Anda di halaman 1dari 125

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Lingkungan yang diharapkan dalam Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat adalah terwujudnya masyarakat yang hidup dalam
lingkungan sehat dan berperilaku sehat serta mendapatkan pelayanan
kesehatan yang adil dan merata dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.

Menurut H.L Blum (1974) derajat kesehatan masyarakat


dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, kimia, biologi
dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik memiliki hubungan langsung dengan


kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan. Sedangkan
lingkungan sosial seperti masalah ekonomi yang dapat menyebabkan

1 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


kemiskinan yang berdampak terhadap status kesehatan masyarakat
yang mengakibatkan timbulnya penyakit berbasis lingkungan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan, salah satunya


masyarakat harus mempunyai persepsi yang baik terhadap
lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan rumah yang baik harus
dapat memberikan kenyamanan, diantaranya sebagai tempat
beristirahat dan sebagai tempat perlindungan. Untuk dapat memilki
suatu lingkungan tempat tinggal yang baik diperlukan perencanaan
dan pengaturan pola kegiatan yang serasi dan rasional.

Perumahan atau pemukiman, walaupun dalam pengertian yang


sangat sederhana, merupakan kebutuhan mutlak setiap manusia. Jika
ditinjau dari segi kesehatan lingkungan, sebuah rumah harus
memenuhi syarat–syarat kesehatan, diantaranya fasilitas penyediaan
air bersih, pengelolaan sampah, penyediaan jamban keluarga, dan
saluran pembuangan air limbah. Pada kenyataannya, tidak setiap
rumah dapat memenuhi kriteria tersebut, dikarenakan adanya
keterbatasan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan serta lahan
yang ada.

Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang


meningkatkan kebersamaan dengan pertambahan penduduk
diperlukan penanganan dengan perencanaan yang seksama disertai
dengan keikutsertaan masyarakat. Pada dasarnya pembangunan
perumahan merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri,
sedangkan pemerintah akan memberikan dorongan dan bantuan
untuk mencapai tujuan tersebut.

Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk


tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk

2 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan
diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang
berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial.

Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi


syarat kesehatan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
sehingga penghuninya tetap sehat. Rumah yang sehat tidak lepas
dari ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait seperti
konstruksi yang memenuhi syarat, misalnya dinding, lantai, langit-
langit, ventilasi yang mencukupi, pencahayaan dan lain-lain serta
penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, pembuangan
air limbah, penyehatan makanan dan minuman, tersedianya jamban,
dilakukannya pengendalian vektor.

Permukiman yang tidak bersih dan tidak sehat memiliki dampak


negatif yang dapat menjadi tempat penularan penyakit, misalnya
ISPA, DBD, malaria, chikungunya, diare, penyakit kulit, paru-paru.
Penyakit ISPA dan paru-paru dapat ditimbulkan dari ventilasi yang
kurang baik. DBD, malaria dan cikungunya dapat di timbulkan dari
lingkungan sekitar yang banyak terdapat genangan-genangan air.
Diare dapat di sebabkan oleh makanan maupun ketidak tersediannya
sarana jamban yang sehat. Penyakit kulit dapat ditimbulan dari air dan
perilaku yang tidak hygienis, Untuk itu, perlu adanya tindakan
pencegahan dan pengendalian dengan kerjasama dan kesadaran dari
masyarakat sehingga penghuni maupun lingkungan tempat tinggal
dapat bersih dan sehat serta pembangunan kesehatan dapat
terwujud.

3 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan data penyakit yang ada di Desa Dawuhan Kulon
adalah ISPA, Diare, penyakit kulit, penyakit-penyakit ini adalah
penyakit yang berbasis lingkungan, yang disebabkan antara lain dari
hasil kegiatan lapangan dan pengumpulan data melalui checklist
diperoleh data mengenai masalah sanitasi dasar pada Desa Dawuhan
Kulon, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah yang paling dominan adalah masalah ketersediaan septic
tank dan sumur resapan, selain itu permasalahan pengelolaan
sampah di setiap rumah warga, perilaku merokok didalam rumah serta
masih banyak masyarakat yang belum melakukan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) di lingkungan rumah.

Selaku Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II


Jurusan Kesehatan Lingkungan yang melakukan Praktek Kerja Nyata
(PKN) di Desa Dawuhan Kulon kami berusaha untuk ikut membantu
memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan permukiman diwilayah ini
agar dapat mencegah penularan penyakit. Sehingga derajat
kesehatan masyarakat Desa Dawuhan Kulon diharapkan dapat lebih
meningkat lagi dimasa yang akan datang. Berikut ini adalah laporan
praktek kerja nyata yang telah dilaksanakan tanggal 27 Februari – 28
Maret 2013.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum, kondisi kesehatan lingkungan
dan faktor-faktor yang terkait serta memberikan alternatif pemecahan
masalah sanitasi dasar kesehatan lingkungan yang ada di Desa
Dawuhan Kulon Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
Jawa Tengah.

4 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui lingkungan rumah sehat di Desa Dawuhan
Kulon.
2. Untuk mengetahui kondisi Sarana Air Bersih (SAB) di
Desa Dawuhan Kulon.
3. Untuk mengetahui Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di
Desa Dawuhan Kulon.
4. Untuk mengetahui kondisi sarana jamban di Desa Dawuhan
Kulon.
5. Untuk mengetahui kondisi sarana pembuangan sampah di
Desa Dawuhan Kulon.
6. Untuk mengetahui keberadaan vektor di Desa Dawuhan Kulon.
7. Untuk mengetahui aspek sosial yang meliputi pengetahuan,
sikap, tindakan terhadap kesehatan lingkungan dan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di Desa Dawuhan Kulon.
8. Melakukan intervensi fisik maupun non fsik untuk memecahkan
masalah yang ditemukan berdasarkan urutan prioritas masalah
di Desa Dawuhan Kulon.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN)


dilakukan di Desa Keniten Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah meliputi kegiatan observasi dan wawancara
yang mencakup kondisi lingkungan rumah sehat yang meliputi sumber
air bersih, sarana pembuangan air limbah, jamban sehat, sarana
pembuangan sampah, dan aspek sosial tentang kesehatan
lingkungan serta perilaku hiidup bersih dan sehat.

5 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
1. Masyarakat mendapatkan Informasi mengenai Sanitasi Dasar
Kesahatan Lingkungan.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya
penyehatan lingkungan masyarakat di Desa Dawuhan Kulon.
3. Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah
yang timbul akibat dari faktor-faktor Kesehatan Lingkungan.
4. Membantu memberikan fasilitas kesehatan lingkungan seperti
pembuatan jamban.

1.4.2 Bagi Mahasiswa


1. Mendapatkan Pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapatkan di Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II, bersosialisasi dan bekerja sama dengan
teman sejawat, petugas kesehatan, aparat pemerintah dan
masyarakat luas.
2. Mampu mengidentifikasi, menganalisis dan membuat intervensi
fisik dan sosial terhadap masalah yang terjadi di masyarakat.
3. Mendapatkan pengalaman kerja nyata dalam bidang penelitian
terutama survei, perumusan masalah, analisis data dan
intervensi yang harus dibuat.
4. Mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat serta menerapkan
kemampuan dengan pendekatan spesifik secara langsung atas
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat.

1.4.3 Bagi Instansi Terkait


1. Sebagai tambahan informasi yang terkait dengan masalah
kesehatan lingkungan khususnya Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah.

6 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


2. Mendapatkan masukan dan penjelasan permasalahan
kesehatan lingkungan di unit pelaksana kegiatan beserta
solusi pemecahannya.
3. Terjalinnya kerjasama antara pihak Pemerintah Banyumas
dengan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Jurusan
Kesehatan Lingkungan.
4. Mendapatkan gagasan bagi pengembangan upaya
peningkatan mutu kesehatan lingkungan secara
keseluruhan.
5. Sebagai bahan untuk evaluasi dan perencanaan program
kesehatan ditingkat desa.

7 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB II

METODE PAKTEK KERJA NYATA

2.1 Populasi dan Sampel

2.1.1 Populasi

Populasi yang diambil dalam Praktek Kerja Nyata (PKN) ini


adalah masyarakat Dusun 1, Dusun 2, dan Dusun 3 Desa
Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten
Banyumas, dengan jumlah rumah keseluruhan sebanyak 744 unit,
yang terdiri dari 309 rumah untuk Dusun 01, 244 rumah untuk
Dusun 02 serta 191 rumah untuk Dusun 03

2.1.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam kegiatan praktek dilakukan


dengan cara total coverage untuk Dusun 01 dan 02. Dimana,
jumlah sampel yang didapatkan adalah 247 rumah untuk Dusun
01, 244 rumah untuk Dusun 02, tetapi berdasarkan pendataan
didapatkan 154 rumah (20,4%) tidak dapat dilakukan observasi
dan wawancara dikarenakan penghuni berusia lanjut dan kondisi
rumah yang tidak berpenghuni. Untuk Dusun 03 sampel diambil
dengan metode proporsive, dikarenakan medan yang sulit. Oleh
karena itu, total sampel yang diambil di Dusun 03 sebanyak 101
rumah untuk Dusun 03. Jadi, total sampel keseluruhan sebanyak
592 rumah.

8 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


2.2 Pengumpulan Data
2.2.1 Data Primer
Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pengumpulan data di Desa Dawuhan Kulon,


Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, dilakukan
pada :

Tabel 2.1
Waktu Pelaksanaan Pengumpulan Data
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013
No. Desa Waktu Pelaksaan
1 Dusun 1, Dusun 2, dan Dusun 3 28 Februari 2013 –
Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan 07 Maret 2013
Kedungbanteng

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan menggunakan


checklist yang meliputi: rumah sehat, sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, jamban, dan sarana pembuangan
sampah, serta wawancara menggunakan kuesioner yang meliputi
pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap Jamban,
Pengolahan Makanan Minuman, Pengelolaan Sampah, Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga Penyakit 3 Bulan Terakhir.

2.2.2 Data Sekunder


Data sekunder diperoleh dari Balai Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas mengenai
profil Desa Dawuhan Kulon, yang meliputi letak geografis,
kependudukan, dan struktur oranisasi. Selain itu, didapatkan pula
data kesehatan dari Puskesmas dan Bidan Supini mengenai

9 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


penyakit 3 bulan terakhir serta 10 penyakit terbanyak di Desa
Dawuhan Kulon.

2.3 Pengolahan dan Analisis Data


Setelah melakukan pengambilan data dengan checklist
maupun kuesioner maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang
sudah didapat dengan cara :

a. Editing

Editing adalah mengumpulkan, mengoreksi, serta memperbaiki


data dari checklist maupun kuisoner untuk kelengkapan dan
kejelasan jawaban yang telah ditanyakan kepada responden.

b. Coding

Coding adalah memberi kode jawaban dari hasil checklist dan


kuesiner pada tiap responden dengan mengelompokkan data yang
telah ada.

c. Scoring

Scoring adalah memberikan nilai dari jawaban tiap responen serta


melakukan pengamatan langsung surveyer dengan skala
pengolahan rentang nilai maupun presentase.

2.3.1 Pengolahan
Data-data yang diperoleh dari hasil Cheklist maupun
kuesioner selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS.

2.3.2 Analisis
2.3.2.1 Kuesioner
Hasil kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan
tindakan, diolah dengan menggunakan SPSS kemudian

10 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


dianalisis berdasarakan variable yang dianalisis, yaitu
univariat dengan kriteria sebagai berikut:

Jawaban Bobot penilaian

A 2

B 1

C 0

2.3.2.1.1 Sarana Jamban

Tabel 2.2
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Sarana Jamban Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013
Skoring Ya Kategori
0–5 Rendah
>5 Tinggi

Tabel 2.3
Distribusi Tingkat Sikap Responden
Tentang Sarana Jamban Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-5 Negative
>5 Positif

11 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Tabel 2.4
Distribusi Tingkat Tindakan Responden
Tentang Sarana Jamban Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0–5 Kurang
>5 Baik

2.3.2.1.2 Sarana Pengelolaan Sampah

Tabel 2.5
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Pengelolaan Sampah Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Rendah
>8 Tinggi

Tabel 2.6
Distribusi Tingkat Sikap Responden
Tentang Pengelolaan Sampah Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Negative
>8 Positif

12 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Tabel 2.7
Distribusi Tingkat Tindakan Responden
Tentang Pengelolaan Sampah Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Kurang
>8 Baik

2.3.2.1.3 Sarana Pengelolaan Makanan dan minuman

Tabel 2.8
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Sarana Pengelolaan Makanan dan minuman
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Rendah
>8 Tinggi

Tabel 2.9
Distribusi Tingkat Sikap Responden
Tentang Sarana Pengelolaan Makanan dan minuman
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Negative
>8 Positif

13 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Tabel 2.10
Distribusi Tingkat Tindakan Responden
Tentang Sarana Pengelolaan Makanan dan minuman
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-8 Kurang
>8 Baik

2.3.2.1.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 2.11
Distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Kategori
0-15 Kurang
>15 Baik

2.3.2.2 Checklist

2.3.2.2.1 Rumah Sehat

Maka, untuk penilaian hasil pengamatan


checklist rumah sehat antara lain :

Hasil Penilaian = Nilai x Bobot

14 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Tabel 2.12
Distribusi Penilaian Cheklist Rumah Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2013

Skoring Ya Klasifikasi Sehat


< 1067 Tidak Sehat
≥ 1067 Sehat
Data terolah tahun 2013

2.4 Penyajian Data


Dari hasil data-data yang di sajikan dengan menggunakan
sistem SPSS, maka Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk
tabel dan dinarasikan dalam bentuk kalimat.

15 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Geografi
Gambar 1
Desa Dawuhan Kulon
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas

Sumber : Data Sekunder 2013

Desa Dawuhan Kulon adalah sebuah desa yang berada di


Kecamatan Kedungbanteng. Kedungbanteng merupakan
sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia. Di Kecamatan Kedungbanteng terdapat 14 desa,
yakni : Desa Baseh, Beji, Dawuhan Kulon, Dawuhan Wetan,
Kalikesur, Kalisalak, Karang nangka, Karangsalam Kidul, Kebocoran,
Kedungbanteng, Keniten, Kutaliman, Melung, dan Windujaya. Desa
Dawuhan Kulon sendiri termasuk dalam klasifikasi Desa IDT (Instruksi
Desa Tertinggal).
Desa Dawuhan Kulon memiliki 3 dusun dan 3 RW. Sedangkan
jumlah RT ada 19.Luas wilayah administrasi desa Dawuhan Kulon
adalah 185 ha. Tanah yang ada sebagian besar digunakan sebagai

16 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


lahan permukiman, pekarangan, dan sawah. Dimana, terdapat tanah
banda desa yang meliputi tanah sawah sebesar 7000 m 2 dan tanah
pekarangan sebesar 3000 m2.
Berikut batas-batas Wilayah Desa Dawuhan Kulon :
- Sebelah Utara = Desa Baseh
- Sebelah Selatan = Desa Jipang
- Sebelah Barat = Desa Babakan
- Sebelah Timur = Desa Dawuhan Wetan
Suhu yang ada di Desa Dawuhan Kulon berkisar antara 28-30 0
C dengan curah hujan sebesar 2000 mm/th. Secara keseluruhan
bentuk wilayahnya adalah bukit. Jarak Pusat Pemerintah Desa ke
Kecamatan adalah 2 Km, Jarak dari Pemerintah Desa ke Pemerintah
Kabupaten adalah 8 Km. Jarak Pusat Pemerintah Desa ke ke
Pemerintah Propinsi adalah 170 km.
Gambar 2
Peta Desa Dawuhan Kulon
Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas

Sumber : Data Sekunder 2013

17 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


3.2 Demografi

3.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, dapat diketahui


bahwa jumlah penduduk Desa Dawuhan Kulon sebanyak 3.340
jiwa. Dimana untuk jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.675 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan sebesar 1.665 jiwa.

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Desa Dawuhan Kulon
di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Jumlah Jiwa Jumlah
Jumlah
No Dusun /RT L P /Dusun KK/
KK/ RT
Dusun
1 78 169 101 68
2 40 160 94 66
3 45 135 63 72
4 1 64 192 98 94 1.248 377
5 45 180 79 101
6 51 234 134 100
7 54 178 95 83
8 56 198 93 105
9 73 292 148 144
10 2 63 278 143 135 1.286 332
11 74 296 152 144
12 66 222 101 121
13 3 42 168 86 82 806 228
14 36 123 85 38
15 43 143 67 76
16 30 90 35 55

18 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


17 26 98 38 60
18 26 91 32 59
19 25 93 31 62
TOTAL 937 3.340 1.675 1.665 3.340 937
Sumber : Data Sekunder 2012

3.2.2 Tingkat Pendidikan

Berikut adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh


penduduk Desa Dawuhan Kulon, yakni:
 Tidak Tamat SD = 477 Orang
 Tamat SD = 1.551 Orang
 Tamat SLTP = 609 Orang
 Tamat SLTA = 414 Orang
 Tamat Akademi/Sederajat = 38 Orang
 Tamat PT = 47 Orang

Sedangkan untuk kualitas angka kerja dengan jumlah


pencari kerja, yaitu sebesar 1.266 orang yang terdiri dari 815 laki-
laki dan 451 perempuan.

3.2.3 Mata Pencaharian Penduduk

Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai


buruh tani dengan jumlah 1.020 orang sedangkan sisanya sebagai
pemilik sawah sebanyak 160 orang dan penggarap sawah
sebanyak 22 orang. Selain itu, penduduk Desa Dawuhan Kulon
telah memiliki peternakan, perikanan dan industri kecil. Untuk
peternakan terdiri dari peternakan kambing, peternakan ayam,
peternakan kerbau, peternakan kelinci, dan peternakan sapi
sebanyak, serta sebagian memiliki kolam ikan. Selain itu, ada pula
industri kecil berupa usaha kerajinan dan industri rumah tangga.

19 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Namun, penduduk Desa Dawuhan Kulon juga banyak yang
bekerja dibidang jasa, yakni PNS, TNI/ POLRI, pensiunan,
pedagang di kios/ warung, pedagang di toko, tukang ojek, supir
angkutan, tukang batu/ kayu, dan tukang jahit

3.3 Pemerintahan Desa


Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten
Banyumas mempunyai aparat pemerintahan desa antara lain perangkat
desa dan BPD. Perangkat desa terdiri dari 10 orang, yaitu 1 orang
Kepala Desa, 1 otang Sekretaris Desa, 3 orang Kepala Dusun, 1 orang
Pembantu Kadus, 3 orang Kepala Seksi, dan 2 orang Kepala Urusan.
Serta anggota BPD terdiri dari 7 orang, yaitu 2 orang Unsur Pimpinan, 3
orang Ketua Bidang, dan 2 orang anggota.

3.3.1 Kelembagaan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)


mempunyai 10 orang anggota pengurus dan 5 orang pengurus
aktif. Kelembagaan desa lainnya, yaitu:
1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Jumlah anggota sebanyak 7 orang
- Mewakili RW 01 = 3 orang
- Mewakili RW 02 = 2 orang
- Mewakili RW 03 = 2 orang

2. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)


Jumlah Pengurus sebanyak 10 orang
a. Jumlah Pengurus Harian = 3 Orang
b. Jumlah Ketua Seksi = 2 Orang
c. Jumlah Anggota Seksi = 5 Orang

3. Lembaga RT / RW
a. Wilayah RW = 3 Wilayah

20 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


b. Wilayah RT = 19 Wilayah
- RW 01 = 7 RT
- RW 02 = 5 RT
- RW 03 = 7 RT

4. PKK
Jumlah Pengurus sebanyak 19 orang, yaitu:
a. Pengurus Harian = 6 orang
b. Pengurus Pokja = 12 orang

3.3.2 Perekonomian

Struktur mata pencaharian penduduk Desa Dawuhan Kulon,


Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas terdiri dari
pemilik sawah sebanyak 160 orang, penyewa/penggarap
sebanyak 22 orang, dan buruh tani sebanyak 1.020 orang.

1. Mata Pencaharian Penduduk


- Angkatan Kerja = 715 orang
- Petani = 280 orang
- Sektor Perdagangan = 70 orang
- Sektor Industri = -

2. Pengangguran
- Angkatan Kerja = 715 orang
- Sudah Kerja = 525 orang
- Belum Kerja = 190 orang

3. Kesejahteraan Penduduk
- Keluarga Pra Sejahtera = 540
- Keluarga Sejahtera I = 140
- Keluarga Sejahtera II = 97
- Keluarga Sejahtera III = 62

21 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Keluarga Sejahtera IV = 21

4. Pemilik Kendaraan Bermotor


- Kendaraan Roda 2 = 220
- Kendaraan Roda 4 = 23

5. Pemilik Pesawat TV = 310

6. Pemilik Telepon = 19

3.3.3 Potensi Desa

Keadaan Potensi dan Tingkat Perkembangan Desa

1. Potensi Desa termasuk dalam kategori sedang, antara lain


mencakup bidang peternakan, perikanan, industri kecil, jasa,
dan jumlah keluarga prasejahtera.
 Peternakan
- Pemilik ternak kambing = 71 orang
- Pemilik ternak ayam = 4 orang
- Pemilik ternak kerbau = 2 orang
- Peternak Kelinci = 1 orang
- Peternak sapi = 1 orang

 Perikanan
- Pemilik kolam ikan = 157 orang
- Buruh Perikanan = -

 Industri kecil
- Pemilik usaha kerajinan = 1 orang
- Pemilik industri rumah tangga = 35 rumah tangga
- Buruh industri kecil = -

22 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Jasa
- PNS = 22 orang
- TNI / POLRI = 3 orang
- Pensiunan / Purnawirawan = 13 orang
- Kios/Warung = 46 buah
- Toko = 2 buah
- Tukang Ojek = 10 orang
- Pedagang Kecil = -
- Kendaraan Umum = 17 buah
- Tukang Batu / Kayu = 78 orang
- Tukang Jahit = 5 orang

 Jumlah keluarga prasejahtera = 478 keluarga

2. Tingkat perkembangan desa sudah berswasembada

 Pendidikan Masyarakat
a. Pendidikan Penduduk
- Tidak Tamat SD = 477 Orang
- Tamat SD =1.551 Orang
- Tamat SLTP = 609 Orang
- Tamat SLTA = 414 Orang
- Tamat Akademi/Sederajat = 38 Orang
- Tamat PT = 47 Orang

b. Kualitas Angkatan Kerja


Jumlah Pencari Kerja
- Laki-laki = 815
- Perempuan = 451
JUMLAH = 1.266

c. Pendidikan Ibu Rumah Tangga


- Jumlah Ibu Rumah Tangga = 797
- Ibu Rumah Tangga Tdk Tamat SD = 38

23 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Ibu Rumah Tangga Tamat SD = 526
- Ibu Rumah Tangga Tamat SLTP = 143
- Ibu Rumah Tangga Tamat SLTA = 85
- Ibu Rumah Tangga Tamat PT = 5

 Kesehatan Masyarakat
a. Status gizi balita
- Jumlah Balita = 250
- Jumlah Balita gizi buruk = 2
- Jumlah Balita gizi kurang = 8
- Jumlah Balita gizi baik = 240

b. Cakupan Imunisasi DPT – 1 dan Polio 3


- Jumlah Bayi = 55 Anak
- Jumlah Bayi imunisasi Polio 3 = 50 Anak
- Jumlah Bayi imunisasi DPT – 1 = 52 Anak

c. Kondisi Perumahan
- Jumlah rumah type A = 256 Rumah
- Jumlah rumah type B = 142 Rumah
- Jumlah rumah type C = 362 Rumah

d. Keluarga Berencana
- Jumlah Pasangan Usia Subur = -
- Jumlah anggota akseptor = -

e. Prasarana Kesehatan
- Polindes = 1 Unit
- Posyandu = 7 Unit
- Posyandu Lansia = 3 Unit

f. Tenaga Kesehatan
- Dokter = -
- Bidan = 1 orang

24 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Perawat = 2 orang
- Mantri Kesehatan = -

g. Kesehatan Lingkungan
- Jumlah rumah memiliki sumur = 47 Rumah
- Jumlah rumah memiliki KM = 380 Rumah
- Jumlah rumah memiliki WC = 152 Rumah
- Jumlah rumah memiliki SPAL = 230 Rumah

25 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB IV

KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN SEKARANG

4.1 Sumber Daya Manusia (Tenaga Kesehatan Lingkungan)


Puskesmas Kedungbanteng memiliki 1 tenaga sanitarian.
Tenaga sanitarian tersebut memiliki fungsi untuk bidang promosi
kesehatan, pembinaan penyakit menular, Kejadian Luar Biasa, dan
juga bencana alam. Selain itu, tenaga sanitarian yang ada juga turut
melakukan pemantauan terhadap sarana air bersih, jamban, rumah,
dan sistem pembuangan air limbah, serta pengelolaan sampah.
Puskesmas Kedungbanteng memiliki klinik sanitasi yang berguna
sebagai tempat konsultasi pasien terhadap keluhan-keluhan penyakit
berbasis lingkungan, seperti diare, TBC, dan lainnya.

4.2 Organisasi Kesehatan Lingkungan


Puskesmas Kecamatan Kedungbanteng di kepalai oleh
seorang kepala puskesmas. Struktur organisasi untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran. Secara structural bagian yang menangani
masalah kesehatan lingkungan berada langsung di bawah Kepala
Puskesmas. Dalam melaksanakan pengelolaan dan pengawasan
kesehatan lingkungan, bagian kesehatan lingkungan bekerja sama
dengan lintas program. Bagian Kesehatan Lingkungan sendiri
mempunyai program kerja sebagai berikut, yakni :
1. Pengawasan terhadap sarana prasarana air bersih melalui
inspeksi sarana sanitasi. Pada program ini, hal-hal yang
dilakukan antara lain :
o Mengawasi kualitas air yang langsung dikonsumsi warga
yakni dengan melakukan uji sampel terhadap air yang ada di
depot-depot air minum. Pengambilan uji sampel dilakukan

26 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


setiap satu bulan sekali dan sampel akan diperiksa di
laboratorium.
o Mengawasi sumber-sumber air bersih, seperti sumur gali,
perpipaan, dan swadaya. Dalam hal ini, contohnya adalah
pengawasan terhadap sarana tampungan air dan pada
sistem pendistribusiannya. Pengawasan pada perpipaan
antara lain dengan melakukan pemeriksaan kebocoran pada
perpipaan tersebut. Hal ini sangat penting, mengingat jika
adanya kebocoran, maka distribusi air bersih yang ada dapat
mencemari kualitas air bersih yang akan digunakan warga.
Berdasarkan data yang ada, sumber air bersih yang paling
banyak digunakan warga di kecamatan kedungbanteng
adalah sumur gali. Selain itu, warga juga banyak yang
menggunakan mata air sebagai sumber air bersih. Mata air
ini didistribusikan melalui perpipaan. Perpipaan yang ada
dapat berasal dari swadaya dan pemerintah (Pamsimas).
Pamsimas adalah penyediaan air minum berbasis
masyarakat. Untuk pamsimas, terdapat pengurusnya
tersendiri yang dinamakan kelompok pemakai air. Kelompok
pemakai air ini memiliki kesepakatan dalam pengelolaan
pamsimas. Selain itu, dalam kelompok air ini juga diadakan
iuran untuk perawatan perpipaan.

2. Pengawasan terhadap tempat-tempat umum


Tempat-tempat umum yang diawasi antara lain masjid, pondok
pesantren, pasar, pangkalan ojek, dan institusi pendidikan.
Pengawasan dilakukan dengan melakukan inspeksi sanitasi
setiap tiga bulan sekali. Selain itu, jika terjadi wabah penyakit
seperti scabies, maka akan dilakukan penyuluhan. Penyuluhan
ini dapat dilakukan secara formal maupun nonformal. Untuk
penyuluhan formal, petugas akan mengundang perwakilan

27 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


warga, dan mengumpulkannya di tempat-tempat seperti di rumah
ketua RT, atau dibalai desa dan akan diberikan penyuluhan.
Untuk penyuluhan nonformal, petugas akan mendatangi rumah-
rumah warga, dan secara langsung akan memberikan
penyuluhan kepada warga tersebut.

3. Pengawasan terhadap tempat pengolahan makanan


Hal-hal yang dilakukan antara lain dengan :
o Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan yang
dilakukan setiap tiga bulan sekali. Inspeksi yang dilakukan
antara lain dengan melihat sumber air bersih yang
digunakan, pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan,
ketersediaan jamban, dan prilaku penjamah makanannya.
o Penelusuran terhadap resiko pencemaran makanan akibat
prilaku penjamah makanan yang tidak hygiene.
o Pembinaan mengenai cara pengolahan makanan yang
benar. Pembinaannya dapat dilakukan secara langsung
ditempat pengolahan tersebut, jika diketahui terdapat hal-hal
yang menyimpang dalam cara mengolah makanan.

4. Pengawasan terhadap penyimpanan dan penjualan pestisida


Pada pengawasan ini, dilakukan juga pendataan terhadap
pestisida-pestisida yang digunakan. Penyimpanan pestisida
sebaiknya harus jauh dari jangkauan anak-anak dan
kemasannya tidak boleh rusak.

5. Pembinaan permukiman
Sebelum melakukan pembinaan, terlebih dahulu dilakukan
inspeksi sanitasi rumah. Inspeksi ini mencakup inspeksi terhadap
sarana air bersih, jamban, sistem pembuangan air limbah, dan
sampah.

28 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


4.3 Sarana Sanitasi Dasar
Berdasarkan dari data sekunder yang diperoleh,
perkembangan sanitasi Desa Dawuhan Kulon dapat dilihat pada table
dibawah ini:

Tabel 4.1
Data Perkembangan Sanitasi Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Dusun Jumlah Jumlah Jumlah Rumah Pemanfaa Rumah Tangga K
/RW Rumah KK Jiwa Tangga tan air Pemanfaat e
Tangga L P yg bersih Sumu Sung Mat t
memiliki PAMSIMA r gali ai a air
jamban S
Dusun 302 360 654 654 32 116 43 143 - -
1/RW
1
Dusun 258 312 587 564 40 133 57 48 20 -
2/RW
2
Dusun 190 230 406 403 80 88 21 - 81 -
3/RW
3
Jumla 750 902 1647 1621 152 337 121 191 101
h
Tahun 2012
Data Sekunder Tahun 2012

4.3.1 Rumah Sehat

29 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng,
Kabsupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Rumah Sehat Jumlah Presentase
Rumah Sehat 198 33,4 %
Rumah Tidak Sehat 394 66,6 %
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa di Desa


Dawuhan Kulon dari 592 rumah terdapat 198 rumah yang masuk
ke dalam Kategori Rumah Sehat yaitu dengan presentase 33,4 %.
Sedangkan rumah warga yang masuk ke dalam Kategori Rumah
Tidak Sehat sebanyak 394 rumah dengan presentase 66,6 %.

4.3.1.1 Langit-Langit
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.3

30 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Langit-Langit
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng,
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Kategori Langit-Langit Jumlah Presentase


Tidak Ada 193 32,6 %
Ada, kotor, sulit dibersihkan dan
112 18,9 %
rawan kecelakaan
Ada, bersih, dan tidak rawan
287 48,5 %
kecelakaan
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa di Desa Dawuhan


Kulon dari 592 rumah paling banyak rumah memiliki langit-langit,
bersih dan tidak rawan kecelakaan yaitu sebanyak 287 rumah
dengan presentase 48,5%.

4.3.1.2 Dinding
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.4

31 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Dinding
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng,
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Dinding Jumlah Presentase
Bukan tembok / terbuat dari anyaman
75 12,7 %
bambu / ilalang
Semi permanen / setengah tembok /
pasangan bata yang tidak diplester/papan 94 15,9 %
yang tidak kedap air
Permanen (tembok pasangan batu bata
423 71,5 %
yang diplester) papan kedap air
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di Desa Dawuhan


Kulon dari 592 rumah paling banyak rumah memiliki dinding
permanen yaitu 423 rumah (71,5%) dan paling sedikit rumah memiliki
dinding bukan tembok / terbuat dari anyaman bambu / ilalang yaitu 75
rumah (12,7%).

4.3.1.3 Lantai
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.5

32 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lantai
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Lantai Jumlah Presentase
Tanah 21 3,5 %
Papan/anyaman bambu dekat
dengan tanah/plesteran yang retak 75 12,7 %
dan berdebu
Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
496 83,8 %
panggung)
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa di Desa Dawuhan


Kulon, sebagian besar rumah responden memiliki lantai yang
Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung) yaitu sebanyak 496
rumah dengan presentase 83,8%.

4.3.1.4 Jendela Kamar Tidur


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.6

33 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jendela Kamar Tidur
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Jendela Kamar Tidur Jumlah Presentase
Tidak Ada 45 7,6 %
Ada 547 92,4 %
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa di Desa Dawuhan


Kulon dari 592 rumah sebagian besar rumah memiliki jendela kamar
tidur yaitu sebanyak 547 rumah dengan presentase 92,4%.

4.3.1.5 Jendela Ruang Keluarga


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.7

34 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jendela Ruang Keluarga
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Jendela Ruang Keluarga Jumlah Presentase
Tidak Ada 20 3,4 %
Ada 572 96,6 %
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa seluruh rumah


warga di Desa Dawuhan Kulon dari 592 rumah sebagian besar
rumah memiliki jendela ruang keluarga sebesar 572 rumah dengan
presentase sebesar 96,6%.

4.3.1.6 Ventilasi
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.8

35 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ventilasi
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Ventilasi Jumlah Presentase
Tidak Ada 13 2,2 %
Ada, luas ventilasi permanen <
190 32,1 %
10 % dari luas lantai
Ada, luas ventilasi permanen >
389 65,7 %
10 % dari luas lantai
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 592 rumah di


Desa Dawuhan Kulon sebagian besar rumah responden
memiliki ventilasi rumah dengan luas ventilasi permanen
>10% dari luas lantai yaitu 389 rumah dengan presentase
65,7%.

4.3.1.7 Lubang Asap Dapur


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.9

36 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lubang Asap Dapur
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Lubang Asap Dapur Jumlah Presentase
Tidak Ada 181 30,6 %
Ada, lubang ventilasi dapur < 10
222 37,5 %
% dari luas lantai dapur
Ada, lubang ventilasi dapur > 10
189 31,9 %
% dari luas lantai dapur
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui dari 592 rumah di


Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki luas
ventilasi dapur <10% dari luas lantai dapur yaitu sebanyak
222 rumah (37,5%).

4.3.1.8 Pencahayaan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.10

37 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Pencahayaan
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kategori Pencahayaan Jumlah Presentase
Tidak terang, tidak dapat
24 4,1 %
dipergunakan untuk membaca
Kurang terang sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan 190 32,1 %
normal
Terang dan tidak silau, sehingga
dapat digunakan untuk 378 63,9 %
membaca dengan normal
Total 592 100 %
Sumber Data Primer Terolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui dari 592 rumah di Desa


Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki pencahayaan terang
dan tidak silau yaitu 378 rumah (63,9%).

4.3.2 Sarana Air Bersih


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 4.11

38 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Air Bersih
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Kriteria Kepemilikan Sarana Air Bersih Jumlah Presentase

Tidak ada 24 4,1 %


Ada, bukan milik sendiri dan tidak
107 18,1 %
memenuhi syarat kesehatan
Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
120 20,3 %
syarat kesehatan
Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi
191 32,3 %
syarat kesehatan
Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
150 25,3 %
kesehatan
Total 592 100 %
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 592


rumah di RT Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki
sarana air bersih, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan yaitu 191 rumah dengan presentase 32,3 % dan paling
sedikit rumah tidak memiliki sarana air bersih sebanyak 24 rumah
dengan presentase 4,1%.

4.3.3 Saluran Pembuangan Air Limbah


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 4.12

39 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013
Kriteria Kepemilikan Sarana Saluran
Jumlah Presentase
Pembuangan Air Limbah
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur
110 18,6 %
di halaman rumah
Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber
22 3,7 %
air (jarak dengan sumber air <10m)
Ada, dialirkan ke selokan terbuka 403 68,1 %
Ada, diresapkan dan tidak mencemari
21 3,5 %
sumber air (jarak dengan sumber air >10m)
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran
36 6,1 %
kota) untuk diolah lebih lanjut
Total 592 100 %
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 592


rumah di Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki
saluran pembuangan air limbah serta dialirkan keselokan terbuka
yaitu sebanyak 403 rumah dengan presentase 68,1% .

4.3.4 Sarana Jamban


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist Rumah
Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 4.13

40 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Jamban
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Kriteria Kepemilikan Jamban Jumlah Presentase


Tidak ada 130 22 %
Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
121 20,4 %
disalurkan ke sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa, ada ditutup (leher
104 17,6 %
angsa) disalurkan ke sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septictank 19 3,2 %
Ada, leher angsa, septictank 218 36,8 %
Total 592 100 %
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 592


rumah di Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki
jamban leher angsa, septictank yaitu sebanyak 218 rumah dengan
presentase 36,8%.

4.3.5 Sarana Pembuangan Sampah


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Checklist
Rumah Sehat pada 592 rumah yang diobservasi dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 4.14

41 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Sampah
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Kriteria Kepemilikan Sarana Pembuangan


Jumlah Presentase
Sampah
Tidak ada 90 15,2 %
Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 269 45,4 %
Ada,kedap air dan tidak tertutup 197 33,3 %
Ada, kedap air dan tertutup 36 6,1 %
Total 592 100 %
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 592 rumah


di Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki sarana
pembuangan sampah tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup yaitu
sebanyak 269 rumah dengan presentase 45,4% dan terdapat 90
rumah yang tidak memiliki sarana pembuangan sampah dengan
presentase 15,2%.

4.3.6 Keberadaan Vektor


Berdasarkan hasil observasi di 592 rumah di Desa
Dawuhan Kulon, ditemukannya keberadaan jentik nyamuk Aedes
aegypti sebanyak pada tempat-tempat yang memungkinan terjadi
perindukan nyamuk seperti tempayan, bak mandi, dispenser
ataupun tempat penampungan kulkas di 14 rumah responden.
Selain itu, tidak terlihat pula keberadaan lalat, kecoa dan tikus
disekitar rumah warga.

Tabel 4.15

42 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Keberadaan Vektor
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Tahun 2013

Vektor Jumlah Persentase

Jentik 12 100%

Lalat - -

Kecoa - -

Tikus - -

Total 12 100%

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 592 rumah di


Desa Dawuhan Kulon ditemukan vektor berupa jentik nyamuk
pada tempat penampungan air di 12 rumah, tetapi tidak ditemukan
vektor lain seperti lalat, kecoa, dan tikus.

4.3.7 Kesehatan Lingkungan


4.3.7.1 Jamban
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang pengetahuan jamban sehat pada 592 responden
yang diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.16

43 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Jamban Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Pengetahuan Pengetahuan Mengenai Jamban Sehat


Jumlah Presentase
Rendah 72 12,2 %
Tinggi 520 87,8 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar pengetahuan
responden mengenai jamban sehat dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 520 responden dengan presentase 87,8%.

2. Sikap
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang sikap jamban sehat pada 592 responden yang
diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.17

44 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Jamban Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Sikap Sikap Mengenai Jamban Sehat


Jumlah Presentase
Negatif 7 1,2 %
Positif 585 98,8 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar sikap
responden mengenai jamban sehat yaitu positif 585 responden
dengan presentase 98,8%.

3. Tindakan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang tindakan jamban sehat pada 592 responden yang
diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.18

45 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mengenai Jamban Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Tindakan Tindakan Mengenai Jamban Sehat


Jumlah Presentase
Kurang 52 52 %
Baik 540 91,2 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar tindakan
responden mengenai jamban sehat dalam kategori baik yaitu
sebanyak 540 responden dengan presentase 91,2%.

4.3.7.2 Pengelolaan Sampah


1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang pengetahuan mengenai pengelolaan sampah pada
592 responden yang diobservasi dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 4.19

46 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Pengelolaan Sampah
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Pengetahuan Pengetahuan Mengenai Pengelolaan


Sampah
Jumlah Presentase
Rendah 304 51,4 %
Tinggi 288 48,6 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar pengetahuan
responden mengenai pengelolaan sampah yang memiliki kategori
rendah sebanyak 304 orang dengan presentase 51,4% dan 288
orang responden memiliki pengetahuan dalam kategori tinggi dengan
presentase 48,6%.

2. Sikap

47 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Sikap
mengenai pengelolaan Sampah pada 592 responden yang
diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini .

Tabel 4.20
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Pengelolaan
Sampah
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Sikap Sikap Mengenai Pengelolaan Sampah


Jumlah Presentase
Negatif 43 7,3 %
Positif 549 92,7 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar sikap
responden mengenai pengelolaan sampah dalam kategori
positif sebanyak 549 responden dengan presentase 92,7%.

3. Tindakan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang tindakan pengelolaan sampah pada 592 responden
yang diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

48 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Tabel 4.19
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mengenai Pengelolaan
Sampah
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Tindakan Tindakan Mengenai Pengelolaan Sampah


Jumlah Presentase
Kurang 90 15,2
Baik 502 84,8
Total 592 100%

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar
tindakan responden mengenai pengelolaan sampah dalam
kategori baik sebanyak 549 responden dengan presentase
92,7%.

4.3.7.3 Pengolahan Makanan dan Minuman

1. Pengetahuan

49 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang pengetahuan mengenai penyehatan makanan dan
minuman pada 592 responden yang diobservasi dapat dilihat
pada table dibawah ini :

Tabel 4.20
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pengolahan
Makanan dan Minuman
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Pengetahuan Pengetahuan Mengenai Penyehatan


Makanan dan Minuman
Jumlah Presentase
Rendah 67 11,3 %
Tinggi 525 88,7 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013


Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari 592 responden
di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar pengetahuan responden
mengenai pengolahan makanan dan minuman dalam kategori tinggi
yaitu 525 orang dengan presentase 88,7%.

50 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


2. Sikap
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari sikap
mengenai penyehatan makanan dan minuman pada 592
responden yang diobservasi dapat dilihat pada table dibawah
ini :

Tabel 4.21
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Penyehatan
Makanan dan Minuman
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Sikap Mengenai Penyehatan Makanan dan Minuman


Sikap Jumlah Presentase
Negatif 5 0,8 %
Positif 587 99,2 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari 592


responden di Desa Dawuhan Kulon sebagian besar responden

51 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


memiliki sikap positif mengenai pengolahan makanan dan minuman
yaitu dengan presentase 99,2%.

3. Tindakan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang tindakan penyehatan makanan dan minuman pada
592 responden yang diobservasi dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 4.22
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mengenai
Penyehatan Makanan dan Minuman
Di Desa Dawuhan Kulon Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek Tindakan Mengenai Penyehatan Makanan dan


Tindakan Minuman
Jumlah Persentase
Kurang 35 5,9 %
Baik 557 94,1 %
Total 592 100 %

Sumber data primer terolah, Tahun 2013

52 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa dari 592
responden di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar tindakan
responden mengenai pengolahan makanan dan minuman kedalam
kategori baik yaitu sebanyak 557 responden dengan presentase
94,1%.

4.3.8 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner
tentang pengetahuan mengenai pengelolaan sampah Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada 592 responden yang
diobservasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.23
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Aspek PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Jumlah Persentase
Kurang 49 8,3 %
Baik 543 91,7 %
Total 592 100 %
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa dari 592 responden


di Desa Dawuhan Kulon, sebagian besar perilaku hidup bersih dan sehat

53 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


responden dalam kategori baik yaitu sebanyak 543 responden dengan
presentase 91,7%.

4.4 Penyakit 3 Bulan Terakhir


Berdasarkan rekapitulasi data penyakit yang kami peroleh dari
hasil wawancara kepada responden dengan menggunakan kuisioner,
diketahui bahwa penyakit 3 bulan terakhir yang hampir sebagian
besar dialami warga di wilayah Desa Dawuhan Kulon adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.24
Distribusi Penyakit 3 Bulan Terakhir Yang Ada di Rumah Tangga
Di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

No Penyakit Jumlah Persentase


1 Diare 149 23,65%
2 ISPA 231 36,67%
3 Gatal-gatal 250 39,68%
Total 630 100%
Sumber data primer terolah, Tahun 2013

4.5 Sepuluh Penyakit Terbanyak

54 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan rekapitulasi data penyakit yang kami peroleh dari
data sekunder yang didapatkan dari puskesmas diketahui bahwa
penyakit 3 bulan terakhir yang hampir sebagian besar dialami warga
di wilayah Desa Dawuhan Kulon adalah sebagai berikut :

Tabel 4.25
Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Di Puskesmas Kedungbanteng
Tahun 2012
No Diagnosis Kelompok berdasarkan umur Jumlah
0-5 6- 13- 21- 45-59 th >60
th 12 20 44 th
th th th
1 ISPA 2276 911 713 1442 785 315 6442
2 Dermatitis 412 276 282 532 268 119 1898
3 Diare 989 267 112 240 122 34 1764
4 Dyspapsia - 22 161 634 409 142 1368
(gangguan
lambung)
5 Hipertensi - - - 210 504 242 956
6 Myalgia - - 14 330 200 65 592
(sakit otot)
7 Kelainan 16 39 90 210 109 51 506
pulpa
8 Arthritis 1 - 0 152 179 52 379
Reumatoid
(reumatik)
9 OGS Febris 1 89 68 77 41 14 296
Typusia
10 Conjungtivitis 22 54 50 74 35 25 260
(radang
selaput
mata)
Data sekunder (Puskesmas Keungbanteng) Tahun 2012

55 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan rekapitulasi data penyakit yang kami peroleh dari data
sekunder yang didapatkan dari puskesmas diketahui bahwa penyakit
terbanyak Rawat jalan yang hampir sebagian besar dialami warga di
wilayah Desa Dawuhan Kulon adalah sebagai berikut :

Tabel 4.26
Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Di Desa Dawuhan Kulon
Tahun 2012
No Jenis Kasus Jumlah Kasus Keterangan
1 Chepalgia (sakit kepala) 243 -
2 ISPA 240 18 dirujuk
3 Hipertensi 192 -
4 Dispepsia (gangguan 148 -
lambung)
5 Gastritis (mag) 115 -
6 Arthritis Reumatoid 96 9 dirujuk
(Reumatik)
7 Observasi Febris 80 11 dirujuk
8 Gastroentritis (radang 53 3 dirujuk
lambung dan usus)
9 Dermatitis 48 -
10 Asma Bronkiale 17 5 dirujuk
Data Sekunder (Bidan Dawuhan Kulon) Tahun 2012

56 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB V

KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN YANG


DIHARAPKAN

5.1 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kedungbanteng terdapat
tenaga medis, administrasi dan sanitarian. Puskesmas Kecamatan
Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas hanya memiliki 1 orang
tenaga kesehatan lingkungan. Jumlah tenaga kesehatan lingkungan
yang hanya 1 orang ini tentunya masih belum mencukupi, mengingat
program-program yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan cukup
banyak. Sebaiknya jumlah tenaga sanitarian yang ada ditambah lagi,
agar tenaga kesehatan lingkungan yang ada dapat bekerja secara

57 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


optimal dalam melakukan pemantauan terhadap keadaan kesehatan
lingkungan di permukiman warga dan diharapkan program yang ada
dapat terealisasikan secara efektif. Selain itu, diharapkan pula dapat
menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan khususnya untuk
warga di Desa Dawuhan Kulon.

5.2 Organisasi
Puskesmas Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
telah mempunyai struktur organisasi yang jelas. Setiap bagian-
bagiannya telah memiliki tugas pokok fungsi dan program masing-
masing. Pada bagian kesehatan lingkungan, program yang ada terkait
dengan sarana prasarana air bersih, pengawasan tempat-tempat
umum, pengawasan pestisida, pengawasan tempat pengolahan
makanan, dan pengawasan permukiman. Namun pada kenyataanya,
program tersebut belum dijalankan dengan baik, kemungkinan
disebabkan oleh jumlah tenaga sanitarian yang ada tidak sebanding
dengan program yang harus dijalankan. Selain itu, perlu adanya
peningkatan kerjasama yang lebih baik antar lintas program maupun
sector. Sehingga diharapkan dapat menurunkan angka penyakit
berbasis lingkungan seperti diare, ISPA, scabies, dan DBD.
.
5.3 Sarana Sanitasi Dasar
5.3.1 Rumah Sehat
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan
sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan
penghuninya.(Komisi WHO mengenai kesehatan dan lingkungan,
2011).
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban
yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,

58 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah (Depkes RI, 2001).
Sesuai dengan kutipan diatas, rumah diharapkan
menjadi tempat berlindung yang di dalamnya terdapat
faktor-faktor (sarana air bersih, sarana pembuangan
sampah, dan lainnya) yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan penghuninya. Rumah dengan lingkungan yang
bersih tentu dapat memberikan kenyamanan dan rasa
aman pada penghuninya. Untuk itu, konstruksi bangunan
dan kondisi di dalam rumah harus ditata sebaik mungkin.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan


pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :

a. Lokasi Rumah :
- Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti
bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang
tsunami, daerah gempa
- Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah atau bekas tambang
- Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah
kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vector penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi
jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kaki, peyandang cacat, jembatan

59 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


harus memiliki pagar , memiliki lampu penerang jalan yang
tidak meyilaukan mata.
d. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
e. Dinding rumah memiliki ventilasi sebesar 10% dari luas lantai
f. Kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah untuk
dibersihkan.
g. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
h. Bumbungan rumah 10 meter dan terdapat penangkal petir.
i. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
j. Luas kamar tidur minimal 8m 2 dan dianjurkan tidak untuk lebih
dari 2 orang tidur, kecuali bila ada bayi.
k. Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%dari
luas lantai

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.1077 Tahun


2011 tentang pedoman penyehatan udara dalam rumah, antara
lain:

a. Rentang suhu berkisar 18 – 300 C


b. Pencahayaan di dalam rumah minimum 60 lux
c. Kelembaban berkisar 40-60%
d. Laju ventilasi udara berkisar 0,15-0,25 m 3/s

Perilaku penghuni mempengaruhi kualitas rumah yang


dihuninya. Dengan menerapkan perilaku penghuni yang bersih dan
sehat, maka tercipta rumah yang sehat pula. Adapun perilaku atau
kebiasaan yang baik untuk menciptakan rumah sehat adalah :

1. Membuka jendela kamar, ruang keluarga dan dapur setiap hari


agar terjadinya sirkulasi udara yang baik.
2. Membersihkan rumah dan halaman setiap hari

60 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


3. Jika memiliki bayi dan balita, membuang tinja bayi dan balita ke
jamban, tidak langsung ke tempat sampah atau ke sungai
4. Membuang sampah setiap hari ke tempat pewadahan sampah
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum atau
sesudah makan dan selalu setelah membuang hajat atau
buang air besar
6. Sebaiknya tidak merokok baik di dalam maupun di luar rumah.
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin atau
insidentil setiap minggu dengan melakukan 3M (Menutup,
Menguras dan Mengubur).

5.3.2 Sarana Air Bersih


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.829 tahun
1999 tentang persyaratan kesehatan permukiman khususnya
tentang penyediaan air bersih, antara lain :
a. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas
minimal 60 liter/orang/hari
c. Kualitas air harus memenuhi persyaratan permenkes 416 tahun
1990 dan KepMenkes 907 tahun 2002.
Persyaratan air bersih harus memenuhi syarat baik secara
fisik, biologi, maupun kimia berdasarkan 416/Menkes//Per/IX/1990
tentang persyaratan kualitas air bersih, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Fisik
Secara fisik air bersih harus memenuhii beberapa persyaratan
sebagai berikut, yaitu tidak berbau, tidak boleh keruh, tidak
berasa dan tidak berwarna
b. Mikrobiologi

61 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Air yang dipergunakan sebagai air minum ataupun masak
harus bebas dari kuman-kuman penyakit, termasuk didalamnya
bakteri, protozoa, virus, cacing dan jamur. Sumber air minum
juga harus bebas dari semua aktifitas biologis.
c. Kimia
Untuk kualitas air harus diperhatikan mengenai zat-zat yang
terkadung didalam air yang ada baik air bersih maupun air
minum, dengan ketentuan air yang digunakan tidak boleh
mengandung zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia
organik.
Hampir sebagian besar warga di RT 02/01, RT 03/01, RT
04/01 dan RT 05/01 menggunakan air yang bersumber dari mata
air (perpipaan) PAMSIMAS maupun sumur gali. Sehingga, ada
persyaratan yang perlu diperhatikan, yakni :
1. Jamban yang ada dirumah harus berjarak 10 meter disekitar
sumur gali.
2. Tidak boleh adanya pipa-pipa yang rusak atau bocor sepanjang
perpipaan.
3. Tidak terdapat sumber pencemaran yang dekat dengan sumber
air jaraknya harus 10 meter misalnya kotoran hewan, sampah,
genangan air,dll.
4. Saluran pembuangan air limbah tidak rusak.
5. Terdapat lantai semen yang mengitari pompa tangan dengan
radius > dari 1 meter untuk sumur gali kurang dari 1 meter.
6. Tidak boleh ada genangan air atau keretakan dilantai semen
untuk sumur gali
7. Untuk sumur gali bibir sumur harus sempurna sehingga tidak
memungkinkan air merembes.
8. Diharapkan adanya pemeliharaan sarana air bersih dengan
melakukan pemeriksaan terhadap kebocoran perpipaan dan
sebagainya.

62 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


5.3.3 Saluran Pembuangan Air Limbah
Limbah rumah tangga berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan
padat, dimana dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus,
kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari
dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.Air limbah harus
dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat
saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan
beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.


b. Tidak mengotori permukaan tanah.
c. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah
sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah
permukaan tanah.
d. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
e. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan
tanah.
f. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

Beberapa hal yang dapat berdampak bagi kesehatan dan


lingkungan apabila saluran pembuangan air yang tidak ada atau
ada namun tidak mengalir dengan baik :
a. Akibat terhadap lingkungan
- Penurunan kualitas air baik secara fisik, kimia dan
bakteriologis yang dapat mengakibatkan kerusakan dan

63 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
pencemaran air tanah dan sumber air minum.
- Apabila sampah berserakan di saluran pembuangan air
limbah maka akan mengakibatkan aliran air tersumbat.
Penumpukan sampah di sekitar saluran akan mengakibatkan
bau serta merusak pemandangan.

b. Akibat terhadap kesehatan masyarakat


Pencemaran air dapat berdampak pada penurunan
derajat kesehatan masyarakat. Air yang tercemar dapat
menjadi media penularan penyakit seperti diare, disentri,
muntaber, cacingan, dan lain – lain.

5.3.4 Sarana Jamban


Fases dan urin adalah zat-zat ekstrak manusia yang sudah
tidak dibutuhkan ole tubuh. Ditinjau dari sudut kesehatan
lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat menjadi
masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara layak
merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan.
Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat
mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber
infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena
penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah
berjangkit. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap
pembuangan tinja salah satunya adalah tersedianya jamban,
untuk itu diperlukan persyaratan tentang jamban sebagai berikut :

a. Tidak Mencemari Air


- Jarak lubang kotoran ke sumur atau sumber air sekurang-
kurangnya 10 meter
- Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam
selokan, empang, danau, sungai, dan laut

64 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


b. Tidak Mencemari Tanah
Pada Jamban terdapat septic tank yang berfungsi untuk
mengisolasi tinja.
c. Bebas dari serangga
- Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya
dikuras setiap minggu.
- Lubang jamban, khususnya jamban cemplung harus tertutup
d. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
- Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus
ditutup setiap selesai digunakan
- Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher
angsa harus tertutup rapat oleh air
e. Aman digunakan oleh pemiliknya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada
dinding lubang kotoran dengan pasangan batu atau anyaman
bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah
setempat
f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan penyakit bagi
pemakainya
- Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran
- Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain
ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran
g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.
- Jamban harus berdinding dan berpintu (tertutup)
- Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga
pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

5.3.5 Sarana Pembuangan Sampah


Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat ( UU No.18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah). Sampah rumah tangga adalah

65 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik ( PP No. 81
Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga ). Sehingga, setiap kali
manusia beraktivitas akan menghasilkan sampah. Semakin
bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak sampah
yang dihasilkan, Untuk itu perlu adanya perlu adanya pengelolaan
sampah yang baik di Desa Dawuhan Kulon.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pengelolaan sampah
rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan
sampah. Sampah yang dihasilkan harus diletakan pada tempat
penampungan sementara sebelum sampah diangkut ke tempat
pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan
sampah terpadu. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah
tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah (TPA) Tempat pemprosesan akhir
adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke
media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
Sedangkan penangangan sampah yang baik berdasarkan
peraturan tersebut yakni :
1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah,
dan/atau sifat sampah
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan
pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu
3. Pengangkutan dalam bentuk membawa
sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan

66 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah
terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
4. Pengolahan dalam bentuk mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah
5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk
pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Keuntungan adanya TPA :


- Sampah tidak berceceran
- Tidak menimbulkan bau
- Tidak menimbulkan banjir
- Aliran sungai tidak tersumbat
- Tidak menimbulkan penyakit
- Lingkungan menjadi bersih dan enak dipandang mata

Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan prinsip 3R, yakni :


1. Reduce
Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah,
dapat dilakukan di tiap rumah, misalnya menggunakan
keranjang sebagai wadah untuk belanja.
2. Reuse
Menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan,
dapat dilakukan di tiap rumah atau berkelompok, misalnya botol
digunakan kembali.
3. Recycle
Mengolah kembali sampah menjadi barang yang dapat
digunakan dapat dilakukan sendiri atau berkelompok, misalnya
pembuatan kompos.

67 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Berdasarkan hasil checklist dan kuesioner dapat diketahui
bahwa masyarakat RT 02/01, RT 03/01, RT 04/01, dan RT 05/01
menangani sampah organic dengan membuangnya ke dalam
kolam sedangkan untuk sampah anorganic seperti botol atau
kaleng bekas dijual/ diberikan kepada pemulung dan untuk plastik
akan langsung dibakar di kebun atau di belakang rumah. Namun,
ada beberapa warga yang menguburnya didalam tanah hingga
penuh tanpa adanya proses lebih lanjut. padahal, dengan perilaku
masyarakat terhadap sampah tersebut khususnya an organic
dapat mengganggu system pernafasan seperti ISPA, selain itu
juga dapat mencemari tanah dan sumber air disekitar. Maka,
sangat diharapkan, adanya Tempat Penampungan Sampah
Sementara yang membedakan sampah organic dan an organic
sehingga mempermudah proses penanganan sampah berikutnya,
dimana konstuksinya kedap air, kuat, kokoh, mudah dibersihkan
dan memiliki tutup.

5.3.6 Pengolahan Makanan dan Minuman


Makanan adalah semua substansi yang diperlukan tubuh,
kecuali air dan obat-obatan dan substansi yang dipergunakan
untuk pengobatan. Makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh
tubuh adalah makanan dan minuman yang mengandung unsur gizi
(nutrisi), makanan yang aman dan utuh (wholesomeness) dan
makanan yang terjamin kebersihan dan sanitasinya atau hygiene
( WHO ). Sanitasi makanan adalah suatu upaya pencegahan yang
menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk dapat
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,

68 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan
minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat (Depkes RI).
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian
terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor
tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Untuk
mengetahui faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit atau
keracunan makanan, perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian
kegiatan 6 (enam) prinsip hygiene dan sanitasi makanan.
1. Pemilihan Bahan Makanan
Bahan makanan yang digunakan seperti sayuran, buah-
buahan, ikan, telur,dll harus dipilih dengan baik misalnya tidak
dalam keadaan yang segar, tidak pucat atau busuk khusus
untuk ikan, dll
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Bahan makanan disimpan pada tempat yang sesuai dengan
jenis bahan makanan dan suhu. Misalnya bahan makanan
kering disimpan pada suhu yang sesuai yaitu didalam ruangan.
Dan juga terdapat lemari penyimpan bahan makanan yang
bebas dari serangga atau tikus.
3. Pengolahan Makanan
Bahan yang digunakan sebelum diolah dicuci terlebih dahulu
dengan air yang mengalir, bahan yang mudah busuk langsung
dimasak/diolah, bahan makanan yang kering atau dalam
kemasan terdapat tanggal kadaluarsa dan kemasan tidak
rusak. Dan pada proses mengolah makanan wadah dan alat
yang digunakan bersih dan digunakan sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan Makanan Jadi
Makanan yang sudah jadi disimpan pada suhu yang sesuai
dengan jenis makanannya, tempat penyimpanan dalam
keadaan yang bersih, tertutup rapat dari serangga/binatang
peganggu dan debu

69 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


5. Pengangkutan Makanan
Alat yang digunakan untuk pengangkutan bahan makanan
yang sudah jadi bersih, dan tertutup
6. Penyajian Makanan
Alat yang digunakan untuk menyajikan makanan dalam
keadaan yang bersih, tidak berkarat, tidak mengandung bahan
yang berbahaya dan tertutup, misalnya makanan yang
disajikan di wadah sesuai kebutuhan dengan wadah yang
bersih dan diletakan dimeja serta ditutup dengan menggunakan
tudung saji.

Adapun dalam pengolahannya dimulai dari pengolahan


makanan sampai makanan tersebut siap disajikan harus
menggunakan peralatan yang tidak terbuat dari bahan berbahaya,
dalam keadaan yang bersih, tahan panas, mudah dibersihkan, dan
anti/tahan karat. Dan juga pada penjamah tidak boleh berkuku
panjang, memakai perhiasan, serta pada saat mengolah makanan
rambut tidak boleh terurai, tidak mengobrol saat mengolah
makanan dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah
memasak (Pengolahan makanan). Serta pada Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) juga harus memiliki Konstrusi yang kokoh,kuat,
terang, terdapat lubang asap, langit-langit tidak ada vektor, lantai
tidak licin, bersih, dan tidak retak, terdapat ventilasi yang dilengkap
dengan kassa, terdapat pintu yang rapat sehingga tidak
memungkinkan untuk serangga atau binatang peganggu masuk.

5.3.7 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota
keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu
dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-

70 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


kegiatan kesehatan di masyarakat. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh
karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh
setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua
pihak secara keseluruhan (totalitas).
Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya
cukup banyak, yakni :

1). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2). Memberi ASI ekslusif
3). Menimbang balita setiap bulan
4). Menggunakan air bersih
5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6). Menggunakan jamban sehat
7). Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8). Makan buah dan sayur setiap hari
9). Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Manfaat rumah tangga dan masyarakat ber-PBHS antara lain:
- Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
- Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
- Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang
sehat
- Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah
kesehatan
- Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain

Maka dari itu, penting bagi masyarakat khususnya RT


02/01, RT 03/01, RT 04/01, dan RT 05/01 Desa Dawuhan Kulon
berperilaku hidup bersih dan sehat demi meningkatnya derajat
kesehatan dimana penularan penyakit khususnya penyakit
berbasis lingkungan dapat diatasi atau dikendalikan. Sehingga,
dapat terciptanya lingkungan sehat dan keluarga yang sehat.

71 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


5.4 Pencegahan Penyakit
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (UU RI No.36).
Apabila manusia dalam keadaan sehat maka produktivitas
tinggi dalam kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Masalah yang cukup
sering ditemukan adalah penyakit berbasis lingkungan, dimana
kondisi lingkungan dalam keadaan buruk disertai dengan perilaku
setiap manusia yang tidak bersih dan sehat. Di Desa Dawuhan Kulon,
masih banyak ditemukan warga yang mengalami gangguan
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan,
seperti ISPA dan Diare. Berikut adalah bagaimana cara pencegahan
penyakit-penyakit tersebut :
a. ISPA
- Selalu membersihkan rumah secara rutin dari debu dan kotoran
- Membuka ventilasi jendela setiap pagi hari agar terjadi
pertukaran udara didalam dengan diluar rumah
- Tidak adanya anggota keluarga yang merokok di dalam rumah
- Hindari penggunaan kayu bakar dalam mengolah makanan dan
pembakaran sampah di halaman rumah karena dapat
menimbulkan polusi udara dan gangguan kesehatan khusunya
pernafasan
- Adanya lubang ventilasi yang cukup di dalam dapur

b. Diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya
ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum,
penyebab diare, yaitu infeksi oleh bakteri, virus atau parasit; alergi

72 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


terhadap makanan atau obat tertentu; infeksi oleh bakteri atau
virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga,
Infeksi tenggorokan, Malaria, dll; serta pemanis buatan. Adapun
langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain :
- Selalu membuang air kecil dan air besar di jamban yang
disertai dengan septictank
- Selalu merebus air bersih hingga mendidih ketika ingin
mengkonsumsinya menjadi air minum
- Hindari makanan dari lalat dan binatang pengganggu lainnya
seperti kecoa serta tikus dengan member penutup pada
makanan
- Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
setelah buang air besar, sebelum mengolah makanan,
setelah bermain
- Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar terhindar
dari berbagai jenis penyakit.

c. Scabies/ Kudis
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
Sarcoptes scabei. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya
bias dilihat dengan menggunakan mikroskop. Penyakit ini mudah
menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan
sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung
melalui sentuhan langsung dengan penderita mapun secara tak
langsung melalui baju, seprai, bantal, handuk, air atau sisir yang
pernah digunakan oleh penderita dan belum dibersihkan serta
masih terdapat tungaunya. Penyakit ini menyebabkan rasa gatal
pada bagian kulit, seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.
Penularan penyakit kulit scabies sangat cepat khususnya pada
komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya

73 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua
orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies.
Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain :
- Mencuci pakaian, handuk, seprei dan selimut hingga bersih
menggunakan deterjen.
- Meyetrika pakaian, handuk, seprei dan selimut
- Hindari pemakaian baju dan handuk secara bergantian tanpa
dicuci terlebih dahulu
- Hindari penggunaan pakaian, handuk, seprei dan selimut
dalam keadaan lembab/ basah
- Selalu mengganti seprei secara berkala maksimal 2 minggu
sekali
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PENENTUAN PRIORITAS
MASALAH

6.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan data primer yang didapatkan melalui checklist
serta data sekunder yang didapat melalui para Kadus, Kades
Dawuhan Kulon, data Puskesmas, Balai Desa, Ibu-ibu PKK,
didapatkan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan. Untuk permasalahan yang terdapat di Desa Dawuhan

74 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Kulon yaitu mengenai lingkungan yang tidak saniter sehingga
berdampak bagi kesehatan, masalah tersebut diantaranya yaitu :

6.1.1 Rumah Sehat


Berdasarkan data yang diperoleh dari checklist Rumah
Sehat didapatkan bahwa dari 592 rumah di Desa Dawuhan Kulon
sebagian besar rumah tidak memenuhi syarat Rumah sehat yaitu
sebanyak 394 rumah atau sebesar 66,6% dan sebanyak 198
rumah atau sebesar 33,4 % sudah memenuhi syarat rumah sehat.
Dari hasil observasi, diketahui bahwa rumah yang belum
memenuhi standar rumah sehat di pengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
 Langit-langit : Sebanyak 193 rumah dengan presentase 32,6%
belum memiliki langit-langit.
 Dinding : Diketahui responden yang memiliki dinding yang
terbuat dari anyaman bambu sebanyak 75 rumah dengan
presentase 12,7%
 Lantai: Diketahui responden yang kondisi lantainya berupa
tanah sebanyak 21 rumah dengan presentase 3,5 %
 Jendela Kamar tidur : Diketahui responden yang rumahnya tidak
memiliki jendela kamar tidur sebanyak 45 rumah dengan
presentase 7,6%
 Jendela Ruang Keluarga : Diketahui responden yang rumahnya
tidak memiliki jendela ruang keluarga sebanyak 20 rumah
dengan presentase 3,4%
 Ventilasi : Diketahui responden yang tidak memiliki ventilasi
sebanyak 13 rumah dengan presentase 2,2%, sedangkan
rumah yang memiliki ventilasi permanen tetapi luasnya < 10%
dari luas lantai sebanyak 190 rumah dengan presentase 32,1%

75 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Lubang asap dapur : Diketahui responden yang tidak memiliki
lubang asap pada dapurnya sebanyak 181 rumah dengan
presentase 30,6%
 Pencahayaan: Diketahui responden yang pencahayaan
rumahnya tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk
membaca sebanyak 24 rumah dengan presentase 4,1%

6.1.2 Sarana Air Bersih


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil checklist pada
592 rumah didapatkan bahwa 24 rumah tidak memiliki sarana air
bersih, 107 rumah memiliki sarana air bersih bukan milik sendiri
yang tidak memenuhi syarat kesehatan, 120 rumah memiliki
sarana air bersih milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan, 191 rumah memiliki sarana air bersih bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, serta 150 rumah memiliki
sarana air bersih milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.
Dari hasil observasi masyarakat Desa Dawuhan Kulon
menggunakan air bersih yang berasal dari PAMSIMAS. Selain itu
dari segi kualitas air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan
disebabkan oleh pada air tersebut masih terdapat endapan-
endapan pasir di dasar tempat penampungan air.

6.1.3 Saluran Pembuangan Air Limbah


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil checklist pada
592 rumah didapatkan bahwa 110 rumah tidak memiliki saluran
pembuangan air limbah, 22 rumah memiliki saluran pembuangan
air limbah yang diresapkan namun berjarak <10m dari sumber air,
403 rumah dialirkan ke selokan terbuka, 21 rumah diresapkan dan

76 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


berjarak >10m dari sumber air, dan 36 dialirkan ke selokan tertutup
untuk diolah lebih lanjut.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar 68,1%
saluran pembuangan air limbah pada rumah warga tidak
memenuhi syarat. Hal tersebut disebabkan oleh saluran
pembuangan air limbah yang dialirkan ke selokan terbuka.

6.1.4 Sarana Jamban


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil checklist pada
152 rumah didapatkan bahwa 130 rumah tidak memiliki sarana
jamban, 121 rumah memiliki sarana jamban tetapi bukan leher
angsa tidak memiliki penutup dan disalurkan ke sungai/ kolam, 104
rumah memiliki sarana jamban tetapi bukan leher angsa
mempunyai penutup (leher angsa) dan disalurkan ke sungai/
kolam, 19 rumah memiliki sarana jamban tetapi bukan leher angsa
memiliki penutup dan memiliki septictank, serta 218 rumah
memiliki sarana jamban dengan leher angsa dan memiliki
septictank.
Dari hasil observasi diketahui bahwa sebesar 63,2 %
jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan disebabkan oleh
saluran pembuangan air limbah dari jamban yang dialirkan
langsung ke sungai atau kolam sebagai sarana untuk makan ikan
di kolam serta jamban yang dimiliki bukan dari leher angsa dan
tidak memiliki septictank.

6.1.5 Sarana Pembuangan Sampah


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil checklist pada
592 rumah didapatkan bahwa 90 rumah tidak memiliki sarana
pembuangan sampah, 269 rumah memiliki sarana pembuangan
sampah tetapi tidak kedap air dan tidak memiliki penutup, 197
rumah memiliki sarana pembuangan sampah kedap air tetapi tidak

77 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


memiliki penutup, serta 36 rumah memiliki sarana pembuangan
sampah dengan kedap air dan memiliki penutup.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sekitar 78,7%
rumah memiliki sarana pembuangan sampah tetapi tidak memiliki
penutup.

6.1.6 Keberadaan Vektor


Berdasarkan hasil observasi, dari 592 rumah di Desa
Dawuhan Kulon, ditemukan jentik nyamuk Aedes aegypti di 12
rumah pada tempat-tempat yang memungkinan terjadi perindukan
nyamuk seperti tempayan, bak mandi, dispenser ataupun tempat
penampungan kulkas. Selain itu, tidak ditemukan keberadaan lalat,
kecoa dan tikus disekitar rumah warga.

6.1.7 Pengelohan Makanan dan Minuman


Berdasarkan hasil kuesioner tentang pengetahuan
responden mengenai pengolahan makanan dan minuman
didapatkan hasil bahwa dari 592 responden ada 525 responden
yang memiliki pengetahuan mengenai pengolahan makanan dan
minuman dalam kategori tinggi, dan 67 responden dalam kategori
rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden belum
mengetahui tentang pengelolaan makanan dalam kondisi bersih,
penyimpanan bahan makanan, bahan makanan yang perlu dipilih,
perlu adanya tempat sampah yang tertutup didapur, cara
pencucian bahan makanan yang baik, peralatan yang baik
digunakan untuk pengolahan makanan, peralatan yang baik
digunakan untuk pengolahan makanan.
Berdasarkan hasil kuesioner tentang sikap responden
mengenai pengolahan makanan dan minuman didapatkan hasil
bahwa dari 592 responden sekitar 5 responden memiliki sikap
negatif, sedangkan 587 responden memiliki sikap positif. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden setuju terhadap tempat

78 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


pengolahan makanan terdapat sampah yang sesuai dengan
persyaratan, menggunakan air yang bersih, kondisi tempat
pengolahan makanan dalam bersih, terdapat tempat cuci tangan,
tempat pencucian alat dan tempat pencucian bahan makanan, ada
saluran pembuangan air limbah dan peralatan dalam kondisi
bersih dan terbuat dari bahan anti karat.
Berdasarkan hasil kuesioner tentang tindakan responden
mengenai pengolahan makanan dan minuman didapatkan hasil
bahwa dari 592 responden ada 557 responden yang memiliki
tindakan mengenai pengolahan makanan dan minuman dalam
kategori baik, dan 35 responden dalam kategori kurang. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden memperhatikan
kebersihan tempat pengelolaan makanan dan kebersihan
peralatan, mencuci perlatan sebelum dan setelah mengolah
makanan, membersihkan tempat pengelolaan makanan ketika
dalam kondisi kotor, menggunakan perlatan dengan bahan anti
karat dan dalam kondisi tidak rusak, memperhatikan konstruksi
tempat pengolahan dan saluran pembuangan air limbah .

6.1.8 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Berdasarkan hasil kuesioner tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat didapatkan hasil bahwa dari 592 responden terdapat
543 responden yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
dalam kategori baik, dan 49 responden dalam kategori kurang.
Hal ini dikarenakan sebagian besar responden mengetahui
tentang yang membantu proses persalinan, makan sayur dan buah
setiap hari, mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan
sesudah BAB, mencuci tangan sebelum memasak, membuang
BAB di jamban, selalu makan makanan yang bergizi, berolah raga
setiap pagi, namun responden yang masuk kedalam kategori
kurang sebagian besar belum mengetahui tentang ASI eksklusif,

79 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


pemberian asupan bayi, menguras bak mandi seminggu sekali,
membuang barang bekas, dan terdapat anggota rumah yang
merokok.

6.2 Prioritas Masalah


Kondisi Kesehatan Lingkungan Desa Dawuhan Kulon yang
dijadikan sebagai masalah untuk mencapai prioritas masalah hingga
didapatkan pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :

Jumlah Presentase
No. Item
(Rumah) (%)

I Sanitasi Jamban

a. Tidak ada 130 22,0

b. Ada, bukan leher angsa, 121 20,4


tidak ada tutup,
disalurkan ke sungai /
kolam
c. Ada, bukan leher angsa
ada tutup (leher angsa),
104 17,6
disalurkan ke
sungai/kolam

II Saluran Pembuangan Air


Limbah
a. Ada, dialirkan ke selokan 403 68,1
terbuka
b. Tidak ada sehingga 110 18,6
tergenang tidak teratur di
halaman rumah

80 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


III. Sarana Pembuangan
Sampah

1. Kepemilikan Sarana
Pembuangan Sampah

a. Tidak ada 90 15,2

b. Ada, tetapi tidak kedap 269 45,4


air dan tidak ada tutup
IV Sarana Air Bersih

Kepemilikan Sarana Air


1.
Bersih

a. Tidak ada 24 4,1

b. Ada, bukan milik sendiri, 107 18,1


dan tidak memenuhi
syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri, dan 120 20,3
tidak memenuhi syarat
kesehatan
V Rumah Sehat

1. Langit- Langit :

a.Tidak ada 193 32,6

b.Ada, kotor, sulit


dibersihkan dan rawan 112 18,9

kecelakaan
2. Ventilasi :

a. Ada, luas ventilasi 190 32,1


permanen < 10% dari luas

81 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


lantai
3. Lubang Asap Dapur :

a. Tidak ada 181 30,6

4. Pencahayaan

a. Kurang terang,sehingga
kurang jelas untuk 190 32,1
membaca dengan
normal

VI. Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat
1. Membuang sampah :

a.Tidak ke wadah sampah 191 32,3


(container)

2. Kebiasaan Merokok :

a.Ada anggota keluarga 436 73,6


merokok dalam rumah

Dari identifikasi masalah yang telah dibuat dan dari hasil


kegiatan rembuk warga atau Lokmin (Lokakarya mini), masalah yang
menjadi prioritas dan akan ditangani (intervensi fisik) adalah
pembuatan kompos, pembuatan vermikomposting, pembuatan
komposter, pemasangan genteng kaca, pembuatan plastoil dan
pembuatan jamban sehat (kloset, septic tank dan sumur resapan).

82 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


6.3 Prioritas Kegiatan Pemecahan Masalah
Dari hasil identifikasi prioritas masalah, maka dilakukan
kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut dengan pelaksaan
intervensi fisik dan intervensi non fisik.
PRIORITAS INTERVENSI INTERVENSI
NO
MASALAH FISIK NON FISIK
Pembuatan jamban sehat Penyuluhan tentang
a. Kloset leher angsa jamban sehat:
 Dusun III (RW 03)  Dusun II (RW 02)
Sanitasi
1. b. Septic tank
jamban
 Dusun I (RW 01)
 Dusun II (RW 02)
 Dusun III (RW 03)
Pembuatan kompos: Penyuluhan tentang
Pengelolaan  Dusun I (RW 01) pembuatan kompos :
2.
Sampah  Dusun II (RW 02)  Dusun I (RW 01)
 Dusun III (RW 03)  Dusun II (RW 02)
Pembuatan Komposter: Penyuluhan buang
 Dusun I (RW 01) sampah pada
tempatnya :
 Dusun I (RW 01)
Pembuatan
Vermikomposting :
 Dusun II (RW 02)
Pembuatan Kerajinan
Tangan (Daur Ulang):
 Dusun I (RW 01)
Pembuatan Plastoil :
 Dusun I (RW 01)
3. SPAL Pembuatan sumur resapan: Penyuluhan tentang

83 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Dusun I (RW 01) sumur resapan:
 Dusun II (RW 02)  Dusun II (RW 02)
 Dusun III (RW 03)
Kacanisasi :
4. Pencahayaan
 Dusun II (RW 02)
Penyuluhan tentang
CTPS:
 Dusun I (RW 01)
- SDN 01
Dawuhan
Kulon
- MI Ma’arif NU
- PAUD Az-
5. PHBS Zahra
- TK. RA
Diponegoro 23
 Dusun III
- SDN 02
Dawuhan
Kulon
- PAUD Mawar
VII

Penyuluhan tentang
PHBS:
 Dusun I (RW 01)
- MI Ma’arif NU
 Dusun II (RW 02)
- PKK
Gosok gigi yang baik dan

84 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


benar:
 Dusun I
- SDN 01
Dawuhan
Kulon
- PAUD Az-
Zahra
- TK. RA
Diponegoro 23
Penyuluhan tentang
pneumonia:
 Dusun I (RW 01)
- Posyandu
Mawar III
 Dusun II (RW 02)
- Posyandu
Mawar VII
Penyuluhan tentang
kecacingan:
 Dusun I (RW 01)
- MI Ma’arif NU
Penyuluhan tentang diare
:
 Dusun II (RW 02)
- Posyandu RW
02
5. Penyehatan Penyuluhan tentang
makanan dan Makanan Jajanan:
minuman  Dusun III (RW 03)
- SDN 02

85 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Dawuhan
Kulon
Penyuluhan tentang
Bahan Tambahan
Makanan
 Dusun II (RW 02)
Penyuluhan mengenai
PSN :
 Dusun I (RW 01)
6. Vektor  Dusun II (RW 02)
 Dusun III (RW 03)
Kader Desa Dawuhan
Kulon

Berdasarkan tabel diatas prioritas masalah yang telah dipecahkan dan


telah dilakukan intervensi fisik, yaitu:

1. Pembuatan sarana jamban sehat (jamban dan septic tank)


2. Pembuatan sumur resapan
3. Pembuatan kompos
4. Pembuatan komposter
5. Pembuatan vermikomposting
6. Pembuatan plastoil
7. Pembuatan kerajinan tangan (daur ulang)
8. Pemasangan genteng kaca (kacanisasi)

Dan melakukan pendekatan melalui aspek sosial dengan warga


sekitar dengan tema yang paling banyak, yaitu penyuluhan tentang
pemanfaatan sampah organic menjadi kompos dan penyuluhan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.

86 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB VII

HASIL KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

Dari hasil rembug warga atau melakukan lokakarya mini didapatkan


hasil kesepakatan untuk mengatasi masalah jamban dengan pembuatan
jamban keluarga sehat berupa septictank dan sumur resapan, masalah
sampah organik dan Anorganik dengan cara pembuatan kompos dari

87 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


sampah organic di sehingga terwujudnya jamban sehat, serta membantu
menyempurnakan pembangunan septic tank dan sumur resapan yang ada di
rumah warga.

7.1 Intervensi Fisik


7.1.1 Jamban Sehat
7.1.1.1 Pembuatan Septic Tank
Salah satu kegiatan intervensi fisik yang kami lakukan
bersama dengan warga adalah pembuatan sarana sanitasi
dasar septic tank. Maksud dari pembuatan septic tank ini
adalah sebagai bentuk percontohan septic tank yang saniter
dan terjangkau bagi masyarakat Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.
Pembuatan septic tank di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan
Kedungbanteng antara lain :
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari Kamis dan Jumat tanggal 14 dan 15 Maret 2013 di
Raudhatul Atfhal Diponegoro 23, RT 04, RW 01 sebanyak 1
buah. Kegiatan ini dihadiri oleh 12 orang warga dan 9 orang
mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari partisipasi
warga dan mahasiswa.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari minggu sampai dengan selasa tanggal 17 – 19 Maret
2013 di RT 07 RW 01 dihadiri oleh warga sekitar, BPS dan
mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari partisipasi
warga dan mahasiswa.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari minggu sampai dengan senin tanggal 17 - 18 Maret
2013 di Rumah Bapak Farid RT 02 RW 02.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari Sabtu, 16 Maret 2013 di halaman belakang Rumah

88 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Bapak Nasori yang dihadiri oleh mahasiswa, Ketua RT,
warga sebanyak 7 orang, BPS dan pihak yang
bersangkutan.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari jumat sampai dengan minggu tanggal 15 – 17 Maret
2013 di rumah Bapak Suhada RT 04 RW 03 yang dihadiri
oleh warga sekitar, BPS dan mahasiswa.

Berikut adalah alat bahan yang dibutuhkan beserta langkah


kerjanya :
a. Alat :

- Cetakan - Kuas
septictank dan - Gergaji pipa
tutup (Ø=60cm, - Gerinda
t=100cm) - Kunci inggris
- Cangkul - Pengki bambu
- Skop semen - Ember
- Linggis

b. Bahan :

- Semen - Kawat
- Pasir - Pipa PVC 3’
- Kerikil - Pipa PVC 1/2”
(Kericak) - Sok T 1/2”
- Air - Knee 1/2”
- Oli

c. Langkah Kerja :
- Siapkan alat dan bahan
- Gali tanah sedalam 1,75 meter dengan diameter
sebesar 70cm

89 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Rakit cetakan septic tank yang telah disediakan dengan
bantuan kawat dan baut serta oleskan oli permukaan
luar cetakan untuk mempermudah saat pelepasan
cetakan dari adonan.
- Siapkan adonan semen : pasir : kerikil = 1 : 2 : 3
- Masukkan cetakan ke dalam galian tanah lalu beri
adonan diantara sisi permukaan cetakan dengan tanah,
tunggu hingga setengah kering.
- Selain itu, lakukan pencetakan tutup septictank dengan
menggunakan adonan disertai dengan pemberian slab
pada bagian tengah cetakan tutup
- Setelah permukaan dinding septictank setengah kering,
buka cetakan secara perlahan, lalu lakukan pemberian
adonan ke dasar septictank hingga dapat dipastikan
tidak akan terjadi kebocoran, serta plester dinding
septictank dengan semen.
- Kemudian pasang pipa 3” dari jamban menuju septictank
sepanjang 3 meter
- Setelah penutup septictank sudah kering, letakkan
penutup diatas septictank dengan rapat, lalu timbun
kembali dengan tanah dan paving blok.

7.1.2 Saluran Pembuangan Air Limbah


7.1.2.1 Pembuatan Sumur Resapan
Dalam intervensi fisik yang kami lakukan, salah satu saluran
pembuangan air limbah yang kami bangun adalah pembuatan
sumur resapan sebagai pendamping pembuatan septictank.

90 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Pembuatan sumur resapan di Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng antara lain:
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari Kamis dan Jumat tanggal 14 dan 15 Maret 2013 di
Raudhatul Atfhal Diponegoro 23, RT 04, RW 01 sebanyak 1
buah. Kegiatan ini dihadiri oleh 12 orang warga dan 9 orang
mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari partisipasi
warga dan mahasiswa.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari minggu sampai dengan selasa tanggal 17 – 19 Maret
2013 di RT 07 RW 01 dihadiri oleh warga sekitar, bantuan
dar BPS dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal
dari partisipasi warga dan mahasiswa.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari minggu sampai dengan senin tanggal 17 - 18 Maret
2013 di Rumah Bapak Farid RT 02 RW 02.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari Sabtu, 16 Maret 2013 di halaman belakang Rumah
Bapak Nasori yang dihadiri oleh mahasiswa, Ketua RT,
warga sebanyak 7 orang, BPS dan pihak yang
bersangkutan.
 Pelaksanaan pembuatan septictank yang dilakukan pada
Hari jumat sampai dengan minggu tanggal 15 – 17 Maret
2013 di RW 03 yang dihadiri oleh warga sekitar, BPS dan
mahasiswa.

Berikut adalah alat bahan yang dibutuhkan beserta langkah


kerjanya :
a. Alat
- Cetakan septictank dan tutup (Ø=60cm, t=100cm)
- Sendok Semen

91 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Cangkul
- Ember
- Linggis
b. Bahan

- Pasir - Besi (slab)


- Kerikil - Pipa PVC 2”
- Semen - Air

c. Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan
- Buat galian tanah berdiameter 60 cm dengan kedalaman
1m
- Pasang cetakan gorong-gorong yang ada
- Masukkan cetakan gorong-gorong tersebut kedalam
galian tanah
- Buat campuran untuk membuat gorong-gorong dan slab
yang terdiri dari semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan 1:2:3 dan air secukupnya.
- Masukkan campuran tersebut kecetakan gorong-gorong
dan cetakan slab.
- Masukan pasir dan kerikil sebagai dasar sumur untuk
meningkatkan daya resap sumur.
- Hubungkan septic tank dan sumur resapan dengan
menggunakan pipa yang berdiameter 3 inch.
- Tutup sumur resapan dengan menggunakan slab.

7.1.3 Pengelolaan Sampah


7.1.3.1 Pembuatan Kompos
Dalam intervensi fisik salah satu cara pemanfaatan sampah
organic yang kami lakukan adalah pembuatan kompos yang

92 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


dilakukan setelah adanya penyuluhan mengenai menjadi
kompos dengan tujuan mengurangi adanya timbulan sampah,
kegiatan yang dilakukan di Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan
Kedungbanteng antara lain:
 Pelaksanaan pembuatan kompos yang dilakukan pada Hari
selasa tanggal 19 Maret 2013 di Halaman rumah Pak Anto
(RT 03 RW 01) yang dihadiri oleh warga sebanyak 14
orang dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari
partisipasi warga.
 Pelaksanaan pembuatan kompos yang dilakukan pada Hari
sabtu tanggal 16 Maret 2013 di RT 01 RW 01 yang dihadiri
oleh ibu – ibu dasawisma dan mahasiswa. Dana yang
dibutuhkan berasal dari partisipasi warga.
 Pelaksanaan pembuatan kompos yang dilakukan pada Hari
Minggu tanggal 10 Maret 2013 di Halaman rumah Ibu
Ngafifah RT 05 RW 02 yang dihadiri oleh warga sebanyak
30 orang dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal
dari partisipasi warga.
 Pelaksanaan pembuatan kompos yang dilakukan pada Hari
Jumat tanggal 15 Maret 2013 di Halaman rumah Bapak
Datin RT 04 RW 02 yang dihadiri oleh warga sebanyak 34
orang dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari
partisipasi warga.
 Pelaksanaan pembuatan kompos yang dilakukan pada Hari
Minggu tanggal 10 Maret 2013 di Bapak Hermanto RT 01
RW 03 yang dihadiri oleh warga dan mahasiswa. Dana
yang dibutuhkan berasal dari partisipasi warga.

Berikut adalah alat bahan yang dibutuhkan beserta langkah


kerjanya :

a. Alat

93 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Komposter - Gunting
(volume 60liter) - Golok
- Pollybag - Timbangan
- Pisau - Karung goni

b. Bahan
- Sampah organic (daun kering, sisa sayur, sisa buah)
- Dedak
- Kotoran hewan
- EM4
- Air Gula
- Air
c. Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
- Cacah sampah organik 1-4 cm hingga halus
- Timbang sampah yang telah di cacah sesuai dengan
kebutuhan.
- Timbang kotoran hewan dan dedak sesuai dengan
kebutuhan
- Perbandingan komposisi kotoran hewan dengan sampah
organik yaitu 1 : 1
- Masukkan sampah, kotoran hewan dan dedak ke dalam
wadah (drum/tong) kemudian aduk hingga merata.
- Larutkan sebanyak 1 tutup botol EM4 dengan larutan air
gula lalu diamkan minimal 1 x 24 jam ditempat yang
sejuk.
- Masukkan larutan EM4 tersebut kedalam wadah
(komposter) yang telah di isi oleh sampah, kotoran
hewan dan dedak. Tuangkan perlahan sampai merata
kemudian diaduk sampai rata dan yang perlu
diperhatikan sampah jangan terlalu banyak air.

94 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Penambahan activator EM4 dilakukan untuk
mempercepat proses pengomposan, bila tidak ada EM4
pengomposan bisa tetap berlangsung.
- Tutup wadah dengan karung goni.
- Simpan ditempat yang aman dan terhindar dari hujan
serta sinar matahari secara langsung.

7.1.3.2 Pembuatan Komposter


Pembuatan komposter kepada masyarakat bertujuan
sebagai salah satu alat percontohan sederhana yang
diharapkan masyarakat tahu dan mampu
mengaplikasikannya dikemudian hari. Dimana, komposter
sendiri berfungsi alat yang mempermudah pembuatan
kompos. Pembuatan komposter di Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng antara lain:
 Pelaksanaan pembuatan komposter yang dilakukan
pada Hari Senin tanggal 18 Maret 2013 di Halaman
rumah Pak Iriyanto, RT 04, RW 01 yang dihadiri oleh
warga sebanyak 3 orang dan mahasiswa. Dana yang
dibutuhkan berasal dari partisipasi warga.

Sebelum diadakannya pembuatan alat komposter ini,


kami memberikan penyuluhan terlebih dahulu tentang
pembuatan komposter dan pembuatan kompos
menggunakan bahan organik. Lokasi peletakan alat
komposter yaitu di RT 03 RW 01, Desa Dawuhan Kulon,
tepatnya di kediaman Bapak Anto. Berikut adalah alat
bahan yang dibutuhkan beserta langkah kerjanya :
a. Alat

95 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


- Ember ukuran - Sok T 1” 4 buah
60 liter beserta - Bor Listrik
tutupnya - Gergaji
- Pipa PVC 1” - Meteran
sepanjang 1,2m - Spidol
- Dop 1” 4 buah
b. Bahan
- Lem pipa
c. Langkah Kerja
- Sediakan alat dan bahan
- Beri tanda lingkaran kecil pada ember besar dengan
jarak 4 cm ke arah samping dan 8 cm ke arah atas dan
bawah.
- Lubangi tanda lingkaran kecil tersebut menggunakan bor
listrik
- Kemudian buatlah batang penganduk, dengan
menggunakan pipa 1 inch sepanjang 1,2 meter. Potong
pipa dengan menggunakan gergaji sepanjang 8 cm
sebanyak 2 buah, dan 13 cm sebanyak 4 buah.
- Pasang dan gabungkan pipa 8 cm tersebut
menggunakan 3 buah Sok T dengan lem pipa menjadi
batang pengaduk.
- Lalu pasang pipa yang panjangnya 13 cm pada sisi lain
sok T sebagai baling – baling pengaduk.
- Setelah pipa dipasang, tutup dengan menggunakan dop
yang sudah diberikan lem pipa.
- Lubangi bagian tengah tutup ember dengan diameter 1
inch untuk meletakan batang penganduk.
- Pasang Sok T pada bagian atas batang penganduk
sebagai pegangan untuk mengaduk.

96 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


7.1.3.3 Pembuatan Vermikomposting
Dengan adanya intervensi fisik berupa pembuatan
vermikomposting sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
untuk mengetahui cara pemanfaatan sampah organic yang
baik serta pembudidayaan cacing tanah sehingga dapat
bermanfaat sebagai pengganti makanan ikan dikolam warga.

 Pelaksanaan pembuatan vermikomposting yang


dilakukan pada Hari jumat tanggal 15 Maret 2013 di
Lapangan Kedungpraya, RT 02 RW 02 yang dihadiri
oleh warga dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan
berasal dari partisipasi warga. Kegiatan ini dilakukan
setelah pembuatan kompos.

Alat dan Bahan :


a. Alat
1. Wadah (peti kayu)
2. Alat pencacah
3. Gunting
4. Sarung tangan
5. Karung Goni
b. Bahan
1. Sampah organik (sayuran,daun-daunan)
2. Kompos
3. Cacing
4. Air
Cara Pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Beri lubang pada sisi samping atau bawah drum, agar
udara dapat masuk ke dalam wadah
3. Cacah sampah organic sekecil mungkin, sehingga proses
pembusukan lebih cepat

97 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


4. Masukkan kotoran hewan ke dalam cacahan sampah
organic dan aduk sampai merata
5. Larutkan bahan tambahan (larutan gula dan EM4)
6. Masukkan bahan tambahan (larutan gula dan EM4) ke
dalam campuran sampah organic dan kotoran
7. Beri sedikit air dengan cara dipercik pada adonan kompos
yang sudah siap
8. Masukkan adonan kompos ke dalam drum, dan tutup
dengan menggunakan karung
9. Letakkan drum di tempat yang tidak langsung terkena
sinar matahari dan terhindar dari hujan
10. Lakukan pengadukan pada adonan kompos setiap harinya
selama kurang lebih 3 – 4 minggu
11. Cek suhu kompos dengan cara letakkan tangan di atas
adonan kompos, bila suhunya panas, maka proses
pengomposan sedang berlangsung dan sebaiknya beri
percikan air. Apabila suhunya sudah stabil dan sama
seperti suhu tanah biasa, maka kompos sudah jadi
12. Cek kelembaban kompos dengan cara tancapkan kayu
pada adonan kompos. Apabila adonan kompos banyak
yang menempel di kayu, nerarti kelembabannya tinggi.
Dan perlu di beri tambahan berupa daun kering atau
serbuk kayu.
13. Setelah kurang lebih 4 minggu, kompos sudah siap
digunakan sebagai pupuk
14. Setelah kompos jadi, letakkan kompos pada wadah yang
tersedia setinggi 5 – 10 cm, lalu masukkan cacing ke
media tersebut.
15. Setelah itu tutup kembali dengan kompos.
16. Selanjutnya taburi pakan cacing dari potongan potongan
daun yang di fermentasi selama 3 hari. Proses pemberian

98 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


pakan yang dilakukan setiap hari. bila terjadi
penggumpalan diaduk dan disebar di seluruh bagian
permukaan.

7.1.3.4 Pembuatan Plastoil


 Pelaksanaan pembuatan plastoil yang dilakukan pada Hari
Senin tanggal 18 Maret 2013 di RW 03 yang dihadiri oleh
warga dan mahasiswa. Dana yang dibutuhkan berasal dari
partisipasi warga. Kegiatan ini dilakukan setelah pembuatan
kompos.

No. Alat/Bahan Jumlah


1 Kaleng cat besi 1 bh
2 Pipa besi 1,5 m
3 Plat besi 1 lembar
4 Sampah plastic Secukupnya
5 Wadah 1 bh
6 Kayu bakar Secukupnya
7 Serabut kelapa Secukupnya

Cara Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah desain PLASTOIL
3. Potonglah sampah plastik agar lebih cepat menguap
4. Masukkan sampah ke dalam PLASTOIL yang sudah siap
5. Konversikan sampah plastik tersebut
6. Tunggu hingga uap keluar dari ujung pipa
7. Tampung minyak dalam wadah

7.1.3.5 Pembuatan Kerajinan Tangan

99 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Dengan adanya intervensi fisik berupa pembuatan
kerajianan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk
mengetahui cara pemanfaatan sampah anorganik (kemasan
bekas) menjadi barang yang bisa di gunakan kembali.

Alat dan Bahan:


1. Kemasan bekas 4. Restleting
2. Gunting 5. Kain perca
3. Benang dan Jarum

Cara Kerja:
1. Gunting kemasan bekas, menjadi
bentuk persegi.
2. Lalu lipat, sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.
3. Lalu di buat anyaman, dan di
sambung anyaman satu dengan lainnya dengan cara di jahit.
4. Setelah terbentuk menjadi tas, lalu
di bagian dalam. Di jahit dengan kain perca sebagai pelapis.
5. Pasang restleting untuk penutup

7.1.4 Kacanisasi
Kacanisasi merupakan pemasangan genteng kaca yang berfungsi
agar cahaya matahari masuk ke dalam rumah sehingga
pencahayaan didalam rumah menjadi lebih terang. selain itu,
pemasangan genteng kaca juga dapat membunuh virus TBC yang
banyak dialami oleh masyarakat.
 Pelaksanaan Pemasangan Genteng Kaca yang dilakukan
pada Hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 di Rumah Bapak
Nasori dan Bapak Sobiha RW 02 yang dihadiri oleh ketua RT,
warga yang bersangkutan dan perwakilan mahasiswa. Dana

100 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


yang dibutuhkan berasal dari partisipasi warga. Kegiatan ini
dilakukan setelah pembuatan kompos.
Alat yang digunakan hanya berupa genteng kaca 4 buah
untuk setiap rumah

7.2 Intervensi Non Fisik


7.2.1 Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun
- SD 01 Dawuhan Kulon
Penyuluhan tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di
SDN 01 Dawuhan Kulon Kelas 5 SD sebanyak 19 anak pada
hari Rabu tanggal 6 Maret 2012, dengan cara mahasiswa
memberikan materi tentang CTPS, dampak apabila tidak
CTPS, games untuk mengulas materi yang disampaikan
kepada siswa-siswi dan pemberian hadiahnya, praktek CTPS
yang baik dan benar, serta pemberian baksos.

- Paud Az-zahra
Penyuluhan tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Az-Zahra sebanyak 20
anak pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2012, dengan cara
mahasiswa memberikan materi tentang CTPS, dampak
apabila tidak CTPS, lomba mewarnai gambar CTPS, praktek
CTPS yang baik dan benar, pemberian reward bagi siswa-
siswi yang mewarnai dengan baik dan rapi serta pemberian
baksos.

- RA Diponegoro 23 Dawuhan Kulon


Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa/i RA Diponegoro 23
pada tanggal 5 maret 2013. Adapun sasaran kegiatan adalah
siswa/i RA Diponegoro 23 yang dihadiri 34 orang. Materi

101 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


penyuluhan mengenai cara cuci tangan yang benar dengan
memakai sabun dan juga perilaku hidup bersih dan sehat.

- SDN 02 Dawuhan Kulon


Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa-siswi Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 2 Dawuhan Kulon dilaksanakan pada
tanggal 9 Maret 2013 yang bertempat di SDN 2 Dawuhan
Kulon. Sasaran kegiatan adalah siswa-siswi kelas 4-6 SD
sebanyak 50 orang. Selain itu, Penyuluhan dan demonstrasi
CPTS (Cuci Tangan Pakai Sabun) juga dilakukan pada
tanggal 07 Maret 2013 dengan target peserta siswa kelas 1, 2
& 3. Siswa yang hadir sebanyak 51 anak dan dihadiri oleh
perwakilan guruMateri penyuluhan mengenai PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat), yaitu cara mencuci tangan yang
benar, akibat yang ditimbulkan jika tidak mencuci tangan
dengan benar dan penyakit tidak mencuci tangan dengan
sabun.

- PAUD Mawar VII Dawuhan Kulon


Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun dilakukan pada tanggal
08 Maret 2013 dengan peserta yang hadir sebanyak 34 anak
dan dihadiri oleh perwakilan guru. bertempat di pos PAUD
Mawar VII Dawuhan Kulon.

- Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nadathu Ulama


Penyuluhan ini dilakukan kepada siswa-siswi Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Nahdatul Ulama yang dilaksanakan pada
Hari Rabu, 13 Maret 2013, bertempat di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Nahdatul Ulama yang berada di RT.03 RW.01 Desa
Dawuhan Kulon. Sasaran Kegiatan adalah siswa-siswi kelas 1
dan 2, dengan jumlah murid 57 orang. Materi penyuluhan

102 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


mengenai cara cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
disertai dengan praktek cuci tangan .

7.2.2 Penyuluhan Gosok Gigi yang Baik dan Benar


 SDN 01 Dawuhan Kulon
Penyuluhan tentang sikat gigi yang baik dan benar di SDN 01
Dawuhan Kulon Kelas 5 SD sebanyak 19 anak pada hari
Rabu tanggal 6 Maret 2012, dengan cara mahasiswa
memberikan materi tentang sikat gigi yang baik dan benar,
games untuk mengulas materi yang disampaikan kepada
siswa-siswi dan pemberian hadiahnya praktek sikat gigi yang
baik dan benar, serta pemberian baksos.

 PAUD Az-Zahra
Penyuluhan tentang sikat gigi yang baik dan benar di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Az-Zahra sebanyak 20
anak pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2012.

 RA Diponegoro 23 Dawuhan Kulon


Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa/i RA Diponegoro 23
pada tanggal 5 maret 2013. Adapun sasaran kegiatan adalah
siswa/i RA Diponegoro 23 yang dihadiri 34 orang. Materi
penyuluhan mengenai bagaimana cara menggosok gigi yang
baik. Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan dan
penjelasan lewat gambar dan praktek menggosok gigi yang
baik secara langsung.

 PAUD Mawar VII Dawuhan Kulon


Penyuluhan sikat gigi yang baik dan benar dilakukan pada
tanggal 08 Maret 2013 dengan peserta yang hadir sebanyak

103 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


34 anak dan dihadiri oleh perwakilan guru. bertempat di pos
PAUD Mawar VII Dawuhan Kulon.

7.2.3 Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


 Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nadathul Ulama
Penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dilakukan pada Rabu, 13 Maret 2013
pukul 09.00-10.30 WIB di Madrasah Ibtidaiyah Ma’ruf
Nahdatul Ulama RT 03/01 Desa Dawuhan Kulon, dengan
peserta kelas 1 dan kelas 2 sebanyak 57 siswa serta pada
Jumat, 15 Maret 2013 pukul 09.00-10.00 WIB dengan
peserta kelas 3 dan kelas 4 sebanyak 52 siswa. Dimana
dalam kegiatan ini, dilakukan pemutaran video mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat serta pemberian
pertanyaan yang berkaitan dengan PHBS dari mahasiswa
kepada siswa.

 PKK RT 02/02
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 21 maret 2013
kepada ibu - ibu RT 02/02 dalam acara perkumpulan ibu –
ibu. Materi penyuluhan mengenai 10 Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan
dan penjelasan lewat gambar. Kegiatan ini dihadiri oleh 25
orang.

7.2.4 Penyuluhan Makanan Jajanan


 SDN 02 Dawuhan Kulon
Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa-siswi Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 2 Dawuhan Kulon dilaksanakan pada
tanggal 9 Maret 2013 yang bertempat di SDN 2 Dawuhan
Kulon. Sasaran kegiatan adalah siswa-siswi kelas 4-6 SD

104 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


sebanyak 50 orang. Materi penyuluhan mengenai bahaya
makanan jajanan, yaitu ciri-ciri makanan yang berbahaya.
Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan dan
penjelasan melalui gambar.

7.2.5 Penyuluhan Kecacingan


 Madrasah Ibtidaiyah Ma’rif Nadathul Ulama
Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa-siswi Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Nahdatul Ulama dilaksanakan pada Hari
Jumat , 15 Maret 2013, bertempatan di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Nahdatul Ulama yang berada di RT.03 RW.01 Desa
Dawuhan Kulon. Sasaran Kegiatan adalah siswa-siswi
kelas 3 dan 4 , dengan jumlah murid 52 orang. Materi
Penyuluhan mengenai Pengertian penyakit cacingan,
Penyebab penyakit cacingan, ciri-ciri anak yang menderita
cacingan, dan pencegahan penyakit cacingan.

7.2.6 Penyuluhan Buang Sampah pada Tempatnya


 Madrasah Ibtidayah Ma’arif Nadathul Ulama
Penyuluhan yang dilakukan kepada siswa-siswi Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Nahdatul Ulama dilaksanakan pada hari
Jum’at, 15 Maret 2013, bertempat di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Nahdatul Ulama. Adapun sasaran kegiatan adalah
siswa-siswi kelas 2 dan 3 SD. Materi penyuluhan
mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), yaitu
membuang sampah pada tempatnya dan akibat yang
ditimbulkan jika membuang sampah
sembarangan.Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan
dan penjelasan lewat gambar dan praktek membuang
sampah pada tempatnya.

105 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


7.2.7 Penyuluhan Pneumonia pada Balita
 Posyandu Mawar V RT 03/02
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 9 maret 2013
kepada ibu-ibu Posyandu Mawar 5 RT 03/02 Desa
Dawuhan Kulon mengenai Penyakit Pneumonia pada bayi
berupa pengertian, gejala dan penanganan pada bayi, juga
ditambahkan mengenai PHBS dan CTPS selain itu
melakukan penimbangan bayi yang dihadiri 20 orang.
Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan dan
penjelasan melalui gambar.

 Posyandu RT 05/02
Penyuluhan yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2013
bertempat di rumah Ibu Naimah (RT 05) pada kegiatan
posyandu. Sasaran kegiatan adalah ibu bayi dan balita RT
04 dan RT 05 sebanyak 22 orang. Materi penyuluhan
mengenai penyakit pneumonia yaitu pengertian pneumonia,
gelaja dan penanganan pneumonia pada bayi. Penyuluhan
ini dilakukan dengan pemaparan dan penjelasan melalui
gambar.

 Posyandu Mawar III RT 04/01


Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit pneumonia
balita dilakukan pada hari Kamis, 7 Maret 2013 pukul
09.00-10.30 WIB di Posyandu Mawar III, RT 04/01,
Dawuhan Kulon. Kegiatan ini dihadiri oleh 10 orang ibu
beserta balita, 5 orang kader posyandu dan 9 orang
mahasiswa. Di posyandu ini, kegiatan yang dilakukan
berupa penimbangan berat badan balita, pengukuran tinggi
balita, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) dan dilakukan

106 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


penyuluhan mengenai penyakit pneumonia balita oleh
mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan.

7.2.8 Penyuluhan Diare


 Posyandu RT 05/02
Penyuluhan yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2013
bertempat di rumah Ibu Naimah (RT 05) pada kegiatan
posyandu. Sasaran kegiatan adalah ibu bayi dan balita RT
04 dan RT 05 sebanyak 22 orang. Materi penyuluhan
mengenai penyakit diare yaitu pengertian diare, gejala,
penyebab dan pertolongan pertama pada diare dengan
oralit. Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan dan
penjelasan melalui gambar.

7.2.9 Penyuluhan Pembuatan Kompos


 Bapak-bapak RT 02/02
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 20 maret 2013
kepada bapak – bapak RT 02/02 dalam acara perkumpulan
bapak – bapak. Materi penyuluhan mengenai pengertian
dan manfaat serta pemanfaatan sampah organik yang
dapat diolah kembali. Penyuluhan ini dilakukan dengan
pemaparan dan penjelasan lewat brosur yang telah dibuat.
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 orang.

 Ibu-ibu Kader dan PKK


Sosialisasi yang dilakukan kepada ibu – ibu Kader dan PKK
RT 02/01, RT 03/01, RT 04/01 dan RT 05/01 dilaksanakan
pada hariSabtu, 16 Maret 2013 yang bertempat di
kediaman Ibu Budi Astuti serta dihadiri oleh 12 orang.
Materi sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah organik
menjadi kompos dan pembuatan komposter.

107 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


7.2.10 Penyuluhan JambanSehat dan SPAL
 Bapak-bapak RT 02/02
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 20 maret 2013
kepada bapak – bapak RT 02/02 dalam acara perkumpulan
bapak – bapak. Materi penyuluhan mengenai pengertian,
manfaat jamban sehat dan SPAL Penyuluhan ini dilakukan
dengan pemaparan dan penjelasan lewat gambar .
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 orang.

7.2.11 Penyuluhan tentang Bahan Tambahan Makanan


 Ibu-ibu RT 02/02
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 21 maret 2013
kepada ibu - ibu RT 02/02 dalam acara perkumpulan ibu –
ibu. Materi penyuluhan mengenai bahaya BTM yang tidak
baik, cara membedakan makanan yang ditambah BTM
tidak baik. Penyuluhan ini dilakukan dengan pemaparan
dan penjelasan lewat gambar . Kegiatan ini dihadiri oleh 25
orang.

7.2.12 Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk


 Ibu-ibu PKK Desa Dawuhan Kulon
Penyuluhan yang dilakukan kepada ibu-ibu PKK Desa
Dawuhan Kulon dilaksanakan pada Hari Rabu, 20 Maret
2013 yang bertempatan di balai desa Dawuhan Kulon.
Sasaran kegiatan adalah ibu-ibu PKK Desa dawuhan
Kulon, yang dihadiri oleh 54 orang dan 18 mahasiswa
politeknik kesehatan Jakrta II. Materi penyuluhan mengenai
penyakit DBD,penyakit chikungunya, penyakit malaria, dan
cara pemberantasan sarang nyamuk. Penyuluhan ini
bertujuan untuk agar ibu-ibu Desa dawuhan kulon lebih

108 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


mengerti tentang penyakit yang ditimbul oleh vektor
nyamuk dan mengetahui cara pemberantasan sarang
nyamuk.

7.2.13 Kegiatan Klinik Sanitasi


 Puskesmas Kedungbanteng
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4 – 23 Maret 2013,
pukul 08.00-12.00 WIB bertempat di Puskesmas
Kedungbanteng pada kegiatan PKN (Praktek Kerja Nyata).
Kegiatan ini mengenai klinik sanitasi yaitu konseling pada
pasien ke puskesmas tentang penyakit berbasis lingkungan
(ISPA, TB Paru, Kulit, dan Diare).

109 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB VIII

EVALUASI HASIL KEGIATAN

8.1 Intervensi Fisik


8.1.1 Kuantitatif
8.1.1.1 Jamban Sehat

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. Atfhal Diponegoro 14 – 15 1 buah Dihadiri oleh
23, RT 04, RW 01, Maret 9 orang
Desa Dawuhan 2013 mahasiswa
Kulon dan 12 orang
warga
2. RT 07 RW 01 17 – 19 1 buah dihadiri oleh
Maret mahasiswa
2013 warga sekitar,
dan pihak
BPS
3. Rumah Bapak Farid 17 - 18 1 buah dihadiri oleh
RT 02 RW 02 Maret mahasiswa
2013 warga sekitar,
dan pihak
BPS
4. Halaman Belakang 16 Maret 1 buah mahasiswa,
Rumah Bapak 2013 Ketua RT,
Nasori warga
sebanyak 7
orang, BPS
dan pihak
yang

110 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


bersangkutan.
5. Rumah Bapak 15 – 17 1 buah Dihadiri oleh
Suhada RT 04 RW Maret warga sekitar,
03 2013 BPS dan
mahasiswa.

Desa Dawuhan Kulon memiliki jamban sehat sebanyak 218


buah. Dari hasil intervensi yang telah dilakukan terjadi
peningkatan jumlah jamban sehat sebanyak 5 buah, jadi total
keseluruhan menjadi 223 buah. Persentase kenaikan jumlah
jamban sehat sebesar 2,29%. Menurut statistik kenaikan
persentase belum dapat dikatakan signifikan.

