Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN SISWA


MELALUI METODE SAS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS I SD

Disusun Oleh :

FADIATUN RAHMAT
2020A1H149

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak


belajar bahasa karena di desak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-
orang di lingkungan sekitar. Oleh karena itu sejak dini anak-anak diarahkan agar
mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi
dalam berbagai situasi yaitu mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab,
menyebutkan pendapat dan perasaan melalui bahasa (Thahir, 1993:2). Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa
dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan


siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik
secara lisan maupun tulisan. Siswa bukan hanya sekedar belajar tentang pengetahuan
bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi.
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk
menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi yang disampaikan serta memiliki
kemampuan untuk mengemukakan kembali pesan atau informasi yang diterima.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi


kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan
merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dasar pembelajaran bahasa
Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan-
keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif, dan keterampilan produktif

Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbolsimbol


grafis, sehingga berbentuk kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan
tertentu, melainkan kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis
melalui kaliamat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehinggga
buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil
(Byrne, 1973:3). Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas I diawali
dengan pembelajaran reseptif maksudnya supaya siswa dapat menerima setiap
pembelajaran dengan baik dalam hal ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan memiliki ketrampilan atau kemampuan bahasa yang baik . Dengan demikian
keterampilan produktif dapat ikut di tingkatkan.

Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran


bahasa adalah:
1. keterampilan menyimak (listenin skils)
2. keterampilan berbicara (speaking skills)
3. keterampilan membaca (reading skills)
4. keterampilan menulis (writting skills)
(Tarigan, dalam Muchlisoh, 1996:257).

Keempat keterampilan berbahasa di atas merupakan satu kesatuan yang tidak


dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Keterampilan yang
satu bergantung dengan keterampilan yang lain. Siswa diharapkan memiliki
keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa
yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil menyimak, berbicara dan membaca
tetapi tidak terampil menulis.

Kemampuan siswa dalam menguasai penanaman konsep dan pemahaman


konsep bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menulis permulaan akan
meningkat jika dalam proses pembelajarannya digunakan model pembelajaran yang
tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk pelajaran bahasa Indonesia
adalah metode SAS. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media
diantaranya yaitu kartu huruf, papan tulis, papan tali, papan selip, papan flannel,
benda-benda berlabel yang ada di sekitar siswa, majalah anak-anak.

Salah satu metode yang dipilih untuk menunjang peningkatan kemampuan


menulis permulaan adalah dengan menggunakan metode SAS. Kontribusi yang telah
diberikan metode sas khususnya disediakan untuk belajar membaca dan menulis
permulaan di kelas permulaan SD lebih luas lagi metode SAS dapat dipergunakan
dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS
mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan yaitu :
Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik
melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula. Landasan
linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah
kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan
pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing
anak menemukan jawab suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan
pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat ingin
tahu.

Peningkatan kemampuan menulis permulaan merupakan kemampuan yang


penting dalam pendidikan untuk siswa di kelas rendah karena tanpa memiliki
kemampuan untuk menulis siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam
melaksanakan tugas yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan menulis
tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk
Sekolah Dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup
dari para guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah


sebagai berikut :
Apakah penggunan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan
pada siswa kelas 1 SD?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai


dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan
penggunaan metode SAS pada siswa Sekolah Dasar kelas I SD.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat penelitian ini secara umum adalah untuk menambah pengetahuan
tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi
siswa Sekolah Dasar Kelas I.
b. Sebagai bahan perbaikan metode pembelajaran di sekolah khususnya pada
mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Sebagai bahan acuan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan peduli akan kemajuan pendidikan, yaitu:
a. Bagi Skolah
Meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa dan memberi masukan
kepada kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran pada guru
untuk menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat
meningkat.
b. Bagi Guru
Penelitian ini sebagai masukan dan pertimbangan guru sekolah dasar untuk
menggunakan metode SAS sebagai salah satu metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan.
c. Bagi Siswa
Siswa semakin lancar menulis ditingkat permulaan dengan menggunakan
metode SAS.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,
membuat surat dengan tulisan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968).
Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu masalah menulis dalam
waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak.
melahirkan pikiran dalam perasaan ke dalam tulisan.

Menulis sebenarnya menuangkan pikiran kita ke dalam bentuk catatan.


Kalau berkehendak menjadi penulis, tidak perlu berguru pada siapapun. Guru
menulis sesungguhnya adalah diri kita masing-masing. Tulisan apa yang
hendak ditulis, jadilah tulisan (Ersis Warmansyah Abbas dalam R.Deni M.
Danial, 2008:15). Sedangkan menulis menurut Mamik Setiasih menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, yaitu menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga oarang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut (Mamik Setiasih, 2009:2) (http://pgsd-
mamiksetiasih.blogspot.Com, 26Juni 2010).

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan


untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
(Finaindri, 2009:1) (dalam http://finaindri.blogspot.Com, 26 Juni 2010).

Setiap siswa yang normal dapat menyelesaikan masalah menulis dalam


waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak
(Samadhy 2004:9).

Pengertian menulis adalah kegiatan menurunkan atau melukiskan


lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa ,yang dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membacanya, kalau mereka
memahami bahasa dan lambang grafisnya (http:// www. sriyani. staf. upi. edu
2009/12/22/n menulis-permula, 26 Juni 2010 ).

Menurut Hasani menulis merupakan keterampilan berbahasa yang


dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan
kegiatan yang produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu
memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa,
dan kosakata (Hasani, 2005:2) (dalam http://guruumarbakri.blogspot.com , 28
Juni 2010).
Sedangkan menurut Tarigan menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut
(Tarigan dan Hasani, 2005:1) (dalam http://guruumarbakri.blogspot.com , 28
Juni 2010).

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa menulis


adalah merupakan bagian dari kreatifitas proses menuangkan gagasan atau
pikiran ke dalam bentuk catatan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa
penulisan yang mengambarkan suatu bahasa sebagai pengambaran visual yang
dapat di pahami oleh seseorang sehingga dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut.

Menulis adalah representasi bahasa dalam tekstual media melalui


penggunaan satu set tanda-tanda atau simbol (dikenal sebagai sistem
penulisan) (http://en.wikipedia.org/wiki/Writing, 1 September 2010).

Rusyana berpendapat pembelajaran menulis merupakan salah satu


pembelajaran yang sangat penting diajarkan sejak dini. Tanpa memiliki
kemampuan menulis yang memadai sejak dini anak sekolah dasar akan
mengalami kesulitan belajar pada masa selanjutnya (Rusyana dalam
Suyatinah, 2003:129).

Menulis mempunyai dua arti penting. Pertama yaitu mengubah bunyi


yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua yaitu
mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto dalam Rostika Agustianti,
2009:1-2). Sedangkan David dalam bukunya Language Teaching
Methodology, mengatakan tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai
menulis. Artinya, kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi yang bagaimana
pun seorang penutur asing yang belajar di Indonesia dapat melakukannya.
Ketakutan akan kegagalan bukanlah penyebab yang harus dipertahankan.
Itulah salah satu kiat, teknik, dan strategi yang ditawarkan oleh (David Nunan,
1991:86-90).

Dari pengertian menulis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa


menulis adalah suatu proses mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dalam
bentuk tulisan. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak
langsung, bukan tatap muka antara penulis dan pembaca. Tujuan utama
menulis permulaan huruf kecil pada siswa kelas I yakni agar siswa memahami
cara menulis permulaan dengan menggunakan ejaan yang benar dan
mengkomunikasikan ide atau pesan secara tertulis.
b. Kemampuan Menulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemampuan” berarti kesanggupan
atau kekuatan untuk melakukan sesuatu (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
2008:546).

Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk


melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan
berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan
sesuatu. Dengan demikian kemampuan bermakna kesanggupan, kecakapan,
kekuatan untuk melakukan suatu hal tertentu (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1989:552-553).

Broke dan Stoine menjelaskan bahwa kemampuan merupakan


gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang
tampak sangat berarti (Broke dan Stoine dalam Wijaya dan A. Tabrani Rusyan
1992:7-8). Sedangkan Robins Sitio mendefinisikan kemampuan adalah
kapasitas individu melaksanakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
(Robins dalam Sitio, 2006:15).

Charles mendefinisikan bahwa kemampuan merupakan perilaku yang


rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan (Charles E. Jhonsons et al dalam Wijaya dan A. Tabrani
Rusyan 1992:8).

Kemampuan menulis itu pada hakikatnya merupakan hasil dari sebuah


proses. Dengan konsep dasar seperti ini maka kesempatan menulis akan
diperoleh siswa dengan melalui proses yaitu dengan pelatihan. Semakin
banyak latihan maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mampu
menulis. Kemampuan menulis secara hakiki. Merupakan kemampuan
menggunakan diksi dan struktur bahasa. Kecermatan dalam pemilihan kata
serta penggunaan struktur secara benar pada hakikatnya merupakan hal yang
sangat penting peranannya dalam proses penulisan (Kusuma Hastuti, 2008: 1-
2).

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian menulis dan


definisi dari kemampuan di atas maka dapat disimpulkan kemampuan menulis
adalah kesanggupan atau kemampuan yang dimiliki setiap orang (siswa)
dengan kapasitas yang berbeda-beda dalam suatu proses menuangkan gagasan,
pikiran, sebuah pengungkapan, dan cara berkomunikasi melaui simbol-simbol,
lambang dengan tata bahasa yang baik agar dapat dipahami dan dimengerti
maksud atau tujuannnya.

c. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah suatu tulisan atau karangan dapat dilihat
dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan / karangan, dan bentuk atau cara
penyajiannya (St.Y Slamet, 2007:99).
Semi berpendapat bahwa pengajaran menulis merupakan dasar untuk
keterampilan menulis (Atar Semi, 1995:5). Sedangkan menurut Tarigan
keterampilan menulis sangat dibutuhkan karena merupakan suatu ciri dari
orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menulis dipergunakan oleh orang
terpelajar untuk mencatat atau merekam, melaporkan atau memberitahukan,
dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya
dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian
kata-kata dan struktur kalimat yang jelas (Tarigan dalam Kusuma Hastuti,
2008:2).
Soejanto mengatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu
proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan,
latihan, keterampilan, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis
(Soejanto, 2009:2) ( dalam http://soejanto.blogspot.com, 1 September 2010).
Ketrampilan menulis adalah kegiatan melatih kreatifitas dan daya nalar
anak melalui menulis. Kemampuan ini meliputi diksi, ejaan, kaidah
kebahasaan dan sistimatika penulisannya. Kemampuan mengarang termasuk
kemampuan yang merangkum ketiga kemampuan di atas. Keempat batasan
diatas dikembangkan dengan strategi/ media permainan bahasa yang dapat
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas
(http://sd02.alirsyadcilacap.com/content/melejitkan-ketrampilan-berbahasa-
melalui-permainanbahasa, 28 Juni 2010)
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis merupakan prose kretifitas dalam menuangkan kalimat,
mengungkap ide, gagasan, cara memulai tulisan, menguraikan isi, dan
mengakhiri tulisan. Keterampilan menulis juga menjadi suatu ciri orang yang
terpelajar.
d. Kegiatan Menulis
Hartono mengatakan Kegiatan menulis merupakan suatu proses
penulisan yang terbagi dalam beberapa tahap penulisan yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Hartono, 2008:1).

Kusuma Hastuti berpendapat bahwa kegiatan menulis sendiri


merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain (Kusuma Hastuti, 2008:1).

Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatakan mudah karena penulis tidak
hanya cukup menyampaikan ide, gagasan, pendapat kepada pembaca.
Menyerap, mencari, serta menguasai informasi yang berhubungan dengan
topik tulisan, merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh
seseorang penulis. Sehingga dengan wawasan itu pembaca menjadi ketagihan
membaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah yang
menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat sulit, sehingga
menulis merupakan sesuatu yang sulit, sehingga orang atau siswa enggan atau
kurang berminat untuk menulis dengan baik dan benar (Suriamiharja, dkk
dalam Indriyani Puspo Lestari, 2005:17).

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan


menulis adalah proses penulisan yang terbagi dalam beberapa tahap. Kegiatan
menulis juga dapat membantu seorang anak untuk mengingat dan kemudian
mengembangkan pikiran-pikiran utama yang ingin diekspresikannya. Menulis
tiap personal dapat melatih seorang penulis dalam mengkomunikasikan
gagasannya secara runtut dan sistematis. Dengan kegiatan menulis secara
intensif dan terencana akan membiasakan penulis dalam berpikir dan
berbahasa secara tertib.

e. Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung,
bukan tatap muka antara penulis dan pembaca. Kegiatan menulis juga terdapat
banyak manfaatnya, seperti diungkapkan Sabarti Akhadiah, dkk yaitu :
1. Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang ditulis.
2. Dapat mengembangkan dan menghubungkan beberapa gagasan atau
pemikiran.
3. Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk
teoretis maupun dalam bentuk berpikir terapan.
4. Dapat menjelaskan dan mempertegas pemasalahan yang kabur.
5. Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat.
6. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib
(Sabarti Akhadiah, dkk dalam St.Y. Slamet, 2008:169).
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model
proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan:
Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),
Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),
Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing) (http : //
www.pembelajaranmenulis. blogspot.com, 1 Juli 2010).
Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah :
1. Mengembangkan kemampuan bernalar.
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
3. Mengungkap perasaan.
4. Membina persatuan dan kesatuan bangsa.
(Tim Penatar Provinsi Jawa Tengah, 1998:22).
Akhadiah berpendapat banyak manfaat yang didapat dari kegiatan
menulis bagi penulis itu sendiri yang diantaranya adalah (1) penulis dapat
mengenali kemampuan dan potensi dirinya; (2) penulis dapat terlatih dalam
mengembangkan berbagai gagasan; (3) penulis dapat lebih banyak menyerap,
mencari, serta menguaasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis;
(4) penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis
serta mengungkapkannya secara tersurat; (5) penulis akan dapat meninjau
serta menilai gagasannya sendiri secara objektif; (6) dengan menulis sesuatu di
atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu
dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret;
(7) dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif; dan (8)
dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir
serta berbahasa secara tertib dan teratur (Akhadiah Sabarti, 1997:4-5).

Anda mungkin juga menyukai