Anda di halaman 1dari 322

PERBEDAAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN STM


PADA KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN
DAN DAUR ULANG LIMBAH
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Parung)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
MUTIA ULFAH
NIM. 1111016100014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK
Mutia Ulfah (1111016100014). Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan
Lingkungan dan Daur Ulang Limbah (Kuasi Eksperimen di SMAN 1
Parung). Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Problem Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi Masyarakat (STM)


merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan atau isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
siswa dengan pengetahuannya sendiri mampu mencari dan menemukan solusi
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Hal itu akan melatih siswa untuk
selalu berpikir kreatif dalam menghadapi setiap persoalan di dalam kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berpikir kreatif siswa yang
diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) pada konsep perubahan lingkungan dan daur ulang
limbah. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
desain the nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa SMAN 1 Parung Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini yaitu random sampling. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari dua kelas yaitu kelas X MIA 5 berjumlah 34 orang sebagai kelas
eksperimen I (kelas dengan model PBL) dan siswa kelas X MIA 4 berjumlah 34
orang sebagai kelas eksperimen II (kelas dengan model STM). Instrumen
penelitian berupa soal uraian sebanyak 13 soal, lembar observasi siswa dan
lembar observasi guru. Berdasarkan pengujian hipotesis statistik dengan uji-t pada
taraf signifikan 0,05 didapat hasil thitung lebih kecil dibandingkan ttabel
(0,068<1,99), sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan berpikir kreatif antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada
konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah.

Kata Kunci : Berpikir Kreatif, Problem based Learning (PBL), Sains Teknologi
Masyarakat (STM).

iv
ABSTRACT
Mutia Ulfah (1111016100014). The Differences of Students’ Creative Thinking
Taught by Using PBL and STM Learning Model on the Concept of
Environmental Change and Waste Recycling ( A Quasi Experiment at SMAN 1
Parung). Undergraduate Thesis of Biology Education Program, Department of
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teachers’ Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Problem Based Learning (PBL) and Science Technology Society (STS) are
learning models that expose students on the problem or issues associated with
daily life. So that, students with prescience knowledge are capable of searching
and finding solutions to solve those problems. This condition will train students to
always have creative thinking in facing problems in life. This research aims at
determining the differences of students’ creative thinking taught by using Problem
Based Learning (PBL) and Science Technology Society (STS) on the concept of
environmental change and waste recycling. The method was quasi experiment
with nonequivalent control group design. The population are all student at SMAN
1 Parung academic year 2015/2016. The sample of this research was taken
through random sampling technique which consisting two classes : X MIA 5 with
34 students as experimental class I (class with PBL model) and X MIA 4 with 34
students as experimental class II (class with STM Model). The instruments of this
research were essay test consists of 13 questions, student observation sheet, and
teacher observation sheet. The result from the calculation of t-test at the 0.05
significance level obtained result that tcount was less than ttable (0,068<1,99), which
means that H0 is accepted. This suggests that there are no differences of students’
creative thinking taught by using Problem Based Learning (PBL) and Science
Technology Society (STS) learning model on the concept of environmental change
and waste recycling.

Keyword : Creative Thinking, Problem Based Learning (PBL), Science


Technology Society (STS).

v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model
Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan
Daur Ulang Limbah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh
Allah SWT dengan balasan yang baik. Oleh karena itu, apresiasi dan terima kasih
yang setinggi-tingginya ingin penulis ucapkan pada kesempatan kali ini. Secara
khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Meiry
Fadillah Noor, M.Si., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A
2011 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan
di perguruan tinggi ini.
7. Bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd., selaku kepala SMA Negeri 1 Parung yang
telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di
tempat tersebut.

vi
8. Bapak Muchamad Gunawan S.Pd.Fis., selaku wakil bidang kurikulum SMA
Negeri 1 Parung yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat
melakukan penelitian di tempat tersebut.
9. Ibu Dra. Musarofah, M.Pd., selaku guru biologi kelas X dan XI SMA
Negeri 1 Parung yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat
melakukan penelitian di kelas yang beliau ajar.
10. Seluruh guru dan Staff SMA Negeri 1 Parung yang telah memberikan
dukungan, do’a dan semangat.
11. Siswa kelas X MIA 4 dan X MIA 5 SMA Negeri 1 Parung yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini dan selalu memberikan semangat
kepada penulis.
12. Siswa kelas XI MIA 3, XI MIA 4 dan XI IIS 2 yang selalu memberikan
motivasi dan semangat selama penulis melaksanakan PPKT hingga
melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Parung.
13. Ayah (Nandang Sumpena) dan Ibunda (Titin Sumartini) tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil, motivasi, dan doa
kepada penulis.
14. Kakak-kakak tercinta Angga, Fiah, Imam, Inge, Nurmiyati, Devi, dan Iwan
yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa.
15. Keponakan tercinta Annisa, Wildan, Anggita, Fadhil, Dinta, Diaz, Rizki,
Riza, dan Kinan yang telah memberikan dukungan, motivasi, doa dan selalu
menghadirkan canda tawa kepada penulis.
16. Ahmad Bukhori Saragih, S.Si., yang telah memberikan dukungan, motivasi,
semangat dan doa kepada penulis.
17. Teman-teman Biologi angkatan 2011 yang sama-sama saling mendoakan
khususnya Regiani, Melia, Dira, Zilah, Tika, Fitri, Arum, dan Achla.
18. Teman-teman observer Annisa, Lisa, Novitasari, Achla, dan Marlina yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama selama
melakukan penelitian.

vii
19. Teman-teman PPKT SMA Negeri 1 Parung yaitu Rina Marlina, Mulyadi,
Yudha Irfiantoro dan Isma Rusan Farhani yang sama-sama saling
mendoakan dan selalu memberikan motivasi serta semangat kepada penulis.
20. Mardita, Rizka dan Putri, sahabat yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan motivasi kepada penulis.
21. Bapak Dendi dan teman-teman pengukir senyum yang senantiasa
memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.
22. Pak Kusmayadi, Ka milla, Putri, Mas Ambon, seluruh tentor serta siswa-
siswi Primagama yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis.
23. Tim Kelompok Belajar (KeJar) Biologi SMA Negeri 1 Parung yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
24. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima
kasih atas doa dan dukungannya.

Jakarta, April 2016

Penulis
Mutia Ulfah

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................. iv
ABSTRACT............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................ 9
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................. 9
1. Berpikir Kreatif ............................................................................ 9
a. Pengertian Berpikir Kreatif ...................................................... 9
b. Komponen Berpikir Kreatif ...................................................... 12
c. Langkah-Langkah dalam Melakukan Proses Kreatif ................. 14
d. Upaya untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa .................. 16
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................... 17
a. Konsep Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .. 18
b. Hakikat Masalah dalam Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)........................................................................ 19
c. Tahapan dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) ....................................................................................... 21

ix
d. Keunggulan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) ....................................................................................... 26
3. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ........................ 28
a. Konsep Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ...................................................................................... 28
b. Karakteristik Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ...................................................................................... 30
c. Tahapan dalam Model Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) ................................................................... 31
d. Keunggulan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ...................................................................................... 34
4. Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah .............. 36
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Perubahan
Lingkungan dan Daur Ulang Limbah ....................................... 36
b. Kajian Materi Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang
Limbah .................................................................................... 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 38
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 42
D. Hipotesis Penelitian........................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 45
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 46
1. Populasi........................................................................................ 47
2. Sampel ......................................................................................... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 49
1. Instrumen Tes ............................................................................... 49
2. Instrumen Non Tes ....................................................................... 50
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 51
b. Lembar Observasi .................................................................... 51

x
F. Kalibrasi Instrumen ........................................................................... 51
1. Instrumen Tes Berpikir Kreatif ..................................................... 51
a. Validitas .................................................................................. 51
b. Reliabilitas ............................................................................... 52
c. Tingkat Kesukaran ................................................................... 53
d. Daya Beda ............................................................................... 54
2. Instrumen Non Tes ....................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 54
1. Uji Normalitas .............................................................................. 55
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 56
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 56
4. Uji N-Gain ................................................................................... 57
H. Hipotesis Statistik ............................................................................. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 59
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 59
1. Hasil Pretest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II .................................................................................................. 59
2. Hasil Posttest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II .................................................................................................. 60
3. Hasil Normal Gain (N-Gain)......................................................... 61
4. Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada
Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II .................................................................................................. 62
5. Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep Pretest,
Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ......... 63
6. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen I
dan Eksperimen II ........................................................................ 64
7. Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa ....................................... 66
8. Data Lembar Observasi Aktivitas Guru ........................................ 67
B. Analisis Data..................................................................................... 68
1. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 68

xi
a. Uji Normalitas ......................................................................... 68
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 69
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 68
a. Uji Hipotesis Pretest ................................................................ 68
b. Uji Hipotesis Posttest ............................................................... 71
c. Uji Hipotesis N-Gain ............................................................... 72
C. Pembahasan ...................................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 82
A. Kesimpulan ....................................................................................... 82
B. Saran................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 81
LAMPIRAN ........................................................................................... 85

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif .................................. 12


Tabel 2.2 Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) .................................................................................... 22
Tabel 2.3 Keterkaitan antara Tahapan Model PBL dengan Komponen
Berpikir Kreatif ..................................................................... 25
Tabel 2.4 Keterkaitan antara Tahapan Model STM dengan Komponen
Berpikir Kreatif ..................................................................... 33
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................... 46
Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ....................... 48
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes......................................................... 49
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen ................................ 52
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................ 53
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ........................................ 53
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal.................................... 54
Tabel 3.8 Kriteria N-Gain ..................................................................... 58
Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II............................................................................................ 59
Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II............................................................................................ 60
Tabel 4.3 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II............. 61
Tabel 4.4 Persentase N-Gain pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II............................................................................................ 61
Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada
Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II ........................................................................ 62
Tabel 4.6 Persentase Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-
Konsep Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II ........................................................................ 63
Tabel 4.7 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada

xiii
LKS PBL dan STM Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ... 65
Tabel 4.8 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif
Berdasarkan Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran di
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II .................................. 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas .............................................................. 68
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas .......................................................... 69
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ................................. 70
Tabel 4.12 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif Pretest Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II ............................................ 70
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ................................ 71
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif Posttest Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II ............................................ 71
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis N-Gain ................................ 72
Tabel 4.16 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif N-Gain Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II ............................................ 72

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Variasi Kompleksitas Permasalahan yang Digunakan dalam


PBL .................................................................................. 21
Gambar 2.2 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM).......... 31
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ................................................... 44
Gambar 4.1 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada
Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen
II ....................................................................................... 75
Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada
N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ................. 76

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen I ................................................... 88


Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen II .................................................. 107
Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I ................................................... 128
Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................. 138
Lampiran 5. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen I ............... 147
Lampiran 6. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen II .............. 149
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen ............................................................ 151
Lampiran 8. Jawaban Siswa .................................................................. 178
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen I ..................... 185
Lampiran 10. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen II .................... 189
Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa ................................................... 195
Lampiran 12. Lembar Hasil Wawancara Guru ......................................... 197
Lampiran 13. Lembar Hasil Wawancara Siswa ....................................... 198
Lampiran 14. Data Nilai Pretest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................. 208
Lampiran 15. Data Nilai Posttest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................. 212
Lampiran 16. Hasil N-Gain Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 216
Lampiran 17. Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif
pada Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II .......... 218
Lampiran 18. Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif
pada Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II......... 222
Lampiran 19. Hasil N-Gain Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif pada
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II .............................. 226
Lampiran 20. Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep
Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II .................. 230
Lampiran 21. Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep
Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ................. 234

xvi
Lampiran 22. Hasil N-Gain Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif)
Sub-Konsep Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II .......... 238
Lampiran 23. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II........................................ 242
Lampiran 24. Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
I dan Eksperimen II ........................................................... 250
Lampiran 25. Data Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen
I dan Eksperimen II ........................................................... 254
Lampiran 26. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II.................................................................... 264
Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 267
Lampiran 28. Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 270
Lampiran 29. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 273
Lampiran 30. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 274
Lampiran 31. Hasil Uji Homogenitas N-Gain Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .................................................................... 275
Lampiran 32. Hasil Uji Hipotesis Pretest ................................................ 276
Lampiran 33. Hasil Uji Hipotesis Posttest ............................................... 277
Lampiran 34. Hasil Uji Hipotesis N-Gain................................................ 278
Lampiran 35. Hasil Uji Hipotesis Pretest Per Komponen Berpikir
Kreatif............................................................................... 279
Lampiran 36. Hasil Uji Hipotesis Posttest Per Komponen Berpikir
Kreatif............................................................................... 283
Lampiran 37. Hasil Uji Hipotesis N-Gain Perkomponen Berpikir
Kreatif............................................................................... 287
Lampiran 38. Lembar Uji Referensi ........................................................ 291
Lampiran 39. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................... 299

xvii
Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian .............................................. 300
Lampiran 41. Dokumentasi Penelitian ..................................................... 301

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Globalisasi mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai
kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. 1 Era globalisasi
menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing sebagai kunci tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa
dalam menghadapi berbagai tantangan serta mampu memanfaatkan segala macam
peluang di era globalisasi tersebut.2
Program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan
pada akhir tahun 2015 merupakan contoh nyata dari pengaruh globalisasi.
“Indonesia akan mampu menangkap peluang dan menghadapi tantangan MEA
jika memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan kreatif”. 3
“Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang kreatif dan inovatif, hasil dari
proses pendidikan panjang sampai jenjang sarjana”.4 Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan kualitas pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM)
yang kreatif dan inovatif, karena salah satu lembaga yang paling berperan dalam
mempersiapkan dan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
adalah sekolah.
Kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan agar warga negara
Indonesia dapat berkembang menjadi manusia yang berkualitas dan mampu
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Reformasi pendidikan pun
dilakukan dengan menerapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan.

1
Herni Susanti, Menyikapi Pengaruh Globalisasi, 2016, (http://www.neraca.co.id/article/
54331/menyikapi-pengaruh-globalisasi).
2
Undang-undang Republik Indonesia, Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025, (Jakarta: Direktorat jenderal Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2007),
h. 46.
3
Asosiasi Pendidik & Pengembang Pendidikan Indonesia, Peningkatan Kualitas Pendidikan
Indonesia untuk Mewujudkan Generasi Kreatif-Improvement Program of Educational Quality
(ImPEQ), 2016, (http://apppi.org/divisi/pendidikan/).
4
Dede Rosyada, Innovation, 2015, (http://tangselpos.co.id/innovation/).

1
2

Prinsip yang saat ini diterapkan seperti dari peserta didik diberi tahu menuju
peserta didik mencari tahu, dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
berbasis aneka sumber belajar dan prinsip-prinsip lainnya yang sesuai dengan
standar kompetensi lulusan dan standar isi. 5 Selain itu, menurut Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, “pembelajaran yang
relevan dengan kehidupan begitu penting diterapkan. Hal itu bertujuan untuk
mewujudkan iklim pendidikan yang menyenangkan bagi siswa. Pendidikan
dengan iklim yang menyenangkan dapat meningkatkan daya imajinasi siswa
supaya berpikir kreatif”.6 Dengan demikian, melalui pembelajaran yang
berorientasi pada permasalahan kehidupan sehari-hari (real world problem) dapat
membantu meningkatkan pengembangan berpikir kreatif siswa.
Berpikir kreatif adalah kecakapan mengolah pikiran untuk menghasilkan
ide-ide baru dan merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dalam
membangun pilar belajar yang bernilai untuk membangun daya kompetisi bangsa
dalam meningkatkan mutu produk pendidikan.7 Kemampuan berpikir kreatif
dapat dicapai dengan cara membiasakan siswa untuk melakukan pemecahan
masalah. Proses pemecahan masalah dapat mendorong siswa untuk memikirkan
solusi-solusi alternatif dalam memecahkan permasalahan tersebut. Sehingga siswa
dapat menciptakan banyak ide tentang sebuah topik tertentu.8 Oleh karena itu,
guru harus membiasakan siswa untuk melakukan pemecahan masalah agar
kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terlatih. Siswa juga menjadi lebih aktif
dalam belajar dan mampu mengembangkan potensinya secara mandiri. Hal ini
sesuai dengan undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
pendidikan Nasional yaitu: 9

5
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah , (Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan RI, 2013), h. 1.
6
Kompas, Mendikbud: Guru Jangan Tertutup saat Memberi Pelajaran!, 2016,
(http://edukasi.kompas.com/read/2015/04/08/07300021/Mendikbud.Guru.Jangan.Tertutup.saat.Me
mberi.Pelajaran).
7
Rahmat, Mengasah Keterampilan Berpikir Kreatif, 2016, (http://gurupembaharu.com/
home/mengasah-keterampilan-berpikir-kreatif-siswa/).
8
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenamedia Group, 2014), h. 110.
9
Undang-undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2003), h. 3.
3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk menciptakan iklim


pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa agar tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai. Proses pembelajaran pun harus berpusat pada siswa
(student center), sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Salah satu sekolah yang dalam proses pembelajarannya telah
melibatkan siswa secara aktif adalah SMA Negeri 1 Parung yang berada di
wilayah kabupaten Bogor. Sekolah ini telah menerapkan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajarannya. Hasil wawancara di sekolah tersebut menunjukkan
pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi dan praktikum. Diskusi
dilakukan pada saat siswa melakukan presentasi. Sedangkan model pembelajaran
yang biasa dilakukan adalah model inkuiri yaitu dengan siswa melakukan
praktikum.10
Penilaian yang dilakukan di SMAN 1 Parung sudah sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 yaitu melakukan penilaian hasil belajar pada ranah sikap
(afektif), pengetahuan (kognitif), dan kinerja (psikomotorik). Penilaian mengenai
berpikir kreatif belum pernah dilakukan. Hal ini dikarenakan belum adanya
inovasi yang dilakukan oleh pihak guru untuk memenuhi kebutuhan alat ukur atau
instrumen yang sesuai dengan indikator berpikir kreatif siswa.11 Padahal menurut
Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan (SKL-SP) SMA bertujuan untuk membangun dan menerapkan
informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif serta
menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.12 Oleh karena itu, selain penilaian belajar dalam ranah

10
Lampiran 12, h. 197.
11
Lampiran 12, h. 197.
12
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah , (Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan
RI, 2006), h. 344.
4

sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan kinerja (psikomotorik), penilaian


berpikir kreatif juga perlu dilakukan sebagai pengukuran dalam mencapai standar
kompetensi kelulusan.
Hasil akhir dari proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh ketepatan
model pembelajaran yang digunakan dengan konsep yang diajarkan. Joyce dan
Weil dalam Rusman berpendapat bahwa, “model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.13 Proses pembelajaran
dilakukan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan yang telah ditetapkan,
dan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu dari tujuan dalam standar
kompetensi lulusan tersebut. Sehingga, untuk mencapai tujuan tersebut dipilih
konsep dan model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa.
Model pembelajaran yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Peningkatan berpikir kreatif tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Arifah Purwaningrum, dkk., yang menyatakan bahwa penerapan PBL
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-10 SMA Negeri
Surakarta.14 Selain itu, penelitian yang dilakukan Syafi’i, dkk., menunjukkan
bahwa model pembelajaran PBL dalam pembelajaran biologi menunjukkan hasil
yang lebih baik dalam hal kemampuan berpikir kreatif, penguasaan konsep dan
hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011.15
Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog mengenai

13
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed.II, h. 133.
14
Arifah Purnamaningrum dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4, No. 3, 2012, h. 46.
15
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, “Kemampuan berpikir kreatif dan
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”, Jurnal Biogenesis, No. 1, Vol. 8,
2011, h. 7.
5

permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-


hari.16 PBL dapat membuat siswa belajar melalui upaya penyelesaian
permasalahan dunia nyata (real world problem) secara terstruktur dan
mengkonstruksi pengetahuan siswa dengan guru sebagai fasilitatornya. 17
Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) juga dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Peningkatan berpikir kreatif tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Smarabawa, dkk., yang menyatakan bahwa model pembelajaran STM lebih
unggul dibandingkan model pembelajaran langsung dalam hal keterampilan
berpikir kreatif.18 “STM merupakan suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan
mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. STM adalah suatu
pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/masalah
yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja
guru”.19
Konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah pada kelas X SMA
merupakan salah satu konsep yang sesuai untuk menerapkan model pembelajaran
PBL dan STM. Hal ini dikarenakan, permasalahan terkait perubahan lingkungan
dan limbah masih menjadi permasalahan yang krusial hingga saat ini.
Permasalahan terkait perubahan lingkungan dan daur ulang limbah juga
merupakan permasalahan yang sering ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, limbah yang dihasilkan baik dari industri ataupun rumah tangga
yang pengelolaanya masih belum tepat dan dapat menganggu keseimbangan
lingkungan. Penggunaan model pembelajaran PBL akan melatih siswa untuk
menganalisis permasalahan yang terjadi dan mencari solusi yang kreatif atas
permasalahan lingkungan tersebut. Penggunaan model STM juga akan melatih

16
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 127.
17
Ibid.
18
IGBN Smarabawa, IB Arnyana, dan IGAN Setiawan, “Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa SMA”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3,
2013, h. 7.
19
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 125.
6

siswa dalam menganalisis permasalahan lingkungan yang terjadi, mencari solusi


yang kreatif serta mampu mengaitkannya dengan perkembangan sains dan
teknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga dengan menggunakan
model pembelajaran PBL dan STM diharapkan permasalahan terkait limbah atau
sampah ini mendapatkan solusi yang tepat bahkan dapat menjadi peluang bisnis
baru.
Terkait permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL
dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah-masalah
yang terdapat pada SMAN 1 Parung sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa sebagian besar dilakukan
dengan presentasi dan praktikum saja.
2. Instrumen pengukur berpikir kreatif belum digunakan guru, karena umumnya
guru melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa.
3. Konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah sebagian besar
diajarkan dengan cara presentasi.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah
pada tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Langkah-langkah model pembelajaran PBL yang digunakan mengacu pada
teori yang dicetuskan oleh Made Wena tahun 2012. Sedangkan model
pembelajaran STM yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan oleh
Anna Poedjiadi tahun 2005.
2. Komponen berpikir kreatif yang digunakan mengacu pada Utami Munandar
tahun 1999 yang meliputi kemampuan berpikir lancar (fluency), berpikir
7

luwes (flexibility), berpikir asli (originality), berpikir merinci (elaboration),


dan berpikir menilai (evaluation).
3. Media pendukung dalam proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikaitkan dengan langkah-langkah dalam model
pembelajaran PBL dan STM. Pada LKS PBL dan STM memuat artikel
sebagai sumber informasi siswa.

D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah terdapat
perbedaan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan
STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berpikir kreatif siswa
yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan STM pada konsep
perubahan lingkungan dan daur ulang limbah.

2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman serta
sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan model
pembelajaran PBL dan STM guna membantu peningkatan berpikir kreatif
siswa pada konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah
b. Guru, khususnya bagi guru bidang studi biologi, hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memilih model pembelajaran alternatif yang tepat untuk digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM)
dan standar kelulusan yang diharapkan dapat tercapai.
8

c. Siswa, dapat memberikan motivasi untuk selalu mengembangkan


kemampuan berpikirnya dalam hal ini kemampuan berpikir kreatif melalui
model pembelajaran PBL dan STM.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
Pada bagian deskripsi teoritik ini, akan dijelaskan mengenai teori-teori
ataupun konsep-konsep mengenai berpikir kreatif, model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM),
serta konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting
dalam membangun pilar belajar yang bernilai untuk membangun daya kompetisi
bangsa dalam meningkatkan mutu produk pendidikan.1 Berikut akan dijelaskan
mengenai pengertian berpikir kreatif, komponen berpikir kreatif, langkah-langkah
dalam melakukan proses kreatif, serta upaya untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
a. Pengertian Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. 2 Berpikir kreatif yaitu kemampuan
mengembangkan ide yang tidak biasa, berkualitas, sesuai tugas serta mampu
mendefinisikan kembali suatu permasalahan secara efektif dan berpikir
mendalam.3 Berpikir kreatif juga didefinisikan sebagai penggunaan dasar proses
berpikir untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli
(orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang
penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam
menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya

1
Rahmat, Mengasah Keterampilan Berpikir Kreatif, 2016, (http://gurupembaharu.com/
home/mengasah-keterampilan-berpikir-kreatif-siswa/).
2
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1999), Cet. III, h. 48.
3
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Cet. I, h. 15.

9
10

dengan perspektif asli pemikir. 4 Oleh karena itu, orang yang berpikir kreatif
mampu melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda,
sehingga akan tercipta berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut Amabile seperti yang dikutip oleh Sani, pemikiran kreatif
merupakan kunci dari kreativitas, terutama terkait dengan: 1) Pemikiran yang
berbeda dengan orang lain dan mencoba mengajukan solusi yang berbeda dari
biasanya; 2) Kombinasi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya; 3) Pantang
menyerah dalam menghadapi permasalahan yang sulit; dan 4) Kemampuan untuk
mencari pandangan baru setelah meninggalkan upaya solusi untuk sementara
(masa inkubasi).5 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas seseorang akan
muncul dari pemikiran kreatifnya, yaitu ketika mampu memberikan gagasan atau
solusi yang berbeda dari orang lain, mampu mengkombinasikan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru, tidak mudah menyerah
ketika mengalami hal-hal sulit, dan mencoba mencari pandangan-pandangan baru
setelah melakukan inkubasi yaitu suatu kondisi dimana pikiran beristirahat
sebentar setelah mengalami kebuntuan.
Kreativitas didefiniskan sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-
gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah yang meliputi ciri-
ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam pemikiran,
maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan
pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.6 Kreativitas tidak hanya
tertuju pada suatu produk, melainkan kreativitas sebagai suatu proses, yaitu proses
berpikir di mana siswa berusaha menemukan hubungan-hubungan baru,
mendapatkan jawaban, metoda, atau cara baru dalam memecahkan suatu
masalah.7 Sehingga ketika seseorang mampu berpikir kreatif yaitu dengan
berusaha menemukan hubungan-hubungan baru, memberikan gagasan-gagasan

4
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada
Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3, TH. XXXIX, 2006, h. 498-499.
5
Sani, op. cit., h. 14-15.
6
Conny Semiawan, dkk., Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,
(Jakarta: PT. Gramedia, 1984), h. 7.
7
Ibid., h. 9
11

baru, serta menemukan jawaban, metode ataupun cara baru dalam menyelesaikan
suatu permasalahan maka akan memunculkan kreativitas.
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek,
yaitu : 1) Aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik
dengan lingkungannya; 2) Aspek proses, kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang masalah, menilai atau
menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan
akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. 3) Aspek produk, menekankan bahwa apa
yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan
bermakna; 4) Aspek pendorong, kreativitas dalam perwujudannya memerlukan
dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan. 8
Menurut Marzano, et al., seperti yang dikutip oleh Arnyana terdapat 5 aspek
berpikir kreatif yaitu: 1) Kreativitas berkaitan erat dengan keinginan dan usaha; 2)
Kreativitas menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada; 3) Kreativitas
lebih memerlukan evaluasi internal dibandingkan eksternal; 4) Kreativitas
meliputi ide yang tidak dibatasi; 5) Kreativitas sering muncul pada saat sedang
melakukan sesuatu.9 Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif diperlukan usaha. Orang yang
kreatif akan berusaha untuk mencari sesuatu yang baru dan dapat memberikan
alternatif yang berbeda dari sesuatu yang telah ada. Seorang pemikir kreatif
percaya pada standar yang telah ditentukan sendiri dan dapat melihat suatu
masalah dari berbagai aspek (sudut pandang). Sehingga dapat menghasilkan solusi
baru yang lebih baik dan lebih efisien.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa
berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan menemukan, menghasilkan dan
mengembangkan gagasan-gagasan baru yang orisinil berdasarkan hasil
pemikirannya sendiri yang mengaitkan informasi baru dengan informasi lama
melalui cara yang unik serta mampu menggabungkan beberapa informasi yang
relevan dengan cara baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu.
8
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 27.
9
Arnyana, op. cit., h. 499-500.
12

Sehingga orang yang berpikir kreatif mampu menghubungkan atau melihat


sesuatu dari sudut pandang yang baru dan berbeda, maka ide-ide yang dihasilkan
pun akan lebih orisinil dan beragam.

b. Komponen Berpikir Kreatif


Menurut Munandar sedikitnya terdapat 5 komponen berpikir kreatif, yaitu
fluency, flexibility, originality, elaboration, dan evaluation. Definisi dan perilaku
siswa pada kelima komponen berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut
ini.10
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif

No. Komponen Definisi Perilaku Siswa


Berpikir
Kreatif
1. Fluency - Mencetuskan banyak - Mengajukan banyak pertanyaan.
(berpikir gagasan, jawaban, - Menjawab dengan sejumlah jawaban
lancar) penyelesaian masalah jika ada pertanyaan.
atau pertanyaan. - Mempunyai banyak gagasan cara
- Memberikan banyak pemecahan suatu masalah.
cara atau saran untuk - Lancar dalam mengungkapkan gagasan-
melakukan berbagai gagasannya.
hal. - Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih
- Selalu memikirkan banyak daripada anak-anak lain.
lebih dari satu jawaban. - Dapat dengan cepat melihat kesalahan
atau kekurangan dari suatu objek atau
situasi.
2. Flexibility - Menghasilkan gagasan, - Memberikan aneka ragam penggunaan
(berpikir jawaban atau yang tidak lazim terhadap suatu objek.
luwes) pertanyaan yang lebih - Memberikan macam-macam penafsiran
bervariasi. (interpretasi) terhadap suatu gambar,
- Dapat melihat masalah cerita atau masalah.
dari sudut pandang - Menerapkan suatu konsep atau asas
yang berbeda-beda. dengan cara yang berbeda-beda.
- Mencari banyak - Memberikan pertimbangan terhadap
alternatif atau arah yang situasi yang berbeda dari yang diberikan
berbeda-beda. oleh orang lain.
- Mampu mengubah cara - Dalam membahas atau mendiskusikan
pendekatan atau cara situasi selalu mempunyai posisi yang
pemikiran. berbeda atau bertentangan dari
mayoritas kelompok.
- Jika diberikan suatu masalah biasanya
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya.
- Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian (kategori) yang berbeda-

10
Munandar, op. cit., h. 88-91.
13

No. Komponen Definisi Perilaku Siswa


Berpikir
Kreatif
beda.
- Mampu mengubah arah berpikir secara
spontan.
3. Originality - Mampu melahirkan - Memikirkan masalah-masalah atau hal-
(berpikir ungkapan yang baru hal yang tidak pernah terpikir oleh orang
orisinil) dan unik. lain.
- Memikirkan cara yang - Mempertanyakan cara-cara yang lama
tidak lazim untuk dan berusaha memikirkan cara-cara
mengungkapkan diri. baru.
- Mampu membuat - Memilih asimetri dalam gambar atau
kondisi yang tidak membuat desain.
lazim dari bagian- - Memiliki cara berpikir yang lain dari
bagian atau unsur- yang lain.
unsur. - Mencari pendekatan yang baru dari
stereotip.
- Setelah membaca atau mendengar
gagasan-gagasan bekerja untuk
menemukan penyelesaian yang baru.
- Lebih senang menyintesis daripada
menganalisis situasi.
4. Elaboration - Mampu memperkaya - Mencari arti yang lebih mendalam
(berpikir dan mengembangkan terhadap jawaban atau pemecahan
memerinci) suatu gagasan atau masalah dengan melakukan langkah-
produk. langkah yang terperinci.
- Menambah atau - Mengembangkan atau memperkaya
memerinci secara detail gagasan orang lain.
dari suatu objek, - Mencoba atau menguji secara detail
gagasan atau situasi untuk melihat arah yang akan ditempuh.
sehingga menjadi lebih - Mempunyai rasa keindahan yang kuat
menarik. sehingga tidak puas dengan penampilan
yang kosong dan sederhana.
- Menambahkan garis-garis, warna-warna
dan detail-detail (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri atau gambar
orang lain.
5. Evaluation - Menentukan patokan - Memberi pertimbangan atas dasar sudut
(berpikir penilaian sendiri dan pandangnya sendiri.
menilai) menentukan apakah - Menentukan pendapat sendiri mengenai
suatu pertanyaan benar, suatu hal.
suatu rencana sehat, - Menganalisis masalah atau penyelesaian
atau suatu tindakan secara kritis dengan selalu menanyakan
bijaksana. “Mengapa?”.
- Mampu mengambil - Mempunyai alasan (rasionale) yang
keputusan terhadap dapat dipertanggungjawabkan untuk
situasi terbuka. mencapai suatu keputusan.
- Tidak hanya - Merancang suatu rencana kerja dari
mencetuskan gagasan, gagasan-gagasan yang tercetus.
tetapi juga - Pada waktu tertentu tidak menghasilkan
melaksanakannya. gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti
atau penilai yang kritis.
- Menentukan pendapat dan bertahan
terhadapnya.
14

Sebagaimana penjelasan pada Tabel 2.1, dapat diketahui bahwa pemikiran


kreatif menuntut kelancaran, keluwesan, orisinalitas, kemampuan
mengembangkan suatu gagasan (elaborasi), dan kemampuan mengevaluasi.
Kelancaran berpikir berarti mampu mencetuskan berbagai gagasan, jawaban
ataupun solusi terhadap suatu permasalahan. Keluwesan dalam berpikir berarti
kemampuan menghasilkan gagasan atau jawaban yang bervariasi atau mampu
memberikan jawaban-jawaban alternatif karena cara pemikiran atau
pendekatannya diubah untuk tidak melihat suatu persoalan hanya dari satu sudut
pandang saja melainkan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Kemampuan
berpikir orisinil berarti terampil atau mampu menghasilkan gagasan atau jawaban
yang baru dan berbeda dari orang lain. Kemampuan memerinci atau
mengelaborasi yaitu kemampuan dalam mengembangkan dan memperkaya suatu
gagasan, sehingga gagasan atau ide yang dihasilkan lebih menarik. Kemampuan
mengevaluasi merupakan kemampuan penilaian sendiri dan menentukan apakah
suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, dan
mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang buruk, serta tidak hanya
mencetuskan gagasan melainkan juga melaksanakannya.

c. Langkah-Langkah dalam Melakukan Proses Kreatif


Terdapat lima tahap dalam melakukan proses kreatif yaitu: stimulus,
eksplorasi, perencanaan, aktivitas, dan review. Masing-masing tahapan ini dapat
diuraikan secara singkat, sebagai berikut:11
1) Stimulus
Untuk dapat berpikir secara kreatif perlu adanya stimulus dari pikiran yang
lain. Stimulus awal didorong oleh suatu kesadaran bahwa sebuah masalah
harus diselesaikan. Seringkali kali keadaan ini dipicu oleh suatu tantangan pada
berpikir siswa, yang diberikan oleh guru.

11
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenamedia Group, 2014), Cet. II, h. 115-117.
15

2) Eksplorasi
Siswa dibantu untuk memperhatikan alternatif-alternatif pilihan sebelum
membuat suatu keputusan. Untuk berpikir secara kreatif, siswa harus mampu
menginvestigasi lebih lanjut, dan melihat lagi apa yang mereka perlukan.
Teknik-teknik atau prinsip-prinsip tertentu dapat diterapkan untuk
meningkatkan range dan kualitas dari ide-ide yang dikumpulkan. Teknik-
teknik ini meliputi: a) Divergent thinking, yaitu jenis berpikir yang
membangun banyak jawaban yang berbeda, tidak terbatas pada berpikir
konvergen yang mencari satu jawaban benar atau absolut; b) Diferring
judgement, yaitu prinsip berpikir sekarang, pertimbangan dilakukan nanti dan
mencegah imajinasi yang ditahan oleh pertimbangan. Prinsip ini berguna ketika
siswa bekerja sendiri, memikirkan ide-ide dalam satu kelompok; c) Extending
effort, yaitu untuk memperluas upaya siswa perlu diberi kesempatan,
dukungan, minat, pertanyaan, dan stimulus oleh orang dewasa; d) Allowing
time, yaitu memberi siswa cukup waktu untuk membangun ide-ide dengan
tahapan penting dalam proses kreatif. Ini salah satu teknik yang berguna untuk
aktivitas pemecahan masalah; dan e) Encourading play, yaitu untuk melihat
seberapa jauh suatu ide dapat diperluas, berikan siswa kesempatan untuk
membangunnya, menggambarkannya, mempresentasikannya, bertindak, dan
mengujinya dalam tindakan.
3) Perencanaan
Setelah diadakan stimulus berupa masalah, kemudian melakukan eksplorasi
untuk pemecahan masalah tersebut. Selanjutnya membuka berbagai rencana
atau strategi untuk pemecahan masalah. Dari beragam rencana yang dibuat,
dapat diambil beberapa rencana yang paling tepat untuk solusi.
4) Aktivitas
Proses kreatif dimulai dengan suatu ide atau kumpulan ide. Untuk dapat
memfokuskan pada produktivitas ide-ide, seseorang dapat bertanya. Guru perlu
memberi kesempatan kepada siswa untuk menyadari berpikir kreatif mereka
dalam bentuk tindakan. Dengan kata lain, setelah perencanaannya matang
16

kemudian dilakukan aktivitas atau melaksanakan berbagai rencana yang lebih


ditetapkan.
5) Review
Siswa perlu mengadakan evaluasi dan meninjau kembali pekerjaan. Siswa
dapat dilatih untuk menggunakan judgement dan imajinasi mereka untuk
mengevaluasi.
Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam melakukan proses
kreatif, maka dapat disimpulkan bahwa proses kreatif diawali dengan memberikan
permasalahan kepada siswa, siswa mencari informasi dari berbagai sumber
mengenai permasalahan yang diajukan, siswa membuat perencanaan untuk
memecahkan permasalahan baik secara individu maupun berkelompok, kemudian
siswa melakukan proses pemecahan masalah dari perencanaan yang telah
dibuatnya dan terakhir melakukan evaluasi atas proses pemecahan masalah yang
telah mereka lakukan.

d. Upaya untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa


Secara umum para ahli berpendapat bahwa kreativitas dapat dikembangkan
dalam diri siswa, melalui proses belajar yang mencakup: 1) Pengembangan
imajinasi; 2) Menghasilkan sesuatu yang orisinil (asli), yaitu terkait dengan
kemampuan siswa untuk mengembangkan ide atau produk dengan cara yang baru;
3) Meningkatkan produktivitas, yaitu terkait dengan kemampuan siswa
menghasilkan ide yang beragam dengan berpikir secara divergen; 4) Penyelesaian
masalah; dan 5) Menghasilkan sesuatu yang bernilai. Pengembangan kreativitas
siswa juga terkait dengan pengembangan karakteristik kognitif yang berkontribusi
terhadap perilaku kreatif, yakni: 1) Kemahiran; 2) Fleksibilitas; 3) Visualisasi; 4)
imajinasi; 5) Ekspresi; dan 6) Keterbukaan. 12 Oleh karena itu, guru harus dapat
mengembangkan kreativitas siswa dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membuat siswa mampu mengembangkan imajinasinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebaiknya pertanyaan yang divergen

12
Sani, op. cit., h. 24-25.
17

atau terbuka yang dapat membuat siswa mengembangkan idenya dan


menghasilkan ide-ide baru yang orisinil.
Adapun upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif ini
dapat ditempuh melalui langkah-langkah berikut ini: 1) Menghilangkan
penghalang-penghalang daya berpikir kreatif dari siswa, yaitu guru harus mampu
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghalangi ekspresi-ekspresi kreatif siswa
(seperti, ketakutan akan kegagalan), dan menemukan cara-cara untuk
menghilangkan penghalang-penghalang tersebut.; 2) Membuat mereka sadar akan
asal usul berpikir kreatif, yaitu guru harus membantu siswa mengetahui lebih
lanjut mengenai berpikir kreatif dengan cara memperkenalkan dan menjelaskan
secara detail tahap-tahap dari teori-teori dan model-model berpikir kreatif untuk
membuat siswa berpikir bahwa mereka juga dapat berpikir kreatif; 3)
Memperkenalkan dan menjelaskan strategi-strategi untuk dapat berpikir kreatif
dan membantu para siswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan strategi-
strategi tersebut di dalam proses belajar mereka; 4) Menciptakan sebuah
lingkungan kreatif, yaitu guru harus bisa memberikan ruang bagi para siswa untuk
mengekspresikan daya berpikir kreatif mereka. 13
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan berpikir kreatif siswa, guru memiliki peran yang sangat penting
karena selain menciptakan sebuah lingkungan belajar yang kreatif, guru juga
harus mampu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terlebih dahulu.
Selain itu, guru juga harus dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat
membuat siswa mengembangkan pemikirannya sehingga siswa dapat memberikan
ide yang beragam.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran dengan serangkaian aktivitas yang menuntun siswa untuk
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai konsep model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hakikat
13
Susanto, op. cit., h. 118-119.
18

masalah dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), tahapan


dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dan keunggulan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
a. Konsep Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari PBL, yaitu:14 1) PBL
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL
ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, seperti siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan; 2)
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBL
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran; 3) Pemecahan
masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis
artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.
Menurut John Dewey seperti yang dikutip oleh Assriyanto, dkk., model
pembelajaran PBL merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.15 Oleh karena itu, penggunaan model
pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami konsep atau
materi yang diajarkan serta mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam memunculkan ide-ide untuk menjawab permasalahan yang diberikan.

14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), Cet. VIII, h. 214-215.
15
Kiki Efi Assriyanto, J. S. Sukardjo, dan Sulistyo Saputro, “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas
Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014”, Jurnal
Pendidikan Kimia, Vol. 3, No. 3, 2013, h. 90.
19

PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara


menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog mengenai permasalahan
kontekstual yang ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. 16 PBL juga
didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip
menggunakan masalah sebagai titik awal akusisi dan integrasi pengetahuan baru
dengan lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi
siswa.17 “PBL menuntut aktivitas mental siswa dalam memahami suatu konsep,
prinsip, dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal
pembelajaran”.18 Sehingga situasi atau masalah tersebut dijadikan sebagai titik
tolak pembelajaran untuk memahami konsep atau materi yang diajarkan oleh
guru.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
siswa dengan pengetahuannya sendiri mampu mencari dan menemukan solusi
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Hal itu akan mendorong siswa untuk
selalu berpikir kreatif dalam menghadapi setiap persoalan di dalam kehidupan.

b. Hakikat Masalah dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
Pada Problem Based Learning, masalah merupakan alat pembelajaran yang
utama. Menurut Fogartty seperti yang dikutip oleh Sri Hastuti Noor bahwa pada
pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan pada masalah-masalah ill-
structured, open-ended, ambigu, dan konstekstual. Sedangkan menurut Savoi dan
Hughes, masalah bersifat ill-structured yaitu masalah yang tidak menyediakan

16
Sani, op. cit., h. 127-128.
17
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 283.
18
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed.II, h. 241.
20

informasi yang lengkap untuk mengembangkan solusi. 19 Oleh karena itu, masalah
yang diberikan harus dieksplorasi agar tercipta banyak solusi alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Masalah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah masalah yang bersifat
terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan
guru, dapat mengembangkan kemungkinkan jawaban. Dengan demikian,
pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengeksplorasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.20 Sehingga siswa dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data yang dilakukan. Hal
tersebut akan melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya
salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.
Pembelajaran PBL membahas situasi kehidupan yang ada di sekitar dengan
penyelesaian yang tidak sederhana. Guru berperan untuk memberikan berbagai
masalah autentik atau memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi permasalahan
autentik, memfasilitasi penyelidikan, dan mendukung pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa.21 Oleh karena itu, permasalahan yang akan guru berikan
kepada siswa harus relevan dengan konsep atau materi ajar yang akan
disampaikan. Sehingga melalui permasalahan yang guru berikan, siswa mampu
memahami konsep atau materi ajar tersebut.
Kompleksitas permasalahan PBL dapat bervariasi dan akan menentukan
lamanya proses belajar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Permasalahan yang dibahas dapat berupa permasalahan dalam satu
pelajaran saja atau merupakan permasalahan yang membutuhkan penguasaan atau
kerjasama dari beberapa mata pelajaran. Variasi kompleksitas masalah
dideskripsikan pada Gambar 2.1 sebagai berikut. 22

19
Sri Hastuti Noor, “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Pembelajaran
Matematika Berbasis Masalah Open-Ended”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 1, 2011,
h. 105-106.
20
Sanjaya, op. cit., h. 216.
21
Sani, op. cit., h. 136.
22
Ibid., h. 141-142
21

Permasalahan dalam
Permasalahan yang
sebuah topik
lebih kompleks
Permasalahan yang
mencakup beberapa topik

Permasalahan
antardisiplin

Permasalahan
multidisiplin

Gambar 2.1 Variasi Kompleksitas Permasalahan yang Digunakan dalam


PBL

Pada saat melakukan penyelesain masalah siswa akan membutuhkan waktu


yang lebih lama ketika peremasalahan yang disajikan semakin kompleks. Selain
itu, dengan semakin kompleksnya permasalahan yang disajikan maka
keterampilan yang dibutuhkan menjadi lebih beragam untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.

c. Tahapan dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Tahapan dalam model pembelajaran PBL berbeda-beda menurut ahlinya.
Namun, pada dasarnya tahapan-tahapan tersebut menuntun siswa untuk
menemukan masalah, menganalisis permasalahan dan mencari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga tahapan-tahapan
yang dijelaskan oleh para ahli memiliki maksud yang sama, hanya saja kerincian
dalam proses pemecahan permasalahannya yang berbeda.
Menurut Made Wena secara operasional kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran dapat dijabarkan pada Tabel 2.2 berikut ini:23

23
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 94.
22

Tabel 2.2 Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Tahap
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Menemukan Masalah Memberikan permasalahan Berusaha menemukan
yang diangkat dari latar permasalahan dengan cara
kehidupan sehari-hari siswa. melakukan kajian dan analisis
Berikan masalah yang secara cermat terhadap
bersifat tidak terdefinisikan permasalahan yang diberikan.
dengan jelas (ill-defined)
Memberikan sedikit fakta Melakukan analisis terhadap
diseputar konteks fakta sebagai dasar dalam
permasalahan. menemukan permasalahan.
2. Mendefinisikan Mendorong dan Dengan menggunakan
Masalah membimbing siswa untuk kecerdasan intrapersonal dan
menggunakan kecerdasan kemampuan awal (prior
intrapersonal dan knowledge) berusaha
kemampuan awal (prior memahami masalah
knowledge) untuk
memahami masalah.
Membimbing siswa secara Berusaha mendefinisikan
bertahap untuk permasalahan dengan
mendefinisikan masalah. menggunakan parameter yang
jelas.
3. Mengumpulkan Fakta Membimbing siswa untuk Melakukan pengumpulan fakta
melakukan pengumpulan dengan menggunakan
fakta pengalaman-pengalaman yang
sudah diperolehnya.
Membimbing siswa Melakukan pencarian informasi
melakukan pencarian dengan berbagai cara serta
informasi dengan berbagai dengan menggunakan
cara/metode. kecerdasan majemuk yang
dimiliki.
Membimbing siswa Melakukan
melakukan pengelolaan pengelolaan/pengaturan
informasi. informasi (information
management) yang telah
diperoleh, dengan berpatokan
pada:
a. know, yaitu informasi apa
yang diketahui.
b. need to know, yaitu informasi
apa yang dibutuhkan.
c. need to do, apa yang akan
dilakukan dengan informasi
yang ada.
4. Menyusun Hipotesis Membimbing siswa untuk Membuat hubungan-hubungan
(Dugaan Sementara) menyusun jawaban/hipotesis antaraberbagai fakta yang ada.
(dugaan sementara) terhadap
permasalahan yang dihadapi.
Membimbing siswa untuk Menggunakan berbagai
menggunakan kecerdasan kecerdasan majemuk untuk
majemuk dalam menyusun menyusun hipotesis.
hipotesis.
Membimbing siswa untuk Menggunakan kecerdasan
23

Tahap
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
menggunakan kecerdasan interpersonal untuk
interpersonal dalam mengungkapkan pemikirannya.
mengungkapkan
pemikirannya.
Membimbing siswa untuk Berusaha menyusun beberapa
menyusun alternatif jawaban jawaban sementara.
sementara.
5. Melakukan Membimbing siswa untuk Melakukan penyelidikan
Penyelidikan melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi
terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya.
yang telah diperolehnya.
Dalam membimbing siswa Dalam melakukan penyelidikan
melakukan penyelidikan, siswa menggunakan kecerdasan
guru membuat struktur majemuk yang dimilikinya
belajar yang memungkinkan untuk memahami dan memberi
siswa dapat menggunakan mana data dan informasi yang
berbagai cara untuk ada.
mengetahui dan memahami
dunianya.
6. Menyempurnakan Membimbing siswa Melakukan penyempurnaan
permasalahan yang melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.
telah terhadap masalah yang telah
diidentifikasikan didefinisikan
7. Menyimpulkan Membimbing siswa untuk Membuat kesimpulan alternatif
alternatif pemecahan menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara
masalah secara pemecahan masalah secara kolaboratif.
kolaboratif kolaboratif.
8. Melakukan pengujian Membimbing siswa Melakukan pengujian hasil
hasil (solusi) melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
pemecahan masalah (solusi) pemecahan masalah.

