Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Randhika Khairunnisa
1112016100043
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Randhika Khairunnisa
NIM. 1112016100043
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Tipe Ill
Structured Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Jamur disusun
oleh Randhika Khairunnisa, NIM 1112016100043, Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.
Yang Mengesahkan,
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning
tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur. Penelitian
ini dilakukan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
desain nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel terdiri dari 36 siswa sebagai kelas
eksperimen dengan model problem based learning tipe ill structured dan 36 siswa
sebagai kelas kontrol dengan pendekatan saintifik. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dan
uraian sebanyak 5 butir soal. Analisis data menggunakan uji beda Mann Whitney
U, diperoleh probabilitas sebesar 0,000 dan taraf signifikansi sebesar 5%. Data
menunjukkan Sig < α, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur.
v
ABSTRACT
This research aimed to determine the influence of problem based learning model
type ill structured to students achievement on fungi concept. This research
conducted at SMAN 4 South Tangerang City in the academic year 2016/2017. The
research used quasi experimental with nonequivalent control group design. Sample
was taken by purposive sampling technique. The sample consisted of 36 students as
experimental class that used problem based learning type ill structured and 36
students as control class that used scientific approach. The instrument were used
multiple choice with 20 items and essay with 5 items. Analysis of the data used
Mann Whitney U, the results in experimental class obtained probability (0,000) and
α with 5% significance (0,05). Data showed Sig < α, it caused Ho rejected and Ha
accepted. The conclusion is problem based learning model type ill structured has
significant effect on students achievement on the concept of fungi.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Tipe Ill Structured Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Jamur.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan, bimbingan, dan sabar dalam membimbing penulis
sehinga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Eny S. Rosyidatun, MA., Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Penasehat
Akademik yang telah memberikan waktu, arahan, tenaga, pikiran, dan motivasi
dalam membimbing penulis dalam penyusunan skirpsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu dan bantuan
untuk menyelesaikan penelitian ini.
7. Suhermin, S.Pd., M.Si., Kepala SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan
seluruh dewan guru SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, khususnya Drs.
Agus Purwanto selaku guru mata pelajaran Biologi kelas X yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
vii
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zulhakim dan Ibunda Titi Rohayati, S.Pd.,
serta Kakak Fajaruddin Hakim, S.Kom.I., yang telah memberikan doa dan
motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan, Farhah Abadiyah, Annisa Yunmima, Fauzyah
Aulia Rahman, Widya Candra, Dangir R.M., Zulfiana Ulfi, Iza Zulfa, Azka,
dan Ilena Amalia L., yang telah memberikan motivasi dan kenangan terindah
selama menjalankan perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012 yang tidak
dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, dukungan dan
semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama penulisan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
B. Hasil Penelitian Relevan .............................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 34
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 34
C. Variabel Penelitian....................................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 35
1. Populasi ................................................................................................... 35
2. Sampel..................................................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 36
1. Tes ........................................................................................................... 36
2. Non Tes ................................................................................................... 37
G. Kalibrasi Instrumen ..................................................................................... 37
1. Tes ........................................................................................................... 37
a. Uji Validitas ....................................................................................... 37
b. Uji Reliabilitas.................................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 39
1. Perhitungan N-Gain ................................................................................ 39
2. Data Kuantitatif ....................................................................................... 40
a. Uji Normalitas .................................................................................... 40
b. Uji Homogenitas ................................................................................ 41
c. Uji Beda Mann Whitney U................................................................. 41
3. Persentase Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ............................... 43
I. Hipotesis Statistik ........................................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 44
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 44
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 44
x
2. Data Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
Proses Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 46
3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 48
4. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran................................. 48
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................... 50
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 50
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 51
3. Uji Mann Whitney U .............................................................................. 52
C. Analisis Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif ..................... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63
A. Kesimpulan .................................................................................................. 63
B. Saran ............................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Proses Kognitif ............................................................................53
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Lampiran 20 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest
Dimensi Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........174
Lampiran 21 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................188
Lampiran 22 Hasil Validasi Soal SPSS ............................................................. ........189
Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Soal SPSS ...........................................................195
Lampiran 24 Lembar Wawancara Guru ....................................................................196
Lampiran 25 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar .........................................................198
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................................204
Lampiran 27 Surat Izin Penelitian .............................................................................205
Lampiran 28 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ..................................................206
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ..........................................................................207
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian .......................................................................215
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2006), h. 8-9.
1
2
2
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pandidikan, 2006), h. 9, diakses dari
http://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf, pada
tanggal 23 Maret 2018.
3
Siti Zubaidah dan Nursasi Handayani, Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Brawija, Artikel, 2015, h. 3, diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/322468338, pada tanggal 21 Maret 2018.
4
OECD, PISA 2015 Result in Focus, 2016, p. 5, diakses dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-
2015-results-in-focus.pdf, pada tanggal 26 September 2017.
5
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan, TIMSS Infographic, 2016,
h. 1, diakses dari
http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20Puspendik%202016/TIM
SS%20infographic.pdf, pada tanggal 24 September 2017.
3
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan, model pembelajaran yang pernah digunakan yaitu model
problem based learning. Tetapi karena membututuhkan waktu lebih lama dalam
proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dengan
bantuan powerpoint dan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok biasanya
guru menggunakan buku paket biologi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
ditentukan pihak sekolah. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih
mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah dan
menerapkan konsep-konsep yang dipelajari di sekolah ke dalam dunia nyata.6
Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada
bagaimana konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu
dipahami oleh siswa. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar
mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara memecahkan
masalah.7 Pemahaman konsep yang mendalam dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada dalam dirinya.
Kemampuan pemecahan masalah perlu dilatih agar siswa menjadi terampil dalam
memecahkan setiap masalah. Melalui pembelajaran yang dirancang dengan baik
diharapkan kemampuan tersebut dapat dengan cepat dan lebih mudah dikuasai
siswa, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan dengan
baik dan menguasai konsep.
Model pembelajaran yang langsung mengaitkan dengan pengalaman nyata
siswa diperlukan untuk dapat memahami suatu konsep. Belajar merupakan
perubahan yang terjadi dalam diri siswa dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomorik.8 Berdasarkan Taksonomi Bloom, aspek kognitif memiliki dua
dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi
pengetahuan berisikan empat kategori yaitu dimensi pengetahuan faktual,
6
Lampiran 24, h. 196.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Edisi Pertama, Cet. 6, h. 89.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Edisi II, Cet. 3, h.
13.
4
9
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 6
10
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Edisi I, Cet. 9, h. 91.
5
tidak diketahui, hubungan yang tidak konsisten antara konsep, aturan, dan prinsip-
prinsip.11
Model problem based learning sangat berkaitan erat dengan masalah yang
ditampilkan. Jenis masalah yang hadir dalam proses pembelajaran memiliki ciri
yang khas dalam pembelajaran berbasis masalah. Tingkat kesulitan dalam
menyelesaikan well structured dan ill structured berbeda. Dengan perbedaan
langkah penyelesaian maka akan berbeda pula karakter metakognisi siswa yang
akan dihasilkan. Semakin baik karakter metakognisi siswa maka akan semakin
baik pula siswa dalam menyelesaikan jenis-jenis masalah dan meningkatkan hasil
belajar. Proses pembelajaran menggunakan model problem based learning tipe ill
structured memiliki hubungan yang sinergis dengan aktivitas yang membuat
siswa terbiasa menganalisi, memperoleh infomasi, dan membuat solusi.
Penerapan model PBL telah terbukti efektivitasnya dalam berbagai penelitian.
Beberapa hasil penelitian terkait penggunaan model ini menunjukkan dapat
meningkatkan berbagai aspek dalam pembelajaran. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Latifa Nurrachman menunjukkan bahwa dari hasil ketercapaian
sub-konsep pada materi jamur, model problem based learning (PBL) lebih efektif
terhadap seluruh sub-konsep jamur dibandingkan dengan model project based
learning (PjBL), kecuali pada sub-konsep reproduksi jamur.12 Berdasarkan hal
tersebut maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian pada konsep jamur
dengan menggunkan model problem based learning (PBL).
Hasil penelitian lainnya menyimpulkan bahwa model problem based learning
tipe ill structured memiliki hasil yang lebih baik pada keterampilan proses sains
11
Issaura Sherly Pamela, M. Rusdi, dan Asrial, Pengaruh Jenis Masalah pada Problem Based
Learning Terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada Konsep Stokiometri, Edu-
Sains, Vol 2, 2013, h. 24, diakses dari http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains, pada
tanggal 3 April 2017.
12
Latifa Nurrachman, Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi Program
Studi Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 83, diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/, pada tanggal 21 April 2016.
6
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa terutama kemampuan menganalisi (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
2. Proses belajar mengajar yang kurang membekali siswa dengan keterampilan
pemecahan masalah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa yang dimaksud dibatasi pada siswa kelas X semester II tahun ajaran
2016/2017 di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
2. Model pembelajaran dibatasi pada model Problem Based Learning Tipe Ill
Structured.
3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif dimensi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada dimesi proses kognitif
(C1 – C6) berdasarkan taksonomi Bloom.
13
Uliyatul Fikriyyah, Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Antara Model Problem
Based Learning Tipe Well Structure dan Ill Structure, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakar ta, 2016, h. 47, tidak dipublikasikan.
7
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model problem based
learning (PBL) tipe ill structured berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa
pada konsep jamur?”
E. Tujuan Penelitian
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
problem based learning (PBL) tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi
siswa pada konsep jamur.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan-perbaikan
pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran karena
keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran guru.
2. Bagi guru, sebagai informasi dalam pemilihan model pembelajaran yang
efektif dan lebih memperhatikan masalah-masalah yang terkait dalam
pembelajaran dan meningkatkan proses pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas, sikap, motivasi, dan pemahaman
siswa selama pembelajaran, sehingga memunculkan semangat dalam dirinya
yang berakibat pada pencapaian hasil belajar yang optimal.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Problem Based Learning
a. Pengertian Model Problem Based Learning
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menghadirkan permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dan
stimulus dalam proses belajar mengajar atau dengan kata lain siswa belajar
melalui permasalahan-permasalahan.1
Pembelajaran berbasis masalah menggunakan berbagai macam kecerdasan
yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks.2
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi yang dimulai
dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata. Pada saat siswa menghadapi
masalah tersebut, mereka mulai menyadari bahwa hal demikian dapat
dipandang dari berbagai sudut serta untuk menyelesaikannya diperlukan
pengintegrasian informasi.3
Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang
terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah
memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok
dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan pendekatan
yang lain.4
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa
1
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Edisi I, Cet. 9, h. 91.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016), Edisi 2, Cet. 6, h. 232.
3
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian 3
Pendidikan Disiplin Ilmu, (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007), Cet. II, h. 181.
4
Rusman, op. cit., h. 230.
8
9
5
Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya:
Unesa University Press, 2001), Edisi Pertama, Cet. II, h. 2.
6
Rusman, op. cit., h. 241.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Edisi Pertama, Cet. 6, h.92
8
Ibid., h. 90.
10
9
Cindy E. Hmelo-Silver, Problem Based Learning: What and How Do Students Learns?,
Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, 2004, p. 244, diakses dari
http://kanagawa.ltics.cmu.edu/olct09/sites/default/files/Hmelo-Silver 2004.pdf, pada tanggal 15
September 2017.
10
Kumar Laxman, Training Students to Succesfully Solve Ill-Structured Problems in an
Internet-Mediated Learning Environment, Journal of Interdisciplinary Research in Education, Vol.
3, Issue 1, 2013, p. 25-26, diakses dari http://www.taylors.edu.my/jire/downloads/vol3_03.pdf, pada
tanggal 17 September 2017.
11
11
Woei Hung, Theory to Reality: A Few Issues In Implementing Problem-Based Learning,
Educational Technology Research and Development, Vol. 59, No. 4, 2011, p. 533, diakses dari
http://www.jstor.org/stable/41414957, pada tanggal 7 Juni 2016.
12
Ibid., p. 533-544.
