Anda di halaman 1dari 335

PENGARUH PENDEKATAN SCIENCE, TECHNOLOGY,

ENGINEERING AND MATHEMATICS (STEM) TERHADAP


KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MATERI FLUIDA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :
MOHAMAD RIZKI NAILUL A
NIM : 1113016300048

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK

Mohamad Rizki Nailul A, 1113016300048. “Pengaruh Pendekatan STEM


(Science, Technology, Engineering, and Mathematics) terhadap Kemampuan
Kognitif Siswa pada Materi Fluida”. Skripsi Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan kognitif siswa pada
materi fluida yang disebabkan karena kegiatan pembelajaran masih berpusat pada
guru sehingga kurang menstimulus untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
STEM terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi fluida. Penelitian
dilaksanakan di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat pada bulan februari sampai
Maret 2020. Sampel diambil secara purposive sampling yang terdiri dari kelas X-
2 Keperawatan (kelas eksperimen) dan kelas X-1 Analis (kelas Kontrol). Jumlah
siswa kedua kelas sama yaitu 23 siswa, total sampel 46 siswa. Jenis penelitian
yang digunakan adalah quasi experiment sedangkan nonequivalent control group
design digunakan sebagai desain penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian yaitu tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal berdasarkan Taksonomi
Bloom, kemudian jawaban siswa dianalisis menggunakan uji parametrik. Adapun
uji statisitik yang digunakan adalah uji-T. Hasil pengujian hipotesis dengan
paired samples t test pada α = 0,05 diperoleh nilai symp. Sig. (2-tailed) sebesar
7x10-14 kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan demikian, pendekatan STEM berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen
meningkat lebih tinggi (N-gain 0,81 (Tinggi)), dibandingkan dengan kelas kontrol
(N-gain 0,59 (sedang)).

Kata kunci: Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and


Mathematics), Kemampuan Kognitif, Fluida

iv
ABSTRACT

Mohamad Rizki Nailul A, 1113016300048. "The Effect of the STEM (Science,


Technology, Engineering, and Mathematics) Approach on Students' Cognitive
Ability in Fluid Materials". Thesis of Tadris Physics Study Program Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training at Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2020.

This research is motivated by the low cognitive abilities of students on fluid


material caused by learning activities that are still teacher-centered so that it is
less stimulating to improve students' cognitive abilities. This study aims to
determine the effect of applying the STEM approach to students' cognitive
abilities on fluid material. The study was conducted at SMK Nusantara 02 Ciputat
Health in February to March 2020. Samples were taken by purposive sampling
consisting of Nursing class X-2 (experimental class) and Analyst X-1 class
(Control class). The number of students in both classes is the same, 23 students, a
total sample of 46 students. This type of research is a quasi experiment while the
nonequivalent control group design is used as a research design. The instrument
used in the study was 25 multiple choice tests based on Bloom's Taxonomy, then
the students' answers were analyzed using the parametric test. The static test used
is the T-test. The results of hypothesis testing with paired samples t test at α =
0.05 obtained symp values. Sig. (2-tailed) of 7x10-14 the conclusion obtained is
that H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that there are differences in the
average cognitive abilities of students in the experimental class and the control
class. Thus, the STEM approach affects the cognitive abilities of students. The
cognitive abilities of students in the experimental class increased higher (N-gain
0.81 (High)), compared to the control class (N-gain 0.59 (moderate)).

Keywords: STEM approach (Science, Technology, Engineering, and


Mathematics), Cognitive Ability, Fluid

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM)
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa dalam Materi Fluida”. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswi
pendidikan fisika.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
6. Bahrozih, SE., MM. selaku Kepala SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat
yang telah memberikan izin melakukan penelitian di SMK tersebut.

vi
7. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi SMK Nusantara 02 Kesehatan
Ciputat, khususnya kelas X-1 Analis dan X-2 Keperawatan tahun ajaran
2019/2020.
8. Keluarga tercinta, Alm Bapak Hepi, Ibu Mubasiroh, dan Adik Dimas
Kurniawan, Amd.Kom yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi
dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti.
9. Istri saya Nasywa Syahidah, S.Sos yang sudah menemani peneliti, selalu
menjadi tempat berbagi informasi, memberikan doa, waktu, pikiran, tenaga,
saran dan dukungan kepada peneliti.
10. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama
di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.
11. Sahabatku Khoirul Abdan, Sukma Okto Rosida, Duta Mayapada, Apan Fauzi,
Ali Fikri Abdillah, Mahestha R.A dan Rahmat yang telah membantu peneliti
dalam penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, April 2020

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii


ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................... 7
A. Deskripsi Teoritis........................................................................................... 7
1. Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) 7
2. Dimensi Kemampuan Kognitif ............................................................... 11
3. Fluida ...................................................................................................... 18
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 37
C. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 38
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 39
E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40

viii
G. Instrumen Penelitian .................................................................................... 41
H. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................................................... 43
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 48
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 48
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 49
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 49
4. N-Gain (Normal Gain)............................................................................ 50
5. Teknik Presentase Kemampuan Kognitif ............................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 52
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 52
1. Data Hasil Pretest ................................................................................... 52
2. Data Hasil Posttest .................................................................................. 54
3. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa .............................................. 55
4. Peningkatan Berdasarkan Per Indikator Ranah Kognitif ........................ 56
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ...................................................... 57
a. Uji Normalitas ......................................................................................... 57
b. Uji Homogenitas ..................................................................................... 58
6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65
A. Kesimpulan .................................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Integrasi Science, Technology, Engineering and Mathematic ............ 8


Gambar 2.2 Peta Konsep Materi Fluida ................................................................ 18
Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik ............................................. 20
Gambar 2.4 Benda Tenggelam .............................................................................. 22
Gambar 2.5 Benda Melayang ................................................................................ 22
Gambar 2.6 Benda Terapung ................................................................................ 23
Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa ........................... 26
Gambar 2.8 Asas Bernoulli ................................................................................... 27
Gambar 2.9 Karburator ......................................................................................... 27
Gambar 2.10 Venturimeter tanpa manometer ....................................................... 28
Gambar 2.11 Venturimter dengan manometer ...................................................... 29
Gambar 2.12 Tabung Pitot .................................................................................... 29
Gambar 2.13 Penyemprot ..................................................................................... 30
Gambar 2.14 Garis arus......................................................................................... 30
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir ........................................................................... 36

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian............................................................................ 39

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan


Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......................................... 53
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......................................... 54

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif ....................................................................... 12

Tabel 3.1 Desain Penelitian................................................................................... 38


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Kognitif ........................................... 41
Tabel 3.3 Kategori Validitas ................................................................................. 43
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................................. 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ......................................................... 44
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas ................................................. 45
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 45
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran................................................................ 46
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................................... 46
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 47
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 48
Tabel 3.12 Kriteria Pengujian N-Gain .................................................................. 51
Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Angka Presentase ............................................... 51

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest........................ 53


Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest ...................... 55
Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................................. 56
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain per indikator ranah kognitif. ........ 56
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 58
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ........................... 59

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ...................... 71


Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan ................................ 73
Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 75
Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol....................................................................... 147
Lampiran A.5 Lembar Kerja Siswa(LKS) .......................................................... 206

Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 245
Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 247
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ....................................... 271
Lampiran B.4 Soal Tes yang Digunakan ............................................................ 276

Lampiran C.1 Hasil Pretest ................................................................................. 283


Lampiran C.2 Hasil Posttest ............................................................................... 285
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif ....................................... 287
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ........................................................ 291
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest....................................................... 293
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest .................................................... 295
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ................................................... 296
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest........................................................... 297
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ......................................................... 299
Lampiran C.10 Uji N-gain .................................................................................. 301
Lampiran C.11 Hasil Peningkatan Per Indikator ranah kognitif ......................... 303

Lampiran D.1 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 307


Lampiran D.2 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 308
Lampiran D.3 Uji Referensi ................................................................................ 310
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..................................................... 322

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Era disruption pada abad ke-21 telah menjadi sebuah realitas yang harus
dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan termasuk sekolah dan pendidikan tinggi dituntut harus mampu
mencetak generasi berkualitas yang dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan
di era disruption1. Hal ini sesuai amanat kurikulum yang menyebutkan bahwa
standar kompetensi lulusan siswa pada level SMA/SMK diantaranya adalah
memiliki kemampuan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif.2 Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu
bentuk aspek kemampuan kognitif. Proses ini merujuk pada usaha individu untuk
menghasilkan solusi atau produk kreatif. Berpikir semacam itu biasanya dipicu
oleh tugas-tugas menantang atau permasalahan open ended yang perlu dipecahkan
dari berbagai sudut pandang, maka siswa diharapkan mampu memandang dunia
lewat berbagai sudut pandang sehingga muncul solusi-solusi baru untuk
mengatasi masalah kehidupan nyata. Kemampuan inilah yang dibutuhkan di
tempat kerja dan dapat memberikan nilai tambah.3
Kemampuan kognitif memiliki tiga aspek yakni konsentrasi, adaptasi, dan
bersikap kritis. Konsentrasi berarti berpikir pada satu masalah yang harus
dipecahkan. Adaptasi ialah penyesuaian masalah yang sedang dihadapi. Bersikap
kritis yakni melakukan kritik pada diri sendiri atau masalah yang sedang dialami.4.
Namun pada kenyataannya kemampuan kognitif masih perlu ditingkatkan dan
diperhatikan karena beberapa fakta dalam penelitian menjelaskan bahwa
kemampuan kognitif fisika masih rendah, salah satunya penelitian Ella Agustina

1
Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran Kimia
OJS, 2019, 4.1. h. 18
2
Permendikbud, UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2016
3
Ibid, h. 19
4
Ahmad Susanto, M. Pd. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana, 2011.

1
2

dan Jeffry Handhika yang menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa SMK
di kota Madiun masih pada kategori rendah dengan nilai presentasi ranah kognitif
C3 mencapai 22,6% dan ranah kognitif C4 hanya mencapai 18,9%.5 Penelitian
lain oleh Wienda Ashadarini, dkk juga menyimpulkan bahwa rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada materi fluida statis masih perlu ditingkatkan
melalui pembelajaran yang efektif dikelas.6 Diperkuat dengan penelitian Levti
Norisa Bely, dkk yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif pada materi fluida
dinamis masih rendah dibuktikan dengan hasil pretest siswa yang tidak mencapai
KKM sebanyak 25 dengan presentasi 78,%.7 Berdasarkan studi pendahuluan di
salah satu SMK swasta di Tangerang Selatan sebesar 80 % dari 200 siswa kelas
XI dan XII menganggap bahwa materi fluida adalah materi yang memiliki
kesulitan yang relatif tinggi.
Rendahnya kemampuan kognitif siswa disebabkan karena siswa sering
mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika. Hal ini adalah materi fluida,
karena siswa dituntut untuk berhitung dan menghafal teori serta mengaitkannya
dalam fenomena kehidupan sehari-hari. Semua materi fisika dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan suatu kegiatan untuk
menerapkan konsep dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan kompetensi dasar
dalam memahami materi fluida pada kurikulum 2013 edisi revisi 2017 adalah
menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida.8
Salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan kognitif siswa adalah
pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), dalam hal ini
guru berperan sebagai pusat informasi sedangkan siswa hanya mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh guru. Menurut Undang-undang sistem
pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

5
Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.333
6
Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana “Penguasaan Konsep Materi Fluida
Statis Siswa SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017 h. 344.
7
Bely, Levti Norisa; Bahri, Saiful; Mustari, Mukarramah. Model Pembelajaran Advance
Organizer: Dampak Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of Science
and Mathematics Education, 2019, 2.2: 151
8
Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018), h. V.
3

belajar.9 Namun fakta di lapangan pendekatan yang berpusat pada siswa (student
centered) belum banyak diterapkan. Guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu metode pembelajaran yang menggunakan tehnik ceramah dan
latihan soal. Metode tersebut membuat siswa menjadi jenuh dan kurang
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari guru, sehingga pembelajaran
yang dilakukan kurang efektif.
Permasalahan di atas dikhawatirkan akan menjadikan siswa tidak mampu
mencapai sesuatu yang diharapkan, ada beberapa kekhawatiran yang ditimbulkan
salah satunya adalah tidak tercapainya kompetensi yang diharapkan yaitu
kompetensi kognitif, interpersonal dan intrapersonal.10 Sulit memahami materi
pelajaran fisika yang seharusnya mampu mereka kuasai untuk menunjang
pembelajaran yang saling berkaitan karena kemampuan kognitif merupakan dasar
dalam pencapaian belajar dan peningkatan kapasitas yang diperlukan dalam
persiapan siswa menghadapi pendidikan yang lebih tinggi atau dalam dunia kerja.
Berdasarkan masalah di atas solusi yang dapat dilakukan adalah dengan cara
menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered), sehingga siswa menjadi lebih aktif dan interaktif dalam proses
pembelajaran. Guru harus merencanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa
untuk lebih aktif dan interaktif agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, salah satu diantaranya adalah pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Penelitian yang relevan mengenai pendekatan STEM yaitu penelitian Woro
Sumarni dkk (2019) menyimpulkan bahwa rerata kemampuan kognitif dan
berpikir kreatif siswa pada penerapan STEM-PjBL mencapai kriteria baik dengan
ketercapaian tertinggi pada indikator menjelaskan konsep dan memandang
informasi dari sudut pandang yang berbeda. Hasil ini menunjukkan pembelajaran
yang mengaitkan keempat aspek STEM jika dintegrasikan dengan pembelajaran
berpendekatan saintifik dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif dan
9
Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional h.4
10
Winaryati, Eny. Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21. In: Prosiding Seminar Nasional
& Internasional. 2018.
4

mendapatkan kemampuan kognitif yang baik.11 Penelitian lain yang telah


dilakukan Parno dkk. Peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara skor pre-test dan post-test. Selain itu, literasi sains siswa
meningkat dengan kategori sedang. Pembelajaran STEM berbasis masalah
mempengaruhi literasi ilmiah siswa dan memiliki dampak yang kuat terhadap
literasi ilmiah siswa. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran.12
Penelitian yang juga menunjukkan hasil yang baik yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Laily Yunita Susanti dkk menyimpulkan bahwa Rata-rata nilai kognitif siswa
setelah pembelajaran berlangsung adalah 7,8 pada kelas eksperimen dan 7,4(0-10)
pada kelas kontrol. Sedangkan nilai afektif siswa pada kelas eksperimen
memperoleh rata-rata nilai 3,32 dan siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai
3,09 (0-4).13
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar ilmu
yang mana pengaplikasiannya dilakukan dengan pembelajaran aktif, sehingga
dapat menuntun siswa dalam proses menumbuhkan proses kemampuan kognitif
untuk memecahkan berbagai masalah. Pendidikan STEM adalah salah satu cara
untuk membuat belajar lebih terhubung dan relevan bagi siswa. Efektifitas STEM
melibatkan siswa dalam diskusi, pengalaman, penemuan untuk meningkatkan
pengetahuan.14
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pertimbangan yang telah
dikemukakan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Fluida”
11
Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019, 4.1. h. 29
12
Parno, P., et al. The improvement of students’ scientific literacy through problem-based
STEM learning on static fluid. In: International Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia. 2018. p. 468
13
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Sma/Smk Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (Jps), 2018, 6.2: h. 38
14
Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018 h. 181
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mencoba
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Keterampilan kognitif siswa masih rendah.
2. Siswa masih menganggap materi fluida sebagai materi yang sulit untuk
dipelajari.
3. Fluida merupakan konsep yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari, guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang
mengaplikasikan konsep fluida pada proses pembelajaran.
4. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah kurang maksimal karena kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
5. Siswa kurang aktif dan interaktif pada proses pembelajaran fisika di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan masalah yang
akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kemampuan kognitif yang diukur adalah kemampuan kognitif menurut
Taksonomi Bloom
2. Pengukuran kemampuan kognitif siswa yang dalam penelitian ini merujuk
pada Taksonomi Bloom revisi 2018 ranah kognitif (C1-C3).
3. Materi pembelajaran yang dikaji adalah Fluida untuk siswa SMK
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu :
1. Adakah pengaruh pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematic)) terhadap kemampuan kognitif siswa?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diterapkan
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic)?
6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
mengetahui :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematic) terhadap kemampuan kognitif pada materi
fluida.
2. Untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah
diberi diterapkan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematic).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah
dalam hal ini guru, dan para siswa serta peneliti sendiri:
1. Bagi sekolah, diharapkan pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematic) bisa menjadi pilihan bagi guru dalam memilih
variasi pendekatan pembelajaran aktif yang dapat diterapkan di kelas.
2. Para siswa, diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran fisika
khususnya materi fluida dengan menggunakan pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematic).
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah keterampilan dalam memahami
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic).
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic)
Istilah STEM awal sekali bermula pada tahun 1990-an. Pada waktu itu,
kantor NSF (National Science Foundation) Amerika Serikat, menggunakan istilah
“SMET” sebagai singkatan untuk “Science, Mathematics, Engineering, &
Technology”. Namun seorang pegawai NSF tersebut melaporkan bahwa “SMET”
hampir berbunyi seperti “smut” dalam pengucapannya, sehingga diganti dengan
“STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) jadi dalam konteks
Indonesia, STEM merujuk kepada empat bidang ilmu pengetahuan, yaitu sains,
teknologi, teknik, dan matematika.15
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) telah diterapkan
di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Finlandia, Australia dan
Singapura. STEM yang merupakan inisiatif dari National Science Foundation ini
di Amerika serikat mempunyai tujuan untuk menjadikan keempat bidang ini
dalam STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) menjadi suatu
pilihan karir utama bagi para siswa yang selaras dengan isi pidato Presiden Barack
Obama yang mengatakan bahwa salah satu fokus tujuan beliau menjadi presiden
adalah bagaimana US membuat kesatuan untuk menggunakan pendekatan sains,
teknologi, engineering dan matematika, US harus menjadikan pendekatan tersebut
sebagai suatu prioritas untuk melatih pasukan guru dibidang empat disiplin ini dan
memastikan bahwa semua warga US benar-benar menguasai empat disiplin ini
demi tercapainya apa yang seharusnya mereka dapatkan. Isi Pidato tersebut yaitu
sebagai aksi peningkatan sistem pendidikan di US pada tahun 2013.16
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) berdasarkan
definisi STEM diakui sebagai materi diskusi dalam bidang Pendidikan, yaitu

15
Sanders, Mark. STEM, STEM Education, STEMmania. The Technology Teacher.2009,
p.20
16
Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM Education Research 2013-2015, Journal
of STEM Education, vol 7, no 4, 2016, hal 52

7
8

Pendidikan STEM. Tetapi dalam pengertiannya belum dapat dibedakan karena


STEM dapat didefinisikan secara terpisah berdasarkan empat disiplin ilmu yang
terintegrasi dalam STEM maupun diartikan atau didefinisikan secara kesatuan
integrasi empat disiplin ilmu dalam STEM. Hanya saja STEM lebih sering
didefinisikan sebagai Pendidikan STEM terintegrasi dari empat disiplin ilmu.17
Berikut adalah suatu gambaran tentang terintegrasinya suatu STEM Education in
K-12 oleh The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine.18

Gambar 2.1 Integrasi Science, Technology, Engineering and Mathematic


Gambar 2.1 menunjukkan bahwa STEM merupakan integrasi dari empat
disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik dan matematika. STEM bukan
merupakan suatu kurikulum, pendidikan STEM merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menghapus pemisah empat disiplin kemudian
mengintegrasikan empat disiplin tersebut ke dalam permasalahan di dunia nyata
dan relevan dengan pembelajaran untuk siswa.19 Pendidikan STEM dapat
didefinisikan sebagai suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran antara dua

17
R. Bybee, The Case for STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA
Press, 2013, hal. 38
18
Gatot Hari Priowirjanto, Embedded STEM in Indonesia Curriculum, Seminar
Internasional: Fostering Young Creative Talents Through Integrative Thinking, 2017, hal. 8
19
Jo Anne Vasquez, 2015, STEM Beyond the Acronym, Educational Leadership Journal,
Vol. 72, No.4, hal. 11
9

atau lebih dalam komponen STEM atau antara satu komponen STEM dengan
disiplin ilmu lain.20
Integrasi STEM bukan hanya merupakan suatu pemindahan bidang
teknologi dan rekayasa pada kurikulum yang berstandar sains dan matematika.
Tetapi, integrasi STEM adalah sebuah pendekatan untuk mengajar yang
cakupannya lebih besar daripada peran akademiknya. Menariknya dalam
pendekatan STEM dapat memprediksi pembelajaran untuk masa depan atau karir.
Pengalaman-pengalaman siswa pada tingkat dasar dan menengah dapat
membentuk “kompetensi” yang siswa sudah memiliki sebagai bekal kemampuan
matematika dan sains. Selain itu, juga dapat menghidupkan minat siswa dalam
bidang-bidang yang berkaitan dengan sains.21
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) jika dilihat dari
sudut pandang pendidikan bukan hanya sebuah slogan atau akronim, akan tetapi
mempunyai suatu tujuan dan pencapaian dalam pendidikan. Tujuan pendidikan
STEM bagi seluruh siswa adalah menerapkan dan mempraktikkan konten dasar
dari STEM pada situasi yang siswa temukan dalam suatu kehidupan. Adapun
tujuan STEM lainnya yaitu diharapkan dapat menghantarkan siswa memenuhi
kemampuan abad 21 antara lain yaitu keterampilan belajar dan berinovasi yang
meliputi; berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, dan inovatif,
serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, terampil untuk menggunakan
media, teknologi, informasi dan komunikasi; kemampuan untuk menjalani
kehidupan dan karir, meliputi; kemampuan beradaptasi, luwes, berinisiatif,
mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan sosial dan budaya, produktif,
dapat dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan tanggung jawab. 22 Demikian

20
Muhammad Syukri, Silia halim, Subahan. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial
Science thinking “EscIT”, Aceh Development International Conference 2013, 26-28 Maret 2013.
hal 106
21
John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas, Participation in Science, Mathematics and
Technology in Australian Education, Autralia: Australian Council for Educational Research, 2008,
Hal.3
22
Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; Koes, H. S. STEM: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. Ipa Pascasarjana Um, 2016, 1: 978-984.
10

pula dalam pendidikan STEM siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif


saat terlibat studi situasi sosial atau global terkait STEM..23
Pembelajaran dengan pendekatan STEM bukan hanya siswa diajarkan
secara teori saja, tetapi juga praktik dalam bentuk proyek atau eksperimen,
sehingga siswa mengalami langsung proses pembelajaran, dan ini sesuai dengan
hakikat IPA. Di Indonesia, pembelajaran STEM belum popular jika dibandingkan
dengan Negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Pendekatan STEM
dalam pembelajarannya mampu melatih siswa baik secara kognitif, keterampilan
maupun afektif.24
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic)
dapat dikembangkan apabila dikaitkan dengan fenomena sekitar atau lingkungan
sehingga terwujud sebuah pembelajaran yang menghadirkan fakta-fakta nyata
yang dialami siswa, langkah-langkah pelaksanaan STEM keempat aspek
didalamnya memiliki ciri sebagai berikut:
a. Aspek Science : merupakan pelajaran tentang dunia alam, termasuk hukum-
hukum alam yang diasosiakan dengan fisika, kimia dan biologi dan perlakuan
atau aplikasi fakta, prinsip, konsep dan ketentuan lain yang berhubungan
dengan disiplin ini.25 Ilmu pengetahuan dari sains berperan menginformasikan
proses rancangan teknik.
b. Aspek Technology : meskipun bukan disiplin ilmu dalam pengertian yang
sebenarnya, terdiri dari keseluruhan sistem, orang dan organisasi, pengetahuan,
proses dan perangkat yang menciptakan dan mengoperasikan teknologi, sebaik
yang mereka miliki. Manusia menciptakan teknologi untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan mereka. Kebanyakan teknologi yang menggabungkan
keduanya.26

23
R. Bybee, STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA Press, 2013,
hal. 38
24
Sukma,Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018. h.181.
25
Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and
Mathematics”, California Departement of Education, California, 4 Mei 2014, h.7
26
Ibid.
11

c. Aspek Engineering : pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain


sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah.27 Teknik
memanfaatkan konsep dalam sains, matematika dan alat-alat teknologi.
d. Aspek Mathematic : pembelajaran tentang pola dan hubungan antara
persamaan, angka, dan ruang. Keterampilan yang digunakan untuk
menganalisis, memberikan alasan, mengkomunikasikan ide secara efektif dan
menginterpretasikan solusi berdasarkan perhitungan dan data dengan
matematis.28

2. Dimensi Kemampuan Kognitif


Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pandangan bahwa adalah
mengkonstruksi pengetahuan, yang didalamnya siswa berusaha memahami
pengalaman-pengalaman mereka. Pembelajaran kontrukstif (yakni belajar yang
bermakna) dipandang sebagai tujuan pendidikan yang penting.29
Kemampuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang menurut Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl terdiri dari enam
aspek, yakni mengingat (C1, remember), mengerti (C2, understand), memakai
(C3, apply), menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate) dan mencipta (C6,
create). Keenam aspek di atas disusun berdasarkan struktur piramidal dari aspek
yang paling sederhana hingga aspek yang paling kompleks.

27
Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and
Mathematics”, California Departement of Education, California, 4 Mei 2014, h.7
28
Ibid, h.7
29
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.98
12

Dimensi proses kognitif dijelaskan dalam tabel 2.1 berikut ini :30
Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif
Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh
Kognitif
1. MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Mengidenttifikasi Mendapatkan pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
(Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-
peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
1.2 Mengingat kembali Mengambil Mengambil pengetahuan
yang relevan dari memori
jangka panjang (Misalnya,
mengingat kembali tanggal
peristiwa-peristiwa penting
dalam sejarah)
2. MEMAHAMI – Mengontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru.
2.1 Menafsirkan Mengklarifikasi, Mengubah satu bentuk
Memparafrasakan, gambaran ( Misalnya,
Mempresentasi, angka) jadi bentuk lain
Menerjemahkan (misalnya, kata-kata)
(Misalnya,
memparafrasakan ucapan
dan dokumen penting)

30
Ibid, h.100
13

Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh


Kognitif
2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan, Menemukan contoh atau
Memberi contoh ilustrasi tentang konsep atau
prinsip (Misalnya, memberi
contoh tentang aliran-aliran
seni lukis)

2.3 Mengklasifikasikan Mengkategorikan, Menentukan suatu dalam


Mengelompokkan satu kategori (Misalnya,
mengklasifikasikan
kelainan-kelainan mental
yang telah diteliti atau
dijelaskan)

2.4 Merangkum Mengasbtraksi, Mengabstraksikan tema


Menggeneralisasi umum atau poin-poin pokok
(Misalnya, menulis
ringkasan pendek tentang
peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di telivisi)

2.5 Menyimpulkan Menyarikan, Membuat kesimpulan yang


Mengekstrapolasi, logis dari informasi yang
Menginterpolasi, diterima (Misalnya, dalam
Memprediksi belajar bahasa asing,
menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-
contohnya)
14

Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh


Kognitif
2.6 Membandingkan Mengontraskan, Menentukan hubungan
Memetakan, antara dua ide, dua objek,
Mencocokan dan semacamnya (Misalnya,
membandingkan peristiwa-
peristiwa sejarah dengan
keadaan sekarang)
2.7 Menjelaskan Membuat Model Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah sistem
(Misalnya menjelaskan
sebab-sebab terjadinya
peristiwa-peristiwa penting
pada abad ke-18 di
Indonesia)
3. MENGAPLIKASIKAN – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang familier
(Misalnya, membagi satu
bilangan dengan bilangan
lain, kedua bilangan ini
terdiri dari beberapa digit)
3.2 Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang tidak
familier (Misalnya,
menggunakan hukum
Newton kedua pada konteks
yang tepat)
15

Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh


Kognitif
4. MENGANALISIS – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1 Membedakan Menyendirikan, Membedakan bagian materi
Memilah, pelajaran yang relevan dari
Memfokuskan, yang tidak relevan, bagian
Memilih yang penting dari yang tidak
penting (Misalnya,
membedakan antara
bilangan yang relevan dan
bilangan yang tidak relevan
dalam soal cerita
matematika)
4.2 Mengorganisasi Menemukan Menentukan bagaimana
Koherensi, elemen-elemen bekerja atau
Memadukan, berfungsi dalam sebuah
Membuat garis struktur (Misalnya,
besar, menyusun bukti-bukti
Mendeskripsikan dalam cerita sejarah jadi
peran, bukti-bukti yang
Menstrukturkan mendukung dan menentang
nama-nama lain suatu penjelasan historis)
4.3 Mengatribusi Mendekonstruksi Menentukan sudut pandang,
bias, nilai atau maksud
dibalik materi pelajaran
(Misalnya, menunjukkan
sudut pandang penulis suatu
16

Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh


Kognitif
esai sesuai dengan
pandangan politik si
penulis)
5. MENGEVALUASI – Menambil keputusan berdasarkan kriteria dan/ atau
standar
5.1 Memeriksa Mengordinasikan, Menemukan inkonsistensi
Mendeteksi, atau kesalah dalam suatu
Memonitor, proses atau produk ;
Menguji menentukan apakah suatu
proses atau produk memiliki
konsistensi internal;
menemukan efektivitas
suatu prosedur yang sedang
dipraktikan (Misalnya,
memeriksa apakah
kesimpulan-kesimpulan
seorang ilmuwan sesuai
dengan data-data amatan
atau tidak)
5.2 Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi
atara suatu produk dan
kriteria eksternal ;
menentukan apakah suatu
produk memiliki konsistensi
eksternal ; menemukan
ketepatan suatu prosedur
untuk menyelesaikan
masalah (Misalnya,
menentukan satu metode
17

Kategori Dan Proses Nama-nama lain Definisi dan Contoh


Kognitif
terbaik dari dua metode
untuk menyelesaikan suatu
masalah)
6. MENCIPTA – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk suatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
6.1 Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis-
hipotesis berdasarkan
kriteria (Misalnya, membuat
hipotesis tentang sebab-
sebab terjadinya suatu
fenomena)

6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur


untuk menyelesaikan suatu
tugas (Misalnya,
merencanakan proposal
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)

6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk


(Misalnya, membuat habitat
untuk spesies tertentu demi
suatu tujuan)
18

3. Fluida

Fluida

Fluida Statis Fluida Dinamis

Tekanan Hidrostatis Debit

Hukum Archimedes Kontinuitas

Hukum Pascal Persamaan Bernoulli

Tegangan Permukaan
Contoh Asas Bernoulli

Gejala Kapilaritas

Viskositas

Gambar 2.2 Peta Konsep Materi Fluida

a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair
merupakan salah satu jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak
partikelnya lebih renggang karena gaya interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga
merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat lemah dan kerapatannya
lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah zat
cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida
dinamis.31

b. Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang


berhubungan dengan fluida statis diantaranya :

31
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 168
19

1) Tekanan Hidrostatis

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F


dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A: 32

Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2 = Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya.
Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan
atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan ini dikenal dengan tekanan
hidrostatis.33 Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama
adalah sama.34. Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua
titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = P B
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB

32
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 326
33
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 170
34
Doughlas C. Giancoli, Ibid. h. 327
20

2) Hukum Pascal
Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama
Blaise Pascal (1623-1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama
besar”.35 Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah dongkrak
hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan
dua kaki (kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1
memiliki luas penampang A1 (lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas
penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan (misalnya oli). 36

Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik


Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap
1 ke atas dengan gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan
berlaku
pA1 = F1 atau P = (1)

Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2.
Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya F2 yang bekerja pada pengisap 2
dengan arah ke bawah.
pA2 = F2 atau P = (2)

dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh

= (3)

35
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 173
36
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265
21

F2 = x F1 (4)

Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan


luas pengisap.37
3) Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh
benda apabila berada dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung
yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut”. 38

Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut,
selain bekerja gaya berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang dipindahkan.39

Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)

a) Benda Tenggelam
Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair (fluida). Pada
benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya ke atas (gaya Archimedes).
Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada gaya berat benda maka benda akan
tenggelam.
Wb > FA

37
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265
38
Marthen Kanginan, h.270
39
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 174
22

mb.g > f . g . Vf
b . g . Vb > f . g . Vf
Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda
tercelup dalam fluida. Dengan demikian, volume
benda yang tercelup akan sama dengan volume
fluida yang dipindahkan (Vb = Vf). 40
Gambar 2.4 Benda
b > f
Tenggelam
dengan
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
b) Benda Melayang
Pada kasus benda melayang didalam fluida,
besar gaya berat benda sama dengan besar gaya ke
atas yang dialami benda. Dengan demikian, berlaku
hubungan berikut.

Gambar 2.5
b . g . Vb
Benda Melayang
f . g . Vf = b . g . Vb
b = f

Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan massa jenis
fluida.41
c) Benda Terapung
Peristiwa benda mengapung, gaya apung (FA) lebih besar daripada berat
benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas sampai gaya apung (F A) sama
dengan berat benda (w). pada peristiwa mengapung tidak semua bagian benda
tercelup dalam fluida sehingga volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil

40
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 175
41
Siti Wahyuni, Ibid, h.175
23

daripada volume benda. Oleh karena itu, pada


peristiwa mengapung, massa jenis rata-rata benda
lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Wb < FA
mb.g < f . g . Vf
b . g . Vb < f . g . Vf Gambar 2.6
Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku Benda Terapung
persamaan sebagai berikut 42.
Vt =

Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vt = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda total (m3)

d) Penerapan Hukum Archimedes


- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara43
4) Tegangan Permukaan
Partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya kohesi.
Gaya tarik-menarik antara partikel tidak sejenis disebut gaya adhesi. Resultan
gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan
selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh
karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan
permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut dengan tegangan
permukaan.44 Tegangan permukaan ( ) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai

42
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 176
43
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.278
44
Ibid. h.285
24

perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d)
tempat gaya itu bekerja. Secara matematis

Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya tegangan permukaan (N)
d = panjang permukaan (m)
l = panjang satu permukaan (m)

5) Gejala Kapilaritas
Gejala kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di
dalam pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi yang lebih
besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair dalam pipa
kapiler dapat ditentukan melalui perumusan berikut.45

Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
6) Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin
sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.46
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu

45
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 179
46
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 180
25

menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan kelajuan
tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida
pada benda tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.47

Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki
bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium
diperoleh

k=6 r (2)
dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan
Hukum Stokes

Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)

c. Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang


berhubungan dengan fluida dinamis diantaranya :
1) Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara
sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =

Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)

47
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.290
26

V = Volume fluida (m3)


Q = debit aliran (m3/s)

2) Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang
masuk ke salah satu ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar
dari ujung pipa yang lain selama selang waktu yang sama. Hal ini berlaku karena
pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan pipa melalui dinding-
dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).48

Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak
x1= v1 Δt dan fluida pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x 2 = v2 Δt. Oleh
karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 =
A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan massa fluida yang
masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan.
3) Persamaan Bernoulli
Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian
dari ujung-ujung pipa. Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi
Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli
(1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul “Hydrodynamica”, Bernoulli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya
justru menurun.49 Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana

48
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.325
49
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 184
27

kecepatan tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.50
Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P
(mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik), dan
besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial), akhirnya
Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran
ini secara matematis, yaitu 51

P+ .ρ.v2 + ρ.g.h = Konstan

P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m) Gambar 2.8 Asas Bernoulli

4) Contoh Asas Bernoulli


a. Tabung venturi
Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian
yang menyempit. Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan
venturimeter.52

(1) Karburator
Fungsi karburator
adalah untuk
menghasilkan campuran
bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini
dimasukkan ke dalam
Gambar 2.9 Karburator
silinder-silinder mesin
untuk tujuan pembakaran.

50
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 341
51
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.331
52
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.334
28

Prinsip kerja karburator adalah penampang pada bagian atas jet penyempit,
sehingga udara yang mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan yang
tinggi. Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin. sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga
bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.53
(2) Venturimeter
Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang
dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua
jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter yang
mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya hamper
sama.54

Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk


mengukur kelajuan aliran dalam sebuah pipa. Dari persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2 , karena h1 = h2,

maka persamaan Bernoulli menjadi 55

P1 – P2 = . ρ.v12 * +

Sedangkan kelajuan
aliran fluida v1
dirumuskan sebagai
berikut.

v1 = √ Gambar 2.10 Venturimeter tanpa manometer


* +

53
Ibid. h.338
54
Ibid. h.338
55
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
29

venturimeter dengan manometer prinsip kerjanya sama dengan venturimeter


tanpa manometer, tetapi pada venturimeter ini terdapat pipa U yang berisi zat cair
raksa. Kelajuan aliran fluida
v1 dirumuskan:56

v1 = √
* +

dengan Gambar 2.11 Venturimeter dengan


= massa jenis raksa manometer
3
(kg/m )
= massa jenis udara
(kg/m3)
b. Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur kelajuan
gas. Pada tabung pitot,
perbedaan tekanan diukur dari
perbedaan tinggi cairan pada
pipa. Perubahan tekanan adalah
P1 – P2 = ρ.g.h sehingga
kelajuan aliran udara
dirumuskan sebagai berikut.57

v1 = √
Gambar 2.12 Tabung Pitot
keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)

56
Ibid. h. 186
57
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
30

c. Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang
sempit di atas tabung silinder
yang memanjang ke bawah
sehingga memasuki cairan
parfum. Semburan udara Gambar 2.13 Penyemprot
yang bergerak cepat
menurunkan tekanan udara
pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan
cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan tinggi
meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan
kabut halus.58

d. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang


Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada
sayap pesawat. Bentuk sayap pesawat
terbang sedemikian rupa sehingga
garis arus aliran udara yang melalui
sayap adalah tetap (Streamline).
Penampang sayap pesawat
terbang mempunyai bagian belakang Gambar 2.14 Garis arus

yang lebih tajam dan sisi bagian yang


atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 >
v1). Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 +

ρ.g.h2 . Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga ρ.g.h1 =
ρ.g.h2
P1 + .ρ.v12 = P2 + . ρ.v22

58
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.340
31

P1 – P2 = . ρ.v22 - .ρ.v12

P1 – P2 = . ρ.(v22 -.v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2
untuk luas penampang sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian
didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2)
menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat
terbang dirumuskan sebagai berikut.59
F1 – F2 = r (v22 -.v12) A

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Woro Sumarni, Nanik Wijayati, Sri Supanti (2019) dalam jurnalnya yang
berjudul “ Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM”. Peneliti
menyimpulkan bahwa rerata kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa
pada penerapan STEM-PjBL mencapai kriteria baik dengan ketercapaian
tertinggi pada indikator menjelaskan konsep dan memandang informasi dari
sudut pandang yang berbeda. Hasil ini menunjukkan pembelajaran yang
mengaitkan keempat aspek STEM jika dintegrasikan dengan pembelajaran
berpendekatan saintifik dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif dan
mendapatkan kemampuan kognitif yang baik.60
2. Ahmad Khoiri, (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Meta Analysis Study:
Effect of STEM (Science Technology Engineering and Mathematic) towards
Achievement”. Peneliti menyimpulkan bahwa STEM dapat mempengaruhi
hasil belajar bukan hanya pemahaman saja namun keterampilan abad 21
siswa yang dapat digali melalui karakteristik STEM itu sendiri sebagai alat

59
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 187
60
Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti, Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM, Jurnal Pembelajaran kimia,
Vol. 4, No.1, Juni 2019, hal. 18-30.
32

untuk mengatasi masalah dalam kehidupan secara global dengan berbagai


situasi.61
3. Laily Yunita Susanti, Rafiatul Hasanah, Muhammad Habbib Khirzin (2018)
dalam jurnalnya yang berjudul “ Penerapan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Science, Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks”.
Peneliti menyimpulkan bahwa Hasil penerapan media pembelajaran
menunjukkan adanya perbedaan hasil pencapaian kompetensi yang cukup
signifikan (kognitif, afektif, dan psikomotor) antara siswa yang mengikuti
pembelajaran reaksi redoks dengan pembelajaran STEM dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional.62
4. Niswatul Khaira (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA”.
Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan kajian literatur ini diketahui
bahwa pembelajaran IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA sangat tepat dipadukan dengan STEM.Pembelajaran
STEM sangat beragam dan fleksibel untuk digabungkan dengan pendekatan,
model bahkan kearifan lokal daerah setempat. Dapat dilihat dari artikel-
artikel yang dikaji bahwa pembelajaran STEM yang diterapkan dalam proses
pembelajaran mampu meningkatkan motivasi, pengetahuan, kreativitas, dan
inovasi baru.63
5. Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril Munfaridah (2018) dalam jurnalnya
yang berjudul “The improvement of students’ scientific literacy through
problem-based STEM learning on static fluid”. Peneliti menyimpulkan
bahwa hasil antara pretest dan posttest mengalami perubahan yang signifikan.
Moreover, the students’ scientific literacy improves with medium category.

61
Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of STEM (Science Technology Engineering
and Mathematic) towards Achievement, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret 2019,
pp.71-82
62
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (Stem) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Sma/Smk Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018, 6.2: 32-40.
63
Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional Mipa IV, 2018
33

The problem-based STEM learning affects students’ scientific literacy and it


has a strong impact toward students’ scientific literacy. Students gave
positive response toward the learning.64
6. Mairi Sukma (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “ Pengaruh Pendekatan
Stem (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Terhadap
Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan”. Peneliti menyimpulkan bahwa
Pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) dapat mempengaruhi penilaian autentik siswa yang terdiri dari
aspek kognitif, afektif, psikomotrik, mengembangkan literasi informasi
siswa.65
7. Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim (2017) dalam jurnalnya
yang berjudul “Science, Technology, Engineering and Mathematics Project
Based Learning (STEM-PjBL) pada Pembelajaran Sains”. Peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis STEM dapat melatih
kemampuan dan bakat siswa menghadapimasalah abad 21. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa STEM-PjBL dapat meningkatkan literasi sains,
motivasi, pemahaman materi, kemampuan berpikir kreatif, efektifitas,
pembelajaran bermakna, dan menunjang karir di masa depan.66
8. Mellya Dewi, dkk, (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan
pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”.
Peneliti Menyimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran STEM dapat menigkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam materi listrik dinamis. Kemampuan memecahkan masalah dilakukan
dalam lima tahapan: yaitu a) memfokuskan permasalahan, b)

64
Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril Munfaridah, The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM learning on static fluid, International Conference
on Mathematics and Science Education of Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 3, 2018
65
Mairi Sukma, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan, Prosiding Seminar Nasional
MIPA IV, Banda Aceh, 30 Oktober 2018
66
Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim, Science, Technology, Engineering
and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) pada Pembelajaran Sains, Pros. Seminar
Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017
34

mendeskripsikan masalah kedalam konsep fisika, c) merancang solusi, d)


merealisasikan rancangan solusi, dan e) mengevaluasi hasil jawaban.67
9. Anna Permanasari (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “ STEM Education :
Inovasi dalam Pembelajaran Sains”. Peneliti menyimpulkan penerapan
STEM dapat meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta
didik. Oleh sebab itu, penerapan STEM yang awalnya bertujuan untuk
meningkatkan minat peserta didik terhadap bidang STEM menjadi lebih luas.
Keadaan ini muncul karena setelah diterapkan dalam pembelajaran ternyata
STEM mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan, mengaplikasikan
pengetahuan untuk memecahkan masalah dan mendorong peserta didik untuk
mencipta sesuatu yang baru.68
10. Alvi Maulidia, dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Inovasi
Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning)
Dengan Pendekatan STEM Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke di SMA”. Peneliti
menyimpulkan bahwa Pengaruh pelaksanaan pembelajaran fisika
menggunakan model problem based learning dengan pendekatan STEM pada
pokok bahasan elastisitas dan hukum hooke kelas XI Mipa 3 di SMA
Muhammadiyah 3 Jember terhadap hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang tergolong sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model problem based learning dengan pendekatan STEM dapat
mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa.69
11. Liny Mardhiyatirahmah dkk, (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Dampak
Penerapan Pendekatan STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah”.
Peneliti menyimpulkan bahwa Pendekatan STEM yang digunakan pada

67
Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM
untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018, 2477-1511, h. 385
68
Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. In: Prosiding
SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p. 23-34
69
Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke Di
SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
35

pelajaran Matematika memberikan dampak yang positif terhadap siswa,


seperti hasil belajar matematika serta sikap matematis secara afektif maupun
psikomotorik.70
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan pembelajaran fisika
dikelas. Hasil observasi ditemukan bahwa mata pelajaran fisika masih dianggap
sulit dan membosankan bagi siswa SMK serta pola pembelajaran masih terpusat
kepada guru, sehingga mengakibatkan kurangnya interaksi antar siswa dalam
melaksanakan pembelajaran. Akibatnya hasil belajar pada ranah kognitif
(kemampuan kognitif) siswa juga rendah. Oleh sebab itu, suasana pembelajaran
serta pendekatannya harus diubah, yaitu pembelajarannya menjadi berpusat
kepada siswa, sehingga siswa dapat aktif dan saling berinteraksi guna untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar ranah kognitif siswa.
Berdasarkan pemaparan diatas perlu diterapkannya suatu pendekatan
pembelajaran yang aktif, interaktif dan menunjang serta meningkatkan
kemampuan kognitif siswa. Pendekatan yang aktif dan interaktif untuk
diaplikasikan dalam pembelajaran dikelas yaitu pendekatan Science, Technology,
Engineering and Mathematic (STEM) merupakan sebuah pendekatan yang
mengutamakan peran siswa dalam mengaplikasikan materi pada sebuah
percobaan, memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pengetahuan,
mendesain sebuah percobaan dan memahami unsur matematisnya serta
membangun pemahaman konsep yang utuh.
Pendekatan STEM merupakan pendekatan pembelajaran aktif yang berpusat
pada siswa dengan guru sebagai fasilitator. Pendekatan STEM ini melibatkan
siswa secara langsung untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendekatan STEM juga melatih siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri lewat tahap-tahap STEM sehingga
dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan menyelesaikan
masalah. Dengan Pendekatan STEM siswa menjadi lebih aktif dalam

70
Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., & Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019
36

mengaplikasikan materi konsep dan kemampuan kognitif siswa akan meningkat.


Bagan kerangka berpikir penelitian ini.

Kemampuan Kognitif Siswa Pada


Materi Fisika Masih Rendah

Penyebab:
 Siswa masih menganggap konsep fluida sebagai konsep yang
sulit untuk dipahami.
 Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru
 Guru kurang menstimulasi dalam meningkatkan kemampuan
kognitif siswa

Solusi: Pendekatan Science, Technology,


Engineering and Mathematic (STEM)

Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat


memahami, berperan aktif dalam belajar, dan menjadi tertarik belajar
fisika sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif

Hasil Belajar Ranah Kognitif (Kemampuan Kognitif) Siswa Meningkat

Gambar 2.15 Kerangka Berpikir


D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan Pendekatan
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Nusantara 02 Kesehatan yang
berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 01 Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Penelitian ini berlangsung selama 12 bulan, sedangkan untuk pengambilan data
dilakukan selama empat minggu dari tanggal 17 Februari – 13 Maret 2020 pada
semester genap tahun ajaran 2019/2020
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu atau quasi eksperimen. Metode penelitian ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.71 Metode ini
digunakan untuk meneliti kemungkinan adanya pengaruh pendekatan
pembelajaran STEM dengan cara memberikan pendekatan pembelajaran STEM
pada kelas eksperimen kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang digunakan berbentuk desain non-equivalent control
group design yaitu desain yang dilakukan terhadap dua kelas subyek.72 Pada
desain penelitian ini diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran STEM sebagai kelas eksperimen dan pendekatan
saintifik sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua
kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal
mengenai materi yang akan diajarkan dan kemudian setelah perlakuan diberikan
posttest untuk mengetahui pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa setelah
proses belajar mengajar. Tujuannya agar dapat membandingkan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

71
Sugiyono, Metode penelitian kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 116.
72
Ibid, h. 118

37
38

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
O1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
X1 = Pengajaran dengan menggunakan Pendekatan STEM
O2 = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
X2 = Pengajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yaitu :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal dari penelitian. Tahapan ini
meliputi merumuskan masalah yang akan diteliti; studi pendahuluan berupa
wawancara guru dan angket siswa; penyusunan RPP; menganalisis beberapa
sumber referensi; pembuatan instrumen tes. Kemudian instrumen tes yang telah
disusun divalidasi oleh beberapa ahli dan siswa untuk menguji kelayakan
instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest sebagai tes pengukuran
variabel yang akan dicapai.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau tahap pengambilan data dimulai dengan
memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
kemampuan awal siswa terhadap konsep fisika yang akan dipelajari. Kemudian,
dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pembelajaran kepada kelas eksperimen
menggunakan pendekatan pembelajaran STEM, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran dan
pembelajaran selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adanya
pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi fluida.
39

3. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahapan analisis dan pelaporan. Pada tahap ini,
peneliti akan melakukan pengolahan dan menganalisis data yang diperoleh selama
pelaksanaan pembelajaran. Kemudian, peneliti akan menguji hipotesis penelitian
hingga penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
berikut.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Tahap Awal
Merumuskan masalah Tahap Pelaksanaan
Studi pendahuluan (wawancara
dan angket) Tahap Akhir
Pretest
Menyusun RPP dan pembuatan
instrumen tes Pembelajaran Menganalisis data hasil
Menyelesaikan perizinan uji menggunakan pendekatan penelitian
instrumen dan penelitian STEM
Menguji Hipotesis
Menguji kelayakan instrumen Posttest
penelitian Penarikan kesimpulan
Menganalisis data hasil uji penelitian
kelayakan instrumen

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.73
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent) dan
variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent), yaitu Pendekatan STEM.
2. Variabel Terikat (Dependent), yaitu Kemampuan kognitif siswa pada materi
fluida.

73
Ibid., h.64.
40

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.74 Populasi pada penelitian ini


adalah seluruh siswa kelas X di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat tahun
ajaran 2019/2020. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.75
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 Keperawatan sebagai kelas
eksperimen dan X-1 analis sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu penarikan
sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu.76 Pengambilan sampel
melihat dari hasil studi pendahuluan dengan mempertimbangkan kelas yang
memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama. Hasil pemilihan sampel, kelas X-
2 keperawatan sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 analis sebagai kelas
kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua tahapan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini
yaitu tahap pertama dengan melakukan wawancara pada beberapa guru fisika dan
angket siswa di Tangerang Selatan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan dan kemampuan kognitif siswa. Pada tahap kedua ketika
berlangsungnya pembelajaran dengan memberikan tes pada kelompok eksperimen
dan kontrol. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan maupun bakat yang dimiliki oleh
seseorang.77

Tes yang digunakan berupa pretest yang diberikan sebelum perlakuan dan
posttest yang diberikan setelah diterapkan pendekatan STEM pada kelas
eksperimen dan pendekatan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

74
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 108
75
Ibid. h. 109
76
Sugiyono. loc. cit., h.126
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 193
41

G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.78
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes. Instrumen
tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa yang meliputi aspek yaitu mengetahui (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan (C3). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas 25 soal dan diberikan
kepada siswa kelas X SMK Nusantara 02 kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Kisi-kisi instrumen tes kemampuan kognitif siswa dapat dilihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Kognitif
Aspek Kognitif
No Indikator Jumlah
C1 C2 C3
Menjelaskan tentang 1* 2* 2
1.
fluida statis
2. Menerapkan tekanan 3,4*,5* 6,7*,8*,9 7
hidrostatis
3. Mengaplikasikan 10* 11,12,13* 4
penerapan hukum
pascal
4. Menjelaskan prinsip 14 15* 2
hukum archimedes
5. Menerapkan prinsip 16,17,18* 3
hukum archimedes
6. Menerapkan persamaan 19* 20* 2
tegangan permukaan
7. Menerapkan 21* 22* 2
persamaan gejala
kapilaritas

78
Sugiyono, op. cit., h. 148
42

Aspek kognitif
No Indikator Jumlah
C1 C2 C3
8. Menerapkan persamaan 23* 24* 2
viskositas
9. Menjelaskan tentang 25* 1
fluida dinamis
10. Menjelaskan konsep 26,27* 2
debit
11. Menerapkan persamaan 28*,29 2
debit aliran
12. Menerapkan persamaan 30*,31*,32 3
kontinuitas
13. Menjelaskan persamaan 33 1
Bernoulli
14. Menerapkan persamaan 34,35,36* 3
Bernoulli
15. Mengelompokkan 37* 1
contoh asas bernoulli
16. Menyimpulkan gaya 38* 1
angkat pesawat
17. Menerapkan persamaan 39* 1
venturimeter
18. Menerapkan persamaan 40 1
tabung pitot
Jumlah 8 9 23 40
Presentasi 20% 22,5% 57,5% 100%
*Soal yang digunakan untuk penelitian
43

H. Kalibrasi Instrumen Tes


Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel,
terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang mempelajari materi fluida. Uji coba
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal. Berikut uji coba
yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software AnatesV4.
1. Uji Validitas
Instrumen tersebut di uji cobakan pada sampel darimana populasi diambil
dengan jumlah sampel yang digunakan 30 siswa pada kelas XII-1 Keperawatan
SMK Nusantara 02 Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Hasil validitas lapangan dapat dihitung menggunakan rumus product
moment (rxy) dari persen yang dinyatakan secara matematis pada persamaan 3.1.79

∑ ∑ ∑
(3.1)
√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:
rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya suatu butir soal (item), maka rxy
hitung dibandingkan dengan rxy tabel Product moment.
Tabel 3.3 Kategori Validitas80

Ketentuan nilai rtabel Kategori

rxy ≥ rtabel Valid

rxy ˂ rtabel Tidak Valid

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes
dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5.

79
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 87.
80
Ibid, h.89
44

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi81

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup

0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 30

1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,13,15,18,19,20,21,22,23,2
Nomor Soal yang Valid
4,25,26,27,28,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40

Jumlah Soal yang Valid 34

Presentase Soal yangValid 87,5%

Tabel 3.5 menunjukkan nomor dan jumlah soal yang digunakan pada saat
pretest dan posttest. Jumlah soal yang digunakan yaitu soal yang valid berjumlah
34 soal atau sebanyak 87,5% dari total keseluruhan 40 soal. Lampiran validasi
instrumen soal terdapat pada lampiran B.3 analisis hasil uji coba instrumen tes.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen
dalam tes yang diukur. Artinya jika hasil tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

81
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 257.
45

tinggi.82 Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien


reliabilitas, rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes uraian
menggunakan rumus Alpha, yaitu:83

( )( ) (3.2)

Keterangan:
r = Jumlah butir soal
= Varians butir soal
= Varians skor total
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.84
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ rxy ≤ 0.60 Cukup
0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak Valid)
Pengujian relabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software
AnatesV4 untuk menguji reliabilitas, kemudian output indeks koefisien reliabilitas
ditafsirkan dalam kriteria reliabilitas di atas. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat
pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas

r11 0.86

Kesimpulan Sangat Tinggi


3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar.85 Soal yang dibuat terlalu mudah merangsang siswa untuk meningkatkan

82
Arikunto, op.cit., h. 100.
83
Ibid., h. 122.
84
Ibid., h. 89.
46

kemampuan berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa


menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
terlalu jauh dari jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk
menentukan tingkat kesukaran:

(3.3)

Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat


dilihat pada tabel 3.8 berikut:86
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran

No Rentang Nilai Kriteria

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,30 – 0,70 Sedang

3 0,70 – 1,00 Mudah

Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada
40 soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran butir soal
pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Butir Soal
Tingkat Kesukaran
Jumlah Soal Presentase

Sedang 32 80 %

Sukar 8 20 %

Jumlah 40 100%

85
Ibid., h. 223.
86
Ibid., h. 225.
47

4. Daya Pembeda
Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.87
Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.88

(3.4)

Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Proporsi peserta kelompok atas
JB = Proporsi peserta kelompok bawah
Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi yang
dapat dilihat pada tabel 3.10.89
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

Negative Drop

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali


Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang
diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11.

87
Ibid., h.226.
88
Ibid., h. 228.
89
Ibid., h. 232.
48

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda

Butir Soal
Kriteria Daya Pembeda
Jumlah Soal Presentase

Drop - -

Buruk 2 5%

Cukup 14 35%

Baik 20 50%

Sangat Baik 4 10%

Jumlah 40 100%

I. Teknik Analisis Data


Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya akan
diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis.90 Analisis data pada penelitian ini menggunakan
software SPSS untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek
apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak.91 Teknik yang digunakan
untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov
dan Shapiro Wilk dengan bantuan Software Product and Service Solution (SPSS),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:92
a. Tetapkan hipotesis statistik.
1) H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal
2) H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Gunakan taraf signifikan α = 5%.

