PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
PEMBAHASAN
a. Tujuan Umum
Tujuan IPS dalam pengertian umum sebagai Pendidikan Pengetahuan Sosial (PS)
dikembangkan dari falsafah dan teori pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk tujuan
pendidikan.
Pendidikan IPS dalam pengertian Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial (IS) memiliki
tujuan yang berhubungan dengan pengembangan intelektual. Secara umum, tujuan
Pendidikan IPS pada tataran ini adalah melatih siswa berpikir, melihat masalah dan
menyelesaikan masalah. Dalam konteks pendidikan anak, unsur psikologis dan
paedagogis digunakan terutama untuk membantu anak menguasai materi yang diajarkan.
baik berupa fakta, konsep, generalisasi maupun keterampilan belajar tentang belajar.
Kegunaan praktis bagi kehidupan anak kurang mendapatkan tempat, karena yang
diperhatikan adalah kepentingan keilmuan (Hasan,1993).
Secara umum, Pendidikan IPS dalam pengertian Pendidikan Pengetahuan Sosial
bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai untuk dirinya sebagai
individu, maupun sebagai makhluk sosial dan budaya (Hasan, 1993).
Pendidikan IPS dalam pengertian Pendidikan Pengetahuan Sosial juga bertujuan
mengembangkan kemampuan anak dalam berhubungan sosial dengan orang lain,
kemampuan berkomunikasi, bersimpati terhadap orang lain, sikap (terutama sikap
demokratis), moral dan
nilai, terutama ditekankan pada nilai dalam masyarakat yang majemuk berupa
keseimbangan antara hak individu dan sosial. Tujuan ini sangat ditekankan terutama
untuk masyarakat majemuk seperti masyarakat Indonesia yang menghendaki
pembangunan manusia yang berimbang antara kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakatnya (Hasan, 1993).
6) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk melakukan verifikasi setiap hipotesis
yang diajukan dengan data dan informasi yang telah dikumpulkan. Apabila hipotesis
sudah dapat diverifikasi dan cocok dengan data dan informasi yang dikumpulkan, maka
hasil verifikasi (pencocokan) itu dapat dijadikan generalisasi, sebagai salah satu bentuk isi
dari pembelajaran IPS sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa generalisasi adalah hipotesis yang sudah teruji melalui verifikasi terhadap data.
Siswa dibimbing untuk mendapatkan generalisasi sebagai hasil dari kegiatan inkuiri yang
mereka lakukan.
Pembelajaran nilai dalam IPS memiliki metoda yang beragam. Itu semua adalah
dalam kerangka menyiasati untuk membantu siswa mendapatkan dan melakukan pilihan
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran umum,keadilan serta sistem nilai dan
moralyang dianut masyarakatnya. Beragamnya metoda pendidikan nilai, juga mengingat
nilai tidak efektif dibelajarkan dengan metode pembelajaran kognitif.
Karakteristiknya memang berbeda. Berikut ini adalah langkah-langkah
pembelajaran nilai yang dikemukakan Bank (1990), yang disebutnya sebagai “inkuiri
nilai”.
(1) Menetapkan Problem Nilai (Pengamatan dan Pembedaan)
(2) Menjelaskan nilai yang relevan dengan tingkah laku (menjelaskan dan membedakan)
Pada tahap ini, siswa diajak untuk mengidentifikasi dan memberikan nama terhadap
perilaku yang terdapat dalam cerita tersebut. Perilaku yang diberi nama ialah perilaku
yang merupakan karakter individu. Untuk membantu siswa dapat diajukan pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut:
• Apa saja yang dilakukan oleh para tokoh dalam cerita tersebut?
Ketika siswa menjelaskan perilaku para tokoh dalam cerita, mereka dituntut membuat
kesimpulan-kesimpulan kecil, dan pertimbangan serta pembenaran nilainilai.
Guru dapat membantu siswa pada tahap ini dengan mendaftar perilaku yang
dilakukan oleh setiap tokoh dalam cerita dalam bentuk beberapa kolom. Berdasarkan
tokoh. Siswa kemudian diminta untuk mencocokkan perilaku yang penting pada suatu
kolom dengan perilaku penting lainnya yang terdapat pada kolom yang lain.
(4) Menentukan Konflik Nilai yang ada dalam Perilaku yang dijelaskan.
Pada tahap ini, siswa diminta untuk menyatakan hipotesis mengenai tujuan nilai yang
akan dianalisis, sebagaimana disebut pada langkah ketiga. Hipotesis dinyatakan
berdasarkan alasan-alasan yang mereka miliki dalam menanggapi nilai yang muncul.
Langkah ini dimaksudkan untuk membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai yang
menjadi pegangan dalam kehidupan masyarakat. Melalui tahap ini juga siswa dapat
mengevaluasi, apakah nilai yang ada itu sesuai dengan berbagai situasi yang ada di
tengah-tengah masyarakat.
Bentuk hipotesis, misalnya berisi tentang “mengapa nilai yang dianut setiap tokoh
dalam cerita yang disajikan itu berbeda?” “Apa yang menyebabkan perbedaan
tersebut?” Hipotesis dapat juga dinyatakan mengenai akibat yang terjadi dari
perbedaan nilai yang mendasari kejadian tersebut.
(6) Identifikasi Nilai Alternatif melalui Pengamatan Perilaku Siswa pada akhirnya akan
menyadari kenyataan bahwa di tengah masyarakat terdapat berbagai nilai alternatif
yang dapat dipilih. Langkah ini dirancang untuk membantu siswa mendapatkan dan
memilih nilai alternatif. Guru dapat mengarahkan siswa dengan mengajukan
pertanyaan sebagai berikut: Ketika seorang tokoh yang ada dalam cerita merasa pas
memperagakan nilai yang dimilikinya (melalui perilaku) “apakah terdapat nilai
lain?” Siswa akan menyadari bahwa pandangan seseorang bukanlah satu-satunya
kebenaran. Terdapat pandangan lain (berdasarkan nilai alternatif tertentu) yang juga
memiliki nilai kebenaran.
(7) Menyatakan Hipotesis tentang konsekuensi yang mungkin muncul dengan
memperkirakan, embandingkan, atau embedakan.
(9) Menyatakan Alasan, Sumber, dan Berbagai Konsekuensi dari pilihan Nilai Langkah
ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan melakukan jastifikasi, menguji
hipotesis, dan memperkirakan akibat-akibat yang akan timbul dari pilihan
perilakunya. Hasil yang akan dicapai ialah kemampuan siswa dalam
mengekspresikan dan mempertahankan nilai pilihannya dalam kehidupan seharihari,
misalnya berkaitan dengan persamaan hak, keadilan, dan harga diri kemanusiaan.
Prinsipnya, dalam inkuiri nilai, siswa harus mampu mengekspresikan sikap, keyakinan-
keyakinan, nilai-niai yang mereka pilih secara bebas. Mereka akan menguji, memferivikasi
dan memilih nilai-nilai baru yang dianggap lebih sesuai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan IPS adalah “program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan”. Yang dimaksud dengan ilmiah ialah bahwa pendidikan
IPS disajikan secara sistematis dengan memperhatikan urutan isi yang logis. Sedangkan
psikologis dimaksudkan bahwa pendidikan IPS disusun berdasarkan kondisi siswa, guru,
ruang kelas, sekolah, yang berbeda dalam: kultur, harapan, aspirasi, perasaan, lingkungannya
dan faktor psikis lainnya. Karakteristik pokoknya ialah bahwa pendidikan IPS menggunakan
pendekatan multi dan trans-disiplin, bahannya bersumber dari berbagai pengetahuan sosial
dan humaniora. Tujuan pendidikan IPS antara lain adalah berupaya meningkatkan
kemampuan warga negara dalam memahami dan menghayati hak dan kewajibannya, dalam
kerangka membangun masyarakat demokratis ditengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Secara khusus, tujuan Pendidikan IPS mencakup tujuan pada aspek pengetahuan/kognitif
(heads-on), aspek ketrampilan (hands-on), dan aspek sikap (hearts-on).
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan melalui makalah ini yaitu sebagai seorang
calon guru diharuskan mampu menguasai prospek pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
DAFTAR PUSTAKA
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html (26
september 2014)