Anda di halaman 1dari 56

RESUME PENYEHATAN PEMUKIMAN

KELAS 3B

Penanggung Jawab

Annisa Asafitri Delica (201110042)

Batrisyia Nazifah Irhad (201110045)

Iqwalul Ulfa (201110066)

Sahrul Fauzy (201110066)

Dosen Pembimbing :

Dr. Wijayantono, SKM, MKes

Dr. Muchsin Riviwanto, SKM, MSi

PRODI D-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES KESEHATAN PADANG


LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan materi yang kami laksanakan di Poltekkes Kemenkes RI


Padang mata kuliah “Penyehatan Pemukiman” semester V telah diperiksa dan
disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

DR. Wijayantono, SKM, M.Kes

Dosen Pembimbing

DR. Muchsin Riviwanto, SKM, M.Si


Pertemuan Ke 1

Hari/Tanggal : Senin/1 Agustus 2022

Materi : RPS Mata Kuliah dan Kontrak perkuliahan

Pertemuan Ke 2

Hari/Tanggal : 8 Agustus 2022

Materi : Pengantar Penyehatan Permukiman, Pengertian, Tujuan, Ruang


lingkup.

1. Pengertian Permukiman
Menurut WHO dalam (Kasjono, 2011) permukiman adalah suatu struktur
fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, juga lingkungan
dari struktur tersebut termasuk semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan,
perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan
sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
Permukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen,
berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi dan sebagai
tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan (Kasjono,
2011).
Permasalahan permukiman merupakan permasalahan yang terus muncul,
salah satunya adalah permukiman kumuh. Kawasan kumuh sering dijumpai di
kota-kota besar di dunia. Secara umum, kawasan kumuh merupakan suatu
kawasan dengan tingkat kepadatan populasi yang umumnya dihuni oleh
masyarakat miskin. Lingkungan atau kawasan permukiman kumuh tidak selalu
berada di pinggiran kota, namun juga berada di dekat pusat kota. Kehidupan
masyarakat yang hidup di lingkungan permukiman kumuh umumnya tidak
tersentuh oleh pembangunan fasilitas kota. Hal ini terjadi karena mereka tinggal di
wilayah kota yang terpinggirkan (Sadana, 2014).
Menurut Sadyhutomo dalam (Sadana, 2014) faktor-faktor utama
penyebab tumbuhnya permukiman kumuh adalah :
1. Pertumbuhan kota yang tinggi, yang tidak diimbangi oleh tingkat
pendapatan yang cukup.
2. Keterlambatan pemerintah kota dalam merencanakan dan
membangun prasarana kota, terutama jalan, pada daerah
perkembangan permukiman baru.
Pertemuan Ke 3

Hari/Tanggal :Senin/15 Agustus 2022

Materi : Syarat-syarat Rumah Sehat

Rumusan persyaratan rumah yang dikeluarkan oleh WHO dan American


Public Health Association (APHA) antara lain sebagai berikut:
1. Menurut WHO (1974)
a. Harus dapat melindungi dari hujan, panas,dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat.
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur,masak, mandi,mencuci, kakus, dan
kamar mandi.
c. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa,keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
2.  Menurut APHA
a. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
1) Suhu ruangan
Suhu ruangan harus dijaga agar tetap stabil sekitar 18 – 200C. Suhu
ruangan ini bergantung pada suhu udara luar, pergerakan udara,
kelembapan udara, dan suhu benda di sekitarnya.
2) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu indikator rumah yang sehat karena
cahaya mempunyai sifat membunuh bakteri dan kuman yang masuk ke
dalam rumah, yang perlu diperhatikan adalah tingkat terangnya
cahaya. Karena kurangnya cahaya yang masuk dapat menimbulkan
akibat pada mata, kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang.
Pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari, tidak perlu biaya
dan dapat membunuh bakteri – bakteri pathogen di dalam rumah,
misalnya basil TBC. Idealnya, cahaya yang masuk luasnya sekurang –
kurang 15 – 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan
rumah. Sedangkan pencahayaan buatan itu bersumber dari tenaga
listrik, lampu, api, minyak tanah, dan sebagainya. 
3) Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan
sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk
ke dalam rumah secara bebas sehingga asap dan udara kotor dapat
sgera hilang dengan menempatkan posisi pintu dan jendela secara
tepat.
Ventilasi berfungsi untuk menjaga aliran udaran di dalam rumah agar
tetap segar, membebaskan udara ruangan dari bakteri – bakteri
patogen, dan menjaga kelembapan ruangan agar tetap terjaga secara
optimal. Ventilasi dibagi menjadi dua, yaitu ventilasi alamiah dan
ventilasi buatan. Ventilasi alamiah dimana aliran udara di dalam
ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang
angin, dan sebagainya. Namun ventilasi alamiah ini juga memiliki
kerugian karena bisa menjadi tempat masuknya nyamuk dan serangga
lainnya ke dalam rumah. Sedangkan ventilasi buatan adalah ventilasi
yang menggunakan bantuan alat seperti kipas angin, dan mesin
penghisap udara (AC). Tetapi untuk rumah di daerah pedesaan tidak
bisa digunakan.
4) Kebisingan
Dinding ruangan haruslah kedap suara, baik terhadap suara yang
berasal dari luar maupun dari dalam. Karena kebisingan dapat
mengganggu konsentrasi dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau
datangnya secara tiba – tiba seperti letupan sangat membahayakan
kehidupan seseorang, terutama orang yang memiliki penyakit jantung.
Rumah yang sehat adalah rumah yang letaknya jauh dari sumber
kebisingan.
b. Memenuhi Kebutuhan Psikologis
Persyaratan psikologis yaitu over crowding. Over crowding bisa
menimbulkan efek – efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental,
maupun moral. Rumah yang sehat harus memiliki pembagian ruangan
yang baik untuk berkumpul bersama keluarga ataupun untuk
bermasyarakat (menerima tamu) serta pembagian kamar untuk masing –
masing anggota keluarga, penataan perabotan yang rapi, dan tidak over
crowding. Rumah dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur
di rumah tersebut menunjukkan hal – hal berikut :
1) Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10
tahun dan bukan berstatus sebagai suami istri, tidur dalam satu
ruangan.
2) Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah
melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Menghindari Terjadinya Kecelakaan
1) Konstruksi rumah dan bahan banguna harus kuat sehingga tidak
mudah ambruk.
2) Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan baik kecelakaan karena
jatuh maupun kecelakaan mekanis lainnya.
3) Menghindari bahaya kebakaran.
4) Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas.
5) Perlindungan terhadap electrical shock.
6) Perlindungan terhadap bahaya keracunan gas.
7) Menghindarkan bahaya – bahaya lalu lintas kendaraan.
d. Terhindar dari penyebaran penyakit
1) Adanya sumber air yang sehat bagi setiap rumah, cukup kualitas dan
kuantitasnya
2) Ketentuan adanya perliundungan air minum dari pencemaran.
3) Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang
baik untuk mencegah penyebaran penyakit
4) Harus dapat mencegah perkembanganbiakan vektor penyakit seperti:
nyamuk, lalat, tikus dan sebagainya.
5) Ketentuan tentang space di kamar tidur untuk menghindari terjadinya
kontak infeksi.
Pertemuan Ke 4