Menurut Agus N. Cahyo, langkah-langkah dalam model pembelajaran PBL


terdiri atas lima langkah utama, yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, memandu menyelidiki secara mandiri
atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta menganalisis
dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Gambaran rinci kelima langkah
tersebut diaplikasikan dalam langkah-langkah praktis berikut: 1) Mengajukan
masalah kepada siswa; 2) Siswa mendiskusikan masalah tersebut dalam tutorial
PBL kelompok kecil dengan mengklarifikasi fakta dari kasus, menentukan apa
masalahnya, kemudian mengembangkan ide-ide dengan brainstorming
berdasarkan pengetahuan sebelumnya, mengidentifikasi apa yang mereka perlu
pelajari untuk bekerja pada masalah, memberikan alasan tentang masalah tersebut,
dan menentukan rencana aksi untuk bekerja pada masalah; 3) Siswa terlibat dalam
24

penyelidikan tentang isu-isu yang mereka pelajari di luar tutorial. Hal ini dapat
meliputi perpustakaan, database, narasumber, dan pengamatan; 4) Siswa kembali
pada tutorial PBL, berbagi informasi, mengajar sebaya (peer teaching), dan
bekerja bersama-sama menyikapi masalah; 5) Siswa menyajikan penyelesaian
untuk masalah; 6) Siswa meninjau apa yang telah mereka pelajari dari masalah.24
Menurut Wina Sanjaya terdapat 6 langkah dalam proses pembelajaran PBL,
yaitu: 1) Menyadari masalah, pada tahapan ini guru membimbing siswa pada
kesadaran adanya permasalahan yang harus dipecahkan dan siswa diharapkan
dapat menentukan atau menangkap permasalahan yang terjadi dari berbagai
fenomena yang ada; 2) Merumuskan masalah, pada tahap ini siswa diharapkan
dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, dan
menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang
jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan; 3) Merumuskan hipotesis, pada tahap ini
siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan
dengan memadukan kemampuan berpikir deduktif dan induktifnya; 4)
Mengumpulkan data, pada tahap ini siswa diharapkan dapat mengumpulkan dan
memilah data, kemudian memetakan dan menyajikanya dalam berbagai tampilan
sehingga mudah dipahami; 5) Menguji hipotesis, pada tahap ini siswa diharapkan
dapat menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya
dengan masalah yang dikaji serta dapat mengambil keputusan dan kesimpulan; 6)
Menentukan pilihan penyelesaian, pada tahap akhir ini, siswa diharapkan dapat
memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif
yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihannya.25
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai langkah-langkah dalam model
pembelajaran PBL, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan langkah-
langkah yang dicetuskan oleh Made Wena yang terdiri atas 8 langkah. Hal ini
dikarenakan langkah-langkah yang terdapat dalam model pembelajaran PBL yang

24
Cahyo, op. cit., h. 287-288.
25
Sanjaya, op. cit., h. 218-220.
25

dicetuskan oleh Made Wena sudah sangat rinci dan komponen berpikir kreatif
yang meliputi fluency, flexibility, originality, elaboration, dan evaluation dapat
termunculkan melalui 8 langkah dalam model pembelajaran PBL menurut Made
Wena. Keterkaitan antara langkah-langkah model PBL dengan komponen berpikir
kreatif dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Keterkaitan antara Tahapan Model PBL dengan Komponen
Berpikir Kreatif
No. Tahap PBL Kegiatan Komponen Berpikir
Kreatif
1. Menemukan Masalah Siswa bersama dengan teman Fluency
kelompoknya berusaha menemukan (Berpikir Lancar)
permasalahan dengan cara melakukan
kajian dan analisis secara cermat
terhadap permasalahan yang diberikan
oleh guru
2. Mendefinisikan Siswa berusaha mendefinisikan Flexibility
Masalah permasalahan dengan menggunakan (Berpikir Luwes)
parameter yang jelas dengan bimbingan
guru dan bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan
3. Mengumpulkan Siswa melakukan pengumpulan fakta, Elaboration
Fakta pencarian informasi dengan cara/ (Berpikir Memerinci)
metode kajian pustaka dan pengelolaan
informasi dengan menggunakan buku
ataupun internet
4. Menyusun Hipotesis Siswa menyusun hipotesis dengan Originality
membuat hubungan-hubungan antara (Berpikir Orisinil)
berbagai fakta yang ada
5. Melakukan Siswa melakukan penyelidikan terhadap Elaboration
Penyelidikan data dan informasi yang telah (Berpikir Memerinci)
diperolehnya terkait permasalahan
pencemaran lingkungan
6. Menyempurnakan Siswa melakukan penyempurnaan Elaboration
Permasalahan terhadap masalah pencemaran (Berpikir Memerinci)
lingkungan dengan mengaitkan antara
permasalahan dalam artikel dengan
data/informasi yang diperoleh dari
literatur
7. Menyimpulkan Siswa membuat kesimpulan alternatif Flexibility
alternatif pemecahan pemecahan masalah pencemaran udara (Berpikir Luwes)
masalah secara dan suara secara kolaboratif
kolaboratif
8. Melakukan Siswa melakukan pengujian hasil Evaluation
pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah pencemaran (Berpikir Menilai)
(solusi) pemecahan lingkungan dengan mempresentasikan
masalah hasil diskusinya
26

Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa kelima komponen berpikir kreatif


telah termunculkan pada tahapan model pembelajaran PBL yang dicetuskan oleh
Made Wena. Komponen fluency termunculkan satu kali pada tahapan menemukan
masalah, komponen flexibility termunculkan dua kali pada tahapan
mendefinisikan masalah dan menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara
kolaboratif, komponen originality termunculkan satu kali pada tahapan menyusun
hipotesis, komponen elaboration termunculkan tiga kali yaitu pada tahapan
mengumpulkan fakta, melakukan penyelidikan, dan menyempurnakan masalah,
komponen evaluation termunculkan satu kali pada tahapan melakukan pengujian
hasil (solusi) pemecahan masalah.

d. Keunggulan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran PBL memiliki beberapa keunggulan. Menurut Taufiq
Amir, keunggulan model Pembelajaran PBL diantaranya: 1) Menjadi lebih ingat
dan meningkat pemahamannya atas materi ajar. Hal ini dikarenakan dengan
mengajukan banyak pertanyaan melalui proses menyelidiki permasalahan, siswa
akan lebih memahami materi ajar dibandingkan hanya sekedar menghafal saja; 2)
Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, karena permasalahan yang
disajikan dalam PBL merupakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa; 3) Mendorong untuk berpikir, karena melalui PBL siswa dilatih
untuk tidak terburu-buru dalam menyimpulkan tetapi harus mencoba menemukan
landasan atas argumennya, dan fakta-fakta yang mendukung alasannya sehingga
kemampuan berpikir siswa dapat ditingkatkan; 4) Membangun kerja tim,
kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Hal ini dikarenakan PBL dikerjakan
dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa diharapkan dapat memahami
perannya dalam kelompok, menerima pandangan orang lain, bisa memberikan
pengertian bahkan untuk orang-orang yang barangkali tidak mereka senangi. Hal
tersebut akan mendorong terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim dan
kecakapan sosial; 5) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills). Hal
ini dikarenakan pemberian masalah dalam pembelajaran PBL dapat membuat
siswa belajar terus menerus karena siswa dilatih untuk merumuskan permasalahan
27

dan mencari sendiri pengetahuannya; 6) Memotivasi Siswa. Hal ini dikarenakan


melalui masalah yang guru berikan siswa akan merasa tertantang untuk
menyelesaikannya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan minat dalam diri
mereka.26
Menurut Wina Sanjaya, model pembelajaran PBL memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya: 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; 2) Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa; 3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa; 4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata; 5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan; 6) Pemecahan masalah itu juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses
belajarnya; 7) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu
yang harus di mengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
dari buku-buku saja; 8) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa; 9) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru; 10) Pemecahan masalah dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata; 11) Pemecahan masalah dapat mengembangkan
minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir. 27
Berdasarkan penjelasan dari para ahli mengenai keunggulan model
pembelajaran PBL, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL
pada dasarnya dapat melatih kemampuan berpikir siswa, dalam hal ini
26
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 27-29.
27
Sanjaya, op. cit., h. 220-221.
28

kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian


masalah, maka siswa akan terstimulus untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Sehingga mereka akan menggunakan segenap kemampuannya agar
masalah yang diberikan dapat terselesaikan.

3. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)


Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan salah satu
model pembelajaran yang memanfaatkan isu-isu yang terjadi di masyarakat,
kemudian isu-isu tersebut dianalisis dan dicarikan solusinya dengan
mengaitkannya pada penerapan sains dan teknologi. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai konsep model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM),
karakteristik model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), tahapan
dalam model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan keunggulan
model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM).
a. Konsep Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Istilah Sains Teknologi Masyarakat diterjemahkan dari bahasa Inggris
“Science Technology Society”, yang pada awalnya dikemukakan oleh John Ziman
dalam bukunya Teaching and Learning about Science and Society. Pembelajaran
Science Technology Society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung
antara sains dan masyarakat.28
Menurut Pradeep M. Dase “Science Technology Society (STS) approach to
engage the preservice science students in scientific explorations around issues,
questions or problems drawn from real life situations”.29 Artinya bahwa Sains
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan suatu pendekatan yang melibatkan
siswa dalam melakukan eksplorasi ilmiah seputar isu, pertanyaan ataupun masalah
yang diambil dari situasi kehidupan nyata.

28
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model pembelajaran Kontekstual
Bernuansa Nilai, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. I, h. 99.
29
Pradeep M. Dase, “Using a Science/Technology/Society Approach to Prepare Reform-
Oriented Science Teachers: The case of a Secondary Science Methods Course”, Issues in Teacher
Education, Vol. 14, No. 1, 2005, h. 96.
29

Pembelajaran STM merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara


sains dan teknologi serta manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat, dengan
cara memanfaatkan perkembangan sains dan teknologi serta masyarakat sebagai
pengguna manfaat perkembangan sains dan teknologi. 30
Model pembelajaran STM dapat mengembangkan keterampilan siswa dan
menuntut siswa menjadi aktif, bertanggung jawab dan responsif terhadap isu-isu
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan menjadi seorang yang kreatif
yang mampu melihat peluang dalam kehidupan ini, serta mampu mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.31 Selain itu,
model pembelajaran STM dapat membuat siswa terlibat dalam memperoleh
pengalaman dan pemanfaatan isu-isu yang secara langsung berkaitan dengan
kehidupan siswa ke dalam pembelajaran, sehingga dengan pembelajaran STM
siswa akan lebih kreatif menyikapi kemajuan IPTEK dan perkembangan jaman,
lebih mampu melihat celah dan peluang yang ada untuk bisa bertahan hidup,
memiliki keterampilan proses sains yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan, dan
memahami materi yang mereka pelajari dengan harapan akan meningkatkan
pemahaman mereka dalam sains. 32
Berdasarkan definisi yang terlah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan sains dan teknologi serta manfaat dan dampaknya
bagi lingkungan dan masyarakat. Model ini memanfaatkan isu-isu yang terjadi di
masyarakat untuk digali dan dianalisis, lalu memecahkan masalah tersebut dengan
mengaitkannya pada perkembangan sains dan teknologi. Jadi, proses
pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) ini tidak hanya menekankan
pada penguasaan konsep-konsep sains saja namun menekankan pada peran sains

30
N. Nurchayati, “Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Sains Siswa SMP”, Jurnal Ilmiah Progresif,
Vol. 10, No. 30, 2013, h. 32.
31
N. W. Heni Desianti, dkk., “Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA dengan Setting
Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa SMP”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
Vol. 5, 2015, h. 5.
32
Ibid.
30

dan teknologi di dalam kehidupan masyarakat serta menumbuhkan rasa tanggung


jawab sosial terhadap dampak dari perkembangan sains dan teknologi tersebut.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)


Sains teknologi masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Identifikasi masalah di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negatif yang
dilakukan oleh siswa; 2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat
yang ditemukan oleh siswa dan masalah tersebut ada hubungannya dengan ilmu
pengetahuan sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan; 3)
Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi
maupun manusia sebagai narasumber untuk informasi ilmiah maupun informasi
teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan
sehari-hari; 4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran dalam
kelas, ruang kelas, dan gedung sekolah; 5) Meningkatkan kesadaran siswa akan
dampak ilmu pengetahuan dan teknologi; 6) Memperluas wawasan siswa
mengenai ilmu pengetahuan lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus
ujian/tes semata; 7) Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah
maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah
nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari, 8) Memperkenalkan peranan IPA
di suatu institusi dan dalam masyarakat; 9) Memfokuskan pada karir yang erat
hubungannya dengan IPTEK; 10) Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung
jawabnya sebagai warga negara dalam memecahkan masalah yang timbul di
dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya dengan
IPTEK; 11) IPA merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa; 12) IPA
yang mengacu kepada masa depan.33
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik dari model pembelajaran STM yaitu suatu proses pembelajaran yang
mengaitkan isu-isu yang ada di masyarakat dengan peranan sains dan teknologi.
Sehingga bukan hanya penguasaan konsep saja yang akan didapatkan oleh siswa,

33
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet. I,, h. 125-126.
31

namun dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan


masyarakat dari penerapan sains dan teknologi tersebut. Dengan demikian, siswa
memiliki bekal ilmu pengetahuan agar nantinya dapat mengatasi berbagai isu atau
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Selain itu, model pembelajaran STM
juga dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan kepada siswa dalam
mempelajari ilmu pengetahuan alam dan teknologi.

c. Tahapan dalam Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat


(STM)
Secara umum, tahapan pendekatan sains teknologi masyarakat dalam
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.34

Pendahuluan:
Inisiasi/Invitasi/Persepsi/ Isu atau Masalah
Eksplorasi terhadap siswa

Pembentukan/ Pemantapan Konsep


Pengembangan Konsep

Aplikasi Konsep Dalam


Pemantapan Konsep
Kehidupan: Penyelesaian
Masalah atau Analisis Isu

Pemantapan Konsep

Penilaian

Gambar 2.2 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Berdasarkan Gambar 2.2 mengenai tahapan model pembelajaran, maka


dapat dijelaskan sebagai berikut: 35
1) Invitasi
Pada tahap ini dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di masyarakat
yang dapat digali dari siswa, tetapi apabila guru tidak berhasil memperoleh
34
Poedjiadi, op. cit., h. 126
35
Ibid., h. 126-130
32

tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri. Tahap ini
bertujuan agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran. Apersepsi
dalam kehidupan juga dapat dilakukan, yaitu mengaitkan peristiwa yang telah
diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas, sehingga tampak adanya
kesinambungan pengetahuan, karena diawali dengan hal-hal yang telah
diketahui siswa sebelumnya yang ditekankan pada keadaan yang ditemui
dalam keadaan sehari-hari. Pada dasarnya apersepsi merupakan proses
asosiasi ide baru dengan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh siswa. Pada
pendahuluan ini guru juga dapat melakukan eksplorasi terhadap siswa melalui
pemberian tugas untuk melakukan kegiatan di lapangan atau di luar kelas
secara berkelompok.
2) Pembentukan konsep
Tahap ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode. Pada
tahap ini diharapkan siswa menemukan konsep-konsep yang benar melalui
konstruksi dan rekonstruksi.
3) Aplikasi konsep
Pada tahap ini siswa melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah
berbekal pemahaman konsep yang benar. Adapun konsep-konsep yang telah
dipahami siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Selama proses pembentukan konsep dan aplikasi konsep (tahap-2 dan tahap-
3) guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan belajar
berlangsung.
4) Pemantapan konsep
Pada tahap ini guru melakukan penekanan pada konsep-konsep kunci yang
penting diketahui dalam bahan kajian tertentu. Meskipun selama proses
pembentukan konsep tidak tampak ada miskonsepsi yang terjadi pada siswa,
demikian pula setelah akhir analisis isu dan penyelesaian masalah, guru tetap
perlu melakukan pemantapan konsep. Oleh karena itu, kegiatan ini disebut
dengan pemantapan konsep.
33

5) Tahap penilaian
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam model pembelajaran STM. Pada
tahap ini guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran dan juga
kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah diajarkan. Hal ini juga
dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat pemahaman siswa dalam
menerima materi yang telah disampaikan oleh guru.36
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran STM menurut Anna Poedjiadi
tersebut kemudian dianalisis untuk melihat keterkaitannya dengan komponen
berpikir kreatif. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kelima
komponen berpikir kreatif dapat termunculkan pada kelima tahapan model
pembelajaran STM tersebut. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini.
Tabel 2.4 Keterkaitan antara Tahapan Model STM dengan Komponen
Berpikir Kreatif
No. Tahap STM Kegiatan Komponen Berpikir
Kreatif
1. Inisiasi/ Invitasi Siswa mengemukakan pendapat mereka Fluency
mengenai isu atau masalah yang (Berpikir Lancar)
berkaitan dengan pencemaran
lingkungan serta upaya
penanggulangannya dalam kehidupan
yang pernah mereka alami atau mereka
ketahui.

2. Pembentukan/ Siswa mengajukan pendapat terkait Flexibility


Pengembangan permasalahan pada artikel yang terdapat (Berpikir Luwes)
Konsep dalam LKS STM yang merupakan
bagian dari proses pemecahan masalah,
mencari informasi dari berbagai sumber
baik buku /internet untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam
artikel pada LKS STM, melakukan
observasi terhadap permasalahan yang
terdapat dalam artikel pada LKS STM
dan mengaitkan permasalahan tersebut
dengan informasi yang telah didapatkan,
menganalisis data dengan bimbingan
guru untuk menemukan solusi atas
permasalahan yang terdapat dalam
artikel tersebut yang dikaitkan dengan
sains, teknologi yang sedang
dikembangkan atau telah berkembang di

36
Aji Setiawan, “Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Sains-Teknologi-Masyarakat
dengan Tema Pembuatan Kompos Sebagai Sarana Berpikir Kreatif Siswa SMP/MTS”, Skripsi
pada Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, h. 33.
34

No. Tahap STM Kegiatan Komponen Berpikir


Kreatif
masyarakat, dan membuat kesimpulan
berdasarkan hasil diskusi mereka
mengenai pencemaran udara dan suara
serta cara menanggulanginya
3. Aplikasi Konsep Siswa mampu mengaplikasikan konsep- Originality
dalam Kehidupan: konsep yang telah dipahami dalam (Berpikir Orisinil)
Penyelesaian kehidupan sehari-hari dengan membuat
Masalah atau rancangan atau rencana kerja dari solusi
Analisis Isu yang diajukan
4. Pemantapan Konsep Siswa melakukan presentasi berdasarkan Elaboration
hasil diskusi kelompok. Kemudian, (Berpikir Memerinci)
setelah presentasi selesai dilakukan guru
mengelaborasi hasil kegiatan siswa dan
memberikan penjelasan lebih lanjut dari
pemaparan siswa saat presentasi

5. Penilaian Guru melakukan evaluasi melalui hasil Evaluation


kerja siswa dan mereview materi yang (Berpikir Menilai)
telah disampaikan melalui tanya jawab

Berdasarkan Tabel 2.4 terlihat bahwa kelima komponen berpikir kreatif


telah termunculkan pada tahapan model pembelajaran STM yang dicetuskan oleh
Anna Poedjiadi. Pada tahap Inisiasi/Invitasi dapat memunculkan komponen
fluency, tahap pembentukan/pengembangan konsep dapat memunculkan
komponen flexibility, tahap aplikasi konsep dalam kehidupan dapat menunculkan
komponen originality, tahap pemantapan konsep dapat menunculkan komponen
elaboration, dan tahap penilaian dapat memunculkan komponen evaluation.

d. Keunggulan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)


Keunggulan model pembelajaran STM yaitu pembelajaran sains yang
dikemas untuk mudah dimengerti serta bermanfaat bagi setiap orang.
Pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk mampu berpikir kreatif. Ditinjau dari
setiap ranah pembelajaran sains, maka pembelajaran sains dengan STM
diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:37
1) Ranah pengetahuan
a) Siswa dapat melihat pengetahuan sebagai hal yang berguna bagi dirinya
sendiri

37
Zulfiani, dkk., op. cit., h. 127-128.
35

b) Siswa dapat belajar melalui pengalaman dan dapat menghubungkannya


dengan situasi baru
2) Ranah sikap
a) Minat siswa meningkat dalam pelajaran
b) Siswa menjadi lebih ingin mengetahui tentang segala yang ada di dunia
c) Siswa memandang guru sebagai fasilitator
d) Siswa memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani masalah
3) Ranah proses sains
a) Siswa melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka
gunakan
b) Siswa melihat proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap untuk
kepentingan mereka sendiri
c) Siswa siap melihat hubungan dari proses-proses sains kepada aksi
mereka sendiri
d) Siswa melihat proses sains sebagai bagian yang vital dari apa yang
mereka lakukan dalam pelajaran sains.
4) Ranah kreativitas
a) Siswa lebih banyak bertanya.
b) Siswa sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan unik yang memacu
minat mereka dan guru.
c) Siswa terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari hasil
pengamatannya.
d) Siswa penuh dengan ide-ide murni.
5) Ranah hubungan dan aplikasi
a) Siswa dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan
sehari-hari.
b) Siswa terlibat dalam pemecahan isu-isu sosial.
c) Siswa mencari informasi dan menggunakannya.
36

d) Siswa turut terlibat dalam perkembangan teknologi serta


menggunakannya untuk kepentingan dan relevansi dari konsep-konsep
sains.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran STM memiliki banyak keunggulan baik pada ranah pengetahuan,
sikap, proses sains, kreativitas, hubungan dan aplikasi. Model pembelajaran ini
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada di
dalam dirinya. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajarannya, model
pembelajaran STM mengikutsertakan siswa dalam menganalisis isu-isu atau
permasalahan terkait sains, teknologi dan masyarakat sehingga siswa mampu
secara aktif membangun pengetahuannya sendiri serta melihat nilai-nilai sains dan
maknanya.

4. Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah


Konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah merupakan salah satu
konsep atau materi pada mata pelajaran biologi yang terdapat pada kelas X
semester genap. Konsep ini dipilih karena permasalahan terkait perubahan
lingkungan dan limbah masih menjadi masalah yang krusial hingga saat ini.
Selain itu, masalah terkait perubahan lingkungan dan daur ulang limbah pun
merupakan masalah yang berkaitan dengan dunia nyata (real world problem).
Sehingga diharapkan melalui konsep ini bukan hanya kemampuan berpikir kreatif
siswa saja yang dapat termunculkan melalu pemberian solusi terhadap masalah-
masalah terkait perubahan lingkungan dan daur ulang limbah. Namun, siswa pun
menjadi lebih peduli terhadap lingkungannya.
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Perubahan
Lingkungan dan Daur Ulang Limbah
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang tercakup dalam lingkup
mata pelajaran IPA. Mata pelajaran biologi memiliki kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah dan berlaku secara
nasional sebagai acuan dalam mempelajari mata pelajaran biologi.
37

Konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah yang dipelajari di


tingkat SMA/MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
sebagai berikut: 38
1) Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin , tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah ilmiah.
2) Kompetensi Dasar (KD)
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-
perubahan tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.

38
Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Mata Pelajaran Biologi SMA, 2016,
(https://awan965.files.wordpress.com/2013/06/silabus_bio_x.doc).
38

b. Kajian Materi Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang


Limbah
Konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah ini terdiri atas
beberapa sub konsep. Peneliti membaginya menjadi 5 sub konsep yaitu: 1)
Pencemaran udara; 2) Pencemaran suara; 3) Pencemaran air; 4) Pencemaran
tanah; 5) Limbah dan daur Ulang Limbah. Dari sub konsep ini akan diberikan
materi ajar yang relevan dan berkaitan dengan kondisi yang sedang terjadi
sehingga siswa dapat memahami kondisi yang sedang terjadi saat ini.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut dipaparkan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan judul
penelitian, diantaranya adalah:
Penelitian Arifah Purnamaningrum, dkk., yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning (PBL) Pada
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian di kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa penerapan PBL dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif biologi. Peningkatan kemampuan
berpikir kreatif biologi tersebut meliputi kemampuan berpikir lancar (fluency),
kemampuan berpikir luwes (flexibility), keaslian (originality), kemampuan
memerinci (elaboration), dan kemampuan evaluasi (evaluation).39
Penelitian Smarabawa, dkk., yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep biologi dan
keterampilan berpikir kreatif antara kelompok siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran sains teknologi masyarakat dan kelompok siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran langsung. Hasil ini menunjukan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran STM terhadap keterampilan berpikir

39
Arifah Purnamaningrum, dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4, No. 3, 2012, h. 42.
39

kreatif siswa. Skor rata-rata aspek keterampilan berpikir kreatif siswa yang
meliputi kelancaran (fluency), keaslian (originality), keluwesan (flexibility), dan
berpikir elaborasi (elaboration) menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada model
pembelajaran STM dibandingkan model pembelajaran langsung. 40
Penelitian Ida Bagus Putu Arnyana yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMA”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kelompok siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu
strategi kooperatif GI (Group Investigation), PBL (Problem Based Learning), dan
Inkuiri menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik,
sementara kelompok siswa yang belajar dengan model DI (Direct Instruction)
berada pada kategori sedang. Hasil uji statistik kelompok siswa yang belajar
dengan strategi kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu rata-
rata persentase keberhasilan kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok GI
73,57%, kelompok PBL 75,03%, dan kelompok inkuiri 74,48%. Kelompok siswa
yang belajar dengan strategi kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri, secara signifikan
memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan kelompok
siswa yang diajarkan dengan model DI, karena hasil persentasi keberhasilan
kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok DI hanya 55,05%.41
Penelitian Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra yang
berjudul “Kemampuan berpikir kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui
Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA
SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran biologi menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal kemampuan
berpikir kreatif, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 2

40
IGBN Smarabawa, IB Arnyana, dan IGAN Setiawan, “Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa SMA”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3,
2013, h. 9-10.
41
Arnyana, op. cit., h. 508.
40

Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif


siswa yang telah dilakukan, rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa
pada kelas eksperimen sebesar 69,40%, sedangkan di kelas kontrol sebesar
56,60%. Walaupun kedua rata-rata kelas tersebut dalam kategori kurang, namun
jika dilihat dari nilai masing-masing indikator, nilai kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah diuji menggunakan uji inferensial
yaitu uji-t maka didapat thitung (12,28) > ttabel (1,67), dari hasil ini dapat dijelaskan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa secara signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.42
Penelitian Oka Saputra, Nurjannah dan Jusman Mansyur yang berjudul
“Pengaruh Problem Based Learning Menggunakan Praktikum Alat Sederhana
Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 7 Palu”. Pada
penelitian ini hasil analisis data menunjukkan bahwa skor rata-rata tes awal
sebesar 7,8 dan skor rata-rata tes akhir sebesar 13,0. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan Problem Based Learning menggunakan praktikum alat
sederhana dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. Pada kelas yang
diteliti setiap aspek keterampilan berpikir kreatif mengalami peningkatan dan
berada dalam kategori sedang baik aspek elaborasi dan fleksibilitas. 43
Penelitian N. W. Heni Desianti, dkk., yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA dengan Setting Sains Teknologi Masyarakat untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa SMP”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengembangan
perangkat pembelajaran IPA dengan setting STM efektif untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Keterampilan
berpikir kreatif siswa setelah belajar dengan menggunakan perangkat
pembelajaran IPA setting STM yang dikembangkan lebih baik daripada

42
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, “Kemampuan berpikir kreatif dan
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”, Jurnal Biogenesis, No. 1, Vol. 8,
2011, h. 4-7.
43
Oka Saputra, Nurjannah dan Jusman Mansyur, “Pengaruh Problem Based Learning
Menggunakan Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA
Negeri 7 Palu”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), No. 2, Vol. 2, h. 41.
41

keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum belajar dengan menggunakan


perangkat pembelajaran IPA setting STM yang dikembangkan. Besarnya rata-rata
peningkatan (gain score) sebesar 0,44, nilai ini berada pada rentang 0,7<g>0,3
yang berarti rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa adalah
sedang. Secara umum, dimensi keterampilan berpikir kreatif yang paling banyak
mengalami peningkatan adalah berpikir lancar, berpikir luwes, dan berpikir
orisinil.44
Penelitian Elnetthra Folly Eldy dan Fauziah Sulaiman yang berjudul “The
Role of PBL in Improving Physics Students’ Creative Thinking and Its Imprint on
Gender”. Penelitian ini menunjukkan rincian skor siswa pada kriteria berpikir
kreatif dari temuan sebelumnya dari uji analisis Kreatif-Kritis analisis YanPiaw
setelah dilaksanakan dengan PBL online. Hasil uji TTCT menunjukkan
kelancaran berada pada skor tertinggi dengan 29,15 dan skor orisinal berada
paling rendah dengan skor rata-rata 2,59. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata keseluruhan pria dan wanita.
Pola yang sama ditemukan pada setiap kriteria untuk penelitian berpikir kreatif
dengan melihat jenis kelamin, bahwa laki-laki memiliki skor tertinggi
dibandingkan wanita pada empat kriteria utama (yaitu kelancaran, fleksibilitas,
orisinalitas, elaborasi) di TTCT.45
Penelitian Halizah Awang dan Ishak Ramly yang berjudul “Creative
Thinking Skill Approach Through Problem Based Learning: Pedagogy and
Practice in The Engineering Classroom”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keseluruhan kreativitas siswa ditandai terutama oleh dua komponen
berpikir kreatif yaitu orisinalitas dan kelancaran. Siswa yang mencapai skor tinggi
pada orisinalitas memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tak
terduga. Skor tertinggi pada kelancaran menunjukkan bahwa siswa mampu
menghasilkan sejumlah besar ide-ide dalam menanggapi situasi pemecahan
masalah. Skor fleksibilitas didefinisikan bahwa sebagian besar siswa tidak

44
Desianti, op. cit., h. 9-10.
45
Elnetthra Folly Eldy dan Fauziah Sulaiman, “The Role of Improving Physics Students’
Creative Thinking and Its Imprint on Gender”, International Journal of Education and Research,
No.6, Vol.1, 2013, h. 10.
42

fleksibel dalam belajar dan mengakuisisi konsep. Hasil penelitian menunjukkan


bahwa Pendekatan pembelajaran berbasis Masalah dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan pendekatan
46
konvensional.
Penelitian Nuray Yörük, Inci Morgil, Nilgün Seçken yang berjudul “The
Effects of Science, Technology, Society, Environment (STSE) Interactions on
Teaching Chemistry”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pada SMP
Vocational, rata-rata nilai pretest kimia dari kelompok eksperimen adalah 9,97
dan hasil nilai pretest kimia kelompok kontrol adalah 13.46. Pada SMP Anatolia,
rata-rata nilai pretest kimia dari kelompok eksperimen ditemukan menjadi 21,82
dan kelompok kontrol ditemukan menjadi 24,08. Menurut hasil analisis kovarians
dari nilai posttest kimia, skor kelompok eksperimen rata-rata 27,43, skor rata-rata
untuk kelompok kontrol adalah 23,71. Kelompok eksperimen, yang diajarkan
dengan STSE, menunjukkan peningkatan penting dalam nilai rata-rata dan
perbedaan ini secara statistik signifikan. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa pendekatan STSE bisa diidentifikasi sebagai metodologi
pengajaran produktif bagi siswa dengan melihat peningkatan tingkat pencapaian
kelompok perlakuan yang diamati menjadi lebih tinggi.47

C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran disekolah bertujuan untuk membentuk kemampuan
berpikir seseorang. Guru semata-mata bukan hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa, tetapi harus mampu melatih siswa untuk membangun
pemahaman mereka sendiri sehingga siswa menjadi terlatih untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya.

46
Halizah Awang dan Ishak Ramly, “Creative Thinking Skill Approach Through Problem
Based Learning: Pedagogy and Practice in The Engineering Classroom”, International Journal of
Social, Education, Eonomics, and Management Engineering, No. 4, Vol. 2, 2008, h. 26-31.
47
Nuray Yörük, Inci Morgil, Nilgün Seçken, “The Effects of Science, Technology, Society,
Environment (STSE) Interactions on Teaching Chemistry”, Journal of Natural Science, No. 12,
Vol. 2, 2010, h. 1421.
43

Guru dapat menggunakan masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang


berkaitan dengan materi ajar yang akan disampaikan dalam melatih siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Sehingga siswa terlatih dan dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya pada saat memecahkan
permasalahan dan mengajukan gagasan atau solusi untuk memecahkan
permasalahan tersebut. Selain itu, guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang tepat untuk menunjang ketercapaian kemampuan berpikir
kreatif yang ingin dikembangkan pada siswa. Model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi Masyarakat (STM).
Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Sehingga siswa dengan pengetahuannya sendiri mampu mencari dan
menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Hal itu akan
mendorong siswa untuk selalu berpikir kreatif dalam menghadapi setiap persoalan
di dalam kehidupan.
Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan sains dan teknologi seta manfaat dan dampaknya
bagi lingkungan dan masyarakat. Model ini memanfaatkan isu-isu yang terjadi di
masyarakat untuk digali dan dianalisis, lalu memecahkan masalah tersebut dengan
mengaitkannya pada perkembangan sains dan teknologi. Melalui model
pembelajaran STM ini kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan dan
mencari solusi terhadap permasalahan dan isu-isu yang terjadi di lingkungan dan
masyarakat pun dapat dikembangkan.
Dengan demikian diduga bahwa penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
44

PBL
Komponen berpikir
Konsep kreatif, meliputi:
Perubahan
Model Lingkungan Kemampuan 1. Fluency
Pembelajaran dan daur Berpikir Kreatif 2. Flexibility
Ulang 3. Originality
Limbah 4. Elaboration
5. Evaluation
STM

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka pikir
adalah sebagai berikut: “Terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang diajar
dengan model pembelajaran PBL dan STM pada konsep perubahan lingkungan
dan daur ulang limbah”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung yang beralamat di Jalan
Waru Jaya No. 17 Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Pemilihan sekolah ini
didasarkan atas hasil wawancara dengan guru Biologi SMAN 1 Parung, bahwa
guru Biologi dalam proses pembelajarannya sudah menggunakan pendekatan
saintifik yang membuat proses pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered). Hal ini dikarenakan, SMAN 1 Parung menggunakan kurikulum 2013
dalam proses pembelajarannya. Dalam melakukan proses pembelajaran di dalam
kelas, guru biologi sudah melakukan pembelajaran aktif, seperti diskusi,
presentasi dan praktikum. Namun, guru Biologi di SMAN 1 Parung belum pernah
melakukan penilaian mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa.1 Sehingga
peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai berpikir kreatif
dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan STM di SMAN 1 Parung.
Penelitian ini dilakukan di kelas X semester dua tahun ajaran 2015/2016,
dikarenakan konsep yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada kelas X
semester dua.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen
atau eksperimen semu. Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan
eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.2 Penelitian kuasi
eksperimen merupakan metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.
Desain pada penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Pada
desain ini, baik kelompok eksperiment maupun kelompok kontrol dibandingkan.

1
Lampiran 12, h. 197.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 207

45
46

Desain ini tidak hanya dapat mempresentasikan X lawan tanpa X, melainkan


dapat pula mempresentasikan X1 dan X2, atau diperluas dengan melibatkan lebih
dari dua kelompok. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan
perlakuan, dan terakhir diberikan posttest.3
Desain ini menggunakan dua kelas, dimana kelas eksperimen I
menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas eksperimen II menggunakan
model pembelajaran STM. Desain pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest


PBL
O1 X1 O2
(Eksperimen I)

STM
O3 X2 O4
(Eksperimen II)

Keterangan:
O1,O3 : Pretest berpikir kreatif
X1 : Proses belajar mengajar dengan menggunakan model PBL
X2 : Proses belajar mengajar dengan menggunakan model STM
O2,O4 : Posttest berpikir kreatif

Pada awal kegiatan untuk mengetahui kemampuan awal siswa diadakan test
awal (pretest). Kemudian siswa akan diberi perlakuan dengan menggunakan
model PBL untuk kelas eksperimen I dan model STM untuk kelas eksperimen II.
Pada akhir penelitian setelah diberi perlakuan maka siswa akan diberikan tes akhir
(posttest). Hasil kedua test tersebut nantinya akan dipakai sebagai data penelitian
untuk kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya dengan analisis statistik yang
digunakan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Pada penelitian ini populasi terdiri atas populasi target dan populasi
terjangkau. Kemudian dari populasi terjangkau tersebut dipilih sampel yang

3
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali
Press, 2013), h. 102-103.
47

digunakan untuk penelitian. Berikut akan dijelaskan mengenai populasi dan


sampel yang akan digunakan.
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.4 “Populasi target adalah sasaran
pengamatan dan merupakan pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh peneliti”. 5
Populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMAN 1 Parung tahun
ajaran 2015/2016. “Populasi terjangkau adalah populasi pilihan yang realistis
yang dapat digeneralisasi oleh peneliti”.6 Populasi terjangkau dalam penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas X MIA semester dua SMAN 1 Parung tahun ajaran
2015/2016. Pengambilan populasi terjangkau ini karena berkaitan dengan biologi
sebagai mata pelajaran pokok dalam kelas MIA, sedangkan pada kelas IPS biologi
sebagai pelajaran lintas minat.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 7 Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.8 Teknik
penentuannya menggunakan simple random sampling karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu.9 Berdasarkan teknik simple random sampling maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA 5 sebagai kelas

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 80
5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 149-150
6
Ibid., h. 150
7
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. I, h. 256.
8
Noor, op.cit., h. 151
9
Sugiyono, op.cit., h. 82
48

eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas X MIA 4


sebagai kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran STM.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui berpikir kreatif siswa yang telah diajar dengan
menggunakan model PBL dan STM yaitu dengan menggunakan tes subjektif
berupa soal uraian. Soal uraian disusun berdasarkan komponen berpikir kreatif
yang hendak dicapai. Selama proses penelitian, peneliti akan melakukan dua kali
tes yaitu pretest (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diberikan perlakuan dan posttest (tes akhir) untuk mengetahui hasil dari perlakuan
yang telah diberikan. Soal yang digunakan pada saat pretest dan posttest
merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas. Selain
menggunakan tes, peneliti juga menggunakan teknik nontes yaitu berupa lembar
kerja siswa (LKS) dan lembar observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai
data pendukung untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa selama
diberikan perlakuan. Sedangkan lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa digunakan untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data


Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
Pretest Siswa Tes subjektif dalam bentuk soal
uraian
Penilaian pada proses Siswa kelas eksperimen I LKS PBL
pemberian perlakuan Siswa kelas eksperimen II LKS STM
Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa Lembar Observasi
Pembelajaran
Posttest Siswa Tes subjektif dalam bentuk soal
uraian
49

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis yang harus betul-betul dirancang dan
dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana
adanya.10 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan
nontes.
1. Instrumen Tes
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran. 11 Pada penelitian ini, tes
yang akan diuji cobakan merupakan tes dalam bentuk uraian dengan jumlah soal
13, yang berdasarkan pada komponen berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility,
originality, elaboration, dan evaluation. Skor yang digunakan adalah skala 0-4 di
setiap butir soal dengan jumlah total skor ideal adalah 52. Sebelum soal dianalisis,
terlebih dahulu diuji coba instrumen untuk diketahui validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda soal. Adapun kisi-kisi instrumen tes berpikir kreatif
terlihat pada Tabel 3.3.12
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Komponen Berpikir Kreatif
Indikator Pembelajaran
Flu Fle Ori Ela Eva
Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab 1, 3
pencemaran lingkungan
Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan 2
permasalahan pencemaran lingkungan
Memberi kan macam-macam penafsiran (interpretasi) 4
terhadap permasalahan pencemaran
Menggolongkan cara pemecahan permasalahan 5
pencemaran udara lingkungan menurut pembagian
(kategori) yang berbeda-beda
Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam 7
memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan
Membuat desain dalam memecahkan permasalahan 6
pencemaran lingkungan
Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam 8, 10
memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan
Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan 9
permasalahan pencemaran lingkungan

10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 155.
11
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h. 251
12
Lampiran 7, h. 151-177.
50

Komponen Berpikir Kreatif


Indikator Pembelajaran
Flu Fle Ori Ela Eva
Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan 11, 13
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk
memecahkan permasalahan pencemaran
Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan 12
yang diberikan untuk memecahkan permasalahan
pencemaran

Keterangan:
Flu : Fluency
Fle : Flexibility
Ori : Originality
Ela : Elaboration
Eva : Evaluation

Penggunaan instrumen tes ini digunakan untuk mengukur berpikir kreatif


siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran PBL dan
STM. Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:13

R
NP = X 100
SM

Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap

2. Instrumen Non Tes


Instrumen non tes digunakan sebagai data sekunder atau pendukung dari
data primer. Pada penelitian ini instrumen non tes yang digunakan berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Observasi. LKS digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran, lembar observasi guru digunakan sebagai pengukuran
ketercapaian guru dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan, dan
lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.

13
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11 h. 102
51

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)


Lembar kerja siswa pada penelitian ini berupa lembar kerja siswa yang
disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran PBL dari Made Wena
untuk kelas eksperimen I, sedangkan lembar kerja siswa yang disesuaikan dengan
langkah-langkah model pembelajaran STM dari Anna Poedjiadi, diberikan pada
kelas eksperimen II.14 Kedua lembar kerja tersebut telah disisipi dengan beberapa
komponen berpikir kreatif menurut teori Utami Munandar yang bertujuan untuk
melatih dan mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa selama proses
pembelajaran.
b. Lembar Observasi
“Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. 15 Observasi dilakukan untuk
mengamati aktivitas dan kinerja seseorang yang dijadikan objek penelitian dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berupa lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa.16

F. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus memiliki kualitas
yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum
digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
instrumen tes dan non tes.
1. Instrumen Tes Berpikir Kreatif
Instrumen tes uraian dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam
penelitian. Tujuan dari hal ini yaitu untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji tes uraian menggunakan program
Anates 4.0.
a. Validitas
Validitas berasal dari kata validity artinya tepat atau sahih. Validitas yakni
dapat diartikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
14
Lampiran 3-4, h. 128-146.
15
Margono, op. cit., h. 158.
16
Lampiran 9-11, h. 185-196.
52

melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur
tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran
yang dikehendaki dengan tepat.17
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. “Validitas
isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang
seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau
variabel yang hendak diukur”.18 Pengukuran validitas soal uraian dalam penelitian
ini menggunakan software Anates 4.0. Adapun besarnya koefisien korelasi dapat
dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut.19
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen
Koefisien Kriteria Nomer Soal
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi -
0,600 – 0,800 Tinggi 2, 3, 4, 9, 10, 12, 15
0,400 – 0,600 Cukup 1, 5, 8, 11, 13, 14
0,200 – 0,400 Rendah 7
0,00 – 0,200 Sangat Rendah 6

Dari hasil perhitungan Anates Versi 4.0., diperoleh data bahwa dari 15 soal
uraian terdapat 13 soal yang dinyatakan valid yaitu no soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15.

b. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability, yang bermakna keterhandalan,
kestabilan atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil dari pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten.20 Hal ini berarti semakin reliabel suatu tes
memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam
hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Pengujian reliabilitas soal uraian ini, menggunakan bantuan software Anates 4.0.

17
Ahmad Sofyan,dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), h.105.
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 13
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
75
20
Sofyan, op.cit., h. 105.
53

Setelah didapat nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai rii pada Tabel
3.5. berikut ini.
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji coba soal yang menggunakan Anates versi 4.0. diperoleh
reliabilitas sebesar 0,80. Dengan demikian, soal yang sudah diujikan memiliki
reliabilitas dengan kriteria tinggi. Sehingga hasil dari pengukuran dengan
menggunakan soal uraian ini dapat dipercaya dan konsisten.

c. Tingkat Kesukaran
“Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar”.21 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran.22 Indeks kesukaran memiliki nilai rentang dari 0,0 –
1,0. Dalam penghitungan tingkat kesukaran ini, digunakan bantuan software
Anates 4.0. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan yang
dijelaskan pada Tabel 3.6 sebagai berikut.23
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai Kriteria Nomer soal Soal yang Valid
P = 0 – 0,025 Sukar - -
P = 0,26 – 0,75 Sedang 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13,
13, 14, 15 14, 15
P = 0,76 - 1 Mudah 1, 6, 7, 8 1, 8

Berdasarkan hasil perhitungan Anates versi 4.0 dari 15 soal yang diujikan
terdapat sebanyak 1 soal sangat mudah, 2 soal mudah, dan 12 soal sedang.

21
Sudjana, op. cit., h. 135.
22
Arikunto, op. cit., h. 207.
23
Sofyan, dkk., op. cit., h. 103.
54

d. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah).24 Dalam penelitian ini perhitungan daya beda
menggunakan software Anates 4.0. Kriteria tolak ukur untuk menginterpretasikan
daya pembeda tiap butir soal terdapat pada Tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Besarnya Angka Indeks Nomer Soal Soal yang
Interpretasi
Diskriminasi Item (D) Valid
0,00 – 0,20 Jelek (poor) 5, 6, 14 5, 14
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory) 1, 2, 3, 4, 7, 1, 2, 3, 4, 8,
8, 9, 10, 11, 9, 10, 11, 12,
12, 13, 15 13, 15
0,41 – 0,70 Baik (good) -
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent) -

Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 15 soal
sebanyak 3 soal jelek dan 12 soal cukup.

2. Instrumen Non Tes


Instrumen non tes berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi
guru dan lembar observasi siswa. LKS digunakan sebagai untuk menunjang
proses pembelajaran. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati
keterlaksanaan model pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk melihat aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Uji validitas yang digunakan untuk
menguji LKS dan lembar observasi yaitu validitas konstruk. Uji validitas konstruk
yaitu suatu pengujian dengan menggunakan pendapat para ahli.25 Para ahli yang
dimaksud adalah dosen pembimbing.

G. Teknik Analisis Data


Pengolahan data merupakan tahap penting, karena dengan melakukan
pengolahan data, menjadikan data tersebut dapat bermakna dan berguna dalam

24
Arikunto, op. cit., h. 211.
25
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.352.
55

pemecahan masalah penelitian. Pengolahan dan penganalisisan data menggunakan


uji statistik. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
“Uji normalitas data adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk
dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik.
Melalui uji ini, sebuah data hasil penelitian dapat diketahui bentuk distribusi data
tersebut, yaitu berdistribusi normal atau tidak normal”.26 Uji normalitas yang
dilakukan adalah uji Liliefors. Hal ini dikarenakan data masih disajikan secara
individu. Kelebihan uji Liliefors adalah penggunaan/perhitungannya yang
sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil
Rumus uji Liliefors dengan rumus:27
Lo = F(Zi) – S(Zi)
Keterangan:
Lo : Harga mutlak terbesar
F(Zi) : Peluang angka baku
S(Zi) : Proporsi angka baku

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji normalitas yang


pertama adalah mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian

menghitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus: =

(keterangan: Xi = data, X = rata-rata data tunggal dan S = simpangan baku).


Setelah itu, dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar
peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z ≤ Zi) yang
mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ± Z. Dilanjutkan dengan menghitung proporsi Z1,
Z2, ..., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika Proporsi dinyatakan oleh S
, ,…,
(Zi), maka: S(Zi) = .

Setelah F(Zi) dan S(Zi) sudah diketahui, kemudian hitung selisih absolut
F(Zi) – S(Zi), pada masing-masing data, kemudian tentukan harga mutlaknya.
Kriteria harga mutlak yang paling besar adalah Lhitung yang dicari. Lhitung tersebut

26
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2013), h. 278.
27
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 466.
56

dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kritis untuk uji Liliefors”. Jika Lhitung
< Ltabel maka data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan rumus
sebagai berikut:28
2
S1 varians terbesar 2 n ( X 2 )  (  X ) 2
F= 2
= , dimana S =
S2 varians terkecil n( N  1)

Keterangan
F : Homogenitas
S1 2 : varians terbesar
S2 2 : varians terkecil

Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:


Ho = Data memiliki varians yang homogen
Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima yang berarti varians antara kelas
eksperimen I dan eksperimen II homogen.
b. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak yang berarti varians antara kelas
eksperimen I dan eksperimen II tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian sampel data dengan menggunakan uji
normalitas dan homogenitas, dan diketahui bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, maka untuk menguji data yang diperoleh menggunakan rumus uji-t
dengan taraf signifikan α = 0,05.
Rumus uji-t dapat diperlihatkan sebagai berikut:29

28
Kemas Ali Hanafiah, Dasar-dasar Statistika: Aneka Bidang Ilmu Pertanian dan Hayati,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 206.
29
Sudjana, op.cit., h. 239.
57

X1 - X 2 (n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
t= , dimana dsg =
1 1 n1  n 2 - 2
dsg 
n1 n 2

Keterangan:
X1 : Rata-rata data kelas eksperimen 1
X 2 : Rata-rata data kelas eksperimen 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
n1 : Banyaknya data kelas eksperimen 1
n2 : Banyaknya data kelas eksperimen 2
t : Harga t hitung
V1 : Varians data kelas eksperimen 1
V2 : Varians data kelas eksperimen 2

Setelah nilai t-hitung didapat, kemudian ditarik kesimpulan dengan


membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Untuk mencari t-tabel, sebelumnya
tentukan dahulu nilai derajat bebas (db), dengan rumus derajat bebas (db) =
(n1+n2)-2, barulah setelah itu lihat nilai t-tabel di tabel t pada taraf signifikan α =
0.05.
Kriteria hipotesis uji t untuk menganalisis data dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan tidak ada perbedaan berpikir
kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan STM pada
konsep perubahan lingkungan dan daur ulang limbah.
b. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan ada perbedaan berpikir kreatif
siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan STM pada konsep
perubahan lingkungan dan daur ulang limbah.
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara posttest dengan pretest. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui peningkatan berpikir kreatif siswa yang diperoleh setelah kegiatan
pembelajaran. Untuk menghitung N-Gain, maka menggunakan rumus sebagai
berikut:30

30
David E Meltzer, The Relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores, American
Association of Physics Teacher, 2002, h. 1260.1261.
58


− =

Hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dibandingkan


dengan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria N-Gain
Rentang Kriteria
n-g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ n-g < 0,7 Sedang
n-g < 0,3 Rendah

H. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H o : µ 1 = µ2
H a : µ1 ≠ µ 2
Keterangan:
µ1 : rata-rata berpikir kreatif pada kelompok eksperimen I (dengan model
pembelajaran PBL
µ2 : rata-rata berpikir kreatif pada kelompok eksperimen II (dengan model
pembelajaran STM
Ho: Tidak terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model
pembelajaran PBL dan STM
Ha: Terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model
pembelajaran PBL dan STM
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi umum dari data yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan
posttest dari kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan kelas eksperimen II yang menggunakan model Sains
Teknologi Masyarakat (STM). Data lainnya didapat dari hasil Lembar Kerja
Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas
guru.
1. Hasil Pretest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Hasil pretest yang diperoleh oleh siswa kelas X MIA 5 sebagai kelas
eksperimen I dan siswa kelas X MIA 4 sebagai kelas eksperimen II pada
penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.1
Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas
Data
Eks. I (PBL) Eks. II (STM)
Nilai Terendah 36,54 30,77
Nilai Tertinggi 69,23 65,38
Nilai rata-rata 48,02 50,11
Median 47,12 50,00
Modus 44,23 50,00
Standar Deviasi 8,07 7,07

Keterangan:
Eks. I : Eksperimen I
Eks. II : Eksperimen II

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest yang
diperoleh pada kelas eksperimen I adalah 48,02 lebih rendah dibandingkan pada
kelas eksperimen II yaitu 50,11 dengan perbedaan sebesar 2.09. Pada nilai standar
deviasi, kelas eksperimen I memperoleh standar deviasi sebesar 8,07 sedangkan
kelas eksperimen II sebesar 7,07 dengan perbedaan sebesar 1. Dengan demikian,
data statistik awal kelas eksperimen I dan eksperimen II tidak jauh berbeda

1
Lampiran 14, h. 208-211.

59
60

walaupun nilai rata-rata kedua kelas memiliki selisih 2 angka. Namun, nilai
tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan di kedua kelas tersebut,
siswa belum mendapatkan informasi mengenai materi yang akan diajarkan dan
pengetahuan mereka masih dibawah rata-rata yang disyaratkan. Sebaran juga
terlihat tidak jauh berbeda walaupun kelas eksperimen II lebih baik dari kelas
eksperimen I.

2. Hasil Posttest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


Data hasil posttest merupakan data yang diambil setelah pelaksanaan
pembelajaran. Kelas eksperimen I dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PBL yang dilengkapi dengan LKS berbasis PBL, sedangkan
kelas eksperimen II dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STM yang dilengkapi dengan LKS berbasis STM. Berdasarkan
perhitungan statistika, maka didapat data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.2 berikut ini.2
Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas
Data
Eks. I (PBL) Eks. II (STM)
Nilai Terendah 67,31 67,31
Nilai Tertinggi 100 96,15
Nilai rata-rata 86,03 86,14
Median 85,58 86,54
Modus 90,38 88,46
Standar Deviasi 7,04 6,19

Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa nilai rata-rata posttest yang diperoleh
pada kelas eksperimen I adalah 86,03 lebih rendah dibandingkan pada kelas
eksperimen II yaitu 86,14 dengan perbedaan sebesar 0,11. Untuk nilai standar
deviasi, kelas eksperimen I memperoleh standar deviasi sebesar 7,04 sedangkan
kelas eksperimen II sebesar 6,19 dengan perbedaan sebesar 0,85.
Dengan demikian, data statistik setelah pembelajaran pada kelas eksperimen
I dan eksperimen II cenderung tidak ada perbedaan yang nyata, walaupun nilai

2
Lampiran 15, h. 212-215.
61

tertinggi ada pada kelas eksperimen I. Namun, setelah dilakukan pembelajaran,


terlihat adanya peningkatan hasil tes berpikir kreatif melebihi 30 poin.

