Anda di halaman 1dari 57

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK NARASI PADA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK


SISWA KELAS IX-H UPT SMP NEGERI 9 GRESIK

SKRIPSI

Oleh:
Risma Damayanti
NIM 19020074068

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK NARASI PADA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
SISWA KELAS IX-H UPT SMP NEGERI 9 GRESIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:
Risma Damayanti
NIM 19020074068

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023

I
HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan Penelitian oleh : Risma Damayanti


NIM : 19020074068
Judul : “EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK
NARASI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
CERITA PENDEK SISWA KELAS IX-H UPT SMP NEGERI 9
GRESIK”
Ini telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk diajukan ke panitia
skripsi untuk diuji.

II
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Oleh : Risma Damayanti


NIM : 19020074068
Judul : “Efektivitas Penerapan Teknik Narasi Pada Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik” Ini telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal .....................................

Dewan Penguji
1. Prima Vidya Asteria, M.Pd.
NIP 198910092015042002 .................................

2. Y.N Agung Wibowo, M.Pd


NIP 197406292006041002 .................................

3. Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd.


NIP 196007051987031003 .................................

Mengetahui,
Mengesahkan, Koorprodi Pendidikan Bahasa dan
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Sastra Indonesia

Syafi’ul Anam, Ph. D. Prof. Dr. Anas Ahmadi, M. Pd.


NIP 197809162006041001 NIP 198005112008121001

III
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET DAN Kampus Lidah Wetan dan Ketintang
TEKNOLOGI Surabaya 60231
T: +6231-8280009; +6231-8275458
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA F: +6231-8275458

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

SURAT PERNYATAAN KEORISINALAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya


Nama : Risma Damayanti
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 22 September 2000
NIM : 19020074068
Prodi studi/angkatan : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2019
Alamat : Perum. Bumi Candi Asri K3/5, Candi, Sidoarjo

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


(1) skripsi yang segera diujikan ini adalah benar-benar pekerjaan
saya sendiri (bukan hasil jiplakan, baik sebagian atau seluruhnya)
(2) apabila pada kemudian hari terbukti/dapat dibuktikan bahwa
skripsi ini hasil jiplakan sebagaimana yang termaktub pada
nomor (1), saya akan menanggung risiko diperkarakan oleh
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unesa.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran yang tinggi.

Surabaya,
Yang Menyatakan,

Risma Damayanti
NIM 19020074068

IV
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-
Nya sehingga penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Teknik
Narasi Pada Peningkatan kemampuan menulis Cerita Pendek Siswa Kelas
IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik” telah terselesaikan.
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk terselesaikan program S1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini
tentu banyak mengalami banyak tantangan, hambatan dan cobaan.
Namun, tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan,
dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan rasa hormat,
keikhlasan dan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran dan motivasi
dalam penyusunan skripsi.
2) Prof. Dr. Anas Ahmadi, M.Pd. sebagai koor prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mempermudah dan
membantu jalannya proses pelaksanaan skripsi.
3) Ibu Prima Vidya Asteria, M.Pd. dan Bapak Y.N Agung Wibowo,
M.Pd. sebagai dosen penguji yang telah memberikan ilmu, saran dan
masukan dalam penyelesaian skripsi.
4) Ibu Indah Aprilijani, S.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu,
membantu dan memberikan penilaian penelitian.
5) Para dosen, staff dan seluruh civitas akademika FBS Unesa yang
telah memberikan kesempatan dalam melakukan penyelesaian
skripsi.
6) Kedua orangtua dan adik Risda yang selalu mendoakan, memberi
dukungan dan sabar menghadapi segala sesuatu dengan ikhlas
selama proses penyelesaian skripsi.
7) Embul si Kucing yang menemani dan mengganggu selama proses
penyelesaian skripsi
8) Cynthia si Ketela sebagai teman kecil hingga sekarang yang selalu
memberi banyak motivasi dan informasi yang sangat bermanfaat.

V
9) Fathur Rohman si Wibu yang tiba-tiba hadir di kehidupan masa
kuliah selalu menemani, memberi saran, dukungan dan sabar
menghadapi segala sesuatu dengan ikhlas.
10) Teman-teman kelas PB 2019 sebagai motivasi untuk terus
melanjutkan episode akhir perkuliahan hingga happy ending.
11) Teman-teman sesama anak bimbing Prof. Dr. Bambang Yulianto,
M.Pd. sebagai motivasi dan memberikan banyak informasi selama
proses penyelesaian skripsi.
12) Teman-teman Teater Institut yang memberikan banyak pengalaman,
pengetahuan dan segalanya yang belum diketahui sebelumnya serta
memberikan makna penting tentang manajemen dan waktu.
13) Siswa kelas 9H yang telah bersedia sebagai subjek penelitian.
14) Vita dan Halima yang telah memberi energi jalur langit
15) Seluruh makhluk Tuhan yang baik dari berbagai semesta dan terlalu
banyak bila disebutkan, terima kasih telah ada dan tiada.
Tentu skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan sehingga masukan,
kritik dan saran yang bersifat membangun dan positif akan memperbaiki
dan bermanfaat bagi pembaca dan peneliti.

Sidoarjo, 6 Juli 2023


Penulis,

Risma Damayanti

VI
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KEORISINALAN SKRIPSI .................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................... xi
BAB 1 ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB 2 ..................................................................................................... 9
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 9
2.1 Penelitian Relevan............................................................................. 9
2.2.1 Teknik Narasi ................................................................................12
2.2.2 Kemampuan Menulis ....................................................................14
2.2.3 Cerita Pendek ................................................................................16
BAB 3 ....................................................................................................22
METODE PENELITIAN .......................................................................22
3.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................216
3.2 Subjek Penelitian..............................................................................22
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................22
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................22
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ..........................................................23
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................26
BAB 4 ....................................................................................................30
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................30
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................38
4.2 Pembahasan ......................................................................................38
BAB 5 ....................................................................................................38
PENUTUP..............................................................................................38
5.1 Kesimpulan ......................................................................................38
5.2 Saran ................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................40
LAMPIRAN ...........................................................................................42

VII
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Petunjuk Tes Penulis Cerita Pendek .......................................23


Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Tes Menulis Cerita Pendek .........................23
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Penulisan Cerita Pendek ..........................26
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Uji Normalitas ................................27
Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Uji-T ...............................................28
Tabel 4.1 Nilai Pre-test ..........................................................................31
Tabel 4.2 Nilai Post-test.........................................................................34

VIII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur One-Group Pretest-posttest ..................................22


Gambar 4.1 Uji Normalitas ...................................................................32
Gambar 4.2 Histogram ...........................................................................33
Gambar 4.3 Uji Normalitas 2 .................................................................33
Gambar 4.4 Uji-T Paired Sample Test ...................................................35

IX
ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK NARASI PADA


PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
SISWA KELAS IX-H UPT SMP NEGERI 9 GRESIK

Nama Mahasiswa : Risma Damayanti


NIM : 19020074068
Prodi/Jur. : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd.
Tahun : 2023

Kata kunci: Efektivitas, Teknik Narasi, Menulis Cerpen

Penelitian ini dilatarbelakangi pada kesulitan siswa di UPT SMP Negeri


9 Gresik dalam memperhatikan struktur cerita pendek dan kesulitan
menentukan rangkaian peristiwa ketika menulis cerita pendek. Tujuan
dari penelitian ini untuk menganalisis efektivitas penerapan teknik narasi
pada peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H
UPT SMP Negeri 9 Gresik. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif deskriptif dengan metode eksperimen one-group pretest-
posttest design. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas IX tahun
ajaran 2022/2023 UPT SMP Negeri 9 Gresik kelas IX-H. Sampel pada
penelitian yaitu siswa kelas IX-H dengan jumlah 30 siswa. Teknik
Pengumpulan data yang digunakan adalah tes menulis cerita pendek.
Instrumen penelitian mencakup petunjuk penulisan, kriteria penulisan dan
rubrik penilaian. Hasil analisis berupa 13 siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM pada pre-test dan tidak terdapat siswa yang mendapat nilai
di bawah KKM pada post-test. Selain itu, dari berbagai uji analisis yang
digunakan, menyatakan bahwa teknik narasi efektif diterapkan untuk
meningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik.

X
ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF APPLYING NARRATIVE


TECHNIQUES TO IMPROVING THE SHOR STORY WRITING
SKILLS OF GRADE IX-H STUDENTS STATE JUNIOR HIGH
SCHOOL 9 GRESIK

Student Name : Risma Damayanti


NIM : 19020074068
Study Program : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakullty : Faculty of Language and Art
Institution : State University of Surabaya
Supervisor : Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd.
Year : 2023

Keyword: Effectiveness, Narrative Techniques, Short Story Writing

This research is motivated by the difficulties of students at UPT SMP


Negeri 9 Gresik in paying attention to the structure of short stories and
the difficulty in determining the sequence of events when writing short
stories. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of
applying narrative techniques to improving the ability to write short
stories for class IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik. The type of research
used is descriptive quantitative with the experimental method of one-
group pretest-posttest design. The population used was class IX students
for the 2022/2023 academic year UPT SMP Negeri 9 Gresik class IX-H.
The sample in the study was class IX-H students with a total of 30 students.
The data collection technique used was a short story writing test. Research
instruments include writing instructions, writing criteria and scoring
rubrics. The results of the analysis were 13 students who scored below the
KKM in the pre-test and there were no students who scored below the
KKM in the post-test. In addition, from the various analytical tests used,
stated that narrative techniques were effectively applied to improve short
story writing skills for class IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik.

XI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu karya sastra di Indonesia adalah cerita pendek. Cerita


pendek merupakan bentuk prosa berisi cerita fiktif atau berupa cerita
rekaan atau khayalan. Cerita pendek memang salah satu karya sastra
tetapi juga termasuk keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis.
Cerita pendek atau cerpen yang sudah dikenal di kalangan penulis
Indonesia dari anak-anak sampai dewasa. Tidak sedikit cerpen yang dapat
dijumpai di situs online, surat kabar, buku kumpulan cerpen maupun
perpustakaan. Bahkan, di jenjang sekolah pun, siswa mendapat materi
pembelajaran mengenal dan menulis cerita pendek.

Cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen telah ada sejak di
bangku sekolah pada pelajaran bahasa indonesia. Cerpen digunakan
sebagai praktik pembelajaran dengan diambil topik atau berbagai
persoalan yang ada di dalamnya. Banyak yang bisa dilakukan pada
pembelajaran cerpen di sekolah. Diantaranya, membaca cerpen karya
tokoh terkenal, mendiskusikan tema cerpen, mengidentifikasi unsur
pembangun cerpen, sampai dengan menyusun cerpen sendiri. Seperti
buku siswa kelas 9 pada materi menyusun cerita pendek. Siswa diminta
membaca cerita pendek untuk mengidentifikasi bagaimana alur, karakter
tokoh dan pesan yang terkandung dalam isi cerita. Lalu, siswa
menyimpulkan unsur-unsur cerita pendek salah satunya tema yang
diambil dari persoalan di kehidupan nyata manusia. Siswa juga menelaah
struktur dan kebahasaan cerita pendek. Dan yang terakhir, siswa bisa
mengungkapkan pengalaman, gagasan atau idenya mulai dari
melanjutkan cerpen, modifikasi cerpen sampai menulis cerpen dengan
tema berdasarkan apa yang dekat dengan mereka. Dari namanya, cerpen
merupakan tulisan prosa yang paling bisa diterapkan untuk penulis
pemula yang hanya mempunyai satu konflik saja di dalamnya. Hal ini bisa
menjadi awal untuk siswa berlatih membuat karya sastra dengan menulis
cerpen guna meningkatkan kreatifitas, motivasi dan imajinasi dalam
1
mengembangkan ide dan gagasan yang diambil dari persoalan di
kehidupan nyata serta mempelajari moralitas yang dapat ditanamkan
dalam diri sedari dini.

Terdapat empat keterampilan berbahasa diantaranya yakni,


menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa
perlu dikuasai oleh siswa pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Salah satu dari empat keterampilan yang memegang peranan sangat
penting di kehidupan adalah menulis. Hal apapun dapat ditulis oleh
manusia. Diantaranya adalah menulis surat, karya tulis ilmiah, biografi,
jurnal, karya sastra dan masih banyak lagi. Sejak di bangku seolah sampai
dengan memasuki dunia kerja pasti akan membutuhkan keterampilan
menulis.

Dalam menulis cerpen, tidak semua siswa kelas IX UPT SMP


Negeri 9 Gresik menulis dengan baik. Hal itu pasti membutuhkan proses
dan progres yang beragam di setiap individunya. Sebagian besar siswa
kelas IX belum pernah menulis cerpen dan kegiatan menulis memang
kurang diminat. Menurut guru Bahasa Indonesia yang mengajar kelas IX-
H hanya terdapat empat siswa yang gemar menulis. Kendala lain yang
dialami adalah bagaimana mereka menentukan ide untuk menulis cerpen
dan bagaimana alur yang akan ditentukan, kurang memahami struktur
teks beserta unsur yang terkandung dalam cerpen pada
pengimplementasian kepenulisannya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dengan siswa siswa


kelas IX-H dan guru Bahasa Indonesia di sekolah UPT SMP Negeri 9
Gresik yaitu terdapat siswa yang kesulitan memulai menulis karena tidak
mengerti apa yang harus ditulis. Ini berkaitan dengan ide dan gagasan
yang merupakan unsur penting pada penulisan cerita pendek. Berbicara
mengenai unsur cerita pendek, perlu diperhatikan karena unsur adalah hal
yang penting pada cerita pendek. Misalnya, pada buku “Pembelajaran
Cerpen” karya Rohman (2020), bahwa langkah untuk belajar menulis
cerita pendek adalah penemuan unsurnya, misal alur, penokohan dan gaya

2
bahasa. Dengan kata lain, ketika ide dan gagasan itu tidak ada maka,
mereka kesulitan untuk menentukan rangkaian peristiwa atau susunan
cerita untuk menulis cerita pendek. Rangkaian peristiwa akan
memengaruhi pembentukan konflik cerita. Dari penentuan tersebut, unsur
penting dalam cerita pendek akan rumpang.

Kemampuan menulis cerita pendek menjadi terhambat. Siswa kelas


IX-H sudah diarahkan guru untuk mengambil ide cerita dari kehidupan
sehari-sehari mereka. Permasalahan kedua yang masih berkaitan ialah
memperhatikan struktur. Pembentukan struktur ketika menulis cerita
pendek adalah awal untuk penulis pemula seperti siswa SMP. Struktur
harus diperhatikan karena sesuai berdasarkan pada konteks pembelajaran.
Permasalahan yang lain terdapat pada kreativitas dan ketepatan mengolah
kalimat yang kurang diperhatikan. Sehingga ketika diminta membuat
sebuah cerita mereka enggan untuk menulis serta membutuhkan waktu
lebih dari sehari untuk menyelesaikannya. Sebagian dari mereka yang
sudah pesimis merasa tidak bisa menulis cerita pendek meskipun diambil
dari kehidupan sehari-hari atau peristiwa di lingkungan sekitar.

Untuk mengatasi siswa supaya memperhatikan struktur cerita


pendek dan siswa yang kesulitan menentukan rangkaian peristiwa ketika
menulis cerita pendek dapat menggunakan srategi baru untuk memulai
mengerjakan penulisan cerita pendek adalah menggunakan teknik narasi.
Terlebih dijelaskan pada buku siswa bahasa indonesia kelas 9
menjelaskan bahwa, sebelum masuk pada materi cerpen, siswa
dikenalkan tujuan dan fungsi teks narasi. Tujuan teks narasi yakni,
pertama memberi pengetahuan, ajaran, atau sebagai pendapat untuk
mengubah perilaku. Kedua, menghibur dan memikat pembaca atau
pendengar. Narasi adalah penceritaan. Narasi memiliki keterkaitan
dengan konflik atau permasalahan kemudian diakhiri dengan sebuah
penyelesaian yang disebut dengan resolusi. Bentuk dari narasi
diantaranya novel, cerpen, biografi, dsb. Teknik narasi terdiri dari 3 unsur
pembentuk yakni, plot (alur), konflik dan tokoh yang dapat membentuk
sebuah cerita berdasarkan kriteria penulisan cerita pendek. Menurut

3
Dalman, H. (2016: 115) hal yang sangat penting dalam kisah adalah alur.
Alur adalah kerangka dasar. Penggambaran tindakan, situasi dan insiden
beserta tokoh-tokoh yang berperan. Jika narasi dibangun berdasarkan alur
cerita, maka mengandung konflik. Alur tidak akan menarik jika konflik
tidak ada (Dalman, 2016: 110). Selain itu, narasi merupakan salah satu
komposisi yang terkandung pada cerpen selain dialog.

Berdasarkan problematika yang terjadi dengan didukungnya


observasi dan terjun ke lapangan, peneliti mengambil keputusan untuk
mencari strategi dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek
siswa kelas IX UPT SMP Negeri 9 Gresik supaya terdapat alih generasi
penulis dan sastrawan mulai usia dini, memperkenalkan pada siswa
khususnya siswa kelas IX UPT SMP Negeri 9 Gresik pada karya sastra
cerita pendek yang merupakan bacaan dan tulisan yang dapat dikatakan
ringan karena mempunyai satu konflik saja tidak seperti novel yang isinya
lebih kompleks. Penulisan cerita pendek tidak harus bermajas dan setiap
katanya indah seperti puisi. Ditulisnya cerita pendek juga dapat diambil
dari kejadian atau peristiwa sehari-hari di kehidupan nyata. Selain itu,
dapat meningkatkan literasi yang berawal dari menulis cerita pendek.
Pembelajaran cerita pendek secara konvensional yang didapat siswa kelas
IX UPT SMP Negeri 9 Gresik, dapat diubah strategi menggunakan teknik
narasi sebagai pedoman menulis cerita pendek.

