Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASS ROOM ACTION RESEARCH)

“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TALKING STIK UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI
TEKS CERITA FANTASI
PADA SISWA KELAS VII D DI MTs ALIKHLAS BONTANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018"

DISUSUN OLEH :
SAPPEAMI, S.Ag
NIP. 19721002 200501 2 007

PEMERINTAH KOTA BONTANG


KEMENTERIAN AGAMA KOTA BONTANG
MTs AL IKHLAS BONTANG

Alamat: Kapten Pierre Tendean No. 20 Kel. Bontang Kuala Kec. Bontang Utara

KOTA BONTANG
i

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian:
“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TALKING STIK UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI
TEKS CERITA FANTASI PADA SISWA KELAS VII D DI MTs AL IKHLAS
BONTANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018"

Pembimbing Bontang, 20 November 2017

Peneliti,

Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag
NIP. 197008121997031004 NIP. 197210022005012007

Mengetahui;

Kepala Kantor Kementrian Agama Kepala Sekolah


Kota Bontang Mts Al Ikhlas Bontang

Drs.H.Sulaiman Anwar Parmono,S.Ag,M.Pd


NIP. 196402211993031002 NIP. 197008121997031004
ii

ABSTRAK

Sappeami, 2017. PTK “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi pada
Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas BontangTahun Pelajaran 2017/2018”

Kata Kunci: Model Talking Stik, Respon Siswa, Hasil Belajar, Ketuntasan Belajar Penelitian

ini dilaksanakan di MTs Al lkhlas Kota Bontang, dirancang dengan


tujuan untuk mengetahui apakah penerapan strategi model pembelajaran Kooperatíf Model
Talking Sfik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa lndonesia.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hasil siswa serta kendala kendala
yang dihadapi dalam pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran metode
Kooperatif Model Talking Stik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (class
room action research) dengan menggunakan 2 (dua) siklus. Subjek penelitian adalah kelas
VII D MTs Al lkhlas Bontang, dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang sampel. Data diambil
dengan teknik observasi atau pantauan untuk penilaian/ evaluasi hasil belajar. Data
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis kuantitatif inferensial
untuk mengetahui dinamika peningkatan dan perkembangan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Hasil belajar siswa pada siklus terakhir telah
mencapai tingkat ketuntasan 75%, atau 24 orang, sedangkan yang tidak tuntas adalah
sebanyak 8 orang (25%). (2). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan
(signifikansi 0,000 pada taraf kepercayaan 905%: 0,05) sebesar 18,75% dari siklus 1 ke siklus
2 atau dari 75%; dan 93,75%. (3). Sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik atas 8 aspek sikap menunjukan peningkatan. (4). Kendala
kendala yang ditemui pada proses pembelajaran dengan penerapan strategi ini dapat diatasi
dengan memberikan motivasi dan arahan kepada siswa. (5). Hasil analisis dengan alat uji 1-
Test menunjukan peningkatkan hasil belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 (signifikansi 0,000 <
0,05 ; pada taraf 95% atau I hitung lebih besar dari pada t tabel: 4.307 > 2,020)
iii

Beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Bagi guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa lndonesía, dapat menerapkan metode pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik pada proses pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran

materi Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi. memerlukan kemampuan analisis dan
evaluasi; (2). Kepada Kepala Sekolah, agar senantiasa memotivasi para guru untuk
melakukan penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas belajar mengajar, guna perbaikan hasil
dan keluaran sekolah. (3). Bagi pengambil kebijakan untuk lebih giat memotivasi dan
memasyarakatkan budaya penelitian dikalangan guru, dengan mengadakan pelatihan dan
tomba ilmiah sejenis, sehingga pada gilirannya kualitas proses KBM akan meningkat. (4).
Bagi peneliti yang lain diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini dengan
mengadakan penelitian lain, yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran yang tidak terkaji
pada penelitian ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah swt, atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis
bisa menyelesaikan Laporan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik, Untuk
Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Pelajaran Bahasa lndonesia Kelas VII D di MTs Al
lkhlas Bontang Tahun 2017/2018” . Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Kepala Sekolah, Guru dan siswa kelas VII D MTs Al lkhlas Bontang atas segala kerja sama
dan kritiknya sehingga peneliti dapat lebih mengembangkan inovasi dalam pembelajaran.
Juga kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam proses penelitian ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, bahkan jauh dari
sempurna . Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya
tulis selanjutnya.
Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bermanfaat dan dapat rnenjadi
inspirasi bagi teman-teman guru, khususnya guru bidang studi Bahasa lndonesia dalam
rangka menghasilkan sumber Daya Manusia lndonesia yang berkualitas. Amin.

Bontang, November 2017

Penulis

Sappeami, S.Ag

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................................... i

Lembar Pengesahan..................................................................................................... ii

Abstrak ....................................................................................................................... iii

Kata Pengantar ........................................................................................................... iv

Daftar Isi ..................................................................................................................... V

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Cara Pemecahan Masalah ............................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Kontribusi/Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Metode Pembelajaran ................................................................. 7


B. Standar Kompetensi ..................................................................................... 10
C. Teori Belajar ................................................................................................. 21
D. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 24
E. Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................................ 25
F. Hipotesis Penelitian Tindakan ...................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian ....................................................................... 27

B. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 27

C. Sumber Data ................................................................................................ 34

vi

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................................... 34

E. Teknis Analisis Data ................................................................................... 34


F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 37

1. Hasil Penelitian Siklus 1 ........................................................................ 37

a. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus 1 .......................................... 37

b. Hasil Pengamatan Siklus 1 .............................................................. 38

c. Hasil Evaluasi Data Siklus 1 ........................................................... 38

1) Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1 ......................................... 38

2) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 .......... 39

3) Analisis Data Hambatan Penerapan Siklus 1 ........................... 39

d. Refleksi Siklus 1 ............................................................................ 40

2. Hasil Penelitian Siklus 2 ...................................................................... 41

a. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus 2 ........................................ 41

b. Hasil Pengamatan Siklus 2 ............................................................ 41

c. Hasil Evaluasi Data Siklus 2 .......................................................... 42

1) Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2 ........................................ 42

2) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ......... 42

3) Analisis Data Hambatan Penerapan Siklus 2 ........................... 43

B. Hasil Pengujian hipotesis ........................................................................... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 47

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 50

B. Saran Saran ........................................................................................... 50


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52

LAMPIRAN –LAMPIRAN

1. Surat ijin melaksanakan penelitian ...................................................... 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ...................................... 54

3. Photo Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1 ........................................... 60

4. Hasil Belajar Siklus 1 .......................................................................... 66

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ...................................... 68

6. Photo Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 2 ........................................... 75

7. Hasil Belajar Siklus 2 .......................................................................... 80

8. Surat Izin Telah Melaksanakan Penelitian .......................................... 82

9. Undangan Seminar Penelitian Tindakan Kelas ................................... 83

10. Jadwal Pelaksanaan Seminar ............................................................... 84

11. Daftar Hadir Seminar Penelitian Tindakan Kelas ............................... 85

12. Photo Seminar ..................................................................................... 87

13. Berita Acara Seminar .......................................................................... 90

14. Materi seminar PTK ............................................................................ 91

Viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa lndonesia di MTs Al lkhlas Kota Bontang merupakan mata

pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran Utama, karena Bahasa

lndonesia merupakan mata pelajaran yang di UN kan. Oleh karena itu siswa dituntut yang

maksimal, maka mata Pelajarab Bahasan lndonesia termasuk mata pelajaran kelompok

utama.

Kurangnya perhatian anak inilah yang membuat siswa kurang memperhatikan proses

pembelajaran yang berlangsung. Imbasnya adalah prestasi belajar murid dalam nilai

ulangan sering masih rendah. Di samping itu, realitasnya berdasarkan hasil pengamatan

terhadap proses pembelajaran dan hasil evaluasi hampir semua siswa pada setiap tingkat

merasa kesulitan untuk memahami materi yang dipelajari, terutama materi yang berkaitan

dengan keterampilan siswa untuk mengolah, menganalisis dan mengevaluasi data. Materi

Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi.

Materi pada mata pelajaran Bahasa lndonesia yang mewajibkan siswa memiliki

kemampuan seperti di atas. Sebagai contoh pada materi Menceritakan Kembali Teks

Cerita Fantasi, yang merupakan suatu materi pada pelajaran Bahasa Indonesia, hasil

ulangan sumatif dan ulangan harían yang diberikan guru belum menunjukkan hasil yang

diharapkan. Tabel berikut ini memperlihatkan hasil ulangan pada materi Menceritakan

Kembali Teks Cerita Fantasi pada tahun pelajaran 2017/2018.

1
Tabel 1: Nilai Ulangan Harian Materi Memahami dan Menciptakan Cerita Pantasi di kelas

VII MTs Al lkhlas Bontang Tahun Pelajaran 2017/2018

Jenis Evaluasi
Kelas Rata-rata

VII C VII D

Harian 50,62 67,00 79,70

Sumatif 50,67 70,00 83,45

Sumber: Data dari Guru Bahasa lndonesia MTs Aï lkhlas Bontang.

Kondisi di atas menjadi tantangan tersendiri bagi guru Bahasa lndonesia di MTs Al

lkhlas Bontang. Peranan guru sangat disadari tidak hanya membuat agar siswanya

mendapat nilai yang tinggi, akan tetapi juga harus dapat memenuhi kriteria yang

memungkinkan setiap siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Roestiyah

NK (1982) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mencari, menemukan,

dan melihat pokok masalah. Sehingga bila seorang siswa sedang terlibat dalam suatu

proses belajar, maka ia harus berusaha untuk mencari, menemukan dan melihat sesuatu

yang sedang dipelajarinya. Agar siswa dapat melakukan hal seperti itu, maka proses

belajar mengajar harus ditunjang oleh pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat oleh

seorang guru.

Pendekatan atau metode pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru adalah cara

guru mengajar, guru di dalam kelas. Metode atau pendekatan yang umum dilakukan

seorang guru di antaranya ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimen. Tentu saja

tidak semua metode tersebut harus dipergunakan,

2
tetapi pada prinsipnya pada waktu satu kali mengajar, tidak hanya satu metode mengajar.

(Engkoswara ; 1984 ).

Oleh sebab itu pada proses belajar, termasuk mata pelajaran Bahasa lndonesia,

metode pengajaran yang dipergunakan oleh guru memegang peranan penting untuk

mencapai tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap mata pelajaran. Dengan metode

pengajaran yang tepat seorang siswa dapat lebih menyenangi mata pelajaran tersebut,

sehingga dapat lebih mudah menyerap materi yang diberikan guru. Sebaliknya, jika

metode pengajaran yang dipergunakan oleh guru kurang tepat, maka siswa cenderung

untuk tidak menyukai mata pelajaran Bahasa lndonesia. Dampak dari ketidaksukaan

seorang siswa terhadap mata pelajaran akan membuat siswa tersebut susah untuk

memahami dan menyerapnya. Jika ini yang terjadi, maka tujuan mata pelajaran Bahasa

lndonesia, yaitu menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

nilai ilmiah siswa, suiit untuk dicapai.

Bertitik tolak dari kenyataan itu, maka perlu dicari alternatif solusi dengan

melakukan inovasi - inovasi baik dalam metode penyampaian maupun penggunaan

strategi pembelajaran yang memungkinkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa

tersebut dapat di minimalisir. Sehingga siswa dapat mengembangkan potensi diri dan

minatnya untuk hasil belajar yang lebih baik. Salah satu strategi yang direncanakan

sebagai solusi bagi permasalahan kurangnya perhatian dan motivasi siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagaimana disebutkan di atas, adalah

dengan jalan mengujt coba metode pembelajaran yang baru, yaitu dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif model Talking Stik. Hal ini diharapkan

3
merupakan suatu bentuk solusi bagi upaya peningkatan hasil belajar siswa khususnya

mata pelajaran Bahasa lndonesia di MTs Al lkhlas Bontang.

Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, maka penelitian ini terasa penting

untuk dilaksanakan. Sesuai dengan itu, maka penulis mengambil judul “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik Untuk Meningkatkan Keterampilan

Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi Pada Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas

BontangTahun Pelajaran 2017/2018”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diungkapkan di atas, dapatlah dibuat

perumusan masalah:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif model Talking Stik dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa

kelas VII MTs Al Ikhlas Bontang?

2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan strategi kooperatif model

Talking Stik pada pembelajaran pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VII MTs

Al Ikhlas Bontang?

C. Cara Pemecahan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (class room action research), yaitu

melakukan percobaan-percobaan dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

model Talking Stik. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

4
1. Penyiapan dengan menyusun rencana pembelajaran dengan cara menyisipkan metode
pembelajaran kooperatif model Talking Stik pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) Bahasa Indonesia.

2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan rencana pembelajaran yang telah


disisipkan metode pembelajaran kooperatif model Talking Stik.

3. Melakukan pengamatan/ observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

4. Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

5. Melakukan diskusi tentang berbagai kesulitan yang dihadapi siswa, saat


melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model Talking
Stik.

6. Mengumpulkan dan menganalisis data.

Langkah langkah pemecahan masalah di atas diyakini akan mampu menyelesaikan


permasalahan kurang optimalnya proses pembelajaran Bahasa lndonesia yang selama ini
dilaksanakan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian tindakan ini adalah:

1. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Talking Stik.

2. Menemukan dan mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa

dalam pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Talking Stik.

5
E. Kontribusi/Manfaat Penelitian

Kontribusi penelitian yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian tindakan

kelas ini adalah:

1. Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi sekolah dalam rangka

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.

2. Hasil penelitian akan memberikan pengalaman dan memperkaya pemahaman

bagi guru berkaitan dengan bidang kajiar metode pembelajaran guna peningkatan kualitas

hasil belajar, pada gilirannya menjadikan guru senantiasa melakukan perubahan

dan melaksanakan tindakan yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai acuan

terutama berkaitan dengan penelitian tindakan kelas dengan bidang kajian penerapan

variasi metode pembelajaran, terutama pembelajaran kooperatif model Talking Stik.

6
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (1990) mengemukakan bahwa dalam


metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol, yakni metode
mengajar dan media pengajaran, sebagai alat bantu mengajar. Dari pendapat
tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa kedudukan metode pengajaran
memegang peran yang sangat penting, dalam komponen untuk mengajar sebagai
salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru siswa dan interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Metode pengajaran yang tepat, dapat
membuat proses belajar mengajar menjadi lebih berkualitas. Guru dan siswa dapat
berinteraksi dengan optimal, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah
dicapai.

Penggunaan metode pengajaran yang tepat akan mempengaruhi kualitas


proses belajar mengajar, dapat disin›ak dari pendapat beberapa ahli sebagai
berikut: W. James Popham dan Eva L Baker (1990) mengajar secara efektif sangat
bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan
tujuan mengajar. Kemudian mereka juga mengemukakan bahwa cara belajar
mengajar yang lebih baik adalah mempergunakan kegiatan murid-murid sendiri
secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanaKan kegiatan-kegiatan
sedemikian rupa secara kontinyu dan juga melalui kerja kelompok.
Engkoswara (1984) mengemukakan terdapat beberapa metode mengajar, di
antaranya metode ceramah, karyawisata, diskusi, demonstrasi, sosiodrama,
kolaboratif dan tanya jawab. Untuk memilih metode yang tepat dalam suatu proses
belajar mengajar maka seorang guru harus mengatahui prinsip-prinsip dalam
metode mengajar, seperti yang dikemukakan TB. Bahtiar Rifai, yang dikutip oleh
Engkoswara dalam bukunya, yaitu:
a). Azas maju berkelanjutan (continous progress), yang artinya memberi
kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan
kemampuannya.

7
b) penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk
mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi, dari pada
yang diberikan oleh guru.
c) Bekerja secara team, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu
pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama.
d) Multidisipliner artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu,
meninjau dari berbagai sudut, misalnya masalah rambut gondrong dapat
dilihat dari sudut kesehatan, keindahan, dan pandangan orang.

e) Fleksibel, dalam arti dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat


struktur dan urutan (Richey, 1986). Talking Stih adalah metode yang pada mulanya
digunakan penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku),sebagai mana
dikemukakan Carol Locust berikut ;

The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a
means of just and impartial healing. The talking stick was commonly used in
council circles to decide who had the right fo speak. When matters of great
concern would come before the council, the leading elder would hold the talking
stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would
hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this
manner, the stick would be passed from one individual to another until all who
wanted fo speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe
keeping.

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku


Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara
sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak
berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia
harus memegang tongkat berbıcara. Tongkat akan

8
pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara
ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran
berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penje!
asan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian
Talking stick termasuk salah satu modet pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD,
SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembe!ajaran ini akan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-
langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.
(htt://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/)

Langkah-langkah pembelajarän Talking Stik.

1 . Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajarí
materi pada pegangannya/paketnya

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa


untuk menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5 Guru memberikan kesimpulan

6. Evaluasi

7. Penutup

9
Model pembelajaran Talking Stik ini membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini
minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.

B. Standar Kompetensi Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di MTs Al lkhlas Bontang sebagaimana


dijelaskan di atas, adalah termasuk kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, Bahasa Inggris yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
1. Teks deskripsi

2. Pengertian teks deskripsi

3. Isi teks deskripsi

4. Ciri umum teks

5. deskripsi

6. Struktur teks deskripsi

7. Kaidah kebahasaan

10
8. Struktur teks deskripsi dan contoh-contoh telaahannya

9. Kaidah-kaidah kebahasaan teks eksposisi dan contohcontoh telaahannya

10. Prosedur/langkah menulis teks deskripsi

11. Teknik penyuntingan

12. Deskripsi

13. Pengertian dan contohcontoh teks narasi (cerita fantasi)


14. Unsur-unsur teks cerita narasi
15. Struktur teks narasi
16. Kaidah kebahasaan teks narasi
17. Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
18. Penceritaan kembali isi teks narasi
19. Struktur teks cerita fantasi (orientasi, komplikasi, resolusi)
20. Kebahasaan teks cerita fantasi
21. Prinsip memvariasikan teks cerita fantasi
22. Ejaan dan tanda baca
23. Langkah-langkah menulis cerita fantasi

Test Prosedur
24. Ciri umum teks prosedur
25. Struktur teks:
26. Tujuan, bahan, alat langkah,
27. Ciri kebahasaan: kalimat perintah, kalimat saran, kata benda, kata kerja, kalimat
majemuk (dengan, hingga, sampai), konjungsi urutan (kemudian, selanjutnya, dll)

28. Simpulan isi teks prosedur

29. Variasi pola penyajian tujuan, bahan/alat langkah


30. Variasi kalimat perintah/saran/larangan
31. Prinsip penyusunan kalimat perintah
32. Pilihan kata dalam penyusunan teks prosedur
33. Prinsip penggunaan kata/kalimat/tanda baca dan ejaan

Teks Laporan hasil observasi


34. Daftar informasi isi teks laporan hasil observasi (LHO)

11
35. Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
36. Ciri umum laporan
37. Struktur teks LHO
38. Variasi pota penyajian teks LHO
39. Variasi kalimat definisi, variasi pota penyajian teks LHO

Puisi rakyat
40. Ciri puisi rakyat (pantun, gurindam, syair)
41. Cara menyimpulkan isi pada pantun, gurindam, dan syair
42. Pota pengembangan isi pantun, gurindam, dan syair
43. Variasi kalimat perintah, saran, ajakan, larangan dalam pantun

Fabel/legenda
44. Ciri cerita fabel/legenda
45. Langkah memahami isi cerita fabel
46. Langkah menceritakan kembali isi fabel/legenda

47. Struktur teks fabel/legenda:


1) orientasi
2) komplikasi
3) resolusi
4) koda
5) Teknik penggambaran tokoh

6) Pemeranan isi fabel/legenda daerah setempat

48. Surat pribadi dan surat dinas


1) Informasi isi surat pribadi, surat dinas
2) Isi surat pribadi dan dinas

49. Simpulan isi surat pribadi dan dinas

50. Unsur-unsur surat pribadi dandinas

51. Kebahasaan surat priadi dan dinas


52. Cara menulis surat pribadi dan dinas
53. Literasi buku fiksi dan
nonfiksi
54. Unsur-unsur buku

55. Cara membaca buku dengan SQ3R, yaitu


12
1) Survey atau meninjau,
2) Question atau bertanya, Read atau membaca,
3) Recite atau Menuturkan
4) Review atau mengulang
56. Cara membuat rangkuman
57. Hubungan antarunsur buku

58. Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca

59. Hubungan antarunsur buku


60. Contoh penyusunan tanggapan
61. Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca

Sesuai dengan kurikulum yang digunakan di lokasi penelitian maka standar


kompetensi dan pembelajaran yang dipersyaratkan untuk siswa tingkat VII semester
1 dan 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Kompetensi Pembelajaran

3.1. Mengidentifikasi • Mengamati model-model teks deskripsi


informasi dalam teks • Merumuskan pengertiaan dan
deskripsi tentang objek menjelaskan isi teks deskripsi
(sekolah, tempat wisata, • Mendaftar ciri umum teks deskripsi yang
tempat bersejarah, dan atau mencakup struktur dan kaidah kebahasaannya
suasana pentas seni daerah)
yang didengar dan dibaca

4.1. Menentukan isi teks • Mengerjakan sejumlah kegiatan secara


deskripsi objek (tempat berkelompok dan individual untuk
wisata, tempat bersejarah, menentukan isi dan ciri-cirinya berdasarkan
suasana pentas seni daerah, struktur dan kaidah-kaidahnya
dll) yang didengar dan • Mengidentifikasi modet teks observasi
dibaca
13
Standar Kompetensi Pembelajaran

Lainnya lainnya dari berbagai sumber untuk


menentukan isi dan ciri-cirinya
3.2.Menelaah struktur dan • Mengamati modet struktur dan kaidah-
kaidah kebahasaan dari teks kaidah teks deskripsi
deskripsi tentang objek • Membaca teks deskripsi untuk ditelaah
(sekolah, tempat wisata, struktur dan kaidahkaidah kebahasaannya
tempat bersejarah,dan
atau
suasana pentas seni
daerah)
yang didengar dan
dibaca

4.2.Menyajikan data, gagasan, • Menyajikan teks deskripsi berdasarkan hasil


kesan dalam bentuk pengamatan terhadap sebuah objek
teks deskripsi tentang objek
lingkungan
(sekolah, tempat wisata,
• Melakukan penyuntingan terhadap teks
tempat bersejarah, dan deskripsi teman
atau
suasana pentas seni
daerah)
secara tulis dan lisan
dengan
memperhatikan struktur,

kebahasaan baik secara lisan


dan tulis

3.3.Mengidentifikasi • Mengamati modet-model teks narasi


unsurunsur teks narasi • Mendaftar isi, kata ganti, konjungsi
(cerita fantasi) yang dibaca (kemudian, seketika, tiba-tiba
dan didengar sementara itu), kalimat yang
Standar Kompetensi Pembelajaran
14 Menunjukkan rincian latar,
watak,peristiwa,kalimat langsung dan
tidak langsung pada teks cerita fantasi

4.3. Menceritakan kembali isi teks


narasi (cerita fantasi)yang  Mendiskusikan ciri umum teks cerita
didengar dan dibaca fantasi, tujuan komunikasi cerita
fantasi, struktur teks cerita fantasi

 Menyampaikan secara lisan hasil


diskusi ciri umum cerita fantasi tujuan
komunikasi, danragam/jenis cerita
fantasi, struktur cerita fantasi

 Menceritakan kembali dengan cara


naratif

3.4. Menelaahstruktur dan


kebahasaan teks narasi(cerita  Mendata struktur dan kebahasaan teks
fantasi) yang dibaca dan cerita fantasi
didengar  Mendiskusikan prinsip memvariasikan
cerita fantasi, penggunaan bahasa pada
cerita fantasi, enggunaan tanda
baca/ejaan

4.4. Menyajikan gagasan kreatif


dalam bentuk cerita fantasi  mengurutkan bagian-bagian cerita
secara lisan dan tulis dengan fantasi, memvariasikan cerita fantasi
memperhatikan struktur dan misal: mengubah narasi menjadi dialog,
penggunaan bahasa mengubah alur, mengubah akhir cerita
dll), melengkapi, dan menulis cerita
fantasi sesuai dengan kreasi serta
memperhatikan ejaan dan tanda baca

 Mempublikasikan karya cerita fantasi/


mempresentasikan karya

3.5 Mengidentifikasi teks • Mendaftar kalimat perintah, saran,

15
Standar Kompetensi Pembelajaran
Prosedur tentang cara larangan pada teks prosedur
melakukan sesuatu dan cara
membuat (cara memainkan  Mendaftar kalimat yang menunjukkan
alat musik/tarian daerah, cara tujuan, bahan, alat, langkah-langkah
membuat kuliner khas
daerah, dll.) dari berbagai
sumber yang dibaca dan
didengar
4.5. Menyimpulkan isi teks  Mendiskusikan ciri umum teks prosedur,
prosedur tentang cara tujuan komunikasi, struktur,
melakukan sesuatu dan cara ragam/jenis teks prosedur, teks
membuat (cara memainkan prosedur, isi teks prosedur
alat musik/tarian daerah, cara  Menyampaikan secara lisan hasil
membuat kuliner khas daerah diskusi ciri umum teks prosedur, tujuan
dll.) dari berbagai sumber komunikasi, dan ragam/jenis teks prosedur
yang dibaca dan didengar
yang dibaca dan didengar

3.6.Menelaah struktur dan aspek  Mendata jenis-jenis dan variasi pota


kebahasaan teks prosedur penyajian tujuan, bahan dan alat, langkah
tentang cara melakukan teks prosedur
sesuatu dan cara membuat  Menyusun teks prosedur dengan
(cara memainkan alat memperhatikan struktur, unsur kebahasaan
musik/tarian daerah, cara dan isi
membuat kuliner khas daerah,
membuat cindera mata, dIl.)
dari berbagai sumber yang

16

11
Standar Kompetensi Pembelajaran
dibaca dan didengar
6 Menyajikan data rangkaian  Menyunting dan memperbaiki teks prosedur
kegiatan ke dalam bentuk yang ditulis dari segi isi, pilihan
teks prosedur (tentang cara kata/kalimat/paragraf dan penggunaan tanda
memainkan alat musik baca/ejaan
daerah, , tarian daerah, cara  Memublikasikan teks prosedur yang dibuat

membuat cinderamata, dll)


dengan memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan,dan isi secara
lisan dan tulis
3.7.Mengidentifikasi  Mendaftar dan mendiskusikan informasi isi,
informasi dari teks laporan kalimat definisi, kalimat untuk klasifikasi,
hasil observasi berupa buku kalimat rincian dalam teks laporan observasi.
pengetahüan yang dibaca
atau diperdengarkan
4.7. Menyimpulkan isi teks  Merinci isi teks LHO (bagian
laporan hasil observasi definisi/klasifikasi,deskripsi bagian, penegasan)
yang berupa buku  Menyajikan hasil diskusi tentang isi bagian dan

pengetahuan yang gagasan pokok yang ditemukan pada teks LHO

dibaca dan didengar


Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi

3.8. Menelaah struktur,  Mendiskusikan struktur,kebahasaan, dan nilai


kebahasaa, dan isi teks teks LHO
laporan hasil observasi  Mendata jenis-jenis dan variasi pola penyajian
yang berupa buku definisi,klasifikasi,deskripsi

17
Standar Kompetisi Pembelajaran
gurindam, dan syair
4.10 Mengungkapkan
Standar Kompetensi  Mendemonstrasikan berbalas pantun secara
Pembelajaran
gagasan, perasaan, berkelompok
pesan dalam
Pengetahuan yang bentuk
dibaca bagian
puisi rakyat secara lisan
atau diperdengarkan
dan tulis dengan
4.8. Menyajikan rangkuman 
memperhatikan Merangkum teks LHO
teks struktur,rima,
laporan hasil 
dan Mempresentasikan teks LHO yang ditulis
observasi yang bahasa
penggunaa berupa
buku pengetahuan
3.11 Mengidentifikasisecara
tentang 
Mencermati cerita rakyat (fabel dan informasi
lisan fabel/legenda
dan tulis dengan
daerah legenda) yang berasal dari daerah setempat
memperhatikan kaidah
setempat yang dibaca  Mendata kata ganti, kata kerja, konjungsi, dan
kebahasaan atau aspek
dan didengar kalimat langsung dan tidak langsung, tema,
lisan alur, karakter tokoh, latar, sudut pandang,
amanat, dan gaya bahasa pada pandang, amanat,
3.9 Informasi (pesan, rima,  Mendiskusikan ciri umum dan tujuan
dan gaya bahasa pada fabel/legenda
dan pilihan kata) dari komunikasi puisi rakyat (pantun,yang
4.11 Menceritakan kembali  Berlatih menceritakan isi fabel/legenda
puisi rakyat (pantun,
isi fabel/legenda daerah gurindam,syair)
dibaca
syair, dan bentuk puisi  Mendaftar kalimatkembali
 Menceritakan perintah, saran, ajakan,yang
isi fabel/legenda
setempat
rakyat setempat) yang larangan,
dibacakalimat pernyataan, kalimat majemuk
dibaca dan didengar dan kalimat tunggal dalam puisi rakyat (pantun,
gurindam,syair)

4.9. 3.12
Menyimpulkan
Menelaah struktur 
isi puisi dan  Mendiskusikan
Menyimpulkan ciri struktur
umum, tujuan komunikasi, dan
teks fabel/legenda
rakyatkebahasaan
(pantun, syair, dan ragam/jenis
kebahasaanpuisi
yangrakyat, kata/kalimat
digunakan yang
(variasi penyajian,
bentuk puisi
fabel/legenda rakyat
daerah digunakan padapengembangan)
variasi pola puisi rakya (pantun, gurindam,
setempat) yang disajikan
setempat yang dibaca  Mendata isi,
syair) memperbaiki pilihan kata,
dan didengar kalimat narasi, dialog, penyajian latar agar cerita
3.10 Menelaah struktur dan  Menyimpulkan
menjadi lebihprinsip
menarik pengembangan pantun,
kebahasaan puisi gurindam,
 Menulis danfabel/legenda
syair,penggunaan, konjungsi
berdasarkan ide yang
rakyat(pantun, syair, dan (kalau, jika agar,
direncanaan dankarena itu,diperoleh
data yang dll) pada pantun,
bentuk
4.12 Memerankan
puisi isi rakyat gurindam,
Memerankan dan menceritakan
dan syair
setempat) yang dibaca  Memvariasikan,melengkapi isi, menurutkan, dan
dan didengar menulis pantun.

18
19
Standar Kompetensi Pembelajaran

Fabel/legenda daerah Fabel/legenda yang berasal dari daerah setempat


setempat yang dibaca
dan didengar

3.13Mengidentifikasi  Mendata isi surat pribadi dan surat dinas


informasi (kabar
keperluan, permintaan,  Mendiskusikan isi surat pribadi dan dinas
dan/atau permohonan)
dari surat pribadi dan
surat dinas yang dibaca
dan didengar
4.13Menyimpulkan isi(kabar,  Menyimpulkan isi surat pribadi dan surat dinas
keperluan, permintaan,
dan/atau permohonan)
surat pribadi dan surat
dinas yang dibaca atau
diperdengarkan
3.14 Menelaah unsur-unsur  Mengidentifikasi unsur-unsur surat pribadi
dan kebahasaan dari dan sistematika surat dinas surat
surat pribadi dan surat
dinas yang dibaca dan
didengar
4.14Menulis surat (pribadi  Mendiskusikan karakteristik bahasa dan urutan
dan dinas) untuk surat pribadi dan dinas
kepentingan
3.15 Menemukan unsur-unsur  Mendata sub-bab buku
dari buku fiksi dan  Membaca garis besar isi subbab
nonfiksi yang dibaca  Menentukan gagasan pokok isi buku
4.15Membuat peta  Membuat peta pikiran isi buku
pikiran/rangkuman alur  Mempresentasíkan hasil peta pikiran isi buku
tentang isi buku yang dibaca

20

Standar Kompetensi Pembelajaran

nonfiksi /buku fiksi yang


dibaca
3.16 Menelaah hubungan  Mendata bagian isi yang akan
unsur-unsur dalam buku ditanggapi,penggunaan bahasa dalam buku, dan
fiksi dan onfiksi sistematika buku
4.16 Menyajikan tanggapan  Menyusun tanggapan dalam bentuk
terhadap isi buku fiksi komentar terhadap isi, sistematika,
nonfiksi yang dibaca kebermaknaan buku, penggunaan bahasa,
dan tanda baca/ejaan

 Memublikasikan komentar terhadap buku


yang dibaca

Sumber: K 13, MTs Al lkhlas Bontang

A. Teori Belajar

1. Pengertian Belajar dan Mengajar

Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-


tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya, jika seorang guru mengartikan
belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta, akan lain cara mengajarnya dengan
guru yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tetang belajar terutama belajar di
sekolah, perlu dirumuskan secara jelas penertian belajar.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi
termasuk ahli psikologi pendidikan.
Pengertian belajar menurut Slamet PH (1995 : 2), " ialah suatu proses usaha
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".

21
Thursan Hakim (2002 : 1) mengemukakan “ Belajar adalah suatu proses
perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir
dan lain-lain kemampuan".
Selaras dengan pendapat sebelumnya, Mulyono Abdurrahman (1999
37) mengatakan bahwa "belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif
menetap".

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar tersebut di atas,


dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku yang meliputi pengetahuan, keterampi!an dan perubahan sikap
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak


Zaman dahulu sampai sekarang. Pengertian mengajar mengalami
perkembangan, bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat bagi
semua mengenai mengajar itu. Berkaitan dengan hal ini, Slamet PH (1995 29-30)
mengemukakan teori-teori yang dikaitkan dengan mengajar, yaitu:

a) Definisi yang lama: mengajar ialah penyerahan kebudayaan berupa


pengalaman- pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau usaha
mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi
penerus.
b) Definisi dari De Queliy dan Gajali: mengajar adalah menanamkan
pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
c) Definisi yang modern di negara-negara yang sudah maju: “Theaching is
the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada murid
dalam proses belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah murid
yang mengalami proses belajar, sedangkan guru hanya membimbing,
menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian murid
Berdasarkan definisi-definisi tentang mengajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa mengajar adalah memberi bimbingan untuk menanamkan

22
pengetahuan, pengalaman dan kecakapan kepada murid dengan cara yang tepat.

2. Pengertian Hasil Belajar

Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut


kemampuan. Hasil belajar dapat berupa keterampilan-keterampilan intelektual
yang memungkinkan kita berinteraksi dengan lingkungan melalui pengamatan
simbol-simbol atau gagasan-gagasan, strategi kognitif yang merupakan proses-
proses kontrol dan dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, meliputi strategi-
strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan, strategi meta kognitif,
dan strategi afektif.

Hasil hasil belajar yang lain adalah informasi verbal sikap-sikap dan
keterampilan motorik. Didasarkan atas model pemrosesan informasi bahwa suatu
tindakan belajar meliputi tujuh fase belajar yang merupakan kejadian- kejadian
eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru dan setiap fase ini
dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa.
Ketujuh fase tersebut menurut Robert M. Gagne, (1916) berturut-turut ialah : (1).
fase motivasi, (2). fase penekanan, (3). fase perolehan, (4). fase retensi, (5). fase
generalisiasi, (6). fase penampilan dan (7). fase umpan balik.

Hasil belajar diwujudkan dalam bentuk penilaian. Adapun penilaian tersebut


memiliki arti antara lain:

a) Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa, adalah upaya pengumpulan


informasi tentang kemajuan belajar siswa.

b) Penilaian bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk


keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa dan untuk
memperoleh umpan balik (feed back) bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar.

c) Penilaian hasil belajar dilaksanakan pada akhir setiap semester, akhir tahun
pelajaran yang dilaksanakan di setiap sekolah

d) Penilaian hasil belajar dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan


keberhasilan siswa pada suatu jenjang sekolah

23
e) Penilaian dari hasil belajar diperoleh melalui tes dan dapat dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran sudah berhasil dikuasai oleh setiap
siswa.

