JPCS
Peqguruang: Conference Series Vol. 3 No. 1 Mei 2021
eISSN: 2686–3472
Corresponding email:
asriunasman272@gmail.com
Abstract Abstrak
A healthy environment is an environment free from pollution that Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari
is conducive to the realization of a healthy state, namely an polusi yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu
environment free from pollution, the availability of clean water, lingkungan yang bebas dari polusi, ketersedian air bersih,
adequate environmental sanitation, housing, healthy settlements, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan, pemukiman
regional planning with a health perspective, and the realization of yang sehat, perncanaan kawasan yang berwawasan
a community life that helps help in maintaining the cultural kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
values of the nation. The environment has two main elements that tolong menolong dalam memelihara nilai nilai budaya bangsa.
are closely related to each other, namely physical and social Lingkungan mempunyai dua unsur pokok yang sangat terkait
elements. The physical environment has a direct relationship with satu sama lain yaitu unsur fisik dan sosial. Lingkungan fisik
health and behavior related to health, such as water pollution due mempunyai hubungan langsung dengan kesehatan dan
to the disposal of factory waste into rivers or in inappropriate perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti polusi air
places which can cause various kinds of diseases such as diarrhea, akibat pembuangan limbah pabrik ke sungai atau ke tempat
worms and others. The social environment such as social injustice yang tidak semestinya dapat menimbulkan berbagai macam
that can lead to poverty which has an impact on the health status penyakit seperti diare, kecacingan dan Lain lain. Lingkungan
of the community. In this study, the author uses qualitative sosial seperti ketidakadilan sosial yang dapat menyebabkan
research in liter artur research methods, qualitative is not only kemiskinan yang berdampak terhadap status kesehatan
interpreted as a type of data, but also relates to data analysis and masyarakat. Pada penelitian kali ini, Penulis menggunakan
interpretation of the object of study. The results showed that from jenis penelitian kualitatif dalam liter artur metode
the knowledge variable, it was known that the ownership of the penelititan, kualitatif tidak hanya dimaknai sebagai jenis
latrine with knowledge that was included in the poor category was data, tetapi juga berhubungan dengan analisis data dan
26 (35.1%) people while those for the sufficient category were 48 interpretasi atas objek kajian. Hasil penelitian menunjukkan
(64.9%) people. Based on the results of the study, it was shown bahwa dari variabel pengetahuan di ketahui jika kepemilikan
that the attitude of respondents about the ownership of the latrine jamban pelengsengan dengan pengetahuan yang masuk
which included a bad attitude was 40 (54.1%), and those who had a dalam kategori kurang adalah sebanyak 26 (35,1%) orang
good attitude were 34 (45.9%). sedangkan yang untuk kategori cukup adalah 48 (64,9%)
Keywords; Latrine Ownership, Knowledge, Attitude orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
sikap responden tentang kepemilikan jamban plengsengan
yang termasuk sikap buruk sebanyak 40 (54,1%), dan yang
memiliki sikap baik sebanyak 34 (45,9%).
Kata kunci; Kepemilikan jamban, Pengetahuan, Sikap
Article history
DOI: https://dx.doi.org/10.35329/jp.v3i1.2591
Received : 25 Februari 2021 | Received in revised form : 21 Maret 2021 | Accepted : 28 April 2021
kuantitas. Hal ini berbeda dengan pengamatan pada Pengetahuan dapat berasal dari pengalaman yang
penelitian kuantitatif yang pengamatannya dimiliki seseorang ataupun informasi dari sumber lain
berdasarkan perhitungan persentase. (Prastowo, 2011) yang lebih tahu, seperti guru, orang tua, teman,
Penelitian yang dilakukan menggunakan buku, majalah, dan lainnya.Hal serupa juga
metode analisis deskriptif, dimana penelitian yang dikemukakan oleh teori Green dimana perilaku
dilakukan yaitu memecahkan masalah yang ada terbentuk atas 3 faktor utama yaitu faktor
dilapangan berdasarkan fakta dan data secara actual predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat.
dan mendalam, melakukan pemusatan masaah yang Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap
terjadi pada masa sekarang (Moleong, 2018) masyarakat, tradisi dan kepercayaan masyarakat
terhadap hal yang berkaitan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ekonomi. Faktor pemungkin meliputi ketersediaan
sarana dan prasarana bagi masyarakat. Sikap dan
a. Pengetahuan Responden Tentang Jamban perilaku tokoh yang disegani menjadi faktor penguat
Plengesengan terbentuknya perilaku. (Notoatmodjo, 2003 )
Pada pembahasan hasil penelitian ini akan Fungsi pengetahuan menurut fungsi ini manusia
dijelaskan bahwa objek utama hasil penelitian hasil mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk
penelitian terhadap tujuan penelitian yang mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan
dilaksanakan. Sebagai tujuan utama dari penelitian pengalamannya. Sikap berfungsi sebagai suatu skema,
ini adalah untuk memperoleh gambaran karakteristik yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar
umum dari variabel yang berkaitan dengan tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk
kepemilikan jamban pelengsengan serta menilai melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada
hubungan antara pengetahuan dengan dan mengorganisasikannya.
kepemilikan jamban pelengsengan. Dan sekali lagi banyak faktor lain yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari mempengaruhi pengetahuan seperti adanya faktor
variabel pengetahuan diketahui jika kepemilikan umur, Intelegensi seseorang, lingkungan, sosial
jamban pelengsengan dengan pengetahuan yang budaya, informasi yang diterima, pendidikan dan
masuk dalam kategori kurang adalah sebanyak 26 pengalaman seseorang. Kemudian dalam penelitian ini
(35,1%) orang sedangkan yang untuk kategori cukup juga mendapatkan bahwa masih ada responden yang
adalah 48 (64,9%) orang. sudah memiliki pengetahuan cukup tentang
Dari hasil diatas disimpulkan bahwa pengetahuan kepemilikan jamban plengsngan, berdasarkan
masyarakat tentang jamban plengsengan sudah wawancara saat penelitian beberapa responden juga
masuk kategori baik akan tetapi masih harus mengaku bahwa alasan tidak memiliki jamban yang
meningkatkan pengetahuan mengenai jamban agar sehat adalah karena faktor ekonomi yang tidak
dapat mendorong masyrakat untuk memiliki jamban mendukung.
yang lebih sehat.
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman b. Sikap Responden Tentang Jamban Plengsengan
seseorang faktor- faktor luar orang tersebut Berdasarkan hasil penelitian seperti yang
(lingkungan), baik fisik maupun non fisik dan sosial ditnjukkan pada table 6 sikap responden tentang
budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui, kepemilikan jamban plengsengan yang termasuk sikap
diapresiasikan, diyakini sehingga menimbulkan buruk sebanyak 40 (54,1%), dan yang memiliki sikap
motivasi serta niat untuk bertindak dan akhirnya baik sebanyak 34 (45,9%).
terjadi perwujudan niat berbentuk perilaku. Dapat dilihat bahwa sikap masyarakat terhadap
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi jamban plengsengan masih termasuk kategori
beberapa faktor diantarnya pendidikan, pengalaman, buruk. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui
paparan media massa, ekonomi dan hubungan sosial. bahwa penyakit diare disebabkan oleh tinja.
Tingkat pendidikan yang tinggi dapat Sebagaimana yang diungkapkan oleh Green (2000)
memungkinkan seseorang dengan mudah memperoleh bahwa predisposing faktor yang meliputi sikap akan
informasi yang didapat dari berbagai sumber media, berpengaruh terhadap motivasi seseorang atau
seperti media cetak, media elektronik dan media sekelompok orang untuk melakukan suatu tindakan.
massa. Sikap tersebut masuk dalam area psikologis seseorang
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan World dimana sikap merupakan respon dari seseorang baik
Health Organization (WHO) yang menyebutkan bahwa itu berupa respon positif atau berupa respon negatif
perilaku, dalam hal ini tindakan, terbentuk oleh yang nantinya bisa jadi akan dikeluarkan dalam
beberapa faktor, yaitu pikiran dan perasaan, orang bentuk tindakan nyata. (Green, 2020)
yang berarti (panutan), sumber daya, dan budaya. Sikap merupakan persoalan krusial dalam
Pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan, pendidikan. Setinggi apapun pengetahuan dan
kepercayaan, sikap, dan nilai yang dimiliki. keterampilan yang dihasilkan dari proses
pembelajaran, tidak akan bermakna ketika orang Model sikap tricomponent, sikap terdiri dari tiga
tersebut tidak kecendrungan perilaku yang baik. komponen utama: komponen kognitif, komponen
Terlebih di mata masyarakat, keberhasilan pendidikan afektif, dan komponen konatif. Bagian pertama dari
pada umumnya diukur dari Sikap seseorang. model sikap tricomponent terdiri dari kognitif
Sikap terbentuk atas dasar pengalaman dalam seseorang, yaitu pengetahuan dan persepsi yang
hubungannya dengan objek di luar dirinya. Sikap diperoleh oleh kombinasi pengalaman langsung
seseorang akan bertambah kuat atau sebaliknya dengan objek sikap dan informasi yang terkait dari
tergantung pada pengalaman-pengalaman masa lalu, berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi
oleh situasi saat sekarang dan oleh harapan- yang dihasilkan umumnya mengambil bentuk
harapan di masa yang akan datang. Pada dasarnya keyakinan, yaitu konsumen percaya bahwa objek
Sikap itu merupakan faktor pendorong bagi seseorang sikap memiliki berbagai variasi atribut dan bahwa
untuk melakukan kegiatan. perilaku tertentu akan menghasilkan suatu hasil yang
Untuk dapat memahami Sikap perlu diketahui ciri- spesifik. Emosi atau perasaan konsumen tentang
ciri yang melekat pada Sikap. ciri-ciri Sikap atau produk tertentu atau merek merupakan komponen
attitude adalah Attitude bukan dibawa orang sejak ia afektif dari sikap. Emosi dan perasaan sering
dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya diperlakukan oleh peneliti konsumen terutama sebagai
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan evaluasi primer alami, yaitu, mereka melakukan
dengan objeknya. Attitude itu dapat berubah-ubah, penilaian individu secara langsung atau secara global
karena itu attitude dapat dipelajari orang; atau mengenai objek sikap (yaitu, sejauh mana tingkat
sebaliknya, attitude-attitude itu dapat dipelajari, objek sikap individu sebagai "menguntungkan" atau
karena attitude-attitude itu dapat dapat berubah pada "tidak menguntungkan", "baik" atau "buruk").
orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat- Conation, komponen terakhir dari model sikap
syarat tertentu yang mempermudah berubahnya tricomponent, berkaitan dengan kemungkinan atau
attitude pada orang itu. Attitude itu tidak berdiri kecenderungan bahwa seseorang akan melakukan
sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu tindakan tertentu atau berperilaku dengan cara
terhadap suatu objek. Objek attitude itu dapat tertentu berkaitan dengan obyek sikap. Menurut
merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga beberapa interpretasi, komponen konatif mungkin
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi termasuk perilaku aktual itu sendiri. (Schiffman dan
attitude itu dapat berkenaan dengan satu objek saja, Kanuk, 2010:251). Sikap memiliki tiga komponen
tetapi juga berkenaan dengan sederetan objek-objek utama: (1) komponen kognitif, yang menyumbang
yang serupa. Attitude mempunyai segi-segi motivasi persepsi individu dan pengetahuan tentang objek, (2)
dan segi-segi perasaan. (Zuchdi, 2015) komponen afektif, yang menggambarkan perasaan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Sikap individu atau reaksi emosional (suka / tidak suka)
yaitu Sikap sebagai hasil belajar, yaitu Sikap yang terhadap objek, dan (3) komponen konatif, yang
diperoleh melalui pengalaman yang mempunyai meliputi kecenderungan untuk bertindak dengan cara
unsur-unsur emosional. Sikap mempunyai dua unsur tertentu terhadap objek. (Loudon dan Bitta,
yang bersifat perseptual dan afektif. Artinya bahwa 1993:433) Sikap terdiri dari tiga komponen: kognisi,
Sikap itu bukan saja yang diamati oleh seorang siswa afeksi, dan perilaku. Komponen kognitif clan sikap
melainkan juga bagaimana ia mengamatinya. mengacu pada keyakinan, pendapat, pengetahuan,
Sikap mempengaruhi pengajaran lainnya, atau informasi yang dimiliki oleh seseorang.
yang berarti bahwa apabila seorang siswa mempunyai Keyakinan bahwa "diskriminasi adalah salah"
Sikap positif terhadap gurunya maka anak tersebut menggambarkan kognisi. Komponen afektif sikap
akan senang pada pelajaran yang diberikan oleh guru adalah bagian emosional atau perasaan sikap.
yang berangkutan. Situasi ini akan memberi jalan (Schiffman, 2011)
kepada anak ke arah pengalaman belajar yang sukses Menggunakan contoh kita, komponen ini akan
dan akan menyebabkan ia belajar lebih efektif dan tercermin dengan pernyataan, "Saya tidak suka Pat
menimbulkan sukses yang besar. karena 44 Anggraeni & Rosiani: Hubungan Antara
Sikap memiliki tiga komponen, yaitu: kognitif Komponen Kognitif, Komponen Afektif. Dia
(kepercayaan), afektif (perasaan), dan perilaku mendiskriminasikan kelompok minoritas. "Akhirnya,
(kecenderungan tanggapan). Komponen kognitif pengaruh tersebut dapat menyebabkan hasil dan
terdiri dari kepercayaan konsumen terhadap suatu perilaku.
objek (Hawkins dan Mothersbaugh, 2010:392). Komponen perilaku dari sikap mengacu pada niat
Komponen afektif adalah perasaan atau reaksi untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap
emosional terhadap suatu objek (Hawkins dan seseorang atau sesuatu. Pada akhirnya saya
Mothersbaugh, 2010:395). Komponen perilaku adalah mungkin memilih untuk menghindari Pat karena
suatu kecenderungan untuk menanggapi dengan perasaan saya tentang dia. (Robbins dan Coulter,
tingkah laku tertentu terhadap suatu objek atau 2007:420).
aktivitas. (Hawkins, 2012) Katz (Azwar, 2005:53-55) menerangkan macam-
4. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
variabel pengetahuan di ketahui jika kepemilikan
jamban pelengsengan dengan pengetahuan yang
masuk dalam kategori kurang adalah sebanyak 26
(35,1%) orang sedangkan yang untuk kategori cukup
adalah 48 (64,9%) orang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa sikap responden tentang kepemilikan jamban
plengsengan yang termasuk sikap buruk sebanyak 40
(54,1%), dan yang memiliki sikap baik sebanyak 34
(45,9%).