi = jumlah frekuensi (banyaknya siswa)

Mean ( )

7. Menentukan Median (Me)

( )

Keterangan :
Me = Nilai tengah
b = Batas bawah median, yang diduga terletak median
n = Jumlah frekuensi (banyak siswa)
fb = Frekuensi kumulatifyang terletak di atas interval kelas median
f = Frekuensi kelas median

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)


Batas Batas
Nilai fi fk
Bawah Atas
30 – 41 29,5 41,5 4 4
42 – 53 41,5 53,5 7 11
54 – 65 53,5 65,5 9 20
66 – 77 65,5 77,5 5 25
78 – 89 77,5 89,5 10 35
90 – 101 89,5 101,5 2 37
Mencari median terduga dengan menghitung ½ n, yaitu ½ x 37 = 18,5. Berdasarkan
perhitungan ½ n = 18,5 berada pada kelas interval ke 3yaitu 54 – 65. Dari kelas median
diperoleh :
b = 53,5
i = 12
f=9
fk= 11

( )
( )

8. Menentukan Modus (Mo)


( )
Keterangan :
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus,
i = Panjang kelas interval modus
bs = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus
bm = Frekuensi kelas modus dikurangi frkuensi sesudah kelas interval modus

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi
Bawah Atas
30 – 41 29,5 41,5 4
42 – 53 41,5 53,5 7
54 – 65 53,5 65,5 9
66 – 77 65,5 77,5 5
78 – 89 77,5 89,5 10
90 – 101 89,5 101,5 2
Jumlah 37

Modus kiraan berada pada kelas interval 78 – 89, karena memiliki frekuensi terbanyak,
yaitu 10, sehingga dari kelas modus diperoleh :
b = 77,5
bs = 10 – 5 = 5
bm = 10 – 2 = 8
i = 12
( )

( )
( )

9. Menentukan nilai varians

( )
( )

( ) ( )
( )

10. Menentukan nilai simpangan baku


PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

Rata-rata (Mean) = 64,68


Simpangan Baku = 17,78

Selisih
Frekuensi Batas Luas Luas ( )
Nilai
(Oi) Kelas
Z
0–Z Kurva
Ei ∑
Normal
29,5 -1,97 0,0244
30 - 41 4 0,0724 2,678 0,652
41,5 -1,30 0,0968
42 – 53 7 0,1708 6,319 0,073
53,5 -0,62 0,2676
54 – 65 9 0,2164 8,006 0,123
65,5 0,04 0,4840
66 – 77 5 0,2802 10,367 2,778
77,5 0,72 0,7642
78 – 89 10 0,1535 5,679 3,287
89,5 1,39 0,9177
90 – 101 2 0,0631 2,334 0,047
101,5 2,07 0,9808
2
x hitung 6,9
Keterangan :
Z = Batas Kelas - Rata-rata : Simpangan Baku
Luas 0 – Z = Lihat pada Tabel Z
Luas Kurva Normal = Selisih luas 0 – Z yang berikutnya dengan yang mendahului
Ei = Banyak Siswa (n) x Luas kurva normal

( )
Mencari Chi Kuadrat hitung (x2 )dengan rumus =
( )
Chi Kuadrat hitung (x2 ) =

Membandingkan x2hitung dengan x2tabel (untuk α = 0,05)


Derajat kebebasan (dk) = K – 1 = 6 – 1 = 5,
(K = Menyatakan banyaknya kelas interval)
Dengan melihat tabel Chi Kuadrat diperoleh nilai x2tabel =11,07, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Kriteria :
Jika x2hitung < x2tabel maka H0 diterima dan untuk lainnya H0 ditolak.
Hipotesis :
H0 : Data pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data pada sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan melihat hasil perhitungan yang diperoleh x2 hitung < x2 tabel (6,9 < 11,07), maka
H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
DAFTAR NILAI P0STEST KELAS KONTROL

Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nilai
1 K01 63
2 K02 63
3 K03 50
4 K04 63
5 K05 63
6 K06 63
7 K07 63
8 K08 63
9 K09 42
10 K10 25
11 K11 54
12 K12 46
13 K13 63
14 K14 38
15 K15 25
16 K16 83
17 K17 67
18 K18 54
19 K19 83
20 K20 63
21 K21 54
22 K22 67
23 K23 25
24 K24 83
25 K25 54
26 K26 67
27 K27 25
28 K28 46
29 K29 67
30 K30 83
31 K31 63
32 K32 67
33 K33 38
34 K34 46
35 K35 67
36 K36 83
jumlah 2069
Rata-rata 57,4722
Tertinggi 83
Terendah 25
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL

6. Distribusi frekuensi

25 25 25 25 38 38 42 46
46 46 50 54 54 54 54 63
63 63 63 63 63 63 63 63
63 67 67 67 67 67 67 83
83 83 83 83

7. Banyaknya data (n) = 36

8. Rentang data (R) = Xmax - Xmin


Keterangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai minimum (terendah)
R = Xmax - Xmin
= 83 – 25
= 58

9. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n


Keterangan
K = Banyak kelas
n = Banyak data (siswa)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + (3,3 x 1, 556)
= 1 + 5,134
= 6,134
=6

10. Panjang kelas interval (i) =


TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL

Frekuensi Titik
Nilai Tengah Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
Fi F (%)
(Xi)
25 – 34 4 11 % 29,5 870,25 118 3481
35 – 44 3 8% 39,5 1560,25 118,5 4680,75
45 – 54 8 22 % 49,5 2450,25 396 19602
55 – 64 10 28 % 59,5 3540,25 595 35402,5
65 – 74 6 17 % 69,5 4830,25 417 28981,5
75 – 84 5 14 % 79,5 6320,25 397,5 31601,25
Jumlah 36 100 % 2042 123749

1. Menentukan nilai rata-rata (mean)


Mean ( )
Keterangan :
Mean = nilai rata-rata
∑fiXi = jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
frekuensinya
∑ Fi = jumlah frekuensi (banyaknya siswa)

Mean ( )

2. Menentukan Median (Me)

( )

Keterangan :
Me = Nilai tengah
b = Batas bawah median, yang diduga terletak median
n = Jumlah frekuensi (banyak siswa)
fb = Frekuensi kumulatifyang terletak di atas interval kelas median
f = Frekuensi kelas median

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi fk
Bawah Atas
25 – 34 24,5 34,5 4 4
35 – 44 34,5 44,5 3 7
45 – 54 44,5 54,5 8 15
55 – 64 54,5 64,5 10 25
65 – 74 64,5 74,5 6 31
75 – 84 74,5 84,5 5 36
Mencari median terduga dengan menghitung ½ n, yaitu ½ x 36 = 18. Berdasarkan
perhitungan ½ n = 18 berada pada kelas interval ke 4, yaitu 55 – 64. Dari kelas median
diperoleh :
b = 54,5
i = 10
f = 10
fk= 15
( )
( )

3. Menentukan Modus (Mo)


( )
Keterangan :
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus,
i = Panjang kelas interval modus
bs = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus
bm = Frekuensi kelas modus dikurangi frkuensi sesudah kelas interval modus

TABEL DISTRIBUSI DATA (NILAI)

Batas Batas
Nilai fi
Bawah Atas
25 – 34 24,5 34,5 4
35 – 44 34,5 44,5 3
45 – 54 44,5 54,5 8
55 – 64 54,5 64,5 10
65 – 74 64,5 74,5 6
75 – 84 74,5 84,5 5
Jumlah 36

Modus kiraan berada pada kelas interval 55 – 64, karena memiliki frekuensi terbanyak,
yaitu 10, sehingga dari kelas modus diperoleh :
b = 54,5
bs = 10 – 8 = 2
bm = 10 – 6 = 4
i = 10
( )

( )
( )

4. Menentukan nilai varians

( )
( )

( ) ( )
( )

5. Menentukan nilai simpangan baku


PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL

Rata-rata (Mean) = 56,72


Simpangan Baku = 15,04

Selisih
Frekuensi Batas Luas Luas ( )
Nilai
(Oi) Kelas
Z
0–Z Kurva
Ei ∑
Normal
24,5 -2,14 0,0162
25 -34 4 0,0546 1,965 2,107
34,5 -1,47 0,0708
35 – 44 3 0,1382 4,975 0,783
44,5 -0,81 0,2090
45 – 54 8 0,2353 8,470 0,025
54,5 -0,14 0,4443
55 – 64 10 0,2507 9,025 0,105
64,5 0,51 0,6950
65 – 74 6 0,186 6,696 0,072
74,5 1,18 0,8810
75 – 84 5 0,0861 3,099 1,165
84,5 1,84 0,9671
2
x hitung 4,2
Keterangan :
Z = Batas Kelas - Rata-rata : Simpangan Baku
Luas 0 – Z = Lihat pada Tabel Z
Luas Kurva Normal = Selisih luas 0 – Z yang berikutnya dengan yang mendahului
Ei = Banyak Siswa (n) x Luas kurva normal

( )
Mencari Chi Kuadrat hitung (x2 )dengan rumus =
( )
Chi Kuadrat hitung (x2 ) =

