Anda di halaman 1dari 23

BAB I

RUMAH SEHAT

A. PENDAHULUAN
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba
manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan
rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia
sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang
serba modern.
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah
setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera.
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan
higiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa
perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya
kejadian penyakit dalam masyarakat. Rumah yang sehat dan layak huni tidak
harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga
menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik,
kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni
atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan
tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi
“Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan
atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan
teratur”
Setiap manusia di manapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal
yang di sebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status
lambang sosial. ( Azwar, 1996 ; Mukono, 2002 )
Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana yang
terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi,
dan ketersediaan pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002)
Rumah adalah struktur fisik ysng terdiri dari :
1. Ruangan
2. Halaman
3. Area sekitar yang dipakai untuk tempat tinggal dan sarana pembinaan
keluarga (UU RI No 4 tahun 1992)

Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat


tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan. Yaitu
kelengkapan dasar lingkungan misalnya penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, listrik, telefon, jalan, yang memungkinan lingkungan pemukiman
berfungsi sebagaimana mestinya; dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang
yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi,
sosial dan budaya seperti fasilitas taman bermain, olahraga, pendidikan,
pertokoan, sarana perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum lainnya.
Pada dasarnya rumah merupakan kebutuhan yang berlaku pada setiap manusia.
Namun peranannya tergantung pada tingkat penuhan kebutuhan manusia itu
sendiri. Abraham Maslow seorang pakar psikologi humanitis mengemukakan
tingkat pemenuhan kebutuhan manusia dalam bentuk diagram piramida yang
disebut piramida maslow.
Faktor tipe penghuni rumah yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jenis rumah
(Termasuk perancanganya) adalah :
1. Identifikasi anggota-anggota yang membentuk sebuah rumah tangga :
penghuni tunggal, pasangan muda, pasangan dengan anak kecil, pasangan
dengan anak remaja, pasangan dengan anak yang beranjak dewasa,
pasangan dewasa, dan penghuni tunggal yang sudah dewasa
2. Latar belakang sosial budaya dan ekonomi para anggota tersebut
3. Kondisi fisik para anggota keluarga tersebut

Kategori sehat menurut standar WHO terdiri atas :


1. Kesehatan fisik yaitu terhindar dari penyakit menular, keracunan dan
trauma/benturan
2. Kesehatan mental yang meliputi terhindar dari stress, memiliki rasa
nyaman dan aman terhadap lingkungannya.

B. PENYAJIAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World
Health Organization (WHO) “Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental, maupun Sosial Budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit dan kelemahan (kecacatan)”. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Rumah Sehat sebagai tempat berlindung atau bernaung dan
tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik
fisik, rohani maupun sosial budaya.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian. Betapapun sederhananya tingkat kebudayaan
suatu masyarakat, namun masyarakat tersebut pasti mempunyai tempat untuk
tinggal, baik yang bersifat menetap, ataupun sementara yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah untuk manusia mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai
berikut.
1. Sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat bekerja atau
melaksanakan kewajiban sehari-hari.
2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa
kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.
3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari kemungkinan bahaya yang
datang mengancam.
4. Sebagai lambang status sosial.
5. Sebagai tempat untuk meletakkan atau menyimpan barang-barang berharga
yang dimiliki, sebagai modal yang jika keadaan memaksa dapat dijual.

The American Public Health Association telah merumuskan syarat-syarat


untuk terjaminnya kesehatan :
1. Rumah harus dibangun sedeikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan
fisik dasar dari penghuninya, ditinjau dari syarat berikut.
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dipelihara atau dipertahankan suhu lingkungan yang penting untuk

15
mencegah kehilangan panas atau bertambahnya panas badan secara
berlebihan.
b. Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang dibedakan atas
penerangan buatan dan penerangan alamiah dan diatur sedemikian
rupa agar tidak terlalu gelap atau tidak sampai menimbulkan rasa silau
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga
aliran udara segar dapat terjaga.
d. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan
bising yang berlebihan.
2. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan
kejiwaan dasar dari penghuninya. Kebutuhan kejiwaan dasar amat relatif
sekali. Namun paling tidak kesemuanya berkisar pada terjaminnya privacy
dari penghuninya, terjamin berlangsungnya hubungan yang serasi antara
anggota keluarga yang tinggal bersama, menyediakan sarana yang
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan rumah tangga tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
3. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan
zat-zat yang membahayakan kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut
maka rumah yang sehat adalah rumah yang :
a. Tersedianya air bersih yang cukup.
b. Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik.
c. Tidak menjadi sarang binatang melata ataupun penyebab penyakit
lainnya.
d. Terhindar dari penularan penyakit pernapasan.
e. Terlindung dari pengotoran terhadap makanan.
4. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk
dalam hal ini, antara lain sebagai berikut.
a. Bangunan yang kokoh.
b. Tangga yang tidak terlalu curam dan licin.

16
c. Terhindar dari bahaya kebakaran.
d. Alat listrik yang terlindung.
e. Tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni.

Setelah mengetahui syarat pada rumah sehat,selanjutnya berikut mengenai


fasilitas-fasilitas pada rumah sehat antara lain sebagai berikut.
1. Penyediaan air bersih yang cukup.
2. Pembuangan tinja.
3. Pembuangan air limbah (air bekas).
4. Pembuangan sampah.
5. Fasilitas dapur.
6. Ruang berkumpul keluarga.
7. Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang).

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai


berikut. (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya
ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup;
3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah.
Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko
kecelakaanseperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (Winslow dan APHA).

17
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut
antara lain sebagai berikut.
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat;
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas;
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari;
4. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;

Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa kondisi rumah yang memenuhi


syarat sehat untuk tingkat nasional hanya 43,89%. Lalu kondisi pembuangan
limbah yang memenuhi syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang
memenuhi syarat 46,54%. Sungguh ironis bukan? Padahal rumah adalah tempat
yang penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kita secara jasmani maupun
rohani. Di rumah-lah seseorang melakukan segala sesuatunya. Mulai beristirahat,
bersantai, belajar, dan beraktivitas lainnya. Sehingga pentingnya memiliki rumah
yang sehat jelas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Rumah yang
sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang
penghuni rumah untuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik.
Beberapa kriteria rumah sehat antara lain sebagai berikut.
1. Kering
Rumah dikondisikan Dengan membangun sistem bangunan
yang dikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa
dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air, saluran
pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah perembesan dan
kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2. Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran,
debu, asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya

18
jelas berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks
persawahan.
3. Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang
aman bagi penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga
dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi
menghindari terjadinya kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4. Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak
mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk
meminimalisir kontaminasi anggota keluarga.
5. Memiliki Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar.
Standardnya harus ada di setiap ruangan.
6. Bebas dari hewan pengganggu
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan
pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu
berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda
harus benar-benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.
7. Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan
terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal
khusus untuk saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan
bersama.

WHO telah merumuskan 9 karakteristik lingkungan perumahan yang dapat


memberikan efek penting secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan
fisik maupun mental dari penghuninya, antara lain sebagai berikut.
1. Struktur dari rumah yang mencakup sejauh mana rumah melindungi
penghuni dari panas dan dingin yang ekstrem, kebisingan, masuknya debu,
hujan, serangga dan rodensia.

19
2. Sejauh mana suplai air yang memasuki rumah sudah cukup memadai, baik
dari segi kualitatif maupun kuantitatif.
3. Efektivitas sarana pembuangan (dan manajemen selanjutnya) dari eksreta
dan limbah cair maupun padat.
4. kualitas lokasi rumah, termasuk sejauh mana secara struktural aman untuk
perumahan dan terlindung dari kontaminasi (dengan demikian penyediaan
pengaliran air merupakan aspek paling penting).
5. Akibat dari kepadatan yang berlebihan, termasuk meliputi kecelakaan
rumah tangga, infeksi melalui udara, penyakit pernapasan akut, pneumonia
dan tuberkulosis.
6. Adanya pencemaran udara dalam rumah yang berkaitan dengan bahan bakar
yang digunakan untuk memasak dan untuk penghangatan.
7. Standar-standar keamanan makanan termasuk sejauh mana tempat tinggal
itu telah memiliki sarana untuk menyimpan makanan serta melindunginya
dari pembusukan serta pencmaran.
8. Vektor-vektor dan hospes-hospes penyakit yang berkaitan dengan
lingkungan domestik.
9. Rumah sebagai tempat kerja, dimana pertanyaan-pertanyaan mengenai
kesehatan kerja seperti penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan kimia
toksik serta berbahaya dan aspek-aspek kesehatan serta keselamatan dan
keamanan dari peralatan perlu dipertimbangkan.

Karakteristik lain dari perumahan juga mempunyai peran penting pada


status kesehatan para penghuni. Biaya merupakan salah satu yang sangat penting.
Oleh karena itu mempengaruhi pendapatan. Bagaimana penyewaan tempat tinggal
mungkin juga mempengaruhi kesehatan, mengingat ada dua alasan yaitu : stress
akibat penyewaan yang tidak aman, yang kedua untuk para penyewa atau
pemukim sementara sering mengalami rasa ketakutan yang terus menerus akan
diusir, dan ini merupakan pendorong bagi para penyewa serta para penghuni yang
tidak legal untuk menginvestasikan perbaikan struktur serta pelayanan oleh karena
pemiliknya akan lebih menikmati manfaatnya dibandingkan mereka sendiri.

20
Perumahan juga memiliki aspek-aspek social yang penting yang
mempengaruhi keamanan dan rasa kesejahteraan dari para penghuni.
Ketidakpuasan dengan perumahan dalam hal karakteristik internal dan dalam hal
mutu serta keamanan dari lingkungan tetangga, dan dengan ketidakcukupan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dari para penghuni mungkin akan
berpengaruh penting terhadap penyakit mental dan masalah-masalah psikososial.
Hubungan antara perumahan dan pemukiman dengan kesehatan lebih umum
ditemukan dan lebih kuat di negara berkembang, dimana data terakhir
menunjukkan hubungan yang kuat antara kondisi kesehatan yang jelek dan
keterbatasan secara kuantitatif maupun kualitatif dalam suplai air, makanan dan
sanitasi. Perumahan yang tidak memadai, ventilasi yang jelek, kurangnya fasilitas
untuk pembuangan limbah padat, pencemaran udara dan kebisingan dan
kepadatan yang berlebihan cenderung menimbulkan efek-efek negative bagi
kesehatan. Keterkaitan yang serupa dapat ditemukan antara kondisi kesehatan
yang jelek dan perumahan yang bermutu rendah di negara maju, khususnya di
antara kelompok-kelompok populasi tertentu seperti minoritas etnik atau pekerja
imigran sementara di lokasi-lokasi khusus seperti di tengah perkotaan atau di
pusat-pusat industri yang sedang mengalami penurunan.
Perkiraan pada tahun 1990 menunjukkan bahwa kurang dari 2,5% penduduk
perkotaan di negara berkembang hidup di kota-kota dengan penduduk 10 juta atau
lebih, dan kurang dari 25% di kota-kota dengan penduduk 100.000 pemduduk
atau lebih.
Pembangunan perumahan memberikan pengaruh yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan keluarga, oleh karena itu pemerintah merasakan
perlu untuk menetapkan persyaratan kesehatan perumahan dan kesehatan
lingkungan perumahan yaitu terdiri atas berikut.
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor gempa bumi dan
sebagainya.

21
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah
dan bekas lokasi pertambangan.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran.
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan
gas beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia dan memenuhi
persyaratan baku mutu udara yang berlaku, dengan perhatian khusus
terhadap parameter-parameter sebagai berikut.
a. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dB (A).
b. Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak terdeteksi.
c. Partikel debu diameter <10 ug tidak melebihi 150 ug/m3.
d. Gas so2 tidak melebihi 0,10 ppm.
e. Debu total tidak melebihi 350 mm3/m2 per hari.
f. Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus memenuhi maksimal
10 mm/detik.
3. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
a. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg.
b. Arsenik total maksimal 100 mg/kg.
c. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg.
d. Benzo (a) Pyrene maksimal 1 mg/kg.
4. Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi
persyaratan air baku, air minum (golongan B), sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


29/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan lingkungan perumahan mengatakan
bahwa persyaratan kesehatan rumah tinggal, antara lain sebagai berikut.

22
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan antara lain sebagai berikut.
a. Debu total tidak melebihi dari 150 ug/m3.
b. Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam.
c. Timah hitam tidak lebih dari 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tempat tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan Penataan Ruang Rumah.
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai
berikut.
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
b. Dinding
a. Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara.
b. Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan.
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
d. Bumbungan rumah yang memiliki ketinggian 10 meter atau lebih
harus dilengkapi dengan penangkal petir.
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,
ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi,
ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak
menyilaukan.
Kebutuhan Standar Cahaya Alam yang Memenuhi Syarat Kesehatan untuk
Berbagai Keperluan menurut WHO 1979 (Sanropie dk, 1989).
Tabel 2.1

23
Standar Minimum Pencahayaan dalam Rumah (lux)
Macam Ruang Iluminasi (lux)
Kamar keluarga dan tidur 60 - 120
Kantor administrasi 60 - 120
Pabrik
Kerja kasar 120 - 250
Kerja halus 600 - 1000
Hotel 120 - 250
Sekolah 120 - 250
Sumber : WHO 1979

Standar pencahayaan di dalam rumah tinggal bervariasi menurut WHO


1979 (Sanropie dkk, 1989).
Tabel 2.2
Standar Pencahayaan di dalam Rumah Tinggal (USA)
Macam Pekerjaan Iluminasi (lux)
Membaca buku dan lain-lain 300
Menggambar 700
Pekerjaan dengan jarum 1000
Pekerjaan dengan jarum halus 2000
Sumber : WHO 1979

Tabel 3
Standar Pencahayaan di dalam Rumah Tinggal (USSR)
Iluminasi yang diperlukan (lux)
Macam Ruangan
Seluruh Seluruh
Kamar Keluarga 100 200
Kamar Tidur 50
Kamar Belajar 100 300
Kamar Makan 75 150

24
Dapur 50-75 150
Sumber : WHO 1979

4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut.
a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30⁰C.

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%.


c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.
d. Pertukaran udara = 5 kaki kubik per menit per penghuni.
e. Konsentrasi gas CO2 tidak melebihi 100 ppm/8 jam.
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3.
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai. Syarat ventilasi yang baik dalam ruangan antara lain sebagai
berikut.
a. Luas lubang ventilasi tetap minimum 5% dari luas lantai dan lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% dari luas
lantai. Jika keduanya dijumlahkan menjadi 10% dari luas lantai
rumah.
b. Udara yang masuk adalah udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari
sampah atau pabrik, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
c. Aliran udara jangan menyebabkan orang masuk angin.
d. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan
lubang hawa berhadapan antara 2 dinding rumah.
e. Kelembaan udara dijaga jangan sampai terlalu tinggi (menyebabkan
orang berkeringat) dan jangan terlalu rendah (menyebabkan kulit
kering, bibir pecah-pecah dan hidung berdarah).
Perhawaan dibedakan menjadi dua (2) macam, antara lain sebagai berikut.
a. Perhawaan buatan
Perhawaan buatan menggunakan alat mekanik maupun elektris seperti
fan (kipas angin) dan air conditioned (AC).

25
b. Perhawaan Alam
Perhawaan alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin),
temperatur udara luar dan kelembabannya. Selain melalui jendela,
pintu, lubang hawa, perhawaan juga diperoleh dari pergerakan udara
sebagai hasil sifat poreus dinding ruangan, atap dan lantai.
Tabel 2.4
Standar Minimum Ventilasi
Kebutuhan
Kapasitas kubic minimum udara Frekuensi
Jenis ruangan
(m3/orang) bersih pergantian udara
(m3/jam/orang)
Kamar tidur 8,5 20,5 2,5
Kamar 11,5 17,0 1,5
Keluarga 14,5 12,0 0,75
Dapur - 56,5 -
Sumber : WHO Public Health Papers, 1979.

6. Binatang Penular Penyakit


Tidak ada tikus bersarang di dalam rumah.
7. Air
a. Tersedianya sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang.
b. Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan air bersih dan/atau air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah.
10. Kepadatan Hunian Ruang Tidur.

26
Luas ruang tidur minimal 8 meter persegi dan tidak dianjurkan digunakan
lebih dari 2 orang tidur dalam satu kamar.

Komponen Rumah
1. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk
lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-
syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah rusak,
permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan. Lantai ubin adalah
lantai yang paling banyak digunakan pada bangunan perumahankarena :
Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak
dapatmudah dirusak rayap.
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain sebagai berikut.
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban
tekananangin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat
memikul bebandiatasnya.
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air
sekurang-kurangnya15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm
di atas lantaibangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas,
sehingga dindingtembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak
bersih tidak berlumut.
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m
dapatdiberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun
tegak diatas lubangharus
d. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m
dapatdiberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun
tegak diatas lubangharus dipasang balok lantai dari beton bertulang
atau kayu awet.
e. Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka
pengkakuyang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang

27
setiap luas 12 meter.
3. Langit – langit
Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut
langit-langit yang tujuannya antara lain sebagi berikut.
a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga
agar tidakterlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan
bersih.
b. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan
tetesanair hujan yang menembus melalui celah-celah atap.
c. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat
sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan
dibawahnya.
Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik antara lain sebagai berikut
a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh
dari atap.
b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga
dengankonstruksi bebas tikus.
c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai.
d. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi
rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik
kurang dari 1,75m.
e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang
kurangnyasampai 2,40 m.
4. Atap
Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang
telitidan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana
tidakdisyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari
pemasangan atapadalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan
serta penghuninya terhadappanas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih
penutup atap yang memenuhipersyaratan sebagai berikut.
a. Rapat air serta padat dan letaknya tidak mudah bergeser.

28
b. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama.
Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari
konstruksibeton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng
gelombang atauasbes semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki
paling banyak digunakanpenutup/atap genteng karena harga rumah dan
cukup awet.
5. Pembagian Ruangan
Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah
sehatharus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang
duduk/ruang makan,kamar tidur, kamar mandi, WC, dapur, tempat cuci
pakaian, tempat berekreasidan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap
penghuninya merasa nikmat danmerasa betah tinggal di rumah tersebut.
Adapun syarat-syarat pembagian ruanganyang baik antara lain sebagai
berikut.
a. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala
keluarga (suami-istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki
maupun perempuan,terutama anak-anak yang sudah dewasa.
b. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan
perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin
kebebasandan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.
c. Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas
lantaisekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan
penghuninyauntuk melakukan kegiatan kehidupan.
d. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak
bolehkurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang,
dalam hal iniharus dipisah.
e. Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat
masak,tempat cuci peralatan dan air bersih. Didapur harus tersedia
tempatpenyimpanan bahan makanan. Atau makanan yang siap
disajikan yang dapatmencegah pengotoran makanan oleh lalat, debu
dan lain-lain dan mencegahsinar matahari langsung.

29
6. Kamar Mandi dan WC
a. Setiap kamar mandi dan WC paling sedikit salah satu dari
dindingnyayang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar.
Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk
mengeluarkan udaradari kamar mandi dan WC tersebut, sehingga
tidak mengotoriruangan lain.
b. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang
cukupjumlahnya.
c. WC harus berleher angsa dan 1 WC tidak boleh lebih dari 7 orang
bilaWC tersebut terpisah dari kamar mandi.
7. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan
danpengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun
secarabuatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari
pengaruh buruk yangdapat merugikan kesehatan manusia pada suatu
ruangan kediaman yang tertutup ataukurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh
buruk itu antara lain sebagai berikut.
a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.
b. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.
c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.
d. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh
badanmanusia.
e. Kelembaban udara dalam ruang hunian bertambah karena penguapan
airdan kulit pernafasan manusia.
8. Pencahayaan
Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya yang
cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan
manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan
dan cahaya alam. Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar
matahari ke dalamruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian
ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan,

30
pohon-pohon maupun tembok pagar yangtinggi. Kebutuhan standar cahaya
alam yang memenuhi syarat kesehatan untukkamar keluarga dan kamar
tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilaibaik atau
tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai
berikut.
a. Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.
b. Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.
c. Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.
d. Buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat
ditentukanoleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya
matahari pada pagihari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur
menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas
10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat
menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil
dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.

Ruangan-ruangan di dalam rumah


Banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya tergantung kepada jumlah
penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan menuntut jumlah
ruangan yang banyak terutama ruang tidur.
1. Ruang tidur
Rumah yang sehat harus mempunyai ruangan khusus untuk tidur. Agar
terhindar dari penyakit saluran pernafasan, maka luas/ ukuran ruang tidur
minimal 9 m3 untuk setiap orang yang berumur di atas 5 tahun atau untuk
orang dewasa dan 4,5 m3 untuk anak-anak berumur di bawah 5 tahun. Luas
lantai minimal 3,5 m2 untuk setiap orang, dengan tinggi langit-langit tidak
kurang dari 2 ¾ m.
2. Ruang tamu
Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya
diletakkan di bagian depan rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah dengan

31
ruang duduk yang dapat dibuka/ ditutup dengan gorden sehingga tamu tidak
dapat melihat kegiatan orang-orang di ruang duduk.
3. Ruang duduk
Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang
memenuhi syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi.
4. Ruang Makan
Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang khusus, ruangan
tersendiri, sehingga bila ada anggota keluarga sedang makan tidak akan
terganggu oleh kegiatan anggota keluarga lainnya. Untuk rumah yang kecil/
sampit, ruang makan bolah dijadikan satu dengan ruang duduk.
5. Ruang masak-memasak (Dapur)
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
pembakaran (memasak dengan bahan bakar minyak) dapat membawa
dampak negatif terhadap kesehatan. Luas dapur minimal 4 m2 dan lebar
minimal 1,5 m.
6. Ruang/ kamar mandi dan W.C/ jamban
Ruang kamar mandi sebaiknya terpisah dengan W.C/ jamban sehingga bila
anggota keluarga mau ke W.C tidak harus menunggu anggota keluarga
lainnya yang sedang mandi. Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap
air, dindingnya minimal setinggi 1,5 m dari lantai.
7. Gudang
Gudang dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau bahan-
bahan lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain seperti alat untuk
memperbaiki rumah (tangga), batu bata, pasir dan lain-lain.
8. Tempat mencuci dan menjemur pakaian
Tempat mencuci pakaian biasanya diletakkan dekat dengan sumber air
(sumur gali, sumur pompa). Begitu pula tempat menjemur pakaian.

CONTOH
Kebutuhan air minum di Indonesia antara lain sebagai
berikut. 1. Daerah pedesaan menurut Depkes 60 liter/or/hr.

32
2. Daerah perkotaan 80-120/or/hr.
3. Dep. PU 150 liter/or/hr.
4. Slamet, JS, 1994, 135 liter/or/hr berdasarkan pada hasil penelitian di 4 kota
besar Indonesia, 135 liter per orang per hari untuk mandi, makan-minum,
cuci, cuci mobil, wudhu dan siram tanaman.
5. Air bersih harus memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis dan radiologis.
6. Sarana kamar mandi dan kakus untuk rumah hunian maksimal 6 orang
untuk 1 kamar mandi-kakus, berukuran minimal 3 m2 atau 1 kamar mandi
ukuran minimal 2,5 m2 dan 1 kakus ukuran minimal 1 m2.

C. PENUTUP
RANGKUMAN
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik
fisik,rohani maupun sosial. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat
beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki
kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan.
Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus
memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana
jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
2. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang
wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan
kesehatan.
3. Kriteria Rumah Sehat, antara lain sebagai berikut.
a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-
maing penghuni;
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah

33
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian
yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup;
c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran
dan kecelakaan di dalam rumah.
Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko
kecelakaanseperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (Winslow dan
APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan
hal tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
2) Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;
3) Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari
bahaya racun dan gas;
4) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh
dan kecelakaan mekanis dapat dihindari;
d. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu;

LATIHAN
Di lingkungan kerja/tempat tinggal saudara apa saja masalah yang timbul
mengenai kondisi rumah sehat?

UMPAN BALIK
Bagaimana tanggapan saudara mengenai masalah rumah sehat di lingkungan
kerja/tempat tinggal saudara?

TEST

34
1. Apa saja persyaratan rumah sehat menurut peraturan di Indonesia?
2. Apa saja karakteristik lingkungan perumahan menurut WHO?

35

Anda mungkin juga menyukai