Anda di halaman 1dari 4

2.

Paradigma Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Paradigma IPS adalah model atau kerangka berpikir pengembangan IPS yang
dilaksanakan dalam kurikulum pada sistem pendidikan Indonesia dan IPS merupakan studi
yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia dan merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang diambil dari ilmu sosial. Ada tiga istilah yang termasuk bidang pengetahuan sosial yaitu:
Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies), dan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Selain istilah tersebut ada juga istilah yang kadang-kadang digunakan dalam menyebut
bidang studi IPS yaitu: Social Education dan Social Learning yang menurut Cheppy kedua
istilah tersebut lebih menitik beratkan berbagai pengalaman di sekolah yang dipandang dapat
membantu anak didik untuk lebih mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.
a. Ilmu Sosial (Social Science)
Achmad Sanusi (1971:81) memberikan batasan tentang Ilmu Sosial adalah
sebagai berikut: ilmu sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi makin lanjut
makin ilmiah. Menurut Bross (Kosasih Djahiri, 1981:1) ilmu sosial merupakan disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah memusatkan
pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia
bentuk. Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa ilmu sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun
tingkah laku kelompok. Oleh karena itu ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu-ilmu
sosial lebih menitik beratkan kepada interdisiplin pada suatu bidang studi kajian disatu
disiplin ilmu.
b. Studi Sosial (Social Studies)
Berbeda dengan ilmu sosial, tentang studi sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18)
memberi penjelasan sebagai berikut: Studi sosial tidak selalu bertaraf akademis
universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar
dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial.
Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan
lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
c. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan
suatu pendekatan interdsipliner (Inter-diciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu
sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologisosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. IPS lebih menitik beratkan kepada pendekatan multidisipliner atau
interdisipliner, dimana topik-topik dalam IPS dapat dimanipulasi menjadi suatu isu,
pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin.

2.1 Paradigma IPS sebagai Pendidikan Nilai Pancasila dalam Perspektif Global
Kuatnya pendekatan kognitif, mendapat kritik tajam sehingga melahirkan
pemikiran baru terhadap perlunya pengembangan kurikulum dan pembelajaran sebagai
pendidikan dan pembelajaran nilai. Setelah paham kognitif tidak berhasil
mengembangkan kemampuan warga negara untuk membangun sistem nilai, sebagai
dasar bersikap dan bertindak sebagai warga negara yang baik (good citizenship),
dikembangkan pendidikan moral, kemudian menjadi pendidikan nilai, dan pendidikan
karakter. Menurut Muchtar (2017) dalam kajiannya, berikut pemikiran hipotetik
paradigmatik, sebagai reflektif revitalisasi dan inovasi Pendidikan IPS dan Pendidikan
Guru IPS di Indonesia dalam perspektif global:
a. IPS bersifat multisumber dan kontekstual, yakni: ilmu pendidikan, ilmu keguruan,
ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan agama. Pendidikan IPS dengan mengarah pada
pendekatan krosdisipliner untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
b. Globalisasi merupakan latar dan lingkungan serta modal sosial berpotensi untuk
memperkokoh Pendidikan IPS, wawasan peserta didik dalam mencerdaskan
kehidupan sosial.
c. Proses pembelajaran IPS ditransformasikan pada strategi pembelajaran yang
mengembangkan berpikir dan nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
perlu dijadikan sumber filsafat ilmu Pendidikan IPS dan pendidikan guru IPS.
d. Era globalisasi merupakan kompetitif global antarbangsa. Terjadi perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan yang mempengaruhi daya tahan ideologi pada
kecerdasan berideologi warga negara. Revitalisasi IPS sebagai pendidikan nilai
yang bersumber dari filsafat Pancasila sebagai salah satu pendekatan dalam
pengembangan epistemologi keilmuan, kurikulum dan pembelajaran serta dalam
sistem pendidikan guru IPS.
e. Masalah utama dalam revitalisasi adalah pemikiran untuk membangun teori dan
paradigma baru, sehubungan dengan masalah dan tantangan baru yang menjadi
latar Pendidikan IPS. Paradigma baru hendaknya dibangun berdasarkan pada
filsafat keilmuan Pancasila.
f. Pendidikan IPS tidak terlepas dari sistem pendidikan guru IPS yang professional
adalah merupakan penentu keberhasilan pemikiran revitalisasi dan aktualisasi
Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai sosial dalam mencerdaskan kehidupan
sosial budaya dalam perspektif global.

2.2 Refleksi Pengembangan Pendidikan IPS Berbasis Nilai-Nilai Pancasila


Pendidikan nilai belum optimal dikembangkan seiring masih menguatnya
pemikiran positivistik dan behavioristik dalam ilmu pendidikan dan ilmu keguruan
serta ilmu sosial humaniora sebagai sumber keilmuan IPS. Berikut catatan reflektif
menurut Muchtar (2017) terkait pengembangan pendidikan nilai dalam IPS:
a. Pengembangan nilai-nilai Pancasila hendaknya merupakan bagian penting dalam
inovasi pembelajaran nilai. Terutama untuk memperkuat epistemologi keilmuan,
dan dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran.
b. Pendekatan model pengembangan kurikulum dan pembelajaran konstekstual nilai-
nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, memberikan landasan bagi
IPS dengan model pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila sesuai dengan latar
sosial budaya bangsa.
c. Pembelajaran nilai hendaknya dikembangkan dalam model pembelajaran yang
berorientasi pada keterlibatan siswa dalam berpikir memecahkan masalah dalam
belajar kelompok. Tujuannya antara lain pengembangan kemampuan berpikir
reflektif logis atas sejumlah fenomena dan masalah Pendidikan IPS yang muncul
dalam masyarakat.
d. Gejala dan fenomena berkait melemahnya komitmen dan kepercayaan terhadap
nilai-nilai sosial menuntut IPS dalam perspektif global sebagai media pembelajaran
nilai-nilai lokal berwawasan global.
e. Peran IPS dalam membangun kecerdasan sosial merupakan kecerdasan dalam
memecahkan masalah sosial budaya. Meliputi pemahaman nilai-nilai, kemampuan
membangun nilai dan mengamalkan serta kemampuan memelihara nilai-nilai dan
mengembangkan kepada yang lebih baik.
f. Pendidikan Nilai Pancasila akan berhasil manakala berorientasi pada membangun
karakter Pancasila. Intinya, karakter beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk
melahirkan warga negara berakhlak mulia hendaknya menjadi orientasi keilmuan
Pendidikan IPS dan pendidikan guru IPS
g. Pembelajaran nilai dan masalah aktual sosial adalah alternatif solusi pembelajaran
yang lebih menekankan pada aspek kognitif dari pada aspek afektif dan
psikomotorik yang selama ini mendominasi pemikiran dan praktik pembelajaran
Pendidikan IPS.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi, Dt. 1971. Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP

Djahiri, A. Kosasih. 1981. Ilmu Ilmu Sosial Dalam IPS Persekolahan dan Program IKIP
(FPIS). Jakarta: DepDikBud

Muchtar, Sawarma Al. “PARADIGMA REVITALISASI PENDIDIKAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF GLOBAL (Kajian Epistemologik
dan Paradigmatik Membangun Pendidikan Guru IPS di Indonesia)”. Tersedia pada
http://eprints.ulm.ac.id/5477/1/1.%20Penguatan%20Pendidikan%20IPS%20di%20Ten
gah%20Isu-Isu%20Global%20%28Belum%20Edit%29.pdf (diakses tanggal 2 Oktober
2022)

Mulyono Tj. 1980. Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai