SKRIPSI
Oleh
NURRAHMAWATI
105336995 12
JURNAL SKRIPSI
Oleh
NURRAHMAWATI
10533699512
Pembimbing
Prof. Dr. H. M. Ide Daid DM, M. Pd.
Dr. Drs. Abdul Munir, M. Pd.
vi
ABSTRAK
vii
RIWAYAT HIDUP
Kemudian, pada tahun 2006 yang sama penulis melanjutkan pendidikan di sekolah
menengah pertama di SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima dan tamat pada tahun 2010. Pada
tahun 2010, kemudian melajutkan pendidikan di SMA Negeri I Bolo Kabupaten Bima dan
tamat pada tahun 2012. Selanjutnya, pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di
Sastra Indonesia. Pada tahun 2016 dengan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran dan atas
izin Allah swt, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Membaca Puisi dengan Menggunakan metode Demostrasi pada Siswa Kelas
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Salam dan
salawat yang melimpah semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir
tingginya kepada Ayahanda H. Mansyur dan Ibunda Nurjanah yang telah mencurahkan cinta
dan kasih sayangnya yang berlimpah, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan
penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada.
Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M. Pd. Pembimbing I dan Drs. Abd. Munir K.,M.Pd.
Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta
bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ucapan
yang sama juga penulis sampaikan kepada Khaeruddin, S.Pd.,M.Pd, Pembantu Dekan I
viii
Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
kepada para pendidik yang mengajar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-satu, atas bimbingan dan jasa-jasa beliau selama penulis
mengikuti perkuliahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, bapak dan ibu guru, serta
staf SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima yang telah memberikan izin dan bantuan kepada
penulis dalam melakukan penelitian. Terima kasih juga kepada siswa kelas VII C atas kerja
Kepada adik, kakak, sepupu, para sahabat yang selalu memberikan rasa persaudaraan
dan bantuannya dalam segala hal dengan tulus dan ikhlas serta memberikan motivasi dan
dukungan moral kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyampaikan pula
terima kasih kepada seseorang yang telah mengisi hari-hari penulis dan senantiasa
Saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan acuan untuk
perbaikan dan penyempurnaan bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Akhirnya semoga Allah Swt. Memberikan yang terbaik kepada kita semua. Amin!
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ix
4. Metode Demostrasi ......................................................... 22
b. Pelaksanaan .............................................................. 41
e. Refleksi ...................................................................... 50
a. Perencanaan ............................................................. 51
b. Pelaksanaan .............................................................. 51
x
c. Hasil Belajar ............................................................. 53
e. Refleksi ...................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Nasional ........................................................................................................ 38
4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus
I .................................................................................................................... 47
4.4 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus I..... 48
4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II ......... 53
4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada siklus
II .................................................................................................................. 55
xii
DOKUMENTASI
TIIYIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAKULTAS KEGURUAN DAN TLMU PEI{DIDIKAN
HALAh{AN PENGESA}L{N
dal: disalrkan oleh Panitia ujian skripsi berdasarkan surat li-eputusair ReLtar
i0 oktoher 2016 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Umer. ffrdhrjjah
25 ".*:,1437 H
,,",fft @#@
. PANITT{ UJIAN
1. Pengarvas Umum Dr H Abdul Rahman Rahim, S. E.,IvI
Di$ahkan Oleh:
s- Muhan;rmladiyah Makassar
ffi
[a
NBM:858625
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAI{ ILMU PENDIDIKAN
PERSETUJUAN PEh{BIIUBING
IrIama Nurrahmawati
Nim r 0s33699512
Setelah diperiksa dan diteliti, skripsi ini telah memenuhi persyaratan unttlk
drulrkan.
Disetujui oleh
Fembimb
Diketahui oleh
Dr. H.
W
NBM:8556-25
msuri, M. Hum.
,.. V,^,. /li-
'','.:"'.,
;'-."' ,lWj
',,Dr:..Munlfah.
\-i--4
IMY
NBM:951576
M. Pd.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI I BOLO KABUPATEN BIMA
NURRAHMAWATI
NIM : 10533 6995 12
Pembimbing 1: Prof. Dr. M. Ide Said DM, M.Pd.
Pembimbing 2: Dr. Drs. Munir, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Unismuh Makassar
ABSTRAK
NURRAHMAWATI. 2016. “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Bolo
Kabupaten Bima. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I. Ide Said. dan Pembimbing II Abdul. Munir.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri I
Bolo Kabupaten Bima melalui pembelajaran Metode Demonstrasi. Subjek
penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, dengan
jumlah siswa 30 orang.
Penelitian ini dilakasanakan dalam 2 (dua) siklus. Pada pelaksanaannya
pembelajaran dengan Metode Demonstrasi merupakan suatu tindakan yang
diberikan siswa untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Data
yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis
dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima meningkat dari siklus I ke siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Demonstrasi efektif
diterapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hal ini tampak pada nila yang diperoleh siswa
sebelum menggunakan Metode Demonstrasi yang mengalami peningkatan setelah
menggunakan metode demonstrasi. Keefektifan metode ini diketahui pula
berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan antara siklus I dan siklus II yakni
55,23 menjadi 73,5.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri I
Bolo Kabupaten Bima. Melalui Metode Demonstrasi mengalami peningkatan.
Dengan demikian dianjurkan kepada guru hendaknya menggunakan Metode
Demonstrasi dalam pembelajaran, karena metode ini efektif digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca puisi.
NURRAHMAWATI
NIM: 10533 6995 12
Supervisor 1: Prof. Dr. H M. Ide Said DM, M.Pd.
Supervisor 2: Dr. Drs. Abdul. Munir, M. Pd.
Education Department of Language and Literature Indonesia
FKIP Unismuh Makassar
ABSTRACT
HIKMAWATI. 2016. “Improved skills of reading a poem using the
demonstration in class VII SMP State I District Bolo Bima. Essay. Departemen of
Indonesia languange and literature education, teacher training and education
science faculyt. University of muhammadiyah makassar. Supervisor I Ide Said
DM and supervisor II Abdul Munir.
This study is a class action aims to improve learning out comes Indonesia
students of class VII SMP State I district Bima Bolo through learning
demonstration met hod. This research subject is class VII SMP State I District
Bima Bolo, with the number of students 30.
The research was conduction in two (2) cyeles. In the implementatio of
learning by demonstration method is one of the action is given student to improve
students learning out comes Indonesia. The data were analyzed quantitatively and
qualitatively. From the analysis it can be conluded that the learning out lomes of
Indonesia students of class VII State I District Bima Bolo increased from cycle I
and to cycle II.
The results showd that the method demonstration engraved effective in
enhancing the ability to read poetry class VII SMP State I District Bima Bolo. It
looks at the value abtained by the student prior to using the demonstration. The
effectiveness of this method in mind also based on the calculation and comparison
between the average value in cycle I and cycle II which 55,23 becomes 73,5
Based on these results above, it can be concluded that increasing the skills
of reading poetry in class VII SMP Steta I District Bima Bolo. Through the
method of demonstration has increased. Thus teachers should be encouraged to
use the demonstration method in teaching, because this method is effectively used
to improve the ability to read poetry.
I. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru
secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan
serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna
mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran jenisnya beragam, masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan, pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan
yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan
menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan penggunaan Metode demonstrasi
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi
oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan
intelektual pada cara yang diajarkan oleh guru.
Keterampilan membaca puisi perlu ditingkatkan supaya siswa terbiasa
membaca puisi didepan kelas atau didepan umum agar tidak merasa canggung
lagi apabila disuruh membaca puisi di depan umum atau orang banyak. Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya, keterampilan membaca puisi, masih
sangat rendah karena kurangnya membiasakan membaca puisi di depan kelas atau
di depan umum memperoleh nilai 55-69 yang seharusnya 65-100.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu tentang kemampuan membaca puisi sehingga siswa kebanyakan
hanya dengan penggunaan intonasi yang tepat, memberi tanda jeda, artikulasi,
volume suara, dan ekspresi yang sesuai dengan konteks. Indikator yang digunakan
untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca, diantaranya: kelancaran
membaca, memberi tanda penjedaan, intonasi yang tepat, artikulasi, volume suara
yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana peningkatan keterampilan membaca puisi dengan
menggunakan metode demonstrasi pada siswa SMP Negeri I Bolo Kabupaten
Bima Kelas VII ?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka, tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
bermanfaat secara praktis.
1. Manfaat teoretisnya untuk mengembangkan teori pembelajaran
membaca puisi.
2. Manfaat praktis
a. Untuk Siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
membaca puisi.
b. Untuk Guru, penelitian ini dapat memperbaiki kinerja dalam
proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia,
khususnya pada pokok bahasan membaca puisi.
c. Untuk Sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah.
D. Teori Pembelajaran Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (2008:11) membaca diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individu dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak
akan tertangkap, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
2. Tujuan membaca
Kegiatan membaca memilki tujuan utama untuk mencari dan memperoleh
informasi mencakup isi serta memahami makna bacaan. Anderson dalam Tarigan
(2008:11) menyebutkan beberapa tujuan membaca sebagai berikut.
Pertama. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta fakta
(reading for detail or facts). Misalnya, membaca untuk menemukan atau
mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang terjadi pada
tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
Kedua. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas). Misalnya, membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik
yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau dialami oleh tokoh.
Ketiga. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization). Misalnya, membaca untuk menemukan
atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita mulai dari awal sampai
akhir cerita.
Keempat. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference). Misalnya, membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa
para tokoh para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca.
3. Manfaat Membaca
Menurut Slamet (2009:69), kegiatan membaca mendatangkan berbagai
manfaat, memperoleh banyak pengalaman, memperoleh pengetahuan umum dan
berbagai informasi tertentu yang bermanfaat, mengetahui berbagai peristiwa besar
dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat memperluas cakrawala pikir,
meningkatatkan taraf hidup dan kebudayaan keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa, serta dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, mengantar
seseorang menjadi pandai dan memperkaya pembendaharaan kata, ungkapan,
istilah, yang menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya
1) Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan pengarang
(Tarigan, 2008:23).
2) Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan
tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Secara garis besar, membaca
dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan membaca
intensif. Berkaitan dengan jenis kegiatan membaca ini, Palmer (dalam Kledecka,
2001:5)
Hakikat puisi bukan letak pada bentuk formal meskipun bentuk formal itu
penting. Puisi baru (moderen) tidak terikat bentuk formal, tetapi disebut juga puisi
hal ini disebabkan didalam puisi moderen terkandung hakikat puisi ini, yang tidak
berupa bunyi, jumlah baris ataupun jumlah kata pada tiap barisnya.
Puisi Baru/Mordern
a. Soneta
Di Indonesia mulai dikenal pada permulaan abad ke-20 pembawa soneta ke
Indonesia adalah M. Yamin dan Rustam Efendi. Soneta terdiri dari 14 baris.
b. Disthikon
Disthikon merupakan suatu yang terdiri akhir atas dua baris dalam sebait.
c. Kwatrain
Kwatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris sebait oleh puisi bebas
(puisi modern).
Puisi bebas atau puisi Indonesiaa modern bermula pada pendudukan jepang
yang pelopori Chairil Anwar. Bila ide disarankan pada angkatan pujangga baru
masih berbentuk cita-cita dan perubahan bentuk secara perlahan dari bentuk lama
cara mengungkapkannya masih terikat oleh struktur lama sehingga mereka
berbentuk soneta yang mendekati struktur pantun.
c. Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
Richards (Tarigan, 1986) menyatakan bahwa unsur puisi terdiri dari 1
hakikat puisi yang meliputi tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention).
Dick Hartoko (Waluyo, 1987: 27) menyatkan adanya unsur penting dalam
puisi, unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis. Unsur tematik
puisi lebih menuntut kearah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk kearah
struktur fisik puisi. Unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imaji, (3) bahasa kiasan, (4)
symbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989: 6).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahawa unsur-unsur
puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7)
bahasa figurativ, (8) kata kongkrit, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini,
menurut pendapat Waluyo (1987: 27). Dapat dipilih menjadi dua struktur, yaitu
struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi,
imaji, bahasa figurativ, kata kongkrit, ritme dan rima).
d. Baca Puisi
Keraf (1993 : 2), membagi suatu bacaan atas empat, yaitu: komposisi,
argumentasi, deskripsi dan narasi. Jenis bacaan pertama, kedua dan ketiga
termasuk karangan yang bersifat informatif. Jenis keempat adalah bacaan
imajinatif.
1. Faktor proses. Ada dua hal yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu
kehadiran siswa dan keaktifan siswa.
2. Faktor hasil. Faktor kedua ini dapat diteliti melalui hasil tesk pada setiap
akhir siklus.
A. Hasil Penelitian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan terdiri atas dua siklus. Antara siklus I
dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, dalam artian
pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Dinyatakan pada tabel
Tabel 4.1 Nilai Perolehan Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus I
Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor
SISWA Pengh Penampil Intona Pelafa Vokal Mimi
ayatan an si lan k
17.954 Arif Rahman 10 10 10 5 10 10 55
17.955 Azzukruf 10 10 10 5 10 10 55
Dwi Yuniar
17.956 Deasy Cahya 15 10 15 10 15 10 75
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 5 5 5 10 5 10 40
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 5 10 10 10 65
Wahyudin
17.959 Eka 10 10 10 10 5 5 50
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 10 10 10 10 10 10 60
Hakim
17.961 Fanni Apriani 5 10 5 10 10 10 50
17.962 Febriyanti 5 5 5 5 5 10 35
17.963 Fitriyani 15 10 15 10 5 5 60
17.964 Hattatiar 11 15 8 10 10 10 64
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisya 20 10 10 5 5 5 55
h
17.966 Khusnul 20 20 10 5 20 5 80
Fitriani
17.967 M. Reza 10 10 10 10 5 10 55
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 5 5 5 5 10 40
Ramadhan
17.969 M. sahrur 5 10 10 10 10 10 55
Ramadhan
17.970 Maisya 10 10 10 10 10 10 60
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 5 10 5 5 45
Nisa
17.972 Mega 20 15 12 5 5 7 64
Wahyuni
17.973 Miftahul 10 5 10 5 5 5 40
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 8 5 5 5 63
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 10 10 5 5 60
17.977 Nur Mutiara 15 12 12 9 10 8 66
17.978 Nurhasanah 10 5 5 5 5 5 35
17.979 Nurul Berkah 10 15 10 10 15 10 70
17.980 Nurul 10 5 10 5 5 5 40
Fauziah
17.981 Nurul 15 10 5 5 15 5 55
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 10 15 5 10 10 70
Putri
17.983 Solihin 5 5 5 5 5 5 30
Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa subjek yang diteliti adalah 30, skor
ideal yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 80, skor
minimum yang dicapai adalah 40, rentang skornya adalah 50, skor rata-rata yang
telah dicapai adalah 55,23 dan standar deviasinya 40,84.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi
Siswa pada Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa siswa dari 30 siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, terdapat 1 siswa (3,33%) yang hasil tesnya
masuk dalam kategori sangat rendah, 9 siswa (30%) yang masuk dalam kategori
rendah, 13 siswa (43,33%) siswa kategori sedang, 7 siswa (23,34%) masuk
kategori tinggi dan 0 siswa (00,0%) masuk kategori sangat tinggi.
Tabel 4.3 : Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus
I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII C SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 23 siswa (76,6%) yang belum tuntas tes
kemampuan membaca puisi dan 7 siswa (23,4%) yang telah tuntas tes
kemampuan membaca puisi.
a. Hasil Observasi
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I
Siklus I Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
2. Siswa yang
20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
memperhatikan materi
3. Siswa yang mengajukan
8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang tidak
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, frekuensi kehadiran siswa tergolong tinggi
yaitu 84,99%, siswa yang memperhatikan materi yaitu 83,32%, yang mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru rata-rata mencapai
37,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata mencapai 90,83%, siswa
yang membutuhkan bimbingan pada guru rata-rata mencapai 47,49%, siswa yang
melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan pembelajaran rata-rata
mencapai 34,99%.
b. Refleksi
Berdasarkan data mengenai aktivitas siswa pada siklus I tersebut maka
dijadikan acuan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II agar hal-hal yang
sifatnya positif pada proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan hal-hal yang
sifatnya negatif dapat dikurangi.
Akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes hasil belajar dalam bentuk uraian.
Ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi
terhadap materi yang telah diajarkan serta menjadi acuan dalam malakukan
tindakan pada siklus II.
1. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan ini adalah setelah proses
pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat membaca puisi dengan baik. Dalam
mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga
tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap
observasi, (4) tahap evaluasi. Meskipun perencanaan dibagi menjadi empat tahap
kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan anara
kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran
dalam penelitian ini melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: (1) tahap perencanaan,
(2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap evaluasi.
Adapun kegiata awal yang dilakukan adalah guru mengucapkan salam dan
membuka pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi untuk menggali
kembali pengetahuan murid tentang materi yang dipelajari dan memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 menit.
Pada kegiatan inti ini, kegiatan guru diawali dengan menjelaskan materi dan
memberikan contoh tentang cara bagaimana membaca puisi dengan baik agar
cara membaca puisi tidak monoton pada teks puisi. Untuk lebih memotivasi
siswa, guru menampilkan media pembelajaran dan melalui media tersebut,
tampak antusias mengamati media tersebut.
c. Hasil Belajar
Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II
Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor
SISWA Pengha Penamp Intona Pelafa Vokal Mim
yatan ilan si lan ik
17.954 Arif 15 10 10 10 15 10 75
Rahman
17.955 Azzukruf 20 20 15 5 10 10 80
Dwi Yuniar
17.956 Deasy 10 10 15 10 15 10 70
Cahya
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 20 20 10 10 5 5 70
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 15 10 10 15 75
Wahyudin
17.959 Eka 15 15 10 10 10 15 75
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 20 10 10 15 10 15 80
Hakim
17.961 Fanni 20 20 5 10 15 5 75
Apriani
17.962 Febriyanti 10 10 5 10 20 10 60
17.963 Fitriyani 15 20 10 10 10 10 75
17.964 Hattatiar 20 15 10 20 15 20 100
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisy 20 10 10 10 10 10 70
ah
17.966 Khusnul 20 20 10 10 10 5 75
Fitriani
17.967 M. Reza 15 15 15 15 10 5 75
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 10 10 10 10 10 60
Ramadhan
17.969 M. sahrur 10 5 5 10 10 5 45
Ramadhan
17.970 Maisya 10 15 10 10 15 15 75
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 10 10 10 15 65
Nisa
17.972 Mega 15 15 15 15 10 15 85
Wahyuni
17.973 Miftahul 15 15 10 10 10 10 70
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 10 5 5 5 65
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 5 10 5 5 55
17.977 Nur Mutiara 20 15 15 10 10 10 80
17.978 Nurhasanah 15 5 10 10 15 10 65
17.979 Nurul 20 10 15 15 15 15 90
Berkah
17.980 Nurul 15 10 15 20 10 15 85
Fauziah
17.981 Nurul 15 15 15 10 10 10 75
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 15 20 10 10 20 95
Putri
17.983 Solihin 15 15 10 10 15 10 75
Berdasarkan tabel 4.6 di atas subjek yang diteliti adalah 30, skor ideal
yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 100, skor
minimum yang dicapai adalah 50, rentang skornya adalah 55, skor rata-rata yang
telah dicapai adalah 73,5 dan standar deviasinya 42, 93 adalah .
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada
siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 34 Sangat Rendah 0 0.00
35 – 54 Rendah 1 3,34%
55 – 64 Sedang 3 10%
65 – 84 Tinggi 21 70%
85 – 100 Sangat Tinggi 5 16,66%
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahw dari 30 siswa kelas VII SMP Negeri
I Bolo. Kabupaten Bima, terdapat 0 atau 0,00% yang hasil tesnya masuk dalam
kategori sangat rendah, kategori rendah 1 atau 3,34%, kategori sedang terdapat 3
atau 10 %, kemudian 21 atau 70% masuk dalam kategori tinggi, 5 atau 16,66%
masuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka diperoleh skor rata-rata hasil tes
kemampuan membaca puisi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II yaitu
73,5.
Tabel 4.8 Deskriptif Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus
II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Alwi, Hasan, dkk. 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Kelas untuk Guru. Yogyakarta: Yrama Widya.
Junaedie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra Indonesia. Ujung Pandang: Putra Maspul.
Setara D III.
Waluyo, Herman. J. 1987. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-meningkatkan-
proses-belajar-dan-hasil-belajar-bahasa-indonesia-pada-siswa.html.
DAFTAR HADIR SISWA
RPP
NILAI SISWA SIKLUS 1 DAN SIKLUS II
DOKUMENTASI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SURAT PENELITIAN
xiv
xiv
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. Indikator:
1. Kognitif
a. Produk
Menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
b. Proses
Membaca indah puisi dengan memperhatikan lafal,intonasi dan ekspresi.
2. Psikomotor
Mendeklamasikan puisi dengan memperlihatkan intonasi , lafal dan ekspresi
3. Afektif
a. Karakter
Dapat dipercaya,
Rasa hormat dan perhatian
Tekun
b. Keterampilan sosial
Puisi
Karya : Chairil Anwar
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
F. Metode dan model Pembelajaran
1. Metode pembelajaran
Demonstrasi
2. Model Pembelajaran
- Tanya jawab
- Penugasan
- Model pembelajaran langsung
G. Alokasi Waktu
2 kali pertemuan (4×40 Menit)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ,
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
Bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi puisi
Motivasi :
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
Bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi puisi
Motivasi :
Keterangan
Skor maksimum 3 (3 × 5) = 45
Mahasiswa Penelitian
Nurrahmawati
Nim : 10533699512
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu:
1. Kognitif
a. Produk
Secara mandiri mengidentifikasi model pembacaan puisi
b. Proses
Mendengarkan cara pembacaan puisi
Mengomentari pembacaan puisi
Mendiskusikan pembacaan puisi
2. Psikomotor
Mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi dalam pembacaan
puisi
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlhat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan
dalam perilaku dipercaya, rasa hormat, bersikap santun, dan percaya diri
b. Keterampilan social
Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan
dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menjadi
pendengar yang baik, dapat menyumbang ide, dan membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam mengaggapi cara pembacaan puisi
E. Materi Pembalajaran
Memahami struktur puisi dan jenis-jenis puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Struktur puisi
a. Struktur fisik puisi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji.
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi.
Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata,
tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut
sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
b. Struktur Batin Puisi
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.
3. Jenis-jenis Puisi
a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti
Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima),
Banyak suku kata tiap baris dan Irama.
b. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
F. Model dan Metode Pembelajaran
H. Sumber/Media pembelajaran
Teks puisi
Antologi puisi
Buku Penunjang Pelajaran Bahasa Indonesia, dan model pembacaan puisi.
I. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan tanya jawab mengenai puisi
Motivasi :Menyebutkan cara membaca puisi dan memahami isi puisi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan
mimik yang tepat
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
memfasilitasi peserta didik Menjelaskan cara membacakan puisi dengan
baik
Menyimak pembacaan puisi yang dibacakan oleh salah seorang siswa
Melakukan pembahasan mengenai isi puisi
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
Membacakan puisi dan didengarkan oleh orang lain
Menyebutkan perasaan pengarang pada puisi yang telah dibaca
Menjelaskan amanat yang terdapat dalam puisi
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;
Menyimpulkan cara membaca puisi
Menyimpulkan cara memahami isi puisi
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tes tertulis, tes sikap
2. Bentuk penilaian : tes uraian
3. Instrument
a. Simaklah pembacaan puisi yang ditampilkan oleh model (temanmu) kemudian
berikan penilaian berdasarkan kritria penilaian pembacaan puisi dengan tepat
b. Berilah tanggapan atas pembacaan pusis yang kamu dengarkan
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
No Aspek Penilaian Skor Nilai
1 Siswa menilai pembacaan puisi dengan tepat 3
2 Siswa menilai pembacaan puisi dengan kurang tepat 2
3 Siswa menilai pembacaan puisi dengan kurang tepat 1
4 Tidak ada jawaban atau nol 0
No Aspek Yang dinilai Skor Nilai
1 Siswa member tanggapan dengan alasan yang logis 3
terhadap pembacaan puisi dengan tepat
Keterangan
Nilai akhir : Jumlah skor yang diperoleh
X 100
Jumlah skor maksimal
Nurrahmawati
Nim : 10533699512
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu memamahim makna
puisi yang dibacakan
b. Proses
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mampu menangkap isi puisi,
mengemukakan pesan-pesan dan merefleksi puisi
2. Psikomotor
Siswa mampu memberikan umpan balik terhadap puisi yang dibacakan
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlhat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam
perilaku dipercaya, rasa hormat, bersikap santun, dan tanggungjawab.
b. Keterampilan social
Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam
menanggapi dengan baik dan benar isi puisi yang dibacakan, mengemukakan pesan-
pesan, dan merefleksi puisi.
E. Materi Pembelajaran
Puisi
Karya: Dian Hartati
PESAN DARI GURU
Dengan tertatih-tatih
Kau kayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kau sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak bawa mobil mewah
Tak bawa rupiah
Tapi aku punya cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah kau
Aku sangat menyanyangimu
Ini daerah terpencil
Tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tapi aku punya cinta
Cinta untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
G. Sumber/Media Pembelajaran
Buku indonesia, SMP/Mts kelas VII
teks puisi yang dibacakan
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
Mengingatkan kembali wawasan Peserta didik tentang cara pemahaman puisi
Berdiskusi menemukan makna dalam puisi
Motivasi :
Membuat Tes puisi.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan
mimik yang tepat
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip belajar
dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
memfasilitasi peserta didik Menjelaskan pembacaan teks puisi ”Sebelah
Tangan” yang dibacakan
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
Memberikan tanggapan terhadap pembacaan teks puisi ”Sebelah Tangan”
Membahas isi puisi ”Sebelah Tangan”
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir
Keterangan
Nilai akhir : Jumlah skor yang diperoleh
X 100
Jumlah skor maksimal
Sila, Agustus 2016
Mahasiswa Penelitian
Nurrahmawati
Nim : 10533699512
SKOR PEROLEHAN SISWA KELAS VII. C EVALUASI KET. MEMBACA PUISI
SIKLUS 1
Ukuran Sampel = 30
Skor tertinggi = 80
Skor terendah = 30
Rentang Skor = Skor tertinggi – Skor terendah
= 80-30
= 50
Nilai rata-rata ( X )
.
∑= ∑
X=
= 55,23
Standar Deviasi ( S )
∑
S=
48445
= 30−1
√
=
= √1670= 40,86
Variansi ( ) = ( 40,86)
= 1,669
Distribusi frekuensi hasil keterampilan membaca puisi siswa siklus I
%
1. Sangat Rendah = = 3,33%
%
2. Rendah = = 30%
%
3. Sedang = = 43,33 %
%
4. Tinggi = = 23,34 %
SKOR PEROLEHAN SISWA KELAS VII C EVAUASI KET. MEMBACA PUISI
SIKLUS II
Ukuran Sampel = 30
Skor tertinggi = 100
Skor terendah = 45
Rentang Skor = Skor tertinggi – Skor terendah
= 100-45
= 55
Nilai rata-rata ( X )
.
∑= ∑
X=
= 73,5
Standar Deviasi ( S )
∑
S=
√
=
√
=
= √1843 = 4293
Variansi ( ) = ( 4293)
= 18,42
Distribusi frekuensi hasil keterampilan membaca puisi siswa siklus II
%
1. Rendah = = 3,34 %
%
2. Sedang = = 10 %
%
3. Tinggi = = 70 %
%
4. Sangat Tinggi = = 16,66%
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
BELAJAR MENGAJAR SIKLUS I
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I
Siklus I
Indikator yang Rata-rata
No Frekuensi Persentase (%)
Diamati (%)
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4
1. Siswa yang
23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
hadir
2. Siswa yang
memperhatikan 20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
materi
3. Siswa yang
mengajukan 8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan
27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
soal latihan
(LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang
melakukan
kegiatan lain
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
yang tidak
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18
Nurrahmawati.
10533699512
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
BELAJAR MENGAJAR SIKLUS II
Siklus II Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 27 29 25 26 90 96,66 83,33 86,66 89,16
2. Siswa yang
26 27 28 29 86,66 90 93,33 96,66 91.66
memperhatikan materi
3. Siswa yang
mengajukan 23 25 28 29 76,66 83,33 93,33 96,66 87,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 28 29 30 90 93,33 96,66 100 94,99
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 5 6 8 8 16,66 20 26,66 26,66 22,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang
5 4 4 3 16,66 13,33 13,33 10 13,33
tidak relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 66,52
Nurrahmawati.
10533699512
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi
lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.
dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat
penting dan diharapkan guru memiliki cara/model pembelajaran yang tepat dan
1
2
bahasa Indonesia masih mengalami kesulitan. Hal ini terkait pada materi
maksimal. Bertitik tolak dari hal tersebut dianggap perlu adanya pemikiran dan
khusus yang dibuat oleh guru dapat tercapai dengan baik. Tindakan yang dapat
dilakukan dalam hal ini antara lain menerapkan metode pembelajaran yang
tepat guna. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat
kelebihan dan kelemahan, pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau
pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang
belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak
hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik,
Oleh sebab itu, siswa yang telah melakukan kegiatan membaca bukan
membaca yang sering terjadi khususnya di SMP Negeri I Bolo kelas VII
adalah siswa masih kurang memahami pelafalan, intonasi, volume suara, dan
ekspresi yang harus diperhatikan saat membaca puisi, serta penggunaan metode
keterampilan membaca puisi siswa, yang selama ini belum memadai. Proses
kerangka. Selain itu, siswa memperoleh dampak pengiring seperti sikap kritis,
membaca puisi didepan kelas atau didepan umum agar tidak merasa canggung
lagi apabila disuruh membaca puisi di depan umum atau orang banyak. Dalam
Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
jeda, artikulasi, volume suara, dan ekspresi yang sesuai dengan konteks.
intonasi yang tepat, artikulasi, volume suara yang jelas, serta ekspresi yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
membaca puisi.
2. Manfaat praktis
membaca puisi.
sekolah.
6
BAB II
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang akan diuraikan pada penelitian ini pada dasarnya
dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian, baik dalam hal
Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, kajian pustaka yang dianggap
Kemampuan Membaca melalui Teknik Cloze Kelas VIII 2.2 SMP Negeri 2
penelitian ini ialah pada tahap pratindakan nilai rata-rata adalah 50,6
meningkat menjadi 60,5 pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi
72,7.
6
7
meningkat kemampuan siswa dalam membaca puisi. Hasil penelitian ini ialah:
pada tahap pratindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 50,64, meningkat
menjadi 60,15 pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi
a. Pengertian Membaca
membaca harus dilatih sejak dini ( bangku pendidikan dasar) agar siswa dapat
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
secara individu dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap, dan proses membaca itu tidak
sebuah bahasa. Membaca salah satu cara yang paling umum untuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Sebagian besar
kegiatan membaca dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis
bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca, membaca dapat
menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini
kita sendiri.
9
dapat mengambil makna bacaan. Berkaitan degan hal ini, Burns sebagaimana
keberhasilan membaca agar pembaca dapat mengenali konsep dan kosa kata
b. Tujuan Membaca
berikut.
fakta (reading for detail or facts). Misalnya, membaca untuk menemukan atau
mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang terjadi pada
tokoh.
10
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita mulai
mengapa para tokoh para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang
biasa, tidak wajar seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam suatu
cerita.
bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari yang kita
c. Manfaat Membaca
1) Membaca Nyaring
alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar
dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik
tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Secara garis besar, membaca
dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan
yang intensif, tiap kalimat di baca dengan penuh penghayatan dan kehati-
hatian.
pandangan lama itu tidak sama dengan pandangan baru. Hal ini disebabkan
Hakikat puisi bukan letak pada bentuk formal meskipun bentuk formal
itu penting. Puisi baru (moderen) tidak terikat bentuk formal, tetapi disebut
juga puisi hal ini disebabkan didalam puisi moderen terkandung hakikat puisi
ini, yang tidak berupa bunyi, jumlah baris ataupun jumlah kata pada tiap
barisnya.
13
1. Sifat seni
2. Kepadatan
3. Ekspresi langsung
a. Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu wujud sastra. Puisi dapat dibedakan dengan karya
sastra yang lain karena bahasanya yang ekonomi serta pengungkapannya yang
intens (Junaedi, 1994 : 1), untuk memahami makna sebuah puisi diperlukan
suasana sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritme
dan musikalisasi, Pradopo (2000: 58) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah
hasil karya sastra seni yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-
sarana kepuitisan puisi itu karya estetis yang bermakna yang mempunyai arti,
bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna, lain halnya dengan James
Reeves, dia menyatakan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan
saat dengan lagu-lagu dan gerak-lirik (Alwi dkk, 1994 : 193). Dengan
demikian, ada empat unsur pokok yang terkait dalam baca puisi, yaitu: puisi,
14
pembaca, lagu dan gerak-gerik. Keempat unsur tersebut terpaut erat dengan
yang lainnya serta saling menunjang dalam kelahiran dirinya dalam wujud baca
puisi. Dikatakan saling terkait karena tanpa puisi dan pembaca, baca puisi tidak
akan terwujud. Dan selanjutnya, lebih tidak mungkin lagi diangkatnya dalam
sehingga sampai pada titik minimal, yaitu terjadinya persinggungan cita rasa
pembaca dengan cita rasa puisi yang dibaca (Alisjahbana, 1984: 24).
dan batiniah. Justru itu puisi pun memerlukan pendekatan luar dalam,
pemahaman kulit maupun isinya. Apa bila hal ini tercapai, maka terantarlah
secara otomatis pembacapun dapat membacanya dalam wujud baca yang benar.
kategori. Ada orang yang mampu membaca puisi dengan lagu ataupun dengan
gerak-gerik yang baik, tetapi tidak memahami apa yang sementara atau sudah
dibacanya. Itu tahap pertama baca puisi, tahu baca tetapi tidak mengetahui apa
yang dibacanya.
yang terkandung dalam puisi. Pada tahap ini pembaca tidak hanya tahu tetapi
tahu apa yang dibaca. Hal ini mudah dipahami karena keunikan puisi itu
15
sendiri dalam kehadiran apabila dibandingkan dengan wujud sastra lain. Untuk
teoretis.
Tahap ketiga. Pembaca tidak hanya sampai pada pemahaman tetapi turut
menikmati atau merasakan nikmat dan cita rasa puisi. Untuk sampai pada tahap
ini diperlukan modal pengalaman dan nilai-nilai hidup yang beraneka ragam.
hidup dan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, seorang sulit diajak berdialog
lewat puisi tentang nilai-nilai kesusilaan misalnya apabila nilai itu tidak
bersemi dalam jiwanya. Kalau pembaca telah sampai pada tahap ini yakni,
terdapatnya persaingan cita rasa pribadinya dengan cita rasa puisi yang
dibacanya.
dengan tidak menggunakan semua unsur, tetapi kemampuan ini tidak dapat
bantu itu.
1995: 56). Sebagai suatu seni (seni deklamasi) wajar mendapat tempat yang
sejajar dengan seni-seni lainnya. Justru itu deklamasi sukar ditampilkan oleh
16
Telah diketahui bahwa deklamasi adalah suatu usaha, hasil produk, hasil
persinggungan cita rasa pembaca dengan penyair yang ada dalam media
puisinya. Puisi dapat dijandaikan sebuah taman dimana cita rasa penyair
diungkapkan.
b. Jenis-jenis Puisi
Puisi Lama
1. Pantun
dari 4 baris satu bait baris pertama. Baris pertama dan kedua merupakan
2. Syair
Syair sama halnya dengan puisi atau sajak. Syair selesai dalam satu bait,
karena syair biasanya untuk bercerita, semua baris syair mengandung makna,
c. Puisi Baru/Moderen
mempopulerkan jenis puisi yang lazimnya disebut baru yang meliputi soneta,
disthikon, kwartrain, dan sebagainya. Penyair yang paling kuat pada masa
pujangga baru adalah Amri Hamsah oleh Jasin digelari raja penyair pujangga
baru. Ada beberapa penyair yang cukup kuat pada masa ini. Misalnya: Sanusi
1. Soneta
ke Indonesia adalah M. Yamin dan Rustam Efendi. Soneta terdiri dari 14 baris.
2. Disthikon
Disthikon merupakan suatu yang terdiri akhir atas dua baris dalam sebait.
3. Kwatrain
Kwatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris sebait oleh puisi
Jepang yang pelopori Chairil Anwar. Bila ide disarankan pada angkatan
pujangga baru masih berbentuk cita-cita dan perubahan bentuk secara perlahan
dari bentuk lama cara mengungkapkannya masih terikat oleh struktur lama
ide atau tema sebagai pesan yang ingin disampaikan dan terhadap suatau sikap
mental keberanian pada diri seorang penyair. Hal ini tercermin dalam puisi A.
Hasjmy.
d. Unsur-unsur Puisi
dari 1 hakikat puisi yang meliputi tema (sense), rasa (feeling), amanat
(intention).
fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin
penting dalam puisi, unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur
sintaksis. Unsur tematik puisi lebih menuntut kearah struktur batin puisi, unsur
sintaksis menunjuk kearah struktur fisik puisi. Unsur puisi meliputi (1) diksi,
(2) imaji, (3) bahasa kiasan, (4) symbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk
puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7)
bahasa figurativ, (8) kata kongkrit, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini,
menurut pendapat Waluyo (1987: 27). Dapat dipilih menjadi dua struktur, yaitu
19
struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi
e. Baca Puisi
Pada hakikatnya sarana baca puisi ada dua macam, yaitu: informatif dan
Keraf (1993 : 2), membagi suatu bacaan atas empat, yaitu: komposisi,
argumentasi, deskripsi dan narasi. Jenis bacaan pertama, kedua dan ketiga
imajinatif.
Ada tiga komponen yang terkait dalam pembacaan sastra (puisi) yaitu (1)
si pembaca, (2) karya sastra, (3) pendengar atau komponen (Muljana Slamet
1996: 98). Dikatakan ada tiga komponen tersebut, ada tiga tujuan yang ingin
untuk pendengar atau penonton. Ketiga tujuan tersebut dapat dibedakan tetapi
kadang sukar dipisahkan artinya seorang pembaca dan mungkin saja pada
mengetahui pandangan dan sikap hidup penyairnya, tetapi ternyata pada esok
yang telah ia peroleh dan pembacanya itu kepada orang lain. Mungkin pula
20
Sebagai contoh; kalau sasaran yang ingin di capai adalah untuk si pembaca,
maka pada pembacaan itu dapat ditempuh salah satu cara dan beberapa cara
dibawah ini.
Cara pertama yang dilakukan dapat apabila ada sesuatu yang tidak
diketahui dari si pembaca, misalnya: ingin diketahui jenis puisi mana yang
disenangi (nilai-nilai, tema, gaya bahasa, nilai filosofis dan sebagainya); ingin
dengan karya yang lainnya; ingin diketahui bagaimana sikap pembaca terhadap
dramatisasi sajak atau deklamasi. Hal yang patut pembaca perhatikan adalah
pembaca maupun pada pendengar. Pembaca adalah pihak yang produksi puisi
dalam bentuk suara, mimik dan pantomim. Pendengar adalah pihak yang
konsumen haruslah lebih dahulu memahami dan menikmati puisi itu dengan
bacaannya dengan baik. Hal inilah yang mendorong sehingga setiap pembaca
akan selalu berusaha membacakan puisinya dengan cara atau gayanya sendiri-
membacakan puisinya.
1. Penghayatan
2. Penampilan
3. Intonasi
Sebuah puisi akan memiliki ruang di telinga dan hati para pendengar
dengan intonasi nada yang tepat dan teratur. Sesuai dengan rima dari puisi itu.
4. Pelafalan
5. Vokal
Tinggi rendah nada diatur di sini. Tak perlu keras-keras asal tepat dan
6. Ekspresi/ mimik
4. Metode Demonstrasi
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
23
pembelajaran.
Proses interaksi ini akan berjalan lebih baik jika peserta didik banyak aktif
dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang
mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk
kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.
24
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan
agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin
Syah, 2000:22).
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang
melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu (Muhibin Syah, 2000: 208).
terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling
baik.
Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
metode demonstrasi merupakan alat bantu untuk memperjelas apa apa yang
dipelajari.
26
penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
lainya.
terkontrol.
sangat minimum.
sebenarnya.
1. Perencanaan
demonstrasi berakhir.
akan dilaksanakan.
peserta didik.
perlu.
didik.
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi
B. Kerangka Pikir
Keterampilan membaca dalam ragam formal siswa kelas VII SMP Negeri
pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo digunakan untuk merubah
30
kekurangan dan permasalahan tersebut agar jika pada kegiatan pra siklus
diharapkan lebih lancar, tepat sasaran dan tepat rencana. Demikian juga situasi
pembelajaran akan lebih menyenangkan, ada keaktifan dari siswa, ada kerja
sama dan diskusi kelompok lebih aktif. Hasil pada kondisi akhir yang terjadi
Pengajaran Membaca
Puisi
Unsur Instrinsik
Metode Demonstrasi
Siklus I Siklus II
Analisis
Temuan
Hasil
C. Hipotesis Tindakan
dan kerangka pikir, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis, yaitu: model
meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri I
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
Kabupaten Bima.
2. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Alasan diambilnya kelas VII
karena; masih kurangnya siswa yang belum memahami cara membaca puisi
dengan benar.
C. Fokus Penelitian
1. Faktor proses. Ada dua hal yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu
33
34
2. Faktor hasil. Faktor kedua ini dapat diteliti melalui hasil tes pada setiap
akhir siklus.
D. Prosedur Peneltian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan terdiri atas dua siklus. Antara siklus
Kegiatan siklus I
1. Tahap perencanaan
sebagai berikut :
disajikan pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kab. Bima
meliputi :
praktik.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan pada saat guru melaksanakan proses belajar
mengajar. Guru mencatat hal yang yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi
belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan dalam hal ini
4. Tahap Refleksi
keberhasilan atau kegagalan tercapai tujuan sementara. Hasil analisis data yang
rangka pencapaian tujuan akhir. Untuk itu, refleksi dalam penelitian ini akan
Kegiata siklus II
E. Instrumen Penelitian
1. Tes: yaitu lembar tes yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan
membaca puisi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, jenis data yang diperoleh
adalah data kualitatif dan kuantitatif yaitu diambil dari. Cara pengambilan data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan
yang terdiri atas: rataan, nilai maksimum dan nilai minimum siswa yang
yaitu:
SKOR KATEGORI
0 – 34 Sangat Rendah
35 – 54 Rendah
55 – 64 Sedang
65 – 84 Tinggi
H. Indikator Keberhasilan
meningkatnya skor rata-rata dari siklus I ke siklus II. Selain itu, dapat juga di
lihat dari kehadiran dan keaktifan siswa semakin meningkat selama proses
I Bolo Kab. Bima, siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa 85% siswa
memenuhi KKM, yaitu skor minimal 65 dari skor ideal yaitu 100.
40
BAB IV
peningkatan keterampilan membaca Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Bolo Kabupaten Bima. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima
Data hasil penelitian adalah data yang diperoleh dari observasi dan evaluasi
hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dan hasil
observasi selama pelaksanaan tindakan serta hasil angket respon siswa setiap
akhir siklus.
1. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
berupa: (1) menghubungi Kepala Sekolah dan Guru kelas, (2) menelaah
membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di
dalam proses belajar mengajar di kelas dan (5) menyususn soal-soal sebagai
40
41
Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan pembelajaran ini adalah
dibagi tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, (3)
namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara
b. Pelaksanaan
maka pembelajaran dalam penelitian ini melalui tiga tahap kegiatan yaitu: (1)
dan membuka pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi untuk menggali
menit.
menit.
42
c. Hasil Tes
Pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil kemampuan membaca puisi dengan
setelah penyajian pokok bahasan. Adapun data skor hasil tes siklus I pada tabel
berikut:
1 2 3 4
1 Penghayatan 20 15 10 5
2 Penampilan 20 15 10 5
3 Intonasi 20 15 10 5
4 Pelafalan 20 15 10 5
5 Vokal 20 15 10 5
6 Mimik 20 15 10 5
1. Penghayatan
sangat baik.
baik.
43
baik.
2. Penampilan
sangat baik.
baik.
3. Intonasi
tepat.
baik.
baik.
44
4. Pelafalan
5. Vokal
baik.
puisi.
45
6. Mimik
baik.
17.968 M. Riski 10 5 5 5 5 10 40
Ramadhan
17.969 M. sahrur 5 10 10 10 10 10 55
Ramadhan
17.970 Maisya 10 10 10 10 10 10 60
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 5 10 5 5 45
Nisa
17.972 Mega 20 15 12 5 5 7 64
Wahyuni
17.973 Miftahul 10 5 10 5 5 5 40
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 8 5 5 5 63
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 10 10 5 5 60
17.977 Nur Mutiara 15 12 12 9 10 8 66
17.978 Nurhasanah 10 5 5 5 5 5 35
17.979 Nurul Berkah 10 15 10 10 15 10 70
17.980 Nurul 10 5 10 5 5 5 40
Fauziah
17.981 Nurul 15 10 5 5 15 5 55
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 10 15 5 10 10 70
Putri
17.983 Solihin 5 5 5 5 5 5 30
Berdasarkan tabel 4.2 di atas bahwa subjek yang diteliti adalah 30,
skor ideal yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah
80, skor minimum yang dicapai adalah 30, rentang skornya adalah 50, skor
rata-rata yang telah dicapai adalah 55,23 dan standar deviasinya 40,86.
maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada tabel
35 – 54 Rendah 9 30%
55 – 64 Sedang 13 43,33%
65 – 84 Tinggi 7 23,34%
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa siswa dari 30 siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, terdapat 1 siswa (3,33%) yang hasil
tesnya masuk dalam kategori sangat rendah, 9 siswa (30%) yang masuk dalam
masuk kategori tinggi dan 0 siswa (00,0%) masuk kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2, maka diperoleh skor rata-rata hasil
siklus I yaitu 55,23. Jika skor rata-rata siswa tersebut dikonsultasikan dengan
Tabel 4.3 maka skor rata-rata hasil tes kemampuan membaca puisi pada siklus
I masuk dalam kategori rendah. Hal inilah yang harus ditingkatkan pada siklus
II.
48
Siklus I
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.4 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII C SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 23 siswa (76,6%) yang belum tuntas
tes kemampuan membaca puisi dan 7 siswa (23,4%) yang telah tuntas tes
kemampuan membaca puisi. Ini berarti ketuntasan membaca puisi siswa belum
d. Hasil Observasi
Siklus I Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
2. Siswa yang
20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
memperhatikan materi
3. Siswa yang mengajukan
8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang tidak
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII C
tinggi yaitu 84,99%, siswa yang memperhatikan materi yaitu 83,32%, yang
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru rata-
rata mencapai 37,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata mencapai
47,49%, siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan
Pada siklus I ini, semangat dan perhatian siswa dalam proses belajar
masih kurang. Hal ini tampak kurangnya serius dari siswa dalam menanggapi
50
atau merespon materi yang diberikan oleh guru. Hasil observasi pada siklus I
VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada
tabel.
e. Refleksi
pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima melalui metode
Demonstrasi, guru selaku peneliti tidak terlepas dari perhatian dan perubahan
sikap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada lembar
baik, hal ini ditandai siswa yang memperhatikan melebihi setengah dari jumlah
siswa. Namun dalam hal mengajukan pertanyaan masih sangat kurang padahal
dalam proses pembelajaran masih dapat dilihat pada hasil latihan yang
dijadikan acuan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II agar hal-hal yang
sifatnya positif pada proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan hal-hal yang
Akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes hasil belajar dalam bentuk
materi terhadap materi yang telah diajarkan serta menjadi acuan dalam
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan ini adalah setelah proses
menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap
dibagi menjadi empat tahap kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri
sendiri tetapi saling berkaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan yang
lainnya.
b. Pelaksanaan
baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I,
puisi.
dalam penelitian ini melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: (1) tahap perencanaan,
Adapun kegiata awal yang dilakukan adalah guru mengucapkan salam dan
menit.
Pada kegiatan inti ini, kegiatan guru diawali dengan menjelaskan materi
dan memberikan contoh tentang cara bagaimana membaca puisi dengan baik
agar cara membaca puisi tidak monoton pada teks puisi. Untuk lebih
mengatur kelas. Selanjutnya guru menugasi setiap siswa untuk membaca puisi
Pada akhir kegiatan inti, setiap siswa ditugaskan oleh guru untuk
membacakan hasil dari tulisan puisi yang dibuat. Guru memberikan bimbingan
53
serta pujian pada siswa yang aktif. Kegiatan inti pada pelaksanaan tindakan ini
c. Hasil Belajar
yang dilaksanakan pada akhir siklus II. Adapun data skor hasil tes siklus II
Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II
17.963 Fitriyani 15 20 10 10 10 10 75
17.964 Hattatiar 20 15 10 20 15 20 100
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisy 20 10 10 10 10 10 70
ah
17.966 Khusnul 20 20 10 10 10 5 75
Fitriani
17.967 M. Reza 15 15 15 15 10 5 75
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 10 10 10 10 10 60
Ramadhan
17.969 M. sahrur 10 5 5 10 10 5 45
Ramadhan
17.970 Maisya 10 15 10 10 15 15 75
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 10 10 10 15 65
Nisa
17.972 Mega 15 15 15 15 10 15 85
Wahyuni
17.973 Miftahul 15 15 10 10 10 10 70
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 10 5 5 5 65
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 5 10 5 5 55
17.977 Nur Mutiara 20 15 15 10 10 10 80
17.978 Nurhasanah 15 5 10 10 15 10 65
17.979 Nurul 20 10 15 15 15 15 90
Berkah
17.980 Nurul 15 10 15 20 10 15 85
Fauziah
17.981 Nurul 15 15 15 10 10 10 75
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 15 20 10 10 20 95
Putri
17.983 Solihin 15 15 10 10 15 10 75
Berdasarkan tabel 4.6 di atas subjek yang diteliti adalah 30, skor ideal
yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 100, skor
55
minimum yang dicapai adalah 45, rentang skornya adalah 55, skor rata-rata
yang telah dicapai adalah 73,5 dan standar deviasinya 42,93 adalah .
maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada tabel
4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa
pada siklus II
35 – 54 Rendah 1 3,34%
55 – 64 Sedang 3 10%
65 – 84 Tinggi 21 70%
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII SMP
Negeri I Bolo. Kabupaten Bima, terdapat 0 atau 0,00% yang hasil tesnya
masuk dalam kategori sangat rendah, kategori rendah 1 atau 3,34%, kategori
Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka diperoleh skor rata-rata hasil
tes kemampuan membaca puisi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II
yaitu 73,5. Jika skor rata-rata siswa tersebut dikonsultasikan dengan tabel 4.7
56
maka skor rata-rata hasil tes kemampuan membaca puisi pada siklus II masuk
dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II.
Siklus II
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 4 siswa (13,4%) yang tidak tuntas tes
kemampuan membaca puisi dari 30 siswa, 26 (86,6%) yang telah tuntas tes
kemampuan membaca puisi. Ini berarti ketuntasan membaca puisi siswa cukup
85%, data hasil penelitian pada siklus II di atas dianggap tuntas karena yang
tuntas mencapai 26 atau 86,6% dari 30 siswa. Penelitian ini tidak perlu
kemampuan membaca puisi siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten
d. Hasil Observasi
Siklus II Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 27 29 25 26 90 96,66 83,33 86,66 89,16
2. Siswa yang
26 27 28 29 86,66 90 93,33 96,66 91.66
memperhatikan materi
3. Siswa yang
mengajukan 23 25 28 29 76,66 83,33 93,33 96,66 87,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 28 29 30 90 93,33 96,66 100 94,99
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 5 6 8 8 16,66 20 26,66 26,66 22,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang
5 4 4 3 16,66 13,33 13,33 10 13,33
tidak relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 66,52
Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII
tinggi yaitu 89,16%, siswa yang memperhatikan materi siswa yaitu 91.66%,
yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru
58
mencapai 22,49%, siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relavan
e. Refleksi
pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima melalui metode
Demonstrasi, guru selaku peneliti tidak lepas dari perhatian dan perubahan
sikap siswa dalam prose pembalajaran. Hal ini dapat dilihat pada lembar
Kegiatan siswa pada siklus II ini, semangat dan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran meningkat. Hal ini tampak dari perhatian siswa dalam
memperhatikan materi dan siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada saat guru
memantau siswa dalam mempelajari materi pada umunya aktif. Selain itu,
mengalami penurunan.
pada siswa, (2) guru mengubah struktur dan variasi kelompok yaitu dengan
memasukkan satu atau lebih tutor yang bisa membimbing teman kelompoknya
agar setiap siswa mampu membaca puisi dengan baik, (3) guru menampilkan
media yang menarik sesuai dengan konteks dan kebiasaan anak, (5) guru
59
siswa.
sebagai mengajar dan siswa sebagai subyek yang belajar. Hal ini
interaksi antara guru dan siswa yang disadari oleh hubungan yang bersifat
mendidik dalam rangka mencapai tujuan. Dengan demikian, guru harus mampu
karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan model
mengajar.
belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima yang diajarkan
tes hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus, baik siklus I dan siklus
II. Adapun analisis deskriptif skor perolehan siswa setelah diterapkan metode
mengalami peningkatan yakni dari 55,23 menjadi 73,5 dari skor ideal 100.
Begitu pula ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yakni dari 7
Data aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II diperoleh melalui hasil
perbandingan deskripsi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, yakni
pertanyaan serta siswa yang mengerjakan LKS. Adapun aktivitas siswa seperti
mengalami penurunan.
satu strategi belajar yang dapat membentuk kepribadian anak dalam menjalani
hubungan sosial dengan orang lain (siswa). Melalui metode ini, selain
secara tidak langsung mengajak anak agar berekspresi sendiri dan mampu
dilakukan yang dapat dilihat dari tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hal ini
B. Saran
bosan.
61
62
dengan membuat soal secara bertahan mulai dari mudah ke yang sulit
atau metode yang relatif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Kelas untuk Guru. Yogyakarta: Yrama Widya.
Maspul.
Persada.
Utama.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-
definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/
http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-meningkatkan-
proses-belajar-dan-hasil-belajar-bahasa-indonesia-pada-siswa.html.