Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA


Fitri Auliya Rahmi
2105111899
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
E-Mail; fitriauliya25nov@gmail.com

Pendahuluan
Berbahasa merupakan suatu kegiatan berkomunikasi yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Bahasa menjadi simbol pikiran dan perasaan manusia agar
dapat tersampaikan kepada orang lain. Dengan menggunakan bahasa, seseorang dapat
menyampaikan ide, saran, pendapat, perasaan, dan keinginannya kepada orang lain.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa merupakan elemen penting bagi kehidupan
manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan bisa mengungkapkan pikiran dan
perasaannya dan interaksi sosial tidak akan pernah terjadi.
Berbahasa tidak hanya dilakukan secara lisan, namun juga secara tertulis.
Salah satu cara menggunakan berbahasa secara tertulis adalah dengan menciptakan
sebuah karya tulis. Untuk memulai menciptakan sebuah karya tulis, manusia harus
mengikuti pembelajaran berbahasa. Di Indonesia, pembelajaran berbahasa dapat
ditemukan pada ruang lingkup pendidikan yaitu pada mata pelajaran bahasa Indonesia
di sekolah. Pembelajaran berbahasa Indonesia ini bertujuan agar siswa memiliki dan
mengasah keterampilan berbahasanya yang mana keterampilan berbahasa ini meliputi
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam kehidupan sehari-hari, keempat keterampilan tersebut memiliki kaitan
satu sama lain. Sejak lahir manusia sudah bisa mendengar dan menyimak, yang mana
keterampilan ini memiliki fungsi untuk mengenal bunyi-bunyi yang membedakan arti,
memperoleh kosa kata baru, dan mengetahui makna yang dibunyikan. Setelah
melewati fase menyimak, manusia akan memiliki kosakata dalam pikirannya. Hal ini
membuat seseorang menguasai keterampilan berbicara karena telah mengenal bunyi
dan tata bahasa yang benar. Keterampilan membaca biasanya manusia dapatkan
setelah bisa menyimak dan berbicara. Ketika seseorang sudah bisa membedakan
bunyi dan menata bahasa, seseorang harus bisa memperoleh kosakata baru yaitu
dengan cara membaca. Hal ini bertujuan agar seseorang memiliki keterampilan
membaca yang fasih yang membantu memperkaya perbendaharaan kata sehingga
lebih terampil. Keterampilan menulis adalah keterampilan paling akhir dari empat
aspek keterampilan berbahasa. Dibandingkan dengan ketiga keterampilan
sebelumnya, keterampilan menulis harus menggunakan kemampuan berpikir untuk
mengasah keterampilan itu pada seseorang.
Pada masa kini, banyak siswa yang masih kesulitan untuk menerapkan
keempat keterampilan berbahasa tersebut. Hal ini disebabkan karena metode
pengajaran guru yang masih tertinggal jauh. Jika diperhatikan dengan seksama, tidak
sedikit guru yang masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan bahan
ajarnya kepada siswanya. Hal itulah yang menyebabkan siswa sulit menerapkan
keempat keterampilan berbahasa tersebut. Oleh karena itu, cara yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa adalah mencari strategi
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran
bermain peran.

Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)


Saat ini, masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional, seperti ceramah, mengajar berpatokan pada buku, dan memberikan
banyak tugas. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif dan
menyebabkan siswa merasa bosan, tidak tertarik untuk belajar, dan kurang memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Santyasa (dalam
Widiantri, 2012) yang menyatakan bahwa guru cenderung menerapkan pembelajaran
yang sudah biasa dan linear dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, guru perlu
mengubah metode mengajar mereka dengan menggunakan model pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami materi
yang diajarkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara optimal.
Dalam model pembelajaran, terdapat kerangka langkah-langkah terstruktur
yang digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran. Kerangka ini disusun
secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar, dan mencakup komponen-komponen
seperti sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, dan pendukung (Joice & Wells).
Pendapat para ahli lain, seperti Arends dalam Trianto, menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru untuk membantu proses pembelajaran dengan
menyesuaikan materi dan langkah-langkah kegiatan yang disusun oleh guru. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah model role
playing. Model ini dapat digunakan dalam berbagai materi, termasuk bahasa
Indonesia.
Para ahli memberikan beberapa pengertian metode role playing sebagai
berikut:
1. Djamarah (2010) menyatakan bahwa model role playing (bermain peran)
dapat dianggap sama dengan sosiodrama, di mana tujuannya adalah
mendramatisasikan perilaku dalam konteks masalah sosial.
2. Mulyono (2012) menyebutkan bahwa metode bermain peran adalah metode
pembelajaran yang menghadirkan peristiwa sejarah, aktual, atau potensial di
masa depan.
3. Santoso (2011) mendefinisikan role playing sebagai metode belajar di mana
siswa diminta untuk mendramatisasikan dan mengekspresikan perilaku,
ungkapan, dan gerakan seseorang dalam hubungan sosial antarmanusia.
4. Uno (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran bermain peran atau role
playing dikembangkan oleh George Shaftel, yang mengasumsikan bahwa
melalui bermain peran, siswa akan terdorong untuk mengekspresikan perasaan
dan mengarah pada kesadaran melalui keterlibatan spontan dan analisis situasi
kehidupan nyata.
5. Wahab (2009) menyatakan bahwa metode bermain peran adalah berakting
sesuai dengan peran yang ditentukan sebelumnya untuk tujuan tertentu.
Metode ini menciptakan situasi belajar berdasarkan pengalaman dan
menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai bagian dari materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian role playing di atas, dapat disimpulkan
bahwa model role playing merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
diberikan tugas untuk mengambil peran suatu tokoh yang terdapat dalam materi atau
peristiwa yang dijelaskan dalam bentuk cerita sederhana yang telah disiapkan oleh
guru.
Metode pembelajaran role playing berusaha membawa peran-peran dalam
dunia nyata ke dalam pertunjukan peran di dalam kelas. Kegiatan ini diharapkan dapat
menjadi refleksi bagi siswa untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan
dan memberikan saran untuk pengembangan peran-peran tersebut. Metode
pembelajaran role playing juga dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa, seperti
kemampuan kerjasama, komunikasi, pemecahan masalah, dan interpretasi peristiwa.
Melalui metode ini, siswa diharapkan dapat memahami hubungan antarmanusia
dengan memainkan dan mendiskusikannya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role


Playing)
Kelebihan metode pembelajaran role playing adalah sebagai berikut.
1. Menarik perhatian siswa dan menciptakan suasana kelas yang dinamis.
2. Meningkatkan daya ingat siswa karena memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan pengetahuan yang melekat dalam memori.
3. Menghilangkan rasa jenuh sehingga bisa meningkatkan keterampilan menulis
siswa.
4. Meningkatkan keterampilan berbicara serta menyimak siswa.
5. Memungkinkan siswa belajar secara langsung dengan memerankan karakter
yang terkait dengan materi pelajaran.
6. Membangkitkan semangat belajar, optimisme, dan rasa kebersamaan.
7. Melatih kreativitas dan inisiatif siswa.
Sedangkan kekurangan metode pembelajaran role playing antara lain:
1. Tidak semua siswa dapat terlibat dan memiliki pengalaman bermain peran,
sehingga ada potensi kesenjangan.
2. Memerlukan waktu dan persiapan yang panjang untuk memahami materi
pelajaran dan menyajikan pertunjukan yang baik dan edukatif.
3. Membutuhkan ruang kelas yang luas dan media pembelajaran yang memadai,
yang mungkin tidak selalu tersedia.
4. Berpotensi mengganggu kegiatan belajar kelas lain.

Tahapan dalam Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)


Langkah-langkah dalam metode pembelajaran role playing menurut Uno
(2012) meliputi:
1. Persiapan, memperkenalkan siswa dengan kasus terkait dan memberikan
motivasi kepada siswa.
2. Memilih peran, mendeskripsikan karakter dan memilih siswa yang akan
memainkan peran-peran tersebut.
3. Menata ruang kelas, menyiapkan ruang kelas sebagai tempat pertunjukan dan
membangun kerjasama.
4. Menyiapkan pengamat, melibatkan pengamat dalam cerita yang akan
dimainkan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa.
5. Memainkan peran, memainkan peran dengan pengawasan dan arahan guru.
6. Diskusi dan evaluasi, menganalisis hasil dan membuka diskusi dengan siswa.
7. Berbagi pengalaman dan menyimpulkan melalui tulisan, siswa menyampaikan
pengalaman dan membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar yang berharga melalui metode pembelajaran role playing.

Hal yang perlu dilakukan agar metode pembelajaran bermain peran (role
playing) berhasil
1. Gurunya sebaiknya menggunakan metode yang membuat siswa betul-betul
terlibat, sehingga mereka benar-benar dapat memahami konsep pelajaran
dengan bermain peran dalam proses pembelajaran.
2. Siswa sebaiknya siap dan mampu untuk mengambil peran yang sesuai dengan
materi pelajaran, agar konsep yang diajarkan dapat benar-benar mengakar
dalam diri mereka.
3. Kepala sekolah sebaiknya mengkomunikasikan kepada para guru di
sekolahnya tentang penggunaan metode bermain peran untuk topik pelajaran
lain, dan memberikan bimbingan dalam kegiatan kerja guru (KKG) agar
mereka dapat memilih metode yang tepat untuk materi pelajaran.
Penutup
Pada masa yang sudah dikatakan modern ini, masih banyak guru dan sekolah
yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, seperti ceramah,
mengajar berpatokan pada buku, dan memberikan banyak tugas. Akibatnya, kegiatan
pembelajaran menjadi tidak efektif dan menyebabkan siswa merasa bosan, tidak
tertarik untuk belajar, dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Terlebih untuk keterampilan menulis, tidak sedikit siswa merasa kesusahan karena
sulit Oleh karena itu, guru dan sekolah hendaknya menggunakan metode
pembelajaran yang lebih menarik agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan
siswa dapat memahami materi ajar dengan cepat.
Metode pembelajaran bermain peran (role playing) adalah suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa diberikan tugas untuk mengambil peran suatu tokoh yang
terdapat dalam materi atau peristiwa yang dijelaskan dalam bentuk cerita sederhana
yang telah disiapkan oleh guru. Metode pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk
terlibat. Tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mau tidak mau harus
bermain peran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa mereka.
Metode pembelajaran ini sangat tepat digunakan karena bisa meningkatkan
keterampilan berbicara dan menyimak siswa saat mereka bermain peran. Selain itu
metode ini juga bisa meningkatkan keterampilan menulis dan membaca siswa saat
mereka menyimpulkan hasil dari bermain peran melalui tulisan.

Referensi
Ikhsan, M. A., Septyanti. E., & Zulhafizh. (2022). Kemampuan Menulis Teks
Prosedur Siswa Kelas VII SMP Pancasila Kecamatan Tanjung Beringin :
Jurnal Tuah Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Vol. 4 No. 1
Sari, R. K. (2020). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Role
PlayingTerhadap Keterampilan Berbicara Pada Bahasa Indonesia Tingkat
SD : Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 2 No. 1.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Hamalik, O. (2001). Proses belajar mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dalman. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Said.2019. Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa
Kelas VI SD 2 Padurenan. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 1. Diakses
di https://jurnal.umk.ac.id/index.php/pendas/article/view/3437
Mabruri, Zunair Kamaluddin & Aristya, Ferry. 2017. Peningkatan Keterampilan
Berbicara Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Melalui Penerapan
Strategi Role Playing SD Negeri Plosos 1 Pacitan. Jurnal Kajian Penelitan
Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2. Diakses di
https://journal.umtas.ac.id/index.php/naturalistic/article/view/10
Rosidah, Ani. 2019. Meningkatkan Kemampuan Berbicara melalui Model Role
Playing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Proceeding Of The ICECRS
Vol. 2 No 1 Diakses di http://ojs.umsida.ac.id/index.php/icecrs
Muryati. 2012. Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Menggunakan Strategi
Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V
Madrasah Ibtidiyah Nurul Huda Kota Baru Kecamatan Keritang. Doctoral
dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UIN Suska Riau.
Diakses di http://repository.uin-suska.ac.id/8417/
Rahmawaty, Sry & Suwarjono. 2016. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Metode Bermain Peran Pada Siswa Sd Negeri 58 Kota Bima. Jurnal Penelitian
Ilmu Pendidikan, Volume 9 Nomor 1. Diakses di
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/article/view/10692
Saputra, Fajar Dayu. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Drama Melalui
Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Gapura Watukumpul Kabupaten Pemalang. Doctoral
dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNNES.
Diakses di https://lib.unnes.ac.id/18059/
Wardani, D. P., & Sari, N. (2019). Penerapan Metode Bermain Peran dalam
Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 26(2), 144-152.
Mulyono, D., & Heryanto, B. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa
Melalui Pembelajaran Bermain Peran di Kelas IV SDN. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 7(1), 53-60.
Hasfial, R. (2020). Penerapan Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Naratif
Siswa. LENTERA: Jurnal Ilmu Kependidikan, 5(1), 42-53.

Anda mungkin juga menyukai