Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022


ANALISIS STRATEGI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS YANG DIAMPU OLEH GURU
PENGGERAK BAHASA INDONESIA DI KOTA DENPASAR

I.G.A. Pidrawan1, I.W. Rasna2, I.B. Putrayasa3


Program Studi Pendidikan Bahasa
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaeraja, Indonesia

1
pidrawan@gmail.com, 2wayanrasna@ymail.com, 3ib.putrayasa@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil analisis strategi, aktivitas, dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran menulis yang diampu oleh guru penggerak bahasa Indonesia di Kota Denpasar. Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian deksriptif kualitatif dan rancangan penelitian kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah guru penggerak bahasa Indonesia di Kota Denpasar dan siswa pada kelas
yang diampu oleh guru penggerak Bahasa Indonesia di Kota Denpasar. Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menentukan dua sampel guru penggerak
bahasa Indonesia yang merupakan perwakilan dari masing-masing jenjang, yaitu jenjang SD dan SMP,
serta siswa kelas VI dan VIII E pada kelas yang diampu oleh guru penggerak. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Permasalahan yang dianalisis melalui
rancangan deksriptif kualitatif, data dianalisis melalui 1) reduksi data, meliputi identifikasi, klasifikasi data,
dan penafsiran data 2) penyajian data, dan 3) penarikan simpulan, sedangkan permasalahan yang
dianalisis melalui deskriptif kuantitatif, data dianalisis melalui deksirptif kuantitatif. Berdasarkan analisis
data strategi, aktivitas, dan hasil belajar siswa, penelitian ini menggambarkan bahwa 1) strategi yang
digunakan oleh guru penggerak dalam pembelajaran menulis adalah strategi berdiferensiasi, 2) aktivitas
dilakukan guru melalui langkah-langkah pembelajaran yang efektif dengan mengedepankan karakteristik
belajar siswa, dan 3) hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis yang diampu oleh guru penggerak
di Kota Denpasar untuk jenjang SMP tergolong sangat baik, sedangkan pada jenjang SD tergolong baik.

Kata Kunci: Aktivitas; Guru Penggerak; Hasil; Pembelajaran Menulis; Strategi

Abstrak
This study aims to describe the results of the analysis of strategies, activities, and student learning
outcomes in writing lessons taught by Indonesian language teachers in Denpasar City. This study used a
qualitative descriptive research design and a quantitative research design. The population in this study
were Indonesian language teachers in Denpasar City and students in classes taught by Indonesian
language teachers in Denpasar City. Determination of the sample in this study using purposive sampling
technique. The researcher determined two samples of Indonesian language teachers who were
representatives of each level, namely the elementary and junior high school levels, as well as students in
grades VI and VIII E in the classes taught by the driving teachers. The data in this study were collected
through observation, documentation, and interviews. Problems analyzed through qualitative descriptive
design, data were analyzed through 1) data reduction, including identification, data classification, and
data interpretation 2) data presentation, and 3) drawing conclusions, while problems analyzed through
quantitative descriptive data were analyzed through quantitative descriptions. Based on the data analysis
of strategies, activities, and student learning outcomes, this study illustrates that 1) the strategy used by
the driving teacher in learning to write is a differentiation strategy, 2) the activity is carried out by the
teacher through effective learning steps by prioritizing student learning characteristics, and 3) student
learning outcomes in writing lessons taught by driving teachers in Denpasar City for the junior high school
level are classified as very good, while those at the elementary school level are classified as good.

Key Words: Activity; Mover Teacher; Results; Writing Learning; Strategy

75
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
PENDAHULUAN tenaga pengajar mata pelajaran tersebut
Manusia sudah menggunakan bahasa secara profesional, lebih-lebih di tingkat
sebagai alat komunikasi antarsesamanya sekolah dasar yang pada umumya guru
sejak berabad-abad silam berupa tanda dan menganut sistem mengajar borongan, yaitu
simbol yang mewakili sesuatu yang seorang guru mengajarkan berbagai mata
diungkapkan, baik lisan maupun tulisan pelajaran pada suatu tingkatan tertentu
(Putra, 2020). Bahasa hadir sejalan dengan (Wibowo, 2015).
sejarah sosial komunitas-komunitas Permasalahan-permasalahan di atas
masyarakat atau bangsa. Pemahaman harus segera diatasi karena keterampilan
bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal menulis adalah keterampilan yang penting
pokok manusia untuk mengadakan interaksi bagi kehidupan. Dalam hubungannya
sosial dengan sesamanya (Adnyana et al., dengan kemampuan berbahasa, kegiatan
2018:40). menulis mampu mempertajam kepekaan
Pembelajaran bahasa, selain melatih terhadap kesalahan-kesalahan baik
agar terampil berbahasa, juga menyangkut ejaan, struktur, maupun
meningkatkan kemampuan berpikir, pemilihan kosakata (Wirawati, 2014).
mengungkapkan gagasan, perasaan, Tarigan (dalam Dian et al., 2014)
persetujuan, keinginan, dan kemampuan mengungkapkan bahwa tulisan yang baik
memperluas wawasan (Dian et al., 2014). mencerminkan kemampuan sang penulis
Ada empat keterampilan berbahasa, yaitu untuk menulis dengan jelas dan tidak
menyimak, berbicara, membaca, dan samar-samar.
menulis. Keempat keterampilan itu Minat belajar dan kesiapan guru
diajarkan secara terintegrasi dalam adalah dua faktor utama yang dapat
pembelajaran Bahasa dan Sastra memengaruhi kualitas pembelajaran
Indonesia. menulis dan mengatasi permasalahan
Berdasarkan observasi terhadap menulis di atas. Menurut Slameto (Sirait,
proses pembelajaran bahasa Indonesia 2016) minat adalah kegiatan yang
pada beberapa sekolah di Kota Denpasar, diinginkan seseorang dan diperhatikan
baik tingkat SMA, SMP, maupun SD, serta terus-menerus disertai dengan rasa senang.
wawancara terhadap delapan guru bahasa Hurlock (dalam Dian et al., 2014)
Indonesia di Kota Denpasar, diperoleh mengartikan minat sebagai sumber motivasi
gambaran bahwa dari keempat yang akan mengarahkan seseorang pada
keterampilan berbahasa tersebut, apa yang akan mereka lakukan bila diberi
keterampilan menulis dipandang sebagai kebebasan untuk memilihnya. Minat muncul
keterampilan yang sulit dikuasai oleh murid. karena adanya dorongan yang kuat dari diri
Oleh siswa, menulis sering dianggap sendiri, guru, orang tua, dan lingkungan
sebagai aktivitas bakat, bukan terlahir siswa. Dalam banyak kasus pembelajaran
karena latihan, sehingga proses bahasa Indonesia, masih ditemukan banyak
pembelajaran hanya berpihak pada siswa siswa yang tidak bersemangat dalam
tertentu saja sehingga minat siswa untuk pembelajaran, baik itu saat menyimak
menguasai keterampilan menulis sangat pembelajaran, mengerjakan tugas, maupun
rendah. Akibat rendahnya minat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
menguasai keterampilan menulis, kualitas atau saat diskusi (Yanda, 2019). Lebih-lebih
tulisan siswa juga rendah. Menulis dalam pembelajaran menulis. Proses
dirasakan sebagai suatu beban yang berat pembelajaran menulis yang terstruktur dan
(Ofriani, 2015). panjang memunculkan stigmatisasi bahwa
Guru Bahasa Indonesia memiliki menulis adalah pembelajaran
kewajiban untuk memberikan motivasi dan membosankan. Akibatnya, pembelajaran
memfasilitasi aktivitas belajar yang mampu menulis sering diabaikan.
merangsang minat siswa untuk Minat belajar menulis siswa yang
meningkatkan keterampilan menulis. lemah, juga dipengaruhi oleh faktor guru.
Namun, guru Bahasa Indonesia tidak Untuk mencapai tujuan pembelajaran
seluruhnya memiliki kualifikasi sebagai menulis, kehadiran guru tidak sebatas

76
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
penguasaan materi, tetapi juga didukung pemimpin pembelajaran. Program ini
dengan strategi pengajaran yang sesuai. meliputi pelatihan daring, lokakarya,
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut konferensi, dan pendampingan selama 9
seorang guru dituntut untuk mampu bulan bagi calon Guru Penggerak
menggunakan strategi pengajaran yang (https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/
praktis dan mudah digunakan dalam gurupenggerak/). Guru Penggerak
kegiatan belajar-mengajar. Prinsip penting Angkatan I, dilaksanakan mulai awal
dalam pengajaran pelajaran bahasa September 2020 dan berakhir Agustus
Indonesia, khususnya pengajaran menulis, 2021. Di Bali Program Guru Penggerak
adalah pengajaran yang disajikan kepada Angkatan I dilaksanakan di tiga kota/
siswa harus sesuai dengan kemampuan Kabupaten, yaitu Denpasar, Badung, dan
muridnya pada suatu tahapan pengajaran Karangasem.
tertentu (Wardani, 2018). Dalam Pendidikan Guru Penggerak
Seorang guru adalah pemimpin diperoleh materi berkaitan dengan strategi
pembelajaran yang bertugas menjadi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas
faslitator, motivator, dan promotor untuk belajar efektif, salah satunya strategi
siswa. Sebagai fasilitator, guru bahasa pembelajaran berdiferensiasi. Bagi guru
Indonesia memfasilitasi pembelajaran siswa Bahasa Indonesia, strategi pembelajaran
sehingga siswa mudah belajar bahasa berdiferensiasi sangat relevan diterapkan
Indonesia. Sebagai motivator, guru Bahasa dalam pembelajaran menulis karena
Indonesia senantiasa memberi dorongan strategi ini mengharuskan guru menyiapkan
dan semangat kepada siswa agar beragam konten tulisan, beragam proses
termotivasi terus mempelajari bahasa belajar menulis, hingga beragam bentuk
Indonesia. Motivasi baik untuk belajar juga tulisan yang bisa dihasilkan siswa sesuai
melahirkan aktivitas belajar yang baik dengan minat dan potensi siswa.
sehingga hasil belajarnya pun cenderung Pemanfaatan strategi pembelajaran
baik. Sebagai promotor, guru Bahasa berdiferensiasi sekaligus menjawab
Indonesia adalah agen yang berupaya terus masalah utama pembelajaran keterampilan
mempromosikan peran penting bahasa menulis siswa, yaitu 1) terbatasnya contoh
Indonesia, baik itu bahasa Indonesia tulisan yang direkomendasikan guru, 2)
sebagai alat komunikasi, maupun bahasa terbatasnya kebebasan siswa dalam
Indonesia dalam tatanan berbangsa dan menulis (guru hanya memberikan satu
bernegara. alternatif tema), dan 3) proses
Peningkatkan kompetensi guru pembelajaran (menulis) yang monoton.
Bahasa Indonesia penting dilaksanakan, Kehadiran Guru Penggerak sejatinya
salah satunya adalah melalui hadir untuk menjawab tantangan yang
pelatihan.Kementerian Pendidikan, dihadapi guru, salah satunya strategi dan
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik aktivitas belajar. Bagi guru Bahasa
Indonesia, melalui Direktur Jendral Guru Indonesia, keterlibatannya dalam
dan Tenaga Kependidikan melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak tentu dapat
program pelatihan bagi guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
mengatasai beragam permaslahan berbahasa, utamanya peningkatan
pembelajaran di sekolah, yaitu Pendidikan kemampuan siswa menulis. Maka, proses
Guru Penggerak. pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Guru penggerak merupakan diampu oleh guru penggerak, utamanya
pemimpin pembelajaran dalam merdeka pembelajaran menulis, adalah
belajar yang memiliki kemampuan dalam pembelajaran yang menarik untuk
menggerakkan ekosistem pendidikan dicermati. Tujuan dilaksanakannya
untuk mewujudkan Pendidikan yang pendidikan Guru Penggerak adalah
berpusat pada peserta didik (Sibagariang et menciptakan guru yang mampu memimpin
al., 2021). Program Pendidikan Guru pembelajaran guna mendorong
Penggerak adalah program pendidikan pengembangan minat dan bakat murid
kepemimpinan bagi guru untuk menjadi sesuai dengan kebutuhan belajarnya

77
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
masing-masing. Dalam upaya mendorong dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
pengembangan minat dan bakat siswa, ada adalah kemampuan keterampilan, sikap,
strategi dan aktivitas belajar. Harapannya, dan keterampilan yang diperoleh siswa
melalui strategi dan kativitas itu, hasil setelah ia menerima perlakuan yang
belajar siswa dalam pembelajaran menulis diberikan oleh guru sehingga dapat
pun meningkat. mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
Strategi pembelajaran merupakan kehidupan sehari-hari. Paparan di atas
suatu seni dan ilmu yang dipilih guru untuk menjelaskan pentingnya sebuah strategi
membawa pembelajaran sedemikian rupa diterapkan di dalam proses pembelajaran,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat khususnya pembelajaran menulis. Hal itu
dicapai secara efesien dan efektif. Cara- tentunya bertumpu pada pelaksanaan
cara yang dipilih guru dalam menyusun proses pembelajaran yang nantinya akan
strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
dan urutan kegiatan yang dapat Pendidikan Guru Penggerak salah satunya
memberikan pengalaman belajar kepada menempa kemampuan kemahiran guru
peserta didik. Dick and Carey (dalam Dian dalam menerapkan beragam strategi
et al., 2014) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran.
pembelajaran adalah suatu set materi dan Paparan di atas menggambarkan
prosedur pembelajaran yang digunakan bahwa tentang beberapa permasalahan
secara bersama-sama untuk menimbulkan pembelajaran menulis, seperti masih
hasil belajar pada siswa. Dari semua rendahnya minat siswa untuk menulis,
penjelasan tersebut dapat disimpulkan pengajaran guru bersifat konvensional, tidak
bahwa strategi pembelajaran merupakan memperhatikan karakteristik (perbedaan)
suatu rencana tindakan (rangkaian siswa, belum diketahuinya strategi yang
kegiatan) yang termasuk juga digunakan oleh guru dalam pembelajaran
menggunakan metode dan pemanfaatan menulis, belum diketahuinya aktivitas baik
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam yang perlu dilakukan guru-siswa dalam
pembelajaran. pembelajaran menulis, belum diketahuinya
Dalam proses pembelajaran, keaktifan hasil belajar siswa setelah digunakan
peserta didik merupakan hal yang sangat strategi dalam pembelajaran menulis teks
penting dan perlu diperhatikan oleh guru kesan untuk jenjang SD dan teks ulasan
sehingga dapat memeroleh hasil yang untuk jenjang SMP, dan kehadiran Guru
optimal. Aktivitas berasal dari kata kerja penggerak Bahasa Indonesia di Kota
akademik aktif yang berarti giat, selalu Denpasar yang telah mendapatkan
berusaha bekerja atau belajar dengan beragam pelatihan dalam manajemen
sungguh-sungguh supaya mendapat pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
prestasi yang gemilang (KBBI, 2016). tertarik untuk mengetahui strategi, aktivitas
Wijaya (Dian et al., 2014) aktivitas adalah pembelajaran, dan hasil belajar siswa
keterlibatan intelektual dan emosional siswa dalam menulis pada pembelajaran bahasa
dalam kegiatan belajar mengajar, asimilasi Indonesia yang diampu oleh guru
(menyerap) dan akomodasi penggerak di Kota Denpasar. Untuk itu,
(menyesuaikan)” kognitif dalam pencapaian peneliti merumuskan judul penelitian ini
pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman dengan bunyi “Analisis Streategi, Aktivitas,
langsung dalam pembentukan sikap dan dan Hasil Belajar Siswa dalam
nilai. Pembelajaran Menulis yang Diampu oleh
Hasil belajar merupakan kemampuan Guru Penggerak Bahasa Indonesia di Kota
yang diperoleh anak setelah melalui Denpasar”. Penelitian ini ditujukan untuk (1)
kegiatan belajar (Ningrat, dkk., 2018). mendeskripsikan hasil analisis strategi
Howart Kingsley (dalam Abdulah, 2019) pembelajaran menulis yang diterapkan oleh
membagi tiga macam hasil belajar guru penggerak Bahasa Indonesia di Kota
mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, Denpasar, (2) mendeskripsikan hasil
(2) Pengetahuan dan pengarahan, dan (3) analisis aktivitas guru dan siswa dalam
Sikap dan cita-cita. Dari pendapat tersebut pembelajaran menulis yang diampu oleh

78
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
guru penggerak Bahasa Indonesia di Kota langkah analisis data meliputi 1) reduksi
Denpasar, dan (3) mendeskripsikan hasil data, meliputi identifikasi, klasifikasi data,
belajar siswa dalam pembelajaran menulis dan penafsiran data 2) penyajian data, dan
yang diampu oleh guru penggerak Bahasa 3) penarikan simpulan, serta deskriptif
Indonesia di Kota Denpasar. kuantitatif untuk permasalahan yang ketiga
melalui analisis statistik deskriptif untuk
METODE memeroleh rerata, serta skor tertinggi dan
Peneliti dalam melaksanakan terendah atas suatu data.
penelitian ini menggunakan dua rancangan,
yaitu rancangan penelitian deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif dan kuantitatif. Rancangan Hasil penelitian menjabarkan tiga hal
penelitian deskriptif kualitatif dipilih untuk sesuai dengan tujuan pelaksanaan
memperoleh gambaran atas permasalahan penelitian ini, yaitu strategi pembelajaran
pertama, yaitu analisis strategi guru dalam menulis yang diterapkan guru penggerak
pembelajaran menulis yang diampu oleh Bahasa Indonesia di Kota Denpasar,
Guru Penggerak di Kota Denpasar dan aktivitas guru dan siswa dalam
permasalahan kedua, yaitu analisis aktivitas pembelajaran menulis yang diampu oleh
guru dan siswa dalam pembelajaran guru penggerak Bahasa di Kota Denpasar,
menulis yang diampu oleh Guru Penggerak dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di Kota Denpasar. menulis yang diampu oleh guru penggerak
Rancangan penelitian kuantitatif dipilih Bahasa Indonesia di Kota Denpasar.
untuk memperoleh data-data kuantitatif
yang valid atas permasalahan penelitian Strategi Pembelajaran Menulis yang
yang ketiga, yaitu hasil belajar siswa dalam Diterapkan oleh Guru Penggerak Bahasa
pembelajaran menulis yang diampu oleh Indonesia di Kota Denpasar
Guru Penggerak Bahasa Indonesia di Kota Berdasarkan analisis terhadap
Denpasar. Populasi dalam penelitian ini dokumen rancangan pelaksanaan
adalah semua Guru Penggerak Bahasa pembelajaran (RPP) guru penggerak
Indonesia Angkatan I di Kota Denpasar dan Bahasa Indonesia, diperoleh data bahwa
seluruh siswa pada kelas yang diajarkan strategi pembelajaran yang digunakan
oleh Guru Penggerak Bahasa Indonesia di adalah strategi pembelajaran
Kota Denpasar. Jumlah Guru Penggerak berdiferensiasi. Strategi pembelajaran
Bahasa Indonesia Angkatan I di Kota berdiferensiasi dipilih karena guru
Denpasar berjumlah 4 guru, yang terdiri penggerak Bahasa Indonesia Kota
atas 2 guru pada jenjang SD dan 2 guru Denpasar menginginkan proses
pada jenjang SMP. Peneliti menggunakan pembelajaran yang bisa berpihak kepada
teknik purposive sampling. Peneliti karakteristik siswa sehingga semua
menentukan dua sampel Guru Penggerak kebutuhan belajar siswa terakomodir
Bahasa Indonesia yang merupakan sesuai minat atau profil belajar yang
perwakilan dari masing-masing jenjang, dimiliki. Pertimbangan guru penggerak
yaitu masing-masing satu Guru Penggerak Bahasa Indonesia dalam memilih strategi
Bahasa Indonesia jenjang SD dan SMP. pembelajaran berdiferensiasi sejalan
Untuk siswa, kelas yang digunakan sampel dengan pendapat Herwina (2021) yang
untuk masing-masing jenjang adalah satu menyatakan bahwa strategi pembelajaran
kelas, yaitu kelas VI untuk jenjang SD dan berdiferensiasi memberikan kesempatan
kelas VIII E untuk jenjang SMP. Metode siswa untuk belajar sesuai dengan dirinya
pengumpulan data yang digunakan dalam dan ditujukan untuk menyesuaikan proses
penelitian ini adalah metode observasi, pembelajaran di kelas guna memenuhi
dokumentasi, wawancara. Dalam penelitian kebutuhan belajar setiap individu. Marlina
ini, peneliti menggunakan teknik analisis (2019) menyampaikan pandangan serupa
deskriptif kualitatif untuk permasalahan bahwa pembelajaran berdiferensiasi
pertama dan kedua dengan langkah- merupakan penyesuaian terhadap minat,

79
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
preferensi belajar, kesiapan siswa agar Tahapan Prapembelajaran
tercapai peningkatan hasil belajar. Dalam tahapan prapembelajaran, baik
Penggunaan strategi pembelajaran tingkat SD mapun SMP, Guru Penggerak
diferensiasi dinilai tepat untuk mengatasi melakukan pendataan informasi tentang
masalah heterogenitas peserta didik latar belakang siswa terlebih dahulu, baik itu
(Mulbard, Bernar, dan Pesona, 2017). latar belakang minat, bakat, kecenderungan
Dalam dokumen rancangan belajar (modalitas), maupun kesiapan
pembelajaran guru penggerak, termuat belajar. Pengetahuan terhadap latar
beberapa komponen diferensiasi, yaitu belakang ini diperoleh melalui survei. Pada
diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan tingkat SD, pendataan latar belakang
diferensiasi produk. Komponen diferensiasi dilakukan melalui wawancara terbatas
dalam rancangan pembelajaran guru antara guru dengan siswa, sedangkan pada
penggerak sejalan dengan pendapat tingkat SMP, survei dilakukan melalui
Sanjaya (2021) bahwa guru melakukan pengisian Googleform. Pada jenjang SD
diferensiasi berdasarkan konten/isi terdapat sebaran minat dan bakat siswa
(content), proses (process) dan produk dalam olahraga, menonton film, membaca,
(product). Konten meliputi hal yang jalan-jalan, bernyanyi, menari, menulis, dan
dipelajari siswa, proses berkaitan dengan lain-lain. Kecenderungan belajar (modalitas)
proses pembelajaran yang akan dilalui siswa meliputi visual (17%), auditori (12%),
siswa, dan produk berkaitan dengan kinestetik (17%), dan kombinasi (48%).
sesuatu yang dihasilkan siswa sebagai hasil Pada jenjang SMP, sebaran minat dan
belajarnya. Temuan ini memiliki sedikit bakat siswa meliputi berolahraga, menonton
perbedaan dengan pendapat Marlina (2019) film, membaca, bermain game, bernyanyi,
yang menyatakan bahwa pembelajaran menari, menulis, dan lain-lain.
berdiferensiasi memiliki empat (4) Kecenderungan belajar siswa di kelas
komponen yaitu: isi, proses, produk, dan adalah visual (30%), auditori (38%),
lingkungan belajar. Diferensiasi lingkungan kinestetik (8%), kombinasi (25%).
belajar menurut Marlina adalah penyiapan Berdasarkan hasil survei terhadap
lingkungan belajar sehingga siswa mampu latar belakang siswa, guru penggerak
bekerja dan merasa nyaman dalam menyiapkan materi (konten) pembelajaran
pembelajaran. untuk diberikan kepada siswa, baik secara
daring maupun luring. Ragam konten yang
Aktivitas Guru dan Siswa dalam diunggah guru dalam media dalam daring
Pembelajaran Menulis yang Diampu oleh adalah bentuk diferensiasi konten (Hadfiz,
Guru Penggerak Bahasa Indonesia di 2021). Konten-konten yang diuggah oleh
Kota Denpasar guru penggerak untuk jenjang SD dalam
Secara umum, ada tiga tahapan yang pembelajaran menulis kesan, yaitu
dilakukan guru penggerak, baik tingkat SD karikatur, video, dan contoh teks kesan
maupun SMP dalam penerapan strategi dalam beragam objek. Konten-konten yang
pembelajaran berdiferensiasi, yaitu tahapan diunggah guru penggerak untuk jenjang
prapembelajaran, tahapan pembelajaran, SMP dalam pembelajaran menulis ulasan,
dan tahapan pascapembelajaran. Masing- yaitu powerpoint, rangkuman materi dalam
masing tahapan tersebut melibatkan bentuk pdf, video, dan contoh-contoh teks
aktivitas guru, siswa, mapun interaksi ulasan dari bergam media.
keduanya. Temuan ini sejalan dengan Keberagaman konten yang diunggah
temuan penelitian Dian, Rasna, dan oleh guru penggerak Bahasa Indonesia dan
Artawan. Dian, Rasna, dan Artawan (2014) kebebasan siswa memilih salah satu atau
menyatakan bahwa dalam proses beberapa konten untuk dibaca dan atau
pembelajaran menulis (deksripsi), tahapan disimak menimbulkan antusiasme siswa
pembelajarannya adalah perencanaan untuk belajar secar mandiri. Ini sejalan
(prapembelajaran), pembelajaran, dan dengan temuan penelitian Ekayani (2017)
tindak lanjut (pascapembelajaran). yang memaparkan bahwa keberagaman
media mampu merangsang anak belajar

80
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
mandiri sesuai dengan bakat dan Sejalan dengan dokumen tersebut,
kemampuan visual, auditori, dan melalui observasi, aktivitas guru dan siswa
kinestetiknya. dalam kegiatan awal adalah guru memasuki
Prosedur penetapan strategi ruang kelas dengan mengucapkan selamat
pembelajaran berdiferensiasi yang pagi/ siang. Semua siswa berdiri
dilakukan oleh guru penggerak sejalan mengucapkan “Om Suastiastu”. Guru
dengan pendapat Marlina (2019) bahwa melakukan presensi. Setelah itu, guru
kesuksesan dalam mengajar ditentukan memberikan apersepsi kepada siswa terkait
oleh kemampuan guru dalam mengenal dengan materi yang akan dibahas dan
siswanya. Survei yang dilakukan oleh guru menghubungkannya dengan materi
penggerak Bahasa Indonesia Kota sebelumnya. Pada jenjang SD, apersepsi
Denpasar adalah upaya mengenal dilakukan dengan memberikan ilustrasi
karakteristik siswanya. Jika dalam gambar atau contoh-contoh lalu dikomentari
pembelajaran guru mengetahui karakteristik bersama, sedangkan pada jenjang SMP
siswa, pembelajaran menjadi menarik dan apersepsi disampaikan berupa pertanyaan
siswa lebih mudah memahami materi. untuk dijawab siswa. Selanjutnya, guru
Sebaliknya, upaya apa pun yang dipilih dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada
dilakukan oleh guru dan perancang jenjang SD, tujuan pembelajaran
pembelajaran jika tidak bertumpu pada disampaikan secara langsung oleh guru
karakteristik perseorangan siswa sebagai dengan contoh-contoh, sedangkan pada
subjek belajar, maka pembelajaran yang jenjang SMP, tujuan pembelajaran
dikembangkan tidak akan bermakna bagi dilakukan dengan ramu pendapat.
siswa (Septianti & Afiani, 2020). Bagi guru penggerak, apersepsi
adalah upaya mengaitkan materi
Tahapan Pembelajaran pembelajaran saat ini dengan pembelajaran
Dalam tahapan pembelajaran, secara sebelumnya atau hal-hal praktis sehingga
guru penggerak melakukan tiga kegiatan, siswa siap belajar. Ini sejalan dengan fungsi
seperti kegiatan awal, kegiatan inti, dan apersepsi yang dikemukakan Mariska et al.,
kegiatan penutup. Ketiga kegiatan tersebut (2013) bahwa apersepsi diberikan agar
merupakan kegiatan yang umum dilakukan tercipta awal pembelajaran yang efektif
dalam pembelajaran. Yulistiawan, Sulistio, sehingga siswa siap untuk mengikuti
dan Arifin mengungkapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Munif
pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat (2012), menit-menit pertama dalam proses
tiga kegiatan utama, yaitu pendahuluan, inti, belajar adalah waktu yag terpenting untuk
dan penutup (2017). Pandangan tersebut satu jam pembelajaran selanjutnya. Dengan
juga sejalan dengan Permendibud Nomor apersepsi yang dilakukan di awal proses
22 Tahun 2016 bahwa pelaksanaan pembelajaran membuat otak anak siap
pembelajaran merupakan implementasi dari untuk belajar (Ramdiana, 2020). Kegiatan
RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti apersepsi yang tepat dapat membuat siswa
dan penutup. Berikut adalah paparan merasa relaks dan senang dengan ditandai
aktivitas siswa dan guru dalam dengan wajah yang ceria, tersenyum,
pembelajaran menulis yang diampu oleh bahkan tertawa.
guru penggerak Bahasa Indonesia. Pada kegiatan inti dijabarkan ada lima
Berdasarkan dokumen rencana kegiatan yang dilakukan oleh guru dan
pelaksanaan pembelajaran (RPP), baik di siswa. Ini disesuaikan dengan pendekatan
kelas VI SD Saraswati 3 Denpasar maupun yang digunakan dalam Kurikulum 2013.
di Kelas VIII E SMP Negeri 3 Denpasar, Dalam Kurikulum 2013, pendekatan
kegiatan pendahuluan meliputi hal-hal pembelajaran yang digunakan adalah
sebagai berikut. pendekatan saintifik, kegiatannya meliputi
1. Menyampaikan salam mengamati, menanya, mengeksplorasi,
2. Melakukan presensi mengasosiasi, dan mengomunikasikan
3. Menyampaikan apersepsi (Suryani et al., 2014).
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

81
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
Walaupun pembelajaran dirunut pendekatan ke individu atau kelompok
berdasarkan lima kegiatan (mengamati, berdasarkan pengamatannya. Aktivitas
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan yang dilakukan oleh siswa dan guru ini
mengomunikasikan), aktivitas pembelajaran sejalan dengan diferensiasi proses yang
siswa tidak bisa dilepaskan atas empat diungkapkan oleh Herwina (2021) bahwa
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, diferensiasi proses berkaitan dengan cara
membaca, berbicara, dan menulis. Hal ini siswa mengolah ide dan informasi; cara
sejalan dengan komponen aktivitas aktivitas siswa berinteraksi dengan materi; cara
belajar Bahasa (Indonesia) yang siswa memanfaatkan interaksi tersebut
diungkapkan Budi (2017), yaitu dalam untuk menentukan pilihan belajar siswa.
pembelajaran Bahasa (Indonesia) keempat Gregory & Chapman menyatakan bahwa
keterampilan berbahasa adalah komponen karakteristik siswa yang beragam, kelas
aktivitas belajar. Mengamati adalah aktivitas harus dimodifikasi sedemikian rupa agar
membaca sebab hal yang diamati adalah kebutuhan belajar yang berbeda-beda
teks (tulisan), menanya adalah aktivitas dapat diakomodir dengan baik (dalam
berbicara, mencoba adalah kombinasi Herwina, 2021). Proses pembelajaran
aktivitas membaca, menyimak, dan menulis, berdiferensiasi harus memberikan ruang
mengasosiasi adalah kombinasi aktivitas yang luas kepada siswa untuk
membaca dan menulis sebab mengasosiasi mendemonstrasikan pengetahuannya
adalah kegiatan mengontruksi pengalaman karena dapat memberikan manfaat sebagai
(Bintari et al., 2014) saat membaca, berikut: 1) siswa belajar menyampaikan
sedangkan mengomunikasikan adalah atau mengkomunikasikan temuan dan
aktivitas berbicara. Prihadi (2014) informasi yang dimiliki, 2) siswa belajar
menambahkan bahwa mencipta adalah mengapresiasi karyanya, 3) siswa belajar
unsur yang bisa ditambahkan dalam mendapat masukan, kritikan dan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik. sanggahan terhadap apa yang telah
Karena hasil akhir dari pembelajaran ditemukan atau informasi yang disampaikan
menulis yang diampu oleh guru penggerak pada orang lain (Astiti et al., 2021).
adalah menulis, unsur mencipta sudah jelas Keberagaman aktivitas yang
termuat dalam aktivitas pembelajaran. diterapkan dalam pembelajaran membuat
Aktivitas pembelajaran yang dilkukan siswa senang dan antusias dalam belajar.
oleh siswa dan guru sudah mencerminkan Temuan ini sejalan dengan temuan Dedi
aktivitas pembelajaran dengan diferensiasi Iskandar (2021) bahwa penerapan strategi
proses. Langkah-langkah pembelajaran pembelajaran diferensiasi pada materi
dalam aktivitas pembelajaran siswa report text siswa senang belajar. Siswa
merupakan langkah pembelajaran yang senang belajar secara kelompok dan
kreatif yang menitikberatkan pada pengelompokan sesuai dengan minat
perbedaan-perbedaan yang ada pada masing-masing. Kemudian, siswa senang
peserta didik. Dalam aktivitas pembelajaran dapat melakukan diskusi karena banyak
seorang guru memiliki kewajiban untuk pertimbangan pendapat yang berbeda-
memastikan bahwa setiap murid mendapat beda, mengajukan pertanyaan kepada
kesempatan yang sama untuk belajar kelompok lain dan memberikan jawabannya
dengan cara terbaik yang sesuai dengan (Iskandar, 2021).
minat mereka (Alhafiz, 2022). Untuk Pada bagian akhir, kegiatan pokok
memeroleh pengetahuan, siswa bisa yang dilakukan adalah refleksi,
memanfatkan beragam media yang ada, penyampaian tugas-tugas, dan salam
seperti buku cetak, buku elektronik, dan penutup.
informasi dalam blog internet. Guru Refleksi merupakan bagian yang
penggerak Kota Denpasar juga memberikan penting dalam pembelajaran sebab refleksi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya membantu siswa menyadari hal yang sudah
ke berbagai pihak. Siswa difalisitasi untuk dilakukan dan hal yang belum dilakukan
melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dan memungkinkan seseorang (guru dan
besar dan kecil. Guru penggerak melakukan siswa) mengubah atau menyesuaikan hal

82
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
yang akan dilakukan berdasarkan hasil Menggunakan Strategi yang Dipilih oleh
refleksi (Safira, 2015). Hanya saja unsur Guru
refleksi yang dilakukan guru penggerak di Berdasarkan penilaian guru
Kota Denpasar baru menyentuh aspek penggerak terhadap tulisan siswa, rata-rata
masalah yang dihadapi dalam hasil belajar siswa pada jenjang SD di
pembelajaran, belum melahirkan solusi dalam pembelajaran menulis kesan yang
bersama untuk pembelajaran berikutnya. diampu oleh Guru Penggerak tergolong
Menurut Safira (2015), solusi itu penting baik, yaitu 83. Pada jenjang SMP, rata-rata
dalam refleksi. Pendapat Safira, sejalan hasil belajar siswa tergolong sangat baik
dengan pandangan Rustam (2015) bahwa dengan rata-rata nilai 86. Sesuai pedoman
dalam merefleksi guru juga mengevaluasi konversi skala sebelas, rentangan skor 75-
dan mencari tahu faktor yang 84 dinyatakan dalam kategori baik,
mempengaruhi, penyebab, pemicu, sedangkan skor 85-94 masuk kantegori
kekuatan dan kelemahan, maupun sumber sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal
lain yang memunculkan permasalahan siswa juga telah menunjukkan angka yang
pembelajaran. Selain itu, aspek yang sempurna, yaitu 100%. Secara klasikal,
direfleksi dalam pembelajaran menulis yang pembelajaran dikatakan tuntas jika 75% dari
diampu oleh guru penggerak Bahasa jumlah siswa yang ada di kelas itu
Indonesia baru pada aspek aktivitas memperoleh nilai minimal 75 untuk jenjang
pembelajaran saja. Selain refleksi SD dan 70 untuk jenjang SMP sesuai
pembelajaran, terdapat tiga komponen dengan ketuntasan minimal yang sudah
refleksi lain yang harus dilakukan guru, ditentukan. Apabila 75% dari jumlah siswa
yaitu refleksi rencana pelaksanaan jenjang SD yang ada di kelas tersebut
pembelajaran, refleksi penilaian memperoleh nilai 75, setrategi dan aktivitas
pembelajaran, dan refleksi hasil belajar pembelajaran dikatakan berhasil. Demikian
(Aulia, 2019) pula untuk jenjang SMP, apabila 75% dari
jumlah siswa memperoleh nilai minimal 70,
Kegiatan Pascapembelajaran strategi dan aktivitas pembelajaran juga
Kegiatan yang dilakukan dikatakan berhasil. Berdasarkan kriteria
pascapembelajaran untuk jenjang SD keberhasilan tersebut dan dilihat dari
adalah analisis aktivitas siswa, analisis hasil persentase ketuntasan klasikal siswa, untuk
belajar, dan pemetaan program coaching, jenjang SD semua siswa telah mencapai
sedangkan pada jenjang SMP kegiatan nilai ≥ 75, sedangkan untuk jenjang SMP
yang dilakukan adalah analisis aktivitas semua siswa juga telah mencapai nilai ≥ 70.
siswa dan pemetaan program coaching. Dalam penelitian ini, persentase ketuntasan
Pada kegiatan analisis aktivitas siswa, klasikal siswa telah menunjukkan angka
guru mengecek kembali catatan siswa di 100%. Hal itu berarti, tidak ada satu pun
kelas. Aktivitas siswa dikategorikan menjadi siswa jenjang SD dan SMP dalam
tiga, yaitu aktif, pasif, dan standar, termasuk pembelajaran menulis yang diampu oleh
juga hal-hal luar biasa yang guru temukan guru penggerak tidak memenuhi kriteria
di kelas, seperti siswa yang hiperaktif ketuntasan minimal.
sehingga menggaggu aktivitas belaajar atau Teks siswa, baik jenjang SD maupun
siswa yang selalu murung dan tidak SMP, hasilnya diaplikasikan dalam beragam
konsentrasi. Untuk analisis hasil belajar, produk. Pembebasan pembuatan produk
guru mengecek kualitas tulisan siswa merupakan implementasi dari diferensiasi
sesuai kriteria yang sudah ditetapkan. Hasil produk. Ini sejalan dengan konsep
analisis siswa dan hasil belajar digunakan diferensiasi produk yang diungkapkan
untuk memetakan program coaching. Gregory & Chapman (dalam Herwina,
2021), yaitu kebebasan yang diberikan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran kepada siswa menunjukkan apa saja yang
Menulis yang Diampu oleh Guru telah dipelajari. Diperjelas lagi oleh Herwina
Penggerak di Kota Denpasar (2021), jabaran diferensiasi produk yang
dimaksud adalah siswa diperbolehkan

83
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
memilih cara mendemonstrasikan pembelajaran diferensiasi dapat
pemahaman sesuai yang disukainya. meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Temuan hasil belajar siswa dalam Hasil belajar peserta didik mengalami
penelitian ini sejalan dengan temuan peningkatan dimana rata-rata hasil belajar
penelitian Dian, Rasna, dan Putrayasa peserta didik mencapai ketuntasan individu
(2014). Melalui strategi pembelajaran yang dan ketuntasan klasikal yang telah
berpusat pada murid, hasil pembelajaran ditetapkan oleh sekolah (Mulbar et al.,
menulis deskriptif siswa tergolong baik 2017).
sekali. Jacobsen (dalam Prasetya, 2014) Dengan demikian, pilihan guru
mengemukakan strategi pembelajaran yang terhadap strategi pembelajaran
berpusat pada murid memperkenankan berdiferensiasi untuk meningkatkan hasil
siswa untuk mengambil bagian yang lebih pembelajaran menulis adalah pilihan yang
aktif dalam proses pembelajaran sehingga tepat, tidak saja oleh guru penggerak,
siswa mampu menkontruksi melainkan juga oleh guru lain yang tidak
pengetahuannya sendiri. Hakikatnya, mendapat sebutan guru penggerak.
strategi pembelajaran berdiferensiasi juga
demikian. Marlina (2019) mengungkapkan, PENUTUP
pada hakikatnya strategi pembelajaran Berdasarkan paparan hasil dan
berdiferensiasi adalah strategi pembahasan, dalam penilitian ini
pembelajaran yang menempatkan siswa disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Strategi
sebagai subjek pebelajar untuk mampu yang diutamakan dalam oleh guru
secara mandiri mengkontruksi penggerak dalam pembelajaran menulis
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya adalah strategi pembelajaran
sesuai dengan minat, bakat, dan kesiapan berdiferensiasi. Ada tiga komponen utama
belajarnya. yang dikedepankan guru penggerak dalam
Herwina (2019) juga mendeksripsikan penerapan strategi pembelajaran
temuan serupa bahwa pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten,
berdiferensiasi mampu membantu murid yaitu penyiapan konten yang beragam,
mencapai hasil belajar optimal karena diferensiasi proses, yaitu penyiapan
produk yang dihasilkan sesuai minat aktivitas belajar yang beragam, dan
mereka. Melalui kegiatan pembelajaran diferensiasi produk, yaitu pemberian
berdiferensiasi, semua kebutuhan belajar peluang bagi siswa untuk menyampaikan
siswa terakomodir sesuai minat atau profil hasil belajar dengan beragam bentuk.
belajar yang dimiliki. Hanya saja, penerapan prinsif-prinsif
Dedi Iskandar (2021) juga memeroleh pembelajaran berdiferensiasi tidak bisa
temuan yang sejalan dengan peneleliti. dilaksanakan mutlak pada jenjang SD.
Temuan penelitian Iskandar adalah Rancangan proses pembelajaran mandiri
pembelajaran berdiferensiasi dapat yang seharusnya dilakukan siswa, dalam
meningkatkan hasil belajar pada materi praktiknya siswa bersangkutan masih
report text. Bahkan, terjadi perubahan yang dituntun guru.
signifikan pada hasil belajar anak mencakup Secara umum, ada tiga tahapan yang
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dilakukan guru, baik tingkat SD maupun
(Iskandar, 2021). SMP dalam penerapan strategi
Penelitian yang dilakukan oleh pembelajaran berdiferensiasi, yaitu tahapan
Suwartiningsih (2021) juga menunjukkan prapembelajaran, tahapan pembelajaran,
hasil yang sejalan bahwa penerapan dan tahapan pascapembelajaran. Kegiatan
pembelajaran berdiferensiasi dapat yang dilakukan dalam tahapan
meningkatkan hasil belajar IPA materi tanah prapembelajaran meliputi survei latar
dan keberlangsungan kehidupan pada belakang siswa, persiapan rancangan
siswa kelas IX B semester genap di SMPN pembelajaran, penyiapan konten materi,
4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021. dan unggah materi pada media belajar
Penelitian Mulbar et al., (2017) juga daring. Pada kegiatan pembelajaran,
menyimpulkan bahwa penerapan strategi aktivitas yang dilakukan meliputi aktivitas

84
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
pendahuluan, inti, dan penutup. Pada Tipe Connected Berbasis
aktivitas pendahuluan, guru menyampaikan Pembelajaran Berdiferensiasi pada
salam, memberikan apersepsi, melakukan Materi Lapisan Bumi Kelas VII. JPPSI:
presensi, dan penyampaian tujuan Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
pembelajaran. Pada kegiatan inti, aktivitas Sains, 4, 112–120.
yang dilakukan adalah mengamati,
Aulia, V. (2019). Refleksi Pelaksanaan
menanya, mengasosiasi, mengskplorasi,
Pembelajaran pada Praktik Mengajar
mengomunikasikan, dan mencipta. Proses
Mahasiswa di Jenjang SD Sederajat
pembelajaran dilakukan dalam beragam
untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris.
bentuk, yaitu belajar individu, kelompok
BRILIANT: Jurnal Riset Dan
terbatas, hingga kelompok besar. Aktivitas
Konseptual, 4(3), 359–378.
pembelajaran tidak hanya dilakukan di
https://doi.org/10.28926/briliant
dalam kelas, tetapi juga dilakukan di luar
kelas dengan melibatkan siswa lain di luar Bintari, L. G. R. P., Sudiana, N. N., &
kelasnya atau bersama anggota keluarga Putrayasa, I. B. (2014). Pembelajaran
saat di rumah. Pada bagian penutup, Bahasa Indonesia Berdasarkan
dilaksanakan kegiatan refleksi. Kegiatan Pendekatan Saintifik (Problem Based
refleksi dilakukan dengan beragam cara, Learning) Sesuai Kurikulum 2013 di
seperti renungan singkat termasuk juga Kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura.
menulis refleksi di atas kertas kecil. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Terakhir, adalah aktivitas Bahasa Indonesia, 3(1).
pascapembelajaran. Pascapembelajaran https://ejournal-
guru melakukan pemetaan hasil belajar pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal
termasuk juga pemetaan sikap siswa. _bahasa/article/view/1185
Pemetaan ini akan menghasilkan data Dian, D. W. K., Rasna, I. W., & Artawan, I.
coaching bagi guru. Keberagaman aktivitas G. (2014). Pembelajaran Menulis
yang diterapkan dalam pembelajaran Deskripsi pada Siswa Kelas XI SMA
membuat siswa senang dan antusias dalam Negeri 2 Amlapura Ditinjau dari Segi
belajar. Strategi, Aktivitas, dan Hasil Belajar.
Hasil belajar siswa dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
pembelajaran menulis yang diampu oleh Indonesia Undiksha, 3(1).
Guru Penggerak di Kota Denpasar baik dan
sangat baik dan mampu mencapai tujuan Herwina, W. (2021). Optimalisasi
pembelajaran. Hasil belajar siswa kelas VI Kebutuhan Siswa dan Hasil Belajar
SD Saraswati 3 Denpasar di dalam dengan Pembelajaran Berdiferensiasi.
pembelajaran menulis kesan tergolong baik, PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan, 35(2).
yaitu dengan skor 83. Skor tersebut http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pi
diperoleh oleh siswa berdasarkan penilaian p/article/view/22057
terhadap tulisan/karya mereka yang sesuai Iskandar, D. (2021). Peningkatan Hasil
dengan ketentuan dalam penilaian yang Belajar Siswa pada Materi Report
sudah ditetapkan. Text Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi di Kelas IX.A SMP
DAFTAR PUSTAKA Negeri 1 Sape Tahun Pelajaran
Alhafiz, N. (2022). Analisis Profil Gaya 2020/2021. Jurnal Pendidikan Dan
Belajar Siswa untuk Pembelajaran Pembelajaran Indonesia (JPPI), 1(2),
Berdiferensiasi di SMP Negeri 23 123–140.
Pekanbaru. J-Abdi: Jurnal https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.48
Pengabdian Kepada Masyarakat,
1(8), 1913–1922. Mariska, Kurniawan, E. S., & Fatmaryanti,
S. D. (2013). Efektivitas Pemberian
Astiti, K. A., Supu, A., Sukarjita, W., Id, W. Apersepsi dan Motivasi dalam
C., & Lantik, V. (2021). Meningkatkan Pemahaman Konsep
Pengembangan Modul IPA Terpadu Siswa pada Pokok Bahasan Gaya

85
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 11 No 1, Maret 2022
SMP Negeri 13 Purworejo. Radiasi: 21(3), 263–277.
Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, https://doi.org/https://doi.org/10.24832
3(2), 160–165. /jpnk.v21i3.190
http://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/rad
Sibagariang, D., Sihotang, H., Murniarti, E.,
iasi/article/view/441
& Indonesia, U. K. (2021). Peran Guru
Mulbar, U., Bernard, H., & Pesona, R. R. Penggerak Dalam Pendidikan.
(2017). Penerapan Model Dinamika Pendidikan, 14(2), 88–99.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar
dengan Strategi Pembelajaran
Terhadap Prestasi. Jurnal Formatif,
Diferensiasi pada Peserta Didik Kelas
6(1), 35–43.
VIII. In Issues in Mathematics
Education (Vol. 1, Issue 1). Suryani, P., Wyn Wendra, I., & Ngh Suandi,
https://doi.org/https://doi.org/10.35580 I. (2014). Pembelajaran Bahasa
/imed9244 Indonesia Berbasis Teks di Kelas X
SMA Negeri 1 Singaraja. Pendidikan
Ofriani, A. L. (2015). Peningkatan Minat dan
Bahasa Dan Sastra Indonesia,
Prestasi Belajar Menulis Dengan
Undiksha, 2, 1–13.
Media Gambar Seri Siswa Kelas III
SD Negeri Mustokorejo Semester II Suwartiningsih. (2021). Penerapan
Tahun Ajaran 2014 / 2015. Universitas Pembelajaran Berdiferensiasi untuk
Sanata Dharma. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Prasetya, S. P. (2014). Memfasilitasi
Bahasan Tanah dan
Pembelajaran Berpusat pada Siswa.
Keberlangsungan Kehidupan di Kelas
Jurnal Geografi, 12(1), 1–12.
IX B Semester Genap SMPN 4 Monta
Putra, I. W. (2020). Penggunaan Strategi Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal
Think-Talk-Write (TTW) dengan Model Pendidikan Dan Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Indonesia (JPPI), 1(2), 80–94.
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.39
Belajar Bahasa Indonesia pada
Wardani, A. (2018). Pengaruh Pendekatan
Peserta Didik di Kelas XI MIPA 1
Proses terhadap Kemampuan Menulis
Semester 1 SMA N 1 Kuta Utara
Cerpen Murid Kelas IV SD Inpres
Tahun Pelajaran 2019-2020. Widya
Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota
Accarya: Jurnal Kajian Pendidikan
Makassar. Universitas Muhamadyah
FKIP Universitas Dwijendra, 11(1),
Makasar.
130–138.
https://doi.org/https://doi.org/10.46650 Wibowo, C. H. (2015). Problematika Profesi
/wa.11.2.892.130-138 Guru dan Solusinya bagi Kualitas
Pendidikan. Institut Agama Islam
Ramdiana, H. (2020). Apersepsi
Negeri Surakarta.
Pembelajaran Melalui Cerita-Cerita
Lucu untuk Meningkatkan Mutu Wirawati, N. K. D. D. (2014). Pembelajaran
Pembelajaran dan Profesionalisme Menulis Deksripsi pada Siswa Kelas
Guru dengan Metode Pembelajaran XI SMA Negeri 2 Amlapura Ditinjau
Totur Sebaya di SMAN 21 Garut. dari Strategi, Aktivitas, dan Hasil
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Belajar. Universitas Pendidikan
2(2), 18–28. Ganesha.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.179
77/um038v3i12019p018
Rustam. (2015). Konstrak Keterampilan
Mengajar Mahasiswa Program
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,

86

Anda mungkin juga menyukai