Sekolah/Satuan Pendidikan :
A. Kompetensi Inti
C. Materi Pembelajaran
Proposal:
Proposal:
isi proposal;
sistematika proposal
unsur kebahasaan proposal.
Pendahuluan: 3 X 10 menit
( Membangun Konteks)
1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. (PPK)
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tenting hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya
tentang pembelajaran teks proposal.
14. Peserta didik mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan guru untuk mengembangkan kompetensi (seperti
latihan kata, kalimat, dan paragraf) yang sesuai dengan jenis teks proposal: (HOTS)
a. latihan kosa kata teknis, sinonim
b. latihan penulisan unsur serapan
c. latihan pengembangan teks proposal: klasifikasi-deskripsi
d. latihan pengembangan kekohesian
Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku atau berpasangan untuk menentukan topik dan menyusun
kerangka karangan. Latihan pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-
web) atau teknik lain yang dapat digunakan. (4C)
(Mengonstruksi Mandiri)
Peserta didik menentukan topik teks proposal dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web).
Peserta didik menyusun kerangka teks proposal.
Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang telah dipilih.
Peserta didik menyusun teks proposal. berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan struktur
teks, ciri kebahasaan, dan EBI.
Peserta didik mempresentasikan teks proposal yang telah disusun.
Peserta didik menanggapi teks proposal.
Peserta didik merevisi teks proposal berdasarkan masukan dari teman.
Peserta didik memasukkan lembar coretan kerja dan semua draf hingga draf final ke bendel portofolio masing-
masing.
Penutup: 3 X 20 menit
E. Penilaian
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup
dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(c) bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan
mengisi jurnal.
Tahun pelajaran :
Kelas/Semester :
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Keterangan
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soal
Contoh:
12
5. Internet.
Mengetahui, ....................., .........
............. ..............
PROPOSAL
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.12 Mengidentifikasi informasi penting4.12 Melengkapi informasi dalam proposal secara
yang ada dalam proposal kegiatan lisan supaya lebih efektif
atau penelitian yang dibaca
3.13 Menganalisis isi, sistematika, dan 4.13 Merancang sebuah proposal karya ilmiah dengan
kebahasaan suatu proposal memerhatikan informasi, tujuan, dan esensi karya
ilmiah yang diperlukan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni adalah salah satu kreatifitas yang patutnya kita kembangkan semakin besar. Dan salah
satu cara pegembangannya melalui Pentas Seni.OSIS SMA Kartini akan mengadakan pentas
drama bagi siswa disetiap kelasnya. Pentas drama tersebut dilakukan untuk meningkatkan
apreasiasi siswa dalam dunia peran dan melatih rasa percaya diri yang hingga saat ini masih
sangat kurang.
Selain itu, dance modern juga mampu mengembangkan kreatifitas siswa dalam hal
tarian. Dan adapula kontes band maupun penyanyi yang akan menambah kesan semangat
dalam suasana. Pentas Seni ini pula diadakan untuk menghibur siswa yang sebentar lagi akan
siap menjalani ujian.
Selain itu, Pentas Seni ini juga dapat menjadi hiburan dalam rangka Perpisahan
Siswa-Siswi kelas XII. Untuk itulah, OSIS merasa perlu untuk mengadakan acara ini dengan
tema “Taburan Bintang”
B. Tujuan Kegiatan
Tema
Dalam kegiatan kali ini tema yang akan kami angkat adalah “Jadi Artis Sehari’ yang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan bagaimana rasanya bermain dalam
dunia peran.
Macam-macam Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu :Pentas Drama, Modern Dance, Band
Peserta
Peserta kali ini yang dapat mengikuti Pentas Seni adalah perwakilan masing-masing siswa
kelas X dari tiap kelas SMA Kartini
a. Tema
Dalam kegiatan kali ini tema yang akan kami angkat adalah “Jadi Artis Sehari’ yang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan bagaimana rasanya bermain dalam
dunia peran.
b. Macam-macam Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu :
1) Pentas Drama
2) Modern Dance
3) Band
c. Peserta
Peserta kali ini yang dapat mengikuti Pentas Seni adalah perwakilan masing-masing siswa
kelas X dari tiap kelas SMA Kartini
1. Pentas Drama :
Tanggal: Minggu, 16 Juli 2016
Waktu: Pukul 10.00 WIB –12.00 WIB
Tempat: Gedung Serbaguna SMA Kartini
2. Modern dance :
Tanggal: Minggu, 16 Juli 2016
Waktu: Pukul 13.00 WIB – 14.00 WIB
Tempat: Gedung Serbaguna SMA Kartini
3. Band
Tanggal: Minggu, 16 Juli 2016
Waktu: Pukul 14.00 WITA – 16.00 WITA
Tempat: Gedung Serbaguna SMA Kartini
Kordinator : Luftisia
Nadisya
V. ANGGARAN DANA
Dalam kegiatan Pensi kali ini, ada beberapa anggaran dana yang didapat maupun
yang dikeluarkan agar pensi ini berjalan dengan baik.
Biaya pengeluaran:
1. Sewa Tempat : Rp. 3.000.000-
2. Penyewaan Panggung : Rp. 2.500.000,-
3. Penyewaan Alat Musik : Rp. 1.000.000,-
4. Biaya Penataan Panggung : Rp. 200.000,-
5. Konsumsi : Rp. 500.000,-
6. Spanduk : Rp. 300.000,-
7. Lain – Lain : Rp. 250.000,-
Total: Rp. 7.750.000-
VI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari
sekolah. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian
dan kerjasama, kami mengucapkan terima kasih.
B. Pengertian Proposal
1. Fungsi Proposal
Berdasarkan contoh di atas bahwa teks proposal merupakan teks yang berfungsi
untuk menyampaikan informasi (faktual) kepada pihak yang berkepentingan. Dengan
demikian pihak yang berkepentingan menjadi tahu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam rangka perpisahan siswa kelas XII SMA Kartini.
Adapun kegiatan yang akan ditampilkan berkenaan dengan kreatifitas siswa yaitu
pentas drama, Modern Dance dan Band.
2. Struktur Proposal
Perhatikan kembali teks proposal di atas ataupun teks proposal lainnya yang pernah
dibaca dari sumber lain. Berdasarkan struktur atau susunannya. Teks tersebut dapat kita tulis
sistematiaka penulisanya.
I. pendahuluan
a. latar Belakang
b.Tujuan kegiatan
1) Mempererat tali silaturahmi antar sesama siswa dan siswi SMA Kartini
II. Isi Proposal
1. Tema
2. Macam-macam kegiatan
3. Peserta
IV. Penutup
3. Kaidah-kaidah kebahasaan
a. Penggunaan bahasa yang bersifat standar (baku). Hal ini untuk menjembatani pemahaman
banyak kalangan karena bahasa standar lebih mudah dipahami oleh umum. Bahasa-bahasa
yang bersifat populer ataupun yang kedaerahan akan dihindari oleh media-media nasional.
b. Penggunaan konjungsi sebagai penerang kata/keterangan waktu dan tempat. Hal itu terkait
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
Contoh:
2) Pentas Seni ini pula diadakan untuk menghibur siswa yang sebentar lagi akan siap menjalani
ujian.
4) Mengungkapkan kata yang bersifat “keakanan” seperti akan diharapkan, direncanaka. Hal itu
sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, recana atau rancangan program
kegiatan.
5) Menggunakan kata bermakna lugas ( denotatif). Hal ini pentig guna menghindari kesalahan
pemahaman antara pihak pengusul dan pihak penerima proposal
6) Mengunakan kalmat harapan yang menyatakan harapan atau kalimat ang mengungkapkan
keinginan terjadinya sesuatu. Kalimat ini biasanya dahului oelh kata ungkapan seperti saya
harap, saya berharap, mudah-mudahan, dan semoga,
Contoh
Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari sekolah. Semoga acara ini dapat
terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.
1. Mengidentifikasi informasi penting yang ada dalam proposal kegiatan atau penelitian yang
dibaca. Berdasarkan teks proposal di atas dapat diketahui dengan mengajukan enam
pertanyaan berikut:
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Seni adalah salah satu kreatifitas yang patutnya kita kembangkan semakin besar. Dan
salah satu cara pegembangannya melalui Pentas Seni.OSIS SMA Kartini akan mengadakan
pentas drama bagi siswa disetiap kelasnya. Pentas drama tersebut dilakukan untuk
meningkatkan apreasiasi siswa dalam dunia peran dan melatih rasa percaya diri yang hingga
saat ini masih sangat kurang.
b. Tujuan Kegiatan
1) Mempererat tali silaturahmi antar sesama siswa dan siswi SMA Kartini
II. Isi Proposal
1. Tema
Dalam kegiatan kali ini tema yang akan kami angkat adalah “Jadi Artis Sehari’ yang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan bagaimana rasanya bermain dalam
dunia peran.
2. Macam-macam kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu :Pentas Drama, Modern Dance,
Band
3. Peserta
Peserta kali ini yang dapat mengikuti Pentas Seni adalah perwakilan masing-
III. Susunan Acara
3. 09.30 - 10.00 : Sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua OSIS, Kepala Sekolah di
Kordinator : Luftisia
Nadisya
IV Susunan Kepanitiaan
Pelindung : Asri Vival M.pd (Kepala Sekolah)
Pengarah : Drs.H.Nizar,S.pdi
Penanggung Jawab : Dedi Saputra (Ketua OSIS)
Ketua Panitia : Anila Zulfiana
Sekretaris : Kurnia Ilahi Putri
Bendahara : Rohani
Seksi acara : Andri Adriansyah
Seksi Dana Usaha : Sudurinnas
Seksi Humas : Nia Zuwanda
Seksi Keamanan : Irfan
Seksi Dokumentasi : Zainal
Seksi peralatan : Mujazin
V. Anggaran Dana
Dalam kegiatan Pensi kali ini, ada beberapa anggaran dana yang didapat maupun
yang dikeluarkan agar pensi ini berjalan dengan baik.
Biaya pengeluaran:
1. Sewa Tempat : Rp. 3.000.000-
2. Penyewaan Panggung : Rp. 2.500.000,-
3. Penyewaan Alat Musik : Rp. 1.000.000,-
4. Biaya Penataan Panggung : Rp. 200.000,-
5. Konsumsi : Rp. 500.000,-
6. Spanduk : Rp. 300.000,-
7. Lain – Lain : Rp. 250.000,-
Total : Rp. 7.750.000-
VI. Penutup
Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari
sekolah. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian
dan kerjasama, kami mengucapkan terima kasih.
Sebagai sebuah teks, proposal memiliki kaidah berkaitan kelengkapan isi, sistematika
dan kaidah kebahasaan sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian ciri teks
proposal. Menganalisis isi, kesesuaian sistematika proposal sesuai kaidah penulisan dan
aspek kebahasaan suatu proposal
Analisis Sistematika
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan Kegiatan
II. Isi Proposal
V. Angaran Dana
IV. Penutup
Jika kita membaca dan mendengarkan penyampaian sebuah proposal dan menenmukan
informasinya tidak lengkap. Maka kita bisa memberikan masukan atau tambahan informasi
untuk melengkapi informasi dalam proposal tersebut. Untuk menyampaikan saran dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan
1. Mencermati proposal
Sebelum menulis sebuah proposal hendaknya membuat kerangka proposal terlebih dahulu
seperti menentukan latar belakang, kegiatan, tempat, tujuan, peserta, srana prasarana,
anggaran sehingga ketika dalam menyususn proposal tidak terkendala oleh hal tertentu.
(Oleh Erma Lisni)
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.12 Mengidentifikasi informasi penting 4.12 Melengkapi informasi dalam proposal secara lisan
yang ada dalam proposal kegiatan atau supaya lebih efektif
penelitian yang dibaca
3.13 Menganalisis isi, sistematika, dan 4.13 Merancang sebuah proposal karya ilmiah dengan
kebahasaan suatu proposal memerhatikan informasi, tujuan, dan esensi karya
ilmiah yang diperlukan
Judul : 30 Hari Menjadi Anak Nelayan : Kajian Tentang Kehidupan Sosial Keluarga
Nelayan di Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Lebak - Banten
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa Muara-Binuangeun merupakan desa nelayan yang terletak di pantai selatan pulau Jawa,
tepatnya di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini tidak hanya
memiliki potensi alam, tetapi juga keragaman sosial budaya yang dikembangkan oleh
masyarakat desa tersebut. Kehidupan nelayan di Desa Muara-Binuangeun dapat dikatakan
tidak saja belum berkecukupan, melainkan juga masih terbelakang, termasuk dalam hal
pendidikan. Keterbatasan sosial yang dialami nelayan memang tidak terwujud dalam bentuk
keterasingan, karena secara fisik masyarakat nelayan tidak dapat dikatakan terisolasi atau
terasing. Namun lebih terwujud pada ketidakmampuan mereka dalam mengambil bagian
dalam kegiatan ekonomi pasar secara menguntungkan, yang ditunjukkan oleh lemahnya
mereka mengembangkan organisasii keluar lingkungan kerabat mereka atau komunitas lokal.
Gambaran kondisi kemiskinan nelayan Desa Muara-Binuangeun antara lain secara nyata
dapat dilihat dari kondisi fisik berupa kualitas pemukiman mereka. Umumnya desa nelayan
miskin akan mudah diidentifikasi dari kondisi rumah hunian mereka. Rumah-rumah mereka
yang umumnya sangat sederhana, yaitu berdinding bambu, berlantai tanah, serta dengan
fasilitas dan keterbatasan perabot rumah tangga. Selain gambaran fisik, identifikasi lain yang
menonjol di kalangan nelayan miskin adalah rendahnya tingkat pendidikan anak-anak, pola
konsumsi sehari-hari, dan tingkat pendapatan mereka. Di desa nelayan ini memang ada
beberapa rumah yang tampak megah dengan fasilitas yang memadai, itulah yang merupakan
rumah-rumah pemilik perahu, pedagang perantara atau pedagang ikan.
Kondisi keterbatasan sosial dan kemiskinan yang diderita masyarakat nelayan Desa Muara-
Binuangeun disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak hanya
berkaitan dengan fluktuasi musim ikan, keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan
modal, kurangnya akses, dan jaringan perdagangan ikan yang cenderung eksploitatif terhadap
nelayan sebagai produsen, serta dampak negatif modernisasi perikanan yang mendorong
terkurasnya sumber daya laut secara cepat dan berlebihan, serta terbatasnya peluang
dan kesempatan nelayan untuk melakukan diverisifikasi pekerjaan, terutama di luar kegiatan
pencarian ikan di laut.
Hal inilah yang kemudian menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut, yaitu mengenai
bagaimana kehidupan sosial-budaya dan kehidupan sosial-ekonomi keluarga nelayan pada
lokasi penelitian yaitu Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak,
Provinsi Banten. Maka dari itu, penulis mencoba memberikan gambaran tersebut dengan
melakukan penelitian yang berjudul “30 Hari Menjadi Anak Nelayan : Kajian Tentang
Kehidupan Sosial Keluarga Nelayan di Desa Muara-Binuangeun, Kecamatan
Wanasalam, Lebak – Banten”.
Rumusan Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang “kehidupan sosial keluarga nelayan” di
bagian selatan Provinsi Banten, tepatnya pada keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun,
Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Persoalan pokok yang hendak
dikaji di dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah konteks dan aspek-aspek sosial-budaya
masyarakat setempat secara resiprokal berkaitan/berpengaruh pada aktivitas ekonomi nelayan
tradisional setempat, serta bagaimanakah struktur perekonomian masyarakat setempat
dibangun dan dikembangkan atas dasar kehidupan sosial-budaya mereka”.
Kemudian dengan mengacu pada persoalan pokok diatas, maka masalah-masalah yang
menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah :
1. Bagaimanakah kehidupan sosial-budaya keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
2. Bagaimanakah kehidupan sosial-ekonomi keluarga nelayan di Desa Muara-Binuangeun?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka informasi yang akan dicari untuk menjawab
rumusan masalah tersebut antara lain adalah konteks dan aspek-aspek sosial-budaya keluarga
nelayan yang terdapat di wilayah penelitian, dan mengidentifikasi keberkaitan dan atau
keberpengaruhan secara resiprokal dari konteks dan aspek-aspek sosial-budaya setempat
pada aktivitas perekonomian masyarakat nelayan di Desa Muara-Binuangeun.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka tujuan dari mengkaji permasalahan di atas adalah :
1. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kehidupan sosial-budaya keluarga nelayan di
Desa Muara-Binuangeun.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kehidupan sosial-ekonomi keluarga nelayan di
Desa Muara-Binuangeun.
Manfaat Penelitian
Kajian tentang kehidupan sosial keluarga nelayan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua kalangan masyarakat. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah:
1. Bagi peneliti : dapat menganalisis bagaimana kehidupan sosial keluarga nelayan di Desa
Muara-Binuangeun.
2. Bagi akademisi : dapat dijadikan sebagai sumber informasi ataupun referensi bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Disamping itu juga dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan untuk yang membacanya.
3. Bagi masyarakat : penelitian ini diharapkan akan berkontribusi dalam memberikan
informasi dan pemahaman mengenai kehidupan sosial keluarga nelayan di Desa Muara-
Binuangeun.
4. Bagi pemerintah : penelitian ini dapat dijadikan informasi yang diharapkan dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan pembangunan.
B. KAJIAN TEORI
Sistem Sosial dan Ekonomi Masyarakat Nelayan
Sebagaian besar nelayan yang ada di Indonesia tergolong nelayan tradisional dan buruh
nelayan (Kusnadi, 2007:1). Posisi sebagai nelayan tradisonal dan buruh nelayan ini membuat
mereka menjadi sebagai masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap Sumber Daya
Perairan (SDP) dan masih dikendalikan oleh nelayan besar. Misalnya saja nelayan besar yang
memakai teknologi baru membuat nelayan tradisional kesulitan dalam menangkap ikan dan
buruh nelayan yang bekerja pada nelayan besar, seolah dibuat tidak bisa lepas dari kekuasaan
nelayan besar tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi masalah sosial-ekonomi yang sulit
diselesaikan oleh para nelayan di Indonesia. Salah satu implikasinya adalah kemiskinan.
Satria (2009b: 25) menggambarkan posisi nelayan di Indonesia dalam sebuah tabel
dibawah ini:
Tabel 1 Kondisi Umum Masyarakat Pesisir Di Indonesia Tahun 2002.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada awalnya adalah peneliti sendiri kemudian setelah fokus penelitian
menjadi jelas, peneliti mengembangkan instrumen lain seperti foto untuk dokumentasi,
panduan pertanyaan pengarah, catatan harian dan sarana untuk pengetikan. Dengan instrumen
sederhana ini, diharapkan dapat mempertajam dan melengkapi data yang diperoleh di
lapangan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini disesuaikan dengan metode penelitian yang
digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Analisis data ini mengikuti konsep Miles and
Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009: 91),
mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus dengan selesai sehingga data yang diperoleh bersifat jenuh. Aktifitas
dalam analisis data ini diantaranya adalah data reduction, data display, dan
data conclusion drawing/verification.
Pada saat turun lapang pertama, diperoleh data yang bermacam-macam dan tidak tersusun
dengan benar. Data tersebut tetap dikumpulkan dan dikoleksi sebanyak-banyaknya.
Kemudian data yang beranekaragam dan terkumpul secara tidak beraturan tersebut direduksi.
Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya data tersebut dijabarkan satu persatu menurut
kebutuhan data penelitian dan diurutkan secara sistematis sehingga akan lebih mudah
dipahami dan akan menentukan arah penelitian selanjutnya. Tahap ini biasanya disebut
dengan tahap penentuan fokus penelitian, aktifitasnya adalah dengan mendisplaykan data
sehingga diperoleh gambaran umum fokus penelitian yang akan dikaji lebih dalam. Setelah
fokus penelitian ini menjadi lebih jelas, maka penelitian dilanjutkan berdasarkan fokus
penelitian tadi. Data-datanyapun terfokus pada aspek yang menjadi fokus penelitian.
Tahap selanjutnya yaitu tahap selection, aktifitas analisis data pada tahap ini membuat suatu
kesimpulan dari data yang diperoleh, memilih data yang diperlukan, membuat kategorisasi
data yang diperlukan dan membuang data yang tidak dipakai. Aktifitasnya biasa disebut
dengan conclusion drawing/veryfying. Berikut ini adalah gambar aktifitas analisis data
menurut Miles and Huberman.
A. REFERENSI
Garna, Judistira K. 1999. Metoda Penelitian : Pendekatan Kualitatif. Bandung: Primaco
Akademika
Kusnadi. 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Jember : Tim Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (PSKP).
Masyhuri dan Mochammad Nadjib. 2000. Pemberdayaan Nelayan Tertinggal : Sebuah Uji
Model Penanganan Kemiskinan. Jakarta : Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan – LIPI.
Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Satria, Arif. 2009a. Ekologi Politik Nelayan. Yogyakarta : LKIS.
________. 2009b. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat. Bogor : IPB Press.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.
(http://fendi-wiranata.blogspot.co.id/2012/03/contoh-proposal-penelitian-lkir-dikutip.html)
1. Fungsi
Proposal disusun sebelum suatu kegiatan atau penelitian dilaksanakan. Proposal memiliki
fungsi permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk melakukan suatu
kegiatan (penelitian). Proposal digunakan juga sebagai panduan seseorang atau lembaga
melaksanakan suatu penelitian atau kegiatan.
2. Struktur
BAB I. PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
A. Tujuan Penelitian
C. Metode Penelitian
G. Hipotesis Statistik
DAFTAR PUSTAKA
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Daftar Isi
Daftar isi ditulis dengan format sebagaimana daftar isi pada struktur penulisan proposal
diatas. Masing-masing butir/elemen dalam daftar isi diikuti nomor halaman.
5. Identifikasi Masalah
Dari uraian dalam Latar Belakang Masalah, diharapkan muncul berbagai persoalan
yangterkait terutama dengan variabel terikat (Y). Oleh karena itu, dalam bagian ini
diidentifikasikan berbagai persoalan/masalah tersebut. Biasanya identifikasi masalah
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan ditulis dalam bentuk paragraf. Jumlah masalah
yang diidentifikasi dalam bagianini dapat berkisar antara 5 hingga 10 buah.
6. Pembatasan Masalah
7. Rumusan Masalah Atas dasar pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah
penelitiannyasecara jelas. Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif yang menguji
hipotesis padaumumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya ya/tidak (yes/no
question). Pertanyaantersebut hendaknya bersifat jelas, operasional, dan terukur
8. Manfaat Penelitian Dalam bagian ini dikemukakan manfaat yang dapat dipetik apabila
penelitian telahterlaksana. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat praktis maupun manfaat
teoretis. Uraiantentang manfaat tersebut hendaknya bersifat spesifik, yang terkait langsung
dengan topik penelitian. Hendaknya dihindarkan uraian tentang manfaat yang terlalu umum
dan bombastis.
9. Kajian Teori
Bagian ini berisi deskripsi teori yang relevan dengan masalah/variabel yang akan
dikaji.Apabila suatu penelitian melibatkan dua variabel , maka dalam bagian ini perlu
diuraiakan teoritentang masing-masing variabel itu. Proses yang perlu dilalui untuk
melakukan kajian teoretissetiap variabel adalah sebagai berikut: memilih beberapa sumber
teori yang relevan,mendeskripsikan masing-masing teori, melakukan analisis kritis terhadap
masing-masing teori,melakukan komparasi antar teori berdasarkan hasil analisis kritis
tersebut, dan membuat sintesis.Hendaknya dihindari penulisan kajian teoretis yang hanya
berupa kompilasi pendapat orang lain.
Apabila dalam Bagian Kajian Teori peneliti hanya mendeskripsikan teori untuk masing-
masing variabel, maka dalam Bagian Kerangka Berpikir peneliti mencoba membuat
kaitanantarvariabel. Kerangka berpikir pada dasarnya berupa uraian yang rasional tentang
hubunganantarvariabel tersebut berdasarkan konsep-konsep yang telah diuraikan dalam
kajian teori.Dengan kekuatan analisis dan style-nya sendiri peneliti membuat kaitan antara
variabel bebasdan variabel terikat. Untuk memperkuat uraiannya itu peneliti dapat mengutip
hasil penelitianorang lain yang relevan. Kerangka berpikir ini digunakan sebagai landasan
untuk merumuskanhipotesis.
11. Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban teoretis atas masalah yang diajukan. Olehkarena
itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis diajukan berdasarkan
kerangka berpikir yang telah dibuat. Ketepatan hipotesis tergantung padaketajaman kerangka
berpikirnya, dan ketajaman kerangka berpikir sebagian ditentukan olehkedalaman kajian
teorinya
12. Tujuan PenelitianTujuan penelitian dirumuskan secara spesifik berdasarkan masalah yang
dikaji. Dalam beberapa hal tujuan penelitian merupakan parafrase dari rumusan masalah.
Namun demikianrumusan lain dapat digunakan sepanjang relevan dengan masalahnya.
Hendaknya dihindarirumusan tujuan penelitian yang terlalu umum.
Dalam bagian ini dijelaskan tempat dan waktu penelitian. Ketika menjelaskan tempat
penelitian, peneliti belum menyinggung subjek penelitian. Yang dijelaskan hanya
tempatnya.Sementara itu, waktu penelitian mengacu pada rentang waktu yang digunakan
untuk melaksanakan penelitian, dari perencanaan hingga pelaporan
14. Metode Penelitian dalam bagian ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan
(misalnya, metode eksperimen) sesuai dengan masalahnya. Yang perlu dijelaskan adalah
konsep motode yangd igunakan itu, rancangan, dan variabelnya. Dalam kaitannya dengan
variabel penelitian, peneliti perlu menjelaskan jenis variabel, definisi operasional variabel,
dan hubungan antar variabel.
15. Populasi, Sampel, dan Sampling
Dalam bagian ini dikemukakan hipotesis statistik, yaitu hipotesis yang siap diuji dilapangan,
yang berisi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1). Bentuknya disesuaikandengan
rumusan masalahnya.
Dalam bagian ini dituliskan seluruh referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian dany ang
disebut langsung dalam tubuh proposal. Rujukan yang tidak disebut tidak perlu
ditulis.Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan aturan yang ada
3. Kebahasaan
1. Banyak meggunakan istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegitan itu sendiri ataupun
tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya..
Informasi dalam teks proposal di atas dapat diketahui dengan isi informasi setiap bagian atau
struktur proposal.
Sebagai sebuah teks, proposal memiliki kaidah berkaitan kelengkapan isi, sistematika, dan
kaidah kebahasaan sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian ciri-ciri teks proposal.
Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan artinya menganalisis kelengkapan isi,
kesesuaian sistematika proposal sesuai kaidah ilmiah, dan aspek kebahasaan pada suatu
proposal.
Suatu proposal haruslah memuat informasi yang lengkap. Jika kita membaca atau
mendengarkan penyampaian suatu proposal dan menemukan ketidaklengkapan informasi,
kita dapat memberikan masukan tambahan informasi untuk melengkapi informasi dalam
proposal tersebut. Penyampaian saran untuk melengkapi informasi dalam proposal dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan.
1. Mencermati proposal
Penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupun kebutuhan di lapangan.
Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan sejumlah fakta yang menjadi dasar
penyusunan proposal itu, yakni melalui observasi langsung ataupun dengan kegiatan
wawancara ataupun penyebaran angket.
Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari
lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-
temuan di lapangan itu.