Anda di halaman 1dari 4

Fak.

Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/PGMI

Mata Kuliah : PBSI

SMT/Kls : IV/A-F

Dosen : DR. H. Asis Saefuddin, M. Si.

UTS
Jawablah soal-soal berikut dengan baik dan benar! dan sertakan referensi yang relevan dari
jawaban yang Saudara berikan!

1. Membaca merupakan salah satu kemampuan reseptif guna menambah pemerolehan


bahasa, diantaranya untuk menambah kemampuan untuk mengasah keterampilan menulis.
Jelaskan apa relevansi dan urgensi kemampuan membaca terhadap pengembangan
keterampilan menulis siswa di MI/SD Kelas Tinggi?

2. Setelah Saudara mempelajari kemampuan menulis pada siswa Kelas Tinggi, apa yang
membedakan kemampuan menulis pada kelas tinggi dan kelas rendah dipandang dari
perspektif perkembangan kemampuan menulis siswa?

3. Kegiatan pembelajaran menulis di Kelas Tinggi pada siswa MI seyogianya mampu


mengasah kemampuan menulis teks wacana/narasi dalam mengembangkan daya imajinasi
siswa. Jika Saudara menjadi guru MI, teknik/metode pembelajaran seperti apa agar
keterampilan imanjinasi siswa dalam menulis semakin bertambah? Jelaskan!

4. Kegiatan membaca dan menulis lanjutan merupakan keterampilan yang dianggap sulit
dilakukan oleh siswa MI Kelas tinggi. Menurut teori, apa saja langkah-langkah atau uoaya
yang dilakukan guru untuk menanggulangi kesulitan membaca dan menulis lanjutan?

5. Setelah memahami dan mendiskusikan rancangan pembelajaran membaca dan menulis


lanjutan di MI kelas Tinggi, maka untuk membuktikan pemahaman Saudara, coba buatkan
rancangan /desain pembelajaran sesuai dengan tahapan/sintak; metode, media, dan
evaluasi pembelajaran yang Saudara tentukan. !

Selamat melaksanakan UTS, semoga lancar dan sukses!!

Catatan:
Lembar jawab dikumpulkan pada pukul 24.00 (tengah malam) dikolektifkan melalui
Pj.

Jawaban

1. membaca merupakan salah satu modal awal untuk mendapatkan pengetahuan, dimana
pengetahuan itu sangat diperlukan sebagai bahan dasar untuk menulis. Farida Rahim
(2008: 28) menjelaskan minat membaca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-
usaha seseorang untuk membaca. Kemudian Menulis merupakan keterampilan yang
paling sulit diantara empat keterampilan berbahasa yang lain. Keterampilan menulis
di sekolah diwujudkan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
agar peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis. Menulis juga bisa
membangkitkan keberanian dan menghilangkan ketakutan. Keberanian yang
dimaksud adalah keberanian untuk menulis itu sendiri. Orang yang awalnya memiliki
ketakutan untuk menulis, setelah terbiasa menulis maka orang tersebut bisa lebih
bersahabat dengan dunia tulis-menulis.

2. Anak kelas rendah diajarkan menulis permulaan, menulis kalimat sederhana dan
paragraf. Sedangkan anak kelas tinggi mulai diajarkan menulis lanjut yang meliputi
pengembangan paragraf, menulis surat dan laporan, pengembangan bermacam –
macam karangan, serta menulis puisi dan naskah drama.

3. Dengan melakukan pembelajaran lewat lagu, tujuannya untuk merangsang imajinasi


siswa.Dalam hal ini, lagu digunakan sebagai pencipta suasana sugestif, stimulus, dan
sekaligus menjadi jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan
gambaran dan kejadian berdasarkan tema lagu. Respons yang diharapkan muncul dari
para siswa berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian tersebut dengan
imajinasi-imajinasi dan logika yang dimiliki lalu mengungkapkan kembali dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. lagu dapat menjadi media yang efektif dalam
pembelajaran menulis. Efektivitas lagu sebagai media dimaksimalkan dengan prinsip
linkand match (hubungan dan kesesuaian).
NURSYAIDAH, N. (2019, June). METODE SUGESTI-IMAJINASI DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MEDIA LAGU. In FORUM
PAEDAGOGIK (Vol. 10, No. 1, pp. 89-100).

4. 1. Memanfaatkan sudut baca


Sudut baca pada setiap ruang kelas sengaja diadakan untuk dapat menumbuhkan
minat baca siswa. Setiap terdapat waktu luang di sela-sela kegiatan pembelajaran,
guru selalu
mengarahkan siswa untuk membaca buku yang terdapat di sudut baca.
2. Membiasakan untuk selalu membaca bersama pada saat proses pembelajaran
berlangsung.Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru selalu membiasakan siswa
untuk membaca teks bacaan yang terdapat pada buku pelajarannya, baik itu membaca nyaring
maupun membaca dalam hati.
3. Memberi pelatihan penulisan dalam berbagai bentuk tulisan. Seperti berlatih menulis
surat, laporan, naskah berita.
4. Menyiapkan media yang menarik yang dapa menggugah peningkatan menulis siswa
seperti guru menyiapkan sebuah cerita dengan audio visual kemudian melengkapi cerita
yang rumpang
Referensi: Juhaeni,dkk. 2022. Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Membaca
pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah. Journal of Instructional and Development Researches,
2 (3), 126-134, DOI: https://doi.org/10.53621/jider.v2i3.74

5. . Media : Buku
Metode : Ceramah dan dikte
• Mengadakan apersepsi terlebih dahulu, agar perhatian siswa semua terpusat
pada kegiatan dikte.
• Guru memulai mendikte secara terang / jelas, dan tidak terlalu cepat, apakah
itu dengan cara sebagian-sebagian atau dengan membacakan secara keseluruhan. Dan
murid melalui perhatiannya dan pendengarannya yang cermat,
mencatatnya pada buku tulis mereka masing-masing.
• Mengumpulkan semua catatan dikte siswa, untuk kemudian diperiksa,
apakah
sudah benar atau belum dari hasil dikte tersebut.
• Guru mengadakan tanya jawab mengenai dikte yang baru saja dikerjakan, dan
jka ada maka siswa maju kedepan untuk menuliskannya di papan tulis.
• Guru membetulkan dikte secara keseluruhan, dan dapat menjelaskan kembali
mengenai kalimat yang belum dipahami oleh siswa.
• Akhirilah pengajaran dengan memberi berbagai petunjuk dan nasihat-nasihat
kepada anak.
Evaluasi :
• Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi dikte, apakah
tujuannya telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang
dan harus diadakanya perbaikan

Anda mungkin juga menyukai