Anda di halaman 1dari 400

PERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING) DAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING) PADA KONSEP FUNGI
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 39 Jakarta)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
LATIFA NURRACHMAN
1110016100023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ABSTRAK

Latifa Nurrachman, 1110016100023, Perbedaan Keterampilan Berpikir


Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir


tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) pada konsep fungi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 39 Jakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan
desain two group pretest-posttest design. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas X MIA 1 berjumlah 36 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas yang
menggunakan pembelajaran berbasis masalah) dan siswa kelas X MIA 2
berjumlah 36 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan
pembelajaran berbasis proyek). Instrumen penelitian berupa soal uraian sebanyak
15 soal dan lembar observasi guru. Analisis data kedua kelompok menggunakan
uji beda Mann Whitney U, diperoleh harga signifikansi sebesar 0,264 lebih besar
dari harga alpha sebesar 0,05 (Sig > α ). Hal ini menunjukkan tidak terdapat
perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan pembelajaran
berbasis proyek (project based learning) pada konsep fungi.

Kata kunci : Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Pembelajaran Berbasis


Masalah, Pembelajaran Berbasis Proyek

v
ABSTRACT

Latifa Nurrachman, 1110016100023, Differences High Order Thinking Skill


Between Students Using Problem Based Learning Model and Project Based
Learning Model on The Concept of Fungi, BA Thesis, Biology Education Study
Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The aim of this research study is to determine the differences high order
thinking skill between students using problem based learning model and project
based learning model on the concept of fungi. This research was conducted at
SMAN 39 Jakarta academic year 2014/2005 with a quasi experimental method
which uses two design group pretest posttest design. Sampling in this study was
purposive sampling technique. The sample were class X MIA 1 with 36 students as
the first experimental class (class using problem based learning model) and X
MIA 1 with 36 students as the second experimental class (class using project
based learning model). The instrument test were an essay test consist of 15
question and teacher observation sheet. Data analysis the two groups was Mann
Whitney U test, the result of significance value is 0,264 over alpha value 0,05
(Sig > α). This suggest that there were no differences high order thinking skill
between students using problem based learning model and project based learning
model on the concept of fungi.

Keyword : High Order Thinking Skill, Problem Based Learning, Project Based
Learning

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi
dengan judul Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa
yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada
Konsep Fungi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasihkepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.,
Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Meiry F. Noor, M.Si., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A
2010 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
7. Drs. H. Sukandi, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 39 Jakarta yang telah
memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Dra. Tri Hardani, guru
bidang studi Biologi Kelas X SMA Negeri 39 Jakarta yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.

vii
8. sSiswa kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMA N 39 Jakarta yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
9. Ayah (Abdul Rahman) dan Ibu (R.Rahmawati) tercinta serta adik (Zaini Hadi
Nurrahman dan Latisya Citra Nurrahman) yang selalu mendoakan serta
memberikan motivasi kepada penulis.
10. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2010 yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Terima kasih selalu memberikan semangat dan bantuan dalam
menyelesaikan penelitian ini.
11. Seluruh kawan-kawan PPKT SMA Negeri 4 Depok yaitu Aldian Kurnia
Putra, Bayu Purnomo, Kurnia Dewi N, Ardi Wahyudi, dan Mulianingsih yang
selalu memberikan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Asisten laboratorium pendidikan kimia dan pendidikan biologi FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bantuan dalam
menyelesaikan penelitian ini.
13. Kawan-kawanku, Anastasya desy P, Amalia Amin, Zulfah F, Sekar Wisma
W, Anas Binazar yang telah memberikan semangat dalam penelitian ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya.
Jakarta, Mei 2015

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….............5
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5
D. Rumusan Masalah .........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Kajian Teoritis ..............................................................................................8
1. Kajian Teoritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ............................8
2. Kajian Teoritis Teori Belajar Konstruktivisme .......................................24
3. Kajian Teoritis Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) .................................................................................................28
4. Tinjauan Konsep Fungi ...........................................................................42
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................44
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................47

ix
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................49
B. Metode Penelitian .........................................................................................50
C. Variabel Penelitian .......................................................................................51
D. Populasi dan Sampel ....................................................................................51
E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................52
F. Instrumen Penelitian .....................................................................................52
G. Prosedur Penelitian ......................................................................................56
H. Kalibrasi Instrumen .....................................................................................57
I. Teknik Analisis Data ....................................................................................61
J. Hipotesis Statistik .........................................................................................67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ............................................................................................68
1. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Pretest,
Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II.......68
2. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Pretest,
Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II.......73
B. Analisis Data Tes Hasil Belajar ...................................................................77
1. Uji Normalitas .........................................................................................77
2. Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi .....................................................................................................78
3. Uji Homogenitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah .............79
4. Uji Hipotesis Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah ...................80
C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ..............................................80
D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................81

BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................89

x
B. Saran .............................................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................91


LAMPIRAN ............................................................................................................97

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Perbedaan Problem Solving Test dan Exercise Solving Test ...................20
Tabel 2.2Sintaks PBL ..............................................................................................31
Tabel 2.3KI dan KD Konsep Fungi .........................................................................42
Tabel 3.1Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian ...........................................49
Tabel 3.2Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .............50
Tabel 3.3Desain Penelitian.......................................................................................51
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Konsep
Fungi .......................................................................................................53
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Konsep
Fungi .......................................................................................................55
Tabel 3.6Interpretasi Kriteria Realibilitas Instrumen...............................................59
Tabel 3.7Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................................60
Tabel 3.8Interpretasi Daya Pembeda .......................................................................60
Tabel 4.1 Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi).........................68
Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir TingkatTinggi)
Sub-Konsep Pretest,Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I danKelas
Eksperimen II ..........................................................................................69
Tabel 4.3Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi)
Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ................................................. 72
Tabel 4.4Hasil N-Gain (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah
Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II ......................................................................................... 72
Tabel 4.5 Pretest, Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) .......................73
Tabel 4.6Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)
Sub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I

xii
dan Kelas Eksperimen II ........................................................................ 74
Tabel 4.7Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah) Jenjang KognitifPretest dan Posttest Kelas Eksperimen I
dan Kelas EksperimenII .......................................................................... 75
Tabel 4.8Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .................................77
Tabel 4.9Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah
Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .................................78
Tabel 4.10 Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi ........................................................................................79
Tabel 4.11 Uji Homogenitas berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir
Tingkat Rendah .....................................................................................79
Tabel 4.12Uji Hipotesis berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah................................................................................................... 80
Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas
Eksperimen I ......................................................................................... 80
Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas
Eksperimen II .........................................................................................81

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen I .......97


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen II .....141
Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I...................................................................191
Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................................223
Lampiran 5. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi......................258
Lampiran 6. Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi..................273
Lampiran 7. Rekap Analisis Butir Soal Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah...............................................................................................284
Lampiran 8. Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah ...................286
Lampiran 9. Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Kelas Eksperimen I dan II .....................................................292
Lampiran 10. Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Kelas Eksperimen I dan II .....................................................300
Lampiran 11. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Tiap
Subkonsep Kelas Eksperimen I dan II ..............................................303
Lampiran 12. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Tiap
Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif I dan II ............................315
Lampiran 13. Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah Kelas Eksperimen I dan II....................................................331
Lampiran 14. Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah Kelas Eksperimen I dan II....................................................339
Lampiran 15. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Tiap
Subkonsep Kelas Eksperimen I dan II ..............................................341
Lampiran 16. Hasil Ketercapaian Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Tiap
Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan II .....................................353
Lampiran 17. Uji Normalitas Gain .........................................................................365
Lampiran 18. Uji Beda Gain (Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi ................................................................................................366
Lampiran 19. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah................367

xiv
Lampiran 20. Uji T Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah..........................368
Lampiran 21. Lembar Wawancara Guru .................................................................369
Lampiran 22. Nilai Siswa Pada Materi Sebelum Fungi ..........................................370
Lampiran 23. Uji Beda Gain (Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif .............................372
Lampiran 24. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen I....................................373
Lampiran 25. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen II ..................................385
Lampiran 26. Lembar Uji Referensi ........................................................................397
Lampiran 27. Surat Permohonan Izin Penelitian .....................................................407
Lampiran 28. Surat Keterangan Penelitian ..............................................................408
Lampiran 29. Foto Penelitian ..................................................................................410

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi, setiap bangsa memiliki visi yang sama yaitu maju dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. UNESCO Science Report 2010 dalam
Sari menyatakan bahwa kejayaan suatu bangsa di era globalisasi seperti sekarang
ini ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang menguasai sains dan
teknologi (saintek).1Keunggulan dalam saintek mampu menciptakan berbagai
barang dan jasa yang baik serta diminati oleh berbagai negara. Akibatnya,
ekonomi negara tersebut akan maju. Sebaliknya, jika suatu negara tidak unggul
dalam saintek, maka negara tersebut akan bergantung kepada negara lain.
Keunggulan dalam saintek ditentukan oleh kualitas pendidikan. Kegiatan
pendidikan dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang bermutu
mampu membekali peserta didik dalam menghadapi tantangan di era globalisasi
sehingga menjadikannya manusia unggul dalam bidang saintek. Salah satu
indikator pembelajaran bermutu adalah dapat membelajarkan peserta didik belajar
secara mandiri dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir untuk
menemukan jawaban atau solusi di tengah-tengah situasi yang sulit dan
membingungkan dengan cara mengambil informasi baru dan informasi yang
tersimpan dalam memori kemudian mampu menguhubungkannya menjadi
informasi yang lebih luas sehingga solusi ditemukan. Berpikir tingkat tinggi pada
Taksonomi Bloom berada pada proses kognitif analisis (C4), evaluasi (C5), dan
kreasi (C6). Proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi digolongkan ke dalam

1
Milya Sari, “Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah dan Perguruan
Tinggi”, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, No. 1, Februari 2012, h. 74

1
2

berpikir kritis (critical thinking), sementara mencipta digolongkan ke dalam


berpikir kreatif (creative thinking).2
Siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak hanya hafal
informasi tetapi memiliki kemampuan menerapkan informasi pada situasi baru.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga meliputi keterampilan siswa dalam
menalar.3
Indonesia tidak termasuk negara yang diperhitungkan dalam perkembangan
saintek.4 Hal ini dikarenakan prestasi pendidikan Indonesia yang masih rendah.
Prestasi ini dinilai dari kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal yang
menggunakan daya pikir tingkat tinggi. Berdasarkan data PISA tahun 2012 yaitu
dari 65 negara peserta, peringkat Indonesia untuk kemampuan matematika dan
sains berada di posisi 64.5Siswa di Indonesia hanya terbiasa dengan soal-soal rutin
pada level 1 dan level 2 sehingga nilainya rendah ketika diberi soal dengan
standar PISA yang terdiri atas level 1-6 dan soal bersifat kontekstual.6
Pemerintah menerapkan kurikulum 2013 untuk menghadapi tuntutan
pendidikan di era globalisasi.Tema pengembangan kurikulum 2013yaitu
kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.7Kompetensi sikap yang harus dimiliki siswa berupa perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santu,
responsif dan pro-aktif.Selain itu, siswa juga memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam berbagai bidang ilmu

2
Muslimin Ibrahim, “Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)”, Makalah yang
disampaikan pada seminar Pendidikan FMIPA di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 11 April
2015), h. 3
3
Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, “Penyusunan Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1,
No. 2,September 2013,ISSN: 2338 - 0691, h. 17.
4
Sari., loc. cit.
5
OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds know and what they can do with
what they know, 2015, p.5, (http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf)
6
I Ketut Kertayasa, Tanpa Judul, 2014,
(http://www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-website.html)
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, “Konsep dan Implementasi Kurikulum”,
Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan, Jakarta, 14 Januari
2014, h. 24
3

pengetahuan sebagai kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan


menuntut siswa memiliki kemampuan bertindak secara efektif, kreatif dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan dalam mengaplikasikan materi
yang dipelajari di sekolah di kehidupan sehari-hari.8
Pola pembelajaran kurikulum 2013 menekankan kepada high order thinking
skill.9 Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dikembangkan dengan
teknik pembelajaran yang mendorong siswa menggali pengetahuannya secara
aktif dan mandiri. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggunakan
pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan
konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu
dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.10
Model pembelajaran yang sesuai paham konstruktivisme dan kurikulum
2013 diantaranya Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).11Pembelajaran berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dan
menggunakan masalah dalam dunia nyata sebagai bahan bagi siswa untuk belajar.
Masalah yang dihadirkan bersifat rumit sehingga tidak ada jawaban atau prosedur
yang jelas untuk diikuti oleh siswa. Siswa menganalisis masalah, konteks dan
menerapkan proses berpikir deduktif dan induktif untuk memahami masalah dan
menemukan solusi.12 Sementara itu, pembelajaran berbasis proyek adalah metode
pembelajaran yang melatih kemampuan siswa untuk membuat suatu produk guna
mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki sifat menjelajahi daerah baru, menemukan

8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013), h. 12
9
Kemdikbud, Perubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013, 2014, h. 39, tersedia melalui
kemdikbud.go.id diakses pada tanggal 2 April 2015.
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet ke 2, h. 69
11
Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah, h. 3, tersedia melalui akmadsudrajat.wordpress.com diunduh pada tanggal
12 Mei 2015.
12
Matthew B. Eterington, “Investigative Primary Science: A Problem-based Learning
Approach”,Australian Journal of Teacher Education, Vol. 36, No. 9, September 2011, p.37
4

masalah ilmiah baru dan mengintegrasikan pengetahuan dari mata pelajaran yang
berbeda.13
Persamaan kedua model ini antara lain kegiatan pembelajaran bersifat
student centered, pertanyaan yang disajikan menuntut banyak jawaban alternatif,
dan siswa bekerja secara kooperatif dalam sebuah grup, serta fokus pembelajaran
bermuara kepada pemecahan masalah. Perbedaan dari kedua model tersebut
adalah produk Problem Based Learning(PBL) berupa suatu solusi permasalahan
yang disampaikan dalam bentuk tulisan atau presentasi sedangkan pada Project
Based Learning(PjBL)siswa diharuskan membuat produk hasil kreasinya sebagai
solusi permasalahan sehingga mendorong siswa untuk menggunakan keterampilan
psikomotoriknya.
Penulis menerapkan penggunaan model Problem Based Learning dan
Project Based Learningpada konsep kingdom fungi (jamur). Konsep fungi yang
digunakan dalam penelitian ini dikarenakan jamur banyak memunculkan isu
positif maupun isu negatif bagi manusia. Isu yang muncul karena jamur dapat
bermanfaat maupun merugikan kehidupan manusia dan lingkungannya.
Sejauh ini belum banyak penelitian membedakanketerampilan berpikir
tingkat tinggi antara model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based
Learning (PjBL) yang disertai dengan pembagian instrument pada ranah
pengetahuan dan jenjang kognitif. Instrumen pembelajaran penting dikembangan
sesuai dengan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif agar memudahkan guru
dalam menentukan strategi pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan
mengangkat judul penelitian “PerbedaanKeterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Pada Konsep Fungi”.

13
Milan Kubiatko dan Ivana Vaculova, “Project-based learning:characteristic and the
experiences with application in the science subjects”, Energy Education Science and Technology
Part B: Social and Educational Studies, Vol. 3, No. 1, p. 66
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih
rendah.
2. Pembelajaran kurikulum 2013 telah mengarah kepada pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3. Model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning
(PjBL) dianggap sebagai solusi untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
4. Belum banyak penelitian untuk melihat perbedaan keterampilan berpikir
tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester genap tahun pelajaran
2014/2015 di SMAN 39 Jakarta.
2. Instrumen untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu soal uraian
dan instrumen untuk hasil belajar tingkat rendah yaitu soal pilihan ganda
3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi mengukur pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural pada jenjang kognitif Bloom C4-C6,
sementara untuk pengetahuan metakognitif dibatasi pada jenjang
kognitif Bloom C2 dan C4 sebagai data primer.
4. Keterampilan berpikir tingkat rendah yang diukur dalam soal pilihan
ganda dominan soal jenjang kognitif Bloom C1-C3 sebagai data
sekunder.
5. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning).
6. Konsep biologi dalam penelitian ini adalah Fungi.
6

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah keterampilan berpikir
tingkat tinggisiswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) lebih tinggi dari siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada konsep Fungi?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan keterampilan
berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dan pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) pada Fungi di SMAN 39 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Bagi guru
Khususnya bagi guru bidang studi biologi dapat menjadikan penggunaan
Problem Based Learning dan Project Based Learning sebagai salah satu
alternatif strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
2. Bagi siswa
Untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tingginya yang meliputi kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi
3. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk diadakan
penelitian lebih mendalam dan relevan.
7

4. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menyampaikan informasi tentang perbedaan
penggunaan Problem Based Learning dan Project Based Learning
terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis
1. Kajian Teoritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
a. Pengertian Keterampilan Berpikir
Menurut Gilmer dalam Kuswana, berpikir merupakan suatu pemecahan
masalah dan proses penggunaan gagasan atau simbol-simbol pengganti
suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Berpikir juga sebuah proses dari
penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu,
masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi.1
Berpikir dianggap sebagai sebuah tindakan dan kegiatan. Berpikir
adalah tindakan yang melebihi informasi yang diberikan dan kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar.2
Berpikir terkenal sulit untuk didefinisikan, tetapi jika kita ingin
mendefinisikannya, berpikir adalah proses psikologi abstrak yang
memanipulasi pengetahuan. Proses-proses yang abstrak tidak dapat dibatasi
oleh keterangan-keterangan dari pengalaman sebelumnya dan berpikir
abstrak merupakan dasar dari klaim rasionalitas manusia. Tidak seperti
mengingat sebagai proses berpikir abstrak yang dibatasi oleh peristiwa
sebelumnya, meskipun pengetahuan atau isi pikiran itu sendiri mungkin
menjadi pengalaman sebelumnya.3
“Costa menyatakan bahwa berpikir terdiri atas kegiatan atau proses
berupamenemukan hukum sebab akibat, pemberian makna terhadap sesuatu

1
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.
1, h. 2
2
Maya Kusumaningrum dan Abdul Aziz Saefudin, “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika”, Prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10 November 2012, ISBN : 978-979-16353-8-7, h. 573
3
R. Read Hunt dan Henry C. Ellis, Fundamentals of Cognitive Psychology, (New York:
McGraw-Hill Higher Education, 2004), p. 347

8
9

yang baru; , mendeteksi keteraturan di antara fenomena, penentuan kualitas


bersama (klasifikasi); dan menemukan ciri khas suatu fenomena”4
Berpikir terkait dengan fungsi otak bagian tertentu sehingga perlu diasah
supaya terbentuk pola pemikiran yang baik dengan terbiasa berpikir secara
logis, kompleks, realitis, dan sistematis. Oleh karena itu, diperlukan strategi
berpikir untuk mengembangkannya. Strategi berpikir atau taktik berpikir
adalah sekumpulan keterampilan berpikir yang digunakan secara bersama-
sama.5
Keterampilan adalah aksi kompleks yang membutuhkan pengetahuan,
melibatkan perbuatan, dan mudah dipelajari dalam waktu yang
singkat.6Sehingga dapat dikatakan keterampilan tidak hanya melibatkan
fungsi kognitif (pengetahuan) tetapi juga gerakan (motorik).
Keterampilan berpikir dibagi menjadi berpikir dasar dan berpikir
kompleks. Proses berpikir dasar adalah menemukan hubungan,
menghubungkan sebab akibat, mentransformasikan, mengklasifikasi, dan
memberi kualifikasi. Sedangkan proses berpikir kompleks yang dikenal
sebagai proses berpikir tingkat tinggi dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu
pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir
kreatif.7
Keterampilan berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu
pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan hasil
belajar. Hasil belajar yang diharapkan adalah hasil belajar yang sampai pada
tahapan berpikir tingkat tinggi. Menurut Gagne, hasil belajar yang paling
tinggi adalah kemampuan menyelesaikan masalah karena ketika seseorang
berhasil menyelesaikan masalah maka seseorang telah mencapai dua hal

4
Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 5,
Desember 2012, h. 175
5
Dian Musial. et al., Foundations of Meaningful Educational Assessment, (New York:
McGraw-Hill, 2009), p. 83
6
Thomas M. Haladyna, Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking, (USA:
Alyyn and Bacon, 1997), p. 8
7
Hilda Karli, “Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir”, Jurnal
Pendidikan Penabur, No. 18, Tahun ke 11, Juni 2012, h. 60
10

sekaligus yaitu jawaban terhadap masalahnya (pengetahuan) dan cara


menyelesaikan masalah (proses).
Maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir adalah usaha aktif
seseorang menggunakan fungsi otak untuk memperoleh dan mengolah
pengetahuan yang ada guna menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

b. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Taksonomi Bloom dianggap sebagai dasar untuk mengelompokkan
keterampilan berpikir.Dalam taksonomi Bloom revisi, kemampuan analisis,
evaluasi, dan mengkreasi dikategorikan dalam transferring atau processing
yang merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi, sementara kemampuan
mengingat, memahami, dan mengaplikasikan masuk ke dikategorikan ke
dalam recalling yang merupakan bagian kemampuan berpikir tingkat
rendah.8
Mc Loughlin dan Luca dalam Widodo dan Kadarwati menyatakan bahwa
berpikir tingkat tinggi berarti kemampuan untuk memahami informasi lebih dari
yang diberikan, mengadopsi sikap kritis, memiliki kesadaran metakognitif, dan
mampu memecahkan masalah.9Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High
Order Thingking Skills – HOTS) merupakan merupakan kemampuan
menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif
dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi
baru.10
Menurut Susan M. Brookhart keterampilan berpikir tingkat tinggi
dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Kategori tersebut adalah
mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam istilah transfer,
mendefinisikan keterampilan berpikir dalam hal berpikir kritis, dan

8
Ibrahim, loc. cit.
9
Tri Widodo dan Sri Kadarwati, “Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa”,Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Nomor 1 Th. XXXII, Februari 2013, h. 163.
10
Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, op.cit., h. 18
11

mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam hal pemecahan


masalah.11
Berdasarkan definisi di atas, muara keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah keterampilan pemecahan masalah. Menurut Woolfook dalam Eka
Sastrawati keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan
seorang siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan
masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai
alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling
efektif.12
Dapat disimpulkan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
keterampilan seseorang untuk mengkritisi, menyelesaikan masalah yang
sifatnya kompleks dan mampu memberikan berbagai solusi alternatif dari
pemecahan masalah dengan memanipulasi berbagai informasi yang ia
dapatkan. Manusia bukan satu-satunya makhluk yang dapat memecahkan
masalah, namun pemecahan masalah diidentifikasikan sebagai hal yang
paling khas dari aktivitas manusia.13

c. Taksonomi Bloom
Pada tahun 1956, Benyamin S Bloom membagi domain belajar kognitif
ke dalam enam jenjang yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Kemudian pada tahun 2001, Anderson dan Krathwohl
merasa perlu melakukan revisi pada kawasan kognitif karena menurut
pendapat mereka proses berpikir itu dinamis sehingga harus dinyatakan
menggunakan kata kerja dan terdapat kerancuan sehingga sulit membedakan

11
Susan M. Brookhart, How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom,
(Alexandria: ASCD, 2010), p. 3
12
Eka Sastrawati., Muhammad Rusdi, dan Syamsurizal, “Problem-Based Learning, Strategi
Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”. Tekno-Pedagogi. Vol. 1, No. 2,
September 2011, ISSN: 2088-205X, h. 5.
13
Stephen K. Reed, Kognisi: Teori dan Aplikasi, Terj dari Cognition: Theory and
Applications oleh Aliya Tusyani, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 306.
12

setiap levelnya.14 Menurut mereka terdapat dua kategori yaitu dimensi


proses kognitif dan dimensi pengetahuan.
1) Dimensi Proses Kognitif
Dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian proses-
proseskognitif siswa yang terdapat dalam tujuan bidang pendidikan. Pada
dimensi proses kognitif ada enam jenjang tujuan belajar yaitu mengingat,
mengerti, mengaplikasikan, menganalisis, menilai, dan mencipta.15
Level pertama adalahremembering (mengingat). Level ini merujuk pada
kemampuan peserta didik untuk mengingat kembali (recall) apa yang
disampaikan oleh gurunya. Peserta didik menyampaikan informasi
sederhana secara lisan atau tulisan. Misalnya tentang tanggal lahir suatu
tokoh, nama-nama ilmuwan, nama-nama presiden, menghafal puisi, dll. Jadi
sifatnya ingatan semata tanpa ada interpretasi atau manipulasi dari peserta
didik sebab yang diingat dan disampaikan adalah data dan fakta belaka.
Level kedua adalah understanding (memahami). Level ini merujuk pada
kemampuan peserta didik untuk memahami, menjabarka atau menegaska
informasi yang masuk seperti menafsirkan dengan bahasa sendiri, member
contoh, menjelaskan ide, membuat rangkuman, dan melakukan interpretasi
sederhana terhadap data serta memperkirakan kecenderungan masa depan.
Contohnya, peserta didik diminta untuk menafsirkan informasi yang
diberikan dari satu media ke media lain atau memberikan penjelasan sesuatu
dengan kata-kata mereka sendiri.
Level ketiga adalahapplying (menerapkan).Aplikasi memerlukan
informasi yang dipelajari untuk digunakan dalam mencapai solusi atau
menyelesaikan tugas. Contohnya, peserta didik menerapkan aturan tata
bahasa ketika menulis makalah atau menerapkan teorema geometris ketika
memecahkan masalah geometri. Untuk dikategorikan sebagai kegiatan
mengaplikasikan, soal yang disajikan harus unik. Dalam level ini, peserta

14
Ibrahim, loc. cit
15
Yuli Kwartolo, “Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom”,
Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, Tahun ke 11, Juni 2012, h. 71
13

didik dapat melakukan aktivitas belajar dengan melaksanakan,


menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktikan, memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi, dsb.
Level keempat adalah analysis (menganalisis). Level ini merujuk pada
kemampuan anak didik dalam menguraikan, membandingkan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, membuat kerangka,
menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan,
mengelompokka, menjelaskan cara kerja sesuatu, menganalisis hubungan
antara bagian-bagian, mengenali motif, dsb. Seorang guru sains misalnya
bertanya bagaimana sistem peredaran darah manusia bekerja. Seorang guru
kelas VIII meminta gagasan tentang cara menggunakan sebuah kata dalam
sebuah kalimat. Sedangkan seorang guru IPS meminta peserta didik untuk
menjelaskan sikap yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Level kelima adalah evaluating (mengevaluasi). Level ini merujuk pada
kemampuan peserta didik memberikan penilaian terhadap sesuatu yang
dievalusi. Peserta didik dengan sendirinya memiliki berbagai bahan
pertimbangan yang diperlukan untuk member nilai. Selain itu, peserta didik
mampu menyusun hipotesis, mengkritik, menguji, membenarkan,
menyalahkan, dsb. Contoh, peserta didik diminta menentukan sumber energi
terbaik bagi Indonesia. Intinya, peserta didik diminta memutuskan yang
terbaik maupun yang terburuk; mengidentifikasi paling tidak atau paling
penting yang membutuhkan pemikiran dan penalaran tingkat tinggi.
Level keenam adalah creating (berkreasi). Level ini merujuk pada
kemampuan peserta didik memadukan berbagai macam informasi dan
mengembangkannya sehingga terjadi suatu bentuk baru. Selain itu juga
ditunjukkan dengan kemampuan dalam merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan,
memperkuat, memperindah, menggubah, dsb.
14

2) Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan merupakan klasifikasi jenis pengetahuan yang
dipelajari di kelas. Dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat kategori
yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.16
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui
siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan suatu masalah tertentu atau
suatu mata pelajaran tertentu. Elemen-elemen ini lazimnya berupa simbol-
simbol yang berkaitan dengan makna konkret atau simbol yang
menyampaikan informasi penting.
Pengetahuan faktual dibedakan menjadi dua subjenis yaitu pengetahuan
tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-
elemen yang spesifik. Pengetahuan tentang terminologi merupakan
pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal. Contoh
pengetahuan tentang terminologi antara lain pengetahuan mengenai
alphabet, istilah tertentu misal nama-nama bagian sel, pengetahuan tentang
kosakata dalam seni rupa, dan pengetahuan tentang simbol-simbol yang
digunakan untuk menggambarkan pengucapan kata yang tepat. Pengetahuan
tentang detail dan elemen-elemen yang spesifik merupakan pengetahuan
yang meliputi semua informasi yang mendetail dan spesifik. Contohnya
pengetahuan tentang fakta-fakta pokok perihal kebudayaan dan masyarakat
tertentu; pengetahuan tentang nama orang, lokasi, tanggal, dan peristiwa
yang signifikan di koran, pengetahuan tentang produk utama dan produk
ekspor negara-negara tertentu, pengetahuan tentang sumber-sumber
informasi yag terpercaya tentang pembelian yang tepat.
Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-model mental,
atau teori eksplisit dan implicit dalam beragam model psikologi kognitif.
Skema-skema, model-model dan teori-teori ini menunjukkan pengetahuan

16
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assesing; A Revivon of Bloom Taxonomy of Educational Objective oleh
Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 67-71
15

yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu diatur


dan disusun, bagaimana bagian-bagian informasi yag berbeda saling
berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang lebih sistematis,
bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama-sama.
Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga subjenis yaitu pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian,
dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang
berbeda. Contohnya pengetahuan tentang macam-macam bentuk usaha,
pengetahuan tentang beraneka kalender, dan pengetahuan tentang berbagai
jenis masalah psikologi. Pengetahuan prinsip dan generalisasi meliputi
pengetahuan dari abstraksi-abstraksi tertentu yang merangkum pengamatan-
pengamatan fenomena. Contohnya, pengetahuan tentang hukum-hukum
fisika dasar, pengetahua tentang prinsip-prinsip kimia yang relevan dengan
proses kehidupan dan kesehatan, dan pengetahuan tentang implikasi-
implikasi kebijakan perdagangan Amerika pada perekonomian dunia dan
sikap masyarakat internasional. Sementara itu, pengetahuan tentang teori,
model, dan struktur meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
serta interelasi antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas,
utuh, dan sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi kajian
yang kompleks. Contohnya pengetahuan mengenai semua struktur MPR,
pengetahuan perihal rumusan lengkap teori evolusi, dan pengetahuan
tentang model-model genetika.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Melakukan sesuatu ini boleh jadi mengerjakan latihan rutin sampai
menyelesaikan masalah-masalah baru.
Pengetahuan prosedural dibedakan menjadi tiga subjenis yaitu
pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme,
pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu, dan
pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan
16

prosedur yang tepat. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang


tertentu dan algoritma sebagai suatu rangkaian langkah-langkah yang secara
kolektif dikenal sebagai prosedur. Contohnya pengetahuan tentag
keterampilan-keterampilan yang dipakai dalam melukis dengan cat air.
Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu mencakup
pengetahuan yang galibnya merupakan hasil kesepakatan dalam disiplin
ilmu bukan hasil pengamatan atau eksperimen. Contohnya pengetahuan
tentang metode-metode untuk mengevaluasi konsep-konsep kesehatan.
Sementara itu, contoh pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan
harus menggunakan prosedur yang tepat contohnya pengetahuan tentang
kriteria untuk menentukan metode apa dalam menyelesaikan persamaan-
persamaan aljabar.
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognitif secara
umum dan kesadaran akan serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.
Penekanan kepada murid untuk lebih sadar dan bertanggung jawab untuk
pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri membuat gaya belajar mereka
menjadi lebih baik.
Peserta didik perlu memiliki, menyadari, dan memahami tiga jenis
pengetahuanuntuk meningkatkan kemampuan metakognitif . Ketiga jenis
penetahuan itu adalah pengetahuan deklaratif (declarative knowledge),
pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan
kondisional (conditional knowledge).17
Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang diketahui oleh
seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun
tulisan. Contoh dari pengetahuan ini misalnya adalah seorang peserta didik
mengetahui bahwa formula untuk menghitung momentum dalam mata

17
Djemari Mardapi, Metakognisi dan Tipe-Tipe Pengetahuan, 2015, tersedia melalui
http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html diakses pada tanggal 4
April 2015
17

pelajaran fisika. Formula momentum adalah massa dikalikan dengan


kecepatan.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana seseorang
melakukan sesuatu, pengetahuan bagaimana cara seseorang dalam
menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Contoh dari pengetahuan
ini adalah seorang peserta didik mengetahui masa suatu benda,
kecepatannya, dan bagaimana prosedur menentukan momentum benda
tersebut.
Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan terkait kapan suatu
prosedur digunakan dan kapan tidak digunakan, pada kondisi apa suatu
prosedur dapat digunakan, dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari
prosedur yang lain. Contoh dari pengetahuan ini misalnya identifikasi suatu
kasus/ soal cerita yang mensyaratkan perhitungan momentum sebagai salah
satu bagian dalam menentukan solusi penyelesaian.

d. Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Menurut Krathwohl dalam A revision of Bloom Taxonomy: an overview-
Theory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur berpikir
tingkat tinggi yaitu cara berpikir yang sifatnya menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi.
Indikator untuk berpikir analisis yaitumenganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenalipola atau hubungannya, mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuahskenario yang rumit,
dan mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan.
Indikator untuk berpikir evaluasi antara lain memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya, membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian, serta
menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yangtelah
ditetapkan.
18

Mengkreasi, merupakan tahapan berpikir yang terdiri dari membuat


generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu, merancang suatu
cara untuk menyelesaikan masalah, mengorganisasikan unsur-unsur atau
bagian-bagian menjadi strukturbaru yang belum pernah ada sebelumnya.18
Menilai keterampilan menganalisis siswa, dapat dilihat dari bagaimana
mereka menemukan informasi, membagi suatu informasi menjadi bagian-
bagiannya dan mencari hubungan dari setiap informasi yang ditemukan.
Kemudian, siswa mengajukan pertanyaan atau masalah yang jawabannya
memerlukan berbagai cara penyelesaian. Menjelaskan alasan yang
digunakan untuk menghubungkan berbagai bagian satu sama lainnya sering
menjadi bagian dari suatu tugas analisis.19
Menilai keterampilan mengevaluasi siswa, dapat dilihat dari bagaimana
siswa menilai manfaat beberapa materi menggunakan sudut pandangnya
sendiri. Penilaian yang diberikan oleh siswa bukan berdasarkan kesukaan
yang sifatnya personal melainkan harus didukung dengan data dan alasan
yang logis. 20
Menilai keterampilan siswa dalam mencipta, dapat dinilai dari
bagaimana siswa mengorganisaskan berbagai hal yang ada untuk menjadi
sesuatu yang baru. Caranya dengan memberikan siswa tugas yang
tuntutannya adalah memberikan berbagai solusi, merencanakan suatu
prosedur untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu, atau memproduksi
sesuatu yang baru.21

e. Cara Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Kesulitan (difficulty) mengacu kepada besarnya upaya yang dibutuhkan
dalam penyelesaian masalah. Kerumitan (complexity) merujuk pada proses
berpikir yang dilakukan otak dalam memproses informasi. Menciptakan
siswa ditengah sesuatu yang sulit merupakan hal yang mudah. Siswa cukup

18
Lewy, Zulkardi, dan Nyimas Aisyah, loc. cit
19
Susan M. Brookhart, op. cit, h. 42
20
Ibid., h.53
21
Ibid., h. 55-56
19

diperintahkan untuk mengucapkan fakta-fakta yang ada atau menghafal


rumus dengan cara pengulangan terus menerus. Contohnya menghafal
karakteristik dan anggota semua divisi fungi. Hal ini mudah dan sepintas
kelihatannya murid sudah melakukan suatu proses pembelajaran yang
mendalam karena mampu mengingat banyak fakta. Tetapi contoh tersebut
menempati level paling bawah dalam aspek kognitif menurut taksonomi
Bloom walau memerlukan upaya yang besar dari siswa. 22
Perintah guru agar siswa menghafal beberapa fakta tidaklah salah asal
siswa diberi kesempatan untuk bisa masuk ke dalam tahapan berpikir yang
lebih tinggi. Sangat disayangkan jika murid hanya menghabiskan banyak
waktu dan energi untuk melakukan proses berpikir tingkat rendah. Murid
yang mampu menghafal dengan baik jelas akan mendapatkan nilai yang
tinggi. Tapi tidak ada jaminan jika ia dikenal sebagai orang yang cerdas dan
mampu berpikir tingkat tinggi.
HOT dapat dipelajari dan dapat diajarkan kepada siswa. Otak akan
berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan multi
sensori dan tantangan berpikir.23 Kondisi lingkungan yang seperti itu dapat
meningkatkan komunikasi diantara sel-sel otak. Sel-sel otak selalu berusaha
mecari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Sehingga otak sangat
membutuhkan rangsangan dari luar yang bersifat segera dan menawarkan
banyak pilihan.
Jika pemecahan masalah merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi,
maka tujuan pembelajaran adalah memfasilitasi siswa agar mampu
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam urusanakademik dan
masalah kehidupan sehari-hari yang mereka alami.24 Oleh karena itu,
penting bagi guru untuk mendesain pembelajaran di mana siswa lebih sering
mengerjakan soal yang berbasis pemecahan masalah (problem solving test)

22
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menetapkan
Accelerated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 170
23
Ibid., h. 9.
24
Susan M Brokhart., op. cit, p. 8.
20

bukan menyelesaikan soal latihan (exercise test). Adapun perbedaan


problem solving dan exercise solving test yaitu:25
Tabel 2.1 Perbedaan Problem Solving Test dan Exercise
SolvingTest
No. Problem Solving Test Exercise Solving Test
1. Membutuhkan banyak cara yang Melibatkan satu cara dan
belum diketahui untuk sudah ada satu jawaban yang
menemukan jawaban yang benar. benar
2. Situasinya tidak bisa Masalah dimunculkan secara
diprediksikan, masalah tidak eksplisit dalam soal.
diungkapkan secara eksplisit oleh
guru sehingga siswa harus
berusaha untuk menemukan
sebuah permasalahan dalam
ketidakteraturan
3. Permasalahan yang diajukan Soal sama seperti yang ada di
bersifat baru bagi siswa. Siswa buku atau pernah dijelaskan
belum pernah menghadapi kasus oleh guru sebelumnya.
itu sebelumnya di tiap
pembelajaran.
4. Tidak ada instruksi yang jelas Ada instruksi yang jelas bagi
bagi siswa untuk menentukan siswa untuk memecahkan
langkah-langkah pemecahan masalah yang diminta.
masalahnya (apa yang perlu
dicari, alat bahan, dan cara kerja)
5. Menimbulkan banyak solusi Hanya ada satu solusi
6. Tidak ada rumus Ada rumusnya
7. Mengintegrasikan berbagai Satu topik di dalam satu
cabang ilmu cabang ilmu pengetahuan
8. Menuntut kemampuan Tidak menuntut kemampuan
berkomunikasi secara lisan dan berkomunikasi dalam
tulisan dalam memecahkan ememcahkan masalah.
masalah.

Siswa juga dituntut untuk bisa mengembangkan keterampilan HOT


secara mandiri. Maksudnya supaya siswa tergantung kepada guru. Selain itu,
mencoba mengembangkan HOT secara mandiri berarti memberikan

25
N, J Mourtos., DeJong Okamoto and J. Rhee. “Defining, Teaching, and Assessing Problem
solving skills”, 7th UICEE Annual Conference on Engineering Education, Mumbai, 9-13 February
2014, p.2.
21

kesempatan bagi siswa untuk bertanggung jawab dalam mengendalikan isi


pikirannya sehingga ketika ia sudah dewasa diharapkan ia mampu
menyelesaikan berbagai persoalan yang ada karena sudah berpengalaman
bekerja atau berpikir secara mandiri. Ada lima belas langkah untuk
mengembangkan HOT:26
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mencari potensi atau
kekuatan apa yang ada dalam diri sendiri. Potensi tersebut harus
dimanfaatkan secara maksimal untuk memecahkan masalah yang ada.
Kedua, ketika menghadapi konsep atau masalah baru, anda perlu
membandingkan dan menghubungkan konsep baru tersebut dengan konsep
yang sudah ada di dalam memori otak. Contohnya ketika belajar materi sel
di kelas XI, siswa harus memutar kembali ingatan di otak terhadap materi
sel yang pernah dipelajari di SMP, kemudian mencari informasi baru dari
konsep sel di kelas XI dan menghubungkan dengan konsep sebelumnya.
Ketiga, buatlah skema skema visual dari materi yang sedang anda
pelajari. Satu gambar yang simple untuk satu konsep.
Keempat, melakukan identifikasi konsep-konsep penting dan
menentukan jenis konsepnya (konkret,abstrak, verbal, nonverbal , atau
proses). Identifikasi konsep penting dilakukan supaya siswa dapat
menentukan strategi pemecahan masalah.
Kelima, membuat peta pikiran untuk memudahkan mengingat konsep.
Konsep-konsep yang ada dibuat skemanya sesuai dengan yang ada dalam
pikiran dan dipahami. Ketika siswa lupa materi, ia tidak perlu membuka
buku catatan dan buku pelajarannya yang cukup tebal, cukup melihat peta
pikiran yang dibuatnya maka konsep yang sebelumnya lupa akan mudah
diingat kembali.
Keenam, anggaplah anda sedang menonton film ketika anda menghadapi
konsep yang lebih kompleks dan luas. Maksudnya, jangan dianggap itu

26
Alice Thomas, Glenda Thorne and Bob Small, “Higher Order Thinking–It’s HOT!”,The
Newsletter for the Center for Development and Learning, Louisiana, March 2000, Vol. 1, No. 4,
p.10
22

adalah hal yang sulit. Ketika anda menonton film, anda akan terbawa pada
rasa penasaran mengenai akhir film tersebut dan sabar dalam menontonnya.
Perasaan emosional inilah yang juga sebaiknya anda gunakan ketika ingin
melatih HOT.
Ketujuh, mencari apa saja yang sudah dipahami dan apa yang belum
dipahami. Kemudian bekerja pada konsep-konsep yang belum anda
dipahami. Ajukan pertanyaan tentang konsep itu, telusuri konsep tersebut
dengan banyak membaca dan diskusi dengan orang yang lebih mengerti.
Kedelapan, dalam memecahan suatu masalah, buatlah tahapan
perencanaan yang matang. Pikirkan tentang apa yang ingin ada capai.
Kembangkan beberapa cara untuk menemukan jawabannya dan pilih solusi
yang palingbaik.
Kesembilan, bekerjalah dengan orang yang sudah dikenal baik sebagai
problem solver. Contohnya teman anda yang cerdas, guru anda, atau pekerja
professional. Lihat bagaimana cara mereka bekerja menyelesaikan masalah.
Pikirkan bagaimana cara ia bekerja dan bagaimana cara anda mencari
alternatif pemecahan masalah.
Kesepuluh, gunakan beberapa langkah yang runut dalam menyelesaikan
masalah seperti menentukan permasalahan. Pahamilah apa yang ditanyakan,
identifikasi apa yang ingin kamu cari tahu. Ada banyak solusi yang dapat
diambil dan pikirkanlah solusi mana yang paling efektif. Cari sumber
informasi yang dapat membantu kamu dan jelaskan informasi tersebut
dengan benar. Jangan lupa untuk selalu melakukan pengecekan terhadap
kinerja anda. Jadilah orang yang flexible. Jangan takut untuk mengubah
rencana jika memang dibutuhkan. Evaluasi solusi yang anda pilih. Jika
solusi tersebut tidak bekerja, carilah solusi lain.
Kesebelas, anda perlu memikirkan tentang apakah anda cenderung
menggunakan berpikir analitis,praktis atau kreatif. Berani mengambil risiko
dan mencoba menggunakan duajenis kemampuan berpikir yang cenderung
mendukung anda. Untuk studi sosial, coba kembangkan kemampuan
berpikir kreatif, untuk tes ilmu pengetahuan, berpikir aalitis mungkin lebih
23

baik, dan ketika memilih formula untuk memecahkan masalah matematik,


gunakan kecerdasan praktis anda.
Kedua belas, cocokan permasalahan yang ada dengan kemampuan
berpikir yang ingin digunakan. Jika anda ingin membuat poster, gunakan
berpikir kreatif, jika ada ingin memecahakan soal ulangan IPA, gunakan
berpikir analisis, jika ada ingin mencari rumus untuk memecahkan soal
matematika gunakan kecerdasan praktis.
Ketiga belas, perhatikan cara anda menggunakan kemampuan berpikir
yang berbeda. Pahami bagaimana anda berpikir adalah langkah pertama
untuk meningkatkan proses berpikir.
Keempat belas, pantau dan aturlah pemikiran anda. Hal ini dapat
membantu anda dalam menyesuaikan dan meningkatkan kemampuan
berpikir.
Kelima belas, yang paling penting, ingatlah bahwa ada banyak cara
untuk berpikir dan memecahkan masalah. Jangan lupa untuk perluas relasi
dengan orang-orang yang dapatmendukung kinerja anda.

f. Kegunaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi tentunya memberikan
banyakmanfaat diantaranya siswa lebih mudah memahamikonsep yang
kompleks dan abstrak, dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas,
dapat berargumen dengan baik dan mengkonstruksi penjelasan, membantu
siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi, melatih kemampuan
berpikir secara induktif dan deduktif, melatih siswa untuk menghasilkan ide
yang berkualitas, melatih siswa menjadi pemikir yang mandiri, dan
pembelajaran dikelas terasa lebih produktif.
Berpikir induktif seperti mengenal hubungan, menganalisis masalah
yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan
dan memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian berpikir
24

deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat


spasial, logis, silogisme, dan membedakan antara fakta dan opini. 27
Penggunaan HOT sebagai salah satu pendekatan pembelajaran
menghasilkan aktivitas belajar yang produktif misalnya dalam hal memberi
dan menerima bantuan; mengubah dan melengkapi sumber informasi;
mengelaborasi dan menjelaskan konsep; berbagi pengetahuan dengan teman;
saling memberi dan menerima balikan; menyelesaikan tugas dalam bentuk
kolaboratif, dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan.

2. Kajian Teoritis Teori Belajar Konstruktivisme


a. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang
barudalam psikologi pendidikan. Pandangan klasik yang selama ini
berkembang adalah pengetahuan secara utuh dipindahkan dari pikiran guru
ke pikiran anak. Kemudian,seiring dengan berkembangnya penelitian
pendidikan sains, terungkaplah bahwa pengetahuan itu dibangun dalam
pikiran seseorang. Pandangan terakhir inilah yang dianut di dunia
pendidikan.
Belajar menurut pandangan konstruktivistik artinya membangun yaitu
siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan
aktifitas aktif dalam pembelajaran.28Menurut pandangan konstruktivisme
anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara terus menerus
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru, dengan kata lain
konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan
peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita
(Slavin, 1994: 225).29Seseorang dikatakan mengasimilasikan informasi
ketika ia sudah menggabungkan informasi baru yang didapatkan ke dalam
pengetahuannya yang sudah ada. Sedangkan mengakomodasikan infornasi

27
Adi, W. Gunawan., op. cit. 177
28
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1., h. 119
29
Trianto, op. cit., h. 74.
25

adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru atau
melakukan modifikasi pengetahuan yang ada untuk mencocokkannya denga
informasi yang baru.
Guru semata-mata bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa, tetapi siswa harus mampu membangun pengetahuan dalam
benaknya. Peranan guru pada pendekatan konstruktivisme adalah sebagai
fasilitator. Tugas guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab, memberikan tugas
yang dapat merangsang siswa berpikir aktif dengan membangun
pengetahuannya dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasannya
serta memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan atau
tidak.30
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran
konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menekankan proses
pembentukan pengetahuan terjadi di dalam diri peserta didik bukan dari
seorang pendidik ke peserta didiknya.

b. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme


Winataputra dalam Putrayasa mengemukakan beberapa karakteristik
yang juga merupakan prinsip dasar konstruktivisme dalam pembelajaran.
Prinsip tersebut antara lain mengembangkan strategi alternatif untuk
memperoleh dan menganalisis informasi, dimungkinkannya perspektif
jamak dalam proses belajar, student center, penggunaan scaffolding, peran
guru sebagai fasilitator, mementingkan kegiatan belajar dan evaluasi belajar
yang otentik.31 Berikut penjelasan lebih rinci dari setiap butir prinsip yang
telah disebutkan.

