Anda di halaman 1dari 146

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA


KELAS VII SMP NEGERI I BOLO KABUPATEN BIMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
NURRAHMAWATI
105336995 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI I BOLO KABUPATEN BIMA

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NURRAHMAWATI
10533699512

Pembimbing
Prof. Dr. H. M. Ide Daid DM, M. Pd.
Dr. Drs. Abdul Munir, M. Pd.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
2016
Daftar Hadir Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Bolo
Nomor L/P SIKLUS I SIKLUS II
Nama Siswa
Urut Induk
PERTEMUAN PERTEMUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 17.954 Arif Rahman L . . A . . . . .
2 17.955 Azzukruf Dwi Yuniar P . . . . . . . .
3 17.956 Deasy Cahya Fitriani P . . . . . A . .
4 17.957 Dwi Marsya Ramadani P . . . . . . . .
5 17.958 Dwi Wahyudin L A . . . . . . .
6 17.959 Eka Marniyati P . . . . . . . .
7 17.960 Fadhlan Al-Hakim L . . . . . . . .
8 17.961 Fanni Apriani P . . . . . . . .
9 17.962 Febriyanti P A . . . . . . .
10 17.963 Fitriyani P . . . . . . . .
11 17.964 Hattatiar Fahrezi Ramadhand L . . . . . . . .
12 17.965 Khairunnisyah P . A . . . . . .
13 17.966 Khusnul Fitriani P . . . . . . . .
14 17.967 M. Reza Kurniawan L . . . . . . A .
15 17.968 M. Riski Ramadhan L . . . . . . . .
16 17.969 M. sahrur Ramadhan L . . . . . . . .
17 17.970 Maisya Damayanti P . . . A . . . .
18 17.971 Mar’atun Nisa P . . . . . . . .
19 17.972 Mega Wahyuni P . . . . . . . .
20 17.973 Miftahul Jannah P . . . . . . . .
21 17.974 Muhammad Al Azhar L . . A . . . . .
22 17.975 Muhammad Asyirin L . . . . . . . .
23 17.976 Nanang L . . . . . . . .
24 17.977 Nur Mutiara P . A . . . . . .
25 17.978 Nurhasanah P . . . . . A . .
26 17.979 Nurul Berkah P . . . . . . . .
27 17.980 Nurul Fauziah P A . . . . . . .
28 17.981 Nurul Hikmah P . . . . . . . .
29 17.982 Qori Widias Putri P . . . . . . .
30 17.983 Solihin L . . A A . . . .
Ket: L = 11 orang P = 19 orang
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Kemarin adalah kenangan dan pengalaman

Hari ini adalah kenyataan

Dan esok adalah harapan dan cita-cita

Teruslah melangkah dan ini yang terbaik,,,

Berusaha mencapai tujuan walaupun jatuh bangun,,,

Karya ini kupersembahkan kepada

Kedua orang tuaku atas segala bimbingannya, motivasi, keikhlasannya serta


pengorbanannya. Begitu pula dengan adik tercintaku yang selalu menyayangi dan
mendukungku dalam menggapai cita-citaku, keluarga, sahabat-sahabat yang selalu
memotivasiku demi keberhasilan dan kesuksesanku.

Tiada balas budi yang dapat ku berikan

Kecuali rasa hormat dan cinta kasihku.

vi
ABSTRAK

NURRAHMAWATI. 2016. “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi dengan


Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten
Bima. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. M. Ide Said DM dan
Pembimbing II Abdul. Munir.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo
Kabupaten Bima melalui pembelajaran Metode Demonstrasi. Subjek penelitian ini adalah
kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, dengan jumlah siswa 30 orang.
Penelitian ini dilakasanakan dalam 2 (dua) siklus. Pada pelaksanaannya pembelajaran
dengan Metode Demonstrasi merupakan suatu tindakan yang diberikan siswa untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Data yang terkumpul dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas VII C SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima meningkat dari
siklus I ke siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Demonstrasi efektif diterapkan dalam
meningkatkan kemampuan membaca puisi siswakelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten
Bima. Hal ini tampak pada nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan Metode
Demonstrasi yang mengalami peningkatan setelah menggunakan metode demonstrasi.
Keefektifan metode ini diketahui pula berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan antara
siklus I dan siklus II yakni 55,23 menjadi 73,5.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan
keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima.
Melalui Metode Demonstrasi mengalami peningkatan. Dengan demikian dianjurkan kepada
guru hendaknya menggunakan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran, karena metode ini
efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi.

Kata kunci: keterampilan membaca puisi, metode demonstrasi.

vii
RIWAYAT HIDUP

Nurrahmawati, lahir di desa Leu Kecamatan Bolo

Kabupaten Bima NTB pada tanggal 12 November 1994.

Anak pertama dari tiga bersaudara buah pasangan dari H.

Mansyur dengan Nurjanah. Penulis menempuh pendidikan

sekolah dasar di SDN 2 Sila Kecamatan Bolo Kabupaten

Bima pada tahun 2001 dan tamat pada tahun 2006.

Kemudian, pada tahun 2006 yang sama penulis melanjutkan pendidikan di sekolah

menengah pertama di SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima dan tamat pada tahun 2010. Pada

tahun 2010, kemudian melajutkan pendidikan di SMA Negeri I Bolo Kabupaten Bima dan

tamat pada tahun 2012. Selanjutnya, pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar dengan memilih Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Pada tahun 2016 dengan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran dan atas

izin Allah swt, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Puisi dengan Menggunakan metode Demostrasi pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima”.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Salam dan

salawat yang melimpah semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Beserta

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir

zaman nanti. Amin, ya rabbal alami!.

Teristimewa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Ayahanda H. Mansyur dan Ibunda Nurjanah yang telah mencurahkan cinta

dan kasih sayangnya yang berlimpah, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan

penulis.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada.

Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M. Pd. Pembimbing I dan Drs. Abd. Munir K.,M.Pd.

Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta

bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E.,M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ucapan

yang sama juga penulis sampaikan kepada Khaeruddin, S.Pd.,M.Pd, Pembantu Dekan I

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

viii
Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan

kepada para pendidik yang mengajar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-satu, atas bimbingan dan jasa-jasa beliau selama penulis

mengikuti perkuliahan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, bapak dan ibu guru, serta

staf SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima yang telah memberikan izin dan bantuan kepada

penulis dalam melakukan penelitian. Terima kasih juga kepada siswa kelas VII C atas kerja

sama dan motivasinya dalam belajar selama penelitian ini berlangsung.

Kepada adik, kakak, sepupu, para sahabat yang selalu memberikan rasa persaudaraan

dan bantuannya dalam segala hal dengan tulus dan ikhlas serta memberikan motivasi dan

dukungan moral kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyampaikan pula

terima kasih kepada seseorang yang telah mengisi hari-hari penulis dan senantiasa

memberikan dukungan dan motivasi untuk terus berjuang menghadapi kehidupan.

Saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan acuan untuk

perbaikan dan penyempurnaan bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Akhirnya semoga Allah Swt. Memberikan yang terbaik kepada kita semua. Amin!

Makassar, September 2016

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTRA TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ..................................................................... 6

1. Penelitian yang Relavan ................................................. 6

2. Teori Pembelajaran Keterampilam Membaca ............. 7

3. Hakikat Belajar Puisi ...................................................... 12

ix
4. Metode Demostrasi ......................................................... 22

B. Kerangka Pikir ..................................................................... 31

C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 33

B. Tempat dan subjek Penelitian ............................................ 33

C. Fokus Penelitian ................................................................... 33

D. Prosedur Penelitian ............................................................. 34

E. Instrumen Penelitian ......................................................... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 37

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 37

H. Indikator Keberhasilan ....................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Hasil Penelitian ................................................. 40

1. Deskripsi Siklus I ........................................................... 40

a. Tahap Perencanaan ................................................. 40

b. Pelaksanaan .............................................................. 41

c. Hasil Tes ................................................................... 42

d. Hasil Observasi ........................................................ 48

e. Refleksi ...................................................................... 50

2. Deskripsi Siklus II .......................................................... 51

a. Perencanaan ............................................................. 51

b. Pelaksanaan .............................................................. 51

x
c. Hasil Belajar ............................................................. 53

d. Hasil Observasi ........................................................ 57

e. Refleksi ...................................................................... 58

B. Pembahasa Hasil Penelitian ................................................ 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 61

B. Saran ..................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan

Nasional ........................................................................................................ 38

4.1 Rubrik Penilaian Pembacaan Puisi ................................................................ 42

4.2 Nilai Perolehan Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus I ......................... 45

4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus

I .................................................................................................................... 47

4.4 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus I..... 48

4.5 Aktivitas Siswa pada Siklus I ....................................................................... 49

4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II ......... 53

4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada siklus

II .................................................................................................................. 55

4.8 Deskriptif Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus II .. 56

4.9 Aktivitas Siswa pada Siklus II ...................................................................... 57

xii
DOKUMENTASI
TIIYIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAKULTAS KEGURUAN DAN TLMU PEI{DIDIKAN

HALAh{AN PENGESA}L{N

skripsi atas Nama NURRAHM.4WATT, NiM: 1053j6ggst2 diterima

dal: disalrkan oleh Panitia ujian skripsi berdasarkan surat li-eputusair ReLtar

universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: l05Tahun 1437 w2016, Tanggal

i0 oktoher 2016 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Kegurual dan lknu peidiaitao Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari

Sabtu tanggal t6 Okto-ber 2}rc.

Umer. ffrdhrjjah
25 ".*:,1437 H
,,",fft @#@
. PANITT{ UJIAN
1. Pengarvas Umum Dr H Abdul Rahman Rahim, S. E.,IvI

2. Ketua Dr. H. Andi Sukri Syamsuri. M. Hum.


'

3. Solx'etaris Khaenrddin. S. Pd., h.{ Pd.

4. Fenguji 1. Drs. H" Hambali, S. Pd.,1.4. Flurn.

?. Dr. Abd. Ivlunir K. N.{. Pd. ..Y-." . )

3. Dr. H. Yuddin, S.E., N,1. Pd -)


".l.t" "'/

4. Tasrif Akib, S. Pd., M. Pd.

Di$ahkan Oleh:
s- Muhan;rmladiyah Makassar

ffi
[a

NBM:858625
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAI{ ILMU PENDIDIKAN

PERSETUJUAN PEh{BIIUBING

Judul skripsi Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi dengan

Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima

IrIama Nurrahmawati

Nim r 0s33699512

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indcnesia

Fakultas : Keg*ruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, skripsi ini telah memenuhi persyaratan unttlk

drulrkan.

Ivlakassar, 20 Oktober 2016

Disetujui oleh

Fembimb

Prof. Dr. H. M.I&#


W M. Pd. Dr. Abdul nir K M. Pd.

Diketahui oleh

Dekan FKIP Pendidikan


{gD&qrusan
Maktssar
Id$ffi"
q"}q't'u I ndon e si a

'i.1 -". -r, #,, h

Dr. H.
W
NBM:8556-25
msuri, M. Hum.
,.. V,^,. /li-
'','.:"'.,
;'-."' ,lWj
',,Dr:..Munlfah.
\-i--4
IMY

NBM:951576
M. Pd.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI I BOLO KABUPATEN BIMA

NURRAHMAWATI
NIM : 10533 6995 12
Pembimbing 1: Prof. Dr. M. Ide Said DM, M.Pd.
Pembimbing 2: Dr. Drs. Munir, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Unismuh Makassar

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK
NURRAHMAWATI. 2016. “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Bolo
Kabupaten Bima. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I. Ide Said. dan Pembimbing II Abdul. Munir.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri I
Bolo Kabupaten Bima melalui pembelajaran Metode Demonstrasi. Subjek
penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, dengan
jumlah siswa 30 orang.
Penelitian ini dilakasanakan dalam 2 (dua) siklus. Pada pelaksanaannya
pembelajaran dengan Metode Demonstrasi merupakan suatu tindakan yang
diberikan siswa untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Data
yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis
dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima meningkat dari siklus I ke siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Demonstrasi efektif
diterapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hal ini tampak pada nila yang diperoleh siswa
sebelum menggunakan Metode Demonstrasi yang mengalami peningkatan setelah
menggunakan metode demonstrasi. Keefektifan metode ini diketahui pula
berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan antara siklus I dan siklus II yakni
55,23 menjadi 73,5.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri I
Bolo Kabupaten Bima. Melalui Metode Demonstrasi mengalami peningkatan.
Dengan demikian dianjurkan kepada guru hendaknya menggunakan Metode
Demonstrasi dalam pembelajaran, karena metode ini efektif digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca puisi.

Kata Kunci: Keterampilan membaca puisi, Metode Demonstrasi.

IMPROVED SKILLS OF READING A PEOM USING


THE METHOD DEMONSTRATION IN CLASS VII
SMP STATE I BOLO BIMA DISTRICT

NURRAHMAWATI
NIM: 10533 6995 12
Supervisor 1: Prof. Dr. H M. Ide Said DM, M.Pd.
Supervisor 2: Dr. Drs. Abdul. Munir, M. Pd.
Education Department of Language and Literature Indonesia
FKIP Unismuh Makassar

Education Department of Language and Literature Indonesia


Faculty of Teacher Training and Education
Muhammadiyah University Makassar

ABSTRACT
HIKMAWATI. 2016. “Improved skills of reading a poem using the
demonstration in class VII SMP State I District Bolo Bima. Essay. Departemen of
Indonesia languange and literature education, teacher training and education
science faculyt. University of muhammadiyah makassar. Supervisor I Ide Said
DM and supervisor II Abdul Munir.
This study is a class action aims to improve learning out comes Indonesia
students of class VII SMP State I district Bima Bolo through learning
demonstration met hod. This research subject is class VII SMP State I District
Bima Bolo, with the number of students 30.
The research was conduction in two (2) cyeles. In the implementatio of
learning by demonstration method is one of the action is given student to improve
students learning out comes Indonesia. The data were analyzed quantitatively and
qualitatively. From the analysis it can be conluded that the learning out lomes of
Indonesia students of class VII State I District Bima Bolo increased from cycle I
and to cycle II.
The results showd that the method demonstration engraved effective in
enhancing the ability to read poetry class VII SMP State I District Bima Bolo. It
looks at the value abtained by the student prior to using the demonstration. The
effectiveness of this method in mind also based on the calculation and comparison
between the average value in cycle I and cycle II which 55,23 becomes 73,5
Based on these results above, it can be concluded that increasing the skills
of reading poetry in class VII SMP Steta I District Bima Bolo. Through the
method of demonstration has increased. Thus teachers should be encouraged to
use the demonstration method in teaching, because this method is effectively used
to improve the ability to read poetry.

Keywords : poetry reading skills, methods of demonstration.

I. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru
secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan
serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna
mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran jenisnya beragam, masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan, pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan
yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan
menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan penggunaan Metode demonstrasi
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi
oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan
intelektual pada cara yang diajarkan oleh guru.
Keterampilan membaca puisi perlu ditingkatkan supaya siswa terbiasa
membaca puisi didepan kelas atau didepan umum agar tidak merasa canggung
lagi apabila disuruh membaca puisi di depan umum atau orang banyak. Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya, keterampilan membaca puisi, masih
sangat rendah karena kurangnya membiasakan membaca puisi di depan kelas atau
di depan umum memperoleh nilai 55-69 yang seharusnya 65-100.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu tentang kemampuan membaca puisi sehingga siswa kebanyakan
hanya dengan penggunaan intonasi yang tepat, memberi tanda jeda, artikulasi,
volume suara, dan ekspresi yang sesuai dengan konteks. Indikator yang digunakan
untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca, diantaranya: kelancaran
membaca, memberi tanda penjedaan, intonasi yang tepat, artikulasi, volume suara
yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana peningkatan keterampilan membaca puisi dengan
menggunakan metode demonstrasi pada siswa SMP Negeri I Bolo Kabupaten
Bima Kelas VII ?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka, tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
bermanfaat secara praktis.
1. Manfaat teoretisnya untuk mengembangkan teori pembelajaran
membaca puisi.
2. Manfaat praktis
a. Untuk Siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
membaca puisi.
b. Untuk Guru, penelitian ini dapat memperbaiki kinerja dalam
proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia,
khususnya pada pokok bahasan membaca puisi.
c. Untuk Sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah.
D. Teori Pembelajaran Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (2008:11) membaca diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individu dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak
akan tertangkap, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
2. Tujuan membaca
Kegiatan membaca memilki tujuan utama untuk mencari dan memperoleh
informasi mencakup isi serta memahami makna bacaan. Anderson dalam Tarigan
(2008:11) menyebutkan beberapa tujuan membaca sebagai berikut.
Pertama. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta fakta
(reading for detail or facts). Misalnya, membaca untuk menemukan atau
mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang terjadi pada
tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
Kedua. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas). Misalnya, membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik
yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau dialami oleh tokoh.
Ketiga. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization). Misalnya, membaca untuk menemukan
atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita mulai dari awal sampai
akhir cerita.
Keempat. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference). Misalnya, membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa
para tokoh para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca.
3. Manfaat Membaca
Menurut Slamet (2009:69), kegiatan membaca mendatangkan berbagai
manfaat, memperoleh banyak pengalaman, memperoleh pengetahuan umum dan
berbagai informasi tertentu yang bermanfaat, mengetahui berbagai peristiwa besar
dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat memperluas cakrawala pikir,
meningkatatkan taraf hidup dan kebudayaan keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa, serta dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, mengantar
seseorang menjadi pandai dan memperkaya pembendaharaan kata, ungkapan,
istilah, yang menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya
1) Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan pengarang
(Tarigan, 2008:23).
2) Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan
tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Secara garis besar, membaca
dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan membaca
intensif. Berkaitan dengan jenis kegiatan membaca ini, Palmer (dalam Kledecka,
2001:5)

Hakikat Belajar Puisi

Hakikat puisi bukan letak pada bentuk formal meskipun bentuk formal itu
penting. Puisi baru (moderen) tidak terikat bentuk formal, tetapi disebut juga puisi
hal ini disebabkan didalam puisi moderen terkandung hakikat puisi ini, yang tidak
berupa bunyi, jumlah baris ataupun jumlah kata pada tiap barisnya.

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam hakikat puisi


1. Sifat seni
2. Kepadatan
3. Ekspresi langsung
a. Pengertian Puisi
Puisi merupakan bentuk kesustraan yang menggunakan pengulangan
suasana sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritme dan
musikalisasi, Pradopo (2000: 58) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah hasil
karya sastra seni yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana
kepuitisan puisi itu karya estetis yang bermakna yang mempunyai arti, bukan
hanya sesuatu yang kosong tanpa makna, lain halnya dengan James Reeves, dia
menyatakan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
Puisi sebagai karya imajiner hadir sebagai hadirnya kelahiran, lahiriah dan
batiniah. Justru itu puisi pun memerlukan pendekatan luar dalam, pemahaman
kulit maupun isinya. Apa bila hal ini tercapai, maka terantarlah pembaca pada
kemungkinan baca puisi yang sesungguhnya.
b. Jenis-jenis Puisi
Puisi Lama
Yang termaksud puisi lama antara lain:
1. Pantun
Tradisi berpantun. Pantun merupakan bentuk karya sastra yang terdiri dari 4
baris satu bait baris pertama. Baris pertama dan kedua merupakan lampiran
sedangkan baris ketiga dan ke empat adalah isi:
Contohnya: Anak Padang kekurai taji
Batang menangis bercabang lima
Adik sayang usai pergi
Pahit manis tanggung bersama
2. Syair
Syair sama halnya dengan puisi atau sajak. Syair selesai dalam satu bait,
karena syair biasanya untuk bercerita, semua baris syair mengandung makna,
syair tidak bersampiran.

Puisi Baru/Mordern

Angkatan pujangga baru merupakan pelopor angkatan yang mempopulerkan


jenis puisi yang lazimnya disebut baru yang meliputi sonata, disthikon, kwartrain,
dan sebagainya. Penyair yang paling kuat pada masa pujangga baru adalah Amri
Hamsah oleh H.B Jasin degelari raja penyair pujangga baru. Ada beberapa penyair
yang cukup kuat pada masa ini. Misalnya: Sanusi Pane, J.E Tangeng dan Sultan
Takdir Alisjahbana.

Berdasarkan bentuk dan jumlah barisnya puisi dapat dibedakan atas:

a. Soneta
Di Indonesia mulai dikenal pada permulaan abad ke-20 pembawa soneta ke
Indonesia adalah M. Yamin dan Rustam Efendi. Soneta terdiri dari 14 baris.
b. Disthikon
Disthikon merupakan suatu yang terdiri akhir atas dua baris dalam sebait.
c. Kwatrain
Kwatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris sebait oleh puisi bebas
(puisi modern).
Puisi bebas atau puisi Indonesiaa modern bermula pada pendudukan jepang
yang pelopori Chairil Anwar. Bila ide disarankan pada angkatan pujangga baru
masih berbentuk cita-cita dan perubahan bentuk secara perlahan dari bentuk lama
cara mengungkapkannya masih terikat oleh struktur lama sehingga mereka
berbentuk soneta yang mendekati struktur pantun.
c. Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
Richards (Tarigan, 1986) menyatakan bahwa unsur puisi terdiri dari 1
hakikat puisi yang meliputi tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention).
Dick Hartoko (Waluyo, 1987: 27) menyatkan adanya unsur penting dalam
puisi, unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis. Unsur tematik
puisi lebih menuntut kearah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk kearah
struktur fisik puisi. Unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imaji, (3) bahasa kiasan, (4)
symbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989: 6).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahawa unsur-unsur
puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7)
bahasa figurativ, (8) kata kongkrit, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini,
menurut pendapat Waluyo (1987: 27). Dapat dipilih menjadi dua struktur, yaitu
struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi,
imaji, bahasa figurativ, kata kongkrit, ritme dan rima).
d. Baca Puisi
Keraf (1993 : 2), membagi suatu bacaan atas empat, yaitu: komposisi,
argumentasi, deskripsi dan narasi. Jenis bacaan pertama, kedua dan ketiga
termasuk karangan yang bersifat informatif. Jenis keempat adalah bacaan
imajinatif.

Sebelum seseorang memberikan penilaian pada pembacaan puisi, maka ia


tentunya harus memahami aspek-aspek yang sangat menentukan bagus tidaknya
seseorang dalam membaca sebuah puisi. Untuk menilai suatau pembacaan puisi,
perlu diperhatikan hal-hal berikut yaitu:
1. Penghayatan
Penghayatan dalam sebuah puisi bertujuan untuk menyampaiakan isi dari
puisi secara ekspresif.
2. Penampilan
Penampilan sangat mendukung dalam membaca puisi perlu diperhaikan.
3. Intonasi
Sebuah puisi akan memiliki ruang di telinga dan hati para pendengar dengan
intonasi nada yang tepat dan teratur. Sesuai dengan rima dari puisi itu.
4. Pelafalan
Pelafalan sangat penting, pembedaan vokal dan konsonan yang dipertegas
menyodorkan karakteristik puisi.
5. Vokal
Tinggi renda nada diatur di sini. Tak perlu keras-keras asal tepat dan
lantang. Keras juga boleh tergantung isi puisi iu sendiri.
6. Ekspresi/ mimik
Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah
gerak air muka, yaitu gerak anggota tubuh.
e. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya
(Syaiful, 2008:210).
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan,
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala
benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
2. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi
Menurut Sudjana (2004: 217) tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk
memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari
siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan bahwa
tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak didik
bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik. Metode
demonstrasi banyak dipergunakan dalam bidang ibadah, misalnya cara shalat.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangn
Metode Demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di
samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada
proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.
2. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu
yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu
yang pendek.
b. Kekurangan dari Metode Demonstrasi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 211) kekurangan dan kelebihan
Metode Deomstrasi.
1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau
mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan
kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol.
2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus,
kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode
yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati
secara seksama.
3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang
didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini
banyak diabaikan oleh peserta didik.
4. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas.
c. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar
metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah
1. Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:
a. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode
demonstrasi berakhir.
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan.
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Selama demonstrasi
berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi.
d. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
b) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
d) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik.
e) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
f) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
3. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan
latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi
terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan
yang diharapkan.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran yang dibagi ke dalam minimal dua
siklus kegiatan. Berdasarkan pendekatannya, maka dalam perencanaan siklus
kegiatan pembelajara, menurut” Aqib (2009: 39) terdapat empat tahapan utama,
yaitu : “ 1) tahapan perencanaan, 2) tahapan pelaksanaan tindakan, 3) tahapan
observasi, 4) tahapan refleksi”. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima.

Fokus penelitian ini meliputi dua faktor yaitu :

1. Faktor proses. Ada dua hal yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu
kehadiran siswa dan keaktifan siswa.
2. Faktor hasil. Faktor kedua ini dapat diteliti melalui hasil tesk pada setiap
akhir siklus.
A. Hasil Penelitian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan terdiri atas dua siklus. Antara siklus I
dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, dalam artian
pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Dinyatakan pada tabel
Tabel 4.1 Nilai Perolehan Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus I
Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor
SISWA Pengh Penampil Intona Pelafa Vokal Mimi
ayatan an si lan k
17.954 Arif Rahman 10 10 10 5 10 10 55
17.955 Azzukruf 10 10 10 5 10 10 55
Dwi Yuniar
17.956 Deasy Cahya 15 10 15 10 15 10 75
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 5 5 5 10 5 10 40
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 5 10 10 10 65
Wahyudin
17.959 Eka 10 10 10 10 5 5 50
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 10 10 10 10 10 10 60
Hakim
17.961 Fanni Apriani 5 10 5 10 10 10 50
17.962 Febriyanti 5 5 5 5 5 10 35
17.963 Fitriyani 15 10 15 10 5 5 60
17.964 Hattatiar 11 15 8 10 10 10 64
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisya 20 10 10 5 5 5 55
h
17.966 Khusnul 20 20 10 5 20 5 80
Fitriani
17.967 M. Reza 10 10 10 10 5 10 55
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 5 5 5 5 10 40
Ramadhan
17.969 M. sahrur 5 10 10 10 10 10 55
Ramadhan
17.970 Maisya 10 10 10 10 10 10 60
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 5 10 5 5 45
Nisa
17.972 Mega 20 15 12 5 5 7 64
Wahyuni
17.973 Miftahul 10 5 10 5 5 5 40
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 8 5 5 5 63
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 10 10 5 5 60
17.977 Nur Mutiara 15 12 12 9 10 8 66
17.978 Nurhasanah 10 5 5 5 5 5 35
17.979 Nurul Berkah 10 15 10 10 15 10 70
17.980 Nurul 10 5 10 5 5 5 40
Fauziah
17.981 Nurul 15 10 5 5 15 5 55
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 10 15 5 10 10 70
Putri
17.983 Solihin 5 5 5 5 5 5 30

Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa subjek yang diteliti adalah 30, skor
ideal yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 80, skor
minimum yang dicapai adalah 40, rentang skornya adalah 50, skor rata-rata yang
telah dicapai adalah 55,23 dan standar deviasinya 40,84.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi
Siswa pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)


0 – 34 Sangat Rendah 1 3,33%
35 – 54 Rendah 9 30%
55 – 64 Sedang 13 43,33%
65 – 84 Tinggi 7 23,34%
85 – 100 Sangat Tinggi 0 00,0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa siswa dari 30 siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, terdapat 1 siswa (3,33%) yang hasil tesnya
masuk dalam kategori sangat rendah, 9 siswa (30%) yang masuk dalam kategori
rendah, 13 siswa (43,33%) siswa kategori sedang, 7 siswa (23,34%) masuk
kategori tinggi dan 0 siswa (00,0%) masuk kategori sangat tinggi.
Tabel 4.3 : Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus
I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 64 Tidak Tuntas 23 76,6


65 – 100 Tuntas 7 23,4
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII C SMP
Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 23 siswa (76,6%) yang belum tuntas tes
kemampuan membaca puisi dan 7 siswa (23,4%) yang telah tuntas tes
kemampuan membaca puisi.
a. Hasil Observasi
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I
Siklus I Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
2. Siswa yang
20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
memperhatikan materi
3. Siswa yang mengajukan
8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang tidak
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII C
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, frekuensi kehadiran siswa tergolong tinggi
yaitu 84,99%, siswa yang memperhatikan materi yaitu 83,32%, yang mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru rata-rata mencapai
37,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata mencapai 90,83%, siswa
yang membutuhkan bimbingan pada guru rata-rata mencapai 47,49%, siswa yang
melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan pembelajaran rata-rata
mencapai 34,99%.
b. Refleksi
Berdasarkan data mengenai aktivitas siswa pada siklus I tersebut maka
dijadikan acuan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II agar hal-hal yang
sifatnya positif pada proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan hal-hal yang
sifatnya negatif dapat dikurangi.
Akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes hasil belajar dalam bentuk uraian.
Ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi
terhadap materi yang telah diajarkan serta menjadi acuan dalam malakukan
tindakan pada siklus II.
1. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan ini adalah setelah proses
pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat membaca puisi dengan baik. Dalam
mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga
tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap
observasi, (4) tahap evaluasi. Meskipun perencanaan dibagi menjadi empat tahap
kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan anara
kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran
dalam penelitian ini melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: (1) tahap perencanaan,
(2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap evaluasi.
Adapun kegiata awal yang dilakukan adalah guru mengucapkan salam dan
membuka pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi untuk menggali
kembali pengetahuan murid tentang materi yang dipelajari dan memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 menit.
Pada kegiatan inti ini, kegiatan guru diawali dengan menjelaskan materi dan
memberikan contoh tentang cara bagaimana membaca puisi dengan baik agar
cara membaca puisi tidak monoton pada teks puisi. Untuk lebih memotivasi
siswa, guru menampilkan media pembelajaran dan melalui media tersebut,
tampak antusias mengamati media tersebut.
c. Hasil Belajar
Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II
Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor
SISWA Pengha Penamp Intona Pelafa Vokal Mim
yatan ilan si lan ik
17.954 Arif 15 10 10 10 15 10 75
Rahman
17.955 Azzukruf 20 20 15 5 10 10 80
Dwi Yuniar
17.956 Deasy 10 10 15 10 15 10 70
Cahya
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 20 20 10 10 5 5 70
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 15 10 10 15 75
Wahyudin
17.959 Eka 15 15 10 10 10 15 75
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 20 10 10 15 10 15 80
Hakim
17.961 Fanni 20 20 5 10 15 5 75
Apriani
17.962 Febriyanti 10 10 5 10 20 10 60
17.963 Fitriyani 15 20 10 10 10 10 75
17.964 Hattatiar 20 15 10 20 15 20 100
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisy 20 10 10 10 10 10 70
ah
17.966 Khusnul 20 20 10 10 10 5 75
Fitriani
17.967 M. Reza 15 15 15 15 10 5 75
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 10 10 10 10 10 60
Ramadhan
17.969 M. sahrur 10 5 5 10 10 5 45
Ramadhan
17.970 Maisya 10 15 10 10 15 15 75
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 10 10 10 15 65
Nisa
17.972 Mega 15 15 15 15 10 15 85
Wahyuni
17.973 Miftahul 15 15 10 10 10 10 70
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 10 5 5 5 65
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 5 10 5 5 55
17.977 Nur Mutiara 20 15 15 10 10 10 80
17.978 Nurhasanah 15 5 10 10 15 10 65
17.979 Nurul 20 10 15 15 15 15 90
Berkah
17.980 Nurul 15 10 15 20 10 15 85
Fauziah
17.981 Nurul 15 15 15 10 10 10 75
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 15 20 10 10 20 95
Putri
17.983 Solihin 15 15 10 10 15 10 75

Berdasarkan tabel 4.6 di atas subjek yang diteliti adalah 30, skor ideal
yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 100, skor
minimum yang dicapai adalah 50, rentang skornya adalah 55, skor rata-rata yang
telah dicapai adalah 73,5 dan standar deviasinya 42, 93 adalah .
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada
siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 34 Sangat Rendah 0 0.00
35 – 54 Rendah 1 3,34%
55 – 64 Sedang 3 10%

65 – 84 Tinggi 21 70%
85 – 100 Sangat Tinggi 5 16,66%
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahw dari 30 siswa kelas VII SMP Negeri
I Bolo. Kabupaten Bima, terdapat 0 atau 0,00% yang hasil tesnya masuk dalam
kategori sangat rendah, kategori rendah 1 atau 3,34%, kategori sedang terdapat 3
atau 10 %, kemudian 21 atau 70% masuk dalam kategori tinggi, 5 atau 16,66%
masuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka diperoleh skor rata-rata hasil tes
kemampuan membaca puisi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II yaitu
73,5.
Tabel 4.8 Deskriptif Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada Siklus
II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 64 Tidak Tuntas 4 13,4


65 – 100 Tuntas 26 86,6
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII SMP Negeri I
Bolo Kabupaten Bima terdapat 4 siswa (13,4%) yang tidak tuntas tes kemampuan
membaca puisi dari 30 siswa, 26 (86,6%) yang telah tuntas tes kemampuan
membaca puisi. Ini berarti ketuntasan membaca puisi siswa cukup memuaskan
secara keseluruhan.
Berdasarkan kriteria hasil belajar mengenai ketuntasan kelas, yaitu ≥ 85%,
data hasil penelitian pada siklus II di atas dianggap tuntas karena yang tuntas
mencapai 26 atau 86,6% dari 30 siswa. Penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya karna berdasarkan indikator keberhasilan yang ingin dicapai
telah terpenuhi, maka peneliti menganggap bahwa penelitian ini cukup
dilaksanakan pada siklus II dan menyimpulkan bahwa kemampuan membaca
puisi siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima melalui metode
Demonstrasi mengalami peningkatan.
d. Hasil Observasi
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus II
Siklus II Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 27 29 25 26 90 96,66 83,33 86,66 89,16
2. Siswa yang
26 27 28 29 86,66 90 93,33 96,66 91.66
memperhatikan materi
3. Siswa yang
mengajukan 23 25 28 29 76,66 83,33 93,33 96,66 87,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 28 29 30 90 93,33 96,66 100 94,99
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 5 6 8 8 16,66 20 26,66 26,66 22,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang
5 4 4 3 16,66 13,33 13,33 10 13,33
tidak relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 66,52
Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII
SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, frekuensi kehadiran siswa tergolong tinggi
yaitu 89,16%, siswa yang memperhatikan materi siswa yaitu 91.66%, yang
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru rata-rata
mencapai 87,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata mencapai
94,99%, siswa yang membutuhkan bimbingan pada guru rata-rata mencapai
22,49%, siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan
pembelajaran rata-rata mencapai 13,33%.
e. Refleksi
Kegiatan siswa pada siklus II ini, semangat dan perhatian siswa dalam prose
pembelajaran meningkat. Hal ini tampak dari perhatian siswa dalam
memperhatikan materi dan siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada saat guru
memantau siswa dalam mempelajari materi pada umunya aktif. Selain itu, siswa
yang melakukan kegiatan yang tidak relavan dengan pembelajaran mengalami
penurunan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia yaitu membaca puisi siswa
kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hal ini ditunjukkan
dengan terjadinya peningkatan skor rata-rata hasil belajar dari siklus I ke
siklus II. Demikian juga terjadinya peningkatan pencapaian ketuntasan
belajar dari siklus I ke siklus II.
2. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan metode
Demonstrasi dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
3. Pembelajaran dengan metode Demonstrasi sebahagian besar dari siswa
yang menjadi subjek penelitian merespon secara positif.
B. Saran
1. Sebagai seorang guru, hendaknya harus mengetahui macam-macam
metode mengajar dan mampu menyesuaikan metode-metode tersebut
dengan topik-topik yang akan diajarkan sehingga dalam penyampaikan
materi akan lebih bervariasi dan siswa tidak merasa bosan.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia khususnya materi
tentang membaca puisi siswa harus dilibatkan dalam proses pembelajaran
lebih aktif sehingga tercipta kemandirian dalam memecahkan masalah,
sehingga pembelajaran dengan metode Demonstrasi merupakan salaha
satu metode alternatif.
3. Diharapkan kepada para pengajar bidang studi bahasa Indonesia agar
memberikan latihan yang cukup dan berulang, baik berupa soal-soal
latihan yang dikerjakan di sekolah maupun dikerjakan di rumah.
4. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang pendidikan khususnya
pendidikan bahasa Indonsia dapat meneliti lebih lanjut tentang cara atau
metode yang relatif dan efisien untuk mengatasi kesultan siswa dalam
mempelajari bahasa Indonesia terutama tentang puisi.
DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir. 1984. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat.

Alwi, Hasan, dkk. 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Kelas untuk Guru. Yogyakarta: Yrama Widya.

Catherine, Susan, Griffin. 1998. Pengembangan Membaca. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas dan Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1998. Tujuan Pendidikan

Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Jassin, H.B. 1995. Prosa dan Puisi. Jakarta: Balai Pustaka.

Junaedie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra Indonesia. Ujung Pandang: Putra Maspul.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Mardalis. 1994. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Pradopo, Djoko, Rahmat. 2000. Puisi. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menenggah bagian Proyek Penataran Guru SLTA

Setara D III.

Purwanto. 1988. Tujuan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Slamet. 2009. Keterampilan Membaca. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Sudjana. 2004. Metode Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suhardjono, Suharsimi Arikunto, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.

Bumi Aksara. Jakarta.

Syah Muhibbin. 2008. Metode Demonstrai. Jakarta: Bumi Aksara.


Sumarni. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Teknik Cloze Kelas

VIII 2.2 SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Skripsi:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Suwandi, Sarwiji 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : Panitia Sertifikasi

Guru Rayon 13.

Syarif, Andi Nur, Hidayatullah. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi

Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 6

Makassar. Skripsi Makassar: FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Syaiful. 2008. Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara.

Tarigan, Hendry. Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Angkasa. Bandung.

Waluyo, Herman. J. 1987. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-meningkatkan-

proses-belajar-dan-hasil-belajar-bahasa-indonesia-pada-siswa.html.
DAFTAR HADIR SISWA
RPP
NILAI SISWA SIKLUS 1 DAN SIKLUS II
DOKUMENTASI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SURAT PENELITIAN

xiv
xiv
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bolo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1 (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2016
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit (3 × Pertemuan)

A. Standar Kompetensi : Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi

B. Kompetensi Dasar : Membaca


Membaca indah puisi dengan menggunakan dengan lafal, nada,
tekanan, intonasi yang tepat.

C. Indikator:
1. Kognitif
a. Produk
Menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
b. Proses
Membaca indah puisi dengan memperhatikan lafal,intonasi dan ekspresi.
2. Psikomotor
Mendeklamasikan puisi dengan memperlihatkan intonasi , lafal dan ekspresi
3. Afektif
a. Karakter
Dapat dipercaya,
Rasa hormat dan perhatian
Tekun
b. Keterampilan sosial

Menjelaskan cara pembacaan puisi yang baik dan bersosialisasi dengan


teman dalam membaca puisi yang baik.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu
1. Kognitif
a. Produk
Menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
b. Proses
Membaca indah puisi dengan memperhatikan lafal,intonasi dan ekspresi.
2. Psikomotor
Siswa mampu Mendeklamasikan puisi dengan memperlihatkan intonasi , lafal dan
ekspresi
3. Afektif
a. Karakter
Siswa membaca puisi dengan memperlihatkan sikap tekun, percaya diri, rasa
hormatdan perhatian
b. Keterampilan social
Dengan pembelajaran puisi siswa dapat memperlihatkan kemajuan dalam
keteramppilan membaca dengan tekun, percaya diri, dan penuh perhatian.
E. Materi pembelajaran
Memahami cara pembacaan puisi yang baik.
1. Pengertin puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi
a. Penjiwaan
Penjiwaan berkaitan dengan suasana hati yang bisa dilihat dari warna suara atau
bahasa tubuh si pembaca akibat dari pemaknaannya terhadap puisi tersebut.Puisi
yang berisi patriotisme misalnya penjiwaannya penuh dengan semangat pada saat
puisi itu dibacakan.
b.Vokal
Suara dalam membaca puisi adalah intonasi.Intonasi meliputi nada(tinggi-
rendahnya suara),tempo(panjang-pendeknya suara),tekanan(keras-lembutnya
suara),dan jeda(lama-sebentarnya penghentian suara).Baris puisi kalau sampai
waktuku ku tak mau seorangkan merayu-nya Chiril Anwar yang berjudul AKU
lebih baik dilafalkan dengan suara lantang atau keras.
Hal-hal yg berkaitan dengan vokal:
 Artikulasi (kejelasan ucapan)
 Intonasi(tinggi-rendahnya suara)
 Irama:panjang-pendeknya,keras-lembutnya,lambat-cepatnya,atau tinggi-
rendahnya suara.
c. Gerak
Gerak bisa dibagi menjadi 2 macam:
 Mimik(raut wajah)
 Gerakan tubuh(gesture)
Gerakan dalam membaca puisi berarti mengikuti nada dan suasana pembaca
puisi sesuai isi puisinya.Puisi yang sedih misalnya, nah puisi itu harus kita
bawakan dengan raut wajah atau mimik yang sedih dan gesture yang mendayu
dayu atau lambut.
Agar pembaca bisa membaca puisi dengan baik maka perhatikanlah langkah
langkahnya:
1. Memilih dan menentukan puisi yang yang akan di baca
2. Membaca dalam hati
3. Menafsirkan isi dan suasananya
d. Kesesuaian isi puisi yg dibacakan:
Membaca puisi adalah bentuk kegiatan mengungkapkan kembali isi
puisinya.Pengungkapan yang dilakukan oleh si pembaca harus sesuai dengan
makna puisi.Maka dari itu agar si pembaca dapat mengungkapkan puisinya
dengan tepat dia harus mengerti dulu apa is dari puisi tersebut.Hal hal yang
harus diperhatikan adalah perasaan dan pikiran si pengarang serta suasana yang
tercipta di dalam puisinya.

Puisi
Karya : Chairil Anwar

AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
F. Metode dan model Pembelajaran
1. Metode pembelajaran
Demonstrasi
2. Model Pembelajaran
- Tanya jawab
- Penugasan
- Model pembelajaran langsung
G. Alokasi Waktu
2 kali pertemuan (4×40 Menit)

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ,
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
 Bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi puisi
Motivasi :

 Membahas cara mendeklamasikan puisi dengan benar


2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mampu membaca puisi dengan intonasi yang baik ,suara,lafal, intonasi, dan
mimik yang tepat
 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 Memfasilitasi peserta didik mendeklamasikan puisi dengan memerhatikan
lafal, intonasi, dan ekspresi sesuai dengan isi puisi
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 Mendengarkan percakapan tentang persiapan mendeklamasikan puisi
 Mendengarkan pembacaan deklamasi puisi
 Mempelajari puisi yang akan dideklamasikan
 Mendeklamasikan puisi yang telah dideklamasikan
 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
 Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
 Membantu menyelesaikan masalah;
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. Menyimpulkan kegiatan deklamasi puisi
f. Mengerjakan latihan
Pertemuan kedua 2x40 menit

1. Kegiatan Awal
Apersepsi
 Bertanya jawab mengenai persiapan deklamasi puisi
Motivasi :

 Membahas cara mendeklamasikan puisi dengan benar


1. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mampu membaca puisi dengan intonasi yang baik ,suara,lafal, intonasi, dan
mimik yang tepat
 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 Memfasilitasi peserta didik mendeklamasikan puisi dengan memerhatikan
lafal, intonasi, dan ekspresi sesuai dengan isi puisi
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 Mendengarkan percakapan tentang persiapan mendeklamasikan puisi
 Mendengarkan pembacaan deklamasi puisi
 Mempelajari puisi yang akan dideklamasikan
 Mendeklamasikan puisi yang telah dideklamasikan
 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
 Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
 Membantu menyelesaikan masalah;
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
2. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. Menyimpulkan kegiatan deklamasi puisi
f. Mengerjakan latihan
I. Sumber/Bahan/alat
Teks puisi
Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII
J. Penilaian
Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Bentuk
Kompetensi Instrumen
Penilaian Penilaian
1. Mampu menandai Tes Uji petik kerja 1. Berilah penanda jeda pada
penjedaan dalam puisi praktik/kinerja puisi yang akan kamu
yang akan dibacakan baca!
2. Mampu membaca indah 2. Bacalah puisi yang kamu
puisi beri penanda jeda dengan
lafal, intonasi, mimik, dan
suara yang tepat!

Bentuk tes: lisan dan tertulis


No Aspek Penilaian Bobot Nilai
1 Menyusun perencanaan penghayatan, penampilan, 50
intonasi, pelafalan, vokal dan mimik dalam
mendeklamasikan puisi
a. Kreatif (20)
b. Cukup Kreatif (15)
c. Kurang Kreatif (10)
d. Tidak Kreatif (5)
2 Tampil mendeklamasikan puisi 50
a. Ekpresif (20)
b. Cukup Ekpresif (15)
c. Kurang Ekspresif (10)
d. Tidak Ekspresif (5)

Keterangan
Skor maksimum 3 (3 × 5) = 45

Nilai akhir : Jumlah skor yang diperoleh


X 100
Jumlah skor maksimal

Sila, Agustus 2016

Mahasiswa Penelitian

Nurrahmawati
Nim : 10533699512
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bolo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1 (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2016
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit (3 × Pertemuan)

A. Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi

B. Kompetensi Dasar : Membaca


Menanggapi cara pembacaan puisi
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
 Mengidentifikasi model pembacaan puisi
b. Proses
 Mendengarkan cara pembacaan puisi
 Mendiskusikan pembacaan puisi
2. Psikomotor
 Mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi dalam pembacaan
puisi
3. Afektif
a. Karakter
 Dipercaya
 Rasa hormat
 Santun
 Percaya diri
c. Keterampilan social
 Menjadi pendengar yang baik
 Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
 Menyumbang ide
 Membantu teman yang mengalami kesulitan

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu:
1. Kognitif
a. Produk
 Secara mandiri mengidentifikasi model pembacaan puisi
b. Proses
 Mendengarkan cara pembacaan puisi
 Mengomentari pembacaan puisi
 Mendiskusikan pembacaan puisi
2. Psikomotor
 Mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi dalam pembacaan
puisi
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlhat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan
dalam perilaku dipercaya, rasa hormat, bersikap santun, dan percaya diri
b. Keterampilan social
Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan
dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menjadi
pendengar yang baik, dapat menyumbang ide, dan membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam mengaggapi cara pembacaan puisi

E. Materi Pembalajaran
Memahami struktur puisi dan jenis-jenis puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

2. Struktur puisi
a. Struktur fisik puisi
 Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
 Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
 Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji.
 Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
 Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi.
 Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata,
tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut
sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
b. Struktur Batin Puisi
 Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
 Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya.
 Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.
3. Jenis-jenis Puisi
a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti
Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima),
Banyak suku kata tiap baris dan Irama.
b. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
F. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Penugasan, tanya jawab, model pembelajaran langsung


2. Metode Pembelajaran : Demonstrasi
G. Alokasi Waktu
2 kali pertemuan (4×40 Menit)

H. Sumber/Media pembelajaran
Teks puisi
Antologi puisi
Buku Penunjang Pelajaran Bahasa Indonesia, dan model pembacaan puisi.
I. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Apersepsi dan tanya jawab mengenai puisi
 Motivasi :Menyebutkan cara membaca puisi dan memahami isi puisi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan
mimik yang tepat
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik Menjelaskan cara membacakan puisi dengan
baik
 Menyimak pembacaan puisi yang dibacakan oleh salah seorang siswa
 Melakukan pembahasan mengenai isi puisi
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 Membacakan puisi dan didengarkan oleh orang lain
 Menyebutkan perasaan pengarang pada puisi yang telah dibaca
 Menjelaskan amanat yang terdapat dalam puisi
 Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;
 Menyimpulkan cara membaca puisi
 Menyimpulkan cara memahami isi puisi
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tes tertulis, tes sikap
2. Bentuk penilaian : tes uraian
3. Instrument
a. Simaklah pembacaan puisi yang ditampilkan oleh model (temanmu) kemudian
berikan penilaian berdasarkan kritria penilaian pembacaan puisi dengan tepat
b. Berilah tanggapan atas pembacaan pusis yang kamu dengarkan
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
No Aspek Penilaian Skor Nilai
1 Siswa menilai pembacaan puisi dengan tepat 3
2 Siswa menilai pembacaan puisi dengan kurang tepat 2
3 Siswa menilai pembacaan puisi dengan kurang tepat 1
4 Tidak ada jawaban atau nol 0
No Aspek Yang dinilai Skor Nilai
1 Siswa member tanggapan dengan alasan yang logis 3
terhadap pembacaan puisi dengan tepat

2 Siswa memberi tanggapan terhadap pembacaan puisi 2


dengan alasan yang kurang logis deangan kuran
tepat
3 1
Siswa memberi tanggapan terhadap pembacaan puisi
dengan alasan yang tidak logis dengan tepat
4 0
Tidak ada jawaban

Keterangan
Nilai akhir : Jumlah skor yang diperoleh
X 100
Jumlah skor maksimal

Sila, Agustus 2016


Mahasiswa Penelitian

Nurrahmawati
Nim : 10533699512
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bolo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1 (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2016
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 × Pertemuan)

A. Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi

B. Kompetensi Dasar : Membaca

Merefleksi puisi yang dibacakan


C. Indikator :
1. Kognitif
a. Produk
 Memahami makna puisi yang dibacakan
b. Proses
 Menangkap isi puisi
 Mengemukakan pesan-pesan
 Merefleksi puisi
2. Psikomotor
 Mampu memberikan umpan balik terhadap puisi yang dibacakan
3. Afektif
 Karakter
1. Rasa hormat
2. Santun
3. Tanggungjawab
 Keterampilan social
1. Menanggapi dengan baik dan benar isi puisi yang dibacakan
2. Mengemukakan pesan-pesan
3. Merefleksi puisi

D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu memamahim makna
puisi yang dibacakan
b. Proses
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mampu menangkap isi puisi,
mengemukakan pesan-pesan dan merefleksi puisi
2. Psikomotor
Siswa mampu memberikan umpan balik terhadap puisi yang dibacakan
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlhat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam
perilaku dipercaya, rasa hormat, bersikap santun, dan tanggungjawab.
b. Keterampilan social
Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam
menanggapi dengan baik dan benar isi puisi yang dibacakan, mengemukakan pesan-
pesan, dan merefleksi puisi.
E. Materi Pembelajaran
Puisi
Karya: Dian Hartati
PESAN DARI GURU
Dengan tertatih-tatih
Kau kayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kau sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak bawa mobil mewah
Tak bawa rupiah
Tapi aku punya cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah kau
Aku sangat menyanyangimu
Ini daerah terpencil
Tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tapi aku punya cinta
Cinta untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran : Tugas dan Tanya jawab
2. Metode Pemmbelajaran : Demonstrasi

G. Sumber/Media Pembelajaran
Buku indonesia, SMP/Mts kelas VII
teks puisi yang dibacakan

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
 Mengingatkan kembali wawasan Peserta didik tentang cara pemahaman puisi
 Berdiskusi menemukan makna dalam puisi
Motivasi :
 Membuat Tes puisi.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan
mimik yang tepat
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip belajar
dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik Menjelaskan pembacaan teks puisi ”Sebelah
Tangan” yang dibacakan
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 Memberikan tanggapan terhadap pembacaan teks puisi ”Sebelah Tangan”
 Membahas isi puisi ”Sebelah Tangan”
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. Menyimpulkan kegiatan menanggapi pembacaan puisi
f. Menyelesaikan latihan
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk penilaian : Tes uraian
3. Instrument
1. Tuliskan gambaran pengindaraan, perasaan, dan pendapat dalam puisi yang
dibacakan
2. Tuliskan pesan-pesan yang terdapat dalam puisi yang dibacakan
3. Deskripsikan perbedaan dan persamaan kehidupan pribadi siswa dengan puisi
RUBRIK PENILAIAN
No Aspek Penilaian Bobot Nilai
1 Menuliskan gambaran pengindaraan, perasaan, dan 3
pendapat terhadap puisi yang dibacakan secara tepat

2 Menuliskan gambaran pengindaraan, perasaan, dan 2


pendapat terhadap puisi yang dibacakan kurang tepat

3 Menuliskan gambaran pengindaraan, perasaan, dan 1


pendapat terhadap puisi yang dibacakan tidak
4 0
Tidak menuliskan apa-apa
1 Menuliskan pesan-pesan dalam puisi secara tepat 3
2 Menuliskan pesan-pesan dalam puisi kurang tepat 2
3 Menuliskan pesan-pesan dalam puisi tidak tepat 1
4 Tidak menulis apa-apa 0
3 Deskripsikan perbedaan dan persamaan kehidupan 5
prbadi siswa dengan kehiduoan dalam puisi
a. Sempurna (3)
b. Kurang sempurna (2)
c. Tidak sempurna (1)
d. Tidak ada

Keterangan
Nilai akhir : Jumlah skor yang diperoleh
X 100
Jumlah skor maksimal
Sila, Agustus 2016
Mahasiswa Penelitian

Nurrahmawati
Nim : 10533699512
SKOR PEROLEHAN SISWA KELAS VII. C EVALUASI KET. MEMBACA PUISI
SIKLUS 1

NO NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor


. SISWA Penghayat Penampilan Intonasi Pelafalan Vokal Mimik
an
1 Arif Rahman 10 10 10 5 10 10 55
2 Azzukruf 10 10 10 5 10 10 55
Dwi Yuniar
3 Deasy Cahya 15 10 15 10 15 10 75
Fitriani
4 Dwi Marsya 5 5 5 10 5 10 40
Ramadani
5 Dwi 20 10 5 10 10 10 65
Wahyudin
6 Eka 10 10 10 10 5 5 50
Marniyati
7 Fadhlan Al- 10 10 10 10 10 10 60
Hakim
8 Fanni Apriani 5 10 5 10 10 10 50
9 Febriyanti 5 5 5 5 5 10 35
10 Fitriyani 15 10 15 10 5 5 60
11 Hattatiar 11 15 8 10 10 10 64
Fahrezi
Ramadhand
12 Khairunnisya 20 10 10 5 5 5 55
h
13 Khusnul 20 20 10 5 20 5 80
Fitriani
14 M. Reza 10 10 10 10 5 10 55
Kurniawan
15 M. Riski 10 5 5 5 5 10 40
Ramadhan
16 M. sahrur 5 10 10 10 10 10 55
Ramadhan
17 Maisya 10 10 10 10 10 10 60
Damayanti
18 Mar’atun 10 10 5 10 5 5 45
Nisa
19 Mega 20 15 12 5 5 7 64
Wahyuni
20 Miftahul 10 5 10 5 5 5 40
Jannah
21 Muhammad 20 20 8 5 5 5 63
Al Azhar
22 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
23 Nanang 10 20 10 10 5 5 60
24 Nur Mutiara 15 12 12 9 10 8 66
25 Nurhasanah 10 5 5 5 5 5 35
26 Nurul Berkah 10 15 10 10 15 10 70
27 Nurul 10 5 10 5 5 5 40
Fauziah
28 Nurul 15 10 5 5 15 5 55
Hikmah
29 Qori Widias 20 10 15 5 10 10 70
Putri
30 Solihin 5 5 5 5 5 5 30
ANALISIS DATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA
SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BOLO YANG DIAJAR MELALUI METODE
DEMONSTRASI

Hasil Evaluasi Siswa pada Siklus 1

NO Nama L/P Nilai Siklus I


1 Arif Rahman L 55
2 Azzukruf Dwi Yuniar P 55
3 Deasy Cahya Fitriani P 75
4 Dwi Marsya Ramadani P 40
5 Dwi Wahyudin L 65
6 Eka Marniyati P 50
7 Fadhlan Al-Hakim L 60
8 Fanni Apriani P 50
9 Febriyanti P 35
10 Fitriyani P 60
11 Hattatiar Fahrezi Ramadhand L 64
12 Khairunnisyah P 55
13 Khusnul Fitriani P 80
14 M. Reza Kurniawan L 55
15 M. Riski Ramadhan L 40
16 M. sahrur Ramadhan L 55
17 Maisya Damayanti P 60
18 Mar’atun Nisa P 45
19 Mega Wahyuni P 64
20 Miftahul Jannah P 40
21 Muhammad Al Azhar L 63
22 Muhammad Asyirin L 65
23 Nanang L 60
24 Nur Mutiara P 66
25 Nurhasanah P 35
26 Nurul Berkah P 70
27 Nurul Fauziah P 40
28 Nurul Hikmah P 55
29 Qori Widias Putri P 70
30 Solihin L 30
JUMLAH 1657
RATA-RATA 55,23
Analisis Data Hasil Evaluasi Siswa pada Siklus I

NO Nilai xi Jumlah Siswa ( fi . xi ) fi .


( fi )
1 30 1 30 900 900
2 35 2 70 1225 2450
3 40 4 160 1600 6400
4 45 1 45 2025 2025
5 50 2 100 2500 5000
6 55 6 330 3025 18150
7 60 4 240 3600 14400
8 63 1 63 3969 3969
9 64 2 128 4096 8192
10 65 2 130 4225 8450
11 66 1 66 4356 4356
12 70 2 140 4900 9800
13 75 1 75 5625 5625
14 80 1 80 6400 6400
= 30 = 1657 = 48445 = 96117

 Ukuran Sampel = 30
 Skor tertinggi = 80
 Skor terendah = 30
 Rentang Skor = Skor tertinggi – Skor terendah
= 80-30
= 50
 Nilai rata-rata ( X )
.
∑= ∑

X=
= 55,23

 Standar Deviasi ( S )


S=

48445
= 30−1

=

= √1670= 40,86

 Variansi ( ) = ( 40,86)
= 1,669
Distribusi frekuensi hasil keterampilan membaca puisi siswa siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Presentasi


1 0 – 34 Sangat Rendah 1 3,33%
2 35 – 54 Rendah 9 30%
3 55 – 64 Sedang 13 43,33%
4 65 – 84 Tinggi 7 23,34%
5 85 – 100 Sangat Tinggi 0 0 %
Jumlah 30 100%

%
1. Sangat Rendah = = 3,33%
%
2. Rendah = = 30%
%
3. Sedang = = 43,33 %
%
4. Tinggi = = 23,34 %
SKOR PEROLEHAN SISWA KELAS VII C EVAUASI KET. MEMBACA PUISI
SIKLUS II

NO NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor


. SISWA Penghayat Penampilan Intonasi Pelafalan Vokal Mimik
an
1 Arif Rahman 15 10 10 10 15 10 75
2 Azzukruf 20 20 15 5 10 10 80
Dwi Yuniar
3 Deasy Cahya 10 10 15 10 15 10 70
Fitriani
4 Dwi Marsya 20 20 10 10 5 5 70
Ramadani
5 Dwi 20 10 15 10 10 15 75
Wahyudin
6 Eka 15 15 10 10 10 15 75
Marniyati
7 Fadhlan Al- 20 10 10 15 10 15 80
Hakim
8 Fanni Apriani 20 20 5 10 15 5 75
9 Febriyanti 10 5 5 10 20 10 60
10 Fitriyani 15 20 10 10 10 10 75
11 Hattatiar 20 15 10 20 15 20 100
Fahrezi
Ramadhand
12 Khairunnisya 20 10 10 10 10 10 70
h
13 Khusnul 20 20 10 10 10 5 75
Fitriani
14 M. Reza 15 15 15 15 10 5 75
Kurniawan
15 M. Riski 10 10 10 10 10 10 60
Ramadhan
16 M. sahrur 10 5 5 10 10 5 45
Ramadhan
17 Maisya 10 15 10 10 15 15 75
Damayanti
18 Mar’atun 10 10 10 10 10 15 65
Nisa
19 Mega 15 15 15 15 10 15 85
Wahyuni
20 Miftahul 15 15 10 10 10 10 70
Jannah
21 Muhammad 20 20 10 5 5 5 65
Al Azhar
22 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
23 Nanang 10 20 5 10 5 5 55
24 Nur Mutiara 20 15 15 10 10 10 80
25 Nurhasanah 15 5 10 10 15 10 65
26 Nurul Berkah 20 10 15 15 15 15 90
27 Nurul 15 10 15 20 10 15 85
Fauziah
28 Nurul 15 15 15 10 10 10 75
Hikmah
29 Qori Widias 20 15 20 10 10 20 95
Putri
30 Solihin 15 15 10 10 15 10 75
ANALISIS DATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BOLO YANG DIAJAR MELALUI METODE
DEMONSTRASI

Hasil Evaluasi Siswa pada Siklus II

NO Nama L/P Nilai Siklus II


1 Arif Rahman L 75
2 Azzukruf Dwi Yuniar P 80
3 Deasy Cahya Fitriani P 70
4 Dwi Marsya Ramadani P 70
5 Dwi Wahyudin L 75
6 Eka Marniyati P 75
7 Fadhlan Al-Hakim L 80
8 Fanni Apriani P 75
9 Febriyanti P 60
10 Fitriyani P 75
11 Hattatiar Fahrezi Ramadhand L 100
12 Khairunnisyah P 70
13 Khusnul Fitriani P 75
14 M. Reza Kurniawan L 75
15 M. Riski Ramadhan L 60
16 M. sahrur Ramadhan L 45
17 Maisya Damayanti P 75
18 Mar’atun Nisa P 65
19 Mega Wahyuni P 85
20 Miftahul Jannah P 70
21 Muhammad Al Azhar L 65
22 Muhammad Asyirin L 65
23 Nanang L 55
24 Nur Mutiara P 80
25 Nurhasanah P 65
26 Nurul Berkah P 90
27 Nurul Fauziah P 85
28 Nurul Hikmah P 75
29 Qori Widias Putri P 95
30 Solihin L 75
JUMLAH 2205
RATA-RATA 73,5
Analisis Data Hasil Evaluasi Siswa pada Siklus II

NO Nilai xi Jumlah Siswa ( fi ) ( fi . xi ) fi .


1 45 1 45 2025 2025
2 55 1 55 3025 3025
3 60 2 120 3600 7200
4 65 4 260 4225 16900
5 70 4 280 4900 19600
6 75 10 750 5625 56250
7 80 3 240 6400 19200
8 85 2 170 5525 11050
9 90 1 90 8100 8100
10 95 1 95 9025 9025
11 100 1 100 1000 1000

= 30 = 2205 = 53450 = 153375

 Ukuran Sampel = 30
 Skor tertinggi = 100
 Skor terendah = 45
 Rentang Skor = Skor tertinggi – Skor terendah
= 100-45
= 55
 Nilai rata-rata ( X )
.
∑= ∑

X=
= 73,5

 Standar Deviasi ( S )


S=


=

=

= √1843 = 4293

 Variansi ( ) = ( 4293)
= 18,42
Distribusi frekuensi hasil keterampilan membaca puisi siswa siklus II

No Skor Kategori Frekuensi Presentasi


1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0%
2 35 – 54 Rendah 1 3,34%
3 55 – 64 Sedang 3 10%
4 65 – 84 Tinggi 21 70%
5 85 – 100 Sangat Tinggi 5 16,66%
Jumlah 30 100%

%
1. Rendah = = 3,34 %
%
2. Sedang = = 10 %
%
3. Tinggi = = 70 %
%
4. Sangat Tinggi = = 16,66%
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
BELAJAR MENGAJAR SIKLUS I
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I

Siklus I
Indikator yang Rata-rata
No Frekuensi Persentase (%)
Diamati (%)
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4
1. Siswa yang
23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
hadir
2. Siswa yang
memperhatikan 20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
materi
3. Siswa yang
mengajukan 8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan
27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
soal latihan
(LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang
melakukan
kegiatan lain
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
yang tidak
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18

Makassar, Agustus 2016


` Mahasiswa/Peneliti

Nurrahmawati.
10533699512
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES
BELAJAR MENGAJAR SIKLUS II

Siklus II Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 27 29 25 26 90 96,66 83,33 86,66 89,16
2. Siswa yang
26 27 28 29 86,66 90 93,33 96,66 91.66
memperhatikan materi
3. Siswa yang
mengajukan 23 25 28 29 76,66 83,33 93,33 96,66 87,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 28 29 30 90 93,33 96,66 100 94,99
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 5 6 8 8 16,66 20 26,66 26,66 22,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang
5 4 4 3 16,66 13,33 13,33 10 13,33
tidak relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 66,52

Makassar, Agustus 2016


` Mahasiswa/Peneliti

Nurrahmawati.
10533699512
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan

pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai

materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral

pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,

gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu

dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan

membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan

pelajaran tersebut.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan

kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas

dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat

penting dan diharapkan guru memiliki cara/model pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

1
2

Usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus pada mata pelajaran

bahasa Indonesia masih mengalami kesulitan. Hal ini terkait pada materi

pembelajaran membaca puisi siswa masih kesulitan mendapatkan nilai

maksimal. Bertitik tolak dari hal tersebut dianggap perlu adanya pemikiran dan

tindakan yang harus segera dilaksanakan agar siswa dalam mempelajari

konsep-konsep tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran

khusus yang dibuat oleh guru dapat tercapai dengan baik. Tindakan yang dapat

dilakukan dalam hal ini antara lain menerapkan metode pembelajaran yang

tepat guna. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat

penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep.

Metode pembelajaran jenisnya beragam, masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahan, pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau

pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang

akan menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan penggunaan metode

demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak

hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik,

emosional dan intelektual pada cara yang diajarkan oleh guru.

Oleh sebab itu, siswa yang telah melakukan kegiatan membaca bukan

hanya dapat lancar membaca, melainkan mereka mendapatkan pengetahuan

tambahan aspek lain, sebagai hasil dari kegiatan tersebut. Keterampilan

membaca yang sering terjadi khususnya di SMP Negeri I Bolo kelas VII

Kabupaten Bima menganggap bahwa pembelajaran keterampilan membaca itu


3

gampang, namun kenyataannya, pernyataan itu salah, karena kenyataannya

keterampilan membaca belum tercapai dan masih terkategori rendah. Masih

banyak kekurangan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

terutama dalam membaca puisi. Salah satu penyebab kekurangan tersebut

adalah siswa masih kurang memahami pelafalan, intonasi, volume suara, dan

ekspresi yang harus diperhatikan saat membaca puisi, serta penggunaan metode

pembahasan yang kurang efektif oleh guru.

Salah satu teknik pembelajaran keterampilan membaca yang cukup

efektif diharapkan adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Peranan

metode tersebut, merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan

keterampilan membaca puisi siswa, yang selama ini belum memadai. Proses

pembelajaran tersebut, tentu jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan

dengan pembelajaran praktis, yang hanya menyodorkan topic, judul, atau

kerangka. Selain itu, siswa memperoleh dampak pengiring seperti sikap kritis,

tanggung jawab, keberanian, sikap ilmiah, dan sebagainya.

Keterampilan membaca puisi perlu ditingkatkan supaya siswa terbiasa

membaca puisi didepan kelas atau didepan umum agar tidak merasa canggung

lagi apabila disuruh membaca puisi di depan umum atau orang banyak. Dalam

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya, keterampilan membaca puisi, masih

sangat rendah karena kurangnya membiasakan membaca puisi di depan kelas

atau di depan umum memperoleh nilai 55-69 yang seharusnya 65-100.


4

Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu tentang kemampuan membaca puisi sehingga siswa

kebanyakan hanya dengan penggunaan intonasi yang tepat, memberi tanda

jeda, artikulasi, volume suara, dan ekspresi yang sesuai dengan konteks.

Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam

membaca, diantaranya: kelancaran membaca, memberi tanda penjedaan,

intonasi yang tepat, artikulasi, volume suara yang jelas, serta ekspresi yang

sesuai dengan konteks.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: Bagaimana peningkatan keterampilan membaca puisi dengan

menggunakan metode demonstrasi pada siswa SMP Negeri I Bolo Kabupaten

Bima Kelas VII ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka, tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas

VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun

bermanfaat secara praktis.


5

1. Manfaat teoretisnya untuk mengembangkan teori pembelajaran

membaca puisi.

2. Manfaat praktis

a. Untuk siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan

membaca puisi.

b. Untuk guru, penelitian ini dapat memperbaiki kinerja dalam

proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia,

khususnya pada pokok bahasan membaca puisi.

c. Untuk sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan mutu

sekolah.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang akan diuraikan pada penelitian ini pada dasarnya

dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian, baik dalam hal

pengumpulan data, pengelolaan data, maupun penarikan kesimpulan.

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, kajian pustaka yang dianggap

relevan dengan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

1. Penelitian yang Relavan

Hasil penelitian yang relavan dapat dikemukakan sebagai berikut.

Sumarni (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Membaca melalui Teknik Cloze Kelas VIII 2.2 SMP Negeri 2

Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan,

bahwa kemampuan membaca melalui teknik cloze dapat meningkatkan. Hasil

penelitian ini ialah pada tahap pratindakan nilai rata-rata adalah 50,6

meningkat menjadi 60,5 pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi

72,7.

Selain itu Andi Nur Syarif Hidayatullah (2012), melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode

Demonstrasi pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiya 6 Makassar”. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi

sebagai suatu metode dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia dapat

6
7

meningkat kemampuan siswa dalam membaca puisi. Hasil penelitian ini ialah:

pada tahap pratindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 50,64, meningkat

menjadi 60,15 pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi

73,48 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 83,64.

2. Teori Pembelajaran Keterampilan Membaca

a. Pengertian Membaca

Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa. Pada umumnya keterampilan membaca diperoleh seseorang melalui

sekolah formal. Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, keterampilan

membaca harus dilatih sejak dini ( bangku pendidikan dasar) agar siswa dapat

memahami makna yang ada dalam bacaan.

Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-

undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab (Sisdiknas, UU No 20 Tahun 2003).

Tingkat pendidikan berupa pendidikan formal dan non formal

mempunyai tujuan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang

terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif

dalam membentuk manusia seutuhnya agar manusia menjadi sadar akan


8

dirinya dan dapat dimanfaatkan lingkungannya untuk meningkatkan taraf

hidupnya. Untuk dapat berfungsi demikian, manusia memerlukan pengetahuan,

keterampilan, penguasaan teknologi dan dapat mandiri melalui pendidikan

(Wahyuningtyas 2000: 20).

Menurut Tarigan (2008:11) membaca diartikan sebagai suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa

tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu

kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata

secara individu dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang

tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap, dan proses membaca itu tidak

terlaksana dengan baik.

Membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari

sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun

sebuah bahasa. Membaca salah satu cara yang paling umum untuk

mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk

hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Sebagian besar

kegiatan membaca dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis

bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca, membaca dapat

menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini

dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun kosentrasi

kita sendiri.
9

Samsu Somadayo (2011: 4), menyatakan bahwa membaca adalah suatu

kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di

dalam bahan tulisan. Berdasarkan pengertian tersebut, membaca lebih

berorientasi dalam memahami isi bacaan secara sungguh-sungguh sehingga

setelah melaksanakan kegiatan ini maka diharapkan pembaca benar-benar

dapat mengambil makna bacaan. Berkaitan degan hal ini, Burns sebagaimana

dikutip oleh Slamet (2009:71) menyebutkan bahwa untuk memperoleh

pemahaman bacaan, seorang pembaca memerlukan pengetahuan kebahasaan

dan nonkebahasaan. Bahkan, keluasan latar belakang pengetahuan dan

pengalaman pembaca sangat berguna sebagai bekal untuk mencapai

keberhasilan membaca agar pembaca dapat mengenali konsep dan kosa kata

serta latar yang terdapat dalam bacaan.

b. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca memiliki tujuan utama untuk mencari dan

memperoleh informasi mencakup isi serta memahami makna bacaan. Anderson

(dalam Tarigan, 2008:11) menyebutkan beberapa tujuan membaca sebagai

berikut.

Pertama. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta

fakta (reading for detail or facts). Misalnya, membaca untuk menemukan atau

mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang terjadi pada

tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh

tokoh.
10

Kedua. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main

ideas). Misalnya, membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan

topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau dialami oleh tokoh.

Ketiga. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi

cerita (reading for sequence or organization). Misalnya, membaca untuk

menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita mulai

dari awal sampai akhir cerita.

Keempat. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading

for inference). Misalnya, membaca untuk menemukan serta mengetahui

mengapa para tokoh para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang

hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca.

Kelima. Membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

Misalnya, membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak

biasa, tidak wajar seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita

itu benar atau tidak benar.

Keenam. Membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate).

Misalnya, membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup

dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang

diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam suatu

cerita.

Ketujuh. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan

(reading to compare or contrast). Misalnya, membaca untuk menemukan


11

bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari yang kita

kenal, dan bagaimana tokoh menyerupai bacaan.

c. Manfaat Membaca

Menurut Slamet (2009:69), kegiatan membaca mendatangkan berbagai

manfaat, memperoleh banyak pengalaman, memperoleh pengetahuan umum

dan berbagai informasi tertentu yang bermanfaat, mengetahui berbagai

peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, dapat

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat memperluas

cakrawala pikir, meningkatkan taraf hidup dan kebudayaan keluarga,

masyarakat, nusa dan bangsa, serta dapat memecahkan berbagai masalah

kehidupan, mengantar seseorang menjadi pandai dan memperkaya

pembendaharaan kata, ungkapan, istilah, yang menunjang keterampilan

menyimak, berbicara dan menulis.

d. Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya

1) Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan

alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau

pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan

pengarang (Tarigan, 2008:23).

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan

tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar

dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik

yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.


12

2) Membaca dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan

tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Secara garis besar, membaca

dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan

membaca intensif. Berkaitan dengan jenis kegiatan membaca ini, Palmer

(dalam Kledecka, 2001:5) menjelaskan bahwa proses kegiatan membaca dapat

dilakukan secara luas (ekstensif) maupun secara penuh penghayatan (intensif).

Di dalam jenis membaca ekstensif, masing-masing kalimat yang dibaca

diperlakukan dengan cermat dan seksama. Sedangkan pada kegiatan membaca

yang intensif, tiap kalimat di baca dengan penuh penghayatan dan kehati-

hatian.

3. Hakikat Belajar Puisi

Pengertian belajar telah dibicarakan bahwa pengertian puisi menurut

pandangan lama itu tidak sama dengan pandangan baru. Hal ini disebabkan

oleh puisi lama berdasarkan pengertiannya pada aspek formalnya sedangkan

puisi baru berdasarkan pengertian puisi dalam hakikatnya.

Hakikat puisi bukan letak pada bentuk formal meskipun bentuk formal

itu penting. Puisi baru (moderen) tidak terikat bentuk formal, tetapi disebut

juga puisi hal ini disebabkan didalam puisi moderen terkandung hakikat puisi

ini, yang tidak berupa bunyi, jumlah baris ataupun jumlah kata pada tiap

barisnya.
13

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam hakikat puisi

1. Sifat seni

2. Kepadatan

3. Ekspresi langsung

a. Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu wujud sastra. Puisi dapat dibedakan dengan karya

sastra yang lain karena bahasanya yang ekonomi serta pengungkapannya yang

intens (Junaedi, 1994 : 1), untuk memahami makna sebuah puisi diperlukan

adanya perhatian yang sungguh-sungguh, ia harus dibaca dengan berulang-

ulang sambil merenungkan maknanya sebab dengan pembacaan sepintas

maknanya sukar dipahami dengan baik.

Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan

suasana sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritme

dan musikalisasi, Pradopo (2000: 58) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah

hasil karya sastra seni yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-

sarana kepuitisan puisi itu karya estetis yang bermakna yang mempunyai arti,

bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna, lain halnya dengan James

Reeves, dia menyatakan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan

penuh daya pikat.

Berbicara tentang baca puisi, berarti berbicara tentang puisi dan

pembacaanya. Sebab sesungguhnya membaca puisi tidak lain dari pembacaan

saat dengan lagu-lagu dan gerak-lirik (Alwi dkk, 1994 : 193). Dengan

demikian, ada empat unsur pokok yang terkait dalam baca puisi, yaitu: puisi,
14

pembaca, lagu dan gerak-gerik. Keempat unsur tersebut terpaut erat dengan

yang lainnya serta saling menunjang dalam kelahiran dirinya dalam wujud baca

puisi. Dikatakan saling terkait karena tanpa puisi dan pembaca, baca puisi tidak

akan terwujud. Dan selanjutnya, lebih tidak mungkin lagi diangkatnya dalam

wujud baca puisi dengan lagu dan mimik.

Membaca puisi belum cukup kalau baru sampai pada kemampuan

membaca. Seseorang harus mampu menyalami puisi itu sedemikian rupa,

sehingga sampai pada titik minimal, yaitu terjadinya persinggungan cita rasa

pembaca dengan cita rasa puisi yang dibaca (Alisjahbana, 1984: 24).

Puisi sebagai karya imajiner hadir sebagai hadirnya kelahiran, lahiriah

dan batiniah. Justru itu puisi pun memerlukan pendekatan luar dalam,

pemahaman kulit maupun isinya. Apa bila hal ini tercapai, maka terantarlah

pembaca pada kemungkinan baca puisi yang sesungguhnya. Dikatakan suatu

kemungkinan sebab walaupun seseorang telah mampu memahami namun tidak

secara otomatis pembacapun dapat membacanya dalam wujud baca yang benar.

Sehubungan dengan pemahaman terhadap puisi terdapat kategori-

kategori. Ada orang yang mampu membaca puisi dengan lagu ataupun dengan

gerak-gerik yang baik, tetapi tidak memahami apa yang sementara atau sudah

dibacanya. Itu tahap pertama baca puisi, tahu baca tetapi tidak mengetahui apa

yang dibacanya.

Tahap kedua tercapai apabila pembaca telah mampu memahami makna

yang terkandung dalam puisi. Pada tahap ini pembaca tidak hanya tahu tetapi

tahu apa yang dibaca. Hal ini mudah dipahami karena keunikan puisi itu
15

sendiri dalam kehadiran apabila dibandingkan dengan wujud sastra lain. Untuk

mengetahui isi diperlukan pengetahuan perpuisian, pengalaman praktis maupun

teoretis.

Tahap ketiga. Pembaca tidak hanya sampai pada pemahaman tetapi turut

menikmati atau merasakan nikmat dan cita rasa puisi. Untuk sampai pada tahap

ini diperlukan modal pengalaman dan nilai-nilai hidup yang beraneka ragam.

Sebab, sesungguhnya puisi dapat dianggap sebagai pengungkapan kembali tata

hidup dan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, seorang sulit diajak berdialog

lewat puisi tentang nilai-nilai kesusilaan misalnya apabila nilai itu tidak

bersemi dalam jiwanya. Kalau pembaca telah sampai pada tahap ini yakni,

terdapatnya persaingan cita rasa pribadinya dengan cita rasa puisi yang

dibacanya.

Kemampuan dan kesiapannya deklamator harus mampu meyakinkan

dirinya sendiri dengan orang lain tentang kebenaran pengalamannya tidak

menggunakan intonasi, irama, mimik dan panttomim menurut (Jassin, 1995:

65). Mungkin ada deklamator yang mampu mendeklamsikan sebuah puisi

dengan tidak menggunakan semua unsur, tetapi kemampuan ini tidak dapat

dijadikan patokan untuk tidak membenarkan deklamtor lain menggunakan alat

bantu itu.

Kehadiran deklamasi dapat dianggap sebagai kehadiran suatu seni

dengan dunianya sendiri, sebagaimana halnya dengan seni lainnya (Jassin,

1995: 56). Sebagai suatu seni (seni deklamasi) wajar mendapat tempat yang

sejajar dengan seni-seni lainnya. Justru itu deklamasi sukar ditampilkan oleh
16

sembarang orang. Oleh orang yang tidak berpengetahuan dan berpengalaman

dalam dunia perpuisian utamanya dalam dunia pendeklamasian. Sebab

deklamasi pun menuntut persyaratan sebagaimana seni lainnya.

Telah diketahui bahwa deklamasi adalah suatu usaha, hasil produk, hasil

persinggungan cita rasa pembaca dengan penyair yang ada dalam media

puisinya. Puisi dapat dijandaikan sebuah taman dimana cita rasa penyair

diungkapkan.

b. Jenis-jenis Puisi

Puisi Lama

Yang termaksud puisi lama antara lain:

1. Pantun

Tradisi berpantun. Pantun merupakan bentuk karya sastra yang terdiri

dari 4 baris satu bait baris pertama. Baris pertama dan kedua merupakan

lampiran sedangkan baris ketiga dan ke empat adalah isi:

Contohnya: Anak Padang kekurai taji

Batang menangis bercabang lima

Adik sayang usai pergi

Pahit manis tanggung bersama

2. Syair

Syair sama halnya dengan puisi atau sajak. Syair selesai dalam satu bait,

karena syair biasanya untuk bercerita, semua baris syair mengandung makna,

syair tidak bersampiran.


17

c. Puisi Baru/Moderen

Angkatan pujangga baru merupakan pelopor angkatan yang

mempopulerkan jenis puisi yang lazimnya disebut baru yang meliputi soneta,

disthikon, kwartrain, dan sebagainya. Penyair yang paling kuat pada masa

pujangga baru adalah Amri Hamsah oleh Jasin digelari raja penyair pujangga

baru. Ada beberapa penyair yang cukup kuat pada masa ini. Misalnya: Sanusi

Pane, J.E Tangeng dan Sultan Takdir Alisjahbana.

Berdasarkan bentuk dan jumlah barisnya puisi dapat dibedakan atas:

1. Soneta

Di Indonesia mulai dikenal pada permulaan abad ke-20 pembawa soneta

ke Indonesia adalah M. Yamin dan Rustam Efendi. Soneta terdiri dari 14 baris.

2. Disthikon

Disthikon merupakan suatu yang terdiri akhir atas dua baris dalam sebait.

3. Kwatrain

Kwatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris sebait oleh puisi

bebas (puisi modern).

Puisi bebas atau puisi Indonesiaa modern bermula pada pendudukan

Jepang yang pelopori Chairil Anwar. Bila ide disarankan pada angkatan

pujangga baru masih berbentuk cita-cita dan perubahan bentuk secara perlahan

dari bentuk lama cara mengungkapkannya masih terikat oleh struktur lama

sehingga mereka berbentuk soneta yang mendekati struktur pantun.


18

Kehidupan yang didambakan oleh pujangga baru akhirnya dihidupkan

pada tahun 1945 yang dinyatakan dalam kebebasan struktur mengungkapkan

ide atau tema sebagai pesan yang ingin disampaikan dan terhadap suatau sikap

mental keberanian pada diri seorang penyair. Hal ini tercermin dalam puisi A.

Hasjmy.

d. Unsur-unsur Puisi

Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.

Richards (dalam Tarigan, 2008) menyatakan bahwa unsur puisi terdiri

dari 1 hakikat puisi yang meliputi tema (sense), rasa (feeling), amanat

(intention).

Waluyo, (1987) yang menyatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur

fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin

puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.

Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987: 27) menyatkan adanya unsur

penting dalam puisi, unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur

sintaksis. Unsur tematik puisi lebih menuntut kearah struktur batin puisi, unsur

sintaksis menunjuk kearah struktur fisik puisi. Unsur puisi meliputi (1) diksi,

(2) imaji, (3) bahasa kiasan, (4) symbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk

(Badrun, 1989: 6).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7)

bahasa figurativ, (8) kata kongkrit, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini,

menurut pendapat Waluyo (1987: 27). Dapat dipilih menjadi dua struktur, yaitu
19

struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi

(diksi, imaji, bahasa figurativ, kata kongkrit, ritme dan rima).

e. Baca Puisi

Pada hakikatnya sarana baca puisi ada dua macam, yaitu: informatif dan

imajinatif. Bacaan informatif adalah bacaan yang memberikan informasi

tentang suatu kenyataan berdasarkan pengetahuan. Sedangkan bacaan

imajinatif adalah bacaan yang ditulis untuk dinikmati, dipahami, dianalisis

ataukah ada maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penyair.

Keraf (1993 : 2), membagi suatu bacaan atas empat, yaitu: komposisi,

argumentasi, deskripsi dan narasi. Jenis bacaan pertama, kedua dan ketiga

termasuk karangan yang bersifat informatif. Jenis keempat adalah bacaan

imajinatif.

Ada tiga komponen yang terkait dalam pembacaan sastra (puisi) yaitu (1)

si pembaca, (2) karya sastra, (3) pendengar atau komponen (Muljana Slamet

1996: 98). Dikatakan ada tiga komponen tersebut, ada tiga tujuan yang ingin

dicapai dengan pembacaan puisi, untuk si pembaca, pengembangan sastra dan

untuk pendengar atau penonton. Ketiga tujuan tersebut dapat dibedakan tetapi

kadang sukar dipisahkan artinya seorang pembaca dan mungkin saja pada

mulanya ia membaca puisi karena ia ingin memahami, menikmati atau

mengetahui pandangan dan sikap hidup penyairnya, tetapi ternyata pada esok

harinya si pembaca tersebut ingin menyampaikan atau mengungkapkan apa

yang telah ia peroleh dan pembacanya itu kepada orang lain. Mungkin pula
20

seorang pembaca pada mulanya ia membaca puisi karena ingin menganalisis

puisi itu, nikmat atau pengungkapan yang semula ia tidak duga.

Sekalipun ketiga komponen tersebut saling berkaitan, namun patut pula

diketahui bahwa tiap komponen itu mempunyai sasaran tertentu. Kalau

sasarannya berbeda, maka pelaksanaan pembacaannya itu pun berbeda.

Sebagai contoh; kalau sasaran yang ingin di capai adalah untuk si pembaca,

maka pada pembacaan itu dapat ditempuh salah satu cara dan beberapa cara

dibawah ini.

1. Si pembaca diberi kebebasan memilih puisi yang ingin dibaca.

2. Kepada si pembaca telah ditetapkan puisi yang akan dibaca.

3. Kepada si pembaca telah disediakan sejumlah puisi yang ia harus pilih

sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan (Junaedie, 1994: 13).

Cara pertama yang dilakukan dapat apabila ada sesuatu yang tidak

diketahui dari si pembaca, misalnya: ingin diketahui jenis puisi mana yang

disenangi (nilai-nilai, tema, gaya bahasa, nilai filosofis dan sebagainya); ingin

mengetahui apakah si pembaca lebih betah membaca puisi dibandingkan

dengan karya yang lainnya; ingin diketahui bagaimana sikap pembaca terhadap

perpuisian masa kini.

Cara kedua dilakukan apabila ingin diketahui kemampuan si pembaca

untuk menemukan puisi yang memiliki tema yang telah di tentukan

sebelumnya, misalnya tentang kasih sayang ibu.

Cara ketiga dilakukan apabila ingin diketahui kemampuan pembaca

puisi untuk merangkaikan beberapa puisi menandai sebuah rangkaian cerita.


21

Hal seperti ini dilakukan misalnya kalau ingin diadakan pertunjukkan

dramatisasi sajak atau deklamasi. Hal yang patut pembaca perhatikan adalah

tema dramatisasi atau opera yang akan dipertunjukkan.

Kalau tujuan pembaca untuk pendidikan presiasi, maka perhatikan

terutama diarahkan kepada usaha peningkatan apresiasi puisi baik kepada

pembaca maupun pada pendengar. Pembaca adalah pihak yang produksi puisi

dalam bentuk suara, mimik dan pantomim. Pendengar adalah pihak yang

mengkonsumsi puisi lewat indera pendengar dan penglihatan. Pembaca sebagai

konsumen haruslah lebih dahulu memahami dan menikmati puisi itu dengan

baik kemudian berusaha mengungkapkan pengalamannya itu dalam bentuk

“baca puisi”. Sebaliknya, pendengar sebagai konsumen harus juga memiliki

kemampuan fisik dan mental untuk mendengarkan pembaca puisi. Kesiapan

fisik meliputi kesiapan diri untuk mendengar, menikmati, atau berdialog

dengan pengalaman atau makna hidup lewat puisi yang ia dengarkan.

Pada pembacaan puisi diharapkan teralih komunikasi antara pembaca

dengan penonton. Maksudnya si pembaca hendaknya dapat menyajikan

bacaannya dengan baik dan tepat sehingga penonton dapat memahami

bacaannya dengan baik. Hal inilah yang mendorong sehingga setiap pembaca

akan selalu berusaha membacakan puisinya dengan cara atau gayanya sendiri-

sendiri agar penonton terkesima saat mendengarkan si pembaca yang

membacakan puisinya.

Sebelum seseorang memberikan penilaian pada pembacaan puisi, maka

ia tentunya harus memahami aspek-aspek yang sangat menentukan bagus


22

tidaknya seseorang dalam membaca sebuah puisi. Untuk menilai suatau

pembacaan puisi, perlu diperhatikan hal-hal berikut yaitu:

1. Penghayatan

Penghayatan dalam sebuah puisi bertujuan untuk menyampaiakan isi dari

puisi secara ekspresif.

2. Penampilan

Penampilan sangat mendukung dalam membaca puisi perlu diperhatikan.

3. Intonasi

Sebuah puisi akan memiliki ruang di telinga dan hati para pendengar

dengan intonasi nada yang tepat dan teratur. Sesuai dengan rima dari puisi itu.

4. Pelafalan

Pelafalan sangat penting, pembedaan vokal dan konsonan yang

dipertegas menyodorkan karakteristik puisi.

5. Vokal

Tinggi rendah nada diatur di sini. Tak perlu keras-keras asal tepat dan

lantang. Keras juga boleh tergantung isi puisi itu sendiri.

6. Ekspresi/ mimik

Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah

gerak air muka, yaitu gerak anggota tubuh.

4. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
23

disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan

strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang

peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi pembelajaran sangat

tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi

pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran.

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya

pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses

belajar dan mengajar. Melalui metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan

belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya

interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing.

Sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.

Proses interaksi ini akan berjalan lebih baik jika peserta didik banyak aktif

dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang

dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang

digunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode

mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk

melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi adalah

cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan

kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang

dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.
24

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan

agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau

tiruannya (Syaiful, 2008:210).

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,

baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang

relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin

Syah, 2000:22).

Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk

mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan,

suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi

peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala

benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-

kesimpulan yang diharapkan.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode

demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang

lain bagaimana cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara

langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.

b. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga

dengan metode demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau

pengajaran. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar


25

adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara

melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu (Muhibin Syah, 2000: 208).

Menurut Sudjana (2004: 217) tujuan dari metode demonstrasi adalah

untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan

dipelajari siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang

menyebutkan bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan

terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling

baik.

Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

metode demonstrasi adalah untuk menghilangkan verbalisme dalam materi

pelajaran, sehingga siswa akan semakin mengerti, memahami dan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap materi yang telah

dipelajarinya, sedangkan ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat

dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan merupakan metode yang dapat

diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara independen, karena

metode demonstrasi merupakan alat bantu untuk memperjelas apa apa yang

diuraikan, baik secara verbal maupun secara tekstual. Metode demonstrasi

banyak dipergunakan dalam bidang ibadah, misalnya cara shalat.

Sedangkan manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang

dipelajari.
26

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih

melekat dalam diri siswa.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Kelebihan Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangn

Metode Demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap

penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati

secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah

dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang

lainya.

b. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu

saluran pikiran yang sama.

c. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam

waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi

dengan waktu yang pendek.

d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

e. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banyak.

f. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan

dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.


27

2. Kekurangan dari Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 211) kekurangan dan

kelebihan Metode Deomstrasi

a. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau

mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang

didemonstrasikan kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak

terkontrol.

b. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus,

kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan

metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak

dapat diamati secara seksama.

c. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang

didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini

banyak diabaikan oleh peserta didik.

d. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas.

e. Memerlukan banyak waktu sedangkan hasilnya kadang-kadang

sangat minimum.

f. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda

jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau

sebenarnya.

d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar

metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah


28

1. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

a. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau

kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode

demonstrasi berakhir.

b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan dilaksanakan.

c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Selama demonstrasi

berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:

1) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh

peserta didik.

2) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang

baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat.

3) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap

perlu.

d. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta

didik.

2. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

a) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.

b) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.

c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan

agar demonstrasi mencapai sasaran.


29

d) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya

mengikuti demonstrasi dengan baik.

e) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif

memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan

didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.

f) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu

menciptakan suasana yang harmonis.

3. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi

dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa

pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan

latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi

terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai

dengan yang diharapkan.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan membaca dalam ragam formal siswa kelas VII SMP Negeri

I Bolo akan mengalami peningkatan apabila pembelajaran keterampilan

membaca puisi dilaksanakan melalui metode demonstrasi dengan tepat. Dalam

keterampilan membaca melalui metode demonstrasi siswa dilatih untuk

terampil, berani dan terampil mengapresiasikan dirinya didepan banyak orang

melalui puisi yang dibacakannya.

Implementasi metode demonstrasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo digunakan untuk merubah
30

kekurangan dan permasalahan tersebut agar jika pada kegiatan pra siklus

pembelajaran kemampuan membaca puisi siswa tidak baik, maka pada

pembelajaran siklus I menjadi baik dan pada pembelajaran siklus II menjadi

sangat baik. Melalui penerapan metode demonstrasi kegiatan pembelajaran

diharapkan lebih lancar, tepat sasaran dan tepat rencana. Demikian juga situasi

pembelajaran akan lebih menyenangkan, ada keaktifan dari siswa, ada kerja

sama dan diskusi kelompok lebih aktif. Hasil pada kondisi akhir yang terjadi

melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan

membaca puisi. Secara singkat dapat digambarkan dalam skema berikut:


31

Bagan Kerangka Pikir

Pengajaran Membaca

Puisi

Unsur Instrinsik

Ekspresi Intonasi Nada Tidak Percaya Diri

Metode Demonstrasi

Siklus I Siklus II

Analisis

Temuan

Hasil

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


32

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka

dan kerangka pikir, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis, yaitu: model

pembelajaran dengan menggunakan metode demosntrasi, diterapkan dalam

meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri I

Bolo Kabupaten Bima.


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran yang dibagi ke dalam minimal dua

siklus kegiatan. Berdasarkan pendekatannya, maka dalam perencanaan siklus

kegiatan pembelajara, menurut” Aqib (2009: 39) terdapat empat tahapan

utama, yaitu : “ 1) tahapan perencanaan, 2) tahapan pelaksanaan tindakan, 3)

tahapan observasi, 4) tahapan refleksi”.

B. Tempat dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri I Bolo

Kabupaten Bima.

2. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa

kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Alasan diambilnya kelas VII

karena; masih kurangnya siswa yang belum memahami cara membaca puisi

dengan benar.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini meliputi dua faktor yaitu :

1. Faktor proses. Ada dua hal yang termasuk ke dalam kategori ini, yaitu

kehadiran siswa dan keaktifan siswa.

33
34

2. Faktor hasil. Faktor kedua ini dapat diteliti melalui hasil tes pada setiap

akhir siklus.

D. Prosedur Peneltian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan terdiri atas dua siklus. Antara siklus

I dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, dalam

artian pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Secara

terperinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus sebagai berikut:

Kegiatan siklus I

Pada siklus I berlangsung selama 3 kali atau 4 kali pertemuan digunakan

sebagai proses pembelajaran dan I pertemuan untuk siklus I.

1. Tahap perencanaan

Adapun yang akan dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah

sebagai berikut :

a. Menelaah kurikulum dan menetapkan mata pelajaran yang akan

disajikan pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kab. Bima

dengan pokok bahasan peningkatan kemampuan membaca puisi

dengan menggunakan metode Demonstrasi.

b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai

perencanaan teknis penelitian.

c. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan yang

meliputi :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


35

d. Membuat lembar obsevasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di

kelas ketika pelaksanaan pembelajaran sedang berlangsung.

e. Membuat angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang

penerapan model pembelajaran Demonstrasi.

f. Mendesain alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam tes

praktik.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan yang berisi tentang tindakan

yang akan menempuh. Tindakan dalam penelitian ini menggunakan model

pembelajaran Demonstrasi. Tindakan ini dilakukan dengan mengembangkan

dan memperluas kegiatan sebagaimana pasa fase ke-4, yakni guru

membimbing siswa-siswa belajar pada saat mengerjakan tugas.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan pada saat guru melaksanakan proses belajar

mengajar. Guru mencatat hal yang yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi

belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan dalam hal ini

mengenai kehadiran siswa dan mengikuti proses belajar mengajar.

4. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi, selanjutnya dikumpulkan

dan dianalisis. Refleksi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap

keberhasilan atau kegagalan tercapai tujuan sementara. Hasil analisis data yang

dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk


36

menentukan tindakan menentukan tindakan pada siklus berikutnya dalam

rangka pencapaian tujuan akhir. Untuk itu, refleksi dalam penelitian ini akan

dilakukan setiap akhir tindakan dan akhir siklus.

Kegiata siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II ini relative sama

dengan perencanaan dan pelaksanaan siklus I, namun pada beberapa langkah

kemungkinan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan atau penambahan

tindakan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Adapun rincian

kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi siklus I,

yaitu dengan memberikan penekanan yang lebih tentang kerja sama

siswa dalam kelompok.

2. Melaksanakan siklus II.

3. Siswa diberi tes.

4. Analisis hasil pemantauan siklus II.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:

1. Tes: yaitu lembar tes yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan

pembelajaran pada setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan siswa tentang materi yang telah dipelajari.

2. Lembar Observasi : yaitu digunakan untuk memperoleh data tentang

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan


37

menerapkan metode demonstrasi dalam peningkatan keterampilan

membaca puisi.

3. Angket atau respon siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

terkhusus pembacaan puisi dengan teknik pemodelan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, jenis data yang diperoleh

adalah data kualitatif dan kuantitatif yaitu diambil dari. Cara pengambilan data

dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Data hasil belajar diambil dengan memberiakan tes kepada siswa

setiap akhir siklus.

2. Data situasi belajar mengajar pada saat dilakukannya tindakan diambil

dengan menggunakan lembar observsi.

3. Data tentang pelaksanaan tindakan diperoleh dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menuliskan tanggapan pada siswa

untuk menuliskan tanggapan pada setiap akhir siklus.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Hasil observasi dianalisis secara kualitatif, sedangkan hasil belajar

siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis data deskriptif,

yang terdiri atas: rataan, nilai maksimum dan nilai minimum siswa yang

diperoleh pada akhir setiap siklus.


38

Skor hasil belajar dikategorikan dengan menggunakan kategorisasi

sebagai standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

(Kusmiati, 2007:27) yang dinyatakan sebagai berikut:

Data hasil belajar yang diperoleh dikategorikan berdasarkan teknik

kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departeman Pendidikan Nasional

yaitu:

Tabel 3.1 Teknik kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan

Departemen Pendidikan Nasional

SKOR KATEGORI

0 – 34 Sangat Rendah

35 – 54 Rendah

55 – 64 Sedang

65 – 84 Tinggi

85 – 100 Sangat tinggi

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan terjadinya peningkatan belajar bahasa Indonesia

pada siswa setelah penerapan metode pembelajaran Demonstrasi dengan

meningkatnya skor rata-rata dari siklus I ke siklus II. Selain itu, dapat juga di

lihat dari kehadiran dan keaktifan siswa semakin meningkat selama proses

belajar mengajar. Menurut kriteria ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri


39

I Bolo Kab. Bima, siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa 85% siswa

memenuhi KKM, yaitu skor minimal 65 dari skor ideal yaitu 100.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang menunjukkan

peningkatan keterampilan membaca Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Bolo Kabupaten Bima. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima

setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi.

Data hasil penelitian adalah data yang diperoleh dari observasi dan evaluasi

hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dan hasil

observasi selama pelaksanaan tindakan serta hasil angket respon siswa setiap

akhir siklus.

Hasil dan pembahasan yang diperoleh dari dua siklus pelaksanaan

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan disusun dan dikembangkan penelitian bersama, yaitu

berupa: (1) menghubungi Kepala Sekolah dan Guru kelas, (2) menelaah

kurikulum, (3) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4)

membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di

dalam proses belajar mengajar di kelas dan (5) menyususn soal-soal sebagai

alat evaluasi yang diselenggarakan secara kelompok maupun secara individu.

40
41

Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan pembelajaran ini adalah

setelah proses pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat membaca puisi

dengan baik. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran

dibagi tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, (3)

kegiatan akhir. Meskipun perencanaan ini dibagi menjadi 3 tahap kegiatan,

namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara

kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.

b. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan materi

membaca puisi. Berdasarkan pada rencana pembelajaran yang telah disusun,

maka pembelajaran dalam penelitian ini melalui tiga tahap kegiatan yaitu: (1)

kegiatan awal, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal guru yaitu: pertama-tama guru mengucapkan salam

dan membuka pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi untuk menggali

kembali pengetahuan murid tentang materi yang dipelajari dan memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10

menit.

Kegiatan ini diawalai dengan guru menjelaskan materi kepada siswa

kemudian guru meminta siswa untuk membuat puisi dengan masing-masing

bentuk tulisan, puisi, guru memerintahkan siswa beberapa siswa untuk

membacakan hasil puisinya. Pada kegiatan inti ini dilaksanakan selama 50

menit.
42

Pada kegiatan akhir guru, menugasi siswa untuk mengumpulkan hasil

puisinya dan menutup pelajaran, kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.

c. Hasil Tes

Pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil kemampuan membaca puisi dengan

bentuk essay. Tes hasil Kemampuan membaca puisi tersebut dilaksanakan

setelah penyajian pokok bahasan. Adapun data skor hasil tes siklus I pada tabel

berikut:

Tabel 4.1. Rubrik Penilaian Pembacaan Puisi

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4

1 Penghayatan 20 15 10 5

2 Penampilan 20 15 10 5

3 Intonasi 20 15 10 5

4 Pelafalan 20 15 10 5

5 Vokal 20 15 10 5

6 Mimik 20 15 10 5

Rubrik penilaian pemberian skor dalam keterampilan membaca puisi.

1. Penghayatan

a. Skor 20 bila pembaca puisi mampu menunjukkan penghayatan yang

sangat baik.

b. Skor 15 bila pembaca puisi menunjukkan penghayatan yang cukup

baik.
43

c. Skor 10 bila pembaca puisi menunjukkan penghayatan yang kurang

baik.

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menunjukkan penghayatan, karena

pembaca telah berani tampil membaca puisi walaupun tidak

menunjukkan penghayatan dalam membaca puisi.

2. Penampilan

a. Skor 20 bila pembaca puisi mampu menunjukkan penampilan yang

sangat baik.

b. Skor 15 bila pembaca puisi menunjukkan penampilan yang cukup baik.

c. Skor 10 bila pembaca puisi menunjukkan penampilan yang kurang

baik.

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menunjukkan penampilan, karena

pembaca telah berani tampil membaca puisi walaupun tidak

menunjukkan penampilan dalam membaca puisi.

3. Intonasi

a. Skor 20 bila pembaca puisi mampu menggunakan intonasi yang sangat

tepat.

b. Skor 15 bila pembaca puisi menunjukkan penghayatan yang cukup

baik.

c. Skor 10 bila pembaca puisi menunjukkan penghayatan yang kurang

baik.
44

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menunjukkan Intonasi, karena

pembaca telah berani tampil membaca puisi walaupun tidak mampu

menunjukkan intonasi yang kurang tepat dalam membaca puisi.

4. Pelafalan

a. Skor 20 bila pembaca puisi dapat mengekspresikan puisi menggunakan

lafal yang sangat tepat.

b. Skor 15 bila pembaca puisi mengekspresikan dalam membaca puisi

menggunakan lafal yang cukup baik.

c. Skor 10 bila pembaca puisi mengekspresikan puisi menggunakan lafal

yang kurang tepat.

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menggunakan lafal tepat, karena

pembaca telah berani tampil untuk membaca puisi.

5. Vokal

a. Skor 20 bila pembaca puisi mampu menunjukkan vokal yang sangat

baik.

b. Skor 15 bila pembaca puisi menunjukkan vokal yang cukup baik.

c. Skor 10 bila pembaca puisi menunjukkan vokal yang kurang baik.

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menunjukkan vokal, hanya membaca

datar karena pembaca telah berani tampil membaca puisi walaupun

tidak mampu menunjukkan vokal yang kurang tepat dalam membaca

puisi.
45

6. Mimik

a. Skor 20 bila pembaca puisi mampu menunjukkan mimik yang sangat

baik.

b. Skor 15 bila pembaca puisi menunjukkan mimik yang cukup baik.

c. Skor 10 bila pembaca puisi menunjukkan mimik yang kurang baik.

d. Skor 5 bila pembaca puisi tidak menunjukkan mimik, karena pembaca

telah berani tampil dalam membaca puisi.

Tabel 4.2 Nilai Perolehan Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus I

Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor


SISWA Pengh Penampil Intona Pelafa Vokal Mimi
ayatan an si lan k
17.954 Arif Rahman 10 10 10 5 10 10 55
17.955 Azzukruf 10 10 10 5 10 10 55
Dwi Yuniar
17.956 Deasy Cahya 15 10 15 10 15 10 75
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 5 5 5 10 5 10 40
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 5 10 10 10 65
Wahyudin
17.959 Eka 10 10 10 10 5 5 50
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 10 10 10 10 10 10 60
Hakim
17.961 Fanni Apriani 5 10 5 10 10 10 50
17.962 Febriyanti 5 5 5 5 5 10 35
17.963 Fitriyani 15 10 15 10 5 5 60
17.964 Hattatiar 11 15 8 10 10 10 64
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisya 20 10 10 5 5 5 55
h
17.966 Khusnul 20 20 10 5 20 5 80
Fitriani
17.967 M. Reza 10 10 10 10 5 10 55
Kurniawan
46

17.968 M. Riski 10 5 5 5 5 10 40
Ramadhan
17.969 M. sahrur 5 10 10 10 10 10 55
Ramadhan
17.970 Maisya 10 10 10 10 10 10 60
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 5 10 5 5 45
Nisa
17.972 Mega 20 15 12 5 5 7 64
Wahyuni
17.973 Miftahul 10 5 10 5 5 5 40
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 8 5 5 5 63
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 10 10 5 5 60
17.977 Nur Mutiara 15 12 12 9 10 8 66
17.978 Nurhasanah 10 5 5 5 5 5 35
17.979 Nurul Berkah 10 15 10 10 15 10 70
17.980 Nurul 10 5 10 5 5 5 40
Fauziah
17.981 Nurul 15 10 5 5 15 5 55
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 10 15 5 10 10 70
Putri
17.983 Solihin 5 5 5 5 5 5 30

Berdasarkan tabel 4.2 di atas bahwa subjek yang diteliti adalah 30,

skor ideal yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah

80, skor minimum yang dicapai adalah 30, rentang skornya adalah 50, skor

rata-rata yang telah dicapai adalah 55,23 dan standar deviasinya 40,86.

Jika skor tes kemampuan membaca puisi siswa tersebut dikelompokkan

kedalam lima kategori, kriteria pengkuran kemampuan siswa membca puisi

maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada tabel

4.2 sebagai berikut:


47

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi

Siswa pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 34 Sangat Rendah 1 3,33%

35 – 54 Rendah 9 30%

55 – 64 Sedang 13 43,33%

65 – 84 Tinggi 7 23,34%

85 – 100 Sangat Tinggi 0 00,0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa siswa dari 30 siswa kelas VII C

SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, terdapat 1 siswa (3,33%) yang hasil

tesnya masuk dalam kategori sangat rendah, 9 siswa (30%) yang masuk dalam

kategori rendah, 13 siswa (43,33%) siswa kategori sedang, 7 siswa (23,34%)

masuk kategori tinggi dan 0 siswa (00,0%) masuk kategori sangat tinggi.

Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2, maka diperoleh skor rata-rata hasil

tes kemampuan membaca puisi siswa setelah dilaksanakan tindakan pada

siklus I yaitu 55,23. Jika skor rata-rata siswa tersebut dikonsultasikan dengan

Tabel 4.3 maka skor rata-rata hasil tes kemampuan membaca puisi pada siklus

I masuk dalam kategori rendah. Hal inilah yang harus ditingkatkan pada siklus

II.
48

Kemudian dilihat persentase ketuntasan belajar pada tes kemampuan

membaca puisi setelah tindakan pembalajaran dengan metode demonstrasi

dilaksanakan, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 : Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada

Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 64 Tidak Tuntas 23 76,6

65 – 100 Tuntas 7 23,4

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.4 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII C SMP

Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 23 siswa (76,6%) yang belum tuntas

tes kemampuan membaca puisi dan 7 siswa (23,4%) yang telah tuntas tes

kemampuan membaca puisi. Ini berarti ketuntasan membaca puisi siswa belum

memuaskan secara keseluruhan karena belum memenuhi indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga perlu ditingkatkan.

d. Hasil Observasi

Pengamatan aktivitas siswa digunakan pada lembar observasi untuk

mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar. Hasil

observasi aktivitas belajar pada siklus I ditampilkan dalam tabel berikut:


49

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa pada Siklus I

Siklus I Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 23 25 26 28 76,66 83,33 86,66 93,33 84,99
2. Siswa yang
20 25 26 29 66,66 83,33 86,66 96,66 83,32
memperhatikan materi
3. Siswa yang mengajukan
8 8 10 19 26,66 26,66 33,33 63,33 37,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 25 28 29 90 83,33 93,33 96,66 90,83
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 16 15 14 12 53,33 50 46,66 40 47,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang tidak
12 11 10 9 40 36,66 33,33 30 34,99
relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 63,18
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII C

SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, frekuensi kehadiran siswa tergolong

tinggi yaitu 84,99%, siswa yang memperhatikan materi yaitu 83,32%, yang

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru rata-

rata mencapai 37,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata mencapai

90,83%, siswa yang membutuhkan bimbingan pada guru rata-rata mencapai

47,49%, siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan

pembelajaran rata-rata mencapai 34,99%.

Pada siklus I ini, semangat dan perhatian siswa dalam proses belajar

masih kurang. Hal ini tampak kurangnya serius dari siswa dalam menanggapi
50

atau merespon materi yang diberikan oleh guru. Hasil observasi pada siklus I

ini dapat dilihat pada tabel.

Evaluasi yang berupa dalam peningkatan membaca puisi siswa kelas

VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada

tabel.

e. Refleksi

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi

pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima melalui metode

Demonstrasi, guru selaku peneliti tidak terlepas dari perhatian dan perubahan

sikap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada lembar

observasi yang dilakukan selama pelaksana tindakan.

Pada umumnya siswa telah mampu mengikuti proses pembelajaran dengan

baik, hal ini ditandai siswa yang memperhatikan melebihi setengah dari jumlah

siswa. Namun dalam hal mengajukan pertanyaan masih sangat kurang padahal

dalam proses pembelajaran masih dapat dilihat pada hasil latihan yang

dikerjakan oleh siswa yang masih rendah.

Selain itu, dalam proses pembelajaran terdapat sejumlah siswa yang

melakukan kegiatan lain yang tidak relavan dengan kegiatan pembelajaran

seperti ribut, bermain, keluar masuk ruangan dll.

Berdasarkan data mengenai aktivitas siswa pada siklus I tersebut maka

dijadikan acuan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II agar hal-hal yang

sifatnya positif pada proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan hal-hal yang

sifatnya negatif dapat dikurangi.


51

Akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes hasil belajar dalam bentuk

uraian. Ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan

materi terhadap materi yang telah diajarkan serta menjadi acuan dalam

malakukan tindakan pada siklus II.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I dengan

mengambil pokok bahasan membaca puisi. Perencanaan disusun dan

dikembangkan peneliti sebagai guru yaitu membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), membuat media/alat peraga pembelajaran dan menyusun

soal tes akhir siklus II.

Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan ini adalah setelah proses

pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat membaca puisi dengan baik.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibagi

menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap

pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap evaluasi. Meskipun perencanaan

dibagi menjadi empat tahap kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri

sendiri tetapi saling berkaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan yang

lainnya.

b. Pelaksanaan

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah

mengulang kembali tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I. Disamping itu

dilakukan sejumlah rencana baru untuk memperbaiki atau merancang tindakan


52

baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I,

siklus II dilaksanakan dalam empat kali pertemuan dengan materi membaca

puisi.

Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran

dalam penelitian ini melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: (1) tahap perencanaan,

(2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap evaluasi.

Adapun kegiata awal yang dilakukan adalah guru mengucapkan salam dan

membuka pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi untuk menggali

kembali pengetahuan murid tentang materi yang dipelajari dan memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10

menit.

Pada kegiatan inti ini, kegiatan guru diawali dengan menjelaskan materi

dan memberikan contoh tentang cara bagaimana membaca puisi dengan baik

agar cara membaca puisi tidak monoton pada teks puisi. Untuk lebih

memotivasi siswa, guru menampilkan media pembelajaran dan melalui media

tersebut, tampak antusias mengamati media tersebut.

Kegiatan selanjutkan adalah guru menciptakan kondisi yang kreatif dengan

mengatur kelas. Selanjutnya guru menugasi setiap siswa untuk membaca puisi

yang telah siswa buat berdasarkan pengalamannya masing-masing dan

membacakan di depan kelas.

Pada akhir kegiatan inti, setiap siswa ditugaskan oleh guru untuk

membacakan hasil dari tulisan puisi yang dibuat. Guru memberikan bimbingan
53

serta pujian pada siswa yang aktif. Kegiatan inti pada pelaksanaan tindakan ini

berlangsung selama 50 menit.

Pada kegiatan akhir yang berlangsung selama 10 menit, siswa

mengumpulkan hasil puisinya kemudian guru memberikan penilaian secara

proporsional, selain itu guru memberikan penguatan agar siswa lebih

memahami hal-hal yang berhubungan dengan membaca puisi.

c. Hasil Belajar

Peningkatan keterampilan membaca puisi siswa kelas VII SMPN I Bolo.

Kabupaten Bima melalui metode Demonstrasi berdasarkan hasil tes siklus II

yang dilaksanakan pada akhir siklus II. Adapun data skor hasil tes siklus II

pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi pada Siklus II

Nim NAMA ASPEK YANG DI NILAI Skor


SISWA Pengha Penamp Intona Pelafa Vokal Mim
yatan ilan si lan ik
17.954 Arif 15 10 10 10 15 10 75
Rahman
17.955 Azzukruf 20 20 15 5 10 10 80
Dwi Yuniar
17.956 Deasy 10 10 15 10 15 10 70
Cahya
Fitriani
17.957 Dwi Marsya 20 20 10 10 5 5 70
Ramadani
17.958 Dwi 20 10 15 10 10 15 75
Wahyudin
17.959 Eka 15 15 10 10 10 15 75
Marniyati
17.960 Fadhlan Al- 20 10 10 15 10 15 80
Hakim
17.961 Fanni 20 20 5 10 15 5 75
Apriani
17.962 Febriyanti 10 10 5 10 20 10 60
54

17.963 Fitriyani 15 20 10 10 10 10 75
17.964 Hattatiar 20 15 10 20 15 20 100
Fahrezi
Ramadhand
17.965 Khairunnisy 20 10 10 10 10 10 70
ah
17.966 Khusnul 20 20 10 10 10 5 75
Fitriani
17.967 M. Reza 15 15 15 15 10 5 75
Kurniawan
17.968 M. Riski 10 10 10 10 10 10 60
Ramadhan
17.969 M. sahrur 10 5 5 10 10 5 45
Ramadhan
17.970 Maisya 10 15 10 10 15 15 75
Damayanti
17.971 Mar’atun 10 10 10 10 10 15 65
Nisa
17.972 Mega 15 15 15 15 10 15 85
Wahyuni
17.973 Miftahul 15 15 10 10 10 10 70
Jannah
17.974 Muhammad 20 20 10 5 5 5 65
Al Azhar
17.975 Muhammad 10 15 10 10 10 10 65
Asyirin
17.976 Nanang 10 20 5 10 5 5 55
17.977 Nur Mutiara 20 15 15 10 10 10 80
17.978 Nurhasanah 15 5 10 10 15 10 65
17.979 Nurul 20 10 15 15 15 15 90
Berkah
17.980 Nurul 15 10 15 20 10 15 85
Fauziah
17.981 Nurul 15 15 15 10 10 10 75
Hikmah
17.982 Qori Widias 20 15 20 10 10 20 95
Putri
17.983 Solihin 15 15 10 10 15 10 75

Berdasarkan tabel 4.6 di atas subjek yang diteliti adalah 30, skor ideal

yang diharapkan adalah 100, skor maksimum yang dicapai adalah 100, skor
55

minimum yang dicapai adalah 45, rentang skornya adalah 55, skor rata-rata

yang telah dicapai adalah 73,5 dan standar deviasinya 42,93 adalah .

Jika skor tes kemampuan membaca puisi siswa tersebut dikelompokkan

ke dalam lima kategori kriteria pengukuran kemampuan siswa membaca puisi

maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada tabel

4.7 berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Puisi Siswa

pada siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 34 Sangat Rendah 0 0.00

35 – 54 Rendah 1 3,34%

55 – 64 Sedang 3 10%

65 – 84 Tinggi 21 70%

85 – 100 Sangat Tinggi 5 16,66%

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII SMP

Negeri I Bolo. Kabupaten Bima, terdapat 0 atau 0,00% yang hasil tesnya

masuk dalam kategori sangat rendah, kategori rendah 1 atau 3,34%, kategori

sedang terdapat 3 atau 10 %, kemudian 21 atau 70% masuk dalam kategori

tinggi, 5 atau 16,66% masuk dalam kategori sangat tinggi.

Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka diperoleh skor rata-rata hasil

tes kemampuan membaca puisi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II

yaitu 73,5. Jika skor rata-rata siswa tersebut dikonsultasikan dengan tabel 4.7
56

maka skor rata-rata hasil tes kemampuan membaca puisi pada siklus II masuk

dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II.

Kemudian kita lihat persentase ketuntasan belajar pada tes kemampuan

membaca puisi setelah tindakan pembelajaran dengan metode Demonstrasi

dilakukan, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Deskriptif Ketuntasan Kemampuan Membaca Puisi Siswa pada

Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 64 Tidak Tuntas 4 13,4

65 – 100 Tuntas 26 86,6

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa dari 30 siswa kelas VII SMP

Negeri I Bolo Kabupaten Bima terdapat 4 siswa (13,4%) yang tidak tuntas tes

kemampuan membaca puisi dari 30 siswa, 26 (86,6%) yang telah tuntas tes

kemampuan membaca puisi. Ini berarti ketuntasan membaca puisi siswa cukup

memuaskan secara keseluruhan.

Berdasarkan kriteria hasil belajar mengenai ketuntasan kelas, yaitu ≥

85%, data hasil penelitian pada siklus II di atas dianggap tuntas karena yang

tuntas mencapai 26 atau 86,6% dari 30 siswa. Penelitian ini tidak perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya karna berdasarkan indikator keberhasilan

yang ingin dicapai telah terpenuhi, maka peneliti menganggap bahwa

penelitian ini cukup dilaksanakan pada siklus II dan menyimpulkan bahwa


57

kemampuan membaca puisi siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten

Bima melalui metode Demonstrasi mengalami peningkatan.

d. Hasil Observasi

Pengamatan aktivitas siswa digunakan pada lembar observasi untuk

mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar. Hasil

observasi aktivitas belajar pada siklus II ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Aktivitas Siswa pada Siklus II

Siklus II Rata-
Indikator yang
No Frekuensi Persentase (%) rata
Diamati
P.1 P.2 P.3 P.4 P.1 P.2 P.3 P.4 (%)
1. Siswa yang hadir 27 29 25 26 90 96,66 83,33 86,66 89,16
2. Siswa yang
26 27 28 29 86,66 90 93,33 96,66 91.66
memperhatikan materi
3. Siswa yang
mengajukan 23 25 28 29 76,66 83,33 93,33 96,66 87,49
pertanyaan
4. Siswa yang
mengerjakan soal 27 28 29 30 90 93,33 96,66 100 94,99
latihan (LKS)
5. Siswa yang
membutuhkan 5 6 8 8 16,66 20 26,66 26,66 22,49
bimbingan
6. Siswa yang melakukan
kegiatan lain yang
5 4 4 3 16,66 13,33 13,33 10 13,33
tidak relevan dengan
pembelajaran.
Rata-rata 66,52
Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh bahwa dari 30 siswa kelas VII

SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima, frekuensi kehadiran siswa tergolong

tinggi yaitu 89,16%, siswa yang memperhatikan materi siswa yaitu 91.66%,

yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru
58

rata-rata mencapai 87,49%, siswa yang mengerjakan soal latihan rata-rata

mencapai 94,99%, siswa yang membutuhkan bimbingan pada guru rata-rata

mencapai 22,49%, siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relavan

dengan pembelajaran rata-rata mencapai 13,33%.

e. Refleksi

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi

pada siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima melalui metode

Demonstrasi, guru selaku peneliti tidak lepas dari perhatian dan perubahan

sikap siswa dalam prose pembalajaran. Hal ini dapat dilihat pada lembar

observasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan.

Kegiatan siswa pada siklus II ini, semangat dan perhatian siswa dalam

proses pembelajaran meningkat. Hal ini tampak dari perhatian siswa dalam

memperhatikan materi dan siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada saat guru

memantau siswa dalam mempelajari materi pada umunya aktif. Selain itu,

siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relavan dengan pembelajaran

mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil observasi yang mempengaruhi semangat belajar

meningkat yaitu: (1) Guru memberikan penguatan dan memberikan motivasi

pada siswa, (2) guru mengubah struktur dan variasi kelompok yaitu dengan

memasukkan satu atau lebih tutor yang bisa membimbing teman kelompoknya

agar setiap siswa mampu membaca puisi dengan baik, (3) guru menampilkan

media yang menarik sesuai dengan konteks dan kebiasaan anak, (5) guru
59

memberikan penilaian secara proposional terhadap tugas yang dikerjakan oleh

siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada kegiatan pembelajaran di sekolah terdapat dua subyek yaitu, guru

sebagai mengajar dan siswa sebagai subyek yang belajar. Hal ini

mengaplisasikan bahwa dalam proses belajar mengajar di sekolah dibutuhkan

interaksi antara guru dan siswa yang disadari oleh hubungan yang bersifat

mendidik dalam rangka mencapai tujuan. Dengan demikian, guru harus mampu

menciptakan situasi yang menunjukkan perkembangan belajar siswa. Oleh

karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan model

pembelajaran yang tepat dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima yang diajarkan

dengan menggunakan metode Demonstrasi. Dalam penelitian ini dilaksanakan

tes hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus, baik siklus I dan siklus

II. Adapun analisis deskriptif skor perolehan siswa setelah diterapkan metode

Demonstrasi, menunjukkan bahwa skor rata-rata (Mean) hasil belajar bahasa

Indonesia siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan metode Demonstrasi

mengalami peningkatan yakni dari 55,23 menjadi 73,5 dari skor ideal 100.

Begitu pula ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yakni dari 7

menjadi 26 siswa dengan jumlah 30 siswa.


60

Data aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II diperoleh melalui hasil

observasi selama pembelajaran berlangsung disetiap pertemuan. Adapun

perbandingan deskripsi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, yakni

diketahui bahwa terdapat beberapa aktivitas siswa yang mengalami

peningkatan seperti siswa yang memperhatikan materi, siswa yang mengajukan

pertanyaan serta siswa yang mengerjakan LKS. Adapun aktivitas siswa seperti

siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung

mengalami penurunan.

Pembelajaran mengapresiasi dan membaca puisi setelah menerapkan

pembelajran metode Demonstrasi berdasarkan penelitian ini merupakan salah

satu strategi belajar yang dapat membentuk kepribadian anak dalam menjalani

hubungan sosial dengan orang lain (siswa). Melalui metode ini, selain

membantu masalah dalam proses pembelajaran tentang pembacaan puisi,

secara tidak langsung mengajak anak agar berekspresi sendiri dan mampu

menciptakan karya-karya tersendiri dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dalam pembelajaran

pembacaan puisi cocok digunakan. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca puisi

akan meningkat bila menggunakan metode Demonstrasi. Pertayaan tersebut

diperkuat dan didukung berdasarkan hasil perhitungan tes signifikan yang

dilakukan yang dapat dilihat dari tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

penelitian yang diajukan diterima.


61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia yaitu membaca puisi

siswa kelas VII SMP Negeri I Bolo Kabupaten Bima. Hal ini

ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan skor rata-rata hasil belajar

dari siklus I ke siklus II. Demikian juga terjadinya peningkatan

pencapaian ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II.

2. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan metode

Demonstrasi dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.

3. Pembelajaran dengan metode Demonstrasi sebahagian besar dari siswa

yang menjadi subjek penelitian merespon secara positif.

B. Saran

1. Sebagai seorang guru, hendaknya harus mengetahui macam-macam

metode mengajar dan mampu menyesuaikan metode-metode tersebut

dengan topik-topik yang akan diajarkan sehingga dalam

menyampaikan materi akan lebih bervariasi dan siswa tidak merasa

bosan.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia khususnya materi

tentang membaca puisi siswa harus dilibatkan dalam proses

61
62

pembelajaran lebih aktif sehingga tercipta kemandirian dalam

memecahkan masalah, sehingga pembelajaran dengan metode

Demonstrasi merupakan salah satu metode alternatif.

3. Diharapkan kepada para pengajar bidang studi bahasa Indonesia agar

memberikan latihan yang cukup dan berulang, baik berupa soal-soal

latihan yang dikerjakan di sekolah maupun dikerjakan di rumah

dengan membuat soal secara bertahan mulai dari mudah ke yang sulit

agar siswa lebih terlatih dan memiliki kepandaian dalam

menyelesaikan soal-soal bahasa Indonesia.

4. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang pendidikan khususnya

pendidikan bahasa Indonsia dapat meneliti lebih lanjut tentang cara

atau metode yang relatif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam mempelajari bahasa Indonesia terutama tentang puisi.


63

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir. 1984. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat.

Alwi, Hasan, dkk. 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Kelas untuk Guru. Yogyakarta: Yrama Widya.

Djamarah, Syiful Bahri. 2008. Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara.

Hamid, Patilima. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Hidayatullah, Andi Nur Syarif. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca


Puisi Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 6
Makassar. Skripsi. Makassar : FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Jassin, H.B. 1995. Prosa dan Puisi. Jakarta: Balai Pustaka.

Junaedie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra Indonesia. Ujung Pandang: Putra

Maspul.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kusmiati. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Melalui Metode


Belajar Kontestual Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Sanggar
Kebupaten Bima. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mardalis. 1994. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Pradopo, Rahmat, Djoko. 2000. Puisi. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menenggah bagian Proyek Penataran Guru

SLTA Setara D III.

Purwanto. 1988. Tujuan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


64

Slamet, Muljana. 1996. Keterampilan Membaca Puisi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Slamet. 2009. Keterampilan Membaca. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Somadayo, Samsu. 2011. Pengembangan Membaca. Jakarta: Erlangga.

Sudjana. 2004. Metode Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suhardjono, Suharsimi Arikunto dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Sumarni. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Cloze


Kelas VIII 2.2 SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Suwandi, Sarwiji. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13.

Syah, Muhibbin. 2008. Metode Demonstrai. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful. 2008. Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara.

Tarigan, Henry. Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung. Angkasa.

Waluyo, Herman. J. 1987. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-

definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/

http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-meningkatkan-

proses-belajar-dan-hasil-belajar-bahasa-indonesia-pada-siswa.html.

Anda mungkin juga menyukai