90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),
h.147.
91
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153.
92
Ibid.
49

c. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh


significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis
yang akan dipilih.
d. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas


eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek
tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak93. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan uji One Way Anova pada Software Product and
Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:94
a. Tetapkan hipotesis statistik
1) Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)
2) H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang sama (homogen)
2) Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang berbeda (tidak homogen)
3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan pendekatan STEM secara


signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa pada penelitian ini menggunakan
uji hipotesis yang dilakukan dengan bantuan Software Product and Service
Solution (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai
dengan asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah

93
Ibid,. h. 167.
94
Ibid,. h. 168.
50

dilakukan. Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS


sebagai berikut:95
a. Tetapkan hipotesis statistik
1) Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua
kelas
2) H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelas
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak
terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
2) Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
4. N-Gain (Normal Gain)
Gain merupakan selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji
N-gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” hasil peningkatan yang
terjadi (tinggi/sedang/rendah).96 N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa. Hasil N-Gain dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.97

(3.7)

Kriteria pengujian N-Gain menurut Hake dapat dilihat pada tabel 3.12.98

95
Ibid., h. 178.
96
Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76.
97
Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication Ability, International Journal of
Education and Research: Vol.3 No. 8 August 2015, h. 190.
98
Ibid., h. 191.
51

Tabel 3.12 Kriteria Pengujian N-Gain

Nilai N-Gain (g) Kriteria

N-gain < 0,3 Rendah

N-gain 0,3 – 0,7 Sedang

N-gain > 0,7 Tinggi


5. Teknik Presentase Kemampuan Kognitif
Data yang dikumpulkan dari tes soal pilihan ganda kemampuan kognitif
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk
mengetahui ketercapaian masing-masing aspek kognitif siswa dapat dilihat pada
tabel 3.13.
Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Angka Presentase 99
Kategori Presentase
Sangat tinggi 81 – 100
Tinggi 61 – 80
Cukup 41 – 60
Rendah 21 – 40
Sangat rendah < 21

99
Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2017), h. 20 – 21.
52

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan untuk
pelaksanaan pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk melaksanakan pretest
dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapat hasil
pretest dan posttest untuk pengukuran keterampilan berpikir kritis siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data tersebut diperoleh dari instrumen tes yang telah valid dan reliabel
dengan jumlah 25 soal. Data pretest diperoleh lebih dahulu sebelum kedua kelas
diberikan pembelajaran yang berbeda untuk memastikan kemampuan awal kedua
kelas penelitian sama. Sedangkan data posttest diperoleh setelah kedua kelas
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda.
Peneliti menggunakan soal posttest yang sama dengan soal pretest. Adapun data
hasil penelitian pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan
kontrol adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil Pretest
Kemampuan kognitif siswa sebelum mendapat perlakuan atau
diterapkannya pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematic) dapat dilihat dari hasil pretest. Hasil pretest pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1, menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa kelas
eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Pada rentang skor 1 – 3 didapat oleh 6
siswa kelas eksperimen dan 5 siswa kelas kontrol. Rentang skor 4 – 5 didapat oleh
11 siswa kelas eksperimen dan 12 siswa kelas kontrol. Rentang skor 6 – 7 didapat
oleh 6 siswa kelas eksperimen dan 6 siswa kelas kontrol.
53

8
7
6
Banyak siswa

5
4
Kelas Eksperimen
3
Kelas Kontrol
2
1
0
2 3 4 5 6 7 8
Skor siswa

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan


Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Diagram di atas menggambarkan bahwa rentang skor yang paling banyak
dicapai oleh siswa pada kedua kelas, yaitu rentang 4 - 5 dengan jumlah siswa yang
mencapai rentang tersebut adalah 11 siswa kelas eksperimen dan 12 siswa kelas
kontrol.
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Pemusatan dan Penyebaran Kelompok Kelompok
Data Eksperimen Kontrol
Skor terendah 2 2
Skor tertinggi 7 7
Mean 4,52 4,57
Median 5 4
Modus 5 4
Standard Deviasi 1,50 1,47
Tabel 4.1, menunjukkan skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama, yaitu 2. Sedangkan skor tertinggi pada kelas
eksperimen dan skor tertinggi pada kelas kontrol adalah sama yaitu 7. Rata-rata
54

skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 4,52 dan kelas kontrol sebesar 4,57.
Median yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 5 dan kelas kontrol sebesar 4.
Modus yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 5 dan 4.
Standard deviasi pada kelas eksperimen sebesar 1,50 dan pada kelas kontrol
sebesar 1,47.
2. Data Hasil Posttest
Kemampuan kognitif akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil posttest. Hasil posttest pada kelas eksperimen dengan pendekatan
STEM dan kelas kontrol dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada gambar
4.2 berikut:

9
8
7
6
Banyak siswa

5
4
3
2
1
0
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Skor siswa Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan


Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Gambar 4.2, menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa kelas
eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Rentang skor 17 - 18 didapat oleh 5
siswa, rentang skor 19 - 20 didapat oleh 13 siswa dan rentang skor 21 - 22 didapat
oleh 5 siswa kelas eksperimen. Rentang Skor 13 - 14 didapat oleh 6 siswa, rentang
skor 15 - 16 didapat oleh 10 siswa dan rentang skor 17 - 18 didapat oleh 7 siswa
kelas kontrol.
55

Diagram di atas menggambarkan bahwa skor yang paling banyak dicapai


oleh siswa pada kelas kontrol, yaitu skor 16 dengan jumlah siswa yang mencapai
tersebut adalah 6 siswa. Sedangkan skor yang paling banyak dicapai oleh siswa
pada kelas eksperimen, yaitu 19 dengan jumlah siswa yang mencapai adalah 8
siswa.
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Pemusatan dan Penyebaran Kelompok Kelompok
Data Eksperimen Kontrol
Skor terendah 17 13
Skor tertinggi 22 18
Mean 19,43 15,61
Median 19 16
Modus 19 16
Standard Deviasi 1,24 1,59
Tabel 4.2, menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 17 dan 13. Sedangkan skor tertinggi pada
kelas eksperimen lebih besar dengan skor 22 daripada skor tertinggi pada kelas
kontrol dengan skor 18. Rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar
19,43 dan kelas kontrol sebesar 15,61. Median yang diperoleh kelas eksperimen
sebesar 19 dan kelas kontrol sebesar 16. Modus yang diperoleh kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah berturut-turut 19 dan 16. Standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 1,24 dan pada kelas kontrol sebesar 1,59.
3. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa
Peningkatan kemampuan kognitif dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus N-gain. Nilai N-gain pada masing-masing kelas diperoleh dari rata-rata
skor N-gain yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas melalui perhitungan
selisih skor posttest dan skor pretest yang dibandingkan dengan selisih antara skor
ideal dan skor pretest sehingga diperoleh nilai N-gain pada masing-masing siswa
56

di dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tabel 4.3 merupakan tabel hasil
rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas N-gain Keterangan
Eksperimen 0,81 Tinggi
Kontrol 0,59 Sedang
Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata skor N-gain untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol, yaitu sebesar 0,73 dan 0,54 dengan kategori sedang.
4. Peningkatan Berdasarkan Per Indikator Ranah Kognitif
Peningkatan per indikator pada kemampuan kognitif siswa didapatkan dari
rata-rata skor N-gain siswa pada masing-masing kelas yaitu pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain per indikator ranah kognitif.
Kemampuan N-gain
Kognitif Eksperimen Keterangan Kontrol Keterangan
C1 1 Tinggi 0,68 Sedang
C2 0,85 Tinggi 0,67 Sedang
C3 0,60 Sedang 0,42 Sedang
Lampiran C3
Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan rata-rata skor N-gain kemampuan kognitif
C1, C2, C3 padak kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata skor N-gain
kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 sebesar 1 (Tinggi), C2 sebesar 0,85
(Tinggi) dan C3 sebesar 0,60 (Sedang). Sedangkan rata-rata skor N-gain
kelompok kontrol pada ranah kognitif C1 sebesar 0,68 (Sedang), C2 sebesar 0,67
(Sedang) dan C3 sebesar 0,42 (Sedang)). Dapat disimpulkan dari infromasi
tersebut bahwa peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih
unggul jika dibandingkan dengan kelas kontrol untuk setiap ranah kognitif.
57

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas digunakan pada dua buah data, yaitu pretest dan
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data ini
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistical Product and
Service Solutions (SPSS). Data terdistribusi normal apabila nilai sig. > 0,05 (5%)
maka H0 diterima. Hasil uji normalitas kedua data, yaitu pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sig. (2-tailed) 0,127 0,167 0,201 0,116
Taraf
0,05 0,05 0,05 0,05
signifikasi ( )
Kesimpulan Data Data Data Data
terdistribusi terdistribusi terdistribusi terdistribusi
normal normal normal normal
Lampiran C.4 dan C5
Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kesimpulan diambil dari ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika sig.
> 0,05 maka H0 diterima sehingga data terdistribusi normal. Tabel 4.7
menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai sig. pretest dan posttest lebih
dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
58

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
kemampuan berpikir kritis yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas
hasil pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuan Software
Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Kedua data hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan homogen atau sama
apabila nilai sig. maka H0 diterima, data dinyatakan memiliki varian yang
sama (homogen). Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Kelas Posttest Kelas
Statistik Eksperimen dan Kelas Eksperimen dan
Kontrol Kelas Kontrol
Levene Statistic 0,876 0,194
Taraf Signifikasi ( ) 0,05 0,05
Kesimpulan Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen
Lampiran C.6 dan C7
Berdasarkan uji homogenitas Lavene Statistic pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kesimpulan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data memiliki
varian yang sama atau homogen. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai sig. data
pretest dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa varian data pada kedua kelas sama atau homogen.
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data
pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama
(homogen). Oleh karena itu, pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik
parametrik berupa uji-t melalui software SPSS. Hasil uji hipotesis pretest dan
posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
59

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest


Uji Hipotesis
Uji-T
Hasil Pretest Hasil Posttest
Sig. (2-tailed) 0,922 0,000
Taraf Signifikasi ( ) 0,05 0,05
Kesimpulan H0 diterima H1 diterima
Lampiran C.8 dan C9
Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-T pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. (2-tailed) data hasil prestest dan posttest dari kedua kelas.
Kesimpulan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika
sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.9 menunjukkan
bahwa nilai sig. (2-tailed) data hasil pretest di atas taraf signifikan (0,05), yaitu
sebesar 0,922 sehingg dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan
rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Sedangkan nilai sig. (2-tailed) data hasil posttest di bawah taraf
signifikan (0,05), yaitu sebesar 0,000 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata posttest keterampilan kognitif siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa
dalam Materi Fluida. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa
hasil belajar siswa relatif rendah yang berarti bahwa kognitif siswa rendah. Hal ini
berdasarkan rata-rata hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu
sebesar 18,09 dan 18,26. Kedua kelas memiliki kemampuan kognitif yang
rendah, dikarenakan ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu
pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran siswa tidak
maksimal dan tidak dapat mengembangkan idenya. Proses pembelajaran masih
kurang efektif mengakibatkan siswa kesulitan dengan mempelajari materi fisika.
Nilai rata-rata kedua kelas mengalami peningkatan setelah diterapkan
pembelajaran yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menerapkan pendekatan
60

Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM) sedangkan pada


kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional. Rata-rata skor posttest
pada kedua kelas yaitu sebesar 77,74 pada kelas eksperimen dan 62,43 pada kelas
kontrol. Meskipun kedua kelas mengalami peningkatan, namun rata-rata nilai
posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest pada
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen melaksanakan
pendekatan Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM) yang
mana selama proses pembelajaran siswa dilatih untuk memiliki pemahaman
secara konkrit melalui tahap-tahapnya sehingga siswa dapat menguasai
pengetahuan dari materi fluida. Hal ini sejalan dengan penelitian Laily Yunita
Susanti dkk yang menyimpulkan bahwa peningkatan yang signifikan antara kelas
yang mengikuti pembelajaran materi reaksi redoks dengan media pembelajaran
berbasis STEM dengan metode konvensional. Tingginya hasil belajar kognitif
pada siswa terbentuk setelah pembelajaran dengan menggunakan modul
pembelajaran STEM.100
Peningkatan skor kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen secara
keseluruhan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih rata-rata
peningkatan perbedaannya adalah 15,31. Pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) yang aktif dan interaktif membuat siswa
lebih mengerti dan memahami konsep fluida yang diterapkan karena siswa juga
melakukan pengamatan terhadap percobaan atau praktikum dan membuat konsep
serta mendesain alat percobaan sesuai dengan materi sehingga lebih menarik dan
membuat siswa tidak jenuh dalam belajar. Pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) dikembangkan dengan mengangkat isu
keseharian ke dalam pembelajaran, dampaknya pembelajaran lebih bermakna

100
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018, 6.2: 32-40.
61

karena siswa lebih tertarik dan merasakan manfaat dari belajar fisika dalam
keseharian secara nyata.101
Pada ranah kognitif C1 yang memiliki skor maksimal 6. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 57,2% yaitu pada pretest memiliki skor sebesar 2,5 atau
sebesar 42,8% dan pada posttest skor sebesar 6,0 atau sebesar 100% yang berarti
bahwa peningkatan kemampuan kognitif siswa untuk kelas eksperimen khususnya
pada ranah kognitif C1 mengalami peningkatan yang maksimal. Pada kelas
kontrol peningkatan ranah kognitif C1 sebesar 39,6% yaitu pada pretest memiliki
skor sebesar 2,7 atau sebesar 44,6% pada posttest skor sebesar 5 atau sebesar
84,2% yang menunjukkan bahwa kemampuan kognitif C1 siswa mengalami
peningkatan. Hasil nilai N-gain kelas eksperimen pada ranah kognitif yaitu 1,00
dengan kategori tinggi sedangkan untuk kelas kontrol yatiu 0,68 dengan kategori
sedang. Penyebab perbedaan pada nilai N-gain yang diperoleh adalah karena pada
kelas eksperimen di tahapan science siswa dilatih untuk melakukan percobaan
atau praktikum sederhana sehingga siswa dapat mengingat pokok materi dan
menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Sumarni, W dkk yang telah membuktikan bahwa melalui integrasi
STEM dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif,
baik pada aspek pengetahuan dan pengaplikasian pengetahuan untuk memecahkan
masalah dengan hasilnya yaitu 81% siswa tuntas dalam belajar.102
Pada ranah kognitif C2 yang memiliki skor maksimal 7. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 68% yaitu pretest memiliki skor sebesar 1,4 atau sebesar
19,8% dan pada posttest sebesar 6,2 atau sebesar 88,2% yang berarti kemampuan
kognitif siswa untuk kelas eksperimen pada ranah kognitif C2 mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada kelas kontrol peningkatan ranah kognitif C2
sebesar 56% yaitu pretest memiliki skor sebesar 1,2 atau sebesar 17,2% dan pada
posttest skor 5,1 atau sebesar 73,2% yang menunjukan bahwa kemampuan

101
Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM
untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018, 2477-1511, h. 381.
102
Sumarni, W., Wijayati, N., & Supanti, S. (2019). Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 4(1).
62

kognitif C2 siswa mengalami peningkatan namun masih relatif lebih rendah


dibandingkan peningkatan pada kelas kelas eksperimen. Hasil nilai N-gain kelas
eksperimen pada ranah kognitif yaitu 0,85 dengan kategori tinggi sedangkan
untuk kelas kontrol yatiu 0,67 dengan kategori sedang. Penyebab perbedaan pada
nilai N-gain yang diperoleh adalah karena pada kelas eksperimen di tahapan
science siswa dilatih untuk melakukan percobaan atau praktikum sederhana
sehingga siswa dapat memahami pokok materi dan menjawab pertanyaan yang
ada pada LKS. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ana Permanasari
yang menjelaskan bahwa STEM telah banyak diterapkan dalam pembelajaran.
Keadaan ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa
penerapan STEM dapat meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
peserta didik. Oleh sebab itu, penerapan STEM yang awalnya bertujuan untuk
meningkatkan minat peserta didik terhadap bidang STEM menjadi lebih luas.
Keadaan ini muncul karena setelah diterapkan dalam pembelajaran ternyata
STEM mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan, mengaplikasikan
pengetahuan untuk memecahkan masalah dan mendorong peserta didik untuk
mencipta sesuatu yang baru.103 Penelitian yang mendukung lainnya adalah
penelitian dari Alvi Maulida menyimpulkan bahwa penereapan model PBL
dengan pendekatan STEM dapat memperngaruhi dan meningkatkan hasil belajar
siswa dengan hasil nilai pretest 46,7 dan posttestnya adalah 84,6 sehingga
dihasilkan N-gain sebesar 0,67.104
Pada ranah kognitif C3 yang memiliki skor maksimal 12. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 55,85 % yaitu pretest memiliki skor sebesar 0,57 atau
sebesar 4,75% dan pada posttest memiliki skor sebesar 7,3 atau sebesar 60,6%
yang berarti kemampuan kognitif siswa untuk kelas eksperimen pada ranah C2
mengalami peningkatan cukup besar. Pada kelas kontrol peningkatan ranah
kognitif C3 sebesar 39,8% yaitu pretest memiliki skor 0,6 atau sebesar 5,5% dan

103
Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. In: Prosiding
SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p. 23-34.
104
Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke Di
SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
63

pada posttest memiliki skor sebesar 5,4 atau sebesar 45,3% yang berarti
kemampuan kognitif siswa relatif lebih rendah dibandingkan peningkatan pada
kelas kelas eksperimen. Penyebab perbedaan pada nilai pretest dan posttest yang
diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah adanya tahapan Science,
Technology, Engineering And Mathematics yang dilatihkan kepada siswa
sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan secara langsung
melalui percobaan atau praktikum dan menjawab pertanyaan tentang matematis
serta mampu mendesain percobaan sendiri setelah mendapatkan pengetahuan
tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Liny Mardhiyatirrahmah
yang menyimpulkan bahwa pendekatan STEM yang digunakan pada pelajaran
matematika memberikan dampak yang positif terhadap peserta didik, seperti hasil
belajar materi matematika serta sikap matematis.105 Peserta didik yang
mempersepsikan pendekatan pembelajaran STEM akan berkinerja lebih baik
dalam matematika, sains dan membaca mungkin karena kemampuan mereka
untuk berpikir kritis dan kreatif. Mereka menjadi dilatih untuk memecahkan
masalah secara mandiri dibandingkan dengan siswa non-STEM.106
Peningkatan skor kemampuan kognitif peserta didika antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda disebabkan perbedaan pembelajaran yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
proses pembelajarannya menerapkan pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM), aktivitas siswa lebih aktif dan interaktif
karena proses pembelajarannya berpusat pada siswa (student centered) dan guru
hanya sebagai fasilitator yang selama proses pembelajaran siswa dilatih untuk
dapat memahami untuk dapat menyelesaikan dan menjawab pertanyaan yang
berkenaan dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada data posttest, diperoleh sig. (2-tailed)
-14
sebesar 7,4 x 10 (sig. (2-tailed) 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak

105
Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., & Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December).
106
CHIEN, Priscilla Lo Khai; LAJIUM, Denis Andrew D. The Effectiveness of Science,
Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Learning Approach Among Secondary School
Students. In: International Conference on Education and Psychology 2016 (ICEduPsy16). 2016. p.
95-104.
64

dan H1 diterima, artinya penerapan pendekatan STEM berpengaruh terhadap


kemampuan kogntif siswa pada materi fluida. Presentase ketercapaian
kemampuan kognitif yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan penerapan pembelajaran.
Kelas eksperimen menerapkan pendekatan STEM yang merupakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered), melatih siswa menyelesaikan suatu
permasalahan dengan langkah atau tahapan secara mandiri, guru hanya sebagai
fasilitator yang membimbing siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
melatihkan siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Pendekatan STEM membuat siswa menjadi pemecah masalah, penemu,
innovator, mampu mandiri, pemikir yang logis, melek teknologi, mampu
menghubungkan budaya dan sejarahnya dengan pendidikan, dan mampu
menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerja. Pendekatan STEM
menerepakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja
menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks
merancang dan merekayasa teknologi sebagai bentuk pemecahan masalah.107

107
Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; KOES, H. S. STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 2016, 1: 978-984.
4. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendekatan STEM memiliki pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa
pada materi fluida. Hal tersebut berdasarkan pada hasil uji hipotesis dengan
sig. (2-tailed) sebesar 7,4 x 10-14 (sig. (2-tailed) 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada perbedaan rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian, pendekatan STEM berpengaruh terhadap kemampuan kognitif
siswa
2. Pada setiap indikator kemampuan kognitif siswa yang digunakan dalam
penelitian mengalami peningkatan setelah menerapkan pendekatan STEM
dalam pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil uji N-gain dengan rata-rata
peningkatan per indikator berpikir kritis sebesar 0,81 dengan kategori tinggi.
B. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian, saran yang dapat dipertimbangkan
antara lain:
1. Pendekatan STEM dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, sehingga
dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melakukan pembelajaran fisika yang
dapat melibatkan siswa secara aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran.
2. Peningkatan kemampuan kognitif siswa dapat dikembangkan kembali ke
ranah yang lebih tinggi dan pendekatan STEM juga dapat diterapkan pada
variabel terikat lainnya yaitu meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
kreatif dan literasi sains.
3. Instrumen penelitian harap dikembangkan sesuai dengan struktur konsep
pendekatan sehingga dapat berkaitan dengan baik untuk mencapai hasil yang
lebih maksimal dan perlu untuk diteliti dengan cermat disetiap tahapan
pembelajaran STEM]

65
66

4. Soal Instrumen nomor 2 yang memilih gambar sebaiknya diperhatikan


kembali untuk pemilihan gambar dongkrak yang disajikan karena dongkrak
tersebut bukan termasuk dalam dongkrak hidrolik melainkan dongkrak
mekanik
5. Soal instrumen nomor 6 yang disajikan yaitu gambar suatu pipa U yang
tertutup, namun sebaiknya gambar pipa U tersebut terbuka tutupnya sehingga
gambar cairan tersebut memenuhi kesesuaian gambar
6. Soal instrumen nomor 10 yang disajikan yaitu gambar tercelupnya suatu
balok ke dalam cairan minyak dan air, sebaiknya harus diperhatikan ulang.
Pertama letak balok yang tercelup tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Kedua konsep pemahaman terhadap besar kecilnya suatu massa jenis harus
diperhatikan agar dalam mengilustrasikannya sesuai dengan konsep
pemahaman tersebut.
67

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ella dkk. Profil Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi Gerak
Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika).
2019

Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of STEM (Science Technology


Engineering and Mathematic) towards Achievement, Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret 2019

Ahmad Susanto, M.Pd. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam


Berbagai Aspeknya. Kencana, 2011

Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2014. Kerangka Landasan Untuk


Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi


V. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Bely, Levti Norisa, dkk. Model Pembelajaran Advance Organizer: Dampak


Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2019

Chien, Priscilla Lo Khai, dkk. The Effectiveness of Science, Technology,


Engineering and Mathematics (STEM) Learning Approach Among
Secondary School Students. In: International Conference on Education and
Psychology 2016 (ICEduPsy16). 2016

Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2001

Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim, Science, Technology,


Engineering and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) pada
Pembelajaran Sains, Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2,
2017

Gatot Hari Priowirjanto. Embedded STEM in Indonesia Curriculum, Seminar


Internasional: Fostering Young Creative Talents Through Integrative
Thinking. 2017

Jo Anne Vasquez. STEM Beyond the Acronym. Educational Leadership Journal,


Vol. 72, No.4. 2015

John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas, Participation in Science, Mathematics


and Technology in Australian Education, Autralia: Australian Council for
Educational Research, 2008
68

Khaidaroh Shofiya F dan Dr. Sukiman, M.Pd“Pengembangan Tujuan


Pembelajaran PAI Aspek Kognitif Dalam Teori Anderson, L. W. Dan
Krathwohl, D.R”, Jurnal Al Ghazali, Vol. 1, No.2, 2018

La Nani, Karman and Kusumah, Yaya S. “The Effectiveness Ofict-Assisted


Project Based Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication
Ability, International Journal of Education and Research. 3, 2015.

Mardhiyatirrahmah, L., dkk. Dampak Penerapan Pendekatan STEM Pada


Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019

Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2013

Maulidia, Alvi. dkk. Inovasi Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pbl
(Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM Education untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum
Hooke Di SMA. Fkip E-Proceeding, 2019

Mellya Dewi, dkk. Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan


STEM untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada
materi listrik dinamis. Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018

Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada


Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional Mipa IV, 2018

Parno, P., et al. The improvement of students’ scientific literacy through problem-
based STEM learning on static fluid. In: International Conference on
Mathematics and Science Education of Universitas Pendidikan Indonesia.
2018

Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains.


In: Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016\

Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

R. Bybee, The Case for STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia:
NSTA Press, 2013

Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan Kognitif Siswa Terhadap


Kemampuan Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan Ditinjau Dari
Gender. Jurnal Pendidikan Fisika, 2017, 5.2: 111-118.2017

Sanders, Mark. STEM, STEM Education, STEMmania. The Technology Teacher.


2009

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi


Aksara. 2014.
69

Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM Education Research 2013-2015,
Journal of STEM Education, vol 7, no 4, 2016

Sugiyono, Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2011.

Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering


and Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda
Aceh : Prosiding Seminar Nasional MIPA IV, 2018

Sumarni, Woro, dkk. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019

Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,


Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal
Pendidikan Sains (JPS), 2018

Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018)

Syukri, Muhammad, dkk. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial Science


thinking “EscIT”, Aceh Development International Conference 2013

Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, Medan:


Perdana Mulya Sarana. 2017

Torlakson. Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and


Mathematics. California Departement of Education, California. 2014

Wahyuni,Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian


Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014),

Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana “Penguasaan Konsep Materi
Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana
UM, Vol. 2, 2017

Winarni, Juniaty, dkk. STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pros. Semnas
Pend. IPA Pascasarjana UM, 2016

Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti, Kemampuan Kognitif dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan
STEM, Jurnal Pembelajaran kimia, Vol. 4, No.1, Juni 2019

Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014
70

LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Lembar Studi pendahuluan guru


2. Lembar Studi Pendahuluan Siswa
3. RPP Kelas Eksperimen
4. RPP Kelas Kontrol
5. Lembar Kerja Siswa (LKS)
71

Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan

LEMBAR WAWANCARA GURU


I. Identitas Sekolah
A. Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan
B. Alamat : Jalan Tarumanegara Dalam No. 01, Pisangan,
Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten
C. Tanggal : 4 Agustus 2019
II. Identitas Guru
A. Nama : Khoirul Abdan, S.Pd
B. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fisika
C. Lama Mengajar : 2 Tahun
III. Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Jawaban

1 Kurikulum yang digunakan dalam kegiatan Kurikulum 2013 edisi Revisi


pembelajaran di kelas X?

2 Pendekatan pembelajaran apa yang sering Konvensional dan Saintifik


digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas X?

3 Berapakah nilai standar KKM fisika 70


dikelas X?

4 Konsep fisika yang paling banyak siswa Fluida, Suhu dan Kalor, Hukum
tidak tuntas? Newton

5 Jenis soal apa saja yang digunakan dalam Soal-soal yang ada di buku paket
pembelajaran fisika? siswa, jenis C1 hingga C3

6 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata Hasil belajar fisika siswa masih
pelajaran fisika di kelas X? rendah

7 Apa yang menyebabkan hasil belajar Siswa tidak tertarik dengan mata
fisika masih relatif rendah? pelajaran fisika

8 Apakah bapak menggunakan media Ya, media pembelajaran yang


pembelajara dalam proses kegiatan belajar digunakan itu buku teks dan
mengajar? power point
72

9 Apakah bapak pernah melakukan Pernah, namun tidak sering


percobaan atau praktikum pada materi
fisika?

10 Apakah bapak pernah menguji siswa untuk Belum pernah


mendemonstrasikan percobaan yang
mereka buat sendiri?

Tangerang Selatan, 04 Agustus 2019

Narasumber,

Guru Fisika

Khoirul Abdan, S.Pd

NIP.
73

Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan

HASIL ANALISIS ANGKET SISWA


Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan
Jumlah Responden : 200 siswa
1. Bagaimana pendapat Anda tentang mata pelajaran fisika?
Sangat Menarik : 5 (2,5%)
Menarik : 8 (4,0%)
Cukup Menarik : 20 (10%)
Kurang Menarik : 90 (45%)
Tidak Menarik : 77 (38,5%)
2. Menurut Anda, apakah pelajaran fisika itu sulit?
Ya : 180 (90%)
Tidak : 20 (10%)
3. Menurut Anda, apakah materi fluida memiliki tingkat kesulitan yang tinggi?
Ya : 160 (80%)
Tidak : 40 (20%)
4. Berapa nilai UAS Fisika Anda?
Jumlah Siswa
Rentang Nilai
Semester 1 Semester 2
0-49 59 50
50-79 121 109
80-100 20 41

5. Apakah guru mata pelajaran fisika sudah mengajar sesuai keinginan Anda?
Ya : 80 (40%)
Tidak : 120 (60%)
6. Apakah anda sudah paham akan materi yang diajarkan oleh guru?
Ya : 90 (45%)
Tidak : 110 (55%)
74

7. Pendekatan pembelajaran apa yang paling sering digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas pada mata pelajaran fisika?

No Pendekatan pembelajaran Jumlah pemilih Presentase (%)

1. Inkuiri 2 0,96%

2. Saintifik 3 1,5%

3. STEM 0 0%

4. Lainnya: 198 97,54%


75

Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
76

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.1 Menjelaskan tentang fluida statis
hukum yang berhubungan 3.14.2 Menerapkan tekanan hidrostatis
dengan fluida 3.14.3 Mengaplikasikan penerapan hukum
pascal
Fluida
4.10 Memecahkan persoalan 4.10.1 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan tekanan hidrostatis
rekayasa yang berkaitan 4.10.2 Mendesain percobaan sederhana
dengan hukum-hukum hukum pascal
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, Mathematic) diharapkan mampu menerapkan prinsip tekanan hidrostastis dan penerapan
hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep
Fluida

Fluida Statis

Tekanan Hidrostatis Hukum Pascal

Tekanan Tekanan diteruskan


ke segala arah
Massa Jenis

- Dongkrak Hidrolik
Tekanan Mutlak
- Pompa Hidrolik
dalam zat cair
77

2. Materi
a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair merupakan salah satu
jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih renggang karena gaya
interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat
lemah dan kerapatannya lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah
zat cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
b. Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statis diantaranya :
1) Tekanan Hidrostatis

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak
lurus terhadap permukaan A:

Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2 = Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas
menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan
ini dikenal dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama adalah sama..
Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = PB
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB
78

2) Hukum Pascal

Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama Blaise Pascal (1623-
1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar”. Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah
dongkrak hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas penampang A1
(lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan
(misalnya oli).

Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik

Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1 ke atas dengan
gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan berlaku

pA1 = F1 atau P = (1)

Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2. Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya
F2 yang bekerja pada pengisap 2 dengan arah ke bawah.

pA2 = F2 atau P = (2)

dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh

= (3)

F2 = x F1 (4)

Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan luas pengisap.
79

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Tekanan Hidrostatis
Botol Air Mineral 1,5 liter 1 Buah
Paku 1 Buah
Plester / Lakban 1 Buah
Spidol 1 Buah
Air 1,5 Liter
Percobaan Hukum Pascal
Suntikan beda diameter 2 Buah
Selang 20 cm
Plester / Lakban 1 Buah
Beban Batu 3 Buah
Air 300 ml
Minyak 200 ml
Neraca Pegas 1 Buah

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
80

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Peserta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta didik  Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan
2 Menit
didik? menjawab
1.Apa yang kalian ketahui tentang
fluida?
2.Ada berapa fluida yang kalian
Pendahuluan ketahui?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk
5 Menit
kepada peserta didik lewat sebuah belajar fluida dari video yang
tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yaitu perenang
menyelam ke dasar laut dan
bentuk bangunan bendungan  Menyimak dan memperhatikan
 Memberikan motivasi dengan motivasi berdasarkan manfaat
menyampaikan manfaat mempelajari fluida dan tujuan
mempelajari fluida pembelajaran. Mengikuti
 Membacakan tujuan pembelajaran instrusksi guru untuk duduk
dan membagi kelompok sesuai dengan kelompoknya
Scientific Inquiry  Meminta peserta didik mengamati  Mengamati demonstrasi sesuai
demonstrasi sesuai kegiatan 1 kegiatan 1 LKS fluida statis I
Inti
LKS fluida statis I  Melakukan percobaan sesuai 20 menit
(Kegiatan STEM)  Meminta peserta didik melakukan dengan LKS fluida statis I
percobaan sesuai LKS fluida statis
I
81

Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang


Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
tersedia yang berkaitan dengan persamaan tekanan hidrostatis 15 menit
persamaan tekanan hidrostatis dan dan hukum achimedes
hukum pascal
Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam
Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi terkait perumusan desain percobaan 10 menit
perumusan desain percobaan sederhana
sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesain percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip dasar prinsip dasar sub materi
sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta siswa menjelaskan kelompok siswa
konsep desain percobaan
sederhananya
 Guru bersama peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan
dipelajari pada pertemuan hari ini dipelajari pada pertemuan hari
ini
Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa tes  Peserta didik mengerjakan
tulis (tipe soal pilihan ganda) soal dengan baik
Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik
Penutup didik “masih ada atau tidak hal bertanya terkait hal yang 10 Menit
yang belum dipahami dari materi belum diketahuinya
yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
82

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2020


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048
83

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi Jawaban Aspek
kognitif
1 Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : E C2
Seorang arsitek akan merancang bendungan.
Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih
tebal di bagian bawahnya di bandingkan bagian
atas nya, hal
ini disebabkan karena tekanan air di bagian
bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan
Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton air di bagian atas beton.
penahan bendungan dibuat lebih tebal di bagian bawahnya
dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
c. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan
tekanan air di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton
2 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : C C3
Diketahui :
h2 = 27,2 cm
ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3

Ditanya : h1 ?
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti
terlihat pada gambar. Jika ketinggian h2 adalah 27,2 cm Jawab :
massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah Pm = PHg
13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa h1 adalah …. ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
a. 1,2 cm 0,8.27,2 = 13,6.h2
84

b. 1,4 cm h2 = = 1,6 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
Jadi ketinggian air raksa h1 = 1,6 cm
e. 2,0 cm
3 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : D C3
Diketahui :
A1 = 30 cm2
A2 = 900 cm2
F1 = 20 N

Ditanya : F2 ?

Jawab :
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek =
diabaikan. Agar sistem tetap seimbang, maka berat beban F 2 F2 = ( )F1
yang harus diberikan adalah ....
a. 300 N F2 = ( ) 20 N
b. 400 N F2 = 30. 20
c. 500 N F2 = 600 N
d. 600 N
e. 700 N Jadi berat beban F2 yang harus diberikan adalah
600 N

Format Penilaian

Nilai =
85

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
86

tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
87

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Dua)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
88

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.4 Menjelaskan hukum archimedes
hukum yang berhubungan 3.14.5 Menerapkan prinsip hukum
dengan fluida archimedes
3.14.6 Menjelaskan tegangan permukaan
3.14.7 Menerapkan persamaan tegangan
Fluida
permukaan
4.10 Memecahkan persoalan 4.10.3 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan hukum archimedes
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan prinsip hukum archimedes dan tegangan permukaan
dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Statis

Hukum Archimedes Tegangan Permukaan

Gaya Angkat ke Atas - Tetesan embun yang


jatuh di jaring laba-
- Hidrometer laba
- Kapal laut - Serangga dapat
- Balon Udara hinggap pada
89

2. Materi
Hukum Archimedes

Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh benda apabila berada
dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.

Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut, selain bekerja gaya
berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
a) Benda Tenggelam

Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair


(fluida). Pada benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya
ke atas (gaya Archimedes). Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada
gaya berat benda maka benda akan tenggelam.
Wb > FA

mb.g > f . g . Vf

b . g . Vb > f . g . Vf Gambar 2.4

Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda tercelup dalam Benda


fluida. Dengan demikian, volume benda yang tercelup akan sama Tenggelam
dengan volume fluida yang dipindahkan (Vb = Vf).

b > f

dengan

b = massa jenis benda (kg/m3)


90

f = massa jenis fluida (kg/m3)


b) Benda Melayang

Pada kasus benda melayang didalam fluida, besar gaya berat


benda sama dengan besar gaya ke atas yang dialami benda. Dengan
demikian, berlaku hubungan berikut.

b . g . Vb

f . g . Vf = b . g . Vb Gambar 2.5

=
Benda Melayang
b f

Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida.
c) Benda Terapung

Peristiwa benda mengapung, gaya apung (F A) lebih besar


daripada berat benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas
sampai gaya apung (FA) sama dengan berat benda (w). pada peristiwa
mengapung tidak semua bagian benda tercelup dalam fluida sehingga
volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil daripada volume
benda. Oleh karena itu, pada peristiwa mengapung, massa jenis rata-
Gambar 2.6
rata benda lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Benda Terapung
Wb < FA

mb.g < f . g . Vf

b . g . Vb < f . g . Vf

Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku persamaan sebagai berikut.

Vt =

Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vt = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda total (m3)
91

Penerapan Hukum Archimedes


- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara
Tegangan Permukaan
Antara permukaan zat cair (fluida) dan udara di atasnya terdapat suatu lapisan pembatas yang disebut
sebagai lapisan tegangan permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi dan
adhesi. Tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan
(F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:

Keterangan:

= tegangan permukaan (N/m)

F = gaya tegangan permukaan (N)

d = panjang permukaan (m)

l = panjang satu permukaan (m)

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)


Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Hukum Archimedes
Batu 1 Buah
Paku 1 Buah
Neraca Pegas 1 Buah
Gelas Pancuran 1 Buah
Gelas Ukur 1 Buah
Air 1 liter
92

G. SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta
: Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan


dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
93

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Peserta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta  Peserta didik menyimak
didik disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan 2 Menit
didik? menjawab
Apa yang kalian ketahui tentang
hukum archimedes dan tegangan
permukaan?
Pendahuluan Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk 5 Menit
kepada peserta didik lewat belajar fluida dari video yang
sebuah tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
kedua
 Memberikan motivasi dengan  Menyimak dan memperhatikan
menyampaikan manfaat motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida mempelajari fluida dan tujuan
 Membacakan tujuan pembelajaran. Mengikuti
pembelajaran dan membagi instrusksi guru untuk duduk
kelompok sesuai dengan kelompoknya
Scientific Inquiry  Meminta peserta didik  Mengamati demonstrasi sesuai
mengamati demonstrasi sesuai kegiatan 1 LKS fluida statis II
kegiatan 1 LKS fluida statis II  Melakukan percobaan sesuai
20 menit
 Meminta siswa melakukan dengan LKS fluida statis II
Inti percobaan sesuai LKS fluida
(Kegiatan STEM) statis II
Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang
Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
15 menit
tersedia yang berkaitan dengan persamaan hukum pascal dan
persamaan hukum Archimedes tegangan permukaan
94

dan tegangan permukaan


Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam
Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi perumusan desain percobaan 10 menit
terkait perumusan desain sederhana
percobaan sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesain percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip prinsip dasar sub materi
dasar sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta peserta didik kelompok peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
 Guru mengajak peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan
dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
ini ini
Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa  Peserta didik mengerjakan soal
tes tulis (tipe soal pilihan ganda) dengan baik
Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik bertanya
didik “masih ada atau tidak hal terkait hal yang belum 10 Menit
Penutup
yang belum dipahami dari diketahuinya
materi yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal Pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
95

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2020


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048
96

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m Penyelesaian : E C3
1 digantungkan vertikal pada seutas tali ringan. Diketahui :
Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa Balok berukuran ,4 m x 0,2 m x 0,6 m = 0,048 m3
jenis air 1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika Berat balok diudara 600 N
balok dicelupkan seluruhnya dalam air adalah …. g = 10 m/s2
a. 200 N ρ = 1000 kg/m3
b. 420 N Ditanya :
c. 400 N FA dan berat balok didalam zat cair?
d. 300 N Jawab :
e. 480 N Balok tercelup seluruhnya dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N

Jadi, besar gaya keatas yang dialami balok ketika


tercelup seluruhnya dalam air adalah 480 N.

2 Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : C C2


Berdasarkan prinsip hukum Archimedes bahwa”
sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya dalam zat cair akan mendapat gaya tekan
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan”.
97

Seorang anak menimbang sebuah batu dengan


menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang
batu memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika
dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan
ditimbang gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di
atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa
batu berkurang
3 Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui Penyelesaian : C C3
gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya Diketahui :
adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya F=8N
adalah …. L = 40 cm = 0,4 m
a. 10 N/m Ditanya : γ ?
b. 15 N/m Jawab :
c. 20 N/m γ =
d. 25 N/m
e. 30 N/m γ = = 20 N/m
98

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
99

tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 3 (Tiga)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
101

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.8 Menjelaskan gejala kapilaritas
hukum yang berhubungan 3.14.9 Menerapkan persamaan gejala
dengan fluida kapilaritas
3.14.10 Menjelaskan viskositas
Fluida
3.14.11 Menerapkan persamaan viskositas
4.10 Memecahkan persoalan 4.10.4 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan gejala kapilaritas dan viskositas
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)


peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Statis

Gejala Kapilaritas Viskositas

Gaya Adhesi dan Kohesi Hukum Stoke


102

2. Materi
Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler. Gejala kapilaritas
disebabkan oleh adhesi yang lebih besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair
dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam
kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
Viskositas

Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida maka semakin sulit
suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.

Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk
fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.

Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris
berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium diperoleh

k=6 r (2)
dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan
Hukum Stokes

Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)
103

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan

F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Gejala Kapilaritas
Tisu 5 buah
Gelas 2 buah
Air 1 liter
Percobaan Viskositas
Wadah 3 buah
Air 2 Liter
Stopwatch 1 buah
Kelereng 4 buah
Minyak 400 ml
Sabun cair 400 ml
Jangka Sorong 1 buah

G. SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
104

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Pesesta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta  Peserta didik menyimak
didik disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan 2 Menit
didik? menjawab
Apa yang kalian ketahui tentang
gejala kapilaritas dan viskositas?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk 5 Menit
Pendahuluan kepada peserta didik lewat belajar fluida dari video yang
sebuah tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
ketiga
 Memberikan motivasi dengan  Menyimak dan memperhatikan
menyampaikan manfaat motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida mempelajari fluida dan tujuan
 Membacakan tujuan pembelajaran. Mengikuti
pembelajaran dan membagi instrusksi guru untuk duduk
kelompok sesuai dengan kelompoknya
Scientific Inquiry  Meminta peserta didik  Mengamati demonstrasi sesuai
mengamati demonstrasi sesuai kegiatan 1 LKS fluida statis III
kegiatan 1 LKS fluida statis III  Melakukan percobaan sesuai
20 menit
 Meminta peserta didik dengan LKS fluida statis III
melakukan percobaan sesuai
Inti
LKS fluida statis III
(Kegiatan STEM)
Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang
Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
tersedia yang berkaitan dengan persamaan gejala kapilaritas dan 15 menit
persamaan gejala kapilaritas dan viskositas
viskositas
105

Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam


Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi perumusan desain percobaan 10 menit
terkait perumusan desain sederhana
percobaan sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesaian percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip prinsip dasar sub materi
dasar sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta peserta didik kelompok peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
 Guru mengajak peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan
dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
ini ini
Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa  Peserta didik mengerjakan soal
tes tulis (tipe soal pilihan ganda) dengan baik

Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik bertanya
Penutup didik “masih ada atau tidak hal terkait hal yang belum 10 Menit
yang belum dipahami dari diketahuinya
materi yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal Pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
106

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN

Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)


Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2020


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048

\
107

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm Penyelesaian : D C3
dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan Diketahui :
tegangan permukaan 3 x 10-2 N/m. Ternyata r = 2 mm = 2 x 10-3 m
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika θ = 370
sudut kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s2. Maka γ = 3 x 10-2 N/m
massa jenis zat cair adalah…. g = 10 m/s
a. 2,2 x 10-3 kg/m3 y = 2 mm = 2 x 10-3 m
b. 3,2 x 10-3 kg/m3
c. 4,2 x 10-3 kg/m3 Ditanya : ρ ?
d. 1,2 x 10-3 kg/m3
e. 0,2 x 10-3 kg/m3 Jawab :
y=
( )
ρ= 1,2 x 10-3 kg/m3

Jadi massa jenis zat cair adalah 1,2 x 10-3 kg/m3

2 Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa Penyelesaian : C C3


jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien Diketahui :
viskositas air 1 x 103 Ns/m2 dan g = 10 m/s2. r = 1 mm = 1 x 10-3 m
Maka kecepatan terminal bola adalah …. ρf = 1000 kg/m3
a. 3,1 m/s η = 1 x 10-3 Ns/m2
b. 3,2 m/s g = 10 m/s2
c. 3,3 m/s ρb = 2500 kg/m3
d. 3,4 m/s
e. 3,5 m/s Ditanya : v ?

Jawab :
v= (ρb - ρf )
108

v= (2500 - 1000)
v = 3,3 m/s

jadi , kecepatan terminal bola adalah 3,3 m/s

Format Penilaian
Nilai =
109

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
110

hasil percobaan kurang baik dan


tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
111

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 4 (Empat)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
112

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.12 Menjelaskan tentang fluida dinamis
hukum yang berhubungan 3.14.13 Menjelaskan konsep debit
dengan fluida 3.14.14 Menerapkan persamaan debit aliran
3.14.15 Menerapkan persamaan kontinuitas
Fluida
4.10 Memecahkan persoalan 4.10.5 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan persamaan kontinuitas
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)


peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan debit aliran dan persamaan kontinuitas dalam
kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Dinamis

Debit Persamaan Kontinuitas

Luas Penampang Kecepatan aliran

2. Materi
Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang berhubungan
dengan fluida dinamis diantaranya :
113

Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =

Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar dari ujung pipa yang lain selama selang
waktu yang sama. Hal ini berlaku karena pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan
pipa melalui dinding-dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).

Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x 1= v1 Δt dan fluida
pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 Δt. Oleh karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk
ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 = A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan
massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan.

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
114

F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan persamaan kontinuitas
Botol Air mineral 1.5 liter 2 buah
Paku 1 Buah
Lakban/Plester 1 Buah
Selang berbeda diameter 2 buah
Wadah ukuran 220 ml 2 buah
Air 3 liter
Stopwatch 1 buah

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
115

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Peserta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta  Peserta didik menyimak
didik disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan 2 Menit
didik? menjawab
Apa yang kalian ketahui fluida
dinamis, debit dan kontinuitas?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk 5 Menit
Pendahuluan kepada peserta didik lewat belajar fluida dari video yang
sebuah tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
 Memberikan motivasi dengan  Menyimak dan memperhatikan
menyampaikan manfaat motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida mempelajari fluida dan tujuan
 Membacakan tujuan pembelajaran. Mengikuti
pembelajaran dan membagi instrusksi guru untuk duduk
kelompok sesuai dengan kelompoknya

Scientific Inquiry  Meminta peserta didik  Mengamati demonstrasi sesuai


mengamati demonstrasi sesuai kegiatan 1 LKS fluida dinamis I
kegiatan 1 LKS fluida dinamis I  Melakukan percobaan sesuai
20 menit
 Meminta peserta didik dengan LKS fluida dinamis I
Inti melakukan percobaan sesuai
(Kegiatan STEM) LKS fluida dinamis I
Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang
Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
15 menit
tersedia yang berkaitan dengan debit dan persamaan kontinuitas
debit dan persamaan kontinuitas
116

Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam


Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi perumusan desain percobaan 10 menit
terkait perumusan desain sederhana
percobaan sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesaian percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip prinsip dasar sub materi
dasar sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta peserta didik kelompok peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
 Guru mengajak peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
ini ini

Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa  Peserta didik mengerjakan soal


tes tulis (tipe soal pilihan ganda) dengan baik

Penutup Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik bertanya 10 Menit
didik “masih ada atau tidak hal terkait hal yang belum
yang belum dipahami dari diketahuinya
materi yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
117

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN

Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)


Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2020


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048
118

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Jika penghisap dalam pipa ditekan maka laju aliran air Penyelesaian : B C2
yang melewati pipa R akan mengalami peristiwa …. Semakin besar dan tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju aliran air yaitu debit
Air yang dipengaruhi oleh luas penampang, laju
R A2
fluida, serta volume.
A

a. semakin kecil dan tekanannya kecil


b. semakin besar dan tekanannya besar
c. semakin besar dan tekanannya kecil
d. sama dengan di A dan tekanannya juga sama
e. semakin kecil dan tekanannya besar
2 Jika debit air sungai yang melewati sebuah bendungan Penyelesaian : C C3
dengan luas penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m3/s. Diketahui :
Maka kecepatan aliran air sungai yang melewati A = 140 m2
bendungan tersebut adalah …. Q = 700 m3/s
a. 3 m/s
b. 4 m/s Ditanya : v ?
c. 5 m/s
d. 6 m/s Jawab :
e. 7 m/s Q = A.v
v=
Kecepatan aliran air sungai yang dimaksud
adalah
v= = 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air sungai adalah 5 m/s
119

3 Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air. Penyelesaian : B C3


Pada penampang yang kecil laju aliran adalah 12 m/s. Diketahui
Maka laju aliran pada penampang yang besar adalah …. A1 = 4 cm2
a. 7 m/s A2 = 6 cm2
b. 8 m/s V1 = 12 m/s
c. 9 m/s
d. 10 m/s Ditanya V2…?
e. 11 m/s
Jawab
A1.V1 = A2.V2

Jadi laju aliran pada penampang adalah 8 m/s


120

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
121

tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Ekperimen)
122

Sekolah : SMK Nusantara Ciputat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 5 (Lima)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
123

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.16 Menjelaskan persamaan Bernoulli
hukum yang berhubungan 3.14.17 Menerapkan persamaan Bernoulli
dengan fluida
Fluida 4.10 Memecahkan persoalan 4.10.6 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan prinsip persamaan Bernoulli
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)


peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan bernoulli dalam kehidupan sehari-hari serta
mampu mendesaian percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep
Fluida

Fluida Dinamis

Persamaan Bernoulli

Ketinggian dan Tekanan fluida

2. Materi
Persamaan Bernoulli

Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian dari ujung-ujung pipa.
Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan
pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul
124

“Hydrodynamica”, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka
tekanannya justru menurun. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan
tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Melalui penggunaan teorema
usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P (mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v
(mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial),
akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini secara
matematis, yaitu

P+ .ρ.v2 + ρ.g.h = Konstan

P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
Gambar 2.8 Asas Bernoulli

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Persamaan Bernoulli
Botol Air mineral 1.5 liter 2 buah
Paku 1 buah
Lakban/Plester 1 buah
Mistar 1 buah
Wadah ukuran 220 ml 2 buah
Air 4 Liter
Penyangga 1 buah
125

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan


dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
126

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Peserta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta  Peserta didik menyimak
didik disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan 2 Menit
didik? menjawab
Apa yang kalian ketahui
persamaan bernoulli
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk 5 Menit
Pendahuluan kepada peserta didik lewat belajar fluida dari video yang
sebuah tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
 Memberikan motivasi dengan  Menyimak dan memperhatikan
menyampaikan manfaat motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida mempelajari fluida dan tujuan
 Membacakan tujuan pembelajaran. Mengikuti
pembelajaran dan membagi instrusksi guru untuk duduk
kelompok sesuai dengan kelompoknya

Scientific Inquiry  Meminta peserta didik  Mengamati demonstrasi sesuai


mengamati demonstrasi sesuai kegiatan 1 LKS fluida dinamis II
kegiatan 1 LKS fluida dinamis II  Melakukan percobaan sesuai
20 menit
 Meminta peserta didik dengan LKS fluida dinamis II
Inti melakukan percobaan sesuai
(Kegiatan STEM) LKS fluida dinamis II
Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang
Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
15 menit
tersedia yang berkaitan dengan persamaan bernoulli
persamaan bernoulli
127

Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam


Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi perumusan percobaan sederhana 10 menit
terkait perumusan percobaan
sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesain percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip prinsip dasar sub materi
dasar sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta peserta didik kelompok peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
 Guru mengajak peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
ini ini

Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa  Peserta didik mengerjakan soal


tes tulis (tipe soal pilihan ganda) dengan baik

Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik bertanya 10 Menit
Penutup
didik “masih ada atau tidak hal terkait hal yang belum
yang belum dipahami dari diketahuinya
materi yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
128

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2020


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048
129

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki Penyelesaian : B C3
luas penampang yang berbeda. Pada Diketahui :
penampang yang besar air mengalir dengan V1 = 2 m/s
kecepatan 2 m/s dengan tekanan 105 pa. Jika P1 = 105 Pa
kelajuan air pada penampang yang berukuran V2 = 8 m/s
kecil 8 m/s. Maka tekanan yang dihasilkan Ditanya : P2 = …?
adalah ….
a. 0,3 atm Jawab :
b. 0,7 atm P1 + ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + ρ.v22 + ρ.g.h2
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm 105 + (1000) 22 + 0 = P2 + (1000) 82 + 0
e. 1,6 atm P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm

Jadi tekanan yang dihasilkan adalah 0,7 atm

2 Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan Penyelesaian : D C3


pipa kecil 1 m di atas tanah seperti gambar Diketahui :
berikut. v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000 Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
Ditanya : v2 …?

Jawab :
P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2

910000 + . 1000.(10)2 + 1000.10. 5 = 2000 + . 1000.(


130

v22 ) + 1000.10.1

910000+100000 = 200000 + 500 (v22)+ 10000

1.010.000 – 210000 = 500 (v22)


800.000 = 500 (v22)

(v22)
Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 1600 = (v22)
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2 x 105 √ = v2
Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah 40 = v2
….
a. 10 m/s Jadi kecepatan di pipa kecil adalah 40 m/s
b. 20 m/s
c. 30 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s

Format Penilaian
Nilai =
131

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
132

tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Ekperimen)
133

Sekolah : SMK Nusantara Ciputat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 6 (Enam)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
134

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.18 Mengelompokkan contoh asas
hukum yang berhubungan Bernoulli
dengan fluida 3.14.19 Menyimpulkan gaya angkat pesawat
3.14.20 Menerapkan persamaan venturimeter
Fluida 3.14.21 Menerapkan persamaan tabung pitot
4.10 Memecahkan persoalan 4.10.7 Mendesain percobaan sederhana
dalam teknologi dan menurut prinsip contoh asas bernoulli
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)


peserta didik diharapkan mampu menerapkan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-hari serta mampu
mendesaian percobaan sederhana
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Dinamis

Persamaan Bernoulli

Contoh Asas Bernoulli


135

2. Materi
Contoh Asas Bernoulli
a. Tabung venturi

Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Dua
contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
(1) Karburator

Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian
campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran. Prinsip kerja
karburator adalah penampang pada
bagian atas jet penyempit, sehingga
udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi.
Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan
pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin sama dengan Gambar 2.9 Karburator
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
(2) Venturimeter

Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu
pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter yang mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya
hamper sama.

Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk mengukur kelajuan
aliran dalam sebuah pipa. Dari
persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 + .ρ.v12 +

ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2 , karena


h1 = h2, maka persamaan Bernoulli
menjadi
Gambar 2.10 Venturimenter tanpa manometer
P1 – P2 = . ρ.v12 * +
136

Sedangkan kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan sebagai berikut.

v1 = √
* +

venturimeter dengan manometer


prinsip kerjanya sama dengan venturimeter
tanpa manometer, tetapi pada venturimeter
ini terdapat pipa U yang berisi zat cair raksa.
Kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan:

v1 = √ Gambar 2.11 Venturimenter dengan


* +
manometer

dengan
= massa jenis raksa (kg/m3)
= massa jenis udara (kg/m3)
(3) Tabung Pitot

Tabung pitot merupakan alat ukur yang


berfungsi untuk mengukur kelajuan gas. Pada
tabung pitot, perbedaan tekanan diukur dari
perbedaan tinggi cairan pada pipa. Perubahan
tekanan adalah P1 – P2 = ρ.g.h sehingga kelajuan
aliran udara dirumuskan sebagai berikut.

v1 = √ Gambar 2.12 Tabung Pitot

keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)
(4) Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke
bawah, udara dipaksa keluar dari bola
karet termampatkan melalui lubang
sempit di atas tabung silinder

yang memanjang ke bawah sehingga Gambar 2.13 Penyemprot


137

memasuki cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada
bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik
ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum
dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

(5) Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang

Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada sayap pesawat. Bentuk
sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah
tetap (Streamline).

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi
bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar
daripada di bagian bawah (v2 > v1). Dari

persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 + .ρ.v12 +

ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2 . Ketinggian kedua

sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga Gambar 2.14 Garis arus

ρ.g.h1 = ρ.g.h2

P1 + .ρ.v12 = P2 + . ρ.v22

P1 – P2 = . ρ.v22 - .ρ.v12

P1 – P2 = . ρ.(v22 -.v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang
sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian
bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai berikut.

F1 – F2 = r (v22 -.v12) A
138

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan

F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan penerapan asas bernoulli
Buku tebal 2 buah
Tisu 1 lembar

G. SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan


dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
139

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Peserta Didik
 Meminta ketua kelas untuk  Peserta didik dan guru berdoa
memimpin doa dan memimpin bersama
Orientasi memberi salam kepada guru 3 Menit
 Mengabsen kehadiran peserta  Peserta didik menyimak
didik disampaikan oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada peserta  Peserta didik diharapkan 2 Menit
didik? menjawab
Apa yang kalian ketahui contoh
penerapan asas Bernoulli?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Peserta didik termotivasi untuk 5 Menit
Pendahuluan kepada peserta didik lewat belajar fluida dari video yang
sebuah tayangan video : guru berikan atau tayangkan
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
 Memberikan motivasi dengan  Menyimak dan memperhatikan
menyampaikan manfaat motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida mempelajari fluida dan tujuan
 Membacakan tujuan pembelajaran. Mengikuti
pembelajaran dan membagi instrusksi guru untuk duduk
kelompok sesuai dengan kelompoknya
Scientific Inquiry  Meminta peserta didik  Mengamati demonstrasi sesuai
mengamati demonstrasi sesuai kegiatan 1 LKS fluida dinamis III
kegiatan 1 LKS fluida dinamis  Melakukan percobaan sesuai
III dengan LKS fluida dinamis III 20 menit
 Meminta peserta didik
Inti
melakukan percobaan sesuai
(Kegiatan STEM)
LKS fluida dinamis III
Mathematical  Meminta peserta didik  Mengerjakan soal-soal yang
Thinking mengerjakan soal-soal yang tersedia yang berkaitan dengan
15 menit
tersedia yang berkaitan dengan persamaan bernoulli
persamaan bernoulli
140

Technology  Mempersilahkan peserta didik  Menggunakan teknologi dalam


Literacy untuk menggunakan teknologi pencarian informasi terkait
dalam pencarian informasi perumusan desain percobaan 10 menit
terkait perumusan desain sederhana
percobaan sederhana
Engineering  Meminta peserta didik untuk  Mendesain percobaan
Design mulai mendesain percobaan sederhananya sesuai dengan
sederhananya sesuai prinsip prinsip dasar sub materi
dasar sub materi  Mempresentasikan hasil diskusi 25 menit
 Meminta peserta didik kelompok peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
 Guru mengajak peserta didik  Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
ini ini

Mengevaluasi  Guru memberikan kuis berupa  Peserta didik mengerjakan soal


tes tulis (tipe soal pilihan ganda) dengan baik
Umpan balik  Guru bertanya kepada peserta  Beberapa peserta didik bertanya
Penutup didik “masih ada atau tidak hal terkait hal yang belum 10 Menit
yang belum dipahami dari diketahuinya
materi yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Peserta didik menerima tugas
berupa soal pengayaan pilihan tersebut dan mengerjakannya
ganda dan mengkomunikasikan dirumah dan memperhatikan
sub materi pertemuan berikutnya penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
141

I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1. Penilaian Kinerja 1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
1 Proses
2. Penilaian Presentasi 2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)

J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)

Tangerang Selatan, ………………. 2019


Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Khoirul Abdan, S.Pd Mohamad Rizki Nailul A


NIP : - NIM : 1113016300048
142

Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat Penyelesaian : E C2
harus lebih besar dari pada berat pesawat. PA < PB karena vA > vB
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat Tekanan diatas harus lebih kecil daripada dibawah dan
pesawat tersebut adalah …. kecepatan diatas harus lebih besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung
daripada sisi bawahnya.

a. PA > PB karena vA > vB


b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB

2 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : D C3


Diketahui
h = 10 cm = 0,1 m
A1 = 3
A2 = 1
g = 10 m/s2

Ditanya : v1 dan v2 ?
Sebuah alat venturimeter tanpa manometer
Jawab :
digunakan seorang siswa untuk mengukur
kecepatan aliran air dalam pipa. Ternyata
143

perbedaan tinggi air pada pipa penampang besar


dan kecil 10 cm. jika perbandingan luas v1 = √
* +
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Maka
kecepatan aliran air pada penampang yang besar
dan kecil adalah …. v1 = √
* +
a. m/s dan m/s
b. m/s dan m/s v1 = √
c. m/s dan m/s v1 = m/s
d. m/s dan m/s
e. m/s dan m/s persamaan kontinuitas
v2 =
v2 = x
v2 = m/s

jadi kecepatan aliran air di penampang besar dan kecil


adalah m/s dan m/s
3 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian C C3
Diketahui :
h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2

Ditanya : v2 …?

Jawab :
3
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m ) dialirkan ke dalam v2 = √
tabung pitot dan perbedaan tinggi air raksa (ρraksa =
13600 kg/m3) pada manometer 3 cm dan v2 = √
percepatan gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka
kecepatan aliran udara tersebut adalah …. v2 = 90,3 m/s2
144

a. 88,5 m/s2
b. 89,4 m/s2 jadi kecepatan aliran air diudara adalah 90,3 m/s2
c. 90,3 m/s2
d. 91,2 m/s2
e. 92,1 m/s2

Format Penilaian

Nilai =
145

PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN


No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam 3 Analisis demonstrasi dan
sebuah demonstrasi dan fenomena fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang 3 Melakukan percobaan secara
dilakukan dengan petunjuk di LKS terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan 3 Melakukan pengambilan dan
data pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
146

tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil 3 Menyimpulkan dengan baik dan
percobaan tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
147

Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
148

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.1 Menjelaskan tentang fluida statis
hukum yang 3.14.2 Menerapkan tekanan hidrostatis
berhubungan dengan 3.14.3 Mengaplikasikan penerapan hukum
Fluida fluida pascal
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran diharapkan mampu menerapkan prinsip tekanan
hidrostastis dan penerapan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida

Fluida Statis

Tekanan Hidrostatis Hukum Pascal

Tekanan Tekanan diteruskan


ke segala arah
Massa Jenis

- Dongkrak Hidrolik
Tekanan Mutlak
- Pompa Hidrolik
dalam zat cair
149

2. Materi
a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair merupakan salah satu
jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih renggang karena gaya
interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat
lemah dan kerapatannya lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah
zat cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
b. Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statis diantaranya :
3) Tekanan Hidrostatis

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak
lurus terhadap permukaan A:

Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2 = Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas
menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan
ini dikenal dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama adalah sama..
Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = PB
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB
150

4) Hukum Pascal

Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama Blaise Pascal (1623-
1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar”. Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah
dongkrak hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas penampang A1
(lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan
(misalnya oli).

Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik

Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1 ke atas dengan
gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan berlaku

pA1 = F1 atau P = (1)

Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2. Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya
F2 yang bekerja pada pengisap 2 dengan arah ke bawah.

pA2 = F2 atau P = (2)

dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh

= (3)

F2 = x F1 (4)

Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan luas pengisap.
151

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
152

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa
belajar dengan mengajak bersama
Orientasi berdoa Bersama
3 Menit
 Guru Menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Pendahuluan Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa?  Siswa diharapkan menjawab:
Apa yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan
dengan menyampaikan memperhatikan motivasi
5 Menit
manfaat/ tujuan mempelajari berdasarkan manfaat /tujuan
fluida statis mempelajari fluida statis
Mengamati  Guru meminta siswa  Siswa mengamati video yang
mengamati video yang ditayangkan
ditayangkan guru didepan
kelas tentang materi yang
disampaikan.
Kegiatan Inti Menanyakan  Guru menanyakan kepada  Sebagian siswa menjawab
siswa tentang konsep pertanyaan yang disampaikan
berdasarkan video yang guru berdasarkan video yang
di tayangkan.
ditayangkan.
 Guru memberikan kepada  Siswa bertanya hal-hal yang
siswa untuk bertanya jika ada belum dipahami tentang video
hal yang belum dipahami yang telah di amati
153

tentang konsep yang


dijelaskan.
 Guru mempersihlakan siswa
Siswa lain menjawab
yang lain untuk menjawab
pertanyaan
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan
dari pertanyaan yang penjelasan yang disampaikan
disampaikan oleh siswa oleh guru.
Mengeksplorasi
 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan
materi yang guru sampaikan
 Guru memberikan latihan-  Siswa mengerjakan latihan
Mengasosiasi latihan soal tentang materi soal tentang konsep yang
yang disampaikan disampaikan
 Guru meminta perwakilan  Beberapa siswa menuliskan
siswa untuk menuliskan hasil hasil pekerjaanya di papan
pekerjaanya dipapan tulis tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan membahas hasil pekerjaan
Mengkomunikasi yang telah dituliskan di papan yang telah dituliskan di papan
tulis tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan tambahan dan penguatan yang 70 Menit
untuk meluruskan pemahaman disampaikan oleh guru.
siswa
 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
Penutup Menyimpulkan ini dan memberikan contoh- ini 10 Menit
contoh fenomena yang
dipelajari pada kehidupan
sehari-hari.
154

Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal


materi pertemuan berikutnya. dengan baik

Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab


“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi
yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas  Siswa menerima tugas
mandiri berupa soal tes tulis tersebut dan mengerjakannya
pilihan ganda dan ditutup dirumah dan membaca
dengan membaca hamdalah hamdalah serta menjawab
dilanjutkan dengan salam.
mengucapkan salam
155

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda


156

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi Jawaban Aspek
kognitif
1 Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : E C2
Seorang arsitek akan merancang bendungan.
Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih
tebal di bagian bawahnya di bandingkan bagian
atas nya, hal
ini disebabkan karena tekanan air di bagian
bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan
Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton air di bagian atas beton.
penahan bendungan dibuat lebih tebal di bagian bawahnya
dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
c. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan
tekanan air di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton
2 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : C C3
Diketahui :
h2 = 27,2 cm
ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3

Ditanya : h1 ?
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti
terlihat pada gambar. Jika ketinggian h2 adalah 27,2 cm Jawab :
massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah Pm = PHg
13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa h1 adalah …. ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
a. 1,2 cm 0,8.27,2 = 13,6.h2
b. 1,4 cm h2 = = 1,6 cm
157

c. 1,6 cm
d. 1,8 cm Jadi ketinggian air raksa h1 = 1,6 cm
e. 2,0 cm
3 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : D C3
Diketahui :
A1 = 30 cm2
A2 = 900 cm2
F1 = 20 N

Ditanya : F2 ?

Jawab :
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek =
diabaikan. Agar sistem tetap seimbang, maka berat beban F 2 F2 = ( )F1
yang harus diberikan adalah ....
a. 300 N F2 = ( ) 20 N
b. 400 N F2 = 30. 20
c. 500 N F2 = 600 N
d. 600 N
e. 700 N Jadi berat beban F2 yang harus diberikan adalah
600 N

Format Penilaian
Nilai =
158

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
159

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.4 Menjelaskan hukum archimedes
hukum yang 3.14.5 Menerapkan prinsip hukum
berhubungan dengan archimedes
fluida 3.14.6 Menjelaskan tegangan permukaan
3.14.7 Menerapkan persamaan tegangan
Fluida
permukaan
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran diharapkan mampu menerapkan prinsip hukum
archimedes dan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Statis

Hukum Archimedes Tegangan Permukaan

Gaya Angkat ke atas - Tetesan embun yang


jatuh di jaring laba-
- Hidrometer laba
- Kapal laut - Serangga dapat
- Balon Udara hinggap pada
permukaan air
160

3. Materi

Hukum Archimedes

Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh benda apabila berada
dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.

Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut, selain bekerja gaya
berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
a) Benda Tenggelam
Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair
(fluida). Pada benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya
ke atas (gaya Archimedes). Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada
gaya berat benda maka benda akan tenggelam.
Wb > FA

mb.g > f . g . Vf Gambar 2.4

b . g . Vb > f . g . Vf Benda

Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda tercelup dalam Tenggelam


fluida. Dengan demikian, volume benda yang tercelup akan sama dengan volume fluida yang
dipindahkan (Vb = Vf).

b > f
161

dengan
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
b) Benda Melayang
Pada kasus benda melayang didalam fluida, besar gaya berat
benda sama dengan besar gaya ke atas yang dialami benda. Dengan
demikian, berlaku hubungan berikut.

b . g . Vb

. g . Vf = . g . Vb Gambar 2.5
f b

Benda Melayang
b = f

Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida.
c) Benda Terapung

Peristiwa benda mengapung, gaya apung (F A) lebih besar


daripada berat benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas
sampai gaya apung (FA) sama dengan berat benda (w). pada peristiwa
mengapung tidak semua bagian benda tercelup dalam fluida sehingga
volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil daripada volume
benda. Oleh karena itu, pada peristiwa mengapung, massa jenis rata-
Gambar 2.6
rata benda lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Benda Terapung
Wb < FA

mb.g < f . g . Vf

b . g . Vb < f . g . Vf

Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku persamaan sebagai berikut.

Vt =

Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
162

Vt = volume benda yang tercelup (m3)


Vb = volume benda total (m3)

d) Penerapan Hukum Archimedes


- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara
Tegangan Permukaan
Antara permukaan zat cair (fluida) dan udara di atasnya terdapat suatu lapisan pembatas yang disebut
sebagai lapisan tegangan permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi dan
adhesi. Tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan
(F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:

Keterangan:

= tegangan permukaan (N/m)

F = gaya tegangan permukaan (N)

d = panjang permukaan (m)

l = panjang satu permukaan (m)


E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah


163

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
164

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa bersama
belajar dengan mengajak berdoa
Orientasi Bersama
3 Menit
 Guru menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Pendahuluan
Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa?  Siswa diharapkan menjawab:
Apa yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan memperhatikan
dengan menyampaikan manfaat/ motivasi berdasarkan manfaat 5 Menit
tujuan mempelajari fluida statis /tujuan mempelajari fluida statis
Mengamati  Guru meminta siswa mengamati  Siswa mengamati video yang
video yang ditayangkan guru ditayangkan
didepan kelas tentang materi
yang disampaikan.
Menanyakan  Guru menanyakan kepada siswa  Sebagian siswa menjawab
tentang konsep berdasarkan pertanyaan yang disampaikan
video yang ditayangkan. guru berdasarkan video yang di
Kegiatan Inti tayangkan.
 Guru memberikan kepada siswa  Siswa bertanya hal-hal yang
untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami tentang video
belum dipahami tentang konsep yang telah di amati
yang dijelaskan.
 Guru mempersihlakan siswa
Siswa lain menjawab pertanyaan
yang lain untuk menjawab
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan
mengeksplorasi dari pertanyaan yang penjelasan yang disampaikan
disampaikan oleh siswa oleh guru.
165

 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan


mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
 Guru memberikan latihan-  Siswa mengerjakan latihan soal
Mengasosiasi latihan soal tentang materi yang tentang konsep yang 70 Menit
disampaikan disampaikan
 Guru meminta perwakilan siswa  Beberapa siswa menuliskan
untuk menuliskan hasil hasil pekerjaanya di papan tulis
pekerjaanya dipapan tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
mengkomunikasi membahas hasil pekerjaan yang membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis telah dituliskan di papan tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk tambahan dan penguatan yang
meluruskan pemahaman siswa disampaikan oleh guru.

 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru


menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari dipelajari pada pertemuan hari
Menyimpulkan ini dan memberikan contoh- ini
contoh fenomena yang
dipelajari pada kehidupan
sehari-hari.
Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal dengan
materi pertemuan berikutnya. baik
Penutup 10 Menit
Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi
yang dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Siswa menerima tugas tersebut
berupa soal tes tulis pilihan dan mengerjakannya dirumah
ganda dan ditutup dengan dan membaca hamdalah serta
membaca hamdalah dilanjutkan menjawab salam.
dengan mengucapkan salam
166

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Gand


167

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m Penyelesaian : E C3
1 digantungkan vertikal pada seutas tali ringan. Diketahui :
Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa Balok berukuran ,4 m x 0,2 m x 0,6 m = 0,048 m3
jenis air 1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika Berat balok diudara 600 N
balok dicelupkan seluruhnya dalam air adalah …. g = 10 m/s2
a. 200 N ρ = 1000 kg/m3
b. 420 N Ditanya :
c. 400 N FA dan berat balok didalam zat cair?
d. 300 N Jawab :
e. 480 N Balok tercelup seluruhnya dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N

Jadi, besar gaya keatas yang dialami balok ketika


tercelup seluruhnya dalam air adalah 480 N.
2 Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : C C2
Berdasarkan prinsip hukum Archimedes bahwa”
sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya dalam zat cair akan mendapat gaya tekan
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan”.

Seorang anak menimbang sebuah batu dengan


menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang
batu memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika
168

dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan


ditimbang gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di
atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa
batu berkurang
3 Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui Penyelesaian : C C3
gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya Diketahui :
adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya F=8N
adalah …. L = 40 cm = 0,4 m
a. 10 N/m Ditanya : γ ?
b. 15 N/m Jawab :
c. 20 N/m γ =
d. 25 N/m
e. 30 N/m γ = = 20 N/m
169

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 3 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
170

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.8 Menjelaskan gejala kapilaritas
hukum yang berhubungan 3.14.9 Menerapkan persamaan gejala
dengan fluida kapilaritas
3.14.10 Menjelaskan viskositas
Fluida
3.14.11 Menerapkan persamaan viskositas
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Statis

Gejala Kapilaritas Viskositas

Gaya Adhesi dan Hukum Stoke

2. Materi

Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler. Gejala kapilaritas
disebabkan oleh adhesi yang lebih besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair
dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
171

Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam
kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
Viskositas

Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida maka semakin sulit
suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.

Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk
fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.

Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris
berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium diperoleh

k=6 r (2)

dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan


Hukum Stokes

Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)
172

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
173

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa bersama
belajar dengan mengajak berdoa
Orientasi Bersama
3 Menit
 Guru Menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Pendahuluan
Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa? Apa  Siswa diharapkan menjawab:
yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan memperhatikan
dengan menyampaikan manfaat/ motivasi berdasarkan manfaat 5 Menit
tujuan mempelajari fluida statis /tujuan mempelajari fluida statis
Mengamati  Guru meminta siswa mengamati  Siswa mengamati video yang
video yang ditayangkan guru ditayangkan
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
 Guru menanyakan kepada siswa  Sebagian siswa menjawab
tentang konsep berdasarkan video pertanyaan yang disampaikan
yang ditayangkan. guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Kegiatan Inti
Menanyakan  Guru memberikan kepada siswa  Siswa bertanya hal-hal yang
untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami tentang video
belum dipahami tentang konsep yang telah di amati
yang dijelaskan.

 Guru mempersihlakan siswa yang


Siswa lain menjawab pertanyaan
lain untuk menjawab
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan penjelasan
mengeksplorasi dari pertanyaan yang disampaikan yang disampaikan oleh guru.
oleh siswa
174

 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan


mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
 Guru memberikan latihan-latihan  Siswa mengerjakan latihan soal
Mengasosiasi soal tentang materi yang tentang konsep yang disampaikan 70 Menit
disampaikan
 Guru meminta perwakilan siswa  Beberapa siswa menuliskan hasil
untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis
pekerjaanya dipapan tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang membahas hasil pekerjaan yang
mengkomunikasi telah dituliskan di papan tulis telah dituliskan di papan tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk tambahan dan penguatan yang
meluruskan pemahaman siswa disampaikan oleh guru.

 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru


menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini dipelajari pada pertemuan hari ini
Menyimpulkan dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.

Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal dengan


materi pertemuan berikutnya. baik
Penutup 10 Menit
Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Siswa menerima tugas tersebut
berupa soal tes tulis pilihan ganda dan mengerjakannya dirumah dan
dan ditutup dengan membaca membaca hamdalah serta
hamdalah dilanjutkan dengan menjawab salam.
mengucapkan salam
175

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda


176

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm Penyelesaian : D C3
dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan Diketahui :
tegangan permukaan 3 x 10-2 N/m. Ternyata r = 2 mm = 2 x 10-3 m
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika θ = 370
sudut kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s2. Maka γ = 3 x 10-2 N/m
massa jenis zat cair adalah…. g = 10 m/s
a. 2,2 x 10-3 kg/m3 y = 2 mm = 2 x 10-3 m
b. 3,2 x 10-3 kg/m3
c. 4,2 x 10-3 kg/m3 Ditanya : ρ ?
d. 1,2 x 10-3 kg/m3
e. 0,2 x 10-3 kg/m3 Jawab :
y=
( )
ρ= 1,2 x 10-3 kg/m3

Jadi massa jenis zat cair adalah 1,2 x 10-3 kg/m3

2 Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa Penyelesaian : C C3


jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien Diketahui :
viskositas air 1 x 103 Ns/m2 dan g = 10 m/s2. r = 1 mm = 1 x 10-3 m
Maka kecepatan terminal bola adalah …. ρf = 1000 kg/m3
a. 3,1 m/s η = 1 x 10-3 Ns/m2
b. 3,2 m/s g = 10 m/s2
c. 3,3 m/s ρb = 2500 kg/m3
d. 3,4 m/s
e. 3,5 m/s Ditanya : v ?

Jawab :
v= (ρb - ρf )
177

v= (2500 - 1000)
v = 3,3 m/s

jadi , kecepatan terminal bola adalah 3,3 m/s

Format Penilaian

Nilai =
178

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 4 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
179

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.12 Menjelaskan tentang fluida dinamis
hukum yang berhubungan 3.14.13 Menjelaskan konsep debit
dengan fluida 3.14.14 Menerapkan persamaan debit aliran
3.14.15 Menerapkan persamaan kontinuitas
Fluida
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan debit aliran dan persamaan kontinuitas dalam
kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Dinamis

Debit Persamaan Kontinuitas

Luas Penampang Kecepatan aliran

2. Materi
Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang berhubungan
dengan fluida dinamis diantaranya :
180

Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =

Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar dari ujung pipa yang lain selama selang
waktu yang sama. Hal ini berlaku karena pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan
pipa melalui dinding-dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).

Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x 1= v1 Δt dan fluida
pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 Δt. Oleh karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk
ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 = A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan
massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
181

F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
182

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa bersama
belajar dengan mengajak berdoa
Orientasi Bersama
3 Menit
 Guru Menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Pendahuluan Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa? Apa  Siswa diharapkan menjawab:
yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan memperhatikan
dengan menyampaikan manfaat/ motivasi berdasarkan manfaat
5 Menit
tujuan mempelajari fluida dinamis /tujuan mempelajari fluida
dinamis
Mengamati  Guru meminta siswa mengamati  Siswa mengamati video yang
video yang ditayangkan guru ditayangkan
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
Menanyakan  Guru menanyakan kepada siswa  Sebagian siswa menjawab
tentang konsep berdasarkan video pertanyaan yang disampaikan
yang ditayangkan. guru berdasarkan video yang di
Kegiatan Inti tayangkan.
 Guru memberikan kepada siswa  Siswa bertanya hal-hal yang
untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami tentang video
belum dipahami tentang konsep yang telah di amati
yang dijelaskan.
 Guru mempersihlakan siswa yang
Siswa lain menjawab pertanyaan
lain untuk menjawab
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan penjelasan
mengeksplorasi dari pertanyaan yang disampaikan yang disampaikan oleh guru.
oleh siswa
183

 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan


mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
 Guru memberikan latihan-latihan  Siswa mengerjakan latihan soal
soal tentang materi yang tentang konsep yang disampaikan
Mengasosiasi
disampaikan
70 Menit
 Guru meminta perwakilan siswa  Beberapa siswa menuliskan hasil
untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis
pekerjaanya dipapan tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
mengkomunikasi membahas hasil pekerjaan yang membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis telah dituliskan di papan tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk tambahan dan penguatan yang
meluruskan pemahaman siswa disampaikan oleh guru.
 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini dipelajari pada pertemuan hari ini
Menyimpulkan dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.

Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal dengan


Penutup materi pertemuan berikutnya. baik 10 Menit
Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Siswa menerima tugas tersebut
berupa soal tes tulis pilihan ganda dan mengerjakannya dirumah dan
dan ditutup dengan membaca membaca hamdalah serta
hamdalah dilanjutkan dengan menjawab salam.
mengucapkan salam
184

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda


185

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Jika penghisap dalam pipa ditekan maka laju aliran air Penyelesaian : B C2
yang melewati pipa R akan mengalami peristiwa …. Semakin besar dan tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju aliran air yaitu debit
Air yang dipengaruhi oleh luas penampang, laju
R A2
fluida, serta volume.
A

a. semakin kecil dan tekanannya kecil


b. semakin besar dan tekanannya besar
c. semakin besar dan tekanannya kecil
d. sama dengan di A dan tekanannya juga sama
e. semakin kecil dan tekanannya besar
2 Jika debit air sungai yang melewati sebuah bendungan Penyelesaian : C C3
dengan luas penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m3/s. Diketahui :
Maka kecepatan aliran air sungai yang melewati A = 140 m2
bendungan tersebut adalah …. Q = 700 m3/s
a. 3 m/s
b. 4 m/s Ditanya : v ?
c. 5 m/s
d. 6 m/s Jawab :
e. 7 m/s Q = A.v
v=
Kecepatan aliran air sungai yang dimaksud
adalah
v= = 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air sungai adalah 5 m/s
186

3 Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air. Penyelesaian : B C3


Pada penampang yang kecil laju aliran adalah 12 m/s. Diketahui
Maka laju aliran pada penampang yang besar adalah …. A1 = 4 cm2
a. 7 m/s A2 = 6 cm2
b. 8 m/s V1 = 12 m/s
c. 9 m/s
d. 10 m/s Ditanya V2…?
e. 11 m/s
Jawab
A1.V1 = A2.V2

Jadi laju aliran pada penampang adalah 8 m/s


187

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 5 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
188

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.16 Menjelaskan persamaan Bernoulli
hukum yang berhubungan 3.14.17 Menerapkan persamaan Bernoulli
dengan fluida
Fluida 4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR

1. Peta Konsep
Fluida

Fluida Dinamis

Persamaan Bernoulli

Ketinggian dan Tekanan fluida

2. Materi
Persamaan Bernoulli

Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian dari ujung-ujung pipa.
Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan
pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul
“Hydrodynamica”, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka
tekanannya justru menurun. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan
189

tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Melalui penggunaan teorema
usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P (mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v
(mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial),
akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini secara
matematis, yaitu

P+ .ρ.v2 + ρ.g.h = Konstan

P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
Gambar 2.8 Asas Bernoulli

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
190

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa bersama
belajar dengan mengajak berdoa
Orientasi Bersama
3 Menit
 Guru Menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Pendahuluan Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa? Apa  Siswa diharapkan menjawab:
yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan memperhatikan
dengan menyampaikan manfaat/ motivasi berdasarkan manfaat
5 Menit
tujuan mempelajari fluida dinamis /tujuan mempelajari fluida
dinamis
Mengamati  Guru meminta siswa mengamati  Siswa mengamati video yang
video yang ditayangkan guru ditayangkan
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
 Guru menanyakan kepada siswa  Sebagian siswa menjawab
tentang konsep berdasarkan video pertanyaan yang disampaikan
yang ditayangkan. guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Kegiatan Inti
Menanyakan  Guru memberikan kepada siswa  Siswa bertanya hal-hal yang
untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami tentang video
belum dipahami tentang konsep yang telah di amati
yang dijelaskan.

 Guru mempersihlakan siswa yang


Siswa lain menjawab pertanyaan
lain untuk menjawab
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan penjelasan
mengeksplorasi dari pertanyaan yang disampaikan yang disampaikan oleh guru.
oleh siswa
191

 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan


mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
 Guru memberikan latihan-latihan  Siswa mengerjakan latihan soal
Mengasosiasi soal tentang materi yang tentang konsep yang disampaikan
disampaikan
 Guru meminta perwakilan siswa  Beberapa siswa menuliskan hasil 70 Menit
untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis
pekerjaanya dipapan tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang membahas hasil pekerjaan yang
mengkomunikasi telah dituliskan di papan tulis telah dituliskan di papan tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk tambahan dan penguatan yang
meluruskan pemahaman siswa disampaikan oleh guru.

 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru


menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini dipelajari pada pertemuan hari ini
Menyimpulkan dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.

Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal dengan


materi pertemuan berikutnya. baik
Penutup 10 Menit
Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Siswa menerima tugas tersebut
berupa soal tes tulis pilihan ganda dan mengerjakannya dirumah dan
dan ditutup dengan membaca membaca hamdalah serta
hamdalah dilanjutkan dengan menjawab salam.
mengucapkan salam
192

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda


193

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki Penyelesaian : B C3
luas penampang yang berbeda. Pada Diketahui :
penampang yang besar air mengalir dengan V1 = 2 m/s
kecepatan 2 m/s dengan tekanan 105 pa. Jika P1 = 105 Pa
kelajuan air pada penampang yang berukuran V2 = 8 m/s
kecil 8 m/s. Maka tekanan yang dihasilkan Ditanya : P2 = …?
adalah ….
a. 0,3 atm Jawab :
b. 0,7 atm P1 + ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + ρ.v22 + ρ.g.h2
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm 105 + (1000) 22 + 0 = P2 + (1000) 82 + 0
e. 1,6 atm P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm

Jadi tekanan yang dihasilkan adalah 0,7 atm

2 Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan Penyelesaian : D C3


pipa kecil 1 m di atas tanah seperti gambar Diketahui :
berikut. v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000 Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
Ditanya : v2 …?

Jawab :
P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2

910000 + . 1000.(10)2 + 1000.10. 5 = 2000 + . 1000.(


v22 ) + 1000.10.1
194

910000+100000 = 200000 + 500 (v22)+ 10000

1.010.000 – 210000 = 500 (v22)


800.000 = 500 (v22)

(v22)
1600 = (v22)
Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa, √ = v2
sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2 x 105 40 = v2
Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah
…. Jadi kecepatan di pipa kecil adalah 40 m/s
a. 10 m/s
b. 20 m/s
c. 30 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s

Format Penilaian
Nilai =
195

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 6 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
196

B. KOMPETENSI DASAR

Materi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pokok
3.14 Menerapkan hukum- 3.14.18 Mengelompokkan contoh asas
hukum yang berhubungan Bernoulli
dengan fluida 3.14.19 Menyimpulkan gaya angkat pesawat
3.14.20 Menerapkan persamaan venturimeter
Fluida 3.14.21 Menerapkan persamaan tabung pitot
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik diharapkan mampu menerapkan menerapkan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.

D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep

Fluida

Fluida Dinamis

Persamaan Bernoulli

Contoh Asas Bernoulli


197

2. Materi
Contoh Asas Bernoulli
a. Tabung venturi

Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Dua
contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
(1) Karburator

Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian
campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran. Prinsip kerja
karburator adalah penampang pada
bagian atas jet penyempit, sehingga
udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi.
Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan
pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin sama dengan Gambar 2.9 Karburator
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
(2) Venturimeter

Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu
pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter yang mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya
hamper sama.

Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk mengukur kelajuan
aliran dalam sebuah pipa. Dari
persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 + .ρ.v12 +

ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2 , karena


h1 = h2, maka persamaan Bernoulli
menjadi
Gambar 2.10 Venturimenter tanpa manometer
P1 – P2 = . ρ.v12 * +
198

Sedangkan kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan sebagai berikut.

v1 = √
* +

venturimeter dengan manometer prinsip


kerjanya sama dengan venturimeter tanpa
manometer, tetapi pada venturimeter ini
terdapat pipa U yang berisi zat cair raksa.
Kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan:

Gambar 2.11 Venturimenter dengan


v1 = √
* + manometer

dengan
= massa jenis raksa (kg/m3)
= massa jenis udara (kg/m3)
(3) Tabung Pitot

Tabung pitot merupakan alat ukur yang


berfungsi untuk mengukur kelajuan gas. Pada tabung
pitot, perbedaan tekanan diukur dari perbedaan tinggi
cairan pada pipa. Perubahan tekanan adalah P1 – P2 =
ρ.g.h sehingga kelajuan aliran udara dirumuskan
sebagai berikut.

v1 = √ Gambar 2.12 Tabung Pitot

keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)
(4) Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke
bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang sempit di atas
tabung silinder
yang memanjang ke bawah sehingga Gambar 2.13 Penyemprot
memasuki cairan parfum. Semburan udara
199

yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan
atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan
tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
(5) Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada sayap pesawat. Bentuk
sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah
tetap (Streamline).

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi
bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar
daripada di bagian bawah (v2 > v1). Dari

persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 + .ρ.v12 +

ρ.g.h1 = P2 + . ρ.v22 + ρ.g.h2 . Ketinggian kedua

sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga Gambar 2.14 Garis arus

ρ.g.h1 = ρ.g.h2

P1 + .ρ.v12 = P2 + . ρ.v22

P1 – P2 = . ρ.v22 - .ρ.v12

P1 – P2 = . ρ.(v22 -.v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang
sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian
bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai berikut.

F1 – F2 = r (v22 -.v12) A

E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
200

F. MEDIA PEMBELAJARAN

No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus

G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga

Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah

Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah


Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
201

H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah
Tahapan Pembelajaran Durasi
Guru Siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk  Siswa dan guru berdoa bersama
belajar dengan mengajak berdoa
Orientasi Bersama
3 Menit
 Guru Menyampaikan tujuan  Siswa menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa? Apa  Siswa diharapkan menjawab:
Pendahuluan yang dimaksud dengan 2 Menit
fluida/fluida statis?
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Menyimak dan memperhatikan
dengan menyampaikan manfaat/ motivasi berdasarkan manfaat
tujuan mempelajari fluida dinamis /tujuan mempelajari fluida
5 Menit
dinamis

Mengamati  Guru meminta siswa mengamati  Siswa mengamati video yang


video yang ditayangkan guru ditayangkan
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
 Guru menanyakan kepada siswa  Sebagian siswa menjawab
tentang konsep berdasarkan video pertanyaan yang disampaikan
yang ditayangkan. guru berdasarkan video yang di
Kegiatan Inti tayangkan.
Menanyakan  Guru memberikan kepada siswa  Siswa bertanya hal-hal yang
untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami tentang video
belum dipahami tentang konsep yang telah di amati
yang dijelaskan.
 Guru mempersihlakan siswa yang
Siswa lain menjawab pertanyaan
lain untuk menjawab
 Guru menyampaikan jawaban  Siswa memperhatikan penjelasan
mengeksplorasi dari pertanyaan yang disampaikan yang disampaikan oleh guru.
oleh siswa
202

 Guru memaparkan materi.  Siswa memperhatikan dan


mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan

 Guru memberikan latihan-latihan  Siswa mengerjakan latihan soal


Mengasosiasi soal tentang materi yang tentang konsep yang disampaikan
disampaikan
 Guru meminta perwakilan siswa  Beberapa siswa menuliskan hasil
untuk menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis
pekerjaanya dipapan tulis
 Guru dan siswa Bersama  Guru dan siswa Bersama
70 Menit
mengkomunikasi membahas hasil pekerjaan yang membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis telah dituliskan di papan tulis
 Guru memberikan koreksi,  Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk tambahan dan penguatan yang
meluruskan pemahaman siswa disampaikan oleh guru.
 Guru mengajak siswa  Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini dipelajari pada pertemuan hari ini
Menyimpulkan
dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Refleksi  Guru mengkomunikasikan sub  Siswa mengerjakan soal dengan
materi pertemuan berikutnya. baik
Penutup Umpan balik  Guru bertanya kepada siswa  Siswa menjawab 10 Menit
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Tindak Lanjut  Guru memberikan tugas mandiri  Siswa menerima tugas tersebut
berupa soal tes tulis pilihan ganda dan mengerjakannya dirumah dan
dan ditutup dengan membaca membaca hamdalah serta
hamdalah dilanjutkan dengan menjawab salam.
mengucapkan salam
203

I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda


204

(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)


No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat Penyelesaian : E C2
harus lebih besar dari pada berat pesawat. PA < PB karena vA > vB
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat Tekanan diatas harus lebih kecil daripada dibawah dan
pesawat tersebut adalah …. kecepatan diatas harus lebih besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung
daripada sisi bawahnya.
a. PA > PB karena vA > vB
b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB
2 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : D C3
Diketahui
h = 10 cm = 0,1 m
A1 = 3
A2 = 1
g = 10 m/s2

Ditanya : v1 dan v2 ?
Sebuah alat venturimeter tanpa manometer
Jawab :
digunakan seorang siswa untuk mengukur
kecepatan aliran air dalam pipa. Ternyata v1 = √
perbedaan tinggi air pada pipa penampang besar * +
dan kecil 10 cm. jika perbandingan luas
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Maka
v1 = √
kecepatan aliran air pada penampang yang besar * +
dan kecil adalah ….
a. m/s dan m/s v1 = √
205

b. m/s dan m/s v1 = m/s


c. m/s dan m/s persamaan kontinuitas
v2 =
d. m/s dan m/s
e. m/s dan m/s v2 = x
v2 = m/s
jadi kecepatan aliran air di penampang besar dan kecil
adalah m/s dan m/s
3 Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian C C3
Diketahui :
h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2

Ditanya : v2 …?

Jawab :
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m3) dialirkan ke dalam
tabung pitot dan perbedaan tinggi air raksa (ρraksa = v2 = √
13600 kg/m3) pada manometer 3 cm dan
percepatan gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka v2 = √
kecepatan aliran udara tersebut adalah ….
a. 88,5 m/s2 v2 = 90,3 m/s2
b. 89,4 m/s2
c. 90,3 m/s2 jadi kecepatan aliran air diudara adalah 90,3 m/s2
d. 91,2 m/s2
e. 92,1 m/s2
Format Penilaian

Nilai =
206

Lampiran A.5 Lembar Kerja Siswa(LKS)

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA STATIS I

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip tekanan hidrostatis dan hukum pascal
2. Siswa dapat menerapkan persamaan tekanan hidrostatis dan hukum pascal

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang fluida statis
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amati demontrasi sebuah gelas berisi air, sebotol minuman diisi air dan suatu
wadah berisi air.
Amatilah ujung sebuah pensil kemudian tempelkan ke telapak tangan dan tekan
ujung lain dari pensil tersebut!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
207

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip tekanan


hidrostatis.
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip tekanan hidrostatis
Alat dan Bahan :
 Botol air mineral 1,5 liter
 Paku
 Plester / Lakban
 Spidol
 Air

Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan


1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Lubangi botol dengan paku
3. Kemudian tutuplah lubang
tersebut dengan lakban/plester
4. Kemudian isi botol dengan air
secara penuh
5. Lepaskan lakban/plester yang
menutupi lubang dan
perhatikan!
6. Ulangi langkah tersebut untuk
*bulat berwarna kuning adalah dapat memahami prinsip
lakban/plester untuk menutupi tekanan hidrostatis.
7. Tuliskanlah kesimpulan dari
lubang hasil percobaan.

Hasil Kesimpulan
208

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip hukum pascal.
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip hukum pascal
Alat dan Bahan :
 Dua buah suntikan yang berbeda diameter
 Selang
 Lakban
 Beban
 Air / minyak
 Neraca pegas
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Beban ditimbang terlebih
dahulu .
3. Letakkan beban yang telah
ditimbang di atas suntikan
yang berdiameter besar.
Amatilah yang terjadi
4. Sebaliknya lakukan hal yang
sama namun letakkan beban
pada diameter yang kecil.
Amatilah yang terjadi.
*bulat berwarna kuning adalah beban 5. Ulangi langkah tersebut
dengan beban yang lain
6. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.

Kesimpulan
209

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Suatu wadah berisi raksa dengan massa jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm.
Maka tekanan hidrostatisnya adalah ….
2. Sebuah tabung yang tingginya 10 m berisi air (ρ = 1
g/cm3) dan zat cair lain (ρ = 0,9 g/cm3) seperti pada
gambar di bawah ini. Berapakah zat cair tersebut agar
tekanan hidrostatis didasar bendungan 9,6 x 104 pascal
dan g = 10 m/s2?
3. Sebuah dongrak hidrolik memiliki pengisap kecil yang diameternya 6 cm
dan pengisap besar yang diameternya 30 cm. Apabila pengisap kecil ditekan
dengan gaya 400 N. Maka gaya yang dihasilkan pengisap besar adalah ….
4. Duta mengendarai mobil dengan kelajuan konstan 80 m/s. Tiba-tiba Duta
melihat lampu berwarna merah dan seketika menginjak rem dengan gaya
100 N. Luas pengisap master (dekat pedal rem) mobil tersebut sebesar 1 cm2
dan luas pengisap rem sebesar 0,8 m2. Jika massa mobil dan pengendara
1000 kg. Maka jarak pengendara berhenti setelah menginjak rem adalah ….
Jawaban
210

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum


hidrostatis
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada
kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum tekanan hidrostatis!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan : Mengaplikasikan prinsip hukum tekanan hidrostatis

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


211

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan prinsip


tekanan hidrostatis? Jelaskan!
212

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum pascal


Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum pascal!

Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


213

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan prinsip


hukum archimedes? Jelaskan!
214

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA STATIS II

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan hukum archimedes dan tegangan permukaan
2. Siswa dapat menerapkan persamaan hukum archimedes dan tegangan
permukaan

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengingat kembali hukum


Archimedes dan hukum pascal
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amatilah sebuah silet yang dijatuhkan ke dalam wadah yang berisi air!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
215

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerpakan prinsip hukum


archimedes
Percobaan 2
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip hukum Archimedes
Alat dan Bahan :
 Batu dan Paku
 Neraca Pegas
 Gelas pancuran
 Gelas ukur
 Air
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan :
1 Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2 Lakukan penimbangan di udara
terlebih dahulu dari masing-
masing bahan
3 Kemudian timbanglah seperti
pada gambar yang terdapat air
dan gelas ukurnya
4 Ulangi langkah tersebut untuk
dapat memahami prinsip hukum
archimedes.
5 Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
*bulat berwarna putih adalah
lakban/plester untuk menutupi lubang

No Berat Benda Berat Air


Gaya
Bahan yang di
Di udara Dalam air Apung
pindahkan
1
2
3
216

Hasil Kesimpulan

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m digantungkan vertikal pada
seutas tali ringan. Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa jenis air
1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika balok dicelupkan seluruhnya dalam
air adalah ….
2. Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang
permukaannya adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya adalah ….
217

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum


Archimedes dan tegangan permukaan.
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain sebuah
percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada kegiatan
2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum archimedes dan tegangan
permukaan!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


218

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
219

Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


220

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
221

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA STATIS III

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan gejala kapilaritas dan viskositas
2. Siswa dapat menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengingat kembali tentang


hukum-hukum yang terdapat pada fluida statis.
Amati demontrasi !
Demontrasi
1. Amatilah sehelai kain yang dibasahkan!
2. Amatilah sebuah kelereng yang dijatuhkan ke dalam wadah yang berisi
minyak!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
222

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan gejala kapilaritas


Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Menerapkan prinsip gejala kapilaritas
Alat dan Bahan :
 Tisu Panjang
 2 buah gelas
 Air berwarna

Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan


1. Rangkai alat dan bahan
seperti pada gambar!
2. Letakkan dua buah gelas
berdampingan dan isi 1 gelas
penuh dengan air, kosongkan
gelas yang satunya lagi.
3. Letakkan ujung satu tisu di
masing-masing di kedua
gelas.
4. Amatilah dan Ulangi langkah
tersebut
5. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
*Air berwarna kuning

Hasil Kesimpulan
223

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan viskositas


Percobaan 2
Tujuan percobaan :
Menerapkan prinsip viskositas
Alat dan Bahan :
 Wadah
 Stopwatch
 Air, kelereng
 Minyak dan sabun cair
 Jangka sorong
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan
1. Siapkan semua peralatan
2. Massa jenis bola dihtiung dengan
menghitung diameter dan
massanya
3. Masukkan kelereng kedalam fluida
yang berbeda
4. Tutup bagian atas penampang
fluida
5. Lalu, dengan bersamaan ke-3
wadah dibalikkan 1800
6. Perhatikan laju kelereng dalam
wadah yang bergerak menuju turun
7. Catatlah hasilnya
8. Analisa data dengan membuat
grafik dan tabel

Hasil Kesimpulan
224

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm dimasukkan tegak lurus ke
dalam zat cair dengan tegangan permukaan 3 x 10-2 N/m. Ternyata
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut kontak zat cair 370 dan
g = 10 m/s2. Maka massa jenis zat cair adalah….
2. Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa jenis 2500 kg/m3 jatuh
kedalam air. Jika koefesien viskositas air 1 x 103 Ns/m2 dan g = 10 m/s2.
Maka kecepatan terminal bola adalah….
Jawaban
225

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip gejala


kapilaritas dan viskositas.
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain sebuah
percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada kegiatan
2 namun dapat mengambarkan prinsip gejala kapilaritas dan viskositas!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


226

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
227

Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


228

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan
229

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA DINAMIS I

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip debit dan persamaan kontinuitas
2. Siswa dapat mengimplementasikan persamaan debit dan kontinuitas

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-


hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi dan fenomena berikut ini!
Demontrasi
1. Amatilah air yang mengalir dari satu wadah ke wadah yang lainnya!
2. Amatilah aliran air yang berbeda diameternya!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
230

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip persamaan


kontinuitas
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip persamaan kontinuitas
Alat dan Bahan :
 2 Botol air mineral 1,5 liter
 Paku
 Plester / Lakban / lem
 Selang berbeda ukuran diameternya
 Air
 Wadah atau gelas air mineral 220 ml
 Stopwatch
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Siapkan 2 buah botol besar ukuran
1,5 liter yang telah di isi air.
3. Selang berbeda diameter 2 buah,
wadah (ember kecil), gelas ukuran
220 ml
4. Pasangkan selang yang berbeda
ukuran ke 2 buah botol ukuran 1,5
liter
5. Setelah selang terpasang lakukan
percobaan dengan mengukur
waktunya dengan stopwatch
*Mengalirnya air bersamaan 6. Amatilah perbedaannya
menyalakan stopwatch
Isilah tabel dibawah ini

Diameter Luar Selang Laju aliran


No Waktu (t) Volume (V)
Selang (d) (A) Air (v)

2
*karena volume kita sama dengan gelas ukuran 220 ml
231

Hasil Kesimpulan

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Besaran debit dari suatu aliran yang keluar dari sebuah pipa air yang
memiliki luas penampangnya sebesar 6,05 x 10-4 m2 dengan kecepatan rata-
rata 0,5 m/s adalah .…
2. Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air. Pada penampang yang
kecil laju aliran adalah 12 m/s. Maka laju aliran pada penampang yang besar
adalah ….
3. Husni memasang sebatang pipa yang telah disalurkan ke sumber air, pipa
tersebut memiliki luas penampang 10 cm2 mengalirkan air dengan kelajuan
0,2 m/s2. Jika pada ujung pipa terdapat kran dengan luas penampang 6 cm2.
Maka volume air yang ditampung dalam suatu wadah yang keluar dari kran
selama 5 menit adalah ….
Jawaban
232

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip kontinuitas


Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip kontinuitas!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


233

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
234

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA DINAMIS II

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menerapkan persamaan Bernoulli

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-


hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amatilah gambar dibawah ini.

Jika kalian diminta untuk menguras tangki tersebut kemudian kalian diminta
juga untuk menghitung berapa lama air dalam tangki habis, apa yang akan
kalian lakukan?
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
235

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip persamaan


bernoulli
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip persamaan bernoulli
Alat dan Bahan :
 Wadah / botol 1.5 L
 Paku
 Air
 Stopwatch
 Penggaris/mistar
 Penyangga
 Lakban/plester
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan :
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Letakan meteran di permukaan
tanah gar dapat di ukur air yang
memancar dari lubang tersebut
3. Setelah semua persiapan selesai,
lepaskan penyumbat pada
lubang botol, dan keluarlah air
dari lubang tersebut dan
memancarkanpada permukaan.
4. Ulangi langkah tersebut untuk
dapat memahami prinsip
persamaan bernoulli.
*bulat berwarna kuning adalah 5. Tuliskanlah kesimpulan dari
lakban/plester untuk menutupi lubang hasil percobaan.
*berwarna biru air

No
h (m) g (m/s2) v = s/t (m/s)

1 10
2 10
3 10
4
236

Hasil Kesimpulan

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki luas penampang yang berbeda.
Pada penampang yang besar air mengalir dengan kecepatan 2 m/s dengan
tekanan 105 pa. Jika kelajuan air pada penampang yang berukuran kecil 8
m/s. Maka tekanan yang dihasilkan adalah ….
2. Posisi pipa besar adalah 5 m di atas
tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah
seperti gambar berikut. Kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil
2 x 105 Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah ….
Jawaban
237

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan persamaan bernoulli


Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip persamaan bernoulli!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


238

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
239

LEMBAR KERJA SISWA


FLUIDA DINAMIS III

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan contoh asas Bernoulli
2. Siswa dapat menerapkan persamaan contoh asas Bernoulli

KEGIATAN 1
Scientific Inquiry

Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-


hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi berikut ini!

Demontrasi
Amatilah tayangan video yang sudah disediakan!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
240

Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan asas bernoulli


Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Menerapkan asas Bernoulli gaya angkat pesawat
Alat dan Bahan :
 2 Buku tebal
 1 lembar kertas tipis
Rangkaian Percobaan Langkah Percobaan :
1. Letakkan 2 buah buku tebal di atas
meja dengan posisi sejajar, berjarak
kurang lebih 15 cm
2. Letakkan kertas tipis di atas kedua
buku tersebut
3. Tiup kertas dengan keras tepat di
antara kedua buku

Analisis percobaan
241

KEGIATAN 2
Mathematical Thinking

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan


berikut ini.
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah alat venturimeter tanpa
manometer digunakan seorang siswa
untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi
air pada pipa penampang besar dan kecil
10 cm. jika perbandingan luas penampang besar dan kecil adalah 3 : 1.
Maka kecepatan aliran air pada penampang yang besar dan kecil adalah ….
2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m3) dialirkan


ke dalam tabung pitot dan perbedaan
tinggi air raksa (ρraksa = 13600 kg/m3)
pada manometer 3 cm dan percepatan
gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka
kecepatan aliran udara tersebut adalah ….
Jawaban
242

KEGIATAN 3
Technology Literacy & Engineering Design

Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip asas


bernoulli dalam merancang percobaan
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip asas bernoulli!
Judul Percobaan

Tujuan percobaan :

Gambar Percobaan

Alat dan Bahan Langkah Percobaan


243

Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu


lakukan!

Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan


percobaan Jelaskan!
244

LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Intrumen Tes
a. Uji Validasi Butir Soal
b. Uji Reliabilitas Instrumen
c. Uji Daya Beda
d. Uji Taraf Kesukaran
e. Rekapitulasi hasil uji coba Instrumen
4. Soal Tes yang digunakan
245

Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


Kisi-kisi Instrumen Tes
Satuan Pendidikan : SMK/ MAK
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Fluida
Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida
Kelas/ Semester : X/2
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 25

No Indikator Aspek Kognitif Jumlah


C1 C2 C3
1 Menjelaskan tentang fluida statis 1 2 2
2 Menerapkan tekanan hidrostatis 3,4,5 6,7,8,9 7
3 Mengaplikasikan penerapan hukum pascal 10 11,12,13 4
4 Menjelaskan prinsip hukum archimedes 14 15 2
5 Menerapkan prinsip hukum archimedes 16,17,18 3
6 Menerapkan persamaan tegangan permukaan 19 20 2
7 Menerapkan persamaan gejala kapilaritas 21 22 2
8 Menerapkan persamaan viskositas 23 24 2
9 Menjelaskan tentang fluida dinamis 25 1
10 Menjelaskan konsep debit 26,27 2
11 Menerapkan persamaan debit aliran 28,29 2
12 Menerapkan persamaan kontinuitas 30,31,32 3
246

Aspek Kognitif
No Indikator Jumlah
C1 C2 C3
13 Menjelaskan persamaan Bernoulli 33 1
14 Menerapkan persamaan Bernoulli 34,35,36 3
15 Mengelompokkan contoh asas bernoulli 37 1
16 Menyimpulkan gaya angkat pesawat 38 1
17 Menerapkan persamaan venturimeter 39 1
18 Menerapkan persamaan tabung pitot 40 1
Jumlah 8 9 23 40
Presentasi 20% 22.5% 57,5% 100%
247

Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

SOAL PRETEST DAN POSTTEST MATERI FLUIDA


Sekolah : SMK Nusantara Kesehatan 02
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Kompetensi Dasar : 3.1 Menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida
4.10 Memecahkan persoalan dalam teknologi dan rekayasa yang berkaitan dengan hukum-hukum
fluida
Kurikulum : 2013
248

No Indikator Indikator Soal Soal Solusi Jawaban Ranah


kognitif
1. Menjelaskan Menyebutkan Fluida statis adalah …. Penyelesaian : A C1
tentang fluida kembali definisi a. fluida yang dalam keadaan diam Berdasarkan pengertian dari
statis fluida statis b. fluida yang dalam keadaannya fluida statis adalah fluida
bergerak yang dalam keadaan diam
c. fluida yang mengalir dari suatu atau tidak bergerak
tempat ke tempat lainnya
d. fluida yang diam dan bergerak
e. fluida yang mengalir kesegala arah

2. Menjelaskan Mengkategorika Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : B C2


tentang fluida n contoh fluida Dongkrak.
statis statis dalam Karena dongkrak
kehidupan menerapkan prinsip hukum
sehari-hari pascal.

(Dongkrak) (penyemprot nyamuk)

(Venturimeter)

(Karburator) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan contoh
249

penerapan fluida statis dalam kehidupan


sehari-hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. dongkrak
c. venturimeter
d. parfum
e. karburator
3. Menerapkan Menyimpulkan Tekanan hidrostatis pada suatu titik di Penyelesaian : D C2
tekanan terjadinya dalam bejana yang berisi zat cair Tekanan hidrostatis
hidrostatis tekanan ditentukan. P = p.g.h
hidrostatis (1) Massa jenis zat cair Besar tekanan hidrostatis
(2) Volume zat cair dalam bejana dipengaruhi oleh
(3) Kedalaman titik dari permukaan zat p = massa jenis fluida
cair g = percepatan gravitasi
(4) Bentuk bejana h = kedalaman benda pada
Pernyataan yang benar adalah .... fluida
a. (1), (2) dan (3)
b. (1)
c. (2) dan (4)
d. (1) dan (3)
e. (1), (2), (3) dan (4)
4. Menerapkan Menyimpulkan Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : E C2
tekanan tekanan Pernyataan yang sesuai
hidrostatis hidrostatis dengan gambar di atas
adalah tekanan hidrostatis di
titik A,B,C dan D sama.

Sesuai dengan pernyatan


hukum utama hidrostatik
Pernyataan yang sesuai dengan gambar yaitu tekanan hidrostatik di
di atas adalah .... semua titik yang terletak
a. tekanan hidrostatis di titik A,B,C pada satu bidang mendatar
dan sama kceuali D di dalam satu jenis zat cair
b. tekanan hidrostatis di titik A,B,C besarnya sama.
dan D berbeda.
250

c. bentuk permukaan wadah


mempengaruhi ketinggian air.
d. tekanan hidrostatis di sepanjang
garis mendatar untuk fluida sejenis
adalah berbeda.
e. tekanan hidrostatis di titik A,B,C
dan D sama.
5. Menerapkan Menafsirkan Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : B C2
tekanan penerapan Seorang arsitek akan
hidrostatis tekanan merancang bendungan.
hidrostatis Dinding beton penahan
bendungan dibuat lebih tebal
di bagian bawahnya di
bandingkan bagian atas nya,
Seorang arsitek akan merancang hal
bendungan. Dinding beton penahan ini disebabkan karena
bendungan dibuat lebih tebal di bagian tekanan air di bagian bawah
bawahnya dibandingkan bagian atasnya, beton lebih besar
hal ini disebabkan... dibandingkan tekanan air di
a. tidak terdapat tekanan di bagian bagian atas beton.
bawah beton.
b. tekanan air di bagian bawah beton
lebih besar dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
c. tidak terdapat tekanan di bagian
atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton
sama dengan tekanan air di bagian
atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton
lebih kecil dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
251

6. Menerapkan Menghitung Suatu wadah berisi raksa dengan massa Penyelesaian D C3


tekanan tekanan jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm. Diketahui :
hidrostatis hidrostastis Tekanan hidrostatisnya adalah …. ρraksa = 13.600 kg/m3
a. 100.060 Pa hraksa = 76 cm = 0,76 m
b. 110.000 Pa
c. 120.060 Pa Ditanya : P ?
d. 103.300 Pa Jawab:
e. 103.360 Pa P = ρ.g.h
= 13.600.10.0,76
= 103.360 Pa
Jadi, tekanan hidrostatisnya
adalah 103.360 Pa
7. Menerapkan Menghitung Seekor ikan berenang di dalam Penyelesaian E C3
tekanan tekanan akuarium. Ikan tersebut sedang dalam Diketahui :
hidrostatis hidrostastis posisi 50 cm dari permukaan akuarium ρraksa = 10.000 kg/m3
dengan massa jenis air 10.000 kg/m3 dan hraksa = 50 cm = 0,5 m
percepatan gravitasi 10 m/s2. Tekanan
hidrostatis yang diterima oleh ikan Ditanya : P ?
adalah …. Jawab:
a. 1000 Pa P = ρ.g.h
b. 2000 Pa = 10.000.10.0,5
c. 3000 Pa = 5000 Pa
d. 4000 Pa Jadi, tekanan hidrostatisnya
e. 5000 Pa adalah 5000 Pa
8. Menerapkan Menghitung Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : C C3
tekanan ketinggian dari Diketahui :
hidrostatis hukum tekanan h2 = 27,2 cm
hidrostatis ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3

Ditanya : h1 ?

Jawab :
Pm = PHg
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
252

minyak seperti terlihat pada gambar. Jika 0,8.27,2 = 13,6.h2


ketinggian h2 adalah 27,2 cm massa jenis h2 = = 1,6 cm
minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg
adalah 13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa
Jadi ketinggian air raksa h1 =
h1 adalah ….
1,6 cm
a. 1,2 cm
b. 1,4 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm
9. Menerapkan Menghitung Sebuah tabung yang tingginya 10 m Penyelesaian : E C3
tekanan ketinggian dari berisi air (ρ = 1 g/cm3) dan zat cair lain Diketahui :
hidrostatis hukum tekanan (ρ = 0,9 g/cm3) seperti pada gambar di h = 10 m
hidrostatis bawah ini. ρa = 1 g/cm3 = 1000 kg/m3
ρf = 0,9 g/cm3 = 900 kg/m3
P = 9,6 x 104 pa
g = 10 m/s2

Ditanya :
ha : hf…?

Jawab :
ha + hf = 10
ha = 10 – hf …persamaan (1)
Berapakah zat cair tersebut agar tekanan
hf = 10 – ha … persamaan (2)
hidrostatis didasar bendungan 9,6 x 104
pascal dan g = 10 m/s2?
Tekanan hidrostatis
a. 8 m
P = Pa + Pf
b. 7 m
P = ρa . g . ha + ρf . g . hf ….
c. 6 m
Persamaan (3)
d. 5 m
e. 4 m
Substitusikan persaman 2 ke
persamaan 3
P = ρa . g . ha + ρf . g . hf
P = ρa . g . ha + ρf . g . 10 –
253

ha
9,6 x 104 = 1000.10.ha +
900.10.(10 - ha )
9,6 x 104 = 10000ha + 90000
– 9000ha
96000 – 90000 = 10000ha –
9000ha
6000 = 1000ha
ha = 6 m

hf = 10 – ha … (2)
hf = 10 – 6 = 4 m

Jadi perbandingan hf = 4m
10. Mengaplikasika Menyebutkan Tekanan yang diberikan pada zat cair Penyelesaian : C C1
n penerapan kembali dalam ruang tertutup akan diteruskan ke Hukum Pascal menyatakan
hukum pascal pengertian segala arah dengan sama besar. bahwa “Tekanan yang
hukum pascal Pernyataan tersebut adalah …. diberikan pada zat cair
a. hukum archimedes dalam ruang tertutup akan
b. tekanan Hidrostatis diteruskan ke segala arah
c. hukum pascal dengan sama besar”.
d. hukum bernoulli
e. kontinuitas

11. Mengaplikasika Menghitung Pengisap masukan dari sebuah mesin Penyelesaian : C C1


n penerapan gaya dari pengepres hidrolik memiliki luas Diketahui :
hukum pascal prinsip hukum penampang 0,04 m2, dan pengisap A1 = 0,04 m2
pascal keluaran 0,10 m2. Sebuah gaya masukan A2 = 0,10 m2
200 N. Gaya keluarannya adalah…. F1 = 20 N
a. 50 N
b. 60 N Ditanya : F2 ?
c. 70 N
d. 80 N Jawab :
e. 90 N =
254

F2= F1
F2 = (20)
F2 = 50 N

Jadi gaya keluaran yang


dihasilkan adalah 50 N
12. Mengaplikasika Menghitung Jari-jari penampang kecil dongkrak Penyelesaian : A C3
n penerapan gaya dari hidrolik adalah 2 cm dan jari-jari Diketahui :
hukum pascal prinsip hukum penampang besar adalah 25 cm. gaya r1 = 2 cm = 0,02 m
pascal pada penampang besar 20 kg. Gaya r2 = 25 cm = 0,25 m
penampang kecil adalah …. A1 = (3,14) (0,02)2 =
a. 3125 N 0,001256 m2
b. 3145 N A2 = (3,14) (0,25)2 =
c. 3165 N 0,19625 m2
d. 3180 N F1 = w = m.g = 20.10 = 200
e. 3175 N N
Ditanya : F2 ?

Jawab :
=
F2= F1
F2 = 20
F2 = 3125 N

Jadi gaya keluaran yang


dihasilkan adalah 3125 N
13. Mengaplikasika Menghitung Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : C C3
n penerapan gaya dari Diketahui :
hukum pascal prinsip hukum A1 = 30 cm2
pascal A2 = 900 cm2
F1 = 20 N
255

Ditanya : F2 ?

Jawab :
=
F2 = ( )F1
F2 = ( ) 20 N
F2 = 30. 20
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair F2 = 600 N
dengan gaya gesek diabaikan. Agar
sistem tetap seimbang, berat beban F2 Jadi berat beban F2 yang
yang harus diberikan…. harus diberikan adalah 600
a. 400 N N
b. 500 N
c. 600 N
d. 700 N
e. 800 N
14. Menjelaskan Mengulang Massa jenis benda sama dengan massa Penyelesaian : A C1
hukum kembali konsep jenis fluida. Peristiwa tersebut dalam ρf = ρ b
archimedes hukum hukum archimedes adalah …. Sebuah benda dapat
Archimedes a. melayang melayang di dalam air di
b. tenggelam karenakan massa jenis benda
c. terapung sama dengan massa jenis
d. mengembun fluida.
e. membeku

15. Menjelaskan Mengilustrasika Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian : C C2


hukum n hukum Berdasarkan prinsip hukum
archimedes archimedes Archimedes bahwa” sebuah
benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya
dalam zat cair akan
mendapat gaya tekan keatas
256

sebesar berat zat cair yang


dipindahkan”.

Seorang anak menimbang sebuah batu


dengan menggunakan neraca pegas.
Ketika ditimbang batu memiliki gaya
sebesar 8 N, namum ketika dimasukkan
ke dalam tabung berisi air dan ditimbang
gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di atas
dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang
besarnya sebanding dengan berat
zat cair yang dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu
berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi
massa batu berkurang
16. Menerapkan Menghitung Sebuah batu dengan volume 5 m3 Penyelesaian : D C3
prinsip hukum gaya apung tercelup seluruhnya kedalam air dengan Diketahui :
archimedes dalam zat cair massa jenis 1000 kg/m2. Jika percepatan V = 5 m3
gravitasi bumi 10 m/s2, gaya ke atas batu g = 10 m/s2
adalah … ρ = 1000 kg/m3
a. 40000 N
b. 45000 N Ditanya :
c. 48000 N FA ?
d. 50000 N
e. 52000 N Jawab :
FA = ρair Vbalok g
257

FA = (1000) (5) (10)


FA = 50000 N

Jadi, besar gaya keatas yang


dialami batu adalah 50000
N.
17. Menerapkan Menghitung Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x Penyelesaian : C C3
prinsip hukum gaya apung 0,6 m digantungkan vertikal pada seutas Diketahui :
archimedes dalam zat cair tali ringan. Berat balok tersebut diudara Balok berukuran ,4 m x 0,2
600 N dan massa jenis air 1000 kg/m3). m x 0,6 m = 0,048 m3
Gaya apung ketika balok dicelupkan Berat balok diudara 600 N
seluruhnya dalam air adalah …. g = 10 m/s2
a. 420 N ρ = 1000 kg/m3
b. 450 N
c. 480 N Ditanya :
d. 500 N FA dan berat balok didalam
e. 520 N zat cair?

Jawab :
Balok tercelup seluruhnya
dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang
dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N

Jadi, besar gaya keatas yang


dialami balok ketika tercelup
seluruhnya dalam air adalah
480 N.
258

18. Menerapkan Menghitung Perhatikan gambar di bawah ini! (SOAL Penyelesaian : D C3


prinsip hukum perbandingan UN 2006) Diketahui :
archimedes massa jenis Massa jenis B = 50 %
benda dari Massa jenis C = 30 %
prinsip hukum
archimedes Ditanya : perbandingan
massa jenis benda ?

Jawab :
Dua kubus yang identic dimasukkan W = Fa
dalam dua zat cair (B dan C) yang massa W = ρ.g.V
jenisnya berbeda. Bagian kubus yang
masuk ke dalam zat cair B 50% dan zat
cair C 30%. Perbandingan massa jenis
zat B dan C adalah ….
a. 5 : 3
b. 4 : 5
c. 5 : 4
d. 3 : 5 Jadi perbandingan massa
e. 5 : 2 jenis benda adalah 3 : 5
19. Menerapkan Mengingat Suatu kecenderungan zat cair untuk Penyelesaian : A C1
persamaan kembali meregang sehingga seperti ditutupi oleh Tegangan permukaan adalah
tegangan pengertian suatu lapisan elastis. Pernyataan di atas suatu kecenderungan zat cair
permukaan tegangan adalah …. untuk meregang sehingga
permukaan a. tegangan permukaan seperti ditutupi oleh suatu
b. tekanan hidrostatis lapisan elastis.
c. hukum pascal
d. gejala kapilaritas
e. hukum Archimedes
20. Menerapkan Menghitung Pada peristiwa tegangan permukaan Penyelesaian : B C3
persamaan besar tegangan diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang Diketahui :
tegangan permukaan permukaannya adalah 40 cm. Tegangan F=8N
permukaan permukaannya adalah L = 40 cm = 0,4 m
a. 10 N/m Ditanya : γ ?
b. 20 N/m
259

c. 30 N/m Jawab :
d. 40 N/m γ =
e. 50 N/m
γ = = 20 N/m
jadi besar tegangan
permukaannya adalah 20
N/m
21. Menerapkan Mengingat Gejala naik atau turunnya permukaan zat Penyelesaian : C C1
persamaan kembali cair di dalam pipa kapiler. Pernyataan di Gejala kapilaritas adalah
gejala pengertian atas adalah …. Gejala naik atau turunnya
kapilaritas kapilaritas a. hukum pascal permukaan zat cair di dalam
b. tegangan permukaan pipa kapiler.
c. gejala kapilaritas
d. hukum archimedes
e. tekanan hidrostatis
22. Menerapkan Menghitung Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari Penyelesaian : D C3
persamaan massa jenis dari 2 mm dimasukkan tegak lurus ke dalam Diketahui :
gejala prinsip zat cair dengan tegangan permukaan 3 x r = 2 mm = 2 x 10-3 m
kapilaritas persamaan 10-2 N/m. Ternyata permukaan zat cair θ = 370
gejala dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut kontak γ = 3 x 10-2 N/m
kapilaritas zat cair 370 dan g = 10 m/s2. Massa jenis g = 10 m/s
zat cair adalah…. y = 2 mm = 2 x 10-3 m
a. 2,2 x 10-3 kg/m3
b. 3,2 x 10-3 kg/m3 Ditanya : ρ ?
c. 4,2 x 10-3 kg/m3 Jawab :
d. 1,2 x 10-3 kg/m3 y=
e. 0,2 x 10-3 kg/m3
ρ =

( )
1,2
-3 3
x 10 kg/m

Jadi massa jenis zat cair


adalah 1,2 x 10-3 kg/m3
260

23. Menerapkan Mengingat Viskositas adalah …. Penyelesaian E C1


persamaan kembali a. Ukuran kelayakan fluida Viskositas adalah ukuran
viskositas pengertian b. Ukuran kekekalan fluida kekentalan fluida
viskositas c. Ukuran fluida dinamis
d. Ukuran penggunaan zat cair
e. Ukuran kekentalan fluida
24. Menerapkan Menghitung Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan Penyelesaian : A C3
persamaan kecepatan massa jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam Diketahui :
viskositas terminal bola air. Jika koefesien viskositas air 1 x 103 r = 1 mm = 1 x 10-3 m
dari prinsip Ns/m2 dan g = 10 m/s2. Kecepatan ρf = 1000 kg/m3
viskositas terminal bola adalah …. η = 1 x 10-3 Ns/m2
a. 3,3 m/s g = 10 m/s2
b. 3,4 m/s ρb = 2500 kg/m3
c. 3,5 m/s
d. 3,6 m/s Ditanya : v ?
e. 3,7 m/s
Jawab :
v= (ρb - ρf )

v = (2500 -
1000)
v = 3,3 m/s

jadi , kecepatan terminal


bola adalah 3,3 m/s

25. Menjelaskan Mengingat Fluida dinamis adalah…. Penyelesaian : B C1


fluida dinamis kembali a. fluida dengan aliran streamline Fluida dinamis adalah fluida
pengertian b. fluida yang mengalir yang dalam keadaannya
fluida dinamis c. fluida yang kompresibel bergerak atau mengalir
d. fluida yang kental
e. fluida yang diam
261

26. Menjelaskan Mengilustrasika Jika penghisap dalam pipa ditekan maka Penyelesaian : C C2
konsep debit n prinsip debit laju aliran air yang melewati pipa R akan Semakin besar dan
mengalami peristiwa …. tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju
aliran air yaitu debit yang
Air
dipengaruhi oleh luas
R A2
penampang, laju fluida, serta
A
volume.

a. semakin kecil dan tekanannya


kecil
b. semakin kecil dan tekanannya
besar
c. semakin besar dan tekanannya
besar
d. semakin besar dan tekanannya
kecil
e. sama dengan di A dan tekanannya
juga sama
27. Menjelaskan Mengilustrasika Aldo menggunakan selang untuk Penyelesaian : D C2
konsep debit n prinsip debit menyiram kebun dengan cara sedikit Kecepatan aliran air yang
menutup lubang selang. Maka yang akan keluar dari pipa semakin
terjadi berdasarkan peristiwa tersebut besar.
adalah …. Sesuai dengan prinsip
a. volume air yang keluar dari pipa penerapan persamaan
semakin besar kontinuitas yaitu jika luas
b. debit air yang keluar dari pipa penampang suatu benda
semakin kecil diperkecil maka akan
c. tekanan air yang keluar dari pipa mengalami kecepatan aliran
semakin kecil air semakin besar.
d. kecepatan aliran air yang keluar A1.v1 = A2.v2
dari pipa semakin besar
e. jarak pancaran air yang keluar dari
pipa semakin dekat
262

28. Menerapkan Menghitung Besaran debit dari suatu aliran yang Penyelesaian : E C3
persamaan debit aliran air keluar dari sebuah pipa air yang Diketahui :
debit aliran memiliki luas penampangnya sebesar A = 5,06 x 10-4 m2
6,05 x 10-4 m2 dengan kecepatan rata-rata v = 0,5 m/s
0,5 m/s adalah .…
a. 3,250 x 10-3 m3/s Ditanya : Q = ?
b. 2,250 x 10-3 m3/s
c. 3,53 x 10-4 m3/s Jawab :
d. 4,53 x 10-4 m3/s Q = A.v
e. 2,53 x 10-4 m3/s = 5,06 x 10-4 m2 . 0,5 m/s
= 2,53 x 10-4 m3/s

Jadi Debit dari suatu aliran


pipa air tersebut adalah 2,53
x 10-4 m3
29. Menerapkan Menghitung Jika debit air sungai yang melewati Penyelesaian : C C3
persamaan kecepatan aliran sebuah bendungan dengan luas Diketahui :
debit aliran dengan penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m3/s, A = 140 m2
persaman debit kecepatan aliran air sungai yang Q = 700 m3/s
melewati bendungan tersebut adalah Ditanya : v ?
a. 3 m/s Jawab :
b. 4 m/s Q = A.v
c. 5 m/s v=
d. 6 m/s
Kecepatan aliran air sungai
e. 7 m/s
yang dimaksud adalah
v= = 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air
sungai adalah 5 m/s
30. Menerapkan Menghitung Sebuah pipa air luas penampangnya 4 Penyelesaian : A C3
persamaan kecepatan aliran cm2 dialiri air. Pada penampang yang Diketahui
kontinuitas air dengan kecil laju aliran adalah 12 m/s. Laju A1 = 4 cm2
persamaan aliran pada penampang yang besar A2 = 6 cm2
kontinuitas adalah …. V1 = 12 m/s
a. 8 m/s
263

b. 9 m/s Ditanya V1…?


c. 10 m/s
d. 11 m/s Jawab
e. 12 m/s A1.V1 = A2.V2

Jadi laju aliran pada


penampang adalah 8 m/s

31. Menerapkan Menghitung Air mengalir dari pipa yang berjari-jari 3 Penyelesaian : A C3
persamaan kecepatan aliran cm dan keluar melalui sebuah kran yang Diketahui
kontinuitas air dengan berjari-jari 1,0 cm. jika kecepatan air r1 = 3 cm2
persamaan yang keluar dari keran 3 m/s. Maka r2 = 1 cm2
kontinuitas kecepatan air dalam adalah …. v2 = 3 m/s
a. m/s
Ditanya V2…?
b. m/s
c. m/s Jawab
A1.v1 = A2.v2
d. m/s 2 2
(πr1 ) v1 = (πr1 ) v2
2 2
e. m/s r1 v1 = r2 v2
(3)2 v1 = (3) (1)
v1 = m/s = m/s

Jadi kecepatan air dalam


adalah m/s
32. Menerapkan Menghitung Husni memasang sebatang pipa yang Penyelesaian : B C3
persamaan volume air telah disalurkan ke sumber air, pipa Diketahui :
kontinuitas dengan tersebut memiliki luas penampang 10 A1 = 10 cm2 = 10 x 10-4 m2
persamaan cm2 mengalirkan air dengan kelajuan 0,2 A2 = 6 cm2 = 6 x 10-4 m2
kontinuitas m/s2. Jika pada ujung pipa terdapat kran v1 = 0,2 m/s
dengan luas penampang 6 cm2. Volume t = 5 menit = 300 s
264

air yang ditampung dalam suatu wadah Ditanya = V selama 5 Menit


yang keluar dari kran selama 5 menit ?
adalah ….
a. 52 liter Jawab
b. 54 liter A1.v1 = A2.v2
c. 56 liter …. Persamaan
d. 58 liter
e. 60 liter (1)
Untuk mencari volume
menggunakan persamaan
debit yaitu
Q = A.v
Q=
A.v =
V = A2.v. t …. persamaan
(2)
Subtitusikan persamaan 1
kedalam persamaan 2
V = A2.v. t
V = A2. .t
V = 6 x 10-4 . . 300
V = 6 x 10-4. 0,3. 300
= 0,054 m3
= 54 Liter
Jadi Volume air yang keluar
dari kran selama 5 menit
adalah 54 liter
33. Menjelaskan Mengidentifikas Syarat berlakunya persamaan Bernoulli Penyelesaian : E C2
persamaan i terjadinya 1) fluida yang tidak kental Persamaan Bernoulli hanya
bernoulli persamaan 2) tidak dapat dimampatkan berlaku untuk fluida yang
Bernoulli 3) alirannya bersifat tunak (steady) tidak kental, tidak dapat
4) fluida yang kental dimampatkan dan alirannya
5) termampatkan bersifat tunak (steady)
Pernyataan yang benar adalah ….
265

a. (1) dan (3)


b. (2) dan (4)
c. (4)
d. (1), (3), dan (4)
e. (1), (2), dan (3)
34. Menerapkan Menghitung Sebuah pipa mendatar diatas tanah Penyelesaian : A C3
persamaan tekanan dengan memiliki luas penampang yang berbeda. Diketahui :
Bernoulli perasamaan Pada penampang yang besar air mengalir V1 = 2 m/s
bernoulli dengan kecepatan 2 m/s dengan tekanan P1 = 105 Pa
105 pa. Jika kelajuan air pada penampang V2 = 8 m/s
yang berukuran kecil 8 m/s. Tekanan Ditanya : P2 = …?
yang dihasilkan adalah ….
a. 0,7 atm Jawab :
b. 0,8 atm P1 + ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 +
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm ρ.v22 + ρ.g.h2
e. 1,6 atm 105 + (1000) 22 + 0 = P2 +
(1000) 82 + 0
P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm

Jadi tekanan yang dihasilkan


adalah 0,7 atm

35. Menerapkan Menghitung Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah Penyelesaian : B C3
persamaan kecepatan dan pipa kecil 1 m di atas tanah seperti Diketahui :
Bernoulli dengan gambar berikut. v1 = 36 km/jam = 10 m/s
perasamaan P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000
bernoulli Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
266

Ditanya : v2 …?

Jawab :
P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v22 + ρ.g.h2
Kecepatan aliran air pada pipa besar
adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 910000 + . 1000.(10)2 +
105 Pa, sedangkan tekanan di pipa yang 1000.10. 5 = 2000 + .
kecil 2 x 105 Pa. Kecepatan air pada pipa
kecil adalah …. 1000.( v22 ) + 1000.10.1
a. 30 m/s
b. 40 m/s 910000+100000 = 200000 +
c. 50 m/s 500 (v22)+ 10000
d. 60 m/s
e. 70 m/s 1.010.000 – 210000 = 500
(v22)
800.000 = 500 (v22)

(v22)
1600 = (v22)
√ = v2
40 = v2

Jadi kecepatan di pipa kecil


adalah 40 m/s
36. Menerapkan Menghitung Air mengalir pada sebuah pipa horizontal Penyelesaian : D C3
persamaan beda tekanan yang memiliki luas penampang yang Diketahui :
Bernoulli dengan berbeda, penampang besar mengalirkan V1 = 5 m/s
perasamaan dengan kecepatan 5 m/s. Jika, kelajuan V2 = 15 m/s
bernoulli air pada penampang kecil 15 m/s. Beda
tekanan antara kedua penampang Ditanya : P1 – P2 …?
adalah…
a. 3 atm Jawab :
267

b. 4 atm P1 + .ρ.v12 + ρ.g.h1 = P2 +


c. 2 atm
d. 1 atm . ρ.v12 + ρ.g.h2
e. 5 atm P1 + . ρ.v12 + 0 = P2 + .
ρ.v12 + 0
P1 – P2 = ρ (v22 – v21)
= 1000 ( 152 – 52)
= 100000 pa = 1 atm

Jadi beda tekanan udara


kedua penampang adalah 1
atm

37. Mengelompokk Mengkategorika Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : D C2


an contoh asas n contoh asas Dongkrak.
bernoulli bernoulli Karena dongkrak
menerapkan prinsip hukum
pascal.

(penyemprot nyamuk) (Karburator)

(Venturimeter)

(Dongkrak) (Parfum)
268

Gambar di atas yang merupakan bukan


contoh penerapan asas bernoulli dalam
kehidupan sehari-hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. karburator
c. venturimeter
d. dongkrak
e. parfum
38. Menyimpulkan Menyimpulkan Supaya pesawat dapat terangkat, gaya Penyelesaian : E C2
gaya angkat terjadinya gaya angkat harus lebih besar dari pada berat PA < PB karena vA > vB
pesawat angkat pesawat pesawat. Pernyataan yang sesuai dengan Tekanan diatas harus lebih
gaya angkat pesawat tersebut adalah …. kecil daripada dibawah dan
kecepatan diatas harus lebih
besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan
desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai
bagian belakang yang lebih
tajam dan sisi bagian yang
a. PA > PB karena vA > vB atas lebih melengkung
b. vA > vB karena PA < PB daripada sisi bawahnya.
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB

39. Menerapkan Menghitung Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian : A C3


persamaan kecepatan Diketahui
venturimeter venturimeter h = 10 cm = 0,1 m
tanpa A1 = 3
manometer A2 = 1
g = 10 m/s2

Ditanya : v1 dan v2 ?

Jawab :
269

Sebuah alat venturimeter tanpa


manometer digunakan seorang siswa v1 = √
* +
untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi
air pada pipa penampang besar dan kecil v1 = √
* +
10 cm. jika perbandingan luas
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1.
Kecepatan aliran air pada penampang v1 = √
yang besar dan kecil adalah ….
v1 = m/s
a. m/s dan m/s
b. m/s dan m/s persamaan kontinuitas
c. m/s dan m/s v2 =
d. m/s dan m/s v2 = x
e. m/s dan m/s v2 = m/s
jadi kecepatan aliran air di
penampang besar dan kecil
adalah m/s dan m/s
40. Menerapkan Menghitung Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian B C3
persamaan kecepatan pada Diketahui :
tabung pitot tabung pitot h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2

Ditanya : v2 …?

Jawab :

Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m3) dialirkan v2 = √


ke dalam tabung pitot dan perbedaan
tinggi air raksa (ρraksa = 13600 kg/m3) v2 = √
pada manometer 3 cm dan percepatan v2 = 90,3 m/s2
gravitasinya adalah 10 m/s2. Kecepatan
270

aliran udara tersebut adalah ….


a. 89,4 m/s2 jadi kecepatan aliran air
b. 90,3 m/s2 diudara adalah 90,3 m/s2
c. 91,2 m/s2
d. 92,1 m/s2
e. 93,5 m/s2
271

Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes


a. Uji Validasi Butir Soal
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI 2019 LULUS\ANATESV4\VALIDASI\VALIDASI SOAL.ANA
No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 0,485 Sangat Signifikan
2 0,531 Sangat Signifikan
3 0,468 Sangat Signifikan
4 0,485 Sangat Signifikan
5 0,370 Signifikan
6 0,144 -
7 0,357 Signifikan
8 0,399 Sangat Signifikan
9 0,426 Sangat Signifikan
10 0,442 Sangat Signifikan
11 0,312 Signifikan
12 0,247 -
13 0,429 Sangat Signifikan
14 0,145 -
15 0,349 Signifikan
16 0,162 -
17 0,232 -
18 0,361 Signifikan
19 0,416 Sangat Signifikan
20 0,476 Sangat Signifikan
21 0,361 Signifikan
22 0,511 Sangat Signifikan
23 0,703 Sangat Signifikan
24 0,399 Sangat Signifikan
25 0,467 Sangat Signifikan
26 0,485 Sangat Signifikan
27 0,335 Signifikan
28 0,381 Signifikan
29 0,238 -
30 0,309 Signifikan
31 0,351 Signifikan
32 0,557 Sangat Signifikan
33 0,400 Sangat Signifikan
34 0,321 Signifikan
35 0,693 Sangat Signifikan
36 0,672 Sangat Signifikan
37 0,429 Sangat Signifikan
38 0,651 Sangat Signifikan
39 0,383 Signifikan
40 0,461 Sangat Signifikan
272

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:


df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
a. Uji Reliabilitas Instrumen
Rata2= 17,00
Simpang Baku= 7,98
KorelasiXY= 0,84
Reliabilitas Tes= 0,91
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI 2019 LULUS\ANATESV4\VALIDASI\VALIDASI SOAL.ANA
No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 S1 5 9 14
2 S2 6 5 11
3 S3 12 15 27
4 S4 6 4 10
5 S5 7 7 14
6 S6 17 15 32
7 S7 18 16 34
8 S8 7 7 14
9 S9 6 5 11
10 S10 16 17 33
11 S11 9 6 15
12 S12 17 17 34
13 S13 6 7 13
14 S14 13 11 24
15 S15 8 6 14
16 S16 6 6 12
17 S17 14 12 26
18 S18 8 6 14
19 S19 6 7 13
20 S20 10 4 14
21 S21 5 5 10
22 S22 9 3 12
23 S23 8 9 17
24 S24 8 4 12
25 S25 4 6 10
26 S26 8 8 16
27 S27 4 5 9
28 S28 12 11 23
29 S29 4 6 10
30 S30 5 7 12
273

b. Uji Daya Pembeda


Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 40
No. Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 8 3 5 62,50
2 8 2 6 75,00
3 8 2 6 75,00
4 8 4 4 50,00
5 8 5 3 37,50
6 6 4 2 25,00
7 7 3 4 50,00
8 7 4 3 37,50
9 6 2 4 50,00
10 6 1 5 62,50
11 5 1 4 50,00
12 6 4 2 25,00
13 6 1 5 62,50
14 5 4 1 12,50
15 6 3 3 37,50
16 4 2 2 50,00
17 4 3 1 50,00
18 5 3 2 50,00
19 7 4 3 87,50
20 6 2 4 37,50
21 5 1 4 50,00
22 6 2 4 50,00
23 8 1 7 87,50
24 5 2 3 37,50
25 5 1 4 50,00
26 5 1 4 50,00
27 4 1 3 37,50
28 5 1 4 50,00
29 4 1 3 37,50
30 5 2 3 37,50
31 4 2 2 25,00
32 4 0 4 50,00
33 6 2 4 37,50
34 5 4 1 50,00
35 5 0 5 37,50
36 5 0 5 25,00
37 6 2 4 50,00
38 8 1 7 12,50
39 7 2 5 62,50
40 5 0 5 62,50
274

c. Uji Taraf Kesukaran


Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
No. Butir Asli Jml.Betul Taraf Kesukaran (%) Tafsiran
1 19 63.33 Sedang
2 17 56.67 Sedang
3 20 66,67 Sedang
4 18 60,00 Sedang
5 19 63,00 Sedang
6 15 50,00 Sedang
7 15 50,00 Sedang
8 15 50,00 Sedang
9 9 30,00 Sukar
10 12 40,00 Sedang
11 12 40,00 Sedang
12 16 53,33 Sedang
13 13 43,33 Sedang
14 14 46,67 Sedang
15 16 53,33 Sukar
16 10 33,33 Sedang
17 9 30,00 Sukar
18 9 30,00 Sukar
19 15 50,00 Sedang
20 11 36,67 Sedang
21 11 36,67 Sedang
22 12 40,00 Sedang
23 13 43,33 Sedang
24 12 40,00 Sedang
25 11 36,67 Sedang
26 11 36,67 Sedang
27 11 36,67 Sedang
28 12 40,00 Sedang
29 11 36,67 Sedang
30 13 43,33 Sedang
31 10 33,33 Sedang
32 8 26,67 Sukar
33 14 46,67 Sedang
34 12 40,00 Sedang
35 7 23,33 Sukar
36 8 26,67 Sukar
37 13 43,33 Sedang
38 13 43,33 Sedang
39 16 53,33 Sedang
40 8 26,67 Sukar
275

d. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen


Rata2= 14.65 Simpang Baku= 7.20 KorelasiXY= 0.76 Reliabilitas Tes= 0.86
Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 23
B.Asli D. Pembeda (%) T. Kesukaran Korelasi Signifikansi
1 62,50 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
2 75,00 Sedang 0,531 Sangat Signifikan
3 75,00 Sedang 0,468 Sangat Signifikan
4 50,00 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
5 37,50 Sedang 0,370 Signifikan
6 25,00 Sedang 0,144 -
7 50,00 Sedang 0,357 Signifikan
8 37,50 Sedang 0,399 Sangat Signifikan
9 50,00 Sukar 0,426 Sangat Signifikan
10 62,50 Sedang 0,442 Sangat Signifikan
11 50,00 Sedang 0,312 Signifikan
12 25,00 Sedang 0,247 -
13 62,50 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
14 12,50 Sedang 0,145 -
15 37,50 Sukar 0,349 Signifikan
16 50,00 Sedang 0,162 -
17 50,00 Sukar 0,232 -
18 50,00 Sukar 0,361 Signifikan
19 87,50 Sedang 0,416 Sangat Signifikan
20 37,50 Sedang 0,476 Sangat Signifikan
21 50,00 Sedang 0,361 Signifikan
22 50,00 Sedang 0,511 Sangat Signifikan
23 87,50 Sedang 0,703 Sangat Signifikan
24 37,50 Sedang 0,399 Sangat Signifikan
25 50,00 Sedang 0,467 Sangat Signifikan
26 50,00 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
27 37,50 Sedang 0,335 Signifikan
28 50,00 Sedang 0,381 Signifikan
29 37,50 Sedang 0,238 -
30 37,50 Sedang 0,309 Signifikan
31 25,00 Sedang 0,351 Signifikan
32 50,00 Sukar 0,557 Sangat Signifikan
33 37,50 Sedang 0,400 Sangat Signifikan
34 50,00 Sedang 0,321 Signifikan
35 37,50 Sukar 0,693 Sangat Signifikan
36 25,00 Sukar 0,672 Sangat Signifikan
37 50,00 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
38 12,50 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
39 62,50 Sedang 0,383 Signifikan
40 62,50 Sukar 0,461 Sangat Signifikan
276

Lampiran B.4 Soal Tes yang Digunakan


Soal Pretest dan Posttest
Materi Fluida
Soal Pilihan Ganda !
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, d atau e.
1. Fluida statis adalah ….
a. fluida yang dalam keadaan diam
b. fluida yang dalam keadaannya bergerak
c. fluida yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya
d. fluida yang diam dan bergerak
e. fluida yang mengalir kesegala arah

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

(Dongkrak) (penyemprot nyamuk) (Venturimeter)

(Karburator) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan contoh penerapan fluida statis dalam kehidupan sehari-hari adalah...
a. penyemprot nyamuk
b. dongkrak
c. venturimeter
d. parfum
e. karburator

3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pernyataan yang sesuai dengan gambar di atas adalah ....


a. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan sama kceuali D
b. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan D berbeda.
c. bentuk permukaan wadah mempengaruhi ketinggian air.
d. tekanan hidrostatis di sepanjang garis mendatar untuk fluida sejenis adalah berbeda.
e. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan D sama.
277

4. Perhatikan gambar dibawah ini!

Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih tebal
di bagian bawahnya dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
c. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.

5. Seekor ikan berenang di dalam akuarium. Ikan tersebut sedang dalam posisi 50 cm dari permukaan
akuarium dengan massa jenis air 10.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Tekanan
hidrostatis yang diterima oleh ikan adalah ….
a. 1000 Pa
b. 2000 Pa
c. 3000 Pa
d. 4000 Pa
e. 5000 Pa

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti terlihat pada gambar. Jika ketinggian h 2
adalah 27,2 cm massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah 13,6 g/cm3. Ketinggian air
raksa h1 adalah ….
a. 1,2 cm
b. 1,4 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm

7. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan
sama besar. Pernyataan tersebut adalah ….
a. hukum archimedes
b. tekanan Hidrostatis
c. hukum pascal
d. hukum bernoulli
e. kontinuitas
278

8. Perhatikan gambar di bawah ini!

Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek diabaikan. Agar sistem tetap seimbang,
berat beban F2 yang harus diberikan….
a. 400 N
b. 500 N
c. 600 N
d. 700 N
e. 800 N

9. Perhatikan gambar dibawah ini!

Seorang anak menimbang sebuah batu dengan menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang batu
memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan ditimbang
gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa batu berkurang

10. Perhatikan gambar di bawah ini! (SOAL UN 2006)

Dua kubus yang identic dimasukkan dalam dua zat cair (B dan C) yang massa jenisnya berbeda.
Bagian kubus yang masuk ke dalam zat cair B 50% dan zat cair C 30%. Perbandingan massa jenis
zat B dan C adalah ….
a. 5 : 3
b. 4 : 5
c. 5 : 4
d. 3 : 5
e. 5 : 2
279

11. Suatu kecenderungan zat cair untuk meregang sehingga seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Pernyataan di atas adalah ….
a. tegangan permukaan
b. tekanan hidrostatis
c. hukum pascal
d. gejala kapilaritas
e. hukum Archimedes

12. Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya adalah
40 cm. Tegangan permukaannya adalah ….
a. 10 N/m
b. 20 N/m
c. 30 N/m
d. 40 N/m
e. 50 N/m

13. Gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler. Pernyataan di atas adalah ….
a. hukum pascal
b. tegangan permukaan
c. gejala kapilaritas
d. hukum archimedes
e. tekanan hidrostatis

14. Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan
tegangan permukaan 3 x 10-2 N/m. Ternyata permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut
kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s2. Massa jenis zat cair adalah….
a. 2,2 x 10-3 kg/m3
b. 3,2 x 10-3 kg/m3
c. 4,2 x 10-3 kg/m3
d. 1,2 x 10-3 kg/m3
e. 0,2 x 10-3 kg/m3

15. Viskositas adalah ….


a. Ukuran kelayakan fluida
b. Ukuran kekekalan fluida
c. Ukuran fluida dinamis
d. Ukuran penggunaan zat cair
e. Ukuran kekentalan fluida

16. Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien
viskositas air 1 x 103 Ns/m2 dan g = 10 m/s2. Kecepatan terminal bola adalah ….
a. 3,3 m/s
b. 3,4 m/s
c. 3,5 m/s
d. 3,6 m/s
e. 3,7 m/s

17. Fluida dinamis adalah….


a. fluida dengan aliran streamline
b. fluida yang mengalir
c. fluida yang kompresibel
280

d. fluida yang kental


e. fluida yang diam
18. Aldo menggunakan selang untuk menyiram kebun dengan cara sedikit menutup lubang selang.
Maka yang akan terjadi berdasarkan peristiwa tersebut adalah ….
a. volume air yang keluar dari pipa semakin besar
b. debit air yang keluar dari pipa semakin kecil
c. tekanan air yang keluar dari pipa semakin kecil
d. kecepatan aliran air yang keluar dari pipa semakin besar
e. jarak pancaran air yang keluar dari pipa semakin dekat

19. Besaran debit dari suatu aliran yang keluar dari sebuah pipa air yang memiliki luas penampangnya
sebesar 6,05 x 10-4 m2 dengan kecepatan rata-rata 0,5 m/s adalah .…
a. 3,250 x 10-3 m3/s
b. 2,250 x 10-3 m3/s
c. 3,53 x 10-4 m3/s
d. 4,53 x 10-4 m3/s
e. 2,53 x 10-4 m3/s

20. Air mengalir dari pipa yang berjari-jari 3 cm dan keluar melalui sebuah kran yang berjari-jari 1,0
cm. jika kecepatan air yang keluar dari keran 3 m/s. Maka kecepatan air dalam adalah ….
a. m/s
b. m/s
c. m/s
d. m/s
e. m/s

21. Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki luas penampang yang berbeda. Pada penampang yang
besar air mengalir dengan kecepatan 2 m/s dengan tekanan 10 5 pa. Jika kelajuan air pada
penampang yang berukuran kecil 8 m/s. Tekanan yang dihasilkan adalah ….
a. 0,7 atm
b. 0,8 atm
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm
e. 1,6 atm

22. Air mengalir pada sebuah pipa horizontal yang memiliki luas penampang yang berbeda,
penampang besar mengalirkan dengan kecepatan 5 m/s. Jika, kelajuan air pada penampang kecil 15
m/s. Beda tekanan antara kedua penampang adalah…
a. 3 atm
b. 4 atm
c. 2 atm
d. 1 atm
e. 5 atm
281

23. Perhatikan gambar di bawah ini!

(penyemprot nyamuk) (Karburator) (Venturimeter)

(Dongkrak) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan bukan contoh penerapan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-
hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. karburator
c. venturimeter
a. dongkrak
b. parfum

24. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat


harus lebih besar dari pada berat pesawat.
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat
pesawat tersebut adalah ….

a. PA > PB karena vA > vB


b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB

25. Perhatikan gambar di bawah ini!


Sebuah alat venturimeter tanpa manometer digunakan
seorang siswa untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi air pada pipa
penampang besar dan kecil 10 cm. jika perbandingan
luas penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Kecepatan
aliran air pada penampang yang besar dan kecil adalah
….
a. m/s dan m/s
b. m/s dan m/s
c. m/s dan m/s
d. m/s dan m/s
e. m/s dan m/s
282

LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Normalitas Hasil Posttest
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Uji N-gain
11. Hasil Peningkatan Per Indikator Ranah kognitif
283

Lampiran C.1 Hasil Pretest


Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Siswa Pretest Eksperimen Pretest Kontrol


1 8 8
2 8 12
3 12 16
4 24 20
5 16 16
6 24 16
7 20 20
8 16 16
9 28 28
10 28 24
11 16 20
12 12 12
13 16 16
14 20 24
15 20 28
16 24 28
17 24 16
18 12 12
19 8 8
20 20 16
21 20 20
22 20 24
23 20 20
Jumlah 416 420
Rata-rata 18.09 18.26
SD 6.014 5.887
284

Deskriptif Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Descriptives
Statistic Std.
Error
PRETEST Mean 18.09 1.254
EKSPERIMEN 95% Confidence Interval Lower 15.49
for Mean Bound
Upper 20.69
Bound
5% Trimmed Mean 18.10
Median 20.00
Variance 36.174
Std. Deviation 6.014
Minimum 8
Maximum 28
Range 20
Interquartile Range 12
Skewness -.221 .481
Kurtosis -.739 .935
PRETEST KONTROL Mean 18.26 1.228
95% Confidence Interval Lower 15.72
for Mean Bound
Upper 20.81
Bound
5% Trimmed Mean 18.29
Median 16.00
Variance 34.656
Std. Deviation 5.887
Minimum 8
Maximum 28
Range 20
Interquartile Range 8
Skewness .094 .481
Kurtosis -.609 .935
285

Lampiran C.2 Hasil Posttest


Data Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Siswa Posttest Eksperimen Posttest Kontrol


1 72 52
2 72 56
3 72 60
4 80 60
5 76 56
6 84 60
7 80 64
8 76 56
9 84 72
10 88 68
11 76 64
12 76 60
13 76 64
14 80 68
15 80 72
16 84 72
17 84 64
18 72 52
19 68 52
20 76 64
21 76 68
22 80 68
23 76 64
Jumlah 1788 1436
Rata-rata 77,74 62,43
SD 4,947 6,352
286

Deskriptif Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol


Descriptives
Statistic Std. Error
POSTTEST Mean 77,74 1,032
EKSPERIMEN 95% Confidence Interval Lower 75,60
for Mean Bound
Upper 79,88
Bound
5% Trimmed Mean 77,71
Median 76,00
Variance 24,474
Std. Deviation 4,947
Minimum 68
Maximum 88
Range 20
Interquartile Range 4
Skewness ,164 ,481
Kurtosis -,388 ,935
POSTTEST KONTROL Mean 62,43 1,324
95% Confidence Interval Lower 59,69
for Mean Bound
Upper 65,18
Bound
5% Trimmed Mean 62,48
Median 64,00
Variance 40,348
Std. Deviation 6,352
Minimum 52
Maximum 72
Range 20
Interquartile Range 12
Skewness -,180 ,481
Kurtosis -,894 ,935
287
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif
Perhitungan Data Pretest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
No Siswa C1 C2 C3 Skor Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R01 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
2 R02 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
3 R03 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
4 R04 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
5 R05 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
6 R06 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 24
7 R07 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
8 R08 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
9 R09 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 28
10 R10 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28
11 R11 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
12 R12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
13 R13 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
14 R14 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
15 R15 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
16 R16 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
17 R17 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
18 R18 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
19 R19 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
20 R20 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
21 R21 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
22 R22 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
23 R23 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
Jumlah 17 12 11 8 6 5 5 5 6 4 3 5 4 3 2 4 2 2 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.7 0.5 0.5 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Presentase(%) 74 52 48 35 26 22 22 22 26 17 13 22 17 13 9 17 9 9 0 0 0 0 0 0 0
Presentase
42,8 % 19,8 % 4,75 %
per kognitif
288
Perhitungan Data Pretest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
No Siswa C1 C2 C3 Skor Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 K01 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
2 K02 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
3 K03 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
4 K04 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
5 K05 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
6 K06 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
7 K07 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
8 K08 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
9 K09 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 28
10 K10 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
11 K11 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
12 K12 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
13 K13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
14 K14 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
15 K15 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 28
16 K16 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28
17 K17 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
18 K18 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
19 K19 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
20 K20 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
21 K21 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
22 K22 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
23 K23 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
Jumlah 18 12 10 9 6 7 4 6 3 4 5 3 3 2 6 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.8 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3 0.2 0.3 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Presentase(%) 78 52 43 39 26 30 17 26 13 17 22 13 13 9 26 13 9 9 0 0 0 0 0 0 0
Presentase
44,6 % 17,2 % 5,5 %
per kognitif
289
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
No Siswa C1 C2 C3 Skor Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 18 72
2 R02 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 18 72
3 R03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 18 72
4 R04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20 80
5 R05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 19 76
6 R06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 21 84
7 R07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 20 80
8 R08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 19 76
9 R09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 21 84
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 22 88
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 19 76
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 19 76
13 R13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 19 76
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 80
15 R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 20 80
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 21 84
17 R17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 21 84
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 18 72
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 17 68
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 19 76
21 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 19 76
22 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 20 80
23 R23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 19 76
Jumlah 23 23 23 23 23 23 22 21 22 21 19 20 17 21 19 16 21 17 17 16 12 12 11 3 2
Rata-rata 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,9 1,0 0,9 0,8 0,9 0,7 0,9 0,8 0,7 0,9 0,7 0,7 0,7 0,5 0,5 0,5 0,1 0,1
Presentase% 100 100 100 100 100 100 96 91 96 91 83 87 74 91 83 70 91 74 74 70 52 52 48 13 9
Presentase
100 % 88,2% 60,6%
per kognitif
290
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
No Siswa C1 C2 C3 Skor Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 K01 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 52
2 K02 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 56
3 K03 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 15 60
4 K04 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 60
5 K05 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14 56
6 K06 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15 60
7 K07 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 16 64
8 K08 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 56
9 K09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 18 72
10 K10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 17 68
11 K11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 16 64
12 K12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 15 60
13 K13 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 64
14 K14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 17 68
15 K15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 18 72
16 K16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 18 72
17 K17 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 64
18 K18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 13 52
19 K19 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 13 52
20 K20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 16 64
21 K21 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 68
22 K22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 17 68
23 K23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16 64
Jumlah 23 19 20 19 17 18 19 17 18 15 17 18 14 16 17 16 15 15 16 14 10 6 0 0 0
Rata-rata 1,0 0,8 0,9 0,8 0,7 0,8 0,8 0,7 0,8 0,7 0,7 0,8 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6 0,4 0,3 0,0 0,0 0,0
Presentase(%) 100 83 87 83 74 78 83 74 78 65 74 78 61 70 74 70 65 65 70 61 43 26 0 0 0
Presentase 84,2% 73,2% 45,3%
per kognitif
291

Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest

Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol


A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST
23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
EKSPERIMEN

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST
.190 23 .031 .933 23 .127
EKSPERIMEN
a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,127 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
292

B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST
23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
KONTROL

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST
.171 23 .079 .938 23 .167
KONTROL
a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,167 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
293

Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest

Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol


A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
POSTTEST
23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
EKSPERIMEN

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

POSTTEST
.203 23 .015 .942 23 .201
EKSPERIMEN
a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,201 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
294

B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
POSTTEST
23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
KONTROL

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

POSTTEST
,163 23 ,118 ,931 23 ,116
KONTROL
a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,116 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
295

Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest

Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol


Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok
sama (homogen)
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok
berbeda (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

SKOR PRETEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.

.025 1 44 .876

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,876 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen)
296

Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol


Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik

H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)


2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok
sama (homogen)
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok
berbeda (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

SKOR POSTTEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.741 1 44 .194

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,194 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen)
297

Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest

Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis :


1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
298

Group Statistics

FAKTOR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 23 18.09 6.014 1.254


SKOR PRETEST
2 23 18.26 5.887 1.228

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval


tailed) Difference Difference of the Difference

Lower Upper

Equal variances
.025 .876 -.099 44 .922 -.174 1.755 -3.711 3.363
SKOR assumed
PRETEST Equal variances
-.099 43.980 .922 -.174 1.755 -3.711 3.363
not assumed

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,922 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga, tidak terdapat perbedaan
rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
299

Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest

Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis :


1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
300

Group Statistics

FAKTOR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 23 77,74 4,947 1,032


SKOR POSTTEST
2 23 62,43 6,352 1,324

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Difference Error Interval of the
Differen Difference
ce Lower Upper

Equal variances
1,741 ,194 9,116 44 ,000 15,304 1,679 11,921 18,688
SKOR assumed
POSTTEST Equal variances
9,116 41,511 ,000 15,304 1,679 11,915 18,693
not assumed

Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa sig. < 0,05 (5%), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, terdapat perbedaan rata-
rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
301

Lampiran C.10 Uji N-gain


Uji N-gain Kelas Eksperimen

No Siswa X1 X2 d = X2 – X1 N-gain Keterangan


1 R01 8 72 64 0,70 Sedang
2 R02 8 72 64 0,70 Sedang
3 R03 12 72 60 0,68 Sedang
4 R04 24 80 56 0,74 Tinggi
5 R05 16 76 60 0,71 Tinggi
6 R06 24 84 60 0,79 Tinggi
7 R07 20 80 60 0,75 Tinggi
8 R08 16 76 60 0,71 Tinggi
9 R09 28 84 56 0,78 Tinggi
10 R10 28 88 60 0,83 Tinggi
11 R11 16 76 60 0,71 Tinggi
12 R12 12 76 64 0,73 Tinggi
13 R13 16 76 60 0,71 Tinggi
14 R14 20 80 60 0,75 Tinggi
15 R15 20 80 60 0,75 Tinggi
16 R16 24 84 60 0,79 Tinggi
17 R17 24 84 60 0,79 Tinggi
18 R18 12 72 60 0,68 Sedang
19 R19 8 68 60 0,65 Sedang
20 R20 20 76 56 0,70 Sedang
21 R21 20 76 56 0,70 Sedang
22 R22 20 80 60 0,75 Tinggi
23 R23 20 76 56 0,70 sedang
Rata-rata 0,73 Tinggi
302

Uji N-gain Kelas Kontrol

No Siswa X1 X2 d = X2 – X1 N-gain Keterangan


1 K01 8 52 44 0,48 Sedang
2 K02 12 56 44 0,50 Sedang
3 K03 16 60 44 0,52 Sedang
4 K04 20 60 40 0,50 Sedang
5 K05 16 56 40 0,48 Sedang
6 K06 16 60 44 0,52 Sedang
7 K07 20 64 44 0,55 Sedang
8 K08 16 56 40 0,48 Sedang
9 K09 28 72 44 0,61 Sedang
10 K10 24 68 44 0,58 Sedang
11 K11 20 64 44 0,55 Sedang
12 K12 12 60 48 0,55 Sedang
13 K13 16 64 48 0,57 Sedang
14 K14 24 68 44 0,58 Sedang
15 K15 28 72 44 0,61 Sedang
16 K16 28 72 44 0,61 Sedang
17 K17 16 64 48 0,57 Sedang
18 K18 12 52 40 0,45 Sedang
19 K19 8 52 44 0,48 Sedang
20 K20 16 64 48 0,57 Sedang
21 K21 20 68 48 0,60 Sedang
22 K22 24 68 44 0,58 Sedang
23 K23 20 64 44 0,55 Sedang
Rata-rata 0,54 Sedang
303

Lampiran C.11 Hasil Peningkatan Per Indikator ranah


kognitif
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelas
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C1 Kelas
Eksperimen
Eksperimen
No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket
X2 – X1 X2 – X1
1 R01 2 6 4 1 Tinggi 1 R01 0 6 6 0,9 Tinggi
2 R02 2 6 4 1 Tinggi 2 R02 0 6 6 0,9 Tinggi
3 R03 3 6 3 1 Tinggi 3 R03 0 5 5 0,7 Sedang
4 R04 4 6 2 1 Tinggi 4 R04 1 6 5 0,8 Tinggi
5 R05 3 6 3 1 Tinggi 5 R05 1 6 5 0,8 Tinggi
6 R06 2 6 4 1 Tinggi 6 R06 2 7 5 1,0 Tinggi
7 R07 2 6 4 1 Tinggi 7 R07 2 6 4 0,8 Tinggi
8 R08 2 6 4 1 Tinggi 8 R08 2 6 4 0,8 Tinggi
9 R09 4 6 2 1 Tinggi 9 R09 2 7 5 1,0 Tinggi
10 R10 3 6 3 1 Tinggi 10 R10 3 7 4 1,0 Tinggi
11 R11 2 6 4 1 Tinggi 11 R11 2 6 4 0,8 Tinggi
12 R12 0 6 6 1 Tinggi 12 R12 2 5 3 0,6 Sedang
13 R13 2 6 4 1 Tinggi 13 R13 2 7 5 1,0 Tinggi
14 R14 3 6 3 1 Tinggi 14 R14 2 6 4 0,8 Sedang
15 R15 2 6 4 1 Tinggi 15 R15 1 7 6 1,0 Tinggi
16 R16 3 6 3 1 Tinggi 16 R16 2 6 4 0,8 Tinggi
17 R17 3 6 3 1 Tinggi 17 R17 1 7 6 1,0 Tinggi
18 R18 3 6 3 1 Tinggi 18 R18 0 7 7 1,0 Tinggi
19 R19 2 6 4 1 Tinggi 19 R19 0 5 5 0,7 Sedang
20 R20 3 6 3 1 Tinggi 20 R20 2 7 5 1,0 Tinggi
21 R21 3 6 3 1 Tinggi 21 R21 2 5 3 0,6 Sedang
22 R22 3 6 3 1 Tinggi 22 R22 2 6 4 0,8 Tinggi
23 R23 3 6 3 1 Tinggi 23 R23 1 6 5 0,8 Tinggi
Rata-rata 1 Tinggi Rata-rata 0,8 Tinggi
304

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelas Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C1 Kelas Kontrol
Eksperimen
No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket
X2 – X1 X2 – X1
1 R01 0 6 6 0,5 Sedang 1 K01 2 5 3 0,8 Tinggi
2 R02 0 6 6 0,5 Sedang 2 K02 3 4 1 0,3 Sedang
3 R03 0 7 7 0,6 Sedang 3 K03 4 5 1 0,5 Sedang
4 R04 1 8 7 0,6 Sedang 4 K04 4 5 1 0,5 Sedang
5 R05 0 7 7 0,6 Sedang 5 K05 3 6 3 1,0 Tinggi
6 R06 2 8 6 0,6 Sedang 6 K06 3 5 2 0,7 Sedang
7 R07 1 8 7 0,6 Sedang 7 K07 2 6 4 1,0 Tinggi
8 R08 0 7 7 0,6 Sedang 8 K08 3 5 2 0,7 Sedang
9 R09 1 8 7 0,6 Sedang 9 K09 2 6 4 1,0 Tinggi
10 R10 1 9 8 0,7 Sedang 10 K10 2 6 4 1,0 Tinggi
11 R11 0 7 7 0,6 Sedang 11 K11 3 6 3 1,0 Tinggi
12 R12 1 8 7 0,6 Sedang 12 K12 1 6 5 1,0 Tinggi
13 R13 0 6 6 0,5 Sedang 13 K13 2 4 2 0,5 Sedang
14 R14 0 8 8 0,7 Sedang 14 K14 4 5 1 0,5 Sedang
15 R15 2 7 5 0,5 Sedang 15 K15 2 5 3 0,8 Tinggi
16 R16 1 9 8 0,7 Sedang 16 K16 3 6 3 1,0 Tinggi
17 R17 2 8 6 0,6 Sedang 17 K17 3 6 3 1,0 Tinggi
18 R18 0 5 5 0,4 Sedang 18 K18 3 5 2 0,7 Sedang
19 R19 0 6 6 0,5 Sedang 19 K19 2 3 1 0,3 Sedang
20 R20 0 6 6 0,5 Sedang 20 K20 2 5 3 0,8 Tinggi
21 R21 0 8 8 0,7 Sedang 21 K21 3 3 0 0,0 Rendah
22 R22 0 8 8 0,7 Sedang 22 K22 3 4 1 0,3 Sedang
23 R23 1 7 6 0,5 Sedang 23 K23 3 5 2 0,7 Sedang
Rata-rata 0,6 Sedang Rata-rata 0,68 Sedang
305

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelas Kontrol Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelas Kontrol

No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket No Siswa X1 X2 d= N-gain Ket


X2 – X1 X2 – X1
1 K01 0 5 5 0,7 Sedang 1 K01 0 3 3 0,25 Sedang
2 K02 0 6 6 0,9 Tinggi 2 K02 0 4 4 0,33 Sedang
3 K03 0 6 6 0,9 Tinggi 3 K03 0 4 4 0,33 Sedang
4 K04 1 6 5 0,8 Tinggi 4 K04 0 4 4 0,33 Sedang
5 K05 1 5 4 0,7 Sedang 5 K05 0 3 3 0,25 Sedang
6 K06 1 5 4 0,7 Sedang 6 K06 0 5 5 0,42 Sedang
7 K07 2 4 2 0,4 Sedang 7 K07 1 6 5 0,45 Sedang
8 K08 1 5 4 0,7 Sedang 8 K08 0 4 4 0,33 Sedang
9 K09 2 6 4 0,8 Sedang 9 K09 3 6 3 0,33 Sedang
10 K10 2 3 1 0,2 Rendah 10 K10 2 8 6 0,60 Sedang
11 K11 2 5 3 0,6 Sedang 11 K11 0 5 5 0,42 Sedang
12 K12 1 5 4 0,7 Sedang 12 K12 1 4 3 0,27 Sedang
13 K13 2 5 3 0,6 Sedang 13 K13 0 7 7 0,58 Sedang
14 K14 2 6 4 0,8 Tinggi 14 K14 0 6 6 0,50 Sedang
15 K15 1 6 5 0,8 Tinggi 15 K15 4 7 3 0,38 Sedang
16 K16 3 5 2 0,5 Sedang 16 K16 1 7 6 0,55 Sedang
17 K17 0 3 3 0,4 Sedang 17 K17 1 7 6 0,55 Sedang
18 K18 0 5 5 0,7 Sedang 18 K18 0 3 3 0,25 Sedang
19 K19 0 4 4 0,6 Sedang 19 K19 0 6 6 0,50 Sedang
20 K20 2 6 4 0,8 Tinggi 20 K20 0 5 5 0,42 Sedang
21 K21 2 6 4 0,8 Tinggi 21 K21 0 8 8 0,67 Sedang
22 K22 2 6 4 0,8 Tinggi 22 K22 1 7 6 0,55 Sedang
23 K23 1 5 4 0,7 Sedang 23 K23 1 6 5 0,45 Sedang
Rata-rata 0,67 Sedang Rata-rata 0,42 Sedang
306

LAMPIRAN D
SURAT KETERANGAN

1. Surat Keterangan Penelitian


2. Dokumentasi Penelitian
3. Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis
307

Lampiran D.1 Surat Keterangan Penelitian


308

Lampiran D.2 Dokumentasi Penelitian


Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan STEM
309
310

Lampiran D.3 Uji Referensi


UJI REFERENSI
PENGARUH PENDEKATAN STEM BERBASIS MASALAH TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MATERI FLUIDA
UJI REFERENSI
No Footnote Paraf Pembimbing
BAB I
1. Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan
Kognitif Siswa Terhadap Kemampuan
Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan
Ditinjau Dari Gender. Jurnal Pendidikan Fisika,
2017, 5.2: 111-118.2017, 5.2: 111
2. Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil
Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar
Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.322
3. Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan
Kognitif Siswa Terhadap Kemampuan
Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan
Ditinjau Dari Gender. Jurnal Pendidikan Fisika,
2017, 5.2: 111-118.2017, 5.2: 111
4. Ahmad Susanto, M. Pd. Perkembangan Anak
Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana, 2011.
5. Khaidaroh Shofiya F dan Dr. Sukiman,
M.Pd“Pengembangan Tujuan Pembelajaran
PAI Aspek Kognitif Dalam Teori Anderson, L.
W. Dan Krathwohl, D.R”, Jurnal Al Ghazali,
Vol. 1, No.2, 2018 h.2
6. Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil
Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar
Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.333
7. Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana
“Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa
SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA
Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017 h. 344.
8. Bely, Levti Norisa; Bahri, Saiful; Mustari,
Mukarramah. Model Pembelajaran Advance
Organizer: Dampak Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2019, 2.2:
151
311

9. Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor:


Yudhistira, 2018), h. V.

10. Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional h.4

11. Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri.


Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019, 4.1. h. 29
12. Parno, P., et al. The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM
learning on static fluid. In: International
Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia.
2018. p. 468
13. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sma/Smk Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (Jps), 2018,
6.2: h. 38
14. Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan
kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018 h. 181
BAB II
15. Sanders, Mark. STEM, STEM Education,
STEMmania. The Technology Teacher.2009,
p.20
16. Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM
Education Research 2013-2015, Journal of
STEM Education, vol 7, no 4, 2016, hal 52
17. R. Bybee, The Case for STEM Education
Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA
Press, 2013, hal. 38
18. Gatot Hari Priowirjanto, Embedded STEM in
Indonesia Curriculum, Seminar Internasional:
Fostering Young Creative Talents Through
Integrative Thinking, 2017, hal. 8
312

19. Jo Anne Vasquez, 2015, STEM Beyond the


Acronym, Educational Leadership Journal,
Vol. 72, No.4, hal. 11
20. Muhammad Syukri, Silia halim, Subahan.
Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial
Science thinking “EscIT”, Aceh Development
International Conference 2013, 26-28 Maret
2013. hal 106
21. John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas,
Participation in Science, Mathematics and
Technology in Australian Education, Autralia:
Australian Council for Educational Research,
2008,
Hal.3
22. R. Bybee, STEM Education Challenges and
Opportunities, Virginia: NSTA Press, 2013, hal.
38

23. Sukma,Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM


(Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan
kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018. h.181.
24. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
25. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
26. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
27. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
28. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.98
313

29. Anderson, Lorin W dan David R.


Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.99
30. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.103
31. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.105
32. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.106
33. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.116
34. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.116
35. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.120
36. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.121
37. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.122
314

38. Anderson, Lorin W dan David R.


Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.124
39. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.125
40. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.126
41. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.127
42. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.128
43. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.130
44. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.131
45. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.133
46. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.100
315

47. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK


Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 168
48. Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid
1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 326

49. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK


Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 170
50. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h.327
51. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 173
52. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265
53. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265
54. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.2270
55. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 174
56. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 175
57. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 175
58. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 176
59. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.278
60. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.285
316

61. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK


Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 179
62. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 180
63. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.290
64. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.325
65. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 184
66. Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid
1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 341
67. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.331
68. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.334
69. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.338
70. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.338
71. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 186
72. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas
X (Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,
Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186

73. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas


X (Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,
Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186

74. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI,


(Jakarta: Erlangga, 2013), h.340
75. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 187
317

76. Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti,


Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
Berpendekatan STEM, Jurnal Pembelajaran
kimia, Vol. 4, No.1, Juni 2019, hal. 18-30.
77. Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of
STEM (Science Technology Engineering and
Mathematic) towards Achievement, Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret
2019, pp.71-82
78. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018,
6.2: 32-40.
79. Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran
STEM Terhadap Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional
Mipa IV, 2018
80. Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril
Munfaridah, The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM
learning on static fluid, International
Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia,
Volume 3, 2018
81. Mairi Sukma, Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering,
Mathematics) Terhadap Pengetahuan, Sikap
Dan Kepercayaan, Prosiding Seminar Nasional
MIPA IV, Banda Aceh, 30 Oktober 2018
82. Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono,
Ibrohim, Science, Technology, Engineering and
Mathematics Project Based Learning (STEM-
PjBL) pada Pembelajaran Sains, Pros. Seminar
Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017
83. Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STEM untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018,
2477-1511, h. 381.
318

84. Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi


dalam pembelajaran sains. In: Prosiding SNPS
(Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p.
23-34
85. Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko;
Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem
Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum
Hooke Di SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1:
185-190.
86. Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., &
Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di
Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December).
BAB III
87. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 116
88. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 118
89. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 64
90. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 108
91. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 109
92. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h.126
93. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 193
94. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h.148
95. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 87.
96. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
257
319

97. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi


Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 100
98. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 122
99. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 89
100. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 223
101. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 225

102. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 226
103. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 228
104. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 232
105. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),
h.147.
106. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153.
107. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153.
108. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 167.
109. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 168.
110. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 178.
111. Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab
Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76.
320

112. Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The


Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical
Communication Ability, International Journal
of Education and Research: Vol.3 No. 8 August
2015, h. 190.
113. Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The
Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical
Communication Ability, International Journal
of Education and Research: Vol.3 No. 8 August
2015, h. 191
114. Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar
Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2017), h. 20 – 21.

BAB IV
115. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018,
6.2: 32-40.
116. Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STEM untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018,
2477-1511, h. 381
117. Sumarni, W., Wijayati, N., & Supanti, S.
(2019). Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal
Pembelajaran Kimia OJS, 4(1).
118. Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi
dalam pembelajaran sains. In: Prosiding SNPS
(Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p.
23-34.
119. Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi,
Bambang. Inovasi Pembelajaran Fisika Melalui
Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning)
Dengan Pendekatan STEM Education untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Elastisitas Dan Hukum Hooke Di SMA. Fkip E-
Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
321

120. Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., &


Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di
Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December).
121. CHIEN, Priscilla Lo Khai; LAJIUM, Denis
Andrew D. The Effectiveness of Science,
Technology, Engineering and Mathematics
(STEM) Learning Approach Among Secondary
School Students. In: International Conference
on Education and Psychology 2016
(ICEduPsy16). 2016. p. 95-104.
122. Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; KOES, H. S.
STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM,
2016, 1: 978-984.
322

Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis

MOHAMAD RIZKI NAILUL A, Anak pertama dari dua


bersaudara pasangan Hepi dan Mubasiroh. Lahir di Tegal,
05 Juni 1995 dan bertempat tinggal di Jalan Sumbing, RT
04/ RW 06, Desa Dukuhwringin, Kecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal.

Email : rizkinailulauthor@gmail.com

Riwayat Pendidikan. Jenjang Pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD


Negeri Pendawa 02 Lebaksiu Tegal lulus pada tahun 2007, SMP Negeri 1 Lebaksiu
Tegal lulus pada tahun 2010, MA Negeri Babakan Lebaksiu Tegal lulus pada tahun
2013. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Pendidikan Fisika melalui jalur ujian mandiri.

Anda mungkin juga menyukai