PENDAHULUAN
Salah satu layanan transportasi yang sudah menjadi ojek online adalah
Grab, grab yang merupakan penyedia jasa layanan transportasi yang hadir di
Indonesia pada tahun 2012 menyediakan Grab Car dan Grab Bike. Grab
mengalami perkembangan yang sangat baik hal ini terbukti dengan meningkatnya
unduhan aplikasi grab tersebut. Dengan adanya perkembangan bisnis transportasi
berbasis online tersebut, maka pelaku bisnis khususnya pebisnis muslim wajib
mengetahui dan memahami konsep bisnis berbasis syariah, sehingga dapat
meningkatkan keimanan dan menyadari bahwa Islam mengakomodir kegiatan
bisnis online tersebut, dengan adanya hal itulah maka perlu kiranya pembahasan
layanan ojek online ini dikaji dengan bisnis.
LANDASAN TEORI
2.1. Grab
Grab didirikan oleh Anthony Tan dan Hooi Ling Tan yang
merupakan warga negara Malaysia, mereka melihat adanya dampak negatif
dari tidak efisiennya sistem transportasi yang ada pada saat itu. Merekapun
memiliki ide untuk membuat aplikasi pemesanan transportasi, khususnya
taksi, yang kemudian menobatkan mereka sebagai finalis dalam Kontes
Harvard Business School’s 2011 Business Plan. Grab merupakan aplikasi
layanan transportasi terpopuler di Asia Tenggara yang kini telah berada di
Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam,
menghubungkan lebih dari 10 juta penumpang dan 185.000 pengemudi di
seluruh wilayah Asia Tenggara.
BAB III
METODOLOGI PENELETIAN
Perusahaan adalah suatu unit usaha yang mengubah sumber daya dan
faktorfaktor ekonomi menjadi barang jadi atau barang setengah jadi / jasa dengan
tujuan menghasilkan keuntungan dan tujuan lainnya yang bermanfaat (Najmudin,
2011). Dalam istilah syariah islam, tujuan tersebut adalah falah, yakni
kesejahteraan di dunia dan kebahagian di akhirat yang di rahmati oleh Allah.
Dalam upaya untuk mencapain falah (tujuan), Grab sebagai penyedia transportasi
online menyediakan jasa transportasi berupa Grab Bike(sepeda motor) dan Grab
Car (mobil), keduanya bisa di pesan sesuai dengan kebutuhan. Bagi yang
melakukan perjalanan bersama lebih dari 2 orang bisa melakukannya dengan
memesan Grab Car. Tetapi bagi konsumen yang sedang melakukan perjalanan
sendiri cukup pesan Grab Bike.
Sistem pembayaran tarif atau upah balas jasa yang berlaku pada semua
layanan ojol tersebut adalah menggunakan pola non-tunai (prabayar) yang dibayar
melalui pembayaran transfer atau sejenisnya, dan pola pembayaran tunai
(pascabayar) yaitu penumpang melakukan pembayaran upah jasa ojol setelah tiba
di tempat tujuan. Dalam Islam “upah” disebut Ijarah, sebagaimana pendapat
Hendi Suhendi (2016) bahwa Ijarah adalah menukar sesuatu baik berupa jasa
tenaga manusia, benda ataupun yang lain dengan ada imbalannya.Di samping
adanya kegiatan transaksi antara driver ojol Grab dengan konsumen, juga terdapat
traknsaksi antara Grab sebagai pemilik dan pengelola perusahaan dengan driver
Grab sebagai mitra perusahaan. Di dalamnya terdapat akad (‘aqad) yang keduanya
sama-sama mendapatkan keuntungan atau manfaat. Dan feedback dari kemitraan
yang terjalin dari kedua belah bihak tersebut adalah berupa pendapatan, komisi
dan insentif. Setiap kegiatan memiliki analisis kekuatan dan kelemahan, peluang
dan hambatan (ancaman) yang biasa disebut dengan istilah analisis SWOT.
Adapun hambatan yang seringkali terjadi adalah order fiktif, order fiktif
merupakan pesanan yang dilakukan oleh orang atau oknum yang dilakukan
dengan sengaja untuk mempermainkan driver dengan menunjukkan alamat palsu.
Order fiktif ini sering terjadi pada pelayanan GrabFood dan GrabExpress, karena
kedua model layanan ini sangat mudah untuk dikelabuhi. Di sisi lain, sistem dari
aplikasi dan aturan yang berlaku dalam pelayanan Grab masih bisa diselewengkan
oleh pihak mitra atau driver itu sendiri dengan tujuan mendapatkan insentif yang
telah ditentukan dari perusahaan Grab.
Order Fiktif, yang menjadi salah satu hambatan dalam pelayanan yang
diberikan oleh piha Grab telah mendapatkan penganan sebagai solusi dari
pihakperusahaan. Solusi yang diberikan oleh pihak perusahaan Grab adalah driver
yangmengalami kejaidian order atau oerderan fiktif berupa pesanan makanan
layananGrabFood maka harus mengikut langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pihak driver harus memastikan pada aplikasi bahwa telah tiba di lokasi
konsumen pemesan GrabFood.
b. Langkah kedua, pihak driver harus mengantarkan dan memberikan pesanan
“gagal” kepada panti asuhan.
c. Mengambil foto dokumentasi penyerahan barang pesanan kepada pihak panti
asuhan.
d. Mengirim foto dokumentasi dan slip bukti pembelian pesanan yang dilakukan
oleh pihak driver ojol kepada perusahaan Grab.
e. Pada hari ketiga berikutnya akan ditransfer sejumlah uang sesuai dengan
nominal harga pesanan makanan yang dilkukan oleh oknum order fiktif.
KESIMPULAN