Anda di halaman 1dari 207

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP


ILMIAH SISWA KELAS XI
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
PUTRI RAHAYU SEKARINI
NIM. 1113016100063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
ABSTRAK

Putri Rahayu Sekarini, 1113016100063. “Pengaruh Model Pembelajaran


Quantum Learning dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi
Kelas XI” (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan).
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran quantum
learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI pada konsep sistem
peredaran darah pada manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA
di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Kuasi eksperimen ini menggunakan
rancangan desain posttest only. Sampel dalam penelitian berjumlah 76 siswa yang
terbagi menjadi 2 kelas, terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Variabel
sikap ilmiah diukur dengan menggunakan instrumen angket sikap ilmiah,
sedangkan variabel hasil belajar diukur menggunakan instrumen tes pilihan ganda.
Pengujian prasyarat untuk uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov-
smirnov dan uji homogenitas, kedua uji ini menggunakan program SPSS.
Kemudian dilanjutkan uji hipotesis menggunakan uji t dengan ketentuan Sig < 0,05.
Hasil pengujian ini menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran quantum
learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa karena pada tabel uji t
diperoleh Sig 0,045 pada hasil belajar dan Sig 0,041 pada sikap ilmiah. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran quantum
learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI.

Kata Kunci : Model Quantum Learning, Sikap Ilmiah, Hasil Belajar

iv
ABSTRACT

Putri Rahayu Sekarini (1113016100063). “The Effect of Quantum Learning


Models on Student’s Learning Outcomes and Scientific Attitudes of XI Grade”
(A Quasi Experiment at SMAN Negeri 8 Kota Tangerang Selatan). Skripsi.
Department of Biology Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning.
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the effect of quantum learning models on student’s
learning outcomes and scientific attitudes of XI grade on the concept of circulatory
systems in humans. This research was carried out on students of class XI Science
at SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. This quasi experiment uses a posttest
only design design. The sample in the study amounted to 76 students divided into 2
classes, consisting of experimental class and control class. Variable scientific
attitudes were measured using a scientific attitude questionnaire instrument, while
learning outcome variables were measured using multiple choice test instruments.
The prerequisite test to test the normality of the data using the Kolmogorov-
Smirnov test and homogeneity test, both of these tests use the SPSS program. Then
proceed with hypothesis testing using the t test with the provisions of Sig <0.05.
The results of this test indicate that there is an influence of the quantum learning
model on learning outcomes and students' scientific attitudes because in the t test
table obtained 0.045 Sig on learning outcomes and Sig 0.041 on scientific attitudes.
It can be concluded that there is an influence of quantum learning model on
student’s learning outcomes and scientific attitudes of XI grade.

Keywords: Quantum Learning Model, Scientific Attitudes, Learning Outcomes

v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah bidang
pendidikan yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pendidikan
oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning
terhadap Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Novitasari S.Pd,
M.Biomed., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Yuke Mardiati, M.Si., Sebagai Dosen Penasehat Akademik yang sudah
memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
perguruan tinggi ini..
7. Bapak Imam Supingi, S.Pd., M.M., Selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat
melakukan penelitian di tempat tersebut.

vi
8. Ibu Meli Yunerti, S.Si., selaku guru bidang studi biologi di SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin dan bimbingan dalam
melakukan penelitian mata pelajaran biologi di kelas.
9. Siswa Kelas XI IPA 1-XI IPA 4 dan XII IPA 2 yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
10. Orang tua tercinta, Bapak Edy Saptono dan Ibu Sri Padmini,M.Pd, yang kasih
sayangnya tak terbatas, dan doa-doanya untuk kelancaran penulis. Serta Mas
Benny Danu Saputro dan Kak Nina Lubna, juga seluruh keluarga yang selalu
menjadi sumber semangat penulis.
11. Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Biologi angkatan 2013, Himbio An-Nahl,
HMPS Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya kepada
Ghina Rohmatulloh, Firda Madaniah, Heti Pratiwi, Mazidah Qurrotu Aini, dan
Ahmad Raihan yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
12. Teman seperjuangan bimbingan skripsi, Euis Kurnianingsih dan Luthfi Adzkia
yang selalu bersama dan saling memberikan dukungan penuh juga bantuan
selama proses pembuatan skripsi.
13. Kak Della Fauziah, S.Pd dan Kak Ta’diyah Basithoh, S.Pd yang telah banyak
membantu penulis dalam penulisan maupun penelitian skripsi.
14. Keluarga kost permata, Lia Rizki Ramadhani, Amalia Ulfa, Ihat Solihat, Syifa
Aulia, Safia Rahmadani, Melinda Ainusyifa. Para sahabat, Anniza Bellarisi
Cantika, Adytama Widya Yanuarsyah, Ichsani Nurul Islam, Nizza Mourist,
Nadiyya Rahmani, Muhammad Fatchurrohman Baihaqi yang selalu menghibur
dan memberikan semangat kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.

Jakarta, Juli 2018

Putri Rahayu Sekarini

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................v

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1


B. Identifikasi Masalah............................................................................4
C. Pembatasan Masalah...........................................................................4
D. Perumusan Masalah ............................................................................5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................5
F. Kegunaan Penelitian ...........................................................................5

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 7

A. Deskripsi Teoritis................................................................................7
1. Model Pembelajaran Quantum Learning .......................................7
2. Hasil Belajar Siswa ......................................................................14
3. Sikap Ilmiah .................................................................................18
4. Sistem Sirkulasi pada Manusia ....................................................21
B. Kajian Penelitian Relevan.................................................................23
C. Kerangka Pikir ..................................................................................25

viii
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................27


A. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................27
B. Metode dan Desain Penelitian ..........................................................27
C. Variabel Penelitian............................................................................28
D. Populasi dan Sampel.........................................................................28
E. Teknik Pengumulan Data................................................................. 31
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 32
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 35
1. Kalibrasi Instrumen.................................................................... 35
2. Uji Normalitas............................................................................ 37
3. Uji Homogenitas ........................................................................ 37
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 37
H. Hipotesis Statistik ............................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................39


A. Hasil Penelitian .................................................................................39
B. Pengujian Prasyarat Analisis Variansi ..............................................44
1. Uji Normalitas ............................................................................ 44
2. Uji Homogenitas......................................................................... 45
C. Pengujian Hipotesis Penelitian .........................................................46
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................47

BAB V PENUTUP..............................................................................................53
A. Kesimpulan......................................................................................53
B. Saran ................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................56

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbaikan Struktur Ranah Kognitif......................................................16


Tabel 2.2 Sikap Ilmiah dari Beberapa Ahli..........................................................19
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ....................................................20
Tabel 3.1 Desain Penelitian..................................................................................27
Tabel 3.2 Based Line Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................29
Tabel 3.3 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
pada Mata Pelajaran Biologi.............................................................29
Tabel 3.4 Uji Homogenitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi ...............................................30
Tabel 3.5 Uji T Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada
Mata Pelajaran Biologi .....................................................................30
Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................................31
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes........................................................................32
Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah..............................................................34
Tabel 3.9 Kategorisasi Sikap Ilmiah ....................................................................35
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas ..............................................................................36
Tabel 3.11 Kriteria Taraf Kesukaran .....................................................................37
Tabel 4.1 Data Skor Hasil Belajar Siswa .............................................................39
Tabel 4.2 Data Statistik Skor Sikap Ilmiah ..........................................................42
Tabel 4.3 Persentase Kategori Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen ...............43
Tabel 4.4 Persentase Kategori Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ......................43
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah .................44
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah .............45
Tabel 4.7 Uji T Hasil Belajar Siswa.....................................................................46
Tabel 4.8 Uji T Sikap Ilmiah Siswa .....................................................................47

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Quantum
Learning............................................................................................40
Gambar 4.2 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap KKM pada Kelas
Eksperimen .......................................................................................41
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Konvensional ....................................................................................41
Gambar 4.4 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap KKM pada Kelas
Kontrol ..............................................................................................42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .......56


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol..............79
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1, 2, dan 3 .........................99
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................................118
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................130
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...........................................142
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah ..................................................144
Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar ..........................................................145
Lampiran 9 Instrumen Sikap Ilmiah .................................................................179
Lampiran 10 Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes............................................182
Lampiran 11 Rekapitulasi Validitas Instrumen Sikap Ilmiah .............................184
Lampiran 12 Soal Tes Sistem Sirkulasi pada Manusia.......................................186
Lampiran 13 Angket Sikap Ilmiah ......................................................................192
Lampiran 14 Based Line Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................194
Lampiran 15 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................197
Lampiran 16 Hasil Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............198
Lampiran 17 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Hasil
Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................200
Lampiran 18 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Sikap
Ilmiah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................202
Lampiran 19 Lembar Wawancara Guru..............................................................204
Lampiran 20 Lembar Uji Referensi ....................................................................205
Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian.................................................................210
Lampiran 22 Surat Izin Penelitian.......................................................................212
Lampiran 23 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................213

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi masa depan bagi sumber daya manusia yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh
sebab itu, Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan
utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945
alinea ke-IV yang mengamanatkan bahwa salah satu tujuan nasional negara
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut diperkuat lagi
dalam UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional pada
bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Hasil belajar siswa merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa
adalah salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan di ranah pendidikan.
Nilai UN SMA IPA dari tahun 2015-2017 pernah mengalami penurunan. Pada
tahun 2015 memperoleh nilai rata-rata 62,48 mengalami penurunan pada tahun
2016 menjadi 60,08. Hasil UN pada tahun 2017 mengalami kenaikan mencapai
nilai rata-rata 66,86.2
Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI tahun ajaran 2016/2017 di SMAN
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan di materi sistem peredaran pada manusia juga
menunjukkan rata-rata kurang dari KKM pada 2 kelas IPA. Kelas XI IPA 1
memperoleh nilai rata-rata 71,4 dengan persentase siswa yang memenuhi KKM
hanya 9,7%, kelas XI IPA 2 mendapatkan nilai rata-rata 71 dengan persentase siswa

1
Undang-undang RI No. 20 Th. 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,
cet.ke-2. (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 3
2
Kemdikbud, Hasil UN IPA SMA 2015-2017. http://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 20.00 WIB.

1
2

yang memenuhi KKM 25,5%, dan kelas XI IPA 3 memperoleh nilai rata-rata 76
dengan persentase siswa yang memenuhi KKM mencapai 69%. Total persentase
ketercapaian belajar siswa hanya 35,6% dari tiga kelas dengan KKM sekolah 76.3
Banyak faktor yang diduga turut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar
siswa. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal di
antaranya sikap siswa yang nantinya dapat mendorong minat dalam mempelajari
biologi. Pemahaman dan penguasaan konsep akan lebih mudah disampaikan guru
jika sikap ilmiah sudah terbentuk pada diri siswa. Sikap ilmiah memiliki keterkaitan
dengan pembelajaran sains yang nantinya akan mempengaruhi perbuatan. Tentunya
sikap positif terhadap sains dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam
pembentukan sikap ilmiah pada siswa.4
Suasana nyaman dalam belajar juga nantinya akan mendorong tumbuhnya
minat belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Guru harus
peka terhadap kebutuhan siswa sesuai karakternya sehingga siswa mampu bertahan
lama untuk tetap fokus dalam proses pembelajaran, tentunya harus diakomodir
dengan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan, pada BAB IV mengenai standar proses yang
menyatakan:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.”5

3
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran
2016/2017 konsep Sistem Peredaran Darah.
4
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5, h. 106.
5
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2005, hal. 7.
3

Dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran yang
dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran biologi. Siswa
juga harus dilatih untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mewadahi tujuan
tersebut adalah Quantum Learning.
I Luh Putu menyebutkan beberapa keunggulan dari model pembelajaran
Quantum yakni (1) lebih bersifat humanistis, (2) lebih konstruktivis, (3) lebih
memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, (4) sangat
menekankan pada pemercepat pembelajaran, (5) sangat menentukan kealamiahan
dan kewajaran proses pembelajaran, (6) menekankan pada kebermaknaan dan
kebermutuan, dan (7) memadukan konteks dan isi.6
Hasil wawancara dengan salah satu guru biologi di SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan juga menyatakan hasil belajar biologi bervariasi dan masih di
bawah KKM untuk beberapa materi tertentu terutama pada konsep yang lebih
kompleks. Secara metode, lebih sering menggunakan diskusi dan ceramah.
Penggunaan Quantum Learning juga belum pernah diterapkan oleh guru biologi di
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
Penerapan model Quantum Learning ini siswa akan diajak belajar dalam
suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas
dalam menemukan berbagai pengalamanbaru dalam proses belajar yang mereka
alami. Model ini diharapkan dapat terciptanya interaksi edukatif yang dapat
memberi dampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Interaksi ini guru
berperan sebagai penggerak dan pembimbing, dan proses ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih banyak aktif dibandingkan guru. Dengan menciptakan kelas

6
I Luh Putu Sri Widyani. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Terhadap Sikap Ilmiah
dan Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016. (Jurnal Penelitian PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha. Volume 4 No 1. 2016).
4

yang menyenangkan, diharapkan siswa lebih mudah mencapai kompetensi yang


diharapkan dalam pembelajaran.7
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang
mengikuti pembelajaran tersebut. Sementara, hasil belajar yang baik harus
didukung oleh proses pembelajaran yang berkualitas, yakni proses pembelajaran
yang mampu melibatkan aktivitas siswa. Quantum Learning sebagai salah satu
model pembelajaran yang mengedepankan keaktifan, kebermaknaan, sekaligus
sangat memperhatikan suasana dan lingkungan yang menyenangkan telah berhasil
dipraktekkan oleh banyak kalangan di dunia pendidikan, namun belum diterapkan
di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Untuk itulah dalam penelitian ini kegiatannya
didesain agar dapat memfasilitasi hal tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran biologi yang ada belum sepenuhnya menjadikan siswa
sebagai pusat dalam pembelajaran, sehingga dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat menunjang siswa sebagai pusat dalam
pembelajaran.
2. Model pembelajaran quantum learning dapat menuntun siswa untuk belajar
dengan aktif, bermakna, dan memperoleh informasi dengan rasa senang,
namun guru Biologi belum menggunakan model pembelajaran tersebut.
3. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada faktor internal belajar siswa
diantaranya ialah sikap ilmiah, karena sikap ilmiah nantinya dapat
mendorong minat dalam mempelajari biologi.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas yaitu mengenai hasil belajar dan sikap ilmiah siswa menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning. Oleh karena banyak sekali hal-hal yang dapat

7
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teachig: Mempraktikkan
Quantum Learning diRuang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung : Kaifa, 2010), h. 39-40
5

mempengaruhi hasil belajar dan sikap siswa, agar masalah yang akan diteliti tidak
menyebar luas dan rancu, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi pada:
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan kelas XI
IPA semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
2. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Quantum Learning
dengan sintak TANDUR di kelas eksperimen pada konsep sistem sirkulasi
pada manusia.
3. Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif.
4. Penelitian ini menyertai aspek sikap ilmiah siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran
darah pada manusia dengan model konvensional dan model quantum
learning.
2. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa pada kelas yang diterapkan model
pembelajaran quantum learning dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, dapat digunakan untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap
diri sendiri dan melatih diri agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran
biologi.
2. Bagi guru mata pelajaran biologi, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam
melaksanakan model pembelajaran yang berdampak pada perbaikan dan
6

peningkatan kualitas pengajaran, serta mampu menjadikan pelajaran biologi


lebih bervariasi, efektif, dan interaktif.
3. Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam
menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengadakan
penelitian serupa yang lebih mendalam tentang penerapan model
pembelajaran Quantum Learning.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Model Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Quantum Learning
DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran
quantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di
Krikwood Meadows, negara bagian California, Amerika Serikat. DePorter
secara terprogram dan terencana menguji cobakan gagasan-gaagsan
pembelajaran quantum kepada para remaja di SuperCamp pada awal tahun
1980-an. Pada tahap awal perkembangannya, pembelajaran quantum
dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan hidup dan karier remaja di
rumah. Lambat laun, orang tua para remaja meminta DePorter untuk
mengadakan program pembelajaran quantum bagi mereka. Demikianlah,
pembelajaran quantum merambah berbagai tempat dan bidang kegiatan
manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan
bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah).1
Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran quantum merupakan
falsafah dan metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus
diperuntukkan bagi pengajar di sekolah. Pembelajaran quantum sesungguhnya
merupakan rakitan dari berbagai teori pendidikan, yaitu Accelerated Learning
(Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Experential Learning (Hahn),
Neuro Lingguistic Programming (Grinder & Bandler), Socratic Inquiry,
Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of Effective
Instruction (Hunter)2

1
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. dari Quantum Learning: Unleashing the Genius In You oleh Alwiyah
Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2016), Cet. 2, h. 4-9.
2
Bobbi DePorter, dkk, “Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-
ruang Kelas, Terj. dari Quantum Teaching: Orchestrating Students Success oleh Ary Nilandari”,
(Bandung: Kaifa, 2001), Cet. 4, h. 4

7
8

Konsep-konsep kunci dalam pembelajaran quantum mencakup hal-hal di


bawah ini, antara lain:
1) Teori otak kanan/kiri
2) Teori otak triune (3 in 1)
3) Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik)
4) Teori kecerdasan ganda
5) Pendidikan holistik (menyeluruh)
6) Belajar berdasarkan pengalaman
7) Belajar dengan simbol
8) Simulasi/permainan.3
b. Aspek-aspek Quantum Learning
Perlu waktu lama untuk menerapkan model pembelajaran Quantum
Learning. Akan tetapi, ada aspek-aspek yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran seketika itu juga. Aspek-aspek Quantum Learning yang dapat
diterapkan dalam jangka waktu singkat adalah sebagai berikut:
1) AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku)
Segala sesuatu yang diinginkan siswa harus menjanjikan manfaat, jika
tidak maka siswa tidak akan termotivasi untuk melakukannya. Motivasi ini
disebut dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku). Menemukan
AMBAK sama dengan menemukan minat dalam sebuah hal yang dipelajari,
dengan menghubungkan ke dalam dunia nyata. Jadi konsep AMBAK dapat
diartikan sebagai motivasi yang didapatkan dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan aibat dari suatu keputusan. Sebelum pembelajaran
berlangsung siswa diberikan gambaran tentang manfaat dari hasil belajar
siswa dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari maupun
keuntungannya di masa mendatang.4
2) Penataan Lingkungan Belajar

3
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. dari Quantum Learning: Unleashing the Genius In You oleh Alwiyah
Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2016), Cet. 2, h. 16.
4
Ibid, h. 48-49
9

Cara menata perabotan, musik yang digunakan, penataan cahaya, dan


bantuan visual di dinding, merupakan beberapa kunci bagi siswa yang
menerapkan Quantum Learning untuk menciptakan lingkungan belajar
yang optimal. Penataan lingkungan yang baik, akan menjadi sarana yang
bernilai dalam membangun sikap positif. Penataan lingkungan belajar inilah
yang dapat dijadikan langkah awal untuk pengalaman belajar yang efektif.5
Sejak tahun 1970, telah diketahui bahwa gerakan mata selama belajar
dan berpikir terikat pada modalitas visual, auditorial, dan kinestetik.
Dibawah ini beberapa ide yang dapat digunakan :
(a) Poster Ikon
Ciptakan ikon atau simbol untuk setiap konsep utama yang guru
ajarkan. Menempelkan poster-poster ikon tersebut didepan kelas
diatas pandangan mata, memberikan gambaran keseluruhan,
tinjauan global dari bahan pelajaran. Untuk melihat konsep-konsep
tersamar ini pelajar harus mendongak. Ini akan membantu
penciptaan, penyimpanan dan pencarian informasi secara visual.
Pasang poster sampai unit pelajaran yang bersamgkutan selesai.
Lalu pindahkan kebagian dinding yang lain, agar tempatnya dapat
digunakan untuk poster unik berikutnya.
(b) Poster Afirmasi
Buatlah atau mintalah siswa membuat poster motivasi afirmasi
dengan pesan-pesan seperti “Aku mampu mempelajarinya”, “Aku
menjadi semakin pintar”. Tempatkan poster-poster itu di dinding
samping setinggi mata orang duduk. Pada saat siswa memandang
sekeliling ruangan, poster-poster tersebut mengucapkan afirmasi
seperti dialog internal, sehingga menguatkan keyakinan tentang
belajar dan tentang isi yang guru ajarkan.
(c) Gunakan Warna

