Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEMAJUAN

Telah dilakukan eksplorasi topik literasi dasar dari berbagai sumber.


Pemahaman mengenai apa itu literasi dasar, bagaimana pelaksanaan di
lapangan, strategi dan media yang cocok untuk pengembangan kegiatan
literasi sudah menjadi lebih baik dan mengalami beberapa kemajuan
dibeberapa aspek. Adapun laporan kemajuan tersebut akan saya utarakan
dalam laporan kemajuan ini.

Pengetahuan yang saya miliki sebelum mengikuti perkuliahan


Literasi Dasar masih sangat minim. Saya berpikir bahwa literasi hanya
mencakup kegiatan membaca yang dilakukan siswa pada saat mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hanya hal tersebut yang saya pahami
tanpa berpikir apa tujuan kegiatan literasi dilakukan, apa manfaatnya untuk
siswa, guru, dan sekolah, bagaimana cara pelaksanaan literasi yang
seharusnya dilakukan, strategi apa yang dilakukan agar tujuan literasi dapat
diraih siswa, sebelumnya hal ini tidak pernah hadir dibenak saya, literasi
hanya sekedar bagian dari kegiatan belajar di sekolah.

Adapun sedikit hal lain yang saya ketahui mengenai literasi sebelum
mengikuti perkuliahan yaitu literasi merupakan hal yang sedang digalakkan
untuk dilakukan oleh guru guru untuk mengajak siswanya melakukan
kegiatan literasi. Hal ini lah yang membuat adanya program yang dibuat
sekolah untuk membuat pojok baca di setiap kelas dan banyak pelatihan
pelatihan yang diikuti oleh guru untuk memberikan pemahaman kepada
guru bahwasannya kegiatan literasi merupakan kegiatan yang penting
sehingga harus digalakkan pelaksanaannya di sekolah yang dilakukan oleh
guru dan siswa setiap harinya.

Hal inilah yang saya ketahui mengenai literasi sebelum mengikuti


perkuliahan literasi dan sampai saat ini setelah mengikuti perkuliahan
literasi banyak kemajuan yang saya dapat mengenai pemahaman tentang
kegiatan literasi, dan untuk selanjutnya akan saya utarakan perkembangan
kemajuan pemahaman saya mengenai literasi setelah mengikuti
perkuliahan literasi.
Literasi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan
oleh siswa dan guru pada kegiatan belajar mengajara yang dilakukan di
sekolah. Sehingga seorang guru harus memiliki pemahaman yang baik
mengenai kegiatan literasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan literasi
dapat dilakukan secara maksimal dan membantu siswa untuk mencapai
tujuan dari kegiatan literasi. Sebagai calon guru yang juga baru mengenal
literasi, pengetahuan saya mengenai literasi masih sangat minim mengenai
literasi ini sehingga saya sangat bersemangat untuk mengikuti perkuliahan
literasi dasar dan hasilnya sekarang sudah saya dapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang literasi ini.

Berikut ini akan saya jabarkan hal hal yang saya ketahui tentang
literasi setelah mengikuti perkuliahan. Pada awal dikenalnya kegiatan
literasi, pemahaman mengenai literasi masih sedikit, hanya sebatas tentang
kegiatan membaca dan menulis. Hal ini seperti yang diutarakan oleh
beberapa peneliti yaitu literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi
dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby
(1986) mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai
kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan
pendapat Grabe & Kaplan (1992) dan Graff (2006) yang mengartikan
literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (able to read and
write).

Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mengalami banyak


perkembangan, begitu pula tentang pemahaman mengenai literasi yang
sudah mengalami berbagai pergeseran seperti literasi tidak cukup
didefinisikan sebagai kemelekhurufan. Tampaknya literasi lebih tepat
dimaknai sebagai kemampuan memahami, menggunakan, dan merespons
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Sejalan dengan hal tersebut
kemampuan literasi seseorang berkaitan dengan penggunaan teknologi
untuk menyelesaikan masalah, membuka ruang kolaborasi, dan
mempresentasikan informasi dari berbagai media dan teks. Dengan
demikian, literasi menjadi modal di masa kini dan masa depan ( Pilgrim,
2013; Wagner, 2018).

Literasi Dasar

Literasi sekolah dasar melibatkan pengembangan komunikasi lisan dan


tertulis di semua mata pelajaran. Peserta didik sekolah dasar mempelajari
keterampilan literasi melalui membaca, menulis, berbicara dan
mendengarkan. Literasi di sekolah dasar mengedepankan aspek
keterampilan membaca dan menulis yang terdiri atas kemampuan
membaca yaitu pengetahuan huruf, kesadaran fonemik, kefasihan
membaca, pengetahuan kosakata, dan pemahaman bacaan; kemampuan
menulis yaitu ide, organisasi, dan mekanik.

A. Literasi Membaca

Membaca adalah proses melihat simbol dan huruf tertulis dan memahami
artinya. Keterampilan membaca berkontribusi pada kemampuan membaca
anak-anak dengan kata lain, seberapa baik mereka dapat membaca dan
memahami apa yang mereka baca. Berikut ini keterampilan membaca yang
anak-anak kembangkan sepanjang pendidikan dasar mereka

1) Pengenalan kata/huruf

Pengetahuan pengenalan kata tumbuh secara bertahap selama tahun-


tahun awal sekolah. Fase perkembangan kata menurut Ehri membantu kita
memahami fase yang dilalui anak-anak. Ehri (1995) berfokus pada tahap
awal pengenalan kata. Melalui penelitiannya, dia menentukan bahwa anak-
anak melewati empat fase berbeda saat mereka belajar membaca kata-kata
secara otomatis.

a. Fase pre-alphabetic
b. Fase pengenalan abjad parsial.
c. Korespondensi huruf-bunyi
d. Fase alfabet terkonsolidasi
2) Kesadaran Fonemik

Kesadaran fonemik adalah pemahaman bahwa kata-kata yang diucapkan


terdiri dari suara. Kesadaran ini berkembang secara bertahap ketika anak-
anak memiliki pengalaman dengan permainan kata, sajak anak-anak, dan
cerita. Adams (1990) menunjukkan bahwa ada lima tahap kesadaran
fonemik: (1) mengenal kata-kata berima, (2) mendeteksi kata-kata yang
sama atau berbeda dalam satu set kata-kata, (3) memadukan suara untuk
membuat kata-kata, (4) segmentasi kata satu suku kata ke dalam suaranya,
dan (5) mengidentifikasi kata yang tertinggal saat fonem dihilangkan atau
ditambahkan.

3) Kefasihan Membaca

Pengembangkan kefasihan memainkan peran penting di kelas awal.


Kefasihan dianggap sebagai faktor penting dalam pemahaman bacaan,
terutama karena pembaca yang fasih dapat membaca dengan akurasi,
ekspresi, dan kecepatan yang sesuai.

4) Pengetahuan Kosakata

Program literasi yang seimbang harus menekankan pengembangan


kosakata yang kuat pada peserta didik, karena pengembangan kosakata
dianggap penting untuk pemahaman bacaan. National Reading Panel
(2000) menyimpulkan bahwa kosakata harus diajarkan melalui strategi
langsung dan tidak langsung.

5) Pemahaman Bacaan

Pemahaman membaca adalah pemahaman tentang apa yang telah dibaca


melalui pembelajaran dan pemrosesan keterampilan membaca. Ada
beberapa cara untuk meningkatkan pemahaman membaca: (1) instruksi
kegiatan harus eksplisit; (2) pemahaman dapat ditingkatkan dengan
mengajar anak-anak menggunakan strategi pemahaman khusus; dan (3)
guru harus mengajar peserta didik untuk menggunakan kombinasi strategi.
Dalam mengembangkan keterampilan membaca peserta didik, guru
dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran membaca yang tepat.
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru
dalam rangka mengembangkan keterampilan membaca peserta didik
adalah sebagai berikut :

1. Membaca Bersama

Membaca bersama dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah


satu caranya adalah guru membaca terlebih dahulu, kemudian peserta didik
bergantian melanjutkan membaca. Pada saat guru membaca, peserta didik
bersama-sama menyimak sambil melihat bacaan pada buku, kemudian
peserta didik membaca kelanjutannya secara bergiliran.

2. Membaca Terbimbing

Menurut Abidin (2012: 90), membaca terbimbing adalah metode


pembelajaran terbimbing untuk membantu peserta didik dalam
menggunakan strategi belajar membaca secara mandiri.

3. Membaca Interaktif

Membaca interaktif merupakan aktivitas membaca bersama dengan tujuan


melibatkan anak secara interaktif dalam memahami isi bacaan.

4. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh


seseorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca
pemahaman dilakukan dengan menghubungkan skemata atau
pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang
diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara
maksimal.
Terdapat beberapa strategi bagi para pembaca untuk mempertajam
pemahaman mereka atas teks yang telah mereka baca dan untuk
memecahkan masalah. Adapun strategi tersebut meliputi :

 Strategi Mengaktifkan Pengetahuan

 Strategi Menghubungkan

 Strategi Menduga

 Strategi Memprediksi

 Strategi Mempertanyakan

 Strategi Menyimpulkan

5. Membaca Mandiri

Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa dalam membaca mandiri


peserta didik harus belajar mengenai cara memilih buku yang cocok,
menyenangkan, dan mempunyai kekuatan untuk dibaca sesuai dengan
kebutuhan mereka. Oleh karena itu, peserta didik harus diberi lebih banyak
pilihan jenis buku yang dapat dibaca.

B. Literasi Menulis

Menulis melibatkan transkripsi (ejaan dan tulisan tangan) dan komposisi


(mengartikulasikan ide-ide dan menyusunnya dalam pidato, sebelum
menulis). Sama halnya dengan keterampilan literasi membaca, ada banyak
keterampilan literasi menulis yang harus dimiliki siswa, yaitu

1. Kesadaran fonemik sebagai kesadaran suara yang membentuk kata-


kata.
2. Kesadaran menulis yaitu menyadari pentingnya kegiatan menulis untuk
dilakukan
3. Kosakata. Kosakata aktif adalah kata-kata yang diketahui dan mampu
digunakan seseorang secara akurat dalam berbicara dan menulis.
Kosakata pasif berisi kata-kata yang diketahui seseorang, tetapi belum
tentu dapat digunakan secara akurat dalam konteksnya..
4. Ejaan adalah susunan huruf menjadi sebuah kata. Belajar mengeja
kata-kata, termasuk ejaan yang tidak beraturan, membantu anak-anak
belajar membaca lebih awal (dan akan membantu tulisan mereka).
5. Pemahaman Membaca yaitu memahami makna dari apa yang dibaca
adalah langkah terakhir untuk mengembangkan keterampilan literasi.
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru
dalam rangka mengembangkan keterampilan menulis peserta didik adalah
sebagai berikut :

1. Menulis Bersama

Kegiatan yang dilakukan adalah menulis kata atau kalimat secara


bergantian.

2. Menulis Terbimbing

Parsons (2001:12) menyatakan bahwa menulis terbimbing adalah


proses guru mengembangkan dan membimbing tulisan peserta didik
melalui diskusi, mengonstruksi teks bersama, dan mengevaluasi tulisan
independen mereka

3. Menulis Interaktif

Menulis interaktif merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan


kemampuan anak dalam hal literasi. Anak-anak mengembangkan
kemampuannya dalam berbagi, mengekspresikan ide-ide, dan berbagi
menulis dengan cara pengalaman, pemahaman tentang sesuatu. Guru
membantu proses tersebut sehingga pembelajaran menjadi bermakna
(McCarrier, Pinnell, Fountas, 2000)
4. Menulis Mandiri

Langkah-langkah Menulis Mandiri, yaitu :

 Peserta didik diberi stimulasi dengan tema atau topik yang akan
dijadikan bahan untuk menulis.
 Peserta didik diberi petunjuk oleh guru bagaimana cara menulis dengan
kaidah yang baik.
 Peserta didik diminta mengembangkan topik/tema menjadi tulisan
sesuai dengan gagasannya sendiri. Pada latihan ini, peserta didik sudah
mulai diajak untuk berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan,
keinginan, dan sebagainya sebagai perwujudan kemampuan
personalnya.
 Peserta didik diminta membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
 Peserta didik memajang hasil tulisannya di papan pajang kelas.
 Guru memberikan umpan balik dan penghargaan.
 Guru memberikan penilaian terhadap hasil latihan menulis yang
dilakukan selama proses belajar-mengajar. Penilaian terhadap produk
tulisan sebaiknya memperhatikan kebenaran, keterbacaan, kerapian,
kreativitas, dan keaslian gagasan.

5. Menulis Kreatif
Menulis kreatif adalah menulis yang ditujukan untuk menyampaikan ide,
perasaan, dan emosi bukan sekedar menyampaikan informasi saja. Berikut
cara untuk membantu peserta didik menuangkan ide dalam tulisan kreatif :

1. Menulis Berdasarkan Pengalaman

2. Menulis Berdasarkan Pengamatan

3. Menulis Berdasarkan Imajinasi

4. Menulis Apa Yang Disukai

5. Menulis dari Apa Yang Dibaca


C. Literasi Berimbang

Literasi berimbang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mengembangkan kompetensi semua peserta didik dengan


memanfaatkan berbagai bahan ajar, sarana, dan strategi.
b. Menekankan perkembangan bahasa lisan, kemampuan berpikir dan
berkolaborasi sebagai dasar pembelajaran literasi. Menggunakan
asesmen formatif sebagai panduan pembelajaran dan untuk
menentukan tingkat dukungan yang perlu diberikan kepada peserta
didik.
c. Memberikan instruksi yang eksplisit untuk keterampilan memecahkan
masalah dan berpikir strategis.
d. Memberikan waktu khusus tanpa interupsi untuk pembelajaran literasi.
e. Memenuhi kebutuhan pembelajaran dan literasi secara individu.

Demikianlah hal yang sudah saya pahami setelah saya mengikuti


perkuliahan literasi dasar. Ada banyak sekali pemahaman yang saya
dapatkan dibandingkan pemahaman sebelumnya saat saya belum
mengikuti perkuliahan. Dan untuk selanjutnya hal yang akan saya laporkan
dalam laporan kemajuan ini adalah mengenai kegiatan literasi yang saya
temukan di lapangan.

Kegiatan literasi yang saya temukan pada saat melakukan observasi


lapangan yaitu kegiatan literasi belum menjadi kegiatan yang diutamakan
oleh guru dan siswa. Adapun hal ini disebabkan karena sekolah yang belum
membuat program yang jelas mengenai kegiatan literasi. Hal ini membuat
siswa dan guru mengalami kebingungan dalam menjalankan kegiatan
literasi. Apakah hanya sebagai kegiatan selingan atau menjadi kegiatan
pokok yang harus dilakukan setiap harinya ataupun pada jadwal yang
sudah ditentukan. Namun, walaupun kegiatan literasi yang dilaksanakan
belum maksimal, sekolah sudah menyediakan fasilitas untuk melakukan
kegiatan literasi. Seperti adanya pojok baca di setiap kelas, ada
perpustakaan dan adanya sumber baca yang mumpuni. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan literasi dapat dilakukan hanya saja
membutuhkan managemen waktu yang tepat agar pelaksanaan literasi
dapat dilakukan secara maksimal.

Refleksi terkait perkuliahan literasi

Pemahaman mengenai literasi harus benar benar dimiliki seorang guru.


Guru harus mengerti kegiatan literasi dilakukan pada kegiatan apa saja,
dari literasi membaca, literasi menulis dan literasi berimbang. Kemudian
guru harus mengerti tentang strategi apa yang akan dilakukan jika nantinya
telah turun ke lapangan untuk melakukan kegiatan literasi bersama peserta
didik. Hal hal yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam kegiatan literasi
harus dapat dipenuhi seorang guru sehingga menuntut seorang guru harus
memiliki bekal yang cukup dengan mengetahui konsep konsep yang sudah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan literasi.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan


Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Adams, M.J. 1990 . The Beginning to Read : Thinking and Learning


about Print. Cambridge, MIT Press

Cable, D. M., & Parsons, C. K. (2001). Socialization tactics and person–


organization fit. Personnel Psychology, 54(1), 1–
23. https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.2001.tb00083.x
Pilgrim, Jodi. 2013. Defining literacy in the 21st century: A guide to
terminology and skills. University of Mary Hardin-Baylor

Fountas and Gay Su Pinnell. 2016. Literacy Continuum: A Tool for


Assessment, Planning, and Teaching. Heinemann

Grabe and Robert B. Kaplan, 1996, Theory and Practice of


WritingAn Applied Linguistic Perspective. LONDON, Routledge
Sulzby (Eds.) 1986. Emergent literacy: Writing and reading. Norwood,
NJ: Ablex

Anda mungkin juga menyukai