12
Gambar 2.1 diketahui bahwa model problem based learning (PBL) terdiri
atas enam kategori. Model problem based learning yang menggunakan tingkat
tertinggi dari pembelajaran mandiri dan penyelesaian masalah yang bersifat ill
structured memberikan hasil keterampilan dan kemampuan yang lebih baik
jika dibandingkan dengan kategori lainnya.
Problem based learning tidak hanya melatih kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah, melainkan juga melatih kemampuan bekerja sama dalam
kelompok dan kemampuan metakognitif siswa. Dengan menempatkan
permasalahan kompleks di dalam proses pembelajaran yang memungkinkan
lebih dari satu solusi, secara tidak langsung turut membantu siswa untuk
mencari berbagai macam solusi pemecahan masalah. Hal tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat suatu permasalahan dari berbagai
13
Ibid., p. 534.
13
macam aspek dan sudut pandang, sehingga mereka lebih terbuka dalam
memandang permasalahan yang akan dihadapinya nanti. Melalui proses
problem based learning sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara
utuh. Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotorik.
Jenis permasalahan ada yang bervariasi dalam hal struktur yang disajikan.
Kirkley membandingkan masalah well structured, moderately structured, dan
ill structured. Aspek yang membedakan antara lain: definisi, karakteristik, dan
implikasinya dalam proses pembelajaran. Perbandingan antara ketiga masalah
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan antara Masalah Well Structured, Moderately
Structured, dan Ill Structured14
Moderately
Jenis Masalah Well Structured Ill Structured
Structured
Masalah yang Masalah Masalah dengan
selalu memerlukan tujuan yang samar-
menggunakan berbagai strategi dan samar dan tidak
Definisi
pemecahan dengan adaptasi agar sesuai jelas. Cara
langkah-langkah dengan konteks pemecahannya
yang sama. tertentu. sedikit dibatasi.
Cara memecahkan Seringkali lebih dari Solusi tidak
masalah biasanya satu cara didefinisikan
dapat diprediksi. pemecahan masalah dengan baik atau
Memusat. yang dapat diterima. tidak dapat
(memiliki satu Memusat (memiliki diprediksi.
jawaban benar). satu jawaban benar). Tidak ada satu
Karakteristik Seluruh informasi Mengumpulkan
solusi yang
biasanya adalah informasi yang didefinisikan
bagian dari dibutuhkan. dengan baik dan
pernyataan disepakati.
masalah. Mungkin tidak ada
solusi yang
sepenuhnya
memuaskan.
14
Rob Foshay and Jamie Kirkley, Principles for Teaching Problem Solving: Technical Paper,
(Bloomington: PLATO Learning, 1998), p.8, diakses dari
http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED464604.pdf, pada tanggal 20 Oktober 2017.
14
Mengumpulkan
informasi yang
dibutuhkan.
Mengandalkan Memerlukan lebih Memerlukan
pengetahuan dari pengetahuan pengetahuan
konteks, tetapi konteks. konteks dan
dengan sedikit Memerlukan pengalaman yang
pengetahuan yang keterampilan luas.
Implikasi
mendalam. representasi Menggunakan
Keterampilan masalah, abstrak/analogi/
terbatas untuk menganalogikan/ penalaran dan
jenis masalah yang penalaran abstrak pengetahuan yang
serupa. dan evaluasi, semua fleksibel.
dalam konteks.
15
Wena, op. cit., h. 91-92.
15
menjadi hal yang utama, (6) pemanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunanaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang
esensial dalam proses PBL; (7) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan
kooperatif; (8) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah
sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan; (9) problem based learning meliputi sintesis dan
integrasi dari sebuah proses belajar; (10) problem based learning melibatkan
evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.16
Karakteristik problem based learning (PBL) termasuk menggunakan
masalah ill structured untuk membimbing rencana pembelajaran, guru
bertindak sebagai pelatih metakognitif, dan siswa bekerja dalam kelompok
kolaboratif. Masalah dalam ill structured yaitu dimana situasi awal tidak
diberikan semua informasi yang diperlukan untuk mengembangkan solusi, dan
tidak hanya satu cara untuk memecahkan masalah. Karena siswa bekerja pada
suatu masalah yang terletak dalam konteks kehidupan nyata, siswa lebih
mampu untuk membangun hubungan antara sekolah ilmu pengetahuan dan
ilmu yang diperlukan untuk memecahkan masalah dunia nyata. Siswa
mengidentifikasi masalah pembelajaran yang berkaitan dengan masalah dan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Siswa
membuat keputusan sendiri tentang arah apa yang diambil dalam
penyelidikannya, informasi apa yang dikumpulkan, dan bagaimana
menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut.17
Penjelasan lain mengenai karakteristik PBL sebagai berikut: 1) Pengajuan
pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah atau PBL
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang penting
secara sosial dan secara personal bermakna untuk siswa. Mereka dihadapkan
pada situasi dunia nyata yang menghindari jawaban sederhana dan
16
Oon-Seng Tan, Cognition, Metacognition, and Problem-Based Learning, Dalam O.S. Tan
(ed.), Enhancing Thinking Through Problem-Based Learning Approaches: International
Perspectives, (Singapore: Thomson Learning, 2004), p. 8-9.
17
Christine Chin dan Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 46, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
16
18
Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw-Hill, 2007), Seventh Edition, p.
381.
17
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), Edisi Pertama, Cet. 5, h. 214-215.
20
Richard I. Arends, op.cit., h. 394.
18
21
Wina Sanjaya, op. cit., h. 220-221.
19
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap.23
Belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut buka diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.24 Cronbach
mengemukakan “Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience”. Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman.25 Menurut Morgan “Learning is any relatively permanent change
in behavior that is a result of past experience”, artinya belajar adalah
perubahan perilaku baik yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.26
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian pendidikan itu amat
22
Ibid., h. 221.
23
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), Cet. 10, h. 59.
24
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), Cet 15, h. 2.
25
Ibid.
26
Ibid., h. 3.
20
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.27
Slameto memberikan definisi belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.28
Dalam beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan
pada diri seseorang tersebut, karena belajar merupakan kegiatan yang
kompleks dengan melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep,
sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang tersebut keraah yang lebih baik
yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku.
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 87.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Edisi Revisi, Cet. 5, h. 2.
29
Agus Suprijono, op. cit., h. 5-6.
21
30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), Cet. 14, h. 22.
22
31
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 67.
32
Ibid., h. 71.
23
33
Ibid., h. 77.
34
Ibid., h. 82.
35
Djemari Mardapi, Metakognisi dan Tipe-tipe Pengetahuan, Berita, 2013, diakses melalui
http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html, pada tanggal 13 November
2017.
24
Evaluasi
C6 (Evaluation)
C5 Sintesis
(Syntesis)
Analisis
C4 (Analysis)
Penerapan
C3 (Application)
Pemahaman
C2 (Comprehension)
Hafalan
C1 (Recall)
36
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 15.
25
37
Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 1, h. 39.
38
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit., h. 100-102.
26
3. Konsep Jamur
Biologi sebagai salah satu bidang yang tercakup dalam lingkup IPA
memberikan kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami fenomena yang
terjadi di alam sekitar. Dalam kaitannya dengan bidang IPA-Biologi memiliki
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berlaku secara nasional sebagai
standarisasi untuk dijadikan acuan. Konsep Jamur yang dipelajari di tingkat
SMA/MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai
berikut:
Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah ilmiah.
Kajian konsep Jamur ditinjau dari empat buku. Buku pertama yaitu buku biologi
karangan Campbell, Reece, dan Mitchell. Buku kedua, ketiga, dan keempat adalah
buku biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013 karangan Irnaningtyas, Rasti
Septianing dan Aggarwal, dan Nunung Haryati.
Jamur memiliki beberapa definisi ditinjau dari keempat buku tersebut. Pertama,
fungi merupakan heterotrof (jamur tidak dapat membuat makanan sendiri seperti
tumbuhan dan alga). Tetapi tidak seperti hewan, fungi tidak menelan (memakan)
makanannya tetapi fungi mengabsorpsi nutrien dari lingkungan disekitar
tubuhnya.39 Jamur dapat ditemukan dimana-mana. Jamur banyak tumbuh pada
musim penghujan. Habitatnya di tempat yang banyak sampah organiknya, pohon
yang masih hidup (batangnya), dan pada kayu yang sudah mati. Beberapa jamur
dapat dilihat secara langsung dengan mata, tidak memerlukan mikroskop.40
Jamur merupakan organisme eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel
dari zat kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis.41 Tubuh
jamur disusun oleh sel tunggal (uniselular) atau banyak sel (multiselular). Jamur
merupakan organisme eukariota, yaitu organisme yang nukleusnya dikelilingi oleh
membran. Tubuh jamur multiseluler disusun oleh hifa, yaitu benang-benang halus
(filamen) yang mengandung membran sel dan sitoplasma. Biasanya hifa dilapisi
oleh dinding sel dari kitin. Kumpulan hifa disebut miselium yang berbentuk seperti
benang kusut. Pada kebanyakan jamur, sel-sel penyusun hifa dipisahkan oleh sekat
yang disebut septa. Septa dapat berlubang (berpori) sehingga sitoplasma akan
mengalir dari satu ruangan sel ke ruangan sel lain. Jamur yang memiliki hifa
bersekat disebut hifa septat, sedangkan yang tidak bersepta disebut aseptat (hifa
39
Neil A. Campbell, et. al., Biologi Edisi Kedelapan Jilid II, Terj. dari Biology, Eighth Edition
oleh Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 204.
40
Nunung Nurhayati, Mukhlis, dan Agus Jaya, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (Bandung: Yrama Widya, 2015), Cet. 6, h. 141.
41
Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 251.
30
senositik). Sebagian besar jamur, kecuali khamir yang uniseluler, bersifat senositik
atau dalam sitoplasmanya banyak mengandung nukleus (multinukleus)42.
42
Rasti Septianing dan Aggarwal, Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X, Terj. dari Biology
oleh Savitri Endah Yani dan Dian Malini, (Jakarta: Yudhistira, 2013), Edisi Pertama, Cet. 2, h. 81-
92.
43
Christine Chin dan Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
44
Didem Inel and Ali Günay Balim, The Effects of Using Problem-Based Learning In Science
And Technology Teaching Upon Students’ Academic Achievement And Levels of Structuring
Concepts, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 11, Issue 2, 2010, p.2,
diakses dari https://www.researchgate.net/publication/50257358_The_effects_of_using_problem-
based_learning_in_science_and_technology_teaching_upon_students'_academic_achievement_an
d_levels_of_structuring_concepts, pada tanggal 5 Juni 2016.
31
kemampuan analisis siswa. Hal ini dikarenakan siswa yang belajar dengan model
PBL sering bertukar pikiran dan beragumentasi dalam kelompok. Dalam kegiatan
diskusi tersebut, masalah yang menjadi pusat diskusi mengarahkan siswa untuk
menganalisis dan memberikan prediksi mengenai solusi-solusi yang relevan.45
Dwi Reni Hastuti dengan judul penelitian “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Scientific Approach Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas X Di SMAN 2 Banguntapan T.A 2014/2015”, menyatakan bahwa
model PBL berbasis Scientific Approach secara signifikan meningkatkan hasil
belajar biologi pada ranah kognitif (ditunjukkan p-value sebesar 0,001<0,05), ranah
afektif (p-value 0,029<0,05), dan ranah psikomotorik (p-value 0,000<0,05).46
Yunia Nabila Aziziy, Sulhadi, dan Hartono dalam penelitianya “Penerapan
Model Ill Structured Cooperative Problem Solving (ICPS) untuk Meningkatkan
Metakognisi Siswa”, menyimpulkan bahwa pembelajaran CPS merupakan model
pembelajaran yang dapat mengembangkan metakognisi dengan membiasakan
siswa memecahkan masalah. Keefektifan perangkat pembelajaran berdasarkan tes
pemahaman konsep mengalami peningkatan rata-rata N-Gain dengan kategori
tinggi pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran ICPS.47
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar tergantung dari proses belajar
tersebut. Fakor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya adalah guru,
siswa, dan model pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator
sedangkan siswa dituntut berperan aktif dan berusaha menemukan konsep dalam
45
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, dan Andreas Priyono Budi Prasetyo, Pengaruh Pendekatan
Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis,
Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, h. 219, diakss dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/1496, pada tanggal 26 November 2016.
46
Dwi Reni Hastuti, Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Scientific
Approach Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Di SMAN 2 Banguntapan T.A 2014/2015,
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FST UIN Sunan Kalijaga, 2015, h. xvii, diakses dari
http://digilib.uin-suka.ac.id/16561/, pada tanggal 7 November 2016.
47
Yunia Nabila Aziziy, Sulhadi, dan Hartono, Penerapan Model Ill Structured Cooperative
Problem Solving (ICPS) Untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa, Journal of Innovative Science
Education, 2015, Vol. 4, No. 2, h. 8, diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise,
diakses pada tanggal 15 Desember 2016.
32
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya adalah terdapat pengaruh model
problem based learning tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep jamur.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment). Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak dapat
melakukan pengontrolan sepenuhnya terhadap variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Desain dari penelitian ini yaitu nonequivalent control group design, pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.2
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 : Tes awal (Pretest)
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen (Model Problem Based Learning
Tipe Ill Structured)
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol (Pendekatan scientific)
O2 dan O4 : Tes akhir (Posttest)
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan variabel yang
dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.
2
Ibid., h. 116.
34
35
1. Variabel bebas (variabel X) yaitu model Problem Based Learning Tipe Ill
Structured
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar siswa
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti.4 Sampel diambil dari populasi
terjangkau yaitu siswa kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. Sampel yang
dipilih ditentukan berdasarkan jadwal pelajaran biologi pada hari yang sama,
sehingga diperoleh kelas X MIA 3 dan X MIA 5. Untuk menentukan kelas
eksperimen dan kontrol dilakukan dengan teknik simple random sampling. Teknik
ini digunakan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa mempertimbangkan strata yang ada dalam populasi tersebut.5 Sehingga
diperoleh kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 5 sebagai kelas
kontrol.
3
Ibid., h. 117.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Edisi Revisi, Cet. 10, h. 174.
5
Sugiyono, op.cit., h. 120.
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes objektif
jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu a, b,
c, d, dan e. Soal yang disajikan menguji dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
dan prosedural siswa dengan dimensi proses kognitif tingkat C1-C6. Tes yang
diberikan untuk mengukur dimensi pengetahuan metakognitif adalah tes uraian
sebanyak 5 soal dengan dimensi proses kognitif jenjang C2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian6
Indikator Dimensi Dimensi Proses Kognitif ∑
Pembelajaran Pengetahuan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
3.7.1 F 3* 4* 2
Mengidentifi- K 2*,42a 7* 1*,6, 41a 5 7
kasi ciri umum
dan struktur 41b*,
M 2
jamur 42b*
3.7.2 F 20* 14, 21* 3
Mengklasifi- ,11,12, 10*,
K 8*, 43a 9, 19 12
kasikan jamur 17,22*,44a 13,18*
berdasarkan P 15*, 16* 2
ciri-ciri dan 43b*,
reproduksinya M 2
44b*
3.7.3 47a
Menjelaskan K 45a 25, 26 24*, 46a* 23 7
*
simbiosis jamur
dengan 45b*,46
M 3
organisme lain b*,47b*
3.7.4 F 32, 31* 27,28,29 30 6
Menganalisis
K 49a*,50a 35, 48a 40* 38* 6
peranan jamur
dalam P 36*,37 34* 33,39* 5
kehidupan dan 48b*,49
M 3
lingkungan b*,50b*
∑ Soal 3 15 15 17 3 7 60
Keterangan:
* : Soal valid
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
6
Lampiran 6, h. 109.
37
2. Non Tes
Instrumen non tes menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Lembar
observasi digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan dengan aktivitas
siswa dan guru selama pembelajaran konsep jamur dengan mengunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL). Selain itu, lembar observasi ini
bertujuan untuk melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Lembar
observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru berbentuk daftar
checklist (ya dan tidak) sedangkan untuk siswa dengan skala kurang dari 50% dan
lebih dari sama dengan 50%.
G. Kalibrasi Instrumen
1. Tes
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada responden, dalam hal ini di luar
sampel yang sudah ditetapkan. Setelah ini instrumen diukur tingkat validitas dan
reliabilitasnya, sehingga dapat dipertimbangkan instrumen tersebut dapat dipakai
atau tidak. Uji tes pilihan ganda dan uraian menggunakan program SPSS 22.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Artinya sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut
mampu mengukur apa yang diinginkan. Dalam penelitian ini, untuk
menghitung validasi menggunakan rumus korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson.7
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
rXY : Koefisien relasi antara variabel X dan variabel Y
N : Banyaknya peserta tes
∑ X : Jumlah skor butir soal
∑ Y : Jumlah skor total
∑X 2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
∑Y 2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
∑ XY : Jumlah perkalian X dengan Y
7
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.211-213.
38
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki arti bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.9
Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha, dengan
rumus sebagai berikut:10
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝜎1 2
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas instrumen 𝜎1 2 : varians total
k : banyaknya butir pertanyaan ∑ 𝜎𝑏 2 : jumlah varians butir
8
Lampiran 22, h. 189.
9
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 221.
10
Ibid., h. 239.
39
Keterangan:
g : Normalized gain (N-Gain)
11
Lampiran 23, h. 195.
12
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, American
Association of Physicis Teachers, Vol. 70, No. 12, 2002, h.1260, diakses dari
http://aapt.scitation.org/doi/abs/10.1119/1.1514215, pada tanggal 12 Oktober 2017.
13
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Department of Physics Indiana University,
h. 1, diakses dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada tanggal 19
Oktober 2017.
40
2. Data Kuantitatif
Data hasil belajar siswa diuji secara kuantitatif. Langkah-langkah yang
ditempu dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji asumsi dasar untuk mengetahui persebaran suatu
data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji Normalitas
yang menggunakan bantuan program SPSS 22. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:14
1) Membuka program SPSS
2) Mengklik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal “kelas”
dan baris kedua ketik jenis tes yang diuji misal “nilai”
b) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 untuk baris pertama, dan baris
kedua
3) Mengklik data view pada SPSS editor, pada kolom nilai memasukkan nilai
siswa
4) Memilih menu Analyze kemudian sub menu Descriptive Statistics,
kemudian mengklik Explore
5) Memasukkan variabel nilai pada kotak Dependent List
6) Kemudian memilih Plots
a) Mengklik steam and test
b) Mengklik normality plots with test
c) Mengklik continue
d) Kemudian mengklik OK
7) Interpretasi hasil Test of Normality
Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas
(sig) > 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan jika probabilitas (sig)
> 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika keseluruhan data probabilitas
(sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistik lanjutan yang
14
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h. 156-157.
41
digunakan adalah uji parametik. Namun, jika ada beberapa data yang tidak
normal dari data keseluruhan, maka uji statistik lanjutan yang digunakan
adalah uji statistik nonparametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetauhi apakah kelompok data yang
diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas
menggunakan SPSS 22. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:15
1) Membuka program SPSS
2) Mengklik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama “kelas”, baris kedua ketik
“nilai”
b) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0
c) Pada kolom values, untuk baris Kelas beri kode 1 dan 2. Kemudian ketik
“1” untuk Eksperimen dan ketik “2” untuk Kontrol, lalu klik ok
3) Pengisian data dengan diklik data view pada SPSS editor. Pada kolom kelas
masukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di kelas
tersebut. Jika kelas eksperimen ketik angka 1 dan jika kelas kontrol ketik
angka 2. Kemudian pada kolom nilai masukkan nilai masing-masing siswa
4) Pengolahan data yaitu dengan mengklik Analyze memilih Compare means
kemudian diklik one way anova. Selanjutnya variabel “nilai” dipindahkan
ke dependent list dan variabel “kelas” ke factor
5) Pengujian uji homogenitas dengan mengklik options dan pada statistic
diklik homogenity of variance test, kemudian diklik continue lalu OK.
Sehinga akan muncul output SPSS
6) Data dikatakan homogen jika nilai sig > α
15
Ibid., h.169-170.
42
digunakan untuk menguji dua kelompok independen yang ditarik dari suatu
populasi ketika asumsi distribusi normalitas sampel dan homogenitas tidak
terpenuhi.
Perhitungan uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 22. Langkah-
langkah dalam pengujian Mann Whitney U sebagai berikut:16
1) Membuka program SPSS
2) Pada variable view pada SPSS editor
a) Kolom name baris pertama ketik nama “kelas” dan pada baris kedua
ketik data yang akan diuji misal “nilai”
b) Pada kolom decimal diganti dengan angka 0
c) Pada baris kelas, beri nama untuk kode 1 dan 2 pada kolom values, lalu
baris kelas masukkan angka 1 untuk eksperimen dan angka 2 untuk
kontrol, klik add kemudian klik ok
3) Pengisisan data dengan mengklik data view pada SPSS editor. Pada kolom
kelas, dimasukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di
kelas tersebut. Jika kelas eksperimen, maka diketik angka 1 dan jika kelas
kontrol diketik angka 2. Kemudian pada kolom nilai dimasukkan nilai
masing-masing siswa
4) Mengklik menu analyze, dipilih nonparametric test, kemudian dilih legacy
dialogs dan diklik 2 independent samples
5) Memindahkan variabel nilai ke kotak test variabel list dan variabel kelas
dipindahkan ke grouping variable
6) Mengklik define groups, diisikan angka 1 pada grup 1 dan 2 pada grup 2
7) Mengklik continue
8) Mengklik test type uji Mann Whitney
9) Mengklik ok
10) Dari hasil perhitungan, akan diperoleh harga U dan Asymp.sig. Jika nilai
Asymp.sig > 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
pada data yang diuji.
16
Ibid., h. 492-493.
43
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
Ho : tidak terdapat pengaruh dari penerapan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar pada konsep jamur
Ha : terdapat pengaruh dari penerapan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar pada konsep jamur
1 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen
2 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes
hasil belajar biologi berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa di
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan kelas X MIA 3 (eksperimen) dan X MIA 5
(kontrol). Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa model
problem based learning (PBL), sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan
dengan pendekatan scientific.
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol1
Eksperimen Kontrol
Data
Pretest Posttest Pretest Posttest
Jumlah Siswa 36 36 36 36
Terendah 29 63 31 51
Tertinggi 46 91 49 89
Rata-rata 36,11 80,11 38,33 74,81
SD 4,46 6,21 5,09 7,12
Data pada Tabel 4.1, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Selisih nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol (36,11 dan
38,33) yaitu sebesar 2,22. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan belum
dilakukan kegiatan pembelajaran konsep jamur. Setelah diberi perlakuan yang
berbeda pada kedua kelas, hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
kelas kontrol. Selisih nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol yaitu
sebesar 5,30.
1
Lampiran 11, h. 141.
44
45
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar biologi
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria N-Gain kedua kelas
termasuk dalam kategori sedang. Namun, nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif tiap sub-konsep kelas eksperimen dan
kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan
Kontrol3
Dimensi Pretest (%) Posttest (%)
Sub-Konsep
Pengetahuan Kognitif E K E K
Ciri umum jamur 72,22 66,11 98,33 95,00
Faktual Klasifikasi jamur 46,53 51,74 84,03 73,96
Konseptual C1-C6 Simbiosis jamur 55,56 52,78 94,44 72,22
Prosedural Peranan jamur 39,35 46,76 69,91 74,07
Rata-rata 53,42 54,35 86,68 78,81
Simbiosis jamur 22,22 20,68 81,48 76,23
Metakognitif C2 Peranan jamur 12,50 13,43 65,28 58,33
Rata-rata 17,36 17,06 73,38 67,28
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
2
Lampiran 12, h. 142.
3
Lampiran 13, h. 143.
46
Data pada Tabel 4.3 hasil pretest ketercapaian belajar siswa untuk masing-
masing sub-konsep kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa nilai secara
keseluruhan belum tercapai, kecuali pada sub-konsep ciri umum jamur kelas
eksperimen yang tercapai dengan baik dengan rata-rata sebesar 72,22%, sedangkan
untuk kelas kontrol tergolong cukup dengan rata-rata sebesar 66,11%. Ketercapaian
hasil belajar dimensi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural siswa pada
posttest mengalami perubahan. Pada sub-konsep ciri umum jamur ketercapaian
hasil belajar sangat baik pada kelas eksperimen (98,33%) dan kontrol (95%). Sub-
konsep klasifikasi jamur dan simbiosis jamur tergolong sangat baik pada kelas
eksperimen (84,08% dan 94,44%) dan baik pada kelas kontrol (73,96% dan
72,22%). Sedangkan sub-konsep peranan jamur ketercapaiannya tergolong cukup
pada kelas eksperimen (69,91%) dan baik pada kelas kontrol (74,07%). Posttest
ketercapaian hasil belajar dimensi pengetahuan metakognitif siswa juga mengalami
perubahan. Pada sub-konsep simbiosis jamur diproleh nilai ketercapaian dengan
sangat baik pada kelas eksperimen (81,48%) dan baik pada kelas kontrol (76,23%).
Sementara sub-konsep peranan jamur cukup baik pada kelas eksperimen (65,28%)
dan kurang baik pada kelas kontrol (58,33).
4
Lampiran 14, h. 151.
47
Data pada Tabel 4.4, hasil pretest ketercapaian hasil belajar untuk kelas
eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa masing-masing dimensi pengetahuan
belum tercapai. Tetapi, ketercapaian hasil belajar dimensi pengetahuan siswa pada
posttest mengalami peningkatan. Pada kelas eksperimen dan kontrol, ketercapaian
hasil belajar siswa dimensi faktual tergolong baik (72,22% dan 76,11%). Sementara
itu, ketercapaian dimensi konseptual kelas ekspeimen dan kontrol tergolong sangat
baik (91,11% dan 81,11%). Ketercapaian hasil belajar dimensi prosedural tergolong
sangat baik dan baik (81,11% dan 78,33%) pada kelas eksperimen dan kontrol.
Sedangkan ketercapaian hasil belajar dimensi metakognitif kelas eksperimen
tergolong baik dan kontrol tergolong cukup (75% dan 69,07%).
Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas
Eskperimen dan Kelas Kontrol5
Dimensi Dimensi Pengetahuan
No. proses Data Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
kognitif E K E K E K E K
Pretest 52,78 44,44 77,78 72,22 - - - -
1. C1
Posttest 97,22 91,67 100 100 - - - -
Pretest 50,00 50,00 16,67 44,44 - - 18,33 17,78
2. C2
Posttest 68,06 86,11 88,89 77,78 - - 75,00 69,07
Pretest 30,56 41,67 73,61 62,50 54,17 52,78 - -
3. C3
Posttest 55,56 55,56 95,83 86,11 88,89 80,56 - -
Pretest 36,11 44,44 40,67 43,44 36,11 44,44 - -
4. C4
Posttest 72,22 61,11 66,00 55,33 75,00 75,00 - -
Pretest - - - - 69,44 72,22 - -
5. C5
Posttest - - - - 97,22 88,89 - -
Pretest - - 47,22 51,85 38,89 47,22 - -
6. C6
Posttest - - 85,19 76,85 55,56 66,67 - -
Keterangan
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
- : Tidak ada
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data pretest ketercapaian hasil belajar
baik dimensi pengetahuan maupun dimensi proses kognitif untuk masing-masing
5
Lampiran 15, h. 159.
48
kelas eksperimen dan kontrol sebagian besar belum tercapai kecuali pada dimensi
konseptual jenjang C1 (kelas eksperimen dan kontrol) dan C3 (kelas eksperimen)
serta dimensi prosedural jenjang C5 (kelas kontrol). Setelah diberikan perlakuan,
peningkatan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol sangat baik, kecuali pada
dimensi faktual jenjang C2 (pada kelas eksperimen), dimensi faktual jenjang C3
dan dimensi prosedural jenjang C5 (pada kelas eksperimen dan kontrol).
3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol6
Kelompok Rata-
Kelas Pertemuan
1 2 3 4 5 6 7 rata
Pertemuan I 73 80 87 73 80 87 80 80
Eksperimen
Pertemuan II 87 87 93 80 80 93 87 86,71
Rata-rata 80 83,50 90 76,50 80 90 83,50 83,36
Pertemuan I 80 75 85 80 85 80 85 81,43
Kontrol
Pertemuan II 93 87 93 87 93 87 87 89,57
Rata-rata 86,50 81 89 83,50 89 83,50 86 85,50
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata LKS kelas kontrol
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen pada pertemuan pertama
maupun kedua.
6
Lampiran 21, h. 188.
49
berlangsung. Hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel
4.8.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru7
Pertemuan
No. Tahapan Pembelajaran
I II
1 Orientasi siswa pada masalah 100% 100%
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar 100% 100%
3 Membantu penyelidikani individual maupun kelompok 100% 100%
Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian
4 100% 100%
masalah/hasil karya
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 100% 100%
7
Lampiran 7, h. 131.
50
8
Lampiran 9, h. 137.
51
Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol9
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 36 36 36 36
Sig 0,091 0,002 0,111 0,000
Α 0,05 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
Data pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat data yang berdistribusi
normal diantaranya data pretest dan posttest kelas eksperimen, dan data yang
berdistribusi tidak normal yaitu data pretest dan posttest kelas kontrol. Jika nilai sig
> α maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai sig < α maka data
berdistribusi tidak normal. Adanya perbedaan distribusi data normal dan tidak
normal pada uji normalitas pretest dan posttest, maka uji statistik selanjutnya yaitu
uji non parametrik menggunakan uji Mann Whitney U.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
homogen atau tidak. Uji yang digunakan yaitu uji Anova menggunakan SPSS 22.
Kriteria penerimaan data homogen atau tidak yaitu jika Sig > α maka data homogen,
sebaliknya jika Sig < α maka data tidak homogen.
Hasil perolehan data uji homogenitas pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol10
No. Data Sig α Keterangan Kesimpulan
1. Pretest 0,559 0,05 0,559 > 0,05 Homogen
2. Posttest 0,778 0,05 0,778 > 0,05 Homogen
Data pada Tabel 4.10, menunjukkan bahwa nilai signifikan pada pretest dan
posttest yaitu 0,559 dan 0,778 dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05). Nilai tersebut
9
Lampiran 16, h. 167.
10
Lampiran 17, h. 168.
52
menunjukkan bahwa nilai sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki varians yang sama atau homogen.
Hasil perhitungan yang diperoleh yaitu harga signifikansi pretest sebesar 0,118
yang berada diatas 0,05, maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh model
problem based learning tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep jamur. Setelah diberi perlakuan, diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,000
yang berada dibawah 0,05, maka H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh model problem based learning tipe ill structured terhadap
hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur.
11
Lampiran 18, h. 169.
53
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Pengetahuan12
Uji Uji Uji Mann
Dimensi
Kelas Normalitas Homogenitas Whitney U Kesimpulan
Pengetahuan
Nilai Sig
E 0,000*
Faktual 0,178** 0,116 Tidak Signifikan
K 0,000*
E 0,000*
Konseptual 0,389** 0,000 Signifikan
K 0,005*
E 0,000*
Prosedural 0,754** 0,439 Tidak Signifikan
K 0,000*
E 0,011*
Metakognitif 0,603** 0,017 Signifikan
K 0,000*
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
* : H0 < 0,05 (tidak normal)
** : H0 > 0,05 (homogen)
Dari pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal pada
kelas eksperimen dan kontrol (sig < 0,05). Hasil uji homogenitas menunjukkan data
yang homogen pada semua dimensi pengetahuan (sig > 0,05). Karena data
berdistribusi tidak normal, maka langkah uji statistik selanjutnya menggunakan uji
non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil dari uji Mann Whitney U hanya
dimensi konseptual dan metakognitif yang signifikan yaitu 0,000 dan 0,017 (sig <
0,05), sementara dimensi faktual dan prosedural tidak signifikan (sig > 0,05).
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Proses Kognitif13
Dimensi Uji Uji Mann
Dimensi Uji
No. Proses Normalitas Whitney Kesimpulan
Pengetahuan Homogenitas
Kognitif E K U
Tidak
1. C1 Faktual 0,000* 0,000* 0,039 0,307
Signifikan
12
Lampiran 19, h. 170.
13
Lampiran 20, h. 174.
54
Tidak
Konseptual 1,000
Signifikan
Faktual 0,000* 0,000* 0,048** 0,004 Signifikan
Tidak
2. C2 Konseptual 0,000* 0,000* 0,011 0,209
Signifikan
Metakognitif 0,011* 0,000* 0,603** 0,017 Signifikan
Tidak
Faktual 0,000* 0,000* 1,000** 1,000
Signifikan
3. C3 Konseptual 0,000* 0,000* 0,000 0,033 Signifikan
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 0,004 0,127
Signifikan
Tidak
Faktual 0,000* 0,000* 0,057** 0,321
Signifikan
4. C4 Konseptual 0,000* 0,000* 0,033 0,001 Signifikan
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 1,000** 1,000
Signifikan
Tidak
5. C5 Prosedural 0,000* 0,000* 0,005 0,167
Signifikan
Tidak
Konseptual 0,000* 0,000* 0,332** 0,107
Signifikan
6. C6
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 0,084** 0,337
Signifikan
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
* : H0 < 0,05 (tidak normal)
** : H0 > 0,05 (homogen)
Data pada Tabel 4.13 yaitu uji normalitas dimensi proses kognitif C1 – C6 pada
kelas eksperimen maupun kontrol menunjukkan nilai sig < 0,05 yang artinya data
berdistribusi tidak normal. Untuk uji homogenitas, memiliki varians populasi yang
homogen dan tidak homogen. Varians populasi yang tidak homogen yaitu C1
faktual, C1 dan C3 konseptual, serta C3 dan C5 prosedural. Karena data
berdistribusi tidak normal, maka langkah uji statistik selanjutnya menggunakan uji
non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil dari uji Mann Whitney U hanya
dimensi proses kognitif C2 faktual, C2 metakognitif, C3 dan C4 konseptual yang
signifikan.
55
14
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 71.
15
Christine Chin and Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
16
Nanik Murti Prasetyanti, Dwi Nopita Sari, dan Sajidan, Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Leraning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Proses Berpikir Kognitif Siswa
Kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Inkuiri, Vol. 5, No.
2, 2016, h. 6, diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains, pada tanggal 8 Mei 2017.
17
Sri Widoretno, et. al., Penguasaan Fakta, Konsep, Prosedur, dan Metakognisi Melalui
Pertanyaan Di Pembelajaran Problem Based Learning Biologi, Bioedukasi, Vol. 9, No. 1, 2016, h.
20, diakses dari https://www.researchgate.net/publication/316379619_Penguasaan_Fakta_konsep_
Prosedur_dan_Metakognisi_melalui_Pertanyaan_di_Pembelajaran_Problem_Based_Learning_Bio
logi, pada tanggal 16 Juli 2017.
59
18
Suhartati, Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas X MAN
3 Banda Aceh, Jurnal Peluang, Vol. 4, 2016, h. 57.
19
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit., h. 43.
60
dimensi metakognitif jenjang C4, sementara kelas eksperimen II lebih unggul pada
dimensi prosedural jenjang C6.20 Penelitian lainnya mengenai Higher Order
Thinking Skills siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning untuk aspek menganalisis (C4) dan mencipta (C6) berada dalam kategori
sangat baik, sedangkan aspek mengevaluasi (C5) berada dalam kategori baik.21
Pembelajaran matematika berbasis PBL dapat meningkatkan HOTS siswa. HOTS
yang dimaksud adalah keterampilan creating, problem solving, evaluating,
analysing, dan critical thinking. Peningkatan tertinggi untuk siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Dahar Utara ada pada keterampilan evaluating dan analysing, sedangkan
untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dahar Utara ada pada keterampilan analysing,
sehingga pembelajaran matematika berbasis PBL maksimal dalam meningkatkan
keterampilan analysing.22
Melalui model problem based learning (PBL), akan mendorong siswa agar
aktif mencari ilmu untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
merupakan dasar pembentukan kemampuan metakognisi. Kemampuan
metakognisi siswa dapat diasah dengan mengunakan model problem based
learning. Karakteristik metakognisi akan membantu siswa agar dapat
mengembangkan kemampuannya memecahkan masalah. Menurut Ormrod,
metakognisi mencakup pemahaman dan keyakinan siswa mengenai proses
kognitifnya sendiri dan bahan pelajaran yang akan dipelajari, serta usaha sadarnya
untuk terlibat dalam proses berprilaku dan berpikir yang akan meningkatkan proses
belajar dan memorinya.23 Selain itu, kemampuan siswa dalam menganalisis dan
20
Latifa Nurrachman, Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi Program Studi Pendidikan
Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 84, diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/, pada tanggal 21 April 2016.
21
Retnani Arum Pertiwi, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas XI Semester II SMA Negeri 1
Seyegan, Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2017, h.
105, diakses dari http://eprints.uny.ac.id/50738/, pada tanggal 10 Agustus 2017.
22
Arifin Riadi, Problem-Based Learning Meningkatkan Higher-Order Thinking Skills Siswa
Kelas VIII SMPN 1 Dahar Utara dan SMPN 2 Dahar Utara, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2,
2016, h. 162, diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/
download/9074/pdf, pada tanggal 12 Agustus 2017.
23
Issaura Sherly Pamela, M. Rusdi, dan Asrial, Pengaruh Jenis Masalah pada Problem Based
Learning Terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada Konsep Stokiometri, Edu-
61
menarik kesimpulan dari data yang diperoleh merupakan suatu konsep yang
dibangun sendiri oleh siswa. Kegiatan tersebut mengembangkan kemampuan
menemukan dan membangun dimensi pengetahuan konseptual.
Hal ini sejalan dengan pendapat Moffit, bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran.24 Tan juga menyatakan bahwa proses
pembelajaran berbasis masalah mencakup penggunaan metakognisi dan regulasi
diri. PBL diakui sebagai suatu pengembangan pembelajaran aktif dan pendekatan
yang berpusat pada siswa dimana masalah-masalah yang tidak terstruktur yang
berkaitan dengan dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk memulai proses
pembelajaran.25
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Uliyatul Fikriyyah yang menyatakan bahwa model problem based learning tipe ill
structured memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan problem based
learning tipe well structured. Secara teori seharusnya well structured lebih baik
dibandingkan dengan ill structured karena masalah pada well structured disajikan
dengan jelas, informasi yang disajikan merupakan bagian dari pernyataan masalah
serta cara pemecahan masalah sudah dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan ill
structured membuat siswa lebih tertantang untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan sehingga keterampilan siswa lebih distimulus.26
27
Didem Inel dan Ali Günay Balim, The Effects of Using Problem-Based Learning In Science
And Technology Teaching Upon Students’ Academic Achievement And Levels of Structuring
Concepts, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 11, Issue 2, 2010, p.2,
diakses dari https://www.researchgate.net/publication/50257358_The_effects_of_using_problem-
based_learning_in_science_and_technology_teaching_upon_students'_academic_achievement_an
d_levels_of_structuring_concepts, pada tanggal 5 Juni 2016.
28
Orhan Akinoğlu dan Özkardeş Tandoğan, The Effects of Problem-Based Active Learning in
Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concepts Learning, Eurasia
Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, p. 71, diakses dari
https://doi.org/10.12973/ejmste/75375, pada tanggal 23 Oktober 2017.
29
Christine Chin and Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning tipe ill
structured memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa
pada konsep jamur. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji Mann Whitney U dengan nilai
probabilitas (sig) < α (0,000 < 0,05).
Hasil uji Mann Whitney U pada hasil belajar dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif hanya dimensi C2 faktual, C2 metakognitif, C3 dan C4 konseptual
yang memiliki perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tetapi untuk C2 faktual kelas kontrol lebih baik dibandingkan kelas eksperimen.
Hasil uji Mann Whitney U dimensi C1 (faktual dan konseptual), C3 (faktual dan
prosedural), C4 (faktual dan prosedural), C5 (prosedural), dan C6 (konseptual dan
prosedural) diperoleh nilai probabilitas > 0,05, artinya hasil belajar dimensi tersebut
tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Adapun saran yang
dapat diajukan berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Model problem based learning tipe ill structured dapat dijadikan sebagai salah
satu model dalam pembelajaran biologi. Namun juga perlu disesuaikan dengan
konsep-konsep biologi yang dianggap cocok dengan model pembelajaran ini.
2. Perlu efisiensi waktu sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat mengembangkan penyajian
masalah dengan cara, konteks permasalahan, dan konsep yang berbeda dan lebih
kompleks. Diharapkan juga dapat menghubungkan model pembelajaran problem
based learning tipe ill structured dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif
dan psikomotorik.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
65
Lampiran 1
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,
cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi ciri umum dan struktur jamur
3.7.2 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Melakukan pengamatan morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis
4.7.2 Menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis
4.7.3 Menyajikan laporan hasil penyelidikan masalah melalui diskusi
4.7.4 Mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur.
2. Siswa mampu menjelaskan ciri umum dan struktur tubuh jamur.
3. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
4. Siswa mampu melakukan pengamatan morfologi jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
5. Siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
6. Siswa mampu menyajikan laporan hasil penyelidikan masalah melalui diskusi.
7. Siswa mampu mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah.
D. Materi Pembelajaran
71
H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning Tipe
Ill Structured
74
Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan alga (lichen).
2. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan (mikoriza).
3. Siswa mampu menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan.
4. Siswa mampu membedakan jenis jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan dan lingkungan.
5. Siswa mampu menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan
lingkungan.
D. Materi Pembelajaran
H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning Tipe
Ill Structured
Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa
Lampiran 2
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,
cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi ciri umum dan struktur jamur
3.7.2 Menjelaskan ciri-ciri jamur dalam tiap divisi
3.7.3 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis dan makroskopis
4.7.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur.
2. Siswa mampu menjelaskan ciri umum dan struktur tubuh jamur.
3. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
4. Siswa mampu melakukan pengamatan morfologi jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
5. Siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
D. Materi Pembelajaran
H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa
Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan
4.7.2 Membuat laporan pemecahan masalah yang akan dilakukan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan alga (lichenes).
2. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan (mikoriza).
3. Siswa mampu menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan.
4. Siswa mampu membedakan jenis jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan dan lingkungan.
D. Materi Pembelajaran
H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa
Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa
Lampiran 3
BIOLOGI Kelas :
Kelompok :
Nama :
Untuk SMA/MA Kelas X
91
Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur berdasarkan
pengamatan dan studi literatur.
2. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri dan reproduksinya.
Gambar makanan dan minuman diatas didiamkan selama berminggu-minggu, ketika dibuka
makanan dan minuman tersebut ada yang terlihat kehitaman dan putih-putih karena ditutup
oleh jamur. Makanan dan minuman yang berjamur tersebut juga berbau tidak enak, sehingga
tidak layak dikonsumsi. Lalu mengapa makanan dan minuman ditumbuhi jamur? Apakah jenis
jamur yang terdapat pada makanan dan minuman tersebut? Apakah sama jenis jamur tersebut
dengan jamur yang lain? Apakah ada ciri tertentu antara jamur yang dapat dikonsumsi dengan
jamur yang beracun?
92
Identifikasi Masalah
Tentukan inti permasalahan diatas!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................…………………………………………………………....................
Kemudian buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan pada
masalah yang telah kalian tentukan sebelumnya!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………
Petunjuk: Kumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap jamur yang ada pada roti,
jamur oncom dan jamur tiram. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat praktikum
pengamatan. Tambahkan sumber dari buku pegangan atau internet.
Alat dan Bahan
Alat : - Mikroskop Bahan : - Jamur pada roti kadaluarsa
- Kaca objek - Jamur oncom
- Kaca penutup - Jamur tiram
- Silet - Jamur merang
- Jarum pentul - Air
- Pipet tetes
- Tisu
Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Ambillah sedikit jamur pada roti
kadaluarsa dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek. Teteskan
sedikit air pada kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian
struktur tubuhnya dan berilah keterangan tiap bagian tubuhnya tersebut.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur oncom. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.
4. Untuk jamur tiram dan jamur merang, amati dan gambarlah tubuh buah jamur dan
sebutkan bagian-bagiannya.
5. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deuteromycota.
Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Sebagai seorang siswa, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu mengatasi
permasalahan yang dikemukakan pada artikel?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kalian!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Buatlah laporan/sketsa/rancangan poster tentang penyebab dan solusi yang kalian berikan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
96
Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Siswa mampu menganalisis peranan jamur bagi kehidupan dan lingkungan
Apakah semua gambar diatas bentuk simbiosis jamur? Tahukah kalian dengan liken? Mengapa
liken dapat dijadikan indikator pencemaran udara? Apakah semua jenis liken dapat dijadikan
indikator pencemaran udara?
97
Identifikasi Masalah
Tentukan inti permasalahan diatas!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................…………………………………………………………....................
Kemudian buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan pada
masalah yang telah kalian tentukan sebelumnya!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………
Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Sebagai seorang siswa, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu mengatasi
permasalahan yang dikemukakan pada artikel?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kalian!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Buatlah laporan/sketsa/rancangan poster tentang penyebab dan solusi yang kalian berikan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
99
Lampiran 4
BIOLOGI
Untuk SMA/MA Kelas X
Kelas :
Kelompok :
Nama :
100
A. Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur berdasarkan
pengamatan dan studi literatur.
2. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri dan reproduksinya.
Petunjuk: Kumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap jamur yang ada pada roti,
jamur oncom dan jamur tiram. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat praktikum
pengamatan. Tambahkan sumber dari buku pegangan atau internet.
D. Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Ambillah sedikit jamur pada roti
kadaluarsa dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek. Teteskan
sedikit air pada kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian
struktur tubuhnya dan berilah keterangan tiap bagian tubuhnya tersebut.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur oncom. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.
4. Untuk jamur tiram dan jamur merang, amati dan gambarlah tubuh buah jamur dan
sebutkan bagian-bagiannya.
5. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deuteromycota.
101
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
6
105
A. Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Siswa mampu menganalisis peranan jamur bagi kehidupan dan lingkungan
2. Mengapa simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza termasuk simbiosis
mutualisme?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
106
Lampiran 5
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pilihan Ganda
Indikator Dimensi Dimensi No.
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Skor
Pembelajaran Kognitif Pengetahuan Soal
Mengidentifi- Menganalisis C4 Konseptual 1* Jamur dalam klasifikasi dua kingdom, digolongkan dalam D 1
kasi ciri umum persamaan jamur (1) dunia tumbuhan. Diantara pernyataan berikut, manakah
dan struktur dengan tumbuhan yang bukan kesamaan jamur dan tumbuhan?
jamur a. memiliki dinding sel
b. memiliki membran sel
c. tidak bisa bergerak aktif
d. memperoleh makanan secara autotrof
e. eukariotik
Menyebutkan ciri C1 Konseptual 2* Dalam sistematika klasifikasi lima kingdom Whittaker, E 1
khas jamur (3) fungi tidak dapat digolongkan ke dalam kingom plantae.
Hal tersebut dikarnakan fungi memiliki perbedaan
mencolok. Mengapa demikian?
a. Bersifat autotrof d. Membentuk spora
b. Tidak memiliki klorofil e. Dinding selnya
c. Hifa ada yang tidak bersekat tersusun atas zat kitin
Mengidentifikasi C1 Faktual 3* Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain C 1
zat yang (2) diantaranya adalah pada dinding selnya. Bahan apakah
terkandung yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
pada dinding sel a. klorofil d. Lipid
jamur b. lipoprotein e. Protein
c. zat kitin
110
dari wacana yang yang sama untuk ketiganya. Setelah proses fermentasi
telah disediakan tersebut ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang
dihasilkan. Apakah rumusan masalah yang tepat dari
wacana tersebut?
a. Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
b. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah
kedelai menjadi tempe?
c. Bagaimana cara pembuatan tempe?
d. Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi
tekstur tempe?
e. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi
tekstur tempe?
Menganalisis C4 Konseptual 11 Melalui pengamatan mikroskopis ditemukan jenis jamur E 1
jenis jamur dengan ciri-ciri sebagai berikut.
berdasarkan ciri- 1) Tubuhnya uniseluler
ciri yang 2) Berkembang biak dengan pembelahan sel,
ditemukan pada pembentukan tunas atau kuncup, serta konjugasi
pengamatan 3) Berkemampuan untuk melakukan fermentasi
Apakah jamur tersebut?
a. Aspergillus wenti d. Rhizopus stolonifer
b. Aspergilus oryzae e. Saccharomyces
c. Penicillium camemberti cerevisiae
Menentukan C4 Konseptual 12 Seorang siswa mengamati jamur-jamur yang tumbuh pada A 1
jamur yang bahan makanan. Salah satu jamur yang diamati memiliki Miselium Zygomycota memiliki tiga tipe hifa
tumbuh pada ciri-ciri: mempunyai stolon, rizoid, dan sporangiofor. yaitu rizoid, stolon, dan sporangiofor. Salah
makanan Dimanakah jamur tersebut banyak ditemukan? satu contoh dari divisi Zygomycota adalah
Rhizopus oryzae yang berperan dalam
berdasarkan ciri- a. tempe d. tauco
pembuatan tempe. Jamur untuk membuat
ciri yang diamati b. kecap e. oncom kecap, tauco dan sake adalah Aspergillus
c. sake wentii. Selain Aspergillus wentii,
Saccharomyces cerevisiae juga dapat untuk
membuat sake. Aspergillus wentii dan
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur
yang termasuk dalam divisi Ascomycota.
Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.
114
content/uploads/2009/06/makalah_peran_en
domikoriza.pdf 16 Desember 2016.
Menentukan C4 Konseptual 24* Manakah pernyataan yang benar mengenai mikoriza? E 1
pernyataan yang (14) a. Mikoriza menyebabkan tumbuhan tidak mampu hidup Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis
benar mengenai di lingkungan yang miskin zat fosfor dengan akar tumbuhan. Jamur dengan luas
mikoriza b. Mikoriza mempersempit permukaan untuk absorpsi permukaannya membantu tumbuhan dalam
penyerapan zat mineral dari tanah dan
bagi tumbuhan
melindungi tumbuhan dari kekeringan serta
c. Mikoriza terdiri dari satu tipe yaitu ektomikoriza serangan jamur lain. Sebaliknya, tumbuhan
d. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke memberi zat makanan seperti gula, vitamin,
tanaman lain asam amino dan makanan lainnya.
e. Mikoriza memperoleh makanan dari tumbuhan Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.
d. Akar tidak tumbuh lebih dalam karena adanya hifa bermikoriza terjadi karena perakaran menjadi
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tambah panjang, diameter tambah besar,
tanaman lain sehingga permukaan absorbsi akar semakin
luas. Akar tanaman yang bermikoriza mampu
menghambat infeksi patogen melalui
mekanisme mikoriza menciptakan
lingkungan yang tidak menguntungkan buat
pertumbuhan patogen dengan jalan
menggunakan karbohidrat dan eksudat akar
yang lebih. Dengan cara lain mikoriza juga
mengeluarkan zat yang dapat mematikan
patogen (Abbott dan Robson, 1984). Imas
dkk. (1989) menyatakan mikoriza juga dapat
meningkatkan produksi hormon
pertumbuhan seperti auksin, sitokinin dan
giberelin bagi tanaman inangnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/20348/4/Chapter%20II.pdf
Menganalisis Menentukan C3 Faktual 27 Manakah golongan jamur yang menyebabkan penyakit D 1
peranan jamur golongan jamur kulit pada manusia?
dalam yang menyebabkan a. Zygomycota d. Deuteromycota
kehidupan dan penyakit kulit pada b. Ascomycota e. Chytridiomycota
lingkungan manusia c. Basidiomycota
Menentukan C3 Faktual 28 Beberapa jenis jamur telah digunakan sebagai obat-obatan D 1
kelompok jamur dalam bentuk kapsul dengan merek “Ganotherapi”.
yang digunakan Berasal dari kelompok jamur manakah obat tersebut?
sebagai obat- a. Zygomycotina d. Basidiomycotina
obatan b. Ascomycotina e. Deuteromycotina
c. Chytridiomycotina
Menentukan C3 Faktual 29 Perhatikan jenis-jenis jamur di bawah ini! C 1
jamur yang dapat 1. Volvariela volvaceae Volvariella volvaceae jamur merang
dikonsumsi 2. Aspergillus fumigatus Pleurotus ostreatus jamur tiram
3. Pleurotus ostreatus Auricularia polytricha jamur kuping
Aspergillus fumigatus kanker pada paru-
4. Auricularia politricha
paru burung
5. Amanita caesarina Amanita sp. jamur beracun yang termasuk
Manakah jamur yang dapat dijadikan makanan? ke dalam golongan basidiomycota.
a. 1, 2 dan 3 d. 1, 4 dan 5
120
Membedakan C4 Faktual 41a Apa alasan yang membuktikan jamur tidak sama dengan C 1
jamur dengan tumbuhan?
tumbuhan a. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan tidak Ciri-ciri jamur:
berdasarkan ciri b. Jamur dan tumbuhan dapat membuat makanan sendiri Jamur merupakan organisme eukariotik
yang ditemukan c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak Tubuhnya ada yang tersusun oleh satu sel
d. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler)
e. Tumbuhan bersifat saprofit, jamur tidak Dinding sel tersusun atas kitin
Tidak memiliki pembuluh
Reproduksi secara aseksual dan seksual
Memperoleh makanan dengan saprofit, parasit,
dan simbiosis
Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.
Mengemukakan C2 Metakognitif 41b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri umum jamur dan 4
pengetahuan yang menjawab bahwa jamur tidak sama dengan tumbuhan? tumbuhan
diperlukan untuk Jelaskan! 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur dan
menjawab soal tumbuhan
jamur tidak sama 3. Pengetahuan cara hidup jamur dan
dengan tumbuhan tumbuhan
4. Pengetahuan jenis jamur
Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menyebutkan C1 Konseptual 42a Dahulu jamur dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan. E 1
persamaan jamur Pengelompokan ini dilakukan karena jamur dan tumbuhan
dan tumbuhan memiiki persamaan ciri dalam hal berikut, kecuali...
a. Bersifat eukariotik d. Hanya dapat bergerak pasif
b. Memiliki dinding sel e. Memperoleh makanan
c. Memiliki membran sel secara autotrof
Mengemukakan C2 Metakognitif 42b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri umum jamur dan 4
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu diatas? tumbuhan
diperlukan untuk Jelaskan! 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur dan
menjawab soal tumbuhan
126
Mengemukakan Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu diatas? 3. Pengetahuan klasifikasi jamur
diperlukan untuk Jelaskan! 4. Pengetahuan ciri-ciri jamur
menjawab soal Deuteromycota
kelompok jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menjelaskan Untuk Soal No. 45-46
simbiosis Liken (lumut kerak) merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara organisme fotosintetik (alga atau sianobakteri) dan jamur. Jamur memperoleh makanan dan
jamur dengan oksigen dari alga yang dihasilkan melalui fotosintesis, sedangkan alga terjaga dan terlindung kelembapannya oleh jamur serta memperoleh karbondioksida dan
organisme lain mineral. Liken dapat hidup pada substrat yang miskin zat organik, misalnya diatas batuan, batang pohon, dan tanah tidak subur. Selain itu liken juga sangat peka
terhadap polutan udara.
Menjelaskan C2 Konseptual 45a Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator C 1
manfaat dari pencemaran lingkungan?
simbiosis a. Liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar
mutualisme jamur b. Liken tahan terhadap pengaruh pencemaran
dengan alga c. Liken peka terhadap zat pencemar
(liken) d. Liken toleran terhadap zat pencemar tertentu
e. Liken sebangsa bakteri yang saprofit
Mengemukakan C2 Metakognitif 45b* Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan pengertian liken 4
pengetahuan yang (22) menarik kesimpulan bahwa liken dapat digunakan sebagai 2. Pengetahuan struktur tubuh liken
diperlukan untuk indikator pencemaran lingkungan? 3. Pengetahuan cara hidup liken
menjawab soal 4. Pengetahuan manfaat liken
liken sebagai Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
indikator Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
pencemaran Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
lingkungan Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menganalisis C4 Konseptual 46a* Mengapa Liken dapat menyebabkan pelapukan pada batuan C 1
pelapukan di penyusun candi Borobudur?
batuan penyusun a. Liken mempunyai akar yang kuat sehingga mampu
Candi Borobudur menembus batuan
yang disebabkan b. Liken memang merusak batu arca yang sudah lama
oleh Liken c. Liken merupakan vegetasi perintis yang
mengekskresikan enzim yang dapat melunakan batuan
128
Mengemukakan C2 Metakognitif 49b* Bagaimana caramu memperoleh informasi mengenai ragi? 1. Informasi mengenai ciri umum jamur ragi 4
pengetahuan yang (25) 2. Informasi mengenai peranan jamur ragi
diperlukan untuk 3. Informasi mengenai cara kerja ragi
menjawab soal 4. Informasi mengenai pembuatan tempe
simbiosis jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menentukan C3 Konseptual 50a Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita B 1
penyakit yang AIDS, asma, dan ganguan paru-paru kronis yang disebabkan
disebabkan oleh oleh jamur Aspergillus sp. apakah penyakit yang dimaksud?
jamur Aspergillus a. TBC d. Kanker paru-paru
sp. b. Aspergillosis e. Emfisema
c. Blastomikosis
Mengemukakan C2 Metakognitif 50b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri-ciri jamur Aspergillus sp. 4
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu pada soal 2. Pengetahuan manfaat jamur Aspergillus
diperlukan untuk diatas? sp.
menjawab soal 3. Pengetahuan peranan merugikan jamur
penyakit jamur Aspergillus sp.
4. Pengetahuan mengenai penyakit yang
ditimbulkan oleh jamur Aspergillus sp.
Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
131
Lampiran 7
Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
√
salam
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
1. Pendahuluan
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Manampilkan masalah berupa gambar. √
Memberikan kesempatan pada siswa untuk
√
bertanya.
Orientasi siswa Guru membagi siswa menjadi beberapa
2 √
pada masalah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
Membagikan LKS berbasis masalah kepada
siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan
√
meminta siswa untuk menentukan inti
permasalahan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Mengorganisasi √
untuk menentukan rumusan masalah.
3 siswa untuk
Guru membimbing siswa untuk membuat
belajar √
hipotesis sebagai jawaban sementara.
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber mengenai √
masalah yang terdapat pada LKS.
Membimbing Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan
penyelidikan √
bahan yang diperlukan untuk praktikum.
4 individual Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
maupun √
dalam penyelidikan.
Kelompok Memastikan setiap anggota kelompok
berpartisipasi dan aktif dalam mengumpulkan
√
informasi, mencari penjelasan dan solusi terkait
permasalahan.
Mengembangkan Guru meminta siswa untuk memberikan solusi
5. dan menyajikan terhadap permasalahan yang dikemukakan pada √
penyelesaian LKS.
132
Catatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Widya Candra
133
Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
√
salam
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
1. Pendahuluan
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Manampilkan masalah berupa gambar. √
Memberikan kesempatan pada siswa untuk
√
bertanya.
Orientasi siswa Guru membagi siswa menjadi beberapa
2 √
pada masalah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
Membagikan LKS berbasis masalah kepada
siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan
√
meminta siswa untuk menentukan inti
permasalahan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Mengorganisasi √
untuk menentukan rumusan masalah.
3 siswa untuk
Guru membimbing siswa untuk membuat
belajar √
hipotesis sebagai jawaban sementara.
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber mengenai √
Membimbing masalah yang terdapat pada LKS.
penyelidikan Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
√
4 individual dalam penyelidikan.
maupun Memastikan setiap anggota kelompok
Kelompok berpartisipasi dan aktif dalam mengumpulkan
√
informasi, mencari penjelasan dan solusi terkait
permasalahan.
Guru meminta siswa untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dikemukakan pada √
Mengembangkan
LKS.
dan menyajikan
Guru meminta siswa untuk membuat
5. penyelesaian
laporan/sketsa/rancangan poster mengenai √
masalah/hasil
solusi yang akan dilakukan.
karya
Guru meminta perwakilan kelompok untuk
√
menyampaikan hasil diskusinya.
Guru membantu siswa menganalisis dan
Menganalisis dan
6 mengevaluasi hasil kerja masing-masing √
mengevaluasi
kelompok dalam pemecahan masalah.
134
proses pemecahan
masalah
Guru bersama siswa menyimpulkan
√
pembelajaran hari ini.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
7. Penutup √
evaluasi kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan
√
mengucapkan salam.
Catatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Widya Candra
135
Lampiran 8
Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol
Widya Candra
136
Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam. √
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
1. Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Guru menampilkan gambar mengenai macam-macam
2 Mengamati √
jamur.
Guru memotivasi siswa untuk bertanya terkait gambar
3 Menanya √
yang ditampilkan.
Guru meminta siswa untuk berkelompok, masing-masing
√
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk didiskusikan
√
dan dikerjakan secara berkelompok.
4 Mencoba
Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan
√
yang diperlukan untuk praktikum.
Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam
√
penyelidikan.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. √
5. Mengasosiasikan Guru memastikan tiap anggota kelompok berpartisipasi
√
aktif dalam mengerjakan LKS.
Mengkomunikasi- Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan
6 √
kan hasil diskusinya.
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. √
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai evaluasi
7. Penutup √
kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. √
Catatan:
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Widya Candra
137
Lampiran 9
Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen
Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1
Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memahami tujuan pembelajaran. √
Siswa memahami masalah sesuai data yang
√
disajikan.
Orientasi siswa Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah
1 √
pada masalah dibagikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok mencoba memahami
dan menganalisis permasalahan yang terdapat √
dalam LKS, serta menentukan inti permasalahan.
Siswa bersama kelompoknya membuat rumusan
√
Mengorganisasi masalah.
2
siswa untuk belajar Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan
√
masalah yang telah dibuat.
Siswa mencari informasi berkaitan dengan masalah
√
melalui buku dan internet.
Membimbing Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
√
penyelidikan untuk praktikum.
3
individual maupun Siswa meminta bantuan guru jika mengalami
√
Kelompok kesulitan.
Masing-masing kelompok berpartisipasi dan aktif
√
dalam mengumpulkan informasi.
Mengembangkan dan Siswa membuat laporan/sketsa/rancangan poster
√
menyajikan mengenai solusi yang akan dilakukan.
4
penyelesaian Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil
√
masalah/hasil karya diskusinya.
Menganalisis dan Masing-masing kelompok secara bersama
5. mengevaluasi proses menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja mereka √
pemecahan masalah dalam pemecahan masalah.
Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Widya Candra
138
Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memahami tujuan pembelajaran. √
Siswa memahami masalah sesuai data yang
√
disajikan.
Orientasi siswa Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah
1 √
pada masalah dibagikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok mencoba memahami
dan menganalisis permasalahan yang terdapat √
dalam LKS, serta menentukan inti permasalahan.
Siswa bersama kelompoknya membuat rumusan
√
Mengorganisasi masalah.
2
siswa untuk belajar Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan
√
masalah yang telah dibuat.
Siswa mencari informasi berkaitan dengan
√
Membimbing masalah melalui buku dan internet.
penyelidikan Siswa meminta bantuan guru jika mengalami
3 √
individual maupun kesulitan.
kelompok Masing-masing kelompok berpartisipasi dan aktif
√
dalam mengumpulkan informasi.
Mengembangkan Siswa membuat laporan/sketsa/rancangan poster
√
dan menyajikan mengenai solusi yang akan dilakukan.
4
penyelesaian Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil
√
masalah/hasil karya diskusinya.
Menganalisis dan Masing-masing kelompok secara bersama
5. mengevaluasi proses menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja √
pemecahan masalah mereka dalam pemecahan masalah.
Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Widya Candra
139
Lampiran 10
Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan
1 Mengamati √
oleh guru
Siswa mengajukan pertanyaan terkait gambar
2 Menanya √
yang ditampilkan.
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang
√
telah ditentukan.
Siswa menerima LKS dan memahami isi LKS. √
3 Mencoba Siswa menyiapkan alat dan bahan yang
√
diperlukan untuk praktikum.
Siswa meminta bantuan guru jika mengalami
√
kesulitan.
Berdiskusi dengan teman kelompok untuk
4 Mengasosiasikan √
bersama-sama mengerjakan LKS.
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
5. Mengkomunikasikan √
diskusinya.
Catatan
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Widya Candra
140
Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan
1 Mengamati √
oleh guru
Siswa mengajukan pertanyaan terkait gambar
2 Menanya √
yang ditampilkan.
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang
√
telah ditentukan.
3 Mencoba Siswa menerima LKS dan memahami isi LKS. √
Siswa meminta bantuan guru jika mengalami
√
kesulitan.
Berdiskusi dengan teman kelompok untuk
4 Mengasosiasikan √
bersama-sama mengerjakan LKS.
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
5. Mengkomunikasikan √
diskusinya.
Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Widya Candra
141
Lampiran 11
Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Skor Pretest Skor Posttest
Siswa
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 37 40 77 77
2 29 37 83 77
3 37 37 83 77
4 31 49 83 80
5 34 34 83 77
6 37 37 80 80
7 34 34 77 71
8 34 37 89 77
9 31 34 77 69
10 29 34 86 77
11 34 49 71 86
12 40 31 74 69
13 43 49 80 75
14 29 31 71 60
15 43 46 89 77
16 31 37 63 77
17 40 37 89 77
18 37 37 86 77
19 37 37 80 77
20 37 37 77 63
21 37 34 83 77
22 40 40 83 77
23 29 40 69 80
24 46 43 91 80
25 40 31 80 74
26 31 46 77 83
27 40 37 89 77
28 34 40 71 77
29 40 34 80 77
30 34 37 83 71
31 43 40 80 69
32 37 34 77 51
33 40 46 83 89
34 37 37 80 63
142
Lampiran 12
Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Siswa
Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 37 77 0,635 Sedang 40 77 0,617 Sedang
2 29 83 0,761 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
3 37 83 0,730 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
4 31 83 0,754 Tinggi 49 80 0,608 Sedang
5 34 83 0,742 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
6 37 80 0,683 Sedang 37 80 0,683 Sedang
7 34 77 0,652 Sedang 34 71 0,561 Sedang
8 34 89 0,833 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
9 31 77 0,667 Sedang 34 69 0,530 Sedang
10 29 86 0,803 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
11 34 71 0,561 Sedang 49 86 0,725 Tinggi
12 40 74 0,567 Sedang 31 69 0,551 Sedang
13 43 80 0,649 Sedang 49 75 0,510 Sedang
14 29 71 0,592 Sedang 31 60 0,420 Sedang
15 43 89 0,807 Tinggi 46 77 0,574 Sedang
16 31 63 0,464 Sedang 37 77 0,635 Sedang
17 40 89 0,817 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
18 37 86 0,778 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
19 37 80 0,683 Sedang 37 77 0,635 Sedang
20 37 77 0,635 Sedang 37 63 0,413 Sedang
21 37 83 0,730 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
22 40 83 0,717 Tinggi 40 77 0,617 Sedang
23 29 69 0,563 Sedang 40 80 0,667 Sedang
24 46 91 0,833 Tinggi 43 80 0,649 Sedang
25 40 80 0,667 Sedang 31 74 0,623 Sedang
26 31 77 0,667 Sedang 46 83 0,685 Sedang
27 40 89 0,817 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
28 34 71 0,561 Sedang 40 77 0,617 Sedang
29 40 80 0,667 Sedang 34 77 0,652 Sedang
30 34 83 0,742 Tinggi 37 71 0,540 Sedang
31 43 80 0,649 Sedang 40 69 0,483 Sedang
32 37 77 0,635 Sedang 34 51 0,258 Rendah
33 40 83 0,717 Tinggi 46 89 0,796 Tinggi
34 37 80 0,683 Sedang 37 63 0,413 Sedang
35 34 83 0,742 Tinggi 34 74 0,606 Sedang
36 34 77 0,652 Sedang 43 74 0,544 Sedang
Rata-rata 36,111 80,111 0,690 Sedang 38,333 74,806 0,594 Sedang
Tertinggi 46 91 0,833 49 89 0,796
Terendah 29 63 0,464 31 51 0,258
StandarDeviasi 4,46 6,21 5,09 7,12
Varian 19,87 38,56 25,94 50,73
143
Lampiran 13
Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 14
Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
24 1 0 1 1 1 4 80 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 50 0 1 1 0 1 3 60 2 0 1 1 0 4 26,67
25 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 1 0 1 1 1 4 80 1 0 1 1 0 3 20
26 1 1 0 1 0 3 60 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 40 1 0 1 1 1 4 80 0 0 0 0 1 0 0
27 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 1 0 0 0 1 2 40 2 0 1 0 0 3 20
28 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60 1 0 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 3 20
29 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 1 1 1 0 1 4 80 1 0 0 1 0 2 13,33
30 0 1 1 0 1 3 60 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 40 1 0 0 1 1 3 60 0 1 1 0 1 2 13,33
31 1 1 0 1 0 3 60 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 70 0 0 0 1 1 2 40 1 0 1 1 0 3 20
32 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 1 1 0 1 0 3 60 1 0 1 0 1 2 13,33
33 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70 1 0 1 0 1 3 60 0 1 0 1 0 2 13,33
34 1 1 0 1 0 3 60 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 40 1 0 0 1 1 3 60 1 0 1 1 0 3 20
35 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 50 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 0 1 2 13,33
36 0 1 0 1 0 2 40 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70 0 0 0 0 1 1 20 1 0 1 0 0 2 13,33
Rata-rata 43,89 55,28 50,56 16,11
153
29 0 1 1 0 0 2 40 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 5 50 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 1 0 3 20
30 0 1 0 1 1 3 60 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 50 0 1 0 1 0 2 40 1 1 0 0 1 3 20
31 0 1 1 1 0 3 60 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 0 1 0 0 1 2 40 1 0 1 0 1 3 20
32 1 1 0 0 0 2 40 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 60 1 0 1 0 0 2 40 1 0 0 1 0 2 13,33
33 1 0 1 1 1 4 80 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 0 0 3 20
34 0 1 1 0 1 3 60 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 50 1 0 1 0 1 3 60 1 0 0 0 1 2 13,33
35 1 0 0 0 1 2 40 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50 1 0 1 0 1 3 60 0 1 1 0 0 2 13,33
36 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60 1 0 0 1 1 3 60 1 0 1 1 0 3 20
Rata-rata 46,11 57,78 53,89 17,78
155
29 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
30 1 1 1 0 1 4 80 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 5 100 3 2 3 2 3 13 86,67
31 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
32 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 0 1 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
33 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
34 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
35 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
36 0 1 0 1 1 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 0 0 1 3 60 3 3 2 2 1 11 73,33
Rata-rata 72,22 91,11 81,11 75,00
157
29 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 1 1 0 0 1 3 60 3 2 2 2 2 11 73,33
30 1 1 0 1 1 4 80 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 5 100 2 2 2 2 2 10 66,67
31 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 0 1 0 0 1 2 40 2 2 2 2 2 10 66,67
32 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80 1 0 1 0 1 3 60 1 1 1 1 1 5 33,33
33 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 3 2 2 2 12 80
34 1 1 1 0 1 4 80 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 70 1 1 1 0 1 4 80 2 2 1 1 1 7 46,67
35 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 1 1 1 0 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
36 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 2 2 2 2 2 10 66,67
Rata-rata 76,11 81,11 78,33 69,07
159
Lampiran 15
Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
18 0 0 1 0 1 1 1 0 2 0 0 3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0
19 0 1 1 1 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
20 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0
21 0 1 1 1 2 0 2 0 1 0 0 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 0
22 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0
23 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
24 1 0 0 1 1 1 2 0 1 1 0 4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 2 0
25 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 1
26 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1
27 0 1 1 0 1 0 2 0 1 0 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0
28 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 3 0
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
30 0 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 3 1
32 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 0 0 1 0 0 1 1
33 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
34 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 1 1
35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
36 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1 1 0 1 2 0
Jumlah 19 28 28 8 36 6 33 17 22 15 12 99 11 26 27 53 30 9 39 13 29 12 20 61 13 25 24 11 16 51 14
% 52,78 77,78 50,00 16,67 55,00 30,56 73,61 54,17 36,11 40,67 36,11 69,44 47,22 38,89
Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
161
21 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 0
22 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 1 0 1 2 1
23 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0
24 0 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 1 1 2 0
25 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
26 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 1 1 3 0
27 1 1 1 1 2 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1
28 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 1 1 1 0 0 1 1
29 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0
30 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1
31 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 0
32 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 0 1 1 1 3 0
33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2 1 1 0 0 0 0 1
34 0 1 1 1 2 0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
35 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
36 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 0 1 1 2 1
Jumlah 16 26 25 11 36 16 32 17 18 16 13 96 15 23 22 45 26 12 38 16 29 17 19 65 16 26 22 15 19 56 17
% 44,44 72,22 50,00 44,44 53,33 41,67 62,50 52,78 44,44 43,33 44,44 72,22 51,85 47,22
Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
163
21 1 1 1 0 1 1 3 2 3 3 2 13 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
22 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 2 12 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
23 1 1 1 0 1 1 3 2 2 1 1 9 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 0 2 1
24 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 13 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
25 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 1 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
26 1 1 1 0 1 1 2 3 2 2 1 10 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
27 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 3 13 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
28 1 1 0 0 0 1 3 2 2 1 1 9 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 0
29 1 1 1 0 1 0 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
30 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 13 1 1 1 2 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
32 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 0 2 1
33 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
34 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
35 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
36 0 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 0
Jumlah 35 36 35 14 49 32 103 84 77 72 69 405 20 36 33 69 36 28 64 26 35 30 34 99 27 35 35 30 27 92 20
% 97,22 100,00 68,06 88,89 225,00 55,56 95,83 88,89 72,22 66,00 75,00 97,22 85,19 55,56
Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
165
21 1 1 1 1 2 0 3 2 3 2 1 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 2 1
22 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1
23 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 0 1 1 2 0
24 0 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
25 1 1 1 1 2 0 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 0 1 1 1 0 2 1
26 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 2 12 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 0 1 1 1 3 1
27 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 0 0 1 1 2 1
28 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
29 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 3 0
30 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 0 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 0 1 2 0
32 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
33 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 2 1
34 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
35 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
36 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1
Jumlah 33 36 35 27 62 28 94 77 76 68 58 373 20 32 30 62 33 25 58 22 35 22 26 83 27 32 30 28 25 83 24
% 91,67 100,00 86,11 77,78 207,22 55,56 86,11 80,56 61,11 55,33 75,00 88,89 76,85 66,67
Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
167
Lampiran 16
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lampiran 17
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
,344 1 70 ,559
ANOVA
Pretest
,080 1 70 ,778
ANOVA
Posttest
Lampiran 18
Hasil Uji Mann Whitney U Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Pretest
Mann-Whitney U 512,000
Wilcoxon W 1178,000
Z -1,565
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118
Posttest
Mann-Whitney U 340,500
Wilcoxon W 1006,500
Z -3,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Lampiran 19
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest Dimensi
Pengetahuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. DIMENSI FAKTUAL
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
1,852 1 70 ,178
ANOVA
PosttestFaktual
Test Statisticsa
PosttestFaktual
Mann-Whitney U 520,500
Wilcoxon W 1186,500
Z -1,570
Asymp. Sig. (2-tailed) ,116
2. DIMENSI KONSEPTUAL
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
,751 1 70 ,389
ANOVA
Posttestkonseptual
Test Statisticsa
Posttestkonsept
ual
Mann-Whitney U 308,000
Wilcoxon W 974,000
Z -3,984
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
3. DIMENSI PROSEDURAL
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
,099 1 70 ,754
ANOVA
PosttestProsedural
Test Statisticsa
PosttestProsed
ural
Mann-Whitney U 584,000
Wilcoxon W 12500
Z -,773
Asymp. Sig. (2-tailed) ,439
4. DIMENSI METAKOGNITIF
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
,272 1 70 ,603
ANOVA
PosttestMetakognitif
Test Statisticsa
PosttestMetakognitif
Mann-Whitney U 442,500
Wilcoxon W 1108,500
Z -2,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,017
Lampiran 20
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest Dimensi
Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C1F
4,426 1 70 ,039
ANOVA
C1F
C1F
Mann-Whitney U 612,000
Wilcoxon W 1278,000
Z -1,022
Asymp. Sig. (2-tailed) ,307
b. C1 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normalitya,b
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C1K
. 1 . .
ANOVA
C1K
C1K
Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2F
4,057 1 70 ,048
ANOVA
C2F
C2F
Mann-Whitney U 427,000
Wilcoxon W 1093,000
Z -2,876
Asymp. Sig. (2-tailed) ,004
b. C2 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2K
6,792 1 70 ,011
ANOVA
PostestC2K
Test Statisticsa
PostestC2K
Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -1,256
Asymp. Sig. (2-tailed) ,209
c. C2 Metakognitif
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2M
,272 1 70 ,603
ANOVA
C2M
C2M
Mann-Whitney U 442,500
Wilcoxon W 1108,500
Z -2,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,017
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3F
,000 1 70 1,000
ANOVA
C3F
C3F
Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
b. C3 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3K
23,313 1 70 ,000
ANOVA
C3K
C3K
Mann-Whitney U 522,000
Wilcoxon W 1188,000
Z -2,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,033
c. C3 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3P
9,037 1 70 ,004
ANOVA
C3P
C3P
Mann-Whitney U 540,000
Wilcoxon W 1206,000
Z -1,524
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4F
3,739 1 70 ,057
ANOVA
C4F
C4F
Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -,993
Asymp. Sig. (2-tailed) ,321
b. C4 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4K
4,724 1 70 ,033
ANOVA
C4K
C4K
Mann-Whitney U 387,000
Wilcoxon W 1053,000
Z -3,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
c. C4 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4P
,000 1 70 1,000
ANOVA
C4P
C4P
Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C5P
8,599 1 70 ,005
ANOVA
C5P
C5P
Mann-Whitney U 594,000
Wilcoxon W 1260,000
Z -1,381
Asymp. Sig. (2-tailed) ,167
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C6K
,952 1 70 ,332
ANOVA
C6K
C6K
Mann-Whitney U 520,500
Wilcoxon W 1186,500
Z -1,610
Asymp. Sig. (2-tailed) ,107
b. C6 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C6P
3,077 1 70 ,084
ANOVA
C6P
C6P
Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -,960
Asymp. Sig. (2-tailed) ,337
Lampiran 21
Lampiran 23
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,788 50
Lampiran 24
2. Berapa jam mata pelajaran Biologi yang diajarkan dalam satu minggu?
Jawab : Satu minggu sekali (3 jam pelajaran)
4. Bagaimana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran? Apakah siswa aktif ada
pasif?
Jawab :.Siswa tidak berpartisipasi aktif apabila guru memberikan kesempatan
untuk bertanya.
5. Model dan metode pembelajaran apakah yang Bapak/Ibu gunakan pada saat proses
belajar mengajar di kelas?
Jawab : Biasanya saya menggunakan metode ceramah dengan menggunakan
powerpoint dan diskusi kelompok menggunakan buku paket biologi dan
LKS yang sudah ditentukan sekolah.
9. Apakah sekolah ini memiliki laboratorium biologi? Jika ya, apakah Bapak/Ibu
pernah mengajak siswa untuk melakukan praktikum di laboratorium tersebut?
Jawab : Ya. Pernah tetapi jarang untuk melakukan praktikum.
197
Narasumber
Lampiran 25
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
JAMUR
A. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban a, b, c, d atau e yang kamu anggap
sebagai jawaban paling benar!
1. Jamur dalam klasifikasi dua kingdom, digolongkan dalam dunia tumbuhan. Diantara
pernyataan berikut, manakah yang bukan kesamaan jamur dan tumbuhan?
a. memiliki dinding sel d. memperoleh makanan secara autotrof
b. memiliki membran sel e. eukariotik
c. tidak bisa bergerak aktif
2. Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dinding
selnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
a. klorofil d. lipid
b. lipoprotein e. protein
c. zat kitin
3. Dalam sistematika klasifikasi lima kingdom Whittaker, fungi tidak dapat digolongkan ke
dalam kingom plantae. Hal tersebut dikarnakan fungi memiliki perbedaan mencolok.
Mengapa demikian?
Berdasarkan pernyataan diatas, nomor berapakah yang menunjukkan persamaan protista
mirip jamur dengan jamur sejati?
a. Bersifat autotrof d. Membentuk spora
b. Tidak memiliki klorofil e. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
c. Hifa ada yang tidak bersekat
a. 1-2-3-4-5-6 d. 2-1-5-6-4-3
b. 2-3-1-5-4-6 e. 2-1-5-4-6-3
c. 2-1-5-3-4-6
10. Ketika sedang menyiram tanaman, Rahma melihat sekumpulan jamur yang hidup tak jauh
dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya. Jamur tersebut memiliki tubuh buah
berbentuk bulat telur, memiliki tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua
keabu-abuan, batangnya berwarna cokelat dan dilindungi oleh selubung. Apa hipotesis
yang dapat dirumuskan dari uraian tersebut?
a. Jamur tersebut merupakan jamur Agaricus bisporus
b. Jamur tersebut mengandung senyawa beracun
c. Jamur tersebut berasal dari divisi Basidiomycota
d. Jamur tersebut tidak dapat di konsumsi
e. Jamur tersebut berasal dari divisi Ascomycota
11. Pada bagian apakah jamur merang (Volvariella volvaceae) yang tubuh buahnya dapat
dimakan dan membawa basidisporanya?
a. Selaput penutup
b. Bilah bawah tudung
c. Atas tudung
d. Tengah batang
e. Pangkal batang
12. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi
sekarang dimasukkan dalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukan cara
reproduksi seksualnya, yakni dengan konidiospora yang berwarna merah bata muda.
Apakah jenis jamur tersebut?
a. Neurospora crassa
b. Aspergillus niger
c. Rhizopus oryzae
d. Boletus edulis
e. Amanita muscaria
18. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa proses fermentasi pada pembuatan
tape ketan selain dipengaruhi oleh jenis bahan dasar dan jumlah ragi yang diberikan,
dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan. Dengan demikian permasalahan suhu dan
pengaruhnya terhadp kualitas tape ketan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah suhu
lingkungan dapat mempengaruhi kualitas tape yang dihasilkan?” Bagaimana hipotesis
yang dapat dirumuskan dari uraian tersebut?
202
a. Suhu lingkungan yang baik berpengaruh terhadap rasa manis pada ketan
b. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap pembuat tape
c. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka akan dihasilkan tape ketan
dengan kualitas baik
d. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka akan dihasilkan tape ketan yang
dingin
e. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu kamar maka akan dihasilkan tape ketan
dengan kualitas baik
20. Seorang siswa sedang melakukan pengamatan terhadap berbagai jamur yang tumbuh di
sekitar halaman rumahnya. Ia menemukan jamur yang warnanya mencolok dan menarik.
Kemudian siswa tersebut menyadari jamur yang biasa ia konsumsi tidak berwarna
mencolok dan menarik. Apakah prediksi yang paling logis untuk menjelaskan kondisi
jamur tersebut?
a. Jamur berwarna tidak mencolok tidak dapat dimakan
b. Jamur berwarna mencolok dapat dimakan
c. Jamur berwarna mencolok tidak dapat dimakan
d. Jamur warna apapun dapat dimakan
e. Jamur warna apapun tidak dapat dimakan
Informasi apa saja yang kamu butuhkan agar dapat menyimpulkan bahwa jamur mendapat
unsur karbon dari Pinus sp.?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
23. Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat menyimpulkan bahwa liken dapat
melapukkan batuan??
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Lampiran 26
205
Lampiran 27
206
Lampiran 28
207
Lampiran 29
208
209
210
211
212
213
214
215
Lampiran 30
Dokumentasi Penelitian