KAJIAN TEORITIK
gagasan-gagasan atau lambang bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks
kepada peserta didik menjadi suatu keharusan bagi orang tua dan guru.
membaca.
membaca adalah :
terhadap prediksi.
3. Mendapat hasil berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara dan mempelajari struktur
kalimat.
seluruh dunia.
maupun tertulis;
1) Memperoleh informasi;
dari bacaan;
3) Mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik mamfaat dari
bacaan
pengetahuan yang di baca, serta dari tujuan membaca juga seseorang bisa
dan mengevaluasi dari hasil yang telah di baca dan dipahami. Maka dari
khusus dari guru dan orang tua. Oleh karena itu, guru perlu merancang
masih pada tahap belajar untuk memperoleh ketrampilan baca dan tulis.
siswa kelas rendah yang mana lebih menekankan pada upaya guru untuk
lambang bunyi dalam bahasa. Maka dalam hubungan ini peran guru sangat
seperti apa yang dapat menumbuhkan cara belajar siswa pada pembelajaran
dan menyuarakan tujuan dengan intonasi yang wajar, Sebagai dasar untuk
huruf;
dibaca, didengar atau ditulisnya dan juga mengingatnya dengan baik; dan
dari membaca permulaan adalah agar anak dapat mengenal tulisan sebagai
lambang atau simbol Bahasa sehingga anak dapat mengenal tulisan sebagai
kebiasaan rapi dan bersih dalam membaca juga perlu diperhatikan. Jadi
peserta didik dapat mengenal tulisan sebagai lambang atau simbol Bahasa
seperti berikut:
2. Membaca dalam hati Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak
Membaca teknik ialah cara membaca yang mencakup sikap, dan intonasi
d. Latihan membacakan.
1. Membaca nyaring
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa ataupun
pengarang.
2. Membaca lancar
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar
pengalaman penulis.
untuk anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut: (1) Tahap
menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan; (3) Tahap
membaca gambar (bridging reading stage), yaitu anak mulai tumbuh
kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah
dan sudah mengenal abjad; (4) Tahap pengenalan bacaan (take off reader
dan sintaksis). Juga sudah mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat
lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak
susu, pasta gigi dan lainnya. Dan (5) Tahap membaca lancar (independent
reader stage), yaitu anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas.
Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak.
tergantung dari kesiapan anak. Apabila anak belum siap untuk belajar
reading readiness.
yang tersedia.
mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Scramble dipakai untuk jenis permainan anak anak yang merupakan latihan
Djamarah dan Aswan Zain (dalam wahyuni, 2019: 13) yang perlu
pembelajaran.
b. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya
didik.
1. Scramble kata
Sebuah permainan menyusun kata kata dengan huruf huruf yang telah
2. Scramble kalimat
Sebuah permianan menyusun kalimat dari kata kata yang di acak. Bentuk
Dari kalimat wacana yang sudah di acak tadi, kalimat wacana tersebut di
Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna. Contoh : dari hasil
kalimat wacana yang sudah di susun secara logis, maka kalimat tersebut
peserta didik.
B. Kelemahan metode scramble dalam pembelajaran :
berpikir kritis.
telah banyak dikaji dan dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik
untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat
dengan meningkatnya rata rata nilai hasil tes evaluasi pada siklus I
sebesar 74,5 %, sedangkan tes evaluasi pada siklus II mencapai nilai rata-
dalam kategori rendah. Hal ini terlihat dari distribusi frekuensi skor dan
siswa (15 %) yang menjawab sedang dan ada 15 siswa (44 %) yang
menjawab rendah. Oleh karena itu dari uraian di atas dapat diperoleh
belajar siswa sesudah pada mata pelajaran PAI materi misi Nabi
sedang. Hal ini terlihat dari distribusi frekuensi skor dan persentasi TSR
dimana ada 6 siswa (17,64 %) yang menjawab tinggi, 24 siswa (70,58 %)
yang menjawab sedang dan ada 4 siswa (11,76 %) yang menjawab rendah.
Oleh karena itu dari uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
konsenterasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi misi Nabi
metode scramble pada mata pelajaran PAI materi misi Nabi Muhammad
adalah lebih besar dari pada “t” tabel baik pada taraf signifikansi 5%
Pada penelitian yang diteliti oleh Sri Octa Fiana dengan judul “
pelajaran PAI materi misi Nabi Muhammad Saw kelas VII di SMP
perbedaannya juga terletak pada kelas yang ditelisi, pada penilitian Sri
Octa Fiana melakukan penelitian pada kelas VII, sedangkan penelitian saya
dilakukan pada kelas II, dan perbedaannya juga terletak pada metode
2015/2016. Hal ini terlihat dari besarnya skor rata-rata skala minat belajar
IPS pada kondisi akhir kelas eksperimen yang lebih besar dibanding kelas
kontrol. Pada kondisi akhir, skor rata-rata di kelas eksperimen yaitu 79,36
sedangkan penelitian saya dilakukan pada kelas II, dan perbedaannya juga