Anda di halaman 1dari 16

MATEMATIKA

MODUL 3
PENALARAN & SISTEM MATEMATIKA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 : Tutor:
Sri Widayati, M.Pd
AYU OKTAVIANI AZIZAH (857931725)

EVRY HARDIYANINGTYAS (857931757)

AYU NINGDIAS (857932118)


PETA KONSEP Modul 3
Penalaran dan Sistem
Matematika

KB 2
KB 1
Sistem Matematika
Penalaran
Matematika
Sifat-Sifat Penjumlahan &
Perkalian
Penalaran Deduktif Penalaran induktif
 Sifat Tertutup penjumlahan
 Sifat asosiatif penjumlahan
Pengertian dan contoh  Sifat komutatif penjumlahan
Pengertian dan contoh Penalaran Induktif  Sifat tertutup perkalian
Penalaran Deduktif  Sifat asosiatif perkalian
   Sifat komutatif perkalian
 Elemen identitas perkalian
 Sifat distributive perkalian
terhadap penjumlahan
 Elemen identitas penjumlahan
 Elemen invers penjumlahan
 Elemen invers perkalian
KEGIATAN BELAJAR 1
PENALARAN MATEMATIKA
Pengertian Penalaran Penalaran Induktif
Dalam penalaran induktif, kita perlu menyusun data
Penalaran adalah suatu proses berpikir
sederhana dan dari data sederhana tersebut, kita melihat
yang berusaha menghubungkan fakta- adanya pola untuk membuat terkaan/dugaan. Dugaan /
fakta dan bukti-bukti untuk menarik terkaan inilah sebagai hasil penalaran induktif. Dugaan –
kesimpulan. dugaan tentang rumus atau teorema dugaan yang
diperoleh dengan penalaran induktif tersebut belum
dikatakan absah sebagai teorema. Teorema/rumus
dugaan ini harus dibuktikan secara deduktif untuk
menajdi teorema/rumus dugaan ituyang absah.
Macam-macam
penalaran
Penalaran Deduktif

Penalaran ini banyak digunakan dalam membuktikan


atau menurunkan rumus/dalil/teroama dari
definisi,aksioma/postulat dan rumus /teorema yang
telah dibuktikan sebelumnya.
Contoh-contoh Penggunaan
Penalaran Induktif Maupun Penalaran
Deduktif •  1 + 3 +5 + 7 + … +199 = = 10.000
Penjumlahan n suku pertama adalah :
• 1 + 3 +5 + 7 + … +( 2n-1) =?
• 1 + 3 +5 + 7 + … +(2n-1) =
Contoh 3.2
• Cara lain tidak menggunakan penalaran induktif:
Berapakah hasil penjumlahan :
1+ 3 +5 + 7+… +199

Jawab:
Menggunakan Penalaran Induktif:
• Menyusun tabel
Lanjutan…..

Contoh 3.3 •  Mencari jumlah n suku pertamanya. Mislakan hasil


penjumlahan n suku pertama adalah yaitu :
Ambil dua bilangan real sembarang yang tidak
sama dengan nol, misalnya a dan b. kita
bentuk suatu barisan dengan suku pertama a, • Mencari hasil penjumlahan n suku pertama, dilakukan
suku kedua (a+b), suku ketiga (a+2b), suku dengan cara kedua pada contoh 3.2, maka:
keempat (a+3b) dan seterusnya. Berapakah
suku ke n? dan berapakah jumlah n suku
pertama?

Jawab:
 
Menggunakan Penalaran Deduktif:
• Misalkan , …..
suku keempat,….,suku ke n,… maka
• = a+3b, …, =….
• Sehingga :
Lanjutan…..
Jawab:
1) Penalaran induktif

• Diterapkan pada soal:


1+ 3 +5 + 7+… +199
maka diperoleh :

Contoh 3.4

Tentukan hasil penjumlahan 1+2+3+4+…+n


dengan
1) Penalaran induktif
2) Penalaran deduktif dugaan:
Lanjutan…..
Contoh 3.5
2)
  Penalaran Deduktif  Apakahuntuk setiap bilangan asli n, bentuk -n+17
menyatakan suatu bilangan prima ?

sehingga :

Dengan penalaran deduktif dapat pula dilakukan


dengan rumus yang telah diturunkan secara
deduktif. Yaitu menggunakan rumus : )
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM MATEMATIKA
SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN & PERKALIAN
1
Sifat Tertutup Penjumlahan
Jika a dan b bilangan-bilangan
asli sebarang, maka (a + b)
adalah suatu bilangan asli pula

KRITERIA :
a. Adanya suatu himpunan yang kosong, yaitu himpunan semua bilangan asli A
b. Adanya operasi pada elemen-elemen dari himpunan, yaitu operasi penjumlahan pada
elemen-elemen A
c. Hasil operasi penjumlahan dari elemen-elemen A adalah suatu elemen A pula
Contoh :
1. Himpunan semua bilangan asli A = {1, 2, 3, 4, …} . Kita perhatikan operasi
penjumlahan (+) pada bilangan-bilangan asli yaitu jika a dan b bilangan-bilangan
asli maka (a+b) suatu bilangan asli. Hal ini dikatakan bahwa operasi penjumlahan
pada himpunan bilangan asli bersifat tertutup
2. 9 + 4 + 6 dapat dilakukan dengan 9 + 4 = 13 dan seterusnya 13 + 6 = 19
2 Sifat Asosiatif Penjumlahan
3
Sifat komutatif Penjumlahan
Jika a, b , dan c bilangan-bilangan asli Jika a dan b bilangan-bilangan asli
sebarang, maka : sebarang, maka :
(a + b) + c = a + (b + c) a+b =b+a

 Jika setiap mengambil tiga bilangan selalu


dapat dilaksanakan penjumlahan seperti (a Sifat lain yang dimiliki system bilangan
+ b) + c = (b + c), maka dikatakan bahwa asli dengan operasi penjumlahan adalah
operasi penjumlahan pada himpunan A sifat komutatif (pertukaran)
bersifat asosiatif (sifat pengelompokkan).

Contoh : Contoh :

1.37 + 76 + 24 = . . . . 1. 6 + 22 = 22 + 6 => a = 6 , b = 22

karena (37 + 76) + 24 = 37 + (76 + 24) 2. 3 + 450 = 450 + 3 => a = 3 , b = 450

maka 37 + (76+24) = 37 + 100 = 137 3. 34 + 13 = 13 + 34=> a = 34 , b = 13

atau (37 + 76)+ 24 = 113 + 24 = 137


4
6
Sifat tertutup perkalian Sifat komutatif Perkalian
Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, Jika a dan b bilangan-bilangan asli
maka : (a x b) hasilnya adalah suatu bilangan sebarang, maka :
asli pula axb =bxa
Contoh :
1. 3 x 4 = 12 => 12 merupakan bilangan asli Contoh :
2. 4 x 5 = 20 => 20 merupakan bilangan asli
3. 30 x 4 = 120 => 120 merupakan bilangan asli
1. 6 x 22 = 22 x 6 => a = 6 , b = 22
5
Sifat Asosiatif Perkalian 2. 3 x 25 = 25 + 3 => a = 3 , b = 25
Jika a, b , dan c bilangan-bilangan asli sebarang,
maka :
(a x b) x c = a x (b x c)
3. 37 x 12 = 12 + 37 => a = 37 , b = 12

Contoh :
1. 37 x 4 x 25 = … => (37 x 4) x 25 = 37 x (4 x 25)
2. 90 x 10 x 125 = … => (90 x 10) x 125 = 90 x (10 x 125)
7 8
Elemen Identitas (elemen netral) perkalian Sifat Distributif Perkalian terhadap
Sistem bilangan asli dengan perkalian memiliki Penjumlahan
elemen identitas, yaitu 1, sebab untuk sebarang Jika a, b dan c bilangan-bilangan asli, maka:
bilangan asli a berlaku : a x (b +c) = a x b + a x c
ax1=1xa=a (a + b) x c = a x c + b x c

 Dalam himpunan A = { 1, 2, 3, 4, …} memuat suatu


bilangan yang apabila dikalikan dengan bilangan asli
Contoh :
lain akan sama dengan bilangan asli lainnya itu.
1. 6 x (7 + 10) = 6 x 7 + 6 x 10
Dalam hal ini, 1 disebut elemen identitas perkalian
(elemen netral pada perkalian dalam system bilangan
2. (26 + 20) x 10 = 26 x 10 + 20 x 10
asli dengan perkalian

Contoh :
1. 1x5=5x1=5
2. 12 x 1 = 1 x 12 = 12

3. 43 x 1 = 1 x 43 = 43
9 10
Elemen Identitas Penjumlahan Elemen Invers Penjumlahan (lawan)
Sistem bilangan bulat memiliki elemen Untuk sebarang bilangan bulat a
identitas, yaitu 0, sebab untuk sebarang mempunyai invers penjumlahan (lawan),
bilangan bulat a, a + 0 = 0 + a = a yaitu suatu bilangan bulat –a, sebab a + (-
a) = (-a) + a = 0

Contoh : Contoh :

1. 6+0=0+6=6 1. 6 + (-6) = (-6) + 6 = 6

2. 43 + 0 = 0 + 43 = 43 2. 8 + (-8) = (-8) + 8 = 0

3. 25 + 0 = 0 + 25 = 25 3. 35 + (-35) = (-35) + 35 = 0
10
 
Elemen Invers Perkalian (balikan)
Untuk sebarang bilangan rasional a, dengan
a ≠ 0, ada invers perkalian ( balikan) dari a
(ditulis ), sedemikian hingga a x = x a = 1
Dalam hal ini =

Contoh :
 
Contoh :
 

1. 5 x = x 5 = 1 2. 20 x = x 20 = 1

5 x = x5=1 20 x = x5=1


Sekia
Terimakasih
n

Anda mungkin juga menyukai