5
Ibid, h. 66-69.
10

Gunakan warna untuk memperkuat pengajaran guru dan belajar


siswa. Gunakan warna hijau, biru, ungu, dan merah untuk kata-kata
penting, jingga dan kuning untuk menggaris bawahi, serta hitam dan
putih untuk kata-kata penghubung.
(d) Alat Bantu
Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan, contoh:
Gambar/poster untuk menunjukkan struktur dan sistem peredaran
darah, alat bahan untuk demonstrasi lebih memudahkan untuk
mengetahui struktur dan lain-lain.
(e) Pengaturan Bangku
Cara pengaturan bangku memainkan peran penting dalam
pengorkestrasian belajar. Pada bagian besar ruang kelas, bangku
siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar bagi tujuan
pelajaran apapun yang diberikan. Untuk presentasi siswa, ajaran
guru, pemutaran video, dan lain-lain atur bangku sehingga siswa
menghadap kedepan untuk membantu siswa tetap fokus ke depan.
Untuk berkelompok bangku diputar untuk saling berhadapan.
Setiap individu memiliki kesenangan yang berbeda dalam menentukan
lingkungan belajar. Akan tetapi, individu yang dapat berinteraksi dengan
lingkungannya akan semakin mudah dalam mempelajari informasi-
informasi baru, karena dapat menerima rangsangan yang berasal dari
lingkungan sekitar, sehingga dapat digunakan untuk berinteraksi pada
perubahan lingkungan yang selanjutnya.
3) Musik
Musik juga dapat dipergunakan untuk membantu di dalam proses
pembelajaran. Musik sangat penting dalam Quantum Learning, karena
sebenarnya musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis.
Beberapa kegunaan musik dalam bidang pendidikan yaitu, untuk menata
suasana hati, meningkatkan hasil belajar yang diinginkan, dan untuk
menyoroti hal-hal penting. Menurut Lozanov, irama, ketukan, dan
11

keharmonisan musik mempengaruhi fisiologi manusia, terutama gelombang


otak dan detak jantung, disamping membangkitkan perasaan dan ingatan.
Pilihan musik yang dapat digunakan untuk dalam pembelajaran
Quantum Learning adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel,
dan Vivaldi, dengan judul diantaranya adalah Mozart Flute Concertos,
Canon in D karya Pachelbel, The Instruments of Classical Music (Volume
One). Musik ini digunakan untuk meningkatkan semangat, merangsang
pengalaman, menumbuhkan relaksasi, meningkatkan fokus, membina
hubungan, menentukan tema untuk hari itu, memberi inspirasi, dan
bersenang-senang.6
Model pembelajaran Quantum memiliki konsep:
“Bawalah Dunia Mereka (peserta didik) ke Dunia Kita (pendidik) dan
Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.”
Maksud dari konsep tersebut yaitu langkah pertama memiliki hak untuk
mengajar7. Memasuki dahulu dunia mereka, tindakan ini akan memberikan izin
untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju
kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas dengan cara mengaitkan apa
yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh
dari kehidupan. Setelah kaitan itu terbentuk, bawalah mereka kedalam dunia
pengajar dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
Akhirnya, dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih
mendalam siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia
mereka dan menerapkan pada situasi baru. Melalui quantum ini, seorang guru
yang akan mempengaruhi kehidupan murid. Guru memahami sekali, bahwa
setiap murid memiliki karakter masing-masing. Bagaimana setiap karakter
dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar, merupakan inti
ajaran quantum.

6
Bobbi DePorter, dkk, “Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-
ruang Kelas, Terj. dari Quantum Teaching: Orchestrating Students Success oleh Ary Nilandari”,
(Bandung: Kaifa, 2001), Cet. 4, h.77
7
Ibid, h. 6.
12

Menciptakan kondisi interaktif dalam pembelajaran ini, dengan


memposisikan peserta didik sebagai pelajar aktif, di mana peserta didik
mengusahakan proses belajarnya sendiri. Pembelajaran yang terjadi tidak lagi
menginformasikan informasi kepada peserta didik tetapi memberikan kondisi
agar peserta didik mengusahakan terjadi belajar dalam dirinya. Proses
pembelajaran dalam quantum learning dirancang untuk membangun ikatan
emosional antar peserta didik dan antara peserta didik dengan guru. Hal ini
dilakukan dengan menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan, dan
menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar.
Memperhatikan emosi siswa dalam belajar dapat membantu mempercepat
pembelajaran, membuat pembelajaran lebih berarti dan permanen. Dari
beberapa penelitian menyebutkan, diantaranya penelitian dari psikolog kognitif,
Dr. Goleman dalam Bobbi De Porter, bahwa kerja saraf otak tidak optimal
dalam merekatkan pelajaran dalam ingatan tanpa keterlibatan emosi. Sehingga
berdampak kemampuan belajar siswa berkurang.
Model pembelajaran quantum menekankan kegiatan aktif, bermakna, dan
menyenangkan, dimana dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai
fasilitator. Membuat rancangan belajar yang dinamis dengan menerapkan
rancangan TANDUR (singkatan dari akronim Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) merupakan kerangka rancangan
pembelajaran quantum. Tipe pembelajaran quantum yang dikenal sebagai
TANDUR yakni: 8
(1) Tumbuhkan
Langkah tumbuhkan ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat
belajar siswa. Guru memberi tahu bahwa siswa yang bertanggung jawab
atas pendidikannya, mengaitkan pelajaran dengan masa depan dan berguna
dalam dunia nyata. Sehingga siswa tahu apa manfaat dari apa yang sedang
dipelajari bagi diri sendiri biasanya dikenal dengan AMBAK (Apa
Manfaatnya Bagiku).

8
Ibid, h. 89-93.
13

(2) Alami
Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat
alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun
keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam
benak siswa. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan informasi
untuk memaknai pengalaman tersebut. Inforamsi ini membuat yang abstrak
menjadi konkrit.
(3) Namai
Proses namai yaitu setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan
mengenai pengalaman siswa, maka penamaan dapat memuaskan
keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk
memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan
merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya.
Guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah
masukan.
(4) Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa tahu. Guru memberikan peluang untuk
menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan siswa ke dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan siswa serta mampu
memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru saja
dimiliki.
14

(5) Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan barunya kepada
orang lain. Tentunya, dengan menggunakan cara yang berbeda dari asalnya.
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu
bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan siswa cara-cara mengulang
materi yang telah dibahas.
(6) Rayakan
Langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha,
keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan
memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat
dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain, tepuk, pesta
kelas dll.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran quantum antara lain9:
1) Segalanya berbicara. Lingkungan sekitar, lingkungan kelas, bahasa
tubuh guru dan materi pelajaran, semuanya menyampaikan pesan
tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan. Semua yang dilakukan siswa dan guru mempunyai
tujuan.
3) Pengalaman sebelum penamaan. Siswa memberi nama dan menyerap
konsep baru ke dalam memori jangka panjang. Belajar terbaik diperoleh
ketika siswa mengalaminya sendiri.
4) Akui setiap usaha. Mengakui usaha setiap siswa dalam keberaniannya
untuk belajar dan mencoba.
2. Hasil Belajar Siswa
Beberapa ahli pendidikan telah mengemukakan pengertian hasil belajar,
antara lain: 10

9
Ibid, h. 7-8
10
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir, Jurnal Penelitian Medan Agama, 2006,
Edisi 5
15

1) Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu


pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
2) Gagne dan Briggs menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar”.
3) Reigeluth mengemukakan bahwa hasil belajar adalah prilaku yang dapat
diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar adalah penguasaan
produk belajar yang mengacu pada perubahan dimensi kognitif siswa
(pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis) yang dicapai siswa
sebagai hasil dari proses pembelajaran yang ditempuh selama kurun waktu
tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas, maka dibutuhkan kegiatan penilaian autentik
terhadap keseluruhan kompetensi yang dimiliki siswa.11
Benjamin S Bloom berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan)
tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu kepada tiga ranah (domain) yaitu:
1) Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan berpikir (otak).
Enam jenjang proses berpikir mulai dari jenjang terrendah sampai ke jenjang
tertinggi adalah: 12
a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, ide,
istilah, gejala, rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya.
b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau
diingat.

11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 184.
12
Ibid,h. 21.
16

c) Aplikasi (application) adalah kemampuan seseorang untuk


menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, metode,
rumus, teori, dan sebagainya dalam situasi baru dan konkrit.
d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian yang lebih kecil
dan mampu mamahami hubungan diantara bagian atau faktor yang satu
dengan faktor lainnya.
e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma
menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
f) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, dan mampu memilih
pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan atau kriteria yang ada.
Namun, berdasarkan tuntutan jaman khususnya mulai abad 21 Anderson
dan Karthwohl menganggap taksonomi Bloom sudah kurang relevan,
untuk itu Anderson dan Karthwohl melakukan revisi terhadap taksonomi
Bloom untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan jaman.13

Tabel 2.1 Perbaikan Struktur Ranah Kognitif


No Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
1 Pengetahuan Mengingat (Knowledge)
2 Pemahaman Memahami (Understanding)
3 Penerapan Menerapkan (Apply)
4 Analisis Menganalisis (Analysis)
5 Sintesis Mengevaluasi (Evaluation)
6 Evaluasi Menciptakan (Creat)

13
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009) h. 66.
17

2) Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Krathwohl membagi ranah afektif dalam lima jenjang, yaitu:14
a) Menerima (receiveing) adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b) Menanggapi (responding) adalah kemampuan seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara ktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya.
c) Menilai (valuing) adalah kemampuan seseorang untung menilai atau
menghargai suatu kegiatan atau objek, sehingga dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan.
d) Mengorganisasikan (organization) adalah kemampuan seseorang untuk
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang
lebih universal dan membawa perbaikan.
e) Karakterisasi dengan suatu nilai kompleks (characterization by a value
or value complex) adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
3) Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.15
Penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan
tes hasil belajar. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas berupa

14
Zainal Arifin, op. cit., h. 22
15
Ibid, h.23.
18

pertanyaan-pertanayaan, atau perintah-perintah sehingga dapat dihasilkan nilai


yang melambangkan tingkah laku atau prestasi16.
Dengan tes hasil belajar diharapkan dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pengajaran dan dapat memberikan umpan balik kepada
guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar bagi siswa.
3. Sikap Ilmiah
Pengetahuan teoritis, keterampilan, maupun sikap merupakan bagian dari
hasil belajar. Namun, pengukuran yang digunakan untuk masing-masing aspek
tersebut dapat berbeda. Pengetahuan teoritis dapat diukur menggunakan
instrumen tes, keterampilan siswa dapat diukur dengan tes perbuatan.
Sedangkan, perubahan sikap dan perkembangan psikologi hanya dapat diukur
dengan instrumen non-tes, beberapa diantaranya observasi, wawancara, dan
skala sikap.17 Siswa yang memiliki sikap ilmiah amat baik/positif akan lebih
berhati-hati dan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Selain itu siswa akan
berpikir tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh dengan keputusan
yang diambilnya.
Menurut Azen, meskipun definisi dari sikap sangat bervariasi dalam
literatur, ada kesepakatan umum bahwa sikap adalah kecenderungan psikologis
untuk mengevaluasi suatu objek dalam bentuk dimensi yang menguntungkan
atau tidak menguntungkan seperti baik atau buruk maupun positif atau negatif.
Terdapat tiga komponen sikap, yakni kognisi, pengaruh, dan perilaku18
Harlen menyatakan bahwa ada 7 dimensi sikap ilmiah, yaitu: 1) sikap ingin
tahu, 2) sikap respek terhadap data/fakta, 3) sikap berpikir kritis, 4) sikap
penemuan dan kreativitas, 5) sikap pemikiran terbuka dan kerja sama, 6) sikap
ketekunan, 7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.19

16
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), h. 67.
17
Zainal Arifin, op. cit., h.152
18
Sanda I Van Aalderen, dkk, Primary Teacher’s Attitude Toward Science: A New
Theoretical Framework, Science Education, 2011, DOI 10.1002/sce.20467, h. 161
19
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5, h. 107.
19

Di bawah ini merupakan tabel dimensi sikap ilmiah menurut beberapa ahli.
Bila dibandingkan dan dianalisis bahwa terdapat beberapa hal yang sama dan
beberapa hal yang berbeda. Persamaan dan perbedaan tersebut sudah tentu akan
saling melengkapi.

Tabel 2.2 Sikap Ilmiah dari Beberapa Ahli


Gega Harlen AAAS
 Sikap ingin tahu  Sikap ingin tahu  Sikap jujur
 Sikap penemuan  Sikap respek terhadap  Sikap ingin tahu
 Sikap berfikir kritis data  Sikap berpikiran
 Sikap teguh pendirian  Sikap refleksi kritis terbuka
 Sikap ketekunan  Sikap keragu-raguan
 Sikap kreatif dan
penemuan
 Sikap berpikiran
terbuka
 Sikap bekerja sama
dengan yang lain
 Sikap menerima
ketidakpastian
 Sikap sensitif
terhadap lingkungan

Pengukuran sikap ilmiah peserta didik dpat didasarkan pada


pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap, selanjutnya dikembangkan
indikator-indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan
menyusun butir instrumen sikap ilmiah. Dimensi sikap ilmiah dikelompokkan
dalam tabel berikut.20

20
Ibid, h. 108.
20

Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah

Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati
Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data/fakta Objektif/jujur
Mengambil keputusan sesuai fakta
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan/hal baru
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan kreativitas Menunjukkan laporan berbeda dengan
teman sekelas
Menggunakan alat tidak seperti biasa
Sikap berpikir terbuka dan Menghargai pendapat/temuan orang lain
kerjasama Mau merubah pendapat jika data kurang
Menerima saran dari teman
Tidak merasa selalu benar
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah
penemuannya hilang
Mengulangi percobaan meskipun
berakibat kegagalan
Sikap peka terhadap lingkungan Perhatian terhadap peristiwa sekitar
sekitar Partisipasi pada kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
21

4. Sistem Sirkulasi pada Manusia


Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk
menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. IPA
mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam
perut bumi dan diluar angkasa. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas
pada gejalagejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Setiap organisme memerlukan makanan atau zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh untuk pertumbuhan, maupun melakukan aktivitas sehari-hari. Selain zat-
zat yang dibutuhkan tubuh, di dalam tubuh juga terdapat proses pengangkutan
zat metabolisme, hormon, enzim, oksigen, serta karbondioksida. Bahan yang
diperlukan oleh tubuh seperti zat makanan, dan oksigen, diangkut dan diedarkan
di dalam tubuh melalui sistem transportasi yang disebut sistem sirkulasi.
Sebaliknya, sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh
menuju organ pembuangan.21
Sistem peredaran darah manusia meliputi alat peredaran darah, komponen
darah, fungsi darah, golongan darah, macam-macam perederan darah, kelainan
dan gangguan pada darah dan sistem peredaran darah.
a) Komponen Sistem Peredaran Darah
Darah merupakan jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan disebut plasma darah dan sel-sel darah yang tersuspensi
didalamnya. Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Komposisi plasma dalam
darah sekitar 55%, sedangkan sel darah dan trombosit sekitar 45%. Fungsi
utama darah :22
(1) Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh.

21
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta : Erlangga, 2013), h.181.
22
Ibid, h.182.
22

(2) Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh.


(3) Mengangkut sisa metabolisme misalnya karbondioksida, urea dan asam
laktat ke alat eksresi.
(4) Mengedarkan hormon (hasil sekresi) dari kelenjar hormon ke tempat
yang membutuhkan
b) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia terdiri dari sistem peredaran darah besar
dan sistem peredaran darah kecil. Peredaran darah kecil melalui:23
(1) Ventrikel kanan → Arteri pulmonalis → Paru-paru → Vena Pulmonalis
→ Atrium kiri, atau
(2) Jantung → Paru-paru → Jantung
Peredaran darah besar melalui :
(1) Ventrikel kiri → Aorta → Arteri → Arteriola → Kapiler → Venula →
Vena → Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior → Atrium kanan,
atau
(2) Jantung → Seluruh tubuh → Jantung.
Dengan proses aliran darah lebih lengkapnya sebagai berikut:
(1) Kontraksi ventrikel kanan memompa darah ke dalam paru-paru melalui
arteri pulmoner. (2) Saat mengalir melalui bantalan-bantalan kapiler di
dalam paru-paru kiri dan kanan, darah mengambil O2 dan melepaskan CO2.
(3) Darah kaya oksigen kembali ke paru-paru melalui vena pulmoner ke
atrium kiri jantung. (4) Selanjutnya, darah kaya oksigen mengalir ke dalam
ventrikel kiri, yang memompa darah kaya oksigen ke luar ke jaringan-
jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. (5) Darah meninggalkan ventrikel
kiri melalui aorta, yang mengantarkan darah ke arteri-arteri yang menuju ke
seluruh tubuh. (6) Cabang-cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner,
yang menyuplai darah ke otot jantung itu sendiri. (7) Cabang-cabang
kemudian mengarah ke bantalanbantalan kapiler di dalam kepala dan lengan
(tungkai depan). (8) Aorta kemudian turun ke dalam abdomen, menyuplai

23
Ibid, h. 204.
23

darah kaya oksigen ke arteri-arteri yang menuju bantalan kapiler di dalam


organ-organ abdominal dan kaki (tungkai belakang). (9) Di dalam kapiler,
terjadi difusi neto O2 dari darah ke jaringan-jaringan dan CO2 yang
dihasilkan oleh respirasi selular ke dalam darah. Kapiler-kapiler bergabung
kembali, membentuk venula-venula, yang mengantarkan darah ke vena.
Darah miskin oksigen dari kepala, leher, dan tungkai depan disalurkan ke
dalam suatu vena besar, vena kava superior. (10) Vena besar yang lain, vena
kava inferior, mengalirkan darah dari batang tubuh dan tungkai belakang.
(11) Kedua vena kava mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan,
tempat darah miskin oksigen mengalir ke dalam ventrikel kanan.24
B. Kajian Penelitian Relevan
Beberapa kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh M.
Bahaddin, dkk yang menyimpulkan pendekatan quantum learning dalam kegaitan
pembelajaran berkontribusi tidak hanya dalam meningkatkan hasil belajar, namun
juga retensi, dan sikap ilmiah siswa pada mata pelajaran sains kelas 7 Sekolah
Menengah Pertama di Turki.25
Yusnita, dkk menyimpulkan rata-rata skor motivasi belajar siswa meningkat
dari kategori sedang menjadi kategori tinggi setelah menggunakan mind mapping
dalam pembelajaran quantum learning. Rata-rata daya serap siswa juga mengalami
peningkatan dari siklus I yang menunjukkan kategori baik menjadi kategori amat
baik pada siklus II.26
Nyna Adhitama, dkk memberikan hasil yang signifikan pada uji t. Sedangkan
pada nilai ngain memperoleh kriteria tinggi dalam peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas eksperimen. Tanggapan peserta didik terhadap penelitian ini sebesar

24
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Biologi edisi kedelepan jilid 3, (Jakarta: Erlangga,
2008), h. 60-61.
25
M. Bahaddin, dkk., An Investigation the Effect Of Quantum Learning Approach on
Primary School 7th Grade Students’ Science Achievement, Retention, Attitude, Educational
Research Association The International Journal of Research in Teacher Education, 2014, ISSN 13-
08-951X.
26
Yusnita, dkk., Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Strategi Quantum Learning
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Nurul Falah
Pekanbaru TA. 2009/2010, Jurnal penelitian Prodi Pendidikan Biologi Universitas Riau, 2010.
24

90,18% dengan kriteria sangat baik serta 87,5% pada perolehan hasil tanggapan
guru. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh model quantum
learning terhadap kemampuan komunikasi dan hasil belajar peserta didik pada tema
pembelajaran selain ekosistem.27
I Luh Putu Sri Widyani, dkk mendapatkan perbedaan sikap ilmiah yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil
belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran quantum
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.28
Nehru menyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan metode quantum learning
terhadap ketuntasan belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMAN 2
Kota Bima Tahun Pelajaran 2014/2015.29
M. Panneerselvam dan M. Muthamizhselvan mendapatkan kesimpulan bahwa
sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang sangat memberikan efek pada hasil
belajar sains siswa. Pada siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi memiliki
hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap
ilmiah yang rendah. Sehingga, dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara
sikap ilmiha dan hasil belajar.30

27
Nyna Adhitama, dkk, Implementasi Quantum Learning Berbantuan Mind Mapping
Worksheet Untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta Didik, Jurnal
Penelitian Unnes Science Education, 2015, Volume 4 No 3.
28
I Luh Putu Sri Widyani, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Terhadap Sikap Ilmiah
dan Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Penelitian PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, 2016, Volume 4 No 1.
29
Nehru, Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN 2 Kota Bima, Jurnal Penelitian Pendidikan
Biologi, 2013, Volume 2 nomor 2.
30
M. Panneerselvam, dkk, The Secondary School Students in Relation to Scientific
Attitude and Achievement in Science, 2015, IOSR Journal of Research & Method in Education,
Volume 5, Issue 2 Ver. I.
25

C. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran biologi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru
dalam mengajarkan suatu materi pokok adalah pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi peserta didik yang
mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam
menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada peserta didik yang
mempunyai daya serap cepat dan ada pula peserta didik yang mempunyai daya
tanggap yang lama.
Metode pengajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan guru,
terutama guru IPA adalah metode pengajaran konvensional. Metode ini perlu
diubah karena kurang melibatkan keaktifan siswa sehingga pembelajaran hanya
terpusat pada guru (teacher centered). Maka harus didukung dengan model
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan, guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, salah satunya
adalah sikap ilmiah. Siswa yang memiliki sikap ilmiah amat baik/positif akan lebih
berhati-hati dan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Selain itu siswa akan
berpikir tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh dengan keputusan yang
diambilnya.
Pembelajaran quantum (quantum learning) mengkondisikan agar peserta didik
terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan mendapatkan
pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat pengakuan dalam
belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik memperoleh kesempatan
mengungkapkan pengetahuan yang telah diperolehnya dan memberikan umpan
balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh selama proses
pembelajaran. Dengan ini, model tersebut memberikan situasi yang interaktif dan
menyenangkan serta melibatkan kondisi emosional peserta didik. Sehingga mereka
akan lebih termotivasi dalam belajar dan belajar menjadi suatu kebutuhan bukan
suatu keharusan sehingga menciptakan pembelajar seumur hidup (long life
education), serta membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman dan
26

kebermaknaan dalam belajar yang akhirnya membawa dampak ketercapaian hasil


belajar.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan beralamat di
Jl. Cirendeu Raya No.5 Cirendeu. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester
ganjil tahun ajaran 2017/2018.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu
penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Dalam penelitian ini sampel
yang sudah diambil dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.1 Metode ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh langsung
(sebab-akibat) dari perlakuan atau kondisi
Desain penelitian ini menggunakan subject posttest only. Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan
pembelajaran konvensional pada konsep yang sama, yaitu sistem peredaran darah.

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelompok Perlakuan Tes Angket
E X O1 O2
K - O1 O2

Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen (menggunakan model quantum learning)
K = Kelompok kontrol (menggunakan model konvensional)
X = Perlakuan pada kelompok eksperimen
O1 = Tes hasil belajar yang sama pada kedua kelompok
O2 = Angket sikap ilmiah yang sama pada kedua kelompok

1
Rukaesih, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2015), h. 85

27
28

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdapat dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran quantum
learning, dan variabel terikatnya terdapat dua variabel yaitu hasil belajar dan sikap
ilmiah siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek atau wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 2 Populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
Populasi terjangkau adalah kelas XI IPA sebagai sumber data yang berjumlah
dua kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih karena memiliki keadaan
dan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti.3 Karena tidak semua anggota populasi
akan diteliti atau semua data dan informasi akan diproses, melainkan cukup
menggunakan sampel yang mewakilinya.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan teknik
Non-Probability Sampling, dimana anggota populasi tidak memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Teknik penentuannya menggunakan
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.4
Pada penelitian ini, peneliti memperhatikan hasil belajar biologi yang
pernah diujikan, yaitu hasil UTS semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Sebagai pertimbangan bahwa kedua kelas yang akan dijadikan kelas dalam

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.173
3
Ibid, h, 174
4
Rukaesih, dkk, Op. Cit. 56
29

penelitian memiliki hasil belajar biologi yang tidak berbeda secara signifikan
(lampiran 1).

Tabel 3.2 Based Line Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Data Statistik
Eksperimen Kontrol
N (jumlah siswa) 38 38
Mean 78,84 78,94
Median 78,50 80,00
Skor Minimum 35,00 55,00
Skor Maximum 95,00 93,00
Std. Deviasi 12,11 8,29

Berdasarkan Tabel 3.2 perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,10. Kemudian dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov terhadap hasil nilai UTS kelas eksperimen dan kelas
kontrol. untuk mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak
dan juga dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui data bersifat homogen
atau tidaknya sebuah data.

Tabel 3.3 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Test Statistic 0,127 0,137
Std. Deviation 7,43 6,62
Mean 80,08 76,79
Sig. 0,124 0,068
α 0,05 0,05
0,124 > 0,05 0,068 > 0,05
Kesimpulan
Normal Normal
30

Tabel 3.4 Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen


dan Kelas Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Levene Statistic 1,101
df1 1
df2 74
Sig. 0,297
α 0,05
Kesimpulan 0,297 > 0,05
Homogen

Berdasarkan Tabel 3.4 terlihat hasil uji homogenitas dengan menggunakan


uji Levene pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data memiliki
varians yang sama (homogen). Hal tersebut diperoleh dengan membandingkan
nilai signifikansi α = 0,05 yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel
menunjukkan nilai Sig. dari data adalah 0,297. Nilai Sig. tersebut lebih besar
dari pada nilai α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pelajaran biologi memiliki varians yang
sama (homogen).

Tabel 3.5 Uji T Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada Mata Pelajaran Biologi
Data Hasil uji t
T -0,044
Df 74
Mean Difference -0,10
Std. Error Difference 2,38
Sig. 0,965
31

α 0,05
0,965 > 0,05
Kesimpulan
Tidak Berbeda

Berdasarkan uji t pada hasil UTS, menunjukkan bahwa tarad signifikansi


lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya data hasil UTS
pada kedua kelas tidak terdapat perbedaan secara signifikan, sehingga kedua
kelas dapat dijadikan sebagai subjek penelitian dengan kata lain menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen tes dan
non tes berupa angket. Dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik
Sumber Instrumen
Jenis data pengumpulan
data penelitian
data
Siswa Hasil belajar kognitif Tes tertulis, Butir soal
siswa sesudah dilakukan yaitu dengan pilihan ganda.
model pembelajaran melaksanakan
quantum learning untuk post test.
kelas eksperimen, dan
konvensional untuk kelas
kontrol.
Siswa Penilaian aspek sikap Non tes, yaitu Angket dengan
ilmiah siswa pada kelas dengan angket. indikator sikap
eksperimen dan kelas ilmiah yang
kontrol. dikembangkan
oleh Harlen.
32

F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini terdapat tiga variabel yakni, satu variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) dan dua variabel terikat (variabel yang dipengaruhi).
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran.
Tes biasa digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa, yang mencakup
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 5
Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda karena dapat mengukur hasil
belajar pada materi kompleks yang mencakupi aspek ingatan, pengertian,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.6 Setelah dilakukan uji validasi, dari 50
butir soal terdapat 30 butir soal yang valid dan dapat digunakan dalam
penelitian, terdiri dari empat opsi jawaban disetiap butirnya yaitu A, B, C, dan
D. Tes ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep
sistem sirkulasi pada manusia.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes


Sub Aspek kognitif
Indikator
konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jml
Komponen Memahami dan 4 1 3 2, 5, 9
sistem menjelaskan 7, 6
peredaran komponen, struktur 8,
darah dan fungsi darah, 9
jantung dan
pembuluh darah
pada manusia.
Mekanisme Mendeskripsikan 11, 10, 12, 18 11
sistem mekanisme sistem 13 15, 14
peredaran peredaran darah pada 16,
manusia 17,

5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.117.
6
Ibid, h.138.
33

darah 19,
manusia 20
Gangguan Menganalisis 23, 25 21, 29, 22, 27 10
sistem hubungan antara 28 24 30 26
peredaran komponen,
darah mekanisme sistem
manusia peredaran darah
dengan penyakit
Jumlah 3 4 9 6 6 2 30

Keterangan tingkat kognitif:


C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis),
C5 (Mengevaluasi), C6 (Mencipta).7
2. Angket
Instrumen angket merupakan bagian dari instrumen non-tes, instrumen non-
tes ini berisi sekumpulan pertanyaan maupun pernyataan yang memiliki
karakteristik pendidikan ataupun psikologi, tetapi jawabannya tidak selalu
memiliki ketentuan benar dan salah karena memungkinkan pertanyaan yang
digunakan untuk mengungkapkan pendapat dari responden.8
Terdapat dua jenis angket, yaitu angket terstruktur dan angket tidak
terstruktur yang dikenal dengan angket terbuka.9 Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis angket terstruktur dengan dua tipe pernyataan yaitu,
pernyataan positif dan negatif. Pilihan yang dapat dipilih oleh siswa berupa
skala 1 sampai dengan 4. Pemilihan skala 1 – 4 ini juga bertujuan untuk
meminimalisir siswa mejawab ragu-ragu jika diberikan pilihan yang berjumlah
ganjil, misalnya 3 skala ataupun 5 skala.

7
Hamzah, dkk, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 61
8
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 78
9
Hamzah, op. cit., h. 130
34

Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah


Nomor Nomor Jumlah
Variabel Dimensi Pernyataan Pernyataan yang
Positif Negatif digunakan
Sikap Sikap ingin tahu 1, 3 2, 4 4
ilmiah Sikap respek 5 6 2
terhadap data/fakta
Sikap penemuan dan 7 8 2
kreativitas
Sikap berpikir kritis 9, 11 10, 12 4
Sikap berpikir 15, 16 13, 14 4
terbuka dan
kerjasama
Sikap ketekunan 17 18 2
Sikap peka terhadap 20 19 2
lingkungan sekitar
Jumlah 10 10 20

Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan dalam angket sikap
ilmiah siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 10
1. Pernyataan dengan kriteria positif; 1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3
= setuju, dan 4 = sangat setuju.
2. Pernyataan dengan kriteria negatif; 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 =
tidak setuju, dan 4 = sangat tidak setuju.
Perolehan skor angket terkecil dengan cara menghitung skor terkecil
dikalikan dengan jumlah butir angket yang digunakan, jadi perolehan skor
terkecil adalah 1 x 20 = 20, maka perolehan angket angket terkecil ialah 20.
Perolehan skor angket tersebesar dengan cara menghitung skor angket
terbesar dikalikan dengan jumlah butir angket yang digunakan, jadi

10
Zainal Arifin, op. cit., h.160
35

perolehan skor angket terbedar adalah 4 x 20 = 80, maka perolehan skor


terbesar ialah 80. Rentang perolehan skor angket ilmiah ini dapat dihitung
dengan cara 80 - 60 = 20. Kemudian skor angket dikelompokkan dalam 5
kategori yaitu sangat buruk, buruk, cukup baik, baik, dan sangat baik.
Pengkategorian ini dilakukan untuk memudahkan dalam membaca data
sikap ilmiah seperti pada tabel 3.5 sebagai berikut:11

Tabel 3.9 Kategorisasi Sikap Ilmiah

No Interval Kategori

1 20-45 Sangat buruk


2 46-55 Buruk
3 56-65 Cukup Baik
4 66-75 Baik
5 76-80 Sangat baik

G. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan berupa analisis kualitatif dan kuantitatif, diukur
dengan pengujian persyaratan analisis antara lain:
1. Kalibrasi Instrumen
a. Validitas instrumen tes
Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang
diinginkan dalam penelitian. Untuk mengukur validitas soal tes pilihan ganda
diuji dengan menggunakan anates V4. Berdasarkan hasil perhitungan anates
pilihan ganda dengan butir soal sebanyak 50 soal, diperoleh 30 butir soal yang
valid, yaitu: 2, 4, 5, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30,
32, 34, 35, 36, 38, 40, 43, 45, 46, 49, 50.
b. Validitas instrumen angket

11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
h.243-251.
36

Validitas instrumen angket menggunakan program anatesV4, untuk jumlah


butir soal sebanyak 30 soal, diperoleh 29 butir soal yang valid, yaitu: 1, 2, 3, 4,
7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 26, 27, 30. Namun, untuk
memudahkan perhitungan maka ditambahkan satu butir soal yang memiliki
nilai korelasi tertinggi yakni butir nomor 6.
c. Reliabilitas
Sebelum digunakan, suatu instrumen harus di uji dahulu untuk mengetahui
instrumen tersebut teliti dan dapat dipercaya atau tidak, maka dibutuhkan suatu
uji yang dikenal dengan uji reliabilitas.12
Reliabilitas pada instrumen soal pilihan ganda nantinya akan diuji dengan
program anates V4. Kriteria validitas dan reliabilitas dijelaskan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas
Nilai Kategori
Antara 0,80-1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,60-0,80 Tinggi
Antara 0,40-0,60 Cukup
Antara 0,20-0,40 Rendah
Antara 0,00-0,20 Sangat Rendah

Reliabilitas pada instrumen tes memiliki nilai 0,77 dan pada instrumen
angket memiliki nilai 0,88 yang berarti termasuk dalam kriteria reliabilitas
tinggi.
d. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan
tingkat berfikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa kurang
bergairah karena terlalu jauh dari tingkat berpikirnya. Uji tingkat kesukaran
hanya dilakukan pada soal pilihan ganda. Pada penelitian ini uji tingkat

12
Zainal Arifin, op. cit., h. 258
37

kesukaran menggunakan program anatesV4 pilihan ganda. Taraf kesukaran


diklasifikasikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.11 Kriteria Taraf Kesukaran


Nilai P Kategori
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah

2. Uji Normalitas Data


Dalam pengujian hipotesis digunakan statistik parametris yang
mengharuskan data tersebut berdistribusi normal. Maka sebelum pengujian
hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel data yang akan digunakan berdistribusi normal atau
tidak.13 Dalam uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Adapun ketentuan pengambilan keputusannya, yaitu jika signifikansi > 0,05
maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi < 0,05 maka data
dikatakan berdistribusi tidak normal.14
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya
varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. 15 Uji homogenitas
menggunakan SPSS dari hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of
error Variences yaitu jika Sig>0,05 maka data bersifat homogen.16
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam rancangan yang digunakan penelitian ini menggunakan
uji t. Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara

13
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/LISREL dalam Penelitian, (Jakarta: Roesmata Sampurna, 2010), h.143.
14
Duwi Prayitno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2010) h. 40
15
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: IKIP Bandung Press,
1998), h. 294
16
Kadir, Op. Cit., h.169
38

bersama-sama terhadap variabel terikatnya, ataupun untuk menguji apakah


model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan 17.
Uji t ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22 dengan opsi independent
sample t test, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI.

H. Hipotesis Statistik
1. Hasil belajar siswa dengan model quantum learning pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model konvensional
pada kelas kontrol.
H0: µA1 = µA2
H1: µA1 > µA2
2. Sikap ilmiah siswa dengan model quantum learning pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model konvensional
pada kelas kontrol.
H0: µB1 = µB2
H1: µB1 > µB2

Keterangan:
A1 = Hasil belajar siswa kelas eksperimen
A2 = Hasil belajar siswa kelas kontrol
B1 = Sikap ilmiah siswa kelas eksperimen
B2 = Sikap ilmiah siswa kelas kontrol

17
Ruseffendi, Op. Cit., h. 343.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil belajar
76 siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas 38 siswa
kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran quantum
learning dan 38 siswa kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional saat pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem sirkulasi
pada manusia.
1. Deskripsi Data
a. Hasil Belajar Siswa
Setelah penelitian yang dilakukan peneliti, maka diperoleh skor hasil
belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi yang diajarkan menggunakan
model quantum learning (kelas eksperimen) dan skor hasil belajar siswa
yang diajarkan menggunakan model konvensional (kelas kontrol).

Tabel 4.1 Data Skor Hasil Belajar Siswa


Kelas
Data Statistik
Eksperimen Kontrol
N (jumlah siswa) 38 38
Mean 80,08 76,79
Median 80,00 77,00
Skor Minimum 63,00 63,00
Skor Maximum 93,00 87,00
Std. Deviasi 7,43 6,62

Berdasarkan data tersebut, rata-rata skor hasil belajar siswa kelas


eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih skor
sebesar 3,29. Skor hasil belajar kelas eksperimen juga memiliki rentang skor
yang lebih panjang dibandingkan kelas kontrol, dengan skor minimum yang

39
40

sama namun skor maximum kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh skor hasil
belajar tertinggi 93 dan skor terendah 63. Adapun nilai rata-rata 80,08 dan
median 80,00 dengan rentang skor 30. Sebanyak 6 orang (16%)
memperoleh nilai rata-rata, 14 orang (37%) memperoleh nilai dibawah rata-
rata, dan 18 orang (47%) memperoleh nilai diatas rata-rata. Adapun
histogramnya dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

12

10

0
63-68 69-74 75-80 81-86 87-92 93-98
Frekuensi A1 2 7 11 7 10 1

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan


Model Quantum Learning
Nilai KKM mata pelajaran biologi yang ditetapkan oleh sekolah adalah
76. Berdasarkan data hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran quantum learning, tingkat ketuntasan
dalam belajarnya dapat dilihat dalam gambar diagram 4.2.
41

Mencapai KKM Tidak Mencapai KKM

24%

76%

Gambar 4.2 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap


KKM pada kelas eksperimen
Data hasil belajar siswa kelas kontrol memperoleh skor hasil belajar
tertinggi 87 dan skor terendah 63. Adapun nilai rata-rata 76,79 dan median
77,00 dengan rentang skor 24. Sebanyak 5 orang (13%) memperoleh nilai
rata-rata, 16 orang (42%) memperoleh nilai dibawah rata-rata, dan 17 orang
(45%) memperoleh nilai diatas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat
pada gambar 4.3 sebagai berikut:
14

12

10

0
63-67 68-72 73-77 78-82 83-87
Frekuensi A2 5 3 13 9 8

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan


Model Konvensional
Berdasarkan data hasil belajar siswa di kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional, tingkat ketuntasan dalam
belajarnya dapat dilihat dalam gambar diagram 4.4.
42

Mencapai KKM Tidak Mencapai KKM

42%
58%

Gambar 4.4 Diagram Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap


KKM pada kelas kontrol

b. Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa


Setelah penelitian yang dilakukan penulis, selain memperoleh data hasil
belajar, diperoleh juga skor angket sikap ilmiah siswa setelah diajarkan
menggunakan model quantum learning (kelas eksperimen) dan skor hasil
belajar siswa yang diajarkan menggunakan model konvensional (kelas
kontrol).
Tabel 4.2 Data Statistik Skor Sikap Ilmiah Siswa
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
N (jumlah siswa) 38 38
Mean 75,43 72,34
Median 74,38 72,50
Skor Minimum 63,75 62,50
Skor Maximum 91,25 88,75
Std. Deviasi 7,56 5,91

Berdasarkan data tersebut, rata-rata skor angket sikap ilmiah siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih
skor sebesar 3,09.
43

Data tersebut dapat dikategorikan menjadi lima kategori di tiap


kelasnya, yaitu kategori sangat buruk, buruk, cukup baik, baik, dan sangat
baik. Adapun pembagiannya dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.3 Persentase Kategori Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen


Jumlah
No Interval Kategori Persentase
N
(%)
1 20-45 Sangat buruk 0 0
2 46-55 Buruk 9 23,68
3 56-65 Cukup Baik 21 55,26
4 66-75 Baik 8 21,05
5 76-80 Sangat baik 0 0,00
Total 38 100

Diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada
kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan persentase 55,26%.
Sebanyak 23,68% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 21,05% siswa
memiliki sikap ilmiah yang baik. Sedangkan hasil persentase sikap ilmiah pada
kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Persentase Kategori Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol


Jumlah
No Interval Kategori Persentase
N
(%)
1 20-45 Sangat buruk 0 0
2 46-55 Buruk 11 28,95
3 56-65 Cukup Baik 24 63,16
4 66-75 Baik 3 7,89
5 76-80 Sangat baik 0 0,00
Total 38 100
44

Diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada
kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan persentase 63,16%.
Sebanyak 28,95% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 7,89% siswa
memiliki sikap ilmiah yang baik.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Variansi
Dalam penelitian ini, pengujian prasyarat analisis yang digunakan adalah
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov sedangkan uji homogenitasnya menggunakan uji
Levene’s.
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampel yang diambil berdistribusi normal atau tidak,
maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan untuk
penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.
Berikut disajikan tabel hasil pengujian normalitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol serta pengelompokkan siswa dengan sikap ilmiah tinggi
maupun rendah.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar dan Sikap
Ilmiah
Kelompok
Data
A1 A2 B1 B2
Sampel (N) 38 38 38 38
Test Statistic 0,127 0,137 0,129 0,116
Std. Deviation 7,43 6,62 7,56 5,91
Mean 80,08 76,79 75,43 72,34
Sig. 0,124 0,068 0,113 0,200
α 0,05 0,05 0,05 0,05
0,124 > 0,068 > 0,113 > 0,200 >
Kesimpulan 0,05 0,05 0,05 0,05
Normal Normal Normal Normal
45

Keterangan:
A1 = Hasil belajar kelas eksperimen
A2 = Hasil belajar kelas kontrol
B1 = Sikap ilmiah kelas eksperimen
B2 = Sikap ilmiah kelas kontrol
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya
varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas
penelitian ini menggunakan SPSS dari hasil analisis pada tabel Levene’s
Test of Equality of error Variances yaitu Sig > 0,05 maka data bersifat
homogen. Berikut uji homogenitas hasil belajar siswa secara keseluruhan.