8.1.1.2 Pengelolaan Sampah


 Pembuatan Kompos

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. Halaman rumah Pak 19 Maret 1 buah dihadiri oleh
Anto RT 03 RW 01 2013 warga
sebanyak 14
orang dan
mahasiswa
2. RT 01 RW 01 16 Maret 1 buah dihadiri oleh
2013 ibu – ibu
dasawisma
dan
mahasiswa
3. Halaman rumah Ibu 10 Maret 1 buah dihadiri oleh
Ngafifah RT 05 RW 2013 warga
02 sebanyak 30

111 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


orang dan
mahasiswa
4. Halaman rumah 15 Maret 1 buah dihadiri oleh
Bapak Datin RT 04 2013 warga
RW 02 sebanyak 34
orang dan
mahasiswa
5. Bapak Hermanto RT 10 Maret 1 buah dihadiri oleh
01 RW 03 2013 warga dan
mahasiswa

 Pembuatan Komposter

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. Halaman rumah Pak 18 Maret 1 buah dihadiri oleh
Iriyanto, RT 04, RW 2013 warga
01 sebanyak 3
orang dan
mahasiswa

 Pembuatan Vermikomposting
No. Alamat Tanggal Jumlah Ket
1. Lapangan 15 Maret 1 buah dihadiri oleh
Kedungpraya, RT 2013 warga dan
02 RW 02 mahasiswa

 Pembuatan Plastoil

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. Bapak Tarsanudin 18 Maret 1 buah dihadiri oleh
RT 03 RW 03 2013 warga dan

112 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


mahasiswa
 Pembuatan Kerajinan Tangan

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. ibu-ibu PKK RT 01, 18 Maret 1 buah dihadiri oleh
RT 06, RT 07 RW 2013 ibu-ibu PKK
01 dan
mahasiswa

8.1.1.3 Pemasangan Genteng Kaca

No. Alamat Tanggal Jumlah Ket


1. Rumah Bapak 14 Maret 1 buah dihadiri oleh
Nasori RW 02 2013 ketua RT,
warga yang
bersangkutan
dan
perwakilan
mahasiswa
2. Bapak Sobiha RW 14 Maret 1 buah dihadiri oleh
02 2013 ketua RT,
warga yang
bersangkutan
dan
perwakilan
mahasiswa

8.1.2 Kualitatif
8.1.2.1 Jamban Sehat
 Pembuatan Septictank dan Sumur Resapan

113 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Partisipasi dalam pembuatan septic tank di rumah masing-
masing akan membantu mengurangi pencemaran
lingkungan sehingga masyarakat yang menggunakan air
bersih dari air tanah dapat terhindar dari penyakit berbasis
lingkungan seperti diare dan penyakit kulit serta diharapkan
terjadi perubahan perilaku membuang air besar pada
tempatnya. Pembuatan sumur resapan di rumah masing-
masing akan membuat volume air tanah bertambah
sehingga warga tidak mengalami kekeringan ketika musim
kemarau datang.Namun, ada beberapa kendala yang kami
hadapi selama pembuatan septictank adalah kurangnya
partisipasi dari seluruh warga, sulitnya perekonomian
warga sehingga warga enggan untuk memberikan bantuan
berupa materil, dan pada saat pelaksanaan terjadi hujan
sehingga pembuatan septictank menjadi sedikit lebih lama.

8.1.2.2 Pengelolaan Sampah


 Pembuatan Kompos
Pembuatan kompos di Dusun 01 Desa Dawuhan Kulon
dapat menurunkan volume sampah organik, pemanfaatan
kotoran hewan serta dapat membantu perekonomian
warga. Seluruh peserta yang hadir antusias, hal ini terlihat
dari setiap perwakilan RT yang hadir dalam kegiatan
sosialisasi ini menyumbangkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat kompos.
Adapun hambatan yang terdapat dalam pelaksanaan
pembuatan kompos adalah kurangnya masyarakat yang
mengikuti demo Komposting, pada saat pelaksanaan terjadi
hujan sehingga pembuatan kompos sedikit terhambat, serta
pada proses pencacahan terlalu lama, sehingga banyak
warga yang tidak mengikuti demo sampai selesai.

114 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Pembuatan Komposter
Kegiatan pembuatan komposter yang direncanakan agar
masyarakat dapat mengelola sampah mereka menjadi
sesuatu yang lebih berguna (kompos) dan mempermudah
masyarakat dalam pembuatan kompos.
Hambatan dalam pembuatan alat komposter adalah kurang
partisipasi masyarakat dalam pembuatan alat
komposter ,walaupun alat dan bahan berasal dari swadaya
masyarakat.

 Pembuatan Vermikomposting
Demo pembuatan kompos dan pembuatan
vermikomposting, diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada warga agar mau meminimasi sampah organik dan
memanfaatkan nya sebagai biomassa cacing. Hasil cacing
yang diperoleh dari hasil vermikomposting dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ikan di kolam.
dalam pelaksanaan pembuatan vermikomposting tidak
ditemukan kendala yang berarti.

 Pembuatan Plastoil
Dalam pelaksanaan pembuatan konversi sampah plastik
menjadi minyak mentah diharapkan dapat menyelesaikan
masalah dalam pembuangan air limbah, mengurangi
tingkat timbulan sampah
Sedangkan untuk konversi sampah plastik menjadi minyak
mentah kendala yang ditemukan adalah bercampurnya air

115 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


dengan minyak sehingga minyak yang dihasilkan kurang
sempurna.

 Pembuatan Kerajinan Tangan


Dalam pelaksanaan pembuatan kerajinan tangan
diharapkan dapat melatih masyarakat untuk membuat
kerajinan tangan yang berasal dari sampah-sampah plastik
atau kemasan menjadi bunga, dompet dan tas kecil di ibu-
ibu PKK.

8.2 Intervensi Non Fisik


8.2.1 Kuantitatif
Intervensi non fisik yang dilakukan di Desa Dawuhan Kulon,
Kecamatan Kedungbanteng yaitu dilakukannya penyuluhan,
antara lain :
 Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun sebanyak 6 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Gosok Gigi yang Baik dan Benar sebanyak 4 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebanyak 2 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Bahaya Makanan Jajanan sebanyak 1 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Kecacingan sebanyak 1 kali penyuluhan
 Penyuluhan Buang Sampah pada Tempatnya sebanyak 1 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Pneumonia pada Balita sebanyak 3 kali
penyuluhan
 Penyuluhan Diare sebanyak 1 kali penyuluhan

116 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Penyuluhan Pembuatan Kompos sebayak 2 kali penyuluhan
 Penyuluhan Jamban Sehat dan SPAL sebanyak 1 kali
penyuluhan
 Kegiatan Klinik Sanitasi secara bergilir
 Penyuluhan tentang Bahan Tambahan Makanan sebanyak 1
kali penyuluhan
 Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk sebanyak 1 kali
penyuluhan

8.2.2 Kualitatif
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun,
murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu pentingnya
Cuci Tangan Pakai Sabun
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Gosok Gigi yang Baik dan
Benar murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu
pentingnya gosok gigi serta cara Gosok Gigi yang Baik dan
Benar
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu
 pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat di kehidupan
sehari - hari
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Bahaya Makanan Jajanan
murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu bagaimana
makanan jajanan yang baik.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Kecacingan murid yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu bagaimana gejala –
gejala kecacingan.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Buang Sampah pada
Tempatnya murid yang sebelumnya tidak tahu menjadi mau
melakukan membuang sampah pada tempatnya.

117 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


 Dengan dilakukannya Penyuluhan Pneumonia pada Balita,
orang tua khususnya ibu yang memiliki balita yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu tentang Pneumonia
balita.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Diare masyarakat yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu tentang penyakit diare.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Pembuatan Kompos
masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu tentang
pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Jamban Sehat dan SPAL
masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu tentang
pentingnya membuang air besar di jamban.
 Dengan dilakukannya Kegiatan Klinik Sanitasi masyaraka
menjadi tahu tentang penyakit – penyakit berbasis lingkungan.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan tentang Bahan Tambahan
Makanan masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menjadi
tahu tentang bahan makanan tambahan yang baik dan
berbahaya.
 Dengan dilakukannya Penyuluhan Pemberantasan Sarang
Nyamuk masyarakat menjadi tahu bagaimana cara
memberantas sarang nyamuk.

118 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


BAB IX
PENUTUP

9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi yang berkaitan dengan sanitasi lingkungan
telah dilakukan yang berasal dari observasi dan wawancara kepada
masyarakat yang tinggal di Desa Dawuhan Kulon dengan 592 responden
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rumah Sehat
Rumah yang memiliki kriteria Rumah Sehat di Desa Dawuhan Kulon
yaitu sebanyak 198 rumah (33,4 %) dan rumah yang tidak
memiliki kriteria Rumah Sehat sebanyak 394 rumah (66,6 %).

2. Sarana Air Bersih


Rumah di Desa Dawuhan Kulon Paling banyak memiliki sarana air,
bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan yaitu 191 rumah
(32,3 %) dan paling sedikit rumah tidak memiliki sarana air bersih
sebanyak 24 rumah (4,1%).

3. Sarana Pembuangan Air Limbah


Rumah di Desa Dawuhan Kulon paling banyak memiliki saluran
pembuangan air limbah serta dialirkan keselokan terbuka yaitu 403
rumah (68,1%).

4. Sarana Jamban
Rumah di Desa Dawuhan Kulon paling banyak rumah memiliki jamban
leher angsa, septictank yaitu sebanyak 218 rumah dengan presentase

119 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


36,8%.

5. Sarana Pembuangan Sampah


Rumah di Desa Sawuhan Kulon yang memiliki sarana pembuangan
sampah tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup yaitu sebanyak 269
rumah (45,4%) dan terdapat 90 rumah yang tidak memiliki sarana
pembuangan sampah (15,2%).

6. Keberadaan Vektor
Rumah di Desa Dawuhan Kulon ditemukan keberadaan jentik nyamuk
Aedes aegypti pada tempat-tempat yang memungkinan terjadi
perindukan nyamuk seperti tempayan, bak mandi, dispenser ataupun
tempat penampungan kulkas di 14 rumah responden. Selain itu, tidak
terlihat pula keberadaan lalat, kecoa dan tikus disekitar rumah warga.

7. Kesehatan Lingkungan
- Jamban
Aspek pengetahuan responden mengenai jamban sehat dalam
kategori tinggi yaitu 520 responden (87,8%) dan kategori rendah
72 responden (12,2%), aspek sikap dengan kategori positif 585
responden (98,8%) dan kategori negatif 5 responden (0,8%) , dan
aspek tindakan dalam kategori baik yaitu 540 responden (91,2%)
dan 52 responden (8,8%).

- Pengelolaan Sampah
Aspek pengetahuan responden dalam kategori tinggi yaitu 304
responden (51,4%) dan kategori rendah 288 responden (48,6%),
aspek sikap dengan kategori positif 549 responden (92,7%) dan
kategori negatif 43 responden (7,3%) , dan aspek tindakan dalam

120 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


kategori baik yaitu 549 responden (92,7%) dan kategori kurang 52
responden (8,8%).

- Pengelolaan Makanan dan Minuman


Aspek pengetahuan responden dalam kategori tinggi yaitu 525
responden (88,7%) dan kategori rendah 67 responden (11,3%),
aspek sikap dengan kategori positif 587 responden (99,2%) dan
kategori negatif 5 responden (0,8%) , dan aspek tindakan dalam
kategori baik yaitu 557 responden (94,1%) dan kategori kurang 35
responden (5,9%).

8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Dawuhan Kulon,


dalam kategori baik yaitu sebanyak 543 responden (91,7%) dan
kategori kurang 49 (8,3%).

9. Berdasarkan hasil data penyakit selama 3 bulan terakhir di Desa


Dawuhan Kulon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah :
 ISPA = 149 orang dengan prosentase 23,65 %
 Diare = 231 orang dengan prosentase 36,67 %
 Dermatitis = 250 orang dengan prosentase 39,68 %

10. Intervensi Fisik dan Non Fisik


- Fisik : Pembuatan septic tank, pembuatan sumur resapan,
pembuatan kompos, pembuatan komposter, pembuatan
vermicomposting, pembuatan plastoil, dan pemasangan genteng
kaca.

- Non Fisik : Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun, Penyuluhan


Gosok Gigi yang Baik dan Benar, Penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, Penyuluhan Makanan Jajanan, Penyuluhan

121 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


Kecacingan, Penyuluhan Buang Sampah Pada
Tempatnya,Penyuluhan Pneumonia Balita, Penyuluhan Diare,
Penyuluhan Pembuatan Kompos, Penyuluhan Jamban Sehat dan
SPAL, Penyuluhan tentang Bahan Tambahan Makanan,
Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk dan kegiatan klinik
sanitasi.

11. Dari hasil intervensi yang telah dilakukan terjadi peningkatan jumlah
jamban sehat sebanyak 5 buah, jadi total keseluruhan menjadi 223
buah. Persentase kenaikan jumlah jamban sehat sebesar 2,29%.

9.2 Saran
9.2.1 Bagi Masyarakat
1. Sebaiknya untuk 193 rumah yang belum memiliki langit-langit
memasang langit-langit (plafon).
2. Membuat ventilasi dapur > 10% dari luar dapur untuk 191
rumah yang belum memiliki ventilasi dapur agar sirkulasi udara
didalam dapur akan tertukar dengan udara diluar.
3. Memperhatikan kondisi pendistribusian dari sumber air bersih
sampai di rumah warga, seperti membersihkan/ memperbaiki
jaringan perpipaan yang rusak dan memasang saringan pada
kran outlet karena masih ditemukan endapan pasir dan lumut
didalam tempat penampungan air bersih.
4. Membuat saluran pembuangan air limbah yang berasal dari
dapur ataupun septic tank agar tidak mencemari tanah dan
sumber air.
5. Membuat jamban sehat yang disertai dengan septic tank
saniter di 130 rumah yang belum memiliki jamban sehat
dengan septic tank.
6. Memperbaiki konstruksi tempat sampah di rumah dengan
keadaan kedap air, tertutup, volumenya mencukupi,dan mudah

122 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


dibersihkan.
7. Sebaiknya jika menggunakan air sungai terlebih dahulu
melakukan penyaringan air terhadap air sungai
8. Sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
khususnya untuk buang air besar di jamban
9. Mampu menerapkan pemanfaatan sampah organik menjadi
kompos dalam kehidupan sehari-hari.
10. Mengurangi penggunaan sampah anorganik seperti plastik dan
botol atau mendaur ulang sampah plastik sebagai bentuk
kerajinan tangan.
11. Sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
khususnya untuk menghilangkan kebiasaan merokok di dalam
rumah.
12. Masyarakat sebaiknya lebih mempedulikan lingkungan sekitar
seperti pemantauan rutin PSN setiap 1 minggu sekali.

9.2.2 Bagi Kelurahan/ Kecamatan


1. Melakukan kerja bakti setiap 2 minggu untuk menjaga
kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit. Misalkan,
membersihkan selokan, membersihkan aliran sungai, dan
tempat-tempat yang memungkinkan untuk perkembangbiakan
vector
2. Mengaktifkan karang taruna di RT 02, 03, 04, 05 RW 01 dan
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan.
3. Mengaktifkan kegiatan PSN bagi Ibu-ibu PKK yang dilakukan
secara rutin, seperti adanya Jumantik (Juru Pemantau Jentik)

9.2.3 Bagi Puskesmas

123 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


1. Menambah tenaga kesehatan lingkungan karena jumlah yang
ada tidak sesuai dengan cakupan kerja yang dilakukan.
2. Memberikan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah yang
baik karena masih banyak warga yang belum paham akan
pengelolaan sampah yang harus dilakukan dengan baik.
3. Memberikan penyuluhan mengenai rumah sehat secara rutin,
minimal 2 kali dalam setahun.
4. Memberikan bimbingan dan melakukan pemantauan terhadap
petugas Jumantik (Juru Pemantau Jentik) agar melakukan
kegiatan PSN secara berkala.
5. Segera melakukan fogging apabila ditemukannya penyakit
berbasis lingkungan yang disebarkan oleh vector nyamuk,
seperti DBD, chikungunya, maupun malaria.
6. Memberikan bubuk abate kepada warga secara berkala untuk
mencegah adanya perkembangbiakan jentik nyamuk
7. Memantau kondisi lingkungan yang ada di permukiman warga
khususnya yang berkaitan dengan aspek sanitasi.

9.2.4 Bagi Dinas Kesehatan


1. Pemantauan laporan kesehatan dari Puskesmas terutama di
bagian kesehatan lingkungan
2. Pemberian fasilitas kesehatan dan pemantauan penggunan
fasilitas yang diberikan
3. Mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada warga dan
SDM sanitarian yang berbasis kesehatan lingkungan.

9.2.5 Bagi Pemerintah Daerah


1. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan
lingkungan seperti air bersih, sampah dan rumah sehat.

124 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013


2. Pemerintah daerah membantu pemberian swadana terhadap
pembangunan fasilitas kesehatan lingkungan
3. Pemerintah daerah membantu penyediaan sarana air bersih
untuk meningkatkan cakupan penyediaan air bersih di Desa
Dawuhan Kulon, terlebih lagi adanya permasalahan air bersih
yang keruh ketika hujan turun.
4. Memberikan pelatihan kerajinan tangan pemanfaatan sampah
plastik kepada ibu-ibu rumah tangga.

125 |Laporan PKN Desa Dawuhan Kulon Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai