Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016

ISBN 978-602-6428-04-2

INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI


SEKOLAH DASAR

I Wayan Widiana
Universitas Pendidikan Ganesha
wayan_widiana@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara guru dan siswa yang terjadi dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitiannya adalah guru
dan siswa kelas I SDN 1 Nawa Kerti dan Kelas II SDN 1 Pidpid. Objek penelitian adalah Interaksi guru dan siswa
dalam pembelajaran Tematik, meliputi rasa menerima, pemberian pujian, cara guru mengajarkan materi, cara guru
mengarahkan siswa, cara guru memberikan kritikan, respon siswa, inisiatif siswa bicara dan tingkat kesunyian atau
keramaian. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis
dengan FIAC (Flander’s Interaction Analysis Condition). Hasil penelitian menunjukan, Interaksi yang terjadi antara
guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indoensia bersifat multi arah. Hasil penelitian SDN 1 Nawe Kerti
menunjukkan nilai Rasio Respon Guru (RRG) yaitu sebesar 44,48% dan nilai Rasio Inisiatif Siswa (RIS) yaitu
sebesar 43,47% itu artinya pembelajaran yang dilakukan oleh guru tergolong berhasil. Hasil penelitian SDN 1
Pidpid menunjukkan nilai Rasio Respon Guru (RRG) yaitu sebesar 43,83% dan nilai Rasio Inisiatif Siswa (RIS)
yaitu sebesar 8,19% itu artinya pembelajaran yang dilakukan oleh guru tergolong berhasil.

Keywords: interaction, FIAC

PENDAHULUAN melalui pertanyaan maupun dalam bentuk


pernyataan maupun pertanyaan, meskipun
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia bahasa Indonesia adalah bahasa mereka. (2)
dalam sistem pendidikan sangatlah penting. siswa kurang terampil dalam menggunakan
Selain menjadi bahasa nasional, Bahasa Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indonesia juga menjadi bahasa pengantar dalam Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia,
kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. masih banyak siswa yang menggunakan bahasa
Sehingga, penguasaan bahasa Indonesia yang daerah sehari-hari. (3) Dalam bahasa tulis,
baik dan benar amatlah penting untuk banyak siswa yang tidak memahami tentang
melancarkan proses pembelajaran. Berdasarkan ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-
hal tersebut kurikulum di SD mengembangkan lain. Belum lagi masalah bahasa tulis yang
mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai masih terbawa bahasa lisan yang merupakan
pelajaran wajib. Pembelajaran bahasa Indonesia bahasa daerah.
di SD diharapkan dapat membantu siswa Selain itu, dalam pembelajaran bahasa
mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang indonesia siswa juga tidak bersemangat atau
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, tidak berminat dalam pembelajaran sehingga
berpartisipasi dalam masyarakat yang siswa menjadi pasif, siswa mengikuti
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan pembelajaran Bahasa Indonesia terkesan tidak
serta menggunakan kemampuan analitis dan ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan.
imajinatif yang ada dalam dirinya. Masalah-masalah tersebut muncul
Namun saat ini, pembelajaran bahasa berkenaan dengan interaksi yang terjadi selama
indonesia memiliki berbagai macam persoalan proses pembelajaran berlangsung. Baik itu
yang akhirnya berdampak pada rendahnya hasil interaksi antara guru dengan siswa, maupun
belajar pelajaran bahasa Indonesia di SD. siswa dengan siswa lainnya. Kurangnya
Permasalahaan tersebut ditemukan saat interaksi menyebabkan siswa kurang bisa
melakukan observasi diberbagai sekolah di mengasah keterampilan dalam berbicara.
Gugus VI Abang. Beberapa masalah tersebut Padahal dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
diantaranya: (1) siswa kurang terampil dalam keterampilan berbicara amatlah penting. Selain
mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik itu, pembelajaran bahasa terjadi secara alamiah
dengan adanya suatu interaksi. Di sisi lain,

230
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau menemukan humor dalam pembelajaran agar
berkomunikasi berupa lambang bunyi yang pembelajaran lebih diingat nantinya,
dihasilkan alat ucap manusia, untuk sebagaimana dikatakan oleh Owens (dalam
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau Zuchdi dan Budiasih, 1996:7).
perasaan seeorang. Bahasa terdiri atas kumpulan Menurut Sardiman (2014:1), interaksi
kata yang apabila di gabungkan akan memiliki adalah suatu proses komunikasi atau interaksi
makna tersendiri. Bahasa diciptakan sebagai alat baik antara individu satu dengan individu lainya.
komunikasi universal yang diharapkan dapat Menurut Suwatra & Desia (2013:131),
dimengerti oleh setiap manusia untuk menyatakan interaksi merupakan hubungan
melakukan suatu interaksi sosial dengan timbal balik yang dilaksanakan oleh beberapa
manusia lainnya. orang.
Interaksi menurut Shaw (2015), ialah Pola interaksi dan karakteristik
suatu pertukaran antar pribadi yang masing- pembelajaran dapat diketahui dari analisis
masing orang menunjukkan perilakunya satu tuturan siswa dan guru selama pembelajaran
sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- berlangsung. Tuturan tersebut dianalisis
masing perilaku memengaruhi satu sama lain. menggunakan Flander’s Interaction Analysis
Thibaut dan Kelley (2015) mengemukakan Categories (FIAC) untuk mengidentifikasi pola
interaksi sebagai suatu peristiwa saling interaksi. FIAC adalah metode yang mampu
memengaruhi satu sama lain ketika dua orang menganalisis secara objektif perilaku guru dan
atau lebih hadir bersama, yang kemudian siswa dalam interaksi. Hasil dari analisis
mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan
atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi karakteristik pembelajaran yang dilakukan guru
interaksi yang dimaksud hubungan timbal balik dan siswa. Freeman kemudian mengidentifikasi
antara dua orang atau lebih dan masing-masing karakteristik proses belajar mengajar dengan
orang yang terlibat di dalamnya memainkan menggunakan sembilan pertanyaan yang
peran secara aktif. Dalam proses interaksi tidak menjadi dasar pendeskripsian. Pertanyaan-
saja terjadi hubungan antara pihak-pihak yang pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut (1)
terlibat, melainkan terjadi saling memengaruhi Metode apa yang digunakan guru dalam
satu sama lainnya. mengajarkan Bahasa Indonesia? (2) Apa tujuan
Metode yang digunakan dalam guru menggunakan teknik tersebut dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengajar? (3) Apa peran guru dan apa peran
dipertimbangkan dengan memanfaatkan bahasa siswa dalam pembelajaran? (4) Bagaimana
pertama yang dipakai anak. siswa Sekolah Dasar proses pembelajaran yang terjadi? (5)
yang memiliki Bahasa Daerah hendaknya Bagaimanakah interaksi siswa-guru dan siswa-
tumbuh menjadi dwibahasawan yang mampu siswa? (6) Bagaimana perasaan siswa selama
berbahasa dengan baik dalam Bahasa Indonesia proses pembelajaran? (7) Apa peran bahasa asli
dan juga Bahasa Daerah. Karena itu, pengajaran siswa dalam pengajaran Bahasa dan Sastra
Bahasa Indonesia yang baik hendaknya diberi Indonesia? (8) Bagaimana evaluasi
tempat yang sewajar-wajarnya dalam pembelajaran dilakukan oleh guru? (9)
kurikulum. Bagaimana guru merespon kesalahan siswa?
Melihat pentingnya pembelajaran Bahasa Penelitian ini bertujuan untuk
Indonesia, guru harus lebih memahami mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi
bagaimana perkembangan peserta didik dalam antara guru dan siswa dalam pembelajaran
pembelajaran Bahasa Indonesia. bahasa indonesia dan untuk mendeskripsikan
Zuchdi dan Budiasih (1996) menjelaskan karakteristik pembelajaran bahasa indonesia
bahwa awal usia sekolah merupakan periode dalam pembelajaran.
perkembangan kreativitas kebahasaan yang diisi
dengan sajak, nyanyian dan permainan kata. METODE
Setiap kelompok anak akan mencoba
mengembangkan penggunaan bahasa yang Jenis penelitian yang digunakan adalah
bersifat khas. Hal ini berarti, anak usia dini penelitian deskriptif tentang interaksi antara
memiliki kecenderungan untuk bermain sambil guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa
belajar dalam setiap pembelajaran. Dalam Indonesia. Tempat penelitian ini di SD No. 1
permainan sambil belajar, anak akan

231
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Nawa Kerti dan SDN 1 Pidpid. Subjek saat pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan
penelitian dipilih menggunakan teknik indikator FIAC. Dokumen yang dimaksud
purposive sampling. lembar penilaian hasil belajar siswa. Pedoman
Metode pengumpulan data yang wawancara dalam penelitian ini berisi tentang
digunakan adalah metode observasi, metode uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk
dokumentasi, dan metode wawancara. Metode daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat
observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini berjalan dengan baik. Data penelitian yang telah
yaitu observasi partisipatif pasif. Metode terkumpul berupa transkip wawancara mengenai
wawancara yang digunakan pada penelitian ini dengan guru dan beberapa siswa
yaitu wawancara bertahap /bebas terpimpin mengenai interaksi yang terjadi di dalam kelas.
yaitu wawancara mendalam tetapi dipandu oleh Data yang telah terkumpul dianalisis dengan
pertanyaan-pertanyaan pokok yang diberikan analisis FIAC dari Flander.
kepada narasumber yang dapat memberikan
informasi yaitu guru di SD No. 1 Nawa Kerti HASIL DAN PEMBAHASAN
dan SDN 1 Pidpid. Metode studi dokumen
digunakan untuk melengkapi dari penggunaan Berikut adalah data hasil analisis interaksi
metode observasi dan wawancara. guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Instrumen penelitian yang digunakan
Indonesia di SD No. 1 Nawa Kerti Kecamatan
adalah lembar observasi FIAC, catatan
Abang Kabupaten Karangasem dijabarkan pada
dokumen, dan pedoman wawancara. Lembar
observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tabel 1 berikut.
mengamati interaksi antara guru dan siswa pada
Tabel 1. Hasil Analisis Interaksi Guru dan Siswa di di SD No. 1 Nawa Kerti Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem

No Kategori Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3


1 Rasa menerima/motivasi 0,83 % 8,42% 3,67%
2 Pujian 6,7 % 3,15% 3,67%
3 Menerima Ide Siswa 7,5 % 3,15% 3,67%
4 Bertanya 10,8 % 12,6% 17,43%
5 Mengajar 9,17 % 9,5% 3,67%
6 Mengarahkan 14,16 % 11,57% 15,59%
7 Mengkritik / member alasan 7,5 % 1,05% 1,83%
8 Respon siswa 21,7 % 25,26% 26,60%
9 Inisiatif Siswa 18,3 % 17,89% 20,18%
10 Diam / ramai 3,3 % 7,3% 3,66%

Berdasarkan hasil analisis interaksi guru pemberian pujian paling tinggi dibandingkan
dan siswa pada pertemuan pertama, kedua dan observasi kedua dan ketiga. Pemberian pujian
ketiga dapat diketahui bahwa nilai persentase pada observasi pertama, yaitu 6,7%. Sedangkan
guru dalam memotivasi siswa mengalami pada observasi kedua dan ketiga berkisar pada
peningkatan signifikan pada pertemuan kedua, angka 3%. Pemberian pujian lebih banyak pada
yaitu sebesar 8,42%. Dibandingkan dengan pada observasi pertama, karena saat observasi
observasi pertama yang hanya 0,83%. Pada pertama merupaan awal mula persiapan
observasi ketiga, persentase guru dalam penilaian membaca, sehingga guru lebih sering
memotivasi siswa kembali turun sebesar 4,75% memberikan pujian agar siswa mau termotivasi
menjadi 3,67%. Hal ini menunjukan bahwa pada untuk maju. Pada observasi pertama nilai
setiap pertemuan persentase motivasi yang persentase guru dalam menerima ide siswa lebih
diberikan oleh guru tidak selalu sama, tinggi yaitu sebesar 7,5% dibandingkan pada
tergantung situasi dan kondisi pada saat observasi kedua dan ketiga yaitu sebesar 3,15%
pembelajaran. dan 3,67%. Untuk kategori bertanya, persentase
Untuk kategori pemberian pujian saat guru dari observasi pertama sampai ketiga
pembelajaran, pada observasi pertama diketahui mengalami peningkatan yang berjenjang. Pada

232
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

observasi pertama nilai persentase guru dalam persentase aktivitas siswa dalam pada observasi
memberi pertanyaan kepada siswa lebih rendah pertama dalam memberi respon kepada guru
yaitu sebesar 10,8% dibandingkan dengan nilai lebih rendah yaitu sebesar 21,7% dibandingkan
persentase pada observasi kedua yaitu sebesar pada observasi kedua yaitu sebesar 25,26% dan
12,67% dan obserasi ketiga 17,43%. Hal ini paling tinggi pada observasi ketiga yaitu
menunjukan bahwa dalam kegiatan 26,60%. Hal ini menunjukan bahwa respon yang
pembelajaran guru sering melakukan Tanya dtunjukan siswa terhadap guru tetap konsisten,
jawab dengan siswa. Pada observasi pertama terbukti dengan persentase nilai respon siswa
nilai persentase guru dalam mengajarkan materi yang menunjukan nilai yang hampir setara.
lebih paling tinggi, yaitu 9,17% dibandingkan Sedangkan nilai persentase siswa dalam
dengan observasi kedua yaitu sebesar 9,5% dan mengungkapkan inisiatifnya pada observasi
mengalami penurunan yang cukup drastis pada pertama lebih tinggi yaitu sebesar 18,3%
pertemuan ketiga yaitu 3,67%. Sedangkan untuk dibandingkan pada observasi kedua yaitu
kategori mengarahkan, pada observasi pertama sebesar 17,83% dan paling tinggi pada observasi
nilai persentase guru dalam memberi arahan dan ketiga yaitu sebesar 20,18%. Persentase ini
perintah kepada siswa lebih tinggi yaitu sebesar menunjukan bahwa inisiatif siswa dalam
14,16% dibandingkan dengan observasi kedua berbicara cenderung tinggi dan hampir sama
yaitu sebesar 11,57% dan mengalami dari pertemuan satu sampai ketiga. Kemudian
peningkatan pada observasi ketiga yaitu nilai persentase keramaian atau kesunyian pada
15,59%. Pada observasi pertama nilai persentase observasi pertama lebih rendah yaitu sebesar
guru dalam mengkritik dan membenarkan 3,3% dibandingkan nilai persentase pada
pendapat siswa lebih tinggi yaitu sebesar 7,5% observasi kedua yaitu sebesar 7,3% dan
dibandingkan dengan observasi kedua dan observasi ketiga 3,66%. Data analisi variable
ketiga, yang masing-masing sebesar 1,05% dan interaksi guru dan siswa dijabarkan pada tabel 2
1,83%. berikut.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
aktivitas yang dilakukan siswa, diketahui bahwa

Tabel 2. Analisis Variabel Interaksi Guru dan Siswa di SD No. 1 Nawa Kerti Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem

Variabel Observasi I Observasi II Observasi III Rata-rata


Guru bicara 56,7% 49,47% 49,54% 51,90%
Siswa bicara 40% 43,15% 46,78% 43.31%
Kesunyian 3,3% 7,36% 3,67% 4,77%
Respon Guru 40,9% 53,84% 38,70% 44,48%
Inisiatif Siswa 45,83% 41,46% 43,13% 43,47%
Respon Langsung 91,9% 90,9% 98,9% 93,9%
Pergantian Konten 40% 44,21% 42,20% 42,13%
Rasio Tetap Siswa 0% 0% 0% 0%

Pada tabel 020 terlihat bahwa interpretasi dibandingkan pada saat observasi kedua dan
variabel guru berbicara (GB) yaitu sebesar 51,90 ketiga.
%, nilai tersebut berasal dari nilai variabel guru Interpretasi variabel siswa bicara (SB)
berbicara pada observasi pertama yaitu sebesar sebesar 43,31%, nilai tersebut berasal dari nilai
56,7% ditambah nilai variabel guru berbicara variabel guru berbicara pada observasi pertama
pada observasi kedua yaitu sebesar 49,47% dan yaitu sebesar 40% ditambah nilai variabel guru
pada observasi ketiga 49,54%, kemudian dibagi berbicara pada observasi kedua yaitu sebesar
tiga. Aktivitas guru dalam berbicara pada 43,15% dan observasi ketiga 46,78%, kemudian
observasi pertama lebih tinggi dibandingkan dibagi tiga. Pada observasi kedua aktivitas
observasi kedua dan ketiga. Artinya, pada berbicara siswa mengalami peningkatan sebesar
observasi pertama guru lebih sering berbicara 3,15% dari observasi pertama, sedangkan pada
observasi ketiga, siswa bicara mengalami

233
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

peningkatan sebesar 3,63% dari observasi sebesar 43,13% sedangkan interpretasi variabel
kedua. Artinya siswa lebih aktif berbicara pada rasio respon guru yang dihasilkan sebesar
observasi ketiga dibanding pada observasi 43,47%. Variabel rasioinisiatif siswa pada
pertama dan kedua. pembelajaran membaca membaca dan menulis
Interpretasi variabel kesunyian (K) yaitu permulaan kedua paling rendah diantara variable
sebesar 4,77%, nilai variabel kesunyian pada pertama dan ketiga. Sedangkan variable pada
observasi pertama sebesar 3,3%, dan nilai pembelajaran pertama paling tinggi diatara yang
variabel kesunyian pada observasi kedua sebesar lain.
7,38% dan pada observasi ketiga sebesar 3,67%. Interpretasi variabel rasio respon
Berdasarkan nilai tersebut kesunyian pada langsung guru (RRLG) yaitu sebesar 93,9%,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan variabel rasio respon langsung guru pada
pertama lebih rendah dibandingkan dengan observasi pertama sebesar 91,9%, sedangkan
pembelajaran membaca puisi anak yang kedua variabel rasio respon langsung guru pada
dan ketiga. Variable kesunyan pada observasi observasi kedua sebesar 90,9% dan observasi
kedua mengalami peningkatan sebesar 4,06% ketiga sebesar 98,9%. Variabel rasio respon
dari observasi pertama dan mengalami langsung guru pada pembelajaran membaca
penurunan pada observasi ketiga sebesar 3,69%. puisi anak yang ketiga paling tinggi
Nilai variable yang naik turun mencerminkan dibandingkan variable interaksi yang pertama
bahwa control guru terhadap ketidakefektifan dan kedua.
dalam pembelajaran masih naik turun. Variabel rasio pergantian konten (RPK)
Variabel rasio respon guru (RRG) pada pada observasi pertama sebesar 40%, variabel
observasi pertama sebesar 40,9% dan variabel rasio pergantian konten pada observasi kedua
rasio respon guru pada observasi kedua sebesar sebesar 44,21%, sedangkan interpretasi variabel
53,84%, dan variable rasio respon guru pada rasio pergantian konten yang dihasilkan sebesar
pertemuan ketiga sebesar 38,70%, sehingga 42,20%. Variabel rasio pergantian konten siswa
interpretasi variabel rasio respon guru yang pada observasi kedua paling tinggi
dihasilkan sebesar 44,48%. Variabel rasio dibandingkan dua variable lainnya.
respon guru pada pembelajaran yang pertama Variabel Rasio Tetap Siswa (RTS) pada
lebih rendah 12,94% dibandingkan dengan observasi pertama , kedua dan observasi ketiga
pembelajaran membaca puisi anak yang kedua. sebesar 0%, sedangkan interpretasi varibel rasio
Sedangkan respn guru pada pertemuan ketiga tetap siswa sebesar 0%. Tidak ada peningkatan
paing rendah diantara pertemuan pertama dan atau penurunan pada rasio tetap siswa.
kedua. Kemudian untuk data hasil penelitian
Variabel rasio inisiatif siswa (RIS) pada interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
observasi pertama sebesar45,83 % variabel rasio Negeri 1 Pidpid Kecamatan Abang Kabupaten
inisiatif siswa pada observasi kedua sebesar Karangasem dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
41,46% dan variable pada observasi ketiga

Tabel 3. Aktivitas Guru dan Siswa di SD Negeri 1 Pidpid Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem

No Kategori Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3


1 Rasa menerima/motivasi 9,90% 5,21% 4,82%
2 Pujian 0,99% 3,13% 4,82%
3 Menerima Ide Siswa 0,99% 1,04% 1,20%
4 Bertanya 20,79% 25% 21,69%
5 Mengajar 6,93% 5,21% 7,23%
6 Mengarahkan 12,87% 10,42% 13,25%
7 Mengkritik / member alasan 2,97% 3,13% 1,20%
8 Respon siswa 27,72% 32,29% 28,92%
9 Inisiatif Siswa 4,95% 2,08% 3,61%
10 Diam / ramai 11,88% 12,50% 13,25%

234
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Berdasarkan hasil analisis interaksi observasi dan bisa dikatakan guru selalu
pembelajaran pada pertemuan pertama, kedua, mengajukan pertanyaan untuk memancing
dan ketiga, dapat diketahui bahwa nilai siswa mengekspresikan opininya dalam
persentase guru dalam memotivasi siswa menjawab pertanyaan.
mengalami penurunan dari observasi pertama, Kategori mengajar pada observasi
kedua dan ketiga. Pada observasi pertama, pertama, kedua dan ketiga memiliki nilai
persentase guru memotivasi siswa sebesar persentase yang berbeda-beda. Pada observasi
9,90%, mengalami penurunan pada obseravsi pertama kategori mengajar sebesar 6,93%,
kedua sebesar 4,69% menjadi 5,21% dan observasi kedua sebesar 5,21% dan observasi
kembali mengalami penurunan pada observasi ketiga sebesar 7,23%. Data tersebut
ketiga sebesar 0,39% menjadi 4,82%. Data menunjukan bahwa pada setiap pertemuan
tersebut menunjukkan bahwa pada setiap persentase guru mengajar tidak selalu sama,
pertemuan persentase motivasi yang diberikan tergantung bahan/materi yang disampaikan
oleh guru tidak selalu sama, tergantung situasi pada saat pembelajaran berlangsung. Kategori
dan kondisi pada saat pembelajaran mengarahkan pada observasi pertama, kedua
berlangsung. dan ketiga memiliki persentase berbeda-beda.
Kategori pujian mengalami peningkatan Pada observasi pertama kategori mengarahkan
dari observasi pertama, kedua dan ketiga. memiliki persentase sebesar 12,87%. Pada
Kategori pujian pada observasi pertama, yaitu observasi kedua mengalami penurunan menjadi
0,99%, mengalami peningkatan pada observasi 10,42% dan pada observasi ketiga mengalami
kedua sebesar 2,14% menjadi 3,13%. Dan pada peningkatan menjadi 13,25%. Data tersebut
observasi ketiga mengalami peningkatan menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan
kembali sebesar 1,69% menjadi 4,82%. Data persentase guru mengarahkan tidak selalu
tersebut menunjukkan guru sering memberikan sama, tergantung situasi dan kondisi pada saat
pujian agar siswa mau termotivasi untuk maju. pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan Kategori mengkritik/ memberi alasan
yang terus terjadi dari observasi pertama, kedua pada observasi pertama, kedua dan ketiga
dan ketiga. Kategori menerima ide siswa memiliki persentase berbeda-beda. Pada
mengalami peningkatan pada observasi observasi pertama kategori mengkritik/memberi
pertama, kedua dan ketiga. Pada observasi alasan memiliki nilai persentase sebesar 2,97%.
pertama kategori menerima ide siswa memiliki Pada observasi kedua mengalami peningkatan
persentase sebesar 0,99%. Pada observasi sebesar 0,16% menjadi 3,13%. Sedangkan
kedua mengalami peningkatan sebesar 0,05% observasi ketiga mengalami penurunan sebesar
menjadi 1,04% dan pada observasi ketiga 1,93% menjadi 1,20%. Data tersebut
kembali mengalami peningkatan sebesar 0,16% menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan
menjadi 1,20%. Data tersebut menunjukkan persentase guru mengkritik tidak selalu sama,
bahwa guru berusaha untuk menerima, tergantung situasi dan kondisi pada saat
mengklarifikasi, membangun, atau pembelajaran berlangsung.
mengembangkan ide siswa setiap pertemuan Berdasarkan hasil analisis terhadap
pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia aktivitas yang dilakukan siswa, diketahui
berlangsung. bahwa persentase aktivitas siswa pada
Kategori bertanya pada observasi kedua observasi pertama dalam memberi respon
memiliki persentase paling tinggi dibandingkan kepada guru lebih rendah yaitu sebesar 27,72%
observasi pertama dan ketiga. Pada observasi dibandingkan pada observasi kedua yang
kedua kategori bertanya memiliki persentase mengalami peningkatan sebesar 4,57% menjadi
sebesar 25% sedangkan observasi pertama dan 32,29%. Pada observasi ketiga menagalami
kedua kategori bertanya sebesar 20,79% dan penurunan sebesar 3,37% menjadi 28,92%.
21,69%. Data tersebut menunjukkan bahwa Data tersebut menunjukkan bahwa respon yang
dalam kegiatan pembelajaran guru sering dtunjukan siswa terhadap guru tidak selalu
melakukan tanya jawab meskipun persentase sama, tergantung stimulus yang diberikan guru
bertanya observasi pertama, kedua dan ketiga dan situasi kondisi pada saat pembelajaran
berbeda. Dibandingkan aktivitas lainnya, guru berlangsung.
bertanya memliki persentase terbesar selama

235
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Nilai persentase siswa dalam persentase keramaian atau kesunyian pada


mengungkapkan inisiatifnya pada observasi observasi pertama lebih rendah yaitu sebesar
pertama paling tinggi yaitu sebesar 4,95% 3,3% dibandingkan nilai persentase pada
dibandingkan pada observasi kedua yaitu observasi kedua dan ketiga yaitu sebesar
sebesar 2,08% dan observasi ketiga yaitu 12,50% dan 13,25%. Data tersebut
sebesar 3,61%. Data tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa seberapa besar
bahwa inisiatif siswa dalam berbicara hampir keramaian/keributan yang tercipta pada saat
sama dari pertemuan satu sampai ketiga. Nilai pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

Tabel 4. Analisis Variabel Interaksi Guru dan Siswa di SD Negeri 1 Pidpid Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem

Variabel Observasi I Observasi II Observasi III Rata-rata


Guru bicara 57,76% 53,13% 54,22% 55,04%
Siswa bicara 32,14% 34,48% 27,62% 31,41%
Kesunyian 13,10% 12,5% 13,25% 12,95%
Respon Guru 47,62% 40,91% 42,96% 43,83%
Inisiatif Siswa 7,41% 6,06% 11,11% 8,19%
Respon Langsung 58,65% 60,90% 63,64% 61,06%
Pergantian Konten 59,52% 60,42% 57,83% 59,36%
Rasio Tetap Siswa 0% 0% 0% 0%

Berdasarkan data variabel interaksi Nilai Rasio Inisiatif Siswa (RIS) sebesar
pembelajaran pada Tabel 2. di atas, dapat 8,19%, ini menunjukkan siswa memiliki sedikit
dideskripsikan bahwa proporsi guru berbicara keinginan untuk mengekspresikan ide mereka.
(GB), Siswa Berbicara (SB) dan Kesunyian (K) Ini biasanya terjadi pada interaksi yang berpusat
menunjukkan proporsi aktivitas yang berbeda- pada guru yaitu guru memiliki kekuasaan di
beda antara guru dan siswa. Guru berbicara dalam kelas dan siswa mengikuti instruksinya.
(GB) memiliki persentase yaitu 55,04%. Hal ini Hal ini mengindikasikan bahwa pertanyaan
mengindikasikan bahwa selama pelajaran siswa hanya merupakan hasil stimulus guru
berlangsung interaksinya berpusat pada guru (materi yang dijelaskan oleh guru).
yaitu guru yang lebih banyak beraktivitas di Ketika siswa diam, guru secara spontan
kelas dibandingkan dengan siswa. Aktivitas memberikan pancingan kepada siswa dengan
guru meliputi aktivitas secara lisan dan tertulis. cara memuji atau menyatukan ide siswa untuk
Nilai siswa berbicara (SB) sebesar 31,41%, nilai didiskusikan di dalam kelas. Hal ini ditunjukkan
tersebut mengindikasikan interaksi yang oleh nilai Rasio Respon Langsung Guru
dihabiskan oleh siswa selama pelajaran (RRLG) sebesar 61,06%. Nilai ini menunjukkan
berlangsung. Disi lain, nilai kesunyian memiliki bahwa guru cukup aktif membangun suasana.
persentase yaitu 12,95%. Nilai kesunyian Guru mengampu kelas dengan baik dengan cara
mengindikasikan bahwa kesunyian atau memberi materi lain atau pertanyaan yang
percakapan yang tidak terindikasikan selama menarik siswa untuk mengikuti pelajaran.
pelajaran berlangsung. Rasio pergantian konten (RPK)
Rasio Respon Guru (RRG) sebesar menunjukkan seberapa besar peran guru dalam
43,83%, ini mengindikasikan kecenderungan mengarahkan isi pembicaraan. Nilai Rasio
guru dalam bereaksi terhadap ide siswa. Guru Pergantian Konten sebesar 59,36%, nilai
cukup responsif dalam berinteraksi dengan tersebut mengindikasikan bahwa guru
siswa. Guru mengulangi jawaban siswa untuk cenderung langsung mengarahkan siswa ke
menunjukkan kesetujuannya. Terkadang dia topik tertentu. Pada saat observasi, guru
juga memberikan pujian terhadap jawaban menggunakan pernyataan dan pertanyaan dalam
siswa. Rasio Inisiatif Siswa (RIS) memberikan informasi kepada siswa. Setelah
mengindikasikan proporsi inisiatif siswa dalam memberi penjelasan, guru memberikan
memulai pembicaraan. pemodelan agar siswa bisa memahami apa yang

236
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

disampaikan guru. Jika kemampuan siswa analisis mengenai proporsi guru berbicara (GB),
dalam memahami materi sudah terkesan baik, Siswa Berbicara (SB) dan Kesunyian (K)
barulah guru memberikan evaluasi kepada menunjukkan proporsi aktivitas yang berbeda-
siswa. Evaluasi yang dilakukan berupa soal bedaantara guru dan siswa. Diantara tiga
dengan memberikan pertanyaan yang karakteristik tersebut, guru berbicara memiliki
berhubungan dengan materi yang sudah nilai terbesar yaitu 51,90%. Hal ini
disampaikan. Evaluasi tersebut digunakan untuk mengindikasikan bahwa selama pelajaran
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa berlangsung interaksinya berpusat pada guru
dalam memahami materi yang sudah diberikan. yaitu guru yang lebih banyak beraktivitas di
Rasio Tetap Siswa (RTS) adalah indeks kelas dibandingkan dengan siswa. Dari nilai
kecepatan interaksi guru dan siswa. Nilai rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
tetap siswa sebesar 0%, nilai ini menunjukkan merupakan satu-satunya orang yang berkuasa di
bahwa tidak ada interaksi cepat saat dalam kelas pada saat pembelajaran . Hal ini
pembelajaran berlangsung.Metode pembelajaran menunjukkan bahwa interaksinya berpusat pada
yang dilakukan guru SDN 1 Nawa Kerti dan guru. Guru adalah satu-satunya yang berkuasa
SDN 1 Pidpid yaitu metode ceramah dan Tanya dalam mengatur kelas, menentukan topik
jawab dengan tekhnik tutor sebaya. Guru diskusi dan memberi pengetahuan baru kepada
terlebih dahulu mengajak siswa mengingat siswa.
pelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, Interaksi yang terjadi antara guru dan
kemudian menunjuk siswa yang siap membaca siswa dalam pembelajaran membaca dan
untuk maju ke depan kelas. Siswa dipersilahkan menulis permulaan bersifat multi arah. Interaksi
keluar dari tempat duduk untuk belajar bersama multi arah berarti guru dan siswa saling
teman lainnya yang lebih mengerti. Setelah memberikan respon dalam berinteraksi bahkan
siswa selesai membaca di depan kelas kepada siswa satu dengan siswa yang lain juga memiliki
siswa. dala hal ini siswa yang lebih aktif kesempatan untuk melakukan interaksi yang
bertanya kepada guru, karena rasa ingin tahu tidak melenceng dari materi pembelajaran.
mereka yang tinggi. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh nilai
Selama berinteraksi di dalam kelas, guru Rasio Respon Guru (RRG) yaitu sebesar
dan siswa menggunakan bahasa Indonesia dan 44,48% dan nilai Rasio Inisiatif Siswa (RIS)
Bahasa Daerah (Bali) dalam pembelajaran yaitu sebesar 43,47% di SDN 1 Nawe Kerti.
membaca dan menulis permulaan. Namun, guru Sedangkan di SDN 1 Pidpid, nilai Rasio Respon
dan siswa menggunakan bahasa Indonesia Guru (RRG) yaitu sebesar 43,83% dan nilai
sampai pada tahap absensis siswa. dimana Rasio Inisiatif Siswa (RIS) yaitu sebesar 8,19%.
sebelum kegiatan apersepsi, guru mengingatkan Nilai Rasio Respon Guru (RRG) menunjukkan
siswa aturan penggunaan bahasa Indonesia bahwa guru cukup responsif dalam menyikapi
selama pebelajaran Bahasa Indonesia. Dalam ide dan inisiatif siswa, sedangkan nilai Rasio
jalannya pembelajaran, masih ada beberapa Inisiatif Siswa (RIS) mengindikasikan bahwa
siswa yang menggunakan bahasa daerah, namun proporsi bicara siswa dalam merespon guru dan
hanya sedikit dan mereka langsung diingatkan mengekspresikan ide/ inisiatif sangat tinggi.
oleh guru agar memakai bahasa Indonesia. Interaksi siswa satu dengan siswa yang lain
Siswa yng tidak tau bahasa Indonesia dari apa terjadi dalam bentuk diskusi yang tidak
yang akan mereka utarakan bertanya pada guru melenceng dari materi pembelajaran dan
atau teman. Dari hasil pengamatan tersebut, kritikan atau saran yang diberikan salah satu
dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa siswa dalam menilai teman yang dilakukan
Indonesia siswa kelas I B SDN 1 Nawa Kerti, siswa lain.
sudah baik. Ini terkait dengan fokus pelajaran Dalam pembelajaran, guru sangat
yang akan membuat siswa fokus pada memperhatikan situasi dan suasan di kelas. Guru
kemampuan berbahasaIndonesia. Siswa selalu memberikan perhatian kepada siswa yang
menggunakan bahasaJawa ketika siswa tidak sedang sakit atau siswa yang kurang
tahu bagaimana mengekspresikan ide ke dalam bersemangat dalam belajar, yaitu dengan cara
bahasa Indonesia dan membahsnya bersama- memberikan motivasi kepada mereka.
sama di dalam kelas. berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas
Berdasarkan hasil analisis variable 1 B, SDN 1 Nawa Kerti dan kelas II SDN 1
iteraksi guru dan siswa diketahui bahwa Hasil Pidpid , ketika siswa sudah merasa bosan

237
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

dengan pembelajaran, guru selalu mengadakan terbesar di dalam pembelajaran dan siswa
trik-trik khusus untuk membuat para siswa menjadi objek interaksi Dalam pembelajaran
kembali semangat dengan cara membuat membaca puisi anak, guru dan siswa saling
suasana proses pembelajaran menyenangkan memberikan respon timbal balik, sedangkan
bagi siswa kelas I sekolah dasar, yaitu dengan interaksi siswa satu dengan siswa yang lain
mengadakan permainan misalnya sesekali guru tidak melenceng dari materi pengajaran. Inilah
mengajak mereka bernyanyi, mendongeng, dan sebabnya pola interaksinya bersifat multi arah.
memasukkan pengalaman siswa atau kejadian Berdasarkan hasil penelitian yang
sehari-hari, dengan catatan semua itu tidak dilakukan oleh purwani (2009) dan hasil analisis
melenceng dari topik pembicaraan (materi). yang didapatkan, dapat diambil kesimpulan
Menurut guru kelas 1 SDN 1 Nawa Kerti bahwa pada kelas rendah guru masih memegang
dan SDN 1 Pidpid, mengajar di kelas rendah kendali terbesar dalam kegiatan pembelajaran,
harus menerapkan prinsip “bermain sambil namun guru tetap memberikan kebebasan bagi
belajar”. Alhasil, dalam pembelajaran siswa siswanya untuk berpendapat dan berkreasi
tampak senang dan berantusias mengikuti sesuasi dengan apa yang mereka inginkan tanpa
pelajaran, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata melenceng dari aktivitas pembelajaran.
respon siswa yaitu sebesar 24,25% di SDN 1 Jadi, pola interaksi multi arah yang
Nawe Kerti dan sebesar 29,64 SDN 1 Pidpid. berpusat pada guru dan karakteristik
Nilai tersebut tampak bahwa siswa cukup aktif pembelajaran guru yang menyenangkan dan
dalam pembelajaran. selalu memberikan kesempatan kepada siswa
Berdasarkan uraian diatas, dapat untuk menuangkan ide/ inisiatif mampu
disimpulkan bahwa pola interaksi yang terjadi meningkatkan kemampuan membaca dan
dalam pembelajaran bersifat multi arah yaitu menulis pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
interaksi guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-
siswa. Interaksi multi arah sama halnya dengan SIMPULAN
interaksi arah banyak. Interaksi arah banyak
menurut Hidayat (2013) yaitu proses Berdasarkan uraian tersebut simpulan
pembelajaran memungkinkan terjadinya arah penelitian ini adalah, pertama Pola interaksi
komunikasi ke segenap penjuru dan masing- yang terjadi dalam pembelajaran membaca dan
masing berlangsung secara timbal balik. Arah Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa
komunikasi bisa terjadi dari guru ke siswa, dalam pembelajaran membaca dan menulis
siswa ke siswa dan siswa ke guru. Namun, permulaan bersifat multi arah. Interaksi multi
interaksinya berpusat pada guru artinya guru arah berarti guru dan siswa saling memberikan
memiliki kekuasaan terbesar di dalam respon dalam berinteraksi bahkan siswa satu
pembelajaran dan siswa menjadi objek interaksi. dengan siswa yang lain juga memiliki
Dalam pembelajaran, guru dan siswa saling kesempatan untuk melakukan interaksi yang
memberikan respon timbal balik, sedangkan tidak melenceng dari materi
interaksi siswa satu dengan siswa yang lain pembelajaran.Pernyataan tersebut dikuatkan
berupa diskusi dalam pembelajaran dan tidak oleh nilai Rasio Respon Guru (RRG) yaitu
melenceng dari materi pengajaran. Inilah sebesar 44,48% dan nilai Rasio Inisiatif Siswa
sebabnya pola interaksinya bersifat multi arah. (RIS) yaitu sebesar 43,47%. Nilai Rasio Respon
Disamping bersifat multi arah, interaksi yang Guru (RRG) menunjukkan bahwa guru cukup
terjadi juga bersifat edukatif. Artinya, interaksi responsif dalam menyikapi ide dan inisiatif
guru dan siswa berlangsung dalam suatu ikatan siswa, sedangkan nilai Rasio Inisiatif Siswa
untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam (RIS) mengindikasikan bahwa proporsi bicara
proses interaksi tersebut guru mampu siswa dalam merespon guru dan
memberikan dan mengembangkan motivasi mengekspresikan ide/ inisiatif sangat tinggi.
serta reinforcement kepada siswa agar Kedua Karakteristik pembelajaran membaca dan
melakukan kegiatan belajar secara optimal. menulis permulaan yang dilakukan guru dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitiann siswa kelas 1 B, SDN 1 Nawa Kerti
yang dilakukan oleh Purwani (2009) yang mengindikasikan bahwa guru memegang
memperoleh hasil sebagai berikut. Interaksi kendali selama kegiatan pembelajaran
dalam pembelajaran di kelas rendah berpusat berlangsung. Dengan lebih banyak
pada guru artinya guru memiliki kekuasaan

238
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, Kimia di SMA Muhammadiyah


terlihat bahwa guru menguasai kelas, dengan Wonosobo. Jurnal ( tidak diterbitkan ).
lebih banyak memberikan arahan. Ketiga, Universitas Muhammadiyah Semarang.
pembelajaran membaca dan menulis permulaan Purwani, Rani. 2009. Deskripsi Interaksi Siswa
di SDN 1 Nawa Kerti tergolong berhasil. dan Guru dalam Pembelajaran Membaca
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan nilai Puisi Anak di Sekolah Dasar Kelas
rata-rata yang diperoleh siswa dalam membaca http://rurialhayat.blogspot.co.id/2012/10/
sebesar 78,30 dan nilai dalam menulis sebesar pengertian-ciri-ciri-karakteristik.html.
77,31. Kedua nilai tersebut dikategorikan ke Rendah Melalui Teori Flander dan
dalam kategori baik. sedangkan hasil tes sikap Larsen-Freeman. Semarang: Skripsi:
siswa selama pembelajaran berlangsung sebesar Universitas Negeri Semarang.
71,86, yang dikategorikan ke dalam kategori Rizaldy, Ahmad. 2012. Pengertian, Ciri-
baik. ciri/Karakteristik dan Fungsi Bahasa
Kedua, karakteristik pembelajaran Indonesia. 2012. Tersedia Pada (diakses
Bahasa Indonesia di kelas yang dilakukan guru pada 5 January 2016)
dan siswa kelas II SD Negeri 1 Pidpid Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
mengindikasikan bahwa guru adalah orang yang Jakarta: CV Alfabeta.
bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi Sukardi. 2008. Metodelogi Penelitian
yang mengolah dan mencerna adalah para siswa. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Oleh karena itu guru selalu membimbing dan Sulistyanti, Peni. 2008. An Interaction Analysis
menyediakan kondisi yang kondusif agar anak of English Language Teaching at SPEC
didik dapat berkembang dengan cara Magelang. Semarang: Skripsi. Universitas
memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya Negeri Semarang.
kepada siswa dalam mengekspresikan Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran
ide/inisiatif dan bakatnya serta menciptakan di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
suasana pembelajaran yang santai dan tidak Prenada Group.
kaku dengan cara sesekali mengajak siswa Suwatra I Wayan dan Tristiantari. 2013.
untuk bernyanyi. Kemudian secara umum Sosiologi Pendidikan. Singaraja: Jurusan
bahasa indonesi lebih banyak digunkan dalam Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
proses pembelajaran dan bahasa bali digunakan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
apabila siswa tidak memahami apa yang Ganesha.
disampaikan guru. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional.
Yusuf, Abdulah. 1985. Setengah Abad Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Pendidikan Nasional.
Indonesia di Kelas Rendah. Singaraja: Yuzuf, Rahmat. 2011.
Pendidikan Dasar IKIP Negeri Singaraja. http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/
Agung, A. A. Gede. 2014. Metodelogi 2015/09/ciri-ciri-bahasa-baku.html?en. (
Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya diakses pada 5 January 2016 )
Media Publisihing. Zuchdi, D. dan Budiasih. 1997. Pendidikan
Antari, Madri. 2013. Modul Beljar Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Pembelajaran. Singaraja: Jurusan Rendah. Jakarta: Direktorat Jendral
Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Tinggi.
Penidikan Universitas Pendidikan Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian
Ganesha. Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Candiasa, I M. 2010. Statistik Multivariat Aksara
Disertai Aplikasi dengan SPSS. Buku
Ajar (Tidak Diterbitkan). Undiksha
Singaraja.
Pramiana, Sylmy dan Winaryati. 2014. Interaksi
Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

239

Anda mungkin juga menyukai