SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
PUTRI RAHAYU SEKARINI
NIM. 1113016100063
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah bidang
pendidikan yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pendidikan
oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning
terhadap Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Novitasari S.Pd,
M.Biomed., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Yuke Mardiati, M.Si., Sebagai Dosen Penasehat Akademik yang sudah
memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
perguruan tinggi ini..
7. Bapak Imam Supingi, S.Pd., M.M., Selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat
melakukan penelitian di tempat tersebut.
vi
8. Ibu Meli Yunerti, S.Si., selaku guru bidang studi biologi di SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin dan bimbingan dalam
melakukan penelitian mata pelajaran biologi di kelas.
9. Siswa Kelas XI IPA 1-XI IPA 4 dan XII IPA 2 yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
10. Orang tua tercinta, Bapak Edy Saptono dan Ibu Sri Padmini,M.Pd, yang kasih
sayangnya tak terbatas, dan doa-doanya untuk kelancaran penulis. Serta Mas
Benny Danu Saputro dan Kak Nina Lubna, juga seluruh keluarga yang selalu
menjadi sumber semangat penulis.
11. Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Biologi angkatan 2013, Himbio An-Nahl,
HMPS Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya kepada
Ghina Rohmatulloh, Firda Madaniah, Heti Pratiwi, Mazidah Qurrotu Aini, dan
Ahmad Raihan yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
12. Teman seperjuangan bimbingan skripsi, Euis Kurnianingsih dan Luthfi Adzkia
yang selalu bersama dan saling memberikan dukungan penuh juga bantuan
selama proses pembuatan skripsi.
13. Kak Della Fauziah, S.Pd dan Kak Ta’diyah Basithoh, S.Pd yang telah banyak
membantu penulis dalam penulisan maupun penelitian skripsi.
14. Keluarga kost permata, Lia Rizki Ramadhani, Amalia Ulfa, Ihat Solihat, Syifa
Aulia, Safia Rahmadani, Melinda Ainusyifa. Para sahabat, Anniza Bellarisi
Cantika, Adytama Widya Yanuarsyah, Ichsani Nurul Islam, Nizza Mourist,
Nadiyya Rahmani, Muhammad Fatchurrohman Baihaqi yang selalu menghibur
dan memberikan semangat kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Deskripsi Teoritis................................................................................7
1. Model Pembelajaran Quantum Learning .......................................7
2. Hasil Belajar Siswa ......................................................................14
3. Sikap Ilmiah .................................................................................18
4. Sistem Sirkulasi pada Manusia ....................................................21
B. Kajian Penelitian Relevan.................................................................23
C. Kerangka Pikir ..................................................................................25
viii
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................................26
BAB V PENUTUP..............................................................................................53
A. Kesimpulan......................................................................................53
B. Saran ................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................56
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Quantum
Learning............................................................................................40
Gambar 4.2 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap KKM pada Kelas
Eksperimen .......................................................................................41
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Konvensional ....................................................................................41
Gambar 4.4 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap KKM pada Kelas
Kontrol ..............................................................................................42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi masa depan bagi sumber daya manusia yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh
sebab itu, Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan
utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945
alinea ke-IV yang mengamanatkan bahwa salah satu tujuan nasional negara
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut diperkuat lagi
dalam UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional pada
bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Hasil belajar siswa merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa
adalah salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan di ranah pendidikan.
Nilai UN SMA IPA dari tahun 2015-2017 pernah mengalami penurunan. Pada
tahun 2015 memperoleh nilai rata-rata 62,48 mengalami penurunan pada tahun
2016 menjadi 60,08. Hasil UN pada tahun 2017 mengalami kenaikan mencapai
nilai rata-rata 66,86.2
Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI tahun ajaran 2016/2017 di SMAN
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan di materi sistem peredaran pada manusia juga
menunjukkan rata-rata kurang dari KKM pada 2 kelas IPA. Kelas XI IPA 1
memperoleh nilai rata-rata 71,4 dengan persentase siswa yang memenuhi KKM
hanya 9,7%, kelas XI IPA 2 mendapatkan nilai rata-rata 71 dengan persentase siswa
1
Undang-undang RI No. 20 Th. 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,
cet.ke-2. (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 3
2
Kemdikbud, Hasil UN IPA SMA 2015-2017. http://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 20.00 WIB.
1
2
yang memenuhi KKM 25,5%, dan kelas XI IPA 3 memperoleh nilai rata-rata 76
dengan persentase siswa yang memenuhi KKM mencapai 69%. Total persentase
ketercapaian belajar siswa hanya 35,6% dari tiga kelas dengan KKM sekolah 76.3
Banyak faktor yang diduga turut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar
siswa. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal di
antaranya sikap siswa yang nantinya dapat mendorong minat dalam mempelajari
biologi. Pemahaman dan penguasaan konsep akan lebih mudah disampaikan guru
jika sikap ilmiah sudah terbentuk pada diri siswa. Sikap ilmiah memiliki keterkaitan
dengan pembelajaran sains yang nantinya akan mempengaruhi perbuatan. Tentunya
sikap positif terhadap sains dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam
pembentukan sikap ilmiah pada siswa.4
Suasana nyaman dalam belajar juga nantinya akan mendorong tumbuhnya
minat belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Guru harus
peka terhadap kebutuhan siswa sesuai karakternya sehingga siswa mampu bertahan
lama untuk tetap fokus dalam proses pembelajaran, tentunya harus diakomodir
dengan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan, pada BAB IV mengenai standar proses yang
menyatakan:
3
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran
2016/2017 konsep Sistem Peredaran Darah.
4
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5, h. 106.
5
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2005, hal. 7.
3
Dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran yang
dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran biologi. Siswa
juga harus dilatih untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mewadahi tujuan
tersebut adalah Quantum Learning.
I Luh Putu menyebutkan beberapa keunggulan dari model pembelajaran
Quantum yakni (1) lebih bersifat humanistis, (2) lebih konstruktivis, (3) lebih
memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, (4) sangat
menekankan pada pemercepat pembelajaran, (5) sangat menentukan kealamiahan
dan kewajaran proses pembelajaran, (6) menekankan pada kebermaknaan dan
kebermutuan, dan (7) memadukan konteks dan isi.6
Hasil wawancara dengan salah satu guru biologi di SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan juga menyatakan hasil belajar biologi bervariasi dan masih di
bawah KKM untuk beberapa materi tertentu terutama pada konsep yang lebih
kompleks. Secara metode, lebih sering menggunakan diskusi dan ceramah.
Penggunaan Quantum Learning juga belum pernah diterapkan oleh guru biologi di
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
Penerapan model Quantum Learning ini siswa akan diajak belajar dalam
suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas
dalam menemukan berbagai pengalamanbaru dalam proses belajar yang mereka
alami. Model ini diharapkan dapat terciptanya interaksi edukatif yang dapat
memberi dampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Interaksi ini guru
berperan sebagai penggerak dan pembimbing, dan proses ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih banyak aktif dibandingkan guru. Dengan menciptakan kelas
6
I Luh Putu Sri Widyani. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Terhadap Sikap Ilmiah
dan Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016. (Jurnal Penelitian PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha. Volume 4 No 1. 2016).
4
7
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teachig: Mempraktikkan
Quantum Learning diRuang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung : Kaifa, 2010), h. 39-40
5
mempengaruhi hasil belajar dan sikap siswa, agar masalah yang akan diteliti tidak
menyebar luas dan rancu, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi pada:
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan kelas XI
IPA semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
2. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Quantum Learning
dengan sintak TANDUR di kelas eksperimen pada konsep sistem sirkulasi
pada manusia.
3. Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif.
4. Penelitian ini menyertai aspek sikap ilmiah siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran
darah pada manusia dengan model konvensional dan model quantum
learning.
2. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa pada kelas yang diterapkan model
pembelajaran quantum learning dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, dapat digunakan untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap
diri sendiri dan melatih diri agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran
biologi.
2. Bagi guru mata pelajaran biologi, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam
melaksanakan model pembelajaran yang berdampak pada perbaikan dan
6
A. Deskripsi Teoretik
1. Model Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Quantum Learning
DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran
quantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di
Krikwood Meadows, negara bagian California, Amerika Serikat. DePorter
secara terprogram dan terencana menguji cobakan gagasan-gaagsan
pembelajaran quantum kepada para remaja di SuperCamp pada awal tahun
1980-an. Pada tahap awal perkembangannya, pembelajaran quantum
dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan hidup dan karier remaja di
rumah. Lambat laun, orang tua para remaja meminta DePorter untuk
mengadakan program pembelajaran quantum bagi mereka. Demikianlah,
pembelajaran quantum merambah berbagai tempat dan bidang kegiatan
manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan
bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah).1
Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran quantum merupakan
falsafah dan metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus
diperuntukkan bagi pengajar di sekolah. Pembelajaran quantum sesungguhnya
merupakan rakitan dari berbagai teori pendidikan, yaitu Accelerated Learning
(Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Experential Learning (Hahn),
Neuro Lingguistic Programming (Grinder & Bandler), Socratic Inquiry,
Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of Effective
Instruction (Hunter)2
1
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. dari Quantum Learning: Unleashing the Genius In You oleh Alwiyah
Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2016), Cet. 2, h. 4-9.
2
Bobbi DePorter, dkk, “Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-
ruang Kelas, Terj. dari Quantum Teaching: Orchestrating Students Success oleh Ary Nilandari”,
(Bandung: Kaifa, 2001), Cet. 4, h. 4
7
8
3
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. dari Quantum Learning: Unleashing the Genius In You oleh Alwiyah
Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2016), Cet. 2, h. 16.
4
Ibid, h. 48-49
9
5
Ibid, h. 66-69.
10
6
Bobbi DePorter, dkk, “Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-
ruang Kelas, Terj. dari Quantum Teaching: Orchestrating Students Success oleh Ary Nilandari”,
(Bandung: Kaifa, 2001), Cet. 4, h.77
7
Ibid, h. 6.
12
8
Ibid, h. 89-93.
13
(2) Alami
Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat
alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun
keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam
benak siswa. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan informasi
untuk memaknai pengalaman tersebut. Inforamsi ini membuat yang abstrak
menjadi konkrit.
(3) Namai
Proses namai yaitu setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan
mengenai pengalaman siswa, maka penamaan dapat memuaskan
keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk
memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan
merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya.
Guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah
masukan.
(4) Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa tahu. Guru memberikan peluang untuk
menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan siswa ke dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan siswa serta mampu
memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru saja
dimiliki.
14
(5) Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan barunya kepada
orang lain. Tentunya, dengan menggunakan cara yang berbeda dari asalnya.
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu
bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan siswa cara-cara mengulang
materi yang telah dibahas.
(6) Rayakan
Langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha,
keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan
memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat
dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain, tepuk, pesta
kelas dll.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran quantum antara lain9:
1) Segalanya berbicara. Lingkungan sekitar, lingkungan kelas, bahasa
tubuh guru dan materi pelajaran, semuanya menyampaikan pesan
tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan. Semua yang dilakukan siswa dan guru mempunyai
tujuan.
3) Pengalaman sebelum penamaan. Siswa memberi nama dan menyerap
konsep baru ke dalam memori jangka panjang. Belajar terbaik diperoleh
ketika siswa mengalaminya sendiri.
4) Akui setiap usaha. Mengakui usaha setiap siswa dalam keberaniannya
untuk belajar dan mencoba.
2. Hasil Belajar Siswa
Beberapa ahli pendidikan telah mengemukakan pengertian hasil belajar,
antara lain: 10
9
Ibid, h. 7-8
10
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir, Jurnal Penelitian Medan Agama, 2006,
Edisi 5
15
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 184.
12
Ibid,h. 21.
16
13
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009) h. 66.
17
2) Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Krathwohl membagi ranah afektif dalam lima jenjang, yaitu:14
a) Menerima (receiveing) adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b) Menanggapi (responding) adalah kemampuan seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara ktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya.
c) Menilai (valuing) adalah kemampuan seseorang untung menilai atau
menghargai suatu kegiatan atau objek, sehingga dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan.
d) Mengorganisasikan (organization) adalah kemampuan seseorang untuk
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang
lebih universal dan membawa perbaikan.
e) Karakterisasi dengan suatu nilai kompleks (characterization by a value
or value complex) adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
3) Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.15
Penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan
tes hasil belajar. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas berupa
14
Zainal Arifin, op. cit., h. 22
15
Ibid, h.23.
18
16
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), h. 67.
17
Zainal Arifin, op. cit., h.152
18
Sanda I Van Aalderen, dkk, Primary Teacher’s Attitude Toward Science: A New
Theoretical Framework, Science Education, 2011, DOI 10.1002/sce.20467, h. 161
19
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5, h. 107.
19
Di bawah ini merupakan tabel dimensi sikap ilmiah menurut beberapa ahli.
Bila dibandingkan dan dianalisis bahwa terdapat beberapa hal yang sama dan
beberapa hal yang berbeda. Persamaan dan perbedaan tersebut sudah tentu akan
saling melengkapi.
20
Ibid, h. 108.
20
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati
Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data/fakta Objektif/jujur
Mengambil keputusan sesuai fakta
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan/hal baru
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan kreativitas Menunjukkan laporan berbeda dengan
teman sekelas
Menggunakan alat tidak seperti biasa
Sikap berpikir terbuka dan Menghargai pendapat/temuan orang lain
kerjasama Mau merubah pendapat jika data kurang
Menerima saran dari teman
Tidak merasa selalu benar
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah
penemuannya hilang
Mengulangi percobaan meskipun
berakibat kegagalan
Sikap peka terhadap lingkungan Perhatian terhadap peristiwa sekitar
sekitar Partisipasi pada kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
21
21
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta : Erlangga, 2013), h.181.
22
Ibid, h.182.
22
23
Ibid, h. 204.
23
24
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Biologi edisi kedelepan jilid 3, (Jakarta: Erlangga,
2008), h. 60-61.
25
M. Bahaddin, dkk., An Investigation the Effect Of Quantum Learning Approach on
Primary School 7th Grade Students’ Science Achievement, Retention, Attitude, Educational
Research Association The International Journal of Research in Teacher Education, 2014, ISSN 13-
08-951X.
26
Yusnita, dkk., Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Strategi Quantum Learning
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Nurul Falah
Pekanbaru TA. 2009/2010, Jurnal penelitian Prodi Pendidikan Biologi Universitas Riau, 2010.
24
90,18% dengan kriteria sangat baik serta 87,5% pada perolehan hasil tanggapan
guru. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh model quantum
learning terhadap kemampuan komunikasi dan hasil belajar peserta didik pada tema
pembelajaran selain ekosistem.27
I Luh Putu Sri Widyani, dkk mendapatkan perbedaan sikap ilmiah yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil
belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.28
Nehru menyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan metode quantum learning
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMAN 2
Kota Bima Tahun Pelajaran 2014/2015.29
M. Panneerselvam dan M. Muthamizhselvan mendapatkan kesimpulan bahwa
sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang sangat memberikan efek pada hasil
belajar sains siswa. Pada siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi memiliki
hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap
ilmiah yang rendah. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara
sikap ilmiha dan hasil belajar.30
27
Nyna Adhitama, dkk, Implementasi Quantum Learning Berbantuan Mind Mapping
Worksheet Untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta Didik, Jurnal
Penelitian Unnes Science Education, 2015, Volume 4 No 3.
28
I Luh Putu Sri Widyani, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Terhadap Sikap Ilmiah
dan Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Penelitian PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, 2016, Volume 4 No 1.
29
Nehru, Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN 2 Kota Bima, Jurnal Penelitian Pendidikan
Biologi, 2013, Volume 2 nomor 2.
30
M. Panneerselvam, dkk, The Secondary School Students in Relation to Scientific
Attitude and Achievement in Science, 2015, IOSR Journal of Research & Method in Education,
Volume 5, Issue 2 Ver. I.
25
C. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran biologi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru
dalam mengajarkan suatu materi pokok adalah pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi peserta didik yang
mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam
menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada peserta didik yang
mempunyai daya serap cepat dan ada pula peserta didik yang mempunyai daya
tanggap yang lama.
Metode pengajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan guru,
terutama guru IPA adalah metode pengajaran konvensional. Metode ini perlu
diubah karena kurang melibatkan keaktifan siswa sehingga pembelajaran hanya
terpusat pada guru (teacher centered). Maka harus didukung dengan model
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan, guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, salah satunya
adalah sikap ilmiah. Siswa yang memiliki sikap ilmiah amat baik/positif akan lebih
berhati-hati dan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Selain itu siswa akan
berpikir tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh dengan keputusan yang
diambilnya.
Pembelajaran quantum (quantum learning) mengkondisikan agar peserta didik
terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan mendapatkan
pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat pengakuan dalam
belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik memperoleh kesempatan
mengungkapkan pengetahuan yang telah diperolehnya dan memberikan umpan
balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh selama proses
pembelajaran. Dengan ini, model tersebut memberikan situasi yang interaktif dan
menyenangkan serta melibatkan kondisi emosional peserta didik. Sehingga mereka
akan lebih termotivasi dalam belajar dan belajar menjadi suatu kebutuhan bukan
suatu keharusan sehingga menciptakan pembelajar seumur hidup (long life
education), serta membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman dan
26
Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen (menggunakan model quantum learning)
K = Kelompok kontrol (menggunakan model konvensional)
X = Perlakuan pada kelompok eksperimen
O1 = Tes hasil belajar yang sama pada kedua kelompok
O2 = Angket sikap ilmiah yang sama pada kedua kelompok
1
Rukaesih, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2015), h. 85
27
28
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdapat dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran quantum
learning, dan variabel terikatnya terdapat dua variabel yaitu hasil belajar dan sikap
ilmiah siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek atau wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 2 Populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
Populasi terjangkau adalah kelas XI IPA sebagai sumber data yang berjumlah
dua kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih karena memiliki keadaan
dan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti.3 Karena tidak semua anggota populasi
akan diteliti atau semua data dan informasi akan diproses, melainkan cukup
menggunakan sampel yang mewakilinya.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan teknik
Non-Probability Sampling, dimana anggota populasi tidak memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Teknik penentuannya menggunakan
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.4
Pada penelitian ini, peneliti memperhatikan hasil belajar biologi yang
pernah diujikan, yaitu hasil UTS semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Sebagai pertimbangan bahwa kedua kelas yang akan dijadikan kelas dalam
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.173
3
Ibid, h, 174
4
Rukaesih, dkk, Op. Cit. 56
29
penelitian memiliki hasil belajar biologi yang tidak berbeda secara signifikan
(lampiran 1).
Tabel 3.2 Based Line Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Data Statistik
Eksperimen Kontrol
N (jumlah siswa) 38 38
Mean 78,84 78,94
Median 78,50 80,00
Skor Minimum 35,00 55,00
Skor Maximum 95,00 93,00
Std. Deviasi 12,11 8,29
Berdasarkan Tabel 3.2 perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,10. Kemudian dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov terhadap hasil nilai UTS kelas eksperimen dan kelas
kontrol. untuk mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak
dan juga dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui data bersifat homogen
atau tidaknya sebuah data.
Tabel 3.3 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Test Statistic 0,127 0,137
Std. Deviation 7,43 6,62
Mean 80,08 76,79
Sig. 0,124 0,068
α 0,05 0,05
0,124 > 0,05 0,068 > 0,05
Kesimpulan
Normal Normal
30
Tabel 3.5 Uji T Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi
Data Hasil uji t
T -0,044
Df 74
Mean Difference -0,10
Std. Error Difference 2,38
Sig. 0,965
31
α 0,05
0,965 > 0,05
Kesimpulan
Tidak Berbeda
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini terdapat tiga variabel yakni, satu variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) dan dua variabel terikat (variabel yang dipengaruhi).
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran.
Tes biasa digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa, yang mencakup
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 5
Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda karena dapat mengukur hasil
belajar pada materi kompleks yang mencakupi aspek ingatan, pengertian,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.6 Setelah dilakukan uji validasi, dari 50
butir soal terdapat 30 butir soal yang valid dan dapat digunakan dalam
penelitian, terdiri dari empat opsi jawaban disetiap butirnya yaitu A, B, C, dan
D. Tes ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep
sistem sirkulasi pada manusia.
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.117.
6
Ibid, h.138.
33
darah 19,
manusia 20
Gangguan Menganalisis 23, 25 21, 29, 22, 27 10
sistem hubungan antara 28 24 30 26
peredaran komponen,
darah mekanisme sistem
manusia peredaran darah
dengan penyakit
Jumlah 3 4 9 6 6 2 30
7
Hamzah, dkk, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 61
8
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 78
9
Hamzah, op. cit., h. 130
34
Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan dalam angket sikap
ilmiah siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 10
1. Pernyataan dengan kriteria positif; 1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3
= setuju, dan 4 = sangat setuju.
2. Pernyataan dengan kriteria negatif; 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 =
tidak setuju, dan 4 = sangat tidak setuju.
Perolehan skor angket terkecil dengan cara menghitung skor terkecil
dikalikan dengan jumlah butir angket yang digunakan, jadi perolehan skor
terkecil adalah 1 x 20 = 20, maka perolehan angket angket terkecil ialah 20.
Perolehan skor angket tersebesar dengan cara menghitung skor angket
terbesar dikalikan dengan jumlah butir angket yang digunakan, jadi
10
Zainal Arifin, op. cit., h.160
35
No Interval Kategori
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
h.243-251.
36
Reliabilitas pada instrumen tes memiliki nilai 0,77 dan pada instrumen
angket memiliki nilai 0,88 yang berarti termasuk dalam kriteria reliabilitas
tinggi.
d. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan
tingkat berfikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa kurang
bergairah karena terlalu jauh dari tingkat berpikirnya. Uji tingkat kesukaran
hanya dilakukan pada soal pilihan ganda. Pada penelitian ini uji tingkat
12
Zainal Arifin, op. cit., h. 258
37
13
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/LISREL dalam Penelitian, (Jakarta: Roesmata Sampurna, 2010), h.143.
14
Duwi Prayitno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2010) h. 40
15
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: IKIP Bandung Press,
1998), h. 294
16
Kadir, Op. Cit., h.169
38
H. Hipotesis Statistik
1. Hasil belajar siswa dengan model quantum learning pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model konvensional
pada kelas kontrol.
