Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

DALAM PENYAMPAIAN TEKS PROSEDUR LISAN

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti


lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel) SMP pada peringatan
Hari Guru Nasional (HGN) yang diselenggarakan oleh
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia
Wilayah Jawa Tengah

Disusun oleh:
AMBAR ARUMSARI, S.Pd.

Yayasan Ihsanul Fikri Kota Magelang


Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT)
Ihsanul Fikri Kota Magelang
2018

1
IDENTITAS DAN PENGESAHAN

Judul : Penerapan Metode Role Playing dalam Penyampaian Teks


Prosedur Lisan
Penyusun : Ambar Arumsari, S.Pd.
Pekerjaan : Guru Bahasa Indonesia
Unit Kerja : SMPIT Ihsanul Fikri Kota Magelang
Email : Ambararum6@gmail.com
No. Telp. : 085876190160
Disetujui oleh: Kepala Sekolah SMPIT Ihsanul Fikri Kota Magelang

Magelang, Desember 2018

Mengetahui,
Kepala SMPIT Ihsanul Fikri Penyusun

Fatin Mahdalina, S.Pd. Ambar Arumsari, S.Pd.


NIP 19661028 198803 2 009

2
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING
DALAM PENYAMPAIAN TEKS PROSEDUR LISAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Ihsanul Fikri Kota Magelang
atau sering disingkat SMPIT IF merupakan sekolah Islam Terpadu (IT) yang
didirikan pada tahun 2010 di bawah Yayasan Ihsanul Fikri (YIF) Kota Magelang.
Sistem pembelajaran yang diterapkan di SMPIT IF sejak awal didirikan yaitu full
day school, tetapi pada tahun 2018 dialihkan menjadi boarding school. Namun,
karena siswa kelas VIII dan kelas IX angkatan 2018 ini sudah terlebih dahulu
mengikuti sistem full day school, maka bagi mereka tidak diterapkan sistem
boarding school. Akan tetapi, ketika dua angkatan tersebut sudah selesai
melaksanakan pendidikan di SMPIT IF, maka sistem boarding school bisa
diterapkan secara komprehensif atau menyeluruh. Jadi, pada tahun 2018 hingga
tahun 2020, di SMPIT IF masih diterapkan dua sistem pembelajaran.
Adanya sistem pembelajaran baru yang diterapkan, memberikan dampak
bagi mayoritas pendidik di SMPIT IF. Banyak guru mengeluhkan kondisi siswa
kelas VII ketika di kelas. Mereka mudah lelah, kurang bersemangat, tidak
memperhatikan, bahkan tidak sedikit juga yang sering tidur di kelas. Hal itu tidak
bisa dipungkiri karena siswa kelas VII tinggal di asrama dengan segala kegiatan
pendukung lain yang cukup menguras energinya, berbeda dengan siswa full day
yang tinggal di rumah masing-masing dengan segala fasilitas dari orang tua.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas VII, memang
kegiatan pembelajaran di sekolah justru menjadi kesempatan untuk tidur ketika
guru banyak berceramah dalam menjelaskan materi. Oleh karena itu, jika kondisi
tersebut tetap dibiarkan, tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Guru harus bisa
mencari alternatif model pembelajaran yang berbeda dengan siswa full day agar
siswa kelas VII tetap bersemangat belajar meskipun banyak aktifitas di asrama.
Kondisi seperti itu juga terjadi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada pokok materi teks prosedur, siswa tidak antusias ketika menyampaikan
naskah prosedurnya di muka kelas, begitupun teman yang menjadi audience.
Pembelajaran berlangsung dengan tidak berkesan, padahal menyampaikan
prosedur tertentu dengan baik dan menarik dapat bermanfaat bagi kehidupan

3
siswa di masa mendatang, baik bagi penyampai naskah prosedur maupun
pendengarnya. Menyampaikan prosedur tertentu dengan baik, menarik, dan dapat
dipahami oleh pendengar/penonton merupakan keterampilan yang membutuhkan
latihan, sehingga siswa perlu memiliki keterampilan tersebut untuk kepentingan
masa depannya. Selain itu, audience dapat mengambil manfaat atau ilmu baru
mengenai prosedur yang disampaikan.
Sebagai seorang muslim, keterampilan tersebut sangat berguna ketika
siswa menyampaikan kepada orang lain mengenai cara-cara tertentu dalam hal
beribadah. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka pada pembelajaran teks
prosedur dibutuhkan metode yang kreatif agar pembelajaran berlangsung dengan
menarik, berkesan, dan dapat melatih keaktifan siswa sehingga keterampilan
menyampaikan prosedur dengan baik dan benar dapat dimiliki oleh siswa. Salah
satu inovasinya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran role playing
dengan berbagai tambahan kreatifitas dari peneliti.

B. Landasan Teori
Pada makalah ini digunakan beberapa teori yang berkaitan dan bermanfaat
dalam proses penelitian. Teori-teori tersebut yaitu teori metode pembelajaran role
playing, teks prosedur, serta karakter pribadi muslim ideal (muwashafat)

1. Teks Prosedur
Mahsun (2014:30) menyatakan bahwa teks prosedur merupakan salah
satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual subgenre prosedur. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:360) dijelaskan bahwa prosedur adalah
tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas, metode langkah demi
langkah secara pasti dalam pemecahan suatu masalah.
Teks prosedur adalah teks yang berisi penjelasan langkah-langkah
secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu (Kosasih,
2014:67). Selain pendapat-pendapat di atas, sumber lain yang di dalamnya
dinyatakan mengenai teks prosedur yaitu buku paket siswa Bahasa Indonesia
yang diproduksi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam buku
tersebut dinyatakan bahwa teks prosedur tidak hanya memuat langkah-

4
langkah untuk membuat sesuatu, tetapi ada tiga hal lain yaitu cara melakukan,
cara memainkan, dan cara menggunakan (Kemendikbud, 2016:91).

2. Metode Role Playing


Menurut Djamarah (2010), model role playing (bermain peran) dapat
dikatakan sama dengan sosiodrama, yang pada dasarnya mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Bermain peran pada
prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kemudian memberikan
saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut
(Hamdayana, 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa model role playing adalah model pembelajaran dengan menugaskan
siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa
yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana yang telah dirancang oleh
guru. Beberapa kelebihan penerapan model pembelajaran role playing
menurut Djamarah (2010):
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul tumbuh seni drama dari sekolah.
d. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.

5
Djamarah (2010) juga menyatakan kelemahan penggunaan metode role
playing sebagai berikut .
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka jadi kurang
kreatif.
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman
isi bahan pelajaran maupun pelaksanaan pertunjukan.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi
kurang bebas.
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
Menurut Uno (2012), langkah-langkah penerapan model pembelajaran
bermain peran (role playing) sebagai berikut.

a. Persiapan atau pemanasan


Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang mereka
sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu mempelajari dan
menguasainya. Hal ini bisa muncul dari imajinasi siswa atau sengaja
disiapkan oleh guru. Sebagai contoh, guru menyediakan suatu cerita untuk
dibaca di depan kelas. Pembacaan cerita berhenti jika dilema atau masalah
dalam cerita menjadi jelas. Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan
pertanyaan oleh guru yang membuat siswa berpikir tentang hal tersebut.

b. Memilih pemain (partisipan)


Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan
siapa yang akan memainkannya. Dalam pemilihan pemain, guru dapat
memilih siswa yang sesuai untuk memainkannya (jika siswa pasif atau diduga
memiliki keterampilan berbicara yang rendah) atau siswa sendiri yang
mengusulkannya.

c. Menata panggung (ruang kelas)


Guru mendiskusikan dengan siswa di mana dan bagaimana peran itu
akan dimainkan serta apa saja kebutuhan yang diperlukan.

6
d. Menyiapkan pengamat (observer)
Guru menunjuk siswa sebagai pengamat, namun demikian penting
untuk dicatat bahwa pengamat di sini harus juga terlibat aktif dalam
permainan peran.

e. Memainkan peran
Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan
banyak siswa yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak
sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Bahkan mungkin ada yang
memainkan peran yang bukan perannya. Jika permainan peran sudah terlalu
jauh keluar jalur, guru dapat menghentikannya untuk segera masuk ke
langkah berikutnya.

f. Diskusi dan evaluasi


Guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan perbaikan
akan muncul, mungkin ada siswa yang meminta untuk berganti peran atau
bahkan alur ceritanya akan sedikit berubah.

C. Pembahasan
Pembelajaran teks prosedur menggunakan metode role playing pada
penelitian ini memiliki perbedaan dengan penerapan role playing yang sering
dilakukan. Pada penelitian ini diterapkan teknik wawancara dengan tokoh yang
relevan dengan teks prosedur yang akan diperankan di hadapan forum teman
sekelas. Langkah-langkah penerapan metode role playing pada pembelajaran
menyajikan teks prosedur secara lisan yaitu,

7
1. Pengondisian Awal

Foto 1. Kondisi siswa sebelum penggunaan metode Foto 2. Kondisi siswa saat penggunaan metode
role playing role playing

Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan siswa untuk aktif selama


pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas yang akan diberikan. Guru
menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukan yaitu penyampaian
teks prosedur secara lisan tetapi berbeda dengan praktik sebelumnya yang pernah
dicoba. Guru menginstruksikan siswa untuk berkelompok, mengambil undian
berisi judul eks prosedur, dan siswa ditugaskan untuk mencari narasumber.

2. Penentuan Narasumber dan Wawancara

Foto 3. Beberapa siswa kelas VII sedang melakukan wawancara


dengan Ustadzah Tiwi

Setelah mendapatkan judul teks proseduryang harus diperankan, siswa


mencari narasumber yang akan dijadikan sumber infromasi utama baginya
menulis teks prosedur sesuai judul yang telah ditentukan. Narasumber wawancara

8
yaitu bebas tetapi ia harus pihak yang relevan dengan judul yang didapatkan.
Setelah menemukan narasumber, siswa melakukan wawancara yang baik.

3. Penyiapan Naskah dan Properti


Naskah dan properti disiapkan ketika semua data dari narasumber sudah
terkumpul.

Foto 4. Salah satu siswa sedang mempersiapkan properti

4. Permainan Peran
Apabila semua proses sudah dilaksanakan, maka siswa mulai memainkan
peran masing-masing bersama teman dalam kelompoknya.

Foto 5. Salah satu kelompok sedang memerankan cara menyembelih


hewan sesuai syariat Islam

9
5. Evaluasi
Guru bersama dengan siswa memberikan evaluasi terhadap masing-masing
penampilan kelompok.

Foto 6. Guru memberikan evaluasi terhadap penampilan kelompok

D. Simpulan
Inovasi yang dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam
makalah ini yaitu inovasi penggunaan metode pembelajaran. Metode role
playing umumnya digunakan pada materi pembelajaran drama. Akan tetapi,
peneliti menemukan inovasi baru yaitu metode role playing yang diterapkan
pada materi pembelajaran teks prosedur. Peneliti mengkreasikan penerapan
metode role playing dengan teknik wawancara tokoh. Hal itu sangat berguna
bagi siswa dalam melatih rasa percaya dirinya untuk memulai berkomunikasi
dengan orang lain. Teknik wawancara tokoh dalam mengambil data atau materi
dengan tema-tema yang telah ditenukan tersebut relevan jika diterapkan di
SMPIT IF karena dekat dengan sumber informasi tersebut. Lokasi sekolah dekat
dengan BMT, Lazis, serta banyak guru yang berpengalaman di bidang yang
disebutkan tadi yang dapat dijadikan narasumber.
Inovasi pembelajaran ini berhasil diterapkan pada siswa kelas VII SMPIT
Ihsanul Fikri Kota Magelang. Perbedaan dengan metode klasik yang sebelumnya
diterapkan yang paling tampak yaitu pada susana pembelajaran. Penerapan
metode baru ini sangat disambut baik oleh siswa. Para siswa bersemangat

10
selama pembelajaran mempresentasikan teks prosedur dengan cara bermain
peran.
Selain berbagai kelebihan-kelebihan yang dirasakan selama pembelajaran,
penerapan inovasi tersebut juga dapat menjadi pendukung tercapainya karakter
pribadi muslim yang ideal yaitu bagian shalihul ibadah atau ibadah yang benar.
Berbagai teks prosedur yang dipraktikkan dengan permainan peran bermanfaat
dalam menambah wawasan siswa mengenai praktik-praktik beribadah yang
benar, seperti cara menyembelih hewan sesuai syariat Islam, cara berzakat yang
benar, dll.

E. Kesan dan Pesan


Kesan:
1. Pembelajaran berlangsung dengan menarik, siswa aktif, dan berkesan positif
2. Siswa berlatih untuk percaya diri ketika mewawancarai tokoh terentu dan
percaya diri ketika menampilkan peran di hadapan forum teman sekelasnya
Pesan:
Guru di sekolah yang sama-sama menerapkan sistem boarding agar dapat
menemukan inovasi pembelajaran yang lebih kreatif dalam pembelajaran.

F. Penutup
Penggunaan metode role playing dalam pembelajaran teks prosedur
khususnya menyampaikan teks prosedur secara lisan disambut baik oleh siswa.
Pembelajaran berlangsung dengan efektif dan menarik. Hampir semua siswa
antusias selama pembelajaran. Mereka berlomba-lomba menampilkan peran
terbaiknya ketika menampilkan cerita yang memuat prosedur tertentu yang
ditentukan oleh guru.

11
G. Daftar Pustaka
Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Hamdayana, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Bahasa Indonesia SMP Kurikulum
2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
Mahsun. 2014. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

12
LAMPIRAN 1: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

Satuan Pendidikan: SMP IT Ihsanul Fikri Kota Magelang


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/I
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (Satu Kali Pertemuan)
Dalil : Q. S. Al-Maidah:6

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.6 Menyajikan data rangkaian 1.6.1 Mengetahui cara melakukan
kegiatan ke dalam bentuk wawancara dengan narasumber untuk
teks prosedur (tentang cara mendapakan data sebagai bahan
memainkan alat musik penulisan teks prosedur
daerah, tarian daerah, cara 1.6.2 Mengetahui cara penyampaian teks
membuat cinderamata, dll) prosedur yang baik
dengan memperhatikan 1.6.3 Mempraktikkan teks prosedur secara
struktur, unsur kebahasaan, lisan dalam konteks permainan peran
dan isi secara lisan dan tulis

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengingat cara melakukan wawancara yang baik (Sajikan)
2. Siswa dapat menggambarkan cara penyampaian teks prosedur yang baik
(Internalisasi)
3. Siswa dapat menerapkan isi teks prosedur dalam konteks drama atau permainan
peran (Terapkan)

D. Materi Pembelajaran
Ayat Al-Quran : Al-Maidah:6

13
Materi pembelajaran reguler:
1. Cara melakukan wawancara dengan baik:
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Menyampaikan maksud wawancara dan meminta kesediaan waktunya
c. Menanyakan pertanyaan yang telah disiapkan
d. Mencatat jawaban dari narasumber
e. Menyampaikan permintaan maaf dan terima kasih
f. Mengucapkan salam
2. Cara mempraktikan peran dalam teks prosedur:
a. Persiapkan properti, fisik, serta mental
b. Berdirilah di muka kelas dengan rapi dan ucapkanlah salam
c. Perkenalkan kelompok dan diri kalian beserta tokoh yang akan diperankan
d. Mulailah berperan sesuai tokoh masing-masing
e. Ingatlah hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu volume suara, penghayatan,
ekspresi wajah, dan penggunaan properti
f. Setelah selesai, ucapkanlah permintaan maaf dan ucapan terima kasih
g. Ucapkanlah salam penutup

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi dan unjuk kerja

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Berbagai properti untuk memerankan drama
2. Alat : Laptop, proyektor, speaker
3. Sumber Belajar : Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2016

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Tabel 1. Langkah Pembelajaran Menyajikan Teks Prosedur dengan Metode


Role Playing
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar para siswa
2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru memimpin siswa untuk melakukan murojaah Q.S. Al-
Maidah ayat 6 tentang tata cara wudhu
5. Guru mengulas pembelajaran sebelumnya yaitu struktur dan
kebahasaan teks prosedur
6. Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu menyajikan teks prosedur secara lisan
Inti 1. Guru kembali mengingatkan bahwa Allah itu menciptakan
Al-Quran dengan begitu sempurna. Hal apapun yang dicari
pasti ada di Al-Quran, salah satunya teks prosedur. Di Al-
Quran, Allah sudah mengajarkan teks prosedur yaitu
prosedur berwudhu yang benar, yang ada di Q.S. Al-Maidah

14
ayat 6
2. Guru menyampaiakan prosedur pembelajaran praktik yang
akan dilakukan yaitu menyampaikan teks prosedur dengan
cara bermain peran (mengamati/Telaah)
3. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa, bahwa
melalui pembelajaran yang akan dilakukan tersebut, siswa
akan memiliki banyak wawasan baru mengenai cara
beribadah yang benar yang akan disajikan melalui praktik
bermain peran dalam teks prosedur.
4. Siswa dipersilakan untuk membentuk kelompok yang
masing-masing beranggotakan empat siswa
5. Salah satu siswa mengambil undian yang disediakan.
Masing-masing undian berisi:
a. Cara menabung di BMT
b. Cara memberikan zakat di Lazis
c. Cara menyembelih hewan sesuai syariat Islam
d. Cara memandikan jenazah
e. Cara menjenguk orang sakit
f. Cara membuat nasi kebuli
g. Cara membuat kreasi hantaran dari mukena
h. Cara membuat minyak habatussauda
i. Cara menjahit kerudung dan sarung
6. Guru menginstruksikan agar siswa bersama kelompoknya
mendiskusikan narasumber tujuan
7. Guru mempersilakan siswa menanyakan apa saja tentang
instruksi guru (menanya/Eksplorasi)
Diharapkan siswa menanyakan:
a) Apa yang harus dilakukan ketika wawancara?

8. Siswa mulai menyebar bersama kelompoknya untuk mencari


narasumber yang relevan dengan hasil undian yang
didapatkannya untuk melakukan wawancara tentang
prosedur melakukan atau membuat sesuatu (mengumpulkan
informasi)
9. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah hasil
wawancara menjadi sajian permainan peran atau drama kecil.
(mengasosiasi/Rumuskan)
10. Siswa dipersilakan untuk mengambil barang pribadinya di
asrama untuk dijadikan properti ketika menampilkan peran
dan kembali ke sekolah dengan segera
11. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil yang
didapatkan dari wawancara dalam bentuk permainan peran
atau drama. Semua siswa dikondisikan untuk duduk
membuat leter U. Kelompok yang sedang memerankan
berada di ujung leter U sehingga semua siswa dapat
menyaksikan dengan leluasa.
(mengomunikasikan/Presentasi)

15
12. Guru memberikan evaluasi penampilan masing-masing
kelompok
13. Guru memberikan instruksi agar masing-masing kelompok
lain membuat rangkuman langkah-langkah dalam prosedur
yang diperagakan oleh temannya (Aplikasi)
14. Setelah semuanya selesai, masing-masing kelompok
membuat pos dan kelompok lain saling berkunjung ke
kelompok tersebut untuk mengklarifikasi ketepatan prosedur
yang ditulisnya. Jika tepat, maka kelompok tersebut akan
memberikan hadiah murojaah dengan suara merdu
(Duniawi)
Penutup 1. Guru memberikan simpulan isi teks deskripsi
2. Guru memberikan tugas agar tiap siswa mencari dalam Al-
Quran maupun hadist tentang prosedur melakukan sesuatu
(Ukhrowi)
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya
4. Guru menutup pembelajaran dengan doa kafaratul majlis dan
salam penutup

H. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Praktik Bermain peran dalam menyampaiakan teks prosedur

2. Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No
Aspek yang Diamati SB B C K
.
1. Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
2. Lebih memilih kata, istilah, atau ungkapan
bahasa Indonesia dalam mengekspresikan
gagasan berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tulis
Peny 3. Membaca buku dan media informasi untuk
ekor menemukan berbagai informasi mengenai
an teks prosedur
pada 4. Terbiasa mengajukan pertanyaan terhadap
Lem hal-hal baru yang belum diketahui
bar 5. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk
Peng mengenali berbagai hal mengenai teks
amat prosedur
an
Predikat Skor Indikator
Sudah konsisten (selalu berperilaku) sesuai dengan
SB 4
yang diharapkan

16
Mulai konsisten (sering berperilaku) sesuai yang
B 3
diharapkan
Belum konsisten (kadang-kadang) berperilaku sesuai
C 2
yang diharapkan
Tidak konsisten (tidak pernah berperilaku) sesuai yang
K 1
diharapkan
Skor maksimal: 20
Nilai: skor diperolehan x 100
skor maksimal

b. Tes Praktik
1. Secara berkelompok, buatlah teks prosedur sesuai undian yang kalian
peroleh!
2. Prakikan dalam permainan peran atau drama singkat di muka kelas!

Rubrik Penilaian Tes Praktik Bermain Peran dalam Teks Prosedur


No. Nama Volume Penghayat Struktur Properti Tata Jum-
-an Bahasa lah
1.
2.
dst.

Ketentuan pemberian skor = 1: jika di dalam teks memuat indikator tersebut


0: jika di dalam teks tidak memuat indikator tersebut
Skor maksimal = 5
Nilai = skor diperoleh x 100
skor maksimal

1. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil nilai praktik, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;
a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;
b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%;
dan
c. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

2. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk mempelajari
soal-soal PAS.
Magelang, Desember 2018

Mengetahui,
Kepala SMP IT Ihsanul Fikri Kota Magelang Guru Mata Pelajaran

Fatin Mahdalina, S. Pd. Ambar Arumsari, S.Pd.


NIP 19661028 198803 2 009

17

Anda mungkin juga menyukai