Anda di halaman 1dari 7

TUGAS REVIEW BUKU

Nama : Nanang Khosim


NIM : 202110290211030
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek1
Penulis : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
Editor : Mukhlis
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit : 2014
Cetakan : 17 (Tujuh belas)
Halaman : viii + 219

Buku ini merupakan penyempurnaan dari buku sebelumnya yang berjudul Prinsip dan
Landasan Pengembangan Kurikulum (1988), yang kemudian judulnya berubah menjadi
“Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik”. Buku ini menjadi penting untuk dibaca karena
dapat berkontribusi besar bagi penguatan literatur para guru, dosen, mahasiswa, instruktur dan
masyarakat luas, serta dapat menambah wawasan tentang apa, mengapa dan bagaimana
pengembangan kurikulum. Mengapa buku pengembangan kurikulum itu penting untuk dibaca
bagi mahasiswa atau guru? Karena Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan
menentukan arah pendidikan, berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung
dengan kurikulum yang di gunakan. Oleh sebab itu kurikulum harus selalu dikembangkan, di
mana pembaharuan dan pengembangan kurikulum merupakan hal niscaya dalam dunia
pendidikan, karena kurikulum bersifat dinamis sehingga pengembangan kurikulum terus saja
akan terjadi mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan teknologi 2. Meskipun bukan
buku yang sangat tebal, buku ini menyajikan tulisan yang cukup komprehensif dan mendasar,
baik pemaparan tentang teori atau konsep yang kuat disertai dengan pemaparan hal-hal yang
bersifat praktik.
Secara sistematik, dalam buku ini secara keseluruhan menguraikan pengetahuan tentang
semua permasalahan kurikulum. Mulai dari konsep kurikulum, apa itu teori kurikulum, apa
landasan Filosofis dan Psikologis pengembangan kurikulum, bagaimana landasan sosial-budaya
serta dampak perkembangan ilmu dan teknologi dalam pengembangan kurikulum, apa saja
macam-macam model konsep kurikulum, bagaimana anatomi dan desain kurikulum, bagaimana
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, ed. Mukhlis (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014).
2
Mariatul Hikmah, “Urgensi Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” MADANIA: Jurnal-Jurnal Keislaman 9,
no. 1 (2019): 29–50, http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/madania/article/view/8382.
gambaran proses pengajaran, apa saja prinsip, faktor yang mempengaruhi serta model-model
pengembangan kurikulum, bagaimana pelaksanaan evaluasi kurikulum, dan terakhir bagaimana
peran guru dalam pengembangan kurikulum. Cukup disayangkan buku ini tidak memaparkan
tentang sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia, dan menjelaskan secara khusus tentang
kurikulum pendidikan Islam.
Pada bagian satu tentang “Konsep Kurikulum”, penulis mencoba memaparkan tentang
betapa pentingnya sebuah kurikulum dalam dunia pendidikan, baik di lingkungan sekolah,
keluarga maupun masyarakat. Kurikulum menjadi syarat yang mutlak dalam setiap praktik
pendidikan, karena kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Kurikulum mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-
bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program
agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai
target/ tujuan yang diinginkan3. Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
direncanakan oleh lembaga pendidikan, peran kurikulum menjadi sangat fital keberadaannya.
Baik berkaitan dengan penguasaan pengetahuan, cara menyampaikan bahan ajar, metode dan
media pembelajaran, hingga bagaimana cara menilai hasil dan proses pendidikan. Sehingga
dengan adanya kurikulum yang baik, dimungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan anak
didik berlangsung secara baik pula. Sedangkan penyusunan kurikulum yang baik, setidaknya
mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum, dimana teori kurikulum dijabarkan dari teori
pendidikan. Setidaknya empat teori pendidikan yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi,
pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan.
Bagian dua tentang “Teori Kurikulum”, sebelum menjelaskan tentang konsep teori
kurikulum, penulis berusaha menarik kembali pada sebuah konsep mendasar yaitu apa yang
dimaksud dengan “teori” dan fungsi teori itu sendiri. Pembahasan dalam buku ini penulis
berusaha memaparkan secara singkat tentang teori pendidikan oleh beberapa pandangan para
tokoh pendidikan serata hal-hal yang melandasi sebuah teori pendidikan. Selanjutnya penulis
memaparkan tentang teori kurikulum itu sendiri dengan kesimpulan bahwa teori kurikulum
merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah,
makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan atara unsur-unsur kurikulum, karena

3
Yudi Candra Hermawan, Wikanti Iffah Juliani, and Hendro Widodo, “Konsep Kurikulum Dan Kurikulum Pendidikan
Islam,” Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 10, no. 1 (May 3, 2020): 34–44,
https://doi.org/10.22373/jm.v10i1.4720.
adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum. Untuk memperkuat
tentang teori kurikulum, penulis menjelaskan pula bagaiman konsep kurikulum dan
perkembangan teori kurikulum yaitu yang berkaituan dengan sumber pengembangan kurikulum
hingga desain dan rekayasa kurikulum. Sebagaimana dengan buku pengembangan kurikulum
yang lain dengan judul yang sama yang ditulus oleh Abdullah Idi, yang menyatakan bahwa teori
kurikulum pada dasarnya keberadaannya bukan sebuah konsep yang baku, ia selalu berkembang
dan mengikuti perkembangan sains dan teknologi, sehingga teori-teori tentang kurikulum selalu
berkaitan erat dengan sejarah yang melatarbelakanginya4.
Bagian tiga tentang “ landasan filosofis dan psikologis pengembangan kurikulum.”
Berbeda dengan buku yang berjudul “Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum” yang
ditulis oleh Zainal Arifin, yang memaparkan secara rinci tentang ruanglingkup kajian filsafat dan
Psikologis sebagai landasan pengembangan kurikulum5, dalam buku ini hanya mengembangkan
salah satu pandangan tokoh filsafat pendidikan yaitu John Dewey, yaitu bagaiman dasar-dasar
filsafat Dewey, dan bagaimana pandangan tentang teori pendidikan menurut John Dewey. Begitu
juga dengan pemaparan tentang landasan psikologi, penulis buku berhemat setidaknya ada dua
bidang ilmu psikologi yang melandasi perkembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan
dan psikologi belajar.
Pada bagian empat, penulis menindaklanjuti tentang beberapa landasan yang
melatarbelakangi pengembangan kurikulum selain landasan filosofis dan landasan psikologis,
yaitu landasan sosial-budaya, perkembangan ilmu dan teknologi dalam pengembangan
kurikulum. Pada bagian ini sangat menarik karena kita sebagai pembaca langsung bisa
merefleksikan gambaran kurikulum dalam konteks yang terjadi saat ini. Bagaimana pendidikan
dan masyarakat mulai dari gambaran masyarakat kecil, masyarakat kerja, paradigma tentang
peran perempuan dan perubahan kehidupan keluarga melatarbelakangi pengembangan
kurikulum. Menarik lagi tentang penjelasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari
masa ke masa menjadi gambaran yang melatarbelakangi proses pengembangan kurikulum.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berdampak pada isi atau
materi yang akan disampaikan dalam proses pendidikan, sedangkan pengaruh tidaklangsung

4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik, ed. Aziz Safa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).
5
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, ed. Pipih Latifah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012).
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perkembangan masyarakat dan
semua problematikanya.
Bagian kelima tentang” macam-macam model konsep kurikulum. Pada bagian ini
penulis mengekplorasi lebih jauh dari apa yang sudah dipaparkan pada bagian pertama tentang
empat aliran pendidikan yaitu pendidikan klasik, pribadi, interaksionis dan teknologi. Dimana
empat aliran pendidikan tersebut juga memiliki model konsep kurikulum dan praktik pendidikan
yang berbeda pula. Diawali dari model konsep kurikulum dari teori klasik disebut dengan
kurikulum subjek akademis. Kurikulum ini merupakan model kurikulum yang tertua. Dari jaman
dahulu hingga sekarang model kurikulum ini masih banyak digunakan dalam lembaga
pendidikan. Model konsep kurikulum dari pendidikan pribadi disebut kurikulum humanis.
Berbeda dengan kurikulum subjek akademis lebih pada penguatan hasil, kurikulum humanistik
lebih pada mengutamakan proses. Dimana sasaran kurikulum humanistik yaitu pada
perkembangan anak menjadi manusia yang lebih terbuka dan mandiri. Model konsep kurikulum
dari teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis. Model ini terbatas pada kemampuannya
untuk mengajarkan bahan ajar yang bersifat kompleks seperti analisis, sintesis dan evaluasi serta
bahan-bahan ajar yang bersifat afektif. Terakhir model konsep kurikulum dari pendidikan
interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi sosial. Pandangan rekonstruksi sosial
berkembangan karena keyakinan pada kemampuan manusia untuk membangun kehidupan yang
lebih baik, serta penekanan tentang peranan ilmu dalam memecahkan problematika sosial
masyarakat.
Bagian keenam tentang “anatomi dan desain kurikulum.” Desain kurikulum merupakan
salah satu aspek yang perlu diperhatikan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memenuhi
segala kebutuhan dan tuntutan peserta didik, pendidik, dan juga masyarakat6. Oleh sebab itu pada
bagian ini penulis mengupas tentang cangkupan kurikulum yang lebih luas yaitu sebagai
program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan, juga gambaran tentang kurikulum dalam
cakupan yang sangat sempit, seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa
jam pelajaran. Kesemuanya itu membentuk desain kurikulum yang dapat menggambarkan pola
organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan penunjangnya. Seperti
tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasi pengajaran, dan penyempurnaan
pengajaran.
6
Wahyu Aprilia, “Organisasi Dan Desain Pengembangan Kurikulum,” ISLAMIKA 2, no. 2 (July 31, 2020): 208–26,
https://doi.org/10.36088/islamika.v2i2.711.
Pada bagian ketujuh, penulis memaparkan tentang proses pengajaran. Dimana gambaran
proses pengajaran meliputi keseimbangan antara isi dengan proses, isi kurikulum, proses belajar,
kesiapan belajar, minat dan motif belajar. Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang
disadari dan direncanakan. Perencanaan yang setidaknya mengadung tiga unsur penting, yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi7. Bagian ini memberikan pandangan bagamana
melaksanakan suatu pengajaran secara efektif. Dimana esensi yang ingin disampaikan pada
bagian ini adalah bahwa proses pengajaran adalah fleksibilitas. sehingga pengajaran dapat
terciptanya proses interaksi antara guru dan murid secara efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Bagian kedelapan tentang “pengembangan kurikulum.” Pada bagian ini menyajikan
suatu kerangka konseptual tentang pengembangan kurikulum. Mulai dari prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangahn kurikulum, artikulasi dan hambatan pengembangan kurikulum, hingga model-
model pengembangan kurikulum. Bagian ini menggambarkan betapa pentingnya peran
pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan. Kurikulum sebagai program pendidikan
yang telah direncanakan secara sistematis, mengemban peran yang sangat penting bagi
pendidikan, setidaknya dapat ditentukan tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat pokok
yaitu peran konservatif, peran kritis dan efaluatif, dan peran kreatif8.
Bagian kesembilan tentang “evaluasi kurikulum.” Bagian ini sangat penting karena
evaluasi kurikulum dapat menentukan kebijakan pendidikan pada umumnya, maupun dalam
mengambil keputusan dalam kurikulum, karena akan mengetahui kelemahan dan kelebihan
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kurikulum yang telah digunakan. Dimana hasil
evaluasi kurikulum dapat digunakan sebagai umpan balik oleh para pemangku kebijakan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Lebih
lanjut dalam evaluasi kurikulum juga dapat dimanfaatkan oleh guru-guru, kepala sekolah dan
pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih
bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas
pendidikan lainnya. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk perbaikan dan pengembangan

7
Muhammad Qasim and Maskiah, “Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan Pembelajaan,” Jurnal Diskursus Islam
4, no. 3 (2016): 484–92.
8
Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik.
kurikulum kedepannya agar peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dengan seefektif mungkin9. Mengingat pentingnya tahapan evaluasi kurikulum,
penulis buku ini menjelaskan secara rinci bagaimana model-model evaluasi kurikulum yang
dapat diterapkan, seperti evaluasi model penelitian, evaluasi model objektif, atau model
campuran multivariasi.
Bagian terakhir tentang “guru dan pengembangan kurikulum.” Bagian ini menguraikan
tentang bagai mana guru dalam pengembangan kurikulum dapat memecahkan masalah
pendidikan yang sering mereka hadapi. Implementasi kurikulum memerlukan seseorang yang
berperan sebagai pelaksananya, dan guru merupakan faktor penting dalam implementasi
kurikulum karena ia merupakan pelaksana kurikulum. Karena itu guru dituntut memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikannya karena tanpa itu kurikulum tidak akan bermakna
sebagai alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa kurikulum sebagai
pedoman10. Oleh sebab itu, dalam bagian ini dijelaskan bagaimana menjadi guru yang
profesional, dan bagaimana guru dapat menjadi pembimbing belajar. Ada dua peran guru dalam
pengembangan kurikulum pada bagian ini yaitu peran yang bersifar sentralisasi dan peran
desentralisasi. Dan yang terakhir pada bagian ini penjelasan persoalan pendidikan guru, masalah-
masalah dalam pendidikan guru, hingga lembaga pendidikan apa saja yang melahirkan calon
guru.
Secara keseluruhan buku ini sangat dianjurkan untuk dibaca dan dikaji bagi yang sedang
mempelajari dan menjalankan atau mempraktikkan pengembangan kurikulum pendidikan.
Meskipun belum mengakomodir keseluruhan tentang kajian pengembangan kurikulum seperti
tidak di sertakannya kajian tentang sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia dari dulu
hingga sekarang, dan kajian khusus tentang pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam,
buku ini cukup komprehenshif bagi mahasiswa atau guru yang sedang mengkaji dan mendalami
dasar-dasar pengembangan kurikulum.

Referensi
Aprilia, Wahyu. “Organisasi Dan Desain Pengembangan Kurikulum.” ISLAMIKA 2, no. 2 (July

9
Mohammad Mustafid Hamdi, “Evalusi Kurikulum Pendidikan,” Intizam, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4, no.
1 (2020): 66–75, http://ejournal.staida-krempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/248.
10
Uranus Zamili, “Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum,” Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan 6, no. 2
(2020): 311–18, http://www.jurnal.una.ac.id/index.php/pionir/article/view/1297.
31, 2020): 208–26. https://doi.org/10.36088/islamika.v2i2.711.
Arifin, Zainal. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Edited by Pipih Latifah.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Hamdi, Mohammad Mustafid. “Evalusi Kurikulum Pendidikan.” Intizam, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 4, no. 1 (2020): 66–75.
http://ejournal.staida-krempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/248.
Hermawan, Yudi Candra, Wikanti Iffah Juliani, and Hendro Widodo. “Konsep Kurikulum Dan
Kurikulum Pendidikan Islam.” Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam 10, no. 1 (May 3, 2020): 34–44. https://doi.org/10.22373/jm.v10i1.4720.
Hikmah, Mariatul. “Urgensi Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan Islam.” MADANIA:
Jurnal-Jurnal Keislaman 9, no. 1 (2019): 29–50.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/madania/article/view/8382.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik. Edited by Aziz Safa. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2013.
Qasim, Muhammad, and Maskiah. “Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan Pembelajaan.”
Jurnal Diskursus Islam 4, no. 3 (2016): 484–92.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Edited by Mukhlis.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Zamili, Uranus. “Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.” Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan 6, no. 2 (2020): 311–18.
http://www.jurnal.una.ac.id/index.php/pionir/article/view/1297.

Anda mungkin juga menyukai