SKRIPSI
Oleh:
Risma Damayanti
NIM 19020074068
SKRIPSI
Oleh:
Risma Damayanti
NIM 19020074068
I
HALAMAN PERSETUJUAN
II
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji
1. Prima Vidya Asteria, M.Pd.
NIP 198910092015042002 .................................
Mengetahui,
Mengesahkan, Koorprodi Pendidikan Bahasa dan
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Sastra Indonesia
III
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET DAN Kampus Lidah Wetan dan Ketintang
TEKNOLOGI Surabaya 60231
T: +6231-8280009; +6231-8275458
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA F: +6231-8275458
Surabaya,
Yang Menyatakan,
Risma Damayanti
NIM 19020074068
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-
Nya sehingga penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Teknik
Narasi Pada Peningkatan kemampuan menulis Cerita Pendek Siswa Kelas
IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik” telah terselesaikan.
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk terselesaikan program S1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini
tentu banyak mengalami banyak tantangan, hambatan dan cobaan.
Namun, tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan,
dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan rasa hormat,
keikhlasan dan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran dan motivasi
dalam penyusunan skripsi.
2) Prof. Dr. Anas Ahmadi, M.Pd. sebagai koor prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mempermudah dan
membantu jalannya proses pelaksanaan skripsi.
3) Ibu Prima Vidya Asteria, M.Pd. dan Bapak Y.N Agung Wibowo,
M.Pd. sebagai dosen penguji yang telah memberikan ilmu, saran dan
masukan dalam penyelesaian skripsi.
4) Ibu Indah Aprilijani, S.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu,
membantu dan memberikan penilaian penelitian.
5) Para dosen, staff dan seluruh civitas akademika FBS Unesa yang
telah memberikan kesempatan dalam melakukan penyelesaian
skripsi.
6) Kedua orangtua dan adik Risda yang selalu mendoakan, memberi
dukungan dan sabar menghadapi segala sesuatu dengan ikhlas
selama proses penyelesaian skripsi.
7) Embul si Kucing yang menemani dan mengganggu selama proses
penyelesaian skripsi
8) Cynthia si Ketela sebagai teman kecil hingga sekarang yang selalu
memberi banyak motivasi dan informasi yang sangat bermanfaat.
V
9) Fathur Rohman si Wibu yang tiba-tiba hadir di kehidupan masa
kuliah selalu menemani, memberi saran, dukungan dan sabar
menghadapi segala sesuatu dengan ikhlas.
10) Teman-teman kelas PB 2019 sebagai motivasi untuk terus
melanjutkan episode akhir perkuliahan hingga happy ending.
11) Teman-teman sesama anak bimbing Prof. Dr. Bambang Yulianto,
M.Pd. sebagai motivasi dan memberikan banyak informasi selama
proses penyelesaian skripsi.
12) Teman-teman Teater Institut yang memberikan banyak pengalaman,
pengetahuan dan segalanya yang belum diketahui sebelumnya serta
memberikan makna penting tentang manajemen dan waktu.
13) Siswa kelas 9H yang telah bersedia sebagai subjek penelitian.
14) Vita dan Halima yang telah memberi energi jalur langit
15) Seluruh makhluk Tuhan yang baik dari berbagai semesta dan terlalu
banyak bila disebutkan, terima kasih telah ada dan tiada.
Tentu skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan sehingga masukan,
kritik dan saran yang bersifat membangun dan positif akan memperbaiki
dan bermanfaat bagi pembaca dan peneliti.
Risma Damayanti
VI
DAFTAR ISI
VII
DAFTAR TABEL
VIII
DAFTAR GAMBAR
IX
ABSTRAK
X
ABSTRACT
XI
BAB 1
PENDAHULUAN
Cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen telah ada sejak di
bangku sekolah pada pelajaran bahasa indonesia. Cerpen digunakan
sebagai praktik pembelajaran dengan diambil topik atau berbagai
persoalan yang ada di dalamnya. Banyak yang bisa dilakukan pada
pembelajaran cerpen di sekolah. Diantaranya, membaca cerpen karya
tokoh terkenal, mendiskusikan tema cerpen, mengidentifikasi unsur
pembangun cerpen, sampai dengan menyusun cerpen sendiri. Seperti
buku siswa kelas 9 pada materi menyusun cerita pendek. Siswa diminta
membaca cerita pendek untuk mengidentifikasi bagaimana alur, karakter
tokoh dan pesan yang terkandung dalam isi cerita. Lalu, siswa
menyimpulkan unsur-unsur cerita pendek salah satunya tema yang
diambil dari persoalan di kehidupan nyata manusia. Siswa juga menelaah
struktur dan kebahasaan cerita pendek. Dan yang terakhir, siswa bisa
mengungkapkan pengalaman, gagasan atau idenya mulai dari
melanjutkan cerpen, modifikasi cerpen sampai menulis cerpen dengan
tema berdasarkan apa yang dekat dengan mereka. Dari namanya, cerpen
merupakan tulisan prosa yang paling bisa diterapkan untuk penulis
pemula yang hanya mempunyai satu konflik saja di dalamnya. Hal ini bisa
menjadi awal untuk siswa berlatih membuat karya sastra dengan menulis
cerpen guna meningkatkan kreatifitas, motivasi dan imajinasi dalam
1
mengembangkan ide dan gagasan yang diambil dari persoalan di
kehidupan nyata serta mempelajari moralitas yang dapat ditanamkan
dalam diri sedari dini.
2
bahasa. Dengan kata lain, ketika ide dan gagasan itu tidak ada maka,
mereka kesulitan untuk menentukan rangkaian peristiwa atau susunan
cerita untuk menulis cerita pendek. Rangkaian peristiwa akan
memengaruhi pembentukan konflik cerita. Dari penentuan tersebut, unsur
penting dalam cerita pendek akan rumpang.
3
Dalman, H. (2016: 115) hal yang sangat penting dalam kisah adalah alur.
Alur adalah kerangka dasar. Penggambaran tindakan, situasi dan insiden
beserta tokoh-tokoh yang berperan. Jika narasi dibangun berdasarkan alur
cerita, maka mengandung konflik. Alur tidak akan menarik jika konflik
tidak ada (Dalman, 2016: 110). Selain itu, narasi merupakan salah satu
komposisi yang terkandung pada cerpen selain dialog.
4
dan resolusi akan terbentuk. Serta, beberapa unsur cerita pendek sudah
terkandung di dalamnya.
Penelitian ini sebagaimana akan fokus pada teknik narasi dan cerita
pendek. Dimana keduanya akan saling berkaitan. Berdasarkan judul,
peneliti ingin melihat bagaimana efektivitas dari teknik narasi yang akan
diterapkan pada kemampuan menulis cerita pendek siswa SMP. Untuk
jenjang SMP, siswa sudah diperkenalkan karya sastra pada pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya cerita pendek. Penting bagi siswa kelas IX
UPT SMP Negeri 9 Gresik supaya lebih memahami dan memperluas
teknik untuk menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik narasi.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Cerita Pendek atau cerpen adalah salah satu karya sastra berbentuk
prosa yang sebagian besar ceritanya diambil dari persoalan
kehidupan nyata kemudian ditulis secara fiksi atau rekaan
supaya memiliki nilai keindahan.
6
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis:
Manfaat penelitian secara teoretis ini diharapkan dapat menjadi
wujud sebagai pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya materi teks cerita pendek. Menambah sumber referensi
penelitian selanjutnya baik segi cerita pendek maupun narasi.
Sebagai kajian baru terkait teks narasi yang diterapkan pada
kemampuan menulis cerita pendek siswa.
2. Manfaat Praktis:
Adapun manfaat penelitian yang dapat diterapkan pada siswa,
guru bahasa Indonesia, pembaca dan peneliti. Manfaat penelitian
yang dapat diterapkan tersebut jika diperinci sebagai berikut:
1. Siswa:
Diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi siswa dalam
meningkatkan motivasi dalam menulis cerita pendek yang
menarik dan tidak membosankan. Kemampuan menulis siswa
dapat ditingkatkan khususnya cerita pendek dengan teknik yang
baru. Mengembangkan dan menggali potensi siswa dalam
kepenulisan sejak SMP.
2. Guru:
Diharapkan penelitian dapat menambah pengetahuan baru
tentang teknik narasi yang dapat diterapkan pada penulisan
cerita pendek khususnya bagi guru bahasa dan sastra Indonesia.
Sebagai alternatif dalam mengembangkan teknik pembelajaran
khususnya cerita pendek supaya lebih efektif dan tidak
monoton.
3. Pembaca:
7
Dengan membaca penelitian ini, diharapkan pembaca dapat
memberikan wawasan baru mengenai narasi yang dapat
digunakan sebagai teknik menulis khususnya teks cerita pendek
bagi pemula.
4. Peneliti:
Penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh
peneliti ketika terjun ke dunia pendidikan khususnya
pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya sebagai referensi untuk
mengembangkan penelitian dan sebagai perbaikan penelitian
sejenis selanjutnya
1. Variabel Bebas
Variabel Bebas pada penelitian ini yakni penerapan teknik
narasi. Teknik narasi akan diterapkan pada penulisan cerita pendek
siswa SMP.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini yakni kemampuan
menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik.
Yang dimaksud adalah kemampuan penulisan cerita pendek siswa
setelah diberi perlakuan pada proses menulisnya.
8
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
9
Selain itu, terdapat penelitian yang menggunakan metode
pembelajaran kooperatif model Number Heads Together yang dilakukan
oleh Kustina & Marhamah (2015) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Kemampuan
Menyusun Teks Cerpen Berdasarkan Struktur Teks Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 17 Banda Aceh.” melakukan penelitian eksperimen pada
penyusunan teks cerita pendek berdasarkan struktur teksnya
menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
memberikan kesempatan pada siswa membagikan ide-idenya supaya
lebih memotivasi siswa, memperdalam pemahaman siswa, meningkatkan
prestasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri pada siswa,
mengembangkan keterampilan siswa, dan kelebihan yang lainnya.
Namun, pada penelitian ini menjelaskan jika tipe NHT mempunyai
kekurangan yakni, tidak semua siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk mengerjakan dan menunjukkan kemampuannya. Penelitian yang
dilakukan lebih menekankan metode pembelajaran secara kelompok dan
menggunakan struktur teks cerpen yakni orientasi, komplikasi dan
resolusi untuk siswa kelas VII. Penelitiannya menggunakan one group
pretest-posttest. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan uji hipotesis
dan uji T untuk menganalisis hasil belajar siswa melalui pengunaan model
pembelajaran Number Heads Together pada materi menyusun cerita
pendek menyatakan "Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berpengaruh terhadap kemampuan menyusun teks cerpen berdasarkan
steuktur teks pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh" Dapat
diterima.
10
menulis cerita pendek siswa kelas XI. Ketertarikan peneliti pada
penelitian tersebut adalah terjadi permasalahan yang dialami siswa yang
masih kurang berminat dalam melakukan pembelajaran cerita pendek
akibat dari strategi pembelajaran yang digunakan guru monoton.
Penelitiannya menggunakan teknik random sampling untuk mengambil
sampel dari populasi. Peneliti juga menggunakan instrumen tes berupa
indikator yang dinilai diantaranya, kualitas isi, organisasi isi, pemilihan
diksi, dan penggalian suasana. Berdasarkan hasil analisis peneliti yang
telah diolah, diperoleh nilai ketuntasan belajar siswa pada kelas
eksperimen sebesar 62,5% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 12%.
Artinya, persentase kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase kelas
kontrol. Peneliti menyimpulkan (Sinaga, A.Y. dkk. 2018) strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir lebih efektif daripada
strategi pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar siswa jika
digunakan untuk mengajarkan penulisan teks cerpen berdasarkan
masalah sosial.
11
Terkait penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki relevansi
yakni permasalahan-permasalahan yang dialami siswa baik jenjang SMP
maupun SMA sederajat khususnya dalam kepenulisan cerita pendek.
Yang membedakan antara penelitian ini dan penelitian lain atau terdahulu
adalah lebih menekankan strategi dan efektivitas dalam menulis cerita
pendek yang mana teknik penulisannya menggunakan perspektif baru
yakni dengan menggunakan teknik narasi. Menciptakan langkah
penulisan cerita pendek tanpa struktur yang biasa digunakan yakni
orientasi, komplikasi dan resolusi. Melainkan teknik narasi yang
merupakan induk dari produk penceritaan karya sastra diantaranya novel,
cerpen, fabel, dongeng dsb.
12
atau rekaan yang biasa diketahui diantaranya novel; cerita pendek;
cerita bersambung; cerita bergambar.
1. Struktur Narasi
1) Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang
berkesinambungan sehingga menimbulkan kausalitas. Pada narasi,
alur merupakan bagian dasar yang sangat penting. Alur termasuk
bagian yang menentukan kapan sebuah cerita atau peristiwa itu
mulai dan kapan berakhir;
2. Jenis Narasi
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris atau disebut juga narasi faktual adalah
narasi tentang suatu peristiwa yang di dalamnya berisi informasi
secara tepat dengan tujuan menyampaikan kisah seseorang untuk
13
memperluas pengetahuan orang atau pembaca. Seperti yang
diutarakan Dalman (2016:111) bahwa, pada narasi ekspositoris,
penulis berusaha menceritakan sebuah peristiwa berdasarkan data
yang sesungguhnya. Bahasa yang digunakan cenderung bahasa
yang informatif dengan mengutamakan penggunaan kata-kata
denotatif.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif atau disebut juga narasi artistik adalah narasi
tentang penggambaran peristiwa yang di dalamnya berisi suatu
amanat atau makna tersirat sehingga menimbulkan imajinasi
pembaca. Dalman (2016: 113) juga sependapat dengan Keraf
bahwasanya penulis harus pandai dalam merangkai suatu
peristiwa supaya dapat merangsang daya khayal pembaca, seolah-
olah merasa sedang di tengah peristiwa yang dialami tokoh.
Bahasa yang digunakan cenderung bahasa figuratif dengan
mengutamakan penggunaan kata-kata konotatif.
15
mengasahnya tetapi asahannya kurang optimal. Menurut
pendapatnya juga, kegiatan menulis bermula dari pikiran.
Menggunakan pikirannya untuk menuangkan ide dalam bentuk
tulisan. Sebagaimana dijelaskan, kegiatan menulis ini merupakan
kegiatan rasional. Karena menulis bukan karena dorongan yang
iirasional sehingga tidak dapat dijelaskan dengan logika.
17
kesan tertentu pembaca? Menurut Sayuti (2017: 55) sebuah cerpen
biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristiwa
tunggal. Peristiwa tunggal ini terdapat keterkaitan yang signifikan
dengan tokoh. Karakter tokoh pada cerpen juga lebih ditunjukkan.
Sayuti menyimpulkan bahwa, cerpen bersifat pemadatan, pemusatan,
dan pendalaman.
2) Unsur narasi
Dasar narasi adalah peristiwa. Susunan atas peristiwa-
peristiwa yang melibatkan pelaku, waktu dan tempat yang
membentuk kesatuan cerita. Dari himpunan peristiwa tersebut,
terdapat tiga aspek yaitu cerita, teks dan penceritaan atau narasi
itu sendiri.
18
unsur yang terkandung di dalam cerita pendek sedangkan
ekstrinsik mengacu pada persoalan yang berasal dari luar.
4) Modus cerita
Aspek yang terkadung dalam modus cerita juga tidak asing
untuk ditemui pada materi pembelajaran cerita pendek.
Terlebih unsur ini digunakan untuk membangun cerita. Unsur
pada modus cerita terdiri dari tokoh, alur, latar, dan tema.
1) Orientasi
Orientasi adalah gambaran awal dari latar, atmosfer dan
waktu kisah. Orientasi juga berisi penentuan peristiwa,
pengenalan karakter dan arah menuju komplikasi.
2) Rangkaian Peristiwa
Rangkaian peristiwa adalah keberlanjutan kisah melalui
serangkaian peristiwa yang tidak terduga.
3) Komplikasi
Komplikasi adalah konflik dari cerita. Masalah di dalam
cerita memengaruhi latar waktu dan karakter. Tokoh utama
akan menuju atau mencari solusi.
4) Resolusi
Resolusi adalah penyelesaian dari sebuah masalah. Solusi
dari masalah berhasil dicapai. Struktur terakhir ini
merupakah cara pengarang untuk mengakhiri cerita.
19
2.2.3.3 Sejarah Cerita Pendek
Terdapat periodisasi cerita pendek di Indonesia terbagi
menjadi dua, yaitu masa kolonial dan masa pascakolonial. Dua
periodisasi ini merupakan bentuk sederhana dari Rohman (2020:
13-14) yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kolonial
Pada masa ini, cerita pendek masih ditulis menggunakan
bahasa melayu rendah. Bahasa ini yang dulunya sebagai alat
pemersatu bangsa dimana bahasa melayu rendah digunakan
oleh masayarakat dari berbagai daerah yang memiliki bahasa
daerah masing-masing.
1) Pascakolonial
Pada masa ini, cerita pendek telah hadir di majalah maupun
koran. Cerita pendek sebagai hiburan yang dibaca di hari libur
oleh kaum melek huruf.
20
Dekade 1990-an, pentingnya tolok ukur pertumbuhan cerita
pendek di Indonesia pada penerbitan cerita pendek pilihan
kompas. Dalam perkembangan sastra di Indonesia, para penulis
cerita pendek menjadi tren baru.
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
Keterangan:
A : Kelompok/Kelas
O1 : Tes sebelum mendapat perlakuan
2
O : Tes Sesudah mendapat perlakuan
X : Penerapan teknik narasi pada peningkatan kemampuan
menulis cerita pendek
22
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pelaku yang terlibat dalam penelitian.
Subjek penelitian menjadi peranan penting pada penelitian karena sebagai
sumber atau data yang diperlukan pada penelitian. Subjek penelitian yang
terlibat merupakan siswa dari UPT SMP Negeri 9 Gresik.
1. Populasi
Subjek penelitian diambil dari UPT SMP Negeri 9 Gresik
dengan populasi yang digunakan adalah siswa kelas IX tahun
ajaran 2022/2023.
2. Sampel
Berdasarkan populasi yang ditentukan, sampel pada
penelitian yaitu siswa UPT SMP Negeri 9 Gresik kelas IX-H
dengan jumlah 10 laki-laki dan 20 perempuan.
2. Tempat
Penelitian bertempat di UPT SMP Negeri 9 Gresik yang
berlokasi pada di Jl. Raya Balongpanggang No. 349, Wates,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur, 61173.
24
d. Tema tidak sesuai dengan 1
isi cerpen
2. Kelengkapan a. Memiliki struktur yang 4
struktur teks cerpen lengkap yaitu, orientasi,
(orientasi, rangkaian peristiwa,
rangkaian komplikasi dan resolusi
peristiwa, b. Memiliki struktur yang 3
komplikasi dan tidak lengkap atau hanya
resolusi) tiga struktur yaitu, orientasi,
rangkaian peristiwa dan
resolusi
c. Memiliki struktur yang 2
tidak lengkap atau hanya dua
struktur yaitu, orientasi dan
rangkaian peristiwa
d. Memiliki struktur yang 1
tidak lengkap atau hanya
satu struktur yaitu, rangkaian
peristiwa
3. Kelengkapan unsur a. Memiliki unsur cerpen 4
cerpen (plot, tokoh, yang lengkap (empat unsur
latar dan sudut atau lebih)
pandang) b. Memiliki unsur cerpen 3
yang cukup lengkap (tiga
unsur)
c. Memiliki unsur cerpen 2
yang kurang lengkap (dua
unsur)
d. Memiliki unsur cerpen 1
yang tidak lengkap (satu
unsur)
4. Orisinalitas a. Cerpen sangat orisinal 4
penulisan cerpen b. Cerpen orisinal 3
25
c. Cerpen cukup orisinal 2
d. Cerpen tidak orisinal 1
5. Amanat a. Memiliki amanat yang 4
disampaikan baik secara
implisit maupun eksplisit
b. Cukup memiliki amanat 3
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
c. Kurang memiliki amanat 2
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
d. Tidak memiliki amanat 1
yang disampaikan baik
secara implisit maupun
eksplisit
SKOR IDEAL 20
Skor maksimal: 20
Berikut merupakan rumus untuk menghitung hasil penilaian:
𝑃𝑒𝑚𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
Skor maksimal
26
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Mean
Untuk mengetahui tingkat efektivitas teknik narasi pada siswa
dalam menulis cerita pendek dengan menentukan mean atau nilai
rata-rata siswa. Nilai yang dihitung diambil dari data pre-test dan
post-test. Hasil dari nilai rata-rata tersebut akan ditinjau berdasarkan
KKM. Selain itu, analisis data mean dibutuhkan di uji prasyarat dan
uji parametrik. Rumus perhitungan mean adalah sebagai berikut:
27
Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk melakukan uji
normalitas:
28
2. Memasukkan data pre-test dan post-test ke dalam aplikasi
SPSS.
29
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil data tes tersebut dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang telah
disusun dan diberi kategori sesuai dengan KKM mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang berlaku di UPT SMP Negeri 9 gresik. Setelah itu, data
dari pre-test dan post-test diolah menggunakan aplikasi statistik yaitu
SPSS baik uji pra-syarat maupun uji parametrik.
30
4.1.1 Tes Sebelum Diterapkan Teknik Narasi
32
Gambar 4.1 Uji Normalitas
35
residual tidak normal. Sedangkan, posttest dengan nilai
signifikansi > 0,05 maka nilai residual normal. Setelah terjadi
nilai residual tidak normal pada pre-test, pada post-test
mengalami kenormalan data berdasarkan nilai signifikansi yang
tertulis 0,200 uji normalitas data Kolmogorov Smirnov.
36
4.2 Pembahasan
37
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari penerapan teknik narasi pada peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9
Gresik dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, siswa kelas IX-H
dapat menentukan ide berdasar salah satu struktur teknik narasi yaitu
pencarian konflik. Kedua, Siswa kelas IX-H mengimplementasikan
struktur teks beserta unsur yang terkandung dalam cerita pendek. Ketiga,
susunan kejadian atau rangkaian peristiwa mudah dientuk ketika siswa
kelas IX-H menentukan plot atau alur setelah mendapat ide dari konflik
yang dibentuk untuk cerita pendek. Yang terakhir yakni, struktur teknik
narasi berupa alur, konflik dan tokoh yang telah siswa siswa kelas IX-H
rangkai menjadi satu kesatuan cerita pendek telah membentuk struktur
teks berupa orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi dan resolusi
sekaligus. Data tes telah diuji dengan hasil pre-test berdistribusi tidak
normal sedangkan hasil post-test berdistribusi normal menggunakan uji
normalitas data Kolmogorov Smirnov. Analisis terakhir menggunakan
Uji-T untuk mengetahui kefektifan data dengan hasil yang didapat ialah
Ha (Hipotesis Alternatif) diterima. Maka, dengan ini menyatakan bahwa
“Teknik narasi efektif diterapkan untuk meningkatan kemampuan
menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT SMP Negeri 9 Gresik”.
5.2 Saran
Penelitian dengan judul efektivitas penerapan teknik narasi pada
peningkatan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas IX-H UPT
SMP Negeri 9 Gresik telah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan strategi baru dalam pembelajaran khususnya penulisan
cerita pendek siswa. Di masa yang semakin modern dengan
perkembangan yang serba cepat, mudah dan instan ini, diharapkan di
lingkungan pembelajaran juga membentuk teknik-teknik baru supaya
siswa dapat mempelajari materi dengan cepat, mudah dan instan. Untuk
38
penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian yang
serupa dengan melakukan penerapan teknik narasi. Selain itu, Dapat
menemukan strategi atau teknik-teknik sebagai alternatif baru dalam
mengasah keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Anas. 2019. Seni Menulis Nonfiksi Dan Fiksi. Tankali: Surabaya.
Emzir & Rohman, saifur. 2016. Teori dan Pengajaran Sastra. Rajawali
Pers: Jakarta.
Maulidia Tifani Alfin Nur Hardiana, M.T.A.N. & Dewi, P.K. 2019.
Teknik Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Menyusun Teks
Cerpen Siswa Kelas VII SMP. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Brawijaya.
40
Sayuti, S.A. 2017. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Cantrik Pustaka.
Yogyakarta.
41
LAMPIRAN
42
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
43
Lampiran 3 Lembar Validasi
44
45