Anda di halaman 1dari 231

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TIPE ILL STRUCTURED TERHADAP HASIL BELAJAR


BIOLOGI SISWA PADA KONSEP JAMUR

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Randhika Khairunnisa
1112016100043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Randhika Khairunnisa
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta / 24 Desember 1994
NIM : 1112016100043
Jurusan / Prodi : P. IPA / P. Biologi
Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Tipe
Ill Structured Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
pada Konsep Jamur
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Zulfiani, M.Pd
2. Eny S. Rosyidatun, MA

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 18 Februari 2018


Mahasiswa Ybs.

Randhika Khairunnisa
NIM. 1112016100043

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Tipe Ill
Structured Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Jamur disusun
oleh Randhika Khairunnisa, NIM 1112016100043, Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.

Jakarta, Februari 2018

Yang Mengesahkan,

iii
ABSTRAK

Randhika Khairunnisa, NIM 1112016100043 “Pengaruh Model Problem


Based Learning (PBL) Tipe Ill Structured Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa pada Konsep Jamur”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning
tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur. Penelitian
ini dilakukan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
desain nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel terdiri dari 36 siswa sebagai kelas
eksperimen dengan model problem based learning tipe ill structured dan 36 siswa
sebagai kelas kontrol dengan pendekatan saintifik. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dan
uraian sebanyak 5 butir soal. Analisis data menggunakan uji beda Mann Whitney
U, diperoleh probabilitas sebesar 0,000 dan taraf signifikansi sebesar 5%. Data
menunjukkan Sig < α, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur.

Kata kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar, Konsep Jamur

v
ABSTRACT

Randhika Khairunnisa, NIM 1112016100043 “The Influence of Problem Based


Learning (PBL) Model Type Ill Structured to Students Achievement of Biology
on Fungi Concept”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Science
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2017.

This research aimed to determine the influence of problem based learning model
type ill structured to students achievement on fungi concept. This research
conducted at SMAN 4 South Tangerang City in the academic year 2016/2017. The
research used quasi experimental with nonequivalent control group design. Sample
was taken by purposive sampling technique. The sample consisted of 36 students as
experimental class that used problem based learning type ill structured and 36
students as control class that used scientific approach. The instrument were used
multiple choice with 20 items and essay with 5 items. Analysis of the data used
Mann Whitney U, the results in experimental class obtained probability (0,000) and
α with 5% significance (0,05). Data showed Sig < α, it caused Ho rejected and Ha
accepted. The conclusion is problem based learning model type ill structured has
significant effect on students achievement on the concept of fungi.

Keywords: Problem Based Learning, Students Achievement, Fungi Concept

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Tipe Ill Structured Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Jamur.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan, bimbingan, dan sabar dalam membimbing penulis
sehinga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Eny S. Rosyidatun, MA., Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Penasehat
Akademik yang telah memberikan waktu, arahan, tenaga, pikiran, dan motivasi
dalam membimbing penulis dalam penyusunan skirpsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu dan bantuan
untuk menyelesaikan penelitian ini.
7. Suhermin, S.Pd., M.Si., Kepala SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan
seluruh dewan guru SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, khususnya Drs.
Agus Purwanto selaku guru mata pelajaran Biologi kelas X yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.

vii
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zulhakim dan Ibunda Titi Rohayati, S.Pd.,
serta Kakak Fajaruddin Hakim, S.Kom.I., yang telah memberikan doa dan
motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan, Farhah Abadiyah, Annisa Yunmima, Fauzyah
Aulia Rahman, Widya Candra, Dangir R.M., Zulfiana Ulfi, Iza Zulfa, Azka,
dan Ilena Amalia L., yang telah memberikan motivasi dan kenangan terindah
selama menjalankan perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012 yang tidak
dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, dukungan dan
semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama penulisan
skripsi ini.

Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 28 Februari 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 8
A. Deskripsi Teoritik .......................................................................................... 8
1. Model Problem Based Learning ............................................................... 8
a. Pengertian Model Problem Based Learning ........................................ 8
b. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning ....................... 14
c. Langkah-langkah Problem Based Learning ....................................... 17
d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning ....................... 18
2. Hasil Belajar............................................................................................ 19
a. Pengertian Belajar .............................................................................. 19
b. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 20
3. Konsep Jamur.......................................................................................... 28

ix
B. Hasil Penelitian Relevan .............................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 34
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 34
C. Variabel Penelitian....................................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 35
1. Populasi ................................................................................................... 35
2. Sampel..................................................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 36
1. Tes ........................................................................................................... 36
2. Non Tes ................................................................................................... 37
G. Kalibrasi Instrumen ..................................................................................... 37
1. Tes ........................................................................................................... 37
a. Uji Validitas ....................................................................................... 37
b. Uji Reliabilitas.................................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 39
1. Perhitungan N-Gain ................................................................................ 39
2. Data Kuantitatif ....................................................................................... 40
a. Uji Normalitas .................................................................................... 40
b. Uji Homogenitas ................................................................................ 41
c. Uji Beda Mann Whitney U................................................................. 41
3. Persentase Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ............................... 43
I. Hipotesis Statistik ........................................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 44
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 44
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 44

x
2. Data Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
Proses Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 46
3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 48
4. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran................................. 48
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................... 50
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 50
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 51
3. Uji Mann Whitney U .............................................................................. 52
C. Analisis Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif ..................... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63
A. Kesimpulan .................................................................................................. 63
B. Saran ............................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan antara Masalah Well Structured, Moderately Structured,


dan Ill Structured ......................................................................................13
Tabel 2.2 Langkah-langkah Problem Based Learning ..............................................17
Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif ............................................................................25
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design .........................34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...................................................................36
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal ............................................................38
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ...............................................39
Tabel 3.5 Kategorisasi N-Gain ..................................................................................39
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .....44
Tabel 4.2 Data Skor N-Gain ......................................................................................45
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Kognitif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................................45
Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan Pretest
dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................46
Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................................47
Tabel 4.6 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................48
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru .................................................................49
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa ................................................................50
Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................................................................................51
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................................51
Tabel 4.11 Hasil Uji Mann Whitney U Data Pretest dan Posttest Hasil Belajar .......52
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Pengetahuan ................................................................................53

xii
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Proses Kognitif ............................................................................53

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Enam Model PBL dalam Taksonomi Barrows .....................................12


Gambar 2.2. Tingkatan Dimensi Proses Kognitif ......................................................24
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir. ...............................................................................32

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen .........................................................................69


Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ...............................................................................80
Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen .........................................................................90
Lampiran 4 LKS Kelas Kontrol ...............................................................................99
Lampiran 5 Rubrik LKS Kelas Eksperimen.............................................................108
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..............................................................109
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen ..........................................131
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ................................................135
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ........................................137
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol ...............................................139
Lampiran 11 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol............................................................................... ...................141
Lampiran 12 Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .................................................................................142
Lampiran 13 Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................143
Lampiran 14 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan Pretest
dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..............................151
Lampiran 15 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................159
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.............................................................................. ..........167
Lampiran 17 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.............................................................................. ..........168
Lampiran 18 Hasil Uji Mann Whitney U Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.............................................................................. ...169
Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Posttest Dimensi Pengetahuan ..............................................................170

xv
Lampiran 20 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest
Dimensi Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........174
Lampiran 21 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................188
Lampiran 22 Hasil Validasi Soal SPSS ............................................................. ........189
Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Soal SPSS ...........................................................195
Lampiran 24 Lembar Wawancara Guru ....................................................................196
Lampiran 25 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar .........................................................198
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................................204
Lampiran 27 Surat Izin Penelitian .............................................................................205
Lampiran 28 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ..................................................206
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ..........................................................................207
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian .......................................................................215

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era globalisasi sekarang ini, sumber daya manusia yang berkualitas sangat
diperlukan agar suatu bangsa dapat bersaing dan berkompetisi dengan bangsa lain.
Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama
dalam mempersiapkan siswa menjadi subjek yang semakin berperan dalam
menampilkan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada
bidangnya masing-masing.
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Terlebih pada saat ini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia.
Dunia pendidikan dituntut untuk memberikan kontribusi lebih dalam
meningkatkan kemajuan bangsa dengan membentuk manusia yang berakhlak
mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Sebagaimana yang tercantum
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II mengenai tujuan pendidikan Pasal 3
menyatakan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Tujuan Sistem Pendidikan Nasional juga berfungsi memberikan arah pada


semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan
pendidikan tersebut merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua
satuan pendidikan. Meskipun tiap satuan pendidikan mempunyai tujuan sendiri,
namun itu semua tidak terlepas dari pendidikan nasional yang ada. Tujuan satuan

1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2006), h. 8-9.

1
2

pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.2
Pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil yang diperoleh melalui
proses pembelajaran dan diukur dari hasil belajar. Hasil belajar digunakan oleh
guru untuk dijadikan ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil
belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan
keterampilan dalam melihat, menganalisis, memecahkan masalah, membuat
rencana dan mengadakan pembagian kerja sehingga baik kegiatan maupun produk
yang dihasilkan dari ativitas belajar ini mendapatkan penilaian.3
Hasil PISA tahun 2015 pada aspek sains, Indonesia berada pada peringkat ke-
62 dari 70 negara yang terlibat dengan skor 403. Aspek pengetahuan dalam PISA
meliputi pemahaman mengenai fakta, konsep, dan penjelasan teori yang
membentuk pengetahuan ilmiah. Hasil PISA tersebut mengalami peningkatan dari
382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin pada tahun 2015. Walaupun
mengalami peningkatan, pencapaian Indonesia tahun 2015 pada aspek sains masih
rendah dibanding dengan rerata OECD (Organisation for Economic Cooperation
and Development).4
Pencapaian rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia menurut TIMSS 2015
berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara dengan skor 397.5 Pada soal yang
bersifat mengukur pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian
memberikan pencapain yang baik. Namun untuk pencapaian soal yang bersifat
menganalisis, menalar, dan menyimpulkan pencapaiannya masih sangat rendah.

2
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pandidikan, 2006), h. 9, diakses dari
http://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf, pada
tanggal 23 Maret 2018.
3
Siti Zubaidah dan Nursasi Handayani, Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Brawija, Artikel, 2015, h. 3, diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/322468338, pada tanggal 21 Maret 2018.
4
OECD, PISA 2015 Result in Focus, 2016, p. 5, diakses dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-
2015-results-in-focus.pdf, pada tanggal 26 September 2017.
5
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan, TIMSS Infographic, 2016,
h. 1, diakses dari
http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20Puspendik%202016/TIM
SS%20infographic.pdf, pada tanggal 24 September 2017.
3

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan, model pembelajaran yang pernah digunakan yaitu model
problem based learning. Tetapi karena membututuhkan waktu lebih lama dalam
proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dengan
bantuan powerpoint dan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok biasanya
guru menggunakan buku paket biologi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
ditentukan pihak sekolah. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih
mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah dan
menerapkan konsep-konsep yang dipelajari di sekolah ke dalam dunia nyata.6
Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada
bagaimana konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu
dipahami oleh siswa. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar
mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara memecahkan
masalah.7 Pemahaman konsep yang mendalam dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada dalam dirinya.
Kemampuan pemecahan masalah perlu dilatih agar siswa menjadi terampil dalam
memecahkan setiap masalah. Melalui pembelajaran yang dirancang dengan baik
diharapkan kemampuan tersebut dapat dengan cepat dan lebih mudah dikuasai
siswa, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan dengan
baik dan menguasai konsep.
Model pembelajaran yang langsung mengaitkan dengan pengalaman nyata
siswa diperlukan untuk dapat memahami suatu konsep. Belajar merupakan
perubahan yang terjadi dalam diri siswa dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomorik.8 Berdasarkan Taksonomi Bloom, aspek kognitif memiliki dua
dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi
pengetahuan berisikan empat kategori yaitu dimensi pengetahuan faktual,

6
Lampiran 24, h. 196.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Edisi Pertama, Cet. 6, h. 89.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Edisi II, Cet. 3, h.
13.
4

konseptual, prosedural, dan metakognitif. Sedangkan dimensi proses kognitif


berisikan enam kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.9
Keenam proses kognitif tersebut bersifat hirarkis dan saling berkaitan.
Semakin tinggi tingkatan proses berpikir semakin tinggi pula keterampilan
berpikir yang dibutuhkan. Dengan demikian untuk dapat menganalisis,
mengevaluasi dan menciptakan dengan baik, maka siswa diharuskan untuk dapat
mengingat, memahami dan mengaplikasikan dengan baik terlebih dahulu.
Model-model pembelajaran hendaknya relevan dan mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran adalah supaya siswa dapat
berfikir aktif dan diberi kesempatan untuk mencoba kemampuan didalam berbagai
kegiatan. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif
adalah model problem based learning (PBL).
Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan
dan stimulus dalam belajar.10 Model pembelajaran tersebut memberikan tantangan
bagi siswa untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata secara individu
maupun kelompok. Pembelajaran dengan model PBL didasarkan pada prinsip
bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru.
Masalah yang disajikan dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam memahami konsep yang diberikan.
Problem based learning dalam makna lazimnya berorientasi pada masalah
yang bersifat ill structured. Jonassen dalam Richey membedakan antara masalah
well structured dan ill structured. Masalah well structured telah diketahui solusi
yang dibutuhkan untuk penerapan sejumlah konsep, aturan-aturan, dan prinsip-
prinsip. Sedangkan masalah ill structured memiliki beberapa solusi, unsur yang

9
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 6
10
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Edisi I, Cet. 9, h. 91.
5

tidak diketahui, hubungan yang tidak konsisten antara konsep, aturan, dan prinsip-
prinsip.11
Model problem based learning sangat berkaitan erat dengan masalah yang
ditampilkan. Jenis masalah yang hadir dalam proses pembelajaran memiliki ciri
yang khas dalam pembelajaran berbasis masalah. Tingkat kesulitan dalam
menyelesaikan well structured dan ill structured berbeda. Dengan perbedaan
langkah penyelesaian maka akan berbeda pula karakter metakognisi siswa yang
akan dihasilkan. Semakin baik karakter metakognisi siswa maka akan semakin
baik pula siswa dalam menyelesaikan jenis-jenis masalah dan meningkatkan hasil
belajar. Proses pembelajaran menggunakan model problem based learning tipe ill
structured memiliki hubungan yang sinergis dengan aktivitas yang membuat
siswa terbiasa menganalisi, memperoleh infomasi, dan membuat solusi.
Penerapan model PBL telah terbukti efektivitasnya dalam berbagai penelitian.
Beberapa hasil penelitian terkait penggunaan model ini menunjukkan dapat
meningkatkan berbagai aspek dalam pembelajaran. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Latifa Nurrachman menunjukkan bahwa dari hasil ketercapaian
sub-konsep pada materi jamur, model problem based learning (PBL) lebih efektif
terhadap seluruh sub-konsep jamur dibandingkan dengan model project based
learning (PjBL), kecuali pada sub-konsep reproduksi jamur.12 Berdasarkan hal
tersebut maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian pada konsep jamur
dengan menggunkan model problem based learning (PBL).
Hasil penelitian lainnya menyimpulkan bahwa model problem based learning
tipe ill structured memiliki hasil yang lebih baik pada keterampilan proses sains

11
Issaura Sherly Pamela, M. Rusdi, dan Asrial, Pengaruh Jenis Masalah pada Problem Based
Learning Terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada Konsep Stokiometri, Edu-
Sains, Vol 2, 2013, h. 24, diakses dari http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains, pada
tanggal 3 April 2017.
12
Latifa Nurrachman, Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi Program
Studi Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 83, diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/, pada tanggal 21 April 2016.
6

siswa dibandingkan dengan problem based learning tipe well structured.13


Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
menggunakan model probem based learning dengan tipe masalah ill structured.
Mencermati uraian diatas, belum banyak penelitian mengenai model problem
based learning tipe ill structured terhadap hasil belajar yang meliputi dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Tipe Ill Structured Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep
Jamur”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa terutama kemampuan menganalisi (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
2. Proses belajar mengajar yang kurang membekali siswa dengan keterampilan
pemecahan masalah.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa yang dimaksud dibatasi pada siswa kelas X semester II tahun ajaran
2016/2017 di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
2. Model pembelajaran dibatasi pada model Problem Based Learning Tipe Ill
Structured.
3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif dimensi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada dimesi proses kognitif
(C1 – C6) berdasarkan taksonomi Bloom.

13
Uliyatul Fikriyyah, Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Antara Model Problem
Based Learning Tipe Well Structure dan Ill Structure, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakar ta, 2016, h. 47, tidak dipublikasikan.
7

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model problem based
learning (PBL) tipe ill structured berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa
pada konsep jamur?”

E. Tujuan Penelitian
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
problem based learning (PBL) tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi
siswa pada konsep jamur.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan-perbaikan
pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran karena
keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran guru.
2. Bagi guru, sebagai informasi dalam pemilihan model pembelajaran yang
efektif dan lebih memperhatikan masalah-masalah yang terkait dalam
pembelajaran dan meningkatkan proses pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas, sikap, motivasi, dan pemahaman
siswa selama pembelajaran, sehingga memunculkan semangat dalam dirinya
yang berakibat pada pencapaian hasil belajar yang optimal.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Model Problem Based Learning
a. Pengertian Model Problem Based Learning
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menghadirkan permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dan
stimulus dalam proses belajar mengajar atau dengan kata lain siswa belajar
melalui permasalahan-permasalahan.1
Pembelajaran berbasis masalah menggunakan berbagai macam kecerdasan
yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks.2
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi yang dimulai
dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata. Pada saat siswa menghadapi
masalah tersebut, mereka mulai menyadari bahwa hal demikian dapat
dipandang dari berbagai sudut serta untuk menyelesaikannya diperlukan
pengintegrasian informasi.3
Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang
terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah
memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok
dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan pendekatan
yang lain.4
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa

1
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Edisi I, Cet. 9, h. 91.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016), Edisi 2, Cet. 6, h. 232.
3
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian 3
Pendidikan Disiplin Ilmu, (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007), Cet. II, h. 181.
4
Rusman, op. cit., h. 230.

8
9

dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di


dalamnya bagaimana belajar.5
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.6
Pengajaran berdasarkan masalah menurut Ratumanan merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi
dalam benaknya, dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini sesuai untuk mengembangkan
pengetahuan dasar maupun kompleks.7
Pendapat lain dari Trianto yang menjelaskan bahwa pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang
nyata.8
Problem based learning (PBL) berdasarkan beberapa penjelasan tersebut,
dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai fokus utama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dibuat untuk
menghadapkan siswa terhadap suatu permasalahan dunia nyata dan melalui
permasalahan tersebut siswa akan belajar untuk mendapatkan pengetahuan
baru dengan memanfaatkan berbagai macam kecerdasannya untuk mencari dan
memecahkan permasalahan yang ada.

5
Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya:
Unesa University Press, 2001), Edisi Pertama, Cet. II, h. 2.
6
Rusman, op. cit., h. 241.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Edisi Pertama, Cet. 6, h.92
8
Ibid., h. 90.
10

Masalah yang baik merupakan masalah yang memberikan pengaruh timbal


balik sehingga memungkinkan siswa untuk mengevaluasi efektivitas dari
pengetahuan, penalaran, dan strategi belajar yang digunakannya.9
Tipe perbedaan jenis masalah yaitu dari masalah terstruktur (well
structured) hingga tidak terstruktur (ill structured). Well structured merupakan
tipe masalah yang menyajikan semua komponen yang terbatas dari suatu
permasalahan, terikat dalam sejumlah aturan, prinsip, dan konsep yang
terintegrasi dengan prediksi dan ketentuan yang dibuat. Sedangkan ill
structured merupakan tipe masalah yang memiliki banyak alternatif jawaban
dengan tujuan dan maksud yang belum terdefinisikan secara jelas, batasan
masalah yang tidak tentu, kurang informasi yang relevan, dan banyak kriteria
untuk menemukan solusi.10
Problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dihasilkan
dari proses bekerja menuju pemahaman atau resolusi masalah. Masalah yang
dihadapi dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai fokus atau stimulus
untuk penerapan pemecahan masalah atau keterampilan penalaran, serta untuk
mencari informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami
mekanisme yang bertanggung jawab untuk masalah dan bagaimana mungkin
diselesaikan. Tetapi, ketika diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan
yang berbeda, sejumlah faktor memerlukan berbagai aspek problem based
learning untuk memenuhi kebutuhan instruksional khusus, misalnya tingkat
belajar mandiri. Faktor-faktor ini dapat mencakup sifat disiplin, tujuan
pembelajaran, dan kesiapan kognitif atau keterampilan belajar mandiri dari

9
Cindy E. Hmelo-Silver, Problem Based Learning: What and How Do Students Learns?,
Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, 2004, p. 244, diakses dari
http://kanagawa.ltics.cmu.edu/olct09/sites/default/files/Hmelo-Silver 2004.pdf, pada tanggal 15
September 2017.
10
Kumar Laxman, Training Students to Succesfully Solve Ill-Structured Problems in an
Internet-Mediated Learning Environment, Journal of Interdisciplinary Research in Education, Vol.
3, Issue 1, 2013, p. 25-26, diakses dari http://www.taylors.edu.my/jire/downloads/vol3_03.pdf, pada
tanggal 17 September 2017.
11

siswa. Akibatnya, banyak variasi model problem based learning yang


dihasilkan dan dipraktekkan di lingkungan pendidikan.11
Pembelajaran problem based learning diklasifikasikan ke dalam enam
kategori yang menggunakan dua variabel dengan tiga tingkatan. Variabel
pertama meunjukkan tentang pembelajar mandiri dan variabel kedua
menunjukkan tentang struktur masalah. Lebih lanjut, Barrows membagi tiga
tingkatan dari pembelajar mandiri menjadi pembelajaran yang berasal dari
guru, pembelajaran yang berasal dari siswa, dan sebagian pembelajaran antara
guru dan siswa. Sedangkan variabel yang berkaitan dengan struktur masalah,
Barrows membaginya menjadi: (1) Kasus yang lengkap (well structured),
masalah disajikan dalam format lengkap dengan intisari yang terorganisir
dengan fakta-fakta; (2) Simulasi dengan masalah penuh (free inquiry), masalah
yang disajikan tidak terstruktur dengan informasi yang belum lengkap; (3)
Simulasi masalah parsial, merupakan perpaduan antara kasus yang lengkap dan
simulasi dengan masalah penuh. Berikut adalah hubungan antara kedua
variabel.12

11
Woei Hung, Theory to Reality: A Few Issues In Implementing Problem-Based Learning,
Educational Technology Research and Development, Vol. 59, No. 4, 2011, p. 533, diakses dari
http://www.jstor.org/stable/41414957, pada tanggal 7 Juni 2016.
12
Ibid., p. 533-544.
12

Gambar 2.1 Enam Model PBL dalam Taksonomi Barrows13

Gambar 2.1 diketahui bahwa model problem based learning (PBL) terdiri
atas enam kategori. Model problem based learning yang menggunakan tingkat
tertinggi dari pembelajaran mandiri dan penyelesaian masalah yang bersifat ill
structured memberikan hasil keterampilan dan kemampuan yang lebih baik
jika dibandingkan dengan kategori lainnya.
Problem based learning tidak hanya melatih kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah, melainkan juga melatih kemampuan bekerja sama dalam
kelompok dan kemampuan metakognitif siswa. Dengan menempatkan
permasalahan kompleks di dalam proses pembelajaran yang memungkinkan
lebih dari satu solusi, secara tidak langsung turut membantu siswa untuk
mencari berbagai macam solusi pemecahan masalah. Hal tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat suatu permasalahan dari berbagai

13
Ibid., p. 534.
13

macam aspek dan sudut pandang, sehingga mereka lebih terbuka dalam
memandang permasalahan yang akan dihadapinya nanti. Melalui proses
problem based learning sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara
utuh. Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotorik.
Jenis permasalahan ada yang bervariasi dalam hal struktur yang disajikan.
Kirkley membandingkan masalah well structured, moderately structured, dan
ill structured. Aspek yang membedakan antara lain: definisi, karakteristik, dan
implikasinya dalam proses pembelajaran. Perbandingan antara ketiga masalah
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan antara Masalah Well Structured, Moderately
Structured, dan Ill Structured14
Moderately
Jenis Masalah Well Structured Ill Structured
Structured
Masalah yang Masalah Masalah dengan
selalu memerlukan tujuan yang samar-
menggunakan berbagai strategi dan samar dan tidak
Definisi
pemecahan dengan adaptasi agar sesuai jelas. Cara
langkah-langkah dengan konteks pemecahannya
yang sama. tertentu. sedikit dibatasi.
 Cara memecahkan  Seringkali lebih dari  Solusi tidak
masalah biasanya satu cara didefinisikan
dapat diprediksi. pemecahan masalah dengan baik atau
 Memusat. yang dapat diterima. tidak dapat
(memiliki satu  Memusat (memiliki diprediksi.
jawaban benar). satu jawaban benar). Tidak ada satu
Karakteristik  Seluruh informasi  Mengumpulkan
solusi yang
biasanya adalah informasi yang didefinisikan
bagian dari dibutuhkan. dengan baik dan
pernyataan disepakati.
masalah. Mungkin tidak ada
solusi yang
sepenuhnya
memuaskan.

14
Rob Foshay and Jamie Kirkley, Principles for Teaching Problem Solving: Technical Paper,
(Bloomington: PLATO Learning, 1998), p.8, diakses dari
http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED464604.pdf, pada tanggal 20 Oktober 2017.
14

 Mengumpulkan
informasi yang
dibutuhkan.
 Mengandalkan  Memerlukan lebih  Memerlukan
pengetahuan dari pengetahuan pengetahuan
konteks, tetapi konteks. konteks dan
dengan sedikit  Memerlukan pengalaman yang
pengetahuan yang keterampilan luas.
Implikasi
mendalam. representasi  Menggunakan
 Keterampilan masalah, abstrak/analogi/
terbatas untuk menganalogikan/ penalaran dan
jenis masalah yang penalaran abstrak pengetahuan yang
serupa. dan evaluasi, semua fleksibel.
dalam konteks.

b. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning


PBL sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa memiliki
karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Savoie dan Hughes, yaitu belajar
dimulai dengan suatu permasalahan; permasalahan yang diberikan harus
berhubungan dengan dunia nyata siswa; mengorganisasikan pembelajaran di
seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu; siswa dilatih
bertanggung jawab dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses
belajar mereka sendiri; pembelajaran menggunakan kelompok kecil; siswa
dituntut untuk mendemonstrasikan yang telah dipelajarinya dalam bentuk
produk dan kinerja.15
Problem Based Learning memiliki karakteristik seperti (1) masalah
digunakan sebagai titik awal pembelajaran; (2) biasanya masalah yang
digunakan merupakan masalah yang ada di dunia nyata yang disajikan tidak
terstruktur; (3) permasalahan membutukan berbagai perspektif (multiple
perspective); (4) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; (5) pembelajaran mandiri

15
Wena, op. cit., h. 91-92.
15

menjadi hal yang utama, (6) pemanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunanaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang
esensial dalam proses PBL; (7) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan
kooperatif; (8) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah
sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan; (9) problem based learning meliputi sintesis dan
integrasi dari sebuah proses belajar; (10) problem based learning melibatkan
evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.16
Karakteristik problem based learning (PBL) termasuk menggunakan
masalah ill structured untuk membimbing rencana pembelajaran, guru
bertindak sebagai pelatih metakognitif, dan siswa bekerja dalam kelompok
kolaboratif. Masalah dalam ill structured yaitu dimana situasi awal tidak
diberikan semua informasi yang diperlukan untuk mengembangkan solusi, dan
tidak hanya satu cara untuk memecahkan masalah. Karena siswa bekerja pada
suatu masalah yang terletak dalam konteks kehidupan nyata, siswa lebih
mampu untuk membangun hubungan antara sekolah ilmu pengetahuan dan
ilmu yang diperlukan untuk memecahkan masalah dunia nyata. Siswa
mengidentifikasi masalah pembelajaran yang berkaitan dengan masalah dan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Siswa
membuat keputusan sendiri tentang arah apa yang diambil dalam
penyelidikannya, informasi apa yang dikumpulkan, dan bagaimana
menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut.17
Penjelasan lain mengenai karakteristik PBL sebagai berikut: 1) Pengajuan
pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah atau PBL
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang penting
secara sosial dan secara personal bermakna untuk siswa. Mereka dihadapkan
pada situasi dunia nyata yang menghindari jawaban sederhana dan

16
Oon-Seng Tan, Cognition, Metacognition, and Problem-Based Learning, Dalam O.S. Tan
(ed.), Enhancing Thinking Through Problem-Based Learning Approaches: International
Perspectives, (Singapore: Thomson Learning, 2004), p. 8-9.
17
Christine Chin dan Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 46, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
16

memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk penyelesaiannya; 2)


Fokus antardisiplin. Meskipun PBL dapat dipusatkan pada subjek tertentu
(sains, matematika dan sejarah), masalah yang akan diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari
berbagai mata pelajaran; 3) Penyelidikan autentik. PBL mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari solusi nyata dari
permasalahan. Mereka harus menganalisis dan menetapkan masalah,
mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika dibutuhkan), membuat
inferensi dan menarik kesimpulan. Metode investigasi yang digunakan tentu
tergantung pada masalah yang diteliti; 4) Menghasilkan laporan dan
presentasi. PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk dalam bentuk
laporan atau presentasi yang mampu menjelaskan atau merepresentasikan
solusi; 5) Kolaborasi. Seperti layaknya model pembelajaran kooperatif, PBL
juga memiliki karakteristik seperti siswa saling bekerjasama satu sama lain,
paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Dengan bekerjasama mampu memberikan motivasi untuk saling mendukung
dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan memberi kesempatan siswa
untuk berbagi dan berdialog, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial.18
Tiga ciri utama problem based learning (PBL) yaitu: Pertama, problem
based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran. Problem based
learning tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui problem based
learning siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. Problem based learning menempatkan masalah
sebagai pijakan dalam proses pembelajaran. Masalah merupakan komponen
penting dalam pelaksanaan problem based learning, tanpa masalah tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan

18
Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw-Hill, 2007), Seventh Edition, p.
381.
17

dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ini


dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.19

c. Langkah-langkah Problem Based Learning


Langkah-langkah model problem based learning adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah20

Tahapan Aktivitas Guru

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
Tahap 1
memotivasi siswa untuk terlibat pada
Orientasi siswa pada masalah
aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya.

Tahap 2 Guru membantu siswa mendefinisikan


Mengorganisasi siswa untuk dan mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tersebut.

Guru mendorong siswa untuk


Tahap 3
mengumpulkan informasi yang sesuai,
Membimbing penyelidikan
melaksanakan eksperimen, untuk
individual maupun kelompok
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.

Guru membantu siswa dalam


Tahap 4 merencanakan dan menyiapkan karya
Mengembangkan dan yang sesuai seperti laporan, video, dan
menyajikan hasil karya model serta membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5 Guru membantu siswa untuk melakukan


Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap
mengevaluasi proses penyelidikan mereka dan proses-proses
pemecahan masalah yang mereka gunakan.

19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), Edisi Pertama, Cet. 5, h. 214-215.
20
Richard I. Arends, op.cit., h. 394.
18

d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning


Kelebihan model problem based learning (PBL), diantaranya:
1) Teknik yang bagus untuk lebih memahami isi pelajaran melalui
pemecahan masalah.
2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, serta
mendorong mereka untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
6) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,
IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berfikir,
dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar
dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.21

21
Wina Sanjaya, op. cit., h. 220-221.
19

Kelemahan atau keterbatasan model problem based learning (PBL) antara


lain:
1) Siswa merasa enggan untuk mencoba manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan.
2) Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.22

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap.23
Belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut buka diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.24 Cronbach
mengemukakan “Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience”. Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman.25 Menurut Morgan “Learning is any relatively permanent change
in behavior that is a result of past experience”, artinya belajar adalah
perubahan perilaku baik yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.26
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian pendidikan itu amat

22
Ibid., h. 221.
23
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), Cet. 10, h. 59.
24
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), Cet 15, h. 2.
25
Ibid.
26
Ibid., h. 3.
20

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.27
Slameto memberikan definisi belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.28
Dalam beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan
pada diri seseorang tersebut, karena belajar merupakan kegiatan yang
kompleks dengan melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep,
sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang tersebut keraah yang lebih baik
yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pada pemikiran
Gagne, hasil belajar berupa: 29
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
betuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan akivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.

27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 87.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Edisi Revisi, Cet. 5, h. 2.
29
Agus Suprijono, op. cit., h. 5-6.
21

d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak


jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak
otomatisme gerak jasmani.
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
peniliain tehadap objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Sikap berupa kemampuan menginternanalisis dan eksternalisasi nilai-
nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar
yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
diterapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap, dan keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional, baik
tujuan kurikulum maupun tujuan intruksional, secara garis besar menggunkan
klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang terbagi menjadi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik.30
Dimensi dalam pendidikan terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan meliputi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Sedangkan
dimensi proses kognitif terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
1) Dimensi Pengetahuan
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui siswa ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Dalam pengetahuan faktual terdiri
dari dua sub jenis: 1) Pengetahuan tentang terminologi. Pengetahuan ini
melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal

30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), Cet. 14, h. 22.
22

(misalnya, kata, angka, tanda dan gambar), dan 2) Pengetahuan tentang


detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan ini merupakan
pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi dan
semacamnya. Pengetahuan ini meliputi informasi yang mendetail dan
spesifik.31
Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-model mental,
atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model-model psikologi kognitif
yang berbeda. Skema-skema, model-model dan teori-teori ini menunjukkan
pengetahuan yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan
tertentu diatur dan disusun, bagaimana bagian-bagian atau potongan-
potongan informasi yang berbeda saling berhubungan dan berkaitan dalam
suatu cara yang lebih sistematis, bagaimana bagian-bagian ini berfungsi
bersama-sama. Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis: pengetahuan
klasifikasi dan kategori, pengetahuan prinsip dan generalisasi, dan
pengetahuan model, teori, dan struktur. Pengetahuan klasifikasi dan
kategori meliputi kategori, kelas, divisi, dan susunan yang spesifik dalam
disiplin-disiplin ilmu. Pengetahuan prinsip dan generalisasi mencakup
pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu yang merangkum hasil-
hasil pengamatan terhadap suatu fenomena. Pengetahuan model, teori, dan
struktur meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta
interelasi antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh,
dan sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi kajian yang
kompleks.32
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Melakukan sesuatu ini boleh jadi megerjakan latihan rutin sampai
menyelesaikan masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural dibedakan
menjadi tiga subjenis yaitu pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang

31
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 67.
32
Ibid., h. 71.
23

tertentu dan algoritme, pengetahuan tentang teknik dan metode dalam


bidang tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan
harus menggunakan prosedur yang tepat. Pengetahuan tentang keterampilan
dalam bidang tertentu dan algoritma sebagai suatu rangkaian langkah-
langkah yang secara kolektif dikenal sebagai prosedur. Pengetahuan tentang
teknik dan metode dalam bidang tertentu mencakup pengetahuan yang
galibnya merupakan hasil kesepakatan dalam disiplin ilmu bukan hasil
pengamatan atau eksperimen.33
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognitif secara
umum dan kesadaran akan serta pengetahuan tentang kogmisi diri sendiri.
Penekanan kepada siswa untuk lebih sadar dan bertanggung jawab untuk
pengetahuan dan pemikirannya sendiri.34 Kemampuan metakognisi
memiliki hubungan dengan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, untuk
meningkatkan kemampuan metakognitif, peserta didik perlu memiliki,
menyadari, dan memahami tiga jenis pengetahuan isi. Ketiga jenis
penetahuan itu adalah pengetahuan deklaratif (declarative knowledge),
pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan
kondisional (conditional knowledge). Pengetahuan deklaratif adalah
informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat
diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan. Pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu, pengetahuan
bagaimana performa seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam
suatu proses. Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan terkait kapan
suatu prosedur, skill atau strategi itu digunakan dan kapan tidak digunakan,
pada kondisi apa suatu prosedur dapat digunakan, dan mengapa suatu
prosedur lebih baik dari prosedur yang lain.35

33
Ibid., h. 77.
34
Ibid., h. 82.
35
Djemari Mardapi, Metakognisi dan Tipe-tipe Pengetahuan, Berita, 2013, diakses melalui
http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-pengetahuan.html, pada tanggal 13 November
2017.
24

2) Dimensi Proses Kognitif


Dimensi proses kognitif merupakan klasifikasi proses-proses kognitif
siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan bidang
pendidikan. Kemampuan yang termasuk dalam dimensi proses kognitif oleh
Bloom dikategorikan lebih terperinci secara bertingkat ke dalam enam
jenjang, yakni ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis
(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Peningkatan dari jenjang yang lebih
tinggi sifatnya lebih rumit dibandingkan dengan jenjang kemampuan yang
lebih rendah, seperti yang terlihat dalam gambar berikut:36

Evaluasi
C6 (Evaluation)

C5 Sintesis
(Syntesis)
Analisis
C4 (Analysis)
Penerapan
C3 (Application)

Pemahaman
C2 (Comprehension)

Hafalan
C1 (Recall)

Gambar 2.2 Tingkatan Dimensi Proses Kognitif

Ranah kognitif terdiri dari 6 aspek berkaitan dengan hasil belajar,


meliputi: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama (pengetahuan dan pemahaman) disebut
kognitif tingkat rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya (aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi) disebut kognitif tingkat tinggi. Aspek

36
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 15.
25

kognitif yang pertama yakni pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom, istilah


pengetahuan diterjemahkan dari knowledge. Istilah ini tidak hanya
mengandung makna pengetahuan melainkan juga mengandung makna
hafalan atau pengetahuan untuk diingat. Aspek kedua yaitu pemahaman,
setingkat lebih tinggi daripada hasil belajar pengetahuan. Aspek ketiga
adalah aplikasi, yakni penggunaan abstraksi pada situasi konkret,
menerapkan ide atau teori ke dalam situasi baru. Aspek keempat yaitu
analisis, usaha memilah suatu integritas menjadi bagian-bagian yang tetap
terpadu. Aspek kelima yakni sintesis, kemampuan membangun komponen-
komponen untuk membentuk pola baru. Dan aspek terakhir yaitu evaluasi,
salah satunya dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu dengan
kriteria yang telah ditetapkan.37
Dimensi proses kognitif ini kata kerja dari kompetensi dasar dan soal-
soal yang dianalisis berdasarkan proses kognitif, serta dimasukkan sesuai
dengan kategori dari kata kerja tersebut. Untuk memudahkan dalam analisis
maka perlu adanya penjelasan dari setiap kategori dan kata kerja
operasionalnya yang dipaparkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif38
Kategori dan Proses
Nama-nama Lain Definisi
Kognitif
1. Mengingat: mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan
pengetahuan dalam
memori jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut.
1.2 Mengingat kembali Mengambil Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari memori
jangka panjang

37
Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 1, h. 39.
38
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit., h. 100-102.
26

2. Memahami: mengkontruksi makna dari materi pambelajaran,


termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan Mengklarifikasi, Mengubah satu bentuk
Memparafrasaka, gambaran menjadi
Merepresentasi, bentuk lain
Menerjemahkan
2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan, Menemukan contoh
Memberi contoh atau ilustrasi tentang
konsep atau prinsip
2.3 Mengklasifikasikan Mengkatagorikan, Menentukan sesuatu
Mengelompokkan dalam satu kategori
2.4 Merangkum Mengabstraksi, Mengabstraksikan tema
Mengeneralisasi umum atau poin-poin
pokok
2.5 Menyimpulkan Menyarikan, Membuat kesimpulan
Mengekstrapolasi, yang logis dari
Mengiterpolasi, informasi yang diterima
Memprediksi
2.6 Membandingkan Mengontraskan, Menentukan hubungan
Memetakan, antara dua ide, dua
Mencocokkan objek dan semacamnya
2.7 Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah
system
3. Mengaplikasikan: menerapkan atau menggunakan sesuatu prosedur
dalam keadaan tertentu.
3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu
prosedur pada tugas
yang familier
3.2 Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu
prosedur pada tugas
yang tidak familier
4. Menganalisis: memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan.
4.1 Membedakan Menyendirikan, Membedakan materi
Memilih, pelajaran yang relevan
Memfokuskan, dari yang tidak relevan
Memilah bagian yang penting
dari yang tidak penting
27

4.2 Mengorganisasi Menemukan, Menentukan bagaimana


Koherensi, elemen-elemen bekerja
Memadukan, atau berfungsi dalam
Membuat, Garis sebuah struktur
besar,
Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan

4.3 Mengatribusikan Mendekonstruksi Menentukan sudut


pandang, bias, nilai atau
maksud dibalik meteri
Pelajaran
5. Mengevaluasi: mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau
standar.
5.1 Memeriksa Mengoordinasi, Menemukan
Mendeteksi, inkonsistensi atau
Memonitor, kesalahan dalam suatu
Menguji proses atau produk, dan
menemukan efektifitas
prosedur yang sedang
dipraktikkan
5.2 Mengkritik Menilai Menemukan
inkonsistensi antara
suatu produk dan
kriteria eksternal dan
menemukan ketepatan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan masalah
6. Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat sesuatu produk yang orisinil.
6.1 Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis-
hipotesis berdasarkan
kriteria
6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur
untuk menyelesaikan
suatu tugas
6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu
produk
28

3. Konsep Jamur
Biologi sebagai salah satu bidang yang tercakup dalam lingkup IPA
memberikan kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami fenomena yang
terjadi di alam sekitar. Dalam kaitannya dengan bidang IPA-Biologi memiliki
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berlaku secara nasional sebagai
standarisasi untuk dijadikan acuan. Konsep Jamur yang dipelajari di tingkat
SMA/MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai
berikut:
Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah ilmiah.

Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi dasar (KD) pada konsep Jamur adalah sebagai berikut:
3. 7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-
ciri, cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
29

4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman


jamur dan peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

Kajian konsep Jamur ditinjau dari empat buku. Buku pertama yaitu buku biologi
karangan Campbell, Reece, dan Mitchell. Buku kedua, ketiga, dan keempat adalah
buku biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013 karangan Irnaningtyas, Rasti
Septianing dan Aggarwal, dan Nunung Haryati.
Jamur memiliki beberapa definisi ditinjau dari keempat buku tersebut. Pertama,
fungi merupakan heterotrof (jamur tidak dapat membuat makanan sendiri seperti
tumbuhan dan alga). Tetapi tidak seperti hewan, fungi tidak menelan (memakan)
makanannya tetapi fungi mengabsorpsi nutrien dari lingkungan disekitar
tubuhnya.39 Jamur dapat ditemukan dimana-mana. Jamur banyak tumbuh pada
musim penghujan. Habitatnya di tempat yang banyak sampah organiknya, pohon
yang masih hidup (batangnya), dan pada kayu yang sudah mati. Beberapa jamur
dapat dilihat secara langsung dengan mata, tidak memerlukan mikroskop.40
Jamur merupakan organisme eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel
dari zat kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis.41 Tubuh
jamur disusun oleh sel tunggal (uniselular) atau banyak sel (multiselular). Jamur
merupakan organisme eukariota, yaitu organisme yang nukleusnya dikelilingi oleh
membran. Tubuh jamur multiseluler disusun oleh hifa, yaitu benang-benang halus
(filamen) yang mengandung membran sel dan sitoplasma. Biasanya hifa dilapisi
oleh dinding sel dari kitin. Kumpulan hifa disebut miselium yang berbentuk seperti
benang kusut. Pada kebanyakan jamur, sel-sel penyusun hifa dipisahkan oleh sekat
yang disebut septa. Septa dapat berlubang (berpori) sehingga sitoplasma akan
mengalir dari satu ruangan sel ke ruangan sel lain. Jamur yang memiliki hifa
bersekat disebut hifa septat, sedangkan yang tidak bersepta disebut aseptat (hifa

39
Neil A. Campbell, et. al., Biologi Edisi Kedelapan Jilid II, Terj. dari Biology, Eighth Edition
oleh Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 204.
40
Nunung Nurhayati, Mukhlis, dan Agus Jaya, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (Bandung: Yrama Widya, 2015), Cet. 6, h. 141.
41
Irnaningtyas, Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 251.
30

senositik). Sebagian besar jamur, kecuali khamir yang uniseluler, bersifat senositik
atau dalam sitoplasmanya banyak mengandung nukleus (multinukleus)42.

B. Hasil Penelitian Relevan


Christine Chin dalam judul penelitiannya “Problem-Based Learning: Using Ill-
Structured Problems in Biology Project Work” menunjukkan bahwa beberapa
siswa awalnya mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah sendiri, tetapi
setelah berdiskusi siswa mampu mengatasinya. Masalah ill structured merangsang
siswa untuk mengajukan pertanyaan yang mengarah untuk melakukan
penyelidikan. Masalah ill structured menuntun siswa dalam penyelidikan masalah
yang berisi isu-isu dan tantangan dalam mengidentifikasi masalah, mengajukan
pertanyaan, dan mencari berbagai macam solusi dari media massa yang tersedia.43
Didem Inel Ali Günay Balim Universitas Usak Turki dengan judul penelitian
“The Effects of Using Problem-Based Learning In Science And Technology
Teaching Upon Students’ Academic Achievement And Levels of Structuring
Concepts” dalam Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. Analisis
data yang diperoleh menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kelompok
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap
nilai siswa pada tes prestasi akademik.44
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, dan Andreas Priyono Budi Prasetyo dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning
dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis”, dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan PBL berpengaruh positif terhadap

42
Rasti Septianing dan Aggarwal, Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X, Terj. dari Biology
oleh Savitri Endah Yani dan Dian Malini, (Jakarta: Yudhistira, 2013), Edisi Pertama, Cet. 2, h. 81-
92.
43
Christine Chin dan Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
44
Didem Inel and Ali Günay Balim, The Effects of Using Problem-Based Learning In Science
And Technology Teaching Upon Students’ Academic Achievement And Levels of Structuring
Concepts, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 11, Issue 2, 2010, p.2,
diakses dari https://www.researchgate.net/publication/50257358_The_effects_of_using_problem-
based_learning_in_science_and_technology_teaching_upon_students'_academic_achievement_an
d_levels_of_structuring_concepts, pada tanggal 5 Juni 2016.
31

kemampuan analisis siswa. Hal ini dikarenakan siswa yang belajar dengan model
PBL sering bertukar pikiran dan beragumentasi dalam kelompok. Dalam kegiatan
diskusi tersebut, masalah yang menjadi pusat diskusi mengarahkan siswa untuk
menganalisis dan memberikan prediksi mengenai solusi-solusi yang relevan.45
Dwi Reni Hastuti dengan judul penelitian “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Scientific Approach Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas X Di SMAN 2 Banguntapan T.A 2014/2015”, menyatakan bahwa
model PBL berbasis Scientific Approach secara signifikan meningkatkan hasil
belajar biologi pada ranah kognitif (ditunjukkan p-value sebesar 0,001<0,05), ranah
afektif (p-value 0,029<0,05), dan ranah psikomotorik (p-value 0,000<0,05).46
Yunia Nabila Aziziy, Sulhadi, dan Hartono dalam penelitianya “Penerapan
Model Ill Structured Cooperative Problem Solving (ICPS) untuk Meningkatkan
Metakognisi Siswa”, menyimpulkan bahwa pembelajaran CPS merupakan model
pembelajaran yang dapat mengembangkan metakognisi dengan membiasakan
siswa memecahkan masalah. Keefektifan perangkat pembelajaran berdasarkan tes
pemahaman konsep mengalami peningkatan rata-rata N-Gain dengan kategori
tinggi pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran ICPS.47

C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar tergantung dari proses belajar
tersebut. Fakor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya adalah guru,
siswa, dan model pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator
sedangkan siswa dituntut berperan aktif dan berusaha menemukan konsep dalam

45
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, dan Andreas Priyono Budi Prasetyo, Pengaruh Pendekatan
Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis,
Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, h. 219, diakss dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/1496, pada tanggal 26 November 2016.
46
Dwi Reni Hastuti, Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Scientific
Approach Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Di SMAN 2 Banguntapan T.A 2014/2015,
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FST UIN Sunan Kalijaga, 2015, h. xvii, diakses dari
http://digilib.uin-suka.ac.id/16561/, pada tanggal 7 November 2016.
47
Yunia Nabila Aziziy, Sulhadi, dan Hartono, Penerapan Model Ill Structured Cooperative
Problem Solving (ICPS) Untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa, Journal of Innovative Science
Education, 2015, Vol. 4, No. 2, h. 8, diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise,
diakses pada tanggal 15 Desember 2016.
32

proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran yang tepat sangat


menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang
kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang keaktifan dan hasil belajar siswa
belum optimal.
Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran berbasis
masalah yang menyajikan masalah kontekstual sehingga dapat merangsang siswa
untuk belajar. Pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa ini,
diterapkan untuk membangun pengetahuan siswa, membantu siswa belajar mandiri,
meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, keterampilan bekerja dalam
kelompok, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan berbicara. Pada proses
pembelajaran dengan penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran berbasis maslah adalah pembelajaran yang didasari oleh
penyelesaian masalah. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks dalam belajar biologi. Problem Based Learning menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru. Dimana siswa bekerja dalam kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
pada topik yang diangkat dan kemudian dipresentasikan di kelas.
33

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya adalah terdapat pengaruh model
problem based learning tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep jamur.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, yang
beralamatkan di Jalan WR Supratman No. 1, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester II
bulan Januari – Februari 2017 tahun pelajaran 2016/2017.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment). Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak dapat
melakukan pengontrolan sepenuhnya terhadap variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Desain dari penelitian ini yaitu nonequivalent control group design, pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.2
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 : Tes awal (Pretest)
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen (Model Problem Based Learning
Tipe Ill Structured)
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol (Pendekatan scientific)
O2 dan O4 : Tes akhir (Posttest)

C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan variabel yang
dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.
2
Ibid., h. 116.

34
35

1. Variabel bebas (variabel X) yaitu model Problem Based Learning Tipe Ill
Structured
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar siswa

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti kemudian ditarik
kesimpulannya.3 Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti.4 Sampel diambil dari populasi
terjangkau yaitu siswa kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. Sampel yang
dipilih ditentukan berdasarkan jadwal pelajaran biologi pada hari yang sama,
sehingga diperoleh kelas X MIA 3 dan X MIA 5. Untuk menentukan kelas
eksperimen dan kontrol dilakukan dengan teknik simple random sampling. Teknik
ini digunakan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa mempertimbangkan strata yang ada dalam populasi tersebut.5 Sehingga
diperoleh kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 5 sebagai kelas
kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian untuk
mengukur hasil belajar siswa (dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif),
dan nontes berupa lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

3
Ibid., h. 117.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Edisi Revisi, Cet. 10, h. 174.
5
Sugiyono, op.cit., h. 120.
36

F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes objektif
jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu a, b,
c, d, dan e. Soal yang disajikan menguji dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
dan prosedural siswa dengan dimensi proses kognitif tingkat C1-C6. Tes yang
diberikan untuk mengukur dimensi pengetahuan metakognitif adalah tes uraian
sebanyak 5 soal dengan dimensi proses kognitif jenjang C2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian6
Indikator Dimensi Dimensi Proses Kognitif ∑
Pembelajaran Pengetahuan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
3.7.1 F 3* 4* 2
Mengidentifi- K 2*,42a 7* 1*,6, 41a 5 7
kasi ciri umum
dan struktur 41b*,
M 2
jamur 42b*
3.7.2 F 20* 14, 21* 3
Mengklasifi- ,11,12, 10*,
K 8*, 43a 9, 19 12
kasikan jamur 17,22*,44a 13,18*
berdasarkan P 15*, 16* 2
ciri-ciri dan 43b*,
reproduksinya M 2
44b*
3.7.3 47a
Menjelaskan K 45a 25, 26 24*, 46a* 23 7
*
simbiosis jamur
dengan 45b*,46
M 3
organisme lain b*,47b*
3.7.4 F 32, 31* 27,28,29 30 6
Menganalisis
K 49a*,50a 35, 48a 40* 38* 6
peranan jamur
dalam P 36*,37 34* 33,39* 5
kehidupan dan 48b*,49
M 3
lingkungan b*,50b*
∑ Soal 3 15 15 17 3 7 60
Keterangan:
* : Soal valid
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif

6
Lampiran 6, h. 109.
37

2. Non Tes
Instrumen non tes menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Lembar
observasi digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan dengan aktivitas
siswa dan guru selama pembelajaran konsep jamur dengan mengunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL). Selain itu, lembar observasi ini
bertujuan untuk melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Lembar
observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru berbentuk daftar
checklist (ya dan tidak) sedangkan untuk siswa dengan skala kurang dari 50% dan
lebih dari sama dengan 50%.

G. Kalibrasi Instrumen
1. Tes
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada responden, dalam hal ini di luar
sampel yang sudah ditetapkan. Setelah ini instrumen diukur tingkat validitas dan
reliabilitasnya, sehingga dapat dipertimbangkan instrumen tersebut dapat dipakai
atau tidak. Uji tes pilihan ganda dan uraian menggunakan program SPSS 22.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Artinya sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut
mampu mengukur apa yang diinginkan. Dalam penelitian ini, untuk
menghitung validasi menggunakan rumus korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson.7
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
rXY : Koefisien relasi antara variabel X dan variabel Y
N : Banyaknya peserta tes
∑ X : Jumlah skor butir soal
∑ Y : Jumlah skor total
∑X 2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
∑Y 2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
∑ XY : Jumlah perkalian X dengan Y

7
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.211-213.
38

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22.


Hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan ganda 50 dan uraian
10, diperoleh 23 soal pilihan ganda dan 10 soal uraian yang valid. Dari jumlah
soal yang valid, peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian
metakognitif. Hasil uji validitas instrumen soal dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal8
Uji Validitas
Pilihan Ganda Uraian
Jumlah Soal 50 10
Jumlah Siswa 35 35
1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 15, 16, 18, 20, 21, 41b, 42b, 43b, 44b,
Nomor Soal yang
22, 24, 31, 34, 36, 38, 39, 40, 46a, 45b, 46b, 47b, 48b,
Valid
47a, 49a 49b, 50b
Jumlah Soal Valid 23 10

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki arti bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.9
Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha, dengan
rumus sebagai berikut:10
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝜎1 2
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas instrumen 𝜎1 2 : varians total
k : banyaknya butir pertanyaan ∑ 𝜎𝑏 2 : jumlah varians butir

Setelah didapat nilai reliabilitas, kemudian diinterpretasikan terhadap tabel


nilai r11 seperti dibawah ini:
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
< 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 - 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

8
Lampiran 22, h. 189.
9
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 221.
10
Ibid., h. 239.
39

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 22,


menunjukkan nilai reliabilitas pada soal pilihan ganda sebesar 0,788 dan pada
soal uraian sebesar 0,852.11 Hal ini berarti soal yang sudah diujikan memiliki
reliabilitas dengan kategori tinggi untuk soal pilihan ganda, dan kategori sangat
tinggi untuk soal uraian metakognitif.

H. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis.
Data terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif (tes) dan data kualitatif
(lembar observasi).
1. Perhitungan N-Gain
Perhitungan Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk menghindari bias penelitian maka
digunakan normalized gain, dengan rumus sebagai berikut:12
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
g=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Keterangan:
g : Normalized gain (N-Gain)

Tabel 3.5 Kategorisasi N-Gain13


Nilai Indeks Gain Kategori
(<g>) > 0,7 Tinggi
0.7 > (<g>) > 0,3 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah

11
Lampiran 23, h. 195.
12
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, American
Association of Physicis Teachers, Vol. 70, No. 12, 2002, h.1260, diakses dari
http://aapt.scitation.org/doi/abs/10.1119/1.1514215, pada tanggal 12 Oktober 2017.
13
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Department of Physics Indiana University,
h. 1, diakses dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada tanggal 19
Oktober 2017.
40

2. Data Kuantitatif
Data hasil belajar siswa diuji secara kuantitatif. Langkah-langkah yang
ditempu dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji asumsi dasar untuk mengetahui persebaran suatu
data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji Normalitas
yang menggunakan bantuan program SPSS 22. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:14
1) Membuka program SPSS
2) Mengklik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal “kelas”
dan baris kedua ketik jenis tes yang diuji misal “nilai”
b) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 untuk baris pertama, dan baris
kedua
3) Mengklik data view pada SPSS editor, pada kolom nilai memasukkan nilai
siswa
4) Memilih menu Analyze kemudian sub menu Descriptive Statistics,
kemudian mengklik Explore
5) Memasukkan variabel nilai pada kotak Dependent List
6) Kemudian memilih Plots
a) Mengklik steam and test
b) Mengklik normality plots with test
c) Mengklik continue
d) Kemudian mengklik OK
7) Interpretasi hasil Test of Normality
Kriteria pengujian diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas
(sig) > 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan jika probabilitas (sig)
> 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika keseluruhan data probabilitas
(sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistik lanjutan yang

14
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h. 156-157.
41

digunakan adalah uji parametik. Namun, jika ada beberapa data yang tidak
normal dari data keseluruhan, maka uji statistik lanjutan yang digunakan
adalah uji statistik nonparametrik.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetauhi apakah kelompok data yang
diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas
menggunakan SPSS 22. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:15
1) Membuka program SPSS
2) Mengklik variabel view pada SPSS editor
a) Pada kolom name baris pertama ketik nama “kelas”, baris kedua ketik
“nilai”
b) Pada kolom decimal ganti dengan angka 0
c) Pada kolom values, untuk baris Kelas beri kode 1 dan 2. Kemudian ketik
“1” untuk Eksperimen dan ketik “2” untuk Kontrol, lalu klik ok
3) Pengisian data dengan diklik data view pada SPSS editor. Pada kolom kelas
masukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di kelas
tersebut. Jika kelas eksperimen ketik angka 1 dan jika kelas kontrol ketik
angka 2. Kemudian pada kolom nilai masukkan nilai masing-masing siswa
4) Pengolahan data yaitu dengan mengklik Analyze memilih Compare means
kemudian diklik one way anova. Selanjutnya variabel “nilai” dipindahkan
ke dependent list dan variabel “kelas” ke factor
5) Pengujian uji homogenitas dengan mengklik options dan pada statistic
diklik homogenity of variance test, kemudian diklik continue lalu OK.
Sehinga akan muncul output SPSS
6) Data dikatakan homogen jika nilai sig > α

c. Uji Beda Mann Whitney U


Hasil uji normalitas terdapat data yang tidak normal, maka hipotesis hasil
belajar diuji dengan menggunakan uji Mann Whitney U. Uji Mann Whitney

15
Ibid., h.169-170.
42

digunakan untuk menguji dua kelompok independen yang ditarik dari suatu
populasi ketika asumsi distribusi normalitas sampel dan homogenitas tidak
terpenuhi.
Perhitungan uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 22. Langkah-
langkah dalam pengujian Mann Whitney U sebagai berikut:16
1) Membuka program SPSS
2) Pada variable view pada SPSS editor
a) Kolom name baris pertama ketik nama “kelas” dan pada baris kedua
ketik data yang akan diuji misal “nilai”
b) Pada kolom decimal diganti dengan angka 0
c) Pada baris kelas, beri nama untuk kode 1 dan 2 pada kolom values, lalu
baris kelas masukkan angka 1 untuk eksperimen dan angka 2 untuk
kontrol, klik add kemudian klik ok
3) Pengisisan data dengan mengklik data view pada SPSS editor. Pada kolom
kelas, dimasukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di
kelas tersebut. Jika kelas eksperimen, maka diketik angka 1 dan jika kelas
kontrol diketik angka 2. Kemudian pada kolom nilai dimasukkan nilai
masing-masing siswa
4) Mengklik menu analyze, dipilih nonparametric test, kemudian dilih legacy
dialogs dan diklik 2 independent samples
5) Memindahkan variabel nilai ke kotak test variabel list dan variabel kelas
dipindahkan ke grouping variable
6) Mengklik define groups, diisikan angka 1 pada grup 1 dan 2 pada grup 2
7) Mengklik continue
8) Mengklik test type uji Mann Whitney
9) Mengklik ok
10) Dari hasil perhitungan, akan diperoleh harga U dan Asymp.sig. Jika nilai
Asymp.sig > 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
pada data yang diuji.

16
Ibid., h. 492-493.
43

3. Persentase Lembar Observasi


Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari kegiatan
yang dilakukan guru dan siswa sebagai data pendukung. Berikut format
penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai persentase hasil observasi:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2

Keterangan:
Ho : tidak terdapat pengaruh dari penerapan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar pada konsep jamur
Ha : terdapat pengaruh dari penerapan model problem based learning tipe ill
structured terhadap hasil belajar pada konsep jamur
1 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen
2 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes
hasil belajar biologi berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa di
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan kelas X MIA 3 (eksperimen) dan X MIA 5
(kontrol). Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa model
problem based learning (PBL), sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan
dengan pendekatan scientific.
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol1
Eksperimen Kontrol
Data
Pretest Posttest Pretest Posttest
Jumlah Siswa 36 36 36 36
Terendah 29 63 31 51
Tertinggi 46 91 49 89
Rata-rata 36,11 80,11 38,33 74,81
SD 4,46 6,21 5,09 7,12

Data pada Tabel 4.1, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Selisih nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol (36,11 dan
38,33) yaitu sebesar 2,22. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan belum
dilakukan kegiatan pembelajaran konsep jamur. Setelah diberi perlakuan yang
berbeda pada kedua kelas, hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
kelas kontrol. Selisih nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol yaitu
sebesar 5,30.

1
Lampiran 11, h. 141.

44
45

Perhitungan Normal Gain (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui seberapa


besar peningkatan skor siswa setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada
kelas eksperimen dan kontrol. Data N-Gain kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Skor N-Gain2
Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tertinggi 0,83 0,80
Terendah 0,46 0,26
Rata-rata 0,69 0,59
Kategori Sedang Sedang

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar biologi
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria N-Gain kedua kelas
termasuk dalam kategori sedang. Namun, nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif tiap sub-konsep kelas eksperimen dan
kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan
Kontrol3
Dimensi Pretest (%) Posttest (%)
Sub-Konsep
Pengetahuan Kognitif E K E K
Ciri umum jamur 72,22 66,11 98,33 95,00
Faktual Klasifikasi jamur 46,53 51,74 84,03 73,96
Konseptual C1-C6 Simbiosis jamur 55,56 52,78 94,44 72,22
Prosedural Peranan jamur 39,35 46,76 69,91 74,07
Rata-rata 53,42 54,35 86,68 78,81
Simbiosis jamur 22,22 20,68 81,48 76,23
Metakognitif C2 Peranan jamur 12,50 13,43 65,28 58,33
Rata-rata 17,36 17,06 73,38 67,28
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol

2
Lampiran 12, h. 142.
3
Lampiran 13, h. 143.
46

Data pada Tabel 4.3 hasil pretest ketercapaian belajar siswa untuk masing-
masing sub-konsep kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa nilai secara
keseluruhan belum tercapai, kecuali pada sub-konsep ciri umum jamur kelas
eksperimen yang tercapai dengan baik dengan rata-rata sebesar 72,22%, sedangkan
untuk kelas kontrol tergolong cukup dengan rata-rata sebesar 66,11%. Ketercapaian
hasil belajar dimensi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural siswa pada
posttest mengalami perubahan. Pada sub-konsep ciri umum jamur ketercapaian
hasil belajar sangat baik pada kelas eksperimen (98,33%) dan kontrol (95%). Sub-
konsep klasifikasi jamur dan simbiosis jamur tergolong sangat baik pada kelas
eksperimen (84,08% dan 94,44%) dan baik pada kelas kontrol (73,96% dan
72,22%). Sedangkan sub-konsep peranan jamur ketercapaiannya tergolong cukup
pada kelas eksperimen (69,91%) dan baik pada kelas kontrol (74,07%). Posttest
ketercapaian hasil belajar dimensi pengetahuan metakognitif siswa juga mengalami
perubahan. Pada sub-konsep simbiosis jamur diproleh nilai ketercapaian dengan
sangat baik pada kelas eksperimen (81,48%) dan baik pada kelas kontrol (76,23%).
Sementara sub-konsep peranan jamur cukup baik pada kelas eksperimen (65,28%)
dan kurang baik pada kelas kontrol (58,33).