Menurut Siverus (1991), bahwa penilaian hasil belajar bertujuan sebagai


umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian materi pelajaran yang
telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya umpan
balik ini maka fungsi evaluasi (penilaian) adalah sebagai pendorong semangat agar
para siswa dapat meningkatkan kesungguhannya dalam belajar.

3. Ketuntasan Belajar

Belajar tuntas merupakan suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian


besar siswa tujuan [basic learning objective) tertentu secara tuntas. Penguasaan
terhadap tujuan sehingga dapat dikatakan tuntas memiliki standar tertentu sesuai
dengan tuntutan masing -masing tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian standar
dalam belajar tuntas pada umumnya para siswa diharapkan minimal menguasai 85
% dari jumlah populasi peserta didik dan dari 85 % siswa harus menguasai
sekurang-kurangnya 70 % tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Burhanuddin dan Soejoto, 2005. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang


dilaksanakan di kelas I IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari, Mojokerto dengan
menggunakan metode pembelajaran Talking Stik pada pembelajaran mata pelajaran
Geografi yang dilaksanakan dalam 2 siklus.

Hasil penelitian tindakan menunjukan bahwa pada siklus pertama belum bisa
mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah
ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti
ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar
IPS Geografi.
24

C. Kerangka Berfikir Penelitian

Kerangka berfikir atau alur penalaran penelitian yang menjadi landasan


penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Melakukan observasi awal untuk
menemukan masalah yang berkaitan dengan tujuan penelitian; (2). Menetapkan
rumusan masalah; (3). Menetapkan cara pemecahan masalah; (4). Mengkaji teori dan
hasil penelitian yang reIevan/ terkait dengan judul penelitian; (5). menetapkan
hipotesis tindakan; (6). Melaksanakan tindakan di kelas; (7). Menganalisis data; (8).
Menarik kesimpulan. Untuk lebih jelas berikut disampaikan diagram alur penaIaran/
kerangka berfikir yang mendasari penelitian ini:

Solusi

HASIL BELA.JAR SENI BUDAYA SISWA


Permasalahan

Hasil Belajar

Siswa Renda
Tindakan Perencanaan
Hasil
Minimnya Penerapan Pelaknanaan
Akhir
Metode TS pengamatan
Perliatian

Karena

Metode
MENIGKAT??

Kurang
Kendala

Tepat?

Gambar 1. Kerangka Berfikir/ Alur Penalaran PTK

D. Hipotesis Penelitian Tindakan

Hipotesis adalah penyataan sementara yang kebenarannya perlu di uji


Sedangkan hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berdasarkaa kajian
25

teoritik dan kerangka berfikir (Nurjanah N, 2000)

Berdasarkan beberapa landasan teori di atas, maka dapat ditarik beberapa


hipotesis pendahuluan untuk mengarahkan penelitian selanjutnya, dan memberikan
jawaban tentatip terhadap permasalahan yang diangkat sebagai berikut. Metode
pembelajaran Talking Stik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa lndonesia.
26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di MTs Al lkhlas Bontang, yaitu salah satu MTs di


Kelurahan Bontang Kuala Bontang Utara Kota Bontang yang memiliki 10 kelas,
dengan jumlah siswa sampai dengan tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebanyak
365 orang siswa.

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada siswa kelas VII D, yang

melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan jumlah siswa

yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah sebanyak 32 siswa.

Bidang kajian yang diteliti adalah penggunaan variasi metode

pembelajaran guna peningkatan kualitas hasil belajar khususnya mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MTs AI lkhlas Bontang.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini termasuk ke daiam keiümpoi‹ penelitian tindakan kelas, yang


berupaya untuk merumuskan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses dan produk belajar mengajar di kelas. Penelitian dilaksanakan dengan
dua siklus, yang masing masing siklus terdiri atas: a). Perencanaan;
b). Pelaksanaan; c). Pengamatan; d). Refleksi. Sedangkan alur prosedur penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan adalah sebagaimana nampak pada gambar 1 dibawah
ini:

27
Permasalalian Hasil Perencanaan Pelaksanaa
belajar rendah Tindakan ï n Tindakan
1

Refleksi Pengamata
Perencanaa TindaLan n
n 1 Tindakan
Tindakan 2 1

Refleksi Pengamata
Tindakan n Tindakan Permasalahan
2 2 Baru Hasil
Refleksi

Hasil dan Tindak Lanjut


PTK

Gambar 2. Alur Prosedur Penelitian

Secara lebih rinci pengembangan untuk setiap siklus pada penelitian yang
dilaksanakan, dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Pengembangan Tahapan per Siklus Penelitian

SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Siklus I Perencanaan 1. Menentukan pokok bahasan, dalam hal ini


ditetapkan materinya yaitu Menceritakan
Kembali Teks Cerita Fantas

2. menyisipkan strategi pembelajaran Kooperatif


model Talking Stik pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang bertujuan
untuk memudahkan mengontrol kegiatan

28
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

belajar mengajar.

3. Menentukan skenario pembelajaran dengan


menerapkan strategi pembelajaran Kooperatif
model Talking Stik dengan langkah sebagai berikut:
menerapkan pembelajaran Kooperatif model
Talking Stik, dan latihan, (2) menggunakan sumber
belajar berupa buku teks pelajaran wajib dan
perpustakaan, (3) melakukan pendampingan atau
bimbingan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan
pembelajaran, dan (4) mengadakan penilaian
dengan sistem penilaian dan memberikan balikan
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
guna perbaikan.
Stik
4. Membuat lembar penilaian
4. Memberikan bimbingan pada siswa
dalam mengerjakan tugas baik secara
kelompok maupun individual
Tindakan 5. Melakukan
Melaksanakan penilaian/evaluasi
tindakan terhadapskenario
sesuai dangan
pembelajaran yang telah direncanakan dengan langkah
hasil kerja siswa dan segera
sebagai berikut:
memberikan balikan untuk segera
1. Pemberian informasi awal tentang rencana
ditindak lanjuti
pembelajaran
6. Memberikan yang akan dipelajari
remidial bagi yang belum
tuntas. apersepsi guna memotivasi siwa
2. Melakukan
7. Mewajibkan
untuk siswa untuk
mengikuti pembelajaran mencari
dengan baik
informasi tentang Menceritakan
3. Memasuki kegiatan inti dengan membahas materi
Kembali Teks Cerita Fantasi di
Menceritakani kembali teks Cerita fantasi
internet, dan perpustakaan untuk
pembelajaran Kooperatif model Talking Stik
menambah wawasan
Pengamata Pengamatan dilakukan bersamaan
n dengan tindakan dengan menggunakan
instrumen yang telah ditetapkan.
Faktor pengamatan adalah (1)
pengamatan terhadap kendala dan
perilaku siswa dalam penerapan
strategi pembelajaran Kooperatif
model Talking Stik dalam
pembelajaran Bahasa lndonesia, (2)
Pengamatan terhadap hasil evaluasi
siswa yang hasilnya berupa nilai.
Refleksi Hasil pengamatan baik berupa hasil
belajar siswa dan pengamatan proses
dianalisis untuk memperoleh gambaran
29
tentang bagaimana dampak dari
tindakan yang dilakukan, hal apa saja
yang mendukung dan yang perlu
diperbaiki
30
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

serta hal apa saja yang perlu mendapat perhatian


pada siklus berikutnya

Siklus II Perencanaan Hasil refleksi siklus I akan dijadikan bahan masukan


untuk tindakan perencanaan atau treatment siklus II.
Adapun rencana langkah-langkah yang ditempuh
sebagai berikut:

1. Melanjutkan pembahasan pokok bahasan yang telah


ditetapkan materinya yaitu Menceritakan Kembali
Teks Cerita Fantasi,
2. Menyempurnakan RPP yang telah disisipkan
pembelajsran Kooperatif model Talking Stik dengan
memasukkan hasil treatment siklus I yang bertujuan
untuk memudahkan mengontrol kegiatan belajar
mengajar.
3. Menentukan skenario pembelajaran dengan
penerapan strategi pembelajaran Kooperatif modl
Talking Stik dengan langkah sebagai berikut :
(1) menerapkan pembelajaran Kooperatif
model Talking Stik, tanya jawab, latihan, dan tugas
(2) menggunakan sumber belajar berupa buku teks
Bahasa lndonesia, internet, dan perpustakaan (3)
melakukan pendampingan dan bimbingan pada saat
peserta didik melakukan kegiatan latihan dan
mengerjakan tugas, dan (4)

31
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

mengadakan penilaian dengan sistem evaluasi


tertulis dan memberikan balikan guna perbaikan.
4. Menyiapkan lembar penilaian hasil dan proses
Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan untuk siklus II
dengan langkah sebagai berikut:

1. Pemberian informasi awal tentang rencana


pembelajaran yang akan dipelajari yaitu
Menceritakan Kembali Teks Cerita fantasi.

2. Melakukan apersepsi guna memotivasi siswa


untuk belajar

3. Memasuki kegiatan inti dengan mebahas materi


SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN
Menceritakan KembaliYANG DILAKSANAKAN
Teks Cerita Pantasi dengan
pembelajaran Kooperatif model
6. Memberikan Talking
remedial bagi Stik,
yangtanya
belum
jawab, latihan, dan penugasan
tuntas dan pengayaan bagi yang tuntas.
7. Menyarankan pada siswa untuk
4. Memberikan bimbingan pada siswa dalam
mencari informasi tentang
mengerjakan tugas dan latihan baik secara
Menceritakan
kelompok maupun Kembali Teks Cerita
secara individual
fantasi melalui internet, dan
5. Melakukan penilaian/evaluasi terhadap hasil kerja
perpustakaan guna menambah
siswa dan segera memberikan balikan untuk
wawasan.
ditindak
Pengamatan lanjuti
pengamatan dilakukan bersamaan dengan
tindakan dengan menggunakan instrumen yang
telah ditetapkan. Fokus pengamatan adalah (1)
pengamatan terhadap kendala dan perilaku
32 siswa dalam penerapan strategi pembelajaran
Kooperatif model Talking Stik dalam
pembelajaran Bahasa lndonesia, (2) pengamatan
terhadap hasil kerja siswa yang hasilnya berupa
fdd penilaian dengan tes tertulis,
Refleksi Hasil pengamatan baik berupa hasil belajar
siswa, respon siswa, dan pengamatan proses
dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang
bagaimana dampak dari tindakan yang
dilakukan, hal apa saja yang mendukung dan
yang perlu diperbaiki serta hal apa saja yang
perlu mendapat perhatian pada siklus
berikutnya.
Pembuat Laporan
33

fdd
C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sumber data
yang terkait dengan penelitian ini, yaitu. peneliti, siswa, dan hasil penilaian siswa.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan pada perumusan masalah sebagaimana di bahas pada bagian


terdahulu, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagaimana
terlihat pada tabel 4 di bawah ini:

Teknik Pengumpulan Alat Pengumpulan


No Jenis Data
Data Data

1. Hasit Belajar Tes Tertulis Lembar Penilaian

2. Respon Siswa Observasi Lembar Observasi

3. Kendala Observasi Lembar Observasi

Sumber: Data Penelitian yang diolah (2017)

E. Teknik Analisis Data

Penganalisaan data untuk menjawab pertanyaan penelitian untuk mengetahui


tingkat keberhasilan hasil belajar siswa, dilakukan dengan berdasarkan acuan
kurikulum yang digunakan di lokasi penelitian, maka indikator keberhasilan PTK ini
dapat di rumuskan sebagai berikut. Untuk peningkatan hasil belajar, penggunaan
penerapan strategi pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dalam pembelajaran
Bahasa lndonesia dikatakan berhasil jika daya serap peserta didik secara individual
telah mencapai skor rata-rata ≥ 70,00% dengan ketuntasan kelompok mencapai 100%

34

fdd
Sedangkan untuk pengujian dinamika perkembangan dan peningkatan yang
terjadi pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif model
Talking Stik digunakan teknik analisis kuantitatif, dengan alat analisis statistik
inferensial. Rumus statistik inferensial yang digunakan adalah analisis t- Test untuk
sampel-sampel yang berkorelasi.

Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut:

t = Mk - Me

∑b

N(N – 1)
Keterangan:
Mr : Mean dari siklus 1
Me : Mean dari siklus 2

∑b : Jumlah deviasi dari mean

N : Jumlah sampel
(Sudjanan: 2002)

Hipotesis Statistik yang digunakan adalah:


He = Metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik tidak dapat
meningkatkan hasil beiajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia

H1 = Metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dapat meningkatkan


hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Sedangkan kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis statistik


diatas adalah sebagai berikut:

1. Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan t tabel:

Jika t hitung > t tabe! (0,05) maka H0 : ditolak

Jika t hitung < dari t tabel (0,05) maka H0 : diterima

2. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas

Jika probalibitas (signifikansi) > 0,05 maka H0 : diterima


35

fdd
Jika probalitas (signifikansi) < 0,05 maka Ho: ditolak

F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini sebagaimana dipaparkan di atas, dilaksanakan di


kelas VII D MTs Al lkhlas Bontang, dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu mulai
tanggal 02 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 20 November 2017. Sedangkan
rincian jadwal pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 5
berikut ini:

Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

BULAN/MINGGU KE

No KEGIATAN Oktober 2017 November 2017

1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Koordinasi Tim Peneliti X
Penyerahan Proposal dan
2 Permohonan ijin ke Kepala X
Sekolah
Penyiapan Instrumen dan
3 X X
Rancangan Penelitian
4 Pelaksanaan PTK Siklus I X
Koordinasi Tim Peneliti
5 X
Refleksi Siklus 1 untuk
6 Perencanaan Siklus 2 X X
7 Pelaksanaan Siklus 2 X X
8 Refleksi Siklus 2 X
Analisis Data Hasil
9 X X
Penelitian
10 Penyusunan Laporan X X
Pencetakan/Distrìbusi
11 X
Laporan

Sumber: Proposal Penelitian Tindakan Kelas (2017)

36

fdd
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus 1

a. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus 1

Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas


VII D Mts Al Ikhlas Bontang dengan jumlah siswa 32 orang. Materi
Pembelajaran adalah Menceritakan kembali teks cerita fantasi. . Implementasi
siklus 1 di lakukan pada mingggu ke 2, hari Selasa tanggal 10 Oktober 2017,
jam ke 1sampai ke 2(jam 08.50 witengah sampai jam 10.10 witengah) dan
siklus ke -2, dilaksankan pada minggu ke 5 (Sabtu, 04 November 2017) jam ke
3 sampai ke 4 (jam 08.50 witengah sampai dengan 10.10 witengah) durasi tiap
jam pembelajaran adalah 40 menit.

Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, disesuaikan dengan


penerapan strategi pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, yang telah dirancang dan didesain untuk
disisipkan pada RPP yang digunakan sebagai acuan proses kegiatan belajar
mengajar, sebagai berikut:

Langkah-langkah pembelajaran Talking Stik:

1) Guru membagi kelas dalam 8 kelompok heterogen, tanpa


memandang perbedaan jenis kelamin, prestasi dll. Masing-masing
kelompok terdiri atas 4 orang siswa.

2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dengan menggunakan


model pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dan tugas
kelompok dalam proses pembelajaran.

3) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk satu materi tugas cerita


fabel dengan mengambil sampel langkah penyusunan cerita fantasi,
satu kelompok medapat tugas satu materi

37

fdd
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
Kooperatif model Talking Stik berisi penemuan dan kolaboratif
dengan teman se kelompok.
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok kecil kedalam pembahasan kelompok secara
klasikal.
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.

7) Evaluasi.

8) Penutup.

Selama proses pembelajaran guru peneliti di bantu oleh 2 orang guru


anggota tim peneliti akan mencatat berbagai kejadian dalam lembar observasi
yang telah disiapkan. Pada bagian akhir proses pembelajaran guru memberikan
tes tertulis dann tugas untuk dikerjakan di rumah.

b. Hasil Pengamatan Siklus 1


Secara garis besar ada dua hal yang dilaksanakan pada tahapan pengama
tan, yaitu: pengamatan terhadap proses diskusi yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok kecil serta pengamatan terhadap tanggapan siswa selama
proses belajar dengan menggunakan strategi metode pembelajaran Kooperatif
model Talking Stik.
Pengamatan dilakukan saat siswa mengerjakan tugas cerita fantasi
dalam kelompok kecil, dengan menggunakan lembar observasi, guna mencatat
keaktifan siswa, motivasi dan peran serta siswa dalam diskusi kelompok kecil.
Selama proses pembelajaran siswa, guru mengawasi siswa guna memberikan
bimbingan, mengamati dan memberikan balikan segera guna hasil kerja yang
lebih terarah. Hasil lengkap dari pengamatan siklus 1 dapat dilihat pada
lampiran 1

c. Hasil Evaluasi Data Siklus 1


Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif dari data hasil belajar dan
respon siswa :
1) Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1

38

fdd
Hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa siklus 1 yang
diperoleh dari pelaksanaan evaluasi dapat dideskripsikan sebagai berikut:
dari 32 orang siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah 24 orang
(75%) sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 75 adalah 8 orang (25%).
Data di atas memberikan arti bahwa ketuntasan belajar secara
kelompok belum maksimal karena baru mencapai 70%, sedangkan target
adalah 100%. Sedangkan siswa yang memerlukan perlakuan tambahan ada
sebanyak 8 orang (25%).

2) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1


Pada pelaksanaan siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh guru terhadap aktivitas siswa di dalam kelompok dengan
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari delapan aspek sikap siswa
pada proses pelaksanaan, didapatkan data sebagai berikut: aspek tanggung
jawab terhadap tugas: amat baik, aspek kreativitas dan inovasi kelompok:
cukup, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan: baik; Keaktifan siswa
mengungkapkan pendapat: baik; Menanggapi
pertanyaan/pendapat: baik, Motivasi dalam pembelajaran: Amat baik;
kedisiplinan: kurang; menghargai pendapat orang lain: cukup.
Hasil lengkap hasil pengamatan/ observasi proses pembelajaran
dapat dilihat pada lampiran 1

3) Analisis Data Hambatan Penerapan Kooperatif model Talking Stik Siklus 1


Ada beberapa hambatan atau kendala yang ditemui peneliti pada
saat melaksanakan tindakan siklus 1, kendala atau hambatan tersebut
antara lain:

a) Bagi siswa kelas VII, khususnya kelas VII D pelaksanaan belajar


mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif
model Talking Stik, merupakan model yang baru mereka temui,
sehingga mereka masih menyesuaikan diri.
b) Siswa kurang mempersiapkan diri, karena tidak memahami alur proses
pembelajaran Kooperatif model Talking Stik yang mengharuskan
mereka memiliki pemahaman pendahuluan tentang materi
pembelajaran secara lebih baik.

39

fdd
c) Tingkat kedisiplinan siswa masih kurang dalam mengikuti proses
diskusi kelompok, siswa memiliki kecenderungan untuk bermain dan
kurang serius pada pelaksanaan diskusi.

d. Refleksi Siklus 1

Memperhatikan hasil temuan penelitian, analisis data,


pengamatan/observasi serta kendala yang dihadapi siswa, pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar siklus 1. Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar pada siklus 1 belum memuaskan, hal ini dapat di\ihat dari masih
rendahnya ketuntasan belajar siswa secara yaitu hanya 70% dari 100% yang
ditargetkan, atau siswa yang harus mengikuti remedial adalah sebesar 25% atau
8 orang siswa.

Secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus 1
ini masih jauh dari harapan peneliti, hal ini disebabkan karena siswa secara
relatif masih beradaptasi dengan model pembelajaran yang dikembangkan.
Metode pembelajaran ini masih baru mereka temukan, sehingga mereka masih
belum terbiasa, karenanya siswa masih memerlukan waktu tambahan untuk
penyesuaian diri dengan metode baru ini. Hal ini juga sejalan dengan hasil
pengamatan/observasi terhadap sikap siswa selama siklus 1 yang dilakukan
peneliti, dimana tingkat kedisiplinan, menghargai pendapat orang lain masih
termasuk kategori cukup. Siswa masih memiliki kecenderungan untuk bermain
pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Kondisi ini seharusnya dapat
diminimalisir pada siklus ke 2 dengan jalan memberikan pemahaman kepada
siswa bagaimana melaksanakan diskusi dengan baik.

Perolehan hasil ini menurut pendapat peneliti juga, memberikan


gambaran bahwa metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik ini,
kalaupun belum menunjukan hasil yang memuaskan, akan tetapi persentase
hasil/ketuntasan belajar siswa lebih besar men9arah kepada peningkatan
pemahaman siswa sebesar jika dibandingkan dengan pembelajaran materi yang
sama pada semester dan tahun pelajaran sebelumnya (2017/2018) yaitu ada
peningkatan sebesar 25%

40

fdd
Kesimpulan peneliti metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik masih
harus di ujicobakan dan sangat mungkin digunakan untuk meningkatkan kemampuan
belajar siswa, karenanya model pembelajaran ini dapat diteruskan pada siklus
berikutnya.

2. Hasil Penelitian Siklus 2

a. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus 2

Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar pada siklus 2, disesuaikan


dengan penerapan metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dengan
memperhatikan hasil refleksi siklus 1. Tindakan dilaksanakan pada
lmplementasi siklus 1 dilakukan pada minggu ke 2 Oktober 2017 dan minggu
ke 5 bulan Oktober 2017, hari Selasa, 10 Oktober 2017, jam ke 3 sampai ke 4
(jam 08.50 wita sampai jam 10.10 wita) dan Sabtu, 04 November 2017 , jam ke
3 sampai ke 4 sam 08.50 wita sampai jam 10.10 wita) durasi tiap jam
pembelajaran adalah 40 menit.

Langkah persiapan tambahan yang dilakukan pada siklus 2 adalah:

1) Guru peneliti memberikan rambu-rambu pelaksanaan proses diskusi yang


baik, yang harus diikuti dan dipatuhi oleh siswa

2) Guru peneliti menugaskan siswa untuk membaca terlebih dahulu teori dan
Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi dalam Bahasa lndonesia yang
menjadi topik diskusi setiap kelompok, sehingga memungkinkan siswa
dapat menanggapi permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran.

b. Hasil Pengamatan Siklus 2

3. Pengamatan pada siklus 2 langkah-langkah yang ditempuh sama dengan


siklus 1, yaitu pengamatan hasil penilaian proses belajar mengajar, dan
pengamatan terhadap sikap siswa tentang penerapan metode pembelajaran
Kooperatif model Talking Stik. Pemantauan proses dilakukan pada saat
siswa melaksanakan proses diskusi, sedangkan pengamatan sikap siswa
terhadap penerapan metode pembelajaran

41

fdd
Kooperatif model Talking Stik dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan sikap siswa.

Adapun data hasil pengamatan siklus 2 baik tentang pengamatan proses


dan sikap siswa dapat dilihat pada lampiran 2
a. Hasil Evaluasi Data Siklus 2

Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif dari data hasil belajar dan
sikap siswa:

1) Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2

Berdasarkan hasil analisis data yang didapat dari pelaksanaan


proses pembelajaran pada siklus 2 maka hasil analisis data hasil belajar
siswa dalam siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut; dari 32 orang
siswa kelas VII D ada 30 orang siswa (93,75%) yang memperoleh nilai 75
keatas dan 2 orang (6,25%) memperoleh hasil belajar kurang dari 75.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar secara


kelompok telah mengalami peningkatan, karena mencapai 93,75%, dari
siklus 1 yang hanya berkisar pada nilai 70%, kalaupun hasil yang
ditargetkan adalah 100%, namun hasil 93,75% ini disimpulkan peneliti
telah menunjukan hasil yang positif.

Dengan demikian pada akhir siklus II hanya terdapat 6,25% atau 2


orang siswa yang perlu mendapat perlakuan tambahan atau remidi. Hal ini
membuat peneliti berkesimpulan menyudahi penelitian hanya sampai
siklus ke 2.

2) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

Pada pelaksanaan siklus 2 berdasarkan hasil pengamatan yang


dilakukan oleh guru terhadap aktivitas siswa di dalam kelompok dengan
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari delapan aspek sikap siswa
pada proses pelaksanaan, didapatkan data sebagai berikut: aspek tanggung
jawab terhadap tugas: amat baik, aspek kreativitas dan inovasi kelompok:
baik, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan: baik; Keaktifan siswa
mengungkapkan pendapat: amat baik; Menanggapi

42

pertanyaan/pendapat: baik, Motivasi dalam pembelajaran: Amat baik;


fdd
kedisipilinan: baik; menghargai pendapat orang lain: cukup. Hasil lengkap
hasil pengamatan/ observasi proses pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran 4.

3) Analisis Data Hambatan Penerapan Kooperatif model Talking Stik


Siklus 2

Secara umum hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus 1 telah


dapat diatasi dengan strategi yang diambil pada siklus 2. Namun demikian
pada proses pengamatan/ observasi yang dilakukan oleh guru peneliti,
masih terdapat beberapa hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
tindakan pada siklus 2, antara lain:

a) Masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan tingkat partisipasi


yang memadai dalam pelaksanaan proses pembelajan Talking Stik yang
dilaksanakan.

b) Masih ada siswa yang belum biasa mendapat penilaian proses sehingga
mereka sering lupa bahwa perilaku mereka sering diawasi., sehingga
ada siswa yang mendapat skor rendah.

b. Refleksi Siklus 2

Secara umum siklus 2 KBM telah berjalan sesuai dengan harapan


peneliti, dan semua hasil refleksi siklus 1 telah dapat diselesaikan di
pelaksanaan siklus 2. Siswa sudah mulai memahami dan belajar dengan
menerapkan metode Kooperatif model Talking Stik sesuai arahan peneliti.
Materi Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi sudah dipahami dengan
baik, tidak lagi ditemukan kelompok-kelompok yang kurang disiplin dalam
melaksanakan diskusi.

Pengolahan data hasil belajar siswa dalam siklus II dapat


dideskripsikan sebagai berikut; dari 32 orang siswa kelas VII D ada 30 orang
siswa (93,75%) yang memperoleh nilai 75 ke atas dan 2 orang (6,25%)
memperoleh hasil belajar kurang dari 75. Hasil belajar pada siklus ke 2 ini
menunjukan ada peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar

43

18,75% jika dibanding dengan ketuntsan hasil belajar pada siklus 1 yang hanya
fdd
berkisar 75%.

Realitas yang menggembirakan ini menurut pendapat tim peneliti


adalah merupakan realitat yang menunjukkan bahwa metode Kooperafif model
Talking Stik, terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, kalaupun hasil
belajar kelompok masih belum mencapai target 100%, karena hanya mencapai
(93.75%). Namun peningkatan ini cukup signifikan untuk menyimpulkan
bahwa model pembelajaran ini sangat berpotensi untuk meningkatkan
pemahaman siswa.

Hasil pengamatan terhadap sikap siswa pada saat mengikuti proses


pembelajaran juga menunjukan peningkatan yang menggembirakan,

A. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis alternatif (H1) dalam penelitian tindakan ini adalah: Metode


pembelajaran Talking Stik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran mata Bahasa Indonesia. Agar hipotesis tersebut dapat diuji maka
harus diubah menjadi hipotesis kerja (Hi), sehingga hipotesis statistik menjadi:

Ho = Metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik tidak dapat


meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
lndonesia

H1 = Metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dapat


meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia

Hasil pengujian uji t terhadap data nilai siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat
pada Lampiran 4 tentang hasil print out dengan menggunakan software SPSS versi
12.

Ringkasan hasil pengujian pada Lampiran 4 tersebut, akan disajikan pada


Tabel 4.22 berikut ini:

Tabel 6 Hasil Pengujian Bagian 1 SPSS

Paired Samples Statistics

44

fdd
Std. Error
Mean N Std. Deviation
Mean
Pair 1 Daftar Nilai
Ulangan 70.0188 32 11.36380 1.79677

Siklus 1
Daftar Nilai
Ulangan 83.0375 32 12.27915 1.94150

Siklus 2

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2017

Sedangkan hasil pengujian bagian kedua menunjukkan hasil korelasi antara


nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 dan nilai yang diperoleh siswa siklus 2,
sebagaimana nampak pada tabel 7 dibawah ini:
Tabel 7 Hasil Pengujian Korelasi Siklus 1 dan Siklus
2 Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Daftar Nilai Ulangan


Siklus 1 & Daftar
32 .707 .000
Nilai Ulangan
Siklus 2

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Dimana nilai r (korelasi) yang
diperoleh adalah = 0,000 dengan taraf signifikansi 0,707.

Jika dibandingkan dengan tingkat alpha sebesar 5% atau 0,05, maka tingkat
signifikansi koefisien korelasi kedua variabel ini lebih kecil dari tingkat alpha

(0,000 < 0,05)

Artinya, hubungan antara kedua variabel adalah nyata atau signifikan, atau
dengan kata lain bahwa ada peningkatan signifikan hasil belajar siswa dari siklus 1
ke siklus 2.

Selanjutnya bagian ketiga dari hasil pengujian dengan menggunakan SPSS

45
fdd
versi 12 diperoleh hasil sebagaimana nampak pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8 Hasil Pengujian Hipotesis korelasi siklus 1 dan Siklus


2 Paired Samples Test

Paired Difference
95%
Confidenc
Sig.
e
Std. Std. Interval of t df (2-
Devi Erorr the tailed)
Mean ation Mean Difference
Lowe Uppe
r r
Pair 1 Daftar
Nilai
Ulangan
- - -
Siklus 1 - 1.436
14.018 9.085 15.92 9.06 31 .000
Daftar 2
75 84 358 5
Nilai
Ulangan
Siklus 2

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2017

Dari data tabel hasil perhitungan SPSS versi 12 di atas diperoleh bahwa
harga t adalah sebesar = - 9,065 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, dengan
demikian maka dapat di tetapkan bahwa: Dari data tabel hasil perhitungan SPSS
versi 13 diperoleh bahwa harga t adalah sebesar = - 9,065 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000, dengan demikian maka dapat di tetapkan bahwa:

Berdasarkan perbandingan harga t tabel dengan df (degree of


freedom/derajat kebebasan) 31 (n-1) adalah sebesar = 2,020, jadi t hitung lebih
besar daripada t tabel: - 4.307 > 2,020; atau dengan menggunakan probabilitas
(tingkat signifikansi) maka akan diperoleh signifikansi lebih kecil dari 0,05 (95%)
0,000 < 0,05; dengan demikian maka H ditolak. Hal ini memberikan kesimpulan
bahwa strategi metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dapat

46

fdd
meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari perolehan data analisis siklus 1 dapat dilihat bahwa hasil
belajar siswa belum memuaskan, karena ketuntasan secara kelompok baru
mencapai 75% (24 orang), jadi belum mencapai ketuntasan maksimum yang
diharapkan yaitu 100%. Ini berarti masih ada siswa 8 orang siswa atau 25% yang
perlu mendapat perlakuan khusus pada siklus berikutnya. Ditinjau dari hasil secara
individu dapat dilihat bahwa skor perolehan maksimum 88 dan skor perolehan
minimum 67. Realitas hasil ini menurut hemat peneliti disebabkan karena siswa
masih beradaptasi dengan metode pembelajaran Talking Stik, karena metode ini
secara relatif masih baru mereka temui. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Burhanuddin dan Soejoto pada tahun 2005 yang melaksanakan penelitian
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif model
Talking Stik di SMA Muhammadiyah II Mojosari, Mojokerto. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa bahwa pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti
yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa

Berkaitan dengan hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1
peneliti berkesimpulan melanjutkan tindakan pada siklus 2, hal ini dilakukan
dengan mempertimbangkan teori yang dikemukakan oleh Siverus (1991) yang
menyatakan bahwa penilaian hasil belajar bertujuan sebagai umpan balik kepada
siswa mengenai tingkat pencapaian materi pelajaran yang telah dipetajari sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya umpan balik ini maka fungsi
evaluasï (penilaian) adalah sebagai pendorong semangat agar para siswa dapat
meningkatkan kesungguhannya dalam belajar. Dengan kata lain bahwa hasil
prestasi belajar pada siklus pertama ini

Data siklus 2 menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa mencapai


93,75% atau 30 orang tuntas, dan 2 orang (6,25%) belum tuntas. Ditinjau dari hasil
individu dapat dilihat bahwa skor perolehan maksimum 92 dan skor perolehan
minimum 70. Hasil ini menunjukan bahwa pada siklus 2 ada

47

fdd
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18,75% dari siklus 1 penerapan metode
pembelajaran Kooperatif modet Talking Stik.

Untuk pengamatan atas sikap siswa yang diperoleh dari data hasil
observasi/pengamatan kegiatan siswa selama melaksanakan proses pembelajaran,
maka jika dibandingkan siklus 1 dan siklus 2 juga menunjukan peningkatan. Skor
penilaian sikap siswa untuk komponen disiplin, menghargai pendapat orang lain,
frekuensi bertanya dan menanggapi pertanyaan yang pada siklus 1 berkategori
kurang menjadi baik. Hasil ini menunjukan bahwa motivasi siswa dalam
pembelajaran meningkat tajam

Untuk pengujian hipotesis penelitian tindakan, didapatkan hasil bahwa kedua


variabel adalah nyata atau signifikan, hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan
dengan menggunakan SPSS versi 12, diperoleh nilai r (korelasi) adalah = 0,000
dengan taraf signifikansi 0,707. Hal ini menujukan bahwa ada peningkatan
signifikan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Demikian pula dengan hasil
perbandingan harga t tabel dengan df degree of freedomfderajat kebebasan) 31 (n-
1) adalah sebesar = 2,020, jadi t hitung lebih besar daripada t tabel: - 4.307 >
2,020; atau dengan menggunakan probabilitas (tingkat signifikansi) maka akan
diperoleh signifikansi lebih kecil dari 0,05 (95%) 0,000 < 0,05; yang menjadi dasar
keputusan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian dapat kesimpulan bahwa strategi
metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

Hasil pelaksanaan siklus 2 serta pengujian hipotesis penelitian tindakan di


atas, mendukung hasil penelitian Burhanuddin dan Soejoto pada tahun 2005 yang
menyatakan bahwa pada siklus ke 2 terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah
diberikan motivasi. Hasil ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Robert M. Gagne, (1916) yang menyatakan ada tujuh fase belajar berturut - turut
ialah : (1). fase motivasi, (2). fase penekanan, (3). fase perolehan, (4). fase retensi,
(5). fase generalisiasi, (6). fase penampilan dan (7). fase umpan balik.

Dengan kata lain pelaksanaan siklus 1 adalah merupakan fase untuk


memperoleh umpan balik hasil belajar, yang dilanjutkan dengan siklus 2 yang
menekankan fase motivasi dan fase perolehan.

48
fdd
Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis data hasil belajar, pengamatan
atas sikap siswa selama proses pembelajaran dan hasil pengujian hipotesis siklus 1
dan 2 dengan menggunakan SPSS versi 12, dapat disimpuikan bahwa metode
pembelajaran Kooperatif model Talking Stik yang diterapkan pada pelajaran
Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII D di MTs Al Ikhlas Bontang, secara
signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

49

fdd
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan di atas, maka berikut ini disampaikan beberapa kesimpulan sebagai
hasil akhir dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan:
1. Penerapan metode pembelajaran Kooperatif model Talking Stik pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran
materi Menceritakan Kembali Teks Cerita Fantasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan ketuntasan belajar
siswa dari pelaksanaan siklus 1 ke siklus 2 berturut turut: 75% dan 93,75%,
atau sekitar 18,75% Kenaikan bertahap ini disadari karena perubahan untuk
peningkatan tidak terjadi secara instan tetapi bertahap.
2. Kendala-kendala yang ditemui dalam kerangka pelaksanaan penerapan metode
Kooperatif model Talking Stik pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa
lndonesia khususnya pembelajaran materi Menceritakan Kembali Teks Cerita
Fantasi terutama karena belum terbiasanya siswa dengan penerapan strategi
ini.
B. Saran Saran
Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan di atas, berikut disampaikan
beberapa saran:

1. Bagi pengambil kebijakan untuk lebih giat memotivasi dan memasyarakatkan


budaya penelitian dikalangan guru, dengan mengadakan pelatihan dan lomba
ilmiah sejenis, sehingga pada gilirannya kualitas proses KBM akan
meningkat.

50
2. Kepada Kepala Sekolah, agar senantiasa memotivasi para guru untuk
melakukan penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas belajar mengajar,
guna perbaikan hasil dan keluaran sekolah.

3. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat


menerapkan Kooperatif model Talking Stik untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran materi Menceritakan Kembali
Cerita Fantasi.

4. Bagi peneliti yang Iain diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini
dengan mengadakan penelitian lain, yang berkaitan dengan inovasi
pembelajaran yang tidak terkaji pada penelitian ini.

51
DAFTAR PUSTAKA

1. Buchari, Muchtar 1995, Transformasi Pendidikan, Sinar Harapan, Jakarta

2. Depdiknas, 1999, Buku III Pedoman Pelaksanaan Kurikulum, Depertemen


Pendidikan Nasional. Jakarta.

3. Depdiknas, 2003, Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pendidikan,


Depdiknas. Jakarta

4. Depdiknas, 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Depdiknas. Jakarta.

5. Gani, Irwan, 2003. Statistik Terapan Pluss SPSS (Penerapan SPSS


untuk Pengolahan Data Penelitian), Penerbit Kallamedia Pustaka. Makassar.

6. Gie, The Liang. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta. Penerbit Liberty.

7. Kompas, 2004. Judul Berita: Televisi dan Kenakalan Remaia. Tanagal Terbit: Rabu, 22
Oktober 2004. Jakarta.

8. Loekmono, J.T.L. 1994. Belajar Bagaimana Bejalar. Jakarta. BPK Gunung Mulia.

9. Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar.
Remaja Rosdakarya. Bandung

10. Roestiyah, NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Bina Aksara. Jakarta.

11. Slamet PH. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yanq Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.

12. Soetopo. Diktat Evaluasi Pendidikan, (Tidak dipubilikasikan). FKIP Pendidikan Fisika
Universitas Mulawarman. Samarinda.

13. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.

52

14. Winkel, WS. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan. Penerbit CV. Ilmu. Bandung.
15. htt://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick

53
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL IKHLAS
BONTANG MARDASAH TSANAWIYAH AL
IKHLAS
PERSIAPAN NEGERI
( NSS/NPSN : 212640 71002 / 30405584)
Jalan Kapt. Pierre Tendean No.20 RT.09 Komp.DepagBontang
Kuala Tel.(0548)3036051 Bontang

SURAT IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN


Nomor : 247 / MTs.A.I/BTG / 10 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Madrasa Tsanawiyah AI lkhlas
Bontang, dengan ini dinyatakan bahwa:
Nama : Sappeami, S Ag
NIP : 197210022005012007
Pangkat/ Jabatan : Penata Tk I, IIId
Unit Kerja : Mts AI lkhlas Bontang
Alamat Rumah : JI. Lumba lumba RT. 27 No. d Kel. Tanjung
Laut
Indah Bontang Selatan Kota Bontang
Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan bidang kajian : “Penerapan
Pembelajaran Model Talking Stik Untuk Meeningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Bahasa lndonesia Siswa keas VII D di MTs Al Ikhkas Bontang Tahun
Pelajaran 2017/2018”. Surat ijin PenelitianTindakan Kelas ini diberikan kepada yang
bersangkutan, dengan ketentuan
1. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan tidak mengganggu jadwal
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menjadi kewajiban yang
bersangkutan.
2. Penelitian Tindakan Kelas diwajibkan untuk melapor hasil penelitian kepada
sekolah, untuk dipergunakan sebagai bahan kajian/ kontribusi penelitian bagi
peningkatan kualitas proses belajar mengajar di MTs AT Ikhlas Bontang
Demikian surat ijin Penelitian Tindakan Kelas ini diberikan, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bontang 01 Oktober 2017
Kepala Sekolah

Parmono, S.Ag, M.Pd


NIP. 197008121997031004
53
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP SIKLUS 1

Nama Sekolah : MTs AL IKHLAS BONTANG


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi Waktu: 2 JP

A. Kompetensi lnti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan lndikator Pencapaian


Kompetensi
Bagian D
4.3. Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis
dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa
4.4. Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang dibaca dan didengar

Indikator

• merencanakan pengembangan cerita fantasi


• menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan
struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/tanda baca/ejaan

54

• menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan


struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/tanda baca/ejaan

C. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Regulen


Pengetahuan

• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi


• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komplikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fantasi

Keterampilan

• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati


• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

2. Materi Pembelajaran Remedial


Pengetahuan

• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi


• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komplikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fantasi

Keterampilan

• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati


• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri

55
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

3. Materi Pembelajaran Pengayaan


Pengetahuan

• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi


• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komp\ikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fântasi

Keterampilan

• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati


• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

Sikap utama yang ditumbuhkan : pedu!i, jujur berkarya, tanggung jawab, toleran dan
kerja sama, proaktif, dan kreatif.

D. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan
 Mengucapkan salam, berdo'a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar
dan mengabsen peserta didik.

 Guru bertanya-jawab tentang cerita fantasi yang telah dipelajari dan


mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Dibuka dengan hal-hal yang dapat menggairahkan suasana belajar dan ada
hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.
 Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang kan dicapai.
Bertanya jawab tentang manfaat pembelaran yang akan dipelajari.
 Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang.
2. Kegiatan lnti

56
Bagian D : Konstruksi
Pertemuan Pertama (2 JP)
 Mengamati judul, kerangka, dan langkah
 Mengembangkan cerita fantasi
 Mempertanyakan langkah membuat cerita fantasi dengan mengamati objek
 Menggali informasi dari berbagai sumber langkah menulis cerita fantasi
 Latihan menentukan kerangka cerita fantasi berdasarkan yang ditentukan/dipilih
siswa
 Memajang kerangka cerita dan saling mengomentari serta meminta masukan

3. Penutup
 Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah
dipelajari.
 Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksnakan.
 Siswa menerima umpan balik tentang preses pembelajaran
 Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi)
minimal satu buah. Hasil bacaannya dituangkan pada jurnal harian
membaca.
 Siswa menerima penyampaian tentang kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.

E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes tulis dan penugasan
Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu.
Indikator Soal :
Disajikan teks cerita fantasi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Tulislah langkah Menulis Cerita Fantasi!


2. Bagaimana menemukan ide cerita fantasi?
3. Galilah ide dengan membuat fantasi dari topik lingkungan, kecanggihan
teknologi, para pahlawan, atau topik lain yang menarik perhatianmu!

57
4. Berfantasilah seakan-akan kamu mengembara pada 100 tahun yang akan
datang dengan kecanggihan teknologi yang luar biasa atau kondisi
lingkungan yang sudah sangat tercemar/ rusak.
5. Tulislah tema yang akan kamu tulis dalam bentuk pernyataan!
6. Tentukan latar!
7. Tulislah deskripsi tokoh-tokoh dalam ceritamu!
8. Buat sinopsis/ ringkasan cerita yang merupakan ringkasan kejadian dari awal
sampai akhir cerita!
Kunci Jawaban
1. Langkah menulis cerita fantasi: (1) Menemukan Ide Penulisan. (2)
Penggalian Ide Cerita Fantasi dari Membaca. (3) Membuat Rangkaian
Peristiwa. (4) Mengembangkan Cerita Fantasi.
2. Cerita fantasi dapat diperoleh dari pengamatan. Ide cerita fantasi juga dapat
diperoleh melalui membaca buku pengetahuan/ buku ilmiah tentang ruang
angkasa, hewan langka, biografi tokoh dan seterusnya. Ide cerita fantasi juga
dapat diperoleh dari membaca dan pengalaman mitos-mitos IokaI/ daerah.
3. Ide yang dikemukakan
4. Fantasi yang dikembangkan
5. Pernyataan yang dikemukakan.
6. Latar suasana, tempat dan Qatar waktu yang dikemukakan.
7. Deskripsi tentang tokoh-tokoh.
8. Hasil sinopsis
2. Penilaian Keterampilan
Menulis Cerita
Fantasi Praktikkan langkah-langkah menulis cerita fantasi pada jawaban no. 1 di atas
untuk berkarya!
Lakukan kegiatan berikut!
Merencanakan membuat
fantasi Mengembangkan
produk Memberi judul yang
menarik Menelaah untuk
Merevisi Memublikasikan

58
Rubrik penilaian dan penskoran. terlampir

3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alükasi waktu, sarana dan
media pembelajaran.

4. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.

F. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar

Media/alat : Buku,video.

Bahan : Langkah menulis cerita fantasi

Sumber Belajar :

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII.


Edisi Revisi 2016. Halaman 73 s.d 80.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Guru .Bahasa Indonesia SMP/MTs.


Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 56 s.d 60.

Mengetahui: Bontang, Oktober 2017

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami

NIP. 19700812 199703 1 004 NIP. 19721002 200501 2 007

59
POTO KEGIATAN PROSES ELAJAR MENGAJAR SIKLUS 1

60
61
64
65
DAFTAR NILAI KELAS VII D
SIKLUS I

NO NAMA NILAI
1 AGUSTINA SRI WAHYUNI 90
2 ALDY NOVA RAMADANU 70
3 ANGGUN PUTRI FELYTA CAHYA 86
4 ANISA 92
5 APRICILIA WAHYUNINGTYAS 86
6 BINTANG MAULANA YANUAR 72
7 CHAIRUNNISA 89
8 CICI LESTARI ANGGRAININGSIH 94
9 DENI RAHIM 70
10 DIKY RAHMAN 71
11 DIMAS 81
12 FITRA SYAHWA QHAERUNNISA 83
13 IBNU AHMAD FAUSAN AFFARAD 78
14 JUMARDI 70
15 MELDA PUTRI SUJAIN 90
16 MUHAMMAD ADITYA PUTRA W 70
17 MUHAMMAD AHYAR 70
18 MUHAMMAD FAHRI 71
19 MUHAMMAD NAUFAL AWALUDDIN 85
20 NAJWA H ISLAH NUR AMALIA 90
21 NAJWA MUHAMMAD 85
22 NASRULLAH YUSUF 82
23 NOVI FITRIANI 82
24 NUR AISYAH SALWA 86
25 RANI INDRIANI 84
26 RIKY RUDIANSYAH 70
27 RIZKY INDRA SAPUTRA 75
28 RIZKY AULIA GHIFARI 76
29 SAULKANI ABDILLAH 85
30 WINDI PUSPITA SARI 83
31 YOGA KAUSAR PRATAMA 80
32 MUH. ALIEF REZKY RAMADHAN 87

Jumlah Nilai 2588


Nilai rata-rata 80,88
Nilai Maksimal 94
Nilai Minimal 70
Nilai Ketuntasan 75
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 8
66
Mengetahui: Bontang, Oktober 2017

Kepala Sekolah Peneliti,

Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami

NIP. 19700812 199703 1 004 NIP. 19721002 200501 2 007

67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP SIKLUS 2

Nama Sekolah : MTs AL IKHLAS


BONTANG Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi Waktu : 2 JP

A. Kompetensi lnti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
Keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedurat) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan lndikator Pencapaian Kompetensi


Bagian D
4.3 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa

4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa
Indikator

• merencanakan pengembangan cerita fantasi

68
• menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur,
dan kaidah penggunaan kata kaIimat/ tanda baca/ejaan

C. MaterI Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler


Pengetahuan

• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi


• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komplikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fantasi

Keterampilan

• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati


• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

2. Materi Pembelajaran Remedial


Pengetahuan
• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi
• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komplikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fantasi
Keterampilan
• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati
• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri

69
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

3. Materi Pembelajaran Pengayaan


Pengetahuan

• Contoh langkah penyusunan cerita fantasi


• Contoh variasi judul pada cerita fantasi
• Contoh variasi bagian orientasi
• Contoh variasi bagian komplikasi
• Contoh variasi bagian resolusi
• Aspek-aspek yang disunting pada cerita fantasi

Keterampilan

• Praktik menulis cerita fantasi dari objek sekitar yang diamati


• Praktik menulis fantasi dari gambar berseri
• Praktik menyunting dan memperbaiki cerita yang dibuat

Sikap utama yang ditumbuhkan . peduli, Jujur berkary, tanggung jawab, toleran dan
kerja sama, proaktif, dan kreatif.

D. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan
 Mengucapkan salam, berdo'a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar
dan mengabsen peserta didik.
 Guru bertanya-jawab tentang cerita fantasi yang telah dipelajari dan
mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Dibuka dengan hal-hal yang dapat menggairahkan suasana belajar dan ada
hubungannyadengan materi yang akan dipelajari.
 ibuka dengan hal-hal yang dapat menggairahkan suasana belajar dan ada
hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.
 Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
 Bertanya jawab tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari.
 Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang.

2. Kegiatan Inti
70
Bagian D . Konstruksi
Pertemuan kedua (2 JP)
 Mengamati kerangka yang telah dihasilkan pada pertemuan sebelumnya
 Menanya
 Bagaimana cara mengembangkan kerangka menjadi cerita utuh
 Menggali informasi untuk mengembangkan kerangka cerita fantasi menjadi
cerita utuh
 Latihan
 Mengembangkan kerangka menjadi cerita
utuh Mencari data dari objek yang dipilih
 Membaca berbagai buku dan mengamati berbagai objek yang sesuai untuk
mengembnagkan isi cerita
 Menalar
 Menyusun berbagai informasi menjadi bagian orientasi, komplikasi, dan
resolusi
 Mencipta draft cerita fantasi
 Mengomunikasikan hasil
 Memajang/ menukarkan hasil untuk meminta masukan dari teman/ guru
 Menyunting dan memperbaiki memperbaiki karya dari segi pilihan kata,
kalimat, atau aspek kesastraan ( kosistensi tokoh, atur, Qatar, sudut pandang,
dialog antar tokoh, dll)
 Memublikasikan hasil

3. Penutup
 Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah
dipelajari.
 Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksnakan.
 Siswa menerima umpan balik tentang proses pembelajaran.

 Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi) minimal satu
buah. Hasil bacaannya dituangkan pada jurnal harian membaca.

 Siswa menerima penyampaian tentang kegiatan pembelajaran pertemuan


berikutnya.

E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

71
1. Penilaian Pengetahuan

Teknik : Tes tulis dan penugasan.


Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu.
Indikator soal :
Disajikan teks cerita fantasi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Tulislah langkah Menulis Cerita Fantasi!
2. Bagaimana menemukan ide cerita fantasi?
3. Galilah ide dengan membuat fantasi dari topik lingkungan, kecanggihan
teknologi, para pahlawan, atau topik lain yang menarik perhatianmu!
4. Berfantasilah seakan-akan kamu mengembara pada 100 tahun yang akan datang
dengan kecanggihan teknologi yang luar biasa atau kondisi Lingkungan yang
sudah sangat tercemar/ rusak.
5. Tulislah tema yang akan kamu tulis dalam bentuk pernyataan!
6. Tentukan latar!
7. Tulislah deskripsi tokoh-tokoh dalam ceritamu!
8. Buat sinopsis/ ringkasan cerita yang merupakan ringkasan kejadian dari awal
sampai akhir cerita!
Kunci Jawaban
1. Langkah menulis cerita fantasi: (1) Menemukan Ide Penulisan. (2) Penggalian lde
Cerita Fantasi dari Membaca. (3) Membuat Rangkaian Peristiwa. (4)
Mengembangkan Cerita Fantasi.
2. Cerita fantasy dapat diperoleh dari pengamatan. Ide cerita fantasi juga dapat
diperoleh melalui membaca buku pengetahuan/ buku ilmiah tentang ruang
angkasa, hewan langka, biografi tokoh dan seterusnya. ìde cerita fantasi juga
dapat diperoleh dari membaca dan pengalaman mitos-mitos IokaI/ daerah.
3. Ide yang dikemukakan
4. Fantasi yang dikembangkan.
5. Pernyataan yang dikemukakan.
6. Latar suasana, tempat dan ìatar waktu yang dikemukakan.
7. Deskripsi tentang tokoh-tokoh.
8. Hasil sinopsis
72
2. Penilain Keterampilan
Menulis Cerita Fantasi
Praktikkan langkah-langkah menulis cerita fantasi pada jawaban no. 1 di atas untuk
berkarya!
Lakukan kegiatan berikut!
Merencanakan memhuat fantasi
Mengembangkan produk
Memberi judul yang menarik
Menelaah untuk Merevisi
Memublikasikan

Rubrik penilaian dan penskoran. terlampir

3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumr skan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu,
sarana dan media pembelajaran

4. Pembelajaran Pengadaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
F. Media/alat, Bahan dan Sumber
Belajar Media/alat Buku, video.
Bahan : Langkah menulis cerita fantasi.
Sumber Belajar * Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa lndonesia
SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 73 s.d 80.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Buku Guru Bahasa
Indoresia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 56
s.d 60
73
Mengetahui: Bontang, Oktober 2017

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami

NIP. 19700812 199703 1 004 NIP. 19721002 200501 2 007

74
POTO KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR SIKLUS 2
DAFTAR NILAI KELAS VII D
SIKLUS
NO NAMA NILAI
1 AGUSTINA SRI WAHYUNI 92
2 ALDY NOVA RAMADANU 82
3 ANGGUN PUTRI FELYTA CAHYA 88
4 ANISA 94
5 APRICILIA WAHYUNINGTYAS 88
6 BINTANG MAULANA YANUAR 83
7 CHAIRUNNISA 91
8 CICI LESTARI ANGGRAININGSIH 96
9 DENI RAHIM 82
10 DIKY RAHMAN 81
11 DIMAS 83
12 FITRA SYAHWA QHAERUNNISA 85
13 IBNU AHMAD FAUSAN AFFARAD 80
14 JUMARDI 73
15 MELDA PUTRI SUJAIN 92
16 MUHAMMAD ADITYA PUTRA W 77
17 MUHAMMAD AHYAR 71
18 MUHAMMAD FAHRI 77
19 MUHAMMAD NAUFAL AWALUDDIN 87
20 NAJWA H ISLAH NUR AMALIA 92
21 NAJWA MUHAMMAD 87
22 NASRULLAH YUSUF 84
23 NOVI FITRIANI 84
24 NUR AISYAH SALWA 88
25 RANI INDRIANI 86
26 RIKY RUDIANSYAH 79
27 RIZKY INDRA SAPUTRA 77
28 RIZKY AULIA GHIFARI 78
29 SAULKANI ABDILLAH 87
30 WINDI PUSPITA SARI 85
31 YOGA KAUSAR PRATAMA 82
32 MUH. ALIEF REZKY RAMADHAN 89

Jumlah Nilai 2700


Nilai rata-rata 84,3
8
Nilai Maksimal 96
Nilai Minimal 71
Nilai Ketuntasan 75
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 2
Mengetahui: Bontang, Oktober 2017

Kepala Sekolah Peneliti,

Parmono,S.Ag.,M.Pd Sappeami

NIP. 19700812 199703 1 004 NIP. 19721002 200501 2 007

81
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL IKHLAS BONTANG
MADRASAH TSANAWIYAH AL IKHLAS
PERSIAPAN NEGERI
( NSS/NPSN : 212640271002 / 30405584)
Jalan Kapt. Pierre Tendean No.20 RT.09 Komp.DepagBontang Kuala Tel.
(0548)3036051 Bontang

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Nomor : 273 / MTs. A.I / BTG / 11 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Yayasan Pendidikan


Islam Al Ikhlas Bontang, dengan ini dinyatakan bahwa:
Nama : Sappeami,S.Ag
NIP : 19720022005012007
Pangkat/Jabatan : Penata Tk 1, III/d
Unit Kerja : Mts Al Ikhlas Bontang
Alamat Rumah : Jl.Lumba-lumba RT 27 No, ... Kel. Tanjung Laut
Indah Bontang Selatan Kota Bontang
Memang benar telah melaksanakan Penelitian dengan bidang kajian :
penelitian tindakan sekolah dengan judul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik Untuk meningkatkan Hasil Belajar Mata
pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII D di Mts Al Ikhlas Bontang
Tahun Pelajaran 2016/2017” Penelitian dilaksanakan di Mts Al Ikhlas
Bontng, pada kelas VII D. dimulai pada tanggal 03 oktober 2017 dan berakhir
tanggal 21 November 2017
Demikian surat keterangan telah melaksanakan penelitian ini diberikan, untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bontang, 21 November 2017


Kepala Sekolah

Parmono, S.Ag,M.Pd
NIP. 197008121997031004

82
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN
MGMP BAHASA INDONESIA SMP/MTs
SE-KOTA BONTANG

12 Maret 2018
Nomor : 35/MGMP-BIN/SMP BTG/III/2018
Perihal : Undangan

Yth. Kepala SMP/MTs Al-Ikhlas


di Bontang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan rutin pertemuan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP/MTs se-Kota Bontang yang diadakan
setiap bulan, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu pengampu mata pelajaran
bahasa Indonesia untuk hadir pada
hari,tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
waktu : 09.00 s.d. 12.00 wita
tempat : MTs Al Ikhlas Bontang
Jalan Yos Sudarso Bontang
agenda : 1. Seminar PTK Ibu Sappeami berjudul “Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif Model Talking Stik untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII D di MTs Al
Ikhlas Bontang Tahun Ajaran 2017/2018”
2. Pembinaan sastra
Mohon kiranya Bapak/Ibu Kepala Sekolah dapat menugaskan semua guru
pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menghadiri acara ini. Atas
perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami
Ketua MGMP

Widarminto,M.Pd.
NIP. 196710272000121001

Narahubung: 1. Widarminto,M.Pd. (081347859563)


2. Sonta Situmorang, S.Pd. (082152336565)
JADWAL PELAKSANAAN
A. Susunan Acara
No. Pukul Agenda Acara Keterangan

1 10.30 -11.00 Registrasi Panitia

Pembuka Acara dan


2. 11.00-11.10 MC
Agenda

Sambuta Ketua Panitia


3. 11.10-11.15 SappeamiS.Ag
Seminar

Sambutan Kepala Parmono,S.Ag,


4. 11.15-11.25
Sekolah M.Pd

Sambuta Pengawas
5. 11.25-11.30 .....................
Sekolah

Pemateri Seminar
6. 11.30-12.00 Presentasi
(Sappeami,S.Ag)

Tanya Jawab &


7. 12.00-12.30 Moderator
Sharing-sharing

8. 12.30-12.45 Doa Ustas

9. 12.45 Penutup MC
84

Mengetahui: Bontang 20 Maret 2018


Kepala Sekolah Mts Al Ikhlas Bontang Penulis

Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag

NIP. 197008121997031004 NIP. 197210022005012007


86

POTO KEG ITAN SEMINAR


PTK
87
89
BERITA ACARA SEMINAR PTK

Dengan Judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Talking Stik Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII D di MTs

Al lkhlas Bontang Tahun Pelajaran 2017/2018” Pada Hari ini

Selasa, Tanggal, 20 Bulan Maret

Tahun 2018 Telah diadakan Seminar PTK di MTs Al lkhlas Bontang

Jumlah Peserta seharusnya : 50 Orang

Jumlah Peserta yang hadir : 28 Orang

Jumlah Peserta yang tidak hadir : 22 Orang

Setelah Mencermati Seminar pelaksanaan dengan Judul "Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model Talkíng Stik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas VII D di MTs Al lkhlas Bontang Tahun Pelajaran 2017/2018 “ Yang

dilaksanakan Tahun 2018, dapat disimpulkan laporan tersebut, Diterima dan Disetujui

untuk dilaksanakan.

Demikian Berita Acara ini dibuat disyahkan didalam Seminar.

Mengetahui; Bontang, 20 Maret 2018

Kepala Sekolah Mts al Ikhlas Bontang Penulis,

Parmono,S.Ag,M.Pd Sappeami,S.Ag

NIP. 197008121997031004 NIP. 1972210022005012007

90
SEMINAR
LAPORAN PENELITIANTINDAKAN
KELAS

“PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL TALKING STIK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VII D
DI MTs AL IKHLAS BONTANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai