Anda di halaman 1dari 18

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.

2011

BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Definisi Perencanaan Perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diberlakukan, dan perilaku dalam batas-batas yang diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. B. Perencanaan Pembelajaran Menurut I Nyoman Sudana Dageng pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan pembelajaran dan tujuan pengiring dari pembelajaran f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk beajar g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. D. Prinsip-prinsip Umum Tentang Mengajar Prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa b. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis c. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa d. Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar e. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa f. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar E. Tipe-Tipe Belajar Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam belajar maupun mengajar. Artinya, dalam mengajar atau membimbing siswa belajar pun terdapat tingkatan sebagaimana tingkatan belajar diatas. Kedelapan tipe itu adalah sebagai berikut: a. Belajar Isyarat (Signal Learning) b. Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

c. d. e. f. g. h.

Belajar Rangkaian (Chaining) Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation) Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning) Belajar Konsep (Concept Learning) Belajar Aturan (Rule Learning) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving) BAB II PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran yang meliputi adanya tujuan, adanya fungsi untuk mencapai tujuan, ada komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, adanya interaksi antara komponen atau saling berhubungan, adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan, adanya proses transformasi, adanya proses umpan balik untuk perbaikan dan adanya daerah batasan dan lingkungan. B. Tujuan Sistem Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu. C. Fungsi-Fungsi Sistem Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas. D. Komponen-Komponen Sistem Bagian-bagian yang merupakan komponen pelaksana fungsi dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Nama Tujuan Fungsi-fungsi Pelaksana Fungsi Instuksional Siswa Riset Dosen, Peneliti belajar Rancangan Dosen, Ahli Pengembangan perilaku Produksi Instruksional tertentu Seleksi Spesialis media yang telah Logistik Dosen ditetapkan Pemanfaatan Pustakawan, Teknisi terlebih Evaluasi Dosen dahulu Manajemen Organisasi Dosen Manajemen Personil Ketua Jurusan, Ketua Lembaga, Ketua UPP Rektor, Ketua Dekan E. Interaksi atau Saling Berhubungan Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Misalnya dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media OHP, maka diperlukan adanya aliran listrik. F. Penggabungan yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan antara sesama guru, antara guru dengan siswa, atau antara materi, guru, media, dan siswa.
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

G. Proses Transformasi Proses kerja sistem secara sederhana dapat dilukiskan Proses Transformasi Masukan
Gambar 2.1 Proses kerja sederhana suatu sistem

Hasil

Objectives Performance Standard Constraint

Input

Process

Output

Feed Back Control


Gambar 2.2 Kerangka pendekatan sistem

BAB III TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Komponen utama dari ilmu merancang (a design science) menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Alternative goals or requirements b. Possibilities for action c. Fixed parameters or constraints Yang disebut empat components of a psychology of instruction. Keempat komponen ini adalah sebagai berikut: a. Analisis isi bidang studi b. Diagnosis kemampuan awal siswa c. Proses pembelajaran d. Pengukuran hasil belajar B. Metode Pembelajaran Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Strategi pengorganisasian pembelajaran dibedakan menjadi 2 (dua) jenis: - Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip - Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur, atau prinsip
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. 2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini: 1. Menyampaikan isi pembelajaran kepada si belajar 2. Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes) 3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 (tiga) klasifikasi penting variable strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan pembuatan catatan kemajuan belajat siswa, dan motivasi. C. Kondisi Pembelajaran Reigeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: 1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi Merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. 2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang. 3. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya.
K O N D I S I M E T O D E H A S I L Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Karakteristik Siswa

Strategi Pengorganisasian Pengajaran Strategi Makro Strategi Mikro

Strategi Penyampaian Pengajaran

Strategi Pengelolaan Pengajaran

Keefektifan, Efisiensi, dan Daya Tarik Pengajaran Gambar 3.1 Taksonomi Variabel Pengajaran (Adaptasi dari Reigeluth dan Stein, 1983, hlm, 19 juga dalam Dageng 1988

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

D. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu: 1. Keefektifan (effectiveness) Keefektifan pembelajaran yaitu, kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan, kecepatan unjuk kerja, tingkat alih ajar, tingkat retensi dari apa yang dipelajari. 2. Efisiensi (efficiency) Biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. 3. Daya tarik (appeal) Biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.

BAB IV SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK AND CARREY A. Pendahuluan Menurut Mudoffir (1990) sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan insur-unsur yang saling berintegrasi dan berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi keluaran. B. Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model dalam mengorganisir pengajaran model Dick and Carrey dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran Tujuan pengajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Melakukan analisis pembelajaran Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (subordinate skills). Jadi posisi analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebuh dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau secara kronologis terjadi lebih awal, sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah desain berikutnya. 3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa Aspek-aspek yang diungakap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal. 4. Merumuskan tujuan performansi Menurut Dick and Carrey (1985) menyatakan bahwa tujuan performansi terdiri atas: a. Tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan, atau diperbuat oleh anak didik

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

b. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didik berbuat c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan 5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan Bagi seorang perancang pembelajaran harus mengembangkan butir tes acuan patokan, karena hasil tes pengukuran tersebut berguna untuk: a. Mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum b. Menceking hasil belajar dan menemukan kesalahan pengertian, sehingga dapat diberikan pembelajaran remidial sebelum pembelajaran dilanjutkan c. Menjadi dokumen kemajuan belajar 6. Mengembangkan strategi pembelajaran Dick and Carrey mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam satu unit pembelajaran ada tiga tahap, yaitu: a. Mengurutkan dan merumpunkan tujuan dalam pembelajaran. b. Merencanakan prapembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut. c. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran. 7. Mengembangkan dan memilih material pembelajaran Dick and Carrey menyarankan ada tiga pola yang dapat diikuti oleh pengajar untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut: a. Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali prates dan pascrates. b. Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran. c. Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pembelajarannya yang telah disusunnya. 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif Evaluasi adalah salah satu langkah dalam mengembangkan desain pembelajaran yang berfungsi untuk mengumpulkan data untuk perbaikan pembelajaran. 9. Merevisi bahan pembelajaran Revisi dilakukan untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih menarik, efektif bila digunakan dalam keperluan pembelajaran, sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilakukan untuk menetapkan nilai apakah suatu desain pembelajaran, dimana dasar keputusan penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar. BAB V TUJUAN PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat. 2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang. 3. Guru dapat menetapkan barapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran. 4. Guru dapat menepatkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. 5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocock dan menarik. 6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar. 7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. 8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. B. Arti Tujuan Pembelajaran Menurut Fred Percivil dan Henry Ellington yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jalas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. C. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni: 1. Kawasan Kognitif Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Yang termasuk kawasan kognitif adalah tingkat pengetahuan (knowladge), tingkat pemahaman (comprehension), tingkat penerapan (application), tingkat analisis (analysis), tingkat sintesis (synthesis), tingkat evaluasi (evaluation). 2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut: 1. Kemauan menerima 2. Kemauan menanggapi 3. Berkeyakinan 4. Penerapan karya 5. Ketekunan dan ketelitian 3. Kawasan psikomotorik Domain psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke ujung paling kompleks (tertinggi) adalah persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran adaptasi, originasi. D. Format untuk Menulis Tujuan Pembelajaran Menurut Mager tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yakni: 1. Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir pelajaran

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

2. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikam perilaku tersebut 3. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima. BAB VI STRATEGI PEMBELAJARAN A. Sekilas Tentang Strategi Pembelajaran Ada 3 (tiga) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran 2. Strategi penyampaian pembelajaran 3. Strategi pengelolaan pembelajaran B. Strategi Pengorganisasian Pengajaran Strategi mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill (1977) sebagai struktur strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. BAB VII DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN A. Konsep Desain dalam Teknologi Pembelajaran Teknologi pendidikan merupakan penggabungan antara teknologi pembelajaran, teknologi belajar, teknologi perkembangan, teknologi pengembangan, dan teknologi lain seperti yang diterapkan untuk keperluan pemecahan masalah pendidikan. B. Desain Pesan dalam Penelitian Teknologi Pendidikan Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima kawasan yang menjadi bidang garapan penelitian. Kelima kawasan tersebut adalah design, development, utilization, management, evaluation.

Manajemen

Desain

Sumber belajar -Belajar individu dan belajar individu dalam kelompok -Pendekatan sitem

Pengembangan

Evaluasi

Penggunaan

Gambar 7.1 Ilustrasi unsur dari kawasan teknologi pendidikan

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

C. Karakteristik Isi Pesan Pesan dalam media massa diupayakan agar khalayak akan tertarik apabila pesan mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Novelty (sesuatu yang baru) 2. Kedekatan atau proximity 3. Popularitas 4. Pertentangan (conflict) 5. Komedi (humor) 6. Keindahan 7. Emosi 8. Nostalgia 9. Human interest D. Struktur Pesan Elemen pokok dalam sebuah pesan: 1. Sisi pesan (message sidedness), penyusunan pesan lebih banyak menitik beratkan pada kepentingan pihak pengirim saja, biasanya pesan yang ditonjolkan adalah aspekaspek positif. 2. Urutan penyajian berbentuk climax versus anticlimax order dan recency and primancy model. Hal ini berkaiatan dengan pesan satu sisi, climax order bila argumen terpenting diletakkan pada akhir bagian. Bila di awal anticlimax order, bila di tengahtengah pyramidal order. Primancy bila dalam menyusun suatu pesan aspak positif dan negatif ditempatkan pada bagian awal. Recency bila aspek positif dan negatif ditempatkan pada bagian akhir. 3. Penarikan kesimpulan. E. Daya Tarik Pesan Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals, dan humor appeals. F. Beberapa Teori Pembelajaran Visual Ada empat riset mengenai ilustrasi yang meliputi: 1. Persepsi gambar 2. Memori atau gambar 3. Pembelajaran dan kognisi 4. Respons yang efektif terhadap gambar Levin dan Lesgold menyarankan belajar dengan gambar harus disertai lima hal, yakni: 1. Dalam proses mengajar, penjelasan harus disertai dengan gambar 2. Materi ajar harus sesuai dengan perkembangan berfikir siswa 3. Cerita yang fiktif yang bersifat naratif 4. Gambar yang ditampilkan sesuai dengan isi cerita 5. Pembelajaran yang bersifat demonstratif G. Model Memori Paling tidak ada tiga teori yang dapat menggambarkan picture superiority effect, yaitu: 1. Model kode ganda 2. Model kode tunggal 3. Model sematik sensori

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

H. Gambar Statis dan Pemerolehan Pengetahuan Ilustrasi gambar statis dapat bertindak sebagai fasilitas pemerolehan pengetahuan bilamana disajikan bersamaan dengan teks materi. Akan tetapi gambar tadi tidak bisa menjawab semua situasi belajar. I. Tinjauan Karakteristik Siswa dalam Penelitian Teknologi Pendidikan Variabel untuk menganalisis desain pesan dan karakteristik siswa: 1. Kondisi pengajaran: faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pengajaran 2. Metode pengajaran: cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda 3. Hasil pengajaran: semua efek yang dapat dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode pengajaran dibawah kondisi yang berbeda. J. Karakteristik Siswa Aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Ketujuh kemampuan awal menurut Reigeluth: 1. Pengetahuan bermakna tidak terorganisasi 2. Pengetahuan analogis 3. Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi 4. Pengetahuan setingkat 5. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah 6. Pengetahuan pengalaman 7. Strategi kognitif K. Aliran Behaviorisme Kaitannya dengan Karakteristik Siswa Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah pada permintaan untuk data-data eksperimental (manipulasi) untuk membenarkan setiap interpretasi dari perilaku adalah sebab akibat. Hal ini dapat di praktekan melalui media dan pendengaran, metode film yang menekankan pada stimulus, respons, dan pemberdayaan karakter melalui alat-alat audio visual. L. Analisis Tugas dan Tujuan Perilaku Tujuan perilaku dimasukkan ke dalam 4 (empat) kategori: 1. Pengaruh dari pengetahuan murid tentang tujuan perilaku pada cara belajar 2. Pengaruh dari tujuan yang spesifik dengan tujuan yang umum pada belajar 3. Pengaruh pada belajar murid dari penguasaan materi dari guru dan penggunaan dari suatu tujuan 4. Pengaruh pada penguasaan murid dari tujuan-tujuan perilaku tentang efisiensi. M. Desain Saat Ini dan Model Penyampaian Tiga desain perilaku/ model penyampaian akan jelas melalui cara-cara: 1. PSI (Personalized System of Instruction) PSI mempunyai 5 (lima) karakteristik, yaitu: a. Menggunakan instruktur atau pengajar b. Penguasaan materi pelajaran c. Menyusun sendiri kecepatan belajarnya d. Guru sebagai motivator
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

10

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

e. Menggunakan kata-kata tertulis 2. Precision Teaching (Ketepatan Mengajar) Suatu metode yang lebih menekankan mentoring kegiatan belajar di dalam kelas, dibandingkan dengan menciptakan program yang didasarkan pada temuan-temuan dari laboratorium. 3. Direction Instruction (Pembelajaran Langsung) Dalam mendesain pembelajaran agar belajar lebih dimengerti diperlukan tiga analisis, yaitu analisis perilaku, analisis komunikasi, dan analisis sistem ilmu pengetahuan. BAB VIII PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSIONAL ANAK DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN A. Konsep Dasar Emosional Keterampilan sosial dan emosional akan semakin penting peranannya dalam kehidupan daripada kemampuan intelektual. Kualitas-kualitas emosional meliputi empati, mengungkapkan dan memaahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, diskusi, kemampuan memecahkan masalah antarpribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, sikap hormat. B. EQ Versus IQ IQ dapat diukur dengan menggunakan uji-uji kecerdasan standar, misalnya wechsler intelligence scales, yang mengukur baik kemampuan verbal maupun nonverbal, termasuk ingatan perbendaharaan kata, wawasan, pemecahan masalah, abstraksi logika, persepsi, pengolahan informasi, dan keterampilan motorik visual. Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. C. Anatomi Saraf Emosi Hubunga bagian korteks dan neokorteks menentukan kecerdasan emosional seseorang. Dengan korteks memungkinkan kita memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis, mengapa kita mengalami perasaan tertentu, selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Menurut Lawrence otak manusia dapat digolongkan dalam dua fungsi yaitu, otak logika dan otak emosi. D. Menjadi Orang Tua Ber-EQ Tinggi Ada tiga gaya umum orang tua dalam mendidik anaknya yakni otoriter, permisif, dan otoritatif. Keluarga yang menetapkan keotoriteran dan pengawasan ketat tidak memperlihatkan pola yang berhasil. Mereka cenderung tidak bahagia, menyendiri, dan sulit mempercayai orang lain. Sebaliknya orang tua permasif, berusaha menerima dan mendidik sebaik mungkin, tetapi cenderung sangat pasif ketika sampai ke masalah penetapan batasbatas atau menanggapi ketidakpatuhan. Orang tua otoritatif, berbeda dengan orang tua otoriter maupun orang tua permisif, berusaha menyeimbangkan antara batas-batas yang jelas dan lingkungan rumah yang beik untuk tumbuh. E. Emosi dari Segi Moral Menurut William Damon keterampilan emosional yang harus dimiliki remaja adalah: 1. Mereka harus mengikuti dan memahami perbedaan
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

11

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

2. Mereka harus mengembangkan kepedulian, perhatian dan rasa tanggung jawab 3. Mereka harus merasakan reaksi emosi negatif seperti malu, bersalah, marah, takut, dan rendah diri bila melanggar aturan moral. F. Empati dan Kepedulian kepada Anak Para psikolog perkembangan menegaskan bahwa sesungguhnya ada dua komponen empati yaitu: 1. Reaksi emosi kepada orang lain yang normalnya berkembang dalam enam tahun pertama kehidupan anak-anak 2. Reaksi kognitif yang sampai sejauh mana anak-anak dari sudut pandang atau perspektif orang lain. G. Mengembangkan Empati dan Kepedulian Kita dapat melihat empati emosi pada kebanyakan anak yang belum berusia lima tahun. Sebagian besar anak balita (bawah tiga tahun) secara naluri mencoba meringankan penderitaan orang lain. Usia enam tahun ditandai dengan dimulainya tahapan empati kognitif kemampuan memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain dan berbuat sesuai dengan itu. H. Keterampilan EQ yang Harus Diingat Hal yang perlu diingat dalam EQ adalah 1. Ajarkan nilai kejujuran kepada anak sejak mereka masih muda dan konsisten dengan pesan Anda waktu usia mereka bertambah. 2. Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan sejak anak masuk sangat mudah dengan memilihkan buku-buku dan video untuk dinikmati bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan memahami berubahnya kebutuhan anak atas privasi I. Emosi Moral Negatif: Rasa Malu dan Rasa Bersalah Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya merupakan cara yang manjur untuk mengubah perilaku. 1. Memanfaatkan Rasa Malu a. Upaya mempermalukan harus diberikan apabila seorang anak tidak memiliki reaksi emosi setelah melakukan sesuatu yang seharusnya membuatnya malu b. Upaya mempermalukan harus dipertimbangkan sebagai strategi pengubahan perilaku yang sah apabila cara pendisiplinan yang lebih lunak dianggap gagal 2. Berfikir Realistis Lawan dari membohongi diri sendiri adalah berfikir secara realitas memandang dunia seperti apa adanya dan menanggapi dengan keputusan dan perilaku yang sesuai. 3. Keuntungan Optimisme Generasi anak masa kini cenderung bersikap pesimis dibanding generasi terdahulu, meningkatnya pesimisme ini telah menjadikan anak-anak lebih rentan terhadap efek buruk depresi. Dengan memperlihatkan Anda lebih optimis terhadap masalah maka anak akan meniru tingkah laku orang tuanya.

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

12

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

4. Mengubah Kelakuan Anak dengan Mengubah Pola Pikir Mereka Mengubah pola pikir bisa sama efektifnya dengan penggunaan obat dalam mengatasi gangguan depresi, fobia, kecemasan, dan gangguan psikosomatik tertentu. 5. Mendefinisikan Masalah Sebagai Musuh Anak harus memisahkan diri sendiri dari masalah yang dihadapinya, memandang masalah mereka sebagai musuh, memberinya julukan, dan mencanangkan perang melawan mereka. 6. Membuat Kerangka Baru Suatu Masalah dan Menuliskannya Menurut psikolog Michael White dan David Epston dari Selandia Baru adalah mengusahakan agar anak menuliskan masalah yang mereka hadapi, dan membantu menjauhkan jarak antara anak dengan masalah mereka. Pernyataan tertulis yang sederhana sekalipun dapat memotivasi anak untuk betul-betul mengubah sikap dan perilakunya. J. Aplikasi Pertimbangan Faktor Emosional Anak dalam Perencanaan Pembelajaran Benjatield (1992) mengemukakan bahwa fungsi emosi meliputi: 1. Emosi pembangkit energi (energizer) contoh: marah 2. Emosi sebagai pembawa pesan/ isyarat (messenger) yaitu keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi kita 3. Emosi pembawa informasi dalam komunikasi interpersonal, yakni bahwa ungkapan emosi dapat difahami secara universal 4. Emosi sebagai sumber informasi tentang keberhasilan, contoh seseorang yang ingin sembuh dari sakit, kemudian keadaan yang terkesan sehat menunjukkan seseorang telah berhasil dari sakitnya. Sifat khusus adalah keadaan psikologis dari individu, ada beberapa sifat khusus yang menimbulkan kejahatan, yaitu: 1. Sakit jiwa Disebabkan oleh adanya konflik mental yang berlebihan, atau karena pernah melakukan perbuatan yang dirasakan sebagai dosa berat. 2. Perkembangan emosional Hal yang mungkin mendorong anak melakukan kejahatan moral adalah desakan dari pola umum emosi yang meliputi rasa malu, rasa takut, rasa marah, rasa cemburu, rasa duka cita. 3. Perkembangan mental Penyebab kejahatan moral dapat terjadi karena rendahnya mental. Rendahnya mental ini ada hubungannya dengan daya inteligensia. 4. Anomi Masa anomi ditandai dengan meninggalkan kedaan lama dan mulai menginjak dalam keadaan yang baru. Maka akan terjadi kebingungan dalam menghadapi hal baru tesebut. K. Aplikasi Emosi dalam Kehidupan Sehari-Hari Dalam kehidupan sehari-hari faktor emosi anak dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mencerdaskan anak di lingkungan keluarga. 1. Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik 2. Perubahan dalam refleks kulit galvanis sirkulasi, aktivitas berkeringat, berdirinya bulu kuduk, ukuran pupil mata
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

13

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

3. Kondisi bangkitnya emosi dan motivasi sangat mirip satu sama lain 4. Takut dan marah BAB IX MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR A. Pendahuluan Urutan dan persiapan sebelum ujian sampai pengambilan keputusan sesudah ujian: a. Mengukur, menilai, mengevaluasi b. Menetapkan fungsi penilaian c. Merancang soal mutu (kriteria soal bermutu, struktur soal, bobot soal) d. Melakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian e. Melakukan pengambilan keputusan B. Pengukuran, Penilaian, dan Pengevaluasian Hasil Belajar Mengukur adalah membandingkan sesuatu ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif. Mengevaluasi adalah proses mengukur dan menilai. C. Fungsi Ujian sebagai Instrumen Evaluasi Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: a. Menguji apa yang hendak diuji b. Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik D. Struktur Soal Ujian Suatu ujian dikatakan bermutu apabila ujian tersebut terdiri atas serangkaian soal yang telah diorganisasikan dalam suatu struktur soal sedemikian rupa sehingga rangkaian soal itu akan menunjukkan representatif, seimbang dan relevansi dengan sasaran belajar sekaligus. Apabila kemampuan kognitif dalam soal sesuai dengan kemampuan kognitif yang diminta dalam sasaran belajar dan mahasiswa mampu menjawab soal itu dengan baik, berarti mahasiswa itu mampu mencapai sasaran belajar yang ditetapkan. E. Kriteria Evaluasi Untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan individual mahasiswa dibutuhkan beberapa syarat yaitu, soal ujian harus dibuat spesifik, penilaian dilakukan secara dikotomi. Ada dua acuan penilaian dalam pengambilan keputusan: a. Penilaian Acuan Patokan (PAP) b. Penilaian Acuan Norma (PAN) F. Beberapa Konsep yang Berkaitan dengan Evaluasi 1. Validitas Instrumen Hakikat validitas adalah berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Jenis validitas ada 4 (empat macam validitas yang berasal dan dasar pembagian jenis, yaitu : a. Validitas logis meliputi validitas isi, validitas konstruksi b. Validitas empiris meliputi validitas yang ada sekarang, dan validitas prediksi

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

14

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

2. Reliabilitas Instrumen Ruang lingkup reliabilitas meliputi pengertian, hal-hal yang berhubungan dengan jenis tes yang dapat direliabilitas, hal yang berhubungan dengan tercoba (testee), hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes. Fungsi reliabilitas instrumen paling tidak ada empat fungsi yaitu: a. Reliabilitas instrumen sebagian merupakan fungsi dari panjangnya instrumen itu b. Reliabilitas sebagian merupakan fungsi dari heterogenitas kelompok c. Reliabilitas suatu tes sebagian merupakan fungsi dari kemampuan individu yang mengerjakan tes tersebut d. Reliabilitas untuk sebagian, jika dalam penelitia adalah fungsi dari sifat variabel yang sedang diukur. BAB X MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran (RKP) Rancangan kegiatan pembelajaran (RKP) adalah seperangkat tulisan yang berisi rencana pembelajaran dan praktikum dari dosen atau tenaga pengajar dalam memberikan kuliah dan/atau praktikum B. Bagaimana Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran Paling tidak ada sepuluh langkah yang dilalui dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Pentingnya dosen mencari informasi sebanyak-banyaknya 2. Menulis pokok bahasan dan subpokok bahasan 3. Merumuskan TIU untuk tiap pokok bahasan 4. Menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam skema hubungan 5. Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bahasan 6. Merumuskan sasaran belajar 7. Membuat matriks Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP) 8. Menentukan ujian dan bobot soal 9. Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP 10. Menyerahkan Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP) BAB XI PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan suatu paradigma baru dalam sistem pembaruan kurikulum pendidikan di sekolah. Munculnya kurikulum berbasis kompetensi didasari oleh lemahnya kemampuan lulusan sekolah formal sekarang ini dalam arti lulusan sekolah kurang memiliki kemampuan taksonomi yang diharapkan baik secara kognitif, afektif, maupun secara psikomotorik. B. Esensi KBK Dengan KBK guru dituntut untuk membuktikan keprofesionalannya, mereka dituntut untuk dapat menyusun dan menbuat rencana pembelajaran yang berdasarkan kemampuan dasar apa yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Ketercapaian penggalian dan penemuan kompetensi, dilakukan oleh peserta didik itu sendiri sehingga mereka mampu
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

15

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

menghayati dan mengamalkan untuk bertakwa kapada Tuhan Yang Maha Esa, rasa ingin tahu, toleransi, berpikiran terbuka, kepercayaan diri, kasih sayang, kepedulian, kebersamaan, kekeluargaan, dan persahabatan. C. Kompetensi yang Diharapkan dalam Pembelajaran Setiap jenjang pendidikan mempunyai kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai. Memperhatikan pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan. D. KBK Penerapan dalam Pembelajaran Matematika 1. Karakteristik mata pelajaran matematika Ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, mata pelajaran matematika menekankan penguasaan konsep dalam algoritma di samping kemampuan memecahkan masalah. 2. Standar kompetensi mata pelajaran matematika Untuk mata pelajaran matematika di SMA, telah dirumuskan sembilan standar kompetensi sebagai berikut: a. Menggambarkan operasi dan sifat serta manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma, persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat, sistem, persamaan linier-kuadrat, pertidaksamaan satu variabel, logika matematika. b. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. c. Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis dan bidang, jarak, sudut, dan volum. d. Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara serta memberi tafsiran, menyusun, dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan dan menggunakan aturan peluang kejadian majemuk. e. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun bukti. f. Menyusun dan menggunakan persamaan lingkaran serta garis singgungnya, menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, teorema faktor dalam pemecahan masalah, menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan fungsi komposisi dan fungsi invers. g. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah. h. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. i. Merancang dan menggunakan model matematika program linier serta menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen, dan logaritma dalam pemecahan masalah. 3. Pengembangan silabus dan sistem penilaian Silabus dan sistem penilaian dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Langkahlangkah penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi beberapa tahap: identifikasi mata
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

16

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

pelajaran, perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, pemilihan pengalaman belajar, penentuan indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan pemilihan sumber atau bahan atau alat. 4. Penyusunan dan analisis instrumen Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu dasar kompetensi dasar tertentu. a. Langkah penyusunan instrumen Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan: menentukan tujuan, menyusun kisikisi, memilih bentuk instrumen, dan menentukan panjang instrumen. b. Bentuk instrumen dan penskorannya Pertanyaan lisan. Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d. 10, atau 0 s.d. 100. Pilihan ganda. Bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penskoran pilihan ganda dapat dilakukan dengan rumus : skor = B/N x 100 Dimana : B = banyaknya butir yang dijawab N = banyaknya butir soal Uraian objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya. Uraian bebas. Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat dan ranah kognitif. Jawaban singkat atau isian singkat Menjodohkan Portofolio

c. Bentuk instrumen nontes dan penskorannya Langkah pembuatan instrumen sikap dan minat adalah sebagai berikut: 1. Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat 2. Tentukan indikator minat 3. Pilih tipe skala yang digunakan 4. Telaah instrumen oleh sejawat 5. Perbaiki instrumen 6. Siapkan inventori laporan diri 7. Tentukan skor inventori 8. Buat hasil analisis inventori skala minat dan skala sikap 5. Analisis instrumen Ada dua model analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dab kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut.
Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

17

Rangkuman Buku PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2011

6. Evaluasi hasil penilaian Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum tercapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. E. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. 1. Pelaporan hasil penilaian Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar tertentu. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif. a. Laporan untuk siswa dan orang tua Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi siswa yang dilaporkan guru kepada siswa dan orang tua dapat dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester. b. Laporan untuk sekolah Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak sematamata melaporkan prestasi siswa, tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tetapi juga dalam bentuk deskripsi tentang siswa. c. Laporan untuk masyarakat Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. 2. Pemanfaatan hasil penilaian a. Untuk siswa Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan hasil belajar diri, mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan memperbaiki strategi belajar. b. Untuk orang tua Informasi ini digunakan orang tua untuk membantu anaknya belajar, memotivasi anaknya belajar, membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa, membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar. c. Untuk guru dan kepala sekolah Hasil penilaian dipergunakan guru dann sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sisiwa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar lebih baik.

Retna Sari 0900074 Pendidikan Teknik Arsitektur

18

Anda mungkin juga menyukai