Anda di halaman 1dari 90

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS


PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUHAMMAD FADHLAN MUMTAZA

NIM. 11170161000046

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
a

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi disusun oleh
Muhammad Fadhlan Mumtaza, NIM 11170161000046, Program Studi Tadris
Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
tulis ilmiah yang berhak disajikan pada Ujian Munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 14 Oktober 2021

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Zulfiani, M.Pd.


NIP. 19760309 200501 2 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi disusun oleh
Muhammad Fadhlan Mumtaza, NIM 11170161000046, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada
tanggal 29 November 2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memeroleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Tadris Biologi.

Jakarta, 29 November 2021

Panitia Ujian Munaqasah


Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. 13-01-2022
………. ………………
NIP. 19710119 200801 2 010

Penguji I
Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd. 15-12-2021
………. ………………
NIP. 19790510 200604 2 001

Penguji II
Meiry Fadilah Noor, M.Si. 11-01-2022
………. ………………
NIP. 19800516 200710 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag.


NIP. 19710319 199803 2 001
iii
ABSTRAK

Muhammad Fadhlan Mumtaza (11170161000046) Pengembangan Lembar


Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses Sains pada
Konsep Sistem Ekskresi. Skripsi Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD) berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) pada konsep sistem ekskresi,
serta melihat respon dari guru dan peserta didik terhadap LKPD tersebut. Metode
yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model
pengembangan 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate). Proses pengembangan
melalui uji validitas oleh 3 ahli, uji keterbacaan oleh 12 peserta didik, serta uji coba
lapangan oleh 1 guru biologi dan 90 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa LKPD yang dikembangkan memiliki persentase validitas rata-rata sebesar
85,40% dengan kriteria sangat baik. Pada uji keterbacaan, persentase rata-rata
LKPD mencapai 92,01% dengan kriteria sangat baik pula. Sementara pada uji coba
lapangan, respon guru dan peserta didik menunjukkan kriteria yang sangat baik
dengan persentase 87,42% dan 86,65%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa LKPD sangat layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: Lembar Kerja Peserta Didik, Keterampilan Proses Sains, Konsep
Sistem Ekskresi

iv
ABSTRACT

Muhammad Fadhlan Mumtaza (11170161000046). Development of Student


Worksheets Based on Science Process Skills on Excretory System Concepts.
Skripsi of Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s
Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

This research aims to produce Student Worksheet based on Science Process


Skills (SPS) on the concept of the excretory system, and to see the responses of
teacher and students to the worksheet. The method used is Research and
Development (R&D) with a 4-D development model (Define, Design, Develop,
Disseminate). The development process was through a validity test by 3 experts, a
readability test by 12 students, and field trial by 1 biology teacher and 90 students.
The results showed that the developed worksheet had an average validity
percentage of 85.40% with very good criteria. In readability test, the average
percentage of worksheet reached 92.01% with very good criteria as well. While in
field trial, the responses of teacher and students showed very good criteria with
percentages of 87.42% and 86.65%. Based on the results of the research, it can be
concluded that the Student Worksheet is very suitable to be used in learning activities.

Keywords: Student Worksheet, Science Process Skills, Excretory System Concepts

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis tetap berada dalam keadaan sehat di masa
pandemi COVID-19 seperti saat ini dan dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Sistem Ekskresi”. Selawat dan salam, tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW. sebagai teladan terbaik hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
lancar dan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak yang selama ini membantu
memberikan saran, masukan, bimbingan, serta semangat kepada penulis. Oleh
karenanya, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Tadris Biologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswanya,
termasuk penulis, untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
saran dan masukan, serta waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen, khususnya pada Program Studi Tadris Biologi, yang
telah memberikan ilmu dan pengalamannya selama kegiatan perkuliahan.
5. Ibu Dina Rahma Fadlilah, M.Si., sebagai dosen Pembimbing Akademik dan
validator ahli media pada penelitian ini yang telah memberikan saran dan
masukan, baik dalam kegiatan perkuliahan maupun dalam perbaikan LKPD.
6. Bapak Budi Heryawan dan Ibu Titin Puspitasari, S.Pd.Aud., sebagai orang tua,
serta Aulia Herdiana Puspasari, M.Pd., sebagai kakak dari peneliti yang selalu
memberikan doa dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

vi
vii

7. Bapak Muhammad Ridhwan, S.Si., sebagai laboran Lab. Biologi FITK yang
senantiasa memberikan masukan-masukan dan pembelajaran yang berharga,
baik mengenai kegiatan perkuliahan maupun kegiatan di laboratorium.
8. Bapak Drs. H. Amir Kodir, M.Si., sebagai guru biologi dan validator ahli
praktisi, beserta para staf di MAN 11 Jakarta yang telah memberikan izin dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Peserta didik kelas XI MIA di MAN 11 Jakarta, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Teman-teman Jangkrik Boss (Fakih Mahendra, Siddiq Ali Subhan, dan Fajar
Riyanto) yang selalu membersamai selama perkuliahan serta saling
menyemangati dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan skripsi.
11. Teman-teman Tadris Biologi, terutama kelas B angkatan 2017, yang selalu
solid dan bekerja sama selama perkuliahan, serta banyak memberikan
masukan, saran, motivasi, dan pengalamannya kepada penulis.
12. Muhammad Faishal Fadhil, yang telah membantu penulis dalam menggunakan
aplikasi untuk mendesain LKPD.

Terima kasih banyak atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah
SWT. memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat digunakan sebagai referensi atau
acuan bagi pembaca.

Jakarta, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ..................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Deskripsi Teoritik................................................................................... 7
1. Bahan Ajar.......................................................................................... 7
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .................................................. 10
3. Keterampilan Proses Sains (KPS) ....................................................... 19
4. Sistem Ekskresi .................................................................................. 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 32
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 35
B. Metode Penelitian................................................................................... 35
C. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................... 36
D. Desain Penelitian.................................................................................... 36
viii
ix

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 41


F. Teknik Pengolahan Data......................................................................... 46
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 48
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 48
B. Pembahasan ........................................................................................... 85
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 93
A. Kesimpulan ............................................................................................ 93
B. Saran ...................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95
LAMPIRAN .................................................................................................... 99
TENTANG PENULIS.................................................................................... 218
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains .................................................. 23


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Ceklis LKPD di Sekolah ........................................ 41
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Wawancara Guru dan Peserta Didik ....................... 42
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validitas Isi LKPD ....................................... 43
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Uji Keterbacaan LKPD ...................................... 44
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Guru dan Peserta Didik .............................. 45
Tabel 3.6 Kriteria Pengolahan Data pada Skala Guttman ................................... 46
Tabel 3.7 Kriteria Pengolahan Data pada Skala Likert ....................................... 46
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Interpretasi Kualitas............................................... 47
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Wawancara Guru ..................................................... 49
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Ceklis LKPD ........................................................... 51
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Wawancara Peserta Didik ........................................ 52
Tabel 4.4 Kompetensi Dasar Konsep Sistem Ekskresi ....................................... 54
Tabel 4.5 Alat dan Bahan Sederhana untuk Percobaan....................................... 56
Tabel 4.6 Rancangan Awal LKPD ..................................................................... 59
Tabel 4.7 Hasil Validasi oleh Ahli Materi.......................................................... 64
Tabel 4.8 Hasil Validasi oleh Ahli Media .......................................................... 65
Tabel 4.9 Hasil Validasi oleh Ahli Praktisi ........................................................ 66
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas LKPD ................................................................ 66
Tabel 4.11 Poin-Poin Revisi Pertama Berdasarkan Uji Validitas........................ 68
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Keterbacaan .................................................... 74
Tabel 4.13 Poin-Poin Revisi Kedua Berdasarkan Uji Keterbacaan ..................... 75
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Analisis Respon Guru ............................................ 79
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Analisis Respon Peserta Didik ............................... 80
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Analisis Aspek Keterampilan Proses Sains ............ 82

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Ginjal .............................................................................. 27


Gambar 2.2 Struktur Kulit ................................................................................ 29
Gambar 2.3 Struktur Hati ................................................................................. 30
Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru......................................................................... 31
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian......................................................... 34
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian Pengembangan ....................................... 40
Gambar 4.1 Skema Warna Komplementer ........................................................ 58
Gambar 4.2 Sampul Depan ............................................................................... 59
Gambar 4.3 Bagian Awal ................................................................................. 59
Gambar 4.4 Dasar Teori ................................................................................... 60
Gambar 4.5 Wacana ......................................................................................... 60
Gambar 4.6 Rumusan-Hipotesis ....................................................................... 60
Gambar 4.7 Prediksi ......................................................................................... 60
Gambar 4.8 Klasifikasi ..................................................................................... 61
Gambar 4.9 Percobaan...................................................................................... 61
Gambar 4.10 Alat/Bahan .................................................................................. 61
Gambar 4. 11 Hasil Pengamatan ....................................................................... 61
Gambar 4.12 Pembahasan ................................................................................ 62
Gambar 4.13 Kesimpulan ................................................................................. 62
Gambar 4.14 Daftar Pustaka ............................................................................. 62
Gambar 4.15 Sampul Belakang ........................................................................ 62
Gambar 4.16 Penggunaan Text Box untuk Pengisian LKPD ............................. 63
Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Kualitas LKPD di Sekolah dan LKPD yang
Dikembangkan ............................................................................ 67
Gambar 4.18 Tampilan Sampul Depan LKPD (a) Sebelum Revisi; dan (b)
Sesudah Revisi ............................................................................ 69
Gambar 4.19 Tampilan Bagian Wacana (Mengobservasi) (a) Sebelum Revisi; dan
(b) Sesudah Revisi ....................................................................... 69
Gambar 4.20 Penambahan Bagian Menginterpretasi Setelah Bagian Mengobservasi . 70
xi
xii

Gambar 4.21 Tampilan Bagian Mengklasifikasi (a) Sebelum Revisi; dan (b)
Sesudah Revisi ............................................................................ 71
Gambar 4.22 Tampilan Bagian Memprediksi (a) Sebelum; dan (b) Sesudah Revisi. 71
Gambar 4.23 Penambahan Gambar/Ilustrasi Sebelum Merumuskan Masalah ..... 72
Gambar 4.24 Tampilan Bagian Pembahasan (a) Sebelum; dan (b) Sesudah Revisi.. 72
Gambar 4.25 Tampilan Bagian Kesimpulan (a) Sebelum; dan (b) Sesudah Revisi .. 73
Gambar 4.26 Tampilan Bagian Menerapkan Konsep (Halaman Kedua) ............ 73
Gambar 4.27 Penambahan Bagian Daftar Isi...................................................... 76
Gambar 4.28 Tampilan Bagian Percobaan Kedua (a) Sebelum Revisi; dan (b)
Sesudah Revisi ............................................................................ 76
Gambar 4.29 Tampilan Bagian Hipotesis (a) Sebelum; dan (b) Sesudah Revisi 77
Gambar 4.30 Tampilan Tabel Hasil Pengamatan (a) Sebelum; dan (b) Sesudah Revisi. 77
Gambar 4.31 Penambahan Bagian Lampiran Foto Percobaan ........................... 78
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan Respon Guru dan Respon Peserta Didik ....... 81
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik di MAN 11 Jakarta ......................... 99


Lampiran 2. Instrumen dan Rekapitulasi Lembar Ceklis LKPD di MAN 11
Jakarta ....................................................................................... 101
Lampiran 3. Hasil Analisis Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta ............ 103
Lampiran 4. Instrumen Lembar Wawancara Guru .......................................... 105
Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru............................................................... 107
Lampiran 6. Instrumen Lembar Wawancara Peserta Didik ............................. 111
Lampiran 7. Hasil Wawancara Peserta Didik .................................................. 113
Lampiran 8. Hasil Analisis Wawancara Guru dan Peserta Didik ..................... 121
Lampiran 9. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ........................ 134
Lampiran 10. Penentuan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Keterampilan Proses
Sains ........................................................................................ 136
Lampiran 11. Rancangan Awal LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 140
Lampiran 12. Instrumen Uji Validitas LKPD.................................................. 144
Lampiran 13. Hasil Instrumen Uji Validitas LKPD ........................................ 148
Lampiran 14. Hasil Analisis Uji Validitas LKPD ........................................... 162
Lampiran 15. Instrumen Uji Keterbacaan LKPD ............................................ 165
Lampiran 16. Hasil Instrumen Uji Keterbacaan LKPD ................................... 167
Lampiran 17. Hasil Analisis Uji Keterbacaan LKPD ...................................... 171
Lampiran 18. Angket Respon Guru ................................................................ 172
Lampiran 19. Hasil Angket Respon Guru ....................................................... 174
Lampiran 20. Hasil Analisis Angket Respon Guru.......................................... 177
Lampiran 21. Daftar Peserta Didik dalam Uji Coba Lapangan ....................... 179
Lampiran 22. Angket Respon Peserta Didik ................................................... 181
Lampiran 23. Hasil Angket Respon Peserta Didik .......................................... 183
Lampiran 24. Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik............................. 186
Lampiran 25. Rubrik Penilaian LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Sistem Ekskresi ................................................... 188
Lampiran 26. Hasil Analisis Aspek Keterampilan Proses Sains dalam LKPD . 193
xii
xiii

Lampiran 27. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Sistem Ekskresi ................................................... 194
Lampiran 28. Dokumentasi Pengerjaan LKPD Berbasis Keterampilan Proses
Sains dan Percobaannya ........................................................... 205
Lampiran 29. Surat-Surat Penelitian ............................................................... 206
Lampiran 30. Lembar Uji Referensi ............................................................... 208
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan menjadi suatu hal yang penting dalam menciptakan suasana serta
proses belajar yang dirancang sedemikian rupa. Pendidikan harus semakin
berkembang agar memiliki relevansi dan daya saing bagi semua peserta didik.
Pendidikan formal di sekolah melibatkan guru sebagai pembimbing peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, rata-rata proses pembelajaran di
sekolah masih lebih berpusat kepada guru. Hal ini membuat peserta didik menjadi
kurang aktif untuk ikut serta dalam proses pembelajaran.1
Perubahan paradigma pendidikan di Indonesia pun dilakukan untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman tersebut. Perubahan utama terletak
pada tujuan kurikulum, di mana proses pembelajaran yang pada awalnya berpusat
pada guru (teacher centered) diubah menjadi berpusat pada peserta didik (student
centered). Hal ini bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam
menemukan suatu pengetahuan, sementara guru hanya berperan sebagai perancang
pembelajaran, motivator, dan fasilitator.2
Pendekatan saintifik (ilmiah) juga perlu diterapkan agar peserta didik dapat
berpikir secara ilmiah, kritis, dan analitis. Prinsip-prinsip pendekatan saintifik ini
berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
tidak terlepas dari temuan di bidang sains. Sains bukan hanya tentang kumpulan
pengetahuan, tetapi juga merupakan proses aktif dalam menggunakan akal untuk
mempelajari fenomena alam yang belum terbayangkan. Sains diwujudkan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disusun melalui sebuah kurikulum.3

1
Salma Samputri, Science Process Skills and Cognitive Learning Outcomes Through
Discovery Learning Models, European Journal of Education Studies, 6 (12), 2020, h. 181-182.
2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, h. 2.
3
Candra Indi Kumala, Suyatno, dan Elok Sudibyo, Effectiveness of Guided Discovery Model
Learning Materials for Practicing Student Science Process Skills, International Journal of Scientific
and Research Publications, 10 (2), 2020, h. 124.
1
2

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan pencarian secara


sistematis sehingga tidak hanya penguasaan pengetahuan dalam bentuk fakta,
konsep, atau prinsip, tetapi juga proses penemuan.4 Saat ini, IPA lebih menekankan
kepada proses dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Biologi adalah salah satu dari
cabang IPA yang menggambarkan sebuah proses. Proses ini berarti menggunakan
prosedur pemecahan masalah dengan metode ilmiah, seperti menyusun hipotesis
hingga menyimpulkan.5 Penekanan proses ini dilakukan dengan mengembangkan
suatu keterampilan yang disebut dengan Keterampilan Proses Sains (KPS).
Keterampilan proses sains adalah dasar pemecahan masalah dalam sains dan
metode ilmiah.6 KPS perlu dilatihkan sejak dini agar peserta didik lebih merasa
senang dan tertantang untuk menemukan konsep-konsep pembelajaran. Peserta
didik yang terlatih KPS-nya akan memiliki kemampuan yang beragam, karena
melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Salah satu contohnya adalah
kegiatan praktikum, di mana peserta didik harus menggunakan pikiran, alat dan
bahan, serta melakukan interaksi dengan teman lainnya.7 Oleh karena itu, KPS
sejatinya dapat dikatakan menjadi dasar bagi proses pembelajaran pada peserta
didik sehingga terbentuk suatu landasan untuk mereka mengembangkan diri.8
Tingkat pemahaman peserta didik terhadap KPS sebagai dasar pembelajaran
masih sangat kurang, karena pelaksanaan proses pembelajaran yang belum
kondusif bagi perkembangan KPS mereka. Rata-rata proses pembelajaran sains
masih cenderung monoton, yang justru meningkatkan ketidakpahaman peserta
didik terhadap proses dan sikap belajar yang diperolehnya. Pembelajaran yang
monoton tersebut ditandai dengan kurang terlibatnya peserta didik dalam
menemukan suatu konsep secara mandiri dalam proses pembelajaran. Oleh sebab
itu, pembelajaran aktif sangat diperlukan agar peserta didik dapat melatih KPS-nya.9

4
Ibid.
5
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 47.
6
Candra Indi Kumala, Suyatno, dan Elok Sudibyo, loc. cit.
7
Fitri Arsih, Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP Berorientasi pada Pendekatan
Keterampilan Proses Sains, Jurnal Ta’dib, 13 (1), 2010, h. 2-3.
8
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal
Pendidikan Dasar, 7 (1), 2006, h. 3.
9
Salma Samputri, op. cit., h. 182.
3

Proses pembelajaran aktif dapat diwujudkan dengan bantuan suatu bahan ajar
yang menjadi panduan bagi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran. Salah
satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).10
LKPD berisikan petunjuk, panduan, atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang harus dilakukan oleh peserta didik.11 LKPD dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik, karena materi-materi diperoleh dengan cara yang baru selain dari
penjelasan guru. Penggunaan LKPD juga dapat membuat peserta didik menjadi
tidak bosan dan lebih mudah menguasai materi.12 Hal ini sejalan dengan tujuan KPS
yang menekankan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
Akan tetapi, observasi yang dilakukan oleh Sari (2018) menunjukkan bahwa
kebanyakan LKPD yang digunakan guru hanya berisi soal-soal dan langkah kerja,
dengan ditambah proses pembelajaran yang hanya melibatkan penjelasan guru. 13
Hal ini juga didukung dari hasil observasi yang dilakukan di MAN 11 Jakarta, di
mana beberapa LKPD yang digunakan masih belum berorientasi pada KPS bagi
peserta didik.14 LKPD seperti itu dapat membuat peserta didik merasa bosan, serta
dapat membebaninya karena harus menjawab soal-soal tanpa kegiatan yang aktif.
Mereka juga menjadi kurang mampu dalam mengatasi permasalahan yang ada
dalam materi, karena mereka cenderung mengandalkan temannya untuk bekerja.15
Berdasarkan permasalahan tersebut, LKPD perlu ditambahkan dengan aspek-
aspek KPS agar dapat meningkatkan kesadaran peserta didik mengenai hubungan
antara sains dan kehidupan sehari-hari, serta membantu mereka untuk belajar dan
melakukan percobaan secara mandiri.16 Salah satu guru biologi di MAN 11 Jakarta
juga menyebutkan bahwa KPS sangat perlu ditanamkan pada peserta didik,
ditambah dengan bantuan LKPD untuk memudahkan pemahamannya.17

10
Fitri Arsih, op. cit., h. 3.
11
Weni Novita Sari dan Ramadhan S., The Validity of A Learner Based Worksheets Based
Discovery Learning on The Matter of Biology for Grade 8 VII Students of Junior High School,
International Journal of Progressive Sciences and Technologies, 10 (1), 2018, h. 195.
12
An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Keterampilan Proses Sains untuk SMA Materi Sistem Reproduksi Manusia, Jurnal Prodi
Pendidikan Biologi, 6 (5), 2017, h. 273-274.
13
Weni Novita Sari dan Ramadhan S., op. cit., h. 195-196.
14
Lampiran 3, Hasil Analisis Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta, h. 103-104.
15
Weni Novita Sari dan Ramadhan S., op. cit. h. 196.
16
Laila Puspita, Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains Sebagai Bahan
Ajar dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5 (1), 2019, h. 86.
17
Lampiran 5, Hasil Wawancara Guru, h. 109.
4

Pengembangan LKPD berbasis KPS akan dapat membantu proses


pembelajaran biologi, salah satunya pada konsep sistem ekskresi. Sistem ekskresi
termasuk konsep yang bersifat abstrak dan berkaitan dengan proses fisiologi di
dalam tubuh. Oleh karenanya, konsep ini tidak dapat dijelaskan dengan baik jika
hanya secara lisan ataupun membaca buku sendiri.18 Peserta didik yang
diwawancarai juga menjelaskan bahwa salah satu kesulitan dari konsep sistem
ekskresi adalah mengingat bagian-bagian organ serta prosesnya sehingga perlu
dilakukan kegiatan tambahan, seperti pengamatan alat peraga atau praktikum.19
Sehubung dengan pembelajaran yang dilaksanakan secara daring (online),
kegiatan praktikum pun menjadi tidak terlaksana sehingga peserta didik tidak dapat
melatih KPS-nya. Guru biologi di MAN 11 Jakarta berpendapat bahwa salah satu
kesulitan dalam menerapkannya, yaitu keterbatasan guru dalam mengawasi proses
praktikum mereka secara langsung. Selain itu, alat dan bahan praktikum yang hanya
terdapat di laboratorium sekolah juga menjadi pertimbangan guru untuk tidak
melaksanakan kegiatan praktikum.20 Namun di sisi lain, peserta didik berpendapat
bahwa praktikum tetap perlu dilakukan meskipun dalam pembelajaran daring,
tetapi dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Mereka menilai bahwa
praktikum menjadi salah satu cara untuk lebih memahami materi.21
Berdasarkan fakta di atas, menunjukkan bahwa kegiatan praktikum sangat
diperlukan bagi peserta didik. Oleh karenanya, perlu dikembangkan suatu panduan
yang dapat membantu mereka dalam melakukan kegiatan praktikum sederhana.
Tentunya dengan alat dan bahan yang mudah dijumpai di sekitar rumah sehingga
KPS peserta didik dapat tetap terlatih, meskipun dilakukan secara mandiri.
Berdasarkan.beberapa permasalahan yang telah dijabarkan, peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi”.

18
Salis Khoirun Nisa, Nurmiyati, dan Yudi Rinanto, Pengembangan Media Pembelajaran
Laboratorium Virtual Berbasis Discovery Learning pada Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI
MIPA, Jurnal Pembelajaran Biologi, 8 (2), 2019, h. 120.
19
Lampiran 7, Hasil Wawancara Peserta Didik, h. 118.
20
Lampiran 5, loc. cit.
21
Lampiran 7, op. cit., h. 120.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka identifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman KPS peserta didik masih cenderung rendah, karena proses
pembelajaran sains yang kurang melibatkan mereka dalam menemukan konsep.
2. LKPD yang digunakan hanya berisi soal-soal dan langkah kerja, serta belum
berorientasi pada keterampilan proses sains sehingga peserta didik menjadi
kurang aktif serta merasa bosan dan kurang mampu mengatasi permasalahan.
3. Konsep sistem ekskresi bersifat proses yang abstrak sehingga peserta didik
merasa sulit memahami materi jika hanya melalui penjelasan dari guru.
4. Pembelajaran daring membuat praktikum menjadi tidak terlaksana sehingga
KPS peserta didik menjadi tidak terlatih.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi:
1. Pengembangan LKPD berdasarkan 10 aspek KPS menurut Harlen dan
Rustaman dalam Zulfiani22, yakni mengobservasi, mengklasifikasi,
menginterpretasi, memprediksi, menanya, membuat hipotesis, melakukan
percobaan, memakai alat/bahan, menerapkan konsep, serta mengkomunikasikan.
2. Pengembangan LKPD dirancang untuk konsep sistem ekskresi dengan
penambahan beberapa praktikum/percobaan sederhana.
3. Melihat respon guru dan peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan.
4. Model yang digunakan adalah 4-D (Four D) milik Thiagarajan, Semmel, dan
Semmel yang dimodifikasi menjadi Define, Design, dan Develop.
5. Penyusunan LKPD merujuk pada Depdiknas untuk struktur LKPD secara
umum23, serta menurut Weni untuk komponen LKPD secara lebih rinci.24
6. LKPD digunakan secara daring dalam pembelajaran jarak jauh.

22
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit. h. 56.
23
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 22.
24
Weni Novita Sari dan Ramadhan Sumarmin, op. cit., h. 196-197.
6

D. Pertanyaan Penelitian
Beberapa hal yang menjadi pertanyaan pada penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana tingkat kelayakan dari LKPD berbasis keterampilan proses sains
pada konsep sistem ekskresi yang sudah dikembangkan?
2. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis
keterampilan proses sains pada konsep sistem ekskresi yang sudah
dikembangkan?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis keterampilan
proses sains pada konsep sistem ekskresi serta melihat respon guru dan peserta
didik terhadap LKPD tersebut.

2. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
kegunaan, seperti:
a. Bagi guru, dapat menjadi alternatif untuk diterapkan pada proses
pembelajaran, terutama dalam pembelajaran daring;
b. Bagi peserta didik, dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar,
mengembangkan sikap ilmiah, serta meningkatkan kreativitas dan
keterampilan proses sains; serta
c. Bagi peneliti dan peneliti lainnya, dapat menambah pengetahuan mengenai
LKPD yang dikembangkan, serta menjadi masukan dan rujukan dalam
melakukan pengembangan sejenis dengan variasi yang berbeda.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan sesuatu yang berisikan materi-materi sesuai dengan
kurikulum dan mata pelajaran tertentu. Materi-materi tersebut disusun secara
lengkap dan sistematis sehingga dapat digunakan oleh guru dan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang sistematis memiliki arti bahwa
bahan ajar disusun secara urut untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
materi belajar. Selain itu, bahan ajar harus unik dan spesifik agar penggunaan
bahan ajar tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran.1
Bahan ajar juga dapat didefinisikan sebagai berbagai bentuk bahan,
informasi, alat, ataupun teks yang berguna untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran. Bahan tersebut bisa dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis.
Secara garis besar, bahan ajar terdiri atas ranah-ranah pendidikan, yakni
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga ranah ini perlu dipelajari oleh
peserta didik sehingga mereka mampu menyerap materi dalam bahan ajar secara
maksimal serta mencapai tujuan dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan.2
Bahan ajar perlu dipilih berdasarkan beberapa prinsip, seperti relevansi,
konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi berarti bahwa materi harus terkait
dengan kompetensi inti maupun kompetensi dasar. Prinsip konsistensi berarti
bahwa isi dalam buku ajar harus sesuai jumlahnya dan tidak mengalami
perubahan. Sedangkan prinsip kecukupan berarti bahwa materi yang ada harus
mencukupi kebutuhan peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.3

1
Anindya Fajarini, Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar IPS, (Jember: Gema
Press, 2018), h. 1-2.
2
Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Sains, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 3.
3
Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Klaten: Lakeisha, 2019), h. 1.
7
8

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar


merupakan suatu bahan berisikan materi-materi pembelajaran yang disusun secara
lengkap dan sisematis sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran. Bahan
ajar juga perlu memerhatikan ranah-ranah pendidikan agar memudahkan guru dan
peserta didik dalam menjalankan kegiatan belajar dan mengajar. Oleh karenanya,
bahan ajar perlu dipilih berdasarkan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

b. Karakteristik Bahan Ajar


Bahan ajar memiliki karakteristik yang perlu diperhatikan agar dapat
menjadi bahan ajar yang baik dan sesuai. Beberapa karakteristik tersebut di
antaranya:
1) Self instructional, artinya bahan ajar mampu membuat peserta didik belajar
secara mandiri. Agar bahan ajar memiliki karakteristik ini, maka perlu
terdapat tujuan pembelajaran yang jelas bagi peserta didik sehingga
memudahkan mereka untuk belajar secara tuntas.
2) Self contained, artinya materi-materi yang ada di dalam bahan ajar tercantum
secara menyeluruh sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang akan
dipelajari. Hal ini dapat membantu peserta didik dalam belajar dan
memahami materi yang disampaikan.
3) Stand alone, artinya bahan ajar yang digunakan tidak terlalu mengandalkan
bahan ajar lain sehingga peserta didik tidak akan kesulitan dalam
menggunakannya.
4) Adaptive, artinya bahan ajar memiliki kesesuaian yang tinggi terhadap
kondisi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Oleh
karenanya, bahan ajar perlu disusun mengikuti perkembangan zaman
sehingga peserta didik tidak mengalami ketertinggalan.
5) User friendly, berarti petunjuk-petunjuk dan informasi yang berada di dalam
bahan ajar harus jelas sehingga dapat membantu dan memudahkan peserta
didik dalam mengakses dan menggunakannya.4

4
Anindya Fajarini, op. cit., h. 2-3.
9

c. Jenis Bahan Ajar


Pengelompokkan bahan ajar dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditentukan. Majid dalam Nana5 mengelompokkannya menjadi empat, yakni:
1) Bahan Ajar Dengar (Audio), ialah bahan ajar yang berbentuk audio. Misalnya
adalah kaset dan radio.
2) Bahan Ajar untuk Pandang Dengar (Audio Visual), ialah bahan ajar yang
dapat dilihat dan didengar secara bersamaan, contohnya film dan video.
3) Bahan Ajar Interaktif, ialah bahan ajar yang mampu membuat peserta didik
menjadi aktif. Salah satu contohnya adalah CD interaktif.
4) Bahan Ajar Cetak, ialah bahan ajar yang dibuat melalui proses percetakan.
Beberapa contohnya antara lain: (a) buku, sejumlah lembaran kertas yang
dijilid dan berisikan ilmu pengetahuan sebagai sumber referensi dalam
pembelajaran; (b) handout, berisi gagasan yang telah disiapkan dengan
mengutip dari beberapa literatur yang sesuai dengan materi; (c) modul, sebuah
buku yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar secara
mandiri; serta (d) lembar kegiatan peserta didik, lembaran berisi petunjuk,
langkah kegiatan, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.6

d. Peranan Bahan Ajar


Bahan ajar mempunyai peranan dalam proses pembelajaran, yang dapat
digolongkan menurut Belawati dalam Fajarini7, antara lain:
1) Bagi guru, berperan dalam (a) mengefektifkan waktu guru dalam mengajar;
(b) menjadikan guru sebagai seorang fasilitator; serta (c) membuat proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
2) Bagi peserta didik, berperan dalam membuat peserta didik menjadi mandiri
karena mereka dapat belajar meskipun tanpa adanya guru. Selain itu, belajar
dengan bahan ajar membantu peserta didik dalam memahami materi sesuai
dengan tingkat pemahamannya.

5
Nana, op. cit., h. 1-2.
6
Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, op. cit., h. 16-17.
7
Anindya Fajarini, op. cit., h. 4-5.
10

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar


memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik bagi guru
maupun bagi peserta didik. Bahan ajar mampu membuat pembelajaran lebih terarah.
Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah lembar kerja peserta didik.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau yang biasa disebut dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu media pembelajaran cetak yang
berupa lembaran kertas berisi petunjuk-petunjuk serta pertanyaan-pertanyaan
mengenai sebuah materi. LKPD dirancang untuk mendukung pengembangan pada
ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.8 Hal tersebut karena
ketiga ranah itu merupakan kualifikasi kemampuan lulusan pada kurikulum 2013.
Lembar kerja peserta didik juga berisikan sekumpulan kegiatan mendasar
yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahamannya
dalam rangka membentuk kemampuan dasar yang sesuai dengan indikator
pembelajaran. Oleh karena itu, LKPD menjadi salah satu media pembelajaran
yang penting dalam membantu dan mendukung, serta mengontrol dan
mengevaluasi kemampuan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
juga berisikan tugas untuk meningkatkan keterampilan proses peserta didik.9
Tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam LKPD harus sesuai
dengan kompetensi dasar. Pengerjaan tugas dalam LKPD membutuhkan sumber-
sumber, seperti buku atau hal lain yang berkaitan dengan materi tersebut. Tugas
tersebut dapat berupa tugas teoritis (seperti tugas meresume) ataupun tugas praktis
(seperti kegiatan praktikum dan observasi, baik di dalam maupun di luar
sekolah).10 Oleh karenanya, LKPD yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan
kompetensi dasar, dapat memfasilitasi peserta didik dalam belajar mandiri.

8
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), h. 117.
9
Niken Septantiningtyas, dkk., Pembelajaran Sains, (Klaten: Lakeisha, 2021), h. 140.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 12-13.
11

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta


didik merupakan suatu media pembelajaran yang berisikan panduan serta tugas-
tugas bagi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. LKPD disusun
sesuai dengan kompetensi dasar sehingga dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan pemahamannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik


Lembar kerja peserta didik digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam
melaksanakan proses pembelajaran, karena memuat rangkaian tugas bagi peserta
didik sehingga pembelajaran menjadi terarah secara mandiri. Tugas-tugas dalam
LKPD yang diberikan kepada peserta didik tersebut nantinya akan dievaluasi oleh
guru dan dikembalikan agar mereka memahami kelebihan dan kekurangan dari
pekerjaannya. Oleh karenanya, LKPD juga dapat dikatakan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik.11
Lembar kerja peserta didik yang diberikan oleh guru berfungsi untuk
melihat dan memantau penguasaan materi dari peserta didik itu sendiri. LKPD
dirancang untuk memudahkan guru dalam memfasilitasi tingkat kemampuan
peserta didik. Penggunaan LKPD ini juga diharapkan mampu mengembangkan
dan mempertajam konsep-konsep yang diberikan kepada peserta didik. Dengan
begitu, peserta didik yang dirasa kurang dalam pemahamannya dapat diberikan
tindakan yang sesuai oleh guru.12
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama
LKPD adalah untuk membantu guru dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Bagi guru, LKPD dapat mengarahkan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Selain itu, guru juga dapat
mengontrol tingkat pemahaman peserta didik berdasarkan tugas-tugas yang
dikerjakan. Sementara bagi peserta didik, LKPD dapat memberikan sebuah cara
baru dalam memahami materi sehingga tidak hanya melalui penjelasan dari guru.

11
Muhammad Yaumi, loc. cit.
12
Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 143.
12

c. Macam-Macam Lembar Kerja Peserta Didik


Lembar kerja peserta didik mempunyai fungsi-fungsi utama seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya. Namun, fungsi-fungsi itu dapat semakin spesifik,
tergantung pada macam atau jenis LKPD itu sendiri. LKPD yang digunakan pada
pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan pendekatannya, seperti pendekatan
keterampilan proses. Berdasarkan jenisnya, LKPD dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu LKPD untuk eksperimen dan LKPD untuk non-eksperimen.
Keduanya dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik, asalkan disusun
dengan mengikuti pedoman penyusunan LKPD yang sesuai, baik dari tahapan
ataupun aturan-aturan lainnya.13
LKPD eksperimen adalah LKPD yang berisikan petunjuk-petunjuk kegiatan
praktikum dengan dilengkapi oleh daftar alat dan bahan yang digunakan.
Sementara LKPD non-eksperimen berisikan teks-teks yang dapat memberi
petunjuk bagi peserta didik untuk melakukan diskusi mengenai suatu konsep
pembelajaran. Kegiatan yang menggunakan LKPD non-eksperimen ini
diistilahkan dengan D.A.R.T, yakni kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
tulisan. D.A.R.T sendiri dibagi menjadi model rekonstruksi dan analisis. 14
Berdasarkan manfaatnya, LKPD dapat dibagi menjadi: (1) LKPD yang
membantu peserta didik dalam penemuan konsep; (2) LPKD yang membantu
peserta didik dalam mengimplementasikan konsep yang mereka temukan; (3)
LKPD yang menuntun peserta didik dalam proses pembelajaran; (4) LKPD yang
menguatkan pemahaman peserta didik terkait suatu materi; dan (5) LPKD yang
membimbing peserta didik dalam kegiatan praktikum.15
Lembar kerja peserta didik juga dapat dibedakan menjadi LKPD terstruktur
dan LKPD tidak terstruktur. LKPD terstruktur disusun untuk mengarahkan
peserta didik dalam proses pembelajaran dengan atau tanpa bimbingan oleh guru.

13
Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran, (Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA), 2009), h. 32.
14
Ibid., h. 32-33.
15
Umbaryati, Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran Matematika,
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2016, h. 221.
13

LKPD struktur berisikan petunjuk, serta informasi, contoh, dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan peserta didik. Meskipun demikian, LKPD ini tidak serta-merta
dapat menggantikan peranan guru dalam mengajar di kelas. Guru tetap berperan
dalam memberikan pengawasan, arahan, serta motivasi bagi peserta didik. Contoh
dari LKPD terstruktur ini yaitu LKPD konvensional (berbentuk buku/lembaran)
serta LKPD interaktif (digunakan dengan bantuan perangkat lunak).16
Sementara itu, LKPD tidak terstruktur hanya berisikan materi-materi, baik
yang sudah dijelaskan atau belum oleh guru. LKPD ini membantu peserta didik
untuk mempelajari kembali materi sehingga dapat lebih memahaminya. Hal ini
guna mempercepat proses pembelajaran, serta membimbing kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik.17

d. Struktur dan Susunan Lembar Kerja Peserta Didik


Lembar kerja peserta didik untuk pelajaran biologi biasanya terdiri atas
panduan kegiatan eksperimen atau praktikum, tabel hasil pengamatan, dan
masalah-masalah yang harus didiskusikan oleh peserta didik.18 Sekurang-
kurangnya, LKPD harus terdiri atas: (1) judul; (2) kompetensi dasar yang harus
dicapai; (3) waktu penyelesaian tugas; (4) alat dan bahan yang diperlukan; (5)
informasi singkat; (6) langkah kerja; serta (7) tugas dan laporan untuk dikerjakan.19
LKPD juga sebaiknya memiliki beberapa komponen lain, seperti nomor
LKPD atau keterangan yang memudahkan penggunaannya, bisa juga ditambakan
dengan daftar isi. Lalu tujuan belajar juga penting agar peserta didik mengetahui
apa yang akan dikerjakannya serta menyesuaikan dengan kompetensi dasar.
Selain itu, tabel data dan kolom kosong juga diperlukan agar peserta didik dapat
mencatat hasil pengamatan serta analisisnya. Terakhir, pertanyaan-pertanyaan
dapat ditambahkan sebagai bahan diskusi serta penerapan konsep peserta didik.20

16
Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 143-144.
17
Ibid., h. 144.
18
Muhammad Yaumi, op. cit., h. 118.
19
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit. h. 22.
20
Tim Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY, Instrumen Penilaian Keterampilan Mata
Pelajaran Sosiologi SMA LKPD, (Yogyakarta: UNY Press, 2019), h. 11-12.
14

Komponen-komponen lain yang tidak boleh terlupakan dalam penyusunan


LKPD adalah komponen linguistik, penyajian, dan grafik. Komponen linguistik
meliputi keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau tata aturan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, serta menggunakan bahasan yang efektif dan efisien. Komponen penyajian
meliputi kejelasan indikator pencapaian kompetensi, urutan, pemberian motivasi,
daya tarik, adanya stimulus dan respons, serta kelengkapan informasi. Komponen
grafik meliputi penggunaan jenis dan ukuran huruf, tata letak, ilustrasi dan
gambar, serta desain yang menarik.21
Materi dalam LKPD dapat berupa informasi pendukung mengenai substansi
yang akan dipelajari. Materi dapat diambil berbagai sumber, baik dari buku,
internet, ataupun hasil penelitian orang lain. Pemahaman peserta didik terhadap
materi dapat diperkuat dengan mencantumkan referensi yang digunakan sehingga
mereka dapat memahami lebih lanjut mengenai materi tersebut. Penugasan yang
diberikan harus jelas agar mengurangi pertanyaan dari peserta didik yang
seharusnya dapat mereka selesaikan secara mandiri.22
Akbar menyatakan bahwa LKPD yang baik sepatutnya memerhatikan
beberapa poin berikut:
(1) Akurat (akurasi), seperti kesesuaian dalam penyajian dan teori yang terbaru;
(2) Relevan, yakni seluruh isi dari LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar;
(3) Komunikatif, yaitu bahasa dalam LKPD mudah dipahami pembaca;
(4) Lengkap dan sistematis, berguna agar isi mudah dikuasai oleh pembaca;
(5) Mengutamakan student centered, agar peserta didik menjadi aktif;
(6) Sesuai ideologi negara sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme;
(7) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan pedoman kebahasaan; serta
(8) Terbaca, yaitu panjang dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca.23

21
Weni Novita Sari dan Ramadhan S., The Validity of A Learner Based Worksheets Based
Discovery Learning on The Matter of Biology for Grade 8 VII Students of Junior High School,
International Journal of Progressive Sciences and Technologies, 10 (1), 2018, h. 196-197.
22
Departemen Pendidikan Nasional, loc. cit.
23
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2017), h. 34-36.
15

Penyusunan lembar kerja peserta didik perlu memerhatikan beberapa syarat,


antara lain sebagai berikut:
(1) Syarat didaktik, yaitu perlu mengikuti asas mengajar secara efektif dengan
memerhatikan perbedaan tingkat pemahaman dari masing-masing peserta
didik. Hal itu agar seluruh peserta didik bisa menggunakan LKPD tersebut
dengan kemampuannya masing-masing dan menemukan pengalaman belajar;
(2) Syarat konstruksi, yaitu berhubungan dengan penyusunan LKPD yang harus
mudah dipahami oleh peserta didik, baik dari segi penggunaan bahasa, tingkat
kesulitan tugas dan kegiatan, maupun penggunaan ilustrasi; serta
(3) Syarat teknis, yang meliputi penggunaan huruf, gambar-gambar, serta
tampilan yang disajikan di dalam LKPD. Hal ini perlu diperhatikan agar
peserta didik merasa tertarik dan dapat meningkatkan pemahaman mereka.24

e. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Pengembangan merupakan sebuah kegiatan yang membuat sesuatu yang
diinginkan menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan didasarkan pada fase
desain. Fase ini berisi tahapan-tahapan yang melihat kebutuhan, membuat tujuan,
mengembangkan alat penilaian, strategi, bahan, dan evaluasi pembelajaran.
Pengembangan pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan yang
sistematis, mulai dari perancangan, pembuatan, dan penerapan dalam
pembelajaran.25
Pada dasarnya, alasan dalam melakukan kegiatan pengembangan dapat
disimpulkan menjadi 4, antara lain: (1) meneruskan suatu produk yang telah ada
tanpa mengubah rancangan utama; (2) melakukan perubahan terhadap bagian
yang tidak diinginkan; (3) menyatukan bagian-bagian penting dari suatu produk
dengan produk lainnya untuk menutupi kelemahan-kelemahan produk; dan (4)
menciptakan produk baru secara mandiri dengan menganalisis kebutuhan,
membuat desainnya, hingga menguji coba dan mengevaluasinya.26

24
Umbaryati, op. cit., h. 221-222.
25
Muhammad Yaumi, op. cit., h. 83.
26
Ibid., h. 83-84.
16

Lembar kerja peserta didik termasuk salah satu alat pembelajaran yang perlu
dikembangkan untuk meningkatkan tingkat penguasaan materi dan keterampilan
peserta didik.27 Pengembangan LKPD juga menjadi cara untuk memperbaiki dan
memperbarui LKPD yang digunakan sebelumnya. Selain itu, mengembangkan
LKPD dapat semakin menambah motivasi dan keaktifan peserta didik. Hal ini
karena guru menambahkan inovasi-inovasi baru di dalam LKPD tersebut. Bahkan,
LKPD dapat dikembangkan menjadi bentuk elektronik untuk digunakan secara
daring yang berisikan tugas-tugas bagi peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotoriknya.28
Langkah-langkah pengembangan LKPD menurut Devi, dkk. antara lain:
(1) Menelaah materi yang akan dipelajari peserta didik, seperti KD, indikator,
dan sistematika keilmuannya.
(2) Menentukan jenis keterampilan proses yang dapat ditingkatkan ketika
mempelajari materi tersebut.
(3) Menetapkan bentuk LKPD yang berhubungan dengan materi.
(4) Membuat rancangan kegiatan untuk dimasukkan ke dalam LKPD.
(5) Mengonversikan rancangan tersebut menjadi sebuah LKPD yang utuh,
dengan memerhatikan struktur dan teknik penyusunannya.
(6) Mengujikan LKPD sebelum digunakan oleh peserta didik untuk mendapatkan
kekurangan dan kelebihannya.
(7) Mengubah kembali LKPD jika terdapat koreksi atau evaluasi. 29

Pengembangan LKPD untuk kegiatan pembelajaran dengan arah


pengembangan bahan ajar serta media dan teknologi pembelajaran juga dapat
dilakukan dengan model ASSURE. Kata ASSURE merupakan singkatan dari
bahasa Inggris, yakni Analyze learner characteristics, State standard and
objectives, Select strategies and resources, Utilize resources, Require learner
participation, serta Evaluate and revise.30

27
Ibid., h. 118.
28
Ibid., h. 117.
29
Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, op. cit., h. 36.
30
Muhammad Yaumi, op. cit., h. 86.
17

Karakteristik peserta didik adalah hal pertama yang harus diperhatikan


dalam pengembangan LKPD, karena hal itu dapat mengarahkan dalam membuat
tujuan. Lalu menentukan standar dan tujuan pembelajaran yang berguna untuk
memenuhi tiga komponen dasar, yaitu dasar perencanaan, dasar penilaian, dan
dasar bagi harapan belajar peserta didik. Kemudian memilih strategi dan sumber
pembelajaran dengan tujuan untuk membangun sebuah hubungan antara
karakteristik dengan standar dan tujuan itu. Memilih strategi dan sumber
tergantung pada kesiapan, kemampuan, dan ketersediaan.31
Langkah selanjutnya adalah memanfaatkan sumber, yang bertujuan untuk
menentukan peranan dari setiap bagian dari proses pembelajaran dalam
memanfaatkan sumber-sumber guna mencapai tujuan yang diinginkan. Setelah
itu, peserta didik harus terlibat dalam proses pembelajaran agar informasi yang
diperoleh mampu diterapkan, dan kemudian mereka akan mendapatkan feedback
dari guru. Tahap terakhir adalah evaluasi dan revisi, yang berguna untuk melihat
pengaruh dari proses pembelajaran yang dilakukan terhadap prestasi peserta didik.
Revisipun harus dilakukan untuk menyempurnakannya.32
Prosedur pengembangan juga dapat menggunakan model ADDIE, yang
kepanjangannya adalah Analysis (Analisis), Design (Desain), Develop
(Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluate (Evaluasi).
Tahap analisis berguna untuk memeroleh dasar-dasar teoritis yang mendukung
pengembangan dan memahami karakter peserta didik. Tahap desain dilakukan
untuk merencanakan produk agar sesuai dengan yang diinginkan. Tahap
pengembangan dilakukan sesuai dengan bidang dan materi instruksional. Tahap
implementasi terdiri atas beberapa pengujian agar LKPD menjadi valid. Tahap
evaluasi dilakukan agar peserta didik mendapatkan feedback.33
Model pengembangan lain yang dapat digunakan dalam mengembangkan
LKPD adalah model 4D yang diperkenalkan oleh Sivasailam Thiagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel pada 1974. Nama dari model ini

31
Ibid., h. 87-89.
32
Ibid., h. 89-90.
33
Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2:
Teori dan Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic dan Research Institute, 2020), h. 33-38.
18

didasarkan atas tahapannya, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan),


Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran).34 Tahap define
bertujuan untuk menetapkan persyaratan pengembangan yang diawali dengan
menganalisis beberapa hal, seperti peserta didik, tugas, materi, hingga tujuan
pembelajaran. Tahap design bertujuan untuk menyiapkan prototype LKPD
melalui perancangan yang didasarkan pada analisis sebelumnya. Tahap develop
bertujuan untuk menghasilkan LKPD yang sudah diuji coba serta diberi masukan
oleh para ahli melalui proses validasi. Tahap disseminate adalah terdiri atas
kegiatan pengukuran ketercapaian tujuan, pengemasan, serta penyebarluasan
produk. Model 4D tidak menyertakan tahap implementasi dan evaluasi seperti
pada ADDIE, karena pada proses development sudah terdapat keduanya.35
Berdasarkan beberapa pendapat dan model-model pengembangan di atas,
dapat disimpulkan bahwa tahapan pengembangan LKPD setidaknya memerlukan
lima tahapan utama, yaitu (1) menelaah atau menganalisis karakteristik materi dan
peserta didik; (2) menentukan dan menetapkan sebuah rancangan atau desain yang
dinginkan; (3) memilih strategi dan melakukan pengembangan LKPD sesuai
dengan analisis dan perencanaan; (4) menyebarkan dan menguji LKPD dengan
melibatkan keaktifan peserta didik, serta (5) mengevaluasi dan merevisi LKPD
untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat di dalamnya.

f. Evaluasi Lembar Kerja Peserta Didik


Evaluasi menjadi bagian akhir dalam suatu hal, termasuk dalam penyusunan
atau pengembangan LKPD. Evaluasi berguna untuk menemukan kekurangan atau
kelebihan dari LKPD itu sendiri sehingga dapat diperbaiki atau ditingkatkan jika
sudah tepat. Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
evaluasi teman sejawat atau uji keterbacaan kepada peserta didik. Komponen
evaluasi terdiri atas kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.36

34
Anindya Fajarini, op. cit., h. 40.
35
Endang Mulyatiningsih, Pengembangan Model Pembelajaran, Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf,
pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 18.07 WIB, h. 1-4
36
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit. h. 24-25.
19

g. Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Peserta Didik


Sebagai suatu media pembelajaran, LKPD tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penerapannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dari LKPD:
(1) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif karena harus melakukan kegiatan
yang tertuang di dalam LKPD.
(2) Mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(3) Meningkatkan kemampuan berpikir dan berdiskusi pada peserta didik.
(4) Membentuk peserta didik yang lebih mandiri.
(5) Memudahkan guru dalam melihat tingkat penguasaan materi peserta didik.
Sementara itu, beberapa kekurangan dari penggunaan LKPD, antara lain:
(1) Peserta didik yang memiliki pemahaman materi dan kreatifitas lebih baik
dapat meninggalkan peserta didik yang masih kurang.
(2) Guru juga dituntut untuk kreatif dalam membuat dan merancang LKPD,
dengan tujuan untuk mencegah peserta didik mengalami kejenuhan.
(3) Rata-rata pertanyaan yang ada di dalam LKPD kurang bervariasi.
(4) Kebanyakan LKPD hanya membuat peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan sehingga bisa menjadi tidak efektif.
(5) Gambar yang tidak bergerak sehingga memerlukan tambahan media lain.37

3. Keterampilan Proses Sains (KPS)


a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Proses pembelajaran sepatutnya dilakukan dengan sebuah pendekatan yang
memberikan pengalaman kepada peserta didik mengenai cara penyusunan suatu
konsep dengan menggunakan keterampilan prosesnya. Pendekatan keterampilan
proses juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan konsep
atau pengetahuan dari berbagai sumber. Selain itu, peserta didik juga menjadi aktif
dalam meningkatkan keterampilan berpikir untuk memecahkan suatu
permasalahan serta memeroleh pengetahuan di masa yang akan datang.38

37
Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 146-147.
38
Mamad Kasmad dan Suko Pratomo, Model-Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM,
(Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h. 75-76.
20

Pendekatan keterampilan proses juga dapat melatih kecakapan hidup peserta


didik, karena mereka dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang nyata
dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses dan keterampilan pemecahan
masalah menjadi contoh dari karakteristik pembelajaran sains. Keduanya
didukung dengan penggunaan metode ilmiah dan pemikiran secara saintis. Oleh
karenanya, keterampilan ini disebut juga Keterampilan Proses Sains.39
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan kemampuan untuk melakukan
suatu tindakan dalam pembelajaran sains. Peserta didik yang mempunyai
keterampilan proses sains mampu membuat sebuah konsep, teori, prinsip, hukum,
fakta, serta dapat membuktikan sesuatu. Keterampilan proses sains bisa
diterapkan mulai dari sekolah menengah hingga tingkat yang lebih tinggi, asalkan
memerhatikan tingkat perkembangan pemikiran peserta didik.40
KPS melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah
kognitif, peserta didik perlu menggunakan pemikirannya dalam menguasai KPS.
Pada ranah afektif, peserta didik perlu melakukan kerja sama dan berdiskusi
dengan teman-temannya untuk menyelesaikan tugas. Pada ranah psikomotorik,
peserta didik dituntut untuk mahir dalam menggunakan alat serta bahan.41
Proses melatih KPS pada peserta didik memerlukan metode yang tepat,
salah satunya melalui kegiatan praktikum atau eksperimen. Hal tersebut karena
praktikum menjadi sarana yang sangat baik dalam mengembangkan indera-indera
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran sains pun dapat tercapai.42
Berdasarkan uraian yang di atas, dapat disimpulkan bahwa KPS merupakan
keterampilan dalam melakukan metode ilmiah dan menyelesaikan permasalahan
pada pembelajaran sains dengan melibatkan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Praktikum dapat menjadi salah satu metode dalam menerapkan KPS.

39
Irsad Rosidi, Pengembangan LKS Berorientasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery Learning) untuk Melatihkan KPS, Jurnal Pena Sains, 3 (1), 2016 h. 57.
40
Salma Samputri, Science Process Skills and Cognitive Learning Outcomes Through
Discovery Learning Models, European Journal of Education Studies, 6 (12), 2020, h. 183.
41
Fitri Arsih, Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP Berorientasi pada
Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal Ta’dib, 13 (1), 2010, h. 1-2.
42
An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Keterampilan Proses Sains untuk SMA Materi Sistem Reproduksi Manusia, Jurnal Prodi
Pendidikan Biologi, 6 (5), 2017, h. 273.
21

b. Macam-Macam Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA dapat dikembangkan
menjadi berbagai macam kegiatan. Pengembangan ini tentu dengan melihat
karakteristik peserta didik terlebih dahulu. Berikut beberapa macam KPS:
1) Mengobservasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan
seluruh panca indera peserta didik. Observasi berguna untuk menelusuri dan
mengukur objek-objek yang dituju. Observasi dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, baik berdasarkan tekniknya (langsung/tak langsung) serta
berdasarkan penggunaan alat bantu atau tidak.
2) Menjelaskan hasil observasi
Hasil observasi dapat dijelaskan dengan dua cara, yaitu interpretasi dan
inferensi. Interpretasi terdiri atas pencatatan dan penghubungan hasil,
penemuan pola, serta perolehan simpulan. Sementara inferensi merupakan
penjelasan sementara mengenai hasil observasi yang didapatkan.

3) Mengelompokkan
Proses mengelompokkan dilakukan dengan cara menganalisis objek
yang ditemukan, lalu dikumpulkan berdasarkan kesamaan karakteristik.
Pengumpulan dapat berupa perbandingan ataupun proses mengurutkan.
4) Memprediksi
Memprediksi merupakan suatu kegiatan yang dilandaskan atas pola-
pola yang sudah ada sebelumnya sehingga hanya akan menjadi sebuah
perkiraan.

5) Mengkomunikasikan
Karakteristik dari keterampilan mengkomunikasikan adalah adanya
pemberian informasi kepada orang lain dengan cara ilmiah. Wujud dari
komunikasi beragam, mulai dari lisan hingga gambar.
6) Menyusun hipotesis
Hipotesis tidak berbeda jauh dengan suatu prediksi, di mana keduanya
memperkirakan bagaimana sesuatu dapat terjadi. Namun, prediksi didasarkan
22

atas data atau pola-pola, serta menggunakan metode induktif. Sementara


hipotesis didasarkan pada pemahaman atas suatu teori, dan metodenya adalah
deduktif. Hipotesis menjadi suatu hal yang diuji dalam sebuah penelitian.
7) Merancang eksperimen
Keterampilan merancang eksperimen sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran sains, karena memang tidak terlepas dari percobaan-percobaan.
Tentu rancangan dilakukan sebelum eksperimen dimulai sehingga hal yang
perlu dirancang antara lain alat dan bahan, waktu eksperimen, hingga langkah
kerjanya.
8) Mengimplementasikan konsep
Konsep menjadi kurang baik jika hanya dipahami, tetapi harus juga
diimplementasikan. Konsep-konsep itu harus dapat menjelaskan kejadian-
kejadian baru ataupun untuk merumuskan suatu pemecahan masalah yang
baru. Hal ini juga dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari peserta didik.
9) Menanyakan
Kegiatan bertanya menjadi keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
peserta didik. Pertanyaan yang diajukan, menunjukkan sejauh mana rasa
ingin tahu peserta didik, dan keinginan mereka untuk memahami suatu
konsep. Jenis-jenis pertanyaan yang sebaiknya digunakan oleh peserta didik
antara lain “apakah itu?, “mengapa bisa seperti itu?”, “bagaimana hal tersebut
dapat terjadi?”, dan “bagaimana cara untuk memecahkan masalah tersebut?”.
Guru juga dapat berperan dalam memberikan stimulus kepada peserta didik
agar rasa percaya diri dan keberanian bertanyanya meningkat.

10) Menyimpulkan
Simpulan adalah salah satu bagian yang umumnya terletak di akhir. Hal
ini juga berhubungan dengan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik.
Tingkat penguasaan konsep peserta didik dapat dilihat dari bagaimana cara
mereka membuat simpulan.43

43
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 52-55.
23

c. Indikator Keterampilan Proses Sains


Pembelajaran sains dibangun melalui berbagai pengembangan keterampilan
proses sains. Meskipun demikian, masing-masing jenis KPS perlu mempunyai
indikator yang jelas, seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains44

Keterampilan Indikator
Proses Sains
• Memakai alat indera sebanyak-banyaknya
Observasi
• Memakai data yang sesuai dengan kenyataan
• Mencatat tiap pengamatan
• Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
Klasifikasi • Menunjukkan perbedaan ciri-ciri
• Membandingkan data yang diperoleh
• Mencari dasar pengelompokkan
• Menghubungkan hasil pengamatan
Interpretasi • Menemukan pola dalam sebuah seri pengamatan
• Menyimpulkan
• Memakai pola/hasil pengamatan
Prediksi • Menyatakan kemungkinan yang terjadi pada keaadan yang
belum diamati
• Bertanya apa, bagaimana, mengapa
Menanyakan
• Bertanya untuk meminta penjelasan
• Memahami bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan
dari 1 kejadian
Berhipotesis
• Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memeroleh bukti
• Memilih alat/bahan yang digunakan
Merancang
• Menentukan variabel ekperimen
eksperimen
• Menentukan objek yang diukur, diamati, dicatat

44
Ibid., h. 56.
24

Keterampilan Indikator
Proses Sains
• Menggunakan alat/bahan
Memakai
• Memahami alasan penggunaan alat/bahan
alat/bahan
• Memahami cara penggunaan alat/bahan
• Menerapkan konsep pada situasi baru
Menerapkan
• Memakai konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan
konsep
apa yang sedang terjadi
• Memberikan data empiris hasil percobaan dengan
tabel/grafik/gambar
Mengkomuni- • Menyampaikan laporan sistematis
kasikan • Mendeskripsikan hasil percobaan
• Membaca grafik
• Mendiskusikan hasil kegiatan

d. Peranan Guru dalam Pembelajaran Sains


Guru menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran.
Namun, guru tidak boleh dijadikan suatu pusat, karena peserta didiklah yang harus
aktif dalam pembelajaran. Guru juga harus memahami tentang proses belajar IPA
agar dapat mengembangkan pembelajaran dengan menanamkan hakikat-hakikat
sains. Pada pembelajaran sains, peran utama guru adalah sebagai penyampai
informasi, pengelola kelas, fasilitator, mediator, dan evaluator.45
Peranan guru sebagai pengelola kelas mempunyai arti bahwa guru harus
dapat membuat keadaan kelas menjadi menarik dan nyaman bagi peserta didik.
Pengelolaan kelas ini dimulai sejak guru masuk hingga selesainya pembelajaran.
Oleh karenanya, peranan guru dalam menstimulus peserta didik agar aktif dalam
pembelajaran juga menjadi bagian dalam hal ini. Guru harus memastikan bahwa
kelas tetap hangat, aman, dan kondusif untuk belajar.

45
Adriana A. L. Hamadi, Desy Fajar P, dan Susanti Puji A. Pemahaman Guru terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SMP di Salatiga,
Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, 6 (2), 2018, h. 43.
25

Peranan guru sebagai fasilitator berarti guru harus memberikan fasilitas


yang cukup untuk peserta didik, seperti penggunaan sumber belajar yang
bermanfaat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara peranan guru sebagai
mediator berarti bahwa guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang cukup mengenai penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut karena guru
sebagai penghubung (media) antara peserta didik yang satu dan yang lainnya.
Peranan guru sebagai evaluator berarti ia harus memahami cara
mengevaluasi sesuatu, di mana evaluasi berguna untuk melihat tingkat
keberhasilan dalam suatu pembelajaran serta untuk menilai hasil kerja peserta
didik. Proses evaluasi ini sangat penting karena berguna juga untuk menentukan
rencana yang akan dilakukan ke depannya serta merevisi kekurangan-kekurangan
pada pembelajaran sebelumnya.46
Guru juga dapat berperan sebagai seseorang yang inspiratif, inovatif, dan
kreatif. Guru inspiratif tidak hanya mengajar berdasarkan kurikulum, tetapi juga
mampu mengajak peserta didik untuk berpikir kreatif dan mengubah kebiasaan
lama. Guru inovatif harus memiliki keterampilan yang beragam agar dapat
menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara menarik. Sementara
itu, seorang guru harus kreatif karena potensi peserta didik dapat digali melalui
cara-cara kreatif gurunya. Guru kreatif juga disenangi oleh peserta didik.47

e. Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Proses Sains


Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk pada
pembelajaran yang menerapkan keterampilan proses sains. Kelebihan utama dari
KPS antara lain peserta didik dapat menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam kehidupannya kelak,
serta peserta didik mampu meningkatkan berbagai keterampilan prosesnya,
seperti berpikir kritis serta memahami bagaimana cara mengeksplorasi dan
merancang sebuah eksperimen.

46
Ahmad Izzan, Membangun Guru Berkarakter, (Bandung: Humaniora, 2012), h. 39-40.
47
Zaenal Arifin dan Anung Haryono, Metodologi Pengajaran Bahasa dan Sastra,
(Tangerang: Pustaka Mandiri, 2016), h. 30-33.
26

Meskipun demikian, penggunaan keterampilan proses sains juga memiliki


beberapa kekurangan, antara lain memerlukan waktu yang tidak singkat sehingga
guru atau peserta didik harus mengeluarkan energi yang lebih besar. KPS juga
memerlukan fasilitas yang memadai sehingga tidak semua sekolah sudah
memilikinya, serta karakteristik setiap peserta didik yang berbeda menyebabkan
penggunaan KPS dapat sedikit terhambat karena beberapa macam KPS dirasa
cukup sulit dilakukan oleh peserta didik.48

4. Sistem Ekskresi
a. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berguna sebagai homeostasis
karena mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme, serta mengatur komposisi
cairan dalam tubuh. Sistem ini juga mengontrol pergerakan zat terlarut antara
cairan di bagian dalam dan lingkungan di bagian luar sehingga menyeimbangkan
komposisi air. Sistem-sistem yang menjalankan fungsi ekskresi dasar sangatlah
beragam. Namun pada umumnya, tersusun atas jaringan-jaringan tubulus yang
kompleks dengan tujuan untuk memberikan area permukaan yang luas guna
pertukaran air dan zat terlarut.49

b. Organ-Organ Penyusun Sistem Ekskresi


1) Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk kacang dengan jumlah
sepasang serta terletak di belakang perut atau di bawah hati. Panjang masing-
masing ginjal adalah sekitar 10 cm. Ginjal menjadi pusat dari sistem ekskresi,
karena ginjal disuplai oleh darah melalui arteri renal dan dialirkan melalui
vena renal. Ginjal manusia menerima sekitar 25% darah yang keluar dari
jantung. Ginjal vertebrata umumnya tidak bersegmen, tetapi pada hagfish
(nenek moyang vertebrata) memiliki tubulus ekskresi yang bersegmen. 50

48
Mamad Kasmad dan Suko Pratomo, op. cit., h. 76-77.
49
Neil A. Campbell, dkk., Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 124.
50
Ibid., h. 126.
27

Struktur ginjal meliputi korteks di bagian luar dan medula di bagian


dalam. Pada korteks dan medula, terdapat bagian mengular bolak-balik yang
disebut dengan nefron. Nefron sendiri tersusun atas tubulus tunggal yang
panjang, serta sebuah bola kapiler yang dinamakan glomerulus. Glomerulus
dikelilingi oleh ujung-ujung buntu dari tubulus yang membentuk suatu
pembengkakan berbentuk cangkir, yaitu kapsul bowman. Masing-masing
ginjal tersusun atas sekitar 1 juta nefron, dengan panjang tubulus 80 km.51

Gambar 2.1 Struktur Ginjal


Secara umum, ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain:
(1) Mengekskresikan zat-zat sisa, seperti urea, asam urat, dan lainnya;
(2) Menjaga keseimbangan air dengan cara membuang kelebihan air dan
mengurangi pengeluaran jika air yang masuk ke dalam tubuh sedikit;
(3) Menjaga tekanan osmosis dengan mengatur kadar garam mineral; serta
(4) Menjaga pH darah dan cairan tubuh lainnya.52
51
Ibid., h. 127.
52
Ririn Safitri, Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk SMA/MA Kelas
XI, (Surakarta: CV. Mediatama, 2016), h. 198-199.
28

Fungsi utama dari ginjal adalah memproduksi urin yang merupakan hasil
dari ekskresinya. Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal, serta melalui tiga tahapan utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan
augmentasi.
a) Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di glomerulus, serta terjadi proses penyaringan
plasma bebas protein melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul
Bowman. Cairan yang disaring berupa urea, glukosa, air, dan ion-ion
anorganik. Darah dan protein tidak tersaring karena tidak mampu
menembus pori-pori glomerulus. Hasil dari filtrasi disebut urine primer.
b) Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, di mana terdapat
proses peyerapan kembali zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat tersebut
berupa glukosa, air, asam amino, dan ion-ion anorganik. Sementara urea
hanya diserap sedikit. Hasil dari reabsorpsi disebut urine sekunder.
c) Augmentasi (Pengumpulan)
Augmentasi berlokasi di tubulus kontortus distal. Terjadi proses
pengumpulan cairan dari proses sebelumnya serta sedikit penyerapan ion
natrium, klor, dan urea. Hasil augmentasi disebut urine sesungguhnya,
yang akan dikeluarkan dari ginjal melalui saluran ureter, kandung kemih,
sampai ke uretra.53

2) Kulit
Kulit merupakan organ terbesar yang menutupi area tubuh seluas sekitar
1,67 m2 dan berat sekitar 4,5 kg pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.
Kulit memiliki berbagai fungsi, di antaranya sebagai alat ekskresi yang
mengeluarkan keringat sebagai hasil produksinya, perlindungan tubuh dari
pengaruh luar, pengaturan suhu badan, metabolisme, dan komunikasi atau
menerima stimulus dari lingkungan sebagai indra peraba.54

53
Ibid., h. 199.
54
Ibid., h. 196-197.
29

Kulit tersusun atas dua lapisan dengan beberapa bagian, antara lain:
(1) Epidermis (kulit ari), terdiri atas beberapa lapis:
(a) Stratum Korneum, lapisan tanduk atau sel mati yang selalu
mengelupas. Fungsi: melindungi sel di dalam dan mencegah
masuknya penyakit.
(b) Stratum Lusidum, lapisan sel mati yang jernih/berwarna bening dan
tak berinti. Fungsi: mengganti sel-sel yang terdapat pada korneum.
(c) Stratum Granulosum, tersusun atas sel-sel hidup pipih yang dibentuk
lapisan Malpighi.
(d) Stratum Germinativum, tersusun atas sel yang aktif membelah,
terdapat pigmen melanin.
(2) Dermis (kulit jangat), dilengkapi oleh bagian-bagian:
(a) Akar rambut, terdapat otot polos penegak rambut dan ujung saraf
indra perasa nyeri.
(b) Pembuluh darah, terdapat di sekitar akar rambut. Berfungsi
menyuplai makanan untuk akar rambut.
(c) Kelenjar minyak (Glandula sebasea), menghasilkan sebum,
mencegah kekeringan kulit.
(d) Kelenjar keringat (Glandula sudorifera), berbentuk pipa menggulung.
(e) Serabut saraf, mengandung indra-indra peraba.55

Gambar 2.2 Struktur Kulit

55
Ibid., h. 197.
30

Pengeluaran keringat sebagai produk ekskresi dari kulit diatur oleh


hipotalamus di otak dengan bantuan enzim bradikinin. Enzim tersebut bekerja
apabila ada rangsangan dari luar, seperti perubahan suhu. Rangsangan yang
sudah di otak akan diteruskan oleh saraf simpatik menuju kelenjar keringat.
Lalu kelenjar keringat akan menyerap air, garam, dan sedikit urea dari kapiler
darah. Terakhir, kelenjar keringat mengirimkannya ke permukaan kulit.56

3) Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar yang terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di atas lambung dan di bawah diafragma. Hati
berfungsi sebagai alat ekskresi karena membantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia,
urea, serta asam urat yang akan diekskresikan ke dalam urin. Produk ekskresi
dari hati adalah zat warna empedu yang berasal dari perombakan eritrosit.57

Gambar 2.3 Struktur Hati


Beberapa fungsi lain dari hati, antara lain:
(1) Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpannya;
(2) Membentuk protein tertentu dan merombaknya;
(3) Mengubah pro-vitamin A menjadi vitamin A;
(4) Membentuk protrombin untuk pembekuan darah.58

56
Ibid., h. 198.
57
Ibid., h. 200.
58
Ibid.
31

4) Paru-paru
Paru-paru selain sebagai organ pernapasan juga merupakan organ
ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO2 dan H2 O yang
berbentuk uap air. Zat sisa tersebut dari sel-sel jaringan diangkut oleh darah
menuju jantung, ke paru-paru, selanjutnya melalui saluran pernapasan
dibuang keluar tubuh.59

Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru

c. Gangguan pada Sistem Ekskresi


Gangguan pada sistem ekskresi adalah kelainan atau penyakit yang terjadi
pada sistem ekskresi manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun
faktor eksternal. Gangguan atau kelainan sistem ekskresi manusia dapat
dikelompokkan menjadi kelainan pada sistem urinaria, kelainan pada hati, dan
kelainan pada kulit.
Salah satu gangguan pada sistem ekskresi yang cukup dikenal adalah
diabetes melitus. Diabetes melitus disebabkan oleh defisiensi insulin atau
penurunan respons tehadap insulin dalam jaringan target. Pada penderitanya,
kadar glukosa dalam darah sangat tinggi hingga melampaui kemampuan ginjal
untuk menyerap nutrien ini. Glukosa yang tersisa di dalam filtrat pun
diekskresikan. Oleh sebab itu, urin yang dikeluarkan oleh penderita mengandung
gula. Saat glukosa terkonsentrasi dalam urin, air lebih banyak diekskresikan
sehingga volume urin menjadi lebih banyak pula.60

59
Ibid.
60
Neil A. Campbell, dkk., op. cit., h. 149.
32

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian sebelumnya mengenai
pengembangan LKPD, terutama yang berbasis keterampilan proses sains. Berikut
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian Fitri Arsih (2010) yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Biologi
Kelas VIII SMP Berorientasi pada Pendekatan Keterampilan Proses Sains”.
Penelitian dilakukan dengan model 4D (Define, Design, Develop, dan
Disseminate (tak dilakukan)). Pengumpulan data dilakukan dengan
memvalidasi, dan menguji coba pada peserta didik kelas 8 SMP DEK Padang
untuk melihat kepraktisan dan efektivitas. Respons peserta didik terhadap LKS
menunjukkan hasil positif dengan rata-rata ≥ 80%. Dapat disimpulkan bahwa
LKS yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sains berbasis
lingkungan berada dalam kategori sangat valid, praktis, dan mudah dipakai.61
2. Penelitian Muhammad Iskandar Fauzi (2015) yang berjudul “Pengembangan
LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Konsep Larutan Penyangga”.
Produk akhir diuji coba kepada 30 peserta didik kelas XI. Pengembangan
melalui 4 tahapan: (1) penentuan tujuan; (2) pengumpulan materi; (3)
penyusunan elemen; serta (4) pemeriksaan dan penyempurnaan. Validitas
dilakukan oleh 9 ahli, dan hasil berupa data deskriptif. Hasil rata-rata sebesar
91,31% dengan kriteria sangat baik.62
3. Penelitian An Nisaa Rakhmi dan Yuliati (2017) yang berjudul “Pengembangan
Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk SMA
Materi Sistem Reproduksi Manusia”. Metode penelitian ini adalah Research
and Development (R&D), dengan model ADDIE (3 tahap awal), serta
menggunakan angket dan dianalisis secara deskriptif. Sampel penelitian yaitu
3 guru Biologi untuk menilai kelayakan LKS, dan 15 siswa kelas XI IPA 3
untuk melihat tanggapan siswa terhadap LKS. Hasil menunjukkan bahwa LKS
terkategori sangat baik dan sangat layak untuk dipergunakan (83,32%).63

61
Fitri Arsih, op. cit., h. 1.
62
Muhammad Iskandar Fauzi, Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains pada
Konsep Larutan Penyangga, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. i.
63
An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, op.cit., h. 272.
33

4. Penelitian Ekayana Putriani (2017) yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis


Keterampilan Proses Sains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit”,
menggunakan metode Research and Development (R&D). Hasil validasi ahli
terhadap kesesuaian isi (87,27%), konstruksi (97,33%), keterbacaan (84,70%) dan
kemenarikan (84%) termasuk sangat tinggi, begitu pun hasil tanggapan guru dan
peserta didik.Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa LKS layak digunakan. 64
5. Penelitian Laila Puspita (2019) yang berjudul “Pengembangan Modul Berbasis
Keterampilan Proses Sains Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran Biologi”,
menggunakan metode (R&D) dan mengumpulkan data dengan angket. Modul
mendapatkan kelayakan sebesar 92,5% oleh ahli materi, 78,5% oleh ahli
desain, 90,5% oleh ahli bahasa, serta respon menarik dari peserta didik sebesar
74%. Hasil menunjukkan bahwa modul layak dan menarik digunakan.65
6. Penelitian Nuha Islamia (2019) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Sebagai Bahan Ajar Mata
Pelajaran Biologi”, menggunakan metode Research and Development (R&D),
dengan prosedur Borg and Gall. Instrumen yang digunakan yakni lembar
pernyataan serta angket respon. Kriteria LKS sangat layak dan sangat menarik
dengan persentase 89%. Respon guru 87% dan peserta didik 89% sehingga
menunjukkan bahwa LKS sangat layak dan sangat menarik digunakan.66
7. Penelitian Astri Nuryanti (2019) yang berjudul “Pengembangan Lembar
Kegiatan Peserta Didik Praktikum Berbasis Problem Based Learning untuk
SMA Kelas XI pada Konsep Jaringan Tumbuhan”, menggunakan model 4D
tanpa tahap disseminate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD termasuk
kriteria sangat layak digunakan dalam menunjang pembelajaran biologi di
SMA, dengan rata-rata validasi 81,12% serta uji keterbacaan sebesar 95%. 67

64
Ekayana Putriani dkk., Pengembangan LKS Berbasis KPS pada Materi Larutan Elektrolit
dan Non-Elektrolit, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 6 (3), 2017, h. 561.
65
Laila Puspita, Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains Sebagai Bahan
Ajar dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5 (1), 2019, h. 79.
66
Nuha Islamia, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Sebagai
Bahan Ajar Mata Pelajaran Biologi, Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019, h. iv.
67
Astri Nuryanti, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Praktikum Berbasis Problem
Based Learning untuk SMA Kelas XI pada Konsep Jaringan Tumbuhan, Skripsi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019, h. iv.
34

C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini didasarkan oleh perubahan paradigma pendidikan pada
kurikulum 2013 yang pada awalnya berpusat pada guru berubah menjadi berpusat
pada peserta didik. Perubahan ini menuntut untuk dilakukannya pembelajaran
secara aktif, yang dapat didukung oleh pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah
satu pendekatan yang relevan terhadap hal itu adalah keterampilan proses sains.
Meskipun hal tesebut sudah diterapkan dalam pembelajaran, masih banyak
peserta didik yang merasa bosan. Guru dianggap kurang kreatif dan inovatif dalam
membangun suasana belajar. Oleh karenanya, dibutuhkan bantuan suatu media
pembelajaran yang berguna untuk membimbing peserta didik belajar secara aktif
dan menyenangkan, seperti lembar kerja peserta didik. Lembar kerja tersebut perlu
dikembangkan dengan menyertakan aspek pendekatan serta konsep pembelajaran.

Perubahan paradigma Pembelajaran Aktif


pendidikan

Keterampilan Proses Sains


Metode Ilmiah
Pembelajaran Biologi Indikator:
Observasi
Kompetensi Keterampilan
Klasifikasi
Konsep Sistem Ekskresi
Interpretasi
KD 4.9 Prediksi
Menyajikan hasil analisis Bertanya
pengaruh pola hidup terhadap Berhipotesis
kelainan pada struktur dan Bereksperimen
fungsi organ yang Memakai alat/bahan
menyebabkan gangguan pada Menerapkan konsep
sistem ekskresi serta Mengkomunikasikan
kaitannya dengan teknologi
Media Pembelajaran:
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan


Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset, 2017.

Anggoro, M. Toha, dkk. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Apriyanto, Candra, Yusnelti, dan Asrial. Pengembangan E-LKPD Berpendekatan


Saintifik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Journal of The Indonesian
Society of Intergrated Chemistry. Vol. 11 No. 1, 2019.

Arifin, Zaenal dan Anung Haryono. Metodologi Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Tangerang: Pustaka Mandiri, 2016.

Arsih, Fitri. Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP Berorientasi pada
Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Ta’dib. Vol. 13 No. 1, 2010.

Campbell, Neil A., dkk. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2010.

Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.

Departemen Pendidikan Nasional. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008.

Devi, Poppy Kamalia, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA), 2009.

Efendi, Nur dan Septi Budi Sartika. The Effect of Distance Learning Practicum
based on PhET Interactive Simulations on Science Process Skills of
Secondary School Students. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 9 No. 1, 2021.

Enterprise, Jubilee. Adobe InDesign Komplet. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,


2018.

Fajarini, Anindya. Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar IPS. Jember:


Gema Press, 2018.

Fauzi, Muhammad Iskandar. Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses


Sains pada Konsep Larutan Penyangga. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Febriansyah, Ferdi, dkk. Developing Electronic Student Worksheet (E-Worksheet)


Based Project Using Fliphtml5 to Stimulate Science Process Skills During the
Covid-19 Pandemic. INSECTA Journal. Vol. 2 No. 1, 2021.
95
96

Hamadi, Adriana A. L., Desy Fajar P., dan Susanti Puji A. Pemahaman Guru
terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penerapannya dalam
Pembelajaran IPA SMP di Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika. Vol. 6 No. 2, 2018.

Haryanto, Asrial dan M. Dwi Wiwik Ernawati. E-Worksheet for Science Processing
Skills Using Kvisoft Flipbook. International Journal of Online and
Biomedical Engineering. Vol. 16 No. 3, 2020.

Haryono. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains.


Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 7 No. 1, 2006.

Hasan, Muhammad, dkk. Media Pembelajaran. Klaten: Tahta Media Group, 2021..

Islamia, Nuha. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan


Berpikir Kritis Sebagai Bahan Ajar Mata Pelajaran Biologi. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.

Izzan, Ahmad. Membangun Guru Berkarakter. Bandung: Humaniora, 2012.

Kasmad, Mamad dan Suko Pratomo. Model-Model Pembelajaran Berbasis


PAIKEM. Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012.

Kumala, Candra Indi, Suyatno, dan Elok Sudibyo. Effectiveness of Guided


Discovery Model Learning Materials for Practicing Student Science Process
Skills. International Journal of Scientific and Research Publications. Vol. 10
No. 2, 2020.

Maison dkk. Analysis of Science Process Skills in Physic Education Students.


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol. 23 No. 2, 2019.

Mulyatiningsih, Endang. Pengembangan Model Pembelajaran. Diakses dari


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-
model-pembelajaran.pdf, pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 18.07 WIB.

Nana. Pengembangan Bahan Ajar. Klaten: Lakeisha, 2019.

Nisa, Salis Khoirun, Nurmiyati, dan Yudi Rinanto. Pengembangan Media


Pembelajaran Laboratorium Virtual Berbasis Discovery Learning pada
Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI MIPA. Jurnal Pembelajaran Biologi.
Vol. 8 No. 2, 2019.

Nuryanti, Astri. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Praktikum Berbasis


Problem Based Learning untuk SMA Kelas XI pada Konsep Jaringan
Tumbuhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
97

Panggabean, Nurul Huda dan Amir Danis. Desain Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Sains. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 22 Tahun 2016 Tentang


Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 24 Tahun 2016 Tentang


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Lampiran 7, 2016.

Puspita, Laila. Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains Sebagai


Bahan Ajar dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA.
Vol. 5 No. 1, 2019.

Putriani, Ekayana, dkk. Pengembangan LKS Berbasis KPS pada Materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia.
Vol. 6 No. 3, 2017.

Rahayu, Y. S., R. Pratiwi, dan S. Indana. Development of Biology Student


Worksheets to Facilitate Science Process Skills of Student. IOP Conf. Series:
Materials Science and Engineering. Vol. 296, 2018.

Rahmatillah, A. Halim, dan M. Hasan. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Berbasis Keterampilan Proses Sains Terhadap Aktivitas pada Materi Koloid.
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA. Vol. 1 No. 2, 2017.

Rakhmi, An Nisaa dan Yuliati. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis


Keterampilan Proses Sains untuk SMA Materi Sistem Reproduksi Manusia.
Jurnal Prodi Pendidikan Biologi. Vol. 6 No. 5, 2017.

Rayanto, Yudi Hari dan Sugianti. Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan
R2D2: Teori dan Praktek. Pasuruan: Lembaga Academic dan Research
Institute, 2020.

Rosidi, Irsad. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Pembelajaran


Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning) untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pena Sains. Vol. 3 No. 1, 2016.

Rustan, Surianto. Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.

.Buku Warni. Jakarta: PT Lintas Kreasi Imaji, 2019.

Safitri, Ririn. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk SMA/MA
Kelas XI. Surakarta: CV. Mediatama, 2016.
98

Samputri, Salma. Science Process Skills and Cognitive Learning Outcomes


Through Discovery Learning Models. European Journal of Education
Studies. Vol. 6 No. 12, 2020.

Sari, Weni Novita dan Ramadhan Sumarmin, The Validity of A Learner Based
Worksheets Based Discovery Learning on The Matter of Biology for Grade
8 VII Students of Junior High School. International Journal of Progressive
Sciences and Technologies. Vol. 10 No. 1, 2018.

Septantiningtyas, Niken, dkk. Pembelajaran Sains. Klaten: Lakeisha, 2021.

Suwendra, I Wayan. Pengembangan Model Pembelajaran Purana Berbasis


Pemahaman Diri untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual. Badung:
Nilacakra, 2018.

Tim Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY. Instrumen Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran Sosiologi SMA LKPD. Yogyakarta: UNY Press, 2019.

Trimunarti, Etti, Adnan, dan Hartati. Uji Validitas Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk SMAN
pada Konsep Sistem Ekskresi. Prosiding Seminar Nasional Biologi VI, 2019.

Umbaryati. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran


Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2016.

Utami, Wiwik Sri, dkk. The Effectiveness of Geography Student Worksheet to


Develop Learning Experiences for High School Students. Journal of
Education and Learning. Vol 5 No. 3, 2016.

Widodo, Agung, dkk. Development of Student Worksheets Science Process Skills


Based On The Acid-Base Material. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Kimia. Vol 1 No. 2, 2012.

Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia


Group, 2018.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
101

Lampiran 2. Instrumen dan Rekapitulasi Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta

Lembar Ceklis LKPD


A) Identitas LKPD
Mata Pelajaran/Materi : Biologi/Sistem Ekskresi
Kelas : XI MIA
Judul Kegiatan/Praktikum : Praktikum Uji Urine
B) Petunjuk Pengisian
1) Beri tanda ceklis (✓) pada bagian penilaian sesuai dengan kondisi LKPD
yang akan dinilai.
2) Penilaian terdiri atas “Ya” atau “Tidak” (pilih salah satu).
C) Penilaian

Penilaian (✓)
No. Penyataan
Ya Tidak
1 Judul LKPD sesuai dengan kompetensi dasar ✓
2 Tercantum kompetensi dasar untuk dicapai, serta tujuan

percobaan
3 Terdapat alokasi waktu bagi peserta didik dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya
4 Mencantumkan alat dan bahan yang diperlukan ✓
5 Terdapat informasi singkat, baik petunjuk penggunaan

LKPD ataupun materi pembelajaran
6 Terdapat langkah kerja yang harus dilakukan ✓
7 Terdapat tugas-tugas yang harus dikerjakan ✓
8 Menyertakan kegiatan/wacana untuk diobservasi oleh

peserta didik
9 Menyertakan kegiatan interpretasi terhadap observasi

yang dilakukan
10 Menyertakan kegiatan mengklasifikasi ✓
11 Menyertakan kegiatan memprediksi ✓
12 Menyertakan kegiatan membuat rumusan masalah ✓
13 Menyertakan kegiatan membuat hipotesis ✓
102

Penilaian (✓)
No. Penyataan
Ya Tidak
14 Menyertakan kegiatan merancang eksperimen atau

melakukan praktikum bagi peserta didik
15 Menyertakan kegiatan yang melihat pemahaman peserta

didik dalam penggunaan alat dan bahan
16 Terdapat tabel hasil pengamatan yang sesuai dengan

percobaan yang dilakukan
17 Menyertakan bagian pembahasan agar peserta didik

dapat menerapkan konsep yang dipahaminya
18 Menyertakan kegiatan mengkomunikasikan atau

membuat simpulan bagi peserta didik
19 Menyertakan kegiatan menerapkan konsep berupa
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan kegiatan yang ✓
sudah dilakukan
20 Terdapat daftar pustaka dan kolom pemberian nilai ✓
Jumlah 7 13
103

Lampiran 3. Hasil Analisis Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta

Nomor
Aspek Indikator Skor
Pertanyaan
Judul LKPD 1 1
Kompetensi dasar untuk dicapai 2 1
Waktu penyelesaian tugas 3 0
Alat dan bahan yang diperlukan 4 1
Struktur Informasi singkat 5 0
LKPD pada
umumnya Langkah kerja 6 1
Tugas untuk dikerjakan 7 0
Hasil Pengamatan 16 1
Pembahasan 17 0
Daftar pustaka dan kolom nilai 20 0
Jumlah Skor 5
Skor Maksimal 10
Persentase Rata-Rata Berdasarkan Struktur LKPD
50
pada Umumnya (%)
Kriteria Cukup layak
Observasi 8 0
Interpretasi 9 0
Klasifikasi 10 0
Prediksi 11 0
Indikator Menanyakan 12 0
keterampilan
proses sains Berhipotesis 13 0
Merancang eksperimen 14 1
Memakai alat/bahan 15 0
Mengkomunikasikan 18 0
Menerapkan Konsep 19 0
Jumlah Skor 1
Skor Maksimal 10
Persentase Rata-Rata Berdasarkan Indikator KPS (%) 10
Sangat
Kriteria
kurang layak
104

No Aspek Persentase Kriteria


1 Struktur LKPD pada umumnya 50% Cukup layak
2 Indikator keterampilan proses sains 10% Sangat kurang layak
Persentase rata-rata kualitas LKPD 30% Kurang layak

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa LKPD praktikum di MAN 11


Jakarta berada dalam kriteria “Kurang Layak” sehingga perlu dilakukan adaptasi
dengan memodifikasinya agar memenuhi persyaratan LKPD yang baik.
144

Lampiran 12. Instrumen Uji Validitas LKPD

Instrumen Uji Validitas Isi LKPD


A) Identitas Validator
Nama Validator :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Waktu Validasi :
B) Petunjuk Pengisian
1) Beri tanda ceklis (✓) pada bagian “Alternatif Jawaban” sesuai dengan
penilaian Bapak/Ibu terhadap “LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Ekskresi” yang sudah diberikan.
2) Skala penilaian yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat tidak baik 4 = Baik
2 = Tidak baik 5 = Sangat baik
3 = Cukup baik
3) Bapak/Ibu dapat menyertakan alasan mengenai penilaian yang diberikan
pada bagian “Keterangan”.
C) Penilaian
Alternatif Jawaban
No Komponen Keterangan
1 2 3 4 5
Kelayakan Isi
1 Materi sesuai dengan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar
2 Materi telah sesuai dengan konsep
pembelajaran (sistem ekskresi)
3 Materi dapat memenuhi kebutuhan
peserta didik
4 Petunjuk penggunaan LKPD jelas
dan mudah dipahami
5 Tujuan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar
145

Alternatif Jawaban
No Komponen Keterangan
1 2 3 4 5
6 Alokasi waktu sesuai bagi peserta
didik untuk menyelesaikan tugas dan
kegiatan pembelajaran
7 Kegiatan percobaan sesuai dengan
tujuan pembelajaran
8 Pertanyaan dan tugas dalam LKPD
sesuai dengan tujuan pembelajaran
9 Alat dan bahan yang diperlukan
sudah tertulis dengan jelas
10 Langkah kerja percobaan mudah
dipahami dan sistematis
11 LKPD dapat menuntun peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran yang
disertai percobaan sederhana
12 LKPD dapat memberikan manfaat
bagi peserta didik
Linguistik
13 Bahasa yang digunakan sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI)
14 Bahasa yang digunakan efektif dan
efisien
15 Penggunaan bahasa komunikatif dan
tidak menimbulkan ambiguitas
16 Penggunaan istilah-istilah biologi
telah sesuai
Penyajian
17 Kegiatan percobaan dapat mem-
berikan motivasi bagi peserta didik
18 Penyajian wacana sesuai dengan
materi pembelajaran
19 Penyajian gambar dapat menarik
minat peserta didik
20 Materi disajikan secara sistematis
21 Penyajian kolom kosong untuk diisi
oleh peserta didik sudah sesuai
146

Alternatif Jawaban
No Komponen Keterangan
1 2 3 4 5
22 Kolom pemberian nilai sudah sesuai
23 Penyajian daftar pustaka telah sesuai
Tampilan Grafis
24 Sampul yang digunakan menarik dan
sesuai dengan isi LKPD
25 Kombinasi warna telah sesuai
26 Jenis dan ukuran huruf telah sesuai
27 Tata letak gambar, teks, serta kolom
telah sesuai dan teratur
28 Penggunaan gambar/foto/ilustrasi
telah sesuai dengan teks
Indikator Keterampilan Proses Sains
29 Pemberian wacana dapat digunakan
sebagai kegiatan observasi
30 Proses observasi dapat memakai
sebanyak mungkin indra, seperti
penglihatan dan penciuman
31 Kolom kosong memudahkan peserta
didik menginterpretasi hasil observasi
32 Tabel dan gambar berguna bagi
peserta didik dalam mengklasifikasi
33 Kegiatan prediksi sesuai dengan
penambahan informasi sebelumnya
34 Gambar dapat mengarahkan peserta
didik dalam membuat rumusan masalah
35 Instruksi untuk membuat rumusan
masalah dan hipotesis sudah sesuai
36 Percobaan dapat membantu peserta
didik dalam bereksperimen
37 Bagian “menggunakan alat / bahan”
dapat membantu peserta didik dalam
memahami kegunaannya
38 Pembuatan simpulan dapat me-
mudahkan peserta didik dalam meng-
komunikasikan kegiatan yang sudah
dilakukan
147

Alternatif Jawaban
No Komponen Keterangan
1 2 3 4 5
39 Instruksi untuk membuat pem-
bahasan, simpulan, dan daftar
pustaka sudah sesuai
40 Pertanyaan di akhir LKPD dapat
membantu peserta didik dalam me-
nerapkan konsep yang dipahaminya
Jumlah

D) Komentar dan Saran

E) Simpulan
Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Konsep
Sistem Ekskresi *)
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan
*) ceklis (✓) salah satu

Jakarta, 2021
Validator

__________________
NIP.
.
162

Lampiran 14. Hasil Analisis Uji Validitas LKPD

Nomor Skor Validator


Komponen Indikator
Pernyataan 1 2 3
1 5 4 5
Kesesuaian dengan 2 5 4 5
KI dan KD 5 4 4 5
7 4 4 4

Kesesuaian dengan 3 4 4 5
Kelayakan kebutuhan materi 6 4 4 5
isi belajar 11 5 5 5
4 5 4 4
Kesesuaian susunan 8 4 4 5
LKPD 9 4 5 5
10 4 4 5
Memberikan manfaat 12 5 4 5
Jumlah Skor 53 50 58
Skor Maksimal 60
Persentase Rata-Rata dari Tiap Validator (%) 88,33 83,33 96,67
Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Persentase Rata-Rata Total Berdasarkan
89,44
Kelayakan Isi (%)
Kriteria Sangat baik
13 4 4 4
Sesuai dengan PUEBI
16 4 4 5
Linguistik
Bahasa yang efektif 14 4 4 4
dan efisien 15 4 4 4
Jumlah Skor 16 16 17
Skor Maksimal 20
Persentase Rata-Rata dari Tiap Validator (%) 80,00 80,00 85,00
Kriteria Baik Baik Sangat baik
Persentase Rata-Rata Total Berdasarkan
81,67
Linguistik (%)
Kriteria Sangat baik
163

Nomor Skor Validator


Komponen Indikator
Pernyataan 1 2 3
Pemberian motivasi 17 4 4 5
& stimulus 19 4 4 5
18 4 4 5
Penyajian materi
Penyajian 20 5 4 5
21 5 4 5
Kelengkapan
22 5 4 4
penyajian LKPD
23 4 4 5
Jumlah Skor 31 28 34
Skor Maksimal 35
Persentase Rata-Rata dari Tiap Validator (%) 88,57 80,00 97,14
Kriteria Sangat baik Baik Sangat baik
Persentase Rata-Rata Total Berdasarkan
88,57
Penyajian (%)
Kriteria Sangat baik
Penyesuaian desain 24 4 4 4
tampilan 25 4 5 4
Penggunaan jenis dan
26 4 4 5
Tampilan ukuran huruf
grafis Tata letak atau tata
27 4 4 4
ruang
Penggunaan gambar,
28 4 4 5
foto, dan ilustrasi
Jumlah Skor 20 21 22
Skor Maksimal 25
Persentase Rata-Rata dari Tiap Validator (%) 80,00 84,00 88,00
Kriteria Baik Sangat baik Sangat baik
Persentase Rata-Rata Total Berdasarkan
84,00
Tampilan Grafis (%)
Kriteria Sangat baik
164

Nomor Skor Validator


Komponen Indikator
Pernyataan 1 2 3
29 4 4 4
Observasi
30 5 4 4
Interpretasi 31 5 4 4
Klasifikasi 32 5 4 5
Prediksi 33 5 4 4
Indikator Menanyakan 34 4 3 4
keterampilan Berhipotesis 35 4 4 4
proses sains
Merancang
36 4 4 4
eksperimen
Memakai alat/bahan 37 4 4 5
38 4 4 5
Mengkomunikasikan
39 4 4 4
Menerapkan konsep 40 4 4 4
Jumlah Skor 52 47 51
Skor Maksimal 60
Persentase Rata-Rata dari Tiap Validator (%) 86,67 78,33 85,00
Kriteria Sangat baik Baik Sangat baik
Persentase Rata-Rata Total Berdasarkan
83,33
Indikator Keterampilan Proses Sains (%)
Kriteria Sangat baik

Keterangan:
Validator 1 = Dr. Zulfiani, M.Pd. (Ahli Materi)
Validator 2 = Dina Rahma Fadlilah (Ahli Media)
Validator 3 = Drs. H. Amir Kodir, M.Si. (Ahli Praktisi)

Komponen Persentase (%) Kriteria


Kelayakan isi 89,44 Sangat baik
Linguistik 81,67 Sangat baik
Penyajian 88,57 Sangat baik
Tampilan grafis 84,00 Sangat baik
Indikator keterampilan proses sains 83,33 Sangat baik
Persentase dan Kriteria Total LKPD 85,40 Sangat baik
165

Lampiran 15. Instrumen Uji Keterbacaan LKPD

Instrumen Uji Keterbacaan LKPD


A) Identitas Peserta Didik
Nama :
Kelas :
Waktu Pengisian :
B) Petunjuk Pengisian
1) Beri tanda ceklis (✓) pada bagian “Alternatif Jawaban” sesuai dengan
penilaian yang diberikan terhadap “LKPD Berbasis Keterampilan Proses
Sains pada Konsep Ekskresi”.
2) Penilaian diberikan berdasarkan skala berikut:
Ya = 1 Tidak = 0
C) Penilaian
Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah kalimat dalam LKPD sederhana dan tidak
ambigu?
2 Apakah tulisan terbaca dengan jelas dan mudah
dipahami?
3 Apakah penggunaan huruf jelas dan ukurannya
tepat?
4 Apakah tata letak teks dan gambar teratur?
5 Apakah tampilan sampul (cover) menarik?
6 Apakah gambar/foto/ilustrasi dalam LKPD sudah
jelas?
7 Apakah desain tampilan isi LKPD menarik?
8 Apakah petunjuk dalam LKPD mudah dipahami?
9 Apakah alat dan bahan yang tertera lengkap dan
jelas?
10 Apakah langkah kerja pada LKPD sudah sistematis
dan mudah diikuti?
166

Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
11 Apakah percobaan dalam LKPD termasuk
sederhana dan mudah dilakukan secara mandiri?
12 Apakah LKPD dapat menambah motivasi dalam
melakukan pembelajaran dan percobaan?
13 Apakah LKPD dapat membantu kegiatan
pembelajaran?
14 Apakah LKPD dapat menambah pengalaman baru
dalam belajar?
15 Apakah kamu dapat memahami materi lebih mudah
dari sebelumnya?
Jumlah

D) Komentar dan Saran


171

Lampiran 17. Hasil Analisis Uji Keterbacaan LKPD


No.
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jml
Peserta Didik
1. (HA – Lk) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2. (MA – Lk) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. (MIR – Lk) 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
4. (MZP – Lk) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5. (SA – Pr) 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6. (APSH – Lk) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7. (AH – Pr) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
8. (IF- Pr) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9. (AP – Pr) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10. (ANS – Pr) 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
11. (NA – Pr) 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
12. (RNA – Pr) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 11 12 12 11 11 11 11 10 11 9 12 11 11 11 11
Rata-Rata (%) 91,67 100 100 91,67 91,67 91,67 91,67 83,33 91,67 75,00 100 91,67 91,67 91,67 91,67
Rata-Rata/Indikator (%) 97,22 91,67 87,50 91,67
Rata-Rata Total (%) 92,01
Kriteria Sangat baik
172

Lampiran 18. Angket Respon Guru

A) Identitas
Nama :
NIP :
Waktu Pengisian :
B) Petunjuk Pengisian
1) Beri tanda ceklis (✓) pada bagian “Alternatif Jawaban” sesuai dengan
penilaian yang diberikan terhadap “LKPD Berbasis Keterampilan Proses
Sains pada Konsep Sistem Ekskresi”.
2) Skala penilaian yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat tidak baik 4 = Baik
2 = Tidak baik 5 = Sangat baik
3 = Cukup baik
C) Penilaian
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Kepraktisan
1 LKPD mudah digunakan, terutama dalam
pembelajaran daring (online)
2 Percobaan atau praktikum menggunakan alat dan
bahan yang sederhana serta praktis
3 Petunjuk penggunaan LKPD mudah dipahami
4 Langkah kerja pada LKPD sistematis dan mudah
diikuti
Kelayakan Isi Materi
5 Tujuan pembelajaran sesuai dengan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar
6 Materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
batas minimal nilai sekolah
7 Materi pada LKPD sesuai dengan konsep yang
diajarkan
8 Istilah-istilah dalam LKPD sudah tepat
9 Menggunakan rujukan dan referensi yang terbaru
10 Materi pada LKPD mudah dipahami
173

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
11 Gambar yang digunakan sesuai dengan materi
12 Latihan dan tugas sesuai dengan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik
13 Jumlah latihan dan tugas sudah cukup dan sesuai
14 LKPD bermanfaat membantu guru dan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran
15 LKPD dapat membuat peserta didik menjadi lebih
aktif dan kreatif dengan pemberian praktikum
sederhana
16 LKPD dapat membuat peserta didik memahami
keterampilan proses sains, baik secara langsung
maupun tidak langsung
Tampilan Grafis
17 Desain dan pemilihan warna LKPD menarik
18 Tampilan sampul (cover) LKPD menarik dan
menggambarkan isinya
19 Penggunaan huruf jelas dan ukurannya tepat
20 Gambar dalam LKPD menarik dan tidak pecah
21 Tata letak teks dan gambar sudah teratur dan rapih
Linguistik
22 Bahasa yang digunakan sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang baik
dan benar
23 Pemilihan kata yang digunakan sudah tepat
sehingga tidak menimbulkan ambiguitas
24 Bahasa yang digunakan sudah komunikatif
25 Informasi yang diberikan sudah jelas
Jumlah

D) Komentar dan Saran


177

Lampiran 20. Hasil Analisis Angket Respon Guru

Nomor Skor yang Skor Persentase Persentase Rata- Kriteria


Aspek Indikator Kriteria
Pernyataan dipilih Maksimal Rata-Rata (%) Rata Total (%) Total
1 4 80 Baik
Kemudahan penggunaan LKPD
2 5 100 Sangat baik Sangat
Kepraktisan 85,00
Kemudahan dalam memahami 3 4 80 Baik baik
penggunaan LKPD 4 4 80 Baik
Kesesuaian tujuan pembelajaran 5 5 100 Sangat baik
Kesesuaian dengan kebutuhan 6 5 100 Sangat baik
peserta didik dan KKM 10 5 100 Sangat baik
7 5 100 Sangat baik
Kesesuaian materi dengan fakta 8 4 5 80 Baik
9 4 80 Baik
Kelayakan Sangat
Kesesuaian gambar atau ilustrasi 91,67
Isi Materi 11 5 100 Sangat baik baik
dengan materi
12 4 80 Baik
Kesesuaian latihan dan tugas
13 4 80 Baik
14 4 80 Baik
Kebermanfaatan LKPD 15 5 100 Sangat baik
16 5 100 Sangat baik
178

Nomor Skor yang Skor Persentase Persentase Rata- Kriteria


Aspek Indikator Kriteria
Pernyataan dipilih Maksimal Rata-Rata (%) Rata Total (%) Total
17 4 80 Baik
Penggunaan desain LKPD
18 5 100 Sangat baik
Penggunaan jenis dan ukuran
Tampilan 19 5 100 Sangat baik Sangat
huruf 88,00
Grafis baik
Penggunaan gambar pada LKPD 20 4 80 Baik
Keteraturan tata letak atau tata 5
21 4 80 Baik
ruang
Kesesuaian dengan PUEBI 22 5 100 Sangat baik
23 4 80 Baik Sangat
Linguistik Ketepatan pemilihan kata 85,00
24 4 80 Baik baik
Kejelasan informasi 25 4 80 Baik

Aspek Persentase (%) Kriteria


Kepraktisan 85,00 Sangat baik
Kelayakan Isi Materi 91,67 Sangat baik
Tampilan grafis 88,00 Sangat baik
Linguistik 85,00 Sangat baik
Persentase dan Kriteria Total LKPD 87,42 Sangat baik
181

Lampiran 22. Angket Respon Peserta Didik

A) Identitas
Nama :
Kelas :
Waktu Pengisian :
B) Petunjuk Pengisian
1) Beri tanda ceklis (✓) pada bagian “Alternatif Jawaban” sesuai dengan
penilaian yang diberikan terhadap “LKPD Berbasis Keterampilan Proses
Sains pada Konsep Sistem Ekskresi”.
2) Skala penilaian yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat tidak baik 4 = Baik
2 = Tidak baik 5 = Sangat baik
3 = Cukup baik
C) Penilaian
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Kepraktisan
1 LKPD mudah digunakan, terutama dalam
pembelajaran daring (online)
2 Penambahan kotak teks (text box) pada kolom
kosong memudahkan dalam pengisian LKPD
3 Percobaan atau praktikum menggunakan alat dan
bahan yang sederhana serta praktis
4 Petunjuk penggunaan dan langkah kerja dalam
LKPD mudah dipahami dan mudah diikuti
Kelayakan Isi Materi
5 Tujuan pembelajaran dan materi dalam LKPD
sesuai dengan materi sistem ekskresi yang sudah
dipelajari
6 Materi dalam LKPD mudah dipahami dan sesuai
fakta
7 Gambar yang digunakan sesuai dengan materi
8 Latihan dan tugas sesuai dengan kompetensi dasar
9 Jumlah latihan dan tugas sudah cukup dan sesuai
182

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
10 LKPD dapat bermanfaat dalam kegiatan
pembelajaran
11 LKPD dapat menambah motivasi serta pengalaman
baru dalam belajar
12 LKPD dapat membuat kamu memahami
keterampilan proses sains, baik secara langsung
maupun tidak langsung
Tampilan Grafis
13 Desain dan pemilihan warna LKPD menarik
14 Tampilan sampul (cover) LKPD menarik dan
menggambarkan isinya
15 Penggunaan huruf jelas dan ukurannya tepat
16 Gambar dalam LKPD menarik dan tidak pecah
17 Tata letak teks dan gambar sudah teratur dan rapih
Linguistik
18 Bahasa yang digunakan sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang baik
dan benar
19 Pemilihan kata yang digunakan sudah tepat
sehingga tidak menimbulkan ambiguitas
20 Informasi yang diberikan sudah jelas
Jumlah

D) Komentar dan Saran


186

Lampiran 24. Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik

Jumlah peserta didik (n) Total Persentase Persentase


Nomor yang menjawab skala (s) ke- Skor Kriteria
Aspek Indikator skor Rata-Rata Kriteria Rata-Rata
Pernyataan maks. Total
1 2 3 4 5 (n x s) (%) Total (%)
1 0 2 23 41 24 357 79,33 Baik
Kemudahan
2 0 1 15 37 37 380 84,44 Sangat baik
penggunaan LKPD Sangat
Kepraktisan 3 0 0 27 38 25 358 450 79,56 Baik 82,17
baik
Kemudahan memahami
4 0 0 12 42 36 384 85,33 Sangat baik
penggunaan LKPD
Kesesuaian tujuan
5 0 0 10 28 52 402 89,33 Sangat baik
pembelajaran
Kesesuaian dengan
kebutuhan peserta 11 0 3 11 41 35 378 84,00 Sangat baik
didik dan batas KKM
Kesesuaian materi
6 0 2 16 27 45 385 85,56 Sangat baik
Kelayakan dengan fakta Sangat
450 85,72
Isi Materi Kesesuaian gambar baik
7 0 1 4 27 58 412 91,56 Sangat baik
dengan materi
Kesesuaian latihan 8 0 1 11 44 34 381 84,67 Sangat baik
dan tugas 9 0 4 22 37 27 357 79,33 Baik
Kebermanfaatan 10 0 1 10 32 47 395 87,78 Sangat baik
LKPD 12 0 2 14 40 34 376 83,56 Sangat baik
187

Jumlah peserta didik (n) Total Persentase Persentase


Nomor yang menjawab skala (s) ke- Skor Kriteria
Aspek Indikator skor Rata-Rata Kriteria Rata-Rata
Pernyataan maks. Total
1 2 3 4 5 (n x s) (%) Total (%)

Penggunaan desain 13 0 1 11 27 51 398 88,44 Sangat baik


LKPD 14 0 0 10 32 48 398 88,44 Sangat baik
Penggunaan jenis
15 0 1 11 24 54 401 89,11 Sangat baik
Tampilan dan ukuran huruf Sangat
450 89,29
Grafis Penggunaan baik
16 0 1 8 23 58 408 90,67 Sangat baik
gambar pada LKPD
Keteraturan tata
17 0 1 6 31 52 404 89,78 Sangat baik
letak atau tata ruang
Kesesuaian dengan
18 0 0 5 29 56 411 91,33 Sangat baik
PUEBI
Sangat
Linguistik Ketepatan 450 89,41
19 0 0 9 32 49 400 88,89 Sangat baik baik
pemilihan kata
Kejelasan informasi 20 0 1 5 41 43 396 88,00 Sangat baik

Aspek Persentase (%) Kriteria


Kepraktisan 82,17 Sangat baik
Kelayakan Isi Materi 85,72 Sangat baik
Tampilan grafis 89,29 Sangat baik
Linguistik 89,41 Sangat baik
Persentase dan Kriteria Total LKPD 86,65 Sangat baik
194

Lampiran 27. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi
204

File LKPD (.pdf) dapat diakses pada link berikut: http://tiny.cc/Fadhlan_LKPD_Skripsi


205

Lampiran 28. Dokumentasi Pengerjaan LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains dan Percobaannya
206

Lampiran 29. Surat-Surat Penelitian


207
208

Lampiran 30. Lembar Uji Referensi

Nama : Muhammad Fadhlan Mumtaza


NIM : 11170161000046
Judul Skripsi : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Ekskresi
Pembimbing : Dr. Zulfiani, M.Pd.

Tabel 1. BAB I

No. BAB I Paraf


1 Salma Samputri, Science Process Skills and Cognitive Learning
Outcomes Through Discovery Learning Models, European Journal of
Education Studies, 6 (12), 2020, h. 181-182
2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, h. 2.

3 Candra Indi Kumala, Suyatno, dan Elok Sudibyo, Effectiveness of


Guided Discovery Model Learning Materials for Practicing Student
Science Process Skills, International Journal of Scientific and Research
Publications, 10 (2), 2020, h. 124.
4 Ibid.
5 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran
Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 47.

6 Candra Indi Kumala, Suyatno, dan Elok Sudibyo, loc. cit.

7 Fitri Arsih, Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP


Berorientasi pada Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal
Ta’dib, 13 (1), 2010, h. 2-3.

8 Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan


Proses Sains, Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (1), 2006, h. 3.

9 Salma Samputri, op. cit., h. 182-183.

10 Fitri Arsih, op. cit., h. 3.

11 Weni Novita Sari dan Ramadhan S., The Validity of A Learner Based
Worksheets Based Discovery Learning on The Matter of Biology for
Grade 8 VII Students of Junior High School, International Journal of
Progressive Sciences and Technologies, 10 (1), 2018, h. 195.
209

No. BAB I Paraf


12 An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk SMA Materi Sistem
Reproduksi Manusia, Jurnal Prodi Pendidikan Biologi, 6 (5), 2017, h.
273-274

13 Weni Novita Sari dan Ramadhan S., op. cit., h. 195-196.

14 Lampiran 3, Hasil Analisis Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta,


h. 103-104.

15 Weni Novita Sari dan Ramadhan S., loc. cit.

16 Laila Puspita, Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses


Sains Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 5 (1), 2019, h. 86.
17 Lampiran 5, Hasil Wawancara Guru, h. 109.

18 Salis Khoirun Nisa, Nurmiyati, dan Yudi Rinanto, Pengembangan


Media Pembelajaran Laboratorium Virtual Berbasis Discovery Learning
pada Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI MIPA, Jurnal
Pembelajaran Biologi, 8 (2), 2019, h. 120.
19 Lampiran 7, Hasil Wawancara Peserta Didik, h. 118.

20 Lampiran 5, loc. cit.

21 Lampiran 7, op. cit., h. 120.

22 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit. h. 56.

23 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan


Ajar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2008), h. 22.
24 Weni Novita Sari dan Ramadhan Sumarmin, op. cit., h. 196-197.

Tabel 2. BAB II
No. BAB II Paraf
1 Anindya Fajarini, Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar
IPS, (Jember: Gema Press, 2018), h. 1-2.

2 Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, Desain Pengembangan


Bahan Ajar Berbasis Sains, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 3.

3 Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Klaten: Lakeisha, 2019), h. 1.

4 Anindya Fajarini, op. cit., h. 2-3.


210

No. BAB II Paraf


5 Nana, op. cit., h. 1-2.

6 Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, op. cit., h. 16-17.

7 Anindya Fajarini, op. cit., h. 4-5.

8 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta:


Prenadamedia Group, 2018), h. 117.

9 Niken Septantiningtyas, dkk., Pembelajaran Sains, (Klaten: Lakeisha,


2021), h. 140.

10 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan


Ajar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2008), h. 12-13.

11 Muhammad Yaumi, loc. cit.

12 Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 143.

13 Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, Pengembangan


Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA), 2009), h. 32.
14 Ibid., h. 32-33.

15 Umbaryati, Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran


Matematika, PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2016,
h. 221.
16 Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 143-144.

17 Ibid., h. 144.

18 Muhammad Yaumi, op. cit., h. 118.

19 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit. h. 22.

20 Tim Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY, Instrumen Penilaian


Keterampilan Mata Pelajaran Sosiologi SMA LKPD, (Yogyakarta:
UNY Press, 2019), h. 11-12.

21 Weni Novita Sari dan Ramadhan S., The Validity of A Learner Based
Worksheets Based Discovery Learning on The Matter of Biology for
Grade 8 VII Students of Junior High School, International Journal of
Progressive Sciences and Technologies, 10 (1), 2018, h. 196-197.
22 Departemen Pendidikan Nasional, loc. cit..
211

No. BAB II Paraf


23 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2017), h. 34-36.

24 Umbaryati, op. cit., h. 221-222.

25 Muhammad Yaumi, op. cit., h. 83.

26 Ibid., h. 83-84.

27 Ibid., h. 118.

28 Ibid., h. 117.

29 Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, op. cit., h. 36.

30 Muhammad Yaumi, op. cit., h. 86.

31 Ibid., h. 87-89.

32 Ibid., h. 89-90.

33 Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian Pengembangan Model


ADDIE dan R2D2: Teori dan Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic
dan Research Institute, 2020), h. 33-38.
34 Anindya Fajarini, op. cit., h. 40.

35 Endang Mulyatiningsih, Pengembangan Model Pembelajaran, Diakses dari


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-
model-pembelajaran.pdf, pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 18.07 WIB,
h. 1-4
36 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit. h. 24-25.

37 Niken Septantiningtyas, dkk., op. cit., h. 146-147.

38 Mamad Kasmad dan Suko Pratomo, Model-Model Pembelajaran


Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h. 75-76.
39 Irsad Rosidi, Pengembangan LKS Berorientasi Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery Learning) untuk Melatihkan KPS,
Jurnal Pena Sains, 3 (1), 2016 h. 57.

40 Salma Samputri, Science Process Skills and Cognitive Learning


Outcomes Through Discovery Learning Models, European Journal of
Education Studies, 6 (12), 2020, h. 183.

41 Fitri Arsih, Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP


Berorientasi pada Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal
Ta’dib, 13 (1), 2010, h. 1-2.
212

No. BAB II Paraf


42 An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk SMA Materi Sistem
Reproduksi Manusia, Jurnal Prodi Pendidikan Biologi, 6 (5), 2017, h.
273.

43 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran


Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 52-55.

44 Ibid., h. 56.

45 Adriana A. L. Hamadi, Pemahaman Guru terhadap Keterampilan Proses


Sains (KPS) dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SMP di
Salatiga, Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, 6 (2), 2018, h. 43.

46 Ahmad Izzan, Membangun Guru Berkarakter, (Bandung: Humaniora,


2012), h. 39-40.

47 Zaenal Arifin dan Anung Haryono, Metodologi Pengajaran Bahasa dan


Sastra, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2016), h. 30-33.

48 Mamad Kasmad dan Suko Pratomo, op. cit., h. 76-77.

49 Neil A. Campbell, dkk., Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3, (Jakarta:


Erlangga, 2010), h. 124.
50 Ibid., h. 126.

51 Ibid., h. 127.

52 Ririn Safitri, Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk


SMA/MA Kelas XI, (Surakarta: CV. Mediatama, 2016), h. 198-199.

53 Ibid., h. 199.

54 Ibid., h. 196-197.

55 Ibid., h. 197.

56 Ibid., h. 198.

57 Ibid., h. 200.

58 Ibid.

59 Ibid.

60 Neil A. Campbell, dkk., op. cit., h. 149.

61 Fitri Arsih, op. cit., h. 1.


213

No. BAB II Paraf


62 Muhammad Iskandar Fauzi, Pengembangan LKS Berbasis
Keterampilan Proses Sains pada Konsep Larutan Penyangga, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h.i.

63 An Nisaa Rakhmi dan Yuliati, op.cit., h. 272.

64 Ekayana Putriani dkk., Pengembangan LKS Berbasis KPS pada Materi


Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 6 (3), 2017, h. 561.

65 Laila Puspita, Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses


Sains Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 5 (1), 2019, h. 79.

66 Nuha Islamia, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis


Keterampilan Berpikir Kritis Sebagai Bahan Ajar Mata Pelajaran Biologi,
Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019, h. iv.

67 Astri Nuryanti, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik


Praktikum Berbasis Problem Based Learning untuk SMA Kelas XI pada
Konsep Jaringan Tumbuhan, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019, h. iv.

Tabel 3. BAB III


No BAB III Paraf
1 I Wayan Suwendra, Pengembangan Model Pembelajaran Purana
Berbasis Pemahaman Diri untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual,
(Badung: Nilacakra, 2018), h. 37-39.

2 Endang Mulyatiningsih, Pengembangan Model Pembelajaran, Diakses dari


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-
model-pembelajaran.pdf, pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 18.07 WIB, h. 1.

3 Anindya Fajarini, Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar


IPS, (Jember: Gema Press, 2018), h. 41.

4 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan


Ajar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2008), h. 22.

5 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran


Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 56.

6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 24 Tahun 2016


tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
Lampiran 7, 2016, h. 4.
214

No BAB III Paraf


7 Anindya Fajarini, op. cit., h. 43-44.

8 Ibid., h. 43-44.

9 M. Toha Anggoro, dkk., Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas


Terbuka, 2008), h. 5.28-5.29.

10 I Wayan Suwendra, op. cit., h. 39.

11 M. Toha Anggoro, dkk., op. cit., h. 5.2.

12 Astri Nuryanti, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik


Praktikum Berbasis Problem Based Learning untuk SMA Kelas XI pada
Konsep Jaringan Tumbuhan, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019, h. 41-46.

13 Weni Novita Sari dan Ramadhan S., The Validity of A Learner Based
Worksheets Based Discovery Learning on The Matter of Biology for
Grade 8 VII Students of Junior High School, International Journal of
Progressive Sciences and Technologies, 10 (1), 2018, h. 196-197.

14 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,


2011), h. 109.
15 Ibid., h. 106.

16 Ibid., h. 131.

17 Astri Nuryanti, op. cit., h. 48.

Tabel 4. BAB IV
No. BAB IV Paraf
1 Lampiran 5, Hasil Wawancara Guru, h. 107-110.

2 Lampiran 3, Hasil Analisis Lembar Ceklis LKPD di MAN 11 Jakarta,


h. 103-104.
3 Lampiran 7, Hasil Wawancara Peserta Didik, h. 113-120.

4 Lampiran 3, loc. cit.

5 Lampiran 9, Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, h. 134-135.

6 Lampiran 10, Penentuan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan


Keterampilan Proses Sains, h.136-139.
7 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2017), h. 34.
215

No. BAB IV Paraf


8 Muhammad Hasan, dkk., Media Pembelajaran, (Klaten: Tahta Media
Group, 2021), h. 165.

9 Surianto Rustan, Mendesain Logo, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


2009), h. 73.

10 Surianto Rustan, Buku Warni, (Jakarta: PT Lintas Kreasi Imaji, 2019),


h. 15.

11 Surianto Rustan, Mendesain Logo, loc. cit.

12 Jubilee Enterprise, Adobe InDesign Komplet, (Jakarta: PT Elex Media


Komputindo, 2018), h. 1.

13 Lampiran 11, Rancangan Awal LKPD Berbasis Keterampilan Proses


Sains, h. 140-143.

14 Lampiran 14, Hasil Analisis Uji Validitas, h. 162-164.

15 Lampiran 17, Hasil Analisis Uji Keterbacaan LKPD, h. 171.

16 Lampiran 27, LKPD Berbasis KPS pada Konsep Sistem Ekskresi, h.


194-204.

17 Lampiran 20, Hasil Analisis Angket Respon Guru, h. 177-178.

18 Lampiran 21, Daftar Peserta Didik dalam Uji Coba Lapangan, h. 179-180.

19 Lampiran 24, Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik, h. 186-187.

20 Lampiran 26, Hasil Analisis Aspek KPS dalam LKPD, h.193.

21 Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin, Pengembangan


Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA), 2009), h. 32-33.

22 Fitri Arsih, Pengembangan LKS IPA Biologi Kelas VIII SMP


Berorientasi pada Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal
Ta’dib, 13 (1), 2010, h. 2.

23 Umbaryati, Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran


Matematika, PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2016,
h. 221.
24 Sa’dun Akbar, op. cit., h. 34-35.

25 Umbaryati, op.cit., h. 222.

26 Sa’dun Akbar, op. cit., h. 37-38.


216

No. BAB IV Paraf


27 Ibid., h. 35.

28 Ibid.

29 Etti Trimunarti, Adnan, dan Hartati, Uji Validitas Pengembangan


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses
Sains untuk SMAN pada Konsep Sistem Ekskresi, Prosiding Seminar
Nasional Biologi VI, 2019, h. 270-271.

30 Sa’dun Akbar, op. cit., h. 36.

31 Rahmatillah, A. Halim, dan M. Hasan, Pengembangan Lembar Kerja


Peserta Didik Berbasis Keterampilan Proses Sains Terhadap Aktivitas
pada Materi Koloid, Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA, 1 (2), 2017, h. 126.
32 Wiwik Sri Utami, dkk., The Effectiveness of Geography Student
Worksheet to Develop Learning Experiences for High School Students,
Journal of Education and Learning, 5 (3), 2016, h. 319.

33 Ekayana Putriani dkk., Pengembangan LKS Berbasis KPS pada Materi


Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 6 (3), 2017, h. 570.
34 Y. S. Rahayu, R Pratiwi, dan S. Indana, Development of Biology
Student Worksheets to Facilitate Science Process Skills of Student, IOP
Conf. Series: Materials Science and Engineering, 296, 2018, h. 11.

35 Irsad Rosidi, Pengembangan LKS Berorientasi Pembelajaran Penemuan


Terbimbing (Guided Discovery Learning) untuk Melatihkan KPS,
Jurnal Pena Sains, 3 (1), 2016, h. 60.

36 Agung Widodo, dkk., Development of Student Worksheets Science


Process Skills Based On The Acid-Base Material, Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Kimia, 1 (2), 2012, h. 13.

37 Nur Efendi dan Septi Budi Sartika, The Effect of Distance Learning
Practicum based on PhET Interactive Simulations on Science Process
Skills of Secondary School Students, Jurnal Pendidikan Sains, 9 (1),
2021, h. 94.
38 Ferdi Febriansyah, dkk., Developing Electronic Student Worksheet (E-
Worksheet) Based Project Using Fliphtml5 to Stimulate Science Process
Skills During the Covid-19 Pandemic, INSECTA Journal, 2 (1), 2021, h. 69.

39 Candra Apriyanto, Yusnelti, dan Asrial, Pengembangan E-LKPD


Berpendekatan Saintifik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, Journal
of The Indonesian Society of Intergrated Chemistry, 11 (1), 2019, h. 42.
217

No. BAB IV Paraf


40 Asrial Haryanto dan M. Dwi Wiwik Ernawati, E-Worksheet for Science
Processing Skills Using Kvisoft Flipbook, International Journal of
Online and Biomedical Engineering, 16 (3), 2020, h. 50.

41 Adriana A. L. Hamadi, Desy Fajar P, dan Susanti Puji A. Pemahaman


Guru terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penerapannya
dalam Pembelajaran IPA SMP di Salatiga, Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika, 6 (2), 2018, h. 50.

42 Maison dkk., Analysis of Science Process Skills in Physic Education


Students, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 23 (2), 2019, h.
201.

Tabel 5. BAB V
No. BAB V Paraf
- Tidak ada referensi

Mengetahui,
Pembimbing Skripsi

Dr. Zulfiani, M.Pd.


NIP. 19760309 200501 2 002

Anda mungkin juga menyukai