Teknik narasi sebagai perspektif lain untuk menulis cerita pendek


siswa tanpa berpedoman struktur teks di awal. Dengan kata lain, teknik
narasi menjadi pengganti dari struktur teks yang terdiri dari orientasi,
komplikasi, resolusi. Supaya siswa mempunyai pandangan baru dalam
menyusun cerita pendek tanpa menggunakan struktur teksnya, cerita
pendek dapat disusun melalui teknik narasi. Siswa dapat secara instan
melakukan pemahaman terhadap langkah-langkah menulisan cerita
pendek dengan memperhatikan tiga unsur utama narasi yaitu alur, konflik
dan tokoh. Secara tidak langsung, dengan memenuhi ketiga langkah yaitu
alur, konflik dan tokoh maka, struktur teks cerpen orientasi, komplikasi

4
dan resolusi akan terbentuk. Serta, beberapa unsur cerita pendek sudah
terkandung di dalamnya.

Penelitian ini sebagaimana akan fokus pada teknik narasi dan cerita
pendek. Dimana keduanya akan saling berkaitan. Berdasarkan judul,
peneliti ingin melihat bagaimana efektivitas dari teknik narasi yang akan
diterapkan pada kemampuan menulis cerita pendek siswa SMP. Untuk
jenjang SMP, siswa sudah diperkenalkan karya sastra pada pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya cerita pendek. Penting bagi siswa kelas IX
UPT SMP Negeri 9 Gresik supaya lebih memahami dan memperluas
teknik untuk menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik narasi.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada siswa dalam menulis


cerita pendek diantaranya, meningkatkan motivasi menulis, menerapkan
media baru untuk menulis cerita pendek, dan metode pembelajaran
berkelompok untuk menulis cerita pendek bersama. Penelitian ini akan
melengkapi dan menjadi teknik baru dalam menulis cerita pendek siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian yang akan


dilakukan yakni berjudul “Efektivitas Penerapan Teknik Narasi Pada
Peningkatan kemampuan menulis Cerita Pendek Siswa Kelas IX-H
UPT SMP Negeri 9 Gresik”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian yang dapat
dirumuskan yakni, bagaimana efektivitas penerapan teknik narasi pada
peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik?
Rumusan masalah umum tersebut dapat diperinci menjadi rumusan
masalah khusus, sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H
UPT SMP Negeri 9 Gresik sebelum diterapkan teknik narasi?
2. Bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H
UPT SMP Negeri 9 Gresik setelah diterapkan teknik narasi?

5
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan


dari penelitian yang ingin dicapai yakni, menganalisis efektivitas
penerapan teknik narasi pada peningkatan kemampuan menulis cerita
pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik.
Tujuan penelitian dapat diperinci sebagai berikut:
1. Menganalisis kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-
H UPT SMP Negeri 9 Gresik sebelum diterapkan teknik narasi.
2. Menganalisis kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-
H UPT SMP Negeri 9 Gresik setelah diterapkan teknik narasi.

1.4 Definisi Istilah

Efektivitas adalah kondisi yang menyatakan ada tidaknya pengaruh


pada tingkat keberhasilan atau capaian yang diinginkan.

Teknik Narasi adalah metode menulis bersifat naratif yang di


dalamnya menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa.
Berbentuk cerita pendek, novel, biografi, dll. Unsur
pembentuknya yaitu alur, tokoh dan konflik.

Kemampuan Menulis adalah mampu menguasai keterampilan


berbahasa menulis dalam menyampaikan ide dan gagasan
berbentuk tulisan.

Cerita Pendek atau cerpen adalah salah satu karya sastra berbentuk
prosa yang sebagian besar ceritanya diambil dari persoalan
kehidupan nyata kemudian ditulis secara fiksi atau rekaan
supaya memiliki nilai keindahan.

6
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis:
Manfaat penelitian secara teoretis ini diharapkan dapat menjadi
wujud sebagai pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya materi teks cerita pendek. Menambah sumber referensi
penelitian selanjutnya baik segi cerita pendek maupun narasi.
Sebagai kajian baru terkait teks narasi yang diterapkan pada
kemampuan menulis cerita pendek siswa.

2. Manfaat Praktis:
Adapun manfaat penelitian yang dapat diterapkan pada siswa,
guru bahasa Indonesia, pembaca dan peneliti. Manfaat penelitian
yang dapat diterapkan tersebut jika diperinci sebagai berikut:

1. Siswa:
Diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi siswa dalam
meningkatkan motivasi dalam menulis cerita pendek yang
menarik dan tidak membosankan. Kemampuan menulis siswa
dapat ditingkatkan khususnya cerita pendek dengan teknik yang
baru. Mengembangkan dan menggali potensi siswa dalam
kepenulisan sejak SMP.

2. Guru:
Diharapkan penelitian dapat menambah pengetahuan baru
tentang teknik narasi yang dapat diterapkan pada penulisan
cerita pendek khususnya bagi guru bahasa dan sastra Indonesia.
Sebagai alternatif dalam mengembangkan teknik pembelajaran
khususnya cerita pendek supaya lebih efektif dan tidak
monoton.

3. Pembaca:

7
Dengan membaca penelitian ini, diharapkan pembaca dapat
memberikan wawasan baru mengenai narasi yang dapat
digunakan sebagai teknik menulis khususnya teks cerita pendek
bagi pemula.
4. Peneliti:
Penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh
peneliti ketika terjun ke dunia pendidikan khususnya
pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya sebagai referensi untuk
mengembangkan penelitian dan sebagai perbaikan penelitian
sejenis selanjutnya

1.6 Variabel Penelitian


Terdapat dua variabel yang ditentukan pada penelitian ini, yakni
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel tersebut diperinci
sebagai berikut:

1. Variabel Bebas
Variabel Bebas pada penelitian ini yakni penerapan teknik
narasi. Teknik narasi akan diterapkan pada penulisan cerita pendek
siswa SMP.

2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini yakni kemampuan
menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik.
Yang dimaksud adalah kemampuan penulisan cerita pendek siswa
setelah diberi perlakuan pada proses menulisnya.

8
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan


Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang
relevan diantaranya, strategi, teknik, metode, dan media pembelajaran
untuk penyusunan atau penulisan cerita pendek. Tidak sedikit yang
melakukan penelitian tentang penyusunan atau penulisan cerita pendek.
Penelitian dilakukan karena banyak siswa khususnya siswa di jenjang
SMP dan SMA yang kesulitan dalam menulis cerita pendek.

Pada jurnal penelitian Hardiana & Dewi (2019) dengan judul


“Teknik Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Menyusun Teks Cerpen
Siswa Kelas VII SMP” melakukan penelitian eksperimen pada
penyusunan cerita pendek siswa kelas VII menggunakan teknik
hypnoteaching dimana tekniknya mengombinasikan antara teknik
hypnosis dengan pembelajaran. Teknik yang digunakan lebih
menekankan komunikasi alam bawah sadar, supaya siswa mendapat
motivasi dan semangat dalam menyusun cerita pendek. Guru adalah
orang yang wajib terlibat pada teknik hypnoteaching untuk menjaga
kestabilan psikologis maupun psikis. Hasil observasi pada penelitian
tersebut mengatakan jika siswa kesulitan dalam menemukan ide awal dan
mengembangkannya menjadi bentuk paragraf untuk menulis menyusun
cerita pendek. Penelitiannya menggunakan pretest-posttest control group
design dengan dua kelompok yang dipilih secara acak membentuk
kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik hypnoteaching dan
kelompok kontrol tanpa menggunakan teknik hypnoteaching. Hasil
penelitian yang diperoleh dengan perbandingan data pratest dan posttest,
uji normalitas data, uji homogenitas, uji-T data dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol bahwa, hipotesis alternatif yang menyatakan
"Teknik Hypnoteaching Berpengaruh Terhadap Kemampuan Menyusun
Teks Cerpen Siswa Kelas VII SMP Negeri Satu Atap Merjosari Malang"
Diterima.

9
Selain itu, terdapat penelitian yang menggunakan metode
pembelajaran kooperatif model Number Heads Together yang dilakukan
oleh Kustina & Marhamah (2015) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Kemampuan
Menyusun Teks Cerpen Berdasarkan Struktur Teks Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 17 Banda Aceh.” melakukan penelitian eksperimen pada
penyusunan teks cerita pendek berdasarkan struktur teksnya
menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
memberikan kesempatan pada siswa membagikan ide-idenya supaya
lebih memotivasi siswa, memperdalam pemahaman siswa, meningkatkan
prestasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri pada siswa,
mengembangkan keterampilan siswa, dan kelebihan yang lainnya.
Namun, pada penelitian ini menjelaskan jika tipe NHT mempunyai
kekurangan yakni, tidak semua siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk mengerjakan dan menunjukkan kemampuannya. Penelitian yang
dilakukan lebih menekankan metode pembelajaran secara kelompok dan
menggunakan struktur teks cerpen yakni orientasi, komplikasi dan
resolusi untuk siswa kelas VII. Penelitiannya menggunakan one group
pretest-posttest. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan uji hipotesis
dan uji T untuk menganalisis hasil belajar siswa melalui pengunaan model
pembelajaran Number Heads Together pada materi menyusun cerita
pendek menyatakan "Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berpengaruh terhadap kemampuan menyusun teks cerpen berdasarkan
steuktur teks pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh" Dapat
diterima.

Adapun penelitian eksperimen metode true experimental pada


kemampuan menulis cerita pendek siswa SMA yang dilakukan Sinaga,
A.Y. dkk. (2018) dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Pada Kelas XI Siswa SMAN 5
Surakarta”. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui
adakah pengaruh strategi pembelajaran peningkatan kemampuan Berpikir
(SPPKB) dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan

10
menulis cerita pendek siswa kelas XI. Ketertarikan peneliti pada
penelitian tersebut adalah terjadi permasalahan yang dialami siswa yang
masih kurang berminat dalam melakukan pembelajaran cerita pendek
akibat dari strategi pembelajaran yang digunakan guru monoton.
Penelitiannya menggunakan teknik random sampling untuk mengambil
sampel dari populasi. Peneliti juga menggunakan instrumen tes berupa
indikator yang dinilai diantaranya, kualitas isi, organisasi isi, pemilihan
diksi, dan penggalian suasana. Berdasarkan hasil analisis peneliti yang
telah diolah, diperoleh nilai ketuntasan belajar siswa pada kelas
eksperimen sebesar 62,5% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 12%.
Artinya, persentase kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase kelas
kontrol. Peneliti menyimpulkan (Sinaga, A.Y. dkk. 2018) strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir lebih efektif daripada
strategi pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar siswa jika
digunakan untuk mengajarkan penulisan teks cerpen berdasarkan
masalah sosial.

Tidak hanya siswa SMP dan SMA, terdapat penelitian yang


dilakukan pada siswa SMK yakni, kemampuan menulis cerpen siswa
SMK menggunakan komik Line Webtoon sebagai media. Penelitian
dilakukan oleh Sembiring & Triana (2022) dengan judul “Pengaruh
Media Komik Line Webtoon Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Di
SMK Swasta Kabanjake”. Penelitiannya menggunakan desain quasi
experimental dengan jenis pretest-posttest design. Komik Line Webtoon
dijadikan media untuk membantu kemampuan menulis dan berpikir anak.
Peneliti menyebutkan jika pembelajaran menulis cerita pendek di SMK
kurang efektif serta kurangnya minat dan antusias dalam menulis cerita
pendek sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Oleh karena itu,
penulis menganggap pada penulisan cerpen perlu media pembelajaran
supaya dapat membangkitkan minat dan mempermudah siswa karena
dapat merangsang siswa dalam berimajinasi supaya menciptakan cerpen
yang baik.

11
Terkait penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki relevansi
yakni permasalahan-permasalahan yang dialami siswa baik jenjang SMP
maupun SMA sederajat khususnya dalam kepenulisan cerita pendek.
Yang membedakan antara penelitian ini dan penelitian lain atau terdahulu
adalah lebih menekankan strategi dan efektivitas dalam menulis cerita
pendek yang mana teknik penulisannya menggunakan perspektif baru
yakni dengan menggunakan teknik narasi. Menciptakan langkah
penulisan cerita pendek tanpa struktur yang biasa digunakan yakni
orientasi, komplikasi dan resolusi. Melainkan teknik narasi yang
merupakan induk dari produk penceritaan karya sastra diantaranya novel,
cerpen, fabel, dongeng dsb.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa


penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Teknik Narasi Pada
Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Cerita Pendek Siswa Kelas IX-
H UPT SMP Negeri 9 Gresik” merupakan inovasi dan penelitian baru
yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Teknik Narasi


Menurut pendapat Dalman (2016: 105) mengenai cerita yang
didasarkan pada urutan suatu peristiwa disebut narasi. Terdapat
tokoh atau beberapa tokoh di dalam suatu peristiwa. Tokoh di
dalamnya akan menghadapi serangkaian konflik atau tikaian.
Peristiwa, tokoh dan konflik inilah yang menjadi unsur pokok dari
sebuah narasi. Dari ketiga unsur, secara kesatuan disebut dengan alur
atau plot. Narasi bisa berisi fakta bisa pula fiksi atau rekaan.
Pengaranglah yang menentukan narasi akan dibentuk sedemikian
rupa berisi fakta maupun rekaan atau khayalan. Pendapat lain yang
serupa (Marahimin. 2018: 96) narasi bisa berisi fakta bisa pula berisi
fiksi. Narasi yang berisi fakta diantaranya, biografi; otobiografi.
Menurutnya, yang paling banyak diminati adalah yang berisi fiksi

12
atau rekaan yang biasa diketahui diantaranya novel; cerita pendek;
cerita bersambung; cerita bergambar.

Narasi mempunyai ciri khas yaitu adanya plot (Pujiastuti, N.


2013: 64-65). sederhananya adalah jalan cerita atau kronologi. Di
dalam cerita yang mengandung sebab akibat, konflik dan
penyelesaian, terdapat tokoh dengan sifat atau karakter yang terlibat.
Dan dari tokohlah, konflik akan terjadi ketika tiap tokoh saling
berhubungan.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat


dijabarkan kembali menjadi dua bagian yakni, struktur narasi dan
jenis narasi sebagai berikut:

1. Struktur Narasi
1) Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang
berkesinambungan sehingga menimbulkan kausalitas. Pada narasi,
alur merupakan bagian dasar yang sangat penting. Alur termasuk
bagian yang menentukan kapan sebuah cerita atau peristiwa itu
mulai dan kapan berakhir;

2) Tokoh atau pemeran adalah pelaku yang terlibat di dalam alur.


Di dalam rangkaian peristiwa, tokoh yang mengalami atau
menghadapi suatu konflik;

3) Konflik atau tikaian adalah suatu masalah yang menimbulkan


pertentangan, perselisihan atau ketegangan sehingga dalam
sebuah rangkaian peristiwa terdapat puncak permasalahan cerita.

2. Jenis Narasi
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris atau disebut juga narasi faktual adalah
narasi tentang suatu peristiwa yang di dalamnya berisi informasi
secara tepat dengan tujuan menyampaikan kisah seseorang untuk

13
memperluas pengetahuan orang atau pembaca. Seperti yang
diutarakan Dalman (2016:111) bahwa, pada narasi ekspositoris,
penulis berusaha menceritakan sebuah peristiwa berdasarkan data
yang sesungguhnya. Bahasa yang digunakan cenderung bahasa
yang informatif dengan mengutamakan penggunaan kata-kata
denotatif.

2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif atau disebut juga narasi artistik adalah narasi
tentang penggambaran peristiwa yang di dalamnya berisi suatu
amanat atau makna tersirat sehingga menimbulkan imajinasi
pembaca. Dalman (2016: 113) juga sependapat dengan Keraf
bahwasanya penulis harus pandai dalam merangkai suatu
peristiwa supaya dapat merangsang daya khayal pembaca, seolah-
olah merasa sedang di tengah peristiwa yang dialami tokoh.
Bahasa yang digunakan cenderung bahasa figuratif dengan
mengutamakan penggunaan kata-kata konotatif.

Berdasarkan pemaparan dari para ahli mengenai narasi, dapat


disimpulkan bahwa narasi merupakan teks atau uraian berupa
rangkaian peristiwa yang di dalamnya terdapat tokoh dan konflik
yang dialami tokoh. Sehingga dapat dikatakan bahwa narasi
memiliki struktur diantaranya adalah plot atau alur, tokoh dan
konflik. Narasi dapat berupa fiksi maupun fakta. Serta, memiliki dua
jenis narasi yaitu ekspositoris dan sugestif. Sifat dari narasi adalah
naratif. Naratif bertujuan untuk memberi hiburan, memberi pikat dan
pengetahuan. Cerita yang bersifat naratif memiliki beberapa tipe
diantaranya faktual atau imajiner.

2.2.2 Kemampuan Menulis


Kemampuan menulis termasuk dalam keterampilan berbahasa.
Selain menulis, keterampilan berbahasa yang lain adalah membaca,
menyimak dan berbicara. Keempat komponen tersebut saling
14
berkaitan dengan menulis. Diantaranya, hubungan menulis dengan
membaca yakni membutuhkan tulisan untuk membaca dan
sebaliknya dibutuhkan banyak bacaan untuk pandai menulis,
hubungan menulis dengan menyimak yakni menyimak suatu pesan
yang disampaikan dari media untuk bahan ide dan gagasan sebuah
tulisan, hubungan menulis dengan berbicara yakni pesan yang
disampaikan melalui tulisan dapat diperoleh melalui media verbal.

Menulis menurut Dalman (2016: 3) adalah suatu kegiatan


mengomunikasikan suatu pesan atau informasi secara tertulis dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media yang diberikan kepada
pihak lain. Menulis merupakan bentuk proses kreatif dalam
menuangkan gagasan dengan tujuan memberitahu, meyakinkan dan
menghibur. Hasilnya biasa disebut tulisan atau karangan. Unsur
yang dilibatkan dalam aktivitas menulis yaitu, penulis sebagai
penyampai pesan, isi tulisan, media, dan pembaca. Dalman (2016: 6)
juga mengatakan jika menulis tidak dapat dilakukan dengan mudah
seperti membalikkan kedua tangan. Terdapat proses untuk
melakukannya.

Sejalan dengan pemikiran Khoiri (2014: 14) bahwa dari tulisan


kita bisa berbagi pikiran. Tulisan yang ditulis adalah sebuah gagasan,
pikiran, perasaaan atau manifestasi yang kita tuangkan melalui
bahasa tulis. Tulisan juga termasuk cerminan dari wawasan penulis.
Pembaca juga bisa mengetahui penulis dari tulisannya apakah
penulis sedang senang, sedih dan sebagainya. Ini disebut dengan
tulisan yang dapat memantulkan kondisi penulis.

Kemampuan menulis bisa dimiliki oleh semua orang, asal orang


tersebut mau mengasahnya. Dan tidak semua orang bisa mengasah
kemampuan menulis tersebut dengan baik. Hal ini berkaitan dengan
pendapat Ahmadi (2019: 3) bahwa kemampuan menulis adalah
kemampuan yang dimiliki setiap orang. Hanya saja, orang yang
mengasahnya dengan baik atau tidak. Adapun orang yang

15
mengasahnya tetapi asahannya kurang optimal. Menurut
pendapatnya juga, kegiatan menulis bermula dari pikiran.
Menggunakan pikirannya untuk menuangkan ide dalam bentuk
tulisan. Sebagaimana dijelaskan, kegiatan menulis ini merupakan
kegiatan rasional. Karena menulis bukan karena dorongan yang
iirasional sehingga tidak dapat dijelaskan dengan logika.

Menurut Pujiastuti, N. dkk. (2013: 20-29) dalam bukunya yang


berjudul “Kecil-Kecil Jago Nulis” berpendapat bahwa, menulis bisa
dilakukan oleh semua kalangan termasuk anak-anak. Menulis tidak
berdasar pada bakat yang dimiliki melainkan pada kemampuan.
Menurut Tarigan (2013: 9) menulis mempunyai tujuan. Tujuan
tersebut diantaranya, tulisan dibuat untuk dibaca; tulisan didasarkan
pada pengalaman; tulisan ditingkatkan melalui latihan terpimpin;
dalam tulisan, makna menggantikan bentuk; kegiatan-kegiatan
bahasa lisan hendaklah mendahului kegiatan menulis.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat para ahli


yaitu, kemampuan menulis merupakan kemampuan penyampaian
atau pengekspresian berupa ide, gagasan dan pikiran yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Adanya kemampuan menulis
dalam diri sudah dimiliki oleh masing-masing orang, hanya saja
apakah orang itu mengasah kemampuan tersebut atau tidak supaya
menjadikan dirinya ahli menulis dan menjadi lebih optimal dalam
menulis.

2.2.3 Cerita Pendek


Cerita pendek banyak ditulis berdasarkan kisah yang terjadi di
kehidupan nyata kemudian direka untuk menghasilkan sebuah
tulisan yang indah dan memiliki estetika. Seperti pendapat yang
disampaikan oleh Rohman (2020: 3) bahwa cerita yang berisi
peristiwa dari dunia nyata berupa keluh kesah, sudah tidak lagi
sebagai percakapan sehari-hari melainkan, sudah menjadi cerita
pendek. Poin penting dari cerita pendek diantaranya karya sastra
16
yang diungkapkan menggunakan aspek bahasa, bentuk cerita rekaan
dengan cerita yang singkat.

Walaupun karya sastra diciptakan penulis dengan bahasa yang


indah penuh makna dan simbol di setiap kata, frasa, maupun kalimat.
Jika sastra menjadi pembelajaran untuk anak-anak atau siswa di
sekolah, maka sastra dapat berubah menjadi bentuk yang lebih
sederhana atau mengandung bahasa yang ringan. Sastra dengan
bahsa yang ringan dan sederhana itu adalah menulis sebuah cerita
pendek. Rohman (2020: 6) juga menyampaikan alih wahana dari
sebuah puisi menjadi sebuah cerita pendek ini merupakan salah satu
teknik pembelajaran cerita pendek bagi anak-anak.

Nurgiyantoro (2013: 287) berpendapat jika sebuah cerita fiksi


yang terdiri dari beberapa halaman dan hanya seribuan kata, teks
tersebut adalah cerita pendek. Nurgiyantoro juga menyatakan bahwa
membaca sebuah cerpen cukup dengan sekali duduk. Kesatuan yang
dihadirkan lebih kental dan memberikan kesan tunggal karena
cerpen hanya menceritakan tentang hal-hal yang penting dan tidak
sampai pada detail-detail kecil. Pandangan terhadap cerpen ialah
cara yang sedikit untuk menyampaikan sesuatu yang banyak.

Cerpen dapat dibaca dengan kurun waktu lebih cepat dibanding


novel. Pembeda yang lain adalah impresi, kesatuan, kepadatan,
intensitas, emosi, efek, skala, seleksi, dan kelajuan. Pendapat
mengenai cerita pendek juga dikemukakan Edgar Allan Poe pada
(Sugihastuti, 2011: 39) bahwa, cerita pendek termasuk bentuk cerita
yang sempurna, karena tidak membutuhkan waktu lama atau dengan
kata lain dibaca cepat. Menurutnya, hal ini dapat mencapai sebuah
kesatuan efek atau impresi yang tidak dapat disampaikan dengan
bentuk yang lebih panjang.

Mengapa cerpen dapat dikatakan “bisa selesai dibaca dalam


sekali duduk” dimana saat membacanya mampu membangkitkan

17
kesan tertentu pembaca? Menurut Sayuti (2017: 55) sebuah cerpen
biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristiwa
tunggal. Peristiwa tunggal ini terdapat keterkaitan yang signifikan
dengan tokoh. Karakter tokoh pada cerpen juga lebih ditunjukkan.
Sayuti menyimpulkan bahwa, cerpen bersifat pemadatan, pemusatan,
dan pendalaman.

2.2.3.1 Unsur Pembangun Cerita Pendek


Unsur-unsur pembangun cerita pendek bila ditelaah lebih
dalam dapat dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu unsur
gaya cerita atau gaya bahasa, unsur narasi, unsur intrinsik-
ekstrinsik dan modus cerita (Rohman, 2020: 47-67). Dari empat
bagian utama tersebut, diturunkan kembali menjadi beberapa
sub diantaranya:

1) Unsur gaya cerita (gaya bahasa)


Gaya bahasa adalah cara pengarang untuk menyampaikan
cerita. Setiap pengarang pasti memiliki gayanya masing-
masing. Meskipun terdapat dua pengarang atau lebih yang ingin
menceritakan suatu hal yang sama namun, cara menyampaikan
kedua pengarang akan berbeda. Perbedaan tersebut
diungkapkan dapat melalui tiruan bunyi, kata, kalimat maupun
wacana.

2) Unsur narasi
Dasar narasi adalah peristiwa. Susunan atas peristiwa-
peristiwa yang melibatkan pelaku, waktu dan tempat yang
membentuk kesatuan cerita. Dari himpunan peristiwa tersebut,
terdapat tiga aspek yaitu cerita, teks dan penceritaan atau narasi
itu sendiri.

3) Unsur intrinsik dan ekstrinsik


Unsur ketiga ini merupakan unsur yang dapat ditemui pada
materi pembelajaran cerita pendek. Intrinsik mengacu pada

18
unsur yang terkandung di dalam cerita pendek sedangkan
ekstrinsik mengacu pada persoalan yang berasal dari luar.

4) Modus cerita
Aspek yang terkadung dalam modus cerita juga tidak asing
untuk ditemui pada materi pembelajaran cerita pendek.
Terlebih unsur ini digunakan untuk membangun cerita. Unsur
pada modus cerita terdiri dari tokoh, alur, latar, dan tema.

2.2.3.2 Struktur Cerita Pendek


Pada buku bahasa Indonesia kelas IX yang diterbitkan oleh
Kemendikbud (2018) terdapat empat struktur cerita pendek
yaitu, orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi dan resolusi.
Berikut adalah penjabarannya:

1) Orientasi
Orientasi adalah gambaran awal dari latar, atmosfer dan
waktu kisah. Orientasi juga berisi penentuan peristiwa,
pengenalan karakter dan arah menuju komplikasi.

2) Rangkaian Peristiwa
Rangkaian peristiwa adalah keberlanjutan kisah melalui
serangkaian peristiwa yang tidak terduga.

3) Komplikasi
Komplikasi adalah konflik dari cerita. Masalah di dalam
cerita memengaruhi latar waktu dan karakter. Tokoh utama
akan menuju atau mencari solusi.

4) Resolusi
Resolusi adalah penyelesaian dari sebuah masalah. Solusi
dari masalah berhasil dicapai. Struktur terakhir ini
merupakah cara pengarang untuk mengakhiri cerita.

19
2.2.3.3 Sejarah Cerita Pendek
Terdapat periodisasi cerita pendek di Indonesia terbagi
menjadi dua, yaitu masa kolonial dan masa pascakolonial. Dua
periodisasi ini merupakan bentuk sederhana dari Rohman (2020:
13-14) yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kolonial
Pada masa ini, cerita pendek masih ditulis menggunakan
bahasa melayu rendah. Bahasa ini yang dulunya sebagai alat
pemersatu bangsa dimana bahasa melayu rendah digunakan
oleh masayarakat dari berbagai daerah yang memiliki bahasa
daerah masing-masing.

Pada pertengahan akhir abad ke-20, cerita pendek telah


diterbitkan di media cetak dengan berlabel “tjerita yang
soenggoeh2 njata terdjaji” yang bermakna “cerita nyata”.
tersebarnya cerita pendek di media cetak tersebut hanya pada
golongan melek huruf diantaranya, bangsa Belanda, bangsa
Asia Timur dan Bangsa Ningrat.

Pada awal abad ke-21, cerita pendek telah hadir di majalah


sastra “Poedjangga Baroe”. Majalah ini sangat terbatas
persebarannya karena hanya menyasar pada pembaca kaum elit
di Indonesia.

1) Pascakolonial
Pada masa ini, cerita pendek telah hadir di majalah maupun
koran. Cerita pendek sebagai hiburan yang dibaca di hari libur
oleh kaum melek huruf.

Pada tahun 1950-an, cerita pendek hadir di majalah umum


dan majalah sastra. Masa ini, cerita pendek dianggap dalam
estetika sastra di Indonesia. Tolok ukur estetika cetia pendek
berawal dari majalah kisah yang dipimpin oleh H.B Jassin.

20
Dekade 1990-an, pentingnya tolok ukur pertumbuhan cerita
pendek di Indonesia pada penerbitan cerita pendek pilihan
kompas. Dalam perkembangan sastra di Indonesia, para penulis
cerita pendek menjadi tren baru.

Pada tahun 2000-an, cerita pendek telah hadir di media cetak


maupun media digital. Cerpen merupakan bagian yang sama
pentingnya dengan karya sastra lain.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penjelasan dari


para ahli bahwa cerita pendek atau biasa disebut cerpen merupakan
karya sastra fiksi bentuk prosa di dalamnya terdapat satu konflik saja.
Terdapat ungkapan mengenai cerita pendek yakni “cerita yang dapat
dibaca dalam sekali duduk”. Konsep cerita pendek berbeda dengan
novel yang lebih kompleks. Melainkan, situasi yang diciptakan pada
cerpen hanya dipusatkan pada satu tokoh dengan memfokuskan pada
satu alur tunggal. Berdasarkan strukturnya, struktur paling umum
dari teks cerpen dibagi menjadi tiga, yakni orientasi, komplikasi, dan
resolusi. Orientasi adalah bagian awal teks berisi pengenalan dari
karakter tokoh, gambaran awal dari peristiwa dan setting yang
digunakan. Komplikasi adalah masalah-masalah yang muncul.
Konflik tokoh yang dimulai dari reaksi, konflik meningkat dan
pencarian solusi. Terakhir, Resolusi adalah penyelesaian dari cerita
berupa pemecahan masalah. Akhir dari cerita.

2.3 Hipotesis Penelitian


Penelitian dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan
menjabarkan tujuan penelitian. Kedua variabel dibentuk berdasarkan
judul penelitian yakni efektivitas teknik narasi pada peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP
Negeri 9 Gresik, dapat diuraikan hipotesis sebagai berikut:
Ha: Teknik narasi efektif diterapkan untuk meningkatan kemampuan
menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik.

21
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode penelitian eksperimen. Jenis penelitian kuantitatif dipilih
berdasarkan pengolahan data pada penelitian yang disajikan
menggunakan perhitungan statistik. Metode penelitian eksperimen
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas dari sebelum dan
sesudah diberi perlakukan pada suatu kelompok. Supaya perubahan
sebagai akibat dari treatment tersebut benar-benar terjadi maka,
pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
deskriptif. Desain metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah
One-group Pretest-posttest Design. Desain penelitian ini merupakan
salah satu sub dari desain penelitian pre-experimental. Pada penelitian ini,
diterapkan post-test dan pre-test pada kelompok atau kelas untuk
mengetahui efektivitas penerapan teknik narasi pada peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9
Gresik. Struktur One-group Pretest-posttest Design yang digunakan
sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur One-group Pretest-posttest

Keterangan:
A : Kelompok/Kelas
O1 : Tes sebelum mendapat perlakuan
2
O : Tes Sesudah mendapat perlakuan
X : Penerapan teknik narasi pada peningkatan kemampuan
menulis cerita pendek

22
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pelaku yang terlibat dalam penelitian.
Subjek penelitian menjadi peranan penting pada penelitian karena sebagai
sumber atau data yang diperlukan pada penelitian. Subjek penelitian yang
terlibat merupakan siswa dari UPT SMP Negeri 9 Gresik.
1. Populasi
Subjek penelitian diambil dari UPT SMP Negeri 9 Gresik
dengan populasi yang digunakan adalah siswa kelas IX tahun
ajaran 2022/2023.

2. Sampel
Berdasarkan populasi yang ditentukan, sampel pada
penelitian yaitu siswa UPT SMP Negeri 9 Gresik kelas IX-H
dengan jumlah 10 laki-laki dan 20 perempuan.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu
Penelitian berlangsung pada bulan Maret hingga Juni 2023.
Dengan kata lain penelitian berlangsung kurang lebih
dilaksanakan selama tiga bulan.

2. Tempat
Penelitian bertempat di UPT SMP Negeri 9 Gresik yang
berlokasi pada di Jl. Raya Balongpanggang No. 349, Wates,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur, 61173.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitan diambil
dari tes yang diberikan oleh siswa berupa menulis cerita pendek. Tes
pertama yang dilakukan adalah pre-test menggunakan struktur teks cerita
pendek yaitu orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi
dengan waktu penyelesaian kurang lebih selama 1 minggu. Kemudian,
hasil tulisan cerita pendek siswa akan dianalisis berdasarkan kriteria yang
ditetukan diantaranya, kesesuaian dengan struktur cerpen, unsur cerpen,
keterkaitan isi dengan tema, orisinalitas penulisan dan amanat yang
terkandung.. Tes kedua yang dilakukan adalah post-test menggunakan
pedoman teknik narasi berupa alur cerita, tokoh dan konflik dengan waktu
23
penyelesaian kurang lebih selama 1 minggu. Kemudian, hasil tulisan
cerita pendek akan dianalisis dan dibandingkan dengan tes sebelumnya
menggunakan kriteria penulisan yang ditentukan.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data pada penelitian berupa menulis
cerita pendek siswa SMP dimana siswa diberi petunjuk menulis
berdasarkan kriteria penulisannya. Sebelum menerima materi “Teknik
Narasi” yang dapat diterapkan dalam menulis cerita pendek, siswa
terlebih dahulu melakukan pretest untuk mengetahui proses dan hasil
menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik narasi. Pada pertemuan
selanjutnya, siswa mendapatkan posttest berupa menulis cerita pendek
menggunakan pedoman teknik narasi. Berikut merupakan instrumen yang
digunakan untuk melakukan tes menulis cerita pendek:

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Tes Menulis Cerita Pendek


No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1. Kesesuaian isi a. Tema sangat sesuai 4
cerpen dengan tema dengan isi cerpen
atau genre yang b. Tema sesuai dengan isi 3
dipilih cerpen
c. Tema cukup sesuai 2
dengan isi cerpen

24
d. Tema tidak sesuai dengan 1
isi cerpen
2. Kelengkapan a. Memiliki struktur yang 4
struktur teks cerpen lengkap yaitu, orientasi,
(orientasi, rangkaian peristiwa,
rangkaian komplikasi dan resolusi
peristiwa, b. Memiliki struktur yang 3
komplikasi dan tidak lengkap atau hanya
resolusi) tiga struktur yaitu, orientasi,
rangkaian peristiwa dan
resolusi
c. Memiliki struktur yang 2
tidak lengkap atau hanya dua
struktur yaitu, orientasi dan
rangkaian peristiwa
d. Memiliki struktur yang 1
tidak lengkap atau hanya
satu struktur yaitu, rangkaian
peristiwa
3. Kelengkapan unsur a. Memiliki unsur cerpen 4
cerpen (plot, tokoh, yang lengkap (empat unsur
latar dan sudut atau lebih)
pandang) b. Memiliki unsur cerpen 3
yang cukup lengkap (tiga
unsur)
c. Memiliki unsur cerpen 2
yang kurang lengkap (dua
unsur)
d. Memiliki unsur cerpen 1
yang tidak lengkap (satu
unsur)
4. Orisinalitas a. Cerpen sangat orisinal 4
penulisan cerpen b. Cerpen orisinal 3

25
c. Cerpen cukup orisinal 2
d. Cerpen tidak orisinal 1
5. Amanat a. Memiliki amanat yang 4
disampaikan baik secara
implisit maupun eksplisit
b. Cukup memiliki amanat 3
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
c. Kurang memiliki amanat 2
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
d. Tidak memiliki amanat 1
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
SKOR IDEAL 20

Skor maksimal: 20
Berikut merupakan rumus untuk menghitung hasil penilaian:
𝑃𝑒𝑚𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
Skor maksimal

Penilaian juga dapat dilihat melalui konversi nilai dimana


pemerolehan nilai mentah berupa angka diubah menjadi huruf. KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran bahasa Indonesia
yang diterapkan di UPT SMP Negeri 9 gresik adalah 70. Jika nilai di atas
KKM atau sama dengan KKM, maka siswa akan dinyatakan tuntas. Pada
penelitian ini akan dilakukan pengkategorian penilaian penulisan cerita
pendek. Jika nilai KKM 70, maka kategori penilaian penulisan cerita
pendek adalah sebagai berikut:

26
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Mean
Untuk mengetahui tingkat efektivitas teknik narasi pada siswa
dalam menulis cerita pendek dengan menentukan mean atau nilai
rata-rata siswa. Nilai yang dihitung diambil dari data pre-test dan
post-test. Hasil dari nilai rata-rata tersebut akan ditinjau berdasarkan
KKM. Selain itu, analisis data mean dibutuhkan di uji prasyarat dan
uji parametrik. Rumus perhitungan mean adalah sebagai berikut:

3.6.2 Analisis Uji Normalitas


Pada penelitian ini, perlu mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk
menelaah apakah siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik
berdistribusi normal. Berikut tahapan dalam uji normalitas
Kolmogorov Smirnov dengan desain penelitian eksperimen one
group pretest-post test menggunakan SPSS.

1. Menentukan kriteria pengambilan keputusan yang harus


dipenuhi untuk melakukan uji normalitas Kolmogorov Smirnov.

27
Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk melakukan uji
normalitas:

2. Menganalisis hasil pretest dan posttest dengan memasukkan


data ke dalam aplikasi SPSS.

3. Membuat variabel unstandarized residual dengan klik menu


Analyze, Regression, Linier, kemudian memindahkan variabel
yang duji pada kolom Dependent dan Independent(s)

4. Kembali klik menu Analyze, Nonparametric Test, kemudian


One-Sample KS atau Kolmogorov Smirnov.

5. Hasil akan keluar kemudian Menginterpretasikan data yang


diperoleh.

3.6.4 Analisis Uji-T


Untuk menguji perbandingan nilai rata-rata nilai siswa dalam
menulis cerita pendek secara statistik menggunakan uji-t paired
sample test. Artinya, data yang didapat dari pre-test dan post-test
mempunyai nilai signifikansi. Analisis uj-t dilakukan dengan
menggunakan SPSS. Berikut tahapan dalam uji-t paired sample
test menggunakan SPSS:

1. Menentukan kriteria pengambilan keputusan yang harus


dipenuhi untuk melakukan uji-t paired sample test. Berikut
kriteria pengambilan keputusan untuk melakukan uji-t:

28
2. Memasukkan data pre-test dan post-test ke dalam aplikasi
SPSS.

3. Menganalisis Uji-t dengan klik menu Analyze, Compare


Means, Paired Sample T-test, kemudian memindahkan variabel
yang duji pada kolom variable 1 dan variable 2.

4. Hasil akan keluar kemudian Menginterpretasikan data yang


diperoleh.

29
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan di UPT SMP Negeri 9 gresik pada peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H dengan
diterapkannya teknik narasi. Hasil data diperoleh dari tes kemampuan
menulis cerita pendek. Tes pertama yaitu pre-test yang dilakukan sebelum
diterapkan teknik narasi. Sebelum pre-tes dilakukan, siswa mendapatkan
materi sesuai dengan yang ada di sekolah atau sesuai apa yang diberikan
oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan pedoman buku
ajar kemendikbud 2018. Petunjuk untuk menulis cerita pendek ialah
menggunakan struktur teks cerita pendek diantaranya orientasi, rangkaian
peristiwa, komplikasi dan resolusi. Tes kedua adalah yaitu post-test yang
dilakukan setelah diterapkan teknik narasi. Sebelum post-test dilakukan,
siswa mendapat materi penulisan cerita pendek menggunakan teknik
narasi. Siswa diarahkan untuk menentukan konflik cerita yang berkaitan
dengan ide dan gagasan. Konflik tersebut adalah inti dari permasalahan
yang akan dibuat menjadi cerita pendek mereka. Kemudian, siswa diberi
arahan untuk menentukan tokoh atau siapa sajakah yang akan terlibat
pada cerita mereka tersebut. Terakhir, siswa diberi arahan untuk
menentukan plot atau alur sebagai rangkaian terjadinya peristiwa pada
cerita dari awal dikenalkan sampai akhir cerita atau selesainya konflik
tersebut.

Hasil data tes tersebut dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang telah
disusun dan diberi kategori sesuai dengan KKM mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang berlaku di UPT SMP Negeri 9 gresik. Setelah itu, data
dari pre-test dan post-test diolah menggunakan aplikasi statistik yaitu
SPSS baik uji pra-syarat maupun uji parametrik.

30
4.1.1 Tes Sebelum Diterapkan Teknik Narasi

Siswa kelas IX-H diberi soal pre-test berupa menulis cerita


pendek berdasarkan petunjuk menulis yang telah diberikan. Pre-
test adalah tes sebelum diterapkan teknik narasi. Pada tes ini,
siswa kelas IX-H mendapat materi menulis cerita pendek
berdasarkan pembelajaran konvensional yang digunakan oleh
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX-H. Pembelajaran
konvensional tersebut berupa penjelasan materi menulis cerita
pendek berupa struktur tes yaitu orientasi, rangkaian peristiwa,
komplikasi dan resolusi. Materi berupa struktur teks tersebut
mengacu pada buku modul pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
IX-H. Dari hasil pre-test tersebut, terdapat beberapa tulisan
cerita pendek siswa kelas IX-H yang tidak memiliki konflik di
dalamnya. Terdapat beberapa tulisan cerita pendek siswa kelas
IX-H yang tidak lengkap strukturnya. Terdapat satu siswa yang
salah dalam menulis cerita pendek menjadi fabel. Terdapat satu
siswa yang tidak mengerjakan. Untuk mengetahui nilai pre-test
yang diperoleh pada penulisan cerita pendek adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Nilai Pre-test


Nama Pre-Test Kategori
SISWA 1 70 C
SISWA 2 80 B
SISWA 3 70 C
SISWA 4 60 D
SISWA 5 75 C
SISWA 6 60 D
SISWA 7 75 C
SISWA 8 70 C
SISWA 9 0 D
SISWA 10 65 D
SISWA 11 70 C
SISWA 12 75 C
SISWA 13 75 C
SISWA 14 60 D
31
SISWA 15 65 D
SISWA 16 70 C
SISWA 17 45 D
SISWA 18 75 C
SISWA 19 70 C
SISWA 20 70 C
SISWA 21 80 B
SISWA 22 55 D
SISWA 23 60 D
SISWA 24 75 D
SISWA 25 90 A
SISWA 26 60 D
SISWA 27 20 D
SISWA 28 65 D
SISWA 29 70 C
SISWA 30 80 B

Dilihat dari tabulasi di atas pemerolehan nilai pre-test yang


mendapat kategori A hanya 1 siswa, kategori B sebanyak 3 siswa,
kategori C sebanyak 13 siswa dan kategori D sebanyak 13 siswa.
Pada nilai pre-test, terdapat 8 siswa yang mendapat nilai setara
dengan KKM, terdapat 12 siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM dan terdapat 10 siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Maka, 12 siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.

Jika dilihat dari nilai pada pretest, pendistribusian data tidak


merata dengan tiga nilai dengan angka paling rendah 0, 20 dan
45 sedangkan dua nilai dengan angka paling tinggi 90 dan 80.
Penentutan distribusi normal atau tidak normal dapat dibuktikan
dengan Uji Normalitas Kolmogorov Spinorv sebagai berikut:

32
Gambar 4.1 Uji Normalitas

Data yang diolah menggunakan SPSS mendapatkan hasil


yaitu, pre-test dengan nilai signifikansi < 0,05 maka nilai
residual tidak normal. Sedangkan, posttest dengan nilai
signifikansi > 0,05 maka nilai residual normal.
Ketidaknormalan pada pretest dinyatakan tidak terdistribusi
normal karena adanya nilai ekstrem yang diperoleh siswa.
Nilai ekstrem tersbut adalah terdapat nilai terendah yang
diperoleh sebesar 0 pada 1 siswa dan 20 pada 1 siswa,
sedangkan, nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 90 pada 1
siswa. Berikut merupakan penggambaran nilai pretest
menggunakan grafik histogram untuk mengetahui nilai ektrem
yang diperoleh berjumlah 30 siswa.

Gambar 4.2 Histogram

Melalui data dari grafik histogram, menggambarkan bahwa


kurva condong ke kanan. Bentuk grafik tersebut tergolong
bentuk grafik moderate negative skewness. Hasil grafik
33
tersebut akan digunakan untuk mentransformasikan data
dengan kode SQRT(k-x) pada SPSS. Transformasi data
dimulai dari mengubah k menjadi nilai tertinggi data mentah
pre-test yaitu 90.

4.1.2 Tes Setelah Diterapkan Teknik Narasi

Siswa kelas IX-H diberi soal post-test berupa menulis cerita


pendek berdasarkan petunjuk menulis yang telah diberikan.
Post-test adalah tes setelah diterapkan teknik narasi. Pada tes ini,
siswa kelas IX-H mendapat materi menulis cerita pendek
berdasarkan teknik narasi. Teknik narasi memiliki struktur
berupa alur, konflik dan tokoh. Dari hasil post-test tersebut,
seluruh tulisan cerita pendek siswa kelas IX-H memiliki konflik
di dalamnya. Seluruh tulisan cerita pendek siswa kelas IX-H
lengkap dengan strukturnya. Untuk mengetahui nilai post-test
yang diperoleh pada penulisan cerita pendek adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.2 Nilai Post-test


Nama POST-TEST Kategori
SISWA 1 85 B
SISWA 2 95 A
SISWA 3 80 B
SISWA 4 75 C
SISWA 5 95 A
SISWA 6 95 A
SISWA 7 95 A
SISWA 8 90 A
SISWA 9 70 C
SISWA 10 75 C
SISWA 11 85 B
SISWA 12 90 A
SISWA 13 95 A
SISWA 14 70 C
SISWA 15 80 B
SISWA 16 85 B
SISWA 17 85 B
34
SISWA 18 90 A
SISWA 19 80 B
SISWA 20 85 B
SISWA 21 90 A
SISWA 22 80 B
SISWA 23 80 B
SISWA 24 85 B
SISWA 25 95 A
SISWA 26 80 B
SISWA 27 70 C
SISWA 28 85 B
SISWA 29 80 B
SISWA 30 90 A

Pada Pemerolehan nilai Post-test yang mendapat kategori A


sebanyak 11 siswa, kategori B sebanyak 14 dan kategori C
sebanyak 5 siswa. Pada nilai post-test tidak terdapat siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM melainkan, nilai terbawah
diperoleh 3 siswa dengan nilai 70 atau sama dengan KKM. Maka,
seluruh siswa dinyatakan telah tuntas.

Jika pada nilai pada pretest terjadi pendistribusian data tidak


merata, maka telah terjadi pendistribusian yang normal pada
nilai post-test. Penentutan distribusi normal atau tidak normal
dapat dibuktikan dengan Uji Normalitas Kolnogrov Spinorv
sebagai berikut.

Gambar 4.3 Uji Normalitas 2

Data yang diolah menggunakan SPSS mendapatkan hasil


yaitu, pre-test dengan nilai signifikansi < 0,05 maka nilai

35
residual tidak normal. Sedangkan, posttest dengan nilai
signifikansi > 0,05 maka nilai residual normal. Setelah terjadi
nilai residual tidak normal pada pre-test, pada post-test
mengalami kenormalan data berdasarkan nilai signifikansi yang
tertulis 0,200 uji normalitas data Kolmogorov Smirnov.

4.1.3 Hasil Analisis Uji-t Paired Sample Test


Gambar 4.4 Uji-T Paired Sample Test

Dari analisis uji-t menggunakan program SPSS dari gambar


di atas menunjukkan data mean dari nilai pretest 65,1 dan nilai
postest 84,5. artinya, sudah terdapat perbedaan yang signifikan
dari kedua data tersebut. Kemudian, jika nilai sig (2tailed) < 0,05
maka Ho ditolak Ha diterima. Sebaliknya, Jika nilai sig (2-
tailed) > 0.05, maka Ho diterima Ha ditolak. Hasil output
menyatakan sig (2-tailed) pada paired sample test dari gambar di
atas menunjukkan 0,00 < 0,05. Dengan demikian, Ha (Hipotesis
Alternatif) berbunyi teknik narasi efektif diterapkan untuk
meningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-
H UPT SMP Negeri 9 Gresik.

36
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, dapat menjawab rumusan


masalah dan sesuai dengan hipotesis peneliti yaitu teknik narasi efektif
diterapkan untuk meningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa
kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik. Data dari tes yang didapat,
pertama rata-rata hasil menulis cerita pendek siswa kelas IX-H dengan
menerapkan teknik narasi memperoleh nilai post-test adalah sebesar 84,5
sedangkan rata-rata hasil menulis cerita pendek siswa kelas IX-H dengan
pedoman struktur teks cerita pendek tanpa menerapkan teknik narasi atau
pre-test adalah sebesar 65,1. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa
kelas IX-H mengalami peningkatan dalam menulis cerita pendek. Selain
itu, kedua tes dilihat dari nilai KKM yang telah ditetapkan dengan hasil
di bawah KKM sebelum diberi treatment dan di atas KKM setelah diberi
treatment. Kedua, dilihat dari hasil uji normalitas data menyatakan
bahwa data sampel berdistribusi normal walaupun, terjadi tidak
terdistribusi dengan normal akibat pemerolehan yang ekstrem terhadap
siswa kelas IX-H. Berdasarkan sumber yang didapat peneliti yaitu dari
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia beserta wali kelas siswa kelas IX-
H, siswa kelas IX-H merupakan kelas yang paling heterogen. Ketiga, hasil
dari telah dilakukannya uji-t paired sample test menunjukkan 0,00 < 0,05
Ha (Hipotesis Alternatif) diterima. Teknik narasi efektif diterapkan untuk
meningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik. Dengan menggunakan teknik narasi pada penulisan
cerpen, siswa dapat menentukan konflik yang berkaitan dengan ide dan
gagasan di dalam cerita, alur cerita yang sejalan dengan struktur cerita
pendek itu sendiri, yakni orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan
resolusi.

37
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari penerapan teknik narasi pada peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9
Gresik dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, siswa kelas IX-H
dapat menentukan ide berdasar salah satu struktur teknik narasi yaitu
pencarian konflik. Kedua, Siswa kelas IX-H mengimplementasikan
struktur teks beserta unsur yang terkandung dalam cerita pendek. Ketiga,
susunan kejadian atau rangkaian peristiwa mudah dientuk ketika siswa
kelas IX-H menentukan plot atau alur setelah mendapat ide dari konflik
yang dibentuk untuk cerita pendek. Yang terakhir yakni, struktur teknik
narasi berupa alur, konflik dan tokoh yang telah siswa siswa kelas IX-H
rangkai menjadi satu kesatuan cerita pendek telah membentuk struktur
teks berupa orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi dan resolusi
sekaligus. Data tes telah diuji dengan hasil pre-test berdistribusi tidak
normal sedangkan hasil post-test berdistribusi normal menggunakan uji
normalitas data Kolmogorov Smirnov. Analisis terakhir menggunakan
Uji-T untuk mengetahui kefektifan data dengan hasil yang didapat ialah
Ha (Hipotesis Alternatif) diterima. Maka, dengan ini menyatakan bahwa
“Teknik narasi efektif diterapkan untuk meningkatan kemampuan
menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik”.

5.2 Saran
Penelitian dengan judul efektivitas penerapan teknik narasi pada
peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik telah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan strategi baru dalam pembelajaran khususnya penulisan
cerita pendek siswa. Di masa yang semakin modern dengan
perkembangan yang serba cepat, mudah dan instan ini, diharapkan di
lingkungan pembelajaran juga membentuk teknik-teknik baru supaya
siswa dapat mempelajari materi dengan cepat, mudah dan instan. Untuk

38
penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian yang
serupa dengan melakukan penerapan teknik narasi. Selain itu, Dapat
menemukan strategi atau teknik-teknik sebagai alternatif baru dalam
mengasah keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas. 2019. Seni Menulis Nonfiksi Dan Fiksi. Tankali: Surabaya.

Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers: Jakarta.

Emzir & Rohman, saifur. 2016. Teori dan Pengajaran Sastra. Rajawali
Pers: Jakarta.

Irmawati, A. 2020. Kesulitan Pembelajaran Menulis Teks Cerpen Pada


Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 7 Makassar Kota
Makassar. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12468-
Full_Text.pdf

Khoiri, M. 2014. Rahasia TOP Menulis. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Kustina, R. & Marhamah. 2015. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe


Number Heads Together (NHT) Terhadap Kemampuan
Menyusun Teks Cerpen Berdasarkan Struktur Teks Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

Marahimin, I. 2018. Menulis Secara Populer. Pustaka Jaya: Jakarta.

Maulidia Tifani Alfin Nur Hardiana, M.T.A.N. & Dewi, P.K. 2019.
Teknik Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Menyusun Teks
Cerpen Siswa Kelas VII SMP. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Brawijaya.

Nurgiyantoro, B. 2013. SASTRA ANAK Pengantar pemahaman Dunia


Anak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pujiastuti, N. Afra, A. Deasylawati. 2013. Kecil-Kecil Jago Nulis. Lintang.


Surakarta.

Ripto, Bambang, I. 2020. kendala yang sering dihadapi saat menulis


cerpen anak realis.
https://www.bambangirwantoripto.com/2020/03/kendala-yang-
sering-dihadapi-saat.html

Rohman, Saifur. 2020. Pembelajaran Cerpen. Bumi Aksara. Jakarta.

40
Sayuti, S.A. 2017. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Cantrik Pustaka.
Yogyakarta.

Sembiring, B. & Triana, R. 2022. Pengaruh Media Komik Line Webtoon


Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Di SMK Swasta
Kabanjake Tp 2021/2022.

Sinaga, A.Y. Slamet, ST. Y. Rohmadi, M. 2018. Pengaruh Strategi


Pembelajaran Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Pada
Kelas XI Siswa SMAN 5 Surakarta. (Jurnal Gramatika STKIP
PGRI Sumatera Barat).

Stanton, Robert. Teori Fiksi Robert Stanton. Pustaka Pelajar.


Yogyakarta

Sugihastuti. 2011. Teori dan Apresiasi Sastra. Pustaka Pelajar.


Yogyakarta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta. Bandung.

Sumiati. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia. Direktorat


SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
http://repositori.kemdikbud.go.id

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa: Angkasa: Bandung.

Trianto, A. Harsiati, T. Kosasih, E. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX


Edisi Revisi. Balitbang, Kemendikbud.
https://static.buku.kemdikbud.go.id

41
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

42
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

43
Lampiran 3 Lembar Validasi

44
45

Anda mungkin juga menyukai