Oleh :
David Manurung
(5182131009)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Dampak Globalisasi Terhadap
Pendidikan dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
Karya Tulis Ilmiah. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata
kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga
diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi
mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas
akademika yang lain.
2. Bagi Pembaca
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian minat
2. Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada
umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman.
Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola
respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan
bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap
baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah
suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon
terhadap sesuatu situasi.
Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu
siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat
mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik
terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan
berkurangnya minat belajar pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975)
menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada
siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang
bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu,
kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980)
berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan
pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua
kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan
selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau
pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat
diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik
atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan
yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni
rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar
atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu
akan tumbuh.
a) Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang
menjadi sebab.
b) Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik
sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
c) Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
d) Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku
tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di
kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
e) Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan
belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan
pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
f) Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak,
atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut
dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
g) Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa
banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan
minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita
lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga
siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda
memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal
menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan
pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada
keberhasilan belajar siswa.
PEMBAHASAN
a. Komersialisasi Pendidikan
c. Ketergantungan
Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap
menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu
saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih
dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan
peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu
tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan
tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan
tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam
pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari
pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga
memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat
kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan
nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena
mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar
kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini,
kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi,
maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa
kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran