Disusun Oleh :
FADIATUN RAHMAT
2020A1H149
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat penelitian ini secara umum adalah untuk menambah pengetahuan
tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi
siswa Sekolah Dasar Kelas I.
b. Sebagai bahan perbaikan metode pembelajaran di sekolah khususnya pada
mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Sebagai bahan acuan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan peduli akan kemajuan pendidikan, yaitu:
a. Bagi Skolah
Meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa dan memberi masukan
kepada kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran pada guru
untuk menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat
meningkat.
b. Bagi Guru
Penelitian ini sebagai masukan dan pertimbangan guru sekolah dasar untuk
menggunakan metode SAS sebagai salah satu metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan.
c. Bagi Siswa
Siswa semakin lancar menulis ditingkat permulaan dengan menggunakan
metode SAS.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,
membuat surat dengan tulisan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968).
Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu masalah menulis dalam
waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak.
melahirkan pikiran dalam perasaan ke dalam tulisan.
c. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah suatu tulisan atau karangan dapat dilihat
dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan / karangan, dan bentuk atau cara
penyajiannya (St.Y Slamet, 2007:99).
Semi berpendapat bahwa pengajaran menulis merupakan dasar untuk
keterampilan menulis (Atar Semi, 1995:5). Sedangkan menurut Tarigan
keterampilan menulis sangat dibutuhkan karena merupakan suatu ciri dari
orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menulis dipergunakan oleh orang
terpelajar untuk mencatat atau merekam, melaporkan atau memberitahukan,
dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya
dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian
kata-kata dan struktur kalimat yang jelas (Tarigan dalam Kusuma Hastuti,
2008:2).
Soejanto mengatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu
proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan,
latihan, keterampilan, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis
(Soejanto, 2009:2) ( dalam http://soejanto.blogspot.com, 1 September 2010).
Ketrampilan menulis adalah kegiatan melatih kreatifitas dan daya nalar
anak melalui menulis. Kemampuan ini meliputi diksi, ejaan, kaidah
kebahasaan dan sistimatika penulisannya. Kemampuan mengarang termasuk
kemampuan yang merangkum ketiga kemampuan di atas. Keempat batasan
diatas dikembangkan dengan strategi/ media permainan bahasa yang dapat
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas
(http://sd02.alirsyadcilacap.com/content/melejitkan-ketrampilan-berbahasa-
melalui-permainanbahasa, 28 Juni 2010)
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis merupakan prose kretifitas dalam menuangkan kalimat,
mengungkap ide, gagasan, cara memulai tulisan, menguraikan isi, dan
mengakhiri tulisan. Keterampilan menulis juga menjadi suatu ciri orang yang
terpelajar.
d. Kegiatan Menulis
Hartono mengatakan Kegiatan menulis merupakan suatu proses
penulisan yang terbagi dalam beberapa tahap penulisan yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Hartono, 2008:1).
Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatakan mudah karena penulis tidak
hanya cukup menyampaikan ide, gagasan, pendapat kepada pembaca.
Menyerap, mencari, serta menguasai informasi yang berhubungan dengan
topik tulisan, merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh
seseorang penulis. Sehingga dengan wawasan itu pembaca menjadi ketagihan
membaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah yang
menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat sulit, sehingga
menulis merupakan sesuatu yang sulit, sehingga orang atau siswa enggan atau
kurang berminat untuk menulis dengan baik dan benar (Suriamiharja, dkk
dalam Indriyani Puspo Lestari, 2005:17).
e. Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung,
bukan tatap muka antara penulis dan pembaca. Kegiatan menulis juga terdapat
banyak manfaatnya, seperti diungkapkan Sabarti Akhadiah, dkk yaitu :
1. Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang ditulis.
2. Dapat mengembangkan dan menghubungkan beberapa gagasan atau
pemikiran.
3. Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk
teoretis maupun dalam bentuk berpikir terapan.
4. Dapat menjelaskan dan mempertegas pemasalahan yang kabur.
5. Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat.
6. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib
(Sabarti Akhadiah, dkk dalam St.Y. Slamet, 2008:169).
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model
proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan:
Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),
Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),
Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing) (http : //
www.pembelajaranmenulis. blogspot.com, 1 Juli 2010).
Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah :
1. Mengembangkan kemampuan bernalar.
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
3. Mengungkap perasaan.
4. Membina persatuan dan kesatuan bangsa.
(Tim Penatar Provinsi Jawa Tengah, 1998:22).
Akhadiah berpendapat banyak manfaat yang didapat dari kegiatan
menulis bagi penulis itu sendiri yang diantaranya adalah (1) penulis dapat
mengenali kemampuan dan potensi dirinya; (2) penulis dapat terlatih dalam
mengembangkan berbagai gagasan; (3) penulis dapat lebih banyak menyerap,
mencari, serta menguaasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis;
(4) penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis
serta mengungkapkannya secara tersurat; (5) penulis akan dapat meninjau
serta menilai gagasannya sendiri secara objektif; (6) dengan menulis sesuatu di
atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu
dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret;
(7) dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif; dan (8)
dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir
serta berbahasa secara tertib dan teratur (Akhadiah Sabarti, 1997:4-5).