30
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h.41
31
Ida Bagus Putrayasa, Buku Ajar Landasan Pembelajaran, 2013, (Singaraja: Undiksha
Press, 2013), Cet ke 1, h. 88-89
26

Tujuan dari prinsip pertama yaitu siswa perlu dibiasakan untuk dapat
mengakses informasi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, koran,
pengamatan, wawancara, dan dengan menggunakan internet. Sesuai dengan
tingkat kemampuan berpikir siswa, mereka perlu belajar bagaimana
memproses informasi seperti menganalisis informasi, sejauh mana
kebenarannya, asumsi yang melandasi informasi tersebut, bagaimana
mengklasifikasikan informasi tersebut, dan menyederhanakan informasi
yang banyak.
Maksud dari prinsip kedua yaitu selama kegiatan belajar mengajar akan
muncul pendapat, pandangan, dan pengalaman yang beragam. Dalam
menjelaskan suatu fenomena, di antara siswa pun akan terjadi perbedaan
pendapat yang dipengaruhi oleh pengalaman, budaya dan struktur berpikir
yang dimiliki.
Student center artinya siswa aktif dalam kegiatan belajar bersama supaya
ia paham dengan pengetahuan yang didapatnya. Siswa perlu terlatih untuk
mendengarkan dan mencerna dengan baik pendapat siswa lain dan guru.
Sesuai dengan tahap perkembangan emosi dan berpikirnya, dia perlu dapat
menganalisis pendapat tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Scaffolding adalah proses memberikan bimbingan kepada siswa untuk
mencapai apa yang harus dipahami dari apa yang sekarang sudah diketahui
siswa. Siswa dilatih secara perlahan dengan intensitas bimbingan yang
semakin berkurang. Dengan cara ini, kemampuan berpikir siswa akan
semakin berkembang.
Peranan pendidik/guru lebih sebagai tutor, fasilitator, dan mentor untuk
mendukung kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa. Halini
menandai telah terjadi perubahan paradigmdari pembelajaran berorientasi
gurumenjadi pembelajaran berorientasi siswa. Siswa diharapkan mampu
secara sadar dan aktif mengelola belajarnya sendiri.
Kegiatan belajar yang otentik yaitu seberapa dekat kegiatan belajar yang
dilakukan dengan kehidupan dan permasalahan nyata yang terjadi dalam
27

masyarakat yang dihadapi siswa ketika berusaha menerapkan pengetahuan


tertentu.
c. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme
Menurut Driver dan Oldham dalam Siregar dan Nara, ada lima ciri-ciri
pembelajaran berbasis konstruktivis. Lima ciri tersebut antara lain orientasi,
elisitasi, restrukturisasi ide, penggunaan ide dalam berbagai situasi, dan
review.32
Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi ketika mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan
melakukan observasi. Motivasi penting untuk dibentuk supaya siswa tidak
bosa denga pembelajaran. Kegiatan observasi bertujuan supaya siswa aktif
menggunaka seluruh panca inderanya dalam kegiatan pembelajaran.
Elisitasi, yaitu siswa mengembangkan idenya dengan kegiatan diskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain. Semakin sering ia mengembangkan
idenya maka semakin banyak pengalaman yang ia dapat.
Restrukturisasi ide, yaitu setiap siswa saling mengklarifikasi,
membangun, dan mengevaluasi ide baru. Tujuannya supaya siswa dapat
saling bertukar pikiran dan membangun rasa toleransi.
Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide yang telah
terbentuk perlu diaplikasikan pada berbagai macam situasi. Maksudnya
supaya siswa dapat berpikir kreatif.
Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, ide yang ada perlu
direvisi dengan menambahkan atau mengubah. Kegiatan review membentuk
siswa menjadi seorang yang mempunyai sifat berpikir fleksibel.
Ada beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar
konstruktivisme diantaranya pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran berbasis proyek. Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis
masalah didasarkan pada teori konstruktivis dengan ciri pemahaman yang
diperoleh berasal dari interaksi antara skenario permasalahan dengan
lingkungan belajar; pergulatan masalah dan proses inquiry masalah

32
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit., h. 39
28

menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar; pengetahuan


terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap
keberadaan sebuah sudut pandang.33 Pembelajaran berbasis proyek
didasarkan pada teori konstruktivis karena dipandang sebagai salah satu
model yang dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan
keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan kajian untuk
membuat proyek memnggunakan bahasa mereka sendriri berdasarkan apa
yang mereka lihat, temukan, dan alami.

3. Kajian Teoritis Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning) dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa
yang memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang akan
dihadapinya di masyarakat. Tentunya diperlukan serangkaian kegiatan
pembelajaran pemecahan masalah yang diterapkan di sekolah untuk
menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi handal dalam pemecahan
masalah. Serangkaian kegiatan itu bisa diterapkan di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning).
Rumusan mengenai pengertian PBL yang cukup mewakili, salah satunya
rumusan yang diungkapkan menurut Prof. Howard Barrows dan Kelson:34
Problem Based Learining (PBL) adalah kurikulum dan pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut
mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya

33
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), Cet. 4, h. 231
34
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), Cet. 2, h.21
29

menggunakan pendekatan sistemik untuk memcahkan masalah atau


menghadapi masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam karier dan kehidupan sehari-hari.
Menurut Boud, Felleti dan Fogarty dala Wena strategi belajar berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-
strctured atau open ended melalui stimulus dalam belajar.35 Pada umumnya,
permasalahan yang ditawarkan oleh guru menjurus pada masalah di
kehidupan nyata dan bersifat terbuka. Jawaban dari masalah tersebut belum
pasti. Guru dan setiap siswa dapat mengembangkan kemungkinan jawaban.
PBL or Problem Based Learning, is an instructional method of group-
based learning centered on utilizing each member of the group's own
information, resources, and personal experiences.36 Selama memecahkan
masalah secara berkelompok, masing-masing siswa saling mengkonstruk
pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
sebaik mungkin.
Menurut Tan dalam Rusman, Pembelajaran Berbasis Masalah
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran ini
kemampuan berpikir siswa dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampun berpikirnya secara berkesinambungan.37
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan
materi berupa suatu permasalahan yang memungkinkan banyak jawaban
alternatif untuk diselesaikan siswa bersama-sama, mampu membangun rasa
ingin tahu dan berpikir aktif siswa.

35
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet, 6, h. 91.
36
Priyanka Mahendru dan D.V. Mahindru, Problem Based Learning:Influence on Students’s
Learning in an Electronics & Communication Engineerig Course,Global Journal of Researces in
Engineering Electronic and Electronics Engineering, Vol. 11, Desember 2011, ISSN: 2249-4588,
p. 3.
37
Rusman, op. cit., h. 229
30

b. Karakteristik Problem Based Learning(PBL)


Savoie dan Hughes dalam Wena menyatakan bahwa strategi belajar
berbasis masalah memiliki enam karakteristik. Karakteristik tersebut antara
lain permasalahan merupakan pintu pembuka proses pembelajaran,
permasalahan yang diajukan berhubungan dengan dunia nyata, pembelajaran
berpusat di sekitar permasalahan bukan di seputar displin ilmu, memberikan
tanggung jawab yang besar dalam menjalankan proses belajarmereka
sendiri, pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok kecil, dan
siswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam
bentuk produk dan kinerja.38
Dari enam karakteristik tersebut, dikerucutkan lagi menjadi tga ciri
utama. Terdapat tiga ciriutama PBL yaitu merupakan serangkaian aktivitas
pembelajaran yang artinya dalamimplementasimodel ini ada sejumlah
kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL menuntut siswa untuk aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan, bukan hanya sekedar mendengar, mencatat, dan menghafal
materi. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Masalahditempatkan sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Jadi tanpa masalah, tidak akan ada proses pembelajaran. Ketiga, pendekatan
masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah. Berpikir dengan
metode ilmiah yaitu dengan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.39

38
Made Wena. loc. cit
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2008), h. 214.
31

Pengertian masalah dalam strategi PBL ialah kesenjangan antara situasi


nyata dan kondisi yang diharapkan.40 Sehingga masalah atau materi
pembelajaran yang disajikan melalui PBL ini tidak terbatas pada materi yang
bersumber dari buku saja, tetapi juga dari sumber lain seperti peristiwa
tertentu yang terjadi dalam masyarakat yang menimbulkan kerisauan atau
keluhan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Menurut Sanjaya dalam Rusmono, setidaknya terdapat lima kriteria
dalam memilih materi pelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran
berbasis masalah. Lima kriteria tersebut yaitu materi pelajaran harus
mengandung isu yang dapat bersumber dari berita, video, radio, dan lainnya;
materi yang dipilih familiar dengan siswa supaya semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik; materi yang dipilih berhubungan dengan
keperluan orang banyak sehingga dirasakan manfaatnya; materi yang dipilih
mendukung kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum
yang berlaku; materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa
merasa penting untuk mempelajarinya.41

c. Langkah Problem Based Learning (PBL)


Secara operasional, ada lima tahapan dalam model pembelajaran PBL
yang disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini.42
Tabel 2.2 Sintaks PBL
Tahapan Pembelajaran Perilaku Guru
Tahap 1 : Memberikan orientasi Guru membahas tujuan
tentang permasalahannya kepada pembelajaran, mendeskripsikan
siswa dan memotivasi siswa untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi
masalah
Tahap 2 : Mengorganisasikan Guru membantu siswa untuk
siswa untuk meneliti mendefinisikan dan
mengorganisaskan tugas belajar

40
Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2012), h. 78
41
Ibid.
42
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama
dengan FKIP UNS Surakarta, 2010), Cet. 2, h. 136
32

yang terkait dengan


permasalahannya
Tahap 3 : Membantu investigasi Guru mendorong siswa untuk
mandiri dan kelompok mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan
mencari penjelasan serta solusi
Tahap 4 : Mengembangkan dan Guru membantu siswa selama
mempresentasikan hasil merencanakan dan menyiapkan
hasil-hasil yang tepat, seperti
laporan, rekaman video, dan
model-model dan membantu
mereka menyampaikan kepada
orang lain
Tahap 5 : Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk
mengevaluasi proses mengatasi melakukan refleksi terhadap
masalah investigasinya dan proses-proses
yang mereka gunakan

Tahapan pembelajaran PBL lainnya juga diungkapkan oleh Ridwan


Abdullah Sani. Menurut Sani ada tujuh sintaks PBL. Ketujuh sintaks itu
adalah guru menyampaikan masalah kepada siswa atau siswa mengajukan
permasalahan yang relevan dengan topik yang dikaji, siswa mendiskusikan
permasalahan dalam kelompok kecil, siswa membuat perencanaan untuk
menyelesaikan masalah dengan berbagi tugas pencarian, masing-masing
siswa melakukan penelusuran informasi, siswa berdiskusi kembali bersama
kelompoknya menyampaikan hasil penelusuran informasi yang didapat, tiap
kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas, dan
anggota kelompok melakukan review terhadap solusi yang telah dilakukan
dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota.43
Menurut M. Taufiq Amir juga mengungkapkan ada tujuh langkah proses
PBL. Tujuh langkah yang dimaksud yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep
yang belum jelas, merumuskan masalah, menganalisis masalah, manata
gagasan dan secara sistematis menganalisisnya secara mendalam,

43
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet ke 1, h.153-514
33

memformulasikan tujuan pembelajaran, mencari informasi tambahan dari


sumber lain, mensintesis dan menguji informasi serta membuat laporan.44
Berdsarkan tiga pendapat di atas, peneliti memilih menggunakan sintaks
PBL menurut Sugiyono yang lebih sngkat. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan waktu jam pelajaran biologi di kelas yang tidak terlalu lama
(45 menit untuk satu jam pelajaran).

d. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran berbasih masalah yang berdasar pada teori konstruktivis
tentunya memiliki banyak kelebihan. Adaenam kelebihan daripembelajaran
berbasis masalah yang diungkapkan oleh Smith dalam M. Taufiq Amir.45
Pertama, siswa menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya
atas materi ajar. Pengetahuan yang didapatkan lebih dekat dengan konteks
praktiknyaakan lebih mudah diingat. Dengan konteks yang dekat dan
sekaligus melakukan deep learning (banyak mengajukan pertanyaan
menyelidik) bukan surface learning (sekedar hafalan saja) maka materi akan
lebih mudah diserap.
Kedua, meningkatkan fokus siswa pada pengetahuan yang
relevan.Kritikansbagi dunia pendidikan adalah materi yang diajarkan di
kelas jauh dari apa yang terjadi di dunia praktik. Pembelajaran berbasis
masalah yang baik mencoba untuk mengatasi kritikan itu. Dengan
kemampuan pendidik membangun masalah yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari, siswa bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di lapangan.
Ketiga,mendorong siswa untuk berpikir. Pembelajaran ini melatih siswa
untuk bertanya, berpikir kritis dan reflektif. Siswa tidak disarankan untuk
terburu-buru menyimpulkan, mencoba menemukan landasan atas
argumennya, dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Daya nalar siswa
dilatih dan kemampuan berpikir ditingkatkan sehingga ia tidak hanya
sekedar tahu.

44
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 25
45
Ibid.,, h.29
34

Keempat, membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan


sosial. Kegiatan pemecahan masalah dilakukan secara berkelompok, maka
Pembelajaran Berbasis Masalah yang baik dapat meningkatkan kecakapan
kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa diharapkan memahami perannya
dalam kelompok, menerima pendapat orang lain, dan bisa memberikan
pengertian bahkan untuk orang-orang yang mungkin tidak mereka senangi.
Kelima, membangun kecakapan belajar siswa (life-long learning skills).
Ilmu dan keterampilan yang siswa butuhkan nantinya akan terus
berkembang.Struktur masalah di dunia kerja bersifat mengambang bahkan
open-endedsehingga mereka harus terbiasa belajar untuk mengembangkan
bagaimana kemampuan untuk belajar.
Keenam, memotivasi pemelajar. Tantangan yang sesungguhnya bagi
seorang guru adalah bagaiana memotivasi siswa, terlepas dari apapun
metode yang digunakan. PBL memberikan peluang kepada guru untuk
membangkitkan minat belajar siswa guru dan siswa saling menciptakan
masalah dengan konteks pekerjaan. Memang tidak semua siswa semangat
ketika melakukan pemecahan masalah yang menantang. Mungkin beberapa
diantara mereka ada yang justru merasa kebingungan. Di sinilah peran
pendidik menjadi sangat ditentukan.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
beberapa kekurangan. Kekurangan yang dimaksud antara lain:46
Pertama,diperlukan guru yang terampil dalam menentukan masalah yang
tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah,
dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa.
Disini dapat dilihat bahwa peran guru sebagai fasilitator tidaklah mudah.
Guru perlu mempersiapkan segala materi dan hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran sesuai dengan kondisi yang telah disebutkan supaya siswa
tidak merasa sulit dalam pembelajaran.

46
Salmiah, Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Kompetensi
Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kementerian Agama Se-Provinsi Sumatera
Utara danAceh, 2015, (http://sumut.kemenag.go.id)
35

Kedua, memerlukan waktu yang cukup banyak dan terkadang terpaksa


mengambil jam pelajaran lain. Hal ini dikarenakan siswa perlu waktu untuk
mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber informasi sebelum ia
menemukan solusi pemecahan masalah.
Ketiga, perlu adaptasi siswa terhadap perubahan kegiatan belajar.
Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
masalah sendiri atau kelompok yang memerlukan berbagai sumber belakar
merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.

e. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning)
Di SMA Mountlake Terrace, di Moutlake Terrace, Washington, tim dari
murid kelas geometri SMA mendesign SMA yang canggih untuk tahun
2050.47 Siswa membuat rencana lokasi, design arsitek yang sederhana dari
ruang dan model fisik, budget, dan laporan narasi. Hasil proyek mereka
diserahkan kepada arsitek untuk dinilai. Cerita tersebut merupakan
gambaran pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek
adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan
pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.48
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik di dalam transfer pengetahuan dan keterampilan melalui proses
penemuan dengan serangkaian pertanyaan yang tersusun dalam tugas atau
proyek (Buck Institute of Education49. Istilah proyek diambil dari manual
arts (pekerjaan tangan) di mana anak-anak harus menyelesaikan suatu

47
Forrest W. Parkay dan Beverly Hardcastle Stanford, Menjadi Seorang Guru, Terj. dari
Becoming a Teacher, 7th Edition oleh Dani Dharyani, (Jakarta: PT Indeks, 2008), Cet. I, h. 505.
48
Made Wena, op. cit., h. 145.
49
Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, dan Suharto Linuwih, “Implementasi
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Dan
Kemahiran Generik Sains”,Journal of Innovative Science Education, Vol. 1, No. 2, November
2012, ISSN: 2252-6412, h. 93.
36

pekerjaan tertentu.50 Proyek yang dirancang merupakan hasil pikiran siswa


sendiri secara berkelompok, bukan ide dari guru. Jika siswa melaksanakan
suatu kegiatan yang idenya dari guru, maka itu bukan sebuah proyek.
Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based
Learningdiungkapkanoleh The George Lucas Educational Foundation.
Definisi yang diuraikan antara lain:51
Pertama, project-based learning is curriculum fueled and standards
based. Project Based Learning. merupakan pendekatan pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project
Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik
dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah displin yang sedang dikajinya.
Kedua, project-based learning asks a question or poses a problem that
each student can answer. Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik
mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat
bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab
pertanyaan penuntun.
Ketiga, project-based learning asks students to investigateissues and
topics addressing real-world problems while integrating subjects across the

50
S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 14
51
Sabar Nurohman, Pendekatan project based learning sebagai upaya internalisasi
scientific method bagi siswa calon guru fisika, 2013,h. 7-
8,(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-based-learning.pdf).
37

curriculum. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran


yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yangmenghubungkan
antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat
pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topikdunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Keempat, project-based learning is a method that fosters abstract,
intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning
merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan
mensintesisinformasi melalui cara yang bermakna.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diartikan jika Project Based
Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan aktivitas
motorik siswa untuk memecahkan sebuah masalah yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Proyek yang diciptakan merupakan hasil ide siswa
secara kolaboratif di dalam masing-masing kelompoknya.

f. Karakteristik Project Based Learning(PjBL)


Ada delapan karakteristik belajar berbasis proyek menurut Buck Institute
for Education dalam Made Wena. Kedelapan karakteristik tersebut adalah
siswa membuat keputusan dan kerangka kerja, terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, siswa merancang proses untuk
mencapai hasil, siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan, siswa melakukan evaluasi secara kontinu,
siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, hasil akhir
berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, kelas memiliki atmosfir yang
memberi toleransi kesalahan dan perubahan.52
Sedangkan karakteristik penting dari strategi proyek menurut Nolker &
Schoenfeldt dalam Made Wena adalah siswa dapat menerapkan berbagai
keterampilan teori dan praktik yang dimiliki guna menanggulangi gugus

52
Made Wena, loc.cit.
38

tugas konkret dan berfaedah dengan berhasil.53 Agar siswa dapat


menerapkan keterampilantersebut,iaperlu memiliki pengetahuan awal yang
matang.
The AutoDesk Foundation yang terdapat dalam Sabar Nurohman
mengungkapkan setidaknya Project Based Learning memiliki enam
karakteristik. Enam karakteristik tersebut antara lain peserta didik membuat
keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya permasalahan atau
tantangan yang diajukan kepada peserta didik, peserta didik mendesain
proses untuk menentukan solusi atas permasalahan, peserta didik secara
kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan, proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu, dan peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas
yang sudah dijalankan.54

g. Langkah Project Based Learning (PjBL)


Project Based Learning memiliki delapan tahapan kegiatan
pembelajaran. Delapan kegiatan pembelajaran Project Based Learning
meliputi:55
Pertama, mendeskripsikan konsep/materi yang sedang dipelajari. Guru
menugaskan siswa untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
konsepyangsedang dipelajari. Misal siswa sedang belajar materi ekosistem,
siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan unsur-unsur biologis, geografis,
dan fisik yang ada di sebuah ekosistem dan bagaimana ketiga unsur tadi
berinteraksi.
Kedua, menentukan permasalahan.Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk sebuah pertanyaan dengan melihatdeskripsi konsep yang sudah

53
Ibid., h. 107
54
Sabar Nurohman. loc. cit.
55
Erica Backer, dkk, Project Based Learning Model: Relevant Learning for the 21 st
Century, (Washington: Pacific Education Institute, 2011), h. 4
39

siswa buat. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi permasalahan kecil


yang menyangkut suatu sistem secara utuh.
Ketiga, mengkaji permasalahan.Dengan menggunakan pemikiran yang
lebih mendalam, siswa diajak untuk memahamipermasalahan sebagai
langkah awal untuk menemukan solusi yang efektif. Siswa bekerja secara
kooperatif dengan teman-temannya untuk mencari tahu apa yang mereka
butuhkan bukan hanya menentukan apa saja yang sudah mereka ketahui.
Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan beberapa sumber
informasi yang bisa digunakan oleh siswa, menyempurnakan pertanyaan
yang diajukan oleh siswa, dan menghubungkan siswa dengan ahli terkait.
Keempat, memahami pihak-pihak yang terlibat. Siswa melakukan
diskusi dengan ahli yang terkait. Jika hal tersebut tidakmemungkinkan,
maka ia bisa membuka web primer dari ahli tersebut dan membaca beberapa
penelitiannya.
Kelima, menentukan pemecahan masalah/solusi. Solusi atas pemecahan
masalah yang diambil harus berlandaskan keputusanbersamadengan
memperhitungkan aspek keterbatasan dan kemudahan. Guru menjelaskan
kepada siswanya bahwa solusi yang didambil harus berdasarkan kriteria
berikut ini yaitu hasil rangkuman beberapa solusi yang memungkinkan
berdasarkan pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana;
mempertimbangkan aspek positif dan negatif; berbasis pendapat pihak yang
terlibat/ahli terkait; dan tingkat kesulitan dari masing-masing solusi.
Keenam, merencanakan proyek. Secara berkolaboratif siswa dan guru
menyusun jadwal aktivitas dalammenyelesaikan proyek yag meliputi
timeline, deadline, alat bahan, dan cara kerja.
Ketujuh, melaksanakan proyek. Proyek dilaksanakan juga secara
kolaboratif antarsiswa dalam kelompok. Padatahapanini guru memfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Guru menggunakan rubrik yang dapat
merekam seluruh aktivitas siswauntuk mempermudah proses monitoring.
Selain itu, guru juga mencatat kesulitan apa saja yang siswa hadapi.
40

Kedelapan, menyimpulkan, mengevaluasi, dan merefleksi. Pada tahapan


ini guru memberikan penilaian terhadap proyek yang sudah dibuat siswa.
Guru dan siswa saling berdiskusi dalam menyimpulkan, mengevaluasi, dan
merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Tahapan terakhir
ini berguna untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu cara yang efektif untuk ke
depannya dalam membentuk sebuah proyek yang baik.

h. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning(PjBL)


Dibandingkan dengan belajar yang hanya dari buku teks, pendekatan ini
memilikibanyak manfaat untuk murid, termasuk pengetahuan yang lebih
dalam mengenai masalah tersebut, meningkatkan pengarahan diri, dan
motivasi, dan meningkatkan kemampuan riset dan menyelesaikan masalah.56
Menurut George Lucas dalam Forrest W. Parkay, ProjectBased Learning
mempromosikan kecerdasan emosional yang lebih penting di dunia nyata
dibandingkan kecerdasan intelektual yang tinggi karena apa yag kita lakukan
di masa depan adalah bekerja dengan orang lain.57
Moursund dalam Made Wena juga mengungkapkan setidaknyaProject
Based Learningmemiliki lima keunggulan. Kelima keuungulan yang
dimaksud yaitu:58
Pertama, increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Denganmembuat suatu proyek, siswa
dilatih untuk bekerja keras dan belajar secara tekun. Beberapa laporan juga
menyatakan siswa lebih merasa bergairah dalam pembelajaran dan
keterlambatan dalam kehadiran berkurang.
Kedua, increased problem-solving ability. Beberapa sumber menyatakan
bahwa lingkungan belajar berbasis proyek dapatmeningkatkan kemampuan
memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasl memecahkan
masalah yang bersifat kompleks.

56
Forrest W. Parkaydan Beverly Hardcastle Stanford., op. cit, h. 504
57
Ibid.
58
Made Wena , op. cit., h.147
41

Ketiga, improved library research skills. Keterampilan siswa untuk


mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat karena pembelajaran
berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat
memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi.
Keempat, increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam
proyek membuat siswa perlu untuk mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa,
pertukaran informasi secara online adalah aspek-aspek kolaboratif dari
sebuah proyek.
Kelima, increased resource management skills.Pembelajaran berbasis
proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Selain kelebihan, pembelajaran berbasis proyek juga memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan yang dimaksud antara lain:59
Pertama, penggunaan waktu yang relatif panjang. Pembuatan proyek
terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan
tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu pertemuan sehingga
siswa dan guru perlu bekerja sama di luar jam pelajaran untuk
menyelesaikan proyek yang dibuat.
Kedua, biaya yang cukup besar. Proyek yang dibuat membutuhkan alat
dan bahan yang tidak sedikit sehingga siswa akan mengeluarkan uangnya
untuk satu pelajaran tertentu. Penting bagi guru dan siswa untuk
meminimalisir pengeluaran dengan cara menggunakan bahan-bahan bekas
yang masih digunakan.
Ketiga, diperlukan tingkat pengetahuan siswa yang lebih advance. Siswa
sering dilibatkan pada kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi selama
membuat proyek. Ia harus memikirkan apakah proyek ini sesuai dengan

59
Supraptomo dan Yusrin Sanusi Baso, Panduan Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis
Proyek, 2015, (www.unhas.ac.id)
42

tujuan yang diharapkan, bagaimana cara membuatnya, dan berapa besar


kemungkinan keberhasilannya. Dengan begitu, guru perlu mengecek
kemampuan siswanya apakah siswanya bisa diajak berpikir ke arah yang
lebih tinggi. Jika kemampuan siswa masih rendah, sebaiknya guru mencari
alternatif pembelajaran lain sebelum memberikan kegiatan proyek kepada
siswa. Proyek akan lebih mudah dilaksanakan jika siswa sudah memiliki
kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi.
Keempat, ada kemungkinan proyek yang direncanakan tidak selesai
tepat pada waktunya atau bahkan gagal. Terkadang, persiapan yang sudah
dilaksanakan ternyata tidak mendukung proses pelaksanaan. Ketika
melaksanakan proyek, terkadang ditemukan beberapa hal yang kurang baik
itu berupa alat, bahan, ataupun kajian teoritis terkait pembuatan proyek.
Akibatnya, perlu melakukan persiapan ulang. Hal ini bisa saja menyebabkan
waktu penyelesaian proyek mundur dri tanggal yang sudah ditetapkan.
Bahkan, jika kesalahan tersebut tidak disadari, maka proyek yang dibuat bisa
saja gagal. Kegagalan ini baru diketahui ketika proyek diuji coba karena
tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. Tinjauan Konsep Fungi


a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Fungi
Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMA/MA memiliki kompetensi
inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:60
Tabel 2.3 KI dan KD Konsep Fungi
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif denga lingkungan sosial dan alam serta dalam

60
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), tersedia melalui
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sudarmaji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-
2013.pdf diunduh pada tanggal 5 Februari 2015.
43

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan


dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, mengaalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3. 6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan
peranannya bagi kehidupan melalui percobaan
4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung
atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau
perannya bagi kehidupan

b. Kajian Konsep Fungi


Kajian konsep fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku
biologi untuk mahasiswa, buku kedua dan buku ketiga adalah buku biologi
SMA berdasarkan Kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell,
Reece, dan Mitchell, buku kedua karanagn Irnaningtyas, dan buku ketiga
karangan Sri Pujiyanto.
Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut.
Pertama, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
organisme eukariotik lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan,
organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksinya.61Jamur
merupakan organisme eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel dari
kitin, heterotorf, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis.62 Jamur
merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dengan dinding sel

61
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi, Jilid II, (Jakarta:
Erlangga, 2010), h.185
62
Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 251
44

tersusun dari kitin, tidak memiliki klorofil, dan memiliki keturunan haploid
yang singkat.63
Campbell, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat
bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman
fungi, dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi. 64 Pengantar
fungi menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi
fungi. Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak
ekologis fungi menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai
pengurai, simbion, dan patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan
oleh banyak hewan. Hubungan filogenetik fungi menjelaskan tentang
evolusi fungi dari protista.
Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh
bahasan itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur,
reproduksi jamur,klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme
lainnya, peranan jamur dalam kehidupan manusa, dan pembiakan jamur.65
Sementara itu, Sri Pujiyanto membagi konsep Fungi ke dalam tiga
bahasan. Tiga bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur,
dan peran jamur dalam kehidupan.66

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Barak Miri, Ben Chaim David, dan Zoller Uri dalam penelitian mereka yang
berjudul Purposely Teaching for the Promotion of Higher-order Thinking Skills:
A Case of Critical Thinking disimpulkan bahwa siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran yang didesign untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi
berhasil mengalami peningkatan nilai berpikir tingkat tinggi yang lebih signifikan
dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan strategi konvensional.
Berpikir tingkat tinggi melatih siswa menjadi problem solver yang baik. Oleh

63
Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok
Peminata Matematika dan Ilmu Alam, (Solo: Platinum, 2014), h. 159
64
Campbell, Reece, Mitchell, op. cit., h. 199
65
Irnaningtyas, op. cit., h. 226-250
66
Sri Pujiyanto, op.cit., h. 147-156
45

sebab itu, guru perlu menyediakan soal yang memungkinkan siswa menggunakan
keterampilan berpikir tingkat tingginya.67
Tri Widodo dan Sri Kadarwati dalam penelitiannya yang berjudul Higher
order thinking berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar
berorientasi pembentukan karakter siswa hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa meningkat menjadi 73,84 (melebihi target minimal yaitu 70).
Siswa yang telah menguasai materi ada sebanyak 96,87%. Skor aktivitas adalah
83,81 (melebihi target minimal yaitu 70). Karakter dan respon siswa terhadap
pembelajaran termasuk pada kategori baik.68
Muchamad Afcariono dalam penelitiannya yang berjudulPenerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa
pada Mata Pelajaran Biologihasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir diperoleh pada saat siswa mengajukan pertanyaan dan jawaban pada saat
presentasi laporan. Pertanyaan dengan tingkat kognitifrendah (C1,C2,C3)
mengalami penurunan dan meningkat pada tingkat kognitif tinggi yaitu C4, C5,
dan C6 selama pembelajaran (siklus I dan siklus II). Hal serupa juga terjadi pada
jawaban siswa yang mengalami penurunan pada C1 dan C3, untuk C2 tidak
mengalami perubahan. Pada siklus I pola pertanyaan masih pada kemampuan
rendah dan meningkat pada siklus ke II yaitu mampu mengajukan pertanyaan
tingkat tinggi.69
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo dalam
penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam
Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis, menyimpulkan
bahwa PBL berpengaruh nyata pada kemampuan analisis siswa. Ini dikarenakan
siswa yang belajar dengan model PBL sering bertukar pikiran dan berargumentasi
dalam kelompok. Dalam kegiatan diskusi tersbut, masalah yang menjadi pusat

67
Barak Miri, “Purposely Teaching for The Promotion of Higher Order Thinking Skills: A
Case of Critical Thinking”, Journal Res Sci Educ, 12 Januari 2007, vol 37, p. 353
68
Tri Widodo dan Sri Kadarwati, op.cit., h. 161
69
Muchamad Afcariono, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, Jurnal Pendidikan Inovatif, 2008, Vol.
3, No. 2, h. 66-67
46

diskusi mengarahkan siswa untuk menganalisis bahkan memberikan prediksi


tentang solusi-solusi yang relevan.70
Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, Suharto Linuwih dalam
penelitiannya yang berjudulImplementasi Pembelajaran Fisika Berbasis
ProyekTerhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Kemahiran
Generik Sainsdisimpulkan bahwa hasil analisis uji gain menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek keterampilan berpikir
kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek
keterampilan berpikir kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan
berpikir kreatif berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa
merespon baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek.71
Muh Rais dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan “Proyek’’
dalam Project-Based Learning : Suatu Upaya Memahami, Mengembangkan, dan
Menerapkan Pendekatan Scientific Learning Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pendidikan Vokasional, menjelaskan bahwa Project-based learning sangat kuat,
menantang, dan memerlukan visi, struktur, dan pemahaman nyata dalam proses
pembelajaran. Proyek yang baik tidak hanya lahir tiba-tiba, namun dihasilkan dari
perencanaan yang teliti yang meliputi hasil berfikir tingkat tinggi, tepat waktu,
dan manajerial. Dengan memulai dari pertanyaan dan pikiran mendasar, pebelajar
akan ditingkatkan kemampuannya dalam merancang proyek, berkomunikasi
dengan baik serta menanamkan pemahaman yang berarti dalam perolehan
motivasi berprestasi dan hasil belajar.72

70
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo, “Pengaruh Pendekatan
Problem Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis,
Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, h.22
71
Navies Luthvitasari, Ngurah Made D. P, Suharto Linuwih,op.cit., h. 92
72
Muh Rais, Pengembangan “Proyek’’ dalam Project-Based Learning : Suatu Upaya
Memahami, Mengembangkan, dan Menerapkan Pendekatan Scientific Learning Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Vokasional, Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
13-14 November 2014, h. 639
47

C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran di sekolah tujuannya adalah membentuk kemampuan
berpikir seseorang. Proses berpikir digunakan untuk mengoptimalkan potensi akal
yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Dengan berpikir, kita bisa belajar
kemudian bisa memperoleh banyak ilmu.
Ilmu yang diperoleh melalui hafalan saja tidak akan bertahan lama dan tidak
berguna. Sebaliknya jika ilmu itu terus diolah dan dikaitkan dengan berbagai
masalah, maka otak akan merekam dengan jelas ilmu itu dalam memori jangka
panjangnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang menyuruh siswa
menghafal banyak hal dan hanya menampilkan soal-soal dari C1-C3 tentunya
kurang baik. Keterampilan berpikir siswa dipersempit. Terkesan guru malas untuk
membuka gerbang bagi siswa menuju berpikir tingkat tinggi.
Permasalahan yang ada di dunia kerja sangatlah kompleks atau disebut juga
ill-structured. Untuk memecahkan masalah tersebut, bukan dengan menggunakan
kemampuan hafalan terhadap suatu konsep. Tetapi diperlukan keterampilan untuk
menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis, menganalisis sebab-
akibat, mengevaluasi, dan berkreasi hingga sampai pada satu pemecahan masalah
yang tepat. Dengan begitu, penting bagi guru untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, guru
perlu memilih model pembelajaran yang sekiranya sesuai. Contoh model
pembelajaran yang dapat mengembangkan high order thinking siswa yaitu
Problem based learning dan Project based learning.
Problem based learning adalah menggunakan masalah dalam dunia nyata
sebagai konteks bagi siswa untuk belajar. Model ini dapat melatih kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan masalah serta membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran Sementara itu, project
based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam
proses pembelajaran. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif, inovatif,
dan unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan
kehidupan siswa. Dalam pembelajaran proyek, kerja tim dan kemampuan
berkomunikasi merupakan landasan untuk berkembangnya problem solving skill.
48

Melalui penggunaan model problem based learning dan project based


learning ini, siswa dapat belajar lebih aktif dan serius sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir analisis, evaluasi, dan kreasinya. Ketiga
kemampuan berpikir itu meningkat maka akan mendorong peningkatan
keterampilan siswa dalam neyelesaikan masalah. Selain itu, dibutuhkan
keterampilan lebih dari sekedar memecahkan masalah dalam pembalajaran proyek
yaitu keterampilan dan kedisiplinan dalam melakukan penelitian mulai dari
merancang proses, proses investigasi sampai menghasilkan produk yang nyata.
Dengan demikian diduga bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang
menggunakan modelpembelajaran berbasis proyek (project based learning)lebih
tinggidibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning).

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya,
maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) lebih tinggidibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 39 Jakarta Jalan R.A Fadillah
Komplek Kopassus Cijantung, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester II tanggal
5Januari sampai 6Februari 2015 tahun pelajaran 2014/2015. Adapun rangkaian
kegiatan persiapan, uji coba, dan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian
No. Waktu Tempat Jenis Kegiatan
Pembuatan instrumen
Oktober – Kampus UIN Syarif penelitian (RPP, LKS, dan
2.
Desember 2014 Hidayatullah Jakarta soal keterampilan berpikir
tingkat tinggi)
Validasi instrumen soal
25 November
3. SMAN 28 Jakarta pilihan ganda oleh siswa
Agustus 2014
SMAN 28 Jakarta
Validasi instrumen soal
28 Desember Kampus UIN Syarif keterampilan berpikir
4.
2014 Hidayatullah Jakarta tingkat tinggi oleh dosen
pembimbing I dan II
Kampus UIN Syarif Persiapan akhir penelitian
5. 2 Januari 2014
Hidayatullah Jakarta oleh dosen pembimbing
5 Januari - 6
6. SMA Negeri 39 Jakarta Penelitian
Februari 2015
Kampus UIN Syarif
Februari-April
7. Hidayatullah Jakarta Analisis data
2015
Kampus UIN Syarif Penyerahan laporan
8. Mei 2015
Hidayatullah Jakarta penelitian

49
50

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
No. Hari/Tanggal Kegiatan
Pre Test konsep Fungi kelas eksperimen I dan
1. 5 Januari 2015
kelas eksperimen II
Proses pembelajaran PBL kegiatan I
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
2. 15Januari 2015
peranan jamur divisi Zygomycota pada kelas
eksperimen I
Proses pembelajaran PjBL kegiatan I
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
3. 15Januari 2015
peranan jamur divisi Zygomycota pada kelas
eksperimen II
Proses pembelajaran PBL kegiatan II
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
4. 22Januari 2015
peranan jamur divisi Ascomycota dan
Basidiomycota pada kelas eksperimen I
Proses pembelajaran PjBL kegiatan II
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
5. 22Januari 2015
peranan jamur divisi Ascomycota dan
Basidiomycota pada kelas eksperimen II
Proses pembelajaran PBL kegiatan III
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
6. 29Januari 2015
peranan jamur divisi Deutromycota, serta
simbiosis jamur pada kelas eksperimen I
Proses pembelajaran PjBL kegiatan III
berkaitan dengan ciri, reproduksi, dan
7. 29Januari 2015
peranan jamur divisi Deutromycota, serta
simbiosis jamur pada kelas eksperimen II
8. 6 Februari 2015 Posttest keterampilan berpikir tingkat tinggi

B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode kuasi eksperimen.Penelitian kuasi eksperimen merupakan metode
penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara
penuh terhadap sampel penelitian. Sampel penelitian ditentukan berdasarkan
pertimbangan guru mata pelajaran Biologi kelas X di SMA N 39 Jakarta.
Kelas eksperimen I yang dipilih di SMA Negeri 39 Jakarta adalah kelas X
MIA I dan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
51

sedangkan kelas eksperimen II yang dipilih di SMA Negeri 39 Jakarta adalah


kelas X MIA 2 dan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)
Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok tersebutdiberikan
pretest untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yangakan diajarkan
dan kemudian setelah perlakuan diberikan posttest untukmengetahui pengetahuan
yang telah dikuasai oleh siswa setelah proses belajarmengajar. Tabel desain
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Desain Penelitian
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen I
Eksperimen II

Keterangan :
O1 : Pretestyang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai dan
diberikan kepada kedua kelompok eksperimen (Problem Based Learning Model dan
Project Based Learning Model)
O2 : Postestyang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan kepada kedua kelompok eksperimen (Problem Based Learning Model
dan Project Based Learning Model).
X1 :Perlakuan pada kelas eksperimen I (kelompok eksperimen I (Problem Based
Learning Model)
X2 : Perlakuan pada kelas eksperimen II (Project Based Learning Model)

C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel bebas)
dan variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (variabel X) yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
52

ditarik kesimpulan.1Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa


SMA Negeri 39 Jakarta. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 39 Jakarta.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakter populasi yang diteliti.2
Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu siswa kelas X MIA I sebagai kelas
eksperimen I dan X MIA 2 sebagai kelas eksperimen II. Pengambilan sampel
dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 39 Jakarta dengan teknikpurposive
sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu3. Sampel yang dipilih ditentukan berdasarkan jadwal jam
pelajaran Biologi kelas X yang waktunya berdekatan dan teknis pelaksanaan
praktikum fungi yang memerlukan kesiapan alat dan bahan. Jadwal pelajaran
Biologi kelas eksperimen I yaitu hari kamis jam pelajaran ke 4-6 dan kelas
eksperimen II di hari yang sama jam pelajaran ke 8-10.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal uraian untuk keterampilan berpikir
tingkat tinggi, pilihan ganda untuk keterampilan berpikir tingkat rendah, dan
nontes berupa lembar observasi kegiatan guru.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes uraian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat
tinggi berjumlah 15 soal. Soal yang disajikan menguji pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif siswa. Untuk pengetahuan faktual,

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 16, h. 117.
2
Ibid., h. 118.
3
Ibid., h. 124
53

konseptual, dan prosedural, ranah kognitif yang diujikan yaitu kemampuan pada
tingkat C4-C6, sementara pada kemampuan metakognitif ranah yang diukur yaitu
aspek pengetahuan deklaratif jenjang kognitif C2 dan pengetahuan kondisional
jenjang kognitif C4.
Tes uraian untuk mengukur berpikir tingkat tinggi telah dikoreksi oleh 2
dosen pembimbing yaitu Dr. Zulfiani dan Dr. Yanti Herlanti. Peneliti telah
melakukan ujicoba empirik namun hasilnya tidak valid dan atas pertimbangan
tersebut maka dilakukan validasi konstruk dan validasi isi oleh dosen
pembimbing. Validitas isi dilakukan untuk mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan dan validitas konstruksi
berkenaan dengan pertanyaan yang diuji apakah aspek dalam soal-soal itu betul-
betul tercakup dalam perumusan tentang aspek berpikir yang hendak diukur.4
Hasil validasi dinyatakan valid setelah dilakukan revisi pada keefektifan penulisan
wacana yang disajikan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
ketepatan penyajian kasus, kesesuaian soal dengan indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi, kesesuaian penggunaan taksonomi kognitif revisi Bloom pada
setiap soal, ketepatan soal sesuai dengan konsep Fungi kelas X SMA, ketepatan
penggunaan gambar dalam soal, penyederhanaan penggunaan istilahilmiah dan
ketepatan soal dengan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tabel 3.4 Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Konsep


Fungi
1) Divisi Zygomycota
Dimensi Proses Kognitif dan Total
Indikator Pembelajaran Dimensi Pengetahuan Soal
C2 C4 C5 C6 Valid
Ciri umum, habitat, dan
reproduksi jamur
Zygomycota
Peranan jamur 1d 1c (K) 1e (F) 3 soal
Zygomycota (MD)

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2009), cet. 10, h . 67
54

Menentukan solusi 1b 1a (P) 2 soal


penyelesaian suatu kasus (MK)
Total Soal Valid 1 2 1 1 5 soal

2) Divisi Ascomycota
Jenjang Pengetahuan dan Kognitif Total
Indikator Pembelajaran Soal
C2 C4 C5 C6
Valid
Ciri umum, habitat, dan 2b 2a (K) 2 soal
reproduksi Ascomycota (MD)
Peranan jamur 2e (F) 2f (P) 2 soal
Ascomycota
Menentukan solusi 2d 2c (P) 2 soal
penyelesaian suatu kasus (MK)
Total Soal Valid 1 2 2 1 6 soal

3) Divisi Basidiomycota
Jenjang Pengetahuan dan Kognitif Total
Indikator Pembelajaran Soal
C2 C4 C5 C6
Valid
Ciri umum, habitat, dan 3d 3c (K) 2
reproduksi Basidiomycota (MD)
Peranan jamur 3a (F) 1
Basidiomycota
Menentukan solusi 3b (P)* 1
penyelesaian suatu kasus
Total Soal Valid 1 2 1 4 soal

Keterangan :
*= Soal yang valid P = Prosedural
F = Faktual MD = Metakognitif deklaratif
K= Konseptual MK = Metakognitifkondisional

Untuk mendukung penelitian, peneliti juga menguji keterampilan siswa


pada ranah kognitif yang rendah. Tes yang digunakan untuk mengukur
keterampilan berpikir tingkat rendah siswa adalah tes objektif jenis pilihan ganda
sebanyak 30 soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. Tes
yang diberikan mengukur ranah kognitif meliputi aspek ingatan (C1), pemahaman
(C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Berikut kisi-
kisi instrumen keterampilan berpikir tingkat rendah.
55

Tabel 3.5 Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Konsep


Fungi Tiap Indikator
Sub Dimensi Proses Kognitif Jumlah
Indikator
Konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
Ciri-ciri Mengidentifikasi ciri- 1 3 6
jamur ciri, cara hidup, dan 2 4
habitat kingdom fungi 5
serta perbedaannnya 6
dengan kingdom
lainnya
Menjabarkan divisi- 7 1
divisi jamur
Mengidentifikasi 9 8 2
struktur dan peranan
jamur Divisi
Zygomycota
Mengidentifikasi 10 2
struktur dan peranan 11
Klasifikasi jamur Divisi
jamur Ascomycota
Mengidentifikasi 12 1
struktur dan peranan
jamur Divisi
Basidiomycota
Mengidentifikasi 14 13 17 18 6
struktur dan peranan 15
jamur Divisi 16
Deutromycota
Reproduksi Menjelaskan proses 19 1
jamur reproduksi jamur
Mengidentifikasi 20 21 2
struktur dan peranan
liken dalam kehidupan
Asosiasi
sehari-hari
jamur
Mengidentifikasi 22 23 24 3
simbiosis mikoriza
dan peranannya
Peranan Menjelskan contoh- 25 29 30 6
jamur dalam contoh jamur dan 26
kehidupan peranannya dalam 27
sehari-hari kehidupan sehari-hari 28
Jumlah Soal 12 9 2 5 1 1 30
56

2. Non Tes
Instrumen non tes menggunakan lembar observasi guru. Observasi adalah
proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
mengenai situasi, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu.5 Tujuan penggunaan lembar observasi ini
adalah melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat.