H0: µA1 = µA2
H1: µA1 > µA2
2. Sikap ilmiah siswa dengan model quantum learning pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model konvensional
pada kelas kontrol.
H0: µB1 = µB2
H1: µB1 > µB2
Keterangan:
A1 = Hasil belajar siswa kelas eksperimen
A2 = Hasil belajar siswa kelas kontrol
B1 = Sikap ilmiah siswa kelas eksperimen
B2 = Sikap ilmiah siswa kelas kontrol
17
Ruseffendi, Op. Cit., h. 343.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil belajar
76 siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas 38 siswa
kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran quantum
learning dan 38 siswa kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional saat pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem sirkulasi
pada manusia.
1. Deskripsi Data
a. Hasil Belajar Siswa
Setelah penelitian yang dilakukan peneliti, maka diperoleh skor hasil
belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi yang diajarkan menggunakan
model quantum learning (kelas eksperimen) dan skor hasil belajar siswa
yang diajarkan menggunakan model konvensional (kelas kontrol).
39
40
sama namun skor maximum kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh skor hasil
belajar tertinggi 93 dan skor terendah 63. Adapun nilai rata-rata 80,08 dan
median 80,00 dengan rentang skor 30. Sebanyak 6 orang (16%)
memperoleh nilai rata-rata, 14 orang (37%) memperoleh nilai dibawah rata-
rata, dan 18 orang (47%) memperoleh nilai diatas rata-rata. Adapun
histogramnya dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
12
10
0
63-68 69-74 75-80 81-86 87-92 93-98
Frekuensi A1 2 7 11 7 10 1
24%
76%
12
10
0
63-67 68-72 73-77 78-82 83-87
Frekuensi A2 5 3 13 9 8
42%
58%
Berdasarkan data tersebut, rata-rata skor angket sikap ilmiah siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih
skor sebesar 3,09.
43
Diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada
kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan persentase 55,26%.
Sebanyak 23,68% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 21,05% siswa
memiliki sikap ilmiah yang baik. Sedangkan hasil persentase sikap ilmiah pada
kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:
Diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada
kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan persentase 63,16%.
Sebanyak 28,95% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 7,89% siswa
memiliki sikap ilmiah yang baik.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Variansi
Dalam penelitian ini, pengujian prasyarat analisis yang digunakan adalah
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov sedangkan uji homogenitasnya menggunakan uji
Levene’s.
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampel yang diambil berdistribusi normal atau tidak,
maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan untuk
penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.
Berikut disajikan tabel hasil pengujian normalitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol serta pengelompokkan siswa dengan sikap ilmiah tinggi
maupun rendah.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar dan Sikap
Ilmiah
Kelompok
Data
A1 A2 B1 B2
Sampel (N) 38 38 38 38
Test Statistic 0,127 0,137 0,129 0,116
Std. Deviation 7,43 6,62 7,56 5,91
Mean 80,08 76,79 75,43 72,34
Sig. 0,124 0,068 0,113 0,200
α 0,05 0,05 0,05 0,05
0,124 > 0,068 > 0,113 > 0,200 >
Kesimpulan 0,05 0,05 0,05 0,05
Normal Normal Normal Normal
45
Keterangan:
A1 = Hasil belajar kelas eksperimen
A2 = Hasil belajar kelas kontrol
B1 = Sikap ilmiah kelas eksperimen
B2 = Sikap ilmiah kelas kontrol
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya
varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas
penelitian ini menggunakan SPSS dari hasil analisis pada tabel Levene’s
Test of Equality of error Variances yaitu Sig > 0,05 maka data bersifat
homogen. Berikut uji homogenitas hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah
Variabel
Data
A1 A2 B1 B2
Sampel (N) 38 38 38 38
Levene Statistic 3,124 3,124
df1 1 1
df2 74 74
Sig. 0,081 0,081
α 0,05 0,05
Kesimpulan 0,081 > 0,05 0,081 > 0,05
Homogen Homogen
1
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung:
Kaifa, 2000), h. 4
2
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5
49
3
Dewi Margadhtya, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap
Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas IV di Sd Gugus VI Kecamatan Buleleng, Jurnal PGSD, 2013.
50
menyusun bahan pengajaran yang sesuai dan cara efektif penyajian dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga siswa dapat membawa apa yang
dipelajari dan menerapkannya.
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan adanya perbedaan sikap ilmiah siswa
yang menggunakan model pembelajaran quantum learning dan model
konvensional, karena secara keseluruhan sikap ilmiah siswa dengan quantum
learning mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Dengan perolehan nilai rata-rata
75,43 dengan model quantum learning dan 72,34 dengan model konvensional.
Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena µB1 (sikap ilmiah pada
kelas yang menggunakan quantum learning) > µB2 (hasil belajar model
konvensional). Diperkuat dengan hasil uji t yang menunjukkan Sig kurang dari
0,05 yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran quantum learning
terhadap sikap ilmiah siswa.
Skor tersebut sudah dikonversikan menjadi skor 0-100 untuk memudahkan
dalam perhitungan di SPSS. Berdasarkan skor angket, diketahui bahwa kategori
sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada kelas eksperimen yaitu pada
kategori cukup baik dengan persentase 55,26%. Sebanyak 23,68% siswa
memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 21,05% siswa memiliki sikap ilmiah
yang baik.
Pada kelas kontrol diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang
dimiliki siswa pada kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan
persentase 28,95%. Sebanyak 28,95% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk
dan 7,89% siswa memiliki sikap ilmiah yang baik. Pengkategorian ini dilakukan
untuk memudahkan pembaca dalam menyimpulkan sejauh apa sikap ilmiah
yang terbentuk oleh siswa setelah melakasanakan kegiatan belajar dalam
model-model yang digunakan.
Hasil uji terhadap sikap ilmiah siswa ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh oleh I Luh Putu Sri Widyani, dkk mendapatkan perbedaan sikap
ilmiah siswa yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
quantum learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
51
Bahkan tidak hanya sikap ilmiah siswa, hasil belajar siswa juga dipengaruhi
oleh model quantum learning yang digunakan.4
Dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak didik
tersebut sangatlah penting. Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda
terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan yaitu kematangan
(naturation), keadaan fisik siswa, kurikulum sekolah, kehidupan di sekolah, dan
cara guru mengajar. Pada hal ini perbedaan skor sikap ilmiah yang terlihat pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dihubungkan dengan cara guru
mengajar karena diterapkan model pembelajaran yang berbeda.
Dalam penerapan model quantum learning tidak hanya berorientasi pada
siswa yang harus baik sikapnya tetapi pendidik pun harus lebih baik karena
penerapan model ini menuntut guru harus menjadi model di dalam kelas dalam
memperlakukan siswa. guru menciptakan kebersamaan, saling membantu,
saling menghargai, dan mengapresiasi setiap pencapaian siswa. Pada tahap awal
pembelajaran quantum learning guru dituntut untuk dapat membangun suasana
kelas, membawa perasaan siswa dalam kondisi tertentu, dan hal ini dirasakan
penulis tidak mudah, dibutuhkan keahlian yang cukup untuk dapat melalui
tahapan ini.
Skor sikap ilmiah siswa yang diperoleh belum ada yang mencapai kategori
sangat baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen yang menerapkan
model pembelajaran quantum learning. Namun, perolehan skor sikap ilmiah
siswa pada kategori baik dan cukup baik diungguli oleh siswa pada kelas yang
menerapkan model pembelajaran quantum learning.
4
I Luh Putu Sri Widyani, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Sikap Ilmiah dan
Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Penelitian PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, 2016, Volume 4 No. 1.
52
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen
yang menggunakan model quantum learning memperoleh hasil belajar dan
sikap ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan model konvensional.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa.
B. Saran
Saran yang berorientasi pada upaya pemanfaatan hasil penelitian dalam
bidang pembelajaran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran quantum learning sebagai salah satu komponen model
pembelajaran agar lebih mendapatkan perhatian guru sehingga
penyampaian materi pembelajaran menarik.
2. Penerapan model pembelajaran perlu juga memperhatikan karakteristik
siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih baik menerapkan
model konvensional sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
lebih baik menggunakan model quantum learning.
3. Guru atau peneliti diharapkan lebih cermat dalam mengidentifikasi
karakteristik siswa bila ingin memilih model pembelajaran quantum
learning.
4. Fasilitas sekolah yang mendukung, maka quantum learning akan semakin
mudah pelaksanaannya dan akan mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
53
DAFTAR PUSTAKA
Aalderen, Sanda I Van, dkk, Primary Teacher’s Attitude Toward Science: A New
Theoretical Framework, Science Education. 2011.
https://research.utwente.nl/. Diakses pada tanggal 21 Juli 2017.
Adhitama, Nyna, dkk. Implementasi Quantum Learning Berbantuan Mind
Mapping Worksheet Untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi dan Hasil
Belajar Peserta Didik. Jurnal Penelitian Unnes Science Education,
Volume 4 No 3. 2015. lib.unnes.ac.id/21098. Diakses pada tanggal 20 Juli
2017.
Anwar, Herson.Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi
Volume 2 No.5, 2009. ejurnal.ung.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Juni
2017.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja: Rosdakarya. 2013.
Bahaddin, M, dkk. An Investigation the Effect of Quantum Learning Approach on
Primary School 7th Grade Students Science Acchivement. Retention,
Attitude. Educational Research Association in Teacher Education. 2014.
ijrte.penpublishing.net/makale/145. Diakses pada tanggal 10 Januari 2017.
Campbell, Neil A & Jane b. Reece. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta:
Erlangga. 2008.
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Tahun
Ajaran 2016/2017 Konsep Sistem Peredaran Darah.
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga. 2013.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/LISREL dalam Penelitian. Jakarta: Roesmata Sampurna. 2010
Kemdikbud, Hasil UN IPA SMA 2015-2017.
http://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2017.
Maolani, Rukaesih, dkk. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2015.
Margadhtya, Dewi, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan
Buleleng, Jurnal PGSD, 2013.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1234.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2017.
Nasution, Nur Wahyudin. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan
Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir.
2006. digilib.uin-suka.ac.id/2058/. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017.
Nehru, Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning terhadap Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Biologi di SMAN 2 Kota
Bima. 2013.
Panneerselvam, M., dkk. The Secondary School Students in Relation to Scientific
Attitude and Achievement in Science. 2015. www.iosrjournals.org/iosr-
jrme/papers/. Diakses pada tanggal 11 Mei 2017.
54
55
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
57
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.1 Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah,
jantung serta pembuluh darah pada manusia.
3.6.2 Mendeskripsikan mekanisme pembekuan darah.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi komponen darah, struktur dan fungsi darah
b. Siswa dapat menjelaskan proses pembekuan darah ketika terjadi luka
E. Materi Pembelajaran
58
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
serta manfaat yang
didapatkan setelah
mempelajari materi
hari ini.
Motivasi
Guru memberikan
motivasi kepada siswa
mendengarkan
musik yang diputar
oleh guru.
U 1. Guru menghentikan 1. Siswa mengakhiri 10
L instrumen musik, diskusi.
A sebagai tanda diskusi
N telah berakhir.
G 2. Guru meminta salah 2. Siswa yang disebut
I satu kelompok secara menjelaskan
acak untuk memilih jawaban LKS
anggota kelompok kelompoknya,
lain yang akan kemudian
menjawab pertanyaan memanggil anggota
pada LKS secara kelompok lain untuk
bergantian. menjelaskan soal
berikutnya.
I. Penilaian
Penilaian Kognitif : Tes tertulis dan LKS (terlampir)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
65
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.3 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.4 Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta organ-
organ yang berperan.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
b. Siswa dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta
organ-organ yang berperan.
E. Materi Pembelajaran
66
mengajukan
pertanyaan.
D 1. Guru meminta siswa 1. Siswa duduk 25
E untuk duduk berkelompok dan Menit
M berkelompok dan menyimak
O menjelaskan prosedur pengarahan dari
N praktikum uji guru.
S golongan darah
T 2. Guru memberikan 2. Siswa melakukan
R LKS kepada masing- praktikum uji
A masing kelompok dan golongan darah.
S membimbing siswa
I dalam praktikum.
K Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi dan 15
A dalam diskusi kelompok, mengerjakan LKS Menit
N serta memutarkan musik. secara berkelompok
dengan diiringi musik
yang diputar oleh guru.
U 1. Guru menghentikan 1. Siswa mengakhiri 15
L instrumen musik, diskusi.
A sebagai tanda diskusi 2. Siswa yang disebut
N telah berakhir. menjelaskan
G 2. Guru meminta salah jawaban LKS
I satu kelompok secara kelompoknya,
acak untuk memilih kemudian
anggota kelompok memanggil anggota
lain yang akan kelompok lain untuk
menjawab pertanyaan menjelaskan soal
pada LKS secara berikutnya.
bergantian.
70
I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
72
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.5 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
3.6.6 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
b. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
E. Materi Pembelajaran
73
K
A
N
1. Guru 1. Siswa mengakhiri 25
U menghentikan diskusi. Menit
L instrumen musik,
A sebagai tanda
N diskusi telah
G berakhir.
I 2. Guru meminta 2. Siswa yang disebut
salah satu menjelaskan
kelompok secara jawaban LKS
acak untuk kelompoknya,
memilih anggota kemudian
kelompok lain memanggil
yang akan anggota kelompok
menjawab lain untuk
pertanyaan pada menjelaskan soal
LKS secara berikutnya.
bergantian.
I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
80
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.1 Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah,
jantung serta pembuluh darah pada manusia.
3.6.2 Mendeskripsikan mekanisme pembekuan darah.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi komponen darah, struktur dan fungsi darah
b. Siswa dapat menjelaskan proses pembekuan darah ketika terjadi luka
E. Materi Pembelajaran
81
I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
86
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.3 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.4 Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta organ-
organ yang berperan.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
b. Siswa dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta
organ-organ yang berperan.
E. Materi Pembelajaran
87
menyampaikan tujuan
Apersepsi 5 Menit
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang gambar yang
mendonorkan ditampilkan.
darah. 2. Siswa menjawab
3. Guru menanyakan pertanyaan guru.
kepada siswa
tentang mengapa
seseorang
mendonorkan
darahnya.
Motivasi 2 Menit
Guru memberikan Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa
Inti Mengamati 10 Menit
1. Guru memberikan 1. Siswa mengamati
pengenalan materi gambar yang
sistem sirkulasi ditampilkan guru.
melalui power point
dengan gambar
seorang resipien
dan pendonor darah.
89
G. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
93
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.5 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
3.6.6 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
b. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
E. Materi Pembelajaran
Mengeksplorasi 15
1. Guru meminta siswa 1. Siswa duduk Menit
untuk duduk berkelompok dan
berkelompok dan menyimak
menjelaskan prosedur pengarahan dari
pengisian LKS. guru.
2. Guru memberikan 2. Siswa mencari
LKS kepada masing- informasi dari
masing kelompok, berbagai sumber
dan menginstruksikan
untuk berdiskusi.
Mengasosiasi 10
Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi dan Menit
dalam diskusi kelompok. mengerjakan LKS
secara berkelompok
Mengkomunikasikan 25
Guru meminta salah satu Siswa yang disebut Menit
kelompok secara acak menjelaskan jawaban
untuk memilih anggota LKS kelompoknya,
kelompok lain yang akan kemudian memanggil
menjawab pertanyaan anggota kelompok lain
pada LKS secara untuk menjelaskan soal
bergantian. berikutnya.
Penutup Menyimpulkan 3 Menit
98
I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)
Lampiran 4
Lembar Observasi Aktivitas Guru
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Aspek kognitif
Sub Jml Jumlah
Indikator
konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Soal
Valid
Komponen Memahami 1*, 2, 5*, 4*, 13* 12 17 9
sistem dan 11* 3, 9 6, ,
peredaran menjelaskan , 8 7, 14*
darah komponen, 10,
struktur dan 15*
,
fungsi darah,
16*
jantung dan ,
pembuluh 17*
darah pada
manusia.
Mekanisme Mendeskripsi 24 19* 18* 25, 20* 29* 16 12
sistem kan , , 31 , ,
peredaran mekanisme 21, 26* 23* 33*
darah sistem 22* ,
manusia peredaran 27*
,
darah pada
28*
manusia ,
30*
,
32*
Gangguan Menganalisis 36* 37, 35, 39, 34* 41, 17 9
sistem hubungan , 45* 38* 40* , 44,
peredaran antara 49* , 42, 46*
darah komponen, 47, 43*
manusia mekanisme 48,
50*
sistem
peredaran
darah dengan
penyakit
Jumlah 5 8 10 14 7 6 50 30
Keterangan: *Valid
144
Lampiran 7
Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Ilmiah
Nomor Nomor
Jumlah
Variabel Dimensi Pernyataan Pernyataan Jumlah
Valid
Positif Negatif
Sikap Sikap ingin tahu 1*, 3*, 5 2*, 4*, 29 6 4
ilmiah Sikap respek 6*, 10 7*, 11 4 2
terhadap data/fakta
Sikap penemuan 17, 19 8*, 9* 4 2
dan kreativitas
Sikap berpikir 12*, 13* 15*, 21 4 3
kritis
Sikap berpikir 15*, 16*, 18*, 20*, 24 6 5
terbuka dan 22*
kerjasama
Sikap ketekunan 23*, 25 26*, 28 4 2
Sikap peka 27* 30* 2 2
terhadap
lingkungan sekitar
Jumlah 15 15 30 20
Keterangan: *Valid
145
Lampiran 8
e. menghasilkan hormon
3 Memberikan contoh C2 Pernyataan yang merupakan fungsi peredaran B 3
fungsi peredaran darah sebagi perlindungan tubuh...
darah pada manusia a. mempertahankan pH optimum darah
b. melawan infeksi kuman dan benda asing
c. menghasilkan energi berupa panas
d. mengangkut zat-zat sisa metabolisme
e. pertukaran karbon dioksida dengan oksigen
4 Menganalisis ciri C4 Pernyataan yang paling benar berkaitan dengan B 4
darah pada manusia darah...
a. darah lebih ringan daripada air
b. kadar oksigen menentukan derajat warna
merah darah
c. pada umumnya volume darah pada wanita
lebih banyak daripada laki-laki
d. jumlah darah berbanding lurus dengan jumlah
lemak di dalam tubuh
e. komposisi sel-sel dan keping darah lebih
banyak daripada plasma darah
147
d. 4
e. 5
7 Menganalisis bentuk C4 E 7
sel darah dari gambar
JUMLAH
8
6
4
2
0
A B AB O
JENIS GOLONGAN DARAH
Gol O Gol B
34% 32%
Gol AB
33%
d. 34%
e. 35%
17 Menggunakan C4 Dilakukan sebuah tes darah yang dimiliki oleh C 17
pengetahuan tentang seorang petani dan seorang nelayan. Setelah
darah dalam dilakukan tes, sel darah merah petani tersebut
kehidupan sehari- lebih banyak jumlahnya dibandingkan nelayan.
hari Apa yang menyebabkan hal ini terjadi...
a. Pada dataran rendah, tekanan udara rendah,
begitu juga kadar oksigennya. Oleh sebab itu
tubuh membentuk sel darah merah lebih
sedikit agar dapat mengikat oksigen lebih
banyak
b. Pada dataran tinggi, tekanan udara tinggi,
begitu juga kadar oksigennya sehingga tubuh
membentuk sel darah merah lebih banyak
agar dapat mengikat oksigen lebih banyak
c. Pada dataran tinggi, tekanan udara rendah,
begitu juga kadar oksigennya. Oleh sebab itu
tubuh membentuk sel darah merah lebih
157
c. atrium kiri
d. arteri koroner
e. arteri pulmonalis
28 Mengurutkan proses C3 Urutan proses pembekuan darah yang benar A 28
pembekuan darah adalah...
a. platelet-protombin-trombin-fibrinogen-fibrin
b. platelet-fibrinogen-protombin-fibrin-trombin
c. platelet-trombin-fibrinogen-protombin-fibrin
d. platelet-fibrin-fibrinogen-trombin-protombin
e. platelet-fibrinogen-protombin-trombin-fibrin
29 Merumuskan proses C6 Koagulasi atau pembekuan darah melibatkan A 29
pembekuan darah serangkaian enzimatik yang mengubah fibrinogen
dari kekurangan menjadi fibrin. Kekurangan vitamin K dapat
vitamin K menyebabkan terganggunya pembekuan darah.
Vitamin ini penting dalam mempengaruhinya
terbentuknya suatu zat dalam pembekuan darah.
Zat apakah yang dapat terbentuk dengan bantuan
vitamin K dan dimanakah tempat terbentuknya...
a. trombin di dalam hati
164
d. Polisitamia
e. Leukemia
35 Menghubungkan C3 Hubungkanlah ciri kelainan dengan nama E 35
suatu ciri kelainan oenyakit yang diderita berikut ini...
darah dengan nama a. leukimia→pengerasan pembuluh nadi akibat
penyakitnya pengendapan lemak
b. arteriosklerosis→tekanan darah tinggi lebih
dari 140 mmHg
c. talasemia→ penderita mengalami kekurangan
jumalah eritrosit
d. anemia→ produksi leukosit yang bersifat
ganas
e. hemofilia→ penyakit keturunan dengan
gejala darah sukar membeku
36 Mendefinisikan C1 Arteriosklerosis merupakan kelainan dalam C 36
kelainan sistem peredaran darah manusia, yaitu...
arteriosklerosis a. tersumbatnya pembuluh darah karena benda
dalam sistem yang tidak bergerak
b. menyempitnya nadi dan jantung
170
b. leukopenia
c. hemofilia
d. anemia
e. talasemia
39 Memahami penyakit C4 Seorang anak sering merasakan pusing, mimisan, C 39
yang menyerang sel kelelahan, bagian tubuh lebam dan bintik-bintik
darah berdasarkan merah, dan memiliki jumlah leukosit mencapai
ciri-ciri yang muncul 21.500 sel/mm3. Dapat dipastikan anak tersebut
menderita...
a. anemia
b. leukemia
c. demam berdarah
d. tipus
e. AIDS
40 Menganalisis C4 Tekanan sitosol pak Budi lebih dari 140 mmHg B 40
penyakit karena dan tekanan diastolnya lebih dari 99 mmHg.
karena tekanan darah Menurut kalian kelainan apakah yang terjadi pada
pak Budi?
a. anemia
172
b. hipertensi
c. talasemia
d. leukimia
e. hemofilia
41 Merumuskan C6 Seseorang sedang melakukan uji darah untuk E 41
penyakit dari kadar mengetahui penyakitnya. Uji laboratorium
LDL dan HDL terhadap sampel darahnya menunjukkan kadar
LDL melebihi normal dan kadar HDL kurang dari
normal. Ia disarankan untuk memperbaiki pola
makan agar terhindar dari pengerasan pada
pembuluh nadinya. Manakah penyakit yang tepat
dari pernyataan tersebut...
a. Ia mengalami hipotensi karena tekanan
darahnya rendah
b. Ia terkena arteriosklerosis karena terjadi
kerusakan pada pembuluh darah
c. Ia mengalami hipertensi karena tekanan
darahnya tinggi
173
d. kekurangan vitamin
e. defisiensi kalsium
48 Menganalisis C4 Jika seseorang diketahui jumlah sel darah A 48
penyakit dari jumlah putihnya 26.000/mm3, wajahnya pucat karena
sel darah darah merahnya berkurang dapat dipastikan orang
tersebut menderita...
a. leukimia
b. anemia
c. leukositas
d. varises
e. leukopenia
49 Menyebutkan C1 Teknik untuk membuka sumbatan timbunan D 49
teknologi sistem lemak dalam pembuluh darah dengan
peredaran darah menggunakan kateter yang dilengkapi dengan
balon disebut...
a. ekokardiograf
b. operasi bypass
c. pacemaker
d. angioplasti
178
e. transplantasi
50 Mengidentifikasi C4 Jika proses pembekuan darah seseorang tidak D 50
penyebab normal. Maka ada beberapa kemungkinan
pembekuan darah penyebabnya, kecuali...
yang tidak normal a. keruskan organ hati
b. tidak terbentuk protombin
c. kekurangan vitamin k
d. kekurangan kalium
e. defisiensi kalsium
179
Lampiran 9
Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah Siswa
No. Butir
Sub-Variabel Indikator Butir Instrumen Pedoman Penilaian
Instrumen
Sikap ingin tahu Antusias mencari Saya antusias mencari jawaban dari pertanyaan SS : 4 TS : 2 1
jawaban saat melakukan guru maupun lks sistem peredaran darah manusia. S : 3 STS : 1
percobaan
Perhatian pada objek Saya malas untuk mencatat dan mengumpulkan SS : 1 TS : 3 2
yang diamati data-data yang menurut saya kurang penting. S :2 STS : 4
Antusias pada proses Saya ikut berperan aktif dalam melakukan SS : 4 TS : 2 3
sains percobaan. S :3 STS : 1
Mengajukan pertanyaan Saya tidak bertanya kepada guru untuk SS : 1 TS : 3 4
mengenai langkah- memahami objek yang sedang diamati. S :2 STS : 4
langkah proses kegiatan
Sikap respek Jujur/tidak Saya menyajikan hasil apa adanya berdasarkan SS : 4 TS : 2 5
terhadap memanipulasi data hasil pengamatan yang saya lakukan. S :3 STS : 1
data/fakta Mengambil keputusan Dalam mengambil keputusan, terkadang saya SS : 1 TS : 3 6
sesuai fakta mudah dipengaruhi orang lain. S :2 STS : 4
180
Sikap penemuan Menunjukkan laporan Saya meniru hasil pengamatan seperti hasil SS : 1 TS : 3 7
dan kreativitas berbeda dengan teman pengamatan yang teman saya dapatkan. S :2 STS : 4
sekelas
Menggunakan alat tidak Saya hanya menggunakan alat seperti instruksi, SS : 1 TS : 3 8
seperti biasa karena takut terjadi kesalahan. S :2 STS : 4
Sikap berpikir Meragukan pendapat Saya sulit sepenuhnya percaya pada pendapat SS : 4 TS : 2 9
kritis teman teman tanpa disertai bukti dari hasil pengamatan. S :3 STS : 1
Tidak mengabaikan data Dalam keadaan mendesak, terkadang saya suka SS : 1 TS : 3 10
meskipun kecil merekayasa hasil pengamatan. S :2 STS : 4
Menanyakan setiap Saya senang bertanya jika ada sesuatu yang SS : 4 TS : 2 11
perubahan/hal baru menarik perhatian. S :3 STS : 1
Sifat berpikiran Menerima saran dari Saya tidak peduli dengan pendapat teman karena SS : 1 TS : 3 12
terbuka dan teman pendapat saya lebih benar. S :2 STS : 4
dapat Berpartisipasi aktif Saya selalu berperan aktif dalam kegiatan SS : 4 TS : 2 13
bekerjasama dalam kelompok pengamatan maupun diskusi kelompok. S :3 STS : 1
dengan orang Tidak merasa selalu Pendapat orang lain tidak memberikan manfaat SS : 1 TS : 3 14
lain benar yang berarti bagi saya. S :2 STS : 4
181
Lampiran 10
Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes
Lampiran 11
Rekapitulasi Validitas Instrumen Angket
No. Butir
T Daya Pembeda (%) Korelasi Signifikansi Korelasi
Asli
1 4,43 31,82 0,669 Sangat Signifikan
2 3,02 18,18 0,441 Signifikan
3 3,02 18,18 0,441 Signifikan
4 4,24 27,27 0,509 Sangat Signifikan
5 2,46 20,45 0,278 -
6 2,60 20,45 0,321 -
7 3,49 22,73 0,506 Sangat Signifikan
8 4,43 31,82 0,669 Sangat Signifikan
9 3,87 27,27 0,658 Sangat Signifikan
10 2,00 13,64 0,264 -
11 0,00 0,00 0,043 -
12 1,96 15,91 0,415 Signifikan
13 6,53 31,82 0,713 Sangat Signifikan
14 5,01 31,82 0,632 Sangat Signifikan
15 2,76 20,45 0,458 Sangat Signifikan
16 5,86 27,27 0,664 Sangat Signifikan
17 -... -2... -0,237 -
18 5,01 31,82 0,631 Sangat Signifikan
19 0,77 4,55 0,174 -
20 5,02 25,00 0,518 Sangat Signifikan
21 0,00 0,00 0,016 -
22 9,76 40,91 0,729 Sangat Signifikan
23 4,57 31,82 0,560 Sangat Signifikan
24 -... -2,27 -0,065 -
185
Lampiran 12
Soal Tes Sistem Sirkulasi
Nama : Kelas :
No. Absen : Tanggal :
bergolongan darah A
6 membutuhkan darah, berapa
4 persenkah kantong darah yang
2 secara teori dapat menjadi donor,
0 apabila golongan darah A tidak
A B AB O tersedia...
Jenis Golongan Darah a. 31%
b. 32%
Berdasarkan data tersebut, siswa c. 33%
di kelas yang secara teori dapat d. 34%
menjadi resipien universal dan e. 35%
donor untuk golongan darah O 9. Ujang adalah seorang petani yang
adalah... tinggal di pegunungan sedangkan
a. resipien universal: 5, donor Toto adalah seorang nelayan.
untuk gol.O: 5 Setelah dilakukan tes, jumlah sel
b. resipien universal: 9, donor darah merah Ujang lebih banyak
untuk gol.O: 5 jumlahnya dibandingkan Toto.
c. resipien universal: 20, donor Penyebab hal ini terjadi karena...
untuk gol.O: 5 a. pada dataran rendah, tekanan
udara rendah, begitu juga
188
140
16. Koagulasi atau pembekuan darah 120
100
melibatkan serangkaian enzimatik 80
yang mengubah fibrinogen 60
40
menjadi fibrin. Kekurangan 20
vitamin K dapat menyebabkan 0
terganggunya pembekuan darah.
Vitamin ini penting dalam
mempengaruhinya terbentuknya
Aktivitas
suatu zat dalam pembekuan darah.
Zat apakah yang dapat terbentuk
dengan bantuan vitamin K dan Berdasarkan grafik tersebut,
dimanakah tempat terbentuknya... manakah pernyataan yang paling
a. trombin di dalam hati tepat...
b. trombosit di dalam tulang a. seorang yang tidak melakukan
c. fibrinogen di dalam sumsum aktivitas, mempunyai rata-
d. protombin di dalam hati rata denyut jantung lebih
e. fibrin di dalam plasma darah banyak
b. seorang yang melakukan
aktivitas berat, mempunyai
rata-rata denyut nadi yang
lebih sedikit
c. seorang yang melakukan
aktivitas berat, rata-rata
190
Lampiran 13
Nama : Hari/tanggal :
Kelas/no.absen : Mata Pelajaran : Biologi
Petunjuk
1. Sebelum mengisi angket, bacalah terlebih dahulu setiap butir pernyataan dan
alternatif jawaban yang tersedia.
2. Berikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pendapatmu terhadap setiap pernyataan dengan pendapat sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
Saya antusias mencari jawaban dari
1.
pertanyaan guru.
Saya malas mencatat dan mengumpulkan
2. data-data yang menurut saya kurang
penting.
Saya ikut berperan aktif dalam melakukan
3.
percobaan.
Saya bertanya kepada guru untuk
4.
memahami objek yang sedang diamati.
Saya menyajikan hasil apa adanya
5. berdasarkan hasil pengamatan yang saya
lakukan.
Dalam mengambil keputusan, terkadang
6.
saya mudah dipengaruhi orang lain.
Saya meniru hasil pengamatan yang teman
7.
saya dapatkan.
Saya hanya menggunakan alat seperti
8.
instruksi, karena takut terjadi kesalahan.
Saya sulit percaya pada pendapat teman
9.
tanpa disertai bukti dari hasil pengamatan.
193
Lampiran 14
No. Kelas 20 78 64
Absen Eksperimen Kontrol 21 86 89
1 45 80 22 80 82
2 86 80 23 73 55
3 83 74 24 69 85
4 78 79 25 77 76
5 78 72 26 35 77
6 92 90 27 82 82
7 89 70 28 79 76
8 75 89 29 76 83
9 82 84 30 75 93
10 94 79 31 90 83
11 82 70 32 71 86
12 69 84 33 90 82
13 78 90 34 69 92
14 95 70 35 76 73
15 88 78 36 93 83
16 91 72 37 86 84
17 64 81 38 78 78
18 78 69 Mean 78,84 78,94
19 86 66
195
2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Test Statistic 0,127 0,137
Std. Deviation 7,43 6,62
Mean 80,08 76,79
Sig. 0,124 0,068
α 0,05 0,05
0,124 > 0,05 0,068 > 0,05
Kesimpulan
Normal Normal
3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Levene Statistic 1,101
df1 1
df2 74
Sig. 0,297
α 0,05
Kesimpulan 0,297 > 0,05
Homogen
196
4. Uji Hipotesis Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Data Hasil uji t
T -0,044
Df 74
Mean Difference -0,10
Std. Error Difference 2,38
Sig. 0,965
α 0,05
0,965 > 0,05
Kesimpulan
Tidak Berbeda
197
Lampiran 15
Lampiran 16
Eksperimen Kontrol
No.
Skor (%) Skor (%)
1 73 91,25 71 88,75
2 70 87,50 67 83,75
3 70 87,50 66 82,50
4 68 85,00 63 78,75
5 67 83,75 63 78,75
6 65 81,25 62 77,50
7 65 81,25 62 77,50
8 62 77,50 61 76,25
9 61 76,25 61 76,25
10 61 76,25 60 75,00
11 60 75,00 60 75,00
12 60 75,00 59 73,75
13 60 75,00 59 73,75
14 60 75,00 59 73,75
15 60 75,00 59 73,75
16 59 73,75 59 73,75
17 59 73,75 58 72,50
18 59 73,75 58 72,50
19 57 71,25 58 72,50
20 57 71,25 58 72,50
21 56 70,00 58 72,50
22 56 70,00 58 72,50
23 56 70,00 58 72,50
24 56 70,00 57 71,25
25 56 70,00 57 71,25
199
26 56 70,00 56 70,00
27 55 68,75 56 70,00
28 55 68,75 55 68,75
29 55 68,75 55 68,75
30 55 68,75 54 67,50
31 55 68,75 54 67,50
32 54 67,50 53 66,25
33 54 67,50 53 66,25
34 54 67,50 51 63,75
35 54 67,50 51 63,75
36 53 66,25 50 62,50
37 53 66,25 50 62,50
38 51 63,75 50 62,50
2237 2796,25 2199 2748,75
Total
58,87 73,59 57,87 72,34
200
Lampiran 17
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Deskripsi Data
Descriptives
Model Pembelajaran Statistic Std. Error
Hasil Quantum Mean 80,0789 1,20595
Belajar Learning 95% Confidence Lower Bound 77,6355
Interval for Mean Upper Bound 82,5224
Median 80,0000
Variance 55,264
Minimum 63,00
Maximum 93,00
Range 30,00
Median 77,0000
Variance 43,846
Minimum 63,00
Maximum 87,00
Range 24,00
2. Uji Normalitas
Tests of Normality
Model Pembelajaran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Sikap Ilmiah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,124 1 74 ,081
4. Uji Hipotesis
Group Statistics
Std.
Model Pembelajaran N Mean Std. Error Mean
Deviation
Hasil Quantum Learning 38 80,0789 7,43397 1,20595
Belajar Konvensional 38 76,7895 6,62166 1,07417
Lampiran 18
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Data Sikap Ilmiah Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Deskripsi Data
Descriptives
Model Pembelajaran Statistic Std. Error
Sikap Quantum Mean 75,4287 1,22591
Ilmiah Learning 95% Confidence Lower Bound 72,9447
Interval for Mean Upper Bound 77,9126
5% Trimmed Mean 75,2314
Median 74,3750
Variance 57,109
Std. Deviation 7,55704
Minimum 63,75
Maximum 91,25
Range 27,50
Interquartile Range 11,56
Skewness ,594 ,383
Kurtosis -,530 ,750
Konvensional Mean 72,3355 ,95829
95% Confidence Lower Bound 70,3938
Interval for Mean Upper Bound 74,2772
5% Trimmed Mean 72,1016
Median 72,5000
Variance 34,896
Std. Deviation 5,90730
Minimum 62,50
Maximum 88,75
Range 26,25
Interquartile Range 6,88
Skewness ,418 ,383
Kurtosis ,625 ,750
203
2. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Model Pembelajaran
Statistic df Sig.
Sikap Ilmiah Quantum Learning ,129 38 ,113
Konvensional ,116 38 ,200*
3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Sikap Ilmiah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,124 1 74 ,081
4. Uji Hipotesis
Group Statistics
Model Pembelajaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sikap Quantum Learning 38 75,4287 7,55704 1,22591
Ilmiah Konvensional 38 72,3355 5,90730 ,95829
Equal
variances
1,988 69,9 ,041 3,09316 1,55602 -,01028 6,19659
not
assumed
204
Lampiran 19
Lembar Wawancara Guru Bidang Studi
Lampiran 20
206
207
208
209
210
Lampiran 21
DOKUMENTASI PENELITIAN
211
212
Lampiran 22
213
Lampiran 23