Anda di halaman 1dari 4

Membaca dan Menulis Mandiri

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerolehan literasi awal belajar membaca dan menulis merupakan fase yang
sangat penting. Pada fase ini anak secara mandiri akan mempunyai pengalaman yang
efektif mengenal lambang-lambang cetak dalam bentuk bahasa tulis sebagai representrasi
dari bahasa lisan yang sudah lebih dulu dikenalnya. Kegiatan membaca dan menulis
merupakan kegiatan yang unik dan rumit, sehingga seseorang tidak dapat melakukan hal
tersebut tanpa mempelajarinya, terutama anak usia sekolah dasar yang baru mengenal huruf
atau kata-kata.Kemampuan membaca merupakan dasar bagi anak untuk menguasai
berbagai bidang studi. Lebih lanjut, dijelaskan oleh J.W. Lerner (padmadewi, artini, 2018)
anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia
akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi di kelas
berikut. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
Keterampilan membaca permulaan ditekankan pada membaca nyaring suku kata
dan kata serta melafalkan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Sedangkan dalam keterampilan menulis permulaan ditekankan pada menjiplak,
menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin serta dikte. Dengan keterampilan
membaca dan menulis, seseorang dapat mengerti berbagai macam informasi yang
terkandung dalam tulisan secara benar. Melalui membaca dan menulis siswa dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Kedua
keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan mulai dari kelas I
sampai kelas VI SD.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian membaca dan menulis mandiri?
2. Bagaimana orientasi pembelajaran membaca dan menulis?
3. Bagaimana teknik dan strategi pembelajaran membaca dan menulis mandiri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian membaca dan menulis mandiri.
2. Untuk mengetahui orientasi pembelajaran membaca dan menulis.
3. Bagaimana teknik dan strategi pembelajaran membaca dan menulis mandiri.
2.1 Pengertian Membaca dan Menulis Mandiri
Membaca
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa
kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta
maknanya, dan menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Pada waktu membaca mata
mengenali kata, sementara pikiran menghubungkan dengan maknanya. Makna kata
dihubungkan satu sama lain menjadi makna frase, klausa, kalimat dan akhirnya makna seluruh
bacaan. Pemahaman akan makna bacaan ini tidak mungkin terjadi tanpa pengetahuan yang
telah dimiliki dahulu, misalnya tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam bacaan, tentang
bentuk kata-kata, struktur kalimat, ungkapan, dan sebagainya. Dengan singkat pada waktu
membaca, pikiran sekaligus memproses informasi grafonik yang menyangkut hubungan antara
tulisan dengan bunyi bahasa, informasi sintaksis yaitu yang berhubungan dengan struktur
kalimat serta informasi semantik yang menyangkut aspek makna. Informasi grafonik hanya
dapat diperoleh bila seseorang telah mampu mengenali huruf sebagai lambang bunyi bahasa dalam
kaitannya dengan kata dan kalimat. Di SD kemampuan itu dikembangkan melalui kegiatan
membaca permulaan. Dalam kegiatan itu siswa belajar menyuarakan huruf, membaca kata-kata
dalam kalimat/wacana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Menulis
Menulis dapat didefinisikan melalui berbagai sudut pandang. Dalam sudut pandang
yang paling sederhana, menulis dapat diartikan sebagai proses menghasilkan lambang bunyi.
Pengertian semacam menulis ini dikenal sebagai menulis permulaan. Pada tahap selanjutnya
menulis dapat bersifat lebih kompleks. Menulis pada dasarnya adalah proses untuk
mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis. Oleh sebab itu, Akhadiah (1999)
memandang menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam
bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang
merupakan satu sistem yang utuh.
Lebih lanjut, Gie (2002) menyatakan bahwa menulis memiliki kesamaan makna dengan
mengarang yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dari definisi ini dapat dikemukakan bahwa
menulis adalah sebuah proses berkomunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan
pembacanya. Sebuah tulisan dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang
dilakukan penulis tidaklah sia-sia.
Menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang utnuk menghasilkan sebuah tulisan. Sebenarnya kegiatan
menulis yang menghasilkan sebuah tulisan sering kita lakukan, misalnya, mencatat pesan
ataupun menulis memo untuk teman.
Akhadiah, S. (1999) Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga.
Gie, T.L. (2002) Terampil Menulis. Yogyakarta: Andi Offset.
2.2 Tujuan Membaca dan Menulis
1. Tujuan Membaca Mandiri
Dalam proses membaca, seluruh aspek kejiwaan dapat dikatakan ikut terlibat. Dalam
aktivitas membaca, terjadi kemampuan berpikir dan proses mengolah rasa. Aktivitas membaca
yang baik bukan hanya sekedar membaca, tetapi dalam setiap aktivitas membaca ini
mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru. Di balik aktivitas
membaca yang dilakukan oleh seseorang, terdapat tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai
kesenangan, untuk meningkatkan pengetahuan.

2.3 Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca


Menurut Novi Resmini (2006:98), untuk meningkatkan pemahaman terhadap
keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan
kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
a. Kegiatan prabaca
Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah perilaku siswa dalam penyelesaian
masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan. Dengan cara:
1. Gambaran awal yang berisi informasi
2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
3. Pemetaan semantik
4. Menulis sebelum membaca
5. Drama/simulasi

b. Kegiatan inti membaca


Beberpa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud yaitu:
1. Strategi metakognitif
2. Cloze procedure
3. Pertanyaan pemadu

c. Kegiatan pascabaca
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu siswa mengintegrasikan informasi
baru kedalam schemata yang sudah ada. Dengan cara:
1. Memperluas kesempatan belajar
2. Mengajukan pertanyaan
3. Mengadakan pameran visual
4. Pementasan teater aktual
5. Menceritakan kembali
6. Penerapan hasil membaca.

Anda mungkin juga menyukai