Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Bermain Peran Siswa Kelas V SDN Lidah Kulon IV Kecamatan Lakarsantri Surabaya

Prima Vidya Asteria, Shovia Khoirur Rohmah, Fatima Zahra Renhoran

PENERAPAN METODE HYPNOTEACHING


DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

Prima Vidya Asteria


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : primaasteria@unesa.ac.id

Shovia Khoirur Rohmah


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : s.khoirurrohmah@gmail.com

Fatima Zahra Renhoran


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : fatimazahrarenhoran@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bermain
peran siswa kelas V SDN Lidah Kulon IV Surabaya dengan menerapkan metode hypnoteaching. Hypnoteaching
adalah metode pembelajaran yang dalam menyampaikan materi pelajaran, guru menggunakan teknik
berkomunikasi yang sangat persuasif dan sugestif dengan tujuan agar peserta didik mudah memahami materi
pelajaran. Langkah-langkah hypnoteaching meliputi: 1) niat dan motivasi dalam diri sendiri; 2) pacing atau
menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau peserta didik; 3) leading
atau mengarahkan peserta didik; 4) menggunakan kata-kata positif; 5) memberikan pujian; 6) modeling atau
memberi teladan melalui ucapan dan perilaku. Data mengenai pembelajaran bermain drama dan penerapan
metode hypnoteaching dikumpulkan melalui observasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran, suasana
pembelajaran bermain peran di kelas akan lebih kondusif, peserta didik merasa penting, aman dan nyaman
dengan penerapan metode hypnoteaching. Hasil belajar siswa mencapai 100.

Kata kunci: pembelajaran, bermain peran, hypnoteaching

Abstract
This study aims to describe the planning, implementation, and evaluation of learning to play the role of
grade V SDN Lidah Kulon IV Surabaya by applying the hypnoteaching method. Hypnoteaching is a
method of learning that in delivering the subject matter, the teacher uses very persuasive communication
techniques and suggestive with the aim that learners easily understand the subject matter. The steps of
hypnoteaching include: 1) intention and self-motivation; 2) pacing or equating positions, gestures,
language, and brain waves with other people or learners; 3) leading or directing learners; 4) use positive
words; 5) give praise; 6) modeling or modeling through speech and behavior. Data on the learning of
drama play and the application of hypnoteacing method were collected through observation and test. Data
analysis was done by using quantitative descriptive analysis. The results show that during the learning
process, the atmosphere of learning to play a role in the classroom will be more conducive, learners feel
important, safe and comfortable with the application of hypnoteaching methods. Student learning outcomes
reached 100.
Keywords: learning, role playing, hypnoteaching

PENDAHULUAN sebelum mengenalkan peran bagi mereka. Proses


Pembelajaran sastra pada lingkup sekolah saat ini mengenal dan mengasah keterampilan ini merupakan
terbilang minim. Hal ini pun di identikan dengan “Rabun tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan
Sastra”. Suatu ungkapan yang mendeskripsikan buruknya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa,
pembelajaran sastra di sekolah. Salah satu dampak rabun secara formal, ketiga kemampuan ini harus dimiliki oleh
sastra yang kita lihat adalah kualitas siswa dalam melihat siswa. Untuk mencapainya guru harus berperan aktif
maupun memainkan seni peran atau drama musikal. dalam proses pembelajaran.
Drama musikal adalah sebuah pertunjukan yang Guru memiliki andil yang besar dalam membantu
menggabungkan antara seni peran, musik dan tari. Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Cara
bermain peran, keberanian mengekspresikan rasa dan belajar yang menyenangkan adalah salah satu trick jitu
suasana adalah poin utama. Oleh sebab itu, perlu adanya yang dinilai berhasil apabila ingin diterapkan dalam
usaha mengenali dan mengasah keterampilan siswa proses pembelajaran. Menjadi pengajar pada era sekarang

150
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 150-155
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p150-155

menempatkan diri pada beragam macam paradigma dengan pendapat tersebut, Hajar (Mansur 2015)
berpikir. Sebab, guru menyadari akan ketertinggalan mengemukakan bahwa hypnoteaching adalah seni
Indonesia dalam belajar dibandingkan dengan Negara berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar
lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini pun para siswa menjadi lebih cerdas. Lebih lanjut Hajar
menjandi tantangan bagi guru untuk berani beda dalam mengemukakan bahwa dalam hypnoteaching penyajian
menciptakan kelas baru yang menyenangkan bagi siswa. materi pelajaran menggunakan bahasa-bahsa bawah sadar
Munculnya kelas baru dengan suasana menyenangkan ini yang menimbulkan sugesti siswa untuk berkonsentrasi
diimbangi dengan harapan-harapan agar memapu secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru.
mengasah keteramilan siswa (Mahfudz 2012). Hypnoteaching merupakan metode yang yang
Keterampilan berbicara di Sekolah Dasar kelas V menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa
memiliki salah satu kompetensi dasar yaitu memerankan yang bisa dilakukan di dalam atau di luar kelas. Dengan
tokoh drama. Pembelajaran bermain peran adalah suatu kata lain, guru juga sangat memerhatikan kondisi psikis
pembelajaran keterampilan berbicara dengan melakukan siswa dan aspek afektif yang mereka miliki. Dalam
peranan dari suatu adegan cerita dalam drama penerapannya dikelas guru tidak hanya sebagai pengajar,
menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dengan
Diperlukan perencanaan pembelajaran yang tepat untuk demikian, ia juga harus memiliki rasa simpati dan empati
menciptkan siswa mampu mempelajari bagaimana cara kepada siswa. selain itu, guru pun harus menuturkan
memerankan tokoh drama dengan tepat (Awalina 2016). kata-katanya dengan memilih kata-kata yang baik dan
Proses pembelajaran adalah sarana penting dalam tepat supaya dapat diterima dengan mudah oleh siswa.
mengenalkan dunia peran. Akan tetapi, hal ini menjadi Selama menjalankan pembelajaran dengan metode
permasalahan karena sastra pada pembelajaran di sekolah Hypnoteaching, seorang guru diibaratkan sebagai magnet
seperti mengalami penyisihan dan terlihat seperti mata yang mampu menarik perhatian siswa dengan kekuatan
pelajaran yang dinunutkan dalam pelajaran Bahasa kepercayaan, iman, pengetahuan, dan keyakinan yang
Indonesia. Hal ini pun berimbas pada kecintaan siswa dimilikinya. Menekankan pada komunikasi alam bawah
pada dunia peran. Keadaan rabun sastra seperti saat ini, sadar, bukan berarti hanya dapat dilakukan didalam kelas
memberikan tantangan bagi pengajar dalam mengenakan saja. Akan tetapi, dapat pula dilakukan diluar kelas. Hal
seni bermain peran. Pengajar pun harus memiliki kiat- ini bermaksud agar mampu meringkan pikiran siswa
kiat menarik dalam membangun minat siswa. Salah satu terlebih dahulu hingga lebih fresh dan tidak memiliki
metode yang dapat digunakan dalam membangun beban penat. Guru bertanggung jawa atas rasa santai
