Anda di halaman 1dari 116

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS

MOODLE PADA MATA PELAJARAN OTOMATISASI


TATA KELOLA SARANA DAN PRASARANA
DI SMK PAB 2 HELVETIA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh

YUSNITA SIRAIT
NIM : 7182144009

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Ini Diajukan Oleh Yusnita Sirait, NIM 7182144009

Jurusan Ekonomi, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jenjang Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji

Pada Ujian Mempertahankan Skripsi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle Pada

Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana di SMK PAB

2 Helvetia” untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) di Jurusan Ekonomi, Program Keahlian Pendidikan Administrasi

Perkantoran, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Peneliti menyadari bahwasanya penulisan skripsi ini tidak akan selesai

tanpa adanya bimbingan, arahan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang

terlibat. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Syamsul Gultom,S.KM. M.Kes selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Prof.Indra Maipita,M.Si.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr.Eko Wahyu Nugrahadi,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr.Azizul Kholis, S.E., M.Si.,CMA selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs.Tauada Silalahi,M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.


6. Bapak Dr.Dede Ruslan,M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Universitas

Negeri Medan.

7. Ibu Nelly Armayanti,SP.,M.SP selaku Ketua Prodi Pendidikan Administrasi

Perkantoran.

8. Ibu Rotua Sahat Pardamean,S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dari

awal penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini.

9. Bapak Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yang

selama ini telah berkonstibusi banyak dan memberi banyak ilmu serta

pengetahuan kepada peneliti hingga bisa sampai di titik ini.

10. Teristimewa kepada orangtua saya tercinta, Bapak Jhon Sirait dan Ibu

Mindoria Sinaga dan juga kakak tercinta Rezeki Sirait,S.Pt serta adik saya

Vincentius Rajamin Sirait yang selalu memberikan dukungan dan kasih

sayang kepada peneliti.

11. Kepada KSRK2 (Ade Irma Fitriani, Erika Ranita, dan Sofi Hanna Pasaribu)

atas kebersamaan yaitu susah dan senang yang dihadapi bersama, serta doa

dan dukungan yang diberikan kepada peneliti.

12. Kepada sahabat-sahabat saya Lusianna Simanjutak, Rince Silalahi, Yanti

Hutabarat, Naomy Octavia Siahaan, Amzon Niagara Silaban, Piccer

Simanjuntak, dan Yohannes Panggabean.

13. Kepada Irwan frans yang telah memberikan dukungan moral dan materi

kepada peneliti.
14. Kepada yang terkasih Hanson Andreas Hutabarat yang telah memotivasi

peneliti untuk bisa sampai sejauh ini.

15. Kepada teman-teman seperjuangan kelas A 2018, terimakasih atas

kerjasama dan ilmu tambahan yang didapat dari teman-teman sekalian

selama masa perkuliahan.

Atas bantuan dan dukungan mereka yang sangat berharga bagi peneliti,

semoga mendapatkan berkat dari Tuhan dalam hidup mereka. Peneliti menyadari

bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan dari pembaca. Akhir kata

peneliti ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2022


Peneliti,

Yusnita Sirait
NIM.7182144009
ABSTRAK

Yusnita Sirait, NIM 7182144009, Pengembangan Bahan Ajar Interaktif


Berbasis Moodle Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Sarana Dan
Prasarana Di SMK PAB 2 Helvetia.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah beberapa peserta didik kelas XI
OTKP di SMK PAB 2 Helvetia mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan karena bahan ajar yang kurang untuk mendukung pemahaman siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar interaktif berbasis moodle
yang layak dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI OTKP SMK PAB 2 Helvetia.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan R&D (Research and
Development) dengan mengacu pada model pengembangan ADDIE yang meliputi
analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi
(Implementation) dan evaluasi (Evaluation).Subjek penelitian ini satu orang ahli
media dan ahli materi. Pada uji coba perorangan sampel 3 orang siswa dan pada uji
coba terbatas dengan 12 orang, teknik pengambilan sampel adalah purposive
sample atau judgemental sampling yaitu penarikan sampel dengan memilih siswa
dari kognitif yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan (1) validasi dari ahli media 88,33% kategori
“Sangat Layak” dan hasil validasi ahli materi 84,33% kategori “Layak”. (2) Hasil
uji coba perorangan 83,99% dan hasil uji coba terbatas 85,44% yang artinya bahan
ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan layak dan dapat digunakan oleh
siswa dari kognitif yang berbeda-beda. (3) Hasil uji N-gain pada kelas yang
menggunakan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan yaitu 0,77
kategori “Tinggi”. Artinya bahan ajar interaktif berbasis moodle yang
dikembangkan terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Pengembangan, Bahan ajar Interaktif, Moodle


ABSTRACT

Yusnita Sirait, NIM 7182144009, Development of Moodle-Based Interactive


Teaching Materials on Automation Subjects for Facilities and Infrastructure
Governance at SMK PAB 2 Helvetia.
The problem in this research is that some students of class XI OTKP at
SMK PAB 2 Helvetia have difficulty understanding the material presented because
teaching materials are lacking to support student understanding.This study aims to
produce appropriate and effective moodle-based interactive teaching materials to
improve student learning outcomes in the subject of automation management of
facilities and infrastructure for class XI OTKP SMK PAB 2 Helvetia.
This research is an R&D development research (Research and
Development) with reference to the ADDIE development model which includes
analysis (Analysis), design (Design), development (Development), implementation
(Implementation) and evaluation (Evaluation). The subject of this research is one
expert. media and material experts. In individual trials with a sample of 3 students
and in a limited trial with 12 people, the sampling technique was purposive
sampling or judgmental sampling, namely sampling by selecting students from
different cognitive abilities.
The results showed (1) validation from media experts was 88.33% in the
"Very Eligible" category and the validation results from material experts 84.33% in
the "Eligible" category. (2) The results of individual trials are 83.99% and the
results of limited trials are 85.44%, which means that the Moodle-based interactive
teaching materials developed are feasible and can be used by students with different
cognitive abilities. (3) The results of the N-gain test in the class that used the
developed Moodle-based interactive teaching materials were 0.77 in the "High"
category. This means that the Moodle-based interactive teaching materials that have
been developed are proven to be effective in improving student learning outcomes.

Keywords: Development, Interactive teaching materials, Moodle


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 7

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1.6 Manfaat Pengembangan ................................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 9


2.1 Kerangka Teoritis .......................................................................................... 9

2.1.1 Bahan Ajar ............................................................................................. 9

2.1.1.1 Pengertian Bahan Ajar ........................................................................ 9

2.1.1.2 Jenis bahan ajar ................................................................................ 10

2.1.1.3 Fungsi bahan ajar.............................................................................. 11

2.1.2 E-learning ............................................................................................ 12

2.1.4.1 Pengertian E-learning ....................................................................... 12

2.1.4.2 Manfaat E-learning ........................................................................... 13

2.1.4.3 Karakteristik Pembelajaran E-Learning ........................................... 15

2.1.3 Moodle ................................................................................................. 16

ii
2.1.3.1 Pengertian Moodle ........................................................................... 16

2.1.3.2 Manajemen Moodle .......................................................................... 18

2.1.3.3 Fitur-fitur Moodle............................................................................. 20

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Moodle ................................................. 22

2.1.4 Hasil Belajar ......................................................................................... 23

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 23

2.1.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .............................. 24

2.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 25

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 30


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 30

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 30

3.4 Subyek Penelitian ........................................................................................ 31

3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 31

3.5.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 33

3.5.2 Tahapan Pengembangan....................................................................... 33

a. Tahap Analisis (analysis) ......................................................................... 33

b. Tahap Desain (design) ............................................................................. 34

c. Tahap pengembangan (development) ...................................................... 34

d. Tahap implementasi (implementation) .................................................... 36

e. Tahap evaluasi (evaluation) ..................................................................... 37

3.6 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 38

3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................... 38

3.7.1 Angket Validasi Materi ........................................................................ 38

iii
3.7.2 Angket Validasi Media ........................................................................ 39

3.7.3 Angket respon siswa ............................................................................ 40

3.7.4 Tes hasil belajar siswa (Pre - test dan Post - tes) ................................. 42

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 42

3.8.1 Analisis Kelayakan Media ................................................................ 42

3.8.2 Uji Efektivitas................................................................................... 43

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 45
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 45

4.1.1 Tahap Analisis Pengembangan Bahan Ajar ......................................... 45

4.1.2 Tahap Desain Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle ........................ 45

4.1.3 Tahap Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle ........... 47

4.1.4 Tahap Implementasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle.............. 64

4.1.5 Tahap Evaluasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle...................... 70

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 71

4.2.1 Kevalidan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle ..................................... 71

4.2.2 Keefektifan Bahan Ajar Interaktif Berbasis ................................................ 72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 74
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 74

5.2 Saran ............................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 76

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 - Model ADDIE ......................................................................................... 31


Gambar 2 – Alur Penelitian........................................................................................ 32
Gambar 3 – Tampilan Awal Moodle ......................................................................... 48
Gambar 4 – Halaman Login Moodle ......................................................................... 48
Gambar 5 - Dashbord ................................................................................................. 49
Gambar 6 - Himbauan ................................................................................................ 50
Gambar 7 - Materi ...................................................................................................... 50
Gambar 8 – Video Pembelajaran ............................................................................... 55
Gambar 9 - Evaluasi ................................................................................................... 56
Gambar 10 – Soal Evaluasi ........................................................................................ 56
Gambar 11 – Tampilan Skor ...................................................................................... 57
Gambar 12 – Tampilan Awal Guru ............................................................................ 58
Gambar 13 – Dashbord Guru ..................................................................................... 58
Gambar 14 – Laporan Nilai Siswa ............................................................................. 59
Gambar 15 – Daftar Nama Siswa Yang Terdaftar Di Kursus .................................... 59
Gambar 16 – Menu Guru ........................................................................................... 60
Gambar 17 – Tampilan Administrator ....................................................................... 61
Gambar 18 – Moodle SMK PAB 2 Helvetia ............................................................ 61

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 - Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................................. 5
Tabel 2 - Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi ................................................................. 39
Tabel 3 - Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media ................................................................. 39
Tabel 4 - Kisi-kisi Respon Siswa (Pengguna)............................................................ 41
Tabel 5 – Perhitungan Analisis Kelayakan Media ..................................................... 43
Tabel 6 – Pembagian Skor Gain ................................................................................ 44
Tabel 7 – Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain ........................................................ 44
Tabel 8 - Waktu Pelaksanaan serta Hasil Validasi Para Ahli .................................... 62
Tabel 9 - Hasil Validasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle oleh Ahli Media ... 63
Tabel 10 - Hasil Validasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle oleh Ahli Materi 63
Tabel 11 – Hasil Uji Perorangan (Uji Satu-satu) ....................................................... 65
Tabel 12 – Hasil Uji Terbatas .................................................................................... 67
Tabel 13 – Waktu Pelaksanaan Uji Coba di SMK PAB 2 Helvetia........................... 68
Tabel 14 – Hasil Uji Efektivitas (N-Gain) ................................................................. 69
Tabel 15 – Saran dan Tindak Lanjut .......................................................................... 70

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Lembar Instrumen Untuk Ahli Media ................................................. 79
Lampiran 2 – Lembar Instrumen Untuk Ahli Materi ................................................. 81
Lampiran 3 – Lembar Instrumen Untuk Pengguna .................................................... 83
Lampiran 4 – Hasil Validasi Ahli Media ................................................................... 85
Lampiran 5 – Surat Keterangan Validasi Media ........................................................ 87
Lampiran 6 – Hasil Validasi Oleh Ahli Materi .......................................................... 88
Lampiran 7 – Surat Keterangan Validasi Materi ....................................................... 90
Lampiran 8 – Hasil Uji Coba Perorangan (Uji satu-satu) .......................................... 91
Lampiran 9 – Hasil Uji Coba Terbatas ...................................................................... 92
Lampiran 10 – RPP Kelas Eksperimen ...................................................................... 93
Lampiran 11 – Soal Pre-Test dan Post-Test ............................................................... 94
Lampiran 12 – Hasil Pre-Test dan Post-Test ............................................................. 98
Lampiran 13 – Hasil Uji EFektivitas (N-Gain) .......................................................... 99
Lampiran 14 – Dokumentasi .................................................................................... 100

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan internet sangat membantu dan membawa pengaruh yang sangat

besar dudunia pendidikan, saat ini internet sudah banyak digunakan dalam

membangun jaringan pendidikan.Salah satu bentuk pemanfaatan dari teknologi

internet dalam mendukung proses pembelajaran adalah e-learning. Keberadaan e-

learning membawa suasana baru dalam berbagai pengembangan pembelajaran,

dengan adanya e-learning pengajar maupun guru dapat membuat materi

pembelajaran, memberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan

menjalin komunikasi dengan siswa melalui web. Dengan demikian aktivitas

pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Sejak adanya pandemi covid-19 sistem pembelajaran dalam pendidikan

berubah, yang dulu dimana proses belajar dan mengajar dilakukan secara tatap

muka namun kini berubah menjadi online atau dalam jaringan (daring). Tentu saja

hal tersebut berdampak pada perubahan strategi pembelajaran dan media

pembelajaran yang akan digunakan. Menurut Roslina Panjaitan (2021: 104) untuk

mendukung kebijakan pemerintah dibuatlah peraturan guna dalam rangka memutus

rantai penyebaran covid-19, maka semua kegiatan pembelajaran diarahkan dalam

jaringan (daring) dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi

seperti laptop dan handphone dengan memanfaatkan aplikasi yang paling sederhana

yaitu whatsapp sampai pada penggunaan e-learning.

Sehingga tidak dapat dipungkiri dalam dua tahun terakhir penggunaan e-

learning sangat meningkat pesat karena e-learning menjadi kebutuhan bagi

1
pendidik dan peserta didik. Selain itu e-learning memungkinkan pendidik dan

peserta didik melakukan pembelajaran tanpa harus bertemu secara fisik dan tidak

dibatasi juga oleh waktu untuk melakukan pembelajaran. Pemanfaatan e-learning

sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan dibidang pendidikan. Salah satu

pembelajaran melalui e-learning adalah moodle.

Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) yang

berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek atau

merupakan paket pendidikan berbasis web yang dinamis. Moodle merupakan

perangkat lunak open source yang gratis yang dapat di download, digunakan

ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public

License). Moodle mendukung implementasi e-learning dengan paradigma terpadu

dimana berbagai fitur penunjang pembelajaran dengan mudah dapat diakomodasi

dalam suatu portal e-learning.

Moodle berfungsi sebagai alat bantu yang efektif dalam menyediakan

fasilitas pembelajaran karena moodle dilengkapi dengan fitur-fitur penting

penunjang pembelajaran seperti kehadiran siswa, tugas, video pembelajaran, kuis,

pemberian nilai serta fitur utama yang dapat mengupload berbagai format materi

pembelajaran baik dalam bentuk pdf, word, maupun ppt. Sehingga lebih mudah

untuk peserta didik dalam memahami sebuah materi karena informasi yang

disajikan tidak hanya berbentuk tulisan tetapi juga gambar dan video. Selain itu,

moodle memuat semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan yang

ditampilkan dalam satu halaman serta dapat di download dalam file spreadsheet.

Pencatatan log dan pelacakan penuh terhadap pengguna, laporan aktivitas setiap

2
murid tersedia dalam grafik, serta detail dari masing-masing akses (akses terakhir,

total waktu akses) dengan menyatakan keterlibatan setiap peserta didik secara detail

dimuat dalam satu halaman.

Penggunaan moodle ini sangat membantu karena selain mudah untuk di

akses tetapi dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Pengembangan moodle juga

sangat memungkinkan seperti, mengintegrasikan video conference. Sehingga

fungsi e-learning berbasis moodle nantinya tidak hanya sebatas ruang kelas yang

membantu dalam mendistribusikan tugas maupun materi saja, tetapi dapat juga

dilakukan pertemuan virtual meeting tanpa mengunduh aplikasi atau menggunakan

aplikasi tambahan. Dengan hal tersebut moodle akan mampu mengakomodir

hampir semua kebutuhan pendidikan konvensional yang ditransfer dalam wujud e-

learning.

Perkembangan teknologi ini juga mendorong dunia pendidikan untuk selalu

berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam

proses pembelajaran. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas

diperlukan suatu bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat

penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan

pembelajaran. Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para pendidik

yang akan memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus karena

bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum yang

berlaku. Bahan ajar berguna untuk mengembangkan wawasan terhadap proses

pembelajaran yang ditempuh menjadi panduan dalam belajar dan langkah-langkah

operasional untuk menelusuri secara lebih teliti materi secara tuntas.

3
Pengembangan bahan ajar diperlukan agar dapat membuat peserta didik

mudah untuk memahami materi dan menarik minat peserta didik untuk belajar.

Bahan ajar yang dikembangkan harus interaktif, hal ini untuk merubah proses

pembelajaran yang satu arah menjadi proses pembelajaran yang interaktif.

Pengembangan bahan ajar interaktif tentunya akan sangat menarik lagi jika berbasis

moodle. Artinya bahan ajar interaktif tersebut dibuat dalam sebuah moodle

sehingga peserta didik dapat mengaksesnya dimana saja dan kapan saja. Hal ini

tentunya dapat mengatasi masalah jam belajar peserta didik yang terbatas di

sekolah. Peserta didik dapat belajar mandiri melalui bahan ajar berbasis moodle dan

mengulang materi pembelajaran tersebut dimana saja dan kapan saja.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru

mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI OTKP-3 SMK

PAB 2 Helvetia, belum tersedia e-learning berbasis moodle di SMK PAB 2

Helvetia. Dan dalam dua tahun terakhir atau semenjak adanya pandemi covid-19

proses belajar dan mengajar dilakukan secara online dengan menggunakan

whatsapp dan e-learning berbasis google form dan zoom.Namun pada saat

dilakukan virtual meeting terdapat kendala yang dihadapi guru yaitu ketika guru

menyampaikan materi melalui video conference yaitu zoom, terdapat beberapa

siswa yang tidak bergabung dengan alasan ruang penyimpanan handphone untuk

mendowload aplikasi zoom tidak cukup, sehingga penggunaan whatsapp lebih

sering digunakan selama pebelajaran secara daring.

Untuk pelaksanaan pembelajaran semester genap tahun ajaran 2021/2022

adalah pembelajaran tatap muka terbatas, dimana siswa melakukan sekolah secara

4
bergantian dengan jumlah peserta didik 50% (lima puluh persen) dari kapasitas

ruang kelas. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa buku

teks dan terkadang guru menjelaskan dengan menggunakan power point. Namun

beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi. Kurangnya

bahan ajar yang dapat digunakan dalam sekolah merupakan keterbatasan dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Terlihat dari beberapa peserta didik kesulitan dalam

memahami materi yang disampaikan karena penggunaan bahan ajar yang kurang

untuk mendukung pemahaman peserta didik, sehingga berpengaruh pada hasil

belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari perolehan hasil belajar siswa yang belum

maksimal.

Tabel 1 - Nilai Hasil Belajar Siswa


Pada Mata Pelajaran OTK Sarana Prasarana Kelas XI OTKP-3
Tahun Jumlah siswa Persentase
Nilai Keterangan
Ajaran (orang) (%)
2021/2022 ≤75 10 33,33 Tidak Kompeten
76 – 79 3 10 Cukup Kompeten
80 – 89 16 53,33 Kompeten
90 – 100 1 3,33 Sangat Kompeten
Jumlah 30
Sumber : Nilai Ujian Harian Kelas XI OTKP-3

Dengan memperhatikan tabel diatas maka dapat diketahui persentase hasil

ujian harian siswa pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana

tahun 2021/2022 dengan jumlah siswa 30 orang yang memperoleh nilai ≤ 75

sebanyak 33,33% (10 orang), yang memperoleh nilai 76-79 sebanyak 10% (3

orang), yang memperoleh nilai 80-89 sebanyak 53,33% (16 orang), dan yang

memperoleh nilai 90-100 sebanyak 3,33% (1 orang).

5
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa masih ada siswa yang nilainya

dibawah ketuntasan minimum untuk mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana

dan prasarana dimana KKM yaitu 76 sesuai dengan standar kelulusan mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

Maka dengan itu dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana masih perlu untuk ditingkatkan lagi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka saya tertarik untuk

melakukan sebuah pengembangan bahan ajar yaitu “Pengembangan Bahan Ajar

Interaktif Berbasis Moodle Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola

Sarana dan Prasarana Di SMK PAB 2 Helvetia”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Saat pembelajaran dilakukan secara daring terdapat kendala yang dihadapi

yaitu pada saat virtual meeting, beberapa siswa tidak ikut bergabung karena

penyimpangan ruang handphone yang belum mendukung untuk mengunduh

aplikasi video conference (zoom).

2. Belum tersedianya e-learning berbasis moodle yaitu e-learning yang berfungsi

bukan hanya sebagai ruang kelas saja, tetapi dapat digunakan untuk virtual

meeting tanpa aplikasi tambahan.

3. Beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan dan bahan ajar yang kurang untuk mendukung pemahaman siswa,

hal tersebut terlihat dari perolehan hasil belajar pada ujian harian yang lulus

6
KKM berjumlah 20 orang atau dalam persentase yaitu 66,66% dari jumlah

keseluruhan siswa 30 orang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka

diperlukan adanya batasan masalah, yaitu :

1. Bahan ajar interaktif dikembangkan dengan menggunakan jenis penelitian R&D

(Research and Developmment) dengan model ADDIE.

2. Bahan Ajar yang akan dikembangkan dibatasi pada KD 3.7 dengan Materi ajar

perabot kantor

3. Penelitian dilakukan di SMK PAB 2 Helvetia pada siswa kelas XI OTKP

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana untuk kelas XI OTKP di

SMK PAB 2 Helvetia?

2. Apakah bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan efektif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI OTKP di SMK PAB 2

Helvetia?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang layak

7
dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi

tata kelola sarana dan prasarana kelas XI OTKP SMK PAB 2 Helvetia.

1.6 Manfaat Pengembangan

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti, untuk menambah dan memperluas wawasan dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana.

2. Bagi Sekolah, Bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan dapat

digunakan sebagai media dan bahan ajar dalam proses pembelajaran pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

3. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi serta bahan perbandingan bagi

penelitian selanjutnya.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Bahan Ajar

2.1.1.1 Pengertian Bahan Ajar

Perkembangan teknologi mendorong dunia pendidikan untuk selalu

berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada dalam

proses pembelajaran. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas

diperlukan suatu bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat

penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan

pembelajaran.

Menurut Andi Prastowo (2015:16) “Bahan ajar adalah bahan-bahan atau

materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru untuk

peserta didik dalam proses pembelajaran”.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Majid (2011:173) “Bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar dan mengajar, baik berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis

yang memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut

dan sistematis sehingga semua kompetensi dapat dikuasai secara utuh dan terpadu”.

Sedangkan menurut Nafidah (2021:41) “Bahan ajar merupakan bahan baik

alat cetak, non cetak serta informasi yang memunculkan secara lengkap dari

kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik sehingga tercipta lingkungan

yang memungkinkan untuk proses belajar”.

9
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan

segala bentuk bahan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar dan

mengajar dikelas yang berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.1.2 Jenis bahan ajar

Bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran terdiri dari beberapa jenis atau

bentuk, baik berupa tulisan maupun bukan tulisan. Menurut Prastowo (2014:56)

bentuk bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

a. Bahan ajar cetak atau printed, yaitu sejumlah bahan yang dipersiapkan
dalam bentuk kertas yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contoh : buku, modul, lembar kerja siswa, dan
brosur.
b. Bahan ajar dengar atau program audio, yakni segala system yang
menggunakan sinyal radio secara langsung dan dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh : kaset, radio
dan piringan hitam.
c. Bahan ajar pandang dengar atau bahan ajar audio visual, merupakan
segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak secara sekuensional. Contoh : video, compact
disc dan film.
d. Bahan ajar interaktif atau interactive teaching materials, adalah
kombinasi dari dua atau lebih media seperti audio, teks, grafik, gambar,
animasi dan video dimana oleh penggunanya diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah dana tau perilaku alami presentasi. Contoh
: powerpoint interaktif, compact disc interaktif.

Berdasarkan klasifikasi diatas, bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan dalam penelitian ini harus mengandung kombinasi dari dua atau

lebih media seperti teks, grafik, dan gambar animasi. Bahan ajar yang digunakan

didalam pembelajaran harus bersifat interaktif sehingga ada daya tarik tersendiri

dari media tersebut. Sejalan dengan itu menurut Prastowo (2015:328) kata

“interaktif” mengandung arti bersifat saling melakukan aksi atau antar hubungan

atau saling aktif. Dengan demikian, bahan ajar interaktif dapat dimaknai sebagai

10
bahan ajar yang bersifat aktif, maksudnya didesain agar dapat melakukan perintah

balik kepada pengguna untuk melakukan suatu aktivitas.

2.1.1.3 Fungsi bahan ajar

Bahan ajar yang merupakan seperangkat materi atau konsep-konsep disusun

secara sistematis sesuai dengan indikator pembelajaran, dan dapat digunakan oleh

guru dan murid dalam proses pembelajaran. Secara garis besar, bahan ajar memiliki

fungsi yang berbeda baik untuk guru maupun siswa.

Menurut Magdalena (2020:322) fungsi pembuatan bahan ajar adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi bahan ajar untuk guru yaitu untuk mengarahkan semua aktivitas
guru dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa dan sebagai alat
evaluasi pencapaian hasil pembelajaran
2. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain peserta didik dapat
belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain,
peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki,
peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing, peserta
didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri, membantu
potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri,
sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahan ajar adalah sebagai sumber

informasi dan pengendali yang digunakan oleh guru dan peserta didik serta sebagai

bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

11
2.1.2 E-learning

2.1.4.1 Pengertian E-learning

Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari

perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang dikenalkan oleh

Universitas Illionis di Urbana-Champaign pada tahun 1960 dengan menggunakan

sistem instruksi berbasis komputer dan komputer bernama PLATO (Programmed

Logic for Automated Teaching Operations).

Istilah pembelajaran elektronik atau disebut e-learning dikenal pada tahun

1970-an, namun di Indonesia baru mulainya pada tahun 1995-an. E-learning berasal

dari huruf “e” yang merupakan singkatan dari electronic dan “learning” yang

artinya pembelajaran, jadi E-learning merupakan pembelajaran yang

memanfaatkan jasa elektronik

Seiring perkembangan teknologi istilah e-learning begitu familiar dan

menyebar di seluruh dunia karena e-learning memiliki pengertian yang luas,

sehingga banyak pakar yang menguraikan defenisi e-learning.

Muhammad Rusli dan Supuwiningsih (2020 : 64) mendefinisikan “E-

learning sebagai kegiatan pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengakses sumber belajar sehingga siswa yang

menggunakan e-learning dapat mengontrol dan memanajemen waktu belajar

sendiri”.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rusman (2018:335) yang menyatakan

bahwa “E-learning adalah segala aktivitas belajar yang menggunakan bantuan

teknologi elektronik yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan

12
pendidikan jarak jauh sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran

untuk mendukung proses pembelajaran”.

Sedangkan Turrahma (2018:327) menjelaskan bahwa “E-learning sebagai

usaha membangun pembelajaran dengan transformasi pembelajaran yang ada di

sekolah dan kampus kedalam bentuk digital yang dijembatani oleh internet yang

memungkinkan peserta didik dan pendidik tidak harus melakukan pertemuan secara

langsung, melainkan berinteraksi secara online”

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa e-

learning merupakan media pembelajaran berbasis teknologi yang digunakan untuk

mendukung keterampilan dan pengetahuan peserta didik dengan konsep

pembelajaran menggunakan teknologi yang terhubung dengan internet dengan

sistem pembelajaran yang berubah dari bentuk konvensional kedalam bentuk

digital.

2.1.4.2 Manfaat E-learning

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan ajar

atau materi pelajaran. Guru dapat menempatkan bahan-bahan ajar dan tugas-tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk

diakses oleh peserta didik.

Menurut Hartanto (2016:131) penggunaan e-learning memiliki banyak

manfaat, diantaranya :

1. Fleksibel dalam penggunaan tempat maupun waktu, sebelumnya pada


pembelajaran tatap muka siswa perlu melaksanakan pembelajaran di
kelas dan pada waktu tertentu dengan e-learning siswa dapat belajar
kapan saja dan dimana saja.
2. Memberikan siswa kesempatan untuk belajar secara mandiri, dimana
siswa lah bertanggung jawab atas kesuksesan belajarnya, hal itu dapat

13
membuat siswa dapat belajar tanpa harus menggantungkan diri pada
guru.
3. Dalam pelaksnaan e-learning biaya yang digunakan dapat dihemat,
seperti biaya transportasi, uang makan, serta fasilitas lainnya karena e-
learning memungkinkan terjadinya proses belajar dan mengajar tanpa
tatap muka langsung.
4. Fleksibel dalam kecepatan pemahaman belajar pada masing-masing
siswa, karena materi serta informasi yang mendukung pemahaman
materi sudah tersedia sehingga siswa dapat dengan leluasa mepelajari
informasi yang idberikan tersebut.
5. E-learning memiliki kualitas sama dalam setiap pembelajaran karena
tidak bergantung pada guru

Menurut Karwati (2014:54) manfaat e-learning pada proses belajar dan

mengajar dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :

1. Dari sudut mahasiswa


Pembelajaran online (e-learning) memungkinkan
berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, mahasiswa
dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat secara berulang-ulang.
Dengan kondisi yang demikian ini, mahasiswa dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
2. Dari sudut pandang dosen
Pembelajaran online (e-learning) banyak memberikan manfaat
bagi dosen, terutama yang berkaitan dengan :
a. Lebih mudah dalam melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Mengontrol kegiatan belajar mahasiswa
c. Mengecek apakah mahasiswa telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu.
d. Memeriksa jawaban mahasiswa dan memberitahukan hasilnya kepada
mahasiswa.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari e-

learning yaitu, sebagai berikut :

1. Memberikan kemudahan bagi peserta didik dan guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran baik dari segi proses pembelajaran hingga evaluasi

pembelajaran.

14
2. E-learning memberi fleksibilitas, dimana peserta didik dapat mengakses materi

pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Sehingga peserta didik dapat

memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

3. E-learning memberi kesempatan bagi peserta didik secara mandiri memegang

kendali atas keberhasilan belajar, dan e-learning dapat meningkatkan daya

serap peserta didik atas materi yang diajarkan.

2.1.4.3 Karakteristik Pembelajaran E-Learning

Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran untuk mendukung

berjalannya proses pembelajaran memiliki beberapa karakteristik.

Menurut Ayu dkk (2020:57) “Karakteristik e-learning adalah penggunaan

keunggulan teknologi berbasis digital network dalam mengumpulkan, menyimpan,

dan membagi informasi atau materi pembelajaran yang dapat diakses suatu waktu

sehingga dapat dipelajari siswa secara mandiri”

Menurut Munir (2009:170) terdapat beberapa ciri yang menjadi

karakteristik e-learning yaitu, sebagai berikut:

1. Menggunakan bantuan perangkat elektronik sehingga dalam


memperoleh informasi dan komunikasi bisa lebih efektif dan efisien
antara pendidik dengan siswa. E-learning berperan sebagai perantara
serta penyedia layanan informasi di dalam pembelajaran. Kemudahan
seperti ini melengkapi kekurangan dari belajar konvensional yang
terbatas pada eksplorasi materi serta komunikasi antar siswa dan
pendidik.
2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (networks)
atau digital media. Terdapat dua jenis jaringan yang dimanfaatkan
untuk menunjang pembelajaran berbasis e-learning, yaitu: (1) intranet,
yaitu jaringan komputer berbentuk database server yang hanya bisa
diakses oleh jangkauan tertentu (privat); (2) internet, yaitu jaringan
komputer skala global yang menghubungkan antara komputer satu
dengan yang lainnya. Internet memiliki ruang lingkup lebih luas
dibandingkan dengan intranet.

15
3. Menggunakan materi pembelajaran mandiri (self learning
materials).Pendidik menyediakan bahan ajar secara online. Materi
diunggah ke dalam sistem e-learning agar memudahkan siswa
mengakses dimana dan kapan saja.
4. Jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar diunggah ke
dalam komputer. Tidak hanya materi, namun keseluruhan isi dari
kegiatan pembelajaran e-learning juga di unggah secara online. Hal ini
bertujuan agar memudahkan siswa dan pendidik untuk mengaksesnya
baik dimana dan kapan saja sesuai kebutuhan mereka.
5. Bahan ajar disiapkan oleh para ahli (experts) dalam bidangnya.Pendidik
maupun dosen menyediakan materi atau bahan ajar dan diunggah ke
dalam sistem E-learning. Materi dalam bentuk online maupun digital
mempunyai kelebihan, yaitu mudah untuk direvisi serta disempurnakan
bila ada yang perlu ditambahkan.

Berdasarkan beberapa karakteristik di atas, dapat disimpulkan bahwa e-

learning adalah kegiatan belajar mengajar menggunakan media elektronik dan

jaringan sebagai infrastruktur utama untuk mengakses materi yang telah diunggah

oleh pendidik baik dosen maupun guru. Karakteristik e-learning yaitu materi yang

dapat digunakan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja yang menunjang

pembelajaran secara mandiri.

2.1.3 Moodle

2.1.3.1 Pengertian Moodle

Moodle merupakan sebuah layanan berbasis web yang memberikan bantuan

dalam kegiatan pembelajaran secara online. Arti nama dari moodle itu sendiri ialah

Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment yang dapat dikatakan

sebagai tempat belajar yang dinamis dengan menggunakan model dan berorientasi

objek.

Moodle dikembangkan pertama kali oleh seorang ilmuan bernama Martin

Dougiamas pada agustus 2002. Moodle dikembangkan sebagai platform

16
pembelajaran yang dirancang untuk memberikan peserta didik sebuah sistem yang

kuat, aman dan terintegrasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang

dipersonalisasi.

Menurut Natasia dkk (2020:173) “Moodle merupakan suatu nama yang

diberikan bagi suatu aplikasi yang mampu merubah sebuah media pembelajaran

menjadi suatu web namun tetap berupa materi belajar yang memungkinkan para

peserta didik untuk berada di dalam ruang kelas digital, konsep pembelajaran ini

mengedepankan sistem belajar mengajar yang tidak terbatas ruang dan waktu.”.

Menurut Sholihah dan Mardiyono (2020:2) “Moodle merupakan program

open source yang paling terkenal di antara program- program e-learning yang ada

karena dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan tanpa mengubah lisensi aslinya

sehingga pemanfaatan moodle ini sudah banyak digunakan”.

Senada dengan Rizal dan Walidain (2019:178) yang menjelaskan “Moodle

sangat mendukung pembelajaran elektronik yang dapat digunakan dalam berbagai

macam format materi pembelajaran yaitu dalam bentuk teks, portofolio, animasi,

audio dan video dan lainnya sehingga mampu membangun sistem dengan konsep

pembelajaran secara elektronik sebagai pembelajaran jarak jauh”.

Dari penjelasan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

moodle adalah suatu perangkat lunak yang berbasis open source yaitu pengguna

berhak untuk menyalin, menggunakan dan mengubah source code tanpa mengubah

lisensi aslinya. Moodle dapat digunakan untuk pembelajaran online maupun offline

setelah dilakukan instalasi pada server, namun setelah instalasi memerlukan

pengembangan desain yang cocok sesuai karakteristik penggunanya.

17
2.1.3.2 Manajemen Moodle

Moodle salah satu platform yang dapat digunakan oleh user dalam membuat

dan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis e-learning memiliki tipe

manajemen. Menurut Prakoso (2006:48-50) Moodle memiliki tiga tipe manajemen,

yaitu :

1. Manajemen Situs (Site Management)

Situs dikelola oleh seorang administrator (admin). Admin ditetapkan ketika

situs dibuat atau ketika setup.Plug-in theme memungkinkan admin untuk memilih

warna situs, layout (tampilan), font (ukuran huruf) sesuai dengan kebutuhan.

Plugin modul aktivitas dapat ditambahkan pada instalasi Moodle yang ada. Paket

Bahasa memungkinkan penyesuain kedalam banyak bahasa. Paket ini dapat diatur

menggunakan editor web yang disertakan dalam Moodle.

2. Manajemen Pengguna (User Management)

Moodle dirancang untuk mengurangi keterlibatan admin hingga seminimum

mungkin dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan yang ada. Tiap orang

disarankan cukup 1 pengguna saja untuk seluruh server. Dan tiap pengguna dapat

mempunyai akses yang berbeda. Selain itu, Moodle turut mendukung mekanisme

otentifikasi melalui modul otentifikasi yang akhirnya akan memberikan kemudahan

dalam integrasi dengan sistem yang telah ada.

Moodle secara default menyediakan 7 lapisan user (privilege) untuk untuk

mengurangi tingkat keterlibatan administrator sehingga administrator tidak terlalu

sibuk mengerjakan seluruh tugas di situs tersebut, tentu saja dengan tetap

mempertahankan tingkat keamanan situs. Berikut 7 lapisan user tersebut :

18
a. Administrator, bertugas mengatur situs secara umum. Misalnya mengubah

identitas portal, mengatur tampilan situs, membuat user dan mengangkat user,

menentukan user roles membuat kategori, dan lain sebagainya.

b. Course Creator, dapat membuat course (pelatihan/mata kuliah/mata

pelajaran), dan mengajar course tersebut atau menunjuk teacher (pengajar)

mana yang akan mengajarkan course tersebut dan melihat course yang tidak

dipublish. Pada dunia nyatanya, seorang course creator dapat dianggap sebagai

kepala departemen atau kepala program studi.

c. Teacher, dapat melakukan apapun terhadap course yang diajarkannya, seperti

mengganti aktivitas yang terdapat pada course tersebut, memberi nilai kepada

siswa yang mengambil course tersebut, mengeluarkan siswa yang terggabung

dalam course tersebut, menunjuk non-editing teacher untuk mengajar pada

course terebut, dan lain-lain.

d. Non-editing Teacher, dapat mengajar pada coursenya, seperti memberi nilai

siswa, namun tidak dapat mengubah aktivitas yang telah dibuat oleh teacher

yang mengajar pada course tersebut. Pada dunia nyata, non-editing teacher

dapat dianggap sebagai assisten dosen.

e. Student, merupakan user yang belajar pada suatu course.

Sebelum dapat mengikuti aktifitas pada suatu course, seorang student harus

mendaftar terlebih dahulu pada course tersebut Selanjutnya pengajar yang

mengajar pada course tersebut akan memberikan grade terhadap pencapaian

student tersebut.

f. Guest, merupakan user yang selalu memiliki akses read-only.

19
Setiap user yang belum terdaftar pada moodle merupakan guest. Guest dapat

masuk ke course manapun yang memperbolehkan guest untuk masuk. User

yang telah login dapat masuk ke course manapun yang memperbolehkan guest

untuk masuk. Walupun diperbolehkan masuk, namun guest tidak

diperbolehkan mengikuti aktivitas apapun pada course tersebut.

3. Manajemen Materi Pelajaran (Course Management)

Memanajemen course yang ada hanyalah user dengan wewenang sebagai

teacher, dan termasuk admin juga bisa. Walaupun user dengan wewenang course

creator dapat menciptakan suatu course, namun user tersebut tidak dapat

memodifikasi course yang telah diciptakan bila dia tidak mengajar di course

tersebut (bukan sebagai teacher).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa moodle terdiri dari

tiga manajemen, yaitu pertama manajemen situs yang berfungsi untuk mengolah

dan memilihara situs secara keseluruhan. Kedua, manajemen pengguna yang

berfungsi untuk mengidentifikasi dan menentukan hak akses serta wewenang

seorang pengguna. Ketiga, manajemen materi pelajaran yang berfungsi dalam

merencanakan, melaksanakan, dan menilai atau mengevaluasi suatu pembelajaran

kepada peserta didik dengan berbagai komponen yang ada untuk menunjang proses

belajar siswa secara efektif.

2.1.3.3 Fitur-fitur Moodle

Pada awal perkembangannya, moodle tidak terlalu diminati oleh masyarakat

luas dikarenakan moodle merupakan software yang gratis sehingga dianggap tidak

aman, banyak kelemahan, dan kurang impresif. Namun anggapan tersebut dapat

20
dipatahkan oleh para pengembang inti moodle dengan dibuktikannya beberapa

aplikasi tambahan yang sangat fleksibel untuk disisipkan kedalam sistem moodle.

Pada akhirnya, masyarakat dapat memanfaatkan moodle untuk berbagai keperluan

terutama membangun website secara cepat.

Menurut Inggriyani dkk (2019:268) fitur-fitur moodle adalah sebagai

berikut :

1) Kelengkapan belajar mengajar


Fitur yang disajikan dapat membantu siswa untuk belajar mandiri,
kolaboratif, dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena
guru dapat mengunggah materi pelajaran yang dapat di download oleh
siswa baik itu berbentuk dokumen maupun video pembelajaran.
2) Ujian dan penugasan
Guru dapat memberikan tugas dan menyediakan kuis untuk melihat
sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu materi yang sedang
dipelajari yang dapat digunakan guru sebagai evaluasi dan penilaian guru
terhadap siswa tersebut.
3) Diskusi dan komunikasi
Dengan adanya forum diskusi akan membuat kelas online terasa hidup
dan siswa dapat dengan mudah mempelajari materi yang sudah dan akan
dipelajari pada pembelajaran.

Dari pemaparan diatas mengenai fitur-fitur moodle dapat disimpulkan

bahwa moodle dapat dikembangkan karena memiliki kelengkapan yang memadai

dalam pengelolaan kelas online. Fitur yang disajikan dalam moodle dapat

membantu siswa untuk belajar mandiri dan membuat siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Karena guru dapat mengunggah materi pelajaran yang dapat di

download oleh siswa, memberikan tugas, menyediakan kuis, serta forum diskusi

yang membuat suasana kelas terasa hidup.

21
2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Moodle

Setiap media atau aplikasi yang digunakan dalam proses belajar dan

mengajar tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Demikian juga dengan

moodle yang memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan moodle menurut Edhy (2010:87) adalah sebagai berikut :

1. Kelengkapan fitur
Moodle menyediakan fitur yang lengkap untuk sebuah proses pembelajaran,
meliputi fitur untuk komunikasi (chatting, messaging, atau forum), fitur
untuk pembuatan dan administrasi materi pembelajaran, fitur untuk melacak
dan mengikuti perkembangan proses pembelajaran (tracking data) dengan
user interface yang mudah dipahami, fitur untuk perluasan fitur
(ekstensibilitas plugin) yang fleksibel dengan dukungan fasilitas
dokumentasi API (guideline, dan template untuk programming).
2. Kemudahan penggunaan
Seluruh komponen dalam moodle dapat diatur secara luar dan fleksibel
sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan proses pembelajaran di masing-
masing institusi. Tersedia secara gratis, sebagai perangkat-lunak open
source (di bawah lisensi GNU Public License), moodle memberikan
kebebasan untuk mengkopi, menggunakan, dan memodifikasinya.

Adapun kekurangan moodle menurut Setiawan (2006:85) adalah sebagai

berikut:

1. Kurang dapat memenuhi kebutuhan pengguna jika perancangan aplikasi e-


learning tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, misalnya tidak user
friendly, tidak reliabel dan proses yang tidak jelas.
2. Para pengguna tidak akan mengetahui dan mengenal secara baik sistem
yang digunakan apabila lemahnya sosialisasi dari sistem (user guide)
3. Waktu akses yang lambat karena penggunaan moodle sangat tergantung
kepada jaringan internet, jika jaringan bermasalah maka pembelajaran
menggunakan moodle akan terhambat.

Berdasarkan pemaparan kelebihan dan kelemahan di atas, dapat

disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan moodle akan efektif apabila

moodle yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan moodle tersebut

dikuasai oleh penggguna. Sehingga pemanfaatan dari e-learning berbasis moodle

22
akan lebih maksimal karena moodle dilengkapi oleh fitur-fitur yang mendukung

proses pembelajaran, serta fleksibilitas dalam waktu dan tempat.

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Didalam proses

belajar terdapat aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan

sikap, yang bertujuan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada inividu

yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar.

Hasil akhir dari suatu proses pembelajaran adalah untuk melihat sejauh

mana siswa memahami materi yang diberikan oleh gurunya. Hal ini dapat dilakukan

dengan memberikan test ataupun non test kepada siswa sehingga terlihat pada

akhirnya bagaimana hasil belajar siswa.

Menurut Fitrilia & Rohani (2021:795) “Hasil belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati, diukur dalam

bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilikinya”.

Lebih lanjut, Purwanto (2011:48) mengemukakan “Hasil belajar merupakan

perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor tergantung pada

tujuan pembelajarannya yang digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dikerjakan, dengan

23
serangkaian pengukuran menggunakan tes evaluasi yang baik untuk memenuhi

syarat”.

Sedangkan menurut Suprijono (2015:5) “Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai

pembelajaran di sekolah berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan.yang

diwujudkan dalam bentuk nilai.

2.1.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berkaitan. Pengenalan guru terhadap faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar

siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencpai hasil belajar

yang optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Menurut Suliani & Ahmad (2021:182) “Faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah penguasaan metode mengajar yang diterapkan oleh guru,

motivasi belajar oleh siswa, serta sumber belajar yaitu media pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran. Ketiga hal tersebut merupakan suatu kombinasi

yang secara bersama-sama dapat mempengaruhi hasil belajar siswa”.

Sedangkan menurut Sutrisno & Siswanto (2016:111) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Guru, yang menjadi faktor utama dalam mengelola pembelajaran yang


akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah guru. Dalam

24
pendidikan idealnya seorang guru harus menguasai metode mengajar
yang benar agar siswa dapat memahami materi yang diberikan.
2. Penggunaan media, penggunaan media dalam pembelajaran merupakan
sarana penunjang yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
keberhasilan pembelajaran. Penggunaan media harus disesuaikan dan
dirancang secara khusus untuk memberi kontribusi bagi pengajaran yang
efektif dari seluruh siswa dan bisa membantu mereka meraih potensi
tertinggi mereka.
3. Motivasi siswa, faktor ketiga ini merupakan dorongan internal dari siswa
itu sendiri. Dorongan yang ada dalam diri siswa ini akan menyertai siswa
tersebut dari awal kegiatan belajarnya sampai siswa tersebut merasa
cukup untuk mencapai tujuan belajarnya. Dorongan motivasi tersebut
akan sangat mempengaruhi bagaimana siswa tersebut mampu belajar
dengan baik. Ini artinya melalui motivasi belajar setiap siswa dapat
mengalami peningkatan dan mempengaruhi hasil belajar yang akan
didapatkannya.

Dari pemaparan diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa, dapat disimpulkan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu : Pertama, guru dan strategi belajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran. Kedua, media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana

penunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Ketiga, motivasi siswa yaitu dorongan

dari dalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai hasil belajar yang maksimal

2.2 Penelitian Yang Relevan

1. (Anangga dan Rubbi, 2021) dengan judul “Pengembangan buku ajar mata

kuliah belajar dan pembelajaran berbasis moodle”. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa penilaian standar isi dari ahli media

sebesar 57 dengan persentase sebesar 95% kriteria sangat baik dan tanpa revisi.

Penilaian standar visual dari ahli media yaitu sebesar 61 dengan persentase

sebesar 94% kriteria sangat baik dan tanpa revisi. Penilaian standar isi dari ahli

materi sebesar 48 dengan persentase sebesar 80% kriteria sangat baik dan tanpa

revisi. Penilaian standar visual dari ahli materi yaitu sebesar 53 dengan

25
persentase sebesar 82% kriteria sangat baik dan tanpa revisi. Efektifiats buku

ajar (N-gain) sebesar 0.52 pada kriteria sedang.

2. (Siti, 2020) dengan judul “Pengembangan E-Modul Berbasis Moodle Pada

Materi Hidrokarbon”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model

pengembangan model ADDIE. Instrumen penelitian berupa lembar validasi

dan kuisioner responden. Teknik analisis data yaitu dengan cara menghitung

skor persentase penilaian validasi dan respon pengguna. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa e-modul berbasis Moodle yang dikembangkan memenuhi

kriteria sangat valid dari aspek komunikasi visual, desain pembelajaran, isi, dan

kemudahan penggunaan dengan skor 90,23% dari segi materi dan 95,67% dari

segi media. Hasil uji respon peserta didik dan guru masing-masing memperoleh

skor 91,67% dan 93,45%.

3. (Rika Susanti, 2018) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Pada

Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran

Di SMK PGRI 13 Surabaya”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh

dapat disimpulkan pada tingkat kelayakan bahan ajar interaktif pada mata

pelajaran kearsipan sebagai bahan ajar berdasarkan pada penilian validasi: (1)

ahli materi diperoleh penilian sebesar 84% , sehingga dengan tingkat kriteria

dikatakan “Sangat Layak” , (2) ahli bahasa diperoleh penilaian sebesar 86%,

sehingga dengan tingkat kriteria dikatakan “ Sangat Layak”, (3) ahli kegrafikan

diperoleh penilaian sebesar 100%, sehingga dengan tingkat kriteria dikatakan

“ Sangat Layak”. Evaluasi siswa terhadap bahan ajar interaktif ini pada mata

26
pelajaran keasripan pada saat dilakukan ujicoba dengan rata-rata menunjukkan

evaluasi siswa sebesar 98%, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa memiliki

antusias tinggi pada bahan ajar interaktif. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa bahan ajar interaktif pada mata pelajaran kearsipan ini sangat layak

digunakan.

4. (Arif Harimukti,2015) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Web Interaktif Dengan Aplikasi E-Learning Moodle Pada Pokok Bahasan

Besaran Dan Satuan Di SMA”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran interaktif berbasis

web dengan aplikasi e-learning moodle dikategorikan cukup valid dan layak

digunakan nilai 3,66 dalam kegiatan pembelajaran, secara keseluruhan siswa

yang memiliki aktivitas baik adalah sebesar 61%, dan hasil belajar siswa

dikatakan baik dengan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 42%.

5. (Andre,2015) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Administrasi

Perkantoran Berbasis Kurikulum 2013 Pada Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Di Wilayah Ekskaresidenan Surakarta”. Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh dapat disimpulkan penelitian menunjukkan dari hasil studi

pendahuluan bahwa 8 SMK di wilayah eks-Karesidenan Surakarta

memerlukan bahan ajar berbasis kurikulum 2013, untuk tahun pertama adalah

draft bahan ajar Administrasi Humas dan ke protokolan, dan bahan ajar

Kearsipan. Bahan Ajar yang pertama merupakan permintaan terbanyak dari

guru dan bahan ajar kedua merupakan dasar kompetensi kejuruan di SMK.

Produk yang dihasilkan adalah bahan ajar administrasi perkantoran berbasis

27
kurikulun 2013 yang telah dikembangkan, yang memuat:) (1) peta konsep,

(2)kompetensi awal, (3) materi, (4) kegiatan (5) tugas portofolio , (6)

fenomena,(7) tugas projek, (8) rangkuman, dan (9) evaluasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran akan berlangsung apabila tersedia sekurang-kurangnya

dua unsur yaitu orang yang belajar dan sumber belajar, efektivitas pemanfaatan

sumber belajar dan media pembelajaran sangat ditentukan oleh kesesuaian dan

ketepatan pengajar dalam memilih media pembelajaran yang sesuai kebutuhan

peserta didik. Karakteristik materi, lingkungan belajar serta strategi pembelajaran

yang dirancang harus disesuaikan.

Sejak adanya pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir sistem

pembelajaran dalam pendidikan berubah, yang semula proses belajar dan mengajar

dilakukan secara tatap muka namun kini berubah menjadi online atau dalam

jaringan (daring). Untuk Tahun ajaran 2021/2022 proses pembelajaran dilakukan

secara tatap muka dimana siswa melakukan sekolah secara bergantian dengan

jumlah peserta didik 50% (lima puluh persen) dari kapasitas ruang kelas sehingga

pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.Tentu saja hal tersebut

berdampak pada perubahan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

akan digunakan dan pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran sangatlah

penting. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan bahan

ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana

dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

28
Pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana ini dirancang dan dilaksanakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa karena sumber belajar yang akan disediakan

berbasis moodle dapat digunakan oleh peserta didik sebagai media dalam

pembelajaran daring maupun pembelajaran tatap muka. Dilanjutkan dengan

pembuatan desain bahan ajar, kemudian akan dilakukan validasi oleh ahli materi

dan ahli media. Hasil validasi digunakan sebagai acuan revisi media sebelum uji

coba. Setelah selesai uji coba produk pada kelompok tertentu maka bahan ajar

interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan

prasarana yang dikembangkan dapat dinyatakan layak dan efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian dan

pengembangan (Research and Development). Penelitian ini adalah penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2015:37).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PAB 2 Helvetia yang terletak di jalan

veteran pasar IV Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, pada

siswa kelas XI OTKP pada semester genap, Tahun ajaran 2021/2022.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI OTKP di SMK

PAB 2 Helvetia. Sampel yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:

1. Tiga orang siswa untuk uji coba perorangan (uji satu-satu) dimana teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample atau

judgemental sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih

subyek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan oleh peneliti.

2. Dua belas siswa untuk uji coba kelompok terbatas

3. Tiga puluh siswa untuk uji coba efektivitas, uji coba ini untuk menguji

efektivitas dengan melakukan pre-test dan post-test untuk melihat apakah

bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

30
3.4 Subyek Penelitian

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah satu orang ahli media

dan satu orang ahli materi.

3.5 Prosedur Penelitian

Pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana ini dikembangkan dengan model

ADDIE.

DEVELOP IMPLEMEN EVALUATE


ANALYSIS DESIGN
(Pengembangan) (Implementasi) (Evaluasi)
(Analilis) (Desain)

Gambar 1 - Model ADDIE


Sumber : (A.Pribadi, 2014)

Pengembangan produk dalam penelitian ini berbentuk bahan ajar interaktif

berbasis moodle pada materi perabot kantor. Dimana moodle yang digunakan sudah

mengintegrasikan sebuah video conference dengan plugin Bigbluebutton. Bahan

ajar interaktif yang dikembangkan akan dinilai oleh ahli media dan ahli materi.

Berikut akan dijelaskan dalam bagan bagaimana penelitian akan dilaksanakan.

31
Gambar 2 – Alur Penelitian

32
3.5.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar interaktif

berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana

adalah sebagai berikut :

1. Personal Computer (PC)/Laptop digunakan untuk proses bahan ajar interaktif

berbasis moodle

2. Smartphone untuk uji coba bahan ajar interaktif berbasis moodle yang sudah

dibuat

3. Bahan ajar, gambar-gambar, video pembelajaran yang menyangkut materi

perabot kantor

4. Daftar nama dan alamat e-mail siswa untuk didaftarkan sebagai pengguna

5. Logo sekolah untuk dimasukkan pada portal moodle yang akan dibuat.

3.5.2 Tahapan Pengembangan

Tahapan pengembangan e-learning berbasis moodle ini dikembangkan

dengan menggunakan model penelitian ADDIE yang terdiri dari beberapa tahapan

yaitu :

a. Tahap Analisis (analysis)

Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan analisis untuk

mengidentifikasi produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan sasaran untuk peserta

didik, tujuan pembelajaran, mengidentifikasi isi atau materi pembelajaran dan data-

data yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle

pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana.

33
b. Tahap Desain (design)

Pada tahap desain bahan ajar interaktif berbasis moodle dirumuskan

berdasarkan data yang didapatkan dari tahap analisis. Ada beberapa hal yang

dilakukan peneliti, yaitu :

1) Pengumpulan bahan yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pembuatan

bahan ajar interaktif berbasis moodle. Contohnya : RPP, gambar, video, materi

pembelajaran, serta daftar nama dan alamat e-mail siswa untuk didaftarkan

sebagai pengguna.

2) Membuat storyboard, yaitu gambaran tampilan bahan ajar interaktif berbasis

moodle sesungguhnya yang akan dikembangkan sehingga didapatkan

gambaran awal tentang bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan.

c. Tahap pengembangan (development)

Tahap pengembangan adalah proses dimana peneliti membuat produk

sesuai dengan rancangan kemudian dilakukan uji validasi kepada para validator.

Adapun tahapan dalam tahap pengembangan adalah sebagai berikut :

1) Proses Pembuatan/Pengembangan Produk

Setelah mengumpulkan bahan-bahan pendukung seperti video, gambar,

animasi, bahan materi dan lain-lain. Kemudian proses pembuatan bahan ajar

interaktif berbasis moodle dilaksanakan.

2) Validasi

34
Proses validasi adalah menguji kelayakan bahan ajar interaktif berbasis moodle

yang sudah dikembangkan untuk selanjutnya di implementasikan pada user

(pengguna) yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media.

Validasi ahli materi bahan ajar interaktif berbasis moodle berbasis moodle

yang dikembangkan akan divalidasi oleh ahli materi Drs.Rusliman sebagai praktisi

pembelajaran pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana.

Hasil yang akan diperoleh nantinya berupa saran, komentar dan masukan yang akan

digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis dan revisi terhadap bahan ajar

interaktif berbasis moodle yang dikembangkan sebelum dilakukan uji coba

pengguna (siswa).

Validasi ahli media bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan akan divalidasi oleh ahli media Dr.Janner Simarmata,S.T.M.Kom

selaku dosen yang ahli dalam media pembelajaran. Ahli media akan menilai aspek

tampilan dan aspek program yang ada pada bahan ajar interaktif berbasis moodle

yang telah dikembangkan sebelum dilakukan uji coba pengguna (siswa).

3) Revisi/Saran Perbaikan

Dilakukan revisi atau perbaikan terhadap bahan ajar interaktif berbasis

moodle yang dikembangkan berdasarkan komentar dan saran dari ahli materi dan

ahli media agar media lebih bagus dan sesuai dengan kebutuhan user (pengguna)

kemudian dilanjutkan dengan validasi kembali pada validator untuk mendapatkan

kevalidan atau kelayakan bahan ajar interaktif berbasis moodle tersebut.

35
d. Tahap implementasi (implementation)

Bahan ajar interaktif berbasis moodle yang sudah dikembangkan dan telah

divalidasi selanjutnya di implementasikan kepada siswa kelas XI OTKP-3 SMK

PAB 2 Helvetia. Bahan ajar interaktif berbasis moodle di implementasikan pada

situasi dan kelas yang nyata pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan

prasarana kelas XI OTKP.

1. Uji coba Perorangan (uji satu-satu)

Uji coba perorangan melibatkan 3 orang siswa dengan kognitif yang

berbeda yaitu siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, sedang, dan dibawah rata-

rata. Dengan memberikan username dan password supaya mereka dapat login

untuk mengakses bahan ajar interaktif berbasis moodle yang telah dibuat. Setelah

siswa menggunakan dan menelaah bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana, peneliti meminta saran dan

pendapat siswa tentang produk yang dikembangkan melalui angket yang di bagikan

oleh peneliti.

2. Revisi/saran perbaikan

Setelah dilakukan uji coba, kemudian didapatkan hasil penilaian user

(pengguna) selanjutnya diolah ataupun dilakukan perhitungan sesuai dengan teknik

analisis data yang digunakan. Jika tidak memenuhi syarat kelayakan untuk bahan

ajar interaktif berbasis moodle tersebut maka dilakukan revisi dan perbaiakan sesuai

saran.

3. Uji coba terbatas

36
Uji coba terbatas melibatkan 12 orang siswa dengan memberikan username

dan password supaya mereka dapat login untuk mengakses bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang telah dibuat. Setelah siswa menggunakan dan menelaah

bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola

sarana dan prasarana, peneliti meminta saran dan pendapat siswa tentang produk

yang dikembangkan melalui angket yang di bagikan oleh peneliti.

4. Revisi Akhir

Dilakukan perbaikan atau revisi akhir terhadap bahan ajar interaktif berbasis

moodle yang dikembangkan sebelum dilakukan uji efektivitas bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang telah dikembangkan.

5. Uji Kelompok Kecil (Uji Efektivitas) Bahan Ajar

Pada tahap ini melibatkan 30 orang siswa untuk melihat keefektivan bahan

ajar interaktif berbasis moodle yang telah dikembangkan dengan melakukan pre-

test dan post-test untuk melihat apakah bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Tahap evaluasi (evaluation)

Pada tahap ini akan dilakukan analis hasil pengembangan untuk mengetahui

kelayakan dan keefektifan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk kelas XI OTKP pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia.

37
3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket

atau kusioner. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, wawancara, dan

melalui angket untuk menilai produk yang sudah dikembangkan.

Teknik penilaian produk yang dilakukan yaitu mengumpulkan data

kelayakan bahan ajar interaktif berbasis moodle berdasarkan angket penilaian yang

dikembangkan kemudian dinilai oleh para validator dan user (pengguna). Penelitian

ini mengungkap hasil penilaian media yang diberikan oleh subjek untuk kemudian

dievaluasi dan dilakukan revisi atau perbaikan produk.

Pengolahan data hasil penilaian bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

diperoleh akan menjadi landasan penarikan kesimpulan akhir sehingga bahan ajar

interaktif yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa kelas XI OTKP di SMK

PAB 2 Helvetia.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data mengenai

hasil pengembangan produk agar menghasilkan produk yang berkualitas.

Instrumen penelitian dalam penelitian pengembangan ini yaitu:

3.7.1 Angket Validasi Materi

Validasi ahli materi ini dilakukan oleh guru yang mengajar pada mata pelajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana. Instrumen angket oleh ahli materi

dijabarkan sebagai berikut:

38
Tabel 2 - Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi

Aspek yang Jumlah


No. Indikator
Dinilai Butir
Kesesuaian materi dengan kurikulum dan
1
kompetensi dasar
Relevansi Kejelasan uraian materi 1
1.
Media
Sistematika penyajian materi 1
Kecukupan pemberian latihan 1
Kejelasan dalam memberikan informasi 1
Kejelasan penggunaan istilah 1
Keterbacaan 1
2. Bahasa
Ketepatan struktur kalimat 1
Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa 1
Kemudahan memahami materi melalui
1
penggunaan bahasa
Kejelasan penyajian materi 1
Kebenaran materi 1
3. Materi Kesesuaian contoh dengan materi 1
Kesesuaian video pembelajaran dengan materi 1
Kesesuaian gambar dengan materi 1
Jumlah 15
Sumber : (Azhar Arsyad, 2009 : 81) dengan modifikasi

3.7.2 Angket Validasi Media

Validasi ahli media ini dilakukan oleh dosen yang ahli dalam media

pembelajaran.Instrumen angket oleh ahli media dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3 - Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media

Aspek yang Jumlah


No. Indikator
Dinilai Butir
Ketepatan pemilihan dan komposisi warna 1
1. Tampilan
Konsistensi penempatan button 1

39
Kualitas tampilan gambar 1
Sajian animasi 1
Tampilan layar 1
Warna background dengan teks 1
Kejelasan Navigasi 1
Konsistensi penggunaan tombol 1
Kemudahan penggunaan 1
Efisiensi teks dan gambar 1
2. Pemograman Kecepatan program 1
Kemenarikan media 1
Pengaturan animasi 1
Penggunaan link untuk video pembelajaran 1
Penggunaan link untuk kelas online 1
Jumlah 15
Sumber : (Azhar Arsyad, 2009 : 81) dengan modifikasi
Angket penilaian oleh ahli materi dan ahli media berupa angket terstruktur

menggunakan skala likert yang akan diisi oleh ahli materi (validator) dengan

memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban. Skala yang digunakan untuk

aspek kevalidan terdiri dari 5 kategori penilaian yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B),

Cukup (C), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Skor 5 untuk penilaian Sangat

Baik (SB), skor 4 untuk penilaian Baik (B), skor 3 untuk penilaian Cukup (C), skor

2 untuk penilaian Kurang (K), sedangkan skor 1 untuk penilaian Sangat Kurang

(SK).

3.7.3 Angket respon siswa

Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah uji coba bahan ajar

interaktif berbasis moodle dilakukan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui

apakah bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan dapat digunakan

40
oleh siswa dengan kognitif yang berbeda serta penilaian respon siswa terhadap

produk yang dikembangkan sebagai bahan pertimbangan dan masukan-masukan

yang bermanfaat bagi kualitas produk akhir.

Angket respon siswa berupa angket terstruktur menggunakan skala likert

yang akan diisi dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban. Skala

yang digunakan untuk aspek kevalidan terdiri dari 5 kategori penilaian yaitu Sangat

Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Skor 5 untuk

penilaian Sangat Baik (SB), skor 4 untuk penilaian Baik (B), skor 3 untuk penilaian

Cukup (C), skor 2 untuk penilaian Kurang (K), sedangkan skor 1 untuk penilaian

Sangat Kurang (SK).

Tabel 4 - Kisi-kisi Respon Siswa (Pengguna)

Aspek yang Jumlah


No. Indikator
Dinilai Butir
Kemudahan dalam memulai moodle 1
1. Penggunaan Kemudahan navigasi yang disajikan 1
Kecepatan peralihan menu 1
Tampilan awal bahan ajar interaktif berbasis moodle 1
Penggunaan jenis huruf 1
Kombinasi warna 1
Komunikasi
2. Kesesuaian ukuran dan warna gambar 1
Visual
Kualitas audio 1
Resolusi video pembelajaran yang disajikan 1
Penggunaan animasi 1
Kemudahan memahami materi melalui bahan ajar 1
Kejelasan uraian materi 1
3. Pembelajaran Kemandirian belajar siswa dengan bantuan bahan ajar
1
interaktif berbasis moodle
Kemenarikan dalam pembelajaran menggunakan bahan
1
ajar interaktif berbasis moodle

41
Keinginan melanjutkan belajar melalui bahan ajar
1
interaktif berbasis moodle
Jumlah 15

3.7.4 Tes hasil belajar siswa (Pre - test dan Post - tes)

Tes hasil belajar siswa yaitu menggunakan Pre-test dan Post-tes untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi dan peningkatan hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkanya bahan ajar interaktif berbasis

moodle.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengolah data kuantitatif dalam penelitian

ini. Secara umum tahap analisis data dari hasil angket yang diperoleh adalah

menghitung skor rata-rata sesuai dengan pedoman penskoran masing-masing aspek

kemudian dikonversi ke dalam kriteria kualitatif.

3.8.1 Analisis Kelayakan Media

Pengolahan data angket yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Rumus untuk mengolah data per item

𝑋
𝑃= × 100%
𝑋𝑖

Keterangan :
P : persentase
x : jawaban responden dalam satu item
xi : nilai ideal dalam satu item
100% : konstanta

42
Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item

∑𝑋
𝑃 = ∑𝑋𝑖 × 100%

Keterangan :
P : persentase
∑x : jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
∑xi : jumlah keseluruhan skor ideal dalam seluruh item
100% : konstanta

Untuk menafsirkan hasil analisis data, digunakan interpretasi sebagai berikut :

Tabel 5 – Perhitungan Analisis Kelayakan Media


Kategori Persentase Kualifikasi
4 86% - 100% Sangat Layak
3 76% - 85% Layak
2 56% - 75% Cukup Layak
1 <55% Kurang Layak
(Sumber : Sugiyono, 2008 : 417 )

3.8.2 Uji Efektivitas

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengukur efektivitas

bahan ajar interaktif berbasis moodle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran otomatisasi tata kelola saran dan prasarana menggunakan uji

normalitas gain.

Menurut (Hake dalam Sundayana, 2014) Uji normalitas gain adalah sebuah

uji yang bisa memberikan gambaran umum peningkatan skor hasil pembelajaran

antara sebelum dan sesudah diterapkanya suatu perlakuan. Dengan

membandingkan nilai hasil belajar pre-test dan post-test maka akan diketahui

apakah penggunaan bahan ajar interaktif berbasis berbasis moodle tersebut efektif

atau tidak.

43
Uji normalitas gain (N-Gain) dilakukan untuk melihat efek dari penggunaan

bahan ajar interaktif berbasis moodle, dengan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 6 – Pembagian Skor Gain

Nilai N-Gain Kategori


g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah

Tabel 7 – Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain


Persentase (%) Tafsiran
< 40 Tidak Efektif
40 – 55 Kurang Efektif
56 – 75 Cukup Efektif
>76 Efektif
(Sumber : Hake,R.R 1999)

44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tahap Analisis Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasi Moodle

Proses pelaksanaan pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle ini

dilakukan secara bertahap. Tahapan pertama dalam kegiatan pengembangan ini

adalah dengan melakukan analisis kebutuhan di SMK PAB 2 Helvetia dengan cara

wawancara terhadap guru mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan

prasarana kelas XI dan beberapa siswa kelas XI OTKP-3 pada awal februari 2022.

Dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada

mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana rendah hal ini terjadi

karena kurangnya bahan ajar untuk mendukung pemahaman peserta didik, dan di

SMK PAB 2 Helvetia sudah menggunakan e-learning berbasis google form dan

zoom namun belum menggunakan e-learning berbasis moodle. Maka diperlukan

bahan ajar yang dapat membantu guru dan peserta didik. Bahan ajar yang dirancang

secara baik dan kreatif ini berbasis moodle sehingga meningkatkan kualitas

pembelajaran dan membatu peserta didik yang mengalami kesulitan pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana. Saat ini bahan ajar yang

paling banyak diminati adalah bahan ajar interaktif.

4.1.2 Tahap Desain Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Pada tahap ini dilakukan perancangan bahan ajar interaktif berbasis moodle

dimana pada tahap ini ditentukan hal-hal yang akan dimuat dalam bahan ajar

45
interaktif berbasis moodle yang akan dikembangkan. Bahan ajar interaktif berbasis

moodle secara garis besar memuat hal-hal berikut:

1. Materi

Materi yang disajikan di dalam bahan ajar interaktif berbasis moodle ini

adalah materi perabot kantor untuk kelas XI-OTKP SMK PAB 2 Helvetia semester

genap. Materi yang disajikan merupakan bahan penunjang pembelajaran yang

berisi penjelasan materi. Bahan ajar interaktif berbasis moodle ini dapat digunakan

untuk belajar mandiri di rumah maupun belajar secara bersama di kelas, karena

materi dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Adapun materi yang terdapat

dalam bahan ajar interaktif yaitu: (a) defenisi perabot kantor, (b) jenis-jenis lemari

kantor, (c) jenis-jenis meja kantor, (d) jenis-jenis kursi kantor, (e) standarisasi dan

pemilihan perabot kantor.

2. Komponen penyajian

Komponen penyajian dalam bahan ajar interaktif berbasis moodle ini adalah

sebagai berikut:

a. Halaman login berisi scene apabila ingin masuk ke moodle, dengan

menggunakan username dan password

b. Menu intro berisi himbaun kepada pengguna agar selalu menerapkan 3M yaitu

Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak.

c. Menu utama yang terdiri dari materi, video pembelajaran, dan evaluasi.

Masing-masing materi dipaparkan dengan runtut disertai gambar-gambar yang

mendukung, serta soal evaluasi berupa soal pilihan berganda dimana saat siswa

mengklik salah satu option pada soal akan muncul pemberitahuan apakah

46
jawaban yang dipilih benar atau salah dan diakhir evaluasi akan diberikan

respon hasil kemampuan yang dicapai berupa jumlah skor yang diperoleh.

4.1.3 Tahap Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Tahap pengembangan terdiri dari dua langkah, yaitu pembuatan bahan ajar

berbasis moodle dan validasi bahan ajar interaktif berbasis moodle. Hasil dari

tahapan pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata palajaran

otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI-OTKP di SMK PAB 2

Helvetia adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Pada tahap pembuatan bahan ajar interaktif berbasis ini kegiatan yang

dilakukan adalah mengumpulkan bahan yang akan dimasukkan kedalam moodle,

mulai dari mengumpulkan data siswa agar bisa didaftarkan sebagai pengguna,

mengumpulkan materi, video, gambar-gambar dan lain sebagainya. setelah bahan

terkumpul maka tahapan selanjutnya membuat bahan ajar yaitu ppt interaktif yang

kemudian dimasukkan ke moodle. Berikut adalah hasil bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang telah dibuat:

1) Masuk sebagai siswa

a. Tampilan awal

Tampilan awal berguna untuk menampilkan selamat datang di e-learning

SMK PAB 2 Helvetia. Adapun tampilan awal bahan ajar interaktif berbasis moodle

sebagai berikut:

47
Gambar 3 – Tampilan Awal Moodle

b. Halaman login

Halaman login untuk menampilkan username dan password dimana

pengguna masuk ke moodle sebagai murid. Adapun tampilan login bahan ajar

interaktif berbasis moodle sebagai berikut:

Gambar 4 – Halaman Login Moodle

48
c. Tampilan Dashbord

Tampilan ini berguna untuk menampilkan mata pelajaran yang akan diikuti,

peserta didik memilih mata pelajaran dengan cara mengklik pilihannya. Adapun

tampilan dashbord bahan ajar interaktif berbasis moodle sebagai berikut:

Gambar 5 - Dashbord
d. Tampilan Himbauan

Tampilan ini berguna untuk menampilkan himbauan kepada pengguna yaitu

peserta didik agar selalu mematuhi protokol kesehatan yaitu gerakan 3S, selalu

memakai masker, selalu mencuci tangan pakai sabun, selalu menjaga jarak.

Adapun tampilan himbauan bahan ajar interaktif berbasis moodle sebagai

berikut:

49
Gambar 6 - Himbauan
e. Tampilan Materi

Tampilan ini berguna untuk menampilkan materi, adapun materi yang

terdapat dalam bahan ajar interaktif yaitu: (a) defenisi perabot kantor, (b) jenis-

jenis lemari kantor, (c) jenis-jenis meja kantor, (d) jenis-jenis kursi kantor, (e)

standarisasi dan pemilihan perabot kantor.

Gambar 7 - Materi

50
51
52
53
54
f. Video pembelajaran

Video ini menambah pemahaman peserta didik atas materi yang sudah

diberikan, sehingga pemahaman siswa atas materi yang diajarkan lebih matang.

Adapun tampilan video pembelajaran bahan ajar interaktif berbasis moodle

sebagai berikut:

Gambar 8 – Video Pembelajaran

55
g. Evaluasi

Dalam menu imi terdapat soal pilihan berganda yang berfungsi untuk

mengukur sejauh mana siswa telah memahami materi pembelajaran. Didalam menu

evaluasi ini kita akan mengetahui skor perolehan yang didapat. Berikut tampilan

menu evaluasi:

Gambar 9 - Evaluasi

Gambar 10 – Soal Evaluasi

56
Gambar 11 – Tampilan Skor
2) Masuk Sebagai Guru

a. Tampilan awal

Tampilan awal berguna untuk menampilkan username dan password

dimana pengguna masuk ke moodle sebagai guru. Adapun tampilan awal bahan ajar

interaktif berbasis moodle sebagai berikut:

57
Gambar 12 – Tampilan Awal Guru

b. Tampilan Dashbord

Tampilan ini menampilkan kursus yang diambil dan diajar oleh guru.

Adapun tampilan dashboard guru yaitu, sebagai berikut:

Gambar 13 – Dashbord Guru

58
c. Tampilan Nilai

Tampilan ini menampilkan laporan nilai siswa dan daftar nama-nama siswa

yang terdaftar untuk mengikuti kursus yang diajarkan. Adapun tampilan nilai yaitu,

sebagai berikut:

Gambar 14 – Laporan Nilai Siswa

Gambar 15 – Daftar Nama Siswa Yang Terdaftar Di Kursus

59
Untuk menu-menu guru yang lain tampilan nya sama dengan siswa.

perbedaannya jika kita masuk sebagai guru disetiap tampilan kursus yang diambil

oleh guru ada “Hidupkan Mode Ubah” yang artinya guru bisa mengubah,

menambah dan mengganti setiap halaman kursus yang diajarnya. Berikut

tampilannya:

Gambar 16 – Menu Guru


3) Masuk Sebagai Administrator

Administrator bertugas mengatur situs secara umum seperti mengubah

identitas portal, mengatur tampilan situs, membuat user dan mengangkat user,

menentukan user rules, membuat kategori, dan lain sebagainya. Adapun

tampilan apabila masuk sebagai administrator adalah sebagai berikut:

60
Gambar 17 – Tampilan Administrator

Gambar 18 – Moodle SMK PAB 2 Helvetia

61
2. Validasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Bahan ajar interaktif berbasis moodle yang telah dibuat divalidasi oleh ahli

materi dan ahli media dengan menggunakan angket penilaian yang sebelumnya

telah dibuat.

Validasi media dilakukan oleh Dr.Janner Simarmata,ST,M.Kom dan

validasi materi dilakukan oleh Drs.Rusliman. Validasi dilakukan dua kali

pertemuan untuk setiap ahli. Pada pertemuan pertama, ahli media dan ahli materi

memberikan saran atas kekurangan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

kemudian diperbaiki sesuai dengan saran sehingga pada pertemuan kedua bahan

ajar interaktif berbasis moodle sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Jadwal

validasi pertemuan pertama dan kedua dari masing-masing ahli serta saran dan

tindak lanjut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8 - Waktu Pelaksanaan serta Hasil Validasi Para Ahli


Pertemuan Pertemuan Saran
Validator Hasil Pertemuan II
I II Pertemuan I
Ahli Media 04-04-2022 11-04-2022 Konsistenkan Penempatan tombol
penempatan interaktif sudah
tombol interaktif, konsisten, Gambar
efisiensikan dan teks sudah
gambar dan teks diperbaiki
Ahli Materi 12-04-2022 16-04-2022 Penggunaan Kejelasan
istilah harus penggunaan istilah
diperjelas sudah diperbaiki

Berikut adalah hasil validasi dari ahli media dan ahli materi setelah

diperbaiki sesuai saran dari masing-masing ahli.

62
a. Validasi Ahli Media

Validasi oleh ahli media meliputi aspek tampilan dan pemograman. Hasil

validasi media bahan ajar interaktif berbasis moodle oleh ahli media ditunjukkan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 9 - Hasil Validasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle oleh Ahli Media
Skor Penilaian
No Aspek Penilaian Kategori
Tiap Aspek
1 Tampilan 90% Sangat Layak
2 Pemograman 86,66% Sangat Layak
Rata-rata keseluruhan skor penilaian 88,33% Sangat Layak

Penilaian bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dilakukan oleh ahli

media terhadap media menghasilkan rata-rata keseluruhan skor penilaian sebesar

88,33% dari skor maksimal 100% dengan kategori sangat layak. Untuk lebih lanjut

dapat dilihat pada lampiran 4.

b. Validasi Ahli Materi

Validasi oleh ahli materi meliputi aspek relevansi Media, bahasa, dan

materi. Hasil validasi materi bahan ajar interaktif berbasis moodle oleh ahli materi

ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 10 - Hasil Validasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle oleh Ahli Materi

Skor Penilaian
No Aspek Penilaian Kategori
Tiap Aspek
1 Relevansi Media 90% Sangat Layak
2 Bahasa 83% Layak
3 Materi 80% Layak
Rata-rata keseluruhan skor penilaian 84,33% Layak

63
Penilaian bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dilakukan oleh ahli

materi menghasilkan rata-rata keseluruhan skor penilaian sebesar 84,33% dari skor

maksimal 100% dengan kategori layak. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada

lampiran 5.

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media dapat disimpulkan bahwa bahan

ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan dinyatakan sangat layak. Sama

halnya hasil validasi oleh ahli materi dapat disimpulkan bahwa materi yang ada

didalam bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan ini dinyatakan

layak. Secara umum kualitas bahan ajar interaktif berbasisi moodle yang

dikembangkan layak digunakan dalam proses pembelajaran yaitu tahap

implementasi.

4.1.4 Tahap Implementasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Setelah bahan ajar interaktif berbasis moodle divalidasi oleh ahli dan sudah

diperbaiki, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan bahan ajar yang telah

dikembangkan. Dalam tahap implementasi ada tiga jenis kegiatan yang dilakukan,

yaitu: uji coba perorangan, uji coba terbatas dan uji kelompok kecil (uji efektivitas).

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tahap implementasi yang dilakukan:

1. Uji coba perorangan

Uji coba perorangan atau sering disebut uji satu-satu dilaksanakan pada

tanggal 20 april 2022 dimana dalam uji coba ini sampel sebanyak 3 orang siswa

dari tingkat kognitif yang berbeda yaitu siswa dengan kemampuan diatas rata-rata,

sedang, dan dibawah rata-rata. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data tentang

64
kualitas bahan ajar interaktif berbasis moodle dilihat dari sudut pandang siswa.

Hasil uji coba perorangan dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 11 – Hasil Uji Perorangan (Uji Satu-satu)


Responden
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Kemudahan dalam memulai moodle 3 3 2
Penggunaan Kemudahan navigasi yang disajikan 4 4 4
Kecepatan peralihan menu 3 4 4
Tampilan awal bahan ajar interaktif
5 5 5
berbasis moodle
Penggunaan jenis huruf 4 5 4
Kombinasi warna 4 4 5
Komunikasi
Kesesuaian ukuran dan warna gambar 5 4 4
Visual
Kualitas audio 4 4 5
Resolusi video pembelajaran yang
4 4 4
disajikan
Penggunaan animasi 5 4 4
Kemudahan memahami materi melalui
4 4 4
bahan ajar
Kejelasan uraian materi 4 5 4
Kemandirian belajar siswa dengan
bantuan bahan ajar interaktif berbasis 5 5 4
Pembelajaran moodle
Kemenarikan dalam pembelajaran
menggunakan bahan ajar interaktif 4 5 5
berbasis moodle
Keinginan melanjutkan belajar melalui
4 4 5
bahan ajar interaktif berbasis moodle
Jumlah Skor Perolehan 62 64 63
Jumlah Skor Ideal 75 75 75
Skor Empiris 82,66% 85,33% 84%
Rata-rata Skor/Kategori 83,99% (Layak)

Hasil penilaian respon siswa sebagai pengguna terhadap bahan ajar

interaktif berbasis moodle pada angket yang telah diisi diperoleh rata-rata

65
keseluruhan skor adalah 83,99% dari skor maksimal 100% dengan kategori layak

dengan saran penggunaan saat memulai moodle dan navigasi yang disajikan agar

lebih dimudahkan.

2. Uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilaksanakan setelah dilakukan perbaikan berdasarkan

hasil uji perorangan yaitu saran dari pengguna mengenai kemudahan dalam

memulai moodle dan navigasi yang disajikan. Uji coba ini dilaksanakan pada

tanggal 27 april 2022 dengan sampel sebanyak 12 orang siswa dari tingkat kognitif

yang berbeda yaitu siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, sedang, dan dibawah

rata-rata. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan ajar interaktif berbasis

moodle yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa dari kognitif yang

berbeda-beda serta mendapatkan data tentang kualitas bahan ajar interaktif berbasis

moodle dilihat dari sudut pandang siswa setelah dilakukan perbaikan. Hasil uji coba

perorangan dapat dilihat pada table berikut:

66
Tabel 12 – Hasil Uji Terbatas
Responden
Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kemudahan dalam memulai
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3
moodle
Kemudahan navigasi yang
4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4
disajikan
Kecepatan peralihan menu 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 5 4
Tampilan awal bahan ajar
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5
interaktif berbasis moodle
Penggunaan jenis huruf 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4

Kombinasi warna 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5
Kesesuaian ukuran dan warna
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
gambar
Kualitas audio 5 5 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5
Resolusi video pembelajaran yang
4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4
disajikan
Penggunaan animasi 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4
Kemudahan memahami materi
4 4 4 3 4 5 5 4 5 3 4 5
melalui bahan ajar
Kejelasan uraian materi 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
Kemandirian belajar siswa dengan
bantuan bahan ajar interaktif 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
berbasis moodle
Kemenarikan dalam pembelajaran
menggunakan bahan ajar interaktif 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4
berbasis moodle
Keinginan melanjutkan belajar
melalui bahan ajar interaktif 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5
berbasis moodle
Jumlah Skor Perolehan 65 64 63 64 64 65 63 64 65 62 65 65

Jumlah Skor Ideal 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

Skor Empiris (%) 86,66 85,33 84 85,33 85,33 86,66 84 85,33 86,66 82,66 86,66 86,66

Rata-rata Skor; Kategori 85,44% (Layak)

Hasil penilaian respon siswa sebagai pengguna terhadap bahan ajar

interaktif berbasis moodle pada angket yang telah diisi diperoleh rata-rata

67
keseluruhan skor adalah 85,44% dari skor maksimal 100% dengan kategori layak

sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Uji efektivitas

Uji efektivitas adalah uji coba yang dilakukan untuk melihat keefektifan dari

bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan. Uji ini dilakukan sesuai

dengan RPP yang ada dilampiran 2. Untuk melihat keefektifan bahan ajar interaktif

berbasis moodle adalah dengan memberikan pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen.

Uji coba ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan pada kelas eksperimen yang

tertera pada table 4.5 dan proses pelaksanaan kegiatannya dapat dilihat pada

lampiran 10 dan 11.

Tabel 13 – Waktu Pelaksanaan Uji Coba di SMK PAB 2 Helvetia


Kelas Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Eksperimen 18-05-2022 21-05-2022 23-05-2022
*Setiap pertemuan adalah 2 jp (2 x 45 Menit)

Hasil pre-test dan post-test diolah menggunakan aplikasi SPSS Versi 26

dengan menggunakan uji normalitas gain (N-Gain) untuk mengetahui penggunaan

bahan ajar interaktif berbasis moodle tersebut efektif atau tidak. Hasil uji efektivitas

dapat dilihat pada tabel berikut:

68
Tabel 14 – Hasil Uji Efektivitas (N-Gain)
Kelas Eksperimen
Nomor Nilai
N-Gain Kriteria
Urut Pre-test Post-tes
1 20 86 0.83 Tinggi
2 7 72 0.7 Sedang
3 13 86 0.84 Tinggi
4 7 72 0.7 Sedang
5 13 72 0.68 Sedang
6 20 86 0.83 Tinggi
7 0 79 0.79 Tinggi
8 26 92 0.89 Tinggi
9 7 79 0.77 Tinggi
10 13 86 0.84 Sedang
11 13 79 0.76 Tinggi
12 7 72 0.7 Sedang
13 0 72 0.72 Tinggi
14 7 86 0.85 Tinggi
15 13 79 0.76 Tinggi
16 20 72 0.65 Sedang
17 7 66 0.63 Sedang
18 7 72 0.7 Sedang
19 13 86 0.84 Tinggi
20 13 92 0.91 Tinggi
21 0 66 0.66 Sedang
22 7 79 0.77 Tinggi
23 13 72 0.68 Sedang
24 20 86 0.83 Tinggi
25 7 72 0.7 Sedang
26 0 72 0.72 Tinggi
27 0 86 0.86 Tinggi
28 7 92 0.91 Tinggi
29 13 72 0.68 Sedang
30 20 100 1 Tinggi

Rata-Rata 10,43 79,43 0,77


Nilai Minimum 0 66 0,66 Tinggi
Nilai Maksimum 26 100 1

69
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil rata-rata N-gain pada

kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan bahan ajar interaktif berbasis

moodle hasil rata-rata N-gain adalah 0,77 kategori tinggi apabila ditafsirkan dalam

kategori efektivitas N-gain maka kelas eksperimen dalam kategori efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil uji N-gain pada kelas yang menggunakan bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang dikembangkan yaitu 0,77 kategori tinggi yang artinya bahan

ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan terbukti efektif untuk

diterapkan pada materi perabot kantor pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola

sarana dan prasarana kelas XI-OTKP SMK PAB 2 Helvetia.

4.1.5 Tahap Evaluasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Setelah melewati proses dari tahapan-tahapan sebelumnya, pengembangan

bahan ajar interaktif berbasis moodle mendapat beberapa perbaikan berdasarkan

hasil penilaian ahli media, ahli materi dan respon siswa sebagai pengguna. Hasil

perbaikan sesuai saran yang diberikan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 15 – Saran dan Tindak Lanjut


No. Saran Tindak Lanjut
Penempatan tombol interaktif harus Penempatan tombol interaktif sudah
1.
konsisten konsisten
2. Efisienkan gambar dan teks Gambar dan teks sudah diperbaiki
3. Penggunaan istilah harus diperjelas Penggunaan istilah sudah diperjelas
penggunaan saat memulai moodle penggunaan saat memulai moodle dan
4. dan navigasi yang disajikan agar lebih navigasi yang disajikan sudah diperbaiki
dimudahkan

70
4.2 Pembahasan

4.2.1 Kevalidan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

Pengembangan bahan ajar interaktif berbasis moodle menggunakan desain

pengembangan ADDIE dimana ada 5 tahapan yaitu: analisis (analysis), desain

(design), pengembangan (development), implementasi (implementation) dan

evaluasi (evaluation). Pengembangan bahan ajar ini dibuat menggunakan moodle

dan power point. Proses pembuatan dilaksanakan secara bertahap untuk

menghasilkan bahan ajar interaktif yang layak untuk digunakan. Dalam penilaian

ini untuk mengetahui layak tidaknya bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan dianalisis berdasarkan angket validator yang di analisis

menggunakan teknik statistik.

Data kualitatif berupa pernyataan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang,

dan sangat kurang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala 1 sampai 4 dengan

interval skor 0%-100%. Dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar interaktif yang sudah divalidasi layak digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti mengembangkan bahan

ajar interaktif berbasis moodle kemudian diuji kelayakannya.

Pada penelitian pengembangan ini dihasilkan bahan ajar interaktif berbasis

moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI-

OTKP yang telah memenuhi kriteria valid (layak). Kelayakannya diuji oleh satu

orang ahli media dan satu orang ahli materi. Dari hasil analisis penilaian bahan ajar

interaktif berbasis moodle oleh kedua ahli adalah 86,33% dengan kategori produk

71
sangat layak, yang artinya bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan telah memenuhi syarat kelayakan bahan ajar.

4.2.2 Keefektifan Bahan Ajar Interaktif Berbasis

Bahan ajar interaktif berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata

kelola sarana dan prasarana di SMK PAB 2 Helvetia diuji cobakan kepada siswa

karena siswa merupakan sasaran utama bahan ajar interaktif berbasis moodle ini.

Setelah bahan ajar interaktif berbasis moodle ini melalui tahap validasi dari ahli

media, ahli materi dan direvisi sesuai saran yang diberikan, tahap selanjutnya

adalah uji coba perorangan dengan sampel 3 orang siswa dari kognitif yang berbeda

untuk melihat bagaimana kualitas bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan menurut sudut pandang siswa. Masing-masing skor yang diperoleh

adalah 82.66%, 85.33%, dan 84%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa ketiga siswa dari kognitif berbeda sependapat bahwa bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang dikembangkan layak dan bisa digunakan dengan saran dan

perbaikan.

Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan hasil uji coba perorangan maka

tahap selanjutnya adalah uji coba terbatas pada 12 orang dengan kognitif yang

berbeda. Masing-masing skor yang diperoleh adalah 86.66%, 85.33%, 84%,

85.33%, 85,33%, 86.66%, 84%, 85.33%, 86.66%, 82.66%, 86.66%, dan 86.66%.

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua belas siswa dari kognitif

yang berbeda bisa menggunakan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang telah

dikembangkan.

72
Hasil uji N-gain pada kelas yang menggunakan bahan ajar interaktif

berbasis moodle yang dikembangkan yaitu 0,77 kategori tinggi sejalan dengan yang

dikemukakan Richard R.Hake. Artinya bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana kelas XI-OTKP SMK PAB 2

Helvetia.

73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang

telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian pengembangan ini menghasilkan suatu produk bahan ajar interaktif

berbasis moodle pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola sarana dan

prasarana materi perabot kantor. Dalam proses pengembangan bahan ajar

interaktif berbasis moodle dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu Analyze

(Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implement

(Pelaksanaan) and Evaluation (Evaluasi).

2. Produk yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli materi dan ahli

media. Hasil validasi dari ahli media setelah melakukan revisi diperoleh

persentase seluruh aspek sebesar 88,33% yang termasuk dalam kategori

“Sangat Layak” digunakan sebagai bahan ajar. Sedangkan hasil validasi ahli

materi setelah revisi diperoleh persentase seluruh aspek sebesar 84,33% yang

termasuk dalam kategori “Layak” digunakan sebagai bahan ajar.

3. Produk yang dinyatakan layak oleh validator diuji cobakan kepada pengguna.

Hasil uji coba perorangan adalah 83,99% dan hasil uji coba terbatas adalah

85,44% yang artinya bahan ajar interaktif berbasis moodle yang dikembangkan

layak dan dapat digunakan oleh siswa dari kognitif yang berbeda-beda.

4. Implementasi produk dilakukan di kelas XI OTKP-3, hasil uji N-gain pada

kelas yang menggunakan bahan ajar interaktif berbasis moodle yang

dikembangkan yaitu 0,77 kategori tinggi. Artinya bahan ajar interaktif berbasis

74
moodle yang dikembangkan terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka

saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Sekolah diharapkan dapat menggunakan moodle sebagai e-learning untuk

membantu proses pembelajaran untuk semua peserta didik.

2. Guru diharapkan menambah isi materi pada bahan ajar interaktif berbasis

moodle agar memuat lebih banyak kompetensi dasar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi tata kelola

sarana dan prasarana.

3. Siswa diharapkan dapat menggunakan bahan ajar interaktif berbasis moodle

secara mandiri di rumah maupun di sekolah.

75
DAFTAR PUSTAKA

A.Pribadi, B. (2014). Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis


Kompetensi Implementasi Model ADDIE. Kencana Prenada Media Group.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. raja grafindo persada.

Ayu, D. P., & Amelia, R. (2020). Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis e-


learning di era digital. Proceedings, 1(2), 56–61.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7145

Edhy, sutanta. (2010). Konsep dan Implementasi E-learning. IST Akprind.

Fitrilia, I., & Rohani, T. (2021). Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Di
Masa Pandemi Covid 19 Dengan Media Pembelajaran Kinemaster Di SMP
Negeri 8 Pagar Alam. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(2), 793–797.
https://doi.org/10.22437/jssh.v5i2.15786

Hartanto, wiwin. (2016). Pengggunaan elearning sebagai media pembelajaran.


Pendidikan Ekonomi, 131–145.

Inggriyani, F., Fazriyah, N., & Purbasari, A. (2019). Penggunaan E-learning


Berbasis Moodle bagi KKG Sekolah Dasar di Kecamatan Lengkong Kota
Bandung. Jurnal SOLMA, 8(2), 268.
https://doi.org/10.29405/solma.v8i2.3695

Karwati, E. (2014). Pengaruh Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Terhadap


Mutu Belajar Mahasiswa the Influence of E-Learning Based on Information
Technology Toward Students Quality of Learning. 530, 41–54.

Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Ayu Amalia, D., & Muhammadiyah
Tangerang, U. (2020). Analisis Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial, 2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Pt.Remaja Rosdakarya.

Muhammad Rusli, D. H., & Supuwiningsih, N. N. (2020). Memahami E-Learning:


Konsep, Teknologi, dan Arah Perkembangan. In Andi. Andi.

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi. Alfabeta.

Nafidah, R. (2021). Pengembangan bahan ajar digital interaktif berbantuan adobe


flash pada mata pelajaran korespondensi kelas x otkp di smk ypm 3 Taman.
Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(1), 39–50.

76
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/8764

Natasia, C., & Puspitasari, D. (2020). Pemanfaatan media e-learning moodle untuk
menunjang pembelajaran mahasiswa di fakultas manajemen dan bisnis
universitas ciputra. Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(1), 169–179.
Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(1), 169–179.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/viewFile/8238

Panjaitan, R. (2021). Efisiensi Pemanfaatan Media E Learning Di Masa Pandemi


Covid -19 Pada Pendidikan Agama Kristen Di Sma Negeri 2 Tanjung Selor.
EDUTECH : Jurnal Inovasi Pendidikan Berbantuan Teknologi, 1(2), 103–
110. https://doi.org/10.51878/edutech.v1i2.429

Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Kencana.

Prastowo, Andi. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka pelajar.

Rizal, S., & Walidain, B. (2019). Pembuatan Media Pembelajaran E-Learning


Berbasis Moodle Pada Matakuliah Pengantar Aplikasi Komputer Universitas
Serambi Mekkah. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan
Dan Pengajaran, 19(2), 178. https://doi.org/10.22373/jid.v19i2.5032

Rusman. (2018). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers.

S.Prakoso, K. (2006). Membangun E-Learning dengan Moodle. ANDI.

Setiawan, wawan. (2006). Pembelajaran Berbasis ICT:Model E-learning


menggunakan opensource Moodle. UPI Press.

Sholihah, W., & Mardiyono, A. (2020). Mengelola Kelas Online Dengan Moodle.
CV BUDI UTAMA.

Sugiyono. (2015). Metode Peneltian Kuanitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Suliani, M., & Ahmad, A. M. (2021). Faktor yang Mempengaruhi Hasil


Pembelajaran Jarak Jauh di MTs Negeri 6 HSS di Masa Pandemik Covid-19.
SJME (Supremum Journal of Mathematics Education), 5(2), 179–188.
https://doi.org/10.35706/sjme.v5i2.5155

Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

Suprijono, A. (2015). Teori dan aplikasi PAIKEM. Pustaka pelajar.

77
Sutrisno, V. L. P., & Siswanto, B. T. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif Smk Di
Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(1), 111.
https://doi.org/10.21831/jpv.v6i1.8118

Turrahma, A., Satyariza, E. N., & Ibrahim, A. (2018). Pemanfaatan E-Learning


Berbasis Lcms Moodle Dalam Peningkatan Efisiensi Dan Efektivitas Serta
Kualitas Media Pembelajaran Siswa Di Man Sakatiga. Jurnal Nasional
Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI), 6(3), 327.
https://doi.org/10.23887/janapati.v6i3.12672

78
Lampiran 1 – Lembar Instrumen Untuk Ahli Media
Lembar Instrumen Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle
(Untuk Ahli Media)
Nama :

Profesi :

Petunjuk :

1. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi bahan ajar interaktif berbasis


moodle

2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang dianggap sesuai

3. Penilaian menggunakan skala 1-5 dengan perincian sebagai berikut :

a. 5 adalah sangat baik

b. 4 adalah baik

c. 3 adalah cukup

d. 2 adalah kurang

e. 1 adalah sangat kurang

4. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya

A. Tampilan
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

1. Ketepatan pemilihan dan komposisi warna

2. Konsistensi penempatan button

3. Kualitas tampilan gambar

4. Sajian animasi

5. Tampilan layar

6. Warna background dengan teks

79
B. Pemograman
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

7. Kejelasan Navigasi

8. Konsistensi penggunaan tombol

9. Kemudahan penggunaan

10. Efisiensi teks dan gambar

11. Kecepatan program

12. Kemenarikan media

13. Pengaturan animasi

14. Penggunaan link untuk video pembelajaran

15. Penggunaan link untuk kelas online

Tanggapan dan Saran :

Medan, April 2022

Ahli Media

80
Lampiran 2 – Lembar Instrumen Untuk Ahli Materi
Lembar Instrumen Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle
(Untuk Ahli Materi)
Nama :

Profesi :

Petunjuk :

1. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi bahan ajar interaktif berbasis


moodle

2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang dianggap sesuai

3. Penilaian menggunakan skala 1-5 dengan perincian sebagai berikut :

a. 5 adalah sangat baik

b. 4 adalah baik

c. 3 adalah cukup

d. 2 adalah kurang

e. 1 adalah sangat kurang

4. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya

A. Relevansi Media
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1
Kesesuaian materi dengan kurikulum dan
1.
kompetensi dasar
2. Kejelasan uraian materi

3. Sistematika penyajian materi

4. Kecukupan pemberian latihan

81
B. Bahasa
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

5. Kejelasan dalam memberikan informasi

6. Kejelasan penggunaan istilah

7. Keterbacaan

8. Ketepatan struktur kalimat


Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir
9.
siswa
Kemudahan memahami materi melalui
10.
penggunaan bahasa

C. Materi
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

11. Kejelasan penyajian materi

12. Kebenaran materi

13. Kesesuaian contoh dengan materi

14. Kesesuaian video pembelajaran dengan materi

15. Kesesuaian gambar dengan materi


Tanggapan dan Saran :

Medan, April 2022

Ahli Materi

82
Lampiran 3 – Lembar Instrumen Untuk Pengguna
Lembar Instrumen Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle
(Untuk Pengguna)
Nama :

Profesi :

Petunjuk :
1. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi moodle

2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang dianggap sesuai

3. Penilaian menggunakan skala 1-5 dengan perincian sebagai berikut :

a. 5 adalah sangat baik

b. 4 adalah baik

c. 3 adalah cukup

d. 2 adalah kurang

e. 1 adalah sangat kurang

4. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya

A. Penggunaan
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

1. Kemudahan dalam memulai moodle

2. Kemudahan navigasi yang disajikan

3. Kecepatan peralihan menu

83
B. Tampilan
Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1

4. Tampilan awal moodle

5. Penggunaan jenis huruf

6. Kombinasi warna pada moodle

7. Kesesuaian ukuran dan warna gambar

8. Kualitas audio

9. Resolusi video pembelajaran yang disajikan

10. Penggunaan animasi

C. Penyajian Materi dan Manfaat


Opsi Penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1
Kemudahan memahami materi melalui bahan
11.
ajar interaktif berbasis moodle
12. Keterbacaan materi dalam bahan ajar
Kemandirian belajar siswa dengan bantuan
13.
bahan ajar interaktif berbasis moodle
Kemenarikan pembelajaran menggunakan
14.
bahan ajar interaktif berbasis moodle
Keinginan melanjutkan belajar melalui bahan
15.
ajar interaktif berbasis moodle

Tanggapan dan Saran :

Medan, 2022
Pengguna

(.................................)

84
Lampiran 4 – Hasil Validasi Ahli Media

85
86
Lampiran 5 – Surat Keterangan Validasi Media

87
Lampiran 6 – Hasil Validasi Oleh Ahli Materi

88
89
Lampiran 7 – Surat Keterangan Validasi Materi

90
Lampiran 8 – Hasil Uji Coba Perorangan (Uji satu-satu)

Responden
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Kemudahan dalam memulai moodle 3 3 2
Penggunaan Kemudahan navigasi yang disajikan 4 4 4
Kecepatan peralihan menu 3 4 4
Tampilan awal bahan ajar interaktif
5 5 5
berbasis moodle
Penggunaan jenis huruf 4 5 4
Kombinasi warna 4 4 5
Komunikasi
Kesesuaian ukuran dan warna gambar 5 4 4
Visual
Kualitas audio 4 4 5
Resolusi video pembelajaran yang
4 4 4
disajikan
Penggunaan animasi 5 4 4
Kemudahan memahami materi melalui
4 4 4
bahan ajar
Kejelasan uraian materi 4 5 4
Kemandirian belajar siswa dengan
bantuan bahan ajar interaktif berbasis 5 5 4
Pembelajaran moodle
Kemenarikan dalam pembelajaran
menggunakan bahan ajar interaktif 4 5 5
berbasis moodle
Keinginan melanjutkan belajar melalui
4 4 5
bahan ajar interaktif berbasis moodle
Jumlah Skor Perolehan 62 64 63
Jumlah Skor Ideal 75 75 75
Skor Empiris 82,66% 85,33% 84%
Rata-rata Skor/Kategori 83,99% (Layak)

91
Lampiran 9 – Hasil Uji Coba Terbatas

Responden
Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kemudahan dalam memulai
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3
moodle
Kemudahan navigasi yang
4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4
disajikan
Kecepatan peralihan menu 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 5 4
Tampilan awal bahan ajar
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5
interaktif berbasis moodle
Penggunaan jenis huruf 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4

Kombinasi warna 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5
Kesesuaian ukuran dan warna
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
gambar
Kualitas audio 5 5 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5
Resolusi video pembelajaran yang
4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4
disajikan
Penggunaan animasi 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4
Kemudahan memahami materi
4 4 4 3 4 5 5 4 5 3 4 5
melalui bahan ajar
Kejelasan uraian materi 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
Kemandirian belajar siswa dengan
bantuan bahan ajar interaktif 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
berbasis moodle
Kemenarikan dalam pembelajaran
menggunakan bahan ajar interaktif 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4
berbasis moodle
Keinginan melanjutkan belajar
melalui bahan ajar interaktif 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5
berbasis moodle
Jumlah Skor Perolehan 65 64 63 64 64 65 63 64 65 62 65 65

Jumlah Skor Ideal 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

Skor Empiris (%) 86,66 85,33 84 85,33 85,33 86,66 84 85,33 86,66 82,66 86,66 86,66

Rata-rata Skor; Kategori 85,44% (Layak)

92
Lampiran 10 – RPP Kelas Eksperimen

93
Lampiran 11 – Soal Pre-Test dan Post-Test
Nama Siswa :
Kelas :
Nomor Induk :
1. Sarana prasarana yang menunjang kegiatan administrasi dalam suatu kantor
seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya disebut…..
a. Mesin Kantor
b. Peralatan Kantor
c. Perabot Kantor
d. ATK Kantor
e. Perlengkapan Kantor
2. Perabot kantor dapat digunakan berulang-ulang dalam jangka waktu
panjang. Peralatan tersebut biasanya terbuat dari bahan……
a. Besi, kayu dan plastisin
b. Kaca, besi dan batu
c. Plastisin, plastik dan kayu
d. Besi, Kayu dan plastik
e. Kayu, kaca dan plastisin
3. Berikut merupakan jenis-jenis perabot kantor, kecuali…..
a. Lemari
b. Komputer
c. Meja
d. Kursi
e. Loker
4. Lemari yang memiliki ukuran besarnya antara 0,5 m3 sampai 1 m3 dan
digunakan untuk menyimpan warkat yang belum diolah atau belum di file
disebut lemari…..
a. Lemari bak
b. Lemari warkat
c. Lemari laci arsip beroda

94
d. Lemari brankas (cashbox)
e. Lemari pendek
5. Jenis meja yang dipakai untuk menerima tamu dan dijadikan tempat
memberi informasi yang berhubungan dengan organisasi maupun
perusahaan merupakan…..
a. Meja direksi
b. Meja staff
c. Meja samping
d. Meja resepsionis
e. Meja rapat
6. Perhatikan gambar dibawah ini, sebutan lain untuk meja ini disebut…..

a. Meja rapat
b. Meja direksi
c. Meja return
d. Meja resepsionis
e. Meja staff
7. Kabinet besar yang memiliki dua pintu dengan rak dan berguna untuk
menyimpan peralatan kantor dan berbagai keperluan sehari-hari di kantor
disebut….
a. Kabinet peraga
b. Kabinet alat tulis
c. Filling cabinet
d. Kabinet umum
e. Kabinet rotary
8. Perabot kantor yang berbentuk seperti filling cabinet. Akan tetapi, cara
penyimpanan arsip dilakukan secara berputar disebut…….
a. Loker
b. Rotary Filling System
c. Kabinet bundar
d. Panel kantor

95
e. Meja samping
9. Gambar dibawah ini merupakan jenis kursi yang memiliki desain dan
bentuk tersendiri yang sering dipakai oleh…..

a. Pimpinan
b. Manajer
c. Sekretaris
d. Staff
e. Tamu

10. Salah satu perabot kantor yang berwujud sejenis pembatas dan memiliki
kaki yang digunakan untuk menyekat berbagai ruang kerja disebut….
a. Panel
b. Sekat
c. Loker
d. Cabinet
e. Laci-laci kartu
11. Proses penentuan standar-standar atas kesatuan ukuran dalam pemakaian
perabotan perkantoran disebut….
a. Standarisasi perabot kantor
b. Pemilihan perabot kantor
c. Pengklasifikasian jenis-jenis perabot kantor
d. Pengertian perabot kantor
12. Berikut beberapa aktivitas standardisasi perabotan kantor, kecuali….
a. Menggunakan sekelompok pegawai yang dpat memakai perabot dengan
baik.
b. Pelatihan operator menjadi lebih mudah.
c. Menyederhanakan peralatan dan memilih perabot yang tidak
ketinggalan zaman serta memiliki nilai jual peralatan yang lebih tinggi.

96
d. Memperoleh harga yang lebih murah namun berkualitas dengan
membeli dalam jumlah yang banyak.
e. Meningkatkan biaya pemeliharaan karena menggunakan beberapa
merek perabot yang sama.
13. Perabot kantor yang baik harus dapat memberi pengaruh positif terhadap
kinerja pegawai. Pengaruh tersebut adalah……
a. Dapat menambah kesehatan dan efisiensi para pegawai
b. Tidak menghemat gerak pegawai
c. Kurang membantu pengawasan pegawai
d. Dapat menambah beban kerja dari pegawai
e. Tidak perlu melakukan perawatan perabot kantor
14. Ketika hendak membeli perabot kantor ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan. Faktor tersebut adalah sebagai berikut, kecuali…..
a. Harus dapat menghemat ruang lantai
b. Tinggi meja terhadap kursinya haruslah sepadan
c. Tidak terlalu berat, sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan
d. Harus terdapat ruangan yang cukup dibawah meja untuk dapat
dibersihkan, hal ini terkait dengan masalah kesehatan.
e. Tidak perlu memperhhatikan keawetan perabot kantor yang penting
bagus dilihat
15. Berikut hal-hal yang diperlukan dalam pemilihan perabotan kantor berupa
meja, kursi dan almari, kecuali…..
a. Multifungsi
b. Ukuran yang tepat
c. Penampilan
d. Kekuatan dan daya tahan
e. Keunikan

97
Lampiran 12 – Hasil Pre-Test dan Post-Test

Nama Siswa No Urut


Pre Post
Siswa
Adinda Saqina Harahap 1 20 86
Alifviya Sari 2 7 72
Amelia Ananda 3 13 86
Anggun 4 7 72
Citra Wulandari 5 13 72
Dewi Rahma Dani 6 20 86
Dewi Triska 7 0 79
Duwi Syahara 8 26 92
Elsa Fadilah 9 7 79
Luri 10 13 86
Nabila 11 13 79
Nabila Mahrani 12 7 72
Nabilah Aulia Putri 13 0 72
Nanda 14 7 86
Nay Leska Pratiwi 15 13 79
Nella Ramadhani 16 20 72
Nia Ramadhani 17 7 66
Nurul Adelia 18 7 72
Putri Oktavia Rahmadani 19 13 86
Rahma Syahfitri 20 13 92
Rara Aulia 21 0 66
Riri Anggraini 22 7 79
Ropikoh 23 13 72
Sabila 24 20 86
Sheila Aulia Sakinah 25 7 72
Sherly Surya Putri 26 0 72
Siti Aminah Delimunthe 27 0 86
Sri Mawarni 28 7 92
Sundari Ramadani 29 13 72
Syifa Nabila 30 20 100
Rata-rata 10,43 79,43

98
Lampiran 13 – Hasil Uji EFektivitas (N-Gain)

Kelas Eksperimen
Nilai
Nomor Urut N-Gain Kriteria
Pre-test Post-tes
1 20 86 0.83 Tinggi
2 7 72 0.7 Sedang
3 13 86 0.84 Tinggi
4 7 72 0.7 Sedang
5 13 72 0.68 Sedang
6 20 86 0.83 Tinggi
7 0 79 0.79 Tinggi
8 26 92 0.89 Tinggi
9 7 79 0.77 Tinggi
10 13 86 0.84 Sedang
11 13 79 0.76 Tinggi
12 7 72 0.7 Sedang
13 0 72 0.72 Tinggi
14 7 86 0.85 Tinggi
15 13 79 0.76 Tinggi
16 20 72 0.65 Sedang
17 7 66 0.63 Sedang
18 7 72 0.7 Sedang
19 13 86 0.84 Tinggi
20 13 92 0.91 Tinggi
21 0 66 0.66 Sedang
22 7 79 0.77 Tinggi
23 13 72 0.68 Sedang
24 20 86 0.83 Tinggi
25 7 72 0.7 Sedang
26 0 72 0.72 Tinggi
27 0 86 0.86 Tinggi
28 7 92 0.91 Tinggi
29 13 72 0.68 Sedang
30 20 100 1 Tinggi

Rata-Rata 10,43 79,43 0,77


Nilai Minimum 0 66 0,66 Tinggi
Nilai Maksimum 26 100 1

99
Lampiran 14 – Dokumentasi
Validasi Media oleh ahli media Bapak Dr.Janner Simarmata,S.T.M.Kom

Validasi Materi oleh ahli materi Bapak Drs.Rusliman

100
Uji Coba Perorangan (uji satu-satu) dengan 3 orang siswa

Uji Coba Terbatas dengan 12 orang siswa

101
Kelas Eksperimen
Proses Belajar dan Mengajar dengan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Moodle

102
103

Anda mungkin juga menyukai