G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan/Persiapan
Tahap perencanaan/persiapan terdiri dari:
a. Studi pendahuluan berupa pengamatan ke sekolah terkait dan telaah
pustaka untuk menyusun rencana pembelajaran pada konsep Fungi
b. Menyelesaikan surat izin penelitian
c. Merancang rencana pembelajaran (RPP)
d. Menghubungi guru biologi sekolah yang bersangkutan untuk
menentukan waktu penelitian dan mendiskusikan prosedur jalannya
penelitian dan mengambil kesepakatan antara peneliti dengan guru
Biologi di sekolah yang bersangkutan
e. Menyusun instrumen penelitian (alat pengumpul data) berupa tes
pilihan ganda, uraian, dan lembar observasi
f. Melakukan uji coba instrumen
g. Mengolah data hasil uji coba instrumen kemudian menentukan soal
yang valid untuk digunakan dalam penelitian

2. Tahap Pelaksanaan
a. Membagi dua kelas penelitian kelas eksperimen I dan kelas eksperimen
II
b. Memberikan pengertian awal mengenai proses berjalannya model PBL
PjBL di kelas masing-masing

5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 5., h. 153
57

c. Memberikan pretest kepada seluruh subjek penelitian dengan


menggunakan instrumen tes pilihan ganda dan uraian
d. Melaksanakan pembelajaran pada dua kelas tersebut sesuai model
masing-masing
e. Memberikan posttest kepada seluruh subjek penelitian dengan
menggunakan instrumen tes yang sama saat pretest

3. Tahap Akhir
a. Mengolah dan mengkonversi data hasil tes pilihan ganda dan
uraian(pretest dan posttest) dalam bentuk nilai/angka
b. Mengolah data dengan analisis statistik
c. Mengolah data observasi kegiatan guru
d. Menganalisis hasil penelitian yang tertuang dalam pembahasan
e. Menarik kesimpulan

H. Kalibrasi Instrumen
1. Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah
Instrumen tes pilihan ganda dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam penelitian. Tujuan dari hal ini yaitu untuk diketahui validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji tes pilihan ganda menggunakan
program Anates V 4.0.9
a. Uji Validitas
Validitas artinya tepat atau sahih. Validitas yakni dapat diartikan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.6
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas butir
soal dengan rumus korelasi koefisien korelasi biseral, hal ini dikarenakan

6
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105
58

data atau butir soal yang diukur bersifat kontinu dengan menggunakan
rumus:7

= √

Keterangan :
rpbi = Koefisien korelasi Biseral
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang akan dicari
validasinya
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah

Apabila maka dianggap signifikan, artinya


soalyangdigunakan sudah valid. Sebaliknya jika artinya
soaltersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak
digunakan. Dari hasil perhitungan Anates Versi 4.0.9, diperoleh data bahwa
dari 49 soal piliha ganda terdapat 29 soal yang dinyatakan valid yaitu no
soal 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 30, 32, 33,
34, 36, 39, 41, 43, 45, 46, 48.8 Untuk soal 38 mengalami validitas isi dari
dosen pembimbing sehingga digunakan dalam penelitian.9

b. Uji Reliabilitas
Realibilitas merujuk tingkat kepercayaan suatu tes. Tes dikatakan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.10Reliabilitas dapat dihitung dengan
11
menggunakan rumus K-R 20. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

= ( )

Keterangan:
= reliabilitas instrumen

7
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 79
8
Lampiran 7
9
Lampiran 7
10
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.86
11
Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian,Ed. Revisi, Cet. 7, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h. 175
59

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan


= varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 1)
q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 ( q = 1- p)

Setelah didapat nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai rii


seperti dibawah ini:
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien korelasi Kriterian Realibilitas


0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Dari hasil uji coba butir soal yang menggunakan Anates versi 4.0.9
diperoleh realibilitasnya adalah 0.75.12Hal ini berarti soal yang sudah
diujikan memiliki reliabilitas dengan kriteria tinggi.

c. Tingkat Kesukaran
Penghitungan tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa
besar tingkat kesukaran suatu butir soal. Hasil penghitungannya didapat dari
perbandingan antara siswa yang menjawab betul dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes/ujian. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau terlalu sulit.
Cara melakukan analisis untuk menentukan taraf kesukaran soal
dengan menggunakan rumus:13

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknnya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

12
Lampiran 7
13
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.
60

Berikut ini adalah tabel tingkat kesukaran:14


Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran Interpretasi kesukaran


0,00 – 0,30 Soal sukar
0,30 – 0,70 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah

Berdasarkan hasil perhitungan anates versi 4.0.9 dari 49 soal yang


diujikan terdapat sebanyak 2 soal sangat sukar, 10 soal sukar, 17 soal sedang,
8 soal mudah, dan 12 soal sangat mudah.

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.15 Rumus
pengujian daya pembeda yaitu:16

Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Setelah didapat nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai daya


pembeda seperti di bawah ini:17
Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks kesukaran Interpretasi kesukaran


0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup

14
Ibid.,h. 210.
15
Ibid., h. 211.
16
Ibid., h. 213-214.
17
Ibid., h. 218.
61

0,40 – 0,70 Baik


0,70 – 1,00 Baik sekali
Negatif Semuanya tidak baik

Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 49 soal
sebanyak 2 soal jelek sekali, 7 soal jelek, 32 soal cukup, 6 soal baik, dan 2
soal baik sekali.

2. Non Tes
Non tes yaitu berupa lembar observasi guru. Validasi isi lembar observasi
kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu disetujui oleh pertimbangan para ahli
dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

I. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian
dan menguji hipotesis. Data terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif
(tes) dan data kualitatif (lembar observasi).
1. Data Kuantitatif
Data keterampilan tingkat tinggi dan rendah diuji secara kuantitatif.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji asumsi dasar untuk mengetahui persebaran
suatu data apakah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan SPSS 20.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:18
1) Masuk ke program SPSS
2) Klik variabel view pada SPSS editor

18
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet ke 1, h. 163-
167
62

a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal


“X MIA 1” dan baris kedua ketik jenis tes yang diuji misal “nilai”
b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik
string, baris kedua tidak diubah
c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 utnuk baris pertama,
sementara baris kedua ganti dengan angka 2 (sesuai kebutuhan)
d) Pada kolom label untuk baris pertama kosongkan dan pada baris
kedua ketik jenis tes yang ingin diuji misal “nilai pretest PG”
e) Pada kolom measure baris pertama klik nominal dan pada baris
kedua klik skala ordinal
3) Klik data view pada SPSS editor
a) Pada kolom X MIA 1 masukkan jumlah responden
b) Pada kolom nilai masukkan nilai siswa
4) Klik Analysis laluDescriptive statistics dan pilih Explore
5) Masukkan nilai pretest PG ke dependent list.
6) Klik plot
a) Klik steam and test
b) Klik histogram
c) Kemudian klik normalitylots with tests
d) Klik continue untuk kembali ke menu sebelumnya
e) Kemudian tekan OK dan hasil perhitunga akan keluar
7) Analisis hasil Test of Normality
Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika
probabilitas (sig) >0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan
jika probabilitas (sig) <0,05, maka data berdistribusi normal. Jika
keseluruhan data probabilitas (sig) yang diperoleh adalah normal,
maka uji statistik lanjutan yang digunakan adalah uji parametrik.
Namun, jika ada beberapa data yang tidak normal dari data
keseluruhan, maka uji statistik lanjutan yang digunakan adalah uji
63

statistik nonparametrik.19Dengan begitu, untuk keterampilan


berpikir tingkat tinggi dilanjutkan ke uji nonparametrik Mann
Whitney U dan uji parametrik untuk keterampilan berpikir tingkat
rendah yaitu uji homogenitas dan uji t.

b. Uji Beda Mann Whitney U Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Berdasarkan hasil uji normalitas terdapat data yang tidak normal, maka
hipotesis hasil belajar berpikir tingkat tinggi diuji dengan menggunakan uji
Mann Whitney U. Uji Mann-Whitney atau U-tes digunakan untuk menguji dua
kelompok independen yang ditarik dari suatu populasi ketika asumsi distribusi
normalitas sampel dan homogenitas tidak terpenuhi.20
Penghitungan uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 20. Langkah-
langkah dalam pengujian Mann-Whitney sebagai berikut:21
1) Masukkan data pada worksheet SPSS dengan menggabung semua skor
menjadi satu kolom, missal X MIA 1 dan X MIA 2, masing-masing
skor kelas diberi kode 1 untuk X MIA dan 2 untuk X MIA 2.
2) Klik menu analysis, pilih nonparametric test, dan klikindependent
samples.
3) Masukkan kelas pada test variable list atau nama yang akan diuji.
4) Klik define groups pada kolom group variabel, kemudian isi 1 pada
group 1 dan 2 pada group 2.
5) Klik continue.
6) Klik test type uji Mann-Whitney untuk diaktifkan
7) Klik Ok.
Dari hasil perhitungan, akan diperoleh harga U dan harga Asymp. Sig.
Jika nilai Asymp.sig> 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat
perbedaan pada data yang diuji.

19
Ibid., h. 153
20
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian; Dilengkapi ara Perhitungan SPSS dan
MS Office Excel, (Bandung, Refika Aditama, 2010), cet 1, h. 236
21
Ibid., h. 292- 294
64

c. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah


Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok data
yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Penghitungan uji
normalitas menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:22
1) Masuk ke program SPSS
2) Klik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal
“nomor siswa”, baris kedua ketik “kelas” dan pada baris ketiga
ketik data yang diuji misal “nilai”
b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik
string, baris kedua tidak diubah
c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0
d) Pada kolom label, untuk bari pertama dikosongkan dan pada baris
kedua ketik “kelas” serta pada baris ketiga ketik nilai yang ingin
diuji missal “nilai Gain HOT siswa”
e) Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris
kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah
ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add;
ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add.
3) Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya. Pada kolom measure
baris pertama klik nominal dan baris kedua klik ordinal.
4) Pengisian data dengan klik data view pada SPSS editor. Pada kolom
nomor siswa masukkan semua sampel, pada kolom kelas masukkan
kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut,
dan pada baris nilai masukkan total nilai masing-masing siswa.
5) Pengolahan data yaitu dengan klik Analysis kemudian Compare
meanslalu klik one way anova. Dari one way anova masukkan
jawaban ke dependent list dan kelas ke factor.

22
Ibid., h. 174-178
65

6) Pengujian uji homogenitas dengan klik options dan pada statistic klik
homogenity of variance test.
7) Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya.
8) Data dikatakan homogen jika nilai sig > α

d. Uji Hipotesis Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelompok yang
independent. Untuk menganalisis dua sampel independent dengan jenis data
interval/rasio digunakan uji-t dua sampel. Penghitungan uji hipotesis dua
sampel independent menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:23
1) Masuk ke program SPSS
2) Klik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik “kelas” , baris kedua ketik
data yang diuji misal “nilai”
b) Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik
string, baris kedua tidak diubah
c) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0
d) Pada kolom label, untuk bari pertama ketik “kelas” serta pada baris
kedua ketik nilai yang ingin diuji missal “nilai Gain HOT siswa”
e) Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris
kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah
ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add;
ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add.
f) Pada kolom measure dari baris pertam, klik skala nominal dan
baris kedua klik skala interval/rasio.
3) Pengisian data dengan cara klik data view pada SPSS editor . Pada
kolom kelas ketik angka “1” dan “2” sesuai denga kelasnya serta pada
kolom nilai masukkan hasil nilai siswa yang ingin diuji.

23
Ibid., h. 242-248
66

4) Pengolahan data dilakukan dengan cara klik analysis


lalu compare means kemudian pilih independent sample T-test.
5) Pengisian kolom uj, caranya masukkan nilai ke test variable (s). Pada
grouping variable, masukkan kelas dengan cara klik define group dan
pada grup 1 ketik angka “1” dan grup 2 ketik angka “2”, lalu klik
continue.
6) Tahapan terakhir adalah pengisian tingkat signifikansi dengan α =
5%. Caranya klik options dan confidence level diubah menjadi 95%
lalu klik continue dan ok untuk memproses data.
7) Jika nilai probabilitas (sig) > 0,025 maka Ho diterima.

e. Uji N-Gain
Uji N-Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan nilai
posttest.Untuk mencari normal gain digunakan rumus sebagai berikut:24

N Gain =

Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut:


g-tinggi : nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 > (g) > 0,30
g-rendah : nilai (g) < 0,3

2. Data Kualitatif
Data hasil observasi kegiatan pembelajaran dilakukan saat guru sedang
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti yang dituliskan dalam RPP. Pihak
yang menjadi observer adalah guru Biologi Kelas X SMAN 39 Jakarta yaitu Dra.
Tri Hardani selaku observer I dan rekan sejawat mahasiswa Pendidikan Biologi
2010 UIN Jakarta Ratna Maruti selaku observer II. Kedua observer mengikuti
proses kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan
KBM yang dilakukan oleh peneliti

24
Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan
Sains, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h. 53,(http://dhetik.weebly.com).
67

J. Hipotesis statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho :μ1 = μ2
Ha :μ1 > μ2
Keterangan:
μ1: Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model
Project Based Learning (PjBL)
μ2: Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model
Problem Based Learning (PBL)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Pretest,
Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1Pretest, Posttest, danN-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi)

Data
Kelas Bahan Uji
N Max Min ̅ SD
Pretest 36 22,41 0 10,49 5,47
XAI
Posttest 36 87,93 6,90 68,44 19,38
Pretest 36 29,31 1,72 10,30 4,67
XA2
Posttest 36 84,48 32,76 67,38 13,26
XA1 N-Gain 36 0,87 0,02 0,65 0,21

XA2 N-Gain 36 0,82 0,26 0,64 0,14

*Keterangan :
XA1 = Kelas eksperimen I
XA2 = Kelas eksperimen I
Berdasarkan Tabel 4.1, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II
(10,49 dan 10,30) yaitu sebesar 0,19 dan perbedaan nilai rata-rata posttest
eksperimen I dan II (68,44 dan 67,38) yaitu sebesar 1,06. Nilai rata-rata

68
69

keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I naik 58% dari 10,49 pada
pretest menjadi 68,44 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 57% dari 10,30
pada pretest menjadi 67,38 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata
nilai keterampilan berpikir tingkat tinggidari pretest ke posttest lebih besar
dibandingdengan kelas eksperimen II (58%>57%). Nilai rata-rata N-Gain kelas
eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata-
rata N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih besar dibandingkan dengan
kelas eksperimen II (0,65> 0,64) Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil tes
keterampilan berpikir tingkat tinggi (pretest, posttest dan N-Gain) kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.1
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi) Sub-Konsep Pretest,Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II
Pretest (%) Posttest (%) N-Gain
No Sub-Konsep
XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2
1. Ciri-ciri umum jamur,
cara hidup, dan 0 1 56 58 0,56 0,58
reproduksi jamur
2. Peranan jamur 19 18 77 76 0,72 0,71
3. Menentukan solusi suatu
10 8 66 64 0,61 0,60
permasalahan
Rata-Rata 9,67 9 66,3 66 0,63 0,63

Berdasarkan Tabel 4.2, hasil pretest ketercapaian keterampilan berpikir


tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen
II, keseluruhan sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa belum
tercapai. Tetapi, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada posttest
mengalami perubahan. Pada sub-konsep ciri umum, cara hidup, dan reproduksi
jamur kelas eksperimen I dan eksperimen II, ketercapaian keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa tergolong kurang baik (56% dan 58%). Sementara itu,
1
Lampiran 10
70

ketercapaian sub-konsep sudah cukup baikbagi kelas eksperimen I dan


eksperimen II yaitu pada sub-konsep peranan jamur ( 66% dan 64%). pada sub-
konsep menentukan solusi suatu permasalahan diperoleh nilai ketercapaian
dengan baik bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II (76% dan 77%). Nilai
rata-rata ketercapaian seluruh sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dari pretest ke posttest berbeda tipis
yaitu 56,63% ( kelas eksperimen I) dan 57% (kelas eksperimen II).
Hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas
eksperimen I dan II termasuk kategori sedang yaitu pada sub-konsep ciri umum
jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur serta pada sub-konsep menentukan solusi
suatu permasalahan. Sementara itu, rata-rata hasil N-Gain sub-konsep
keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu
0,63 dan tergolong kategori sedang. Model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk
kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian belajar (keterampilan
berpikir tingkat tingi) sub-konsep pretest, posttest dan N-Gain kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.2
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen I dan
eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.
Berdasarkan tabel 4.3, hasil pretest ketercapaian belajar keterampilan
berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas
eksperimen II, keseluruhan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada siswa tergolong sangat rendah atau belum tercapai,
sedangkan untuk posttestnya mengalami berbagai ketercapaian.
Pada posttest, ketercapaian yang baik sekali bagi kelas eksperimen I dan
eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 (92% dan 87%). Ketercapaian
yang baik bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah prosedural jenjang C5
(71%) dan prosedural jenjang C6 (70% dan 79%). Ketercapaian yang belum

2
Lampiran 11
71

diraih/tidak tercapai bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah metakognitif
jenjang C2 (45% da 44%). Ranah faktual jenjang kognitif C5 diperoleh dengan
kategori baik pada kelas eksperimen I (76%) dan sangat baik bagi kelas
eksperimen II (81%). Ranah konseptual jenjang C4 diperoleh dengan kategori
baik bagi kelaseksperimen I (71%) dan cukup bagi kelas eksperimen II (68%).
Kelas eksperimen I memiliki ketercapaian yang baik (71%) pada kemampuan
metakognitif jenjang C4 dan nilai ketercapaia kelas eksperimen II termasuk
kurang baik (52%). Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk
kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk kelas eksperimen II,
keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi
ranah pengetahuan dan jenjang kognitif tiap kelas eksperimen I dan eksperimen II
memiliki beberapa kategori. Hasil N-gain kategori tinggi pada kelas eksperimen I
dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 (0,82dan 0,84) dan ranah
faktual jenjang C5 (0,71 dan 0,77). Hal ini dikarenakan model PBL dan PjBL
menuntut siswa untuk menganalisis kejadian yang bersifat faktual di setiap
pembelajarannya. Sementara itu, perbedaan N-Gain kedua kelas ada pada ranah
prosedural jenjang C6, kelas eksperimen II juga memiliki N-Gain yang tinggi
yaitu sebesar 0,74 dan kelas eksperimen II memiliki N-Gain yang sedang yaitu
sebesar 0,61. Hal ini dikarenakan model PjBL tidak hanya menuntut siswa untuk
menyelesaikan suatu masalah saja tetapi juga menuntut siswa untuk membuat
suatu ide yang baru disertai langkah kerja yang sistematis di setiap pembelajaran
dan PBL cukup sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat
faktual. Hasil N-Gain kategori sedang diperoleh kelas eksperimen I dan II pada
ranah konseptual jenjang C4 (0,71 dan 0,67), ranah prosedural jenjang C5 (0,61
dan 0,62), dan ranah metakognitif jenjang C2 (0,45 dan 0,44) serta ranah
metakognitif jenjang C4 (0,69 dan 0,48). Model PBL dan PjBL dapat
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih
jelas deskripsi hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah
72

pengetahuan dan jenjang kognitif siswa untuk pretest, posttestdan N-Gainkelas


eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.3
Tabel 4.3Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi)
Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Jenjang Kognitif
C2 (%) C4 (%) C5 (%) C6 (%)
Ranah
Kelas
Pengetahuan Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
XA1 21 92 15 76
Faktual
XA2 19 87 17 81
XA1 2 71
Konseptual
XA2 4 68
XA1 26 71 18 70
Prosedural
XA2 22 71 15 79
XA1 0 45 7 71
Metakognitif
XA2 1 44 7 52

Tabel 4.4 Hasil N-Gain (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) Ranah


Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II
Ranah Jenjang Kognitif
Kelas
Pengetahuan C2 C4 C5 C6
XAI 0,82 0,71
Faktual
XA2 0,84 0,77
XAI 0,71
Konseptual
XA2 0,67
XAI 0,61 0,61
Prosedural
XA2 0,62 0,74
XAI 0,45 0,69
Metakognitif
XA2 0,44 0,48

3
Lampiran 12
73

2. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Pretest,


Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan
berpikir tingkat rendah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5Pretest,Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
(Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)

Data
Kelas Bahan Uji
N Max Min ̅ SD
Pretest 36 86,67 16,67 52,41 17,25
XA1
Posttest 36 96,67 60 82,31 7,72
Pretest 36 83,33 16,67 52,31 17,76
XA2
Posttest 36 90 50 75,28 9,61
XA1 N-Gain 36 0,90 -0,50 0,56 0,30

XA2 N-Gain 36 0,86 -0,43 0,41 0,33

Berdasarkan Tabel 4.5, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II


(52,41 dan 52,30) yaitu sebesar 0,11 dan perbedaan nilai rata-rata posttest
eksperimen I dan II (82,31 dan 75,28) yaitu sebesar 8.03. Nilai rata-rata hasil
belajar berpikir tingkat rendahkelas eksperimen I naik 30% dari 52,41 pada
pretest menjadi 82,31 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 23% dari 52,30
pada pretest menjadi 74,28 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki kenaikan
nilai hasil belajardari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas
eksperimen II (30%>23%). Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II
termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata N-Gain lebih
besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II (0,56> 0,41). Untuk lebih jelasnya
74

deskripsi hasil belajar berpikir tingkat rendah(pretest,posttest dan N-Gain) kelas


eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.4
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan
berpikir tingkat rendah tiap sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II,
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah)Sub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Kelas EksperimenII
Pretest (%) Posttest (%) N-Gain
No Sub-Konsep
XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2
1. Ciri-ciri umum jamur 62 64 80 77 0,32 0,32
2. Klasifikasi jamur 47 45 80 71 0,49 0,38
3. Reproduksi jamur 56 44 81 89 0,39 0,50
4. Asosiasi jamur 54 47 99 91 0,90 0,81
5. Peranan jamur dalam 51 61 76 68 0,34 -0,06
kehidupan sehari-hari
Rata-rata 54 52,2 81,2 79,2 0,49 0,39

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir


tingkat rendah pretest diketahui bahwa sub-konsep yang sudah tercapai cukup
baik yaitu ada pada ciri umum jamur (62%) kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur (64%) dan peranan jamur (61%).
Sub-konsep yang tercapai kurang baik yaitu reproduksi jamur (56%), asosiasi
jamur (54%), dan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari (51%) untuk kelas
eksperimen I. Sedangkan sub-konsep yang tidak tercapai untuk kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II yaitu ada pada klasifikasi jamur (47% dan 45%),
reproduksi jamur (44%) dan asosiasi jamur (47%) untuk kelas eksperimen II.
Nilai rata-rata ketercapaian sub-konsep hasil belajar kognitif dari pretest ke
posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (27.2% > 27%)..
Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian sub-konsep antara pretest dan
posttest, didapatkan sub-konsep pada pretest yang belum tercapai pada kelompok
eksperimen I satu sub-konsep, sedangkan untuk posttestnya tidak ada. Untuk kelas

4
Lampiran 14
75

eksperimen II, sub-konsep pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak tiga
sub-konsep, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena
soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang
kemampuan berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang
digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan
ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir.
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil N-Gain per sub-konsep hasil belajar kelas
eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II.
Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan
dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur,
asosiasi jamur, dan peranan jamur dalam kehidupan. Pada kelas eksperimen
IIdiperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus pada sub-konsep peranan
jamur. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan
pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, reproduksi jamur. N-Gain
kategori tinggi di kedua kelas tersebut ada pada kategori asosiasi jamur. Hasil N-
Gain untuk sub-konsep peranan jamur kelas eksperimen I adalah sedang tetapi
kelas eksperimen II rendah. Hasil rata-rata N-Gain per sub-konsep
memperlihatkan bahwa kelas eksperimen I lebih besar dibandingkan dengan kelas
eksperimen II. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain
keterampilan berpikir tingkat rendahsub-konsep jamur kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.5
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan
berpikir tingkat rendah tiap jenjang kognitifkelas eksperimen I dan eksperimen II,
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah) Jenjang KognitifPretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas
EksperimenII
Pretest (%) Posttest (%) N-Gain
No Jenjang Kognitif
XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2
1. C1 53 60 81 70 0,44 -0,07
2. C2 55 51 87 81 0,68 0,54
5
Lampiran 15
76

Pretest (%) Posttest (%) N-Gain


No Jenjang Kognitif
XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2
3. C3 49 19 94 89 0,72 0,68
4. C4 51 51 79 76 0,55 0,36
5. C5 44 33 97 72 0,53 0,44
6. C6 44 61 39 61 0,22 0,25
Rata-rata 49.3 45,83 79.5 74,83 0,52 0,37
Berdasarkan Tabel 4.7, hasil ketercapaian belajar keterampilanberpikir
tingkat rendahpretest diketahui bahwa jenjang kognitif yang tercapai cukup baik
yaitu C1 (60%) dan C6 (61%) untuk kelas eksperimen II sedangkan kelas
eksperimen I tidak ada. Jenjang kognitif yang tercapai kurang baik yaitu C1
(53%), C2 (55%), dan C4 (51%) untuk kelas eksperimen I dan C2 (51%) dan C4
(51%) untuk kelas eksperimen II. Sementara itu, untuk jenjang kognitif yang
gagal dicapai yaitu C3 (49%), C5 (44%), dan C6 (44%) untuk kelas eksperimen I
dan untuk kelas eksperimen II yang gagal tercapai yaitu jenjang kognitif C3
(19%) dan C5 (33%). Nilai kenaikan rata-rata ketercapaian jenjang kognitif hasil
belajar keterampilan berpikir tingkat rendah dari pretest ke posttestkelas
eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (29.5% > 29%)..
Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian jenjang kognitif antara
pretest dan posttest, didapatkan jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai
pada kelompok eksperimen I sebanyak tigajenjang kognitif, sedangkan untuk
posttestnya ada 1 yaitu di C6 (39%). Untuk kelas eksperimen II, jenjang kognitif
pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak duajenjang kognitif, sedangkan
posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan
kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan
berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan
untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda
sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir.
Berdasarkan Tabel 4.7, hasil N-Gain jenjang kognitif hasil belajar kelas
eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II.
Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan
dengan kelas eksperimen II pada semua jenjang kognitif kecuali jenjang C6. Pada
kelas eksperimen II diperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus
77

padajenjang C1. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu
didapatkan pada jenjang kognitif C2, C4 dan C5. N Gain kategori rendah untuk
kelas eksperimen I dan II yaitu pada jenjang C6. N-Gain jenjang C1 untuk kelas
eksperimen I termasuk kategori sedang sementara kelas eksperimen II termasuk
kategori rendah bahkan minus. N-Gain jenjag C3 untuk kelas eksperimen I
termasuk kategori tinggi dan kelas eksperimen II termasuk kategori sesang. Untuk
lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir
tingkat rendahjenjang kognitif jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
dapat dilihat pada lampiran.6
Selanjutnya untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based
Learning) untuk kelas eksperimen II terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, dilakukan uji statistik lanjutan yang dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

B. Analisis Data Tes Hasil Belajar


1. Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok eksperimen I dan kelas
eksperimen II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Uji NormalitasGain Keterampilan Berpikir Tingkat
TinggiSiswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II
Gain
Data Statistik
Eksperimen I Eksperimen II
Sampel (N) 36 36
Sig 0,000 0,042
0,025 0,025
Kesimpulan Tidak Normal Normal

6
Lampiran 16
78

Tabel 4.9 Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah


Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II
Gain
Data Statistik
Eksperimen I Eksperimen II
Sampel (N) 36 36
Sig 0,200 0,200
0,025 0,025
Kesimpulan Normal Normal

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, menunjukkan bahwa terdapat


beberapa data normal diantaranya data Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi
biologi kelas eksperimen II, dan data Gain hasil belajar biologi kelas eksperimen
I dan II karena nilai Sig lebih besar dari α (Sig> α), maka Ho yang menyatakan
bahwa populasi berdistribusi normal diterima, dengan demikian, bahwa sebaran
data yang dianalisis tersebut normal.
Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa terdapat data tidak normal
yaitudata Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I karena nilai
Sig lebih kecil dari α (Sig< α), maka Ho yang menyatakan bahwa populasi
berdistribusi normal ditolak, dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis
tersebut tidak normal.
Berdasarkan data tersebut, terdapat data normal dan data tidak normal pada
uji normalitas Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adanya perbedaan
distribusi data tersebut, langkah uji statistik yang selanjutnya dipilih adalah jenis
uji statistik non parametrik. Sementara itu, untuk data Gain hasil belajar berpikir
tingkat rendah dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas dan uji t
karena nilai Gain kedua kelas berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.7

2. Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan Berpikir Tingkat


Tinggi
Hasil data sebaran Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ada yang
normal dan tidak normal maka untuk menguji statistik lanjutan (uji hipotesis)
7
Lampiran 17
79

menggunakan uji statistika non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Dalam uji
ini, jika hasil hitungan uji Mann Whitney U (probabilitas) > 0,05 maka H o
diterima sedangkan jika hasil hitungan uji Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05
maka Ho ditolak. Hasil uji Mann Whitney U dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah
ini. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji Mann Whitney U dapat dilihat pada
lampiran.8
Tabel 4.10 Uji Beda Gain (Uji Mann Whitney U) Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan
1. Hasil Belajar 0,264 0,05 0,264> 0,05 Ha ditolak
HOT

Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,264 yang berada di atas
harga alpha 0,05, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
tidak terdapat perbedaan keterampilanberpikir tingkat tinggi antara siswa yang
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning
(PjBL).

3. Uji Homogenitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah


Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
populasi normal. Hasil uji normalitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel
4.9 di bawah ini.
Tabel 4.11 Uji Homogenitas berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir
Tingkat Rendah
No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan
1. Hasil Belajar 0,561 0,05 0,561> 0,05 Varians
Kognitif homogen

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui signifikansi sebesar 0,561. Nilai ini
menunjukkan bahwa nilai sig >α, maka dapat disimpulkan Gain hasil belajar

8
Lampiran 18
80

kedua kelas mempunyai varian yang sama.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji
homogenitas Gain hasil belajar dapat dilihat pada lampiran.9

4. Uji Hipotesis Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah


Setelah melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas)
gain hasil belajar siswa, diketahui kedua kelompok berdistriusi normal dan
homogen. Dengan demikian, untuk melakukan uji hipotesis penelitian
menggunakan uji-t.
Tabel 4.12 Uji Hipotesis berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat
Rendah
No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan
1. Hasil Belajar 0,106 0,025 0,106> 0,025 Ha ditolak
Kognitif

Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,106 yang berada di hatas
harga alpha 0,025, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).Untuk lebih
jelasnya perhitungan uji hipotesis hasil belajartingkat rendah dapat dilihat pada
lampiran.10

C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran


Hasil perhitungan data penelitian mengenai data hasil observasi kegiatan
guru selama pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14.
Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas
Eksperimen I

Kelas Eksperimen I
No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran
Observer I Observer II
1. Orientasi Siswa pada Masalah 100% 100%
2. Mengorganisasi Siswa Belajar 100% 100%
Kelas Eksperimen I
No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran
Observer I Observer II
9
Lampiran 19
10
Lampiran 20
81

3. Membimbing Penyelidikan Individu 100% 100%


dalam Kelompok
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil 100% 100%
Karya
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses 100% 100%
Pemecahan Masalah

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen I


terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Penilaian
observasi kegiatan guru sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan seluruhnya
oleh guru. Adapun data hasil observasi guru selama pembelajaran pada kelas
kontrol II terdapat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas
Eksperimen II

Kelas Eksperimen II
No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran
Observer I Observer II
1. Mendeksripsikan Konsep atau 100% 100%
Materi yang sedang dikaji
2. Menemukan Masalah 100% 100%
3. Meneliti Masalah 100% 100%
4. Memahami Stakeholder 100% 100%
5. Menentukan Pemecahan Masalah 100% 100%
6. Merencanakan Proyek 100% 100%
7. Melaksanakan Proyek 100% 100%
8. Menyimpulkan, Mengevaluasi, dan 100% 100%
Merefreksi

Berdasarkan Tabel 4.14, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen II


terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Dari penilaian
observer I dan observer II sub kegiatan inti pembelajaran telah dilaksanakan
secara keseluruhan oleh guru.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil ketercapaian sub-konsepketerampilan berpikir tingkat tinggi biologi
siswa secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan karena mencapai >50%.
Nilai ketercapaian kelas eksperimen I dan eksperimen II berbeda tipis yaitu 1-2%
82

pada tiap sub-konsep. Nilai ketercapaian paling tinggi di kedua kelas tersebut
yaitu pada sub-konsep peranan jamur. Hal ini dikarenakan selama proses
pembelajaran di kedua kelas tersebut lebih mengedepankan aspek peranan jamur
dalam kehidupan seperti yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning)
sama efektifnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi
siswa.
Hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa tiap
ranah pengetahuan dan jenjang kognitif secara keseluruhan sudah mencapai
ketuntasan karena > 50% pada kelas eksperimen I dan eksperimen II kecuali pada
ranah metakognitif jenjang C2. Nilai ketercapaian tertinggi pada kedua kelas yaitu
pada ranah faktual jenjang kognitif C4 dan C5. Dari hasil data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan
PjBL (Project Based Learning) sama efektifnya dalam meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa.
Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kedua kelas
eksperimen belum mencapai KKM Biologi sebesar 75 (68,44 pada kelas
eksperimen I dan 67,38 pada kelas eksperimen II). Hal ini dikarenakan siswa
belum terbiasa menghadapi soal ulangan biologi dalam bentuk tes uraian dengan
distribusi soal jenjang kognitif C4-C6. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra.
Tri Hardani selaku guru Biologi kelas X MIA 1 dan X MIA 2, diketahui bahwa
soal ulangan yang biasa dibuat oleh guru biologi yaitu dalam bentuk tes pilihan
ganda sejumlah 40-50 soal dengan distribusi soal dari C1-C4.11 Siswa yang tuntas
KKMnya pada materi sebelum Fungi dengan bentuk soal tersebut yaitu lebih dari
70% pada materi virus, 90% pada materi Archaebacteria dan Eubacteria serta
Protista.12
Adapun mengenai rata-rata hasil belajarpretest dan posttest mengalami
kenaikan baik pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Kedua model

11
Lampiran 21
12
Lampiran 22
83

pembelajaran ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif pada


kedua kelas sampel penelitian. Hasil N-Gain kelas eksperimen I per sub-konsep
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum
jamur, klasifikasi jamur, asosiasi jamur, dan peranan jamur. Namun hasil N-Gain
per sub-konsep tertinggi pada kelas eksperimenII dibandingkan dengan kelas
eksperimen I terdapat pada sub-konsep reproduksi jamur. Dari hasil ketercapaian
sub-konsep jamur menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) lebih efektif terhadap seluruh sub-konsep jamur dibandingkan kelas
PjBL (ProjectBased Leaning) , kecuali pada sub-konsep reproduksi jamur.
Ketercapaian suatu sub-konsep, ranah pengetahuan dan jenjang kognitif
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keteraampilan berpikir tingkat rendahbaik
pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II ini dipengaruhi oleh kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing model dan pendekatan yang diterapkan
selama proses pembelajaran. Kelebihan model PBL (Problem Based Learning)
yakni membantu siswa dalam mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan
dasar yang ia dapatkan untuk menyelesaikan masalah dunia nyata.Sementara itu,
kekurangan dari model PBL (Problem Based Learning) yakni membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk membuat pembelajaran menjadi bermakna karena
siswa perlu memahami materiterlebih dahulu sebelum mereka berusaha
memecahkan masalah. Sedangkan kelebihan PjBL (Project Based Learning)
adalah melatih siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata, melatih cara siswa
berpikir kreatif da inovatif melalui pembuatan proyek yang diberikan. Di lain sisi,
PjBL juga memiliki kekurangan yaitu alokasi waktu yang lebih lama
dibandingkan PBL karena pembelajaran lebih difokuskan kepada pengerjaan
proyek bukan membangun pengetahuan konten siswa. PjBL juga Ini juga yang
menyebabkan nilai rata-rata kognitif kelas eksperimen II lebih rendah dari kelas
eksperimen I.
Berdasarkan uji normalitas pretest dan posttest keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan keterampilan berpikir tingkat rendah diperoleh beberapa data yang
tidak normal. Oleh karena itu, untuk menghindari biasnya penelitian, maka uji
84

statistik yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari nilai Gain siswa. Nilai
ini mengukur selisih nilai posttest dan pretest masing-masing siswa.
Hasil uji normalitas Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas
eksperimen I yaitu tidak normal sedangkan data berdistribusi normal di kelas
eksperimen II. Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut (data
berdistribusi normal dan tidak normal), maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda
adalah uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Data uji beda berdasarkan
hasil uji Mann Whitney diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas uji Mann
Whitney U pada hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi Ha ditolak, yang
artinya tidak ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang
menggunakanmodel PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based
Learning).
Berdasarkan uji Mann Whitney U, secara umum keterampilan berpikir
tingkat tinggi kelas eksperimen I dan II adalah sama. Tetapi, keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat
beberapa perbedaannya berdasarkan nilai ketercapaian ranah pengetahuan dan
jenjang kognitif. Kelas eksperimen I unggul 19% dari kelas eksperimen IIpada
kemampuan metakognitif jenjang C4 (71%) dan 52%). Berdasarkan uji beda
Mann Whitney U untuk pengetahuan metakognitif jenjang C4 diperoleh data Ho
ditolak karena nilai Sig lebih kecil dari harga α (0,000 < 0,05) artinya terdapat
perbedaan pengetahuan metakognitif jenjang C4 antara kelas eksperimen I
(Problem Based Learning) dan kelas eksperimen II (Project Based
Learning).13Nilai N-Gain pengetahuan metakognitif jenjang C4 kelas eksperimen
I lebih besar dibandingkan kelas eksperimen II (0,69> 0,48). Nilai kelas
eksperimen I pada ranah pengetahuan metakognitif jenjang C4 lebih baik karena
mereka lebih mempunyai banyak waktu untuk untuk menganalisis suatu kondisi
yang terjadi sedangkan kelas eksperimen II mereka lebih terfokus kepada
pembuatan proyek. Walaupun begitu, nilai N-Gain metakognitif jenjang C4 kelas
eksperimen II berada direntangan yang sama dengan nilai kelas eksperimen I yaitu
termasuk kategori sedang artinya baik model PBL dan PjBL keduanya sama-sama

13
Lampiran 23
85

dapat meningkatkan keterampilan metakognitif analisis siswa dengan standar


yang cukup atau sedang.
Sejauh ini belum banyak penelitian yang lebih mendalam terkait dengan
perbedaan pengetahuan metakognitifantara model Problem Based Learning (PBL)
dan Project Based Learning (PjBL). Oleh sebab itu diperlukan beberapa
penelitian untuk membuktikannya pada masing-masing model
pembelajaran.Beberapa penelitian di bawah ini membahas mengenai kemampuan
metakognitif pada model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based
Learning (PjBL). Penelitian mengenai metakognitif dilakukan oleh Lina Gassner
yang menghasilkan data bahwa pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara
langsung bagi siswa untuk membangkitkan kesadaran metakognitifnya karena
model PBL mengharuskan siswa berpikir mengenai apa dan mengapa untuk dapat
memecahkan masalah.14Penelitian lainnya dilakukan oleh Brian Wicaksono dkk,
kesimpulan yang dihasilkan yaitumodel pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dapat meningkatkan kemampuan metakognitif siswa di siklus ke I dan
ke II sehingga meningkatkan hasil belajar siswa15. Sementara itu, penelitian
mengenai PjBL terhadap kemampuan metakognitif pernah dilakukan oleh
Milyarda Shadaika, Murni Ramli, dan Nurmiyati, kesimpulan yang dihasilkan
yaitu model pembelajaran PjBL berbasis potensi Makroalga daerah pesisir dapat
meningkatkan pengetahuan metakognitif siswa lebih baik dari kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.16
Kelas eksperimen II unggul 9% dari kelas eksperimen I pada kemampuan
prosedural jenjang C4 (79%) dan70%). Hasil uji Mann Whitney U untuk
pengetahuan prosedural jenjang C6 menunjukkan hasil bahwa Ho ditolak karena
nilai Sig lebih kecil dari nilai α (0,029 < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan

14
Lina Gassner, Developing Metacognitive Awareness – a modified model of a PBL
Tutorial, Bachelor Thesis of Odontology in Oral Health, 15 ECTS, June 2009, pp. 8-13.
15
Brian Wicaksono, dkk, “Peningkatan Kemampuan Metakognitif Fisika Melalui Model
Pembelajaran Problem Based LearningPada SMK Pancasila 1 Kutoarjo”, Radiasi, Vol. 3 No.2,
2013, h. 184.
16
Milyarda Shadaika, Murni Ramli, dan Nurmiyati, “Pengaruh Model Project Based
Learning Berbasis Potensi Makrolga Daerah Pesisir Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
di SMAN 1 Tanjungari Gunung Kidul D.I. Yogyakarta”, Seminar Nasional Konservasi dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015, 2015, h. 286
86

keterampilan prosedural jenjang C6 pada kelas eksperimen I (Problem Based


Learning) dan kelas eksperimen II (Project Based Learning).17 Nilai N-Gain
pengetahuan metakognitif jenjang C4 kelas eksperimen II lebih besar
dibandingkan kelas eksperimen I (0,74> 0,61). Perbedaan ini disebabkan karena
model Project Based Learning menuntut siswa untuk bekerja secara sistematis
sesuai prosedur supaya karya yang dihasilkan sesuai harapan. Mereka dituntut
untuk menciptakan suatu hal yang baru dengan pikiran dan tangan mereka sendiri.
Sementara itu pada Problem Based Learning, siswa kurang dituntut untuk bekerja
melalui serangkaian prosedur karena hasil akhir dari kegiatan pembelajaran PBL
bukan suatu produk atau karya melainkan cukup dengan sebuah presentasi atau
malakah untuk memecahkan masalah.
Model Project Based Learning menghadirkan tugas berupa suatu
investigasi ataupenyelidikan sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan danpenyajian data. Dalam penelitian Grant and
Branch (2005) melaporkan bahwa benda, laporan penelitian, dan lukisan yang
diproduksi dalam kegiatan PjBL menunjukkan bahwa siswa mampu berpindah
dari orang baru menjadi ahli dalam ranah pengetahuan dan mereka menyatukan
beberapa kemampuan yang diperoleh selama pembelajaran di dalam pembuatan
benda-benda terkait proyek yang diberikan.18 Penelitian Hernandez-Ramosand
Pas (2009) menyatakan bahwa siswa yang belajar melalui model PjBL tidak
membuat dirinya hanya memiliki kemampuan mengumpulkan fakta saja tetapi
siswa dapat menginterpretasikan informasi, memiliki semangat kerja secara
kolaborasi yang lebih tinggi dan memiliki sikap yang lebih positif.19. Hal ini juga
terlihat jelas pada ketercapaian ranah faktual jenjang kognitif C4 (87%), faktual
C5 (81%) dan ranah prosedural jenjang kognitif C6 (79%).
Sejumlah kasus dan proyek yang dihadirkan dalam kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II diambil berdasarkan peristiwa kehidupan sehari-hari (faktual).

17
Lampiran 23
18
Suha R Tamim dan Michael M Grant, Definitions and Uses: Case Study of Teacher
Implementary Project Based Learning, Interdisiciplinary journal of Problem Based Learning,
May 2013, Vol. 71 (2), h. 73
19
Ibid.,
87

Melalui kegiatan pembelajaran selama 3 kali pertemuan yang didasarkn pada


peristiwa faktual, kemampuan berpikir siswa pada ranah pengetahuan faktual
meningkat sangat baik di kedua kelas eskperimen. Pada pengetahuan faktual
jenjang kognitif C4, kedua kelas memperoleh pencapaian yang sangat baik (92%
dan 87%). Begitu juga dengan pengetahuan faktual siswa jenjang C5,
ketercapaian kelas eksperimen I termasuk baik (76%) dan kelas eksperimen II
sangat baik (81%).
Guru perlu memastikan bahwa siswanya sudah memiliki pengetahuan
kerja istilah, fakta, dan konsep yang kuat sebelum mereka dapat mengatasi
masalah atau membuat proyek. Pengetahuan tersebut dapat diberikan melalui
pembelajaran ekspositori atau instruksi langsung. Setelah siswa memiliki dasar
pengetahuan yang cukup, maka melalui pembelajaran PBL dan PjBL kemampuan
siswa dalam berpikir bisa meningkat ke ranah prosedural dan metakognitif serta
ke jenjang kognitif yang bersifat analisis, evaluasi dan kreasi.
Sementara itu, hasil uji normalitas Gain hasil belajarketerampilan berpikir
tingkat rendah siswa menunjukkan sebaran data di kedua kelas eksperimen
terdistribusi normal. Dengan begitu, untuk uji Gain keterampilan berpikir tingkat
rendah, langkah uji statistik selanjutnya yaitu uji statistik parametrik. Uji
homogenitas menunjukkan kedua kelas eksperimen memiliki varians yang
homogen. Data uji hipotesis berdasarkan hasil uji t diperoleh hasil bahwa nilai
probabilitas uji t pada hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah Ha
ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan kemampuan kognitif siswa yang
menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based
Learning).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) tidak mempunyai
perbedaan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir
tingkat rendahsiswa. Hal ini disebabkan oleh persamaan model PBL (Problem
Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) memiliki kesamaan yaitu
student centered, memberikan tugas-tugas yang bersifat otentik, open ended dan
berorientasi pada masalah yang ada dalam dunia nyata supaya dapat memperluas
88

belajar siswa dan merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi. PBL (Problem
Based Learning) dan PjBL (Project Based Learning) paling baik digunakan guru
ketika ingin membantu siswa memahami makna dari konsep materi yang mereka
pelajari melalui pembelajaran yang mandiri.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat
tinggi antara siswa yang diajarkan menggunakan Problem Based Learning (PBL)
dengan siswa yang menggunakan Project Based Learning (PjBL). Hal ini dapat
dilihat dari hasil perbandingan pada nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen
I (problem based learning) sebesar 68,44 dan kelas eksperimen II (project based
learning) sebesar 67,38. Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
pada kedua kelas eksperimen masih dibawah 75 sebagai KKM Biologi. Nilai
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada uji Mann Whitney U (probabilitas)
>0,05 (0,264 > 0,05), maka Ha ditolak, artinya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada konsep Fungi tidak
memiliki perbedaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berpikir tingkat tinggi antara kelas eksperimen I dan II sama kuatnya.
Sementara itu, berdasarkan uji Mann Whitney U pada hasil ketercapaian
keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah pengetahuan dan jenjang kognitif,
diperoleh dua data untuk Ho ditolak artinya ada perbedaan antara kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II. Pertama, pada keterampilan metakognitif
jenjang C4 diperoleh nilai uji Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05 ( 0,000 <
0,05) dan kedua pada keterampilan procedural jenjang C6 diperoleh nilai uji
Mann Whitney U (probabilitas) < 0,05 (0,029 < 0,05). Kelas eksperimen I terlihat
lebih baik pada ranah metakognitif jenjang C4 sementara kelas eksperimen II
lebih unggul pada ranah prosedural jenjang C6.
Permasalahan yang dihadirkan pada kelas ekperimen I dan kelas eksperimen
II selama tiga kali pertemuan berdasarkan pada masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Kedua model yang menghadirkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
berhasil meningkatkan kemampuan pengetahuan faktual jenjang C4 dan faktual
jenjang C5 siswa dengan kategori N-Gain tinggi.

89
90

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Problem
Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) pada
konsep-konsep biologi yang lain.
2. Perlu optimaliasi peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) danProject Based Learning
(PjBL)sehingga dapat diketahui perbedaan diantara keduanya secara
lebih nyata.
3. Guru perlu mengembangkan keterampilan metakognitif siswa terutama
pada model Project Based Learning sebagai bahan self regulation.
4. Peneliti selanjutnya mengungkap semua aspek pengetahuan dan jenjang
kognitif lebih lengkap dan proporsional seperti ranah pengetahuan
metakognitif dengan jenjangkognitif Bloom yang lebih tinggi (C3, C5,
dan C6).
5. Dengan segala keterbatasan dalam penyajian kasus dan rancangan
proyek dalam penelitianini, diharapkan ada penelitian lebih lanjut
dengan kasus dan proyek yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, Muchamad. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi.
Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 3. No. 2. 2008.
Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era
Pengetahuan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet II, 2010.
Anderson, Lorin Wdan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A
Revivon of Bloom Taxonomy of Educational Objective oleh Agung
Prihantoro.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet I, 2010.
Arifin,Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet V, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet X, 2009.
Arikunto, Suharsimi.Manajemen Penelitian Ed. Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta,
Cet VII, 2005.
Atikasari, Sandra, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Susetyo. “Pengaruh
Pendekatan Problem Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology Education. Vol.
1. No. 3. Desember 2012.
Backer, Erica, dkk. Project Based Learning Model: Relevant Learning for the
21st Century. Washington: Pacific Education Institute. 2011.
Brookhart, Susan M.How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your
Classroom. Alexandria: ASCD, 2010.
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell.Biologi. Jakarta:
Erlangga, Jilid II, 2010.
Eterington, Matthew B. “Investigative Primary Science: A Problem-based
Learning Approach”. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 36. No.
9. September 2011.
Gassner, Lina.“Developing Metacognitive Awareness – a modified model of a
PBL Tutorial”. Bachelor Thesis of Odontology in Oral Health. 15 ECTS.
June 2009.
Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menetapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

91
92

Haladyna, Thomas M.Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking.


USA: Alyyn and Bacon, 1997.
Herlanti,Yanti.Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan SainsUniversitas Islam Negeri
Jakartadiaksesdarihttp://dhetik.weebly.com. 16 Desember 2014.
Hunt, R. Read dan Henry C. Ellis. Fundamentals of Cognitive Psychology. New
York: McGraw-Hill Higher Education, 2004.
Ibrahim, Muslimin, “Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)”, Seminar
Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Seminar. 2015.
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.
Karli, Hilda. “Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Keterampilan
Berpikir”. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 18. Tahun ke 11. Juni 2012.
Kemdikbud. Perubahan Pola Pikir Dalam Kurikulum 2013 diakses dari
Kemdikbud.go.id.14 April 2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Kompetensi Dasar Sekolah


Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA)diaksesdarihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-
sudarmaji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf. 5 Februari 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Konsep dan Implementasi
Kurikulum”. Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Bidang Pendidikan. 2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)”. 2013 .
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Salinan Lampiran Permendikbud No
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
diakses dari akmadsudrajat.wordpress.com. 12 Mei 2015.
Kertayasa, I Ketut. Indonesia Pisa Center diakses dari
http://www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-website.html. 14 April
2015.
Kowiyah. “Kemampuan Berpikir Kritis”. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 3. No. 5.
Desember 2012.
Kubiatko, Milan dan Ivana Vaculova. “Project-based learning:characteristic and
the experiences with application in the science subjects”. Energy Education
Science and Technology Part B: Social and Educational Studies.Vol. 3. No.
1. 2011.
93

Kusumaningrum, Maya dan Abdul Aziz Saefudin. “Mengoptimalkan Kemampuan


Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika”. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
ISBN : 978-979-16353-8-7. 10 November 2012,
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet I, 2011.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Kwartolo,Yuli. “Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi


Bloom”. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 18, Tahun ke 11. Juni 2012
Lewy, Zulkardi, Nyimas Aisyah. “Pengembangan Soal Untuk Mengukur
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan Dan Deret
Bilangan Di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang”. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 3. Desember 2009.
Luthvitasari, Navies, Ngurah Made D. P, dan Suharto Linuwih. “Implementasi
Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis, Berpikir Kreatif Dan Kemahiran Generik Sains”. Journal of
Innovative Science Education. Vol. 1, No. 2. ISSN: 2252-6412 November
2012.
Mahendru, Priyanka dan D.V. Mahindru.“Problem Based Learning:Influence on
Students’s Learning in an Electronics & Communication Engineerig
Course”.Global Journal of Researces in Engineering Electronic and
Electronics Engineering. Vol. 11. ISSN: 2249-4588. Desember 2011.
Mardapi,Djemari. Metakognisi dan Tipe-Tipe Pengetahuan diakses
dari(http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html).
1 April 2015
Miri, Barak. “Purposely Teaching for The Promotion of Higher Order Thinking
Skills: A Case of Critical Thinking”.Journal Res Sci Educ. vol 37.12 Januari
2007.
Mourtus, N, J, DeJong Okamoto and J. Rhee. “Defining, teaching, and assessing
problem solving skills”, 7th UICEE Annual Conference on Engineering
Education. Mumbai. 9-13 Februari 2014.
Musial. Dial, et al.Foundations of Meaningful Educational Assessment. New
York: McGraw-Hill. 2009.
Nasution, S.Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara,Edisi II, Cet I, 1995.
Nurohman,Sabar.Pendekatan project based learning sebagai upaya internalisasi
scientific method bagi siswa calon guru fisika diakses
melaluihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/projectbasedlearni
ng.pdf. 30 Desember 2013.
94

OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds know and what they can
do with what they know diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. 14
April 2015.
Parkay, Forrest W dan Beverly Hardcastle Stanford. Menjadi Seorang Guru. Terj.
dari Becoming a Teacher 7th Edition oleh Dani Dharyani. Jakarta: PT
Indeks, Cet I, 2008.
Pujiyanto, Sri.Menjelajah Dunia Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA
Kelompok Peminata Matematika dan Ilmu Alam. Solo: Platinum, 2014.
Putrayasa, Ida Bagus. Buku Ajar Landasan Pembelajaran. Singaraja: Undiksha
Press. 2013.
Rais,Muh.“Pengembangan “Proyek’’ dalam Project-Based Learning : Suatu
Upaya Memahami, Mengembangkan, dan Menerapkan Pendekatan
Scientific Learning Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan
Vokasional”.Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung. 13-14 November 2014.
Reed, Stephen K.Kognisi: Teori dan Aplikasi. Terj dari Cognition: Theory and
Applications oleh Aliya Tusyani. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Rofiah, Emi, Nonoh Siti Aminah, Elvin Yusliana Ekawati, “Penyusunan
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa
SMP”.Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1. No. 2. ISSN: 2338 – 0691.
September 2013.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press, Cet IV, 2011.
Rusmono. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.
Salmiah. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kompetensi Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Kementerian Agama Se-Provinsi Sumatera Utara dan
Acehdiaksesmelaluihttp://sumut.kemenag.go.id. 10 April 2015.
Sani, Ridwan Abdullah.Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2014.
Sanjaya,Wina.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008.
Sari, Milya. “Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah dan
Perguruan Tinggi”. Jurnal Al-Ta’lim. Jilid 1. No. 1. Februari 2012.
95

Sastrawati, Eka,Muhammad Rusdi, dan Syamsurizal. “Problem-Based Learning,


Strategi Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”.
Tekno-Pedagogi. Vol. 1. No. 2. ISSN: 2088-205X. September 2011.
Shadaika,Milyarda, Murni Ramli, dan Nurmiyati. “Pengaruh Model Project Based
Learning Berbasis Potensi Makrolga Daerah Pesisir Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa di SMAN 1 Tanjungari Gunung Kidul D.I.
Yogyakarta”. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam 2015. 2015.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2010.
Siregar, Syofian.Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi
Aksara, Cet I, 2013.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2006.
Sugiyanto. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
bekerja sama dengan FKIP UNS Surakarta, Cet II, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D.Bandung: Alfabeta,Cet XVI 2013.
Supraptomo dan Yusrin Sanusi Baso. Panduan Penerapan Metode Pembelajaran
Berbasis Proyekdiaksesdari www.unhas.ac.id . 5 April 2015.
Susetyo, Budi.Statistika untuk Analisis Data Penelitian; Dilengkapi ara
Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama, Cet I,
2013.
Tamim, Suha R dan Michael M Grant. “Definitions and Uses: Case Study of
Teacher Implementary Project Based Learning”.Interdisiciplinary journal of
Problem Based Learning. Vol. 71 (2). May 2013.
Thomas, Alice, Glenda Thorne and Bob Small. “Higher Order Thinking–It’s
HOT!”. The Newsletter For The Center For Development And Learning.
Louisiana, Vol. 1, No. 4. March 2000.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
Aksara, Cet II, 2010.
Wena, Made.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet VI, 2011.
Wicaksono, Brian, dkk. “Peningkatan Kemampuan Metakognitif Fisika Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada SMK Pancasila 1
Kutoarjo”. Radiasi. Vol. 3 No.2. 2013.
96

Widodo,Tri dan Sri Kadarwati, “Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan


Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan
Karakter Siswa”. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Nomor 1 Th. XXXII,
Februari 2013.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.
Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,Cet I, 2009.
97

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN I

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
98

2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun
di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Membedakan jamur dan tumbuhan (Faktual, C1)
3.6.2 Menyebutkan ciri-ciri jamur (Faktual, C1)
3.6.3 Menjelaskan ciri-ciri jamur (Konsep, C2)
3.6.4 Membedakan cara hidup dan habitat jamur berdasarkan perolehan nutrisi (Konsep,
C2)
3.6.5 Membedakan cara reproduksi jamur secara vegetatif dan generatif (Konsep, C2)
3.6.6 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan reproduksi seksual (Konsep, C3
3.6.7 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Zygomicota (Konsep, C4)
3.6.8 Membuat sketsa tubuh jamur Zigomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan
kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.9 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Zygomycota
berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.10 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Faktual, C3)
3.6.11 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Zygomicota
(Faktual, C6)
3.6.12 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6)
3.6.13 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4)
3.6.14 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
99

4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur Zigomycota
untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Zygomicota
untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Zygomicota untuk
diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting
dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop melalui eksperimen.
9. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen.
10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur
3. Reproduksi jamur
4. Klasifikasi jamur Zygomicota
5. Peranan jamur Zygomicota dalam kehidupan manusia
100

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas,
portofolio, tes
a. Ceramah
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
- Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem
Based Learning)
b. Diskusi
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru
- Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Zygomicota untuk memecahkan masalah yang ada dan
didiskusikan secara berkelompok
c. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan merugikan jamur
Zygomicota yang membuat roti busuk kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis,
dan solusinya
d. Tugas
Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Zygomicota.
e. Portofolio
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup
facebook
f. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari
ini
101

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media
LCD, Laptop

2. Sumber Belajar
Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja,
gambar/foto dan video jamur, internet.

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan
Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Waktu
Berbasis Masalah Guru Siswa
10 menit Pembukaan  Menyimak,
 Memberi salam bertanya, dan
 Guru menarik perhatian menjawab
siswa dengan menayangkan pertanyaan dari
beberapa gambar jamur temannya
Zygomicota seperti jamur
tempe, roti, dan oncom.
(Mengamati)
 Guru memberikan apersepsi
:
- Disebut apakah struktur
putih di atas tempe?
- Mengapa roti dapat
berjamur ?
 Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk memberikan
pertanyaan mengenai jamur
dari gambar yang telah
102

dilihat siswa. (Menanya)


 Guru mempersilahkan siswa
lain untuk menjawab
pertanyaan dari temannya
Orientasi Siswa 15 menit Kegiatan Inti
Pada Masalah  Menyampaikan tujuan  Menyimak
Guru membahas pembelajaran  Menjawab
tujuan pelajaran,  Guru menanyakan kepada pertanyaan guru
mendeskripsikan siswa untuk mendorong
dan memotivasi rasa ingin tahu dan
siswa untuk terlibat berpikir kritis dengan
dalam kegiatan memberikan sebuah
mengatasi masalah pertanyaan seperti apakah
ciri-ciri jamur, apakah  Menyimak
perbedan antara jamur  Menjawab
dengan bakteri dan pertanyaan guru
tumbuhan? ” (Menanya)
 Guru menanyakan kepada
siswa untuk meningkatkan
minat siswa terhadap  Menulis kesulitan
pembelajaran jamur yang dialami dalam
dengan bertanya “Tahukah menjawab
kalian bahwa ternyata pertanyaan
pembungkus roti
menentukn kualitas roti?
(Menanya)
 Guru meminta siswa untuk
menuliskan kesulitan-
kesulitan siswa dalam
menjawabpertanyaan
sebelumnya
103

Mengorganisasika 15 menit  Guru membentuk 6  Berkumpul bersama


n siswa untuk kelompok praktikum. 1 dan memilih ketua
meneliti kelompok terdiri dari 5-6 kelompok
Guru membantu orang.  Memahami isi LKS
siswa untuk  Guru memberikan LKS dan
mendefinisikan dan wacana pada tiap kelompok
mengorganisasikan dengan permasalahan yang
tugas-tugas belajar sama terkait jamur  Melakukan diskusi
yang terkait dengan Zygomicota. kelompok guna
permasalahannya.  Membantu kelompok untuk memulai
mendefinisikan dan perencanaan untuk
mengorganisasikan tugas memecahkan
belajar yang berhubungan masalah yang
dengan permasalahan disajikan dalam
tersebut seperti menetapkan LKS.
subtopik yang spesifik dan
tugas penyelidikan  Mengumpulkan
(Mengasosiasi) data dari berbagai
 Mendorong siswa untuk sumber,
mengumpulkan data dari memberikan
berbagai sumber sebagai permasalahan
landasan untuk berhipotesis tentang fenomena
dan menentukan solusi yang mereka
pemecahan masalah selidiki,
(Mengumpulkan data) menawarkan
penjelasan dalam
bentuk hipotesis,
dan pemecahan
masalah
Membantu 45 menit  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
investigasi mandiri untukmenyiapkan alat dan bahan
104

dan kelompok bahan di meja praktikum


Guru mendorong kelompok masing-masing
siswa untuk kemudian mengeceknya.  Melaksanakan
mendapatkan  Menyediakan bantuan yang solusi pemecahan
informasi yang dibutuhkan tanpa masalah melalui
tepat, melaksanakan mengganggu aktivitas siswa kegiatan praktikum
eksperimen, dan dalam melakukan  Membersihkan alat
mencari penjelasan praktikum.(Mengumpulka praktikum
dan solusi n data)  Mempresentasikan
 Guru menyuruh siswa untuk kegiatan praktikum
membersihkan alat dan saling bertanya
praktikum jawab
 Guru menyuruh siswa untuk
menyampaikanhasil
praktikum secara singkat
dan mempersilahkan siswa
untuk saling bertanya jawab
(Mengkomunikasikan)
Mengembangkan 20menit  Guru meminta siswa bekerja  Bekerja secara
dan menyajikan sama untuk menghimpun kelompok dalam
hasil karya berbagai informasi terkait memecahkan kasus
Guru membantu kasus yang telah dipelajari yag ada di LKS
siswa dalam serta memikirkan secara
merencanakan dan cermat strategi pemecahan
menyiapkan karya yang berguna untuk
yang sesuai seperti pemecahan masalah  Mencatat tugas
laporandan model (Mengumpulkan data) yang diberikan
lain yang dapat  Guru meminta siswa untuk
membantu mereka mengupload tugasnya ke
untuk grup facebook yang dibuat
menyampaikan oleh guru minimal dua hari
105

kepada orang lain setelah praktikum.  Mencatat tugas


(Mengkomunikasikan) yang diberikan dan
 Guru meminta siswa untuk menentukan jam
memberikan saran atau berapa untuk saling
tanya jawab di grup memberikan
facebook tersebut komentar
(Mengkomunikasikan).
Waktu untuk memberikan
komentar disepakati sesuai
kesepakatan kelas
Menganalisis dan 20 menit  Guru menjelaskan bahwa  Menyimak
mengevaluasi iaakan mengevaluasi penjelasan guru dan
proses pemecahan jawaban tiap kelompok dan membandingkan
masalah memberikan jawaban yang dengan
Guru membantu benar melalui grup penyelesaian yang
siswa untuk facebook yang dibuat leh telah dilakukan
melakukan refleksi guru setelah kegiatan kelompoknya
terhadap hasil diskusi selesai
investigasinya dan  Guru meminta siswa untuk
proses-proses yang merekontruksi pemikiran
mereka lakukan dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses
KBM. Caranya dengan
memberikan sejumlah
pertanyaan melalui grup
facebook, seperti :
- Kapan kalian pertama
kali memperoleh
pemahaman yang jelas
mengenai situasi masalah
yang diajukan?
106

- Kapan kalian yakin


dengan pemecahan
masalah yang kalian
ajukan?
- Apakah kalian berubah
pikiran tentang situasi
masalah ketika
penyelidikan
berlangsung?
(Menanya)
10 menit Penutup
 Guru memberikan  Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait
konsep dari materi hari ini
(Cirinumum jamur dan
divi Zygomicota)
 Guru memberikan pesan  Menjawab salam
untuk belajar mengenai
divisi jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota
 Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan
memberikan pesan untuk
tetap semangat
mengerjakan tugas dan
mengucap salam

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
107

3. Pedoman penskoran
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Sikap Observasi Catatan pendidik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir
Daftar cek atau skala
Keterampilan Portofolio penilaian (rating scale) Terlampir
yang dilengkapai rubrik

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
108

SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 1

1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang bukanmerupakan ciri-ciri jamur?


A. Hidupnya di tempat lembab
B. Cara hidupnya saprofit dan parasit
C. Bersifat heterotrof
D. Menyerap bahan organik yang telah diuraikan
E. Bersifat autotrof

2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata eukariotik?


A.Mempunyai bahan inti yang terbungkus membran inti
B. Mempunyai bahan inti tanpa membran inti
C. Mempunyai membran inti tanpa bahan inti
D. Tidak mempenyai inti.
E. Mempunyai inti banyak

3. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah yang dimiliki bersama oleh semua fungi?
A. Simbiotik D. Patogenik
B. Heterotrofik E. Saprobik
C. Berflagela

4. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada
dindingselnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
A. Lipoprotein D. Zat kersik
B. Lipid E. Zat kitin
C. Protein

5. Untuk memperoleh energi, Jamur menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme. Dikenal
dengan istilah apakah cara jamur memperoleh energi tersebut?
A. Autotrof D. Epifit
B. Heterotrof E. Parasit
C. Saprofit

6. Pada jamur terdapat spora yang dapat bergerak dan berflagel dua. Disebut apakah spora pada
jamur yang dapat bergerak dan berflagel dua ?
A. Zoospora D. Askospora
B. Zigospora E. Basidiospora
C. Aplanospora

7. Para ahli mengklasifikasikan jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual danstruktur tubuhnya.


Manakahpengklasifikasian jamur yang tepat?
A. Archaemycota, Basidiomycota, Deutromycota, dan Ascomycota
109

B. Eumycota, Deutromycota,Ascomycota, dan Zygomycota


C. Archaemycota, Eumycota,Deutromycota, dan Ascomycota
D. Aechaemycota, Deutromycota, Zygomycota, dan Ascomycota
E. Zygomycota, Ascomycota, Deutromycota, dan Basidiomycota

8. Ragi kedelai tempe


Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan ditaburkan di atas kedelai yang
sudah disiapkan. Bagian manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk pembuatan tempe
?
A. Spora sejenis jamur
B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal
C. Tepung beras yang halus
D. Bumbu masakan yang dihaluskan
E. Sebangsa bakteri yang saprofit

9. Dikelompokkan dalam divisi apakahjamur roti dan jamur tempe?


A. Zygomycotina
B. Ascomycotina
C. Deuteromycotina
D. Basidiomycotina
E. Eumycotina

10. Untuk membuat tempe dari kedelai diperlukan bantuan jamur. Apakah nama spesies jamur
yang dimanfaatkakn dalam pembuatan tempe ?
A. Rhizopus divisi Zygomycota
B. Mucor divisi Zygomycota
C. Rhizopus divisi Ascomycota
D. Mucor divisi Ascomycota
E. Neurospora divisi Basidiomycota

11. Seorang siswa melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai
varietas A, B dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang
sama untuk ketiganya. Setelah itu ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang dihasilkan.
Rumusan masalah yang paling tepat adalah ....
A.Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai jadi tempe?
C.Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
D. Bagaimana cara pembuatan tempe?
E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN I

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
2.2 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
111

pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun
di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
(Konsep, C4)
3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan
pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Basidiomycota
dan Ascomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota (Faktual, C3)
3.6.5 Menganalisis informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota (Faktual, C4)
3.6.6 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Basidiomycota
dan Ascomycota (Faktual, C6)
3.6.7 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6)
3.6.8 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4)
3.6.9 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur
Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan
mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara mengamati jamur Basidiomycota dan
Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop (Pengetahuan
procedural, C4)
112

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Basidiomycota


dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop
(Pengetahuan Prosedural, C5)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan
penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati
secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
9. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui
kegiatan eksperimen.
10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota
2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota dan Ascomycota
3. Reproduksi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
4. Klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
5. Peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota dalam kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah.
113

Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas,
portofolio, tes

a. Ceramah
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
- Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem
Based Learning)
b. Diskusi
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru
- Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Basidiomycota dan Ascomycotauntuk memecahkan
masalah yang ada dan didiskusikan secara berkelompok
c. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan ciri dan peranan jamur
Basidiomycota dan Ascomycota kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan
solusinya
d. Tugas
Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota.
e. Portofolio
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup
facebook
f. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 8 soal pilihan ganda terkit materi hari ini

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media
LCD, Laptop
114

2. Sumber Belajar
Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja,
gambar/foto dan video jamur, internet.

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan
Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Waktu
Berbasis Masalah Guru Siswa
Pembukaan
 Memberi salam
 Guru menarik perhatian
siswa dengan
menayangkan beberapa
gambar jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota. Seperti
jamur tape dan jamur
oncom (Mengamati)
 Guru memberikan
Melakukan tanya
10 menit apersepsi :
jawab
- Pernakah anda
memasak jamur? Jika
pernah bagaimana
caranya ?
 Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk memberikan
pertanyaan mengenai jamur
dari gambar yang telah
dilihat siswa. (Menanya)
 Guru mempersilahkan
115

siswa lain untuk menjawab


pertanyaan dari temannya
Orientasi Siswa 15 menit  Menyampaikan tujuan  Menyimak
Pada Masalah pembelajaran  Menyimak
Guru membahas  Guru menanyakan  Menjawab
tujuan pelajaran, kepada siswa untuk pertanyaan guru
mendeskripsikan mendorong rasa ingin
dan memotivasi tahu dan berpikir kritis
siswa untuk terlibat dengan memberikan
dalam kegiatan sebuah pertanyaan seperti
mengatasi masalah Mengapa singkong dapat
menjadi manis ketika  Menyimak
menjadi tapai? Tahukah  Menjawab
kamu bagaimana cara pertanyaan guru
membuat oncom? ”
(Menanya)
 Guru menanyakan
kepada siswa untuk
meningkatkan minat  Menulis kesulitan
siswa terhadap yang dialami dalam
pembelajaran jamur menjawab
dengan bertanya pertanyaan
“Tahukah kalian bertanya, dan
bagaimana caranya jamur menjawab
membuat singkong pertanyaan dari
menjadi tapai yang guru
manis? (Menanya)
 Guru meminta siswa
untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan siswa
dalam menjawab
116

pertanyaan sebelumnya
Mengorganisasika 15 menit Kegiatan Inti
n siswa untuk  Guru memberikan LKS dan  Berkumpul bersama
meneliti wacana pada tiap kelompok kelompok
Guru membantu dengan permasalahan yang  Memahami isi LKS
siswa untuk sama terkait jamur
mendefinisikan dan Basidiomycota dan
mengorganisasikan Ascomycota
tugas-tugas belajar  Membantu kelompok untuk  Melakukan diskusi
yang terkait dengan mendefinisikan dan kelompok guna
permasalahannya. mengorganisasikan tugas memulai
belajar yang berhubungan perencanaan untuk
dengan permasalahan memecahkan
tersebut seperti menetapkan masalah yang
subtopik yang spesifik dan disajikan dalam
tugas penyelidikan LKS.
(Mengasosiasi)
 Mendorong siswa untuk  Mengumpulkan
mengumpulkan data dari data dari berbagai
berbagai sumber sebagai sumber,
landasan untuk berhipotesis memberikan
dan menentukan solusi permasalahan
pemecahan masalah tentang fenomena
(Mengumpulkan data) yang mereka
selidiki,
menawarkan
penjelasan dalam
bentuk hipotesis,
dan pemecahan
masalah
Membantu 45 menit  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
117

investigasi mandiri untukmenyiapkan alat dan bahan


dan kelompok bahan di meja praktikum
Guru mendorong kelompok masing-masing
siswa untuk kemudian mengeceknya.  Melaksanakan
mendapatkan  Menyediakan bantuan yang solusi pemecahan
informasi yang dibutuhkan tanpa masalah melalui
tepat, melaksanakan mengganggu aktivitas kegiatan praktikum
eksperimen, dan siswa dalam melakukan  Membersihkan alat
mencari penjelasan praktikum.(Mengumpulk praktikum
dan solusi an data)  Mempresentasikan
 Guru menyuruh siswa kegiatan praktikum
untuk membersihkan alat dan saling bertanya
praktikum jawab
 Guru menyuruh siswa
untuk menyampaikanhasil
praktikum secara singkat
dan mempersilahkan siswa
untuk saling bertanya
jawab
(Mengkomunikasikan)
Mengembangkan 20menit  Guru meminta siswa  Bekerja secara
dan menyajikan bekerja sama untuk kelompok dalam
hasil karya menghimpun berbagai memecahkan kasus
Guru membantu informasi terkait kasus yag ada di LKS
siswa dalam yang telah dipelajari serta
merencanakan dan memikirkan secara cermat
menyiapkan karya strategi pemecahan yang
yang sesuai seperti berguna untuk pemecahan  Mencatat tugas
laporandan model masalah (Mengumpulkan yang diberikan
lain yang dapat data)
membantu mereka  Guru meminta siswa untuk
118

untuk mengupload tugasnya ke


menyampaikan grup facebook yang dibuat  Mencatat tugas
kepada orang lain oleh guru minimal dua yang diberikan dan
hari setelah praktikum. menentukan jam
(Mengkomunikasikan) berapa untuk saling
 Guru meminta siswa untuk memberikan
memberikan saran atau komentar
tanya jawab di grup
facebook tersebut
(Mengkomunikasikan).
Waktu untuk memberikan
komentar disepakati sesuai
kesepakatan kelas
Menganalisis dan 20 menit  Guru menjelaskan bahwa  Menyimak
mengevaluasi iaakan mengevaluasi penjelasan guru dan
proses pemecahan jawaban tiap kelompok membandingkan
masalah dan memberikan jawaban dengan
Guru membantu yang benar melalui grup penyelesaian yang
siswa untuk facebook yang dibuat leh telah dilakukan
melakukan refleksi guru setelah kegiatan kelompoknya
terhadap hasil diskusi selesai
investigasinya dan  Guru meminta siswa untuk
proses-proses yang merekontruksi pemikiran
mereka lakukan dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses
KBM. Caranya dengan
memberikan sejumlah
pertanyaan melalui grup
facebook, seperti :
- Kapan kalian pertama
kali memperoleh
119

pemahaman yang jelas


mengenai situasi
masalah yang diajukan?
- Kapan kalian yakin
dengan pemecahan
masalah yang kalian
ajukan?
- Apakah kalian berubah
pikiran tentang situasi
masalah ketika
penyelidikan
berlangsung?
(Menanya)
15 menit Penutup
 Mengerjakan soal
 Guru memberikan
beberapa soal PG terkait
konsep dari materi hari
ini (divisi
Basidiomycota dan
 Menjawab salam
Ascomycota)
 Guru memberikan pesan
untuk belajar mengenai
divisi jamur
Deutromycota dan Liken
 Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk
tetap semangat
mengerjakan tugas dan
mengucap salam
120

H. Penilaian
1.Jenis/teknik penilaian
2.Bentuk instrumen dan instrumen
3.Pedoman penskoran
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Sikap Observasi Catatan pendidik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir
Daftar cek atau skala
Keterampilan Portofolio penilaian (rating scale) Terlampir
yang dilengkapai rubrik

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
121

SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 2

1. Untuk membuat adonan roti juru masak mencampur tepung, air, garam, dan ragi. Sesudah
dicampur adonan disimpan dalam wadah selama beberapa jam untuk proses fermentasi.
Selama fermentasi terjadi perubahan kimia pada adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu
yang membantu mengubah amilum dan gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan air.
Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Mengapa adonan mengembang?
A. Sebab alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas
B. Sebab selama fermentasi dihasilkan gas karbon
C. Sebab fermentasi mengubah air menjadi uap air
D. Sebab gula dalam adonan berubah menjadi gas
E. Sebab selama fermentasi dihasilkan alkohol

2. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :


1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol
2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk
3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa
4) Hifa bersekat dan berinti banyak
5) Bersifat mikroskopis
Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur Ascomycotina?
A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
B. 1 dan 4 E. 2 dan 5
C. 2 dan 3

3. Yang manakah diantara pernyataan berikut ini yang benar mengenai Basidiomicota?
A. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik
B. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis
C. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual
D. Basidiomisetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara komersial
E. Basidiomisetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui

4. Jamur yang termasuk dalam kelompok Ascomycota dapat menghasilkan spora seksual di
dalam askus. Berapakah jumlah spora di tiap askusnya?
A. 2 askospora D. 8 askospora
B. 4 askospora E. 10 askospora
C. 6 askospora

5. Digunakan dalam pembuatan apakah jamur Saccharomyces cereviceae dan Neurospora


crassa ?
A. Untuk membuat tempe dan alkohol
122

B. Untuk membuat tape dan tempe


C. Untuk membuat tape dan oncom
D. Penelitian genetika dan oncom
E. Fermentasi alkohol dan penelitian genetika

6. Perhatikan tabel di bawah ini:

Nama Jamur Peranan

1. Fusarium sp a. Untuk
membuat
kue
2. Auricularia b. Untuk
polytricha membuat
tempe
3. Saccharomyces c. Untuk bahan
makanan
4. Rhizopus oryzae d. Sebagai
parasit pada
tanaman

Manakah dari tabel di atas yang benar merupakan hubungan antara jenis jamur dengan
peranannya ?
A. 1 dan c D. 4 dan b
B. 2 dan a E. 3 dan a
C. 3 dan d

7. Salah satu jenis jamur dari divisi Ascomyoctina dapat menghasilkan racun alfa toksin yang
menyebabkan penyakit kanker. Apa nama jenis jamur tersebut?
A. Aspergillus oryzae
B. Aspergillus wentii
C. Aspergillus flavus
D. Aspergillus fumigates
E. Aspergillus niger

8. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah jamur yang tidak dapat dikonsumsi manusia?
A. Auricularia polytricha
B. Rhizopus oryzae
C. Saccharomyces cereviceae
D. Volvariella volvacea
E. Pneumonia carinii
123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN I

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :3
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
124

pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium
maupun di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
(Konsep, C4)
3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken berdasarkan kajian pustaka dan praktikum
(Konseptual, C3)
3.6.3 Menampilkan data mengenai struktur tubuh likenberdasarkan kajian pustaka dan
praktikum (Konseptual, C3)

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan
dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan
dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum mengenai cara mengamati liken secara langsung
dan dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting
dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
125

5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat liken untuk diamati secara langsung dengan mikroskop
9. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Deutromycita dan simbiosis jamur melalui
kajian pustaka.
10. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Deutomycota dan simbiosis jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur Deutomycota dan simbiosis jamur
3. Reproduksi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur
4. Klasifikasi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur
5. Peranan jamur Deutomycota dan simbiosis jamur dalam kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, tanya jawab, tugas,
portofolio, tes

a.Ceramah
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
- Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem
Based Learning)
b.Diskusi
-Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahanyang
diberikan guru
126

- Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Deutomycota dan simbiosis jamur untuk memecahkan
masalah yang ada dan didiskusikan secara berkelompok
c. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan ciri struktur liken
d. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari
ini

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media : LCD, Laptop
2. Sumber Belajar
Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja,
gambar/foto dan video jamur, internet.

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan
Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Waktu
Berbasis Masalah Guru Siswa
Pembukaan
 Memberi salam
 Guru menarik perhatian
siswa dengan menayangkan
beberapa gambar jamur Menyimak, bertanya,
Deutromycota dan liken. dan menjawab
5 menit
(Mengamati) pertanyaan dari
 Guru memberikan apersepsi temannya
:
- Tahukah kalian apa arti
jamur tidak sempurna
itu?
127

- Pernahkah kalian
melihat liken?
 Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk memberikan
pertanyaan mengenai jamur
dari gambar yang telah
dilihat siswa. (Menanya)
 Guru mempersilahkan siswa
lain untuk menjawab
pertanyaan dari temannya
Orientasi Siswa 5 menit  Menyampaikan tujuan  Menyimak
Pada Masalah pembelajaran  Menyimak
Guru membahas  Guru menanyakan kepada  Menjawab
tujuan pelajaran, siswa untuk mendorong pertanyaan guru
mendeskripsikan rasa ingin tahu dan
dan memotivasi berpikir kritis dengan
siswa untuk terlibat memberikan sebuah
dalam kegiatan pertanyaan seperti apakah
mengatasi masalah penyebab penyakit panu?
Apakah liken itu? ”  Menyimak
(Menanya)  Menjawab
 Guru menanyakan kepada pertanyaan guru
siswa untuk meningkatkan
minat siswa terhadap
pembelajaran jamur
dengan bertanya “Tahukah  Menulis kesulitan
kalian bahwa liken dapat yang dialami dalam
berperan sebagai orgaisme menjawab
perintis? Mengapa? pertanyaan
(Menanya)
128

 Guru meminta siswa untuk bertanya, dan


menuliskan kesulitan- menjawab
kesulitan siswa dalam pertanyaan dari
menjawab pertanyaan guru
sebelumnya
Mengorganisasika 5 menit Kegiatan Inti
n siswa untuk  Guru memberikan LKS dan  Berkumpul bersama
meneliti wacana pada tiap kelompok dan memilih ketua
Guru membantu dengan permasalahan yang kelompok
siswa untuk sama terkait jamur  Memahami isi LKS
mendefinisikan dan Deutromycota dan liken
mengorganisasikan  Membantu kelompok untuk
tugas-tugas belajar mendefinisikan dan
yang terkait dengan mengorganisasikan tugas  Melakukan diskusi
permasalahannya. belajar yang berhubungan kelompok guna
dengan permasalahan memulai
tersebut seperti menetapkan perencanaan untuk
subtopik yang spesifik dan memecahkan
tugas penyelidikan masalah yang
(Mengasosiasi) disajikan dalam
LKS.
Membantu 30 menit  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
investigasi mandiri untukmenyiapkan alat dan bahan
dan kelompok bahan di meja praktikum
Guru mendorong kelompok masing-masing
siswa untuk kemudian mengeceknya.  Melaksanakan
mendapatkan  Menyediakan bantuan yang solusi pemecahan
informasi yang dibutuhkan tanpa masalah melalui
tepat, melaksanakan mengganggu aktivitas siswa kegiatan praktikum
eksperimen, dan dalam melakukan  Membersihkan alat
mencari penjelasan praktikum.(Mengumpulka praktikum
129

dan solusi n data)  Mempresentasikan


 Guru menyuruh siswa untuk kegiatan praktikum
membersihkan alat dan saling bertanya
praktikum jawab
 Guru menyuruh siswa untuk
menyampaikanhasil
praktikum secara singkat
dan mempersilahkan siswa
untuk saling bertanya jawab
(Mengkomunikasikan)
Mengembangkan 10menit  Guru meminta beberapa
dan menyajikan kelompok yang dipilih
hasil karya secara acak untuk
Guru membantu megkomunikasikan hasil
siswa dalam praktikum liken
merencanakan dan (Mengkomunikasikan)
menyiapkan karya  Guru meminta siswa untuk
yang sesuai seperti memberikan saran atau
laporandan model tanya jawab
lain yang dapat
membantu mereka
untuk
menyampaikan
kepada orang lain
Menganalisis dan 10 menit  Guru mengevaluasi jawaban  Menyimak
mengevaluasi siswa dan meluruskan penjelasan guru
proses pemecahan miskonsepsi yang ada
masalah  Guru mengevaluasi  Menyimak
Guru membantu pembelajaran dari awal penjelasan guru
siswa untuk pertemuan dengan
melakukan refleksi menyampaikan hal-hal yang
130

terhadap hasil kurang selama


 Menyebutkan
investigasinya dan pembelajaran
submateri dalam
proses-proses yang  Guru bertanya kepada siswa
jamur yang masih
mereka lakukan mengenai materi yang
kurang jelas
masih kurang jelas
 Menyimak

 Guru menjelaskan materi


yang masih sulit dimengerti
oleh siswa
70 menit Penutup
Mengerjakan soal
 Guru memberikan
beberapa soal PG terkait
konsep dari materi hari ini
(divisi Deutromycota dan
simbiosis jamur)
 Guru melakukan posttest
soal HOT

H. Penilaian
1.Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Sikap Observasi Catatan pendidik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir
Daftar cek atau skala
Keterampilan Portofolio penilaian (rating scale) Terlampir
yang dilengkapai rubrik
131

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
132

SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 3

1. Jamur Divisi Deuteromycota disebut sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa jamur divisi ini
disebutsebagai Fungi Imperfecti?
A. Belum diketahui cara hidupnya
B.Belum diketahui cara reproduksi aseksualnya
C. Belum diketahui cara reproduksi seksualnya
D.Sudah diketahui cara reproduksi seksualnya
E. Sudah diketahui cara rproduksi seksual dan aseksualnya

2. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual
dari jamur divisi Deuteromycotina?
A. Belum diketahui & Konidia
B. Konidia & Belum diketahui
C. Belum diketahui & Askospora
D. Askospora & Belum diketahui
E. Belum diketahui keduanya

3. Apakah nama spora aseksual jamur divisi Deutromycotina ?


A. Konidiospora
B. Askospora
C. Basidiospora
D. Sporngiofor
E. Zigospora

4. Apa nama jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya ?


A. Deuteromycota D. Basidiomycota
B. Zygomycota E. Oomycota
C. Ascomycota

5. Pernyataan manakah yang benar tentang Deuteromycotina ?


A. Hifa tidak bersekat
B. Hifa bersekat dan dinding sel dari zat kitin
C. Alat reproduksi generatif berupa konidium
D. Semua jenisnya bersifat parasit
E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat saprofit

6. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi
sekarang dimasukkandalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukancara reproduksi
seksualnya. Jamur tersebut adalah...
133

A. Neurospora crassa
B. Aspergillus niger
C. Rhizopus oryzae
D. Boletus edulis
E. Amanita muscari

7. Manakah yang merupakan ciri-ciri lumut kerak ?


A. Lumut kerak tumbuh pada permukaan batubatuandan batang pohon
B. Lumut kerak hidup di tempat yang lembap
C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang kering
D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh diatas batu-batuan
E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di daerah yang telah tercemar

8. Liken dapat digunakan sebagai indikator lingkungan untuk menentukan adanya pencemaran
di suatu lingkungan.Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
lingkungan?
A. karena liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar
B. karena iken tahan terhadap pengaruh pencemaran
C. karena liken peka terhadap zat pencemar
D. karena liken toleran terhadap zat pencemar tertentu
E. karena liken adaptif terhadap berbagai zat pencemar

9. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan akar tumbuhan tingkat
tinggi.Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat
tinggi?
A. Liken
B. Mikoriza
C. Konidiospora
D. Miselium
E. Spora

10. Meskipun dalam keadaan kekeringan, mikoriza tetap dapat melanjutkan pertumbuhan.
Mengapa mikoriza dapat tetap tumbuh?
A. Hifa pada jamur dapat meningkatkan luas permukaan untuk mengabsorbsi air
B. Tumbuhan memiliki sedikit jaringan bunga karang
C. Akar tumbuh lebih dalam untuk mencari air
D. Akar melakukan tranpor aktif ion
E. Akar tumbuh ke samping untuk mencari air
134

11. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk
payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus termasuk
jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk mikoriza
yang benar ?
A. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis dengan
jamur.
B. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan jamur.
C. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah.
D. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering.
E. Dengan adanya jamur, pohon pinus memerlukan bulu akar untuk mendapatkan air dan
unsur-unsur hara.
135

INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI

Hasil Penilaian Diskusi


Topik : ……………………………..…
Tanggal : ……………………………….
Jumlah Siswa:

No Nama Menyampaikan Menanggapi Mempertahankan Jumlah Nilai


siswa pendapat argumentasi score
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik :
Menyampaikan pendapat
1. Tidak sesuai masalah
2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar
3. Sesuai dengan masalah dan benar
Menanggapi pendapat
1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna
3. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar
4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi
Mempertahankan pendapat
1. Tidak dapat mempertahankan pendapat
2. Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar
3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi
4. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi

Nilai = x 100
136

LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN

ASPEK JUMLAH NILAI


NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 SCORE

Keterangan Aspek :
1. Keaktifan
2. Kesediaan menerima pendapat
3. Tanggungjawab dalam tugas
4. Inisiatif dalam mengambil keputusan
5. Kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman
6. Kepedulian dalam memberi kesempatan yang dialami sesama teman
7. Kemampuan mendorong aktivitas kerja kelompok

Ketentuan:
 1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
 2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
 3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
 4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
 5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator

Nilai = Jumlah score x 100


35
137

INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRATIKUM

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


1 2 3
1 Merangkai Alat
2 Pengamatan
3 Data yang Diperoleh
4 Kesimpulan

Rubrik:
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3
1 Merangkai Alat Rangkaian alat Rangkaian alat Rangkaian alat,
tidak benar benar, tapi tidak benar dan
rapi atau tidak memperhatikan
memperhatikan keselamatan
keselamatan kerja
kerja
2 Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat tetapi cermat
tidak mendukung
mendukung interpretasi
interpretasi
3 Data Yang Diperoleh Data tidak Data lengkap, Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir, dan
terorganisir atau ditulis dengan
ada yang salah benar
tulis
5 Kesimpulan Tidak benar atau Sebagian Semua benar
tidak sesuai kesimpulan ada atau sesuai
138

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


tujuan yang salah atau tujuan
tidak Sesuai
tujuan
139

RUBRIK PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH

No. Komponen Rancangan Skor Kriteria Penilaian


3 Menuliskan permasalahan dan
Menuliskan permasalahan/pertanyaan sesuai dengan permasalahan utama
1.
proyek 1 Menuliskan permasalahan tapi tidak
sesuai dengan permasalahan utama
3 Menuliskan hipotesis terkait dengan
permasalahan yang diajukan
2. Menuliskan hipotesis
1 Tidak menuliskan hipotesis terkait
dengan permasalahan yang diajukan
3 Mengajukan ebih dari 2 solusi
peemcahan masalah
3. Pencarian solusi pemecahan masalah
1 Mengajukan 1 solusi pemecahan
masalah
3 Memilih 1 solusi terbaik yang ada
dengan beberapa petimbangan
4. Fokus pencarian solusi
1 Memilih 1 solusi terbaik dengan
pertimbangan yang kurang tepat
3 Kesimpulan yang diajukan dapat
menjelaskan langkah penyelesaian
masalah secara singkat, padat, dan
jelas
5. Penarikan kesimpulan
1 Kesimpulan yang diajukan kurang
menjelaskan langkah penyelesaian
masalah secara singkat, padat, dan
jelas
140

LEMBAR PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH

Kelompok
No Kriteria
1 2 3 4 5 6
1. Menuliskan
permasalahan/pertanyaan
proyek
2. Menuliskan hipotesis
3. Penelusuran data
4. Fokus penemuan solusi
5. Kesimpulan pemecahan
masalah
6. Total Skor Kelompok
7. Jumlah Skor Maksimal 15 15 15 15 15 15
8. Nilai

Nilai = x 100
141

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN II

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
142

2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun
di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Membedakan jamur dan tumbuhan (Faktual, C1)
3.6.2 Menyebutkan ciri-ciri jamur (Faktual, C1)
3.6.3 Menjelaskan ciri-ciri jamur (Konsep, C2)
3.6.4 Membedakan cara hidup dan habitat jamur berdasarkan perolehan nutrisi (Konsep,
C2)
3.6.5 Membedakan cara reproduksi jamur secara vegetatif dan generatif (Konsep, C2)
3.6.6 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan reproduksi seksual (Konsep, C3
3.6.7 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Zygomicota (Konsep, C4)
3.6.8 Membuat sketsa tubuh jamur Zigomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan
kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.9 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Zygomycota
berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.10 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Faktual, C3)
3.6.11 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Zygomicota
(Faktual, C6)
3.6.12 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6)
3.6.13 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4)
3.6.14 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)
3.6.15 Menyusun langkah pengerjaan proyek (Faktual, C6)
3.6.16 Memperjelas peranan jamur Zygomicota berdasarkan pembuatan proyek dan
kajian pustaka (Konseptual, C6)
143

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur Zigomycota
untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Zygomicota
untuk diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Zygomicota untuk
diamati secara langsung dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Zygomicota (Pengetahuan
Prosedural, C3)
4.6.5 Menganalisis informasi mengenai cara pemanfaatan jamur
Zygomicota(Pengetahuan Prosedural, C4)
4.6.6 Merancang proyek pemanfaatan jamur Zygomicota(Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.7 Menciptakan produk terkait eranan jamur Zygomicota (Pengetahuan procedural,
C6)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting
dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Zygomycota
berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomycota untuk diamati secara langsung
dengan mikroskop melalui eksperimen.
144

9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek


10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui
kegiatan eksperimen
11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen.
12. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Zygomicota.

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur
3. Reproduksi jamur
4. Klasifikasi jamur Zygomicota
5. Peranan jamur Zygomicota dalam kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek,
portofolio, tes
a. Ceramah
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
- Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PjBL (Project
Based Learning)
b. Diskusi
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru
- Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Zygomicota untuk memecahkan masalah yang ada dan
membuat proyek secara berkelompok
c. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan merugikan jamur
Zygomicota yang membuat roti busuk kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis,
dan solusi pemecahan masalah
145

d. Pembuatan proyek
Siswa melakukan pembuatan proyek untuk mengatasi peranan merugikan jamur
Zygomicota.
e. Tugas
Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Zygomicota.
f. Portofolio
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup
facebook
g. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari
ini

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Media
LCD, laptop

2. Sumber Belajar
Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi, buku kerja,
gambar/foto dan video jamur, internet.

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Berbasis Proyek Waktu Guru Siswa

Pembukaan
 Memberi salam
10 Melakukan tanya
 Menyampaikan tujuan
menit jawab
pembelajaran
 Guru menarik perhatian
146

siswa dengan
menayangkan beberapa
gambar jamur Zygomicota
seperti jamur tempe, roti,
dan oncom. (Mengamati)
 Guru memberikan
apersepsi :
- Disebut apakah warna
putih pada roti?
- Mengapa roti dapat
berjamur ?
 Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk memberikan
pertanyaan mengenai jamur
dari gambar yang telah
dilihat siswa. (Menanya)
 Guru mempersilahkan
siswa lain untuk menjawab
pertanyaan dari temannya
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran,
aktifitas yang akan
dilakukan dan proses
evaluasi yang akan
berlangsung
 Guru memberikan
gambaran manfaat
mempelajari ciri-ciri dan
klasifikasi jamur
147

Mendeskripsikan 10  Guru menampilkan peta  Menyimak


konsep atau materi menit konsep terkait hal apa saja  Mendeskripsikan
yang sedang dikaji. yang akan konsep yang akan
Guru menugaskan dipelajari.(Mengamati) dipelajari
siswauntuk  Guru membentuk 6  Berkumpul
menggambarkan atau kelompok praktikum. 1 bersama dan
mendeskripsikan konsep kelompok terdiri dari 5-6 memilih ketua
yang sedang dipelajari orang. kelompok
 Guru memberikan LKS
pada tiap kelompok dengan  Memahami isi
permasalahan yang sama LKS
terkait jamur Zygomicota.
 Membantu kelompok untuk
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan  Melakukan diskusi
dengan permasalahan kelompok guna
tersebut seperti menetapkan memulai
konsep yang spesifik dan perencanaan untuk
tugas penyelidikan yang memecahkan
akan dilakukan masalah yang
(Mengasosiasi) disajikan dalam
LKS.

Menemukan Masalah 10 Mengajak siswa untuk fokus Merumuskan masalah


Guru mengarahkan siswa menit memahami isi lks yang sudah
untuk membentuk diberikan dan membuat
sebuah pertanyaan rumusan masalah
148

dengan melihat deskripsi


konsep yang sudah siswa
buat
Meneliti Masalah 45  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
Dengan menggunakan menit untuk menyiapkan alat dan bahan
pemikiran yang lebih bahan di meja praktikum
mendalam,siswa kelompok masing-masing
diajakuntuk kemudian mengeceknya
memahamipermasalahan  Guru memantau siswa  Praktiukum
sebagai langkah untuk meneliti masalah. pengamatan jamur
awaluntuk menemukan (Mengumpulkan data) Zygomicota
solusi yang efektif.  Guru menyuruh siswa  Membersihkan alat
untuk membersihkan alat praktikum
praktikum
 Guru menyuruh siswa  Mempresentasika
untuk menyampaikan hasil m hasil praktikum
praktikum secara singkat dan melaksanakan
dan mempersilahkan siswa kegiatan tanya
untuk saling tanya jawab jawab
(Mengkomunikasikan)
Memahami stakeholder 10 Guru menginstrusksikan  Mencatat perintah
Guru mengarahkan menit kepada siswa untuk mencari guru
siswauntuk melakukan dan membaca isi penelitian  Memahami isi
diskusi dengan ahli yang disunting pada web penelitian yang
yang terkait. resmi milik pernah dilakukan
stakeholder(Mengumpulkan stakeholder dan
data)atau melakukan mengambil
wawancara langsung informasi dari sana
yang disesuaikan
dengan penelitian
149

yang akan mereka


kerjakan atau
wawancara
langsung
(dilakukan di luar
kelas)
Menentukan 10 Membimbing siswa untuk Siswa menulis
Pemecahan Masalah menit menentukan solusi beberapa solusi yang
Solusiatas pemecahan pemecahan masalah mungkin
masalah yang diambil (Mengasosiasi) dilaksanakan
harusberlandaskan kemudian
keputusanbersama menentukan
denganmemperhitungkan kelemahan dan
aspek keterbatasan dan kelebihan dari setiap
kemudahan. solusi. Pemecahan
masalah yang diambil
adalah yang
mempunyai nilai
lebih yang tinggi
(bisa dilakukan di
luar kelas juga untuk
penyempurnaan)
Merencanakan Proyek 10 Guru mengecek rancangan Siswa menentukan
Guru menyuruh siswa menit perencanaan proyek siswa sumber daya (alat dan
untuk memikirkan secara dan memberikan masukan bahan) yang
matang mengenai diperlukan,
estimasi waktu, alat dan menyusun cara kerja,
bahan yang akan dan memperkirakan
digunakan dalam hasil apa yang akan
melaksanakan proyek diperoleh (bisa
dilkaukan di luar
150

kelas untuk
penyempurnaan)
Melaksanakan proyek 10 Guru menyuruh siswa untuk Mengerjakan proyek
Guru mempersilahkan menit melaksanakan proyek di secara berkelompok
siswa untuk rumahsecara berkelompok. di luar jam pelajaran
melaksanakan proyek Proyek hrus selesai
yang di luar jam maksimal 6 hari setelah
pelajaran penugasan
(Mengumpulkan data)
Menyimpulkan, 10  Guru menjelaskan kepada  Menyimak dan
Mengevaluasi, menit siswa untuk menyelesaikan mencatat tugasnya
Merefreksi pembuatan proyek
Guru memberikan feed maksimal selama 6 hari
back terhadap hasil kerja kemudian mengupload
siswa hasil proyeknya ke grup
facebook yang dibuat oleh
guru. Proyek difoto dan
diberikan deskripsi singkat
sesuai dengan LKS yang
diberikan  Menyimak
 Guru mempersilahkan
siswa untuk melakukan
penilaian atauu tanya jawab
melalui grup facebook
tersebut terkait proyek
yang sudah dibuat oleh
 Menentukan waktu
temannya
diskusi online
 Guru menyuruh siswa
sesuai kesepakatan
untuk menentukan waktu
kelas
penilaian dan tanya jawab
secara online
151

 Guru menjelaskan bahwa  Menyimak


iaakan menilaiproyek tiap
kelompok dan memberikan
hasil evaluasi melalui grup
facebook juga

10 Penutup
menit
 Guru memberikan  Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait
konsep dari materi hari
ini (Cirinumum jamur
dan divi Zygomicota)
 Guru memberikan pesan
untuk belajar mengenai  Menjawab salam
divisi jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota
 Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan
memberikan pesan
untuk tetap semangat
mengerjakan tugas dan
mengucap salam

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Skala penilaian yang
Sosial Observasi Terlampir
dilengkapi rubrik
152

Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir


Keterampilan Daftar cek atau skala
melaksanakan Observasi penilaian (rating scale) Terlampir
proyek yang dilengkapai rubrik

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
153

SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 1

1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur?
A. Hidupnya di tempat lembab
B. Cara hidupnya saprofit dan parasit
C. Bersifat heterotrof
D. Menyerap bahan organik yang telah diuraikan
E. Bersifat autotrof

2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata eukariotik?


A.Mempunyai bahan inti yang terbungkus membran inti
B. Mempunyai bahan inti tanpa membran inti
C. Mempunyai membran inti tanpa bahan inti
D. Tidak mempenyai inti.
E. Mempunyai inti banyak

3. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah yang dimiliki bersama oleh semua fungi?
A. Simbiotik D. Patogenik
B. Heterotrofik E. Saprobik
C. Berflagela

4. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada
dindingselnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
A. Lipoprotein D. Zat kersik
B. Lipid E. Zat kitin
C. Protein

5. Untuk memperoleh energi, Jamur menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme. Dikenal
dengan istilah apakah cara jamur memperoleh energi tersebut?
A. Autotrof D. Epifit
B. Heterotrof E. Parasit
C. Saprofit

6. Pada jamur terdapat spora yang dapat bergerak dan berflagel dua. Disebut apakah spora pada
jamur yang dapat bergerak dan berflagel dua ?
A. Zoospora D. Askospora
B. Zigospora E. Basidiospora
C. Aplanospora

7. Para ahli mengklasifikasikan jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual danstruktur tubuhnya.


Manakahpengklasifikasian jamur yang tepat?
154

A. Archaemycota, Basidiomycota, Deutromycota, dan Ascomycota


B. Eumycota, Deutromycota,Ascomycota, dan Zygomycota
C. Archaemycota, Eumycota,Deutromycota, dan Ascomycota
D. Aechaemycota, Deutromycota, Zygomycota, dan Ascomycota
E. Zygomycota, Ascomycota, Deutromycota, dan Basidiomycota

8. Ragi kedelai tempe


Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan ditaburkan di atas kedelai yang
sudah disiapkan. Bagian manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk pembuatan tempe
?
A. Spora sejenis jamur
B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal
C. Tepung beras yang halus
D. Bumbu masakan yang dihaluskan
E. Sebangsa bakteri yang saprofit

9. Dikelompokkan dalam divisi apakahjamur roti dan jamur tempe?


A. Zygomycotina
B. Ascomycotina
C. Deuteromycotina
D. Basidiomycotina
E. Eumycotina

10. Untuk membuat tempe dari kedelai diperlukan bantuan jamur. Apakah nama spesies jamur
yang dimanfaatkakn dalam pembuatan tempe ?
A. Rhizopus divisi Zygomycota
B. Mucor divisi Zygomycota
C. Rhizopus divisi Ascomycota
D. Mucor divisi Ascomycota
E. Neurospora divisi Basidiomycota

11. Seorang siswa melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai
varietas A, B dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang
sama untuk ketiganya. Setelah itu ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang dihasilkan.
Rumusan masalah yang paling tepat adalah ....
A.Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai jadi tempe?
C.Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
D. Bagaimana cara pembuatan tempe?
E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
155

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN II

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
156

pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium
maupun di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
(Konsep, C4)
3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan
pengamatan praktikum dan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur Basidiomycota
dan Ascomycota berdasarkan kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota (Faktual, C3)
3.6.5 Merumuskan permasalahan terkait ciri-ciri dan klasifikasi jamur Basidiomycota
dan Ascomycota (Faktual, C6)
3.6.6 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji.(Faktual, C6)
3.6.7 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis (Faktual, C4)
3.6.8 Menemukan solusi pemecahan masalah (Faktual, C6)
3.6.9 Menyusun langkah pengerjaan proyek (Faktual, C6)
3.6.10 Memperjelas peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota berdasarkan
pembuatan proyek dan kajian pustaka (Konseptual, C6)

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai cara pembuatan preparat segar jamur
Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dengan mikroskop
(Pengetahuan procedural, C3)
157

4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara pembuatan preparat jamur Basidiomycota


dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop
(Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum pembuatan preparat segar jamur Basidiomycota
dan Ascomycota untuk diamati secara langsung dan dengan mikroskop
(Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.4 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota (Pengetahuan Prosedural, C3)
4.6.5 Menganalisis informasi mengenai cara pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota(Pengetahuan Prosedural, C4)
4.6.6 Merancang proyek pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota(Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.7 Menciptakan produk terkait peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota
(Pengetahuan procedural, C6)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting
dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati
secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek
158

10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui
kegiatan eksperimen
11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui
kegiatan eksperimen.
12. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota dan Ascomycota
2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota dan Ascomycota
3. Reproduksi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
4. Klasifikasi jamur Basidiomycota dan Ascomycota
5. Peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota dalam kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek,
portofolio, tes
a. Ceramah
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
- Guru menjelaskan langkah pembelajaran dengan menggunakan model PjBL (Project
Based Learning)
b. Diskusi
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru
- Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Basidiomycota dan Ascomycotauntuk memecahkan
masalah yang ada dan membuat proyek secara berkelompok
159

c. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan peranan jamur Basidiomycota
dan Ascomycota kemudian membuat rumusan masalah, hipotesis, dan solusi pemecahan
masalah
d. Pembuatan proyek
Siswa melakukan pembuatan proyek terkait pemanfaatan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota
e. Tugas
Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota.
f. Portofolio
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan
yang diberikan guru dan membuat laporan hasil diskusi kemudian diupload ke grup
facebook
g. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 8 soal pilihan ganda terkit materi hari
ini

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


Media :LCD, Laptop
Sumber Belajar : Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi
Biologi, buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Berbasis Proyek Waktu Guru Siswa
Pembukaan
 Memberi salam Melakukan tanya
10  Guru menarik perhatian jawab
menit siswa dengan
160

menayangkan beberapa
gambar jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota. Seperti
jamur tape dan jamur
oncom (Mengamati)
 Guru memberikan
apersepsi :
- Pernahkah kalian
membuat masakan
dari jamur? Jika
pernah, bagaimaa cara
membuatnya?
 Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk memberikan
pertanyaan mengenai jamur
dari gambar yang telah
dilihat siswa. (Menanya)
 Guru mempersilahkan
siswa lain untuk menjawab
pertanyaan dari temannya
Mendeskripsikan 10  Guru menampilkan peta  Menyimak
konsep atau materi menit konsep terkait hal apa saja  Mendeskripsikan
yang sedang dikaji. yang akan konsep yang akan
Guru menugaskan dipelajari.(Mengamati) dipelajari
siswauntuk  Guru mempersilahkan  Berkumpul
menggambarkan atau siswa untuk duduk secara bersama kelompok
mendeskripsikan konsep berkelompok
yang sedang dipelajari  Guru memberikan LKS  Memahami isi
161

pada tiap kelompok dengan LKS


permasalahan yang sama
terkait jamur
Basidiomycota dan
Ascomycota  Melakukan diskusi
 Membantu kelompok untuk kelompok guna
mendefinisikan dan memulai
mengorganisasikan tugas perencanaan untuk
belajar yang berhubungan memecahkan
dengan permasalahan masalah yang
tersebut seperti menetapkan disajikan dalam
konsep yang spesifik dan LKS.
tugas penyelidikan yang
akan
dilakukan(Mengasosiasi)

Menemukan Masalah 10 Mengajak siswa untuk fokus Merumuskan masalah


Guru mengarahkan siswa menit memahami isi lks yang sudah
untuk membentuk diberikan dan membuat
sebuah pertanyaan rumusan masalah masalah
dengan melihat deskripsi
konsep yang sudah siswa
buat
Meneliti Masalah 45  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
Dengan menggunakan menit untuk menyiapkan alat dan bahan
pemikiran yang lebih bahan di meja praktikum
mendalam,siswa kelompok masing-masing
diajakuntuk kemudian mengeceknya
memahamipermasalahan  Guru memantau siswa  Praktiukum
sebagai langkah untuk meneliti masalah. pengamatan jamur
awaluntuk menemukan (Mengumpulkan data) Basidiomycota dan
162

solusi yang efektif.  Guru menyuruh siswa Ascomycota


untuk membersihkan alat  Membersihkan alat
praktikum praktikum
 Guru menyuruh siswa
untuk menyampaikan hasil  Mempresentasika
praktikum secara singkat m hasil praktikum
dan mempersilahkan siswa dan melaksanakan
untuk saling tanya jawab kegiatan tanya
(Mengkomunikasikan) jawab
Memahami stakeholder 10 Guru menginstrusksikan  Mencatat perintah
Guru mengarahkan menit kepada siswa untuk mencari guru
siswauntuk melakukan
dan membaca isi penelitian  Memahami isi
diskusi dengan ahli
yang terkait. yang disunting pada web penelitian yang
resmi milik pernah dilakukan
stakeholder(Mengumpulkan stakeholder dan
data)atau melakukan mengambil
wawancara langsung informasi dari sana
yang disesuaikan
dengan penelitian
yang akan mereka
kerjakan atau
wawancara
langsung
(dilakukan di luar
kelas)
Menentukan 10 Membimbing siswa untuk Siswa menulis
Pemecahan Masalah menit menentukan solusi beberapa solusi yang
Solusiatas pemecahan pemecahan masalah mungkin
masalah yang diambil (Mengasosiasi) dilaksanakan
harusberlandaskan kemudian
keputusanbersama menentukan
163

denganmemperhitungkan kelemahan dan


aspek keterbatasan dan kelebihan dari setiap
kemudahan. solusi. Pemecahan
masalah yang diambil
adalah yang
mempunyai nilai
lebih yang tinggi
(bisa dilakukan di
luar kelas juga untuk
penyempurnaan)
Merencanakan Proyek 10 Guru mengecek rancangan Siswa menentukan
Guru menyuruh siswa menit perencanaan proyek siswa sumber daya (alat dan
untuk memikirkan secara dan memberikan masukan bahan) yang
matang mengenai diperlukan,
estimasi waktu, alat dan menyusun cara kerja,
bahan yang akan dan memperkirakan
digunakan dalam hasil apa yang akan
melaksanakan proyek diperoleh (bisa
dilkaukan di luar
kelas untuk
penyempurnaan)
Melaksanakan proyek 10 Guru menyuruh siswa untuk Mengerjakan proyek
Guru mempersilahkan menit melaksanakan proyek di secara berkelompok
siswa untuk rumahsecara berkelompok. di luar jam pelajaran
melaksanakan proyek Proyek hrus selesai
yang di luar jam maksimal 6 hari setelah
pelajaran penugasan
(Mengumpulkan data)
Menyimpulkan, 10  Guru menjelaskan kepada  Menyimak dan
Mengevaluasi, menit siswa untuk menyelesaikan mencatat tugasnya
Merefreksi pembuatan proyek
164

Guru memberikan feed maksimal selama 6 hari


back terhadap hasil kerja kemudian mengupload
siswa hasil proyeknya ke grup
facebook yang dibuat oleh
guru. Proyek difoto dan
diberikan deskripsi singkat
sesuai dengan LKS yang
diberikan  Menyimak
 Guru mempersilahkan
siswa untuk melakukan
penilaian atauu tanya jawab
melalui grup facebook
tersebut terkait proyek
yang sudah dibuat oleh
 Menentukan waktu
temannya
diskusi online
 Guru menyuruh siswa
sesuai kesepakatan
untuk menentukan waktu
kelas
penilaian dan tanya jawab
secara online
 Menyimak
 Guru menjelaskan bahwa
iaakan menilaiproyek tiap
kelompok dan memberikan
hasil evaluasi melalui grup
facebook juga

10 Penutup
menit
 Guru memberikan  Mengerjakan soal
beberapa soal PG terkait
konsep dari materi hari
ini (jamur divisi
Basidiomycota dan
165

Ascomycota)
 Guru memberikan pesan  Menjawab salam
untuk belajar mengenai
divisi jamur
Deutromycota dan
simbiosis jamur
 Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan
memberikan pesan
untuk tetap semangat
mengerjakan tugas dan
mengucap salam

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Skala penilaian yang
Sosial Observasi Terlampir
dilengkapi rubrik
Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir
Keterampilan Daftar cek atau skala
melaksanakan Observasi penilaian (rating scale) Terlampir
proyek yang dilengkapai rubrik

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023


166

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 2

1. Untuk membuat adonan roti juru masak mencampur tepung, air, garam, dan ragi. Sesudah
dicampur adonan disimpan dalam wadah selama beberapa jam untuk proses fermentasi.
Selama fermentasi terjadi perubahan kimia pada adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu
yang membantu mengubah amilum dan gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan air.
Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Mengapa adonan mengembang?
A. Sebab alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas
B. Sebab selama fermentasi dihasilkan gas karbon
C. Sebab fermentasi mengubah air menjadi uap air
D. Sebab gula dalam adonan berubah menjadi gas
E. Sebab selama fermentasi dihasilkan alkohol

2. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :


1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol
2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk
3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa
4) Hifa bersekat dan berinti banyak
5) Bersifat mikroskopis
Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur Ascomycotina?
A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
B. 1 dan 4 E. 2 dan 5
C. 2 dan 3

3. Yang manakah diantara pernyataan berikut ini yang benar mengenai Basidiomicota?
A. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik
B. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis
C. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual
D. Basidiomisetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara komersial
E. Basidiomisetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui

4. Jamur yang termasuk dalam kelompok Ascomycota dapat menghasilkan spora seksual di
dalam askus. Berapakah jumlah spora di tiap askusnya?
A. 2 askospora D. 8 askospora
B. 4 askospora E. 10 askospora
C. 6 askospora
167

5. Digunakan dalam pembuatan apakah jamur Saccharomyces cereviceae dan Neurospora


crassa ?
A. Untuk membuat tempe dan alkohol
B. Untuk membuat tape dan tempe
C. Untuk membuat tape dan oncom
D. Penelitian genetika dan oncom
E. Fermentasi alkohol dan penelitian genetika

6. Perhatikan tabel di bawah ini:

Nama Jamur Peranan

1. Fusarium sp a. Untuk membuat


kue
2. Auricularia b. Untuk membuat
polytricha tempe
3. Saccharomyces c. Untuk bahan
makanan
4. Rhizopus oryzae d. Sebagai parasit
pada tanaman

Manakah dari tabel di atas yang benar merupakan hubungan antara jenis jamur dengan
peranannya ?
A. 1 dan c D. 4 dan b
B. 2 dan a E. 3 dan a
C. 3 dan d

7. Salah satu jenis jamur dari divisi Ascomyoctina dapat menghasilkan racun alfa toksin yang
menyebabkan penyakit kanker. Apa nama jenis jamur tersebut?
A. Aspergillus oryzae
B. Aspergillus wentii
C. Aspergillus flavus
D. Aspergillus fumigates
E. Aspergillus niger

8. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah jamur yang tidak dapat dikonsumsi manusia?
A. Auricularia polytricha
B. Rhizopus oryzae
C. Saccharomyces cereviceae
D. Volvariella volvacea
E. Pneumonia carinii
168

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELAS EKSPERIMEN II

Sekolah : SMA Negeri 39 Jakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :3
Alokasi Waktu : 3 x 3 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
169

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun
di luar kelas/ laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Jamur berdasarkan ciri-ciri dan
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Deutromycota dan simbiosis
jamur (Konsep, C4)
3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur liken berdasarkan pengamatan praktikum dan
kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh liken berdasarkan
kajian pustaka (Konseptual, C3)
3.6.4 Menyelidiki informasi mengenai peranan jamur Deutromycota dan simbiosis
jamur (Faktual, C3)

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
4.6.1 Menyelidiki informasi mengenai liken untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop (Pengetahuan procedural, C3)
4.6.2 Menganalisis informasi mengenai cara mengamati liken secara langsung dan
dengan mikroskop (Pengetahuan procedural, C4)
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum untuk mengamati liken secara langsung dan
dengan mikroskop (Pengetahuan Prosedural, C5)
4.6.4 Merancang proyek pembuatan poster terkait informasi peranan Deutromycota
dan liken(Pengetahuan Prosedural, C5)
170

4.6.5 Menciptakan poster terkait informasi peranan Deutromycota dan liken


(Pengetahuan procedural, C6)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperan penting
dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan.
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas maupun
diluar kelas.
6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
7. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
8. Siswa dapat membuat preparat dari simbiosis jamur untuk diamati secara langsung
dengan mikroskop melalui eksperimen.
9. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek
10. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat terkait peranan dari jamur melalui
kegiatan eksperimen
11. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur melalui
kegiatan eksperimen.
12.Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur Deutromycota dan
simbiosis jamur

D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
3. Reproduksi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
171

4. Klasifikasi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur


5. Peranan jamur Deutromycota dan simbiosis jamur dalam kehidupan manusia

E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Proyek
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, diskusi (kerja kelompok), praktikum, pembuatan proyek,
portofolio, tes
a. Ceramah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi jamur
b. Diskusi
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan materi permasalahan yang
diberikan guru
c. Siswa dibolehkan mencari informasi dari sumber internet maupun dari buku yang
berkaitan dengan materi jamur Deutromycota dan simbiosis jamur
d. Praktikum
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan struktur tubuh jamur
e. Pembuatan proyek
Siswa membuat poster yng mengandung nilai informasi mengenai Deutromycota dan
simbiosis jamur
f. Tugas
Siswa diberikan tugas untuk mencari data yang relevan berkaitan dengan masalah yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan materi peranan jamur Deutromycota dan simbiosis
jamur.
g. Tes
Evaluasi pada materi jamur dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda terkit materi hari
ini

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


Media : LCD, Laptop
Sumber Belajar : Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku-buku referensi Biologi,
buku kerja, gambar/foto dan video jamur, internet.
172

G. Langkah Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Berbasis Proyek Waktu Guru Siswa
 Memberi salam
 Guru menarik
10 menit perhatian siswa
dengan menayangkan
beberapa gambar
jamur Deutromycota
dan liken.
(Mengamati)
 Guru memberikan
apersepsi :
- Tahukah kalian
mengenai jamur
tidak sempurna?
Melakukan tanya
- Pernahkah kalian
jawab
melihat liken?
 Guru memotivasi
siswa dengan
menyuruh siswa untuk
memberikan
pertanyaan mengenai
jamur dari gambar
yang telah dilihat
siswa. (Menanya)
 Guru mempersilahkan
siswa lain untuk
menjawab pertanyaan
dari temannya
173

Mendeskripsikan 10 menit  Guru menampilkan  Menyimak


konsep atau materi peta konsep terkait  Mendeskripsikan
yang sedang dikaji. hal apa saja yang konsep yang akan
Guru menugaskan akan dipelajari
siswauntuk dipelajari.(Mengamat  Berkumpul
menggambarkan atau i) bersama kelompok
mendeskripsikan konsep  Guru mempersilahkan
yang sedang dipelajari siswa untuk duduk  Memahami isi
secara berkelompok LKS
 Guru memberikan
LKS pada tiap
kelompok dengan
permasalahan yang  Melakukan diskusi
sama terkait jamur kelompok guna
Deutromycota dan memulai
liken perencanaan untuk
 Membantu kelompok memecahkan
untuk mendefinisikan masalah yang
dan disajikan dalam
mengorganisasikan lks.
tugas belajar yang
berhubungan dengan
permasalahan tersebut
seperti menetapkan
konsep yang spesifik
dan tugas penyelidikan
yang akan dilakukan
(Mengasosiasi)
Menemukan Masalah 10 menit Mengajak siswa untuk Memahami isi lks
Guru mengarahkan siswa fokus memahami isi lks
untuk membentuk yang sudah diberikan
174

sebuah pertanyaan
dengan melihat deskripsi
konsep yang sudah siswa
buat
Meneliti Masalah 45 menit  Guru menyuruh siswa  Menyiapkan alat
Dengan menggunakan untuk menyiapkan dan bahan
pemikiran yang lebih alat bahan di meja
mendalam,siswa praktikum kelompok
diajakuntuk masing-masing
memahamipermasalahan kemudian  Praktikum
sebagai langkah mengeceknya pengamatan liken
awaluntuk menemukan  Guru memantau siswa  Membersihkan alat
solusi yang efektif. untuk meneliti praktikum
masalah.
(Mengumpulkan  Mempresentasika
data) m hasil praktikum
 Guru menyuruh siswa dan melaksanakan
untuk membersihkan kegiatan tanya
alat praktikum jawab
 Guru menyuruh siswa
untuk menyampaikan
hasil praktikum
secara singkat dan
mempersilahkan
siswa untuk saling
tanya jawab
(Mengkomunikasika
n)
Memahami stakeholder 10 menit Guru menginstrusksikan  Mencatat perintah
Guru mengarahkan kepada siswa untuk guru
siswauntuk melakukan
mencari contoh poster
diskusi guna
175

memikirkan manfaat bagi anak pendidikan  Melakukan


proyek bagi golongan
dasar dan menengah, googling untuk
masyarakat tertentu
sebagai stakeholder tinggi, dan masyarakat mencari contoh
umum (Mengumpulkan poster (dilakukan
data) di luar kelas)
Menentukan 10 menit Membimbing siswa Siswa menulis
Pemecahan Masalah untuk menentukan solusi beberapa solusi yang
Solusiatas pemecahan pemecahan masalah mungkin
masalah yang diambil (Mengasosiasi) dilaksanakan
harusberlandaskan kemudian
keputusanbersama menentukan
denganmemperhitungkan kelemahan dan
aspek keterbatasan dan kelebihan dari setiap
kemudahan. solusi. Pemecahan
masalah yang diambil
adalah yang
mempunyai nilai
lebih yang tinggi
(bisa dilakukan di
luar kelas juga untuk
penyempurnaan)
Merencanakan Proyek 10 menit Guru mengecek Siswa menentukan
Guru menyuruh siswa rancangan perencanaan sumber daya (alat dan
untuk memikirkan secara proyek siswa dan bahan) yang
matang mengenai memberikan masukan diperlukan,
estimasi waktu, alat dan menyusun cara kerja,
bahan yang akan dan memperkirakan
digunakan dalam hasil apa yang akan
melaksanakan proyek diperoleh (bisa
dilkaukan di luar
kelas untuk
176

penyempurnaan)
Melaksanakan proyek 10 menit Guru menyuruh siswa Mengerjakan proyek
Guru mempersilahkan untuk melaksanakan secara berkelompok
siswa untuk proyek di rumahsecara di luar jam pelajaran
melaksanakan proyek berkelompok. Proyek
yang di luar jam hrus selesai maksimal 6
pelajaran hari setelah penugasan
(Mengumpulkan data)
Menyimpulkan, 10 menit  Guru menjelaskan  Menyimak dan
Mengevaluasi, kepada siswa untuk mencatat tugasnya
Merefreksi menyelesaikan
Guru memberikan feed pembuatan proyek
back terhadap hasil kerja maksimal selama 6
siswa hari kemudian
mengupload hasil
proyeknya ke grup
facebook yang dibuat
oleh guru. Proyek
difoto dan diberikan  Menyimak
deskripsi singkat
sesuai dengan LKS
yang diberikan
 Guru mempersilahkan
siswa untuk
melakukan penilaian
 Menentukan waktu
atauu tanya jawab
diskusi online
melalui grup facebook
sesuai kesepakatan
tersebut terkait proyek
kelas
yang sudah dibuat oleh
temannya
 Menyimak
 Guru menyuruh siswa
177

untuk menentukan
waktu penilaian dan
tanya jawab secara
online
 Guru menjelaskan
bahwa iaakan
menilaiproyek tiap
kelompok dan
memberikan hasil
evaluasi melalui grup
facebook juga

10 menit Penutup
 Guru memberikan  Mengerjakan soal
beberapa soal PG
terkait konsep dari
materi hari ini
(jamur divisi
Deutromycota dan
simbiosis jamur  Menjawab salam
 Guru mengakhiri
kegiatan belajar
dengan memberikan
pesan untuk tetap
semangat
mengerjakan tugas
dan mengucap
salam
*post test kemampuan
berpikir tingkat tinggi
dilakuka di liar jam
178

pembelajaran

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran

Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Skala penilaian yang
Sosial Observasi Terlampir
dilengkapi rubric
Pengetahuan Tes tulis Soal pilihan ganda Terlampir
Keterampilan Daftar cek atau skala
melaksanakan Observasi penilaian (rating scale) Terlampir
proyek yang dilengkapai rubrik

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Guru Biologi Mahasiswa

Dra. Tri Hardani Latifa Nurrachman

NIP. NIM. 1110016100023

Catatan:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
179

SOAL PILIHAN GANDA HARI KE 3

1. Jamur Divisi Deuteromycota disebut


sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa jamur 4. Apa nama jamur yang belum diketahui
divisi ini disebutsebagai Fungi Imperfecti? reproduksi seksualnya ?
A. Belum diketahui cara hidupnya A. Deuteromycota D. Basidiomycota
B.Belum diketahui cara reproduksi B. Zygomycota E. Oomycota
aseksualnya C. Ascomycota
C. Belum diketahui cara reproduksi 5. Pernyataan manakah yang benar tentang
seksualnya Deuteromycotina ?
D.Sudah diketahui cara reproduksi A. Hifa tidak bersekat
seksualnya B. Hifa bersekat dan dinding sel dari zat
E. Sudah diketahui cara rproduksi seksual kitin
dan aseksualnya C. Alat reproduksi generatif berupa
konidium
2. Manakah dari pernyataan di bawah ini D. Semua jenisnya bersifat parasit
yang merupakan cara reproduksi seksual E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat
dan aseksual dari jamur divisi saprofit
Deuteromycotina?
A. Belum diketahui & Konidia 6. Ada suatu jenis jamur yang dahulu
B. Konidia & Belum diketahui dimasukkan dalam kelompok
C. Belum diketahui & Askospora Deuteromycota, tetapi sekarang
D. Askospora & Belum diketahui dimasukkandalam kelompok
E. Belum diketahui keduanya Ascomycota karena sudah
ditemukancara reproduksi seksualnya.
Jamur tersebut adalah...
3. Apakah nama spora aseksual jamur divisi
Deutromycotina ? A. Neurospora crassa
A. Konidiospora B. Aspergillus niger
B. Askospora C. Rhizopus oryzae
C. Basidiospora D. Boletus edulis
D. Sporngiofor E. Amanita muscari
E. Zigospora
180

7. Manakah yang merupakan ciri-ciri lumut E. Spora


kerak ?
A. Lumut kerak tumbuh pada 10. Meskipun dalam keadaan kekeringan,
permukaan batubatuandan batang mikoriza tetap dapat melanjutkan
pohon pertumbuhan. Mengapa mikoriza dapat
B. Lumut kerak hidup di tempat yang tetap tumbuh?
lembap A. Hifa pada jamur dapat
C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang meningkatkan luas permukaan untuk
kering mengabsorbsi air
D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh B. Tumbuhan memiliki sedikit
diatas batu-batuan jaringan bunga karang
E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di C. Akar tumbuh lebih dalam untuk
daerah yang telah tercemar mencari air
D. Akar melakukan tranpor aktif ion
8. Liken dapat digunakan sebagai indikator E. Akar tumbuh ke samping untuk
lingkungan untuk menentukan adanya mencari air
pencemaran di suatu
lingkungan.Mengapa liken dapat 11. Seorang siswa berjalan di hutan pinus,
digunakan sebagai indikator pencemaran kemudian Ia menemukan sejenis jamur
lingkungan? berbentuk payung tumbuh di bawah
A. karena liken akan tumbuh subur pada pohon tersebut. Jamur bersimbiosis
daerah tercemar dengan pohon pinus termasuk jenis
B. karena iken tahan terhadap pengaruh simbiosis mutualisme. Manakah
pencemaran pernyataan mengenai simbion
C. karena liken peka terhadap zat pembentuk mikoriza yang benar ?
pencemar A. Pohon pinus pada tahun pertama
D. karena liken toleran terhadap zat tidak dapat tumbuh jika tidak ada
pencemar tertentu simbiosis dengan jamur.
E. karena liken adaptif terhadap B. Pohon pinus pada tahun pertama
berbagai zat pencemar dapat tumbuh jikatidak ada
simbiosis dengan jamur.
9. Jamur memiliki kemampun membentuk C. Dengan adanya jamur pinus tidak
hubungan mutualisme dengan akar mendapatkan air dan unsur-unsur
tumbuhan tingkat tinggi.Disebut apakah dari tanah.
hubungan mutualisme antara jamur D. Dengan adanya simbiosis tersebut
dengan akar tumbuhan tingkat tinggi? pohon pinus menjadi kering.
A. Liken E. Dengan adanya jamur, pohon pinus
B. Mikoriza memerlukan bulu akar untuk
C. Konidiospora mendapatkan air dan unsur-unsur
D. Miselium hara.
181

INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI

Hasil Penilaian Diskusi


Topik : ……………………………..…
Tanggal : ……………………………….
Jumlah Siswa:

No Nama Menyampaikan Menanggapi Mempertahankan Jumlah Nilai


siswa pendapat argumentasi score
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik :
Menyampaikan pendapat
1. Tidak sesuai masalah
2. Sesuai dengan masalah, tapi belum benar
3. Sesuai dengan masalah dan benar
Menanggapi pendapat
1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna
3. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar
4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi
Mempertahankan pendapat
1. Tidak dapat mempertahankan pendapat
2. Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar
3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi
4. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi
182

Nilai = x 100

LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN

ASPEK JUMLAH NILAI


NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 SCORE

Keterangan Aspek :
1. Keaktifan
2. Kesediaan menerima pendapat
3. Tanggungjawab dalam tugas
4. Inisiatif dalam mengambil keputusan
5. Kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman
6. Kepedulian dalam memberi kesempatan yang dialami sesama teman
7. Kemampuan mendorong aktivitas kerja kelompok

Ketentuan:
 1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
 2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
 3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
 4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
 5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Nilai = Jumlah score x 100
35
183

INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRATIKUM

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


1 2 3
1 Merangkai Alat
2 Pengamatan
3 Data yang Diperoleh
4 Kesimpulan

Rubrik:
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3
1 Merangkai Alat Rangkaian alat Rangkaian alat Rangkaian alat,
tidak benar benar, tapi tidak benar dan
rapi atau tidak memperhatikan
memperhatikan keselamatan
keselamatan kerja
kerja
2 Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat tetapi cermat
tidak mendukung
mendukung interpretasi
interpretasi
3 Data Yang Diperoleh Data tidak Data lengkap, Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir, dan
terorganisir atau ditulis dengan
ada yang salah benar
tulis
184

NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


5 Kesimpulan Tidak benar atau Sebagian Semua benar
tidak sesuai kesimpulan ada atau sesuai
tujuan yang salah atau tujuan
tidak sesuai
tujuan
185

RUBRIK PENILAIAN RANCANGAN PROYEK

No. Komponen Rancangan Skor Kriteria Penilaian


3 Menuliskan permasalahan dan
Menuliskan permasalahan/pertanyaan sesuai dengan permasalahan utama
1.
proyek 1 Menuliskan permasalahan tapi tidak
sesuai dengan permasalahan utama
3 Menuliskan lebih dari satu gagasa
2. Menuliskan gagasan tentang proyek proyek
1 Hanya menulis satu gagasan
3 Menuliskan judul sesuai dengan
masalah
3. Judul proyek
1 Menuliskan judul tapi tidak sesuai
dengan masalah
3 Menuliskan hipotesis proyek
4. Hipotesis proyek dengan jelas
1 Hipotesis proyek tidak jelas
3 Menuliskan dengan lengkap alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan proyek
5. Alat dan bahan
1 Tidak menuliskan dengan lengkap
alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk pembuatan proyek
3 Menuliskan kegiatan yang akan
dilakukan pada kalender proyek
dengan rinci
6. Jadwal pelaksanaan proyek
1 Menuliskan kegiatan yang akan
dilakukan pada kalender proyek
dengan rinci
186

LEMBAR PENILAIAN RANCANGAN PROYEK

Kelompok
No Kriteria
1 2 3 4 5 6
1. Menuliskan
permasalahan/pertanayaan
proyek
2. Menuliskan gagasan
tentang proyek
3. Judul proyek
4. Hipotesis proyek
5. Alat dan bahan
6. Jadwal pelaksanaan proyek
7. Total Skor Kelompok
8. Jumlah Skor Maksimal 18 18 18 18 18 18
9. Nilai

Nilai = Jumlah skor kelompok x 100


18
187

RUBRIK PENILAIAN KERJA PROYEK

Aspek yang Hasil Penilaian


No.
Dinilai Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Merumuskan Perumusan masalah Perumusan Perumusan
masalah dilakukan secara masalah masalah
1. mandiri dilakukan kurang tepat
dengan
pantauan guru
Menentukan Penentun tema Penentuan tema Penentuan
tema dilakukan secara dilakukan tema kurang
2.
berkelompok dengan tepat
pantauan guru
Merancang Perencanaan Perencanaan Perencanaan
percobaan percbaan dilakukan percobaan percobaan
3. secara mandiri dilakukan kurang tepat
dengan
pantauan guru
Menyiapkan alat Persiapan alat bahan Persiapan alat Persiapan alat
bahan dilakukan secara bahan dilakukan bahan
4. mandiri dengan dilakukan
pantauan guru dengan
kurang tepat
Pembuatan Pembuatan proyek Pembuatan Pembuatan
proyek dilakukan secara proyek proyek
5. mandiri dan dilakukan dilakukanden
kelompok sesuai dengan gan kurang
rancangan percobaan pantauan guru tepat
Kerja sama Kompak Cukup kompak Kurang
6.
dalam kelompok kompak
Presentasi Sangat menguasai Cukup Kurang
laporan hasil proyek yang
7. pembuatan dibuatnya dan
proyek mempresentasikannya
dengan baik
188

LEMBAR PENILAIAN KERJA PROYEK

Kelompok
No Kriteria
1 2 3 4 5 6
1. Menuliskan
permasalahan/pertanayaan
proyek
2. Menuliskan gagasan
tentang proyek
3. Judul proyek
4. Hipotesis proyek
5. Alat dan bahan
6. Jadwal pelaksanaan
proyek
7. Total Skor Kelompok
8. Jumlah Skor Maksimal 21 21 21 21 21 21
Nilai = Jumlah score x 100
21
189

INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK


Matapelajaran : _________________________________________________________
Nama Proyek : _________________________________________________________
Alokasi Waktu : _________________________________________________________
Guru Pembimbing : _________________________________________________________
Kelas : ________________________________

KELOMPOK
No ASPEK
1 2 3 4 5 6

1 PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Performance
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR

NILAI
Skor : 5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang

Nilai = x 100
190

INSTRUMEN PENILAIAN PRODUK

KELOMPOK
No ASPEK
1 2 3 4 5 6

1 Tahap Perencanaan Bahan

2 Tahap Proses Pembuatan


a. Persiapan alat bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3
3 Tahap akhir
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR

NILAI
Skor : 5 = Sangat bagus, 4= Bagus, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1= Sangat Kurang

Nilai = x 100
PROBLEM BASED LEARNI
NG

FUNGI

BI
OLOGI
UntukSMA/MA Kel
asX
Semest
erGenap

Ke
lomp
ok :.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..Ke
las :.
.
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
.

X
Na
ma :.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
:.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
:.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
:.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
:.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
:.
..
.
...
.
...
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
PROSEDUR PENGGUNAAN LKS PROBLEM BASED LEARNING

1. LKS ini berisi 5 kegiatan. Pada LKS 1, 3, dan 5 anda akan melakukan kegiatan
praktikum pengamatan jamur, sedangkan LKS 2 dan 4 anda akan diajak untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dari kasus yang diberikan.
2. Anda boleh menggunakan link yang tertera di dalam LKS untuk menjawab soal. Link
tersebut hanya bersifat menuntun anda dan diharapkan anda dapat mencari informasi
lain yang lebih detail.
3. Catat dan tuliskan sumber informasi yang anda gunakan untuk menjawab LKS di
halaman terakhir dari tiap LKS (buku atau weblink)
4. Jika anda belum menyelesaikan kasus di waktu pembelajaran, anda boleh
menyelesaikannya di luar kelas secara berkelompok.
5. Batas akhir pengumpulan tiap lks adalah 6 hari setelah tugas diberikan
6. Lakukan seluruh kegiatan secara berkelompok
7. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat dalam menyelesaikan seluruh kegiatan
yang ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, tuliskan namanya
dan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai tugas pada materi yang
terkait.

PROBLEM BASED LEARNING i


Daftar Isi
LKS I ...................................................................................................................................................... 1
LKS II .................................................................................................................................................... 5
LKS III ................................................................................................................................................. 10
LKS IV ................................................................................................................................................. 16
LKS V................................................................................................................................................... 21
LKS VI ................................................................................................................................................. 25

PROBLEM BASED LEARNING ii


LKS I
PROBLEM BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh dan peranan jamur Zigomycota

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan berbagai jenis jamur Zigomycota

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Jamur tempe dan jamur roti
2. Kaca objek dan kaca penutup
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
4. Pipet tetes
5. Kertas tisu

Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur tempe atau roti

Jamur Tempe Jamur Roti

PROBLEM BASED LEARNING 1


Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur tempe atau roti

Jamur Tempe Jamur Roti

Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek.
Ambillah sedikit jamur tempe dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca
objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat.
Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur roti. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.

Hasil Pengamatan
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi jamur:
a. Apa nama species jamur tempe dan roti yang kalian amati?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan struktur diantara keduanya? Jelaskan!
Persamaan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 2


Perbedaan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan secara singkat daur hidup Zigomycota!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang telah anda amati
termasuk ke dalam divisi Zigomycota! (Metakognitif deskriptif)
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomicota yang anda ketahui! (pilih
salah satu peranan, negatif atau positif)
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 3


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 4


LKS II
PROBLEM BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Mengidentifikasi Ciri-Ciri, Struktur, dan Peranan Jamur Zygomicota

Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur berdasarkan
pengalamannya dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomicota untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop melalui eksperimen.
4. Siswa dapat mendesripsikan struktur tubuh jamur Basidiomycota
5. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Zygomicota melalui kegiatan eksperimen.
6. Siswa dapat memecahkan masalah terkait peranan jamur Zygomicota yang merugikan
melalui pencarian data yang relevan.

Petunjuk
Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Zygomicota. Kemudian diskusikanlah
penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!

Dari gambar disamping nampak bahwa jamur dapat


tumbuh pada roti. Jika roti sudah berjamur maka roti
tersebut tidak layak untuk dikonsumi karena
berbahaya bagi kesehatan. Meskipun nampaknya
hanya permukaan roti yang ditumbuhi jamur, namun
bagian lain roti kemungkinan juga sudah
terkontaminasi. Itu sebab, segera buang roti yang
sudah nampak berjamur. Jangan sekali-kali
membuang bagian yang berjamur kemudian
memakan sisanya. Sisa yang terlihat tidak berjamur bisa jadi sudah diinvasi jamur yang tidak kasat mata.
Tetapi, anda tidak perlu panik jika melihat roti berjamur. Ini menandakan bahwa roti tersebut aman
karena tidak atau hanya sedikit mengandung bahan pengawet. Roti yang tidak diberi bahan pengawet
akan berjamur hanya dalam beberapa hari setelah diproduksi. Sumber: isroi.com/tag/feed-grade/

PROBLEM BASED LEARNING 5


JAMUR ROTI

Jamur adalah organisme yang memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi
untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai makanan yang dapat memberinya nutrisi untuk
tumbuh, roti misalnya. Spora jamur dari udara akhirnya menempel pada roti yang merupakan
substansi kaya gizi. Ketika dimasukkan dalam freezer, spora jamur menjadi tidak aktif,
meskipun dapat aktif kembali saat ditempatkan pada suhu ruangan.

Jamur mampu berkembang biak secara eksponensial sampai semua nutrisi yang
tersedia telah habis. Jamur berkembang biak dengan spora, suatu substansi kecil yang
diproduksi oleh jamur secara massal. Untungnya, spora dapat dihancurkan dengan pemanasan
(dimasak). Itulah sebabnya roti yang baru masak tidak mudah ditumbuhi jamur.

Jamur yang tumbuh pada permukaan roti umumnya jenis Rhizopus. Selain itu, terdapat
beberapa jenis dan spesies jamur roti diantaranya adalah Aspergillus, Monascus, Penicillium,
Fusarium, dan Monascus. Masing-masing spesies memiliki warna tersendiri. Rhizopus
berwarna hitam kabur, Aspergillus memiliki tekstur yang lebih halus dan Penicillium berwarna
abu-abu hijau dan tampak samar.

Sumber: diambil dari berbagai sumber

Kunci Masalah

Udara banyak mengandung berbagai jenis spora jamur. Jamur memerlukan


temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh di substrat yang banyak
mengandung nutrisi seperti roti. Bagaimanakah caranya agar roti yang tidak
mengandung banyak bahan pengawet tidak cepat ditumbuhi jamur? Adakah
pengaruhnya dengan jenis bahan pembungkus roti ?

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu


identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang
kalian temui bersama kelompokmu!

Identifikasi Masalah
Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan


masalah pada artikel yang telah kalian kaji!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 6


Menetapkan jawaban sementara
Menurut dugaanmu, adakah pengaruh jenis bahan pembungkus roti terhadap
pertumbuhan jamur pada roti ?
Buatlah suatu hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan di atas!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Mencari data yang relevan
Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung ke tempat yang dapat
memberikan informasi terkait masalah yang diajukan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Menguji kebenaran jawaban
Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 7


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Menarik kesimpulan
Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan bersama
kelompokmu!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

*Literasi yang dapat kalian kunjungi


http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/penyebab.makanan.berjamur/001/005/1
450/1/1
http://www.amazine.co/24265/jamur-roti-jenis-efek-cara-mencegah-pertumbuhannya/
http://www.mencegah.com/2014/08/cara-mencegah-roti-berjamur.html

PROBLEM BASED LEARNING 8


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 9


LKS III
PROBLEM BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan
Ascomycota

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Jamur kuping
2. Kaca objek dan kaca penutup 2. Jamur merang yang sudah mekar
3. Silet yang tajam dan jarum pentul 3. Jamur tiram
4. Pipet tetes 4. Jamur kancing
5. Kertas tisu 5. Jamur oncom
6. Ragi roti

Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek.
Ambillah sedikit jamur oncom dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca
objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat.
Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya.
3. Amati dan gambarlah tubuh buah jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kancing.
4. Buatlah preparat untuk jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing
dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintag dan penampang bujur tubuh
jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya.
5. Letakkan ragi roti di atas kaca preparat yang sudah ditetesi satu tetes air. Kemudian
amati dengan perbesaran mikroskop 10x10.
6. Ambillah bagian lembaran di bawah tudung jamur merang. Iris secara melintang bagian
paling bawah. Amatilah bagian basidium dan basidiospora, dan gambarlah.

PROBLEM BASED LEARNING 10


Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi makroskopis

Jamur Kuping Jamur Merang

Jamur Tiram Jamur Kancing

PROBLEM BASED LEARNING 11


Jamur Oncom Jamur Ragi Roti

Gambar 2. Morfologi mikroskopis

Jamur Kuping Jamur Merang

PROBLEM BASED LEARNING 12


Jamur Tiram Jamur Kancing

Jamur Oncom Jamur Ragi Roti

Pertanyaan untuk diskusi


1. Sebutkan perbedaan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota dan Ascomycota!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………
2. a. Berdasarkan kegiatan praktikum, sebutkan contoh jamur yang termasuk ke dalam
divisi Basidiomycota dan Ascomycota (tuliskan pula nama spesiesnya)!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 13


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
b. Pengetahuan apa sajakah yang kamu perlukan sehingga dapat menjawab soal 2a
dengan benar?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan secara singkat daur hidup Basidiomycota dan Ascomycota!
Basidiomycota :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Ascomycota :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang anda amati termasuk ke
dalam divisi Basidiomycota atau Ascomycota ! (Metakognitif deskriptif)
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Cobalah kamu cari informasi mengenai species jamur yang tidak beracun dan beracun !
(minimal 4 )
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 14


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 15


LKS IV
PROBLEM BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Mengidentifikasi Ciri-Ciri, Struktur, dan Peranan Jamur Basidiomycota dan Ascomycota

Tujuan :
1. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati
secara langsung dengan mikroskop
2. Siswa dapat menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota melalui
kegiatan eksperimen dan kajian literature
3. Siswa dapat memecahkan masalah terkait peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota
melalui pencarian data yang relevan

Petunjuk
Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Basidiomycota dan Ascomycota.
Kemudian diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!

Gambar di samping merupakan produk hasil


olahan jamur. Untuk para vegetarian, jamur
jadi sumber protein andalan. Kandungan
vitamin dan mineralnya juga sangat
tinggi. Tidak semua jamur dapat dikonsumsi.
Beberapa jamur mengandung racun. Oleh
karena itu, masyarakat perlu tahu jenis jamur
apa saja yang dapat dikonsumsi. Umumnya
jamur yang beracun adalah jamur yang hidup
liar dan berwarna cantik.
Dikutip dari: live.viva.co.id

PROBLEM BASED LEARNING 16


JAMUR : SUMBER PANGAN BERGIZI

Beberapa jenis jamur merupakan sumber makanan sehat untuk dikonsumsi manusia.
Kandungan nutrisi jamur cukup lengkap, antara lain serat, protein, karbohidrat, lemak, vitamin
B, thiamine, riboflavin, dan vitamin. Teksturnya yang kenyal, rasanya yang nikmat, membuat
jamur banyak disukai banyak orang.

Jamur memang lezat dan bergizi. Tetapi, masyarakat perlu waspada karena ada oknum
petani jamur yang nakal yang memberikan tambahan zat pengawet sebelum jamur dipanen.
Tujuannya adalah supaya jamur tidak cepat layu.

Beberapa waktu lalu, dilaporkan ada seseorang yang keracunan akibat mengkonsumsi
jamur yang ia beli di pasar. Ia bercerita bahwa jamur yang ia beli dia kukus terlebih dahulu.
Lalu belum begitu masak/matang, jamur tersebut dibuat pepes. Ketika dikonsumsi tercium
aroma bau dan jamur terasa pahit. Setengah jam kemudian, orang tersebut mengalami pusing
dan mual. Gejala seperti itu menandakan keracunan makanan.

Sumber: diambil dari berbagai sumber

Kunci Masalah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi sehat atau tidaknya suatu makanan. Salah
satunya terkait dengan kasus di atas. Menurutmu, apakah yang menyebabkan orang
tersebut mengalami keracunan saat mengkonsumsi jamur? Bagaimanakah caranya agar
jamur tetap terasa nikmat dan sehat?

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu


identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian
temui bersama kelompokmu!

Identifikasi Masalah
Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………....................
Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan
masalah pada artikel yang telah kalian kaji!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 17


Menetapkan jawaban sementara
Menurut dugaanmu, apakah yang menyebabkan orang tadi mengalami keracunan saat
mengkonsumsi jamur?. Buatlah suatu hipotesis dari suatu masalah tersebut
berdasarkan pertanyaan di atas!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Mencari data yang relevan
Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung ke tempat yang dapat
memberikan informasi terkait masalah yang diajukan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Menguji kebenaran jawaban
Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 18


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Menarik kesimpulan
Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan bersama
kelompokmu!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

*Literasi yang dapat kalian kunjungi


http://life.viva.co.id/news/read/434189-empat-cara-sehat-mengolah-jamur
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/04/ini-dia-3-cara-sehat-konsumsi-
jamur-578988.html
http://resepmasakanpedia.com/resep-ayam-goreng-nasi-tutug-oncom-komplit/

PROBLEM BASED LEARNING 19


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 20


LKS V
PROBLEM BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan Deutromycota dan liken

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan liken

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Berbagai macam jenis liken
2. Kaca objek dan kaca penutup
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
4. Pipet tetes
5. Kertas tisu

Cara kerja :
1. Buatlah preparat untuk liken dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintang
dan penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan
sebutkan bagian-bagiannya.
2. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deutromycota dan peranannya (minimal
2)

PROBLEM BASED LEARNING 21


Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur

Liken 1 Liken 2
Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur

Liken 1 Liken 2

PROBLEM BASED LEARNING 22


Gambar 3. Jamur Deutromycota

Deutromycota 1 Deutromycota 2

Pertanyaan untuk diskusi


1. Apakah Deutromycota merupakan takson dalam klasifikasi makhluk hidup ? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Apakah keuntungan bagi jamur dan alga ketika bersimbiosis ?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Mengapa liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis ?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan peranan 2 jamur Deutromycota yang anda temukan!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakans ebagai tumbuhan pionir/bukan ?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PROBLEM BASED LEARNING 23


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 24


LKS VI
PROBLEM BASED LEARNING

Petunjuk:
Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat
dalam artikel tersebut yang berhubungan dengan Liken. Kemudian diskusikanlah
penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!

Gambar di samping merupakan contoh beberapa spesies


yang disebut sebagai liken. Liken (lumut kerak) adalah
simbiosis antara jamur dan ganggang. Umumnya jamur
berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Liken
dapat ditemukan pada batu - batuan, pada kulit pohon atau
berupa lumut janggut. Liken memiliki 2 peran yaitu sebagai
organisme perintis dan bioindikator pencemaran
lingkungan.

(dari berbagai sumber)

LIKEN SEBAGAI BIOINDIKATOR LINGKUNGAN

Grafik berikut ini menunjukkan bagaimana jarak dari pertambangan batu bara terhadap
pertumbuhan jenis liken di kawasan sekitarnya.

PROBLEM BASED LEARNING 25


Berbagai macam organisme yang hidup di Indonesia menjadi keuntungan untuk
Indonesia karena organisme tersebut dapat digunakan untuk memonitoring kualitas
lingkungan. Untuk kualitas udara, indikator biologi yang dapat digunakan adalah liken. Cara
paling mudah melihat apakah suatu daerah tercemar berat, ringan atau tidak tercemar dapat
diketahui dari keberadaan liken di daerah tersebut.
Untuk menilai kondisi lingkungan suatu derah perlu dilakukan identifikasi liken pada
tingkat spesies, morfologi, taksonomi, dan anatomi. Dengan melakukan beberapa identifikasi
dapat diketahui polutan yang terdapat di daerah tersebut. Klasifikasi lichen berdasarkan
morfologi dapat digunakan sebagai biomonitoring.

Sumber: diambil dari berbagai sumber

Kunci Masalah

Daerah yang dekat dengan pertambangan memiliki populasi liken yang sedikit dibandingkan
dengan yang jauh dari lokasi pertambangan. Menurutmu, mengapa liken sangat sensitive
dengan polusi? Adakah hubungan antara keanekaan dan pertumbuhan liken dengan kualitas
udara di lingkungan sekitarnya?

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu


identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian temui
bersama kelompokmu!

Penyelesaian
Identifikasi Tulislah masalah yang kalian temukan pada wacana di atas!
Masalah

Kemudian tuliskan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang


memfokuskan masalah pada artikel yang telah kalian kaji!

Menetapkan Menurut dugaanmu, apakah yang menyebabkan orang tadi mengalami


jawaban keracunan saat mengkonsumsi jamur?. Buatlah suatu hipotesis dari suatu
sementara masalah tersebut berdasarkan pertanyaan di atas!

PROBLEM BASED LEARNING 26


Mencari data Mencari data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian
yang relevan miliki atau literasi lain dari link yang telah disediakan* atau berkunjung
ke tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang
diajukan
Menguji Jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
kebenaran dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?
jawaban

PROBLEM BASED LEARNING 27


Menarik Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah didiskusikan
kesimpulan bersama kelompokmu!

* http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17195-Paper-594142.pdf
kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/.../3700
http://faisolhezim-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-109236-Biomonitoring
Klasifikasi%20Lichens%20dalam%20Biomonitoring.html

PROBLEM BASED LEARNING 28


Daftar Pustaka :

PROBLEM BASED LEARNING 29


PROJECTBASED LEARNI
NG

FUNGI

BI
OLOGI
UntukSMA/MA Kel
asX
Semest
erGenap

Ke
lomp
o k :.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.Ke
las :.
.
...
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
Na
ma :.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.

X
:.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
:.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
:.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
:.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
:.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
.
PROSEDUR PENGGUNAAN LKS PROJECT BASED LEARNING

1. LKS ini berisi 5 kegiatan. Pada LKS 1, 3, dan 5 anda akan melakukan kegiatan
praktikum pengamatan jamur, sedangkan LKS 2 dan 4 anda akan diajak untuk membuat
suatu proyek.
2. Anda boleh menggunakan link yang tertera di dalam LKS untuk menjawab soal. Link
tersebut hanya bersifat menuntun anda dan diharapkan anda dapat mencari informasi
lain yang lebih detail.
3. Catat dan tuliskan sumber informasi yang anda gunakan untuk menjawab LKS di
halaman terakhir dari tiap LKS (buku atau weblink)
4. Persiapan proyek dilakukan di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung
5. Pelaksanaan proyek dilakukan di luar kelas sesuai jadwal masing-masing kelompok
6. Batas akhir pengumpulan tiap lks dan proyek adalah 6 hari setelah tugas diberikan
7. Lakukan seluruh kegiatan secara berkelompok
8. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang
ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, cantumkan namanya dan
orang yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai tugas pada materi tersebut.

PROJECT BASED LEARNING i


Daftar Isi
LKS I ............................................................................................................................................................ 1
LKS II .......................................................................................................................................................... 5
LKS III ....................................................................................................................................................... 14
LKS IV ....................................................................................................................................................... 20
LKS V......................................................................................................................................................... 29

PROJECT BASED LEARNING ii


LKS I
PROJECT BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh dan peranan jamur Zigomycota

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan berbagai jenis jamur Zigomycota

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Jamur tempe dan jamur roti
2. Kaca objek dan kaca penutup
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
4. Pipet tetes
5. Kertas tisu

Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah
sedikit jamur tempe dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek,
kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat.
Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur roti. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.

PROJECT BASED LEARNING 1


Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur tempe atau roti

Jamur Tempe Jamur Roti

B. Morfologi mikroskopis jamur tempe atau roti

Jamur Tempe Jamur Roti

PROJECT BASED LEARNING 2


Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi jamur:
a. Apa nama species jamur tempe dan roti yang kalian amati?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

b. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan struktur diantara keduanya? Jelaskan!


Persamaan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Perbedaan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan secara singkat daur hidup Zigomycota!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang telah anda amati termasuk
ke dalam divisi Zigomycota! (Metakognitif deskriptif)
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomicota yang anda ketahui! (pilih salah
satu peranan, negatif atau positif)
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 3


Daftar Pustaka :

PROJECT BASED LEARNING 4


LKS II
PROJECT BASED LEARNING

KI :
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KD :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara
reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Zygomycota
berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3. Siswa dapat membuat preparat jamur Zygomycota untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop melalui eksperimen.
4. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek terkait jamur Zygomycota

Langkah 1: Catatan deskripsi Zygomycota


1. Anda akan mendapatkan 3 roti dari guru anda. Perhatikan dan deskripsikan kondisi
bungkus roti yang anda dapatkan. Berikan nomor yang berbeda untuk 3 roti tersebut.
Letakkan ketiga roti tersebut di ruangan terbuka selama 3 hari. Amati dan fotolah kondisi

PROJECT BASED LEARNING 5


roti tersebut dari hari ke hari. Perhatikan tekstur permukaan roti (lunak atau mengeras),
warna permukaan roti, dan bau roti tersebut.
2. Carilah informasi mengenai jenis bungkus roti atau kue lainnya yang dijual di masyarakat

Deskripsi Hasil Pengamatan

1. Kondisi roti selama 3 hari


Hari
Kondisi roti Roti ke 1 Roti ke 2 Roti ke 3
ke
Tekstur
1 Warna
Bau
Tekstur
2 Warna
Bau
Tekstur
3 Warna
Bau

2. Jenis bungkus roti yang ada di masyarakat : (minimal 3)


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Langkah 2 : Menemukan masalah

1. Pikirkanlah jika anda menjadi seorang pengusaha roti anda akan membuat roti anda
dibungkus semenarik mungkin tetapi tetap menggunakan bahan yang aman.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Gambarkalah beberapa kemasan roti yang akan anda buat!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 6


Langkah 3 : Menganalisa masalah
Tuliskan alasan mengapa anda tertarik untuk merancang bungkus roti seperti di atas!

No. Jenis Pembungkus Alasan


Roti

Langkah 4 : Deskripsi stakeholder


1. Jika anda membuat produk tersebut, dari mana anda akan memperoleh bahan-bahannya ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Siapakah yang akan membuat produk olahan jamur tersebut ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 7


Langkah 5 : Menentukan Solusi

Orang yang Tidak Peran Orang yang


No Jenis Pembungkus Roti Biaya
Terlibat Terlibat

*Literasi yang dapat kalian kunjungi


http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/penyebab.makanan.berjamur/001/005/1450
/1/1
http://www.amazine.co/24265/jamur-roti-jenis-efek-cara-mencegah-pertumbuhannya/
http://www.mencegah.com/2014/08/cara-mencegah-roti-berjamur.html

PROJECT BASED LEARNING 8


Langkah 6 : Perencanaan proyek

Lembar Perencanaan Proyek

1. Diantara alternatif-alternatif pilihan yang ada, pilihlah satu jenis bungku roti yang ingin
anda buat
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Alat dan Bahan (tulis perkiraan biaya yang diperlukan)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Langkah kerja (tulis berapa lama waktunya). Langkah kerja dibuat dengan skema.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 9


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Langkah 7: Pembuatan proyek


Tanggal :
Anggota kelompok yang terlibat :
1. 3. 5.
2. 4. 6.
Lokasi :
Peran anggota kelomppok :

Proses : Apakah proyek anda berjalan sesuai rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur
ulang waktu pelaksanaan, bahan material yang diperlukan, dan proses pelaksanaannya?.
Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!

PROJECT BASED LEARNING 10


Foto proses pembuatan proyek

Foto produk :

PROJECT BASED LEARNING 11


Langkah 8: Kesimpulan, Evaluasi, dan Refleksi
1. Apakah anda mengalami untung atau rugi ? Seberapa besar?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perasaan anda dalam melakukan proyek ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari kegiatan pembuatan proyek ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 12


Daftar Pustaka :

PROJECT BASED LEARNING 13


LKS III
PROJECT BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Praktikum pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan jamur Basidiomycota dan Ascomycota

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Jamur kuping
2. Kaca objek dan kaca penutup 2. Jamur merang yang sudah mekar
3. Silet yang tajam dan jarum pentul 3. Jamur tiram
4. Pipet tetes 4. Jamur kancing
5. Kertas tisu 5. Jamur oncom
6. Ragi roti

Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Teteskan sedikit air pada kaca objek. Ambillah
sedikit jamur oncom dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek,
kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop, gunakan perbesaran 100X. Gambarlah objek yang terlihat.
Perhatikan bagian-bagian hifa, stolon, sporangiofor, dan sporangiumnya.
3. Amati dan gambarlah tubuh buah jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kancing.
4. Buatlah preparat untuk jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing dengan
cara mengiris setipis mungkin penampang lintag dan penampang bujur tubuh jamur.
Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan bagian-bagiannya.
5. Ambillah bagian lembaran di bawah tudung jamur merang. Iris secara melintang bagian
paling bawah. Amatilah bagian basidium dan basidiospora, dan gambarlah.
6. Letakkan ragi roti di atas kaca preparat yang sudah ditetesi satu tetes air. Kemudian amati
dengan perbesaran mikroskop 10x10.

PROJECT BASED LEARNING 14


Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi makroskopis

Jamur Kuping Jamur Merang

Jamur Tiram Jamur Kancing

PROJECT BASED LEARNING 15


Jamur Oncom Jamur Ragi Roti

B. Morfologi mikroskopis

Jamur Kuping Jamur Merang

PROJECT BASED LEARNING 16


Jamur Tiram Jamur Kancing

Jamur Oncom Jamur Ragi Roti

PROJECT BASED LEARNING 17


Pertanyaan untuk diskusi
1. Sebutkan perbedaan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota dan Ascomycota!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. a. Berdasarkan kegiatan praktikum, sebutkan contoh jamur yang termasuk ke dalam divisi
Basidiomycota dan Ascomycota (tuliskan pula nama spesiesnya)!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
b. Pengetahuan apa sajakah yang kamu perlukan sehingga dapat menjawab soal 2a dengan
benar?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan secara singkat daur hidup Basidiomycota dan Ascomycota!
Basidiomycota :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Ascomycota :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Kapan dan mengapa anda dapat mengatakan bahwa jamur yang anda amati termasuk ke
dalam divisi Basidiomycota atau Ascomycota ! (Metakognitif deskriptif)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
5. Cobalah kamu cari informasi mengenai species jamur yang tidak beracun dan beracun !
(minimal 4 )
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 18


Daftar Pustaka :

PROJECT BASED LEARNING 19


LKS IV
PROJECT BASED LEARNING

KI :
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KD :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara
reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat dan reproduksi jamur Basidiomycota
dan Ascomycota berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3. Siswa dapat membuat preparat jamur Basidiomycota dan Ascomycota untuk diamati secara
langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
4. Siswa mampu menyusun langkah pengerjaan proyek terkait jamur Basidiomycota dan
Ascomycota

Langkah 1: Catatan deskripsi Basidiomycota dan Ascomycota


1. Carilah informasi produk olahan jamur yang ada di sekitar anda kemudian selidiki
kandungan gizi di dalamnya!
2. Kemudian tetapkanlah 3 produk olahan jamur yang kamu suka!

PROJECT BASED LEARNING 20


3. Masukkan ke dalam tabel di bawah ini!
4. Carilah informasi mengenai teknik pengolahan makanan yang sehat!

Deskripsi Hasil Pengamatan

1. Produk Olahan Jamur

Golongan Jamur
No. Nama Produk Kandungan Gizi
Zigomycota Basidiomycota Ascomycota
1.
2.
3.

2. Bagaimana teknik pembuatan produk olahan jamur yang ada di soal no 1 ? Buatlah diagram
alurnya!

PROJECT BASED LEARNING 21


Langkah 2 : Menemukan masalah

1. Pikirkanlah jika anda menjadi seorang pengusaha restaurant anda akan membuat produk
olahan jamur yang sehat dan nikmat!
2. Produk apakah yang akan anda buat ?

Langkah 3 : Riset masalah


Tuliskan alasan mengapa anda tertarik untuk merancang bungkus roti seperti di atas!

No. Nama Produk Alasan

Langkah 4 : Deskripsi stakeholder


1. Jika anda membuat produk tersebut, dari mana anda akan memperoleh bahan-bahannya ?
Kemana anda akan menjual produk tersebut ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Siapakah yang akan membuat produk olahan jamur tersebut ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 22


Langkah 5 : Mencari Alternatif Pilihan

Produk
Orang
Olahan Peran Orang Target Waktu
No yang Tidak Biaya
yang Ingin yang Terlibat Konsumen Pembuatan
Terlibat
Dibuat

*Literasi yang dapat kalian kunjungi


http://life.viva.co.id/news/read/434189-empat-cara-sehat-mengolah-jamur
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/04/ini-dia-3-cara-sehat-konsumsi-
jamur-578988.html
http://resepmasakanpedia.com/resep-ayam-goreng-nasi-tutug-oncom-komplit/

PROJECT BASED LEARNING 23


Langkah 6 : Perencanaan proyek

Lembar Perencanaan Proyek

1. Diantara alternatif-alternatif pilihan yang ada, pilihlah satu produk olahan yang anda
yakin akan membuatnya!.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Alat dan Bahan (tulis perkiraan biaya yang diperlukan)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Langkah kerja (tulis berapa lama waktunya). Langkah kerja dibuat dengan skema.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 24


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Langkah 7: Pembuatan proyek


Tanggal :
Anggota kelompok yang terlibat :
1. 3. 5.
2. 4. 6.
Lokasi :
Peran anggota kelomppok :

Proses : Apakah proyek anda berjalan sesuai rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur
ulang waktu pelaksanaan, bahan material yang diperlukan, dan proses pelaksanaannya?.
Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!

PROJECT BASED LEARNING 25


Foto proses pembuatan proyek

Foto produk :

PROJECT BASED LEARNING 26


Langkah 8: Kesimpulan, Evaluasi, dan Refleksi (Individu)
1. Apakah anda mengalami untung atau rugi ? Seberapa besar?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perasaan anda dalam melakukan proyek ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari kegiatan pembuatan proyek ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 27


Daftar Pustaka :

PROJECT BASED LEARNING 28


LKS V
PROJECT BASED LEARNING

Judul kegiatan :
Pengamatan ciri, struktur tubuh, dan peranan Deutromycota dan liken

Tujuan :
Mengetahui ciri, struktur tubuh, dan peranan liken

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Berbagai macam jenis liken
2. Kaca objek dan kaca penutup
3. Silet yang tajam dan jarum pentul
4. Pipet tetes
5. Kertas tisu

Cara kerja :
1. Buatlah preparat untuk liken dengan cara mengiris setipis mungkin penampang lintang dan
penampang bujur tubuh jamur. Amatilah dengan mikroskop, gambarkan, dan sebutkan
bagian-bagiannya.
2. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deutromycota dan peranannya (minimal 2)

PROJECT BASED LEARNING 29


Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi makroskopis jamur

Liken 1 Liken 2
Gambar 2. Morfologi mikroskopis jamur

Liken 1 Liken 2

PROJECT BASED LEARNING 30


Gambar 3. Jamur Deutromycota

Deutromycota 1 Deutromycota 2

Pertanyaan untuk diskusi


1. Apakah Deutromycota merupakan takson dalam klasifikasi makhluk hidup ? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Apakah keuntungan bagi jamur dan alga ketika bersimbiosis ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Mengapa liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan peranan 2 jamur Deutromycota yang anda temukan!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
5. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakans ebagai tumbuhan pionir/bukan ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

PROJECT BASED LEARNING 31


Daftar Pustaka :

PROJECT BASED LEARNING 32


Lampiran 8

REKAP ANALISIS BUTIR SOAL KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH


=====================

Rata2= 28.39
Simpang Baku= 5.88
KorelasiXY= 0.60
Reliabilitas Tes= 0.75
Butir Soal= 49
Jumlah Subyek= 31
Nama berkas: D:\SKRIPSI LATIFA\SOAL\ANATESPG.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 25.00 Sangat Mudah 0.358 Sangat Signifikan
2 2 50.00 Sedang 0.353 Signifikan
3 3 25.00 Mudah 0.257 -
4 4 -12.50 Sedang 0.050 -
5 5 25.00 Sangat Mudah 0.380 Sangat Signifikan
6 6 25.00 Sangat Mudah 0.338 Signifikan
7 7 75.00 Sangat Mudah 0.559 Sangat Signifikan
8 8 37.50 Sedang 0.359 Sangat Signifikan
9 9 25.00 Sangat Mudah 0.380 Sangat Signifikan
10 10 37.50 Sedang 0.201 -
11 11 37.50 Sangat Mudah 0.301 Signifikan
12 12 50.00 Sukar 0.546 Sangat Signifikan
13 13 62.50 Sedang 0.377 Sangat Signifikan
14 14 37.50 Sangat Sukar 0.440 Sangat Signifikan
15 15 12.50 Sangat Mudah 0.199 -
16 16 25.00 Sedang 0.108 -
17 17 25.00 Sukar 0.279 Signifikan
18 18 12.50 Sukar 0.191 -
19 19 12.50 Sedang 0.210 -
20 20 50.00 Mudah 0.423 Sangat Signifikan
21 21 37.50 Mudah 0.316 Signifikan
22 22 37.50 Sangat Mudah 0.408 Sangat Signifikan
23 23 37.50 Sangat Mudah 0.475 Sangat Signifikan
24 24 50.00 Sedang 0.444 Sangat Signifikan
25 25 62.50 Sukar 0.560 Sangat Signifikan
26 26 12.50 Mudah 0.154 -
27 27 25.00 Sukar 0.141 -
28 28 25.00 Sedang 0.224 -
29 29 12.50 Sedang 0.091 -
30 30 75.00 Sedang 0.440 Sangat Signifikan
31 31 25.00 Sukar 0.166 -
32 32 25.00 Sangat Mudah 0.289 Signifikan
33 33 25.00 Sukar 0.343 Signifikan
34 34 25.00 Mudah 0.386 Sangat Signifikan
35 35 0.00 Sedang -0.022 -
36 36 25.00 Sedang 0.296 Signifikan
37 37 25.00 Mudah 0.273 -
38 38 25.00 Sangat Mudah 0.227 -
39 39 25.00 Sedang 0.288 Signifikan
40 40 25.00 Sukar 0.111 -
41 41 37.50 Mudah 0.484 Sangat Signifikan
42 42 12.50 Sangat Mudah 0.229 -
43 43 25.00 Sangat Mudah 0.442 Sangat Signifikan
44 44 37.50 Sedang 0.242 -
45 45 25.00 Sangat Sukar 0.278 Signifikan
46 46 37.50 Mudah 0.303 Signifikan
47 47 37.50 Sukar 0.152 -
48 48 37.50 Sedang 0.297 Signifikan
49 49 -25.00 Sukar -0.202 -
286

Lampiran 8

INSTRUMEN SOAL KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH

Dimensi Proses Kognitif Jumlah


Sub Konsep Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
Ciri-ciri jamur Mengidentifikasi ciri- 1 3 6
ciri, cara hidup, dan 2 4
habitat kingdom fungi 5
serta perbedaannnya 6
dengan kingdom
lainnya
Menjabarkan divisi- 7 1
divisi jamur
Mengidentifikasi 9 8 2
struktur dan peranan
jamur Divisi
Zygomycota
Mengidentifikasi 10 2
struktur dan peranan 11
Klasifikasi jamur Divisi
jamur Ascomycota
Mengidentifikasi 12 1
struktur dan peranan
jamur Divisi
Basidiomycota
Mengidentifikasi 14 13 17 18 6
struktur dan peranan 15
jamur Divisi 16
Deutromycota
Reproduksi Menjelaskan proses 19 1
jamur reproduksi jamur
Mengidentifikasi 20 21 2
struktur dan peranan
liken dalam kehidupan
Asosiasi jamur sehari-hari
Mengidentifikasi 22 23 24 3
simbiosis mikoriza dan
peranannya
Peranan jamur Menjelskan contoh- 25 29 30 6
dalam contoh jamur dan 26
kehidupan peranannya dalam 27
sehari-hari kehidupan sehari-hari 28
Jumlah Soal 12 9 2 5 1 1 30
287

1. Manakah dari pernyataan berikut ini yang B. Heterotrof E. Parasit


bukanmerupakan ciri-ciri jamur? C. Saprofit
A. Hidupnya di tempat lembab
B. Cara hidupnya saprofit dan parasit 6. Pada jamur terdapat spora yang dapat
C. Bersifat heterotrof bergerak dan berflagel dua. Disebut
D. Menyerap bahan organik yang telah
apakah spora pada jamur yang dapat
diuraikan
E. Bersifat autotrof bergerak dan berflagel dua ?
A. ZoosporaD. Askospora
2. Jamur bersifat eukariotik. Apakah arti kata B. Zigospora E. Basidiospora
eukariotik? C. Aplanospora
A.Mempunyai bahan inti yang
terbungkus membran inti 7. Para ahli mengklasifikasikan
B. Mempunyai bahan inti tanpa membran jamurberdasarkan ciri-ciri spora seksual
inti danstruktur tubuhnya.
C. Mempunyai membran inti tanpa bahan Manakahpengklasifikasian jamur yang
inti tepat?
D. Tidak mempenyai inti. A. Archaemycota, Basidiomycota,
E. Mempunyai inti banyak Deutromycota, dan Ascomycota
B. Eumycota,
3. Diantara karakteristik berikut ini yang Deutromycota,Ascomycota, dan
manakah yang dimiliki bersama oleh Zygomycota
semua fungi? C. Archaemycota,
A. Simbiotik D. Patogenik Eumycota,Deutromycota, dan
B. Heterotrofik E. Saprobik Ascomycota
C. Berflagela D. Aechaemycota, Deutromycota,
Zygomycota, dan Ascomycota
4. Faktor yang membedakan antara jamur E. Zygomycota, Ascomycota,
dengan organisme lain diantaranya adalah Deutromycota, dan Basidiomycota
pada dindingselnya. Bahan apakah yang
terkandung pada dinding sel pada jamur? 8. Ragi kedelai tempe
A. Lipoprotein D. Zat kersik Pada pembuatan tempe, sepotong ragi
B. Lipid E. Zat kitin dilembutkan dan ditaburkan di atas
C. Protein kedelai yang sudah disiapkan. Bagian
manakah dari ragi yang benar-benar
5. Untuk memperoleh energi, Jamur bekerja untuk pembuatan tempe ?
menyerap makanannya dari sisa-sisa A. Spora sejenis jamur
organisme. Dikenal dengan istilah apakah B. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal
cara jamur memperoleh energi tersebut? C. Tepung beras yang halus
A. Autotrof D. Epifit D. Bumbu masakan yang dihaluskan
288

E. Sebangsa bakteri yang saprofit 5) Bersifat mikroskopis


Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur
9. Dikelompokkan dalam divisi Ascomycotina?
apakahjamur roti dan jamur tempe? A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
A. Zygomycotina B. 1 dan 4 E. 2 dan 5
B. Ascomycotina C. 2 dan 3
C. Deuteromycotina
D. Basidiomycotina 12. Yang manakah diantara pernyataan
E. Eumycotina berikut ini yangbenar mengenai
Basidiomicota?
10. Untuk membuat adonan roti juru masak A. Hifa menyatu menjadi miselium
mencampurtepung, air, garam, dan ragi. dikariotik
Sesudah dicampur adonan disimpan B. Spora tersusun dalam kantung setelah
dalam wadah selama beberapa jam untuk spora dibentuk melalui meiosis
proses fermentasi. Selama fermentasi C. Sebagian besar spora terbentuk secara
terjadi perubahan kimia pada adonan. aseksual
Ragi merupakan jamur bersel satu yang D. Basidiomisetes adalah sumber
membantu mengubah amilum dan gula antibiotik yang paling penting secara
dalam tepung menjadi karbon dioksida komersial
dan air. Fermentasi menyebabkan E. Basidiomisetes tidak memiliki
adonan roti mengembang. Mengapa tahapan seksual yang diketahui
adonan mengembang?
A. Sebab alkohol yang dihasilkan 13. Jamur Divisi Deuteromycota disebut
berubah menjadi gas sebagai Fungi Imperfecti. Mengapa
B. Sebab selama fermentasi jamur divisi ini disebut sebagai Fungi
dihasilkan gas karbon Imperfecti?
C. Sebab fermentasi mengubah air A. Belum diketahui cara hidupnya
menjadi uap air B. Belum diketahui cara reproduksi
D. Sebab gula dalam adonan berubah aseksualnya
menjadi gas C. Belum diketahui cara reproduksi
E. Sebab selama fermentasi dihasilkan seksualnya
alkohol D. Sudah diketahui cara reproduksi
seksualnya
E. Sudah diketahui cara rproduksi
11. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur : seksual dan aseksualnya
1) Spora dihasilkan di dalam alat
berbentuk botol 14. Manakah dari pernyataan di bawah ini
2) Spora mempunyai alat gerap berupa yang merupakan cara reproduksi seksual
bulu cambuk dan aseksual dari jamur divisi
3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa Deuteromycotina?
4) Hifa bersekat dan berinti banyak
289

A. Belum diketahui & Konidia C. Rhizopus oryzae


B. Konidia & Belum diketahui D. Boletus edulis
C. Belum diketahui & Askospora E. Amanita muscaria
D. Askospora & Belum diketahui
E. Belum diketahui keduanya 19. Jamur yang termasuk dalam kelompok
Ascomycotadapat menghasilkan spora
15. Apakah nama spora aseksual jamur seksual di dalam askus. Berapakah
divisi Deutromycotina ? jumlah spora di tiap askusnya?
A. Konidiospora A. 2 askospora D. 8 askospora
B. Askospora B. 4 askospora E. 10 askospora
C. Basidiospora C. 6 askospora
D. Sporngiofor
E. Zigospora 20. Manakah yang merupakan ciri-ciri
lumut kerak ?
16. Apa nama jamur yang belum diketahui A. Lumut kerak tumbuh pada
reproduksi seksualnya ? permukaan batu batuan dan
A. DeuteromycotaD. Basidiomycota batang pohon
B. Zygomycota E. Oomycota B. Lumut kerak hidup di tempat yang
C. Ascomycota lembap
C. Lumut kerak tumbuh di daerah yang
17. Pernyataan manakah yang benar tentang kering
Deuteromycotina ? D. Lumut kerak tidak dapat tumbuh
A. Hifa tidak bersekat diatas batu-batuan
B. Hifa bersekat dan dinding sel dari E. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di
zat kitin daerah yang telah tercemar
C. Alat reproduksi generatif berupa
konidium 21. Liken dapat digunakan sebagai indikator
D. Semua jenisnya bersifat parasit lingkungan untuk menentukan adanya
E. Tidak satu pun dari jenisnya bersifat pencemaran di suatu
saprofit lingkungan.Mengapa liken dapat
digunakan sebagai indikator pencemaran
18. Ada suatu jenis jamur yang dahulu lingkungan?
dimasukkan dalam kelompok A. karena liken akan tumbuh subur pada
Deuteromycota, tetapi sekarang daerah tercemar
dimasukkandalam kelompok B. karena iken tahan terhadap pengaruh
Ascomycota karena sudah pencemaran
ditemukancara reproduksi seksualnya. C. karena liken peka terhadap zat
Jamur tersebut adalah... pencemar
A. Neurospora crassa D. karena liken toleran terhadap zat
B. Aspergillus niger pencemar tertentu
290

E. karena liken adaptif terhadap B. Pohon pinus pada tahun pertama


berbagai zat pencemar dapat tumbuh jikatidak ada
simbiosis dengan jamur.
22. Jamur memiliki kemampun membentuk C. Dengan adanya jamur pinus tidak
hubungan mutualisme dengan akar mendapatkan air dan unsur-unsur
tumbuhan tingkat tinggi.Disebut apakah dari tanah.
hubungan mutualisme antara jamur D. Dengan adanya simbiosis tersebut
dengan akar tumbuhan tingkat tinggi? pohon pinus menjadi kering.
A. Liken E. Dengan adanya jamur, pohon pinus
B. Mikoriza memerlukan bulu akar untuk
C. Konidiospora mendapatkan air dan unsur-unsur
D. Miselium hara.
E. Spora
25. Untuk membuat tempe dari kedelai
23. Meskipun dalam keadaan kekeringan, diperlukan bantuan jamur. Apakah nama
mikoriza tetap dapat melanjutkan spesies jamur yang dimanfaatkakn dalam
pertumbuhan. Mengapa mikoriza dapat pembuatan tempe ?
tetap tumbuh? A. Rhizopus divisi Zygomycota
A. Hifa pada jamur dapat B. Mucor divisi Zygomycota
meningkatkan luas permukaan C. Rhizopus divisi Ascomycota
untuk mengabsorbsi air D. Mucor divisi Ascomycota
B. Tumbuhan memiliki sedikit E. Neurospora divisi Basidiomycota
jaringan bunga karang
C. Akar tumbuh lebih dalam untuk 26. Digunakan dalam pembuatan apakah
mencari air jamur Saccharomyces cereviceae dan
D. Akar melakukan tranpor aktif ion Neurospora crassa ?
E. Akar tumbuh ke samping untuk A. Untuk membuat tempe dan alkohol
mencari air B. Untuk membuat tape dan tempe
C. Untuk membuat tape dan oncom
24. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, D. Penelitian genetika dan oncom
kemudian Ia menemukan sejenis jamur E. Fermentasi alkohol dan penelitian
berbentuk payung tumbuh di bawah genetika
pohon tersebut. Jamur bersimbiosis
dengan pohon pinus termasuk jenis 27. Perhatikan tabel di bawah ini:
simbiosis mutualisme. Manakah
pernyataan mengenai simbion Nama Jamur Peranan
pembentuk mikoriza yang benar ?
A. Pohon pinus pada tahun pertama 1. Fusarium sp a. Untuk
membuat kue
tidak dapat tumbuh jika tidak
2. Auricularia b. Untuk
ada simbiosis dengan jamur. polytricha membuat
291

tempe yang dihasilkan. Rumusan masalah


yang paling tepat adalah ....
3. Saccharomyce c. Untuk bahan
s makanan A.Apakah varietas kedelai
4. Rhizopus d. Sebagai mempengaruhi tekstur tempe?
oryzae parasit pada B. Mengapa jamur Rhizopus oryzae
tanaman dapat mengubah kedelai jadi tempe?
C. Apakah kandungan protein kedelai
Manakah dari tabel di atas yang benar mempengaruhi tekstur tempe?
merupakan hubungan antara jenis jamur D. Bagaimana cara pembuatan tempe?
dengan peranannya ? E. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur
A. 1 dan c D. 4 dan b mempengaruhi tekstur tempe?
B. 2 dan a E. 3 dan a
C. 3 dan d

28. Salah satu jenis jamur dari divisi


Ascomyoctina dapat menghasilkan racun
alfa toksin yang menyebabkan penyakit
kanker. Apa nama jenis jamur tersebut?
A. Aspergillus oryzae
B. Aspergillus wentii
C. Aspergillus flavus
D. Aspergillus fumigates
E. Aspergillus niger

29. Dari jenis jamur dibawah ini, manakah


jamur yang tidak dapat dikonsumsi
manusia?
A. Auricularia polytricha
B. Rhizopus oryzae
C. Saccharomyces cereviceae
D. Volvariella volvacea
E. Pneumonia carinii

30. Seorang siswa melakukan percobaan


pembuatan tempe dengan menggunakan
kedelai varietas A, B dan C. Jenis jamur
yang digunakan adalah Rhizopus oryzae
dengan dosis yang sama untuk
ketiganya. Setelah itu ia
membandingkan tekstur ketiga tempe
292

Lampiran 9
DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS
EKSPERIMEN I DAN II

PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN I


NomorSoal
No. Siswa Total Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 4 1 0 0 0 10 17.24
2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 0 0 0 0 7 12.07
3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 4 2 0 0 0 10 17.24
4 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 4 1 0 0 0 9 15.52
5 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 8 13.79
6 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 4 1 0 0 0 9 15.52
7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 6.90
8 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 8.62
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 0 0 0 0 8 13.79
10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 0 0 5 8.62
11 0 0 3 0 0 0 0 1 0 1 4 4 0 0 0 13 22.41
12 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 5.17
13 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 5.17
14 0 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 0 7 12.07
15 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 3.45
16 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 6.90
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 6.90
293

18 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 4 1 0 0 0 10 17.24
19 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 4 0 0 0 9 15.52
20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 4 1 0 0 0 8 13.79
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 3.45
22 0 0 3 0 0 2 0 1 0 2 4 1 0 0 0 13 22.41
23 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4 1 0 0 0 7 12.07
24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0 0 0 5 8.62
25 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 6 10.34
26 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 3.45
27 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 0 5 8.62
28 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1 0 0 0 8 13.79
29 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 8.62
30 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 0 6 10.34
31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 5.17
32 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 4 0 0 0 9 15.52
33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 4 6.90
34 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 6.90
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 3.45
Jumlah 0 0 7 0 7 2 0 37 19 37 80 30 0 0 0 219 377.59
Rata-Rata 10.49
StandarDeviasi 5.47
Nilai Max 22.41
Nilai Min 0.00
294

POSTTEST HOT KELAS EKSPERIMEN I


NomorSoal
No. Siswa Total Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 0 48 82.76
2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 0 1 40 68.97
3 3 4 4 3 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 1 45 77.59
4 2 4 3 2 4 4 1 2 3 2 4 4 3 4 2 44 75.86
5 1 4 4 2 4 4 1 3 3 2 4 4 3 4 2 45 77.59
6 3 4 4 2 1 2 1 2 3 2 4 4 3 4 1 40 68.97
7 3 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 3 4 2 49 84.48
8 4 4 4 2 1 3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 48 82.76
9 0 2 4 2 2 4 1 3 3 3 4 4 3 0 1 36 62.07
10 3 4 4 1 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 2 48 82.76
11 1 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 0 2 44 75.86
12 0 1 2 1 4 2 4 2 4 2 4 4 2 0 2 34 58.62
13 3 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 3 0 2 46 79.31
14 1 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 45 77.59
15 0 0 1 0 1 0 0 1 1 3 4 2 1 0 0 14 24.14
16 4 4 4 3 1 4 2 4 3 4 4 4 4 0 2 47 81.03
17 3 4 3 1 1 1 2 1 4 4 4 4 1 4 2 39 67.24
18 0 0 0 0 1 2 0 2 0 2 1 3 0 0 0 11 18.97
19 1 1 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 47 81.03
20 0 0 1 1 4 1 0 4 4 3 4 4 1 0 0 27 46.55
21 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2 51 87.93
295

22 2 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 1 45 77.59
23 3 3 4 2 2 4 2 3 3 3 4 4 2 4 2 45 77.59
24 0 1 4 3 3 2 1 3 4 2 4 3 3 4 0 37 63.79
25 3 4 3 3 4 3 1 1 3 4 4 4 3 4 0 44 75.86
26 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 6.90
27 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 2 48 82.76
28 0 0 0 0 3 1 0 2 4 3 3 2 3 1 0 22 37.93
29 0 1 2 1 4 1 0 4 2 3 4 4 1 1 0 28 48.28
30 3 4 4 1 2 2 2 2 3 4 3 4 1 4 0 39 67.24
31 2 0 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 46 79.31
32 2 2 4 1 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 45 77.59
33 3 3 2 2 4 3 1 3 2 3 4 4 4 4 2 44 75.86
34 3 4 4 1 2 4 1 2 3 4 4 4 3 4 0 43 74.14
35 3 4 4 3 2 3 1 4 3 4 4 4 1 4 1 45 77.59
36 3 2 4 2 4 2 1 4 3 4 4 4 3 4 2 46 79.31
Jumlah 71 96 116 67 105 96 50 103 110 114 136 132 94 95 44 1429 2463.79
Rata-Rata 68.44
StandarDeviasi 19.38
Nilai Max 87.93
Nilai Min 6.90
296

PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN II


NomorSoal
No. Siswa Total Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 5 8.62
2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 6 10.34
3 0 0 0 1 1 0 2 2 3 2 4 2 0 0 0 17 29.31
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 0 0 0 0 7 12.07
5 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 0 0 0 0 8 13.79
6 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 3 0 0 0 7 12.07
7 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 3 0 0 0 10 17.24
8 1 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 0 0 7 12.07
9 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0 5 8.62
10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 5.17
11 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 5.17
12 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0 7 12.07
13 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 6.90
14 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 0 0 6 10.34
15 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 10.34
16 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 6.90
17 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 5.17
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 4 6.90
19 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1 0 0 0 8 13.79
20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 0 0 5 8.62
21 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 0 0 0 4 6.90
297

22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1.72
23 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 0 0 5 8.62
24 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 8.62
25 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 0 0 0 5 8.62
26 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 4 1 0 0 0 8 13.79
27 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 5 8.62
28 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0 5 8.62
29 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0 0 0 8 13.79
30 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 0 0 0 0 7 12.07
31 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 0 0 5 8.62
32 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5 8.62
33 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 0 6 10.34
34 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 0 0 0 0 7 12.07
35 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2 4 1 0 0 0 10 17.24
36 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 6.90
Jumlah 1 1 16 1 4 0 3 32 19 46 62 27 3 0 0 215 370.69
Rata-Rata 10.30
StandarDeviasi 4.67
Nilai Max 29.31
Nilai Min 1.72
298

POSTTEST HOT KELAS EKSPERIMEN II


NomorSoal Total
No. Siswa Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
1 0 0 3 0 2 1 0 2 1 3 1 4 1 1 0 19 32.76
2 4 2 4 2 4 2 2 4 3 4 4 2 4 0 2 43 74.14
3 4 2 4 2 3 3 3 1 2 3 4 4 4 4 0 43 74.14
4 3 2 4 2 4 1 3 4 1 4 4 4 4 4 2 46 79.31
5 2 4 4 2 4 3 1 2 3 3 4 4 4 2 2 44 75.86
6 4 2 4 2 4 3 0 2 4 3 4 4 3 4 2 45 77.59
7 3 2 4 1 4 3 2 3 4 3 3 4 3 1 0 40 68.97
8 1 0 1 1 3 2 1 1 2 2 4 2 4 3 2 29 50.00
9 4 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 3 1 4 2 41 70.69
10 4 2 2 1 4 2 2 4 3 4 4 4 2 4 2 44 75.86
11 4 2 2 2 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 48 82.76
12 4 2 4 2 2 1 1 4 3 4 3 4 4 4 2 44 75.86
13 2 1 2 2 4 2 1 3 2 1 4 4 1 4 2 35 60.34
14 4 3 4 0 1 0 1 1 2 4 4 3 3 4 2 36 62.07
15 1 1 4 1 1 2 0 2 3 4 4 1 1 4 2 31 53.45
16 4 1 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 0 46 79.31
17 4 1 0 1 1 1 1 4 3 2 4 4 1 0 0 27 46.55
18 4 1 4 2 4 2 2 3 3 4 4 4 2 4 2 45 77.59
19 4 1 2 1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 0 2 42 72.41
20 1 1 1 1 4 0 0 3 1 2 4 2 4 4 2 30 51.72
21 1 2 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 47 81.03
299

22 4 1 1 0 1 1 1 2 3 3 4 3 4 4 2 34 58.62
23 1 1 4 1 4 1 1 2 2 4 4 4 4 4 1 38 65.52
24 3 2 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 25 43.10
25 1 2 4 2 4 1 1 3 4 1 4 3 1 2 0 33 56.90
26 4 2 4 3 4 3 1 2 3 4 4 4 4 4 2 48 82.76
27 1 0 2 1 4 4 1 2 0 3 4 4 3 0 0 29 50.00
28 0 1 3 1 3 0 3 2 4 3 4 4 4 0 0 32 55.17
29 2 2 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 49 84.48
30 2 2 1 1 1 3 2 4 1 2 3 4 1 4 2 33 56.90
31 2 2 1 1 4 3 1 2 2 2 4 3 4 4 2 37 63.79
32 2 2 4 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 48 82.76
33 2 2 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 0 2 42 72.41
34 4 2 1 1 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 2 43 74.14
35 3 2 4 3 0 4 1 4 3 4 4 4 4 4 2 46 79.31
36 4 2 4 1 4 4 1 3 1 4 4 4 3 4 2 45 77.59
Jumlah 97 59 107 54 117 81 51 103 91 117 135 126 108 106 55 1407 2425.86
Rata-Rata 67.39
StandarDeviasi 13.26
Nilai Max 84.48
Nilai Min 32.76
300

Lampiran 10
NILAI PRETEST, POSTTEST, DAN N-GAIN KETERAMPILAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS EKSPERIMEN I DAN II

KELAS EKSPERIMEN I
Nomor Pretest Posttest N Gain Kriteria N-Gain
1 17.24 82.76 0.79 Tinggi
2 12.07 68.96 0.65 Sedang
3 17.24 77.59 0.73 Tinggi
4 15.52 75.86 0.71 Tinggi
5 13.79 77.59 0.74 Tinggi
6 15.52 68.96 0.63 Sedang
7 6.9 84.48 0.83 Tinggi
8 8.62 82.76 0.81 Tinggi
9 13.79 62.07 0.56 Sedang
10 8.62 82.76 0.81 Tinggi
11 22.41 75.86 0.69 Sedang
12 5.17 58.62 0.56 Sedang
13 5.17 79.31 0.78 Tinggi
14 12.07 77.59 0.75 Tinggi
15 3.45 24.14 0.21 Rendah
16 6.9 81.03 0.80 Tinggi
17 6.9 67.24 0.65 Sedang
18 17.24 18.96 0.02 Rendah
19 15.52 81.03 0.78 Tinggi
20 13.79 46.55 0.38 Rendah
21 3.45 87.93 0.87 Tinggi
22 22.41 77.59 0.71 Tinggi
23 12.07 77.59 0.75 Tinggi
24 8.62 63.79 0.60 Sedang
25 10.34 75.86 0.73 Tinggi
26 3.45 6.9 0.04 Rendah
27 8.62 82.76 0.81 Tinggi
28 13.79 37.93 0.28 Rendah
29 8.62 48.27 0.43 Rendah
30 10.34 67.24 0.63 Sedang
31 5.17 79.31 0.78 Tinggi
32 15.52 77.59 0.73 Tinggi
33 6.9 75.86 0.74 Tinggi
34 6.9 74.14 0.72 Tinggi
35 0 77.59 0.78 Tinggi
301

36 3.45 79.31 0.79 Tinggi


MAX 22.41 87.93 0.87499
MIN 0 6.9 0.02078
Rata-Rata 10.49 68.44 0.65 Tinggi
StandarDeviasi 5.47273 19.3793 0.21347

KELAS EKSPERIMEN II
Nomor Pretest Posttest N Gain Kriteria N-Gain
1 8.62 32.76 0.26 Rendah
2 10.34 74.14 0.71 Tinggi
3 29.31 74.14 0.63 Sedang
4 12.07 79.31 0.76 Tinggi
5 13.79 75.86 0.72 Tinggi
6 12.07 77.57 0.74 Tinggi
7 17.24 68.96 0.62 Sedang
8 12.07 50 0.43 Rendah
9 8.62 70.69 0.68 Sedang
10 5.17 75.86 0.75 Tinggi
11 5.17 82.76 0.82 Tinggi
12 12.07 75.86 0.73 Tinggi
13 6.9 60.34 0.57 Sedang
14 10.34 62.07 0.58 Sedang
15 10.34 53.45 0.48 Sedang
16 6.9 79.31 0.78 Tinggi
17 5.17 46.55 0.44 Sedang
18 6.9 77.59 0.76 Tinggi
19 13.79 72.41 0.68 Sedang
20 8.62 51.72 0.47 Sedang
21 6.9 81.03 0.80 Tinggi
22 1.72 58.62 0.58 Sedang
23 8.62 65.52 0.62 Sedang
24 8.62 43.1 0.38 Sedang
25 8.62 56.9 0.53 Sedang
26 13.79 82.76 0.80 Tinggi
27 8.62 50 0.45 Sedang
28 8.62 55.17 0.51 Sedang
29 13.79 84.48 0.82 Tinggi
30 12.07 56.9 0.51 Sedang
31 8.62 63.79 0.60 Sedang
302

32 8.62 82.76 0.81 Tinggi


33 10.34 72.41 0.69 Sedang
34 12.07 74.14 0.71 Tinggi
35 17.24 79.31 0.75 Tinggi
36 6.9 77.59 0.76 Tinggi
MAX 29.31 84.48 0.82
MIN 1.72 32.76 0.26417
Rata-Rata 10.30 67.38 0.64 Sedang
StandarDeviasi 4.67156 13.2552 0.14281
303

Lampiran 11
HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TIAP SUBKONSEP KELAS EKSPERIMEN I
DAN II

PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN I


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No
2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1c 1d 1e 2e 2f 3a JumlahSkor 1a 1b 2c 2d 3b JumlahSkor
1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 1 8 0 0 1 1 13 15
2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 5 0 0 1 1 0 2
3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 2 7 0 0 2 1 0 3
4 0 0 0 0 0 0 0 2 1 4 1 8 0 0 1 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0 0 2 1 4 0 7 0 0 1 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 1 6 0 0 2 1 0 3
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 0 2
9 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 0 6 0 0 1 1 0 2
10 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 4 0 0 1 0 0 1
11 0 0 0 0 0 3 0 0 1 4 4 12 0 0 1 0 0 1
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 0 1
14 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 3 1 0 4
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 2
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 0 1
304

18 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 1 8 0 0 1 1 0 2
19 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4 7 0 0 1 1 0 2
20 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 1 7 0 0 1 0 0 1
21 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0
22 2 0 0 0 2 3 0 0 2 4 1 10 0 0 1 0 0 1
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 5 0 0 1 1 0 2
24 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 4 0 0 1 0 0 1
25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 5 0 0 1 0 0 1
26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 1 0 0 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 1 6 0 0 1 1 0 2
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 0 2
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 2 0 0 2
31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1
32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 8 0 0 1 0 0 1
33 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 1 1 0 2
34 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 2
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
JUMLAH 2 161 69
Persentase 0.40 18.63 9.58
305

Subkonsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 2 : 504 = 0.4 %
Subkonsep2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 161 : 864 = 18.63 %
Subkonsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 69 : 720 = 9.58 %
306

PRETEST HOT KELAS EKSPERIMEN II


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No
2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1c 1d 1e 2e 2f 3a JumlahSkor 1a 1b 2c 2d 3b JumlahSkor
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 5 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 0 6 0 0 0 0 0 0
3 0 2 0 0 2 0 1 1 2 4 2 10 0 0 2 3 0 5
4 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 0 6 0 0 0 1 0 1
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 0 6 0 0 1 1 0 2
6 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 3 6 0 0 1 0 0 1
7 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 3 8 0 0 1 1 0 2
8 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 4 1 1 1 0 0 3
9 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 3 0 0 1 1 0 2
10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1
11 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
12 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 0 5 0 0 1 1 0 2
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 2
14 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 4 0 0 1 1 0 2
15 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 0 0 1 1 0 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 2
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1
18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 3 0 0 1 0 0 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 1 6 0 0 1 1 0 2
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 4
307

21 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 3 0 0 1 0 0 1
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 4 0 0 1 0 0 1
24 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 0 2
25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 4 0 0 1 0 0 1
26 0 0 0 0 0 2 0 0 1 4 1 8 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 4 0 0 1 0 0 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 3 0 0 1 1 0 2
29 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 1 7 0 0 1 0 0 1
30 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 5 0 0 1 1 0 2
31 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 3 0 0 1 1 0 2
32 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 0 1 0 0 1
33 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 0 5 0 0 1 0 0 1
34 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 0 6 0 0 0 1 0 1
35 0 0 0 0 0 1 0 0 2 4 1 8 0 0 2 0 0 2
36 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2
JUMLAH 3 156 56
Persentase 0.60 18.06 7.78

Subkonsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 3 : 504 = 0.60 %
Subkonsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 151 : 864 = 18.06 %
308

Subkonsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 56 : 720 = 7.78 %

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No
2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1c 1d 1e 2e 2f 3a JumlahSkor 1a 1b 2c 2d 3b JumlahSkor
1 4 2 4 0 10 3 3 4 4 4 4 22 3 4 3 4 2 16
2 2 2 0 1 5 4 2 3 3 4 4 20 3 4 2 3 3 15
3 2 1 4 1 8 4 3 3 3 4 4 21 3 4 3 3 3 16
4 4 1 4 2 11 3 2 4 2 4 4 19 2 4 2 3 3 14
5 4 1 4 2 11 4 2 4 2 4 4 20 1 4 3 3 3 14
6 2 1 4 1 8 4 2 1 2 4 4 17 3 4 2 3 3 15
7 4 3 4 2 13 4 2 4 2 4 4 20 3 4 4 2 3 16
8 3 1 4 2 10 4 2 1 4 4 4 19 4 4 4 4 3 19
9 4 1 0 1 6 4 2 2 3 4 4 19 0 2 3 3 3 11
10 4 1 4 2 11 4 1 4 4 4 4 21 3 4 3 2 4 16
11 3 1 0 2 6 4 2 4 4 4 4 22 1 3 4 4 4 16
12 2 4 0 2 8 2 1 4 2 4 4 17 0 1 2 4 2 9
13 4 2 0 2 8 4 2 4 3 4 4 21 3 4 3 4 3 17
14 3 2 2 2 9 4 2 1 4 4 4 19 1 4 4 4 4 17
15 0 0 0 0 0 1 0 1 3 4 2 11 0 0 1 1 1 3
16 4 2 0 2 8 4 3 1 4 4 4 20 4 4 4 3 4 19
309

17 1 2 4 2 9 3 1 1 4 4 4 17 3 4 1 4 1 13
18 2 0 0 0 2 0 0 1 2 1 3 7 0 0 2 0 0 2
19 3 2 4 2 11 4 3 4 3 4 4 22 1 1 4 4 4 14
20 1 0 0 0 1 1 1 4 3 4 4 17 0 0 4 4 1 9
21 3 2 4 2 11 4 3 4 4 4 4 23 3 3 4 4 3 17
22 3 2 4 1 10 4 3 4 3 4 2 20 2 3 4 3 3 15
23 4 2 4 2 12 4 2 2 3 4 4 19 3 3 3 3 2 14
24 2 1 4 0 7 4 3 3 2 4 3 19 0 1 3 4 3 11
25 3 1 4 0 8 3 3 4 4 4 4 22 3 4 1 3 3 14
26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2
27 3 2 4 2 11 4 3 4 4 4 4 23 3 3 3 2 3 14
28 1 0 1 0 2 0 0 3 3 3 2 11 0 0 2 4 3 9
29 1 0 1 0 2 2 1 4 3 4 4 18 0 1 4 2 1 8
30 2 2 4 0 8 4 1 2 4 3 4 18 3 4 2 3 1 13
31 3 3 4 2 12 4 3 4 3 4 4 22 2 0 3 4 3 12
32 3 2 3 2 10 4 1 4 4 4 4 21 2 2 2 4 4 14
33 3 1 4 2 10 2 2 4 3 4 4 19 3 3 3 2 4 15
34 4 1 4 0 9 4 1 2 4 4 4 19 3 4 2 3 3 15
35 3 1 4 1 9 4 3 2 4 4 4 21 3 4 4 3 1 15
36 2 1 4 2 9 4 2 4 4 4 4 22 3 2 4 3 3 15
JUMLAH 285 670 474
Persentase 56.55 77.55 65.83
310

Subkonsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 285 : 504 = 56.55 %
Subkonsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 670 : 864 = 77.55 %
Subkonsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 474 : 720 = 65.83 %

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No
2a 2b 3c 3d JumlahSkor 1c 1d 1e 2e 2f 3a JumlahSkor 1a 1b 2c 2d 3b JumlahSkor
1 1 0 1 0 2 3 0 2 3 1 4 13 0 0 2 1 1 4
2 2 2 0 2 6 4 2 4 4 4 2 20 4 2 4 3 4 17
3 3 3 4 0 10 4 2 3 3 4 4 20 4 2 1 2 4 13
4 1 3 4 2 10 4 2 4 4 4 4 22 3 2 4 1 4 14
5 3 1 2 2 8 4 2 4 3 4 4 21 2 4 2 3 4 15
6 3 0 4 2 9 4 2 4 3 4 4 21 4 2 2 4 3 15
7 3 2 1 0 6 4 1 4 3 3 4 19 3 2 3 4 3 15
8 2 1 3 2 8 1 1 3 2 4 2 13 1 0 1 2 4 8
9 2 2 4 2 10 4 2 4 4 4 3 21 4 2 2 1 1 10
10 2 2 4 2 10 2 1 4 4 4 4 19 4 2 4 3 2 15
11 4 2 4 2 12 2 2 4 4 4 4 20 4 2 4 3 3 16
12 1 1 4 2 8 4 2 2 4 3 4 19 4 2 4 3 4 17
13 2 1 4 2 9 2 2 4 1 4 4 17 2 1 3 2 1 9
14 0 1 4 2 7 4 0 1 4 4 3 16 4 3 1 2 3 13
311

15 2 0 4 2 8 4 1 1 4 4 1 15 1 1 2 3 1 8
16 2 2 4 0 8 4 2 4 4 4 4 22 4 1 4 4 3 16
17 1 1 0 0 2 0 1 1 2 4 4 12 4 1 4 3 1 13
18 2 2 4 2 10 4 2 4 4 4 4 22 4 1 3 3 2 13
19 3 2 0 2 7 2 1 4 3 4 4 18 4 1 4 4 4 17
20 0 0 4 2 6 1 1 4 2 4 2 14 1 1 3 1 4 10
21 4 1 3 2 10 4 2 4 4 4 4 22 1 2 4 4 4 15
22 1 1 4 2 8 1 0 1 3 4 3 12 4 1 2 3 4 14
23 1 1 4 1 7 4 1 4 4 4 4 21 1 1 2 2 4 10
24 1 1 2 2 6 1 1 4 2 1 1 10 3 2 2 1 1 9
25 1 1 2 0 4 4 2 4 1 4 3 18 1 2 3 4 1 11
26 3 1 4 2 10 4 3 4 4 4 4 23 4 2 2 3 4 15
27 4 1 0 0 5 2 1 4 3 4 4 18 1 0 2 0 3 6
28 0 3 0 0 3 3 1 3 3 4 4 18 0 1 2 4 4 11
29 3 2 4 2 11 4 3 4 4 4 4 23 2 2 4 3 4 15
30 3 2 4 2 11 1 1 1 2 3 4 12 2 2 4 1 1 10
31 3 1 4 2 10 1 1 4 2 4 3 15 2 2 2 2 4 12
32 3 2 4 2 11 4 2 4 4 4 4 22 2 2 4 3 4 15
33 3 3 0 2 8 4 2 3 4 4 4 21 2 2 3 2 4 13
34 4 1 4 2 11 1 1 4 4 4 3 17 4 2 3 3 3 15
35 4 1 4 2 11 4 3 0 4 4 4 19 3 2 4 3 4 16
36 4 1 4 2 11 4 1 4 4 4 4 21 4 2 3 1 3 13
JUMLAH 293 656 458
Persentase 58.13 75.93 63.61
312

Subkonsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (14 x 36) = 293 : 504 = 58.13 %
Subkonsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (24 x 36) = 656 : 864 = 75.93 %
Subkonsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (20 x 36) = 458 : 720 = 63.61 %
313

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No. N- N- N-
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1 0 71.43 0.71 33.33 91.67 0.88 75 80 0.20
2 0 35.71 0.36 20.83 83.33 0.79 10 75 0.72
3 0 57.14 0.57 29.17 87.5 0.82 15 80 0.76
4 0 78.57 0.79 33.33 79.17 0.69 5 70 0.68
5 0 78.57 0.79 29.17 83.33 0.76 5 70 0.68
6 0 57.14 0.57 25 70.83 0.61 15 75 0.71
7 0 92.86 0.93 8.33 83.33 0.82 10 80 0.78
8 0 71.43 0.71 12.5 79.17 0.76 10 95 0.94
9 0 42.86 0.43 25 79.17 0.72 10 55 0.50
10 0 78.57 0.79 16.67 87.5 0.85 5 80 0.79
11 0 42.86 0.43 50 91.67 0.83 5 80 0.79
12 0 57.14 0.57 4.17 70.83 0.70 10 45 0.39
13 0 57.14 0.57 8.33 87.5 0.86 5 85 0.84
14 0 64.29 0.64 12.5 79.17 0.76 20 85 0.81
15 0 0 0.00 4.17 45.83 0.43 5 15 0.11
16 0 57.14 0.57 8.33 83.33 0.82 10 95 0.94
17 0 64.29 0.64 12.5 70.83 0.67 5 65 0.63
18 0 14.29 0.14 33.33 29.17 -0.06 10 10 0.00
19 0 78.57 0.79 29.17 91.67 0.88 10 70 0.67
20 0 7.14 0.07 29.17 70.83 0.59 5 45 0.42
21 0 78.57 0.79 8.33 95.83 0.95 0 85 0.85
22 14.29 71.43 0.67 41.67 83.33 0.71 5 75 0.74
23 0 85.71 0.86 20.83 79.17 0.74 10 70 0.67
24 0 50 0.50 16.67 79.17 0.75 5 55 0.53
25 0 57.14 0.57 20.83 91.67 0.89 5 70 0.68
26 0 0 0.00 4.17 8.33 0.04 5 10 0.05
27 0 78.57 0.79 16.67 95.83 0.95 5 70 0.68
28 0 14.29 0.14 25 45.83 0.28 10 45 0.39
29 0 14.29 0.14 12.5 75 0.71 10 40 0.33
30 0 57.14 0.57 16.67 75 0.70 10 65 0.61
31 0 85.71 0.86 8.33 91.67 0.91 5 60 0.58
32 0 71.43 0.71 33.33 87.5 0.81 5 70 0.68
33 0 71.43 0.71 8.33 79.17 0.77 10 75 0.72
34 0 64.29 0.64 8.33 79.17 0.77 10 75 0.72
35 0 64.29 0.64 0 87.5 0.88 0 75 0.75
36 0 64.29 0.64 4.17 91.67 0.91 5 75 0.74
Rata-Rata 0.56 0.72 0.61
314

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II


Subkonsep 1 Subkonsep 2 Subkonsep 3
No. N- N- N-
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1 0 14.29 0.14 20.83 54.17 0.42 0 20 0.20
2 0 42.86 0.43 25 83.33 0.78 0 85 0.85
3 14.29 71.43 0.67 41.67 83.33 0.71 25 65 0.53
4 0 71.43 0.71 25 91.67 0.89 5 70 0.68
5 0 57.14 0.57 25 87.5 0.83 10 75 0.72
6 0 64.29 0.64 25 87.5 0.83 5 75 0.74
7 0 42.86 0.43 33.33 79.17 0.69 10 75 0.72
8 0 57.14 0.57 16.67 54.17 0.45 15 40 0.29
9 0 71.43 0.71 12.5 87.5 0.86 10 50 0.44
10 0 71.43 0.71 8.33 79.17 0.77 5 75 0.74
11 7.14 85.71 0.85 4.17 83.33 0.83 5 80 0.79
12 0 57.14 0.57 20.83 79.17 0.74 10 85 0.83
13 0 64.29 0.64 8.33 70.83 0.68 10 45 0.39
14 0 50 0.50 16.67 66.67 0.60 10 65 0.61
15 0 57.14 0.57 16.67 62.5 0.55 10 40 0.33
16 0 57.14 0.57 8.33 91.67 0.91 10 80 0.78
17 0 14.29 0.14 8.33 50 0.45 5 65 0.63
18 0 71.43 0.71 12.5 91.67 0.90 5 65 0.63
19 0 50 0.50 25 75 0.67 10 85 0.83
20 0 42.86 0.43 4.17 58.33 0.57 20 50 0.38
21 0 71.43 0.71 12.5 91.67 0.90 5 75 0.74
22 0 57.14 0.57 4.17 50 0.48 0 70 0.70
23 0 50 0.50 16.67 87.5 0.85 5 50 0.47
24 0 42.86 0.43 12.5 41.67 0.33 10 45 0.39
25 0 28.57 0.29 16.67 75 0.70 5 55 0.53
26 0 71.43 0.71 33.33 95.83 0.94 0 75 0.75
27 0 35.71 0.36 16.67 75 0.70 5 30 0.26
28 0 21.43 0.21 12.5 75 0.71 10 55 0.50
29 0 78.57 0.79 29.17 95.83 0.94 5 75 0.74
30 0 78.57 0.79 20.83 50 0.37 10 50 0.44
31 0 71.43 0.71 12.5 62.5 0.57 10 60 0.56
32 0 78.57 0.79 16.67 91.67 0.90 5 75 0.74
33 0 57.14 0.57 20.83 87.5 0.84 5 65 0.63
34 0 78.57 0.79 25 70.83 0.61 5 75 0.74
35 0 78.57 0.79 33.33 79.17 0.69 10 80 0.78
36 0 78.57 0.79 8.33 87.5 0.86 10 65 0.61
Rata-Rata 0.58 0.71 0.60
315
315

Lampiran 12
HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TIAP RANAH PENGETAHUAN DAN JENJANG KOGNITIF
KELAS EKSPERIMEN I DAN II
PRETEST KELAS EKSPERIMEN I
METAKOGNITIF FAKTUAL KONSEPTUAL METAKOGNITIF FAKTUAL PROSEDURAL PROSEDURAL
C2 C4 C4 C4 C5 C5 C6
No.
NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal
Total Total Total Total Total
1d 2b 3d 3a 1c 2a 3c 1b 2d 1e 2e 2c 1a 2f 3b
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 1 0 4 0 4
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 4 0 4
3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 0 4 0 4
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 0 4 0 4
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 0 4 0 4
6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 0 4 0 4
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 4 0 4
10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 1 0 1
11 0 0 0 0 4 3 0 0 3 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 0 1
15 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 1 0 4 0 4
19 0 0 0 0 4 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
316

20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 4 0 4
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
22 0 0 0 0 1 3 2 0 5 0 0 0 0 2 2 1 0 4 0 4
23 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 4
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 1 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 4
28 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 4 0 4
29 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 4
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
32 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 4
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 1 0 0 0 0
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
Jumlah 0 30 9 19 44 37 80
Persentase 0 20.83 2.08 6.60 15.28 25.69 18.52

Metakognitif, C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 0 : 360 x 100 = 0 %
Faktual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 30 : 144 x 100= 20.83 %
Konseptual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 9 : 432 x 100 = 2.08 %
Metakognitif, C4
317

Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 19 : 288 x 100 = 6.60%


Faktual, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 44 : 288 x 100 = 15.28%
Prosedural, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 37 : 144 x 100 = 25.69%
Prosedural, C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 37 : 144 x 100 = 25.69%

PRETEST KELAS EKSPERIMEN I


METAKOGNITIF FAKTUAL KONSEPTUAL METAKOGNITIF FAKTUAL PROSEDURAL PROSEDURAL
C2 C4 C4 C4 C5 C5 C6
No.
NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal NomorSoal
Total Total Total Total Total
1d 2b 3d 3a 1c 2a 3c 1b 2d 1e 2e 2c 1a 2f 3b
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 4
2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 4
3 1 2 0 3 2 0 0 0 0 0 3 3 1 2 3 2 0 4 0 4
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 0 0 4 0 4
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 4 0 4
6 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 1 0 0 0 0
7 0 0 0 0 3 2 0 0 2 0 1 1 0 2 2 1 0 1 0 1
8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 1 0 2
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 1 0 1 0 1
10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
11 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 2 2 1 0 1 0 1
13 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
14 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 2 1 0 0 0 0
318

15 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 2 0 2
19 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 4 0 4
20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 3
21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 0 0 0
22 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 1 0 1
24 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
25 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 2 0 2
26 0 0 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 0 1 1 0 0 4 0 4
27 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 1 0 1 0 1
29 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 4 0 4
31 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 1 0 0 0 0
32 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0
33 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 4
34 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 4 0 4
35 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 2 2 2 0 4 0 4
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
Jumlah 4 27 16 20 50 32 66
Persentase 1.11 18.75 3.70 6.94 17.36 22.22 15.28

Metakognitif, C2
319

Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 4 : 360 x 100 = 1.11 %


Faktual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 27 : 144 x 100= 18.75 %
Konseptual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 16 : 432 x 100 = 3.70 %
Metakognitif, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 20 : 288 x 100 = 6.94%
Faktual, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 50 : 288 x 100 = 17.36%
Prosedural, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 32 : 144 x 100 = 22.22%
Prosedural, C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 66 : 144 x 100 = 15.28%

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I


FAKTUA PROSEDURA
METAKOGNITIF FAKTUAL PROSEDURAL
L KONSEPTUAL METAKOGNITIF L
C2 C4 C4 C4 C5 C5 C6
No
. NomorSoa NomorSoa NomorSoa NomorSoa
NomorSoal NomorSoal NomorSoal
l l l l
Total Total Total Total Total
1 2 3 1 2 3
3a 1b 2d 1e 2e 2c 1a 2f 3b
d b d c a c
1 3 2 0 5 4 3 4 4 11 4 4 8 4 4 8 3 3 4 2 9
2 2 2 1 5 4 4 2 0 6 4 3 7 3 3 6 2 3 4 3 10
3 3 1 1 5 4 4 2 4 10 4 3 7 3 3 6 3 3 4 3 10
4 2 1 2 5 4 3 4 4 11 4 3 7 4 2 6 2 2 4 3 9
5 2 1 2 5 4 4 4 4 12 4 3 7 4 2 6 3 1 4 3 8
6 2 1 1 4 4 4 2 4 10 4 3 7 1 2 3 2 3 4 3 10
320

7 2 3 2 7 4 4 4 4 12 4 2 6 4 2 6 4 3 4 3 10
8 2 1 2 5 4 4 3 4 11 4 4 8 1 4 5 4 4 4 3 11
9 2 1 1 4 4 4 4 0 8 2 3 5 2 3 5 3 0 4 3 7
10 1 1 2 4 4 4 4 4 12 4 2 6 4 4 8 3 3 4 4 11
11 2 1 2 5 4 4 3 0 7 3 4 7 4 4 8 4 1 4 4 9
12 1 4 2 7 4 2 2 0 4 1 4 5 4 2 6 2 0 4 2 6
13 2 2 2 6 4 4 4 0 8 4 4 8 4 3 7 3 3 4 3 10
14 2 2 2 6 4 4 3 2 9 4 4 8 1 4 5 4 1 4 4 9
15 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 1 1 1 3 4 1 0 4 1 5
16 3 2 2 7 4 4 4 0 8 4 3 7 1 4 5 4 4 4 4 12
17 1 2 2 5 4 3 1 4 8 4 4 8 1 4 5 1 3 4 1 8
18 0 0 0 0 3 0 2 0 2 0 0 0 1 2 3 2 0 1 0 1
19 3 2 2 7 4 4 3 4 11 1 4 5 4 3 7 4 1 4 4 9
20 1 0 0 1 4 1 1 0 2 0 4 4 4 3 7 4 0 4 1 5
21 3 2 2 7 4 4 3 4 11 3 4 7 4 4 8 4 3 4 3 10
22 3 2 1 6 2 4 3 4 11 3 3 6 4 3 7 4 2 4 3 9
23 2 2 2 6 4 4 4 4 12 3 3 6 2 3 5 3 3 4 2 9
24 3 1 0 4 3 4 2 4 10 1 4 5 3 2 5 3 0 4 3 7
25 3 1 0 4 4 3 3 4 10 4 3 7 4 4 8 1 3 4 3 10
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
27 3 2 2 7 4 4 3 4 11 3 2 5 4 4 8 3 3 4 3 10
28 0 0 0 0 2 0 1 1 2 0 4 4 3 3 6 2 0 3 3 6
29 1 0 0 1 4 2 1 1 4 1 2 3 4 3 7 4 0 4 1 5
30 1 2 0 3 4 4 2 4 10 4 3 7 2 4 6 2 3 3 1 7
31 3 3 2 8 4 4 3 4 11 0 4 4 4 3 7 3 2 4 3 9
32 1 2 2 5 4 4 3 3 10 2 4 6 4 4 8 2 2 4 4 10
33 2 1 2 5 4 2 3 4 9 3 2 5 4 3 7 3 3 4 4 11
321

34 1 1 0 2 4 4 4 4 12 4 3 7 2 4 6 2 3 4 3 10
35 3 1 1 5 4 4 3 4 11 4 3 7 2 4 6 4 3 4 1 8
36 2 1 2 5 4 4 2 4 10 2 3 5 4 4 8 4 3 4 3 10
Jumlah 161 132 307 206 219 103 301
Persentase 44.72 91.67 71.06 71.53 76.04 71.53 69.68

Metakognitif, C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 161 : 360 x 100 = 44.72 %
Faktual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 132 : 144 x 100= 91.67 %
Konseptual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 307 : 432 x 100 = 71.06 %
Metakognitif, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 206 : 288 x 100 = 71.53%
Faktual, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 219 : 288 x 100 = 76.04%
Prosedural, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 103 : 144 x 100 = 71.53%
Prosedural, C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 301 : 144 x 100 = 69.68%

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II


FAKTUA PROSEDURA
METAKOGNITIF FAKTUAL PROSEDURAL
L KONSEPTUAL METAKOGNITIF L
No
C2 C4 C4 C4 C5 C5 C6
.
NomorSoa NomorSoa NomorSoa NomorSoa
NomorSoal Total NomorSoal Total Total Total NomorSoal Total
l l l l
322

1 2 3 1 2 3
3a 1b 2d 1e 2e 2c 1a 2f 3b
d b d c a c
1 0 0 0 0 4 3 1 1 5 0 1 1 2 3 5 2 0 1 1 2
2 2 2 2 6 2 4 2 0 6 2 3 5 4 4 8 4 4 4 4 12
3 2 3 0 5 4 4 3 4 11 2 2 4 3 3 6 1 4 4 4 12
4 2 3 2 7 4 4 1 4 9 2 1 3 4 4 8 4 3 4 4 11
5 2 1 2 5 4 4 3 2 9 4 3 7 4 3 7 2 2 4 4 10
6 2 0 2 4 4 4 3 4 11 2 4 6 4 3 7 2 4 4 3 11
7 1 2 0 3 4 4 3 1 8 2 4 6 4 3 7 3 3 3 3 9
8 1 1 2 4 2 1 2 3 6 0 2 2 3 2 5 1 1 4 4 9
9 2 2 2 6 3 4 2 4 10 2 1 3 4 4 8 2 4 4 1 9
10 1 2 2 5 4 2 2 4 8 2 3 5 4 4 8 4 4 4 2 10
11 2 2 2 6 4 2 4 4 10 2 3 5 4 4 8 4 4 4 3 11
12 2 1 2 5 4 4 1 4 9 2 3 5 2 4 6 4 4 3 4 11
13 2 1 2 5 4 2 2 4 8 1 2 3 4 1 5 3 2 4 1 7
14 0 1 2 3 3 4 0 4 8 3 2 5 1 4 5 1 4 4 3 11
15 1 0 2 3 1 4 2 4 10 1 3 4 1 4 5 2 1 4 1 6
16 2 2 0 4 4 4 2 4 10 1 4 5 4 4 8 4 4 4 3 11
17 1 1 0 2 4 0 1 0 1 1 3 4 1 2 3 4 4 4 1 9
18 2 2 2 6 4 4 2 4 10 1 3 4 4 4 8 3 4 4 2 10
19 1 2 2 5 4 2 3 0 5 1 4 5 4 3 7 4 4 4 4 12
20 1 0 2 3 2 1 0 4 5 1 1 2 4 2 6 3 1 4 4 9
21 2 1 2 5 4 4 4 3 11 2 4 6 4 4 8 4 1 4 4 9
22 0 1 2 3 3 1 1 4 6 1 3 4 1 3 4 2 4 4 4 12
23 1 1 1 3 4 4 1 4 9 1 2 3 4 4 8 2 1 4 4 9
24 1 1 2 4 1 1 1 2 4 2 1 3 4 2 6 2 3 1 1 5
25 2 1 0 3 3 4 1 2 7 2 4 6 4 1 5 3 1 4 1 6
323

26 3 1 2 6 4 4 3 4 11 2 3 5 4 4 8 2 4 4 4 12
27 1 1 0 2 4 2 4 0 6 0 0 0 4 3 7 2 1 4 3 8
28 1 3 0 4 4 3 0 0 3 1 4 5 3 3 6 2 0 4 4 8
29 3 2 2 7 4 4 3 4 11 2 3 5 4 4 8 4 2 4 4 10
30 1 2 2 5 4 1 3 4 8 2 1 3 1 2 3 4 2 3 1 6
31 1 1 2 4 3 1 3 4 8 2 2 4 4 2 6 2 2 4 4 10
32 2 2 2 6 4 4 3 4 11 2 3 5 4 4 8 4 2 4 4 10
33 2 3 2 7 4 4 3 0 7 2 2 4 3 4 7 3 2 4 4 10
34 1 1 2 4 3 1 4 4 9 2 3 5 4 4 8 3 4 4 3 11
35 3 1 2 6 4 4 4 4 12 2 3 5 0 4 4 4 3 4 4 11
36 1 1 2 4 4 4 4 4 12 2 1 3 4 4 8 3 4 4 3 11
Jumlah 160 126 294 150 234 103 340
Persentase 44.44 87.50 68.06 52.08 81.25 71.53 78.70

Metakognitif, C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (10 x 36) x 100 = 160 : 360 x 100 = 44.44 %
Faktual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36)x 100 = 126 : 144 x 100= 87.50 %
Konseptual, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 294 : 432 x 100 = 68.06%
Metakognitif, C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 150 : 288 x 100 = 52.08%
Faktual, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (8 x 36) x 100 = 234 : 288 x 100 = 81.25%
Prosedural, C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 103 : 144 x 100 = 71.53%
Prosedural, C6
324

Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (4 x 36) x 100 = 340 : 144 x 100 = 78.70%

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I


METAKOGNITIF, C2 FAKTUAL,C4 KONSEPTUAL, C4 METAKOGNITIF, C4
No. PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N-
T T GAIN T T GAIN T T GAIN T T GAIN
1 0 50 0.50 25 100 1.00 0 91.67 0.92 12.5 100 1.00
2 0 50 0.50 0 100 1.00 0 50 0.50 12.5 87.5 0.86
3 0 50 0.50 50 100 1.00 0 83.33 0.83 12.5 87.5 0.86
4 0 50 0.50 25 100 1.00 0 91.67 0.92 0 87.5 0.88
5 0 50 0.50 0 100 1.00 0 100 1.00 0 87.5 0.88
6 0 40 0.40 25 100 1.00 0 83.33 0.83 12.5 87.5 0.86
7 0 70 0.70 0 100 1.00 0 100 1.00 12.5 75 0.71
8 0 50 0.50 25 100 1.00 0 91.67 0.92 12.5 100 1.00
9 0 40 0.40 0 100 1.00 0 66.67 0.67 12.5 62.5 0.57
10 0 40 0.40 25 100 1.00 0 100 1.00 0 75 0.75
11 0 50 0.50 100 100 0.00 25 58.33 0.44 0 87.5 0.88
12 0 70 0.70 0 100 1.00 0 33.33 0.33 12.5 62.5 0.57
13 0 60 0.60 0 100 1.00 0 66.67 0.67 0 100 1.00
14 0 60 0.60 25 100 1.00 0 75 0.75 12.5 100 1.00
15 0 0 0.00 25 50 0.33 0 8.33 0.08 0 12.5 0.13
16 0 70 0.70 25 100 1.00 0 66.67 0.67 12.5 87.5 0.86
17 0 50 0.50 25 100 1.00 0 66.67 0.67 12.5 100 1.00
18 0 0 0.00 25 75 0.67 0 16.67 0.17 12.5 0 -0.14
19 0 70 0.70 100 100 0.00 8.33 91.67 0.91 12.5 62.5 0.57
20 0 10 0.10 25 100 1.00 0 17 0.17 0 50 0.50
21 0 70 0.70 0 100 1.00 0 92 0.92 0 87.5 0.88
325

22 0 60 0.60 25 50 0.33 41.67 91.67 0.86 0 75 0.75


23 0 60 0.60 25 100 1.00 0 100 1.00 12.5 75 0.71
24 0 40 0.40 0 75 0.75 0 83.33 0.83 0 62.5 0.63
25 0 40 0.40 0 100 1.00 0 83.33 0.83 0 87.5 0.88
26 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 0 12.5 0.13
27 0 70 0.70 0 100 1.00 0 91.67 0.92 0 62.5 0.63
28 0 0 0.00 25 50 0.33 0 16.67 0.17 12.5 50 0.43
29 0 10 0.10 25 100 1.00 0 33.33 0.33 12.5 37.5 0.29
30 0 30 0.30 0 100 1.00 0 83.33 0.83 0 87.5 0.88
31 0 80 0.80 0 100 1.00 0 91.67 0.92 12.5 50 0.43
32 0 50 0.50 100 100 0.00 0 83.33 0.83 0 75 0.75
33 0 50 0.50 0 100 1.00 0 75 0.75 12.5 62.5 0.57
34 0 20 0.20 25 100 1.00 0 100 1.00 12.5 87.5 0.86
35 0 50 0.50 0 100 1.00 0 91.67 0.92 0 87.5 0.88
36 0 50 0.50 0 100 1.00 0 83.33 0.83 0 62.5 0.63
Rata-
0.45 0.82 0.71 0.69
rata

FAKTUAL, C5 PROSEDURAL, C5 PROSEDURAL, C6


No. N- N- N-
PRETEST POSTTEST PRETEST POSTTEST PRETEST POSTTEST
GAIN GAIN GAIN
1 37.5 100 1.00 25 75 0.67 33.33 75 0.63
2 12.5 75 0.71 25 50 0.33 33.33 83.33 0.75
3 12.5 75 0.71 50 75 0.50 33.33 83.33 0.75
4 37.5 75 0.60 25 50 0.33 33.33 75 0.63
5 37.5 75 0.60 25 75 0.67 33.33 66.67 0.50
6 12.5 37.5 0.29 50 50 0.00 33.33 83.33 0.75
326

7 12.5 75 0.71 25 100 1.00 8.33 83.33 0.82


8 12.5 62.5 0.57 25 100 1.00 8.33 91.67 0.91
9 25 62.5 0.50 25 75 0.67 33.33 58.33 0.37
10 25 100 1.00 25 75 0.67 8.33 91.67 0.91
11 12.5 100 1.00 25 100 1.00 33.33 75 0.63
12 0 75 0.75 25 50 0.33 8.33 50 0.45
13 12.5 87.5 0.86 25 75 0.67 8.33 83.33 0.82
14 12.5 62.5 0.57 75 100 1.00 8.33 75 0.73
15 0 50 0.50 25 25 0.00 0 41.67 0.42
16 0 62.5 0.63 25 100 1.00 8.33 100 1.00
17 12.5 62.5 0.57 0 25 0.25 8.33 66.67 0.64
18 37.5 37.5 0.00 25 50 0.33 33.33 8.33 -0.37
19 12.5 87.5 0.86 25 100 1.00 8.33 75 0.73
20 25 87.5 0.83 25 100 1.00 33.33 41.67 0.13
21 12.5 100 1.00 0 100 1.00 8.33 83 0.81
22 25 87.5 0.83 25 100 1.00 33.33 75 0.63
23 0 62.5 0.63 25 75 0.67 33.33 75 0.63
24 50 62.5 0.25 25 75 0.67 0 58.33 0.58
25 12.5 100 1.00 25 25 0.00 33.33 83.33 0.75
26 12.5 12.5 0.00 25 25 0.00 0 8.33 0.08
27 0 100 1.00 25 75 0.67 33.33 83.33 0.75
28 12.5 75 0.71 25 50 0.33 33.33 50 0.25
29 12.5 87.5 0.86 25 100 1.00 8.33 41.67 0.36
30 0 75 0.75 50 50 0.00 33.33 58.33 0.37
31 12.5 87.5 0.86 0 75 0.75 8.33 75 0.73
32 0 100 1.00 25 50 0.33 33.33 83.33 0.75
33 25 87.5 0.83 25 75 0.67 0 91.67 0.92
327

34 12.5 75 0.71 25 50 0.33 0 83.33 0.83


35 0 75 0.75 0 100 1.00 0 66.67 0.67
36 12.5 100 1.00 25 100 1.00 0 83.33 0.83
Rata-
0.71 0.61 0.61
rata

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II


METAKOGNITIF, C2 FAKTUAL,C4 KONSEPTUAL, C4 METAKOGNITIF, C4
No. PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N- PRETES POSTTES N-
T T GAIN T T GAIN T T GAIN T T GAIN
1 0 0 0.00 0 100 1.00 0 41.67 0.42 0 12.5 0.13
2 0 60 0.60 0 50 0.50 8.33 50 0.45 0 62.5 0.63
3 30 50 0.29 50 100 1.00 0 91.67 0.92 37.5 50 0.20
4 0 70 0.70 0 100 1.00 0 75 0.75 12.5 37.5 0.29
5 0 50 0.50 0 100 1.00 0 75 0.75 12.5 87.5 0.86
6 0 40 0.40 75 100 1.00 0 91.67 0.92 0 75 0.75
7 0 30 0.30 75 100 1.00 16.67 66.67 0.60 12.5 75 0.71
8 0 40 0.40 25 50 0.33 0 50 0.50 12.5 25 0.14
9 0 60 0.60 0 75 0.75 0 83.33 0.83 12.5 37.5 0.29
10 0 50 0.50 25 100 1.00 0 66.67 0.67 0 62.5 0.63
11 10 60 0.56 0 100 1.00 25 83.33 0.78 0 62.5 0.63
12 0 50 0.50 0 100 1.00 16.67 75 0.70 12.5 62.5 0.57
13 0 50 0.50 25 100 1.00 0 66.67 0.67 12.5 37.5 0.29
14 0 30 0.30 25 75 0.67 8.33 66.67 0.64 12.5 62.5 0.57
15 0 30 0.30 25 25 0.00 8.33 83.33 0.82 12.5 50 0.43
16 0 40 0.40 25 100 1.00 0 83.33 0.83 12.5 62.5 0.57
17 0 20 0.20 25 100 1.00 0 8.33 0.08 0 50 0.50
328

18 0 60 0.60 0 100 1.00 0 83.33 0.83 0 50 0.50


19 0 50 0.50 25 100 1.00 0 41.67 0.42 12.5 62.5 0.57
20 0 30 0.30 25 50 0.33 0 42 0.42 0 25 0.25
21 0 50 0.50 25 100 1.00 0 91.67 0.92 0 75 0.75
22 0 30 0.30 25 75 0.67 0 50 0.50 0 50 0.50
23 0 30 0.30 25 100 1.00 0 75 0.75 0 37.5 0.38
24 0 40 0.40 25 25 0.00 0 33.33 0.33 12.5 37.5 0.29
25 0 30 0.30 25 75 0.67 0 58.33 0.58 0 75 0.75
26 0 60 0.60 25 100 1.00 16.67 91.67 0.90 0 62.5 0.63
27 0 20 0.20 0 100 1.00 16.67 50 0.40 0 0 0.00
28 0 40 0.40 0 100 1.00 0 25 0.25 12.5 62.5 0.57
29 0 70 0.70 25 100 1.00 8.33 91.67 0.91 0 62.5 0.63
30 0 50 0.50 0 100 1.00 0 66.67 0.67 12.5 37.5 0.29
31 0 40 0.40 25 75 0.67 0 66.67 0.67 12.5 50 0.43
32 0 60 0.60 25 100 1.00 8.33 91.67 0.91 0 62.5 0.63
33 0 70 0.70 0 100 1.00 8.33 58.33 0.55 0 50 0.50
34 0 40 0.40 0 75 0.75 8.33 75 0.73 12.5 62.5 0.57
35 0 60 0.60 25 100 1.00 8.33 100 1.00 0 62.5 0.63
36 0 40 0.40 0 100 1.00 0 100 1.00 12.5 37.5 0.29
Rata-
0.44 0.84 0.67 0.48
rata

FAKTUAL, C5 PROSEDURAL, C5 PROSEDURAL, C6


No. N- N- N-
PRETEST POSTTEST PRETEST POSTTEST PRETEST POSTTEST
GAIN GAIN GAIN
1 12.5 62.5 0.57 0 50 0.50 33.33 16.67 -0.25
2 12.5 100 1.00 0 100 1.00 33.33 100 1.00
329

3 37.5 75 0.60 50 25 -0.50 33.33 100 1.00


4 25 100 1.00 0 100 1.00 33.33 91.67 0.88
5 25 87.5 0.83 25 50 0.33 33.33 83.33 0.75
6 37.5 87.5 0.80 25 50 0.33 0 91.67 0.92
7 25 87.5 0.83 25 75 0.67 8.33 75 0.73
8 25 62.5 0.50 25 25 0.00 16.67 75 0.70
9 25 100 1.00 25 50 0.33 8.33 75 0.73
10 12.5 100 1.00 25 100 1.00 0 83.33 0.83
11 12.5 100 1.00 25 100 1.00 0 91.67 0.92
12 25 75 0.67 25 100 1.00 8.33 91.67 0.91
13 12.5 62.5 0.57 25 75 0.67 0 58.33 0.58
14 25 62.5 0.50 25 25 0.00 0 91.67 0.92
15 12.5 62.5 0.57 25 50 0.33 8.33 50 0.45
16 12.5 100 1.00 25 100 1.00 0 91.67 0.92
17 12.5 37.5 0.29 25 100 1.00 0 75 0.75
18 12.5 100 1.00 25 75 0.67 16.67 83.33 0.80
19 12.5 87.5 0.86 25 100 1.00 33.33 100 1.00
20 0 75 0.75 25 75 0.67 25 75 0.67
21 25 100 1.00 25 100 1.00 0 75 0.75
22 0 50 0.50 0 50 0.50 0 100 1.00
23 25 100 1.00 25 50 0.33 8.33 75 0.73
24 12.5 75 0.71 25 50 0.33 8.33 41.67 0.36
25 12.5 62.5 0.57 25 75 0.67 16.67 50 0.40
26 12.5 100 1.00 0 50 0.50 33.33 100 1.00
27 12.5 87.5 0.86 25 50 0.33 8.33 66.67 0.64
28 25 75 0.67 25 50 0.33 8.33 66.67 0.64
29 12.5 100 1.00 25 100 1.00 33.33 83.33 0.75
330

30 12.5 37.5 0.29 25 100 1.00 33.33 50 0.25


31 25 75 0.67 25 50 0.33 0 83.33 0.83
32 25 100 1.00 25 100 1.00 0 83.33 0.83
33 0 87.5 0.88 25 75 0.67 33.33 83.33 0.75
34 12.5 100 1.00 0 75 0.75 33.33 91.67 0.88
35 25 50 0.33 50 100 1.00 33.33 91.67 0.88
36 12.5 100 1.00 25 75 0.67 8.33 91.67 0.91
Rata-
0.77 0.62 0.74
rata
331

Lampiran 13
DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH KELAS EKSPERIMEN I DAN II

PRETEST KELAS EKSPERIMEN I


No NomorSoal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 Skor Nilai
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15 50.00
2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 50.00
3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14 46.67
4 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21 70.00
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 20 66.67
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 15 50.00
7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 16 53.33
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 23 76.67
9 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 13 43.33
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 21 70.00
11 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17 56.67
12 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 76.67
13 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 16.67
14 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 19 63.33
15 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 11 36.67
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 15 50.00
17 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 25 83.33
18 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 10 33.33
19 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 18 60.00
20 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 16.67
332

21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 15 50.00
22 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 17 56.67
23 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 15 50.00
24 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 18 60.00
25 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 15 50.00
26 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 11 36.67
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 76.67
28 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 9 30.00
29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 17 56.67
30 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 20.00
31 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 15 50.00
32 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 15 50.00
33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 86.67
34 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 11 36.67
35 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17 56.67
36 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 15 50.00
Jumla 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1886.6
h 1 3 7 4 9 1 7 8 4 4 4 2 6 1 6 8 9 3 0 4 6 9 3 6 3 9 0 9 4 6 566 7
Rata-rata 52.41
StandarDeviasi 17.25
Nilai Max 86.67
Nilai Min 16.67
333

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I


No NomorSoal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 Skor Nilai
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90.00
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93.33
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26 86.67
4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83.33
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 96.67
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 26 86.67
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24 80.00
8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 21 70.00
9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 76.67
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 86.67
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 25 83.33
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 24 80.00
13 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 76.67
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 86.67
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 22 73.33
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.67
17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 83.33
18 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 60.00
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90.00
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 76.67
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 86.67
22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 80.00
334

23 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25 83.33
24 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23 76.67
25 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 66.67
26 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 70.00
27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 26 86.67
28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 90.00
29 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 83.33
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24 80.00
31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90.00
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.00
33 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24 80.00
34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 24 80.00
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 26 86.67
36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.67
Jumla 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2963.3
h 5 2 5 4 0 7 3 1 4 5 2 2 9 0 3 4 3 9 9 6 5 6 6 5 2 2 4 3 9 4 889 3
Rata-rata 82.31
StandarDeviasi 7.72
Nilai Max 96.67
Nilai Min 60.00

PRETEST KELAS EKSPERIMEN II


No NomorSoal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 Skor Nilai
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 16.67
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 24 80.00
335

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 22 73.33
4 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 12 40.00
5 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 18 60.00
6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 19 63.33
7 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 12 40.00
8 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 14 46.67
9 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 30.00
10 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 60.00
11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 66.67
12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 11 36.67
13 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17 56.67
14 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 19 63.33
15 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 11 36.67
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23 76.67
17 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 53.33
18 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 50.00
19 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 53.33
20 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 17 56.67
21 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 9 30.00
22 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 53.33
23 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 17 56.67
24 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 15 50.00
25 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 8 26.67
26 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 16.67
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25 83.33
28 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 30.00
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 24 80.00
336

30 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 10 33.33
31 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 63.33
32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 76.67
33 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 63.33
34 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 50.00
35 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 14 46.67
36 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 19 63.33
Jumla 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1883.3
h 9 7 4 4 7 7 5 9 2 6 1 9 6 0 7 7 7 5 6 1 7 4 1 2 2 0 7 3 8 2 565 3
Rata-rata 52.31
StandarDeviasi 17.76
Nilai Max 83.33
Nilai Min 16.67

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II


No NomorSoal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 Skor Nilai
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 22 73.33
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83.33
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24 80.00
4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 60.00
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26 86.67
6 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 24 80.00
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 21 70.00
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 22 73.33
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 21 70.00
337

10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 83.33
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.00
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 80.00
13 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 73.33
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 76.67
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 20 66.67
16 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 20 66.67
17 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 15 50.00
18 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 70.00
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90.00
20 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 17 56.67
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.00
22 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 20 66.67
23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 20 66.67
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 21 70.00
25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 19 63.33
26 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 24 80.00
27 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 23 76.67
28 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 21 70.00
29 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 76.67
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 83.33
31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 80.00
32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 22 73.33
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.67
34 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83.33
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23 76.67
36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.67
338

Jumla 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2710.0
h 2 2 6 6 8 3 2 4 4 3 5 9 8 6 8 5 2 9 2 5 2 5 5 6 3 6 0 5 0 2 813 0
Rata-rata 75.28
StandarDeviasi 9.61
Nilai Max 90.00
Nilai Min 50.00
339

Lampiran 14

NILAI PRETEST, POSTTEST, DAN N-GAIN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH KELAS EKSPERIMEN I DAN II

KELAS EKSPERIMEN I KELAS EKSPERIMEN II


N- Kriteria N- N- Kriteria N-
Nomor Pretest Posttest Gain Gain Nomor Pretest Posttest Gain Gain
1 50 90 0.80 Tinggi 1 16.67 73.33 0.68 Sedang
2 50 93.33 0.87 Tinggi 2 80 83.33 0.17 Rendah
3 46.67 86.67 0.75 Tinggi 3 73 80 0.26 Rendah
4 70 83.33 0.44 Sedang 4 40 60 0.33 Rendah
5 66.67 96.67 0.90 Tinggi 5 60 86.67 0.67 Sedang
6 50 86.67 0.73 Tinggi 6 63.33 80 0.45 Sedang
7 53.33 80 0.57 Sedang 7 40 70 0.50 Sedang
8 76.67 70 -0.29 Rendah 8 46.67 73.33 0.50 Sedang
9 43.33 76.67 0.59 Sedang 9 30 70 0.57 Sedang
10 70 86.67 0.56 Sedang 10 60 83.33 0.58 Sedang
11 56.67 83.33 0.62 Sedang 11 66.67 90 0.70 Sedang
12 76.67 80 0.14 Rendah 12 36.67 80 0.68 Sedang
13 16.67 76.67 0.72 Tinggi 13 56.67 73.33 0.38 Sedang
14 63.33 86.67 0.64 Sedang 14 63 76.67 0.37 Sedang
15 36.67 73.33 0.58 Sedang 15 36.67 66.67 0.47 Sedang
16 50 86.67 0.73 Tinggi 16 76.67 66.67 -0.43 Rendah
17 83.33 83.33 0.00 Rendah 17 53.33 50 -0.07 Rendah
18 33.33 60 0.40 Rendah 18 50 70 0.40 Sedang
19 60 90 0.75 Tinggi 19 53.33 90 0.79 Tinggi
20 16.67 76.67 0.72 Tinggi 20 56.67 56.67 0.00 Rendah
340

21 50 86.67 0.73 Tinggi 21 30 90 0.86 Tinggi


22 56.67 80 0.54 Sedang 22 53.33 66.67 0.29 Rendah
23 50 83.33 0.67 Sedang 23 56.67 66.67 0.23 Rendah
24 60 76.67 0.42 Sedang 24 50 70 0.40 Sedang
25 50 66.67 0.33 Sedang 25 26.67 63.33 0.50 Sedang
26 36.67 70 0.53 Sedang 26 16.67 80 0.76 Tinggi
27 76.67 86.67 0.43 Sedang 27 83.33 76.67 -0.40 Rendah
28 30 90 0.86 Tinggi 28 30 70 0.57 Sedang
29 56.67 83.33 0.62 Sedang 29 80 76.67 -0.17 Rendah
30 20 80 0.75 Tinggi 30 33.33 83.33 0.75 Tinggi
31 50 90 0.80 Tinggi 31 63.33 80 0.45 Sedang
32 50 90 0.80 Tinggi 32 76.67 73.33 -0.14 Rendah
33 86.67 80 -0.50 Rendah 33 63.33 86.67 0.64 Sedang
34 36.67 80 0.68 Sedang 34 50 83.33 0.67 Sedang
35 56.67 86.67 0.69 Sedang 35 46.67 76.67 0.56 Sedang
36 50 86.67 0.73 Tinggi 36 63.33 86.67 0.64 Sedang
MAX 86.67 96.67 0.9001 MAX 83.33 90.00 0.86
MIN 16.67 60 -0.5 MIN 16.67 50 -0.429
Rata2 52.41 82.32 0.56 Sedang Rata2 52.30 75.28 0.41 Sedang
SD 17.249 7.7181 0.3054 SD 17.743 9.6071 0.3259
341

LAMPIRAN 15
HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH TIAP SUBKONSEP KELAS EKSPERIMEN I DAN
II
PRETEST KELAS EKSPERIMEN I
Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Sub-Konsep 5
No. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 1 1 0 4 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 6 0 0 0 1 0 0 1 2 1 1 0 0 1 0 3
2 1 1 1 0 0 1 4 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 1 1 1 0 1 0 0 2 0 1 1 0 1 1 4
3 1 1 0 0 1 1 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 1 1 5
4 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 0 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 1 4
5 1 1 1 1 1 1 6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 1 1 1 0 0 1 1 3 0 1 1 0 1 0 3
6 1 1 1 1 0 0 4 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 6 0 0 1 1 0 0 1 3 1 0 0 0 1 0 2
7 1 1 1 1 1 1 6 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2
8 1 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 1 0 4
9 1 0 1 0 1 1 4 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 1 1 3
10 1 1 1 1 1 1 6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 7 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 3
11 1 1 1 1 1 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 3
12 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
13 1 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
14 1 1 1 1 1 0 5 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 6 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 3
15 0 0 1 0 1 0 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 0 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 1 3
16 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 5 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2
17 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 0 4
18 1 0 1 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 2
19 1 0 1 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 4
20 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
21 1 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 3
22 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 7 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 5
23 1 0 0 1 1 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 1
24 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 7 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4
25 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 6 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 0 0 1 1 3
342

26 1 1 1 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 2
27 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
28 0 1 0 1 1 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
29 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 6 1 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 0 1 4
30 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
31 1 0 1 0 0 0 2 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 3
32 1 1 0 0 1 0 3 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 0 0 2
33 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 5
34 0 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 2
35 1 0 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 0 1 5
36 1 1 0 1 1 1 5 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 3
Jumlah 135 202 20 98 111
Persentase 62.5 46.76 55.56 54.44 51.39

Sub-Konsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 135 : 216 x 100 = 62.5%
Sub-Konsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 201 : 432 x 100= 46.76%
Sub-Konsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 20 : 36 x 100 = 55.56%
Sub-Konsep 4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 98 : 180 x 100 = 54.44%
Sub-Konsep 5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 111 : 216 x 100 = 51.39%
343

PRETEST KELAS EKSPERIMEN II


Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Sub-Konsep 5
No. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5
3 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 1 5
4 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 0 1 0 1 3 0 1 1 1 1 0 4
5 0 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 1 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 1 0 3
6 1 1 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 5 0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 5
7 1 1 1 0 1 0 4 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 3
8 1 1 1 0 0 1 4 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 5 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 4
9 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
10 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 4
11 1 0 1 0 1 1 4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 5
12 1 1 0 0 1 0 3 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 3
13 0 1 0 1 0 0 2 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 6 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 4
14 1 1 1 0 1 1 5 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 5
15 0 1 1 0 0 1 3 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2
16 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 5
17 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4
18 1 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5
19 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4
20 1 0 1 1 1 1 5 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 4
21 1 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 1 0 1
22 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 1 1 4
23 1 1 1 0 1 0 4 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 0 4
24 1 1 1 0 0 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 6 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 4
25 1 1 0 0 0 1 3 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
26 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 0 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 1 5
28 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
344

29 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5
30 0 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3
31 1 0 1 0 1 1 4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 4
32 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 7 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 1 5
33 1 0 1 0 1 1 4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 4
34 1 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 5
35 1 1 1 0 0 1 4 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 0 0 2 0 1 1 0 1 1 4
36 1 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 7 0 0 1 0 1 1 0 3 1 1 1 0 1 1 5
Jumlah 138 194 16 85 132
Persentase 63.89 44.91 44.44 47.22 61.11

Sub-Konsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 138 : 216 x 100 = 63.89%
Sub-Konsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 194 : 432 x 100= 44.91%
Sub-Konsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44%
Sub-Konsep 4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 85 : 180 x 100 = 47.22%
Sub-Konsep 5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 132 : 216 x 100 = 61.11%
345

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I


Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Sub-Konsep 5
No. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
2 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
3 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
4 1 1 1 1 1 0 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
5 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
6 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
7 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
8 1 1 1 1 0 0 4 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
9 1 0 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
10 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
11 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
12 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 4
13 1 1 1 1 0 0 4 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
14 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
15 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 5
16 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
17 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
18 1 0 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 5
19 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
20 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 5
21 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
22 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
23 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 4
24 1 1 0 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 0 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 4
25 1 0 1 0 1 0 3 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
26 1 0 1 0 1 0 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 8 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 5
27 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 4
28 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
346

29 0 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
30 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
31 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
32 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
33 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 4
34 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 0 4
35 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
36 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
Jumlah 173 345 29 178 164
Persentase 80.09 79.86 80.56 98.89 75.93

Sub-Konsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 173 : 216 x 100 = 80.09%
Sub-Konsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 345 : 432 x 100= 79.86%
Sub-Konsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 29 : 36 x 100 = 80.56%
Sub-Konsep 4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 178 : 180 x 100 = 98.89%
Sub-Konsep 5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 164 : 216 x 100 = 75.93%
347

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II


Sub-Konsep 1 Sub-Konsep 2 Sub-Konsep 3 Sub-Konsep 4 Sub-Konsep 5
No. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 1 4
2 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 5
3 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 0 5
4 1 0 1 1 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 5
5 1 1 1 1 1 1 6 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 1 5
6 1 1 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 4
7 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 0 0 2
8 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 0 4
9 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 1 0 0 1 2
10 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 1 4
11 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
12 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
13 1 1 0 1 0 1 4 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 5
14 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
15 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 0 3
16 1 1 0 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 7 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 1 4
17 1 0 0 1 1 1 4 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 6 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 3
18 1 1 0 1 1 0 4 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 1 4
19 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
20 0 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1 1 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 2
21 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6
22 0 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 0 1 3
23 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 0 0 2
24 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 0 1 0 1 2
25 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 7 0 0 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 1 1 4
26 1 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 1 4
27 0 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 1 4
28 1 1 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 0 1 3
348

29 1 0 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 4
30 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
31 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 5
32 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 0 3
33 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 1 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 5
34 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
35 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 1 4
36 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 5
Jumlah 167 305 32 163 146
Persentase 77.31 70.60 88.89 90.56 67.59

Sub-Konsep 1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 167 : 216 x 100 = 77.31%
Sub-Konsep 2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36)x 100 = 305 : 432 x 100= 70.60%
Sub-Konsep 3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 32 : 36 x 100 = 88.89%
Sub-Konsep 4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 163 : 180 x 100 = 90.56%
Sub-Konsep 5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (6 x 36) x 100 = 146 : 216 x 100 = 67.59%
349

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I


Sub-Konsep 1 N- Sub-Konsep 2 N- Sub-Konsep 3 N- Sub-Konsep 4 N- Sub-Konsep 5 N-
No
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1 66.67 83.33 0.50 50 91.67 0.83 0 100 1.00 40 100 1.00 50 83.33 0.67
2 66.67 83.33 0.50 33.33 91.67 0.88 100 100 0.00 40 100 1.00 66.67 100 1.00
3 66.67 83.33 0.50 25 83.33 0.78 0 100 1.00 40 100 1.00 83.33 83.33 0.00
4 66.67 83.33 0.50 75 83.33 0.33 0 100 1.00 80 100 1.00 66.67 66.67 0.00
5 100 100 0.00 58.33 91.67 0.80 100 100 0.00 60 100 1.00 50 100 1.00
6 66.67 83.33 0.50 50 91.67 0.83 0 100 1.00 60 100 1.00 33.33 66.67 0.50
7 100 83.33 0.00 50 75 0.50 100 100 0.00 20 100 1.00 33.33 66.67 0.50
8 83.33 66.67 -1.00 91.67 58.33 -4.00 0 100 1.00 60 100 1.00 66.67 66.67 0.00
9 66.67 66.67 0.00 33.33 75 0.63 0 100 1.00 40 100 1.00 50 66.67 0.33
10 100 100 0.00 58.33 83.33 0.60 100 100 0.00 80 100 1.00 50 66.67 0.33
11 83.33 83.33 0.00 33.33 83.33 0.75 100 100 0.00 80 100 1.00 50 66.67 0.33
12 66.67 83.33 0.50 66.67 75 0.25 100 100 0.00 100 100 0.00 83.33 66.67 -1.00
13 33.33 66.67 0.50 8.33 75 0.73 0 100 1.00 20 100 1.00 16.67 66.67 0.60
14 83.33 83.33 0.00 50 91.67 0.83 100 100 0.00 80 100 1.00 50 66.67 0.33
15 33.33 66.67 0.50 33.33 75 0.63 0 100 1.00 40 60 0.33 50 83.33 0.67
16 100 83.33 0.00 41.67 83.33 0.71 100 100 0.00 20 100 1.00 33.33 83.33 0.75
17 50 66.67 0.33 100 83.33 0.00 100 100 0.00 100 100 0.00 66.67 83.33 0.50
18 50 83.33 0.67 8.33 25 0.18 100 0 0.00 60 100 1.00 33.33 83.33 0.75
19 66.67 83.33 0.50 50 91.67 0.83 0 100 1.00 80 100 1.00 66.67 83.33 0.50
20 16.67 83.33 0.80 25 58.33 0.44 0 100 1.00 0 100 1.00 16.67 83.33 0.80
21 66.67 83.33 0.50 41.67 91.67 0.86 0 100 1.00 60 100 1.00 50 66.67 0.33
22 50 83.33 0.67 58.33 75 0.40 0 0 0.00 40 100 1.00 83.33 83.33 0.00
23 50 83.33 0.67 66.67 83.33 0.50 0 100 1.00 60 100 1.00 16.67 66.67 0.60
350

24 66.67 66.67 0.00 58.33 83.33 0.60 0 0 0.00 60 100 1.00 66.67 66.67 0.00
25 33.33 50 0.25 50 58.33 0.17 100 100 0.00 60 100 1.00 50 66.67 0.33
26 66.67 50 -0.50 8.33 66.67 0.64 100 0 0.00 60 100 1.00 33.33 83.33 0.75
27 66.67 83.33 0.50 66.67 91.67 0.75 100 100 0.00 100 100 0.00 83.33 66.67 -1.00
28 50 83.33 0.67 33.33 91.67 0.88 0 100 1.00 0 100 1.00 33.33 83.33 0.75
29 66.67 83.33 0.50 50 75 0.50 100 100 0.00 40 100 1.00 66.67 83.33 0.50
30 16.67 100 1.00 25 66.67 0.56 100 100 0.00 0 100 1.00 16.67 66.67 0.60
31 33.33 83.33 0.75 41.67 91.67 0.86 100 100 0.00 80 100 1.00 50 83.33 0.67
32 50 100 1.00 41.67 83.33 0.71 100 0 0.00 80 100 1.00 33.33 100 1.00
33 83.33 66.67 -1.00 100 83.33 0.00 0 100 1.00 80 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
34 60 83.33 0.58 16.67 83.33 0.80 100 0 0.00 60 100 1.00 33.33 66.67 0.50
35 50 83.33 0.67 41.67 91.67 0.86 100 100 0.00 60 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
36 83.33 83.33 0.00 41.67 91.67 0.86 100 0 0.00 20 100 1.00 50 83.33 0.67
Rata-Rata 0.32 0.49 0.39 0.90 0.34
351

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II


Sub-Konsep 1 N- Sub-Konsep 2 N- Sub-Konsep 3 N- Sub-Konsep 4 N- Sub-Konsep 5 N-
No
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
1 16.67 83.33 0.80 25 66.67 0.56 0 100 1.00 0 80 0.80 16.67 66.67 0.60
2 100 83.33 0.00 83.33 83.33 0 0 100 1.00 60 80 0.50 83.33 83.33 0.00
3 100 100 0.00 75 66.67 -0.33 0 100 1.00 40 80 0.67 83.33 83.33 0.00
4 33.33 50 0.25 16.67 33.33 0.2 100 100 0.00 60 100 1.00 66.67 83.33 0.50
5 50 100 1.00 58.33 75 0.4 100 100 0.00 80 100 1.00 50 83.33 0.67
6 83.33 66.67 -1.00 41.67 83.33 0.71 0 100 1.00 80 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
7 66.67 83.33 0.50 25 66.67 0.56 100 100 0.00 20 100 1.00 50 33.33 -0.33
8 66.67 83.33 0.50 41.67 66.67 0.43 0 100 1.00 20 80 0.75 66.67 66.67 0.00
9 66.67 83.33 0.50 33.33 83.33 0.75 0 0 0.00 0 80 0.80 16.67 33.33 0.20
10 66.67 83.33 0.50 41.67 83.33 0.71 100 100 0.00 80 100 1.00 66.67 66.67 0.00
11 66.67 83.33 0.50 50 83.33 0.67 100 100 0.00 80 100 1.00 83.33 100 1.00
12 50 83.33 0.67 33.33 66.67 0.5 0 100 1.00 20 100 1.00 50 83.33 0.67
13 33.33 66.67 0.50 50 58.33 0.17 100 100 0.00 80 100 1.00 66.67 83.33 0.50
14 83.33 66.67 -1.00 50 66.67 0.33 100 100 0.00 40 100 1.00 83.33 83.33 0.00
15 50 83.33 0.67 33.33 66.67 0.5 100 0 0.00 20 80 0.75 33.33 50 0.25
16 100 66.67 0.00 83.33 58.33 -1.5 0 100 1.00 40 80 0.67 83.33 66.67 -1.00
17 66.67 66.67 0.00 33.33 50 0.25 100 0 0.00 60 40 -0.50 66.67 50 -0.50
18 33.33 66.67 0.50 41.67 58.33 0.29 0 100 1.00 60 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
19 66.67 100 1.00 33.33 83.33 0.75 100 100 0.00 60 100 1.00 66.67 83.33 0.50
20 83.33 50 -2.00 50 50 0 0 100 1.00 40 100 1.00 66.67 33.33 -1.00
21 33.33 66.67 0.50 16.67 91.67 0.9 100 100 0.00 60 100 1.00 16.67 100 1.00
22 66.67 66.67 0.00 33.33 66.67 0.5 100 100 0.00 60 80 0.50 66.67 50 -0.50
23 66.67 83.33 0.50 50 58.33 0.17 100 100 0.00 40 100 1.00 66.67 33.33 -1.00
352

24 66.67 100 1.00 50 66.67 0.33 0 100 1.00 20 80 0.75 66.67 33.33 -1.00
25 50 83.33 0.67 33.33 58.33 0.37 0 0 0.00 0 60 0.60 16.67 66.67 0.60
26 16.67 83.33 0.80 25 75 0.67 0 100 1.00 0 100 1.00 16.67 66.67 0.60
27 100 33.33 0.00 83.33 91.67 0.5 0 100 1.00 80 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
28 66.67 66.67 0.00 33.33 75 0.63 0 100 1.00 0 80 0.80 16.67 50 0.40
29 100 50 0.00 83.33 83.33 0 0 100 1.00 60 100 1.00 83.33 66.67 -1.00
30 50 100 1.00 25 66.67 0.56 0 100 1.00 20 100 1.00 50 83.33 0.67
31 66.67 83.33 0.50 50 66.67 0.33 100 100 0.00 80 100 1.00 66.67 83.33 0.50
32 100 83.33 0.00 58.33 75 0.4 0 100 1.00 100 80 0.00 83.33 50 -2.00
33 66.67 100 1.00 50 83.33 0.67 100 100 0.00 80 80 0.00 66.67 83.33 0.50
34 33.33 66.67 0.50 41.67 83.33 0.71 0 100 1.00 60 100 1.00 83.33 83.33 0.00
35 66.67 83.33 0.50 25 66.67 0.56 100 100 0.00 40 100 1.00 66.67 66.67 0.00
36 66.67 83.33 0.50 58.33 83.33 0.6 0 100 1.00 60 100 1.00 83.33 83.33 0.00
Rata-Rata 0.32 0.38 0.5 0.81 -0.06
353

Lampiran 16
HASIL KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH TIAP JENJANG KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN
I DAN II

PRETEST KELAS EKSPERIMEN I


C1 C2 Total C3 Total C4 Total C5 Total C6 Total
No Total
1 2 5 6 14 15 16 22 25 26 27 28 3 4 7 9 12 13 19 20 29 Skor 17 21 Skor 8 10 11 18 23 Skor 38 Skor 48 Skor
1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 0 1 1 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0
2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 4 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1
3 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
4 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
5 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 1 0 1 1 1 0 0 1 3 1 1 0 0
6 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 1 1 2 1 0 1 0 0 2 1 1 0 0
7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 1 1 0 0 1 0 1 0 1 5 1 0 1 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 1 1 2 1 0 1 1 1 4 0 0 0 0
9 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 1 0 1 1 1 0 0 1 3 1 1 0 0
11 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0
13 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
14 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 0 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0
15 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 1 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1
16 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 1 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 1 1
17 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1
19 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 0 1 1 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0
20 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0
22 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 0 1 1 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0
23 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 3 1 1 0 0
354

24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 0 1 1 0 0 1 0 1 1 5 0 0 0 1 0 1 0 1 3 0 0 1 1
25 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1
26 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1
27 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0
28 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
29 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
30 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0
31 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0
32 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1 0 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 2 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1
34 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1
35 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 0 0 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1
36 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 6 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1
TOTAL 229 178 35 92 16 16
PERSENTASE 53.01 54.94 48.61 51.11 44.44 44.44

C1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 229 : 432 x 100 = 53.01 %
C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 178 : 324 x 100= 54.94 %
C3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 35 : 72 x 100 = 48.61%
C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 92 : 180 x 100 = 51.11%
C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44%
C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 16 : 36 x 100 = 44.44%
355

PRETEST KELAS EKSPERIMEN II


C1 C2 Total C3 Total C4 Total C5 Total C6 Total
No Total
1 2 5 6 14 15 16 22 25 26 27 28 3 4 7 9 12 13 19 20 29 Skor 17 21 Skor 8 10 11 18 23 Skor 38 Skor 48 Skor
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
4 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 6 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 1 0 0
5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 0 1 1 0 1 1 0 0 2 1 1 0 0
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 0 1 1 0 1 1 0 1 3 0 0 1 1
7 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 0 5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
8 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 7 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 1 0 1 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0
9 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1
10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 1 1
12 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0
13 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 1 1 0 0 1 1 0 1 5 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0
14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 1 0 0 0 0 1 1 0 1 4 0 0 0 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1
15 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 0 0 0 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1
17 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 7 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1
18 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1
19 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 7 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1
20 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 8 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0
21 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
22 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 7 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1
23 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 1 1 0 1 4 0 0 0 1 0 1 1 1 4 1 1 0 0
24 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 1 0 1 0 1 1 1 1 4 0 0 1 1
25 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0
356

26 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 1 1 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1
28 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
30 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 3 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
31 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0
32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
33 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0
34 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1
35 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7 1 0 0 0 0 0 1 1 1 4 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1
36 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 1
TOTAL 260 165 14 92 12 22
PERSENTASE 60.19 50.93 19.44 51.11 33.33 61.11

C1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 260 : 432 x 100 = 60.19%
C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 165 : 324 x 100= 50.93 %
C3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 14 : 72 x 100 = 19.44%
C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 92 : 180 x 100 = 51.11%
C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 12 : 36 x 100 = 33.33%
C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 22 : 36 x 100 = 61.11%
357

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN I


C1 C2 Total C3 Total C4 Total C5 Total C6 Total
No Total
1 2 5 6 14 15 16 22 25 26 27 28 3 4 7 9 12 13 19 20 29 Skor 17 21 Skor 8 10 11 18 23 Skor 38 Skor 48 Skor
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1
3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
7 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 2 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0
9 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
12 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
13 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 0 1 0 1 1 3 1 1 0 0
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
15 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
17 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
18 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 8 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1
19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0
20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
22 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
24 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 2 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0
25 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 0 1 1 1 0 5 1 1 2 0 1 0 1 1 3 1 1 0 0
358

26 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1
27 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 0 1 0 0 1 2 1 1 0 0
31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
33 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 0 0
34 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
35 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
36 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0
TOTAL 348 281 68 143 35 14
PERSENTASE 80.56 86.73 94.44 79.44 97.22 38.89

C1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 348 : 432 x 100 = 80.56 %
C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 281 : 324 x 100= 86.73 %
C3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 68 : 72 x 100 = 94.44%
C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 143 : 180 x 100 = 79.44%
C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 35 : 36 x 100 = 97.22%
C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 14 : 36 x 100 = 38.57%
359

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN II


C1 C2 Total C3 Total C4 Total C5 Total C6 Total
No Total
1 2 5 6 14 15 16 22 25 26 27 28 3 4 7 9 12 13 19 20 29 Skor 17 21 Skor 8 10 11 18 23 Skor 38 Skor 48 Skor
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 0
4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1 1 2 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
6 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
7 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 0 1 1 1 4 1 1 0 0
8 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 0 0
9 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1
12 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
13 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 8 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
14 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1
15 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 0 0
16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 0 1 1 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1
17 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
20 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0
21 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1
22 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 7 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
23 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 7 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 0 0
24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
25 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 1 0 1 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1
360

26 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
27 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1
28 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 8 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1
29 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 2 0 1 1 1 1 4 1 1 0 0
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
31 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 0 0
33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
34 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 0 0 1 3 1 1 0 0
35 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1
36 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0
TOTAL 303 262 64 136 26 22
PERSENTASE 70.14 80.86 88.89 75.56 72.22 61.11

C1
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (12 x 36) x 100 = 303 : 432 x 100 = 70.14 %
C2
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (9 x 36)x 100 = 262 : 324 x 100= 80.86 %
C3
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (2 x 36) x 100 = 64 : 72 x 100 = 88.89%
C4
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (5 x 36) x 100 = 136 : 180 x 100 = 75.56%
C5
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 26 : 36 x 100 = 72.22%
C6
Persentase = Jumlahskor : Jumlahskorsatukelas (1 x 36) x 100 = 22 : 36 x 100 = 61.11%
361

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN I


C1 C2 C3 C4 C5 C6
No N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
1 41.67 83.33 0.71 55.56 100.00 1.00 50 100 1 60 100 1.00 100 100 0 0 0 0
2 66.67 83.33 0.50 44.44 100.00 1.00 0 100 1 40 100 1.00 0 100 1 100 100 0
3 75.00 75.00 0.00 22.22 100.00 1.00 50 50 0 20 100 1.00 0 100 1 100 100 0
4 66.67 91.67 0.75 66.67 66.67 0.00 50 100 1 80 100 1.00 100 100 0 100 0 0
5 66.67 100.00 1.00 77.78 100.00 1.00 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 100 1
6 33.33 91.67 0.88 66.67 77.78 0.33 100 100 0 40 100 1.00 100 100 0 0 0 0
7 41.67 83.33 0.71 55.56 66.67 0.25 50 100 1 80 100 1.00 0 100 1 100 0 0
8 83.33 66.67 -1.00 77.78 77.78 0.00 100 100 0 80 60 -1.00 0 100 1 0 0 0
9 41.67 66.67 0.43 44.44 77.78 0.60 50 100 1 20 100 1.00 100 100 0 100 0 0
10 75.00 83.33 0.33 77.78 100.00 1.00 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 0 0
11 66.67 83.33 0.50 66.67 88.89 0.67 50 100 1 20 80 0.75 100 100 0 0 0 0
12 83.33 66.67 -1.00 77.78 100.00 1.00 100 100 0 60 60 0.00 100 100 0 0 100 1
13 16.67 83.33 0.80 11.11 77.78 0.75 50 100 1 20 60 0.50 0 100 1 0 0 0
14 66.67 83.33 0.50 77.78 100.00 1.00 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 0 0
15 33.33 66.67 0.50 33.33 88.89 0.83 100 50 0 20 80 0.75 0 0 0 100 100 0
16 41.67 91.67 0.86 66.67 88.89 0.67 50 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0
17 66.67 75.00 0.25 100.00 100.00 0.00 100 100 0 100 60 0.00 100 100 0 0 100 1
18 16.67 66.67 0.60 44.44 55.56 0.20 50 50 0 40 40 0.00 0 100 1 100 100 0
19 58.33 91.67 0.80 66.67 100.00 1.00 50 100 1 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0
20 25.00 75.00 0.67 11.11 77.78 0.75 50 100 1 0 60 0.60 0 100 1 0 100 1
21 66.67 75.00 0.25 55.56 100.00 1.00 0 100 1 40 100 1.00 0 100 1 0 0 0
22 50.00 83.33 0.67 66.67 77.78 0.33 50 100 1 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0
23 50.00 75.00 0.50 44.44 88.89 0.80 50 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 100 1
24 75.00 75.00 0.00 55.56 77.78 0.50 0 100 1 60 80 0.50 0 100 1 100 0 0
25 50.00 75.00 0.50 33.33 55.56 0.33 50 100 1 60 60 0.00 100 100 0 100 0 0
362

26 25.00 66.67 0.56 44.44 66.67 0.40 50 50 0 40 80 0.67 0 100 1 100 100 0
27 83.33 66.67 -1.00 77.78 100.00 1.00 100 100 0 60 100 1.00 100 100 0 0 100 1
28 41.67 83.33 0.71 33.33 100.00 1.00 0 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 100 1
29 58.33 83.33 0.60 77.78 88.89 0.50 0 100 1 20 60 0.50 100 100 0 100 100 0
30 16.67 91.67 0.90 22.22 88.89 0.86 0 100 1 40 40 0.00 0 100 1 0 0 0
31 41.67 91.67 0.86 55.56 88.89 0.75 0 100 1 80 100 1.00 100 100 0 0 0 0
32 66.67 100.00 1.00 33.33 88.89 0.83 50 100 1 40 60 0.33 100 100 0 0 100 1
33 83.33 75.00 -0.50 88.89 100.00 1.00 100 100 0 100 60 0.00 0 100 1 100 0 0
34 25.00 75.00 0.67 44.44 88.89 0.80 50 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0
35 58.33 91.67 0.80 55.56 77.78 0.50 0 100 1 80 100 1.00 0 100 1 100 0 0
36 50.00 83.33 0.67 44.44 88.89 0.80 50 100 1 60 100 1.00 0 100 1 100 0 0
Rata-Rata 0.44 0.68 0.72 0.55 0.53 0.22
363

N-GAIN KELAS EKSPERIMEN II


C1 C2 C3 C4 C5 C6
No N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain N-Gain
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
1 8.33 66.67 0.64 33.33 77.78 0.67 0 100 1 0 80 0.80 0 0 0 100 100 0
2 91.67 83.33 -1.00 88.89 100.00 1.00 0 50 0.5 80 80 0.00 0 100 1 100 0 0
3 75.00 91.67 0.67 88.89 88.89 0.00 0 50 0.5 80 60 -1.00 0 100 1 100 0 0
4 50.00 66.67 0.33 33.33 44.44 0.17 0 100 1 40 40 0.00 100 100 0 0 100 1
5 66.67 83.33 0.50 66.67 88.89 0.67 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1
6 66.67 75.00 0.25 66.67 88.89 0.67 50 100 0 60 80 0.50 0 100 1 100 0 0
7 50.00 58.33 0.17 55.56 77.78 0.50 0 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 0 0
8 58.33 66.67 0.20 33.33 88.89 0.83 50 100 0 60 80 0.50 0 0 0 0 0 0
9 25.00 58.33 0.44 33.33 77.78 0.67 0 100 1 40 80 0.67 0 0 0 100 100 0
10 75.00 75.00 0.00 55.56 88.89 0.75 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1
11 75.00 83.33 0.33 66.67 100.00 1.00 0 50 0.5 60 100 1.00 100 100 0 100 100 0
12 50.00 66.67 0.33 33.33 88.89 0.83 0 100 0 40 80 0.67 0 100 1 0 100 1
13 66.67 66.67 0.00 55.56 66.67 0.25 50 100 1 40 80 0.67 100 100 0 0 100 1
14 75.00 66.67 -0.33 44.44 88.89 0.80 0 100 1 80 60 -1.00 100 100 0 100 100 0
15 50.00 58.33 0.17 22.22 77.78 0.71 0 100 0 40 80 0.67 0 0 0 100 0 0
16 91.67 75.00 -2.00 77.78 66.67 -0.50 0 50 0.5 60 60 0.00 100 0 0 100 100 0
17 58.33 50.00 -0.20 55.56 55.56 0.00 50 50 0 40 20 0.00 0 100 1 100 100 0
18 58.33 66.67 0.20 44.44 55.56 0.20 0 100 1 60 80 0.50 0 100 1 100 100 0
19 58.33 91.67 0.80 55.56 100.00 1.00 50 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0
20 66.67 41.67 -0.75 44.44 66.67 0.40 50 50 0 80 80 0.00 0 100 1 0 0 0
21 33.33 83.33 0.75 33.33 100.00 1.00 50 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 100 1
22 58.33 58.33 0.00 55.56 66.67 0.25 50 100 1 40 80 0.67 0 0 0 100 100 0
23 66.67 58.33 -0.25 44.44 77.78 0.60 0 100 1 80 60 -1.00 100 100 0 0 0 0
24 50.00 58.33 0.17 33.33 77.78 0.67 50 100 1 80 80 0.00 0 0 0 100 100 0
25 33.33 58.33 0.38 11.11 66.67 0.63 0 50 0.5 60 80 0.50 0 0 0 0 100 1
364

26 16.67 75.00 0.70 0.00 77.78 0.78 0 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 100 0
27 91.67 58.33 -4.00 88.89 77.78 -1.00 50 100 0 60 100 1.00 100 100 0 100 100 0
28 25.00 66.67 0.56 33.33 66.67 0.50 0 100 1 40 80 0.67 0 0 0 100 100 0
29 91.67 66.67 -3.00 88.89 88.89 0.00 0 100 1 80 80 0.00 0 100 1 100 0 0
30 50.00 83.33 0.67 33.33 77.78 0.67 0 100 1 20 80 0.75 0 100 1 0 100 1
31 75.00 66.67 -0.33 66.67 88.89 0.67 0 100 1 60 80 0.50 100 100 0 0 100 1
32 83.33 75.00 -0.50 66.67 77.78 0.33 100 100 0 60 80 0.50 100 0 0 100 0 0
33 75.00 91.67 0.67 66.67 100.00 1.00 0 50 0 60 80 0.00 100 100 0 0 0 0
34 58.33 83.33 0.60 44.44 100.00 1.00 0 100 1 60 60 0.00 0 100 1 100 0 0
35 58.33 66.67 0.20 44.44 77.78 0.60 0 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 100 0
36 83.33 83.33 0.00 66.67 100.00 1.00 0 100 1 40 80 0.67 0 100 1 100 0 0
Rata-Rata -0.07 0.54 0.68 0.36 0.44 0.25
365

Lampiran 17
UJI NORMALITAS GAIN
a) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen I
(Problem Based Learning)

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai.Gain.HOT.XMIA1 ,216 36 ,000 ,845 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

b) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen II


(Project Based Learning)

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai.Gain.HOT.XMIA2 ,149 36 ,042 ,958 36 ,185

a. Lilliefors Significance Correction

c) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen II


(Project Based Learning)

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Nilai.Gain.Kognitif.XMIA1 ,119 36 ,200 ,951 36 ,113

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

d) Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Eksperimen II


(Project Based Learning)

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Gain.Kognitif.XMIA2 ,076 36 ,200 ,974 36 ,558
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
366

Lampiran 18
UJI BEDA GAIN (Mann Whitney U) KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

1 36 39,25 1413,00

GainHOT 2 36 33,75 1215,00

Total 72

a
Test Statistics

GainHOT

Mann-Whitney U 549,000
Wilcoxon W 1215,000
Z -1,116
Asymp. Sig. (2-tailed) ,264

a. Grouping Variable: Kelas


367

Lampiran 19
UJI HOMOGENITAS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH

Test of Homogeneity of Variances


Gain. LOT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,341 1 70 ,561

ANOVA
Gain.LOT

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 863,409 1 863,409 2,689 ,106


Within Groups 22476,612 70 321,094
Total 23340,021 71
368

Lampiran 20

UJI T GAIN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 36 29,9072 17,11780 2,85297


GainLOT
2 36 22,9814 18,68609 3,11435

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means


of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval


tailed) Difference Difference of the Difference

Lower Upper

Equal variances
,341 ,561 1,640 70 ,106 6,92583 4,22357 -1,49782 15,34949
assumed
GainLOT
Equal variances not
1,640 69,469 ,106 6,92583 4,22357 -1,49895 15,35062
assumed
369

Lampiran 21. Lembar Wawancara Guru


370

Lampiran 22

NILAI SISWA PADA MATERI SEBELUM FUNGI

1. Kelas Eksperimen I
Nama Virus Bakteri Protista
ADHINDA THASYA BILLA 68 76 76
ADITYA PRAWIRA JAYA VIYATA 80 75 75
ALLISSA RAHMAN 80 80 80
ANISA ISMA FATIANA 80 80 80
ANNISA PUTRI RAHMADITA 84 85 85
ANNISA ZAHRA SAFHIRA 68 76 76
AULIA RAMDHANI 92 85 85
AUNIA YASYFIN 80 80 80
DARIN SALMA 80 76 76
GITA PRASPA RAMDHANI 80 85 85
HALLYENA RISFENTI 72 76 76
HIRAM ANNANN 72 76 76
INDIRA PUTRI PRATAMI 76 76 76
INSYIRAH NABIL NISMARA 80 80 80
IRFAN FADHILA PRATAMA 44 75 75
KHAIRUNNISA NURALYA 80 85 85
KHAMEELA RAHMAH 84 80 80
MICHAEL JOSE HELMY APRILIO 40 75 75
MITA MUTIARTA MURBA 76 80 80
MUHAMMAD YASIR FALAH 84 80 80
NAURA ALIFA 76 80 80
NURUL ASTRI HALIZAH 88 75 75
RAFIF TARIS 80 80 80
RENADESTIA ARKISWARI PANORA 72 76 76
RICHARDO ELKANA TARIGAN 84 75 75
RINALDI TEGAR PRYO PURNOMO 64 75 75
RIZKY NAUFAL FAUZANDIKA 76 76 76
SULTHON MUHAMMAD FAUZI AULIA 72 75 75
SURYA PUTRA CHANDRA 80 75 75
THONTOWI WALLACE VELAYATI 76 75 75
TRIWENING LARASATI 68 76 76
TUNGGAL BAYU LAKSONO 76 75 75
VENA ADRIANTI NINGRUM 80 75 75
YERAHMEEL DWIYAWARA 72 80 80
YONANDA 'AINUL QALBI 72 76 76
YUALITA PRASIDA RAMADHANI 80 76 76
371

2. Kelas Eksperimen II

Nama Virus Bakteri Protista


AFIFAH AULIA 76 75 75
AFINDITA WIDIANTI PUTRI 88 75 75
ALEXANDER TUA GABRIEL PANJAITAN 84 80 80
ANANDA GRACELA ANABEL 84 75 75
ARMILDA MUTIARA AZZAHRA 84 85 85
AULIA RIZKY KUSUMA 80 80 80
BIANCADITA NAUFALLY TAQIYYA AZKA MAGIBRI 88 80 80
DANDUNG SEKTIAN 72 75 75
DHAFIRA NAURAH RENGGANIS PUTRI 80 75 75
DREWYA CINANTYAN PRASASYA 84 85 85
FITRIA DWI WULANDARI 72 80 80
GHINA AYUDIYA PUTRI 84 85 85
HASNA SHOFIYA BUNTORO 80 75 75
HERMAWAN WIBISANA ARIFIN 80 85 85
HILMI KHULUQY 84 80 80
IMTIYAZ MAULIDA 76 75 75
JODI ANDEJO KONI 80 70 70
MENTARI ASHRI NURULWILDANI 84 85 85
MIRANDIKA JULISTARANI 84 75 75
MOCHAMMAD.ORYZA CATUR DARMA YUDHA 84 75 75
MUHAMMAD FATIH 84 85 85
MUHAMMAD RAFI' FASYA RINALDI 72 75 75
MUHAMMAD ZALFA FADHILAH 68 75 75
MUHAMMAD.NAZRENA RAMADHAN 80 75 75
MUKHLIS IRFANDI 76 80 80
NABILA CHANTIKARIZKY HASANAH 84 75 75
PURWITASARI 72 75 75
PUTRI CEMPAKA 64 75 75
RAHMADINI FITRIA NANDA 84 75 75
RANGGA SIDIQ MAULANA 80 75 75
SALSABILA RIDNI FAIRUZ IMTINAN 56 76 76
SHAFA NADIRA 80 76 76
SHEILA MELINDA NASUTION 72 75 75
TIARA DEVITA 84 75 75
TRI RAHAYU 88 75 75
TRYA WAHYUNINGTIAS 100 85 85
372

Lampiran 23
UJI BEDA GAIN (MANN WHITNEY U) KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI RANAH PENGETAHUAN DAN JENJANG KOGNITIF

a) Metakognitif, C4

Ranks

Model N Mean Rank Sum of Ranks

1 36 46,19 1663,00

Skor 2 36 26,81 965,00

Total 72

a
Test Statistics

Skor

Mann-Whitney U 299,000
Wilcoxon W 965,000
Z -3,998
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Model

b) Prosedural, C6

Ranks

Model N Mean Rank Sum of Ranks

1 36 31,21 1123,50

Skor 2 36 41,79 1504,50

Total 72

a
Test Statistics

Skor

Mann-Whitney U 457,500
Wilcoxon W 1123,500
Z -2,179
Asymp. Sig. (2-tailed) ,029

a. Grouping Variable: Model


373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
410

Lampiran 29

Foto Penelitian

Kelas Eksperimen I

Pretes Praktikum Diskusi Diskusi


Pretest Jamur kelompok online
t

Kelas Eksperimen II

Pretest Praktikum Diskusi Diskusi


Jamur kelompok online

Proyek 1 Proyek 2 Proyek 3

Anda mungkin juga menyukai