3. Hasil Normal Gain (N-Gain)


Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain pada kelas eksperimen I dan
eksperimen II, diperoleh data yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini.3
Tabel 4.3 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Nilai Terendah 0,43 0,37
Nilai Tertinggi 1,00 0,89
Nilai rata-rata 0,73 0,73
Kategori Tinggi Tinggi

Berdasarkan hasil N-Gain pada Tabel 4.3, nilai rata-rata N-Gain kelas
eksperimen I dan eksperimen II memiliki nilai yang sama yaitu 0,73 yang
menunjukkan kategori tinggi di kedua kelas eksperimen tersebut. Hal itu
menunjukkan, bahwa siswa dikedua kelas tersebut mengalami peningkatan
kemampuan berpikir kreatif yang sama tinggi. Persentase jumlah siswa pada N-
Gain ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Persentase N-Gain pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kategori N-Gain Kelas Eksperimen I (%) Kelas Eksperimen II (%)
Tinggi 58,82 67,65
Sedang 41,18 32,35
Rendah 0,00 0,00

Tabel 4.4 menunjukkan persentase N-Gain pada siswa kelas eksperimen I


dan eksperimen II. Pada kelas eksperimen I dan eksperimen II hasil N-Gain
menunjukkan semua siswa berada pada kategori sedang dan tinggi. Pada kelas
eksperimen II siswa yang berada pada kategori tinggi sebanyak 67,65% lebih
banyak 8,83% dibandingkan pada kelas eksperimen I yaitu 58,82%. Pada kelas
eksperimen I terdapat 41,18% siswa yang berada pada kategori N-Gain sedang,
sedangkan pada kelas eksperimen II sebanyak 32,35% siswa yang berada pada
kategori N-Gain sedang.

3
Lampiran 16, h. 216-217.
62

4. Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada


Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian komponen berpikir
kreatif pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut ini.4
Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada Pretest,
Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Pretest (%) Posttest (%) N-Gain
Berpikir Eks. Eks. Eks. Eks. Eks. Eks.
Kreatif I II I II I II
Fluency 61,03 67,65 89,71 92,89 0,68 0,73
Flexibility 43,38 43,01 88,60 93,75 0,79 0,89
Originality 63,97 64,71 90,81 91,54 0,73 0,77
Elaboration 37,50 38,97 86,52 83,33 0,78 0,72
Evaluation 37,99 38,73 76,96 73,53 0,61 0,56
Rata-Rata 48,77 50,61 86,52 87,01 0,72 0,73

Tabel 4.5 menunjukkan persentase pencapaian berpikir kreatif pada setiap


komponen berdasarkan data pretest, posttest dan N-Gain. Rata-rata pencapaian
komponen berpikir kreatif pada kelas eksperimen II lebih tinggi dibandingkan
pada kelas eksperimen I. Pada pretest rata-rata persentase berpikir kreatif pada
kelas eksperimen II sebesar 50,61% sedangkan pada kelas eksperimen I sebesar
48,77%. Pada posttest rata-rata pencapaian komponen berpikir kreatif pada kelas
eksperimen II lebih tinggi dari kelas eksperimen I. Rata-rata persentase berpikir
kreatif pada kelas eksperimen II sebesar 87,01% sedangkan pada kelas
eksperimen I sebesar 86,52%. Terlihat bahwa terdapat peningkatan ketercapaian
komponen berpikir kreatif dari pretest ke posttest pada kedua kelas. Pada kelas
eksperimen I meningkat dari 48,77% menjadi 86,52%, sedangkan pada kelas
eksperimen II meningkat dari 50,61% menjadi 87,01%. Nilai N-gain di kelas
eksperimen I pada komponen fluency dan evaluation terlihat masih dalam kategori
sedang, begitu juga pada N-Gain komponen evaluation di kelas eksperimen II
yang masih terkategori sedang. Namun, secara keseluruhan nilai rata-rata N-Gain
di kedua kelas eksperimen tersebut sudah termasuk dalam kategori tinggi.

4
Lampiran 17-19, h. 218-229
63

Pada pretest pencapaian komponen berpikir kreatif yaitu fluency,


originality, elaboration, dan evaluation di kelas eksperimen II menunjukkan
persentase yang lebih tinggi dibandingkan di kelas eksperimen I, sedangkan pada
komponen flexibility kelas eksperimen I menunjukkan persentase yang lebih
tinggi dibandingkan kelas eksperimen II.
Pada posttest pencapaian komponen berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility
dan originality di kelas eksperimen II menunjukkan persentase yang lebih tinggi
dibandingkan di kelas eksperimen I, sedangkan pada komponen elaboration dan
evaluation kelas eksperimen I menunjukkan persentase yang lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen II. Hal ini didukung dengan hasil N-Gain bahwa,
pada kelas eksperimen II nilai N-Gain pada komponen berpikir kreatif fluency,
flexibility, dan originality menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen I. Namun, pada komponen elaboration dan evaluation kelas
eksperimen I menunjukkan nilai N-Gain yang lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen II.

5. Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep Pretest,


Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes berpikir kreatif tiap sub-
konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.6.5
Tabel 4.6 Persentase Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep
Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Pretest (%) Posttest (%) N-Gain
No. Sub-Konsep
Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II
1. Pencemaran udara 67,65 76,47 94,85 96,32 0,78 0,66
2. Pencemaran suara 41,91 46,08 80,88 80,15 0,68 0,63
3. Pencemaran air 51,96 51,23 82,11 83,09 0,62 0,65
4. Pencemaran tanah 41,54 43,75 91,18 89,71 0,85 0,81
5. Limbah & Daur Ulang 47,98 48,90 88,05 88,60 0,77 0,78
Rata-rata 50,21 53,28 87,41 87,57 0,74 0,71

5
Lampiran 20-22, h. 230-241.
64

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil ketercapaian belajar berpikir kreatif pada


pretest diketahui bahwa sub-konsep yang memiliki pencapaian paling tinggi yaitu
pada sub-konsep pencemaran udara di kelas eksperimen I sebesar 67,65% dan
kelas eksperimen II sebesar 76,47. Pada posttest secara keseluruhan kemampuan
berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Secara keseluruhan
terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif pada keseluruhan sub-konsep
mengalami peningkatan. Pada kelas eksperimen II rata-rata ketercapaian dari
keseluruhan sub-konsep sebesar 87,57% lebih tinggi 0,16% dibandingkan kelas
eksperimen I yaitu 87,41%. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai N-Gain pada
kedua kelas eksperimen yang menunjukkan kategori tinggi. Terlihat bahwa pada
kelas eksperimen I sub-konsep pencemaran udara, pencemaran tanah, serta limbah
dan daur ulang limbah masuk dalam kategori N-Gain tinggi, sedangkan untuk
sub-konsep pencemaran suara dan pencemaran air masuk dalam kategori N-Gain
sedang. Pada kelas eksperimen II sub-konsep pencemaran udara, pencemaran
suara, dan pencemaran air masuk dalam kategori N-Gain sedang, sedangkan sub-
konsep pencemaran tanah serta limbah dan daur ulang limbah masuk dalam
kategori N-Gain tinggi.

6. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen I dan


Eksperimen II
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis PBL digunakan pada kelas eksperimen
I, sedangkan LKS berbasis STM digunakan pada kelas eksperimen II. LKS
tersebut digunakan untuk menunjang model pembelajaran yang digunakan yaitu
model pembelajaran PBL dan STM.
Pada LKS berbasis PBL, konten yang termuat dalam LKS meliputi
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, latar belakang masalah, artikel terkait
permasalahan lingkungan, dan bahan diskusi yang sesuai dengan tahapan dalam
pembelajaran PBL yaitu menemukan masalah, mendefiniskan masalah,
mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis, melakukan penyelidikan,
menyempurnakan masalah, dan menyimpulkan alternatif pemecahan masalah
secara kolaboratif.
65

Pada LKS berbasis STM, konten yang termuat dalam LKS meliputi
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, pendahuluan, pembentukan konsep, dan
aplikasi konsep. Pada bagian pendahuluan berupa pertanyaan mengenai
permasalahan lingkungan yang akan dipelajari, sehingga siswa dapat menjelaskan
mengenai hal-hal yang mereka ketahui terkait materi yang akan dipelajari. Pada
bagian pembentukan konsep ditampilkan sebuah artikel mengenai permasalahan
pencemaran lingkungan kemudian siswa diminta untuk menuliskan permasalahan
yang terdapat dalam artikel, mencari literatur lain yang berkaitan dengan
permasalahan dalam artikel, melakukan analisis, dan memberikan solusi. Pada
bagian aplikasi konsep siswa diminta untuk menghubungkan permasalahan dalam
artikel, solusi yang diberikan serta penerapan sains dan teknologi dalam
masyarakat. Terakhir, pada bagian aplikasi konsep siswa diminta membuat
kesimpulan dari hasil diskusi mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang
terdapat dalam artikel tersebut.
Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian komponen berpikir
kreatif dalam LKS pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut ini.6

Tabel 4.7 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada LKS


PBL dan STM Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Berpikir (LKS PBL) (LKS STM)
Kreatif Rata-rata Rata-rata
(%) (%)
Fluency 85,30 91,18
Flexibility 92,65 100,00
Originality 83,46 78,49
Elaboration 69,49 81,13
Evaluation 83,46 81,62
Rata-Rata 82,87 86,48

Tabel 4.7 menunjukkan persentase pencapaian berpikir kreatif pada setiap


komponen berdasarkan hasil kerja kelompok belajar siswa dalam mengerjakan
LKS berbasis PBL pada kelas eksperimen I dan LKS berbasis STM pada kelas

6
Lampiran 23, h. 242-249.
66

eksperimen II. Rata-rata pencapaian komponen berpikir kreatif pada kelas


eksperimen II lebih tinggi dibandingkan pada kelas eksperimen I. Pada kelas
eksperimen II rata-rata pencapaian komponen berpikir kreatif yaitu sebesar
86,48%, lebih tinggi 3,61% dibandingkan kelas eksperimen I yaitu sebesar
82,87%. Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa pada kelas eksperimen II komponen
berpikir kreatif fluency, flexibility, dan elaboration lebih tinggi dibandingkan pada
kelas eksperimen I. Sedangkan untuk komponen originality dan evaluation kelas
eksperimen I lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II.

7. Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa


Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan STM.
Observasi ini dilakukan untuk melihat ketermunculan komponen berpikir kreatif
dari perilaku siswa selama pembelajaran. Teman sejawat dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebanyak 3 orang berperan sebagai
observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Para observer
melakukan pengamatan terhadap kelompok belajar siswa selama pembelajaran.
Setiap observer bertugas mengamati 2 kelompok belajar siswa.
Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian komponen berpikir
kreatif berdasarkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas
eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. 7

Tabel 4.8 Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif


Berdasarkan Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran di Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Kelas Eksperimen I (PBL) Kelas Eksperimen II (STM)
Berpikir Rata-rata Rata-rata
Kreatif (%) (%)
Fluency 75,00 75,00
Flexibility 75,00 75,00
Originality 62,50 62,50
Elaboration 70,83 70,83
Evaluation 66,67 66,67
Rata-Rata 70,00 70,00

7
Lampiran 24, h. 250-253.
67

Berdasarkan data pada Tabel 4.8, terlihat bahwa kedua kelas memiliki rata-
rata persentase yang sama dari dua pertemuan pembelajaran di keseluruhan
komponen berpikir kreatif siswa yaitu sebesar 70%. Terlihat di kedua kelas
eksperimen ketercapaian persentase tertinggi terdapat pada komponen fluency dan
flexibility dengan ketercapaian persentase sebesar 75%. Sedangkan ketercapaian
persentase terendah di kedua kelas terdapat pada komponen originality yaitu
sebesar 62,50%.

8. Data Lembar Observasi Aktivitas Guru


Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan STM. Teman
sejawat dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebanyak 3 orang
berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil persentase keterlaksanaan aktivitas guru dalam proses pembelajaran
menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan aktivitas guru selama proses
pembelajaran dengan model pembelajaran PBL yaitu pada pertemuan pertama
guru dapat melaksanakan hampir seluruh tahapan dalam melakukan model
pembelajaran PBL. Rata-rata tingkat keterlaksanaan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu 98,55%. Hal ini dikarenakan pada
kegiatan penutup saat guru meminta siswa untuk mempelajari materi pada
pertemuan berikutnya menurut salah satu observer hal tersebut tidak dilakukan
sesuai dengan urutan dalam lembar observasi dikarenakan guru mengingatkan
siswa untuk mempelajari materi berikutnya ketika guru sudah menutup
pembelajaran dan mengucapkan salam. Namun menurut 2 observer lainnya, hal
tersebut tetap dilakukan meskipun tidak sesuai dengan urutan yang terdapat di
lembar observasi. Pada pertemuan kedua, guru dapat melaksanakan seluruh
tahapan dalam proses pembelajaran. Sehingga persentase keterlaksanaan aktivitas
guru dalam proses pembelajaran dengan model PBL sudah 100%. Sedangkan
pada kelas eksperimen II menunjukkan persentase keterlaksanaan guru selama
proses pembelajaran dengan model pembelajaran STM yaitu semua tahapan
dalam proses pembelajaran telah guru laksanakan. Sehingga dapat terlihat bahwa
68

persentase keterlaksanakan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan


model STM pada pertemuan pertama dan kedua telah mencapai 100%.8
B. Analisis Data
1. Uji Prasayarat Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut adalah hasil uji
prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas diperoleh dengan menggunakan uji Lilifors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak dengan melihat ketentuan bahwa data terdistribusi normal jika memenuhi
kriteria Lhitung < Ltabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan
tertentu.
Pengujian normalitas dilakukan terhadap tiga buah data, yaitu hasil pretest,
posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan eksperimen II. Berikut adalah
rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pretest, posttest dan N-Gain pada
kelas eksperimen I dan eksperimen II pada Tabel 4.9.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

Statistik Pretest Posttest N-Gain


Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II
Sampel (n) 34
Lhitung 0,1219 0,1343 0,0940 0,0892 0,0852 0,0954
Ltabel 0.1519
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Tabel 4.9, menunjukan kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf
signifikansi 5% (α = 0.05). Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen I
diperoleh 0,1219 < 0,1519 dan kelas eksperimen II diperoleh 0,1343 < 0,1519
dimana Lhitung < Ltabel , yang berarti data pretest berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas posttest kelas eksperimen I diperoleh 0,0940 < 0,1519 dan kelas
eksperimen II diperoleh 0,0892 < 0,1519, dimana Lhitung < L tabel, yang berarti data

8
Lampiran 25, h. 254-263.
9
Lampiran 26-28, h. 264-272.
69

posttest berdistribusi normal. Selanjutnya, hasil uji normalitas N-Gain kelas


eksperimen I diperoleh 0,0852 < 0,1519 dan kelas eksperimen II diperoleh 0,0954
< 0,1519, dimana Lhitung < L tabel, yang berarti data N-Gain berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelas penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap ketiga data menggunakan
Uji Fisher (Uji F). Kedua kelas dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel.
Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest, posttest dan N-Gain
kelas eksperimen I dan eksperimen II. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
pengujian homogenitas pada kelas eksperimen I dan eksperimen II pada Tabel
4.10.10
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas
Statistik Pretest Posttest N-Gain
Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II Eks. I Eks. II
Nilai Varians 65,108 49,969 49,603 38,278 0,017 0,011
Nilai F hitung 1,302 1,296 1,545
Nilai F tabel 1,788 1,788 1,788
Keputusan data homogen data homogen data homogen

Tabel 4.10, menunjukkan data pretest, posttest dan N-Gain untuk kelas
eksperimen I dan eksperimen II memiliki varians yang homogen pada taraf
signifikansi 5% (α = 0.05), db1 = 33 dan db2 = 33 dengan nilai Fhitung pretest
sebesar 1,302, Fhitung posttest sebesar 1,296 dan Fhitung N-Gain sebesar 1,545.
Perolehan ini memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel yang menunjukkan bahwa kelas
eksperimen I dan eksperimen II berasal dari populasi yang homogen. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa hasil pretest, posttest dan N-Gain pada kelas eksperimen
I dan eksperimen II memiliki kemampuan siswa yang sama pada saat pretest,
posttest dan N-Gain.

10
Lampiran 29-31, h. 273-275.
70

2. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pretest
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data terdistribusi
normal dan homogen pada pretest, posttest dan N-Gain. Oleh karena itu,
pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes statistik
parametrik. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II. Uji statistik
yang digunakan adalah uji t pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Dinyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan apabila thitung > ttabel. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.11
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest
Statistik Pretest
thitung 1,136
ttabel 1,99
Keputusan H0 diterima

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan uji hipotesis, yaitu jika thitung
> ttabel, maka data dinyatakan Ha diterima dan H0 ditolak. Tabel 4.11 menunjukan
bahwa nilai thitung hasil pretest lebih kecil dari nilai ttabel, artinya tidak terdapat
perbedaan berpikir kreatif antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran
PBL dan STM sebelum diberikan perlakuan.
Tabel 4.12 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif Pretest Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Mean
Berpikir t-hitung t-tabel Kesimpulan
Eks. I Eks. II
Kreatif
Fluency 61,03 67,65 1,95 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Flexibility 43,38 43,01 0,14 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Originality 63,97 64,71 0,19 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Elaboration 37,50 38,97 0,55 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Evaluation 37,99 38,73 0,22 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan

11
Lampiran 32, h. 276.
71

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan hasil pretest dari lima komponen


berpikir kreatif pada keseluruhan komponen diperoleh thitung < ttabel. Sehingga
setelah dilakukan uji t pada lima komponen berpikir kreatif pada pretest tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen I dan eksperimen II.12
b. Uji Hipotesis Posttest
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara posttest kelas eksperimen I dengan posttest kelas eksperimen II.
Hasil uji-t pada posttest kedua kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.13
berikut ini.13
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
Statistik Posttest
thitung 0,068
ttabel 1,99
Keputusan H0 diterima

Tabel 4.13 menunjukan bahwa nilai thitung hasil posttest lebih kecil dari nilai
ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis pada posttest
menunjukkan tidak terdapat perbedaan berpikir kreatif antara siswa yang diajar
dengan model pembelajaran PBL dan STM.
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif Posttest Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Mean
Berpikir t-hitung t-tabel Kesimpulan
Eks. I Eks. II
Kreatif
Fluency 89,71 92,89 1,60 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Flexibility 88,60 93,75 1,77 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Originality 90,81 91,54 0,29 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Elaboration 86,52 83,33 1,31 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Evaluation 76,96 73,53 1,4 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan

12
Lampiran 35, h. 279-282.
13
Lampiran 33, h. 277.
72

Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan hasil posttest dari lima komponen


berpikir kreatif pada keseluruhan komponen diperoleh thitung < ttabel. Sehingga
setelah dilakukan uji t pada lima komponen berpikir kreatif pada posttest tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen I dan eksperimen II.14
c. Uji Hipotesis N-Gain
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara N-Gain kelas eksperimen I dengan N-Gain kelas eksperimen II.
Hasil uji-t pada N-Gain kedua kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.15
berikut ini.15
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis N-Gain
Statistik N-Gain
thitung 0
ttabel 1,99
Keputusan H0 diterima

Tabel 4.15 menunjukan bahwa nilai thitung hasil N-Gain lebih kecil dari nilai
ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis pada N-Gain
menunjukkan tidak terdapat perbedaan peningkatan berpikir kreatif antara siswa
yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan STM.
Tabel 4.16 Hasil Uji-t Lima Komponen Berpikir Kreatif N-Gain Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II
Komponen Mean
Berpikir t-hitung t-tabel Kesimpulan
Eks. I Eks. II
Kreatif
Fluency 0,68 0,73 0,53 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Flexibility 0,79 0,89 1,87 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Originality 0,73 0,77 0,59 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Elaboration 0,78 0,72 1,5 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Evaluation 0,61 0,56 1,25 1,99 Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan

14
Lampiran 36, h. 283-286.
15
Lampiran 34, h. 278.
73

Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji t N-Gain dari lima


komponen berpikir kreatif pada keseluruhan komponen diperoleh t hitung < ttabel.
Sehingga setelah dilakukan uji t pada lima komponen berpikir kreatif pada N-
Gain tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan berpikir kreatif
antara kelas eksperimen I dan eksperimen II.16

C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan berpikir kreatif siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) sebagai kelas eksperimen I dan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
sebagai kelas eksperimen II. Pengujian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
berpikir kreatif antara kelas eksperimen I dan eksperimen II, dilakukan uji-t
dengan taraf signifikansi 5% dan db 66 terhadap rata-rata pretest, posttest dan N-
Gain kelas eksperimen I dan eksperimen II. Analisis uji-t yang dilakukan terhadap
rata-rata pretest didapatkan hasil nilai thitung 1,136 sedangkan ttabel 1,99, sehingga
H0 diterima karena nilai thitung < ttabel, dapat disimpulkan bahwa pada pretest tidak
terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa antara yang diajar dengan model PBL
dan STM. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang sama.
Berdasarkan analisis uji-t yang yang dilakukan terhadap rata-rata posttest
didapatkan hasil nilai thitung 0,068 sedangkan ttabel 1,99, sehingga H0 diterima
karena nilai thitung < ttabel, dapat disimpulkan bahwa pada posttest tidak terdapat
perbedaan antara siswa yang diajar dengan model PBL dan STM. Analisis uji-t
yang dilakukan terhadap rata-rata N-Gain didapatkan hasil nilai thitung 0 sedangkan
ttabel 1,99, sehingga H0 diterima karena nilai thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa pada N-Gain tidak terdapat perbedaan peningkatan berpikir kreatif siswa
yang diajar dengan model PBL dan STM. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
diberikan perlakuan, kedua kelas menunjukkan kenaikan nilai yang sangat
signifikan, namun tidak menunjukkan adanya perbedaan diantara kedua kelas
tersebut karena kenaikan kedua kelas sama-sama signifikan sehingga hasil uji t

16
Lampiran 37, h. 287-290.
74

pada N-Gain menunjukkan tidak adanya perbedaan pada kedua kelas eksperimen
tersebut. Maka model pembelajaran PBL dan STM sama-sama memiliki pengaruh
yang baik di kedua kelas eksperimen tersebut sehingga kedua kelas sama-sama
menunjukkan kenaikan nilai yang signifikan.
Hasil ini dicapai karena dalam penerapannya model pembelajaran PBL dan
STM sama-sama menggunakan permasalahan dalam proses pembelajarannya.
Masalah dalam pembelajaran PBL adalah masalah yang bersifat terbuka, artinya
setiap siswa bahkan guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Sehingga
hal tersebut memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi
dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.17 Sedangkan pada model pembelajaran STM masalah
yang diajukan dengan memanfaatkan isu lingkungan dalam proses pembelajaran.
Sintaks pada model pembelajaran STM memberikan kesempatan siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya, karena siswa dilatih untuk mengungkapkan isu-
isu sains teknologi di masyarakat serta dilatih untuk mencari jawaban atas isu-isu
tersebut.18 Dengan demikian, maka model pembelajaran PBL dan STM yang
sama-sama menggunakan permasalahan dalam proses pembelajarannya
memberikan pengaruh yang sama baiknya di kedua kelas eksperimen. Sehingga
hasil uji-t pada nilai posttest dan N-Gain menunjukkan tidak terdapat perbedaan
diantara kedua kelas tersebut.
Pengujian dengan menggunakan uji-t pada lima komponen berpikir kreatif
dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan pada setiap komponen
berpikir kreatif. Terlihat bahwa hasil pengujian kelima komponen berpikir kreatif
baik pada pretest, posttest maupun N-Gain menunjukkan nilai thitung < ttabel.
Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan
model pembelajaran PBL dan STM pada kelima komponen berpikir kreatif
tersebut. Namun jika dilihat berdasarkan ketercapaian persentase siswa pada

17
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), Cet. VIII, h. 216.
18
IGBN Smarabawa, IB Arnyana, dan IGAN Setiawan, “Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa SMA”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3,
2013, h. 7.
75

kelima komponen berpikir kreatif, terlihat adanya kenaikan yang sangat signifikan
dari pretest ke posttest. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut
ini.
80 100
70 90
80
60
70
Pretest Posttest
50 60
Eksperimen I Eksperimen I
40 (%) 50 (%)

30 Pretest 40 Posttest
Eksperimen 30 Eksperimen
20 II (%) II (%)
20
10 10
0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Gambar 4.1 Grafik Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada Pretest


dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Keterangan:
1 : Fluency
2 : Flexibility
3 : Originality
4 : Elaboration
5 : Evaluation

Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa adanya kenaikan yang signifikan


persentase ketercapaian komponen berpikir kreatif dari sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Terlihat bahwa pada posttest
pencapaian komponen berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility dan originality di
kelas eksperimen II menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan di
kelas eksperimen I, sedangkan pada komponen elaboration dan evaluation kelas
eksperimen I menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen II. Hasil ini didukung oleh data N-Gain, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
76

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 N-Gain Eksperimen I
0.4 N-Gain Eksperimen II
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5

Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada N-Gain


Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Keterangan:
1 : Fluency
2 : Flexibility
3 : Originality
4 : Elaboration
5 : Evaluation

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen II terlihat nilai N-


Gain pada komponen fluency, flexibility, dan originality lebih tinggi dibandingkan
kelas eksperimen I, sedangkan pada komponen elaboration dan evaluation kelas
eksperimen I menunjukkan nilai N-Gain yang lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen II. Hal ini dikarenakan pada tahap awal (invitasi) model pembelajaran
STM siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan isu-isu atau permasalahan
yang ada pada kehidupan sehari-hari, baik yang mereka alami sendiri ataupun isu-
isu atau permasalahan yang pernah mereka lihat. Sedangkan pada model
pembelajaran PBL siswa menemukan permasalahan dengan bantuan guru. Guru
memberikan isu-isu atau permasalahan kepada siswa dan siswa diminta untuk
menemukan inti dari permasalahan yang guru berikan. Sehingga komponen
berpikir lancar (fluency) pada kelas eksperimen II yang menggunakan STM
memiliki ketercapaian N-Gain yang lebih tinggi yaitu 0,73 (tinggi) dibandingkan
kelas eksperimen I yaitu 0,68 (sedang) yang menggunakan PBL. Hal ini juga
didukung dengan persentase ketercapaian pada lembar kerja siswa (LKS) bahwa
pada komponen fluency persentase ketercapaian kelas eksperimen II lebih tinggi
77

yaitu sebesar 91,18% sedangkan pada kelas eksperimen I sebesar 85,30%. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smarabawa, dkk., bahwa pada
fase kesatu (invitasi/apersepsi) dalam model pembelajaran STM siswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan isu-isu sains teknologi di masyarakat. Apa yang
didengar dan apa yang dilihat dilingkungan sekitar siswa dan hal-hal yang belum
dipahami siswa dapat diungkapkan oleh siswa secara terbuka. Sehingga
komponen kelancaran (fluency) ini dapat termunculkan paling baik karena sering
dilatihkan terutama dalam kehidupan sehari-hari.19
Komponen berpikir luwes (flexibility) pada kelas eksperimen II memiliki
ketercapaian N-Gain yang lebih tinggi yaitu 0,89 (tinggi) dibandingkan dengan
kelas eksperimen I yaitu sebesar 0,79 (tinggi). Hal ini dikarenakan pada model
pembelajaran STM siswa harus memberikan solusi atau gagasan terhadap suatu
masalah dengan mengaitkannya pada bidang sains, teknologi dan juga bagaimana
penerapan ataupun dampak dari sains dan teknologi itu bagi masyarakat. Siswa
dituntut untuk lebih luwes dalam menyikapi permasalahan dan mencari solusi atas
permasalahan tersebut. Siswa dituntut untuk melihat suatu permasalahan dan
mencari solusinya dari berbagai sudut pandang. Hal ini juga didukung dengan
persentase ketercapaian pada lembar kerja siswa (LKS) bahwa pada komponen
flexibility persentase ketercapaian kelas eksperimen II lebih tinggi yaitu sebesar
100% sedangkan pada kelas eksperimen I sebesar 92,65%.
Komponen berpikir orisinil (originality) pada kelas eksperimen II memiliki
ketercapaian N-Gain yang lebih tinggi yaitu 0,77 (tinggi) dibandingkan kelas
eksperimen I yaitu sebesar 0,73 (tinggi). Hal ini dikarenakan pada model
pembelajaran STM siswa dilatih untuk dapat memberikan argumen/gagasan yang
dikaitkan dengan bidang sains dan teknologi, sehingga siswa dapat memberikan
ide-ide baru yang dapat mereka kaitkan baik dengan bidang sains, teknologi
ataupun dengan integrasi dari keduanya. Namun, dalam pengerjaan LKS
persentase ketercapaian berpikir orisinil (originality) di kelas eksperimen I lebih
tinggi yaitu sebesar 83,46%, sedangkan di kelas eksperimen II sebesar 78,49%.
Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran yaitu dengan mengerjakan LKS, siswa

19
Ibid.,h. 8
78

di kelas eksperimen I bisa memberikan ide-idenya secara bebas tanpa harus


mengaitkan dengan bidang sains dan teknologi, sedangkan siswa di kelas
eksperimen II harus dapat mengaitkannya dengan sains dan teknologi sehingga
siswa cukup merasakan kesulitan untuk menghasilkan ide yang orisinil namun
harus dikaitkan dengan sains dan teknologi. Sehingga dalam ketercapaian
komponen berpikir orisinil (originality) pada LKS, siswa di kelas eksperimen I
dapat lebih tinggi.
Komponen berpikir memerinci (elaboration) pada kelas eksperimen I
memiliki ketercapaian N-Gain yang lebih tinggi yaitu 0,78 (tinggi) dibandingkan
kelas eksperimen II yaitu sebesar 0.72 (tinggi). Hal ini dikarenakan dalam tahapan
model pembelajaran PBL komponen elaboration dapat termunculkan hingga tiga
kali yaitu pada tahapan mengumpulkan fakta, melakukan penyelidikan, dan
menyempurnakan permasalahan. Sedangkan pada model pembelajaran STM
komponen elaboration hanya termunculkan satu kali yaitu pada tahapan
pemantapan konsep. Pada pengerjaan LKS persentase ketercapaian berpikir
memerinci (elaboration) di kelas eksperimen II lebih tinggi yaitu sebesar 81,13%,
sedangkan di kelas eksperimen I sebesar 69,49%. Hal ini dikarenakan siswa
cukup merasakan kesulitan dalam menjawab pertanyaan di LKS terkait
mengumpulkan fakta, melakukan penyelidikan, dan menyempurnakan
permasalahan. Sehingga pada pertemuan pertama ketercapaian persentase
komponen elaboration pada LKS hanya 66,91% kemudian meningkat pada
pertemuan kedua menjadi 72,06%.20 Meskipun dalam pengerjaan LKS persentase
ketercapaian komponen elaboration kelas eksperimen I lebih rendah
dibandingkan kelas eksperimen II. Akan tetapi, dalam pengerjaan soal posttest
siswa kelas eksperimen I dapat memperoleh ketercapaian persentase lebih tinggi
pada komponen elaboration dibandingkan dengan kelas eksperimen II, karena
siswa kelas eksperimen I lebih sering dilatih dalam komponen elaboration pada
saat pembelajaran dengan PBL.
Komponen berpikir menilai (evaluation) pada kelas eksperimen I memiliki
ketercapaian N-Gain yang lebih tinggi yaitu 0,61 (sedang) dibandingkan kelas

20
Lampiran 23, h. 242-249.
79

eksperimen II yaitu sebesar 0,56 (sedang). Hal ini dikarenakan pada tahapan
pembelajaran PBL siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah
baik secara individu maupun secara kelompok. Hal ini juga didukung dengan
persentase ketercapaian pada lembar kerja siswa (LKS) bahwa pada komponen
evaluation persentase ketercapaian kelas eksperimen I lebih tinggi yaitu sebesar
83,46% sedangkan pada kelas eksperimen II sebesar 81,62%.
Secara keseluruhan, terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran PBL
dan STM sama-sama memiliki pengaruh yang baik dalam meningkatkan berpikir
kreatif siswa. Sehingga ketika kedua model pembelajaran tersebut diterapkan pada
kelas yang homogen dan berdistribusi normal, maka dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif di kedua kelas tersebut. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa kedua model tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata N-Gain pada kedua kelas
eksperimen tersebut mencapai nilai N-Gain yang sama yaitu 0,73 dengan kategori
tinggi.
Selain itu, wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang siswa baik
pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II menunjukkan, bahwa
penerapan kedua model pembelajaran ini membuat siswa dapat lebih
mengeksplorasi kemampuan terutama dalam hal kemampuan berpikirnya. 21
Melalui pemberian masalah atau isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
Siswa menjadi terlatih untuk menggunakan daya pikirnya dalam mencari solusi
dari permasalahan yang diberikan. Solusi yang diberikan pun tidak hanya satu,
melainkan berbagai solusi alternatif. Penggunaan LKS sebagai media pendukung
dalam penelitian ini juga merupakan hal yang menarik bagi siswa, karena
biasanya mereka hanya melakukan diskusi secara lepas tanpa ada LKS sebagai
panduan mereka dalam melakukan diskusi. Sehingga dengan adanya feed back
positif yang diberikan siswa terhadap penerapan model pembelajaran PBL dan
STM maka proses pembelajaran pun dapat berjalan lancar. Hasil observasi
terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga menunjukkan bahwa
perilaku siswa selama proses pembelajaran telah memunculkan kelima komponen

21
Lampiran 13, h. 198-207.
80

berpikir kreatif di kedua kelas eksperimen dengan rata-rata persentase


ketermunculan komponen berpikir kreatif pada aktivitas siswa sebesar 70%.
Sehingga hasil akhir dari penerapan model pembelajaran ini yaitu terlihat adanya
peningkatan berpikir kreatif siswa di kedua kelas eksperimen tersebut. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua model pembelajaran ini sama-sama
berpengaruh baik untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa, maka pada akhirnya
hasil uji-t menunjukkan tidak adanya perbedaan berpikir kreatif siswa antara yang
menggunakan model pembelajaran PBL maupun STM.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Heni
Desianti, dkk., bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa setelah belajar dengan
menggunakan perangkat pembelajaran IPA setting STM yang dikembangkan
lebih baik daripada keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum belajar dengan
menggunakan perangkat pembelajaran IPA setting STM yang dikembangkan.
Secara umum, dimensi keterampilan berpikir kreatif yang paling banyak
mengalami peningkatan adalah berpikir lancar, berpikir luwes, dan berpikir
orisinil karena siswa lebih mudah memahami cara berpikir tersebut, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan pemahaman siswa, sedangkan berpikir elaboratif dan
mengevaluasi tidak semua siswa bisa melakukannya dengan baik. 22 Selanjutnya,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smarabawa, dkk., bahwa skor rata-
rata setiap aspek berpikir kreatif pada model pembelajaran STM lebih tinggi
dibandingkan model pembelajaran langsung. Hasil ini menunjukan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran STM terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa.23
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Arifah Purwaningrum, dkk.,
menjelaskan bahwa penerapan PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas X-10 SMA Negeri Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya kemampuan siswa dalam menyampaikan banyak gagasan,

22
N. W. Heni Desianti, dkk., “Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA dengan Setting
Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa SMP”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
Vol. 5, 2015, h. 9-10
23
Smarabawa, dkk., op. cit, h. 10-11.
81

kemampuan siswa dalam mengajukan banyak pertanyaan, kemampuan siswa


dalam merancang langkah-langkah secara terperinci meningkat dari sebelum
diterapkannya PBL.24 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu
Arnyana juga menunjukkan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan strategi-
strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri
menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik, sementara
kelompok siswa yang belajar dengan model DI berada pada kategori sedang.
Kelompok siswa yang belajar dengan strategi kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri,
secara signifikan memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan
dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model DI.25
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa model pembelajaran
PBL dan STM sama-sama memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan
berpikir kreatif siswa. Kemudian, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) tidak memiliki perbedaan terhadap berpikir kreatif siswa. Hal
ini dikarenakan baik model pembelajaran PBL maupun model pembelajaran STM
dalam tahapan pembelajarannya sama-sama menuntun siswa untuk memecahkan
suatu permasalahan, yang membedakan hanya keterkaitan masalah yang diajukan
dan berapa kali komponen berpikir kreatif itu termunculkan dalam tahapan
pembelajaran. Dengan demikian, jika diperhatikan kembali, hasil uji-t pada
posttest menunjukkan bahwa thitung < ttabel yaitu 0,068 < 1,99. Hal itu juga
didukung dengan hasil uji t pada N-Gain bahwa thitung < ttabel yaitu 0 < 1,99. Maka
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL maupun STM sama-sama
baik digunakan untuk melatih berpikir kreatif siswa mengenai konsep perubahan
lingkungan dan daur ulang limbah.

24
Arifah Purnamaningrum dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4, No. 3, 2012, h. 46.
25
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada
Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3, TH. XXXIX, 2006, h. 508.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji t pada
posttest yaitu thitung sebesar 0,068 < ttabel sebesar 1,99 dan hasil uji t pada N-Gain
yaitu thitung sebesar 0 < ttabel sebesar 1,99. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
uji hipotesis pada posttest dan N-Gain menunjukkan tidak terdapat perbedaan
berpikir kreatif antara siswa yang diajar dengan model PBL dan STM.
Hasil uji-t pada lima komponen berpikir kreatif menunjukkan bahwa
komponen berpikir kreatif baik pada pretest, posttest maupun N-Gain
menunjukkan nilai thitung < ttabel. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan
antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan STM pada kelima
komponen berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, dan
evaluation. Hal ini dikarenakan baik model pembelajaran PBL maupun model
pembelajaran STM dalam tahapan pembelajarannya sama-sama menuntun siswa
untuk memecahkan suatu permasalahan, yang membedakan hanya keterkaitan
masalah yang diajukan dan berapa kali komponen berpikir kreatif itu
termunculkan dalam tahapan pembelajaran. Sehingga ketika kedua model
pembelajaran ini mampu diterapkan dengan baik maka sama-sama dapat
memberikan pengaruh positif pada ketercapaian berpikir kreatif siswa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL dan STM pada konsep-konsep Biologi yang lain dengan
catatan, guru harus dapat menyesuaikan antara konsep yang akan diajarkan
dengan langkah-langkah yang terdapat dalam model pembelajaran tersebut.
2. Sebaiknya guru tidak memberikan artikel yang sama pada LKS PBL dan LKS
STM. Pada LKS STM sebaiknya siswa mencari sendiri artikel mengenai

82
83

suatu permasalahan yang akan mereka diskusikan, sehingga dapat diketahui


perbedaan diantara keduanya secara lebih nyata.
3. Sebaiknya permasalahan yang guru berikan dalam LKS merupakan
permasalahan yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal atau sekolah
siswa. Dengan demikian, siswa dapat memberikan solusi yang sesuai dengan
permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:


Kencana, 2009.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. Evaluasi Program


Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2009.

Arnyana, Ida Bagus Putu. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif


Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 2006.

Asosiasi Pendidik & Pengembang Pendidikan Indonesia. “Peningkatan Kualitas


Pendidikan Indonesia untuk Mewujudkan Generasi Kreatif-Improvement
Program of Educational Quality (ImPEQ)”,
http://apppi.org/divisi/pendidikan/, 20 Maret 2016.

Assriyanto, Kiki Efi, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari
Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMAN 2 Sukoharjo
Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3, 2013.

Awang, Halizah dan Ramly, Ishak. Creative Thinking Skill Approach Through
Problem Based Learning: Pedagogy and Practice in The Engineering
Classroom. International Journal of Social, Education, Eonomics, and
Management Engineering. 2, 2008.

Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan


Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press, 2013.
Dase, Pradeep M. Using a Science/Technology/Society Approach to Prepare
Reform-Oriented Science Teachers: The case of a Secondary Science
Methods Course. Issues in Teacher Education. 14, 2005.

Desianti, N. W. Heni, dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA dengan


Setting Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 5, 2015.

Eldy, Elnetthra Folly dan Sulaiman, Fauziah. The Role of Improving Physics
Students’ Creative Thinking and Its Imprint on Gender. International
Journal of Education and Research. 1, 2013.

84
85

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Rajawali Press, 2013.

Hanafiah, Kemas Ali. Dasar-dasar Statistika: Aneka Bidang Ilmu Pertanian dan
Hayati. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Kompas. “Mendikbud: Guru Jangan Tertutup saat Memberi Pelajaran!”,


http://edukasi.kompas.com/read/2015/04/08/07300021/Mendikbud.Guru.J
angan.Tertutup.saat.Memberi.Pelajaran, 20 Maret 2016.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Meltzer, David E. The Relationship between mathematics preparation and


conceptual learning gains in physics: A possible “hidden variable” in
diagnostic pretest scores. American Association of Physics Teacher, 2002.

Misbahudin dan Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2013.

Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:


PT. Gramedia, 1999.

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


Cipta, 2002.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya


Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Noor, Sri Hastuti. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Pembelajaran


Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Jurnal Pendidikan
Matematika. 5, 2011.

Nurchayati, N. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat


(STM) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Sains Siswa
SMP. Jurnal Ilmiah Progresif. 10, 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Standar Kompetensi


Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Direktorat jenderal Pendidikan RI, 2006.

Poedjiadi, Anna. Sains Teknologi Masyarakat Model pembelajaran Kontekstual


Bernuansa Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Purnamaningrum, Arifah, dkk. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui


Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas
X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Biologi. 4, 2012.
86

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Rahmat. “Mengasah Keterampilan Berpikir Kreatif”, http://gurupembaharu.com/


home/mengasah-keterampilan-berpikir-kreatif-siswa/, 20 Maret 2016.

Rosyada, Dede. “Innovation”, http://tangselpos.co.id/ innovation/, 20 Maret 2016.

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Standar


Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat jenderal
Pendidikan RI, 2013.

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum


2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group, 2013.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011.

Saputra, Oka, dkk. Pengaruh Problem Based Learning Menggunakan Praktikum


Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA
Negeri 7 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). 2.

Semiawan, Conny, dkk. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah


Menengah. Jakarta: PT. Gramedia, 1984.

Setiawan, Aji. “Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Sains-Teknologi-


Masyarakat dengan Tema Pembuatan Kompos Sebagai Sarana Berpikir
Kreatif Siswa SMP/MTS”. Skripsi pada Program Sarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta: 2014.

Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Mata Pelajaran Biologi


SMA, https://awan965.files.wordpress.com/2013/06/silabus_bio_x.doc, 20
Maret 2016.

Smarabawa, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat


Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. 3, 2013.

Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:


UIN Press, 2006.
87

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja


Rosdakarya, 2010.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2013.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2005.

Susanti, Herni. “Menyikapi Pengaruh Globalisasi”,


http://www.neraca.co.id/article/54331/menyikapi-pengaruh-globalisasi, 20
Maret 2016.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenamedia Group, 2014.

Syafi’i, Wan, dkk. Kemampuan berpikir kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa
Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal
Biogenesis. 8, 2011.

Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

Undang-undang Republik Indonesia. Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005-2025. Jakarta: Direktorat jenderal Hukum dan Hak
Asasi Manusia, 2007.

Undang-undang Republik Indonesia. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Direktorat jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2003.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Yörük, Nuray, et al. The Effects of Science, Technology, Society, Environment


(STSE) Interactions on Teaching Chemistry. Journal of Natural Science.
2, 2010.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN


Jakarta, 2009.
88

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Problem Based Learning (PBL)

Sekolah : SMA Negeri 1 Parung


Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah
Alokasi Waktu : 3 JP × 45 menit (Pertemuan ke-1)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
89

3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-


perubahan tersebut bagi kehidupan.
Indikator :
3.10.1 Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3.10.2 Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3.10.3 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Luwes)
3.10.4 Menggolongkan cara pemecahan permasalahan pencemaran
udara dan pencemaran suara menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda. (Berpikir Luwes)
3.10.5 Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Orisinil)
3.10.6 Membuat desain dalam memecahkan permasalahan pencemaran
udara dan pencemaran suara. (Berpikir Orisinil)
3.10.7 Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
3.10.8 Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
3.10.9 Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Menilai)
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator :
4.10.1 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran udara
dan pencemaran suara. (Berpikir Menilai)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
2. Siswa dapat mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3. Siswa dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
terhadap permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Luwes)
90

4. Siswa dapat menggolongkan cara pemecahan permasalahan pencemaran


udara dan pencemaran suara menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda. (Berpikir Luwes)
5. Siswa dapat mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam
memecahkan permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Orisinil)
6. Siswa dapat membuat desain dalam memecahkan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Orisinil)
7. Siswa dapat melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam
memecahkan permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
8. Siswa dapat mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir
Memerinci)
9. Siswa dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir
Menilai)
10. Siswa dapat merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran udara dan
pencemaran suara. (Berpikir Menilai)

D. Materi Pembelajaran
Peta Konsep
Perubahan Lingkungan
dan Daur Ulang Limbah
Keseimbangan dan Jenis Pencemaran
Perubahan
Lingkungan Hidup Pencemaran
Pencemaran Udara Suara

Penyebab : Meningkatnya kegiatan industri atau Penyebab : suara petir,


penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan ledakan bom, mesin pabrik,
bermotor, hasil aktivitas manusia, akibat peristiwa suara kendaraan.
alam.
Polutan : CO, CO2, NOx, SOx, HC, CFC, asam Dampak : tuli, gangguan
sianida, asam sulfida, garam sulfida, metana (CH4). psikologis, dan
fisiologis
Dampak : efek rumah kaca, pemanasan global,
kemarau panjang, fenomena el nino, gangguan
kesehatan. Penanganan : menanam
pohon, menggunakan
alat peredam suara
Penanganan : Filter udara, pengendap siklon
(Cyclone Separator), filter basah (Scrubbers atau
Wet Collector), pengendap sistem gravitasi,
pengendap elektrostatik.
91

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific
2. Model pembelajaran yang digunakan: Problem Based Learning (PBL)
3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Diskusi, kerja kelompok, tanya
jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran:
a. Buku panduan belajar siswa
b. Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning (PBL)
c. Materi pelajaran (dalam bentuk power point)
d. Gambar mengenai pencemaran udara dan pencemaran suara (dalam
bentuk power point)

2. Alat Pembelajaran:
a. Whiteboard
b. Buku tulis
c. Alat tulis
d. Laptop
e. LCD
f. Spidol
g. Wifi

3. Sumber Pembelajaran
Buku teks pelajaran biologi Kelas X :
Anshori, Moch dan Martono, Djoko. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: PT Sumber Bahagia Concern.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas X. Bandung :
Grafindo Media Pratama.

Kistinnah, Idun dan Sri, Endang Lestari. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Pratiwi, D. A., dkk. 2014. Biologi Untuk SMA/MA KELAS X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2007. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari.
92

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
Waktu : 3 x 45 menit
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Pembukaan  Memberi salam, mengecek  Menjawab salam, 5 menit
absensi, mengecek kesiapan siswa, mengeluarkan buku pelajaran
menyiapkan buku ajar dan power biologi.
point yang akan disampaikan,
serta menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Memperhatikan dan 5 menit
kepada siswa terkait materi mendengarkan penjelasan dari
pencemaran udara dan guru tentang manfaat
pencemaran suara serta upaya mempelajari pencemaran udara
penanggulangannya dengan dan pencemaran suara serta
memberikan gambaran umum upaya penanggulangannya bagi
mengenai manfaat mempelajari kelangsungan hidup makhluk
pencemaran udara dan hidup.
pencemaran suara serta upaya
penanggulangannya bagi
kelangsungan hidup makhluk
hidup.

Apersepsi  Apersepsi dengan menanyakan hal  Berpikir dan menjawab 5 menit


yang berhubungan dengan pertanyaan dari guru.
pelajaran yaitu tentang
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta upaya
penanggulangannya, seperti
“Menurut kalian apakah yang
menyebabkan terjadinya
pencemaran udara dan
pencemaran suara? Apa dampak
dari pencemaran tersebut bagi
kelangsungan hidup makhluk
hidup? Dan bagaimana cara
mengatasi dan mencegah
terjadinya pencemaran tersebut?”

2. Kegiatan Inti (105 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi
Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

Menemukan  Guru  Siswa Fluency  Menjawab 10


Masalah membagi menempatkan diri dengan menit
siswa menjadi sesuai dengan (Berpikir sejumlah
6 kelompok kelompoknya Lancar) jawaban jika
sesuai dengan ada
yang telah pertanyaan
ditentukan
93

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

oleh guru  Lancar


dalam
 Guru  Siswa berusaha mengungkap
memberikan menemukan kan gagasan-
permasalahan permasalahan gagasannya
yang diangkat dengan cara
dari latar melakukan kajian
kehidupan dan analisis
sehari-hari secara cermat
siswa terkait terhadap
pencemaran permasalahan
udara dan yang diberikan.
pencemaran
suara serta
cara
mengatasinya
dalam
kehidupan.
(Mengamati)

Mendefinisikan  Guru  Siswa berusaha Flexibility  Memberikan 10


Masalah membimbing mendefinisikan macam- menit
siswa secara permasalahan (Berpikir macam
bertahap dengan Luwes) penafsiran
untuk menggunakan (interpretasi)
mendefinisi- parameter yang terhadap
kan masalah jelas dengan suatu
pencemaran bimbingan guru masalah
udara dan dan bertanya
suara yang kepada guru jika
terdapat mengalami
dalam LKS kesulitan.
(Menanya)

Mengumpul-  Guru  Siswa melakukan Elaboration  Mencari arti 15


kan Fakta membimbing pengumpulan yang lebih menit
siswa untuk fakta, pencarian ( Berpikir mendalam
melakukan informasi dengan Memerinci) terhadap
pengumpulan cara/ metode jawaban atau
fakta, kajian pustaka pemecahan
pencarian dan pengelolaan masalah
informasi informasi dengan dengan
dengan menggunakan melakukan
cara/metode buku ataupun langkah-
kajian pustaka internet. langkah yang
dan terperinci
pengelolaan
informasi  Mengem-
dengan bangkan atau
menggunakan memperkaya
buku ataupun gagasan
94

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

internet. orang lain


(Mengumpul
kan data)

Menyusun  Guru  Siswa menyusun Originality  Lebih senang 10


Hipotesis membimbing hipotesis dengan menyintesis menit
siswa untuk membuat (Berpikir daripada
menyusun hubungan- Orisinil) menganalisis
hipotesis hubungan antara situasi
terhadap berbagai fakta
permasalahan yang ada.  Memiliki
pencemaran cara berpikir
udara dan yang lain
suara yang dari yang
diberikan lain
dalam LKS.
(Mengumpul
kan data)
Melakukan  Guru  Siswa melakukan Elaboration  Mencari arti 15
Penyelidikan membimbing penyelidikan yang lebih menit
siswa untuk terhadap data dan (Berpikir mendalam
melakukan informasi yang Memerinci) terhadap
penyelidikan telah jawaban
terhadap diperolehnya atau
informasi dan terkait pemecahan
data yang permasalahan masalah
telah pencemaran dengan
diperolehnya udara dan suara. melakukan
terkait langkah-
permasalahan langkah
pencemaran yang
udara dan terperinci
suara.
(Mengumpul
kan data)

Menyempurna  Guru  Siswa melakukan Elaboration  Mengem- 10


kan membimbing penyempurnaan bangkan atau menit
Permasalahan siswa terhadap masalah (Berpikir memperkaya
melakukan pencemaran Memerinci) gagasan
penyempurna udara dan suara orang lain
an terhadap dengan
masalah mengaitkan
pencemaran antara
udara dan permasalahan
suara dengan dalam artikel
mengaitkan dengan
antara data/informasi
permasalahan yang diperoleh
dalam artikel dari literatur.
dengan
95

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

data/informasi
yang
diperoleh dari
literatur.
(Mengasosias
ikan)

Menyimpulkan  Guru  Siswa membuat Flexibility  Memberikan 10


alternatif membimbing kesimpulan pertimbang- menit
pemecahan siswa untuk alternatif (Berpikir an terhadap
masalah secara menyimpul- pemecahan Luwes) situasi yang
kolaboratif kan alternatif masalah berbeda dari
pemecahan pencemaran yang
masalah udara dan suara diberikan
pencemaran secara oleh orang
udara dan kolaboratif. lain
suara secara
kolaboratif.  Jika
(Mengasosias diberikan
ikan) suatu
masalah
biasanya
memikirkan
macam-
macam cara
yang
berbeda-
beda untuk
menyelesai-
kannya
Melakukan  Guru  Siswa melakukan Evaluation  Memberikan 25
pengujian hasil membimbing pengujian hasil pertimbang- menit
(solusi) siswa (solusi) (Berpikir an atas dasar
pemecahan melakukan pemecahan Menilai) sudut
masalah pengujian masalah pandangnya
hasil (solusi) pencemaran sendiri
pemecahan udara dan suara
masalah dengan  Mempunyai
pencemaran mempresentasi- alasan
udara dan kan hasil (rasionale)
suara dengan diskusinya. yang dapat
meminta diper-
setiap tanggung
kelompok jawabkan
untuk untuk
mempresentas mencapai
ikan hasil suatu
diskusiny. keputusan
(Mengkomun
ikasikan)
96

3. Kegiatan Akhir (15 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Evaluasi  Guru melakukan evaluasi  Siswa mendengarkan 10 menit
melalui hasil kerja siswa dan penjelasan guru.
mereview materi yang telah
disampaikan melalui tanya
jawab.

 Guru bertanya kepada siswa hal-  Siswa menanyakan hal-hal yang


hal yang masih belum dipahami masih belum dipahami
dari materi yang telah
disampaikan.

Penutup  Guru meminta siswa untuk  Siswa membuat kesimpulan dari 5 menit
membuat kesimpulan dari proses pembelajaran yang telah
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
dilakukan
 Guru meminta siswa  Siswa mendengarkan penjelasan
mengumpulkan LKS yang telah guru
dikerjakan tersebut

 Guru meminta siswa untuk  Siswa mendengarkan


mempelajari materi berikutnya penjelasan guru
yaitu mengenai pencemaran
tanah dan air

 Guru menutup pembelajaran dan  Siswa menjawab salam


mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes
1) Tes berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
2) Tes dalam bentuk tanya jawab untuk mengevaluasi setelah proses
pembelajaran
b. Non tes
1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran PBL
2) Penilaian unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran PBL dan
rubrik
c. Lembar observasi siswa dan rubrik
97
98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Problem Based Learning (PBL)
Sekolah : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah
Alokasi Waktu : 3 JP × 45 menit (Pertemuan ke-2)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.4 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.

3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-


perubahan tersebut bagi kehidupan.
99

Indikator :
3.10.1 Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3.10.2 Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3.10.3 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Luwes)
3.10.4 Menggolongkan cara pemecahan permasalahan pencemaran
tanah dan pencemaran air menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda. (Berpikir Luwes)
3.10.5 Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Orisinil)
3.10.6 Membuat desain dalam memecahkan permasalahan pencemaran
tanah dan pencemaran air. (Berpikir Orisinil)
3.10.7 Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Memerinci)
3.10.8 Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Memerinci)
3.10.9 Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Menilai)
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator :
4.10.1 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran tanah
dan pencemaran air. (Berpikir Menilai)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
2. Siswa dapat mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3. Siswa dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
terhadap permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Luwes)
4. Siswa dapat menggolongkan cara pemecahan permasalahan penccemaran
tanah dan pencemaran air menurut pembagian (kategori) yang berbeda-
beda. (Berpikir Luwes)
100

5. Siswa dapat mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam


memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Orisinil)
6. Siswa dapat membuat desain dalam memecahkan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Orisinil)
7. Siswa dapat melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam
memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Memerinci)
8. Siswa dapat mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Memerinci)
9. Siswa dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Menilai)
10. Siswa dapat merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan
pencemaran air. (Berpikir Menilai)

D. Materi Pembelajaran
Peta Konsep
Perubahan Lingkungan dan
Daur Ulang Limbah
Keseimbangan dan
Perubahan Lingkungan Jenis Pencemaran
Hidup
Pencemaran Pencemaran
Air Tanah

Penyebab : Limbah domestik, limbah Penyebab : Limbah pertanian,


industri, limbah pertanian, limbah limbah padat
pertambangan
Dampak : Mengurangi
porositas dan kesuburan tanah,
Dampak : Gangguan kesehatan, mematikan organisme tanah
mematikan organisme pengurai,
gangguan keseimbangan ekosistem
Penanganan : Penimbunan tanah
(landfill), penimbunan limbah
Penanganan : membuat cubluk, padat dengan tanah secara berlapis
tangki septik konvensional, tangki (sanitary landfill), melakukan
septik biofilter, instalasi pengolahan
program 9R (reuse, replacement,
limbah cair domestik (IPLCD) refusal, reconstruct, redurability,
reduce, recycle, recovery),
pembakaran (incineration),
penghancuran (pulverisation),
pengomposan (composting),
pemanfaatan sebagai makanan
ternak (hog feeding)
101

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific
2. Model pembelajaran yang digunakan: Problem Based Learning (PBL)
3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Diskusi, kerja kelompok, tanya
jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran:
 Buku panduan belajar siswa
 Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning
 Materi pelajaran (dalam bentuk power point)
 Gambar mengenai pencemaran tanah dan pencemaran air (dalam bentuk
power point)

2. Alat Pembelajaran:
a. Whiteboard
b. Buku tulis
c. Alat tulis
d. Laptop
e. LCD
f. Spidol
g. Wifi

3. Sumber Pembelajaran
Buku teks pelajaran biologi Kelas X :
Anshori, Moch dan Martono, Djoko. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: PT Sumber Bahagia Concern.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas X. Bandung :


Grafindo Media Pratama.

Kistinnah, Idun dan Sri, Endang Lestari. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Pratiwi, D. A., dkk. 2014. Biologi Untuk SMA/MA KELAS X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2007. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari.
102

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Kedua
Waktu : 3 x 45 menit
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Pembukaan  Memberi salam, mengecek  Menjawab salam, mengeluarkan 5 menit
absensi, mengecek kesiapan buku pelajaran biologi.
siswa, menyiapkan buku ajar dan
menyiapkan media pembelajaran.
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Memperhatikan dan 5 menit
kepada siswa memberikan mendengarkan penjelasan dari
gambaran umum mengenai guru tentang manfaat mempelajari
manfaat mempelajari pencemaran pencemaran tanah dan
tanah dan pencemaran air serta pencemaran air serta upaya
upaya penanggulangannya penanggulangannya

Apersepsi  Apersepsi dengan menanyakan  Berpikir dan menjawab 5 menit


hal yang berhubungan dengan pertanyaan dari guru.
pelajaran yaitu pencemaran tanah
dan pencemaran air serta upaya
penanggulangan-nya seperti:
“Bagaimana tanggapan kalian
mengenai sungai tercemar? Apa
yang menyebabkan sungai di
Indonesia banyak yang tercemar?”

2. Kegiatan Inti (105 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi
Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

Menemukan  Guru  Siswa Fluency  Menjawab 10


Masalah membagi menempatkan dengan menit
siswa menjadi diri sesuai (Berpikir sejumlah
6 kelompok dengan Lancar) jawaban jika
sesuai dengan kelompoknya ada pertanyaan
yang telah
ditentukan  Lancar dalam
oleh guru mengungkap-
kan gagasan-
 Guru  Siswa berusaha gagasannya
memberikan menemukan
permasalahan permasalahan
yang diangkat dengan cara
dari latar melakukan
kehidupan kajian dan
sehari-hari analisis secara
siswa terkait cermat terhadap
pencemaran permasalahan
103

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

tanah dan yang diberikan.


pencemaran
air serta
upaya
penanggulang
annya dalam
kehidupan.
(Mengamati)

Mendefinisi-  Guru  Siswa berusaha Flexibility  Memberikan 10


kan Masalah membimbing men-definisikan macam-macam menit
siswa secara permasalahan (Berpikir penafsiran
bertahap dengan Luwes) (interpretasi)
untuk menggunakan terhadap suatu
mendefinisi- parameter yang masalah
kan masalah jelas dengan
pencemaran bimbingan guru
tanah dan air dan bertanya
yang terdapat kepada guru
dalam LKS jika mengalami
(Menanya) kesulitan.

Mengumpul-  Guru  Siswa Elaboration  Mencari arti 15


kan Fakta membimbing melakukan yang lebih menit
siswa untuk pengumpulan (Berpikir mendalam
melakukan fakta, pencarian Memerinci) terhadap
pengumpulan informasi jawaban atau
fakta, dengan cara/ pemecahan
pencarian metode kajian masalah dengan
informasi pustaka dan melakukan
dengan pengelolaan langkah-
cara/metode informasi langkah yang
kajian dengan terperinci
pustaka dan menggunakan
pengelolaan buku ataupun  Mengembang-
informasi internet. kan atau
dengan memperkaya
menggunakan gagasan orang
buku ataupun lain
internet.
(Mengumpul
kan data)
Menyusun  Guru  Siswa Originality  Lebih senang 10
Hipotesis membimbing menyusun menyintesis menit
siswa untuk hipotesis (Berpikir daripada
menyusun dengan Orisinil) menganalisis
hipotesis membuat situasi
terhadap hubungan-
permasalahan hubungan  Memiliki cara
pencemaran antara berbagai berpikir yang
tanah dan air lain dari yang
104

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

yang fakta yang ada. lain


diberikan
dalam LKS.
(Mengumpul
kan data)
Melakukan  Guru  Siswa Elaboration  Mencari arti 15
Penyelidikan membimbing melakukan yang lebih menit
siswa untuk penyelidikan (Memerinci) mendalam
melakukan terhadap data terhadap
penyelidikan dan informasi jawaban atau
terhadap yang telah pemecahan
informasi dan diperolehnya masalah
data yang terkait dengan
telah permasalahan melakukan
diperolehnya pencemaran langkah-
terkait tanah dan air. langkah yang
permasalahan terperinci
pencemaran
tanah dan air.
(Mengumpul
kan data)

Menyempur-  Guru  Siswa Elaboration  Mengembang- 10


nakan membimbing melakukan kan atau menit
Permasalah- siswa penyempurnaan (Berpikir memperkaya
an melakukan terhadap Memerinci) gagasan orang
penyempurna masalah lain
an terhadap pencemaran
masalah tanah dan air
pencemaran dengan
tanah dan air mengaitkan
dengan antara
mengaitkan permasalahan
antara dalam artikel
permasalahan dengan
dalam artikel data/informasi
dengan data/ yang diperoleh
informasi dari literatur.
yang
diperoleh dari
literatur.
(Mengasosia
sikan)

Menyimpul-  Guru  Siswa membuat Flexibility  Memberikan 10


kan alternatif membimbing kesimpulan pertimbang-an menit
pemecahan siswa untuk alternatif (Berpikir terhadap situasi
masalah menyimpul- pemecahan Luwes) yang berbeda
secara kan alternatif masalah dari yang
kolaboratif pemecahan pencemaran diberikan oleh
masalah tanah dan air orang lain
105

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

pencemaran secara
tanah dan air kolaboratif.  Jika diberikan
secara suatu masalah
kolaboratif. biasanya
(Mengasosia memikirkan
sikan) macam-macam
cara yang
berbeda-beda
untuk
menyelesai-
kannya
Melakukan  Guru  Siswa Evaluation  Memberikan 15
pengujian membimbing melakukan pertimbangan menit
hasil (solusi) siswa pengujian hasil (Berpikir atas dasar
pemecahan melakukan (solusi) Menilai) sudut
masalah pengujian pemecahan pandangnya
hasil (solusi) masalah sendiri
pemecahan pencemaran
masalah tanah dan air  Mempunyai
pencemaran dengan alasan
tanah dan air meminta setiap (rasionale)
dengan kelompok untuk yang dapat
meminta mempresen- diper-tanggung
setiap tasikan hasil jawabkan
kelompok diskusinya untuk
untuk mencapai suatu
mempresen- keputusan
tasikan hasil
diskusinya

3. Kegiatan Akhir (15 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Evaluasi  Guru melakukan evaluasi melalui  Siswa mendengarkan penjelasan 10 menit
hasil kerja siswa dan mereview guru.
materi yang telah disampaikan
melalui tanya jawab.

 Guru bertanya kepada siswa hal-  Siswa menanyakan hal-hal yang


hal yang masih belum dipahami masih belum dipahami
dari materi yang telah
disampaikan.

Penutup  Guru meminta siswa untuk  Siswa membuat kesimpulan dari 5 menit
membuat kesimpulan dari proses proses pembelajaran yang telah
pembelajaran yang telah dilakukan.
dilakukan
106

Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi


Guru Siswa waktu
 Guru meminta siswa  Siswa mendengarkan penjelasan
mengumpulkan LKS yang telah guru
dikerjakan dan membuat laporan
dari LKS yang telah
dikerjakannya tersebut

 Guru menutup pembelajaran dan  Siswa menjawab salam


mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes
1) Tes berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
2) Tes dalam bentuk tanya jawab untuk mengevaluasi setelah proses
pembelajaran
b. Non tes
1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran PBL
2) Penilaian unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran PBL dan
rubrik
c. Lembar observasi siswa dan rubrik
107

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Sekolah : SMA Negeri 1 Parung


Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah
Alokasi Waktu : 3 JP × 45 menit (Pertemuan ke-1)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
108

3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-


perubahan tersebut bagi kehidupan.
Indikator :
3.10.1 Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3.10.2 Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3.10.3 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Luwes)
3.10.4 Menggolongkan cara pemecahan permasalahan penccemaran
udara dan pencemaran suara menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda. (Berpikir Luwes)
3.10.5 Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Orisinil)
3.10.6 Membuat desain dalam memecahkan permasalahan pencemaran
udara dan pencemaran suara. (Berpikir Orisinil)
3.10.7 Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
3.10.8 Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
3.10.9 Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Menilai)

4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur


ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator :
4.10.1 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran udara
dan pencemaran suara. (Berpikir Menilai)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
2. Siswa dapat mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Lancar)
3. Siswa dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Luwes)
4. Siswa dapat menggolongkan cara pemecahan permasalahan penccemaran
udara dan pencemaran suara menurut pembagian (kategori) yang berbeda-
beda. (Berpikir Luwes)
109

5. Siswa dapat mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam


memecahkan permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Orisinil)
6. Siswa dapat membuat desain dalam memecahkan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Orisinil)
7. Siswa dapat melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam
memecahkan permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara.
(Berpikir Memerinci)
8. Siswa dapat mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir
Memerinci)
9. Siswa dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan permasalahan
pencemaran udara dan pencemaran suara. (Berpikir Menilai)
10. Siswa dapat merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran udara dan
pencemaran suara. (Berpikir Menilai)

D. Materi Pembelajaran
Peta Konsep

Perubahan Lingkungan dan Daur


Ulang Limbah
Keseimbangan dan
Perubahan Lingkungan Jenis Pencemaran
Hidup

Pencemaran Pencemaran
Udara Suara
Penyebab : Meningkatnya kegiatan industri Penyebab : suara petir, ledakan bom,
atau penggunaan bahan bakar fosil untuk mesin pabrik, suara kendaraan.
kendaraan bermotor, hasil aktivitas manusia,
akibat peristiwa alam.
Dampak : tuli, gangguan psikologis,
Polutan : CO, CO2, NOx, SOx, HC, CFC, asam dan fisiologis
sianida, asam sulfida, garam sulfida, metana
(CH4).
Penanganan : menanam pohon,
Dampak : efek rumah kaca, pemanasan global, menggunakan alat peredam suara
kemarau panjang, fenomena el nino, gangguan
kesehatan.

Penanganan : Filter udara, pengendap


siklon (Cyclone Separator), filter basah
(Scrubbers atau Wet Collector), pengendap
sistem gravitasi, pengendap elektrostatik.
110

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific
2. Model pembelajaran yang digunakan: Sains Teknologi Masyarakat (STM)
3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Diskusi, kerja kelompok, tanya
jawab

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran:
a. Buku panduan belajar siswa
b. Lembar Kerja Siswa Sains Teknologi Masyarakat (STM)
c. Materi pelajaran (dalam bentuk power point)
d. Gambar mengenai pencemaran udara dan pencemaran suara (dalam
bentuk power point)

2. Alat Pembelajaran:
a. Whiteboard
b. Buku tulis
c. Alat tulis
d. Laptop
e. LCD
f. Spidol
g. Wifi

3. Sumber Pembelajaran
Buku teks pelajaran biologi Kelas X :
Anshori, Moch dan Martono, Djoko. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: PT Sumber Bahagia Concern.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas X. Bandung
: Grafindo Media Pratama.
Kistinnah, Idun dan Sri, Endang Lestari. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Pratiwi, D. A., dkk. 2014. Biologi Untuk SMA/MA KELAS X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2007. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari.
111

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
Waktu : 3 x 45 menit
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Pembukaan  Memberi salam, mengecek  Menjawab salam, 5 menit
absensi, mengecek kesiapan mengeluarkan buku pelajaran
siswa, menyiapkan buku ajar dan biologi.
power point yang akan
disampaikan, menjelaskan tujuan
pembelajaran
Motivasi  Guru memberikan motivasi  Memperhatikan dan 5 menit
kepada siswa terkait materi mendengarkan penjelasan dari
pencemaran udara dan guru tentang manfaat manfaat
pencemaran suara serta upaya mempelajari pencemaran udara
penanggulangannya dengan dan pencemaran suara serta
memberikan gambaran umum upaya penanggulangannya bagi
mengenai manfaat mempelajari kelangsungan hidup makhluk
pencemaran udara dan hidup.
pencemaran suara serta upaya
penanggulangannya bagi
kelangsungan hidup makhluk
hidup.

Apersepsi  Apersepsi dengan menanyakan  Berpikir dan menjawab 5 menit


hal yang berhubungan dengan pertanyaan dari guru.
pelajaran yaitu pencemaran udara
dan pencemaran suara serta upaya
penanggulangannya, seperti
“Menurut kalian apakah yang
menyebabkan terjadinya
pencemaran udara dan
pencemaran suara? Apa dampak
dari pencemaran tersebut bagi
kelangsungan hidup makhluk
hidup? Dan bagaimana cara
mengatasi dan mencegah
terjadinya pencemaran tersebut?”

2. Kegiatan Inti (110 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi
Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

Inisiasi/  Guru membagi  Siswa Fluency  Menjawab 15 menit


Invitasi siswa menjadi menempatkan diri dengan
6 kelompok sesuai dengan (Berpikir sejumlah
sesuai dengan kelompok yang Lancar) jawaban jika
yang sudah sudah ditentukan. ada
ditentukan. pertanyaan
112

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

 Lancar
 Guru meminta  Siswa dalam
siswa untuk mengemukakan mengung-
mengemuka- pendapat mereka kapkan
kan isu atau mengenai isu atau gagasan-
masalah yang masalah yang gagasan-nya
ada hubungan- berkaitan dengan
nya dengan pencemaran
pencemaran udara dan
udara dan pencemaran suara
pencemaran serta upaya
suara serta penanggulang-
upaya penang- annya dalam
gulangannya kehidupan yang
yang pernah pernah mereka
mereka alami alami atau
atau mereka mereka ketahui.
ketahui.

 Guru  Siswa berusaha


mengajukan menemukan
permasalahan permasalahan
yang diangkat dengan cara
dari latar melakukan kajian
kehidupan dan analisis
sehari-hari secara cermat
siswa dengan terhadap
memberikan permasalahan
LKS STM yang diberikan
yang pada artikel di
didalamnya dalam LKS STM
memuat artikel
mengenai
pencemaran
udara dan
suara.
(Mengamati)

Pemben-  Guru  Siswa Flexibility  Memberi- 25 menit


tukan/ memfasilitasi mengajukan kan macam-
Pengembang siswa dalam pendapat terkait (Berpikir macam
an Konsep melakukan permasalahan Luwes) penafsiran
aktivitas untuk pada artikel yang (inter-
memecahkan terdapat dalam pretasi)
masalah LKS STM yang terhadap
dengan merupakan suatu
mengajak bagian dari masalah
siswa untuk proses
berpendapat pemecahan  Jika
terkait masalah diberikan
113

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

permasalahan suatu
yang guru masalah
ajukan dalam biasanya
LKS STM memikirkan
macam-
 Guru meminta  Siswa mencari macam cara
siswa mencari informasi dari yang
informasi dari berbagai sumber berbeda
berbagai baik buku untuk
sumber untuk /internet untuk menyelesai-
menyelesaikan menyelesaikan kannya
permasalahan permasalahan
yang terdapat yang terdapat
dalam artikel dalam artikel
pada LKS pada LKS STM
STM
(Mengumpulk
an data)

 Guru  Siswa berdiskusi


membimbing bersama teman
siswa dalam kelompoknya
melakukan dengan
diskusi bimbingan guru.
(Mengumpulk
an data)

 Guru meminta  Siswa melakukan


siswa untuk observasi
mengobservasi terhadap
permasalahan permasalahan
terdapat dalam yang terdapat
artikel pada dalam artikel
LKS STM dan pada LKS STM
meminta siswa dan mengaitkan
untuk permasalahan
mengaitkannya tersebut dengan
dengan informasi yang
informasi yang telah didapatkan.
telah
didapatkan
(Mengamati)

 Guru  Siswa
membimbing menganalisis data
siswa dalam dengan
menganalisis bimbingan guru
data untuk untuk
menemukan menemukan
solusi atas solusi atas
114

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

permasalahan permasalahan
yang terdapat yang terdapat
dalam artikel dalam artikel
tersebut yang tersebut yang
dikaitkan dikaitkan dengan
dengan sains, sains, teknologi
teknologi yang yang sedang
sedang dikembangkan
dikembangkan atau telah
atau telah berkembang di
berkembang di masyarakat
masyarakat
(Mengumpulk
an data)

 Guru meminta  Siswa membuat


siswa kesimpulan
membuat berdasarkan hasil
kesimpulan diskusi mereka
dari hasil mengenai
diskusi mereka pencemaran
mengenai udara dan suara
pencemaran serta cara
udara dan menanggulangi-
suara serta cara nya
menanggulangi
nya
(Mengasosiasi
kan)

Aplikasi  Guru meminta  Siswa mampu Originality  Memiliki 20 menit


Konsep siswa mencari mengaplikasikan cara berpikir
dalam informasi konsep-konsep (Berpikir yang lain
Kehidupan: mengenai yang telah Orisinil) dari yang
Penyelesaian suatu alat atau dipahami dalam lain
Masalah suatu cara kehidupan sehari-
atau Analisis yang berasal hari dengan  Lebih
Isu dari membuat senang
pengaplikasian rancangan atau mensintesis
sains dan rencana kerja dari dari pada
teknologi solusi yang menganalisi
dalam diajukan s sesuatu
mengatasi
pencemaran
udara dan
suara
(Mengumpulk
an data)

 Guru  Siswa membuat


membimbing rancangan atau
115

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

siswa agar rencana kerja dari


dapat solusi yang
mengaplikasi- diajukan sebagai
kan konsep bentuk untuk
pencemaran mengaplikasikan
udara dan konsep
suara serta cara pencemaran
penanggulang- udara dan suara
annya dalam serta cara
kehidupan penanggulangann
sehari-hari ya dalam
(Mengasosiasi kehidupan sehari-
kan) hari dengan
bimbingan guru

Pemantapan  Guru meminta  Siswa melakukan Elaboration  Mencari arti 25 menit


Konsep siswa presentasi yang lebih
melakukan berdasarkan hasil (Berpikir mendalam
presentasi dari diskusi kelompok Memerinci) terhadap
hasil diskusi jawaban
kelompok atau
(Mengkomuni pemecahan
kasikan) masalah
dengan
 Guru  Siswa melakukan
mengelaborasi mendengarkan langkah-
hasil kegiatan penjelasan dari langkah
siswa dan guru yang
memberikan terperinci
penjelasan
lebih lanjut  Mengem-
dari bangkan
pemaparan atau
siswa saat memper-
presentasi kaya
(Mengasosiasi gagasan
kan) orang lain
Penilaian  Guru  Siswa Evaluation  Memberi- 25 menit
melakukan mendengarkan kan pertim-
evaluasi penjelasan guru (Berpikir bangan atas
melalui hasil dan menjawab Menilai) dasar sudut
kerja siswa dan pertanyaan- pandang-
mereview pertanyaan yang nya sendiri
materi yang guru ajukan
telah  Mem-
disampaikan punyai
melalui tanya alasan
jawab (rasio-nale)
(Menanya) yang dapat
diper-
 Guru bertanya  Siswa tanggung-
116

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

kepada siswa menanyakan hal- jawabkan


hal-hal yang hal yang masih untuk
masih belum belum dipahami mencapai
dipahami dari suatu
materi yang keputusan
telah
disampaikan
(Menanya)

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Penutup  Guru meminta siswa untuk  Siswa membuat kesimpulan dari 10 menit
membuat kesimpulan dari proses proses pembelajaran yang telah
pembelajaran yang telah dilakukan
dilakukan

 Guru meminta siswa  Siswa mengumpulkan LKS yang


mengumpulkan LKS yang telah telah dikerjakan
dikerjakannya tersebut

 Guru meminta siswa untuk  Siswa mendengarkan penjelasan


mempelajari materi berikutnya guru
yaitu mengenai pencemaran
tanah dan air

 Guru menutup pembelajaran dan  Siswa menjawab salam


mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes
1) Tes berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
2) Tes dalam bentuk tanya jawab untuk mengevaluasi setelah proses
pembelajaran
b. Non tes
1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran STM
2) Penilaian unjuk kerja

2. Bentuk Instrumen
a. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran STM dan
rubrik
c. Lembar observasi siswa dan rubrik
117
118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Sekolah : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah
Alokasi Waktu : 3 JP × 45 menit (Pertemuan ke-2)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.4 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.

3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-


perubahan tersebut bagi kehidupan.
119

Indikator :

3.10.1 Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab


pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3.10.2 Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3.10.3 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Luwes)
3.10.4 Menggolongkan cara pemecahan permasalahan pencemaran
tanah dan pencemaran air menurut pembagian (kategori) yang
berbeda-beda. (Berpikir Luwes)
3.10.5 Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Orisinil)
3.10.6 Membuat desain dalam memecahkan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Orisinil)
3.10.7 Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam
memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran
air. (Berpikir Memerinci)
3.10.8 Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Memerinci)
3.10.9 Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Menilai)

4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur


ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator :
4.10.1 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran tanah
dan pencemaran air. (Berpikir Menilai)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
2. Siswa dapat mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Lancar)
3. Siswa dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Luwes)
4. Siswa dapat menggolongkan cara pemecahan permasalahan penccemaran
tanah dan pencemaran air menurut pembagian (kategori) yang berbeda-
beda. (Berpikir Luwes)
120

5. Siswa dapat mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam


memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Orisinil)
6. Siswa dapat membuat desain dalam memecahkan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Orisinil)
7. Siswa dapat melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam
memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air.
(Berpikir Memerinci)
8. Siswa dapat mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan
permasalahan pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir
Memerinci)
9. Siswa dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan permasalahan
pencemaran tanah dan pencemaran air. (Berpikir Menilai)
10. Siswa dapat merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran tanah dan
pencemaran air. (Berpikir Menilai)

D. Materi Pembelajaran
Peta Konsep
Perubahan Lingkungan dan
Daur Ulang Limbah
Keseimbangan dan
Perubahan Jenis Pencemaran
Lingkungan Hidup

Pencemaran Pencemaran
Air Tanah

Penyebab : Limbah domestik, limbah Penyebab : Limbah pertanian,


industri, limbah pertanian, limbah limbah padat
pertambangan
Dampak : Mengurangi
porositas dan kesuburan tanah,
Dampak : Gangguan kesehatan, mematikan organisme tanah
mematikan organisme pengurai,
gangguan keseimbangan ekosistem
Penanganan : Penimbunan tanah
(landfill), penimbunan limbah
Penanganan : membuat cubluk, padat dengan tanah secara berlapis
tangki septik konvensional, tangki
(sanitary landfill), melakukan
septik biofilter, instalasi pengolahan
limbah cair domestik (IPLCD) program 9R (reuse, replacement,
refusal, reconstruct, redurability,
reduce, recycle, recovery),
pembakaran (incineration),
penghancuran (pulverisation),
pengomposan (composting),
pemanfaatan sebagai makanan
ternak (hog feeding)
121

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific
2. Model pembelajaran yang digunakan: Sains Teknologi Masyarakat (STM)
3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Diskusi, kerja kelompok, tanya
jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran:
a. Buku panduan belajar siswa
b. Lembar Kerja Siswa Sains Teknologi Masyarakat (STM)
c. Materi pelajaran (dalam bentuk power point)
d. Gambar mengenai pencemaran tanah dan pencemaran air (dalam
bentuk power point)

2. Alat Pembelajaran:
a. Whiteboard
b. Buku tulis
c. Alat tulis
d. Laptop
e. LCD
f. Spidol
g. Wifi

3. Sumber Pembelajaran
Buku teks pelajaran biologi Kelas X :
Anshori, Moch dan Martono, Djoko. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: PT Sumber Bahagia Concern.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas X. Bandung :
Grafindo Media Pratama.
Kistinnah, Idun dan Sri, Endang Lestari. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Pratiwi, D. A., dkk. 2014. Biologi Untuk SMA/MA KELAS X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2007. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari.
122

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Kedua
Waktu : 3 x 45 menit
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Pembukaan  Memberi salam, mengecek absensi,  Menjawab salam, mengeluarkan 5 menit
mengecek kesiapan siswa, buku pelajaran biologi.
menyiapkan buku ajar dan power
point yang akan disampaikan,
menjelaskan tujuan pembelajaran
Motivasi  Guru memberikan motivasi kepada  Memperhatikan dan 5 menit
siswa terkait materi pencemaran air mendengarkan penjelasan dari
dan pencemaran tanah serta upaya guru tentang manfaat manfaat
penanggulangannya dengan mempelajari pencemaran tanah
memberikan gambaran umum dan pencemaran air serta upaya
mengenai manfaat mempelajari penanggulangannya bagi
pencemaran tanah dan pencemaran air kelangsungan hidup makhluk
serta upaya penanggulangannya bagi hidup.
kelangsungan hidup makhluk hidup.

Apersepsi  Apersepsi dengan menanyakan hal  Berpikir dan menjawab 5 menit


yang berhubungan dengan pelajaran pertanyaan dari guru.
yaitu pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya seperti:
“Bagaimana tanggapan kalian
mengenai sungai tercemar? Apa yang
menyebabkan sungai di Indonesia
banyak yang tercemar?”

2. Kegiatan Inti (110 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi
Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

Inisiasi/  Guru membagi  Siswa menempatkan Fluency  Menjawab 15 menit


Invitasi siswa menjadi diri sesuai dengan dengan
6 kelompok kelompok yang (Berpikir sejumlah
sesuai dengan sudah ditentukan. Lancar) jawaban jika
yang sudah ada
ditentukan. pertanyaan

 Lancar dalam
 Guru meminta  Siswa mengungkap-
siswa untuk mengemukakan kan gagasan-
mengemukakan pendapat mereka gagasannya
isu atau mengenai isu atau
masalah yang masalah yang
ada berkaitan dengan
hubungannya pencemaran tanah
dengan dan pencemaran air
pencemaran serta upaya
123

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

tanah dan penanggulangannya


pencemaran air dalam kehidupan
serta upaya manusia yang pernah
penanggulanga mereka alami atau
nnya dalam mereka ketahui.
kehidupan
manusia yang
pernah mereka
alami atau
mereka ketahui

 Guru  Siswa berusaha


mengajukan menemukan
permasalahan permasalahan dengan
yang diangkat cara melakukan
dari latar kajian dan analisis
kehidupan secara cermat
sehari-hari terhadap
siswa dengan permasalahan yang
memberikan diberikan pada
LKS STM artikel di dalam LKS
yang STM.
didalamnya
memuat artikel
mengenai
pencemaran
tanah dan air
(Mengamati)

Pembentu  Guru  Siswa mengajukan Flexibility  Memberikan 25 menit


kan/ memfasilitasi pendapat terkait macam-
Pengem- siswa dalam permasalahan pada (Berpikir macam
bangan melakukan artikel yang terdapat Luwes) penafsiran
Konsep aktivitas untuk dalam LKS STM (interpretasi)
memecahkan yang merupakan terhadap suatu
masalah bagian dari proses masalah
dengan pemecahan masalah
mengajak siswa  Jika diberikan
untuk suatu masalah
berpendapat biasanya
terkait memikirkan
permasalahan macam-
yang guru macam cara
ajukan dalam yang berbeda
LKS STM untuk
menyelesaika
nnya
124

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

 Guru meminta  Siswa mencari


siswa mencari informasi dari
informasi dari berbagai sumber baik
berbagai buku /internet untuk
sumber untuk menyelesaikan
menyelesaikan permasalahan yang
permasalahan terdapat dalam
yang terdapat artikel pada LKS
dalam artikel STM
pada LKS STM
(Mengumpulk
an data)

 Guru  Siswa berdiskusi


membimbing bersama teman
siswa dalam kelompoknya dengan
melakukan bimbingan guru.
diskusi
(Mengumpulk
an data)

 Guru meminta  Siswa melakukan


siswa untuk observasi terhadap
mengobservasi permasalahan yang
permasalahan terdapat dalam
terdapat dalam artikel pada LKS
artikel pada STM dan mengaitkan
LKS STM dan permasalahan
meminta siswa tersebut dengan
untuk informasi yang telah
mengaitkannya didapatkan
dengan
informasi yang
telah
didapatkan
(Mengamati)
 Siswa menganalisis
 Guru data dengan
membimbing bimbingan guru
siswa dalam untuk menemukan
menganalisis solusi atas
data untuk permasalahan yang
menemukan terdapat dalam
solusi atas artikel tersebut yang
permasalahan dikaitkan dengan
yang terdapat sains, teknologi yang
dalam artikel sedang
tersebut yang dikembangkan atau
dikaitkan telah berkembang di
dengan sains, masyarakat
teknologi yang
125

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

sedang
dikembangkan
atau telah
berkembang di
masyarakat
(Mengumpulk
an data)  Siswa membuat
kesimpulan
 Guru meminta berdasarkan hasil
siswa membuat diskusi mereka
kesimpulan mengenai
dari hasil pencemaran tanah
diskusi mereka dan air serta cara
mengenai menanggulanginya
pencemaran
tanah dan air
serta cara
menanggulangi
nya
(Mengasosiasi
kan)

Aplikasi  Guru meminta  Siswa mampu Originality  Memiliki cara 20 menit


Konsep siswa mencari mengaplikasikan berpikir yang
dalam informasi konsep-konsep yang (Berpikir lain dari yang
Kehidup- mengenai suatu telah dipahami dalam Orisinil) lain
an: alat atau suatu kehidupan sehari-
Penyele- cara yang hari dengan membuat  Lebih senang
saian berasal dari rancangan atau mensintesis
Masalah pengaplikasian rencana kerja dari dari pada
atau sains dan solusi yang diajukan menganalisis
Analisis teknologi sesuatu
Isu dalam
mengatasi
pencemaran
tanah dan air
(Mengumpulk
an data)

 Guru membim-  Siswa membuat


bing siswa agar rancangan atau
dapat rencana kerja dari
mengaplikasika solusi yang diajukan
n konsep sebagai bentuk untuk
pencemaran mengaplikasikan
tanah dan air konsep pencemaran
serta cara tanah dan air serta
penanggulanga cara
nnya dalam penanggulangannya
kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari sehari-hari dengan
126

Tahapan Kegiatan pembelajaran Berpikir Kreatif Alokasi


Waktu
Guru Siswa Komponen Indikator

(Mengasosiasi bimbingan guru


kan)

Pemantap  Guru meminta  Siswa melakukan Elaboration  Mencari arti 25 menit


an Konsep siswa presentasi yang lebih
melakukan berdasarkan hasil (Berpikir mendalam
presentasi dari diskusi kelompok Memerinci) terhadap
hasil diskusi jawaban atau
kelompok pemecahan
(Mengkomuni masalah
kasikan) dengan
melakukan
 Guru  Siswa mendengarkan langkah-
mengelaborasi penjelasan dari guru langkah yang
hasil kegiatan terperinci
siswa dan
memberikan  Mengembang
penjelasan kan atau
lebih lanjut dari memperkaya
pemaparan gagasan orang
siswa saat lain
presentasi
(Mengasosiasi
kan)
Penilaian  Guru  Siswa mendengarkan Evaluation  Memberikan 25 menit
melakukan penjelasan guru dan pertimbangan
evaluasi menjawab (Berpikir atas dasar
melalui hasil pertanyaan- Menilai) sudut
kerja siswa dan pertanyaan yang guru pandangnya
mereview ajukan sendiri
materi yang
telah  Mempunyai
disampaikan alasan
melalui tanya (rasionale)
jawab yang dapat
(Menanya) dipertanggun
gjawabkan
 Guru bertanya  Siswa menanyakan untuk
kepada siswa hal-hal yang masih mencapai
hal-hal yang belum dipahami suatu
masih belum keputusan
dipahami dari
materi yang
telah
disampaikan
(Menanya)
127

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Penutup  Guru meminta siswa untuk membuat  Siswa membuat kesimpulan dari 10 menit
kesimpulan dari proses pembelajaran proses pembelajaran yang telah
yang telah dilakukan dilakukan

 Guru meminta siswa mengumpulkan  Siswa mengumpulkan LKS yang


LKS yang telah dikerjakannya telah dikerjakan
tersebut

 Guru menutup pembelajaran dan  Siswa menjawab salam


mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes
1) Tes berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
2) Tes dalam bentuk tanya jawab untuk mengevaluasi setelah proses
pembelajaran
b. Non tes
1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran STM
2) Penilaian unjuk kerja
3)
2. Bentuk Instrumen
a. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk soal uraian
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tahapan pembelajaran STM dan
rubrik
c. Lembar observasi siswa dan rubrik
Lampiran 5

Rubrik Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen I


No. Kriteria Penilaian Skor
1. a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 4
b) Jika siswa cukup tepat dan cukup sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 3
c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 2
d) Jika siswa menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam artikel namun tidak tepat dan tidak sesuai. 1
e) Jika siswa tidak menuliskan permasalahan yang terdapat dalam artikel (tidak menjawab) 0
2. a) Jika siswa dapat dengan jelas dalam mendefiniskan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut. 4
b) Jika siswa cukup jelas dalam mendefiniskan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut. 3
c) Jika siswa kurang jelas dalam mendefiniskan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut. 2
d) Jika siswa mendefiniskan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut namun tidak jelas. 1
e) Jika siswa tidak dapat mendefiniskan permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut (tidak menjawab). 0
3. a) Jika siswa secara rinci menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 4
didapat.
b) Jika siswa cukup rinci dalam menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 3
didapat.
c) Jika siswa kurang rinci dalam menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 2
didapat.
d) Jika siswa hanya menuliskan sumber dari data/informasi yang didapat dan tidak menuliskan data/informasi tersebut. 1
e) Jika siswa tidak menuliskan data/informasi dan juga tidak menuliskan sumber literatur (tidak menjawab)
0
4. a) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan tepat. 4
b) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan cukup tepat. 3
c) Jika siswa dapat membuat hipotesis namun kurang tepat. 2
d) Jika siswa membuat hipotesis namun tidak tepat (salah). 1
e) Jika siswa tidak membuat hipotesis (tidak menjawab). 0
5. a) Jika siswa melakukan penyelidikan dan menuliskan hasil penyelidikannya dengan tepat dan dapat memperkuat hipotesis yang 4
diberikan.
b) Jika siswa melakukan penyelidikan dan menuliskan hasil penyelidikannya dengan cukup tepat dan cukup memperkuat hipotesis yang 3
diberikan.

147
No. Kriteria Penilaian Skor
c) Jika siswa melakukan penyelidikan dan menuliskan hasil penyelidikannya namun kurang tepat dan kurang memperkuat hipotesis 2
yang diberikan.
d) Jika siswa melakukan penyelidikan dan menuliskan hasil penyelidikannya namun tidak berkaitan dengan hipotesis yang diberikan 1
(tidak tepat) dan tidak dapat memperkuat hipotesis yang diberikan.
e) Jika siswa tidak melakukan penyelidikan sehingga tidak ada data hasil penyelidikan yang dituliskan (tidak menjawab). 0
6. a) Jika siswa dapat membuat keterkaitan yang tepat dan rinci antara permasalahan yang terdapat dalam artikel dengan data/informasi 4
yang diperoleh dari literatur.
b) Jika siswa cukup tepat dalam mengaitkan permasalahan yang terdapat dalam artikel dengan data/informasi yang diperoleh dari 3
literatur.
c) Jika siswa kurang tepat dalam mengaitkan permasalahan yang terdapat dalam artikel dengan data/informasi yang diperoleh dari 2
literatur.
d) Jika siswa tidak tepat dalam mengaitkan permasalahan yang terdapat dalam artikel dengan data/informasi yang diperoleh dari 1
literatur.
e) Jika siswa tidak membuat keterkaitan antara permasalahan yang terdapat dalam artikel dengan data/informasi yang didapat dari 0
literatur (tidak menjawab).
7. a) Jika siswa dapat memberikan lebih dari 3 solusi yang sesuai dengan permasalahan secara logis. 4
b) Jika siswa dapat memberikan 3 solusi yang sesuai dengan permasalahan secara logis. 3
c) Jika siswa dapat memberikan 2 solusi yang sesuai dengan permasalahan secara logis. 2
d) Jika siswa dapat memberikan 1 solusi yang sesuai dengan permasalahan secara logis. 1
e) Jika siswa tidak dapat memberikan solusi (tidak menjawab). 0
8. a) Jika siswa dapat memberikan pendapatnya sendiri beserta data/informasi dari berbagai sumber yang mendukung solusi yang 4
diberikan.
b) Jika siswa dapat memberikan pendapatnya sendiri beserta data/informasi dari berbagai sumber yang cukup mendukung solusi yang 3
diberikan.
c) Jika siswa hanya dapat memberikan data/informasi dari berbagai sumber namun tidak menyertakan pendapatnya sendiri mengenai 2
solusi yang diberikan.
d) Jika Jika siswa hanya dapat memberikan pendapatnya sendiri namun tidak menyertakan data/informasi dari berbagai sumber 1
mengenai solusi yang diberikan.
e) Jika siswa tidak memberikan pendapat dan data/informasi atas solusi yang diberikannya (tidak menjawab). 0

148
Lampiran 6

Rubrik Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen II

No. Kriteria Penilaian Skor


1. a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam menuliskan informasi mengenai pencemaran suara/udara/air/tanah 4
b) Jika siswa cukup tepat dan cukup sesuai dalam menuliskan informasi mengenai pencemaran suara/udara/air/tanah 3
c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam menuliskan informasi mengenai pencemaran suara/udara/air/tanah 2
d) Jika siswa menuliskan informasi mengenai pencemaran suara/udara/air/tanah namun tidak tepat dan tidak sesuai. 1
e) Jika siswa tidak menuliskan informasi mengenai pencemaran suara/udara/air/tanah (tidak menjawab) 0
2. a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 4
b) Jika siswa cukup tepat dan cukup sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 3
c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada artikel. 2
d) Jika siswa menuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam artikel namun tidak tepat dan tidak sesuai. 1
Jika siswa tidak menuliskan permasalahan yang terdapat dalam artikel (tidak menjawab) 0
3. a) Jika siswa secara rinci menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 4
didapat.
b) Jika siswa cukup rinci dalam menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 3
didapat.
c) Jika siswa kurang rinci dalam menuliskan data/informasi yang didapat dari literatur dan menuliskan sumber dari data/informasi yang 2
didapat.
d) Jika siswa hanya menuliskan sumber dari data/informasi yang didapat dan tidak menuliskan data/informasi tersebut. 1
e) Jika siswa tidak menuliskan data/informasi dan juga tidak menuliskan sumber literatur (tidak menjawab) 0
4. a) Jika siswa memberikan solusi yang dikaitkan dengan bidang sains (IPA) dengan tepat. 4
b) Jika siswa dapat memberikan solusi yang dikaitkan dengan bidang sains (IPA) dengan cukup tepat. 3
c) Jika siswa dapat memberikan solusi, namun solusi yang diberikan kurang terkait dengan bidang sains (IPA) 2
d) Jika siswa dapat memberikan solusi, namun solusi yang diberikan tidak terkait dengan bidang sains (IPA) 1
e) Jika siswa tidak memberikan solusi (tidak menjawab) 0
5. a) Jika siswa memberikan solusi yang dikaitkan dengan bidang teknologi dengan tepat. 4
b) Jika siswa dapat memberikan solusi yang dikaitkan dengan bidang teknologi dengan cukup tepat. 3
c) Jika siswa dapat memberikan solusi, namun solusi yang diberikan kurang terkait dengan bidang teknologi 2

149
d) Jika siswa dapat memberikan solusi, namun solusi yang diberikan tidak terkait dengan bidang teknologi 1
No. Kriteria Penilaian Skor
e) Jika siswa tidak memberikan solusi (tidak menjawab) 0
6. a) Jika siswa dapat menjelaskan dengan tepat peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah 4
b) Jika siswa dapat menjelaskan dengan cukup tepat peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah 3
c) Jika siswa kurang tepat dalam menjelaskan peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah. 2
d) Jika siswa tidak tepat dalam menjelaskan peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah 1
e) Jika siswa tidak dapat menjelaskan peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah (tidak menjawab) 0
7. a) Jika siswa dapat menjelaskan dengan tepat mengenai penerapan sains dan teknologi dalam mengatasi pencemaran 4
suara/udara/air/tanah dikalangan masyarakat.
b) Jika siswa dapat menjelaskan dengan cukup tepat mengenai penerapan sains dan teknologi dalam mengatasi pencemaran 3
suara/udara/air/tanah dikalangan masyarakat.
c) Jika siswa kurang tepat dalam menjelaskan penerapan sains dan teknologi dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah 2
dikalangan masyarakat.
d) Jika siswa tidak tepat dalam menjelaskan penerapan sains dan teknologi dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah 1
dikalangan masyarakat.
e) Jika siswa tidak dapat menjelaskan penerapan sains dan dan teknologi dalam mengatasi pencemaran suara/udara/air/tanah dikalangan 0
masyarakat (tidak dapat menjawab).
8. a) Jika siswa dapat memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan dengan tepat. 4
b) Jika siswa dapat memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan dengan cukup tepat. 3
c) Jika siswa memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan namun kurang tepat. 2
d) Jika siswa memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan namun tidak tepat. 1
e) Jika siswa tidak dapat memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan (tidak menjawab). 0

150
Lampiran 7

Kisi-Kisi Instrumen Tes

Nama Sekolah : SMAN 1 Parung


Mata Pelajaran/Kelas : Biologi/X (Sepuluh)
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013
Jenis Soal : Essay
Kompetensi Dasar :
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-perubahan tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator Pembelajaran :
3.10.1 Mengajukan banyak pertanyaan terkait faktor penyebab pencemaran lingkungan. (Berpikir Lancar)
3.10.2 Mencetuskan banyak gagasan cara pemecahan permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir Lancar)
3.10.3 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir
Luwes)
3.10.4 Menggolongkan cara pemecahan permasalahan pencemaran lingkungan menurut pembagian (kategori) yang berbeda-
beda. (Berpikir Luwes)
3.10.5 Mengemukakan solusi yang baru (orisinil) dalam memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir
Orisinil)
3.10.6 Membuat desain dalam memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir Orisinil)
3.10.7 Melakukan langkah-langkah yang terperinci dalam memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir
Memerinci)
3.10.8 Mengembangkan suatu gagasan dalam memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir Memerinci)
3.10.9 Memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (rasionale) terkait solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan pencemaran lingkungan. (Berpikir Menilai)
4.10.1 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang diberikan untuk memecahkan permasalahan pencemaran
lingkungan. (Berpikir Menilai)

151
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
1.* Membuat Fluency Perhatikan gambar berikut ini! 1. Apa saja yang
pertanyaan (Berpikir menyebabkan terjadinya 4 Jika siswa dapat
terkait kasus Lancar) pencemaran udara? membuat lebih
pencemaran 2. Zat-zat apa yang dari 3 pertanyaan
udara menyebabkan terjadinya yang relevan
berdasarkan pencemaran udara? dengan gambar
gambar yang 3. Bagaimana cara
disajikan menangani pencemaran
udara yang terjadi? 3 Jika siswa
4. Apakah dampak yang membuat 3
dapat ditimbulkan dari pertanyaan yang
Sumber : 2Faliminnonchik.blogspot.com udara yang tercemar? relevan dengan
5. Apa yang akan terjadi gambar
Buatlah pertanyaan terkait permasalahan jika pencemaran udara
pencemaran lingkungan dari gambar diatas! terus berlangsung?
(Minimal 3)
2 Jika siswa
membuat 2
pertanyaan yang
relevan dengan
gambar

1 Jika siswa hanya


membuat 1
pertanyaan yang
relevan dengan
gambar
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif

0 Jika siswa tidak


membuat
pertanyaan

2.* Mengemuka Fluency Perhatikan artikel berikut ini! 1. Perusahaan furniture


-kan gagasan (Berpikir Tim Koordinasi Penanggulangan harus membuat ruangan 4 Jika siswa dapat
mengenai Lancar) Pencemaran Lingkungan Hidup (TKP2LH) Pemkot kedap suara yang membuat lebih
cara Denpasar memberikan peringatan keras kepada dijadikan sebagai tempat dari 2 gagasan
penanggulan pengelola Sumarni Art Shop Furniture. Pasalnya, khusus untuk yang relevan
g-an aktivitas perusahaan furniture yang berlokasi di pemotongan kayu, untuk mengatasi
pencemaran Jalan Atena I Padangsambian Klod, Denpasar Barat sehingga suara mesin permasalahan
suara ini terbukti mencemari lingkungan, sehingga pemotong kayu tersebut yang terdapat
berdasarkan diprotes warga sekitarnya. tidak lagi mencemari dalam artikel
artikel yang Selain memprotes suara bising dari mesin- lingkungan. yang disajikan
disajikan mesin pemotong kayu, limbah aktivitas perusahaan 2. Menanam pohon yang
berupa serbuk yang beterbangan ke mana-mana lebih banyak lagi di
juga dikeluhkan warga. sekitar perusahaan 3 Jika siswa
Dihubungi Selasa (4/4) kemarin, Kepala tersebut. Karena pohon membuat 2
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Denpasar Ir. dapat berfungsi sebagai gagasan yang
Ketut Suandi mengatakan pihaknya sudah turun ke peredam suara, sehingga relevan untuk
lapangan guna menindaklanjuti keluhan warga. jika dilingkungan mengatasi
Dalam sidak yang dilakukan Selasa kemarin, aparat perusahaan furniture permasalahan
yang tergabung dalam TKP2LH memang tersebut ditanami banyak yang terdapat
mendapati aktivitas perusahaan furniture itu tidak pepohonan maka suara dalam artikel
ramah lingkungan. Dikatakan, tingkat kebisingan yang dihasilkan mesin- yang disajikan
akibat raungan suara mesin pemotong kayu yang mesin pemotong kayu
dioperasikan perusahaan itu mencapai 80 dB. akan lebih diredam
Sementara tingkat kebisingan maksimal yang masih dengan adanya 2 Jika siswa
bisa ditoleransi atau dinilai belum mencemari pepohonan di lingkungan

153
membuat 1
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
lingkungan hanya 60 dB. Setelah dilakukan perusahaan. gagasan yang
pengecekan, tingkat kebisingan suara yang 3. Perusahaan furniture relevan untuk
ditimbulkan mesin-mesin yang dioperasikan lebih memperhatikan lagi mengatasi
perusahaan furniture itu me-lampaui standar baku mesin pemotong kayu permasalahan
mutu yang diperbolehkan. yang digunakan dan yang terdapat
Sumber : Jawa Post, 5 April 2006 mencoba mencari mesin dalam artikel
pemotong kayu lain yang yang disajikan
Menurut pendapatmu, bagaimana cara menangani tidak menghasilkan suara
masalah pencemaran suara yang terjadi pada artikel bising, hal ini dapat
tersebut? (minimal 2) dilakukan oleh para 1 Jika siswa
usahawan dengan membuat 1
mengajukan persyaratan gagasan namun
kebisingan dari mesin kurang relevan
sebelumnya sebelum untuk mengatasi
membeli mesin permasalahan
pemotong kayu. yang terdapat
dalam artikel
yang disajikan

0 Jika siswa tidak


membuat gagasan

3.* Membuat Fluency Perhatikan artikel berikut ini! 1. Apa yang


pertanyaan (Berpikir menyebabkan terjadinya 4 Jika siswa dapat
terkait kasus Lancar) Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLH pencemaran tanah di membuat lebih
pencemaran Desa Cinangka Bogor? dari 3 pertanyaan
tanah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan 2. Zat kimia apa yang yang sesuai
berdasarkan mencemari tanah di Desa dengan
melakukan penelitian lebih lanjut bersama instansi
artikel yang Cinangka Bogor?

154
permasalahan
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
disajikan terkait untuk pembersihan logam berat yang 3. Hal apa saja yang dalam artikel
mengontaminasi tanah di Desa Cinangka, Ciampea, telah dilakukan yang disajikan
Bogor, Jawa Barat. pemerintah terkait
pencemaran tanah yang
Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah terjadi di Desa Cinangka 3 Jika siswa
Bahan Beracun dan Berbahaya KLH Wiryono Bogor? membuat 3
menyatakan, bahwa akan melakukan penelitian 4. Apakah dampak yang pertanyaan yang
lebih lanjut bersama instansi terkait untuk dapat ditimbulkan dari sesuai dengan
pembersihan logam berat yang mengontaminasi tanah yang tercemar permasalahan
tanah di Desa Cinangka, Ciampea, Bogor. bahan kimia berbahaya? dalam artikel
5. Apakah yang akan yang disajikan
Pencemaran timbal (timah hitam) pada lapisan terjadi jika pencemaran
tanah di Cinangka tersebut mencapai 10.000 ppm, tanah ini tidak segera
ditangani? 2 Jika siswa
jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO,
yakni 400 ppm. Konsentrasi ini dapat bertahan membuat 2
dalam jangka panjang karena timbal tidak pertanyaan yang
mengalami degradasi. sesuai dengan
permasalahan
Pencemaran terjadi akibat aktivitas peleburan aki dalam artikel
dari baterai kendaraan yang beroperasi di sana yang disajikan
selama puluhan tahun. Menurut Kepala Desa
Cinangka Sholeh Mansur, aktivitas peleburan aki
ditutup sejak beberapa tahun lalu. Namun, 1 Jika siswa hanya
limbahnya dibuang dan ditimbun di lapangan membuat 1
seberang kantor desa yang sering menjadi tempat pertanyaan yang
bermain anak-anak sekolah. sesuai dengan
permasalahan
dalam artikel
"Saat ini kami masih mendiskusikan apakah sudah
yang disajikan
darurat sehingga harus dilakukan. Kami juga tengah

155
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
mempersiapkan survei dengan pakar," kata
Wiryono. 0 Jika siswa tidak
membuat
Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita pertanyaan
/2012/06/pencemaran-timbal-di-bogorditang ani-
klh

Buatlah pertanyaan berdasarkan kasus pencemaran


tanah yang terdapat dalam artikel tersebut!
(Minimal 3)

4.* Memberikan Flexibility Perhatikan gambar berikut! 1. Sungai yang tercemar


macam- (Berpikir oleh sampah akibat 4 Jika siswa dapat
macam luwes) perilaku masyarakat memberikan lebih
penafsiran yang sering membuang dari 3 penafsiran
terhadap sampah ke sungai. terhadap
suatu 2. Sampah yang dibuang gambar/permasala
gambar ke sungai akan han secara logis
terkait mencemari air sungai
permasalaha dan membuat aliran
n sungai terganggu 3 Jika siswa dapat
pencemaran sehingga saat musim memberikan 3
air hujan akan menyebabkan penafsiran
banjir. terhadap
Apa yang ada didalam pikiran/benak kamu ketika 3. Beberapa gambar/permasala
melihat gambar tersebut? (Buatlah dalam bentuk warga/petugas han secara logis
kebersihan sedang
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
pernyataan minimal 3) membersihkan sungai
untuk mengurangi 2 Jika siswa dapat
jumlah sampah yang memberikan 2
hampir memenuhi sungai penafsiran
tersebut. terhadap
4. Seharusnya warga gambar/permasala
memilah sampah organik han secara logis
dan anorganik yang
mereka hasilkan dan
tidak membuangnya ke 1 Jika siswa dapat
sungai, namun diberikan memberikan 1
ke bank-bank sampah penafsiran
untuk dikelola kembali terhadap
atau dibuang ke tempat gambar/permasala
pembuangan sampah han secara logis
yang telah disediakan.
5. Pemerintah harus
bertindak tegas terhadap 0 Jika siswa tidak
warga yang membuang memberikan
sampah ke sungai, penafsiran
karena sungai yang gambar/permasala
tercemar akan han
berdampak buruk bagi
kesehatan warga,
terutama warga-warga
yang menggantungkan
hidupnya dari sungai
tersebut.
5.* Menggolong Flexibility Perhatikan tabel berikut ini! 1. Berdasarkan
kan berbagai (Berpikir Berikut ini merupakan jenis-jenis limbah yang sumbernya: 4 Jika siswa dapat

157
jenis limbah luwes) sering kita jumpai : - Limbah rumah tangga : menggolongkan
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
yang Sisa sayuran Jarum suntik Jerami sisa sayuran yang semua limbah ke
disajikan yang terbuang terbuang, sisa buah- dalam 3
dalam tabel Sisa buah- Botol infus Paku bekas buahan yang terbuang, kelompok dengan
buahan yang plastik bekas kemasan, dasar yang logis
terbuang air bekas mencuci
Pulpen bekas Sisa obat- Potongan besi baju.
obatan - Limbah perkantoran : 3 Jika siswa haya
Kertas Air bekas Cairan kimia kertas, pulpen bekas. dapat
mencuci baju beracun - Limbah rumah sakit : menggolongkan
Plastik bekas Bonggol Sekam padi jarum suntik, botol semua limbah ke
kemasan jagung infus, sisa obat-obatan. dalam 2
Dari limbah tersebut buatlah beberapa - Limbah pertanian : kelompok dengan
pengelompokan berdasarkan pengetahuan yang jerami, sekam padi. dasar yang logis
kalian ketahui! - Limbah perkebunan :
bonggol jagung.
- Limbah industri 2 Jika siswa dapat
konstruksi gedung : menggolongkan
paku bekas, potongan semua limbah ke
besi. dalam 1
- Limbah industri tekstil kelompok dengan
: cairan kimia beracun. dasar yang logis
2. Berdasarkan
wujudnya:
- Limbah padat : sisa 1 Jika siswa hanya
sayuran yang terbuang, dapat
sisa buah-buahan yang menggolongkan
terbuang, kertas, sebagian limbah
pulpen bekas, plastik ke dalam 1
bekas kemasan, jarum kelompok dengan

158
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
suntik, botol infus, sisa dasar yang logis
obat-obatan, bonggol
jagung, jerami, paku
bekas, potongan besi, 0 Jika siswa tidak
sekam padi. dapat
- Limbah cair : air bekas menggolongkan
mencuci baju, cairan limbah
kimia beracun.
3. Berdasarkan jenis
senyawanya:
- Limbah organik : sisa
sayuran yang terbuang,
sisa buah-buahan yang
terbuang, bonggol
jagung, jerami, sekam
padi.
- Limbah anorganik :
kertas, pulpen bekas,
plastik bekas kemasan,
botol infus, air bekas
mencuci baju, ,
potongan besi.
- Limbah bahan
berbahaya dan beracun
(B3) : jarum suntik,
sisa obat-obatan, paku
bekas, cairan kimia
beracun.

159
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
6. Menggolong Flexibility Berikut disajikan usaha-usaha yang dilakukan Alternatif Jawaban:
kan cara (Berpikir untuk mengatasi masalah pencemaran udara : 1. Usaha Preventif 4 Jika siswa dapat
pemecahan luwes) 1) Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis (sebelum pencemaran), menggolongkan
permasalaha Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri yaitu : semua usaha
n atau usaha yang menghasilkan limbah 1) Mewajibkan pemecahan
pencemaran 2) Memberikan surat peringatan kepda pabrik- dilakukannya AMDAL masalah
udara pabrik atau mencabut izin pabrik yang tidak (Analisis Mengenai pencemaran udara
menurut melakukan penyaringan terhadap asap atau Dampak Lingkungan) dalam 2
pembagian jelaga hasil dari aktivitas pabrik bagi industri atau usaha kelompok dengan
(kategori) 3) Menggalang dana untuk mengobati dan yang menghasilkan tepat
yang merawat korban pencemaran lingkungan limbah
berbeda- 4) Tidak membakar sampah di pekarangan 4) Tidak membakar
beda. rumah sampah di pekarangan 3 Jika siswa hanya
5) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan rumah dapat
penghijauan 5) Ikut berpartisipasi menggolongkan
6) Memberikan hukuman bagi orang-orang yang dalam kegiatan sebagian usaha
melakukan pembakaran hutan untuk penghijauan pemecahan
membuka lahan 7) Tidak melakukan masalah
7) Tidak melakukan pembakaran hutan untuk pembakaran hutan untuk pencemaran udara
membuka lahan membuka lahan dalam 2
8) Merelokasi warga dari daerah yang terkena 9) Mengembangkan kelompok dengan
pencemaran udara energi alternatif dan tepat
9) Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah
teknologi yang ramah lingkungan lingkungan
10) Mengidentifikasi dan menganalisa serta 11) Menanam tanaman 2 Jika siswa dapat
menemukan alat atau teknologi tepat guna hias di pekarangan atau menggolongkan
yang berwawasan lingkungan setelah adanya di pot-pot semua usaha
musibah/kejadian akibat pencemaran udara, 12) Mensosialisasikan pemecahan
misalnya menemukan bahan bakar dengan pelajaran lingkungan masalah
kandungan timbal yang rendah (BBG) hidup (PLH) di sekolah pencemaran udara

160
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
11) Menanam tanaman hias di pekarangan atau di dan masyarakat. dalam 1
pot-pot kelompok dengan
12) Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup 2. Usaha kuratif (setelah tepat
(PLH) di sekolah dan masyarakat terjadi pencemaran),
yaitu:
Berdasarkan usaha-usaha yang dilakukan untuk 2) Memberikan surat 1 Jika siswa hanya
mengetasi masalah pencemaran udara, kategorikan peringatan kepda pabrik- dapat
mana yang termasuk usaha preventif (sebelum pabrik atau mencabut menggolongkan
pencemaran) dan usaha kuratif (sesudah izin pabrik yang tidak sebagian usaha
pencemaran)? melakukan penyaringan pemecahan
terhadap asap atau jelaga masalah
hasil dari aktivitas pabrik pencemaran udara
3) menggalang dana dalam 1
untuk mengobati dan kelompok dengan
merawat korban tepat
pencemaran lingkungan
6) Memberikan hukuman
bagi orang-orang yang 0 Jika siswa tidak
melakukan pembakaran dapat
hutan untuk membuka menggolong-kan
lahan usaha pemecahan
8) Merelokasi warga dari masalah
daerah yang terkena pencemaran udara
pencemaran udara
10) mengidentifikasi dan
menganalisa serta
menemukan alat atau
teknologi tepat guna
yang berwawasan
lingkungan setelah

161
adanya musibah/kejadian
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
akibat pencemaran udara,
misalnya menemukan
bahan bakar dengan
kandungan timbal yang
rendah (BBG)
7. Memberikan Originality Perhatikan artikel berikut ini! Jawaban untuk
solusi yang (Berpikir pertanyaan ini tidak 4 Jika siswa
baru atau Orisinil) 70 Persen Polusi Udara Akibat Kendaraan dibatasi karena mengajukan 2
orisinil Bermotor berdasarkan pemikiran solusi yang sesuai
dalam orisinil siswa untuk dengan
memecahkan mengatasi permasalahan permasalahan
Pertumbuhan kendaraan bermotor yang terus
permasalaha meningkat di ibu kota tiap tahunnya tidak hanya yang terdapat pada secara logis dan
n berkontribusi bagi kemacetan lalu lintas, tapi juga artikel tersebut. upaya yang
pencemaran berefek buruk bagi kualitas udara kota Jakarta. Alternatif jawaban yang dilakukan asli dan
udara diberikan misalnya: belum terpikirkan
Bahkan, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta
Pemerintah harus orang lain
Timur mencatat setidaknya saat ini udara di Jakarta
membuat kebijakan yang
Timur mengandung karbon berat yaitu CO, SO2
mengatur batas
dan MO yang dikeluarkan oleh asap kendaraan
kepemilikan kendaran 3 Jika siswa
bermotor.
bermotor sehingga laju mengajukan 1
pertumbuhan kendaraan solusi yang sesuai
"70 Persen pencemaran udara akibat asap knalpot bermotor dapat ditekan, dengan
yang dikeluarkan kendaraan bermotor yaitu karbon melakukan perbaikan permasalahan
CO, SO2 dan MO," ujar Kepala Bidang dan peremajaan secara logis dan
Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan KLH transportasi umum, upaya yang
Jakarta Timur, Jumontang, kamis, (13/11). melakukan sidak, dilakukan asli dan
pemberian surat belum terpikirkan
Melalui evaluasi kualitas udara perkotaan (EKUP) peringatan atau orang lain
pihaknya juga mencatat 3 wilayah yang dianggap pencabutan izin bagi

162
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
tinggi pencemaran udaranya yaitu, Kecamatan pabrik-pabrik yang tidak
Cakung, Kecamatan Jatinegara dan Kecamatan melakukan penyaringan 2 Jika siswa
Pasar Rebo. Guna mengantisipasi semakin atau pengelolaan mengajukan 2
tingginya polusi udara pihaknya sedang mengambil sebelum membuang solusi yang sesuai
4 langkah pencegahan yaitu melakukan pengukuran limbahnya, melakukan dengan
udara, uji emisi kendaraan, pengujian bahan bakar penyuluhan tentang permasalahan
dan traffic quantitas. pencemaran udara. secara logis
namun upaya
"Selain benda bergerak seperti kendaraan bermotor, yang dilakukan
30 persen pencemaran udara juga disebabkan oleh tidak asli atau
benda tidak bergerak seperti pabrik. Ada 700 pabrik sudah umum
di Jakarta Timur. Pabrik menyumbang sebesar 30
persen pencemaran udara yaitu kawasan JIEP yang
menyumbang SO2 sebesar 6,80 ug/Nm3, NO 1 Jika siswa
sebesar 10,90 sebesar ug/Nm3, PM2.5, dan PM mengajukan 1
10," tandasnya. solusi yang sesuai
dengan
Sumber : http://www.beritajakarta.com/read permasalahan
/6224/70_Persen_Polusi_Udara_Akibat_Kendaraa secara logis
n_Bermotor#.VimF_uHbp2A namun upaya
yang dilakukan
tidak asli atau
Berdasarkan artikel diatas, solusi apa yang dapat
sudah umum
kamu berikan untuk mengatasi permasalahan
tersebut?
0 Jika siswa tidak
memberikan
solusi

163
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
8.* Membuat Originality Dibagian belakang rumah Aldo terdapat banyak Jawaban untuk
desain (Berpikir tumpukan barang bekas seperti gelas plastik bekas pertanyaan ini tidak 4 Jika siswa
(rancangan) Orisinil) minuman kemasan, kaleng bekas minuman ringan, dibatasi karena membuat lebih
dalam botol plastik bekas air mineral, dus mie, steroform berdasarkan pemikiran dari 2 rancangan
mengatasi bekas alat-alat elektronik, papan tripleks, kaleng orisinil siswa untuk produk yang
permasalaha cat, tumpukan majalah bekas, segulung kawat, dan mengatasi permasalahan memungkinkan
n terkait segulung tali. yang terdapat pada kasus dijadikan produk
limbah padat Jika menurutmu barang-barang tersebut masih bisa tersebut. Alternatif
rumah dimanfaatkan kembali, produk apa saja yang bisa jawaban yang diberikan
tangga kamu buat dari barang-barang bekas yang terdapat misalnya: dus mie dapat 3 Jika siswa
pada kasus diatas? (Minimal 2) dibuat menjadi kotak membuat 2
untuk menyimpan file rancangan produk
dengan diberikan memungkinkan
tambahan berupa pernak dijadikan produk
pernik atau kertas kado
agar terlihat lebih cantik,
kaleng bekas cat jika 2 Jika siswa
dibersihkan dapat membuat 1
dijadikan bangku dengan rancangan produk
menambahkan bantal yang
pada bagian atasnya, memungkinkan
papan tripleks dapat dijadikan produk
dibuat menjadi kotak
penyimpanan make up
atau obat dengan dibuat
1 Jika siswa
menjadi bentuk lemari
membuat 1
ukuran mini. rancangan produk
namun tidak
memungkinkan

164
untuk dijadikan
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
produk

0 Jika siswa tidak


membuat
rancangan

9.* Memberikan Originality Jawaban untuk


solusi yang (Berpikir Perhatikan gambar berikut ini! pertanyaan ini tidak 4 Jika siswa
baru atau Orisinil) dibatasi karena mengajukan 2
orisinil berdasarkan pemikiran solusi yang sesuai
dalam orisinil siswa untuk dengan
memecahkan mengatasi permasalahan permasalahan
permasalaha yang terdapat pada kasus secara logis dan
n tersebut. Alternatif upaya yang
pencemaran jawaban yang diberikan dilakukan asli dan
air misalnya: Jika sungai di belum terpikirkan
dekat tempat tinggal saya orang lain
tercemar seperti pada
gambar tersebut, maka
solusi yang akan saya 3 Jika siswa
berikan yaitu : mengajukan 1
1) Mengajak anggota solusi yang sesuai
karang taruna di daerah dengan
rumah saya untuk permasalahan
melakukan penyuluhan secara logis dan
Jika masalah pencemaran air seperti gambar kepada warga mengenai upaya yang
tersebut terjadi di sungai dekat tempat tinggal dampak dari pencemaran dilakukan asli dan
air dengan terlebih belum terpikirkan
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
kalian, solusi apa yang akan kalian berikan untuk dahulu berkoordinasi orang lain
mengatasi masalah pencemaran air tersebut? dengan RT, RW dan
Kecamatan, melakukan
penyuluhan agar warga 2 Jika siswa
sadar pentingnya air bagi mengajukan 2
kehidupan dan untuk solusi yang sesuai
tidak membuang sampah dengan
ke sungai permasalahan
2) Mengajak warga secara logis
sekitar untuk namun upaya
membersihkan sungai yang dilakukan
yang telah tercemar oleh tidak asli atau
sampah tersebut dan sudah umum
menjadikan kegiatan
membersihkan sungai itu
sebagai kegiatan rutin 1 Jika siswa
bulanan agar sungai mengajukan 1
tersebut terjaga solusi yang sesuai
kebersihannya dengan
3) Mengajak pengurus permasalahan
RT, RW, Kecamatan secara logis
serta warga untuk namun upaya
bermusyawarah yang dilakukan
membuat peraturan tidak asli atau
mengenai denda yang sudah umum
diberlakukan bagi
siapapun warga yang
membuang sampah, dan 0 Jika siswa tidak
peraturan-peraturan memberikan
tersebut dibuat dalam

166
papan reklame yang
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
dipasang di pinggiran solusi
sungai agar seluruh
warga dapat
membacanya, dan bagi
siapun warga yang
melihat orang yang
membuang sampah ke
sungai wajib
melaporkannya ke
pengurus RT atau RW.
10.* Membuat Elaboration Perhatikan artikel berikut ini! Cara yang dilakukan
langkah- (Mengelabor untuk mengatasi tanah 4 Jika siswa
langkah asi) Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLH yang tercemar logam menyebutkan cara
yang berat seperti timbal yaitu dan menjelaskan
terperinci dengan melakukan langkah-langkah
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan
dalam bioremediasi (proses untuk mengatasi
melakukan penelitian lebih lanjut bersama instansi
memecahkan pembersihan pencemaran masalah
terkait untuk pembersihan logam berat yang
permasalaha tanah dengan pencemaran tanah
mengontaminasi tanah di Desa Cinangka, Ciampea,
n menggunakan dengan rinci dan
Bogor, Jawa Barat.
pencemaran mikroorganisme seperti tepat
tanah bakteri atau jamur) pada
Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah tanah yang tercemar
Bahan Beracun dan Berbahaya KLH Wiryono timbal, langkah- 3 Jika siswa
menyatakan, bahwa akan melakukan penelitian langkahnya yaitu: menyebutkan cara
lebih lanjut bersama instansi terkait untuk 1) Melakukan studi dan menjelaskan
pembersihan logam berat yang mengontaminasi pendahuluan terhadap langkah-langkah
tanah di Desa Cinangka, Ciampea, Bogor. kemampuan jenis untuk mengatasi
mikroorganisme masalah
Pencemaran timbal (timah hitam) pada lapisan pendegradasi dalam pencemaran tanah
tanah di Cinangka tersebut mencapai 10.000 ppm, menguraikan logam berat cukup rinci

167
jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO, yang terdapat di lokasi
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
yakni 400 ppm. Konsentrasi ini dapat bertahan tanah terkontaminasi
dalam jangka panjang karena timbal tidak 2) Melakukan studi 2 Jika siswa
mengalami degradasi. untuk mengetahui menyebutkan cara
kondisi lingkungan awal dan menjelaskan
Pencemaran terjadi akibat aktivitas peleburan aki di lokasi tanah langkah-langkah
dari baterai kendaraan yang beroperasi di sana terkontaminasi logam untuk mengatasi
selama puluhan tahun. Menurut Kepala Desa berat masalah
Cinangka Sholeh Mansur, aktivitas peleburan aki 3) Persiapan proses pencemaran tanah
ditutup sejak beberapa tahun lalu. Namun, bioremediasi yang kurang rinci
limbahnya dibuang dan ditimbun di lapangan meliputi persiapan alat,
seberang kantor desa yang sering menjadi tempat bahan, administrasi serta
bermain anak-anak sekolah. tenaga manusia; 4) 1 Jika siswa hanya
proses bioremediasi yang menyebutkan cara
meliputi serangkaian untuk mengatasi
"Saat ini kami masih mendiskusikan apakah sudah
proses penggalian tanah masalah
darurat sehingga harus dilakukan. Kami juga tengah
tercemar, pencampuran pencemaran tanah
mempersiapkan survei dengan pakar," kata
dengan tanah segar, namun tidak
Wiryono.
penambahan memberikan
penambahan bakteri dan penjelasan
Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita nutrisi serta proses mengenai
/2012/06/pencemaran-timbal-di-bogorditang ani- pencampuran semua langkah-langkah
klh bahan dari cara yang
5) Lakukan monitoring, disebutkan
Menurut kalian, cara apa yang harus dilakukan pengadukan berkala,
untuk mengatasi pencemaran tanah oleh logam penambahan air (jika
berat timbal? (Sebutkan langkah-langkahnya) diperlukan) 0 Jika siswa tidak
6) Pengambilan sampel dapat
dan analisa sampel utk menyebutkan cara
mengetahui konsentrasi dan menjelaskan
cemaran sekaligus untuk untuk mengatasi

168
mengetahui tingkat
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
degradasi yang terjadi. masalah
7) Demikian seterusnya pencemaran tanah
sampai target
pengurangan konsentrasi
pencemar yang
diinginkan tercapai.
8) Revegetasi yaitu
pemerataan, penutupan
kembali drainase dan
perapihan lahan sehingga
lahan kembali seperti
semula.
11.* Memberikan Elaboration Jika kamu adalah seorang wirausaha yang Jawaban untuk
suatu (Mengelabor memproduksi berbagai jenis produk yang pertanyaan ini tidak 4 Jika siswa
gagasan asi) dihasilkan dari mendaur ulang barang-barang bekas dibatasi karena cara memberikan lebih
untuk , bagaimana cara kamu memasarkan atau mengembangkan produk dari 2 gagasan
mengemban mempublikasikan produk yang kamu buat sehingga yang dibuatnya yang relevan
g-kan produk daur ulang tersebut dapat bersaing dengan disesuaikan dengan jenis
produk daur produk daur ulang lainnya dipasaran? (Minimal 2) produk dan tingkat
ulang yang kebutuhan masyarakat, 3 Jika siswa
dibuat dari misalnya dapat memberikan 2
limbah padat dipromosikan atau gagasan yang
rumah dipublikasikan melalui relevan
tangga media sosial, membuat
pamflet, membuat iklan
di koran terkait produk 2 Jika siswa
yang dibuatnya, menjual memberikan 1
ke sekolah-sekolah atau gagasan yang
kampus saat ada bazar, relevan
memasarkan melalui

169
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
youtube dengan terlebih
dahulu menampilkan 1 Jika siswa
mengenai manfaat memberikan
mendaur ulang barang gagasan namun
bekas sebagai salah satu tidak relevan
dari konsep pelaksanaan
pembangunan
berkelanjutan yang 0 Jika siswa tidak
menghemat sumber daya memberikan
alam ide/gagasan

12.* Membuat Elaboration Seperti yang kita ketahui, saat ini masih terdapat Langkah-langkah yang
langkah- (Mengelabor pabrik-pabrik atau bengkel yang berada dekat sebaiknya pemerintah 4 Jika siswa
langkah asi) dengan lingkungan tempat tinggal warga. Suara lakukan untuk mengatasi menjelaskan
yang yang dihasilkan dari aktivitas pabrik atau bengkel masalah pencemaran langkah-langkah
terperinci tersebut sangatlah mengganggu pendengaran. suara yaitu: untuk mengatasi
dalam Padahal menurut Keputusan Menteri Negara 1) Pemerintah masalah
memecahkan Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 mencanangkan ke pencemaran suara
permasalaha tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan sekolah-sekolah supaya dengan rinci dan
n bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak melalui mata pelajaran tepat
pencemaran diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam Biologi atau PLH dapat
suara tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan memberikan pemahaman
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan kepada siswa supaya 3 Jika siswa
lingkungan. Dan survei yang dilakukan mengetahui berbagai menjelaskan
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan pencemaran lingkungan langkah-langkah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang salah satunya untuk mengatasi
terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi mencatat adalah pencemaran suara masalah
bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia dari segi efek-efek pencemaran suara
terganggu pendengarannya. negative terhadap dengan cukup
Menurut kalian, langkah-langkah apa saja yang lingkungan dan manusia

170
rinci dan cukup
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
harus pemerintah lakukan agar masalah dan juga dapat tepat
pencemaran suara ini bisa teratasi? membentuk kesadaran
siswa agar selalu
menjaga lingkungan. 2 Jika siswa
2) Pemerintah harus menjelaskan
berperan dalam membuat langkah-langkah
hukum yang jelas dan untuk mengatasi
memberikan masalah
pengetahuan kepada pencemaran suara
pengusaha pabrik tentang kurang rinci dan
berbagai bentuk kurang tepat
pencemaran dan
dampaknya terhadap
lingkungan sebelum 1 Jika siswa
memulai operasi menjelaskan
pabriknya. Sehingga langkah-langkah
pemilik pabrik dapat untuk mengatasi
memasang alat peredam masalah
suara dalam setiap pencemaran suara
poduknya sehingga tetapi tidak rinci
kebisingan dapat dan tidak tepat
diminimalisir.
3) Pengawasan oleh
pejabat lingkungan perlu 0 Jika siswa tidak
ditingkatkan agar dapat menjelaskan
memberikan peringatan langkah untuk
bagi pabrik atau bengkel mengatasi
yang menyebabkan masalah
kebisingan dan belum pencemaran suara
memenuhi aturan yang

171
diberikan.
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
4) Mengadakan pameran
secara berkala disetiap
daerah tertentu tentu
perlu dilakukan dengan
mendistribusikan brosur
tenteng penyebab dan
dampak pencemaran
suara terhadap
lingkungan dan manusia.
5) Penyiaran masalah
terkait lingkungan agar
masyarakat peka dan
berhati-hati untuk
melindungi lingkungan
dari pencemaran.
13.* Memberikan Evaluation Perhatikan artikel berikut ini! Jawaban untuk
alasan (Berpikir pertanyaan ini tidak 4 Jika siswa dapat
terkait solusi Menilai) Ancaman Limbah Plastik di Kota Palembang dibatasi karena sesuai memberikan
yang dengan solusi dan alasan solusi lebih dari 1
diberikan Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa yang diberikan oleh beserta alasan
untuk limbah plastik. 14,5 Persen sampah plastik siswa. Alternatif jawaban yang logis dan
mengatasi mendominasi sampah di sungai dan tanah, berarti misalnya : dapat
permasalaha setiap hari 150 ton sampah dibuang ketanah dan 1) Menurut saya dipertanggung-
n sungai. Limbah plastik itu tidak dapat diuraikan dibandingkan jawabkan
pencemaran oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus-menerus menggunakan plastik
yang memerlukan areal untuk pembuangan sampah. biodegradable lebih baik
disebabkan Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat pemerintah memberikan 3 Jika siswa hanya
limbah menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak kampanye kepada dapat memberikan
plastik pemandangan. masyarakat untuk 1 solusi beserta
membawa tas jinjing alasan yang logis

172
bahan ataupun tas jinjing dan dapat
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
Meningkatnya jumlah penduduk di Kota yang dihasilkan dari dipertanggung-
Palembang dan kurangnya kesadaran produk daur ulang plastik jawabkan
masyarakatnya untuk menjaga kebersihan kemasan bahan makanan
lingkungan juga ikut memberi dampak negatif atau detergen untuk
kebersihan di kota ini. Mereka membuang sampah berbelanja, karena tas-tas 2 Jika siswa dapat
sembarangan di sungai atau didaratan (tanah) dan seperti itu dapat memberikan 1
semakin lama akan menjadi ancaman bagi digunakan masyarakat solusi, namun
lingkungan. dalam jangka waktu yang alasan yang
lama, hal tersebut lebih diberikan kurang
Usai melakukan sosialisasi pengurangan pemakaian dapat meminimalkan dapat
plastik dan kantong plastik di Ballroom Hotel penggunaan plastik. dipertanggung-
Swarna Dwipa Palembang pada hari Kamis (3/11), 2) Pemerintah harus jawaban
Wali Kota Palembang, Ir. H. Eddy Santana Putra mengembangkan tempat-
mengatakan kantong plastik yang digunakan tempat pendaur ulang
sekarang ini bahan bakunya 98-99 persen plastik sampah, jadi sampah- 1 Jika siswa dapat
biasa (konvesional), dengan bahan dasar biasanya sampah tidak hanya memberikan
terbuat dari HDPE yang diberi bahan tambahan dibuang ke TPA saja solusi namun
(Additive), sehingga akan menyebabkan plastik namun dapat didaur tidak memberikan
lebih mudah rusak menjadi serpihan, tetapi tidak ulang menjadi barang alasan terhadap
merubah serpihan tersebut menjadi komponen yang yang berguna, karena solusinya
alami (air/H2O) atau karbondioksida (CO2). jika tempat-tempat
pendaur ulang sampah
Eddy menjelaskan sampah plastik tidak hanya terus dikembangkan 0 Jika siswa tidak
menjadi masalah di negara ini, tapi juga telah maka bukan hanya mampu
sampah organik saja memberikan
menjadi masalah di dunia dan bila tidak dilakukan
yang dapat didaur ulang solusi ataupun
suatu pencegahan dari sekarang
menjadi kompos, namun alasan yang
sampah anorganik seperti menunjang
maka dalam hitungan tahun akan mengancam sampah plastik dapat
kelestarian lingkungan di dunia. solusinya
pula didaur ulang

173
misalnya botol plastik
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
Eddy memiliki komitmen untuk menangulangi bekas minuman dapat
permasalah tersebut dengan cara menggunakan dicacah dan diolah
pemakaian kantong kresek yang terbuat dari bahan menjadi tali rafia atau
alami dan mudah untuk diperbaharui dari bahan- lokop sapu.
bahan umbian. Kedepan pemkot akan melarang
penggunaan kantong kersek dan menggantinya
dengan kantong plastik yang terbuat dari bahan
tapioca.

Sementara itu, Kepala BLH Kota Palembang Kms


Abu Bakar mengatakan hari ini telah dilakukan
penandatangan kesepakatan dengan perusahaan
besar untuk bersama menanggulangi sampah
plastik, dengan cara mengunakan kantong plastik
mengunakan bahan tapioka. Berbagai sambutan
positif datang dari beberapa perusahaan seperti
adanya bantuan 5 ribu exsemplar plastin enviplas
dari PT BA, 5 ribu Exsemplar dari PT. Indoofood,
10 ribu exsp dari Gapindo dan 10 ribu Exsp dari
PT. Pusri. Pemkot akan mengkampanyekan bantuan
tersebut untuk dibagikan secara gratis di warung-
warung dan masyarakat dibantaran Sungai Musi.

Sumber :
http://jdih.palembang.go.id/?nmodul=berita&bid=
70

Berdasarkan artikel tersebut, berikan solusi lain


yang menurutmu dapat mengatasi permasalahan

174
limbah plastik, sertakan alasan untuk solusi yang
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
kamu buat!

14.* Membuat Evaluation Sungai di dekat rumah kamu mengalami Jawaban tidak ditentukan
suatu (Berpikir pencemaran akibat banyaknya warga yang karena berdasarkan 4 Jika rencana kerja
rencana Menilai) membuang sampah ke sungai, lalu kamu beserta pemikiran siswa, yang dibuat siswa
kerja dari anggota karang taruna dan pengurus RT/RW di alternatif jawaban lengkap
gagasan daerahmu bermusyawarah dan membuat gagasan misalnya:
yang untuk memberikan denda dan hukuman untuk 1) Melakukan
diberikan melakukan pembersihan sungai bagi siapapun yang musyawarah terlebih 3 Jika rencana kerja
untuk membuang sampah ke sungai agar masyarakat dahulu mengenai yang dibuat siswa
mengatasi memiliki sikap peduli lingkungan dengan gagasan mengenai denda cukup lengkap
permasalaha diberlakukannya aturan tersebut. Bagaimana dan hukuman bagi warga
n rencana kerja yang harus dibuat agar masyarakat yang membuang sampah
pencemaran dapat mengetahui gagasan yang akan diberlakukan ke sungai dengan 2 Jika rencana kerja
air itu? menjelskan manfaat jika yang dibuat siswa
diberlakukannya denda kurang lengkap
dan hukuman tersebut,
dan memberikan
gambaran dengan
1 Jika rencana kerja
mencontohkan negara
yang dibuat siswa
lain yang telah
tidak lengkap
melakukan aturan itu
sehingga sungainya
bersih, dan menjelaskan
0 Jika siswa tidak
juga dampak negatif jika
dapat membuat
sungai tercemar.
rencana kerja
2) Membuat papan-
papan pengumuman di
pinggir-pinggir sungai

175
mengenai denda dan
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
hukuman untuk
membersihkan sungai
bagi warga yang
membuang sampah ke
sungai
3) Membuat poster-
poster untuk selalu
menjaga kebersihan
sungai
4) Melakukan
pengawasan agar aturan
tersebut tetap berjalan
dan tidak segan-segan
untuk mendenda dan
menghukum warga yang
masih membuang
sampah ke sungai

15.* Memberikan Evaluation Menurut kalian, kenapa dengan menanam pohon Karena dengan
alasan (Berpikir yang banyak dapat menjadi salah satu cara untuk banyaknya pepohonan 4 Jika siswa dapat
terkait solusi Menilai) mengatasi pencemaran suara? yang ditanam di memberikan
yang lingkungan sekitar kita alasan yang logis
diberikan ataupun dipinggir jalan dan dapat
untuk maka suara dari mesin dipertanggung-
mengatasi kendaraan ataupun mesin jawabkan
permasalaha pabrik dan industri dapat
n diredam oleh banyaknya
pencemaran pepohonan tersebut. 3 Jika alasan yang
suara Pohon dapat meredam diberikan cukup

176
suara dengan cara logis dan dapat
Komponen
Indikator
No. Berpikir Soal Alternatif Jawaban Skor Rubrik
Soal
Kreatif
mengabsorpsi gelombang dipertanggung-
suara oleh daun, cabang, jawabkan
dan ranting. Jenis
tumbuhan yang paling
efektif untuk meredam 2 Jika alasan yang
suara adalah yang diberikan kurang
mempunyai tajuk tebal logis dan kurang
dengan daun yang dapat
rindang. Dedaunan dipertanggung-
tanaman dapat menyerap jawaban
kebisingan sampai 95%.
Dengan menanam
berbagai jenis tanaman 1 Jika alasan yang
dengan berbagai strata diberikan tidak
yang cukup rapat dan logis dan tidak
tinggi akan dapat dapat
mengurangi kebisingan, dipertanggung
khususnya dari jawabkan
kebisingan yang
sumbernya berasal dari
bawah. 0 Jika siswa tidak
mampu
memberikan
alasan

Keterangan: Tanda bintang (*) menunjukkan soal yang valid dan digunakan dalam penelitian.

177
197

Lampiran 12

Lembar Hasil Wawancara Guru

Wawancara dilakukan dengan Ibu Dra. Musarofah, M.Pd selaku guru biologi SMA Negeri 1
Parung pada hari Rabu tanggal 10 Februari 2016. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan.

Pewawancara : Model Pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan di kelas?

Narasumber : Model yang digunakan biasanya disesuaikan dengan materi pembelajaran,


tergantung materi yang saya ajarkan.

Pewawancara : Untuk materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah, model
pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan?

Narasumber : Untuk materi lingkungan, kalau ekosistem biasanya saya menggunakan


pendekatan lingkungan dengan cara siswa mengamati komponen abiotik dan
biotik yang ada di lingkungan atau praktikum, kalau untuk materi pencemaran
atau dampak negatif itu saya biasanya meminta siswa untuk mencari materi atau
artikel, membuat power point lalu di presentasikan.

Pewawancara : Apakah sebelumnya ibu pernah menerapkan model pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) dan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam proses
pembelajaran?

Narasumber : Menurut saya sebenarnya dalam proses pembelajaran di kelas secara tidak
langsung siswa sudah melakukan pembelajaran Problem Based Learning, karena
saat mereka berdiskusi, mencari informasi dan mampu menarik kesimpulan itu
sudah bagian dari Problem Based Learning. Jadi, secara tidak langsung
pembelajaran Problem Based Learning ini sudah terselip. Kalau dalam
pembelajaran, saya akhir-akhir ini lebih kepada siswa praktikum atau mereka
mencari informasi, video ataupun animasi terkait materi biologi lalu mereka
mempresentasikannya. Presentasi itu harus dan tidak pernah tidak, karena saat
mereka mempresentasikan materi pembelajaran menjadi lebih bermakna,
komunikasi menjadi 3 arah yaitu antara yang presentasi dengan guru, antara
yang presentasi dengan audiens, dan antara audiens dengan audiens.

Pewawancara : Untuk kelas yang saya gunakan dalam penelitian yaitu kelas X MIA 4 dan X
MIA 5, menurut ibu bagaimana kedua kelas ini dari segi berpikir kreatifnya?

Narasumber : Untuk hal itu saya tidak bisa menjelaskan, karena untuk melakukan
pengukuran berpikir kreatif ada alat ukurnya sendiri, ada indikatornya. Selama
ini saya mengajar hanya melakukan penilaian dari segi hasil belajar saya baik
kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Jika dilihat secara keseluruhan memang
karakteristik kedua kelas ini hampir sama, dari segi nilai juga sama baiknya,
keaktifan memang kedua kelas ini sama-sama aktif dalam pembelajaran. Namun
memang jika dibandingkan kelas X MIA 4 memiliki rerata nilai yang lebih
tinggi sedikit jika dibandingkan kelas X MIA 5 dan di X MIA 4 frekuensi anak
yang aktif memang sedikit lebih banyak dibandingkan kelas X MIA 5.
Lampiran 13 tentang materi perubahan lingkungan dan daur ulang
limbah?

Lembar Hasil Wawancara Siswa Narasumber : Iya, saya jadi lebih paham tentang materi tersebut

Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses


Wawancara dilakukan kepada 10 orang siswa, yaitu 5 orang siswa dari pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari
kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen I dan 5 orang siswa dari kelas X permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu
MIA 4 sebagai kelas eksperimen II. Wawancara yang dilakukaan dengan mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses kemampuan berpikir kamu?
pembelajaran yang telah dilakukan di kelas tersebut. Berikut Hasil
wawancara yang telah dilakukan. Narasumber : Iya, karena pertanyaan yang ada di LKS cukup banyak
sehingga saya harus berpikir untuk mencari solusi dari
Siswa 1 (Kelas X MIA 4) permasalahan tersebut, dan saya menjadi lebih serius
karena biasanya saya suka bercanda saat pelajaran.
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya Pewawancara : Apakah dengan pembelajaran yang telah dilakukan
lakukan di kelas kamu? dapat membuat kamu mengaitkannya dengan
permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari
Narasumber : Biasanya guru menjelaskan dengan mencatat di papan
kamu?
tulis atau menggunakan power point lalu saya mencatat,
siswa diminta untuk presentasi seperti pada materi virus. Narasumber : Iya, karena saya jadi bisa tahu misalnya masalah
pencemaran tanah yang terjadi karena limbah plastik
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
dapat dikurangi dengan penggunakan kantong plastik
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
yang mudah terurari yang terbuat dari umbi-umbian. Jadi
tahu kamu terhadap biologi?
permasalahan yang diberikan memang berkaitan dengan
Narasumber : Iya bisa, karena saya jadi lebih ingin tahu tentang materi permasahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
penceraman lingkungan, jadi lebih penasaran dengan
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah
materi yang diajarkan, makanya saya jadi mencari
sesuai dengan materi yang diajarkan?
informasi lebih banyak lagi dengan menggunakan buku
dan internet. Narasumber : Iya menurut saya sudah sesuai
Pewawancara : Menurut kamu, apakah dengan pembelajaran yang telah Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan membuat

198
dilakukan dapat membuat kamu menjadi lebih paham kamu menjadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber : Iya, saya jadi lebih aktif, karena saya jadi mengerjakan Narasumber : Belum pernah, karena pada umumnya guru mengajar
LKS secara berkelompok, berdiskusi, presentasi maju ke dengan menjelaskan di papan tulis atau dengan
depan kelas. menggunakan power point.

Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan dapat Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
membuat minat belajar kamu menjadi lebih meningkat? lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
tahu kamu terhadap biologi?
Narasumber : Iya, jadi lebih seru, ada LKS, presentasi dari LKS
tersebut, buat kesimpulan, karena sebelum-sebelumnya Narasumber : Iya, karena menurut saya pembelajarannya menarik,
belajarnya ga seru. sehingga kita lebih mudah menyerapnya juga, dan lebih
ingin tahu lagi tentang materi yang diajarkan.
Pewawancara : Pada saat proses pembelajaran, ketika kamu diminta
memberikan solusi, apakah solusi yang kamu berikan Pewawancara : Menurut kamu, apakah dengan pembelajaran yang telah
benar-benar merupakan solusi yang asli (orisinil)? dilakukan dapat membuat kamu menjadi lebih paham
tentang materi perubahan lingkungan dan daur ulang
Narasumber : Solusi yang saya berikan lebih mengembangkan dari limbah?
solusi yang sudah ada saja, jadi lebih saya tambahkan
solusinya. Narasumber : Iya, pembelajaran yang telah dilakukan membuat saya
lebih memahami materi tersebut.
Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta untuk
membuat kesimpulan? Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari
Narasumber : Tidak juga, karena saya hanya tinggal menghubungkan permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu
saja dari pembelajaran yang sudah saya lakuakan, jadi mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih
buat saya tidak terlalu mengalami kesulitan dalam kemampuan berpikir kamu?
membuat kesimpulan.
Narasumber : Iya, karena dalam memecahkan permasalahan kita jadi
Siswa 2 (Kelas X MIA 4) dituntut untuk berpikir kreatif, mencari ide-ide baru dari
permasalahan tersebut dan bagaimana cara
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan menyelesaikannya.
pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
lakukan di kelas kamu? Pewawancara : Apakah dengan pembelajaran yang telah dilakukan
dapat membuat kamu mengaitkannya dengan

199
permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari
kamu?
Narasumber : Iya, seperti contohnya saya masalah pencemaran udara Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta untuk
ternyata cara menyelesaikannya itu ga cuma kayak yang membuat kesimpulan?
dilakukan sekarang, masih banyak cara-cara lain yang
bisa kita lakukan untuk mengatasinya. Narasumber : Tidak juga, karena saya hanya tinggal mengaitkan dari
permasalahan dan solusi, dari pembelajaran yang sudah
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah dilakukan jadi saya tinggal mengambil inti-intinya saja.
sesuai dengan materi yang diajarkan?
Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau
Narasumber : Menurut saya sudah sesuai, karena kan seperti yang kita mencari permasalahan dari suatu artikel kamu mengalami
lihat sekarang saja limbah sudah banyak menumpuk kesulitan?
dimana-mana jadi dari sekarang kita harus tahu
bagaimana cari mengatasinya. Narasumber : Tidak juga, karena saya hanya tinggal membuat
pertanyaan-pertanyaan atau mencari permasalahan yang
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan membuat ada dan sesuai dengan artikel tersebut?
kamu menjadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan ketika kamu diminta
Narasumber : Iya, saya dan teman-teman jadi lebih aktif saat belajar. untuk membuat rencana kerja dari solusi yang kamu
berikan?
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan dapat
membuat minat belajar kamu menjadi lebih meningkat? Narasumber : Tidak juga, karena solusi tersebut dari saya, maka saya
tidak terlalu mengalami kesulitan untuk membuat
Narasumber : Iya, karena seru cara belajarnya dan saya juga jadi lebih rencana kerja dari solusi saya.
merasa peduli terhadap lingkungan, jadi lebih sadar diri
untuk membuat bagaimana agar lingkungan bisa jadi Siswa 3 (Kelas X MIA 4)
lebih baik lagi.
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
Pewawancara : Pada saat proses pembelajaran, ketika kamu diminta pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
memberikan solusi, apakah solusi yang kamu berikan lakukan di kelas kamu?
benar-benar merupakan solusi yang asli (orisinil)?
Narasumber : Kalau yang seperti ini menggunakan LKS terus kita
Narasumber : Untuk saya sendiri solusi yang saya berikan masih mencari informasi dari sumber, mengajukan pendapat
belum orisinil karena masih mengembangkan gagasan sendiri itu belum pernah, karena biasanya guru
orang lain. menerangkan di papan tulis, pakai power point atau kita
yang diminta untuk presentasi dengan power point.

200
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin sesuai dengan materi yang diajarkan?
tahu dan minat kamu terhadap biologi?
Narasumber : Menurut saya sudah sesuai, karena dengan kita diminta
Narasumber : Iya, karena ini kan merupakan hal yang baru, jadi kita mencari permasalahan dan mencari solusi itu sudah
merasa tertarik dalam belajar. sesuai dengan materi pencemaran lingkungan yang
memang saat ini kita alami.
Pewawancara : Menurut kamu, apakah dengan pembelajaran yang telah
dilakukan dapat membuat kamu menjadi lebih paham Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan membuat
tentang materi perubahan lingkungan dan daur ulang kamu menjadi lebih aktif dalam pembelajaran?
limbah?
Narasumber : Iya, karena kita diminta untuk aktif dalam memecahkan
Narasumber : Iya, karena dengan kita mencari informasi sendiri, terus permasalahan dan mencari solusi yang sesuai dengan
kita mengajukan pendapat kita, itu membuat kita jadi permasalahan tersebut.
lebih paham, jadi lebih tersimpan di otak.
Siswa 4 (Kelas X MIA 4)
Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih lakukan di kelas kamu?
kemampuan berpikir kamu?
Narasumber : Kalau guru biologi saya biasanya pakai power point
Narasumber : Yang pasti bisa, karena kan dengan kita diminta untuk terus diterangkan, kalau cara belajar yang kakak ajarkan
mencari solusi, maka otak kita jadi lebih kreatif untuk masih terbilang baru. Kalau diskusinya sih pernah sama
berpikir, untuk mencari mana ide yang bagus, yang guru biologi di sekolah tapi lebih banyak guru
terbaik, yang sesuai untuk diterapkan. menjelaskan materinya.

Pewawancara : Pada saat proses pembelajaran, ketika kamu diminta Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
memberikan solusi, apakah solusi yang kamu berikan lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
benar-benar merupakan solusi yang asli (orisinil)? tahu kamu terhadap biologi?

Narasumber : Mayoritas sih masih mencari di google lalu Narasumber : Iya, karena kan dibandingkan pelajaran yang biasa
dikembangkan solusinya, tapi saya sendiri sedikit-sedikit dilakukan, cara belajar yang kakak terapkan bikin kita
jadi lebih excited lagi, kayak misalnya artikel yang

201
sudah bisa memberikan solusi yang orisinil dari saya.
pencemaran tanah, kita jadi tahu gimana cara mengatasi kita juga bisa mencari tahu bagaimana mengurangi
tanah yang tercemar. pencemaran yang ada.

Pewawancara : Menurut kamu, apakah dengan pembelajaran yang telah Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan dapat
dilakukan dapat membuat kamu menjadi lebih paham membuat minat belajar kamu menjadi lebih meningkat?
tentang materi perubahan lingkungan dan daur ulang
limbah? Narasumber : Kalau menurut saya sih jadi lebih minat karena kita juga
kan jadi lebih bisa kreatif dan pelajarannya juga jadi ga
Narasumber : Menurut saya sih bisa jadi lebih paham, karena dengan monoton ke materi saja, jadi bisa lebih mengaitkan
kita mencari tahu sendiri, memberikan pendapat sendiri langsung, jadi ga bosen dan lebih asik aja dan jadi lebih
itu jadi ga mudah hilang, jadi lebih ke simpen di otak. ingin membantu kayak di lingkungan rumah jadi pengen
ngebantu gimana agar bisa mengurangi pencemaran itu.
Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau
permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu mencari permasalahan, membauat gagasan baru yang
mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih orisinil dari suatu artikel kamu bisa melakukannya?
kemampuan berpikir kamu?
Narasumber : Bisa, karena kan ada soal-soal yang mengharuskan kita
Narasumber : Iya bisa melatih, karena kan kita jadi lebih berpikir membuat pertanyaan, memberikan gagasan, itu jadi lebih
kreatif untuk memecahkan permasalahan, mencari solusi mudah karena jadi mulai terbiasa untuk memecahkan
yang sesuai, dan mencari solusi-solusi yang baru. permasalahan dan membuat gagasan-gagasan.

Pewawancara : Apakah dengan pembelajaran yang telah dilakukan Siswa 5 (Kelas X MIA 4)
dapat membuat kamu mengaitkannya dengan
permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
kamu? pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
lakukan di kelas kamu?
Narasumber : Iya, jadi bisa mengatikan dengan kehidupan sehari-hari.
Narasumber : Belum pernah, karena biasanya belajarnya tidak seperti
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah itu, kalau cara belajar kakak lebih asik dan lebih seru.
sesuai dengan materi yang diajarkan? Kalau diskusinya sih sudah pernah, biasaya disuruh buat
kelompok sendiri, terus dibagikan materi oleh guru
Narasumber : Sudah sesuai, karena kan permasalahan yang diajukan biologinya dan presentasi sesuai dengan materi yang
memang permasalahan yang saat ini sedang dialami jadi

202
dibagikan.
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya Narasumber : Iya saya bisa
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan minat dan
rasa ingin tahu kamu terhadap biologi? Pewawancara : Pada saat proses pembelajaran, ketika kamu diminta
memberikan solusi, apakah solusi yang kamu berikan
Narasumber : Iya bisa, karena kan kita bisa mencari tahu sendiri dan benar-benar merupakan solusi yang asli (orisinil)?
kalau belum paham bisa bertanya.
Narasumber : Untuk saya sendiri solusi yang saya berikan ada yang
Pewawancara : Menurut kamu, apakah dengan pembelajaran yang telah orisinil, ada juga yang mengembangkan gagasan orang
dilakukan dapat membuat kamu menjadi lebih paham lain.
tentang materi perubahan lingkungan dan daur ulang
limbah? Pewawancara : Apakah kamu mengalami bisa ketika kamu diminta
untuk membuat rencana kerja dari solusi yang kamu
Narasumber : Menurut saya sih bisa karena kan selain dijelaskan kita berikan?
juga bisa mencari tahu sendiri.
Narasumber : Bisa sih ka, tapi jadi harus mikir keras lagi
Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari Pewawancara : Bagaimana kesan kamu setelah belajar dengan
permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu cara/model yang saya ajarkan? Apakah sudah sesuai
mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih antara materi dan cara/model yang saya gunakan?
kemampuan berpikir kamu?
Narasumber : Seru sih asik, kalau bisa kakak saja yang mengajar, dan
Narasumber : Iya sih dapat melatih saya untuk berpikir kreatif dalam sudah cocok antara materi dan cara mengajarnya.
memecahkan masalah.
Siswa 6 (Kelas X MIA 5)
Pewawancara : Apakah kamu bisa mengaitkan permasalahan yang
disajikan dengan permasalahan yang ada di kehidupan Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
sehari-hari kamu terkait pencemaran lingkungan? pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
lakukan di kelas kamu?
Narasumber : Iya bisa, dan saja juga jadi bisa lebih peduli terhadap
lingkungan. Narasumber : Belum pernah, karena kalau cara belajar yang seperti
kakak lebih nyaman, lebih asik, dan lebih mudah
Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau pahamnya.
mencari permasalahan, membuat gagasan baru yang
orisinil dari suatu artikel kamu bisa melakukannya?

203
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya orisinil dari suatu artikel kamu jadi lebih bisa
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin melakukannya setelah proses pembelajaran?
tahu kamu terhadap biologi?
Narasumber : Iya saya bisa, saya jadi lebih mengerti bagaimana harus
Narasumber : Iya bisa, karena saat kakak menjelaskan kita jadi pengen membuat pertanyaan yang baik sesuai dengan artikel atau
cari tahu lagi tentang permasalahan lingkungan. membuat gagasan, jadi lebih paham.

Pewawancara : Apakah jadi lebih memahami konsep? Pewawancara : Pada saat proses pembelajaran, ketika kamu diminta
memberikan solusi, apakah solusi yang kamu berikan
Narasumber : Iya ka benar-benar merupakan solusi yang asli (orisinil)?

Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses Narasumber : Ada solusi yang dari saya, dari teman-teman kelompok,
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari ada juga yang kita cari diinternet lalu kita kembangkan.
permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu
mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta
kemampuan berpikir kamu? membuat alasan dan membuat kesimpulan?

Narasumber : Iya ka jadi lebih meningkatkan cara berpikir ka, jadi Narasumber : Sampai saat ini sih lancar-lancar saja ka, tidak terlalu
lebih melatih saat mencari solusi. mengalami kesulitan.

Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah Siswa 7 (Kelas X MIA 5)
sesuai dengan materi yang diajarkan?
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
Narasumber : Sudah sesuai ka, ke sayanya juga jadi lebih paham pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
lakukan di kelas kamu?
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan membuat
kamu menjadi lebih aktif dalam pembelajaran? Narasumber : Belum pernah, karena memang cara mengajarnya
berbeda kalau guru biologi saya selalu memberikan tugas
Narasumber : Iya ka kalau di kelompok saya sudah aktif, tapi saat saja, materinya kurang, kalau sama kakak antara tugas
ingin bertanya saat kelompok lain presentasi masih suka dan materi seimbang sehingga kita jadi lebih paham.
malu.
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
mencari permasalahan, membuat gagasan baru yang tahu kamu terhadap biologi?

204
Narasumber : Menurut saya insyaallah bisa, karena saya jadi lebih paham, jadi suka mengalami kesulitan untuk membuat
bisa paham lagi sama materi yang kakak ajarkan. bagian rencana kerja tersebut.

Pewawancara : Apakah dengan pembelajaran yang telah dilakukan Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta
dapat membuat kamu mengaitkannya dengan membuat alasan dan membuat kesimpulan?
permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari
kamu? Narasumber : Kalau membuat alasan dan kesimpulan saya tidak
terlalu mengalami kesulitan
Narasumber : Iya, insyaallah jadi bisa mengatikan dengan kehidupan
sehari-hari. Siswa 8 (Kelas X MIA 5)

Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu lakukan di kelas kamu?
mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih
kemampuan berpikir kamu? Narasumber : Belum pernah, karena kalau guru biologi saya lebih
menuntut belajar mandiri, mencari bahannya sendiri,
Narasumber : Menurut saya bisa, karena kan di LKS itu banyak kalau sama ka mutia lebih diarahkan, disediakan LKS,
pertanyaan-pertanyaannya, sehingga kita juga dituntut kalau belum paham kita bisa bertanya dan dijelaskan lagi,
untuk berpikir kreatif dalam mengerjakan LKS itu. kalau sama guru biologi saya hanya garis besarnya saja.

Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
mencari permasalahan, membuat gagasan baru yang lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
orisinil dari suatu artikel kamu jadi lebih bisa tahu, minat dan pemahaman kamu terhadap konsep
melakukannya setelah proses pembelajaran? biologi yang saya ajarkan?

Narasumber : Iya saya jadi lebih bisa melakukannya Narasumber : Menurut saya sih lebih baik kalau kita ke lokasinya
langsung, liat permasalahannya langsung, tapi melalui
Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan ketika kamu diminta artikel yang ada di LKS juga sudah bisa meningkatkan
untuk membuat rencana kerja dari solusi yang kamu meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemahaman
berikan? saya.

Narasumber : Iya cukup mengalami kesulitan, karena terkadang untuk Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah
membuat rencana kerja apalagi dalam diskusi kelompok sesuai dengan materi yang diajarkan?

205
saat mengerjakan LKS suka ada teman yang belum
Narasumber : Sudah sesuai sih tapi lebih bagus lagi kalau besarnya saja, kita yang dituntut aktif, cari materi di buku
ditambahkan dengan terjun langsung ke lapangan. perpustakan dan di internet. Tapi masih terkadang ada
bagian-bagian pelajaran yang belum dipahami.
Pewawancara : Apakah setelah melakukan pembelajaran tersebut kamu
jadi lebih peduli terhadap lingkungan? Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
Narasumber : Menurut saya iya ka, kita jadi lebih bisa mempersiapkan tahu, minat dan pemahaman kamu terhadap konsep
diri lagi, jadi belajar ini menjadi pengetahuan awal buat biologi yang saya ajarkan?
kita sebelum terjun ke masyarakat.
Narasumber : Menurut saya sudah bisa meningkatkan meningkatkan
Pewawancara : Apakah saat diminta membuat banyak pertanyaan atau rasa ingin tahu, minat dan pemahaman saya karena
mencari permasalahan, membuat gagasan baru yang pembelajarannya juga memang lebih menarik.
orisinil dari suatu artikel kamu jadi lebih bisa
melakukannya setelah proses pembelajaran? Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang saya terapkan dapat
membuat kamu menjadi lebih aktif dalam belajar?
Narasumber : Iya saya bisa, tapi untuk membuat solusi yang orisinil
itu saya masih belum bisa, karena solusi yang saya Narasumber : Iya, karena saya kan memang orangnya aktif, di
berikan masih mengembangkan dari solusi orang lain. kelompok juga saya cenderung aktif, karena menurut
saya ketika kita aktif kita jadi lebih banyak tahu.
Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta
membuat alasan dan membuat kesimpulan? Pewawancara : Pada saat mengerjakan LKS ataupun soal, bagian mana
yang kamu rasa cukup mengalami kesulitan dalam
Narasumber : Kalau membuat alasan saya cukup mengalami kesulitan mengerjakannya?
terutama jika alasan tersebut harus memberikan
pembuktian, kalau untuk membuat kesimpulan saya tidak Narasumber : Bagian saat membuat solusi ka, karena solusi yang saya
mengalami kesulitan. buat masih solusi yang mengembangkan gagasan orang
lain, belum orisinil dari saya sendiri.
Siswa 9 (Kelas X MIA 5)
Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan sesuai dengan materi yang diajarkan?
pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya
lakukan di kelas kamu? Narasumber : Kalau menurut saya sendiri sudah sesuai, karena
sayanya sendiri juga sudah bisa menangkap materi itu ka,
Narasumber : Belum pernah, kalau sama guru biologi saya lebih nyari dan juga jadi mendapatkan ilmu baru seperti tentang

206
sendiri dan belajar sendiri, hanya memberikan garis bioremediasi.
Siswa 10 (Kelas X MIA 5) Pewawancara : Menurut kamu, apakah penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran, dimana kamu diminta untuk mencari
Pewawancara : Apakah sebelumnya guru biologi pernah melakukan permasalahan dalam suatu artikel hingga kamu mampu
pembelajaran dengan cara/model pembelajaran yang saya mencari solusi dari permasalahan tersebut dapat melatih
lakukan di kelas kamu? kemampuan berpikir kamu?
Narasumber : Belum pernah, karena kan kalau sama guru biologi saya Narasumber : Menurut saya bisa, karena kan dengan permasalahan
kan ga disediakan baha, suruh cari sendiri, kalau sama ka yang diberikan kita jadi lebih dilatih lagi untuk berpikir,
mutia jadi lebih cepet nangkep definisinya, kalau sama untuk memecahkan permasalahan, jadi lebih berpikir
guru biologi saya kalau kita tanya suruh cari sendiri untuk mencari solusi-solusi yang lain.
jawabannya diinternet atau dibuku padahal kadang
diinternet sama dibuku suka ada yang beda, kalau kita Pewawancara : Pada saat mengerjakan LKS ataupun soal, bagian mana
mau konfirmasi ke gurunya malah suruh cari sumber lain yang kamu rasa cukup mengalami kesulitan dalam
lagi. mengerjakannya?

Pewawancara : Apakah model pembelajaran yang dilakukan sudah Narasumber : Bagian saat membuat solusi karena solusi yang saya
sesuai dengan materi yang diajarkan? buat masih solusi yang mengembangkan gagasan orang
lain.
Narasumber : Kalau menurut saya sendiri sudah sesuai, kita sudah
cukup mengerti tentang pencemaran, kita juga jadi lebih Pewawancara : Apakah kamu mengalami kesulitan saat diminta
sadar untuk menjaga lingkungan, jadi lebih paham membuat kesimpulan?
penggolongan sampah, dan mendapatkan ilmu baru
seperti tentang bioremediasi dan pengelolaan limbah Narasumber : Kalau untuk membuat kesimpulan saya tidak
lainnya. mengalami kesulitan karena kan selama proses
pembelajaran sudah banyak informasi yang kita dapatkan
Pewawancara : Menurut kamu, apakah pembelajaran yang sudah saya jadi hanya tinggal dibuat kesimpulannya saja.
lakukan di kelas kamu dapat meningkatkan rasa ingin
tahu, minat dan pemahaman kamu terhadap konsep
biologi yang saya ajarkan?

Narasumber : Iya bisa, karena saya dari awal memang minat biologi,
dan karena materinya juga tentang lingkungan jadi lebih
seru juga.

207
208

Lampiran 14

Data Nilai Pretest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 22 42,31

B 50,00
2 3 2 3 2 1 4 4 1 2 1 1 1 1 26
C 53,85
3 2 2 2 2 1 4 3 1 4 2 2 2 1 28

4 D 3 2 3 2 1 4 3 1 1 1 2 3 2 28 53,85

E 40,38
5 3 3 1 2 1 2 2 0 3 1 1 1 1 21
F 44,23
6 3 3 4 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 23

7 G 4 1 2 2 1 3 2 1 2 1 0 0 0 19 36,54

H 51,92
8 4 3 2 2 1 4 2 1 2 1 2 2 1 27
I 44,23
9 3 4 2 2 1 4 3 0 2 0 1 0 1 23

10 J 3 2 3 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1 24 46,15

K 48,08
11 2 3 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 1 25
L 65,38
12 2 2 4 4 1 4 3 1 3 2 2 4 2 34

13 M 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 20 38,46

N 53,85
14 3 2 2 3 1 4 2 1 3 3 1 2 1 28
O 48,08
15 3 2 3 3 1 4 2 1 1 1 2 1 1 25
P 40,38
16 1 2 3 3 1 3 2 0 1 1 1 1 2 21
Q 50,00
17 2 1 3 3 1 2 2 1 4 2 2 1 2 26
R 40,38
18 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 21
S 55,77
19 3 3 3 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 29
T 50,00
20 3 3 2 3 1 3 2 1 3 1 2 1 1 26
U 46,15
21 1 1 1 3 1 3 3 1 4 2 1 2 1 24
V 50,00
22 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 26
W 69,23
23 4 3 4 4 1 2 4 1 4 1 3 2 3 36
X 44,23
24 3 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 23
209

No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Y 42,31
25 2 2 1 2 1 4 2 1 2 1 2 1 1 22
Z 38,46
26 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 0 2 20
AA 36,54
27 3 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 19
BB 55,77
28 3 2 4 3 1 4 2 1 3 1 2 2 1 29
CC 63,46
29 3 3 4 4 1 2 2 1 1 2 4 4 2 33
DD 53,85
30 3 3 3 2 1 4 2 1 3 2 2 1 1 28
EE 51,92
31 2 2 2 2 1 3 2 1 4 1 3 2 2 27
FF 38,46
32 2 3 2 3 1 0 2 1 1 1 1 1 2 20
GG 44,23
33 3 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 23
HH 44,23
34 3 2 2 3 1 3 2 0 2 1 2 1 1 23
34
N
69,23
MAX
36,54
MIN
8,07
SD
47,12
MEDIAN
44,23
MODUS
65,11
VARIAN
48,02
MEAN
210

Kelas Eksperimen II
No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 3 3 3 2 1 3 2 1 3 3 2 2 1 29 55,77

B 3 4 3 3 1 4 2 1 4 2 1 1 2 31 59,62
2
C 4 3 4 4 1 3 2 1 2 3 1 2 2 32 61,54
3

4 D 4 4 3 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 27 51,92

5 E 0 2 0 4 1 4 3 1 2 2 3 3 2 27 51,92

F 4 2 2 3 1 4 3 1 3 3 2 2 1 31 59,62
6

7 G 2 2 2 0 0 2 1 0 2 1 1 2 1 16 30,77

H 4 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 21 40,38
8
I 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 20 38,46
9

10 J 3 2 3 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 26 50,00

11 K 3 2 2 0 1 4 2 1 3 2 1 2 2 25 48,08

L 2 1 3 3 1 4 2 1 2 1 1 2 1 24 46,15
12

13 M 3 3 2 3 1 4 3 1 1 1 2 2 1 27 51,92

N 3 2 2 3 1 2 2 1 3 1 1 1 1 23 44,23
14
O 3 3 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 22 42,31
15

16 P 4 2 3 3 1 3 2 0 1 2 2 2 1 26 50,00

17 Q 3 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 23 44,23

R 3 3 3 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 27 51,92
18

19 S 4 3 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 26 50,00

T 3 4 3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 25 48,08
20
U 4 2 4 4 1 4 3 1 2 2 2 2 3 34 65,38
21

22 V 3 2 2 2 1 4 3 1 1 1 1 2 2 25 48,08

23 W 3 4 3 2 1 3 2 1 3 1 2 1 2 28 53,85

X 3 2 2 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1 23 44,23
24

25 Y 3 2 3 3 1 3 2 1 2 2 2 1 1 26 50,00

Z 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 1 1 26 50,00
26
AA 3 3 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 1 25 48,08
27
211

No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BB 3 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 3 2 30 57,69
28
CC 3 2 2 3 1 4 2 1 3 2 1 1 1 26 50,00
29
DD 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 25 48,08
30
EE 3 3 3 3 1 3 2 1 3 2 2 2 2 30 57,69
31
FF 3 4 2 3 1 4 2 1 3 1 2 3 2 31 59,62
32
GG 3 2 3 2 1 4 2 1 2 2 1 2 1 26 50,00
33
HH 3 2 3 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 23 44,23
34
34
N
65,38
MAX
30,77
MIN
7,07
SD
50,00
MEDIAN
50,00
MODUS
49,97
VARIAN
50,11
MEAN
212

Lampiran 15

Data Nilai Posttest Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 3 2 3 3 4 4 1 4 2 2 2 2 3 35 67,31

B 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 50 96,15
2
C 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 46 88,46
3

4 D 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 42 80,77

E 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 3 3 2 41 78,85
5
F 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 41 78,85
6

7 G 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 42 80,77

H 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 47 90,38
8
I 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 44 84,62
9

10 J 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 3 3 42 80,77

K 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 48 92,31
11
L 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 100,00
12

13 M 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 3 2 4 40 76,92

N 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 43 82,69
14
O 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 45 86,54
15
P 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 47 90,38
16
Q 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 47 90,38
17
R 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 46 88,46
18
S 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 44 84,62
19
T 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 42 80,77
20
U 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 44 84,62
21
V 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 48 92,31
22
W 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 43 82,69
23
X 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 43 82,69
24
213

No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Y 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 47 90,38
25
Z 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 43 82,69
26
AA 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 40 76,92
27
BB 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 50 96,15
28
CC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 50 96,15
29
DD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 48 92,31
30
EE 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 47 90,38
31
FF 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 48 92,31
32
GG 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 46 88,46
33
HH 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 40 76,92
34
34
N
100
MAX
67,31
MIN
7,04
SD
85,58
MEDIAN
90,38
MODUS
49,60
VARIAN
86,03
MEAN
214

Kelas Eksperimen II
No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 43 82,69

B 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 46 88,46
2
C 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 49 94,23
3

4 D 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 45 86,54

5 E 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 49 94,23

F 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 46 88,46
6

7 G 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 40 76,92

H 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 41 78,85
8
I 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 42 80,77
9

10 J 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 43 82,69

11 K 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 45 86,54

L 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 46 88,46
12

13 M 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 47 90,38

N 4 3 3 3 2 4 4 3 4 2 2 3 3 40 76,92
14
O 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 40 76,92
15

16 P 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 46 88,46

17 Q 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 44 84,62

R 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 45 86,54
18

19 S 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 42 80,77

T 4 4 3 3 2 4 3 1 2 2 2 3 2 35 67,31
20
U 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 50 96,15
21

22 V 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 49 94,23

23 W 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 45 86,54

X 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 44 84,62
24

25 Y 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 48 92,31

Z 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 2 4 44 84,62
26
AA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 48 92,31
27
215

No No No No No No No No No No No No No
No. Nama Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BB 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 46 88,46
28
CC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 47 90,38
29
DD 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 45 86,54
30
EE 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 44 84,62
31
FF 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 49 94,23
32
GG 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 46 88,46
33
HH 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 44 84,62
34
34
N
96,15
MAX
67,31
MIN
6,19
SD
86,54
MEDIAN
88,46
MODUS
38,28
VARIAN
86,14
MEAN
216

Lampiran 16

Hasil N-Gain Berpikir


Kreatif Kelas Eksperimen I

No Kode Pretest Posttest N-Gain Kategori Rata-rata 48,02 86,03 0,73 Tinggi
1 A 42,31 67,31 0,43 Sedang Median 47,12 85,58 0,73
2 B 50,00 96,15 0,92 Tinggi Modus 44,23 90,38 0,80
3 C 53,85 88,46 0,75 Tinggi
varians 65,11 49,60 0,02
4 D 53,85 80,77 0,58 Sedang
Max 69,23 100,00 1,00
5 E 40,38 78,85 0,65 Sedang
Min 36,54 67,31 0,43
6 F 44,23 78,85 0,62 Sedang
7 G 36,54 80,77 0,70 Sedang
Persentase N-Gain Eksperimen I (%)
8 H 51,92 90,38 0,80 Tinggi
Tinggi 58,82
9 I 44,23 84,62 0,72 Tinggi 41,18
Sedang
10 J 46,15 80,77 0,64 Sedang
Rendah 0,00
11 K 48,08 92,31 0,85 Tinggi
12 L 65,38 100,00 1,00 Tinggi
13 M 38,46 76,92 0,63 Sedang
14 N 53,85 82,69 0,63 Sedang
15 O 48,08 86,54 0,74 Tinggi
16 P 40,38 90,38 0,84 Tinggi
17 Q 50,00 90,38 0,81 Tinggi
18 R 40,38 88,46 0,81 Tinggi
19 S 55,77 84,62 0,65 Sedang
20 T 50,00 80,77 0,62 Sedang
21 U 46,15 84,62 0,71 Tinggi
22 V 50,00 92,31 0,85 Tinggi
23 W 69,23 82,69 0,44 Sedang
24 X 44,23 82,69 0,69 Sedang
25 Y 42,31 90,38 0,83 Tinggi
26 Z 38,46 82,69 0,72 Tinggi
27 AA 36,54 76,92 0,64 Sedang
28 BB 55,77 96,15 0,91 Tinggi
29 CC 63,46 96,15 0,89 Tinggi
30 DD 53,85 92,31 0,83 Tinggi
31 EE 51,92 90,38 0,80 Tinggi
32 FF 38,46 92,31 0,88 Tinggi
33 GG 44,23 88,46 0,79 Tinggi
34 HH 44,23 76,92 0,59 Sedang
217

Hasil N-Gain Berpikir


Kreatif Kelas Eksperimen
II

No Kode Pretest Posttest N-Gain Kategori Rata-rata 50,11 86,14 0,73 Tinggi
1 A 55,77 82,69 0,61 Sedang Median 50,00 86,54 0,72
2 B 59,62 88,46 0,71 Tinggi Modus 50,00 88,46 0,72
3 C 61,54 94,23 0,85 Tinggi varians 49,97 38,28 0,01
4 D 51,92 86,54 0,72 Tinggi Max 65,38 96,15 0,89
5 E 51,92 94,23 0,88 Tinggi Min 30,77 67,31 0,37
6 F 59,62 88,46 0,71 Tinggi
7 G 30,77 76,92 0,67 Sedang Persentase N-Gain Eksperimen (%)
8 H 40,38 78,85 0,65 Sedang Tinggi 67,65
9 I 38,46 80,77 0,69 Sedang Sedang 32,35
10 J 50,00 82,69 0,65 Sedang
Rendah 0,00
11 K 48,08 86,54 0,74 Tinggi
12 L 46,15 88,46 0,79 Tinggi
13 M 51,92 90,38 0,80 Tinggi
14 N 44,23 76,92 0,59 Sedang
15 O 42,31 76,92 0,60 Sedang
16 P 50,00 88,46 0,77 Tinggi
17 Q 44,23 84,62 0,72 Tinggi
18 R 51,92 86,54 0,72 Tinggi
19 S 50,00 80,77 0,62 Sedang
20 T 48,08 67,31 0,37 Sedang
21 U 65,38 96,15 0,89 Tinggi
22 V 48,08 94,23 0,89 Tinggi
23 W 53,85 86,54 0,71 Tinggi
24 X 44,23 84,62 0,72 Tinggi
25 Y 50,00 92,31 0,85 Tinggi
26 Z 50,00 84,62 0,69 Sedang
27 AA 48,08 92,31 0,85 Tinggi
28 BB 57,69 88,46 0,73 Tinggi
29 CC 50,00 90,38 0,81 Tinggi
30 DD 48,08 86,54 0,74 Tinggi
31 EE 57,69 84,62 0,64 Sedang
32 FF 59,62 94,23 0,86 Tinggi
33 GG 50,00 88,46 0,77 Tinggi
34 HH 44,23 84,62 0,72 Tinggi
Lampiran 17

Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 3 1 4 50,00 1 1 2 4 33,33 2 2 1 5 41,67 22 42,31
2 B 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 4 4 8 100,00 1 2 1 4 33,33 1 1 1 3 25,00 26 50,00
3 C 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 4 3 7 87,50 1 4 2 7 58,33 2 2 1 5 41,67 28 53,85
4 D 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 4 3 7 87,50 1 1 1 3 25,00 2 3 2 7 58,33 28 53,85
5 E 3 3 1 7 58,33 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 0 3 1 4 33,33 1 1 1 3 25,00 21 40,38
6 F 3 3 4 10 83,33 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 1 1 3 25,00 1 1 1 3 25,00 23 44,23
7 G 4 1 2 7 58,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 2 1 4 33,33 0 0 0 0 0,00 19 36,54
8 H 4 3 2 9 75,00 2 1 3 37,50 4 2 6 75,00 1 2 1 4 33,33 2 2 1 5 41,67 27 51,92
9 I 3 4 2 9 75,00 2 1 3 37,50 4 3 7 87,50 0 2 0 2 16,67 1 0 1 2 16,67 23 44,23
10 J 3 2 3 8 66,67 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 1 1 2 4 33,33 1 1 1 3 25,00 24 46,15
11 K 2 3 2 7 58,33 2 1 3 37,50 3 3 6 75,00 1 1 2 4 33,33 2 2 1 5 41,67 25 48,08
12 L 2 2 4 8 66,67 4 1 5 62,50 4 3 7 87,50 1 3 2 6 50,00 2 4 2 8 66,67 34 65,38
13 M 3 2 2 7 58,33 1 1 2 25,00 2 2 4 50,00 2 1 1 4 33,33 1 1 1 3 25,00 20 38,46
14 N 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 3 3 7 58,33 1 2 1 4 33,33 28 53,85
15 O 3 2 3 8 66,67 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 1 1 3 25,00 2 1 1 4 33,33 25 48,08
16 P 1 2 3 6 50,00 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 0 1 1 2 16,67 1 1 2 4 33,33 21 40,38
17 Q 2 1 3 6 50,00 3 1 4 50,00 2 2 4 50,00 1 4 2 7 58,33 2 1 2 5 41,67 26 50,00
18 R 2 3 1 6 50,00 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 1 2 4 33,33 1 2 1 4 33,33 21 40,38
19 S 3 3 3 9 75,00 3 1 4 50,00 2 2 4 50,00 1 3 2 6 50,00 2 2 2 6 50,00 29 55,77

218
20 T 3 3 2 8 66,67 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 1 3 1 5 41,67 2 1 1 4 33,33 26 50,00
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
21 U 1 1 1 3 25,00 3 1 4 50,00 3 3 6 75,00 1 4 2 7 58,33 1 2 1 4 33,33 24 46,15
22 V 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 2 1 2 5 41,67 2 2 2 6 50,00 26 50,00
23 W 4 3 4 11 91,67 4 1 5 62,50 2 4 6 75,00 1 4 1 6 50,00 3 2 3 8 66,67 36 69,23
24 X 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 2 1 3 37,50 1 3 1 5 41,67 1 2 2 5 41,67 23 44,23
25 Y 2 2 1 5 41,67 2 1 3 37,50 4 2 6 75,00 1 2 1 4 33,33 2 1 1 4 33,33 22 42,31
26 Z 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 1 2 4 33,33 1 0 2 3 25,00 20 38,46
27 AA 3 1 1 5 41,67 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 1 1 3 25,00 1 1 2 4 33,33 19 36,54
28 BB 3 2 4 9 75,00 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 3 1 5 41,67 2 2 1 5 41,67 29 55,77
29 CC 3 3 4 10 83,33 4 1 5 62,50 2 2 4 50,00 1 1 2 4 33,33 4 4 2 10 83,33 33 63,46
30 DD 3 3 3 9 75,00 2 1 3 37,50 4 2 6 75,00 1 3 2 6 50,00 2 1 1 4 33,33 28 53,85
31 EE 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 4 1 6 50,00 3 2 2 7 58,33 27 51,92
32 FF 2 3 2 7 58,33 3 1 4 50,00 0 2 2 25,00 1 1 1 3 25,00 1 1 2 4 33,33 20 38,46
33 GG 3 1 3 7 58,33 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 3 1 5 41,67 2 1 1 4 33,33 23 44,23
34 HH 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 0 2 1 3 25,00 2 1 1 4 33,33 23 44,23
Rata-rata 61,03 43,38 63,97 37,50 37,99

Persentase Pretest Kelas Eksperimen I


Kode Komponen Jumlah Soal Skor
K1 Fluency 3 12 Komponen %
K2 Flexibility 2 8 Fluency 61,03
K3 Originality 2 8 Flexibility 43,38
K4 Elaboration 3 12 Originality 63,97
K5 Evaluation 3 12 Elaboration 37,50
Jumlah 52 Evaluation 37,99
n 34 Rata-rata 48,77

219
Kelas Eksperimen II
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 3 3 3 9 75,00 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 3 3 7 58,33 2 2 1 5 41,67 29 55,77
2 B 3 4 3 10 83,33 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 4 2 7 58,33 1 1 2 4 33,33 31 59,62
3 C 4 3 4 11 91,67 4 1 5 62,50 3 2 5 62,50 1 2 3 6 50,00 1 2 2 5 41,67 32 61,54
4 D 4 4 3 11 91,67 2 1 3 37,50 3 1 4 50,00 1 2 2 5 41,67 2 1 1 4 33,33 27 51,92
5 E 0 2 0 2 16,67 4 1 5 62,50 4 3 7 87,50 1 2 2 5 41,67 3 3 2 8 66,67 27 51,92
6 F 4 2 2 8 66,67 3 1 4 50,00 4 3 7 87,50 1 3 3 7 58,33 2 2 1 5 41,67 31 59,62
7 G 2 2 2 6 50,00 0 0 0 0,00 2 1 3 37,50 0 2 1 3 25,00 1 2 1 4 33,33 16 30,77
8 H 4 2 2 8 66,67 2 1 3 37,50 2 1 3 37,50 1 1 1 3 25,00 2 1 1 4 33,33 21 40,38
9 I 3 1 2 6 50,00 2 1 3 37,50 2 1 3 37,50 1 2 1 4 33,33 2 1 1 4 33,33 20 38,46
10 J 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 2 1 4 33,33 2 2 2 6 50,00 26 50,00
11 K 3 2 2 7 58,33 0 1 1 12,50 4 2 6 75,00 1 3 2 6 50,00 1 2 2 5 41,67 25 48,08
12 L 2 1 3 6 50,00 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 2 1 4 33,33 1 2 1 4 33,33 24 46,15
13 M 3 3 2 8 66,67 3 1 4 50,00 4 3 7 87,50 1 1 1 3 25,00 2 2 1 5 41,67 27 51,92
14 N 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 2 2 4 50,00 1 3 1 5 41,67 1 1 1 3 25,00 23 44,23
15 O 3 3 3 9 75,00 2 1 3 37,50 1 2 3 37,50 1 1 1 3 25,00 1 2 1 4 33,33 22 42,31
16 P 4 2 3 9 75,00 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 0 1 2 3 25,00 2 2 1 5 41,67 26 50,00
17 Q 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 2 2 4 50,00 1 2 1 4 33,33 1 1 2 4 33,33 23 44,23
18 R 3 3 3 9 75,00 2 2 4 50,00 3 2 5 62,50 1 1 2 4 33,33 2 2 1 5 41,67 27 51,92
19 S 4 3 3 10 83,33 2 1 3 37,50 2 3 5 62,50 1 2 1 4 33,33 2 1 1 4 33,33 26 50,00
20 T 3 4 3 10 83,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 2 1 4 33,33 1 1 1 3 25,00 25 48,08
21 U 4 2 4 10 83,33 4 1 5 62,50 4 3 7 87,50 1 2 2 5 41,67 2 2 3 7 58,33 34 65,38
22 V 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 4 3 7 87,50 1 1 1 3 25,00 1 2 2 5 41,67 25 48,08

220
23 W 3 4 3 10 83,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 3 1 5 41,67 2 1 2 5 41,67 28 53,85
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
24 X 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 3 1 5 41,67 1 1 1 3 25,00 23 44,23
25 Y 3 2 3 8 66,67 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 1 2 2 5 41,67 2 1 1 4 33,33 26 50,00
26 Z 3 3 3 9 75,00 3 1 4 50,00 2 2 4 50,00 1 2 2 5 41,67 2 1 1 4 33,33 26 50,00
27 AA 3 3 2 8 66,67 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 1 2 4 33,33 1 1 1 3 25,00 25 48,08
28 BB 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 1 3 2 6 50,00 3 3 2 8 66,67 30 57,69
29 CC 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 3 2 6 50,00 1 1 1 3 25,00 26 50,00
30 DD 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 3 2 5 62,50 1 2 2 5 41,67 1 2 2 5 41,67 25 48,08
31 EE 3 3 3 9 75,00 3 1 4 50,00 3 2 5 62,50 1 3 2 6 50,00 2 2 2 6 50,00 30 57,69
32 FF 3 4 2 9 75,00 3 1 4 50,00 4 2 6 75,00 1 3 1 5 41,67 2 3 2 7 58,33 31 59,62
33 GG 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 4 2 6 75,00 1 2 2 5 41,67 1 2 1 4 33,33 26 50,00
34 HH 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 4 2 6 75,00 1 1 1 3 25,00 1 1 1 3 25,00 23 44,23
Rata-rata 67,65 43,01 64,71 38,97 38,73

Kode Komponen Jumlah Soal Skor Persentase Pretest Kelas Eksperimen II


K1 Fluency 3 12 Komponen %
K2 Flexibility 2 8 Fluency 67,65
K3 Originality 2 8 Flexibility 43,01
K4 Elaboration 3 12 Originality 64,71
K5 Evaluation 3 12 Elaboration 38,97
Jumlah 52 Evaluation 38,73
n 34 Rata-rata 50,61

221
Lampiran 18

Hasil Persentase Ketercapaian Komponen Berpikir Kreatif pada Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 3 2 3 8 66,67 3 4 7 87,50 4 1 5 62,50 4 2 2 8 66,67 2 2 3 7 58,33 35 67,31
2 B 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 4 12 100,00 50 96,15
3 C 4 4 4 12 100,00 4 3 7 87,50 4 4 8 100,00 3 4 2 9 75,00 3 4 3 10 83,33 46 88,46
4 D 4 3 4 11 91,67 3 2 5 62,50 4 4 8 100,00 4 3 3 10 83,33 3 2 3 8 66,67 42 80,77
5 E 4 4 4 12 100,00 4 2 6 75,00 2 4 6 75,00 2 4 3 9 75,00 3 3 2 8 66,67 41 78,85
6 F 4 3 3 10 83,33 3 3 6 75,00 4 2 6 75,00 4 4 3 11 91,67 3 2 3 8 66,67 41 78,85
7 G 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 2 2 2 6 50,00 42 80,77
8 H 3 4 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 3 4 3 10 83,33 3 3 4 10 83,33 47 90,38
9 I 4 3 3 10 83,33 3 4 7 87,50 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 4 2 3 9 75,00 44 84,62
10 J 4 3 4 11 91,67 3 4 7 87,50 2 4 6 75,00 4 2 3 9 75,00 3 3 3 9 75,00 42 80,77
11 K 4 4 4 12 100,00 3 4 7 87,50 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 4 10 83,33 48 92,31
12 L 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 4 4 4 12 100,00 52 100,00
13 M 3 3 3 9 75,00 4 4 8 100,00 2 2 4 50,00 4 3 3 10 83,33 3 2 4 9 75,00 40 76,92
14 N 4 3 3 10 83,33 3 2 5 62,50 4 4 8 100,00 4 3 3 10 83,33 4 2 4 10 83,33 43 82,69
15 O 3 3 4 10 83,33 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 4 3 10 83,33 45 86,54
16 P 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 3 9 75,00 47 90,38
17 Q 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 4 3 4 11 91,67 47 90,38
18 R 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 2 4 9 75,00 46 88,46
19 S 4 3 4 11 91,67 3 3 6 75,00 4 4 8 100,00 3 4 4 11 91,67 3 2 3 8 66,67 44 84,62

222
20 T 3 3 4 10 83,33 3 4 7 87,50 4 2 6 75,00 4 3 3 10 83,33 3 3 3 9 75,00 42 80,77
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
21 U 4 3 4 11 91,67 2 3 5 62,50 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 3 9 75,00 44 84,62
22 V 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 4 10 83,33 48 92,31
23 W 3 4 3 10 83,33 4 2 6 75,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 3 3 4 10 83,33 43 82,69
24 X 4 3 4 11 91,67 3 3 6 75,00 4 3 7 87,50 4 3 3 10 83,33 3 3 3 9 75,00 43 82,69
25 Y 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 4 3 3 10 83,33 47 90,38
26 Z 4 3 4 11 91,67 2 4 6 75,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 2 3 4 9 75,00 43 82,69
27 AA 3 3 2 8 66,67 3 3 6 75,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 3 2 3 8 66,67 40 76,92
28 BB 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 3 4 3 10 83,33 50 96,15
29 CC 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 4 3 3 10 83,33 50 96,15
30 DD 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 3 9 75,00 48 92,31
31 EE 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 3 3 4 10 83,33 47 90,38
32 FF 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 3 3 3 9 75,00 48 92,31
33 GG 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 3 3 10 83,33 3 4 2 9 75,00 46 88,46
34 HH 4 3 4 11 91,67 4 2 6 75,00 4 3 7 87,50 3 3 2 8 66,67 3 2 3 8 66,67 40 76,92
Rata-rata 89,71 88,60 90,81 86,52 76,96

Kode Komponen Jumlah Soal Skor Persentase Posttest Kelas Eksperimen I


K1 Fluency 3 12 Komponen %
K2 Flexibility 2 8 Fluency 89,71
K3 Originality 2 8 Flexibility 88,60
K4 Elaboration 3 12 Originality 90,81
K5 Evaluation 3 12 Elaboration 86,52
Jumlah 52 Evaluation 76,96
n 34 Rata-rata 86,52

223
Kelas Eksperimen II
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A 4 4 4 12 100,00 3 4 7 87,50 4 4 8 100,00 4 3 3 10 83,33 2 2 2 6 50,00 43 82,69
2 B 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 3 3 3 9 75,00 46 88,46
3 C 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 3 3 3 9 75,00 49 94,23
4 D 4 2 4 10 83,33 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 3 4 3 10 83,33 45 86,54
5 E 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 3 3 3 9 75,00 49 94,23
6 F 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 3 9 75,00 46 88,46
7 G 3 3 3 9 75,00 3 3 6 75,00 4 3 7 87,50 4 3 3 10 83,33 3 3 2 8 66,67 40 76,92
8 H 4 3 4 11 91,67 4 3 7 87,50 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 3 2 2 7 58,33 41 78,85
9 I 3 4 3 10 83,33 3 4 7 87,50 4 3 7 87,50 3 3 3 9 75,00 3 3 3 9 75,00 42 80,77
10 J 3 4 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 3 3 9 75,00 3 3 3 9 75,00 43 82,69
11 K 3 4 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 3 2 3 8 66,67 45 86,54
12 L 4 4 4 12 100,00 2 4 6 75,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 3 3 4 10 83,33 46 88,46
13 M 4 3 4 11 91,67 3 4 7 87,50 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 4 2 4 10 83,33 47 90,38
14 N 4 3 3 10 83,33 3 2 5 62,50 4 4 8 100,00 3 4 2 9 75,00 2 3 3 8 66,67 40 76,92
15 O 3 3 3 9 75,00 3 4 7 87,50 4 3 7 87,50 4 2 3 9 75,00 3 3 2 8 66,67 40 76,92
16 P 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 3 3 10 83,33 3 4 3 10 83,33 46 88,46
17 Q 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 3 2 3 8 66,67 44 84,62
18 R 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 2 6 75,00 3 3 3 9 75,00 3 4 3 10 83,33 45 86,54
19 S 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 3 4 7 87,50 3 4 3 10 83,33 3 2 2 7 58,33 42 80,77
20 T 4 4 3 11 91,67 3 2 5 62,50 4 3 7 87,50 1 2 2 5 41,67 2 3 2 7 58,33 35 67,31
21 U 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 3 4 4 11 91,67 4 3 4 11 91,67 50 96,15
22 V 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 3 4 4 11 91,67 3 3 4 10 83,33 49 94,23
23 W 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 4 3 10 83,33 2 3 3 8 66,67 45 86,54

224
24 X 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 3 3 10 83,33 3 3 2 8 66,67 44 84,62
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
No. Kode K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
25 Y 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 3 9 75,00 48 92,31
26 Z 4 3 4 11 91,67 3 4 7 87,50 4 4 8 100,00 2 4 3 9 75,00 3 2 4 9 75,00 44 84,62
27 AA 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 3 9 75,00 48 92,31
28 BB 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 4 3 11 91,67 3 3 4 10 83,33 46 88,46
29 CC 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 11 91,67 3 3 2 8 66,67 47 90,38
30 DD 4 3 4 11 91,67 3 4 7 87,50 4 3 7 87,50 4 3 3 10 83,33 3 3 4 10 83,33 45 86,54
31 EE 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 3 2 9 75,00 2 3 3 8 66,67 44 84,62
32 FF 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 12 100,00 3 4 3 10 83,33 49 94,23
33 GG 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 4 2 3 9 75,00 3 4 4 11 91,67 46 88,46
34 HH 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 3 7 87,50 3 3 3 9 75,00 3 2 3 8 66,67 44 84,62
Rata-rata 92,89 93,75 91,54 83,33 73,53

Persentase Posttest Kelas Eksperimen II


Kode Komponen Jumlah Soal Skor
Komponen %
K1 Fluency 3 12
Fluency 92,89
K2 Flexibility 2 8
Flexibility 93,75
K3 Originality 2 8
Originality 91,54
K4 Elaboration 3 12
Elaboration 83,33
K5 Evaluation 3 12
Evaluation 73,53
Jumlah 52
Rata-rata 87,01
n 34

225
Lampiran 19
Hasil N-Gain Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas Eksperimen I
K1 K1 K1 K2 K2 K2 K3 K3 K3 K4 K4 K4 K5 K5 K5
No. Kode
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
1 A 50,00 66,67 0,33 37,50 87,50 0,80 50,00 62,50 0,25 33,33 66,67 0,50 41,67 58,33 0,29
2 B 66,67 91,67 0,75 37,50 100,00 1,00 100,00 100,00 0,00 33,33 91,67 0,88 25,00 100,00 1,00
3 C 50,00 100,00 1,00 37,50 87,50 0,80 87,50 100,00 1,00 58,33 75,00 0,40 41,67 83,33 0,71
4 D 66,67 91,67 0,75 37,50 62,50 0,40 87,50 100,00 1,00 25,00 83,33 0,78 58,33 66,67 0,20
5 E 58,33 100,00 1,00 37,50 75,00 0,60 50,00 75,00 0,50 33,33 75,00 0,63 25,00 66,67 0,56
6 F 83,33 83,33 0,00 37,50 75,00 0,60 50,00 75,00 0,50 25,00 91,67 0,89 25,00 66,67 0,56
7 G 58,33 91,67 0,80 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 33,33 83,33 0,75 0,00 50,00 0,50
8 H 75,00 91,67 0,67 37,50 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 33,33 83,33 0,75 41,67 83,33 0,71
9 I 75,00 83,33 0,33 37,50 87,50 0,80 87,50 87,50 0,00 16,67 91,67 0,90 16,67 75,00 0,70
10 J 66,67 91,67 0,75 50,00 87,50 0,75 62,50 75,00 0,33 33,33 75,00 0,63 25,00 75,00 0,67
11 K 58,33 100,00 1,00 37,50 87,50 0,80 75,00 100,00 1,00 33,33 91,67 0,88 41,67 83,33 0,71
12 L 66,67 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 87,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 66,67 100,00 1,00
13 M 58,33 75,00 0,40 25,00 100,00 1,00 50,00 50,00 0,00 33,33 83,33 0,75 25,00 75,00 0,67
14 N 58,33 83,33 0,60 50,00 62,50 0,25 75,00 100,00 1,00 58,33 83,33 0,60 33,33 83,33 0,75
15 O 66,67 83,33 0,50 50,00 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 25,00 75,00 0,67 33,33 83,33 0,75
16 P 50,00 91,67 0,83 50,00 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 16,67 91,67 0,90 33,33 75,00 0,63
17 Q 50,00 83,33 0,67 50,00 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75 58,33 91,67 0,80 41,67 91,67 0,86
18 R 50,00 83,33 0,67 37,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 33,33 91,67 0,88 33,33 75,00 0,63
19 S 75,00 91,67 0,67 50,00 75,00 0,50 50,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 50,00 66,67 0,33
20 T 66,67 83,33 0,50 50,00 87,50 0,75 62,50 75,00 0,33 41,67 83,33 0,71 33,33 75,00 0,63
21 U 25,00 91,67 0,89 50,00 62,50 0,25 75,00 87,50 0,50 58,33 100,00 1,00 33,33 75,00 0,63
22 V 58,33 91,67 0,80 37,50 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 41,67 91,67 0,86 50,00 83,33 0,67

226
23 W 91,67 83,33 -1,00 62,50 75,00 0,33 75,00 87,50 0,50 50,00 83,33 0,67 66,67 83,33 0,50
K1 K1 K1 K2 K2 K2 K3 K3 K3 K4 K4 K4 K5 K5 K5
No. Kode
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
24 X 58,33 91,67 0,80 37,50 75,00 0,60 37,50 87,50 0,80 41,67 83,33 0,71 41,67 75,00 0,57
25 Y 41,67 100,00 1,00 37,50 100,00 1,00 75,00 87,50 0,50 33,33 83,33 0,75 33,33 83,33 0,75
26 Z 50,00 91,67 0,83 37,50 75,00 0,60 50,00 100,00 1,00 33,33 75,00 0,63 25,00 75,00 0,67
27 AA 41,67 66,67 0,43 37,50 75,00 0,60 50,00 87,50 0,75 25,00 91,67 0,89 33,33 66,67 0,50
28 BB 75,00 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 41,67 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71
29 CC 83,33 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 33,33 100,00 1,00 83,33 83,33 0,00
30 DD 75,00 100,00 1,00 37,50 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 33,33 75,00 0,63
31 EE 50,00 91,67 0,83 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 50,00 91,67 0,83 58,33 83,33 0,60
32 FF 58,33 91,67 0,80 50,00 100,00 1,00 25,00 100,00 1,00 25,00 100,00 1,00 33,33 75,00 0,63
33 GG 58,33 91,67 0,80 37,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71 33,33 75,00 0,63
34 HH 58,33 91,67 0,80 50,00 75,00 0,50 62,50 87,50 0,67 25,00 66,67 0,56 33,33 66,67 0,50
Rata-
61,03 89,71 0,68 43,38 88,60 0,79 63,97 90,81 0,73 37,50 86,52 0,78 37,99 76,96 0,61
Rata

N-Gain Kelas Eksperimen I


Kode Komponen N-Gain Kategori
K1 0,68 Sedang
Fluency
K2 0,79 Tinggi
Flexibility
K3 0,73 Tinggi
Originality
K4 0,78 Tinggi
Elaboration
K5 0,61 Sedang
Evaluation
Rata-rata 0,72 Tinggi
Kelas Eksperimen II

227
Kode K1 K1 K1 K2 K2 K2 K3 K3 K3 K4 K4 K4 K5 K5 K5
No.
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
1 A 75,00 100,00 1,00 37,50 87,50 0,80 62,50 100,00 1,00 58,33 83,33 0,60 41,67 50,00 0,14
2 B 83,33 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 75,00 87,50 0,50 58,33 83,33 0,60 33,33 75,00 0,63
3 C 91,67 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57
4 D 91,67 83,33 -1,00 37,50 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75 41,67 83,33 0,71 33,33 83,33 0,75
5 E 16,67 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 87,50 100,00 1,00 41,67 100,00 1,00 66,67 75,00 0,25
6 F 66,67 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 87,50 100,00 1,00 58,33 75,00 0,40 41,67 75,00 0,57
7 G 50,00 75,00 0,50 0,00 75,00 0,75 37,50 87,50 0,80 25,00 83,33 0,78 33,33 66,67 0,50
8 H 66,67 91,67 0,75 37,50 87,50 0,80 37,50 75,00 0,60 25,00 83,33 0,78 33,33 58,33 0,37
9 I 50,00 83,33 0,67 37,50 87,50 0,80 37,50 87,50 0,80 33,33 75,00 0,63 33,33 75,00 0,63
10 J 66,67 83,33 0,50 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 33,33 75,00 0,63 50,00 75,00 0,50
11 K 58,33 91,67 0,80 12,50 100,00 1,00 75,00 87,50 0,50 50,00 91,67 0,83 41,67 66,67 0,43
12 L 50,00 100,00 1,00 50,00 75,00 0,50 75,00 87,50 0,50 33,33 91,67 0,88 33,33 83,33 0,75
13 M 66,67 91,67 0,75 50,00 87,50 0,75 87,50 100,00 1,00 25,00 91,67 0,89 41,67 83,33 0,71
14 N 58,33 83,33 0,60 50,00 62,50 0,25 50,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 25,00 66,67 0,56
15 O 75,00 75,00 0,00 37,50 87,50 0,80 37,50 87,50 0,80 25,00 75,00 0,67 33,33 66,67 0,50
16 P 75,00 91,67 0,67 50,00 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 25,00 83,33 0,78 41,67 83,33 0,71
17 Q 66,67 91,67 0,75 37,50 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75 33,33 83,33 0,75 33,33 66,67 0,50
18 R 75,00 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 62,50 75,00 0,33 33,33 75,00 0,63 41,67 83,33 0,71
19 S 83,33 83,33 0,00 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 33,33 83,33 0,75 33,33 58,33 0,37
20 T 83,33 91,67 0,50 37,50 62,50 0,40 62,50 87,50 0,67 33,33 41,67 0,13 25,00 58,33 0,44
21 U 83,33 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 87,50 100,00 1,00 41,67 91,67 0,86 58,33 91,67 0,80
22 V 58,33 100,00 1,00 37,50 100,00 1,00 87,50 100,00 1,00 25,00 91,67 0,89 41,67 83,33 0,71
23 W 83,33 100,00 1,00 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 41,67 83,33 0,71 41,67 66,67 0,43
24 X 58,33 91,67 0,80 37,50 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 41,67 83,33 0,71 25,00 66,67 0,56
25 Y 66,67 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 41,67 91,67 0,86 33,33 75,00 0,63
26 Z 75,00 91,67 0,67 50,00 87,50 0,75 50,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 33,33 75,00 0,63

228
27 AA 66,67 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 33,33 91,67 0,88 25,00 75,00 0,67
Kode K1 K1 K1 K2 K2 K2 K3 K3 K3 K4 K4 K4 K5 K5 K5
No.
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
28 BB 58,33 83,33 0,60 50,00 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 50,00 91,67 0,83 66,67 83,33 0,50
29 CC 58,33 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 25,00 66,67 0,56
30 DD 58,33 91,67 0,80 37,50 87,50 0,80 62,50 87,50 0,67 41,67 83,33 0,71 41,67 83,33 0,71
31 EE 75,00 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 62,50 87,50 0,67 50,00 75,00 0,50 50,00 66,67 0,33
32 FF 75,00 91,67 0,67 50,00 100,00 1,00 75,00 100,00 1,00 41,67 100,00 1,00 58,33 83,33 0,60
33 GG 66,67 91,67 0,75 37,50 100,00 1,00 75,00 87,50 0,50 41,67 75,00 0,57 33,33 91,67 0,88
34 HH 66,67 100,00 1,00 37,50 100,00 1,00 75,00 87,50 0,50 25,00 75,00 0,67 25,00 66,67 0,56
Rata-
67,65 92,89 0,73 43,01 93,75 0,89 64,71 91,54 0,77 38,97 83,33 0,72 38,73 73,53 0,56
Rata

N-Gain Kelas Eksperimen II


Kode Komponen N-Gain Kategori
K1 0,73 Tinggi
Fluency
K2 0,89 Tinggi
Flexibility
K3 0,77 Tinggi
Originality
K4 0,72 Tinggi
Elaboration
K5 0,56 Sedang
Evaluation
Rata-rata 0,73 Tinggi

229
Lampiran 20
Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
1 A 2 2 50,00 2 2 1 5 41,67 2 1 2 5 41,67 2 1 3 37,50 1 3 1 2 7 43,75 22 42,31
2 B 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 2 4 1 7 58,33 3 1 4 50,00 1 4 2 1 8 50,00 26 50,00
3 C 2 2 50,00 2 2 1 5 41,67 2 3 2 7 58,33 2 1 3 37,50 1 4 4 2 11 68,75 28 53,85
4 D 3 3 75,00 2 1 2 5 41,67 2 3 3 8 66,67 3 1 4 50,00 1 4 1 2 8 50,00 28 53,85
5 E 3 3 75,00 3 1 1 5 41,67 2 2 1 5 41,67 1 0 1 12,50 1 2 3 1 7 43,75 21 40,38
6 F 3 3 75,00 3 1 1 5 41,67 2 2 1 5 41,67 4 1 5 62,50 1 2 1 1 5 31,25 23 44,23
7 G 4 4 100,00 1 1 0 2 16,67 2 2 0 4 33,33 2 1 3 37,50 1 3 2 0 6 37,50 19 36,54
8 H 4 4 100,00 3 1 1 5 41,67 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 1 4 2 2 9 56,25 27 51,92
9 I 3 3 75,00 4 0 1 5 41,67 2 3 0 5 41,67 2 0 2 25,00 1 4 2 1 8 50,00 23 44,23
10 J 3 3 75,00 2 2 1 5 41,67 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 3 1 1 6 37,50 24 46,15
11 K 2 2 50,00 3 2 1 6 50,00 2 3 2 7 58,33 2 1 3 37,50 1 3 1 2 7 43,75 25 48,08
12 L 2 2 50,00 2 2 2 6 50,00 4 3 4 11 91,67 4 1 5 62,50 1 4 3 2 10 62,50 34 65,38
13 M 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 1 2 1 4 33,33 2 2 4 50,00 1 2 1 1 5 31,25 20 38,46
14 N 3 3 75,00 2 3 1 6 50,00 3 2 2 7 58,33 2 1 3 37,50 1 4 3 1 9 56,25 28 53,85
15 O 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 4 1 2 8 50,00 25 48,08
16 P 1 1 25,00 2 1 2 5 41,67 3 2 1 6 50,00 3 0 3 37,50 1 3 1 1 6 37,50 21 40,38
17 Q 2 2 50,00 1 2 2 5 41,67 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 2 4 2 9 56,25 26 50,00
18 R 2 2 50,00 3 2 1 6 50,00 2 2 2 6 50,00 1 1 2 25,00 1 2 1 1 5 31,25 21 40,38
19 S 3 3 75,00 3 2 2 7 58,33 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 1 2 3 2 8 50,00 29 55,77

230
20 T 3 3 75,00 3 1 1 5 41,67 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 1 3 3 2 9 56,25 26 50,00
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
21 U 1 1 25,00 1 2 1 4 33,33 3 3 2 8 66,67 1 1 2 25,00 1 3 4 1 9 56,25 24 46,15
22 V 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 2 2 2 6 50,00 2 2 4 50,00 1 3 1 2 7 43,75 26 50,00
23 W 4 4 100,00 3 1 3 7 58,33 4 4 2 10 83,33 4 1 5 62,50 1 2 4 3 10 62,50 36 69,23
24 X 3 3 75,00 2 1 2 5 41,67 2 1 2 5 41,67 2 1 3 37,50 1 2 3 1 7 43,75 23 44,23
25 Y 2 2 50,00 2 1 1 4 33,33 2 2 1 5 41,67 1 1 2 25,00 1 4 2 2 9 56,25 22 42,31
26 Z 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 2 2 0 4 33,33 1 1 2 25,00 1 2 1 1 5 31,25 20 38,46
27 AA 3 3 75,00 1 1 2 4 33,33 2 2 1 5 41,67 1 1 2 25,00 1 2 1 1 5 31,25 19 36,54
28 BB 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 3 2 2 7 58,33 4 1 5 62,50 1 4 3 2 10 62,50 29 55,77
29 CC 3 3 75,00 3 2 2 7 58,33 4 2 4 10 83,33 4 1 5 62,50 1 2 1 4 8 50,00 33 63,46
30 DD 3 3 75,00 3 2 1 6 50,00 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 4 3 2 10 62,50 28 53,85
31 EE 2 2 50,00 2 1 2 5 41,67 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 1 3 4 3 11 68,75 27 51,92
32 FF 2 2 50,00 3 1 2 6 50,00 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 1 0 1 1 3 18,75 20 38,46
33 GG 3 3 75,00 1 1 1 3 25,00 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 2 3 2 8 50,00 23 44,23
34 HH 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 3 2 1 6 50,00 2 0 2 25,00 1 3 2 2 8 50,00 23 44,23
Rata-rata 67,65 41,91 51,96 41,54 47,98

No Sub-Konsep Pretest (%)

1. Pencemaran udara 67,65


2. Pencemaran suara 41,91
3. Pencemaran air 51,96
4. Pencemaran tanah 41,54
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 47,98
Rata-rata 50,21

231
Kelas Eksperimen II
Sub Konsep Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Pencemaran Suara Pencemaran Air Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
1 A 3 3 75,00 3 3 1 7 58,33 2 2 2 6 50,00 3 1 4 50,00 1 3 3 2 9 56,25 29 55,77
2 B 3 3 75,00 4 2 2 8 66,67 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 4 4 1 10 62,50 31 59,62
3 C 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 2 2 8 66,67 4 1 5 62,50 1 3 2 1 7 43,75 32 61,54
4 D 4 4 100,00 4 2 1 7 58,33 2 1 1 4 33,33 3 1 4 50,00 1 3 2 2 8 50,00 27 51,92
5 E 0 0 0,00 2 2 2 6 50,00 4 3 3 10 83,33 0 1 1 12,50 1 4 2 3 10 62,50 27 51,92
6 F 4 4 100,00 2 3 1 6 50,00 3 3 2 8 66,67 2 1 3 37,50 1 4 3 2 10 62,50 31 59,62
7 G 2 2 50,00 2 1 1 4 33,33 0 1 2 3 25,00 2 0 2 25,00 0 2 2 1 5 31,25 16 30,77
8 H 4 4 100,00 2 1 1 4 33,33 2 1 1 4 33,33 2 1 3 37,50 1 2 1 2 6 37,50 21 40,38
9 I 3 3 75,00 1 1 1 3 25,00 2 1 1 4 33,33 2 1 3 37,50 1 2 2 2 7 43,75 20 38,46
10 J 3 3 75,00 2 1 2 5 41,67 2 2 2 6 50,00 3 1 4 50,00 1 3 2 2 8 50,00 26 50,00
11 K 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 0 2 2 4 33,33 2 1 3 37,50 1 4 3 1 9 56,25 25 48,08
12 L 2 2 50,00 1 1 1 3 25,00 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 1 4 2 1 8 50,00 24 46,15
13 M 3 3 75,00 3 1 1 5 41,67 3 3 2 8 66,67 2 1 3 37,50 1 4 1 2 8 50,00 27 51,92
14 N 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 1 2 3 1 7 43,75 23 44,23
15 O 3 3 75,00 3 1 1 5 41,67 2 2 2 6 50,00 3 1 4 50,00 1 1 1 1 4 25,00 22 42,31
16 P 4 4 100,00 2 2 1 5 41,67 3 2 2 7 58,33 3 0 3 37,50 1 3 1 2 7 43,75 26 50,00
17 Q 3 3 75,00 2 1 2 5 41,67 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 2 2 1 6 37,50 23 44,23
18 R 3 3 75,00 3 2 1 6 50,00 2 2 2 6 50,00 3 1 4 50,00 2 3 1 2 8 50,00 27 51,92
19 S 4 4 100,00 3 1 1 5 41,67 2 3 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 2 2 2 7 43,75 26 50,00
20 T 3 3 75,00 4 1 1 6 50,00 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 3 2 1 7 43,75 25 48,08
21 U 4 4 100,00 2 2 3 7 58,33 4 3 2 9 75,00 4 1 5 62,50 1 4 2 2 9 56,25 34 65,38
22 V 3 3 75,00 2 1 2 5 41,67 2 3 2 7 58,33 2 1 3 37,50 1 4 1 1 7 43,75 25 48,08

232
23 W 3 3 75,00 4 1 2 7 58,33 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 3 3 2 9 56,25 28 53,85
Sub Konsep Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Pencemaran Suara Pencemaran Air Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
24 X 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 2 2 1 5 41,67 2 1 3 37,50 1 3 3 1 8 50,00 23 44,23
25 Y 3 3 75,00 2 2 1 5 41,67 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 3 2 2 8 50,00 26 50,00
26 Z 3 3 75,00 3 2 1 6 50,00 3 2 1 6 50,00 3 1 4 50,00 1 2 2 2 7 43,75 26 50,00
27 AA 3 3 75,00 3 2 1 6 50,00 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 1 4 1 1 7 43,75 25 48,08
28 BB 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 1 3 3 3 10 62,50 30 57,69
29 CC 3 3 75,00 2 2 1 5 41,67 3 2 1 6 50,00 2 1 3 37,50 1 4 3 1 9 56,25 26 50,00
30 DD 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 2 2 2 6 50,00 2 1 3 37,50 1 3 2 1 7 43,75 25 48,08
31 EE 3 3 75,00 3 2 2 7 58,33 3 2 2 7 58,33 3 1 4 50,00 1 3 3 2 9 56,25 30 57,69
32 FF 3 3 75,00 4 1 2 7 58,33 3 2 3 8 66,67 2 1 3 37,50 1 4 3 2 10 62,50 31 59,62
33 GG 3 3 75,00 2 2 1 5 41,67 2 2 2 6 50,00 3 1 4 50,00 1 4 2 1 8 50,00 26 50,00
34 HH 3 3 75,00 2 1 1 4 33,33 2 2 1 5 41,67 3 1 4 50,00 1 4 1 1 7 43,75 23 44,23
Berpikir
Kreatif
(%) 76,47 46,08 51,23 43,75 48,90

No Sub-Konsep Pretest (%)

1. Pencemaran udara 76,47


2. Pencemaran suara 46,08
3. Pencemaran air 51,23
4. Pencemaran tanah 43,75
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 48,90
Rata-rata 53,28

233
Lampiran 21
Hasil Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
1 A 3 3 75,00 2 2 3 7 58,33 3 1 2 6 50,00 3 4 7 87,50 4 4 2 2 12 75,00 35 67,31
2 B 4 4 100,00 4 3 4 11 91,67 4 4 4 12 100,00 3 4 7 87,50 4 4 4 4 16 100,00 50 96,15
3 C 4 4 100,00 4 2 3 9 75,00 4 4 4 12 100,00 4 3 7 87,50 3 4 4 3 14 87,50 46 88,46
4 D 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 3 4 2 9 75,00 4 4 8 100,00 2 4 3 3 12 75,00 42 80,77
5 E 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 3 11 91,67 4 2 6 75,00 2 2 4 3 11 68,75 41 78,85
6 F 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 3 2 2 7 58,33 3 4 7 87,50 3 4 4 3 14 87,50 41 78,85
7 G 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 3 2 9 75,00 4 3 7 87,50 4 4 4 2 14 87,50 42 80,77
8 H 3 3 75,00 4 3 4 11 91,67 4 4 3 11 91,67 4 3 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 47 90,38
9 I 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 2 8 66,67 3 4 7 87,50 4 4 4 4 16 100,00 44 84,62
10 J 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 2 2 3 11 68,75 42 80,77
11 K 4 4 100,00 4 3 4 11 91,67 3 4 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
12 L 4 4 100,00 4 4 4 12 100,00 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 4 16 100,00 52 100,00
13 M 3 3 75,00 3 3 4 10 83,33 4 2 2 8 66,67 3 4 7 87,50 4 2 3 3 12 75,00 40 76,92
14 N 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 3 4 2 9 75,00 3 4 7 87,50 2 4 3 4 13 81,25 43 82,69
15 O 3 3 75,00 3 3 3 9 75,00 4 4 4 12 100,00 4 3 7 87,50 4 4 3 3 14 87,50 45 86,54
16 P 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 47 90,38
17 Q 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 4 3 3 10 83,33 3 4 7 87,50 4 4 4 4 16 100,00 47 90,38
18 R 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 4 4 2 10 83,33 3 4 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 46 88,46
19 S 4 4 100,00 3 4 3 10 83,33 3 4 2 9 75,00 4 3 7 87,50 3 4 4 3 14 87,50 44 84,62

234
20 T 3 3 75,00 3 3 3 9 75,00 3 2 3 8 66,67 4 4 8 100,00 4 4 3 3 14 87,50 42 80,77
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Daur Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
21 U 4 4 100,00 3 4 3 10 83,33 2 3 3 8 66,67 4 4 8 100,00 3 4 4 3 14 87,50 44 84,62
22 V 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
23 W 3 3 75,00 4 3 4 11 91,67 4 3 3 10 83,33 3 3 6 75,00 2 4 4 3 13 81,25 43 82,69
24 X 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 3 9 75,00 4 4 8 100,00 3 4 3 3 13 81,25 43 82,69
25 Y 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 3 3 10 83,33 4 3 7 87,50 4 4 4 4 16 100,00 47 90,38
26 Z 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 2 4 3 9 75,00 4 3 7 87,50 4 4 3 2 13 81,25 43 82,69
27 AA 3 3 75,00 3 3 3 9 75,00 3 3 2 8 66,67 2 4 6 75,00 3 4 4 3 14 87,50 40 76,92
28 BB 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 50 96,15
29 CC 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 4 16 100,00 50 96,15
30 DD 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
31 EE 4 4 100,00 4 3 4 11 91,67 4 3 3 10 83,33 3 4 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 47 90,38
32 FF 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 3 11 91,67 3 4 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
33 GG 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 4 4 12 100,00 4 4 8 100,00 4 4 3 3 14 87,50 46 88,46
34 HH 4 4 100,00 3 2 3 8 66,67 4 3 2 9 75,00 4 3 7 87,50 2 4 3 3 12 75,00 40 76,92
Rata-rata 94,85 80,88 82,11 91,18 88,05

No Sub-Konsep Posttest (%)


1. Pencemaran udara 94,85
2. Pencemaran suara 80,88
3. Pencemaran air 82,11
4. Pencemaran tanah 91,18
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 88,05
Rata-rata 87,41

235
Kelas Eksperimen II
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan Daur
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
1 A 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 3 4 2 9 75,00 4 4 8 100,00 4 4 3 2 13 81,25 35 67,31
2 B 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 3 3 10 83,33 4 3 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 50 96,15
3 C 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 46 88,46
4 D 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 3 4 11 91,67 4 3 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 42 80,77
5 E 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 41 78,85
6 F 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 4 3 11 91,67 4 3 7 87,50 4 4 3 3 14 87,50 41 78,85
7 G 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 3 9 75,00 3 4 7 87,50 3 4 3 3 13 81,25 42 80,77
8 H 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 3 2 9 75,00 4 3 7 87,50 3 3 4 3 13 81,25 47 90,38
9 I 3 3 75,00 4 3 3 10 83,33 3 3 3 9 75,00 3 3 6 75,00 4 4 3 3 14 87,50 44 84,62
10 J 3 3 75,00 4 3 3 10 83,33 4 3 3 10 83,33 3 3 6 75,00 4 4 3 3 14 87,50 42 80,77
11 K 3 3 75,00 4 3 3 10 83,33 4 3 2 9 75,00 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
12 L 4 4 100,00 4 3 4 11 91,67 2 3 3 8 66,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 52 100,00
13 M 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 3 4 2 9 75,00 4 4 8 100,00 4 4 4 4 16 100,00 40 76,92
14 N 4 4 100,00 3 2 3 8 66,67 3 4 3 10 83,33 3 3 6 75,00 2 4 4 2 12 75,00 43 82,69
15 O 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 3 9 75,00 3 4 7 87,50 4 4 2 3 13 81,25 45 86,54
16 P 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 3 3 14 87,50 47 90,38
17 Q 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 3 2 9 75,00 4 3 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 47 90,38
18 R 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 2 4 10 83,33 4 3 7 87,50 4 4 3 3 14 87,50 46 88,46
19 S 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 4 2 10 83,33 3 3 6 75,00 4 3 4 3 14 87,50 44 84,62
20 T 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 3 9 75,00 3 1 4 50,00 2 4 2 2 10 62,50 42 80,77
21 U 4 4 100,00 4 4 4 12 100,00 4 4 3 11 91,67 4 3 7 87,50 4 4 4 4 16 100,00 44 84,62
22 V 4 4 100,00 4 4 4 12 100,00 4 4 3 11 91,67 4 3 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31

236
23 W 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 3 3 10 83,33 4 3 7 87,50 4 4 4 2 14 87,50 43 82,69
Sub Konsep
Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Sub Konsep Sub Konsep Limbah dan Daur
No. Kode Udara Suara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Ulang Limbah Jumlah Nilai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 10 13 4 7 12 3 8 5 6 9 11
24 X 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 4 3 3 14 87,50 43 82,69
25 Y 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 47 90,38
26 Z 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 3 4 2 9 75,00 4 2 6 75,00 4 4 4 3 15 93,75 43 82,69
27 AA 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 40 76,92
28 BB 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 4 3 3 10 83,33 3 4 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 50 96,15
29 CC 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 4 3 15 93,75 50 96,15
30 DD 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 3 3 3 9 75,00 4 4 8 100,00 4 4 3 3 14 87,50 48 92,31
31 EE 4 4 100,00 4 2 3 9 75,00 4 3 3 10 83,33 4 4 8 100,00 4 4 3 2 13 81,25 47 90,38
32 FF 4 4 100,00 4 4 3 11 91,67 4 4 4 12 100,00 3 4 7 87,50 4 4 4 3 15 93,75 48 92,31
33 GG 4 4 100,00 3 3 4 10 83,33 4 3 4 11 91,67 4 4 8 100,00 4 4 2 3 13 81,25 46 88,46
34 HH 4 4 100,00 4 3 3 10 83,33 4 3 2 9 75,00 4 3 7 87,50 4 4 3 3 14 87,50 40 76,92
Berpikir
Kreatif
(%) 96,32 80,15 83,09 89,71 88,60

No Sub-Konsep Posttest (%)


1. Pencemaran udara 96,32
2. Pencemaran suara 80,15
3. Pencemaran air 83,09
4. Pencemaran tanah 89,71
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 88,60
Rata-rata 87,57

237
Lampiran 22
Hasil N-Gain Ketercapaian Belajar (Berpikir Kreatif) Sub-Konsep Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas Eksperimen I
Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Udara Suara Sub Konsep Pencemaran Air Tanah Daur Ulang Limbah
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
1 50,00 75,00 0,50 41,67 58,33 0,29 41,67 50,00 0,14 37,50 87,50 0,80 43,75 75,00 0,56
2 75,00 100,00 1,00 33,33 91,67 0,88 58,33 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75 50,00 100,00 1,00
3 50,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 58,33 100,00 1,00 37,50 87,50 0,80 68,75 87,50 0,60
4 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 66,67 75,00 0,25 50,00 100,00 1,00 50,00 75,00 0,50
5 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 41,67 91,67 0,86 12,50 75,00 0,71 43,75 68,75 0,44
6 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 41,67 58,33 0,29 62,50 87,50 0,67 31,25 87,50 0,82
7 100,00 100,00 0,00 16,67 66,67 0,60 33,33 75,00 0,63 37,50 87,50 0,80 37,50 87,50 0,80
8 100,00 75,00 0,00 41,67 91,67 0,86 50,00 91,67 0,83 37,50 87,50 0,80 56,25 93,75 0,86
9 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 41,67 66,67 0,43 25,00 87,50 0,83 50,00 100,00 1,00
10 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 50,00 83,33 0,67 50,00 100,00 1,00 37,50 68,75 0,50
11 50,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 58,33 83,33 0,60 37,50 100,00 1,00 43,75 93,75 0,89
12 50,00 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 91,67 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00
13 75,00 75,00 0,00 33,33 83,33 0,75 33,33 66,67 0,50 50,00 87,50 0,75 31,25 75,00 0,64
14 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 58,33 75,00 0,40 37,50 87,50 0,80 56,25 81,25 0,57
15 75,00 75,00 0,00 33,33 75,00 0,63 50,00 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75 50,00 87,50 0,75
16 25,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 50,00 91,67 0,83 37,50 100,00 1,00 37,50 93,75 0,90
17 50,00 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71 50,00 83,33 0,67 50,00 87,50 0,75 56,25 100,00 1,00
18 50,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 83,33 0,67 25,00 87,50 0,83 31,25 93,75 0,91
19 75,00 100,00 1,00 58,33 83,33 0,60 58,33 75,00 0,40 50,00 87,50 0,75 50,00 87,50 0,75
20 75,00 75,00 0,00 41,67 75,00 0,57 50,00 66,67 0,33 37,50 100,00 1,00 56,25 87,50 0,71
21 25,00 100,00 1,00 33,33 83,33 0,75 66,67 66,67 0,00 25,00 100,00 1,00 56,25 87,50 0,71

238
22 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 91,67 0,83 50,00 100,00 1,00 43,75 93,75 0,89
Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Udara Suara Sub Konsep Pencemaran Air Tanah Daur Ulang Limbah
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
23 100,00 75,00 0,00 58,33 91,67 0,80 83,33 83,33 0,00 62,50 75,00 0,33 62,50 81,25 0,50
24 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 41,67 75,00 0,57 37,50 100,00 1,00 43,75 81,25 0,67
25 50,00 100,00 1,00 33,33 83,33 0,75 41,67 83,33 0,71 25,00 87,50 0,83 56,25 100,00 1,00
26 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 33,33 75,00 0,63 25,00 87,50 0,83 31,25 81,25 0,73
27 75,00 75,00 0,00 33,33 75,00 0,63 41,67 66,67 0,43 25,00 75,00 0,67 31,25 87,50 0,82
28 75,00 100,00 1,00 33,33 91,67 0,88 58,33 100,00 1,00 62,50 100,00 1,00 62,50 93,75 0,83
29 75,00 100,00 1,00 58,33 91,67 0,80 83,33 91,67 0,50 62,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00
30 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 41,67 91,67 0,86 50,00 100,00 1,00 62,50 93,75 0,83
31 50,00 100,00 1,00 41,67 91,67 0,86 50,00 83,33 0,67 37,50 87,50 0,80 68,75 93,75 0,80
32 50,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 50,00 91,67 0,83 37,50 87,50 0,80 18,75 93,75 0,92
33 75,00 100,00 1,00 25,00 66,67 0,56 41,67 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75
34 75,00 100,00 1,00 33,33 66,67 0,50 50,00 75,00 0,50 25,00 87,50 0,83 50,00 75,00 0,50
Rata-
Rata 67,65 94,85 0,78 41,91 80,88 0,68 51,96 82,11 0,62 41,54 91,18 0,85 47,98 88,05 0,77
N-Gain Kelas Eksperimen I
No. Sub-Konsep N-Gain Kategori
1. Pencemaran udara 0,78 Tinggi
2. Pencemaran suara 0,68 Sedang
3. Pencemaran air 0,62 Sedang
4. Pencemaran tanah 0,85 Tinggi
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 0,77 Tinggi
Rata-rata 0,74 Tinggi

239
Kelas Eksperimen II
Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Udara Suara Air Tanah Daur Ulang Limbah
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
1 75,00 100,00 1,00 58,33 75,00 0,40 50,00 75,00 0,50 50,00 100,00 1,00 56,25 81,25 0,57
2 75,00 100,00 1,00 66,67 83,33 0,50 50,00 83,33 0,67 50,00 87,50 0,75 62,50 93,75 0,83
3 100,00 100,00 0,00 66,67 91,67 0,75 66,67 91,67 0,75 62,50 100,00 1,00 43,75 93,75 0,89
4 100,00 100,00 0,00 58,33 66,67 0,20 33,33 91,67 0,88 50,00 87,50 0,75 50,00 93,75 0,88
5 0,00 100,00 1,00 50,00 91,67 0,83 83,33 91,67 0,50 12,50 100,00 1,00 62,50 93,75 0,83
6 100,00 100,00 0,00 50,00 83,33 0,67 66,67 91,67 0,75 37,50 87,50 0,80 62,50 87,50 0,67
7 50,00 75,00 0,50 33,33 66,67 0,50 25,00 75,00 0,67 25,00 87,50 0,83 31,25 81,25 0,73
8 100,00 100,00 0,00 33,33 66,67 0,50 33,33 75,00 0,63 37,50 87,50 0,80 37,50 81,25 0,70
9 75,00 75,00 0,00 25,00 83,33 0,78 33,33 75,00 0,63 37,50 75,00 0,60 43,75 87,50 0,78
10 75,00 75,00 0,00 41,67 83,33 0,71 50,00 83,33 0,67 50,00 75,00 0,50 50,00 87,50 0,75
11 75,00 75,00 0,00 50,00 83,33 0,67 33,33 75,00 0,63 37,50 100,00 1,00 56,25 93,75 0,86
12 50,00 100,00 1,00 25,00 91,67 0,89 58,33 66,67 0,20 50,00 100,00 1,00 50,00 93,75 0,88
13 75,00 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71 66,67 75,00 0,25 37,50 100,00 1,00 50,00 100,00 1,00
14 75,00 100,00 1,00 33,33 66,67 0,50 50,00 83,33 0,67 37,50 75,00 0,60 43,75 75,00 0,56
15 75,00 75,00 0,00 41,67 66,67 0,43 50,00 75,00 0,50 50,00 87,50 0,75 25,00 81,25 0,75
16 100,00 100,00 0,00 41,67 75,00 0,57 58,33 91,67 0,80 37,50 100,00 1,00 43,75 87,50 0,78
17 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 41,67 75,00 0,57 50,00 87,50 0,75 37,50 93,75 0,90
18 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 83,33 0,67 50,00 87,50 0,75 50,00 87,50 0,75
19 100,00 100,00 0,00 41,67 66,67 0,43 50,00 83,33 0,67 50,00 75,00 0,50 43,75 87,50 0,78
20 75,00 100,00 1,00 50,00 66,67 0,33 41,67 75,00 0,57 50,00 50,00 0,00 43,75 62,50 0,33
21 100,00 100,00 0,00 58,33 100,00 1,00 75,00 91,67 0,67 62,50 87,50 0,67 56,25 100,00 1,00
22 75,00 100,00 1,00 41,67 100,00 1,00 58,33 91,67 0,80 37,50 87,50 0,80 43,75 93,75 0,89
23 75,00 100,00 1,00 58,33 83,33 0,60 41,67 83,33 0,71 50,00 87,50 0,75 56,25 87,50 0,71

240
Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Pencemaran Sub Konsep Limbah dan
No. Udara Suara Air Tanah Daur Ulang Limbah
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
24 75,00 100,00 1,00 33,33 66,67 0,50 41,67 83,33 0,71 37,50 100,00 1,00 50,00 87,50 0,75
25 75,00 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71 50,00 91,67 0,83 50,00 100,00 1,00 50,00 93,75 0,88
26 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 75,00 0,50 50,00 75,00 0,50 43,75 93,75 0,89
27 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 91,67 0,83 37,50 100,00 1,00 43,75 93,75 0,89
28 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 66,67 83,33 0,50 37,50 87,50 0,80 62,50 93,75 0,83
29 75,00 100,00 1,00 41,67 75,00 0,57 50,00 91,67 0,83 37,50 100,00 1,00 56,25 93,75 0,86
30 75,00 100,00 1,00 50,00 83,33 0,67 50,00 75,00 0,50 37,50 100,00 1,00 43,75 87,50 0,78
31 75,00 100,00 1,00 58,33 75,00 0,40 58,33 83,33 0,60 50,00 100,00 1,00 56,25 81,25 0,57
32 75,00 100,00 1,00 58,33 91,67 0,80 66,67 100,00 1,00 37,50 87,50 0,80 62,50 93,75 0,83
33 75,00 100,00 1,00 41,67 83,33 0,71 50,00 91,67 0,83 50,00 100,00 1,00 50,00 81,25 0,63
34 75,00 100,00 1,00 33,33 83,33 0,75 41,67 75,00 0,57 50,00 87,50 0,75 43,75 87,50 0,78
Rata-
Rata 76,47 96,32 0,66 46,08 80,15 0,63 51,23 83,09 0,65 43,75 89,71 0,81 48,90 88,60 0,78

N-Gain Kelas Eksperimen II


No. Sub-Konsep N-Gain Kategori
1. Pencemaran udara 0,66 Sedang
2. Pencemaran suara 0,63 Sedang
3. Pencemaran air 0,65 Sedang
4. Pencemaran tanah 0,81 Tinggi
5. Limbah & Daur Ulang Limbah 0,78 Tinggi
Rata-rata 0,71 Tinggi

241
Lampiran 23
Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I

Pertemuan Ke-1
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 7 4 3 5 6 8
A 3 3 75,00 3 4 7 87,50 2 2 50,00 3 2 2 7 58,33 2 2 50,00 21 65,63
E 3 3 75,00 3 4 7 87,50 2 2 50,00 3 2 2 7 58,33 2 2 50,00 21 65,63
1 F 3 3 75,00 3 4 7 87,50 2 2 50,00 3 2 2 7 58,33 2 2 50,00 21 65,63
GG 3 3 75,00 3 4 7 87,50 2 2 50,00 3 2 2 7 58,33 2 2 50,00 21 65,63
KK 3 3 75,00 3 4 7 87,50 2 2 50,00 3 2 2 7 58,33 2 2 50,00 21 65,63
B 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 4 100,00 28 87,50
G 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 4 100,00 28 87,50
2 J 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 4 100,00 28 87,50
L 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 4 100,00 28 87,50
FF 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 2 3 3 8 66,67 4 4 100,00 28 87,50
C 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
M 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
N 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
3
P 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
Y 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
EE 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 3 2 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50

242
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 7 4 3 5 6 8
A 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
O 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50

4 Q 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50


T 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
Z 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
DD 3 3 75,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 3 3 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
H 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
R 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
U 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
5
W 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
X 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
CC 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 22 68,75
I 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
S 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
V 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
6
AA 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
BB 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
HH 4 4 100,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
Rata-rata (%) 83,09 95,96 79,41 66,91 83,82

243
Pertemuan Ke-2
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 7 4 3 5 6 8
A 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
E 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
1 F 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
GG 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
KK 3 3 75,00 4 3 7 87,50 3 3 75,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
B 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 4 2 10 83,33 4 4 100,00 30 93,75
G 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 4 2 10 83,33 4 4 100,00 30 93,75
2 J 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 4 2 10 83,33 4 4 100,00 30 93,75
L 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 4 2 10 83,33 4 4 100,00 30 93,75
FF 4 4 100,00 4 4 8 100,00 4 4 100,00 4 4 2 10 83,33 4 4 100,00 30 93,75
C 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
M 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
N 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
3
P 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
Y 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
EE 3 3 75,00 4 2 6 75,00 4 4 100,00 4 2 2 8 66,67 3 3 75,00 24 75,00
A 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25
O 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25
4 Q 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25
T 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25
Z 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25

244
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 7 4 3 5 6 8
DD 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 3 3 2 8 66,67 3 3 75,00 26 81,25
H 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
R 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
U 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
5
W 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
X 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
CC 3 3 75,00 4 4 8 100,00 2 2 50,00 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 25 78,13
I 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
S 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
V 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
6
AA 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
BB 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
HH 4 4 100,00 4 3 7 87,500 4 4 100,00 2 4 3 9 75,00 4 4 100,00 28 87,50
Rata-rata (%) 87,50 89,34 87,50 72,06 83,09

Rata-Rata Persentase Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif pada LKS PBL Kelas Eksperimen I
Komponen Berpikir Kelas Eksperimen I (LKS PBL)
Kode Kreatif Pertemuan Pertemuan ke- Rata-rata
Ke-1 2 (%)
K1 Fluency 83,09 87,50 85,30
K2 Flexibility 95,96 89,34 92,65
K3 Originality 79,41 87,50 83,46
K4 Elaboration 66,91 72,06 69,49
K5 Evaluation 83,82 83,09 83,46

245
Rata-Rata 81,84 83,90 82,87
Kelas Eksperimen II
Pertemuan Ke-1
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 4 5 3 6 7 8
A 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 27 84,38
D 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 27 84,38
1 F 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 27 84,38
L 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 27 84,38
U 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 27 84,38
E 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 28 87,50
K 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 28 87,50
2 Z 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 28 87,50
FF 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 28 87,50
HH 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 3 3 75,00 28 87,50
B 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
G 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
M 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
3
O 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
X 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
EE 2 2 50,00 4 4 100,00 4 4 8 100,00 3 3 3 9 75,00 3 3 75,00 26 81,25
C 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38

4 HH 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38


R 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38

246
S 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 4 5 3 6 7 8
AA 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38
BB 4 4 100,00 4 4 100,00 4 2 6 75,00 2 3 4 9 75,00 4 4 100,00 27 84,38
N 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
P 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
T 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
5
Y 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
CC 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
DD 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 3 10 83,33 4 4 100,00 28 87,50
I 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
J 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
Q 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
6
V 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
W 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
GG 4 4 100,00 4 4 100,00 2 4 6 75,00 2 2 3 7 58,33 2 2 50,00 23 71,88
Rata-rata (%) 91,18 100,00 77,57 78,43 79,41

247
Pertemuan Ke-2
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 4 5 3 6 7 8
A 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 28 87,50
D 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 28 87,50
1 F 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 28 87,50
L 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 28 87,50
U 4 4 100,00 4 4 100,00 2 3 5 62,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 28 87,50
E 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 30 93,75
K 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 30 93,75
2 Z 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 30 93,75
FF 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 30 93,75
HH 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 4 4 4 12 100,00 3 3 75,00 30 93,75
B 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
G 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
M 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
3
O 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
X 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
EE 2 2 50,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 4 4 3 11 91,67 4 4 100,00 27 84,38
C 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38
HH 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38
4 R 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38
S 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38

248
AA 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38
Nama 4 4 4 4 4 4 4 4
Kelompok K1 % K2 % K3 % K4 % K5 % Jumlah Nilai
Siswa 1 2 4 5 3 6 7 8
BB 4 4 100,00 4 4 100,00 4 3 7 87,50 2 4 3 9 75,00 3 3 75,00 27 84,38
N 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
P 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
T 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
5
Y 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
CC 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
DD 4 4 100,00 4 4 100,00 3 3 6 75,00 3 4 4 11 91,67 4 4 100,00 29 90,63
I 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
J 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
Q 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
6
V 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
W 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
GG 4 4 100,00 4 4 100,00 3 4 7 87,50 2 2 2 6 50,00 3 3 75,00 24 75,00
Rata-rata (%) 91,18 100,00 79,41 83,82 83,82

Rata-Rata Persentase Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif pada LKS PBL Kelas Eksperimen II
Komponen Kelas Eksperimen I (LKS STM)
Kode Berpikir Kreatif Pertemuan Pertemuan ke- Rata-rata
Ke-1 2 (%)
K1 Fluency 91,18 91,18 91,18
K2 Flexibility 100,00 100,00 100,00
K3 Originality 77,57 79,41 78,49
K4 Elaboration 78,43 83,82 81,13
K5 Evaluation 79,41 83,82 81,62

249
Rata-Rata 85,32 87,65 86,48
250
250

Lampiran 24

Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen I dan


Eksperimen II

Kelas Eksperimen I

Pertemuan Ke-1
Komponen
Perilaku siswa yang di Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.
No. Berpikir % %
nilai 1 2 3 4 5 6
Kreatif

1. Berpikir Lancar Mengajukan banyak


X √ √ X √ √ 66,67
(Fluency) Pertanyaan
Menjawab dengan 83,33
sejumlah jawaban jika √ √ √ √ √ √ 100
ada pertanyaan
2. Berpikir Luwes Memberikan macam-
(Flexibility) macam penafsiran
√ √ X √ X √ 66,67
(interpretasi) terhadap
suatu masalah
Jika diberikan suatu
83,33
masalah biasanya
memikirkan macam-
√ √ √ √ √ √ 100
macam cara yang
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
3. Berpikir Memiliki cara berpikir
X √ √ X √ √ 66,67
Orisinil yang lain dari yang lain
(Originality) Lebih senang 50,00
mensintesis daripada √ X X X X √ 33,33
menganalisis situasi
4. Berpikir Mencari arti yang lebih
Memerinci mendalam terhadap
(Elaboration) jawaban atau pemecahan
√ √ √ √ √ √ 100
masalah dengan
melakukan langkah- 83,33
langkah yang terperinci
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan X X √ √ √ √ 66,67
orang lain
5. Berpikir Memberi pertimbangan
Menilai atas dasar sudut √ √ √ X √ √ 83,33
(Evaluation) pandangnya sendiri
Mempunyai alasan
83,33
(rasionale) yang dapat
dipertanggungjawabkan √ √ √ X √ √ 83,33
untuk mencapai suatu
keputusan
251

Pertemuan Ke-2
Komponen
Perilaku siswa yang di Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.
No. Berpikir % %
nilai 1 2 3 4 5 6
Kreatif

1. Berpikir Lancar Mengajukan banyak


X √ √ √ X X 50,00
(Fluency) Pertanyaan
Menjawab dengan 66,67
sejumlah jawaban jika X √ √ √ √ √ 83,33
ada pertanyaan
2. Berpikir Luwes Memberikan macam-
(Flexibility) macam penafsiran
√ √ √ X X X 50,00
(interpretasi) terhadap
suatu masalah
Jika diberikan suatu
66,67
masalah biasanya
memikirkan macam-
√ √ √ √ X √ 83,33
macam cara yang
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
3. Berpikir Memiliki cara berpikir
X √ √ X √ √ 66,67
Orisinil yang lain dari yang lain
(Originality) Lebih senang 75,00
mensintesis daripada √ √ √ √ X √ 83,33
menganalisis situasi
4. Berpikir Mencari arti yang lebih
Memerinci mendalam terhadap
(Elaboration) jawaban atau pemecahan
X √ √ √ X √ 66,67
masalah dengan
melakukan langkah- 58,33
langkah yang terperinci
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan X √ √ √ X X 50,00
orang lain
5. Berpikir Memberi pertimbangan
Menilai atas dasar sudut √ √ √ X X X 50,00
(Evaluation) pandangnya sendiri
Mempunyai alasan
50,00
(rasionale) yang dapat
dipertanggungjawabkan √ √ √ X X X 50,00
untuk mencapai suatu
keputusan
Rata-Rata Persentase Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen I
Komponen Berpikir Kelas Eksperimen I
Kode Kreatif Pertemuan Pertemuan Rata-rata
Ke-1 ke-2 (%)
K1 Fluency 83,33 66,67 75,00
K2 Flexibility 83,33 66,67 75,00
K3 Originality 50,00 75,00 62,50
K4 Elaboration 83,33 58,33 70,83
K5 Evaluation 83,33 50,00 66,67
Rata-Rata (%) 76,67 63,33 70,00
252

Kelas Eksperimen II

Pertemuan Ke-1
Komponen
Perilaku siswa yang di Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.
No. Berpikir % %
nilai 1 2 3 4 5 6
Kreatif

1. Berpikir Lancar Mengajukan banyak


(Fluency) Pertanyaan
√ √ √ √ X X 66,67
Menjawab dengan 83,33
sejumlah jawaban jika √ √ √ √ √ √ 100
ada pertanyaan
2. Berpikir Luwes Memberikan macam-
(Flexibility) macam penafsiran
(interpretasi) terhadap
√ √ √ √ √ X 83,33
suatu masalah
Jika diberikan suatu
75,00
masalah biasanya
memikirkan macam-
macam cara yang
√ √ X √ √ X 66,67
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
3. Berpikir Memiliki cara berpikir
Orisinil yang lain dari yang lain
√ √ √ √ X X 66,67
(Originality) Lebih senang 66,67
mensintesis daripada √ √ √ √ X X 66,67
menganalisis situasi
4. Berpikir Mencari arti yang lebih
Memerinci mendalam terhadap
(Elaboration) jawaban atau pemecahan
masalah dengan
√ √ √ √ X X 66,67
melakukan langkah- 66,67
langkah yang terperinci
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan √ √ √ √ X X 66,67
orang lain
5. Berpikir Memberi pertimbangan
Menilai atas dasar sudut √ X X √ √ √ 66,67
(Evaluation) pandangnya sendiri
Mempunyai alasan
66,67
(rasionale) yang dapat
dipertanggungjawabkan √ √ √ √ X X 66,67
untuk mencapai suatu
keputusan
253

Pertemuan Ke-2
Komponen
Perilaku siswa yang di Kel. Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.
No. Berpikir % %
nilai 1 2 3 4 5 6
Kreatif

1. Berpikir Lancar Mengajukan banyak


√ X √ √ X X 50,00
(Fluency) Pertanyaan
Menjawab dengan 66,67
sejumlah jawaban jika √ √ √ √ √ X 83,33
ada pertanyaan
2. Berpikir Luwes Memberikan macam-
(Flexibility) macam penafsiran
√ √ √ √ X X 66,67
(interpretasi) terhadap
suatu masalah
Jika diberikan suatu
75,00
masalah biasanya
memikirkan macam-
√ √ √ √ √ X 83,33
macam cara yang
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
3. Berpikir Memiliki cara berpikir
√ √ X √ X X 50,00
Orisinil yang lain dari yang lain
(Originality) Lebih senang 58,33
mensintesis daripada √ √ √ √ X X 66,67
menganalisis situasi
4. Berpikir Mencari arti yang lebih
Memerinci mendalam terhadap
(Elaboration) jawaban atau pemecahan
√ √ √ √ X X 66,67
masalah dengan
melakukan langkah- 75,00
langkah yang terperinci
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan √ √ √ √ √ X 83,33
orang lain
5. Berpikir Memberi pertimbangan
Menilai atas dasar sudut X X √ √ √ X 50,00
(Evaluation) pandangnya sendiri
Mempunyai alasan
66,67
(rasionale) yang dapat
dipertanggungjawabkan √ √ √ √ √ X 83,33
untuk mencapai suatu
keputusan
Rata-Rata Persentase Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen II
Komponen Berpikir Kelas Eksperimen II
Kode Kreatif Pertemuan Pertemuan Rata-rata
Ke-1 ke-2 (%)
K1 Fluency 83,33 66,67 75,00
K2 Flexibility 75,00 75,00 75,00
K3 Originality 66,67 58,33 62,50
K4 Elaboration 66,67 75,00 70,83
K5 Evaluation 66,67 66,67 66,67
Rata-Rata (%) 71,67 68,33 70,00
254

Lampiran 25

Data Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen I dan Eksperimen


II

Kelas Eksperimen I
Pertemuan Ke-1
No.
Observer Observer Observer
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III

I Kegiatan Awal
Pembukaan Memberi salam √ √ √ 100
Mengecek Absensi √ √ √ 100
Mengecek kesiapan siswa 100
√ √ √
sebelum memulai pelajaran
Menyiapkan buku ajar dan 100
power point yang akan √ √ √
disampaikan
Menjelaskan tujuan 100
√ √ √
pembelajaran
Motivasi Memberikan motivasi 100
kepada siswa terkait materi
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
dengan memberikan
gambaran umum mengenai √ √ √
manfaat mempelajari
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup.
Apersepsi Menanyakan hal yang 100
berhubungan dengan
pelajaran yaitu tentang
√ √ √
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
II Kegiatan Inti
Menemukan Masalah Membagi siswa menjadi 6 100
kelompok sesuai dengan
√ √ √
yang telah ditentukan oleh
guru
Memberikan permasalahan 100
yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari siswa
terkait pencemaran udara √ √ √
dan pencemaran suara serta
cara mengatasinya dalam
kehidupan.
Mendefinisikan Membimbing siswa secara 100
√ √ √
masalah bertahap untuk
255

No.
Observer Observer Observer
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III

mendefinisikan masalah
pencemaran udara dan suara
yang terdapat dalam LKS
Mengumpulkan fakta Membimbing siswa untuk 100
melakukan pengumpulan
fakta, pencarian informasi
dengan cara/metode kajian
√ √ √
pustaka dan pengelolaan
informasi dengan
menggunakan buku ataupun
internet
Menyusun hipotesis Membimbing siswa untuk 100
menyusun hipotesis terhadap
permasalahan pencemaran √ √ √
udara dan suara yang
diberikan dalam LKS
Melakukan Membimbing siswa untuk 100
penyelidikan melakukan penyelidikan
terhadap informasi dan data
√ √ √
yang telah diperolehnya
terkait permasalahan
pencemaran udara dan suara.
Menyempurnakan Membimbing siswa 100
permasalahan melakukan penyempurnaan
terhadap masalah
pencemaran udara dan suara
√ √ √
dengan mengaitkan antara
permasalahan dalam artikel
dengan data/informasi yang
diperoleh dari literatur.
Menyimpulkan Membimbing siswa untuk 100
alternatif pemecahan menyimpulkan alternatif
masalah secara pemecahan masalah √ √ √
kolaboratif pencemaran udara dan suara
secara kolaboratif
Melakukan pengujian Membimbing siswa 100
hasil (solusi) melakukan pengujian hasil
pemecahan masalah (solusi) pemecahan masalah
pencemaran udara dan suara
√ √ √
dengan meminta setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
III Kegiatan Akhir
Evaluasi Melakukan evaluasi melalui 100
hasil kerja siswa dan
mereview materi yang telah √ √ √
disampaikan melalui tanya
jawab
Bertanya kepada siswa hal- 100
√ √ √
hal yang masih belum
256

No.
Observer Observer Observer
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III

dipahami dari materi yang


telah disampaikan
Meminta siswa untuk 100
membuat kesimpulan dari
√ √ √
proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Penutup Meminta siswa untuk 100
membuat kesimpulan dari
√ √ √
proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Meminta siswa 100
mengumpulkan LKS yang √ √ √
telah dikerjakan
Meminta siswa untuk 66,67
mempelajari materi pada
pertemuan berikutnya X √ √
tentang pencemaran tanah
dan air
Menutup pembelajaran dan 100
√ √ √
mengucapkan salam
Rata-rata 98,55

Pertemuan Ke-2
No. Observer Observer Observer
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III
I Kegiatan Awal
Pembukaan Memberi salam √ √ √ 100
Mengecek Absensi √ √ √ 100
Mengecek kesiapan siswa
√ √ √ 100
sebelum memulai pelajaran
Menyiapkan buku ajar dan
power point yang akan √ √ √ 100
disampaikan
Menjelaskan tujuan
√ √ √ 100
pembelajaran
Motivasi Memberikan motivasi
kepada siswa memberikan
gambaran umum mengenai
manfaat mempelajari √ √ √ 100
pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya
Apersepsi Menanyakan hal yang
berhubungan dengan
pelajaran yaitu tentang
√ √ √ 100
pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya
II Kegiatan Inti
Menemukan Masalah Membagi siswa menjadi 6 √ √ √ 100
257

No. Observer Observer Observer


Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III
kelompok sesuai dengan
yang telah ditentukan oleh
guru
Memberikan permasalahan
yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari siswa
terkait pencemaran tanah √ √ √ 100
dan pencemaran air serta
upaya penanggulangannya
dalam kehidupan
Mendefinisikan Membimbing siswa secara
masalah bertahap untuk
mendefinisikan masalah √ √ √ 100
pencemaran tanah dan air
yang terdapat dalam LKS
Mengumpulkan fakta Membimbing siswa untuk
melakukan pengumpulan
fakta, pencarian informasi
dengan cara/metode kajian
√ √ √ 100
pustaka dan pengelolaan
informasi dengan
menggunakan buku ataupun
internet
Menyusun hipotesis Membimbing siswa untuk
menyusun hipotesis terhadap
permasalahan pencemaran √ √ √ 100
tanah dan air yang diberikan
dalam LKS
Melakukan Membimbing siswa untuk
penyelidikan melakukan penyelidikan
terhadap informasi dan data
√ √ √ 100
yang telah diperolehnya
terkait permasalahan
pencemaran tanah dan air.
Menyempurnakan Membimbing siswa
permasalahan melakukan penyempurnaan
terhadap masalah
pencemaran tanah dan air
√ √ √ 100
dengan mengaitkan antara
permasalahan dalam artikel
dengan data/informasi yang
diperoleh dari literatur
Menyimpulkan Membimbing siswa untuk
alternatif pemecahan menyimpulkan alternatif
masalah secara pemecahan masalah √ √ √ 100
kolaboratif pencemaran tanah dan air
secara kolaboratif
Melakukan pengujian Membimbing siswa
hasil (solusi) melakukan pengujian hasil
pemecahan masalah (solusi) pemecahan masalah
√ √ √ 100
pencemaran tanah dan air
dengan meminta setiap
kelompok untuk
258

No. Observer Observer Observer


Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru %
I II III
mempresentasikan hasil
diskusinya
III Kegiatan Akhir
Evaluasi Melakukan evaluasi melalui
hasil kerja siswa dan
mereview materi yang telah √ √ √ 100
disampaikan melalui tanya
jawab
Bertanya kepada siswa hal-
hal yang masih belum
√ √ √ 100
dipahami dari materi yang
telah disampaikan
Penutup Meminta siswa untuk
membuat kesimpulan dari
√ √ √ 100
proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Meminta siswa
mengumpulkan LKS yang √ √ √ 100
telah dikerjakan
Menutup pembelajaran dan
√ √ √ 100
mengucapkan salam
Rata-rata 100

Kelas Eksperimen II
Pertemuan Ke-1
Tahap Observer Observer Observer
Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
I. Kegiatan Awal
Pembukaan Memberi salam √ √ √ 100
Mengecek Absensi √ √ √ 100
Mengecek kesiapan siswa √ √ √ 100
sebelum memulai pelajaran
Menyiapkan buku ajar dan √ √ √ 100
power point yang akan
disampaikan
Menjelaskan tujuan √ √ √ 100
pembelajaran
Motivasi Memberikan motivasi √ √ √ 100
kepada siswa terkait materi
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
dengan memberikan
gambaran umum mengenai
manfaat mempelajari
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
bagi kelangsungan hidup
259

Tahap Observer Observer Observer


Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
makhluk hidup.
Apersepsi Menanyakan hal yang √ √ √ 100
berhubungan dengan
pelajaran yaitu tentang
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
II Kegiatan Inti
Inisiasi/ Invitasi Membagi siswa menjadi 6 √ √ √ 100
kelompok sesuai dengan
yang telah ditentukan oleh
guru
Meminta siswa untuk √ √ √ 100
mengemukakan isu atau
masalah yang ada
hubungannya dengan
pencemaran udara dan
pencemaran suara serta
upaya penanggulangannya
dalam kehidupan manusia
yang pernah mereka alami
atau mereka ketahui.
Mengajukan permasalahan √ √ √ 100
yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari
siswa dengan memberikan
LKS STM yang
didalamnya memuat artikel
mengenai pencemaran
udara dan suara
Pembentukan/ Memfasilitasi siswa dalam √ √ √ 100
pengembangan konsep melakukan aktivitas untuk
memecahkan masalah
dengan mengajak siswa
untuk berpendapat terkait
permasalahan yang guru
ajukan dalam LKS STM
Meminta siswa mencari √ √ √ 100
informasi dari berbagai
sumber untuk
menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam artikel pada
LKS STM
Membimbing siswa dalam √ √ √ 100
melakukan diskusi
Meminta siswa untuk √ √ √ 100
mengobservasi
permasalahan yang
terdapat dalam artikel pada
LKS STM dan meminta
siswa untuk
260

Tahap Observer Observer Observer


Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
mengaitkannya dengan
informasi yang telah
didapatkan
Membimbing siswa dalam √ √ √ 100
menganalisis data untuk
menemukan solusi atas
permasalahan yang
terdapat dalam artikel
tersebut yang dikaitkan
dengan sains, teknologi
yang sedang
dikembangkan atau telah
berkembang di masyarakat
Meminta siswa membuat √ √ √ 100
kesimpulan dari hasil
diskusi mereka mengenai
pencemaran udara dan
suara serta cara
menanggulanginya
Aplikasi Konsep dalam Meminta siswa mencari √ √ √ 100
Kehidupan: informasi mengenai suatu
Penyelesaian Masalah alat atau suatu cara yang
atau Analisis Isu berasal dari pengaplikasian
sains dan teknologi dalam
mengatasi pencemaran
udara dan suara
Membimbing siswa agar √ √ √ 100
dapat mengaplikasikan
konsep pencemaran udara
dan suara serta cara
penanggulangannya dalam
kehidupan sehari-hari
Pemantapan Konsep Meminta siswa melakukan √ √ √ 100
presentasi dari hasil
diskusi kelompok
Mengelaborasi hasil √ √ √ 100
kegiatan siswa dan
memberikan penjelasan
lebih lanjut dari
pemaparan siswa saat
presentasi
Penilaian Melakukan evaluasi √ √ √ 100
melalui hasil kerja siswa
dan mereview materi yang
telah disampaikan melalui
tanya jawab
Bertanya kepada siswa √ √ √ 100
hal-hal yang masih belum
dipahami dari materi yang
telah disampaikan
III. Kegiatan Akhir
Penutup Meminta siswa untuk √ √ √ 100
261

Tahap Observer Observer Observer


Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
membuat kesimpulan dari
proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Meminta siswa √ √ √ 100
mengumpulkan LKS STM
yang telah dikerjakannya
tersebut
Meminta siswa untuk √ √ √ 100
mempelajari materi
berikutnya yaitu mengenai
pencemaran tanah dan air
Menutup pembelajaran dan √ √ √ 100
mengucapkan salam
Rata-rata 100

Pertemuan Ke-2
Tahap Observer Observer Observer
No. Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
I Kegiatan Awal
Pembukaan Memberi salam √ √ √ 100
Mengecek Absensi √ √ √ 100
Mengecek kesiapan siswa √ √ √ 100
sebelum memulai pelajaran
Menyiapkan buku ajar dan √ √ √ 100
power point yang akan
disampaikan
Menjelaskan tujuan √ √ √ 100
pembelajaran
Motivasi Memberikan motivasi √ √ √ 100
kepada siswa terkait materi
pencemaran air dan
pencemaran tanah serta
upaya penanggulangannya
dengan memberikan
gambaran umum mengenai
manfaat mempelajari
pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya bagi
kelangsungan hidup
makhluk hidup.
Apersepsi Menanyakan hal yang √ √ √ 100
berhubungan dengan
pelajaran yaitu tentang
pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya
II Kegiatan Inti
Inisiasi/ Invitasi Membagi siswa menjadi 6 √ √ √ 100
kelompok sesuai dengan
yang telah ditentukan oleh
262

Tahap Observer Observer Observer


No. Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
guru
Meminta siswa untuk √ √ √ 100
mengemukakan isu atau
masalah yang ada
hubungannya dengan
pencemaran tanah dan
pencemaran air serta upaya
penanggulangannya dalam
kehidupan manusia yang
pernah mereka alami atau
mereka ketahui.
Mengajukan permasalahan √ √ √ 100
yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari siswa
dengan memberikan LKS
STM yang didalamnya
memuat artikel mengenai
pencemaran tanah dan air
Pembentukan/ Memfasilitasi siswa dalam √ √ √ 100
pengembangan melakukan aktivitas untuk
konsep memecahkan masalah
dengan mengajak siswa
untuk berpendapat terkait
permasalahan yang guru
ajukan dalam LKS STM
Meminta siswa mencari √ √ √ 100
informasi dari berbagai
sumber untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat
dalam artikel pada LKS
STM
Membimbing siswa dalam √ √ √ 100
melakukan diskusi
Meminta siswa untuk √ √ √ 100
mengobservasi
permasalahan yang terdapat
dalam artikel pada LKS
STM dan meminta siswa
untuk mengaitkannya
dengan informasi yang telah
didapatkan
Membimbing siswa dalam √ √ √ 100
menganalisis data untuk
menemukan solusi atas
permasalahan yang terdapat
dalam artikel tersebut yang
dikaitkan dengan sains,
teknologi yang sedang
dikembangkan atau telah
berkembang di masyarakat
Meminta siswa membuat √ √ √ 100
kesimpulan dari hasil diskusi
mereka mengenai
263

Tahap Observer Observer Observer


No. Aktivitas Guru %
Pembelajaran I II III
pencemaran tanah dan air
serta cara menanggulanginya
Aplikasi Konsep Meminta siswa mencari √ √ √ 100
dalam Kehidupan: informasi mengenai suatu
Penyelesaian alat atau suatu cara yang
Masalah atau Analisis berasal dari pengaplikasian
Isu sains dan teknologi dalam
mengatasi pencemaran tanah
dan air
Membimbing siswa agar √ √ √ 100
dapat mengaplikasikan
konsep pencemaran tanah
dan air serta cara
penanggulangannya dalam
kehidupan sehari-hari
Pemantapan Konsep Meminta siswa melakukan √ √ √ 100
presentasi dari hasil diskusi
kelompok
Mengelaborasi hasil √ √ √ 100
kegiatan siswa dan
memberikan penjelasan
lebih lanjut dari pemaparan
siswa saat presentasi
Penilaian Melakukan evaluasi melalui √ √ √ 100
hasil kerja siswa dan
mereview materi yang telah
disampaikan melalui tanya
jawab
Bertanya kepada siswa hal- √ √ √ 100
hal yang masih belum
dipahami dari materi yang
telah disampaikan
III Kegiatan Akhir
Penutup Meminta siswa untuk √ √ √ 100
membuat kesimpulan dari
proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Meminta siswa √ √ √ 100
mengumpulkan LKS STM
yang telah dikerjakannya
tersebut
Menutup pembelajaran dan √ √ √ 100
mengucapkan salam
Rata-rata 100
264

Lampiran 26

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Kelas Eksperimen I

No Kode Skor Pre Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]


1 G 19 36,54 -1,4230 0,0774 0,0588 0,0185
2 AA 19 36,54 -1,4230 0,0774 0,0588 0,0185
3 M 20 38,46 -1,1846 0,1181 0,1471 0,0290
4 Z 20 38,46 -1,1846 0,1181 0,1471 0,0290
5 FF 20 38,46 -1,1846 0,1181 0,1471 0,0290
6 E 21 40,38 -0,9463 0,1720 0,2353 0,0633
7 P 21 40,38 -0,9463 0,1720 0,2353 0,0633
8 R 21 40,38 -0,9463 0,1720 0,2353 0,0633
9 A 22 42,31 -0,7080 0,2395 0,2941 0,0546
10 Y 22 42,31 -0,7080 0,2395 0,2941 0,0546
11 F 23 44,23 -0,4697 0,3193 0,4412 0,1219
12 I 23 44,23 -0,4697 0,3193 0,4412 0,1219
13 X 23 44,23 -0,4697 0,3193 0,4412 0,1219
14 GG 23 44,23 -0,4697 0,3193 0,4412 0,1219
15 HH 23 44,23 -0,4697 0,3193 0,4412 0,1219
16 J 24 46,15 -0,2313 0,4085 0,5000 0,0915
17 U 24 46,15 -0,2313 0,4085 0,5000 0,0915
18 K 25 48,08 0,0070 0,5028 0,5588 0,0560
19 O 25 48,08 0,0070 0,5028 0,5588 0,0560
20 B 26 50,00 0,2453 0,5969 0,6765 0,0796
21 Q 26 50,00 0,2453 0,5969 0,6765 0,0796
22 T 26 50,00 0,2453 0,5969 0,6765 0,0796
23 V 26 50,00 0,2453 0,5969 0,6765 0,0796
24 H 27 51,92 0,4837 0,6857 0,7353 0,0496
25 EE 27 51,92 0,4837 0,6857 0,7353 0,0496
26 C 28 53,85 0,7220 0,7649 0,8529 0,0881
27 D 28 53,85 0,7220 0,7649 0,8529 0,0881
28 N 28 53,85 0,7220 0,7649 0,8529 0,0881
29 DD 28 53,85 0,7220 0,7649 0,8529 0,0881
30 S 29 55,77 0,9603 0,8316 0,9118 0,0802
31 BB 29 55,77 0,9603 0,8316 0,9118 0,0802
32 CC 33 63,46 1,9137 0,9722 0,9412 0,0310
33 L 34 65,38 2,1520 0,9843 0,9706 0,0137
34 W 36 69,23 2,6286 0,9957 1,0000 0,0043
265

Jumlah 1632,7 L Hitung 0,1219


Mean 48,02 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 8,07
Max 69,23
Min 36,54
Varians 65,11

L hitung < L tabel = 0,1219 < 0,1519, sehingga data pretest kelompok eksperimen I (PBL) berdistribusi
normal.

Kelas Eksperimen II
No Kode Skor Pre Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 G 16 30,77 -2,7365 0,0031 0,0294 0,0263
2 I 20 38,46 -1,6483 0,0496 0,0588 0,0092
3 H 21 40,38 -1,3762 0,0844 0,0882 0,0039
4 O 22 42,31 -1,1042 0,1348 0,1176 0,0171
5 N 23 44,23 -0,8321 0,2027 0,2353 0,0326
6 Q 23 44,23 -0,8321 0,2027 0,2353 0,0326
7 X 23 44,23 -0,8321 0,2027 0,2353 0,0326
8 HH 23 44,23 -0,8321 0,2027 0,2353 0,0326
9 L 24 46,15 -0,5601 0,2877 0,2647 0,0230
10 K 25 48,08 -0,2881 0,3867 0,4118 0,0251
11 T 25 48,08 -0,2881 0,3867 0,4118 0,0251
12 V 25 48,08 -0,2881 0,3867 0,4118 0,0251
13 AA 25 48,08 -0,2881 0,3867 0,4118 0,0251
14 DD 25 48,08 -0,2881 0,3867 0,4118 0,0251
15 J 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
16 P 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
17 S 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
18 Y 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
19 Z 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
20 CC 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
21 GG 26 50,00 -0,0160 0,4936 0,6176 0,1240
22 D 27 51,92 0,2560 0,6010 0,7353 0,1343
23 E 27 51,92 0,2560 0,6010 0,7353 0,1343
24 M 27 51,92 0,2560 0,6010 0,7353 0,1343
25 R 27 51,92 0,2560 0,6010 0,7353 0,1343
26 W 28 53,85 0,5281 0,7013 0,7647 0,0634
27 A 29 55,77 0,8001 0,7882 0,7941 0,0059
28 BB 30 57,69 1,0722 0,8582 0,8529 0,0052
266

No Kode Skor Pre Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]


29 EE 30 57,69 1,0722 0,8582 0,8529 0,0052
30 B 31 59,62 1,3442 0,9106 0,9412 0,0306
31 F 31 59,62 1,3442 0,9106 0,9412 0,0306
32 FF 31 59,62 1,3442 0,9106 0,9412 0,0306
33 C 32 61,54 1,6163 0,9470 0,9706 0,0236
34 U 34 65,38 2,1604 0,9846 1,0000 0,0154

Jumlah 1703,8 L Hitung 0,1343


Mean 50,11 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 7,07
Max 65,38
Min 30,77
Varians 49,97

L hitung < L tabel = 0,1343 < 0,1519, sehingga data pretest kelompok eksperimen II (STM)
berdistribusi normal.
267

Lampiran 27

Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


Kelas Eksperimen I
No Kode Skor Post Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 A 35 67,31 -2,6582 0,0039 0,0294 0,0255
2 M 40 76,92 -1,2930 0,0980 0,1176 0,0196
3 AA 40 76,92 -1,2930 0,0980 0,1176 0,0196
4 HH 40 76,92 -1,2930 0,0980 0,1176 0,0196
5 E 41 78,85 -1,0199 0,1539 0,1765 0,0226
6 F 41 78,85 -1,0199 0,1539 0,1765 0,0226
7 D 42 80,77 -0,7469 0,2276 0,2941 0,0665
8 G 42 80,77 -0,7469 0,2276 0,2941 0,0665
9 J 42 80,77 -0,7469 0,2276 0,2941 0,0665
10 T 42 80,77 -0,7469 0,2276 0,2941 0,0665
11 N 43 82,69 -0,4738 0,3178 0,4118 0,0940
12 W 43 82,69 -0,4738 0,3178 0,4118 0,0940
13 X 43 82,69 -0,4738 0,3178 0,4118 0,0940
14 Z 43 82,69 -0,4738 0,3178 0,4118 0,0940
15 I 44 84,62 -0,2008 0,4204 0,5000 0,0796
16 S 44 84,62 -0,2008 0,4204 0,5000 0,0796
17 U 44 84,62 -0,2008 0,4204 0,5000 0,0796
18 O 45 86,54 0,0723 0,5288 0,5294 0,0006
19 C 46 88,46 0,3453 0,6351 0,6176 0,0174
20 R 46 88,46 0,3453 0,6351 0,6176 0,0174
21 GG 46 88,46 0,3453 0,6351 0,6176 0,0174
22 H 47 90,38 0,6184 0,7318 0,7647 0,0329
23 P 47 90,38 0,6184 0,7318 0,7647 0,0329
24 Q 47 90,38 0,6184 0,7318 0,7647 0,0329
25 Y 47 90,38 0,6184 0,7318 0,7647 0,0329
26 EE 47 90,38 0,6184 0,7318 0,7647 0,0329
27 K 48 92,31 0,8914 0,8137 0,8824 0,0687
28 V 48 92,31 0,8914 0,8137 0,8824 0,0687
29 DD 48 92,31 0,8914 0,8137 0,8824 0,0687
30 FF 48 92,31 0,8914 0,8137 0,8824 0,0687
31 B 50 96,15 1,4375 0,9247 0,9706 0,0459
32 BB 50 96,15 1,4375 0,9247 0,9706 0,0459
33 CC 50 96,15 1,4375 0,9247 0,9706 0,0459
34 L 52 100,00 1,9836 0,9764 1,0000 0,0236
268

Jumlah 2925,0 L Hitung 0,0940


Mean 86,029 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 7,04
Max 100
Min 67,31
Varians 49,60

L hitung < L tabel = 0,0940 < 0,1519, sehingga data posttest kelas eksperimen I (PBL) berdistribusi
normal.

Kelas Eksperimen II
No Kode Skor Post Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 T 35 67,31 -3,0443 0,0012 0,0294 0,0282
2 G 40 76,92 -1,4902 0,0681 0,1176 0,0496
3 N 40 76,92 -1,4902 0,0681 0,1176 0,0496
4 O 40 76,92 -1,4902 0,0681 0,1176 0,0496
5 H 41 78,85 -1,1793 0,1191 0,1471 0,0279
6 I 42 80,77 -0,8685 0,1926 0,2059 0,0133
7 S 42 80,77 -0,8685 0,1926 0,2059 0,0133
8 A 43 82,69 -0,5577 0,2885 0,2647 0,0238
9 J 43 82,69 -0,5577 0,2885 0,2647 0,0238
10 Q 44 84,62 -0,2468 0,4025 0,4118 0,0092
11 X 44 84,62 -0,2468 0,4025 0,4118 0,0092
12 Z 44 84,62 -0,2468 0,4025 0,4118 0,0092
13 EE 44 84,62 -0,2468 0,4025 0,4118 0,0092
14 HH 44 84,62 -0,2468 0,4025 0,4118 0,0092
15 D 45 86,54 0,0640 0,5255 0,5588 0,0333
16 K 45 86,54 0,0640 0,5255 0,5588 0,0333
17 R 45 86,54 0,0640 0,5255 0,5588 0,0333
18 W 45 86,54 0,0640 0,5255 0,5588 0,0333
19 DD 45 86,54 0,0640 0,5255 0,5588 0,0333
20 B 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
21 F 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
22 L 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
23 P 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
24 BB 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
25 GG 46 88,46 0,3748 0,6461 0,7353 0,0892
26 M 47 90,38 0,6857 0,7535 0,7941 0,0406
27 CC 47 90,38 0,6857 0,7535 0,7941 0,0406
28 Y 48 92,31 0,9965 0,8405 0,8529 0,0124
269

No Kode Skor Post Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]


29 AA 48 92,31 0,9965 0,8405 0,8529 0,0124
30 C 49 94,23 1,3073 0,9044 0,9706 0,0661
31 E 49 94,23 1,3073 0,9044 0,9706 0,0661
32 V 49 94,23 1,3073 0,9044 0,9706 0,0661
33 FF 49 94,23 1,3073 0,9044 0,9706 0,0661
34 U 50 96,15 1,6181 0,9472 1,0000 0,0528

Jumlah 2928,8 L Hitung 0,0892


Mean 86,14 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 6,19
Max 96,15
Min 67,31
Varians 38,28

L hitung < L tabel = 0,0892 < 0,1519, sehingga data posttest kelas eksperimen II (STM)
berdistribusi normal.
270

Lampiran 28
Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas Eksperimen I
No Kode N-Gain (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 A 0,43 -2,2780 0,0114 0,0294 0,0180
2 W 0,44 -2,2465 0,0123 0,0588 0,0465
3 D 0,58 -1,1413 0,1269 0,0882 0,0386
4 HH 0,59 -1,1195 0,1315 0,1176 0,0138
5 T 0,62 -0,8984 0,1845 0,1471 0,0374
6 F 0,62 -0,8582 0,1954 0,1765 0,0189
7 M 0,63 -0,8256 0,2045 0,2353 0,0308
8 N 0,63 -0,8256 0,2045 0,2353 0,0308
9 AA 0,64 -0,7395 0,2298 0,2647 0,0349
10 J 0,64 -0,6902 0,2450 0,2941 0,0491
11 E 0,65 -0,6728 0,2505 0,3235 0,0730
12 S 0,65 -0,6196 0,2677 0,3529 0,0852
13 X 0,69 -0,3356 0,3686 0,3824 0,0138
14 G 0,70 -0,2802 0,3897 0,4118 0,0221
15 U 0,71 -0,1490 0,4408 0,4412 0,0004
16 Z 0,72 -0,1151 0,4542 0,4706 0,0164
17 I 0,72 -0,0743 0,4704 0,5000 0,0296
18 O 0,74 0,0515 0,5205 0,5294 0,0089
19 C 0,75 0,1217 0,5484 0,5588 0,0104
20 GG 0,79 0,4483 0,6730 0,5882 0,0848
21 H 0,80 0,5006 0,6917 0,6471 0,0446
22 EE 0,80 0,5006 0,6917 0,6471 0,0446
23 R 0,81 0,5495 0,7087 0,6765 0,0322
24 Q 0,81 0,5589 0,7119 0,7059 0,0060
25 DD 0,83 0,7532 0,7743 0,7647 0,0096
26 Y 0,83 0,7532 0,7743 0,7647 0,0096
27 P 0,84 0,7939 0,7864 0,7941 0,0077
28 V 0,85 0,8503 0,8024 0,8235 0,0211
29 K 0,85 0,8935 0,8142 0,8529 0,0387
30 FF 0,88 1,0689 0,8575 0,8824 0,0249
31 CC 0,89 1,2185 0,8885 0,9118 0,0233
32 BB 0,91 1,3572 0,9126 0,9412 0,0285
33 B 0,92 1,4333 0,9241 0,9706 0,0465
34 L 1,00 2,0162 0,9781 1,0000 0,0219
271

Jumlah 24,95 L Hitung 0,0852


Mean 0,73 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 0,13
Maksimum 1,00
Minimum 0,43
Varians 0,017
L hitung < L tabel = 0,0852 < 0,1519, sehingga data N-Gain Kelas eksperimen I (PBL)
berdistribusi normal.

Kelas Eksperimen II
No Kode N-Gain (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 T 0,37 -3,3494 0,0004 0,0294 0,0290
2 N 0,59 -1,3219 0,0931 0,0588 0,0343
3 O 0,60 -1,1923 0,1166 0,0882 0,0283
4 A 0,61 -1,1106 0,1334 0,1176 0,0157
5 S 0,62 -1,0478 0,1474 0,1471 0,0003
6 EE 0,64 -0,8507 0,1975 0,1765 0,0210
7 H 0,65 -0,7681 0,2212 0,2059 0,0153
8 J 0,65 -0,6865 0,2462 0,2353 0,0109
9 G 0,67 -0,5660 0,2857 0,2647 0,0210
10 I 0,69 -0,3703 0,3556 0,2941 0,0615
11 Z 0,69 -0,3252 0,3725 0,3235 0,0490
12 W 0,71 -0,1746 0,4307 0,3529 0,0777
13 B 0,71 -0,1187 0,4528 0,4118 0,0410
14 F 0,71 -0,1187 0,4528 0,4118 0,0410
15 D 0,72 -0,0650 0,4741 0,4706 0,0035
16 R 0,72 -0,0650 0,4741 0,4706 0,0035
17 Q 0,72 -0,0262 0,4896 0,5588 0,0693
18 X 0,72 -0,0262 0,4896 0,5588 0,0693
19 HH 0,72 -0,0262 0,4896 0,5588 0,0693
20 BB 0,73 0,0033 0,5013 0,5882 0,0869
21 K 0,74 0,1298 0,5516 0,6471 0,0954
22 DD 0,74 0,1298 0,5516 0,6471 0,0954
23 P 0,77 0,3974 0,6545 0,7059 0,0514
24 GG 0,77 0,3974 0,6545 0,7059 0,0514
25 L 0,79 0,5523 0,7096 0,7353 0,0257
26 M 0,80 0,6865 0,7538 0,7647 0,0109
27 CC 0,81 0,7587 0,7760 0,7941 0,0181
28 Y 0,85 1,1200 0,8687 0,8235 0,0451
29 C 0,85 1,1562 0,8762 0,8529 0,0233
30 AA 0,85 1,1736 0,8797 0,8824 0,0026
31 FF 0,86 1,2233 0,8894 0,9118 0,0224
32 E 0,88 1,4380 0,9248 0,9412 0,0164
33 V 0,89 1,5215 0,9359 1,0000 0,0641
272

No Kode N-Gain (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]


34 U 0,89 1,5215 0,9359 1,0000 0,0641
Jumlah 24,72 L Hitung 0,0954
Mean 0,73 L Tabel 0,1519
Standar Deviasi 0,11
Maksimum 0,89
Minimum 0,37
Varians 0,011
L hitung < L tabel = 0,0954 < 0,1519, sehingga data N-Gain kelas eksperimen II (STM)
berdistribusi normal.
273

Lampiran 29

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

1. Menentukan Fhitung
2
S1 varians terbesar
Fhitung = 2 =
S2 varians terkecil

65,108
Fhitung =
49,969

Fhitung = 1,302

2. Menentukan derajat kebebasan (db)

db = n-1

db1 = 34-1 = 33

db2 = 34-1 = 33

3. Menentukan Ftabel

Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 pada taraf signifikan 5% (0,05) dari


daftar tabel distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus
(=FINV(0,05;33;33)), didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,788.

4. Menarik Kesimpulan

Fhitung < Ftabel yaitu 1,302 < 1,788, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kedua kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki varians yang homogen.
274

Lampiran 30

Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


1. Menentukan Fhitung
2
S1 varians terbesar
Fhitung = 2
=
S2 varians terkecil

49,603
Fhitung =
38,278

Fhitung = 1,296
2. Menentukan derajat kebebasan (db)

db = n-1
db1 = 34-1 = 33
db2 = 34-1 = 33
3. Menentukan Ftabel
Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 pada taraf signifikan 5% (0,05) dari
daftar tabel distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus
(=FINV(0,05;33;33)), didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,788.
4. Menarik Kesimpulan
Fhitung < Ftabel yaitu 1,296 < 1,788, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest
kedua kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki varians yang homogen.
275

Lampiran 31

Hasil Uji Homogenitas N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


1. Menentukan Fhitung
2
S1 varians terbesar
Fhitung = 2
=
S2 varians terkecil

0,017
Fhitung =
0,011

Fhitung = 1,545

2. Menentukan derajat kebebasan (db)


db = n-1
db1 = 34-1 = 33
db2 = 34-1 = 33
3. Menentukan Ftabel
Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 pada taraf signifikan 5% (0,05) dari
daftar tabel distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus
(=FINV(0,05;33;33)), didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,788.

4. Menarik Kesimpulan
Fhitung < Ftabel yaitu 1,545 < 1,788, sehingga dapat disimpulkan bahwa data N-Gain
kedua kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki varians yang homogen.
Lampiran 32 dsg  57,54 - 2,09
thitung 
7,5855 . 0,2425
Hasil Uji Hipotesis Pretest dsg  7,5855
Berdasarkan data berikut: - 2,09
2. Menentukan thitung thitung 
Data Kelas Kelas 1,8394
Eksperimen I Eksperimen II
N 34 34 X1 - X 2 thitung  1,136
thitung 
Mean 48,02 50,11 1 1
(Xbar) dsg  (t-hitung = 1,136, karena tanda minus hanya
SD 8,07 7,07 n1 n 2 menunjukkan arah)
(Standar
Deviasi) 48,02 - 50,11 3. Menentukan db (derajat bebas)
Varians 65,11 49,97 thitung  db = n1 + n2 – 2
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 1 1 db = 34 + 34 – 2
7,5855 
gabungan kelompok 1 dan 2) 34 34 db = 68 – 2
db = 66
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 - 2,09 ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
dsg  thitung  (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
n1  n 2 - 2 2 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
7,5855 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
34
sebesar 1,99.
(34 - 1) 65,11 (34 - 1) 49,97
dsg  2,09
34  34 - 2 thitung  4. Menarik Kesimpulan
7,5855 0,0588 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
1,136 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
(33) 65,11 (33) 49,97 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
dsg  - 2,09
66 thitung  berpikir kreatif siswa kelas eksperimen I dan
7,5855 0,0588 kelas eksperimen II pada kondisi awal sebelum
diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan
2148,63 1649,01 STM.
dsg  - 2,09
66 thitung 

276
7,5855 . 0,2425
Lampiran 33 dsg  43,94 thitung   0,068

Hasil Uji Hipotesis Posttest (t-hitung = 0,068, karena tanda minus hanya
dsg  6,6287 menunjukkan arah)
Berdasarkan data berikut:
Data Kelas Kelas 2. Menentukan thitung
Eksperimen I Eksperimen 3. Menentukan db (derajat kebebasan)
II db = n1 + n2 – 2
N 34 34 X1 - X 2 db = 34 + 34 – 2
thitung  db = 68 – 2
Mean (Xbar) 86,03 86,14 1 1
dsg  db = 66
SD (Standar 7,04 6,19
Deviasi)
n1 n 2 ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
Varians 49,60 38,28 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
86,03 - 86,14 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
thitung 
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 1 1 sebesar 1,99.
6,6287 
gabungan kelompok 1 dan 2) 34 34 4. Menarik Kesimpulan
Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 - 0,11 0,068 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
dsg  thitung 
n1  n 2 - 2 2 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
6,6287 berpikir kreatif siswa yang diajar dengan
34 model pembelajaran PBL dan STM pada
(34 - 1) 49,60  (34 - 1) 38,28 konsep perubahan lingkungan dan daur ulang
dsg  - 0,11 limbah.
34  34 - 2 thitung 
6,6287 0,0588
(33) 49,60  (33) 38,28
dsg  - 0,11
66 thitung 
6,6287 . 0,2425
1636,8 1263,24
dsg  - 0,11
66 thitung 
1,6074

277
Lampiran 34 0,561 0,363 0
dsg  thitung 
66 0,118 . 0,2425
Hasil Uji Hipotesis N-Gain
Berdasarkan data berikut: 0
dsg  0,014 thitung 
Data Kelas Kelas 0,118 . 0,2425
Eksperimen I Eksperimen II dsg  0,118
N 34 34 0
Mean 0,73 0,73 thitung 
2. Menentukan thitung 0,0286
(Xbar)
SD 0,13 0,11
(Standar X1 - X 2 thitung  0
thitung 
Deviasi) 1 1
Varians 0,017 0,011 dsg  3. Menentukan db (derajat bebas)
n1 n 2 db = n1 + n2 – 2
db = 34 + 34 – 2
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 0,73 - 0,73 db = 68 – 2
gabungan kelompok 1 dan 2) thitung  db = 66
1 1 ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
0,118  (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 34 34
dsg  tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
n1  n 2 - 2 0
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
thitung  sebesar 1,99.
2
(34 - 1) 0,017  (34 - 1) 0,011 0,118 4. Menarik Kesimpulan
dsg  34 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
34  34 - 2
0 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
0 Artinya, tidak terdapat perbedaan peningkatan
(33) 0,017  (33) 0,011 thitung  berpikir kreatif siswa kelas eksperimen I dan
dsg  0,118 0,0588
66 kelas eksperimen II.

0
thitung 

278
7,5855 0,0588
Lampiran 35 db = 34 + 34 – 2
dsg  196,73 db = 68 – 2
Hasil Uji Hipotesis Pretest Per
dsg  14,03 db = 66
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
Komponen Berpikir Kreatif 2. Menentukan thitung (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
1. Berpikir Lancar (Fluency) X1 - X 2 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
Berdasarkan data berikut:
thitung 
1 1 sebesar 1,99.
Data Kelas Kelas dsg 
Eksperimen Eksperimen n1 n 2 4. Menarik Kesimpulan
I II Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
61,03 - 67,65
N 34 34 thitung  1,95 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
Mean (Xbar) 61,03 67,65 1 1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
Fluency 14,03  berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
34 34
SD (Standar 13,56 14,47 lancar (fluency) kelas eksperimen I dan kelas
Deviasi) - 6,62 eksperimen II pada kondisi awal sebelum
thitung 
Varians 184,01 209,45 2 diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 14,03 STM.
gabungan kelompok 1 dan 2) 34
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 - 6,62 2. Berpikir Luwes (Flexibility)
thitung  Berdasarkan data berikut:
dsg  14,03 0,0588
n1  n 2 - 2 Data Kelas Kelas
- 6,62 Eksperimen I Eksperimen II
(34 - 1) 184,01  (34 - 1) 209,45 thitung  N 34 34
dsg  14,03 . 0,2425
34  34 - 2 Mean (Xbar) 43,38 43,01
- 6,62 Flexibility
thitung 
3,40 SD (Standar 8,83 12,38
(33) 184,01 (33) 209,45 Deviasi)
dsg  thitung  1,95 Varians 77,99 153,33
66 (t-hitung = 1,95, karena tanda minus hanya 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi
6072,33  6911,85 menunjukkan arah) gabungan kelompok 1 dan 2)
dsg 
66 3. Menentukan db (derajat kebebasan)

279
db = n1 + n2 – 2
0,37 Data Kelas Kelas
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 thitung  Eksperimen I Eksperimen II
dsg 
n1  n 2 - 2 10,75 0,0588 N 34 34
0,37 Mean (Xbar) 63,97 64,71
(34 - 1) 77,99  (34 - 1) 153,33 thitung  Originality
dsg  10,75 . 0,2425
34  34 - 2 SD (Standar 16,50 14,91
0,37 Deviasi)
(33) 77,99  (33) 153,33 thitung  Varians 272,39 222,26
dsg  2,61
66 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi
thitung  0,14 gabungan kelompok 1 dan 2)
2573,67  5059,89
dsg  3. Menentukan db (derajat kebebasan) (n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
66 dsg 
db = n1 + n2 – 2 n1  n 2 - 2
dsg  115,66 db = 34 + 34 – 2
db = 68 – 2 (34 - 1) 272,39  (34 - 1) 222,26
dsg  10,75 db = 66 dsg 
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
34  34 - 2
2. Menentukan thitung (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
X1 - X 2 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel (33) 272,39  (33) 222,26
thitung  (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai t tabel dsg 
1 1 sebesar 1,99. 66
dsg 
n1 n 2 8988,87  7334,58
4. Menarik Kesimpulan dsg 
43,38 - 43,01 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu 66
thitung  0,14 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
1 1 dsg  247,325
10,75  ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
34 34 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir dsg  15,73
0,37 luwes (flexibility) kelas eksperimen I dan kelas
thitung  eksperimen II pada kondisi awal sebelum 2. Menentukan thitung
2 diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan
10,75 STM.
X1 - X 2
34 thitung 
1 1
3. Berpikir orisinil (Originality) dsg 

280
Berdasarkan data berikut: n1 n 2
63,97 - 64,71 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
thitung  0,19 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
4618,02  3433,32
dsg 
1 1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan 66
15,73 
34 34 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
orisinil (originality) kelas eksperimen I dan dsg  121,99
- 0,74 kelas eksperimen II pada kondisi awal sebelum
thitung  dsg  11,04
2 diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan
15,73 STM.
34 2. Menentukan thitung
- 0,74 4. Berpikir memerinci (Elaboration) X1 - X 2
thitung  thitung 
Berdasarkan data berikut: 1 1
15,73 0,0588 Data Kelas Kelas dsg 
- 0,74 Eksperimen Eksperimen n1 n 2
thitung  I II
15,73 . 0,2425 37,50 - 38,97
N 34 34 thitung 
- 0,74 Mean (Xbar) 37,50 38,97 1 1
thitung  11,04 
3,81 Elaboration 34 34
SD (Standar 11,83 10,20
thitung  0,19 Deviasi) - 1,47
(t-hitung = 0,19, karena tanda minus hanya
thitung 
Varians 139,94 104,04 2
menunjukkan arah) 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 11,04
gabungan kelompok 1 dan 2) 34
3. Menentukan db (derajat kebebasan) - 1,47
db = n1 + n2 – 2 (n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 thitung 
db = 34 + 34 – 2
dsg  11,04 0,0588
n1  n 2 - 2
db = 68 – 2 - 1,47
db = 66 (34 - 1) 139,94  (34 - 1) 104,04 thitung 
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db dsg  11,04 . 0,2425
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari 34  34 - 2 - 1,47
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel thitung 
(33)139,94  (33)104,04 2,68
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel dsg 
sebesar 1,99. 66 thitung   0,55
(t-hitung = 0,55, karena tanda minus hanya

281
4. Menarik Kesimpulan menunjukkan arah)
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi - 0,74
3. Menentukan db (derajat kebebasan) gabungan kelompok 1 dan 2) thitung 
db = n1 + n2 – 2 13,61 0,0588
db = 34 + 34 – 2
(n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
dsg  - 0,74
db = 68 – 2 n1  n 2 - 2 thitung 
db = 66 13,61 . 0,2425
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db (34 - 1) 244,91 (34 - 1) 125,77 - 0,74
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari dsg  thitung 
34  34 - 2 3,30
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel (33) 244,91 (33)125,77 thitung  0,22
sebesar 1,99. dsg  (t-hitung = 0,22, karena tanda minus hanya
66
menunjukkan arah)
4. Menarik Kesimpulan 8082,03  4150,41
Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu dsg  3. Menentukan db (derajat kebebasan)
0,55 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha 66 db = n1 + n2 – 2
ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan dsg  185,34 db = 34 + 34 – 2
berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir db = 68 – 2
memerinci (elaboration) kelas eksperimen I dsg  13,61 db = 66
dan kelas eksperimen II pada kondisi awal ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
sebelum diajarkan dengan model pembelajaran 2. Menentukan thitung (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
PBL dan STM. tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
X1 - X 2
thitung  (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
5. Berpikir menilai (Evaluation) 1 1 sebesar 1,99.
Berdasarkan data berikut: dsg 
Data Kelas Kelas
n1 n 2
4. Menarik Kesimpulan
Eksperimen Eksperimen 37,99 - 38,73 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
I II thitung  0,22 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
N 34 34 1 1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
13,61 
Mean (Xbar) 37,99 38,73 34 34 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
Evaluation - 0,74 menilai (evaluation) kelas eksperimen I dan
SD (Standar 15,65 11,21 thitung  kelas eksperimen II pada kondisi awal sebelum
Deviasi) 2 diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan
Varians 244,91 125,77
13,61 STM.

282
34
Lampiran 36 db = 34 + 34 – 2
dsg  67,745 db = 68 – 2
Hasil Uji Hipotesis Posttest Per
dsg  8,23 db = 66
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
Komponen Berpikir Kreatif 2. Menentukan thitung (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
1. Berpikir Lancar (Fluency) X1 - X 2 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
thitung 
Berdasarkan data berikut: 1 1 sebesar 1,99.
Data Kelas Kelas dsg 
Eksperimen I Eksperimen n1 n 2 4. Menarik Kesimpulan
II 89,71 - 92,89 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
N 34 34 thitung  1,60 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
Mean 89,71 92,89 1 1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
8,23  berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
(Xbar) 34 34
Fluency lancar (fluency) kelas eksperimen I dan kelas
- 3,18 eksperimen II setelah diajarkan dengan model
SD 8,72 7,71 thitung 
(Standar 2 pembelajaran PBL dan STM.
Deviasi) 8,23
34 2. Berpikir Luwes (Flexibility)
Varians 76,01 59,48
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi - 3,18 Berdasarkan data berikut:
thitung  Data Kelas Kelas
gabungan kelompok 1 dan 2) 8,23 0,0588
Eksperimen I Eksperimen
(n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 - 3,18 II
dsg  thitung 
n1  n 2 - 2 8,23 . 0,2425 N 34 34
Mean 88,60 93,75
(34 - 1) 76,01  (34 - 1) 59,48 - 3,18 (Xbar)
dsg  thitung 
1,99 Flexibility
34  34 - 2 SD (Standar 13,19 10,77
thitung   1,60
(33) 76,01  (33) 59,48 Deviasi)
dsg  (t-hitung = 1,60, karena tanda minus hanya
Varians 173,94 116
66 menunjukkan arah)
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi
2508,33  1962,84 gabungan kelompok 1 dan 2)
3. Menentukan db (derajat kebebasan)

283
dsg 
66 db = n1 + n2 – 2
- 5,15 Data Kelas Kelas
(n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 thitung  Eksperimen Eksperimen
dsg  12,04 . 0,2425
n1  n 2 - 2 I II
- 5,15 N 34 34
(34 - 1) 173,94  (34 - 1) 116 thitung  Mean (Xbar) 90,81 91,54
dsg  2,91
34  34 - 2 Originality
thitung   1,77 SD (Standar 12,43 7,36
(33) 173,94  (33) 116 (t-hitung = 1,77, karena tanda minus hanya Deviasi)
dsg  menunjukkan arah) Varians 154,44 54,17
66
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi
5740,02  3828 3. Menentukan db (derajat kebebasan) gabungan kelompok 1 dan 2)
dsg  db = n1 + n2 – 2
66 db = 34 + 34 – 2 (n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
dsg 
dsg  144,97 db = 68 – 2 n1  n 2 - 2
db = 66
dsg  12,04 ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db (34 - 1) 154,44  (34 - 1) 54,17
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari dsg 
2. Menentukan thitung tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel 34  34 - 2
X1 - X 2 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel (33)154,44  (33) 54,17
thitung  sebesar 1,99. dsg 
1 1 66
dsg  4. Menarik Kesimpulan
n1 n 2 5096,52  1787,61
Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu dsg 
88,60 - 93,75 1,77 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha 66
thitung  ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
1 1 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
dsg  104,305
12,04 
34 34 luwes (flexibility) kelas eksperimen I dan kelas dsg  10,21
- 5,15 eksperimen II setelah diajarkan dengan model 2. Menentukan thitung
thitung  pembelajaran PBL dan STM.
2 X1 - X 2
12,04 thitung 
34 3. Berpikir orisinil (Originality) 1 1
Berdasarkan data berikut: dsg 
- 5,15 n1 n 2

284
thitung 
12,04 0,0588
90,81 - 91,54 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
thitung  0,29 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
dsg  101,045
1 1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan dsg  10,05
10,21 
34 34 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
orisinil (originality) kelas eksperimen I dan 2. Menentukan thitung
- 0,73 kelas eksperimen II setelah diajarkan dengan
thitung  X1 - X 2
2 model pembelajaran PBL dan STM. thitung 
10,21
34 1 1
4. Berpikir memerinci (Elaboration) dsg 
- 0,73 Berdasarkan data berikut: n1 n 2
thitung 
10,21 0,0588 Data Kelas Kelas 86,52 - 83,33
Eksperimen I Eksperimen thitung 
- 0,73 II 1 1
thitung  10,05 
10,21 . 0,2425 N 34 34 34 34
Mean (Xbar) 86,52 83,33
- 0,73 Elaboration
3,19
thitung  thitung 
2,47 SD (Standar 9,18 10,86 2
Deviasi) 10,05
thitung   0, 29 34
Varians 84,24 117,85
(t-hitung = 0,29, karena tanda minus hanya 3,19
menunjukkan arah) 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi thitung 
gabungan kelompok 1 dan 2) 10,05 0,0588
3. Menentukan db (derajat kebebasan) (n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 3,19
db = n1 + n2 – 2 dsg  thitung 
db = 34 + 34 – 2 n1  n 2 - 2 10,05 . 0,2425
db = 68 – 2
(34 - 1) 84,24  (34 - 1) 117,85 3,19
db = 66 dsg  thitung 
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db 34  34 - 2 2,44
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari thitung  1,31
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel (33) 84,24  (33) 117,85
dsg 
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel 66 3. Menentukan db (derajat kebebasan)
sebesar 1,99. db = n1 + n2 – 2
2779,92  3889,05 db = 34 + 34 – 2

285
4. Menarik Kesimpulan
dsg 
66 db = 68 – 2
db = 66 3,43
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
(n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 thitung 
dsg  10,10 . 0,2425
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari n1  n 2 - 2
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel 3,43
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel (34 - 1)105,47  (34 - 1) 98,78 thitung 
sebesar 1,99. dsg  2,45
34  34 - 2 thitung  1, 4
4. Menarik Kesimpulan (33)105,47  (33) 98,78
Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu dsg  3. Menentukan db (derajat kebebasan)
1,31 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
66 db = n1 + n2 – 2
ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan 3480,51  3259,74 db = 34 + 34 – 2
berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir dsg  db = 68 – 2
memerinci (elaboration) kelas eksperimen I 66 db = 66
dan kelas eksperimen II setelah diajarkan dsg  102,125 ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
dengan model pembelajaran PBL dan STM. (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
dsg  10,10 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
5. Berpikir menilai (Evaluation) (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
Berdasarkan data berikut: 2. Menentukan thitung sebesar 1,99.
Data Kelas Kelas X1 - X 2
Eksperimen Eksperimen thitung  4. Menarik Kesimpulan
I II 1 1 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
N 34 34 dsg  1,4 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
n1 n 2 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
Mean (Xbar) 76,96 73,53
Evaluation 76,96 - 73,53 berpikir kreatif siswa pada komponen berpikir
SD (Standar 10,27 9,94
thitung  menilai (evaluation) kelas eksperimen I dan
1 1 kelas eksperimen II setelah diajarkan dengan
Deviasi) 10,10 
Varians 105,47 98,78 34 34 model pembelajaran PBL dan STM.
3,43
Data Pretest thitung 
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 2
10,10
gabungan kelompok 1 dan 2) 34
3,43

286
thitung 
10,10 0,0588
Lampiran 37 3. Menentukan db (derajat kebebasan)
dsg  0,154 db = n1 + n2 – 2
Hasil Uji Hipotesis N-Gain Per
dsg  0,392 db = 34 + 34 – 2
db = 68 – 2
Komponen Berpikir Kreatif 2. Menentukan thitung db = 66
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
1. Berpikir Lancar (Fluency) X1 - X 2 (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
Berdasarkan data berikut:
thitung 
1 1 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
Data Kelas Kelas dsg  (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
Eksperimen Eksperimen n1 n 2 sebesar 1,99.
I II
0,68 - 0,73
N 34 34 thitung  4. Menarik Kesimpulan
Mean (Xbar) 0,68 0,73 1 1 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
Fluency 0,392  0,53 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
34 34
SD (Standar 0,38 0,40 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
Deviasi) - 0,05 peningkatan berpikir kreatif siswa pada
thitung 
Varians 0,145 0,163 2 komponen berpikir lancar (fluency) kelas
0,392 eksperimen I dan kelas eksperimen II.
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 34
gabungan kelompok 1 dan 2) - 0,05 2. Berpikir Luwes (Flexibility)
thitung  Berdasarkan data berikut:
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 0,392 0,0588 Data Kelas Kelas
dsg 
n1  n 2 - 2 - 0,05 Eksperimen Eksperimen
thitung  I II
(34 - 1) 0,145  (34 - 1) 0,163 0,392 . 0,2425 N 34 34
dsg  - 0,05 Mean (Xbar) 0,79 0,89
34  34 - 2 thitung 
0,09506 Flexibility
(33) 0,145  (33) 0,163 SD (Standar 0,25 0,19
dsg  thitung  0,53 Deviasi)
66 (t-hitung = 0,53, karena tanda minus hanya Varians 0,062 0,036
4,785  5,379 menunjukkan arah)
dsg 
66

287
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi - 0,1 3. Berpikir orisinil (Originality)
gabungan kelompok 1 dan 2) thitung  Berdasarkan data berikut:
0,22 0,0588 Data Kelas Kelas
(n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 Eksperimen I Eksperimen II
dsg  - 0,1
n1  n 2 - 2 thitung  N 34 34
0,22 . 0,2425 Mean (Xbar) 0,73 0,77
(34 - 1) 0,062  (34 - 1) 0,036 - 0,1 Originality
dsg  thitung 
34  34 - 2 0,05335 SD (Standar 0,33 0,20
Deviasi)
(33) 0,062  (33) 0,036 thitung  1,87 Varians 0,111 0,042
dsg  (t-hitung = 1,87, karena tanda minus hanya
66 menunjukkan arah) 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi
2,046  1,188 gabungan kelompok 1 dan 2)
dsg  3. Menentukan db (derajat kebebasan)
66 db = n1 + n2 – 2 (n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
dsg 
dsg  0,049 db = 34 + 34 – 2 n1  n 2 - 2
db = 68 – 2
dsg  0,22 db = 66 (34 - 1) 0,111  (34 - 1) 0,042
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db dsg 
2. Menentukan thitung (derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari 34  34 - 2
X1 - X 2 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel (33) 0,111  (33) 0,042
thitung  (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel dsg 
1 1 sebesar 1,99. 66
dsg 
n1 n 2 3,663  1,386
4. Menarik Kesimpulan dsg 
0,79 - 0,89 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu 66
thitung  1,87 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
1 1 dsg  0,0765
0,22  ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
34 34 peningkatan berpikir kreatif siswa pada dsg  0,28
- 0,1 komponen berpikir luwes (flexibility) kelas
thitung  eksperimen I dan kelas eksperimen II.
2
0,22

288
34
2. Menentukan thitung ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
(34 - 1) 0,023  (34 - 1) 0,032
X1 - X 2 dsg 
thitung  tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel 34  34 - 2
1 1 (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
dsg  sebesar 1,99. (33) 0,023 (33) 0,032
n1 n 2 dsg 
66
0,73 - 0,77 4. Menarik Kesimpulan
thitung  Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu 0,759  1,056
1 1 dsg 
0,28  0,59 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha 66
34 34 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
- 0,04 peningkatan berpikir kreatif siswa pada dsg  0,0275
thitung  komponen berpikir orisinil (originality) kelas
dsg  0,17
2 eksperimen I dan kelas eksperimen II.
0,28
34 4. Berpikir memerinci (Elaboration) 2. Menentukan thitung
- 0,04 Berdasarkan data berikut: X1 - X 2
thitung  Data Kelas Kelas thitung 
0,28 0,0588 1 1
Eksperimen Eksperimen dsg 
- 0,04 I II n1 n 2
thitung 
0,28 . 0,2425 N 34 34
Mean (Xbar) 0,78 0,72 0,78 - 0,72
- 0,04 thitung 
thitung  Elaboration 1 1
0,0679 SD (Standar 0,15 0,18 0,17 
Deviasi) 34 34
thitung  0,59
Varians 0,023 0,032 0,06
(t-hitung = 0,59, karena tanda minus hanya thitung 
menunjukkan arah) 2
1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 0,17
gabungan kelompok 1 dan 2) 34
3. Menentukan db (derajat kebebasan)
db = n1 + n2 – 2 (n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 0,06
dsg  thitung 
db = 34 + 34 – 2 0,17 0,0588
db = 68 – 2
n1  n 2 - 2
db = 66 0,06
thitung 

289
0,17 . 0,2425
0,06 0,05
thitung  thitung 
0,04 1. Menentukan dsg (Nilai standar deviasi 2
thitung  1,5 gabungan kelompok 1 dan 2)
0,18
34
(n1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2 0,05
3. Menentukan db (derajat kebebasan) dsg  thitung 
db = n1 + n2 – 2 n1  n 2 - 2 0,18 0,0588
db = 34 + 34 – 2
db = 68 – 2 (34 - 1) 0,038  (34 - 1) 0,025 0,05
dsg  thitung 
db = 66 34  34 - 2 0,18 . 0,2425
ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db 0,05
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari (33) 0,038  (33) 0,025 thitung 
tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
dsg  0,04
66
(=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel thitung  1,25
sebesar 1,99. 1,254 0,825
dsg 
4. Menarik Kesimpulan
66 3. Menentukan db (derajat kebebasan)
db = n1 + n2 – 2
Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu dsg  0,0315 db = 34 + 34 – 2
1,5 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha db = 68 – 2
ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan dsg  0,18
db = 66
peningkatan berpikir kreatif siswa pada ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan db
komponen berpikir memerinci (elaboration) 2. Menentukan thitung
(derajat kebebasan) 66 tidak didapatkan dari
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. X1 - X 2 tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel
thitung  (=TINV(0,05;66)) dan didapatkan nilai ttabel
5. Berpikir menilai (Evaluation) 1 1 sebesar 1,99.
Berdasarkan data berikut:
dsg 
n1 n 2
Data Kelas Kelas 4. Menarik Kesimpulan
Eksperimen I Eksperimen II 0,61 - 0,56 Maka dapat diketahui bahwa ttabel < thitung, yaitu
thitung 
N 34 34 1 1 1,25 < 1,99, sehingga H0 diterima dan Ha
Mean (Xbar) 0,61 0,56 0,18  ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
Evaluation 34 34 peningkatan berpikir kreatif siswa pada
SD (Standar 0,20 0,16 komponen berpikir menilai (evaluation) kelas

290
Deviasi) eksperimen I dan kelas eksperimen II.
Varians 0,038 0,025
301

Lampiran 41

Dokumentasi Penelitian
302

Anda mungkin juga menyukai