DISUSUN OLEH :
SAPPEAMI, S.Ag
NIP. 19721002 200501 2 007
Alamat: Kapten Pierre Tendean No. 20 Kel. Bontang Kuala Kec. Bontang Utara
KOTA BONTANG
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian:
“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TALKING STIK UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI
TEKS CERITA FANTASI PADA SISWA KELAS VII D DI MTs AL IKHLAS
BONTANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018"
Peneliti,
Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag
NIP. 197008121997031004 NIP. 197210022005012007
Mengetahui;
ABSTRAK
Sappeami, 2017. PTK “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi pada
Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas BontangTahun Pelajaran 2017/2018”
Kata Kunci: Model Talking Stik, Respon Siswa, Hasil Belajar, Ketuntasan Belajar Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Hasil belajar siswa pada siklus terakhir telah
mencapai tingkat ketuntasan 75%, atau 24 orang, sedangkan yang tidak tuntas adalah
sebanyak 8 orang (25%). (2). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan
(signifikansi 0,000 pada taraf kepercayaan 905%: 0,05) sebesar 18,75% dari siklus 1 ke siklus
2 atau dari 75%; dan 93,75%. (3). Sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik atas 8 aspek sikap menunjukan peningkatan. (4). Kendala
kendala yang ditemui pada proses pembelajaran dengan penerapan strategi ini dapat diatasi
dengan memberikan motivasi dan arahan kepada siswa. (5). Hasil analisis dengan alat uji 1-
Test menunjukan peningkatkan hasil belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 (signifikansi 0,000 <
0,05 ; pada taraf 95% atau I hitung lebih besar dari pada t tabel: 4.307 > 2,020)
iii
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Bagi guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa lndonesía, dapat menerapkan metode pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik pada proses pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran
materi Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi. memerlukan kemampuan analisis dan
evaluasi; (2). Kepada Kepala Sekolah, agar senantiasa memotivasi para guru untuk
melakukan penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas belajar mengajar, guna perbaikan hasil
dan keluaran sekolah. (3). Bagi pengambil kebijakan untuk lebih giat memotivasi dan
memasyarakatkan budaya penelitian dikalangan guru, dengan mengadakan pelatihan dan
tomba ilmiah sejenis, sehingga pada gilirannya kualitas proses KBM akan meningkat. (4).
Bagi peneliti yang lain diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini dengan
mengadakan penelitian lain, yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran yang tidak terkaji
pada penelitian ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah swt, atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis
bisa menyelesaikan Laporan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik, Untuk
Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Pelajaran Bahasa lndonesia Kelas VII D di MTs Al
lkhlas Bontang Tahun 2017/2018” . Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Kepala Sekolah, Guru dan siswa kelas VII D MTs Al lkhlas Bontang atas segala kerja sama
dan kritiknya sehingga peneliti dapat lebih mengembangkan inovasi dalam pembelajaran.
Juga kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam proses penelitian ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, bahkan jauh dari
sempurna . Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya
tulis selanjutnya.
Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bermanfaat dan dapat rnenjadi
inspirasi bagi teman-teman guru, khususnya guru bidang studi Bahasa lndonesia dalam
rangka menghasilkan sumber Daya Manusia lndonesia yang berkualitas. Amin.
Penulis
Sappeami, S.Ag
v
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 50
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa lndonesia di MTs Al lkhlas Kota Bontang merupakan mata
pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran Utama, karena Bahasa
lndonesia merupakan mata pelajaran yang di UN kan. Oleh karena itu siswa dituntut yang
maksimal, maka mata Pelajarab Bahasan lndonesia termasuk mata pelajaran kelompok
utama.
Kurangnya perhatian anak inilah yang membuat siswa kurang memperhatikan proses
pembelajaran yang berlangsung. Imbasnya adalah prestasi belajar murid dalam nilai
ulangan sering masih rendah. Di samping itu, realitasnya berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran dan hasil evaluasi hampir semua siswa pada setiap tingkat
merasa kesulitan untuk memahami materi yang dipelajari, terutama materi yang berkaitan
dengan keterampilan siswa untuk mengolah, menganalisis dan mengevaluasi data. Materi
Materi pada mata pelajaran Bahasa lndonesia yang mewajibkan siswa memiliki
kemampuan seperti di atas. Sebagai contoh pada materi Menceritakan Kembali Teks
Cerita Fantasi, yang merupakan suatu materi pada pelajaran Bahasa Indonesia, hasil
ulangan sumatif dan ulangan harían yang diberikan guru belum menunjukkan hasil yang
diharapkan. Tabel berikut ini memperlihatkan hasil ulangan pada materi Menceritakan
1
Tabel 1: Nilai Ulangan Harian Materi Memahami dan Menciptakan Cerita Pantasi di kelas
Jenis Evaluasi
Kelas Rata-rata
VII C VII D
Kondisi di atas menjadi tantangan tersendiri bagi guru Bahasa lndonesia di MTs Al
lkhlas Bontang. Peranan guru sangat disadari tidak hanya membuat agar siswanya
mendapat nilai yang tinggi, akan tetapi juga harus dapat memenuhi kriteria yang
memungkinkan setiap siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Roestiyah
dan melihat pokok masalah. Sehingga bila seorang siswa sedang terlibat dalam suatu
proses belajar, maka ia harus berusaha untuk mencari, menemukan dan melihat sesuatu
yang sedang dipelajarinya. Agar siswa dapat melakukan hal seperti itu, maka proses
belajar mengajar harus ditunjang oleh pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat oleh
seorang guru.
Pendekatan atau metode pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru adalah cara
guru mengajar, guru di dalam kelas. Metode atau pendekatan yang umum dilakukan
seorang guru di antaranya ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimen. Tentu saja
2
tetapi pada prinsipnya pada waktu satu kali mengajar, tidak hanya satu metode mengajar.
(Engkoswara ; 1984 ).
Oleh sebab itu pada proses belajar, termasuk mata pelajaran Bahasa lndonesia,
metode pengajaran yang dipergunakan oleh guru memegang peranan penting untuk
mencapai tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap mata pelajaran. Dengan metode
pengajaran yang tepat seorang siswa dapat lebih menyenangi mata pelajaran tersebut,
sehingga dapat lebih mudah menyerap materi yang diberikan guru. Sebaliknya, jika
metode pengajaran yang dipergunakan oleh guru kurang tepat, maka siswa cenderung
untuk tidak menyukai mata pelajaran Bahasa lndonesia. Dampak dari ketidaksukaan
seorang siswa terhadap mata pelajaran akan membuat siswa tersebut susah untuk
memahami dan menyerapnya. Jika ini yang terjadi, maka tujuan mata pelajaran Bahasa
Bertitik tolak dari kenyataan itu, maka perlu dicari alternatif solusi dengan
tersebut dapat di minimalisir. Sehingga siswa dapat mengembangkan potensi diri dan
minatnya untuk hasil belajar yang lebih baik. Salah satu strategi yang direncanakan
sebagai solusi bagi permasalahan kurangnya perhatian dan motivasi siswa untuk
dengan jalan mengujt coba metode pembelajaran yang baru, yaitu dengan menggunakan
3
merupakan suatu bentuk solusi bagi upaya peningkatan hasil belajar siswa khususnya
untuk dilaksanakan. Sesuai dengan itu, maka penulis mengambil judul “Penerapan
Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi Pada Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas
B. Perumusan Masalah
perumusan masalah:
hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa
2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan strategi kooperatif model
Talking Stik pada pembelajaran pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VII MTs
Al Ikhlas Bontang?
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (class room action research), yaitu
4
1. Penyiapan dengan menyusun rencana pembelajaran dengan cara menyisipkan metode
pembelajaran kooperatif model Talking Stik pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) Bahasa Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian tindakan ini adalah:
1. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
5
E. Kontribusi/Manfaat Penelitian
bagi guru berkaitan dengan bidang kajiar metode pembelajaran guna peningkatan kualitas
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai acuan
terutama berkaitan dengan penelitian tindakan kelas dengan bidang kajian penerapan
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Metode Pembelajaran
7
b) penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk
mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi, dari pada
yang diberikan oleh guru.
c) Bekerja secara team, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu
pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama.
d) Multidisipliner artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu,
meninjau dari berbagai sudut, misalnya masalah rambut gondrong dapat
dilihat dari sudut kesehatan, keindahan, dan pandangan orang.
The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a
means of just and impartial healing. The talking stick was commonly used in
council circles to decide who had the right fo speak. When matters of great
concern would come before the council, the leading elder would hold the talking
stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would
hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this
manner, the stick would be passed from one individual to another until all who
wanted fo speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe
keeping.
8
pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara
ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran
berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penje!
asan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian
Talking stick termasuk salah satu modet pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD,
SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembe!ajaran ini akan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-
langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.
(htt://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/)
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
6. Evaluasi
7. Penutup
9
Model pembelajaran Talking Stik ini membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini
minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
5. deskripsi
7. Kaidah kebahasaan
10
8. Struktur teks deskripsi dan contoh-contoh telaahannya
12. Deskripsi
Test Prosedur
24. Ciri umum teks prosedur
25. Struktur teks:
26. Tujuan, bahan, alat langkah,
27. Ciri kebahasaan: kalimat perintah, kalimat saran, kata benda, kata kerja, kalimat
majemuk (dengan, hingga, sampai), konjungsi urutan (kemudian, selanjutnya, dll)
11
35. Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
36. Ciri umum laporan
37. Struktur teks LHO
38. Variasi pota penyajian teks LHO
39. Variasi kalimat definisi, variasi pota penyajian teks LHO
Puisi rakyat
40. Ciri puisi rakyat (pantun, gurindam, syair)
41. Cara menyimpulkan isi pada pantun, gurindam, dan syair
42. Pota pengembangan isi pantun, gurindam, dan syair
43. Variasi kalimat perintah, saran, ajakan, larangan dalam pantun
Fabel/legenda
44. Ciri cerita fabel/legenda
45. Langkah memahami isi cerita fabel
46. Langkah menceritakan kembali isi fabel/legenda
15
Standar Kompetensi Pembelajaran
Prosedur tentang cara larangan pada teks prosedur
melakukan sesuatu dan cara
membuat (cara memainkan Mendaftar kalimat yang menunjukkan
alat musik/tarian daerah, cara tujuan, bahan, alat, langkah-langkah
membuat kuliner khas
daerah, dll.) dari berbagai
sumber yang dibaca dan
didengar
4.5. Menyimpulkan isi teks Mendiskusikan ciri umum teks prosedur,
prosedur tentang cara tujuan komunikasi, struktur,
melakukan sesuatu dan cara ragam/jenis teks prosedur, teks
membuat (cara memainkan prosedur, isi teks prosedur
alat musik/tarian daerah, cara Menyampaikan secara lisan hasil
membuat kuliner khas daerah diskusi ciri umum teks prosedur, tujuan
dll.) dari berbagai sumber komunikasi, dan ragam/jenis teks prosedur
yang dibaca dan didengar
yang dibaca dan didengar
16
11
Standar Kompetensi Pembelajaran
dibaca dan didengar
6 Menyajikan data rangkaian Menyunting dan memperbaiki teks prosedur
kegiatan ke dalam bentuk yang ditulis dari segi isi, pilihan
teks prosedur (tentang cara kata/kalimat/paragraf dan penggunaan tanda
memainkan alat musik baca/ejaan
daerah, , tarian daerah, cara Memublikasikan teks prosedur yang dibuat
17
Standar Kompetisi Pembelajaran
gurindam, dan syair
4.10 Mengungkapkan
Standar Kompetensi Mendemonstrasikan berbalas pantun secara
Pembelajaran
gagasan, perasaan, berkelompok
pesan dalam
Pengetahuan yang bentuk
dibaca bagian
puisi rakyat secara lisan
atau diperdengarkan
dan tulis dengan
4.8. Menyajikan rangkuman
memperhatikan Merangkum teks LHO
teks struktur,rima,
laporan hasil
dan Mempresentasikan teks LHO yang ditulis
observasi yang bahasa
penggunaa berupa
buku pengetahuan
3.11 Mengidentifikasisecara
tentang
Mencermati cerita rakyat (fabel dan informasi
lisan fabel/legenda
dan tulis dengan
daerah legenda) yang berasal dari daerah setempat
memperhatikan kaidah
setempat yang dibaca Mendata kata ganti, kata kerja, konjungsi, dan
kebahasaan atau aspek
dan didengar kalimat langsung dan tidak langsung, tema,
lisan alur, karakter tokoh, latar, sudut pandang,
amanat, dan gaya bahasa pada pandang, amanat,
3.9 Informasi (pesan, rima, Mendiskusikan ciri umum dan tujuan
dan gaya bahasa pada fabel/legenda
dan pilihan kata) dari komunikasi puisi rakyat (pantun,yang
4.11 Menceritakan kembali Berlatih menceritakan isi fabel/legenda
puisi rakyat (pantun,
isi fabel/legenda daerah gurindam,syair)
dibaca
syair, dan bentuk puisi Mendaftar kalimatkembali
Menceritakan perintah, saran, ajakan,yang
isi fabel/legenda
setempat
rakyat setempat) yang larangan,
dibacakalimat pernyataan, kalimat majemuk
dibaca dan didengar dan kalimat tunggal dalam puisi rakyat (pantun,
gurindam,syair)
4.9. 3.12
Menyimpulkan
Menelaah struktur
isi puisi dan Mendiskusikan
Menyimpulkan ciri struktur
umum, tujuan komunikasi, dan
teks fabel/legenda
rakyatkebahasaan
(pantun, syair, dan ragam/jenis
kebahasaanpuisi
yangrakyat, kata/kalimat
digunakan yang
(variasi penyajian,
bentuk puisi
fabel/legenda rakyat
daerah digunakan padapengembangan)
variasi pola puisi rakya (pantun, gurindam,
setempat) yang disajikan
setempat yang dibaca Mendata isi,
syair) memperbaiki pilihan kata,
dan didengar kalimat narasi, dialog, penyajian latar agar cerita
3.10 Menelaah struktur dan Menyimpulkan
menjadi lebihprinsip
menarik pengembangan pantun,
kebahasaan puisi gurindam,
Menulis danfabel/legenda
syair,penggunaan, konjungsi
berdasarkan ide yang
rakyat(pantun, syair, dan (kalau, jika agar,
direncanaan dankarena itu,diperoleh
data yang dll) pada pantun,
bentuk
4.12 Memerankan
puisi isi rakyat gurindam,
Memerankan dan menceritakan
dan syair
setempat) yang dibaca Memvariasikan,melengkapi isi, menurutkan, dan
dan didengar menulis pantun.
18
19
Standar Kompetensi Pembelajaran
20
A. Teori Belajar
21
Thursan Hakim (2002 : 1) mengemukakan “ Belajar adalah suatu proses
perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir
dan lain-lain kemampuan".
Selaras dengan pendapat sebelumnya, Mulyono Abdurrahman (1999
37) mengatakan bahwa "belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif
menetap".
22
pengetahuan, pengalaman dan kecakapan kepada murid dengan cara yang tepat.
Hasil hasil belajar yang lain adalah informasi verbal sikap-sikap dan
keterampilan motorik. Didasarkan atas model pemrosesan informasi bahwa suatu
tindakan belajar meliputi tujuh fase belajar yang merupakan kejadian- kejadian
eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru dan setiap fase ini
dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa.
Ketujuh fase tersebut menurut Robert M. Gagne, (1916) berturut-turut ialah : (1).
fase motivasi, (2). fase penekanan, (3). fase perolehan, (4). fase retensi, (5). fase
generalisiasi, (6). fase penampilan dan (7). fase umpan balik.
c) Penilaian hasil belajar dilaksanakan pada akhir setiap semester, akhir tahun
pelajaran yang dilaksanakan di setiap sekolah
23
e) Penilaian dari hasil belajar diperoleh melalui tes dan dapat dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran sudah berhasil dikuasai oleh setiap
siswa.
3. Ketuntasan Belajar
Hasil penelitian tindakan menunjukan bahwa pada siklus pertama belum bisa
mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah
ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti
ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar
IPS Geografi.
24
Solusi
Hasil Belajar
Siswa Renda
Tindakan Perencanaan
Hasil
Minimnya Penerapan Pelaknanaan
Akhir
Metode TS pengamatan
Perliatian
Karena
Metode
MENIGKAT??
Kurang
Kendala
Tepat?
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Prosedur Penelitian
27
Permasalalian Hasil Perencanaan Pelaksanaa
belajar rendah Tindakan ï n Tindakan
1
Refleksi Pengamata
Perencanaa TindaLan n
n 1 Tindakan
Tindakan 2 1
Refleksi Pengamata
Tindakan n Tindakan Permasalahan
2 2 Baru Hasil
Refleksi
Secara lebih rinci pengembangan untuk setiap siklus pada penelitian yang
dilaksanakan, dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
28
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
belajar mengajar.
31
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
fdd
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sumber data
yang terkait dengan penelitian ini, yaitu. peneliti, siswa, dan hasil penilaian siswa.
34
fdd
Sedangkan untuk pengujian dinamika perkembangan dan peningkatan yang
terjadi pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif model
Talking Stik digunakan teknik analisis kuantitatif, dengan alat analisis statistik
inferensial. Rumus statistik inferensial yang digunakan adalah analisis t- Test untuk
sampel-sampel yang berkorelasi.
t = Mk - Me
∑b
N(N – 1)
Keterangan:
Mr : Mean dari siklus 1
Me : Mean dari siklus 2
N : Jumlah sampel
(Sudjanan: 2002)
fdd
Jika probalitas (signifikansi) < 0,05 maka Ho: ditolak
BULAN/MINGGU KE
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Koordinasi Tim Peneliti X
Penyerahan Proposal dan
2 Permohonan ijin ke Kepala X
Sekolah
Penyiapan Instrumen dan
3 X X
Rancangan Penelitian
4 Pelaksanaan PTK Siklus I X
Koordinasi Tim Peneliti
5 X
Refleksi Siklus 1 untuk
6 Perencanaan Siklus 2 X X
7 Pelaksanaan Siklus 2 X X
8 Refleksi Siklus 2 X
Analisis Data Hasil
9 X X
Penelitian
10 Penyusunan Laporan X X
Pencetakan/Distrìbusi
11 X
Laporan
36
fdd
BAB IV
37
fdd
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
Kooperatif model Talking Stik berisi penemuan dan kolaboratif
dengan teman se kelompok.
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok kecil kedalam pembahasan kelompok secara
klasikal.
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
7) Evaluasi.
8) Penutup.
38
fdd
Hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa siklus 1 yang
diperoleh dari pelaksanaan evaluasi dapat dideskripsikan sebagai berikut:
dari 32 orang siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah 24 orang
(75%) sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 75 adalah 8 orang (25%).
Data di atas memberikan arti bahwa ketuntasan belajar secara
kelompok belum maksimal karena baru mencapai 70%, sedangkan target
adalah 100%. Sedangkan siswa yang memerlukan perlakuan tambahan ada
sebanyak 8 orang (25%).
39
fdd
c) Tingkat kedisiplinan siswa masih kurang dalam mengikuti proses
diskusi kelompok, siswa memiliki kecenderungan untuk bermain dan
kurang serius pada pelaksanaan diskusi.
d. Refleksi Siklus 1
Secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus 1
ini masih jauh dari harapan peneliti, hal ini disebabkan karena siswa secara
relatif masih beradaptasi dengan model pembelajaran yang dikembangkan.
Metode pembelajaran ini masih baru mereka temukan, sehingga mereka masih
belum terbiasa, karenanya siswa masih memerlukan waktu tambahan untuk
penyesuaian diri dengan metode baru ini. Hal ini juga sejalan dengan hasil
pengamatan/observasi terhadap sikap siswa selama siklus 1 yang dilakukan
peneliti, dimana tingkat kedisiplinan, menghargai pendapat orang lain masih
termasuk kategori cukup. Siswa masih memiliki kecenderungan untuk bermain
pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Kondisi ini seharusnya dapat
diminimalisir pada siklus ke 2 dengan jalan memberikan pemahaman kepada
siswa bagaimana melaksanakan diskusi dengan baik.
40
fdd
Kesimpulan peneliti metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik masih
harus di ujicobakan dan sangat mungkin digunakan untuk meningkatkan kemampuan
belajar siswa, karenanya model pembelajaran ini dapat diteruskan pada siklus
berikutnya.
2) Guru peneliti menugaskan siswa untuk membaca terlebih dahulu teori dan
Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi dalam Bahasa lndonesia yang
menjadi topik diskusi setiap kelompok, sehingga memungkinkan siswa
dapat menanggapi permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran.
41
fdd
Kooperatif model Talking Stik dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan sikap siswa.
Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif dari data hasil belajar dan
sikap siswa:
42
b) Masih ada siswa yang belum biasa mendapat penilaian proses sehingga
mereka sering lupa bahwa perilaku mereka sering diawasi., sehingga
ada siswa yang mendapat skor rendah.
b. Refleksi Siklus 2
43
18,75% jika dibanding dengan ketuntsan hasil belajar pada siklus 1 yang hanya
fdd
berkisar 75%.
Hasil pengujian uji t terhadap data nilai siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat
pada Lampiran 4 tentang hasil print out dengan menggunakan software SPSS versi
12.
44
fdd
Std. Error
Mean N Std. Deviation
Mean
Pair 1 Daftar Nilai
Ulangan 70.0188 32 11.36380 1.79677
Siklus 1
Daftar Nilai
Ulangan 83.0375 32 12.27915 1.94150
Siklus 2
N Correlation Sig.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Dimana nilai r (korelasi) yang
diperoleh adalah = 0,000 dengan taraf signifikansi 0,707.
Jika dibandingkan dengan tingkat alpha sebesar 5% atau 0,05, maka tingkat
signifikansi koefisien korelasi kedua variabel ini lebih kecil dari tingkat alpha
Artinya, hubungan antara kedua variabel adalah nyata atau signifikan, atau
dengan kata lain bahwa ada peningkatan signifikan hasil belajar siswa dari siklus 1
ke siklus 2.
45
fdd
versi 12 diperoleh hasil sebagaimana nampak pada tabel 8 berikut ini:
Paired Difference
95%
Confidenc
Sig.
e
Std. Std. Interval of t df (2-
Devi Erorr the tailed)
Mean ation Mean Difference
Lowe Uppe
r r
Pair 1 Daftar
Nilai
Ulangan
- - -
Siklus 1 - 1.436
14.018 9.085 15.92 9.06 31 .000
Daftar 2
75 84 358 5
Nilai
Ulangan
Siklus 2
Dari data tabel hasil perhitungan SPSS versi 12 di atas diperoleh bahwa
harga t adalah sebesar = - 9,065 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, dengan
demikian maka dapat di tetapkan bahwa: Dari data tabel hasil perhitungan SPSS
versi 13 diperoleh bahwa harga t adalah sebesar = - 9,065 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000, dengan demikian maka dapat di tetapkan bahwa:
46
fdd
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari perolehan data analisis siklus 1 dapat dilihat bahwa hasil
belajar siswa belum memuaskan, karena ketuntasan secara kelompok baru
mencapai 75% (24 orang), jadi belum mencapai ketuntasan maksimum yang
diharapkan yaitu 100%. Ini berarti masih ada siswa 8 orang siswa atau 25% yang
perlu mendapat perlakuan khusus pada siklus berikutnya. Ditinjau dari hasil secara
individu dapat dilihat bahwa skor perolehan maksimum 88 dan skor perolehan
minimum 67. Realitas hasil ini menurut hemat peneliti disebabkan karena siswa
masih beradaptasi dengan metode pembelajaran Talking Stik, karena metode ini
secara relatif masih baru mereka temui. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Burhanuddin dan Soejoto pada tahun 2005 yang melaksanakan penelitian
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif model
Talking Stik di SMA Muhammadiyah II Mojosari, Mojokerto. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa bahwa pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti
yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa
Berkaitan dengan hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1
peneliti berkesimpulan melanjutkan tindakan pada siklus 2, hal ini dilakukan
dengan mempertimbangkan teori yang dikemukakan oleh Siverus (1991) yang
menyatakan bahwa penilaian hasil belajar bertujuan sebagai umpan balik kepada
siswa mengenai tingkat pencapaian materi pelajaran yang telah dipetajari sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya umpan balik ini maka fungsi
evaluasï (penilaian) adalah sebagai pendorong semangat agar para siswa dapat
meningkatkan kesungguhannya dalam belajar. Dengan kata lain bahwa hasil
prestasi belajar pada siklus pertama ini
47
fdd
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18,75% dari siklus 1 penerapan metode
pembelajaran Kooperatif modet Talking Stik.
Untuk pengamatan atas sikap siswa yang diperoleh dari data hasil
observasi/pengamatan kegiatan siswa selama melaksanakan proses pembelajaran,
maka jika dibandingkan siklus 1 dan siklus 2 juga menunjukan peningkatan. Skor
penilaian sikap siswa untuk komponen disiplin, menghargai pendapat orang lain,
frekuensi bertanya dan menanggapi pertanyaan yang pada siklus 1 berkategori
kurang menjadi baik. Hasil ini menunjukan bahwa motivasi siswa dalam
pembelajaran meningkat tajam
48
fdd
Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis data hasil belajar, pengamatan
atas sikap siswa selama proses pembelajaran dan hasil pengujian hipotesis siklus 1
dan 2 dengan menggunakan SPSS versi 12, dapat disimpuikan bahwa metode
pembelajaran Kooperatif model Talking Stik yang diterapkan pada pelajaran
Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII D di MTs Al Ikhlas Bontang, secara
signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
49
fdd
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan di atas, maka berikut ini disampaikan beberapa kesimpulan sebagai
hasil akhir dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan:
1. Penerapan metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran
materi Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan ketuntasan belajar
siswa dari pelaksanaan siklus 1 ke siklus 2 berturut turut: 75% dan 93,75%,
atau sekitar 18,75% Kenaikan bertahap ini disadari karena perubahan untuk
peningkatan tidak terjadi secara instan tetapi bertahap.
2. Kendala-kendala yang ditemui dalam kerangka pelaksanaan penerapan metode
Kooperatif model Talking Stik pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa
lndonesia khususnya pembelajaran materi Menceritakan Kembali Teks Cerita
Fantasi terutama karena belum terbiasanya siswa dengan penerapan strategi
ini.
B. Saran Saran
Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan di atas, berikut disampaikan
beberapa saran:
50
2. Kepada Kepala Sekolah, agar senantiasa memotivasi para guru untuk
melakukan penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas belajar mengajar,
guna perbaikan hasil dan keluaran sekolah.
4. Bagi peneliti yang Iain diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini
dengan mengadakan penelitian lain, yang berkaitan dengan inovasi
pembelajaran yang tidak terkaji pada penelitian ini.
51
DAFTAR PUSTAKA
6. Gie, The Liang. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta. Penerbit Liberty.
7. Kompas, 2004. Judul Berita: Televisi dan Kenakalan Remaia. Tanagal Terbit: Rabu, 22
Oktober 2004. Jakarta.
8. Loekmono, J.T.L. 1994. Belajar Bagaimana Bejalar. Jakarta. BPK Gunung Mulia.
9. Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar.
Remaja Rosdakarya. Bandung
10. Roestiyah, NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Bina Aksara. Jakarta.
11. Slamet PH. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yanq Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.
12. Soetopo. Diktat Evaluasi Pendidikan, (Tidak dipubilikasikan). FKIP Pendidikan Fisika
Universitas Mulawarman. Samarinda.
52
14. Winkel, WS. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan. Penerbit CV. Ilmu. Bandung.
15. htt://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick
53
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL IKHLAS
BONTANG MARDASAH TSANAWIYAH AL
IKHLAS
PERSIAPAN NEGERI
( NSS/NPSN : 212640 71002 / 30405584)
Jalan Kapt. Pierre Tendean No.20 RT.09 Komp.DepagBontang
Kuala Tel.(0548)3036051 Bontang
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Madrasa Tsanawiyah AI lkhlas
Bontang, dengan ini dinyatakan bahwa:
Nama : Sappeami, S Ag
NIP : 197210022005012007
Pangkat/ Jabatan : Penata Tk I, IIId
Unit Kerja : Mts AI lkhlas Bontang
Alamat Rumah : JI. Lumba lumba RT. 27 No. d Kel. Tanjung
Laut
Indah Bontang Selatan Kota Bontang
Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan bidang kajian : “Penerapan
Pembelajaran Model Talking Stik Untuk Meeningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Bahasa lndonesia Siswa keas VII D di MTs Al Ikhkas Bontang Tahun
Pelajaran 2017/2018”. Surat ijin PenelitianTindakan Kelas ini diberikan kepada yang
bersangkutan, dengan ketentuan
1. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan tidak mengganggu jadwal
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menjadi kewajiban yang
bersangkutan.
2. Penelitian Tindakan Kelas diwajibkan untuk melapor hasil penelitian kepada
sekolah, untuk dipergunakan sebagai bahan kajian/ kontribusi penelitian bagi
peningkatan kualitas proses belajar mengajar di MTs AT Ikhlas Bontang
Demikian surat ijin Penelitian Tindakan Kelas ini diberikan, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bontang 01 Oktober 2017
Kepala Sekolah
A. Kompetensi lnti
Indikator
54
C. Materi Pembelajaran
Keterampilan
Keterampilan
55
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat
Keterampilan
Sikap utama yang ditumbuhkan : pedu!i, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran dan
kerja sama, proaktif, dan kreatif.
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Mengucapkan salam, berdo'a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar
dan mengabsen peserta didik.
56
Bagian D : Konstruksi
Pertemuan Pertama (2 JP)
Mengamati judul, kerangka, dan langkah
Mengembangkan cerita fantasi
Mempertanyakan langkah membuat cerita fantasi dengan mengamati objek
Menggali informasi dari berbagai sumber langkah menulis cerita fantasi
Latihan menentukan kerangka cerita fantasi berdasarkan yang ditentukan/dipilih
siswa
Memajang kerangka cerita dan saling mengomentari serta meminta masukan
3. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah
dipelajari.
Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksnakan.
Siswa menerima umpan balik tentang preses pembelajaran
Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi)
minimal satu buah. Hasil bacaannya dituangkan pada jurnal harian
membaca.
Siswa menerima penyampaian tentang kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
1. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes tulis dan penugasan
Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu.
Indikator Soal :
Disajikan teks cerita fantasi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
57
4. Berfantasilah seakan-akan kamu mengembara pada 100 tahun yang akan
datang dengan kecanggihan teknologi yang luar biasa atau kondisi
lingkungan yang sudah sangat tercemar/ rusak.
5. Tulislah tema yang akan kamu tulis dalam bentuk pernyataan!
6. Tentukan latar!
7. Tulislah deskripsi tokoh-tokoh dalam ceritamu!
8. Buat sinopsis/ ringkasan cerita yang merupakan ringkasan kejadian dari awal
sampai akhir cerita!
Kunci Jawaban
1. Langkah menulis cerita fantasi: (1) Menemukan Ide Penulisan. (2)
Penggalian Ide Cerita Fantasi dari Membaca. (3) Membuat Rangkaian
Peristiwa. (4) Mengembangkan Cerita Fantasi.
2. Cerita fantasi dapat diperoleh dari pengamatan. Ide cerita fantasi juga dapat
diperoleh melalui membaca buku pengetahuan/ buku ilmiah tentang ruang
angkasa, hewan langka, biografi tokoh dan seterusnya. Ide cerita fantasi juga
dapat diperoleh dari membaca dan pengalaman mitos-mitos IokaI/ daerah.
3. Ide yang dikemukakan
4. Fantasi yang dikembangkan
5. Pernyataan yang dikemukakan.
6. Latar suasana, tempat dan Qatar waktu yang dikemukakan.
7. Deskripsi tentang tokoh-tokoh.
8. Hasil sinopsis
2. Penilaian Keterampilan
Menulis Cerita
Fantasi Praktikkan langkah-langkah menulis cerita fantasi pada jawaban no. 1 di atas
untuk berkarya!
Lakukan kegiatan berikut!
Merencanakan membuat
fantasi Mengembangkan
produk Memberi judul yang
menarik Menelaah untuk
Merevisi Memublikasikan
58
Rubrik penilaian dan penskoran. terlampir
3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alükasi waktu, sarana dan
media pembelajaran.
4. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
Media/alat : Buku,video.
Sumber Belajar :
Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami
59
POTO KEGIATAN PROSES ELAJAR MENGAJAR SIKLUS 1
60
61
64
65
DAFTAR NILAI KELAS VII D
SIKLUS I
NO NAMA NILAI
1 AGUSTINA SRI WAHYUNI 90
2 ALDY NOVA RAMADANU 70
3 ANGGUN PUTRI FELYTA CAHYA 86
4 ANISA 92
5 APRICILIA WAHYUNINGTYAS 86
6 BINTANG MAULANA YANUAR 72
7 CHAIRUNNISA 89
8 CICI LESTARI ANGGRAININGSIH 94
9 DENI RAHIM 70
10 DIKY RAHMAN 71
11 DIMAS 81
12 FITRA SYAHWA QHAERUNNISA 83
13 IBNU AHMAD FAUSAN AFFARAD 78
14 JUMARDI 70
15 MELDA PUTRI SUJAIN 90
16 MUHAMMAD ADITYA PUTRA W 70
17 MUHAMMAD AHYAR 70
18 MUHAMMAD FAHRI 71
19 MUHAMMAD NAUFAL AWALUDDIN 85
20 NAJWA H ISLAH NUR AMALIA 90
21 NAJWA MUHAMMAD 85
22 NASRULLAH YUSUF 82
23 NOVI FITRIANI 82
24 NUR AISYAH SALWA 86
25 RANI INDRIANI 84
26 RIKY RUDIANSYAH 70
27 RIZKY INDRA SAPUTRA 75
28 RIZKY AULIA GHIFARI 76
29 SAULKANI ABDILLAH 85
30 WINDI PUSPITA SARI 83
31 YOGA KAUSAR PRATAMA 80
32 MUH. ALIEF REZKY RAMADHAN 87
Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP SIKLUS 2
A. Kompetensi lnti
4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa
Indikator
68
• menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur,
dan kaidah penggunaan kata kaIimat/ tanda baca/ejaan
C. MaterI Pembelajaran
Keterampilan
69
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat
Keterampilan
Sikap utama yang ditumbuhkan . peduli, Jujur berkary, tanggung jawab, toleran dan
kerja sama, proaktif, dan kreatif.
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Mengucapkan salam, berdo'a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar
dan mengabsen peserta didik.
Guru bertanya-jawab tentang cerita fantasi yang telah dipelajari dan
mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dibuka dengan hal-hal yang dapat menggairahkan suasana belajar dan ada
hubungannyadengan materi yang akan dipelajari.
ibuka dengan hal-hal yang dapat menggairahkan suasana belajar dan ada
hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.
Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
Bertanya jawab tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari.
Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang.
2. Kegiatan Inti
70
Bagian D . Konstruksi
Pertemuan kedua (2 JP)
Mengamati kerangka yang telah dihasilkan pada pertemuan sebelumnya
Menanya
Bagaimana cara mengembangkan kerangka menjadi cerita utuh
Menggali informasi untuk mengembangkan kerangka cerita fantasi menjadi
cerita utuh
Latihan
Mengembangkan kerangka menjadi cerita
utuh Mencari data dari objek yang dipilih
Membaca berbagai buku dan mengamati berbagai objek yang sesuai untuk
mengembnagkan isi cerita
Menalar
Menyusun berbagai informasi menjadi bagian orientasi, komplikasi, dan
resolusi
Mencipta draft cerita fantasi
Mengomunikasikan hasil
Memajang/ menukarkan hasil untuk meminta masukan dari teman/ guru
Menyunting dan memperbaiki memperbaiki karya dari segi pilihan kata,
kalimat, atau aspek kesastraan ( kosistensi tokoh, atur, Qatar, sudut pandang,
dialog antar tokoh, dll)
Memublikasikan hasil
3. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah
dipelajari.
Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksnakan.
Siswa menerima umpan balik tentang proses pembelajaran.
Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi) minimal satu
buah. Hasil bacaannya dituangkan pada jurnal harian membaca.
71
1. Penilaian Pengetahuan
3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumr skan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu,
sarana dan media pembelajaran
4. Pembelajaran Pengadaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
F. Media/alat, Bahan dan Sumber
Belajar Media/alat Buku, video.
Bahan : Langkah menulis cerita fantasi.
Sumber Belajar * Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa lndonesia
SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 73 s.d 80.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Buku Guru Bahasa
Indoresia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 56
s.d 60
73
Mengetahui: Bontang, Oktober 2017
Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami
74
POTO KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR SIKLUS 2
DAFTAR NILAI KELAS VII D
SIKLUS
NO NAMA NILAI
1 AGUSTINA SRI WAHYUNI 92
2 ALDY NOVA RAMADANU 82
3 ANGGUN PUTRI FELYTA CAHYA 88
4 ANISA 94
5 APRICILIA WAHYUNINGTYAS 88
6 BINTANG MAULANA YANUAR 83
7 CHAIRUNNISA 91
8 CICI LESTARI ANGGRAININGSIH 96
9 DENI RAHIM 82
10 DIKY RAHMAN 81
11 DIMAS 83
12 FITRA SYAHWA QHAERUNNISA 85
13 IBNU AHMAD FAUSAN AFFARAD 80
14 JUMARDI 73
15 MELDA PUTRI SUJAIN 92
16 MUHAMMAD ADITYA PUTRA W 77
17 MUHAMMAD AHYAR 71
18 MUHAMMAD FAHRI 77
19 MUHAMMAD NAUFAL AWALUDDIN 87
20 NAJWA H ISLAH NUR AMALIA 92
21 NAJWA MUHAMMAD 87
22 NASRULLAH YUSUF 84
23 NOVI FITRIANI 84
24 NUR AISYAH SALWA 88
25 RANI INDRIANI 86
26 RIKY RUDIANSYAH 79
27 RIZKY INDRA SAPUTRA 77
28 RIZKY AULIA GHIFARI 78
29 SAULKANI ABDILLAH 87
30 WINDI PUSPITA SARI 85
31 YOGA KAUSAR PRATAMA 82
32 MUH. ALIEF REZKY RAMADHAN 89
Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami
81
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL IKHLAS BONTANG
MADRASAH TSANAWIYAH AL IKHLAS
PERSIAPAN NEGERI
( NSS/NPSN : 212640271002 / 30405584)
Jalan Kapt. Pierre Tendean No.20 RT.09 Komp.DepagBontang Kuala Tel.
(0548)3036051 Bontang
Parmono, S.Ag,M.Pd
NIP. 197008121997031004
82
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN
MGMP BAHASA INDONESIA SMP/MTs
SE-KOTA BONTANG
12 Maret 2018
Nomor : 35/MGMP-BIN/SMP BTG/III/2018
Perihal : Undangan
Hormat kami
Ketua MGMP
Widarminto,M.Pd.
NIP. 196710272000121001
Sambuta Pengawas
5. 11.25-11.30 .....................
Sekolah
Pemateri Seminar
6. 11.30-12.00 Presentasi
(Sappeami,S.Ag)
9. 12.45 Penutup MC
84
Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII D di MTs
Kooperatif Model Talkíng Stik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas Bontang Tahun Pelajaran 2017/2018 “ Yang
dilaksanakan Tahun 2018, dapat disimpulkan laporan tersebut, Diterima dan Disetujui
untuk dilaksanakan.
Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag
90
SEMINAR
LAPORAN PENELITIANTINDAKAN
KELAS
“PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL TALKING STIK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VII D
DI MTs AL IKHLAS BONTANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018