Membandingkan x2hitung dengan x2tabel (untuk α = 0,05)


Derajat kebebasan (dk) = K – 1 = 6 – 1 = 5,
(K = Menyatakan banyaknya kelas interval)
Dengan melihat tabel Chi Kuadrat diperoleh nilai x2tabel =11,07, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Kriteria :
Jika x2hitung < x2tabel maka H0 diterima dan untuk lainnya H0 ditolak.
Hipotesis :
H0 : Data pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data pada sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan melihat hasil perhitungan yang diperoleh x2 hitung < x2 tabel (4,2 < 11,07), maka
H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


n 37 36
Varians (S2) 316,32 226,34
Fhitung 1,39
Ftabel 1,75
Kesimpulan Kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus :


( )
Fhitung = = = ( )

Berikut langkah-langkah melakukan uji homogenitas, yaitu :


7. Menentukan hipotesis
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 : Data sampel tidak berasal fari populasi yang homogen
8. Menentukan kriteria pengujian
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
9. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)
db pembilang = n – 1 = 37 – 1 = 36
db penyebut = n – 1 = 36 – 1 = 35
10. Menentukan Fhitung
Berdasarkan perbandingan data statistik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
diperoleh varians terbesar adalah nilai varians kelompok eksperimen dan varians terkecil
adalah nilai varians kelompok kontrol.

Fhitung = =

11. Menentukan nilai Ftabel


Menentukan nilai Ftabel dengan menggunakan Microsof Excel (Rumus : =FINV(α;db
pembilang;db penyebut)
Diketahui :
db pembilang = 36
db penyebut = 35
taraf signifikansi α = 0,05
sehingga jika dimasukkan ke dalam rumus menjadi (=FINV(0,05;36;35), dan diperoleh
nilai Ftabel = 1,752299 (1,75)
12. Menentukan kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh Fhitung = 1,39 dan Ftabel = 1,75. Dikarenakan
nilai Fhitung ≤ Ftabel (1,39 < 1,75) maka H0 diterima yang berarti kedua kelompok di atas
berasal dari populasi yang homogen.
PERHITUNGAN UJI T

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Rata-rata 64,68 56,72
Varians (S2) 316,32 226,34
Sgabungan 16,49
Thitung 2,08
Ttabel 1,67
Kesimpulan Terima H1, tolak H0

7. Menentukan Sgabungan
( ) ( )
Sgabungan = √

( )( ) ( )( )

8. Menentukan Thitung
̅ ̅̅̅̅
Thitung =

9. Menentukan nilai Ttabel


Menentukan nilai ttabel dengan :
db = n1 + n2 – 2
= 37 + 36 – 2
= 71
Taraf signifikansi α = 0,05
Diperoleh nilai ttabel = 1,67

10. Kriteria pengujian


Terima H1 jika thitung > ttabel
Tolak H1 jika thitung < ttabel

11. Hipotesis
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan :
µ1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen
µ2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol

12. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh thitung = 2,08 dan ttabel = 1,67. Hasil ini
menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,08 > 1,67). Maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
PERHITUNGAN EFFECT SIZES

1. Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


a. Kelas Eksperimen = 64,68
b. Kelas Kontrol = 56,72

2. Nilai Standar Deviasi Gabungan (Sgab) = 16,49

3. Menentukan Nilai Effect Sizes dengan Rumus:

Keterangan:

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan effect sizes di atas diperoleh nilai effect sizes
sebesar 0,50. Dengan merujuk pada tabel interpretasi, nilai effect size yang diperoleh
berada pada kisaran 0,2 < d ≤ 0,8 yang berada pada kriteria sedang. Denga demikia,
maka dapat disimpulakan bahwa penggunaan alat peraga Dakon Matematika (Dakota)
pada pokok bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) memiliki pengaruh yang positif dengan kategori sedang untuk hasil
belajar matematika siswa.
REKAPITULASI PERHITUNGAN JENJANG KOGNITIF
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA (POST TEST)
KELAS EKSPERIMEN
Nomor Soal/Jenjang Kognitif
No. Kode Skor
3/C1 1/C2 4/C2 5/C3 6/C3 2/C4
1 E01 4 3 2 1 2 4 16
2 E02 4 2 4 2 2 0 14
3 E03 2 2 1 2 2 0 9
4 E04 4 4 1 1 2 0 12
5 E05 1 3 2 4 2 1 13
6 E06 4 4 2 4 4 2 20
7 E07 4 4 0 1 4 1 14
8 E08 2 2 1 1 3 0 9
9 E09 4 4 4 4 4 4 24
10 E10 4 3 1 1 1 1 11
11 E11 4 3 0 4 4 0 15
12 E12 4 4 0 1 1 1 11
13 E13 4 2 0 4 2 2 14
14 E14 4 4 3 3 3 4 21
15 E15 4 4 2 4 3 4 21
16 E16 4 4 2 4 4 1 19
17 E17 4 2 2 4 4 3 19
18 E18 4 4 1 1 4 0 14
19 E19 4 4 1 4 4 3 20
20 E20 4 3 2 1 1 1 12
21 E21 4 4 0 4 4 4 20
22 E22 1 3 1 4 3 0 12
23 E23 4 4 4 4 4 4 24
24 E24 4 3 1 4 4 0 16
25 E25 4 2 1 1 2 0 10
26 E26 1 3 2 4 3 3 16
27 E27 4 2 1 1 2 0 10
28 E28 4 2 1 4 0 2 13
29 E29 4 3 2 2 2 3 16
30 E30 4 3 0 4 4 0 15
31 E31 1 3 2 4 4 2 16
32 E32 4 4 2 1 2 0 13
33 E33 4 4 1 4 4 4 21
34 E34 1 2 2 1 0 3 9
35 E35 3 1 1 1 1 0 7
36 E36 4 4 0 4 4 4 20
37 E37 4 4 2 4 3 4 21
Jumlah 128 116 54 102 102 65 567
Total 128 170 204 65
Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4
Presentase(%) 86,49 57,43 68,92 43,92
REKAPITULASI PERHITUNGAN JENJANG KOGNITIF
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA (POST TEST)
KELAS KONTROL
Nomor Soal/Jenjang Kognitif
No. Kode Skor
3/C1 1/C2 4/C2 5/C3 6/C3 2/C4
1 K01 3 2 4 2 2 2 15
2 K02 3 2 3 3 2 2 15
3 K03 4 1 2 0 3 2 12
4 K04 4 2 3 3 3 0 15
5 K05 3 3 3 2 2 2 15
6 K06 4 3 4 1 1 2 15
7 K07 3 1 3 3 3 2 15
8 K08 3 2 2 2 4 2 15
9 K09 3 3 4 0 0 0 10
10 K10 2 0 2 0 0 2 6
11 K11 2 2 2 1 4 2 13
12 K12 3 2 2 2 0 2 11
13 K13 4 3 4 1 1 2 15
14 K14 4 2 0 1 1 1 9
15 K15 2 0 3 0 1 0 6
16 K16 4 2 4 4 4 2 20
17 K17 4 0 4 2 4 2 16
18 K18 4 2 2 3 0 2 13
19 K19 4 2 4 4 4 2 20
20 K20 3 1 4 2 3 2 15
21 K21 3 0 4 2 2 2 13
22 K22 4 0 4 2 4 2 16
23 K23 1 0 2 0 3 0 6
24 K24 4 3 4 2 4 3 20
25 K25 3 3 2 3 2 0 13
26 K26 3 2 2 2 4 3 16
27 K27 2 0 2 0 1 1 6
28 K28 3 3 3 0 2 0 11
29 K29 3 2 2 2 4 3 16
30 K30 4 2 3 4 4 3 20
31 K31 2 1 4 2 4 2 15
32 K32 3 2 2 2 4 3 16
33 K33 4 0 2 1 2 0 9
34 K34 3 3 3 0 2 0 11
35 K35 3 2 2 2 4 3 16
36 K36 4 3 4 2 4 3 20
Jumlah 115 61 104 62 92 61 495
Total 115 165 154 61
Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4
Presentase (%) 79,86 57,29 53,47 42,36
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda check list (√)
pada kotak Ya/Tidak !

1. Apakah Anda suka belajar matematika dengan menggunakan alat peraga dakon
matematika (dakota) pada materi yang telah dipelajari ?
Ya Tidak

2. Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga dakon matematika


(dakota) membuat aktivitas belajar yang Anda ikuti menjadi menyenangkan ?
Ya Tidak

3. Apakah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga dakon matematika


(dakota) membuat Anda lebih mudah mempelajari materi yang diajarkan oleh guru ?
Ya Tidak

4. Apakah hasil belajar Anda setelah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga
dakon matematika memperoleh nilai yang bagus (baik) ?
Ya Tidak

5. Apakah Anda ingin belajar matematika dengan menggunakan alat peraga pada materi
yang lain ?
Ya Tidak

kenapa ? Berikan alasanmu pada kolom di bawah ini !


REKAPITULASI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN DAKON MATEMATIKA (DAKOTA)
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
POKOK BAHASAN KPK DAN FPB

Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan


No. Kode 1 2 3 4 5
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Alasan
1 E01 1 1 1 1 1
2 E02 1 1 1 1 1 Karena lebih mudah belajar menggunakan alat peraga
3 E03 1 1 1 1 1 Karena lebih asik dan menyenangkan belajarnya
4 E04 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan dan lebih asik
5 E05 1 1 1 1 1 Karena lebih asik dan biar lebih gampang
6 E06 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan
7 E07 1 1 1 1 1 Karena lebih menyenangkan
8 E08 1 1 1 1 1 Karena lebih asik
9 E09 1 1 1 1 1 Biar lebih gampang dan nilainya bagus
10 E10 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan
11 E11 1 1 1 1 1 Lebih seru dan biar nilainya bagus
12 E12 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan belajarnya
13 E13 1 1 1 1 1 Lebih menyenangkan
14 E14 1 1 1 1 1 Karena aku lebih suka belajarnya
15 E15 1 1 1 1 1 Biar lebih gampang belajarnya
16 E16 1 1 1 1 1 Karena lebih asik dan seru
Karena menggunakan alat peraga itu lebih mudah dan
17 E17 1 1 1 1 1
gampang belajarnya
Karena menggunakan alat peraga itu lebih mudah dan
18 E18 1 1 1 1 1
gampang belajarnya
19 E19 1 1 1 1 1 Biar nilainya jadi bagus karena gampang belajarnya
20 E20 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan
21 E21 1 1 1 1 1
22 E22 1 1 1 1 1 Karena lebih menyenangkan dan biar nilainya bagus
23 E23 1 1 1 1 1 Lebih menyenangkan
24 E24 1 1 1 1 1 Karena aku suka dan senang
25 E25 1 1 1 1 1 Agar lebih mudah
26 E26 1 1 1 1 1 Karena aku suka
27 E27 1 1 1 1 1
28 E28 1 1 1 1 1
29 E29 1 1 1 1 1 Lebih menyenangkan dan seru
30 E30 1 1 1 1 1 Lebih menyenangkan
31 E31 1 1 1 1 1 Lebih asik dan menyenangkan
32 E32 1 1 1 1 1 Karena menyenangkan
33 E33 1 1 1 1 1
34 E34 1 1 1 1 1 Agar lebih mudah belajarnya
35 E35 1 1 1 1 1 Lebih seru belajarnya
36 E36 1 1 1 1 1
37 E37 1 1 1 1 1
Jumlah 33 4 37 0 37 0 37 0 36 1
Presentase (%) 89,2 10,8 100 0 100 0 100 0 97,3 2,7
Asep Hidayat atau lebih
dikenal dengan sapaan Asep
lahir di Bogor, 21 Juli 1992.
Merupakan anak bungsu dari
pasangan Bapak Muhamad dan
Ibu Umsiah. Memiliki delapan
orang kakak (2 perempuan dan
6 laki-laki). Bertempat tinggal
di Desa Cogreg Rt.001 Rw.002
No.58 Kec.Parung – Kab.
Bogor.
Penulis memulai
pendidikan pada jenjang dasar
di MI As Syafiiyah 09 Cogreg
lulus tahun 2004/2005, jenjang
menengah di SMP YAPIA
Parung lulus tahun 2007/2008,
dan jejang atas di SMK YAPIA Parung Program Keahlian Pemasaran lulus tahun
2010/2011. Selama duduk dibangku SMK penulis sudah meritis usaha dengan
berjualan pulsa elektrik dengan bermodalkan awal hanya Rp.50.000, hingga saat
ini sudah memiliki Counter sendiri dan beberapa reseller/downline. Setelah lulus
dari SMK penulis sempat bekerja sebagai kasir disalah satu pusat perbelanjaan
retail di Bogor dan menjadi guru piket dan tenaga administrasi sekolah dimana
penulis menyelesaikan pendidikan SMK.
Penulis sempat menunda pendidikan setelah lulus dari jenjang atas selama
satu tahun, dan pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa S1 UIN
Syarif Hidayatullah pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
melalui jalur SPMB Mandiri. Selama kuliah penulis masih menjalankan usahanya
dan memiliki aktivitas baru sebagai guru les privat SD.
Demikian deskripsi singkat tentang penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada pertanyaan, kritikan yang
membangunsetra saran untuk skripsi ini dapat menghubungi penulis.
e_mail: hidayat_asep47@yahoo.com/hidayat_ady@ymail.com. Terimakasih.
Yakinlah, setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Teruslah berusaha,
berdoa, ikhtiar, sabar, dan tawakal. Allah doesn’t always give you what you want,
but He always gives you what is best. Allah knows what is the best for you and
when it’s best for you to have it.

Anda mungkin juga menyukai