Hari/Tanggal : Senin/22 Agustus 2022

Materi : Prinsip pengawasan penyediaan air limbah cair, udara, tanah,


sampah, manakan minuman dan vektor di pemukiman

A. Prinsip Pengawasan Sampah


Prinsip pengawasan pada pemukiman dengan menerapkan prinsip 4R yaitu :
1. reduce (mengurangi)
2. reuse (menggunakan kembali)
3. recycle (daur ulang) dan
4. replace (mengganti) serta melakukan pemisahan sampah organik dan
sampah anorganik.
B. Prinsip Pengawasan Makanan Dan Minuman
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan Bahan Makanan
2. Penyimpanan Bahan Makanan
3. Pengolahan Makanan
4. Penyimpanan Makanan Jadi / Masak
5. Pengangkutan Makanan
6. Penyajian Makanan
C. Prinsip Pengawasan Vektor
1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara
pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak
merugikan/ membahayakan.
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi
terhadap tata lingkungan hidup.
Pertemuan Ke 5

Hari/Tanggal : Senin/29 Agustus 2022

Materi : Pengawasan kualitas makanan minuman, Pengawasan


keberadaan vektor dan tikus di Pemukiman

A. Pengawasan Kualitas Makanan dan Minuman

Pengertian makanan dan minuman menurut BPOM tahun 2003 adalah


sumber energi dan berbagai zat gizi untuk mendukung hidup manusia. Makanan
dan minuman dapat menjadi unsur pengganggu bagi kesehatan manusia, masuk
melalui makanan dengan cara tertentu. Makanan penting didalam kehidupan
manusia, makanan dan minuman tidak hanya memenuhi gizi akan tetapi juga
harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia
yang dapat menyebabkan penyakit.
Makanan dan minuman adalah semua bahan, baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatatan yang dimakan manusia terkecuali obat-obatan
yang berada di dalam pemukiman. Air digolongkan pula dalam bentuk makanan
karena memenuhi fungsi yaitu membangun jaringan-jaringan tubuh baru,
memelihara dan memberbaiki jaringan yang mengalami kerusakan serta pengatur
proses-proses alamiah dan kimiawi dalam tubuh.
Pengawasan makanan dan minuman di pemukiman bertujuan untuk
menjamin makanan dan minuman yang beredar, bebas dari bahan berbahaya,
higiene dan memenuhi aspek legal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
permukiman. Ruang lingkup pengawasan makanan dan minuman di Pemukiman
meliputi pembinaan, pengawasan, perlindungan dan penindakan.
1. Prinsip Pengelolaan Makanan dan Minuman di Pemukiman
a. Prinsip Pemilihan Bahan Makanan
1) Tingkat kematangan yang sesuai (untuk bahan sayur dan buah)
2) Bebas dari pencemaran pada tahapan proses selanjutnya
3) Bebas dari perubahan fisik/kimia akibat faktor luar
4) Bebas dari mikroba dan parasitpenyebab penyakit
b. Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan dalam menyimpan bahan
makanan seharusnya dipisah antar bahan makanan yang mudah rusak dan
tidak mudah mudah rusak. Untuk bahan makanan yang mudah rusak
sebaiknya sebaiknya disimpan dalam suhu dingin (dalam almari
pendingin), contoh makanan yang mudah rusak adalah sayur dan buah.
Tetapi jika tidak ada almari pendingin dapat dilakukan dengan merendam
bahan makanan dalam gentong air yang terbuat dari tanah liat yang berisi
air bersih. Maksimal penyimpanannya hanya 3 hari, lebih dari itu bahan
makanan sudah tidak bagus. Untuk makanan yang sangat mudah rusak
sebaiknya disimpan dalam refrigerator dengan suhu dibawah 0 derajat,
contoh bahan makanan yang sangat mudah rusak adalah daging, ikan dan
sayuran yang berdaun.
c. Prinsip Pengolahan Makanan
Prinsip pengolahan makanan terdiri dari :
1) Penjamah Makanan (food handler) adalah orang yang terlibat selama
proses memasak makanan. Penjamah makanan harus memperhatikan
hygiene perorangan. Peranan penjamah makanan dalam penyebaran
penyakit :
a) Kontak antara penjamah makananyang menderita penyakit menular
dengan konsumen
b) Kontaminasi terhadap makananyang diolah
c) Sebagai pembawa kuman
2) Cara Pengolahan terdiri dari
a) alat, sebaiknya harus bersih
b) bahan, bahan yang digunakan haruslah bahan yang masih bagus
untuk bahan sayur dan buah, perhatikan kebersihan saat
mencucinya
3) Tempat Pengolahan
Syarat yang harus diperhatikan dalam tempat pengolahan yaitu :
a) lantai jangan licin
b) dinding harus bersih, hindarkan terlalu banyak menggantung alat
masak di dinding
c) tembok harus dengan cat terang
d) selalu bersih
4) Perlengkapan/Peralatan
Perlengkapan/peralatan yang harus diperhatikan dalam tempat
pengolahan yaitu:
a) untuk alat yang terbuat dari besi jangan berkarat
b) air harus cukup
c) pisah antara dapur basah dan dapur kering (jika tidak dipisah yang
harus diperhatikan adalah cara mengamankan makanan selama
proses memasak sampai menyajikan makanan)
d. Prinsip Penyimpanan Makanan
Prinsip penyimpanan makanan ditujukan untuk :
1) Mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri laten (bakteri
penyebab penyakit)
2) Mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan, tujuannya yaitu
mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri, mengawetkan
makanan dan mengurangi pembusukan.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Sanitasi Makanan dan Minuman di
Pemukiman
Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam menjaga
sanitasi makanan yang efektif. Faktor – factor tersebut berkaitan dengan makanan,
manusia dan peralatan.
a. Faktor Makanan
1) Sumber bahan makanan
Apakah diperoleh dari pertanian, perternakan, perikanan, atau lainnya.
Sumber bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran. Misalnya, hasil
pertanian tercemar dengan pupuk kotoran manusia atau dengan
insektisida.
2) Penyimpanan bahan makanan
Tidak semua makanan langsung dikonsumsi tetapi mugkin sebagian
disimpan dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang.
3) Pengolahan makanan
Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi,
terutama berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan
masak.
4) Penyimpanan makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi
persyaratan sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
b. Faktor Manusia
Orang yang bekerja pada tahap pengolahan makanan harus
memenuhi persyaratan sanitasi, seperti kesehatan individu. Individu
tersebut tidak memiliki penyakit infeksi, dan bukan carier dari suatu
penyakit.
c. Faktor Perawatan
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah
makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi.

3. Pengelolaan Makanan dan Minuman di Pemukiman

a. Menjaga kebersihan peralatan dan bahan makanan


b. Mecuci tangan sebelum menyiapakan dan menyajikan makanan
c. Memisahkan bahan makan mentah dan makanan matang
d. Menggunakan bahan yang segae dan belum kadarluarsa
e. Masak dengan benar
f. Jangan menyimpan dalam suhu kamar ( 15-25 derajat)
g. Mengelola air yang akan diminum
h. Menjaga kebersihan wadah penyimpan air minum
i. Mencuci tangan dengan sabun sebelum mengelolah dan menyajikan air
minum
B. Pengawasan Kualitas Vektor dan Tikus
1. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
Mengingat keberadaan vektor dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
biologis dan social budaya, maka pengendaliannya tidak hanya menjadi
tanggung jawab sector kesehatan saja tetapi memerlukan kerjasama lintas
sector dan program. Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai
metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu pendekatan
yang menggunakan kombinasi beberapa metoda pengendalian vektor yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas, efektifitas
pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kesinambungannya.

a. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah


1) Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode
atau cara pengendalian
2) Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari
satu penyakit tular vektor
3) Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal
dan saling menguntungkan.
Pengendalian Vektor Terpadu merupakan pendekatan pengendalian
vektor menggunakan prinsip-prinsip dasar management dan
pertimbangan terhadap penularan dan pengendalian peyakit.
Pengendalian Vektor Terpadu dirumuskan melalui proses
pengambilan keputusan yang rasional agar sumberdaya yang ada
digunakan secara optimal dan kelestarian lingkungan terjaga.

b. Prinsip-prinsip PVT meliputi:


1) Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi
vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan
prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence
based)
2) Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif
berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi,
dunia usaha /swasta serta masyarakat.
3) Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan
penggunaan metoda non kimia dan menggunakan pestisida
secara rasional serta bijaksana
4) Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi
dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
Pertemuan Ke 6

Hari/Tanggal : Senin/05 September 2022

Materi : Pengawasan kualitas air, Pengawasan kualitas limbah cair,


Pengawasan kualitas udara, Pengawasan kualitas tanah dan sampah, di
Pemukiman

A. Pengawasan Kualitas Air


Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan
paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas
yang memadai. Salain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui
upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1). Mengingat betapa
pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut
harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa, suhu antara 10o – 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung
racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium,
pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
B. Pengawasan Kualitas Limbah Cair
1. Septictank
Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur
kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran
dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara. Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat
pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya
adalah :
a. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m. untuk membuang
air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai
septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
b. Septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan
jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
c. Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
d. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur
yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu
pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
e. Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh
2.5 cm dari pipa air keluar.
f. Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan
lama perlu diperhatikan hal berikut :
1) Kemiringan Pipa Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat
perbedaan ketinggian 2cm.
2) Pemilihan Pipa yang tepat Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran
minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang
banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan
saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau
sudut dapat membuat mampat.
3) Sesuaikan Kapasitas Septic tank Untuk rumah tinggal dengan jumlah
penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
(1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan
ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin
besar ukuran yang dibutuhkan.
4) Bak Harus Kuat dan Kedap Air Septic tank harus terbuat dari bahan
yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic
tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air,
tanah maupun beban lainnya.
2. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk
sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat
penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan
dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada
kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
a. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
b. Tidak memerlukan biaya yang besar.
c. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
a. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air,
sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
b. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan.
C. Pengawasan Kualitas Udara
Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai
satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan
waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia,
nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. ISPU ditetapkan dengan cara
mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak
berdimensi. Rentang Indeks Standar Pencemar Udara dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
1. Kategori Baik 0 - 50 Tingkat kualitas udara tidak memberi efek buruk bagi
kesehatan manusia atau hewan, serta tidak mempengaruhi tumbuhan,
bangunan, dan nilai estetika.
2. Kategori sedang 51 - 100 Tingkat kualitas udara tidak memberi efek buruk
bagi kesehatan manusia dan hewan, namun mempengaruhi tumbuhan yang
sensitif, serta nilai estetika.
3. Kategori Tidak sehat 101 - 199 Tingkat kualitas udara merugikan manusia
dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada
tumbuhan ataupun nilai estetika.
4. Kategori Sangat tidak sehat 200 - 299 Tingkat kualitas udara dapat
merugikan kesehatan pada beberapa segmen populasi yang terpapar.
5. Kategori Berbahaya 300 - lebih Tingkat kualitas udara berbahaya secara
umum dan menimbulkan kerugian kesehatan yang serius.
D. Pengawasan Kualitas Sampah
Berdasarkan asal atau sumbernya, sampah padat dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

1. Sampah organik
Adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan
mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain
kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik
seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah non norganik atau anorganik
Adalah sampah yang dihasilkan dari bahan- bahan non hayati, baik berupa
produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik,
sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/
mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah
jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas
plastik, dan kaleng.

Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak


tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah.
Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi
(refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan
menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.
Dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan antara lain:

a. Penurunan Kualitas Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai


(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi
penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut :

1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus


yang berasal

2) dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air


minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.

3) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).


4) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing
pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
b. Penurunan Kualitas Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam saluran drainase,


saluran irigasi atau sungai akan mencemari air yang ada. Berbagai
organisme termasuk ikan menjadi terancam keberadaannya dan bahkan
bisa lenyap sehingga ekosistem perairan biologis pun bisa berubah.
Penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap,
gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
E.
Pertemuan Ke 7

Hari/Tanggal : Senin/ 12 September 2022

Materi : Persyaratan teknis fasilitas dasar kesehatan lingkungan di


pemukiman

Persyaratan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan


(Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi beberapa parameter, yaitu:
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai
berikut :
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 mg maksimum 150 g/m3;
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
5. Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit;
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan
kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman,
lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata;
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian
alam.
Pertemuan Ke 8

Hari/Tanggal : Senin/ 20 September 2022

Materi : UTS

Pertemuan Ke 9

Hari/Tanggal : Senin/03 Oktober 2022

Materi : Penyusunan Instrumen Rumah Sehat, Perumahan dan


Permukiman

1. Rumah Sehat
IDENTITAS RESPONDEN

No. Sampel :

I. PENGENALAN TEMPAT

PT.1 Propinsi Sumatera Barat

PT.2 Kabupaten solok

PT.3 Kecamatan/ Hiliran Gumanti/ Talang Babungo


puskesmas

PT.4 Kenagarian Talang Babungo

PT.5 Dusun/RW/RT Dusun ……..RW ………/ RT ……….

PT.6 Klasifikasi tempat 1. pinggir jalan


tinggal 2. dekat dengan sungai
3. pegunungan

II. KETERANGAN RUMAH TANGGA


KR. Nama Kepala
1 keluarga

KR. Jenis kelamin 1. Laki-laki


2 2. Perempuan

KR . Penghasilan Rp……………………………
3 KK/bulan

KR. Adakah anggota 1 bulan terakhir 1. ya 0 tidak


4 keluarga yang sakit
3 bulan terakhir 1. ya 0 tidak
Diare
1 tahun terakhir 1. ya 0 tidak

KR. Adakah anggota 1 bulan terakhir 1. ya 0 tidak


5 keluarga yang sakit
3 bulan terakhir 1. ya 0 tidak
DBD
1 tahun terakhir 1. ya 0 tidak

KR. Adakah anggota 1 bulan terakhir 1. ya 0 tidak


6 keluarga yang sakit
3 bulan terakhir 1. ya 0 tidak
ISPA
1 tahun terakhir 1. ya 0 tidak

KR. Adakah anggota 1 bulan terakhir 1. ya 0 tidak


6 keluarga yang sakit
3 bulan terakhir 1. ya 0 tidak
Kulit
1 tahun terakhir 1. ya 0 tidak

KR. Kemana bpk ibu 1. RS


7 membawa jika ada 2. Puskesmas
anggota keluarga 3. Praktek dokter dan bidan
sakit 4. pengobatan sendiri
5. dukun
III. KETERANGAN WAWANCARA

Kunjungan Pertama Kunjungan Kedua

KW. Tanggal kunjungan - - - - 2022


2022
1

KW. Hari dan jam


2
Hari……………,jam…………….

KW. Nama Pewawancara


3 dan tanda tangan

IV. AIR BERSIH

1 Sarana yang paling sering digunakan sebagai sumber air minum


dan masak keluarga (lakukan inspeksi sanitasi).

1. Sungai 4. Sumur Pompa


Tangan Dangkal/Dalam
2. Penampungan Air Hujan (PAH) 5.
Perlindungan Mata Air
3. Sumur Gali 6. PDAM
2 Tingkat risiko pencemaran sarana air bersih yang digunakan
(gunakan hasil inspeksi sanitasi):

1. Beresiko [0] 2. Tidak


beresiko [1]
3 Kepemilikan Sumber air minum dan masak keluarga

1. Milik Pribadi (Sumur Gali/Pompa/Perpipaan) 3.


Numpang ke tetangga
2. Umum (PMA/Pancuran/dan lain-lain) 4.
Lainnya ...................

4 Apakah Air Bersih yang digunakan dapat diperoleh dengan mudah


setiap tahun :

1. Ya (Mudah) 3. Sulit ketika


kemarau

2. Kadang-kadang Sulit 4. Sulit


Sepanjang tahun

5 Jumlah Pemakaian Air Untuk keperluan Rumah Tangga :

1. < 60 Liter 3. 80 -
100 Liter

2. 60 – 80 Liter 4.
lainnya (sebutkan …………….liter )

Ket : Ember Kecil 5 Liter - Jerigen Kecil 2 & 5 Liter


- Drum 200 Liter

Ember Besar 10 Liter - Jerigen Besar 20 Liter


- Bak sesuai ukuran

6 Bagaimana kualitas fisik air yang digunakan :(observasi)

1. Baik (tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak


keruh) [1]
2. Jelek (berwarna, berbau, berasa, keruh, atau kombinasi)
[0]

7 Apakah dilakukan pengolahan terhadap air yang kualitasnya jelek:

1. Ya Kalau “ya” jenis pengolahan yang dilakukan


2. Tidak

1. Penyaringan saja 3. Pengendapan + penyaringan

2. Pengendapan saja 4. Lainnya, sebutkan.

V. PENGELOLAAN TINJA DAN AIR LIMBAH

1 Kemana biasanya Ibu/Bapak BAB tiap hari :

1. Jamban (Kakus Cubluk, Kakus leher angsa, Kakus leher


angsa + septik tank)
2. Sembarangan (Kebun. Semak-semak, sungai, sawah,
kolam, empang)
2 Jika menggunakan jamban keluarga (cubluk, leher angsa dan
septik tank), lakukan pengamatan

1. Memenuhi syarat 0. Tidak


memenuhi syarat
Jawaban

N Item Penilaian Ya (1) Tidak Ke


o (0) t.

1 mempunyai pipa hawa

2 tersedia air yang cukup

3 mempunyai atap

4 mempunyai dinding

5 Jarak Septik Tank dengan sumber


air bersih lebih 10 m

6 mempunyai resapan

7 septik tank kedap air :


Score : 0 – 4 = tidak memenuhi syarat 5–7=
memenuhi syarat

3 Jenis sarana pembuangan air limbah :

1. Ada (Air limbah dibuang melalui saluran baik tertutup


maupun terbuka)
0. Tidak ( Dibuang sembarangan)
4 Kondisi sarana pembuangan air limbah :

1. Bersih / Lancar 2.
Kotor / mampet

5 Berapa tahun sekali tangki saptik tank di rumah bpk/ibu/sdr di


kuras :

1. 1 -2 tahun sekali 2. 3 - 5 tahun sekali

3. Tidak pernah sama sekali

6 jenis kloset yang ada di rumah :

1. Kloset leher angsa 2. Kloset cemplung

7 Apakah kloset yang ada dirumah bpk/ibu/sdr terhubung dengan


tangki saptik tank? (jika tidak isi nomor 8)

1. Ada 2. Tidak ada

8 Dimanakah kloset yang ada di rumah terhubung?

1. Sungai 2. Parit

3. Septi tank

VI. PENGELOLAAN SAMPAH


1 Apakah rumah bapak/ibu mempunyai tempat pengumpulan
sampah ?

1. Ya
2.Tidak (langsung ke 30)

2 Apakah ada tempat pengumpulan sampah organic (Basah)?

1. Ya
2.Tidak

3 Jika “ya” jenis sarana apa yang digunakan ?

1. Kantong plastik 2. Tong sampah kayu/plastik 3.


Lainnya …….. (sebutkan) :

4 Jika menggunakan tong sampah, kondisinya :

1. Memenuhi syarat (5-7 Kriteria)

0. Tidak memenuhi syarat (4 Kriteria)

Kriteria Pembuangan Sampah

No. Kriteria Ya (1)


1 Memiliki Tempat Pengumpulan
Sampah
2 Wadah Kuat
3 Wadah Kedap Air
4 Wadah memiliki tutup
5 Mudah diangkat dan diangkut
6 Dibuang dan dikosongkan setiap hari
7 Pembuangan pada tempat khusus
5 Jika “tidak ’ bagaimana metode pembuangan sampah tersebut ?
…….. (sebutkan)

1. Baik ( kompos, landfill, TPA)

2. Buruk (dibakar, dibuang ke sungai,ditumpuk tanpa


penanganan,berserakan/sembarang tempat)

VII. PENGAMATAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

Larva
Letak Ukuran Warna Penutup Abate
Jenis Tempat
Ad Td
No Penampungan Air Td T
a k D L G T Ad Ad
(TPA) Vo dime k k
a(1 a(1
(1) (0) (1) (2) l nsi (1) (2) ) (0) ) (0

Bak Air/Bak
1 Mandi/WC

Drum / Tangki
2 Air /Tahang

Ember
3 /Gentong/Tempayan

Barang Bekas
(Ban,Kaleng, botol,
4 dll)

Saluran Tergenang
5 (Talang, Got)

6 Lain-lain (Vas, pot,


perangkap semut,
dll)

Alamiah
(Bambu,Tempurung,
7 kulit keong dll)

VIII. PENGAMATAN KONDISI RUMAH

No Jawaban
ITEM PENILAIAN Ket
. Ya(1) Tidak(0)

1. Letak rumah bebas pencemaran

2. Dinding rumah kokoh dan kedap air

3. Lantai kedap air dan tidak mudah


retak

4. Konstruksi atap cukup kuat dan rapat

5. Rumah mempunyai loteng dgn


ketinggian min 2,5 m

6. Mempunyai ventilasi >10% dari luas


lantai

7. Ruangan terpisah dengan dapur

8. Pencahayaan dlm ruangan cukup pada


siang hari

9. Perbandingan luas kamar dengan


jumlah penghuni sesuai (3 m2/orang)

10. Ventilasi rapat serangga


11. Menggunakan bahan bakar masak
selain kayu

12 Tidak ada anggota keluarga yang


merokok

IX. PRILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM KELUARGA

PENYAKIT DIARE, DBD, dan ISPA JAWABAN RESPONDEN

Ya Tidak / Tidak
tahu

PC.1 Ada perlakuan khusus apabila air bersih kotor/tercemar


(disaring, tawas, kaporit)

PC.2 Air yang dikonsumsi untuk diminum selalu dimasak

PC.3 Menurut Bapak/Ibu kebutuhan air rumah tangga cukup

PC.4 Bapak/ibu mudah memperoleh air bersih

PC.5 Bapak ibu selalu cuci tangan pakai sabun setelah BAB

PC.6 Sampah dikelola setiap hari

PC .7 Dirumah bapak ibu banyak lalat

PC.8 Bapak /ibu selalu BAB dijamban

PC.9 Bahan bakar masak bapak ibu tidak menggunakan kayu


baker

PC.10 Bapak /ibu selalu membuka jendela pada siang hari

PC.11 Bapak /ibu rutin menjemur kasur, selimut dan bantal


minimal 1 x seminggu

PC.12 Bapak /ibu selalu membersihkan tempat perindukan jentik


nyamuk dalam rumah

PC.13 Bapak / ibu selalu membersihkan tempat perindukan jentik


nyamuk luar rumah

PC.14 Bapak /ibu selalu ibu selalu membersihkan tempat


persinggahan nyamuk

X. PRILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT PADA LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

PRILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT PADA LINGKUNGAN JAWABAN RESPONDEN


TEMPAT TINGGAL
Ya Tidak / Tidak
tahu

PL.1 Di lingkungan Bapak ibu tersedia drainase/riol kota

PL.2 di lingkungan Bapak ibu kondisi drainase air mengalir


dengan lancar

PL.3 di lingkungan Bapak ibu warga selalu membersihkan


drainase

PL.4 di lingkungan Bapak ibu sampah diangkut secara teratur

PL.5 di lingkungan Bapak ibu pernah dilakukan pembasmian


vektor nyamuk melalui pengkabutan/fog

PL.6 di lingkungan Bapak ibu warga selalu melindungi sumber


air (mata air, sumur, PAH)

PL .7 di lingkungan Bapak ibu apakah seluruh warga ikut


bergotong royong
FORMULIR INSPEKSI SANITASI
Jenis Sarana : Tangki Penampungan Air Hujan (PAH)
I. Keterangan Umum
1. Pemilik : ………………………………….

2. Lokasi

- Kel/RW : ………………………………….

- Puskesmas : ………………………………….

3. Kode Sarana : ………/………/………/………..

4. Tanggal Kunjungan : ………………tanda tangan…….

II. Uraian Diagnosa Khusus

RISIKO
N
URAIAN DIAGNOSA Ya Tida
O
k

1. Apakah tampak adanya pengotoran pada atap rumah/daerah


penangkapan air kotornya atau sampah pencemaran ?

2. Apakah saluran air yang menyalurkan air ke tangki penampungan


kotor/tidak saniter ?

3. Apakah ada kekurangan dalam bak saringan air yang masuk ke dalam
tangki ? (misalnya tidak ada kerikil halus, ijuk) ?

4. Apakah ada saluran masuk ke dalam tangki lainnya yang tidak


tertutup rapat ?

5. Apakah ada kerusakan di dalam dinding atau atap tangki (mis.


Keretakan) yang dapat menjadi jalan masuk air ?

6. Apakah kran air bocor atau tidak ?


7. Apakah bak pengambilan tidak saniter ?

8. Apakah pipa peluap tidak saniter/melengkung ke bawah ?

9. Apakah ada sumber pencemaran lain di sekitar tangki atau daerah bak
pengambil ? (mis. Kotoran)

10 Apakah ember diletakkan sedemikian rupa sehingga mungkin tercemar

Surveyor

( ________________
_)

Jumlah skor risiko __________ (max 10)

Skor risiko pencemaran :

1. Beresiko : skor > 3


2. Tidak Beresiko : skor <3
FORMULIR INSPEKSI SANITAS

Jenis Sarana : Pompa Tangan pada Sumur Gali


I. Keterangan Umum
1. Pemilik : ………………………………….

2. Lokasi

- Kel/RW : ………………………………….

- Puskesmas : ………………………………….

3. Kode Sarana : ………/………/………/………..

4. Tanggal Kunjungan : ………………tanda tangan……

Uraian Diagnosa Khusus


Risik Ya
Tidak
1. Apakah ada jamban dalam jarak 10 m dari pompa
tangan?
2. Apakah ada sumber pencemaran lain dalam jarak 10 m dari pompa
tangan (misalnya kotoran binatang, sampah, air tergenang) ?
3. Apakah ada kolam/genangan air dalam jarak 2 m dari lantai semen
pompa tangan
4. Apakah saluran pembuangan air pompa tangan rusak/tidak ada
jarak (jarak 2 m dari lantai)
5. Apakah lantai semen sekeliling sumur/pompa tangan mempunyai
radius kurang 1m
6. Apakah ada genangan air di atas lantai semen disekeliling pompa
tangan ?
7. Apakah keretakan pada lantai semen sekeliling sumur ?
8. Apakah sewaktu-waktu dipergunakan sebuah ember juga yang
diletakkan pada tempat yang dapat mencemari ?
9. Apakah kedudukan pompa tangan yang berbatasan
dengan lantai kurang rapat/lepas (yang memungkinkan
air merember masuk ke dalam saluran pompa
tangan) ?
10. Apakah dinding sumur tidak cukup rapat di semen
sepanjang kedalaman 3 m di bawah permukaan ?
11. Apakah penutup sumur tidak bersih ? / tidak ada

Surveyor

( ________________
_)

Jumlah skor risiko __________ (max 11)

Skor risiko pencemaran :

1. Beresiko : skor > 3


2. Tidak Beresiko : skor <3
FORMULIR INSPEKSI SANITASI
Jenis Sarana : Pompa Tangan Dangkal dan Dalam (Sumur Bor)
I. Keterangan Umum
1. Pemilik : ………………………………….

2. Lokasi

- Kel/RW : ………………………………….

- Puskesmas : ………………………………….

3. Kode Sarana : ………/………/………/………..

4. Tanggal Kunjungan : ………………tanda tangan……

Uraian Diagnosa Khusus


Risiko Ya Tidak
1. Apakah ada jamban dalam jarak 10 m dari pompa
tangan?
2. Apakah ada sumber pencemaran lain dalam 10 m dari pompa
tangan ? (misalnya binatang, sampah, genangan air).
3. Apakah ada kolam/genangan air dalam jarak 2 m dari lantai semen
pompa tangan
4. Apakah saluran pembuangan air pompa tnagan rusak/tidak ada
pada jarak 2 m dari lantai ?
5. Apakah lantai semen disekeliling sumur pompa tangan
memupnyai radius kurang dari 1 m ?
6. Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa
tangan ?
7. Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa
tangan ?
8. Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantainya
kurang rapat/lepas ? (yang akan memungkinkan air merembes
masuk ke dalam saluran di dalam pompa tangan)
Surveyor

( ________________
_)

Jumlah skor risiko __________ (max 8)

Skor risiko pencemaran :

1. Beresioko : skor > 3


2. Tidak Beresiko : skor <3
FORMULIR INSPEKSI SANITASI

Jenis Sarana : Perlindungan Mata Air (PMA)


I. Keterangan Umum
1. Pemilik : ………………………………….

2. Lokasi

- Kel/RW : ………………………………….

- Puskesmas : ………………………………….

3. Kode Sarana : ………/………/………/………..

4. Tanggal Kunjungan : ………………tanda tangan……

II. Uraian Diagnosa Khusus


Risiko Ya Tidak
1. Apakah belum ada usaha dari masyarakat atau
pemerintah untuk membangun sarana penampuingan
mata air yang memenuhi syarat yang ditentukan ?
2. Apakah bangunan perlindungan mata air (PMA) masih
ada bahaya pencemaran ?
3. Apakah disekitar PMA terdapat sumber pengotoran
yang dapat dicemari ?
4. Apakah bangunan PMA tanpa dilengkapi dengan
pagar dan parit pelindung ?
5. Apakah sistem pengambilan air dari bak penampung
masih memungkinkan terjadinya pencemaran ?
6. Apakah peralatan penampungan (tandon) dan tempat
pengangkuntan air dari PMA ke rumah konsumen
mudah tercemar ?
7. Apakah konsumen belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang air bersih ?
Surveyor
( ________________
_)

Jumlah skor risiko __________ (max 7)

Skor risiko pencemaran :

1. Beresiko : skor > 2


2. Tidak Beresiko : skor < 2
FORMULIR INSPEKSI SANITASI

Jenis Sarana : Sumur Gali (SGL)


I. Keterangan Umum
1. Pemilik : ………………………………….

2. Lokasi

- Kel/RW : ………………………………….

- Puskesmas : ………………………………….

3. Kode Sarana : ………/………/………/………..

4. Tanggal Kunjungan : ………………tanda tangan…….

II. Uraian Diagnosa Khusus


Risiko Ya Tidak
1. Apakah ada jamban dalam jarak 10 meter disekitar
sumur ?
2. Apakah ada sumber pencemaran lain dalam jarak 10 meter
disekitar sumur ? (misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air)
3. Apakah ada / sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 meter
sekitar sumur ?
4. Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada ?
5. Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius
kurang dari 1 m
6. Apakah ada sewaktu-waktu genangan air di atas lantai semen
sekeliling sumur ?
7. Apakah ada keretakan pada lantai sekitar sumur yang
memungkinkan air merembes masuk ke sumur?
8. Apakah ember dan tali timba diletakkan demikian rupa sehingga
memungkinkan pencemaran ?
9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga
memungkinkan air merembes ke dalam sumur ?
10. Apakah dinding semen sepanjang kedalaman 3 meter
dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup
rapat/sempurna ?

Surveyor

( ________________
_)

Jumlah skor risiko __________ (max 10)

Skor risiko pencemaran :

1. Beresiko : skor > 3


2. Tidak Beresiko : skor < 3
KUESIONER PENGAWASAN MAKANAN DAN
MINUMAN DI PEMUKIMAN

NAMA RESPONDEN :

ALAMAT

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Kode

1. Apakah ibu memliki pengetahuan 1. Ya


tentang sanitasi makanan? 2. Tidak

2. Dimanakah ibu belanja untuk 1. Pasar


bahan makanan? 2. Minimarket
3. Warung
3. Dalam peyimpanan makanan, hal 1. Susah untuk diambil
yang harus diperhatikan adalah : 2. Menjadi tempat bersarang atau
bersembunyi serangga dan tikus
3. Tidak mudah membusuk dan
rusak,untuk bahan makanan yang
mudah busuk diletakkan di tempat
penyimpanan yang dingin
4. Apakah ibu mencuci makanan 1. Ya
sebelum dimasak 2. Tidak

5. Dimanankah ibu meletakkan 1. Di dalam tudung saji


makanan yang sudah di masak? 2. Kotak makan
3. Di biarkan terbuka di atas meja
4. Di lemari makan
6. Bagaimana ibu memilih bahan 1. Melihat fisiknya
makanan yang baik? 2. Bahan yang digunakan
3. Terdaftar pada depkes

7. Makanan yang telah diolah 1. Simpan di lemari pendingin


sebaiknya di ? dengan suhu 5 derajat
2. Letakkan dalam lemari
3. Letakkan didalam wadah yang
bersih, ditutup dan disimpan pada
tempatnya
8. Dimanakah ibu mencuci peralatan 1. Di sungai
makan? 2. Di wastafel dapur
3. Di kamar mandi
9. Apakah ibu menggunakan sarung 1. Ya
tangan disaat memegang alat atau 2. Tidak
bahan yang bapak/ibu butuhkan ?

10. Mana Proses pencucian peralatan 1. Perendaman, penggosokan


yang baik menurut ibu? dengan deterjen, pembilasan
dengan air bersih sampai bersih,
pembebas hamaan dan
pengeringan
2. Penggosokan dengan deterjen,
pembilasan dengan air sampai
bersih dan pengeringan
3. Penggosokan dengan deterjen,
pembilasan dengan air sampai
bersih, pembebas hamaan dan
pengeringan
11. Apa yang ibu pakai disaat sedang 1. Celemek
memasak ?
2. Topi masak

3. Tidak memakai apapun

12. Apa yang ibu lakukan saat batuk 1. Menutup hidung dan mulut
atau bersin ketika memasak dengan tangan atau saputangan
makanan? 2. Mengalihkan muka dari makanan
atau minuman
13. Apakah ibu menutup anggota 1. Ya
tubyh yang luka saat memasak 2. tidak
makanan

14. Apakah peralatan untuk 1. Ya


penyimpanan makanan terpisah
2. Tidak
untuk bahan makanan kering dan
bahan makanan basah?

15. Makanan yang cepat busuk yang 1. Tempat terbuka dan kena sinar
tidak langsung diolah sebaiknya di matahari
letakkan di ? 2. Ditutup rapat
3. Ditutup dan diletakkan di kulkas/
lemari es
16. Bagaimanakah menurut ibu 1. Baru dan segar
persyaratan yang baik untuk 2. Kemasan yang digunakan hanya
makanan yang diolah untuk satu kali penggunaan
3. Kemasan tidak rusak/pecah atau
kembung

KUESIONER PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

A.DATA UMUM

Data Responden

1. Nama :
2. Nomor Hp :
3. Alamat :
B.DATA KHUSUS
I PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang hama/vektor?


a. Binatang/hewan yang mengganggu atau merusak lingkungan
b. Binantang/hewan yang merusak tanaman
c. Binatang/hewan yang menyebabkan penyakit
2. Berasal dari manakah hama/vektor tersebut?
a. Tempat sampah yang di biarkan menumpuk
b. Sanitasi/kebersihan lingkungan yang kurang
c. Saluran limbah yang tidak lancer
3. Apakah Bapak/Ibu pernah bermasalah dengan hama/vektor?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika pernah, dimana masalah hama/vektor tersebut Bapak/Ibu
temui?
a. Rumah
b. Gedung
c. Hotel
5. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika bermasalah dengan
hama/vektor tersebut?
a. Membersihkan lingkungan sekitar
b. Membunuh dengan alat
c. Membasmi dengan pestisida
6. Menurut Bapak/Ibu jenis hama/vektor apa yang sangat sulit di
tangani?
a. Rayap, semut
b. Nyamuk, lalat, kecoa
c. Tikus
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengendalikan hama/vektor?
a. Membunuh menggunakan perangkap atau alat
b. Memperhatikan kebersihan saluran limbah
c. Menyemprot dengan pestisida
8. Menurut Bapak/Ibu bagaimana jika pengendalian hama/vektor
menggunakan pestisida?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju

9. Darimana Bapak/Ibu biasanya tahu tentang jenis pestisida?


a. Dari petugas penyuluhan pertanian
b. Dari penjual pestisida
c. Dari internet
10 Dimana biasaya Bapak/Ibu membeli pestisida?
. a. Kios pestisida
b. Warung/penjual alat pestisida
11 Apakah Bapak/Ibu tau dosis pemakaian pestisida?
. a. Ya
b. Tidak
12 Pada waktu kapan Bapak/Ibu menyemprotkan pestisida?
. a. Pagi
b. Siang
c. Sore
d. Malam
13 Apakah bapak/ibu pernah mendengar sebelumnya bahwa
. penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan dapat
menyebabkan hama/vektor resistan (kebal)?
a. Belum
b. Baru mendengar
14 Apaka Bapak/Ibu Pernah mengetahui atau mendengar ada
. perusahaan yang khusus menangani permasalahan hama/vector?
a. Belum
b. Baru mendengar
c. Sudah Pernah
15 Jika jawaban Anda pernah, apakah Anda pernah menggunakan
. jasa dari perusahaan tersebut untuk mengatasi permasalahan
hama/vector yang Anda alami?
a. Tidak Pernah
b. Pernah
c. Belum Kepikiran
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1077/MENKES/PER/V/2011 TENTANG PEDOMAN
PENYEHATAN UDARA DALAM RUANG RUMAH DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA

FORMULIR WAWANCARA PEMANTAUAN KUALITAS UDARA


DALAM RUANG RUMAH

I. DATA UMUM

1. Provinsi :

2. Kab/Kota :

3. Kec. :

4. Puskesmas :

5. Desa/Kel. :

RT :

RW :

6. Dusun :

7. Lokasi permukiman : (industri / jalan raya / ..........................)

8. Nama KK :

9. Nama Responden :

10. Umur responden : .......... Tahun .......... bulan

11. Hubungan KK dengan Responden :

12. Jenis kelamin responden :

13. Status perkawinan responden : Menikah/tidak menikah


14. Jumlah penghuni rumah : .......... orang

15. Pendidikan responden :

Tidak sekolah

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Tamat Perguruan Tinggi/Akademi

16. Lama tinggal di rumah :

17. Waktu observasi :

18. Nama petugas/kader :

II. KRITERIA RESPONDEN :

1. Ibu Rumah Tangga / anggota keluarga dewasa lainnya

2. Rumah tangga yang memiliki anggota keluarga usia di bawah lima


tahun

FORMULIR OBSERVASI

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Tata ruang dalam rumah :
a. Bersekat
b. Tidak bersekat

2. Dinding/sekat pemisah dapur :


a. Ada
b. Tidak ada

3. Dinding rumah
a. Permanen
b. Semi permanen
c. Bilik/papan
d. Lain-lain ….

4. Luas ventilasi/lubang angina di ruang tempat


berkumpulnya keluarga :
a. <20 dari luas lantai
b. >20 dari luas lantai

5. Luas ventilasi/lubang angin dikamar tidur


a. <20 dari luas lantai
b. ≥20 dari luas lantai

6. Apakah dapur memiliki lubang keluarnya asap


hasil kegiatan memasak?
a. Ya, bentuknya ……(lanjut ke no. ventilasi
dapur)
b. Tidak

7. Luas ventilasi/ lubang angin di dapur:


a. <20 dari luas lantai
b. ≥20 dari luas lantai

8. Cerobong asap dapur :


a. Ada
b. Tidak Ada
Kuisioner Pengelolaan Sampah Dan Tanah

NO PERTANYAAN Jawaban KETERANGAN


.
Pengawasan Kualitas Tanah di Pemukiman YA Tidak
1. Apakah pada Persyaratan kualitas tanah di
pemukiman meiliki Kandungan Benzopyrene
maksimum 1 mg/kg?
2. Apakah pada Persyaratan kualitas tanah di
pemukiman memiliki Kandungan Timah
hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg?
3. Apakah pada Persyaratan kualitas tanah di
pemukiman memiliki Kandungan Cadmium
(Cd) maksimum 20 mg/kg?
4. Apakah pada Persyaratan kualitas tanah di
pemukiman terdapat Kandungan Arsenik (As)
total maksimum 100 mg/kg
Pengawasan Kualitas Sampah di
Pemukiman
1. Apakah pada suatu Pemukiman memiliki
sumber sampah terbesar dengan komposisi
sampah basah atau sampah organik sebesar 73-
78%
2. Sampah yang berupa debu dan abu sampah
mengandung zat-zat kimia atau zat fisik yang
berbahaya.
3. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari
manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai
4. Pembusukan sampah dapat menghasilkan yang
berbau tidak enak, seperti ammoniak dan
asam-as m volatile lainnya.
5. Karakteristik fisika sampah yang paling
penting adalah densitas, kadar air, kadar
volatile, kadar abu, nilai kalor, distribusi
ukuran
6. Pengelolaan sampah 3R secara umum adalah
upaya pengurangan pembuangan sampah,
melalu program menggunakan kembali,
mengurangi, dan mendaur ulang
Frekuensi pengumpulan sampah berpengaruh
7. terhadap banyaknya sampah yang akan
ditangani
Apakah pada Penyakit diare, kollera, tifus yang
8. menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak
tepat dapat bercampur air minum.?
Pada Penurunan kualitas lingkungan kemana
9. jalan rembesan sampah tersebut ?
a. drainase,
b. saluran irigasi,
c. atau sungai akan mencemari
lingkungan
Apakah Sampah organik lebih cepat terdegrasi
10. (membusuk)?,
a. Kalau iya kenapa ?
b. Kalau tidak kenapa ?
Pertemuan Ke 10

Hari/Tanggal : Senin/10 September 2022

Materi : Survey Lokasi praktek pemukiman di Kelurahan Kurao Pagang

Pertemuan Ke 11

Hari/Tanggal : Senin/17 September 2022

Materi : Pengumpulan data pemukiman dan perumahan

Pertemuan Ke 12

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2022

Materi : Pengumpulan data rumah sehat

Pertemuan Ke 13

Hari/Tanggal : Senin/31 September 2022

Materi : Pengolahan data

Pertemuan Ke 14

Hari/Tanggal : Senin/07 November 2022

Materi : Pemberdayaan masyarakat berupa intervensi bersifat fisik

Pertemuan Ke 15

Hari/Tanggal : Senin/14 November 2022

Materi : Konsul Laporan

Pertemuan Ke 16

Hari/Tanggal :

Materi : UAS

Anda mungkin juga menyukai