2. Data Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan dan Dimensi


proses kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa mengacu pada hubungan antara dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif. Hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil belajar
dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif kelas eksperimen dan kontrol,
dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan
Pretest dan Posttest Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol4
Pretest (%) Posttest (%)
No. Dimensi Pengetahuan
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1. Faktual 43,89 46,11 72,22 76,11
2. Konseptual 55,28 57,78 91,11 81,11
3. Prosedural 50,56 53,89 81,11 78,33
4. Metakognitif 16,11 17,78 75,00 69,07

4
Lampiran 14, h. 151.
47

Data pada Tabel 4.4, hasil pretest ketercapaian hasil belajar untuk kelas
eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa masing-masing dimensi pengetahuan
belum tercapai. Tetapi, ketercapaian hasil belajar dimensi pengetahuan siswa pada
posttest mengalami peningkatan. Pada kelas eksperimen dan kontrol, ketercapaian
hasil belajar siswa dimensi faktual tergolong baik (72,22% dan 76,11%). Sementara
itu, ketercapaian dimensi konseptual kelas ekspeimen dan kontrol tergolong sangat
baik (91,11% dan 81,11%). Ketercapaian hasil belajar dimensi prosedural tergolong
sangat baik dan baik (81,11% dan 78,33%) pada kelas eksperimen dan kontrol.
Sedangkan ketercapaian hasil belajar dimensi metakognitif kelas eksperimen
tergolong baik dan kontrol tergolong cukup (75% dan 69,07%).

Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas
Eskperimen dan Kelas Kontrol5
Dimensi Dimensi Pengetahuan
No. proses Data Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
kognitif E K E K E K E K
Pretest 52,78 44,44 77,78 72,22 - - - -
1. C1
Posttest 97,22 91,67 100 100 - - - -
Pretest 50,00 50,00 16,67 44,44 - - 18,33 17,78
2. C2
Posttest 68,06 86,11 88,89 77,78 - - 75,00 69,07
Pretest 30,56 41,67 73,61 62,50 54,17 52,78 - -
3. C3
Posttest 55,56 55,56 95,83 86,11 88,89 80,56 - -
Pretest 36,11 44,44 40,67 43,44 36,11 44,44 - -
4. C4
Posttest 72,22 61,11 66,00 55,33 75,00 75,00 - -
Pretest - - - - 69,44 72,22 - -
5. C5
Posttest - - - - 97,22 88,89 - -
Pretest - - 47,22 51,85 38,89 47,22 - -
6. C6
Posttest - - 85,19 76,85 55,56 66,67 - -
Keterangan
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
- : Tidak ada

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data pretest ketercapaian hasil belajar
baik dimensi pengetahuan maupun dimensi proses kognitif untuk masing-masing

5
Lampiran 15, h. 159.
48

kelas eksperimen dan kontrol sebagian besar belum tercapai kecuali pada dimensi
konseptual jenjang C1 (kelas eksperimen dan kontrol) dan C3 (kelas eksperimen)
serta dimensi prosedural jenjang C5 (kelas kontrol). Setelah diberikan perlakuan,
peningkatan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol sangat baik, kecuali pada
dimensi faktual jenjang C2 (pada kelas eksperimen), dimensi faktual jenjang C3
dan dimensi prosedural jenjang C5 (pada kelas eksperimen dan kontrol).

3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol6
Kelompok Rata-
Kelas Pertemuan
1 2 3 4 5 6 7 rata
Pertemuan I 73 80 87 73 80 87 80 80
Eksperimen
Pertemuan II 87 87 93 80 80 93 87 86,71
Rata-rata 80 83,50 90 76,50 80 90 83,50 83,36
Pertemuan I 80 75 85 80 85 80 85 81,43
Kontrol
Pertemuan II 93 87 93 87 93 87 87 89,57
Rata-rata 86,50 81 89 83,50 89 83,50 86 85,50

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata LKS kelas kontrol
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen pada pertemuan pertama
maupun kedua.

4. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran


Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran menggunakan model problem based learning (PBL) berlangsung.
Instrumen observasi disusun berdasarkan tahapan model problem based learning.
Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran

6
Lampiran 21, h. 188.
49

berlangsung. Hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel
4.8.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru7
Pertemuan
No. Tahapan Pembelajaran
I II
1 Orientasi siswa pada masalah 100% 100%
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar 100% 100%
3 Membantu penyelidikani individual maupun kelompok 100% 100%
Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian
4 100% 100%
masalah/hasil karya
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 100% 100%

Hasil observasi kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah


melakukan semua tahapan model problem based learning, baik pada pertemuan
pertama maupun pertemuan kedua. Dimulai dari tahapan orientasi siswa pada
masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menampilkan fenomena atau
masalah pada siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. Dalam hal
ini guru memberikan gambar yang berkaitan dengan konsep jamur.
Tahapan selanjutnya adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar. Siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa bergabung dalam kelompoknya masing-
masing, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis masalah yang harus
dicari pemecahan masalahnya oleh tiap kelompok.
Tahapan ketiga, guru membantu penyelidikan individual maupun kelompok.
Tiap kelompok mencoba memahami permasalahan yang terdapat di LKS,
menentukan masalah, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan
informasi, dan memberikan kesimpulan. Guru mendorong siswa mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber, baik dari buku paket maupun internet. Hal ini
dilakukan agar siswa memiliki informasi terkait masalah yang disajikan dan
menambah wawasan mengenai penjelasan dan pemecahan masalah. Perbedaan
tahapan ini pada pertemuan pertama adalah adanya praktikum, sedangkan pada
pertemuan kedua tidak ada praktikum.

7
Lampiran 7, h. 131.
50

Tahapan keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru


membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya berupa
laporan/sketsa/poster terkait konsep jamur yang selanjutnya akan mereka
presentasikan di depan teman-temannya.
Tahapan terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Guru meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dan memberikan evaluasi kepada
siswa.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa8
Pertemuan
No. Tahapan
I II
1. Orientasi siswa pada masalah 100% 100%
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 100% 100%
3. Membantu penyelidikani individual maupun kelompok 100% 100%
4. Mengembangkan dan menyajikan penyelesaian
50% 100%
masalah/hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
100% 100%
masalah
Rata-rata 90% 100%

Data pada Tabel 4.8 merupakan persentase keterlaksanaan kegiatan siswa


menggunakan model problem based learning pada pertemuan pertama dan kedua.
Pada pertemuan kedua, persentase keterlaksanaan kegiatan siswa mengalami
peningkatan yang baik.

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis


Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum pengujian hipotesis, maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9.

8
Lampiran 9, h. 137.
51

Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol9
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 36 36 36 36
Sig 0,091 0,002 0,111 0,000
Α 0,05 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

Data pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat data yang berdistribusi
normal diantaranya data pretest dan posttest kelas eksperimen, dan data yang
berdistribusi tidak normal yaitu data pretest dan posttest kelas kontrol. Jika nilai sig
> α maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai sig < α maka data
berdistribusi tidak normal. Adanya perbedaan distribusi data normal dan tidak
normal pada uji normalitas pretest dan posttest, maka uji statistik selanjutnya yaitu
uji non parametrik menggunakan uji Mann Whitney U.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
homogen atau tidak. Uji yang digunakan yaitu uji Anova menggunakan SPSS 22.
Kriteria penerimaan data homogen atau tidak yaitu jika Sig > α maka data homogen,
sebaliknya jika Sig < α maka data tidak homogen.
Hasil perolehan data uji homogenitas pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol10
No. Data Sig α Keterangan Kesimpulan
1. Pretest 0,559 0,05 0,559 > 0,05 Homogen
2. Posttest 0,778 0,05 0,778 > 0,05 Homogen
Data pada Tabel 4.10, menunjukkan bahwa nilai signifikan pada pretest dan
posttest yaitu 0,559 dan 0,778 dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05). Nilai tersebut

9
Lampiran 16, h. 167.
10
Lampiran 17, h. 168.
52

menunjukkan bahwa nilai sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki varians yang sama atau homogen.

3. Uji Mann Whitney U


Hasil data pretest dan posttest kelas eksperimen berdistribusi tidak normal,
maka untuk menguji statistik lanjutan menggunakan uji statistika non parametrik
yaitu uji Mann Whitney U. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann Whitney U
> 0,05 maka H0 diterima, dan sebaliknya jika hasil hitungan uji Mann Whitney U <
0,05 maka H0 ditolak. Hasil uji Mann Whitney U dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Uji Mann Whitney U Data Pretest dan Posttest Hasil
Belajar11
No. Data Statistik Sig α Keterangan Kesimpulan
Pretest Hasil
1. 0,118 0,05 0,118 > 0,05 H0 diterima
Belajar
Posttest Hasil
2. 0,000 0,05 0,000 < 0,05 H0 ditolak
Belajar

Hasil perhitungan yang diperoleh yaitu harga signifikansi pretest sebesar 0,118
yang berada diatas 0,05, maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh model
problem based learning tipe ill structured terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep jamur. Setelah diberi perlakuan, diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,000
yang berada dibawah 0,05, maka H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh model problem based learning tipe ill structured terhadap
hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur.

C. Analisis Dimensi Pengetahuan dan Dimensi proses kognitif


Uji statistik posttest hasil belajar αdimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif kelas eksperimen dan kontrol dilakukan untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya data tersebut. Hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji Mann Whitney U
dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.

11
Lampiran 18, h. 169.
53

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Pengetahuan12
Uji Uji Uji Mann
Dimensi
Kelas Normalitas Homogenitas Whitney U Kesimpulan
Pengetahuan
Nilai Sig
E 0,000*
Faktual 0,178** 0,116 Tidak Signifikan
K 0,000*
E 0,000*
Konseptual 0,389** 0,000 Signifikan
K 0,005*
E 0,000*
Prosedural 0,754** 0,439 Tidak Signifikan
K 0,000*
E 0,011*
Metakognitif 0,603** 0,017 Signifikan
K 0,000*
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
* : H0 < 0,05 (tidak normal)
** : H0 > 0,05 (homogen)

Dari pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal pada
kelas eksperimen dan kontrol (sig < 0,05). Hasil uji homogenitas menunjukkan data
yang homogen pada semua dimensi pengetahuan (sig > 0,05). Karena data
berdistribusi tidak normal, maka langkah uji statistik selanjutnya menggunakan uji
non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil dari uji Mann Whitney U hanya
dimensi konseptual dan metakognitif yang signifikan yaitu 0,000 dan 0,017 (sig <
0,05), sementara dimensi faktual dan prosedural tidak signifikan (sig > 0,05).

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U
Dimensi Proses Kognitif13
Dimensi Uji Uji Mann
Dimensi Uji
No. Proses Normalitas Whitney Kesimpulan
Pengetahuan Homogenitas
Kognitif E K U
Tidak
1. C1 Faktual 0,000* 0,000* 0,039 0,307
Signifikan

12
Lampiran 19, h. 170.
13
Lampiran 20, h. 174.
54

Tidak
Konseptual 1,000
Signifikan
Faktual 0,000* 0,000* 0,048** 0,004 Signifikan
Tidak
2. C2 Konseptual 0,000* 0,000* 0,011 0,209
Signifikan
Metakognitif 0,011* 0,000* 0,603** 0,017 Signifikan
Tidak
Faktual 0,000* 0,000* 1,000** 1,000
Signifikan
3. C3 Konseptual 0,000* 0,000* 0,000 0,033 Signifikan
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 0,004 0,127
Signifikan
Tidak
Faktual 0,000* 0,000* 0,057** 0,321
Signifikan
4. C4 Konseptual 0,000* 0,000* 0,033 0,001 Signifikan
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 1,000** 1,000
Signifikan
Tidak
5. C5 Prosedural 0,000* 0,000* 0,005 0,167
Signifikan
Tidak
Konseptual 0,000* 0,000* 0,332** 0,107
Signifikan
6. C6
Tidak
Prosedural 0,000* 0,000* 0,084** 0,337
Signifikan
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
* : H0 < 0,05 (tidak normal)
** : H0 > 0,05 (homogen)

Data pada Tabel 4.13 yaitu uji normalitas dimensi proses kognitif C1 – C6 pada
kelas eksperimen maupun kontrol menunjukkan nilai sig < 0,05 yang artinya data
berdistribusi tidak normal. Untuk uji homogenitas, memiliki varians populasi yang
homogen dan tidak homogen. Varians populasi yang tidak homogen yaitu C1
faktual, C1 dan C3 konseptual, serta C3 dan C5 prosedural. Karena data
berdistribusi tidak normal, maka langkah uji statistik selanjutnya menggunakan uji
non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil dari uji Mann Whitney U hanya
dimensi proses kognitif C2 faktual, C2 metakognitif, C3 dan C4 konseptual yang
signifikan.
55

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan model problem based learning (PBL) tipe ill structured pada kelas
eksperimen dan pendekatan scientific pada kelas kontrol. Baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan yang berbeda. Hasil rata-rata
pretest kelas eksperimen yaitu 36,11 dan untuk kelas kontrol yaitu 38,33. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kedua kelas tidak jauh berbeda.
Setelah dilakukan pretest, kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda.
Proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model problem based
learning tipe ill structured. Pada pembelajaran tersebut digunakan lembar kerja
siswa (LKS) untuk menunjang kegiatan pembelajaan. LKS yang digunakan
disesuaikan dengan tahapan yang terdapat pada model problem based learning.
Proses pembelajaran kelas eksperimen pada tahap pertama yaitu orientasi siswa
pada masalah. Siswa disajikan permasalahan terkait konsep yang akan dipelajari
dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS). Pada pertemuan pertama, beberapa siswa
masih bingung dalam mengidentifikasi masalah yang terdapat di LKS, karena
masalah yang disajikan tidak terstruktur (ill stuctured) dan banyak informasi yang
belum tersedia. Sehingga siswa harus mencari terlebih dahulu informasi tersebut
sebelum menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Tahap kedua yaitu
mengorganisasi siswa untuk belajar. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang, setiap kelompok mendapatkan LKS untuk dicari
penyelesaian masalah melalui diskusi kelompok.
Tahap ketiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
masing-masing kelompok saling berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah
dimulai dari menentukan inti permasalahan, merumuskan masalah, dan membuat
hipotesis. Dalam hal ini siswa mengumpulkan informasi-informasi terkait dari
berbagai sumber baik dari buku pelajaran, internet maupun melakukan pengamatan.
Pertemuan pertama dilakukan pengamatan morfologi jamur mikroskopis dan
makroskopis, karena indikator pembelajarannya mengenai ciri umum dan
klasifikasi jamur. Tujuan dilakukannya pengamatan untuk menambah data
56

informasi yang dapat membantu menyelesaikan masalah. Siswa dilatih untuk


menyelesaikan masalah dengan informasi-informasi yang telah didapatkan. Untuk
pertemuan kedua, tidak dilakukan pengamatan karena tidak dituntut untuk
melakukannya. Siswa tetap mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran dan internet terkait simbiosis dan peranan jamur.
Tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, siswa
memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di LKS, membuat bentuk
laporan/sketsa/poster yang selanjutnya dipresentasikan oleh masing-masing
kelompok di depan kelas. Dalam tahap ini tidak semua kelompok
mempresentasikan hasilnya di depan kelas pada pertemuan pertama. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu yang ada. Namun siswa tetap memperhatikan
temannya yang sedang mempresentasikan hasil diskusi dan ada pula siswa yang
menambahkan jawabannya. Tahap terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi
kinerja masing-masing kelompok dengan bentuk refleksi atau evaluasi, kemudian
secara bersama-sama guru dan siswa memberikan kesimpulan dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Dengan adanya permasalahan yang disajikan dalam proses
pembelajaran, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Selain itu, siswa juga dapat lebih merasakan
manfaat secara nyata dan langsung dari pembelajaran yang dilakukan, memicu
motivasi belajar, dan berpengaruh baik pada hasil belajar siswa. Tidak hanya itu,
dalam pembelajaran problem based learning siswa dilatih untuk memecahkan
permasalahan yang memungkinkan lebih dari satu solusi pemecahan masalah yang
diharapkan nantinya dapat siswa terapkan ke berbagai situasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Hasil posttest setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata
kedua kelas tersebut. Perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen (80,11) lebih baik
dibandingkan kelas kontrol (74,81). Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, untuk
kelas eksperimen sudah mencapai KKM (80,11 > 75), sedangkan untuk kelas
kontrol hampir mencapai KKM (74,81 < 75).
57

Persentase hasil ketercapaian posttest pada sub-konsep ciri umum jamur,


klasifikasi jamur, dan simbiosis jamur dari segi dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural, kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol, kecuali pada sub-konsep peranan jamur. Persentase tertinggi kedua
kelas tersebut yaitu pada sub-konsep ciri umum jamur, karena pendistribusian soal
jenjang kognitif C1-C4. Dari segi dimensi pengetahuan metakognitif pun sub-
konsep simbiosis dan peranan jamur pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari hasil ketercapaian sub-konsep jamur
menunjukkan bahwa model PBL tipe ill structured lebih efektif terhadap seluruh
sub-konsep jamur, kecuali pada sub-konsep peranan jamur.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest hasil belajar biologi siswa diperoleh
beberapa data yang tidak normal. Oleh karena itu, uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney U. Hasil yang diperoleh dari uji Mann
Whitney U posttest hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah nilai probabilitas kurang dari α (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, yang artinya
model problem based learning (PBL) tipe ill structured berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa.
Hasil data Taksonomi Bloom revisi yakni pada dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif, dilakukan uji statistik untuk melihat adanya perbedaan
yang siginifikan atau tidak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
uji normalitas dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif diperoleh data
tidak normal. Kemudian uji homogenitas pada dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif diperoleh beberapa data yang homogen dan tidak homogen.
Hasil perhitungan uji Mann Whitney U dimensi pengetahuan konseptual dan
metakognitif yaitu nilai probabilitas kurang dari α (0,000 < 0,05), artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan model PBL tipe ill
structured dengan siswa yang menggunakan pembelajaran scientific pada dimensi
pengetahuan konseptual dan metakognitif. Dimensi pengetahuan konseptual
meliputi skema-skema, model-model dan teori-teori dengan menunjukkan
pengetahuan yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu
diatur dan disusun, bagaimana bagian-bagian atau potongan-potongan informasi
58

yang berbeda saling berhubungan dan berkaitan secara sistematis.14 Dalam


penelitian ini, dimensi pengetahuan metakognitif yang diukur adalah aspek
pengetahuannya. Siswa dituntut untuk menginterpretasikan informasi,
menganalisis, dan memahami ilmu yang didapatkannya darimana, sehingga siswa
lebih bertanggung jawab akan pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan
karakteristik model problem based learning tipe ill structured dimana masalah pada
awal pembelajaran tidak diberikan semua informasi yang diperlukan untuk
menemukan solusi dan tidak hanya satu cara untuk memecahkan masalah.15
Penelitian yang lebih mendalam terkait dengan perbedaan hasil belajar dimensi
pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) dan dimensi proses
kognitif terhadap model problem based learning tipe ill structured, sejauh ini belum
banyak. Tetapi beberapa penelitian ini membahas mengenai PBL terhadap dimensi
pengetahuan diantaranya, model PBL dapat meningkatkan proses berpikir kognitif
yang direprentasikan dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas pertanyaan dan
pernyataan konseptual, prosedural, dan metakognisi siswa.16 Sedangkan hasil
penelitian lainnya, menunjukkan bahwa pertanyaan siswa pada dimensi
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural mengalami peningkatan yang
signifikan, sedangkan dimensi metakognitif tidak signifikan, artinya secara umum
pertanyaan dipengaruhi oleh pembelajaran PBL, kecuali untuk dimensi
metakognitif yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.17

14
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 71.
15
Christine Chin and Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
16
Nanik Murti Prasetyanti, Dwi Nopita Sari, dan Sajidan, Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Leraning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Proses Berpikir Kognitif Siswa
Kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Inkuiri, Vol. 5, No.
2, 2016, h. 6, diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains, pada tanggal 8 Mei 2017.
17
Sri Widoretno, et. al., Penguasaan Fakta, Konsep, Prosedur, dan Metakognisi Melalui
Pertanyaan Di Pembelajaran Problem Based Learning Biologi, Bioedukasi, Vol. 9, No. 1, 2016, h.
20, diakses dari https://www.researchgate.net/publication/316379619_Penguasaan_Fakta_konsep_
Prosedur_dan_Metakognisi_melalui_Pertanyaan_di_Pembelajaran_Problem_Based_Learning_Bio
logi, pada tanggal 16 Juli 2017.
59

Persentase ketercapaian hasil belajar dimensi pengetahuan dan dimensi proses


kognitif mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan. Hasil yang diperoleh
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Kecuali pada dimensi
pengetahuan faktual jenjang C2 dan C3, serta dimensi pengetahuan prosedural
jenjang C6 diperoleh hasil kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal
ini dipengeruhi oleh kelebihan dan kekurangan masing-masing model dan
pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan
berbasis pendekatan scientific lebih efektif, karena langkah-langkah dalam
pendekatan scientific lebih menekankan pada siswa untuk memahami asal usul dari
suatu penyelesaian soal yang diturunkan dari pengertian dasar.18
Hasil perhitungan uji Mann Whitney U dimensi proses kognitif C2 faktual, C2
metakognitif, C3 dan C4 konseptual adalah nilai probabilitas < α maka H0 ditolak
yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang menggunakan model
PBL tipe ill structured dengan siswa yang menggunakan pendekatan scientific. Soal
jenjang C2 faktual dan C3 konseptual termasuk kategori LOTS, sementara jenjang
C2 metakognitif dan C4 konseptual termasuk kategori HOTS. Model PBL tipe ill
structured dapat meningkatkan dimensi HOTS walaupun hanya jenjang C2
metakognitif dan C4 konseptual. Hal ini dapat terjadi karena informasi yang
diberikan berdasarkan kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah untuk
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Tingkatan berpikir
Taksonomi Bloom bergerak dari hal-hal yang sederhana ke yang lebih kompleks.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dalam Taksonomi tersebut perlu
mengaitkan hal-hal konkrit dan sederhana yang berada di sekitar lingkungan
siswa.19
Penerapan model PBL terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat
beberapa penelitan. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara model problem based learning (eksperimen I) dengan project
based learning (eksperimen II), dimana kelas eksperimen I terlihat lebih baik pada

18
Suhartati, Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas X MAN
3 Banda Aceh, Jurnal Peluang, Vol. 4, 2016, h. 57.
19
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit., h. 43.
60

dimensi metakognitif jenjang C4, sementara kelas eksperimen II lebih unggul pada
dimensi prosedural jenjang C6.20 Penelitian lainnya mengenai Higher Order
Thinking Skills siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning untuk aspek menganalisis (C4) dan mencipta (C6) berada dalam kategori
sangat baik, sedangkan aspek mengevaluasi (C5) berada dalam kategori baik.21
Pembelajaran matematika berbasis PBL dapat meningkatkan HOTS siswa. HOTS
yang dimaksud adalah keterampilan creating, problem solving, evaluating,
analysing, dan critical thinking. Peningkatan tertinggi untuk siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Dahar Utara ada pada keterampilan evaluating dan analysing, sedangkan
untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dahar Utara ada pada keterampilan analysing,
sehingga pembelajaran matematika berbasis PBL maksimal dalam meningkatkan
keterampilan analysing.22
Melalui model problem based learning (PBL), akan mendorong siswa agar
aktif mencari ilmu untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
merupakan dasar pembentukan kemampuan metakognisi. Kemampuan
metakognisi siswa dapat diasah dengan mengunakan model problem based
learning. Karakteristik metakognisi akan membantu siswa agar dapat
mengembangkan kemampuannya memecahkan masalah. Menurut Ormrod,
metakognisi mencakup pemahaman dan keyakinan siswa mengenai proses
kognitifnya sendiri dan bahan pelajaran yang akan dipelajari, serta usaha sadarnya
untuk terlibat dalam proses berprilaku dan berpikir yang akan meningkatkan proses
belajar dan memorinya.23 Selain itu, kemampuan siswa dalam menganalisis dan

20
Latifa Nurrachman, Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi, Skripsi Program Studi Pendidikan
Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 84, diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/, pada tanggal 21 April 2016.
21
Retnani Arum Pertiwi, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas XI Semester II SMA Negeri 1
Seyegan, Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2017, h.
105, diakses dari http://eprints.uny.ac.id/50738/, pada tanggal 10 Agustus 2017.
22
Arifin Riadi, Problem-Based Learning Meningkatkan Higher-Order Thinking Skills Siswa
Kelas VIII SMPN 1 Dahar Utara dan SMPN 2 Dahar Utara, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2,
2016, h. 162, diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/
download/9074/pdf, pada tanggal 12 Agustus 2017.
23
Issaura Sherly Pamela, M. Rusdi, dan Asrial, Pengaruh Jenis Masalah pada Problem Based
Learning Terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada Konsep Stokiometri, Edu-
61

menarik kesimpulan dari data yang diperoleh merupakan suatu konsep yang
dibangun sendiri oleh siswa. Kegiatan tersebut mengembangkan kemampuan
menemukan dan membangun dimensi pengetahuan konseptual.
Hal ini sejalan dengan pendapat Moffit, bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran.24 Tan juga menyatakan bahwa proses
pembelajaran berbasis masalah mencakup penggunaan metakognisi dan regulasi
diri. PBL diakui sebagai suatu pengembangan pembelajaran aktif dan pendekatan
yang berpusat pada siswa dimana masalah-masalah yang tidak terstruktur yang
berkaitan dengan dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk memulai proses
pembelajaran.25
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Uliyatul Fikriyyah yang menyatakan bahwa model problem based learning tipe ill
structured memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan problem based
learning tipe well structured. Secara teori seharusnya well structured lebih baik
dibandingkan dengan ill structured karena masalah pada well structured disajikan
dengan jelas, informasi yang disajikan merupakan bagian dari pernyataan masalah
serta cara pemecahan masalah sudah dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan ill
structured membuat siswa lebih tertantang untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan sehingga keterampilan siswa lebih distimulus.26

Sains, Vol 2, 2013, h. 23, diakses dari http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains, pada


tanggal 3 April 2017.
24
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010), h. 241.
25
Oon-Seng Tan, Cognition, Metacognition, and Problem-Based Learning, Dalam O.S. Tan
(ed.), Enhancing Thinking Through Problem-Based Learning Approaches: International
Perspectives, (Singapore: Thomson Learning, 2004), p. 7.
26
Uliyatul Fikriyyah, Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa antara Model Problem
Based Learning Tipe Well Structure dan Ill Structure, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 47.
62

Penelitian Didem Inel Ali Günay Balim menunjukkan perbedaan yang


signifikan dalam kelompok eksperimen pada nilai tes prestasi akademik siswa.27
Pembelajaran berbasis masalah memiliki efek positif pada pengembangan
konseptual siswa dan miskonsepsi yang dialami siswa hanya pada tingkat rendah.
Perubahan positif ini dapat disebabkan oleh peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran berbasis masalah.28 Jadi, siswa mengidentifikasi informasi mereka
yang kurang selama proses pembelajaran berbasis masalah, untuk menebus
kekurangan dalam pengetahuan ini, siswa berbagi informasi di dalam kelompok.
Dengan demikian, siswa memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan
mereka dalam hal sosial dan kognitif. Kemudian hasil penelitian Christine Chin
menunjukkan bahwa masalah ill structured menuntun siswa dalam penyelidikan
masalah yang berisi isu-isu dan tantangan dalam mengidentifikasi masalah,
mengajukan pertanyaan, dan mencari berbagai macam solusi dari media massa
yang tersedia.29
Pemaparan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa model problem
based learning (PBL) tipe ill structured ini memiliki pengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa pada konsep jamur. Model PBL ini juga dapat melatih siswa
untuk memecahkan permasalahan yang memungkinkan lebih dari satu solusi
pemecahanan masalah yang nantinya dapat diimplementasikan oleh siswa dalam
kehidupan nyata.

27
Didem Inel dan Ali Günay Balim, The Effects of Using Problem-Based Learning In Science
And Technology Teaching Upon Students’ Academic Achievement And Levels of Structuring
Concepts, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 11, Issue 2, 2010, p.2,
diakses dari https://www.researchgate.net/publication/50257358_The_effects_of_using_problem-
based_learning_in_science_and_technology_teaching_upon_students'_academic_achievement_an
d_levels_of_structuring_concepts, pada tanggal 5 Juni 2016.
28
Orhan Akinoğlu dan Özkardeş Tandoğan, The Effects of Problem-Based Active Learning in
Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concepts Learning, Eurasia
Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, p. 71, diakses dari
https://doi.org/10.12973/ejmste/75375, pada tanggal 23 Oktober 2017.
29
Christine Chin and Li-Gek Chia, Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in
Biology Project Work, Science Education, Vol. 90, Issue 1, 2005, p. 44, diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf, pada tanggal 19 September 2017.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning tipe ill
structured memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa
pada konsep jamur. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji Mann Whitney U dengan nilai
probabilitas (sig) < α (0,000 < 0,05).
Hasil uji Mann Whitney U pada hasil belajar dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif hanya dimensi C2 faktual, C2 metakognitif, C3 dan C4 konseptual
yang memiliki perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tetapi untuk C2 faktual kelas kontrol lebih baik dibandingkan kelas eksperimen.
Hasil uji Mann Whitney U dimensi C1 (faktual dan konseptual), C3 (faktual dan
prosedural), C4 (faktual dan prosedural), C5 (prosedural), dan C6 (konseptual dan
prosedural) diperoleh nilai probabilitas > 0,05, artinya hasil belajar dimensi tersebut
tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Adapun saran yang
dapat diajukan berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Model problem based learning tipe ill structured dapat dijadikan sebagai salah
satu model dalam pembelajaran biologi. Namun juga perlu disesuaikan dengan
konsep-konsep biologi yang dianggap cocok dengan model pembelajaran ini.
2. Perlu efisiensi waktu sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat mengembangkan penyajian
masalah dengan cara, konteks permasalahan, dan konsep yang berbeda dan lebih
kompleks. Diharapkan juga dapat menghubungkan model pembelajaran problem
based learning tipe ill structured dengan hasil belajar siswa pada ranah afektif
dan psikomotorik.

63
DAFTAR PUSTAKA

Akinoğlu, Orhan, Ruhan Özkardeş Tandoğan. The Effects of Problem-Based


Active Learning in Science Education on Students’ Academic
Achievement, Attitude and Concepts Learning. Eurasia Journal of
Mathematics, Science & Technology Education. Vol. 3. 2007. Diakses dari
https://doi.org/10.12973/ejmste/75375. Pada tanggal 23 Oktober 2017.
Anderson, Lorin W., David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Bloom. Terj.
Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision
of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Arends, Richard I. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill. Seventh Edition.
2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Edisi Revisi. Cet. 10. 2010.
Atikasari, Sandra, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Prasetyo. Pengaruh
Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran
Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology
Education. Vol. 1. No. 3. Desember 2012. Diakses dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/1496. Pada
tanggal 26 November 2016.
Aziziy, Yunia Nabila, Sulhadi, Hartono. Penerapan Model Ill Structured
Cooperative Problem Solving (ICPS) Untuk Meningkatkan Metakognisi
Siswa. Journal of Innovative Science Education. Vol. 4. No. 2. 2015.
Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise. Pada tanggal 15
Desember 2016.
BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan. 2006. Diakses dari http://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf. Pada tanggal 23
Maret 2018.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid II. Terj. dari Biology Eighth Edition oleh Damaring Tyas
Wulandari. Jakarta: Erlangga. 2012.
Chin, Christine, Li-Gek Chia. Problem-Based Learning: Using Ill-Structured
Problems in Biology Project Work. Science Education. Vol. 90. Issue 1.
2005. Diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20097/epdf. Pada tanggal
19 September 2017.

64
65

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Departemen Agama RI. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi II. Cet. 3.
2011.
Foshay, Rob, Jamie Kirkley. Principles for Teaching Problem Solving: Technical
Paper. Bloomington: PLATO Learning. 1998. Diakses dari
http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED464604.pdf. Pada tanggal 20 Oktober
2017.
Hake, Richard R. Analyzing Change/Gain Scores. Department of Physics Indiana
University. Diakses dari
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. Pada
tanggal 19 Oktober 2017.
Hastuti, Dwi Reni. Pengaruh Model Problem Based Lerning (PBL) Berbasis
Scientific Approach Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Di
SMAN 2 Banguntapan T.A 2014/2015. Skripsi Program Studi Pendidikan
Biologi FST UIN Sunan Kalijaga. 2015. Diakses dari http://digilib.uin-
suka.ac.id/16561/. Pada tanggal 7 November 2016.
Hmelo-Silver, Cindy E. Problem Based Learning: What and How Do Students
Learns?. Educational Psychology Review. Vol. 16. No. 3. 2004. Diakses
dari http://kanagawa.ltics.cmu.edu/olct09/sites/default/files/Hmelo-
Silver2004.pdf. Pada tanggal 15 September 2017.
Hung, Woei. Theory to Reality: A Few Issues In Implementing Problem-Based
Learning. Educational Technology Research and Development. Vol. 59.
No. 4. 2011. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/41414957. Pada
tanggal 7 Juni 2016.
Ibrahim, Muslimin, Mohamad Nur. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: Unesa University Press. Edisi Pertama. Cet. II. 2001.
Inel, Didem, Ali Günay Balim. The Effects of Using Problem-Based Learning In
Science And Technology Teaching Upon Students’ Academic Achievement
And Levels of Structuring Concepts. Asia-Pacific Forum on Science
Learning and Teaching. Vol. 11. Issue 2. 2010. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/50257358_The_effects_of_using
_problem-
based_learning_in_science_and_technology_teaching_upon_students'_aca
demic_achievement_and_levels_of_structuring_concepts. Pada tanggal 5
Juni 2016.
66

Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2015.
Laxman, Kumar. Training Students to Succesfully Solve Ill-Structured Problems in
an Internet- Mediated Learning Environment. Journal of Interdisciplinary
Research in Education. Vol. 3. Issue 1. 2013. Diakses dari
http://www.taylors.edu.my/jire/downloads/vol3_03.pdf. Pada tanggal 17
September 2017.
Mardapi, Djemari. Metakognisi dan Tipe-tipe Pengetahuan. Berita. 2013. Diakses
melalui http://pps.uny.ac.id/berita/metakognisi-dan-tiga-tipe-
pengetahuan.html. Pada tanggal 13 November 2017
Meltzer, David E. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in
Diagnostic Pretest Scores, American Association of Physicis Teachers. Vol.
70. No. 12. 2002. Diakses dari
http://aapt.scitation.org/doi/abs/10.1119/1.1514215. Pada tanggal 12
Oktober 2017.
Muslich, Masnur. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. Cet. 1. 2011.
Nurhayati, Nunung, Mukhlis, dan Agus Jaya. Biologi untuk SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama
Widya. Cet. 6. 2015.
Nurrachman, Latifa. Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Antara
Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) pada Konsep Fungi Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/. Pada tanggal 21 April 2016.
OECD. PISA 2015 Result in Focus. 2016. Diakses dari
https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf. Pada tanggal 26
September 2017.
Pamela, Issaura Sherly, M. Rusdi, Asrial. Pengaruh Jenis Masalah pada Problem
Based Learning Terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada
Konsep Stokiometri. Artikel Ilmiah. Vol 2. 2013. Diakses dari
http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edusains. Pada tanggal 3 April
2017.
Pertiwi, Retnani Arum. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas
XI Semester II SMA Negeri 1 Seyegan. Skripsi Program Studi Pendidikan
67

Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 2017. Diakses dari


http://eprints.uny.ac.id/50738/. Pada tanggal 10 Agustus 2017.
Prasetyanti, Nanik Murti, Dwi Nopita Sari, Sajidan. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Leraning (PBL) untuk Meningkatkan
Kemampuan Proses Berpikir Kognitif Siswa Kelas XI MIPA-1 SMA Negeri
3 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Inkuiri. Vol. 5. No. 2. 2016.
Diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains. Pada tanggal 8 Mei
2017.
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan. TIMSS
Infographic. 2016. Diakses dari
http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20P
uspendik%202016/TIMSS%20infographic.pdf. Pada tanggal 24 September
2017.
Riadi, Arifin. Problem-Based Learning Meningkatkan Higher-Order Thinking
Skills Siswa Kelas VIII SMPN 1 Dahar Utara dan SMPN 2 Dahar Utara.
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 2. 2016. Diakses dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/download/9074/pdf.
Pada tanggal 12 Agustus 2017.
Rusman. Model-model Pembalajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. Edisi Pertama. Cet. 5. 2008.
Septianing, Rasti, Aggarwal. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Terj. dari
Biology oleh Savitri Endah Yani dan Dian Malini. Jakarta: Yudhistira. Edisi
Pertama. Cet. 2. 2013.
Slameto. Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi Revisi. Cet. 5. 2010.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. 1. 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Cet. 14. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. 18. 2013.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Cet 15. 2016.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2011.
Tan, Oon-Seng. Cognition, Metacognition, and Problem-Based Learning. Dalam
O.S. Tan. Enhancing Thinking Through Problem-Based Learning
68

Approaches: International Perspectives. Singapore: Thomson Learning.


2004.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian
3 Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: Imperial Bhakti Utama. Cet. II. 2007.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Edisi Pertama. Cet. 6. 2013.
Uliyatul Fikriyyah, Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa antara Model
Problem Based Learning Tipe Well Structure dan Ill Structure. Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Tidak dipublikasikan.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Edisi I. Cet. 9.2014.
Widoretno, Sri. Sajidan, Murni Ramli, Joko Ariyanto, Slamet Santosa, Atika
Guritna Ayu. Penguasaan Fakta, Konsep, Prosedur, dan Metakognisi
Melalui Pertanyaan Di Pembelajaran Problem Based Learning Biologi.
Bioedukasi. Vol. 9. 2016. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/316379619_Penguasaan_Fakta_
konsep_
Prosedur_dan_Metakognisi_melalui_Pertanyaan_di_Pembelajaran_Proble
m_Based_Learning_Biologi. Pada tanggal 16 Juli 2017.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Cet. 10. 2009.
Zubaidah, Siti, Nursasi Handayani. Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Brawija.
Artikel. 2015. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/322468338. Pada tanggal 21
Maret 2018.
69

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :I

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
70

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,
cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi ciri umum dan struktur jamur
3.7.2 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya

4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Melakukan pengamatan morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis
4.7.2 Menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis
4.7.3 Menyajikan laporan hasil penyelidikan masalah melalui diskusi
4.7.4 Mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur.
2. Siswa mampu menjelaskan ciri umum dan struktur tubuh jamur.
3. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
4. Siswa mampu melakukan pengamatan morfologi jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
5. Siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
6. Siswa mampu menyajikan laporan hasil penyelidikan masalah melalui diskusi.
7. Siswa mampu mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah.

D. Materi Pembelajaran
71

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi, Eksperimen, Ceramah, Tanya Jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 PPT
 LKS PBL
2. Alat
 Papan Tulis
 Laptop
 LCD
 Spidol
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan siswa
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal (10 menit)
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahapan
Guru Siswa waktu
Pendahuluan  Guru membuka kegiatan  Siswa menjawab 3 menit
pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan
salam, berdoa, mengecek kehadiran bersiap untuk kegiatan
dan kesiapan siswa. pembelajaran.
Apersepsi  Apakah kalian pernah melihat  Siswa menjawab 4 menit
jamur? Dimana biasanya kalian pertanyaan guru
melihatnya? Apa saja ciri-ciri jamur
yang kalian ketahui?
Motivasi  Guru menjelaskan pentingnya  Siswa 3 menit
belajar mengenai Jamur. mendengarkan
penjelasan guru.

b. Kegiatan Inti (115 menit)


Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
PBL Guru Siswa waktu
Orientasi siswa  Guru menjelaskan tujuan  Siswa mendengarkan 18 menit
pada masalah pembelajaran. penjelasan guru.
 Menampilkan gambar  Siswa mengamati
mengenai makanan dan gambar yang ditampilkan
minuman yang ditumbuhi guru.
jamur.
72

 Memberikan kesempatan  Bertanya kepada guru


pada siswa untuk bertanya terkait gambar yang
terkait gambar yang ditampilkan.
ditampilkan.
 Guru membagi siswa  Siswa duduk sesuai
menjadi beberapa kelompok dengan kelompok yang
yang terdiri dari 5-6 orang telah dibagikan oleh
dan meminta siswa untuk guru.
duduk sesuai dengan
kelompoknya.
 Guru membagikan LKS  Siswa secara
berbasis masalah kepada berkelompok mencoba
siswa untuk dikerjakan memahami dan
secara berkelompok, dan menganalisis
meminta siswa untuk permasalahan yang
menentukan inti terdapat dalam LKS,
permasalahan. serta menentukan inti
permasalahan.
Mengorganisasi  Guru memberikan  Siswa bersama 10 menit
siswa untuk kesempatan kepada siswa kelompoknya membuat
belajar untuk menentukan rumusan rumusan masalah
masalah dari permasalahan berdasarkan
yang telah ditentukan. permasalahan yang
terdapat dalam LKS.
 Guru membimbing siswa  Siswa membuat hipotesis
untuk membuat hipotesis berdasarkan rumusan
sebagai jawaban sementara masalah yang telah
terhadap rumusan masalah dibuat.
yang telah dibuat.
Membimbing  Guru membimbing siswa  Siswa mencari informasi 53 menit
penyelidikan untuk mengumpulkan berkaitan dengan
individual informasi dari berbagai masalah melalui buku
maupun sumber mengenai masalah dan internet.
kelompok yang terdapat pada LKS.
 Guru meminta siswa untuk  Menyiapkan alat dan
menyiapkan alat dan bahan bahan yang diperlukan
yang diperlukan untuk untuk praktikum.
praktikum.
 Guru membantu siswa jika  Meminta bantuan guru
mengalami kesulitan dalam jika megalami kesulitan.
penyelidikan.
 Memastikan setiap anggota  Masing-masing anggota
kelompok berpartisipasi dan kelompok berpartisipasi
aktif dalam mengumpulkan dan aktif dalam
informasi. mengumpulkan
informasi yang
diperlukan.
Mengembang-  Guru meminta siswa untuk  Siswa memberikan solusi 27 menit
kan dan memberikan solusi terhadap terhadap permasalahan
73

menyajikan permasalahan yang yang dikemukakan pada


penyelesaian dikemukakan pada LKS. LKS.
masalah/hasil  Guru meminta siswa untuk  Membuat laporan/sketsa/
karya membuat laporan/sketsa/ rancangan poster solusi
rancangan poster mengenai yang akan dilakukan.
solusi yang akan dilakukan.
 Guru meminta perwakilan  Setiap perwakilan
kelompok untuk kelompok
menyampaikan hasil menyampaikan hasil
diskusinya. diskusinya.
Menganalisis  Guru membantu siswa  Masing-masing 7 menit
dan menganalisis dan kelompok secara
mengevaluasi mengevaluasi hasil kerja bersama menganalisis
proses masing-masing kelompok dan mengevaluasi hasil
pemecahan dalam pemecahan masalah. kerja mereka dalam
masalah pemecahan masalah.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)


Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa waktu
 Guru bersama siswa  Siswa bersama guru 8 menit
menyimpulkan pembelajaran menyimpulkan
hari ini. pembelajaran hari ini.
Penutup  Guru mengajukan beberapa  Menjawab pertanyaan yang
petanyaan sebagai evaluasi. diberikan guru.
 Guru menutup pembelajaran  Siswa menjawab salam 2 menit
dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning Tipe
Ill Structured
74

Tangerang Selatan, Januari 2017

Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa

Drs. Agus Purwanto………. Randhika Khairunnisa


NIP.196606121994121003 NIM.1112016100043….
75

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : II

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.3 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.4 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
76

3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,


cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
3.7.2 Menganalisis peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan

4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan alga (lichen).
2. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan (mikoriza).
3. Siswa mampu menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan.
4. Siswa mampu membedakan jenis jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan dan lingkungan.
5. Siswa mampu menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan
lingkungan.

D. Materi Pembelajaran

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based learning
Metode : Diskusi, Ceramah, Tanya jawab
77

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 PPT
 LKS PBL
2. Alat
 Papan Tulis
 Laptop
 LCD
 Spidol
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan siswa
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet
 Artikel

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Pendahuluan  Guru membuka kegiatan  Siswa menjawab 3 menit
pembelajaran dengan salam, berdoa dan
mengucapkan salam, berdoa, bersiap untuk kegiatan
mengecek kehadiran dan kesiapan pembelajaran.
siswa.
Apersepsi  Apakah kalian pernah memakan  Siswa menjawab 4 menit
jamur? Bagaimana rasanya? pertanyaan guru
Apakah semua jamur dapat
dimakan?
Motivasi  Guru menjelaskan pentingnya  Siswa mendengarkan 3 menit
belajar mengenai Jamur. penjelasan guru.

b. Kegiatan Inti (110 menit)


Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
PBL Guru Siswa waktu
Orientasi siswa  Guru menjelaskan tujuan  Siswa mendengarkan 20 menit
pada masalah pembelajaran. penjelasan guru.
 Menampilkan gambar  Siswa mengamati
mengenai simbiosis jamur. gambar yang
ditampilkan guru.
 Memberikan kesempatan  Bertanya kepada guru
pada siswa untuk bertanya terkait gambar yang
terkait gambar yang ditampilkan.
ditampilkan.
78

 Guru membagi siswa  Siswa duduk sesuai


menjadi beberapa dengan kelompok yang
kelompok yang terdiri dari telah dibagikan oleh
5-6 orang dan meminta guru.
siswa untuk duduk sesuai
dengan kelompoknya.
 Guru membagikan LKS  Siswa secara
berbasis masalah kepada berkelompok mencoba
siswa untuk dikerjakan memahami dan
secara berkelompok, dan menganalisis
meminta siswa untuk permasalahan yang
menentukan inti terdapat dalam LKS,
permasalahan. serta menentukan inti
permasalahan.
Mengorganisasi  Guru memberikan  Siswa bersama 10 menit
siswa untuk kesempatan kepada siswa kelompoknya membuat
belajar untuk menentukan rumusan rumusan masalah
masalah dari permasalahan berdasarkan
yang telah ditentukan. permasalahan yang
terdapat dalam LKS.
 Guru membimbing siswa  Siswa membuat hipotesis
untuk membuat hipotesis berdasarkan rumusan
sebagai jawaban sementara masalah yang telah
terhadap rumusan masalah dibuat.
yang telah dibuat.
Membimbing  Guru membimbing siswa  Mencari informasi 40 menit
penyelidikan dalam kegiatan diskusi berkaitan dengan
individual untuk mengumpulkan masalah dari berbagai
maupun informasi dari berbagai literatur seperti buku
kelompok literatur seperti buku dan dan internet.
internet.mengenai masalah
yang terdapat pada LKS.
 Guru membantu siswa jika  Meminta bantuan guru
mengalami kesulitan jika megalami
dalam penyelidikan. kesulitan.
 Memastikan setiap  Masing-masing
anggota kelompok anggota kelompok
berpartisipasi dan aktif berpartisipasi dan aktif
dalam mengumpulkan dalam mengumpulkan
informasi. informasi yang
diperlukan.
Mengembang-  Guru meminta siswa  Siswa memberikan 30 menit
kan dan untuk memberikan solusi solusi terhadap
menyajikan terhadap permasalahan permasalahan yang
penyelesaian yang dikemukakan pada dikemukakan pada
masalah/hasil LKS. LKS.
karya  Guru meminta siswa  Siswa membuat
untuk membuat sketsa/rancangan solusi
sketsa/rancangan poster yang akan dilakukan.
79

solusi yang akan


dilakukan.
 Meminta perwakilan  Setiap perwakilan
kelompok untuk kelompok
menyampaikan hasil menyampaikan hasil
diskusinya. diskusinya.
Menganalisis  Guru membantu siswa  Masing-masing 10 menit
dan menganalisis dan kelompok secara
mengevaluasi mengevaluasi hasil kerja bersama menganalisis
proses masing-masing kelompok dan mengevaluasi hasil
pemecahan dalam pemecahan kerja mereka dalam
masalah masalah. pemecahan masalah.

c. Kegiatan Akhir (15 menit)


Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa waktu
 Guru bersama siswa  Siswa bersama guru 13 menit
menyimpulkan pembelajaran menyimpulkan
hari ini. pembelajaran hari ini.
Penutup  Guru mengajukan beberapa  Menjawab pertanyaan
petanyaan sebagai evaluasi. yang diberikan guru.
 Guru menutup pembelajaran  Siswa menjawab salam 2 menit
dan mengucapkan salam.

H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning Tipe
Ill Structured

Tangerang Selatan, Februari 2017

Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa

Drs. Agus Purwanto……… Randhika Khairunnisa


NIP.196606121994121003 NIM.1112016100043….
80

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :I

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
81

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,
cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi ciri umum dan struktur jamur
3.7.2 Menjelaskan ciri-ciri jamur dalam tiap divisi
3.7.3 Mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya

4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis dan makroskopis
4.7.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur.
2. Siswa mampu menjelaskan ciri umum dan struktur tubuh jamur.
3. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
4. Siswa mampu melakukan pengamatan morfologi jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.
5. Siswa mampu menyajikan data hasil pengamatan jenis-jenis jamur mikroskopis dan
makroskopis.

D. Materi Pembelajaran

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperative Learning
Metode : Diskusi, Eksperimen, Ceramah, Tanya Jawab
82

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 PPT
 LKS
2. Alat
 Whiteboard
 Laptop
 LCD
 Spidol
 Speaker
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan siswa
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
 Memberi salam, mengecek  Menjawab salam, 3 menit
absensi, membimbing berdoa, berdoa,
mengecek kesiapan siswa dan mengeluarkan buku
menyiapkan buku ajar. pelajaran Biologi.
 Apersepsi dengan memberikan  Siswa menjawab 7 menit
pertanyaan “Apakah kalian pertanyaan guru
pernah melihat jamur?”
Dimana kalian biasa
menemukannya?” “Apa saja
Pendahuluan
ciri-ciri jamur yang kalian
ketahui?”
 Memotivasi siswa untuk  Siswa
meningkatkan semangat mendengarkan
belajar biologi dengan penjelasan guru
menjelaskan pentingnya
belajar mengenai Jamur.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (110 menit)


Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Saintifik Guru Siswa waktu
 Guru menampilkan  Siswa memperhatikan 3 menit
Mengamati gambar mengenai gambar yang
macam-macam jamur. ditampilkan oleh guru
83

Menanya  Guru memotivasi siswa  Siswa mengajukan 7 menit


untuk bertanya terkait pertanyaan terkait
gambar yang gambar yang
ditampilkan. ditampilkan.
Mencoba  Guru meminta siswa  Siswa berkumpul 60 menit
untuk berkelompok, sesuai dengan
masing-masing kelompok yang telah
kelompok terdiri dari 5-6 ditentukan.
orang.
 Guru membagikan LKS  Siswa menerima LKS
kepada siswa untuk dan memahami isi
didiskusikan dan LKS.
dikerjakan secara
berkelompok.
 Guru meminta siswa  Siswa menyiapkan
untuk menyiapkan alat alat dan bahan yang
dan bahan yang diperlukan untuk
diperlukan untuk praktikum.
praktikum.
 Guru membantu siswa  Meminta bantuan
jika mengalami kesulitan guru jika megalami
dalam penyelidikan. kesulitan.
Mengasosiasi-  Guru membimbing siswa  Berdiskusi dengan 15 menit
kan dalam kegiatan diskusi teman kelompok
untuk mengumpulkan untuk bersama-sama
informasi dari berbagai mengerjakan LKS.
literatur untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat
dalam LKS.
 Guru memastikan tiap
anggota kelompok
berpartisipasi aktif dalam
mengerjakan LKS
Mengkomuni-  Guru meminta  Perwakilan kelompok 25 menit
kasikan perwakilan kelompok menyampaikan hasil
untuk menyampaikan diskusinya.
hasil diskusinya.

c. Kegiatan Akhir (15 menit)


Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa waktu
 Guru bersama siswa  Siswa bersama guru 13 menit
menyimpulkan pembelajaran hari menyimpulkan
ini. pembeajaran hari ini.
 Guru memberikan beberapa  Siswa menjawab
Penutup
pertanyaan sebagai evaluasi pertanyaan guru.
kepada siswa.
 Guru menutup pembelajaran dan  Siswa menjawab 2 menit
mengucapkan salam. salam
84

H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa

Tangerang Selatan, Januari 2017

Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa

Drs. Agus Purwanto……… Randhika Khairunnisa


NIP.196606121994121003 NIM.1112016100043….
85

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : II

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
86

3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri,


cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator:
3.7.1 Menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
3.7.2 Menganalisis peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan

4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.
Indikator:
4.7.1 Menyajikan data tentang peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan
4.7.2 Membuat laporan pemecahan masalah yang akan dilakukan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan alga (lichenes).
2. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan (mikoriza).
3. Siswa mampu menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan dan lingkungan.
4. Siswa mampu membedakan jenis jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan dan lingkungan.

D. Materi Pembelajaran

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperative Learning
Metode : Diskusi, Ceramah, Tanya Jawab
87

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 PPT
 LKS
2. Alat
 Papan Tulis
 Laptop
 LCD
 Spidol
3. Sumber Pembelajaran
 Buku teks pegangan siswa
 Buku yang relevan dengan pembelajaran
 Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
 Memberi salam, mengecek  Menjawab salam, 3 menit
absensi, membimbing berdoa, berdoa,
mengecek kesiapan siswa dan mengeluarkan buku
menyiapkan buku ajar. pelajaran Biologi.
 Apersepsi dengan memberikan  Siswa menjawab 7 menit
pertanyaan “Apakah kalian pertanyaan guru
pernah memakan jamur?”
“Apakah semua jamur dapat
Pendahuluan
dimakan?”
 Memotivasi siswa untuk  Siswa
meningkatkan semangat mendengarkan
belajar biologi dengan penjelasan guru
menjelaskan pentingnya
belajar mengenai Jamur.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (110 menit)


Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Saintifik Guru Siswa waktu
 Guru menampilkan  Siswa memperhatikan 3 menit
Mengamati gambar mengenai gambar yang
simbiosis jamur. ditampilkan oleh guru
Menanya  Guru memotivasi  Siswa mengajukan 7 menit
siswa untuk bertanya pertanyaan terkait
terkait gambar yang gambar yang
ditampilkan. ditampilkan.
88

Mencoba  Guru meminta siswa  Siswa berkumpul 40 menit


untuk berkelompok, sesuai dengan
masing-masing kelompok yang telah
kelompok terdiri dari ditentukan.
5-6 orang.
 Guru membagikan  Siswa menerima LKS
LKS kepada siswa dan memahami isi
untuk didiskusikan LKS.
dan dikerjakan secara
bersama.
 Guru meminta siswa  Siswa mencari
untuk mengumpulkan informasi melalui
informasi mengenai internet, artikel dan
soal yang terdapat buku.
pada LKS
Mengasosiasikan  Guru membimbing  Berdiskusi dengan 20 menit
siswa dalam kegiatan teman kelompok
diskusi untuk untuk bersama-sama
mengumpulkan mengerjakan LKS.
informasi dari
berbagai literatur
untuk menjawab
pertanyaan yang
terdapat dalam LKS.
 Guru memastikan tiap
anggota kelompok
berpartisipasi aktif
dalam mengerjakan
LKS
Mengkomunikasi-  Guru meminta  Perwakilan kelompok 40 menit
kan perwakilan kelompok menyampaikan hasil
untuk menyampaikan diskusinya.
hasil diskusinya.

c. Kegiatan Akhir (15 menit)


Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa waktu
 Guru bersama siswa  Siswa bersama guru 13 menit
menyimpulkan menyimpulkan
pembelajaran hari ini. pembeajaran hari ini.
 Guru mengajukan beberapa  Siswa menjawab
Penutup
petanyaan sebagai evaluasi. pertanyaan guru.
 Guru menutup  Siswa menjawab salam 2 menit
pembelajaran dan
mengucapkan salam.
89

H. Penilaian
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Afektif Non Tes Lembar Observasi
Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa

Tangerang Selatan, Februari 2017

Mengetahui,
Guru Biologi Mahasiswa

Drs. Agus Purwanto……… Randhika Khairunnisa


NIP.196606121994121003 NIM.1112016100043….
90
90

Lampiran 3

BIOLOGI Kelas :
Kelompok :
Nama :
Untuk SMA/MA Kelas X
91

LEMBAR KERJA SISWA


I

Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur berdasarkan
pengamatan dan studi literatur.
2. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri dan reproduksinya.

Amati tabel dibawah ini!


Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Gambar makanan dan minuman diatas didiamkan selama berminggu-minggu, ketika dibuka
makanan dan minuman tersebut ada yang terlihat kehitaman dan putih-putih karena ditutup
oleh jamur. Makanan dan minuman yang berjamur tersebut juga berbau tidak enak, sehingga
tidak layak dikonsumsi. Lalu mengapa makanan dan minuman ditumbuhi jamur? Apakah jenis
jamur yang terdapat pada makanan dan minuman tersebut? Apakah sama jenis jamur tersebut
dengan jamur yang lain? Apakah ada ciri tertentu antara jamur yang dapat dikonsumsi dengan
jamur yang beracun?
92

Identifikasi Masalah
Tentukan inti permasalahan diatas!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................…………………………………………………………....................
Kemudian buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan pada
masalah yang telah kalian tentukan sebelumnya!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………

Menetapkan Jawaban Sementara


Setelah kalian menentukan masalah dan menuliskan rumusan masalah yang memfokuskan
pada permasalahan, buatlah suatu dugaan sementara/hipotesis untuk masalah tersebut!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………

Mencari Data yang Relevan


Carilah informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan (dengan studi literatur
atau melalukan percobaan). Jangan lupa untuk selalu mencantumkan sumber yang kamu
gunakan!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
93

Petunjuk: Kumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap jamur yang ada pada roti,
jamur oncom dan jamur tiram. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat praktikum
pengamatan. Tambahkan sumber dari buku pegangan atau internet.
Alat dan Bahan
Alat : - Mikroskop Bahan : - Jamur pada roti kadaluarsa
- Kaca objek - Jamur oncom
- Kaca penutup - Jamur tiram
- Silet - Jamur merang
- Jarum pentul - Air
- Pipet tetes
- Tisu

Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Ambillah sedikit jamur pada roti
kadaluarsa dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek. Teteskan
sedikit air pada kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian
struktur tubuhnya dan berilah keterangan tiap bagian tubuhnya tersebut.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur oncom. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.
4. Untuk jamur tiram dan jamur merang, amati dan gambarlah tubuh buah jamur dan
sebutkan bagian-bagiannya.
5. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deuteromycota.

Data yang Dikumpulkan


Gambar Jamur Mikroskopis Keterangan
94

Gambar Jamur Makroskopis Keterangan


95

Gambar Jamur Deuteromycota Keterangan

Menguji Kebenaran Jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Sebagai seorang siswa, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu mengatasi
permasalahan yang dikemukakan pada artikel?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kalian!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Buatlah laporan/sketsa/rancangan poster tentang penyebab dan solusi yang kalian berikan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
96

LEMBAR KERJA SISWA


II

Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Siswa mampu menganalisis peranan jamur bagi kehidupan dan lingkungan

Amati tabel dibawah ini!


Gambar 3
Gambar 1 Gambar 2

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Apakah semua gambar diatas bentuk simbiosis jamur? Tahukah kalian dengan liken? Mengapa
liken dapat dijadikan indikator pencemaran udara? Apakah semua jenis liken dapat dijadikan
indikator pencemaran udara?
97

Identifikasi Masalah
Tentukan inti permasalahan diatas!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................…………………………………………………………....................
Kemudian buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan pada
masalah yang telah kalian tentukan sebelumnya!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………

Menetapkan Jawaban Sementara


Setelah kalian menentukan masalah dan menuliskan rumusan masalah yang memfokuskan
pada permasalahan, buatlah suatu dugaan sementara/hipotesis untuk masalah tersebut!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………....................………………………………………………………………………

Mencari Data yang Relevan


Carilah informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan (dengan studi literatur).
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan sumber yang kamu gunakan!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
98

Menguji Kebenaran Jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian dapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Sebagai seorang siswa, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu mengatasi
permasalahan yang dikemukakan pada artikel?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kalian!
………………………………………................................................…………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Buatlah laporan/sketsa/rancangan poster tentang penyebab dan solusi yang kalian berikan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
99

Lampiran 4

BIOLOGI
Untuk SMA/MA Kelas X
Kelas :
Kelompok :
Nama :
100

LEMBAR KERJA SISWA


I

A. Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur berdasarkan
pengamatan dan studi literatur.
2. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri dan reproduksinya.

Petunjuk: Kumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap jamur yang ada pada roti,
jamur oncom dan jamur tiram. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat praktikum
pengamatan. Tambahkan sumber dari buku pegangan atau internet.

C. Alat dan Bahan


Alat : - Mikroskop Bahan : - Jamur pada roti kadaluarsa
- Kaca objek - Jamur oncom
- Kaca penutup - Jamur tiram
- Silet - Jamur merang
- Jarum pentul - Air
- Pipet tetes
- Tisu

D. Cara kerja :
1. Buatlah preparat dengan cara sebagai berikut. Ambillah sedikit jamur pada roti
kadaluarsa dengan menggunakan jarum pentul, letakkan di atas kaca objek. Teteskan
sedikit air pada kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
2. Amati dengan mikroskop. Gambarlah objek yang terlihat. Perhatikan bagian-bagian
struktur tubuhnya dan berilah keterangan tiap bagian tubuhnya tersebut.
3. Dengan cara yang sama, buatlah preparat untuk jamur oncom. Amati dan gambar bagian-
bagiannya.
4. Untuk jamur tiram dan jamur merang, amati dan gambarlah tubuh buah jamur dan
sebutkan bagian-bagiannya.
5. Cobalah cari informasi mengenai spesies jamur Deuteromycota.
101

E. Data yang Dikumpulkan


Gambar Jamur Mikroskopis Keterangan
102

Gambar Jamur Makroskopis Keterangan

Gambar Jamur Deuteromycota Keterangan


103

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi jamur:
a. Apa nama spesies jamur pada roti kadaluarsa, jamur oncom, jamur tiram dan jamur
merang yang kalian amati?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

b. Apakah terdapat pesamaan dan perbedaan struktur diantaranya? Jelaskan!


Persamaan:..........................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Perbedaan:...........................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

2. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota


dan Deuteromycota yang Anda ketahui! (positif ataupun negatif)
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
104

............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

3. Jamur diklasifikasikan menjadi 6 divisi berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.


Jelaskan melalui tabel dibawah ini!
Reproduksi Contoh
No. Divisi Ciri-ciri Cara Hidup
Seksual Aseksual Spesies
1

6
105

LEMBAR KERJA SISWA


II

A. Kompetensi Dasar
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Siswa mampu menganalisis peranan jamur bagi kehidupan dan lingkungan

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!


1. Apa yang dimaksud dengan:
a. Liken
b. Mikoriza
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

2. Mengapa simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza termasuk simbiosis
mutualisme?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
106

3. Mengapa liken disebut sebagai organisme perintis?


............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

4. Sebutkan dua tipe mikoriza! Jelaskan perbedaan diantara keduanya?


............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

5. Perhatikan tabel dibawah ini!


No. Organisme Peranan
1 Rhizopus stolonifer
2 Mucor mucedo
3 Saccharomyces cerevisiae
4 Neurospora crassa
5 Penicillium notanum
6 Trichoderma sp.
7 Penicillium camemberti
8 Volvariella volvaceae
9 Aspergillus flavus
10 Candida alba
11 Amanita phalloides
12 Epidermophyton floccosum
13 Ustilago maydis
14 Microsporum sp.
15 Aspergillus wentii
107

6. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan berkaitan dengan


peranan jamur bagi kehidupan!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
108

Lampiran 5

RUBRIK PENILAIAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)


PROBLEM BASED LEARNING TIPE ILL STRUCTURED

No. Komponen Rancangan Skor Kriteria Penilaian


Menuliskan permasalahan dan sesuai dengan
3
permasalahan utama
Menuliskan permasalahan dan kurang sesuai
1. Identifikasi masalah 2
dengan permasalahan utama
Menuliskan permasalahan dan tidak sesuai dengan
1
permasalahan utama
Menuliskan hipotesis yang sesuai terkait dengan
3
permasalahan yang diajukan
Menuliskan hipotesis yang kurang sesuai dengan
2. Menentukan Hipotesis 2
permasalahan yang diajukan
Menuliskan hipotesis yang tidak sesuai dengan
1
permasalahan yang diajukan
Mengumpulkan data secara lengkap, mencakup
3 semua informasi yang dibutuhkan secara singkat,
padat, dan jelas
Mencari Data yang
3. Mengumpulkan data kurang lengkap dan kurang
Relevan 2
mencakup semua informasi yang dibutuhkan
Mengumpulkan data yang tidak lengkap dan tidak
1
mencakup semua informasi yang dibutuhkan
Hipotesis sesuai dengan data yang sudah didapat,
3 didukung dengan referensi, dan dikemas dalam
bahasa yang singkat, padat, dan jelas
Hipotesis kurang sesuai dengan data yang sudah
Menguji Kebenaran
4. 2 didapat, didukung dengan referensi, dan dikemas
Jawaban
dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas
Hipotesis tidak sesuai dengan data yang sudah
1 didapat, didukung dengan referensi, dan dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas
Kesimpulan yang diajukan dapat menjelaskan
3 langkah penyelesaian masalah secara singkat,
padat, dan jelas.
Kesimpulan yang diajukan kurang menjelaskan
5. Menarik Kesimpulan 2 langkah penyelesaian masalah secara singkat,
padat, dan jelas
Kesimpulan yang diajukan tidak menjelaskan
1 langkah penyelesaian masalah secara singkat,
padat, dan jelas
109

Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran/Materi : Biologi/ Jamur
Alokasi waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 60 soal (50 soal PG dan 10 soal uraian metkognitif)
Bentuk soal : PG dan Uraian
Kompetensi Dasar :
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan
4.7 Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan peranannya dalam keseimbangan lingkungan.

