LANDASAN TEORI
2.1 Rumah
2.1.1 Pengertian Rumah Tinggal
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga (Undang-Undang No.4 Tahun 1992). Dalam
pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang
layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat (Frick dan Muliani,
2006). Berdasarkan pengertian tersebut rumah tinggal dapat diartikan sebagai tempat
tinggal yang memiliki berbagai fungsi untuk tempat hidup manusia yang layak.
5
6
menulis.
2) Berkumpul bersama seluruh keluarga atau mengadakan pertemuan dengan
tamu.
3) Kegiatan rutin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan jasmani bagi
digunakan sebagai tempat isirahat yang tenang di waktu lelah atau sakit.
Rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani manusia adalah rumah yang
memberi perasaan aman dan tentram bagi seluruh keluarga sehingga mereka dapat
berkumpul danhidup bersama, serta dapat mengembangkan sifat dan kepribadian
yang sehat. Rumah yang merupakan tempat perlindungan dari pengaruh lingkungan
luar adalah rumah yang dapat menjauhkan segala gangguan kesehatan bagi
penghuninya. Rumah juga harus kuat dan stabil sehingga dapat memberi
perlindungan terhadap gangguan keamanan yang disebabkan bencana alam maupun
kerusuhan atau kejahatan oleh pencurian dan perampokan (Frick dan Muliani, 2006).
Unsur arsitektur selalu terdiri dari: pertama, fungsi sebagai satu jenis atau
kumpulan aktivitas; kedua bentuk yang berupa ruang atau ruangan fisik yang
mengakomodasi aktivitas; ketiga makna atau arti yang ditangkap oleh pengamatnya
dari tampilan akitivitas dan bangunan tersebut. Tipo-morfo yang dikemukakan oleh
Quatremere de Quincy dan dikembangkan oleh Aldo Rosi. Tipologi masuk kedalam
kategori klasifikasi yang dalam perjalanannya tipologi sering juga digunakan untuk
mengklasifikasikan bentuk fisik atau fungsi bangunan (Purnama, 2010). Fungsi
rumah tinggal dapat diketahui melalui kebutuhan manusia tersebut yang akan
menempati dan didalamnya terdapat arsiektur yang dapat membedakan bagian ruang-
ruang yang ada di dalam rumah juga menentukan fungsi dari rumah tinggal.
a. Rumah Sederhana
Rumah sederhana merupakan rumah bertipe kecil, yang mempunyai keterbatasan
dalam perencanaan ruangnya. Rumah tipe ini sangat cocok untuk keluarga kecil dan
masyarakat yang berdaya beli rendah. Rumah sederhana merupakan bagian dari
program subsidi rumah dari pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak dan
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan atau berdaya beli rendah. Pada umumnya,
rumah sederhana mempunyai luas rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m²
s/d 75 m².
b. Rumah Menengah
Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada tipe ini, cukup banyak
kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dan perencanaan ruangnya lebih leluasa
dibandingkan pada rumah sederhana. Pada umumnya, rumah menengah ini
mempunyai luas rumah 45 m² s/d 120 m², dengan luas tanah 80 m² s/d 200 m².
c. Rumah Mewah
Rumah mewah merupakan rumah bertipe besar, biasanya dimiliki oleh
masyarakat berpenghasilan dan berdaya beli tinggi. Perencanaan ruang pada rumah
tipe ini lebih kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dalam
8
rumah ini banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan pemiliknya. Rumah tipe besar
ini umumnya tidak hanya sekedar digunakan untuk tempat tinggal tetapi juga sebagai
simbol status, simbol kepribadian dan karakter pemilik rumah, ataupun simbol
prestise (kebanggaan). Pada umumnya, rumah mewah ini biasanya mempunyai luas
rumah lebih dari 120 m² dengan luasan tanah lebih dari 200 m²
Rumah kos biasanya terdapat di area yang dekat dengan kampus. Pemiliknya
biasanya merupakan penduduk setempat ataupun pemilik modal yang besar. Rumah
kos untuk mahasiswa biasanya terdiri dari 1 kamar, dan di dalamnya terdapat tempat
tidur, 1 meja belajar dan 1 lemari, penggunaan kamar mandi dan dapur secara
kolektif. Perkembangan rumah kos pada saat ini terlihat dari pembangunan dan
fasilitas yang diberikan semakin eksklusif. Hal ini terlihat dalam penyediaan AC,
kamar mandi dalam dan ruang tamu. Sistem pembayaran kos-kosan didasarkan pada
jangka waktu sebulan terkadang bisa 3 bulan langsung. Pembayaran untuk jangka
waktu yang panjang biasanya akan diberikan potongan oleh pemilik rumah kos.
b. Pengelola rumah kos adalah pemilik rumah dan atau orang mengelola
rumah kos.
c. Penguhuni adalah penghuni yang menempati rumah kos sekurang-
kurangnya 1(satu) bulan dengan membayar uang kos.
d. Uang kos adalah harga sewa dan biaya lainnya yang dibayar oleh
penghuni dengan perjanjian.
dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding
kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan
berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa
bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan (Wikipedia, 2011).
Dinding memiliki peran yang vital pada sebuah bangunan. Tidak sekedar
berfungsi sebagai pembatas, tetapi lebih dari itu, dinding memberikan nilai 9 privasi,
nilai kenyamanan, dan nilai kesehatan. Dinding juga bisa memberikan nilai khusus
untuk bangunan-bangunan tertentu, misalnya laboratorium uji, ruang operasi, dan
studio-studio yang menghendaki ambang kebisingan tertentu. Jadi fungsi dinding
disini adalah:
Penggunaan bata merah sebagai bahan pengisi dinding bangunan sudah umum
terlihat dari dulu hingga kini. Bahan material ini masih menjadi pilihan bagi
masyarakat kendati sudah banyak penemuan dalam bidang teknologi bahan seperti
bata ringan, batako press, dan sebagainya. Bata merah masih banyak digunakan dari
pada bata ringan atau batako press karena selain sudah teruji kekuatannya,
mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.
Bata merah merupakan bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian
dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras, dan
berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan agak liat sehingga bisa menyatu
saat proses pencetakan. Rumah yang dindingnya dibangun dari material jenis ini
terasa lebih nyaman dan sejuk. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, jarang
sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah.
Dalam pemasangannya bahan baku yang dibutuhkan adalah semen dan pasir
ayakan. Tidak memerlukan perekat khusus pada saat pemasangan. Untuk dinding
kedap air diperlukan 1 : 2 atau 1 : 3 (artinya 1 takaran semen dipadu dengan 3
takaran pasir yang sudah diayak). Sedangkan untuk dinding yang tidak harus kedap
air dapat menggunakan perbandingan 1 : 4 .
12
Bata ringan pertama kali dikenalkan di Indonesia pada tahun 1995 yang di produksi
oleh PT. Hebel Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Ada 2 jenis bata ringan yang saat
ini beredar di pasaran yaitu jenis Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Celullar
Lightweight Concrete (CLC) seperti pada Gambar 2.1. Pada dasarnya kedua jenis
bata ringan ini sama yaitu menambahkan gelembung udara kedalam mortar untuk
mengurangi berat yang dihasilkan hanya saja cara pengeringannya yang berbeda.
2.1
14
2.2
2.3
– 1,6 Mpa. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan.Pada jenis
AAC ini, gelembung udara yang terbentuk saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, hal ini menyebabkan air mudah diresap oleh bata ringan, oleh karena itu,
harus diberikan pelindung kedap air seperti plaster.
Untuk mendapatkan nilai kuat tekan tinggi, proses pengeringan (curing) pada jenis
ini menggunakan tabung autoklaf yang bertekanan tinggi. Namun juga proses curing
tersebut dapat mengganggu proses hidrasi dari semen. Oleh karena itu bata ringan
jenis AAC harus terlindungi dari kelembaban.
Proses pembuatan bata ringan jenis AAC berbeda dengan bata ringan jenis CLC
dan peralatan canggih serta modal yang relatif besar namun kapasitas yang
didapatkan cukup tinggi yaitu sekitar 300 m3 perhari.
Bata ringan jenis CLC merupakan bata ringan yang proses curing-nya secara alami.
Bata ringan CLC merupakan beton konvensional dimana agregat kasar (kerikil)
digantikan oleh gelembung udara yang dihasilkan dari foam agent. Peralatan dan
pabrikasi yang digunakan pada produksi jenis ini merupakan alat standar,sehingga
produksinya mudah dapat disamakan dengan pabrikasi beton konvensional. Hanya
semen, pasir, air dan foam agent. Berat jenis yang diinginkan dapat disesuaikan
mulai dari 350 kg/m3 sampai dengan 1.800 kg/m3 dan nilai kekuatan dapat juga
dicapai dari 1,5 sampai lebih dari 30 N/mm2.
Bata ringan jenis CLC ini sama halnya dengan beton konvensional yang mana
kekuatan akan bertambah seiring dengan berjalan-nya waktu. Meskipun bata ringan
jenis ini tidak seringan jenis AAC. Jenis CLC ini tetap memberikan penurunan berat
yang cukup besar jika dibandingkan dengan beton konvensional.
masing-masing
benda uji min.
Penyerapan air
rata-
% 25 35 - - 25 35 - -
rata maks.
Kuat Tekan bruto – adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji
pecah, dibagi dengan luas ukuran nyata dari bata termasuk luas lubang serta
cekungan tepi.
Foundry sand atau biasa dikenal dengan nama casting sand terdiri dari pasir silika
yang bersih, berukuran seragam, berkualitas tinggi yang diikat agar membentuk
cetakan untuk logam besi (besi dan baja) non-besi (tembaga, alumunium, kungingan)
yang telah digunakan selama ini sebagai bahan cetakan karena sifat yang unik.
Pasir yang digunakan di pabrik pengecoran logam berkualitas tinggi, sebagian besar
dipasok oleh anggota Asosiasi Mineral Industri Amerika Utara (IMA- NA). Sifat-
sifat fisik dan kimia yang ketat harus dipenuhi karena pasir berkualitas buruk dapat
menyebabkan cacat penuangan. Akibatnya Foundry sandakan sangat konsisten
dalam komposisi, yang merupakan keuntungan bagi sebagian besar aplikasi
penggunaan akhir.
Pada saat ini Foundry sand sudah mulai banyak digunakan pada kegiatan
konstruksi seperti untuk :
Semen Portland adalah salah satu komponen utama dalam konsturksi bangunan
yang digunakan sebagai bahan perekat. Semen Portland merupakan bahan yang paling
umum digunakan sebagai bahan campuran beton, aduakan, plester, bahan penambal,
dan lain sebagainya.
Salah satu ciri semen Portland adalah dapat mengeras apabila bersentuhan dengan air
dan berubah menjadi padat yang tidak larut dalam air. Inilah mengapa semen
Portland disebut sebagai perekat hidrolis.
Semen portlan memiliki tekstur berupa serbuk halus, dihasilkan dengan cara
menggiling terak/clinker yang mengandung senyawa kalsium silikat dan gypsum
sebagai tambahan. Ada beberapa senyawa yang dibutuhkan dalam pembuatan semen
Portland, yaitu kalsium oksida (CaO), silikon oksida (SiO2), alumunium oksida
(Al2O3), dan oksidasi besi (Fe2O3).
19
a. Batu Kapur Batu kapur mempunyai kandungan kalsium oksida sebesar 50%.
b. Batu Silika Merupakan sumber silikon oksida, alumunium oksida, dan oksida
besi dengan persentase masing-masing 65%, 17%, dan 7%.
c. Tanah merah memiliki kandungan alumunium oksida sebesar 29% dan
oksida besi10%.
Adapun bahan tambahan dari semen Portland adalah gypsum dan pasir besi.
Gypsum digunakan untuk memperbaiki kualitas dan sifat semen, sedangkan Pasir
besi berguna sebagai flux pada pembakaran dan memberikan warna hitam pada
semen.
2.3.8 Air
Air merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen,
sertaq sebagai bahan pelumas antar butir-butir agregat agar mudah dikerjakan
dan dipadatkan. Apabila air yang digunakan dalam proses pembuatan beton terlalu
sedikit, maka akan menyebabkan beton sulit untuk dikerjakan, tetapi jika terlalu
banyak tentu akan mengurangi nilai kekuatan dari beton itu sendiri. Nilai
banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton disebut dengan Water
Cement Ratio (W/C) atau factor air semen (FAS). Agar terjadi proses hidrasi yang
sempurna dalam adukan beton, pada umumnya nilai Water Cement Ratio0,40-0,60.
Sedangkan untuk beton non-pasir factor air semen berkisar antara 0,36-0,46
(Tjokrodimulyo, K., 2007).
Menurut SNI 03-2847-2002, air yang digunakan untuk campuran beton harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan
yang mengandung asam, oli, garam, alkali, bahan organik, atau bahan-bahan
lain yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
20
b. Air yang digunakan untuk beton prategang atau beton yang didalamnya
terdapat logam alumunium harus air bebas, tidak mengandung ion klorida
dalam jumlah yang membahayakan.
c. Air tidak layak diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
memenuhi beberapa ketentuan.
Foam Agent merupakan bahan selain semen, agregat dan air yang
ditambahkan kedalam campuran beton atau mortar. Foam Agent digunakan untuk
mengurangi berat dan karakteristik beton. Secara umum ada dua jenis bahan tambah
yaitu bahan tambah yang berupa mineral (Additive) dan bahan tambah kimiawi
(Chemical Admixture).
Bahan tambah mineral ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat
pengecoran. Sedangkan bahan tambah kimiawi ditambahkan pada saat pengadukan.
21
Bahan tambah ini digunakan untuk mengurangi berat jenis yang signifikan pada
beton.
Salah satu konsep dari bata ringan adalah mengurangi kepadatan yang terdapat
dalam suatu sampel didala, volume yang sama, artinya berat benda tersebut menjadi
berkurang akibat kepadatannya berkurang akan tetapi volume benda tersebut tetap
sama. Pada penelitian ini menggunakan zat kimia berupa Foam Agentyang berfungsi
sebagai pengisi rongga dalam campuran pengecoran sehingga bobot bahan
pengecoran yang telah dicampurkan dan ditambah Foam Agentmenjadi
lebih ringan. Zat tersebut sangat baik digunakan dalam pembuatan beton ringan
ataupun bata ringan. Perbandingan pemakaian airnya 1:20 s/d 1:39 (Rahman,2016).
Ada 2 jenis biaya yang berhubungan langsung terkait dengan pembiayaan suatu
produksi dan dapat dibedakan menjadi biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak
langsung (Indirect Cost).
22
Biaya tidak langsung adalah semua biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan produksi di lokasi pembuatan tetapi biaya ini harus ada dan
tidak dapat dilepaskan dari kegiatan produksi ini. Biaya-biaya yang termasuk dalam
biaya tidak langsung yaitu overhead, contingence, dan profit.
Penjumlahan dari biayan langsung dan biaya tidak langsung merupakan biaya
total yang digunakan selama produksi. Besarna biaya ini sangan tergantung oleh
waktu penyelesaian produksi.
yaitu 2,1
MPa. Berdasarkan rekapitulasi
pengujian komposisi variasi
pemakaian air yang terbaik yaitu
variasi denngan FAS 0,5.
Richardo Yeskial Studi eksperimental kuat Berdasarkan hasil penelitian
M. (2014) tekan dan separan air bata ini penggunaan tanah putih
ringan CLC dengan tanah sebagai pengganti agregat
putih sebagai agregat halus dalam campuranbata
ringan mengakibatkan
peningkatan kuat tekan pada
umur 28 hari dengan substitusi
100% tanah putih yaitu
1,472 Mpa sama dengan bata
ringan normal
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penellitian
Andi Dwi Cahyo, Perbandingan biaya dan Pada penelitian ini
-2016 waktu pada pelaksanaan membandingkan biaya dan
pekerjaan pasangan waktu pada pelaksanaan
dinding bata ringan dan pekerjaan pasangan dinding
bata
dinding bata merah ringan dan bata merah pada
dengan metode time proyek pembangunan gedung
study dan dapat ditarik
kesimpulan
penggunaan bata ringan lebih
unggul dari segi waktu dan
24
biaya
3.4 Batako
Batako adalah bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis ditambah
dengan agregat halus dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya dan
mempunyai luas penampang lubang lebih dari 25 % penampang batanya dan isi
lubang lebih dari 25 % isi batanya (PUBI, 1982 :26). Sementara PUBI
mendefinisikan batako seperti yang dikutip oleh Sunaryo adalah bata cetak yang
dibuat dengan memelihara dalam suasana lembab dengan campuran tras, kapur
dan air, dengan atau tanpa bahan tambah lainnya (Darmono, 2006).
Lebih lanjut Sunaryo Suratman (1995: 5) menambahkan bahwa batako atau batu
cetak beton adalah elemen bahan bangunan yang terbuat dari campuran SP atau
sejenisnya, pasir, air dengan atau tanpa bahan tambah lainnya (additive), dicetak
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
bahan untuk pasangan dinding (Darmono,2006).
25
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam
campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan (workability)
campuran adukan batako sangat dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang dipakai.
Untuk suatu perbandingan campuran batako tertentu diperlukan jumlah air yang
tertentu pula.
Menurut A. Manap, Pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebesar 32%
berat semen untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi apabila kurang dari 40 %
berat semen maka reaksi kimia tidak selesai dengan sempurna. Apabila kondisi
seperti ini dipaksakan akan mengakibatkan kekuatan batako berkurang. Jadi air yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan semen dan untuk memudahkan pembuatan batako,
maka nilai f.a.s. pada pembuatan dibuat pada batas kondisi adukan lengas tanah,
karena dalam kondisi ini adukan dapat dipadatkan secara optimal. Disini tidak
dipakai patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung dengan campuran
penyusunnya. Nilai f.a.s. diasumsikan berkisar antara 0,3 sampai 0,6 atau
disesuaikan dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan (Darmono, 2006).
Mutu batako (kuat tekan) bertambah tinggi dengan bertambahnya umur batako.
Oleh karena itu sebagai standard kekuatan batako dipakai kekuatan pada umur batako
28 hari. Bila karena sesuatu hal diinginkan untuk mengetahui kekuatan batako pada
umur 28 hari, maka dapat dilakukan dengan menguji kuat tekan batako pada umur 3
atau 7 hari dan hasilnya dikalikan dengan faktor tertentu untuk mendapatkan
perkiraan kuat tekan batako pada umur 28 hari.
Batu putih Gunung Kidul termasuk batu kalsit, yang umumnya juga dijumpai
berasosiasi dengan batu gamping khususnya batu gamping non klastik dan terbentuk
karena beberapa faktor yaitu :
1. Karena penglaburan kembali larutan batu gamping akibat air tanah atau hujan.
2. Karena batu gamping non kalstik mengalami proses perlipatan / tektonik
sehingga terbentuk rekahan dimana endapan kalsit berada.
3. Karena proses metamorphose kontak atau regional pada batu gamping yang
diterobos oleh batuan beku.
4. Akibat proses hidroternal temperature rendah dan berasosiasi dengan senyawa
sulfa.
Batu putih digolongkan dalam jenis batuan gamping dengan nama Kalkarenit
Halus berwarna putih cerah, teksture klastik, terdukung butiran tersusun oleh fosil
20% -70%, lumpur karbonat 20% - 70%, semen 10% - 30%, hornbiende 0% - 1%
dan pori 5% - 35%. Hasil analisis kimia menunjukan bahwa kandungan unsur –unsur
penyusun batu kalkarenit halus mempunyai komposisi yang tersusun sebagai
berikut ; CaCo3, SiO2, MgO, Al2O3, Fe2O3 dan TiO2.
3.4.5.1 Semen
Semen portland (SP) adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling halus klinker, yang terdiri terutama dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu.
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan
indeks kekerasan <2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
a) Jika dipakai natriun sulfat bagian hancur maksimal 12%.
b) Jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir
mengandung lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
4. Pasir tidak boleh mengandung bahan – bahan organik terlalu banyak, yang
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans-Harder dengan larutan jenuh
NaOH 3%.
5. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai
3,8 dan terdiri dari butir –butir yang beraneka ragam.
6. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali
harus negatif.
29
7. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunan yang
diakui.
8. Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harus
memenuhi persyaratan pasir pasangan.
Dilihat dari syarat batas gradasinya, agregat halus (pasir) di bagi menjadi 4
zone seperti yang di tunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Keterangan: