ABSTRAK
1 Penulis adalah Dosen Tetap pada Prodi PGSD Fakultas Pendidikan Dasar dan Menengah Universitas
Majalengka
68
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
PENDAHULUAN Belajar Bahasa Indonesia juga belajar
membaca, ada bacaan dongeng, membaca
Kemajuan bangsa terletak pada adanya pantun, atau membaca bacaan yang lain.
sumber daya manusia yang handal yang Selain itu juga bermain drama, bermain
dibina dari sejak dini yaitu usia pendidikan peran, berdeklamasi, dan banyak lagi yang
dasar. Di Sekolah Dasar diletakkan fondasi lain. Semua itu, jika didengar dan dibaca
semua kemampuan atau kompetensi siswa secara benar, akan sangat menarik dalam
termasuk bahasa yang dipakai untuk proses pembelajaran. Selama ini, khususnya
berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi kemampuan siswa dalam berpidato maupun
secara lisan pada siswa sekolah dasar harus ekspresif drama sangat rendah, hal ini dilihat
dilatih dengan sungguh-sungguh. dari hasil data dan wawancara peneliti
Kemampuan berkomunikasi lisan akan lebih dengan guru kelas V SDN Tarikolot 1,
baik bila di perankan langsung oleh siswa bahwasannya hampir 60% nilainya di bawah
sebagai pemeran utama dalam kegiatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
komunikasi tersebut. Keberanian dalam sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas
mengemukakan bahasa lisan akan lebih baik pembelajaran dalam pokok bahasan tersebut.
jika kalimat yang diucapkan sesuai dengan Keinginan peneliti untuk meneliti masalah
peran yang dilakoni pembicara. efektivitas metode pembelajaran bermain
peran dalam meningkatkan kemampuan
Berdasarkan peraturan Menteri ekspresif drama.
Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006
tentang “Standar Isi untuk Satuan Dengan demikian orientasi
Pendidikan Dasar dan Menengah” serta pembelajaran bahasa berpusat pada siswa
untuk mendukung program KTSP, bukan berpusat pada guru, sehingga siswa
pengembangan pembelajaran diserahkan akan aktif menerapkan keterampilan bahasa
kepada kreativitas guru dalam mengelola sedini mungkin.
kelas”.
Adapun alasan pengambilan masalah
dalam penelitian adalah siswa merupakan
Belajar bahasa Indonesia itu akan
individu yang terus berkembang dengan
menyenangkan kalau dipadukan dari
diberikan penghargaan dan kesempatan
berbagai kegiatan pembelajaran yang tidak
berkreasi, penerapan metode bermain peran
monoton, ada beberapa cerita yang menarik.
lebih efektif untuk menghargai kemampuan
Dalam hal ini guru seyogyanya
siswa, penelitian dilakukan oleh guru yang
menggunakan teknik pembelajaran yang
dekat dengan siswa. Atas dasar itulah maka
sesuai dengan bahan ajar dan kreativitas
peneliti mencoba melihat peningkatan
siswa.
kemampuan ekspresif drama secara terarah
dengan teknik bermain peran.
Ada beberapa hal yang pokok dalam
komunikasi lisan, yaitu keterampilan Untuk menfokuskan pada hal yang
menyusun kata menjadi kalimat, pemahaman menjadi kajian dalam penelitian ini.
makna dari kalimat, intonasi pengucapan, Penelitian ini dapat dibatasi permasalahan
mimik muka dalam berbicara, dan lainnya. sehingga memudahkan dalam pelaksanaan,
Pada dasarnya kemampuan mengemukakan dan hasil kegunaan penelitian dapat optimal
kalimat dalam bahasa lisan memerlukan sesuai dengan harapan. Batasan- batasan itu
latihan yang intensif dan teknik yang relevan adalah:
dalam pengembangan kemampuan. Kesulitan 1. Penelitian dilaksanakan pada proses
yang sering dihadapi karena kurangnya pembelajaran bahasa Indonesia dengan
pengalaman dalam berkomunikasi serta pokok bahasan keterampilan berbahasa
kurangnya kosakata relevan dengan tema lisan atau berbicara dengan bentuk
sehingga menyulitkan berbicara. kegiatan ekspresif drama;
69
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
70
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
71
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
ditujukan untuk pementasan. Drama e. Alur atau plot adalah jalan cerita.
memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan f. Amanat atau pesan pengarang.
aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari Sedangkan unsur ekstrinsik (unsur luar)
bagaimana sebuah konflik atau masalah dalam drama adalah unsur yang tampak,
dapat disajikan secara utuh dan dalam pada seperti adanya dialog atau percakapan.
sebuah pementasan drama. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah
ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti
Menurut Wellek dan Warren (2013) panggung, properti, tokoh, sutradara, dan
Istilah untuk drama pada masa penjajahan penonton.
Belanda di Indonesia disebut dengan istilah
tonil. Tonil kemudian berkembang diganti Ada beberapa jenis dan sifat drama
dengan istilah sandiwara oleh Mangkunegara yang harus kita ketahui menurut Wellek dan
VII. Sandiwara berasal dari kata dalam Warren (2013) diantaranya sebagai berikut:
bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya a. Tragedi yaitu jenis lakon yang
rahasia, sedangkan wara (warah) artinya disajikan berakhir dengan duka cita.
pengajaran. Maka istilah sandiwara b. Komedi yaitu jenis drama yang
mengandung makna pengajaran yang mengandung subjek-subjek yang
dilakukan dengan perlambang. ringan dan cemerlang dan dalam
ceritanya berakhir dengan suka ria.
Selanjutnya menurut Endraswara c. Tragikomedi yaitu jenis drama yang
(2011) unsur dalam drama dapat berpaduan antara ciri tragedi dengan
diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu ciri komedi.
unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Unsur d. Melodrama yaitu jenis drama dari alur
intrinsik diklasifikasikan sebagai berikut: opera yang dicakapkan dengan bantuan
a. Tokoh adalah individu atau seseorang irama musik.
yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam e. Farce yaitu jenis drama yang identik
drama diklasifikasikan menjadi: dengan komedi.
1) Berdasarkan sifatnya: a) tokoh
protagonist yaitu tokoh utama yang Kemudian selanjutnya kerangka drama
mendukung cerita; b) tokoh antagonis disebut juga kerangka cerita. Hal ini
yaitu tokoh penentang cerita; c) tokoh disebabkan setiap cerita itu bergerak dari
tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik permulaan, pertengahan, dan menuju akhir.
untuk tokoh protagonist maupun tokoh Dan di dalam drama juga mengenal hal itu
antagonis. diantaranya menurut Endraswara (2011: 31)
2) Berdasarkan peranannya: a) tokoh sebagai berikut:
sentral yaitu tokoh yang paling a. Eksposisi, pada bagian ini penonton
menentukan dalam drama; b) tokoh (pembaca) diperkenalkan tentang para
utama yaitu tokoh pendukung atau pelaku yang akan dikembangkan pada
penentang tokoh sentral; c) tokoh bagian utama bagian lakon.
pembantu tokoh-tokoh yang memegang b. Konflik, bagian ini para pelaku
peran pelengkap atau tambahan dalam terlimbat dalam suatu pokok persoalan.
mata rangkai cerita. Disini pertama terjadinya insiden.
b. Perwatakan atau Penokohan adalah c. Komplikasi, bertugas mengem-
penggambaran efek batin seseorang tokoh bangkan konflik.
yang disajikan dalam cerita: 1) keadaan d. Krisis, pertentangan, pertidak-sesuaian,
fisik; 2) keadaan psikis; 3) keadaan dan masalah-masalah itu harus
sosiologis. diimbangi dengan jalan keluar.
c. Setting meliputi setting tempat, waktu dan e. Resolusi, dalam hal ini harus
ruang berlangsung secara logis dan
d. Tema, merupakan gagasan pokok atau ide mempuyai hubungan yang wajar
yang mendasari pembuatan sebuah drama.
72
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
73
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
74
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
dan gayanya sudah baik karena siswa sudah Pada siklus III ini siswa sudah mampu
tidak malu-malu dan tidak merasa takut. menguasai materi dan tidak mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan pendapat.
Pada siklus II tindakan I ini siswa Pada siklus III ini, sikap dan perhatian siswa
sudah mampu menguasai materi. Pada siklus sudah terlihat sangat meningkat dan sangat
II tindakan I ini sikap dan perhatian siswa antusias terhadap pembelajaran, terlihat pada
sudah antusias terlihat pada saat melakukan saat melakukan tanya jawab terlihat semua
tanya jawab ada beberapa siswa yang sudah siswa sangat ingin menjawab pertanyaan. Hal
mampu menjawab pertanyaan dengan baik. ini disebabkan siswa sudah tidak lagi
Hal ini disebabkan karena guru dalam mengalami kejenuhan dan kebosanan
mengajar menggunakan metode bermain terhadap pembelajaran ini. Pembelajaran
peran, yaitu dalam pembelajaran ini guru pada siklus III sudah tidak ada siswa yang
melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif ribut dan mengganggu siswa lainnya pada
sehingga siswa mampu memecahkan saat bermain peran.
masalah sendiri yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada Berdasarkan temuan pada
siklus II tindakan I ini sudah tidak ada siswa pembelajaran siklus III tindakan I ini minat
yang rebutan dan mengganggu siswa lainnya siswa dalam bermain peran sikap antusias
pada saat bermain peran. Pada siklus II dan keaktifan siswa meningkat sehingga pada
tindakan I ini sudah tampak sikap dan siklus III tindakan I ini memperoleh hasil
perhatian siswa sudah antusias dan aktif. yang sangat baik. Hasil perolehan nilai rata-
Pada siklus II tindakan I ini siswa sudah rata siklus III tindakan I memperoleh nilai
mampu menguasai materi dan sudah rata-rata 78,9 dengan persentase 85%. Hasil
berekspresi pada saat memerankan tokoh. ini diperoleh selama proses pelaksanaan
bermain peran berlangsung.
Berdasarkan temuan pada
pembelajaran siklus II tindakan I ini minat Berdasarkan uraian diatas, dapat dibuat
siswa dalam bermain peran meningkat tabel perolehan hasil nilai rata-rata dari siklus
dengan cukup baik, terlihat siswa sangat I, II, III adalah sebagai berikut:
antusias dan pada siklus II tindakan I ini
diperoleh hasil yang baik dan sudah
mengalami peningkatan dari tindakan 90
78,92
sebelumnya. Hasil perolehan nilai rata-rata 80
mencapai 65,7 dengan persentase 60%,
NILAI RATA-RATA SIKLUS
70 65,72
didapat dari 18 orang siswa yang 59,21
memerankan karakter tokoh yang sesuai 60
dengan kriteria penilaian yang terdapat pada 50
lembar penilaian proses. Hasil nilai ini 40
diperoleh selama proses pelaksanaan bermain
30
peran berlangsung.
20
3. Siklus III 10
Minat siswa pada siklus III tindakan I 0
yaitu pada waktu bermain peran siswa sudah SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
terlihat sangat aktif dan sangat antusias.
Siswa sudah tidak mengalami kesulitan Grafik 1.
dalam memainkan peran dan dalam Nilai rata-rata Individu tiap Siklus
mengemukakan pendapat serta dalam
berekspresi.
76
Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 1 Januari 2015 ISSN: 2442-7470
77