ketertarikan siswa bermain peran adalah Hypnoteaching. yang dimiliki siswa sebelum melakukan metodeh
R. Bakir dan Sigit Suryanto dalam Kamus Lengkap Hynoteaching ini, olehnya itu suasana yang nyaman pun
Bahasa Indonesia yang ditulis dalam buku harus menjadi pertimbangan terlebih dahulu.
Hypnoteaching for Succes Learning mengartikan Hypnoteaching adalah perpaduan pembelajaran
hypnosis pada bab awal, Hypnosis adalah fenomena mirip yang melibatkan pikiran sadar dan alam bawah sadar.
tidur, namun bukan tidur. Hypnoteaching dalam Hypnoteaching merupakan cara mengajar yang unik,
pembahasan di sini dapat diartikan sebagai proses kreatif, sekaligus imajinatif Jaya (Wartini 2012). Suasana
pengajaran yang dapat memberikan sugesti kepada para pembelajaran dibuat sedemikian rupa, sehingga terasa
siswa. Adapun makna tidur di sini bukan berarti kondisi menyenangkan, namun tetap terkendali.
tidur secara normal di malam hari, namun menidurkan Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa
sejenak aktivitas pikiran sadar dan mengaktifkan pikiran dalam menerapkan Hypnoteaching ini bagi siswa, guru
bawah sadar. akan merasakan kondisi yang sama ketikan sedang
Keadaan siswa dalam posisi mengistirahatkan menggunakan metodeh belajar lain seperti metodeh
sejenak aktivitas pikiran ini akan menjembatani belajar mengajar Quantum Learning, Accelerated
pikiranya dengan guru. Siswa dengan sendiriya Learning maupun Power Teacing. Sebab, sama-sama
mengakses pikiran bawah sadarnya sehingga guru menggalakan kondisi yang nyaman dan bersahabat dalam
mampu memahaminya. Guru akan cenderung proses belajar-mengajar (Pertiwi 2014).
mengoptimalkan neurolinguistik program dalam
memahami pikiran bawah sadar siswa hingga akhirnya METODE PENELITIAN
dapat meningkatkan kualitas belajar siswa . Menurut Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Novian Triwidia Jaya dalam bukunya “ HYPNO deskriptif kuantitatif. Penelitian eksperimen bertujuan
TEACHING”, guru memilki kemungkinan keberhasilan untuk mendeskripsikan pengaruh metode hypnoteachiing
hingga 88 % dalam meningkatkan kualitas anak dalam dalam pembelajaran bermain peran siswa kelas V SDN
bejalar, apabila guru mampu menerapkan konsep Lidah Kulon IV Kecamatan Lakarsantri Surabaya.
neurolinguistik tersebut pada siswa hingga mampu Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
mengakses pikiran bawah sadar siswa. V SDN Lidah Kulon IV Kecamatan Lakarsantri
Hypnoteaching menurut Yustisia (Mansur 2015) Surabaya. Dalam penelitian ini pengambilan data
merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu hipnosis dan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pengumpulan
teaching. Hipnosis berarti mensugesti dan teaching data selama proses pembelajaran dilakukan dengan tiga
yang berarti mengajar. Jadi hypnoteaching adalah usaha macam teknik pengumpulan data, yakni observasi dan
untuk menghipnosis atau mensugesti anak didik supaya tes. Teknik observasi dilakukan untuk mendeskripsikan
menjadi lebih baik dan prestasinya meningkat. Sejalan

151
Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Bermain Peran Siswa Kelas V SDN Lidah Kulon IV Kecamatan Lakarsantri Surabaya
Prima Vidya Asteria, Shovia Khoirur Rohmah, Fatima Zahra Renhoran

Pengaruh hypnoteaching dalam kemampuan bermain Surabaya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap
peran siswa kelas V SDN Lidah Kulon IV Surabaya. Tes perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
dilakukan untuk memeroleh data yang dibutuhkan I. Tahapan Perencanaan Pembelajaran
mengenai pengaruh hypnoteaching dalam kemampuan Tahapan perencanaan merupakan langkah awal bagi
bermain peran siswa kelas V SDN Lidah Kulon IV. guru untuk mempersiapkan berbagai hal sebelum siswa
Dalam penelitian ini digunakan beberapa mengalami pembelajaran dengan metode hypnoteaching.
instrumen sebagai alat pengumpulan data yang Hal ini dimulai dengan menyiapkan RPP bagi siswa,
diperlukan dan disesuaikan dengan rumusan masalah. meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan penututup dan juga menyiapkan materi ajar.
lembar soal. Teknik analisis data ini digunakan untuk
menganalisis lembar observasi. Dari pengamatan Tabel 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan Alokasi
No. Kegiatan Integrasi Hypnoteaching
mendeskripsikan dan mengontraskan setiap indikator Waktu
aktivitas guru dan siswa. Hasil tersebut dihitung 1. Kegiatan Awal
erdasarkan rumus: a. Salam
P = F x 100% b. Doa pembuka 10
c. Mengisi Menit
N Peresensi Siswa
Keterangan : d. Menyampaikan
P = persentase frekuensi kejadian yang muncul Tujuan
F = frekuensi aktivitas yang muncul Pembelajaran
N = jumlah aktivitas keseluruhan 2. Kegiatan Inti
(Sugiyono 2006) a. Menjelaskan a. Penjelasan yang 65
Pengertian disampaikan dengan Menit
Tabel 1 Lembar Observasi Siswa Drama tenang sehingga siswa
Lembar Observasi Pengekspresian Dialog Tokoh Dalam Musikal dan mampu mengikuti
aspek-aspek dengan baik.
Drama yang b. Pemilihan video sesuai
Nama Siswa : diperlukan dengan trend yang
Kelas : dalam drama sedang populer saat itu
SKOR musikal. sehingga siswa lebih
KOMPONEN
1 2 3 4 b. Menunjukkan bersemangat
Ucapan (terdengar jelas oleh Video menontonnya.
penonton) Pementasan c. Motivasi yang
Intonasi (bervariasi sesuai tuntutan Drama disampaikan kepada
naskah) Musikal siswa dalah terkait
Pengaturan jeda c. Memotiv dengan kelebihan yang
Intensitas dan kelancaran berbicara asi siswa akan didapatkan oleh
(konsisten) d. Mengenalkan siswa dalam
Kemunculan pertama (mantap dan siswa memainkan peran. Hal
memberikan kesan yang baik) terhadap ini disampaikan dengan
Pemanfaatan ruang yang ada untuk karakter- tenang dan bersahabat
memposisikan tubuh (blocking) karakter sehingga menimbulkan
Ekspresi dialog untuk tokoh kesan pertama yang
menggambarkan karakter tokoh e. Mengarahkan baik bagi siswa dan
(sesuai dengan karakter tokoh) siswa berpotensi
Ekspresi wajah mendukung memilih menghadirkan niat
ekspresi dialog (sesuai dengan peran yang baik bagi siswa
karakter tokoh) f. Meng- dalam bermain peran.
Pandangan mata dan gerak anggota casting Siswa d. Mengenalkan karakter
tubuh untuk mendukung ekspresi dalam bermain peran
dialog (sesuai karakter tokoh) adalah hal inti yang
Gerakan (bersifat alamiah dan tidak harus dilakukan.
dibuat-buat) Pengajar dapat
JUMLAH memanfaatkan karakter
siswa-siswa dikelas
Keterangan: 1 : Kurang; 2 : Sedang; 3 : Baik; 4 : Baik sebagai deskripsi
Sekali karakkter-karakter yang
sring dimainkan dalam
peran.
e.Meng-casting siswa ini
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan kegiatan
melihat kemampuan
Pengaruh hypnoteaching dalam kemampuan awal siswa. Dengan
bermain peran siswa kelas V SDN Lidah Kulon IV tenang pengajar
mengintruksikan

152
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 150-155
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p150-155

Alokasi atau tugaskan kepada mereka, akan dilakukan dengan


No. Kegiatan Integrasi Hypnoteaching
Waktu suka rela dan senang hati. Sehingga sesulit apapun
kepada siswa untuk materinya, pikiran bawah sadar mereka akan menangkap
memainkan peran materi pelajaran dengan mudah. Sebaliknya jika kita
sesuai dengan situasi melakukan leading tanpa didahului dengan pacing,
yang diberikan. Hal ini
disampaikan dengan
maka hal itu sama saja dengan memberikan perintah
tenang agar pengajara kepada para siswa yang cukup berisiko, karena mereka
dapat menagmbiil hati melakukannya dengan terpaksa dan tertekan. Hal ini akan
siswa dalam berproses. berakibat pada penolakan mereka kepada guru.
Pemilihan kata dan Keempat, gunakan kata-kata positif. Penggunaan
kalimat pun harus kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah
sesuai dengan sadar yang tidak mau menerima kata negatif. Pada
kepribadian siswa agar dasarnya kata-kata yang diberikan oleh guru, baik
kedekatan terlihat langsung maupun tidak, sangat mempengaruhi kondisi
antar-keduanya.
3. Kegiatan a. Pemberian reward
psikis para siswa, sehingga mereka merasa lebih percaya
Penutup kepada siswa 15 diri dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata
a. Pemberian bermaksuud untuk Menit tersebut dapat berupa ajakan dan himbauan. Jadi apabila
reward menumbuhkan ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh mereka,
b. Penilaian semangat belajar bagi hendaknya menggunakan kata ganti yang positif untuk
c. Doa siswa berupa ucapan mengganti kata-kata negatif.
d. Salam penyemangat dan juga Kelima, memberikan pujian. Salah satu hal yang
penutup dukungan kepada paling penting dalam pembelajaran adalah reward and
siswa. punishment. Pujian merupakan reward atas peningkatan
harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu cara
Penerapan hypnoteaching untuk menciptakan untuk membentuk konsep diri seseorang.
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dilakukan Keenam, Modeling. Modeling adalah proses
melalu beberapa langkah tertentu. Langkah-langkah yang memberi teladan atau contoh melalui ucapan dan perilaku
dimaksud menurut Hajar (Mansur 2015) adalah sebagai yang konsisten dan merupakan salah satu kunci
berikut. keberhasilan dalam hypnoteaching. Setelah siswa merasa
Pertama, niat dan motivasi dalam diri sendiri. Niat nyaman dengan guru, maka ia perlu memantapkan
merupakan pondasi awal bagi seseorang dalam perilakunya agar konsisten dengan ucapan dan ajarannya,
melakukan segala aktivitas hidupnya. Oleh karena itu niat sehingga ia selalu menjadi figur yang dipercaya.
guru dalam mengajar hendaknya tidak sekadar untuk
menyampaikan materi pelajaran. Guru sebagai pendidik
hendaknya mempunyai niat awal untuk memberikan II. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
materi dengan harapan materi yang disampaiakan dapat Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas kinerja guru
bermanfaat bagi kehidupan siswanya. Jika demikian niat dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada
guru dalam mengajar maka tentu guru tersebut akan tahapan pertama, guru menerapkan model pembelajaran
memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk drama secara konvensional. Pembelajaran ini dilakukan
mencurahkan segala potensi yang dimilikinya untuk dengan menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran.
mencerdaskan siswanya. Guru aktif menjelaskan berbagai materi pembelajaran
Kedua, Pacing, berarti menyamakan posisi, gerak sementara siswa sekadar memperhatikan penjelasan guru.
tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain Komunikasi yang terjalin hanyalah komunikasi satu arah.
atau siswa. Karena pada prinsipnya manusia cenderung Untuk melihat bagaimana hasil dari pembelajaran dengan
atau lebih suka berinteraksi dengan teman yang memiliki mengambil tes awal mengenai kemampuan bermain
banyak kesamaan, sehingga ia akan merasa nyaman. peran oleh siswa. Ada beberapa aspek dalam penilaian
Kenyamanan yang bersumber dari kesamaan gelombang tersebut. Aspek tersebut adalah ucapan, intonasi,
otak inilah, maka setiap pesan yang disampaikan dari satu penngaturan jeda, intensitas dan kelancaran berbicara,
orang ke orang lain bisa diterima dan dipahami dengan kemunculan pertama, pemanfaata ruang yang ada untuk
baik. Hal tersebut juga berlaku dalam penerapan metode memposisikan tubuh, ekspresi dialog untuk
hypnoteaching dalam pembelajaran. Guru yang mengajar menggambarkan karakter tokoh, ekspresi wajah
di Sekolah Dasar tentu akan menggunakan bahasa yang mendukung ekspresi dialog, pandangan mata dan gerak
mudah dimengerti oleh anak usia SD dalam anggota tubuh untuk mendukung ekspresi dialog dan
berkomunikasi dengan mereka. Jadi meskipun usia guru gerakan. Sesuai dengan RPP yang telah dibuat, pengajar
jauh lebih tua daripada siswanya, namun gelombang otak menyesuaikan ativitas belajar mengajar dengan
sebenarnya dapat disetarakan dengan seakan-akan rancangan yang telah dibuat yakni berisikan 3 kegiatan
melakukan atau berpikir seperti mereka. sebagai berikut.
Ketiga, Leading. Leading memiliki pengertian 1. Kegiatan Awal
memimpin atau mengarahkan sesuatu. Setelah melakukan a. Salam
pacing, para siswa akan merasa nyaman dengan guru. Sebagai sapaan awal pengajar daan siswa.
Pada saat itulah hampir setiap apapun yang guru ucapkan b. Doa

153
Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Bermain Peran Siswa Kelas V SDN Lidah Kulon IV Kecamatan Lakarsantri Surabaya
Prima Vidya Asteria, Shovia Khoirur Rohmah, Fatima Zahra Renhoran

Memberikan nuansa yang berkah dalam proses b. Penilaian


pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat,
c. Mengisi peresensi. maka pengajar pun memberikan penilaian atas siswa
Seperti pembelajaran yang lainnya, mengisi presensi tes yang telah dilalui oleh siswa. Dalam tabel
inii penting agar dapat mengecek jumalah siswa penilaian yang berisikan nlai-nilai siswa secara
yang masuk dan tidak masuk. Hal ini pun agar dapat lengkap, pemberian nama siswa menggunakan cara
memudahkan pengajar dalam menggenal pengkodean.
kemampuan seluruh siswa bermain peran. c. Doa
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Salam Penutup
Pentingnya tujuan pembelajaran ini disampaikan Seperti pembelajaran lainnya, doa dan salam
adalah agar siswa mengetahui dengan pasti, sasaran penutup pun menjadi akhir dari kegiatan pembelajaran
yang harus dicapai pada pembbeajaran saat itu. drama musikal ini.
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan Pengertian Drama Musikal dan aspek- III. Tahapan Evaluasi Pembelajaran
aspek yang diperlukan dalam drama musikal. Berdasarkan aspek yang telash menjadi tolok
b. Menunjukkan Video Pementasan Drama Musikal ukur dalam penilaian awal siswa maka, berikut hasil yang
c. Memotivasi Siswa diperoleh melalui kalkulasi nilai.
d. Mengenalkan siswa terhadap karakter-karakter
tokoh Tabel 3 Perolehan Nilai Siswa
e. Mengarahkan Siswa Memilih Peran Nilai Nilai Pening-
No Kode Siswa
f. Meng-casting Siswa Prates Postes katan
1 A 62,5 90 27,5
2 B 47,5 95 47,5
Inti pembelajaran berpusat kepada siswa dalam
3 C 70 75 5
mengenal kemampuan meraka bermain peran. 4 D 40 77,5 37,5
Penumbuhan niat dan motivasi siswa adalah fokus 5 E 50 90 40
utama yang dilakukan dengan mencoba memasuki daerah 6 F 50 95 45
bawah sadar mereka. Siswa diarahkan dalam keadaan 7 G 40 75 35
rileks untuk mampu menggali potensi mereka. Meng- 8 H 40 85 45
casting siswa dengan memberikan situasi tertentu adalah 9 I 50 82,5 32,5
inti dari tujuan ppembelajaran. Situasi seperti sedih, 10 J 47,5 87,5 40
senang, marah, ketakutan dan lain sebagainya adalah 11 K 52,5 85 32,5
12 L 45 82,5 37,5
contoh-contoh siatuasi yang diberikan kepadasiswa.
13 M 60 85 25
Dengan demikian, siswa diharapkan mampu memainkan 14 N 55 90 35
peran tersebutdengan baik. Hal ini dilakukan setelah 15 O 42,5 85 42,5
pengajar telah memasuki zona nyaman siswa dan melihat 16 P 55 92,5 37,5
adanya niat dan motivasi yang baik dalam diri siswa. 17 Q 50 100 50
Sebelum itu, siswa diajak untuk mengenal karakter- 18 R 40 85 45
karakter yang biasanya dimainkan dalam sebuha 19 S 70 87,5 17,5
pertunjukkan drama musikal. Dengan memanfaatan 20 T 57,5 80 22-5
siswa-siswa yang lain, pengajar dapat dengan langsung Rata-rata 51,25 86,25 35
mengenalkannya melalui siswa. Pengajar tidak pperlu
mencari-cari yang lain, cukup dengan mengenalkan siswa
yang satu ke siswa yang lainnya. Setiap siswa memiliki Tabel 4 Data Nilai Kemampuan Bermain Peran Siswa
kepribadian dan perilaku yang berbeda, hal inilah yang Kelas V SDN Lidah Kulon IV Kecamatan
dimanfaatkan oleh pengajar utnuk memperkenalkan Lakarsantri Surabaya
karakter-karakter tersebut.
Dalam penerapannya, apabila siswa telah berhasil Nilai Nilai
memainkan peran yang diberikan sesuai situasinya maka No Aspek
Prates Postes
selanjutnya pengajar hanya perlu memasukan penilaian
atas siswa dalam yang telah disiapkan. Lembar observasi 1 Ucapan 45 87,5
tersebut berisikan aspek-aspek yang telah disepakati 2 Intonasi 50 87,5
3 Pengaturan Jeda 60 86,25
bersama dan diperlukan dalam menunjang keberhasilan
4 Intensitas dan kelancaran 48,8 83,75
bermain peran. berbicara
3. Tahapan Penutup 5 Kemunculan pertama 73,8 88,75
Kegiatan terakhirdari pemmbelajaran ini adalah 6 Pemanfaatan ruang yang 71,3 85
a. Pemberian reward ada untuk memposisikan
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan semangat tubuh
keada siswa dalam bermain peran. Pengajar dapat 7 Ekspresi dialog untuk 53,8 85
memberikan tepuk tangan maupun pujian kepada menggambarkan karakter
siswa. Halini dapat menimbulkan hubungan tokoh.
8 Ekspresi wajah 50 88,75
emosional yang baik antar keduanya.

154
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 150-155
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p150-155

DAFTAR PUSTAKA
Nilai Nilai
No Aspek
Prates Postes
Awalina, N., 2016. Penerapan Model Visual Auditory
mendukung ekspresi Kinesthetic (VAK) dengan Teknik Hypnoteaching
dialog untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa
9 Pandangan mata dan 45 86,25 Memerankan Tokoh Drama di Kelas V SDN
gerak anggota tubuh Tegalendah Kecamatan Rancakalong Kabupaten
untuk mendukung Sumedang. Jurnal Pena Ilmiah, 1.
ekspresi dialog
10 Gerakan 48,8 83,75 Mahfudz, A., 2012. Cara Cerdas Mendidik yang
Menyenangkan, Jakarta: Simbiosa.

Dari tabel tersebut terdapat peningkatan nilai yang Mansur, 2015. Menciptakan Pembelajaran Efektif
diperolah siswa. Nilai postes tertinggi menunjukkan Melalui Hypnoteaching. Edisi April. Available at:
angka 100 dan nilai aspek penilaian tertinggi http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=co
m_content&view=article&id=344:pembelajaran-
menunjukkan angka 88,75. Peningkatan terbesar
melalui-
menunjukkan angka 100 dari nilai awal siswa sebesar 50.
Peningkatan terkecil menunjukkan angka 75 dari nilai hypnoteaching&catid=42:ebuletin&Itemid=215
awal siswa sebesar 70. Aspek penilaian yang mengalami [Accessed April 19, 2017].
peningkatan tertinggi adalah aspek pandangan mata dan Pertiwi, H., 2014. Hypoteaching untuk PAUD dan TK,
gerak anggota tubuh untuk mendukung ekspresi dialog Jakarta: Diva Press.
yang menunjukkan adanya peningkatan dari 45 menjadi
86,25 (peningkatan sebesar 41,25). Aspek penilaian yang Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendekatan
mengalami peninkatan terendah adalah aspek Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta.
pemanfaatan ruang yang ada untuk memposisikan tubuh. Wartini, S., 2012. Peningkatan Minat Belajar Seni Tari
Pada aspek tersebut terdapat peningkatan sebesar 13,7 Melalui Hypnoteaching di SD Negeri 1 Prambanan
dari nilai awal sebesar 71,3 menjadi 85. Adanya penilain Klaten. Universitas Negeri Yogyakarta.
ini menjadi dasar pengajar dalam memberikan peran bagi
siswa. Tokoh dan karakter tokoh yang akan diperankan
oleh siswa sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.

PENUTUP
Simpulan
Metode hypnoteaching memberikan kemudahan
bagi pengajar dalam mengenali kemampuan siswa-
siswanya. Hal yang menjadi ketakutan pengajar adalah
memberikan peran pada siswa tanpa mengetahui
kemampuan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
selama proses pembelajaran, suasana pembelajaran
bermain peran di kelas akan lebih kondusif, peserta didik
merasa penting, aman dan nyaman dengan penerapan
metode hypnoteaching. Hasil belajar siswa mencapai
100.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti
mengemukakan saran kepada para guru, khususnya
kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk
menggunakan metode hypnoteachiing ini dalam proses
pembelajaran bermain peran. Metode hypnoteachiing ini
juga diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran
untuk mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, peneliti
lain yang akan melakukan penelitian terhadap penerapan
metode hypnoteachiing diharapkan dapat menerapkan
dengan model pembelajaran lain melalui media yang
lebih bervariatif agar dapat memunculkan rumusandan
tindakan yang lebih inovatif dan relevan untuk kemajuan
dunia pendidikan pada umumnya.

155

Anda mungkin juga menyukai