Anda di halaman 1dari 37

BAB I

TINJAUAN UMUM
1.1 Pengenalan Rumah Tinggal
a. Pengertian Rumah Tinggal

Rumahide.com menyebutkan bahwa pada pengertian dasar rumah tinggal merupakan


tempat berlindung dari berbagai gangguan, baik cuaca, binatang maupun manusia
lain. Selanjutnya rumah tinggal juga tempat keluarga melakukan kegiatankegiatan seperti makan, mandi, istirahat dan berkumpul bersama. Jumlah penghuni
serta banyaknya kegiatan akan meningkatkan kebutuhan jumlah dan jenis ruang.
Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah hubungan emosional antara rumah
dan penghuninya. Disini rumah tidak dapat hanya diartikan sebagai sebuah
bangunan. Tetapi lebih pada tuntutan psikologi sebuah rumah untuk membuat
perasaan nyaman dan selalu menjadi tempat untuk pulang . Rumah dan ruangan
di dalamnya menunjukan jati diri penghuninya.
Dalam headlinenews sebuah redaksi Membangun Rumah dikatakan bahwa rumah
tinggal merupakan tempat awal pengembangan kehidupan dan penghidupan keluarga
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur dan indah serta mempunyai
fungsi penting terhadap kesejahteraan dan pertumbuhan serta perkembangan anggota
keluarga.
Dalam UU No. 4 Tahun 1992, terhadap rumah tinggal mengandung hal-hal berikut :
a. Mewadahi berlangsungnya kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai
kelompok, serta melindunginya dari berbagai hal yang tidak diinginkan terjadi;
b. Sarana bersosialisasi sebagai kelompok individu terkecil dalam masyarakat,
termasuk didalamnya kegiatan pembentukan watak serta pembinaan keluarga
(kelompok individu terkecil);
c. Sarana awal pembentukan watak, kehidupan dan penghidupan keluarga dalam
lingkungan yang sangat terbatas.
Dibatasi oleh ruang rumah, yang ditinggali bersama oleh sekelompok individu
dan terikat oleh ikatan keluarga.
Dibatasi oleh aturan yang berlaku dan disepakati untuk diberlakukan di dalam
lingkungan rumah, yang membatasi perilaku dan kegiatan setiap individu yang
menjadi anggotanya.
Ada pembatasan dan pembagian ruang dengan fungsi-fungsi tertentu, sehingga
dalam beraktivitas setiap individu tidak tergantung atau menganggu individu
anggota keluarga lainnya.
Ada struktur yang paling sederhana didalamnya dengan satu kepala keluarga
dan individu lainnya sebagai anggota.
1

Jadi, rumah tinggal merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
berlindung, beristirahat serta mewadahi segala aspek kebutuhan manusia dalam
menjalani kehidupannya termasuk didalamnya kebutuhan jasmani (Metabolisme,
berkembang biak, kesehatan, pergerakan, pertumbuhan dan perkembangan) dan
kebutuhan rohani (ketenangan, keamanan, keindahan, penghargaan)
b. Latar Belakang Terjadinya Rumah Tinggal

Dalam sejarah, pada awalnya manusia menggunakan gua-gua sebagai tempat tinggal.
Gua yang memiliki pencahayaan yang cukup, tidak jauh dari sumber air, serta tidak
mudah dijangkau oleh binatang buas. Gua digunakan sebagai tempat tinggal dimana
mereka melakukan segala aktifitas kehidupan di dalamnya mulai dari makan dan
membuang sisanya (karena mereka belum mengenal tempat sampah), istirahat,
melahirkan, sampai buang air.

Gua sebagai tempat tinggal


Sumber : Membangun, Membentuk, Menghuni:
Pengantar Arsitektur 1 Oleh Heinz Frick & Petra Widmer

Sejak manusia beralih cara hidupnya, dari berburu dan memungut beralih ke usaha
budi daya, mereka mulai menetap dan mengenal bentuk rumah, berawal dari rumah
ranting yang berbentuk kerucut dengan atap yang langsung menempel di tanah yang
lebih dikenal dengan sebutan Adams House atau gubuk Adam. (Waterson, R., 1990)
atau bentuk lain berupa rumah pohon, yaitu gubuk yang dibangun di atas pohon
untuk mengantisipasi gangguan binatang dan musuh.

Adams house
Rumah Pohon
Sumber : puslit2.petra.ac.id

Sumber : puslit2.petra.ac.id

Dengan perkembangan kemampuan kerajinan tangan, manusia mulai membangun


pondok sementara. Orang menyusun dahan pohon atau tulang binatang membentuk
kerucut dan menutupnya dengan dedaunan atau kulit binatang. Perapian ditempatkan
di dekat pintu masuk atau di tengah ruang.

Rumah yang tertanam dalam tanah


Rumah Panggung
Sumber : Membangun, Membentuk, Menghuni:
Pengantar Arsitektur 1 Oleh Heinz Frick & Petra Widmer

Sebagai pengumpul dan pemburu, manusia tinggal dengan cara nomaden atau belum
membutuhkan tempat tinggal yang tetap karena mereka selalu berpindah-pindah
tempat. Lama kelamaan mereka mulai membangun rumah yang tertanam dalam
tanah dengan menggali lubang bundar yang kemudian dilengkapi dengan konstruksi
atap yang terdiri dari pohon, tiang, dan dilapisi alang-alang. Asap dari perapian dapat
keluar lewat lubang asap pada atap.

Dengan perkembangan pertanian, manusia butuh tempat tinggal yang tetap. Karena
mereka pada waktu itu sudah tersebar di seluruh dunia, maka cara membangun
rumah mereka tergantung dari iklim dan bahan bangunan yang tersedia. Di daerah
tropis lembap biasanya mereka memilih konstruksi rumah panggung di atas air
sehingga dapat menjamin keamanan terhadap musuh, binatanga liar, maupun banjir.
Menurut perwujudan, dapat dibedakan tiga jenis hubungan antara rumah dan tapak
bangunan sebagai berikut :

Rumah yang tertanam, mencerminkan eratnya hubungan rumah dengan tanahnya dan
lingkungan alam.

Rumah dengan peninggian lantai berada di atas tanah, membedakan dengan bagian
rumah buatan dan alam sekitarnya.

Rumah panggung, menghindari hubungan langsung dengan tanah. Bagian rumah


merupakan perlawanan.
Penggolongan berdasarkan perwujudan ini menentukan bahan dasar untuk tipologi.
Pembangunan tipe-tipe seperti itu belum tentu menjamin kualitasnya. Kualitas
bangunan baru terwujud jika implementasi tipe tersebut dihubungkan dengan
organisasi ruang, lingkungan alam, termasuk topografi, dan dengan bantuan fasilitas
arsitektural seperti ruang, struktur, konstruksi dan bentuk.
Seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang selalu melakukan adaptasi
dengan lingkungannya, manusia kemudian mendapatkan pemikiran tentang sebuah
tempat tinggal yang lebih nyaman. Manusia kemudian mengenal rumah sebagai
tempat tinggal.

Pembangunan rumah tinggal merupakan masalah yang sangat penting dalam


kehidupan manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ada yang tetap
5

sama sejak dahulu dan ada yang berubah sesuai waktu dan selera manusia setempat
yaitu iklim, bahan bangunan, gambaran rumah tradisional, tofografi, kebutuhan
keamananan, lingkungan hidup, tersedianya lahan, status sosial, kekayaan.
c. Tujuan Rumah Tinggal

Rumah tinggal menciptakan kondisi tertentu dalam kehidupan manusia. Bermukim


pada hakekatnya adalah hidup bersama. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan
rumah tinggal menunjukkan fungsi-fungsi tertentu.
Fungsi pertama, rumah tinggal menunjukkan tempat tinggal. Orang yang bermukim
berarti tinggal di satu tempat. Secara fisis orang dikatakan bertempat tinggal, apabila
ia telah menemukan lingkungan alamnya yang cocok baginya serta mempunyai
peralatan yang ia butuhkan untuk bertempat tinggal. Oleh karena itulah maka rumah
disebut mansion atau mansio, suatu pengertian yang menunjukkan manusia tinggal
secara menetap. Bermukim pada dasarnya adalah demeurer yang pada intinya
mengacu kepada adanya ketengan (innerlijkheid, innerlichkeit). Ketenangan ruang
(spasial) dalam rumah membawa pula ketenangan rohani bagi manusia. Pemukiman
pada hakekatnya adalah menciptakan ruang hidup manusia.
Fungsi kedua ialah bahwa rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
Dengan mediasi ini terjadilah suatu dialektik antara manusia dan dunianya. Dari
keramaian dunia manusia menarik dirinya ke dalam rumahnya dan tinggal dalam
nuasana ketenangannya. Namun penarikan diri ini tetap bersifat intensional, artinya
dengan kerja dan karyanya. Dengan hasil kerjanya itu ia kembali lagi ke rumahnya
untuk menemukan ketenangan batin. Dengan demikian terjadilah mediasi yang
berkesinambungan dan dialektik yang membawa kemajuan serta peningkatan dalam
mutu hidup manusia.
Sebagai fungsi ketiga, rumah merupakan arsenal, di mana manusia mendapat
kekuatannya kembali. Karya yang dilakukannya sebagai ungkapan dialektik antara
manusia dan dunianya suatu ketika akan melelahkan dan menghabiskan energi.
Jadi, rumah tinggal bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam arti fisis,
maupun dalam arti rohani. Dalam rumah manusia makan, minum, dan tidur untuk
memperoleh kembali kekuatan dan kesegaran. Dalam rumah pula manusia
mendapatkan pendidikan dan pembentukan mental sebagai perkayaan kehidupan
budayanya.

d. Jenis-Jenis Rumah Tinggal

1. Rumah Tinggal Tunggal/ Dethaced

Rumah tinggal tunggal/ Dethaced adalah rumah yang berdiri sendiri pada persil,
terpisah dengan rumah di sebelahnya. Rumah tinggal tunggal hanya ditempati
oleh satu keluarga dan hanya terdiri dari satu unit tempat tinggal. Dalam
beberapa wilayah hukum, meskipun unit itu memiliki basement atau keluarga
tersebut tinggal bersama mertua, tetaplah disebut rumah tinggal tunggal.

Rumah
Tinggal
Tunggal
Sumber:
commons.wikimedia.org

Rumah tinggal tunggal berarti rumah yang tidak berbagi dinding dengan rumah
lain atau tempat tinggal lain. Rumah ini hanya memiliki dinding luar yang tidak
menyentuh tempat tinggal lainnya sehingga antara rumah tetangga terpisahkan
oleh halaman rumah. Kebanyakan rumah tinggal tunggal juga menggunakan
garasi.

Ada keuntungan dan kerugian untuk


rumah
tinggal
tunggal. Keuntungannya
adalah
bahwa kepemilikan seluruh ruang di
sekitar bangunan ini diserahkan
kepada pemilik dan keluarga, dalam
banyak kasus (tergantung nasional /,
negara federal / dan peraturan daerah
provinsi)
dapat
menambahkan
bangunan lebih banyak ke ruang
yang ada jika diperlukan. Rumah
tinggal tunggal identik dengan berhubungan dengan pinggiran kota, banyak
menemukan gaya hidup yang menarik.
Rumah Tinggal Tunggal
Sumber : commons.wikimedia.org

Ada juga kelemahan dalam memiliki sebuah rumah tinggal tunggal. Semua biaya
pemeliharaan, perbaikan dan segala sesuatunya adalah tanggungan
pemilik. Sering ada kurangnya fasilitas seperti kolam renang dan taman bermain
(meskipun beberapa rumah tinggal tunggal terpisah memiliki fitur ini, pemiliknya
biasanya diharuskan untuk membayar biaya pemilik rumah). Landscaping dan
biaya pemeliharaan rumput ditanggung oleh pemilik.

Rumah Tinggal Detached

Dari sudut
pandang lingkungan, rumah
tinggal tunggal cenderung berudara segar dibandingkan bangunan dengan
dinding bersama, karena rumah tinggal tunggal memiliki banyak space untuk
membuka lahan hijau. Orang-orang yang tinggal di rumah tinggal tunggal jauh
lebih mungkin untuk memiliki dan menggunakan mobil pribadi dibandingkan
berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan angkutan umum saat bepergian. Hal
ini membuat rumah tunggal menghabiskan energi lebih banyak serta gaya hidup
karbon-intensif. Selain sifat low-density, jenis perumahannya pun membutuhkan
lebih banyak lahan yang sebenarnya dapat digunakan untuk lahan pertanian atau
sebagai habitat alam.

2. Rumah Tinggal Kopel/ Semi Detached (Gandeng Dua)


8

Contoh Master Plan Rumah Tinggal Gandeng Dua

Rumah tinggal kopel/ semi detached adalah rumah yang umumnya berada pada
satu persil, satu bangunan
terdiri dari 2 unit rumah
dengan satu atap.
Koppel
dibuat
seperti
sebuah cerminan antara
satu dengan yang lainnya,
sehingga 2 buah rumah
akan berhimpitan dengan
denah
yang
saling
berkebaklikan. Penampilan
bangunan gandeng sama
dan sebangun (simetris)

antara satu dan lainnya. Oleh karena itu, denah lantai dasar dan tampak muka
berbentuk sama.
C
Contoh Denah Rumah Tinggal Semi Dethaced

Contoh Rumah Tinggal Semi Detached


Salah satu keuntungan tinggal di sebuah rumah kopel/ semi detached adalah
bahwa masih ada tingkat privasi bahkan jika salah satu dinding dibagi oleh dua
rumah.
Kelemahan mencolok adalah bahwa pemeliharaan dari sisi properti diberikan
hanya pada pemilik. Kerugian lain adalah bahwa pemilik tidak bisa hanya
merencanakan renovasi luas dan ekstensi sendiri namu harus mempertimbangkan
rumah kembar tersebut.
3. Rumah Tinggal Gandeng Banyak/ Row Houses

Rumah Tinggal Gandeng Banyak/ Row Houses


Rumah gandeng banyak adalah sekelompok rumah kediaman di mana satu atau
lebih bangunan induk saling menempel satu sama lain umumnya maksimal 6 unit
berderet.

10

Pada rancangan rumah gandeng banyak akan timbul pengertian panjang


bangunan, yaitu panjang deretan rumah tersebut, baik untuk deretan yang
arahnya ke samping maupun deretan yang arahnya ke belakang. Maksimum
panjang bangunan pada rumah gandeng banyak adalah 30 m. Batasan ukuran ini
di buat dengan pertimbangan asprk teknis terkait dengan kestabilan struktur
bangunan dalam menghadapi gaya horizontal yang dapat timbul karena gaya
tahanan tanah yang berbedabeda di setiap lokasi.

Contoh Master Plan Rumah Tinggal gandeng banyak/ Row houses

11

Contoh denah

Rumah Tinggal gandeng


banyak/ Row houses

Sebuah keuntungan dari row house ini terutama terletak pada suhu panas yang
baik, karena setiap dua sisi rumah dibatasi oleh rumah lain. Keuntungan lain
adalah plot yang sederhana. Keuntungan lainnya adalah biaya yang relative
rendah.
Pada Row Houses hidup pemilik sangat erat dengan tetangga bersama. Jika ada
perbedaan, kelemahannya penghuni tidak akan menemukan keyamanan.
Lingkungan juga cenderung ramai dan berisik. Kelemahan lainnya adalah
jarangnya ditemukan garasi. Ini berarti tidak hanya tidak ada fasilitas parkir
untuk mobil, tetapi juga tidak ada ruang untuk alat dan sejenisnya.
4. Rumah Tinggal Kota/ Town Houses
Town house sejatinya merupakan kompleks kecil yang berisi rumah-rumah yang
dibangun secara berderet dan bertingkat. Jumlah rumahnya terbatas, tidak
sebanyak kompleks perumahan biasa. Paling banyak hanya 30 unit.
Lingkungan town house juga tertutup yakni berupa Muster. Biasanya, town
house memiliki fasilitas bersama, seperti kolam renang, club house, serta ruang
terbuka. Karena itu, banyak yang menyebut jenis hunian tersebut dengan sebutan
separuh apartemen, separuh rumah

12

Asal jenis ini tinggal berada di abad ke 17 di Eropa. Sebuah deretan rumah
identik duduk berdampingan membentuk barisan panjang . Town house
digunakan untuk hanya berhubungan dengan kelas pekerja, kecil dan memiliki
privasi sangat sedikit. . Townhouse tergantung pada lokasi dan desain,
diantaranya untuk kelas pekerja atau kelas kaya.
Salah satu keunggulan utama dari townhouse adalah bahwa hal itu relatif lebih
murah daripada rumah tinggal semi detached karena townhouse dibangun di
lokasi yang sama.

Salah satu kelemahan besar adalah bahwa tidak adanya halaman atau taman yang
dilengkapi dengan unit. Privasi kurang juga. Namun di townhouse saat ini,
sebagian besar tertutup dengan pintu gerbang dan penjaga untuk memeriksa entri
dan keluar ke halaman. Hal ini membuat kelas menengah atau tinggi saat ini
townhouse sangat banyak diminati dan terjamin keamanannya. Kekurangan
lainnya yaitu lantaran jumlah penghuni yang tinggal di sana sedikit, sosialisasi
dengan tetangga satu kompleks menjadi terbatas.

Town
House/
Rumah Tinggal
kota & Master Plan
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Townhouse

5. Rumah Tinggal Berpekarangan Dalam/ Patio Houses


Patio houses atau rumah tinggal berpekarangan dalam adalah rumah tinggal yang
memiliki pekarangan di dalam, terpisah dengan halaman rumah.
13

Patio House
Sumber : hgtv-dreamhouse.blogspot.com

6. Rumah Tinggal Susun/ Flat/ Apartmen

14

Apartmen Kalibata Residence


Sumber : http://archistlye.blogspot.com

Apartemen merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil


sebagian kecil ruang dari suatu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat
memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen.
Sebuah flat atau apartemen adalah sebuah unit perumahan mandiri yang
merupakan bagian dari bangunan yang lebih besar. bangunan seperti itu disebut
sebuah bangunan apartemen karena biasanya terdiri dari beberapa apartemen
sewa. Apartemen dimiliki oleh pemilik atau penghuni dan dapat disewakan
kepada penyewa.
Rusun adalah kepanjangan dari rumah susun. Kerap dikonotasikan sebagai
apartemen versi sederhana , walupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri
bisa dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya
lahan untuk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di
kota besar maka masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota. Hal ini adalah
pemborosan.Pemborosan terjadi pada :
pemborosan waktu

pemborosan biaya

pemborosan lingkungan (karena pencemaran)

pemborosan sosial (karena tersitanya waktu untuk bersosialisasi)

15

Rumah Susun Pemerintahan Kota Palembang


Sumber : http://www.trijayafmplg.net
Kelemahan utama dari menyewakan flat adalah bahwa unit tidak akan pernah
menjadi milikmu. Pemilik tidak memiliki hak untuk melakukan perbaikan di
tempat untuk memenuhi kebutuhan pemilik kecuali jika pemilik meminta izin
dari tuan tanah. Keuntungan salah satu menyewa sebuah flat adalah bahwa
pemmilik tidak memiliki tanggung jawab tunggal di properti saat pemilik hanya
menyewa.

7. Rumah Tinggal Maisonette

Ciri-Ciri Rumah Tinggal Masionette


Rumah tinggal Maisonette atau disebut dengan pondok. Sebuah Maisonette
diidentifikasi dengan sebuah rumah yang lebih besar dan dengan pintu masuk
sendiri dari luar.
Masisonette ini biasanya merupakan rumah tinggal yang terdiri 2 lantai, bisa
berupa satu unit tersendiri, bisa berderet, dapat berada dalam massa yang besar,
16

umumnya lantai satu untuk kegiatan umum (ruang tamu, keluarga, makan, dapur)
dan lantai 2 khusus ruang tidur. Luas bangunan antara 40-70 m2 (jumlah luas
lantai atas dan bawah).

Denah Rumah Tinggal Maisonette


Sumber : http://www.simat.co.uk

8. Rumah Tinggal Petak/ Terrace Houses

Terrace House di London


Sumber : http://www.zimbio.com

Istilah terrace berasal dari garden terraces oleh arsitek Inggris pada akhir
periode Georgia untuk menggambarkan jalan-jalan dengan rumah yang seragam,
dimana sama pada bagian depan dan tinggi menciptakan sebuah kesatuan yang
lebih stylish dari pada hanya sebuah barisan rumah.
Rumah teras telah menampung berbagai jenis spektrum sosial masyarakat Barat.
Awalnya dikaitkan dengan kelas pekerja, namun sekarang rumah teras lama dan
pembangunannya sering dikaitkan dengan proses gentrifikasi orang kaya
e. Lokasi Keberadaan Rumah Tinggal dalam Suatu Kota

17

1. Lingkungan Perumahan yang Teratur


Kota Baru Parahyangan

Salah satu Cluster Perumahan Kota Baru Parahyangan


Sumber : http://maps.google.co.id/kotabaruparahyangan
Kota Baru Parahyangan, sebagai kota satelit, mempunyai keunikan desain yang
berbeda dengan kota baru lainnya, yaitu dengan menghadirkan visi dan spirit
sebagai kota pendidikan yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh
penghuni dan masyarakat Bandung. Spirit pendidikan ini disebar pada
keseluruhan proyek, baik secara masterplan maupun segmental, yang juga
menempatkan institusi formal maupun informal.
Fasilitas hunian Kota Baru Parahyangan yang terdiri dari perumahan berkepadatan
rendah, menengah, dan tinggi, serta condominium, apartemen, town house.
Perumahan di Kota Baru Parahyangan terbagi menjadi beberapa cluster, yaitu:

Tatar Wangsakerta,

Tatar Pitaloka,

Tatar Jingganagara,

Tatar Rambutkasih,

Tatar Banyaksumba,

Tatar Ratnasasih,

Tatar Larangtapa,
18

Koridor Bandoeng Tempo Doeloe,

Tatar Mayangsunda, dan

Tatar Naganingrum.

Salah satu inovasi yang ada di perumahan Kota Baru Parahyangan adalah desain
di setiapcluster memiliki ciri khas arsitektur tersendiri. Kemudian, inovasi
selanjutnya adalah mayoritas tanah tiap kaveling yang dibangun rumah hanya
50%-nya atau bahkan kurang dari itu, sehingga dari sisi ini bisa disebut
perumahan Kota Baru Parahyangan menggunakan konsep green architecture.
Selain itu, perumahan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas perkotaan lainnya
yang bertemakan pendidikan. Maka dari itu, perumahan di Kota Baru
Parahyangan memang bisa dikatakan perumahan yang inovatif karena
menyisipkan unsur edukasi di setiap sudutnya.

Ruang Terbuka
Perumahan di Kota Baru Parahyangan memiliki taman tematik di
setiap cluster-nya. Taman tematik ini merupakan implementasi dari tema
pendidikan yang dikemas secara informal. Desain dan objek-objek permainan
yang diaplikasikan di dalam taman tersebut sarat dengan muatan edukasi
yang interaktif sekaligus menjadi area terbuka untuk bermain dan interaksi
penghuni di cluster itu.

Fasilitas Ibadah
Kota Baru Parahyangan memiliki sebuah fasilitas ibadah bagi umat Islam,
yaitu sebuah Masjid Raya yang dibangun di atas lahan seluas 1 Ha. Luas
bangunan masjid adalah 1700 m2 dan selasar 800 m2 sehingga diharapkan
dapat menampung 1500 orang jamaah.

Fasilitas Pendidikan
Sedikitnya ada tiga fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Baru
Parahyangan, yaitu Cahaya Bangsa Classical School, Bandung Alliance
International School, dan Al Irsyad Satya Islamic School. Ketiga fasilitas
pendidikan ini semakin menguatkan bahwa Kota Baru Parahyangan
merupakan kota pendidikan.

Fasilitas Kesehatan

19

Kota Baru Parahyangan memiliki sebuah Rumah Sakit bernama Cahya


Kawaluyan yang merupakan sebuah fasilitas kesehatan muktahir dan bertaraf
internasional dengan didukung tim kedokteran dan tenaga medis profesional.

Fasilitas Rekreasi
Tema pendidikan pun masuk ke dalam fasilitas rekreasi di Kota Baru
Parahyangan. Hal ini terlihat dari adanya sebuah Sundial di dekat gerbang
masuk Kota Baru Parahyangan. Gedung dengan ketinggian tidak kurang dari
20 meter ini berfungsi sebagai jam matahari baik vertikal maupun
horisontal. Sundial merefleksikan spirit ilmu pengetahuan sebagai dasar
kemajuan manusia di dunia. Didukung oleh Menteri Riset dan Teknologi,
gedung ini dijadikan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(PUSPA IPTEK) Jawa Barat.

Fasilitas Jasa
Selain fasilitas fisik, Kota Baru Parahyangan memiliki fasilitas jasa yang di
sebut Town Management. Town Management merupakan suatu departemen
khusus yang mengatur seluruh aspek kegiatan perkotaan, dengan tujuan
utamanya adalah membentuk suatu kota yang asri, aman, nyaman, terawat
dan mampu meningkatkan nilai bagi penghuninya.

2. Lingkungan Perumahan yang Tidak Teratur/ Kumuh/ Slum


Lingkungan kumuh yaitu kawasan permukiman kumuh atau daerah slum (slums),
merupakan daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terdapat di kota
atau perkotaan. Hal ini merupakan salah satu dampak dari urbanisasi, sehingga
mengakibatkan perencanaan, pengembangan kota tidak beraturan atau tidak
sesuai dengan rencana tata ruang.

20

Perumahan Melong Green Garden, Cimahi Selatan


Sumber : http://maps.google.co.id/melonggreengarden
Salah satu perumahan di Kota Cimahi Selatan ini pada awalnya menampilkan
desain yang teratur. Namun saat ini kondisi lingkungan pada peruahan ini sudah
tidak teratur lagi. Kondisi jalan yang rusak parah, banjir yang tak jarang lagi
menghampiri kawasan komplek ini membuat suasana perumahan menjadi agak
kumuh. Ditambah lagi lokasi komplek yang berdekatan dengan sebuah pabrik
menimbulkan kebisingan pada kawasan komplek ini. Munculnya kontrakankontrakan (kotak putih pada gambar diatas menunjukkan kontrakan-kontrakan
kumuh yang berjejalan) pada area dekat komplek menambah kekumuhan pada
perumahan ini.
Dibalik itu perumahan ini juga memiliki berbagai fasilitas pendukung
diantaranya Masjid, Lapangan Tenis, serta Taman. Namun, fasilitas-fasilitas itu
sudah tidak terawat dan tidak memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heins dan Widmer, Petra. Pengantar Arsitektur : Membangun, Membentuk, Menghuni.
Kansinius. Yogyakarta : 2006
http://anisavitri.wordpress.com
hhtp://archdirect.net
http://archistlye.blogspot.com
http://maps.google.co.id/
http://regional.kompas.com
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1296/3/arsitektur-lisa.pdf.txt

21

http://rezaprimawanhudrita.wordpress.com
http://wikimapia.org/7571039/id/kontrakan-kumuh-berjejalan
http://www.membangunrumah.com/headline/membangun-rumah-impian
http://www.rumahide.com/rumah-tinggal
http://www.trijayafmplg.net
http://www.simat.co.uk
http://www.zimbio.com

BAB II

TINJAUAN KHUSUS/ STUDI BANDING


2.1 Pemilihan Lokasi
a. Aspek Perkotaan
1. Peta Kota
Lokasi ini berada di kota Bandung. kota Bandung dibagi menjadi 6 wilayah,
yaitu wilayah Bojonegara, Cibeunying, Tegallega, Karees, Ujungberung, dan
Gedebage. Dibawah ini adalah peta pembagian wilayah kota Bandung.

22

2. Peta Wilayah
Adapun wilayah kota Bandung yang dipilih ialah wilayah Gedebage.
Peta Wilayah Gedebage :

3. Peta Lokasi Perumahan


Lokasi Perumahan yang dipilih ialah Mustika Hegar Regency.
Lokasi : Jl. Margacinta km. 1 Ciwastra Buah Batu Bandung - Jawa Barat
Indonesia

23

Site Plan :

Lokasi Tapak
Lokasi tapak terletak di Cluster Wijaya Kusuma tipe 89/192
b. Aspek Transportasi
Pusat Kota
Wilayah ini memiliki jarak yang cukup jauh dari Pusat Kota yaitu 20km.

24

Untuk mencapai pusat kota, ada 4 jalan besar yang harus dilalui yaitu jalan
Soekarno Hatta, jalan Buah Batu, jalan BKR, dan jalan Otto Iskandar Dinata
(Otista). Jarak tempuhnya 1 jam.
Luar Kota
Untuk akses dari luar kota dapat melalui gerbang Tol Buah Batu.

Stasiun
Stasiun terdekat ialah stasiun Kiara Condong.

25

Terminal
Terminal yang dapat diakses yaitu terminal Gedebage. Selain terminal adapun
jalur Trans Metro Bandung (TMB) terdekat yaitun pada Shelter Kiara Condong,
dan dan Shelter Gedebage.

c. Aspek Lingkungan
1. Susunan Tata Guna Tanah Lingkungan
Selain digunakan untuk komplek perumahan, tata guna lingkungan ini digunakan
untuk ruang terbuka, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas ibadah, fasilitas
rekreasi dan fasilitas jasa.
26

Ruang Terbuka
Perumahan di Mustika Hegar Regency memiliki taman dan lapangan basket
sebagai ruang terbuka. Area terbuka tersebut digunakan untuk bermain dan
interaksi penghuni perumahan.

Fasilitas Ibadah
Mustika Hegar Regency memiliki sebuah fasilitas ibadah bagi umat Islam,
yaitu sebuah Masjid Lingkungan dengan luas 195 m2.

Fasilitas Rekreasi
Mustika Hegar Regency juga memiliki fasilitas rekreasi yaitu sebuah Club
House, juga Food Court yang dapat dikunjungi penghuni perumahan maupun
pengunjung dari luar. Selain itu tersedianya ruko-ruko memberikan fasilitas
tambahan sebagai area pertokoan.
Masjid

Club House dan Food Court

Ruang terbuka (taman&lapangan)

2. Infrastruktur Lingkungan
27

Jalan Lingkungan

Jalan Lingkungan Komplek


Jalan Raya
Jalan lingkungan komplek terdiri dari lima jalan, yaitu jalan Mustika
Hegar Selatan, jalan Mustika Hegar Raya, jalan Mustika Hegar Timur,
jalan Mustika Hegar Utara dan jalan Mustika Hegar Barat.
Jalan Raya ini terdapat di depan main entrance perumahan yaitu jalan
raya Ciwatra.

Drainase Lingkungan
Drainase Lingkungan di Mustika Hegar Regency ini dialirkan melalui
saluran air hujan lalu diteruskan ke Sungai Cidurian.

Sarana Air Bersih


Sumber air bersih di Mustika Hegar Regency ini dari jet pump
lingkungan dipasok ke masing-masing kavling. Pasokan air dari sungai di
sekitar wilayah sudah tidak dapat memberikan pasokan air yang baik. Ini
28

dikarenakan wilayah ini sudah dipenuhi oleh bangunan-bangunan industri


sehingga mempengaruhi kualitas air di wilayah ini.

Sarana Air Kotor


Sarana air kotor di Mustika Hegar Regency ini berupa septictank pada
setiap kavling.

Tempat Penampungan Sampah


Tempat penampungan sampah disini berupa bak sampah pada setiap
kavling. Sampah yang ada akan di ambil dengan rutin oleh petugas
sampah yang akan di kirim ke tempat pembuangan akhir.

Listrik

Komunikasi

d. Aspek Tapak
1. Tapak Rumah Tinggal

29

2. Batas-Batas Tapak
Utara
: Kavling Wijaya Kusuma
Selatan : Kavling Wijaya Kusuma
Barat
: Kavling Nusa Indah
Timur
: Kavling Wijaya Kusuma
3. Luas Tapak
Luas tapak = 16 x 12 m2
4. Bentuk Masa Bangunan
Bentuk bangunan ini adalah persegi.

5. Main Entrance dan Side Entrance


Main Entrance
Pos Satpam
Boulevard

30

Perumahan ini memiliki 1 main entrance. Disana terdapat pos satpam dan
boulevard.

Side Entrance

Pejalan kaki
Kendaraan
6. Landskap
Landskap pada tapak ini terdiri dari rumput, tanaman perdu dan tanaman keras.

31

7. GSB (Garis Sempadan Bangunan)


Garis sempadan depan adalah
x lebar jalan + 1m = x 4m + 1m = min 3 meter
Garis sempadan belakang adalah
x lebar jalan + 1m = x 2m + 1m = min 2 meter

8. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)


Luas Bangunan = 89 m2
Luas Lahan
= 192 m2
32

KDB = luas bangunan/luas lahan x 100%


= 89/192 x 100%
= 46,35 %
9. Topografi/ Kelandaian Tapak
Wilayah ini berada pada dataran yang redah, jadi tidak ada kontur yang terlalu
berpengaruh dalam aspek tapak.
10. Lintasan Matahari
Matahari terbit dari timur mengarah 45o ke arah bangunan.

11. Lintasan Angin


Angin berputar dari arah tenggara ke timur laut.

33

12. Arah Pemandangan Menarik

13. Bentuk-Bentuk Bangunan Sekitar

14. Infrastruktur (Jaringan Utilitas)

34

e. Aspek Bangunan
1. Type Rumah Tinggal
Type rumah ialah Rumah Tinggal Koppel/ Semi Dethaced (Gandeng Dua).

2. Nama-Nama Ruang Fungsi


1. Teras
2. Garasi
3. Ruang Tamu
4. Kamar Tidur
5. Ruang Makan
6. Dapur
7. KM/WC
8. Tempat Cuci
3. Ukuran-Ukuran Ruang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Ruang
Teras
Garasi
Ruang Tamu
Kamar Tidur 1
Kamar Tidur 2
Kamar Tidur 3
Ruang Makan
Dapur
KM/WC
Tempat Cuci

Ukuran
1x3 m , 1x12
3x6 m
3x4 m
3x3 m
3x2.5 m
3x2 m
3x3 m
2x1.5 m
2x2 m
2x2.5 m

Luas
15 m2
18 m2
12 m2
9 m2
7.5 m2
6 m2
9 m2
3 m2
4 m2
5 m2

4. Pola Tata Letak Ruang

35

5. Pengelompokkan Fungsi
Publik
Garasi
Teras
Ruang Tamu

Semi Publik
Ruang Makan

Privat
Kamar Tidur 1
Kamar Tidur 2
Kamar Tidur 3

Servis
KM/WC
Dapur
T.Cuci

6. Diagram Hubungan Ruang


Teras
Garasi
Ruang Tamu
Kamar Tidur 1
Kamar Tidur 2
Kamar Tidur 3
Ruang Makan
Dapur
KM/WC
Tempat Cuci

36

7. Diagram Pola Organisasi Ruang

DAPUR

R. MAKAN

T. CUCI

GARASI
KM/WC

R. TAMU
K.TIDUR 3

K.TIDUR 2

K.TIDUR 1

8. Jenis-Jenis Furnitur
9. Bentuk Konstruksi Atap
Bentuk Konstruksi atap ialah atap plana pada bangunan utama dan atap dak pada
bangunan tambahan yaitu pada tempat cuci.
10. Bahan Elemen Bangunan
11. Modul Sistem
12. Persyaratan Ruang
Penerangan
Penghawaan
Pengisolasian Suara
Warna

37

Anda mungkin juga menyukai