Pendahuluan
Berbahasa merupakan suatu kegiatan berkomunikasi yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Bahasa menjadi simbol pikiran dan perasaan manusia agar
dapat tersampaikan kepada orang lain. Dengan menggunakan bahasa, seseorang dapat
menyampaikan ide, saran, pendapat, perasaan, dan keinginannya kepada orang lain.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa merupakan elemen penting bagi kehidupan
manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan bisa mengungkapkan pikiran dan
perasaannya dan interaksi sosial tidak akan pernah terjadi.
Berbahasa tidak hanya dilakukan secara lisan, namun juga secara tertulis.
Salah satu cara menggunakan berbahasa secara tertulis adalah dengan menciptakan
sebuah karya tulis. Untuk memulai menciptakan sebuah karya tulis, manusia harus
mengikuti pembelajaran berbahasa. Di Indonesia, pembelajaran berbahasa dapat
ditemukan pada ruang lingkup pendidikan yaitu pada mata pelajaran bahasa Indonesia
di sekolah. Pembelajaran berbahasa Indonesia ini bertujuan agar siswa memiliki dan
mengasah keterampilan berbahasanya yang mana keterampilan berbahasa ini meliputi
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam kehidupan sehari-hari, keempat keterampilan tersebut memiliki kaitan
satu sama lain. Sejak lahir manusia sudah bisa mendengar dan menyimak, yang mana
keterampilan ini memiliki fungsi untuk mengenal bunyi-bunyi yang membedakan arti,
memperoleh kosa kata baru, dan mengetahui makna yang dibunyikan. Setelah
melewati fase menyimak, manusia akan memiliki kosakata dalam pikirannya. Hal ini
membuat seseorang menguasai keterampilan berbicara karena telah mengenal bunyi
dan tata bahasa yang benar. Keterampilan membaca biasanya manusia dapatkan
setelah bisa menyimak dan berbicara. Ketika seseorang sudah bisa membedakan
bunyi dan menata bahasa, seseorang harus bisa memperoleh kosakata baru yaitu
dengan cara membaca. Hal ini bertujuan agar seseorang memiliki keterampilan
membaca yang fasih yang membantu memperkaya perbendaharaan kata sehingga
lebih terampil. Keterampilan menulis adalah keterampilan paling akhir dari empat
aspek keterampilan berbahasa. Dibandingkan dengan ketiga keterampilan
sebelumnya, keterampilan menulis harus menggunakan kemampuan berpikir untuk
mengasah keterampilan itu pada seseorang.
Pada masa kini, banyak siswa yang masih kesulitan untuk menerapkan
keempat keterampilan berbahasa tersebut. Hal ini disebabkan karena metode
pengajaran guru yang masih tertinggal jauh. Jika diperhatikan dengan seksama, tidak
sedikit guru yang masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan bahan
ajarnya kepada siswanya. Hal itulah yang menyebabkan siswa sulit menerapkan
keempat keterampilan berbahasa tersebut. Oleh karena itu, cara yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa adalah mencari strategi
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran
bermain peran.
Hal yang perlu dilakukan agar metode pembelajaran bermain peran (role
playing) berhasil
1. Gurunya sebaiknya menggunakan metode yang membuat siswa betul-betul
terlibat, sehingga mereka benar-benar dapat memahami konsep pelajaran
dengan bermain peran dalam proses pembelajaran.
2. Siswa sebaiknya siap dan mampu untuk mengambil peran yang sesuai dengan
materi pelajaran, agar konsep yang diajarkan dapat benar-benar mengakar
dalam diri mereka.
3. Kepala sekolah sebaiknya mengkomunikasikan kepada para guru di
sekolahnya tentang penggunaan metode bermain peran untuk topik pelajaran
lain, dan memberikan bimbingan dalam kegiatan kerja guru (KKG) agar
mereka dapat memilih metode yang tepat untuk materi pelajaran.
Penutup
Pada masa yang sudah dikatakan modern ini, masih banyak guru dan sekolah
yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, seperti ceramah,
mengajar berpatokan pada buku, dan memberikan banyak tugas. Akibatnya, kegiatan
pembelajaran menjadi tidak efektif dan menyebabkan siswa merasa bosan, tidak
tertarik untuk belajar, dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Terlebih untuk keterampilan menulis, tidak sedikit siswa merasa kesusahan karena
sulit Oleh karena itu, guru dan sekolah hendaknya menggunakan metode
pembelajaran yang lebih menarik agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan
siswa dapat memahami materi ajar dengan cepat.
Metode pembelajaran bermain peran (role playing) adalah suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa diberikan tugas untuk mengambil peran suatu tokoh yang
terdapat dalam materi atau peristiwa yang dijelaskan dalam bentuk cerita sederhana
yang telah disiapkan oleh guru. Metode pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk
terlibat. Tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mau tidak mau harus
bermain peran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa mereka.
Metode pembelajaran ini sangat tepat digunakan karena bisa meningkatkan
keterampilan berbicara dan menyimak siswa saat mereka bermain peran. Selain itu
metode ini juga bisa meningkatkan keterampilan menulis dan membaca siswa saat
mereka menyimpulkan hasil dari bermain peran melalui tulisan.
Referensi
Ikhsan, M. A., Septyanti. E., & Zulhafizh. (2022). Kemampuan Menulis Teks
Prosedur Siswa Kelas VII SMP Pancasila Kecamatan Tanjung Beringin :
Jurnal Tuah Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Vol. 4 No. 1
Sari, R. K. (2020). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Role
PlayingTerhadap Keterampilan Berbicara Pada Bahasa Indonesia Tingkat
SD : Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 2 No. 1.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Hamalik, O. (2001). Proses belajar mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dalman. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Said.2019. Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa
Kelas VI SD 2 Padurenan. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 1. Diakses
di https://jurnal.umk.ac.id/index.php/pendas/article/view/3437
Mabruri, Zunair Kamaluddin & Aristya, Ferry. 2017. Peningkatan Keterampilan
Berbicara Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Melalui Penerapan
Strategi Role Playing SD Negeri Plosos 1 Pacitan. Jurnal Kajian Penelitan
Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2. Diakses di
https://journal.umtas.ac.id/index.php/naturalistic/article/view/10
Rosidah, Ani. 2019. Meningkatkan Kemampuan Berbicara melalui Model Role
Playing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Proceeding Of The ICECRS
Vol. 2 No 1 Diakses di http://ojs.umsida.ac.id/index.php/icecrs
Muryati. 2012. Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Menggunakan Strategi
Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V
Madrasah Ibtidiyah Nurul Huda Kota Baru Kecamatan Keritang. Doctoral
dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UIN Suska Riau.
Diakses di http://repository.uin-suska.ac.id/8417/
Rahmawaty, Sry & Suwarjono. 2016. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Metode Bermain Peran Pada Siswa Sd Negeri 58 Kota Bima. Jurnal Penelitian
Ilmu Pendidikan, Volume 9 Nomor 1. Diakses di
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/article/view/10692
Saputra, Fajar Dayu. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Drama Melalui
Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Gapura Watukumpul Kabupaten Pemalang. Doctoral
dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNNES.
Diakses di https://lib.unnes.ac.id/18059/
Wardani, D. P., & Sari, N. (2019). Penerapan Metode Bermain Peran dalam
Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 26(2), 144-152.
Mulyono, D., & Heryanto, B. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa
Melalui Pembelajaran Bermain Peran di Kelas IV SDN. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 7(1), 53-60.
Hasfial, R. (2020). Penerapan Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Naratif
Siswa. LENTERA: Jurnal Ilmu Kependidikan, 5(1), 42-53.