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah
Variabel
Data
A1 A2 B1 B2
Sampel (N) 38 38 38 38
Levene Statistic 3,124 3,124
df1 1 1
df2 74 74
Sig. 0,081 0,081
α 0,05 0,05
Kesimpulan 0,081 > 0,05 0,081 > 0,05
Homogen Homogen

Hasil uji homogenitas pada tabel Levene’s Test of Equality of Error


Variances diperoleh hasil Sig > 0,05. Maka, data hasil belajar dan sikap
ilmiah siswa pada semua kelompok adalah homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas
diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, sehingga untuk
pengujian hipotesisnya dilanjutkan dengan menggunakan Uji t untuk
mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian.
46

C. Pengujian Hipotesis Penelitian


1. Uji T
Diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah dirumuskan, perlu
dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
teknik analisis Uji t. Uji ini untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua
variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya
Berikut tabel 4.7 hasil perhitungan Uji t pada variabel hasil belajar
menggunakan SPSS 22.

Tabel 4.7 Uji T Hasil Belajar Siswa


Data Hasil uji t
T 2,03
Df 74
Mean Difference 3,29
Std. Error Difference 1,61
Sig. 0,045
Α 0,05
0,045 < 0,05
Kesimpulan
Berbeda

Hasil perhitungan uji t pada hasil belajar siswa menunjukkan bahwa


taraf signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan rata-rata pada data hasil belajar
siswa antara kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional dan
kelas eksperimen yang menggunakan model quantum learning. Kemudian
dilanjutkan dengan uji hipotesis terhadap variabel sikap ilmiah siswa
menggunakan SPSS 22 yang dapat terlihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
47

Tabel 4.8 Uji T Sikap Ilmiah Siswa

Data Hasil uji t


T 1,98
Df 74
Mean Difference 3,09
Std. Error Difference 1,55
Sig. 0,041
Α 0,05
0,041 < 0,05
Kesimpulan
Berbeda

Hasil perhitungan Uji t pada sikap ilmiah siswa menunjukkan bahwa


taraf signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan rata-rata pada data sikap
ilmiah siswa antara kelompok kontrol yang menggunakan model
konvensional dan kelas kontrol yang menggunakan model quantum
learning.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Penggunaan model quantum learning mampu memberikan suasana belajar
yang menyenangkan kepada siswa karena suasana kelas dirancang dengan baik.
Pemberian instrumen musik di kelas juga mampu membuat suasana belajar
menjadi bergairah, serta dapat menumbuhkan semangat siswa dalam
pembelajaran. Siswa dengan pembelajaran quantum diajak untuk mengalami
dengan melakukan suatu proyek atau belajar dengan menggunakan model alat
peraga, diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, serta siswa
senantiasa merasa dihargai oleh guru dengan penghargaan yang diberikan setiap
akhir pertemuan di kelas.
48

Model pembelajaran quantum lebih baik terlihat dari sintaks model


pemnelajaran quantum yang dikenal dengan istilah TANDUR, yaitu
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan.1
Pada tahan Tumbuhkan, guru menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan
memuaskan AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku) kepada siswa. Pada awal
pembelajaran ini juga siswa diberikan instrumen musik guna menumbuhkan
suasana belajar dan perasaan rileks kepada siswa. Pada tahap Alami, siswa
diajak melakukan aktivias menggunakan analogi komponen darah yang mereka
buat sendiri. Tahap Namai, guru memberikan dan menjelaskan konsep yang
jelas sehingga mudah dipahami siswa. Tahap Demonstrasikan, siswa
menunjukkan pemahamannya terhadap konsep yang telah diberikan melalui
kegiatan presentasi, uji golongan darah, dan sebagainya sehingga guru dapat
mengetahui pemahaman siswa.
Pada tahan Ulangi, guru dapat mengulangi kembali konsep yang telah
diajarkan dengan memberikan rangkuman singkat dan penjelasan tentang apa
yang belum dipahami siswa sehingga konsep benar-benar dikuasi oleh siswa.
Tahap Rayakan, guru memberikan pujian maupun tepuk tangan kepada siswa,
mengapresiasi segala bentuk usaha siswa dalah kegiatan pembelajaran di kelas.
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki pada diri seorang
ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap
ilmiah pada hakikatnya adalah kecenderungan seseorang untuk berpikir dan
bertindak secara ilmiah dalam mengerjakan sesuatu. Sikap jujur misalnya, harus
dimiliki seseorang yang ingin memecahkan masalah melalui langkah-langkah
ilmiah. Seseorang harus dapat melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek
tersebut, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.
Dengan kata lain dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan
dirinya sebagai subyek.2

1
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung:
Kaifa, 2000), h. 4
2
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, Volume 2 No. 5
49

Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar


siswa dengan menggunakan quantum learning dan model konvensional, karena
secara keseluruhan hasil belajar siswa dengan quantum learning mendapatkan
hasil lebih tinggi. Dengan perolehan nilai rata-rata 80,08 dengan model
quantum learning dan 76,79 dengan model konvensional. Dengan demikian H0
ditolak dan H1 diterima karena µA1 (hasil belajar quantum learning) > µA2
(hasil belajar model konvensional), yang artinya terdapat perbedaan rata-rata
pada data hasil belajar siswa antara kelompok kontrol yang menggunakan
model konvensional dan kelas kontrol yang menggunakan model quantum
learning. Diperkuat dengan hasil uji t yang menunjukkan Sig kurang dari 0,05
yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran quantum learning terhadap
hasil belajar siswa.
Ketercapaian terhadap KKM juga dijadikan hal yang diperhatikan dalam
penelitian ini. Terdapat sebanyak 76% siswa di kelas eksperimen mendapatkan
hasil belajar yang sudah mencapai KKM, namun 24% lainnya mendapatkan
hasil belajar yang masih dibawah KKM.
Pada kelas kontrol, sebanyak 52% siswa mendapatkan hasil belajar
mencapai KKM, namun 48% lainnya masih dibawah KKM. Banyaknya siswa
yang masih mendapatkan skor hasil belajar dibawah KKM ini menunjukkan
pentingnya memilih model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
biologi untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga nantinya akan
lebih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar diatas skor KKM yang telah
ditetapkan.
Dewi Margadhtya, Suarjana dan Tri Agustiana dalam penelitiannya
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA antara
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran quantum
dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.3
Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran yang menyenangkan, adanya
interaksi aktif di dalam pembelajaran, mewarnai lingkungan sekeliling,

3
Dewi Margadhtya, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap
Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas IV di Sd Gugus VI Kecamatan Buleleng, Jurnal PGSD, 2013.
50

menyusun bahan pengajaran yang sesuai dan cara efektif penyajian dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga siswa dapat membawa apa yang
dipelajari dan menerapkannya.
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan adanya perbedaan sikap ilmiah siswa
yang menggunakan model pembelajaran quantum learning dan model
konvensional, karena secara keseluruhan sikap ilmiah siswa dengan quantum
learning mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Dengan perolehan nilai rata-rata
75,43 dengan model quantum learning dan 72,34 dengan model konvensional.
Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena µB1 (sikap ilmiah pada
kelas yang menggunakan quantum learning) > µB2 (hasil belajar model
konvensional). Diperkuat dengan hasil uji t yang menunjukkan Sig kurang dari
0,05 yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran quantum learning
terhadap sikap ilmiah siswa.
Skor tersebut sudah dikonversikan menjadi skor 0-100 untuk memudahkan
dalam perhitungan di SPSS. Berdasarkan skor angket, diketahui bahwa kategori
sikap ilmiah terbanyak yang dimiliki siswa pada kelas eksperimen yaitu pada
kategori cukup baik dengan persentase 55,26%. Sebanyak 23,68% siswa
memiliki sikap ilmiah yang buruk dan 21,05% siswa memiliki sikap ilmiah
yang baik.
Pada kelas kontrol diketahui bahwa kategori sikap ilmiah terbanyak yang
dimiliki siswa pada kelas eksperimen yaitu pada kategori cukup baik dengan
persentase 28,95%. Sebanyak 28,95% siswa memiliki sikap ilmiah yang buruk
dan 7,89% siswa memiliki sikap ilmiah yang baik. Pengkategorian ini dilakukan
untuk memudahkan pembaca dalam menyimpulkan sejauh apa sikap ilmiah
yang terbentuk oleh siswa setelah melakasanakan kegiatan belajar dalam
model-model yang digunakan.
Hasil uji terhadap sikap ilmiah siswa ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh oleh I Luh Putu Sri Widyani, dkk mendapatkan perbedaan sikap
ilmiah siswa yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
quantum learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
51

Bahkan tidak hanya sikap ilmiah siswa, hasil belajar siswa juga dipengaruhi
oleh model quantum learning yang digunakan.4
Dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak didik
tersebut sangatlah penting. Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda
terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan yaitu kematangan
(naturation), keadaan fisik siswa, kurikulum sekolah, kehidupan di sekolah, dan
cara guru mengajar. Pada hal ini perbedaan skor sikap ilmiah yang terlihat pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dihubungkan dengan cara guru
mengajar karena diterapkan model pembelajaran yang berbeda.
Dalam penerapan model quantum learning tidak hanya berorientasi pada
siswa yang harus baik sikapnya tetapi pendidik pun harus lebih baik karena
penerapan model ini menuntut guru harus menjadi model di dalam kelas dalam
memperlakukan siswa. guru menciptakan kebersamaan, saling membantu,
saling menghargai, dan mengapresiasi setiap pencapaian siswa. Pada tahap awal
pembelajaran quantum learning guru dituntut untuk dapat membangun suasana
kelas, membawa perasaan siswa dalam kondisi tertentu, dan hal ini dirasakan
penulis tidak mudah, dibutuhkan keahlian yang cukup untuk dapat melalui
tahapan ini.
Skor sikap ilmiah siswa yang diperoleh belum ada yang mencapai kategori
sangat baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen yang menerapkan
model pembelajaran quantum learning. Namun, perolehan skor sikap ilmiah
siswa pada kategori baik dan cukup baik diungguli oleh siswa pada kelas yang
menerapkan model pembelajaran quantum learning.

4
I Luh Putu Sri Widyani, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Sikap Ilmiah dan
Hasil Belajar IPA Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Penelitian PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, 2016, Volume 4 No. 1.
52

Jadi, quantum learning juga dapat menjadi alternatif model pembelajaran


yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dan sikap ilmiah
siswa, khususnya pada mata pelajaran biologi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen
yang menggunakan model quantum learning memperoleh hasil belajar dan
sikap ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan model konvensional.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
quantum learning terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa.
B. Saran
Saran yang berorientasi pada upaya pemanfaatan hasil penelitian dalam
bidang pembelajaran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran quantum learning sebagai salah satu komponen model
pembelajaran agar lebih mendapatkan perhatian guru sehingga
penyampaian materi pembelajaran menarik.
2. Penerapan model pembelajaran perlu juga memperhatikan karakteristik
siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih baik menerapkan
model konvensional sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
lebih baik menggunakan model quantum learning.
3. Guru atau peneliti diharapkan lebih cermat dalam mengidentifikasi
karakteristik siswa bila ingin memilih model pembelajaran quantum
learning.
4. Fasilitas sekolah yang mendukung, maka quantum learning akan semakin
mudah pelaksanaannya dan akan mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

53
DAFTAR PUSTAKA

Aalderen, Sanda I Van, dkk, Primary Teacher’s Attitude Toward Science: A New
Theoretical Framework, Science Education. 2011.
https://research.utwente.nl/. Diakses pada tanggal 21 Juli 2017.
Adhitama, Nyna, dkk. Implementasi Quantum Learning Berbantuan Mind
Mapping Worksheet Untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi dan Hasil
Belajar Peserta Didik. Jurnal Penelitian Unnes Science Education,
Volume 4 No 3. 2015. lib.unnes.ac.id/21098. Diakses pada tanggal 20 Juli
2017.
Anwar, Herson.Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi
Volume 2 No.5, 2009. ejurnal.ung.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Juni
2017.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja: Rosdakarya. 2013.
Bahaddin, M, dkk. An Investigation the Effect of Quantum Learning Approach on
Primary School 7th Grade Students Science Acchivement. Retention,
Attitude. Educational Research Association in Teacher Education. 2014.
ijrte.penpublishing.net/makale/145. Diakses pada tanggal 10 Januari 2017.
Campbell, Neil A & Jane b. Reece. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta:
Erlangga. 2008.
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Tahun
Ajaran 2016/2017 Konsep Sistem Peredaran Darah.
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga. 2013.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/LISREL dalam Penelitian. Jakarta: Roesmata Sampurna. 2010
Kemdikbud, Hasil UN IPA SMA 2015-2017.
http://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2017.
Maolani, Rukaesih, dkk. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2015.
Margadhtya, Dewi, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan
Buleleng, Jurnal PGSD, 2013.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1234.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2017.
Nasution, Nur Wahyudin. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan
Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir.
2006. digilib.uin-suka.ac.id/2058/. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017.
Nehru, Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning terhadap Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Biologi di SMAN 2 Kota
Bima. 2013.
Panneerselvam, M., dkk. The Secondary School Students in Relation to Scientific
Attitude and Achievement in Science. 2015. www.iosrjournals.org/iosr-
jrme/papers/. Diakses pada tanggal 11 Mei 2017.

54
55

Potter, De Bobbi. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan v


bMenyenangkan. Bandung: Kaifa. 2016.
Potter, De Bobbi. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. 2001.
Prayitno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
SPSS. Yogyakarta: Gava Media. 2010.
Ruseffendi. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: IKIP Bandung
Press. 1998.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2009.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2007.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2005. https://e-
dokumen.kemenag.go.id. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017.
Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika. 2009.
Uno, Hamzah, dkk. Assessment Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Widyani, I Luh Putu Sri. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Sikap
Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. 2016. https://p2m.undiksha.ac.id. Diakses
pada tanggal 5 Mei 2017.
Yusnita, dkk. Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Strategi Quantum Learning
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi.2010.
https://digilib.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 6 Juli 2017.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah. 2009.
56

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
57

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.1 Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah,
jantung serta pembuluh darah pada manusia.
3.6.2 Mendeskripsikan mekanisme pembekuan darah.

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi komponen darah, struktur dan fungsi darah
b. Siswa dapat menjelaskan proses pembekuan darah ketika terjadi luka
E. Materi Pembelajaran
58

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan analogi komponen darah,
diskusi kelompok
b. Model pembelajaran : Quantum Learning

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS, instrumen musik.
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol, Perlengkapan
analogi komponen darah, speaker.
c. Buku sumber:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 Menit)
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Awal Guru Siswa Waktu
T Pendahuluan Pendahuluan 5 Menit
U 1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab
M dan memerintahkan salam kemudian
B ketua kelas untuk berdoa bersama.
U membaca doa.
59

H 2. Guru membangun 2. Siswa membangun


K suasana kelas dengan suasana belajarnya
A memutarkan dengan
N instumen musik mendengarkan
musik yang diputar

3. Guru mengecek 3. Siswa menjawab

kehadiran siswa. absensi guru.

AMBAK (Apa 5 Menit


Manfaatnya Bagi Ku)
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang gambar yang
menguap. Guru ditampilkan.
menanyakan kepada 2. Siswa menjawab
siswa tentang pertanyaan guru dan
mengapa kita dapat menjelaskan
menguap, dan adakah manfaat yang akan
hubungannya dengan didapatkan setelah
darah? mempelajari materi
2. Guru menanyakan ini
hubungan keterkaitan
kejadian sehari-hari
tersebut dengan
manfaat yang akan
didapatkan setelah
mempelajarinya.
60

3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
serta manfaat yang
didapatkan setelah
mempelajari materi
hari ini.
Motivasi
Guru memberikan
motivasi kepada siswa

Kegiatan Inti (70 Menit)


Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Inti Guru Siswa Waktu
A Guru memberikan Siswa melakukan 15
L pengenalan pertama percobaan sederhana Menit
A mengenai materi sistem analogi komponen
M sirkulasi melalui analogi darah dan mengamati
I komponen darah, power gambar yang
point dengan gambar ditampilkan guru.
komponen penyusun
darah serta
menghubungkan dengan
fungsi darah.
N 1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab 10
A “Berdasarkan analogi berdasarkan Menit
M tersebut, jelaskan hal pengetahuan awal
A apa yang kamu yang dimiliki.
I temui?”
61

2. “Hal apa yang terjadi 2. Siswa mengamati


ketika bagian tubuh video yang
kita terluka?” ditampilkan guru.
“serta bagaimana
tubuh kita bisa
menutup luka
tersebut?”.
3. Guru memberikan
penguatan melalui
video animasi
mekanisme
pembekuan darah.
D 1. Guru meminta siswa 1. Siswa membentuk 5 Menit
E untuk membentuk kelompok yang
M kelompok. beranggota 6 siswa
O tiap kelompok.
N 2. Guru memberikan 2. Siswa
S LKS kepada masing- mendengarkan
T masing kelompok dan penjelasan guru dan
R menjelaskan prosedur mengerjakan LKS.
A pengisian LKS.
S 1. Guru membimbing 1. Siswa berdiskusi 30
I siswa dalam diskusi dan mengerjakan Menit
kelompok. LKS secara
berkelompok.
2. Guru membimbing 2. Siswa membuat
siswa untuk membuat mind mapping di
mind mapping, dan buku tulis masing-
memutarkan masing sebagai
instrumen musik. penguatan sambil
62

mendengarkan
musik yang diputar
oleh guru.
U 1. Guru menghentikan 1. Siswa mengakhiri 10
L instrumen musik, diskusi.
A sebagai tanda diskusi
N telah berakhir.
G 2. Guru meminta salah 2. Siswa yang disebut
I satu kelompok secara menjelaskan
acak untuk memilih jawaban LKS
anggota kelompok kelompoknya,
lain yang akan kemudian
menjawab pertanyaan memanggil anggota
pada LKS secara kelompok lain untuk
bergantian. menjelaskan soal
berikutnya.

Kegiatan Akhir (10 Menit)


Kegiatan Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Inti Waktu
R Guru meminta siswa Siswa menyimpulkan 3 Menit
A untuk menyimpulkan materi dan merayakan
Y hasil pembelajaran pada pembelajaran hari ini.
A hari ini serta memberikan
K tupuk tangan dan pujian.
A Guru memberikan kuis Siswa menjawab 5 Menit
N secara lisan kepada siswa pertanyaan kuis.
dan memberikan tepuk
tangan, pujian, dan poin
63

tambahan kepada siswa


dengan jawaban terbaik.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru menginformasikan Siswa mendengarkan
praktikum untuk informasi, dilanjutkan
pertemuan selanjutnya, berdoa bersama dan
dilanjutkan dengan doa salam.
dan salam.

I. Penilaian
Penilaian Kognitif : Tes tertulis dan LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
65

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.3 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.4 Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta organ-
organ yang berperan.

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
b. Siswa dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta
organ-organ yang berperan.
E. Materi Pembelajaran
66

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar, diskusi dan praktikum.
b. Model pembelajaran : Quantum Learning

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS, instrumen musik.
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol, Seperangkat alat
uji golongan darah, speaker.
c. Sumber Referensi:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 Menit)
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Awal Guru Siswa Waktu
T 1. Guru memberi salam dan 1. Siswa menjawab 5 Menit
U memerintahkan ketua salam kemudian
M berdoa bersama.
67

B kelas untuk membaca 2. Siswa


U doa. membangun
H 2. Guru membangun suasana
K suasana kelas dengan belajarnya
A memutarkan instumen dengan
N musik mendengarkan
3. Guru mengecek musik yang
kehadiran siswa. diputar
3. Siswa menjawab
absensi guru.
AMBAK (Apa Manfaatnya 5 Menit
Bagi Ku) 3. Siswa
1. Guru menampilkan memperhatikan
gambar seseorang yang gambar yang
sedang menguap. Guru ditampilkan.
menanyakan adakah 4. Siswa menjawab
hubungannya dengan pertanyaan guru
darah? dan menjelaskan
2. Guru menanyakan manfaat yang
hubungan keterkaitan akan didapatkan
kejadian sehari-hari setelah
tersebut dengan manfaat mempelajari
yang akan didapatkan materi ini
setelah mempelajarinya.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Motivasi
Guru memberikan motivasi
kepada siswa
68

Kegiatan Inti (70 Menit)


Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Inti Guru Siswa Waktu
A 1. Guru memberikan 1. Siswa mengamati 15
L pengenalan materi gambar yang Menit
A sistem sirkulasi ditampilkan guru.
M melalui power point
I dengan gambar
seorang resipien dan
pendonor darah. Serta
menjelaskan
penggolongan darah
ABO dan Rhesus.
2. Kemudian 2. Siswa menyimak
menampilkan video video yang
mekanisme sistem ditampilkan guru.
peredaran darah pada
manusia.
N 1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab 10
A “Dapatkah seseorang berdasarkan Menit
M mendonorkan pengetahuan awal
A darahnya kepada yang dimiliki.
I siapa pun?” “Jika ya,
mengapa? Dan jika
tidak, apa yang akan
terjadi?”
2. Guru 2. Siswa menanyakan
mempersilahkan hal terkait golongan
siswa untuk darah dan peredaran
darah kepada guru.
69

mengajukan
pertanyaan.
D 1. Guru meminta siswa 1. Siswa duduk 25
E untuk duduk berkelompok dan Menit
M berkelompok dan menyimak
O menjelaskan prosedur pengarahan dari
N praktikum uji guru.
S golongan darah
T 2. Guru memberikan 2. Siswa melakukan
R LKS kepada masing- praktikum uji
A masing kelompok dan golongan darah.
S membimbing siswa
I dalam praktikum.
K Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi dan 15
A dalam diskusi kelompok, mengerjakan LKS Menit
N serta memutarkan musik. secara berkelompok
dengan diiringi musik
yang diputar oleh guru.
U 1. Guru menghentikan 1. Siswa mengakhiri 15
L instrumen musik, diskusi.
A sebagai tanda diskusi 2. Siswa yang disebut
N telah berakhir. menjelaskan
G 2. Guru meminta salah jawaban LKS
I satu kelompok secara kelompoknya,
acak untuk memilih kemudian
anggota kelompok memanggil anggota
lain yang akan kelompok lain untuk
menjawab pertanyaan menjelaskan soal
pada LKS secara berikutnya.
bergantian.
70

Kegiatan Akhir (10 Menit)


Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Akhir Guru Siswa Waktu
R Guru meminta siswa Siswa menyimpulkan 3 Menit
A untuk menyimpulkan materi dan merayakan
Y hasil pembelajaran pada pembelajaran hari ini.
A hari ini serta memberikan
K tupuk tangan dan pujian.
A Mengevaluasi 5 Menit
N Guru memberikan kuis Siswa menjawab
secara lisan kepada siswa pertanyaan kuis.
dan memberikan tepuk
tangan, pujian, serta poin
tambahan kepada siswa
dengan jawaban terbaik.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru menginformasikan Siswa mendengarkan
praktikum untuk informasi, dilanjutkan
pertemuan selanjutnya, berdoa bersama dan
dilanjutkan dengan doa salam.
dan salam.

I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
72

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.5 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
3.6.6 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
b. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
E. Materi Pembelajaran
73

Nama Penyakit Penjelasan


Anemia keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal.
Hipertensi Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi.
Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari
jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh
darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari
waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang
sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga
atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan
pembuluh darahnya.
Leukemia kanker darah yang berawal dalam sumsum tulang
belakang, tempat sel darah dibuat. Pada leukemia, sumsum
tulang belakang membuat sel darah putih yang belum
matang yang disebut sel leukemik. Sel yang belum matang
ini tidak berfungsi secara normal, dan mengerubungi sel
yang sehat.
Thalasemia penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor
genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel
darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal.
Hemophilia Gangguan atau kelainan turunan akibat terjadinya mutasi
atau cacat genetik pada kromosom X. Kerusakan
kromosom ini menyebabkan penderita kekurangan faktor
pembeku darah
Arteriosklerosis suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya elastisitas
dari arteri atau terjadi pengerasan arteri karena penebalan
dinding pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit
jantung degeneratif, stroke, dan penyakit arteri lainnya.
74

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar, diskusi kelompok.
b. Model pembelajaran : Quantum Learning

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS, instrumen musik.
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol, Speaker.
c. Sumber Referensi:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
T Pendahuluan Pendahuluan 3 Menit
U 1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab
M dan memerintahkan salam kemudian
B ketua kelas untuk berdoa bersama.
U membaca doa. 2. Siswa membangun
H 2. Guru membangun suasana belajarnya
K suasana kelas dengan dengan
A memutarkan mendengarkan
N instumen musik musik yang diputar
3. Guru mengecek 3. Siswa menjawab
kehadiran siswa. absensi guru.
AMBAK (Apa 5 Menit
Manfaatnya Bagi Ku)
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang
75

merokok, makan gambar yang


makanan yang ditampilkan.
berkolesterol tinggi, 2. Siswa menjawab
dan kegemukan. pertanyaan guru dan
2. Guru menanyakan menjelaskan
kepada siswa tentang manfaat yang akan
apa yang akan terjadi didapatkan setelah
jika hal tersebut terus mempelajari materi
menerus dilakukan ini
oleh seseorang dan
hubungan keterkaitan
kejadian sehari-hari
tersebut dengan
manfaat yang akan
didapatkan setelah
mempelajarinya.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Motivasi 2 Menit
Guru memberikan Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa

Kegiatan Inti (70 Menit)


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
A Guru memberikan Siswa mengamati 15 Menit
L pengenalan materi gambar yang
A sistem sirkulasi ditampilkan dan
M melalui power point menyimak penjelasan
I dengan gambar guru.
76

lanjutan dari apersepsi,


kemudian
menghubungkannya
dengan penyakit pada
sistem peredaran darah
yang terjadi.
N 1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab 10 Menit
A “Menurut mu, berdasarkan
M jenis penyakit apa pengetahuan awal
A lagi yang dapat yang dimiliki.
I terjadi pada sistem
peredaran darah
manusia?” 2. Siswa
2. Guru menanyakan hal
mempersilahkan terkait
siswa untuk penyakit/kelainan
mengajukan pada sistem
pertanyaan. peredaran darah

D Guru memberikan Siswa mempersiapkan 5 Menit


E LKS kepada masing- diri dalam kelompok
M masing kelompok dan dan mendengar arahan
O memberikan instruksi guru.
N kepada siswa
S Guru membimbing Siswa berdiskusi dan 35
T siswa dalam diskusi mengerjakan LKS Menit
R kelompok. secara berkelompok,
A dengan mendengarkan
S musik yang diputar
I oleh guru.
77

K
A
N
1. Guru 1. Siswa mengakhiri 25
U menghentikan diskusi. Menit
L instrumen musik,
A sebagai tanda
N diskusi telah
G berakhir.
I 2. Guru meminta 2. Siswa yang disebut
salah satu menjelaskan
kelompok secara jawaban LKS
acak untuk kelompoknya,
memilih anggota kemudian
kelompok lain memanggil
yang akan anggota kelompok
menjawab lain untuk
pertanyaan pada menjelaskan soal
LKS secara berikutnya.
bergantian.

Kegiatan Akhir (10 Menit)


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
R Guru meminta siswa Siswa menyimpulkan 3 Menit
A untuk menyimpulkan materi hari ini.
Y hasil pembelajaran pada
A hari ini serta memberikan
K tupuk tangan dan pujian.
78

A Guru memberikan kuis Siswa yang 5 Menit


N kepada siswa secara lisan mendapatkan snowball
dengan berbantu menjawab pertanyaan
snowball throwing dan kuis sesuai yang
memberikan tepuk didapatkan.
tangan, pujian, dan poin
tambahan kepada siswa
dengan jawaban terbaik.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru menginformasikan Siswa mendengarkan
tes hasil belajar untuk informasi, dilanjutkan
pertemuan berikutnya berdoa bersama dan
dilanjutkan dengan doa salam.
dan salam.

I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


79

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
80

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.1 Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah,
jantung serta pembuluh darah pada manusia.
3.6.2 Mendeskripsikan mekanisme pembekuan darah.

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi komponen darah, struktur dan fungsi darah
b. Siswa dapat menjelaskan proses pembekuan darah ketika terjadi luka
E. Materi Pembelajaran
81

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar, ceramah, dan diskusi.
b. Pendekatan : Saintifik

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol
c. Sumber Referensi:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
Pembuka Pendahuluan 3 Menit
1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab
dan memerintahkan salam kemudian
ketua kelas untuk berdoa bersama.
membaca doa.
2. Guru mengecek 2. Siswa menjawab
kehadiran siswa. absensi guru.
82

3. Guru menyampaikan 3. Siswa menyimak


tujuan pembelajaran tujuan
pembelajaran.
Apersepsi 5 Menit
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang gambar yang
menguap. ditampilkan.
2. Guru menanyakan 2. Siswa menjawab
kepada siswa tentang pertanyaan guru.
mengapa seseorang
dapat menguap, dan
adakah hubungannya
dengan darah?
Motivasi 2 Menit
Guru memberikan Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa
Inti Mengamati 10
Guru memberikan Siswa mengamati Menit
pengenalan materi sistem gambar yang
sirkulasi melalui power ditampilkan guru.
point dengan gambar
komponen penyusun
darah serta
menghubungkan fungsi
darah dari apersepsi
sebelumnya.
Menanya 10
1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab Menit
“hal apa yang terjadi berdasarkan
83

ketika bagian tubuh pengetahuan awal


kita terluka?” yang dimiliki.
“serta bagaimana
tubuh kita bisa
menutup luka
tersebut?”.
2. Guru memberikan 2. Siswa mengamati
penguatan melalui video yang
video animasi ditampilkan guru.
mekanisme
pembekuan darah.
Mengeksplorasi 25
1. Guru meminta siswa 1. Siswa membentuk Menit
untuk membentuk kelompok yang
kelompok. beranggota 6 siswa
tiap kelompok.
2. Guru memberikan 2. Siswa
LKS kepada masing- mendengarkan
masing kelompok dan penjelasan guru dan
menjelaskan prosedur mengerjakan LKS
pengisian LKS. dengan berbagai
sumber referensi
Mengasosiasi 10
Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi dan Menit
dalam diskusi kelompok. mengerjakan LKS
secara berkelompok
Mengkomunikasikan 15
Guru meminta salah satu Siswa yang disebut Menit
kelompok secara acak menjelaskan jawaban
untuk memilih anggota LKS kelompoknya,
84

kelompok lain yang akan kemudian memanggil


menjawab pertanyaan anggota kelompok lain
pada LKS secara untuk menjelaskan soal
bergantian. berikutnya.
Penutup Menyimpulkan 3 Menit
Guru dan siswa Siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi materi hari ini.
yang di pelajari hari ini.
Mengevaluasi 5 Menit
Guru memberikan kuis Siswa menjawab
kepada siswa. pertanyaan kuis.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru menginformasikan Siswa mendengarkan
praktikum untuk informasi, dilanjutkan
pertemuan selanjutnya, berdoa bersama dan
dilanjutkan dengan doa salam.
dan salam.

I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
86

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.3 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.4 Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta organ-
organ yang berperan.

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
b. Siswa dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia serta
organ-organ yang berperan.
E. Materi Pembelajaran
87

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar, diskusi dan praktikum.
b. Pendekatan : Saintifik.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol, Seperangkat alat
uji golongan darah
c. Sumber Referensi:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
Pembuka Pendahuluan 3 Menit
1. Guru memberi 1. Siswa menjawab
salam dan salam kemudian
memerintahkan berdoa bersama.
88

ketua kelas untuk


membaca doa. 2. Siswa menjawab
2. Guru mengecek absensi guru.
kehadiran siswa.
3. Guru 3. Siswa menyimak

menyampaikan tujuan

tujuan pembelajaran pembelajaran.

Apersepsi 5 Menit
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang gambar yang
mendonorkan ditampilkan.
darah. 2. Siswa menjawab
3. Guru menanyakan pertanyaan guru.
kepada siswa
tentang mengapa
seseorang
mendonorkan
darahnya.
Motivasi 2 Menit
Guru memberikan Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa
Inti Mengamati 10 Menit
1. Guru memberikan 1. Siswa mengamati
pengenalan materi gambar yang
sistem sirkulasi ditampilkan guru.
melalui power point
dengan gambar
seorang resipien
dan pendonor darah.
89

Serta menjelaskan 2. Siswa menyimak


penggolongan darah video yang
ABO serta Rhesus. ditampilkan guru.
2. Kemudian
menampilkan video
mekanisme sistem
peredaran darah
pada manusia.
Menanya 10 Menit
1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab
mengenai kegiatan berdasarkan
pendonoran darah. pengetahuan
2. Guru awal yang
mempersilahkan dimiliki.
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan.
2. Siswa
menanyakan hal
terkait golongan
darah dan
peredaran darah
kepada guru.
Mengeksplorasi 25 Menit
1. Guru meminta 1. Siswa duduk
siswa untuk duduk berkelompok dan
berkelompok dan menyimak
menjelaskan pengarahan dari
prosedur praktikum guru.
uji golongan darah
90

2. Guru memberikan 2. Siswa melakukan


LKS kepada praktikum uji
masing-masing golongan darah.
kelompok dan
membimbing siswa
dalam praktikum.
Mengasosiasi 10 Menit
Guru membimbing Siswa berdiskusi dan
siswa dalam diskusi mengerjakan LKS
kelompok. secara berkelompok
Mengkomunikasikan 15
Guru meminta salah Siswa yang disebut Menit
satu kelompok secara menjelaskan jawaban
acak untuk memilih LKS kelompoknya,
anggota kelompok lain kemudian
yang akan menjawab memanggil anggota
pertanyaan pada LKS kelompok lain untuk
secara bergantian. menjelaskan soal
berikutnya.
Penutup Menyimpulkan 3 Menit
Guru dan siswa Siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi materi hari ini.
yang di pelajari hari ini.
Mengevaluasi 5 Menit
Guru memberikan kuis Siswa menjawab
kepada siswa. pertanyaan kuis.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru Siswa mendengarkan
menginformasikan informasi,
praktikum untuk
91

pertemuan selanjutnya, dilanjutkan berdoa


dilanjutkan dengan doa bersama dan salam.
dan salam.

G. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA / I
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Pertemuan ke :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
93

B. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
C. Indikator Pembelajaran
3.6.5 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
3.6.6 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah

D. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
b. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah
E. Materi Pembelajaran

Nama Penyakit Penjelasan


94

Anemia keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah


hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal.
Hipertensi Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi.
Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari
jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh
darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari
waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang
sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga
atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan
pembuluh darahnya.
Leukemia kanker darah yang berawal dalam sumsum tulang
belakang, tempat sel darah dibuat. Pada leukemia, sumsum
tulang belakang membuat sel darah putih yang belum
matang yang disebut sel leukemik. Sel yang belum matang
ini tidak berfungsi secara normal, dan mengerubungi sel
yang sehat.
Thalasemia penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor
genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel
darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal.
Hemophilia Gangguan atau kelainan turunan akibat terjadinya mutasi
atau cacat genetik pada kromosom X. Kerusakan
kromosom ini menyebabkan penderita kekurangan faktor
pembeku darah
Arteriosklerosis suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya elastisitas
dari arteri atau terjadi pengerasan arteri karena penebalan
dinding pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit
jantung degeneratif, stroke, dan penyakit arteri lainnya.
95

F. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar, diskusi dan praktikum.
b. Pendekatan : Saintifik.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power Point, LKS
b. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol.
c. Sumber Referensi:
 Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologoi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
 Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga: Jakarta
 Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
Pembuka Pendahuluan 3 Menit
1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab
dan memerintahkan salam kemudian
ketua kelas untuk berdoa bersama.
membaca doa.
2. Guru mengecek 2. Siswa menjawab
kehadiran siswa. absensi guru.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran 3. Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran.
Apersepsi 5 Menit
1. Guru menampilkan 1. Siswa
gambar seseorang memperhatikan
yang sedang gambar yang
merokok, makan ditampilkan.
96

makanan yang 2. Siswa menjawab


berkolesterol tinggi, pertanyaan guru.
dan kegemukan.
2. Guru menanyakan
kepada siswa tentang
apa yang akan terjadi
jika hal tersebut terus
menerus dilakukan
oleh seseorang.
Motivasi 2 Menit
Guru memberikan Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa
Inti Mengamati 10
Guru memberikan Siswa mengamati Menit
pengenalan materi sistem gambar yang
sirkulasi melalui power ditampilkan dan
point dengan gambar menyimak penjelasan
lanjutan dari apersepsi, guru.
kemudian
menghubungkannya
dengan penyakit pada
sistem peredaran darah
yang terjadi.
Menanya 10
1. Guru menanyakan 1. Siswa menjawab Menit
jenis penyakit lain berdasarkan
yang berhubungan pengetahuan awal
dengan peredaran yang dimiliki.
darah
97

2. Guru 2. Siswa menanyakan


mempersilahkan hal terkait
siswa untuk penyakit/kelainan
mengajukan pada sistem
pertanyaan. peredaran darah

Mengeksplorasi 15
1. Guru meminta siswa 1. Siswa duduk Menit
untuk duduk berkelompok dan
berkelompok dan menyimak
menjelaskan prosedur pengarahan dari
pengisian LKS. guru.
2. Guru memberikan 2. Siswa mencari
LKS kepada masing- informasi dari
masing kelompok, berbagai sumber
dan menginstruksikan
untuk berdiskusi.
Mengasosiasi 10
Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi dan Menit
dalam diskusi kelompok. mengerjakan LKS
secara berkelompok
Mengkomunikasikan 25
Guru meminta salah satu Siswa yang disebut Menit
kelompok secara acak menjelaskan jawaban
untuk memilih anggota LKS kelompoknya,
kelompok lain yang akan kemudian memanggil
menjawab pertanyaan anggota kelompok lain
pada LKS secara untuk menjelaskan soal
bergantian. berikutnya.
Penutup Menyimpulkan 3 Menit
98

Guru dan siswa Siswa menyimpulkan


menyimpulkan materi materi hari ini.
yang di pelajari hari ini.
Mengevaluasi 5 Menit
Guru memberikan kuis Siswa menjawab
kepada siswa. pertanyaan kuis.
Salam dan Doa 2 Menit
Guru menginformasikan Siswa mendengarkan
praktikum untuk informasi, dilanjutkan
pertemuan selanjutnya, berdoa bersama dan
dilanjutkan dengan doa salam.
dan salam.

I. Penilaian
Penilaian Kognitif : LKS (terlampir)

Guru Bid. Studi Biologi Peneliti

Melli Yunerti, S.Pd Putri Rahayu Sekarini


118

Lampiran 4
Lembar Observasi Aktivitas Guru
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142

Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Jenjang Sekolah : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.6. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem sirkulasi dan
mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
143

Aspek kognitif
Sub Jml Jumlah
Indikator
konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Soal
Valid
Komponen Memahami 1*, 2, 5*, 4*, 13* 12 17 9
sistem dan 11* 3, 9 6, ,
peredaran menjelaskan , 8 7, 14*
darah komponen, 10,
struktur dan 15*
,
fungsi darah,
16*
jantung dan ,
pembuluh 17*
darah pada
manusia.
Mekanisme Mendeskripsi 24 19* 18* 25, 20* 29* 16 12
sistem kan , , 31 , ,
peredaran mekanisme 21, 26* 23* 33*
darah sistem 22* ,
manusia peredaran 27*
,
darah pada
28*
manusia ,
30*
,
32*
Gangguan Menganalisis 36* 37, 35, 39, 34* 41, 17 9
sistem hubungan , 45* 38* 40* , 44,
peredaran antara 49* , 42, 46*
darah komponen, 47, 43*
manusia mekanisme 48,
50*
sistem
peredaran
darah dengan
penyakit
Jumlah 5 8 10 14 7 6 50 30

Keterangan: *Valid
144

Lampiran 7
Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Ilmiah

Nomor Nomor
Jumlah
Variabel Dimensi Pernyataan Pernyataan Jumlah
Valid
Positif Negatif
Sikap Sikap ingin tahu 1*, 3*, 5 2*, 4*, 29 6 4
ilmiah Sikap respek 6*, 10 7*, 11 4 2
terhadap data/fakta
Sikap penemuan 17, 19 8*, 9* 4 2
dan kreativitas
Sikap berpikir 12*, 13* 15*, 21 4 3
kritis
Sikap berpikir 15*, 16*, 18*, 20*, 24 6 5
terbuka dan 22*
kerjasama
Sikap ketekunan 23*, 25 26*, 28 4 2
Sikap peka 27* 30* 2 2
terhadap
lingkungan sekitar
Jumlah 15 15 30 20

Keterangan: *Valid
145

Lampiran 8

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 50

Materi : Sistem Sirkulasi pada Manusia Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Indikator Jenjang Kunci No.


No. Indikator Soal Pertanyaan
Pembelajaran Kognitif Jawaban Soal
1 Memahami dan Menyebutkan C1 Komponen darah pada manusia terdiri atas... E 1
menjelaskan komponen darah a. sel darah merah dan sel darah putih
komponen, struktur b. plasma darah dan cairan darah
dan fungsi darah, c. sel darah merah dan hemoglobin
jantung dan d. sel darah dan trombosit
pembuluh darah e. plasma darah dan sel-sel darah
2 pada manusia. Mendefinisikan C2 Berikut adalah fungsi darah, kecuali... E 2
fungsi darah a. mengangkut gas-gas respirasi
b. mengangkut sisa-sisa metabolisme
c. membawa zat-zat nutrisi
d. mengatur keseimbangan suhu tubuh
146

e. menghasilkan hormon
3 Memberikan contoh C2 Pernyataan yang merupakan fungsi peredaran B 3
fungsi peredaran darah sebagi perlindungan tubuh...
darah pada manusia a. mempertahankan pH optimum darah
b. melawan infeksi kuman dan benda asing
c. menghasilkan energi berupa panas
d. mengangkut zat-zat sisa metabolisme
e. pertukaran karbon dioksida dengan oksigen
4 Menganalisis ciri C4 Pernyataan yang paling benar berkaitan dengan B 4
darah pada manusia darah...
a. darah lebih ringan daripada air
b. kadar oksigen menentukan derajat warna
merah darah
c. pada umumnya volume darah pada wanita
lebih banyak daripada laki-laki
d. jumlah darah berbanding lurus dengan jumlah
lemak di dalam tubuh
e. komposisi sel-sel dan keping darah lebih
banyak daripada plasma darah
147

5 Menerapkan C3 Nina mendapat tugas untuk mencari artikel D 5


pengetahuan tentang tentang pembuluh darah berupa saluran tipis yang
ciri dari macam- memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara
macam pembuluh darah dengan sel jaringan tubuh. Disebut apakah
darah pembuluh darah tersebut?
a. vena
b. arteri
c. venule
d. kapiler
e. balik
6 Mengenali bentuk sel C4 C 6
darah dari gambar Bagian yang
berperan dalam
proses pembekuan
darah ditunjukkan
pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
148

d. 4
e. 5
7 Menganalisis bentuk C4 E 7
sel darah dari gambar

Sel darah putih yang mampu bergerak amoebosit


dan memakan kuman penyakit, kecuali...
a. monosit
b. neutrofil
c. basofil
d. eosinofil
e. limfosit
8 Menjelaskan C2 Seorang siswa meneliti warna darah pada B 8
penyebab darah berbagai hewan avertebrata dan
membandingkannya dengan warna darah pada
149

manusia berwarna manusia. Dari hasil temuannya, warna darah


merah berbagai hewan avertebrata banyak yang
berwarna hijau, biru, dsb. Sedangkan warna darah
pada manusia adalah merah. Apakah yang
terkandung di dalam darah manusia sehingga
menyebabkan darahnya berwarna merah...
a. pigmen merah darah
b. hemoglobin
c. zat besi
d. zat-zat penyusun darah
e. kalsium
9 Memperkirakan letak C3 Vulva trikuspidalis atau katup berdaun tiga C 9
vulva triskupidalis gelambir pada jantung tepatnya terletak pada...
pada jantung a. antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri
b. antara atrium kanan dan atrium kiri
c. antara atrium kanan dan ventrikel kanan
d. antara atrium kiri dan ventrikel kiri
e. antara pangkal aorta dan jantung
150

10 Membedakan C4 Perhatikan tabel berikut! A 10


pembuluh darah Pembeda X Y
arteri dengan vena Dinding Tebal dan Tipis dan
elastis kurang elastis
Aliran Meninggalkan Menuju
jantung jantung
Letak Lebih dalam Dekat
permukaan
tubuh
Tekanan Kuat, jika Lemah, jika
terpotong terpotong
darah akan darah menetes
memancar
Manakah pernyataan yang sesuai berdasarkan
tabel diatas...
a. bagian X adalah arteri, dan bagian Y adalah
vena
151

b. bagian X adalah vena, dan bagian Y adalah


arteri
c. bagian Y adalah arteri, bagian X adalah
kapiler darah
d. bagian X adalah venule, bagian Y adalah
kapiler
e. bagian Y adalah kapiler darah, bagian X
adalah arteri
11 Menyebutkan C1 Syifa membaca buku sejarah tentang penemu- D 11
penemu golongan penemu di bidang kesehatan. Ia membaca tentang
darah sistem ABO seorang ilmuwan dari Austria yang menemukan
pada manusia cara penggolongan darah dengan sistem ABO.
Tokoh yang dimaksud adalah...
a. Ibnu Sina
b. Gregor Mendel
c. Lazzaro Spalanzani
d. Karl Landsteiner
e. Aristoteles
152

12 Merumuskan hasil C6 Pasangan aglutinogen dan aglutinin yang dimiliki B 12


golongan darah seorang yang bergolongan darah B...
Pilihan Aglutinogen Aglutinin
a A Anti-B
b B Anti-A
c A Anti-A
d B Anti-B
e - Anti-AB
13 Memeriksa dasar C5 Ada beberapa cara untuk menentukan golongan E 13
penggolongan darah darah manusia. Golongan darah pada manusia
dibedakan menjadi 4, yaitu golongan darah A, B,
AB, dan O. Berdasarkan pernyataan tersebut,
bagaimanakah dasar penggolongannya?
a. antigen pada permukaan luar membran sel
b. aglutinin pada membran sel darah merah
c. aglutinogen dan antibodi pada sel darah
merah
153

d. antigen dan antibodi pada sitoplasma sel


darah merah
e. aglutinogen dalam sel darah merah
14 Mengevaluasi C5 Ketika memegang pergelangan tangan, kita dapat C 14
terjadinya gerakan merasakan denyut nadi di tangan kita. Mengapa
denyut nadi bisa terjadi demikian...
a. gerakan jantung memompa darah ke vena
b. gerakan jantung memompa darah ke kapiler
c. gerakan jantung memompa darah ke arteri
d. gerakan jantung memompa darah ke seluruh
tubuh
e. gerakan jantung memompa darah ke bagian
atas tubuh
15 Menganalisis data C4 Suatu kelas melakukan praktikum untuk menguji B 15
hasil uji golongan golongan darah mereka. Setelah dilakukan
darah yang disajikan pengujian di dapatkan hasil sebagai berikut:
154

Data Golongan Darah Kelas


XI IPA 4
14
12
10

JUMLAH
8
6
4
2
0
A B AB O
JENIS GOLONGAN DARAH

Berdasarkan data tersebut, berapa orang di kelas


yang secara teori dapat menjadi resipien universal
dan donor untuk golongan darah O...
a. resipien universal: 5, donor untuk gol.O: 5
b. resipien universal: 9, donor untuk gol.O: 5
c. resipien universal: 20, donor untuk gol.O: 5
d. resipien universal: 20, donor untuk gol.O: 35
e. resipien universal: 9, donor untuk gol.O: 35
155

16 Menggunakan C4 Palang Merah Indonesia (PMI) mengeluarkan D 16


konsep transfusi data tentang kantong darah yang masih tersisa di
golongan darah markasnya. Berikut merupakan banyaknya
dalam kehidupan kantong darah tersebut:
sehari-hari Diagram persentase Kantong Darah PMI
Gol A
1%

Gol O Gol B
34% 32%

Gol AB
33%

Jika seseorang pasien yang bergolongan darah A


membutuhkan darah, berapa persenkah kantong
darah yang secara teori dapat menjadi donor,
apabila golongan darah A tidak tersedia...
a. 31%
b. 32%
c. 33%
156

d. 34%
e. 35%
17 Menggunakan C4 Dilakukan sebuah tes darah yang dimiliki oleh C 17
pengetahuan tentang seorang petani dan seorang nelayan. Setelah
darah dalam dilakukan tes, sel darah merah petani tersebut
kehidupan sehari- lebih banyak jumlahnya dibandingkan nelayan.
hari Apa yang menyebabkan hal ini terjadi...
a. Pada dataran rendah, tekanan udara rendah,
begitu juga kadar oksigennya. Oleh sebab itu
tubuh membentuk sel darah merah lebih
sedikit agar dapat mengikat oksigen lebih
banyak
b. Pada dataran tinggi, tekanan udara tinggi,
begitu juga kadar oksigennya sehingga tubuh
membentuk sel darah merah lebih banyak
agar dapat mengikat oksigen lebih banyak
c. Pada dataran tinggi, tekanan udara rendah,
begitu juga kadar oksigennya. Oleh sebab itu
tubuh membentuk sel darah merah lebih
157

banyak agar dapat mengikat oksigen lebih


banyak
d. Pada dataran tinggi, tekanan lebih tinggi,
oksigen terlalu banyak sehingga tubuh
membutuhkan sel darah merah yang lebih
banyak
e. Pada dataran rendah, tekanan udara rendah,
sehingga tubuh tidak dapat memproduksi sel
darah merah yang banyak
18 Mendeskripsikan Mendeskripsikan C3 Penyebab ventrikel kiri mempunyai lapisan B 18
mekanisme sistem hubungan struktur paling tebal karena...
peredaran darah dan fungsi bagian a. ventrikel kiri mempunyai tugas yang lebih
pada manusia. jantung ringan yaitu memompakan darah menuju
paru-paru
b. ventrikel kiri mempunyai tugas yang lebih
berat yaitu mengedarkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh
158

c. ventrikel kiri mempunyai tugas yang lebih


berat yaitu memompakan darah menuju paru-
paru
d. ventrikel kiri mempunyai tugas yang lebih
ringan yaitu mengedarkan darah dari jantung
ke seluruh tubuh
e. ventrikel kirimempunyai tugas lebih ringan
yaitu memompakan darah menuju paru-paru
19 Menjelaskan C2 Peredaran darah besar merupakan... E 19
pengertian peredaran a. peredaran darah dari jantung menuju seluruh
darah besar tubuh (termasuk paru-paru) dan kembali ke
jantung
b. peredaran darah dari jantung menuju paru-
paru dan kembali ke jantung
c. peredaran darah dari jantung menuju paru-
paru dan kembali ke jantung
d. peredaran darah dari jantung menuju paru-
paru dan dialirkan ke seluruh tubuh
159

e. peredaran darah dari jantung menuju seluruh


tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke
jantung
20 Mengurutkan proses C5 Mekanisme sistem peredaran darah pada manusia C 20
sistem peredaran adalah...
darah manusia a. atrium kanan→ ventrikel kanan→ paru-
paru→ ventrikel kiri
b. seluruh tubuh→ ventrikel kanan→ paru-
paru→ ventrikel kiri
c. ventrikel kiri→ atrium kiri→ seluruh tubuh→
atrium kanan
d. seluruh tubuh→ atrium kiri→ ventrikel kiri→
seluruh tubuh→ bilik kiri
e. seluruh tubuh→ ventrikel kanan→ atrium
kanan→ paru-paru→ ventrikel kanan
21 Menunjukkan C2 Perhatikan gambar berikut! B 21
gambar bagian
jantung
160

Bagian jantung yang bertugas mengedarkan darah


yang kaya akan oksigen ke seleruh tubuh adalah...
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
22 Menjelaskan C2 Apa yang menyebabkan terjadinya peredaran A 22
penyebab terjadinya darah ke seluruh tubuh...
peredaran darah ke a. otot jantung kontraksi
seluruh tubuh b. otot jantung relaksasi
c. pembuluh nadi kontraksi
161

d. pembuluh nadi relaksasi


e. pembuluh balik relaksasi
23 Mengevaluasi C5 Saat memegang bagian pergelangan tangan. Kita C 23
terjadinya gerakan dapat merasakan denyut nadi di tangan kita.
denyut nadi Mengapa bisa terjadi demikian?
a. Gerakan jantung memompa darah ke vena
b. Gerakan jantung memompa darah ke kapiler
c. Gerakanan jantung memompa darah ke arteri
d. Gerakan jantung memompa ke seluruh tubuh
e. Gerakan paru-paru memompa darah menuju
arteri
24 Menyebutkan jenis C1 Setelah dicerna, sari-sari makanan akan diedarkan E 24
darah yang ke seluruh tubuh oleh...
mengedarkan sari- a. sel darah merah
sari makanan ke b. sel darah putih
seluruh tubuh c. keping darah
d. hemoglobin
e. plasma darah
162

25 Mengidentifikasi C4 Pembuluh darah yang paling banyak mengandung C 25


pembuluh darah yang O2 adalah...
paling banyak a. vena pulmonalis, aorta dan arteri paru-paru
mengandung O2 b. vena pulmonalis, vena dan aorta
c. vena pulmonalis dan aorta
d. vena dan arteri pulmonalis
e. arteri pulmonalis
26 Menunjukkan C3 Eritrosit yang sudah tua akan dihancurkan oleh B 26
perubahan eritrosit hati atau limfa. Hemoglobin yang terdapat dalam
yang sudah tua eritrosit akan diubah menjadi...
a. urine
b. bilirubin
c. zat warna merah
d. protein
e. getah bening
27 Mengidentifikasi C3 Darah yang mengandung CO2 paling banyak E 27
pembuluh darah yang terdapat dalam...
paling banyak a. vena pulmonalis
mengandung CO2 b. ventrikel
163

c. atrium kiri
d. arteri koroner
e. arteri pulmonalis
28 Mengurutkan proses C3 Urutan proses pembekuan darah yang benar A 28
pembekuan darah adalah...
a. platelet-protombin-trombin-fibrinogen-fibrin
b. platelet-fibrinogen-protombin-fibrin-trombin
c. platelet-trombin-fibrinogen-protombin-fibrin
d. platelet-fibrin-fibrinogen-trombin-protombin
e. platelet-fibrinogen-protombin-trombin-fibrin
29 Merumuskan proses C6 Koagulasi atau pembekuan darah melibatkan A 29
pembekuan darah serangkaian enzimatik yang mengubah fibrinogen
dari kekurangan menjadi fibrin. Kekurangan vitamin K dapat
vitamin K menyebabkan terganggunya pembekuan darah.
Vitamin ini penting dalam mempengaruhinya
terbentuknya suatu zat dalam pembekuan darah.
Zat apakah yang dapat terbentuk dengan bantuan
vitamin K dan dimanakah tempat terbentuknya...
a. trombin di dalam hati
164

b. trombosit di dalam tulang


c. fibrinogen di dalam sumsum
d. protombin di dalam hati
e. fibrin di dalam plasma darah
30 Melengkapi skema C3 B 30
proses pembekuan
darah
X2
X1

Lambang X1 dan X2 adalah...


a. tromboplastin dan, ion Ca2+
b. ion Ca2+ dan trombin
c. ion Ca2+ dan tromboplastin
d. trombin dan ion Ca2+
e. tromboplastin dan ion Ca2+
31 Membedakan sistem C4 Perbedaan peredaran darah dan peredaran limfa D 31
peredaran darah dan yang benar adalah...
peredaran limfa Pilihan Peredaran Darah Peredaran Limfa
165

A Sistem Sistem peredaran


peredaran tertutup
terbuka
B Darah berwarna Limfa berwarna
putih kuning keputihan
C Kontraksi otot Kontraksi otot
rangka jantung
D Zat yang Asam lemak dan
diangkut gliserol
oksigen,
karbondioksida,
protein dan gula
E Jenis Jenis
pembuluhnya pembuluhnya
duktus arteri dan vena
toraksikus dan
limfatikus
dekster
166

32 Menginterpretasikan C3 Seorang siswa menemukan grafik sebagai C 32


data dengan tepat berikut:
dan membuat
Grafik Jumlah Denyut Nadi per Menit
kesimpulan 160
140

Jumlah detak per menit


120
100
80
60
40
20
0
Tidur Duduk Berjalan Lari Lari
lambat cepat
Aktivitas

Berdasarkan grafik tersebut, manakah pernyataan


yang paling tepat...
a. seorang yang tidak melakukan aktivitas,
mempunyai rata-rata denyut jantung lebih
banyak
167

b. seorang yang melakukan aktivitas berat,


mempunyai rata-rata denyut nadi yang lebih
sedikit
c. seorang yang melakukan aktivitas berat, rata-
rata mempunyai denyut nadi yang lebih
banyak
d. seorang yang melakukan aktivitas ringan,
rata-rata mempunyai denyut nadi yang lebih
banyak
e. sedikit atau banyaknya aktivitas tidak
mempengaruhi denyut jantung
33 Merumuskan efek C6 Kontraksi jantung yang terasa sebagai detak E 33
denyut jantung jantung. Fungsi utamanya yaitu menerima dan
setelah memompa darah ke seluruh tubuh. Saat
mengkonsumsi air mengkonsumsi air bersoda, detak jantung akan
bersoda semakin cepat. Rumuskanlah hal apa yang terjadi
sehingga detak jantung semakin cepat...
a. minuman bersoda menghasilkan listrik yang
mempercepat kerja jantung
168

b. jantung tidak siap menerima minuman


bersoda
c. air bersoda terlalu kuat hingga membuatn
jantung lemah
d. tubuh dipengaruhi karbondioksida sehingga
harus segera digantikan oleh oksigen yang
diangkut oleh darah yang dipompa jantung
e. air bersoda memicu kerja jantung karena
terjadi perubahan pada proses metabolisme
tubuh yang mempengaruhi jumlah darah yang
keluar masuk jantung
34 Menganalisis Memeriksa suatu C5 Ada beberapa kelainan atau gangguan pada A 34
hubungan antara oenyakit berdasarkan sistem peredaran darah yang disebabkan oleh
komponen, jumlah leukosit faktor keturunan, kerusakan dan sebab-sebab lain.
mekanisme sistem Sehingga terjadinya kelainan pada tekanan darah.
peredaran darah Manakah penyakit yang dimaksud tersebut...
dengan penyakit. a. Hipertensi
b. Anemia
c. Thalasemia
169

d. Polisitamia
e. Leukemia
35 Menghubungkan C3 Hubungkanlah ciri kelainan dengan nama E 35
suatu ciri kelainan oenyakit yang diderita berikut ini...
darah dengan nama a. leukimia→pengerasan pembuluh nadi akibat
penyakitnya pengendapan lemak
b. arteriosklerosis→tekanan darah tinggi lebih
dari 140 mmHg
c. talasemia→ penderita mengalami kekurangan
jumalah eritrosit
d. anemia→ produksi leukosit yang bersifat
ganas
e. hemofilia→ penyakit keturunan dengan
gejala darah sukar membeku
36 Mendefinisikan C1 Arteriosklerosis merupakan kelainan dalam C 36
kelainan sistem peredaran darah manusia, yaitu...
arteriosklerosis a. tersumbatnya pembuluh darah karena benda
dalam sistem yang tidak bergerak
b. menyempitnya nadi dan jantung
170

peredaran darah c. mengerasnya pembuluh nadi akibat


manusia pengendapan lemak
d. pelebaran pembuluh vena pada kaki
e. terganggunya pembuluh darah koroner
37 Menyebutkan C2 Gambar disamping E 37
penyakit dari bentuk merupakan virus HIV
virus yang menybabkan
penyakit AIDS, virus
ini menyerang pada sel
darah...
a. eritrosit
b. trombosit
c. leukosit
d. megakariosit
e. limfosit
38 Mengimplementasika C3 Bila seseorang diketahui memiliki jumlah eritrosit D 38
n suatu penyakit yang lebih sedikit dibandingkan jumlah normal,
berdasarkan jumlah maka orang ini menderita penyakit...
sel darah a. leukimia
171

b. leukopenia
c. hemofilia
d. anemia
e. talasemia
39 Memahami penyakit C4 Seorang anak sering merasakan pusing, mimisan, C 39
yang menyerang sel kelelahan, bagian tubuh lebam dan bintik-bintik
darah berdasarkan merah, dan memiliki jumlah leukosit mencapai
ciri-ciri yang muncul 21.500 sel/mm3. Dapat dipastikan anak tersebut
menderita...
a. anemia
b. leukemia
c. demam berdarah
d. tipus
e. AIDS
40 Menganalisis C4 Tekanan sitosol pak Budi lebih dari 140 mmHg B 40
penyakit karena dan tekanan diastolnya lebih dari 99 mmHg.
karena tekanan darah Menurut kalian kelainan apakah yang terjadi pada
pak Budi?
a. anemia
172

b. hipertensi
c. talasemia
d. leukimia
e. hemofilia
41 Merumuskan C6 Seseorang sedang melakukan uji darah untuk E 41
penyakit dari kadar mengetahui penyakitnya. Uji laboratorium
LDL dan HDL terhadap sampel darahnya menunjukkan kadar
LDL melebihi normal dan kadar HDL kurang dari
normal. Ia disarankan untuk memperbaiki pola
makan agar terhindar dari pengerasan pada
pembuluh nadinya. Manakah penyakit yang tepat
dari pernyataan tersebut...
a. Ia mengalami hipotensi karena tekanan
darahnya rendah
b. Ia terkena arteriosklerosis karena terjadi
kerusakan pada pembuluh darah
c. Ia mengalami hipertensi karena tekanan
darahnya tinggi
173

d. Ia terkena penyakit thrombus yaitu adanya


gumpalan pada arteri koronaria
e. Ia terkena penyakit skleriosis karena terjadi
pengerasan pembuluh nadi
42 Mengevaluasi C5 Seorang pasien diketahui mengalami penyakit A 42
kandungan zat dalam dengan ciri terbentuknya hemoglobin yang
darah dari gejala abnormal, eritrosit berbentuk seperti bulan sabit
penyakit dan eritrosit mudah pecah. Dari diagnosa tersebut
pasien mengalami penyakit?
a. siklemia yaitu kelainan pada hemoglobin
b. anemia karena penurunan kapasitas darah
c. thalasemia yaitu kelainan karena struktur Hb
d. trobus terjadinya gumpalan atau bekuan dara
e. polisitemia suatu keadaan peningkatan sel
darah merah
43 Mengevaluasi C5 Sepasang suami istri memiliki anak pertama yang C 43
penyebab terjadinya berhasil lahir dengan selamat tetapi mengalami
penyakit anemia berat. Lalu anak kedua mereka meninggal
eritroblastosit fetalis dalam kandungan sebelum lahir yang dikenal
174

dengan eritroblastosis fetalis, apakag yang


menyebabkan anak kedua dari pasangan ini
meninggal...
a. kedua orangtuanya memiliki golongan darah
rhesus positif
b. kedua orangtuanya memiliki golongan darah
rhesus negatif
c. ibu rhesus negatif sedangkan ayahnya rhesus
positif
d. ibu rhesus negatif sedangkan anaknya rhesus
positif
e. kelainan sel darah merah
44 Merumuskan zat C6 Gejala kurang darah antara lain dapat diatasi C 44
yang terkandung dengan pemberian suplemen zat besi. Hal ini
dalam hemoglobis dapat dilakukan karena zat besi berperan dalam
pembentukan suatu protein khusus yang terdapat
dalam hemoglobin. Hemoglobin dipecah menjadi
3 senyawa yaitu zat besi, globin dan hemin.
175

Menakah pernyataan yang tepat untuk


menunjukkan kandungan hemoglobin...
a. kandungan hemoglobin adalah zat besi karena
digunakan sebagai metabolisme protein
b. kandungan globin dalam hemoglobin karena
dapat membentuk Hb baru
c. kandungan hemoglobin adalah protein hemin
d. oksihemoglobin yaitu Hb yang mengangkut
karbondioksida
e. zat besi dan globin yaitu untuk mengangkut
oksigen
45 Menjelaskan ciri C2 Diantara pernyataan berikut yang merupkan ciri E 45
penyakit varises dari penyakit verises...
a. penyakit yang menyebabkan darah sukar
membeku
b. tubuh kekurangan hemoglobin dalam darah
sehingga oksigen sedikit
c. tekanan darah dibawah batas normal
176

d. kekurangan darah yang mengakibatkan


penderita mudah pusing
e. pelebaran pembuluh vena terutama dibagian
kaki
46 Merumuskan C6 Jika seorang memerlukan transfusi darah, perlu B 46
penyebab aglutinasi diketahui terlebih dahulu golongan darah orang
tersebut untuk menghindari terjadinya aglutinasi.
Reaksi aglutinasi tersebut disebabkan karena...
a. masuknya sel-sel darah merah
b. adanya reaksi antigen antibodi
c. masuknya hemoglobin
d. masuknya serum darah
e. adanya reaksi pada trombosit
47 Menegidentifikasi C4 Jika proses pembekuan darah seseorang tidak D 47
penyebab normal. Maka ada kemungkinan penyebabnya
pembekuan darah sebagai berikut, kecuali...
yang tidak normal a. kekurangan kalium
b. keruskan organ hati
c. tidak terbentuknya protombin
177

d. kekurangan vitamin
e. defisiensi kalsium
48 Menganalisis C4 Jika seseorang diketahui jumlah sel darah A 48
penyakit dari jumlah putihnya 26.000/mm3, wajahnya pucat karena
sel darah darah merahnya berkurang dapat dipastikan orang
tersebut menderita...
a. leukimia
b. anemia
c. leukositas
d. varises
e. leukopenia
49 Menyebutkan C1 Teknik untuk membuka sumbatan timbunan D 49
teknologi sistem lemak dalam pembuluh darah dengan
peredaran darah menggunakan kateter yang dilengkapi dengan
balon disebut...
a. ekokardiograf
b. operasi bypass
c. pacemaker
d. angioplasti
178

e. transplantasi
50 Mengidentifikasi C4 Jika proses pembekuan darah seseorang tidak D 50
penyebab normal. Maka ada beberapa kemungkinan
pembekuan darah penyebabnya, kecuali...
yang tidak normal a. keruskan organ hati
b. tidak terbentuk protombin
c. kekurangan vitamin k
d. kekurangan kalium
e. defisiensi kalsium
179

Lampiran 9
Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah Siswa
No. Butir
Sub-Variabel Indikator Butir Instrumen Pedoman Penilaian
Instrumen
Sikap ingin tahu Antusias mencari Saya antusias mencari jawaban dari pertanyaan SS : 4 TS : 2 1
jawaban saat melakukan guru maupun lks sistem peredaran darah manusia. S : 3 STS : 1
percobaan
Perhatian pada objek Saya malas untuk mencatat dan mengumpulkan SS : 1 TS : 3 2
yang diamati data-data yang menurut saya kurang penting. S :2 STS : 4
Antusias pada proses Saya ikut berperan aktif dalam melakukan SS : 4 TS : 2 3
sains percobaan. S :3 STS : 1
Mengajukan pertanyaan Saya tidak bertanya kepada guru untuk SS : 1 TS : 3 4
mengenai langkah- memahami objek yang sedang diamati. S :2 STS : 4
langkah proses kegiatan
Sikap respek Jujur/tidak Saya menyajikan hasil apa adanya berdasarkan SS : 4 TS : 2 5
terhadap memanipulasi data hasil pengamatan yang saya lakukan. S :3 STS : 1
data/fakta Mengambil keputusan Dalam mengambil keputusan, terkadang saya SS : 1 TS : 3 6
sesuai fakta mudah dipengaruhi orang lain. S :2 STS : 4
180

Sikap penemuan Menunjukkan laporan Saya meniru hasil pengamatan seperti hasil SS : 1 TS : 3 7
dan kreativitas berbeda dengan teman pengamatan yang teman saya dapatkan. S :2 STS : 4
sekelas
Menggunakan alat tidak Saya hanya menggunakan alat seperti instruksi, SS : 1 TS : 3 8
seperti biasa karena takut terjadi kesalahan. S :2 STS : 4
Sikap berpikir Meragukan pendapat Saya sulit sepenuhnya percaya pada pendapat SS : 4 TS : 2 9
kritis teman teman tanpa disertai bukti dari hasil pengamatan. S :3 STS : 1
Tidak mengabaikan data Dalam keadaan mendesak, terkadang saya suka SS : 1 TS : 3 10
meskipun kecil merekayasa hasil pengamatan. S :2 STS : 4
Menanyakan setiap Saya senang bertanya jika ada sesuatu yang SS : 4 TS : 2 11
perubahan/hal baru menarik perhatian. S :3 STS : 1
Sifat berpikiran Menerima saran dari Saya tidak peduli dengan pendapat teman karena SS : 1 TS : 3 12
terbuka dan teman pendapat saya lebih benar. S :2 STS : 4
dapat Berpartisipasi aktif Saya selalu berperan aktif dalam kegiatan SS : 4 TS : 2 13
bekerjasama dalam kelompok pengamatan maupun diskusi kelompok. S :3 STS : 1
dengan orang Tidak merasa selalu Pendapat orang lain tidak memberikan manfaat SS : 1 TS : 3 14
lain benar yang berarti bagi saya. S :2 STS : 4
181

Menghargai Saya menghargai pendapat teman yang berbeda SS : 4 TS : 2 15


pendapat/temuan orang dengan pendapat saya mengenai hasil praktikum. S : 3 STS : 1
lain
Bersedia merubah Saya bersedia merubah pendapat saya jika SS : 4 TS : 2 16
pendapat jika data pendapat orang lain memiliki bukti yang lebih S : 3 STS : 1
kurang kuat.
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti Saya tetap melanjutkan meneliti walaupun dalam SS : 4 TS : 2 17
setelah penemuannya peneliti terjadi hambatan. S :3 STS : 1
hilang
Mengulangi percobaan Jika dipertengahan waktu percobaan terjadi SS : 1 TS : 3 18
meskipun berakibat sedikit kesalahan, saya tidak akan mengulanginya S : 2 STS : 4
kegagalan karena takut gagal.
Sikap peka Perhatian terhadap Saya hanya fokus mengerjakan tugas yang SS : 1 TS : 3 19
terhadap peristiwa sekitar kelompok saya berikan, walaupun teman S :2 STS : 4
lingkungan kelompok saya mengalami kesulitan.
sekitar Partisipasi pada Saya selalu antusias mengikuti kegiatan sosial SS : 4 TS : 2 20
kegiatan sosial dan dan ikut menjaga kebersihan lingkungan S :3 STS : 1
menjaga kebersihan dimanapun saya berada.
lingkungan
182

Lampiran 10
Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes

Rata-rata = 22,52 Reliabilitas Tes = 0,77


Simpangan Baku = 6,12 Butir Soal = 50
Korelasi XY = 0,63 Jumlah Subyek = 42

Butir Daya Pembeda Tingkat Signifikansi


Korelasi
Asli (%) Kesukaran Korelasi
1 -27,27 Sedang -0,157 -
2 54,55 Mudah 0,536 Sangat Signifikan
3 0,00 Sedang -0,018 -
4 45,45 Sedang 0,383 Sangat Signifikan
5 36,36 Sangat Mudah 0,283 Signifikan
6 -9,09 Sukar -0,007 -
7 -9,09 Sangat Sukar -0,020 -
8 9,09 Sangat Mudah 0,149 -
9 9,09 Sedang 0,011 -
10 27,27 Sedang 0,256 -
11 54,55 Sedang 0,462 Sangat Signifikan
12 9,09 Mudah 0,195 -
13 27,27 Sukar 0,334 Signifikan
14 54,55 Sedang 0,462 Sangat Signifikan
15 36,36 Sangat Sukar 0,426 Sangat Signifikan
16 27,27 Sangat Mudah 0,426 Sangat Signifikan
17 36,36 Sangat Sukar 0,404 Sangat Signifikan
18 63,64 Sedang 0,473 Sangat Signifikan
19 100,00 Sedang 0,767 Sangat Signifikan
20 45,45 Sukar 0,390 Sangat Signifikan
21 9,09 Sangat Sukar 0,088 -
22 72,73 Sedang 0,680 Sangat Signifikan
183

23 36,36 Sangat Mudah 0,359 Sangat Signifikan


24 -9,09 Sangat Sukar -0,109 -
25 18,18 Sangat Mudah 0,155 -
26 72,73 Sedang 0,577 Sangat Signifikan
27 54,55 Sedang 0,356 Sangat Signifikan
28 54,55 Mudah 0,641 Sangat Signifikan
29 45,45 Sukar 0,425 Sangat Signifikan
30 27,27 Sukar 0,289 Signifikan
31 -18,18 Sukar -0,233 -
32 54,55 Mudah 0,620 Sangat Signifikan
33 0,00 Sangat Sukar -0,039 -
34 27,27 Sedang 0,303 Signifikan
35 81,82 Mudah 0,706 Sangat Signifikan
36 45,45 Sedang 0,288 Signifikan
37 -18,18 Sangat Sukar -0,241 -
38 63,64 Mudah 0,526 Sangat Signifikan
39 -36,36 Sedang -0,262 -
40 72,73 Mudah 0,704 Sangat Signifikan
41 18,18 Sangat Sukar 0,156 -
42 0,00 Sukar -0,026 -
43 45,45 Sedang 0,411 Sangat Signifikan
44 -18,18 Sangat Sukar -0,263 -
45 81,82 Mudah 0,643 Sangat Signifikan
46 72,73 Mudah 0,589 Sangat Signifikan
47 -18,18 Sukar -0,243 -
48 18,18 Sedang 0,193 -
49 36,36 Sedang 0,298 Signifikan
50 36,36 Sukar 0,320 Signifikan
184

Lampiran 11
Rekapitulasi Validitas Instrumen Angket

Rata-rata = 83,83 Reliabilitas = 0,88


Simpangan Baku = 8,99 Butir Soal = 30
Korelasi XY = 0,79 Jumlah Subyek = 42

No. Butir
T Daya Pembeda (%) Korelasi Signifikansi Korelasi
Asli
1 4,43 31,82 0,669 Sangat Signifikan
2 3,02 18,18 0,441 Signifikan
3 3,02 18,18 0,441 Signifikan
4 4,24 27,27 0,509 Sangat Signifikan
5 2,46 20,45 0,278 -
6 2,60 20,45 0,321 -
7 3,49 22,73 0,506 Sangat Signifikan
8 4,43 31,82 0,669 Sangat Signifikan
9 3,87 27,27 0,658 Sangat Signifikan
10 2,00 13,64 0,264 -
11 0,00 0,00 0,043 -
12 1,96 15,91 0,415 Signifikan
13 6,53 31,82 0,713 Sangat Signifikan
14 5,01 31,82 0,632 Sangat Signifikan
15 2,76 20,45 0,458 Sangat Signifikan
16 5,86 27,27 0,664 Sangat Signifikan
17 -... -2... -0,237 -
18 5,01 31,82 0,631 Sangat Signifikan
19 0,77 4,55 0,174 -
20 5,02 25,00 0,518 Sangat Signifikan
21 0,00 0,00 0,016 -
22 9,76 40,91 0,729 Sangat Signifikan
23 4,57 31,82 0,560 Sangat Signifikan
24 -... -2,27 -0,065 -
185

25 -... -6,82 -0,118 -


26 2,19 11,36 0,463 Sangat Signifikan
27 6,34 34,09 0,646 Sangat Signifikan
28 0,00 0,00 0,116 -
29 1,34 6,82 0,245 -
30 4,43 31,82 0,669 Sangat Signifikan
186

Lampiran 12
Soal Tes Sistem Sirkulasi
Nama : Kelas :
No. Absen : Tanggal :

1. Berikut adalah fungsi darah, e. balik


kecuali... 4. Syifa membaca buku sejarah
a. mengangkut gas-gas respirasi tentang penemu-penemu di
b. mengangkut sisa-sisa bidang kesehatan. Ia membaca
metabolisme tentang seorang ilmuwan dari
c. membawa zat-zat nutrisi Austria yang menemukan cara
d. mengatur keseimbangan suhu penggolongan darah dengan
tubuh sistem ABO. Tokoh yang
e. menghasilkan hormone dimaksud adalah...
2. Pernyataan yang paling benar a. Ibnu Sina
berkaitan dengan darah... b. Gregor Mendel
a. darah lebih ringan daripada air c. Lazzaro Spalanzani
b. kadar oksigen menentukan d. Karl Landsteiner
derajat warna merah darah e. Aristoteles
c. pada umumnya volume darah 5. Ada beberapa cara untuk
pada wanita lebih banyak menentukan golongan darah
daripada laki-laki manusia. Golongan darah pada
d. jumlah darah berbanding manusia dibedakan menjadi 4,
lurus dengan jumlah lemak di yaitu golongan darah A, B, AB,
dalam tubuh dan O. Berdasarkan pernyataan
e. komposisi sel-sel dan keping tersebut, dasar penggolongannya
darah lebih banyak daripada adalah...
plasma darah a. antigen pada permukaan luar
3. Nina mendapat tugas untuk membran sel
mencari artikel tentang pembuluh b. aglutinin pada membran sel
darah berupa saluran tipis yang darah merah
memungkinkan terjadinya c. aglutinogen dan antibodi pada
pertukaran gas antara darah sel darah merah
dengan sel jaringan tubuh. d. antigen dan antibodi pada
Disebut apakah pembuluh darah sitoplasma sel darah merah
tersebut? e. aglutinogen dalam sel darah
a. vena merah
b. arteri 6. Ketika memegang pergelangan
c. venule tangan, kita dapat merasakan
d. kapiler
187

denyut nadi di tangan kita. Terjadi d. resipien universal: 20, donor


demikian karena... untuk gol.O: 35
a. gerakan jantung memompa e. resipien universal: 9, donor
darah ke vena untuk gol.O: 35
b. gerakan jantung memompa 8. Palang Merah Indonesia (PMI)
darah ke kapiler mengeluarkan data tentang
c. gerakan jantung memompa kantong darah yang masih tersisa
darah ke arteri di markasnya. Berikut merupakan
d. gerakan jantung memompa banyaknya kantong darah
darah ke seluruh tubuh tersebut:
e. gerakan jantung memompa
Diagram persentase Kantong Darah PMI
darah ke bagian atas tubuh
Gol A
7. Suatu kelas melakukan praktikum 1%
untuk menguji golongan darah
mereka. Setelah dilakukan
Gol O Gol B
pengujian di dapatkan hasil 34% 32%
sebagai berikut:
Gol AB
Data Golongan Darah Kelas XI IPA 4 33%
14
12
10 Jika seseorang pasien yang
8
Jumlah

bergolongan darah A
6 membutuhkan darah, berapa
4 persenkah kantong darah yang
2 secara teori dapat menjadi donor,
0 apabila golongan darah A tidak
A B AB O tersedia...
Jenis Golongan Darah a. 31%
b. 32%
Berdasarkan data tersebut, siswa c. 33%
di kelas yang secara teori dapat d. 34%
menjadi resipien universal dan e. 35%
donor untuk golongan darah O 9. Ujang adalah seorang petani yang
adalah... tinggal di pegunungan sedangkan
a. resipien universal: 5, donor Toto adalah seorang nelayan.
untuk gol.O: 5 Setelah dilakukan tes, jumlah sel
b. resipien universal: 9, donor darah merah Ujang lebih banyak
untuk gol.O: 5 jumlahnya dibandingkan Toto.
c. resipien universal: 20, donor Penyebab hal ini terjadi karena...
untuk gol.O: 5 a. pada dataran rendah, tekanan
udara rendah, begitu juga
188

kadar oksigennya. Oleh sebab e. ventrikel kiri mempunyai


itu tubuh membentuk sel tugas memompakan darah ke
darah merah lebih sedikit agar atrium kiri
dapat mengikat oksigen lebih 11. Mekanisme peredaran darah
banyak sistemik pada manusia adalah...
b. pada dataran tinggi, tekanan a. atrium kanan→ paru-paru →
udara tinggi, begitu juga kadar ventrikel kiri→ atrium kiri →
oksigennya sehingga tubuh ventrikel kanan
membentuk sel darah merah b. atrium kiri→ paru-paru →
lebih banyak agar dapat ventrikel kanan→ atrium
mengikat oksigen lebih kanan → ventrikel kiri
banyak c. atrium kanan→ paru-paru →
c. pada dataran tinggi, tekanan ventrikel kiri→ atrium kiri →
udara rendah, begitu juga seluruh tubuh → ventrikel
kadar oksigennya. Oleh sebab kanan
itu tubuh membentuk sel d. ventrikel kiri→ paru-paru →
darah merah lebih banyak atrium kanan→ ventrikel
agar dapat mengikat oksigen kanan → seluruh tubuh →
lebih banyak atrium kiri
d. pada dataran tinggi, tekanan e. ventrikel kanan→ paru-paru
lebih tinggi, oksigen terlalu → atrium kiri→ ventrikel kiri
banyak sehingga tubuh → seluruh tubuh → atrium
membutuhkan sel darah kanan
merah yang lebih banyak 12. Hal yang menyebabkan terjadinya
e. pada dataran rendah, tekanan peredaran darah ke seluruh tubuh
udara rendah, sehingga tubuh adalah...
tidak dapat memproduksi sel a. otot jantung kontraksi
darah merah yang banyak b. otot jantung relaksasi
10. Hal yang menyebabkan ventrikel c. pembuluh nadi kontraksi
kiri mempunyai lapisan paling d. pembuluh nadi relaksasi
tebal adalah... e. pembuluh balik relaksasi
a. ventrikel kiri mempunyai 13. Saat memegang bagian
tugas memompakan darah pergelangan tangan. Kita dapat
menuju paru-paru merasakan denyut nadi di tangan
b. ventrikel kiri mempunyai kita. Bisa terjadi demikian
tugas mengedarkan darah dari karena...
jantung ke seluruh tubuh a. gerakan jantung memompa
c. ventrikel kiri mempunyai darah ke vena
tugas memompakan darah b. gerakan jantung memompa
melalui arteri pulmoner darah ke kapiler
d. ventrikel kiri mempunyai c. gerakanan jantung memompa
tugas memompakan darah darah ke arteri
melalui vena pulmoner
189

d. gerakan jantung memompa ke 17.


seluruh tubuh
e. gerakan paru-paru memompa
darah menuju arteri
14. Eritrosit yang sudah tua akan X2
X1X1
dihancurkan oleh hati atau limfa.
Hemoglobin yang terdapat dalam
eritrosit akan diubah menjadi...
a. urine Lambang X1 dan X2 adalah...
b. bilirubin a. ion Ca2+ dan trombosit
c. zat warna merah b. ion Ca2+ dan trombin
d. protein c. ion Ca2+ dan tromboplastin
e. getah bening d. trombin dan ion Ca2+
15. Darah yang mengandung CO2 e. tromboplastin dan ion Ca2+
paling banyak terdapat dalam... 18. Seorang siswa menemukan grafik
a. vena pulmonalis sebagai berikut:
b. ventrikel
Grafik Jumlah Denyut Nadi per
c. atrium kiri Menit
d. arteri koroner
160
e. arteri pulmonalis
Jumlah detak per menit

140
16. Koagulasi atau pembekuan darah 120
100
melibatkan serangkaian enzimatik 80
yang mengubah fibrinogen 60
40
menjadi fibrin. Kekurangan 20
vitamin K dapat menyebabkan 0
terganggunya pembekuan darah.
Vitamin ini penting dalam
mempengaruhinya terbentuknya
Aktivitas
suatu zat dalam pembekuan darah.
Zat apakah yang dapat terbentuk
dengan bantuan vitamin K dan Berdasarkan grafik tersebut,
dimanakah tempat terbentuknya... manakah pernyataan yang paling
a. trombin di dalam hati tepat...
b. trombosit di dalam tulang a. seorang yang tidak melakukan
c. fibrinogen di dalam sumsum aktivitas, mempunyai rata-
d. protombin di dalam hati rata denyut jantung lebih
e. fibrin di dalam plasma darah banyak
b. seorang yang melakukan
aktivitas berat, mempunyai
rata-rata denyut nadi yang
lebih sedikit
c. seorang yang melakukan
aktivitas berat, rata-rata
190

mempunyai denyut nadi yang a. tersumbatnya pembuluh darah


lebih banyak karena benda yang tidak
d. seorang yang melakukan bergerak
aktivitas ringan, rata-rata b. menyempitnya nadi dan
mempunyai denyut nadi yang jantung
lebih banyak c. mengerasnya pembuluh nadi
e. sedikit atau banyaknya akibat pengendapan lemak
aktivitas tidak mempengaruhi d. pelebaran pembuluh vena
denyut jantung pada kaki
19. Ada beberapa kelainan atau e. terganggunya pembuluh darah
gangguan pada sistem peredaran koroner
darah yang disebabkan oleh faktor 22. Bila seseorang diketahui memiliki
keturunan, kerusakan dan sebab- jumlah eritrosit yang lebih sedikit
sebab lain. Sehingga terjadinya dibandingkan jumlah normal,
kelainan pada tekanan darah. maka orang ini menderita
Manakah penyakit yang penyakit...
dimaksud tersebut... a. leukimia
a. hipertensi b. leukopenia
b. anemia c. hemofilia
c. thalasemia d. anemia
d. polisitamia e. talasemia
e. leukemia 23. Seorang anak sering merasakan
20. Hubungkanlah ciri kelainan pusing, mimisan, kelelahan,
dengan nama penyakit yang bagian tubuh lebam dan bintik-
diderita berikut ini... bintik merah, dan memiliki
a. leukimia→pengerasan jumlah leukosit mencapai 21.500
pembuluh nadi akibat sel/mm3. Dapat dipastikan anak
pengendapan lemak tersebut menderita...
b. arteriosklerosis→tekanan a. anemia
darah tinggi lebih dari 140 b. leukemia
mmHg c. demam berdarah
c. talasemia→ penderita d. tipus
mengalami kekurangan e. AIDS
jumalah eritrosit 24. Tekanan sitosol Pak Budi lebih
d. anemia→ produksi leukosit dari 140 mmHg dan tekanan
yang bersifat ganas diastolnya lebih dari 99 mmHg.
e. hemofilia→ penyakit Menurut kalian kelainan apakah
keturunan dengan gejala darah yang terjadi pada Pak Budi?
sukar membeku a. anemia
21. Arteriosklerosis merupakan b. hipertensi
kelainan dalam sistem peredaran c. talasemia
darah manusia, yaitu... d. leukemia
e. hemofilia
191

25. Tika menikah dengan Agus, anak c. masuknya hemoglobin


pertama mereka berhasil lahir d. masuknya serum darah
dengan selamat tetapi anemia e. adanya reaksi pada trombosit
berat. Lalu anak kedua mereka 28. Jika proses pembekuan darah
meninggal dalam kandungan seseorang tidak normal. Maka ada
sebelum lahir yang dikenal kemungkinan penyebabnya
dengan eritroblastosis fetalis, sebagai berikut, kecuali...
penyebabkan anak kedua dari a. kekurangan kalium
pasangan ini meninggal karena... b. keruskan organ hati
a. kedua orangtuanya memiliki c. tidak terbentuknya protombin
golongan darah rhesus positif d. kekurangan vitamin
b. kedua orangtuanya memiliki e. defisiensi kalsium
golongan darah rhesus negatif 29. Teknik untuk membuka sumbatan
c. ibu rhesus negatif sedangkan timbunan lemak dalam pembuluh
ayahnya rhesus positif darah dengan menggunakan
d. ibu rhesus positif sedangkan kateter yang dilengkapi dengan
anaknya rhesus negatif balon disebut...
e. ibu rhesus positif sedangkan a. ekokardiograf
ayahnya rhesus negatif b. operasi bypass
26. Diantara pernyataan berikut yang c. pacemaker
merupkan ciri dari penyakit d. angioplasti
varises... e. transplantasi
a. penyakit yang menyebabkan 30. Jika proses pembekuan darah
darah sukar membeku seseorang tidak normal. Maka ada
b. tubuh kekurangan beberapa kemungkinan
hemoglobin dalam darah penyebabnya, kecuali...
sehingga oksigen sedikit a. keruskan organ hati
c. tekanan darah dibawah batas b. tidak terbentuk protombin
normal c. kekurangan vitamin k
d. kekurangan darah yang d. kekurangan kalium
mengakibatkan penderita e. defisiensi kalsium
mudah pusing
e. pelebaran pembuluh vena
terutama dibagian kaki
27. Jika seorang memerlukan
transfusi darah, perlu diketahui
terlebih dahulu golongan darah
orang tersebut untuk menghindari
terjadinya aglutinasi. Reaksi
aglutinasi tersebut disebabkan
karena...
a. masuknya sel-sel darah merah
b. adanya reaksi antigen antibodi
192

Lampiran 13

Angket Sikap Ilmiah

Nama : Hari/tanggal :
Kelas/no.absen : Mata Pelajaran : Biologi

Petunjuk
1. Sebelum mengisi angket, bacalah terlebih dahulu setiap butir pernyataan dan
alternatif jawaban yang tersedia.
2. Berikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pendapatmu terhadap setiap pernyataan dengan pendapat sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
Saya antusias mencari jawaban dari
1.
pertanyaan guru.
Saya malas mencatat dan mengumpulkan
2. data-data yang menurut saya kurang
penting.
Saya ikut berperan aktif dalam melakukan
3.
percobaan.
Saya bertanya kepada guru untuk
4.
memahami objek yang sedang diamati.
Saya menyajikan hasil apa adanya
5. berdasarkan hasil pengamatan yang saya
lakukan.
Dalam mengambil keputusan, terkadang
6.
saya mudah dipengaruhi orang lain.
Saya meniru hasil pengamatan yang teman
7.
saya dapatkan.
Saya hanya menggunakan alat seperti
8.
instruksi, karena takut terjadi kesalahan.
Saya sulit percaya pada pendapat teman
9.
tanpa disertai bukti dari hasil pengamatan.
193

Dalam keadaan mendesak, terkadang saya


10.
suka merekayasa hasil pengamatan.
Saya senang bertanya jika ada sesuatu yang
11.
menarik perhatian.
Saya tidak peduli dengan pendapat teman
12.
karena pendapat saya lebih benar.
Saya selalu berperan aktif dalam kegiatan
13.
pengamatan maupun diskusi kelompok.
Pendapat orang lain tidak memberikan
14
manfaat yang berarti bagi saya.
Saya menghargai pendapat teman yang
15. berbeda dengan pendapat saya mengenai
hasil praktikum.
Saya bersedia mengubah pendapat saya jika
16. pendapat orang lain memiliki bukti yang
lebih kuat.
Saya tetap melanjutkan meneliti walaupun
17.
dalam meneliti terjadi hambatan
Jika di pertengahan waktu percobaan terjadi
18. sedikit kesalahan, saya tidak akan
mengulanginya karena takut gagal.
Saya hanya fokus mengerjakan tugas yang
19. kelompok saya berikan, walaupun teman
kelompok saya mengalami kesulitan.
Saya selalu antusias mengikuti kegiatan
20. sosial dan ikut menjaga kebersihan
lingkungan dimanapun saya berada.
194

Lampiran 14

Based Line Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No. Kelas 20 78 64
Absen Eksperimen Kontrol 21 86 89
1 45 80 22 80 82
2 86 80 23 73 55
3 83 74 24 69 85
4 78 79 25 77 76
5 78 72 26 35 77
6 92 90 27 82 82
7 89 70 28 79 76
8 75 89 29 76 83
9 82 84 30 75 93
10 94 79 31 90 83
11 82 70 32 71 86
12 69 84 33 90 82
13 78 90 34 69 92
14 95 70 35 76 73
15 88 78 36 93 83
16 91 72 37 86 84
17 64 81 38 78 78
18 78 69 Mean 78,84 78,94
19 86 66
195

2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen

Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Test Statistic 0,127 0,137
Std. Deviation 7,43 6,62
Mean 80,08 76,79
Sig. 0,124 0,068
α 0,05 0,05
0,124 > 0,05 0,068 > 0,05
Kesimpulan
Normal Normal

3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen

Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Levene Statistic 1,101
df1 1
df2 74
Sig. 0,297
α 0,05
Kesimpulan 0,297 > 0,05
Homogen
196

4. Uji Hipotesis Data Hasil Belajar UTS Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Data Hasil uji t
T -0,044
Df 74
Mean Difference -0,10
Std. Error Difference 2,38
Sig. 0,965
α 0,05
0,965 > 0,05
Kesimpulan
Tidak Berbeda
197

Lampiran 15

Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Hasil Belajar 20 87 80


Absen Eksperimen Kontrol 21 73 83
1 83 87 22 63 80
2 87 73 23 80 63
3 80 80 24 63 87
4 83 80 25 80 73
5 83 77 26 83 77
6 93 67 27 80 87
7 87 80 28 73 73
8 90 73 29 77 67
9 87 87 30 70 73
10 83 83 31 70 87
11 83 73 32 77 87
12 90 80 33 87 80
13 87 80 34 80 70
14 87 67 35 83 73
15 90 70 36 80 77
16 73 73 37 70 67
17 77 77 38 77 77
18 70 70 Total 3043 2918
19 77 80 Mean 80,08 76,79
198

Lampiran 16

Hasil Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen Kontrol
No.
Skor (%) Skor (%)
1 73 91,25 71 88,75
2 70 87,50 67 83,75
3 70 87,50 66 82,50
4 68 85,00 63 78,75
5 67 83,75 63 78,75
6 65 81,25 62 77,50
7 65 81,25 62 77,50
8 62 77,50 61 76,25
9 61 76,25 61 76,25
10 61 76,25 60 75,00
11 60 75,00 60 75,00
12 60 75,00 59 73,75
13 60 75,00 59 73,75
14 60 75,00 59 73,75
15 60 75,00 59 73,75
16 59 73,75 59 73,75
17 59 73,75 58 72,50
18 59 73,75 58 72,50
19 57 71,25 58 72,50
20 57 71,25 58 72,50
21 56 70,00 58 72,50
22 56 70,00 58 72,50
23 56 70,00 58 72,50
24 56 70,00 57 71,25
25 56 70,00 57 71,25
199

26 56 70,00 56 70,00
27 55 68,75 56 70,00
28 55 68,75 55 68,75
29 55 68,75 55 68,75
30 55 68,75 54 67,50
31 55 68,75 54 67,50
32 54 67,50 53 66,25
33 54 67,50 53 66,25
34 54 67,50 51 63,75
35 54 67,50 51 63,75
36 53 66,25 50 62,50
37 53 66,25 50 62,50
38 51 63,75 50 62,50
2237 2796,25 2199 2748,75
Total
58,87 73,59 57,87 72,34
200

Lampiran 17
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Deskripsi Data
Descriptives
Model Pembelajaran Statistic Std. Error
Hasil Quantum Mean 80,0789 1,20595
Belajar Learning 95% Confidence Lower Bound 77,6355
Interval for Mean Upper Bound 82,5224

5% Trimmed Mean 80,3889

Median 80,0000

Variance 55,264

Std. Deviation 7,43397

Minimum 63,00

Maximum 93,00

Range 30,00

Interquartile Range 11,00

Skewness -,534 ,383

Kurtosis -,210 ,750

Konvensional Mean 76,7895 1,07417

95% Confidence Lower Bound 74,6130


Interval for Mean Upper Bound 78,9660

5% Trimmed Mean 76,8830

Median 77,0000

Variance 43,846

Std. Deviation 6,62166

Minimum 63,00

Maximum 87,00

Range 24,00

Interquartile Range 7,00

Skewness -,057 ,383

Kurtosis -,778 ,750


201

2. Uji Normalitas
Tests of Normality
Model Pembelajaran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Hasil Quantum Learning ,127 38 ,124 ,951 38 ,097
Belajar Konvensional ,137 38 ,068 ,943 38 ,052

a. Lilliefors Significance Correction

3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Sikap Ilmiah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,124 1 74 ,081

4. Uji Hipotesis
Group Statistics
Std.
Model Pembelajaran N Mean Std. Error Mean
Deviation
Hasil Quantum Learning 38 80,0789 7,43397 1,20595
Belajar Konvensional 38 76,7895 6,62166 1,07417

Independent Samples Test


t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Hasil Equal
Belajar variances 2,037 74 ,045 3,28947 1,61498 ,07155 6,50739
assumed
Equal
variances 2,037 73,0 ,045 3,28947 1,61498 ,07084 6,50810
not assumed
202

Lampiran 18
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Data Sikap Ilmiah Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Deskripsi Data
Descriptives
Model Pembelajaran Statistic Std. Error
Sikap Quantum Mean 75,4287 1,22591
Ilmiah Learning 95% Confidence Lower Bound 72,9447
Interval for Mean Upper Bound 77,9126
5% Trimmed Mean 75,2314
Median 74,3750
Variance 57,109
Std. Deviation 7,55704
Minimum 63,75
Maximum 91,25
Range 27,50
Interquartile Range 11,56
Skewness ,594 ,383
Kurtosis -,530 ,750
Konvensional Mean 72,3355 ,95829
95% Confidence Lower Bound 70,3938
Interval for Mean Upper Bound 74,2772
5% Trimmed Mean 72,1016
Median 72,5000
Variance 34,896
Std. Deviation 5,90730
Minimum 62,50
Maximum 88,75
Range 26,25
Interquartile Range 6,88
Skewness ,418 ,383
Kurtosis ,625 ,750
203

2. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Model Pembelajaran
Statistic df Sig.
Sikap Ilmiah Quantum Learning ,129 38 ,113
Konvensional ,116 38 ,200*

a. Lilliefors Significance Correction

3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Sikap Ilmiah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,124 1 74 ,081

4. Uji Hipotesis
Group Statistics
Model Pembelajaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sikap Quantum Learning 38 75,4287 7,55704 1,22591
Ilmiah Konvensional 38 72,3355 5,90730 ,95829

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means


95% Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error Interval of the
t df
tailed) Difference Difference Difference
Lower Upper
Sikap Equal
Ilmiah variances 1,988 74 ,041 3,09316 1,55602 -,00727 6,19359
assumed

Equal
variances
1,988 69,9 ,041 3,09316 1,55602 -,01028 6,19659
not
assumed
204

Lampiran 19
Lembar Wawancara Guru Bidang Studi

Nama Guru : Meli Yunerti, S.Si.


Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

No. Pertanyaan Jawaban


1. Ibu mengajar biologi di kelas Kelas XI dan XII
berapa saja?
2. Bagaimana meode atau model Metode yang biasa digunakan
pembelajaran yang Ibu gunakan ceramah, diskusi, presentasi, dan
selama mengajar? quiz
3. Berapa nilai KKM yang KKM 76
ditetapkan sekolah pada mata
pelajaran biologi?
4. Berapa kali pelaksanaan ulangan Ulangan Harian selalu diberikan
ataupun ujian? setelah selesai satu konsep materi,
UTS, dan UKK.
5. Konsep apa saja yang nilai hasil Sistem koordinasi, Sistem
belajar siswa tergolong rendah? pencernaan, Sistem peredaran darah,.
6. Bagaimana dengan nilai pada Sebagian besar dibawah KKM,
konsep-konsep tersebut? sehingga perlu dilakukan remedial.
7. Apa penyebab rendahnya hasil Materi yang cukup kompleks dan
belajar pada konsep-konsep banyak proses pada sistem yang
tersebut? harus dihafal siswa
8. Apakah ibu pernah menggunakan Belum digunakan
model Quantum Learning dalam
pembelajaran di kelas?

Tangerang Selatan, April 2017

Guru Bidang Studi


205

Lampiran 20
206
207
208
209
210

Lampiran 21

DOKUMENTASI PENELITIAN
211
212

Lampiran 22
213

Lampiran 23

Anda mungkin juga menyukai