Pilihan Ganda
Indikator Dimensi Dimensi No.
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Skor
Pembelajaran Kognitif Pengetahuan Soal
Mengidentifi- Menganalisis C4 Konseptual 1* Jamur dalam klasifikasi dua kingdom, digolongkan dalam D 1
kasi ciri umum persamaan jamur (1) dunia tumbuhan. Diantara pernyataan berikut, manakah
dan struktur dengan tumbuhan yang bukan kesamaan jamur dan tumbuhan?
jamur a. memiliki dinding sel
b. memiliki membran sel
c. tidak bisa bergerak aktif
d. memperoleh makanan secara autotrof
e. eukariotik
Menyebutkan ciri C1 Konseptual 2* Dalam sistematika klasifikasi lima kingdom Whittaker, E 1
khas jamur (3) fungi tidak dapat digolongkan ke dalam kingom plantae.
Hal tersebut dikarnakan fungi memiliki perbedaan
mencolok. Mengapa demikian?
a. Bersifat autotrof d. Membentuk spora
b. Tidak memiliki klorofil e. Dinding selnya
c. Hifa ada yang tidak bersekat tersusun atas zat kitin
Mengidentifikasi C1 Faktual 3* Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain C 1
zat yang (2) diantaranya adalah pada dinding selnya. Bahan apakah
terkandung yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
pada dinding sel a. klorofil d. Lipid
jamur b. lipoprotein e. Protein
c. zat kitin
110

Menjelaskan ciri- C2 Faktual 4* Berikut adalah ciri-ciri organisme C 1


ciri jamur (4) 1. uniseluler 4. berklorofil
2. dinding sel selulosa 5. eukariotik
3. menghasilkan spora 6. memiliki hifa
Manakah yang menunjukkan ciri-ciri jamur?
a. 1, 2, 3 d. 3, 4, 5
b. 2, 4, 5 e. 2, 4, 6
c. 3, 5, 6
Memprediksi C5 Konseptual 5 Berikut pernyataan tentang keterkaitan suhu dengan A 1
keterkaitan suhu pertumbuhan jamur. Pernyataan manakah yang tidak Kebanyakan jamur termasuk dalam
dengan sesuai? kelompok misofilik, yaitu daat tumbuh pada
pertumbuhan a. suhu rendah menghambat jamur tumbuh suhu normal. Suhu optimum untuk
kebanyakan jamur sekitar 25–30°C, namun
jamur b. suhu rendah mendukung jamur tumbuh
beberapa tumbuh baik pada suhu 35–37°C
c. suhu tinggi menghambat jamur tumbuh atau lebih, misalnya pada spesies
d. suhu ruang menghambat jamur tumbuh Aspergillus. Sejumlah jamur termasuk
e. suhu ekstrim menghambat jamur tumbuh kedalam psikotropik, yaitu yang dapat
tumbuh baik pada suhu dingin, dan beberapa
masih dapat tumbuh pada suhu dibawah
pembekuan (-5 s/d 10°C). Hanya beberapa
yang mampu tumbuh pada suhu tinggi
(termofilik).
Vitta, Pratiwi. “Pengujian Angka
Kapang/Khamir Pada Roti Di Pasaran”,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/52288/3/Chapter%20II.pdf, 15 Desember
2016.
Menentukan ciri- C4 Konseptual 6 Perhatikan pernyataan berikut! D 1
ciri jamur dengan a. Dinding sel jamur berkitin; dinding sel tumbuhan Ciri-ciri jamur:
tumbuhan tersusun atas selulosa  Merupakan organisme eukariotik
b. Jamur dan tumbuhan merupakan organisme eukariotik  Dinding sel tersusun atas kitin
c. Jamur memperoleh makanan dengan parasit, saprofit,  Reproduksi secara aseksual dan seksual
dan simbiosis; tumbuhan tinggi memperoleh makanan  Tubuhnya ada yang tersusun oleh satu sel
dengan fotosintesis (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler)
 Memperoleh makanan dengan saprofit,
d. Jamur memiliki pembuluh, tumbuhan tidak
parasit, dan simbiosis
berpembuluh
 Tidak memiliki pembuluh
e. Reproduksi jamur secara aseksual dan seksual,
reproduksi tumbuhan tinggi dengan bunga
111

Manakah pernyataan yang salah? Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan


a. A d. D Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
b. B e. E Yudhistira, 2013.
c. C
Ciri-ciri tumbuhan
 Dinding sel tumbuhan terbentuk dari bahan
polisakarida yaitu selulosa.
 Tumbuhan dapat berfotosintesis
 Memiliki jaringan pengangkut yang
berfungsi untuk transport atau
pengangkutan zat. Jaringan ini terdiri dari
xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh tapis.
 Merupakan organisme eukariotik.
 Tumbuhan yang tergolong tumbuhan
tinggi adalah tumbuhan berbiji, karena
tumbuhan tersebut memiliki akar, batang,
dan daun sejati serta organ tambahan
seperti bunga dan buah. Didalam buah itu
terdapat biji. Tumbuhan biji disebut juga
tumbuhan berbunga. Bunga itu sebagai alat
reproduksi atau perkawinan atau
perkembangbiakan tumbuhan biji.
Kusnadi. “Tumbuhan Tinggi”,
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._
PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSN
ADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUS
NADI_dkk/Kelas_X/Bab._tumbuhan_tinggi.
pdf, 14 November 2016.
Mengklasifikasi- C3 Konseptual 7* Perhatikan tabel berikut! B 1
kan jenis jamur (5) Jenis jamur
No Cirri-ciri
berdasarkan data A B C
ciri-ciri jamur 1 Hifa tidak bersekat + - -
yang disajikan Spora dibentuk di dalam
2 - + -
askus
Spora dibentuk di dalam
3 - - +
basidium
112

Berdasarkan tabel tersebut, apakah jenis jamur A, B dan


C berturut-turut?
a. Ascomycota-Basidiomycota-Zygomycota
b. Zygomycota-Ascomycota-Basidiomycota
c. Ascomycota-Deuteromycota-Basidiomycota
d. Basidiomycota-Zygomycota-Deuteromycota
e. Zygomycota-Deuteromycota-Ascomycota
Mengklasifi- Menentukan jenis C2 Konseptual 8* Tika mengamati jamur dengan ciri-ciri berikut. A 1
kasikan jamur jamur (6) 1. Miselium berkembang dalam substrat  Mucor mucedo termasuk kelompok
berdasarkan berdasarkan ciri- 2. Sporangium tumbuh pada ujung hifa yang muncul Zygomycota yang biasa hidup di kotoran
ciri-ciri dan ciri yang ditemui tegak dari substrat ternak dan roti.
reproduksinya 3. Termasuk dalam kelompok Zygomycota  Rhizopus oligosporus termasuk kelompok
Zygomycota yang terdapat pada jamur
4. Bersifat saprofit pada: roti, kotoran ternak dan sisa
tempe.
makanan yang mengandung karbohidrat
 Aspergilus oryzae termasuk kelompok
Jamur apakah itu? Ascomycota yang berfungsi dalam
a. Mucor mucedo d. Volvariela volvacea pembuatan tape
b. Rhizopus oligosporus e. Auricula politrica  Volvariela volvacea atau jamur merang,
c. Aspergilus oryzae untuk dimakan termasuk kelompok
Basidiomicota
 Auricularia politrica atau jamur kuping,
termasuk dalam kelompok jamur
Basidiomicota.
Nuraeni, Eni. “Panduan Praktikum Fungi”,
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._
PEND._BIOLOGI/197606052001122ENI_
NURAENI/BAHAN_AJAR/FUNGI.pdf, 5
Desember 2016.
Menentukan jenis C3 Konseptual 9 Apakah jenis jamur yang membantu menguraikan biji B 1
jamur yang kedelai sehingga tubuh kita lebih mudah mencerna dan
membantu dapat merasakan kelezatannya pada saat dimakan?
menguraikan biji a. Rhizopus stolonifer d. Mucor mucedo
kedelai b. Rhizopus oryzae e. Mucor javanicus
c. Chlamydomucor oryzae
Membuat C6 Konseptual 10* Bobi melakukan percobaan pembuatan tempe dengan A 1
rumusan masalah (7) menggunakan kedelai varietas A, B dan C. Jenis jamur
yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan takaran
113

dari wacana yang yang sama untuk ketiganya. Setelah proses fermentasi
telah disediakan tersebut ia membandingkan tekstur ketiga tempe yang
dihasilkan. Apakah rumusan masalah yang tepat dari
wacana tersebut?
a. Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
b. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah
kedelai menjadi tempe?
c. Bagaimana cara pembuatan tempe?
d. Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi
tekstur tempe?
e. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi
tekstur tempe?
Menganalisis C4 Konseptual 11 Melalui pengamatan mikroskopis ditemukan jenis jamur E 1
jenis jamur dengan ciri-ciri sebagai berikut.
berdasarkan ciri- 1) Tubuhnya uniseluler
ciri yang 2) Berkembang biak dengan pembelahan sel,
ditemukan pada pembentukan tunas atau kuncup, serta konjugasi
pengamatan 3) Berkemampuan untuk melakukan fermentasi
Apakah jamur tersebut?
a. Aspergillus wenti d. Rhizopus stolonifer
b. Aspergilus oryzae e. Saccharomyces
c. Penicillium camemberti cerevisiae
Menentukan C4 Konseptual 12 Seorang siswa mengamati jamur-jamur yang tumbuh pada A 1
jamur yang bahan makanan. Salah satu jamur yang diamati memiliki Miselium Zygomycota memiliki tiga tipe hifa
tumbuh pada ciri-ciri: mempunyai stolon, rizoid, dan sporangiofor. yaitu rizoid, stolon, dan sporangiofor. Salah
makanan Dimanakah jamur tersebut banyak ditemukan? satu contoh dari divisi Zygomycota adalah
Rhizopus oryzae yang berperan dalam
berdasarkan ciri- a. tempe d. tauco
pembuatan tempe. Jamur untuk membuat
ciri yang diamati b. kecap e. oncom kecap, tauco dan sake adalah Aspergillus
c. sake wentii. Selain Aspergillus wentii,
Saccharomyces cerevisiae juga dapat untuk
membuat sake. Aspergillus wentii dan
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur
yang termasuk dalam divisi Ascomycota.
Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.
114

Membuat C6 Konseptual 13 Sekantong roti yang disimpan di dalam lemari terlupakan B 1


rumusan masalah selama seminggu. Ketika dibuka roti tersebut terlihat Rumusan masalah:
dari kasus yang kehitaman karena tertutup oleh jamur dan berbau tidak  Mengapa roti cepat sekali ditumbuhi
telah disediakan enak. Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Dari kasus jamur?
tersebut, manakah yang bukan rumusan masalah yang  Pernahkah Anda mengkonsumsi roti yang
sudah berjamur?
tepat?
 Jenis jamur apakah yang terdapat pada roti
a. Mengapa roti cepat sekali ditumbuhi jamur?
yang sudah kadaluarsa?
b. Pernahkah Anda mengkonsumsi roti yang sudah  Samakah antara jenis jamur yang terdapat
berjamur? pada roti dengan jenis jamur lainnya?
c. Jenis jamur apakah yang terdapat pada roti yang sudah  Apakah ada ciri-ciri tertentu antara jamur
kadaluarsa? yang dapat dikonsumsi dengan jamur yang
d. Samakah antara jenis jamur yang terdapat pada roti beracun?
dengan jenis jamur lainnya?
e. Apakah ada ciri-ciri tertentu antara jamur yang dapat
dikonsumsi dengan jamur yang beracun?
Menganalisis C4 Faktual 14 Oncom merah di Jawa Barat merupakan makanan B 1
aktivitas jamur tradisional yang setiap hari dikonsumsi. Diproduksi oleh Jamur Neurospora sp. termasuk dalam
yang berperan aktivitas jamur apakah bahan makanan tersebut? golongan Ascomycota, di Jawa Barat dikenal
dalam produksi a. Neurospora crassa dari golongan Deuteromycotina sebagai jamur oncom untuk membuat oncom.
P. Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo.
oncom merah b. Neurospora crassa dari golongan Ascomycotina
2009. Praktis Belajar Biologi Untuk Kelas X
c. Neurospora sitophila dari golongan Deuteromycotina SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
d. Neurospora sitophila dari golongan Zygomycotina Depdiknas.
e. Monilia sitophila dari golongan Deuteromycotina
Mengurutkan C3 Prosedural 15* Berikut ini merupakan tahapan reproduksi jamur: D 1
proses reproduksi (8) 1. Meiosis
seksual jamur 2. Sporangium
Zygomycota 3. Hifa (-) bergabung dengan hifa (+)
dengan tepat 4. Kariogami
berdasarkan 5. Plasmogami
tahapan yang Bagaimanakah urutan proses reproduksi seksual jamur
disajikan Zygomycota?
a. 5-3-4-2-1 d. 3-5-4-1-2
b. 3-4-5-1-2 e. 1-2-3-4-5
c. 2-3-4-1-5
Mengurutkan C3 Prosedural 16* Amati langkah pengamatan jamur tempe! C 1
langkah-langkah (9) 1. Letakkan diatas kaca benda dan berilah setetes air
115

pengamatan 2. Ambil hifa jamur dengan menggunakan jarum pentul


jamur tempe 3. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 X
4. Amati dengan perbesaran 40 X
5. Tutup dengan kaca penutup
6. Amati perbesaran dengan 100 X
Bagaimana urutan langkah-langkah pengamatan yang
tepat?
a. 1-2-3-4-5-6 d. 2-1-5-6-4-3
b. 2-3-1-5-4-6 e. 2-1-5-4-6-3
c. 2-1-5-3-4-6
Menganalisis C4 Konseptual 17 Dibawah ini manakah yang bukan ciri jamur D 1
perkembangbia- Ascomycota? Ciri-ciri Ascomycota:
kan jamur divisi a. perkembangbiakan vegetatifnya dengan konidia  Siklus hidup Ascomycota terjadi secara
Ascomycota b. perkembangbiakan generatifnya dengan askus seksual maupun aseksual.
 Reproduksi aseksual terjadi dengan
c. perkembangbikan generatifnya dengan konjugasi pada
pembelahan biner melintang (umumnya
jamur bersel satu terjadi pada khamir), dengan bertunas
d. perkembangbiakan vegetatifnya dengan konjugasi (misalnya pada Saccharomyces), dan
e. perkembangan seksual pada jamur menghasilkan dengan pembentukan askospora (pada
empat inti haploid Ascomycota berfilamen).
 Reproduksi seksual dengan pembentukan
spora di dalam askus sehingga sporanya
disebut askospora.
 Reproduksi secara seksual dilakukan
dengan membentuk askokarp.
 Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk
askus yang mengandung inti diploid. Inti
diploid pada askus muda akan mengalami
meiosis membentuk 4 inti haploid.
 Reproduksi secara seksual pada
Ascomycota uniselular terjadi dengan cara
konjugasi.
Firmansyah, Rikky., et.al., Mudah dan Aktif
Belajar Biologi Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Membuat C6 Konseptual 18* Ketika sedang menyiram tanaman, Rahma melihat C 1
hipotesis (10) sekumpulan jamur yang hidup tak jauh dari pohon besar
berdasarkan yang ada di pekarangan rumahnya. Jamur tersebut
116

jamur yang memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki


ditemui tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat
tua keabu-abuan, batangnya berwarna cokelat dan
dilindungi oleh selubung. Apa hipotesis yang dapat
dirumuskan dari uraian tersebut?
a. jamur tersebut merupakan jamur Agaricus bisporus
b. jamur tersebut mengandung senyawa beracun
c. jamur tersebut berasal dari divisi Basidiomycota
d. jamur tersebut tidak dapat di konsumsi
e. jamur tersebut berasal dari divisi Ascomycota
Menentukan jenis C3 Konseptual 19 Apakah jenis anggota dari kelompok Basidiomycota yang C 1
anggota dari menghasilkan racun kuat? Jamur yang dapat di konsumsi
kelompok a. Volvariella volvaceae Volvariella volvaceae  jamur merang
Basidiomycota b. Auricularia polytricha Auricularia polytricha  jamur kuping
yang c. Amanita sp. Agaricus bisporus  jamur kancing
menghasilkan d. Agaricus bisporus Lentinus edodes  jamur shitake
racun kuat e. Lentinus edodes Amanita sp. adalah jamur beracun yang
termasuk ke dalam golongan Basidiomycota.
Anggraeny, Evi. “Fungi (Jamur)”,
http://pendidikankarakter.org/biosciencelear
ning/materi/fungi_2013.pdf, 10 November
2016.
Menentukan C3 Faktual 20* Pada bagian apakah jamur merang (Volvariella B 1
bagian tubuh (11) volvaceae) yang tubuh buahnya dapat
jamur yang dapat dimakan dan membawa basidisporanya?
dimakan a. selaput penutup
b. bilah bawah tudung
c. atas tudung
d. tengah batang
e. pangkal batang
Mendeteksi jamur C4 Faktual 21* Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam A 1
yang telah (12) kelompok Deuteromycota, tetapi sekarang dimasukkan
ditemukan cara dalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukan
reproduksi cara reproduksi seksualnya, yakni dengan konidiospora
seksualnya yang berwarna merah bata muda. Apakah jenis jamur
tersebut?
117

berdasarkan a. Neurospora crassa d. Boletus edulis


pernyataan b. Aspergillus niger e. Amanita muscaria
c. Rhizopus oryzae
Menganalisis C4 Konseptual 22* Manakah pernyataan yang benar mengenai divisi E 1
pernyataan yang (13) Deuteromycota?  Reproduksi seksual tidak atau belum
benar mengenai a. Divisi Deuteromycota merupakan divisi bagi jamur diketahui disebut juga jamur imperfekti.
divisi penyusun liken  Reproduksi aseksual dibentuk oleh
konidia.
Deuteromycota b. Divisi Deuteromycota merupakan kelompok bagi
 Pengelompokkan jamur ke dalam filum ini
jamur lendir, khamir, dan liken bersifat sementara, ketika reproduksi
c. Reproduksi seksual divisi Deuteromycota sudah seksualnya diketahui, divisi tersebut
diketahui dimasukkan ke dalam kelompok yang
d. Divisi Deuteromycota reproduksi aseksualnya tidak sesuai, contohnya Monilia sitophila.
atau belum diketahui Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
e. Divisi Deuteromycota meliputi jamur yang biasanya Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
bereproduksi secara aseksual dengan konidia Yudhistira, 2013.
Menjelaskan Merumuskan C6 Konseptual 23 Adi berjalan di hutan pinus, kemudian ia menemukan A 1
simbiosis pernyataan sejenis jamur berbentuk payung tumbuh di bawah pohon Pada keadaan tidak ada tanaman inang, hifa
jamur dengan mengenai simbion tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus yang terbentuk dari spora sebelum simbiosis
organisme lain pembentuk termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah (presimbiotik) berhenti tumbuh dan akhirnya
mati. Adanya akar tanaman inang, jamur
mikoriza pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk
melalui hifanya akan kontak dengan tanaman
mikoriza? inang dan mulai proses simbiotik. Fase
a. Pada keadaan tidak ada pohon pinus, hifa yang kontak dimulai dengan kejadian seperti
terbentuk dari spora sebelum simbiosis (presimbiotik) pertentangan pertumbuhan jamur dengan
berhenti tumbuh dan mati akar tanaman, pola percabangan akar baru,
b. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jika dan pada akhirnya terbentuk apresorium.
tidak ada simbiosis dengan jamur Ektomikoriza  hidup antara jamur dengan
c. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus tanaman pinus, apabila hifanya tidak
menjadi kering menembus ke dalam akar tetapi hanya pada
d. Dengan adanya jamur, pohon pinus tidak memerlukan sampai lapisan epidermis. Dengan adanya
ektomikoriza akar tanaman tidak
bulu akar untuk mendapatkan air dan unsur-unsur hara
memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui
e. Dengan adanya jamur, pinus tidak mendapatkan air jamur ini tanaman dapat memperoleh air atau
dan unsur hara unsur lainnya. Jamur ini tidak dapat hidup
tanpa bersimbiosis dengan akar tanaman.
A. Intan Ratna Dewi. Peran, Prospek dan
Kendla dalam Pemanfaatan Endomikoriza.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
118

content/uploads/2009/06/makalah_peran_en
domikoriza.pdf 16 Desember 2016.
Menentukan C4 Konseptual 24* Manakah pernyataan yang benar mengenai mikoriza? E 1
pernyataan yang (14) a. Mikoriza menyebabkan tumbuhan tidak mampu hidup Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis
benar mengenai di lingkungan yang miskin zat fosfor dengan akar tumbuhan. Jamur dengan luas
mikoriza b. Mikoriza mempersempit permukaan untuk absorpsi permukaannya membantu tumbuhan dalam
penyerapan zat mineral dari tanah dan
bagi tumbuhan
melindungi tumbuhan dari kekeringan serta
c. Mikoriza terdiri dari satu tipe yaitu ektomikoriza serangan jamur lain. Sebaliknya, tumbuhan
d. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke memberi zat makanan seperti gula, vitamin,
tanaman lain asam amino dan makanan lainnya.
e. Mikoriza memperoleh makanan dari tumbuhan Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.

Mikoriza mampu membentuk menyerap


fosfor dari larutan tanah oleh hifa dan
lamanya mekanisme transpor sepanjang hifa
ke dalam akar tanaman.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/20348/4/Chapter%20II.pdf
Menentukan cara C3 Konseptual 25 Lumut kerak yang merupakan bentuk simbiosis antara E 1
reproduksi lumut jamur dan ganggang dapat melakukan reproduksi Reproduksi aseksual lichenes dengan
kerak sehingga menghasilkan kembali lumut kerak. Bagaimana fragmentasi atau dengan soredium.
cara reproduksi yang dilakukan? Repdroduksi seksual dengan membentuk
spora.
a. seksual dengan menggunakan fragmentasi
b. seksual dengan menggunakan soredia Haryati, Nunung et. al., Biologi untuk
c. seksual dengan masing-masing membentuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
antheredium dan arkhegonium Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung:
d. aseksual dengan menggunakan spora Yrama Wisya, Cet. 6, 2015.
e. aseksual dengan menggunakan soredia
Menyelidiki C3 Konseptual 26 Meskipun dalam keadaan kekeringan, mikoriza tetap B 1
kemampuan dapat melanjutkan pertumbuhan. Manakah alasan yang Keuntungan yang didapat dari simbiosis
mikoriza bertahan tepat mengenai pertumbuhan mikoriza? mutualistik antara jamur dan tanaman adalah
hidup dalam a. Akar melakukan transport aktif ion tanaman memberi karbon untuk jamur dan
jamur memberi peningkatan kemampuan
keadaan b. Hifa pada jamur dapat meningkatkan luas permukaan
penyerapan fosfat, mineral dan nutrisi
kekeringan untuk mengabsorbsi air lainnya bagi tumbuhan. Peningkatan
c. Tumbuhan memiliki banyak jaringan bunga karang pengambilan nutrisi oleh akar tanaman
119

d. Akar tidak tumbuh lebih dalam karena adanya hifa bermikoriza terjadi karena perakaran menjadi
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tambah panjang, diameter tambah besar,
tanaman lain sehingga permukaan absorbsi akar semakin
luas. Akar tanaman yang bermikoriza mampu
menghambat infeksi patogen melalui
mekanisme mikoriza menciptakan
lingkungan yang tidak menguntungkan buat
pertumbuhan patogen dengan jalan
menggunakan karbohidrat dan eksudat akar
yang lebih. Dengan cara lain mikoriza juga
mengeluarkan zat yang dapat mematikan
patogen (Abbott dan Robson, 1984). Imas
dkk. (1989) menyatakan mikoriza juga dapat
meningkatkan produksi hormon
pertumbuhan seperti auksin, sitokinin dan
giberelin bagi tanaman inangnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/20348/4/Chapter%20II.pdf
Menganalisis Menentukan C3 Faktual 27 Manakah golongan jamur yang menyebabkan penyakit D 1
peranan jamur golongan jamur kulit pada manusia?
dalam yang menyebabkan a. Zygomycota d. Deuteromycota
kehidupan dan penyakit kulit pada b. Ascomycota e. Chytridiomycota
lingkungan manusia c. Basidiomycota
Menentukan C3 Faktual 28 Beberapa jenis jamur telah digunakan sebagai obat-obatan D 1
kelompok jamur dalam bentuk kapsul dengan merek “Ganotherapi”.
yang digunakan Berasal dari kelompok jamur manakah obat tersebut?
sebagai obat- a. Zygomycotina d. Basidiomycotina
obatan b. Ascomycotina e. Deuteromycotina
c. Chytridiomycotina
Menentukan C3 Faktual 29 Perhatikan jenis-jenis jamur di bawah ini! C 1
jamur yang dapat 1. Volvariela volvaceae Volvariella volvaceae  jamur merang
dikonsumsi 2. Aspergillus fumigatus Pleurotus ostreatus  jamur tiram
3. Pleurotus ostreatus Auricularia polytricha  jamur kuping
Aspergillus fumigatus  kanker pada paru-
4. Auricularia politricha
paru burung
5. Amanita caesarina Amanita sp.  jamur beracun yang termasuk
Manakah jamur yang dapat dijadikan makanan? ke dalam golongan basidiomycota.
a. 1, 2 dan 3 d. 1, 4 dan 5
120

b. 1, 2 dan 4 e. 3, 4 dan 5 Anggraeny, Evi. “Fungi (Jamur)”,


c. 1, 3 dan 4 http://pendidikankarakter.org/biosciencelear
ning/materi/fungi_2013.pdf, 10 November
2016.
Menuntukan jenis C4 Faktual 30 Perhatikan tabel berikut ini! A 1
jamur dan Peranan bagi  Aspergillus oryzae  pembuatan tape, sake,
Jenis jamur Produksi melakukan adonan roti
peranannya manusia
 Aspergillus flavus  penghasil racun
1. Aspergilus A. Alkohol P. Racun
alflatoksin
2. Saccharomyces B. Alfatoksin Q. Antibiotik  Saccharomyces cerevisiae  untuk
3. Rhizopus C. Sake R. Minuman membuat tape, roti, minuman sake, dan bir.
 Rhizopus stolonifer  untuk membuat tape
Manakah jenis jamur, produksi dan peranannya yang  Rhizopus oryzae  untuk membuat tempe
tepat?  Rhiopus nigricans  menghasilkan asam
a. 1-B-P d. 2-B-P fumarat.
b. 1-B-R e. 3-C-P Nurhayati, Nunung et. al., Biologi untuk
c. 2-A-P SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung:
Yrama Wisya, Cet. 6, 2015.
Menyebutkan C2 Faktual 31* Manakah kelompok jamur yang menguntungkan bagi E 1
jamur yang (15) manusia? Kelompok jamur yang menguntungkan
menguntungkan a. Pythium sp, Phytophthora infestans, Aspergillus manusia:
bagi manusia fumigatus  Volvariella volvaceae (jamur merang) 
dapat dikonsumsi
b. Epidermophyton floocosoem, Ustilago maydis,
 Penicillium camemberti  pembuatan keju
Saprolegnia  Auricularia polytrica (jamur kuping) 
c. Saprolegnia, Aspergillus flavus, aspergillus fumigatus dapat dikonsumsi
d. Ustilago maydis, Aspergillus flavus, Penicillium  Aspergillus oryzae  pembuatan tape,
camemberti sake, melakukan adonan roti
e. Volvariella volvaceae, Auricularia polytrica, Kelompok jamur yang merugikan:
Aspergillus oryzae  Pythium sp.  penyebab penyakit rebah
semai, yaitu busuknya kecambah
 Phytophthora infestans  penyebab busuk
layu pada tanaman kentang
 Aspergillus fumigatus  kanker pada paru-
paru burung
 Epidermophyton floocosoem  penyebab
penyakit kaki atlit
121

 Ustilago maydis (jamur api)  penyebab


penyakit pada jagung
 Saprolegnia (jamur air)  parasit pada
tubuh ikan
 Aspergillus flavus  penghasil racun
alflatoksin
Tim Studi Guru. Cara Cepat & Mudah
Taklukkan UN SMA/MA IPA 2015.
Yogyakarta: Indonesia Tera, Cet I, 2014.
Menjelaskan C2 Faktual 32 Jamur banyak yang menimbukan penyakit pada tanaman. E 1
peranan Mengapa jamur bersifat demikian?
merugikan jamur a. tubuhnya terdiri atas benang d. hidupnya autotrof
b. reproduksinya dengan spora e. hidupnya heterotrof
c. penyebarannya sangat mudah
Mendesain C6 Prosedural 33 Sekelompok siswa akan melakukan percobaan membuat E 1
variabel yang tapai untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ragi dan  Variabel bebas: variabel yang
diperhatikan lama fermentasi terhadap kandungan alkohol yang mempengaruhi atau menjadi sebab
dalam dihasilkan. Maka bagaimanakah desain yang sesuai perubahan.
perencanaan dengan maksud siswa terebut?  Variabel terikat: variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat
praktikum a. Variabel terikat: kandungan alkohol, variabel bebas:
karena adanya variabel bebas.
pembuatan tapai waktu fermentasi Semakin lama waktu fermentasi maka
b. Variabel terikat: waktu fermentasi, variabel bebas: semakin tinggi pula kadar alkohol yang
konsentrasi ragi dan kandungan alkohol dihasilkan dan semakin banyak dosis ragi
c. Variabel terikat: konsentrasi ragi, variabel bebas: yang diberikan maka kadar alkohol
kandungan alkohol dan waktu fermentasi juga semakin tinggi.
d. Variabel terikat: konsentrasi ragi dan waktu fermentasi, http://eprints.ums.ac.id/8568/1/A420060084.
variabel bebas: kandungan alkohol pdf
e. Variabel terikat: kandungan alkohol, variabel bebas:
konsentrasi ragi dan waktu fermentasi
Menganalisis C4 Prosedural 34* Cermati langkah-langkah pembuatan roti berikut ini! B 1
tahapan (16) 1) Pencampuran 4) Pencetakan
masuknya jamur 2) Peragian 5) Pemanggangan
ke dalam adonan 3) Pengadonan
roti Pada tahap apa jamur dimasukkan ke dalam adonan roti?
a. Pencampuran d. Pencampuran dan peragian
b. Peragian e. Pencampuran dan pengadonan
c. Pengadonan
122

Menganalisis C4 Konseptual 35 Ragi → kedelai → tempe A 1


pengerjaan proses Proses pembuatan tempe pada dasarnya
fermentasi Pada pembuatan tempe, sepotong ragi dilembutkan dan adalah proses menumbuhkan spora jamur
menggunakan ditaburkan di atas kedelai yang sudah disiapkan. Bagian tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp.
jamur yeast (ragi) manakah dari ragi yang benar-benar bekerja untuk
membentuk benang-benang yang disebut
pada pembuatan pembuatan tempe? sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini
tempe a. Spora sejenis jamur mengikatkan biji kedalai yang satu dengan
b. Sejenis zat kimia yang tidak dikenal biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai
c. Tepung beras yang halus ini membentuk suatu massa yang kompak.
d. Bumbu masakan yang dihaluskan Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut
e. Sebangsa bakteri yang saprofit sebagai tempe. Selama masa
pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga
menghasilkan enzim yang dapat
menguraikan protein yang terdapat dalam biji
kedelai, sehingga protein-protein dalam biji
kedelai ini mudah dicernakan.
Rochintaniawati, Diana. “Pembuatan Ragi
Tempe”,
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._
PEND._BIOLOGI/DIANA_ROCHINTANI
AWATI/BIOLOGY_TERAPAN/PEMBUA
TAN_RAGI_TEMPE_%26_TEMPE.pdf, 15
Desember 2016.
Mengurutkan C3 Prosedural 36* Cermati langkah-langkah pembuatan tempe berikut! B 1
langkah-langkah (17) 1) Perendaman 5) Pendinginan
pembuatan tempe 2) Pencucian 6) Pembungkusan
3) Perebusan 7) Pengadukan
4) Peragian
Bagaimana urutan langkah yang tepat?
a. (1), (2), (3), (5), (4), (7), (6)
b. (2), (1), (3), (5), (4), (7), (6)
c. (2), (3), (1), (5) ,(4), (7), (6)
d. (1), (2), (3), (5), (7), (4), (6)
e. (2), (1), (3), (5), (7), (4), (6)
Mengurutkan C3 Prosedural 37 Cermati langkah-langkah pembuatan tape singkong D 1
langkah-langkah berikut!
1) Pencucian 4) Pendinginan
123

pembuatan tape 2) Pengupasan kulit 5) Pemeraman


singkong 3) Peragian 6) Pengukusan
Bagaimana urutan langkah yang tepat?
a. (1), (2), (6), (4), (3), (5) d. (2), (1), (6), (4), (3), (5)
b. (2), (1), (3), (5), (4), (6) e. (2), (1), (5), (3), (6), (4)
c. (2), (1), (6), (5), (3), (4)
Merumuskan C6 Konseptual 38* Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa E 1
hipotesis (18) proses fermentasi pada pembuatan tape ketan selain
berdasarkan dipengaruhi oleh jenis bahan dasar dan jumlah ragi yang
penelitian yang diberikan, dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan.
telah dilakukan Dengan demikian permasalahan suhu dan pengaruhnya
terhadp kualitas tape ketan dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah suhu lingkungan dapat mempengaruhi
kualitas tape yang dihasilkan?” Bagaimana hipotesis yang
dapat dirumuskan dari uraian tersebut?
a. Suhu lingkungan yang baik berpengaruh terhadap rasa
manis pada ketan
b. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap pembuat tape
c. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka
akan dihasilkan tape ketan dengan kualitas baik
d. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka
akan dihasilkan tape ketan yang dingin
e. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu kamar maka
akan dihasilkan tape ketan dengan kualitas baik
Merumuskan C6 Prosedural 39* Sekelompok siswa melakukan percobaan fermentasi. D 1
penyebab (19) Kelompok A: melakukan percobaan dari beras ketan,
terjadinya bau kemudian diberi ragi Saccharomyces cereviceae dengan
asam pada menggunakan kantong plastik yang tertutup rapat.
percobaan Kelompok B: melakukan percobaan yang sama, dengan
perbedaan pada sisi kiri dan kanan kantong tersebut dibuat
lubang-lubang kecil.
Setelah beberapa hari kemudian kedua kelompok
mengamati hasil percobaannya. Pada kelompok A plastik
pembungkus menggelembung dan berbau alkohol,
sedangkan pada kelompok B berbau asam. Apa yang
124

menyebabkan bau asam yang terjadi pada beras ketan


kelompok B?
a. Beras ketan yang digunakan tidak steril
b. Ragi yang digunakan tidak bereaksi
c. Beras ketan yang digunakan kurang bagus
d. Alkohol diubah menjadi asam oleh bakteri
e. Kelompok B salah prosedur dalam percobaan
Memprediksi C5 Konseptual 40* Seorang siswa sedang melakukan pengamatan terhadap C 1
hubungan (20) berbagai jamur yang tumbuh di sekitar halaman  Jenis jamur beracun pada umumnya
morfologi jamur rumahnya. Ia menemukan jamur yang warnanya mempunyai warna yang mencolok : merah-
terhadap mencolok dan menarik. Kemudian siswa tersebut darah, hitam-legam, biru-tua, ataupun
manfaatnya dalam menyadari jamur yang biasa ia konsumsi tidak berwarna warna-warna lainnya. Walaupun ada pula
jenis jamur beracun yang mempunyai warna
kehidupan sehari- mencolok dan menarik. Apakah prediksi yang paling logis terang {kuning muda) ataupun putih
hari untuk menjelaskan kondisi jamur tersebut?  Jenis jamur beracun dapat menghasilkan
a. Jamur berwarna tidak mencolok tidak dapat dimakan bau yang menusuk hidung
b. Jamur berwarna mencolok dapat dimakan  Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada
c. Jamur berwarna mencolok tidak dapat dimakan rempat yang kotor: tempat pembuangan
d. Jamur warna apapun dapat dimakan sampah, kotoran kandang, dan sebagainya.
e. Jamur warna apapun tidak dapat dimakan  Jenis jamur beracun cepat sekali berubah
warna, missal dari putih ke warna gelap,
kalau dimasak atau dipanaskan.
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Ciri
-ciri%20Jamur%20Beracun-_0.pdf

Uraian (Soal Mengukur Dimensi Pengetahuan Metakognitif)


Indikator Dimensi Dimensi No.
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Skor
Pembelajaran Kognitif Pengetahuan Soal
Mengidentifi- Untuk Soal No. 41
kasi ciri umum Rani dan Riri menemukan jamur tumbuh di sebuah kayu pohon besar yang sudah lapuk ketika sedang berjalan di taman. Jamur tersebut berwarna putih dan berbentuk
dan struktur seperti payung. Kemudian Rani dan Riri membandingkan jamur yang ia temui dengan tumbuhan lain disekitarnya. Berdasarkan pengamatan mereka berdua,
jamur tumbuhan memiliki struktur tubuh lebih kuat, dan hampir semua berwarna hijau serta memiliki batang kayu. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga tumbuhan dapat
berfotosintesis sedangkan jamur tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak memiliki klorofil. Dengan data tersebut, mereka menyimpulkan bahwa jamur
berbeda dengan tumbuhan.
125

Membedakan C4 Faktual 41a Apa alasan yang membuktikan jamur tidak sama dengan C 1
jamur dengan tumbuhan?
tumbuhan a. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan tidak Ciri-ciri jamur:
berdasarkan ciri b. Jamur dan tumbuhan dapat membuat makanan sendiri  Jamur merupakan organisme eukariotik
yang ditemukan c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak  Tubuhnya ada yang tersusun oleh satu sel
d. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler)
e. Tumbuhan bersifat saprofit, jamur tidak  Dinding sel tersusun atas kitin
 Tidak memiliki pembuluh
 Reproduksi secara aseksual dan seksual
 Memperoleh makanan dengan saprofit, parasit,
dan simbiosis
Septianing, Rasti dan Aggarwal. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira, 2013.
Mengemukakan C2 Metakognitif 41b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri umum jamur dan 4
pengetahuan yang menjawab bahwa jamur tidak sama dengan tumbuhan? tumbuhan
diperlukan untuk Jelaskan! 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur dan
menjawab soal tumbuhan
jamur tidak sama 3. Pengetahuan cara hidup jamur dan
dengan tumbuhan tumbuhan
4. Pengetahuan jenis jamur
Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menyebutkan C1 Konseptual 42a Dahulu jamur dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan. E 1
persamaan jamur Pengelompokan ini dilakukan karena jamur dan tumbuhan
dan tumbuhan memiiki persamaan ciri dalam hal berikut, kecuali...
a. Bersifat eukariotik d. Hanya dapat bergerak pasif
b. Memiliki dinding sel e. Memperoleh makanan
c. Memiliki membran sel secara autotrof
Mengemukakan C2 Metakognitif 42b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri umum jamur dan 4
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu diatas? tumbuhan
diperlukan untuk Jelaskan! 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur dan
menjawab soal tumbuhan
126

persamaan jamur 3. Pengetahuan cara hidup jamur dan


dan tumbuhan tumbuhan
4. Pengetahuan klasifikasi jamur
Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Mengklasifika Untuk Soal No. 43
sikan jamur Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan
berdasarkan spora. Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara
ciri dan meiosis. Reproduksi seksual umumnya lebih penting karena melibatkan penyatuan gamet jantan serta betina (melalui isogami, anisogami, dan oogami) dan
reproduksinya pembentukan spora seksual.
Menjelaskan C2 Konseptual 43a Bagaimanakah cara pembelahan sel dalam pembentukan E 1
proses spora pada askus berlangsung?
pembelahan sel a. Mitosis d. Meiosis tahap I saja
dalam reproduksi b. Amitosis e. Meiosis
jamur c. Fragmentasi
Mengemukakan C2 Metakognitif 43b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri umum jamur 4
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu diatas? 2. Pengetahuan reproduksi jamur
diperlukan untuk Jelaskan! 3. Pengetahuan pembentukan spora pada
menjawab soal jamur
pembelahan sel 4. Pengetahuan mengenai pembelahan sel
dalam Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
pembentukan Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
spora pada jamur Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menganalisis C4 Konseptual 44a Seorang siswa bernama Ray menemukan organisme tidak E 1
jenis jamur berklorofil, hifa bersekat, reproduksi vegetatif dengan
berdasarkan ciri- membentuk konidium, sedangkan reproduksi seksualnya
ciri yang belum diketahui. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, termasuk
ditemukan kelompok apakah jamur tersebut?
a. Chytridiomycota d. Basidiomycota
b. Zygomycota e. Deuteromycota
c. Ascomycota
C2 Metakognitif 44b* 1. Pengetahuan ciri umum jamur 4
127

Mengemukakan Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 2. Pengetahuan struktur tubuh jamur
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu diatas? 3. Pengetahuan klasifikasi jamur
diperlukan untuk Jelaskan! 4. Pengetahuan ciri-ciri jamur
menjawab soal Deuteromycota
kelompok jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menjelaskan Untuk Soal No. 45-46
simbiosis Liken (lumut kerak) merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara organisme fotosintetik (alga atau sianobakteri) dan jamur. Jamur memperoleh makanan dan
jamur dengan oksigen dari alga yang dihasilkan melalui fotosintesis, sedangkan alga terjaga dan terlindung kelembapannya oleh jamur serta memperoleh karbondioksida dan
organisme lain mineral. Liken dapat hidup pada substrat yang miskin zat organik, misalnya diatas batuan, batang pohon, dan tanah tidak subur. Selain itu liken juga sangat peka
terhadap polutan udara.
Menjelaskan C2 Konseptual 45a Mengapa liken dapat digunakan sebagai indikator C 1
manfaat dari pencemaran lingkungan?
simbiosis a. Liken akan tumbuh subur pada daerah tercemar
mutualisme jamur b. Liken tahan terhadap pengaruh pencemaran
dengan alga c. Liken peka terhadap zat pencemar
(liken) d. Liken toleran terhadap zat pencemar tertentu
e. Liken sebangsa bakteri yang saprofit
Mengemukakan C2 Metakognitif 45b* Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan pengertian liken 4
pengetahuan yang (22) menarik kesimpulan bahwa liken dapat digunakan sebagai 2. Pengetahuan struktur tubuh liken
diperlukan untuk indikator pencemaran lingkungan? 3. Pengetahuan cara hidup liken
menjawab soal 4. Pengetahuan manfaat liken
liken sebagai Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
indikator Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
pencemaran Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
lingkungan Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menganalisis C4 Konseptual 46a* Mengapa Liken dapat menyebabkan pelapukan pada batuan C 1
pelapukan di penyusun candi Borobudur?
batuan penyusun a. Liken mempunyai akar yang kuat sehingga mampu
Candi Borobudur menembus batuan
yang disebabkan b. Liken memang merusak batu arca yang sudah lama
oleh Liken c. Liken merupakan vegetasi perintis yang
mengekskresikan enzim yang dapat melunakan batuan
128

d. Liken merupakan tumbuhan epifit


e. Liken merupakan simbiois antara alga dan jamur
Mengemukakan C2 Metakognitif 46b* Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan pengertian liken 4
pengetahuan yang (23) menyimpulkan bahwa liken dapat melapukkan batuan? 2. Pengetahuan struktur tubuh liken
diperlukan untuk 3. Pengetahuan cara hidup liken
menjawab soal 4. Pengetahuan manfaat liken
jamur dapat Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
menyebabkan Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
pelapukan pada Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
bebatuan Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Untuk Soal No. 47
Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan tinggi. Apabila kita melewati daerah yang ditanami pohon pinus atau berjalan-jalan dihitan pinus,
mungkin kita akan menemukan sejenis jamur berbentuk payung tumbuh di bawah pohon pinus tersebut. Hifa jamur tersebut bersimbiosis dengan akar pohon pinus.
Jamur Basidiomycota dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi seperti Pinus sp. membentuk mikoriza. Pertumbuhan mikoriza sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti suhu, kadar air tanah, pH tanah, bahan organik, cahaya, dan logam berat.
Menyimpulkan C5 Konseptual 47a* Bagaimana interaksi yang terjadi antara dua organisme B 1
mekanisme tersebut?
simbiosis jamur a. Pinus sp. mendapat nitrogen dari jamur, sedangkan jamur
dengan tumbuhan tidak mendapat apapun dari Pinus sp.
(mikoriza) dalam b. Jamur mendapat unsur karbon dari Pinus sp., sedangkan
pohon Pinus sp. Pinus sp. mendapat air dan fosfat dari jamur
c. Jamur membantu pernapasan pada akar Pinus sp.,
sedangkan Pinus sp. memberikan tempat hidup bagi
jamur
d. Pinus sp. dirugikan karena jamur mengakibatkan
pembusukan pada akar Pinus sp.
e. Jamur menyerap fosfat dari akar Pinus sp., sedangkan
Pinus sp. mendapatkan sari makanan dari jamur
Mengemukakan C2 Metakognitif 47b* Pengetahuan apa saja yang kamu butuhkan agar dapat 1. Pengetahuan pengertian mikoriza 4
pengetahuan yang (21) menyimpulkan bahwa jamur mendapat unsur karbon dari 2. Pengetahuan struktur tubuh mikoriza
diperlukan untuk Pinus sp? 3. Pengetahuan cara hidup mikoriza
menjawab soal 4. Pengetahuan manfaat mikoriza
simbiosis jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
129

Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1


Menganalisis Untuk Soal No. 48
peranan jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jenis jamur untuk memfermentasi karbohidrat sehingga menghasilkan etanol dan karbon dioksida yang sangat penting dalam
dalam produksi roti, bir, dan minuman anggur. Saccharomyces cerevisiae atau ragi ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan gas karbon dioksida. Gas itulah yang
kehidupan dan membuat tekanan pada minuman anggur tinggi. Ragi juga digunakan sebagai suplemen gizi karena memiliki kandungan vitamin B yang tinggi dan sekitar 50%
lingkungan kandungan ragi dan protein.
Menganalisis C4 Konseptual 48a Apa alasan adonan roti mengembang setelah diberikan ragi? A 1
perubahan kimia (pilih salah satu jawaban yang benar!)
saat proses a. Selama fermentasi dihasilkan gas karbon dioksida
fermentasi b. Alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas
menggunakan c. Gula dalam adonan berubah menjadi gas
jamur yeast (ragi) d. Fermentasi mengubah air menjadi uap air
pada pembuatan e. Dalam fermentasi dihasilkan alkohol
roti
Mengemukakan C2 Metakognitif 48b* Informasi apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Informasi mengenai ciri umum jamur ragi 4
pengetahuan yang (24) menjawab bahwa ragi membuat adonan mengembang? 2. Informasi mengenai peran jamur ragi
diperlukan untuk 3. Informasi mengenai cara kerja ragi
menjawab soal 4. Informasi mengenai pembuatan roti
peranan jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menentukan C3 Konseptual 49a* Jika dibandingkan susunan zat yang dikandungnya, ternyata D 1
manfaat jamur gizi pada tempe lebih baik daripada kedelai. Mengapa hal ini
yang ada pada dapat terjadi?
tempe a. Ragi tempe akan menambah garam mineral yang
berdasarkan diperlukan tubh
kandungan b. Ragi tempe mengandung banyak asam amino esensial
gizinya dan nonesensial
c. Jamur pada tempe menambah vitamin yang larut dalam
minyak dan air
d. Jamur pada tempe mampu mengubah zat pada kedelai
menjadi asam amino esensial
e. Kedelai yang telah berubah menjadi tempe mudah
diserap oleh usus
130

Mengemukakan C2 Metakognitif 49b* Bagaimana caramu memperoleh informasi mengenai ragi? 1. Informasi mengenai ciri umum jamur ragi 4
pengetahuan yang (25) 2. Informasi mengenai peranan jamur ragi
diperlukan untuk 3. Informasi mengenai cara kerja ragi
menjawab soal 4. Informasi mengenai pembuatan tempe
simbiosis jamur Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
Menentukan C3 Konseptual 50a Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita B 1
penyakit yang AIDS, asma, dan ganguan paru-paru kronis yang disebabkan
disebabkan oleh oleh jamur Aspergillus sp. apakah penyakit yang dimaksud?
jamur Aspergillus a. TBC d. Kanker paru-paru
sp. b. Aspergillosis e. Emfisema
c. Blastomikosis
Mengemukakan C2 Metakognitif 50b* Pegetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat 1. Pengetahuan ciri-ciri jamur Aspergillus sp. 4
pengetahuan yang menarik kesimpulan sesuai dengan jawabanmu pada soal 2. Pengetahuan manfaat jamur Aspergillus
diperlukan untuk diatas? sp.
menjawab soal 3. Pengetahuan peranan merugikan jamur
penyakit jamur Aspergillus sp.
4. Pengetahuan mengenai penyakit yang
ditimbulkan oleh jamur Aspergillus sp.
Menyebutkan 4 kunci jawaban di atas 4
Menyebutkan 3 kunci jawaban di atas 3
Menyebutkan 2 kunci jawaban di atas 2
Menyebutkan 1 kunci jawaban di atas 1
131

Lampiran 7

Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1

Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

salam
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
1. Pendahuluan
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Manampilkan masalah berupa gambar. √
Memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya.
Orientasi siswa Guru membagi siswa menjadi beberapa
2 √
pada masalah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
Membagikan LKS berbasis masalah kepada
siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan

meminta siswa untuk menentukan inti
permasalahan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Mengorganisasi √
untuk menentukan rumusan masalah.
3 siswa untuk
Guru membimbing siswa untuk membuat
belajar √
hipotesis sebagai jawaban sementara.
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber mengenai √
masalah yang terdapat pada LKS.
Membimbing Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan
penyelidikan √
bahan yang diperlukan untuk praktikum.
4 individual Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
maupun √
dalam penyelidikan.
Kelompok Memastikan setiap anggota kelompok
berpartisipasi dan aktif dalam mengumpulkan

informasi, mencari penjelasan dan solusi terkait
permasalahan.
Mengembangkan Guru meminta siswa untuk memberikan solusi
5. dan menyajikan terhadap permasalahan yang dikemukakan pada √
penyelesaian LKS.
132

masalah/hasilGuru meminta siswa untuk membuat


karya laporan/sketsa/rancangan poster mengenai √
solusi yang akan dilakukan.
Guru meminta perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusinya.
Menganalisis dan Guru membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi mengevaluasi hasil kerja masing-masing
6 √
proses pemecahan kelompok dalam pemecahan masalah.
masalah
Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran hari ini.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
7. Penutup √
evaluasi kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Catatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Januari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
133

Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2

Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

salam
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
1. Pendahuluan
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Manampilkan masalah berupa gambar. √
Memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya.
Orientasi siswa Guru membagi siswa menjadi beberapa
2 √
pada masalah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
Membagikan LKS berbasis masalah kepada
siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan

meminta siswa untuk menentukan inti
permasalahan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
Mengorganisasi √
untuk menentukan rumusan masalah.
3 siswa untuk
Guru membimbing siswa untuk membuat
belajar √
hipotesis sebagai jawaban sementara.
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber mengenai √
Membimbing masalah yang terdapat pada LKS.
penyelidikan Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

4 individual dalam penyelidikan.
maupun Memastikan setiap anggota kelompok
Kelompok berpartisipasi dan aktif dalam mengumpulkan

informasi, mencari penjelasan dan solusi terkait
permasalahan.
Guru meminta siswa untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dikemukakan pada √
Mengembangkan
LKS.
dan menyajikan
Guru meminta siswa untuk membuat
5. penyelesaian
laporan/sketsa/rancangan poster mengenai √
masalah/hasil
solusi yang akan dilakukan.
karya
Guru meminta perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusinya.
Guru membantu siswa menganalisis dan
Menganalisis dan
6 mengevaluasi hasil kerja masing-masing √
mengevaluasi
kelompok dalam pemecahan masalah.
134

proses pemecahan
masalah
Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran hari ini.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
7. Penutup √
evaluasi kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Catatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Februari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
135

Lampiran 8
Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1
Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam. √
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
1. Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Guru menampilkan gambar mengenai macam-macam
2 Mengamati √
jamur.
Guru memotivasi siswa untuk bertanya terkait gambar
3 Menanya √
yang ditampilkan.
Guru meminta siswa untuk berkelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 orang.
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk didiskusikan

dan dikerjakan secara berkelompok.
4 Mencoba
Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan untuk praktikum.
Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam

penyelidikan.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. √
5. Mengasosiasikan Guru memastikan tiap anggota kelompok berpartisipasi

aktif dalam mengerjakan LKS.
Mengkomunikasi- Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan
6 √
kan hasil diskusinya.
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. √
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai evaluasi
7. Penutup √
kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. √
Catatan:
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Tangerang Selatan, Januari 2017
Mengetahui,
Observer

Widya Candra
136

Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2

Tahapan
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
Pembelajaran
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam. √
Guru meminta siswa untuk berdoa bersama. √
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. √
1. Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi. √
Guru memotivasi siswa √
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √
Guru menampilkan gambar mengenai macam-macam
2 Mengamati √
jamur.
Guru memotivasi siswa untuk bertanya terkait gambar
3 Menanya √
yang ditampilkan.
Guru meminta siswa untuk berkelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 orang.
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk didiskusikan

dan dikerjakan secara berkelompok.
4 Mencoba
Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan untuk praktikum.
Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam

penyelidikan.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. √
5. Mengasosiasikan Guru memastikan tiap anggota kelompok berpartisipasi

aktif dalam mengerjakan LKS.
Mengkomunikasi- Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan
6 √
kan hasil diskusinya.
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. √
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai evaluasi
7. Penutup √
kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. √
Catatan:
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Februari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
137

Lampiran 9
Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen
Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1
Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memahami tujuan pembelajaran. √
Siswa memahami masalah sesuai data yang

disajikan.
Orientasi siswa Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah
1 √
pada masalah dibagikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok mencoba memahami
dan menganalisis permasalahan yang terdapat √
dalam LKS, serta menentukan inti permasalahan.
Siswa bersama kelompoknya membuat rumusan

Mengorganisasi masalah.
2
siswa untuk belajar Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan

masalah yang telah dibuat.
Siswa mencari informasi berkaitan dengan masalah

melalui buku dan internet.
Membimbing Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

penyelidikan untuk praktikum.
3
individual maupun Siswa meminta bantuan guru jika mengalami

Kelompok kesulitan.
Masing-masing kelompok berpartisipasi dan aktif

dalam mengumpulkan informasi.
Mengembangkan dan Siswa membuat laporan/sketsa/rancangan poster

menyajikan mengenai solusi yang akan dilakukan.
4
penyelesaian Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil

masalah/hasil karya diskusinya.
Menganalisis dan Masing-masing kelompok secara bersama
5. mengevaluasi proses menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja mereka √
pemecahan masalah dalam pemecahan masalah.
Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Januari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
138

Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2

Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memahami tujuan pembelajaran. √
Siswa memahami masalah sesuai data yang

disajikan.
Orientasi siswa Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah
1 √
pada masalah dibagikan oleh guru.
Siswa secara berkelompok mencoba memahami
dan menganalisis permasalahan yang terdapat √
dalam LKS, serta menentukan inti permasalahan.
Siswa bersama kelompoknya membuat rumusan

Mengorganisasi masalah.
2
siswa untuk belajar Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan

masalah yang telah dibuat.
Siswa mencari informasi berkaitan dengan

Membimbing masalah melalui buku dan internet.
penyelidikan Siswa meminta bantuan guru jika mengalami
3 √
individual maupun kesulitan.
kelompok Masing-masing kelompok berpartisipasi dan aktif

dalam mengumpulkan informasi.
Mengembangkan Siswa membuat laporan/sketsa/rancangan poster

dan menyajikan mengenai solusi yang akan dilakukan.
4
penyelesaian Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil

masalah/hasil karya diskusinya.
Menganalisis dan Masing-masing kelompok secara bersama
5. mengevaluasi proses menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja √
pemecahan masalah mereka dalam pemecahan masalah.
Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Februari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
139

Lampiran 10

Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :1

Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan
1 Mengamati √
oleh guru
Siswa mengajukan pertanyaan terkait gambar
2 Menanya √
yang ditampilkan.
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang

telah ditentukan.
Siswa menerima LKS dan memahami isi LKS. √
3 Mencoba Siswa menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan untuk praktikum.
Siswa meminta bantuan guru jika mengalami

kesulitan.
Berdiskusi dengan teman kelompok untuk
4 Mengasosiasikan √
bersama-sama mengerjakan LKS.
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
5. Mengkomunikasikan √
diskusinya.

Catatan
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Januari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
140

Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol

Tempat : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan


Kelas :X
Materi Pembelajaran : Fungi (Jamur)
Pertemuan ke :2

Tahapan
No. Aspek yang Diamati ≥ 50% < 50%
Pembelajaran
Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan
1 Mengamati √
oleh guru
Siswa mengajukan pertanyaan terkait gambar
2 Menanya √
yang ditampilkan.
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang

telah ditentukan.
3 Mencoba Siswa menerima LKS dan memahami isi LKS. √
Siswa meminta bantuan guru jika mengalami

kesulitan.
Berdiskusi dengan teman kelompok untuk
4 Mengasosiasikan √
bersama-sama mengerjakan LKS.
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
5. Mengkomunikasikan √
diskusinya.

Catatan:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Februari 2017


Mengetahui,
Observer

Widya Candra
141

Lampiran 11
Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Skor Pretest Skor Posttest
Siswa
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 37 40 77 77
2 29 37 83 77
3 37 37 83 77
4 31 49 83 80
5 34 34 83 77
6 37 37 80 80
7 34 34 77 71
8 34 37 89 77
9 31 34 77 69
10 29 34 86 77
11 34 49 71 86
12 40 31 74 69
13 43 49 80 75
14 29 31 71 60
15 43 46 89 77
16 31 37 63 77
17 40 37 89 77
18 37 37 86 77
19 37 37 80 77
20 37 37 77 63
21 37 34 83 77
22 40 40 83 77
23 29 40 69 80
24 46 43 91 80
25 40 31 80 74
26 31 46 77 83
27 40 37 89 77
28 34 40 71 77
29 40 34 80 77
30 34 37 83 71
31 43 40 80 69
32 37 34 77 51
33 40 46 83 89
34 37 37 80 63
142

Lampiran 12

Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Siswa
Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 37 77 0,635 Sedang 40 77 0,617 Sedang
2 29 83 0,761 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
3 37 83 0,730 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
4 31 83 0,754 Tinggi 49 80 0,608 Sedang
5 34 83 0,742 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
6 37 80 0,683 Sedang 37 80 0,683 Sedang
7 34 77 0,652 Sedang 34 71 0,561 Sedang
8 34 89 0,833 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
9 31 77 0,667 Sedang 34 69 0,530 Sedang
10 29 86 0,803 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
11 34 71 0,561 Sedang 49 86 0,725 Tinggi
12 40 74 0,567 Sedang 31 69 0,551 Sedang
13 43 80 0,649 Sedang 49 75 0,510 Sedang
14 29 71 0,592 Sedang 31 60 0,420 Sedang
15 43 89 0,807 Tinggi 46 77 0,574 Sedang
16 31 63 0,464 Sedang 37 77 0,635 Sedang
17 40 89 0,817 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
18 37 86 0,778 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
19 37 80 0,683 Sedang 37 77 0,635 Sedang
20 37 77 0,635 Sedang 37 63 0,413 Sedang
21 37 83 0,730 Tinggi 34 77 0,652 Sedang
22 40 83 0,717 Tinggi 40 77 0,617 Sedang
23 29 69 0,563 Sedang 40 80 0,667 Sedang
24 46 91 0,833 Tinggi 43 80 0,649 Sedang
25 40 80 0,667 Sedang 31 74 0,623 Sedang
26 31 77 0,667 Sedang 46 83 0,685 Sedang
27 40 89 0,817 Tinggi 37 77 0,635 Sedang
28 34 71 0,561 Sedang 40 77 0,617 Sedang
29 40 80 0,667 Sedang 34 77 0,652 Sedang
30 34 83 0,742 Tinggi 37 71 0,540 Sedang
31 43 80 0,649 Sedang 40 69 0,483 Sedang
32 37 77 0,635 Sedang 34 51 0,258 Rendah
33 40 83 0,717 Tinggi 46 89 0,796 Tinggi
34 37 80 0,683 Sedang 37 63 0,413 Sedang
35 34 83 0,742 Tinggi 34 74 0,606 Sedang
36 34 77 0,652 Sedang 43 74 0,544 Sedang
Rata-rata 36,111 80,111 0,690 Sedang 38,333 74,806 0,594 Sedang
Tertinggi 46 91 0,833 49 89 0,796
Terendah 29 63 0,464 31 51 0,258
StandarDeviasi 4,46 6,21 5,09 7,12
Varian 19,87 38,56 25,94 50,73
143

Lampiran 13

Persentase Ketercapaian Belajar Sub-Konsep Pretest dan Posttest Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pretest Kelas Eksperimen


Dimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Siswa Simbiosis Peranan jamur dalam kehidupan
Ciri-ciri jamur Kasifikasi jamur Simbiosis jamur Peranan jamur
jamur sehari-hari
1 2 3 4 5 ∑ % 6 7 8 9 10 11 12 13 ∑ % 14 % 15 16 17 18 19 20 ∑ % 21 22 23 ∑ % 24 25 ∑ %
1 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 0 0 1 1 0 0 1 1 4 66,67 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
2 1 1 0 0 1 3 60 0 1 0 1 0 1 0 1 4 50,00 0 0 0 0 0 1 1 0 2 33,33 0 0 1 1 11,11 0 1 1 16,67
3 0 1 1 1 0 3 60 0 0 1 1 0 0 1 0 3 37,50 1 100 0 1 1 0 0 1 3 50 2 1 0 3 33,33 0 0 0 0
4 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 1 0 0 0 4 50,00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16,67 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0
5 1 1 1 1 0 4 80 0 1 1 1 0 0 0 1 4 50,00 0 0 1 0 0 0 1 0 2 33,33 0 1 0 1 11,11 1 0 1 16,67
6 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 1 0 2 22,22 0 0 0 0
7 1 1 1 1 0 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 1 100 0 0 0 0 1 0 1 16,67 1 2 0 3 33,33 0 0 0 0
8 1 1 1 0 1 4 80 0 0 1 1 0 1 0 0 3 37,50 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0
9 0 0 1 1 0 2 40 0 1 1 0 0 0 1 1 4 50,00 1 100 0 0 1 1 0 0 2 33,33 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
10 1 1 0 1 0 3 60 1 0 0 1 0 0 0 0 2 25,00 1 100 0 1 0 1 0 1 3 50 0 1 0 1 11,11 0 1 1 16,67
11 1 1 1 0 1 4 80 0 0 1 1 0 1 0 0 3 37,50 1 100 0 0 0 0 0 1 1 16,67 1 1 1 3 33,33 0 0 0 0
12 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 1 0 4 50,00 1 100 1 0 0 0 1 0 2 33,33 2 0 0 2 22,22 1 0 1 16,67
13 0 1 0 1 1 3 60 0 1 0 0 0 1 0 1 3 37,50 1 100 0 1 1 0 0 1 3 50 0 2 1 3 33,33 2 1 3 50
14 1 0 1 0 1 3 60 0 0 0 1 1 1 0 0 3 37,50 0 0 0 1 0 1 0 0 2 33,33 1 1 0 2 22,22 0 1 1 16,67
15 1 1 1 1 0 4 80 0 0 1 1 0 0 1 0 3 37,50 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 2 1 1 4 44,44 1 0 1 16,67
16 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 1 100 0 0 0 0 0 1 1 16,67 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0
144

17 1 0 1 1 1 4 80 0 0 1 1 1 0 0 1 4 50,00 0 0 1 1 1 0 1 0 4 66,67 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67


18 0 0 0 1 1 2 40 1 1 0 0 1 1 1 0 5 62,50 0 0 0 0 1 1 0 1 3 50,00 1 0 2 3 33,33 0 0 0 0
19 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 0 0 1 0 1 0 1 1 4 66,67 0 1 0 1 11,11 1 1 2 33,33
20 1 1 1 0 1 4 80 0 0 1 1 1 1 0 1 5 62,50 1 100 0 0 0 0 0 1 1 16,67 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
21 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 0 0 1 1 0 1 0 0 3 50,00 2 0 1 3 33,33 0 0 0 0
22 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 1 0 4 50,00 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
23 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 0 3 37,50 0 0 0 0 0 0 1 1 2 33,33 0 1 0 1 11,11 0 0 0 0
24 1 1 0 0 0 2 40 1 0 0 0 1 1 1 1 5 62,50 0 0 1 1 1 1 0 1 5 83,33 2 0 1 3 33,33 1 0 1 16,67
25 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 1 4 50,00 0 0 0 1 0 0 1 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
26 1 1 0 1 1 4 80 0 0 0 1 1 0 1 0 3 37,50 1 100 0 1 0 0 1 1 3 50,00 0 0 0 0 0 0 1 1 16,67
27 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 1 0 4 50,00 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 2 0 1 3 33,33 0 0 0 0
28 1 1 1 0 1 4 80 0 1 0 1 1 1 0 0 4 50,00 0 0 0 0 0 1 0 0 1 16,67 1 1 1 3 33,33 0 1 1 16,67
29 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 0 0 1 4 50,00 0 0 0 1 1 0 0 1 3 50,00 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
30 0 0 0 1 0 1 20 1 1 1 1 0 1 0 1 6 75,00 0 0 1 0 0 0 1 1 3 50,00 0 1 1 2 22,22 0 1 1 16,67
31 0 1 1 1 1 4 80 0 1 1 0 1 0 1 0 4 50,00 1 100 0 0 0 1 1 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
32 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 0 1 4 50,00 1 100 0 0 1 0 1 0 2 33,33 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
33 1 1 1 0 1 4 80 0 0 1 1 1 1 0 0 4 50,00 1 100 0 1 0 1 0 1 3 50,00 0 1 0 1 11,11 1 0 1 16,67
34 1 1 0 1 0 3 60 1 1 0 1 0 0 1 0 4 50,00 1 100 0 0 0 0 1 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
35 1 1 1 1 1 5 100 0 0 1 1 1 0 1 0 4 50,00 0 0 0 0 0 0 0 1 1 16,67 1 1 0 2 22,22 0 1 1 16,67
36 0 0 1 1 0 2 40 1 1 1 0 0 0 1 1 5 62,50 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0
Rata-
72,22 46,53 55,56 39,35 22,22 12,50
rata
145

Pretest Kelas Kontrol


Dimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Siswa Simbiosis Peranan jamur dalam kehidupan sehari-
Ciri-ciri jamur Kasifikasi jamur Simbiosis jamur Peranan jamur
jamur hari
1 2 3 4 5 ∑ % 6 7 8 9 10 11 12 13 ∑ % 14 % 15 16 17 18 19 20 ∑ % 21 22 23 ∑ % 24 25 ∑ %
1 1 1 1 0 1 4 80 1 1 0 1 0 0 0 0 3 37,50 1 100 0 1 1 0 0 1 3 50,00 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
2 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 0 0 1 0 4 50,00 1 100 0 0 0 1 0 0 1 16,67 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
3 0 1 1 1 0 3 60 0 0 1 0 1 1 0 1 4 50,00 1 100 0 0 1 0 1 0 2 33,33 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
4 1 0 1 1 0 3 60 1 1 1 1 1 0 0 0 5 62,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 2 1 1 4 44,44 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 5 100 0 1 0 1 0 0 1 0 3 37,50 1 100 1 0 0 0 0 0 1 16,67 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
6 0 0 1 1 0 2 40 0 1 1 1 0 0 0 1 4 50,00 0 0 0 1 0 1 1 1 4 66,67 2 1 0 3 33,33 0 0 0 0
7 1 0 1 1 1 4 80 0 0 1 1 1 0 0 1 4 50,00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16,67 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
8 1 0 1 1 1 4 80 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75,00 0 0 0 0 0 1 0 1 2 33,33 0 1 0 1 11,11 0 0 0 0
9 1 1 0 1 1 4 80 0 0 1 1 0 1 0 0 3 37,50 1 100 0 1 0 0 0 1 2 33,33 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
10 1 0 1 1 0 3 60 1 0 1 0 0 1 0 1 4 50,00 0 0 0 0 0 1 1 0 2 33,33 0 1 1 2 22,22 0 1 1 16,67
11 0 1 1 1 1 4 80 0 1 1 1 1 0 1 0 5 62,50 1 100 1 0 1 0 1 1 4 66,67 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
12 0 1 1 1 1 4 80 0 1 0 1 0 0 0 1 3 37,50 0 0 0 0 0 0 1 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0
13 1 0 1 1 1 4 80 1 1 0 1 1 1 0 0 5 62,50 1 100 0 1 0 1 1 1 4 66,67 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
14 1 0 0 0 0 1 20 1 0 0 1 0 1 1 0 4 50,00 0 0 0 1 0 1 0 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
15 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 0 0 0 1 0 3 37,50 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 1 0 0 1 11,11 1 1 2 33,33
16 1 1 0 0 1 3 60 0 1 1 1 1 1 1 0 6 75,00 0 0 0 0 0 0 1 1 2 33,33 0 1 0 1 11,11 1 0 1 16,67
17 1 1 0 0 0 2 40 1 0 1 0 0 1 0 1 4 50,00 0 0 0 1 0 1 1 1 4 66,67 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
18 1 1 1 0 1 4 80 0 0 0 1 1 0 0 1 3 37,50 0 0 1 0 1 0 1 1 4 66,67 1 1 0 2 22,22 0 0 0 0
19 1 0 0 1 1 3 60 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62,50 0 0 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
20 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 1 0 0 0 4 50,00 1 100 0 1 1 0 1 0 3 50,00 1 1 1 3 33,33 0 0 0 0
21 0 0 1 0 1 2 40 0 0 1 1 0 0 1 1 4 50,00 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
146

22 1 0 1 0 1 3 60 1 1 0 0 0 1 0 1 4 50,00 0 0 1 1 0 1 1 1 5 83,33 1 0 1 2 22,22 0 0 0 0


23 1 1 0 1 1 4 80 0 0 1 1 0 1 1 0 4 50,00 1 100 0 0 1 0 0 1 2 33,33 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
24 1 0 1 1 1 4 80 1 0 0 1 1 1 0 0 4 50,00 1 100 1 0 0 1 0 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
25 1 0 1 1 1 4 80 0 1 0 0 0 0 1 0 2 25,00 0 0 0 0 1 0 0 1 2 33,33 1 0 0 1 11,11 1 1 2 33,33
26 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 0 7 87,50 1 100 0 0 0 1 0 0 1 16,67 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
27 0 1 1 1 1 4 80 1 1 0 1 0 0 0 1 4 50,00 0 0 1 0 0 1 1 0 3 50,00 0 1 0 1 11,11 0 1 1 16,67
28 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 0 0 0 0 1 4 50,00 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 0 0 1 1 11,11 1 0 1 16,67
29 0 0 0 1 1 2 40 0 1 1 1 1 1 0 0 5 62,50 0 0 0 0 0 1 0 1 2 33,33 1 1 0 2 22,22 1 0 1 16,67
30 1 0 0 1 0 2 40 1 1 1 0 0 0 1 0 4 50,00 1 100 1 0 1 0 1 0 3 50,00 1 1 0 2 22,22 0 1 1 16,67
31 1 0 0 1 1 3 60 0 0 1 0 0 1 1 1 4 50,00 1 100 0 0 1 1 0 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 0 1 1 16,67
32 1 1 1 1 0 4 80 0 1 0 1 1 0 0 0 3 37,50 1 100 0 1 0 1 0 0 2 33,33 1 0 0 1 11,11 1 0 1 16,67
33 1 1 1 0 0 3 60 1 0 1 1 0 1 1 1 6 75,00 0 0 1 1 0 0 1 1 4 66,67 1 1 1 3 33,33 0 0 0 0
34 1 0 1 1 0 3 60 0 0 0 1 1 1 0 0 3 37,50 1 100 1 1 0 1 0 1 4 66,67 1 0 0 1 11,11 0 1 1 16,67
35 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 1 0 0 0 1 5 62,50 0 0 1 1 0 0 0 1 3 50,00 0 1 1 2 22,22 0 0 0 0
36 1 1 1 1 1 5 100 0 0 0 1 1 0 1 1 4 50,00 0 0 0 0 0 1 1 1 3 50,00 1 0 1 2 22,22 1 0 1 16,67
Rata-
66,11 51,74 52,78 46,76 20,68 13,43
rata
147

Posttest Kelas Eksperimen


Dimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Siswa Simbiosis Peranan jamur dalam kehidupan sehari-
Ciri-ciri jamur Kasifikasi jamur Simbiosis jamur Peranan jamur
jamur hari
1 2 3 4 5 ∑ % 6 7 8 9 10 11 12 13 ∑ % 14 % 15 16 17 18 19 20 ∑ % 21 22 23 ∑ % 24 25 ∑ %
1 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 0 0 5 62,50 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 3 3 2 8 88,89 2 1 3 50,00
2 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 1 0 0 1 1 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
3 1 1 1 1 1 5 100 1 0 1 1 1 1 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
4 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75,00 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 3 5 83,33
5 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87,50 0 0 1 1 1 1 1 1 6 100 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
6 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75,00 1 100 0 1 0 1 1 1 4 66,67 2 3 2 7 77,78 3 2 5 83,33
7 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75,00 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
8 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 1 0 1 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 3 2 5 83,33
9 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 1 1 1 6 75,00 1 100 0 0 1 1 0 1 3 50,00 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
10 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
11 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 2 1 6 66,67 1 1 2 33,33
12 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 1 1 0 6 75,00 1 100 1 0 0 1 1 1 4 66,67 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
13 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 1 0 1 5 62,50 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
14 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 1 0 0 5 62,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 1 2 3 50,00
15 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 0 1 0 1 1 1 4 66,67 3 2 3 8 88,89 3 2 5 83,33
16 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62,50 1 100 0 0 0 1 0 1 2 33,33 3 2 2 7 77,78 1 1 2 33,33
17 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 1 100 1 1 1 1 1 0 5 83,33 3 3 2 8 88,89 3 2 5 83,33
18 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 0 6 75,00 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 3 3 2 8 88,89 2 3 5 83,33
19 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 0 0 1 1 1 0 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
20 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
148

21 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 0 1 0 1 3 50,00 3 2 3 8 88,89 3 2 5 83,33


22 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 2 3 8 88,89 2 2 4 66,67
23 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 0 0 0 1 1 2 33,33 3 2 2 7 77,78 1 1 2 33,33
24 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87,50 1 100 1 1 1 1 1 1 6 100 3 2 3 8 88,89 2 3 5 83,33
25 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 1 3 50,00
26 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 2 3 2 7 77,78 2 1 3 50,00
27 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 1 1 5 83,33 3 2 3 8 88,89 2 3 5 83,33
28 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 0 0 1 1 0 1 3 50,00 3 2 2 7 77,78 1 1 2 33,33
29 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 1 1 0 1 6 75,00 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
30 0 1 1 1 1 4 80 1 1 1 1 0 1 0 1 6 75,00 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 3 2 3 8 88,89 2 3 5 83,33
31 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 0 1 1 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
32 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 0 1 0 1 1 3 50,00 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
33 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
34 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
35 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
36 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 1 0 1 1 0 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 1 3 50,00
Rata-
98,33 84,03 94,44 69,91 81,48 65,28
rata
149

Posttest Kelas Kontrol


Dimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Siswa Simbiosis Peranan jamur dalam kehidupan sehari-
Ciri-ciri jamur Kasifikasi jamur Simbiosis jamur Peranan jamur
jamur hari
1 2 3 4 5 ∑ % 6 7 8 9 10 11 12 13 ∑ % 14 % 15 16 17 18 19 20 ∑ % 21 22 23 ∑ % 24 25 ∑ %
1 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75,00 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 1 3 50,00
2 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75,00 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
3 0 1 1 1 1 4 80 1 0 1 1 1 1 1 1 7 87,50 1 100 0 0 1 1 0 1 3 50,00 3 2 3 8 88,89 2 2 4 66,67
4 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 1 100 1 1 1 1 1 1 6 100 3 2 2 7 77,78 2 1 3 50,00
5 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 0 6 75,00 1 100 1 1 0 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 1 3 50,00
6 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 1 1 0 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 1 3 50,00
7 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 1 1 0 1 6 75,00 0 0 0 1 0 0 1 1 3 50,00 3 3 2 8 88,89 2 1 3 50,00
8 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 0 1 1 6 75,00 1 100 1 0 0 1 1 1 4 66,67 3 2 3 8 88,89 2 1 3 50,00
9 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 0 6 75,00 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 2 2 2 6 66,67 1 1 2 33,33
10 1 0 1 1 1 4 80 1 0 1 1 1 1 0 1 6 75,00 1 100 1 0 1 1 1 0 4 66,67 3 2 3 8 88,89 2 2 4 66,67
11 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 7 87,50 1 100 1 1 1 1 1 1 6 100 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
12 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75,00 0 0 1 1 0 1 1 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 1 1 2 33,33
13 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 1 0 1 6 75,00 0 0 0 1 1 1 0 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
14 1 1 1 1 1 5 100 1 0 1 1 0 1 0 0 4 50,00 1 100 1 0 1 1 0 1 4 66,67 2 2 1 5 55,56 1 1 2 33,33
15 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 0 0 0 1 0 4 50,00 1 100 0 1 1 0 1 1 4 66,67 3 3 3 9 100 2 2 4 66,67
16 1 1 1 0 1 4 80 0 1 1 1 1 1 1 0 6 75,00 0 0 1 1 1 0 1 1 5 83,33 2 2 3 7 77,78 3 2 5 83,33
17 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 7 87,50 0 0 1 1 0 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 1 3 50,00
18 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 1 1 0 1 6 75,00 0 0 1 1 1 0 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
19 1 0 1 1 1 4 80 0 1 1 1 1 1 1 1 7 87,50 0 0 1 0 1 1 0 1 4 66,67 3 2 3 8 88,89 2 2 4 66,67
20 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 0 1 0 0 0 4 50,00 1 100 0 1 1 0 1 0 3 50,00 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
150

21 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 0 0 1 1 5 62,50 1 100 1 1 0 1 1 1 5 83,33 3 2 3 8 88,89 2 1 3 50,00


22 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 1 0 1 6 75,00 0 0 1 1 0 1 1 1 5 83,33 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
23 1 1 1 1 1 5 100 1 0 1 1 1 1 1 1 7 87,50 1 100 1 0 1 1 0 1 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 1 3 50,00
24 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 0 0 6 75,00 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
25 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 1 1 1 0 6 75,00 1 100 1 0 1 0 1 1 4 66,67 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
26 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 1 1 1 7 87,50 1 100 0 1 1 1 1 0 4 66,67 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
27 1 1 1 1 1 5 100 1 0 1 1 1 0 1 1 6 75,00 1 100 1 1 0 1 1 0 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
28 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 0 1 6 75,00 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
29 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 0 7 87,50 0 0 1 0 1 1 0 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
30 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 0 0 1 0 5 62,50 1 100 1 1 1 0 1 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
31 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 0 0 1 1 1 5 62,50 1 100 0 0 1 1 0 1 3 50,00 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
32 1 1 1 1 1 5 100 0 1 1 1 1 0 0 0 4 50 1 100 0 1 0 1 0 1 3 50,00 1 1 1 3 33,33 1 1 2 33,33
33 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 1 1 1 7 87,50 1 100 1 1 1 1 1 1 6 100 3 3 2 8 88,89 2 2 4 66,67
34 1 1 1 1 0 4 80 1 0 1 1 1 1 0 0 5 62,50 1 100 1 1 1 1 0 1 5 83,33 2 2 1 5 55,56 1 1 2 33,33
35 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75,00 0 0 1 1 1 0 0 1 4 66,67 3 2 2 7 77,78 2 2 4 66,67
36 1 1 1 1 1 5 100 1 1 0 1 1 0 1 0 5 62,50 1 100 1 1 0 1 1 1 5 83,33 2 2 2 6 66,67 2 2 4 66,67
Rata-
95 73,96 72,22 74,07 76,23 58,33
rata
151

Lampiran 14

Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pretest Kelas Eksperimen


Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Siswa ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
2 4 11 12 15 1 3 5 6 7 8 10 13 14 18 9 17 16 19 20 21 22 23 24 25
1 0 1 0 0 1 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 50 1 0 1 1 1 4 80 1 0 0 1 0 2 13,33
2 1 0 1 0 0 2 40 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 50 1 0 0 1 0 2 40 0 0 1 0 1 1 6,67
3 1 1 0 1 0 3 60 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3 30 1 1 1 0 1 4 80 2 1 0 0 0 3 20
4 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 60 1 0 1 0 0 2 40 1 0 1 0 0 2 13,33
5 1 1 0 0 1 3 60 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 50 1 0 0 1 0 2 40 0 1 0 1 0 2 13,33
6 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 0 0 2 13,33
7 1 1 0 0 0 2 40 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 50 1 0 0 1 0 2 40 1 2 0 0 0 3 20
8 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 60 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 0 0 2 13,33
9 0 1 0 1 0 2 40 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60 0 1 0 0 0 1 20 1 0 0 1 0 2 13,33
10 1 1 0 0 0 2 40 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4 40 1 0 1 0 1 3 60 0 1 0 0 1 1 6,67
11 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 50 1 0 0 0 1 2 40 1 1 1 0 0 3 20
12 0 1 0 1 1 3 60 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 60 1 0 0 1 0 2 40 2 0 0 1 0 3 20
13 1 1 1 0 0 3 60 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 40 0 1 1 0 1 3 60 0 2 1 2 1 5 33,33
14 0 0 1 0 0 1 20 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 50 1 0 1 0 0 2 40 1 1 0 0 1 2 13,33
15 1 1 0 1 0 3 60 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 50 1 0 0 0 1 2 40 2 1 1 1 0 5 33,33
16 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 60 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 0 0 2 13,33
17 0 1 0 0 1 2 40 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 60 1 1 1 1 0 4 80 1 0 1 0 1 2 13,33
18 0 1 1 1 0 3 60 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 50 0 1 0 0 1 2 40 1 0 2 0 0 3 20
19 0 1 0 0 1 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 50 1 1 0 1 1 4 80 0 1 0 1 1 2 13,33
20 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 70 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 0 1 2 13,33
21 0 1 0 0 1 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 60 1 0 1 0 0 2 40 2 0 1 0 0 3 20
22 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 1 0 3 20
23 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 50 1 0 0 1 1 3 60 0 1 0 0 0 1 6,67
152

24 1 0 1 1 1 4 80 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 50 0 1 1 0 1 3 60 2 0 1 1 0 4 26,67
25 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 1 0 1 1 1 4 80 1 0 1 1 0 3 20
26 1 1 0 1 0 3 60 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 40 1 0 1 1 1 4 80 0 0 0 0 1 0 0
27 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 1 0 0 0 1 2 40 2 0 1 0 0 3 20
28 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60 1 0 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 3 20
29 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 1 1 1 0 1 4 80 1 0 0 1 0 2 13,33
30 0 1 1 0 1 3 60 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 40 1 0 0 1 1 3 60 0 1 1 0 1 2 13,33
31 1 1 0 1 0 3 60 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 70 0 0 0 1 1 2 40 1 0 1 1 0 3 20
32 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 1 1 0 1 0 3 60 1 0 1 0 1 2 13,33
33 1 0 1 0 0 2 40 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70 1 0 1 0 1 3 60 0 1 0 1 0 2 13,33
34 1 1 0 1 0 3 60 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 40 1 0 0 1 1 3 60 1 0 1 1 0 3 20
35 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 50 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 0 1 2 13,33
36 0 1 0 1 0 2 40 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70 0 0 0 0 1 1 20 1 0 1 0 0 2 13,33
Rata-rata 43,89 55,28 50,56 16,11
153

Pretest Kelas Kontrol


Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Siswa ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
2 4 11 12 15 1 3 5 6 7 8 10 13 14 18 9 17 16 19 20 21 22 23 24 25
1 1 0 0 0 0 1 20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 60 1 1 1 0 1 4 80 1 1 0 1 0 3 20
2 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 1 0 0 0 0 1 20 1 0 1 0 1 3 20
3 1 1 1 0 0 3 60 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 5 50 0 1 0 1 0 2 40 1 0 1 0 1 3 20
4 0 1 0 0 0 1 20 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 1 1 1 0 1 4 80 2 1 1 0 0 4 26,67
5 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 50 1 0 0 0 0 1 20 1 0 0 1 0 2 13,33
6 0 1 0 0 0 1 20 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5 50 1 0 1 1 1 4 80 2 1 0 0 0 3 20
7 0 1 0 0 0 1 20 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 60 1 0 1 0 0 2 40 1 0 1 0 1 3 20
8 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 0 0 0 1 2 40 0 1 0 0 0 1 6,67
9 1 1 1 0 0 3 60 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 40 1 0 1 0 1 3 60 1 0 0 1 0 2 13,33
10 0 1 1 0 0 2 40 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60 0 0 0 1 0 1 20 0 1 1 0 1 3 20
11 1 1 0 1 1 4 80 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 6 60 1 1 0 1 1 4 80 1 1 0 1 0 3 20
12 1 1 0 0 0 2 40 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 40 1 0 0 1 1 3 60 1 0 1 0 0 2 13,33
13 0 1 1 0 0 2 40 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 1 1 0 1 0 3 20
14 0 0 1 1 0 2 40 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 1 0 1 0 1 3 60 1 0 1 0 1 3 20
15 0 1 0 1 1 3 60 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 60 0 1 1 1 1 4 80 1 0 0 1 1 3 20
16 1 0 1 1 0 3 60 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 5 50 1 0 0 1 1 3 60 0 1 0 1 0 2 13,33
17 1 0 1 0 0 2 40 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 0 0 1 1 1 3 60 1 0 1 0 1 3 20
18 1 0 0 0 1 2 40 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 50 1 1 0 1 1 4 80 1 1 0 0 0 2 13,33
19 0 1 0 1 0 2 40 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 1 0 3 20
20 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 70 0 1 1 1 0 3 60 1 1 1 0 0 3 20
21 0 0 0 1 0 1 20 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 1 0 3 20
22 0 0 1 0 1 2 40 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 0 0 1 1 1 3 60 1 0 1 0 0 2 13,33
23 1 1 1 1 0 4 80 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 40 1 1 0 0 1 3 60 1 1 0 1 0 3 20
24 0 1 1 0 1 3 60 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 1 0 0 0 1 2 40 1 0 1 0 1 3 20
25 0 1 0 1 0 2 40 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 0 1 0 0 1 2 40 1 0 0 1 1 3 20
26 0 1 1 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 0 0 0 0 1 20 1 0 1 1 0 3 20
27 1 1 0 0 1 3 60 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6 60 1 0 0 1 0 2 40 0 1 0 0 1 2 13,33
28 1 0 0 0 0 1 20 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 0 1 1 1 1 4 80 0 0 1 1 0 2 13,33
154

29 0 1 1 0 0 2 40 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 5 50 1 0 0 0 1 2 40 1 1 0 1 0 3 20
30 0 1 0 1 1 3 60 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 50 0 1 0 1 0 2 40 1 1 0 0 1 3 20
31 0 1 1 1 0 3 60 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 0 1 0 0 1 2 40 1 0 1 0 1 3 20
32 1 1 0 0 0 2 40 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 60 1 0 1 0 0 2 40 1 0 0 1 0 2 13,33
33 1 0 1 1 1 4 80 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 0 0 3 20
34 0 1 1 0 1 3 60 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 50 1 0 1 0 1 3 60 1 0 0 0 1 2 13,33
35 1 0 0 0 1 2 40 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50 1 0 1 0 1 3 60 0 1 1 0 0 2 13,33
36 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60 1 0 0 1 1 3 60 1 0 1 1 0 3 20
Rata-rata 46,11 57,78 53,89 17,78
155

Posttest Kelas Eksperimen


Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Siswa ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
2 4 11 12 15 1 3 5 6 7 8 10 13 14 18 9 17 16 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 0 1 3 60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 1 11 73,33
2 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 0 1 1 3 60 3 2 2 2 2 11 73,33
3 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
4 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 2 2 2 3 12 80
5 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
6 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 0 1 1 1 4 80 2 3 2 3 2 12 80
7 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 1 1 1 1 1 5 100 2 2 2 2 2 10 66,67
8 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 0 1 1 4 80 3 2 2 3 2 12 80
9 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1 1 0 0 1 3 60 3 3 2 2 2 12 80
10 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
11 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 3 2 1 1 1 8 53,33
12 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80 1 0 0 1 1 3 60 2 2 2 2 2 10 66,67
13 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
14 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 1 1 1 0 1 4 80 3 2 2 1 2 10 66,67
15 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 1 1 1 4 80 3 2 3 3 2 13 86,67
16 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1 0 0 0 1 2 40 3 2 2 1 1 9 60
17 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 1 0 4 80 3 3 2 3 2 13 86,67
18 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 3 13 86,67
19 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
20 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 2 2 2 2 2 10 66,67
21 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 1 0 1 3 60 3 2 3 3 2 13 86,67
22 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 3 2 3 2 2 12 80
23 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 0 0 1 1 3 60 3 2 2 1 1 9 60
24 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 3 2 3 13 86,67
25 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 3 2 2 1 11 73,33
26 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 2 3 2 2 1 10 66,67
27 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 1 1 5 100 3 2 3 2 3 13 86,67
28 1 0 1 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 0 0 1 3 60 3 2 2 1 1 9 60
156

29 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
30 1 1 1 0 1 4 80 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 5 100 3 2 3 2 3 13 86,67
31 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
32 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 0 1 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
33 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
34 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
35 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
36 0 1 0 1 1 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 0 0 1 3 60 3 3 2 2 1 11 73,33
Rata-rata 72,22 91,11 81,11 75,00
157

Posttest Kelas Kontrol


Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Siswa ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
2 4 11 12 15 1 3 5 6 7 8 10 13 14 18 9 17 16 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 1 10 66,67
2 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 2 2 2 2 2 10 66,67
3 1 1 1 1 0 4 80 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 0 0 1 3 60 3 2 3 2 2 12 80
4 1 1 1 0 1 4 80 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 1 10 66,67
5 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 1 10 66,67
6 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 1 10 66,67
7 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 1 0 1 1 1 4 80 3 3 2 2 1 11 73,33
8 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 1 0 0 1 1 3 60 3 2 3 2 1 11 73,33
9 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80 1 1 1 1 1 5 100 2 2 2 1 1 8 53,33
10 0 1 1 0 1 3 60 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 0 1 0 3 60 3 2 3 2 2 12 80
11 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
12 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 2 2 2 1 1 8 53,33
13 1 1 1 0 0 3 60 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 1 1 0 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
14 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70 1 1 0 0 1 3 60 2 2 1 1 1 7 46,67
15 1 1 0 1 0 3 60 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70 0 1 1 1 1 4 80 3 3 3 2 2 13 86,67
16 1 0 1 1 1 4 80 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 60 1 1 1 1 1 5 100 2 2 3 3 2 12 80
17 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 1 10 66,67
18 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 1 1 1 1 1 5 100 3 2 2 2 2 11 73,33
19 0 1 1 1 1 4 80 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80 1 1 0 0 1 3 60 3 2 3 2 2 12 80
20 1 1 0 0 0 2 40 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 70 0 1 1 1 0 3 60 2 2 2 2 2 10 66,67
21 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 3 2 3 2 1 11 73,33
22 1 1 1 0 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
23 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 1 0 0 1 3 60 3 3 2 2 1 11 73,33
24 0 1 1 0 1 3 60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 1 1 1 0 1 4 80 3 3 2 2 2 12 80
25 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70 1 1 0 1 1 4 80 2 2 2 2 2 10 66,67
26 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 1 1 1 1 0 4 80 3 3 2 2 2 12 80
27 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 0 1 1 0 3 60 3 2 2 2 2 11 73,33
28 1 1 0 0 1 3 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 1 1 1 1 5 100 2 2 2 2 2 10 66,67
158

29 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 1 1 0 0 1 3 60 3 2 2 2 2 11 73,33
30 1 1 0 1 1 4 80 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 5 100 2 2 2 2 2 10 66,67
31 1 1 1 1 0 4 80 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 0 1 0 0 1 2 40 2 2 2 2 2 10 66,67
32 1 1 0 0 0 2 40 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80 1 0 1 0 1 3 60 1 1 1 1 1 5 33,33
33 1 1 1 1 1 5 100 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 5 100 3 3 2 2 2 12 80
34 1 1 1 0 1 4 80 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 70 1 1 1 0 1 4 80 2 2 1 1 1 7 46,67
35 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 1 1 1 0 1 4 80 3 2 2 2 2 11 73,33
36 1 1 0 1 1 4 80 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 1 0 1 1 1 4 80 2 2 2 2 2 10 66,67
Rata-rata 76,11 81,11 78,33 69,07
159

Lampiran 15
Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pretest Kelas Eksperimen


F K F K M F K P F K P K P
C1 C1 C2 C2 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C5 C6 C6
Siswa No. No. No. No. No. No. No. No. No.
No. Soal No. Soal No. Soal No. Soal No. Soal
Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal
2 3 4 15 6 21 22 23 24 25 11 5 8 9 17 12 1 13 14 16 20 7 10 18 19
1 0 1 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 2 1
3 1 1 1 0 1 0 2 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 2 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 2 0
5 1 1 1 1 2 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1
6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0
7 1 1 1 0 1 0 1 2 0 0 0 3 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1
8 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 0
9 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 0 0 1 0 1 2 0
10 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 1 0
11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0
12 0 1 1 1 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1
13 1 0 1 0 1 0 0 2 1 2 1 6 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 0
14 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 2 0
15 1 1 1 0 1 0 2 1 1 1 0 5 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 0
16 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 1 0 0 1 0
17 0 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 1
160

18 0 0 1 0 1 1 1 0 2 0 0 3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0
19 0 1 1 1 2 0 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
20 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0
21 0 1 1 1 2 0 2 0 1 0 0 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 0
22 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0
23 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
24 1 0 0 1 1 1 2 0 1 1 0 4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 2 0
25 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 1
26 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1
27 0 1 1 0 1 0 2 0 1 0 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 0
28 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 3 0
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
30 0 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 3 1
32 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 0 0 1 0 0 1 1
33 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
34 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 1 1
35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
36 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1 1 0 1 2 0
Jumlah 19 28 28 8 36 6 33 17 22 15 12 99 11 26 27 53 30 9 39 13 29 12 20 61 13 25 24 11 16 51 14
% 52,78 77,78 50,00 16,67 55,00 30,56 73,61 54,17 36,11 40,67 36,11 69,44 47,22 38,89

Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
161

Pretest Kelas Kontrol


F K F K M F K P F K P K P
C1 C1 C2 C2 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C5 C6 C6
Siswa No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No.
No. Soal No. Soal No. Soal
Soal Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal
2 3 4 15 6 21 22 23 24 25 11 5 8 17 9 12 1 13 14 16 20 7 10 18 19
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 0 0 1 0
2 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 1 2 0
3 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1
4 0 1 1 0 1 1 2 1 1 0 0 4 0 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
5 1 1 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 0
6 0 1 1 0 1 0 2 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 2 1
7 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0
8 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 1 1 1 3 0
9 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0
10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1
11 1 1 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 2 1
12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
13 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1
14 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
15 0 1 1 1 2 0 1 0 0 1 1 3 0 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 0 1 1
16 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 2 1
17 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 0 1 1 1
18 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 1 1 2 0 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 1
19 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 1 0 1 2 0
20 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 1 0 2 1
162

21 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 0
22 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 1 0 1 2 1
23 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0
24 0 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 1 1 2 0
25 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
26 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 1 1 3 0
27 1 1 1 1 2 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1
28 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 1 1 1 0 0 1 1
29 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0
30 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1
31 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 0
32 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 0 1 1 1 3 0
33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2 1 1 0 0 0 0 1
34 0 1 1 1 2 0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
35 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
36 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 0 1 1 2 1
Jumlah 16 26 25 11 36 16 32 17 18 16 13 96 15 23 22 45 26 12 38 16 29 17 19 65 16 26 22 15 19 56 17
% 44,44 72,22 50,00 44,44 53,33 41,67 62,50 52,78 44,44 43,33 44,44 72,22 51,85 47,22

Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
163

Posttest Kelas Eksperimen


F K F K M F K P F K P K P
C1 C1 C2 C2 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C5 C6 C6
Siswa No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No.
No. Soal No. Soal No. Soal
Soal Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal
2 3 4 15 6 21 22 23 24 25 11 5 8 9 17 12 1 13 14 16 20 7 10 18 19
1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 11 0 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 1
3 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 2 1
4 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 3 12 0 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
5 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 1 1 1 0 1 2 1
6 1 1 1 0 1 1 2 3 2 3 2 12 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1
7 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
8 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 1
9 1 1 1 0 1 0 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 0 1 2 0
10 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
11 1 1 1 0 1 1 3 2 1 1 1 8 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
12 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 2 1
13 1 1 1 1 2 0 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 0 1 2 0
14 1 1 1 0 1 1 3 2 2 1 2 10 1 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
15 1 1 1 0 1 1 3 2 3 3 2 13 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
16 1 1 1 0 1 0 3 2 2 1 1 9 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 0 1 1 0 1 2 0
17 1 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 13 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 0 1 1 1 3 1
18 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 3 13 1 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
19 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 1 1 1 1 0 2 1
20 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
164

21 1 1 1 0 1 1 3 2 3 3 2 13 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
22 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 2 12 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
23 1 1 1 0 1 1 3 2 2 1 1 9 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 0 2 1
24 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 13 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
25 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 1 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
26 1 1 1 0 1 1 2 3 2 2 1 10 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
27 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 3 13 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
28 1 1 0 0 0 1 3 2 2 1 1 9 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 0
29 1 1 1 0 1 0 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
30 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 13 1 1 1 2 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
32 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 0 2 1
33 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0
34 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
35 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
36 0 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 0
Jumlah 35 36 35 14 49 32 103 84 77 72 69 405 20 36 33 69 36 28 64 26 35 30 34 99 27 35 35 30 27 92 20
% 97,22 100,00 68,06 88,89 225,00 55,56 95,83 88,89 72,22 66,00 75,00 97,22 85,19 55,56

Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
165

Posttest Kelas Kontrol


F K F K M F K P F K P K K P
C1 C1 C2 C2 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C5 C5 C6 C6
Siswa No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No.
No. Soal No. Soal No. Soal
Soal Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal ∑ Soal ∑ Soal Soal ∑ Soal
2 3 4 15 6 21 22 23 24 25 11 5 8 17 9 12 1 13 14 16 20 7 10 18 19
1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 10 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
3 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 2 0
4 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 10 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
5 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 10 0 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1
6 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 10 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
7 1 1 1 0 1 0 3 3 2 2 1 11 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 2 1
8 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 1 11 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 3 1
9 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 8 1 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 1
10 0 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 2 1
11 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1
12 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 8 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 1 2 1
13 1 1 1 0 1 1 3 2 2 2 2 11 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 0
14 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 7 1 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 0
15 1 1 1 0 1 1 3 3 3 2 2 13 0 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 0 1 1
16 1 1 0 1 1 0 2 2 3 3 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1
17 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 10 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1
18 1 1 1 1 2 0 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 2 1
19 0 1 1 1 2 0 3 2 3 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 0 1 1 1 1 3 0
20 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 10 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 1 0 2 1
166

21 1 1 1 1 2 0 3 2 3 2 1 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 2 1
22 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1
23 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 0 1 0 1 1 2 0
24 0 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
25 1 1 1 1 2 0 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 0 1 1 1 0 2 1
26 1 1 1 0 1 1 3 3 2 2 2 12 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 0 1 1 1 3 1
27 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 3 1 0 0 1 1 2 1
28 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1
29 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 3 0
30 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 0 1 0 2 2 2 2 2 10 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 0 1 2 0
32 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 5 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 0
33 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 2 1
34 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 0
35 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 11 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 0
36 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 10 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1
Jumlah 33 36 35 27 62 28 94 77 76 68 58 373 20 32 30 62 33 25 58 22 35 22 26 83 27 32 30 28 25 83 24
% 91,67 100,00 86,11 77,78 207,22 55,56 86,11 80,56 61,11 55,33 75,00 88,89 76,85 66,67

Keterangan
F : Faktual
K : Konseptual
P : Prosedural
M : Metakognitif
167

Lampiran 16

Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Uji Normalitas Pretest


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Eksperimen ,135 36 ,098 ,948 36 ,091

Kontrol ,242 36 ,000 ,894 36 ,002

a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Normalitas Posttest


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Eksperimen ,142 36 ,066 ,951 36 ,111

Kontrol ,260 36 ,000 ,861 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction


168

Lampiran 17

Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Uji Homogenitas Pretest


Test of Homogeneity of Variances
Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,344 1 70 ,559

ANOVA
Pretest

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 88,889 1 88,889 3,880 ,053


Within Groups 1603,556 70 22,908
Total 1692,444 71

2. Uji Homogenitas Posttest


Test of Homogeneity of Variances
Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,080 1 70 ,778

ANOVA
Posttest

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 506,681 1 506,681 11,349 ,001


Within Groups 3125,194 70 44,646
Total 3631,875 71
169

Lampiran 18

Hasil Uji Mann Whitney U Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

1. Uji Mann Whitney U Pretest


Test Statisticsa

Pretest

Mann-Whitney U 512,000
Wilcoxon W 1178,000
Z -1,565
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118

a. Grouping Variable: Kelas

2. Uji Mann Whitney U Posttest


Test Statisticsa

Posttest

Mann-Whitney U 340,500
Wilcoxon W 1006,500
Z -3,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas


170

Lampiran 19

Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest Dimensi
Pengetahuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. DIMENSI FAKTUAL
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

PosttestFaktual Eksperimen ,327 36 ,000 ,746 36 ,000

Kontrol ,358 36 ,000 ,789 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


PosttestFaktual

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,852 1 70 ,178

ANOVA
PosttestFaktual

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,681 1 ,681 1,316 ,255


Within Groups 36,194 70 ,517
Total 36,875 71

Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa

PosttestFaktual

Mann-Whitney U 520,500
Wilcoxon W 1186,500
Z -1,570
Asymp. Sig. (2-tailed) ,116

a. Grouping Variable: Kelas


171

2. DIMENSI KONSEPTUAL
Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttestkonseptual Eksperimen ,240 36 ,000 ,829 36 ,000

Kontrol ,200 36 ,001 ,907 36 ,005

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Posttestkonseptual

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,751 1 70 ,389

ANOVA
Posttestkonseptual

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 18,000 1 18,000 20,618 ,000


Within Groups 61,111 70 ,873
Total 79,111 71

Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa

Posttestkonsept
ual

Mann-Whitney U 308,000
Wilcoxon W 974,000
Z -3,984
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas


172

3. DIMENSI PROSEDURAL
Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PosttestProsedural Eksperimen ,250 36 ,000 ,839 36 ,000

Kontrol ,236 36 ,000 ,853 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


PosttestProsedural

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,099 1 70 ,754

ANOVA
PosttestProsedural

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,347 1 ,347 ,544 ,463


Within Groups 44,639 70 ,638
Total 44,986 71

Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa

PosttestProsed
ural

Mann-Whitney U 584,000
Wilcoxon W 12500
Z -,773
Asymp. Sig. (2-tailed) ,439

a. Grouping Variable: Kelas


173

4. DIMENSI METAKOGNITIF
Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PosttestMetakognitif Eksperimen ,175 36 ,007 ,918 36 ,011

Kontrol ,274 36 ,000 ,848 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


PosttestMetakognitif

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,272 1 70 ,603

ANOVA
PosttestMetakognitif

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 14,222 1 14,222 6,421 ,014


Within Groups 155,056 70 2,215
Total 169,278 71

Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa

PosttestMetakognitif

Mann-Whitney U 442,500
Wilcoxon W 1108,500
Z -2,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,017

a. Grouping Variable: Kelas


174

Lampiran 20

Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Mann Whitney U Posttest Dimensi
Proses Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Dimensi Proses Kognitif C1


a. C1 Faktual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

C1F Eksperimen ,538 36 ,000 ,158 36 ,000

Kontrol ,534 36 ,000 ,312 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C1F

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,426 1 70 ,039

ANOVA
C1F

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,056 1 ,056 1,045 ,310


Within Groups 3,722 70 ,053
Total 3,778 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C1F

Mann-Whitney U 612,000
Wilcoxon W 1278,000
Z -1,022
Asymp. Sig. (2-tailed) ,307

a. Grouping Variable: Kelas


175

b. C1 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normalitya,b

a. C1K is constant when


Kelas = Eksperimen. It has
been omitted.
b. C1K is constant when
Kelas = Kontrol. It has been
omitted.

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C1K

Levene Statistic df1 df2 Sig.

. 1 . .

ANOVA
C1K

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 1 ,000 . .


Within Groups ,000 70 ,000
Total ,000 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C1K

Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Grouping Variable: Kelas


176

2. Dimensi Proses Kognitif C2


a. C2 Faktual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C2F Eksperimen ,358 36 ,000 ,704 36 ,000

Kontrol ,452 36 ,000 ,562 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2F

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,057 1 70 ,048

ANOVA
C2F

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2,347 1 2,347 9,374 ,003


Within Groups 17,528 70 ,250
Total 19,875 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C2F

Mann-Whitney U 427,000
Wilcoxon W 1093,000
Z -2,876
Asymp. Sig. (2-tailed) ,004

a. Grouping Variable: Kelas


177

b. C2 Konseptual
Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C2K Eksperimen ,525 36 ,000 ,366 36 ,000

Kontrol ,479 36 ,000 ,514 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2K

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6,792 1 70 ,011

ANOVA
PostestC2K

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,222 1 ,222 1,591 ,211


Within Groups 9,778 70 ,140
Total 10,000 71

Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa

PostestC2K

Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -1,256
Asymp. Sig. (2-tailed) ,209

a. Grouping Variable: Kelas


178

c. C2 Metakognitif
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C2M Eksperimen ,175 36 ,007 ,918 36 ,011

Kontrol ,274 36 ,000 ,848 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C2M

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,272 1 70 ,603

ANOVA
C2M

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14,222 1 14,222 6,421 ,014


Within Groups 155,056 70 2,215
Total 169,278 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C2M

Mann-Whitney U 442,500
Wilcoxon W 1108,500
Z -2,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,017

a. Grouping Variable: Kelas


179

3. Dimensi Proses Kognitif C3


a. C3 Faktual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C3F Eksperimen ,367 36 ,000 ,633 36 ,000

Kontrol ,367 36 ,000 ,633 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3F

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,000 1 70 1,000

ANOVA
C3F

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 1 ,000 ,000 1,000


Within Groups 17,778 70 ,254
Total 17,778 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C3F

Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Grouping Variable: Kelas


180

b. C3 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C3K Eksperimen ,534 36 ,000 ,312 36 ,000

Kontrol ,452 36 ,000 ,562 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3K

Levene Statistic df1 df2 Sig.

23,313 1 70 ,000

ANOVA
C3K

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,681 1 ,681 4,777 ,032


Within Groups 9,972 70 ,142
Total 10,653 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C3K

Mann-Whitney U 522,000
Wilcoxon W 1188,000
Z -2,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,033

a. Grouping Variable: Kelas


181

c. C3 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C3P Eksperimen ,479 36 ,000 ,514 36 ,000

Kontrol ,395 36 ,000 ,619 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C3P

Levene Statistic df1 df2 Sig.

9,037 1 70 ,004

ANOVA
C3P

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,500 1 ,500 2,368 ,128


Within Groups 14,778 70 ,211
Total 15,278 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C3P

Mann-Whitney U 540,000
Wilcoxon W 1206,000
Z -1,524
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127

a. Grouping Variable: Kelas


182

4. Dimensi Proses Kognitif C4


a. C4 Faktual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C4F Eksperimen ,452 36 ,000 ,562 36 ,000

Kontrol ,395 36 ,000 ,619 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4F

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,739 1 70 ,057

ANOVA
C4F

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,222 1 ,222 ,986 ,324


Within Groups 15,778 70 ,225
Total 16,000 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C4F

Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -,993
Asymp. Sig. (2-tailed) ,321

a. Grouping Variable: Kelas


183

b. C4 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C4K Eksperimen ,465 36 ,000 ,540 36 ,000

Kontrol ,341 36 ,000 ,738 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4K

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,724 1 70 ,033

ANOVA
C4K

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3,556 1 3,556 13,535 ,000


Within Groups 18,389 70 ,263
Total 21,944 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C4K

Mann-Whitney U 387,000
Wilcoxon W 1053,000
Z -3,380
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Grouping Variable: Kelas


184

c. C4 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C4P Eksperimen ,465 36 ,000 ,540 36 ,000

Kontrol ,465 36 ,000 ,540 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C4P

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,000 1 70 1,000

ANOVA
C4P

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 1 ,000 ,000 1,000


Within Groups 13,500 70 ,193
Total 13,500 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C4P

Mann-Whitney U 648,000
Wilcoxon W 1314,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Grouping Variable: Kelas


185

5. Dimensi Proses Kognitif C5


a. C5 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C5P Eksperimen ,538 36 ,000 ,158 36 ,000

Kontrol ,525 36 ,000 ,366 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C5P

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8,599 1 70 ,005

ANOVA
C5P

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,125 1 ,125 1,933 ,169


Within Groups 4,528 70 ,065
Total 4,653 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C5P

Mann-Whitney U 594,000
Wilcoxon W 1260,000
Z -1,381
Asymp. Sig. (2-tailed) ,167

a. Grouping Variable: Kelas


186

6. Dimensi Proses Kognitif C6


a. C6 Konseptual
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C6K Eksperimen ,371 36 ,000 ,687 36 ,000

Kontrol ,267 36 ,000 ,776 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C6K

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,952 1 70 ,332

ANOVA
C6K

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1,125 1 1,125 2,969 ,089


Within Groups 26,528 70 ,379
Total 27,653 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C6K

Mann-Whitney U 520,500
Wilcoxon W 1186,500
Z -1,610
Asymp. Sig. (2-tailed) ,107

a. Grouping Variable: Kelas


187

b. C6 Prosedural
Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C6P Eksperimen ,367 36 ,000 ,633 36 ,000

Kontrol ,424 36 ,000 ,596 36 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
C6P

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,077 1 70 ,084

ANOVA
C6P

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,222 1 ,222 ,921 ,341


Within Groups 16,889 70 ,241
Total 17,111 71

Uji Mann Whitney U


Test Statisticsa

C6P

Mann-Whitney U 576,000
Wilcoxon W 1242,000
Z -,960
Asymp. Sig. (2-tailed) ,337

a. Grouping Variable: Kelas


188

Lampiran 21

Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai LKS Kelas Eksperimen


Kelompok
Kelas Pertemuan Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan I 73 80 87 73 80 87 80 80
Eksperimen
Pertemuan II 87 87 93 80 80 93 87 86,71
Rata-rata 80 83,50 90 76,50 80 90 83,50 83,36

Nilai LKS Kelas Kontrol


Kelompok
Kelas Pertemuan Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan I 80 75 85 80 85 80 85 81,43
Kontrol
Pertemuan II 93 87 93 87 93 87 87 89,57
Rata-rata 86,50 81 89 83,50 89 83,50 86 85,50
189
190
191
192
193
194

Hasil Uji Validitas Uraian


Correlations
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11
V1 Pearson
Correlation
1 ,697** ,353 *
,260 ,592 **
,384 *
,374 *
,395 *
,384 *
,243 ,729**
Sig. (2-tailed) ,000 ,038 ,131 ,000 ,023 ,027 ,019 ,023 ,160 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V2 Pearson
Correlation
,697** 1 ,384* ,237 ,425* ,320 ,309 ,470** ,434** ,144 ,687**
Sig. (2-tailed) ,000 ,023 ,171 ,011 ,061 ,071 ,004 ,009 ,409 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V3 Pearson *
Correlation
,353 ,384* 1 ,665** ,380* ,408* ,102 ,419* ,238 ,464** ,670**
Sig. (2-tailed) ,038 ,023 ,000 ,024 ,015 ,560 ,012 ,168 ,005 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V4 Pearson
Correlation
,260 ,237 ,665** 1 ,238 ,218 -,052 ,186 ,218 ,469** ,562**
Sig. (2-tailed) ,131 ,171 ,000 ,169 ,208 ,767 ,285 ,208 ,004 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V5 Pearson
Correlation
,592** ,425* ,380* ,238 1 ,689** ,207 ,708** ,568** ,506** ,795**
Sig. (2-tailed) ,000 ,011 ,024 ,169 ,000 ,233 ,000 ,000 ,002 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V6 Pearson
Correlation
,384* ,320 ,408* ,218 ,689** 1 ,563** ,628** ,514** ,578** ,741**
Sig. (2-tailed) ,023 ,061 ,015 ,208 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V7 Pearson
Correlation
,374* ,309 ,102 -,052 ,207 ,563** 1 ,228 ,319 ,102 ,402*
Sig. (2-tailed) ,027 ,071 ,560 ,767 ,233 ,000 ,187 ,061 ,560 ,017
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V8 Pearson * ** * ** **
Correlation
,395 ,470 ,419 ,186 ,708 ,628 ,228 1 ,494** ,559** ,745**
Sig. (2-tailed) ,019 ,004 ,012 ,285 ,000 ,000 ,187 ,003 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V9 Pearson * ** ** **
Correlation
,384 ,434 ,238 ,218 ,568 ,514 ,319 ,494** 1 ,578** ,681**
Sig. (2-tailed) ,023 ,009 ,168 ,208 ,000 ,002 ,061 ,003 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V10 Pearson
Correlation ,243 ,144 ,464** ,469** ,506** ,578** ,102 ,559** ,578** 1 ,670**
Sig. (2-tailed) ,160 ,409 ,005 ,004 ,002 ,000 ,560 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
V11 Pearson
Correlation
,729** ,687** ,670** ,562** ,795** ,741** ,402* ,745** ,681** ,670** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,017 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
195

Lampiran 23

Hasil Uji Reliabilitas Soal SPSS

Hasil Uji Reliabilitas Pilihan Ganda

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,788 50

Hasil Uji Reliabilitas Uraian


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,852 10
196

Lampiran 24

LEMBAR WAWANCARA GURU

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan


Alamat : Jalan WR Supratman No. 1, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan
Nama Guru : Drs. Agus Purwanto

1. Apa kurikulum yang digunakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan ini?


Jawab : Kurikulum 2013

2. Berapa jam mata pelajaran Biologi yang diajarkan dalam satu minggu?
Jawab : Satu minggu sekali (3 jam pelajaran)

3. Berapa nilai Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) biologi?


Jawab : Untuk KKM biologi 75

4. Bagaimana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran? Apakah siswa aktif ada
pasif?
Jawab :.Siswa tidak berpartisipasi aktif apabila guru memberikan kesempatan
untuk bertanya.

5. Model dan metode pembelajaran apakah yang Bapak/Ibu gunakan pada saat proses
belajar mengajar di kelas?
Jawab : Biasanya saya menggunakan metode ceramah dengan menggunakan
powerpoint dan diskusi kelompok menggunakan buku paket biologi dan
LKS yang sudah ditentukan sekolah.

6. Bagaimana dengan nilai siswa? Apakah siswa mengalami kesulitan belajar?


Jawab : Nilai siswa cukup bagus, namun jika siswa diberi soal tingkat tinggi siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.

7. Apakah Bapak/Ibu pernah memberikan suatu permasalahan untuk diidentifikasi


dalam pelajaran? Bagaimanakah tanggapan siswa?
Jawab : Sudah pernah. Siswa merasa tertantang dan aktif, namun siswa
membutuhkan waktu lebih lama dalam proses pembelajaran.

8. Sumber belajar apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam diskusi kelompok?


Jawab : Saya menggunakan buku paket biologi dan LKS yang sudah disediakan
sekolah, serta internet pun juga digunakan jika memang dibutuhkan.

9. Apakah sekolah ini memiliki laboratorium biologi? Jika ya, apakah Bapak/Ibu
pernah mengajak siswa untuk melakukan praktikum di laboratorium tersebut?
Jawab : Ya. Pernah tetapi jarang untuk melakukan praktikum.
197

10. Apakah Bapak/Ibu melakukan praktikum saat materi jamur?


Jawab : Ya, biasanya praktikum membuat tempe/tapai dirumah secara
berkelompok.

Narasumber

Drs. Agus Purwanto


NIP. 196606121994121003
198

Lampiran 25

Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :

JAMUR

A. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban a, b, c, d atau e yang kamu anggap
sebagai jawaban paling benar!
1. Jamur dalam klasifikasi dua kingdom, digolongkan dalam dunia tumbuhan. Diantara
pernyataan berikut, manakah yang bukan kesamaan jamur dan tumbuhan?
a. memiliki dinding sel d. memperoleh makanan secara autotrof
b. memiliki membran sel e. eukariotik
c. tidak bisa bergerak aktif

2. Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dinding
selnya. Bahan apakah yang terkandung pada dinding sel pada jamur?
a. klorofil d. lipid
b. lipoprotein e. protein
c. zat kitin

3. Dalam sistematika klasifikasi lima kingdom Whittaker, fungi tidak dapat digolongkan ke
dalam kingom plantae. Hal tersebut dikarnakan fungi memiliki perbedaan mencolok.
Mengapa demikian?
Berdasarkan pernyataan diatas, nomor berapakah yang menunjukkan persamaan protista
mirip jamur dengan jamur sejati?
a. Bersifat autotrof d. Membentuk spora
b. Tidak memiliki klorofil e. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
c. Hifa ada yang tidak bersekat

4. Berikut adalah ciri-ciri organisme


1. uniseluler 4. berklorofil
2. dinding sel selulosa 5. eukariotik
3. menghasilkan spora 6. memiliki hifa
Manakah yang menunjukkan ciri-ciri jamur?
a. 1, 2, 3 d. 3, 4, 5
b. 2, 4, 5 e. 2, 4, 6
c. 3, 5, 6

5. Perhatikan tabel berikut!


Jenis Jamur
No. Ciri-ciri
A B C
1 Hifa tidak bersekat + - -
2 Spora dibentuk di dalam askus - + -
3 Spora dibentuk di dalam basidium - - +
Berdasarkan tabel tersebut, apakah jenis jamur A, B dan C berturut-turut?
199

a. Ascomycota - Basidiomycota - Zygomycota


b. Zygomycota - Ascomycota - Basidiomycota
c. Ascomycota - Deuteromycota - Basidiomycota
d. Basidiomycota - Zygomycota - Deuteromycota
e. Zygomycota - Deuteromycota – Ascomycota

6. Tika mengamati jamur dengan ciri-ciri berikut.


1) Miselium berkembang dalam substrat
2) Sporangium tumbuh pada ujung hifa yang muncul tegak dari substrat
3) Termasuk dalam kelompok Zygomycota
4) Bersifat saprofit pada: roti, kotoran ternak dan sisa makanan yang mengandung
karbohidrat
Jamur apakah itu?
a. Mucor mucedo d. Volvariela volvacea
b. Rhizopus oligosporus e. Auricula politrica
c. Aspergilus oryzae

7. Bobi melakukan percobaan pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai varietas A, B


dan C. Jenis jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae dengan takaran yang sama
untuk ketiganya. Setelah proses fermentasi tersebut ia membandingkan tekstur ketiga
tempe yang dihasilkan. Apakah rumusan masalah yang tepat dari wacana tersebut?
a. Apakah varietas kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
b. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah kedelai menjadi tempe?
c. Bagaimana cara pembuatan tempe?
d. Apakah kandungan protein kedelai mempengaruhi tekstur tempe?
e. Apakah varietas kedelai dan jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?

8. Berikut ini merupakan tahapan reproduksi jamur:


1. Meiosis 4. Kariogami
2. Sporangium 5. Plasmogami
3. Hifa (-) bergabung dengan hifa (+)
Bagaimanakah urutan proses reproduksi seksual jamur Zygomycota?
a. 5-3-4-2-1 d. 3-5-4-1-2
b. 3-4-5-1-2 e. 1-2-3-4-5
c. 2-3-4-1-5

9. Amati langkah pengamatan jamur tempe!


1) Letakkan diatas kaca benda dan berilah setetes air
2) Ambil hifa jamur dengan menggunakan jarum pentul
3) Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 X
4) Amati dengan perbesaran 40 X
5) Tutup dengan kaca penutup
6) Amati perbesaran dengan 100 X
Bagaimana urutan langkah-langkah pengamatan yang tepat?
200

a. 1-2-3-4-5-6 d. 2-1-5-6-4-3
b. 2-3-1-5-4-6 e. 2-1-5-4-6-3
c. 2-1-5-3-4-6

10. Ketika sedang menyiram tanaman, Rahma melihat sekumpulan jamur yang hidup tak jauh
dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya. Jamur tersebut memiliki tubuh buah
berbentuk bulat telur, memiliki tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua
keabu-abuan, batangnya berwarna cokelat dan dilindungi oleh selubung. Apa hipotesis
yang dapat dirumuskan dari uraian tersebut?
a. Jamur tersebut merupakan jamur Agaricus bisporus
b. Jamur tersebut mengandung senyawa beracun
c. Jamur tersebut berasal dari divisi Basidiomycota
d. Jamur tersebut tidak dapat di konsumsi
e. Jamur tersebut berasal dari divisi Ascomycota

11. Pada bagian apakah jamur merang (Volvariella volvaceae) yang tubuh buahnya dapat
dimakan dan membawa basidisporanya?
a. Selaput penutup
b. Bilah bawah tudung
c. Atas tudung
d. Tengah batang
e. Pangkal batang

12. Ada suatu jenis jamur yang dahulu dimasukkan dalam kelompok Deuteromycota, tetapi
sekarang dimasukkan dalam kelompok Ascomycota karena sudah ditemukan cara
reproduksi seksualnya, yakni dengan konidiospora yang berwarna merah bata muda.
Apakah jenis jamur tersebut?
a. Neurospora crassa
b. Aspergillus niger
c. Rhizopus oryzae
d. Boletus edulis
e. Amanita muscaria

13. Manakah pernyataan yang benar mengenai divisi Deuteromycota?


a. Divisi Deuteromycota meliputi anggota-anggota tiga divisi dalam kingdom Fungi
b. Divisi Deuteromycota merupakan divisi bagi jamur penyusun liken
c. Divisi Deuteromycota merupakan kelompok bagi jamur lendir, khamir, dan liken
d. Divisi Deuteromycota reproduksi aseksualnya tidak atau belum diketahui
e. Divisi Deuteromycota meliputi jamur yang biasanya bereproduksi secara aseksual
dengan konidia

14. Manakah pernyataan yang benar mengenai mikoriza?


a. Mikoriza menyebabkan tumbuhan tidak mampu hidup di lingkungan yang miskin zat
fosfor
201

b. Mikoriza terdiri dari satu tipe yaitu ektomikoriza


c. Mikoriza terdiri dari dua tipe yaitu ektomikoriza dan eksomikoriza
d. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman lain
e. Mikoriza meningkatkan permukaan untuk absorpsi bagi tumbuhan

15. Manakah kelompok jamur yang menguntungkan bagi manusia?


a. Pythium sp, Phytophthora infestans, Aspergillus fumigatus
b. Epidermophyton floocosoem, Ustilago maydis, Saprolegnia
c. Saprolegnia, Aspergillus flavus, aspergillus fumigatus
d. Ustilago maydis, Aspergillus flavus, Penicillium camemberti
e. Volvariella volvaceae, Auricularia polytrica, Aspergillus oryzae

16. Cermati langkah-langkah pembuatan roti berikut ini!


1) Pencampuran 4) Pencetakan
2) Peragian 5) Pemanggangan
3) Pengadonan
Pada tahap apa jamur dimasukkan ke dalam adonan roti?
a. Pencampuran
b. Peragian
c. Pengadonan
d. Pencampuran dan peragian
e. Pencampuran dan pengadonan

17. Cermati langkah-langkah pembuatan tempe berikut!


1) Perendaman
2) Pencucian
3) Perebusan
4) Peragian
5) Pendinginan
6) Pembungkusan
7) Pengadukan
Bagaimana urutan langkah yang tepat?
a. (1), (2), (3), (5), (4), (7), (6)
b. (2), (1), (3), (5), (4), (7), (6)
c. (2), (3), (1), (5) ,(4), (7), (6)
d. (1), (2), (3), (5), (7), (4), (6)
e. (2), (1), (3), (5), (7), (4), (6)

18. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa proses fermentasi pada pembuatan
tape ketan selain dipengaruhi oleh jenis bahan dasar dan jumlah ragi yang diberikan,
dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan. Dengan demikian permasalahan suhu dan
pengaruhnya terhadp kualitas tape ketan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah suhu
lingkungan dapat mempengaruhi kualitas tape yang dihasilkan?” Bagaimana hipotesis
yang dapat dirumuskan dari uraian tersebut?
202

a. Suhu lingkungan yang baik berpengaruh terhadap rasa manis pada ketan
b. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap pembuat tape
c. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka akan dihasilkan tape ketan
dengan kualitas baik
d. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu dingin maka akan dihasilkan tape ketan yang
dingin
e. Jika suhu lingkungan berada dalam suhu kamar maka akan dihasilkan tape ketan
dengan kualitas baik

19. Sekelompok siswa melakukan percobaan fermentasi.


Kelompok A : melakukan percobaan dari beras ketan, kemudian diberi ragi Saccharomyces
cereviceae dengan menggunakan kantong plastik yang tertutup rapat.
Kelompok B : melakukan percobaan yang sama, dengan perbedaan pada sisi kiri dan kanan
kantong tersebut dibuat lubang-lubang kecil.
Setelah beberapa hari kemudian kedua kelompok mengamati hasil percobaannya. Pada
kelompok A plastik pembungkus menggelembung dan berbau alkohol, sedangkan pada
kelompok B berbau asam. Apa yang menyebabkan bau asam yang terjadi pada beras ketan
kelompok B?
a. Beras ketan yang digunakan tidak steril
b. Ragi yang digunakan tidak bereaksi
c. Beras ketan yang digunakan kurang bagus
d. Alkohol diubah menjadi asam oleh bakteri
e. Kelompok B salah prosedur dalam percobaan

20. Seorang siswa sedang melakukan pengamatan terhadap berbagai jamur yang tumbuh di
sekitar halaman rumahnya. Ia menemukan jamur yang warnanya mencolok dan menarik.
Kemudian siswa tersebut menyadari jamur yang biasa ia konsumsi tidak berwarna
mencolok dan menarik. Apakah prediksi yang paling logis untuk menjelaskan kondisi
jamur tersebut?
a. Jamur berwarna tidak mencolok tidak dapat dimakan
b. Jamur berwarna mencolok dapat dimakan
c. Jamur berwarna mencolok tidak dapat dimakan
d. Jamur warna apapun dapat dimakan
e. Jamur warna apapun tidak dapat dimakan

B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!


21. Mikoriza adalah bentuk simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur. Kelompok jamur yang
dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan adalah Zygomycota, Ascomycota atau
Basidiomycota. Apabila kita melewati daerah yang ditanami pohon pinus, mungkin kita
akan menemukan sejenis jamur tumbuh di bawah pohon pinus tersebut. Hifa jamur tersebut
bersimbiosis dengan akar pohon pinus. Pertumbuhan mikoriza sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti suhu, kadar air tanah, pH tanah, bahan organik, cahaya, dan
logam berat.
203

Informasi apa saja yang kamu butuhkan agar dapat menyimpulkan bahwa jamur mendapat
unsur karbon dari Pinus sp.?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

Untuk soal nomor 22 dan 23


Liken (lumut kerak) merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara organisme
fotosintetik (alga atau sianobakteri) dan jamur. Liken banyak ditemukan diberbagai tempat
arktik sampai tropis. Liken dapat hidup pada substrat yang miskin zat organik, misalnya
diatas batuan, batang pohon, dan tanah tidak subur. Selain itu liken juga sangat peka
terhadap polutan udara.
22. Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat menyimpulkan bahwa liken dapat
digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

23. Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat menyimpulkan bahwa liken dapat
melapukkan batuan??
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

Untuk soal nomor 24 dan 25


Saccharomyces cerevisiae adalah jenis jamur untuk memfermentasi karbohidrat sehingga
menghasilkan etanol dan karbon dioksida yang sangat penting dalam produksi roti, bir, dan
minuman anggur. Saccharomyces cerevisiae atau ragi ini dapat mengubah gula menjadi
alkohol dan gas karbon dioksida. Gas itulah yang membuat tekanan pada minuman anggur
tinggi. Ragi juga digunakan sebagai suplemen gizi karena memiliki kandungan vitamin B
yang tinggi dan sekitar 50% kandungan ragi dan protein.
24. Pengetahuan apa saja yang kamu perlukan untuk dapat menyimpulkan bahwa ragi
membuat adonan mengembang?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

25. Bagaimana caramu memperoleh informasi mengenai ragi?


...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
204

Lampiran 26
205

Lampiran 27
206

Lampiran 28
207

Lampiran 29
208
209
210
211
212
213
214
215

Lampiran 30

Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai